Anda di halaman 1dari 93

“Proses Pengolahan Air”

Sistem Utilitas Pabrik


TK 141233
Gasal 2018/2019

Oleh :
Prof.Dr.Ir.Tri Widjaja, M.Eng
Departemen Teknik Kimia FTI ITS
PROSES PENGOLAHAN AIR

Sumber Pre Koagulasi -


Sedimentasi
Air Treatment Flukalasi

Pelunakan/ Penampung
Demin Filtrasi
Softening air bersih

Air Umpan Kaporit/Cl2


Boiler Air Pendingin
Air Proses
Air Sanitasi
PRE TREATMENT

Tujuan :
 Memisahkan bahan yang mengapung (mis. Minyak, lemak,
serat, dll.)

Proses pre-treatment meliputi :


Skimming
Screening
Preaerasi
a. Screening
 Untuk mengambil / memisahkan material
padat (mis. sampah)
b. Preaerasi

Aerasi pendahuluan / awal

Tujuan :
 Menghilangkan bau
 Meratakan suspensi / solid
 Menurunkan BOD / COD
 Meningkatkan efisiensi pengolahan
c. Skimming
Untuk mengambil / memisahkan bahan yang
mengapung
Ada 2 jenis skimmer :

Skimmier dengan baffle

Skimmer berdasarkan perbedaan elevasi inlet-outlet

Coagulated plate
API SEPARATOR interceptor
Jenis Skimmer

Baffle
Material terapung
Inlet Inlet
outlet

outlet

(a) (b)
Skimmer dengan Skimmer dengan
baffle beda elevasi

Persyaratan: Alirannya harus laminer


c. Preaerasi

Prinsip :
 Aliran udara dapat meningkatkan proses / reaksi
biologis dan sekaligus bahan ringan yang dapat
naik ke permukaan (mudah dipindahkan)

Peralatan :
 Udara dari kompresor dialirkan lewat distributor
yang dipasang di dasar tangki
Sistem Preaerasi

Udara

Kompresor

Distributor
Pengendapan Awal
 Untuk air baku yang berasal dari sungai, biasanya
keruh, maka diperlukan proses pengendapan awal
dalam bak-bak penampung.

Peralatan :
 Dapat berupa saluran panjang (kanal)
 Bak penampung
 Saluran berbelok (beberapa unit)
Pengendapan Awal

Air Air
masuk keluar
Koagulasi & Flokulasi
Koagulasi proses destabilisasi partikel koloid dengan cara
penambahan senyawa kimia yang disebut
koagulan

Flokulasi proses penggumpalan dari koloid yang tidak


stabil menjadi gumpalan partikel halus, dan
selanjutnya menjadi gumpalan patikel yang lebih
besar dan dapat diendapkan dengan cepat.
Klasifikasi Koagulan
Zat Menggumpalkan partikel-partikel padat
Koagulan tersuspensi, zat warna, koloid dan lain-lain
agar membentuk gumpalan partikel yang
besar (flok)

Zat Alkali Koagulan mengatur pH agar kondisi air baku


& Zat dapat menunjang proses flokulasi, serta
Pembantu membantu agar pembentukan flok dapat
berjalan dengan lebih cepat dan baik.
Macam-macam Zat Koagulan
Aluminium Sulfat (Alum), Al2(SO4)3. 18H2O

Ammonia Alum, (NH4)2(SO4). Al2(SO4)3. 24H2O

Sodium Aluminat, NaAlO2

Ferrous Sulfate (Copperas)

Chlorinated Copperas

Ferri Chloride, FeCl3. H2O

Poly Aluminium Chloride (PAC)


SISTEM KOAGULASI-FLOKULASI-PENGENDAP

Koagulan Polielektrolit

Air
jernih
Suspensi
Koloid

Lumpur/
Bak Bak
sludge
Koagulator Flokulator Bak
Pengendap
Pengadukan Pengadukan
cepat ±100 rpm lambat ± 30 rpm Waktu ± 3-4 jam
selama ± 3 menit selama ± 15 menit
KOAGULAN
ALUMINIUM SULFAT/ALUM Al2(SO4)3.18H2O
 Pada suasana alkali :

 Al2(SO4)3.18H2O + 3 Ca(OH)2 3 CaSO4 + 2 Al(OH)3

 + 18 H2O
 Pada suasana asam : K (Al+3)(OH-)3 = 1,9 x 10-33

 Pada suasana basa  mudah terdisosiasi


 Flok alum :  Sedikit larut pada pH = 7 (netral)
 Bermuatan (+) pada pH < 7,6
 Bermuatan (-) pada pH > 8,2
 NORDEL E. : pH kerja optimum alum 5,5 – 6,8
 Kadar Al2O3 dalam alum ± 17 %
 Kelarutan pada 0 oC : 86,9 bag per 100 bag air
KOAGULAN
FERRI SULFAT (FERRIFLOE), Fe2(SO4)3

 pH kerja ferri sulfat : 3 – 13 (NORDEL E. )


 pH kerja optimum pada 3,5 – 5,5 dan pH > 9
 Korosif  perlu peralatan yang tahan asam
 Pada suasana alkalis :

 Fe+3 + 3 OH-  Fe(OH)3


(Fe+3)(OH-)3

 dengan hasil kali kelarutan : K = 10-36


KOAGULAN
SODIUM ALUMINAT, NaAlO2

 Koagulan ini baik dipakai bersama alum, dan dapat


menurunkan pemakaian alum sehingga menghilangkan
warna serta memberikan residual hardness yang lebih
rendah
KAPUR (LIME), sebagai CaO, atau Ca(OH)2

