Anda di halaman 1dari 113

TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN


UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu aset manusia yang sangat berharga. Menjaga
kesehatan dapat dimulai dengan menjaga kesehatan lingkungan, baik lingkungan
kerja maupun lingkungan pemukimannya. Dalam hal ini, fasilitas dalam gedung
harus direncanakan dengan baik termasuk fasilitas sanitasi, mengingat aspek-
aspek lingkungan harus diperhatikan agar tercapai lingkungan yang sehat.
Gedung dan lingkungannya dirancang dan harus dilihat sebagai kesatuan yang
memberikan daya tarik, keakraban serta digunakan dan dirawat dengan baik.
Perlengkapan gedung semakin canggih serta harus dapat memenuhi kebutuhan
serta menjamin keamanan dan keselamatan para penggunanya. Demikianlah hal
tersebut berlaku bagi sistem plambing yang jika tidak dirancang dengan baik,
selain mahal, tidak efektif serta memberikan banyak masalah operasi dan
perawatan, beberapa hal yang prinsip perlu diketahui dan dipertimbangkan dalam
setiap perancangan (Wiranto Arismunandar, 1993).
Sistem plambing merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pembangunan gedung.
Oleh karena itu perencanaan sistem plambing harus dilakukan bersamaan dan sesuai dengan
tahapan-tahapan perencanaan gedung itu sendiri. Dalam rangka penyediaan air bersih baik dari
kualitas dan kuantitas serta kontinuitas maupun penyaluran air bekas pakai (air kotor) dari
peralatan saniter ke tempat yang ditentukan agar tidak mencemari bagian-bagian penting dalam
gedung atau lingkungannya.
Di Indonesia, dasar hukum tentang plambing yaitu Pedoman Plambing Indonesia Edisi
Tahun 1979 dimaksudkan untuk mengantisipasi terjadinya kesulitan bahkan kegagalan yang
terjadi dalam sistem plambing. Berdasarkan survey dari 200 kasus di Jepang pada tahun 1978
(Noerbambang, 1991) menunjukkan bahwa kegagalan sistem plambing terjadi pada tahap
perencanaan atau desain serta tahap pelaksanaan atau pemasangan, dengan gambaran yaitu 37%
disebabkan karena kurang cermatnya perancangan, 34% disebabkan karena kurang baiknya
pemasangan, 29% disebabkan masalah getaran dan kebisingan yang berasal dari mesin dan sistem
pipa.

1|RUWINDA OKTA PRATIWI


15513055
1.2 Maksud dan tujuan
Maksud dari tugas sistem plambing ini adalah merencanakan sistem penyediaan air bersih,
sistem penyaluran air buangan dan vent, sistem penyaluran air hujan, dan pemadam kebakaran pada
gedung apartement disertai bangunan pelengkap dan Bill of Quantity dan Rencana Anggaran Biaya
(RAB) dari perencanaan tersebut.
Tujuan dari tugas perencanaan sistem plambing ini adalah mendapatkan sistem penyediaan
air bersih, sistem penyaluran air buangan dan vent, sistem penyaluran air hujan, dan pemadam
kebakaran pada gedung apartement.Selain itu juga mendapatkan perencanaan bangunan pelengkap
dan membuat Bill of Quantity dan Rencana Anggaran Biaya (RAB). Serta untuk mengetahui dan
menciptakan lingkungan yang sehat, nyaman, serta terciptanya rasa aman dan kenyamanan pada
pemakai alat – alat palmbing

1.3 Ruang Lingkup Perencanaan


Ruang lingkup dari perencanaan sistem plambing ini adalah merencanakan sistem plambing
pada bangunan gedung apartement berlantai lima dengan tipe denah II dan memiliki tipe saniter
Y. Perencanaan plambing berdasarkan pada konsep Resources Recovery dan Green Building
yang mengacu pada SNI 8153-2015 dan Buku Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing,
SoufyanMoh. Noerbambang dan Takeo Morimura.

2|RUWINDA OKTA PRATIWI


15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

II
KRITERIA PERENCANAAN

2.1.PERALATAN PLAMBING

2.1.1. Definisi, Syarat dan Fungsi dari Alat Plambing

Istilah alat plambing digunakan untuk


semua peralatan yang dipasang di dalam
ataupun diluar gedung, untuk menyediakan
air panas atau air dingin dan untuk
mengeluarkan air buangan

DEFINISI

1. Tidak menyerap air/


SYARAT

sedikit sekali menyerap


air.
2. Mudah dibersihkan.
3. Tidak berkarat dan tidak
mudah aus. PERALATAN
4. Relatif mudah.
PLAMBING
5. Alat Plambing mudah
dipasang.
FUNGSI

1. Untuk menyediakan air bersih ke tempat-tempat


yang diinginkan dengan cukup (sistem penyediaan air
bersih).
2. Membuang air kotor dari tempat-tempat tertentu
tanpa memberikan pencemaran bagi bagian-bagian yang
lainnya (sistem pembuangan).

2.1.2. Jenis Peralatan Plambing

3|RUWINDA OKTA PRATIWI


15513055
Jenis Peralatan
Plambing

Dalam Artian Khusus Dalam Artian Luas

a.Peralatan untuk penyediaan air a.Peralatan untuk pemadam


bersih/air minum kebakaran.
b.Peralatan untuk penyediaan air b. Peralatan untuk
panas mengelola air kotor.
c.Peralatan untuk pembuangan c.Peralatan penyediaan gas.
dan vent d.Peralatan dapur.
d.Peralatan saniter (plumbing e.Peralatan untuk mencuci
fixtures) (laundry).
f.Peralatan pengelola sampah.
g.Berbagai instalasi yang lainnya.

2.1.3 Persyaratan sistem plambing

4|RUWINDA OKTA PRATIWI


15513055
PERSYARATAN SISTEM Persyaratan
PLAMBING Teknis

Persyaratan Umum

Petunjuk Teknis Dari Pabrik : Buangan yang mengganggu : Penandaan Pipa :

Pelaksana harus menaati Dilarang membuang air Pemasangan sistem


segala petunjuk pabrik antara limbah yang dapat penyediaan air minum dan
lain mengenai pengangkutan, menyumbat pipa pembuangan non air minum dalam
pemasangan, pemeliharaan, dan membahayakan sistem gedung harus diberi tanda
dan cara penggunaan barang pembuangan. dengan jelas dan dapat
yang dibuatnya. diidentifikasi.

5|RUWINDA OKTA PRATIWI


15513055
PERSYARATAN SISTEM
PLAMBING

Persyaratan Teknis Alat Plambing

1. Kloset Jenis kloset :


Kloset duduk atau jongkok yang 1. kloset umum
menggunakan tangki gelontor atau 2. kloset anak-anak
tidak, dengan kapsitas gelontor tidak 3. kloset difabel
melebihi 6 liter untuk buang air besar 4. kloset duduk dan
dan 4 liter untuk buang air kecil. jongkok

2. Bidet
Penerapan bidet harus sesuai dengan
standar yang berlaku. Pasokan air bidet
harus dilindungi oleh perangkap udara Perlu diperhatikan :
atau sesuai ketentuan yang berlaku. 1. Jenis urinal palung memenuhi
syarat penggelontoran
2. Jenis urinal diterapkan harus
dilengkapi pancuran air
3. Urinal
3. Dinding dan lantai dekat urinal
Urinal harus memiliki pemakaian air haus dari bahan yang tahan karat
pembilas rata-rata tidak melebihi 4 liter. dan rapat air. Sekurang-kurang nya
berjarak 30 cm didepan bibir
urinal, 30 cm dari kedua tepinya
4. Penggelontor dan 120 cm diatas lantai. Dinding
Alat penggelontor harus dipasang pada depan urinal dengan tinggi sekitar
setiap kloset dan urinal sehingga dapat 20 cm.
memberikan kapasitas dan kecepatan
air yang cukup untuk menggelontor
kloset dan urinal dengan sempurna.

5. Bak Cuci Tangan


- Lubang Pembuangan : Sekurang-
kurangnya 32 mm
- Penempatan bak cuci tangan majemuk
: Jarak antar tepi bak cuci adalah 45 cm
dan jarak antara as pipa pembuangan
maksimum 75 cm.

6|RUWINDA OKTA PRATIWI


15513055
Contoh kloset

Contoh urinal atau peturasan

2.2. PERENCANAAN AIR BERSIH

2.2.1 Prinsip Dasar Sistem Penyediaan Air

7|RUWINDA OKTA PRATIWI


15513055
Dalam prosesnya untuk meyediakan
air bersih diperlukan perencanaan,
pemasangan dan perawatan dari
berbagai peralatan yang akan
digunakan dengan baik dan matang
Kualitas Air sehingga alat-alat yang digunakan
untuk menyalurkan air bersih itu tidak
menimbulkan pencemaran.

Prinsip dasar sistem


penyediaan air minum

Pencegahan Langkah pencegahan


Pencemaran Air pencemaran

1. Larangan Huhungan Pintas


Yaitu,hubungan fisik antara dua
Sistem perpipaan air bersih dan sistem pipa yang berbeda, sistem
peralatannya tidak boleh terendam pipa untuk air bersih dan sistem
dalam air kotor atau bahan tercemar pipa lain yang berisi air yang
lainnya diragukan kualitasnya, dimana air
akan mengalir dari satu sistem
lainya.

2. Pencegahan Aliran Balik


Pencegahan aliran balik : Aliran balik (back flow) adalah
aliran air atau cairan lain, zat atau
campuran ke dalam sistem
perpipaan air bersih, yang berasal
dari sumber lain
1. Celah Udara
2. Peralatan Pemecah
Vakum Tekanan-Atmosferik
3. Peralatan Pemecah
Vakum tekanan-positif

Contoh pelepas vakum jenis atmosferik

8|RUWINDA OKTA PRATIWI


15513055
Contoh pelepas vakum jenis bertekanan

Tampak luar dan contoh pemasangan pelepas vakum jenis atmosferik dengan katup gelontor.

9|RUWINDA OKTA PRATIWI


15513055
2.2.2. Sistem Penyediaan Air

Sistem Penyediaan
Air Bersih

Sistem Sambungan Sistem Tangki Sistem Tanpa


Sistem Tangki Atap
Langsung Tekan Tangki (booster
system)

Dalam sistem ini, air Air yang telah


Dalam sistem ini Air dipompakan
ditampung lebih ditampung dalam
pipa distribusi dalam langsung ke sistem
dahulu dalam tangki tangki bawah,
gedung langsung distribusi bangunan
bawah (dipasang dipompakan ke
dengan pipa utama dan pompa
pada lantai terendah dalam suatu bejana
penyediaan air bersih penghisap air
bangunan atau (tangki) tertutup
(misalnya : pipa langsung dari pipa
dibawah muka tanah) sehingga udara di
utama dibawah jalan utama (misalnya pipa
kemudian dalamnya
dari perusahaan air utama perusahaan air
dipompakan ke suatu terkompresi. Air
minum) minum)
tangki atas yang dalam tangki tersebut
biasanya dipasang dialirkan ke dalam
diatas atap atau suatu distribusi
diatas lantai tertinggi bangunan
bangunan.

Sistem sambungan langsung

10 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Sistem dengan tangki atap.

Sistem tangki tekan.

2.2.3. Metode Perhitungan Air Bersih

11 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Dalam perancangan sistem penyediaan air untuk suatu bangunan, kapasitas peralatan dan
ukuran pipa-pipa didasarkan pada jumlah dan laju aliran air yang harus disediakan pada bangunan
tersebut. Jumlah dan laju aliran air tersebut seharusnya diperoleh dari penelitian keadaan
sesungguhnya. Kemudian dibuat angka-angka peramalan yang sedapat mungkin mendekati keadaan
yang sesungguhnya setelah bangunan digunakan. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk
menaksir besarnya laju aliran.

METODE PENAKSIRAN
LAJU ALIRAN AIR

JUMLAH JENIS DAN UNIT BEBAN


PENGHUNI ATAU JUMLAH ALAT ALAT
PEMAKAI PLAMBING PLAMBING

1. Berdasarkan Jumlah Penghuni/Pemakai

12 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Jumlah penghuni/
pemakai

Tentukan Luas Tentukan Faktor Tentukan Luas


Bangunan (m2) Pemadatan 5 - 10 m2 Lantai Efektif

Jumlah penghuni/
pemakai : Luas lantai
efektif x Luas
bangunan / faktor
pemadatan

Pemakaian Air Total


Perkiraan Pemakaian (m3/hari) : jumlah
Air (Liter/hari/orang) penghuni x pemakaian
air

Cari Qd (Pemakaian Air Tentukan Faktor


Rata-rata Sehari m3) Kebocoran 20%

Cari Pemakaian Air


Cari Qh menggunakan
Pada Jam Puncak : Qh -
rumus : Qh = Qd/t
max = C1 x Qh

Cari Pemakaian Air Pada


menit Puncak : Qm -
max = C2 x Qh

2.1 Pemakaian air rata-rata per orang setiap hari

Jangka waktu Perbandingan


No Jenis gedung Pemakaian pemakaian luas lantai Keterangan
rata-rata air rata-rata efektif/total
sehari sehari (jam) (%)
(liter)

13 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
1. Perumahan 250 8-10 42-45 Setiap penghuni
2. mewah 160-250 8-10 50-53 Setiap penghuni
3. Rumah biasa 200-250 8-10 45-50 Mewah : 250 liter
Apartemen Menengah : 180 liter
Bujangan : 120 liter
4. 120 8 Bujangan
5. Asrama Mewah
Rumah sakit >1000 8-10 45-48 (Setiap tempat tidur
Menengah pasien)
500-1000 Pasien luar : 8 liter
Umum 350- Staf/pegawai: 120
6. 500 5 58-60 liter
7. Sekolah dasar 6 58-60 Keluarga pasien : 160
8. SLTP 6 liter
9. SLTA dan lebih 40 8 Guru : 100 liter
10 tinggi 50 8 60-70 Guru : 100 liter
11. Rumah-toko 80 7 55-60 Guru/dosen : 100 liter
Gedung kantor 100-200 Penghuninya :160
Toserba (Toko 100 liter
12. serba ada, 3 8 Setiap pegawai
department store) Pemakaian air hanya
Buruh pria : untuk kakus, belum
13. Pabrik/industri 60 15 termasuk untuk
Wanita : bagian restorannya
14. 100 5 Per orang, setiap
15. Stasiun/terminal 7 giliran (kalau kerja
3 lebih dari 8 jam
Restoran sehari)
Restoran umum 30 Setiap penumpang
15 (yang tiba maupun
16. 5 53-55 berangkat)
Untuk penghuni : 160
liter
Gedung Untuk penghuni : 160
pertunjukan 30 liter; Pelayan : 100
liter; 70% dari jumlah

