Anda di halaman 1dari 25

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


PENYUSUNAN MASTER PLAN AKSES JALAN BANDARA
KABUPATEN MIMIKA

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional
yaitu menciptakan masyarakat adil dan makmur yang
merata baik material maupun spiritual berdasarkan
Pancasila dan UUD 1945, pemerintah melaksanakan
kebijakan pembangunan di segala bidang secara
menyeluruh, termasuk di dalamnya pembangunan dalam
bidang transportasi. Transportasi merupakan hal yang
sangat penting dalam kaitannya dengan pertumbuhan
ekonomi suatu wilayah. Seiring dengan pertumbuhan
jumlah penduduk yang semakin padat dan perkembangan
masyarakat yang semakin maju, maka pergerakan barang
dan jasa juga akan meningkat yang harus diimbangi dengan
peningkatan sarana dan prasarana transportasi, di
antaranya penambahan jaringan jalan dan pengaturan lalu
lintas.
Negara Indonesia merupakan Negara Kepulauan
terbesar di dunia yang mempunyai 13,670 pulau dengan
6,000 pulau berpenduduk, terbentang dari Barat ke Timur
sejauh 5,100 km, dari Utara ke Selataan sejauh 1,900 km.
Dengan keadaaan geografis tersebut, transportasi udara
menjadi salah satu faktor penting dalam meningkatkan
integrasi nasional, aktifitas ekonomi dan keseimbangan
ekonomi daerah.
Bandar Udara sebagai prasarana penyelenggaraan
penerbangan dalam menunjang aktivitas suatu wilayah

Perencanaan Master Plan Akses Jalan Bandara 1


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

perlu ditata secara terpadu guna mewujudkan penyediaan


jasa kebandarudaraan sesuai dengan tingkat kebutuhannya,
salah satunya adalah akses jalan ke bandara.
Bandar Udara Mozes Kilangin Timika merupakan
Bandar Udara terpenting di Provinsi Papua. Keberadaan
Bandar Udara ini di Kota Timika yang sekaligus adalah
ibukota Propinsi Provinsi Papua menjadikan Bandar Udara
ini cukup strategis karena didukung oleh intensitas kegiatan
sosial ekonomi yang tinggi. Bandar Udara Mozes Kilangin
merupakan bagian kegiatan integral dari serangkaian
aktivitas di Provinsi Papua. Sebagai kota yang berbasis
tambang, bandar udara Mozes Kilangin
Seiring bertambahnya penduduk dan berkembangnya
wilayah daerah Timika yang semakin padat, bertambah pula
jumlah kendaraan, untuk itu perlu adanya peningkatan
jalan akses ke Bandara, sementara jalan akses yang ada
saat ini kurang efektif dikarenakan sering terhambat dengan
kemacetan yang terjadi di pusat perkotaan. Untuk
mengatasi masalah tersebut maka perlu adanya
peningkatan jalan khususnya untuk jalan akses ke bandar
udara Mozes Kilangin.
Kesimpulannya bahwa dengan dibangunnya jalan
akses baru menuju bandar udara Mozes Kilangin
diharapkan akan memperlancar arus lalu lintas menuju
bandara.

1.2. Maksud dan Tujuan


1.2.1. Maksud
1. Untuk lebih memudahkan dan meningkatkan
kelancaran arus transportasi khususnya transportasi
menuju Bandar udara Mozes Kilangin sehingga
diharapkan dapat menekan biaya operasi kendaraan.

Perencanaan Master Plan Akses Jalan Bandara 2


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

2. Lebih melancarkan dan memudahkan hubungan


antara daerah dalam lingkungan Kota Timika sehingga
kesinambungan route dapat dipertahankan dan
ditingkatkan.

1.2.2. Tujuan
1. Secara umum dapat ikut membantu pengembangan
keadaan sosial ekonomi di daerah sekitar lokasi jalan
yang ditingkatkan dan dibangun.
2. menyediakan Rencana Teknik Pembangunan Jalan dan
Dokumen Lelang untuk Pengadaan Pekerjaan Fisik.

