EMISI AMBIEN
Gangguan
Ambien Pemukiman
Roadside
Pemantauan
Kualitas Udara
Sumber Industri
Tdk Bergerak (Cerobong)
Emisi
Sumber
Bergerak
Metode Referensi : Emisi Parameter
1. SNI 7117.13.2009 atau US-EPA Method 1 Lokasi & Titik Lintas
2. SNI 7117.14.2009 atau US-EPA Method 2 Kecepatan linier & Laju Alir
3. SNI 7117.15.2009 atau US-EPA Method 3 Bobot Molekul Gas (O2& CO2)
4. SNI 7117.15.2009 atau US-EPA Method 3A CO
5. SNI 7117.16.2009 atau US-EPA Method 4 Kadar Uap Air
6. SNI 7117.17.2009 atau US-EPA Method 5 Partikulat
7. SNI 7117.20.2009 atau US-EPA Method 29 Logam (As, Cd, Cr, Pb, Hg & Tl)
8. US-EPA 26 HCl
9. US-EPA 26 HF
10.US-EPA Method 6C SO2
11.US-EPA Method 7E NOx
12.SNI 19-7117.11 2005 Opasitas
13.US-EPA 207.1 NH3
14.US-EPA 11 H2S
15.US-EPA 0051 Cl2
No Nomor SNI Judul Indonesia
1 SNI 19-7117.1-2005 Emisi gas buang - Sumber tidak bergerak - Bagian 1: Penentuan kecepatan alir
Emisi gas buang - Sumber tidak bergerak - Bagian 2: Penentuan lokasi dan titik-titik lintas pengambilan
2 SNI 19-7117.2-2005
contoh uji partikel
Emisi gas buang - Sumber tidak bergerak - Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SOx) - Seksi 1: Cara uji dengan
3 SNI 19-7117.3.1-2005
metode turbidimetri menggunakan spektrofotometer
Emisi gas buang - Sumber tidak bergerak - Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SOx) - Seksi 2: Cara uji dengan
4 SNI 19-7117.3.2-2005
metode netralisasi titrimetri
5 SNI 19-7117.4-2005 Emisi gas buang - Sumber tidak bergerak - Bagian 4: Cara uji kadar uap air dengan metode gravimetri
Emisi gas buang - Sumber tidak bergerak - Bagian 5: Cara uji oksida-oksida nitrogen dengan metode
6 SNI 19-7117.5-2005
phenol disuphonic acid (PDS) menggunakan spektrofotometer
Emisi gas buang - Sumber tidak bergerak - Bagian 6: Cara uji kadar amoniak (NH3) dengan metode
7 SNI 19-7117.6-2005
indofenol menggunakan spektrofotometer
Emisi gas buang - Sumber tidak bergerak - Bagian 7: Cara uji kadar hidrogen sulfida (H2S) dengan metode
8 SNI 19-7117.7-2005
biru metilen menggunakan spektrofotometer
Emisi gas buang - Sumber tidak bergerak - Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metode
9 SNI 19-7117.8-2005
merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer
Emisi gas buang - Sumber tidak bergerak - Bagian 9: Cara uji kadar hidrogen fluorida (HF) dengan metode
10 SNI 19-7117.9-2005
kompleks lanthanum alizarin menggunakan spektrofotometer
Emisi gas buang - Sumber tidak bergerak - Bagian 10: Cara uji konsentrasi CO, CO2, dan O2 dengan
11 SNI 19-7117.10-2005
peralatan analisis otomatik
Emisi gas buang - Sumber tidak bergerak - Bagian 11: Cara uji opasitas menggunakan skala Ringelmann
12 SNI 19-7117.11-2005
untuk asap hitam
13 SNI 19-7117.12-2005 Emisi gas buang - Sumber tidak bergerak - Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik
Persyaratan umum cerobong (sumber tidak bergerak) :
• Tinggi cerobong sebaiknya 2 – 2,5 kali tinggi bangunan sekitarnya sehingga lingkungan sekitarnya tidak
terkena turbulensi.