14 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
17. 3 tamu perlu 15
18. 6 liter/orang untuk
kakus, cuci tangan
dsb
Gedung bioskop 10 Kalau digunakan
19. Toko pengecer 40 10 siang dan malam,
pemakaian air
dihitung per
penonton.
20. Hotel/penginpan 250-300 2 Jam pemakaian air
dalam tabel adalah
untuk satu kali
21. 6 pertunjukan
Gedung 10 -idem-
peribadatan
Pedagang besar : 30
22. 6
liter/ tamu, 150
23. 25
liter/staf atau 5 liter
24. Perpustakaan
per hari tiap m2 luas
lantai
25. 30
Untuk setiap tamu,
26. Bar 30 8
untuk staf : 120-150
Perkumpulan 120-350
liter; penginapan :
15ocial
200 liter
Kelab malam 150-200
100-200
Didasarkan jumlah
Gedung
jamaah per hari
perkumpulan
Laboratorium
Untuk setiap pembaca
yang tinggal

Setiap tamu
Setiap tamu
Setiap tempat duduk

15 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Setiap tamu
Setiap staf

Sumber : Noerbambang, Soufyan & Morimura, Takeo, (2000), “ Plambing”, PT. Pradnya
Paramita, Jakarta
2. Berdasarkan Jumlah dan Jenis Alat Plambing

BERDASARKAN JENIS DAN


JUMLAH ALAT PLAMBING

TENTUKAN :

Jumlah alat Pemakaian air untuk Penggunaan air


plambing penggunaan satu kali perjam

HITUNG :

Penggunaan air Faktor


setiap alat pemakaian

LAJU ALIRAN AIR :


Penggunaan air setiap alat x faktor
pemakaian

16 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Untuk menghitung faktor pemakaian dapat dilihat pada rumus berikut ini :
Yn = Y1 – [ (Y1-Y2). (Xn-X1)]
(X2-X1)

Dimana : Yn = faktor pemakaian (%)


Y1 = jenis alat plambing pada jumlah 1
Y2 = jenis alat plambing pada jumlah 2
X1 = jumlah alat plambing 1
X2 = jumlah alat plambing 2
Xn = jumlah alat plambing yang akan dicari
Untuk mencari pemakaian air untuk setiap alat plambing dapat digunakan tabel 2.2 sebagai berikut:

Tabel 2.2 Faktor Pemakaian (%) dan jumlah alat plambing

Sumber : Noerbambang, Soufyan & Morimura, Takeo, (2000), “ Plambing”, PT. Pradnya
Paramita, Jakarta

17 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Dibawah ini adalah Tabel 2.3 yang menunjukkan penggunaan air dalam alat plambing:

Tabel 2.3 Pemakaian air tiap alat plambing, laju aliran airnya, dan ukuran pipa cabang pipa air
Sumber : Noerbambang, Soufyan & Morimura, Takeo, (2000), “ Plambing”,
PT. Pradnya Paramita, Jakarta

3. Berdasarkan Unit Beban Alat Plambing

18 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
BERDASARKAN UNIT
BEBAN ALAT PLAMBING

TENTUKAN :

Unit beban
Jumlah alat
alat
plambing
plambing

Jumlah unit
beban alat
plambing seluruh
gedung

Cek kurva untuk


menentukan jumlah
pemakaian air pada
menit puncak

Gbr. 2.1 Hubungan antara unit beban alat plambing dengan laju aliran.

(untuk unit beban sampai 3000).


Kurva (1) untuk sistem yang sebagian besar dengan katup gelontor.

19 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Kurva (2) untuk sistem yang sebagian besar dengan tangki gelontor.

Gbr. 2.2 Hubungan antara unit beban alat plambing dengan laju aliran
(untuk unit beban sampai 250 – skala diperbesar)
Kurva (1) untuk sistem yang sebagian besar dengan katup gelontor.
Kurva (2) untuk sistem yang sebagian besar dengan tangki gelontor.
Untuk jumlah unit beban alat plambing dapat dapat dilihat pada tabel 2.4, sebagai berikut :

20 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Tabel 2.4 Unit alat plambing untuk penyediaan air dingin.1)

Sumber : Noerbambang, Soufyan & Morimura, Takeo, (2000), “ Plambing”,


PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

21 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
2.2.4. Menentukan Dimensi Pipa Air Bersih

Ukuran pipa untuk air bersih ditentukan berdasarkan laju aliran puncak. Disamping itu, ada
tambahan pertimbangan-pertimbangan lain yaitu didasarkan pada pengalaman perancang atau
kontraktor pelaksana. Misalnya, menurut perhitungan diperoleh ukuran pipa yang makin kecil
untuk setiap cabang. Tapi karena dalam pelaksanaanya akan menimbulkan kesulitan dan setiap kali
memasang reducer, maka biasanya ukuran pipa dibuat sama setelah mencapai diameter terkecil yang
diinginkan.
Dengan demikian pada beberapa bagian dari sistem pipa tersebut akan diperoleh diameter
yang lebih besar daripada yang ditentukan berdasarkan perhitungan. Hal ini terutama apabila makin
besar kemungkinan penggunaan serentak dari peralatan plambing tersebut.

MENENTUKAN DIMENSI
PIPA AIR BERSIH

Metode Metode
Metode SNI
Kerugian Gesek Ekivalensi
8153: 2015
Yang Diizinkan Tekanan Pipa

22 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Tabel 2.5 Panjang ekivalen untuk katup dan perlengkapan lainnya

Sumber : Noerbambang, Soufyan & Morimura, Takeo, (2000), “ Plambing”,


PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

Tabel 2.6 Tekanan yang dibutuhkan alat plambing.


Tekanan yang Tekanan
Nama alat
dibutuhkan Standar
plambing
(kg/cm2) (kg/cm2)
Katup gelontor 0,7
kloset 0,4
Katup gelontor 0,7
peturasan
Keran yang 0,7 1,0
menutup sendiri,
otomatik 0,35
Pancuran mandi, 0,3
dengan pancaran 0,25 – 0,7
halus / tajam

23 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Pancuran mandi
(biasa)
Keran biasa
Pemanas air
langsung, dengan
bahan bakar gas

Sumber : Noerbambang, Soufyan & Morimura, Takeo, (2000), “Plambing”,


PT. Pradnya Paramita, Jakarta.

24 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Grafik Kerugian Gesek Yang Diizinkan :
Gbr. 2.3 Kerugian gesek dalam pipa PVC kak

1. Metode penentuan dimensi pipa air bersih berdasarkan SNI 8153 – 2015 tentang “Sistem
Plambing pada bangunan gedung”

25 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
METODE PENENTUAN
DIMENSI PIPA AIR SNI 8153 - 2015
BERSIH

Menentuan Sistem
Perpipaan Air
Bersih

Menentukan
Tekanan Pada Pipa

Menghitung UBAP
Berdasarkan Tabel masing-masing alat
2.8 dan 2.9 plambing beserta kumulatif
nya

Menentukan diameter pipa air


bersih berdasarkan UBAP
dalam Tabel 2.10

Tabel 2.8 Unit Beban Alat Plambing Sistem Penyediaan Air dan Ukuran Pipa

26 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Tabel 2.9 Unit Beban Untuk Katup Gelontor (Flushometer)

27 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Tabel 2.10 UBAP I Fixture Unit untuk menentukan ukuran pipa air dan meter air

28 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
29 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
2.2.5. Kapasitas RoofTank / Tangki Atap

Menentukan
Menghitung Volume
Kapasitas Efektif Rooftank
RoofTank

VE = {(Qp – Qmax) Tp} + (Qpu x Tpu)

Menentukan Dimensi
Rooftank sesuai dengan
bentuk yang direncanakan

Menentukan Diameter Pipa


yang digunakan dari Ground
Reservoir ke RoofTank

Tangki atas dimaksudkan untuk menampung kebutuhan puncak, dan biasanya disediakan
dengan kapasitas cukup untuk jangka waktu kebutuhan puncak tersebut yaitu sekitar 30 menit.
Dalam keadaan tertentu dapat terjadi bahwa kebutuhan puncak dimulai pada saat muka air
terendah dalam tangki atas, sehingga perlu diperhitungkan jumlah air yang dapat dimasukkan dalam
waktu 10 sampai 15 menit oleh pompa angkat (yang memompakan air dari tangki bawah ke tangki
atas). Kapasitas efektif tangki atas dinyatakan dengan rumus :

VE  Qp  Qmax   Tp  Qpu  Tpu 

Diketahui : VE  Kapasitas efektif tangki atas (L)


30 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Qp  Kebutuhan puncak (L/menit)

Qmmax = Kebutuhan jam puncak (L/menit)

Qpu = Kapasitas pompa pengisi (L/menit)

Tp = Jangka waktu kebutuhan puncak (menit)

Tpu = Jangka waktu kerja pompa pengisi (menit)

Pada umumnya, kapasitas pompa pengisi diusahakan sebesar :

Qpu = Qmmax

dan air yang diambil dari tangki atas melalui pipa pembagi utama dianggap sebesar Qp . Semakin

dekat Qpu dengan Qp , maka semakin kecil ukuran tangki atas. Dari rumus di atas dapat di lihat

bahwa bila Qpu = Qp , maka volume tangki adalah :

VE  Qpu  Tpu

2.2.6. Kapasitas Ground Reservoir / Tangki Air Bawah

Menentukan kebutuhan
Menentukan Kapasitas
rata-rata air bersih
Ground Reservoir harian (Qd)

Menghitung volume
Vr = Qd – (Qs x t)
ground reservoir

Menentukan dimensi
Ground Reservoir
dengan bentuk yang
direncanakan

Ground Reservoir ini berfungsi menampung air bersih untuk kebutuhan sehari-hari dan air
untuk keperluan sistem pemadam kebakaran. Untuk menentukan kapasitas Ground Reservoir

VR  Qd  Qs  t  Vf ditentukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Dimana :

31 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
VR : Volume tangki air bawah (m3)

Qd : Jumlah kebutuhan air perhari (m3/hari)

Qs : Kapasitas pipa dinas (m3/jam)

t : Rata-rata pemakaian perhari (jam/hari)

Vf : Cadangan air untuk pemadam kebakaran (m3)

2.2.7. Pompa Penyediaan Air


Pompa yang menyedot air dari tangki bawah atau tangki tangki bawah tanah dan
mengalirkannya ke tangki atas atau tangki atap seringkali disebut dengan “pompa angkat”
(mengangkat air dari bawah ke atas). Sedang pompa yang mengalirkan air ke tangki tekan sering
dinamakan “pompa tekan”.

Contoh pompa submersibel Contoh Pompa difuser

32 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
merupakan alat penyediaan alat
penyediaan air bersih, yang
digunakan untuk memindahkan
air dari ground reservoir ( tempat
yang rendah ) ke roof tank (
tempat yang tinggi).
PENGERTIAN

 Mengatasi kerugian pada pompa


TUJUAN dan sistemnya
 Mengatasi tekanan atmosfir
 Mengatasi tekanan kerja pada
tempat yang akan dituju zat cair tersebut.

POMPA

KAPASITAS POMPA Kapasitas pompa volume zat cair yang


dipompa per unit waktu yang biasanya
diukur dalam liter/detik atau m3/detik,
kapasitas ini disebut kapasitas aktual pompa

HEAD POMPA

Dalam pompa, head adalah ukuran energi


yang diberikan ke air pada kapasitas dan
kecepatan operasi tertentu, sehingga air
dapat mengalir dari tempat yang rendah ke
tempat yang tinggi

Karakteristik
Pompa
- Rising karakteristik
Karakteristik stabil yaitu - Steeep karakteristik
karakteristik dimana satu kapasitas - Drooping
dapat memperoleh satu head karakteristik
- Flat karakteristik

Karakteristik tidak stabil yaitu


krakteristik dimana pada head yang
sama dapat diperoleh dua atau lebih
kapasitas

33 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
2.2.8. Perhitungan dan Kapasitas Pompa

Perhitungan Pompa
Air Bersih

Menentukan diameter pipa


Q = V x ( ¼ . µ. D^2)
dari ground reservoir ke
V = 4Q / µ. D^2
rooftank

Menghitung HeadLoss
pompa yang terjadi

Head Pompa = Hstatis +


Hsistem

Hstatis = Tinggi gedung dari


Hsistem = Mayor Losses + Minor
muka air reservoir + tinggi
Losses + Hsisa tekan + (V2/2g)
muka air rooftank

Mayor Losses : Minor Losses :


Suction dan Hf Suction dan Hf
Discharge Discharge

Menentukan daya pompa :


Ρ.g.Q.h

Menentukan spesifikasi
pompa yang akan
digunakan

2.2.9. Head Pompa


Persamaan untuk head total dari pompa :
H = Hs + Hf + Hp + ( v2/2g )
Dimana :
H = head total
Hs = head statik pompa
Hp = perbedaan head tekanan
Hf = head akibat belokan, gesekan dll ( minor loses )
v2/2g = head kecepatan
34 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Persamaan Hf :
1,85
 Q 
Hf   2 , 63 
L
 0,2785.c.D 

Dimana : Hf = Kerugian gesek (m)


L = Panjang pipa (m)
c = Koefesien Hazen Williams = 100 ;120 ; 130
D = Diameter pipa (m)
Q = Debit air (L/dt)
Hf minor akibat belokan, masuknya pipa dari pompa ke pipa discharge maupun suction dan
akibat sambungan pipa :
Hf = K . v . d2/2g
Dimana : K = harga dari koefisien head loss.

