BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pembangunan adalah salah satu parameter tingkat perkembangan suatu bangsa.
Disisi lain, pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia juga berdampak
signifikan terhadap kemajuan bangsa tersebut. Mahasiswa dalam dunia pendidikan
berperan aktif dalam pembangunan ini. Pembekalan ilmu di bangku kuliah tentu saja
tidak cukup untuk membentuk karakter dan kemampuan/kompetensi mahasiswa untuk
siap terjun dalam dunia kerja yang juga berperan dalam pembangunan. Untuk itu, salah
satu langkah nyata yang dapat dilakukan untuk mendukung gagasan tersebut adalah
diwajibkannya menempuh matakuliah Kuliah Kerja Nyata Praktik bagi mahasiswa
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.
Kuliah Kerja Nyata Praktik yang kemudian dapat disebut KKN-P merupakan
implementasi keilmuan dari bidang studi yang dimiliki mahasiswapada dunia kerja yang
sebenernya. KKN-P dipandang sebagai suatu bentuk pendidikan dengan cara memberikan
pengalaman belajar mahasiswa untuk berpartisipasi dengan tugas langsung di badan
usaha/lembaga/instansi tertentu yang sesuai dengan disiplin ilmu yang digelutinya.
Dengan melakukan KKN-P, mahasiswa dapat dilatih untuk mengenal situasi dunia kerja
sekaligus untuk meningkatkan kualitas mahasiswa itu sendiri.
Sebagai upaya untuk memperoleh pengalaman serta pengetahuan seputar dunia
kerja dibidang ketekniksipilan, dilakukan KKN-P yang dilakukan pada Proyek
Pembangunan Gedung Kantor Pemerintah Kota Batu (Block Office/Multiyears).
Pelaksanaan dan pengawasan akan dilakukan pada pekerjaan structural gedung blok c
yang dibatasi pada lantai 1 dan 2. KKN-P yang dilakukan ini hanya akan difokuskan pada
subpekerjaan structural kolom, balok, dan pelat lantai. Hal tersebut dikarenakan
keterbatasan waktu pelaksanaan KKN-P. Pembelajaran pekerjaan lainnya seperti
manajemen konstruksi juga kami pelajari dan akan dipaparkan dalam laporan ini
63
Nama Proyek
Lokasi
Kota Batu
Pemilik
Kontraktor Pelaksana
Konsultan Perencana
Konsultan MK
Biaya Total
Rp 173.504.265.000,-
1. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam kegiatan pengawasan pekerjaan pelat, balok,
kolom Blok C pada proyek Pembangunan Gedung Kantor Pemerintah Kota Batu (Block
Office/Multiyears) adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses pelaksanaan pekerjaan pelat, balok dan kolom Gedung Kantor
Pemerintah Kota Batu (Block Office/Multiyears) Blok C?
2. Bagaimana proses pengawasan pekerjaan pelat, balok dan kolom Gedung Kantor
Pemerintah Kota Batu (Block Office/Multiyears) Blok C?
3. Apa permasalahan-permasalahan yang terjadi selama di proyek?
1. Maksud dan Tujuan Praktik Kerja
Praktik kerja lapangan merupakan kegiatan intrakurikuler yang wajib dilakukan
mahasiswa Program Studi S1 jurusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya sebelum
penulisan Tugas Akhir. Melalui praktik kerja lapangan yang dilakukan mahasiswa, dapat
diperoleh pengalaman praktis di dunia kerja serta dapat dilakukan pengkajian terhadap
penerapan keilmuan dan teori yang diperoleh mahasiswa selama proses pembelajaran di
perguruan tinggi.
63
Agar maksud dan tujuan praktik kerja lapangan dapat tercapai, setiap mahasiswa
yang melakukan praktik kerja lapangan wajib membuat laporan tugas akhir dalam bentuk
hasil penelitian mahasiswa selama pelaksanaan praktik kerja lapangan.Adapun maksud
dan tujuan praktik kerja lapangan dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman serta pengetahuan mengenai kegiatan
pengawasan dan pelaksanaan proyek konstruksi di lapangan.
2. Mahasiswa mampu membandingkan kesesuaian antara teori yang diperoleh selama
pembelajaran dengan praktik sebenarnya pada suatu proyek.
3. Mahasiswa dapat mengetahui tugas, hak, serta kewajiban tiap-tiap pihak yang terlibat
dalam pembangunan suatu proyek konstruksi.
4. Mahasiswa mengetahui permasalahan yang dapat terjadi dalam suatu proyek dan
mampu untuk menganalisa penyelesaiannya secara praktis maupun keilmuan.
5. Mahasiswa mampu memperluas dan memperdalam pengetahuan di bidang
ketekniksipilan sehingga dapat digunakan sebagai bekal dasar mahasiswa pada saat
terjun ke dunia kerja.
1. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah yang dilakukan dalam KKN-P ini meliputi :
1. Pekerjaan dalam konteks pengawasan.
2. Objek KKN-P mencakup pekerjaan pembangunan Block Office Kota Batu Gedung C.
3. Subpekerjaan mencakup pekerjaan pengecoran pelat dan kolom.
4. Pengamatan pabrikasi tulangan beton.
1. Metode Pembahasan
Terdapat dua tahap pembahasan dalam penyusunan laporan KKN-P, yaitu tahap
pengumpulan data dan tahap pengolahan data.
1.1. Tahap Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dipakai berkaitan dengan permasalahan
yang akan dibahas adalah :
a. Metode observasi
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK (KKN-P) | UNIVERSITAS BRAWIJAYA
63
63
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI
1. Tinjauan Umum
Pengertian bentuk organisasi yang paling sederhana adalah bersatunya kegiatan
kegiatan dari dua individu atau lebih dibawah satu koordinasi, dan berfungsi untuk
mempertemukan menjadi satu tujuan. Semakin melibatkan banyak individu atau
kelompok yang berbeda beda macam kegiatan atau jenjang kewenangannya, bentuk
organisasi akan menjadi semakin kompleks. Sehingga fungsi organisasi yang kompleks
adalah merubah sesuatu (dapat berupa material, informasi, ataupun masyarakat) melalui
suatu tatanan terkoordinasi yang mampu memberikan nilai tambah, sedemikian sehingga
memunngkinkan organisasi mencapai tujuannya dengan baik(Istimawan, 1995).
Dalam pelaksanaan proyek tidak selalu berjalan sesuai dengan perencanaan yang
telah dibuat. Koordinasi dan komunikasi yang baik diperlukan untuk menyelesaikan
masalah masalah yang ada. Untuk membantu terciptanya koordinasi yang baik maka
alur koordinasi harus tertulis dengan jelas dan dipahami oleh seluruh elemen yang terlibat
dalam pelaksanaan proyek tersebut. Uraian pekerjaan harus jelas, dikerjakan oleh bidang
apa, siapa, dan bertanggung jawab kepada siapa. Bagan atau struktur organisasi tercipta
sebagai sarana penentuan dan pengaturan serta pembagian tugas antara orang atau
kelompok. Bagan atau struktur organisasi juga membantu dalam memperjelas bagaimana
alur koordinasi dilaksanakan dalam pelaksanaan proyek tersebut.
Keberhasilan suatu proyek sangat tergantung pada perilaku atau kegiatan satuan
satuan organisasi para pelaksananya yang dikoordinasikan dalam suatu system
manajemen. Untuk itu, dituntut agar individu atau satuan satuan organisasi pelaksana
dapat bekerja sama secara terorganisasi dalam menentukan harapan harapannya
(objectives), jadwal kegiatan, anggaran keuangan, kemudian memonitor dan melaporkan
kemajuan,
serta
segera
mengambil
langkah
langkah
perbaikan
bilamana
diperlukan(Istimawan, 1995).
Beberapa pihak yang terlibat dalam proyek Gedung Pemerintah Kota Batu (Block
Office/Multiyears) antara lain Pemilik Proyek (Owner), Pengguna Proyek (User),
Manajemen Konstruksi dan Pelaksana, dan Konsultan Perencana. Dengan banyaknya
pihak
yang
terlibat
dalam
proyek
Gedung
Pemerintah
Kota
Batu
(Block
Office/Multiyears) maka miss koordinasi dan miss komunikasi kemungkinan besar dapat
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK (KKN-P) | UNIVERSITAS BRAWIJAYA
63
terjadi. Sehingga perlu disusun struktur organisasi yang jelas dan menunjukkan batasan
tanggung jawab serta kepada siapa pihak pihak tersebut bertanggung jawab.
2. Struktur Organisasi Proyek
Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta
posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan
operasional untuk mencapai tujuan yang di harapakan dan di inginkan. Struktur
Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu
dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi.
Ada 4 aspek utama penyusunan struktur organisasi yaitu departementalisasi,
pembagian kerja, koordinasi, dan rentang manajemen. Departementalisasi adalah
pengelompokan dari berbagai aktifitas kerja suatu organisasi supaya berbagai aktifitas
yang sama bisa digabungkan dalam satu unit kerja. Pembagian kerja, adalah rincian
tugas/pekerjaan yang harus dilakukan seseorang agar setiap orang yang terlibat dalam
organisasi
bertanggungjawab
melaksanakan
aktifitas
yang
menjadi
beban
63
63
Kontraktor Pelaksana berperan sebagai pihak yang mendapat tugas dari Pemilik
Proyek untuk melaksanakan proyek sesuai dengan apa yang telah direncanakan oleh
Konsultan Perencana dengan diawasi oleh Kontraktor Pengawas.
