Anda di halaman 1dari 16

Sistem Pengolahan

Biologis KOLAM
Nama :
Hilmi Fauzi

KOLAM AERASI (Lagoon


Aeration)
Lagoon aeration adalah unit pengolahan biologis yang
dilengkapi dengan aerator. Menurut Metcalf dan Eddy (1991),
kolam aerasi adalah suatu unit proses pengolahan air limbah
dengan memanfaatkan mikroorganisme tersuspensi tanpa
menggunakan resirkulasi lumpur. Penambahan udara pada
kolam oksidasi dilakukan dengan menggunakan aerator.
Biomassa yang terbentuk akan mendegradasi polutan
organik. Penyediaan oksigen juga terkadang mendapat
bantuan dari fotosintesis alga maupun ganggang dalam
kolam tersebut.
Penambahan oksigen ke dalam laguna dilakukan dengan
pengadukan atau difusi udara. Dalam laguna aerobik,
oksigen terlarut dan padatan tersuspensi teraduk dengan
baik, dari mikroorganisme yang bekerja pun termasuk
mikroorganisme aerobik. Kebutuhan energi untuklaguna
aerobik berkisar antara 14 -20 hp/sejuta gallon. (Gunawan,
Yuli, 2006)

Lagoon dibagi menjadi tiga,


yaitu :
Kolam stabilisasi
Kolam Stabilisasi atau Waste Stabilization Ponds (WSPs) adalah
salah satu metode pengolahan air limbah alami. Kolam stabilisasi
biasanya dirancang untuk beroperasi pada rasio F/M yang tinggi
atau waktu detensi lumpur yang pendek. Sistem ini mencapai
stabilisasi organic yang kecil karena lebih menekankan konversi
material organic terlarut manjadi materi organic seluler.
Prinsip dasar dari kolam stabilisasi adalah menyeimbangkan dan
menjaga fluktuasi beban organik dan beban hidrolis limbah air,
mengendapkan partikel padatan dari air limbah di kolam pertama,
memanfaatkan proses fotosintesis yang dilakukan oleh alga sebagai
sumber utama oksigen, proses degradasi bahan organik secara
biologis yang dilakukan oleh mikroorganisme (baik secara aerobik
maupun anaerobik), dan pengurangan organisme patogenik melalui
beberapa proses interaktif.

Kolam fakultatif
Kolam fakultatif yaitu kolam stabilisasi yang menerima air
limbah yang sudah terolah dikolam anaerobik, dan
mengalirkan air yang sudah diolah ke selokan kering atau
ke kolam maturasi.Pada unit fakultatif inilah terjadi
proses utama penyisihan zat organik dengan kehadiran
simbiosis mutualisme antara bakteri heterotrof dan algae.
Pada kolam fakultatif, sebagian besar padatan (solid)
dalam kolam tidak dipertahankan dalam keadaan
tersuspensi, tetapi mengendap pada dasar kolam yang
akan didekomposisikan secara anaerobic. Kolam fakultatif
dirancang untuk waktu detensi lumpur yang lebih lama
( sistem kecepatan rendah) dan stabilisasi organik

Kolam Maturasi
Kolam
maturasi
atau
sering
disebut
kolam
pematangan adalah kolam yang mengolah limbah
cair, terutama secara aerobik karena sebagian besar
zat organik telah terambil pada unit-unit anaerobik
dan fukultatif, sehingga beban organik pada kolam
pematangan menjadi rendah.
Kolam maturasi menerima efluen yang berasal dari
kolam fukultatif dan bertanggung jawab terhadap
kualitas dari efluen akhir.

Tipe kolam aerasi :


Kolam suspensi tercampur, energi yang digunakan hanya
sedikit untuk menjaga lumpur dalam keadaan suspensi.
Kolam Fakultatif, energi digunakan untuk menjaga lumpur
dalam keadaan suspensi dan pengendapan padatan.
Metode aerasi :
1. Jet aerator (dipermukaan/dibawah air)
2. Aerator yang diatas permukaan air (Surface aerator)
3. Injeksi udara melalui difusi dibawah permukaan air

Mekanisme Kolam

Mekanisme Kolam
Proses kerja reaktor ini ialah menampung air limbah dalam sebuah
kolam besar yang diatur supaya suasana aerobik berjalan melalui
pengadukan mekanis ataupun memasang penggelembung udara
Dengan menggunakan aerator, maka aerator tersebut akan
membuat goncangan pada seluruh permukaan air.
Akibat turbulensi yang kuat dalam pemasukan oksigen maka
ganggang tidak dapat tumbuh. Laju muatan dinyatakan dalam
satuan berat kebutuhan oksigen pada unit volume per hari. Volume
total dianggap sebagai reaktor biologis dan jumlah luas permukaan
kurang diperhatikan. Kecepatan reaksibiologis dipengaruhi oleh
suhu.
Air limbah diolah dengan aliran kontinyu
Pengolahan lumpur dioperasikan tanpa resirkulasi
Turbulensi yang diciptakan dalam proses ini digunakan untuk
menjaga suspensi pertumbuhan mikroorganisme dalam lagoon
Untuk pengendapan akhir, digunakan tangki pengendapan atau
kolam stabilisasi fakultatif