1.3. Sasaran
Tersedianya jasa konstruksi dalam proses pekerjaan
yang dapat dipertanggungjawabkan dengan biaya yang wajar
yang dapat melaksanakan untuk pekerjaan perencanaan
master plan akses jalan bandara di Kota Timika

1.4. Lingkup Pekerjaan


Pelayanan jasa konsultan hanya diperuntukkan bagi
Konsultan Nasional yang sudah berpengalaman dalam
perencanaan master plan jalan. Konsultan diharuskan dapat
melaksanakan pekerjaan pelayanan jasa konsultan ini secara
efisien dan bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan
pekerjaan serta hasil akhir pekerjaan.
Dalam perencanaan master plan akses jalan bandara,
Konsultan harus mempelajari situasi dan kondisi trase yang
ada pada jalan tersebut.
Lingkup pekerjaan perencanaan master plan akses
jalan bandara Kota Timika ini adalah sebagai berikut :
1. Pengukuran topografi lokasi jalan utuk mendapatkan
profil permukaan jalan dan daerah milik jalan.

Perencanaan Master Plan Akses Jalan Bandara 3


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

2. Review ulang geometrik jalan eksisting agar tercapai


kenyamanan dari geometrik jalan nantinya untuk
pengguna jalan.
3. Melakukan analisa pekerjaan jalan yang akan digunakan
4. Detail Desain dan Rencana Anggaran Biaya
5. Penggambaran Desain
6. Pembuatan Dokumen PelelanganRuang lingkup kegiatan
Studi

1.5. Lokasi Kegiatan


Akses yang dapat dengan mudah menuju bandar
udara mozes Kilangin di Kota Timika Provinsi Papua

1.6. Nama dan Organisasi Pengguna Jasa


Pengguna Jasa untuk pelaksanaan pekerjaan ini
adalah sebagai berikut:
1. Pemerintah : Pemerintah Kabupaten Mimika
2. Satuan Kerja : Dinas Pekerjaan Umum

Perencanaan Master Plan Akses Jalan Bandara 4


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

LAYANAN JASA KONSULTAN

2.1. Jadwal Jasa Konsultan


Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan ini adalah
selama 120 (seratus dua puluh) hari kalender, untuk itu
kepada konsultan diminta untuk dapat membuat rencana
kerja dan jadwal pelaksanaan yang pasti.

2.2. Keahlian yang Dibutuhkan


Keahlian yang dibutuhkan untuk perencanaan master
plan akses jalan bandara Kota Timika ini memerlukan
tenaga ahli kurang lebih sebanyak Orang bulan (Man
Month). Konsultan harus menyertakan tenaga ahli dengan
kualifikasi sekurang-kurangnya sebagai berikut :
a. Team Leader / Ketua Tim
Team Leader/Pimpinan adalah Sarjana Strata Satu (S1)
Teknik Sipil/Jalan Raya dengan pengalaman dalam
bidang perencanaan jalan min 5 tahun yang mengetahui
dengan baik proses perencanaan dengan segala
permasalahan. Sudah biasa bekerja secara metoda
desain yang dikembangkan oleh Prasarana Jalan
maupun metoda teknik perkerasan khusus yang dipakai
pada kondisi tertentu.
b. Ahli Jalan Raya
Adalah Sarjana Strata Satu (S1) Teknik Sipil, yang
berpengalaman 5 tahun dalam perencanaan jalan raya.
c. Ahli Geodesi
Adalah Sarjana Strata Satu (S1) Teknik Geodesi, yang
berpengalaman 5 tahun dalam pengukuran topografi
untuk perencanaan jalan.

Perencanaan Master Plan Akses Jalan Bandara 5


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

d. Ahli Material / Tanah


Adalah Sarjana Strata Satu (S1) Teknik Sipil, yang
berpengalaman 5 tahun dalam bidang pengujian dan
pengambilan data lapangan untuk bahan-bahan
bangunan, khususnya bahan jalan.

Disamping itu Tenaga Ahli diatas juga membutuhkan


tenaga pendukung antara lain :
a. Surveyor
b. Drafter
c. Sekretaris
d. Operator Komputer
e. Tenaga Lokal

2.3. Laporan dan Produk Pekerjaan


Jenis dan jumlah laporan hasil pekerjaan yang harus
diserahkan terdiri atas :
1. Laporan Pendahuluan
Laporan sekurang-kurangnya berisikan langkah-langkah
pelaksanaan pekerjaan, data yang tersedia, metode dan
program kerja. Laporan harus sudah selesai dan
disajikan 20 hari setelah terbitnya Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK) dan dibuat rangkap 5 (Lima).
2. Laporan Bulanan
Laporan sekurang-kurangnya berisikan langkah-langkah
pelaksanaan pekerjaan, data yang tersedia, metode dan
program kerja setiap bulan kerja. Laporan harus sudah
selesai dan disajikan akhir bulan pertama dan akhir
bulan ke dua setelah terbitnya Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK) dan dibuat rangkap 5 (Lima).

