Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SISTEM UTILITAS BANGUNAN

Disusun Oleh :

Nama : Sri Wahyuni


Npm : 1714310058
Dosen Pengampu : Melly Andriana, ST.,MT

JURUSAN FAKULTAS TEKNIK ARSITEKTUR


UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCABUDI MEDAN
TA 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan hidayah dan rahmat-Nya sehingga saya sendiri dapat menyelesaikan makalah ini
yang berjudul “ Sistem Utilitas Bangunan bertingkat”.

Saya menyadari tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak penulisan makalah ini tidak
akan terwujud. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati saya mengucapkan terima kasih yang
tulus kepada Dosen dengan mata kuliah system utilitas dan bangunan dan teman-teman yang
telah membantu dalam penulisan makalah.

saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dalam pembuatan gagasan
dalam makalah ini, besar harapan saya atas kesediaan Ibu, Saudara sekalian untuk memberikan
kritik maupun saran dan koreksi atas banyaknya kekurangan yang telah saya buat.

Medan, Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………….………………… i

DAFTAR ISI ……………………………………………………….………………….. ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………….…………………… iii


2.1 Rumusan Masalah …………………………………………..……………….. iii
BAB II PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Utilitas Bangunan ……………………………………………… 1
a. Manfaat Utilitas Bangunan ………………………………………….......... 1
BAB III SISTEM PERENCANAAN UTILITAS BANGUNAN
1. Sistem Perencanaan Plambing ………………………………………………… 2
2. Instalasi Air Bersih dan Kotor ………………………………………………… 2
a. Instalasi Air Bersih …………………………………………………….….. 2
b. Instalasi Air Kotor………………………………………………….……… 3
c. Lingkup pekerjaan …………………………………………………….…... 4
d. Instalasi Listrik ……………………………………………………….…… 5
e. Instalasi CCTV ………………………………………………………….... 5
f. Penangkal Listrik ……………………………………………………….…. 6
g. Instalasi AC …………………………………………………………….…. 6
h. Pompa Air …………………………………………………………………. 6
3. Alat-Alat Sistem Plumbing ……………………………………………………. 7
4. Sistem Telepon ………………………………………………………………… 8
5. Pencegahan dan Penulangan Bahaya Kebakaran ………………………..…….. 9
6. Prinsip Pencegahan Kebakaran ……………………………………………..…. 10
7. Prinsip Dasar Pemadam Kebakaran …………………………………….……... 11
8. Sarana Emergency dan Evakuasi …………………………………….………... 12
BAB IV PENUTUP
1. Kesimpulan…………………………………………………………………… 15
2. Saran …………………………………………………………………………. 15
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….………... 16
BAB I
PENDAHULUAN

I.I .Latar Belakang

Dalam rangka penghunian bangunan bertingkat banyak baik itu perkantoran,


perhotelan, rumah sakit, flat, ataupun bangunan bertingkat banyak lainnya,
penghuni gedung memerlukan pengadaan atau penyaluran air bersih dingin, panas
ataupun air es untuk tata udara, dan pembuangan air kotor, air hujan serta
pertangkapan sanitasi yang diperlukan.

Pada dasar nya bangunan yang di rancang oleh para arsitek adalah untuk dapat
dihuni, dipakai dan dinikmat oleh kalangan yang mempergunakan rancangan. Suatu
bangunan bukan hanya dapat dihuni dan bukan pula hanya menikmati keindahan
bangunan tersebut tetapi perlunya kenyamanan agar dapat mencapai kepuasan oleh
pengguna bangunan, karena diantara kalangan manusia semua membutuhkan
kenyamanan yang dapat dinikmati.

Terlebih lagi perkembangan teknologi masa kini semakin canggih (modern),


kenyaman dan keselamtan manusia yang menghuni bangunan bertingkat banyak dan
bangunan-bangunan bentang panjang dapat lebih ditingkatkan.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah memenuhi tugas dosen
pada mata kuliah “Sistem Utilitas Bangunan” pada bidang Arsitektur. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan utilitas bangunan..?
2. Apa yang dimaksud dengan sanitasi atau plumbing?
3. Bagaimana dengan air yang digunakan untuk sistem plumbing?
4. Bagaimana instalasi air bersih, kotor, dan panas pada suatu bangunan?
5. Bagaimana cara merencaakansanitasi atau plumbing?
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Utilitas Bangunan

Utilitas Bangunan yaitu suatu kelengkapan sebuah bangunan yang terdiri


dari fasilitas yang dapat digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur
kenyamanan, kesehatan, keselamatan,kemudahan komunikasi, dan mobilitas dalam
sebuah bangunan.

