PENGAWASAN PELAKSANAAN
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PEMERINTAHAN BLOK C
KOTA BATU (BLOCK OFFICE/MULTIYEARS)
DISUSUN OLEH :
FARLI ALDIAN H
NIM 125060101111016
MUHAMMAD FAIZAL
NIM 125060107111026
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK
PENGAWASAN PELAKSANAAN
PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG PEMERINTAHAN BLOK C
KOTA BATU (BLOCK OFFICE/MULTIYEARS)
Disusun oleh:
FARLI ALDIAN H
NIM 125060101111016
MUHAMMAD FAIZAL
NIM 125060107111026
Dosen Pembimbing
KKN-P
Anjas Biyantoro, ST
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Brawijaya
ii
iii
LEMBAR ASISTENSI
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunianya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan Kuliah Kerja Nyata Praktik (KKN-P) ini.
Kuliah Kerja Nyata Praktik (KKN-P) merupakan kegiatan akademik yang wajib ditempuh
oleh mahasiswa dalam rangka mempersiapkan karirnya. Kegiatan akademik yang berbobot 2
sks ini ditempuh mahasiswa dengan syarat telah menempuh 95 sks.
Hendaknya kita sebagai seorang calon sarjana teknik sipi dapat mengetahui lebih
lanjut tentang penerapan aplikasi dari kegiatan perkuliahan pada kenyataan lapangan yang
sesungguhnya. Hal ini penting untuk menambah bekal kita saat akan memasuki dunia
pekerjaan. Proyek Pembangunan Gedung Pemerintahan Blok C Kota Batu (Block
Office/Multiyears)
Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat untuk kami selaku penyusun pada
khususnya, dan para pembaca pada umumnya, baik sebagai bahan bacaan penunjang maupun
sebagai referensi dalam penyusunan laporan KKN-P dalam bidang serupa. Kami menyadari
bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan masukan dari
berbagai pihak sangat kami harapkan untuk perbaikan.
Penyusun
vi
DAFTAR ISI
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.5.1
1.5.2
2.2
Pelaksanaan .......................................................................................................... 10
2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.2.4
2.2.5
2.3
2.3.1
vii
2.3.2
2.3.3
3.2
3.3
3.3.1
3.3.2
3.4
4.2
4.3
4.4
4.4.1
4.4.2
4.4.3
4.4.4
4.4.5
4.5
4.5.1
4.5.2
4.5.3
4.5.4
4.5.5
4.6
4.6.1
Cuaca ............................................................................................................. 71
viii
4.6.2
4.7
Penjadwalan .......................................................................................................... 72
4.7.1
4.7.2
4.7.3
BAB V PENUTUP.............................................................................................................. 75
5.1
Kesimpulan ........................................................................................................... 75
5.2
Saran..................................................................................................................... 75
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan adalah salah satu parameter tingkat perkembangan suatu bangsa.
Disisi lain, pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia juga berdampak
signifikan terhadap kemajuan bangsa tersebut. Mahasiswa dalam dunia pendidikan
berperan aktif dalam pembangunan ini. Pembekalan ilmu di bangku kuliah tentu saja
tidak cukup untuk membentuk karakter dan kemampuan/kompetensi mahasiswa untuk
siap terjun dalam dunia kerja yang juga berperan dalam pembangunan. Untuk itu, salah
satu langkah nyata yang dapat dilakukan untuk mendukung gagasan tersebut adalah
diwajibkannya menempuh matakuliah Kuliah Kerja Nyata Praktik bagi mahasiswa
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.
Kuliah Kerja Nyata Praktik yang kemudian dapat disebut KKN-P merupakan
implementasi keilmuan dari bidang studi yang dimiliki mahasiswapada dunia kerja yang
sebenernya. KKN-P dipandang sebagai suatu bentuk pendidikan dengan cara memberikan
pengalaman belajar mahasiswa untuk berpartisipasi dengan tugas langsung di badan
usaha/lembaga/instansi tertentu yang sesuai dengan disiplin ilmu yang digelutinya.
Dengan melakukan KKN-P, mahasiswa dapat dilatih untuk mengenal situasi dunia kerja
sekaligus untuk meningkatkan kualitas mahasiswa itu sendiri.
Sebagai upaya untuk memperoleh pengalaman serta pengetahuan seputar dunia
kerja dibidang ketekniksipilan, dilakukan KKN-P yang dilakukan pada Proyek
Pembangunan Gedung Kantor Pemerintah Kota Batu (Block Office/Multiyears).
Pelaksanaan dan pengawasan akan dilakukan pada pekerjaan struktural gedung blok c
yang dibatasi pada lantai 1 dan 2. KKN-P yang dilakukan ini hanya akan difokuskan pada
subpekerjaan structural kolom, balok, dan pelat lantai. Hal tersebut dikarenakan
keterbatasan waktu pelaksanaan KKN-P. Pembelajaran pekerjaan lainnya seperti
manajemen konstruksi juga kami pelajari dan akan dipaparkan dalam laporan ini
Nama Proyek
Lokasi
Kota Batu
Pemilik
Kontraktor Pelaksana
Konsultan Perencana
Konsultan MK
Biaya Total
Rp 173.504.265.000,-
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Struktur Organisasi
Proyek merupakan aktivitas atau kegiatan yang berlangsung dalam kurung waktu
yang telah ditentukan dalam pengalokasian sumber daya tertentu untuk pencapaian sasaran
atau tujuan yang telah ditetapkan dengan jelas. Di dalam pelaksanaannya, suatu proyek sering
dihadapkan pada keterbatasan tertentu seperti anggaran yang dimiliki, jadwal yang harus
terpenuhi, dan sumber daya yang tersedia. Sehingga untuk mencapai tujuan dalam suatu
proyek diperlukan manajemen yang baik, yang meliputi aspek perencanaan, pengaturan
tenaga kerja, pengarahan, dan pengendalian. Sedangkan manajemen dapat disimpulkan
sebagai kegiatan mengatur atau memimpin berbagai kegiatan orang atau kelompok orang
dalam rangka mencapai tujuan bersama yang ditetapkan (Husen, 2011)
Salah satu contoh penerapan manajemen, khususnya manajemen organisasi bilamana
dua orang atau lebih bersepakat untuk bekerja sama. Maka diperlukan suatu pengaturan yang
jelas, siapa mengerjakan apa, dan kepada siapa orang yang bekerja itu harus
mempertanggungjawabkan pekerjaannya dalam bentuk laporan. Disinilah tercipta bagan
organisasi sebagai sarana penentuan dan pengaturan, serta pembagian tugas antara orang atau
kelompok. Organisasi diperlukan supaya pekerjaan dapat dilaksanakan dengan tertib dan
teratur. Di samping itu juga diperlukan adanya pembatasan tanggung jawab yang jelas
sehingga tidak menimbulkan overlapping kinerja. Karena dengan adanya tanggung jawab
yang rangkap akan mengakibatkan terhambatnya kelancaran kerja terutama akan dialami oleh
bawahan.