Perencanaan Master Plan Akses Jalan Bandara 6


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

3. Laporan Penunjang
Laporan merupakan laporan yang berisikan survei
lapanga berupa :
b. Laporan Topografi
c. Laporan Survei Tanah/Material
d. Laporan Hidrologi
Laporan harus sudah selesai dan disajikan akhir
pekerjaan setelah terbitnya Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) dan dibuat rangkap 5 (Lima).
4. Laporan Penunjang
Laporan akhir harus memuat semua hasil pekerjaan
detail desain yang dilaksanakan, kesimpulan dan
rekomendasi mengenai tindak lanjutnya. Laporan akhir
diserahkan dalam 5 (Lima) rangkap pada akhir
pekerjaan, yang dilengkapi dengan:
a. Laporan Analisa Hidrologi
b. Laporan Penyelidikan Tanah
c. Laporan Estimate Engineer
d. Gambar Perencanaan
4. Dokumen Lelang

2.4. Peralatan yang Digunakan

Perencanaan Master Plan Akses Jalan Bandara 7


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

KRITERIA PERENCANAAN UNTUK MENUNJANG PELAKSANAAN


PROYEK

3.1. Data Dasar


Sebelum Konsultan Perencana melaksanakan
pekerjaannya terlebih dahulu pihak Konsultan Perencana
mengumpulkan data yang diperlukan seperti sebagai
berikut:
Penanganan sebelumnya yaitu seperti
pelaksanaan study-study yang pernah dilakukan pada
ruas jalan tersebut diatas.
Mengumpulkan data-data dan informasi
yang diperlukan seperti: Peta Topografi, Peta Jaringan
Jalan Kota Timika, Peta Curah Hujan, Peta Geologi, Peta
Hidrologi dll yang dirasa perlu.

3.2. Standar Teknis


Standard Perencanaan Geometrik
Dalam merencanakan geometrik jalan, sejauh mungkin
berpegang pada buku Peraturan Standard Spesifikasi
Perencanaan Geometrik Jalan Raya Nomor: 13/1970 dan
Standar Perencanaan Geometric Jalan Luar Kota
(Rancangan Akhir) Desember 1990 dari Direktorat
Jendral Bina Marga, Perhitungan Tebal Perkerasan
dengan Analisa Komponen SKBI-2.3.26 UDC: 625.73 (02)
dan Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan
Raya SKBI No. 1.3.28. 1987, UDC: 264.042.624.21.
Khusus untuk konstruksi Lapen (Lapisan penetrasi)
perlu diadakan modifikasi/penyesuaisan seperti tabel
berikut :

No. URAIAN SATUAN DAERAH

Perencanaan Master Plan Akses Jalan Bandara 8


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

DATARAN PERBUKITAN PEGUNUNGAN


1. Kecepatan Km/jam 80 60 40
2. Jari-jari Lengkung M Min 210 Min 115 Min 50
3. Landai Maksimum % 6 8 10
4. Miring Tikungan Maksimum % 10
Lebar daerah Milik Jalan
5.
(DMJ) Minimum M Akan ditentukan dilapangan
Perkeras Lebar M 6.00
6. Konstruksi - Lapen
an Lereng Melintang % 2
Lebar M 1.00
7. Bahu Konstruksi - Japat
Lereng Melintang % 6

Catatan : Bentuk tikungan adalah sesuai Standard Spesifikasi Perencanaan Geomterik


Jalan 13/70 dan Spesifikasi Standard untuk Perencanaan Geometric Jalan Luar Kota
(Rancangan Akhir) Desember 1970, Dit. Jend Bina Marga, Panjang Landai maksimum
sesuai dengan standar geometrik.