Merancang sebuah bangunan harus selalu memperhatikan dan menyertakan


fasilitas utilitas yang dikoordinasikan dengan perancangan yang lain, seperti
perancangan arsitektur, perancangan struktur, perancangan interior dan
perancangan lainnya.

a. Manfaat Utilitas Bangunan


- Mengetahui dan memahami penerapan system utilitas banguanan tipe rendah,
rendah dan tinggi untuk menciptakan kualitas lingkungan dan bangunan yang
baik.
- Memiliki kemampuan untuk menerapkan dan menggambarkan system
teknologi yang tepat dan baik sesuai kebutuhan dari sifat, karekter, Struktur
yang teraplikasi dalam bangunan gedung
BAB III

1. Sistem Plumbing
Bangunan gedung pada umumnya merupakan bangunan yang dipergunakan oleh
manusia untuk melakukan kegiatannya ,agar supaya bangunan gedung yang di dibangun
dapat dipakai, dihuni, dan dinikmati oleh pengguna, perlu dilengkapi dengan prasarana lain
yang disebut pmsarana bangunan atau utilitas bangunan.

Utilitas Bangunan merupakan kelengkapan dari suatu bangunan gedung, agar bangunan
gedung tersebut dapat berfungsi secara optimal. Disamping itu penghuninya akan merasa
nyaman, arnan, dan sehat.
- Ruang lingkup dari Utilitas Bangunan diantaranya adalah :
Sistem plumbingair minum
Sistem plumbing air kotor
Sistem plumbing air hujan
Sistem pembuangan sampan
Sistem pencegahan dan penanggulangan bahaya kebakaran
Sistem instalasi listrik
Sistem pengkondisian udam
Sistem transportasi vertikal
Sistem telekomunikasi
Sistem penangkal petir
Salah satu bagian dari utilitas bangunan adalah Plumbing. Termasuk dalam ruang
lingkup plumbing diantaranya adalah :sistem penyediaan air minum, sistem pembuangan
air kotor, dan sistem pembuangan air hujan didalam bangunan gedung.

Plambling dapat didefirlisikan sebagai berikut Sistem Plumbing suatu bangunan


gedung adalah ‘’ pemipaan sistem penyediaan air minum, pemipaan sistem
pembuangan air kotor, dan pemipaan sistem pembuangan air hujan’’.
Karena plumbing, merupakan bagian dari utilitas bangunan, maka tujuan penempatan
Plumbing dalam suatu bangunan gedung juga, agar penghuni bangunan gedung tersebut
merasa aman, nyaman, dan sehat.

2.. Instalasi Air Bersih dan Kotor


a. Instalasi Air Bersih
Sumber air bersih berasal dari jaringan air PDAM dengan sumber cadangan dari
sumur artesis. Air dari jaringan PDAM dialirkan ke ground water tank yang diletakkan
di bawah muka air tanah, kemudian dipompakan ke roof tank yang letaknya lebih
tinggi, terdapat dua jenis roof tank yang pertama untuk penggunaan sehari-hari, yang
kedua untuk pencegahan kebakaran. Dengan mengandalkan gaya gravitasi, air dari roof
tank kemudian didistribusikan ke tiap titik pengambilan air seperti keran wastafel, keran
bak air mandi, sprinkler dan hidrant dengan sistem shaft. Meskipun dengan pemakaian
roof tank membutuhkan ruang tersendiri serta beban struktur yang lebih namun
dibandingkan dengan menggunakan pompa yang langsung dialirkan ke titik-titik
pendistribusian air akan lebih efektif karena rusunawa yang memiliki banyak ruang
akan mebutuhkan tenaga atau daya dari pompa dalam jumlah besar.
Jaringan PDAM ` Meteran Air Ground Water Tank

