BAB I
PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan salah satu aset manusia yang sangat berharga. Menjaga
kesehatan dapat dimulai dengan menjaga kesehatan lingkungan, baik lingkungan
kerja maupun lingkungan pemukimannya. Dalam hal ini, fasilitas dalam gedung
harus direncanakan dengan baik termasuk fasilitas sanitasi, mengingat aspek-
aspek lingkungan harus diperhatikan agar tercapai lingkungan yang sehat.
Gedung dan lingkungannya dirancang dan harus dilihat sebagai kesatuan yang
memberikan daya tarik, keakraban serta digunakan dan dirawat dengan baik.
Perlengkapan gedung semakin canggih serta harus dapat memenuhi kebutuhan
serta menjamin keamanan dan keselamatan para penggunanya. Demikianlah hal
tersebut berlaku bagi sistem plambing yang jika tidak dirancang dengan baik,
selain mahal, tidak efektif serta memberikan banyak masalah operasi dan
perawatan, beberapa hal yang prinsip perlu diketahui dan dipertimbangkan dalam
setiap perancangan (Wiranto Arismunandar, 1993).
Sistem plambing merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pembangunan gedung.
Oleh karena itu perencanaan sistem plambing harus dilakukan bersamaan dan sesuai dengan
tahapan-tahapan perencanaan gedung itu sendiri. Dalam rangka penyediaan air bersih baik dari
kualitas dan kuantitas serta kontinuitas maupun penyaluran air bekas pakai (air kotor) dari
peralatan saniter ke tempat yang ditentukan agar tidak mencemari bagian-bagian penting dalam
gedung atau lingkungannya.
Di Indonesia, dasar hukum tentang plambing yaitu Pedoman Plambing Indonesia Edisi
Tahun 1979 dimaksudkan untuk mengantisipasi terjadinya kesulitan bahkan kegagalan yang
terjadi dalam sistem plambing. Berdasarkan survey dari 200 kasus di Jepang pada tahun 1978
(Noerbambang, 1991) menunjukkan bahwa kegagalan sistem plambing terjadi pada tahap
perencanaan atau desain serta tahap pelaksanaan atau pemasangan, dengan gambaran yaitu 37%
disebabkan karena kurang cermatnya perancangan, 34% disebabkan karena kurang baiknya
pemasangan, 29% disebabkan masalah getaran dan kebisingan yang berasal dari mesin dan sistem
pipa.
II
KRITERIA PERENCANAAN
2.1.PERALATAN PLAMBING
DEFINISI
Persyaratan Umum
2. Bidet
Penerapan bidet harus sesuai dengan
standar yang berlaku. Pasokan air bidet
harus dilindungi oleh perangkap udara Perlu diperhatikan :
atau sesuai ketentuan yang berlaku. 1. Jenis urinal palung memenuhi
syarat penggelontoran
2. Jenis urinal diterapkan harus
dilengkapi pancuran air
3. Urinal
3. Dinding dan lantai dekat urinal
Urinal harus memiliki pemakaian air haus dari bahan yang tahan karat
pembilas rata-rata tidak melebihi 4 liter. dan rapat air. Sekurang-kurang nya
berjarak 30 cm didepan bibir
urinal, 30 cm dari kedua tepinya
4. Penggelontor dan 120 cm diatas lantai. Dinding
Alat penggelontor harus dipasang pada depan urinal dengan tinggi sekitar
setiap kloset dan urinal sehingga dapat 20 cm.
memberikan kapasitas dan kecepatan
air yang cukup untuk menggelontor
kloset dan urinal dengan sempurna.
Tampak luar dan contoh pemasangan pelepas vakum jenis atmosferik dengan katup gelontor.
Sistem Penyediaan
Air Bersih
10 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Sistem dengan tangki atap.
11 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Dalam perancangan sistem penyediaan air untuk suatu bangunan, kapasitas peralatan dan
ukuran pipa-pipa didasarkan pada jumlah dan laju aliran air yang harus disediakan pada bangunan
tersebut. Jumlah dan laju aliran air tersebut seharusnya diperoleh dari penelitian keadaan
sesungguhnya. Kemudian dibuat angka-angka peramalan yang sedapat mungkin mendekati keadaan
yang sesungguhnya setelah bangunan digunakan. Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk
menaksir besarnya laju aliran.
METODE PENAKSIRAN
LAJU ALIRAN AIR
12 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Jumlah penghuni/
pemakai
Jumlah penghuni/
pemakai : Luas lantai
efektif x Luas
bangunan / faktor
pemadatan
13 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
1. Perumahan 250 8-10 42-45 Setiap penghuni
2. mewah 160-250 8-10 50-53 Setiap penghuni
3. Rumah biasa 200-250 8-10 45-50 Mewah : 250 liter
Apartemen Menengah : 180 liter
Bujangan : 120 liter
4. 120 8 Bujangan
5. Asrama Mewah
Rumah sakit >1000 8-10 45-48 (Setiap tempat tidur
Menengah pasien)
500-1000 Pasien luar : 8 liter
Umum 350- Staf/pegawai: 120
6. 500 5 58-60 liter
7. Sekolah dasar 6 58-60 Keluarga pasien : 160
8. SLTP 6 liter
9. SLTA dan lebih 40 8 Guru : 100 liter
10 tinggi 50 8 60-70 Guru : 100 liter
11. Rumah-toko 80 7 55-60 Guru/dosen : 100 liter
Gedung kantor 100-200 Penghuninya :160
Toserba (Toko 100 liter
12. serba ada, 3 8 Setiap pegawai
department store) Pemakaian air hanya
Buruh pria : untuk kakus, belum
13. Pabrik/industri 60 15 termasuk untuk
Wanita : bagian restorannya
14. 100 5 Per orang, setiap
15. Stasiun/terminal 7 giliran (kalau kerja
3 lebih dari 8 jam
Restoran sehari)
Restoran umum 30 Setiap penumpang
15 (yang tiba maupun
16. 5 53-55 berangkat)
Untuk penghuni : 160
liter
Gedung Untuk penghuni : 160
pertunjukan 30 liter; Pelayan : 100
liter; 70% dari jumlah
14 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
17. 3 tamu perlu 15
18. 6 liter/orang untuk
kakus, cuci tangan
dsb
Gedung bioskop 10 Kalau digunakan
19. Toko pengecer 40 10 siang dan malam,
pemakaian air
dihitung per
penonton.