METODOLOGI DAN PENJELASAN PEKERJAAN

4.1. Umum
Pekerjaan yang harus diselesaikan oleh Konsultan
adalah pekerjaan perencanaan master plan akses jalan
bandara Kota Timika, estimate engineer, dan menyiapkan

Perencanaan Master Plan Akses Jalan Bandara 9


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

dokumen lelang ruas jalan yang direncanakan sepanjang


yang tercantum dalam daftar paket proyek dengan jenis
pekerjaan full desain.
Metodologi pekerjaan perencanaan master plan akses
jalan bandara Kota Timika ini dapat dibagi dalam beberapa
tahapan proses :
1. Tahapan Persiapan
a. Pengurusan administrasi
b. Mobilisasi personil
c. Penyiapan alat
d. Orientasi pekerjaan
e. Reconaissance survei
2. Tahapan pengumpulan data lapangan
a. Inventarisasi geometrik jalan berikut foto dokumentasi.
b. Inventarisasi sumber material disekitar lokasi proyek
c. Pengukuran topografi untuk pekerjaan full desain.
d. Inventarisasi gorong-gorong dan bangunan pelengkap
lainnya.
e. Estimasi biaya
3. Tahapan analisa data lapangan perencanaan dan
penggambaran
a. Perhitungan dan perencanaan geometrik desain,
perhitungan galian dan timbunan untuk pekerjaan
pelebaran dan relokasi.
b. Menghitung CBR rencana dari data visual atau
rekomendasi lapsian tanah dasar.
c. Menentukan volume pekerjaan dan perkiraan biaya.
d. Membuat gambar-gambar situasi dan potongan
melintang.
4. Tahapan pelaporan dan pengadaan dokumen
a. Laporan Pendahuluan, yang berisikan :
1. Survey pendahuluan

Perencanaan Master Plan Akses Jalan Bandara 10


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

2. Rencana pekerjaan survei


3. Rencana pekerjaan desain
b. Laporan Final Engineering yang berisikan :
1. Analisa Survei pengukuran topografi, mekanika
tanah dan hidrologi
2. Perhitungan Desain
3. Estimate Engineer
4. Gambar Rencana Akhir
c. Penyusunan Dokumen tender yang terdiri dari :
Menyusun ketentuan-ketentuan yang diterapkan
baik dalam proses pelelangan maupun dalam proses
pelaksanaan.
Ketentuan-ketentuan tersebut dituangkan dalam
dokumen lelang yang berisikan :
- Spesifikasi Umum
- Daftar Kuantitas
- Gambar Perencanaan
Mencetak dokumen lelang sebanyak 3 (tiga) set.

4.2. Pekerjaan Lapangan


1. Survay Pendahuluan (Reconnaissance Survey)
a. Umum
Reconnaissance Survey atau survai pendahuluan
bertujuan mencari/menentukan arahan desain untuk
peningkatan jalan ditinjau dari segi teknis dan
ekonomis dan mengumpulkan data pendukung untuk
melaksanakan survey detail, sebelum survey topografi,
drainase, hidrologi, dan soil desain jalan. Pekerjaan
Reconnaissaince Survey ini harus dipimpin oleh
seorang Highway Engineer yang dapat mengambil

Perencanaan Master Plan Akses Jalan Bandara 11


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

keputusan dilapangan sehubungan dengan arahan


desain dari pemberi tugas.
b. Lingkup Pekerjaan
Reconnaissaince Survey meliputi kegiatan-kegiatan
sebagai berikut :
1) Menentukan titik awal pekerjaan dan melakukan
pengukuran dengan alat Kompas serta altimeter
serta mengukur jarak dengan meteran.
2) Mempelajari lokasi rencana trase jalan dan daerah-
daerah sekitarnya dari segi geografis, sosial ekonomi
secara umum.
3) Mempelajari dan menganalisa data curah hujan
pada daerah rencana trase jalan melalui station-
station pengamatan yang telah ada ataupun pada
Jawatan Meteorologi setempat.
4) Menganalisa secara visual keadaan tanah dasar
pada daerah rencana trase jalan.
5) Mengumpulkan data sebanyak mungkin yang
diperlukan untuk gorong-gorong dan bangunan
pelengkap lainnya.
Data yang dikumpulkan antara lain adalah sebagai
berikut :
Data sudut alignement horizontal yang diukur
dengan alat kompas dan ketinggian dengan
altimeter untuk memperkirakan alignement
vertikal jalan.
Mendata semua aliran air/sungai yang dilalui
dan diukur lebar sungai/aliran air tersebut untuk
memperkirakan panjang bentang jembatan atau
dimensi gorong-gorong.