2.2.10. Daya dan Efisiensi Pompa


Energi yang secara efektif diterima oleh zat dari pompa persatuan waktu disebut daya
air ( Whp = water house power ). Dengan 1 Whp = 746 watt.
Persamaan :

Whp = 0,163 .  . Q . H

atau

P=Q..g.H

Dimana :
Whp = water house power
 = berat jenis zat cair ( kg/m3 )
 = massa jenis
H = total head pompa
P = daya pompa
g = 9,81 m/dt2

35 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Sedangkan untuk efisiensi dari pompa adalah nilai ( Whp / Bhp ), dimana Bhp adalah
daya poros yaitu energi yang diperlukan untuk menggerakkan pompa persatuan waktu.
( Bhp = broke house power )
Persamaan :
Efisiensi = ( Whp / Bhp )

2.3. PERENCANAAN SISTEM PLAMBING AIR BUANGAN DAN VENT

2.3.1. Dasar-dasar Sistem Pembuangan


1. Air kotoran (black water)
Air buangan yang berasal dari kloset,
peturasan, dan air buangan yang
mengandung kotoran manusia

2. Air bekas (grey water)


Air buangan yang berasal dari alat
plambing lain seperti bak mandi, bak
cuci tangan, bak dapur

Jenis-jenis Air
Buangan 3. Air hujan
Air buangan yang berasal dari air hujan
dari atap bangunan dan halaman

Dasar-dasar 4. Air buangan khusus


Air buangan yang mengandung material
sistem
beracun dan berbahaya seperti yang
pembuangan berasal dari rumah sakit, pabrik

Klasifikasi sistem
pembuangan air
Klasifikasi menurut jenis air buangan
a. Sistem pembuangan air kotoran
b. Sistem pembuangan air bekas
c. Sistem pembuangan air hujan
d. Sistem pembuangan air dari dapur
e. Sistem pembuangan khusus

Klasifikasi menurut cara


pembuangan air :
a. Sistem pembuangan air
tercampur
b. Sistem pembuangan air terpisah
Sistem pembuangan air tak langsung

Klasifikasi menurut letak


a. Sistem pembuangan gedung
b. Sistem pembuangan air di luar
gedung (riol gedung)

Klasifikasi menurut cara pengairan


a. Sistem gravitasi
b. Sistem bertekanan

36 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Pipa pembuangan yang
menghubungkan
perangkap alat plambing Pipa pembuangan
dengan pipa buangan mendatar yang
lainnya ukuran pipa sama menghubungkan
atau lebih besar dari pipa buangan alat
ukuran lubang keluar plambing dengan
perangkap alat plambing pipa tegak air
buangan

Pipa pembuangan air Pipa cabang


alat plambing mendatar

Bagian-bagian
Pipa Pembuangan

Pipa atau saluran


Pipa tegak air
pembuangan Riol gedung
buangan
gedung

Pipa untuk Pipa pembuangan Pipa di halaman


mengalirkan air dalam gedung gedung yang
buangan dari yang menghubungkan
cabang-cabang mengumpulkan pipa pembuangan
mendatar air bekas, air gedung dengan
kotor atau air riol umum
hujan dari pipa-
pipa tegak air
buangan.

37 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
2.3.2. Menentukan Diameter Pipa Air Limbah

Menentukan diameter
Berdasarkan SNI
pipa pembuangan air
8153-2015
limbah

Menentukan sistem pipa


pembuangan air limbah
(black dan grey water)

Menghitung UBAP untuk air


limbah setiap alat saniter
beserta kumulatif nya (Tabel
2.11)

Menentukan diameter pipa


berdasarkan tabel 2.12

Dan ketentuan-ketentuan
lain dalam penentuan
diameter pipa berdasarkan
SNI 8153-2015

Tabel 2.11 Unit Beban Alat Plambing untuk Air Limbah

38 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Tabel 2.12 Beban dan panjang maksimum dari perpipaan air limbah dan ven

39 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
40 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
2.3.3. Menentukan Dimensi Septic Tank
Tangki septik adalah salah satu cara pengolahan air limbah domestik yang menggunakan
proses pengolahan secara anaerobik. Proses ini dapat memisahkan padatan dan cairan di dalam air
limbah. Padatan dan cairan memerlukan dan harus diolah lebih lanjut karena banyak mengandung
bibit penyakit atau bakteri patogen yang berasal dari kotoran (feces) manusia. Jika tidak diolah,
maka dikhawatirkan air limbah dapat menularkan penyakit kepada manusia terutama melalui air
(waterborne disease).

41 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Syarat :
- Panjang : Lebar sama dengan (2-3) : 1
- Lebar minimal 0,75 m
- Panjang minimal 1,5 m
- Kedalaman Efektif 1 – 2,1 m
- Tinggi = Ketinggian Air + Free Board
SNI 03-2398-2001
Jenis : (0,2 – 0,4)m
- Sistem Tercampur - penutup tangki septik terbenam
(black & grey) kedalam tanah maksimal 0,4 m
- Sistem Terpisah

DIMENSI SEPTIC
TANK

Sistem terpisah : 5 – 40 l/org/


Q : Debit yang akan diolah Q = q x p / 1000 hari
(m3/hari) Sistem tercampur : 45 – 300 l/
q : Laju timbulan air org/hari
limbah (l/org/hari)
P: jumlah penghuni (org)
Waktu detensi :
Td = 2,5 – 0,3 log (p-q)

Volume :
Vs = Q . Td

Menentukan dimensi
septic tank berdasarkan
bentuk dan volume

42 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
2.3.4. Sistem Ven
Pipa ven merupakan bagian penting dari sistem pembuangan air dalam gedung.

1. menjaga sekat perangkap dari


efek sifon atau tekanan
2. menjaga aliran yang lancar
dalam pipa pembuangan
3. mensirkulasikan udara dalam
pipa pembuangan

JENIS VEN
TUJUAN

1.Ven tunggal
2. Ven Lup
3. Ven pipa tegak
4. Ven bersama SISTEM VEN
5. Ven basah
6. Ven pelepas
7. Pipa ven balik
SYARAT

8. Pipa ven yoke

Persyaratan untuk pipa ven :


1. kemiringan pipa ven
2. cabang pada pipa ven
3. Letak bagian mendatar pada
pipa ven
4. Ujung pipa ven

43 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
2.3.5. Menentukan Diameter Pipa Ven

Menentukan diameter Berdasarkan SNI


pipa ven 8153-2015

Menentukan sistem pipa


Ven untuk setiap unit
kamar mandi

Menghitung UBAP untuk air


limbah setiap alat saniter
beserta kumulatif nya (Tabel
2.11)

Menentukan diameter pipa


berdasarkan tabel 2.12

Dan ketentuan-ketentuan
lain dalam penentuan
diameter pipa berdasarkan
SNI 8153-2015

44 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
2.4. PERENCANAAN SISTEM PENYALURAN AIR HUJAN

Suatu bangunan gedung harus mempunyai perlengkapan drainase untuk menyalurkan air
hujan dari atap dan halaman dengan pengerasan didalam persil ke saluran air hujan kota atau saluran
pembuangan campuran kota. Air hujan yang jatuh di atas atap bangunan gedung harus disalurkan
melalui talang datar dan vertikal ke bidang resapan atau sesuai SNI 03-2453-2002 dan SNI 03-2459-
2002.

Ukuran perpipaan
pada bidang datar,
seperti lahan terbuka
DRAINASE BIDANG
atau atap, basement
DATAR
atau lainnya.

SISTEM DRAINASE
GEDUNG
Drainase atap yang
mengalirkan air dari
DRAINASE ATAP atap bangunan dapat
berupa saluran
primer dan sekunder.

Drainase pipa atap


atau bukaan Drainase
samping Sekunder

Sistem drainase bangunan gedung

45 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
2.4.1. Penentuan Ukuran Talang Atap, Pipa Tegak, dan Pipa Utama Air Hujan

DIAMETER PIPA
AIR HUJAN

UKURAN TALANG
PIPA TEGAK PIPA UTAMA

SNI 8153 : 2015

Menghitung debit
air hujan,
menggunakan
rumus :
Q = C . I .A

Menentukan luasan
daerah yang akan
dilayani oleh
masing-masing
pipa / talang

Menentukan diameter Menentukan


pipa berdasarkan tabel diameter talang atap
2.14 untuk pipa utama berdasarkan tabel
dan pipa tegak 2.15

46 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
2.4.2. Perhitungan Debit Air Hujan

𝑸 = 𝑪 .𝑰 .𝑨

Dimana : C : Konstanta (0,5 – 0,7)


Q : Debit Hujan (𝑚3 /𝑠)
I : Intensitas curah hujan (mm/tahun)
A : Luas bangunan/atap (𝑚2 )

Tabel 2.14 Ukuran Pipa Tegak dan Pipa Utama

47 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Tabel 2.15 Ukuran Talang Atap

48 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
2.5. PERENCANAAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN

2.5.1. Sistem perencanaan hydrant

Fire Hydrant di luar


gedung perkantoran
Diluar gedung
menggunakan Pillar post
hydrant.

PERENCANAAN
SYSTEM HYDRANT

Fire Hydrant di dalam


gedung perkantoran
Di dalam gedung
menggunakan fire
house.

2.5.2. Cara penentuan kebutuhan air fire hydrant

49 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Menggunakan
Cara perhitungan SNI 03-
Menentukan 1745-2000 dan
kebutuhan air NFPA (National Fire
Hydrant Protection
Association)

Pasokan air minimal


400 liter/menit.
mampu mengalirkan
air minimal selama
30 menit.

Menghitung
berapa banyak
post hydrant yang
dibutuhkan

menghitung debit
air yang akan
digunakan tiap
post hydrant

50 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
BAB III
DETAIL DESAIN SISTEM PLAMBING

3.1 Perencanaan Jaringan Air Bersih


Perencanaan gedung harus dilakukan bersamaan dengan perencanaan sistem
plambing, dimana denah merupakan bagian terpenting selain konstruksi serta peralatan
lainnya. Pada tugas ini sistem plambing direncanakan untuk Apartement lima lantai. Setiap
lantai dilengkapi saniter.Dalam tugas perencannaan ini, ruang saniter yang digunakan
adalah ruang saniter tipe Y dan tipe bangunan apartement ini adalah tipe H

51 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

3.2 Perencanaan Sistem Kebutuhan Penyediaan Air Bersih

3.2.1 Perhitungan Kebutuhan Air Bersih

Perhitungan kebutuhan air bersih dapat dilakukan dengan 3(tiga) metode yang
biasanya digunakan untuk menaksir besarnya laju aliran air. Ketiga metode tersebut
yaitu:

Berdasarkan jumlah penghuni


Bedasarkan jenis dan jumlah alat plambing
Berdasarkan unit beban alat plambing
Dari ketiga metode diatas,nantinya akan dipilih salah satu dengan beberapa
pertimbangan tertentu untuk perhitungan selanjutnya.

3.2.2 Penaksiran Berdasarkan Luas Lantai Efektif dan Jumlah Penghuni

Menurut Noerbambang (1993), metode ini didasarkan pada pemakaian rata-rata


sehari setiap penghuni, dan perkiraaan jumlah penghuni. Metode ini digunakan apabila
unit dan jenis alat plambing tidak diketahui. Jika jumlah dan jenis alat plambing belum
diketahui, dapat diperkirakan berdasarkan luas lantai efektif, serta menerapkan
kepadatan hunian, misalnya 5-10 m2 per orang. Dengan demikian, jumlah pemakaian
gedung per hari seluruh gedung dan pemakaian air jam puncak dapat dihitung. Gedung
ini terdiri dari 5 lantai. Maka dalam perhitungan dengan metode ini perlu digunakan
pendekatan-pendekatan berapa asumsi-asumsi dengan pertimbangan tertentu. Adapun
asusmi yang digunakan antara lain:

1. Luas efektif untuk gedung diperhitungkan luas efektif yang sesuai dengan tabel 3.12
adalah 45% - 50%
2. Kepadatan hunian 5 m2 per orang
3. Berdasarkan tabel 3.12, pemakaian air rata-rata per orang setiap hari pada gedung
apartement adalah 200-250 liter

Adapun perhitungannya sebagai berikut:

a. Penentuan luas total gedung apartement tingkat 5

1|RUWINDA OKTA PRATIWI


15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Berdasarkan denah gedung, luas total gedung dihitung sebagai berikut:

Luas tiap lantai = Luas I + Luas II + Luas III

= (75 m × 16 m) + (13 m × 15 m) + (75 m x 16 m)

= 1200 + 195 + 1200

= 2595m2

Luas total = Luas tiap lantai × jumlah lantai

= 2595 m2 × 5

= 12.975 m2

b. Penentuan luas lantai efektif

Berdasarkan tabel pemakaian air rata-rata perorang setiap hari, perbandingan


luas lantai efektif/total gedung apartement sebesar 45% - 50% (Noerbambang, hal
48; tabel 3.12). Diasumsikan luas lantai efektif totalnya adalah 60% untuk
menghindari kurangnya air bersih.