20. Hotel/penginpan 250-300 2 Jam pemakaian air
dalam tabel adalah
untuk satu kali
21. 6 pertunjukan
Gedung 10 -idem-
peribadatan
Pedagang besar : 30
22. 6
liter/ tamu, 150
23. 25
liter/staf atau 5 liter
24. Perpustakaan
per hari tiap m2 luas
lantai
25. 30
Untuk setiap tamu,
26. Bar 30 8
untuk staf : 120-150
Perkumpulan 120-350
liter; penginapan :
15ocial
200 liter
Kelab malam 150-200
100-200
Didasarkan jumlah
Gedung
jamaah per hari
perkumpulan
Laboratorium
Untuk setiap pembaca
yang tinggal
Setiap tamu
Setiap tamu
Setiap tempat duduk
15 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Setiap tamu
Setiap staf
Sumber : Noerbambang, Soufyan & Morimura, Takeo, (2000), “ Plambing”, PT. Pradnya
Paramita, Jakarta
2. Berdasarkan Jumlah dan Jenis Alat Plambing
TENTUKAN :
HITUNG :
16 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Untuk menghitung faktor pemakaian dapat dilihat pada rumus berikut ini :
Yn = Y1 – [ (Y1-Y2). (Xn-X1)]
(X2-X1)
Sumber : Noerbambang, Soufyan & Morimura, Takeo, (2000), “ Plambing”, PT. Pradnya
Paramita, Jakarta
17 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Dibawah ini adalah Tabel 2.3 yang menunjukkan penggunaan air dalam alat plambing:
Tabel 2.3 Pemakaian air tiap alat plambing, laju aliran airnya, dan ukuran pipa cabang pipa air
Sumber : Noerbambang, Soufyan & Morimura, Takeo, (2000), “ Plambing”,
PT. Pradnya Paramita, Jakarta
18 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
BERDASARKAN UNIT
BEBAN ALAT PLAMBING
TENTUKAN :
Unit beban
Jumlah alat
alat
plambing
plambing
Jumlah unit
beban alat
plambing seluruh
gedung
Gbr. 2.1 Hubungan antara unit beban alat plambing dengan laju aliran.
19 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Kurva (2) untuk sistem yang sebagian besar dengan tangki gelontor.
Gbr. 2.2 Hubungan antara unit beban alat plambing dengan laju aliran
(untuk unit beban sampai 250 – skala diperbesar)
Kurva (1) untuk sistem yang sebagian besar dengan katup gelontor.
Kurva (2) untuk sistem yang sebagian besar dengan tangki gelontor.
Untuk jumlah unit beban alat plambing dapat dapat dilihat pada tabel 2.4, sebagai berikut :
20 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Tabel 2.4 Unit alat plambing untuk penyediaan air dingin.1)
21 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
2.2.4. Menentukan Dimensi Pipa Air Bersih
Ukuran pipa untuk air bersih ditentukan berdasarkan laju aliran puncak. Disamping itu, ada
tambahan pertimbangan-pertimbangan lain yaitu didasarkan pada pengalaman perancang atau
kontraktor pelaksana. Misalnya, menurut perhitungan diperoleh ukuran pipa yang makin kecil
untuk setiap cabang. Tapi karena dalam pelaksanaanya akan menimbulkan kesulitan dan setiap kali
memasang reducer, maka biasanya ukuran pipa dibuat sama setelah mencapai diameter terkecil yang
diinginkan.
Dengan demikian pada beberapa bagian dari sistem pipa tersebut akan diperoleh diameter
yang lebih besar daripada yang ditentukan berdasarkan perhitungan. Hal ini terutama apabila makin
besar kemungkinan penggunaan serentak dari peralatan plambing tersebut.
MENENTUKAN DIMENSI
PIPA AIR BERSIH
Metode Metode
Metode SNI
Kerugian Gesek Ekivalensi
8153: 2015
Yang Diizinkan Tekanan Pipa
22 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Tabel 2.5 Panjang ekivalen untuk katup dan perlengkapan lainnya
23 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Pancuran mandi
(biasa)
Keran biasa
Pemanas air
langsung, dengan
bahan bakar gas
24 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Grafik Kerugian Gesek Yang Diizinkan :
Gbr. 2.3 Kerugian gesek dalam pipa PVC kak
1. Metode penentuan dimensi pipa air bersih berdasarkan SNI 8153 – 2015 tentang “Sistem
Plambing pada bangunan gedung”
25 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
METODE PENENTUAN
DIMENSI PIPA AIR SNI 8153 - 2015
BERSIH
Menentuan Sistem
Perpipaan Air
Bersih
Menentukan
Tekanan Pada Pipa
Menghitung UBAP
Berdasarkan Tabel masing-masing alat
2.8 dan 2.9 plambing beserta kumulatif
nya
Tabel 2.8 Unit Beban Alat Plambing Sistem Penyediaan Air dan Ukuran Pipa
26 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Tabel 2.9 Unit Beban Untuk Katup Gelontor (Flushometer)
27 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Tabel 2.10 UBAP I Fixture Unit untuk menentukan ukuran pipa air dan meter air
28 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
29 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
2.2.5. Kapasitas RoofTank / Tangki Atap
Menentukan
Menghitung Volume
Kapasitas Efektif Rooftank
RoofTank
Menentukan Dimensi
Rooftank sesuai dengan
bentuk yang direncanakan
Tangki atas dimaksudkan untuk menampung kebutuhan puncak, dan biasanya disediakan
dengan kapasitas cukup untuk jangka waktu kebutuhan puncak tersebut yaitu sekitar 30 menit.
Dalam keadaan tertentu dapat terjadi bahwa kebutuhan puncak dimulai pada saat muka air
terendah dalam tangki atas, sehingga perlu diperhitungkan jumlah air yang dapat dimasukkan dalam
waktu 10 sampai 15 menit oleh pompa angkat (yang memompakan air dari tangki bawah ke tangki
atas). Kapasitas efektif tangki atas dinyatakan dengan rumus :
Qpu = Qmmax
dan air yang diambil dari tangki atas melalui pipa pembagi utama dianggap sebesar Qp . Semakin
dekat Qpu dengan Qp , maka semakin kecil ukuran tangki atas. Dari rumus di atas dapat di lihat
VE Qpu Tpu
Menentukan kebutuhan
Menentukan Kapasitas
rata-rata air bersih
Ground Reservoir harian (Qd)
Menghitung volume
Vr = Qd – (Qs x t)
ground reservoir
Menentukan dimensi
Ground Reservoir
dengan bentuk yang
direncanakan
Ground Reservoir ini berfungsi menampung air bersih untuk kebutuhan sehari-hari dan air
untuk keperluan sistem pemadam kebakaran. Untuk menentukan kapasitas Ground Reservoir
Dimana :
31 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
VR : Volume tangki air bawah (m3)
32 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
merupakan alat penyediaan alat
penyediaan air bersih, yang
digunakan untuk memindahkan
air dari ground reservoir ( tempat
yang rendah ) ke roof tank (
tempat yang tinggi).
PENGERTIAN
POMPA
HEAD POMPA
Karakteristik
Pompa
- Rising karakteristik
Karakteristik stabil yaitu - Steeep karakteristik
karakteristik dimana satu kapasitas - Drooping
dapat memperoleh satu head karakteristik
- Flat karakteristik
33 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
2.2.8. Perhitungan dan Kapasitas Pompa
Perhitungan Pompa
Air Bersih
Menghitung HeadLoss
pompa yang terjadi
Menentukan spesifikasi
pompa yang akan
digunakan
Whp = 0,163 . . Q . H
atau
P=Q..g.H
Dimana :
Whp = water house power
= berat jenis zat cair ( kg/m3 )
= massa jenis
H = total head pompa
P = daya pompa
g = 9,81 m/dt2
35 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Sedangkan untuk efisiensi dari pompa adalah nilai ( Whp / Bhp ), dimana Bhp adalah
daya poros yaitu energi yang diperlukan untuk menggerakkan pompa persatuan waktu.