Sumur Artesis Pompa

Roof Tank

Titik-Titik
Pendistribusian Air

B. Instalasi Air Kotor


Jaringan air kotor dalam bangunan terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
Limbah cair, berupa air kotor yang berasal dari floor drain kamar mandi, wastafel,
dll.,Limbah padat, yang berasal dari kloset kamar mandi,Air hujan.
Pada penanganan limbah cair, air kotor yang berasal dari floor kamar mandi,
wastafel, tempat cuci piring dsb pada tiap lantai disalurkan ke bawah melalui pipa
menuju ke lantai dasar, lalu disalurkan menuju bak kontrol. Kemudian air dialirkan
menuju sumur resapan sebelum dibuang ke saluran kota.
Pada penanganan limbah padat, kotoran yang berasal dari kloset tiap lantai
disalurkan melalui pipa limbah padat secara vertikal menuju ke lantai dasar yang
kemudian langsung disalurkan ke dalam septic tank. Pipa limbah padat yang melintang
secara horizontal harus memiliki kemiringan minimal 5% tiap 1 meter untuk
meminimalkan resiko tersumbat. Karena hal ini, penempatan septic tank juga perlu
diperhatikan, apabila jaraknya semakin jauh dari letak kloset lantai dasar, maka
penempatan septic tank akan membutuhkan kedalaman yang semakin besar. Pada septic
tank, limbah kemudian ditampung dan diendapkan, lalu air yang tersisa dialirkan ke
sumur resapan. Untuk penempatan septic tank beserta resapannya, sebaiknya diletakkan
berjauhan dengan sumur artesis maupun gorund water tank, minimal berjarak 15 meter.
Hal ini dilakukan agar jaringan air bersih tidak tercemar limbah dari septic tank.
Untuk penanganan air hujan, digunakan talang yang disesuaikan dengan bentuk
atap, yang kemudian dialirkan secara vertikal melalui pipa menuju ke bak kontrol yang
sama dengan yang digunakan pada penanganan limbah cair di lantai dasar.
Diagram Pembuangan Limbah Cair
Air Hujan

Talang

Limbah Cair
(Wastafel Floor Pipa Vertikal Bak Kontrol
Drain)

Sumur Resapan

Pembuangan Kota
Diagram Pembuangan Limbah Padat

Limbah Padat
Pipa Vertikal Bak Kontrol
(Kloset)

Resapan

C . Lingkup Pekerjaan

Pedoman dasar teknis yang dipakai pada prinsipnya adalah PEDOMAN PLUMBING
INDONESIA 1979.
- Pemasangan pipa untuk system sanitary/toilet lengkap dengan sambungan--
sambungan untuk Kran air dan bak cuci di dapur.
Pemasangan pipa untuk system air kotor (dari WC), air bekas, sesual dengan
gambar.
- Pemasangan pipa PVC untuk instalasi pipa vent yang dihubungkan derigan pipa
tegak air kotor maupun pipa tegak air bekas, serta pemasangan vent out pada puncak
pipa. vent tegak

Bahan/Material
o Semua bahan/material yang digunakan/dIpasang harus dari jenis material
berkualitas. baik, dalam keadaan baru (tidak dalam keadaan bekas pakai/
rusak/afkir), sesuai dengan mutu dan standar yang berlaku (SII) atau standar
internasional seperti BS, JIS, ASA, DIN atau yang setaraf.
o Pemborong bertanggung jawab penuh atas mutu dan kualitas material yang
akan dipakai, setelah mendapat persetujuan pengawas/Direksi.
o Sebelum dilakukan pemasangan-pemasangan, pemborong harus
menyerahkan contoh-contoh (sample) dari bahan/material yang akan
dipasang kepada pengawas/Direksi
D. Instalasi Listrik
Sumber listrik pada bangunan ini berasal dari jaringan listrik PLN dan memiliki
cadangan listrik yang bersumber dari genset yang dapat digunakan apabila terjadi
pemadaman listrik dari jaringan PLN. Rusunawa ini memiliki beberapa fasilitas yang
membutuhkan daya listrik seperti lampu, stopkontak, CCTV, pompa air, serta pemadam
kebakaran. Untuk mewadahi instalasi listrik diperlukan Main Distribution Panel dan
ruang genset. Automatic Transfer Switch atau ATS bekerja mengalirkan listrik dari
genset ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Listrik yang berasal dari Main
Distribution Panel kemudian dialirkan ke Sub Distribution Panel pada tiap-tiap lantai
Rusunawa kemudia dialirkan ke fasilitas yang membutuhkan daya listrik.