Perencanaan Master Plan Akses Jalan Bandara 12


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Harus dibuat tanda-tanda atau patok-patok yang


dapat menunjukkan arah dan dapat
diidentifikasikan secara jelas untuk memudahkan
pelaksanaan pekerjaan lebih lanjut.
Semua patok tersebut harus dicatat dan diberi
nomor serta keterangan lokasi patok tersebut.
6) Membuat foto dokumentasi lapangan pada lokasi-
lokasi penting.
7) Mengumpulkan data yang berupa informasi
mengenai harga satuan bahan dan upah dilokasi
setempat.
8) Mengumpulkan informasi sumber material
(quarry) yang diperlukan untuk pekerjaan
konstruksi dan mengestimasi volume serta
pemetaannya.
9) Membuat laporan-laporan perihal pada butir 1
s/d 9 dan memberikan saran-saran yang diperlukan
untuk pekerjaan konstruksi.
Hasil reconnaissance survey ini kemudian dilaporkan
untuk mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas untuk
pelaksanaan pekerjaan pengukuran detail.

2. Pengukuran Topografi
a. Umum
Pengukuran Topografi adalah sebagai proses
pengumpulan data permukaan bumi yang selanjutnya
data hasil ukur dipresentasikan dalam bentuk peta
perencanaan dengan menggunakan skala tertentu.
Pekerjaan pengukuran topografi untuk Perencanaan
Pembangunan Jalan adalah sebagai berikut :

1. Pengukuran titik kontrol horizontal dan vertikal

Perencanaan Master Plan Akses Jalan Bandara 13


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

2. Pengukuran situasi
3. Pengukuran penampang memanjang dan melintang
4. Pengukuran-pengukuran khusus.
5. Perhitungan dan penggambaran peta
b. Pekerjaan Pengukuran
Pekerjaan pengukuran topografi sedapat mungkin
dilakukan sepanjang rencana As jalan (mengikuti
koridor rintisan) dengan mengadakan pengukuran-
pengukuran tambahan pada daerah persilangan
dengan sungai dan jalan lain sehingga
memungkinkan diperoleh as jalan sesuai dengan
standard yang ditentukan.
Awal pengkukuran dilakukan pada tempat yang
mudah dikenal dan aman.
Awal dan akhir proyek hendaknya diikatkan pada
titik-titik tetap.

Pengukuran titik kontrol horizontal


Pengukuran titik kontrol dilakukan dalam bentuk
poligon
Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimal
25 m diukur dengan pegas ukur (meteran) atau alat
ukur jarak elektronis.
Patok-patok untuk titik-titik poligon adalah patok
kayu, sedang patok-patok untuk titik ikat adalah
patok dari beton.
Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur Total
Station dengan ketelitian dalam detik yang
mudah/umum dipakai.
Ketelitian untuk poligonnya adalah sebagai berikut :

Perencanaan Master Plan Akses Jalan Bandara 14


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

- Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10


akar jumlah titik poligon.
- Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5
- Pengamatan matahari dilakukan pada titik awal
proyek dan pada setiap jarak 5 Km (kurang lebih
60 titik poligon) serta pada titik akhir
pengukuran. Setiap pengamatan matahari
dilakukan dalam 2 seri rangkap.

Pengukuran titik kontrol vertikal


Jenis alat yang digunakan untuk pengukuran
ketinggian adalah waterpas orde II.
Untuk pengukuran ketinggian dilakukan dengan
double stand dilakukan 2 kali berdiri alat.
Batas ketelitian tidak boleh lebih besar dari 10 akar
Dmm, dimana D adalah panjang pengukuran (Km)
dalam 1 (satu) hari.
Rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan
baik dalam arti pembagian skala jelas dan sama.
Setiap kali pengukuran dilakukan pembacaan
rangkap 3 (tiga) benang dalam satuan milimeter.
Benang atas (BA), benang tengah (BT), dan benang
bawah (BB).
Kontrol pembacaan 2 BT = BA + BB.

Pengukuran situasi
Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem
Tachymetri
Ketelitian alat yang dipakai adalah 30.