( Bhp = broke house power )
Persamaan :
Efisiensi = ( Whp / Bhp )
Jenis-jenis Air
Buangan 3. Air hujan
Air buangan yang berasal dari air hujan
dari atap bangunan dan halaman
Klasifikasi sistem
pembuangan air
Klasifikasi menurut jenis air buangan
a. Sistem pembuangan air kotoran
b. Sistem pembuangan air bekas
c. Sistem pembuangan air hujan
d. Sistem pembuangan air dari dapur
e. Sistem pembuangan khusus
36 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Pipa pembuangan yang
menghubungkan
perangkap alat plambing Pipa pembuangan
dengan pipa buangan mendatar yang
lainnya ukuran pipa sama menghubungkan
atau lebih besar dari pipa buangan alat
ukuran lubang keluar plambing dengan
perangkap alat plambing pipa tegak air
buangan
Bagian-bagian
Pipa Pembuangan
37 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
2.3.2. Menentukan Diameter Pipa Air Limbah
Menentukan diameter
Berdasarkan SNI
pipa pembuangan air
8153-2015
limbah
Dan ketentuan-ketentuan
lain dalam penentuan
diameter pipa berdasarkan
SNI 8153-2015
38 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Tabel 2.12 Beban dan panjang maksimum dari perpipaan air limbah dan ven
39 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
40 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
2.3.3. Menentukan Dimensi Septic Tank
Tangki septik adalah salah satu cara pengolahan air limbah domestik yang menggunakan
proses pengolahan secara anaerobik. Proses ini dapat memisahkan padatan dan cairan di dalam air
limbah. Padatan dan cairan memerlukan dan harus diolah lebih lanjut karena banyak mengandung
bibit penyakit atau bakteri patogen yang berasal dari kotoran (feces) manusia. Jika tidak diolah,
maka dikhawatirkan air limbah dapat menularkan penyakit kepada manusia terutama melalui air
(waterborne disease).
41 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Syarat :
- Panjang : Lebar sama dengan (2-3) : 1
- Lebar minimal 0,75 m
- Panjang minimal 1,5 m
- Kedalaman Efektif 1 – 2,1 m
- Tinggi = Ketinggian Air + Free Board
SNI 03-2398-2001
Jenis : (0,2 – 0,4)m
- Sistem Tercampur - penutup tangki septik terbenam
(black & grey) kedalam tanah maksimal 0,4 m
- Sistem Terpisah
DIMENSI SEPTIC
TANK
Volume :
Vs = Q . Td
Menentukan dimensi
septic tank berdasarkan
bentuk dan volume
42 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
2.3.4. Sistem Ven
Pipa ven merupakan bagian penting dari sistem pembuangan air dalam gedung.
JENIS VEN
TUJUAN
1.Ven tunggal
2. Ven Lup
3. Ven pipa tegak
4. Ven bersama SISTEM VEN
5. Ven basah
6. Ven pelepas
7. Pipa ven balik
SYARAT
43 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
2.3.5. Menentukan Diameter Pipa Ven
Dan ketentuan-ketentuan
lain dalam penentuan
diameter pipa berdasarkan
SNI 8153-2015
44 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
2.4. PERENCANAAN SISTEM PENYALURAN AIR HUJAN
Suatu bangunan gedung harus mempunyai perlengkapan drainase untuk menyalurkan air
hujan dari atap dan halaman dengan pengerasan didalam persil ke saluran air hujan kota atau saluran
pembuangan campuran kota. Air hujan yang jatuh di atas atap bangunan gedung harus disalurkan
melalui talang datar dan vertikal ke bidang resapan atau sesuai SNI 03-2453-2002 dan SNI 03-2459-
2002.
Ukuran perpipaan
pada bidang datar,
seperti lahan terbuka
DRAINASE BIDANG
atau atap, basement
DATAR
atau lainnya.
SISTEM DRAINASE
GEDUNG
Drainase atap yang
mengalirkan air dari
DRAINASE ATAP atap bangunan dapat
berupa saluran
primer dan sekunder.
45 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
2.4.1. Penentuan Ukuran Talang Atap, Pipa Tegak, dan Pipa Utama Air Hujan
DIAMETER PIPA
AIR HUJAN
UKURAN TALANG
PIPA TEGAK PIPA UTAMA
Menghitung debit
air hujan,
menggunakan
rumus :
Q = C . I .A
Menentukan luasan
daerah yang akan
dilayani oleh
masing-masing
pipa / talang
46 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
2.4.2. Perhitungan Debit Air Hujan
𝑸 = 𝑪 .𝑰 .𝑨
47 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Tabel 2.15 Ukuran Talang Atap
48 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
2.5. PERENCANAAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN
PERENCANAAN
SYSTEM HYDRANT
49 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
Menggunakan
Cara perhitungan SNI 03-
Menentukan 1745-2000 dan
kebutuhan air NFPA (National Fire
Hydrant Protection
Association)
Menghitung
berapa banyak
post hydrant yang
dibutuhkan
menghitung debit
air yang akan
digunakan tiap
post hydrant
50 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
BAB III
DETAIL DESAIN SISTEM PLAMBING