Salah satu aspek dalam manajemen proyek adalah aspek organizing atau pengaturan
(Karaini, 2006). Permasalahan organizing atau pengaturan ini sangat diperlukan terutama
untuk menangani suatu proyek. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu bentuk organisasi
yang sesuai dengan proyek yang akan dikerjakan. Dimana fungsi dari organisasi tersebut
adalah merubah sesuatu (dapat berupa material, informasi, ataupun masyarakat) melalui suatu
tatanan terkoordinasi yang mampu memberikan nilai tambah, sedemikian sehingga organisasi
tersebut dapat mencapai tujuannya dengan baik.
Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut diperlukan adanya manajemen proyek
atau yang disebut dengan Proses Siklus Manajemen, yang meliputi (Kerzner, 2013):
Planning (perencanaan),
Organizing & Staffing (pengaturan dan penyediaan staf),
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK (KKN-P) | UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Directing (pengarahan),
Controlling (pengendalian),
Coordinating (pengkoordinasian).
Dengan adanya kenyataan tersebut maka diperlukan suatu manajemen yang pada
prinsipnya merupakan suatu proses, kegiatan, atau usaha untuk mencapai tujuan tertentu
melalui kerjasama dengan orang lain yang memerlukan sejumlah sarana, fasilitas, atau alat
yang disebut juga sebagai unsur-unsur manajemen. Unsur-unsur manajemen tersebut
seringkali dirumuskan oleh ahli manajemen dengan sebutan The five M in Management
(Husen, 2011).
Elemen-elemen tersebut merupakan faktor yang harus disediakan pada suatu kegiatan
yaitu meliputi:
a. Man (manusia)
b. Money (keuangan dan pembiayaan)
c. Methods (metode dan cara-cara kerja)
d. Materials (bahan-bahan atau perlengkapan)
e. Machines (mesin-mesin)
Bentuk dan organisasi proyek dapat dibagi menjadi:
1. Organisasi Proyek Fungsional
Pada organisasi proyek fungsional, lingkup kegiatan proyek diserahkan dan
menjadi bagian atau tambahan kegiatan fungsional serta dipimpin oleh manajer. Struktur
organisasi tersebut dianggap kurang efektif untuk menangani proyek yang berukuran
besar, kompleks dan multidisiplin yang memerlukan integrasi ketat antara para pelaku dan
komponen pekerjaan yang bersangkutan, baik dan dalam maupun dan luar organisasi
(Asiyanto, 2010).
Pimpinan
Pemasara
Keuanga
Umum
Manufaktur
Pemeliharaa
Manajer
Logistik
Operasi
proyek dan
Design
Engineering
Inspeksi
Studi dan
pengembanga
Pimpinan
Pemasaran
Keuanga
Umum
Manufaktur
Logistik
Koordinator
proyek
Pemeliharaa
Manajer proyek
Operasi
dan teknik
Jalur fungsional
Jalur koordinasi OPK
Gambar 2.2 Struktur Organisasi Proyek Koordinasi.
Dept.
Dept.
Dept.
Pimpinan
Dept.
Administrasi
Engineering
Konstruksi
Proyek
Logistik
dan Keuangan
Pengadaan
Konstruksi
Sipil
Engineering
Proyek Kontrol
Proses
Mekanikal
Dept.
Dept.
Dept.
Dept.
Dept.
Dept.
Engineering
Konstruksi
Project
Pengadaan
Administras
Proyek
Control
i dan
Keuangan
Proyek A
Proyek B
Proyek C
2.2 Pelaksanaan
2.2.1 Pekerjaan Bekisting
Bekisting merupakan alat bantu sementara, tetapi memegang suatu peran
penting. Kualitas suatu bekisting juga ikut menentukan bentuk dan rupa konstruksi
beton. Oleh karena itu bekisting harus dibuat dan bahan yang bermutu dan perlu
direncanakan sedemikian rupa supaya konstrusi tidak mengalami kerusakan akibat
lendutan atau lenturan yang ditimbulkan akibat beton yang dituang saat pengecoran.
(Mulyono, 2005)
Bekisting pada umumnya berfungsi sebagai cetakan untuk mendapatkan
bentuk yang diinginkan dari elemen-elemen bangunan dan penahan beban
sementara dari berat sendiri beton selama proses pengerasan sampai tercapai
kekuatan beton yang diperlukan. Material dari bekisting bisa berupa kayu, bambu,
baja, aluminium dan bahan buatan lainnya.
