Anda di halaman 1dari 14

UTILITAS

SISTEM PENGADAAN DAN PENGOLAHAN AIR PADA BANGUNAN


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Utilitas Semester 4 Tahun Ajaran 2017/2018.

Disusun oleh :
Nama : Dinar Aulia Rahma
NIM : 16/394843/TK/44135

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


DEPARTEMEN TEKNIK ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH

Terdapat 4 sistem penyediaan air bersih pada bangunan pada sistem plumbing diantaranya
adalah :

1. Sistem Sambungan Langsung

Air bersih dari PAM melalui pipa utama PAM masuk ke instalasi meteran air
dan air langsung didisribusikan ke seluruh gedung. Diterapkan pada bangunan rumah.

2. Sistem Tangki Atap

Air bersih ditampung terlebih dahulu pada ground reservoir / tangki air bawah
kemudian dipompa ke tangki atap. Dari tangki atap, air didistribusikan ke jaringan
perpipaan dalam gedung dengan sistem gravitasi.
3. Sistem Tangki Tekan

Air bersih ditampung pada ground reservoir / tangki air bawah lalu dipompakan
ke dalam tangki bertekanan. Air dalam tangki bertekanan dialirkan ke seluruh jaringan
perpipaan gedung. Pompa bekerja secara otomatis dan berhenti jika tekanan tangki
telah mencapai suatu batas minimum yang ditetapkan.

4. Sistem Tanpa Tangki (Booster System)

Sistem yang tidak menggunakan tangki apapun karena air dari PDAM
dipompakan langsung ke seluruh jaringan perpipaan gedung. Sistem ini dilarang di
Indonesia karena dapat merusak jaringan distribusi air minum pada PDAM.
SISTEM PENYALURAN AIR BERSIH PADA BANGUNAN BERTINGKAT

1. Up Feed System

Pipa distribusi langsung dari tangki bawah (ground tank) dengan pompa dan langsung
disambungkan dengan pipa utama penyediaan air bersih pada bangunan, Karena terbatasnya
tekanan dalam pipa dan dibatasinya ukuran pipa cabang dari pipa utama tersebut, sistem ini
terutama dapat diterapkan untuk perumahan dan gedung-gedung kecil yang rendah.
Pembuatannya relatif murah.

Kerugian sistem ini adalah :


✓ Pompa bekerja terus menerus sehingga cepat rusak
✓ Ketinggian terbatas karena kekuatan pipa terbatas untuk mengantisipasi tekanan air di
dalamnya.

2. Down Feed System


Air ditampung dulu di tangki bawah (ground tank), kemudian dipompakan ke tangki atas
(upper tank) yang biasanya dipasang di atas atap atau di lantai tertinggi bangunan. Dari sini air
didistribusikan ke seluruh bangunan.

• Sistem ini efisien karena :


a. Selama airnya digunakan, perubahan tekanan yang terjadi pada alat plumbing hampir
tidak berarti.
b. Sistem pompa yang menaikkan air ke tangki atas bekerja secara otomatis dengan cara
yang sangat sederhana sehingga kesulitan dapat ditekan.
c. Perawatan tangki sangat sederhana dibandingkan dengan misalnya tangki tekan.

• Kelebihan down feed system ini adalah :


a. Pompa tidak bekerja secara terus-menerus sehingga lebih efisien dan awet.
b. Air bersih selalu tersedia setiap saat.
c. Tidak memerlukan pompa otomatis, kecuali untuk sistem pencegah bahaya kebakaran
(sprinkler dan hydrant).

• Kekurangan sistem ini adalah :


a. Membutuhkan biaya tambahan untuk pengadaan tangki tambahan.
b. Menambah beban pada struktur bangunan.
c. Menambah biaya pemeliharaan.

Apabila jumlah lantai sangat banyak, tekanan air dalam pila sangat tinggi, sehingga pipa dapat
pecah karena tekanan tinggi (setiap tujuh meter tekanan pipa menerima tekanan sebesar 1
atmosfir), maka down feed system dilengkapi dengan :

A. Spill Back Tank

Adalah tangki pembantu yang diletakkan pada setiap lantai tertentu. Tiap tangki
dilengkapi dengan katup pengendali tekanan. Bila tekanan air tinggi maka katup akan menutup.
Hal terpenting dalam sistem tangki atap ini adalah menentukan letak tangki tersebut. Penentuan
ini harus didasarkan pada jenis alat plumbing yang terpasang pada lantai tertinggi bangunan
dan yang menentukan tekanan kerja tertinggi.

