Anda di halaman 1dari 23

UTILITAS BANGUNAN

UMUM
SEDERHANA (RUSUNAWA
)
August 8, 2016  • nurulfitriani

Oleh : Nurul Fitriani


Pengertian Utilitas Bangunan
Utilitas Bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas yang
digunakanuntuk menunjang tercapainya unsur-unsur
kenyamanan, kesehatan, keselamatan,kemudahan
komunikasi, dan mobilitas dalam pembangunan.

Perancangan bangunan harus selalu memperhatikan dan


menyertakan fasilitas utilitas yang dikoordinasikan dengan
perancangan yang lain, seperti perancangan arsitektur,
perancangan struktur, perancangan interior dan perancangan
lainnya.

Utilitas bada bangunan Rusunawa Buruh Industri


REPORT THIS AD

Gambar 1. Denah Lantai Dasar dan lantai 1-3  Rusunawa


Buruh Industri

Bangunan merupakan rumah susun 4 lantai yang digunakan


para buruh industri. Beberapa sistem utilitas yang diperluka
pada bangunan tersebut ialah:

1. Instalasi Air Bersih dan Air Kotor


2. Instalasi Listrik (Lampu, Stop Kontak)
3. Instalasi CCTV
4. Instalasi Pemadam Kebakaran
5. Instalasi Penangkal Petir
6. Instalasi Pembuangan Sampah
7. Instalasi AC
1. Instalasi Air Bersih dan Kotor
a. Instalasi Air Bersih
Sumber air bersih berasal dari jaringan air PDAM dengan
sumber cadangan dari sumur artesis. Air dari jaringan PDAM
dialirkan ke ground water tank yang diletakkan di bawah muka
air tanah, kemudian dipompakan ke roof tank yang letaknya
lebih tinggi, terdapat dua jenis roof tank yang pertama untuk
penggunaan sehari-hari, yang kedua untuk pencegahan
kebakaran. Dengan mengandalkan gaya gravitasi, air dari
roof tank kemudian didistribusikan ke tiap titik pengambilan air
seperti keran wastafel, keran bak air mandi, sprinkler dan
hidrant dengan sistem shaft. Meskipun dengan pemakaian
roof tank membutuhkan ruang tersendiri serta beban struktur
yang lebih namun dibandingkan dengan menggunakan
pompa yang langsung dialirkan ke titik-titik pendistribusian air
akan lebih efektif karena rusunawa yang memiliki banyak
ruang akan mebutuhkan tenaga atau daya dari pompa dalam
jumlah besar.
Skema Distribusi Air Bersih

REPORT THIS AD
Denah Pendistribusian Air Bersih

 
REPORT THIS AD

b. Instalasi Air Kotor


Jaringan air kotor dalam bangunan terbagi menjadi tiga
kelompok, yaitu :
 Limbah cair, berupa air kotor yang berasal dari floor drain
kamar mandi, wastafel, dll.,
 Limbah padat, yang berasal dari kloset kamar mandi,
 Air hujan.
Pada penanganan limbah cair, air kotor yang berasal dari
floor darain kamar mandi, wastafel, tempat cuci piring dsb
pada tiap lantai disalurkan ke bawah melalui pipa menuju ke
lantai dasar, lalu disalurkan menuju bak kontrol. Kemudian air
dialirkan menuju sumur resapan sebelum dibuang ke saluran
kota.

Pada penanganan limbah padat, kotoran yang berasal dari


kloset tiap lantai disalurkan melalui pipa limbah padat secara
vertikal menuju ke lantai dasar yang kemudian langsung
disalurkan ke dalam septic tank. Pipa limbah padat yang
melintang secara horizontal harus memiliki kemiringan
minimal 5% tiap 1 meter untuk meminimalkan resiko
tersumbat. Karena hal ini, penempatan septic tank juga perlu
diperhatikan, apabila jaraknya semakin jauh dari letak kloset
lantai dasar, maka penempatan septic tank akan
membutuhkan kedalaman yang semakin besar. Pada septic
tank, limbah kemudian ditampung dan diendapkan, lalu air
yang tersisa dialirkan ke sumur resapan. Untuk penempatan
septic tank beserta resapannya, sebaiknya diletakkan
berjauhan dengan sumur artesis maupun gorund water tank,
minimal berjarak 15 meter. Hal ini dilakukan agar jaringan air
bersih tidak tercemar limbah dari septic tank.

Untuk penanganan air hujan, digunakan talang yang


disesuaikan dengan bentuk atap, yang kemudian dialirkan
secara vertikal melalui pipa menuju ke bak kontrol yang sama
dengan yang digunakan pada penanganan limbah cair di
lantai dasar.

diagram pembuangan limbah cair dan limbah padat

REPORT THIS AD

Skema Pembuangan Limbah Cair


Denah Pembuangan Limbah Cair :
REPORT THIS AD

Skema Pembuangan Limbah Padat :


Denah Pembuangan Limbah Padat :
1. Instalasi Listrik
REPORT THIS AD

Sumber listrik pada bangunan ini berasal dari jaringan listrik


PLN dan memiliki cadangan listrik yang bersumber dari
genset yang dapat digunakan apabila terjadi pemadaman
listrik dari jaringan PLN.  Rusunawa ini memiliki beberapa
fasilitas yang membutuhkan daya listrik seperti lampu,
stopkontak, CCTV, pompa air, serta pemadam kebakaran.
Untuk mewadahi instalasi listrik diperlukan Main Distribution
Panel dan ruang genset. Automatic Transfer Switch atau ATS
bekerja mengalirkan listrik dari genset ketika terjadi
pemadaman listrik dari PLN. Listrik yang berasal dari Main
Distribution Panel kemudian dialirkan ke Sub Distribution
Panel pada tiap-tiap lantai Rusunawa kemudia dialirkan ke
fasilitas yang membutuhkan daya listrik tersebut.

