TUGAS AKHIR
Oleh :
10 31 0002
i
PERENCANAAN ATAU PERHITUNGAN ABUTMEN
JEMBATAN AIR TALANG SEMANGOS I
TUGAS AKHIR
Mengetahui :
TUGAS AKHIR
Pembimbing I Pembimbing II
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
Jangan pernah menyepelehkan pekerjaan walaupun sekecil apapun
pekerjaan itu… karna disaat engkau meremenkannya maka pekerjaan
itulah yang akan membuatmu susah
PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan untuk:
Mama ku tercinta… dan papa ku yang disurga..love u pa.
Kakak ku yang selalu memberikan dukungan moril maupun materil
Keluarga yang selalu memberiku semangat
Dosen Pembimbing I dan II
Teman-teman angkatan 2010 Prodi Teknik Sipil
Special best friend jefriansyah A.md loe teman terbaik bro…
Almamaterku yang kubanggakan
iv
KATA PENGANTAR
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
BAB 1 : PENDAHULUAN
vi
2.3 Dasar – dasar perencanaan ......................................................................... 9
vii
4.3.3 Tiang pancang ................................................................................ 62
4.4.1 Gaya aksial max dan min yg dipikul tiang pancang ...................... 65
BAB V : PENUTUP
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
x
ABSTRAK
TALANG SEMANGOS I
10310002
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB I PENDAHULUAN
Menguraikan tentang latar belakang penyusunan
Skripsi ini, maksud dan tujuan, pembatasan masalah, metode
pengumpulan data dan sistematika penulisan.
BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran yang diperoleh
dari hasil analisa sebagai penutup isi Skripsi.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Umum
Jembatan merupakan sarana transportasi jalan raya yang
sangat penting untuk menghubungkan suatu daerah yang sulit
dijangkau karena adanya rintangan misalnya laut, danau, sungai,
rawa, lembah ataupun jurang. Menurut Ir. H.J. Struyk dalam bukunya
“Jembatan”, jembatan merupak suatu konstruksi yang gunanya untuk
meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada pada kontur
yang lebih rendah. Rintangan ini biasanya merupakan jalan lain
(jalan air atau lalu lintas biasa).
2.2 Bagian-Bagian Konstruksi Jembatan
Konstruksi jembatan pada umumnya terdiri dari 4 bagian,
yaitu:
2.2.1 Bangunan Atas Jembatan
Bangunan atas terletak pada bagian atas konstruksi yang
menopang beban-beban akibat lalu lintas kendaraan, orang, barang
ataupun berat sendiri dari konstruksi. Bagian-bagian yang termasuk
bangunan atas jembatan beton bertulang adalah:
a. Tiang Sandaran
Tiang Sandaran digunakan untuk memberi rasa aman bagi
kendaraan dan orang yang akan melewati jembatan tersebut. Fungsi
dari tiang sandaran adalah sebagau perletakan dari pipa sandaran.
Biasanya tingginya 125-145 cm dengan lebar 16 cm dan tebal 10 cm.
b. Trotoar
Trotoar adalah bagian yang digunakan sebagai perlintasan bagi
pejalan kaki. Biasanya memiliki lebar 0,5-2,0 m.
4
c. Lantai Trotoar
Lantai Trotoar adalah lantai tepi dari plat jembatan yang
berfungsi menahan beban-beban yang terjadi akibat tiang
sandaran,pipa sandaran,beban trotoar dan beban pejalan kaki.
d. Lantai Kendaraan
Lantai Kendaraan adalah bagian tengah dari plat jembatan yang
berfungsi sebagai perlintasan kendaraan. Lebar jalur untuk kendaraan
dibuat cukup untuk perlintasan dua buah kendaraan yang besar
sehingga kendaraan dapat memaluinya dengan leluasa.
b. Pelat Injak
Pelat Ijak adalah bagian dari bangunan bawah suatu jembatan
yang berfungsi untuk menyalurkan beban yang diterima diatasnya
secara merata menuju tanah dibawahnya dan juga untuk mencegah
terjadinya defleksi yang terjadi pada permukaan jalan.
c. Pondasi
Pondasi adalah suatu konstruksi pada bagian dasar struktur
bangunan (sub-structure) yang berfungsi meneruskan beban dari
bagian atas struktur bangunan (upper-structure) ke lapisan tanah yang
berada di bagian bawahnya tanpa mengakibatkan keruntuhan geser
tanah, dan penurunan (settlement) tanah/ Pondasi yang berlebihan.
