Anda di halaman 1dari 22

TUGAS :

UTILITAS

DI SUSUN OLEH :

MUH. NAZAR (P3B119033)


NUR IHZAWATUL SAIFUL (P3B119043)
NADIA RAMADHANI (P3B119041)
IVHAL ADIT GORZALI

UNIVESITAS HALU OLEO


PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
KENDARI
2020
Minggu 2
1. Jelaskan konsepsi dasar dari utilitas Bangunan dan utilitas Kawasan
2. Uraikan dan menjelaskan bagian-bagian dari utilitas kawasan
3. Buat uraian tahapan dan tentukan jenis pipa yang dibutuhkan dalam perencanaan
distribusi air bersih dan pembuangan limbah air kotor
Jawab :
1. Utilitas bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas yang digunakan untuk menunjang
tercapainya unsur-unsur kenyamanan ,keselamatan,kesehatan,kemudahan komunikasi
dan mobilitas dalam pembangunan. Adapun beberapa sistem utilitas yang lazim
direncanakan yaitu:
a) Sistem Utilitas Supply Air Bersih (Water Supply Sistem), Seperti bangunan pada
umumnya, bangunan gedung bertingkat yang bersifat vertikal secara struktur maupun
jenis bangunan bentang lebar tentunya memerlukan sistem transportasi berupa air di
setiap lantainya, sistem supply air pada bangunan tinggi dimulai dari pengambilan air
dari sumur maupun dari PDAM/meteran dan dilanjutkan dengan pembuatan penampung
air atau biasa disebut dengan Ground Water Tank (GWT) jika diletakkan pada dasar
bangunan (Underground) atau tangki yang diletakkan di atas bangunan yaitu berupa
penampungan yang berupa bak supplai air bersih yang direncanakan dengan baik sejak
awal sehingga dapat mencukupi kebutuhan besar dengan ukuran volume yang
disesuaikan dengan kebutuhan air pada gedung. Kemudian dilanjutkan dengan sistem
pemompaan dengan mesin yang memiliki besar daya yang bervariasi sesuai kebutuhan
debit pompa yang terdistibusikan melalui sistem perpipaan ke setiap lantai sesuai dengan
desain pada titik-titik pengambilan air yang telah direncanakan dalam denah baik untuk
keperluan WC misalnya shower, kran wastafel, jacuzzi, kolam renang, kran air bersih,
hydran, sprinkler, dsb. Untuk bangunan dengan interval ketinggian yang cukup tinggi
biasanya dibuat sistem distribusi air dengan pola pemompaan dua sampai tiga kali sesuai
kemampuan daya pompa yang direncanakan yang biasanya dilengkapi dengan sistem
penampungan transisi pada daerah dilatasi tersebut, hal ini dikarenakan karena
keterbatasan kemampuan pompa untuk menyupplai air pada elevasi gedung yang cukup
tinggi sehingga membutuhkan daerah dilatasi/transisi untuk melakukan penampungan ke
tingkat berikutnya.

