Anda di halaman 1dari 224

Pekerjaan Beton

1). Lingkup Pekerjaan : Pekerjaan ini meliputi pekerjaan beton


bertulang sesuai yang tertera pada
gambar dan kontrak.
2). Waktu Pelaksanaan : Sesuai Penjadwalan Pekerjaan (Rencana
Kerja)

Kata beton dalam bahasa Indonesia berasal dari kata yang sama dalam
bahasa Belanda. Kata Concrete dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa
latin CONCRETOS yang berarti tumbuh bersama atau menggabungkan
menjadi satu

A. Persiapan
Sebelum memulai pekerjaan beton, semua bagian yang terlibat
harus terlebih dahulu memahami bahwa semua kegiatan yang
berhubungan dengan pekerjaan beton harus di dasarkan pada :
a. Spesifikasi.
b. Gambar desain dengan status “ For Construction “.
c. Bestek.
d. Shop Drawing (gambar pelaksanaan).

1. Shop drawing
Untuk mempermudah pelaksanaan di lapangan, maka harus
dibuat gambar yang detail dan lengkap, gambar tersebut
disebut gambar pelaksanaan atau shop drawing.

Gambar pelaksanaan harus menggambarkan :


a. Gambar denah.
b. Gambar potongan yang menginformasikan ukuran,
elevasi dan mutu beton yang dipakai
c. Gambar pembesian yang menginformasikan jenis,
jumlah dan diameter besi serta jarak besi.

Semua gambar pelaksanaan mengacu pada gambar


desain dengan status “ For Construction “,. Gambar
tersebut harus sudah di setujui pemberi tugas, sebelum di
edarkan ke lapangan serta gambar yang beredar
merupakan gambar dengan revisi terakhir.

2. Mempersiapkan bahan, tenaga kerja dan alat


Bahan/ Material, tenaga kerja dan alat yang akan di gunakan
harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari pemberi
tugas.

B. Pelaksanaan
Semua bahan dan konstruksi, jika tidak diberi catatan khusus maka
standar yang digunakan memenuhi standar yang berlaku dipakai di
Indonesia.
Jika persyaratan setempat yang tersebut diatas tidak dapat dipenuhi,
maka konstruksi disesuaikan dengan Standar lnternasional yang
diakui dan dapat diterima oleh Direksi. Mutu beton yang digunakan
sesuai dengan syarat – syarat teknis pada bestek dan kontrak,
kecuali ditetapkan lain oleh Direksi.

Sebagai meterial KOMPOSIT sifat beton sangat tergantung pada


sifat unsur masing – masing serta interaksi mereka .

Beton yang baik adalah , setiap butir agregat seluruhnya terbungkus


dengan mortar. Demikian pula dengan halnya ruang antara agregat
harus terisi oleh mortar. Jadi kualitas pasta (Semen air) menentukan
kualitas beton

Untuk mendapatkan hasil pengerjaan beton yang sesuai dengan


kriteria yang diinginkan pemakaian beton sebagai material struktur,
maka perlu dilakukan perencanaan dan pengendalian mutu beton.

Perencanaan dan pengendalian mutu beton dapat dilakukan dengan


melakukan pengendalian mutu bahan, proporsi campuran beton,
pelaksanaan pengerjaan beton, dan dilengkapi dengan pengujian
pada beton segar (freshly mixed concrete) juga pada beton keras
(hardened mixed concrete), setelah penempatan beton pada

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

-2-
bekisting selesai maka dilakukan suatu perawatan beton dengan
baik.

Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk pengendalian mutu beton


adalah dibuatnya rencana mutu dari sifat-sifat bahan pembentuk
beton, proses pembuatan beton, dan pelaksanaan pengerjaan beton.

Beton merupakan elemen pembentuk struktur yang merupakan


campuran dari semen, agregat halus, agregat kasar dan air, dengan
atau tanpa bahan tambahan lainnya. Dalam hal pencapaian mutu
pekerjaan beton terdapat beberapa faktor yang memengaruhi hasil
dari pekerjaan beton. Faktor-faktor tersebut dapat di kelompokkan
menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal mencakup
mutu bahan-bahan campuran beton. Faktor eksternal mencakup
proses pelaksanaan.

Terjadinya perselisihan, pengulangan pekerjaan, dan perbaikan


pekerjaan sangat merugikan semua pihak yang terkait, untuk
menanggulangi hal tersebut, maka pengendalian mutu akibat
pengaruh faktor internal dapat dilaksanakan dengan mempersiapkan
program ”Quality Control” dengan kegiatan monitoring selama
berlangsungnya pekerjaan dan setelah selesainya pekerjaan,
sedangkan untuk pengendalian mutu akibat pengaruh faktor
eksternal diperlukan pengawasan yang lebih aktif dari pihak
kontraktor terhadap pelaksanaan dan pengawas.

1. Bahan-Bahan Pembuat Beton


Semua bahan yang akan digunakan/dipasang dengan
persetujuan Direksi / Pengawas.
• Semen Portland.
• Agregat halus
• Agregat kasar
• Air.
• Additives (Jika diperkenankan dan disyaratkan dalam
syarat-syarat teknis dalam bestek. Jenis , merek serta

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

-3-
pemakaiannya sesuai syarat-syarat teknis dan dengan
persetujuan direksi).

1.1. Semen
Semen adalah unsur kunci dalam beton. Semen adalah
bahan yang mempunyai sifat adhesif maupun kohesif,
yaitu bahan pengikat. Menurut SII 0013 – 1981 defenisi
Semen Portland adalah : Semen hidraulis yang dihasilkan
dengan cara menghaluskan Klinker yang terutama terdiri
dari Silikat-silikat Kalsium yang bersifat Hidraulis
bersama bahan-bahan yang biasa digunakan, yaitu
gypsum dan kapur keras.
Semen Hidraulis adalah semen yang akan mengeras bisa
bereaksi dengan air, tahan terhadap air (water resistance)
dan stabil didalam air setelah mengeras

1.1.1. Senyawa Utama Dalam Semen Portland


Empat senyawa kimia yang utama dari semen
portland antara lain Trikalsium Silikat (C3S),
Dikalsium Silikat (C2S), Trikalsium Aluminat (C3A),
Tetrakalsium Aluminoferrit (C4AF).
Keempat senyawa utama dalam Tabel berikut
disebut Komposisi Bogue :
Nama Oksida Utama Rumus Rumus Oksida Notasi Kadar rata-rata
Empiris Pendek (%)
Trikalsium Silikat Ca3SiO5 3CaO.SiO2 C3S 50
Dikalsium Silikat Ca2SiO4 2CaO.SiO2 C2S 25
Trikalsium Aluminat Ca3Al2O6 3CaO.Al2O3 C3A 12
Tetrakalsium Aluminoferit 2Ca2AlfeO5 4CaO.Al2O3.Fe2O3 C4AF 8
Kalsium Sulfat Dihidrat (Gypsum) CaSO4.2H2O C S H2 3,5

1.1.1.1 Sifat Masing – Masing Senyawa Utama


Senyawa – senyawa kimia dari semen
portland tidak stabil secara termodinamis
sehingga cendrung berinteraksi dengan

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

-4-
air, membentuk produk hidrasi yang
stabil. Mengingat sifat hisrasi dan
kecepatan bereaksi dengan air dari setiap
komponen berbeda-beda maka sifat
hidrasi dari masing-masing komponen itu
perlu menjadi perhatian.

C3S (alite) dan C2S (belite) adalah


senyawa yang memiliki sifat perekat. C3A
adalah senyawa yang paling reaktif. C4AF
dan lainnya (dari oksida alumina dan
besi) berfungsi sebagai katalisator (fluxing
agents) yang menurunkan temperatur
pembakaran dalam klin untuk
pembentukan kalsium silikat.

Reaksi hidrasi semen adalah cepat pada


awalnya, namun kemudian semakin
lambat. Sejalan dengan itu kekuatan
berkembang dengan cepat pada awalnya,
lalu secara progresif kecepatan
peningkatan kekutan menurun.
Peningkatan kekuatan ini terjadi secara
berkesinambungan untuk jangka waktu
yang lama, bila tersedia cukup
kelengasan.

Sifat eksometrik reaksi hidrasi


menandakan panas dilepas ketika terjadi
pengikat dan pengerasan semen. Jumlah
panas yang dilepas oleh semen adalah
panas hidrasi.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

-5-
Ada korelasi yang baik antara kecepatan
hidrasi dan panas hidrasi. Ini dapat dilihat
dari tabel berikut :

Bahan Kecepatan Hidrasi Panas Hidrasi Andil Terhadap Susut


(Joule/gram) Kekauatn
C3S Cepat 503 – tinggi >> dalam 28 hari Sedang
C2S Lambat 260 – rendah > setelah 28 hari Sedang
C3A Sangat Cepat 867 – sangat tinggi > dalam 1 hari Besar
C4AF Cepat 419 - sedang sedikit kecil

Hidrasi C3S lebih cepat dari C2S sehingga


kontribusi kekuatan pada umur awal lebih
ditentukan oleh hidrasi C3S. Hidrasi C2S
lebih memberikan andil atas
perkembangan kekuatan beton setelah
umur 28 hari. C3A mempunyai reaksi
hidrasi yang sangat cepat dan panas
hidrasi yang sangat tinggi sehingga dapat
menyebabkan pengikatan awal pada
kondisi beton segar. Hal ini dapat
menurunkan kelecekan maupun
menyebabkan terjadinya flash set. Untuk
mengatasi hal ini maka ditambahkan
gypsum dalam jumlah cukup namum tidak
berlebihan.

Kecepatan reaksi dari masing-masing


senyawa semen dapat dilihat pada
gambar berikut :

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

-6-
Terlihat bahwa bahwa senyawa C3A
mempunyai reaksi yang sangat cepat
disusul oleh senyawa C3S dan C4AF.
Senyawa C2S mempunyai kecepatan
hidrasi yang paling lambat sehingga
semen dengan proporsi C2S yang tinggi
sering digunakan untuk pengecoran beton
masif dengan skala besar, misalnya untuk
dam atau ondasi rakit (raft foundation).

Dari analisis regresi ganda didapat


hubungan panas hidrasi dengan senyawa
utama semen berikut ini, dimana
kuantitas C3S dan seterusnya dinyatakan
sebagai % berat semen :

H3 hari = 240 C3S + 50 C2S + 880 C3A + 290 C4AF

H1 tahun = 490 C3S + 225 C2S + 1160 C3A + 375 C4AF

1.1.2 Reaksi Hidrasi


Ketika air ditambahkan ke dalam
campuran semen, proses kimiawi yang
disebut hidrasi akan berlangsung.
Senyawa kimia didalam semen akan

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

-7-
bereaksi dengan air dan membentuk
komponen baru.

