Kelompok 6:
Pada proses koagulasi, koagulan dan air limbah yang akan diolah
dicampurkan dalam suatu wadah atau tempat kemudian dilakukan
pengadukan secara cepat agar diperoleh campuran yang merata
distribusi koagulannya sehingga proses pembentukan gumpalan atau
flok dapat terjadi secara merata pula.
4v 4EM
X
Keterangan :
v Kecepatan partikel
Tetapan dielektrik media
Viskositas medium
X Potensial per panjang unit cell
EM Pergerakan elektrophortik
Potensial Zeta
(a) Tempatkan 1.000 ml sampel ke dalam beaker gelas.
(b) Tambahkan koagulan sesuai variabel secara bertahap
(pH optimum harus dicapai dengan baik oleh potensial zeta
atau prosedur jar test)
(c) Pencampuran cepat sampel pada saat 3 menit setelah
setiap penambahan koagulan, kemudian diikuti dengan
pencampuran lambat.
(d) Tentukan potensial zeta setelah setiap penambahan
reagen dan plot hasil seperti yang ditunjukkan sesuai
grafik. Untuk mempertahankan volume konstan,
kembalikan sampel setelah setiap penentuan
Potensial Zeta
Mekanisme Koagulasi
Proses koagulasi bisa terjadi melalui dua mekanisme :
Diusahakan dengan :
Pengadukan yang cepat
• motor driven impellers yang dipasang
diperlukan untuk pada kolam kecil dimana koagulan
dimasukkan ke dalamnya
mendistribusikan koagulan • Memberikan koagulan pada beberapa
titik turbulensi
secara uniform dalam cairan
• in-line static mixers
• Menggunakan baffled chambers atau
channels atau hydraulic jumps
Jenis Koagulan
a) Alumunium Sulfat (Alum)
■ Alumunium sulfat [Al2(SO4)3.18H2O] adalah salah satu koagulan yang
umum digunakan karena harganya murah dan mudah didapat. Alkalinitas
yang ada di dalam air bereaksi dengan alumunium sulfat (alum)
menghasilkan alumunium hidroksida sesuai dengan persamaan:
Al2(SO4)3.14H2O + 3Ca(HCO3)2 → 3CaSO4 + 2Al(OH)3 + 6CO2 + 14H2O
■ Bila air tidak mangandung alkalinitas untuk bereaksi dengan alum, maka
alkalinitas perlu ditambah. Biasanya alkalinitas dalam bentuk ion
hidroksida (Ca(OH)2) dengan reaksi:
Al2(SO4)3.14H2O + 3Ca(OH)2 → 3CaSO4 + 2Al(OH)3 + 14H2O
■ Alkalinitas bisa juga ditambahkan dalam bentuk ion karbonat dengan
penambahan natrium karbonat. Nilai pH optimum untuk alum sekitar 4,5-
8,0.
b) Ferrous Sulfate (FeSO4)
■ Ferrous Sulfate membutuhkan alkalinitas dalam bentuk ion hidroksida
agar menghasilkan reaksi yang cepat. Senyawa Ca(OH)2 dan NaOH
biasanya ditambahkan untuk meningkatkan pH sampai titik tertentu
dimana ion Fe2+ diendapkan sebagai Fe(OH)3. Reaksinya adalah:
2FeSO4.7H2O + 2Ca(OH)2 + ½ O2 → 2Fe(OH)3 + 2CaSO4 + 13H2O
■ Agar reaksi diatas terjadi, pH harus dinaikkan hingga 7.0 sampai 9,5.
Selain itu, ferrous sulfate digunakan dengan mereaksikannya dengan
klorin dengan reaksi:
3FeSO4.7H2O + 1,5Cl2 → Fe2(SO4)3 + FeCl3 + 21H2O
■ Reaksi ini terjadi pada pH rendah sekitar 4,0.
c) Ferric Sulfate dan Ferric Chloride
Koagulan ini baik dipakai bersama alum, dan dapat menurunkan pemakaian
alum sehingga menghilangkan warna serta memberikan residual hardness
yang lebih rendah
KAPUR (LIME), sebagai CaO, atau Ca(OH)2
Koagulan ini dapat bereaksi dalam air yang mengandung CO2 dan terbentuk
endapat CaCO3
Koagulan ini lebih efektif dan lebih korosif dibanding copperas saja, serta
tidak memerlukan alkalinitas yang tinggi
Koagulan
Keuntungan :
Menghasilkan flok yang kuat
Flok mengendap sangat baik, sehingga mengurangi beban filter
pH koagulasi yang bail pada pH 6 – 9 dan pada pH 3,5 juga terjadi flok
yang kompak dari hidrat ferric oxide yang tidak larut dalam air yang
alkalis
Efektif untuk menghilangkan warna
Koagulan Bantu (Coagulant Aid)
Untuk meningkatkan efisiensi proses koagulasi utama
Activated Silica
Polyelektrolit
Natrium Alginat
Etc..
Koagulan Bantu
Clay (Bentonit)
Digunakan untuk pengolahan air yang berwarna
Activated
Untuk pengolahan air yang keruh, berwarna, kandungan zat organik >> &
suspended matter >>
Polyelektrolit
Senyawa polymer yang mempunyai gugus karboksil, amino atau sulfonat
Polyelektrolit anionik dan non-ionik kurang efektif, namun untuk anionik sangat
efektif digunakan bersama alum dan garam ferri sebagai koagulan utama
a. Polyelektrolit Kationik n+
CH2
CH CH CH2
CH2 + CH2
N
CH3 CH3
Koagulan Bantu
Polyelektrolit non-ionik : Polyelektrolit anionik :
Polyakrilamida (PAM) Polyetilen Oksida Asam Polyaknilik (PAA)
-n
CH2 CH2 CH2 CH2
75-250 4,5-7,0
Alumunium Sulfat Untuk koagulasi koloid dan penghilangan P. Air limbah
dengan kebasaan tinggi dan P rendah stabil. Reaksi
Al2(SO4)3. 18.H2O dasar :
Ferri Chloride 35-150 4,0-7,0 Untuk koagulasi koloid dan penghilangan P. Reaksi dasar
FeCl3. 6.H2O :
FeCl3 + 3H2O → Fe(OH)3 + 3HCl
SURGE
API SEPARATOR DOMESTIC Limbah perkantoran &
Laut BASIN WASTE
sanitasi (BOD, COD)
EQUILIZATION BASIN
- Na2CO3
- Na2S2O3
FLOCCULATION TANK
- Na2SO3 SLUDGE
SLUDGE
SETTLER
Bahan organik,
cell baru
AIR
LAUT
FINAL CHECK BASIN
THANK YOU!