51 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Perhitungan kebutuhan air bersih dapat dilakukan dengan 3(tiga) metode yang
biasanya digunakan untuk menaksir besarnya laju aliran air. Ketiga metode tersebut
yaitu:
1. Luas efektif untuk gedung diperhitungkan luas efektif yang sesuai dengan tabel 3.12
adalah 45% - 50%
2. Kepadatan hunian 5 m2 per orang
3. Berdasarkan tabel 3.12, pemakaian air rata-rata per orang setiap hari pada gedung
apartement adalah 200-250 liter
= 2595m2
= 2595 m2 × 5
= 12.975 m2
Luas lantai efektif = perbandingan luas lantai efektif × luas total gedung
= 50% × 12.975m2
= 6.487,5 m2
6487,5
= 5
= 1297,5 orang
d. Penentuan pemakaian rata-rata air bersih per hari
Pada tabel pemakaian air rata-rata per orang setiap hari menunjukan bahwa
pemakaian alat untuk gedung apartement sebesar 200-250 liter/orang/hari. Dengan
demikian pemakaian rata-rata air per hari (Q1) dapat dihitung sebagai berikut :
= 324500 L/hari
= 324,5 m3/hari
Namun, diperlukan debit tambahan sebesar 20% (Noerbambang, 1993) untuk
mengantisipasi kebocoran pipa, pembersihan peralatan kantor, penyiraman
tanaman, perawatan alat plambing dan hydrant kebakaran. Maka debit air rata-
rata/hari (Qd) adalah :
Qd = (100% + 20%) x Q1
= 389,4 m3/hari
Pemakaian air pada hari puncak (Qd max )
Qd max Qd C1
Qd-max = 389,4m3/hari x 2
Qd-max = 778,8 m3/hari
merupakan waktu aktif pemakaian air di apartement. Pemakaian rata-rata air per
jam (Qh) dapat dihitung sebagai berikut :
𝑄𝑑
Pemakaian rata-rata air per jam (Qh) = 8 𝑗𝑎𝑚
389,4 𝑚3 /ℎ𝑎𝑟𝑖
= 8 𝑗𝑎𝑚
= 48,675 m3/jam
Pemakaian air pada jam puncak ini adalah permukaan air yang melebihi
pemakaian puncak terhadap konstanta C1 yang berkisar antara 1,5 sampai 2,0. Pada
perencanaan ini digunakan konstanta C1 sebesar 1,5. pemakaian air pada jam
puncak dihitung sebagai berikut :
= 48,675 m3 × 1,5
𝑄ℎ
Pemakaian air pada menit puncak (Qm max) = × 𝐶2
60
73,0125 m3 /𝑗𝑎𝑚
= ×3
60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑗𝑎𝑚
a. Kuantitas pemakaian air tiap kali alat plambing dipakai berdasarkan lampiran
(tabel 3.13)
Tabel 3.13 Pemakaian air tiap alat plambing, laju aliran dan ukuran pipa cabang pipa air
32 40 %
36 X
40 39 %
𝑥−𝑥1 (𝑦−𝑦1)
Interpolasi 36= =
(𝑥2−𝑥1 (𝑦2−𝑦1)
36 − 32 (𝑌 − 40)
=
40 − 32 (39 − 40
4 𝑦−40
=
8 −1
-4 = (8y-320)
-4+ 320 = 8y
Y = 39,5
𝑥−𝑥1 (𝑦−𝑦1)
Interpolasi wastafel = (𝑦2−𝑦1)
(𝑥2−𝑥1
72 − 70 (𝑌 − 35)
=
100 − 70 (33 − 35)
2 𝑦−35
30
= −2
-4 = (30y -1050)
-4+ 1050 = 30y
Y = 34,86
= 0,347 𝑚3 × 2
Qd = Qh total x 8 jam
Qd = 0,347 m3 x 8 jam
Qd = 2,776 m3/hari
Qd max Qd C1
𝐶2 ×𝑄ℎ
Qm-max= 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑗𝑎𝑚
𝑚3
3 × 0,347
𝑗𝑎𝑚
= 60 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡/𝑗𝑎𝑚
Berdasarkan daerah ruang saniter yang secara detail juga menggambarkan jenis-jenis
alat plambing yaitu terdiri dari:
Peturasan
Lavatory
Keran
Sink
Dengan melihat jumlah total alat plambing pada semua gedung maka akan
diperoleh Jumlah Beban Unit (fixture unit) pada seluruh gedung.
Unit Beban
Jumlah Alat ƩUnit
Alat Plambing Alat
Plambing Beban
Plambing
Sink 36 2 72
Lavatory 72 1 71
Bathup 36 2 72
Jumlah 323
323 x 5 = 1615
Berdasarkan kurva hubungan antara unit beban alat plambing dengan laju aliran
diperoleh pemakaian air serentak sebesar 1110 L/menit. Jadi pemakaian air puncak
untuk gedung keseluruhan adalah 1110 L/menit.
Qh = 22,2m3/jam
Qd max Qd C1
Berdasarkan tabel diatas, yaitu nilai Qd menurut unit beban alat plambing adalah
sebesar 177,6 m3/hari. Dengan alasan kebutuhan air gedung akan terpenuhi saat puncak dan
minimum.
11 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
k 2,5 C1 14,5 1
s 1 D1 15,5 1
w 1 E1 16,5 1
w 1 F1 17,5 1
b 10 G1 27,5 1
k 2,5 H1 30 1 1/4
s 1 I1 31 1 1/4
w 1 J1 32 1 1/4
w 1 K1 33 1 1/4
b 10 L1 43 1 1/4
k 2,5 M1 45,5 1 1/4
s 1 N1 46,5 1 1/4
w 1 O1 47,5 1 1/4
w 1 P1 48,5 1 1/4
b 10 Q1 58,5 1 1/4
k 2,5 R1 61 1 1/4
s 1 S1 62 1 1/4
b 10 R 25,5 1
w 1 S 26,5 1
w 1 T 27,5 1
k 2,5 C2 14,5 1
s 1 D2 15,5 1
w 1 E2 16,5 1
w 1 F2 19 1
b 10 G2 29 1
k 2,5 H2 30 1 1/4
s 1 I2 31 1 1/4
w 1 J2 32 1 1/4
w 1 K2 34,5 1 1/4
SISTEM 2
b 10 L2 10 3/4
k 2,5 M2 11 3/4
s 1 N2 12 3/4
w 1 O2 13 3/4
w 1 P2 15,5 1
b 10 Q2 25,5 1
k 2,5 R2 26,5 1
s 1 S2 27,5 1
w 1 T2 28,5 1
w 1 U2 29,5 1 1/4
b 10 V2 39,5 1 1/4
k 2,5 W2 42 1 1/4
s 1 X2 43 1 1/4
b 10 K3 44,5 1 1/4
w 1 L3 45,5 1 1/4
w 1 M3 46,5 1 1/4
s 1 N3 47,5 1 1/4
k 2,5 O3 50 1 1/4
b 10 P3 60 1 1/4
w 1 Q3 61 1 1/4
w 1 R3 62 1 1/4
b 10 O4 13,5 1
w 1 P4 14,5 1
w 1 Q4 15,5 1
s 1 R4 16,5 1
k 2,5 S4 19 1
b 10 T4 29 1
w 1 U4 30 1
w 1 V4 31 1
s 1 W4 32 1
k 2,5 X4 34,5 1 1/4
b 10 Y4 44,5 1 1/4
w 1 Z4 45,5 1 1/4
w 1 A5 46,5 1 1/4
s 1 B5 47,5 1 1/4
