Anda di halaman 1dari 17

TUGAS BESAR

PLUMBING INSTRUMENT DAN PERENCANAAN INSTLASI

“Laporan Perencanaan dan perancangan sistem plambing pada

Gedung Asrama 4 Lantai”

Disusun Oleh :

Nama : Muhammad Rifa`i

NIM : 331710035

Kelas : TL.17.D.1

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI

PELITA BANGSA

2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-
Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini saya susun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Plumbing Instrumental dan Perencanaan Instalasi yaitu membuat
“Perencanaan dan perancangan sistem plambing pada Gedung Asrama 4 Lantai” Rasa
terimakasih saya ucapkan kepada Bapak Isyulianto S.T., M.T. selaku dosen mata kuliah
Plumbing Instrumental dan Perencanaan Instalasi yang telah membimbing dan memberikan
materi pembelajaran sehingga tugas ini dapat terselesaikan.

Demikian tugas ini saya susun untuk dapat memenuhi tugas mata kuliah Plumbing Instrumental
dan Perencanaan Instalasi dan penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya
bagi diri saya pribadi dan umumnya untuk khalayak ramai. Tak ada gading yang tak retak,
begitulah adanya makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan perlu banyak pengalaman untuk dapat lebih mengerti sistem plambing. Kritik dan
saran yang membangun sangat saya harapkan guna meningkatkan kualitas penulisan pada waktu
mendatang.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gedung Asrama merupakan bangunan yang memiliki 4 lantai di desain sebagai tempat
tingal yang dibangun dengan luas 2000m2. Dengan luas bangunan 1000 m2 setiap lantai
memiliki 18 kamar dengan penguin 1 orang perkamar, dan memili lobby di setiap lantai,
dengan taman dan parkiran di daerah luar bangunan. Gedung asrama di huni oleh 72 orang
dengan masing-masing penghuni rata-rata menggunakan air ±120 liter/orang/hari.

System plambing merupakan bagian dari suatu bangunan baik dalam kapasitas
bangunan rumah tempat tinggal maupun gedung-gedung besar yang sangat penting dan tidak
dapat dikesampingkan, karena system ini menyangkut masalah penyediaan air bersih,
pembuangan air kotor, drainase air hujan dan lain sebagainya. Dengan penggunaan air di Gedung
asrama yang cukup banyak maka diperlukan rancangan plumbing sesuai perencanaan kantor
tersebut untuk penyediaan air bersih sesuai kualitas, kuantitas serta kontinuitas. Termasuk
penyaluran air bekas pakai atau air kotor agar tidak mencemari bagian-bagian lain dari bangunan
dan lingkungan sekitarnya.

Untuk pembahasan di dalam laporan ini sendiri penulis hanya akan menjelaskan
mengenai system penyediaan air bersih dan system penyediaan air kotor. Sementyara untuk
system drainase air hujan akan dibahas lebih lanjut dikemudian hari.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai salah satu pemenuhan
tugas mata kuliah “Plumbing Instrumental dan Perencanaan Instalasi” program studi Teknik
Lingkungan, serta meningkatkan pengetahuan, mengetahui prinsip-prinsip plumbing dan
isometri dan dapat mengaplikasikan pentingnya keberadaan suatu sistem plumbing dan
isometri sebagai bagian dari utilitas bangunan yang tidak dapat dipisahkan.
1.3 Ruang Lingkup

Makalah ini membahas mengenai desain denah, instalasi air bersih, instalasi air
buangan dan air kotor, isometrik, penghitungan kebutuhan air bersih, kebutuhan pipa air bersih
dan pipa air kotor, diameter pipa, penentuan pompa dan rencana anggaran biaya.

1.4 Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan. Bab ini berisi mengenai :

- Latar belakang yang mendasari makalah ini dibuat.


- Maksud dan tujuan makalah dan manfaatnya yang diharapkan dari pembuatan makalah ini.
- Batasan masalah membahas desain denah bangunan, perencanaan, instalasi air bersih, instalasi
air kotor dan rencana anggaran biaya.
- Sistematika makalah.

BAB II Landasan Teori. Bab ini berisi mengenai teori-teori yang mendasari plumbing dan
isometri Gedung asrama.

BAB III Analisa dan Perhitungan. Bab ini berisi mengenai data – data dan pengitungan dari
perencanaan instalasi air bersih dan air kotor.
BAB IV Kesimpulan dan saran
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Air Bersih


Air bersih adalah air yang belum tercampur unsur pengotor atau unsur yang dapat
mencemari air yang dapat menurunkan kualitas serta fungsi air. Sumber air bersih bisa di dapat
dari sumur, PDAM ataupun pengolahan air mandiri. Air bersih digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari seperti untuk penyediaan air minum, memasak dan MCK.