2.1. Struktur Organisasi Kontraktual
Struktur organisasi proyek yang menunjukkan pihak-pihak yang terlibat
dalam suatu proyek dengan wewenang dan tanggung jawab sesuai kontrak yang
telah disetujui bersama.
Organisasi dan penyelenggaraan proyek meliputi lima sisi fungsional, yaitu
sebagai berikut :
1. Pemilik Proyek, merupakan pihak yang memiliki proyek atau pekerjaan dan
memberikanya kepada pihak lain yang mampu melaksanakanya sesuai dengan
perjanjian kontrak kerja
2. Konsultan Perencana, pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk
melaksanakan pekerjaan perencanaan.
3. Tim Ahli, merupakan tim yang terdiri dari para ahli yang terkait dengan
penyelenggaraan proyek untuk memberikan pertimbangan teknis.
4. Konsultan Pengawas, pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek untuk
melaksanakan pekerjaan pengawasan.
5. Kontraktor Pelaksana, merupakan pelaksana proyek.
Secara umum skema struktur organisasi kontraktual dalam suatu proyek
memberikan gambaran pihak pihak yang terkait dalam suatu proyek. Keterlibatan
pihak pihak tersebut terbagi dalam garis atau instruksi dan garis koordinasi.
2.1.1. Pemilik Poryek
Pemilik proyek disebut juga pemberi tugas adalah seseorang atau
instansi baik pemerintah maupun swasta yang memiliki proyek atau
pekerjaan
dan
memberikannya
kepada
pihak
lain
yang
mampu
63
63
Melakukan
perubahan
desain
bila
terjadi
penyimpangan
63
Melaksanakan
pengawasan
secara
rutin
dalam
perjalanan
pelaksanaan proyek.
-
63
1.
Kontraktor Pelaksana
Kontraktor pelaksana adalah suatau badan usaha atau badan hukum
yang bergerak dalam bidang jasa kontruksi sesuai dengan keahlian dan
kemampuannya yang mempunyai tenaga ahli teknik dan peralatan.
Berdasarkan dari hasil pelelangan kontraktor pelaksana terbagi menjadi dua
yaitu PT. Prambanan Dwipaka PT. Bangun Mitra Persada, JO. Tugas dan
tanggung jawab kontraktor pelaksana yaitu :
-
63
2.
63
1.1.1.1.
Project Manager
Project manager adalah orang yang ditunjuk untuk menggerakkan
organisasi proyek dan memimpinnya dalam mencapai objektif proyek.
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK (KKN-P) | UNIVERSITAS BRAWIJAYA
63
1.1.1.1.
63
Menjamin
tersedianya
gambar
kerja
untuk
dilaksanakan
oleh
mandor/subkontraktor.
-
1.
Quantity Surveyor
Quantity surveyor pada perusahaan kontraktor bertugas menghitung
volume dan kebutuhan material bangunan yang digunakan untuk
melaksanakan pekerjaan proyek pembangunan baik itu gedung maupun
infrastruktur, berikut ini beberapa tugas quantity surveyor pada kontraktor
dalam pelaksanaan proyek :
-
63
1.
Site Manager
Site manager memiliki tugas dan tanggung jawab penuh atas segala
hal yang menyangkut pelaksanaan proyek di lapangan, serta kegiatan
pengkoordinasiaan yang melibatkan para staf dan bawahannya. Tugas dan
kewajiban site engineer adalah sebagai berikut:
-
lapangan,
rapat-rapat
koordinasi
dilapangan,
data
saran-saran
untuk
mempercepat
pekerjaan
serta
63
63
dan
menandatangani
dokumen-dokumen
tentang
Quality Control
Quality Control mempunyai tugas mengawasi seluruh metode
pelaksanaan lapangan yang dikeluarkan oleh Production Project Manager
dan mengawasi mutu pelaksanaan pekerjaan. QC berdiri secara independen
dan didalam melaksanakan tugasnya selalu berhubungan dengan konsultan
pengawas. QC bertanggungjawab kepada Project Manager yang mempunyai
tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
-
63
1.
Safety Engineer
Safety Engineer adalah orang yang ditunjuk oleh project manager
untuk melaksanakan kebijakan Keselamatan, Kesehatan Kerja dan
Lingkungan (K3L) di suatu proyek. Safety engineer memiliki tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut :
-
1.
Administrasi Kcu
Peran administrasi proyek dimulai dari masa persiapan pelaksanaan
pembangunan sampai dengan pemeliharaan dan penutupan kontrak kerja.
Tugas administrasi dan keuangan proyek bangunan adalah sebagai berikut.
Tugas administrasi dan keuangan proyek bangunan :
-
63
Menerima dan memproses tagihan dari sub kontraktor jika proyek yang
dikerjakan berskala besar sehingga melakukan pemborongan kembali
kepada kontraktor spesialis sesuai dengan item pekerjaan yang
dikerjakan.
