Anda di halaman 1dari 48

PLUMBING

Disusun Oleh :

KELOMPOK 3

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK SIPIL

PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan yang maha esa, karena dengan

karunia-Nya kami dapat menyelesaiakan “Laporan Plambing dan

Drainase”.Laporan ini bertujuan untuk memberikan data-data hasil praktikum

yang telah didapatkan. Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam

proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan laporan tepat pada

waktunya.

Kami sebagai Penyusun menyadari bahwa dalam menyusun laporan ini

masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik

dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya laporan ini. Penulis

berharap semoga laporan ini bisa bermanfaat bagi penyusun khususnya dan bagi

pembaca pada umumnya.

Kendari, 17 September 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…….……..……………………………………………….i

DAFTAR ISI………..…….………………………………………………………ii

DAFTAR PUSTAKA.…….……………………………………………………..iii

BAB I PENDAHULUAN…........…...……………………...…………………….1

1.1 Latar Belakang……………….……………….………………………….1


1.2 Ruang Lingkup…………….…………………………………………….2
1.3 Tujuan Umum………….….…………………………………………….2

BAB II DASAR TEORI………………………………………………………….5

2.1 Plambing ………………..….…………………………………….…….5

BAB III PEKERJAAN PLAMBING……...……………………………………55

3.1 Memotong dan Mengikir Pipa ………………………….……………55

3.2 Mengulir Pipa dengan Manual………………………………………..58

3.3 Memotong dan Mengulir Pipa dengan Mesin…….……………..……61

3.4 Instalasi Air…………………..….……………………………………64

BAB IV PENUTUP….……………..……………………………………………96

4.1 Kesimpulan …………………….…...………………………...

4.2 Saran…………...……………….…………………………… ...


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dunia pembangunan memang tidak pernah berhenti, seiring


dengan perkembangan teknologi. Perencanaan pembangunan haruslah
matang dengan memperhitungkan resiko yang akan berdampak pada
lingkungan. Setiap usaha dan atau kegiatan pada dasarnya menimbulkan
dampak terhadap lingkungan hidup yang perlu dianalisis sejak awal
perencanaannya, sehingga langkah pengendalian dampak negatif dan
pengembangan dampak positif dapat dipersiapkan sedini mungkin.
Pengendalian lingkungan untuk pembangunan gedung dapat
dimulai dari perencanaan sistem plambing. Sistem plambing merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bangunan gedung, oleh karena itu
perencanaan sistem plambing haruslah dilakukan bersamaan dan sesuai
dengan tahapan-tahapan perencanaan gedung itu sendiri, dalam rangka
penyediaan air bersih baik dari kualitas dan kuantitas serta kontinuitas
maupun penyaluran air bekas pakai atau air kotor dari peralatan saniter ke
tempat yang ditentukan agar tidak mencemari bagian-bagian lain dalam
gedung atau lingkungan sekitarnya.Sehingga perkembangan pembangunan
dapat bersinkronisasi dengan peningkatan kualitas lingkungan..
Perkembangan teknologi plambing dalam suatu konstruksi pula
yang menjadi tantangan bagi seorang insinyur sipil untuk menemukan
teknik terbaik dari segi pemasangan, perawatan dan pemilihan alat sanitas
yang baik sehingga dapat menjadi instalasi pemipaan yang kokoh . Hal
inilah yang menjadi landasan penting bagi mahasiswa untuk mengetahui
teknik yang baik dan benar mengenai proses pemasangan pemipaan.
1.2 Ruang Lingkup

1. Bagaimana penerapan K-3 dalam kerja plambing,?


2. Apa saja macam-macam alat sanitasi air?
3. Apa saja macam macam dan jenis sambungan pipa,?
4. Bagaimana teknik-teknik yang baik dan benar dalam
pekerjaan plambing?

1.3 Tujuan Umum

Tujuan daripada Praktik Kerja Plambing dan Drainase ini meliputi:


 Mahasiswa dapat menerapkan K-3 dalam suatu pekerjaan,
 Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis alat sanitasi air,
 Mahasiswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis pipa untuk berbagai
macam instalasi dan macam-macam sambungan pipa,
 Mahasiswa mengetahui teknik teknik dalam pekerjaan plumbing,
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Umum

Plambing adalah teknologi perpipaan (instalasi pipa), dan peralatan untuk


menyediakan air bersih ketempat yang dituju, dengan baik berdasarkan
kuantitas, kualitas dan kontinyuitas harus memenuhi persyaratan, serta untuk
menyalurkan/membuang air bekas (kotoran) dari tempat-tempat tertentu
dengan media penyaluran (saluran/pipa) dengan aman, tampa mencemari
tempat lainnya. Mewujudkan lingkungan yang sehat (higienis), bersih, aman
dan nyaman, sesuai ketentuan atau peraturan yang diharapkan, sistem
plambing harus diupayakan dengan baik. Plambing merupakan salah satu
kegiatan pelaksanaan suatu konstruksi yang biasanya masuk pada bagian
Mechanical and Electrical, sedangkan pengertian dari plambing itu sendiri
adalah suatu kegiatan pemasangan pipa-pipa air ledeng dimana
pelaksanaannya dilakukan setelah bangunan hampir 100%selesai. Fungsi dari
plambing adalah untuk menyediakan air bersih ketempat-tempat yang
dikehendaki dengan tekanan yang cukup yang dilaksanakan oleh sistem
penyediaan air bersih, membuang air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa
mencemarkan bagian penting lainnya yang dilaksanakan oleh sistem
pembuangan.

Ruang Lingkup Pekerjaan Plambing

Ruang lingkup pekerjaan plambing terdiri dari:

Instalasi pipa air bersih,


Instalasi pipa air panas,
Instalasi pipa air kotor,
Instalasi pipa air hujan,
Instalasi pipa hydrant,
Instalasi pipa springkler,
Instalasi pipa gas,
Pemasangan alat saniter.

