Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

ANALISIS KUALITAS AIR LINDI DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR


SAMPAH BENGKALA SINGARAJA
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh:
Kadek Agus Sugiadnyana
Anggit Dewi Fatonah
Kadek Tenova Satriaman
Kadek Krisna Dwi Mahartini

1303051004
1303051008
1413071009
1213041002

TA/2013
TA/2013
TA/2014
TA/2012

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA


SINGARAJA
2014

PENGESAHAN PROPOSAL PKM-PENELITIAN


1. Judul Kegiatan

2. Bidang Kegiatan
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a.
Nama Lengakap
b.
NIM
c.
Jurusan
d.
Universitas
e.
Alamat
Rumah
dan No. HP
f.

: Analisis Kualitas Air Lindi Di Tempat


Pembuangan Akhir Sampah Bengkala Singaraja
: PKM-P
: Kadek Agus Sugiadnyana
: 1303051004
: Analis Kimia
: Pendidikan Ganesha
:Banjar Dinas Celukbuluh,
081936426773
: Kadekagus77@gmail.com

Desa

Kalibukbuk,

Alamat email

4. Anggota Pelaksana Kegiatan

5. Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap dan Gelar
b. NIDN
c. Alamat Rumah dan No. HP
6. Biaya Penelitian Keseluruhan
a. Dikti
b. Sumber lain
Usul Jangka Waktu Penelitian

: 4 orang
: Dr. I Made Gunamantha, S.T.,MMT
: 0024086806
: Jalan A.Yani Gang Wedapurna III/08179782875
: Rp. 12.500.00
:: 6 (enam) bulan

Singaraja, 14 September 2014


Mennyetujui
Ketua Jurusan Analis Kimia

Ketua Pelaksana

(Dr. I Made Gunamantha, S.T.,MMT)


NIP. 196808 200212 1 001
Pembantu Rektor III Undiksha

(Kadek Agus Sugiadyana)


NIM.1303051004
Dosen Pedamping

(Drs. I Gusti Ngurah Pujawan, M/Kes)


NIP. 19601231 1986011 003

(Dr. I Made Gunamantha, S.T.,MMT)


NIP. 196808 200212 1 001

ii

DAFTAR ISI

Halaman Judul...
Halaman Pengesahan
Daftar Isi...........
Ringkasan...
BAB I.
PENDAHULUAN
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
BAB III. METODE PENELITIAN
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1
Biaya Kegiatan
4.2
Jadwal Kegiatan Program
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

i
ii
iii
iv
1
5
9
13
13
13
16
17

iii

Ringkasan

Persoaalan sampah merupakan salah satu penyebab permasalhan lingkungan yang saat ini telah
mendapat perhatian lokal, nasional, maupun global. Sejalan dengan hal tersebut Pemerintah
Indonesia telah menetapkan Undang-Undang no 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
Kata Kunci: Sampah, sanitary landfill, lindi

BAB I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Persoaalan sampah merupakan salah satu penyebab permasalhan lingkungan yang saat ini
telah mendapat perhatian lokal, nasional, maupun global. Sejalan dengan hal tersebut Pemerintah
Indonesia telah menetapkan Undang-Undang no 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
Undang-undang mewajibkan pemerintah daerah harus menutup tempat pemrosesan sampah
akhir yang menggunakan sistem pembuangan terbuka (open dumping) paling lama 5 (lima) tahun
sejak diberlakukannya undang-undang ini. Artinya sejak tahun 2013 tidak ada lagi TPA yang
menerepkan sistem open dumping. Bali khususnya Buleleng sejak tahun 2006 telah
mengupayakan penimbunan sampah dengan cara sanitary landfilling (SL) untuk mengantikan
sistem open dumping yang diterapkan sebelumnya.
Menrut Tchonobanoglous et al., (1993), secara umum sanitary landfilling adalah upaya
untuk menimbun sampah yang dilakukan dengan cara : 1) memasukkan sampah ke dalam lahan
yang sudah di lengkapi fundamen yang kedap air dan saluran lindi dan gas, 2) pemadatan, 3)
penutupan dengan tanah penutup, 4) pemadatan lagi, 5) di atasnya ditempatkan sampah lagi
demikian seterusnya sesuai dengan kedalaman lahan yang telah disiapkan. Pada dasarnya landfill
adalah biorekator skala besar di mana perubahan-perubahan secara fisik, kimia dan biologi
terjadi.pada sampah yang ditimbun didalamnya. Proses fisik, kimia dan biologi yang terjadi
secara simultan pada SL berakibat pada dekomposisi sampah yang menghasilkan gas landfill dan
lindi.
Komponen-komponen