 Koagulan ini dapat bereaksi dalam air yang mengandung


CO2 dan terbentuk endapat CaCO3

 Tujuan penambahan koagulan ini untuk menghilangkan


suspended matter dan untuk pengaturan pH (menaikan pH)
KOAGULAN

CHLORINATED COPPERAS, FeCl3.Fe(SO4)3

Dibuat dengan mengalirkan Cl2 kedalam larutan FeSO4


(Copperas) dengan perbandingan :
Cl2 : FeSO4 = 1 : 7,8

Koagulan ini lebih efektif dan lebih korosif dibanding


copperas saja, serta tidak memerlukan alkalinitas yang tinggi
KOAGULAN
CHLORINATED COPPERAS, FeCl3.Fe(SO4)3

Keuntungan :
 Menghasilkan flok yang kuat
 Flok mengendap sangat baik, sehingga mengurangi
beban filter
 pH koagulasi yang bail pada pH 6 – 9 dan pada pH 3,5
juga terjadi flok yang kompak dari hidrat ferric oxide
yang tidak larut dalam air yang alkalis
 Efektif untuk menghilangkan warna
KOAGULAN BANTU
(COAGULAN AID)
 Untuk meningkatkan efisiensi proses koagulasi utama

 Beberapa jenis bahan yang dapat digunakan sebagai


koagulan bantu :
 Lempung (clays  bentonit)

 Activated Silica

 Polyelektrolit

 Natrium Alginat

 Etc..
KOAGULAN BANTU
(COAGULAN AID)
Clay (Bentonit)
 Digunakan untuk pengolahan air yang berwarna

Activated
 Untuk pengolahan air yang keruh, berwarna, kandungan zat
organik >> & suspended matter >>

 Digunakan bersama Alum atau garam ferri dengan kondisi


operasi pH 9

Polyelektrolit
 Senyawa polymer yang mempunyai gugus karboksil, amino atau
sulfonat

 Ada 3 tipe : Kationik, Anionik dan Non-Ionik


KOAGULAN BANTU
(COAGULAN AID)
Polyelektrolit (lanjutan…)
 Polyelektrolit anionik dan non-ionik kurang efektif, namun untuk
anionik sangat efektif digunakan bersama alum dan garam ferri
sebagai koagulan utama

 a. Polyelektrolit Kationik

CH2 n+
CH CH CH2

CH2 + CH2
N
CH3 CH3
KOAGULAN BANTU
(COAGULAN AID)
 b. Polyelektrolit non-ionik :

Polyakrilamida (PAM) Polyetilen Oksida


CH2 CH2
CH2 CH2 O
CH2 O n

NH2 n

c. Polyelektrolit anionik : -n

CH2 CH2

Asam Polyaknilik (PAA) CH2 O

O- n
KOAGULAN BANTU
(COAGULAN AID)
Faktor yang Berpengaruh pada Koagulasi -
Flokulasi
 Macam / jenis koloid dalam air
 pH larutan
 Jenis & dosis koagulan yang ditambahkan
 Penambahan koagulan bantu
 Waktu operasi, pengadukan pada bak koagulasi-flokulasi

 Data jenis & dosis koagulan yang diperlukan : JAR TEST

 Data jenis muatan partikel koloid diperoleh dengan metode :

 Pergerakan Bidang Batas Elektroforesis (MOVING BOUNDARY


ELECTROPHORESIS METHOD)  Pipa U-BURTON
CONTOH PERHITUNGAN
a. Konsentrasi Al2(SO4)3
Larutan koagulan Al2(SO4)3 dengan rate 250 mg per detik
diinjeksikan kedalam saluran air mengalir dengan rate 5 liter
per detik. Berapa ppm konsentrasi Al2(SO4)3 dalam aliran air ?

Ppm : part per million (bagian per juta) ~ mg/liter


Rate air = 5 L/det
Rate Al2(SO4)3 = 250 mg/det
250 mg/det
ppm Al2(SO4)3 = = 50 mg/L
5 L/det

 Konsentrasi Al2(SO4)3 = 50 ppm


CONTOH PERHITUNGAN
b. Konsentrasi Al2(SO4)3
Koagulan Al2(SO4)3.18 H2O dengan rate 1000 mg per detik
diinjeksikan kedalam aliran air dengan rate 10 liter per detik.
Berapa ppm konsentrasi Al2(SO4)3 dalam aliran air ?

Berat molekul Al2(SO4)3 = 342


Berat molekul H2O = 18
Berat molekul Al2(SO4)3. 18 H2O = 666 mg/det

Berat Al2(SO4)3 dalam Al2(SO4)3.18 H2O = (342 /666)*1000


= 513,5 mg

Berat H2O dalam kristal alum = (1000 – 513,5)


= 486,5 mg (0,4865 g)
CONTOH PERHITUNGAN
b. Konsentrasi Al2(SO4)3 (lanjutan ….)
Bila densitas air 1 g/cm3, volume air dalam kristal alum :

Vair = 0,4865/1 = 0,4865 cm3 (4,865 x 10-4 L)

Rate air bersama kristal = 4,865 x 10-4 L/det

Rate air total = 10 L/det + 4,865 x 10-4 L/det ~ 10 L/det

Jadi Konsentrasi = 513,5 (mg/det)/10 (L/det)

= 51,35 mg/L (51,35 ppm)


