Anda di halaman 1dari 36

PROPOSAL USULAN PENELITIAN

ANALISIS PERBANDINGAN RENCANA ANGGARAN


BIAYA RUMAH TOKO SENYUM 5000 MERAUKE
DENGAN METODE BOW DAM AHSP 2016

Ahmad Ricky Alighan


17.611.038

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK DAN SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS YAPIS PAPUA
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT yang Maha Esa
karena atas berkat dan rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan proposal ini
dengan baik. Tujuan dari penulisan Proposal ini dengan judul “ANALISIS
PERBANDINGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH TOKO
SENYUM 5000 MERAUKE DENGAN METODE BOW DAN AHSP 2016”
adalah untuk memenuhi syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan tinggi
Program Strata-1 (S-1) di Fakultas Teknik dan Sistem Infomasi, Program Studi
Teknik Sipil, Universitas Yapis Papua.
Dalam Menyelesaikan Proposal ini, Penulis dibantu oleh berbagai pihak.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan Proposal
ini, antara lain :

1. Bapak Ardi Azis Sila, S.T., M.Eng. selaku dekan Fakultas Teknik dan
Sistem Informasi Universitas Yapis Papua
2. Ibu Ir. Reny Rochmawati, S.T., M.Eng. selaku Ketua Program Studi Teknik
Sipil Universitas Yapis Papua
3. Ibu Iis Roin Widiati, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing pertama yang
telah dengan sabar meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk, arahan
dan bimbingan selama proses penyusunan proposal.
4. Bapak Adri Raidyarto,S.T.,MMT. Selaku dosen pembimbing kedua yang
telah dengan sabar meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk, arahan
dan membimbing selama proses penyusunan proposal.
5. Seluruh dosen Program Sudi Teknik Sipil Universitas Yapis Papua yang
telah bersedia mendidik dan , membagikan ilmu kepada penulis
6. Kedua orang tua saya, dan kakak saya yang telah sangat membantu dalam
segala hal, mendukung, memberikan semangat dan saran serta mendoakan
sehingga proposal ini dapat terselesaikan.
i
ii

7. Bapak Ir. Burhanuddin Yasin, S.T.,M.T. Yang telah sangat membantu saya
dalam segala hal, mendukung, memberikan saya nasehat, saran, serta
mendoakan saya sehingga proposal ini dapat terselesaikan
8. Teman-teman Teknik Sipil Yapis angkatan 2017 yang telah membantu
dalam proses pembelajran selama kuliah di Universitas Yapis Papua.
9. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberi
dukungan dan bantuan kepada penulis selama penyusunan proposal ini.

Penulis sadar bahaw Proposal ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu penulis sangat megharapkan adanya kritik dan saran yang membangun
kesempurnaan Proposal ini

Jayapura,16 Maret 2021

Ahmad Ricky Alighan

ii
iii

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1

1.1 Latar Belakang................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................3

1.3 Batasan Masalah .............................................................................................3

1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................................4

1.5 Manfaat Penelitian ..........................................................................................4

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................................5

2.1 Pendahuluan ...................................................................................................5

2.2 Lingkup dan Peranan Rencana Anggaran Biaya Konstruksi .........................6

2.3 Dasar-Dasar dan Peraturan .............................................................................7

2.3.1 Dasar Perhitungan ....................................................................................8

2.3.2 Proyek Konstruksi..................................................................................11

2.3.3 Manajemen Konstruksi ..........................................................................12

2.3.4 Rumah Toko (RUKO) ...........................................................................12

2.3.5 Perbandingan .........................................................................................13

2.4 Analisis Harga Satuan Rencana Anggaran Biaya ........................................13

2.4.1 Metode Analisis BOW (Burgerlijke Openbare Werken) .......................13

2.4.2 Metode Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) ................................15

2.5 Perbedaan Metode BOW dan AHSP 2016 ...................................................17

2.5.1 Metode BOW (Burgerlijke Openbare Werken) .....................................17

2.5.2 Metode AHSP 2016 (Analisis Harga Satuan Pekerjaan) .......................18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...............................................................19

3.1 Lokasi Penelitian ..........................................................................................19

iii
iv

3.2 Metodologi Penelitian ..................................................................................19

3.3 Metode Pengumpulan Data ..........................................................................20

3.3.1 Metode Wawancara ...............................................................................20

3.3.2 Metode Observasi ..................................................................................21

3.3.3 Angket (Kuesioner)................................................................................21

3.3.4 Studi Dokumen ......................................................................................22

3.4 Deskripsi Proyek ..........................................................................................22

3.5 Analisis Data ................................................................................................24

3.5.1 Analisis Harga Satuan Pekerjaan ...........................................................24

3.5.2 Hasil Estimasi Biaya ..............................................................................24

3.6 Bagan Alir Penelitian ...................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA

iv
v

DAFTAR TABEL
Tabel. 2.1 Contoh Analisa Pekerjaan Beton dengan Metode BOW ......................14
Tabel. 3.1 Tahapan Kegiatan Penelitian ................................................................26

v
vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Tahapan Proses dan Penyusunan....................................................... 10


Gambar 2.2 Struktur Analisa Harga Satuan (AHSP) ............................................ 16
Gambar 2.3 Struktur Analisa Harga Satuan Bahan (HSD) ................................... 17
Gambar 3.1 Denah Lokasi..................................................................................... 19
Gambar 3.2 Tampak Depan .................................................................................. 22
Gambar 3.3 Denah Lantai 1 .................................................................................. 23
Gambar 3.4 Denah Lantai 2 .................................................................................. 23
Gambar 3.5 Bagan Alir Penelitian……………………………………………….25

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah sebuah negara yang masih berkembang, dan sampai saat
ini masih melakukan berbagai macam kegiatan pembangunan secara merata dari
sabang sampai merauke. Di Provinsi Papua sendiri banyak kegiatan konstruksi yang
dilakukan untuk kemajuan dan perkembangan daerah – daerah serta meningkatkan
roda perputaran ekonomi di setiap wilayahnya entah itu seperti pembangunan
gedung, rumah bertingkat, jalan raya atau aspal bahkan jembatan penghubung antar
kampung, tidak terkecuali salah satu kota dibagian timur provinsi papua yaitu kota
merauke, dikenal sebagai kota yang luas akan lahannya serta letak geografis kota
merauke memberikan peluang bagi setiap kontraktor atau pengembang
menciptakan berbagai macam proyek – proyek konstruksi agar memajukan kota
tersebut. Tidak terlepas dari itu baru – baru ini Kementrian dalam Negeri telah
mengesahkan bahwa kota Merauke akan menjadi Ibukota Provinsi baru yaitu
Provinsi Papua Selatan dan akan membawahi beberapa daerah kabupaten
sekitarnya, dan sekarang sudah sampai pada tahap evaluasi yang di lakukan oleh
Kemendagri.
Dalam dunia konstruksi pastinya mempunyai bermacam – macam metode
perhitungan dan metode lainnya yang digunakan terhadap objek – objek tertentu
untuk pengembangan proyeksi konstruksi agar semakin memudahkan para
kontraktor mengambil keputusan kemudian perhitungan jika sesuai dalam hitungan
atau analisa yang telah direncanakan. Untuk meningkatkan efesiensi serta
efektivitas kegiatan pembangunan gedung dan bangunan dibidang konstruksi
sangat diperlukannya sarana dasar perhitungan, yaitu seperti perhitungan harga
satuan ABK (Analisa Biaya Konstruksi) dimana dapat dijabarkan dalam perkalian
indeks bahan bangunan dan upah pekerja dengan harga bangunan dan standart
pengupahan pekerja, untuk menyelesaikan persatuan pekerjaan konstruksi analisa

