Diusulkan oleh:
Kadek Agus Sugiadnyana
Anggit Dewi Fatonah
Kadek Tenova Satriaman
Kadek Krisna Dwi Mahartini
1303051004
1303051008
1413071009
1213041002
TA/2013
TA/2013
TA/2014
TA/2012
2. Bidang Kegiatan
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a.
Nama Lengakap
b.
NIM
c.
Jurusan
d.
Universitas
e.
Alamat
Rumah
dan No. HP
f.
Desa
Kalibukbuk,
Alamat email
5. Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap dan Gelar
b. NIDN
c. Alamat Rumah dan No. HP
6. Biaya Penelitian Keseluruhan
a. Dikti
b. Sumber lain
Usul Jangka Waktu Penelitian
: 4 orang
: Dr. I Made Gunamantha, S.T.,MMT
: 0024086806
: Jalan A.Yani Gang Wedapurna III/08179782875
: Rp. 12.500.00
:: 6 (enam) bulan
Ketua Pelaksana
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul...
Halaman Pengesahan
Daftar Isi...........
Ringkasan...
BAB I.
PENDAHULUAN
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
BAB III. METODE PENELITIAN
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1
Biaya Kegiatan
4.2
Jadwal Kegiatan Program
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
i
ii
iii
iv
1
5
9
13
13
13
16
17
iii
Ringkasan
Persoaalan sampah merupakan salah satu penyebab permasalhan lingkungan yang saat ini telah
mendapat perhatian lokal, nasional, maupun global. Sejalan dengan hal tersebut Pemerintah
Indonesia telah menetapkan Undang-Undang no 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
Kata Kunci: Sampah, sanitary landfill, lindi
BAB I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Persoaalan sampah merupakan salah satu penyebab permasalhan lingkungan yang saat ini
telah mendapat perhatian lokal, nasional, maupun global. Sejalan dengan hal tersebut Pemerintah
Indonesia telah menetapkan Undang-Undang no 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
Undang-undang mewajibkan pemerintah daerah harus menutup tempat pemrosesan sampah
akhir yang menggunakan sistem pembuangan terbuka (open dumping) paling lama 5 (lima) tahun
sejak diberlakukannya undang-undang ini. Artinya sejak tahun 2013 tidak ada lagi TPA yang
menerepkan sistem open dumping. Bali khususnya Buleleng sejak tahun 2006 telah
mengupayakan penimbunan sampah dengan cara sanitary landfilling (SL) untuk mengantikan
sistem open dumping yang diterapkan sebelumnya.
Menrut Tchonobanoglous et al., (1993), secara umum sanitary landfilling adalah upaya
untuk menimbun sampah yang dilakukan dengan cara : 1) memasukkan sampah ke dalam lahan
yang sudah di lengkapi fundamen yang kedap air dan saluran lindi dan gas, 2) pemadatan, 3)
penutupan dengan tanah penutup, 4) pemadatan lagi, 5) di atasnya ditempatkan sampah lagi
demikian seterusnya sesuai dengan kedalaman lahan yang telah disiapkan. Pada dasarnya landfill
adalah biorekator skala besar di mana perubahan-perubahan secara fisik, kimia dan biologi
terjadi.pada sampah yang ditimbun didalamnya. Proses fisik, kimia dan biologi yang terjadi
secara simultan pada SL berakibat pada dekomposisi sampah yang menghasilkan gas landfill dan
lindi.
