Anda di halaman 1dari 15

SAINS BANGUNAN DAN UTILITAS 1

SISTEM PLUMBING DAN PEMBUANGAN SAMPAH

Oleh :
Komang Adi Kusuma Putra (2005521093)
Ida Bagus Raditya Manuaba (2005521099)
Kadek Ananda Laksamana (2005521103)

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa Tuhan Yang Maha Esa
karna berkat karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Sistem Plumbing Dan Pembuangan Sampah” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Dr. I
Nyoman Susanta, ST., M.Erg pada mata kuliah Sains Bangunan Dan Utilitas 1. Selain
itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang sistem plambing
dan pembuangan sampah bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. I Nyoman Susanta, ST.,
M.Erg yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Hormat kami

Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Sistem plambing adalah suatu sistem seni teknologi pemipaan dan peralatan untuk
menyediakan air bersih ke suatu tempat, baik dalam hal kuantitas, kualitas maupun
kontinuitas yang sesuai dengan syarat dan penyaluran air buangan dari tempat-tempat tertentu
dengan tidak menyemari bagian terpenting lainnya, untuk mencapai kondisi yang higenis dan
kenyaman serta kepuasan yang diinginkan. Sistem plumbing ini merupakan bagian yang tidak
dapat di pisahkan dari sebuah bangunan , oleh karena itu perencanaan sistem plambing harus
di lakukan bersamaan dan sesuai dengan tahapan-tahapan perencanaan Gedung itu sendiri
Perancangan sistem plambing bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan pengalaman
yang cukup untuk merencanakan suatu sistem yang baik. Saat ini, sistem plambing memberi
andil yang cukup penting dalam menjaga kesehatan lingkungan baik gedung itu sendiri
maupun lingkungan sekitar. Karena gedung merupakan tempat untuk bekerja dan bermukim,
gedung dan lingkungannya harus dirancang dan dilihat sebagai satu kesatuan yang dapat
memberikan kenyamanan dan dirawat dengan baik. Kesalahan dalam perancangan,
pemasangan ataupun perawatan dari peralatan plambing dapat membahayakan jiwa manusia.
Kenyataannya banyak kecelakaan yang fatal telah terjadi dan banyak yang terkena penyakit
akibat kesalahan perancangan dan pemasang instalasi plambing. Oleh karena itu sistem
plambing ini merupakan suatu fokus yang perlu di perhatikan dengan baik dalam merancang
sebuah bangunan. Perencanaan sistem plambing dalam suatu gedung, guna memenuhi
kebutuhan air bersih sesuai jumlah penghuni dan penyaluran air kotor secara efesiendan
efektif (drainase), sehingga tidak terjadi kerancuan dan pencemaran yang senantiasa terjadi
ketika saluran mengalami gangguan, pada perancangan ini juga sistem plambing ini
diperlukan untuk sistem distribusi air bersih yang sesuai dengan jenis buangan sehingga
tekanan dan debit pengaliran air bersih pada masing-masing lantai atau area dapat terpenuhi
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana merancang sistem plambing instalasi penyediaan air bersih dan air panas
pada pembangunan sebuah bangunan ?.
2. Bagimana cara kerja sistem pembuangan air kotor dan sistem sampah pada sebuah
bangunan ?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagimana cara Bagaimana merancang sistem plambing instalasi
penyediaan air bersih dan air panas pada pembangunan sebuah bangunan
2. Untuk mengetahaui cara Bagimana cara kerja sistem pembuangan air kotor dan sistem
sampah pada sebuah bangunan
BAB II
PEMABAHASAN