Perencanaan Master Plan Akses Jalan Bandara 15


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Pengukuran situasi daerah sepanjang rencana jalan


harus mencakup semua keterangan-keterangan
yang ada didaerah sepanjang rencana jalan tersebut.
Untuk tempat-tempat jembatan atau perpotongan
dengan jalan lain pengukuran harus diperluas (lihat
pengukuran khusus).
Tempat-tempat sumber material jalan yang terdapat
disekitar jalur jalan perlu diberi tanda diatas peta
dan difoto dan diberi keterangan (jenis dan lokasi
material).

Pengukuran penampang memanjang dan melintang


Pengukuran penampang memanjang dan melintang
dimaksudkan untuk menentukan volume penggalian
dan penimbunan.
Pengukuran penampang memanjang
- Pengukuran penampang memanjang dilalukan
sepanjang sumbu rencana jalan
- Peralatan yang dipakai untuk pengukuran
penampang sama dengan yang dipakai untuk
pengukuran titik kontrol vertical
Pengukuran penampang melintang
- Pengukuran penampang melintang pada daerah
yang datar dan landai dibuat setiap 50 m dan
pada daerah-daerah tikungan/pegunungan setiap
25 m
- Pada daerah yang menikung, dari as jalan ke
arah luar 75 meter dan kerarah dalam 125 meter.
- Lebar pengukuran penampang melintang 10
meter kekiri kanan as jalan.

Perencanaan Master Plan Akses Jalan Bandara 16


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

- Khusus untuk perpotongan dengan sungai


dilakukan dengan ketentuan khusus (lihat
pengukuran khusus).
- Peralatan yang dipergunakan untuk pengukuran
penampang melintang sama dengan yang dipakai
pengukuran situasi.
Pengukuran patok-patok
- Patok beton dibuat dengan ukuran 10 x 10 x 60
cm dan harus dipasang pada jarak setiap 1 Km
dan pada perpotongan rencana jalan dengan
sungai (2 buah seberang menyeberang). Patok
beton tersebut harus ditanam kedalaman tanah
sepanjang kurang lebih 30 cm (yang kelihatan
diatas tanah kurang lebih 30 cm).
- Bakik patok-patok beton maupun patok-patok
poligon diberi tanda BM dan nomor urut.
- Untuk memudahkan pencarian patok sebaiknya
pada pohon-pohon disekitar patok diberi cat atau
peta atau tanda-tanda tertentu.
- Baik patok poligon maupun profil diberi tanda cat
kuning dengan tulisan hitam yang diletakkan
disebelah kiri kearah jalannya pengukuran.
- Khusus untuk profil memanjang titik-titiknya
yang terletak disumbu jalan diberi paku dengan
dilingkari cat kuning sebagai tanda.
Perhitungan dan penggambaran
- Perhitungan koordinat poligon utama didasarkan
pada titik-titik ikat yang dipergunakan.
- Penggambaran titik-titik piligon harus didasarkan
pada hasil perhitungan koordinat. Penggambaran

Perencanaan Master Plan Akses Jalan Bandara 17


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

titik-titik poligon tersebut tidak boleh secara


grafis.
- Gambar ukur yang berupa gambar situasi harus
digambarkan pada kertas milimeter dengan skala
1 : 1.000 dan interval kontur 1 meter.
- Ketinggian titik detail harus tercantum dalam
gambar ukur begitu pula semua keterangan-
keterangan yang penting.
- Titik ikat atau titik mati serta titik-titik baru
harus dimasukkan dalam gambar dengan diberi
tanda khusus. Ketinggian titik tersebut perlu juga
dicantumkan.
Pengukuran Khusus
- Pengukuran sekitar perpotongan dengan sungai.
- Pengukuran untuk daerah ini dilihat ketentuan
pada kerangka acuan tugas untuk pekerjaan
perencanaan jembatan.
- Pengukuran disekitar perpotongan jalan :
1. Daerah yang diukur yaitu daerah perpotongan
jalan yang diukur 50 meter dikiri kanan jalan
yang dimaksud.
2. Pengukuran titik kontrol vertikal dengan alat
Waterpas.
3. Pengukuran penampang melintang dibuat
pada sumbu jalan
4. Pengukuran melintang dibuat untuk setiap
jarak 10 meter dengan profil 50 meter dikiri
kanan jalan
5. jalan utama.