Komponen-komponen
organik
yang
biodegradable
akan
didekomposisi
oleh
mikroorganisme segera setelah ditimbun di dalam landfill. Laju dekomposisi senyawa organik
secara keseluruhan tergantung pada karakteristiknya, jumlah dan kandungan airnya. Umumnya
material-material organik yang ada pada sampah dapat dibagi menjadi tiga klasifikasi utama : 1)
sellulosa dan turunan dari sellulosa, 2) non sellulosa atau turunan sellulosa dan 3) plastik, karet
serta kulit. Sellulosa adalah komponen utama dari limbah organik, seperti kertas, pakaian
rombeng, benang, jerami, dan jaringan tanaman. Dengan pengecualian plastik, senyawa organik
non sellulosa adalah protein, karbohidrat, dan lemak. Dengan komposisi limbah seperti tersebut
di atas, produk akhir dari dekomposisi secara anaerobik sebagian dapat merupakan senyawa
organik yang stabil, asam-asam organik intermediate yang volatile, berbagai gas (meliputi,
karbondioksida,
methan,
nitrogen,
hidrogen
dan
hidrogen
sulfida)
serta
air
lindi
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik lindi yang dihasilkan dari Tempat
Penimbunan Akhir Sampah di Bengkala Singaraja
karena timbunan sampah tidak rapat maka perlu dirapatkan atau ditekan dengan menggunaka
Steel Wheeled Compactor atau dengan cara sampah ditekan dan dibuat dalam bentuk bal bal
pada stasiun pemindahan sampah. Kemudian bal bal sampah tadi ditumpuk pada lokasi landfill
dan diletakkan pada cell cell landfill.
Mengingat landfill secara historis merupakan alternatif paling dominan untuk
pembuangan akhir sampah perkotaan, maka telah terjadi evolusi secara substansial dalam disain
dan operasinya. Semula landfill sering digambarkan sedikit lebih dari sekedar lubang terbuka
atau rawa di mana sampah ditimbun. Sampah sering ditutup dengan cara yang tidak sesuai,
kadangkadang dibakar untuk mengurangi volumenya, dan ini hanyalah merupakan sedikit
upaya untuk mengendalikan limpasan baik dari maupun ke sekitarnya dan migrasi lindi (air yang
dihasilkan dari timbunan sampah) ke bawah pada bagian yang kontak dengan sampah. Pada
tahun 1986 diperkirakan 6000 landfill dioperasikan, dan sebagian besar diantaranya dibangun
tanpa saluran untuk mengumpulkan lindi serta gas yang dihasilkan, dan hampir 50% diantaranya
dekat dengan sumber air baku air minum. Sebagian besar landfilllandfill tersebut belum
dilengkapi dengan lapisan pembatas dan sistem pengumpul lindi.
Istilah landfill dapat disamkan dengan sanitary landfill hanya jika landfill dirancang pada
prinsip-prinsip kontaminan sampah dan dicirikan oleh keberadaan pelapis (liner) dan sistem
pengumpulan lindi untuk mencegah kontaminasi terhadap air. Istilah sanitary landfill
sebelumnya telah digunakan secara luas. Untuk menggambarkan unit timbunan sampah yang
dikonstruksi berdasarkan pada penimbuan dan penutupan tetapi tanpa perlindungan
pencemaran terhadap air tanah. Saat ini menurut Corbitt et al. (2004) sanitary landfill dipandang
sebagai suatu metode rekayasa terhadap penimbunan sampah pada tanah untuk perlingdungan
lingkuangan, dengan menyebarkan sampah dalam lapisan-lapisan tipis, memadatkannya hingga
volumenya menjadi kecil, dan menutupnya dengan tanah yang dipadatkan setiap hari pada setiap
akhir kerja atau dalam interval frekuensi yang lebih banyak bila diperlukan. Sanitary landfill
adalah metode yang tidak dapat dipisahkan dari pengolahan sampah. Mengingat tidak semua
sampah dapat diolah dengan metode thermal maupun biologi, demikian pula metode-metode
tersebut juga menghasilkan produk samping yang keduanya memerlukan tempat penimbunan
yang sesuai.