• Kecepatan aliran gas dari cerobong sebaiknya lebih besar dari 20 m/detik sehingga gas-gas yang keluar dari
cerobong akan terhindar dari turbulensi.
• Gas-gas dari cerobong dengan diameter lebih kecil dari 5 feet dan tinggi kurang dari 200 feet akan
mengakibatkan konsentrasi di bagian bawah akan menjadi tinggi.
• Konsentrasi maksimum bagian permukaan tanah dari cerobong gas-gas (agar terjadi difusi) biasanya terjadi
pada jarak 5 - 10 kali tinggi cerobong downwind.
• Konsentrasi maksimum zat pencemar berkisar antara 0,001 - 1 % dari konsentrasi zat pencemar dalam
cerobong.
• Konsentrasi di permukaan dapat dikurangi dengan menggunakan cerobong yang tinggi. Variasi konsentrasi
pencemar pada permukaan akan berbanding terbalik dengan kwadrat tinggi cerobong efektif.
• Warna cerobong harus mencolok sehingga mudah terlihat.
• Cerobong dilengkapi dengan pelat penahan angin yang melingkari cerobong secara memanjang ke arah
ujung atas.
• Puncak cerobong sebaiknya terbuka, jika pihak industri menganggap perlu untuk memberi penutup
(biasanya cerobong kecil/rendah) maka penutup berbentuk segitiga terbalik (terbuka keatas).
• Setiap cerobong diberi nomor dan dicantumkan dalam denah industri.
BEBERAPA CATATAN TENTANG CEROBONG
1. Kecepatan gas emisi (vs) dan suhu mempengaruhi tinggi efektif stack.
2. Kecepatan angin (u) yang rendah menyebabkan gas emisi turun ke bawah sepanjang stack
(downwash).
3. Agar tidak terjadi downwash, vs) ≥ 1,5u.
4. vs yang baik ≈ 15 m/detik agar mampu:
• mencegah downwash karena umumnya u > 14 km/jam = 10 m/detik.
• menaikkan tinggi efektif dari bangkitan emisi (plume rise).
• membawa emisi debu ke luar stack dengan cukup tinggi, terutama jika terjadi kegagalan
operasional perangkat pembersih udara.
• mencegah hujan masuk ke dalam stack karena umumnya kecepatan hujan juga ≈2000 fpm
(10 m/s).
4. Stack harus lebih tinggi dari bangunan sekitar atau halangan.
5. Bentuk stack terbaik adalah silinder yang lurus.
6. Penutup hujan sebaiknya tidak digunakan karena dapat mengarahkan udara ke arah bawah,
meningkatkan potensi masuk kembali, dan menyebabkan paparan pada personil yang
melakukan pemeliharaan.
Sampah > 1000
ton/hari
Boiler > 25 MW
Terus menerus
Utilitas yang
(CEMs) menggunakan
LB3
Sumber Emisi Industri
Semen, Migas, Pupuk, Pulp &
Pemantauan Paper, besi baja,
Emisi
Sampah ≤ 1000
ton/hari
Manual
Boiler ≤ 25 MW, dgn kand.
S >2%
D Lnw
b. Untuk bentuk kotak, gunakan
2 Lfw
=
+
L
De = Diameter ekivalen
L = Panjang kotak
W
W = Lebar kotak
W
2D 2De
• Ukuran partikel dalam gas emisi bervariasi: dari <1 µm - > 5 µm;
• Untuk <1 µm partikel halus; sedangkan jika >5 µm partikel
besar.
• Inersia atau momentum partikel umumnya tergantung juga pada
berat jenisnya (densitas).
• Ukuran partikel 1 - 5 µm adalah ukuran sedang (intermediate)
dalam kaitan sifatnya (behavior) dalam aliran gas; yaitu tergantung
pada densitas dan kecepatan gas.
