Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

Peningkatan Jalan Morela - Liang

Bab - 3
Metodologi
Pelaksanaan Pekerjaan
Tujuan dari pekerjaan ini adalah melakukan survei dan membuat rencana dan detail desain
jalan meliputi ruas jalan Morela - Liang.

Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh
dari pengukuran langsung di lapangan yang meliputi pengukuran topografi, dan mekanika
tanah/geologi (Dynamic Cone Penetrometer). Data sekunder terdiri dari data hidrologi
meliputi data curah hujan.

Kegiatan pengumpulan data primer dimaksudkan untuk mencari data/informasi yang


diperlukan dalam perencanaan dan sesuai dengan Term of Reference (TOR), dengan ruang
lingkup sebagaimana diuraikan sebelumnya.

3.1. SURVEI TOPOGRAFI

Data topografi yang didapat dalam pekerjaan ini adalah data koordinat dan ketinggian
permukaan tanah sepanjang rencana terase jalan diperlukan untuk membuat gambar situasi,
cross section dan long section. Pembuatan gambar situasi (peta topografi) diperlukan untuk
mendapatkan situasi lapangan yang sebenarnya dan untuk perencanaan geometrik jalan.
Peta situasi detail dan penampang memanjang dibuat dengan skala panjang 1 : 1.000 dan
skala tinggi 1 : 100, sedangkan gambar potongan melintang dibuat dengan skala 1 : 100.

Peralatan yang dibutuhkan pada saat pelaksanaan survei topografi adalah :


- Theodolith Topcon untuk mengukur jarak datar;
- Waterpass Zeiss untuk mengukur beda tinggi;
- Rambu ukur;
- GPS Map 188C Sounder untuk penentuan koordinat UTM Bench Mark.

Metode Pengukuran Lapangan


Sebelum pekerjaan pengukuran dilakukan ada beberapa hal yang dilakukan antara lain :
- Merintis atau membuka sebagian daerah yang akan diukur untuk pengukuran potongan
melintang jalan sehingga pengukuran dapat berjalan dengan lancar.
- Sebelum melakukan pengukuran harus dilakukan pemeriksaan dan kalibrasi alat yang
baik dan sesuai dengan ketelitian alat serta dibuatkan daftar hasil pemeriksaan dan
kalibrasi alat tersebut.
- Pengukuran dilakukan sepanjang rencana as jalan (mengikuti koridor rintisan) dengan
mengadakan pengukuran-pengukuran tambahan pada daerah persilangan dengan
sungai dan jalan lain sehingga memungkinkan diperoleh as jalan sesuai dengan standar
yang ditentukan.
- Pengukuran dimulai pada tempat yang mudah dikenal dan aman, dibuat titik tetap (BM)
yang diletakkan pada titik triangulasi yang ada atau dibuat koordinar lokal dengan
CV. B E R K O III - 1
LAPORAN PENDAHULUAN
Peningkatan Jalan Morela - Liang

melihat koordinat pada peta topografi awal dan akhir proyek hendaknya diikatkan pada
titik-titik tetap (BM)

Pemasangan Patok Bench Mark (BM)


1. Patok-patok BM dibuat dari pipa paralon dengan diameter 4 inci dan ukuran panjang
100 cm. Kemudian diisi dengan adukan beton dan di atasnya dipasang neut dari baut,
ditempatkan pada tempat yang aman dan mudah terlihat. Patok BM dipasang setiap 2
(satu) km.
2. Patok BM dipasang/ditanam dengan kuat, bagian yang tampak di atas tanah setinggi 25
cm, dicat warna kuning, diberi nomor BM dengan warna hitam. Patok BM yang sudah
dipasang di photo sebagai dokumentasi yang dilengkapi dengan nilai koordinat serta
elevasi.
3. Untuk setiap titik poligon dan sipat datar digunakan patok kayu dengan diameter
sekitar 5 cm, panjang sekurang-kurangnya 50 cm, bagian bawahnya diruncingkan,
bagian atas diratakan dan diberi paku dan ditanam dengan kuat, bagian yang masih
nampak diberi nomor dan dicat warna kuning.
4. Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitar patok diberi tanda-
tanda khusus.
5. Pada lokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang patok, misalnya di atas permukaan
jalan beraspal atau di atas permukaan batu, maka titik-itik poligon dan sipat datar
ditandai dengan paku seng dilingkari dengan cat kuning dan diberi nomor.

Pengukuran titik kontrol horizontal


Pengukuran titik kontrol dilakukan dalam bentuk Polygon dan semua titik ikat (BM)
dijadikan sebagai titik poligon.
1. Sisi poligon atau jarak antar titik polygon maksimal 100 meter diukur dengan pegas ukur
(meteran) atau alat ukur jarak elektronik.
2. Sudut-sudut polygon diukur dengan alat ukur theodolit dengan ketelitian dalam detik
(yang mudah/ umum dipakai adalah theodolit jenis T2 , Wild Zeiss atau yang setingkat).
3. Pengamatan matahari dilakukan pada titik awal proyek dan pada setiap interval  5 Km
disepanjang trase yang diukur atau (kurang lebih 60 titik poligon) serta pada titik akhir
pengukuran. Setiap pengamatan matahari dilakukan dalam empat seri rangkap (4 biasa
dan 4 luar biasa) dengan interval waktu yang sama. Apabila pengamatan matahari tidak
bisa dilakukan, maka digunakan alat GPS Portable (Global Positioning System).