organik

yang

biodegradable

akan

didekomposisi

oleh

mikroorganisme segera setelah ditimbun di dalam landfill. Laju dekomposisi senyawa organik
secara keseluruhan tergantung pada karakteristiknya, jumlah dan kandungan airnya. Umumnya
material-material organik yang ada pada sampah dapat dibagi menjadi tiga klasifikasi utama : 1)
sellulosa dan turunan dari sellulosa, 2) non sellulosa atau turunan sellulosa dan 3) plastik, karet
serta kulit. Sellulosa adalah komponen utama dari limbah organik, seperti kertas, pakaian
rombeng, benang, jerami, dan jaringan tanaman. Dengan pengecualian plastik, senyawa organik
non sellulosa adalah protein, karbohidrat, dan lemak. Dengan komposisi limbah seperti tersebut
di atas, produk akhir dari dekomposisi secara anaerobik sebagian dapat merupakan senyawa
organik yang stabil, asam-asam organik intermediate yang volatile, berbagai gas (meliputi,

karbondioksida,

methan,

nitrogen,

hidrogen

dan

hidrogen

sulfida)

serta

air

lindi

(Tchonobanoglous et al., 1993; Vesilind et al., 2002).


Lindi adalah cairan yang dikumpulkan dari bagian dasar sanitary landfill. Munculnya
lindi sebagai akibat dari perkolasi air hujan, aliran air pada permukaan landfill yang tidak
terkendali, air yang terkandung dalam komponen-komponen sampah, infiltrasi air tanah, dan air
dari hasil penguraian bahan organic dalam landfill. Oleh karena itu, lindi mengandung berbagai
spesies kimia yang berasal dari pelarutan bahan-bahan yang tertimbun bersama sampah dan dari
produk reaksi-reaksi kimia dan biokimia yang terjadi dalam landfill (Tchonobanoglous et al.,
1993; Vesilind et al., 2002). Dengan demikian, polutan-polutan utama dalam landfill dapat
berupa logam berat, bahan-bahan organik (umumnya direpresentasikan sebagai BOD5, dan
COD), amoniak, garam-garam inorganik, dll. Adapun logam berat umumnya konsentrasinya
umumnya tergantung pada system pengumpulan sampah. Ringkasnya, karakteristik dari lindi
tersebut dipengaruhi oleh beberapa factor seperti umur, curah hujan, variasi musim, serta jenis
dan komposisi sampah. Pada umumnya variasi komposisi lindi sangat besar tergantung pada
umur landfill (Reneu et al., 2008 dalam Wei Li et al., 2010).
Sebagai akibat dari kombinasi polutan-polutan (BOD5, COD, amoniak, garam-garam
inorganik, dll.) dalam konsentrasi yang tinggi menjadikan lindi sebagai sumber kontaminan yang
potensial baik terhadap tanah maupun air permukaan. Beberapa penelitian berkaitan dengan
karakterisitk lindi telah banyak dilakukan (seperti: Astuti, 2008; Abrain dkk, 2008; Sabahi
et.al.,2009). Namun demikian hasil dari penelitian tersebut tidak dapat digeneralisasi karena
karakteristik sampah yang ditimbun berbeda beda demikian pula tingkat curah hujan dan kondisi
tanah di sekitar area landfill. Pada sisi lain, pengetahuan tentang karakteristik lindi sangat
penting sebagai dasar pertimbangan untuk menentukan metode penanganannya.
Penelitian ini adalah mengetahui konsentrasi parameter parameter inorganik dan organik
dalam air lindi sampah (leachate) yang berasal dari fasilitas sanitary landfill di TPA Bengkala
Kubutambahan Singaraja.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan dapat diajukan pertanyaan penelitian
sebagai berikut.

Bagaimanakah karakteristik lindi yang dihasilkan dari Tempat Penimbunan Akhir


Sampah di Bengkala Singaraja

1.3 Tujuan Penelitian


-

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik lindi yang dihasilkan dari Tempat
Penimbunan Akhir Sampah di Bengkala Singaraja

1.4 Manfaat Penelitian


-

Menyediakan data dasar kualitas lindi dari timbunan sampah

Sebagai dasar untuk mengembangkan pilihan metode pengolahan sampah

Sebagai dasar bagi pemerintah untuk mengambil kebijakan penanganan lindi

1.5 Urgensi Penelitian


Sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk, aktivitas ekonomi, dan pertumbuhan
ekonomi maka peningkata timbulan sampah tidak bisa dihindarkan. Khususnya di Indonesia
termasuk di Bali, hingga saat ini, sebagian besar sampah yang ditimbulkan masih dikelola
dengan cara di timbun di dalam landfill dengan konsep sanitary landfill. Sistem penimbunan
sampah ini menghasilkan cairan yang diistilahkan dengan lindi yang membutuhkan penangan
lebih lanjut. Untuk itu, diperlukan informasi karakteristik lindi yang dilepaskan. Karakteristik
lindi yang diidentifikasi secara periodik dapat dijadikan dasar untuk memprediksi kualitas lindi
pada periode berikutnya atau mengembangkan model yang menghubungkan parameterparameter terkait.