1
2

biaya konstruksi yang selama ini dikenal yaitu BOW (Burgerlijkr Openbare
Werken), dan AHSP 2016 (Analisa Harga Satuan Pekerjaan). Dilaksanakannya
pekerjaan konstruksi, biasanya kontraktor akan membuat rencana anggaran biaya
sebagai dasar memasukan penawaran terhadap suatu pekerjaan. Pembuatan
Rencana Anggaran Biaya (RAB) memerlukan koefisien atau angka indeks untuk
mendapatkan analisis harga satuan untuk pekerjaan tersebut, angka indeks untuk
memperoleh analisis harga satuan tersebut bisa didapatkan dengan metode analisis
BOW dan AHSP 2016, dari kedua koefisien tersebut akan didapatkan kalkulasi
bahan-bahan yang diperlukan dan kakulasi upah yang mengerjakan. Komposisi
perbandingan dan susunan material serta tenaga kerja pada satu pekerjaan sudah
ditetapkan, yang selanjutnya dikalikan dengan harga material dan upah yang
berlaku dipasaran. Analisa – analisa tersebut memungkinkan menjadi dasar
perhitungan dalam pembangunan atau pekerjaan membuat suatu gedung atau
bangunan, dalam hal ini Rumah Toko Senyum 5000 yang berlokasi di kota merauke
menjadi salah satu objek dasar penelitian tanpa penggunaan analisa perhitungan
BOW dan AHSP 2016 namun proyeksi konstruksi bangunan tersebut bisa
terlaksana, mengapa hal ini menjadi dimungkinkan karena Analisa dasar yang
digunakan tetap memakai RAB (Rencana Anggaran Biaya) untuk menentukan
harga satuan material sampai dengan upah pekerja yang disesuaikan. Akan tetapi
realita yang terjadi dilapangan ialah kontraktor pekerjaan pembuatan rumah toko
senyum 5000 tersebut tidak menggunakan metode analisa BOW ataupun AHSP
2016, oleh sebab itu penggunaan metode lain menjadikan dasar perbandingan yang
bisa dilakukan agar tetap terlaksananya pekerjaan proyek konstruksi tanpa
menggunakan metode analisa tersebut. Memunculkan metode atau analisa proyeksi
konstruksi dengan cara lain atau berbeda bisa dibilang ini adalah hal yang baru
didunia konstruksi, bisa didasarkan dengan ketentuan kepatenan yang berlaku di
Indonesia atau bahkan tidak memakai dasar sama sekali yang hanya mengacu pada
pengalaman kerja di dunia konstruksi, atau dalam pekerjaannya menggunakan
dasar perhitungan yang sama namun berbeda pandang terhadap metode yang
digunakan.
3

Dari penjelasan latar belakang singkat di atas, penulis mendapatkan


beberapa point masalah dasar sederhana yang bisa menjadi acuan untuk dianalisa
serta diteliti lebih lanjut kedepannya, oleh sebab itu dalam pengajuan proposal ini
penulis mengambil keputusan membuat karya ilmiah dengan judul:
“ANALISIS PERBANDINGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUMAH
TOKO SENYUM 5000 MERAUKE DENGAN METODE BOW DAN AHSP
2016”

1.2 Rumusan Masalah


Permasalahan yang akan dibahas dalam tugas akhir ini adalah analisis
perbandingan rencana anggaran biaya Rumah Toko Senyum 5000 Merauke dengan
metode BOW dan AHSP 2020 diantaranya:
1. Berapa hasil estimasi anggaran biaya dengan metode BOW (Burgerlijke
Openbare Werken) dan AHSP 2020 pada Rumah Toko Senyum 5000 Merauke
2. Bagaimana perbandingan persentase estimasi anggaran biaya dengan metode
BOW (Burgerlijke Openbare Werken) dan AHSP 2020 pada Rumah Toko
Senyum 5000 Merauke
3. Manakah hasil estimasi anggaran biaya yang lebih ekonomis dari perhitungan
dengan metode BOW (Burgerlijke Openbare Werken) dan AHSP 2020 pada
Rumah Toko Senyum 5000 Merauke

1.3 Batasan Masalah


Pada penulisan tugas akhir ini, penulis membatasi masalah pada parameter-
parameter berikut ini:
1. Sebagai pembanding digunakan koefisien berdasarkan BOW (Burgerlijke
Openbare Werken) dan Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP) 2020
2. Analisa harga satuan pekerjaan serta analisa penggunaan Rencana Anggaran
Biaya (RAB)
4

1.4 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui hasil estimasi anggaran biaya untuk masing-masing metode BOW
(Burgerlijke Openbare Werken) dan AHSP 2020 pada Rumah Toko Senyum
5000 Merauke
2. Mengetahui perbandingan persentase estimasi anggaran biaya dengan metode
BOW (Burgerlijke Openbare Werken) dan AHSP 2020 pada Rumah Toko
Senyum 5000 Merauke
3. Mengetahui hasil estimasi anggaran biaya yang lebih ekonomis dari perhitungan
dengan metode BOW (Burgerlijke Openbare Werken) dan AHSP 2020 pada
Rumah Toko Senyum 5000 Merauke

