1,2,3
Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Itenas
Jl.PHH. Mustapha 23, Bandung
Koresponden email: gitayurahma96@gmail.com
Absctract
Waste Water Treatment Plant (WWTP) in the shopping center is planned to cater for its constantly changing
concept. The centre was to initially provide electronic services, however, it is currently providing food
and beverage services. The changes will affect the amount of wastewater and the characteristics produced.
Wastewater discharge is calculated from 80% of the 83.73m3 of clean water needed per day. The concentration
of the wastewater characteristics obtained for parameters BOD, COD, TSS, oil and fat were 182.67 mg/l,
328.50 mg/l, 255.92 mg/l, 47.93 mg/l respectively. The selection of the processing alternatives is based on the
descriptive method which uses a series of selected alternative unit screens, grease traps, equalization tanks,
activated sludge, settling tanks and chlorination. The dimensions of the processing unit are calculated based
on the selected alternatives. And the land requirements needed to build a WWTP at X Mall amounts to 80 m2.
Keywords: waste water treatment, characteristic, activated sludge, food and beverage, mall.
Abstrak
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Mal X direncanakan karena terjadi perubahan konsep mal. Konsep
awal merupakan mal penyedia jasa elektronik berubah menjadi mal penyedia jasa makanan dan minuman.
Perubahan konsep mal akan mempengaruhi jumlah dan karakteristik air limbah yang dihasilkan. Debit air
limbah dihitung dari 80% kebutuhan air bersih mal sebesar 83,73 m3/hari. Konsentrasi dari karakteristik air
limbah yang diperoleh untuk parameter BOD, COD, TSS, minyak dan lemak masing-masing sebesar 182,67
mg/l; 328,50 mg/l; 255,92 mg/l; 47,93 mg/l. Pemilihan alternatif pengolahan air limbah menggunakan metode
deskriptif dengan rangkaian unit alternatif terpilih yaitu saringan, perangkap minyak, bak ekualisasi, lumpur
aktif, bak pengendap dan bak klorinasi. Dimensi unit pengolahan dihitung berdasarkan alternatif yang terpilih.
Kebutuhan lahan yang diperlukan untuk membangun IPAL di Mal X sebesar 80 m2.
Kata kunci: pengolahan air limbah, karakteristik, lumpur aktif, makanan dan minuman, mal.
522
Serambi Engineering, Volume IV, No.2, Juli 2019 ISSN : 2528-3561
2. Metodologi Penelitian
Perencanaan IPAL di Mal X dibagi menjadi tiga
tahapan yaitu studi pustaka, pengumpulan data baik
primer dan sekunder dan pengolahan data. Pengolahan
data terdiri dari tiga aspek utama yaitu perhitungan
kebutuhan air bersih, timbulan air limbah, pemilihan
(Tchobanoglous dkk., 2004) . alternatif IPAL dan perhitungan dimensi unit IPAL.
Kondisi pengolahan air limbah di Mal X saat Tahapan perencanaan dapat dilihat pada Gambar 1.
ini berupa tangki septik tanpa bidang resapan. Tinjauan pustaka merupakan langkah awal yang
Perubahan konsep mal menjadi food court akan diperlukan dalam perencanaan ini untuk menunjang
meningkatkan jumlah dan perbedaan karakteristik air tahapan perencanaan berikutnya. Pustaka yang ditinjau
limbah sehingga diperlukan suatu unit pengolahan meliputi air limbah domestik dan rumah makan
air limbah yang memadai. Tangki septik yang ada beserta sumbernya, karakteristik air limbah, baku
dikhawatirkan tidak akan mampu mengolah timbulan mutu air limbah, pengolahan air limbah dan penelitian
air limbah. Karakteristik air limbah yang berasal dari sejenis mengenai IPAL di pusat perbelanjaan. Pustaka
food court tidak jauh berbeda dengan karakteristik diperoleh dari buku, jurnal dan regulasi terkait
air limbah domestik dengan parameter kualitas air pengolahan limbah.