2.1. Pengertian Sistem Plambing


Sistem Plumbing adalah salah satu sistem utilitas bangunan yang berkaitan dengan
teknologi pemasangan pipa dan perlengkapannya untuk menyediakan air bersih dengan
tekanan yang cukup dan disalurkan ke tempat yang diinginkan, serta menyediakan system
pembuangan limbah tanpa mencemari lingkungan sekitar untuk menciptakan kondisi higienis
dan nyaman yang diinginkan. secara istilah plumbing adalah segala bentuk pekerjaan yang
berkaitan dengan proses pemasangan, perawatan, serta pemeliharaan terhadap instalasi
saluran air baik itu di rumah ataupun di gedung.
2.2. Jenis Sistem Plambing Penyediaan Air Bersih
Pada jenis penggunaan sistem plambing sangat tergantung pada kebutuhan dari
bangunan yang bersangkutan. Dalam hal ini, perencanaan dan perancangan sistem
plambing dibatasi pada pendistribusian dan penyediaan air bersih. Adapun fungsi dari
instalasi plambing adalah:
1. Menyediakan air bersih ke tempat-tempat yang dikehendaki dengan tekanan dan
jumlah aliran yang cukup.
2. Membuang air buangan dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemarkan bagian
penting lainnya.
Sistem penyediaan air bersih diperlukan untuk mengalirkan air bersih menuju tempat
yang memerlukan. Dalam perancangan sistem air bersih harus diperhatikan mengenai sistem
yang akan digunakan.
pada umumnya terbagi dalam beberapa jenis seperti:
1. sistem sambungan langsung.
Sistem ini tergolong sangat praktis, karena hanya perlu menyambungkan langsung
saluran pipa utama dari pusat dengan saluran pipa distribusi yang ada dalam rumah
atau gedung.
2. sistem tangki atap.
Sistem ini tentu sudah familiar di kalangan masyarakat, khususnya mereka yang
memiliki rumah tingkat. Untuk menyalurkan air ke seluruh bagian rumah, hanya
dibutuhkan tangki penampung yang menampung air langsung dari saluran pipa utama.
Air dalam tangki ini selanjutnya ditekan menggunakan pompa sehingga naik ke tangki
air yang ada di atas. Air yang sudah mengisi tangki atas, akan mengalirkan air ke
seluruh saluran air yang ada dalam rumah dengan tekanan gaya gravitasi.
3. sistem tangki tekan.
Walaupun sama-sama menggunakan tangki, namun sistem ini tergolong lebih praktis
karena hanya menggunakan satu tangki saja, yakni tangki bawah. Tangki bawah yang
sudah menampung air dari pipa utama selanjutnya akan ditekan dengan pompa ke
seluruh saluran air di rumah.
4. Sistem Bosster Pump
Sistem ini sangat asing di masyarakat karena penggunaannya memang dilarang oleh
pemasok air. Cara kerjanya dengan menyambungkan langsung pipa utama dengan
pompa air. Dari sambungan ini akan menghasilkan output berupa air yang langsung
mengalir pada saluran air di rumah dan gedung.
2.3. Laju Aliran
Pada perancangan sistem pnyediaan air untuk suatu bangunan, kapasitas peralatan dan
ukuran pipa-pipa didasarkan pada jumlah dan laju aliran air yang harus disediakan kepada
bangunan tersebut. Jumlah dan laju aliran air tersebut seharusnya diperoleh dari penelitian
keadaan sesungguhnya. Penentuan laju aliran dapat ditentukan sebagai berikut
1. Penentuan laju lairan berdasarkan pemakai
Apabila jumlah penghuni diketahui, atau diteteapkan untuk suatu gedung maka angka
tersebut dipaka untuk menghitung pemakaian air rata-rata sehari berdasarkan regulasi
dan standar mengenai kebutuhan air per orang per hari untuk sifat penghuni gedung
tersebut. Bila jumlah penghuni tidak diketahu, biasanya ditaksir berdasarkan luas
lantai dan menentapkan padatan hunian per lantai. Luas lantai gedung yang
dimaksudkan merupakan luas lantai efektif, yang berkisar antara 55 sampai 80 persen
dari luas seluruhnya.
2. Berdasarkan unit beban alat plambing
Pada metode ini untuk setiap alat plambing ditetapkan suatu unit beban (fixture unit).
Untuk setiap bagian pipa dijumlahkan unit beban dari semua alat plambing yang
dilayaninya, dan kemudian dicari besarnya laju aliran air dengan kurva (Gambar 1).
Kurva ini memberikan hubungan antara jumlah unit beban alat plambing dengan laju
aliran air, dengan memasukkan faktor kemungkinan penggunaan serempak dari alat-
alat plambing.
2.4. Sistem Penyediaan Air Panas