CONTOH PERHITUNGAN
c. Kebutuhan larutan Al2(SO4)3
Aliran air dengan rate 1 L/menit memerlukan larutan alum
sehingga konsentrasinya dalam aliran air 60 ppm Al2(SO4)3.
Larutan alum dibuat dengan melarutkan 100 g Al2(SO4)3.17
H2O dalam 1 liter air. Berapa rate larutan alum yang harus
ditambahkan ?
100 g Al2(SO4)3.17
1 Liter air H2O

? mL/det

Aliran air Aliran air keluar


masuk 1 L/det 60 ppm
1 L/det Al2(SO4)3.
CONTOH PERHITUNGAN
c. Kebutuhan larutan Al2(SO4)3 (lanjutan ….)
60 ppm Al2(SO4)3 = 60 mg/L Al2(SO4)3

Rate kebutuhan Al2(SO4)3 = 60 mg/L x 1 L/menit


= 60 mg/menit

Larutan alum dibuat dengan melarutkan 100 g Al2(SO4)3.17


H2O dalam 1 liter air, maka dalam 1 liter air terdapat Al2(SO4)3
sebanyak :

BM Al2(SO4)3
X berat Al2(SO4)3.17 H2O
BM Al2(SO4)3.17 H2O
= (342/648)*100 g = 52,8 g
CONTOH PERHITUNGAN
c. Kebutuhan larutan Al2(SO4)3 (lanjutan ….)
Berat air dalam Al2(SO4)3.17 H2O = (100 – 52,8) = 47,2 g H2O

Volume air terdapat dalam kristal alum = 47,2 mL (0,0472 L)

Volume total air dalam larutan alum = 1 L + 0,0472 L = 1,0472 L

Konsentrasi dalam larutan alum = 52800 mg/1047,2 mL


= 50,42 mg/mL
Karena kebutuhan alum dalam aliran air diharapkan 60
mg/menit, rate aliran larutan alum yang diperlukan :
60 mg/menit
= 1,2 mL/menit
50,42 mg/mL
PENGENDAPAN
(SEDIMENTATION)
 Memisahkan padatan/solid bedasarkan gaya gravitasi
 Tahap pengendapan dapat dilakukan diawal proses
pengolahan air (Pengendapan Pendahuluan) dan
setelah proses koagulasi-flokulasi

 DASAR-DASAR PROSES PENGENDAPAN


 HUKUM NEWTON

4(ρp  ρ)g
 Kecepatan pengendapan (ut) : ut  Dp
3CDρ
PENGENDAPAN
(SEDIMENTATION)
HUKUM NEWTON (lanjutan …)
Dp2 (ρp  ρ)g
  Aliran laminer NRe < 1 (ut) : ut 
18 

p : densitas partikel
 : densitas cairan
µ : viskositas larutan
g : percepatan gravitasi
Dp: diameter partikel
CD : koefisien hambatan (drag coefficient)  fungsi dari NRe
PENGENDAPAN
(SEDIMENTATION)
  Bilangan Reynold NRe didefinisikan :
ρ Dp v
NRe 

 : densitas partikel
v : densitas cairan
µ : viskositas larutan
Dp: diameter partikel
PENGENDAPAN
(SEDIMENTATION)
 Waktu Tinggal (Detention Time)

 Waktu yang diperlukan air untuk tinggal/tertahan dalam bak


pengendap yang didefinisikan :
tp
t
ut

tp : tinggi bak pengendap (kedalaman bak), m


ut : kecepatan pengendapan, m/detik
t : detention time, detik
PENGENDAPAN
(SEDIMENTATION)
 Conventional Settling Basin

 Berbentuk bak empat persegi panjang dengan dimensi


ratio panjang : lebar  3 : 1 sampai 8 : 1
 Tinggi bak efektif ± 3 – 4 m (untuk lumpur diberi tempat
dengan kedalaman 30 cm.
 Waktu pengendapan antara 3 – jam.
 Kecepatan aliran horizontal rata-rata < 0,4 m/menit
 Dasar bak dibuat miring dengan derajat kemiringan 1/200
s/d 1/300 kearah pengeluaran lumpur
PENGENDAPAN
(SEDIMENTATION)
 Conventional Settling Basin

inlet Outlet
(a) atas

inlet vd Outlet
ut
(b) samping

Endapan keluar
PENGENDAPAN
(SEDIMENTATION)
 Tube Settler

 Untuk penyempurnaan pengendapan maka air dilewatkan


melalui saluran/pipa pada posisi miring dengan
kemiringan ± 60 ° dan panjang saluran/pipa ± 80 cm.
 Tube settler merupakan alat pengendap yang banyak
digunakan, karena hasil pengendapannya yang baik
dibandingkan bak pengenadap biasa (konvensional)
PENGENDAPAN
(SEDIMENTATION)
Tube Settler

Tube settler
Air Kemiringan 60°
masuk

Air
Flokulator
keluar

Lumpur/
sludge
PENGENDAPAN
(SEDIMENTATION)
 Rapid Flow Treatment

 Merupakan alat pengolah secara cepat, unit koagulasi dan


unit pengendap menjadi satu unit yang kompak.
 Hasil pengolahannya kurang sempurna dan perlu
penyempurnaan pemisahan partikel kecil dalam alt
penyaring (filter)
 Contoh : SOLID CONTACT CLARIFIER
PENGENDAPAN
(SEDIMENTATION)
SOLID CONTACT CLARIFIER

Koagulan Pengaduk

Effluent
(outlet) Influent
(inlet)