Luas lantai efektif gedung apartemen sebagai berikut:

Luas lantai efektif = perbandingan luas lantai efektif × luas total gedung

= 50% × 12.975m2

= 6.487,5 m2

c. Penentuan jumlah penghuni gedung


Kepadatan efektif hunian adalah 5 sampai 10 m2/orang. Ditetapkan 5 m2/orang
dengan asumsi luas tersebut sudah cukup nyaman untuk bekerja, sehingga bisa
diperkirakan jumlah penghuni gedung adalah :

𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑙𝑎𝑛𝑡𝑎𝑖 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓


𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑢𝑛𝑖𝑛 =
𝑘𝑒𝑝𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓

2|RUWINDA OKTA PRATIWI


15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

6487,5
= 5

= 1297,5 orang
d. Penentuan pemakaian rata-rata air bersih per hari

Pada tabel pemakaian air rata-rata per orang setiap hari menunjukan bahwa
pemakaian alat untuk gedung apartement sebesar 200-250 liter/orang/hari. Dengan
demikian pemakaian rata-rata air per hari (Q1) dapat dihitung sebagai berikut :

Q1 = Jumlah penghuni X pemakaian air/hari/orang

= 1298 orang x 250 L/orang/hari

= 324500 L/hari

= 324,5 m3/hari
Namun, diperlukan debit tambahan sebesar 20% (Noerbambang, 1993) untuk
mengantisipasi kebocoran pipa, pembersihan peralatan kantor, penyiraman
tanaman, perawatan alat plambing dan hydrant kebakaran. Maka debit air rata-
rata/hari (Qd) adalah :

Qd = (100% + 20%) x Q1

= (120%) x 324,5 m3/hari

= 389,4 m3/hari
Pemakaian air pada hari puncak (Qd  max )

Qd  max  Qd  C1

Qd-max = 389,4m3/hari x 2
Qd-max = 778,8 m3/hari

e. Penentuan pemakaian rata-rata air per jam (Qh)

Menurut (Noerbambang, 1993), jangka waktu pemakaian air rata-rata


didalam gedung apartement pada tabel 3.12 adalah 8 jam. Waktu tersebut
3|RUWINDA OKTA PRATIWI
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

merupakan waktu aktif pemakaian air di apartement. Pemakaian rata-rata air per
jam (Qh) dapat dihitung sebagai berikut :

𝑄𝑑
Pemakaian rata-rata air per jam (Qh) = 8 𝑗𝑎𝑚

389,4 𝑚3 /ℎ𝑎𝑟𝑖
= 8 𝑗𝑎𝑚

= 48,675 m3/jam

f. Penentuan Pemakaian Air Pada Jam Puncak (Qh max)

Pemakaian air pada jam puncak ini adalah permukaan air yang melebihi
pemakaian puncak terhadap konstanta C1 yang berkisar antara 1,5 sampai 2,0. Pada
perencanaan ini digunakan konstanta C1 sebesar 1,5. pemakaian air pada jam
puncak dihitung sebagai berikut :

Pemakaian air pada jam puncak (Qh max) = 𝑄ℎ × 𝐶1

= 48,675 m3 × 1,5

= 73,0125 m3/ jam

g. Penentuan pemakaian air pada menit puncak (Qm max)

Sedangkan pemakaian air pada menit puncak merupakan permukaan air


yang melebihi pemakaian puncak terhadap konstanta C2 yang berkisar antara 3,0
sampai 4,0. Pada perencanaan gedung apartement ini digunakan konstanta C2
sebesar 4,0.

𝑄ℎ
Pemakaian air pada menit puncak (Qm max) = × 𝐶2
60

73,0125 m3 /𝑗𝑎𝑚
= ×3
60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑗𝑎𝑚

= 3,65 m3/ menit

3.2.3 Penaksiran Berdasarkan Jenis dan Jumlah Alat Plambing

4|RUWINDA OKTA PRATIWI


15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Menurut Noerbambang (1993), penaksiran ini dapat dilakukan apabila


kondisi pemakaian alat plambing dapat diketahui. Pada perencanaan ini alat
plambing yang digunakan adalah lavatory, urinoir (dengan tangki gelontor),
water closet (tangki gelontor), dan kran air

Adapun parameter-parameter yang digunakan:

a. Kuantitas pemakaian air tiap kali alat plambing dipakai berdasarkan lampiran
(tabel 3.13)

b. Penggunaan alat plambing tiap jam (tabel 3.13)

c. Faktor pemakaian (tabel 3.15)

Tabel 3.13 Pemakaian air tiap alat plambing, laju aliran dan ukuran pipa cabang pipa air

Tabel 3.15 faktor pemakaian (%) dan jumlah alat plambing

5|RUWINDA OKTA PRATIWI


15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Tabel 3.5 Total Jumlah alat plambing tiap lantai

Berikut ini rumus faktor pemakaian kloset,bathup,sink dengan cara interpolasi:

32 40 %

36 X

40 39 %

𝑥−𝑥1 (𝑦−𝑦1)
Interpolasi 36= =
(𝑥2−𝑥1 (𝑦2−𝑦1)

36 − 32 (𝑌 − 40)
=
40 − 32 (39 − 40

4 𝑦−40
=
8 −1

-4 = (8y-320)
-4+ 320 = 8y
Y = 39,5

𝑥−𝑥1 (𝑦−𝑦1)
Interpolasi wastafel = (𝑦2−𝑦1)
(𝑥2−𝑥1

72 − 70 (𝑌 − 35)
=
100 − 70 (33 − 35)

2 𝑦−35
30
= −2

6|RUWINDA OKTA PRATIWI


15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

-4 = (30y -1050)
-4+ 1050 = 30y
Y = 34,86

Pemakaian air seluruh gedung (Qhtot )

Qh total = 347,4051 L/Jam


Qh total = 0,347 m3/Jam

1. Pemakaian air pada jam puncak (Qh  max )

Penentuan pemakaian jam puncak terdapat konstanta C1 yang berkisar


1,5 sampai 2,0. Pada perencanaan ini digunakan konstanta C1 sebesar 2.
Sehingga, diperoleh:

Pemakaian air pada jam puncak (Qh max) = 𝑄ℎ × 𝐶1

= 0,347 𝑚3 × 2

= 0,694 m3/ jam

2. Pemakaian air seluruh gedung perhari (Qd )

Jangka waktu pemakaian air rata-rata sehari di dalam gedung


apartement adalah 8 jam. Waktu tersebut merupakan waktu aktif kerja di
kantor. Diperoleh:

Qd = Qh total x 8 jam

Qd = 0,347 m3 x 8 jam

Qd = 2,776 m3/hari

4. Pemakaian air pada hari puncak (Qd  max )

7|RUWINDA OKTA PRATIWI


15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Pemakaian air pada hari puncak merupakan pemakaian air yang


melebihi pemakaian rata-rata yang tertinggi dalam satu bulan. C1 yang
digunakan adalah 2. Sehingga, diperoleh:

Qd  max  Qd  C1

Qd-max = 2,776 m3/hari x 2

Qd-max =5,552 m3/hari

5. Pemakaian air pada menit puncak ( Qm  max )

Pemakaian air pada menit puncak merupakan pemakaian yang tertinggi


dalam satu jam dengan konstanta berkisar 3,0 sampai 4,0. Pada perencanaa
gedung ini digunakan konstanta 3. Sehingga, diperoleh:

𝐶2 ×𝑄ℎ
Qm-max= 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑗𝑎𝑚

𝑚3
3 × 0,347
𝑗𝑎𝑚
= 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑗𝑎𝑚

= 0,01735 m3/ menit

3.2.4 Penaksiran Berdasarkan Unit Beban Alat Plambing

Berdasarkan daerah ruang saniter yang secara detail juga menggambarkan jenis-jenis
alat plambing yaitu terdiri dari:

 Kloset tangki gelontor

 Peturasan

 Lavatory

 Keran

 Sink

8|RUWINDA OKTA PRATIWI


15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Dengan melihat jumlah total alat plambing pada semua gedung maka akan
diperoleh Jumlah Beban Unit (fixture unit) pada seluruh gedung.

Unit Beban
Jumlah Alat ƩUnit
Alat Plambing Alat
Plambing Beban
Plambing

Kloset tangki glontor 36 3 108

Sink 36 2 72
Lavatory 72 1 71
Bathup 36 2 72
Jumlah 323

Dalam perencanaan sistem plambing gedung apartement berlantai lima, maka


jumlah beban alat plambing pada seluruh gedung adalah:

323 x 5 = 1615

Berdasarkan kurva hubungan antara unit beban alat plambing dengan laju aliran
diperoleh pemakaian air serentak sebesar 1110 L/menit. Jadi pemakaian air puncak
untuk gedung keseluruhan adalah 1110 L/menit.

1. Pemakaian air pada menit puncak (Qm max)


Qm max = 1110 L/menit
Qm max = 1,11 m3/menit

2. Pemakaian air rata-rata per jam (Qh)


𝑄ℎ
Qm max = C2 𝑥 60
𝑄ℎ
1,11 m3/menit = 3 𝑥 60

Qh = 22,2m3/jam

3. Pemakaian air pada jam puncak (Qh max)


Qh max = C1 x Qh
Qh max = 2 x 22,2m3/jam
Qh max = 44,4 m3/jam
9|RUWINDA OKTA PRATIWI
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

4. Pemakaian air seluruh gedung per hari (Qd)


Qd = Qh x t
= 22,2 m3/jam x 8 jam
= 177,6 m3/hari
5. Pemakaian air pada hari puncak (Qd  max )

Qd  max  Qd  C1

Qd-max = 177,6 m3/hari x 2

Qd-max = 355,2 m3/hari

Berdasarkan perhitungan dari ketiga perkiraan tersebut dapat dilihat


perbandingan hasil sebagai berikut:

Metode Qd(m3/ha Qd- Qh(m3/hari Qh- Qm-


3 3 3
Perhitungan ri) max(m /hari) ) max(m /hari) max(m /hari)

Jumlah 389,4 778,8 48,675 73,0125 3,65


Penghuni

Jumlah dan 2,776 5,552 0,347 0,694 0,01735


Jenis Alat
Plambing

Unit Beban 177,6 355,2 22,2 44,4 1,11


Alat
Plambing

Berdasarkan tabel diatas, yaitu nilai Qd menurut unit beban alat plambing adalah
sebesar 177,6 m3/hari. Dengan alasan kebutuhan air gedung akan terpenuhi saat puncak dan
minimum.

Perhitungan Dimensi Pipa Berdasarkan Unit Alat Plambing


10 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Dengan Tekanan diatas 42 Mka

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 1, sistem 1, panjang pipa maksimum (61 m)
s 1 A 1 3/4
k 2,5 B 3,5 3/4
b 10 C 13,5 1
w 1 D 14,5 1
w 1 E 15,5 1
s 1 F 16,5 1
k 2,5 G 19 1
b 10 H 29 1
w 1 I 30 1
w 1 J 31 1
s 1 K 32 1
k 2,5 L 34,5 1 1/4
sistem 2
b 10 M 10 3/4
w 1 N 11 3/4
w 1 O 12 3/4
s 1 P 13 3/4
k 2,5 Q 15,5 1
b 10 R 25,5 1
w 1 S 26,5 1
w 1 T 27,5 1
s 1 U 28,5 1
k 2,5 V 31 1
b 10 W 41 1 1/4
w 1 X 42 1 1/4
w 1 Y 42 1 1/4

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 2, sistem 1, panjang pipa maksimum (76 m)
w 1 Z 1 1/2
w 1 A1 2 1/2
b 10 B1 12 1

11 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

k 2,5 C1 14,5 1
s 1 D1 15,5 1
w 1 E1 16,5 1
w 1 F1 17,5 1
b 10 G1 27,5 1
k 2,5 H1 30 1 1/4
s 1 I1 31 1 1/4
w 1 J1 32 1 1/4
w 1 K1 33 1 1/4
b 10 L1 43 1 1/4
k 2,5 M1 45,5 1 1/4
s 1 N1 46,5 1 1/4
w 1 O1 47,5 1 1/4
w 1 P1 48,5 1 1/4
b 10 Q1 58,5 1 1/4
k 2,5 R1 61 1 1/4
s 1 S1 62 1 1/4

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 3, sistem 1, panjang pipa maksimum (61m)
s 1 A 1 3/4
k 2,5 B 3,5 3/4
b 10 C 13,5 1
w 1 D 14,5 1
w 1 E 15,5 1
s 1 F 16,5 1
k 2,5 G 19 1
b 10 H 29 1
w 1 I 30 1
w 1 J 31 1
s 1 K 32 1
k 2,5 L 34,5 1 1/4
sistem 2
b 10 M 10 3/4
w 1 N 11 3/4
w 1 O 12 3/4
s 1 P 13 3/4
k 2,5 Q 15,5 1
12 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

b 10 R 25,5 1
w 1 S 26,5 1
w 1 T 27,5 1

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 4, sistem 1, panjang pipa maksimum (76 m)
w 1 Z 1 1/2
w 1 A1 2 1/2
b 10 B1 12 1
k 2,5 C1 14,5 1
s 1 D1 15,5 1
w 1 E1 16,5 1
w 1 F1 17,5 1
b 10 G1 27,5 1
k 2,5 H1 30 1 1/4
s 1 I1 31 1 1/4
w 1 J1 32 1 1/4
w 1 K1 33 1 1/4
b 10 L1 43 1 1/4
k 2,5 M1 45,5 1 1/4
s 1 N1 46,5 1 1/4
w 1 O1 47,5 1 1/4
w 1 P1 48,5 1 1/4
b 10 Q1 58,5 1 1/4
k 2,5 R1 61 1 1/4
s 1 S1 62 1 1/4
w 1 T1 63 1 1/4
w 1 V1 64 1 1/4
b 10 W1 74 1 1/2
k 2,5 X1 76,5 1 1/2
s 1 Y1 77,5 1 1/2

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 5, sistem 1, panjang pipa maksimum (76 m)
w 1 Z1 1 1/2
w 1 A2 2 1/2
b 10 B2 12 1
13 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

k 2,5 C2 14,5 1
s 1 D2 15,5 1
w 1 E2 16,5 1
w 1 F2 19 1
b 10 G2 29 1
k 2,5 H2 30 1 1/4
s 1 I2 31 1 1/4
w 1 J2 32 1 1/4
w 1 K2 34,5 1 1/4
SISTEM 2
b 10 L2 10 3/4
k 2,5 M2 11 3/4
s 1 N2 12 3/4
w 1 O2 13 3/4
w 1 P2 15,5 1
b 10 Q2 25,5 1
k 2,5 R2 26,5 1
s 1 S2 27,5 1
w 1 T2 28,5 1
w 1 U2 29,5 1 1/4
b 10 V2 39,5 1 1/4
k 2,5 W2 42 1 1/4
s 1 X2 43 1 1/4

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 6, sistem 1, panjang pipa maksimum (61m)
s 1 Y2 1 1/2
k 2,5 Z2 3,5 1/2
b 10 A3 13,5 1
w 1 B3 14,5 1
w 1 C3 15,5 1
s 1 D3 16,5 1
k 2,5 E3 19 1
b 10 F3 29 1
w 1 G3 30 1
w 1 H3 31 1
s 1 I3 32 1
k 2,5 J3 34,5 1 1/4
14 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

b 10 K3 44,5 1 1/4
w 1 L3 45,5 1 1/4
w 1 M3 46,5 1 1/4
s 1 N3 47,5 1 1/4
k 2,5 O3 50 1 1/4
b 10 P3 60 1 1/4
w 1 Q3 61 1 1/4
w 1 R3 62 1 1/4