2.1.1 Sistem Penyediaan Air

a. Prinsip dasar penyediaan air bersih:

Kualitas Air

Penyediaan air bersih dengan kualitas yang tetap baik


merupakan prioritas utama, dengan menunjuk salah satu
peraturan yang mengatur masalah kualitas air.

Pencegahan Pencemaran Air

Pada sistem penyediaan air bersih/dingin meliputi beberapa


peralatan seperti: tangki air bawah tanah, pompa-pompa,
pemipaan, dan sebagainya. Sistem yang dibuat dapat
mengalirkan air ketempat yang dituju dengan tidak dicemari
oleh faktor yang merugikan kesehatan.

Larangan hubungan pintas (cross connection)


Pencegahan aliran balik (back flow)

b. Sistem penyediaan air bersih dapat dikelompokkan sebagai berikut


:

Sistem Sambungan Langsung

Sistem sambungan lansung dimana sistem ini pipa distribusi


dalam gedung disambung langsung dengan pipa utama
penyediaan air bersih (pipa utama dibawah jalan milik
PDAM).
Sistem Tangki Atap

Biasanya dengan alasan ingin tekanan air yang cukup maka


sistem penyimpanan air dibuat 2 bak, satu dibawah (ground
reservoar), yang kedua tangki diatas atap (roof tank), diatas
lantai tertinggi bangunan, dari tangki ini didistribusikan
keseluruh bangunan yang diperlukan.

Alasan-alasan penggunaan tangki atap:

 Selama air digunakan, perubahan tekanan yang terjadi


pada alat plambing hampir tidak berarti.
 Sistem pompa yang menaikkan air ketangki atap
bekerja secara otomatis dengan alat sederhana (deteksi
muka air/plambing).
 Perawatan tangki atap mudah dikerjakan.

Sistem Tangki Tekan

Pada sistem ini prinsip kerjanya sama dengan tangki diatas


hanya penempatan tangki dibawah dengan diberi tekanan
(antara 1-1,5kg/cm) untuk mendistribusikan ketempat yang
diperlukan dengan bantuan pompa otomatis.

Kelebihan-kelebihan sistem tangki tekan:

 Segi estetika terhadap bangunan


 Mudah perawatan tanpa naik turun

Kekurangan-kekurangan sistem tangki tekan:

 Fluktuasi tekanan lebih besar


 Akan terjadi udara hampa bila air kosong
Sistem Tanpa Tangki(Booster System)

Dalam sistem ini tidak digunakan tangki apapun, baik tangki


bawah, tangki atas, ataupun tangki tekan. Pada sistem ini air
dipompakan langsung kesistem distribusi bagunan dan
pompa hisap langsung dari pipa utama atau sumur.

2.1.2 Instalasi Pipa

Pemasangan instalasi pipa air ledeng ini ada yang bersifat terbuka
(tidak tertanam di dinding) dan ada pula yang bersifat tertutup
(tertanam pada dinding) yang masing-masing memiliki kekurangan
dan kelebihan tersendiri. Pemasangan pipa yang bersifat terbuka
memperlihatkan nilai estetika dari bangunan dan pada pipa ini bila
terjadi kerusakan atau kebocoran dapat dengan segera diketahui,
tetapi pada pemasangan pipa yang bersifat tertutup tidak
mempengaruhi ornamen luar, dan apabila terjadi kebocoran tidak
dapat langsung terdeteksi.

Pemasangan pipa ini ada beberapa syarat yang harus dipenuhi:

Mampu mengeluarkan debit air sesuai dengan kebutuhan.


Mampu menahan gaya tarik baik gaya dari luar seperti tanah
atau pembebanan lainnya maupun gaya yang ditimbulkan
oleh tekanan air itu sendiri.

Kerusakan instalasi pipa dipengaruhi, khususnya untuk pipa dari


logam adalah proses elektrolisa air yang ditimbulkan akibat adanya
air tanah sehingga kandungan atau jenis logam yang tertanam di
dalam tanah, satu jenis logam dengan logam lainnya saling
berhubungan akibat adanya air tanah. Hubungan ini disebut
Elektrolisa air. Untuk mengatasinya dapat dilakukan perbaikan yang
bersifat sementara perbaikan ini bersifat preventif yakni mengatasi
hanya sesaat.
Kerusakan pipa lainnya ada yang diakibatkan oleh:

Kerusakan pipa dari pabrik,


Kerusakan akibat alat sambung,
Kualitas dari pipa itu sendiri,
Kerusakan pada saat pelaksanaan,

Untuk perbaikan yang bersifat tetap dapat dilakukan langkah-


langkah sebagai berikut:

Mencari kondisi yang bocor,


Membobok sampai kondisi kerusakan diketahui,
Memotong pipa yang bocor,
Menyambung pipa dengan menggunakan alat sambung yang
diperlukan.

Instalasi plambing untuk daerah yang rawan bocor adalah di daerah


sambungan, untuk itu setelah pemasangan atau perbaikan pada pipa
harus dilakukan pengujian. 5 cara pengujian yang dapat dilakukan
antara lain:

Dengan tekanan dan aliran air untuk memeriksa kebocoran


pipa terutama pada sambungan. Cara ini dilakukan dengan
mengisi instalasi dengan air kemudian diberi tekanan sampai
skala tertentu pada manometer. Jika skala pada manometer
menurun maka ada bagian yang bocor. Jika tetap maka
instalasi baik.
Pengujian dengan asap untuk memeriksa kebocoran
sambungan. Cara ini dilakukan dengan mengisi instalasi
dengan asap kemudian kedua ujungnya ditutup dan
diperhatikan pada sambungan. Jika asap keluar maka
sambungan tidak kuat atau bocor.
Pengujian dengan cermin untuk memeriksa kelurusan dan
kebersihan di dalam saluran pipa yang lurus. Cara ini
dilakukan dengan meletakkan 2 buah cermin pada masing-
masing ujung pipa yang lurus dengan sudut 450 dan dari
cermin dapat dilihat cahaya dari ujung yang lain maka akan
terlihat apakah pipa tersebut lurus dan bersih.
Pengujian dengan slide (semacam plat baja yang tipis dan
pada ujungnya ada semacam sikat ijuk yang fungsinya untuk
memeriksa dan membersihkan bagian dalam sambungan
pipa.
Pengujian dengan bola karet(plug) untuk memeriksa
kebocoran pipa.