Mekanisme hidrasi semen ada dua, yaitu


mekanisme larutan dan mekanisme
padat. Pada mekanisme larutan, zat yang
direaksikan larut dan menghasilkan ion
dalam larutan. Ion-ion ini kemudian akan
bergabung sehingga menghasilkan zat
yang menggumpal (flocculate). Pada
semen, karena daya larut senyawa yang
ada kecil maka hidrolis lebih dominan
daripada larutan.

1.1.2.1 Hidrasi C3S dan C2S


Kalsium silikat akan terhidrasi
menjadi gel kalsium silikat hidrat
(gel tobermorite) dan kalsium
hidroksida. Gel kalsium silikat
hidrat, sering disingkat gel C-S-H,
memiliki komposisi yang bervariasi

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

-8-
berbentuk rongga sebanyak 70%
dari semen. Kalsium hidroksida
yang dihasilkan akan membuat
sifat basa kuat (pH = 12,5). Ini
menyebabkan semen sensitif
terhadap asam dan akan
mencegah timbulnya karat pada
besi baja.

2 (3CaO.SiO2) + 6 H2O 3CaO.2SiO2.3H2O + 3 Ca (OH)2

2C3S + 6 H C – S – H gel + 3 CH
trikalsium silikat gel tobermorite kalsium
hidroksida

2 (2CaO.SiO2) + 4 H2O 3CaO.2SiO2.2H2O + 3 Ca (OH)2

2C2S + 4 H C – S – H gel + CH
dikalsium silikat gel tobermorite kalsium
hidroksida

1.1.2.2 Hidrasi C3A


Hidrasi C3A terjadi secara
mendadak dengan disertai
pengeluaran panas yang banyak.
Akan terbentuk kristal kalsium
aluminat hidrat yang
menyebabkan pengerasan
(hardening) dari pasta semen.
Kejadian ini disebut flash set atau
quick set. Itu sebabnya perlu
ditambahkan gypsum pada saat
penggilingan klinker, untuk
memperkecil reaktifitas C3A.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

-9-
3CaO.Al2O3 + 10 H2O + CaSO4.2H2O 3CaO.Al2O3.CaSO4.12H2O
trikalsium aluminat gypsum ettringite

3CaO.Al2O3 + 12 H2O + Ca(OH)2 3CaO.Al2O3.Ca(OH)2.12H2O


trikalsium aluminat kalsium aluminat hidrat

C3A dan gypsum akan bereaksi


lebih dahulu, menghasilkan
kalsium sulfoaluminat. Kristal yang
berbentuk jarum disebut
etteringite. Ettiringite memblokir
air dari permukaan C3A sehingga
menunda hidrasi. Setelah gypsum
bereaksi semua, barulah akan
terbentuk kalsium aluminat hidrat.

1.1.2.3 Hidrasi C4AF


Pada tahap awal, C4AF bereaksi
dengan gypsum dan kalsium
hidroksida membentuk kalsium
sulfo-aluminat hidrat dan kalsium
sulfo-ferrit hidrat yang kristalnya
berbentuk jarum.

4CaO.Al2O3.Fe2O3 + 10 H2O + 2 Ca(OH)2 6CaO.Al2O3.Fe2O3.12H2O


tetrakalsium alumino-ferrit kalsium aluminoferrit hidrat

Kecepatan reaksi hidrasi


maksimum pada tahap awal dan
kemudian menurun terhadap
waktu. Ini disebabkan makin
terbentuknya lapisan gel C-S-H
pada kristal semen. Makin tebal
lapisan semakin lambat hidrasi.
Secara teoritis, proses hidrasi

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 10 -
akan terhenti apabila tebal lapisan
mencapai 25 mikron. Semen
portland pada umumnya memiliki
ukuran kristal antara 5 hingga 50
mikron. Proses hidrasi semen
memerlukan air sebanyak 20%
dari berat semen (faktor sisa air-
semen (w/c) = 0,2).

1.1.3 Panas Hidrasi


Dari pengamatan kecepatan evolusi
panas hidrasi, atau dari pengukuran
kenaikan temperatur dibawah kondisi
isotermal, ada 5 tahap yang dapat
diidentifikasi.
Tahap 1 : Hidrolisis awal yang langsung
terjadi waktu semen kontak
dengan air semen bereaksi
cepat untuk beberapa menit.

Tahap 2 : Periode pasif (dormant period)


dimana gypsum mencegah
terjadinya flash set pada C3A
karena butir semen dilapisi
gel. Periode reaksi lambat
berlangsung sekitar setengah
sampai dua jam. Selama itu
terjadi pemecahan dan
pembentukan kembali lapisan
coating gel yang semakin
tebal.

Tahap 3 : Percepatan terjadinya dengan


pecahnya coating karena
bertambahnya tekanan

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 11 -
osmosis. Inilah waktu initial
set. Kecepatan reaksi
bertambah samapi final set.

Tahap 4 : Perlambatan. Proses menjadi


kaku berlanjut sampai
tercapai pengerasan.

Tahap 5 : Kondisi stabil dimana difusi


lambat mengendalikan proses
hidrasi yang lama.

1.1.4 Pengikatan Dan Pengerasan


Pengikatan (set) adalah perubahan
bentuk dari bentuk cair menjadi bentuk
padat, tetapi masih belum mempunyai
kekuatan. Pengikatan ini terjadi akibat
reaksi hidrasi yang terjadi pada
permukaan butir semen, terutama butir
trikalsium aluminat. Dengan penambahan
gypsum, waktu pengikatan dapat diatur
karena gypsum memodifikasi hidrasi
awal. Pengerasan (hardening) adalah
pertumbuhan kekuatan dari beton atau
mortar setelah bentuknya menjadi padat.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 12 -
Semen bila dicampur dengan air akan
menghasilkan pasta yang plastis dan
lecak (workable). Namun setelah selang
beberapa waktu, pasta akan mulai
menjadi kaku dan sukar dikerjakan. Inilah
yang disebut pengikatan awal (initial set).
Selanjutnya pasta akan meningkat
kekakuannya sehingga didapatkan
padatan yang utuh. Ini disebut pengikatan
akhir (final set). Proses berlanjut hingga
pasta mempunyai kekuatan, disebut
pengerasan (hardening). Pada umumnya
waktu pengikatan awal minimum 45
menit, sedangkan waktu pengikatan akhir
adalah 6 – 10 jam.

1.1.5 Pengikatan Semu


Pengikatan semu (false set) adalah reaksi
hidrasi yang belum waktnya, yaitu
beberapa menit saja. Hal ini terjadi
karena jumlah gypsum didalam campuran
semen yang berlebih. Jika diaduk kembali
tanpa menambahkan air maka daya
plastisitasnya akan kembali dan
kehilangan kekuatan akhir tidak akan
terjadi.

1.1.6 Pengikatan Kilat


Pengikatan kilat (flash set quick set)
terjadi karena pengaruh panas oleh reaksi
trikalsium aluminat C3A dengan air yang
cepat, yang terjasi karena kandungan
C3A yang tinggi atau gypsum dalam
semen kurang jumlahnya. Pengadukan
tambahan pada beton tidak akan dapat

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 13 -
mengembalikan plastisitas beton. Agar
beton dapat digunakan maka harus
ditambahkanair dan semen ke dalam
campuran agar faktor air-semen tetap
konsisten.

1.1.7 Jenis Semen Portland


Melihat sifat yang berbeda dari masing –
masing komponen ini dapat dibedakan
semen berbagai type sebagai berikut :
Type I : semen portland untuk tujuan
umum. Jenis ini paling banyak
diproduksi karena digunakan
untuk hampir semua jenis
konstruksi.

Type II : semen portland modifikasi,


adalah type yang sifatnya
setengah type IV dan setengah
Type V (moderat). Belakangan
lebih banyak diproduksi
sebagai pengganti type IV.

Type III : semen portland dengan


kekuatan awal tinggi. Kekuatan
28 hari umumnya dapat dicapai
dalam 1 minggu. Semen jenis
ini umum dipakai ketika acuan
harus dibongkar secepat
mungkin atau ketika struktur
harus cepat dipakai.

Type IV : semen portland dengan panas


hidrasi rendah, yang dipakai
untuk kondisi dimana

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 14 -
kecepatan dan jumlah panas
yang timbul harus minimum,
misalnya pada bangunan masif
seperti bendungan gravitasi
yang besar. Pertumbuhan
kekuatannya lebih lambat dari
semen type I.

Type V : semen portland tahan sulfat,


yang dipakai untuk menghadapi
aksi sulfat yang ganas.
Umumnya dipakai didaerah
dimana tanah atau airnya
memiliki kandungan sulfat yang
tinggi.
Jenis-jenis semen portland dengan sifat-sifatnya
Type Sifat Kadar Senyawa (%) Kehalusan Kuat Panas
Semen Pemakaian C3S C2S C3A C4AF blaine 1 hari hidrasi
(m2/kg) (kg/cm2) (j/g)
I Umum 50 24 11 8 350 1000 330
II Modifikasi 42 33 5 13 350 900 250
III Kekuatan awal 60 13 9 8 450 2000 500
tinggi
IV Panas hidrasi 25 50 5 12 300 450 210
rendah
V Tahan sulfat 40 40 9 9 350 900 250

Selain itu ada type IA, IIA, IIIA. Huruf A


singkatan dari air entrained, mengandung
buih udara. Jenisnya sama dengan
semen portland type tersebut, tetapi
mengandung material air entrained yang
digiling bersama klinker pada waktu
diproduksi. Material air entrained ini
menghasilkan buih udara yang sangat
kecil, terbagi rata dan saling terpisah
dalam beton keras. Jenis ini dibuat untuk
meninggikan ketahanan terhadap aksi

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 15 -
membeku-mencair yang umumnya terjadi
dinegara-negara empat musim.

Semen yang digunakan dalam


pelaksanaan pekerjaan ini adalah
semen portland yang sesuai dengan
syarat-syarat teknis pada bestek,
dengan memperhatikan sifat / jenis
dari struktur beton yang akan dibuat
serta efektifitas waktu yang tersedia.

Semen yang digunakan sesuai type


merupakan produk dari satu pabrik
yang telah mendapat persetujuan
Direksi terlebih dahulu.