2.2. Air Kotor


Air kotor/air limbah adalah semua cairan yang dibuang baik yang mengandung
kotoran manusia, hewan, bekas tumbhuan maupun sisa-sisa proses industry. Air buangan ada 4
golongan diantaranya :
a. Air kotor : air buangan yang berasal dari kloset, peturasan, bidet dan air buangan yang
mengandung kotoran manusia.
b. Air bekas : air buangan yang berasal dari alat-alat plumbing lainnya, seperti bak mandi, bak
cuci tangan, bak dapur dsb.
c. Air hujan : dari atap, halaman dsb.
d. Air buangan khusus : mengandung gas, racun, atau bahan-bahan berbahaya yang berasal dari
pabrik.

2.3. Sistem Instalasi Plumbing


Sistem plumbing adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari bangunan gedung,
oleh karena itu perencanaan sistem plambing haruslah dilakukan bersamaan dan sesuai dengan
tahapan-tahapan perencanaan gedung itu sendiri, dalam rangka penyediaan air bersih baik dari
kualitas dan kuantitas serta kontinuitas maupun penyaluran air bekas pakai atau air kotor dari
peralatan saniter ke tempat yang ditentukan agar tidak mencemari bagian-bagian lain dalam
gedung atau lingkungan sekitarnya.
Setiap usaha dan atau kegiatan pada dasarnya menimbulkan dampak terhadap
lingkungan hidup yang perlu dianalisis sejak awal perencanaannya, sehingga langkah
pengendalian dampak negatif dan pengembangan dampak positif dapat dipersiapkan sedini
mungkin. Dan berdasarkan hal tersebut telah ditetapkan peraturan pemerintah tentang Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).
Plambing adalah seni dan teknologi pemipaan dan peralatan untuk menyediakan air
bersih, baik dalam hal kualitas, kuantitas dan kontinuitas yang memenuhi syarat dan pembuang
air bekas atau air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari bagian penting lainnya
untuk mencapai kondisi higienis dan kenyamanan yang diinginkan.
Perencanaan sistem plambing dalam suatu gedung, guna memenuhi kebutuhan air bersih sesuai
jumlah penghuni dan penyaluran air kotor secara efektif dan efisien (drainase), sehingga tidak
terjadi kerancuan dan pencemaran yang senantiasa terjadi ketika saluran mengalami gangguan.
Perencanaan dan perancangan sistem plumbing dilakukan bersamaan dan sesuai
dengan tahapan-tahapan perencanaan dan perancangan gedung itu sendiri, dengan
memperhatikan secara seksama hubungannya dengan bagian konstruksi gedung serta dengan
peralatan lainnya yang ada dalam gedung tersebut (seperti pendingin udara, listrik).
Perencanaan dan perancangan dimulai dengan merencanakan konsep, rencana dasar, rencana
pendahuluan dan gambar-gambar pelaksanaan.
Sistem instalasi plumbing pada gedung/kantor umumnya terbagi atas tiga bagian utama yang
harus dipahami dan dirawat untuk mencapai tingkat kenyaman pengunjung ataupun
pegawainya:
1. Instalasi plumbing sistem air bersih
2. Instalasi plumbing sistem air kotor dan air bekas
3. Instalasi plumbing sistem venting (udara)
Di Indonesia, dasar hukum tentang plumbing yaitu Pedoman Plumbing Indonesia Edisi Tahun
1979, hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi terjadinya kesulitan bahkan kegagalan yang
terjadi dalam sistem plumbing.
Peraturan-peraturan yang mengatur sistem plumbing antara lain :
1. SNI 03-6481-2000 tentang Sistem Plumbing
2. SNI 03-7065-2005 tentang Tata Cara Perencanaan Sistem Plumbing
3. SNI 03-2398-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Tangki Septik dengan Sistem
Resapan.
4. SNI 03-1745-2000 tentang Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem Pipa Tegak
dan Slang untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung.
5. SNI 03-3989-2000 tentang Tata Cara Perencanaan danPemasangan Sistem Sprinkler
Otomatik untuk PencegahanBahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung.
6. SNI 03-1745-1989 tentang Tata Cara Pemasangan Sistem Hydrant untuk Pencegah
Bahaya Kebakaran pada Bangunan Wisma dan Gedung.
7. SNI 03-6382-2000 tentang Spesifikasi Hidran Kebakaran Tabung Basah Pedoman
Plumbing Indonesia yang dikeluarkan oleh Depatemen Pekerjaan Umum.
2.4. Fungsi dan Jenis Peralatan Plumbing
Fungsi peralatan plumbing adalah :
1. Untuk menyediakan air bersih ke tempat-tempat yang dikehendaki dengan tekanan
yang cukup.
2. Membuang air kotor dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemarkan hal penting
lainnya. Untuk menghitung besarnya kebutuhan air digunakan Tabel Unit Beban Alat
Plumbing Untuk Air Bersih.
Pada waktu air mengalir dalam pipa, akan timbul gesekan-gesekan antar air dengan dinding
pipa, hal ini mengakibatkan timbulnya kehilangan tekanan (head loss) pada waktu air mengalir
didalam pipa. Besarnya kehilangan tekan dalam pipa tergantung dari :
1. Kekasaran dinding pipa, makin kasar dinding pipa makin besar kehilangan tekanannya
2. Panjang pipa, makin panjang pipa, makin besar kehilangan tekanaanya.
3. Kecepatan air dalam pipa, makin cepat air mengalir dalam pipa makin bcsar
kehilangan tekanannya.
4. Banyaknya perlengkapan (assesories) pipa, makin banyak perlengkapan pipa makin
besar kehilangan tekanannya.
Tangki air biasa disebut juga reservoir, berfungsi sebagai tempat menyimpan air
bawah atau diatas tanah (ground reservoir), minum sementara. Tangki air bisa diletakan pada
atap bangunan atau bangunan yang tertinggi, dan pada menara air.
Dalam pemasangan tangki air diperlukan ruang bebas yang cukup sekeliling tangki untuk
pemeriksaan dan perawatan. seperti : disebelah atas. disebelah dinding, dan di bawah dasar
reservoir, agar supaya dapat dilakukan pemeriksaan dan perawatan dengan baik.. Ruang bebas
tersebut sekurang-kurangnya 45 cm, tetapi lebih baik dibuat sekitar 60 cm agar memudahkan
pengecetan dinding luar tangki. Pompa air dilihat dari jenisnya dapat dibedakan menjadi 2
(dua), yaitu pompa hisap dan pompa hisap-tekan. Pompa hisap hanya menaikan air dari level di
bawah pompa ke level sama dengan level pompa. Pompa hisap-tekan menaikan air dari level
dibawah pompa ke level diatas pompa. Agar pompa bisa berfungsi secara optimal (terutama
pada pompa centrifugal), maka udara tidak, boleh masuk kedalam pipa hisap.
BAB III