2.1.3 Jenis-jenis Pipa

Secara umum pipa yang digunakan untuk suatu instalasi harus


memenuhi 3 syarat, yaitu:

Harus mampu mengalirkan debit yang diperlukan.


Dapat menahan gaya dalam dan gaya luar yang bekerja pada
pipa tersebut.
Cukup tahan lama.

Dilihat dari ketiga syarat di atas, maka jenis pipa yang digunakan
untuk suatu instalasi harus disesuaikan dengan fungsi instalasi
tersebut. Misalnya untuk pipa pembagi digunakan pipa galvanis, dan
lain sebagainya.

Pada pemilihan jenis pipa yang akan dipakai harus memperhatikan


hal-hal sebagai berikut:

Ukuran harus disesuaikan dengan kebutuhan,


Faktor ekonomis,
Praktis dalam pemasangan,
Praktis dalam pengangkutan.

Jenis pipa plambing adalah sebagai berikut :

a. Pipa Galvanis

Pipa galvanis adalah jenis pipa


logam yang dilapisi dengan lapisan
galvanis, untuk mencegah berkarat.
Jenis-jenis pipa galvanis
diantaranya: pipa medium, pipa
standar, dan pipa tipis dengan panjang 6 m, diameter pipa galvanis
½”, ¾”,1 “, 1 1/4”, 1 1/2”, 2”, 3”, 4” dan 6”.

b. Pipa Besi hitam

Pipa besi hitam, adalah jenis pipa logam


dengan warna kehitaman, digunakan
untuk instalasi pipa air panas, untuk
mencegah pengaruh udara dari luar,
yang akan menurunkan suhu panas air,
maka instalasi harus dilindungi
sepanjang instalasi dengan rubber wive.
panjang pipa besi hitam 6 meter, sedangkan diameternya ½”, ¾”,1
“, 1 1/4”, 1 1/2”, 2”, 3”, 4” dan 6”.

c. Pipa Tembaga

Pipa tembaga dibagi menjadi


dua jenis, yaitu jenis pipa
gulungan dan jenis pipa
batangan.Kegunaan pipa
tembaga ini adalah untuk
instalasi pipa gas. Panjang pipa
gulungan 10 meter sedangkan untuk jenis batangan panjangnya 6
meter, seperti pipa logam lainnya, diameter pipa ini biasanya 5/8”,
½”, ¾ dan 1”.

d. Pipa PVC

Pipa PVC atau pipa Polyvinyl


Chloride, UPVC atau Unpolyvinyl
Chloride, Panjang pipa PVC atau
UPVC 4 meter, mulai dari diameter
½”, ¾”, 1”, 1 ¼”, 1 ½”, 2”, 2,1/2”,
3”, 4 “ dan 6”.

e. Pipa Besi tuang

Pipa besi tuang (cast iron), untuk


menyalurkan air kotor/buangan
domestik dengan panjang 6 meter,
dan diameter 3 s/d 72 “.

2.1.4 Pengenalan Alat-alat Plambing

Untuk mendukung pekerjaan plambing, agar hasilnya menjadi lebih


baik dan dapat memuaskan, para pekerja plambing harus mempunyai
peralatan yang cukup baik. Dan juga mengetahui fungsi dan
kegunaan dari alat-alat plambing serta mengetahui juga cara-cara
penggunaan dari alat tersebut. Disamping itu yang tidak kalah
pentingnya adalah perawatan dan perbaikan peralatan demi
terjaminnnya kelangsungan kegiatan plambing.

Secara garis besar peralatan-peralatan yang digunakan pada praktek


plambing adalah sebagai berikut:

a. Alat ukur

Roll meter

Roll meter merupakan sejenis pembaris


lentur. Terbuat dari plat logam dengan
tanda ukuran memanjang dengan unit
metrik dan kadang kala tambahan unit
imperial. Kelenturannya membolehkan
pengukur jarak yang besar dibawa dengan mudah. Roll meter
mempunyai ukuran panjang 3 meter, 5 meter dan 10 meter.

Pita meter

Pita meter merupakan sejenis


pembaris lentur. Terbuat dari plastik
dengan tanda ukuran memanjang
dengan unit metrik dan kadang kala
tambahan unit imperial.
Kelenturannya membolehkan pengukur jarak yang besar
dibawa dengan mudah. Pita ukur tersedia mempunyai
ukuran panjang hingga 50 meter.

Jangka sorong

Jangka sorong adalah alatukur yang ketelitiannya dapat


mencapai seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian,
bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil
pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan ketelitian
pengguna maupun alat. Kegunaan jangka sorong adalah:untuk
mengukur suatu benda dari sisi luar dengan cara diapit, untuk
mengukur sisi dalam suatu benda yang biasanya berupa lubang
(pada pipa, maupun lainnya) dengan cara diulur, untuk
mengukur kedalamanan celah/lubang pada suatu benda.

Mistar baja

Mistar baja terbuat dari plat baja.