Menyambung bekisting adalah menyatukan elemen elemen bekisting
menjadi satu kesatuan bentuk yang diinginkan. Jika kita membatasi diri pada
sambungan-sambungan yang bersifat
membedakan
10
Bekisting sebuah kolom harus mampu menerima beban tekanan spesi beton
yang cukup besar. Jarak pengikat sebaiknya kita ambil tidak terlampau besar. Jarak
yang terlampau besar dapat menyebabkan merekahnya sebuah bekisting.
11
12
13
Pembengkokan
adalah
perubahan
arah
yang
diperlukan
batang.
14
15
Setelah spesi beton dituangkan dalam bekisting, maka di antara dinding dan
spesi beton juga di dalam campuran spesi beton sendiri terdapat banyak udara. Jika
selanjutnya tidak dikerjakan apa-apa, maka udara itu akan membentuk banyak
ruang-kosong dalam beton. Ruang kosong ini sangat merugikan kualitas beton.
Karenanya, spesi beton yang baru dicor harus dipadatkan. Pemadatan berarti
ruang-kosong (biasanya berupa gelembung udara tersekap di sekitar tulangan dan
sudut-sudut bekisting) dalam spesi beton ditiadakan, agar spesi beton akan
menempati seluruh sudut-sudut bekisting dan sekeliling tulang secara optimal.
Metode pemadatan beton bermacam - macam. Pemadatan dengan tangan
yaitu dengan cara menusuk-nusuk dan menumbuk. Dengan sepotong kayu atau
batang lain (misalnya diameter 16 mm) yang dinamakan batang tusukan atau
rojokan, dapat ditusuk-tusukan dalam spesi beton. Sedangkan cara menumbuk yakni
dengan menggunakan palu mengetuk-ketuk bekisting. Di samping metode tangan
ini untuk pekerjaan beton skala besar biasanya digunakan pemadatan mekanis dan
yang umum dipakai adalah jarum penggetar. Jarum penggetar ini terdiri dari mesin
dan selang karet dengan baja lancip yang menggetar antara 3000 dan 12000 getaran
per menit. Di samping jarum penggetar ini ada alat yang lain juga, seperti penggetar
permukaan, penggetar bekisting/acuan, meja penggetar, penggetar torpedo, dan
balok penggetar.
2.2.3 Pekerjaan Pengecoran Kolom
Sebelum dilakukan pengecoran pada kolom, beberapa hal yng perlu
disiapkan diantaranya adalah memasang sepatu kolom dari profil baja siku L
30.30.3, dilas ke sengkang kolom, dimana profil siku ini akan berfungsi sebagai
marking dan untuk menjaga agar posisi bekisting tetap siku. Kemudian bekisting
dioles menggunakan oil form. Selanjutnya diberikan decking/beton tahu pada
tulangan kolom untuk memberikan ruang selimut beton, lalu cek tulangan sebelum
ditutup dengan bekisting. Cek vertikalitas bekisting dengan alat unting-unting dan
benang atau dengan theodolite. Pemasangan unting-unting ini ditempatkan pada
kedua sisi bekisting. Permukaan sambungan beton lama dengan beton baru sebelum
di cor diberi calbond/super bonding agent dengan cara disiram.
16
Kemudian siapkan alat kerja dalam kondisi siap terpakai, alat pengetesan
silinder benda uji, dan tes slump menggunakan kerucut abrams. Beton ready mix
didatangkan dari batching plant PT. Feva Indonesia dengan mutu yang telah
disyaratkan. Beton dituangkan ke mold benda uji, kemudian dilakukan pengujian
slump, dengan nilai slump yang dipakai adalah 12 2 cm.
Setelah nilai slump memenuhi persyaratan, maka beton ready mix dari
concrete mixer truck dituang ke dalam bekisting kolom yang siap cor dengan
mnggunakan pipa tremie. Tinggi jatuh penuangan beton disyaratkan sesuai dengan
yang telah ditentukan (1,50 m) usahakan sedekat mungkin antara pipa tremie
dengan permukaan beton lama. hal ini dilakukan untuk menghindari agregat kasar
terlepas dari adukan beton.
Proses pengecoran dilakukan tiap layer/bertahap, tahap pertama adalah
setinggi 1,5 m, setelah itu dilanjutkan ke tahap kedua setinggi elevasi yang telah
ditentukan. Padatkan beton dengan menggunakan concrete vibrator. Pada saat
proses pemadatan, concrete vibrator diusahakan tidak berinteraksi langsung dengan
bekisting dan tulangan. Pengecoran kolom hanya dapat dilaksanakan per satu lantai
kolom, hal ini dilakukan karena adanya pengecoran slab setelah pengecoran kolom
per satu lantai.
2.2.4 Pekerjaan Pengecoran Balok
Sebelum proses pengecoran pada balok dilaksanakan, maka perlu dilakukan
pemeriksaan pendahuluan yang mencakup pemeriksaan bekisting dan tulangan.
Pemeriksaan bekisting meliputi ukuran bekisting (lebar dan tinggi), pemeriksaan
elevasi dan kelurusan bekisting, serta pemeriksaan sambungan pada bekisting.
Setelah pemasangan bekisting balok selesai dilaksanakan, kemudian
dilakukan pengecekan elevasi dengan menggunakan alat waterpass dan posisi as
balok dengan alat theodolite. Pengecekan elevasi bekisting balok dilakukan dengan
menempatkan alat waterpass dimana tinggi alat adalah setinggi marking pada kolom
(1,00 m dari permukaan pelat lantai di bawahnya), bak ukur ditempatkan pada
bagian bawah bekisting balok (bottom), pengukuran ketepatan elevasi bottom dicek
dengan alat waterpass.