k 2,5 C5 50 1 1/4
b 10 D5 60 1 1/4
w 1 E5 61 1 1/4
w 1 F5 62 1 1/4
s 1 G5 63 1 1/4
k 2,5 H5 65,5 1 1/4
b 10 I5 75,5 1 1/2
w 1 J5 76,5 1 1/2
w 1 K5 77,5 1 1/2
Lantai 2
16 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
w 1 J 31 1
s 1 K 32 1
k 2,5 L 34,5 1 1/4
sistem 2
b 10 M 10 3/4
w 1 N 11 3/4
w 1 O 12 3/4
s 1 P 13 3/4
k 2,5 Q 15,5 1
b 10 R 25,5 1
w 1 S 26,5 1
w 1 T 27,5 1
s 1 U 28,5 1
k 2,5 V 31 1
b 10 W 41 1 1/4
w 1 X 42 1 1/4
w 1 Y 42 1 1/4
17 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
b 10 Q1 58,5 1 1/4
k 2,5 R1 61 1 1/4
s 1 S1 62 1 1/4
b 10 G1 27,5 1
k 2,5 H1 30 1 1/4
s 1 I1 31 1 1/4
w 1 J1 32 1 1/4
w 1 K1 33 1 1/4
b 10 L1 43 1 1/4
k 2,5 M1 45,5 1 1/4
s 1 N1 46,5 1 1/4
w 1 O1 47,5 1 1/4
w 1 P1 48,5 1 1/4
b 10 Q1 58,5 1 1/4
k 2,5 R1 61 1 1/4
s 1 S1 62 1 1/4
w 1 T1 63 1 1/4
w 1 V1 64 1 1/4
b 10 W1 74 1 1/2
k 2,5 X1 76,5 1 1/2
s 1 Y1 77,5 1 1/2
w 1 P2 15,5 1
b 10 Q2 25,5 1
k 2,5 R2 26,5 1
s 1 S2 27,5 1
w 1 T2 28,5 1
w 1 U2 29,5 1 1/4
b 10 V2 39,5 1 1/4
k 2,5 W2 42 1 1/4
s 1 X2 43 1 1/4
b 10 U3 13 1
k 2,5 V3 15,5 1
s 1 W3 16,5 1
w 1 X3 17,5 1
w 1 Y3 18,5 1
b 10 Z3 28,5 1
k 2,5 A4 31 1
s 1 B4 32 1
w 1 C4 33 1
w 1 D4 34 1 1/4
sistem 2
b 10 E4 10 3/4
k 2,5 F4 12,5 1
s 1 G4 13,5 1
w 1 H4 14 1
w 1 I4 15 1
b 10 J4 25 1
k 2,5 K4 27,5 1
s 1 L4 28,5 1
k 2,5 C5 50 1 1/4
b 10 D5 60 1 1/4
w 1 E5 61 1 1/4
w 1 F5 62 1 1/4
s 1 G5 63 1 1/4
k 2,5 H5 65,5 1 1/4
b 10 I5 75,5 1 1/2
w 1 J5 76,5 1 1/2
w 1 K5 77,5 1 1/2
Lantai 5
22 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
b 10 W 41 1 1/4
w 1 X 42 1 1/4
w 1 Y 42 1 1/4
23 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
b 10 H 29 1
w 1 I 30 1
w 1 J 31 1
s 1 K 32 1
k 2,5 L 34,5 1 1/4
sistem 2
b 10 M 10 3/4
w 1 N 11 3/4
w 1 O 12 3/4
s 1 P 13 3/4
k 2,5 Q 15,5 1
b 10 R 25,5 1
w 1 S 26,5 1
w 1 T 27,5 1
w 1 V1 64 1 1/4
b 10 W1 74 1 1/2
k 2,5 X1 76,5 1 1/2
s 1 Y1 77,5 1 1/2
w 1 H4 14 1
w 1 I4 15 1
b 10 J4 25 1
k 2,5 K4 27,5 1
s 1 L4 28,5 1
Lantai 4
27 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Kumulatif (inci)
Shaft 1, sistem 1, panjang pipa maksimum (61 m)
s 1 A 1 3/4
k 2,5 B 3,5 3/4
b 10 C 13,5 1
w 1 D 14,5 1
w 1 E 15,5 1
s 1 F 16,5 1
k 2,5 G 19 1
b 10 H 29 1
w 1 I 30 1
w 1 J 31 1
s 1 K 32 1
k 2,5 L 34,5 1 1/4
sistem 2
b 10 M 10 3/4
w 1 N 11 3/4
w 1 O 12 3/4
s 1 P 13 3/4
k 2,5 Q 15,5 1
b 10 R 25,5 1
w 1 S 26,5 1
w 1 T 27,5 1
s 1 U 28,5 1
k 2,5 V 31 1
b 10 W 41 1 1/4
w 1 X 42 1 1/4
w 1 Y 42 1 1/4
28 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
w 1 F1 17,5 1
b 10 G1 27,5 1
k 2,5 H1 30 1 1/4
s 1 I1 31 1 1/4
w 1 J1 32 1 1/4
w 1 K1 33 1 1/4
b 10 L1 43 1 1/4
k 2,5 M1 45,5 1 1/4
s 1 N1 46,5 1 1/4
w 1 O1 47,5 1 1/4
w 1 P1 48,5 1 1/4
b 10 Q1 58,5 1 1/4
k 2,5 R1 61 1 1/4
s 1 S1 62 1 1/4
w 1 F2 19 1
b 10 G2 29 1
k 2,5 H2 30 1 1/4
s 1 I2 31 1 1/4
w 1 J2 32 1 1/4
w 1 K2 34,5 1 1/4
SISTEM 2
b 10 L2 10 3/4
k 2,5 M2 11 3/4
s 1 N2 12 3/4
w 1 O2 13 3/4
w 1 P2 15,5 1
b 10 Q2 25,5 1
k 2,5 R2 26,5 1
s 1 S2 27,5 1
w 1 T2 28,5 1
w 1 U2 29,5 1 1/4
b 10 V2 39,5 1 1/4
k 2,5 W2 42 1 1/4
s 1 X2 43 1 1/4
s 1 N3 47,5 1 1/4
k 2,5 O3 50 1 1/4
b 10 P3 60 1 1/4
w 1 Q3 61 1 1/4
w 1 R3 62 1 1/4
s 1 R4 16,5 1
k 2,5 S4 19 1
b 10 T4 29 1
w 1 U4 30 1
w 1 V4 31 1
s 1 W4 32 1
k 2,5 X4 34,5 1 1/4
b 10 Y4 44,5 1 1/4
w 1 Z4 45,5 1 1/4
w 1 A5 46,5 1 1/4
s 1 B5 47,5 1 1/4
k 2,5 C5 50 1 1/4
b 10 D5 60 1 1/4
w 1 E5 61 1 1/4
w 1 F5 62 1 1/4
s 1 G5 63 1 1/4
k 2,5 H5 65,5 1 1/4
b 10 I5 75,5 1 1/2
w 1 J5 76,5 1 1/2
w 1 K5 77,5 1 1/2
33 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
s 1 K 32 1
k 2,5 L 34,5 1 1/4
sistem 2
b 10 M 10 3/4
w 1 N 11 3/4
w 1 O 12 3/4
s 1 P 13 3/4
k 2,5 Q 15,5 1
b 10 R 25,5 1
w 1 S 26,5 1
w 1 T 27,5 1
s 1 U 28,5 1
k 2,5 V 31 1
b 10 W 41 1 1/4
w 1 X 42 1 1/4
w 1 Y 42 1 1/4
34 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
k 2,5 R1 61 1 1/4
s 1 S1 62 1 1/4
k 2,5 H1 30 1 1/4
s 1 I1 31 1 1/4
w 1 J1 32 1 1/4
w 1 K1 33 1 1/4
b 10 L1 43 1 1/4
k 2,5 M1 45,5 1 1/4
s 1 N1 46,5 1 1/4
w 1 O1 47,5 1 1/4
w 1 P1 48,5 1 1/4
b 10 Q1 58,5 1 1/4
k 2,5 R1 61 1 1/4
s 1 S1 62 1 1/4
w 1 T1 63 1 1/4
w 1 V1 64 1 1/4
b 10 W1 74 1 1/2
k 2,5 X1 76,5 1 1/2
s 1 Y1 77,5 1 1/2
b 10 Q2 25,5 1
k 2,5 R2 26,5 1
s 1 S2 27,5 1
w 1 T2 28,5 1
w 1 U2 29,5 1 1/4
b 10 V2 39,5 1 1/4
k 2,5 W2 42 1 1/4
s 1 X2 43 1 1/4
k 2,5 V3 15,5 1
s 1 W3 16,5 1
w 1 X3 17,5 1
w 1 Y3 18,5 1
b 10 Z3 28,5 1
k 2,5 A4 31 1
s 1 B4 32 1
w 1 C4 33 1
w 1 D4 34 1 1/4
sistem 2
b 10 E4 10 3/4
k 2,5 F4 12,5 1
s 1 G4 13,5 1
w 1 H4 14 1
w 1 I4 15 1
b 10 J4 25 1
k 2,5 K4 27,5 1
s 1 L4 28,5 1
b 10 D5 60 1 1/4
w 1 E5 61 1 1/4
w 1 F5 62 1 1/4
s 1 G5 63 1 1/4
k 2,5 H5 65,5 1 1/4
b 10 I5 75,5 1 1/2
w 1 J5 76,5 1 1/2