7
d. Dinding Sayap
Dinding sayap adalah bagian dari bangunan bawah jembatan
yang berfungsi untuk menahan tegangan tanah dan memberikan
kestabilan pada posisi tanah terhadap jembatan.
a. Beban Mati
Beban Mati adalah semua beban tetap yang ebrasal dari berat
sendiri jembatan atau bagian jembatan yang ditinjau, termasuk segala
unsur tambahan yang dianggap merupakan suatu kesatuan tetap
dengannya.
Berat sendiri dari bagian bangunan adalah berat dari bagian
tersebut dan elemen-elemen struktur lain yang dipikulnya. Termasuk
dalam hal ini adalah berat bahan dan bagian jembatan yang
merupakan elemen struktur ditambah dengan elemen non struktur
yang dianggap tetap.
10
Lapisan Permukaan
2 22,0 2240
Beraspal
Timbunan Tanah
4 17,2 1760
Dipadatkan
(Sumber : RSNI-T-02-2005)
12
b. Beban Hidup
a) Beban terbagi rata (BTR)
Beban terbagi rata (BTR) mempunyai intensitas q kPa,
dimana besarnya q tergantung panjang total yang dibebani L seperti
berikut :
Dengan pengertian :
- q adalah intensitas beban terbagi rata (BTR) dalam arah
memanjang jembatan.
- L adalah panjang total jembatan yang dibebani (meter)
Beban Truk t
Beban Angin
Menurut RSNI T-02-2005 : 34, pengaruh beban angin sebesar
150 kg/ pada jembatan ditinjau berdasarkan bekerjanya beban
angin horizontal yang
20
terbagi rata pada bidang vertikal dalam arah tegak lurus sumbu
memanjang jembatan. Jumlah luas bidang jembatan yang dianggap
terkena angin ditetapkan dalam suatu persen tertentu terhadap luas
bagian-bagian sisi jembatan dan luas bidang vertikal beban hidup.
Luas bidang vertikal beban hidup ditentukan sebagai suatu
permukaan bidang vertikal yang mempunyai tinggi menerus sebesar
2 meter diatas lantai kendaraan.
Luas ekuivalen bagian samping jembatan adalah luas total
bagian yang masih dalam arah tegak lurus sumbu arah memanjang
jembatan. Angin harus bekerja secara merata pada seluruh bangunan
atas.
Beban angin dihitung dengan rumus :
= 0,0012 x Cw x (Vw Ab
Dimana :
= Kecepanan angin rencana (m/s)
Cw = Koefisien seret
Vw = Kecepatan angin
Ab = Luas koefisien samping jembatan ( )
TABEL 2.8 Koefisien Seret Cw
C. Pengaruh gempa
dengan pengertian :
22
- T*EQ adalah Gaya geser dasar total dalam arah yang ditinjau
(kN)
- Kh adalah Koefisien beban gempa
- horizontal C adalah Koefisien geser dasar untuk daerah , waktu
dan kondisi setempat yang sesuai
- I adalah Faktor kepentingan
- S adalah Faktor tipe bangunan
- WT adalah Berat total nominal bangunan yang mempengaruhi