DATA DAN PERHITUNGAN

3.1. Deskripsi Bangunan


Bangunan Asrama ini memiliki luas bangunan 1000 m2 yang terdiri dari 4 lantai.

3.2. Data

Dalam perencanaan instalasi air bersih dan air kotor ini diperlukan beberapa data,
Adapun data yang diperlukan adalah :

1. Denah Instalasi Air Bersih


Gambar denah terlampir
2. Diagram Alir Instalasi Air Bersih
Gambar diagram terlampir
3. Isometric Instalasi Air Bersih
Gambar isometrik terlampir
4. Perhitungan kebutuhan air, UBAP, debit dan diameter pipa
Perhitungan terlampir

3.1. Perhitungan Kebutuhan Air

Untuk kebutuhan air yang digunakan dalam Gedung Kantor Bank Rakyat Mandiri
berdasarkan SNI-03-7065-2005-Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing. Dengan total
penggunaanya sebesar 22640 liter per hari.

3.2. Perhitungan Air Bersih


Untuk perhitungan Air bersih baik itu debit air dan diameter pipa air bersih dapat
dijelaskan sebagai berikut sesuai dengan table unit alat beban plambing dan perkiraan beban
kebutuhan air dengan berpedoman pada SNI-03-7065-2005-Tata Cara Perencanaan Sistem
Plambing.