Mistar baja digunakan untuk
mengukur panjang, lebar dan tebal
benda. Skala terkecil mistar baja
adalah 1 mm, artinya mistar baja
memiliki ketelitian sebesar 0.5 mm.
Selain itu, mistar baja juga digunakan
untuk mengukur kerataan silinder.

Waterpass batang

Waterpass batang merupakan


waterpass yang sering digunakan
dalam pertukangan, jenis yang
paling sering dipergunakan
adalah waterpass panjang 120 cm yang terbuat dari bahan
kayu dengan tepi kuningan, dimana alat ini terdapat dua buah
alat pengecek kedataran baik untuk vertikal maupun horizontal
yang terbuat dari kaca dimana didalamnya terdapat gelembung
cairan, dan pada posisi pinggir alat terdapat garisan pembagi
yang dapat dipergunakan sebagai alat ukur panjang.

Waterpass selang
Waterpass selang merupakan alat
untuk mengecek kedataran dari
suatu titik dengan titik lainnya.
Biasanya waterpass selang
digunakan untuk menentukan
kedataran dari datum yang telah
dibuat dengan jarak yang cukup
jauh. Prinsip kerja waterpass selang
ialah dengan menggunakan air,
dimana prinsip dari air itu sendiri
selalu menempati ruang yang
tersedia.

b. Alat potong

Pipa cutter

Pipa cutter merupakan alat untuk memotong


pipa dengan tubing cutter, pipa dimasukan
antara roller dan cutting whell. Tightening knop
berfungsi untuk menyesuaikan dengan diameter
pipa.

Gergaji besi

Gergaji besi digunakan untuk


memotong logam. Jumlah gigi
setiap inci berkisar antara 14
sampai 18 (gergaji kasar) atau
20 sampai 32 (gergaji halus).
Chain cutter

Cutter pipa besi

Cutter pipa besi digunakan untuk memotong pipa besi.

Cutter pipa tembaga

Pipa cutter merupakan alat untuk memotong pipa dengan


tubing cutter, pipa dimasukan antara roller dan cutting whell.
Tightening knop berfungsi untuk menyesuaikan dengan
diameter pipa
Cutter pipa PVC/UPVC

Cutter pipa PVC/UPVC digunakan


untuk memotong pipa PVC/UPVC

Cutter pipa besi tuang

Cutter pipa besi tuang digunakan untuk memotong pipa besi


tuang.

c. Alat pembersih bram

Borring reamer

Borring reamerberfungsi untuk penghalusan dan pembesaran


suatu lubang dengan sangat efisien.

Kikir bulat
Kikir bulat berguna untuk menghaluskan serta menambah
diameter suatu lubang bulat.

d. Alat pembuat ulir

Snei lansung

Sney berfungi untuk membuat ulir luar.

Snei tak lansung

Snei berfungi untuk membuat ulir luar.

Tap ulir luar dan dalam


Tap ulir luar dan dalam berfungsi untuk membuat ulir luar dan
dalam.

Treading machine

Treading machineberfungsi untuk memotong, mengulir dan


membersihkan bram.

e. Alat pembengkok pipa

Pembengkok pipa galvanis

Pembengkok pipa galvanis berfungsi untuk membengkokan


pipa galvanis.

Pembengkok pipa tembaga


Pembengkok pipa tembaga berfungsi untuk membengkokan
pipa tembaga.

Mesin pembengkok pipa logam

Mesin pembengkok pipa logam berfungsi untuk


membengkokan pipa logam.

f. Alat penggenggam dan penjepit

Kunci pas-ring

Kunci pas-ring berfungsi untuk


mengencangkan dan melepas baut dan
mur yang tidak terlalu kuat.
Kunci inggris

Kunci Inggrisdigunakan untuk melepas


atau mengencangkan mur atau baut
dimana ukuran kunci pas dan ring tidak
ada yang sesuai, tetapi kunci ini tidak
ditujukan untuk beban berat.

Kunci pipa

Kunci pipa digunakan untuk melapas dan memasang pipa


dengan sambungan ulir atau memgang benda silindris lainnya,
konstruksinya hampir sama dengan kunci inggris, mempunyai
rahang diam dan rahang geser serta ulir penyetel.

Ragum pipa rantai

Ragum pipa rantai digunakan untuk menjepit benda kerja yang


membentuk sudut terhadap spindle(poros putar ).
Kunci pipa rantai

Kunci pipa rantai untuk mengunci pipa.

Ragum pipa

Ragum pipa digunakan untuk menjepit benda kerja.

g. Alat penguji instalasi

Test pump

Test pump (alat tes kebocoran)


digunaan untuk pengujian boiler,
tangki penyimpanan, pipa, sistem
fire sprinkler, dan bejana tekan (
pressure vessels) .
h. Alat pendukung

Katrol genset

Katrol genset digunakan sebagai


pembangkit daya listrik yang biasa
digunakan kantor, pusat belanja,
pabrik atau hotel untuk memenuhi
kebutuhan listrik saat terhentinya suplay listrik dari PLN.

Oil can

Oil tank berfungsi untuk tempat penyimpanan minyak yang


digunakan sebagai pelumas.