percepatan gempa, diambil sebagai beban mati ditambah beban
mati tambahan (kN)
Gambar 2.13 Koefisien geser dasar (C) plastis untuk analisis statis
24
BAB III
CARA PENGAMBILAN DATA
Sudut Horizontal
Jarak untuk elevasi
Benang Atas (BA)
Benang Bawah (BB)
Benang Tengah (BT)
BAB IV
ANALISA PERHITUNGAN
b1 6 m
Lebar jalur lalu-lintas
Lebar trotoar b2 0.5 m
Lebar jembatan b 7 m
Tebal plat lantai ts 0.2 m
0.0
Tebal lapisan aspal ta m
5
Tebal trotoar tt 0.3 m
0.0
Tinggi genangan air hujan th m
5
Tinggi bidang samping ha 1.8 m
Tinggi girder hb 0.4 m
Panjang jembatan L 16 m
W kN/
Berat beton bertulang 25
c m3
W kN/
Berat beton tidak bertulang 24
c' m3
W kN/
Berat aspal 22
a m3
W kN/
Berat jenis air 9.8
w m3
37
- h1 = 0.5 m b0 = 3m
- h2 = 0.21 m b1 = 0.25 m
- h3 = 0.4 m b2 = 0.35 m
- h4 = 0.35 m b3 = 0.35 m
- h5 = 0.4 m b5 = 0.4 m
- h6 = 0.4 m b7 = 0.6 m
- h7 = 2.75 m b8 = 1.8 m
- h8 = 0.25 m b9 = 1.8 m
- h9 = 0.25 m c = 1.15 m
- h10 = 0.6 m d = 0.7 m
- h11 = 0.6 m H = 3.46 m
- h12 = 0.4 m Bx = 4.2 m
- h13 = 0.71 m By = 8.5 m
38
Panjang Abutmen ( Ba ) = 8 m
Tebal Wingwall ( hw ) = 0.5 m
Tanah Timbunan
Berat Volume ( ws ) = 17.2 kN/m3
Sudut Geser = 25º
Kohesi (c) = 0 Kpa
Bahan struktur
Mutu Beton K-250
Mutu Baja Tulangan U39
Beban pada abutmen akibat berat sendiri bangunan atas ( PMS ) = 627.9154 kN
Eksentrisitas beban terhadap pondasi ( e ) =0m
Momen terhadap pondasi ( MMS ) = 0 kNm
1-12= Abutment
12-17= Wingwall
19-23 = Tanah
40
MMS
berat sendiri PMS (kN) (kNm)
bangunan atas 627.92 0.00
bangunan bawah 1904.16 -1525.86
2532.08 -1525.86
Beban mati tambahan adalah berat seluruh bahan yang menimbulkan suatu beban
pada jembatan yang merupakan elemen non-struktural dan mungkin besarnya
berubah selama umur jembatan.
panjang w berat
jenis beban tebal (m) lebar (m) (m) jumlah (kN/m3) (kN)
lapisan aspal +overlay 0.05 6 16 1 22 105.60
railing, lampu dll 16 2 0.5 16.00
instalasi ME 16 2 0.1 3.20
air hujan 0.05 7 16 1 9.8 54.88
WMA 179.68
3. TEKANAN TANAH(TA)
Dimensi abutmen
Tinggi total abutmen(H) = 3.46 m
Lebar abutmen(Ba) = 8m
Beban kendaraan yang berupa beban lajur D terdiri dari beban terbagi rata
(uniformly distributed load→UDL) dan beban garis (knife edge load→KEL)
Panjang bentang(L) = 16 m
b1 =6m
maka q = 5.6 kPa
DLA = 0.4
Beban lajur D tanpa faktor dinamis = 692.3 kN
Besar beban lajur D(PTD) = qL(5.5+b)/2+p. DLA.(5.5+b1)/2
=586.04 kN
43
Jembatan jalan raya yang direncanakan mampu memikul beban hidup merata pada
trotoar yang besarnya tergantung pada luas bidang trotoar.