Discharge Drain
(lumpur) (Lumpur)
PENYARINGAN
(FILTRATION)
 Cara pemisahan partikel solid dengan dari cairan dengan
menggunakan media penyaring (filter medium)
 Filter medium dapat berupa : kain, kasa halus, pasir
 Pasir, ijuk banyak digunakan sebagai media penyaring dalam
pengolahan air
 Sifat media penyaring :
 Stabil/inert
 Tidak mudah tererosi/terabrasi
 Ukuran seragan
 Filter pasir (sand filter) dioperasikan secara batch (tidak terus
menerus). Endapan tertahan dalam filter semakin banyak,
rate filtrasi semakin menurun. Secara berkala endapan harus
dipisahkan dari filter dengan pencucian.
PENYARINGAN
(FILTRATION)
SAND FILTER
Air keruh

Pasir ± 65 cm

Kerikil ± 20 cm
Koral ± 15 cm

Penahan/grid

Air jernih
PENYARINGAN
(FILTRATION)
 Penahan : plat SS, keramik atau beton

 Koral : batuan keras, tahan lama, bentuk relatif bulat. Koral


tidak boleh berbentuk pipih, datar atau memanjang dan tidak
boleh mengandung tanah/lempung

 Kerikil : analog dengan koral, densitas 100 lbm/cft

 Pasir : Harus bersih, bebas dari kotoran

 Cara test : pasir dimasukan dalam larutan HCl 40 % selama


24 jam  kehilangan berat tidak boleh > 5 %
PENYARINGAN
(FILTRATION)
Pasir Halus

 Cocok digunakan sebagai media filter untuk ukuran


partikel ± 0,4 mm
 Untuk pre treatment yang dilakukan dalam waktu singkat
 Cocok untuk penghilangan bakteri, turbidity semaksimal
mungkin
 Waktu penyaringan cepat dan pemakaian air pencuci
(wash water) sedikit
 Untuk proses pengolahan yang berlanjut ke proses
pelunakan air
PENYARINGAN
(FILTRATION)
Pasir Kasar

 Cocok digunakan sebagai media filter untuk ukuran


partikel ± 2,0 mm
 Pre treatment dapat diharapkan berlangsung dengan baik
 Air yang disaring tidak banyak tercemar
 Waktu penyaringan bisa lebih lama, tetapi pemakaian air
pencuci (wash water) lebih banyak
PENYARINGAN
(FILTRATION)

 Note

 Proses penyaringan secara batch dan setiap batch


(perioda) berlangsung selama 8 jam.
 Proses dilanjutkan dengan dengan fase pencucian
(washing) selama ± 5 menit (sistem back washing)
 Untuk kapasitas besar, lama penyaringan dapat
mencapai 24 jam dan periode back wash selama 10 –
15 menit
PROSES PELUNAKAN AIR
(SOFTENING)

Menghilangkan kesadahan/ hardness air sebelum digunakan


untuk umpan boiler, proses atau air pendingin

Air yang mengandung garam-garam


karbonat, sulfat, khlorida, nitrat dari :
Air sadah
- Kalsium, Ca
- Magnesium, Mg
larut dalam air

Menimbulkan kerak, korosi dan over


Kesadahan heating pada alat penukar panas (HE)/
boiler  dapat mengganggu kinerja alat
Jenis kesadahan

 Kesadahan Sementara (bicarbonate hardness)

Disebabkan oleh kandungan garam bikarbonat (HCO3-)


yang berasal :

CaCO3 + CO2 + H2O Ca(HCO3)2

Cara menghilangkan Pemanasan

Ca(HCO3)2 CaCO3 + CO2 + H2O


 Kesadahan Tetap (non-carbonate hardness)

Disebabkan oleh kandungan garam-garam :


 Sulfat, CaSO4
 Khlorida, CaCl2 Larut dalam air
 Karbonat, MgCO3

Cara menghilangkan dengan penambahan Soda Ash,


Na2CO3

CaSO4 + Na2CO3 CaCO3 + Na2SO4

Satuan kesadahan  ppm (part per million/satu per juta)


~ mg/L
PROSES PELUNAKAN AIR

Ada 2 proses pelunakan air :

a. External Softening Dilakukan diluar sistem


penggunaan (ex. siklus
boiler, siklus air pendingin)

Ada 3 proses softening :

1. Cold Process Softening


2. Hot Process Softening
3. Penukar Ion (Ion Exchange)
PROSES PELUNAKAN AIR

b. External Softening Dilakukan didalam sistem


penggunaan, terutama
pada siklus boiler

1. Cold Process Softening :


Dilakukan penambahan bahan kimia tanpa pemanasan

Lime-Soda Softening
 Bahan kimia yang ditambahkan :
 Lime (Ca(OH)2
 Soda (Na2CO3)
Lime berfungsi :
 Menghilangkan gas karbon dioksida, CO2
Reaksi :
2 CO2 + Ca(OH)2 Ca(HCO3)2

 Menurunkan kadar kalsium bikarbonat


Reaksi :
Ca(HCO3)2 + Ca(OH)2 2 CaCO3 + H2 O

 Menurunkan kadar garam magnesium


Reaksi :
MgSO4 + Ca(OH)2 Mg(OH)2 + CaSO4

MgSO4 + Ca(OH)2 Mg(OH)2 + CaCl2


Soda berfungsi :
 Menghilangkan garam kalsium non-karbonat : Ca-
bikarbonat; Mg-non karbonat, dsb