3. Survey Penyeledikan Perkerasan Jalan dan Tanah


a. Umum

Perencanaan Master Plan Akses Jalan Bandara 18


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Sesuai dengan jenis konstruksi lapis permukaan yang


akan diterapkan untuk proyek jalan ini, maka
penyelidikan tanah dan material akan diadakan dengan
cara metode standar yang biasa dilakukan pada
pekerjaan perencanaan teknik jalan. Oleh sebab itu
penyelidikan tanah untuk pekerjaan ini harus cukup
untuk penentuan perencanaan tebal perkerasan dan
dilengkapi dengan pengamatan-pengamatan secara
visual serta tes-tes untuk memenuhi tuntutan
pekerjaan fisiknya nanti.
b. Lingkup Pekerjaan
Lingkup kegiatan yang tercakup dalam pekerjaan
penyelidikan tanah dan material ini antara lain :
Tahapan Pengumpulan Data Lapangan :
- Inventarisasi geometrik jalan berikut foto
dokumentasi.
- Inventarisasi sumber material disekitar lokasi
proyek.
- Inventarisasi gorong-gorong dan bangunan
pelengkap lainnya.
Personil
Untuk pekerjaan penyelidikan tanah ini dibutuhkan
Sarjana Teknik Sipil/Ahli Tanah yang dibantu
tenaga-tenaga teknisi yang cukup berpengalaman
dilapangan maupun dilaboratorium.

4. Survey Hidrologi
a. Tujuan
Survey Hidrologi bertujuan untuk mencari data yang
diperlukan dalam analisa Hidrologi dan selanjutnya
dapat dipakai dalam perencanaan drainase. Sedangkan

Perencanaan Master Plan Akses Jalan Bandara 19


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

perencanaan drainase sangat diperlukan untuk


penentuan jenis dan dimensi dari bangunan-bangunan
drainase, disamping untuk penentuan bentuk potongan
jalan itu sendiri.
b. Lingkup Pekerjaan
Kegiatan-kegiatan yang diperlukan pada umumnya
meliputi :
1. Mengambil data curah hujan dan banjir tahunan
dari sumber-sumber yang bersangkutan dan
menentukan hujan rencana yang selanjutnya dapat
dipakai untuk menentukan banjir rencana dengan
metoda-metoda yang diperlukan.
2. Dari data lapangan dan hasil perhitungan tersebut
diatas, selanjutnya menentukan jenis dan dimensi
bangunan drainase yang diperlukan seperti jenis
saluran samping dan dimensinya, jenis dan dimensi
gorong-gorong dan jenis jembatan yang diperlukan.
3. Membuat laporan lengkap mengenai perihal tersebut
diatas yang meliputi perhitungan-perhitungan,
grafik-grafik, tabel, gambar-gambar/skert dan
saran-saran yang diperlukan.

4.3. Perencanaan Teknis


1. Konsep Detail Perencanaan (Draft Design)
Konsultan wajib membuat konsep perencanaan teknis
(Draft Design) dari setiap detail perencanaan kemudian
melaporkannya kepada aproject officer untuk dimintakan
persetujuannya. Draft design tersebut digambarkan diatas
kertas milimeter atau langsung diatas kertas standar sheet
yang telah ditetapkan oleh pemberi tugas. Detail
perencanaan teknis yang perlu dibuat konsep
perencanaannya antara lain :

Perencanaan Master Plan Akses Jalan Bandara 20


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

a. Plan (Alinyemen Horizontal) gambar diatas peta situasi


skala 1 : 1.000 dengan interval garis tinggi atau meter
dan dilengkapi dengan indek antara lain :
Lokasi (STA) dan nomor-nomor titik kontrol
horizontal dan vertikal.
Lokasi dari semua data topografis yang penting
seperti batas rawa, kebun, hutan lindung, rumah
sungai dan lain-lain.
Kerapatan tanaman/pohon-pohon berikut %
menurut diameter pohon-pohonnya.
Elemen-elemen lengkung horizontal (curva data)
yang direncanakan dengan bentuk tikungan full
circle atau lengkung peralihan untuk sudut
lengkung > 20.
Lokasi dari gorong-gorong dan rencana jembatan.
b. Profile (Alinyemen Vertikal)
Setelah konsep alinyemen horizontal disetujui project
officer dan telah dipindahkan keatas standar sheet,
maka konsep alinyemen vertikal (pendamping
memanjang) dapat segera dimulai. Konsep alinyemen
horizontal disetujui project officer dan telah
dipindahkan keatas standar sheet, maka konsep
alinyemen vertikal (penampang memanjang) dapat
segera dimulai.
Alinyemen vertikal digambar dengan skala horizontal
1:1.000 dan skala vertikal 1:100 yang mencakup hal-
hal sebagai berikut:
Tinggi muka tanah asli dan tinggi nomor potongan
melintang.
Penetapan kemiringan maximum dari lengkung
horizontal (diagram super-elevasi).