1.1.8 Perbedaan Produk Semen


Antara satu merek dengan merek yang
lain dapat berbeda dalam :
a. Kehalusan butir-butir semen
b. Komposisi kimia (detail)
c. Perkembangan kekuatan
d. Jumlah gypsum yang ditambahkan

1.1.9 Cara Menyimpan Semen


Semen harus tetap kering. Udara yang
lembab bisa menimbulkan bahaya yang
sama dengan bilamana semen terkena
air. Semen yang disimpan secara kedap
udara dapat bertahan untuk waktu yang
sangat lama. Dalam silo (ruang atau
menara penyimpan yang kedap udara)
dapat bertahan hingga 3 bulan. Namun
untuk semen yang dibungkus dalam sak
kertas berlapis 3 lembar dalam kondisi

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 16 -
baik, masih dapat berkurang kekuatannya
(+20%) setelah 4 hingga 6 minggu.
Pengurangan ini disebut ignition loss atau
kehilangan daya hidrasi.

Semen dalam kantung (sak) harus


disimpan di dalam gudang. Tidak diterima
jika kantong sudah sobek atau terlihat
lembab, sebab bisa terjadi “pengikatan
udara” (air set). Juga bila terdapat
bongkahan-bongkahan semen yang sulit
dipecah dengan tangan. Lantai gudang
harus kering dan kedap air dan dibuat
lantai dari papan yang diletakkan diatas
batu bata atau balok kayu, sehingga
kantong semen tidak langsung
bersinggungan dengan tanah. Tumpukan
semen tidak menempel pada dinding dan
tidak ditumpuk lebih dari 8 atau 10 susun.
Dengan memperhatikan urutan
penumpukan, maka pemakaian semen
terlebih dahulu yang masuk yakni dengan
metoda FIFO ( First In First Out).

1.2. Agregat
Mengingat bahwa Kualitas agregat sangat berpengaruh
terhadap kualitas beton. Dengan agregat yang baik, beton
dapat dikerjakan (workable), kuat, tahan lama (durable)
dan ekonomis. Pengaruhnya dapat dilihat pada tabel
berikut :
Sifat Agregat Pengaruh Sifat Beton
pada
Bentuk, tekstur, gradasi Beton Cair Kelecakan
Pengikatan dan pengerasan
Sifat fisik, sifat kimia, Beton keras Kekuatan, kekerasan, ketahanan
mineral (durability)

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 17 -
Ada dua peraturan yang berlaku. Pertama, SII 0052-80
“Mutu dan Cara Uji Agregat Beton”. Kedua PBI 89
menyebutkan ASTM C33 “Standard Spesification for
Concrete Aggregate”.

1.2.1 Gradasi Agregat


Gradasi Agregat dibagi menjadi dua macam, yaitu
gradasi agregat halus dan gradasi agregat kasar.

1.2.1.1 Gradasi Agregat Halus


Bagian yang lolos dari suatu ayakan tidak
boleh lebih dari 45% dari yang tertahan
pada ayakan berikutnya. Modulus
kehalusan harus antara 2,3 – 3,1. Variasi
tidak lebih dari 0,2.

1.2.1.2 Gradasi Agregat Kasar


SII mensyaratkan modulus kehalusan
agragat kasar antara 6,0 – 7,1. ASTM
mensyaratkan gradasi agregat melalui
persentase berat yang melalui masing-
masing ayakan :

Syarat Gradasi Agregat sesuai ASTM


C33
% berat melalui ayakan
No. Ukuran Agregat kasar Agregat halus
Ayakan ayakan Batas Batas Batas Batas
(mm) Bawah Atas Bawah Atas
1 in 25 95 100
3/4 in 19
1/2 in 12,5 25 60
3/8 in 10 100 100
No. 4 5 0 10 95 100
No. 8 2,5 0 5 80 100
No. 16 1,2 50 85
No. 30 0,6 25 60

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 18 -
No. 50 0,3 10 30
No. 100 0,15 2 10
Dasar

1.2.2 Agregat Halus


Perbedaan agregat kasar dan halus adalah
ayakan 5 mm atau 3/16”. Agregat halus adalah
agregat yang lebih kecil dari ukuran 5 mm. adapun
persyaratan agregat halus yang dapat digunakan
adalah :
a. Agregat halus berupa pasir alam atau pasir
yang berasal dari hasil pemecahan batu
dengan alat mekanis.
b. Agregat halus terdiri dari butir-butir yang
tajam dan keras, dengan indeks kekerasan ≤
2,2.
c. Butir-butir agregat halus bersifat kekal,
artinya tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik
matahari dan hujan.
d. Sifat kekal, apabila diuji dengan larutan
jenuh garam sulfat sebagai berikut :
- Jika dipakai Natrium Sulfat, bagian
yang hancur maksimum 12%.
- Jika dipakai Magnesium Sulfat, bagian
yang hancur maksimum 10%.
e. Agregat halus tidak boleh mengandung
lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap
berat kering). Yang diartikan dengan lumpur
adalah bagian-bagian yang dapat melalui
ayakan 0,060 mm. Apabila kadar lumpur
melalui 5%, maka agregat harus dicuci.
Agregat halus tidak boleh mengandung
bahan-bahan organis terlalu banyak yang
dibuktikan dengan percobaan warna dari
Abrams-Herder. Untuk itu bila direndam

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 19 -
dalam larutan 3% NaOH, cairan diatas
endapan tidak boleh lebih gelap dari warna
larutan pembanding. Agregat halus yang
tidak memenuhi percobaan warna ini dapat
juga dipakai, asal kekuatan tekan adukan
agregat tersebut pada umur 7 dan 28 hari
tidak kurang dari 95% dari kekuatan adukan
agregat yang sama tetapi dicuci dalam
larutan 3% NaOH yang kemudian dicuci
hingga bersih dengan air, pada umur yang
sama.
f. Susunan besar butir agregat halus
mempunyai modulus kehalusan antara 1,5 -
36 dan harus terdiri dari butir-butir yang
beraneka ragam besarnya. Apabila diayak
dengan susunan ayakan yang ditentukan,
harus masuk salah satu dalam daerah
susunan butir menurut zone 1, 2, 3 atau 4
(SKBVBS.662) dan harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut :
- Sisa diatas ayakan 4,6 mm, harus
maximum 2% berat.
- Sisa diatas ayakan 1,2 mm, harus
minimum 10% berat.
- Sisa diatas ayakan 0,30 mm, harus
minimum 15% berat.
g. Untuk beton dengan tingkat keawetan yang
tinggi, reaksi pasir terhadap alkali harus
negatif.
h. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai
agregat halus untuk semua mutu beton,
kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari
lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang
diakui.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 20 -
i. Agregat halus yang digunakan untuk
maksud spesi plesteran dan spasi terapan
harus memenuhi persyaratan diatas (pasir
pasang).

1.2.3 Agregat Kasar


Agregat kasar adalah agregat yang lebih besar
dari ukuran 5 mm. adapun persyaratan agregat
kasar yang dapat digunakan adalah :
a. Agregat kasar dapat berupa kerikil koral dari
alam, granit sebagai hasil yang disentegrasi
alami dari batuan-batuan atau berupa batu
pecah yang di peroleh dari pemecahan batu.
b. Agregat kasar harus terdiri dati butir-butir
yang keras dan tidak berpori. Kadar bagian
yang lemah bila diuji dengan goresan batang
tembaga, maximum 5%. Kekerasan dari
butir-butir agregat kasar diperiksa dengan
bejana penguji dari Rudeloff dengan beban
penguji 20 ton, dengan mana harus dipenuhi
syarat-syarat berikut :

Kelas dan Mutu Kekerasan Dengan Bejana Tekan Kekerasan Dengan Bejana Geser
Beton Rudeloff Bagian Hancur Menembus Los Engelos, Bagian Hancur
ayakan 2 mm, Maksimum % Menembus Ayakan 1,7 mm,
Maximum
BO serta mutu B1 22 – 30 24 – 32 40 - 50
Beton Mutu K 125, K 175 & K 225 14 – 22 16 – 24 27 - 40
Mutu Beton Diatas K 225 atau Kurang dari 14 Kurang dari 16 Kurang dari 27
Beton Pratekan

c. Agregat kasar yang mengandung butir-butir


pipih dan panjang hanya dapat dipakai,
apabila jumlah butir-butir pipih dan panjang
tersebut tidak melampaui 20 % dari berat
agregat seluruhnya.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 21 -
d. Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal
artinya tidak pecah atau hancur oleh
pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik
matahari dan hujan.
e. Sifat kekal apabila diuji dengan larutan
Garam Sulfat, sebagai berikut :
- Jika dipakai Natrium Sutfat, bagian
yang hancur, maximum 12%.
- ika dipakai Magnesium Sulfat, bagian
yang hancur, maximum 10%.
f. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-
zat yang dapat merusak beton, seperti zat-
zat yang reaktif alkali.
g. Agregat kasar tidak boleh mengandung
lumpur lebih dari 1% (ditentukan terhadap
berat kering). Apabila kadar lumpur
melampaui 1% maka agregat kasar harus
dicuci.
h. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir
yang beraneka ragam besarnya dan apabila
diayak dengan susunan ayakan yang
ditentukan, susunan besar butir mempunyai
modulus kehalusan antara 6 – 7,10 dan
harus memenuhi syarat-syarat berikut :
- Sisa diatas ayakan 36 mm, harus 0%
berat.
- Sisa diatas ayakan 4,8 mm, harus
berkisar antara 90% dan 98% berat.
- Selisih antara sisa-sisa kumulatif
diatas dua ayakan yang berurutan,
adalah maximum 60% dan minimum
10% berat.
i. Besar butir agregat maximum tidak boleh
lebih dari pada seperlima jarak terkecil
antara bidang-bidang samping dari cetakan,

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 22 -
sepertiga dari tebal plat atau tiga per empat
dari jarak bersih minimum diantara batang-
batang atau berkas-berkas tulangan.
Penyimpangan dari pembatasan ini diijinkan
apabila menurut penilaian Pongawas Ahli
cara-cara pengecoran beton adalah
sedemikian rupa hingga menjamin tidak
terjadi sarang sarang kerikil.

1.3. Air Campuran


Semen tidak bisa menjadi pasta tanpa air. Air harus
selalu ada dalam beton cair, tidak saja untuk hidrasi
semen, tetapi juga untuk mengubahnya menjadi suatu
pasta sehingga betonnya lecek (workable).
Air yang mengandung kotoran cukup banyak akan
mengganggu proses pengerasan atau ketahanan beton.