Oleh karena itu, sanitary landfill memiliki peran yang sangat penting dalam kerangka
pembuangan sampah dan menjadi bagian integral dari strategi-strategi baru berbasis pada
pengelolaan sampah terpadu. Kualitas rancangan sanitary landfill kesesuaian secara teknis,
pembangunan social dan ekonomi, telah diperbaikai secara dramatis dalam tahun-tahun terakhir
ini. Konsep-konsep rancangan terutama dicurahkan kearah penjaminan dampak lingkungan
minimal sesuai dengan observasi yang telah dilakukan paa operasi landfill yang telah tua. Isu
lingkuangan utama terkait dengan landfill adalah berkaitan dengan pembuangan lindi (leachate)
ke dalam lingkungan, dan teknologi landfill saat ini terutama ditentukan oleh kebutuhan untuk
mencegah dan mengendalikan persoalan-persoalan lindi. Isu lainnya adalah upaya untuk
mengurangi emisi landfill yang sebagian besar terdiri dari gas-gas rumah kaca (seperti CH 4 dan
CO2) dengan mengendalikan landfill untuk mengumpulkan gas-gas tersebut.
Pada landfill yang sudah sangat tua, bila hanya menyisakan bahan-bahan organik yang
tidak mudah didegradasi, fase aerobik kedua dapat muncul pada lapisan atas landfill. Dalam fase
ini laju produksi methan sangat rendah dan udara akan mulai terdifusi dari atmosfer, memberikan
peningkatan mintakat aerobik dan mintakat dengan potensi redok terlalu tinggi untuk
pembentukan methan (Christensen dan Kjeldsen, 1989).
2.2.2 Fase Degradasi Anaerobik
Tiga fase berbeda dapat diidentifikasi dalam dekomposisi sampah secara anaerobic. Fase
pertama dari degradasi anaerobic adalah fermentasi asam yang mengakibatkan penurunan pH
lindi, konsentrasi yang tinggi dari asam-asam volatile dan konsentrasi ion-ion anorganik (mis,
C1-, SO42-, Ca, Mg2+, Na+). Kandungan awal dari sulfat dapat dikurangi secara perlahan
sebagai akibat dari penurunan potensial redok dan sulfide-sulfida logam yang dihasilkan secara
bertahap dengan kelarutan yang rendah dan pengendapan ion besi, mangan dan logam-logam
berat lainnya yang dilarutkan karena pembentukan asam (Christensen dan Kjeldsen, 1989).
Penurunan dalam pH diakibatkan oleh tingginya produksi asam-asam lemak volatil dan
tingginya tekanan parsial CO2. Peningkatan konsentrasi anion dan kation adalah karena
liksiviasi bahan-bahan yang mudah larut yang terkandung dalam komponen-komponen sampah
dan produk-produk degradasi bahan-bahan organik. Pada awalnya proses anaerobic dihasilkan
oleh populasi campuran mikroba anaerob, teridiri dari bakteri anaerobic dan fakultatif. Banteri
anerobik fakultatif menurunkan potensi redok sehingga bakteri metanogen dapat tumbuh. Proses
terakhir ini sangat sensitive terhadap keberadaan oksigen dan memerlukan potensi redok di
bawah - 330 mV. Lindi dari fase ini dicirikan dengan nilai BOD yang tinggi (commonly >
10,000 mg 0, L-'), high BODS/COD ratios (umumnya >0.7) dan nilai-nilai pH asam (umumnya
5-6) dan amonia (sekitar 500-1,OOO mg L-') (Robinson,1989).
Phase anaerobic intermedial kedua (Phase III) dimulai dengan pertumbuhan yang lambat
dari bakteri metanogenik. Pertumbuhan ini dapat dihambat oleh ekses asam-asam organik
volatile yang bersifat toksik bagi bakteri metanogenik pada konsentrasi 6,000-16,000 mg L-'
(Stegmann dan Spendlin, 1989). Konsentrasi methan dalam gas meningkat, sedangkan hydrogen,
karbondioksida, dan asam-asam volatile menurun. Selain itu konsentrasi sulfat menurun
memperlihatkan reduksi secra biologi. Konversi terhadap asam-asam lemak mengakibatkan
peningkatan nilai pH dan alkalinitas dengan suatu konsekuensi menurunkan kelarutan dari
10
kalsium, besi, mangan dan logam-logam berat. Akhirnya diendapkan sebagai sulfida. Amonia
dilepaskan dan tidak dikonversi dalam lingkungan anaerobik.