Tabel 1. Kebutuhan Air Bersih dan Pembuangan Air Kotor


TABEL TOTAL KEBUTUHAN AIR BERSIH DAN AIR LIMBAH
GEDUNG ASRAMA

KEBUT
UHAN
AIR
La Pem Ju Sat Air
nt akai ml ua ko
Liter/
ai an ah n Air tor
Org/H Satuan
bersih (7
ari
0%
)
Peng Or 15
18 120 Loh 2160 keterangan :
huni g 12
1 Pel-
70 24 Luas lahan 100% adalah
pela m2 5 L/m2 3500
0 50 seluas 2000 m2
n
Peng Or 15 Luas lahan terbangun adalah 1000
18 120 Loh 2160
huni g 12 m2
2 Pel-
70 24 Luas lahan yang di bersihkan adalah
pela m2 5 L/m2 3500
0 50 seluas 70% yaitu sekitar 700m2
n
Peng Or 15
18 120 Loh 2160 Penghuni tiap lantai adalah 18 orang
huni g 12
3 Pel-
70 24
pela m2 5 L/m2 3500 Total kebutuhan air kotor adalah 70%
0 50
n dari total kebutuhan air bersih
Peng 15
18 org 120 Loh 2160
huni 12
4 Pel-
70 24
pela m2 5 L/m2 3500
0 50
n
15
Total kebutuhan air 22640 84
8
Sumber : Data Primer Penulis, 2019
Dari data diatas dapat di ketahui total kebutuhan Air Bersih untuk Gedung Asrama
secara keseluruhan adalah 22640 liter/hari dan Pembuangan Air Kotor untuk Gedung Asrama
secara keseluruhan adalah 15848 liter/hari.