Denah Instalasi Listrik

E. Instalasi CCTV

Instalasi CCTV dalam bangunan diperlukan sebagai alat pengawasan keamanan baik di
dalam bangunan maupun di sekitar bangunan.

Komponen – komponen dalam sistem CCTV terdiri dari :


- Kamera pengawas, yang diletakkan di titik tertentu yang dianggap strategis dan
memiliki jangkauan jarak pandang yang luas.
- Digital Video Recording (DVR), sebagai alat perekam dari tiap – tiap kamera yang
ada dan diletakkan pada control room.
- Monitor CCTV, yaitu monitor yang menampilkan gambar dari setiap kamera yang
ada untuk diawasi oleh para pengawas di control room
- Jaringan kabel, yang menjadi penghubung antara kamera, DVR Unit, dan monitor
CCTV.
F. Penangkal Petir
Harus dilakukan dan jarak isolasi ditentukan. Konduktor petir kawat catenary khususnya
digunakan untuk melindungi area terbuka ketika tidak ada dukungan arsitektur atau
penyimpanan berbahaya. Contoh penggunaannya seperti di area taman terbuka, pusat olahraga,
objek wisata terbuka.

Komponen-komponen ini dapat terdiri dari: Bingkai


konstruksi logam
0 Pelapis logam dari dinding atau kelongsong logam
0 Lembaran logam yang menutupi volume yang akan
dilindungi
0 Komponen logam dari struktur atap seperti rangka baja
yang
saling berhubungan, dll
0 Batang logam dalam beton bertulang
0 Bagian logam seperti talang, dekorasi, pagar, dll
0 Pipa dan tangki logam, asalkan tebalnya setidaknya 2 ,5
mm

Komponen-komponen ini harus memenuhi persyaratan ketebalan,


penampang dan kontinuitas, sehingga penggunaannya tidak menjadi masalah yang
sulit. Selain itu, jika digunakan sebagai penangkal petir, komponen tersebut tidak
boleh tersentuh oleh pengguna gedung.

G. Instalasi AC
Instalasi AC yaitu system indirect cooling (pendinginan tidak
langsung), dimana proses pendinginan menggunakan air sebaga
media, yang diproses oleh AHU (air handling Unit) atau FCU.
Sistem pendinginan melalui air sebagai media, digunakan pada gedung-gedung besar,
seperti mall. Bandara atau perkantoran yang besar. Sistem ini dalam operasionalnya lebih
efisien dibandingkan dengan menggunakan refrigerant secara langsung, tetapi investasi
awal yang sangat mahal.

H. Pompa air
Pompa air adalah suatu alat untuk menaikan air dari level yang rendah ke level vang,
lebih tiriggi. Dillhat dart jenisnya dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu pompa hisap dan
pompa hisap-tekan. Pompa hisap hanya menaikan air dari level di bawah pompa kelevel
sama dengan level pompa. Pompa hisap-tekan menaikan air dari level dibawah pompa ke
level diatas pompa.
Pompa centrifugal akan efektif digunakan untuk menaikan air dari kedalaman lebih
kecil atau sama dengan 7.00 meter (jarak dari pompa centrifugal dengan permukaan air
yang akan di pompa < 7.00 meter). Untuk menaikan air, bila kedalaman muka air lebih
besar dari 7.00 meter dari permukaan tanah, sebaiknya digunakan pompa jet (jet
pump), atau pompa rendam (submersible pump).

Agar pompa bisa berfungsi secara optimal (terutama pada pompa centrifugal), maka
udara tidak, boleh masuk kedalam pipa hisap.
Peralatan (assesories) yang harus ada sekitar pompa adalah
Foot valve
Pipa hisap dan peralatannya
Pompa itu sendiri
Fleksible joint
Sambungan peredam getaran
Pipa tekan
Katup (valve)
Katup searah (swing valve)
Saringan (sirainer)
Kadang,-kadang manometer

3. Alat-Alat Sistem Plumbing


Komponen-komponen yang sangat mendukung penyediaan air bersih pada bangunan
diantaranya yaitu :
1. Tangki atap
Tangki atap merupakan tangki yang berfungsi untuk menyimpan air, tangki ini diletakn
pada bagian atap bangunan. Perletakan ini erat hubungnannya dengan sistem gravitasi yang
diterapkan untuk penyediaan air bersih pada bangunan. Tangki air diletakan di atap agar lebih
mudah turun dan menyebar ke ruangan yang berada pada lantai dibawah tangki ini diletakan.