Memelihara bukti-bukti kerja sub bagian administrasi proyek serta datadata proyek.
1.
Juru Gambar
Juru Gambar bertugas melakukan pekerjaan teknik pada tahap
perancangan pekerjaan detail/finishing bangunan gedung dan pelaksanaan
konstruksi sesuai dengan target waktu, mutu, anggaran biaya, spesifikasi
63
teknis dan sketsa serta arahan arsitek. Tugas drafter pada perusahaan
kontraktor :
-
untuk
dilaksanakan
dilapangan
karena
kondisi
kenyatanya ternyata berbeda atau bisa jadi telah ada perubahan bentuk
struktur
pekerjaan
sebelumnya
yang
menyebabkan
pekerjaan
10.
63
menjelasakan
cara
penilaian
pekerjaan
yang
sudah
dilaksanakan.
-
menghitung
kebutuhan
peralatan
yang
diperlukan,
Melakukan pemantauan pelaksanaan pekerjaan, menyiapkan borangborang sesuai dengan bill of quantity dan jadwal kerja yang telah
dibuat, mengisi borang-borang sesuai dengan realisasi pekerjaan
dilapangan, membandingkan hasil isian dengan rencana kerja yang ada,
membuat rekomendasi pemantauan pekerjaan.
11.
63
serta
kegiatan
pengkoordinasiaan
yang
melibatkan
para
staf
dan
bawahannya.
11.
12.
Logistik
Tugas logistik (bagian gudang) pada umumnya adalah mencatat
setiap pemasukan dan pengeluaran barang-barang atau material yang
diperlukan proyek dan memeriksa apakah persediaan barang-barang atau
material tersebut masih cukup atau tidak. Maka tugas dan tanggung jawab
bagian gudang (logistik) adalah sebagai berikut :
-
63
14.
Surveyor
Pelaksana Survei bertanggung jawab kepada Koordinator Lapangan
yang mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
-
Pengawasan dinding.
15.
16.
63
Membuat
kerangka
umum/konsep
rencana
arsitektur,
dan
pengembangan disainnya.
-
17.
63
Melakukan koordinasi dengan Team Leader, tenaga ahli yang lain dan
tenaga pendukung yang ada.
Pelaksana
Pelaksana merupakan pihak yang bertugas untuk memahami gambar
kerja rencana dan spesifikasi teknik, melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
program kerja mingguan dan gambar kerja design spesifikasi teknik.
Disamping itu juga menyiapkan tenaga kerja dan mengatur jadwal
pelaksanaan tugas tenaga kerja sehari-hari, menjaga dan mengusahakan daya
guna dan hasil guna pemakaian bahan, tenaga dan peralatan proyek,
membuat laporan harian tentang pelaksanaan kegiatan atau pekerjaan di
lapangan.
63
13.
Kepala Gudang
Kepala gudang bertugas bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
berhubungan dengan gudang. Tugas, wewenang dan tanggung jawab kepala
gudang :
-
21.
Mandor
Mandor harus memiliki pengetahuan teknis dalam taraf tertentu,
misalnya: dapat membaca gambar konstruksi, dapat membuat perhitungan
ringan, dapat membedakan kualitas bahan bangunan yang akan digunakan,
menangani pekerjaan acuan, pembesian, pengecoran, dan mengawasi
pekerjaan tenaga kerja bawahannya. Mandor mempunyai tugas mengawasi
dan mengatur pekerjaan tukang-tukang dan pekerjaan di bagian yang berada
dalam tanggung jawabnya.
14.
Kepala Tukang
Kepala tukang memiliki peran sebagai pemimpin tukang dan
memberikan instruksi pada tukang, serta mengontrol kinerjanya. Tugas
kepala tukang yaitu :
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK (KKN-P) | UNIVERSITAS BRAWIJAYA
63
memimpin para tukang agar bisa memahami dan bekerja sesuai dengan
arahan pelaksana atau pemilik bangunan.
Merupakan tukang senior yang telah ahli dibidangnya jadi bisa menjadi
tempat bertanya dan belajar bagi tukang dengan kemampuan
dibawahnya, apabila kepala tukang tidak bisa menjawab maka dapat
disampaikan kepada pelaksana untuk diberikan penjelasan.
23.
Keamanan
bertugas menjaga keamanan lokasi proyek, prosedur penerimaan
tamu serta membuka dan menutup pintu jika ada concrete mixer truck,
concrete pump truck maupun truk bahan bangunan yang akan masuk ke
lokasi proyek.
4. Pengendalian Proyek
Pengendalian proyek yang bermaksud adalah pengaturan agar semua unsur yang
terlibat dalam proyek dapat berfungsi secara optimal dan waktu pelaksanaannya tepat
sesuai dengan jadwal (time schedule) yang telah ditetapkan. Pengendalian proyek
bertujuan
untuk
mengatasi
segala
faktor-faktor
penghambat
jalannya
proyek.