BAB II. KAJIAN PUSTAKA


2.1 Sanitary landfill
Landfill adalah penimbunan sampah dalam tanah, baik dalam lubang atau liang alami,
buatan manusia atau lembah di daratan. Dalam hal penggunaan lembah harus ditangani secara
hati-hati dengan memperhatikan konstruksi pada bagian pinggirnya harus memenuhi persyaratan
yang sesuai untuk meminimasi terjadinya intrusi ke lingkungan sekitarnya atau sebaliknya. Oleh

karena timbunan sampah tidak rapat maka perlu dirapatkan atau ditekan dengan menggunaka
Steel Wheeled Compactor atau dengan cara sampah ditekan dan dibuat dalam bentuk bal bal
pada stasiun pemindahan sampah. Kemudian bal bal sampah tadi ditumpuk pada lokasi landfill
dan diletakkan pada cell cell landfill.
Mengingat landfill secara historis merupakan alternatif paling dominan untuk
pembuangan akhir sampah perkotaan, maka telah terjadi evolusi secara substansial dalam disain
dan operasinya. Semula landfill sering digambarkan sedikit lebih dari sekedar lubang terbuka
atau rawa di mana sampah ditimbun. Sampah sering ditutup dengan cara yang tidak sesuai,
kadangkadang dibakar untuk mengurangi volumenya, dan ini hanyalah merupakan sedikit
upaya untuk mengendalikan limpasan baik dari maupun ke sekitarnya dan migrasi lindi (air yang
dihasilkan dari timbunan sampah) ke bawah pada bagian yang kontak dengan sampah. Pada
tahun 1986 diperkirakan 6000 landfill dioperasikan, dan sebagian besar diantaranya dibangun
tanpa saluran untuk mengumpulkan lindi serta gas yang dihasilkan, dan hampir 50% diantaranya
dekat dengan sumber air baku air minum. Sebagian besar landfilllandfill tersebut belum
dilengkapi dengan lapisan pembatas dan sistem pengumpul lindi.
Istilah landfill dapat disamkan dengan sanitary landfill hanya jika landfill dirancang pada
prinsip-prinsip kontaminan sampah dan dicirikan oleh keberadaan pelapis (liner) dan sistem
pengumpulan lindi untuk mencegah kontaminasi terhadap air. Istilah sanitary landfill
sebelumnya telah digunakan secara luas. Untuk menggambarkan unit timbunan sampah yang
dikonstruksi berdasarkan pada penimbuan dan penutupan tetapi tanpa perlindungan
pencemaran terhadap air tanah. Saat ini menurut Corbitt et al. (2004) sanitary landfill dipandang
sebagai suatu metode rekayasa terhadap penimbunan sampah pada tanah untuk perlingdungan
lingkuangan, dengan menyebarkan sampah dalam lapisan-lapisan tipis, memadatkannya hingga
volumenya menjadi kecil, dan menutupnya dengan tanah yang dipadatkan setiap hari pada setiap
akhir kerja atau dalam interval frekuensi yang lebih banyak bila diperlukan. Sanitary landfill
adalah metode yang tidak dapat dipisahkan dari pengolahan sampah. Mengingat tidak semua
sampah dapat diolah dengan metode thermal maupun biologi, demikian pula metode-metode
tersebut juga menghasilkan produk samping yang keduanya memerlukan tempat penimbunan
yang sesuai.
Oleh karena itu, sanitary landfill memiliki peran yang sangat penting dalam kerangka
pembuangan sampah dan menjadi bagian integral dari strategi-strategi baru berbasis pada

pengelolaan sampah terpadu. Kualitas rancangan sanitary landfill kesesuaian secara teknis,
pembangunan social dan ekonomi, telah diperbaikai secara dramatis dalam tahun-tahun terakhir
ini. Konsep-konsep rancangan terutama dicurahkan kearah penjaminan dampak lingkungan
minimal sesuai dengan observasi yang telah dilakukan paa operasi landfill yang telah tua. Isu
lingkuangan utama terkait dengan landfill adalah berkaitan dengan pembuangan lindi (leachate)
ke dalam lingkungan, dan teknologi landfill saat ini terutama ditentukan oleh kebutuhan untuk
mencegah dan mengendalikan persoalan-persoalan lindi. Isu lainnya adalah upaya untuk
mengurangi emisi landfill yang sebagian besar terdiri dari gas-gas rumah kaca (seperti CH 4 dan
CO2) dengan mengendalikan landfill untuk mengumpulkan gas-gas tersebut.