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
1. Dapat membandingkan biaya dengan BOW (Burgerlijke Openbare Werken)
dan AHSP 2020
2. Menjadikan penelitian ini sebagai alat evaluasi terhadap perhitungan biaya
pekerjaan pembangunan konstruksi
3. Penelitian ini dapat menambah wawasan dan memepertajam kemapuan untuk
menganalisis bagi peneliti, sehingga dapat menjadi bekal untuk melanjutkan ke
jenjang pekerjaan kelak
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pendahuluan
Rencana Anggaran Biaya (RAB) merupakan salah satu proses utama dalam
suatu proyek karena merupakan dasar untuk membuat penawaran system
pembiayaan dan kerangka estimasi yang akan dikeluarkan. Hal ini diperlukan,
untuk memperhitungkan suatu bangunan atau proyek dengan banyaknya biaya
yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya-biaya lain yang berhubungan
dengan pelaksanaan proyek. Secara mendasar, kegunaan estimasi biaya ini dapat
menyentuh beberapa pihak yang terlibat dalamsuatu proyek, yakni bagi owner
adalah untuk mempelajari kelayakan proyek, kelanjutan investasi, mendapatkan
nilai ekonomis dari proyek dan kebutuhan untuk menetapkan arus kas masuk
mapun arus kas keluar. Kegunaan bagi prencanaan adalah berpengaruh pada
pelaksanaan desain atau penerapan desain terhadap investasi proyek. Merupakan
hal yang penting bagi perencanaan untuk memilih material dan menetapkan besar
kecilnya proyek yang berada didalam batas anggaran dari pemilik, dan menetapkan
alternative terbaik untuk pengamtan biaya bagi pemilik.
Perencanaan biaya nyata adalah proses perhitungan volume pekerjaan,
harga dari berbagai macam bahan dan pekerjaan pada suatu bangunan atau proyek
bedasarkan data-data yang sebenarnya. Kegiatan perencanaan merupakan dasar
untuk membuat sistem pembiayaan dari jadwal pelaksanaan konstruksi, untuk
meramalkan kejadian pada suatu bangunan atau proyek, berdasarkan data-data yang
sebenarnya.
Hal lain yang ikut mengkontribusi biaya adalah:
1. Produktivitas Tenaga Kerja
2. Kesediaan Material
3. Ketersediaan Peralatan
4. Cuaca
5. Jenis Kontrak

5
6

6. Masalah Kualitas
7. Etika
8. Sistem Pengendalian
9. Kemampuan Manajemen
Perencanaan anggaran biaya adalah proses perhitungan volume pekerjaan,
harga dari berbagai macam bahan dan pekerjaan yang akan terjadi pada suatu
konstruksi. (Ir. Soedrajat S, Analisa (cara modern) Anggaran Biaya Pelaksanaan
Lanjutan , Nova, Bandung.)

2.2 Lingkup dan Peranan Rencana Anggaran Biaya Konstruksi


Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah perkiraan biaya yang nantinya
akan digunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan baik bisnis maupun proyek.
Dalam beberapa bisnis, proyek atau event, perencanaan anggaran merupakan
dukomen yang wajib ada untuk melihat besaran biaya yang akan diguanakan.
Perencanaan perlu dilakukan untuk mengetahui biaya yang akan dikeluarkan
sehingga keuangan lebih terarah. Rencana anggaran biaya ini menjadi dasar
apakah kontraktor bisa memberikan penawaran atau tidak, dan rencana anggaran
biaya sudah meliputi tahap perencanaan, pemilihan material, dan berbagai
pembiayaan lainya seperti upah pekerja dan biaya pengerjaan.

Estimasi biaya konstruksi dapat dibedakan atas estimasi kasaran


(approximate estimates atau preliminary estimates) dan estimasi teliti atau estimasi
detail (detailed estimates). Estimasi kasaran biasanya diperlukan untuk
pengusulan atau pengajuan anggaran kepada instansi atasan, misalnya pada
pengusulan DIP (Daftar Isian Proyek) proyek-proyek pemerintah, dan juga
digunakan dalam tahap studi kelayakan suatu proyek. Sedangkan estimasi detail
adalah RAB lengkap yang dipakai dalam penilaian penawaran pada pelelangan,
serta sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembangunan.

Tingkatan RAB atau estimasi dalam pekerjaan teknik sipil, atau proyek
pada umumnya, dapat dibagi atas tujuh tahap :

a. Preliminary estimate, merupakan hitungan kasaran sebagai awal estimasi atau


7

estimasi kasaran;
b. diperlukan dalam rangka membandingkan beberapa estimasi alternatif dan suatu
rencana (scheme) tertentu;
c. Proposal estimate, adalah estimasi dari rencana terpilih (selected scheme);
biasanya dibuat berdasar suatu konsep desain dan studi spesifikasi desain yang akan
mengarah kepada estimasi biaya untuk pembuatan garis-garis besar desain (outline
design);
d. Approved estimate, modifikasi dan proposal estimate bagi kepentingan client atau
pelanggan, dengan maksud menjadi dasar dalam pengendalian biaya proyek;
e. Pre-tender estimate, merupakan penyempurnaan dan approved estimate
berdasar desain pekerjaan definitif sesuai informasi yang tersedia dalam dokumen
tender atau RKS, dipersiapkan untuk evaluasi penawaran pada lelang ;
f. Post-contract estimate, adalah perkembangan lebih lanjut mencerminkan besar
biaya setelah pelulusan dan tercantum dalam kontrak; memuat perincian - uang
dengan masing-masing pekerjaan (bill of quantities) serta pengeluaran lainnya;
g. Achieved cost, merupakan besar biaya sesungguhnya atau real cost, disusun setelah
proyek selesai digunakan sebagai data atau masukan untuk proyek mendatang

2.3 Dasar-Dasar dan Peraturan


Besar biaya proyek dapat diperkirakan atau diperhitungkan melalui
beberapa cara atau metode. Menurut Iman Soeharto dalam bukunya, Manajemen
Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional, 1995, metode estimasi biaya yang
sering dipakai pada proyek adalah :

a. Metode parametrik, dengan pendekatan matematik mencoba mencari hubungan


antara biaya atau jam orang dengan karakteristik fisik tertentu (volume, luas, berat,
panjang, dsb);

b. Metode indeks, menggunakan daftar indeks dan informasi harga proyek


terdahulu; indeks harga adalah angka perbandingan antara harga pada tahun tertentu
terhadap harga pada tahun yang digunakan sebagai dasar;
8

c. Metode anlisa unsur-unsur, lingkup pekerjaan diuraikan menjadi unsur-unsur


menurut fungsinya; membandingkan berbagai material bangunan untuk
memperoleh kualitas perkiraan biaya dan tiap unsur, kemudian daoat dipilih
estimasi biaya paling efektif;

d. Metode factor, memakai asumsi terdapat kolerasi atau factor antara peralatan
dengan komponen-komponen terkait; biaya komponen dihitung dengan
meggunakan factor perkalian terhadap peralatan;

e. Metode quantity take-off, disini estimasi biaya dilakukan dengan


mengukur/menghikuantitas komponen-komponen proyek (dari gambar dan
spesifikasi)

f. Metode harga satuan (unit price), dilakukan jika kuantitas komponen-komponen


proyek belum dapat diperoleh secara pasti atau gambar detail belum siap; biaya
dihitung berdasarkan harga satuan setiap jenis komponen (misal setiap m 3 , m2 , m
, helai, butir dan lain-lain)

2.3.1 Dasar Perhitungan


Perhitungan RAB perinsipnya diperoleh sebagai jumlah seluruh hasil kali
volume tiap jenis pekerjaan yang ada dengan harga satuan masing-masing.
Volume pekerjaan dapat diperoleh dari membaca dan menghitung atas gambar
desain (lebih dikenal sebagai gambar bestek). Telah dijelaskan di awal bahwa unsur
biaya konstruksi mencakup harga-harga bahan, upah tenaga, dan peralatan yang
digunakan. Dan semua unsur biaya ditentukan harga satuan tiap jenis pekerjaan.
(Sastraatmadja, 1994)
Secara umum prosedur perhitungan RAB disusun atas dasar lima unsur
harga berikut:
1. Material
Meliputi perhitungan bahan yang diperlukan dan harganya. Biasanya, harga
bahan yang digunakan adalah harga bahan ditempat pekerjaan dilaksnakan dan
sudah termasuk biaya angkutan, biaya menaikkan dan menurunkan, pengepakan,
9

pnyimpanan sementara di gudang, pemeriksaan kualitas, dan asuransi.