63
BAB IV
PENGAWASAN PROYEK
3. Tinjauan Umum
Pelaksanaan dari sebuah proyek merupakan eksekusi atau tindakan dari
perencanaan. Disinilah diperlukan kemampuan yang baik dari pelaksana proyek dalam
melaksanakan proyek sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Tidak jarang terjadi
perencanaan yang sulit diapikasikan di lapangan, maka pelaksana proyek harus cerdik
dalam mengatasi hal ini namun tetap mengacu pada spesifikasi spesifikasi yang telah
ditentukan. Untuk memperoleh hasil pekerjaan struktur yang sesuai dengan standart dan
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK (KKN-P) | UNIVERSITAS BRAWIJAYA
63
dapat dipertanggungjawabkan , maka mutu bahan untuk struktur dan finishing bangunan
tersebut harus sesuai dengan standart kualitas yang telah ditetapkan
Dengan adanya masalah diatas maka diperlukan tim pengawas atau konsultan
pengawas untuk mengawasi dan mengontrol kinerja pada pelaksanaan proyek. Konsultan
pengawas dituntut untuk paham mengenai hal hal yang terjadi di lapangan serta hal
hal yang seharusnya terjadi di lapangan. Konsultan pengawas juga harus mengerti
tindakan yang dilakukan oleh pelaksana proyek, jika tindakan tersebut masih sesuai
dengan aturan dan spesifikasi yang ada maka tindakan tersebut masih diizinkan.
Pengendalian proyek adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standart
yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan
pelaksanaan dengan standar, menganalisis kemungkinan adanya penyimpangan antara
pelaksanaan dan standar, kemungkinan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan
agar sumber daya digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran.
Proses pengawasan dan pengendalian proyek dapat diuraikan menjadi langkahlangkah sebagai berikut :
1. Menentukan sasaran.
2. Menentukan standar dan kriteria sebagai acuan dalam rangka mencapai sasaran.
3. Merancang atau menyusun sistem informasi, pemantauan, dan laporan hasil
pelaksanaan pekerjaan.
4. Mengumpulkan data info hasil implementasi (pelaksanaan dari apa yang telah
direncanakan).
5. Pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan perencanaan.
6. Mengkaji dan menganalisa hasil pekerjaan dengan standar, kriteria, dan sasaran yang
telah ditentukan.
Setelah mengetahui prosesnya, langkah berikutnya adalah mengidentifikasi
unsur-unsur pengawasan dan pengendalian yang juga merupakan sasaran proyek yaitu :
1. Pengawasan dan pengendalian biaya proyek (cost control).
2. Pengawasan dan pengendalian mutu proyek (quality control).
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK (KKN-P) | UNIVERSITAS BRAWIJAYA
63
pelaksanaanpekerjaan
konstruksi
perlu dipersiapkan
peralatan yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan. Kualitas dari alat juga
diperhitungkan serta jumlah yang dibutuhkan. Dengan kita mempersiapkan peralatan ini
dengan baik maka akan sangat menunjang kelancaran dari pelaksanaan pekerjaan
konstruksi.
Peralatan peralatan kerja yang disiapkan sebelum pelaksanaan proyek ini antara
lain :
1. Alat Pelindung Diri (APD) adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja
sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan
orang di sekelilingnya. Macam macam alat pelindung diri antara lain :
-
Safety helmet, berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa
mengenai kepala secara langsung.
Sepatu pelindung (safety shoes), seperti sepatu biasa, tapi terbuat dari bahan
kulit dilapisi metal dengan sol dari karet tebal dan kuat. Berfungsi untuk
mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda tajam
atau berat, benda panas, cairan kimia, dsb.
63
Sarung tangan, berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di
tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk
sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
63
Pelindung wajah (Face Shield), berfungsi sebagai pelindung wajah dari percikan
benda asing saat bekerja (misal pekerjaan menggerinda)
Jas Hujan (Rain Coat), berfungsi melindungi dari percikan air saat bekerja
(misal bekerja pada waktu hujan atau sedang mencuci alat).
63
2. Peralatan sederhana berupa cangkul, sekop, palu, ember, linggis, meteran, gerobak,
benang, bak kayu, tang, ayakan, cetakan, tali, dan lain lain
bekisting
adalah
cetakan sementara
menahan
beton
dibentuk
dan
yang diinginkan.
63
bak ukur, alat ini berfungsi untuk menentukan angka-angka pembacaan bak
dalam satuan panjang, sehingga dapat diukur beda tinggi antara dua titik.
Gambar 4.14 Bak ukur
Alat pemotong tulangan baja (bar cutter) dan pembengkok tulangan baja (bar
bender), yang berfungsi untuk memotong tulangan baja yang telah ditetapkan
ukurannya dan untuk membuat tulangan sengkang (begel).