Pemeriksaan penulangan meliputi pemeriksaan jumlah dan ukuran tulangan
utama, pemeriksaan jumlah, jarak, dan posisi sengkang, pemeriksaan panjang
17
Pengecekan
elevasi
bekisting
pelat
lantai
dilakukan
dengan
menempatkan alat waterpass dimana tinggi alat adalah setinggi marking pada kolom
(1,00 m dari permukaan pelat lantai di bawahnya), bak ukur ditempatkan pada
bagian bawah bekisting balok (bottom), pengukuran ketepatan elevasi bottom dicek
dengan alat waterpass.
Pemeriksaan penulangan sama seperti pada pekerjaan pengecoran balok,
yang meliputi pemeriksaan jumlah dan ukuran tulangan utama, pemeriksaan jumlah,
jarak, dan posisi sengkang, pemeriksaan panjang overlapping dan penjangkaran
pada tulangan, pemeriksaan kekuatan bendrat, serta pemeriksaan decking (tebal
selimut beton).
Setelah semua pemeriksaan dilakukan, maka bekisting dibersihkan dengan
menggunakan air compressor. Kemudian pasang batas pengecoran dengan
menggunakan kawat ayam. Pengecoran akan dilakukan secara bertahap hingga
beton mengisi secara merata pada bekisting.
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK (KKN-P) | UNIVERSITAS BRAWIJAYA
18
Beton ready mix dengan mutu yang disyaratkan dituang dari concrete mixer
truck ke dalam mold untuk benda uji dan dilakukan pengujian slump, dengan nilai
slump setara 122 cm. Setelah nilai slump memenuhi persyaratan, maka beton
ready mix dituang dari concrete mixer truck ke dalam bucket dan disalurkan dengan
pipa baja. Setelah beton ready mix keluar dari pipa baja, langkah selanjutnya adalah
meratakan beton ready mix dengan penggaruk dan dipadatkan dengan menggunakan
concrete vibrator. Pengecoran dilakukan selapis demi selapis agar terbentuk beton
yang benar-benar padat. Setelah itu adukan diratakan dengan kayu perata sesuai
dengan tinggi peil yang sudah ditentukan. Setelah beton setengah kaku angkat relat
dan ratakan bekas relat dengan menggunakan ruskam.
2.3 Pengawasan dan Pengendalian Proyek
Pengertian pengawasan proyek adalah meliputi pengawasan pekerjaan di
lapangan, kontrol, dan inspeksi. Pengawasan bisa dilakukan dari level top manager
sampai pekerjaan mandor di lapangan, sesuai dengan bidang pekerjaan masing-masing
yang harus diawasi.
Pengawasan bisa dilakukan dengan menggunakan berita lisan, berita berbentuk
laporan tertulis, ataupun melalui pandangan secara langsung. Seorang pengawas selalu
mengadakan check dan recheck, review, evaluasi kemajuan pekerjaan, dan dengan
membandingkan terhadap tolak ukur yang ada, misalnya terhadap gambar kerja dan
Rancangan Kerja dan Syarat-Syarat (RKS), dan lain sebagainya.
Sebelum seorang pengawas memutuskan untuk menolak atau menerima suatu
hasil pekerjaan, diperlukan suatu standar ukuran yang dapat dijadikan pedoman.
Langkah-langkah penting dalam pekerjaan pengawasan proyek antara lain dengan
menetapkan
tolak
ukur
yang
akan
digunakan,
mengukur
prestasi
kerja,
membandingkannya dengan prestasi yang seharusnya atau tolak ukur yang ada, dan
menanggulangi terhadap prestasi yang kurang cukup atau tidak memenuhi persyaratan.
2.3.1 Pengawasan Lapangan (Site Supervision)
Pengawasan lapangan dapat dilakukan dari dua sisi, yaitu pengawasan dari
pihak pemilik dan pengawasan dari pihak kontraktor. Pola pelaksanaan pengawasan
dari pihak pemilik dan dari pihak kontraktor terhadap proyek tidak terlalu berbeda.
Tugas utama dari seorang pengawas lapangan dari pihak pemilik adalah
mengamankan pihak pemilik bahwa uang yang dikeluarkan dan diberikan kepada
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK (KKN-P) | UNIVERSITAS BRAWIJAYA
19
kontraktor menghasilkan bangunan fisik atau hasil kinerja yang dikehendaki oleh
pemilik sesuai dengan yang telah dinyatakan dalam bentuk gambar dan tertulis
dalam spesifikasi teknis. Di pihak lain tugas pengawasan dari pihak kontraktor
adalah mengamankan pelaksanaan proyek sesuai dengan dana yang ditentukan
pihak atasannya.
Pada prinsipnya ada lima aspek yang berada dibawah supervisi proyek,
khususnya yang harus dilakukan para pemborong untuk menghasilkan pekerjaan
yang baik dan sesuai dengan jadwal:
1.
2.
3.
Kualitas pekerjaan
4.
Administrasi lapangan
5.
Keselamatan keja
Besar kecilnya lingkup pekerjaan dan lokasi proyek menentukan jumlah
20
pengadaan dan pembelian barang, bahan, dan peralatan, serta penempatan dan
peranan sub-kontraktor, perencanaan, dan kontrol.
Pemakaian tenaga kerja dan peralatan untuk menjamin efektivitas dan
efisiensi kerja lapangan, pemantapan kerja sama antar pekerja proyek dari seluruh
bagian/departemen, dan hubungan dengan pihak pemilik juga merupakan bidangbidang sasaran kegiatan pokok yang perlu dikontrol pada waktu peninjauan.
2.3.3 Kunjungan Lapangan (Site Visit)
Pengawas perlu untuk melakukan kunjungan langsung ke lapangan agar
dapat mengetahui keadaan sebenarnya yang terjadi di lapangan. Frekuensi
kunjungan lapangan dapat tergantung dari pentingnya keadaan di lapangan, tahapan
perkembangan fisik di lapangan dan atau tergantung tuntutan pihak pemilik proyek.