Pengaruh kotoran
Kotoran secara umum dapat menyebabkan :
a Gangguan pada hidrasi dan pengikatan
b Gangguan pada kekuatan dan ketahanan
c Perubahan volume yang dapat menyebabkan
keretakan
d Korosi pada tulangan baja maupun kehancuran
beton
e Bercak-bercak pada permukaan beton

Air yang dapat digunakan adalah air yang tidak melewati


ambang batas limit konsentrasi untuk berbagai kotoran
sebagaimana tertera pada tabel berikut :

Kotoran Konsentrasi Keterangan


maks (ppm)
Suspensi 2.000 Silt, tanah liat, bahan organik
Ganggang 500 – 1.000 Air entrain
Karbonat 1.000 Mengurangi setting time
Bikarbonat 400 – 1.000 400 ppm utk Ca, Mg

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 23 -
Sodium Sulfat 10.000 Kekuatan dini dapat meningkat tetapi kekuatan akhir menurun
Magnesium Sulfat 40.000 Kekuatan dini dapat meningkat tetapi kekuatan akhir menurun
Sodium klorida 20.000 Mengurangi setting time, kekuatan dini meningkat tetapi
kekuatan akhir menurun
Kalsium klorida 50.000 Mengurangi setting time, kekuatan dini meningkat tetapi
kekuatan akhir menurun
Magnesium klorida 40.000 Mengurangi setting time, kekuatan dini meningkat tetapi
kekuatan akhir menurun
Garam besi 40.000
Phosphat, arsenat, borat 500 Memperlambat set
Garam Zn, Cu, Mn, Sn 500 Memperlambat set
Asam Inorganis 10.000 pH tidak kurang dari 3,0
Sodium hidroksida 500
Sodium sulfida 100 Beton harus diuji
Gula 500 Mempengaruhi set

1.4. Bahan Kimia Pembantu


Bahan kima pembantu (chemical admixture) dan bahan-
bahan lain merupakan bahan tambahan (additives)
kepada beton. Jumlahnya relatif sedikit tetapi
pengaruhnya cukup besar pada beton sehinga banyak
digunakan. Oleh sebab itulah penggunaannya harus teliti.

Menurut ASTM, bahan kimia pembantu adalah material


diasamping agregat dan semen hidraulis yang
ditambahkan kedalam adukan beton sebelum atau
sesudah proses pengecoran. Jika campuran
direncanakan dengan baik maka pada umumnya beton
tidak memerlukan bahan kimia pembantu apapun.
Lagipula bahan kimia pembantu bukanlah pengganti
untuk cara pengecoran yang baik. Namun dalam kondisi
tertentu pemakaian bahan kimia adalah cara yang paling
praktis untuk mencapai hasil tertentu.

Bahan kimia pembantu (chemical admixture) ada


bermacam – macam. Menurut ASTM, bahan kimia
pembantu itu terbagi menjadi :
a. Janis A : Mengurangi Air (Water reducer)
b. Jenis B : Memperlambat pengikatan (Retarder)
c. Jenis C : Mempercepat pengikatan (Accelerator)

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 24 -
d. Jenis D : A+B (Water Reducer dan Retarder)
e. Jenis E : A+C (Water Reducer dan Accelerator)
f. Jenis F : Superplasticizer (Water Reducer dan
High Range)
g. Jenis G : Water Reducer dan High Range dan
Retarder

Selain itu ada juga :


a. Menambahkan buih udara (Air Entrainment)
b. Membuat kedap air (Waterproofing)

Secara umum dapat dikatakan bahwa semua chemical


admixture (Type A, B, D, E, F, G) kecuali accelerating
admixture (Type C), mempunyai bahan dasar yang sama,
yaitu lighnosulphonate.Juga mempunyai kegunaan sama,
yaitu meningkatkan workability (termasuk air entraining
dan mineral admixtures). Accelerating admixtures (Type
C) yang berbeda, dengan bahand dasar utama garam
klorida.

a. Jenis Pengurang Air (Water Reducer)


Yang paling banyak terpakai dari kelompok ini
adalah bahan kimia pembantu jenis A (ordinary
water reduser), jenis F (high range water reducer),
jenis D (retarding high range water reducer). Jenis A
juga disebut plasticizer, sedangkan jenis G disebut
sebagai superplasticizer.

Komposisi kimia yang biasa pada dasarnya


mengandung lignosulfonat, dan yang high-range
mengandung sulfonat naftalin formaldeyde atau
sulfonat melamin formaldehyde. Bahan kimia
diketahui sebagi agen permukaan aktif dan aksi
darinya adalah melalui absorpsinya pada
permukaan butiran semen, sehingga menciptakan

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 25 -
muatan negatif pada permukaan. Ini menghasilkan
tolak-menolak antara butiran sehingga
mengakibatkan aksi penyebaran pada struktur
butiran merumpun (flocculated) yang umumnya
terjadi bila bertemu dengan air. Air yang
terperangkap dilepaskan sehingga membantu
melumaskan campuran dan memperbaiki
kelecakan.
Aksi perlambatan adalah akibat lapisan yang
terserap menghalangi kecepatan reaksi selama
masa pasif (dormant period). Pengaruh ini secara
bertahap berkurang ketika permukaan total untuk
penyerapan bertambah karena hidrasi semen
mempunyai permukaan spesifik yang sangat tinggi.
Sebagai tambahan, trikalsium aluminat bisa
bereaksi dengan bahan kimia membentuk garam
yang rumit sehingga mengurangi konsentrasi bahan
kimia tambahan dalam fase cair campuran.

Bahan Dasar
Dasar gula (karbohidrat, polysacharida dan asam
gula), garam-garam dari asam lighnosulponik
(produk sampingan dari proses industri kayu-pulp)
dan asam hydroxilated carboxylic, material
anorganik (seperti garam seng, borat, fosfat dan
klorida), amina dan turunannya, serta polimer
tertentu (seperti ether selulosa, turunan dari
melamin, turunan dari napthalene, silikon dan
hidrokarbon sulfonat).

Cara kerja
Melapisi butir dengan ion negatif sehingga butir-
butir yang asalnya saling menempel menjadi
berjarak, karena adanya gaya tolak menolak akibat

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 26 -
ion negatif tadi. Secara mendetail adalah sebagai
berikut :
a. Butir semen mempunyai kecendrungan untuk
menjadi satu dan membentuk kumpulan (floc)
yang menyebabkan air terjebak di dalamnya.
b. Adanya bahan kimia pembantu ini, yang
mempunyai sifat seperti deterjen (bahan
dengan permukaan aktif), membawa muatan
listrik negatif, dan jika dimasukkan kedalam
air cendrung untuk pindah kepermukaan air,
dengan muatan listrik atau ujung tongkat yang
aktif didalam air dan ekor diudara.
c. Ekor dan permukaan yang aktif diserap oleh
permukaan partikel semen. Akibatnya partikel
semen tidak menyatu lagi, sebab permukaan
yang bermuatan sesama negatif akan saling
tolak-menolak.
d. Akibat terjadinya gaya tolak-menolak tersebut,
butir semen yang mengumpul tadi menjadi
tersebar sehingga air yang terjebak diantara
butir semen tersebut terlepas.

Dosis
Sedikit, yaitu antara 0,2% - 0,5% berat semen yang
digunakan. Penggunaan dosis yang benar harus
menurut dosis yang disarankan pada brosur produk
bahan kimia yang digunakan.

Kegunaan
a. Meningkatkan workability tanpa menambah
air, dengan kekuatan sama.
b. Meningkatkan kekuatan dengan mengurangi
kebutuhan air, sampai sebanyak 10%, tanpa
kehilangan workability.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 27 -
Kelemahan
Pemakaian yang berlebihan akan menyebabkan
perlambatan yang berlebihan atau cacat pada
betonnya. Juga dapat menyebabkan pemisahan
(segregation).

b. Jenis Pelambat Pengikatan (Retarder)


Retarder adalah bahan kimia pembantu untuk
memperlambat waktu pengikatan (setting time)
sehingga campuran akan tetap mudah dikerjakan
(workable) untuk waktu yang lebih lama.

Temperatur setinggi 30-32ºC atau lebih sering


menyebankan makin cepatnya hardening, yang
menyebabkan sukarnya penuangan dan
penyelesaian. Salah satu cara untuk
menaggulanginya adalah dengan menurunkan
temperatur dengan mendinginkan agregat atau
keduanya. Retarder tidak menurunkan temperatur
awal.

Bahan Dasar
Pada umumnya dari bahan dasar yang
mengandung gula (sugar based). Beberapa bahan
sama dengan komposisi kimia untuk water reduser,
tetapi dalam dosis yang lebih tinggi. Bila diberikan
kadar sampai 0,2 – 1%, maka campuran tidak akan
set.

Meknisme kerja
Retarder akan membungkus butir semen dengan
OH sehingga memperlambat reaksi awal dari
hidrasinya. Terbentuknya garan Ca dalam air
mengurangi konsentrasi ion Ca dan memperlambat
kristalisasi selama fase hidrasi.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 28 -
Pemakaian yang berlebihan akan menyebabkan
perlambatan yang berlebihan. Tetapi kekauatan
akan meningkat dengan normal setelah periode
perlambatan selesai, asalkan curing tetap dilakukan
dan bekisting tidak diubah.

Kegunaan
Memperlambat waktu pengikatan (set) dan
pengerasan (hardening)

Akibat sampingannya adalah menaikkan kekuatan


akhir beton karena :
a. Mengurangi kecepatan evolusi panas (untuk
pengecoran yang luas dalam cuaca panas)
b. Menghindari terjadinya sambungan dingin
(cold joins), yaitu pada pengecoran beton
masif dimana pengecoran lapisan demi
lapisan memakan waktu yang cukup lama
atau pengecoran yang terganggu.
c. Untuk pengangkutan yang lama, misalnya
pada pembuatan beton jadi (ready mix),
menunda waktu pengikatan awal (initial set)
dengan tetap menjaga workabilitasnya.
d. Untuk kondisi penuangan yang sulit dan tidak
umum, seperti pada pier dan fondasi besar,
memompa grout atau beton untuk jarak yang
panjang.

Kelemahan
a. Dapat mengakibatkan pendarahan (bleeding)
b. Dapat memperbesar susut plastis
c. Ada tendensi pengurangan kekuatan pada
umur dini (1 sampai 3 hari)

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 29 -
c. Jenis Pencepat Pengikatan (Accelerator)
Bahan kimia ini mengurangi waktu pengikatan untuk
keperluan perbaikan yang mendesak dan sering
sangat berpengaruh pada kekautan beton.
Contohnya adalah sodium karbonat, aluminium
klorida, potasium karboant, sodium fluorida, sodium
aluminat dan garam ferrit. Dapat dipakai setelah
lengkap menilai konsekuensinya.

Accelerator dipakai untuk mempercepat waktu


pengikatan (setting time) reaksi hidrasi. Dipakai
pada musim dingin dimana pengikatan berjalan
terlalu lambat. Juga untuk mempercepat
pengembangan kekuatan.