63
Silo, dalam proyek ini silo merupakan suatu struktur yang digunakan untuk
menyimpan semen.
Truk mixer / truk molen, berfungsi untuk mencampur adukan beton, dan
membawanya ke tempat pengecoran. Truk molen biasanya dikombinasikan
dengan concrete pump
63
Concrete pump, merupakan truk yang dilengkapi dengan pompa dan lengan
(boom) untuk memompa campuran beton ready mix ke tempat-tempat yang
sulit dijangkau.
63
Concrete vibrator, merupakan alat yang berfungsi untuk menggetarkan beton pada
saat pengecoran agar beton dapat mengisi seluruh ruangan dan tidak terdapat ronggarongga udara diantara beton yang dapat membuat beton keropos.
Gambar 4.22 Concrete vibrator
63
Pekerjaan Penulangan
Pada pekerjaan kolom proyek pembangunan gedung kantor pemerintah
kota batu (block office/multiyears) blok C pekerjaan penulangan dikerjakan
terlebih dahulu sebelum pemasangan bekisting. Struktur kolom yang ada pada
proyek
pembangunan
gedung
kantor
pemerintah
kota
batu
(block
office/multiyears) blok C terbagi menjadi 4 kategori yaitu K1, K2, K3 dan KP.
Jenis
Balok
Dimensi
Tulangan Tulangan
Utama
Jarak
Tulangan
Jarak
Pengikat
Pengikat
Sengkang Sengkang
2D 13
30 cm
12
15 cm
K1
50 x 50 cm 16D 19
K2
30 x 30 cm
8D 16
10
15 cm
K3
20 x 20 cm
8D 13
10
15 cm
KP
15 x 12 cm
4 12
10
15 cm
63
63
Pekerjaan Bekisting
Bekisting kolom dipasang setelah pemasangan tulangan selesai dilakukan
dan setelah diperiksa kesesuaiannya dengan yang direncanakan, baik ukuran
maupun jumlah dan diameter tulangan yang digunakan. pada proyek
pembangunan gedung kantor pemerintah kota batu (block office/multiyears) blok
C. Tahap tahap pembuatan, pamasangan bekisting kolom adalah sebagai
berikut :
1. Pekerja membuat marking posisi kolom yang akan dikerjakan di lapangan.
2. Para pekerja membersihkan permukaan bekisting yang akan digunakan.
3. Mengecek panel bekisting dengan ukuran kolom dan dilapisi minyak bekisting
4. Memasang pengunci serta penyokong bekisting di lapangan dan di cek
vertikalitinya.
5. Sebelum pengecoran dimulai dipasang stop cor terlebih dahulu.
1.3.
Pekerjaan Pengecoran
Pengecoran komponen struktur kolom pada Proyek Pembangunan
Gedung Kantor Pemerintah Kota Batu ini dilakukan segera setelah proses
pengadukan beton selesai. Pengecoran untuk kolom dilakukan sampai ketinggian
tertentu yang telah disetujui sebelumnya. Tahap pelaksanaannya adalah sebagai
berikut :
1.
2.
Pengecoran dilakukan dengan bucket cor dan pipa tremi yang diangkat oleh
crane, kemudian memadatkan beton dengan vibrator, diratakan dengan
mengikuti pengecoran sampai dengan ketinggian yang ditentukan.
3.
Pekerja mengetok bekisting dengan palu pada bagian sisi luar bekisting.
63
63
blok
perawatan
beton
kolom
dilakukan
dengan
menyemprotkan air satu hari setelah pelaksanaan proses pengecoran beton dan
menggenangi permukaan beton dengan air.
Gambar 4. Pekerjaan perawatan beton kolom
63
Pekerjaan Bekisting
Pada proyek pembangunan gedung kantor pemerintah kota batu (block
office/multiyears) blok C, bekisting untuk balok dan pelat menggunakan multiplek
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK (KKN-P) | UNIVERSITAS BRAWIJAYA
63
Pekerjaan Penulangan
Pekerjaan penulangan balok dan pelat setelah pekerjaan pemasangan
bekisting. Pada proyek pembangunan gedung kantor pemerintah kota batu (block
office/multiyears) blok C, pelat beton terbagi menjadi 5 kategori yaitu pelat A, B,
C, D, E. Tulangan baja yang digunakan pada pelat yaitu tulangan baja polos
dengan diameter 10 mm dengan jarak 30 cm (10 300) pada pelat A, B, C, dan
D, untuk pelat E menggunakan tulangan baja polos dengan diameter 10 mm
dengan jarak 30 cm (8 200).
Sedangkan struktur balok yang ada pada proyek pembangunan gedung
kantor pemerintah kota batu (block office/multiyears) blok C terbagi menjadi 4
kategori yaitu B1, B2, B3, B4.