Kunjungan lapangan dapat menimbulkan berbagai dampak positif yaitu:
1. Kejelasan akan perkembangan kontraknya dengan pihak pemilik.
2. Pihak lapangan merasakan dukungan tindakan dari pusat, apabila proyek di
lapangan membutuhkannya, misalnya dengan tenaga ahli dari pusat dan bantuan
lain-lain.
21
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI
3.1 Tinjauan Umum
Pengertian bentuk organisasi yang paling sederhana adalah bersatunya kegiatan
kegiatan dari dua individu atau lebih dibawah satu koordinasi, dan berfungsi untuk
mempertemukan menjadi satu tujuan. Semakin melibatkan banyak individu atau
kelompok yang berbeda beda macam kegiatan atau jenjang kewenangannya, bentuk
organisasi akan menjadi semakin kompleks. Sehingga fungsi organisasi yang kompleks
adalah merubah sesuatu (dapat berupa material, informasi, ataupun masyarakat) melalui
suatu tatanan terkoordinasi yang mampu memberikan nilai tambah, sedemikian sehingga
memunngkinkan organisasi mencapai tujuannya dengan baik(Istimawan, 1995).
Dalam pelaksanaan proyek tidak selalu berjalan sesuai dengan perencanaan yang
telah dibuat. Koordinasi dan komunikasi yang baik diperlukan untuk menyelesaikan
masalah masalah yang ada. Untuk membantu terciptanya koordinasi yang baik maka
alur koordinasi harus tertulis dengan jelas dan dipahami oleh seluruh elemen yang terlibat
dalam pelaksanaan proyek tersebut. Uraian pekerjaan harus jelas, dikerjakan oleh bidang
apa, siapa, dan bertanggung jawab kepada siapa. Bagan atau struktur organisasi tercipta
sebagai sarana penentuan dan pengaturan serta pembagian tugas antara orang atau
kelompok. Bagan atau struktur organisasi juga membantu dalam memperjelas bagaimana
alur koordinasi dilaksanakan dalam pelaksanaan proyek tersebut.
Keberhasilan suatu proyek sangat tergantung pada perilaku atau kegiatan satuan
satuan organisasi para pelaksananya yang dikoordinasikan dalam suatu system
manajemen. Untuk itu, dituntut agar individu atau satuan satuan organisasi pelaksana
dapat bekerja sama secara terorganisasi dalam menentukan harapan harapannya
(objectives), jadwal kegiatan, anggaran keuangan, kemudian memonitor dan melaporkan
kemajuan,
serta
segera
mengambil
langkah
langkah
perbaikan
bilamana
diperlukan(Istimawan, 1995).
Beberapa pihak yang terlibat dalam proyek Gedung Pemerintah Kota Batu (Block
Office/Multiyears) antara lain Pemilik Proyek (Owner), Pengguna Proyek (User),
Manajemen Konstruksi dan Pelaksana, dan Konsultan Perencana. Dengan banyaknya
pihak
yang
terlibat
dalam
proyek
Gedung
Pemerintah
Kota
Batu
(Block
Office/Multiyears) maka miss koordinasi dan miss komunikasi kemungkinan besar dapat
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK (KKN-P) | UNIVERSITAS BRAWIJAYA
22
terjadi. Sehingga perlu disusun struktur organisasi yang jelas dan menunjukkan batasan
tanggung jawab serta kepada siapa pihak pihak tersebut bertanggung jawab.
3.2 Struktur Organisasi Proyek
Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta
posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan
operasional untuk mencapai tujuan yang di harapakan dan di inginkan. Struktur
Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu
dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi.
Ada 4 aspek utama penyusunan struktur organisasi yaitu departementalisasi,
pembagian kerja, koordinasi, dan rentang manajemen. Departementalisasi adalah
pengelompokan dari berbagai aktifitas kerja suatu organisasi supaya berbagai aktifitas
yang sama bisa digabungkan dalam satu unit kerja. Pembagian kerja, adalah rincian
tugas/pekerjaan yang harus dilakukan seseorang agar setiap orang yang terlibat dalam
organisasi
bertanggungjawab
melaksanakan
aktifitas
yang
menjadi
beban
23
Konsultan Perencana
Teknik Sipil
Universitas Brawijaya
Kontraktor Pelaksana
Konstruksi
: Garis Komando
: Garis Koordinasi
24
dan
memberikannya
kepada
pihak
lain
yang
mampu
25
26
Melakukan
perubahan
desain
bila
terjadi
penyimpangan
27
Melaksanakan
pengawasan
secara
rutin
dalam
perjalanan
pelaksanaan proyek.
-
28
29
30
31
Menjamin
tersedianya
gambar
kerja
untuk
dilaksanakan oleh
mandor/subkontraktor.
-
32
lapangan,
rapat-rapat
koordinasi
dilapangan,
data
saran-saran
untuk
mempercepat
pekerjaan
serta
33
dalam pekerjaan
34
dan
menandatangani
dokumen-dokumen
tentang
Kerja dan
35
36
Menerima dan memproses tagihan dari sub kontraktor jika proyek yang
dikerjakan berskala besar sehingga melakukan pemborongan kembali
kepada kontraktor spesialis sesuai dengan item pekerjaan yang
dikerjakan.
Memelihara bukti-bukti kerja sub bagian administrasi proyek serta datadata proyek.
untuk
dilaksanakan
dilapangan
karena
kondisi
37
kenyatanya ternyata berbeda atau bisa jadi telah ada perubahan bentuk
struktur
pekerjaan
sebelumnya
yang
menyebabkan
pekerjaan
menjelasakan
cara
penilaian
pekerjaan
yang
sudah
dilaksanakan.