A = luas bidang trotoar yang dibebani pejalan kaki(m²)
Beban hidup merata q :
Untuk A≤10 m² : q = 5 kPa
Untuk 10 m²<A≤100 m² : q = 5-0.033 . (A-10)kPa
Untuk A>100 m² : q = 2 kPa
Panjang bentang(L) = 16 m
Lebar trotoar(b2) = 0.5 m
Jumlah trotoar(n) =2
A = L . b2. N
= 8000 m²
q = 5000 kPa
44
6. GAYA REM(TB)
Panjang jembatan(L) = 16 m
Jumlah abutmen(n) =2
Gaya rem(PTB jembatan) =250 kN
Gaya rem untuk satu abutmen= PTB jembatan/n
=125 kN
Gaya rem yang bekerja pada abutmen dapat diperhitungkan sebesar 5% dari beban
Tanpa faktor beban dinamis(PTD tp DLA) = 692.3 kN
Beban untuk 1 abutmen (PTB) = 17.3075 kN
=125 kN
Lengan terhadap pondasi(yTB) = h1+h2+h3+h4+c+h8+h10
=3.46 m
Momen terhadap pondasi(MTB) = PTB. yTB
= 432.5 kNm
7. PENGARUH TEMPERATUR
Cw =1.25
Vw = 25 m/det
Panjang bentang jembatan(L) = 16 m
Tinggi bidang samping(ha) = 1.8 m
Ab = 14.4 m2
Cw = 1.2
TEW2 = 27.342 kN
yEW2 = 3.4 m
MEW2 = 47.9808 kNm
y’EW2 = 2.55 m
M’EW2 = 35.986 kNm
Gambar 4.13 beban merata arah horizontal pada permukaan lantai jemb. Dan gaya
terhadap abutmen
Beban garis merata arah horizontal pada permukaan lantai jembatan akibat angin
yang meniup kendaraan diatas jembatan
48
9. BEBAN GEMPA(EQ)
Tinggi(Lb) = h3+h4+c
= 1.9 m
Penampang breastwall(b) =8m
H = 0.6 m
Inesrsia(Ic) = b . H³/12
= 0.144 m4
Mutu beton K250
Fc’ = 20.75 Mpa
Ec = 21409.5189 Mpa
Nilai kekauan(Kp) = 1348434.49 kNm
Percepatan gravitasi(g) = 9.81 m/det2
Berat sendiri struktur atas(PMSatas) = 627.92 kN
Berat sendiri struktur bawah(PMSbawah) = 1904.16 kN
Berat total struktur(WTP) = PMSatas + PMSbawah/2
= 1579.99538 kN
Waktu getar alami(T) = 0.0687 detik
Untuk struktur jembatan dengan daerah sendi plastis beton bertulang maka faktor
jenis struktur :
S = 1.0 . F
F = 1.25 – 0.025 . n
F harus diambil ≥ 1
Jumlah sendi plastis yang menahan deformasi arah lateral(n) =1
Faktor perangkaan(F) = 1.2250
S = 1.2250
Koefisien beban gempa horizontal(Kh) = 0.2083
Untuk jembatan yang memuat > 2000 kend/hari, jembatan pada jalan raya utama
atau arteri, tetapi terdapat rute alternative, maka diambil faktor kepentingan
I =1
Gaya gempa(TEQ) = Kh . I
= 0.20825
Gambar 4.15 gaya yang bergerak dari arah horizontal disebabkan dari beban
gempa
51
Gaya gempa arah lateral akibat tekanan tanah dinamis dihitung dengan
mengunakan koefisien tekanan tanah dinamis
ɵ = tan¹(Kh)
KaG = cos² (ϕ-ɵ )/(cos².ɵ .(1+√(sin(ϕ’-ɵ ))/cos ɵ ))
ΔKaG = KaG – Ka
Tekanan tanah dinamis, p = Hw . Ws . ΔKaG
H = 3.46 ɵ = tan kh
Ba =8 = 0.2053
Kh = 0.2083 cos²(ϕ-ɵ ) = (cos(ϕ-ɵ ))² x=
ɵ = -0.0932 rad = 0.9135
Ka = 1.2052 cosɵ = 0.9790
Ws = 17.2 sinϕ = -0.0931