Pembobok beton

Pembobok beton berguna untuk


menghancurkan beton.
2.1.5 Alat Sambung Pipa (Fitting)
a. Socket : untuk memperpanjang pipa (menyambung pipa lurus)
dengan diameter pipa yang sama.

b. Elbow : berguna untuk membelokkan aliran

c. Bend : berguna untuk membelokkan arah aliran beradius besar

d. Tee Stuck : berguna untuk membagi aliran menjadi dua arah

e. Reducer Elbow : berguna untuk memperkecil aliran yang


dibelokkan

f. Reducer Socket : berguna untuk memperkecil aliran


g. Cross : berguna untuk membagi aliran menjadi 3 arah

h. Barrel Union : berguna untuk menyambung pipa permanent


(mati) yang terdiri dari 3 bagian

i. Dop (F) : berguna untuk menutup aliran pada ujung pipa

j. Plug : berguna untuk menutup pipa pada sambungan

k. Stop kran (Gate Valve) : berguna untuk mengatur aliran, dapat


menutup dan menghentikan aliran pada saat perbaikan
l. Kran : berguna untuk penutupan atau pengeluaran air

m. Bushis : berguna untuk menyambung 4 buah pipa yang berlainan


ukuran diameternya

n. Hexagonal nipple : berguna untuk mengencangkan sambungan


pipa. Bentuk sambungan ini segi enam, alat ini berguna untuk
mengencangkan sambungan dengan bantuan kunci pipa.
2.1.6 Peralatan Sanitasi Air
Peralatan saniter dapat diidentifikasikan dengan semua peralatan
yang dipasang pada awal instalasi pipa kotor. Peralatan ini
berfungsi sebagai wadah untuk menerima air kotor atau air
pembawa kotoran (pembilas kotoran) yang dihasilkan oleh
manusia. Selain itu peralatan saniter berfungsi juga sebagai alat
untuk memunggah air kotor dan/atau air pembawa kotoran ke
dalam instalasi pipa kotor.Secara umum peralatan saniter dapat
dikelompokan dalam tiga kelompok utama yaitu:peralatan saniter
kelompok perawatan badan (tubuh) manusia,peralatan saniter
kelompok penampung dan pengalir kotoran tubuh manusia
danperalatan saniter kelompok masak dan cuci.

o. Peralatan saniter kelompok perawatan badan (tubuh) manusiaatau


Ablushionary fixtures

Mandi yang menjadi tujuan diciptakannya peralatan saniter untuk


perawatan seluruh badan telah banyak diketahui manfaatnya.
Mandi minimal 2 kali sehari misalnya telah umum dilaksanakan
oleh masyarakat yang tinggal di daerah tropis seperti Indonesia,
selain itu mandi juga dianggap menjadi bagian dari pemeliharaan
kesehatan, terutama peawatan kesehatan seluruh badan. Oleh
karena itu peralatan saniter untuk perawatan seluruh badan dapat
diidentikan dengan peralitan saniter untuk mandi. Terdapat dua
macam peralatan saniter untuk mandi, yaitu: (1) mandi dus, dan
(2) bak mandi rendam.

1. Mandi Dus (pancuran)


Kata dus yang terdapat dalam istilah mandi dus berasal dari
kata Latin “ducia” yang air berarti air pancur. Dari pengertian
istilah tersebut di atas, mandi dus dapat diartikan sebagai
mandi di bawah pancuran. Pengertian ini sejalan pula dengan
perlengkapan mandi dus yang terdiri dari pancuran mandi dan
bak mandi dus. Pancuaran mandi adalah suatu alat tempat
berasalnya air yang akan dipakai mandi. Bila dilihat cara
pemasangannya pencuran mandi di bedakan atas pancuran
mandi yang dipasang tetap pada dinding(fixed shower), dan
pancuran mandi pegang yang disambungkan dengan pipa
fleksibel (hand shower). Bak mandi dus berbentuk empat
persegi dan dibuat dari pelat baja atau besi yang dilapisi email,
plexy gelas, keramik, atau batu buatan(acrylic). Tempat mandi
dus pada umumnya dibangaun(dipasang) dalam rumah tinggal
untuk keluarga yang kecil, atau sebagai tempat mandi
tambahan di samping bak mandi rendam (bath tub).

2. Bak Mandi Rendam (Bath Tub)


Peralatan saniter yang lain untuk perawatan seluruh badan
(mandi) adalah bak mandi rendam (bath tub). Bak mandi
rendam pada umunya diproduksi dalam 4 kategori besaran
ukuran yaitu bakmandi rendam normal, bak mandi rendam
pendek, bak mandi rendam bertingkat dan bak mandi rendam
besar. Pada pemasangan bak mandi rendam harus dilengkapi
dengan peralatan seperti kran untuk bak mandi pancuran (bath
& shower), pancuran pegang (hand shower), pipa (selang)
fleksibel 150 cm, gantungan pancuran pegang dan pegangan
tangan. Pemasangan seperti itu hendaknya memperhatikan
ketentuan standar tingi badan suatu masyarakat.
BAB III
PEKERJAAN PLAMBING
3.1.Memotong danMengikir Pipa

3.1.1. Tujuan Intruksional Khusus


1. Mahasiswa/i dapat mempraktikkan cara menggunakan peralatan
untuk memotong dan mengikir pipa.
2. Mahasiswa/i dapat memotong pipa galvanis dengan ukuran yang
telah ditentukan.
3. Mahasiswa/i dapat mengikir bagian penampang pipa dengan rata
dan siku.

3.1.2. Dasar Teori


Pekerjaan memotong dan mengulir, merupakan pekerjaan dasar
padapekerjaan pipa.Padapekerjaanmemotongpipa,
menekankanpadaketepatanpemotonganpipadankehalusandarihasilp
emotongan.

Memotong pipa dapat menggunakan gergaji besi ataupipa


cutter,masing-masing mempunyai kelebihan dan
kekurangannya.Gergaji mempunyai kelebihan, diantaranya:tidak
mengubah bentuk penampang pipa, karena bentuk potongan berupa
irisan, tetapi mempunyai kekurangan dimana penampang pipa tidak
siku dan membutuhkan tenaga yang besar. Untuk pipe cutter,
kelebihannya tenaga yang dikeluarkan sedikit, dan kekurangannya
mengubah bentuk pipa. Untuk pekerjaan mengulir alat yang
digunakan ada dua macam, yaitu snei yang mempunyai ukuran
tertentu dan snei yangdapat digunakan untuk semua ukuran (dapat
distel), Masing-masingmempunyai kelebihan dan kekurangannya.

