Anda di halaman 1dari 2

IMB Perumahan Tidak Perlu Amdal

Senin, 6 Juli 2015 | 09:29 WIB

www.shutt
erstock.comIlustrasi.

JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk memberikan kemudahan bagi pelaku usaha, dalam


hal ini adalah pengembang perumahan, pemerintah tengah mengusahakan beberapa
kebijakan. Salah satunya adalahpenghapusan Analisis Dampak Lingkungan
(Amdal) atau Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL).
Menanggapi hal tersebut, Ketua Asosiasi Perumahan dan Permukiman Seluruh
Indonesia Eddy Ganefo mengatakan, usulan tersebut adalah langkah yang positif.
Mengingat, Amdal sudah dilakukan saat kepengurusan izin lokasi.
"Sebaiknya memang harus dihindari pengurusan dokumen sampai dua kali atau lebih,"
ujar Eddy kepada Kompas.com, Ahad (5/7/2015).
Eddy menambahkan, jika memang sudah ada di dalam izin lokasi, maka seharusnya
permintaan untuk Amdal tidak lagi ada pada pengurusan izin lebih lanjut. Pasalnya,
birokrasi kepengurusan ini malah membuang waktu.
Untuk diketahui, mengurus Amdal perumahan saja perlu waktu satu sampai dengan tiga
bulan. Selain akan memanjangkan birokrasi, mengurus Amdal berdampak biaya tinggi.

"Jangan juga dipaksakan permintaan Amdal untuk usaha atau industri yang limbahnya
tidak berbahaya. Sementara untuk perumahan seharusnya tidak perlu Amdal," kata
Eddy.
Menurut dia, Amdal tetap memegang peranan penting saat berhadapan dengan pelaku
usaha atau industri yang menghasilkan limbah berbahaya di lingkungan sekitarnya.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky
Sibarani mengusulkan kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR) Basuki Hadimuljono untuk menyederhanakan Izin Mendirikan Bangunan (IBM).
IMB sendiri diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2007.
Franky menganggap, persyaratan Amdal sudah ada saat pengajuan izin lokasi. Dengan
penghapusan Amdal, pelaku usaha diharapkan tidak mengurus dokumen yang sama
dua kali.
Dalam menanggapi usulan BKPM, Menteri PUPR Basuki merespons positif untuk
menyederhanakan perizinan. Namun tetap akan mempelajari dampak lingkungan dari
pendirian bangunan tersebut.
Dalam proses kajian itu, Menteri Basuki akan berkoordinasi dengan Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang memiliki otoritas dalam soal regulasi Amdal.

Anda mungkin juga menyukai