Fase ketiga degrdasi anaerobic (Fase IV) dicirikan dengan fermentasi methanogenik
yang dilakukan oleh bakteri methanogen. Rentangan pH yang ditoleransi oleh bakteri
methanogen adalah 6-8. Pada tahap ini, komposisi lindi dicirikan oleh nilai pH yang hamper
netral, asam-asam volatile konsentrasi rendah dan total padatan terlarut serta biogas dengan
kandungan methan lebih dari 50%. Hal ini menegaskan bahwa solubilasi dari komponenkomponen organik utama telah menurun pada tahap ini dari operasi landfill, walaupun proses
proses dari stabilisasi sampah akan berlangsung terus selama beberapa tahun dan dekade. Lindi
yang dihasilkan selama fase ini dicirikan dengan relative rendahnya BOD, nilai dan rasio
BOD/COD. Amonia dilepaskan secara terus menerus oleh proses-proses asetogenik langkah
pertama.
Phase V Final maturate (Pematangan akhir). Tahap akhir dari dekomposisi sampah
dicirikan oleh rendahnya laju aktivitas biologi. Selama tahapan ini, lindi masih dihasilkan
terutama pada saat musim hujan. Oksigen dan bahan-bahan kimia yang teroksidasi dapat muncil
lagi secara perlahan sejalan dengan peningkatan potensial oksidasi reduksi. Bahan-bahan organik
yang tersisa dapat dikonversi secara lambat dengan kemungkinan menghasilkan bahan-bahan
sejenis humik.
11
konsep neraca massa terhadap perubahan massa air yang masuk dan keluar dari landfill. Neraca
massa air untuk sebuah landfill dapat dinyatakan sebagai berikut :
Air yang masuk ke dalam landfill = Air yang keluar + Air yang tertahan oleh sampah
Air yang keluar (lindi)
= Air yang masuk ke dalam landfill - Air yang tertahan
Air yang masuk ke dalam landfill meliputi : air dari presipitasi (P) dan kandungan air
dalam sampah (Uw), air ini hanya berkontribusi sekali pada massa yang diberikan terhadap
landfiil untuk perhitungan neraca massa tahunan (annual). Air yang keluar landfill meliputi : air
yang keluar karena evapotranspirasi (ET), air yang keluar sebagi lindi (L), dan air yang mengalir
di permukaan (R). Air yang tertahan pada badan sampah adalah air yang ditahan oleh sampah
(Uw) dan air yang tertahan oleh lapisan penutup (Us).
Sehingga neraca massa anualnya adalah :
P + Uw = ET + L + R + Uw + Us
Karena kandungan air dalam sampah hanya berkontribusi sekali pada neraca massa tahunan,
maka Uw dapat di abaikan begitu juga R dan Us dapat dikendalikan dengan pendekatan
teknologi, sehingga persamaan tersebut menjadi :
P = ET + L + Uw atau L = P - Uw - ET
Untuk landfill yang sudah berumur lama maka diasumsikan kandungan air pada sampah sudah
mendekati kesetimbangan (Uw = 0), sehingga persamaan diatas menjadi :
L = P ET (persamaan ini desebut neraca massa air klimatik)
Neraca massa klimatik (climatic water balance) tersebut dapat digunakan untuk
menentukan apakah suatu landfill akan menghasilkan lindi secara signifikan atau tidak, atau
apakah lindi yang dihasilkan perlu dikumpulkan atau tidak serta perlu tidaknya lapisan pembatas
pada bagian dasar untuk mengisolasi landfill dari lingkungan sekitarnya.
