Anda di halaman 1dari 5

Definisi

Menurut Gallion 2 (1994: 242) unsur yang membedakan kota baru adalah bahwa kota itu
dirancang lebih dahulu, tidak hanya pemisahan politis dari daerah perkotaan yang sudah mapan.

Kota baru yang sengaja dibangun untuk aktivitas pemerintahan, dirancang sebagai kota
mandiri, dengan menyediakan aktivitas (pekerjaan) bagi penduduknya agar kota baru dapat
menjadi tempat bermukim para pendatang (Alonso dalam Bourne, 1978: 536)

kota baru yang direncanakan dan dikembangkan dalam kaitan dengan kota yang telah tumbuh dan
berkembang. kota baru membantu memecahkan masalah kota yang sudah ada, misalnya untuk
memecahkan masalah keruangan perumahan atau dalam perluasan kota. Kota baru dapat
dikatakan sebagai supporting new town atau satellite town, karena berperan sebagai penunjang
eksistensi kota yang sudah ada serta telah berkembang.

Sejarah dan latar belakang


Perkembangan Kota Baru meliputi beberapa zaman antara lain adalah sebagai berikut :
1. Kota baru masa silam dan masa pra revolusi industri
Kota baru masa silam terjadi zaman Mesir, Cina, Yunani dan Romawi. Pembangunan kota baru
dilandasi oleh kekuasaan dan penguasaan.
2. Kota baru pada masa revolusi industri terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Kota pekerja, yaitu permukiman berskala besar di sekitar pusat industri.
b. Kota satelit, yaitu permukiman pekerja pada lokasi baru yang tidak jauh dari pusat industri.
3. Kota baru pasca revolusi industri : generasi pertama dan kedua
1. Kota baru pada generasi pertama memiliki fungsi yaitu :
a. ebagai inovasi untuk memecahkan permukiman di kota yang padat industri : Garden City oleh
Ebenezer Howard.
b. Lingkungan kota yang manusiawi, ramah lingkungan, hidup berkualitas.
2. Kota baru generasi kedua
a. Perkembangan metropolitan
b. Antisipasi kebutuhan permukiman berskala besar
c. Pengembangan wilayah
d. Pengembangan usaha
4. Kota baru : New Urbanism
Konsep New Urbanism adalah suatu konsep yang menggabungkan konsep transportasi modern
dengan pola ketetanggaan pada kota tradisional Amerika.

Perkembangan Kota Baru di Indonesia

Selama tiga dekade sejak 1950, pembangunan kota baru di Indonesia didominasi
pembangunan ibukota baru provinsi dan kabupaten. Pemrakarsanya pemerintah pusat,
pemerintah provinsi maupun pemerintah kabupaten. Saat itu, kegiatan pengembang swasta masih
terbatas pada pembangunan perumahan mewah dan menengah di kota besar dan metropolitan.
Karena itu, tidak dapat dikatakan sebagai pembangunan kota baru berapa pun besar proyeknya,
karena dianggap hanya sebagai perluasan terhadap kawasan perkotaan yang di kota
bersangkutan.

Mulai awal 1980-an, banyak pengembang swasta mengambil prakarsa membangun kota
baru di kabupaten sekitar kota besar dan metropolitan seperti Jakarta, Bandung, Semarang dan
Surabaya. Kota baru yang diprakarsai pemerintah pusat adalah Kebayoran Baru dan Pekanbaru.
Kebayoran Baru direncanakan Pemerintah Pendudukan Belanda pada 1948. Pembangunannya
dilakukan mulai 1949 sampai pertengahan 1950-an. Untuk pembangunannya didirikan Centrale
Stichting Wederopkouw (CSW) dan Regional Opkouw Bureau Kebayoran. Setelah pengakuan
kedaulatan Republik Indonesia akhir 1949, pembangunan dilanjutkan Djawatan Pekerdjaan Umum
Kota Baru Kebayoran di bawah Kementrian Pekerjaan Umum dan Tenaga. Perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan kota baru Pekanbaru dimulai Balai Tata Ruangan Pembangunan,
Kementrian Pekerjaan Umum dan Tenaga, pertengahan 1950-an.