3.3. Perhitungan UBAP, debit dan diameter pipa air bersih


Tabel 2. Laju Aliran Air Berdasarkan Unit Beban Alat Plambing

Tabel 3. Grafik Laju Aliran UBAP


3.4. Perhitungan Unit Beban Alat Plambing
Tabel 4. UBAP Gedung Asrama
Lantai Ruangan Titik Unit Beban Satuan UBAP Sub total Total L/menit Lantai Ruangan Titik Unit Beban Satuan UBAP Sub total Total L/menit
KM1.A Wastafle Unit 2 11 11 30 KM1.A Wastafle Unit 2 11 209 260
KM1 KM1.B kloset Unit 5 KM1 KM1.B kloset Unit 5
KM1.C Bak Mandi Unit 4 KM1.C Bak Mandi Unit 4
KM2.A Wastafle Unit 2 11 22 55 KM2.A Wastafle Unit 2 11 220 265
KM2 KM2.B kloset Unit 5 KM2 KM2.B kloset Unit 5
KM2.C Bak Mandi Unit 4 KM2.C Bak Mandi Unit 4
KM3.A Wastafle Unit 2 11 33 72 KM3.A Wastafle Unit 2 11 231 270
KM3 KM3.B kloset Unit 5 KM3 KM3.B kloset Unit 5
KM3.C Bak Mandi Unit 4 KM3.C Bak Mandi Unit 4
KM4.A Wastafle Unit 2 11 44 100 KM4.A Wastafle Unit 2 11 242 273
KM4 KM4.B kloset Unit 5 KM4 KM4.B kloset Unit 5
KM4.C Bak Mandi Unit 4 KM4.C Bak Mandi Unit 4
KM5.A Wastafle Unit 2 11 55 112 KM5.A Wastafle Unit 2 11 253 275
KM5 KM5.B kloset Unit 5 KM5 KM5.B kloset Unit 5
KM5.C Bak Mandi Unit 4 KM5.C Bak Mandi Unit 4
KM6.A Wastafle Unit 2 11 66 133 KM6.A Wastafle Unit 2 11 264 278
KM6 KM6.B kloset Unit 5 KM6 KM6.B kloset Unit 5
KM6.C Bak Mandi Unit 4 KM6.C Bak Mandi Unit 4
KM7.A Wastafle Unit 2 11 77 144 KM7.A Wastafle Unit 2 11 275 281
KM7 KM7.B kloset Unit 5 KM7 KM7.B kloset Unit 5
KM7.C Bak Mandi Unit 4 KM7.C Bak Mandi Unit 4
KM8.A Wastafle Unit 2 11 88 160 KM8.A Wastafle Unit 2 11 286 287
KM8 KM8.B kloset Unit 5 KM8 KM8.B kloset Unit 5
KM8.C Bak Mandi Unit 4 KM8.C Bak Mandi Unit 4
KM9.A Wastafle Unit 2 11 99 169 KM9.A Wastafle Unit 2 11 297 298
KM9 KM9.B kloset Unit 5 KM9 KM9.B kloset Unit 5
KM9.C Bak Mandi Unit 4 KM9.C Bak Mandi Unit 4
1 2
KM10.A Wastafle Unit 2 11 110 184 KM10.A Wastafle Unit 2 11 308 309
KM10 KM10.B kloset Unit 5 KM10 KM10.B kloset Unit 5
KM10.C Bak Mandi Unit 4 KM10.C Bak Mandi Unit 4
KM11.A Wastafle Unit 2 11 121 191 KM11.A Wastafle Unit 2 11 319 320
KM11 KM11.B kloset Unit 5 KM11 KM11.B kloset Unit 5
KM11.C Bak Mandi Unit 4 KM11.C Bak Mandi Unit 4
KM12.A Wastafle Unit 2 11 132 205 KM12.A Wastafle Unit 2 11 330 332
KM12 KM12.B kloset Unit 5 KM12 KM12.B kloset Unit 5
KM12.C Bak Mandi Unit 4 KM12.C Bak Mandi Unit 4
KM13.A Wastafle Unit 2 11 143 211 KM13.A Wastafle Unit 2 11 341 342
KM13 KM13.B kloset Unit 5 KM13 KM13.B kloset Unit 5
KM13.C Bak Mandi Unit 4 KM13.C Bak Mandi Unit 4
KM14.A Wastafle Unit 2 11 154 220 KM14.A Wastafle Unit 2 11 352 353
KM14 KM14.B kloset Unit 5 KM14 KM14.B kloset Unit 5
KM14.C Bak Mandi Unit 4 KM14.C Bak Mandi Unit 4
KM15.A Wastafle Unit 2 11 165 230 KM15.A Wastafle Unit 2 11 363 365
KM15 KM15.B kloset Unit 5 KM15 KM15.B kloset Unit 5
KM15.C Bak Mandi Unit 4 KM15.C Bak Mandi Unit 4
KM16.A Wastafle Unit 2 11 176 235 KM16.A Wastafle Unit 2 11 374 376
KM16 KM16.B kloset Unit 5 KM16 KM16.B kloset Unit 5
KM16.C Bak Mandi Unit 4 KM16.C Bak Mandi Unit 4
KM17.A Wastafle Unit 2 11 187 248 KM17.A Wastafle Unit 2 11 385 387
KM17 KM17.B kloset Unit 5 KM17 KM17.B kloset Unit 5
KM17.C Bak Mandi Unit 4 KM17.C Bak Mandi Unit 4
KM18.A Wastafle Unit 2 11 198 253 KM18.A Wastafle Unit 2 11 396 398