w 1 K5 77,5 1 1/2
Vf = 20% x Qd
= 20% x 389,4 m3/hari
= 79,68 m3/hari
Debit perjam yang digunakan untuk menghitung kapasitas pipa dinas. Di asumsikan
kapasitas pipa dinas sebesar 2/3 dari rata – rata perjam :
2 𝑄𝑚−max 𝑥 60
Qs = ( ) m3/jam
3 24
2 3,65 𝑥 60
= ( ) m3/jam
3 24
= 6,08 m3/jam
Diperkirakan jam kerja untuk apartemen adalah 10 jam, maka volume ground reservoir
dapat dihitung sebagai berikut :
Vr = Qd – (Qs x T) + Vf
39 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Ground reservoar yang telah direncanakan memliki bentuk persegi panjang dengan
tinggi 4 meter dan asumsi panjang = 2 x lebar, sehingga dimensi nya adalah :
A = PxLxT
407,88 m3 = P x L x 4 m
407,88 m3 = 2L x L x 4 m
407,88 m3 = 2L2 x 4 m
407,88
L = √ 8
= 7,14 m
P = 2 x7,14 L
= 2xm
= 14,28 m
Tinggi total = Tefektif + Truang udara
= 4 m + 0,5 m
= 4,5 m
1.2.4.2 ROOFTANK
o Kebutuhan air pada menit puncak (Qm-max) atau (Qp) = 2.565 m3/menit
o Kapasitas pompa pengisi (Qpu) sama dengan kebutuhan jam puncak (Qh-max) =
102.6 m3/jam = 2.565 m3/menit
o Jangka waktu kebutuhan puncak (Tp) = 30 menit
o Jangka waktu kerja pompa pengisi (Tpu) = 15 menit
Rooftank dialirkan air dari ground reservoir, volume yang dibutuhkan dapat dihitung
sebagai berikut :
40 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
= 51.3 m3 – 38.475m3
= 12.825 m3
= 12825 liter
Gedung ini akan menggunakan dua roof tank Stainless steel tipe PS 2000, maka :
VE = 12825 liter/2
= 6412.5 liter
Diketahui :
- (Qm-max) atau (Qp) = 3,650 m3/menit.
- (Qpu) = (Qh-max) = 73,01 m3/jam = 1,21 m3/menit.
- Jangka waktu kebutuhan puncak (Tp) = 30 menit
- Jangka waktu kerja pompa pengisi (Tpu) = 10 menit
VE = 85300 / 4
= 21325 liter
Rooftank yang digunakan adalah rooftank dari penguin TB 1600 dengan D=2,750; T =
3,000 dan kapasitas sebesar 16000 liter.
Q=v.A
41 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
1
Q = v. 4 𝜋 𝑑2
4𝑄
d = √𝑣 . 𝜋
4 .0,0,19
d = √2. 3,14
d = 0,11 m
Untuk menentukan daya pompa pada debit air bersih 2,124 m3/menit dengan pipa yang
digunakan adalah PVC keras yang memiliki koefisien 130 dapat dihitung dengan rumus :
𝑣2
𝐻 = 𝐻𝑎 + 𝐻𝑓𝑠𝑑 +
2𝑔
Ha = Tinggi muka air reservoir + Tinggi gedung + Tinggi muka air rooftank
Ha = 4m + 20m + 3m
Ha = 27 m
Hfsd = Kerugian gesek dalam pipa hisap dan pipa tekan = Hmayor + Hminor
a. Head Statis merupakan perbedaan tinggi atau jumlah tinggi dari ground reservoir
ke rooftank, yang mana diperoleh dari:
Head statis = panjang pipa suction + panjang pipa discharge
= 3 m + (3,3 m + 26 m + 9 m + 6 m + 32 m + 6 m) = 85,3 m
42 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
b. Headloss Mayor:
𝑄 1,85
Hf = (0,2785 𝑥 𝐶 𝑥 𝐷2,63) 𝑥𝐿
c. Headloss Minor
Penentuan Hf Minor, yaitu tekanan yang hilang akibat adanya aksesoris pipa
- Headloss akibat belokan 90º
V^2
Hminor = 𝑘 2𝑔
D = 0,19 meter
v = 2 meter/detik
g = 9,81 meter/detik
43 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
V^2
Hfsd Minor belokan 90o =𝑘 2𝑔
3^2
= 4,2 2 9,81 = 0,83 meter
= 6,72 meter
V^2
Hfsd Minor gate valve =𝑘 2𝑔
2^2
= 0,81 2 9,81 = 0,163 meter
V^2
Hfsd Minor Tee aliran cabang =𝑘 2𝑔
2^2
= 6,3 2 9,81 = 1,284 meter
= 0,08+9,98+6,72+0,163+1,284
= 18,277
𝑣2
𝐻 = 𝐻𝑎 + 𝐻𝑓𝑠𝑑 + 2𝑔
𝑣2
H = 27 meter + 18,277 meter + 2𝑔
22
= 45,277 + 2 9,81
= 45,48 meter
44 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
b. Daya Pompa
Untuk menghitung daya pompa dapat dihitung dengan rumus :
𝑃 = 𝜌×𝑔×𝑄×𝐻
𝜌 = 1000 kg/m3
𝑔 = 9,81m/s2
𝑄 = 0,06m3/detik
𝐻 = 45,58 meter
𝑃 = 1000 ×9,81×0,0354×45,58
= 15828,7 watt
= 15,8287 kWatt
45 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Penentuan Diameter Pipa Air Buangan dengan perhitungan berdasarkan Unit Beban Alat
Plambing
Shaft 2 dan 4
46 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
l 1 f-h 9 2½
l 1 g-h 10 2½
df 2 h-i 12 2½
b 2 i-j 14 2½
s 2 j-k 16 3
l 1 k-m 17 3
l 1 l-m 18 3
df 2 m-n 20 3
b 2 n-o 22 3
s 2 o-p 24 3
l 1 p-r 25 3
l 1 q-r 26 3
df 2 r-s 28 3
b 2 s-t 30 3
s 2 t-u 32 3
l 1 u-w 33 3
l 1 v-w 34 3
df 2 w-x 36 4
b 2 x-y 38 4
s 2 y-z 40 4
l 1 z-ab 41 4
l 1 aa-ab 42 4
df 2 Ab-ac 44 4
b 2 Ac-ad 46 4
s 2 Ad-ae 48 4
l 1 Ae-ag 49 4
l 1 Af-ag 50 4
df 2 Ag-ah 52 4
b 2 Ah-ai 54 4
s 2 Ai-aj 56 4
l 1 Aj-al 57 4
47 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
l 1 Ak-al 58 4
df 2 Al-am 60 4
b 2 Am-an 62 4
s 2 An-ao 64 4
l 1 Ao-aq 65 4
l 1 Ap-aq 66 4
df 2 Aq-ar 68 4
b 2 Ar-as 70 4
s 2 As-at 72 4
48 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Shaft 5 dan 7
49 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
l 1 j-k 16 3
s 2 k-l 18 3
b 2 l-m 20 3
df 2 m-o 22 3
l 1 n-o 23 3
l 1 o-p 24 3
s 2 p-q 26 3
