Limbah pada dasarnya berarti suatu bahan yang terbuang atau dibuang
dari suatu sumber hasil aktifitas manusia maupun proses – proses alam, dan
tidak atau belum mempunyai nilai ekonomi bahkan dapat mempunyai nilai
ekonomi yang negative (Gintings, 1995).
Air limbah adalah kotoran dari masyarakat dan rumah tangga dan juga
berasal dari industri, air tanah, air permukaan, serta buangan lainnya. Dengan
demikian air buangan ini merupakan hal yang bersifat kotoran umum
(Sugiharto, 1987).
1
SMK NEGERI 5 SURABAYA
misalnya : Cu, Mn, Hg, dan lain – lain. Oleh sebab itu perlu dilakukan
pengolahan terhadap limbah cair tersebut.
Limbah cair adalah suatu cairan yang dihasilkan dari suatu proses atau
kegiatan. Adapun limbah itu sendiri dapat b erasal dari limbah industry dan
domestic. Jumlah air limbah tersebut yaitu dari industri, tergantung dari jenis
dan besar kecilnya industri dari derajat pengolahan air limbah yang ada.
Limbah cair industri adalah limbah dalam wujud cair yang dihasilkan
oleh usaha atau kegiatan industri yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat
menurunkan kualitas lingkungan ( Perda Provinsi Jatim No. 5 Tahun 2000 ).
2
SMK NEGERI 5 SURABAYA
2.3 Karakteristik Air Limbah
a. Warna
Air limbah yang masih segar umumnya berwarna abu – abu dan
sebagian akibat dari penguraian senyawa – senyawa organic oleh bakteri,
maka air limbah menjadi hitam. Hal ini menunjukkan bahwa air limbah
berada pada keadaan septic (Metcalf dan Eddy, 1991).
b. Bau
c. Temperature
3
SMK NEGERI 5 SURABAYA
yang lebih panas dari pemakaian rumah tangga atau aktifitas – aktifitas
pabrik. Temperature air limbah member pengaruh kehidupan dalam air,
kelarutan gas, aktifitas bakteri, serta reaksi – reaksi kimia dan kecepatan
reaksi (Metcalf dan Eddy, 1991).
d. Total Padatan
a. Senyawa Organik
Kira – kira 75% suspended solid dan 40% filterable solid dalam
air limbah merupakan senyawa – senyawa organic. Senyawa organic
tersebut berasal dari kombinasi karbon, hydrogen, dan oksigen, serta
nitrogen dalam senyawa. Senyawa organic yang terdapat dalam air
limbah antara lain :
• Protein : 40 – 60%
• Karbohidrat : 25 - 50%
b. Senyawa Anorganik
c. Gas – Gas
Gas –gas yang terdapat dalm air limbah yang belum diolah antara
lain : N2, O2, CO2, H2S, NH3, dan CH4. Dan ketiga gas yang disebut
pertama, terdapat dalam air limbah sebagai akibat dari adanya kontak
4
SMK NEGERI 5 SURABAYA
langsung air limbah dengan udara. Sedangakan ketiga gas yang terakhir
dari dekomposisi zat – zat organik oleh bakteri dalam air limbah
(Metcalf dan Eddy, 1991).
Indikasi pencemaran air dapat kita ketahui baik secara visual maupun
pengujian.
2. Perubahan warna, bau dan rasa. Air normal dan air bersih tidak akan
berwarna, sehinggatampak bening / jernih. Bila kondisi air warnanya
berubah maka hal tersebut merupakan salah satu indikasi bahwa air
5
SMK NEGERI 5 SURABAYA
tercemar. Timbulnya bau pada air lingkungan merupakan indikasi kuat
bahwa air telah tercemar. Air yang berbau dapat berasal dari limmbah
industry atau hasil dari degradasi oleh mikroba. Mikroba yang hidup dalam
air akan mengubah senyawa organic mwnjadi bahan yang mudah menguap
dan berbau sehingga mengubah rasa.
3. Timbulnya endapan, koloid dan bahan terlarut. Endapan koloid dan bahan
terlarut berasal dari adanya limbah industry yang berbentuk padat. Limbah
industri yang berbentuk padat, bila tidak larut sempurna akan mengendap
didasar sungai dan yang larut sebagian akan menjadi koloid dan akan
menghalangi bahan – bahan organic yang sulit diukur melalui uji BOD
karena sulit didegradasi melalui reaksi biokomia, namun dapat diukur
melalui uji COD. Adapun pencemaran air pada umumnya terdiri dari:
6
SMK NEGERI 5 SURABAYA
2.5 Bioremediasi
7
SMK NEGERI 5 SURABAYA
b. Sedimentasi primer
Limbah pada tahap ini telah terbebas dari solid berukuran besar dan
materi yang mengapung. Namun limbah ini masih mengandung partikel
tersuspensi yang ukurannya terentang antara 0,05 – 1 mm. partikel inilah
yang disebut dengan settleable solid. Peran dari sedimentasi primer ini
adalah untuk menghilangkan partikel ini. Tahap sedimentasi primer bukan
tahap yang harus ada atau esensia dalam system pengolahan limbah.