Denah Instalasi Listrik


1. Instalasi CCTV
REPORT THIS AD

Instalasi CCTV dalam bangunan diperlukan sebagai alat


pengawasan keamanan baik di dalam bangunan maupun di
sekitar bangunan. Komponen – komponen dalam sistem
CCTV terdiri dari :

 Kamera pengawas, yang diletakkan di titik tertentu yang


dianggap strategis dan memiliki jangkauan jarak pandang yang
luas.
 Digital Video Recording (DVR), sebagai alat perekam dari tiap
– tiap kamera yang ada dan diletakkan pada control room.
 Monitor CCTV, yaitu monitor yang menampilkan gambar dari
setiap kamera yang ada untuk diawasi oleh para pengawas di
control room
 Jaringan kabel, yang menjadi penghubung antara kamera, DVR
Unit, dan monitor CCTV.
Denah Titik-titik Penempatan CCTV:
1. Instalasi Pemadam Kebakaran
REPORT THIS AD

Beberapa perangkat pemadam kebakaran atau pencegahan


kebakaran yang terdapat pada bangunan Rusunawa antara
lain :

 Pendeteksi gejala kebakaran (detektor)


 Alarm atau sirine kebakaran
 Spinkler
 Hidrant
Pendeteksi gejala kebakaran yang diperluka berupa :

 Detektor asap
 Detektor panas
 Detektor Api
Peletakan detektor berapa pada langit-langit pada setiap
ruangan di Rusunawa serta di lorong dengan jarak tertentu.
Detektor akan mendeteksi adanya asap atau tanda-tanda lain
kebakaran kemudian secara otomatis mengaktifkan alarm
atau sirine kebakaran, namun jika alarm otomatis tidak
berfungsi terdapat tuas manual yang ditarik untuk
mengaktifkan sirine kebakaran. Kemudian sprinkler akan
bekeja menyemprotkan air ketika alarm berbunyi. Air yang
digunakan sprinkler berasal dari roof tank untuk pemadaman
pada instalasi air bersih.

Selain Sprinkler terdapat pula hidrant yang terdapat masing-


masing dua diletakkan di pojok lorong pada setiap lantai,
sumbernya dari roof tank pemadaman kebakaran pada
instalasi air bersih. Pada saat terjadi kebakaran para
penghuni menggunakan tangga darurat yang berada di sisi
kanan dan kiri bangunan untuk melakukan evakuasi.
Skema Instalasi Pemadam Kebakaran

1. Instalasi Penangkal Petir


REPORT THIS AD

Karena bentuk bangunan memanjang, penangkal petir yang


digunakan pada bangunan ini adalah penangkal petir tipe
sangkar Faraday. Penangkal petir sangkar Faraday terdiri dari
:

 Batang penangkal petir, berupa batang – batang logam


berujung runcing yang diletakkan pada bagian teratas atap
bangunan,
 Kabel konduktor, yang merupakan kabel penyalur petir yang
dipasang pada sisi luar bangunan dan diberi lapisan pelindung /
isolator,
 Tempat pembumian / grounding, berupa batang elektroda
tembaga yang ditanam di dalam tanah.
1. Instalasi Pembuangan Sampah
REPORT THIS AD

Pada bangunan bertingkat banyak, dibutuhkan shaft sampah


agar dapat mempermudah pengumpulan sampah tanpa harus
naik-turun tiap lantai. Shaft sampah biasanya diletakkan di
ujung bangunan. Sampah yang telah dipilah – pilah sesuai
jenisnya dan telah dimasukkan kedalam kantung sampah
kemudian dibawa ke shaft sampah yang ada di tiap lantai.
Lalu sampah dimasukkan melalui pintu shaft sampah yang
biasanya berukuran 50 x 50 cm. Lalu sampah turun melalui
saluran shaft sampah hingga mencapai bak penampungan
sampah di lantai dasar. Bak penampungan sampah ini harus
dapat diakses oleh mobil, agar pengambilan sampah dapat
dilakukan dengan mudah yang selanjutnya dibawa menuju ke
TPA.

Diagram Pembuangan Sampah

Denah Pembuangan Sampah


1. Instalasi AC
REPORT THIS AD

AC pada bangunan ini hanya diletakkan pada ruang


pengelola dan pada ruang penunjang fasilitas umum. Jenis
AC yang digunakan adalah AC split wall dengan daya ± ½
s.d. ¾ PK. Pada masing – masing ruangan hanya diletakkan
1 indoor unit.

Skema Instalasi AC

Anda mungkin juga menyukai