KM18 KM18.B kloset Unit 5 KM18 KM18.B kloset Unit 5
KM18.C Bak Mandi Unit 4 KM18.C Bak Mandi Unit 4
Lantai Ruangan Titik Unit Beban Satuan UBAP Sub total Total L/menit Lantai Ruangan Titik Unit Beban Satuan UBAP Sub total Total L/menit
KM1.A Wastafle Unit 2 11 407 409 KM1.A Wastafle Unit 2
KM1 KM1.B kloset Unit 5 KM1 KM1.B kloset Unit 5 11 605 605
KM1.C Bak Mandi Unit 4 KM1.C Bak Mandi Unit 4
KM2.A Wastafle Unit 2 11 418 420 KM2.A Wastafle Unit 2
KM2 KM2.B kloset Unit 5 KM2 KM2.B kloset Unit 5 11 616 614
KM2.C Bak Mandi Unit 4 KM2.C Bak Mandi Unit 4
KM3.A Wastafle Unit 2 11 429 431 KM3.A Wastafle Unit 2
KM3 KM3.B kloset Unit 5 KM3 KM3.B kloset Unit 5 11 627 624
KM3.C Bak Mandi Unit 4 KM3.C Bak Mandi Unit 4
KM4.A Wastafle Unit 2 11 440 442 KM4.A Wastafle Unit 2
KM4 KM4.B kloset Unit 5 KM4 KM4.B kloset Unit 5 11 638 634
KM4.C Bak Mandi Unit 4 KM4.C Bak Mandi Unit 4
KM5.A Wastafle Unit 2 11 451 453 KM5.A Wastafle Unit 2
KM5 KM5.B kloset Unit 5 KM5 KM5.B kloset Unit 5 11 649 644
KM5.C Bak Mandi Unit 4 KM5.C Bak Mandi Unit 4
KM6.A Wastafle Unit 2 11 462 464 KM6.A Wastafle Unit 2
KM6 KM6.B kloset Unit 5 KM6 KM6.B kloset Unit 5 11 660 658
KM6.C Bak Mandi Unit 4 KM6.C Bak Mandi Unit 4
KM7.A Wastafle Unit 2 11 473 475 KM7.A Wastafle Unit 2
KM7 KM7.B kloset Unit 5 KM7 KM7.B kloset Unit 5 11 671 665
KM7.C Bak Mandi Unit 4 KM7.C Bak Mandi Unit 4
KM8.A Wastafle Unit 2 11 484 486 KM8.A Wastafle Unit 2
KM8 KM8.B kloset Unit 5 KM8 KM8.B kloset Unit 5 11 682 675
KM8.C Bak Mandi Unit 4 KM8.C Bak Mandi Unit 4
KM9.A Wastafle Unit 2 11 495 497 KM9.A Wastafle Unit 2
KM9 KM9.B kloset Unit 5 KM9 KM9.B kloset Unit 5 11 693 685
KM9.C Bak Mandi Unit 4 KM9.C Bak Mandi Unit 4
3 4
KM10.A Wastafle Unit 2 11 506 508 KM10.A Wastafle Unit 2
KM10 KM10.B kloset Unit 5 KM10 KM10.B kloset Unit 5 11 704 695
KM10.C Bak Mandi Unit 4 KM10.C Bak Mandi Unit 4
KM11.A Wastafle Unit 2 11 517 519 KM11.A Wastafle Unit 2
KM11 KM11.B kloset Unit 5 KM11 KM11.B kloset Unit 5 11 715 705
KM11.C Bak Mandi Unit 4 KM11.C Bak Mandi Unit 4
KM12.A Wastafle Unit 2 11 528 530 KM12.A Wastafle Unit 2
KM12 KM12.B kloset Unit 5 KM12 KM12.B kloset Unit 5 11 726 715
KM12.C Bak Mandi Unit 4 KM12.C Bak Mandi Unit 4
KM13.A Wastafle Unit 2 11 539 541 KM13.A Wastafle Unit 2
KM13 KM13.B kloset Unit 5 KM13 KM13.B kloset Unit 5 11 737 725
KM13.C Bak Mandi Unit 4 KM13.C Bak Mandi Unit 4
KM14.A Wastafle Unit 2 11 550 552 KM14.A Wastafle Unit 2
KM14 KM14.B kloset Unit 5 KM14 KM14.B kloset Unit 5 11 748 735
KM14.C Bak Mandi Unit 4 KM14.C Bak Mandi Unit 4
KM15.A Wastafle Unit 2 KM15.A Wastafle Unit 2
KM15 KM15.B kloset Unit 5 11 561 563 KM15 KM15.B kloset Unit 5 11 759 745
KM15.C Bak Mandi Unit 4 KM15.C Bak Mandi Unit 4
KM16.A Wastafle Unit 2 KM16.A Wastafle Unit 2
KM16 KM16.B kloset Unit 5 11 572 574 KM16 KM16.B kloset Unit 5 11 770 755
KM16.C Bak Mandi Unit 4 KM16.C Bak Mandi Unit 4
KM17.A Wastafle Unit 2 KM17.A Wastafle Unit 2
KM17 KM17.B kloset Unit 5 11 583 585 KM17 KM17.B kloset Unit 5 11 781 765
KM17.C Bak Mandi Unit 4 KM17.C Bak Mandi Unit 4
KM18.A Wastafle Unit 2 KM18.A Wastafle Unit 2
KM18 KM18.B kloset Unit 5 11 594 596 KM18 KM18.B kloset Unit 5 11 792 775
KM18.C Bak Mandi Unit 4 KM18.C Bak Mandi Unit 4