Pengukuran Titik Kontrol Vertikal


1. Alat yang digunakan dalam pengukuran ketinggian adalah waterpass orde II
2. Untuk ukuran ketinggian dilakukan dengan double stand atau dua kali mendirikan alat
dengan perbedaan pembacaan maksimum 2 mm
3. Pengukuran sipat datar mencakup semua titik pengukuran (poligon, sipat datar, dan
potongan melintang) dan titik BM.
4. Setiap kali pengukuran dilakukan 3 (tiga) pembacaan benang tengah, benang atas,
benang bawah dalam satuan milimeter
5. Kontrol pembacaan benang atas (BA), benang tengah (BT) dan benang bawah (BW).
Kontrol pembacaan 2BT = BA + BB.
Pekerjaan Pengukuran Situasi
1. Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem Tachimetri, yang mencakup semua obyek
yang dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada di sepanjang jalur pengukuran,
seperti alur, sungai, bukit, jembatan, rumah, gedung dan sebagainya.
2. Pada lokasi-lokasi khusus (misalnya : sungai, persimpangan dengan jalan yang sudah
ada) pengukuran dilakukan dengan kerapatan yang lebih tinggi.
3. Pengukuran situasi dilakukan pada titik pengukuran penampang melintang

CV. B E R K O III - 2
LAPORAN PENDAHULUAN
Peningkatan Jalan Morela - Liang

4. Pengukuran diperluas pada tempat-tempat yang merupakan perpotongan dengan


sungai atau dengan jalan lain.
5. Pada awal proyek dilakukan pengukuran situasi sekitarnya yang meliputi geometrik
jalan yang sudah ada.

Pengukuran Penampang Melintang


Pengukuran penampang memanjang dan melintang dimaksudkan untuk menentukan
volume panggalian dan penimbunan.
1. Pengukuran penampang memanjang, dilakukan disepanjang sumbu rencana jalan
2. Pengukuran penampang melintang
- Pengukuran penampang melintang jalan pada daerah yang datar, landai dan lurus
dibuat setiap 50 m demikian juga pada daerah-daerah tikungan dan pegunungan
setiap 25 m.
- Pengukuran penampang melintang jembatan setiap interval 25 m untuk semua
kondisi.
- Lebar pengukuran penampang melintang daerah datar, landai, lurus dan
pegunungan 50 m ke kiri dan 50 m ke kanan dari as jalan sedangkan untuk daerah
tikungan 50 m (luar) dan 10 m (dalam)atau sampai batas daerah milik jalan.
- Khusus untuk perpotongan dengan sungai dilakukan pengukuran khusus

3.2. SURVEI GEOTEKNIK/ MEKANIKA TANAH

Penyelidikan tanah salah satu bagian terpenting dari perencanaan konstruksi jalan, sebab
tanah merupakan pondasi pendukung dari konstruksi jalan. Kestabilan dan keamanan
konstruksi jalan tergantung kestabilan tanahnya.

Pekerjaan ini bertujuan untuk mendapatkan identifikasi kondisi lapisan tanah secara
lengkap yang diperlukan bagi perencanaan teknis ini. Pada perencanaan jalan, informasi
kondisi tanah diperlukan agar dapat ditentukan jenis penangan tanah yang sesuai, tebal
agregat / material jalan, dan lain-lain.
Pelaksanaan pemeriksaan nilai CBR (California Bearing Ratio) untuk menentukan daya
dukung tanah dasar pada suatu ruas jalan dilakukan menggunakan alat DCP (Dinamic Cone
Penetrometer) portable dengan cara mengukur besarnya nilai CBR lapangan secara menerus
setiap interval kedalaman tertentu. Pengujian DCP tetap hanya dilakukan pada jalan tanah,
kerikil, dan jalan beraspal yang lapisan permukaannya sudah terkelupas. Pengujian ini akan
memberikan data kekuatan tanah hingga kedalaman ± 100 m di bawah permukaan tanah
yang ada.

Pengujian dilakukan dengan menjatuhkan palu DCP seberat 8 kg dengan tinggi jatuh 508
mm di atas landasan penumbuk, sehingga konus (Ф 20 mm sudut
Keterangan : konus 60°) beserta batang
utama masuk ke dalam lapisan tanah kemudian dicatat jumlah tumbukan dan jarak masuk
1. Pegangan
batang utama.
2. Penumbuk seberat 8 kg
Stang penghantar
Kepala penumbuk
Stang penetrasi
Konus
Mistar penetrasi
Mur pengatur skala mistar

CV. B E R K O III - 3
LAPORAN PENDAHULUAN
Peningkatan Jalan Morela - Liang

Gambar 3.1. Alat Dynamic Cone Penetrometer (DCP).

CV. B E R K O III - 4

Anda mungkin juga menyukai