Pipa yang digunakan pada praktik kali ini adalah pipa yang
berdiameter ½”, ¾” dan 1”. Cara memotong pipa sama caranya
untuk berbagai ukuran pipa yaitu menggunakan pipe cuter. Panjang
uliran pipa berbeda-beda , untuk pipa 1/2” panjang uliran 15 mm,
pipa 3/4” panjang uliran pipa 17 mm dan untuk pipa 1” panjang
ulirannya 20 mm.

Setelah pipa terpotong maka bentuk permukaan penampang pipa


yang terpotong oleh mata pisau pipe cutterakan lebih menjorok
keluar. Untuk membentuk penampang pipa kembali menjadi lurus
agar tidak terjadi turbulensi maka harus menggunakan boring
reamer.

3.1.3. Alat dan Bahan

a. Alat:

Nama alat Gambar Fungsi

Gergaji besi Untuk memotong pipa


galvanis diameter ½ “ dan
¾”

Pipa cutter Untuk memotong pipa


galvanis diameter 1”

Kikir halus Untuk meratakan


penampang pipa dengan
halus

Kikir Kasar Untuk meratakan


penampang pipa dengan
kasar
Spidol Untuk memberi tanda
pada pipa

Siku Baja Untuk mengukur dan


mengecek kerataan dan
kesikuan penampang pipa

a. Bahan:

Nama bahan Gambar Keterangan

Pipa galvanis ½ “

Pipa galvanis ¾ “

Pipa galvanis 1“

3.1.4. Langkah Kerja

1. Ukur pipagalvanis sesuai ukuran yang direncanakan dan


lebihkan sekitar 1 mm dari ukuran. Misalkan ukuran
direncanakan 22 cm menjadi 22,1 cm.
2. Tandai pipagalvanis dengan alat penanda (spidol atau alat
penanda lainnya).
3. Jepit pipa galvanisdengan ragum.
4. Potong pipagalvanis dengan gergaji besi sesuai ukuran + 1 mm.
5. Setelah terpotong, kikir dengan menggunakan kikir kasa
rterlebih dahulu,setelah sedikit halus maka kikir kembali
menggunakan kikir halus sambil cek kembali penampang
dengan siku.
3.2.Mengulir Pipa dengan Manual

3.2.1. Tujuan Instruksional Khusus

1. Mahasiswa/i dapat mempraktikkan cara menggunakan peralatan


untuk mengulir pipa menggunakan snei tak lansung.
2. Mahasiswa/i dapat mengulirpipa menggunakan snei tak lansung
dengan ukuran yang telah ditentukan.
3. Mahasiswa/i dapat membersihkan bram menggunakan kikir
bulat maupun borring reamer dengan rapih.
3.2.2. Dasar Teori

Mengambungkan pipa dengan alat sambung diperlukan uliran


luar pada ujung pipa agar bisa masuk pada alat sambung pipa.
Alat yang digunakan yaitu snei. Snei terdiri dari dua jenis yaitu
snei langsung dan tak langsung. Perbedaannya hanya pada tahap
pelaksanaanya, snei langsung dilakukan satu kali balikan
sedangkan snei tak langsung dilakukan minimal tiga kali. Hasil
yang didapatkan dari snei tak langsunglebih halus daripada snei
langsung. Snei yang dipakai pada praktik adalah jenis snei tak
langsung. Penguliran yang baik adalah menyisakan 2 atau 3 buah
ulir jika dicoba pada sambungan jika hanya dikeraskan oleh
tangan,tetapi sisanya untuk dikeraskan dengan kunci sehingga
jika dikeraskan oleh kunci akan rapat sehingga tidak terlihat
ulirannya. Bagian uliran pada pipa merupakan bagian yang paling
lemah karena lapisan galvanis pada pipa sudah terkikis oleh snei
sehingga mudah berkarat.

3.2.3. AlatdanBahan

a. Alat

Nama alat Gambar Fungsi


Ragum pipa Untuk menjepit pipa
galvanis

Boring reamer Untuk membersihkan


bram pipa

Snei tak lansung Untuk mengulir pipa

Kuas Untuk membersihkan


serpihan-serpihan pipa

Oil can Untuk mempermudah


penguliran pada pipa

Spidol Untuk member tandapada


pipa

a. Bahan

Nama bahan Gambar Keterangan

Pipa galvanis ½ “

Pipa galvanis ¾ “
Pipa galvanis 1“

3.2.1. Langkah Kerja

1. Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan diatas meja


kerja.
2. Ukur panjang pipa sesuai dengan ketentuan
3. Tandai panjang pipa yang dibutuhkan dengan penggores
4. Jepit pipa galvanis dengan alat penjepit dengan posisi horizontal
5. Stel alat snei sesuai dengan ukuran diameter pipa yang akan
diulir, karena pipa yang akan diulir memiliki diameter berbeda
serta memiliki standar panjang uliran yang berbeda pula,
panjang uliran tiap diameter pipa untuk  1/2” panjang uliran
adalah 15mm, untuk pipa  3/4” panjang uliran adalah 17 mm
dan untuk pipa  1” panjang uliran adalah 20 mm. Di dalam
penyetelan alat snei, lubang pisau ulir diset saling menjauhi
satusama lain sampai menyentuh pinggir mur pengunci pisau
pada alat snei, kemudian mata pisau dikunci dengan kuat, dan
baut pendorong yang berada di pinggir pisau ulir dirapatkan
hingga menyentuh pinggir pisau.
6. Pasang alat snei di ujung pipa yang akan dibuat ulir dan kunci
dengan menggunakanpengunci yang berada di belakangalatsnei.
7. Mulailah
mengulirmenggunakanalatsneidengancaramenekanalatkepipagal
vanisdengankuat.Hentikantekananbilaposisisneisudahkuatmelek
at di pipa.
8. Ke dua buah pengunci arah gerakkan snei diputar 180º,
kemudian steak yang berada pada alat snei digerakkan secara
vertiakal dari bawah ke atas berlawanan arah jarum jam hal ini
untuk membuang hasil penyenaian yangbaik, teruskan sehingga
mata pisau snay berada di awal uliran kembali.
9. Kedua baut pendorong pisau yang berada di pinggir alat snei
diputar sejauh ½ lingkaran dengan arah putaran yang berbeda
satu dengan yang lainnya.