 Kebutuhan Na2CO3 ditentukan berdasarkan "total


non-carbonate hardness"

CaSO4 + Na2CO3 CaCO3 + Na2SO4

CaCl2 + Na2CO3 CaCO3 + 2 NaCl

Hasil pelunakan tergantung pada kelarutan Mg(OH)2


 dan CaCO2  dipengaruhi oleh temperatur dan pH
Untuk penurunan alkalinitas yang tinggi, sebelum proses
 softening perlu ditambahkan H SO atau H PO
Soda
 berfungsi :
2 4 3 4

 Pengendapan kalsium pada pH 9,7


 Penghilangan Mg dan Silika pada pH 10,1


Reaksi :
3 Ca(HCO3)2 + 6 NaOH  3 CaCO3 + 3 Na2CO3 + 6 H2O

3 CaCO3 + 2 Na3PO4  Ca3(PO4)2 + 3 Na2CO3

Mg(HCO3)2 + 4 NaOH  Mg(OH)2 + 2 Na2CO3 + 2 H2O

Ca(HCO3)2 + H3PO4  CaHPO4 + 2 CO2 + 2 H2O


CO2 yang :terbentuk dihilangkan dengan aerasi dan
dilanjutkan
Soda
 berfungsi
dengan pengendapan CaHPO4 dengan
penambahan soda (NaOH)

Reaksi :
3 CaHPO4 + 3 NaOH  Ca3(PO4)2 + 3 Na2PO4 + 3 H2O

3 CaCO3 + 2 Na3PO4  Ca3(PO4)2 + 3 Na2CO3

 Penghilangan non-carbonat :

3 CaSO4 + 2 Na3PO4  Ca3(PO4)2 + 3 Na2SO4

MgCl + 2 NaOH  Ma(OH)2 + 2 NaCl

 Waktu tinggal (Retention time) ± 4,5 jam


Soda berfungsi :
 Kelarutan CaCO <<< pada pH ~ 9,4
 3


 Kelarutan Mg(OH) <<< pada pH ~ 9,5 – 10,5
2

 Reaksi
 : Ca(HCO ) + Ca(OH) berlangsung baik pada
3 2

3 2
2
suhu 60 - 70 °C  Ca(HCO ) menjadi CaCO 3

 Kesadahan dapat diturunkan sampai ± 35 ppm CaCO


 3

Catatan :
Cold Lime Softening dapat menurunkan kesadahan air
sampai 50 – 70 ppm
Cocok untuk aplikasi pada air pendingin & air bersih
2. Hot Process Softening :
Sangat efektif untuk menurunkan kesadahan air

a) Hot Process Lime-Soda Softening


Efektif untuk menghilangkan silika untuk BFW (air yang diolah
hardness-nya sudah rendah)
Pengurangan hardness hanya sampai 10 – 30 ppm

b) Hot Process Phosphate Softening


Dilakukan dengan penambahan di/tri sodium phosfat
Suhu operasi : 100 °C (212 °F)
Penurunan hardness dapai mencapai "Zerro Hardness"
Aplikasi pada BFW untuk boiler tekanan tinggi
HOT PROCESS SOFTENING
(Type Mixes Steam)
Direct contact
Vent condenser
Inlet control Vent
Steam inlet
Overflow

Wash-water return
Treated-water outlet
Wash water to filter
Raw water inlet
Sludge
meter
timer
To boiler
Sludge
blowoff
Chemical feed To waste Wash Filter
pump
PENUKAR ION
(ION EXCHANGE)

Tujuan : Pelunakan air

a) Sodium Zeolit Softening

 Untuk menghilangkan ion Ca/Mg


 Zeolit softening juga disebut Na-Cycle
 Zeolit : Sodium Aluminium Silikat
Selain zeoilit : Solfonated Coal, Phenolic Resin,
Polystyrene Resine
Proses pertukaran ion :
Ca2+ + Na2Z  CaZ + 2 Na+

Regenerasi :
CaZ + 2 NaCl  Na2Z + CaCl2

 Penukar ion type sulfonated coal dapat menurunkan


hardness air sampai mencapai ± 15 ppm
 Polystyrene resin, hardness air dapat mencapai 8 ppm
(dengan 1 kali cycle tambahan, dapat diperoleh
hardness sampai 2 ppm)

Tidak bisa digunakan untuk air keruh


b. Resin Penukar Ion
Proses :
Ca SO4 + 2 R-Na  R2 Ca
+ Na2SO4
Mg Mg
Regenerasi :
Ca Ca
R2 + 2 NaCl  2 R-Na + Cl2
Mg Mg
Keuntungan Ion Exchange dibanding lime soda
process :
 Biaya operasi penukaran ion lebih murah
 Kualitas air hasil pelunakan konstan  tidak
tergantung raw water
Karakteristik/ sifat resin penukar ion :
 Betuk : butitan
 Ukuran butiran : 0,3 – 1,2 mm (basah)
 Kerapatan : 800 – 900 gram/liter resin basah
 Daya penukaran : sampai 90 gr CaCO3/ liter resin
 Kapasitas total : 4,75 meq/gram resin kering
 Jumlah regenerant : sampai 300 gr NaCl/liter resin
 Konsentrasi regenerant : 8 – 10 %
 Kebutuhan air pencuci : 4 – 7 liter air/liter resin
ION EXCHANGE

