Secara khusus, akan dibahas mengenai Total Petroleum Hydrocarbon (TPH) yang
dicantumkan dalam Kepmen LH 128/2003 sebagai indikator kinerja proses bioremediasi.
Dalam Kepmen ini TPH tercantum dalam bagian-bagian sbb:
II.1.2. Analisis Limbah
Sebelum melakukan pengolahan limbah minyak bumi dengan metoda biologis, maka perlu
dilakukan analisis terhadap bahan yang diolah untuk mengetahui komposisi dan
karakteristik limbah yang terdiri dari:
a. Kandungan minyak atau oil content (bila kandungan minyak relatif besar) dan/ atau Total
Petroleum Hydrocarbon / TPH (bila kandungan minyak relative kecil);
II.1.3. Persyaratan Limbah Yang Diolah
Persyaratan limbah minyak bumi yang diolah secara biologis adalah sebagai berikut:
a. Konsentrasi maksimum TPH awal sebelum proses pengolahan biologis adalah tidak lebih
dari 15%
b. Konsentrasi TPH yang sebelum proses pengolahan lebih dari 15% perlu dilakukan
pengolahan atau pemanfaatan terlebih dahulu dengan mempertimbangkan teknologi yang
tersedia dan karakteristik limbah
III.ANALISIS TERHADAP PROSES PENGOLAHAN
a. Tabel 1. Parameter dan metoda sampling untuk analisis sample limbah yang
diolah: TPH - Minimum 2 Minggu sekali metoda Spectrophometri atau Gravimetri
b. Analisis pendukung
- Analisis terhadap produk hasil penguraian limbah minyak bumi (TPH) akibat kegiatan
mikrobiologis dapat dilakukan untuk melihat komponen dan konsentrasi senyawa
hidrokarbon, seperti senyawa yang terdapat di dalam kelompok C6-C15.
IV. KRITERIA HASIL AKHIR PENGOLAHAN
Hasil akhir dari Proses Pengolahan secara biologis harus memenuhi kriteria sebagai
berikut:
Tabel2. Persyaratan nilai akhir hasil pengolahan minyak bumi secara biologis: No
A.2.2 TPH - 10.000 ug/g
Apakah TPH?
TPH adalah jumlah hidrokarbon minyak bumi yang terukur dari media lingkungan.
Hidrokarbon minyak bumi (PHC Petroleum Hydrocarbon) adalah berbagai jenis senyawa
hidrokarbon yang terdapat dalam minyak bumi. Dalam satu jenis campuran minyak bumi
akan terdapat rantai hidrokarbon dengan rantai C3 C35. Dengan demikian, TPH didefinikan
sebagai metoda analisis yang digunakan untuk mengukur jumlah hidrokarbon minyak bumi
dalam suatu media.
TPH awal 15%?
Dalam kepmen LH 128/2003 dicantumkan bahwa kosentrasi TPH maksimum yang diijinkan
untuk mengolah tanah tercemar dengan bioremediasi adalah 15%. Jika terdapat konsentrasi
hidrokarbon minyak bumi diatas 15% maka harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu
yang tujuannya adalah pemanfaatan. Salah satu contohnya adalah oil recovery. KLH
mempertimbangkan bahwa konsentrasi TPH >15% masih memiliki potensi pemanfaatan.
Perlu dicermati bahwa pengolahan yang dimaksudkan dalam poin II.1.3(b) adalah
pengolahan yang tujuannya untuk pemanfaatan. Tidak diijinkan pengolahan yang ditujukan
untuk mengencerkan konsentrasi limbah misalnya dengan pencampuran.
TPH Akhir 1%
mengapa KLH menetapkan TPH Akhir 1%? Petroleum hydrocarbon yang dimaksudkan
dalam Kepmen 128/2003 adalah senyawa yang terdapat pada industri migas dan dihasilkan
dari industri migas. Dengan demikian, keberadaan senyawa ini pada daerah industri.
Dijelaskan dalam makalah di API Publication 4709, September 2001, pertimbangan
konsentrasi ambang batas untuk TPH industri migas didasarkan pada proteksi terdapah
tanaman dan sumber air (air tanah dan air permukaan) (API, 1993; Currier and.Peoples, 1954;
Udo, et al., 1975; Baker, 1970; deOng, et al., 1927; Plice, 1948; Chaineau, et al., 1997; and
Saterbak, et al., 1999). Hasil studi-studi ini menunjukkan bahwa konsentrasi hidrokarbon
minyak bumi pada <10.000 mg/kg atau 1% tidak menyebabkan dampak negatif pada
pertumbuhan berbagai tanaman ataupun perlindian pada air tanah. Angka 1% ini kemudian
digunakan oleh beberapa negara bagian di US untuk aplikasi pengolahan tanah tercemar di
Industri migas. Pada saat kepmen 128/2003 disusun, belum ada studi di Indonesia yang
Gravimetri
Nilai TPH diukur menggunakan metode gravimetri. Sebanyak 10 gram sampel dioven
pada suhu 40 C selama 10 menit kemudian dibungkus dengan kertas saring. Timbel
yang
telah dibuat tersebut dimasukan dalam soxhlet dan diekstrak dengan pelarut n-heksana
selama 4 jam. Ekstrak yang diperoleh dihilangkan airnya dengan Na 2SO4 anhidrat
sebanyak 10 gram kemudian dihilangkan lemak/ grease dengan 10 gram silika gel.
Ekstrak yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan rotav hingga kering. Labu yang
telah
kering dipanaskan dalam oven pada suhu 70C selama 10 menit kemudian