yaitu: Biological Oxygen Demand (BOD), Chemical Pengumpulan data dalam perencanaan ini
Oxygen Demand (COD), Total Suspended Solid dikelompokan menjadi dua jenis data yaitu data primer
(TSS), minyak dan lemak. Air limbah yang berasal dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan
food court memiliki kandungan minyak lemak dan berupa karakteristik air limbah yang diperoleh
BOD yang lebih tinggi dibandingkan air limbah dari hasil sampling dan pengukuran laboratorium.
domestik. Kandungan minyak dan lemak di dalam air Pengambilan sampel air limbah dari pipa inlet bak
limbah akan mengganggu proses pengolahan dalam kontrol sebelum masuk ke dalam tangki septik.
tangki septik. Sumber utama air limbah yang berasal Metode yang digunakan dalam pengambilan air
dari dapur yaitu berasal dari pencucian peralatan sampel ini adalah grab sample. Menurut SNI 6989-59-
makanan, air buangan sisa makanan dan sisa makanan
Tabel 1. Metode pengukuran karakteristik air limbah
seperti nasi, sayuran, minyak dan lemak (Zahra dan
Purwanti, 2015) .
Telah banyak penelitian pengolahan air limbah
khusus rumah makan seperti Hamid dan Razif
(2014) yang meneliti Perbandingan perencanaan
IPAL proses attach growth anaerobic filter dengan
suspended growth anaerobic baffled reactor untuk
523
Serambi Engineering, Volume IV, No.2, Juli 2019 hal 406-415 ISSN : 2528-3561
Tabel 2. Standar kebutuhan air bersih Mal X Tabel 4. Hasil pengukuran air limbah Mal X
524
Serambi Engineering, Volume IV, No.2, Juli 2019 ISSN : 2528-3561
Tabel 6. Perbandingan konsentrasi parameter air limbah air limbah yang akan diolah di Mal X diperoleh dari
sejenis dengan baku mutu 60-80% pemakaian air bersih (PERMEN PUPR NO 4,
2017). Tabel 3. menjelaskan bahwa total kebutuhan air
bersih di Mal X sebesar 104,66 m3/hari dengan jumlah
dari pemakaian air oleh karyawan sebesar 24,90 m3/
hari; tenan sebesar 45,60 m3/hari dan pengunjung
sebesar 34,16 m3/hari. Sehingga timbulan air limbah
yang dihasilkan adalah 80% dari kebutuhan air bersih
Keterangan: *Melebihi baku mutu yaitu 83,73 m3/hari.
** PERMEN LHK No. 68 Tahun 2016 tentang baku mutu
air limbah domestik 3.3 Karakteristik Air Limbah
Bandung sebanyak 95% dan 5% sisanya dari air Sumber air limbah mal seluruhnya berasal dari
tanah. Pengolahan air limbah saat ini menggunakan kegiatan operasional mal yaitu food court, toilet,
tangki septik tanpa bidang resapan yang sudah pembersihan dan pemeliharaan. Khusus air limbah
terbenam di dalam tanah. Lokasi IPAL Mal X akan yang berasal dari food court mengandung residu
dibangun di basement. Mal X menyediakan fasilitas- makanan, sabun pembersih, minyak dan lemak tinggi.
fasilitas untuk mendukung komunitas kreatif dalam Senyawa organik yang terkandung dalam air limbah
mengembangkan bakatnya. Komunitas kreatif yang food court berupa karbohidrat, protein, lemak dan
sudah bergabung sebanyak 500 komunitas. Fasilitas minyak. Kandungan dalam air limbah tersebut berasal
yang disediakan antara lain panggung pertunjukan, dari kegiatan operasional dapur mulai dari proses
studio foto dan studio musik (Anonim, 2017). mempersiapkan bahan makanan meliputi pemilahan
dan pencucian bahan baku, proses pengolahan
3.2 Perhitungan Timbulan Air Limbah makanan, proses pembersihan peralatan memasak
Perhitungan debit air limbah merupakan salah dan peralatan makan, air buangan sisa makanan dan
satu hal penting dalam perencaaan IPAL. Timbulan sisa makanan seperti nasi, sayuran, minyak dan lemak
525
Serambi Engineering, Volume IV, No.2, Juli 2019 ISSN : 2528-3561
(Zahra dan Purwanti, 2015). sampel air limbah yang dilakukan hanya bersumber
Bahan makanan seperti sayur dan buah-buahan dari kegiatan saat ini di mana tenan yang baru
menghasilkan air limbah yang mengandung partikel beroperasi hanya 14 tenan dari total keseluruhan tenan
padatan dan zat organik terlarut, sedangkan daging 304 tenan.