Wash watercollector

Ion
exchange Pressure
unit water

Exchange
material
Backwash
Inlet outlet

Meter Ejector

Backwash inlet Rinse


outlet

Outlet
Regenerant
Supporting bed tank
To waste
PROSES DEMINERALISASI

Tujuan : Menghilangkan bahan mineral (kation maupun


anion) yang keberadaannya dalam air dapat
mengganggu operasional boiler/ketel

Penukar Kation :
R-H + MZ  RM + HZ

Regenerasi :

R-M H2SO4 MSO4


(R.SO3)2Ca +  2 R.SO3H +
HCl CaSO4
Penukar Anion :
R-OH + HZ  R-Z + H2O
Regenerasi :
(R4N)2SO4 + NaOH  2 R4N-OH + Na2SO4
Atau
R-Z + NaOH  R-OH + NaZ
Jenis kation dan anion yang dapat dipertukarkan :
Kation : Kalsium Anion : Bikarbonet
Magnesium Karbonat
Natrium Sulfat
Kalium Khlorida
Besi Nitrat
Mangan Silikat
Aluminium
DEMINERALIZER
Air vent
Water inlet
Wash water
collector and
inlet distributor

Caustic for
Mixed bed anion exchange
ion exchanger
shell
Interface collector
and distributor

Air for
mixing Treated water
outlet
Air vent

DEMINERALIZER
(Regeneration of Mixed bed)

1 In service 2 Backwash 3 Cation regeneration

4 Anion regeneratio 5 Rinse 6 Drain

7 Air mix 8 Refill


9 Rinse
PROSES DEGASIFIKASI DAN AERASI

Proses Degasifikasi

Tujuan : Menghilangkan gas-gas terlarut dalam


air (seperti CO2 & gas-gas berbau)

Prinsip proses : Mengalirkan udara berlawanan arah


(countercurrent) dengan aliran air
DEGASIFIKASI

Water inlet

Blower

Water seal

To pump
Proses Deaerasi

Tujuan : Menghilangkan oksigen terlarut (utama)


dan gas-gas terlarut lainnya

Prinsip proses :
 Air dimasukkan ke dalam tangki deaerasi
 Tangki divakumkan dengan "steam jet ejector"
 Kondisi vakum, oksigen terdegasifikasi keluar dari
air, sehingga air bebas dari oksigen
DEARASI
Air and vapor Steam inlet
take off Cooling water
Inlet
distributor

Steam jet

Drains
Float
cage
Air and stream
discharge

Hot well

Inlet-level To pump
control
Kandungan Impuritis Dalam Air

Fungsi air di Indonesia umumnya sangat komplek


Sehingga kualitas air permukaan cukup sulit untuk
memenuhi baku mutu yang diinginkan sesuai dengan
fungsinya
Polusi dari industri dan domestik merupakan sumber terbesar
masuknya kotoran yang tidak diinginkan pada air permukaan.

Seperti, impurities dalam air yang digunakan di industri dapat


menyebabkan :
terbentuknya deposit, korosi pada metal, busa pada
sistem pembangkit steam, fouling mikrobiologi dan
kerusakan kayu di sistem pendingin air.

Hal ini akan menurunkan perpindahan panas, menurunkan kualitas


produk, kerusakan pada metal, kayu atau bahan konstruksi yang
digunakan untuk menyimpan maupun transport.
Presentasi “Industrial and Domestic Water Process Course” , 20 - 23 Juni 2006
23
Jurusan Teknik Kimia FTI-I.T.S
Kandungan Impuritis dalam Air
Jenis “kotoran” pada air yang tidak diinginkan, dapat
diklasifikasikan menjadi :
1. Bahan organik dan anorganik terlarut
2. Gas terlarut, seperti SO2 dan CO2
3. Turbidity (kekeruhan)
4. Warna
5. rasa dan Bau
6. Mokroorganisme

Seberapa jauh kadar “pengotor” dapat ditoleransi, tergantung


dari fungsi dari air tersebut, seperti untuk bahan baku air
minum, air pendingin dan air umpan boiler di industri

Presentasi “Industrial and Domestic Water Process Course” , 20 - 23 Juni 2006


24
Jurusan Teknik Kimia FTI-I.T.S
Kandungan Impuritis dalam Air
Kotoran pada air alamiah (natural) :
Insolubles (bahan tidak terlarut)
Dinyatakan sebagai kekeruhan” atau turbidity
Sediment-partikel kasar yang dapat mengendap karena
perbedaan berat jenisnya
Pada air tanah  0 mg/l
Sungai : sekitar 60.000 mg/l
Untuk air minum maksimum 10 ppm
Calcium dan Magnesium (Ca dan Mg)
- Elemen ini di air dinyatakan sebagai “kesadahan”
- Dalam bentuk bikarbonat, sulfat, khlorida, nitrat
- Menyebabkan deposit (kerak)
- unit sebagai ppm CaCO3
Presentasi “Industrial and Domestic Water Process Course” , 20 - 23 Juni 2006
25
Jurusan Teknik Kimia FTI-I.T.S
Kandungan Impuritis dalam Air
Besi, Mangan dan Silika
• Effek sama dengan kesadahan (hardness) seperti penggunaan
sabun menjadi lebih banyak
• Silika dalam air di alam sekitar 1 – 100 ppm
• Iron (besi) di air hingga 15 ppm
• Ferrous bikarbonat membentuk kerak
• 0.05 ppm menyebabkan gangguan pada industri
• kertas