Komposisi
Biasanya sebagai bahan dipakai kalsium klorida.
Garam-garam anorganik yang dapat larut (klorida,
bromida, fluorida, karbonat, nitrat, thiosulfat, silikat,
aluminat, alkali hidroksida), susunan organik yang
dapat larut (triethanolamine, kalsium format, kalsium
ecetat, kalsium propionat, kalsium butyrat), dan
bahan padat seperti mineral silikat.

Bahan yang efektif adalah kalsium klorida. Namun


mengingat pengaruh negatifnya terhadap tulangan,
bahan ini tdk digunakan.

Cara Kerja
Kalsium klorida mempercepat hidrasi dari C2S dan
C3S. Pada saat yang sama memperlambat hidrasi
C3A

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 30 -
Kegunaan
a. Untuk mempercepat reaksi (set dan
perkembangan kekuatan dini), terutama
dimusim dingin. Pengaruh kurang terasa
untuk daerah tropis, bahkan bisa berbahaya
karena setting time terlalu cepat.
b. Untuk menambal kebocoran, untuk tekanan
air yang merata kesemua arah (uni-
directlonal). Paling tepat pakai water glass,
karena set hampir langsung.

Kelemahan
a. Meningkatkan kekuatan dini tetapi
berpengaruh negatif terhadap kekuatan 28
hari dan kekuatan akhir.
b. Pemacuan hidrasi menambah puncak panas
tetapi tidak mempengaruhi panas hidrasi total.
Ini memungkinkan terjadinya retak karena
evolusi panas yang sangat cepat akibat dari
proses hidrasi.
c. Accelerator dari bahan klorida dapat
menyebabkan terjadinya korosi pada
tulangan. Karena itu dilarang untuk dipakai
pada beton pratekan, juga pada beton yang
didalamnya tertanam aluminium. Untuk itu
beton harus betul-betul padat. Juga
menyebabkan kurangnya ketahanan terhadap
serangan sulfat.
d. Overdosis akan menyebabkan kesulitan
placement dan akan merusak, karena akan
menyebabkan set yang cepat, menambah
susut pengeringan, korosi pada tulangan, dan
mengurangi kekautan pada umur lanjut.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 31 -
d. Superplasticizer
Superplasticizer (high range water reducer
admixtures) sangat meningkatkan kelecakan
campuran. Campuran dengan slump sebesar 7,5
cm akan menjadi 20 cm. Digunakan terutama untuk
beton mutu tinggi, karena dapat mengurangi air
sampai 30%.

Pada prinsipnya mekanisme kerja dari setiap


superplasticizer sama, yaitu dengan menghasilkan
gaya tolak-menolak (dispersion) yang cukup antar
partikel semen agar tidak terjadi penggumpalan
partikel semen (flocculate) yang dapat
menyebabkan terjadinya rongga udara didalam
beton, yang akhirnya akan mengurangi kekuatan
atau mutu beton tersebut.

Saat ini pengembangan terbaru dari superplasticizer


yang berbahan dasar polycarboxylate telah secara
luas digunakan untuk beton mutu tinggi dan self
compacting concrete. Sekalipun memiliki flowability
yang tinggi, self Compacting Concrete tidak
menunjukkan adanya segregasi di antara agregat
dan mortar, sehingga self compacting concrete
dapat menjangkau setiap sudut cetakan.

Komposisi
Superplasticizer ini juga terbagi atas beberapa jenis,
yaitu tipe sulphonate melamine formaldehyde
condensates (SMFC), suphonate naphthalene
formaldehyde condensates (SNFC), dan tipe
Polycarboxylate ethers (PCE).

Tipe SMFC dan SNFC adalah garam yang


bermuatan negatif atau anion yang berukuran

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 32 -
colloidal dengan sejumlah besar polar grup dalam
mata rantai (N dan O) sementara anion terdiri dari
sekitar 60 SO3 grup. Struktur molekul dari polimer
polycarboxylate ether (PCE) terdiri dari group
carboxyl sebagai batang polimer (main chain) dan
oksida polyethylene sebagai cabang polimer (side
chain). Batang utama akan melekat pada
permukaan semen sementara cabang polimer
berfungsi memberikan gaya tolak pada partikel
semen lainnya.

Cara Kerja
Butiran partikel semen mempunyai kecendrungan
untuk menjadi satu dan membentuk kumpulan
ketika bercampur dengan air. Hal ini menyebabkan
air terjebak diantara kumpulan partikel semen
tersebut. Dampak dari air yang terjebak di antara
partikel semen ini antara lain mengurangi flowability
dan kelecakan dari campuran, juga menghasilkan
rongga-rongga yang dapat mengurangi
kekuatannya. Agar partikel semen tidak berkumpul,
partikel semen tersebut perlu didispersikan dengan
superplasticizer.

Secara umum, penyebaran (dispersion) oleh


superplasticizer disebabkan oleh electrosatic
repulsion dan steric repulsion. Electrostatic
repulsion terjadi pada saat pertikel semen diberi
muatan ion negatif oleh molekul-molekul
superplasticizer sehingga partikel-partikel semen itu
saling tolak-menolak. Sedangkan steric repulsion
terjadi pada saat partikel-pertikel semen saling
tolak-menolak karena adanya overlapping dari
cabang-cabang polimer (side chain) yang berasal

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 33 -
dari batang polimer (main chain) yang melekat pada
permukaan semen.

Dosis
Dosis yang digunakan tergantung dosis yang
disarankan oleh pembuat superplasticizer.
Pemberian dosis yang berlebihan selain tidak
ekonomis juga akan dapat menyebabkan
penundaan setting yang lama hingga beton justru
kehilangan kekuatan akhir.

Pemakaian dosis yang tinggi pada superplasticizer


dengan bahan dasar naphthalene atau melamine
(berkisar pada dosis 1.5% atau lebih) akan
menyebabkan mortar sulit mengeras dan
kehilangan kekuatannya, sedangkan bahan dasar
polycarboxylate hanya berpengarauh pada
penurunan kekuatan awal dan tidak berpengaruh
terhadap kekuatan akhir.

Kegunaan
a. Meningkatkan workability sehingga menjadi
lebih besar daripada water reducer biasa.
b. Mengurangi kebutuhan air (25 – 35%).
c. Memudahkan pembuatan beton yang sangat
cair. Memungkinkan penuangan pada
tulangan yang rapat atau pada bagian yang
sulit dijangkau oleh pemadatan yang
memadai.
d. Karena tidak terpengaruh oleh perawatan,
yang dipercepat, dapat membantu
mempercepat pelepasan kabel prategang dan
acuan.
e. Dapat membantu penuangan dalam air
karena gangguan menyebar beton dihindari.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 34 -
Kelemahan
a. Slump loss perlu lebih diperhatikan untuk type
naphtalene; dipengaruhi oleh temperatur dan
kompatibilitas antara merek semendan
superplasticizer.
b. Kadar udara hanya 1,2 – 2,7%, bahkan tanpa
pemadatan apapun.
c. Ada resiko pemisahan (segregasi) dan
pendarahan (bleeding) jika mix design tidak
dikontrol dengan baik.

e. Air-Entrain
Air-Entrain adalah menambahkan sejumlah buih
udara dalam bentuk yang benar ke dalam campuran
tanpa secara signifikan mengubah sifat-sifat setting
atau kecepatan hardening. Buih-buih udara kecil
dengan jarak yang pendek dihasilkan oleh bahan
kimia ini, yang berfungsi untuk memberikan rongga
dari pemuaian air ketika air mulai membeku pada
iklim dingin. Hadirnya sejumlah kecil air-entrain (2
sampai 5% volume beton) akan memperbaiki kohesi
dan mengurangi kapasitas perdarahan.

Komposisi
Secara umum resin kayu alamiah dan sabun-
sabunnya. Garam dari asam abiotic dan primeric
serta asam berlemak, Alkiaryl sulphonates dan
Alkhil Sulphat, serta Phenol athoxylates. ASTM
C260.

Cara kerja
Air entrainment adalah juga material yang aktif
dipermukaan (surface active Agent), yaitu material
bermuatan negatif yang mempunyai ekor (polar tail)

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 35 -
jika berada didalam air. Ekor yang tidak bermuatan
ini bersifat menolak air dan dan selalu berlari ke
arah udara atau permukaan air di sekitar
gelembung. Muatan ini saling tarik menarik dengan
butir semen dan pasir yang muatannya berlawanan
dengan molekul tersebut sehingga menjadi satu.
Muatan pada gelembung tersebut saling tolak
menolak sehingga membantu untuk menghasilkan
distribusi yang seragam.

Memasukkan udara kedalam beton secara sepintas


kelihatannya kontroversial, sebab akan mengurangi
kekuatannya. Namun perlu diperhatikan bahwa
ukuran buih udara yang dimasukkan kedalam beton
itu kecil sekali, tidak sebesar rongga-rongga udara
yang terjebak pada umumnya. Buih udara ini 90%
berukuran lebih kecil dari 100 µm, dan 60% lebih
kecil dari 20 µm. Buih-buih ini tidak bersambungan
satu sama lain tetapi tersebar merata pada seluruh
pasta (semen + air). Sebanyak 400 milyar buih
terdapat dalam 1 m3 beton air-entrain yang
mengandung kadar udara 4 – 6% jika volume dan
ukuran agregat terbesar 40mm.

Kegunaan
Memperbaiki ketahanan terhadap beku (frost) dan
garam de-icing, pada perkerasan beton.

Ketika air didalam beton membeku, ia akan


mengembang dan menyebabkan tekanan yang
dapat menghancurkan beton dari dalam. Bahan
kimia de-icer digunakan untuk melelehkan salju dan
membuang es, namun dapat menyebabkan
terkelupasnya permukaan. Buih air-entrain ini
berlaku sebagai wadah untuk pemuaian air

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 36 -
sehingga menghilangkan tekanan dan mencegah
kerusakan beton.

Pengaruh sampingan
a. Karena faktor air semen rendah, meskipun
terdapat C3A, air-entrain membuat beton
sangat tahan terhadap serangan air tanah
yang mengandung sulfat ataupun air laut.
b. Karena faktor air-semen rendah, beton lebih
kedap air.
c. Setiap persen tambahan udara menambah
slump 1-2 cm.
d. Sangat efektif untuk campuran yang
mengandung semen sedikit (lean), yang kalau
tidak diberi akan menjadi kasar (harsh) dan
sulit dikerjakan. Demikian pula untuk
workabilitas dan campuran dengan agregat
bergradasi jelek.
e. Mengurangi bleeding dan segregasi sehingga
memungkinkan pemakaian agregat yang
jelek.
f. Dapat digunakan untuk mengurangi bleeding,
memperbaiki kohesi, kepadatan, dan
penyelesaian permukaan beton yang tidak
rata (extruded concrete).
g. Akibat adanya pengurangan bleeding dan
perbaikan workability, dapat digunakan
sebagai pembantu pada beton yang
dipompakan dengan tekanan kecil.
h. Dapat dipakai pada pembuatan beton ringan.