2.2 Proses Biokima dalam Sanitary Landfills


Secara umum, proses degradasi secara biokimia dalam sanitari landfill dibagi menjadi 2
(dua) fase yaitu fase degradasi Aerobik dan Anaerobik. Adapun kedua fase tersebut secara lebih
rinci diuraikan pada bagian berikut.
2.2.1 Fase Degradasi Aerobik
Degradasi secara aerobic terhadap bahan-bahan organik adalah merupakan fase pertama
(fase I) yang umumnya durasinya terbatas karena tingginya kebutuhan oksigen terhadap sampah
relatif dengan keterbatasan ketersediaan oksigen dalam landfill (Fase I). Hanya lapisan pada
bagian atas dari lapisan landfill yang umumnya terdiri dari sampah segar dan mendapatkan
pasokan langsung air hujan. Dalam fase ini telah teramati bahwa protein didegradasi menjadi
asam-asam amino, kemudian menjadi karbondioksida, air, nitrat dan sulfat sebagai katabolit dari
proses-proses aerobik (Barberi, 979 dalam Corbitt et al., 2004). Karbohidrat dikonversi menjadi
karbondioksida dan air dan lemak dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol dan selanjutnya
didegradasi menjadi katabolit-katabolit sederhana melalui pembentukan perantara seperti asamasam volatile dan alkali-alkali. Selulosa yang merupakan mayoritas dari fraksi organik sampah
didegradasi oleh enzim ekstraseluler menjadi glukosa yang selanjutnya digunakan oleh bakteri
dan dikonversi menjadi karbondioksida dan air. Umumnya fase aerobik cukup singkat dan
timbulan lindi secara substansial tidak terjadi.

Pada landfill yang sudah sangat tua, bila hanya menyisakan bahan-bahan organik yang
tidak mudah didegradasi, fase aerobik kedua dapat muncul pada lapisan atas landfill. Dalam fase
ini laju produksi methan sangat rendah dan udara akan mulai terdifusi dari atmosfer, memberikan
peningkatan mintakat aerobik dan mintakat dengan potensi redok terlalu tinggi untuk
pembentukan methan (Christensen dan Kjeldsen, 1989).
2.2.2 Fase Degradasi Anaerobik
Tiga fase berbeda dapat diidentifikasi dalam dekomposisi sampah secara anaerobic. Fase
pertama dari degradasi anaerobic adalah fermentasi asam yang mengakibatkan penurunan pH
lindi, konsentrasi yang tinggi dari asam-asam volatile dan konsentrasi ion-ion anorganik (mis,
C1-, SO42-, Ca, Mg2+, Na+). Kandungan awal dari sulfat dapat dikurangi secara perlahan
sebagai akibat dari penurunan potensial redok dan sulfide-sulfida logam yang dihasilkan secara
bertahap dengan kelarutan yang rendah dan pengendapan ion besi, mangan dan logam-logam
berat lainnya yang dilarutkan karena pembentukan asam (Christensen dan Kjeldsen, 1989).
Penurunan dalam pH diakibatkan oleh tingginya produksi asam-asam lemak volatil dan
tingginya tekanan parsial CO2. Peningkatan konsentrasi anion dan kation adalah karena
liksiviasi bahan-bahan yang mudah larut yang terkandung dalam komponen-komponen sampah
dan produk-produk degradasi bahan-bahan organik. Pada awalnya proses anaerobic dihasilkan
oleh populasi campuran mikroba anaerob, teridiri dari bakteri anaerobic dan fakultatif. Banteri
anerobik fakultatif menurunkan potensi redok sehingga bakteri metanogen dapat tumbuh. Proses
terakhir ini sangat sensitive terhadap keberadaan oksigen dan memerlukan potensi redok di
bawah - 330 mV. Lindi dari fase ini dicirikan dengan nilai BOD yang tinggi (commonly >
10,000 mg 0, L-'), high BODS/COD ratios (umumnya >0.7) dan nilai-nilai pH asam (umumnya
5-6) dan amonia (sekitar 500-1,OOO mg L-') (Robinson,1989).
Phase anaerobic intermedial kedua (Phase III) dimulai dengan pertumbuhan yang lambat
dari bakteri metanogenik. Pertumbuhan ini dapat dihambat oleh ekses asam-asam organik
volatile yang bersifat toksik bagi bakteri metanogenik pada konsentrasi 6,000-16,000 mg L-'
(Stegmann dan Spendlin, 1989). Konsentrasi methan dalam gas meningkat, sedangkan hydrogen,
karbondioksida, dan asam-asam volatile menurun. Selain itu konsentrasi sulfat menurun
memperlihatkan reduksi secra biologi. Konversi terhadap asam-asam lemak mengakibatkan
peningkatan nilai pH dan alkalinitas dengan suatu konsekuensi menurunkan kelarutan dari