Pemerintah menitikberatkan pada pembangunan jaringan utama prasarana dan gedung


pemerintah (kantor maupun perumahan dinas pejabat). Pembangunan lainnya diserahkan kepada
masyarakat. Kota baru yang diprakarsai pemerintah propinsi adalah Palangkaraya yang ditetapkan
sebagai ibukota Propinsi Kalimantan Tengah. Palangkaraya dibangun di tepi Sungai Kahayan yang
saat itu merupakan satu-satunya aspek masuk ke Palangkaraya. Mulai dari penetapan lokasi,
perencanaan tata ruang sampai pembangunannya, diprakarsai pemerintah daerah. Dalam hal ini,
gubernur berperan penting dan menentukan. Pemerintah pusat lebih berperan sebagai penasehat
teknis dan pemberi bantuan dana untuk membangun jaringan utama prasarana dan gedung
pemerintah.

Kota baru yang diprakarsai pemerintah kabupaten adalah ibukota baru kabupaten
bersangkutan yang dipindah dari kotamadya dengan alasan ibukota kabupaten seharusnya ada di
daerah kabupaten bersangkutan. Kalau ibukota daerah kabupaten ada di kotamadya, pemerintah
kabupaten tidak bebas bertindak karena yang berkuasa adalah pemerintah kotamadya
bersangkutan. Kabupaten yang memindahkan ibukotanya dengan membangun kota baru, antara
lain Aceh Besar dari Banda Aceh ke Janto, Bengkulu Utara dari Bengkulu ke Argamakmur dan Bogor
dari Bogor ke Cibinong. Pola penanganannya serupa dengan pembangunan ibukota baru propinsi
dimana peran pemerintah lebih dipusatkan pada pembangunan jaringan utama prasarana dan
gedung pemerintah, termasuk pembangunan perumahan pegawai pemerintah daerah.

Dalam membangun ibukota baru, ada pemerintah kabupaten yang berkerja sama dengan
pengembang swasta. Contohnya, pembangunan ibukota baru kabupaten Tangerang dengan
memanfaatkan perkebunan karet di Tigaraksa. Sejak penentuan lokasi dan perencanaan tata
ruang, pengembang bersangkutan sudah diikutsertakan. Pembangunan prasarana dan sebagian
gedung pemerintah dilakukan pengembang dengan imbalan tanah dan pembebasan berbagai
biaya yang biasa dikenakan kepada pengembang.

Prinsip dan strategi pembangunan kota baru

1. Mengembalikan lingkungan yang mengalami degradasi


Membangun kota dengan konsep taman, Menetapkan koridor hijau di kawasan pedesaan dan
perkotaan, Meningkatkan kegiatan pedesaan untuk mendukung pertanian yang berkelanjutan.

2. Mencegah Urban Sprawl


Membatasi perluasan pembangunan baru, Mengkonsolidasi kawasan kota yang ada dengan
mengupayakan penggunaan terbaik pada sumber daya, Mempertahankan kota agar tetap hidup,
dan sebagai tempat yang enak ditinggali, Menciptakan jaringan transportasi yang efisien.

3. Berperan terhadap ekonomi


Industri yang berkelanjutan, Mengembangkan teknologi yang berbasis lingkungan, Penggunaan
teknologi informasi yang tepat.

4. Menyediakan kesehatan dan keamanan


Mengurangi polusi dan meningkatkan kualitas lingkungan, Pengumpulan, daur ulang dan
penggunaan kembali limbah padat, Penyediaan dan sanitasi air, Lingkungan yang tidak beracun
dan non-alergi.

5. Mendorong masyarakat
Melibatkan masyarakat dalam pembangunan kota, Meningkatkan peran serta masyarakat dalam
administrasi publik dan manajemen, Mewujudkan pembangunan melalui proses yang melibatkan
seluruh masyarakat agar dapat menyumbang hasil yang diharapkan.

6. Memberdayakan cultural landscape


Perbedaan kelompok budaya, pesta rakyat, Adanya festival seni dan budaya, Bentuk seni
multikultural, Jaringan komunitas seni dan kerajinan.

7. Memperbaiki biosfer
Proyek kerjasama restorasi lahan untuk pengembangan baru, Memperbaiki, mengisi dan
meningkatkan udara, air, lahan, energi, biomass, makanan, keanekaragaman, habitat ,
ecolinks,mendaur ulang limbah.