• Jika sampel adalah isokinetik maka distribusi ukuran partikel yang
masuk lobang sampling (probe) akan tepat sama dengan distribusi
ukuran partikel dalam gas emisi.
• Cara ini adalah tujuan utama sampling isokinetik untuk
mendapatkan sampel yang representatif.
BAGAIMANA JIKA SAMPLING TIDAK ISOKINETIK
• Apakah cerobong asap telah dilengkapi dengan lubang sampling dan sarana
pendukung lainnya seperti lantai kerja (platform), tangga, dan tenaga listrik
?
(Kepmen LH No.13/1995, pasal 7 butir a; Kepmen LH No.133/2004 pasal 7 butir a; Kepmen LH No.
129/2003, pasal 6 butir a, Kepdal 205/96)
• Apakah emisi gas yang dibuang ke udara memenuhi baku mutu emisi sumber tidak
bergerak ?
(Sesuai Kepmen LH No.13/1995, dan BME Spesifik)
Peralatan Pengendalian
Pencemaran Udara
Keunggulan: Kelemahan:
• Biaya modal dan energi rendah • Efisiensi relatif rendah dan untuk partikel
• Tidak ada bagian yang bergerak besar
• Perawatan kecil • Tidak dapat menangani material lengket
• Biaya operasional rendah • Ukuran fisik yang besar
• Keandalan sangat baik • Sering bermasalah jika chamber
tersumbat dengan debu yang terkoleksi.
• Kehilangan tekanan rendah
• Perangkatnya tidak terabrasi
• Pengumpulan dan disposal kering
KONTROL PARTIKULAT (2)
b. Siklon Keunggulan :
• Harganya cukup murah,
• Tidak ada bagian yang berputar,
• Dapat operasi dalam segala kondisi
suhu
• Sedikit perawatan
• Kehilangan tekanan kecil
• Pengumpulan dan disposal secara
kering
• Ruangan relatif kecil
Kelemahan:
• Efisiensinya rendah,
• Tidak dapat bekerja untuk material
lengket
• Jika ingin efisiensi tinggi maka
kehilangan tekanannya tinggi
KONTROL PARTIKULAT (3)
c. Electrostatic Precipitator (ESP)
Keunggulan:
• Efisiensi yang sangat tinggi.
• Volume gas besar dan kehilangan tekanan kecil.
• Bisa untuk material kering atau basah (fumes,
mists).
• Berbagai tingkat suhu operasi.
• Rendah biaya operasinya kecuali pada efisiensi
yang sangat tinggi.
Kelemahan:
• Biaya kapital tinggi.
Keunggulan
• Efisiensinya cukup tinggi.
• Dapat beroperasi pada kondisi partikulat
yang berbeda-beda.
• Dapat beroperasi dalam laju alir yang
berbeda-beda.
• Kehilangan tekanan relatip kecil.
Kelemahan:
• Perlu tempat yang luas.
• Material filter dapat rusak bila
beroperasi pada suhu tinggi, dan juga
korosi.
• Tidak dapat beroperasi pada keadaan
basah (moist).
• Bisa terbakar atau meledak.
KONTROL PARTIKULAT (5)
e. Scrubber Keunggulan:
• Mampu menangani debu mudah terbakar dan
meledak
• Dapat menangani kabut keluaran proses
• Pemeliharaan relatif rendah
• Sederhana desain dan mudah menginstal
• Efisiensi bervariasi
• Pendinginan untuk gas panas
• Menetralisir gas dan debu korosif
Kelemahan:
• Cairan limbah masalah pencemaran air
• Limbah terkumpul dalam keadaan basah
• Potensi korosi
• Perlu dijaga adanya pembekuan
• Gas buang akhir perlu pemanasan untuk menjaga
opasitas
• Partikel terkoleksi mungkin terkontaminasi
• Pembuangan limbah lumpur mahal
KONTROL EMISI GAS (1)
a. Kontrol NOx (De-NOx)