Sistem Penyediaan Air Panas


Sistem penyediaan air panas adalah instalasi yang menyediakan air panas dengan
menggunakan sumber air bersih, dipanaskan dengan berbagai cara, baik langsung dari alat
pemanas ataupun melalui sistem perpipaan. Seperti halnya untuk air bersih, peralatan air
panas juga harus memenuhi syarat sanitasi.
Sistem penyediaan air panas :
a. Instalasi lokal
Pemanas air dipasang dekat dengan alat plambing (plumbing fixture) yang
membutuhkan air panas. Pemanasan dapat digunakan bahan gas, listrik, ataupun
uap sebagai sumber kalor tergantung dari alat pemanasnya. Sistem ini terdapat
beberpa keuntungan antara lain : cepat mendapat air panas, kehilangan kalor pada
instalasi kecil , perawatan dan pemasangan instalasinya sederhana, dan nilai
investasi cukup rendah. Sistem ini umumnya digunakan untuk rumah/bangunan
yang kecil-kecil Instalasi sistem lokal dapat dikelompokan menjadi 3 kelompok
yaitu :
1. Pemanasan sesaat (instantanius), Dengan sistem ini air panas segera
didapatkan karena air pada pipa-pipa pemanas langsung dipasi dengan listrik
ataupun gas sehingga dapat dialirkan ke alat plambing.
2. Pemanasan simpan (storage), Sistem ini dapat dilakukan dengan menyimpan
air pada tangki dan dipanaskan dengan listrik, gas ataupun dengan
mencampurkan uap panas. umumnya tangki-tangki yang digunakan
mempunyai volume berkisar 100 liter.
3. Pencampuran uap panas dengan air, Pencampuran uap panas pada air dingin
sehingga mendapatkan air panas yang siap untuk dialirkan ke alat plambing. b.
Instalasi sentral Pemanas air sentral ini caranya adalah sebagai berikut : air
dipanaskan dalam pipa-pipa di suatu tempat pembangkit dan dialirkan ke alat-
alat plambing. Sumber kalor biasanya menggunakan minyak, jika digunkan
listrik harganya terlalu mahal. Investasi untuk pemanas air secara sentral
cukup mahal, maka hanya digunakan pada gedung-gedung yang besar seperti
hotel, pabrik, komplek perumahan.
b. Instalasi sentral
Pemanas air sentral ini caranya adalah sebagai berikut : air dipanaskan dalam
pipa-pipa di suatu tempat pembangkit dan dialirkan ke alat-alat plambing. Sumber
kalor biasanya menggunakan minyak, jika digunkan listrik harganya terlalu
mahal. Investasi untuk pemanas air secara sentral cukup mahal, maka hanya
digunakan pada gedung-gedung yang besar seperti hotel, pabrik, komplek
perumahan.
Sistem pemanasan air
a. Cara pemanasan langsung
1) Ketel pemanas air ( storage hot water boiler ) Proses pemanasan karena
konveksi, akan memberikan efisiensi yang tinggi namun mempunyai kelemahan
yaitu :
a. Jika air panas digunakan maka air dingin masuk ke ketel sehingga dinding
ketel akan mengalami perubahan yang mendadak dan akan memperpendek
umur ketel,
b. Kualitas air dingin yang kurang baik seperti adanya zat kapur maka akan
menimbulkan kerak pada ketel
c. Tekanan dinding ketel harus mempunyai tekanan yang lebih tinggi dari
tekanan kerja.
2) Kombinasi ketel pemanas dengan tangki penyimpan Pemanasan secara ini
prosesnya sebagai berikut : air panas keluar dari ketel dimasukan ke tangki
penyimpanan sebelum didistribusi ke alat plambing.
b. Cara pemanasan tidak langsung
Pemanasan air secara tidak langsung adalah seperti berikut : uap air, air
panas/air sangat panas hasil pemanasan dari ketel dialirkan ke dalam jaringan pipa di
dalam tangki penyimpanan air panas dan selanjutnya dialirkan kembali ke ketel. Cara
ini mempnunyai efisiensi sangat rendah bila dibandingkan dengan cara langsung.

2.5. Klasifikasi Sistem Pembuangan Air Kotor


1. Sistem pembuangan air kotor
Sistem pembuangan air kotor adalah sistem pembuangan untuk air buangan yang
berasal dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan yang mengandung kotoran manusia
dari alat plambing lainnya (black water).
2. Sistem pembuangan air hujan
Sistem pembuangan air hujan. Sistem pembuangan air hujan harus merupakan sistem
terpisah dari sistem pembuangan air kotor maupun air bekas, karena bila di
campurkan sering terjadi penyumbatan pada saluran dan air hujan akan mengalir balik
masuk ke alat plambing yang terendah.
3. Sistem pembuangan air buangan
Sistem pembuangan air bekas adalah sistem pembuangan untuk air buangan yang
berasal dari bathtub, wastafel, sink dapur dan lainnya (grey water).  Untuk suatu
daerah yang tidak tersedia riol umum yang dapat menampung air bekas, maka dapat
di gabungkan ke instalasi air kotor terlebih dahulu
4. Sistem pembuangan air buangan khusus
Sistem air buangan khusus adalah sistem pembuangan air yang mengandung gas,
racun, lemak, limbah pabrik, limbah rumah sakit, pemotongan hewan dan lainnya
yang bersifat khusus.
Bersadarkan dengan klasifikasi alirannya air kotor dengan sistem grafitasi. Hal ini
menyebabkan air buangan dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah secara
grafitasi ke saluran umum yang letaknya lebih rendah, kemudian dengan sistem bertekenan
sistem ini merupakan sistem yang menggunakan alat pompa karena saluran umum yang
letaknya lebih tinggi dari letak alat plambing, sehingga air buangan di kumpukan terlebih
dahulu dalam suatu bak penampungan, kemudian di pompakan keluar. Sistem ini tergelong
sistem yang mahal dan biasanya digunakan pada Gedung Gedung besar yang mempunyai
lantai yang banyak atau bangunan tinggi