Gambar a. System suplai air bersih

b. Sistem Utlitas Pembuangan dan Pengelolahan Limbah Cair dan Limbah


Padat, Sama halnya dengan sistem pendistribusian air bersih untuk keperluan kebutuhan
air dalam gedung bertingkat, sisa penggunaan air tersebut juga akan menghasilkan
limbah yang harus direncanakan sistem pendistribusian dan pengelolahannya agar tidak
mengganggu kenyamanan pengguna bangunan maupun lingkungan disekitarnya. Dalam
sistem pengelolahan sisa buangan limbah pada bangunan gedung bertingkat tentunya
dibutuhkan perencanaan yang baik agar dalam proses distribusi pembuangan saat masa
operasionalnya tidak menimbulkan masalah yang serius misalnya masalah klasik yaitu
penyumbatan atau kebocoran pada pipa buangan maupun pencemaran terhadap
lingkungan disekitarnya. Perencanaan sistem pembuangan limbah pada bangunan gedung
bertingkat dimulai dengan pembuatan sistem pengelolahan sisa limbah yang umumnya
berasal dari pembuangan dari WC (Floor drain), wastafel cuci tangan atau limbah dapur
dan buangan dari kotoran closed toilet yaitu dengan membuat sistem Sewage Treatment
Plant (STP) berupa septick tank yang merupakan jenis utilitas modern yang berfungsi
tidak hanya dalam menampung melainkan dapat mengelolah sisah limbah agar sisa
buangan tersebut aman bagi lingkungan dan dapat pula digunakan kembali/recycle untuk
keperluan air untuk operasional penyiraman tanaman. Umumnya konstruksi STP dapat
terbuat dari konstruksi beton konvensional maupun yang telah terfabrikasi berupa fiber
tank dengan volume dan teknologi pengelolahan limbah yang disesuaikan dengan
perencanaan. Untuk bangunan gedung bertingkat seperti apartemen maupun hotel sering
juga dilengkapi dengan pembuatan utilitas berupa Waste Shaft - Trash Chute yaitu
instalasi berupa pembuangan sampah dengan sistem cerobong/pipa vertikal yang dibuang
secara gravitasi di setiap lantai bangunan bertingkat berupa sampah yang tidak mudah
terurai seperti sampah konsumsi sehari-hari berupa plastik, sisah makanan, kertas dsb dan
ditampung di lantai dasar bangunan berupa bak penampungan dan kemudian
didistribusikan ke truk-truk pembuangan sampah.
Gambar b. System Utilitas Pembuangan limbah cair dan padat

c. Sistem Utilitas Pencahayaan, Elektrikal dan Mekanikal, Untuk bangunan gedung


bertingkat maupun jenis bangunan lainnya sistem pencahayaan merupakan hal yang perlu
direncanakan sesuai dengan peletakan titik-titik pencahayaan yang hendak ditentukan,
begitupun dengan sistem elektrikal dan mekanikal suatu bangunan merupakan hal yang
perlu direncanakan dengan baik sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas yang diinginkan.
Dalam hal ini pencahayaan dapat berupa instalasi pembuatan titik lampu interior maupun
exterior dimana seorang srsitek harus pandai dalam penentuan letak titik lampu agar efek
pencayahaan yang dihasilkan dapat meyebar secara efektif di setiap ruangan. Sistem
pencahayaan juga tidak hanya bergantung pada perangkat lampu saja melainkan dapat
berupa pengaturan bukaan pencahayaan alami dari sinar matahari khususnya pada
bangunan bertingkat yang membutuhkan banyak lampu tentunya dengan perekayasaan
pengaturan cahaya alami di siang hari berupa bukaan setidaknya dapat mereduksi biaya
operasional listrik. Disamping itu sistem elektrikal selain pencahayan yaitu berupa
instalasi pemasangan stop kontak, saklar lampu, sekring listrik, ground penangkal
petir, water heater instalasi, sliding automatic door dsb dimana inputnya berasal dari
PLN dan instalasi pemasangan mesin generator sebagai pendukung sumber listrik pada
suatu bangunan gedung bertingkat jika terjadi pemadaman listrik. Pemilihan generator
harus sesuai dengan daya yang diinginkan berdasarkan besar energi listrik yang
dibutuhkan dalam suatu bangunan.
Gambar c. System Utilitas Pencahayaan,elektrikal,mekanikal
d. Sistem Untilitas Pengudaraan, Sistem pengudaraan dalam hal ini berupa sistem
pendingin ruangan berupa air conditioner (AC) yaitu berupa sistem utilitas pendingin
ruangan yang dipasang di dalam ruangan tertutup dari suatu bangunan. Jenis pendingin
ruangan umumnya berfungsi untuk memberikan rasa kenyamanan dan kesejukan bagi
orang yang berada di dalamnya. Selain sistem pendingin ruangan biasanya untuk
bangunan bertingkat seperti hotel, perkantoran dan apartemen juga dilengkapi dengan
pengisap asap (Exhaust) bilamana terdapat kandungan asap akibat rokok maupun
penyebab lainnya sehingga dapat menjaga sirkulasi udara dalam ruangan tetap stabil dan
sehat. Namun sistem pendingin ruangan tidak hanya bergantung kepada AC saja
melainkan dapat dengan melakukan perekayasaan arsiektur bangunan berupa bukaan
ventilasi pengudaraan agar sirkulasi udara dapat dengan baik mengalir keluar masuk
dalam sistem ruangan bangunan dan dapat pula menekan biaya operasional
listrik/efisiensi biaya.
Gambar d. System Utilitas Pengudaraan