- Di industri kertas, Manganese, Mn, membentuk deposit dan


noda hitam. 0.2 ppm Mn sudah mampu membentuk kerak
pada sistem perpipaan

Presentasi “Industrial and Domestic Water Process Course” , 20 - 23 Juni 2006


26
Jurusan Teknik Kimia FTI-I.T.S
Kandungan Impuritis dalam Air

Gas-gas terlarut
- oksigen, nitrogen, CO2 dan H2S
- Nitrogen merupakan inert, oksigen penyebab
korosif pada Fe, Zn, brass dan metal lainnya.
- CO2 bebas pada air tanah hingga 50 ppm
- H2S menyebabkan air berbau
Kontaminan
- dari limbah industri, domestik, pertanian, dll
Warna
- dalam unit warna skala PtCo
- berasal dari limbah industri, dari tanaman

Presentasi “Industrial and Domestic Water Process Course” , 20 - 23 Juni 2006


27
Jurusan Teknik Kimia FTI-I.T.S
Dampak Impuritis dalam Air terhadap Pembangkit Steam

Pengaruh dari kotoran pada air pada sistem pembangkit steam antara lain :
Parameter Rumus Sumber Effek yg terjadi Cara
pengolahan
Suspended solid Drainase, indust Priming ,foaming,kerak Pengendapan
Silika SiO2 Deposit mineral Kerak Ion exchange
Kalsium karbonat CaCO3 Deposit mineral Kerak Softening
Kalsium bikarbonat Ca(HCO3)2 Deposit mineral Kerak Softening
Kalsium sulfat CaSO4 Deposit mineral Kerak, korosi Softening
Kalsium khlorida CaCl2 Deposit mineral Kerak Softening
Magnesium karbonat MgCO3 Deposit mineral Kerak Softening
Magnesium bikarbonat Mg(HCO3)2 Deposit mineral Kerak Softening
Magnesium khlorida MgCl2 Deposit mineral Kerak, korosi Softening
Asam bebas HCl, H2SO4 Industrial waste Korosi Netralisasi
Sodium khlorida NaCl Sewage, deposit Korosi pada kondisi tertentu Demineralisasi,
mineral Priming, foaming evaporasi
Sodium karbonat Na2CO3 Deposit mineral Priming, foaming Evaporasi
Sodium bikarbonat NaHCO3 Deposit mineral Korosi Evaporasi
Asam karbonik H2CO3 Atmosfer, deposit Deaeration
mineral Korosi
Oksigen O2 Atmosfer Korosi, priming, foaming De aeration
Grease dan minyak Industrial waste Korosi, priming, foaming Filtrasi
Bahan organik Domestic and Coagulation
industrial waste f iltrasi,
evaporasi

28
Problem yang umum disebabkan kotoran pada air (Drew )
A B C D E F G H

Uniform corrosion x x x x x x x x
Localized corrosion x x x x x x x x
Stress corrosion - - - - x x - -
Dezincification corrosion x - x x - - x x
Ammonia attack of brass - - x x - - - -
Dissimilar metal corrosion x x x x - - x x
Chloride attack of stainless s x - x - - - x -
Caustic attack - - - - - x - -
Hydrogen damage - - - - - x - -
Inorganic deposit x x x x x x x x
Microbiological fouling x - x x - - x -
Deterioration of cooling tower
tumber - - x - - - - -
Carry over - - - - x x - -
A : Once through cooling water systems, B : Closed circulating cooling water systems, C : Open circulating cooling water
systems , D : Air conditioning systems, E : Low pressure steam generating systems , F : High pressure steam generating
29 systems, G : Process water , H : Potable water
Karakteristik spesifik dari air permukaan yang dapat digunakan
sebagai sumber untuk air industri

Boiler makeup water Cooling water

0 – 1500 700 – 5000 once makeup once makeup


psig psig through recycle through recycle

Silica SiO2 150 150 50 150 25 25


Aluminium , Al 3 3 3 3 - -
Iron Fe 80 80 14 80 1,0 1.0
Manganese, Mn 10 10 2,5 10 0.02 0.02
Copper Cu - - - - - -
Calcium Ca - - 500 500 1200 1200
Magnesium Mg - - - - - -
Sodium + potassium (Na+K) - - - - - -
Ammonia , NH3 - - - - - -
Bicarbonat, HCO3 600 600 600 600 180 180
Sulfat , SO4 1400 1400 680 681 2700 2700
Chloride, Cl 19000 19000 600 500 22000 22000
Flouride, F - - - - - -
30
Lanjutan :

Boiler makeup water Cooling water

0 – 1500 700 – 5000 once makeup once makeup


psig psig through recycle through recycle

Nitrate, NO3 - - 30 30 - -
Phosphate, PO4 - 50 4 4 5 5
Dissolved solid 35.000 35.000 1.000 1.000 35.000 35.000
Suspended solid 15.000 15.000 1.500 15.000 250 250
Hardness (CaCO3) 5.000 5.000 850 850 7.000 7.000
Alkalinity (CaCO3) 500 500 500 500 150 150
Acidity (CaCO3) 1.000 1.000 0 200 0 0
pH (unit) - - 5 – 8,9 3,5-9,1 5 – 8.4 5 – 8.4
Color (unit) 1.200 1.200 - 1.200 - -
Organic (methylene blue active 2 10 1.3 1,3 - 1.3
substance)
100 * 100
CCl4 extract 100 100 *
COD (O2) 100 500 - 100 - 200

Hydrogen sulfide, H2S - - - - 4 4


Temperatur oF 120 120 100 120 100 120

Sumber : J.W.Clark, “Water Supply”


