Anda di halaman 1dari 16

PENGUJIAN KARBONISASI

STUDI DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED)


PELABUHAN PALOPO
KOTA PALOPO
PROVINSI SULAWESI SELATAN

November 2023

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR


LABORATORIUM PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
Jln. Dg. Tata Raya Parangtambung Makassar Tlp. 864935 - Fax (0411) 861507
LAPORAN SURVEY KARBONISASI
STUDI DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PELABUHAN PALOPO, KOTA PALOPO PROVINSI SULAWESI SELATAN

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................. i

DAFTAR TABEL ........................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

BAB II METODE PELAKSANAAN ................................................................ 4

BAB III HASIL PENGUJIAN KARBONASI .................................................. 6

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 9

DOKUMENTASI PELAKSANAAN ............................................................... 10

LABORATORIUM UJI BAHAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN FT UNM i


LAPORAN SURVEY KARBONISASI
STUDI DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PELABUHAN PALOPO, KOTA PALOPO PROVINSI SULAWESI SELATAN

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Empat senyawa utama dari semen portland ............................. 1

LABORATORIUM UJI BAHAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN FT UNM ii


LAPORAN SURVEY KARBONISASI
STUDI DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PELABUHAN PALOPO, KOTA PALOPO PROVINSI SULAWESI SELATAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Respon warna Phenolphthalein ............................................. 5

Gambar 3.1 Proses Pengetesan Karbonasi .............................................. 6

Gambar 3.2 Hasil Pengujian Karbonasi ..................................................... 6

LABORATORIUM UJI BAHAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN FT UNM iii
LAPORAN SURVEY KARBONISASI
STUDI DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PELABUHAN PALOPO, KOTA PALOPO PROVINSI SULAWESI SELATAN

PENGUJIAN BETON DENGAN KARBONISASI

BAB I. PENDAHULUAN

Semen Portland memiliki beberapa senyawa kimia yang masing-


masing memiliki sifat sendiri-sendiri. Empat senyawa kimia utama dari
semen Portland antara lain: Trikalsium Silikat (C3S), Dikalsium Silikat
(C2S), Trikalsium Aluminat (C3A), Tetrakalsium Aluminoferrit C4AF).
Keempat senyawa utama ini disebut Komposisi Bogue. Selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 1.1 Empat senyawa utama dari semen portland

Nama Oksida Rumus Notasi Kadar


Rumus Oksida
Utama Empiris Pendek rata-rata (%)

Trikalsium Silikat Ca3SiO5 3CaO.SiO2 C3S 50

Dikalsium Silikat Ca2SiO4 2CaO.SiO2 C2S 25


Trikalsium
Ca3Al2O6 3CaO.Al2O3 C3A 12
Aluminat
Tetrakalsium
2Ca2AlFeO5 4CaO.Al2O3.Fe2O3 C4AF 8
Aluminoferrit

Kalsium Sulfat
Dihidrat
CaSO4.2H2O CŜH2 3,5
(Gypsum)
Notasi pendek C = CaO, S = SiO2, A = Al2O3, F = Fe2O3, H = H2O, Ŝ =
SO42-

Pada saat air ditambahkan ke dalam campuran semen, proses


kimiawai yang disebut hidrasi akan berlangsung. Senyawa kimia di dalam
semen akan bereaksi dengan air dan membentuk komponen baru. Kalsium
silikat akan terhidrasi menjadi gel kalsium silikat hidrat (gel tobermorite)
dan kalsium hidroksida. Gel kalsium silikat hidrat, sering disingkat gel C-S-
H, memiliki komposisi yang bervariasi berbentuk rongga sebanyak 70%

LABORATORIUM UJI BAHAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN FT UNM 1


LAPORAN SURVEY KARBONISASI
STUDI DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PELABUHAN PALOPO, KOTA PALOPO PROVINSI SULAWESI SELATAN

dari semen. Kalsium hidroksida yang dihasilkan akan membuat sifa basa
kuat (pH=12,5). Ini menyebabkan semen sensitif terhadap asam dan akan
mencegah tibulnya karat pada besi baja.