b 2 q-r 28 3
df 2 r-t 30 3
l 1 s-t 31 3
l 1 t-u 32 3
s 2 u-v 34 3
Shaft 6 dan 8
50 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
l 1 p-r 25 3
l 1 q-r 26 3
df 2 r-s 28 3
b 2 s-t 30 3
s 2 t-u 32 3
l 1 u-w 33 3
l 1 v-w 34 3
df 2 w-x 36 4
b 2 x-y 38 4
s 2 y-z 40 4
l 1 z-ab 41 4
l 1 aa-ab 42 4
df 2 Ab-ac 44 4
b 2 Ac-ad 46 4
s 2 Ad-ae 48 4
l 1 Ae-ag 49 4
l 1 Af-ag 50 4
df 2 Ag-ah 52 4
b 2 Ah-ai 54 4
s 2 Ai-aj 56 4
l 1 Aj-al 57 4
l 1 Ak-al 58 4
df 2 Al-am 60 4
b 2 Am-an 62 4
s 2 An-ao 64 4
l 1 Ao-aq 65 4
l 1 Ap-aq 66 4
df 2 Aq-ar 68 4
b 2 Ar-as 70 4
s 2 As-at 72 4
51 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Penentuan Diameter black water dengan perhitungan berdasarkan Unit Beban Alat Plambing
52 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Perhitungan Septictank
𝐴 = 𝑃𝑥𝑁𝑥𝑆
Dimana :
ALumpur = Volume lumpur yang dapat ditampung (liter)
P = Jumlah orang yang diperkirakan menggunakan tangki septik (orang)
N = Jangka waktu pengurasan lumpur (tahun)
S = Rata-rata lumpur terkumpul (l/orang/tahun)
𝐴 = 103840𝑙 = 103,84 𝑚3
𝑞 = 843,7 𝑙 ⁄𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔/ℎ𝑎𝑟𝑖
Th = 2,5 − 0,3 log (𝑝. 𝑞)
53 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
= 2,5 − (1,81)
= 0,68 hari
𝐵 = 𝑃 𝑥 𝑞 𝑥 𝑇ℎ
𝐵 = 744683,3 L
𝐵 = 744,68 m3
744,68 m3 =7x5xt
t = 21,2 m
Diasumsikan tinggi ambang batas pada tangki 0,25 maka tinggi total tangki adalah :
Septic Tank Black Water
Ttotal = tinggi efektif + ruang udara
= 6,92 m + 0,25 m
= 7,17 m
Recycle Tank Grey Water
Ttotal = tinggi efektif + ruang udara
= 21,2 m + 0,25 m
= 21,45 m
3.3.4. Perhitungan Dimensi Pipa Vent
a. Shaft 1 dan shaft 4 sama
UBAP
Notasi keterangan UBAP Diameter
kumulatif
a – a’ Grey water 3 1½
b – a’ Grey water 4 1½
c – a’ Black water 6 1½
a’ – b’ Pipa penghubung 13 2
d – b’ Grey water 3 1½
b’ – c’ Pipa penghubung 16 2
e – c’ Grey water 4 1½
f – c’ Black water 6 1½
c’ – d’ Pipa penghubung 26 2½
g – d’ Grey water 3 1½
d’ – e’ Pipa penghubung 29 2½
h – e’ Grey water 4 1½
i – e’ Black water 6 1½
55 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
e’ – f’ Pipa penghubung 39 2½
i – f’ Grey water 3 1½
j – f’ Black water 6 1½
f’ – g’ Pipa penghubung 48 2½
k – g’ Grey water 4 1½
g’ – h’ Pipa penghubung 52 3
l – h’ Grey water 3 1½
h’ – i’ Pipa penghubung 55 3
m – i’ Grey water 4 1½
n – i’ Black water 6 1½
i’ – j’ Pipa penghubung 65 3
o – j’ Grey water 3 1½
j’ – k’ Pipa penghubung 68 3
p – k’ Grey water 4 1½
q – k’ Black water 6 1½
k’ – l’ Pipa penghubung 78 3
r – l’ Grey water 3 1½
l’ – m’ Pipa penghubung 81 3
s – m’ Grey water 4 1½
t – m’ Black water 6 1½
m’ – n’ Pipa penghubung 91 4
u – n’ Grey water 3 1½
n’ – o’ Pipa penghubung 94 4
v – o’ Grey water 4 1½
w – o’ Black water 6 1½
o’ – p’ Pipa penghubung 104 4
x – p’ Grey water 3 1½
p’ – q’ Pipa penghubung 107 4
y – q’ Grey water 4 1½
z – q' Black water 6 1½
56 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
UBAP
Notasi keterangan UBAP Diameter
kumulatif
a – a’ Grey water 4 1½
b – a’ Grey water 3 1½
c – a’ Black water 6 1½
a’ – b’ Pipa penghubung 13 2
d – b’ Grey water 4 1½
e – b’ Black water 6 2
b’ – c’ Pipa penghubung 23 1½
f – c’ Grey water 3 1½
c’ – d’ Pipa penghubung 26 2½
g – d’ Grey water 4 1½
h – d’ Black water 6 2½
d’ – e’ Pipa penghubung 36 1½
i – e’ Grey water 3 1½
e’ – f’ Pipa penghubung 39 2½
j – f’ Grey water 4 1½
k – f’ Black water 6 1½
f’ – g’ Pipa penghubung 49 2½
l – g’ Grey water 3 1½
g’ – h’ Pipa penghubung 52 3
m – h’ Grey water 4 1½
h’ – i’ Pipa penghubung 56 3
n – i’ Grey water 3 1½
o – i’ Black water 6 1½
i’ – j’ Pipa penghubung 65 3
57 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
p – j’ Grey water 4 1½
q – j’ Black water 6 3
j’ – k’ Pipa penghubung 75 1½
r – k’ Grey water 3 1½
k’ – l’ Pipa penghubung 78 3
s – l’ Grey water 4 1½
t – l’ Black water 6 3
i’ – m’ Pipa penghubung 88 1½
u – m’ Grey water 3 1½
m’ – n’ Pipa penghubung 91 4
v – n’ Grey water 4 1½
w – n’ Black water 6 4
n’ – o’ Pipa penghubung 101 1½
x – o’ Grey water 3 1½
o’ – p’ Pipa penghubung 104 4
y – p’ Grey water 4 1½
z – p’ Black water 6 4
p’ – q’ Pipa penghubung 114 1½
aa – q’ Grey water 3 1½
q’ – r’ Pipa penghubung 117 4
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaa sistem untuk pemadam kebakaran
adalah sebagai berikut:
1. Penempatan lokasi fire hydrant
Mudah tercapai dan terlihat dari arah manapun
Mampu menjangkau setiap sudut gedung
58 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Dalam gedung apartement dengan 5 lantai ini akan direncanakan 2 jenis sistem yaitu
pemadam air Outdoor dan Indoor. Untuk Hydrant Outdoor digunakan 4 post hydrant.