31 * no floating oil
Process Water

Textile Lumber Pulp & Chemical Petroleum Metal


industry Industry Paper Industry Industry Industry
Silica SiO2 - - 50 - 50 -
Aluminium , Al - - - - - -
Iron Fe 0.3 - 2.6 5 15 -
Manganese, Mn 1.0 - - 3 - -
Copper Cu 0.5 - - - - -
Calcium Ca - - - 200 220 -
Magnesium Mg - - - 100 85 -
Sodium + potassium (Na+K) - - - - 230 -
Ammonia , NH3 - - - - - -
Bicarbonat, HCO3 - - - 600 480 -
Sulfat , SO4 - - - 850 570 -
Chloride, Cl - - 200 500 1600 500
Flouride, F - - - - 1,2 -
Nitrate, NO3 - - - - 8 -
Phosphate, PO4 - - - - - -
Dissolved solid 150 - 1.080 2.500 3.500 1500
32
Process Water

Textile Lumber Pulp & Chemical Petroleum Metal


industry Industry Paper Industry Industry Industry
Suspended solid 1.000 - - 10.000 5000 3.000
Hardness (CaCO3) 120 - 485 1.000 900 1.000
Alkalinity (CaCO3) - - - 500 - 200
Acidity (CaCO3) - - - - - 75
pH (unit) 6–8 5-9 4,6 – 9,4 5,5 – 9 6–9 3–9
Color (unit) - - 360 500 25 -
Organic (methylene blue active - - - - - -
substance)
CCl4 extract - - - - - 30

COD (O2) - - - - - -

Hydrogen sulfide, H2S - - - - - -

Temperatur oF - - 95 - - 100

Sumber : John Clark “Water Supply and Pollution Control”

33
Kebutuhan Air untuk Industri

Untuk industri, air dibutuhkan untuk


- air proses (process water)
- pembangkit steam (steam generation)
- air pendingin (cooling water)
- air sanitasi (domestik)

Dengan persyaratan kualitas sesuai dengan kegunaannya

Presentasi “Industrial and Domestic Water Process Course” , 20 - 23 Juni 2006


34
Jurusan Teknik Kimia FTI-I.T.S
Kebutuhan Air untuk Industri

Sebagai air pendingin, air digunakan karena mempunyai sifat :


 tidak terurai
 mudah diatur dan dikerjakan
 dapat menyerap kalor yang tinggi per satuan volume
 tidak mudah mengembang atau menyusut di dalam
batasan perubahan suhu pendinginan
 relatip mudah didapat dan lebih murah dari bahan lain

Air yang digunakan disyaratkan agar :


 tidak membentuk deposit
 tidak bersifat korosif

Presentasi “Industrial and Domestic Water Process Course” , 20 - 23 Juni 2006


35
Jurusan Teknik Kimia FTI-I.T.S
Kebutuhan Air untuk Industri Lanjutan…….

Sebagai air pembangkit steam


 kesadahan mendekati nol, bebas dari silikat
 oksigen terlarut serendah mungkin
 tidak membentuk kerak & korosif
Sebagai air proses
 untuk industri kertas , harus bebas Fe
 industri fermentasi, bebas mikroorganisme
 industri food & minuman , bebas colliform
 kesadahan rendah
 dll tergantung jenis industrinya
Sebagai air sanitasi
 memenuhi persyaratan Kep. Menkes No. 416 th 1990

Presentasi “Industrial and Domestic Water Process Course” , 20 - 23 Juni 2006


36
Jurusan Teknik Kimia FTI-I.T.S
Kualitas Air Pendingin

Contoh kualitas air untuk air pendingin (60oF)

Total hardness sbg mg/l CaCO3 250


Ca sbg mg/l CaCO3 195
Mg sbg mg/l CaCO3 55
Total alkaliniti, sbg mg/l CaCO3 120
Khlorida sbg mg/l Cl 90
Sulfat sbg mg/l SO4 40
Silika sbg mg/l SiO2 10
pH 6,8
Total dissolved solid mg/l 700
Residual khlorine, mg/l Cl2 0.5

Presentasi “Industrial and Domestic Water Process Course” , 20 - 23 Juni 2006


37
Jurusan Teknik Kimia FTI-I.T.S
Kualitas Air Pendingin Lanjutan…….

Untuk memenuhi persyarakat kualitas, dibutuhkan


pengolahan lanjut dari air baku (air permukaan, danau
maupun air tanah)

1. Pengolahan awal
(flokulasi & koagulasi)
2. Pengolahan air pendingin
3. Pengolahan air pembangkit steam
4. Pengolahan air proses
5. Pengolahan air sanitasi

Presentasi “Industrial and Domestic Water Process Course” , 20 - 23 Juni 2006


38
Jurusan Teknik Kimia FTI-I.T.S
Bagan alir sistem pengolahan air industri
Air baku Koagulan & flokulan

Tangki penampung Flokulasi & koagulasi


filter
sludge

Cooling tower Air pedingin


Tangki air
Alat penukar bersih
panas

Blow down Air proses


Praheater
Limbah cair
Air
pembangkit
steam Cl2

Softener Air sanitasi

steam kondensat

Boiler Alat penukar panas


F.Eff/05
Skema Pengolahan Air

Presentasi “Industrial and Domestic Water Process Course” , 20 - 23 Juni 2006


40
Jurusan Teknik Kimia FTI-I.T.S
Skema Pengolahan Air Lanjutan…….

Presentasi “Industrial and Domestic Water Process Course” , 20 - 23 Juni 2006


41
Jurusan Teknik Kimia FTI-I.T.S
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai