3; 25-38
Oleh : Ignasius DA. Sutapa1 Abstrak Pengolahan limbah dengan sistem lumpur aktif mulai dikembangkan di Inggris pada tahun 1914 oleh Ardern dan Lockett, dan dinamakan lumpur aktif karena prosesnya melibatkan massa mikroorganisme yang aktif, dan mampu menstabilkan limbah secara aerobik. Istilah lumpur aktif diterapkan baik pada proses maupun padatan biologis di dalam unit pengolahan. Efisiensi pengolahan limbah cair dengan sistem lumpur aktif sangatlah penting agar sistem tersebut dapat menyisihkan bahan pencemar sehingga efluen yang dikeluarkan memenuhi standar yang ditetapkan. Problem yang sering dihadapi adalah timbulnya fenomena bulking yang sangat menurunkan efektivitas pengolahan limbah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kemampuan reaktor seri dalam menurunkan beban organik dan mencegah terjadinya bulking. Kata kunci : lumpur aktif, limbah cair.
Pendahuluan Air limbah (waste kegiatan rumah tangga, apotik,
adalah air buangan dari masyarakat, rumah tangga, industri, air tanah, buangan air permukaan (Yoseph serta A.S. lainnya
water)
rumah sakit, rumah makan, kegiatan perkantoran dan sebagainya. terdiri atas zat organik, baik Secara kualitatif limbah tersebut berupa padat atau cair, bahan berbahaya dan beracun, garam terlarut, bakteri E. Coli, jasad patogen dan dan bakteri, terutama
25
Jurnal Studi Pembangunan, Kemasyarakatan & Lingkungan ; Tahun I/1999 No. 3; 25-38
parasit.
Sedangkan
air
limbah
terlarut
(Wibisono, mata,
1989). dan
Air
yang berasal dari pabrik, industri, pertanian, peternakan, perikanan, dan lain-lain disebut dengan limbah non domestik. Kehadiran zat-zat organik yang terbawa oleh air limbah oksigen domestik dapat menyebabkan
limbah domestik ini tidak sedap dipandang jumlah berbahaya, terutama karena
sangat
organisme
penyebab
penyakit yang dikandungnya. Di daerah beriklim tropis, air limbah domestik dapat segera kehilangan busuk atau septik oksigen terlarut sehingga menjadi yang menimbulkan bau yang sangat menyengat. Komposisi Air Buangan Sesuai asalnya, mempunyai sangat tetapi dan dengan air dari komposisi sumber limbah yang setiap air maka bervariasi secara padatan, dari garis
penurunan
kandungan
terlarut yang terdapat di dalam air sungai. Air sungai memerlukan kandungan untuk oksigen terlarut minimum 5 ppm, yang berguna menjaga kelangsungan aerobik hidup mahluk air seperti ikan dan mikroorganisme (Eckenfelder, 1989). Air limbah yang masih baru umumnya berupa cairan keruh berwarna abu-abu dan berbau tapi tidak menyengat. Buangan ini mengandung padatan yang terapung dan tersuspensi, misalnya tinja, sampah , dan padatan tersuspensi yang misalnya kertas, lebih kecil , daun dan
tempat dan setiap saat. Akan besar limbah domestik terdiri dari air dimana padatan yang terdiri zat organik
berupa karbohidrat, lemak, dan protein serta zat anorganik yang berupa logam garam-garam, dan butiran logamseperti
padatan yang sangat halus dalam suspensi koloid, yaitu suspensi yang tidak bisa mengaendap, serta zat pencemar dalam bentuk
26
Jurnal Studi Pembangunan, Kemasyarakatan & Lingkungan ; Tahun I/1999 No. 3; 25-38
Air Limbah
Organik
Anorganik
Protein
Lemak
Karbohidrat 25 %
10 %
Garam
85 %
Butiran
Logam
27
Jurnal Studi Pembangunan, Kemasyarakatan & Lingkungan ; Tahun I/1999 No. 3; 25-38
15 1200 350
8 720 220
4 350 100
diterap-kan
proses maupun padatan biologis di dalam unit peng-olahan. Proses lumpur aktif terdiri
dari dua tangki (gambar 2), yaitu : - Tangki aerasi : di dalam bak ini terjadi organik reaksi oleh penguraian zat mikroorganisme
dengan bantuan oksigen terlarut. - Bak pemisah (Clarifier): yaitu tempat lumpur aktif dipisahkan dari cairan untuk dikembalikan ke tangki dibuang. Tangki Sedimentasi Outlet aerasi, kelebihannya
ngendapan. Proses lumpur aktif mulai dikembangkan di Inggris pada tahun 1914 oleh Ardern dan Inlet
Tangki Aerasi
Jurnal Studi Pembangunan, Kemasyarakatan & Lingkungan ; Tahun I/1999 No. 3; 25-38
mengendap dan terpisah dengan cairan sebagai effluent. Sebagian lumpur aktif dari dasar tangki pengendap dipompakan kembali ke reaktor dan dicampur dengan umpan (subtrat) yang masuk, reaktor sebagian lagi dibuang. mikroorganisme bahan-bahan persamaan Eddy,1991): Dalam mendegradasi organik stoikiometri dengan pada
dengan
(Metcalf dan
+ Produksi lainnya
C5H7NO2 + 5 O2 (sel)
29
Jurnal Studi Pembangunan, Kemasyarakatan & Lingkungan ; Tahun I/1999 No. 3; 25-38
30
Jurnal Studi Pembangunan, Kemasyarakatan & Lingkungan ; Tahun I/1999 No. 3; 25-38
I. Microorganism
Gambar 3 : Komposisi dari padatan lumpur aktif Keterangan gambar 3 : Padatan Aktif = I Padatan Volatil = I + II Padatan Inert = III Total Padatan = I + II + III
pengolahan limbah cair sistem adalah berikut : (Davis dan Cornwell, 1985 ; Verstraete dan Vaerenberg, 1986)
sistem lumpur aktif dinamakan mixed suspended solids adalah jumlah dari bahan organik dan mineral 31
Jurnal Studi Pembangunan, Kemasyarakatan & Lingkungan ; Tahun I/1999 No. 3; 25-38
berupa padatan terlarut, termasuk mikroorganisme di dalam mixed liquor. Dimana : F/M = food ratio, S0 to hari-1 microorganism
= konsentrasi influen COD atau BOD, mg/l (g/m3) = waktu = V/Q hari detensi hidrolis,
= debit influen (m3/ hari) = Konsentrasi suspended (g/m3) solid, volatile mg/l
beban organik pada suatu sistem lumpur aktif, dirumuskan sebagai kilogram BOD atau COD per kilogram MLSS perhari. (Curds dan Hawkes,1983 ; Natanson,1986). Dapat dihitung dengan (Metcalf rumus dengan dan perbandingan Eddy, 1991). S0 F/M = --------- . X makanan
yang
dibutuhkan oleh cairan limbah yang masuk ke dalam tangki aerasi suatu proses lumpur aktif untuk dapat tercampur dengan merata, berbanding dimana terbalik nilainya dengan
mikroorganisme
tingkat pengenceran yang terjadi, D ( Sterritt dan Laster, 1988 ). Dapat dirumuskan dengan persaman :
32
Jurnal Studi Pembangunan, Kemasyarakatan & Lingkungan ; Tahun I/1999 No. 3; 25-38
SSe
SSw Dimana : V Q D = volume tangki aerasi = debit influen (limbah yang masuk) = tingkat pengenceran waktu retensi hidrolis (dalam satuan waktu, biasanya hari ) HRT = Qe Qw
= suspended solids waste (padatan lumpur mg/l) = debit efluen (m3/hari) = debit lumpur yang dibuang (m3/hari) tersuspensi yang dibuang,
aliran kontinyu (terus menerus limbah yang masuk) pertumbuhan mikroorganismenya sangat berbeda periodik subtrat volume dengan (misal bacth sistem reactor). aliran
aktif,
Dimana pada aliran terus menerus ditambahkan V dan kontinyu pada debit Q pada reaktor dengan mengandung X. konsentrasi biomassa
Penambahan nutrien, parameter Dimana : MLSS = mixed liquor suspended solids (mg/l) V = volume tangki aerasi (l) lingkungan seperti kadar oksigen, temperatur, dasarnya terbalik dan pH pada Tingkat retensi terkontrol. dengan waktu
Jurnal Studi Pembangunan, Kemasyarakatan & Lingkungan ; Tahun I/1999 No. 3; 25-38
menurunkan konsentrasi dari sel D = Q/V = 1/t Dimana : D = pengenceran (waktu-1), v = volume reaktor (l), Q = debit subtrat ( l/waktu), dan T = waktu Maka pertumbuhan mikrobiologis yang terjadi pada aliran kontinyu sebagai : dapat dirumuskan Mikroorganisme Aktif dung Dalam Lumpur dan terjadi penurunan populasi mikroorganisme ( Bitton, 1994).
anorganik
Ukuran flok ini bervariasi dari < 1m (ukuran sel bakteri) hingga 1000 m atau lebih (Parker et. al., 1971). (a) Bakteri Merupakan komponen utama dari flok lumpur aktif, lebih dari 300 jenis bakteri hidup dalam sistem lumpur aktif.
dx/dt = X - DX = X ( - D )
Dimana : dx/dt = tingkat pertumbuhan mikro-organisma per satuan waktu D X = pertumbuhan spesifik mikroorganisma = tingkat pengenceran = biomassa Persamaan di atas memperlihatkan bahwa tingkat suplai dari nutrien yang terkontrol untuk tingkat pertumbuhan spesifik . Pada 34 D > max, akan
Pseudomonas, Flavobacterium, Alkaligenes, Bacillus, AchroCorynebacterium, mobacter, Comomonas, Brevibacterium, dan Acenetobactes juga
Jurnal Studi Pembangunan, Kemasyarakatan & Lingkungan ; Tahun I/1999 No. 3; 25-38
seperti
Beggiatoa,
(Bitton,1994).
35
Jurnal Studi Pembangunan, Kemasyarakatan & Lingkungan ; Tahun I/1999 No. 3; 25-38
Aeromonas Flavobacterium-Cytophaga Bacillus Micrococcus Coryneform Arthobacter AureobacteriumMicrobacterium Sumber Hirashi et. al., 1989
(b) Fungi Yang umum ditemukan adalah
batang)
pengolahan menggunakan
air lumpur
limbah aktif
seperti halnya yang terjadi di lingkungan alami (Curds,1982 ; Drakides, 1980). (d) Rotifera Paling umum ditemukan dan adalah jenis Bdelloidea (e.g.
Philodina
spp.)
Jurnal Studi Pembangunan, Kemasyarakatan & Lingkungan ; Tahun I/1999 No. 3; 25-38
Monogononta
spp).
(e.g.
Lecane
persamaan
yang
dikemukakan
Pada
suatu berbagai
limbah terdapat
dengan
S U = Um ----------
mikroorganisme
yang
dengan waktu yang tertentu dapat dilihat pada gambar 4. ( Metcalf dan Eddy, 1991). Pertumbuhan Sel Mikro organisme Baik maupun sel bakteri sistem dapat kultur bacth kontinyu pertumbuhan dirumuskan Dimana, U = laju pertumbuhan spesifik, waktu-1 Um = laju pertumbuhan spesifik maksimum, waktu-1 S Rg = UX Dimana Rg = laju pertumbuhan bakteri, massa/volume.waktu U X = laju spesifik = konsentrasi mikroorganisme, massa/volume Secara ditemukan dapat bahwa eksperimen efek telah dari oleh pertumbuhan Perhitungan Jumlah Bakteri Dapat menggunakan
1000
sebagai :
= konsentrasi massa/volume
subtrat,
Ks
dihitung rumus
(Capucino,1983) :
V sampel
(dalam sel/ml)
37
Jurnal Studi Pembangunan, Kemasyarakatan & Lingkungan ; Tahun I/1999 No. 3; 25-38
Bakteri
Rotifera
Waktu
Hasil Tabel 3 merangkum hasil perhitungan efisiensi penyisihan COD diperoleh berdasarkan di laboratorium data yang dan
menggunakan rumus perhitungan seperti yang telah disampaikan di atas. Sedangkan jumlah bakteri yang dihitung untuk setiap beban dapat dilihat pada Tabel 4.
42
Jurnal Studi Pembangunan, Kemasyarakatan & Lingkungan ; Tahun I/1999 No. 3; 25-38
34
Jurnal Studi Pembangunan, Kemasyarakatan & Lingkungan ; Tahun I/1999 No. 3; 25-38
Pembahasan Dari hasil perhitungan di atas antara dengan dimana terjadi dapat dilihat hubungan populasi maksimal organik beban pertumbuhan pertumbuhan pada peningkatan beban
pertumbuhan dengan (
populasi
mikrospesifik
pertumbuhan Tetapi
tersebut.
pertumbuhan
yang terlampau melimpah akan menyebabkan produksi lumpur yang semakin banyak yang perlu penanganan tambahan, sehingga tidak hubungan beban populasi pertumbuhan efektif. antara Dari peningkatan dilihat cukup 35 grafik
populasi
sebesar 0,6 kg COD/kg biomassa per hari. Pertumbuhan populasi bakteri penambahan beban sebesar 0,4 ini sesuai dengan teori meningkat tajam sejak
dengan
pertumbuhan yang
dapat
Jurnal Studi Pembangunan, Kemasyarakatan & Lingkungan ; Tahun I/1999 No. 3; 25-38
optimum sebesar
yaitu 0,2
pada
beban 0,4 kg
mengatakan beban yang efektif sebesar 0,2 sampai 0,3 (Metcalf dan Eddy, 1991).