Keuntungan dan kelemahan


Beberapa keuntungan serta permasalahan yang berhasil di rangkum dalam makalah ini adalah :

a. Keuntungan :
· Tersebarnya Konsentrasi Penduduk
· Tersedianya lingkungan permukiman yang secara fisik tata ruang tertata dengan baik dan
dilengkapi dengan fasilitas permukiman yang memadai

b. Permasalahan yang timbul :


· Arus Penglaju yang besar ulang alik antara kota-kota satellite dengan kota induknya
· Terjadi urban sprawl
· Kemacetan lalu lintas

Konsep dasar
Karakteristik Kota Satelit
 Karakteristik dasar dari sebuah kota satelit adalah bahwa ia adalah kota yang lebih kecil di
dekat kota metropolitan besar yang memiliki pemerintahan dan ekonomi lokal sendiri yang
tidak tergantung pada kota besar tetangga.
 Ada banyak pengaruh dari kota besar terdekat di kota satelit. Kota satelit memiliki budaya
mereka sendiri, sejarah mereka sendiri, dan infrastruktur ekonomi mandiri mereka sendiri.
 Kota-kota satelit saling berhubungan dengan kota-kota besar tetapi sepenuhnya
independen dari kota besar di dekatnya. Kadang-kadang kota besar di dekatnya disebut
sebagai kota induk dan kota-kota satelit ini secara lokal dikenal di negara bagian tetapi
tidak setenar di seluruh dunia sebanyak kota induk yang lebih besar di dekatnya.
 Kota satelit bukanlah perpanjangan dari kota besar di dekatnya. Secara geografis ada
perbedaan yang jelas antara kota induk besar dan kota satelit. Ini berarti ada beberapa
wilayah atau beberapa kilometer di antara kedua kota. Pada umumnya ada daerah
pedesaan kecil antara kota induk besar dan kota satelit yang benar-benar memisahkan
kedua kota.
 Kota satelit tidak berkembang seperti kota besar di sekitarnya. Populasi kota satelit jauh
lebih kecil daripada populasi kota besar di sekitarnya. Banyak fasilitas dan fasilitas
infrastruktur yang tersedia di kota-kota besar di sekitarnya tidak begitu menonjol di kota-
kota satelit. Penduduk kota satelit diketahui melakukan perjalanan teratur ke kota besar
terdekat untuk bekerja, rekreasi, dan alasan lainnya.
 Tenaga kerja yang tinggal di kota satelit melakukan perjalanan setiap hari ke kota besar
untuk tujuan kerja dan kota-kota satelit menyediakan tenaga kerja ke kota-kota besar.
Karena tarif properti dan biaya hidup sering lebih rendah di kota-kota satelit dibandingkan
dengan kota induk, banyak orang merasa terjangkau untuk tinggal di kota satelit kecil dan
bekerja di wilayah metropolitan yang lebih besar di kota besar di dekatnya.
 Siswa sering bepergian ke institusi pendidikan tinggi di kota induknya karena institusi
pendidikan yang berkualitas sering berlokasi di kota besar terdekat dan bukan di kota
satelit.
 Pengembangan dan ukuran kota satelit dibatasi dan dibatasi dan tidak pernah cocok atau
melebihi ukuran kota besar di sekitarnya. Kota satelit secara historis berevolusi sendiri dan
bukan hanya perpanjangan yang dibuat untuk kota besar untuk memenuhi kebutuhan
populasi yang terus bertambah. Ini berarti kota-kota ini memiliki sejarah mereka sendiri,
pusat kota mereka sendiri atau daerah kota tua bersejarah dan memiliki identitas budaya
mereka sendiri.
 Banyak kali, produk dan merek dipasarkan ke kota-kota ini bersama dengan kota-kota
besar di dekatnya. Ini berarti bahwa perusahaan telepon dan perusahaan barang dan jasa
lainnya sering memasukkan kota-kota satelit ini ke dalam zona atau yurisdiksi wilayah
metropolitan besar di sekitarnya.
 Seringkali ada layanan transportasi yang baik antara kota satelit dan kota induk besar di
dekatnya. Kereta api, bus, dan transportasi jalan cepat, efisien, dan tepat waktu di antara
kedua jenis kota ini karena penumpang dari kota satelit sering bepergian setiap hari ke kota
besar terdekat untuk bekerja, untuk pendidikan dan kegiatan ekonomi, rekreasi, dan sosial
lainnya.

Anda mungkin juga menyukai