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 7, sistem 1, panjang pipa maksimum (76m)
w 1 S3 1 3/4
w 1 T3 2 3/4
b 10 U3 13 1
k 2,5 V3 15,5 1
s 1 W3 16,5 1
w 1 X3 17,5 1
w 1 Y3 18,5 1
b 10 Z3 28,5 1
k 2,5 A4 31 1
s 1 B4 32 1
w 1 C4 33 1
w 1 D4 34 1 1/4
sistem 2
b 10 E4 10 3/4
k 2,5 F4 12,5 1
s 1 G4 13,5 1
w 1 H4 14 1
w 1 I4 15 1
b 10 J4 25 1
k 2,5 K4 27,5 1
s 1 L4 28,5 1

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 8, sistem 1, panjang pipa maksimum (61 m)
s 1 M4 1 1/2
k 2,5 N4 3,5 1/2
15 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

b 10 O4 13,5 1
w 1 P4 14,5 1
w 1 Q4 15,5 1
s 1 R4 16,5 1
k 2,5 S4 19 1
b 10 T4 29 1
w 1 U4 30 1
w 1 V4 31 1
s 1 W4 32 1
k 2,5 X4 34,5 1 1/4
b 10 Y4 44,5 1 1/4
w 1 Z4 45,5 1 1/4
w 1 A5 46,5 1 1/4
s 1 B5 47,5 1 1/4
k 2,5 C5 50 1 1/4
b 10 D5 60 1 1/4
w 1 E5 61 1 1/4
w 1 F5 62 1 1/4
s 1 G5 63 1 1/4
k 2,5 H5 65,5 1 1/4
b 10 I5 75,5 1 1/2
w 1 J5 76,5 1 1/2
w 1 K5 77,5 1 1/2

Lantai 2

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 1, sistem 1, panjang pipa maksimum (61 m)
s 1 A 1 3/4
k 2,5 B 3,5 3/4
b 10 C 13,5 1
w 1 D 14,5 1
w 1 E 15,5 1
s 1 F 16,5 1
k 2,5 G 19 1
b 10 H 29 1
w 1 I 30 1

16 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

w 1 J 31 1
s 1 K 32 1
k 2,5 L 34,5 1 1/4
sistem 2
b 10 M 10 3/4
w 1 N 11 3/4
w 1 O 12 3/4
s 1 P 13 3/4
k 2,5 Q 15,5 1
b 10 R 25,5 1
w 1 S 26,5 1
w 1 T 27,5 1
s 1 U 28,5 1
k 2,5 V 31 1
b 10 W 41 1 1/4
w 1 X 42 1 1/4
w 1 Y 42 1 1/4

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 2, sistem 1, panjang pipa maksimum (76 m)
w 1 Z 1 1/2
w 1 A1 2 1/2
b 10 B1 12 1
k 2,5 C1 14,5 1
s 1 D1 15,5 1
w 1 E1 16,5 1
w 1 F1 17,5 1
b 10 G1 27,5 1
k 2,5 H1 30 1 1/4
s 1 I1 31 1 1/4
w 1 J1 32 1 1/4
w 1 K1 33 1 1/4
b 10 L1 43 1 1/4
k 2,5 M1 45,5 1 1/4
s 1 N1 46,5 1 1/4
w 1 O1 47,5 1 1/4
w 1 P1 48,5 1 1/4

17 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

b 10 Q1 58,5 1 1/4
k 2,5 R1 61 1 1/4
s 1 S1 62 1 1/4

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 3, sistem 1, panjang pipa maksimum (61m)
s 1 A 1 3/4
k 2,5 B 3,5 3/4
b 10 C 13,5 1
w 1 D 14,5 1
w 1 E 15,5 1
s 1 F 16,5 1
k 2,5 G 19 1
b 10 H 29 1
w 1 I 30 1
w 1 J 31 1
s 1 K 32 1
k 2,5 L 34,5 1 1/4
sistem 2
b 10 M 10 3/4
w 1 N 11 3/4
w 1 O 12 3/4
s 1 P 13 3/4
k 2,5 Q 15,5 1
b 10 R 25,5 1
w 1 S 26,5 1
w 1 T 27,5 1

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 4, sistem 1, panjang pipa maksimum (76 m)
w 1 Z 1 1/2
w 1 A1 2 1/2
b 10 B1 12 1
k 2,5 C1 14,5 1
s 1 D1 15,5 1
w 1 E1 16,5 1
w 1 F1 17,5 1
18 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

b 10 G1 27,5 1
k 2,5 H1 30 1 1/4
s 1 I1 31 1 1/4
w 1 J1 32 1 1/4
w 1 K1 33 1 1/4
b 10 L1 43 1 1/4
k 2,5 M1 45,5 1 1/4
s 1 N1 46,5 1 1/4
w 1 O1 47,5 1 1/4
w 1 P1 48,5 1 1/4
b 10 Q1 58,5 1 1/4
k 2,5 R1 61 1 1/4
s 1 S1 62 1 1/4
w 1 T1 63 1 1/4
w 1 V1 64 1 1/4
b 10 W1 74 1 1/2
k 2,5 X1 76,5 1 1/2
s 1 Y1 77,5 1 1/2

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 5, sistem 1, panjang pipa maksimum (76 m)
w 1 Z1 1 1/2
w 1 A2 2 1/2
b 10 B2 12 1
k 2,5 C2 14,5 1
s 1 D2 15,5 1
w 1 E2 16,5 1
w 1 F2 19 1
b 10 G2 29 1
k 2,5 H2 30 1 1/4
s 1 I2 31 1 1/4
w 1 J2 32 1 1/4
w 1 K2 34,5 1 1/4
SISTEM 2
b 10 L2 10 3/4
k 2,5 M2 11 3/4
s 1 N2 12 3/4
w 1 O2 13 3/4
19 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

w 1 P2 15,5 1
b 10 Q2 25,5 1
k 2,5 R2 26,5 1
s 1 S2 27,5 1
w 1 T2 28,5 1
w 1 U2 29,5 1 1/4
b 10 V2 39,5 1 1/4
k 2,5 W2 42 1 1/4
s 1 X2 43 1 1/4

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 6, sistem 1, panjang pipa maksimum (61m)
s 1 Y2 1 1/2
k 2,5 Z2 3,5 1/2
b 10 A3 13,5 1
w 1 B3 14,5 1
w 1 C3 15,5 1
s 1 D3 16,5 1
k 2,5 E3 19 1
b 10 F3 29 1
w 1 G3 30 1
w 1 H3 31 1
s 1 I3 32 1
k 2,5 J3 34,5 1 1/4
b 10 K3 44,5 1 1/4
w 1 L3 45,5 1 1/4
w 1 M3 46,5 1 1/4
s 1 N3 47,5 1 1/4
k 2,5 O3 50 1 1/4
b 10 P3 60 1 1/4
w 1 Q3 61 1 1/4
w 1 R3 62 1 1/4

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 7, sistem 1, panjang pipa maksimum (76m)
w 1 S3 1 3/4
w 1 T3 2 3/4
20 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

b 10 U3 13 1
k 2,5 V3 15,5 1
s 1 W3 16,5 1
w 1 X3 17,5 1
w 1 Y3 18,5 1
b 10 Z3 28,5 1
k 2,5 A4 31 1
s 1 B4 32 1
w 1 C4 33 1
w 1 D4 34 1 1/4
sistem 2
b 10 E4 10 3/4
k 2,5 F4 12,5 1
s 1 G4 13,5 1
w 1 H4 14 1
w 1 I4 15 1
b 10 J4 25 1
k 2,5 K4 27,5 1
s 1 L4 28,5 1

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 8, sistem 1, panjang pipa maksimum (61 m)
s 1 M4 1 1/2
k 2,5 N4 3,5 1/2
b 10 O4 13,5 1
w 1 P4 14,5 1
w 1 Q4 15,5 1
s 1 R4 16,5 1
k 2,5 S4 19 1
b 10 T4 29 1
w 1 U4 30 1
w 1 V4 31 1
s 1 W4 32 1
k 2,5 X4 34,5 1 1/4
b 10 Y4 44,5 1 1/4
w 1 Z4 45,5 1 1/4
w 1 A5 46,5 1 1/4
s 1 B5 47,5 1 1/4
21 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

k 2,5 C5 50 1 1/4
b 10 D5 60 1 1/4
w 1 E5 61 1 1/4
w 1 F5 62 1 1/4
s 1 G5 63 1 1/4
k 2,5 H5 65,5 1 1/4
b 10 I5 75,5 1 1/2
w 1 J5 76,5 1 1/2
w 1 K5 77,5 1 1/2

Lantai 5

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 1, sistem 1, panjang pipa maksimum (61 m)
s 1 A 1 3/4
k 2,5 B 3,5 3/4
b 10 C 13,5 1
w 1 D 14,5 1
w 1 E 15,5 1
s 1 F 16,5 1
k 2,5 G 19 1
b 10 H 29 1
w 1 I 30 1
w 1 J 31 1
s 1 K 32 1
k 2,5 L 34,5 1 1/4
sistem 2
b 10 M 10 3/4
w 1 N 11 3/4
w 1 O 12 3/4
s 1 P 13 3/4
k 2,5 Q 15,5 1
b 10 R 25,5 1
w 1 S 26,5 1
w 1 T 27,5 1
s 1 U 28,5 1
k 2,5 V 31 1

22 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

b 10 W 41 1 1/4
w 1 X 42 1 1/4
w 1 Y 42 1 1/4

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 2, sistem 1, panjang pipa maksimum (76 m)
w 1 Z 1 1/2
w 1 A1 2 1/2
b 10 B1 12 1
k 2,5 C1 14,5 1
s 1 D1 15,5 1
w 1 E1 16,5 1
w 1 F1 17,5 1
b 10 G1 27,5 1
k 2,5 H1 30 1 1/4
s 1 I1 31 1 1/4
w 1 J1 32 1 1/4
w 1 K1 33 1 1/4
b 10 L1 43 1 1/4
k 2,5 M1 45,5 1 1/4
s 1 N1 46,5 1 1/4
w 1 O1 47,5 1 1/4
w 1 P1 48,5 1 1/4
b 10 Q1 58,5 1 1/4
k 2,5 R1 61 1 1/4
s 1 S1 62 1 1/4

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 3, sistem 1, panjang pipa maksimum (61m)
s 1 A 1 3/4
k 2,5 B 3,5 3/4
b 10 C 13,5 1
w 1 D 14,5 1
w 1 E 15,5 1
s 1 F 16,5 1
k 2,5 G 19 1

23 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

b 10 H 29 1
w 1 I 30 1
w 1 J 31 1
s 1 K 32 1
k 2,5 L 34,5 1 1/4
sistem 2
b 10 M 10 3/4
w 1 N 11 3/4
w 1 O 12 3/4
s 1 P 13 3/4
k 2,5 Q 15,5 1
b 10 R 25,5 1
w 1 S 26,5 1
w 1 T 27,5 1

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 4, sistem 1, panjang pipa maksimum (76 m)
w 1 Z 1 1/2
w 1 A1 2 1/2
b 10 B1 12 1
k 2,5 C1 14,5 1
s 1 D1 15,5 1
w 1 E1 16,5 1
w 1 F1 17,5 1
b 10 G1 27,5 1
k 2,5 H1 30 1 1/4
s 1 I1 31 1 1/4
w 1 J1 32 1 1/4
w 1 K1 33 1 1/4
b 10 L1 43 1 1/4
k 2,5 M1 45,5 1 1/4
s 1 N1 46,5 1 1/4
w 1 O1 47,5 1 1/4
w 1 P1 48,5 1 1/4
b 10 Q1 58,5 1 1/4
k 2,5 R1 61 1 1/4
s 1 S1 62 1 1/4
w 1 T1 63 1 1/4
24 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

w 1 V1 64 1 1/4
b 10 W1 74 1 1/2
k 2,5 X1 76,5 1 1/2
s 1 Y1 77,5 1 1/2

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 5, sistem 1, panjang pipa maksimum (76 m)
w 1 Z1 1 1/2
w 1 A2 2 1/2
b 10 B2 12 1
k 2,5 C2 14,5 1
s 1 D2 15,5 1
w 1 E2 16,5 1
w 1 F2 19 1
b 10 G2 29 1
k 2,5 H2 30 1 1/4
s 1 I2 31 1 1/4
w 1 J2 32 1 1/4
w 1 K2 34,5 1 1/4
SISTEM 2
b 10 L2 10 3/4
k 2,5 M2 11 3/4
s 1 N2 12 3/4
w 1 O2 13 3/4
w 1 P2 15,5 1
b 10 Q2 25,5 1
k 2,5 R2 26,5 1
s 1 S2 27,5 1
w 1 T2 28,5 1
w 1 U2 29,5 1 1/4
b 10 V2 39,5 1 1/4
k 2,5 W2 42 1 1/4
s 1 X2 43 1 1/4

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 6, sistem 1, panjang pipa maksimum (61m)
s 1 Y2 1 1/2
25 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

k 2,5 Z2 3,5 1/2


b 10 A3 13,5 1
w 1 B3 14,5 1
w 1 C3 15,5 1
s 1 D3 16,5 1
k 2,5 E3 19 1
b 10 F3 29 1
w 1 G3 30 1
w 1 H3 31 1
s 1 I3 32 1
k 2,5 J3 34,5 1 1/4
b 10 K3 44,5 1 1/4
w 1 L3 45,5 1 1/4
w 1 M3 46,5 1 1/4
s 1 N3 47,5 1 1/4
k 2,5 O3 50 1 1/4
b 10 P3 60 1 1/4
w 1 Q3 61 1 1/4
w 1 R3 62 1 1/4