sampai
G H b n anA taraPertu b h Bak D g Efisien Pen anC D rafik u u g n m u an teri en an si yisih O 700000000 600000000 500000000 400000000 300000000 200000000 100000000 0 91.11 96.61 98.9 97.5 96.38 96.99 74.26 58.25 Efisien Pen anC D(%) si yisih O
Dari
grafik
hubungan populasi
antara bakteri
pertumbuhan populasi yang terus meningkat. terjadinya bakteri, terjadi penurunan efisiensi akibat penurunan sehingga populasi dapat Setelah beban 0,6
efisiensi COD
peningkatan terlihat
dapat
bahwa efektifitas penyisihan COD di atas 95% terjadi beban diantara 0,1 36 sampai 0,6 dimana
Jurnal Studi Pembangunan, Kemasyarakatan & Lingkungan ; Tahun I/1999 No. 3; 25-38
penyisihan COD. Efisiensi terus meningkat antara 0,1 hingga 0,3, dimana efisiensi penyisihan COD sebesar 98 %. Secara perbandingan populasi bakteri pada beban 0,3 dengan beban 0,6 lebih besar populasi pada beban 0,6, tetapi efisiensi penyisihan COD yang dihasilkan lebih baik pada beban 0,3 kg COD/kg biomassa per hari. Hal ini disebabkan setelah beban biomassa per hari, ada meningkat di atas 0,3 kg COD/kg jenis terbesar terjadi pada beban 0,3
yang
berkemjenis
cepat
menyebabkan pemisahan
yaitu
bulking
(masalah
padatan), dimana bakteri jenis ini kurang baik dalam mendegradasi bahan organik. Setelah beban melampaui 0,6 kg COD/kg biomassa per hari, efisiensi penyisihan COD terus menurun hal ini berhubungan dengan penurunan jumlah populasi bakteri akibat peningkatan beban organik sebasar 0,6 tersebut.
37
Jurnal Studi Pembangunan, Kemasyarakatan & Lingkungan ; Tahun I/1999 No. 3; 25-38
Gambar 7 : Grafik hubungan antara beban organik dengan efisiensi penyisihan COD
Dari grafik
peningkatan
beban
beban organik sebesar 0,3 kg COD/ Sedangkan pertumbuhan populasi kg biomassa per hari.
terhadap efisiensi dapat dilihat efisiensi yang baik terjadi pada beban antara 0,1 sampai 0,6 kg COD/kg biomassa per hari. Tetapi bila dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan yang paling optimum adalah pada populasi bakteri,
bakteri optimum terjadi pada saat kondisi beban sebesar 0,6 kg COD/kg biomassa per hari. si) antara Terdapat hubungan (korelapeningkatan beban terhadap efisiensi
beban organik sebesar 0,2 sampai 0,4 kg COD/kg biomassa per hari dimana produksi lumpur dapat ditekan sehingga dapat mengurangi biaya pengolahannya. Kesimpulan Hasil penelitian ini membuktikan bahwa sistem lumpur aktif mampu menurunkan beban COD dengan efisiensi yang baik yaitu berkisar antara 91% hingga 98 % pada kondisi beban organik (F/M) sebesar 0,1 hingga 0,6 kg COD/kg biomassa per hari. Efisiensi penyisihan COD optimum sebesar 98 % terjadi pada kondisi 38
organik
penyisihan COD dan pertumbuhan populasi. Demikian pula terdapat hubungan antara efisiensi penyisihan COD dengan jumlah populasi bakteri, dimana semakin banyak akan bakteri semakin maka baik. efisiensi Dapat
disimpulkan pada beban antara 0,2 sampai dengan 0,4 kg COD/ kg biomassa per hari, efisiensi tangki aerator seri sangat baik dengan organisme pertumbuhan optimum mikrodimana
Jurnal Studi Pembangunan, Kemasyarakatan & Lingkungan ; Tahun I/1999 No. 3; 25-38
Eckelfelder.
Linvil, G. Rich. Unit Process Of Wiley And Son. New York, Metcalf And Eddy. London. 1963.
The Causes And Control Of Activited Sludge Bulking And Foaming 2nd Edition. Lewis Publisher.
Wileyet. al..
Water
Qasim,
Engineering
1991.
Capucino,
Lissinc. Singapore.1994.
Corbitt,
39