Reaksi hidrasi

2(3CaO.SiO2) + 6H2O → 3CaO.2SiO2.3H2O + 3Ca(OH)2

Trikalsium silikat gel tobermorite kalsium hidroksida

2(2CaO.SiO2) + 4H2O → 3CaO.2SiO2.2H2O + Ca(OH)2

Dikalsium silikat gel tobermorite kalsium hidroksida

Hasil hidrasi dari komponen semen akan membentuk gel kalsium


silikat dan kalsium hidroksida yang biasanya menentukan sifat
kebasaan suatu beton. Kalsium hidroksida merupakan unsur yang
tidak terlalu stabil dalam beton dan biasanya akan bereaksi dengan
komponen lain untuk membentuk struktur yang lebih stabil. Misalnya,
reaksi dengan material pozzoland, yang akan menghasilkan gel
kalsium silikat yang meningkatkan kekuatan beton.
Pada beton biasa, kalsium hidroksida ini akan ada di dalam
beton. Ketika beton berada di dalam lingkungan yang mengandung
gas karbon dioksida gas ini akan masuk ke dalam beton dan akan
bereaksi dengan kalsium hidroksida sehingga membentuk kalsium
karbonat dan melepaskan air.
Reaksi karbonisasi dalam beton

Ca(OH)2 + CO2 → CaCO3 + 2 H2O

Kalsium karbonat

LABORATORIUM UJI BAHAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN FT UNM 2


LAPORAN SURVEY KARBONISASI
STUDI DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PELABUHAN PALOPO, KOTA PALOPO PROVINSI SULAWESI SELATAN

Dengan terjadinya reaksi karbonisasi atau neutralization, pH beton yang


sebelumnya berkisar 12,5 akan turun menjadi lebih kecil dari 9. beton menjadi
seperti dinetralkan. Reaksi karbonisasi ini akan menjadi masalah pada tulangan
beton karena derajat perlindungan korosi pada tulangan menjadi berkurang.
Dengan pH yang tinggi, biasanya permukaan tulangan akan diselaputi oleh suatu
lapisan pasif (passive layer) yang akan mencegah terjadinya korosi pada tulangan.
Dengan turunnya pH beton maka lapisan ini akan hilang dan korosi dapat mulai
terjadi. Produk korosi ini akan menyebabkan retak pada beton dan kemampuan
struktur menjadi menurun

LABORATORIUM UJI BAHAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN FT UNM 3


LAPORAN SURVEY KARBONISASI
STUDI DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PELABUHAN PALOPO, KOTA PALOPO PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB II. METODE PELAKSANAAN

Pengujian ini menggunakan metode deskriptif yang berpedoman pada surat


edaran Menteri PUPR nomor 25/SE/M/2015 tentang “Pedoman Uji Pengukuran
Kedalaman Karbonasi Beton Keras”. Berdasarkan hasil pengamatan visual,
ditemukan beberapa elemen struktur beton yang kondisinya sudah tidak baik,
seperti adanya retakan, agregat yang sudah terbuka, dan pelapukan beton. Kondisi
tersebut memungkinkan karbonasi berlangsung lebih cepat dan lebih dalam,
bahkan berpotensi mencapai tulangan. Hasil pengujian karbonasi sendiri
memperlihatkan bahwa semakin rendah letak pelat pada dermaga dengan
permukaan laut, maka semakin besar kedalaman karbonasi beton yang terlihat. Hal
ini kemungkinan dipengaruhi oleh faktor cuaca, paparan sinar matahari langsung
yang lebih tinggi, dan kondisi air laut. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
kerusakan struktur beton memacu laju karbonasi pada ketebalan dan ketinggian
plat dari permukaan air laut cenderung mengalami karbonasi yang lebih dalam.