e. Sistem Utilitas Transportasi Gedung, Sistem transportasi dalam hal ini merupakan
sistem pengangkut untuk memuat manusia ke tingkat elevasi bangunan beritngkat. Sistem
transportasi ini dapat berupa transportasi vertikal (Elevator/Lift) dan sistem transportasi
tangga berjalan (Eskalator). Dalam konstruksi gedung bertingkat maintanance terhadap
instalasi transportasi ini perluh secara berkala diperhatikan agar memberikan tingkat
mesin, rantai/slink dan sistem elektrikal pada elevator/lift dan begitu pula pada instalasi
sistem transportasi eskalator.
Gambar e. System Utilitas Transportasi gedung

f. Sistem Utilitas Telekomunikasi Gedung, Sistem ini merupakan suatu perangkat


instalasi yang berfungsi dalam memberikan kemudahan dalam mengakses informasi baik
yang bersifat internal maupun global bagi para penggunanya dalam sistem gedung
bertingkat, misalnya instalasi PABX telepon, jaringan WIFI internet, TV Cable, instalasi
Fax, sound system/loud speaker dsb

Gambar f. System Utilitas Telekomunikasi Gedung

g. Sistem Utiltas Keamanan/Cecurity, Sistem ini merupakan instalasi yang dibuat pada
suatu gedung bertingkat guna memberikan rasa aman bagi pengguna gedung tersebut dari
hal-hal yang tidak diinginkan seperti mengurangi ancaman kriminalitas dan pencegahan
terhadap bencana seperti kebakaran dll. Sistem ini dapat berupa instalasi pemasangan
CCTV, hydrant, tabung pemadam, Smoke detektor, Exthinguiser, Cencor detector
gate, door emergency dsb.

Gambar g. System Utilitas Telekomunikasi Gedung

h. Sistem Utilitas Perawatan Kebersihan Gedung, khusus untuk gedung bertingkat


perawatan terhadap kebersihan penampilan gedung memang perlu diperhatikan secara
berkala melalui perawatan kebersihan gedung oleh pengelolahnya. Proses pembuatan
instalasi kebersihan khusunya bagian permukaan gedung biasa disebut dengan gondola
yaitu semacam perangkat crane/mesin derek yang memuat satu sampai dua orang yang
tergantung dari atas gedung bertingkat dimana pekerja kebersihan dapat dengan leluasa
mengatur elevasi gondola saat melakukan proses pembersihan di bagian permukaan
gedung. Hal yang perlu diperhatikan dalam operasionalnya yaitu faktor keamanan bagi
para pekerja yang sedang bertugas.
Gambar h. System Utilitas Perawatan Kebersihan Gedung