10

kalsium, besi, mangan dan logam-logam berat. Akhirnya diendapkan sebagai sulfida. Amonia
dilepaskan dan tidak dikonversi dalam lingkungan anaerobik.
Fase ketiga degrdasi anaerobic (Fase IV) dicirikan dengan fermentasi methanogenik
yang dilakukan oleh bakteri methanogen. Rentangan pH yang ditoleransi oleh bakteri
methanogen adalah 6-8. Pada tahap ini, komposisi lindi dicirikan oleh nilai pH yang hamper
netral, asam-asam volatile konsentrasi rendah dan total padatan terlarut serta biogas dengan
kandungan methan lebih dari 50%. Hal ini menegaskan bahwa solubilasi dari komponenkomponen organik utama telah menurun pada tahap ini dari operasi landfill, walaupun proses
proses dari stabilisasi sampah akan berlangsung terus selama beberapa tahun dan dekade. Lindi
yang dihasilkan selama fase ini dicirikan dengan relative rendahnya BOD, nilai dan rasio
BOD/COD. Amonia dilepaskan secara terus menerus oleh proses-proses asetogenik langkah
pertama.
Phase V Final maturate (Pematangan akhir). Tahap akhir dari dekomposisi sampah
dicirikan oleh rendahnya laju aktivitas biologi. Selama tahapan ini, lindi masih dihasilkan
terutama pada saat musim hujan. Oksigen dan bahan-bahan kimia yang teroksidasi dapat muncil
lagi secara perlahan sejalan dengan peningkatan potensial oksidasi reduksi. Bahan-bahan organik
yang tersisa dapat dikonversi secara lambat dengan kemungkinan menghasilkan bahan-bahan
sejenis humik.

2.4 Lindi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komposisinya


Lindi landfill terbentuk melalui perkolasi air yang melewati sampah yang ditimbun dalam
landfill. Selama perkolasi air melarutkan bahan-bahan organik dari dekomposisi secara kimia
dan biologi, melarutkan gas-gas dan garam-garam logam. Variasi kualitas lindi sangat lebar dan
sangat spesifik lokasi. Komposisi kimia dari lindi tergantung pada beberapa parameter, termasuk
masa sampah, lokasi landfill serta rancangan dan pengelolaan landfill. Faktor-faktor utama yang
mempengaruhi kualitas lindi diuraikan pada bagian berikut.
2.4.1 Neraca Massa Air dalam Landfill
Gambar 6 adalah representasi secara skematik dari factor-faktor yang mempengaruhi
neracar air dari landfill. Neraca air dari landfill dapat digambarkan dengan menggunakan
persamaan neraca massa. Dalam hal ini Jumlah lindi yang dihasilkan dapat dihitung dengan

11

konsep neraca massa terhadap perubahan massa air yang masuk dan keluar dari landfill. Neraca
massa air untuk sebuah landfill dapat dinyatakan sebagai berikut :
Air yang masuk ke dalam landfill = Air yang keluar + Air yang tertahan oleh sampah
Air yang keluar (lindi)
= Air yang masuk ke dalam landfill - Air yang tertahan
Air yang masuk ke dalam landfill meliputi : air dari presipitasi (P) dan kandungan air
dalam sampah (Uw), air ini hanya berkontribusi sekali pada massa yang diberikan terhadap
landfiil untuk perhitungan neraca massa tahunan (annual). Air yang keluar landfill meliputi : air
yang keluar karena evapotranspirasi (ET), air yang keluar sebagi lindi (L), dan air yang mengalir
di permukaan (R). Air yang tertahan pada badan sampah adalah air yang ditahan oleh sampah
(Uw) dan air yang tertahan oleh lapisan penutup (Us).
Sehingga neraca massa anualnya adalah :
P + Uw = ET + L + R + Uw + Us
Karena kandungan air dalam sampah hanya berkontribusi sekali pada neraca massa tahunan,
maka Uw dapat di abaikan begitu juga R dan Us dapat dikendalikan dengan pendekatan
teknologi, sehingga persamaan tersebut menjadi :
P = ET + L + Uw atau L = P - Uw - ET
Untuk landfill yang sudah berumur lama maka diasumsikan kandungan air pada sampah sudah
mendekati kesetimbangan (Uw = 0), sehingga persamaan diatas menjadi :
L = P ET (persamaan ini desebut neraca massa air klimatik)
Neraca massa klimatik (climatic water balance) tersebut dapat digunakan untuk
menentukan apakah suatu landfill akan menghasilkan lindi secara signifikan atau tidak, atau
apakah lindi yang dihasilkan perlu dikumpulkan atau tidak serta perlu tidaknya lapisan pembatas
pada bagian dasar untuk mengisolasi landfill dari lingkungan sekitarnya.
Sesuai dengan neraca massa air pada landfill, diketahui bahwa jumlah lindi adalah fungsi
langsung dari jumlah air eksternal yang masuk ke dalam landfill. Pada kenyataannya, jika
landfill dibangun dengan tepat, produksi jumlah lindi yang dapat diukur dapat dieliminasi. Bila
sludge ditambahkan pada sampah untuk meningkatkan jumlah methan yang dihasilkan, fasilitas
pengendalian lindi harus disediakan. Pada beberapa kasus fasilitas pengolahan lindi sangat
diperlukan.