Walaupun demikian sedimentasi primer dapat mengurangi nilai BOD sampai
40%. Keuntungan lainnya meliputi penggunaan reactor yang klebih kecil
untuk tahap pengolahan limbah berikutnya (karena BOD telah berkurang)
sehingga dapat menghemat biaya operasi. Selain itu tahap sedimentasi
primer akan menyebabkan sedimentasi sekunder dapat dilakukan di tempat
yang lebih kecil.
c. Secondary treatment
d. Sedimentasi sekunder
e. Klorinasi
Tahap ini adalah tahap akhir sebelum effluent hasil pengolahan dapat
dibuang ke lingkungan. Klorinasi berperan untuk membunuh
mikroorganisme yang tadinya berperan dalam bioremediasi. Dengan
demikian lingkungan tidak menerima berbagai jenis mikroorganisme yang
kemungkinan dapat mengacaukan ekosistem perairan yang bersangkutan
(Horan, 1990).
8
SMK NEGERI 5 SURABAYA
2.6 Baku Mutu Limbah
3. DO (Disolved Oxygen)
6. pH
7. Anion Kation
1. Parameter organik, meliputi : COD, DO, minyak, phenol, dan lain – lain.
Sesuai dengan batasan air limbah yang merupakan benda sisa, maka air
limbah sudah tidak dipergunakan lagi. Akan tetapi, tidak berarti air limbah tidak
9
SMK NEGERI 5 SURABAYA
perlu diolah. Karena apabila limbah tidak dikelola dengan baik dan benar maka
akan menimbulkan gangguan tehadap lingkungan dan kehidupan yang ada.
Menurut Sugiharto (1987) menyatakan bahwa efek buruk dari air limbah dapat
menyebabkan terjadinya berbagai macam gangguan, antara lain :
10
SMK NEGERI 5 SURABAYA
Lemak merupakan sebagian besar komponen air limbah yang mempunyai
sifat menggumpal pada suhu udara normal, dan akan berubah cair pada suhu
panas. Lemak yang berupa cairan pada saat dibuang ke saluran air limbah
akan menumpuk secara komulatif pada saluran tersebut Karen alemak
mengalami pendinginan dan lemak akan menempel pada dinding saluran
sehingga menimbulkan penyumbatan. Selai itu lemak yang menempel akan
mengakibatkan kebocoran pada saluran limbah.
2. SS (Settleable Solid)
3. DO (Dissolved Oxigen)
6. Transparansi
7. pH
12
SMK NEGERI 5 SURABAYA
Untuk mendukung kelancaran proses dikenakan biaya pemeliharaan dan operasi
dari system pengolahan limbah yang dikenal dengan istilah BPO kepada semua pabrik
yang ada di kawasan industry yang dikeloal oleh PT. IPAL SIER (Persero) sesuai
dengan Pasal 11 surat perjanjian sewa – menyewa pabrik dan Pasal 8 surat perjanjian
sewa – menyewa SUIK. BPO ini berlaku selama 1 tahun dan diadakan peninjauan
kembali setiap tahun.
Penentuan besarnya BPO yang harus dibayar oleh tiap pabrik didasarkan pada :
1. Besarnya beban polusi air (limbah yang dibuang ke saluran air limbah PT. IPAL
SIER (Persero))
Sumber air limbah yang diolah di PT. IPAL SIER (Persero) berasal dari seluruh
pabrik dan perkantoran yang berada di kawasan Rungkut dan Brebek. Jumlah pabrik
dan perkantoran yang membuang air limbah di PT. IPAL SIER (Persero) sebanyak 393
perusahaan. Nama – nama perusahan tersebut dapat dilihat pada lampiran.
Sumber air limbah yang masuk ke PT. IPAL SIER (Persero) Surabaya beraneka
ragam. Air limbah yang masuk ke IPAL berasal dari berbagai jenis industry diantaranya
:
b. Industry plastic
c. Industry logam
d. Industry kimia
f. Industry tembakau
g. Industry tekstil
h. Industri karet
13
SMK NEGERI 5 SURABAYA
5.3 PERSYARATAN AIR LIMBAH
Air limbah sebelum masuk ke saluran air limbah yang ada di PT. IPAL SIER
(Persero) maka tiap – tiap industry harus memenuhi semua persyaratan yang telah
ditetapkan oleh pihak PT. IPAL SIER (Persero). Hal ini dilakukan agar tidak
merusak saluran, mesin, dan peralatan yang ada di PT. IPAL SIER (Persero),
dimana persyaratan dan ketentuan untuk karakteristik air limbah tersebut dibuat
menyesuaikan dengan design bangunan pengolahan air limbah di PT. IPAL SIER
(Persero). Ketentuan itu dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Ketentuan umum
Bahan yang dilarang dibuang ke dalam system saluran air limbah kawasan
industry yang dikelola PT. SIER (Persero) antara lain :
• Air hujan, air tanah, air dari talang, air dari pekarangan.