Kelebihan & kekurangan


Kelebihan
1. Biaya pemeliharaan cukup rendah.
2. Effluent yang dihasilkan baik karea daya larut oksigen dalam air
limbah lebih besar sehingga mengoptimalkan kinerja
mikroorganisme.
3. Dapat menampung air limbah dengan kuantitas volume yang
sangat besar.
4. Tidak menimbulkan bau.
Kekurangan
1. Waktu detensinya yang relatif besar yaitu 26 hari (Qasim, 1985),
sehingga lahan yang dibutuhkan besar.
2. Membutuhkan energi yang besar, karena disamping untuk
mensuplai oksigen juga untuk pengadukan secara sempurna.
3. Distribusi oksigen tidak merata, Selain itu proses ini sulit untuk
dimodifikasi
4. Aerated lagoon juga menghasilkan efluen dengan konsentrasi TSS
yang cukup tinggi yaitu sekitar 80250 mg/l (Qasim, 1985).
Konsentrasi TSS efluen aerated lagoon ini lebih tinggi daripada
proses lumpur aktif, sehingga lumpur yang dihasilkan lebih banyak.

Kriteria desain lagoon


aeration
Parameter

Simbol
Besaran
SRT
c
3-6
Kedalaman kolam
D
2,5-5
Koefisien penyisihan
K
2-10
BOD5 terlarut
Koefisien kinetik
Y
0,4-0,8
pertumbuhan sel
maksimum
Koefisien kematian
Koefisien temperatur
Half velocity constant
Faktor
proporsionalitas

Kd

Ks
F

Sumber : (Metcalf & Eddy)

0,025-0,075
1.04-1.10
25-100
12x10-6

Satuan
Hari
M
Hari

Sumber
McKinney
Eckenfelder
Metcalf&Eddy

mg
sel
tumbuh
/
mg,BOD5
terkonsumsi
hari-1
mg BOD5/l
-

Metcalf&Eddy

Metcalf&Eddy
Metcalf&Eddy
Metcalf&Eddy
Metcalf&Eddy

Kriteria desain kolam


fakultatif
Parameter
Waktu detensi
Kedalaman kolam
Efisiensi
Penyisihan BOD
Beban BOD
Sudut Kemiringan
Kolam

Sumber : (Metcalf & Eddy)

Simb
ol
Td

Besar
an
5-30

1-2
80-95
50-180
1:3

Satuan
hari

Sumber

Metcalf&E
ddy
m
Metcalf&E
ddy
%
Metcalf&E
ddy
lb/acre.h Metcalf&E
ari
ddy
Metcalf&E
ddy

Kriteria desain kolam


maturasi
Parameter

Simb

Besar

Satuan

Sumber

Waktu tinggal

ol
Td

an
5-20

Hari

Kedalaman kolam

3-5

Efisiensi

60-80

Penyisihan BOD
Beban BOD

Metcalf&Ed
dy
Metcalf&Ed
dy
Metcalf&Ed
dy

15

Sumber : (Metcalf & Eddy)

lb/acre.h Metcalf&Ed
dy
ari

Rumus
Persamaan pengaruh
temperatur menurut Mancini
dan Barnhart :
(Ti Tw) = (TwTa) f
A/Q
Dimana:
Ti = temperatur influent
Tw= temperatur lagoon
f = faktor proposional, diambil 0.5
A = luas permukaan, m 2
Q = debit air buangan, m 3 /hari

Contoh Aplikasi Pengolahan


PT. Sukun Tekstil
Dimensi Kolam : Kapa sitas 2000m3/hari

Q masuk = 460m3/hari

Hasil analisi
Kolam pengolahan biologis di PT. Sukun Tekstil terdisri dari
3 kolam, yaitu 1 kolam anaerob, 1 kolam fakultatif, dan 1
kolam maturasi.
2. Kualitas air limbah setelah diolah sudah memenuhi baku
mutu.
3. Kapasitas kolam adalah 2000 m3/hari, namun limbah
eksisting yang diolah hanya 460 m3/hari.
1.

DAFTAR PUSTAKA
Bowo Djoko M. Teknik Pengolahan Air Limbah Secara Biologis.
Jurusan Teknik Lingkungan ITS.
Gordon M Fair, John C geyer, Daniel A Okun. Water and
Wastewater Engineering. John Wiley & Sons, 1968. Chapter 35
Metcalf & Eddy. Wastewater Treatment and Reuse, Fourth Edition.
Mc-Graw Hill Higher Education, 2003. Chapter 5.
Mark J Hammer. Water & Wastewater Technology. Upper Saddle
River New Jersey Colombus, Ohio, 2004. Chapter 11.
M Razif. Unit Operasi. Teknik Penyehatan, FTSP ITS, 1992.
Pokok Bahasan 2.
Metcalf & Eddy. Wastewater Engineering : Treatment Disposal
Reuse, Second Edition. Tata Mc-Graw Hill Publishing Company
LTD, New Delhi, 1979.
W.Wesley Eckenfelder, Jr. Industrial Water Pollution Control,
second Edition. Mc Graw Hill Book Company, Chapter 3

Anda mungkin juga menyukai