12

2.4.2 Komposisi sampah


Sifat dari fraksi sampah organik mempengaruhi degradasi sampah dalam landfill dan juga
kualitas lindi yang dihasilkan. Pada umumnya, keberadaan zat-zat yang bersifat toksik pada flora
bakteri dapat menurunkan atau menghambat proses degradasi secara biologi dengan
konsekuensi-konsekuensi pada kualitas lindi. Kandungan bahan inorganik pada lindi tergantung
kontak antara limbah dengan air lindi demikianpula pH dan neraca kimia pada interface solidlikuid. Pada umumnya mayoritas dari logam dilepaskan dari massa sampah pada kondisi asam.
2.4.3 pH
pH mempengaruhi proses-proses kimia yang menjadi dasar perpindahan massa dalam
sistem lindi sampah seperti pengendapan, pelarutan, redoks dan reaksi-reaksi penjerapan. pH
juga mempengaruhi spesifikasi sebagian besar konstituen dalam sistem. Umumnya kondisi asam,
mencirikan fase awal penguraian sampah secara anaerobic, meningkatkan solubilitasn
konstituen-konstituen kimia (oksida, hidroksida dan karbonat), dan menurunkan kapasitas
penjerapan dari sampah.
2.4.4 Potensial Redoks
Kondisi-kondisi reduksi berkaitan dengan fase kedua dan ketiga dari degradasi secara
anaerobic, akan mempengaruhi kelarutan nutrient dan logam dalam lindi.
2.4.5 Umur Landfill
Variasi dalam komposisi lindi dan kuantitas dari polutan sering dikaitkan dengan umur
landfill, yang didifinisikan sebagai ukuran dari penimbunan sampah atau waktu yang diukur dari
munculnya lindi pertama kali. Umur landfill jelas berperan sangat penting dalam menentukan
karakteristik lindi sejalan dengan proses stabilisasi sampah. Namun ditegaskan bahwa, variasi
dalam komposisi lindi tidak tergantung semata-mata pada umur landfill tetapi juga tingkat
stabilisasi dan volume air yang terinfiltrasi ke dalam landfill.

Beban polutan dalam lindi

umumnya mencapai nilai maksimum selama tahun-tahun pertama operasi landfill (2-3 tahun)
dan menurun secara bertahap pada tahun-tahun berikutnya. Kecenderungan ini umumnya dapat
dihubungkan dengan komponen-komponen organik, indikator-indikator utama polutan organik
(COD, BOD,,TOC), populasi mikrobiologi dan ion-ion inorganik utama (logam-logam berat,
C1-, SO42-, dll.).

13

II.

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pemeriksaan laboratorium
yang hasilnya dianalisis secara deskriptif. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
pengambilan sampel; 2. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pengumpulan
data; 3. Pengambilan sampel berupa air lindi dari saluran keluar lindi (effluent) yang dihasilkan
dari sanitary landfill di TPA Bengkala Singaraja; 4. Pemeriksaan sampel di Laboratorium; dan 5.
Interpretasi hasil pemeriksaan. Adapun rancangan dari penelitian ini ditunjukkan pada Gambar 7
berikut.

Pertumbuhan
Penduduk

Aktivitas
Ekonomi

Pertumbuhan
Penduduk

Karakteristik
Sampah
Karakteristik
Lindi
Metode Penanganan
Lindi

Gambar 1. Rancangan Penelitian


3.2 Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah air lindi yang dihasilkan dari sanitary landfill di TPA
Bengkala Singaraja. Adapun obyeknya adalah BOD5 dan COD.
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Pengambilan sampel air lindi pada pipa saluran lindi yang dihasilkan dari landfill di
TPA Bengkala Singaraja. Pemeriksaan sampel dilakukan di Laboratorium Analis Kimia
UNDIKSHA.
3.4 Bahan dan Alat Penelitian
14

3.4.1 Bahan
Air lindi dari sanitary landfill di TPA Bengkala Singaraja, Bahan kimia untuk
pemeriksaan parameter uji meliputi: .CEK PROSEDUR
3. Aquades
3.4.2 Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: jerigen volume 5 L, termometer air
raksa, pH meter, COD reaktor, UV Vis, AAS, seperangkat alat titrasi, dan Bottle Winkler.
3.5 Pengambilan dan penanganan Sampel
Sampel penelitian berupa air lindi yang diambil dari pipa saluran lindi dari landfill.
Pengambilan sampel dilakukan stu kali dalam sebulan dalam kurun waktu 3 bulan (dari bulan
Maret hingga Mei 2015). Sebelum dilakukan pemeriksaan sampel diawetkan (disesuaikan
dengan parameter uji) dan disimpan pada temperatur 4oc.
3.6 Pengumpulan Data
Adapun data dikumpulkan melalui pemeriksaan laboratorium. Pada bagian berikut akan
diuraikan tahapan pemeriksaan terhadap Besi (Fe), Mangan (Mn), Kalium (K), P Total, N Total,
Klorida (Cl), Sulfat, Fenol, Tembaga (Cu), Plumbun (Pb), Cadmium (Cd),, BOD 5 dan COD.
Data-data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan metode Standar Nasional Indonesia
dengan rincian seperti pada table berikut.
No
1