olahan dan hasil laut mengandung polutan organik Hasil pengukuran tersebut belum bisa
tinggi berasal dari darah dan isi perut (Said, 2017). merepresentatifkan seluruh kegiatan yang akan
Jenis makanan yang bermacam-macam dari food berjalan karena semakin banyak tenan yang beroperasi
court akan menghasilkan air limbah yang mempunyai maka konsentrasi pencemar pun akan semakin tinggi,
jumlah dan jenis bahan organik dalam jumlah besar, sehingga diperlukan adanya perkiraan karakteristik
dalam hal ini akan mempersulit pengelolaan karena air limbah dari beberapa sumber penelitian sejenis.
beberapa zat sulit diuraikan oleh mikroorganisme. Terdapat tiga penelitian sejenis yang melakukan
Langkah untuk menentukan besarnya kandungan pengukuran kualitas air limbah di pusat perbelanjaan.
bahan organik menggunakan beberapa teknik Parameter pencemar utama dalam pengukuran
pengujian seperti BOD dan COD. Uji BOD merupakan kualitas air limbah tersebut adalah parameter BOD,
parameter yang sering digunakan untuk mengetahui COD, TSS, minyak dan lemak.
tingkat pencemaran bahan organik, baik dari industri Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.
ataupun dari rumah tangga (Setiyono dan Rahayu, Berdasarkan Tabel 5 dari tiga penelitian sejenis maka
2017). dihitung rata-rata untuk memperoleh konsentrasi air
Karakteristik air limbah dianalisis pada saat limbah sehingga diperoleh hasil konsentrasi BOD,
hari kerja dan hari libur waktu pagi hari. Sampel air COD, TSS dan minyak dan lemak berurut-turut
limbah diambil pada satu titik yaitu pipa inlet bak sebesar 182,67 mg/l; 328,50 mg/l; 255,92 mg/l;
kontrol sebelum masuk ke dalam tangki septik. Hasil 47,93 mg/l. Rasio BOD/COD 0,56. Karakteristik
pengukuran sampel air limbah Mal X dapat dilihat air limbah yang akan digunakan diambil rata-rata
pada Tabel 4. karena dianggap air limbah dari kegiatan yang sejenis
Berdasarkan hasil pengukuran sampel air limbah memiliki karakteristik yang sama.
Mal X pada Tabel 4 menunjukkan bahwa hampir
seluruh parameter pencemar memenuhi baku mutu 3.4 Efisiensi Pengolahan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Efisiensi pengolahan marupakan target yang
No. 68 Tahun 2016 tentang baku mutu air limbah harus dipenuhi unit pengolah agar efluen tidak
domestik, hanya parameter TSS pada hari libur yang mencemari badan air penerima. Efisiensi pengolahan
melebihi baku mutu yaitu sebesar 35 mg/l sedangkan dihitung dengan mengurangi nilai konsentrasi yang
baku mutu menunjukan konsentrasi maksimum masuk dengan baku mutu dibagi dengan konsentrasi
TSS yang diperbolehkan sebesar 30 mg/l. Hal ini yang masuk (Tchobanoglous dkk., 2004). Efisiensi
disebabkan pengunjung mal pada saat hari libur minimum yang perlu dicapai unit pengolahan dapat
akan lebih banyak dibandingkan hari kerja sehingga dilihat pada Tabel 6. Berdasarkan Tabel 6 efisiensi
konsentrasi pencemar akan lebih tinggi. Pengukuran terbesar diperlukan untuk menyisihkan parameter
526
Serambi Engineering, Volume IV, No.2, Juli 2019 ISSN : 2528-3561
minyak dan lemak yaitu mencapai 90%. Shock loading akan mempengaruhi kinerja
mikroorganisme sehingga efisiensi pengolahan tidak
3.5 Alternatif Pengolahan optimal (Tchobanoglous dkk., 2004).
3.5.1 Inventarisasi dan Alternatif Pengolahan Pengolahan sekunder yaitu pengolahan dengan
Teknologi pengolahan air limbah mal terdiri proses biologis difokuskan untuk menyisihkan
dari pengolahan pendahuluan, sekunder, dan tertier. senyawa organik yang terdapat di dalam air limbah.