(Sastraatmadja, 1994)
Perhitungan biaya bahan-bahan dapat dirumuskan:
Biaya Material = Volume Material x Harga Material
2. Upah Pekerja
Biaya upah pekerja sangat dipengaruhi oleh berbagai factor sperti: durasi
pekerjaan ( panjangnya jam kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu jenis
pekerjaan), kondisi lokasi pekerjaan, keterampilan dan keahlian pekerja yang
bersangkutan.
Perhitungan biaya pekerjan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Biaya Pekerja = Durasi x Upah Pkerja
3. Alat-alat Konstruksi
Peralatan yang diperlukan dalam pekerjaan konstruski termasuk: bangunan-
bangunan smentara, mesin-mesin dan alat-alat tangan (tools). Semua peralatan
dapat ditempatkan di suatu tempat atau sebagian di tempat lain tergantung dari
keadaan setempat.

Perhitungan biaya peralatan konstruksi didasarkan pada masa pakai dari alat
tersebut, lamanya pemakaian alat, dan besarnya pekerjaan yang harus diselesaikan.
Biaya peralatan juga meliputi: biaya sewa, pengangkutan dan pemasangan alat,
pemindahan, pembongkaran, biaya operasi, dan juga upah operator dan
pembantunya.

Perhitungan biaya alat berat dapat dirumuskan sebagai berikut:

Biaya Alat Berat = Durasi x Harga Sewa Alat Berat

4. Overhead atau biaya tak terduga

Biaya tidak terduga dibagi menjadi dua: yaitu biaya tidak terduga umum dan
biaya tidak terduga proyek;

Biaya tidak terduga umum adalah biaya yang tidak dapat dibebeankan langsung
pada proyek misalnya: sewa kantor, peraltan kantor dan alat tulis menulis, air,
10

listrik, telepon, asuransi, pajak, bunga uang, biaya-biaya notaris, biaya perjalananm
dan pembelian berbagai macam barang-barang kecil. Biaya tidak terduga proyek
adalah biaya yang dapat dobebankan kepada proyek tetapi tidak dapat dibebankan
pada biaya bahan-bahan, upah pekerja, pembelian tambahan dokume kontrak
pekerjaan, pengukuran (survey), surat-surat izin, honorarium, sebagai dari gaji
pengawas proyek, dan lain sebagainya

5. Keuntungan atau profit


Biasanya keuntungan dinyatakan dengan prosentase dari jumlah biaya,
yaitu sekitar 8% sampai 15% tergantung dari keinginan kontraktor untuk
mendapatkan proyek tersebut. Pengambilan keuntungan juga tergantung dari
besarnya resiko pekerjaan, tingkat kesulitan pekerjaan, dan cara pembayaran dari
pemberi pekerjaan.

Penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) suatu proyek adalah kegiatan


yang harus dilakukan sebelum proyek dilaksanakan. RAB adalah banyaknya biaya
yang dibutuhkan baik upah maupun bahan dalam sebuah pekerjaan proyek
konstruksi. Daftar ini berisi volume, harga satuan, serta total harga dari berbagai
macam jenis material dan upah tenaga yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proyek
tersebut.
Tahapan dan proses penyusunan RAB sebagai berikut :

Estimasi Estimasi NILAI


Pendahuluan Kasar KONTRAK
(Kesepakatan) SELISIH
(Proyeksi
Keuntungan

Estimasi ACTUAL
Terperinci COST
(RAB-u/penawaran) (Rencana
TAHAP Anggaran
KEINGINAN/KONSEP TAHAP NEGOSIASI Pelaksanaan)
TAHAP PERENCANAAN
TAHAP PELAKSANAAN
Gambar 2.1 Tahapan dan Proses Penyusunan
RAB
11

2.3.2 Proyek Konstruksi


Proyek adalah suatu kegiatan yang mempunyai jangka waktu tertentu
dengan alokasi sumber daya terbatas, untuk melaksanakan suatu tugas yang telah
digariskan. Proyek adalah gabungan dari berbagai sumber daya, yang dihimpun
dalam suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai suatu sasaran tertentu.
Kegiatan atau tugas yang dilaksanakan pada proyek berupa
pembangunan/perbaikan sarana fasilitas (gedung, jalan, jembatan, bendungan dan
sebagainya) atau bisa juga berupa kegiatan penelitian, pengembangan. Dari
pengertian di atas, maka proyek merupakan kegiatan yang bersifat sementara
(waktu terbatas), tidak berulang, tidak bersifat rutin, mempunyai waktu awal dan
waktu akhir, sumber daya terbatas/tertentu dan dimaksudkan untuk mencapai
sasaran yang telah ditentukan. Pengertian proyek dalam pembahasan ini dibatasi
dalam arti proyek konstruksi, yaitu proyek yang berkaitan dengan bidang konstruksi
(pembangunan) .
Dari pengertian dan batasan di atas, maka dapat dijabarkan beberapa karakteristik
proyek sebagai berikut.
1. Waktu proyek terbatas, artinya jangka waktu, waktu mulai (awal proyek) dan
waktu finish (akhir proyek) sudah tertentu.
2. Hasilnya tidak berulang, artinya produk suatu proyek hanya sekali, bukan
produk rutin/berulang (Pabrikasi).
3. Mempunyai tahapan kegiatan-kegiatan berbeda-beda, dengan pola di awal
sedikit, berkembang makin banyak, menurun dan berhenti.
4. Intensitas kegiatan-kegiatan (tahapan, perencanaan, tahapan perancangan dan
pelaksanaan).
5. Banyak ragam kegiatan dan memerlukan klasifikasi tenaga beragam pula.
6. Lahan/lokasi proyek tertentu, artinya luasan dan tempat proyek sudah
ditetapkan, tidak dapat sembarang tempat.
7. Spesifikasi proyek tertentu, artinya persyaratan yang berkaitan dengan bahan,
alat, tenaga dan metoda pelaksanaannya yang sudah ditetapkan dan harus
memenuhi prosedur persyaratan tersebut.
12