Parameter

Kode SNI

Besi

SNI 6989.4:2009

Mangan

SNI 6989.5:2009

Kalium

SNI 6989.69:2009

Posfat total

SNI 06-6989.31-2005

N total

SNI 06-6989.52-2005

Klorida

SNI 6989.19:2009

Sulfat

SNI 6989.20:2009

Fenol

SNI 06-6989.21-2004

Tembaga (Cu)

SNI 6989.6:2009

15

10

Plumbun (Pb)

SNI 6989.8:2009

11

Cadmium (Cd)

SNI 6989.16:2009

12

BOD5

SNI 6989.72:2009

13

COD

SNI 6989.2:2009

2.7 Analisis Data


Dalam penelititan ini data dianalisis secara deskriptif untuk menggambarkan kualitas
lindi yang dihasilkan dari TPA Bengkala Singaraja dengan memfokuskan pada parameter Besi
(Fe), Mangan (Mn), Kalium (K), P Total, N Total, Klorida (Cl), Sulfat, Fenol, Tembaga (Cu),
Plumbun (Pb), cadmium (Cd),, BOD5 dan COD. Berdasarkan parameter tersebut, data pada
setiap unit sanitary landfill selanjutnya dibandingkan. Data juga akan dibandingkan dengan
penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya ditempat lain. Perbandingan terutama
didasarkan pada rasio BOD5/COD.
BAB 4
4.1 Anggaran Biaya
Tabel 1. Anggran biaya
No
1
2
3
4

Jenis Pengeluaran
Peralatan Penunjang
Bahan Habis Pakai
Perjalanan
Lain-lain: administrasi, publikasi, seminar, laporan,
lainnya
Total

Biaya
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.12.500.000,-

4.2 Jadwal Kegiatan


Tabel 2. Jadwal Kegiatan PKM-P
No Kegiatan
1
1
2
3
4
5
6

Bulan Ke3
4

Pengajuan Usulan PKM-P


Pengumuman diterima DIKTI
Penyiapan alat dan bahan
Percobaan dan pengujian sampel
Analisis data
Penarikan kesimpulan percobaan
16

7
8

Pembuatan laporan akhir,seminar revisi


dan penggandaan laporan
Pengiriman laporan

Daftar Pustaka
Senior, E. 1995. Microbiologi of landfill Sites.CRC Press, Inc. United State of America
Smith, P, G; Scott, J, S, 2002. Dictionary of Water and Waste Management. IWA. London
Tchobanoglous, George 1977, Solid wastes Engineering Principles and management issues.
McGraw-Hill
J. Klein and J. Winter. 2000. Biotechnology Environmental Processes III Solid Waste and Waste
Gas Treatment, Preparation of Drinking Water Second Edition, Volume l l c WILEYVCH Germany
Miller, P.A and Clesceri, N.L. 2003. Waste Sites as Biological Reactors, Characterization and
Modelling. Lewis Publishers. Florida
Astuti, D. 2008. Analisis Kualitas Air Lindi Di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Putri Cempo
Mojosongo Surakarta. Jurnal Kesehatan, Issn 1979-7621, Vol. 1, Juni 2008 Hal 29-37.
Arbain,, Mardana, N.K., Sudana, I.B. 2008. Pengaruh Air Lindi Tempat Pembuangan Akhir
Sampah Suwung Terhadap Kualitas Air Tanah Dangkal Di Sekitarnya Di Kelurahan
Pedungan Kota Denpasar. ECOTROPHIC. 3(2):55-60
Sabahi, E.A., Rahim, S.A., Zuhairi,W.Y.W., Nozaily, F.A., and Alshaeb,F. 2009. The
Characteristics of Leachate and Groundwater Pollution at Municipal Solid Waste Landfill
of Ibb City, Yemen. American Journal of Environmental Sciences 5 (3): 256-266
Di akses dari situs http://environmentalchemistry.wordpress.com/2010/11/22/sni-kualitas-airbagian-1/Kimia Lingkungan, pada tanggal 14 september 2014

17

LAMPIRAN
LAMPIRAN 1
Biodata Ketua Pelaksana
1. Nama lengkap
2. NIM
3. Tempat, tanggal lahir
4. Jenis Kelamin
5. Jurusan
6. Fakultas
7. Institusi
8. Riwayat Pendidikan

No
1
2
3

Nama Sekolah

: Kadek Agus Sugiadnyana


:1303051004
: Celukbuluh, 6 Maret 1994
: Laki-laki
:Analis Kimia
: Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
: Universitas Pendidikan Ganesha
:

Tahun

Tempat

Dari

SD No. 4 Kalibukbuk
SINGARAJA
SMP Negeri 3 Banjar
SINGARAJA
SMK
SMTI
Negeri MAKASSAR

2001
2006
2009

Sampai
2006
2009
2012

Makassar
4
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hokum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenunhi salat satu
persyaratan dalam pengajuan Program Kreativitas Mahasiswa.