-
menghitung
kebutuhan
peralatan
yang
diperlukan,
38
Melakukan pemantauan pelaksanaan pekerjaan, menyiapkan borangborang sesuai dengan bill of quantity dan jadwal kerja yang telah
dibuat, mengisi borang-borang sesuai dengan realisasi pekerjaan
dilapangan, membandingkan hasil isian dengan rencana kerja yang ada,
membuat rekomendasi pemantauan pekerjaan.
bawahannya.
3.3.2.12 Deputy Safety Engineer
Deputy Safety Engineer merupakan wakil dari Safety Engineer yang
bertugas membantu Safety engineer dalam melaksanakan kebijakan
Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L) di suatu proyek.
3.3.2.13 Logistik
Tugas logistik (bagian gudang) pada umumnya adalah mencatat
setiap pemasukan dan pengeluaran barang-barang atau material yang
diperlukan proyek dan memeriksa apakah persediaan barang-barang atau
material tersebut masih cukup atau tidak. Maka tugas dan tanggung jawab
bagian gudang (logistik) adalah sebagai berikut :
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK (KKN-P) | UNIVERSITAS BRAWIJAYA
39
3.3.2.14 Surveyor
Pelaksana Survei bertanggung jawab kepada Koordinator Lapangan
yang mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
-
Pengawasan dinding.
40
Membuat
kerangka
umum/konsep
rencana
arsitektur,
dan
pengembangan disainnya.
-
41
Melakukan koordinasi dengan Team Leader, tenaga ahli yang lain dan
tenaga pendukung yang ada.
42
3.3.2.21 Mandor
Mandor harus memiliki pengetahuan teknis dalam taraf tertentu,
misalnya: dapat membaca gambar konstruksi, dapat membuat perhitungan
ringan, dapat membedakan kualitas bahan bangunan yang akan digunakan,
menangani pekerjaan acuan, pembesian, pengecoran, dan mengawasi
pekerjaan tenaga kerja bawahannya. Mandor mempunyai tugas mengawasi
dan mengatur pekerjaan tukang-tukang dan pekerjaan di bagian yang berada
dalam tanggung jawabnya.
3.3.2.22 Kepala Tukang
Kepala tukang memiliki peran sebagai pemimpin tukang dan
memberikan instruksi pada tukang, serta mengontrol kinerjanya. Tugas
kepala tukang yaitu :
43
memimpin para tukang agar bisa memahami dan bekerja sesuai dengan
arahan pelaksana atau pemilik bangunan.
Merupakan tukang senior yang telah ahli dibidangnya jadi bisa menjadi
tempat bertanya dan belajar bagi tukang dengan kemampuan
dibawahnya, apabila kepala tukang tidak bisa menjawab maka dapat
disampaikan kepada pelaksana untuk diberikan penjelasan.
3.3.2.23 Keamanan
bertugas menjaga keamanan lokasi proyek, prosedur penerimaan
tamu serta membuka dan menutup pintu jika ada concrete mixer truck,
concrete pump truck maupun truk bahan bangunan yang akan masuk ke
lokasi proyek.
3.4 Pengendalian Proyek
Pengendalian proyek yang bermaksud adalah pengaturan agar semua unsur yang
terlibat dalam proyek dapat berfungsi secara optimal dan waktu pelaksanaannya tepat
sesuai dengan jadwal (time schedule) yang telah ditetapkan. Pengendalian proyek
bertujuan untuk
mengatasi
segala
faktor-faktor
penghambat
jalannya
proyek.
44
45
BAB IV
PENGAWASAN PROYEK
4.1 Tinjauan Umum
Pelaksanaan dari sebuah proyek merupakan eksekusi atau tindakan dari
perencanaan. Disinilah diperlukan kemampuan yang baik dari pelaksana proyek dalam
melaksanakan proyek sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Tidak jarang terjadi
perencanaan yang sulit diapikasikan di lapangan, maka pelaksana proyek harus cerdik
dalam mengatasi hal ini namun tetap mengacu pada spesifikasi spesifikasi yang telah
ditentukan. Untuk memperoleh hasil pekerjaan struktur yang sesuai dengan standart dan
dapat dipertanggungjawabkan , maka mutu bahan untuk struktur dan finishing bangunan
tersebut harus sesuai dengan standart kualitas yang telah ditetapkan
Dengan adanya masalah diatas maka diperlukan tim pengawas atau konsultan
pengawas untuk mengawasi dan mengontrol kinerja pada pelaksanaan proyek. Konsultan
pengawas dituntut untuk paham mengenai hal hal yang terjadi di lapangan serta hal
hal yang seharusnya terjadi di lapangan. Konsultan pengawas juga harus mengerti
tindakan yang dilakukan oleh pelaksana proyek, jika tindakan tersebut masih sesuai
dengan aturan dan spesifikasi yang ada maka tindakan tersebut masih diizinkan.
Pengendalian proyek adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standart
yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan
pelaksanaan dengan standar, menganalisis kemungkinan adanya penyimpangan antara
pelaksanaan dan standar, kemungkinan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan
agar sumber daya digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran.
Proses pengawasan dan pengendalian proyek dapat diuraikan menjadi langkahlangkah sebagai berikut :
1. Menentukan sasaran.
2. Menentukan standar dan kriteria sebagai acuan dalam rangka mencapai sasaran.
3. Merancang atau menyusun sistem informasi, pemantauan, dan laporan hasil
pelaksanaan pekerjaan.
4. Mengumpulkan data info hasil implementasi (pelaksanaan dari apa yang telah
direncanakan).
5. Pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan perencanaan.
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK (KKN-P) | UNIVERSITAS BRAWIJAYA
46
6. Mengkaji dan menganalisa hasil pekerjaan dengan standar, kriteria, dan sasaran yang
telah ditentukan.