2. Sumber Air
- PDAM
- Deep Well

3. Pompa air
booster pump untuk memompa air naik menuju roof tank filter pump untuk memompa
air menuju ke tempat penyaringan kotoran air.
deep weell pump untuk memompa air pada sumur boR.
4. Valve/ katup
- Foot valve, dari jenis katup searah dan berfungsi untuk mencegah air turun kembali.
- gate valve (katup sorong).
- Katup searah (swing valve), berfungsi untuk menahan air balik agar tidak menekan pompa.
- release valve berfungsi untuk membuang tekanan udara berlebih pada pipa, dan sebagai
tempat pernapasan pada pipa.

5. Pipa Air
Pipa air merupakan alat yang berfungsi untuk mengalirkan air. pipa airr yang di
gunakan merupkan merek wavin. besaran pipa air di ukur melalui jumlah alat
plambingyang terdapat pada bangunan tersebut. Untuk bangunan ini besaran pipa
akan dijelasskan pada gambar sistem instalasi air bersih.

6. Tangki air bersih


tangki air bersih diletakan dekan dengan sumber air, karena tangki ini berfungsi
sebagai tempat penampungan air. pada hotel ini memiliki beberapa tangi
penyimpanan air yang mempunyai kapasitas 70 m3.
7. Sand filter dan carbon filter
alat ini merupakan alat yang digunakan untuk menyaring air yang berassal sdari
sumber air. alat ini menyaring pasir-pasir yang terkadung didalam air dan
membuang tkana an udara yang berlebih agar tekanan udara pada pipa tidak
mengalami perubahan.

I. Sistem plumbing Air Hujan


Air hujan adalah air dari awan yang jatuh di permukaan tanah. Air tersebut dialirkan ke
saluran-saluran tertentu. Bangunan yang dilengkapi dengan system plambing harus
dilengkapi degan sistem drainase untuk pembuangan air hujan yang berasal dari atap maupun
jalur terbuka yang dapat mengalirkan air hujan.

Pengaliran Air Hujan Dengan 2 Cara yaitu :


1. Sistem Gravitasi
2. Sistem Bertekanan (Storm Water)
Alat- Alat yang Mendukung Sistem PlambingAir hujan

Alat-alat yang diperlukan dalam sistem pembuangan air


hujan, yaitu :
1. Floor Drain dan Balcony Drain/ Roof Drain
2. Sumur Resapan dan Sumppit
3. Pipa-pipa penyalur air hujan (diameter pipa dapat dilihat pada instalasi air hujan)

4. Sistem telepon
berfungsi ssebagai alat komunikasi antar instansi dalam gedung. Sistem ini
menggunakan

- PABX
yang berfungsi sebagai sentral komunikasi telepon di dalam gedung (pelanggan) yang
terhubung dengan telkom PABX (Private Automatic Branch Exchange)

0 PABX atau dalam bahasa Indonesianya dikenal dengan STO (Sentral Telepon Otomat)
merupakan merupakan suatu alat yang berfungsi sebagai sentral telepon, dalam suatu
lokasi tertentu, misal perkantoran.
0 Perangkat ini akan mengatur panggilan yang masuk serta meneruskan panggilan ke
nomor tujuannya, sehingga pengguna dapat dengan mudah melakukan panggilan ke
nomor tujuan.

0 Terdapat type dan jenis PABX, yaitu:


a. PABX Digital
Merupakan PABX yang menggunakan pesawat digital untuk ekstensionnya.
Pesawat digital ini umumnya mendukung beberapa fitur seperti Confrence call,
Paerty dan sebagainya. Pesawat telepon digital hanya bisa digunakan / dipasangkan
dengan PABX yang sama merk / type pesawat digital itu sendiri

b. PABX Analog PABX yang hanya mendukung pesawat telepon biasa (seperti
telepon rumah), kebalikan dari PABX digital.
c. PABX Hybrid
PABX yang bisa menggunakan telepon digital dan analog pada port ekstensionnya.
0 Billing System PABX adalah Perangkat tambahan berupa Software dan Hardware
yang dijalankan pada komputer yang terkoneksi dengan system PABX (Sentral
Telepon) yang fungsinya menghitung biaya pemakaian telepon per extension
dalam kurun waktu tertentu.