Perencanaan Master Plan Akses Jalan Bandara 21


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Elemen-elemen/data-data lengkung vertikal.


Lokasi bangunan-bangunan pelengkap dan
bangunan-bangunan drainase.
c. Potongan Melintang (Cross Section)
Gambar potongan melintang dibuat menurut peta
topografi sesuai keadaan pada lokasi yang ditentukan
diatas standar sheet dengan skala horizontal 1:100 dan
skala vertikal 1:100.
Stationing dilakukan setiap interval 25 meter dan 50
meter serta 100 meter
d. Potongan Melintang Standard (Typical Cross Section)
Gambar ini dibuat dalam skala yang pantas dengan
memuat semua detail yang perlu antara lain :
Penampang pada daerah galian dan daerah timbunan
pada ketinggian yang berbeda-beda.
e. Bangunan Pelengkap dan Drainase (1 : 10).
Gambar ini mencakup semua detail bangunan-
bangunan pelengkap dan bangunan-bangunan drainase
seperti turap pelindung talud, gorong-gorong, saluran,
pasangan batu dan lain-lain.
f. Perhitungan Tebal Perkerasan
Menentukan Unique Section seksi jalan yang
mempunyai karakteristik serangan dalam beberapa
variabel desain seperti : Nilai CBR Rencana dan Nilai
beban lalu lintas rencana.
Menentukan kemungkinan pemakaian type bahan
perkerasan jalan yang sesuai untuk suatu daerah
tertentu. Type perkerasan jalan yang diijinkan dalam
perkerasan ini adalah type-type yang sekarang
dipakai Dit. Jend. Prasarana Jalan.

Perencanaan Master Plan Akses Jalan Bandara 22


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Menentukan Tebal Perkerasan sesuai dengan


metoda yang telah ditetapkan pada Bab III (Standard
Teknis).
g. Spesifikasi.

2. Perencanaan Akhir (Final Design)


Pembuatan gambar rencana trase jalan selengkapnya,
dilakukan setelah Draft Design mendapat persetujuan dari
pemberian tugas dengan mencantumkan koreksi-koreksi
dan saran-saran yang diberikan oleh pemberi tugas,
berikut posisi alternatif trase yang pernah diteliti.
Final design digambar diatas kertas standard sheet.
Gambar perencanaan akhir tersebut selengkapnya terdiri
dari :
a. Sampul luar (Cover) dan sampul dalam
b. Lembar judul yang memuat lay-out jalan skala 1:5.000
c. Gambar Alinyement Horizontal (skala 1:1000) dan
vertikal (skala 1:100).
d. Cross Section :
Skala horizontal 1 : 100
Dibuat setiap setiap jarak 50 meter dan 100 meter
e. Lembar gambar bangunan pelengkap

3. Perhitungan Volume Pekerjaan Pelaksanaan


Daftar volume pekerjaan disusun menurut pay-
item/mata pembayaran didalam Dokumen Kontrak.
Volume pekerjaan tanah dihitung dari gambar cross
section setiap 50 meter atau kurang untuk daerah yang
ekstrim.
Volume setiap item pekerjaan lainnya.

Perencanaan Master Plan Akses Jalan Bandara 23


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

4. Perhitungan Biaya Pelaksanaan Fisik Pembuatan Jalan


Perhitungan Harga Satuan untuk setiap pay-item
Daftar Harga Satuan bahan dan upah dilampirkan.

JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Perencanaan Master Plan Akses Jalan Bandara 24


KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

Perencanaan Master Plan Akses Jalan Bandara 25

Anda mungkin juga menyukai