Sesuai dengan neraca massa air pada landfill, diketahui bahwa jumlah lindi adalah fungsi
langsung dari jumlah air eksternal yang masuk ke dalam landfill. Pada kenyataannya, jika
landfill dibangun dengan tepat, produksi jumlah lindi yang dapat diukur dapat dieliminasi. Bila
sludge ditambahkan pada sampah untuk meningkatkan jumlah methan yang dihasilkan, fasilitas
pengendalian lindi harus disediakan. Pada beberapa kasus fasilitas pengolahan lindi sangat
diperlukan.
12
umumnya mencapai nilai maksimum selama tahun-tahun pertama operasi landfill (2-3 tahun)
dan menurun secara bertahap pada tahun-tahun berikutnya. Kecenderungan ini umumnya dapat
dihubungkan dengan komponen-komponen organik, indikator-indikator utama polutan organik
(COD, BOD,,TOC), populasi mikrobiologi dan ion-ion inorganik utama (logam-logam berat,
C1-, SO42-, dll.).
13
II.
METODE PENELITIAN
Pertumbuhan
Penduduk
Aktivitas
Ekonomi
Pertumbuhan
Penduduk
Karakteristik
Sampah
Karakteristik
Lindi
Metode Penanganan
Lindi
3.4.1 Bahan
Air lindi dari sanitary landfill di TPA Bengkala Singaraja, Bahan kimia untuk
pemeriksaan parameter uji meliputi: .CEK PROSEDUR
3. Aquades
3.4.2 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: jerigen volume 5 L, termometer air
raksa, pH meter, COD reaktor, UV Vis, AAS, seperangkat alat titrasi, dan Bottle Winkler.
3.5 Pengambilan dan penanganan Sampel
Sampel penelitian berupa air lindi yang diambil dari pipa saluran lindi dari landfill.
Pengambilan sampel dilakukan stu kali dalam sebulan dalam kurun waktu 3 bulan (dari bulan
Maret hingga Mei 2015). Sebelum dilakukan pemeriksaan sampel diawetkan (disesuaikan
dengan parameter uji) dan disimpan pada temperatur 4oc.
3.6 Pengumpulan Data
Adapun data dikumpulkan melalui pemeriksaan laboratorium. Pada bagian berikut akan
diuraikan tahapan pemeriksaan terhadap Besi (Fe), Mangan (Mn), Kalium (K), P Total, N Total,
Klorida (Cl), Sulfat, Fenol, Tembaga (Cu), Plumbun (Pb), Cadmium (Cd),, BOD 5 dan COD.
Data-data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan metode Standar Nasional Indonesia
dengan rincian seperti pada table berikut.
No
1
Parameter
Kode SNI
Besi
SNI 6989.4:2009
Mangan
SNI 6989.5:2009
Kalium
SNI 6989.69:2009
Posfat total
SNI 06-6989.31-2005
N total
SNI 06-6989.52-2005
Klorida
SNI 6989.19:2009
Sulfat
SNI 6989.20:2009
Fenol
SNI 06-6989.21-2004
Tembaga (Cu)
SNI 6989.6:2009
15
10
Plumbun (Pb)
SNI 6989.8:2009
11
Cadmium (Cd)
SNI 6989.16:2009
12
BOD5
SNI 6989.72:2009
13
COD
SNI 6989.2:2009
Jenis Pengeluaran
Peralatan Penunjang
Bahan Habis Pakai
Perjalanan
Lain-lain: administrasi, publikasi, seminar, laporan,
lainnya
Total
Biaya
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.12.500.000,-
Bulan Ke3
4
7
8
Daftar Pustaka
Senior, E. 1995. Microbiologi of landfill Sites.CRC Press, Inc. United State of America
Smith, P, G; Scott, J, S, 2002. Dictionary of Water and Waste Management. IWA. London
Tchobanoglous, George 1977, Solid wastes Engineering Principles and management issues.