KaG = 0.8153
ΔKaG = KaG – Ka = -0.3899
11.KOMBINASI
A. Aksi Tetap
C. Aksi Lingkungan
7. Pengaruh
Temperatur (ET) 9 24.75
D. Aksi Lainnya
10. Gesekan Pada
Perletakan (FB) 12.9195972 35.52889
55
A. Aksi Tetap
C. Aksi Lingkungan
7. Pengaruh Temperatur
(ET)
D. Aksi Lainnya
10. Gesekan Pada
Perletakan (FB) 12.9195972 35.52889
Ty My Faktor
Aksi/Beban P (kN) Tx (kN) Mx (kNm)
(kN) (kNm) Beban
A. Aksi Tetap
C. Aksi Lingkungan
7. Pengaruh
Temperatur (ET) 9 24.75 1
D. Aksi Lainnya
10. Gesekan Pada
Perletakan (FB) 12.9195972 35.5288923 1
Ty My Faktor
Aksi/Beban P (kN) Tx (kN) Mx (kNm)
(kN) (kNm) Beban
A. Aksi Tetap
C. Aksi Lingkungan
7. Pengaruh
Temperatur (ET) 9 24.75 1
D. Aksi Lainnya
10. Gesekan Pada
Perletakan (FB) 12.9195972 35.5288923 1
Ty My Faktor
Aksi/Beban P (kN) Tx (kN) Mx (kNm)
(kN) (kNm) Beban
A. Aksi Tetap
1. Berat Sendiri
(MS) 1690.15002 1.3
2. Beban Mati
Tambahan (MA) 179.68 2
3. Tekanan Tanah
(TA) 1030.69906 1037.92207 1.25
C. Aksi Lingkungan
7. Pengaruh
Temperatur (ET) 9 24.75 1
8. Beban Angin
(EW) 9.6768 0 1.2
9. Beban Gempa
(EQ) 0 0 0 0 0
9a. Tek. Tanah Din.
akibat Gempa (EQ) 0 0 0
D. Aksi Lainnya
10. Gesekan Pada
Perletakan (FB) 12.9195972 35.5288923 1
My Faktor
Aksi/Beban P (kN) Tx (kN) Ty (kN) Mx (kNm)
(kNm) beban
A. Aksi Tetap
1. Berat Sendiri
(MS) 1690.15002 1.3
2. Beban Mati
Tambahan
(MA) 179.68 2
3. Tekanan
Tanah (TA) 824.5592477 830.337655 1
B. Beban Lalu
Lintas
4. Beban Lajur
D (TD) 0 0 0
5. Beban
Pejalan Kaki
(TP) 0 0 0
6. Gaya Rem
(TB) 0 0 0
C. Aksi
Lingkungan
7. Pengaruh
Temperatur
(ET) 0 0 0
8. Beban Angin
(EW) 0 0 0
9. Beban Gempa
(EQ) 229.4822121 229.4822121 476.40452 476.40452 1
9a. Tek. Tanah
Din. akibat -
Gempa (EQ) 228.3288576 -377.45584 1
D. Aksi Lainnya
10. Gesekan
Pada Perletakan
(FB) 0 0 0
1. Tahanan ujung
Tahanan ujung(Pb) = ω. Ab .qc
Dengan :
Ab = Luas ujung bawah tiang(m²)
qc = nilai konus rata-rata pada 8D diatas dan 4D dibawah tiang
ω = faktor reduksi tahanan ujung tiang
61
2.tahanan gesek
As =π.D
qr = 0 kg/ sm = 0 kN/m
Ps = As . qr
= 0 kN
Tahanan ultimit tiang(Pu) = Pb+Ps
= 1037.73 kN
Faktor keamanan(FK) =3
Daya dukung tiang pancang(P) = Pu/FK
= 345.91 kN
Tiang pancang
Diameter tiang pancang(D) = 0.4 m
Panjang tiang pancang(L) =4m
Tegangan leleh baja(fy) = 240000 kPa
4.4.1 Gaya aksial maksimum dan minimum yyg dipikul tiang pancang
Pu maks = Pu/n+Mux . xmaks/Ʃ x²
Pu maks = Pu/n-Mux . xmaks/Ʃ x²
Tabel 4.12 kombinasi beban gaya aksial max dan min yg dipikul tiang pancang
arah X
Kombinasi Mux Mux .x Pumaks Pumin
Pu (kN) Pu/n
Pembebaban (kNm) /Σx^2 (kN) (kN)