Dari total akumulasi UBAP lantai 1,2,3 dan 4 adalah sebesar 792, dari data total
UBAP dapat kita hitung kebutuhan air dengan cara mengkorvesikan ke kurva perkiraan beban
kebutuhan air, dimana total UBAP sebesar 792(untuk menghitung lihat tabel 3.3) yaitu menjadi
775 L/menit.
3.5. Perhitungan Debit dan Diameter Pipa Air Bersih dan Air Kotor
3.5.1 Rumus perhitungan Debit

Q= V/A

Rumus Perhitungan Diameter Pipa Air Bersih

Untuk perhitungan Debit Air bersih beserta diameter pipa air bersih dapat
menggunakan rumus yang ada di atas yang telah penulis jelaskan. Sebagai contoh untuk
menghitung debit air sekaligus menghitung dimeter pipa yang dibutuhkan sebagai berikut.
Jumlah UBAP yang diperoleh sebesar 8, dikonferensikan kedalam kurva perkiraan kebutuhan
air menjadi 20 liter/menit, maka.
20 lt/min
Q= 0,333333 lt/det
0,000333 m³/det
Dengan
0,80
asumsi V= m/s
A= 0,00041 m²
D= 0,0230 M
2,3 Cm
1 Inchi
Sehingga dapat diperoleh Debitnya sebesar 0,00033 m3/detik dan Diameter pipa sebesar 1 inchi.
Untuk hasil dari perhitungan secara keseluruhan penulis lampirkan dengan tabel di bawah ini:
Tabel 5. Perhitungan Debit dan Diameter lantai 1 sampai lantai 4
Ruangan Titik Unit Beban Satuan UBAP Sub total Total L/menit Dari Ke L/menit L/detik m3/detik V= A=m2 D (m) D (mm) D (cm) Pipa inchi
KM1 KM1.A Wastafle Unit 2 11 11 30 KM18 KM17 30 0.50 0.00050 0.8 0.0006 0.0282 28 2.5 1
KM1.B kloset Unit 5 KM17 KM16 55 0.92 0.00092 0.8 0.0011 0.0382 38 5 2
KM1.C Bak Mandi Unit 4 KM16 KM15 72 1.20 0.00120 0.8 0.0015 0.0437 44 5 2
KM2 KM2.A Wastafle Unit 2 11 22 55 KM15 KM14 100 1.67 0.00167 0.8 0.0021 0.0515 51 5 2
KM2.B kloset Unit 5 KM14 KM13 112 1.87 0.00187 0.8 0.0023 0.0545 54 5 2
KM2.C Bak Mandi Unit 4 KM13 KM12 133 2.22 0.00222 0.8 0.0028 0.0594 59 5 2
KM3 KM3.A Wastafle Unit 2 11 33 72 KM12 KM11 144 2.40 0.00240 0.8 0.0030 0.0618 62 5 2
KM3.B kloset Unit 5 KM11 KM10 160 2.67 0.00267 0.8 0.0033 0.0651 65 7.5 3
KM3.C Bak Mandi Unit 4 KM10 KM9 169 2.82 0.00282 0.8 0.0035 0.0669 67 7.5 3
KM4 KM4.A Wastafle Unit 2 11 44 100 KM9 KM8 184 3.07 0.00307 0.8 0.0038 0.0698 70 7.5 3
KM4.B kloset Unit 5 KM8 KM7 191 3.18 0.00318 0.8 0.0040 0.0712 71 7.5 3
KM4.C Bak Mandi Unit 4 KM7 KM6 205 3.42 0.00342 0.8 0.0043 0.0737 74 7.5 3
KM5 KM5.A Wastafle Unit 2 11 55 112 KM6 KM5 211 3.52 0.00352 0.8 0.0044 0.0748 75 7.5 3
KM5.B kloset Unit 5 KM5 KM4 220 3.67 0.00367 0.8 0.0046 0.0764 76 7.5 3
KM5.C Bak Mandi Unit 4 KM4 KM3 230 3.83 0.00383 0.8 0.0048 0.0781 78 7.5 3
KM6 KM6.A Wastafle Unit 2 11 66 133 KM3 KM2 235 3.92 0.00392 0.8 0.0049 0.0789 79 7.5 3
KM6.B kloset Unit 5 KM2 KM1 248 4.13 0.00413 0.8 0.0052 0.0811 81 7.5 3
KM6.C Bak Mandi Unit 4 KM1LANTAI BAWAH 253 4.22 0.00422 0.8 0.0053 0.0819 82 7.5 3
KM7 KM7.A Wastafle Unit 2 11 77 144
KM7.B kloset Unit 5
KM7.C Bak Mandi Unit 4
KM8 KM8.A Wastafle Unit 2 11 88 160
KM8.B kloset Unit 5
KM8.C Bak Mandi Unit 4
KM9 KM9.A Wastafle Unit 2 11 99 169
KM9.B kloset Unit 5
KM9.C Bak Mandi Unit 4
KM10 KM10.A Wastafle Unit 2 11 110 184
KM10.B kloset Unit 5
KM10.C Bak Mandi Unit 4
KM11 KM11.A Wastafle Unit 2 11 121 191
KM11.B kloset Unit 5
KM11.C Bak Mandi Unit 4
KM12 KM12.A Wastafle Unit 2 11 132 205
KM12.B kloset Unit 5
KM12.C Bak Mandi Unit 4
KM13 KM13.A Wastafle Unit 2 11 143 211
KM13.B kloset Unit 5
KM13.C Bak Mandi Unit 4
KM14 KM14.A Wastafle Unit 2 11 154 220
KM14.B kloset Unit 5
KM14.C Bak Mandi Unit 4
KM15 KM15.A Wastafle Unit 2 11 165 230
KM15.B kloset Unit 5
KM15.C Bak Mandi Unit 4
KM16 KM16.A Wastafle Unit 2 11 176 235
KM16.B kloset Unit 5
KM16.C Bak Mandi Unit 4
KM17 KM17.A Wastafle Unit 2 11 187 248
KM17.B kloset Unit 5
KM17.C Bak Mandi Unit 4
KM18 KM18.A Wastafle Unit 2 11 198 253
KM18.B kloset Unit 5
KM18.C Bak Mandi Unit 4
JUMLAH TOTAL UBAP LANTAI 4 198

Lantai Jumlah UBAP per Lantai Jumlah liter/menit


Lantai 1 198 198 253
Lantai 2 198 396 398
Lantai 3 198 594 596
Lantai 4 198 792 775