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK (KKN-P) | UNIVERSITAS BRAWIJAYA
63
Jenis
Balok
Dimensi
Tulangan
Tulangan
Tulangan
Jarak
Tekan
Tarik
Sengkang
Sengkang
B1
30 x 60 cm
4D 19
7D 19
12
12,5 & 15 cm
B2
30 x 40 cm
4D 16
6D 16
10
10 & 15 cm
B3
20 x 30 cm
3D 16
3D 16
10
15 & 20 cm
B4
15 x 20 cm
3D 13
3D 13
10
15 & 20 cm
63
2. Memasang beton decking pada tempat tempat yang telah ditentukan untuk
menahan posisi tulangan.
3. Ujung tulangan bawah dimasukkan ke dalam tulangan kolom sebagai
penjangkaran sepanjang minimal 25D. lika terdapat sambungan pada
penulangan, dilakukun overlapping sepanjang minimal 40D, Sambungan
tulangan dilakukan berselang seling dan penempatan sambungan di momen
maksimum harus dihindarkan.
4. Pada tulangan utama diberi tanda sebagai pedoman untuk jarak antar tulangan
sengkang.
5. Semua sengkang dimasukkan pada tulangan memanjan (tulangan utama).
Sengkang-sengkang ditegakkan pada tempat yang telah ditandai dengan
kapur tulis, kemudian tulangan memanjang bagian bawah diikatkan pada
tulangan sengkang tersebut sesuai dengan jarak yang telah ditentukan
menggunakan kawat bendrat.
6. Memasang tulangan atas dengan cara memasukkan satu persatu ke dalam
tulangan sengkang dan kemudian mengikatnya dengan menggunakan kawat
bendrat
63
63
Pekerjaan Pengecoran
Persiapan yang dilakukan sebelum pekerjaan pengecoran balok dan pelat
pada proyek pembangunan gedung kantor pemerintah kota batu (block
office/multiyears) blok C adalah sebagai berikut :
1. Setelah bekisting dan pembesian siap engineer mengecek ke lokasi atau zona
yang akan dicor
2. Setelah semua OK, engineer membuat izin cor dan mengajukan surat izin ke
konsultan pengawas
3. Kemudian tim pengawas melakukan survey ke lokasi yang diajukan dalam
surat cor.
4. Setelah OK konsultan pengawas menandatangani surat izn cor tersebut
5. Surat izin cor dikembalikan kepada engineer dan pengecoran boleh
dilaksanakan.
63
6. Yakinkan bahwa begisting atau cetak cor anda sudah benar yaitu sesuai
dengan bentuk yang anda inginkan, kuat, tidak ada lobang atau bocoran,
bersih dari kotoran terutama bahan-bahan organic
7. Pastikan tulangan sudah sesuai dengan yang direncanakan. Beton deking
apakah sudah berada pada posisinya dan tulangan harus bersih dari kotoran
8. Slump test (jika akan dilakukan).
9. Alat-alat, material pengecoran harus sudah siap tersedia
Setelah semua aspek diatas terpenuhi, maka proses pengecoran beton pada
balok dan pelat dapat dilakukan dengan tahap tahap sebagai berikut :
1. Bahan campuran atau adukan dibuat menggunakan truk molen yang
mengambil bahan material dari silo dan penampung agregat
Gambar 4. Pembuatan adukan beton
2. Pengambilan sampel adukan cor untuk di uji. Uji yang dilakukan adalah uji
kuat tekan pelaksanaan pengujian bekerja sama dengan universitas
universitas yang ada di Malang. Mutu beton yang digunakan adalah K250
dan K300
Gambar 4. Sampel uji silinder
3. Pemindahan spesi beton menuju lokasi pengecoran menggunakan truk molen
4.
5. Spesi beton yang sudah dituang pada bekisting balok dan pelat dipadatkan
dengan menggunakan concrete vibrator. Hal ini dilakukan untuk mengurangi
gelembung gelembungudara di dalam beton dan merapatkan susunan
agregat yang ada pada spesi beton serta agar agregat dapat memasuki celah
celah tulangan.
63
pembangunan
gedung
kantor
pemerintah
kota
batu
(block
63
1. Permasalahan Proyek
1.3.
Cuaca
Kondisi alam berupa perubahan cuaca yang tidak dapat diduga merupakan
kendala yang sering ditemui pada setiap proyek. Ketika hujan turun maka
LAPORAN KULIAH KERJA NYATA PRAKTIK (KKN-P) | UNIVERSITAS BRAWIJAYA
63
Keamanan Pekerja
Jumlah pekerja yang ada pada proyek pembangunan gedung kantor
pemerintah kota batu (block office/multiyears) blok C cukup banyak. Hal ini
diperlukan untuk mengejar target pekerjaan yang telah ditetapkan. Sehingga
mayoritas fokus utama dari pekerja pekerja tersebut adalah untuk menyelesaikan
proyek dengan cepat. Namun kecepatan pengerjaan proyek yang dilakukan oleh
pekerja tidak diikuti dengan tindakan untuk menjaga keselamatan dari pekerja itu
sendiri atau antar pekerja. Banyak dari pekerja yang tidak memakai APD (Alat
Pelindung Diri) padahal kawasan tersebut adalah kawasan berbahaya yang
diwajibkan untuk memakai APD, terutama untuk melindungi diri dari benda yang
terjatuh.