Dari seluruh sistem utilitas yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa suatu
bangunan bertingkat dengan segala kompleksitas aktifitas manusia yang berada di
dalamnya ketika beroperasi tentunya membutuhkan integrasi dari seluruh sistem
utilitas agar fungsi dari suatu bangunan dapat tercapai sesuai dengan yang
direncanakan dan dapat meningkatkan tingkat kenyamanan, keamanan dan
keselamatan bagi pengguna bangunan tersebut dan di sekitarnya. Dapat pula dilihat
bahwa suatu sistem utilitas saling berpengaruh terhadap sistem lainnya yang dalam
hal ini perlu dilakukan secara berkala proses pemeliharaan dan pengawasan terhadap
sistem tersebut bagi pihak pengelolah bangunan. Disamping itu di era modern
sekarang ini telah ada sistem yang dapat memonitoring sebagian besar utilitas
tersebut oleh satu perangkat yang sering disebut Building
Management System (BMS) sehingga dapat dengan mudah memonitoring terhadap
masalah-masalah yang terjadi dari salah satu sistem utilitas dalam suatu bangunan.
 Utilitas Kawasan
Konsepsi dasar dari utilitas kawasan adalah sarana penunjang pelayanan lingkungan
2. Berdasarkan Pasal Perda 9/2009 di jelaskan bahwa yang termasuk dalam utilitas kawasan
adalah sebagai berikut :
a. Jaringan jalan untuk mobilitas manusia dan angkutan barang, pencegahan perambatan
kebakaran, serta untuk menciptakan ruang dan bangunan yang teratur;
Gambar a. Jaringan Jalan

b. Jaringan saluran pembuangan air limbah dan tempat pembuangan sampah untuk
kesehatan lingkungan

Gambar b. Jaringan saluran pembuangan dan tempat pembuangan sampah


c. Jaringan saluran air hujan untuk pengatusan/drainase, dan pencegahan banjir setempat.
Dalam keadaan tidak terdapat air tanah sebagai sumber air bersih, jaringan air bersih
merupakan sarana dasar.

Gambar c. Jaringan saluran air hujan/drainase

d. Jaringan Listrik untuk mengalirkan listrik ke rumah-rumah di kawasan tersebut.

Gambar d. Jaringan listrik


3. Tahapan perencanaan distribusi air bersih dalam bangunan gedung dibagi menjadi empat
system yaitu sistem sambungan langsung, sistem tangki atap, sistem tangki tekan, dan
sistem tanpa tangki.

 Mekanisme dari sistem sambungan langsung yaitu air bersih dari PAM melalui pipa
utama PAM masuk ke instalasi meteran air dan air langsung didisribusikan ke seluruh
gedung. Sistem ini diterapkan pada bangunan rumah.

Gambar 3. Sistem sambungan langsung

 Pada sistem tangki atap, air bersih ditampung terlebih dahulu pada ground reservoir /
tangki air bawah kemudian dipompa ke tangki atap. Dari tangki atap, air didistribusikan
ke jaringan perpipaan dalam gedung dengan sistem gravitasi.

Gambar 3. Sistem tangki atap


 Pada sistem tangki tekan, air bersih ditampung pada ground reservoir / tangki air bawah
kemudian dipompakan ke dalam tangki bertekanan. Air dalam tangki bertekanan
dialirkan ke seluruh jaringan perpipaan gedung. Pompa bekerja secara otomatis dan akan
berhenti jika tekanan tangki telah mencapai suatu batas minimum yang ditetapkan.

Gambar 3. Sistem tangki tekan

 Sedangkan pada sistem tanpa tangki, tidak digunakan tangki apapun dimana air dari
PDAM dipompakan langsung ke seluruh jaringan perpipaan gedung. Sistem ini dilarang
di Indonesia karena dapat merusak jaringan distribusi air minum pada PDAM.