Perencanaan IPAL Mal X disusun sebanyak tiga Penyisihan senyawa organik dibantu oleh aktivitas
alternatif. Pengolahan primer dan pengolahan tersier mikroorganisme. Pengolahan biologi berdasarkan
dalam rangkaian unit pengolahannya dibuat sama jenis mikroorganisme terbagi menjadi dua klasifikasi
dengan pertimbangan menurut Tchobanoglous dkk. yaitu aerobik dan anaerobik. Pengolahan dengan jenis
(2004) untuk air limbah dengan rasio BOD/COD ≥ anaerobik digunakan untuk mengolah air limbah yang
0,5 maka pengolahan yang tepat adalah pengolahan pekat biasanya air limbah yang berasal dari industri
biologi sesuai dengan rasio BOD/COD yang diperoleh sehingga untuk pengolahan air limbah di mal X
yaitu sebesar 0,56. digunakan pengolahan aerobik (Tchobanoglous dkk.,
Rasio BOD/COD merupakan suatu indikator 2004) .
dampak dari zat organik yang berada dalam air Selain itu pengolahan air limbah secara
limbah untuk menentukan proses pengolahan agar biologis berdasarkan jenis biakkan dibagi menjadi
efluen yang dihasilkan aman untuk dibuang ke badan tiga klasifikasi yaitu dengan biakan tersuspensi
air. Parameter BOD dan COD tersebut merupakan (suspended growth system), biakan melekat (attached
parameter utama dalam penentuan zat organik. Air growth system) dan proses pengolahan dengan sistem
limbah domestik lebih mudah terdegradasi secara kolam (lagoon). Proses pengolahan biologi dengan
biologis dari pada air limbah industri. Ketika tingkat sistem kolam harus memiliki lahan yang cukup
degradasi air limbah semakin tinggi maka rasio besar sehingga sistem tersebut tidak terpilih. Proses
BOD/COD berbanding lurus menjadi semakin besar. biologis dengan biakan tersuspensi merupakan sistem
Rasio BOD/COD terbagi menjadi dua klasifikasi (a) pengolahan menggunakan aktivitas mikroorganisme
zona biodegradable dengan nilai BOD/COD ≥ 0,5 dalam penguraian senyawa polutan organik yang
pengolahannya menggunakan proses biologis (b) zona ada di dalam air limbah. Mikroorganisme yang
toksik dengan nilai BOD/COD ≤ 0,3 pengolahannya digunakannya pun dibiakkan secara tersuspensi dalam
kurang cocok menggunakan proses biologis karena suatu reaktor. Beberapa contoh teknologi pengolahan
memerlukan proses penyesuaian cukup lama agar air limbah dengan sistem ini adalah lumpur aktif
mikroorganisme dapat beradaptasi dengan air limbah (activated sludge), step aeration, contact stabilization,
(Samudro dan Mangkoediharjo, 2010). extended aeration dan oxidation ditch. Pengolahan
Pengolahan pendahuluan berupa saringan dengan step aeration, contact stabilization, extended
(screening) dipilih untuk memisahkan antara limbah aeration dan oxidation ditch membutuhkan lahan
padat yang mungkin ikut masuk bersama air limbah yang besar dan pengoperasian yang rumit sehingga
yaitu berupa pembalut dan tisu dari toilet, potongan unit pengolahan yang dipilih adalah lumpur aktif.
sayuran berukuran besar, tulang-tulang atau sisa-sisa Istilah lumpur aktif diambil dari fakta bahwa endapan
makanan dari food court. Material-material ini perlu lumpur yang diendapkan di dalam bak pengendapan
disisihkan sejak dari awal karena dikhawatirkan akhir mengandung mikoorganisme yang masih hidup
apabila ikut masuk dapat merusak unit operasi dan disirkulasikan kembali ke dalam reaktor (aeration
selanjutnya atau merusak pompa (Qasim, 1985). tank) digunakan untuk meningkatkan jumlah biomassa
Selanjutnya air limbah dialirkan ke bangunan dan untuk mempercepat reaksi (Said, 2017).