Gambar 4. Kelalaian Pekerja
63
Pada gambar diatas terlihat bahwa pekerja tidak memakai APD pada
pekerjaan pemasangan bekisting kolom padahal pekerjaan dilaksanakan di
ketinggian sekitar 10 meter diatas permukaan tanah.
Solusi yang telah dilakukan oleh pihak pelaksana proyek bagian safety
engineer adalah mensosialisasikan tentang pentingnya menjaga keselamatan diri,
menyediakan APD bagi pekerja dan tamu yang datang mengunjungi proyek, serta
menentukan wilayah wajib memakai APD. Namun sosialisasi harus diimbangi
dengan pengawasan yang ketat serta harus ada kesadaran dari pekerja engenhai
pentingnya APD agar tidak terjadi masalah yang bukan hanya merugikan diri
sendiri tetapi menimbulkan permasalahan dilapangan yang menghambat
pekerjaan.
4. Penjadwalan
Pengawasan dan pengendalian pada proyek pembangunan gedung kantor
pemerintah kota batu (block office/multiyears) blok C dilakukan dengan membuat laporan
harian, laporan mingguan, laporan bulanan, dan juga mengadakan rapat koordinasi yang
bias dilakukan secara rutin tiap minggu yang bertujuan membahas masalah masalah
yang timbul di lapangan yang dapat menggangggu jalannya proyek keseluruhan.
Pada laporan bulanan dijelaskan persentase proyek yang sudah dikerjakan untuk
kemudian dibandingkan dengan nilai persentasi yang terdapat dalam kurva S. Cara
menentukan persentasenya adalah membagi antara volume satu jenis pekerjaan bangunan
dengan volume pekerjaan total bangunan . adanya keterlambatan dan kecepatan pekerjaan
dapat dilihat dari perbandungan dengan kurva S. Proyek ini mengalami percepatan dalam
pelaksanaan konstruksi.
1.5.
Laporan Harian
Laporan harian memuat segala macam data maupun aktivitas proyek
seperti:
-
63
1.2.
Jam mulai kerja sampai dengan berakhirnya kerja pada hari tersebut.
Kondisi cuaca.
Laporan Mingguan
Laporan mingguan merupakan rangkuman dari laporan harian, termasuk
didalamnya jenis pekerjaan, bobot pekerjaan serta persentase prestasi fisik yang
telah dicapai selama satu minggu. Dalam laporan mingguan dilampirkan pula :
-
Laporan Bulanan
Laporan bulanan merupakan rangkuman dari laporan mingguan, termasuk
didalamnya jenis pekerjaan, bobot pekerjaan serta persentase prestasi fisik yang
telah dicapai selama satu bulan. Dalam laporan bulanan dilampirkan pula :
-
63
63
BAB IV
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Setelah melakukan KKN-P pada Proyek Pembangunan Gedung Pemerintah Kota
Pembangunan Gedung Pemerintah Kota Batu memiliki kinerja yang baik, dimana target
rencana dapat dilampaui lebih cepat.
2. Penyebab kinerja kritis pada proyek ini adalah adanya beberapa faktor penghambat baik
secara langsung maupun tidak, di antaranya:
a. Kenaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) menyebabkan kenaikan harga material.
b. Keterlambatan pengiriman material.
a. Ketidaksiapan pihak ready mix yang menyebabkan keterlambatan pengecoran.
b. Kurangnya penerapan keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
1 Mutu pekerjaan yang telah diselesaikan dapat dinyatakan baik dan sesuai dengan RKS
yang ada.
Saran
Saran yang dapat diberikan bagi pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan proyek
maupun bagi mahasiswa yang melakukan praktek kerja lapangan adalah sebagai berikut:
63
1. Koordinasi yang baik antara pengawas, pelaksana, dan pemilik sangat diperlukan agar
permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan proyek dapat segera diatasi dan tidak
menghambat jadwal pelaksanaan proyek.
2. Konsultan, kontraktor, dan pekerja sebaiknya lebih memperhatikan aspek keselamatan
kerja. Apabila diperlukan, konsultan dan kontraktor bersama-sama membuat peraturan
yang ketat sehingga tidak akan ditemui lagi pekerja yang bekerja tanpa menggunakan
perlengkapan keamanan.
63
3. Tanda keselamatan dipasang pada lokasi yang memiliki risiko tinggi atau rawan
kecelakaan agar semua pihak mengetahui prosedur yang harus dijalankan demi
menghindari terjadinya kecelakaan.