 Jenis-Jenis Pipa Distribusi Air Bersih dan Pembuangan Limbah Air Kotor
 Saluran Air Bersih
Saluran air bersih adalah saluran air yang digunakan untuk makan minum, berarti
memerlukan pipa air yang memenuhi standar food grade dan tingkat keretakan yang
sangat rendah, bahkan nol. Saluran air bersih umumnya juga digunakan sekaligus untuk
keperluan sanitasi (MCK: mandi, cuci, kakus) walaupun ada beberapa pemilik rumah
yang mulai memisahkannya.
Pipa air thermoplastic yang cocok untuk ini adalah pipa:
 Pipa HDPE (High Density Polyethylene) dapat dikatakan ini adalah pipa ideal untuk air

bersih, karena tingkat keretakan sangat rendah, cukup fleksibel (kelenturannya tinggi),
namun kekuatannya tinggi.
 Pipa PP-R (Polypropylene Random) adalah pipa yang cocok untuk air bersih dengan suhu

tinggi.
 Pipa PVC-O adalah pengembangan dari pipa PVC yang menghasilkan pipa PVC yang

lebih lentur dan lebih kuat dengan dinding pipa yang lebih tipis. Volume air yang
dialirkan lebih besar dibandingkan pipa PVC biasa dengan diameter sama. Tingkat
keretakannya juga lebih rendah daripada PVC biasa.
 Pipa PVC dan uPVC sebagai pengembangan lebih lanjut.

 Saluran air bekas dan air buangan


Air bekas adalah air limbah yang dihasilkan dari keperluan mandi dan cuci. Kadang ada
yang menggunakan air bekas cuci untuk menyiram tanaman. Air buangan adalah air
limpasan air hujan yang dialirkan dari talang air.
Pipa air thermoplastic yang cocok untuk keperluan ini adalah:
 Pipa PVC
 Pipa silent technology. Pipa ini cocok untuk bangunan tinggi atau bagi pemilik rumah
yang ingin saluran air buangannya tidak berisik.

 Air kotor
Air kotor adalah limbah dari toilet. Limbah ini perlu dialirkan ke septic tank untuk
difiltrasi baru kemudian air limpasannya dibuang ke saluran drainase kota (selokan atau
got).
Pipa air thermoplastic yang cocok untuk keperluan ini adalah:
 Pipa PVC limbah adalah pipa PVC khusus air limbah. Mudah dikenali dari penampilan
luarnya yang didominasi oleh warna coklat.
 Pipa Astolan. Pipa ini cocok untuk air limbah dengan suhu tinggi.
 Pipa PVC
 Pipa silent technology
Minggu 3
Tugas
Sebuah kawasan terdiri dari 6 blok,setiap blok terdiri dari 20 unit rumah.setiap rumahnya dihuni
oleh 2-5 0rang angguta keluarga. Maka, buatlah scenario dan penjelasan /analisi:
a. Berapa kapasitas tower per blok?
b. Berapa jumlah tower yang akan digunakkan dan ukurannya?
c. Buatlah skema perpipaan dari tower ke unit rumah masing-masing dan jelakan
ukuran pipa yang akan digunakan?

Jawab:
Dik : sebauh kawasan terdiri dari 6 blok,setiap blok terdiri 20 unit rumah.
Dit : a. berapa kapasitas tower perblok?
b. Berapa jumlah tower yang akan digunakan dan ukurannya?
c. Buatlah skema perpipaan dari tower keunit rumah masing-masing dan jelaskan
ukuran pipa yang diguanakan?

Penyel: berdasarkan direktur jendral cipta karya, 2005 pemakaian air bersih rata-rata sebesar 144
liter/orang/hari dan standar yang mendukung untuk klasifikasi pemakaian air menurut
standar plambing SNI 03-7065-2005
a. Jadi untuk menghitung kapasitas tower per blok digunakan rumus sebagai berikut:
penggunaan x banyak pengguna = kapasitas
Dimisalkan penghuni dalam setiap 1 unit rumah = 5 orang
Maka 144 L/orang/hari x 5 = 720 Liter
jadi kapasitas tower per rumah = 720 L
untuk menghitung kapasitas tower/blok adalah 720 L x 20 unit rumah = 14.400 L/hari
b. Jadi setiap rumah memiliki 1 tower sehingga dalam 1 blok kawasan membutuhkan 20
unit tower dengan ukuran tower 720 L
Jadi,untuk keseluruhan blok jumlah towernya yaitu jika 1 blok 20 unit rumah,masing-
masing rumah memiliki 1 tower maka 20 unit rumah x 6 blok = 120 tower yang
digunakan 6 blok rumah.
c. skema perpipaan dari tower keunit rumah