perangkap minyak dan lemak. Bak perangkap minyak Proses biologis dengan biakkan melekat merupakan
dan lemak adalah sebuah unit yang didesain untuk pengolahan air limbah di mana mikroorganisme yang
menyisihkan minyak dan lemak yang terakumulasi digunakan berkembangbiak pada suatu media sehinga
di permukaan air. Minyak dan lemak dalam air akan melekat pada permukaan media tersebut. Proses ini
menyebabkan berkurangnya tingkat degradasi air oleh disebut juga dengan proses film mikrobiologis/proses
mikroorganisme dan mengganggu pemeliharaan unit biofilm. Beberapa contoh dari pengolahan air limbah
pengolahan selanjutnya. Air limbah dari bak perangkap dengan sistem ini adalah trickling filter, reaktor
minyak dan lemak akan dialirkan ke bak ekuilisasi. kontak biologis putar (Rotating Biological Contactor/
Bak ekualisasi berfungsi untuk menyeragamkan RBC). Pengolahan dengan trickling filter merupakan
konsentrasi dan debit sehingga tidak menimbulkan dilakukan dengan cara menyebarkan air limbah ke
masalah shock loading di unit pengolahan sekunder. dalam suatu tumpukan media yang terdiri dari bahan
527
Serambi Engineering, Volume IV, No.2, Juli 2019 ISSN : 2528-3561
batu pecah (kerikil), bahan keramik, sisa tanur (slag), baku mutu yang berlaku semakin ketat nilai ambang
medium dari bahan plastik dan lainya. Selanjutnya batasnya maka efisiensi pengolahan air limbah
akan tumbuh lapisan biologis (biofilm) seperti lendir semakin tinggi (d) kebutuhan lahan apabila luas unit
di permukaan media lalu mengalami kontak dengan pengolahan besar maka semakin besar luas lahan
air limbah sehingga parameter pencemar pada air yang diperlukan (e) biaya pengoperasian ditentukan
limbah dapat diuraikan (Said, 2017). berdasarkan kebutuhan energi, bahan kimia dan
RBC adalah adaptasi dari proses pengolahan air perawatan unit pengolahan. Adapun dua parameter
limbah dengan biakan melekat (attached growth). penting yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan
Media yang digunakan berupa piring tipis (disk) alternatif pengolahan di mal X yaitu parameter
bentuk bulat dipasang berjajar dalam suatu poros yang kemudahan pengoperasian dan kebutuhan lahan.
terbuat dari baja. Disk tersebut selanjutnya diputar di Pertimbangan dalam pemilihan alternatif dapat dilihat
dalam suatu reaktor yang di dalamnya dialirkan air pada Tabel 7.
limbah secara kontinu (Tchobanoglous dkk., 2004). Tabel 7 menjelaskan bahwa untuk parameter
Kedua unit tersebut dipilih untuk menjadi pilihan kemudahan pengoperasian alternatif satu (lumpur
dalam alternatif pengolahan air limbah mal X karena aktif) lebih unggul dibandingkan akternatif lainnya.
memenuhi kriteria pertimbangan pemilihan yaitu Selanjutnya untuk parameter jumlah akumulasi alternatif
tidak memerlukan lahan yang luas dan kemudahan dua (trickling filter) dan alternatif tiga (RBC) sama
pengoperasian (Said, 2017). unggul dibandingkan alternatif satu. Kualitas efluen yang
Unit pengolahan yang direncanakan dipilih dari dihasilkan dari alternatif satu lebih unggul dibandingkan
tiga alternatif. Alternatif pertama yaitu menggunakan alternatif lainnya. Parameter kebutuhan lahan, lahan
lumpur aktif, kedua menggunakan trickling filter yang dibutuhkan untuk ketiga alternatif sama unggul.