Untuk Hydrant Indoor digunakan 4 fire hose reel. Air untuk sistem pemadam kebakaran
ini berasal dari PDAM yang disalurkan khusus menuju ground reservoir untuk fire
hydrant. Untuk jalur perpipaannya sendiri didesain sistem loop (tertutup) sehingga tekanan
air bisa maksimal. Untuk menambah keamanan dari bahaya kebakaran.
Untuk perencanaan di bagian luar gedung menggunakan post hydran yang dapat memasok
jumlah air yang besar. Ketentuan post hydrant disesuaikan pada ketentuan SNI 8153:2015
hydrant halaman sebagai berikut :
a. Post hydrant 1
Debit air = 2400 liter/menit = 0,04 m3/s
Peletakan dari muka tanah = 50 cm dari permukaan tanah
Tekanan air tertinggi = 3,5 bar
Kecepatan aliran = 2 m/s
Sehingga didapatkan diameter sebesar =
Q =VxA
1
0,04 m3/s = 2 m/s x 𝑥 𝜋 𝑥 𝑑2
4
0,04 m3/s = 1,57 x d2
0,0255 m = d2
0,1597 m =d
159,7 mm =d
Maka, digunakan pipa berukuran 160 mm atau 6 inchi.
b. Post hydrant 2
Debit air = 1200 liter/menit = 0,02 m3/s
Peletakan dari muka tanah = 50 cm dari permukaan tanah
Tekanan air tertinggi = 3,5 bar
59 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
c. Post hydrant 3
Debit air = 1200 liter/menit = 0,02 m3/s
Peletakan dari muka tanah = 50 cm dari permukaan tanah
Tekanan air tertinggi = 3,5 bar
Kecepatan aliran = 2 m/s
Sehingga didapatkan diameter sebesar =
Q =VxA
1
0,02 m3/s = 2 m/s x 𝑥 𝜋 𝑥 𝑑2
4
0,02 m3/s = 1,57 x d2
0,0127 m = d2
0,1127 m =d
112,7 mm =d
Maka, digunakan pipa berukuran 125 mm atau 5 inchi.
b. Post hydrant 4
Debit air = 1200 liter/menit = 0,02 m3/s
Peletakan dari muka tanah = 50 cm dari permukaan tanah
Tekanan air tertinggi = 3,5 bar
Kecepatan aliran = 2 m/s
Sehingga didapatkan diameter sebesar =
Q =VxA
1
0,02 m3/s = 2 m/s x 𝑥 𝜋 𝑥 𝑑2
4
0,02 m3/s = 1,57 x d2
0,0127 m = d2
0,1127 m =d
112,7 mm =d
Maka, digunakan pipa berukuran 125 mm atau 5 inchi.
Untuk sistem hydrant yang digunakan dalam sebuah gedung yaitu menggunakan fire
hose reel dalam Indoor Hydrant Box dan portable fire extinguisher (APAR). Jumlah indoor
60 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
hydrant box per lantai adalah 2 unit, sehingga jumlah dalam gedung apartemen berlantai enam
yaitu sebanyak 12 unit indoor hydrant box. Spesifikasi fire hose reel :
Standar selang yang digunakan untuk menyalurkan air pada saat kebakaran tebuat dari rubber-
lined cotton dengan diameter sebesar 21/2 inchi.
Pemakaian fire hydrant diasumsikan digunakan selama 1 jam (60 menit), karena dalam
waktu 60 menit tersebut diperkirakan petugas pemadam kebakaran sudah datang dan dapat
menangani kebakaran yang terjadi. Dalam perencanaan ini digunakan kecepatan yang sering
digunakan dan mencukupi untuk mensupply kebutuhan air.
= 6000 liter/menit
Q fire hose reel = jumlah hydrant per lantai x jumlah lantai x Q air
= 2 x 6 x 400 liter/menit
= 4800 liter/menit
= 10800 liter/menit
= 486000 liter
= 486 m3
61 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055
TUGAS PERENCANAAN SISTEM PLAMBING PRODI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Q=CxIxA
Dimana,
Q = debit air hujan (m3/jam)
C = Konstanta (0,5-0,7) diambil 0,7
I = Intensitas Hujan Kota Yogyakarta 136mm/jam
A = Luas Atap
Q =CxIxA
= 0,6 x 136 mm/jam x 12975 𝑚2
= 0,7 x 0,136 m/jam x 12975 𝑚2 = 1235,22 𝑚3 /𝑗𝑎𝑚
Dimensi sumur resapan yang direncanakan berbentuk persegi panjang dengan tinggi 6
meter serta panjangnya sama dengan 2 kali lebar, sehingga dimensi 1 sumur resapan sebagai
berikut:
V=PxLxT
= 2L x L x 6
= 12 x 𝐿2
L2 = 12
L = 3,4 m
Jadi, dimensi untuk sumur resapan adalah P = 7m, L = 3,4 m dan T = 6 m
62 | R U W I N D A O K T A P R A T I W I
15513055