McGraw-Hill
J. Klein and J. Winter. 2000. Biotechnology Environmental Processes III Solid Waste and Waste
Gas Treatment, Preparation of Drinking Water Second Edition, Volume l l c WILEYVCH Germany
Miller, P.A and Clesceri, N.L. 2003. Waste Sites as Biological Reactors, Characterization and
Modelling. Lewis Publishers. Florida
Astuti, D. 2008. Analisis Kualitas Air Lindi Di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Putri Cempo
Mojosongo Surakarta. Jurnal Kesehatan, Issn 1979-7621, Vol. 1, Juni 2008 Hal 29-37.
Arbain,, Mardana, N.K., Sudana, I.B. 2008. Pengaruh Air Lindi Tempat Pembuangan Akhir
Sampah Suwung Terhadap Kualitas Air Tanah Dangkal Di Sekitarnya Di Kelurahan
Pedungan Kota Denpasar. ECOTROPHIC. 3(2):55-60
Sabahi, E.A., Rahim, S.A., Zuhairi,W.Y.W., Nozaily, F.A., and Alshaeb,F. 2009. The
Characteristics of Leachate and Groundwater Pollution at Municipal Solid Waste Landfill
of Ibb City, Yemen. American Journal of Environmental Sciences 5 (3): 256-266
Di akses dari situs http://environmentalchemistry.wordpress.com/2010/11/22/sni-kualitas-airbagian-1/Kimia Lingkungan, pada tanggal 14 september 2014
17
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Biodata Ketua Pelaksana
1. Nama lengkap
2. NIM
3. Tempat, tanggal lahir
4. Jenis Kelamin
5. Jurusan
6. Fakultas
7. Institusi
8. Riwayat Pendidikan
No
1
2
3
Nama Sekolah
Tahun
Tempat
Dari
SD No. 4 Kalibukbuk
SINGARAJA
SMP Negeri 3 Banjar
SINGARAJA
SMK
SMTI
Negeri MAKASSAR
2001
2006
2009
Sampai
2006
2009
2012
Makassar
4
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hokum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenunhi salat satu
persyaratan dalam pengajuan Program Kreativitas Mahasiswa.
18
No
1
2
3
4
Nama Sekolah
SD
Tahun
Tempat
Dari
03 JAKARTA
PESANGGRAHAN PAGI
SMP BHAKTIYASA
SMA N 4 SINGARAJA
SELATAN
SINGARAJA
SINGARAJA
2002
Sampai
2007
2007
2010
2010
2013
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hokum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenunhi salat satu
persyaratan dalam pengajuan Program Kreativitas Mahasiswa.
19
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Nama lengkap
NIM
Tempat, tanggal lahir
Jenis Kelamin
Jurusan
Fakultas
Institusi
Riwayat Pendidikan
No
1
2
3
4
Nama Sekolah
SD Negeri 3 Banjar Jawa
SMP Negeri 2 Singaraja
SMA Lab Undiksha
Tahun
Tempat
Dari
SINGARAJA
SINGARAJA
SINGARAJA
2001
2006
2009
Sampai
2006
2009
2012
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hokum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenunhi salat satu
persyaratan dalam pengajuan Program Kreativitas Mahasiswa.
20
No
1
2
3
Nama Sekolah
SD N 1 Banjar Tegal
SMP Lab Undiksha
SMA LAB UNDIKSHA
Tahun
Tempat
Dari
SINGARAJA
SINGARAJA
SINGARAJA
2003
2008
2011
Sampai
2008
2011
2014
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hokum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenunhi salat satu
persyaratan dalam pengajuan Program Kreativitas Mahasiswa.
21
1988
1993
22
No
Material
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Gelas Kimia
Spektrofotometer
Gelas ukur
Labu ukur
Batang pengaduk
Pipet tetes
Gelas arloji
Botol gelap
Pipet volumetri
Labu Erlenmeyer
Jerigen
Corong pisah
Jar test
Alat turbiditas
Justifikasi
Pemakaian
Kuantitas
Harga Satuan
(Rp)
Keterangan
(Rp)
23