Dari Ke L/menit L/detik m3/detik V= A=m2 D (m) D (mm) D (cm) Pipa inchi
Lantai 1 Lantai 2 253 4.22 0.00422 0.8 0.0053 0.0819 82 7.5 3
Lantai 2 Lantai 3 398 6.63 0.00663 0.8 0.0083 0.1027 103 10 4
Lantai 3 Lantai 4 596 9.93 0.00993 0.8 0.0124 0.1257 126 12.5 5
Lantai 4 RESERVOAR 775 12.92 0.01292 0.8 0.0161 0.1434 143 15 6
3.5. Perhitungan Reservoir
Digunakan untuk memenuhi seluruh penghuni dan dipompa berdasarkan kebutuhan
penghuni pula dengan pemompaan sebanyak 8 jam per hari dengan dengan pola 1 jam per sekali
pompa.Untuk kebutuhan reservoir dihitung berdasarkan kebutuhan air per hari.
Tabel 7. Perhitungan Reservoar
Kebutuhan Air 1x pompa V. atas V.bawah
22640 L/hari 2264 L/jam 7500 L 22640 L

Perhitungan Resevoar

Qh = 2264 L/Jam b= 3500 Kesimpulan :


Qd = 22640 L/Hari vol = 7500 Kapasitas Ground Tank adalah 22640 Liter.
a= 4000 L/resevoar Kapasitas Roof Tank adalah 7500 Liter.

Jam Liter Pompa Qr V. Rata-rata V. Atas


0 300 0 0 -3500 4000
1 600 0 943 -2557 4943
2 900 0 1887 -1613 5887
3 1300 0 2830 -670 6830 30000
4 2000 2264 3773 273 7773 25000
5 2400 2264 4717 1217 8717
20000
6 3300 4528 5660 2160 9660
15000
7 4600 4528 6603 3103 10603
8 5200 6792 7547 4047 11547 10000
9 6800 6792 8490 4990 12490 5000
10 7500 9056 9433 5933 13433 0
11 9000 9056 10377 6877 14377 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
-5000
12 10400 11320 11320 7820 15320
13 12000 11320 12263 8763 16263 -10000

14 13000 13584 13207 9707 17207 Series1 Series2 Series3 Series4 Series5

15 13600 13584 14150 10650 18150


16 14200 15848 15093 11593 19093
17 15900 15848 16037 12537 20037
18 17000 18112 16980 13480 20980
19 18100 18112 17923 14423 21923
20 19800 20376 18867 15367 22867
21 20400 20376 19810 16310 23810
22 21200 22640 20753 17253 24753
23 22640 22640 21697 18197 25697
24 22640 22640 22640 19140 26640

Berdasarkan tabel diatas dilakukan 10 kali pompa, untuk proses pemompaan jam pertama
dilakukan pada pukul 04.00 selanjutnya jam kedua pada pukul 06.00 sampai dengan pukul 22.00.
Dengan pemompaan setiap 2 jam. Dalam hal ini pompa akan berlanjut memompa air pada pukul
04.00 di hari selanjutnya.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Plambing merupakan bagian dari utilitas pembangunan. Pembangunan dan uilitas adalah
satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Untuk membuat jaringan perpipaan air bersih, air
buangan dan air kotor di dalam gedung perlu perencanaan sistem instalasi plambing yang benar
dan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia tentang Plambing. Manfaat dari konsep plambing
yaitu dapat menghemat penggunaan air karena air buangan grey water tidak dibuang begitu saja,
melainkan dimanfaatkan kembali. Pipa yang digunakan dalam perencanaan instalasi plambing
harus memiliki diameter yang tepat agar mampu menyalurkan air sesuai dengan kebutuhan dan
kecepatan aliran yang sesuai standar.

Sistem plambing merupakan system perpipaan yang digunakan untuk penyediaan air
minum atau air bersih dan pembuangan air kotor yang di pakai pada banggunan kecil maupun
gedung bertingkat sekalipun.
Untuk menyelesaikan siklus sistem plambing secara penuh dimulai dari
a. Fungsi penggunaan gedung
b. Kebutuhan air per hari
c. Perhitungan debit air bersih dan diameter pipa air bersih
d. Perhitungan reservoir dan
e. Rencana anggaran biaya.

4.2. Saran

1. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan
lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang
lebih banyak dan tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
2. Perlu banyak pengalaman dalam merancang suatu sistem plambing yang baik karena setiap
jenis bangunan serta lokasi yang berbeda akan memerlukan rancangan yang berbeda pula.
3. Dalam merancang sistem plambing harus tetap berpedoman pada Standar Nasional Indonesia
tentang Plambing yang ada, agar tidak terjadi penyimpangan yang berarti setelah sistem
dioperasikan.

Anda mungkin juga menyukai