2.3.3 Manajemen Konstruksi


Manajemen konstruksi adalah ilmu yang mempelajari dan memperaktikan
aspek-aspek manajerial dan teknologi industri konstruksi. Manajemen konstruksi
juga dapat diartikan sebagai sebuah model bisnis yang dilakukan oleh konsultan
konstruksi dalam memberi nasihat dan bantuan dalam sebuah proyek
pembangunan. Construction Management Association of America (CMAA)
menyatakan bahwa ada tujuh kategori utama tanggung jawab seorang manajer
konstruksi yaitu :
1. Perencanaan Proyek Manajemen
2. Manajemen Harga
3. Manajemen Waktu
4. Manajemen Kualitas
5. Administrasi Kontrak
6. Manajemen Keselamatan dan,
7. Praktik Profesional

2.3.4 Rumah Toko (RUKO)


Ruko (singkatan dari rumah toko) adalah sebutan bagi bangunan-bangunan
yang memiliki ciri khas bertingkat antara dua hingga lima lantai. Lantai ruko bagian
bawa digunakan sebagai tempat berusaha ataupun semacam kantor sementara,
sedangkan lantai atas dimanfaatkan sebagai tempat tinggal. Ruko biasanya
berpenampilan sederhana dan sering dibangun bersama ruko-ruko lainnya yang
mempunyai desai yang sama atau mirip sebagai suatu kompleks. Ruko banyak
ditemukan di kota-kota besar di Indonesia dan biasa ditempati warga-warga kelas
menengah. Ruko dibangun berderet, tepat dipinggir jalan. Deretan ruko biasanya
terkonsentrasi dalam suatu kawasan yang membentuk blok, ataupun mengikuti ruas
jalan. Karena berderet dan terapit dengan ruko lain, jenis bangunan ini hanya
tampak pada bagian depannya saja, dan ruko di Indonesia umumnya mirip dengan
ruko penduduk Tionghoa di Malaka dan Georgetown.
13

2.3.5 Perbandingan
Perbandingan atau membandingkan adalah tindakan mengevaluasi dua atau
lebih hal dengan menetukan karakteristik yang relevan dan dapat dibandingkan dari
masing-masing hal, dan kemudian menentukan karakteristik yang mana dari
masing-masing yang mirip dengan yang lain, mana yang berbeda, dan sampai
sejauh mana. Jika karakteristiknya berbeda, perbedaan tersebut dapat dievaluasi
untuk menetukan hal mana yang paling cocok untuk tujuan tertentu. Uraian tentang
persamaan dan perbedaan yang ditemukan antara kedua hal tersebut juga
perbandingan.
Membandingkan berarti menyatukan dua atau lebih (secara fisik atau dalam
kontemplasi) dan memeriksanya secara sistematis, mengidentifikasi persamaan dan
perbedaan diantara mereka. Perbandingan memiliki arti kajian. Setiap eksplorasi
persamaan atau perbedaan dari dua unit atau lebih adalah sebuah perbandingan.

2.4 Analisis Harga Satuan Rencana Anggaran Biaya


Untuk mencari koefisiennya analisa harga satuan Indonesia bisa dilakukan
dengan berbagai macam diantaranya:

2.4.1 Metode Analisis BOW (Burgerlijke Openbare Werken)


Metode analisa BOW atau analisa harga pekerjaan untuk pekerjaan
konstruksi berdasarkan Burgerlijke Openbare Werken yang dibuat pada Februari
tahun 1921. Analisa BOW bermanfaat untuk menyusun anggaran pekerjaan
konstruksi juga Harga Perkiraan Sendiri (HPS) pekerjaan konstruksi
Koefisien analisa harga satuan BOW ini berasal dari penilitian zaman Belanda
dahulu, untuk sekarang ini sudah jarang digunakan karena adanya pembengkakan
biaya pada koefisien harga. Prinsip yang terdapat dalam metode BOW mencakup
daftar koefisien upah dan bahan yang telah ditetapkan. Menganalisa harga (biaya)
yang diperlukan untuk membuat harga satuan pekerjaan bangunan. Dari kedua
koefisien tersebut akan didapatkan kalkulasi bahan-bahan yang diperlukan dan
kalkulasi upah yang mengerjakan. Komposisi, perbandingan dan susunan material
serta tenaga kerja pada satu pekerjaan sudah ditetapkan, yang selanjutnya dikalikan
14

dengan harga satuan material dan harga satuan upah yang berlaku pada daerah
setempat. Rencana Anggaran Biaya Bangunan, sebagian orang masih
menggunakan analisa BOW sebagai dasar penentuan harga untuk pekerjaan yang
sifatnya sederhana. Tidak sedikit orang yang berpendapat bahwa pedoman yang ada
di BOW sudah tidak cocok dewasa ini. Arti daripada BOW adalah pedoman untuk
menyusun suatu analisa biaya suatu pekerjaan secara tradisional. Pedoman tersebut
untuk menentukan banyaknya bahan yang diperlukan untuk setiap jenis pekerjaan
serta upah kerja untuk melaksanakan pekerjaan tersebut.
Tabel 2.1 Conoh Analisa Pekerjaan Beton dengan Metode BOW

A PEKERJAAN BETON
1,00 Pekerjaan 1m3 beton 1 PC : 2 Pasir : 3 Kerikil
Harga Jumlah
No Uraian Pekerjaan Koefisi Satu
Satuan (Rp)
en an
(Rp)
1 2 3 4 5 6
A Tenaga
1 Pekerja 6,00 oh - -
2 Tukang Batu 1,00 oh - -
3 Kepala Tukang 0,10 oh - -
4 Mandor 0,30 oh - -
Jumlah -
Harga
Tenaga
Kerja
B Bahan
1 PC 6,80 sak - -
2 Pasir 4,00 m3 - -
3 Kerikil 0,46 m3 - -
Jumlah Harga Bahan -
Sumber : repository.umsu.ac.id

Analisa BOW hanya dapat dipakai untuk pekerjaan padat karya, yang memakai
peralatan konvensional seperti gergaji, cangkul dan lain-lain. Peralatan
konvensional ini masih menggunakan tenaga manusia untuk menggerakkan
peralatan tersebut. Sedangkan bagi pekerjaan yang menggunakan peralatan
modern/alat berat, analisa BOW tidak dapat dipergunakan sama sekali. Diatas
adalah analisa BOW beserta keterangannya dalam bentuk Tabel 2.1
15

Keterangan :

a. Kolom 1 : Menandakan kode analisa.


b. Kolom 2 : Menandakan uraian pekerjaan.
c. Kolom 3 : Menandakan satuan bahan, upah tenaga dan peralatan
d. Kolom 4 : Menandakan indeks atau koefisien yang berupa sebuah