Sistem Pembuangan Grafitasi


Sistem pembuangan bertekanan

2.6. Pengertian sampah


Pengertian sampah berdasarkan kamus lingkungan yang terbit pada tahun 1994 yaitu
bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk digunakan secara biasa atau
khusus dalam produksi/ pemakaian, barang ruask atau cacat selama manufaktur, atau materi
berlebihan atau buangan. Sementara bedasarkan istilah lingkungan untuk menejemen, ecolink
1996, sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas
manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis. Dalam undang undang
No.18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari- hari
manusia dan/ atau proses alam yang berbentuk padat. Sampah spesifik adalah sampah yang
karena sifat, konsentrasi, dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus.
2.7. Jenis – jenis sampah dan pengelolaan sampah
Sampah dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut :
1. Garbage : merupakan sampah yang dapat membusuk seperti sisa makanann dan
minuman.
2. Rubbish : merupakan sampah kering seperti kertas, plastik, dan kaleng.
3. Dust : merupakan sampah yang ukurannya kecil debu seperti serat kain, atau serat
benang.
2.10. Sampah berdasarkan bentuknya
1. Sampah padat
Sampah pdat merupakan segala bahan buangan selain kotoran manusia, urin dan
sampah cair. Sampah padat dapat berupa sampah rumah tangga, missalnya sampah dapur,
sampah kebun, plastik, metal, gelas, dll. Menurut bahannya sampah ini dapat
dikelompokan menjadi sampah organik dan sampah anorganik
2. Sampah cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah dipakai dan tidak diperlukan lagi
kemudian dibuang ke tempat permbuangan sampah. Sampah cair ini terbagi menjadi dua
jenis, yatu sebagai berikut.
1. Limbah hitam : sampah cair yang dihasilkan dari toilet, Sampah ini mengandung
patogen yang berbahaya.
2. Limbah rumah tangga : sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi,
dan tempat cucian. Sampah ini mengandung patogen.

2.11. Sampah Berdasarkan Asalnya


1. Sampah Rumah Tangga
2. Sampah Komersial
3. Sampah Bangunan
4. Sampah Fasilitas Umum

2.12. Macam-Macam Perencanaan Tempat Pembuangan Sampah Dalam Bangunan


1. Sistem Pembuangan Sampah Dalam Bangunan Rumah Tinggal
2. Sistem Pembuangan Sampah Dalam Bangunan Berlantai Banyak

2.13. Metode Pengolahan Sampah


1. Metode yang menitikberatkan penggunaan bahan
1. Pemilahan : Metode ini berujuan untuk memisahkan sampah berdasarkan
komposisinya agar idak menjadi satu.
2. Daur ulang : Daur ulang atau recycling adalah mengembalikan suatu sisa barang
dari proses produksi ke dalam siklus produksi.
3. Pengomposan : Proses mengolah sampah organik menjadi kompos yang berguna
untuk memperbaiki kesuburan tanah.
4. Pryolsis untuk menghasikan sintesis : Pryolisis adalah suatu cara menghancurkan
bahan padat atau cair tanpa menggunakan gas. Padatan akan terurai menjadi
ragmen-fragmen yang lebih kedl. Pryolisis dapat mengubah sekitar 50% padatan
menjadi caran yang 95% beratnya adalah senyawa aromatik.
2.14. Metode yang menitikberatkan pada perolehan energi
1. Pryolisis
Selain menghasilkan cairan, 50% dari padatan juga menghasikan gas (yang sebagian besar
campuran melhan, ethan dan prophan). Gas yang dihasilkan bukan energi yang bisa
disimpan, melainkan sebagai panas yang harus digunakan lagi atau dikonversikan menjadi
energi lain. >
2. Incinerator
Pembakaran sampah (incineration) bertujuan untuk mereduksi volume buangan padat.
Teknologi ini dapat mengurangi volume sampah hingga 97% dan bobot hingga 70%. Panas
hasil pembakaran dipakai untuk menghasikan energi. >
3. Sampah sebagai bahan bakar
Bahan bakar dari metode ini diperoleh fraksi organik sampah. Fraksi organic tersebut
selanjutnya dipress hingga menyerupai bahan bakar batu bara. Jumlah kandungan panas
bahan ini memang hanya setengahnya dari batu bara, namun memiliki kandungan debu lebih