Prinsip kerjanya sebagai berikut :

a. Air yang telah dipompakan dalam spill back tank yang ada pada beberapa lantai sehingga
udara di dalamnya terkompresi.

b. Air dalam tangki tersebut dialirkan dalam sistem distribusi bangunan. Pompa diatur secara
otomatis oleh suatu detektor yang menggerakkan saklar motor listrik penggerak pompa.

c. Pompa berhenti bekerja kalau tekanan tangki telah mencapai batas maksimum yang
ditetapkan dan bekerja kemabali setelah tekanan tangki mencapai suatu batas minimum yang
telah ditetapkan pula. Daerah fluktuasi tekanan ini biasanya ditetapkan antara 1,0-1,5 kg/cm’.

B. Presure Reducer Valve (PRV)

Pada jumlah lantai yang relatif banyak, ada kemungkinan tekanan dalam pipa sangat
tinggi sehingga perlu direduksi dengan katup (valve). Katup-katup tersebut diletakkan pada
beberapa lantai tertentu.
FUNGSI AIR BERSIH PADA BANGUNAN

Menurut Dwi Tangoro dalam buku Utilitas Bangunan, kebutuhan air bersih dalam
bangunan dipergunakan untuk memenuhi yang dipergunakan kepentingan penghuninya
ataukeperluan-keperluan lain yang berkaitan dengaan fasilitas bangunan tersebut. Kebutuhan
air yang mendasar dibagi sebagai berikut:

1. Keperluan-keperluan : minum, memasak/dimasak, keperluan mandi, buang air kecil dan


air besar, mencuci, serta untuk proses seperti industri.

2. Kebutuhan yang sifatnya sirkulasi : air panas, water cooling/AC, dan kolam renang, air
mancur/taman.

3. Kebutuhan yang sifatnya tetap : air untuk hidran, dan air untuk sprinkler.

4. Kebutuhan air cadangan yang sifatnyaberkurang karena penguapan.

Kebutuhan air untuk bangunan tergantung fungsi kegunaan bangunan dan jumlah
penghuninya. Untuk mendapatkan jumlah yang besar digunakan sumur pompa dalam (deep
well) dengan jumlah debit yang tinggi.

SISTEM PENYEDIAAN AIR PANAS PADA BANGUNAN

Air panas adalah air bersih yang dipanaskan dengan alat tertentu dan digunakan untuk
kebutuhan-kebutuhan tertentu. Sistem air panas ini dapat dipasang pada bangunan perumahan,
perkantoran, restoran, hotel, apartemen, penginapan, rumah sakit dan bangunan umum. Pada
daerah yang beriklim sejuk atau dingin air panas dibutuhkan, oleh Karena itu system plambing
air panas ini menggunakan pipa besi tuang atau tembaga yang dibalut dengan benang-benang
asbes sebagai isolator supaya panasnya tidak terbuang.

Alat pemanas yang sering digunakan adalah sebagai berikut:

a. Pemanas air dengan gas, air mengalir sesaat, dan melewati pipa-pipa yang dipanaskan.
b. Pemanas air listrik
c. Pemanas air energi surya dimana tabung penyimpan dipasang diatas atap bangunan untuk
mendapatkan panas matahari.
a. Penyediaan dan Distribusi air panas pada bangunan :

Sistem penyediaan air panas adalah instalasi yang menyediakan air panas dengan
menggunakan sumber air bersih, dipanaskan dengan berbagai cara, baik langsung dari alat
pemanas ataupun melalui sistem perpipaan. Seperti halnya untuk air bersih, peralatan air panas
juga harus memenuhi syarat sanitasi.

Proses penyediaan air panas adalah dari air dingin – water heater – air panas.

b. Pengolahan Air Panas


• Sistem Pemanas dengan Instalasi Lokal

Air dipanaskan dengan pipa-pipa yang di pasang dalam alat pemanas; sumber kalornya
didapat dari gas atau listrik. Air setelah dipanaskan langsung dialirkan ke alat plumbing.

• Pemanasan Simpan (Storage)


Air dipanaskan dalam suatu tangki yang dapat menyimpan panas dalam jumlah yang
tidak terlalu besar (tidak lebih dari 100 l). Sumber kalor juga dari listrik atau gas, dan untuk
memanaskan air dalam tangki tentunya diperlukan waktu beberapa menit.

• Sistem Langsung (Sistem Terbuka)

Kelemahan :
1) Kran jauh dari dari tangki memiliki temperatur lebih rendah
2) Jarang di gunakan untuk bangunan besar

• Sirkulasi (Sistem Tertutup)

Keuntungan :
1) Temperatur air mendekati air di tangki
2) Air selalu di sirkulasikan balik
SISTEM PEMBUANGAN AIR KOTOR PADA BANGUNAN

Pengertian Jaringan Air Kotor

Jaringan Air Kotor adalah sebuah jaringan atau saluran pembuangan air bekas yang
sudah tidak terpakai lagi ke riol kotor.