Angka ketetapan dari BOW, baik untuk bahan, upah


Tenaga alat. Koefisien / indeks mendeskripsikan
seberapa besar alat dan tenaga yang digunakan dalam
mengerjakan pekerjaan
e. Kolom 5 : Menandakan harga satuan bahan, upah tenaga dan
peralatan
f. Kolom 6 : Menandakan jumlah harga yang berarti koefisien dikali
dengan harga satuan

2.4.2 Metode Analisis Harga Satuan Pekerjaan (AHSP)


Metode AHSP adalah suatu cara perhitungan harga satuan pekerjaan
konstruksi yang dijabarkan dalam perkalian kebutuhan bahan bangunan, upah kerja,
dan peralatan dengan harga bahan bangunan, standart pengupahan pekerja dan
harga sewa / beli peralatan untuk menyelesaikan per satuan pekerjaan konstruksi.
Analisa harga satuan pekerjaan berfungsi sebagai pedoman awal
perhitungan rencana anggaran biaya bangunan yang didalamnya terdapat angka
yang menunjukkan jumlah material, tenaga dan biaya persatuan pekerjaan. Harga
satuan pekerjaan merupakan harga suatu jenis pekerjaan tertentu per satuan tertentu
berdasarkan rincian komponen-komponen tenaga kerja, bahan, dan peralatan yang
diperlukan dalam pekerjaan tersebut. Analisa harga satuan pekerjaan merupakan
analisa material, upah, tenaga kerja, dan peralatan untuk membuat suatu satuan
pekerjaan tertentu yang diatur dalam analisa SNI, dan AHSP, dari hasilnya
ditetapkan koefisien pengali untuk material, upah tenaga kerja, dan peralatan segala
jenis pekerjaan. Penelitian terdahulu menjelaskan bahwa indeks biaya berpengaruh
16

terhadap besarnya harga satuan pekerjaan. Indeks biaya yang biasa digunakan
dalam perhitungan analisa harga satuan pekerjaan mengacu pada Standar Nasional
Indonesia (SNI). SNI ini menggambarkan rata-rata produktivitas tenaga kerja di
Indonesia. Produktivitas tenaga kerja berbeda-beda tergantung pengalaman kerja,
budaya daerah asal dan lain-lain. Penetapan produktivitas tenaga kerja pada SNI
7394:2008 masih dilakukan secara manual dengan tenaga manusia. Inilah penyebab
dikeluarkannya peraturan baru oleh kementerian, yaitu Analisa Harga Satuan
Pekerjaan (AHSP) Bidang Cipta Karya 2013 dan 2016 yang sudah menetapkan
indeks tenaga kerja alat bantu. (Rani, dkk, 2011).

A: Biaya Langsung B: Biaya Tidak Langsung

Tenaga Bahan Alat B1: B2:


Kerja Biaya Umum Keuntungan

- Upah, tansportasi.
- Harga alat, bunga
bank, asuransi.
- Harga bahan,
jarak ke lokasi, Analisis HSD
urutan kerja, dan
sebagainya

- Metode kerja, jarak


lokasi, kondisi B = (B1+B2) =
Analisis HSP:(A)
jalan. Contoh
(Mekanis/
- Spesifikasi Umum/ Maksimum:
Produktivitas
Khusus, RKS, 15%A
dan/atau Manual)
Gambar, dan
sebagainya
Harga Satuan Pekerjaan = (A+B)

Gambar 2.2 Struktur Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHSP)

Semua ketentuan normatif pada pedoman ini harus diikuti sepenuhnya,


sedangkan yang bersifat informatif hanya untuk memberikan contoh
perhitungan AHSP terkait. Penggunaan Pedoman AHSP ini seharusnya
disesuaikan dengan karakteristik dan kondisi lokasi pekerjaan. Namun untuk
hal-hal tertentu yang belum tercantum dalam salah satu sektor dari pedoman
17

ini dimungkinkan untuk menggunakan AHSP pada sektor lainnya. Selanjutnya


jika belum juga tercantum dalam pedoman ini dapat menggunakan AHSP
berdasarkan referensi lain yang sudah ditetapkan oleh peraturan daerah dan/
atau atas persetujuan pengguna jasa.

- Harga satuan bahan - Jarak dari quarry ke


baku di quarry (m³) lokasi (L)
(RpM₀₁) - Kondisi jalan, Kec (v)
HSD alat/jam, Rp E
- Berat isi bahan (D)

Kapasitas alat (V)


Faktor efisiensi alat (Fa)
Faktor lain (Fb, Fv, Fk)
Waktu siklus produksi (Ts)

Kapasitas produksi/jam (Q)

Biaya alat/satuan pengukuran (Rpen=1 ->Rpn)

HSD bahan di base camp/lokasi:


RpM01+ RpEn=1 + ……. + RpEn
Gambar 2.3 Struktur Analisa Harga Satuan Dasar (HSD) Bahan

2.5 Perbedaan Metode BOW dan AHSP 2020


Berikut perbedaan dari metode BOW dan AHSP 2020
2.5.1 Metode BOW (Burgerlijke Openbare Werken)
Perbedaannya yaitu:
1. Dalam perhitungan harga satuan pekerjaan masih banyak yang
menggunakan perhitungan yang padat karya atau yang dikerjakan dengan
manual dan dengan peralatan tradisional seperti gergaji, cangkul dan lain-
lain hal sebagainya yang dipakai dipekerjaan tradisional
2. Dalam perhitungan jam kerja efektif dalam BOW tidak tercantum jelas
berapa waktu kerja efektif dalam 1 hari.
18

3. Perhitungan harga satuan bahan masih menggunakan satuan lama, Sebagai


contoh untuk perhitungan semen masih dalam satuan zak.
4. Sumber daya bahan yang ada didalam metode BOW juga tidak lengkap
seperti pada saat sekarang, sebagai contoh pada BOW belum adanya
perhitungan mengenai rangka baja ringan.
5. Dalam menentukan indeks peralatan didapatkan dari perkiraan rata-rata
alat berproduksi, dikarenakan pada metode BOW tidak terdapat
perhitungan peralatan

2.5.2 Metode AHSP 2020 (Analisis Harga Satuan Pekerjaan)


Perbedaanya yaitu:
1. Dalam AHSP 2020 indeks perhitungan harga satuan pekerjaan sudah
termasuk indeks menggunakan alat bantu, seperti molen, pump, dan ready
mix.
2. Dalam perhitungan jam kerja efektif pada AHSP 2020 ini adalah 8 jam, 7
jam kerja + 1 jam istirahat.
3. Perhitungan harga satuan sudah mendapat pembaruan dari SNI 2008
sehingga dapat dikatakan indeks koefisien sudah update pada saat ini.
4. Perhitungan harga satuan pekerjaan pada AHSP memiliki profit 15%
5. Dalam AHSP 2020 terdapat indeks untuk menghitung pemakaian alat berat
dalam pekerjaan untuk sewa ataupun milik pribadi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian penulis ini berada di Jl. Raya Mandala, Kab. Merauke
Provinsi Papua. Yang dimana mempunyai arah mata angin lintang dan bujur
8º29’07.1”S 140º23’21.5”E, Secara geografis lokasi berbatasan dengan:
1. Sebelah Utara : Apotek Kimia Farma
2. Sebelah Timur : Prasmanan Monjali Gudeg Yogya
3. Sebelah Selatan : Klinik PBHK
4. Sebelah Barat : Toko Makmur Kita

Lokasi Penelitian

Gambar 3.1 Denah Lokasi


(Sumber: Google Maps update April 2021)
3.2 Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian adalah proses atau cara ilmiah untuk mendapatkan
data yang akan digunakan untuk keperluan penelitian. Metodologi juga merupakan
analisis teoretis mengenai suatu cara atau metode. Pengertian lain metodologi yaitu
suatu proses, prinsip-prinsip, prosedur dalam mendekati persoalan-persoalan dan
usaha untuk mencari jawaban.