Setelah mengetahui prosesnya, langkah berikutnya adalah mengidentifikasi
unsur-unsur pengawasan dan pengendalian yang juga merupakan sasaran proyek yaitu :
1. Pengawasan dan pengendalian biaya proyek (cost control).
2. Pengawasan dan pengendalian mutu proyek (quality control).
3. Pengawasan dan pengendalian waktu proyek (time control).
4.2 Peralatan Pelaksanaan
Sebelum dimulainya pelaksanaanpekerjaan konstruksi perlu dipersiapkan
peralatan yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan. Kualitas dari alat juga
diperhitungkan serta jumlah yang dibutuhkan. Dengan kita mempersiapkan peralatan ini
dengan baik maka akan sangat menunjang kelancaran dari pelaksanaan pekerjaan
konstruksi.
Peralatan peralatan kerja yang disiapkan sebelum pelaksanaan proyek ini antara
lain :
1. Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja
sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan
orang di sekelilingnya. Macam macam alat pelindung diri antara lain :
-
Safety helmet, berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa
mengenai kepala secara langsung.
Sepatu pelindung (safety shoes), seperti sepatu biasa, tapi terbuat dari bahan
kulit dilapisi metal dengan sol dari karet tebal dan kuat. Berfungsi untuk
47
mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda tajam
atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
Sarung tangan, berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di
tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk
sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
48
Pelindung wajah (Face Shield), berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan
benda asing saat bekerja (misal pekerjaan menggerinda)
Jas Hujan (Rain Coat), berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja
(misal bekerja pada waktu hujan atau sedang mencuci alat).
49
50
5. Bekisting, bekisting adalah cetakan sementara yang digunakan untuk menahan beton
selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
51
bak ukur, alat ini berfungsi untuk menentukan angka-angka pembacaan bak
dalam satuan panjang, sehingga dapat diukur beda tinggi antara dua titik.
52
Silo, dalam proyek ini silo merupakan suatu struktur yang digunakan untuk
menyimpan semen.
Truk mixer / truk molen, berfungsi untuk mencampur adukan beton, dan
membawanya ke tempat pengecoran. Truk molen biasanya dikombinasikan
dengan concrete pump
53
Concrete pump, merupakan truk yang dilengkapi dengan pompa dan lengan
(boom) untuk memompa campuran beton ready mix ke tempat-tempat yang
sulit dijangkau.
54
55
56
kolom pada proyek pembangunan gedung kantor pemerintah blok C kota batu (block
office/multiyears) terdiri dari beberapa tahap yaitu :
1. Pekerjaan penulangan.
2. Pekerjaan bekisting.
3. Pekerjaan pengecoran.
4. Pekerjaan pembongkaran bekisting.
5. Pekerjaan perawatan beton.
4.4.1 Pekerjaan Penulangan
Pada pekerjaan kolom proyek pembangunan gedung kantor pemerintah
blok C kota batu (block office/multiyears) pekerjaan penulangan dikerjakan
terlebih dahulu sebelum pemasangan bekisting. Struktur kolom yang ada pada
proyek pembangunan gedung kantor pemerintah blok C kota batu (block
office/multiyears) terbagi menjadi 4 kategori yaitu K1, K2, K3 dan KP.
Jenis
Balok
Dimensi
Tulangan Tulangan
Utama
Jarak
Tulangan
Jarak
Pengikat
Pengikat
Sengkang Sengkang
2D 13
30 cm
12
15 cm
K1
50 x 50 cm 16D 19
K2
30 x 30 cm
8D 16
10
15 cm
K3
20 x 20 cm
8D 13
10
15 cm
KP
15 x 12 cm
4 12
10
15 cm
57
58
59
60
gedung
kantor
pemerintah
blok
kota
batu
(block
office/multiyears)
perawatan
beton
kolom
dilakukan
dengan
menyemprotkan air satu hari setelah pelaksanaan proses pengecoran beton dan
menggenangi permukaan beton dengan air.
61
62
1. Pekerjaan bekisting.
2. Pekerjaan penulangan.
3. Pekerjaan pengecoran.
4. Pekerjaan pembongkaran bekisting.
5. Pekerjaan perawatan beton.
4.5.1 Pekerjaan Bekisting
Pada proyek pembangunan gedung kantor pemerintah kota batu (block
office/multiyears) blok C, bekisting untuk balok dan pelat menggunakan multiplek
12 mm, baja profil C 3 x 5 x 3 cm, baja profil L 5 x 5 cm. Tahap tahap
pemasangan bekisting balok dan pelat :
1. Memasang scaffolding dengan posisi melintang dari balok. Pada ujung
ujung scaffolding dipasang baja profil untuk menyangga bekisting balok dan
pelat.
2. Bekisting balok dipasang pada tempat tempat yang direncanakan menjadi
balok beton. Mula mula dibuat bekisting balok bagian bawah, kemudian
bagian kanan dan kiri setinggi dimensi balok yang direncanakan. Untuk
menyangga bekisting balok bagian bawah agar tidak melentur saat adukan
beton diisikan, maka diberi rangka bekisting dari baja profil L sebanyak 4
buah pada sisi kanan dan kiri serta diberi rangka bekisting dari baja profil U
yang disambung yang dipasang saling menyilang tegak lurus diatas
scaffolding.
3. Sebagai penutup bekisting pelat tersebut digunakan papan multiplek 12 mm.
63
Dimensi
Tulangan
Tulangan
Tulangan
Jarak
Tekan
Tarik
Sengkang
Sengkang
B1
30 x 60 cm
4D 19
7D 19
12
12,5 & 15 cm
B2
30 x 40 cm
4D 16
6D 16
10
10 & 15 cm
B3
20 x 30 cm
3D 16
3D 16
10
15 & 20 cm
B4
15 x 20 cm
3D 13
3D 13
10
15 & 20 cm
64
2. Memasang beton decking pada tempat tempat yang telah ditentukan untuk
menahan posisi tulangan.