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 7, sistem 1, panjang pipa maksimum (76m)
w 1 S3 1 3/4
w 1 T3 2 3/4
b 10 U3 13 1
k 2,5 V3 15,5 1
s 1 W3 16,5 1
w 1 X3 17,5 1
w 1 Y3 18,5 1
b 10 Z3 28,5 1
k 2,5 A4 31 1
s 1 B4 32 1
w 1 C4 33 1
w 1 D4 34 1 1/4
sistem 2
b 10 E4 10 3/4
k 2,5 F4 12,5 1
s 1 G4 13,5 1
26 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

w 1 H4 14 1
w 1 I4 15 1
b 10 J4 25 1
k 2,5 K4 27,5 1
s 1 L4 28,5 1

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 8, sistem 1, panjang pipa maksimum (61 m)
s 1 M4 1 1/2
k 2,5 N4 3,5 1/2
b 10 O4 13,5 1
w 1 P4 14,5 1
w 1 Q4 15,5 1
s 1 R4 16,5 1
k 2,5 S4 19 1
b 10 T4 29 1
w 1 U4 30 1
w 1 V4 31 1
s 1 W4 32 1
k 2,5 X4 34,5 1 1/4
b 10 Y4 44,5 1 1/4
w 1 Z4 45,5 1 1/4
w 1 A5 46,5 1 1/4
s 1 B5 47,5 1 1/4
k 2,5 C5 50 1 1/4
b 10 D5 60 1 1/4
w 1 E5 61 1 1/4
w 1 F5 62 1 1/4
s 1 G5 63 1 1/4
k 2,5 H5 65,5 1 1/4
b 10 I5 75,5 1 1/2
w 1 J5 76,5 1 1/2
w 1 K5 77,5 1 1/2

Lantai 4

Saniter UABP Segmen UBAP Dimensi Pipa

27 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Kumulatif (inci)
Shaft 1, sistem 1, panjang pipa maksimum (61 m)
s 1 A 1 3/4
k 2,5 B 3,5 3/4
b 10 C 13,5 1
w 1 D 14,5 1
w 1 E 15,5 1
s 1 F 16,5 1
k 2,5 G 19 1
b 10 H 29 1
w 1 I 30 1
w 1 J 31 1
s 1 K 32 1
k 2,5 L 34,5 1 1/4
sistem 2
b 10 M 10 3/4
w 1 N 11 3/4
w 1 O 12 3/4
s 1 P 13 3/4
k 2,5 Q 15,5 1
b 10 R 25,5 1
w 1 S 26,5 1
w 1 T 27,5 1
s 1 U 28,5 1
k 2,5 V 31 1
b 10 W 41 1 1/4
w 1 X 42 1 1/4
w 1 Y 42 1 1/4

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 2, sistem 1, panjang pipa maksimum (76 m)
w 1 Z 1 1/2
w 1 A1 2 1/2
b 10 B1 12 1
k 2,5 C1 14,5 1
s 1 D1 15,5 1
w 1 E1 16,5 1

28 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

w 1 F1 17,5 1
b 10 G1 27,5 1
k 2,5 H1 30 1 1/4
s 1 I1 31 1 1/4
w 1 J1 32 1 1/4
w 1 K1 33 1 1/4
b 10 L1 43 1 1/4
k 2,5 M1 45,5 1 1/4
s 1 N1 46,5 1 1/4
w 1 O1 47,5 1 1/4
w 1 P1 48,5 1 1/4
b 10 Q1 58,5 1 1/4
k 2,5 R1 61 1 1/4
s 1 S1 62 1 1/4

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 3, sistem 1, panjang pipa maksimum (61m)
s 1 A 1 3/4
k 2,5 B 3,5 3/4
b 10 C 13,5 1
w 1 D 14,5 1
w 1 E 15,5 1
s 1 F 16,5 1
k 2,5 G 19 1
b 10 H 29 1
w 1 I 30 1
w 1 J 31 1
s 1 K 32 1
k 2,5 L 34,5 1 1/4
sistem 2
b 10 M 10 3/4
w 1 N 11 3/4
w 1 O 12 3/4
s 1 P 13 3/4
k 2,5 Q 15,5 1
b 10 R 25,5 1
w 1 S 26,5 1
w 1 T 27,5 1
29 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 4, sistem 1, panjang pipa maksimum (76 m)
w 1 Z 1 1/2
w 1 A1 2 1/2
b 10 B1 12 1
k 2,5 C1 14,5 1
s 1 D1 15,5 1
w 1 E1 16,5 1
w 1 F1 17,5 1
b 10 G1 27,5 1
k 2,5 H1 30 1 1/4
s 1 I1 31 1 1/4
w 1 J1 32 1 1/4
w 1 K1 33 1 1/4
b 10 L1 43 1 1/4
k 2,5 M1 45,5 1 1/4
s 1 N1 46,5 1 1/4
w 1 O1 47,5 1 1/4
w 1 P1 48,5 1 1/4
b 10 Q1 58,5 1 1/4
k 2,5 R1 61 1 1/4
s 1 S1 62 1 1/4
w 1 T1 63 1 1/4
w 1 V1 64 1 1/4
b 10 W1 74 1 1/2
k 2,5 X1 76,5 1 1/2
s 1 Y1 77,5 1 1/2

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 5, sistem 1, panjang pipa maksimum (76 m)
w 1 Z1 1 1/2
w 1 A2 2 1/2
b 10 B2 12 1
k 2,5 C2 14,5 1
s 1 D2 15,5 1
w 1 E2 16,5 1
30 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

w 1 F2 19 1
b 10 G2 29 1
k 2,5 H2 30 1 1/4
s 1 I2 31 1 1/4
w 1 J2 32 1 1/4
w 1 K2 34,5 1 1/4
SISTEM 2
b 10 L2 10 3/4
k 2,5 M2 11 3/4
s 1 N2 12 3/4
w 1 O2 13 3/4
w 1 P2 15,5 1
b 10 Q2 25,5 1
k 2,5 R2 26,5 1
s 1 S2 27,5 1
w 1 T2 28,5 1
w 1 U2 29,5 1 1/4
b 10 V2 39,5 1 1/4
k 2,5 W2 42 1 1/4
s 1 X2 43 1 1/4

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 6, sistem 1, panjang pipa maksimum (61m)
s 1 Y2 1 1/2
k 2,5 Z2 3,5 1/2
b 10 A3 13,5 1
w 1 B3 14,5 1
w 1 C3 15,5 1
s 1 D3 16,5 1
k 2,5 E3 19 1
b 10 F3 29 1
w 1 G3 30 1
w 1 H3 31 1
s 1 I3 32 1
k 2,5 J3 34,5 1 1/4
b 10 K3 44,5 1 1/4
w 1 L3 45,5 1 1/4
w 1 M3 46,5 1 1/4
31 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

s 1 N3 47,5 1 1/4
k 2,5 O3 50 1 1/4
b 10 P3 60 1 1/4
w 1 Q3 61 1 1/4
w 1 R3 62 1 1/4

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 7, sistem 1, panjang pipa maksimum (76m)
w 1 S3 1 3/4
w 1 T3 2 3/4
b 10 U3 13 1
k 2,5 V3 15,5 1
s 1 W3 16,5 1
w 1 X3 17,5 1
w 1 Y3 18,5 1
b 10 Z3 28,5 1
k 2,5 A4 31 1
s 1 B4 32 1
w 1 C4 33 1
w 1 D4 34 1 1/4
sistem 2
b 10 E4 10 3/4
k 2,5 F4 12,5 1
s 1 G4 13,5 1
w 1 H4 14 1
w 1 I4 15 1
b 10 J4 25 1
k 2,5 K4 27,5 1
s 1 L4 28,5 1

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 8, sistem 1, panjang pipa maksimum (61 m)
s 1 M4 1 1/2
k 2,5 N4 3,5 1/2
b 10 O4 13,5 1
w 1 P4 14,5 1
w 1 Q4 15,5 1
32 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

s 1 R4 16,5 1
k 2,5 S4 19 1
b 10 T4 29 1
w 1 U4 30 1
w 1 V4 31 1
s 1 W4 32 1
k 2,5 X4 34,5 1 1/4
b 10 Y4 44,5 1 1/4
w 1 Z4 45,5 1 1/4
w 1 A5 46,5 1 1/4
s 1 B5 47,5 1 1/4
k 2,5 C5 50 1 1/4
b 10 D5 60 1 1/4
w 1 E5 61 1 1/4
w 1 F5 62 1 1/4
s 1 G5 63 1 1/4
k 2,5 H5 65,5 1 1/4
b 10 I5 75,5 1 1/2
w 1 J5 76,5 1 1/2
w 1 K5 77,5 1 1/2

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 1, sistem 1, panjang pipa maksimum (61 m)
s 1 A 1 3/4
k 2,5 B 3,5 3/4
b 10 C 13,5 1
w 1 D 14,5 1
w 1 E 15,5 1
s 1 F 16,5 1
k 2,5 G 19 1
b 10 H 29 1
w 1 I 30 1
w 1 J 31 1

33 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

s 1 K 32 1
k 2,5 L 34,5 1 1/4
sistem 2
b 10 M 10 3/4
w 1 N 11 3/4
w 1 O 12 3/4
s 1 P 13 3/4
k 2,5 Q 15,5 1
b 10 R 25,5 1
w 1 S 26,5 1
w 1 T 27,5 1
s 1 U 28,5 1
k 2,5 V 31 1
b 10 W 41 1 1/4
w 1 X 42 1 1/4
w 1 Y 42 1 1/4

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 2, sistem 1, panjang pipa maksimum (76 m)
w 1 Z 1 1/2
w 1 A1 2 1/2
b 10 B1 12 1
k 2,5 C1 14,5 1
s 1 D1 15,5 1
w 1 E1 16,5 1
w 1 F1 17,5 1
b 10 G1 27,5 1
k 2,5 H1 30 1 1/4
s 1 I1 31 1 1/4
w 1 J1 32 1 1/4
w 1 K1 33 1 1/4
b 10 L1 43 1 1/4
k 2,5 M1 45,5 1 1/4
s 1 N1 46,5 1 1/4
w 1 O1 47,5 1 1/4
w 1 P1 48,5 1 1/4
b 10 Q1 58,5 1 1/4

34 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

k 2,5 R1 61 1 1/4
s 1 S1 62 1 1/4

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 3, sistem 1, panjang pipa maksimum (61m)
s 1 A 1 3/4
k 2,5 B 3,5 3/4
b 10 C 13,5 1
w 1 D 14,5 1
w 1 E 15,5 1
s 1 F 16,5 1
k 2,5 G 19 1
b 10 H 29 1
w 1 I 30 1
w 1 J 31 1
s 1 K 32 1
k 2,5 L 34,5 1 1/4
sistem 2
b 10 M 10 3/4
w 1 N 11 3/4
w 1 O 12 3/4
s 1 P 13 3/4
k 2,5 Q 15,5 1
b 10 R 25,5 1
w 1 S 26,5 1
w 1 T 27,5 1

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 4, sistem 1, panjang pipa maksimum (76 m)
w 1 Z 1 1/2
w 1 A1 2 1/2
b 10 B1 12 1
k 2,5 C1 14,5 1
s 1 D1 15,5 1
w 1 E1 16,5 1
w 1 F1 17,5 1
b 10 G1 27,5 1
35 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

k 2,5 H1 30 1 1/4
s 1 I1 31 1 1/4
w 1 J1 32 1 1/4
w 1 K1 33 1 1/4
b 10 L1 43 1 1/4
k 2,5 M1 45,5 1 1/4
s 1 N1 46,5 1 1/4
w 1 O1 47,5 1 1/4
w 1 P1 48,5 1 1/4
b 10 Q1 58,5 1 1/4
k 2,5 R1 61 1 1/4
s 1 S1 62 1 1/4
w 1 T1 63 1 1/4
w 1 V1 64 1 1/4
b 10 W1 74 1 1/2
k 2,5 X1 76,5 1 1/2
s 1 Y1 77,5 1 1/2

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 5, sistem 1, panjang pipa maksimum (76 m)
w 1 Z1 1 1/2
w 1 A2 2 1/2
b 10 B2 12 1
k 2,5 C2 14,5 1
s 1 D2 15,5 1
w 1 E2 16,5 1
w 1 F2 19 1
b 10 G2 29 1
k 2,5 H2 30 1 1/4
s 1 I2 31 1 1/4
w 1 J2 32 1 1/4
w 1 K2 34,5 1 1/4
SISTEM 2
b 10 L2 10 3/4
k 2,5 M2 11 3/4
s 1 N2 12 3/4
w 1 O2 13 3/4
w 1 P2 15,5 1
36 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

b 10 Q2 25,5 1
k 2,5 R2 26,5 1
s 1 S2 27,5 1
w 1 T2 28,5 1
w 1 U2 29,5 1 1/4
b 10 V2 39,5 1 1/4
k 2,5 W2 42 1 1/4
s 1 X2 43 1 1/4

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 6, sistem 1, panjang pipa maksimum (61m)
s 1 Y2 1 1/2
k 2,5 Z2 3,5 1/2
b 10 A3 13,5 1
w 1 B3 14,5 1
w 1 C3 15,5 1
s 1 D3 16,5 1
k 2,5 E3 19 1
b 10 F3 29 1
w 1 G3 30 1
w 1 H3 31 1
s 1 I3 32 1
k 2,5 J3 34,5 1 1/4
b 10 K3 44,5 1 1/4
w 1 L3 45,5 1 1/4
w 1 M3 46,5 1 1/4
s 1 N3 47,5 1 1/4
k 2,5 O3 50 1 1/4
b 10 P3 60 1 1/4
w 1 Q3 61 1 1/4
w 1 R3 62 1 1/4

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 7, sistem 1, panjang pipa maksimum (76m)
w 1 S3 1 3/4
w 1 T3 2 3/4
b 10 U3 13 1
37 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

k 2,5 V3 15,5 1
s 1 W3 16,5 1
w 1 X3 17,5 1
w 1 Y3 18,5 1
b 10 Z3 28,5 1
k 2,5 A4 31 1
s 1 B4 32 1
w 1 C4 33 1
w 1 D4 34 1 1/4
sistem 2
b 10 E4 10 3/4
k 2,5 F4 12,5 1
s 1 G4 13,5 1
w 1 H4 14 1
w 1 I4 15 1
b 10 J4 25 1
k 2,5 K4 27,5 1
s 1 L4 28,5 1