Singaraja, 14 September 2014


Ketua Pelaksana

(Kadek Agus Sugiadnyana)


NIM.1303051004

18

Biodata Anggota Pelaksana 1


1. Nama lengkap
2. NIM
3. Tempat, tanggal lahir
4. Jenis Kelamin
5. Jurusan
6. Fakultas
7. Institusi
8. Riwayat Pendidikan

No
1
2
3
4

: Anggit Dewi Fatonah


: 1303051008
: Tangerang,
: Perempuan
: Analis Kimia
: Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
: Universitas Pendidikan Ganesha
:

Nama Sekolah
SD

Tahun

Tempat

Dari

03 JAKARTA

PESANGGRAHAN PAGI
SMP BHAKTIYASA
SMA N 4 SINGARAJA

SELATAN
SINGARAJA
SINGARAJA

2002

Sampai
2007

2007
2010

2010
2013

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hokum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenunhi salat satu
persyaratan dalam pengajuan Program Kreativitas Mahasiswa.

Singaraja, 14 September 2014


Anggota Pelaksana 1

(Anggit Dewi Fatonah)


NIM.1303051008

Biodata Anggota Pelaksana 2

19

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Nama lengkap
NIM
Tempat, tanggal lahir
Jenis Kelamin
Jurusan
Fakultas
Institusi
Riwayat Pendidikan

No
1
2
3
4

: Kadek Krisna Dwi Mahartini


:1213041002
: Singaraja, 26 Oktober 1993
: Perempuan
: Pendidikan Biologi
: Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
: Universitas Pendidikan Ganesha
:

Nama Sekolah
SD Negeri 3 Banjar Jawa
SMP Negeri 2 Singaraja
SMA Lab Undiksha

Tahun

Tempat

Dari

SINGARAJA
SINGARAJA
SINGARAJA

2001
2006
2009

Sampai
2006
2009
2012

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hokum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenunhi salat satu
persyaratan dalam pengajuan Program Kreativitas Mahasiswa.

Singaraja, 14 September 2014


Anggota Pelaksana 2

(Kadek Krisna Dwi Mahartini)


NIM 1213041002

20

Biodata Anggota Pelaksana 3


1. Nama lengkap
2. NIM
3. Tempat, tanggal lahir
4. Jenis Kelamin
5. Jurusan
6. Fakultas
7. Institusi
8. Riwayat Pendidikan

No
1
2
3

: Kadek Tenova Satriaman


: 1413071009
: Singaraja, 10 November 1995
: Laki-laki
: Pendidikan IPA
: Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
: Pendidikan Ganesha
:

Nama Sekolah
SD N 1 Banjar Tegal
SMP Lab Undiksha
SMA LAB UNDIKSHA

Tahun

Tempat

Dari

SINGARAJA
SINGARAJA
SINGARAJA

2003
2008
2011

Sampai
2008
2011
2014

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hokum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenunhi salat satu
persyaratan dalam pengajuan Program Kreativitas Mahasiswa.

Singaraja, 14 September 2014


Anggota Pelaksana 3

(Kadek Tenova Satriaman)


NIM. 1413071009

21

Biodata Dosen Pendamping


Identitas Diri1

1 Nama lengkap (dengan gelar)


2 Jenis Kelamin
3 Jabatan Fungsional
4 NIP
5 Tempat Tanggal Lahir
6 Alamat Rumah
7 Nomor Telepon/Fax
8 Nomor HP
9 Alamat Kantor
10 Nomor telepon/Fax
11 Alamat e-mail
Riwayat Pendidikan
1.Program :
S1
2.Nama PT
ITS
3.Bidang Ilmu
Teknik Kimia
4.Tahun Masuk
5.Tahun Lulus

1988
1993

Dr.I Made Gunamantha, S.T., M.MT


Laki-laki
Lektor
19808282002121001
Gianyar, 28 Agustus 1968
Jl.A. Yani Gang Wedapurana III/I
08179782875
Jalan Udayana Singaraja
(0362)25072/(0362)25735
Md_gunamatha@yahoo.com
S2
S3
ITS
UGM
Magister Manajemen Ilmu Lingkungan
Teknologi
1996
2006
1998
2010

Singaraja, 14 September 2014


Dosen Pedamping

(Dr.I Made Gunamantha, S.T., M.MT)


NIP. 19808282002121001

22

LAMPIRAN 2. Justifikasi Anggaran


1.

Anggaran Alat Penunjang

No

Material

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Gelas Kimia
Spektrofotometer
Gelas ukur
Labu ukur
Batang pengaduk
Pipet tetes
Gelas arloji
Botol gelap
Pipet volumetri
Labu Erlenmeyer
Jerigen
Corong pisah
Jar test
Alat turbiditas

Justifikasi
Pemakaian

Kuantitas

Harga Satuan
(Rp)

Keterangan
(Rp)

23

Anda mungkin juga menyukai