Klasifikasi berdasarkan jenis air buangan :

• Sistem pembuangan air kotor adalah sistem pembuangan untuk air buangan yang
berasal dari kloset, urinal, bidet, dan air buangan yang mengandung kotoran manusia
dari alat plumbing lainnya (black water).
• Sistem pembuangan air bekas adalah sistem pembuangan untuk air buangan yang
berasal dari bathtub, wastafel, sink dapur dan lainnya (grey water). Untuk suatu daerah
yang tidak tersedia riol umum yang dapat menampung air bekas, maka dapat di
gabungkan ke instalasi air kotor terlebih dahulu.
• Sistem pembuangan air hujan. Sistem pembuangan air hujan harus merupakan sistem
terpisah dari sistem pembuangan air kotor maupun air bekas, karena bila di campurkan
sering terjadi penyumbatan pada saluran dan air hujan akan mengalir balik masuk ke
alat plumbing yang terendah.
• Sistem air buangan khusus adalah sistem pembuangan air yang mengandung gas, racun,
lemak, limbah pabrik, limbah rumah sakit, pemotongan hewan dan lainnya yang
bersifat khusus.

Klasifikasi berdasarkan cara pengaliran :

• Sistem gravitasi

Air buangan mengalir dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah
secara gravitasi ke saluran umum yang letaknya lebih rendah.
• Sistem Bertekanan

Sistem yang menggunakan alat (pompa) karena saluran umum letaknya lebih
tinggi dari letak alat plambing, sehingga air buangan di kumpulkan terlebih dahulu
dalam suatu bak penampungan, kemudian di pompakan keluar ke roil umum. Sistem
ini mahal, tetapi biasa di gunakan pada bangunan yang mempunyai alat-alat plambing
di basement pada bangunan tinggi/bertingkat banyak.
Klasifikasi berdasarkan letaknya :

a. Sistem pembuangan dalam bangunan, yaitu sistem pembuangan yang tertetak di datam gedung,
sampai jarak satu meter dari dinding tuar bangunan tersebut.

b. Sistem pembuangan di luar bangunan atau riot bangunan, yaitu sistem pembuangan di luar bangunan,
di halaman, mulai satu meter dari dinding paling tuar dari bangunan sampai ke riot kota.

1. One Pipe System

• Semua sistem pembuangan (air tinja dan air sabun atau air kotor tainnya) dialirkan melalui satu pipa.

• Pada ujung pipa bagian atas selalu terbuka dan disebut vent stack.

• Manfaat vent stack adatah untuk menghindari terjadinya cyclone effect karena sifat pipa merupakan
bejana berhubungan.
2. Two Pipe System

• Air tinja dan air kotor/air sabun dipisahkan pembuangan dengan dua jenis pipa.

• Soil pipe mengalirkan air tinja, waste pipe mengalirkan air kotor selain air tinja.

3. Single Stack System

• Air tinja dan air kotor / air sabun dipisahkan pembuangan dengan dua jenis pipa pada aliran mendatar,
sedangkan pipa vertikal menjadi satu.

• Pada ujung pipa bagian atas selalu terbuka dan sering disebut sebagai vent stack.

• Keuntungan sistem ini adalah memudahkannya pengontrolan pipa mendatar bila terjadi
gangguan/kebuntuan dalam saluran. Selain itu, pipa tegak yang berupa vent stack cukup satu buah saja,
biasa dianggap menguntungkan.
Sumber:

• Morimura, T., dan Noerbambang, S. M. 1988. “Perancangan dan Pemeliharaan


Sistem Plambing”. PT. Pradnya Paramita. Jakarta
• Anonymous. 2017. Sistem Penyaluran Air Bersih Pada Bangunan Bertingkat.
https://dotedu.id/pipa-penyaluran-di-gedung-beringkat/ (diakses pada 9 Maret 2018)
• Novriansyah, Ade. 2014. Utilitas Gedung.
https://www.slideshare.net/leeyurijoona/utilitas-gedung?from_action=save (diakses
pada 9 Maret 2018)
• Anonymous. 2012. Klasifikasi Sistem Pembuangan Air Kotor.
https://www.ilmutekniksipil.com/utilitas-gedung/klasifikasi-sistem-pembuangan-air-
kotor (diakses 9 Maret 2018)

Anda mungkin juga menyukai