0 Billing system PABX ini diciptakan untuk memantau pemakaian telepon


sebuah perusahaan / hotel secara realtime. Atau dikatakan Billing System
Untuk PABX adalah software untuk memonitor dan menghitung pemakaian
telepon dari PABX, yang digunakan untuk Kantor, Hotel, Apartemen dan
lain-lain.

5. PENCEGAHAN DAN PENUNGGALAN BAHAYA KEBAKARAN

Ancaman kebakaran dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Nyala api yang tidak
terkendali yang diakibatkan oleh terlambatnya memadamkan awal mula kebakaran akan
sangat membahayakan karena sulit dikendalikan.
Apabila terjadi awal mula kebakaran maka harus segera dipadamkan sebelum api
menjadi besar.

Penyebab Awal Mulai Kebakaran Antara Lain :

a. Nyala Api Rokok


Membuang punting rokok yang masih menyala tidak pada tempatnya akan dapat
meyebabkan kebakaran.
Matikan rokok sebelum dibuang pada tempat seharusnya.

b. Api Terbuka
Menyalakan korek, mengelas atau membawa api ditempat dimana terdapat
bahan/gas yang mudah terbakar akan sangat membahayakan, karena dapat menyulut
terjadinya kebakaran.

c. Listrik
Listrik dapat mengakibakan terjadinya kebakaran apabila ada factor pendukung yang
lain, misalnya ada bahan yang mudah terbakar.
Penyebab kebakaran listrik antara lain :
· Terjadinya hubungan singkat dan pengaman tidak bekerja.
· Beban melebihi kemampuan kabel.
· Buruknya mutu bahan.
· Listrik statis.

d. Gesekan
Gesekan antara dua logam tanpa pelumas dapat menimbulkan panas dan terbakar
misalnya pada poros roda yang berputar tanpa pelumas (pelumas kering).
Gesekan pada ban penggerak dengan bahan tertentu dapat menimblkan listrik statis,
yang pada suatu saat dapat menimbulkan loncatan listrik yang dapat menimbulkan
bunga api.

e. Sinar Matahari
Sinar matahari yang terpapar pada benda-benda tertentu dapat mengakibatkan panas
dan bila terdapat bahan yang mudah terbakar akan menyulut terjadinya kebakaran.
f. Peristiwa Alam
Beberapa peristiwa alam dapat mengakibatkan kebakaran misalnya angin topan,
gempa bumi, yang merusakkan jaringan listrik, instalasi gas alam dan
mengakibatkan kebakaran.

g. Unsur Kesengajaan
Kebakaran dapat diciptakan dengan maksud dan tujuan tertentu misalnya asuransi,
menghilangkan barang bukti.

h. Dan masih bayak lagi penyebab terjadinya kebakaran.

6. PRINSIP PENCEGAHAN KEBAKARAN


Mencegah kebakaran akan lebih baik dari pada memadamkan kebakaran.
Mencegah kebakaran dapat kita lakukan sebagai berikut :
a. Mengendalikan setiap bentuk energi yang dapat menimbulkan kebakaran yaitu :
· Cara menyimpan bahan
· Cara penanganan bahan
· Cara mengamankan peralatan / mesin
· Tata ruang dan tata letak
· Kebersihan tempat kerja dan lingkungan kerja
b. Dengan cara memasang / mengadakan system proteksi kebakaran yaitu :
· Memasang Sistem Pasif Fire Protection
· Memasang Sistem Aktif Fire Protection
c. Melaksanakan manajemen pencegahan kebakaran ditempat kerja dengan baik,
yaitu dengan melaksanakan kegiatan :
· Membentuk organisasi penanggulangan kebakaran
· Mengadakan pelatihan kebakaran bagi personel perusahaan
· Membuat suatu prosedur kerja aman / izin kerja pada jenis dan tempat kerja
tertentu
· Membuat prosedur tanggap darurat ditempat kerja

7. PRINSIP DASAR PEMADAMAN KEBAKARAN


Untuk dapat memadamkan kebakaran dengan baik dan dengan sedikit kerusakan, perlu
mengetahui prinsip-prinsip pemadaman kebakaran.
Cara pemadaman kebakaran tidak terlepas dari menguraikan segitiga api, sehingga ketiga
unsur tersebut tidak bertemu.