UBAP Dimensi Pipa


Saniter UABP Segmen
Kumulatif (inci)
Shaft 8, sistem 1, panjang pipa maksimum (61 m)
s 1 M4 1 1/2
k 2,5 N4 3,5 1/2
b 10 O4 13,5 1
w 1 P4 14,5 1
w 1 Q4 15,5 1
s 1 R4 16,5 1
k 2,5 S4 19 1
b 10 T4 29 1
w 1 U4 30 1
w 1 V4 31 1
s 1 W4 32 1
k 2,5 X4 34,5 1 1/4
b 10 Y4 44,5 1 1/4
w 1 Z4 45,5 1 1/4
w 1 A5 46,5 1 1/4
s 1 B5 47,5 1 1/4
k 2,5 C5 50 1 1/4
38 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

b 10 D5 60 1 1/4
w 1 E5 61 1 1/4
w 1 F5 62 1 1/4
s 1 G5 63 1 1/4
k 2,5 H5 65,5 1 1/4
b 10 I5 75,5 1 1/2
w 1 J5 76,5 1 1/2
w 1 K5 77,5 1 1/2

2.3.2 Ground Reservoar dan Rooftank


2.3.2.1 Ground Reservoar

Ground Reservoar direncanakan untuk menampung kebutuhan air bersih di gedung


apartement 5 lantai. kebutuhan air untuk cadangan pemadam kebakaran adalah
20%,danKebutuhan rata-rata air bersih berdasarkan pada pemakaian rata-rata jumlah
penghuni dan luas lantai efektif:

Vf = 20% x Qd
= 20% x 389,4 m3/hari
= 79,68 m3/hari

Debit perjam yang digunakan untuk menghitung kapasitas pipa dinas. Di asumsikan
kapasitas pipa dinas sebesar 2/3 dari rata – rata perjam :
2 𝑄𝑚−max 𝑥 60
Qs = ( ) m3/jam
3 24
2 3,65 𝑥 60
= ( ) m3/jam
3 24

= 6,08 m3/jam

Diperkirakan jam kerja untuk apartemen adalah 10 jam, maka volume ground reservoir
dapat dihitung sebagai berikut :

Vr = Qd – (Qs x T) + Vf

39 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

= 389,4 m3/hari – (6,08 m3/jam x 10 jam/hari) + 79,68 m3/hari


= 407,88 m3

Ground reservoar yang telah direncanakan memliki bentuk persegi panjang dengan
tinggi 4 meter dan asumsi panjang = 2 x lebar, sehingga dimensi nya adalah :
A = PxLxT
407,88 m3 = P x L x 4 m
407,88 m3 = 2L x L x 4 m
407,88 m3 = 2L2 x 4 m
407,88
L = √ 8

= 7,14 m
P = 2 x7,14 L
= 2xm
= 14,28 m
Tinggi total = Tefektif + Truang udara
= 4 m + 0,5 m

= 4,5 m

1.2.4.2 ROOFTANK

Untuk mendesain rooftank perlu mengetahui volume yang dapat ditampung.


Diasumsikan apabila menggunakan metode rumus:

o Kebutuhan air pada menit puncak (Qm-max) atau (Qp) = 2.565 m3/menit
o Kapasitas pompa pengisi (Qpu) sama dengan kebutuhan jam puncak (Qh-max) =
102.6 m3/jam = 2.565 m3/menit
o Jangka waktu kebutuhan puncak (Tp) = 30 menit
o Jangka waktu kerja pompa pengisi (Tpu) = 15 menit

Rooftank dialirkan air dari ground reservoir, volume yang dibutuhkan dapat dihitung
sebagai berikut :

VE = (Qp – Qmax) x Tp - (Qpu x Tpu)

40 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

VE = (2.565 m3/menit – 0.855 m3/menit) x 30 menit – (2.565 m3/menit x 15 menit)

= 51.3 m3 – 38.475m3

= 12.825 m3

= 12825 liter

Gedung ini akan menggunakan dua roof tank Stainless steel tipe PS 2000, maka :

VE = 12825 liter/2

= 6412.5 liter

Diketahui :
- (Qm-max) atau (Qp) = 3,650 m3/menit.
- (Qpu) = (Qh-max) = 73,01 m3/jam = 1,21 m3/menit.
- Jangka waktu kebutuhan puncak (Tp) = 30 menit
- Jangka waktu kerja pompa pengisi (Tpu) = 10 menit

Volume yang dibutuhkan dapat dihitung sebagai berikut :

VE = (Qp – Qmax) x Tp + (Qpu x Tpu)

= (3,650 m3/menit – 1,21 m3/menit) x 30 menit + (1,21 m3/menit x 10 menit)

= 85,3 m3 = 85300 liter.

Didalam gedung apartemen ini menggunakan 4 rooftank, maka:

VE = 85300 / 4

= 21325 liter

Rooftank yang digunakan adalah rooftank dari penguin TB 1600 dengan D=2,750; T =
3,000 dan kapasitas sebesar 16000 liter.

Untuk menghitung diameter pipa rooftank adalah :

Q=v.A

41 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

1
Q = v. 4 𝜋 𝑑2

4𝑄
d = √𝑣 . 𝜋

4 .0,0,19
d = √2. 3,14

d = 0,11 m

a. Tinggi angkat pompa

Untuk menentukan daya pompa pada debit air bersih 2,124 m3/menit dengan pipa yang
digunakan adalah PVC keras yang memiliki koefisien 130 dapat dihitung dengan rumus :

𝑣2
𝐻 = 𝐻𝑎 + 𝐻𝑓𝑠𝑑 +
2𝑔

Ha = Tinggi Potensial (H statis )

Ha = Tinggi muka air reservoir + Tinggi gedung + Tinggi muka air rooftank

Ha = 4m + 20m + 3m

Ha = 27 m

Hfsd = Kerugian gesek dalam pipa hisap dan pipa tekan = Hmayor + Hminor

a. Head Statis merupakan perbedaan tinggi atau jumlah tinggi dari ground reservoir
ke rooftank, yang mana diperoleh dari:
Head statis = panjang pipa suction + panjang pipa discharge
= 3 m + (3,3 m + 26 m + 9 m + 6 m + 32 m + 6 m) = 85,3 m

42 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

b. Headloss Mayor:
𝑄 1,85
Hf = (0,2785 𝑥 𝐶 𝑥 𝐷2,63) 𝑥𝐿

Q = Debit (m3/s) = 3,65 m3/jam = 0,06 m3/detik


C = Konstanta = 120
D = Diameter Pipa = 0,19 mm
L1 = Panjang pipa suction = 3 m
L2 = Panjang pipa discharge = 3,3 m + 26 m + 9 m + 6 m + 32 m + 6 m = 82,3
m
Sehingga:
o Hf mayor suction
0.015 1,85
Hf = (0,2785 𝑥 120 𝑥 0.1992,63) 𝑥3

Hf mayor suction = 0,08 m


o Hf mayor discharge
0.015 1,85
Hf = (0,2785 𝑥 120 𝑥 0,192,63) 𝑥 82,3

Hf mayor discharge = 9,98 m

Headloss mayor total = 0,08m + 9,98 m = 10,06 m

c. Headloss Minor
Penentuan Hf Minor, yaitu tekanan yang hilang akibat adanya aksesoris pipa
- Headloss akibat belokan 90º

V^2
Hminor = 𝑘 2𝑔

D = 0,19 meter

v = 2 meter/detik

g = 9,81 meter/detik

K belokan 90o = 4,2

K gate valve = 0,81

43 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

K check valve = 7,6

K Tee aliran cabang = 6,3

V^2
Hfsd Minor belokan 90o =𝑘 2𝑔

3^2
= 4,2 2 9,81 = 0,83 meter

= 0,84 meter x 8 belokan

= 6,72 meter

V^2
Hfsd Minor gate valve =𝑘 2𝑔

2^2
= 0,81 2 9,81 = 0,163 meter

V^2
Hfsd Minor Tee aliran cabang =𝑘 2𝑔

2^2
= 6,3 2 9,81 = 1,284 meter

Hfs = Mayor + Minor

= 0,08+9,98+6,72+0,163+1,284

= 18,277

𝑣2
𝐻 = 𝐻𝑎 + 𝐻𝑓𝑠𝑑 + 2𝑔

𝑣2
H = 27 meter + 18,277 meter + 2𝑔

22
= 45,277 + 2 9,81

= 45,48 meter

44 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

b. Daya Pompa
Untuk menghitung daya pompa dapat dihitung dengan rumus :

𝑃 = 𝜌×𝑔×𝑄×𝐻

𝜌 = 1000 kg/m3

𝑔 = 9,81m/s2

𝑄 = 0,06m3/detik

𝐻 = 45,58 meter

𝑃 = 1000 ×9,81×0,0354×45,58

= 15828,7 watt

= 15,8287 kWatt

Perencanaan Jaringan Air Buangan dan Vent

3.5.1 Jaringan Air Buangan


Air buangan atau air limbah adalah semua jenis cairan yang dibuang, baik yang
mengandung kotoran manusia maupu sisa proses produksi suatu industri. Pada perencanaan
system pembuangan yang digunakan adalah system Tercampur. System tercampur adalah
pembuangan dimana air kotor dan air bekas masing-masing digunakan dan di alirkan secara
bersamaan.
Dalam perencanaan system plambing untuk penentuan dimensi pipa buangan
didasarkan pada perhitungan Unit Beban Alat Plambing (UBAP) yaitu unit alat plambing yang
berperan sebagai beban ditiap alat plambing dalam pengaliran di pipa air buangan. Pengaturan
system pipa pembuangan direncanakan secara gravitasi dengan mengatur letak dan kemiringan
pipa.

45 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Penentuan Diameter Pipa Air Buangan dengan perhitungan berdasarkan Unit Beban Alat
Plambing

UBAP Dimensi Pipa horizontal


Saniter UABP Pipa Penghubung
Kumulatif (inci)
s 2 a-b 2 2
b 2 b-c 4 2
df 2 c-e 6 2
l 1 d-e 7 2
l 1 e-f 8 2
s 2 f-g 10 2½
b 2 g-h 12 2½
df 2 h-j 14 2½
l 1 i-j 15 3
l 1 j-k 16 3
s 2 k-l 18 3
b 2 l-m 20 3
df 2 m-o 22 3
l 1 n-o 23 3
l 1 o-p 24 3
s 2 p-q 26 3
b 2 q-r 28 3
df 2 r-t 30 3
l 1 s-t 31 3
l 1 t-u 32 3
s 2 u-v 34 3

Shaft 2 dan 4

UBAP Dimensi Pipa horizontal


Saniter UABP Pipa Penghubung
Kumulatif (inci)
l 1 a-c 1 1¼
l 1 b-c 2 2
df 2 c-d 4 2
b 2 d-e 6 2
s 2 e-f 8 2

46 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

l 1 f-h 9 2½
l 1 g-h 10 2½
df 2 h-i 12 2½
b 2 i-j 14 2½
s 2 j-k 16 3
l 1 k-m 17 3
l 1 l-m 18 3
df 2 m-n 20 3
b 2 n-o 22 3
s 2 o-p 24 3
l 1 p-r 25 3
l 1 q-r 26 3
df 2 r-s 28 3
b 2 s-t 30 3
s 2 t-u 32 3
l 1 u-w 33 3
l 1 v-w 34 3
df 2 w-x 36 4
b 2 x-y 38 4
s 2 y-z 40 4
l 1 z-ab 41 4
l 1 aa-ab 42 4
df 2 Ab-ac 44 4
b 2 Ac-ad 46 4
s 2 Ad-ae 48 4
l 1 Ae-ag 49 4
l 1 Af-ag 50 4
df 2 Ag-ah 52 4
b 2 Ah-ai 54 4
s 2 Ai-aj 56 4
l 1 Aj-al 57 4
47 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

l 1 Ak-al 58 4
df 2 Al-am 60 4
b 2 Am-an 62 4
s 2 An-ao 64 4
l 1 Ao-aq 65 4
l 1 Ap-aq 66 4
df 2 Aq-ar 68 4
b 2 Ar-as 70 4
s 2 As-at 72 4

48 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Shaft 5 dan 7

UBAP Dimensi Pipa horizontal


Saniter UABP Pipa Penghubung
Kumulatif (inci)
s 2 a-b 2 2
b 2 b-c 4 2
df 2 c-e 6 2
l 1 d-e 7 2
l 1 e-f 8 2
s 2 f-g 10 2½
b 2 g-h 12 2½
df 2 h-j 14 2½
l 1 i-j 15 3

49 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

l 1 j-k 16 3
s 2 k-l 18 3
b 2 l-m 20 3
df 2 m-o 22 3
l 1 n-o 23 3
l 1 o-p 24 3
s 2 p-q 26 3
b 2 q-r 28 3
df 2 r-t 30 3
l 1 s-t 31 3
l 1 t-u 32 3
s 2 u-v 34 3

Shaft 6 dan 8

UBAP Dimensi Pipa horizontal


Saniter UABP Pipa Penghubung
Kumulatif (inci)
l 1 a-c 1 1¼
l 1 b-c 2 2
df 2 c-d 4 2
b 2 d-e 6 2
s 2 e-f 8 2
l 1 f-h 9 2½
l 1 g-h 10 2½
df 2 h-i 12 2½
b 2 i-j 14 2½
s 2 j-k 16 3
l 1 k-m 17 3
l 1 l-m 18 3
df 2 m-n 20 3
b 2 n-o 22 3
s 2 o-p 24 3

50 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

l 1 p-r 25 3
l 1 q-r 26 3
df 2 r-s 28 3
b 2 s-t 30 3
s 2 t-u 32 3
l 1 u-w 33 3
l 1 v-w 34 3
df 2 w-x 36 4
b 2 x-y 38 4
s 2 y-z 40 4
l 1 z-ab 41 4
l 1 aa-ab 42 4
df 2 Ab-ac 44 4
b 2 Ac-ad 46 4
s 2 Ad-ae 48 4
l 1 Ae-ag 49 4
l 1 Af-ag 50 4
df 2 Ag-ah 52 4
b 2 Ah-ai 54 4
s 2 Ai-aj 56 4
l 1 Aj-al 57 4
l 1 Ak-al 58 4
df 2 Al-am 60 4
b 2 Am-an 62 4 
s 2 An-ao 64 4
l 1 Ao-aq 65 4
l 1 Ap-aq 66 4
df 2 Aq-ar 68 4
b 2 Ar-as 70 4
s 2 As-at 72 4

51 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Penentuan Diameter black water dengan perhitungan berdasarkan Unit Beban Alat Plambing