3. Ujung tulangan bawah dimasukkan ke dalam tulangan kolom sebagai
penjangkaran sepanjang minimal 25D. lika terdapat sambungan pada
penulangan, dilakukun overlapping sepanjang minimal 40D, Sambungan
tulangan dilakukan berselang seling dan penempatan sambungan di momen
maksimum harus dihindarkan.
4. Pada tulangan utama diberi tanda sebagai pedoman untuk jarak antar tulangan
sengkang.
5. Semua sengkang dimasukkan pada tulangan memanjan (tulangan utama).
Sengkang-sengkang ditegakkan pada tempat yang telah ditandai dengan
kapur tulis, kemudian tulangan memanjang bagian bawah diikatkan pada
tulangan sengkang tersebut sesuai dengan jarak yang telah ditentukan
menggunakan kawat bendrat.
6. Memasang tulangan atas dengan cara memasukkan satu persatu ke dalam
tulangan sengkang dan kemudian mengikatnya dengan menggunakan kawat
bendrat
65
66
67
68
tempat, maka diratakan dahulu dengan menggunakan sekop atau alat perata
sampai elevasi permukaan spesi beton sama dengan bekisting.
5. Spesi beton yang sudah dituang pada bekisting balok dan pelat dipadatkan
dengan menggunakan concrete vibrator. Hal ini dilakukan untuk mengurangi
gelembung gelembungudara di dalam beton dan merapatkan susunan
agregat yang ada pada spesi beton serta agar agregat dapat memasuki celah
celah tulangan.
gedung
kantor
pemerintah
blok
kota
batu
(block
gedung
kantor
pemerintah
blok
kota
batu
(block
office/multiyears) yaitu :
1. Bekisting dibongkar setelah beton berumur 21 hari sesudah pengecoran.
Bekisting pelat dibongkar mulai dari bagian tengah pelat kemudian bagian
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK (KKN-P) | UNIVERSITAS BRAWIJAYA
69
gedung
kantor
pemerintah
blok
kota
batu
(block
70
71
diwajibkan untuk memakai APD, terutama untuk melindungi diri dari benda yang
terjatuh.
masalah masalah yang timbul di lapangan yang dapat menggangggu jalannya proyek
keseluruhan.
72
Pada laporan bulanan dijelaskan persentase proyek yang sudah dikerjakan untuk
kemudian dibandingkan dengan nilai persentasi yang terdapat dalam kurva S. Cara
menentukan persentasenya adalah membagi antara volume satu jenis pekerjaan bangunan
dengan volume pekerjaan total bangunan . adanya keterlambatan dan kecepatan pekerjaan
dapat dilihat dari perbandungan dengan kurva S. Proyek ini mengalami percepatan dalam
pelaksanaan konstruksi.
4.7.1 Laporan Harian
Laporan harian memuat segala macam data maupun aktivitas proyek
seperti:
-
Jam mulai kerja sampai dengan berakhirnya kerja pada hari tersebut.
Kondisi cuaca.
73
74
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah melakukan KKN-P pada Proyek Pembangunan Gedung Pemerintah Kota
Batu, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan analisis kurva-S dan pengamatan langsung di lapangan, Proyek
Pembangunan Gedung Pemerintah Kota Batu memiliki kinerja yang baik, dimana
target rencana dapat dilampaui lebih cepat.
2. Penyebab kinerja kritis pada proyek ini adalah adanya beberapa faktor penghambat
baik secara langsung maupun tidak, di antaranya:
a. Perubahan cuaca yang tak menentu.
b. Kurangnya penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
3. Mutu pekerjaan yang telah diselesaikan dapat dinyatakan baik dan sesuai dengan RKS
yang ada.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan bagi pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan
proyek maupun bagi mahasiswa yang melakukan praktek kerja lapangan adalah sebagai
berikut:
1. Koordinasi yang baik antara pengawas, pelaksana, dan pemilik sangat diperlukan agar
permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan proyek dapat segera diatasi dan tidak
menghambat jadwal pelaksanaan proyek.
2. Konsultan, kontraktor, dan pekerja sebaiknya lebih memperhatikan aspek keselamatan
kerja. Apabila diperlukan, konsultan dan kontraktor bersama-sama membuat peraturan
yang ketat sehingga tidak akan ditemui lagi pekerja yang bekerja tanpa menggunakan
perlengkapan keamanan.
3. Tanda keselamatan dipasang pada lokasi yang memiliki risiko tinggi atau rawan
kecelakaan agar semua pihak mengetahui prosedur yang harus dijalankan demi
menghindari terjadinya kecelakaan.
75
DAFTAR PUSTAKA
Widiasanti, I., & Lenggogeni. (2013). Manajemen Konstruksi. Bandung: Remaja Rosdakarya
Offset.
Asiyanto. (2010). Manajemen Konstruksi untuk Jasa Konstruksi. Jakarta: Pradnya Paramita.
Husen, A. (2011). Manajemen Proyek. Yogyakarta: Andi Offset.
Karaini, A. A. (2006). Pengantar Manajemen Proyek. Yogyakarta: Universitas Gunadarma.
Kerzner, H. (2013). Project Management - A System Approach to Planning, Scheduling, and
Controlling (11th. ed.). New York: John Wiley and Sons, Inc.
Mulyono, T. (2005). Teknologi Beton. Yogyakarta: Andi Offset.
SNI 03-2847-2002. (2002). Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung.
Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.
Dipohusodo, Istimawan. 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid 1. Yogyakarta:
Kanisius.
LAMPIRAN