dan ketiga menggunakan RBC. Air limbah dari Parameter terakhir yaitu biaya pengoperasian
unit pengolahan tersebut akan dialirkan menuju alternatif satu dan alternatif tiga lebih unggul
bak pengendap. Bak pengendap ini berfungsi untuk dibandingkan alternatif dua. Hasil analisis tersebut
menyisihkan flok/lumpur biologis hasil proses menunjukkan bahwa alternatif satu lebih unggul
pengolahan biologi (Tchobanoglous dkk., 2004). dibandingkan alternatif lainnya berdasarkan
Pengolahan tertier merupakan proses untuk parameter pemilihan pengolahan air limbah sehingga
menghasilkan air olahan dengan kualitas yang lebih alternatif satu adalah alternatif terpilih. Sehingga
baik. Unit pengolahan yang dipilih adalah bak klorinasi. rangkaian unit pengolahan air limbah untuk mal X
Bak klorinasi ini berfungsi untuk memusnahkan adalah saringan, bak perangkap minyak dan lemak,
mikroorganisme yang dapat menimbulkan penyakit bak ekualisasi, lumpur aktif, bak pengendap dan bak
dengan menambahkan klor (Said, 2017). klorinasi. Rangkaian unit tersebut dapat dilihat pada
Rangkaian alternatif pengolahan IPAL pertama Gambar 2. Pengolahan dalam lumpur aktif tentunnya
terdiri dari saringan, bak perangkap minyak dan akan menghasilkan lumpur yang selanjutnya dialirkan
lemak, bak ekualisasi, lumpur aktif, bak pengendap menuju bak pengendap. Lumpur yang diendapkan
dan bak klorinasi. Alternatif kedua dan ketiga dalam bak pengendap mengandung mikroorganisme
memiliki rangkaian unit pengolahan yang sama yang masih hidup. Lumpur yang mengandung
dengan rangkaian unit pengolahan yang pertama mikroorganisme masih hidup akan disirkulasikan
namun berbeda pada unit pengolahan biologinya. kembali menuju tangki aerasi sedangkan sisa lumpur
Alternatif kedua menggunakan trickling filter dan lainnya akan diolah di pengolahan lumpur. Lumpur
alternatif ketiga menggunakan RBC. yang dihasilkan dari pengolahan biologi ini diolah
Pemilihan alternatif pengolahan berdasarkan kembali di pengolahan lumpur yang diserahkan kepada
parameter-parameter pertimbahan pengolahan pihak ketiga berizin. Begitu pula dengan limbah
air limbah. Irman (2015) menyatakan bahwa padat dari unit saringan, minyak dan lemak dari bak
parameter pemilihan alternatif pengolahan air limbah perangkap minyak dan lemak akan diserahkan kepada
berdasarkan (a) kemudahan pengoperasian menjadi pihak ketiga berizin.
bahan pertimbangan karena berpengaruh terhadap
sumber daya manusia yang ahli, operasional dan 3.6 Dimensi Unit Pengolahan
pemeliharaan unit pengolahan (b) jumlah akumulasi Perhitungan dimensi unit IPAL di Mal X
lumpur yang dihasilkan akan mempengaruhi biaya berdasarkan kriteria desain yang diperoleh dari
operasi semakin banyak lumpur yang dihasilkan berbagai literatur, debit air limbah yang masuk sebesar
semakin banyak pula biaya yang harus dikeluarkan (c) 83,73 m3/hari dengan konsentrasi dari karakteristik air
kualitas efluen yang dihasilkan harus sesuai dengan limbah untuk parameter BOD, COD, TSS dan minyak
528
Serambi Engineering, Volume IV, No.2, Juli 2019 ISSN : 2528-3561
dan lemak berurut-turut sebesar 182,67 mg/l; 328,50 • Oksigen yang dikonsumsi oleh respirasi
mg/l; 255,92 mg/l; 47,93 mg/l. endogenous (b’) = 0,12
1. Saringan yang akan digunakan berupa plat yang • Berat oksigen per m3 udara = 0,285 kg
penuh lubang. Disimpan sebelum air limbah • Volume oksigen terlarut = 5%
masuk ke bak perangkap minyak. Bak perangkap Said (2017) menyatakan bahwa MLSS, rasio F/M,
minyak, kriteria desain bak perangkap minyak rasio sirkulasi lumpur merupakan variabel perencanaan
sebagai berikut (Said, 2017): dalam lumpur aktif. MLSS adalah campuran dari
Waktu detensi (td) = 30-60 menit (Direktorat air limbah dengan biomassa mikroorganisme dan
Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana padatan tersuspensi lainnya. Rasio F/M menunjukkan
Kesehatan, 2011) Efisiensi pengolahan = 95% jumlah zat organik (BOD) yang disisihkan dibagi
(Wongthanate dkk., 2014) dengan jumlah massa mikroorganisme di dalam bak
Kedalaman bak (h) = 1 m, freeboard = 0,3 m, dan aerasi. Pengaturan laju sirkulasi lumpur aktif dari bak
rasio P:L = 2:1 (Qasim, 1985) pengendapan akhir yang disirkulasikan ke bak aerasi
Persamaan untuk menghitung dimensi bak dapat mengontrol rasio F/M. Rasio sirkulasi lumpur
perangkap minyak yaitu: merupakan perbandingan banyaknya lumpur yang
a. Volume bak perangkap minyak (V) disirkulasikan ke bak aerasi dengan banyaknya air
V = Q x td limbah yang masuk ke dalam bak aerasi.