• Kalsium karbida
• Cairan, zat padat dan gas yang karena jumlahnya sudah cukup
untuk dapat menimbulkan kebakaran atau ledakan yang dapat
menyebabkan kerusakan system saluran air limbah.
• Bahan radioaktif.
14
SMK NEGERI 5 SURABAYA
• Bahan yang dapat merusak atau mengganggu mesin maupun
peralatan yang terpasang dalam saluran dan system pengolahan air
limbah.
• Limbah padat.
b. Ketentuan khusus
Secara khusus, air limbah yang boleh dibuang ke system saluran air limbah PT.
IPAL SIER (Persero) tiidak boleh melebihi standart yang telah ditetapkan, yaitu
yang tercantum pada table berikut :
15
SMK NEGERI 5 SURABAYA
2.14 Sulfida S 1 Mg/ l
Jika air limbah akan dibuang oleh suatu industry ke system saluran air limbah ke
PT. IPAL SIER (Persero) melebihi standart. Maka industry tersebut wajib
menggunakan pengolahan pendahuluan (pretreatment) sebelum air limbahnya masuk ke
saluran tersebut. Standart limbah yang masuk ke PT. IPAL SIER (Persero) telah
dicantumkan seperti pada lampiran.
1. Sumur pengumpul
16
SMK NEGERI 5 SURABAYA
Sumur pengumpul ini berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air limbah
yang bersunber dari semua industri –industri di kawasan PT. IPAL SIER (Persero).
Namun, air limbah atau air buangan dari setiap industry harus memenuhi standar yang
telah ditentukan oleh PT.IPAL SIER (Persero). Sumur ini berbentuk lingkaran (circular)
dengan diameter 5 m dan kedalaman ± 8 m. sumur ini terbagi menjadi dua bagian yang
dibatasi oleh beton setebal 30 cm,kedua bagian tersebut adalah :
• Dua buah pipa yang besarnya masing – masing 400 mm dan 600 mm yang
berfungsi sebagai saluran buangan industry dan perkantoran.
• Dua buah rel yang terpasang pada dinding sumur dan papan yang terbentang ±
4 m yang digunakan sebagai pijakkan petugas yang akan membersihkan sumur.
• Saringan kasar yang terpasang pada piapa induk dan berfungsi untuk menahan
benda –benda besar yang masuk dalam sumur basah seperti : kayu, plastic,
kaleng, dan lain – lain.
Debit yang masuk ke sumur pengumpul ini ±8000 l/hari. Jumlah debit yang masuk
tergantung pada aktifitas perkantoran dan pabrik disekitar PT. IPAL SIER (Persero).
Dalam sumur pengumpul limbah cair akan mengalami homogenisasi sehingga pada saat
dialirkan ke proses selanjutnya akan mempunyai kondisi dan beban pencemaran yang
sama. Limbah cair di sumur pengumpul ini dipompa menggunakan pompa sentrifugal
dengan debit 60 l/ detik.
17
SMK NEGERI 5 SURABAYA
Pada sumur ini diambil sample influent limbah cair untuk diteliti di dalam
laboratorium untuk diketahui jumlah COD, DO, dan lain – lain. Hal tersebut dilakukan
karena limbah cair yang masuk ke dalam PT. IPAL SIER (Persero) harus memenuhi
standart yang telah ditentukan.
2. Sumur kering
Sumur yang ada di IPAL adalah sumur yang sering disebut dengan rumah pompa.
Perlu kita ketahui bahwa di dalam rumah pompa tersebut ada 4 pompa yang
berfungsi membantu jalannya pengolahan limbah yang ada dii IPAL. Pompa tersebut
adalah pompa centrifugal yang secara otomatis dapat bekrja dengan sendirinya dengan
level control untuk memompa air limbah ke bak pengendap pertama (primary settling
tank).
Pompa ini masing –masing dapat bekerja dalm mengalirkan air limbah dengan debit
60 liter/dt. Dan peralatan yang digunakan di rumah pompa ini antara lain :
Bak pengendap pertama atau settling tank mempunyai fungsi umum yaitu :
18
SMK NEGERI 5 SURABAYA
Mengendapkan pertikel – partikel terutama zat padat
tersuspensi secara gravitasi
Bak pengendap pertama berbentuk persegi panjang yang dilengkapi dengan buffle
serta tiga bak kecil yang memiliki fungsi tertentu.