 Menurut SNI 06-0084-2002 ukuran pipa yang digunakan untuk distribusi air bersih dari
tandon air/tower menuju ke toren atau keran air dalam rumah ,jalur shower dikamar
mandi,wastafel digunakan ukuran pipa PVC tipe AW ½ dan ¾ inch.

 Saluran air buangan bekas air yang telah digunakan kemudian dialirkan melalui
saluran buangan, seperti dari kamar mandi atau tempat cuci baju. Mengunakan
pipa berukuran 2 atau 3 inci dari model AW atau D.

 Saluran air kotor Pipa dengan ukuran 4 inci dari kelas D atau AW merupakan
pilihan yang sering digunakan sebagai saluran pembuangan dari kloset.

 Ukuran pipa PVC berdasarkan tipe


Ini dia tabel ukuran pipa PVC dengan ketebalan berbeda sesuai kelas masing-
masing yang dapat menjadi tolak ukur sebelum proses instalasi.

Gambar Tabel ukuran pipa saluran air

Tugas 2 minggu 3

Sebuah kawasan terdiri dari 6 blok setipa blok terdiri dari 20 unit rumah,setiap rumahnya
dihuni 2-5 orang anggota keluarga maka buatlah rencana

1. Pipa pembuangan air kotor dari unit rumah kesaluran kawasan


2. Berapa ukuran diameter pipa yang digunakan serta analisisnya
3. Buatlah skema perpipaan air kotor dari masing-masing unit rumah tiap bloknya
dan hasil akhirnya disalurkan kemana.
Jawab.
 Instalasi air kotor adalah instalasi pemipaan penyaluran atau pembuangan air
kotor yang mengikuti standar dan ketentuan-ketentuan teknis sehingga tidak
mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan.
 Air kotor adalah air buangan atau air limbah, atau semua cairan yang dibuang,
baik yang mengandung kotoran manusia, kotoran hewan, bekas tumbuhan, dapur,
cuci, maupun air yang mengandung sisa proses laboratorium, industri.
 Perencanaan pipa pembuangan air kotor dari unit rumah ke saluran kawasan
menggunakan system pengasingan air terpisah yakni system penasingan
dimanaair kotor dan air bekas dialirkan secara terpisah dan memakai pipa yang
beelainan. seperti gambar dibawah ini

1. Pembuangan Air Kotor dari KamarMandi

KM Bekas mandi
Bak drainase
Bekas wudhu Kontrol

Bekas wastafel

2. Pembuangan Air Kotor dari Wastafel dan dapur

Dapur drainase
Bak
kontrol
wastafel
2.penetuan diameter pipa

Air yang mengakir dalam pipa,dibawah tekanan (under pressure) atau disebut juga air
mengalir dengan tekanan,yaitu air mengalir dalam pipa.oleh karena itu air bias mengalir
kebawah atau mendatar

Pada waktu air mengalir dalam pipa,akan timbul gesekan-gesekan antara melekul air dan
gesekan-gesekan antara air dengan dinding pipa,hal ini menyebabkan timbulnya kehilangan
tekanan (head loss)pada waktu air mengalir didalam pipa besarnya kehilangan tekanan dalam
pipa tergantung dari:

kekerasan dinding pipa: makin kasar dinding pipa makin besar kehilangan tekanannya.

Panjang pipa: makin panjang pipa makin besar kehilangan tekannya

Keceoatan air dalam pipa: makin cepat air mengalir dalam pipa makin besar kehilangan tekannya

Perlengkapan pipa:makin banyak perlengkapan pipa makin besar kehilangannya.