Uji karbonasi pada beton dapat dilakukan dengan sederhana menggunakan


larutan penyemprot phenolphthalein 1% sebagai indikator perubahan pH akibat
karbonasi. Larutan phenolphthalein dibuat dengan melarutkan 1 gram bahan kimia
tersebut bersama 90 cc etanol, lalu ditambahkan air bersih hingga volumenya 100
cc. Larutan ini kemudian dimasukkan ke dalam botol penyemprot.

Untuk pengujian, cairan penyemprot disemprotkan pada permukaan beton


yang akan diperiksa. Jika warna larutan berubah menjadi ungu, hal ini menunjukkan
beton masih bersifat basa, namun jika tidak terjadi perubahan warna dan tetap tidak
berwarna, maka pH beton telah turun akibat karbonasi sehingga bersifat asam atau
netral. Dengan pengujian sederhana ini, tingkat karbonasi beton dapat dengan
mudah dipantau secara visual.

LABORATORIUM UJI BAHAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN FT UNM 4


LAPORAN SURVEY KARBONISASI
STUDI DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PELABUHAN PALOPO, KOTA PALOPO PROVINSI SULAWESI SELATAN

Gambar 2.1 Respon warna Phenolphthalein

Dari gambar 2.1 diatas, dapat dilihat perubahan warna yang terjadi pada
indikator. Pada larutan Phenolphthalein, perubahan warna terjadi pada pH 8,3-10
yang menunjukkan asam lemah-basa lemah. Pada asam kuat berada pada pH
dibawah 8,3-10 yang dapat dilihat dengan tidak terjadinya perubahan warna,
sedangkan basa kuat berada di atas pH tersebut yang dapat dilihat dengan adanya
perubahan warna menjadi warna pink. Atau dengan kata lain, beton dapat dikatakan
bersifat basa apabila saat diolesi/ditetesi larutan Phenolphthalein beton menjadi
berwarna pink, dan bersifat asam apabila tidak terjadi perubahan warna.

LABORATORIUM UJI BAHAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN FT UNM 5


LAPORAN SURVEY KARBONISASI
STUDI DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PELABUHAN PALOPO, KOTA PALOPO PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB III. Hasil Pengujian Karbonisasi

Hasil pengujian karbonasi pada sampel beton dapat dilihat pada Gambar 3.2
Pada gambar tersebut sangat jelas terlihat perbedaan warna permukaan beberapa
jenis sampel dari sumber yang berbeda. Sampel serpihan beton dari lokasi
Pelabuhan Kota Palopo ada yang mengalami perubahan dan tidak mengalami
perubahan warna setelah disemprotkan cairan phenolthaelin, yang
mengindikasikan bahwa permukaan serpihan ini pH-nya sudah berubah menjadi
bersifat asam dan ada yang tetap menjadi basah. Sampel pembanding di dalam
pengujian ini adalah sebuah benda uji laboratorium hasil core drill yang betonnya
masih bersifat basa dan asam, dimana setelah disemprotkan dengan cairan
phenolthaelin, segera mengalami perubahan warna menjadi pink atau ungu dan
tidak mengalami perubahan warna, dapat diuraikan pada Gambar 3.1 dan Gambar
3.2 berikut:

Gambar 3.1 Proses Pengetesan Karbonisasi

Gambar 3.2 Hasil Pengujian Karbonisasi

LABORATORIUM UJI BAHAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN FT UNM 6


LAPORAN SURVEY KARBONISASI
STUDI DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PELABUHAN PALOPO, KOTA PALOPO PROVINSI SULAWESI SELATAN

Dari Gambar 3.1 dan 3.2 diatas, ditarik kesimpulan berdasarkan


hasil pengujian karbonasi sebagai berikut:

1. Sampel Ka-01 setelah disemprotkan cairan phenolthaelin Terdapat


perubahan warnah pada sampel, menandakan sampel tersebut
terkarbonasi diidentfikasikan melalui perubahan warnah pada sampel
sedikit Buram.
2. Sampel Ka-02 setelah disemprotkan cairan phenolthaelin TIDAK SAMA
SEKALI Terdapat perubahan warnah pada sampel, menandakan sampel
tersebut TIDAK Terkarbonasi diidentIfikasikan melalui perubahan
warnah pada sampel
3. Sampel Ka-03 setelah disemprotkan cairan phenolthaelin Terdapat
perubahan warnah pada sampel secara visual agak Buram pada fisik
sampel, menandakan sampel tersebut TIDAK Terkarbonasi dengan
baik diidentfikasikan melalui perubahan warnah pada sampel
4. Sampel Ka-04 setelah disemprotkan cairan phenolthaelin Terdapat
perubahan warnah pada sampel, menandakan sampel tersebut
Terkarbonasi Dengan Baik diidentfikasikan melalui perubahan warnah
pada sampel
5. Sampel Ka-05 setelah disemprotkan cairan phenolthaelin Terdapat
perubahan warnah pada sampel, menandakan sampel tersebut
Terkarbonasi Baik diidentfikasikan melalui perubahan warnah pada
sampel
6. Sampel Ka-06 setelah disemprotkan cairan phenolthaelin Terdapat
perubahan warnah Yang Begitu Pekat pada sampel, menandakan
sampel tersebut Terkarbonasi Dengan Baik diidentfikasikan melalui
perubahan warnah pada sampel

LABORATORIUM UJI BAHAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN FT UNM 7


LAPORAN SURVEY KARBONISASI
STUDI DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PELABUHAN PALOPO, KOTA PALOPO PROVINSI SULAWESI SELATAN

Demikianlah laporan ini, diharapkan dapat membantu dalam pelaksanaannya.


Terimakasih Atas Perhatian dan kerjasamanya.

Makassar 26 November 2023


Leader Team

Ir. Furqan Ali Yusuf,S.Pd., M.Eng., IPM

Mengetahui
Kepala Laboratorium PTSP FT UNM

Dr. Ir. Moh. Junaedy Rahman, ST.,MT


NIP. 19730624 2006 04 1003

LABORATORIUM UJI BAHAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN FT UNM 8


LAPORAN SURVEY KARBONISASI
STUDI DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PELABUHAN PALOPO, KOTA PALOPO PROVINSI SULAWESI SELATAN

DAFTAR PUSTAKA

Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia,


“Pedoman Metode Uji Pengukuran Kedalaman Karbonisasi Beton Keras”, Surat
Edaran Nomor : 25/SE/M/2015
McCormac, J. C. 2000. Desain Beton Bertulang, Edisi Kelima, Erlangga,
Jakarta

Mulyono, T. 2003. Teknologi Beton. ANDI. Jakarta.

SNI 2847-2019, “Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung dan


Penjelasan, (ACI 318M-14 dan ACI 318RM-14, MOD)”, BSN

LABORATORIUM UJI BAHAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN FT UNM 9


LAPORAN SURVEY KARBONISASI
STUDI DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PELABUHAN PALOPO, KOTA PALOPO PROVINSI SULAWESI SELATAN

DOKUMENTASI PELAKSANAAN

LABORATORIUM UJI BAHAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN FT UNM 10


LAPORAN SURVEY KARBONISASI
STUDI DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PELABUHAN PALOPO, KOTA PALOPO PROVINSI SULAWESI SELATAN

DOKUMENTASI PELAKSANAAN

LABORATORIUM UJI BAHAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN FT UNM 11


LAPORAN SURVEY KARBONISASI
STUDI DETAIL ENGINEERING DESIGN (DED) PELABUHAN PALOPO, KOTA PALOPO PROVINSI SULAWESI SELATAN

DOKUMENTASI PELAKSANAAN

LABORATORIUM UJI BAHAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN FT UNM 12

Anda mungkin juga menyukai