Kelemahan
a. Setiap persen tambahan udara akan
mengurangi kekuatan akhir 10 – 20 kg/cm2.
Namun pengurangan kekuatan dapat

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 37 -
ditoleransi dengan keuntungan lain yaitu
keleceka yang bertambah. Pengurangan
berlaku hanya untuk campuran dengan
3
semen lebih dari 340 kg/m . Pada campuran
lean atau hars, kekuatan umumnya
bertambah.
b. Ketahanan terhadap abrasi berkurang.
c. Tidak memperngaruhi susut pengeringan dan
rangkak, tetapi bila penambahan kandungan
udara lebih dari 6%, susut pengeringan dan
rangkak akan terjadi.

Waktu Pemberian
Waktu pemberian terbatas karena agen yang
terserap kemudian terbentuk di dalam etteringite-
shell yang akan semakin tebal. Karena itu dosisnya
tergantung pada saat pemberian. Pengangkutan
dapat mengurangi udara 0,5%. Oleh sebab itu
sebaiknya diberikan dilokasi site dan tidak ready-
mix plant. Hasilnya akan lebih baik, disamping dosis
yang diberikan akan lebih sedikit.

Dosis
Secara umum perngaruh yang timbul berbanding
lurus dengan dosis. Namun jika dosis diberikan
terlalu banyak maka akan memberikan efek
samping yang tidak diinginkan, selain efek utama
yang juga bisa berubah. Karenanya dosis harus
dibatasi, tergantung jenis semen (kadar C3A dan
kehalusan). Praktisnya lebih kurang 30 ml per 50 kg
semen.

f. Waterproofing Admixture
Bahan kimia tambahan yang waterproofing berguna
mengurangi permeabilitas melalui kapiler dari pasta

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 38 -
semen keras, terutama terbuat dari stearat. Ada
formula yang menambahkan butiran halus, misalnya
campuran bitumen untuk menghalangi kepiler
secara parsial. Material ini membentuk lapisan
coating kapiler dengan suatu bungkus hidrofobik.
Lapisan ini mengurangi masuknya air melalui
kapiler. Supaya bahan ini dapat berfungsi sesuai
tujuannya, perlu pengendalian lebar retak dari
daerah tarik beton. Tegangan baja yang
direncanakan dengan mengikuti rekomendasi untuk
struktur yang kedap air. Jika mungkin, regangan
tarik dibawah beban kerja tidak boleh melebihi
kapasitasnya, misalnya dengan beton pratekan.

Aliran air melalui beton umumnya dapat dilacak dari


adanya retak atau daerah yang pemadatannya tidak
sempurna. Beton yang sound dan padat dengan
faktor air-semen kurang dari 0,5 umumnya kedap
air, jika ditempatkan dan dipadatkan dengan benar.
Jadi masalah permeabilitas beton kebanyakan
bukan disebabkan oleh permeabilitas pasta yang
mengeras, tetapi oleh karena ketidaksempurnaan
struktur beton.

Kegunaan
a. Mengurangi kadar air dengan workability yang
sama.
b. Meng-entrain sejumlah udara ke dalam beton
c. Mengandung mineral filler halus untuk
menghentikan air pori.

Komposisi
Silikat, blast furnace slag, pozzolan, bentonite, talk.
Water-Repellent bisa mengurangi efek gaya kapiler
dan karenanya mengurangi derajat kejenuhan

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 39 -
beton. Agen water-repellent adalah kalsium stearat,
butyl stearat, sabun-sabun lain, emulsi minyak, dsb.
Yang mengurangi absorpsi air dan sistem kepiler
beton atau mortar kering. Untuk damp-proofing dan
permeability-reducing termasuk beberapa sabun
tertentu, stearat, dan produk petroleum.

Dapat mengurangi permeabilitas dan beton dengan


kadar semen rendah, faktor air-semen tinggi, atau
kekurangan agregat halus. Namun pemakaiannya
pada campuran yang sudah baik malah akan
menyebabkan bertambahnya permeabilitas.
Kadang-kadang dipakai untuk mengurangi transmisi
kelengasan melalui beton yang bersinggungan
dengan air atau tanah basah. Selain itu dapat
digunakan untuk atap, basement, bak air. Banyak
yang disebut damp-proofer tidak efektif, khususnya
ketika dipakai pada beton yang berhubungan
dengan air dibawah tekanan.

Dosis yang dipakai adalah 0,5 – 1,0% berat semen.


Bila terlalu banyak dapat menyebabkan pemasukan
udara berlebihan sehingga memperlambat
pengerasan.

g. Cara Penggunaan Bahan Kimia Pembantu


Apabila diperkenankan atau disyaratkan didalam
syarat-syarat teknis pada bestek, penggunaan
bahan pembantu, maka perhitungan perencanaan
campuran pemakaian bahan tambahan / pembantu
dengan mempertimbangkan :
a. Kelecakan, adalah kadar air ekivalen,
misalnya pengurangan 20% berarti air bebas
yang ditimbang hanyalah 80% dari yang

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 40 -
tertera di tabel perencanaan untuk campuran
biasa.
b. Kekuatan yang diharapkan didasarkan pada
faktor air-semen yang didapat dari kadar air
bebas dan kadar semen.

2. Beton Segar
2.1. Rheologi Pasta Semen
Bila semen dicampur dengan air, butir semen akan
tersebar di dalam air. Suspensi ini berubah dari keadaan
cair (slurry) menjadi pasta plastis atau kaku dengan
ditambahnya semen. Ruang yang penuh air diantara
butiran semen dapat dianggap sebagai sistem kapiler
yang saling berhubungan. Jumlah air tidak hannya
mempengaruhi kelecakan, tetapi juga hampir semua sifat
beton segar maupun keras beton keras. Alasan utamanya
adalah semakin sedikit air, semakin tinggi konsentrasi
butir semen dalam pasta semen yang padat.

Salah satu sifat pasta semen adalah faktor air-semen


(sering ditulis w/c, water/cemen ratio) adalah berat air
dibagi dengan berat semen.

Pasta semen, mortar dan beton dianggap segar sampai


ketika hidrasi mulai mempengaruhi sifat rheologis dari
campuran.

Pasta semen adalah plastis, yaitu mampu dibentuk tanpa


kehilangan kontinuitas dan mempertahankan suatu
bentuk karena butir semen dan buih udara disebar dalam
air dan khususnya karena gaya-gaya interpartikel
cenderung memegang butir bersama sekaligus
mencegah kontak langsung. Jelasnya, kondisi plastis
disebabkan oleh gaya tarik dan gaya tolak antara butir
semen. Gaya tarik disebabkan gaya intermolekul yang

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 41 -
disebut gaya van der walls. Gaya tolak disebabkan oleh
tolakan elektrostatis ion negatif dan molekul air yang
terserap membungkus permukaan butir semen.
Akibatnya, butir semen mempunyai energi potensial yang
minimum, dimana butir-butir saling terpisah dengan jarak
tertentu, sejauh 10 molekul air, atau kurang. Butir semen
cenderung mengatur posisi sesuai keseimbangan gaya-
gaya dalam ini. Inilah kondisi yang perlu untuk kondisi
plastis.

2.2. Perilaku Matriks


Butir agregat umumnya tersebar didalam suatu matriks
yang terdiri dari pasta dan udara. Pasta terdiri dari semen
dan air, dan jika diperkenankan menggunakan admixture
pasta juga terdiri dari admixture.

Di dalam beton segar, matriks mempunyai dua peran.


Perama, memisahkan butir agregat sendiri, mencegah
kontak langsung, tetapi tetap memgang mereka menjadi
satu dalam keadaan terpisah. Kedua, bertindak sebagai
bahan pelumas antar butir agregat, memperbaiki
kemampuan beton segar untuk deformasi plastis. Peran
ganda ini mirip dengan aksi air dalam pasta semen segar.

Sifat beton segar tergantung sifat dan jumlah matriks dan


agregat. Misalnya, pengurangan jumlah matriks akan
mengurangi derajat penyebaran butir agregat, sehingga
menambah gesekan antar butir, yang selanjutnya akan
memperkaku beton segar. Menambah jumlah matriks
akan menghaluskan konsistensi. Bila jumlah matriks
dikurangi sampai dibawah batas tertentu, beton segar
menjadi kasar (hars) dan memisah (segregasi) sehingga
sukar dituang dengan baik.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 42 -
Demikian pula, untuk jumlah yang cocok dari matriks dan
agregat, plastisitas beton tergantung pada komposisi
matriks. Matriks dengan faktor air-semen rendah adalah
kaku. Pasta semacam ini bisa memisahkan agregat tetapi
tidak dapat menahannya dengan baik. Kemampuan
lubrikasi yang jelek membuat beton tambah kaku.
Konsistensi matriks mengakibatkan beton semakin lunak
dengan pertambahan air sampai batas tertentu.

Namun jika faktor air-semen terlalu besar, matriks


menjadi begitu tipis sehingga tidak mampu memisahkan
butir agregat dan menahannya sebagai massa kohesi.
Jadi beton dengan faktor air semen terlalu tinggi
umumnya cenderung mengalami segregasi dan
pendarahan, dan tidak mempunyai plastisitas dan
kelecakan yang cukup.

2.3. Workability
Agregat melayang dalam suatu matriks dari pasta.
Sedangkan pasta semen segar umumnya bersifat
sebagai benda padat lunak plastis bila dalam keadaan
diam. Namun demikian pasta ini bila diagitasi (diaduk)
akan berubah menjadi cair. Jadi bila pasta dalam
keadaan plastis, beton juga plastis. Jika pasta dalam
keadaan cair, maka beton juga cair.