Peralatan (accessories) pipa harus terbuat dengan bahan yang sama dengan bahan pipa yang
akan dipasang,peralatan pipa diantaranya terdiri dari :soket,tee,knie,reduser,cross,volve,dan dop

Soket:berfungsi untuk menyambung 2 (dua) pipa lurus

Tee:berfungsi untuk menyambung 3 (tiga) pipa yang bertemu

Reduser:berfungsi untuk menyambung 2 (dua) pipa dengan garis tengah berbeda.

Cross:berfungsi untuk menyambung 4 (empat) pipa lurus

Valve:berfungsi untuk mengatur untuk menutup aliran air

Dop:berfungsi untuk menutup ujung pipa.

Jenis-jenis pipa limbah air

 Pipa Air Kotor


Air kotor yang dimaksud air bekas cucian,dapur dan air kamar mandiminimal ukuran
diameter pipa adalah 3`in dengan derajat kemiringan adlah minimal 1% hingga 2% yang
dihitung dari panjang saluran pipa yang terpasang datar (horizontal).misalkan panjang
pipa datar yang terpasang adalah 10 meter,maka 10 x 1%= 0,1 meter atau jika dalam
hitungan centimeter adalah 10 sm.jika derajat kemiringan 2% maka tinggal dikalikan
dengan panjang saluran pipa,
 Pipa Air Kotor Manusia
Pipa air kototr manusia atau biasa kita sebut diposal/tinja.untuk pipa saluran diposal pipa
yang diijinkan minimal 4`in dengan sudut kemiringan saluran pipanya minimal 2%
sampai dengan maksima 3% jika kurang dari 2% maka kototran padat (tinja)akan lambat
untuk turun /mengalir bersama dengan air siramannya alias tinja menjadi terlambat untuk
mengalir,sedangkan jika melebihi dari 3% maka air siraman akan mengalir terlebih
dahulu dan kototran padat tinja akan tertinggal didalam saluran pipa.kemiringan saluran
pipa jika panjang saluran pipa yang terpasang adalah 8 meter maka dikalikan dengan
standar kemiringan yang diizinka,misalkan 2,5% x 8 meter = kemiringan diujung sisi
buang saluran datar adalah 0,2 m atau 20 cm.

analisis kebutuhan pipa air kotor

PVC diameter 4″ tipe D

Saluran Induk air kotor buangan dari kamar mandi, cucian dan air hujan digunakan pada umumnya
menggunakan pipa PVC diamater 4″ tipe D yang dipasang di pinggir kiri dan kanan bangunan rumah.

 PVC diameter 3″ tipe D


Sedangkan untuk pipa vertikal, buangan air hujan dari talang di atap rumah menggunakan pipa
PVC diameter 3″ tipe D, sebaiknya untuk pipa pembuangan air kotor tidak menggunakan pipa
PVC tipe E (lebih tipis) karena akan mudah pecah akibat tekanan tanah/lantai bangunan.
 Kombinasi PVC diameter 4″ dan PVC diameter 3″ tipe D
Sedangkan untuk pipa saluran dari Closet menuju Septic Tank untuk bagian yang horizontal
digunakan pipa PVC diameter 4″ tipe D.Apabila rumah tinggal terdiri dari dua laintai maka untuk
pipa saluran yang vertikal menggunakan pipa PVC diameter 3″ tipe D yang ditanam didalam
dinding.
 PVC diameter 2″ tipe D
Digunakan untuk saluran pembuangan kotor dari wastafel dan kitchen sink tempat cuci
piring.Untuk pipa saluran vertikal baik itu untuk Closet ataupun buangan air hujan menggunakan
pipa PVC diameter 3″ agar pemasangannya bisa ditanam kedalam dinding rumah.

Contoh skema

3.skema perpipaan air kototr

3.

Anda mungkin juga menyukai