Catatan : putaran baut-baut tersebut membuat ke dua mata pisau


saling mendekati satu sama lain. Kemudian lakukan proses
penguliran untukmendapatkan hasil uliran yang baik dan bagus.

10. Ceklah hasil uliran dengan alat sambung seperti pada point no.5-
8, dan proses tersebut diharapkan dapat dilakukan dalam tiga
sampai empat tahap dimaksudkan agar
ulirandapatmasukkedalam alatsambung. Hasil yang
baikadalahsaatuliranpadapipadenganalat sambung pipa
menyisakan 2-3
ulirhalinidimaksudkanuntukmenghindarikebocoran.
11. Lakukan untuk diameter pipa yang lain hingga pekerjaan
penguliran selesai. Ukuranpanjang uliran pipa sebagai berikut:

Diameter pipa (inchi) Panjang uliran (mm)

½ 15
¾ 17
1 20

3.3.Memotong dan Mengulir Pipa dengan Mesin

3.3.1. Tujuan Instruksional Khusus

1. Mahasiswa/i dapat mempraktikkan cara menggunakan mesin


treading machine.
2. Mahasiswa/i dapat memotong pipa menggunakan mesin dengan
ukuran yang tepat.
3. Mahasiswa/i dapat mengulir pipa menggunakan mesin dengan
rapih dan ukuran yang tepat.
3.3.2. Dasar Teori

Treadingmachine merupakan mesin yang berfungsi untuk memotong

pipa, mengulir hingga membersihkan bram. Pelaksaan praktikum

menggunakan mesin ini harus disertai dengan penerapan K3 yang

tepat.

3.3.3. Alat dan Bahan

a. Alat

Nama alat Gambar Fungsi

Treading machine Untuk memotong dan


mengulir pipa

Kuas Untuk membersihkan


serpihan-serpihan pipa

Socket Untuk mengecek uliran


yang telah dibuat

Mistar Baja Untuk mengukur panjang


pipa yang akan dipotong
b. Bahan

Nama bahan Gambar Ketererangan

Pipa galvanis ½ “ Pipa galvanis akan


dipotong dengan ukuran 5
cm.

3.3.1. Langkah Kerja

12. Persiapkan bahan yakni pipa galvanis dengan  1/2”


13. Masukan pipa galvanis kedalam penjepit pipa hingga keluar ke
daerah penguliran. Panjang pipa yang keluar min. 15 cm,
karenajarakpengunciterhadapalatpengulir 15 cm.
14. Setelah pipa masuk dalam penjepit kemudian kencangkan
penjepit pipa bagian depan dan bagian belakang putar saling
berlawanan arah dengan kuat, sehingga pipa benar-benar terjepit
dengan kuat sehinggaketika di ulirpipatidakbergerak.
15. Lalu setel alat dengan pisau yang sesuai dengan diameter pipa
yang akan disnei. Cara penyetelan snei yakni dengan cara
membuka kunci yang berada di bagian atas sneiter lebih dahulu.
Selanjutnya, tentukan diameter ulir. Misalkan akan mengulir
pipa berukuran1/2”, makasetel diameter ulir sedikit melebihi
ukuran pipa (1-3 mm). Tujuannya, agar
mataulirtidakrusakapabilalangsungdipasang pas
denganukuranpipa. Buatpekerjaaninidalam 2-3 kali ulir.
Lalukuncikembalisnei.
16. Kemudian atur snei untuk bergerak maju (searahuliran), paskan
pipa pada pisau snei dan aturjarum pengukur pada mistar
pindahkan ke angka nol. Dan arahkan aliran oli pada pisau snei.
Setelah mesin dihidupkan injak pedal on/offuntuk menjalankan
mesin. Lalu ulirlah pipa hingga ukuran ulir ( pipa  1/2” adalah

1,5 cm ) dan untuk pipa  3/4” panjang uliran adalah 1,7 cm.
17. Setelah sampai pada ukuran ulir yang sesuai arahkan tombol
putaran berlawanan dengan putaran ulir, hal ini untuk memotong
buangan hasil penyenaian. Lalu injak pedal on/off kembali
hingga pisau snei berada pada ujung pipa.
18. Aturkembali diameter ulirpadasnei. Sekarangperkecil diameter
ulir, lalulakukantahap 5-6.
19. Lakukantahap 5-7 sampai diameter yang diinginkantercapai.
20. Ceklah hasil uliran dengan alat sambung pipa. Bila belum cocok
ulirlah kembali.
21. Bersihkan sisa-sisa serpihan yang menempel pada mesin dengan
menggunakan kuas.
22. Bila uliran telah cocok dengan alat sambung potonglah dengan
pipe cutter pada mesin dengan jarak potong 5 cm. Lalu arahkan
kembali tombol putaran dengan arah penguliran, dan pinjak
pedal on/off sambil pipe cutter diputar untuk menekan, namun
saat menekan jangan terlalu kuat karena akan merusak pisau
pemotong.
23. Setelah terpotong bersihkan serpihan dengan menggunakan
boaring reamer.