Kelecakan adalah kemudahan mengerjakan beton,


dimana menuang (placing) dan memadatkan
(compacting) tidak menyebabkan munculnya efek negatif
berupa pemisahan/segregation (agregat kasar terpisah
dari mortar) dan pendarahan/bleeding (air terpisah dari
benda padat, kemudian naik ke permukaan)

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 43 -
Ada 3 pengertian yang dimaksud dengan kemudahan
mengerjakan beton yaitu kompaktibilitas, mobilitas dan
stabilitas.
a. Kompaktibilitas : kemudahan mengeluarkan udara
dan pemadatan atau Konsistensi : yaitu, derajat
kebasahan dari campuran
b. Mobilitas : kemudahan mengisi acuan dan
membungkus tulangan atau kemampuan untuk
mengalir
c. Stabilitas : kemampuan untuk tetap menjadi massa
homogen tanpa pemisahan atau Plastisitas : yaitu,
jumlah pelekatan (coherence) yang berkenaan
dengan kekerasan (harshness) campuran.
Kemampuan untuk dibentuk tanpa kehilangan
kontinuitas, dan mampu mempertahankan bentuk

Adanya rongga udara mengurangi kepadatan beton


sehingga cenderung melemahkan sifat mekanisnya.
Adanya rongga 1% volume, misalnya, akan mengurangi
kekuatan tekan sebesar 5 sampai 6%. Jika ronga saling
berkaitan, seperti pada beton yang pemadatannya jelek,
air akan lebih leluasa berpenetrasi kedalam tubuh beton.
Jika ada pembekuan, ekspansi total dapat menyebabkan
kerusakan. Jika airnya mengandung bahan yang agresif,
serangan justru akan terjadi didalam beton dan bukan
hannya dibagian luar saja. Kadar lengas dan udara dapat
penetrasi ke baja tulangan sehingga menyebabkan karat.

Oleh karenanya pemadatan menyeluruh adalah vital dan


hanya bisa didapatkan apabila kelecakan beton sesuai
dengan lokasi dimana diletakkan dan sesuai pula dengan
metode pemadatannya. Suatu struktur yang tulangan
rapat, cendrung memerlukan campuran beton yang lebih
lecak daripada struktur yang berisi sedikit tulangan. Juga
pemadatan dengan tangan akan memerlukan beton yang

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 44 -
lebih lecak daripada bila pemadatan dengan getaran
mekanis. Beton yang ideal adalah yang cukup lecak untuk
dipadatkan secara menyeluruh dengan alat apapun,
namun yang tidak memerlukan air yang berlebihan.

Kelecakan terutama dipengaruhi oleh kadar air. Dari air


yang diperlukan untuk membuat semen menjadi pasta
dan menjadikannya lecak, hanya sebagian yang betul-
betul bereaksi dengan semen selama proses hidrasi.
Kelebihan air tetap terbagi rata didalam pasta, dan ada 3
alasan untuk mengurangi kelebihan air ini sampai
minimum sepadan dengan kelecakan yang dibutuhkan.

Pertama, pasta semen yang terlalu encer cenderung


memisahkan diri dari permukaan butir agregat. Ini dapat
menyebabkan kekasaran (harshness) dalam pengerjaan,
kehilangan kohesi, atau cendrung terjadi pemisahan
(segregasi). Kedua kecendrungan untuk perdarahan,
yang membentuk saluran halus yang tetap terbuka
setelah beton mengeras. Ini dapat memperkecil
ketahanannya jika terekpose untuk membeku atau pada
larutan agresif. Ketiga , penguapan air kelebihan
meninggalkan lubang-lubang didalam struktur pasta yang
tidak akan terisi dengan hasil hidrasi padat. Makin tinggi
proporsi rongga ini, semakin jelek perkembangan sifat
kekuatan, ketahanan abrasi, kekedap-airan dan
ketahanannya.

Syarat kelecakan berbeda untuk pekerjaan yang berbeda,


tergantung dari jenis struktur (tulangan rapat atau tidak).

Faktor – faktor lain yang mempengaruhi kelecakan


adalah:
a. Gradasi, bentuk dan kualitas permukaan butir
agregat

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 45 -
b. Rasio antara agregat halus dan agregat kasar
c. Diameter maksimum
d. Absorpsi

3. Beton Siap Pakai (Ready Mix)


Bila dipersyaratkan pada syarat – syarat teknis dan/atau
diperbolehkan dan/atau digunakan, penggunaan beton siap
pakai dalam konstruksi bangunan diperlukan kerja sama yang
baik dengan pemasok beton jadi pada semua tahap, mulai dari
pemesanan sampai penuangan.

Syarat beton maupun jumlah kubikasi dari setiap campuran


diberitahukan kepada pemasok, dimana perencanaan mix
design dilakukan oleh pemasok, atau dengan memberikan
perbandingannya, dengan disertai kelecakan yang disyaratkan.
Juga dapat dilakukan pemesanan khusus, misalnya
menggunakan agregat tertentu, atau semen tertentu, atau
menambahkan bahan kimia pembantu tertentu.

Ada 3 jenis pencampuran :


1. Transh-mixed concrete, dicampur sepenuhnya dalam truk
pengaduk.
2. Central-mixed concrete, dicampur sepenuhnya dalam
mixer tetap dan dikirim dengan truk agitator.
3. Shrink-mixed, dicampur sebagian di dalam mixer tetap
dan disempurnakan di dalam truk mixer. Kecepatan
pengadukan umumnya sekitar antara 2 sampai 6 rpm.

Truk mixer digunakan dengan 2 cara. Yang pertama


adalah sebagai agitator. Dalam perjalanan drum mixer
berputar secara perlahan dengan kecepatan 1 atau 2
rpm. Ketika tiba dilapangan kecepatan ditambah menjadi
10 atau 15 rpm selama sedikitnya 3 menit. Yang kedua
adalah sebagai truk mixer. Setelah air ditambahkan
dilapangan, harus diputar 100 kali. Secara umm drum

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 46 -
mixer perlu diputar sebanyak 10 sampai 15 putaran per
menit dengan waktu 7 – 10 menit.

Truk mixer dapat menuang campuran sebanyak 0,5m3


per menit, sehingga seluruh mix diatas truk dapat
dituangkan hanya dalam waktu 10 menit. Diusahakan
beton dapat dituang selambat-lambatnya 30 menit setelah
tiba dilapangan.

Diusahakan agar truk sedekat mungkin dengan tempat


pengecoran. Untuk konstruksi dibawah permukaan tanah,
cara yang paling efesien adalah dengan menuangkan
secara langsung dari truk.

Keuntungan beton ready mix :


a. Campuran lebih terkontrol
b. Pekerjaan di lapangan lebih efesien. Masalah
mencari tempat untuk menumpuk agregat dan
menyimpan semen dapat dihapuskan. Material
kelebihan tidak tertinggal di lapangan dan tidak
perlu dibersihkan. Alat-alat khusus untuk
pengecoran yang mungkin tidak efisien tidak
diperlukan.
c. Hampir semua lokasi dapat terjangkau. Mobilitas
pada tempat dan waktu.

Kegiatan Penuangan (Placing), Pemadatan (compacting),


Penyelesaian (finishing), serta Perawatan (curing) beton,
sebagaimana yang dijelaskan di bawah.

Pemilihan jenis perlatan untuk menangani dan


meletakkan beton sebagaimana yang dijelaskan dibawah,
disesuaikan dengan jenis konstruksi serta sumber daya
yang tersedia.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 47 -
4. Pengujian Beton
Sebelum membuat campuran beton, tes laboratorium dilakukan
terhadap kekuatan dan kekentalannya sesuai dengan prosedur-
prosedur yang ditunjukkan dalam standar referensi untuk
menjamin pemenuhan spesifikasi proyek dalam membuat
campuran yang diperlukan.

Adukan beton didasarkan pada trial mix dan mix design.


Campuran proporsional pasir, agregat, semen dan air
berdasarkan berat atau proporsi yang cocok dari ukuran untuk
rencana proporsional atau perbandingan yang telah dihitung
sebelumnya sesuai dengan syarat – syarat teknis pada bestek
dan kontrak untuk menghasilkan beton sesuai dengan tujuan
penggunaan beton, kondisi exposure, ukuran, dan bentuk
section, sifat fisik beton (kekuatan) yang dibutuhkan untuk
struktur.

Hasil uji setiap pengujian dilakukan masing-masing untuk umur


7, 14, dan 28 hari sehingga hasil uji tersebut dapat disetujui
oleh pengawas yang ditunjuk. Pengujian mutu beton ditentukan
melalui pengujian sejumlah benda uji sesuai PBI 1971 Bab 4.7
atau ACI Committee 304, ASTM C 94-78a atau menyesuaikan
syarat teknis pada bestek atau menurut pendapat
Direksi/Pengawas. Sedangkan pengujian bahan dan beton
dilakukan dengan cara yang ditentukan dalam Standar Industri
Indonesia (SII) dan PBI 71 NI-2 hal 42 atau menyesuaikan
syarat teknis pada bestek atau menurut pendapat
Direksi/Pengawas.

Pengujian kekentalan adukan beton diperiksa dengan tes


slump. Nilai slump ditentukan dalam batas-batas yang
diisyaratkan dalam PBI 71 atau menyesuaikan syarat teknis
pada bestek atau menurut pendapat Direksi/Pengawas
sehingga dengan harga slump tersebut akan menghasilkan
hasil akhir yang bebas keropos ataupun rongga-rongga.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 48 -
Gambar diatas menunjukkan peralatan untuk melakukan tes
slump yaitu kerucut slump dengan tinggi 30 cm dengan
diameter atas 10 cm dan diameter bawah 20 cm (ASTM C143),
batang baja penumbuk dengan ukuran diameter 16 mm dengan
panjang 60 cm dengan ujung berbentuk seperti peluru, dasar
bujur sangkar yang kedap air dengan lebar 50 cm, sekop kecil,
cetok besi, penggaris dan kain lap pembersih.

Cara pengujiannya adalah kerucut diberdirikan di atas alas


yang telah dibersihkan, kemudian beton segar dimasukkan
kedalam kerucut dengan sekop kecil, kira-kira sepertiga tinggi
kerucut. Dengan menggunakan batang besi, beton ditumbuk
sebanyak 25 kali sampai dasar. Tambahkan lapisan kedua dan
tumbuk 25 kali dengan batang besi hingga sedikit menyentuh
lapisan pertama (tidak sampai dasar). Lakukan hal yang sama
untuk lapisan yang ketiga. Setelah lapisan ketiga selesai
ditumbuk, permukaan atas kerucut diratakan dengan cetok besi
dan kelebihan beton dibersihkan. Angkat kerucut perlahan
keatas dengan memegang kupingnya dalam waktu 5-7 detik.
Balikkan kerucut dan letakkan disamping sampel beton segar.
Rebahkan batang penumbuk diatas kerucut. Ukur perbedaan
tinggi antara kerucut dan beton segar. Inilah tinggi dari slump.

Bila tidak terjadi crumbling atau collapse maka slump adalah


indikasi kelembutan (softness) sebagai lawan kekakuan
(stiffness) dari campuran. Runtuh (collapse) sering terjadi pada

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 49 -
beton yang kurang pasir (lean), menandakan rendahnya kohesi
dan rendahnya kemampuan beton segar untuk berdeformasi
plastis.