UBAP Dimensi Pipa horizontal


Saniter UABP Pipa Penghubung
Kumulatif (inci)
K 6 a-b 6 3
K 6 b-c 12 3
K 6 c-d 18 3
K 6 d-e 24 3
K 6 e-f 30 3
K 6 f-g 38 4
K 6 g-h 42 4
K 6 h-i 48 4
K 6 i-j 54 4

52 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Perhitungan Septictank

volume Lumpur Black Water (VLumpur)

𝐴 = 𝑃𝑥𝑁𝑥𝑆
Dimana :
ALumpur = Volume lumpur yang dapat ditampung (liter)
P = Jumlah orang yang diperkirakan menggunakan tangki septik (orang)
N = Jangka waktu pengurasan lumpur (tahun)
S = Rata-rata lumpur terkumpul (l/orang/tahun)

Maka, volume lumpur :


𝐴 =𝑃×𝑁×𝑆
𝐴 = 1298 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 × 2 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 × 40 𝑙⁄𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔. 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛

𝐴 = 103840𝑙 = 103,84 𝑚3

 Volume Cairan Grey Water (VCairan)


𝐵 = 𝑃 𝑥 𝑞 𝑥 𝑇ℎ

Dimana 𝑞 = (80% × 𝑄ℎ 𝑚𝑎𝑥 )⁄𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑢𝑛𝑖


𝑞 = (80% × 73,01 𝑚3 /𝑗𝑎𝑚)⁄1298
𝑞 = 0,065 𝑚3 /𝑗𝑎𝑚
𝑗𝑎𝑚
𝑞 = 0,065 𝑚3 /𝑗𝑎𝑚 × 10 ⁄ℎ𝑎𝑟𝑖 × 1298 𝑙 ⁄𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑎𝑟𝑖

𝑞 = 843,7 𝑙 ⁄𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖
Th = 2,5 − 0,3 log (𝑝. 𝑞)

53 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

= 2,5 − 0,3 log (1298 𝑥 843,7)

= 2,5 − (1,81)

= 0,68 hari
𝐵 = 𝑃 𝑥 𝑞 𝑥 𝑇ℎ

𝐵 = 1298 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑥 843,7 𝑙 ⁄𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 0,68 ℎ𝑎𝑟𝑖

𝐵 = 744683,3 L

𝐵 = 744,68 m3

 Volume Septic Tank Total


Volume Total =A+B
= 103,84 m3 + 744,68 m3
= 848,52 m3

 Dimensi Septic Tank Black Water


A = 103,84 m3 (volume lumpur black water)
Menurut SNI-03-2398-2002, septic tank berbentuk persegi panjang dengan perbandingan
2 : 1 sampai dengan 2 : 3. Dalam perencanaan ini mengggunakan 2 : 1 dengan ukuran P =
5 dan L = 3, maka :
V =pxlxt
103,84 =5x3xt
t = 6,92m

 Dimensi Recycle Tank Grey Water


B = 744,68 m3
Menurut SNI-03-2398-2002, septic tank berbentuk persegi panjang dengan perbandingan
2 : 1 sampai dengan 2 : 3. Dalam perencanaan ini mengggunakan 2 : 1 dengan ukuran P =
7 dan L = 5, maka :
V =pxlxt
54 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

744,68 m3 =7x5xt
t = 21,2 m

Diasumsikan tinggi ambang batas pada tangki 0,25 maka tinggi total tangki adalah :
 Septic Tank Black Water
Ttotal = tinggi efektif + ruang udara
= 6,92 m + 0,25 m
= 7,17 m
 Recycle Tank Grey Water
Ttotal = tinggi efektif + ruang udara
= 21,2 m + 0,25 m
= 21,45 m
3.3.4. Perhitungan Dimensi Pipa Vent
a. Shaft 1 dan shaft 4 sama

UBAP
Notasi keterangan UBAP Diameter
kumulatif

a – a’ Grey water 3 1½
b – a’ Grey water 4 1½
c – a’ Black water 6 1½
a’ – b’ Pipa penghubung 13 2
d – b’ Grey water 3 1½
b’ – c’ Pipa penghubung 16 2
e – c’ Grey water 4 1½
f – c’ Black water 6 1½
c’ – d’ Pipa penghubung 26 2½
g – d’ Grey water 3 1½
d’ – e’ Pipa penghubung 29 2½
h – e’ Grey water 4 1½
i – e’ Black water 6 1½

55 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

e’ – f’ Pipa penghubung 39 2½
i – f’ Grey water 3 1½
j – f’ Black water 6 1½
f’ – g’ Pipa penghubung 48 2½
k – g’ Grey water 4 1½
g’ – h’ Pipa penghubung 52 3
l – h’ Grey water 3 1½
h’ – i’ Pipa penghubung 55 3
m – i’ Grey water 4 1½
n – i’ Black water 6 1½
i’ – j’ Pipa penghubung 65 3
o – j’ Grey water 3 1½
j’ – k’ Pipa penghubung 68 3
p – k’ Grey water 4 1½
q – k’ Black water 6 1½
k’ – l’ Pipa penghubung 78 3
r – l’ Grey water 3 1½
l’ – m’ Pipa penghubung 81 3
s – m’ Grey water 4 1½
t – m’ Black water 6 1½
m’ – n’ Pipa penghubung 91 4
u – n’ Grey water 3 1½
n’ – o’ Pipa penghubung 94 4
v – o’ Grey water 4 1½
w – o’ Black water 6 1½
o’ – p’ Pipa penghubung 104 4
x – p’ Grey water 3 1½
p’ – q’ Pipa penghubung 107 4
y – q’ Grey water 4 1½
z – q' Black water 6 1½

56 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

q’ – r’ Pipa penghubung 117 4

b. Shaft 2 dan shaft 3 sama

UBAP
Notasi keterangan UBAP Diameter
kumulatif

a – a’ Grey water 4 1½
b – a’ Grey water 3 1½
c – a’ Black water 6 1½
a’ – b’ Pipa penghubung 13 2
d – b’ Grey water 4 1½
e – b’ Black water 6 2
b’ – c’ Pipa penghubung 23 1½
f – c’ Grey water 3 1½
c’ – d’ Pipa penghubung 26 2½
g – d’ Grey water 4 1½
h – d’ Black water 6 2½
d’ – e’ Pipa penghubung 36 1½
i – e’ Grey water 3 1½
e’ – f’ Pipa penghubung 39 2½
j – f’ Grey water 4 1½
k – f’ Black water 6 1½
f’ – g’ Pipa penghubung 49 2½
l – g’ Grey water 3 1½
g’ – h’ Pipa penghubung 52 3
m – h’ Grey water 4 1½
h’ – i’ Pipa penghubung 56 3
n – i’ Grey water 3 1½
o – i’ Black water 6 1½
i’ – j’ Pipa penghubung 65 3

57 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

p – j’ Grey water 4 1½
q – j’ Black water 6 3
j’ – k’ Pipa penghubung 75 1½
r – k’ Grey water 3 1½
k’ – l’ Pipa penghubung 78 3
s – l’ Grey water 4 1½
t – l’ Black water 6 3
i’ – m’ Pipa penghubung 88 1½
u – m’ Grey water 3 1½
m’ – n’ Pipa penghubung 91 4
v – n’ Grey water 4 1½
w – n’ Black water 6 4
n’ – o’ Pipa penghubung 101 1½
x – o’ Grey water 3 1½
o’ – p’ Pipa penghubung 104 4
y – p’ Grey water 4 1½
z – p’ Black water 6 4
p’ – q’ Pipa penghubung 114 1½
aa – q’ Grey water 3 1½
q’ – r’ Pipa penghubung 117 4

3.4. Perencanaan Sistem Pemadam Kebakaran

3.4.1. Perencanaan Fire Hydrant

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaa sistem untuk pemadam kebakaran
adalah sebagai berikut:
1. Penempatan lokasi fire hydrant
 Mudah tercapai dan terlihat dari arah manapun
 Mampu menjangkau setiap sudut gedung

58 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

 Mudah mendapat suplai udara


2. Kebutuhan air
Harus tersedia cukup bila sewaktu-waktu terjadi kebakaran
3. Tekanan air
Karena fire hydrant harus mampu menyuplai dengan debit yang besar
4. Stasiun fire hydrant
Jarak antara pos fire hydramt minimal 5 meter.

Dalam gedung apartement dengan 5 lantai ini akan direncanakan 2 jenis sistem yaitu
pemadam air Outdoor dan Indoor. Untuk Hydrant Outdoor digunakan 4 post hydrant.
Untuk Hydrant Indoor digunakan 4 fire hose reel. Air untuk sistem pemadam kebakaran
ini berasal dari PDAM yang disalurkan khusus menuju ground reservoir untuk fire
hydrant. Untuk jalur perpipaannya sendiri didesain sistem loop (tertutup) sehingga tekanan
air bisa maksimal. Untuk menambah keamanan dari bahaya kebakaran.

Untuk perencanaan di bagian luar gedung menggunakan post hydran yang dapat memasok
jumlah air yang besar. Ketentuan post hydrant disesuaikan pada ketentuan SNI 8153:2015
hydrant halaman sebagai berikut :

a. Post hydrant 1
Debit air = 2400 liter/menit = 0,04 m3/s
Peletakan dari muka tanah = 50 cm dari permukaan tanah
Tekanan air tertinggi = 3,5 bar
Kecepatan aliran = 2 m/s
Sehingga didapatkan diameter sebesar =
Q =VxA
1
0,04 m3/s = 2 m/s x 𝑥 𝜋 𝑥 𝑑2
4
0,04 m3/s = 1,57 x d2
0,0255 m = d2
0,1597 m =d
159,7 mm =d
Maka, digunakan pipa berukuran 160 mm atau 6 inchi.
b. Post hydrant 2
Debit air = 1200 liter/menit = 0,02 m3/s
Peletakan dari muka tanah = 50 cm dari permukaan tanah
Tekanan air tertinggi = 3,5 bar

59 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Kecepatan aliran = 2 m/s


Sehingga didapatkan diameter sebesar =
Q =VxA
1
0,02 m3/s = 2 m/s x 𝑥 𝜋 𝑥 𝑑2
4
0,02 m3/s = 1,57 x d2
0,0127 m = d2
0,1127 m =d
112,7 mm =d
Maka, digunakan pipa berukuran 125 mm atau 5 inchi.

c. Post hydrant 3
Debit air = 1200 liter/menit = 0,02 m3/s
Peletakan dari muka tanah = 50 cm dari permukaan tanah
Tekanan air tertinggi = 3,5 bar
Kecepatan aliran = 2 m/s
Sehingga didapatkan diameter sebesar =
Q =VxA
1
0,02 m3/s = 2 m/s x 𝑥 𝜋 𝑥 𝑑2
4
0,02 m3/s = 1,57 x d2
0,0127 m = d2
0,1127 m =d
112,7 mm =d
Maka, digunakan pipa berukuran 125 mm atau 5 inchi.

b. Post hydrant 4
Debit air = 1200 liter/menit = 0,02 m3/s
Peletakan dari muka tanah = 50 cm dari permukaan tanah
Tekanan air tertinggi = 3,5 bar
Kecepatan aliran = 2 m/s
Sehingga didapatkan diameter sebesar =
Q =VxA
1
0,02 m3/s = 2 m/s x 𝑥 𝜋 𝑥 𝑑2
4
0,02 m3/s = 1,57 x d2
0,0127 m = d2
0,1127 m =d
112,7 mm =d
Maka, digunakan pipa berukuran 125 mm atau 5 inchi.

Untuk sistem hydrant yang digunakan dalam sebuah gedung yaitu menggunakan fire
hose reel dalam Indoor Hydrant Box dan portable fire extinguisher (APAR). Jumlah indoor
60 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

hydrant box per lantai adalah 2 unit, sehingga jumlah dalam gedung apartemen berlantai enam
yaitu sebanyak 12 unit indoor hydrant box. Spesifikasi fire hose reel :

c. Debit air = 400 liter/menit


d. Diameter pipa = 2 ½ inchi
e. Jangkauan maksimum = 38 m
f. Kecepatan aliran = 2 m/s
g. Tekanan air tertinggi = 4,5 bar
h. Peletakan dari lantai = 50 cm dari permukaan lantai

Standar selang yang digunakan untuk menyalurkan air pada saat kebakaran tebuat dari rubber-
lined cotton dengan diameter sebesar 21/2 inchi.

Pemakaian fire hydrant diasumsikan digunakan selama 1 jam (60 menit), karena dalam
waktu 60 menit tersebut diperkirakan petugas pemadam kebakaran sudah datang dan dapat
menangani kebakaran yang terjadi. Dalam perencanaan ini digunakan kecepatan yang sering
digunakan dan mencukupi untuk mensupply kebutuhan air.

3.5.2. perhitungan Debit Pipa Sistem Fire Hydrant

Dimensi Ground Reservoar

Q post hydrant = Q post hydrant 1 + ( Q post hydrant 2 x 3 )

= 2400 liter/menit + ( 1200 liter/menit x 3)

= 6000 liter/menit

Q fire hose reel = jumlah hydrant per lantai x jumlah lantai x Q air

= 2 x 6 x 400 liter/menit

= 4800 liter/menit

Q total = Q post hydrant + Q fire hose reel

= 6000 liter/menit + 4800 liter/menit

= 10800 liter/menit

Q resevoar = 10800 liter/menit x 45 menit

= 486000 liter

= 486 m3

Perhitungan Sumur Resapan

61 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Rumus debit air hujannya :

Q=CxIxA
Dimana,
Q = debit air hujan (m3/jam)
C = Konstanta (0,5-0,7) diambil 0,7
I = Intensitas Hujan Kota Yogyakarta 136mm/jam
A = Luas Atap

Q =CxIxA
= 0,6 x 136 mm/jam x 12975 𝑚2
= 0,7 x 0,136 m/jam x 12975 𝑚2 = 1235,22 𝑚3 /𝑗𝑎𝑚

Dimensi sumur resapan yang direncanakan berbentuk persegi panjang dengan tinggi 6
meter serta panjangnya sama dengan 2 kali lebar, sehingga dimensi 1 sumur resapan sebagai
berikut:
V=PxLxT
= 2L x L x 6
= 12 x 𝐿2
L2 = 12
L = 3,4 m
Jadi, dimensi untuk sumur resapan adalah P = 7m, L = 3,4 m dan T = 6 m

62 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055

Anda mungkin juga menyukai