b. Luas permukaan bak (A) Perencanaan dalam perhitungan lumpur aktif
A= V/h menggunakan data konsentrasi dari karakteristik air
c. Dimensi bak perangkap minyak limbah yang telah diperoleh dan baku mutu yang
L = (A/2)0,5 dan P = 2L digunakan seperti:
d. Cek waktu detensi (td) BODin (So) = 182,67 mg/l
td = Vaktual/Q BODout (S) = 30 mg/l
e. Konsentrasi minyak dan lemak yang tersisa TSSin (SSin) = 255,92 mg/l
(Cout) TSSout (SSout) = 30 mg/l (PERMEN LHK No 68
Cout = (100-95)/100 x Cin Tahun 2016)
Bak Ekualisasi, kriteria desain bak ekualisasi Persamaan untuk menghitung dimensi bak aerasi
sebagai berikut (Said, 2017): lumpur aktif yaitu:
• Waktu detensi (HRT) = 8 jam, a. Jumlah MLSS
• Kedalaman bak (h) = 2 m, freeboard = 0,3 m, MLSS =
dan Rasio P:L = 2:1 b. Volume lumpur aktif (V)
Persamaan untuk menghitung dimensi bak V=
ekuilisasi yaitu: c. Luas permukaan lumpur aktif (A)
a. Volume bak pengendap (V) A = V/h
V = Q x HRT d. Dimensi lumpur aktif
b. Luas permukaan bak (A) L = (A/2)0,5 dan P = 2L
A = V/h e. Cek waktu detensi (HRT)
c. Dimensi bak perangkap minyak, HRT = Vaktual/Q
L = (A/2)0,5 dan P = 2L f. Beban BOD dalam lumpur aktif
d. Cek waktu detensi (HRT) • Beban BODin = Q x So
HRT = Vaktual/Q • Jumlah BODout = Q x S
Lumpur aktif kriteria desain lumpur aktif sebagai g. Jumlah BOD yang hilang (BODR)
berikut (Said, 2017): BODR = (BODin – BODout)
• Mixed Liquor Suspended Solid (MLSS) = h. Jumlah kebutuhan oksigen (Ro)
1.500-2.000 mg/l Ro = a’ x BODR + b’ x X
• Rasio Food/Microorganism (Rasio F/M) = 0,2 X = MLSS x Q
kg BOD/kg MLSS.hari i. Volume udara yang dibutuhkan (V)
• Rasio sirkulasi lumpur (R) = 0,25 V=
• Return sludge (CR) = 8.000 mg/l Bak Pengendap, kriteria desain bak pengendap
• Kedalaman bak (h) = 3 m, freeboard = 0,3 m, sebagai berikut (Said, 2017):
dan rasio P:L = 2:1 • Waktu detensi (HRT) = 2-4 jam
• Jumlah oksigen yang dikonsumsi per jumlah • Beban permukaan (surface loading rate/SLR) =
BOD yang dihilangkan (a’) = 0,42 25-30 m3/m2.hari
529
Serambi Engineering, Volume IV, No.2, Juli 2019 ISSN : 2528-3561
530
Serambi Engineering, Volume IV, No.2, Juli 2019 ISSN : 2528-3561
531