Terdapat tiga cara pemadaman kebakaran yaitu :


a. Cara penguraian
Memadamkan kebakaran dengan cara menghentikan suplai bahan yang dapat
terbakar.
b. Cara pendinginan
Memadamkan kebakaran dengan cara menurunkan suhu bahan yang terbakar
sampai dibawah titik nyala dengan cara memberikan suatu media pemadam yang
bersifat menurunkan suhu / panas.
c. Cara isolasi
Memadamkan kebakaran dengan cara membatasi / mengurangi jumlah oksigen,
yaitu dengan cara:
· Menutup setiap aliran udara kearah dimana api / kebakaran terjadi
· Menutup permukaan nyala api yang tidak mudah ditembus oleh aliran
oksigen, misalnya busa kimia, bubuk kimia kering, selimut tahan api (karung
basah)
· Mendorong udara dipermukaan nyala api dengan bahan cair yang mudah
menguap misalnya CO2
Pemilihan dan pengadaan alat / media pemadam kebakaran yang tepat harus disesuaikan
dengan kebutuhan serta mempertimbangkan klasifikasi bahan yang ada dan dilindungi,
serta keterampilan orang dalam menggunakan peralatan.
8. SARANA EMERGENCY DAN EVAKUASI
Merupakan sarana penunjang dalam upaya penyelamatan penghuni yang digunakan
sebagai alat untuk mempermudah penyelamatan dan meningkatan keamanan terhadap
bahaya kebakaran. Sarana emergency dan evakuasi tersebut tidak terlepas dari
perencanaan bangunan gedung dan tata ruang, serta disesuaikan dengan
peraturan/standar yang beriaku. Alat bantu evakuasi yang diperlukan pada bangunan
gedung, tentunya disesuaikan dengan kondisi dan fungsi bangunan.

Sarana emergency dan evakuasi yang dianggap penting antara lain:

a. Sumber Listrik Darurat


· Merupakan sumber listrik pengganti apabila sumber listrik utama
padam.
· Sumber listrik darurat hams bekerja secara otomatis sesuai ketentuan
· Sumber listrik darurat dapat berupa; genset, battery (UPS)
b. Lampu Darurat
· Merupakan lampu penerangan selama sumber listrik utama
padam. Lampu darurat harus dipasang pada tangga kebakaran, bordes,
jalan penghubung dan jalan-jalan yang akan dilalui pada saat evakuasi.

c. Pintu Kebakaran
· Pintu kebakaran harus tahan api sekurang-kurangnya 2 jam.
· Menutup secara otomatis dan hanya dapat dibuka dari dalam gedung.
· Pintu membuka kearah tangga terkecuali pintu terakhir pada daerah
aman ( paling bawah ) membuka keluar.

d. Pintu Darurat
· Pintu darurat harus ditempatkan sedemikian rupa sehingga mudah
dicapai dan dapat mengeluarkan seluruh penghuni dalam waktu 2,5
menit.
· Pintu darurat minimal berjumlah dua buah pada setiap lantai.
· Pintu darurat pada lantai dasar harus membuka keluar bangunan dan
didaerah yang bebas.
e. Tangga Kebakaran
- Penempatan dan kekuatan tangga kebakaran harus mengikuti standar
peraturan yang berlaku.
· Tangga kebakaran harus tahan api dan tahan asap.
· Harus dipasang pengendali asap dan lampu darurat.
· Pintu tangga kebakaran harus tahan api sesuai ketentuan pintu tahan api.
· Tangga kebakaran yang terletak diluar bangunan harus berjarak sekurang-
kurangnya 1 meter dari bukaan yang berhubungan dengan tangga kebakaran
tersebut.
· Ukuran lebar tangga, anak tangga serta jumlah anak tangga disesuaikan
dengan standar.
· Tangga kebakaran berakhir pada daerah aman.