2.15. Sistem Pengomposan


1. Proses Pengomposan : Pemisahan bahan, Bentuk bahan, Nutrien, Kadar air
2. Bahan Baku Kompos Sampah : Kadar air, Perbandingan karbon dan zat lemas
3. Tempat Pengomposan
4. Penggunaan Effecive Microorganisms 4 (EM4) Dalam Pengomposan

2.16. Kriteria penentuan lokasi pembuangan sampah


Adapun ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi untuk menentukan lokasi TPA ialah
sebagai berikut (SNI nomor 03-3241-1994 );
1. Ketentuan Umum:
Pemilihan lokasi TPA sampah harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. TPA sampah tidak boleh berlokasi di danau, sungai, dan laut.
b. Penentuan lokasi TPA disusun berdasarkan 3 tahapan yaitu ; .
1. Tahap regional yang merupakan tahapan untuk menghasilkan peta yang
berisi daerah atau tempat dalam wilayah tersebut yang terbagi menjadi
beberapa zona kelayakan.
2. Tahap penyisih yang menupakan tahapan untuk menghasilkan satu atau
dua lokasi terbaik diantara beberapa lokasi yang dipilih dari zona-zona
kelayakan pada tahap regional.
3. Tahap penetapan yang merupakan tahap penentuan lokasi terpilih oleh
instansi yang berwenang.
2. Kriteria
Kriteria pemilihan lokasi TPA sampah dibagi menjadi tiga bagian :
a. Kriteria regional, yaitu kriteria yang digunakan untuk menentukan zona
layak atau tidak layak sebagai berikut:
1. Kondisi geologi
2. Kondisi hidrogeologi
3. Kemiringan zona harus kurang dari 20%,
4. Jarak dari lapangan terbang harus lebih besar dari 3.000 meter untuk
penerbangan turbojet dan harus lebih besar dari 1.500 meter untuk jenis
lain.
5. Tidak boleh pada daerah lindung / cagar alam dan daerah banjir dengan
periode ulang 25 tahun
b. Kriteria penyisih, yaitu krteria yang digunakan untuk memilih lokasi
terbaik yaitu terdiri dari kriteria regional ditambah dengan kriteria berikut :
1. Iklim
2. Udlitas
3. Lingkungan biologis
4. Kondisi tanah
5. Demografi : kepadatan penduduk lebih rendah dinilai makin baik
6. Batas administrasi : dalam batas administrasi dinilai makin baik
7. Kebisingan : semakin banyak zona penyangga dinilai semakin baik
8. Bau : semakin banyak zona penyangga dinilai semakin baik
9. Estetika : semakin tidak terlihat dari luar dinilai makin baik
10. Ekonomi : semakin kecil biaya satuan pengelolaan sampah (per m3 /
ton) dinilai semakin baik.
c. Kriteria penetapan, yaitu kriteria yang digunakan oleh instansi yang
berwnang untuk menyetujui dan menetapkan lokasi terpilih sesuai dengan
kebijaksanaan instansi yang berwenang setempat dan ketentuan yang
berlaku.