3.4. Instalasi Air

3.4.1. Tujuan Instruksional Khusus

1. Mahasiswa/i dapat merencanakan dan menggambarkan sistem


pemipaan untuk instalasi pipa.
2. Mahasiswa/i dapat merencanakan jenis pipa dan jenis
sambungan untuk instalasi pipa.
3. Mahasiswa/i dapat mempraktikkan pemasangan instalasi pipa
air bersih yang sederhana.
4. Mahasiswa/i dapat menghitung kebutuhan bahan yang
digunakan untuk instalasi pipa.

3.4.2. Dasar Teori

Instalasi saluran air bersih merupakan perencanaan


pembangunan alur air bersih dari sumber air melalui komponen
penyalur dan penyambungnya ke bak-bak penampungan air
maupun kran-kran yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan air
dalam kehidupan sehari-hari.

Instalasi pipa ada yang berupa instalasi tertutup dan terbuka.


Instalasi pipa pada gedung banyak macamnya dan dibedakan oleh
warna dari pipanya:

1. Instalasi pipa air kotor berwarna kuning,


2. Instalasi pipa air bersih berwarna biru,
3. Instalasi pipa hydrant dan splingker berwarnamerah,
4. Instalasi pipa air panas berwarna merah yang dibungkus
styrofoam(gabus) atau rubber wive.
Sistem instalasi air bersih ada yang menggunakan sistem
langsung, sistem tanki atap (menggunakan gaya gravitasi), dan
sistem tanki tekan.
Untuk mengukur penggunaan air digunakan meteran air yang
terdiri dari dua jenis yaitu:

1. Jenis positive meter yang digunakan untuk rumah tinggal


dengan sistem penyambungan ulir/drat.
2. Jenis inferential meter yang digunakan untuk pelaku industri
dengan sistem penyambungan flens.

Syarat pemasangan pipa, diantaranya:

1. Harus mampu mengalirkan debit yang diperlukan,


2. Mampu menerima gaya-gaya luar dan dalam,
3. Tahan lama.
Syarat pemilihan jenis pipa diantaranya ukuran sesuai dengan yang
diperlukan, ekonomis, praktis pemasangannya, dan mudah untuk
mendapatkannya.

3.4.3. Alat dan Bahan

a. Alat
Nama alat Gambar Jumlah

Tee 1” 1

Socket ½ ” 6

Socket ¾” 1

Tee ½ “ 1

Reducing socket ¾“-1” 4

Elbow ¾” 1
Elbow ½” 1

Keran 1

Double Nipple 1

Bushes 1

Bend 1

Barrel Union 1

Roll Meter 1
Pipe cutter 1

Mistar baja 1

Seal tape 4

Snei lansung 1

a. Bahan
Nama bahan Gambar Jumlah

Pipa galvanis ½ “ 8

Pipa galvanis ¾ “ 8

Pipa galvanis 1“ 8

3.4.4. Langkah Kerja

3. Berdoa sebelum melakukan praktik kerja.


4. Membaca/mempelajari gambar kerja yang direncanakan.
5. Menentukan jenis pipa yang dibutuhkan.
6. Menentukan panjang/jumlah pipa yang dibutuhkan.
7. Menentukan alat sambung yang dibutuhkan.
8. Mempersiapkan alat dan bahan.
9. Memotong pipa sesuai dengan kebutuhan/perhitungan yang
telah dilakukan
10. Langkah kerja pemotongan dengan menggunakan pipecutter:
Ukur Pipa sesuai yang telah ditentukan,
Jepit pipa dengan alat ragum sampai terasa kaku,
Letakan alat potong pada garis sesuai dengan jenis pipa
yang digunakan,
Putarlah alat potong (dengan berpegang pada tungkai)
hingga mata pisau mengenai tanda garis pada pipa,
Putar alat pemotong,
Lakukan berkali-kali hingga pipa terpotong oleh mata pisau.
11. Periksalah bagian ujung pipa karena bagian ujung pipa harus
rata.
12. Lakukan penguliran
Langkah kerja penguliran:
Tentukan panjang ulir,
Tiruskan ujung pipa,
Stel T dies/mata ulir/snef yang cocok,
Jepit pipa dengan kuat atau kaku,
Lakukan penguliran secara bertahap sambil diberi atau
ditetesi oli sampai batas uliran. Oli berfungsi sebagai
pendingin gesekan antara pipa logam dengan mesin,
Bersihkan bagian dalam pipa menggunakan borring reamer.
13. Bagian pipa yang berulir diberi menie besi
14. Bagian pipa yang akan disambung diberi atau dililit dengan
sealtape searah jarum jam, kemudian dilaburi lagi dengan menie
besi
15. Masukkan atau pasangkan alat sambung yang diperlukan , mula-
mula putar dengan tangan kemudian kencangkan dengan kunci
pipa sampai semua ulir masuk pada alat sambung
GAMBAR 3 DIMENSI
BAB IV

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dalam kunjungan plambing,banyak manfaat yang dapat kita


ambil. Salah satunya mahasiswa dituntut untuk mengenal dan mengerti
hal- hal yang berkaitan dengan pekerjaan plambing. Dalam kunjungan
plambing ini mahasiswa di beri pengetahuan dan dasar-dasar sitem
plambing pada gedunggbaik dan benar. Selain itu juga perencanaan dan
pemasangan pada setiap pekerjaannya membutuhkan ketelitian dan
kesabaran yang tinggi untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
Mahasiswa juga harus selalu memperhatikan keselamatan kerja. Pada saat
pemasangan instalasi pipa air , harus dilakukan dengan hati- hati agar
mendapatkan hasil yang diharapkan.

5.2. Saran
 Dalam bekerja harus mengutamakan K-3.
 Mengikuti instruksi yang telah diberikan.
 Bekerja dengan tekun dan memanfaatkan waktu seefisien mungkin.
 Menggunakan alat- alat dan bahan sesuai dengan fungsinya.
 Dalam proses pekerjaan harus rapi dan teliti.

Anda mungkin juga menyukai