19
20

Penelitian ini bersifat studi kasus, yaitu menghitung perbandingan analisis


rencana anggaran biaya Rumah Toko Senyum 5000 Merauke dengan metode BOW
dan AHSP 2016.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara yang dilakukan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data, pengumpulan data dilakukan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian.
Sedangkan untuk instrument pengumpulan data merupakan alat uang digunakan
untuk mengumpulkan data, karena berupa alat, maka instrument pengumpulan data
dapat berupa check list, kuesioner, pedoman wawancara, hingga kamera untuk foto
atau merekam.
Ada beberapa metode pengumpulan data yaitu sebagai berikut:
1. Wawancara
2. Observasi
3. Angket (kuesioner)
4. Studi dokumen

3.3.1 Metode Wawancara


Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap
muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan narasumber. Seiring dengan
perkembangannya teknologi, metode ini dapat dilakukan melalui media-media
tertentu, contohnya seperti telepon genggam, dengan menggunakan media aplikasi
seperti whatsapp, telegram, facebook dengan video call (vc) dan lain-lain,
wawancara terbagi atas dua kategori yaitu wawancara terstruktur dan tidak
terstruktur.
a. Wawancara Terstruktur..
Dalam wawancara terstruktur, peneliti telah mengetahui dengan pasti
informasi apa yang hendak digali dari narasumber. Pada kondisi ini, peneliti
biasanya sudah membuat daftar pertanyaan sistematis. Peneliti juga bisa
menggunakan berbagai instrument penelitian seperti alat bantu, recorder,
kamera dan instrument-instrumen lainya
21

b. Wawancara Tidak Terstruktur


Wawancara ini adalah wawancara bebas. Peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang spesifik,
namum hanya memuat poin-poin yang penting dari masalah yang ingin
digali dari narasumber.

3.3.2 Metode Observasi


Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena
melibatkan berbagai faktor dalam pelaksanaannya. Metode ini tidak hanya sekedar
mengukur sikap dari narasumber, namun juga dapat digunakan untuk merekam
berbagai fenomena yang terjadi. Teknik ini cocok digunakan dalam penelitian yang
bertujuan untuk mempelajari perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala
alam. Metode ini juga dapat dilakukan narasumber yang kuantitasnya tidak terlalu
besar, dan metode ini terbagi menjadi dua kagtegori.
a. Participant observation
Dalam participant observation, penelit terlibat secara langsung dalam
kegiatan sehari-hari atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
b. Non participant observation
Berlawanan dengan participant observation, non participant observation
merupakan observasi yang penelitinya tidak ikut secara langsung dalam
kegiatan atau proses yang sedang diamati

3.3.3 Angket (Kuesioner)


Kuesioner merupakan metode yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada narasumber untuk dijawab.
Kuesioner merupakan metode yang lebih efisien bila peneliti telah mengetahui
dengan pasti variable yangakan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari
narasumber. Kuesioner juga cocok digunakan apabila jumlah narasumber cukup
besar dan tersebar di wilayah yang luas.
Berdasarkan bentuk pertanyaannya, kuesioner dapat dikategorikan dalam
dua jenis, yaitu kuesioner terbuka dan tertutup. Untuk kuesioner yang terbuka itu
22

memberi kebebasan kepada objek penelitian untuk menjawab, sedangkan untuk


kuesioner yang tertutup itu telah disedikan pilihan jawaban untuk dipilih.

3.3.4 Studi Dokumen


Studi dokumen adalah metode yang tidak ditunjuk langsung kepada subjek
penelitian. Studi dokumen adalah jenis metode yang meneliti berbagai macam
dokumen yang berguna untuk bahan analisis. Metode ini dibagi menjadi dua yaitu
a. Dokumen primer
Dokumen primer adalah dokumen yang ditulis oleh orang yang langsung
mengalami suatu peristiwa, misalnya : autobiografi
b. Dokumen sekunder
Dokumen sekunder adalah dokumen yang ditulis berdasarkan oleh laporan/
cerita orang lain, misalnya : biografi.
3.4 Deskripsi Proyek
Adapun deskripsi proyek pembangunan Rumah Toko Senyum 5000 Kab.
Merauke sebagai berikut:

Gambar 3.2 Tampak Depan


23

Gambar 3.3 Denah Lantai 1

Gambar 3.4 Denah Lantai 2


24

3.5 Analisis Data


Pada kegiatan analisi data dilakukan beberapa hal yang berkaitan dengan
pengolahan data antara lain sebagai berikut :
a. Evaluasi data Bill of Quantity
b. Pemahaman syarat-syarat RKS
c. Merangkum analisa BOW (Burgerlijke Openbare Werken) yang dibutuhkan
sesuai daftar item pekerjaan
d. Merangkum indeks koefisien sesuai AHSP bidang pekerjaan umum tahun
2020
e. Pengumpulan daftar harga bahan, tenaga, upah, dan alat sesuai dengan
harga yang dipakai untuk proyek Rumah Toko Seyum 5000
3.5.1 Analisis Harga Satuan Pekerjaan
Analisa harga satuan pekerjaan merupakan analisa harga satuan tiap
pekerjaan yang diperoleh dari indeks harga satuan tiap-tiap pekerjaan sesuai pasal-
pasal analisa BOW (Burgerlijke Openbare Werken), dan AHSP (Analisis Harga
Satuan Pekerjaan) dengan harga satuan material, upah tenaga kerja, dan peralatan
pada saat di lokasi penelitian.
3.5.2 Hasil Estimasi Biaya
Secara umum hasil estimasi persentase biaya dapat dirumuskan sebagai
berikut :
Estimasi Biaya = ∑ (Volume Pekerjaan) x Harga Satuan Pekerjaan