19
SMK NEGERI 5 SURABAYA
terapung agar tidak masuk ke tahap slanjutnya, misalnya :
plastic, busa deterjen, minyak dan partikel terapung
lainnya. Dan kemudian dibelokkan ke selokan dan di
alirrkan ke bak floating (floating tank) ini benda – benda
tterapung tersebut akan diambil secara mekanik
sedangkan air yang berada dibawah akan dialirkan
kedalm oxidation ditch.
b. Waktu detensi
20
SMK NEGERI 5 SURABAYA
c. Laju air
Kecepatan air yang deras akan dihasilkan waktu detensi yang kecil maka
didapatkan proses pengendapan yang kurang baik, sedangkan pada aliran yang
kecil mengakibatka waktu detensi yang lama akan menimbulkan pembusukan
pada bak pengendapan pertama.
d. Kecepatan pengendapan
- Panjang : + 40 m
- Lebar : + 10 m
- Kedalaman : + 1,6 – 3 m
Pada bak ini juga diambil sample untuk meneliti kandungan BOD, COD,
dan lain – lain sebagai overflow primary settling (OPS).
Pada oxidation ditch ini, air limbah diolah secara biologis dengan bantuan
mikroorganisme pengurai air limbah, sehingga dibutuhkan oksigen untuk aktivitas
organisme dalam menguraikan bahan organic dalam air limbah. Kebutuhan oksigen
diperoleh dari proses aerasi dengan menggunakan Mammoth Rotor.
21
SMK NEGERI 5 SURABAYA
Gambar : Oxidation Ditch
Pada setiap unit oxidation ditch dilengkapi dengan unit mammoth rotor yang
berfungsi untuk mengaduk limbah sehingga dapat diperoleh oksigen yang cukup untuk
proses pengolahan.
Pada oxidation ditch ini harus diteliti kadar lumpur yang masuk ke dalam bak
oksidasi karena jika terlalu banyak ataupun terlalu sedikit lumpur yang ada maka proses
pengolahan tidak akan berjalan dengan baik.
5. Distribution box
Di dalam bak pembagi ini lumpur aktif yang masih tercampur dengan air limbah
dari oxidation ditch akan dibagi menjadi dua bagian. Satu bagian akan dialirkan ke bak
pengendap kedua (clarifier) dan satu bagian lagi akan dialirkan kedalam oxidation ditch
(di recycle) sebesar 30% dari total lumpur yang masuk ke bak pembagi (distribution
box).
22
SMK NEGERI 5 SURABAYA
Gambar : Bak pembagi (Distribution Box)
Bak ini dilengkapi dua pompa yang berfungsi submersible yang berfungsi
mengalirkan lumpur yang akan dibuang ke bak pengering lumpur dan srew pump yang
berfungsi untuk mengembalikan lumpur ke oxidation ditch sebagai return sludge.
a. Screw pump
- Daya : 17 KW
- Frekuensi putaran : 50 Hz
- Kapasitas : 60 m3/menit
b. Submersible pump
23
SMK NEGERI 5 SURABAYA
- Daya : 3,75 KW
- Frekuensi putaran : 50 Hz
- Panjang : 7,2 m
- Lebar :4m
- Kedalaman : 3 m
Bak pengendap kedua ini berfungsi sebagai pengendap lumpur yang terkandung
dalam air limbah setelah melewati proses oksidasi sehingga air menjadi bersih untuk
dibuang ke sungai. Pada bak pengendap kedua ini dilengkapi dengan alat pengeruk
lumpur atau scrapper. Alat ini berbentuk jembatan (scrubber bridge) yang mampu
membentang dari arah tengah bak seperti jari – jari lingkaran yang mampu mengintari
bak.
Alat ini biasanya digerakkan oleh motor listrik dengan daya 0,25 KW dan
frekuensinya 50 Hz. Gerakan pada alat ini sangat lambat dikarenakan untuk mencegah
terjadinya gelombang pada air saat pemutaran. Gelombang air akan dapat mengganggu
pengendapan (sedimentasi).
24
SMK NEGERI 5 SURABAYA
Spesifikasi dari bak pengendap kedua ini antara lain ;
Bentuk : cicular
Jumlah : 2 buah
Diameter : 21 m
Bak ini berbentuk persegi panjang yang memiliki dasar kemiringan. Bak ini
dilengkapi pasir kasar, pasir halus dan batuan sebagai penyaring. Pasir ini harus terus
diisi saat pengerukan limbah cair karena jumlahnya akan terus berkurang pada saat
pengerukan. Pengeringan di bak ini dilakukan dengan bantuan dari sinar matahari
langsung.
Di IPAL PT. SIER (Persero) Surabaya terdapat 2 jenis bak pengering yaitu:
25
SMK NEGERI 5 SURABAYA
26
SMK NEGERI 5 SURABAYA