Tabel 4.13 kombinasi beban gaya aksial max dan min yg dipikul tiang pancang
arah Y
Kombinasi Muy Muy .y Pumaks Pumin
Pu (kN) Pu/n
Pembebaban (kNm) /Σy^2 (kN) (kN)
Jarak tiang thd as kelompok Lengan thd sisi luar breast M = ny . Pmaks. xp
tiang wall (kNm)
x1 -1.5 xp1 -1.2 1590.93
x2 -0.5 xp2 -0.2 88.38
Dipakai tulangan D8
Jarak x 590 mm
Jarak y 300 mm
Digunakan tulangan D 8 - /590/300
Dipasang D 8 – 300/300
68
Pada kondisi garis netral terletak pada jarak c dari sisi beton tekan terluar :
Regangan pada masing-masing baja tulangan : ᶓsi = 0.0003 . (c-Di)/c
Tegangan pada masing-masing baja tulangan:
Untuk | ᶓsi|< fy/Es maka: fsi= ᶓsi . Es
Untuk | ᶓsi|≥fy/Es maka: fsi= | ᶓsi|/ ᶓsi .fy
Jumlah interval jarak garis netral = 112 Dc=5.36
URAIAN PERHITUNGAN PERSAMAAN UNIT
Gaya-gaya internal pada masing-
Fsi = Asi . fsi . 10ᶓ³ kN
masing baja tulangan :
Resultan gaya internal baja tulangan
Cs = [ S Fsi ]. 10ᶓ³ kN
:
Momen akibat gaya internal masing-
Msi = Fsi.(h/2 - di) kNmm
masing baja tulangan :
Momen total akibat gaya internal
Ms = S Msi kNmm
baja tulangan :
Tinggi blok tegangan tekan beton, a = β1 . c mm
7000
6000
5000
4000
ΦPn (kN)
3000
2000
1000
0
100
200
300
400
500
600
700
0
ΦMn (kNm)
Pembesian geser
Tulangan geser didasarkan atas momen dan gaya aksial yang bekerja
Gaya aksial ultimit rencana(Pu) = 288.93 kN
Momen ultimit rencana(Mu) = 230.96 kNm
Lebar dinding abutmen yang ditinjau(b) = 1000 mm
Φ = 0.75
Tinggi dinding abutmen(L) = 3700 mm
Tebal dinding abutmen(h) = 600 mm
Luas tulangan dinding abutmen(As) = 2534.22 mm²
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton(d’) = 100 mm
d = 500 mm
Vu = 62422.92 N
Vcmax = 2075000 N
Φ Vcmax = 1556250 N
β1 = 1.15
β2 = 1.002
β3 =1
Vuc = 186781.21 N
Vc = 486781.21 N
Φ Vc = 365085.91 N
Φ Vc >Vu( tul geser min )
72
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
1. Perencanaan pembangunan jembatan selalu mengacu pada peraturan,
landasan ataupun standar terbaru yang dikeluarkan pihak yang berwenang
sehingga dalam pelaksanaannya hendaknya didasari oleh peraturan dan
standar-standar yang berlaku dan standar yang terbaru.
2. Perencanaan yang matang adalah unsur utama dalam menjadikan struktur
yang baik sehingga dalam perencanaan hendaknya dilakukan dengan
sebaik mungkin.
3. Dalam perencanaan suatu konstruksi hendaknya mengacu pada prinsi 3KE
yaitu gabungan antara unsur kekuatan, keselamatan, kenyamanan dan
efisien.
DAFTAR PUSTAKA
HS, Ir. Sardjono.; 1991 Pondasi Tiang Pancang Jilid I; Penerbit Sinar Wijaya,
Surabaya.
HS,Ir. Sardjono.; 1991 Pondasi Tiang Pancang Jilid II; Penerbit Sinar Wijaya,
Surabaya.