Secara rinci rencana anggaran biaya metode BOW (Burgerlijke Openbare Werken
dan AHSP (Analisis Harga Satuan Pekerjaan) dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Rencana Anggaran Biaya metode BOW = ∑ (Volume Pekerjaan) x Harga
Satuan Pekerjaan BOW.
b. Rencana Anggaran Biaya metode AHSP (Analisis Harga Satuan Pekerjaan)
= ∑ (Volume Pekerjaan) x Harga Satuan Pekerjaan AHSP.
25

3.6 Bagan Alir Penelitian

Mulai

Pengumpulan Data
Analisis Harga Satuan

Analisis Koefisien

Metode BOW Metode AHSP 2016


(Burgerlijke Openbare Werken) (Analisa Harga Satuan Pekerjaan)

Bill of Quantity

Hasil Estimasi Biaya (RAB)

Perbandingan Estimasi Persentase


Anggaran Biaya Metode
BOW dan AHSP 2020

Analisis dan Pembahasan

Selesai

Gambar 3.5 Bagan Alir Penelitian


26

3.7 Jadwal Penelitian


Tabel 3.1 Tahapan Kegiatan Penelitian

Bulan
No Kegiatan
Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Studi Literatur

2 Survei Lokasi
Penyusunan
3
Proposal
4 Seminar Proposal

5 Revisi
Pengumpulan
6
Data
Analisis dan
7
Pengelolaan Data
Penyusunan
8
Tugas Akhir
9 Seminar Hasil

10 Revisi

11 Ujian Tutup
DAFTAR PUSTAKA

Novel, F., Sompie, L. B. F., & Malingkas, G. Y. (2014). Perencanaan Biaya


Dengan Menggunakan Perhitungan Biaya Nyata Pada Proyek Perumahan
(Studi Kasus Perumahan Green Hill Residance). Jurnal Sipil Statik, 2(2),
73-80
KEMENPUPR. (2016). Bagian 1: Analisis Harga Satuan Pekerjaan (Ahsp)
Bidang Umum.
KAUTSAR, T. M. A. (2014). Rencana Anggaram Biaya. Perhitungan RAB
Perbandingan Metode BOW, SNI dan Kontraktor, 136(1),23-24
Hidayat, R. N. (2019). PERBANDINGAN RENCANA ANGGARAN BIAYA
ANTARA METODE BOW DAN SNI PADA PEKERJAAN
PERLUASAN GEDUNG LABORATORIUM BBPOM SAMARINDA.
Teknik Sipil
Rasuna, T. Y. (2019). Analisa Perbandingan Rencana Anggaran Biaya
Pembangunan Mall Widuri Dengan Menggunakan Metode BOW, SNI
2008 Dan AHSP 2016
Syahputra, P. H. (2020) Perbandingan Estimasi Anggaran Biaya Dengan Metode
SNI 2008, BOW, AHSP 2016 Dan Estimasi Kontraktor Pada Proyek
Pembangunan Kanotr Pengelola Dan Laboratorium Tempat Pemrosesan
Akhir Di Kabupaten Humbang Hasundutan
Permadi, A., Waluyo, R., & Kristiana, W,. (2018). Analisis Estimasi Biaya
Konstruksi Menggunakan Analisis Harga Satuan Pekerjaan 2013 Dan
2014, Jurnal Teknika Volume 2, No. 1,(3-6).
Natalia, M,. Adibroto, F,. Hamid, D,. Muluk, M,. & Dinna, Rahma,. . (2019).
Analisa Harga Satuan Pekerjaan Beton Bertulang Berdasarkan BCWP
Dan AHSP SNI 2016 (Proyek Pembangunan Aeon Mixed Use Apartemen
3 Sentul City Bogor). Jurnal Ilmiah Rekayasa Sipil . Volome. 16. No. 2
Honesti, L,. Nazwar, D,.& Wahyudi, B, Heri,.. (2017). Analisis Perbandingan
Produktivitas Tenaga Kerja Terhadap Analisa Harga Satuan Pekerjaan
(AHSP) SNI 2013 Dan Analisa Di Lapangan (Studi Kasus Proyek
Pembangunan Kantor DPPK Kab. Kerinci Prop. Jambi).Jurnal Teknik
Sipil ITP. Vol. 4, No. 1
Pranata, A. A. (2011). Perbandingan Estimasi Anggaran Biaya Antara Metode.
Proceeding PESAT, 4, 25-34
Kementerian Pekerjaan Umum. (2013). Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.11/PRT/M/2013: Pedoman Analisis Harga Satuan Pekerjaan Umum
Arbana, I. (2017). Analisa Rencana Anggaran Biaya Terhadap Pelaksanaan
Pekerjaan Perumahan Dengan Melakukan Perbandingan Perhitungan
Harga Satuan Bahan Berdasarkan Survey Lapangan. Teknik Sipi USU, 6,1
Mufaris, A,. Prihesnanto, F,. & Darma, E. (2016) Perbandingan EstimasiAnggaran
Biaya Antara BOW, SNI dan Metode Perhitungan Kontraktor Pada Proyek
Rumah Susun (Rusun) Pulogebang Jakarta Timur. Bentang,4(1) 262556
Krisnajaya, D. (2016). Perbandingan Anggaran Biaya Pada Proyek Perumahan
Villa WIsata Dan Johor Riverside Berdasarkan Metode BOW Dengan SNI
Budi, M. S. Riski,. Suhartinah,. Manggala, A. Surya. Perbandingan Anggaran
Biaya Dan Schedule Proyek Pembangunan Rumah Sakit Al Huda
Banyuwangi Menggunakan Metode SNI Dan BOW
Buih, D, Kamilla,. Rianto, Siswo,. (2020) Analisa Perbandingan Biaya
Menggunakan Metode SNI Dan Metode Bow Beserta Perhitungan Waktu
Dan Identifikasi SDM, Mutu< K3 Pada Gedung Kantor Graha UMKM Di
Kota Pontianak.Retensi_Jurnal Rekayasa Teknik Sipil. Vol. 1, No. 1,
Natalia, M,. Adibroto, F,. & Lubis, R,. (2020). Perbandingan Produktivitas Tenga
Kerja Dengan Menggunakan Metode Time Study Terhadap AHSP SNI
2018. Jurnal Teknik Sipil. Vol 6, No. 2
Iman Soeharto, Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional, 1995
Ir. Soedrajat S, Analisa (cara modern) Anggaran Biaya Pelaksanaan Lanjutan,
Nova, Bandung.
Putra, M. Rahmawan,. & Affandy, N. Azizah. (2017). Perbandingan Estimasi
Biaya dengan Metode SNI Dan BOW. Jurnal Civilla. Vol, 2 No. 1
Sastraatmadja, A. S. (1994). Analisa Anggaran Biaya Pelaksanaan. Nova. Jakarta
Hartati, G. ST,. MT,. Analisis Perbandingan Biaya Dengan Metode SNI, BOW &
Cara Modern

Anda mungkin juga menyukai