2.17. Macam-Macam Sistem Pengolahan Sampah di TPA


1. Incineration ( Insinerasi / Pengabuan )
Proses pengolahan sistem ini adalah sampah dibakar, kemudian sisa
pembakarannya ditimbun pada suatu tempat atau lokasi yang telah ditentukan
olch Pemda (pemerintah daerah)
Kelemahan pada sistem ini adalah membutuhkan energy untuk
pembakaran,menghasilkan polusi udara sehingga tidak ramah bagi lingkungan,
serta tetap membutuhkan lokasi untuk penimbunan.
Insinerator merupakan sebuah tempat untuk pembakaran sampah. Incinerator
modem memiliki fasilitas mitigasi polusi seperti pembersihan gas. Terdapat
beberapa tipe incinerator, yaitu piringan bergerak, piringan tidak bergerak,
rotary kiln, dan fluidisedbed.
2. Sanitary Landfll
Sanitary land fill dalah proses pengolahan sampah dimulai dari penimbunan di
suatu lokasi yang telah ditentukan oleh Pemda, lalu dilakukan pemadatan
sebelum limbah tersebut ditutup setiap hari dengan tanah penutup. Kelemahan
sistem ini adalah polusi udara dan pencemaran lingkungan dari mikroorganisme
atau racun-racun kimia yang dapat menugikan karena diserap oleh tanah,
sehingga dapat meracuni ekosistem dalam tanah.
Beberapa faktor yang harus dipertimbangakan dalam pemilihan lokasi
penimbunan agar dapat meminimumkan dampak buruk bagi kesehatan manusia
dan lingkungan, antara lain:
1. Hidrogeologi, ilmu yang meliputi air tanah dana air permukaan,
2. Geologi lingkungan,jilmu yang meliputi batuan dasar dan bencana
alam,
3. Topografi,kajian atau penguraian yang meliputi iklim dan curah hujan,
4. Pengaruh terhadap lingkungan sekitar, dan
5. Keselamatan operasi.
Dari pertimbangan di atas, ada tiga kategori lahan urug yaitu :
1. Kategori I ( secured landfilldouble liner)
2. Kategori II (secured landfill single liner)
3. Kategori II ( andfill lay lier )
Sumur vadose terletak pada zona tak jenuh. Hal ini dimaksudkan untuk
memantau emisi gas yang tidak dapat terurai. Proses anaerobic adalah satu-
satunya yang terjadi setelah sanitary landfll ditutup. Hal ini dapat membuat
pembusukan organic menjadi sangat lambat karena tidak adanya oksigen atau
uap air untuk mendukung proses dekomposisi.
3. Waste Recycling (Daur Ulang )
Pada sistem waste recycling, prosesnya melibatkan khayalak ramai karena
sampah harus dipisahkan sesuai jenisnya. Pemisahan dimulai dari lingkungn
rumah masing-masing berupa sampah garbage dan sampah rubbish, Kemudian
sampah diangkut ke pabrik daur ulang. Daur ulang merupakan proses
pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk dipakai
kembali. Ada dua cara daur ulang, yaitu mengambil bahan sampah untuk
diproses kembali dan mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar untuk
digunakan sebagai pembangkit listrik.
Ada beberapa macam metode baru daur ulang, yaitu:
a. pengolahan kembali secara fisik,
b. pengolahan biologis ( pengomposan),
c. pemulihan energi ( waste to energy ), dan WASTE
d. pengolahan kembali secara fisik.
BAB III
SARAN DAN PENUTUP
3.1. kesimpulan
Sistem plambing air bersih, sistem penyediaan air panas, pembuangan air kotor, dan
sistem sampah merupakan sebuah hal penting yang harus di perhatikan dalam melakukan
perancangan suatu bangunan, karena seluruh aktifitas yang ada di dalamnya harus di tunjang
dengan baik, sehingga sistem plambing ini harus dirancang dengan sebaik mungkin agar
tidak terjadi masalah serius kedepannya, ada banyak hal yang harus benar benar di perhatikan
saat pelakukan perancangan sistem penyediaan air bersih, panas, sistem pembuangan air
kotor agar seluruh sistem ini terorganisis dengan baik dan menciptakan suatu keselarasan,
karna pada dasarnya sistem plambing tidak dapat lepas pada perencanaan suatu bangunan
DAFTAR PUSTAKA

Eric, Yosua, 2021, “Pengertian Sistem Plumbing: Jenis Dan Penggunaannya Pada Gedung”,
Stella Maris College
Ilmutekniksipil.com, “Klasifikasi Sistem Pembuangan Air Kotor”,
https://www.ilmutekniksipil.com/utilitas-gedung/klasifikasi-sistem-pembuangan-air-
kotor, diakses pada tanggal 13 September 2021
Suhardiyanto, 2016, “Perancangan Sistem Plambing Instalasi Air Bersih Dan Air Buangan
Pada Pembangunan Gedung Perkantoran Bertingkat Tujuh Lantai”
Supriatna, Nandan,
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND.TEKNIK_SIPIL/196012241991011-
NANDAN_SUPRIATNA/Materi_Kuliah_Plambing/
melaksankan_pemasangan_instalasi_air_panas.pdf, diakses pada 13 September 2021

Anda mungkin juga menyukai