f. Tangga Darurat
· Tangga darurat disiapkan untuk dipergunakan apabila lift
tidak berfungsi.
· Tangga darurat harus mudah dicapai
· Tangga servis dapat dianggap sebagai tangga darurat

g. Sistem Pengendali Asap


· Pada bangunan tinggi asap kebakaran harus dikendalikan agar tidak
membahayakan penghuni.
· Bagian-bagian dari ruangan yang dipergunakan untuk jalur penyelamat
harus dibuat bebas asap.
· Ducting AC harus dipasang penutup otomatis.
· Pada tempat-tempat tertentu harus dipasang penghisap asap.
· AC central harus dapat berhenti secara otomatis bila terjadi kebakaran

h. Lift Kebakaran
· Lift kebakaran hanya boieh dipergunakan oleh petugas dinas kebakaran.
· Memiliki ruang luncur tersendiri.
· Dapat dipakai mengangkut BrandCar.
· Memiliki tombol kebakaran ( Fire Man Switch ).
· Ruang luncur dan pintu-pintu lift tahan api.

i. Alat Komunikasi Darurat


· Alat komunikasi darurat dapat berupa telpon darurat atau sistem tata suara.
· Telpon darurat sistemnya terpisah dari telpon biasa.

j. Bukaan Penyelamat
· Pada setiap lantai bangunan tinggi harus ada bukaan yang dapat berupa
lubang jendela dengan daun pintu membuka keluar.
· Bagian atas dari jendela harus dilindungi penonjolan sekurang
kurangnya 50 cm terbuat dari struktur tahan api minimal 2 jam.
k. Lantai / Ruang Aman
· Merupakan ruangan yang telah disiapkan untuk evakuasi pada lantai-
lantai tertentu dan merupakan daerah yang aman.

l. Penunjuk Arah Jalan Keluar


- Penujuk arah merupakan satu-satunya petunjuk menuju daerah
penyelamatan bila terjadi kebakaran.
· Dipasang pada ruang koridor diatas pintu kebakaran atau tempat lain
sebagai sarana evakuasi.
· Setiap ruangan terdapat lebih dari 10 orang harus dipasang denah
evakuasi.
· Petunjuk arah harus menggunakan 2 sumber listrik yang berbeda.
· Penempatan petunjuk arah harus terlihat pada jarak 20 meter.
m. Landasan Helikopter
· Untuk tujuan evakuasi kebakaran penggunaan helikopter masih harus
dipikirkan efektifitasnya serta bahaya yang dapat timbul.

n. Peralatan Bantu Lainnya


· Untuk kepentingan evakuasi dapat juga
dipergunakan selubung peluncur
maupun tali peluncur, yang telah disiapkan ditiap-tiap lantai.
BAB IV
1. Kesimpulan
Sistem plambing dibedakan menjadi 3, yaitu sistem air bersih, system air hujan, dan
sistem pembuangan air kotor. Berdasarkan uraian-uraian mengenai system plambing yang
telah saya sebutkan di atas, maka dapat saya simpulkan bahwa system plambing
merupakan sebuah sistem yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Termasuk pada
bangunan sederhana maupun bertingkat dan merupakan bangunan yang mempunyai sistem
plambing yang lengkap.
Dengan perencanaan yang baik diharapkan semua sistem plambingyang ada pada bangunan
terdapat diterapkan semaksimal mungkin untuk menekan tingkat pencemaran
lingkungan.

2. Saran
Untuk bangunan lainnya agar tetap memperhatikan sistem plumbing. Pemilihan bahan
yang baik dalam sistem plambing sangat perlu dilakukan agar tidak timbul masalah pada sistem
di kemudian hari. Begitu juga dengan penempatan sistem plumbing, agar diletakkan dengan
baik sesuai dengan kondisi yang akan terjadi pada sistem tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

http://utilitas-bangunan-pipa-dan-sanitasi-plumbing.html
https://dokumen.tips/documents/utilitas-bangunan.html
https://www.utilitas-bangunan
http://Elerning Upnjatim, Sistem Utilitas Bangunan, 2015
Ir. Hartono Poerbo M. Arch, Utilitas Bangunan, Jakarta 1992. Anggota KPAI
Rizal37, Ilmu Bangunan, Utilitas Bangunan, 14 Juli 2012
Beranda Arsitek, Blogspot, Utilitas Bangunan, April 2016

Anda mungkin juga menyukai