Uji slump berguna untuk mengecek adanya perubahan dari


kadar air, bila material dan gradasi agregat adalah seragam.
Bila jumlah air adalah konstan dan kadar lengas agregat juga
konstan maka slump test berguna untuk menunjukkan adanya
berbedaan pada gradasi atau adanya perbandingan berat yang
salah.

Untuk mengukur kelecakan beton yang kaku lebih tepat


menggunakan uji faktor kepadatan (compacting factor test).
Cara pengujiannya yaitu adukan beton diletakkan pada silinder
yang paling atas. Dasar-dasar silinder dibuka sehingga adukan
jatuh kedalam silinder yang kedua. Dasar silinder kedua dilepas
lagi, sehingga campuran beton jatuh kesilinder yang terbawah.
Campuran dalam silinder itu diratakan, kemudian ditimbang.
Campuran kemudian dipadatkan (bila perlu ditambahi
campuran lagi) dan ditimbang lagi.
Compacting Factor (CF) adalah perbandingan antara berat
yang jatuh dengan berat dari campuran padat. Nilai standar
adalah antara 0,75 – 0,95.

5. Urutan Kerja Pengecoran


Sebelum pengecoran dilaksanakan harus diperhatikan hal-hal
yang berhubungan dengan benda-benda yang ditanam dalam
beton. Yang dimaksud dengan benda-benda yang ditanam
dalam beton adalah pipa -pipa, saluran listrik, benda lainnya.
Benda-benda tersebut harus diperhatikan pemasangannya dan
penempatannya sehingga tidak mengurangi kekuatan struktur
dengan memperhatikan persyaratan dalam PBI 1971 NI-2 Bab
.5.7 hal 52 atau menyesuaikan syarat teknis pada bestek atau
menurut pendapat Direksi/Pengawas. Apabila dalam
pemasangan pipa-pipa, saluran listrik dan lain-lain terhalang

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 50 -
oleh adanya baja tulangan yang terpasang, maka hal ini
dilakukan konsultasi dengan pengawas.

Sebelum pengecoran beton dilaksanakan, semua cetakan,


tulangan beton, pipa -pipa, saluran listrik, benda lainnya yang
akan ditanamkan kedalam beton di cek terlebih dahulu. Untuk
bekisting (cetakan) harus benar-benar bersih.

Urutan Pengecoran adalah sebagai berikut:


1. Penakaran (batching),
2. Pencampuran / pengadukan (mixing)
3. Pengangkutan (transporting),
4. Penuangan (Placing) dan Pemadatan (compacting),
5. Penyelesain (finishing),
6. Perawatan (curing).

5.1. Penakaran (Batching)


Ini adalah proses untuk mengukur proporsi dan material
beton sebelum dimuat kedalam pengaduk (mixer).
Besarnya proporsi masing-masing bahan didapat dari
perencanaan campuran (mix design). Proses penakaran
yang paling akurat adalah dengan menimbangnya.
5.1.1 Perbandingan Volume atau Berat
Pada era PBI dipakai perbandingan volume.
Namaun pada era PBI 71 dan PBI 89, kebiasaan
tersebut tidak diperbolehkan lagi, sebab kurang
akurat untuk menghasilkan beton dengan kualitas
seragam, terutama dalam pengukuran agregat
(khususnya pasir basah). Proporsi masing-masing
bahan sudah diketahui dari perencanaan campuran
(mix design) sesuai dengan tujuan penggunaan
beton, kondisi exposure, ukuran, dan bentuk
section, sifat fisik beton (kekuatan) yang dibutuhkan
untuk struktur. Perlu diingat bahwa perbandingan

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 51 -
dari mix design tersebut masih harus disesuikan
dengan kadar lengas agregat dilapangan.

5.1.1.1 Cara Penakaran


Ada banyak ragam takaran berat dan
ukuran peralatan penimbang (weight-
batching plants). Diupayakan mendapatkan
campuran beton (batch) dengan kelecakan
yang sesuai, keseragaman dalam kekuatan
dan warna.

Peralatan penimbang yang sesuai


dengan volume beton
Jumlah takaran Peralatan Penimbang
< 500 m3 Kereta dorong dan timbangan
500 – 5.000 m3 Timbangan berat biasa secara
manual
5.000 – 50.000 m3 Timbangan otomatis
>70.000 m3 Skala dan timbangan yang
berbeda untuk setiap ukuran
butir

Prosedur perencanaan meliputi 3 tahap.


Tahap pertama adalah informasi tentang
persyaratan penggunaan struktur beton,
kondisi lingkungan, ukuran penampang,
dsb. Dari persyaratan tersebut ditentukan
data tahap kedua yang merupakan dasar
perencanaan campuran yaitu kuat rencana,
slump, ukuran butir terbesar, dan
sebagainya. Dari dasar inilah perhitungan
dibuat, yaitu tahap ketiga.

Campuran diproporsi untuk tujuan


penggunaan beton, kondisi ekposure,
ukuran, dan bentuk section, sifat fisik beton
(seperti kekuatan) yang dibutuhkan untuk
struktur. Tidak hanya kekuatan dan

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 52 -
workability saja, beton yang terekpose
kepada kelengasan, frost atau bahan
agresif dalam tanah.

Dua hubungan utama yang memungkinkan


mix design adalah :
a. Hubungan antara kekuatan dengan
faktor air semen, dan
b. Hubungan antara kelecakan dengan
jumlah air.

Ada sejumlah metode perencanaan


campuran (mix design), salah satunya
adalah DOE (British Departemen of
Environment), yang disesuaikan dengan
kondisi di Indonesia. Metode perencanaan
campuran hanyalah memperkirakan
proporsi campuran awal. Estimasi ini perlu
dicek dengan membuat campuran
percobaan (trial mix) dan sering masih
harus dikoreksi.

5.2. Pencampuran / pengadukan (mixing)


Sebelum pencampuran, bahan-bahan pembuat beton
ditimbang menggunakan peralatan penimbang (weight-
batching plants) sesuai dengan mix design.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 53 -
5.2.1 Urutan Pencampuran
Memasukkan sedikit air terlebih dahulu selanjutnya
Agregat kasar, kemudian semen, lalu agregat halus,
dan sisa air dimasukkan setelah seluruh material
masuk.

5.2.2 Waktu Pencampuran


Pencampuran dilakukan untuk mendapatkan
campuran yang seragam. Pengadukan dikerjakan
dengan memakai mesin pengaduk dan lamanya
pengadukan sesuai kapasitas mesin pengaduk.

Untuk campuran dengan kelecakan rendah


memerlukan pengadukan lebih lama. Agregat yang
menyerap air juga memerlukan waktu yang lebih
lama untuk pori meyerap air.

Setelah selesai pengadukan, adukan beton


memperlihatkan susunan dan warna yang merata
dan pekerjaan ini diawasi oleh seorang ahli.

5.2.3 Pengangkutan (transporting)


Ada 3 macam gerakan dalam pengangkutan, yaitu
dari pengaduk sampai ke lokasi/Site, dari lokasi ke
bagian yang di cor secara vertikal dan horizontal.

Dari mesin pengaduk sampai ke site,


Pemindahan beton dari site ke bagian yang dicor
dilakukan dengan peralatan disesuaikan dengan
jenis konstruksi

Ada berbagai jenis perlatan untuk menangani dan


meletakkan beton
Peralatan Jenis dan kerja yang paling Keuntungan Yang perlu diperhatikan
sesuai

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 54 -
Kereta / Gerobak Untuk mengangkut secara Sangat efektif pada Jumlah dan kapasitas buket
horizontal. kondisi pengecoran disesuaikan takaran batch.
yang selalu berubah Penuangan beton harus bisa
dikontrol
Truk Agitator Mengangkut beton untuk Operasi dari central Waktu pengiriman sesuai
semua kegunaan. Jarak maks mixing plant dimana organisasi kerja. Pekerja dan
1,5 jam kualitas dikontrol. alat harus siap untuk
Keluarnya beton dari menangani pengecoran dalam
agitator diawasi ketat jumlah besar
Truk pengaduk Untuk tempat kerja dekat dan Tidak perlu central Kontrol tidak sebaik central
jauh. Jarak apapun mixing plant. mixing plant. Tes slump perlu
Penuangan seperti truk perlu dilakukan pada saat
agitator penuangan. Perlu persiapan
yang baik.
Truk Non Agitasi Untuk jarak dekat Biaya lebih kecil dari Slump harus dibatasi. Ada
truk agitator. kemungkinan segregasi. Perlu
posisi tinggi untuk penuangan
Mixer mobil Untuk produksi menerus Cepat dan tepat. Perlu program pemeliharaan
menerus dilapangan Operasi cukup satu preventif. Material harus
orang seragam dengan rencana.
Crane Cocok untuk kerja diatas Dapat menangani Hanya punya satu alat angkut.
permukaan tanah beton, tulangan, Perlu jadwal cermat supaya
bekesting dan barang efesien
lain pada bangunan
tingkat tinggi
Bucket Dipakai pada crane dan Sangat efektif pada Pilih kapasitas buket sesuai
cableways untuk konstruksi kondisi pengecoran takaran batch dan kapasitas
gedung dan bendungan. yang selalu berubah. alat penuang. Penuangan beton
Memindahkan beton langsung harus bisa dikontrol.
dari central discharge.
Troli (Barrows & Untuk pemindahan mandatar Sangat efektif. Ideal Lambat dan memakai banyak
buggies) pendek, khususnya dimana untuk kondisi tenaga manusia
akses kerja terbatas. pengecoran yang selalu
berubah.
Corong (chutes) Untuk mengangkut beton ke Murah dan mudah Kemiringan 1:2 – 1:3. Harus
level yang lebih rendah. dimanuver. Tidak perlu cukup disokong. Perlu
Umumnya dibawah level lantai, mesin, bekerja dengan mengatur ujung akhir untuk
pada semua jenis konstruksi. gaya gravitasi. mencegah segregasi
Belt conveyors Untuk mengangkut secara Ujung dapat diatur. Ada Hindari segregasi di ujung.
horizontal maupun ke level diverter, variabel Jangan ada sisa mortar pada
yang lebih tinggi. Umumnya kecepatan, baik maju waktu kembali. Dalam cuaca
tidak cocok untuk langsung maupun mundur. Dapat panas dan dingin, ban panjang
mengangkut ke bekisting. menuang volume besar perlu penutup.
secara cepat dimana
akses terbatas.
Pistol pneumatis Untuk lokasi yang sulit, atau Cocok untuk mengecor Kualitas tergantung keahlian
elemen tipis dan area luas. bentuk yang bebas, orang yang menggunakan alat.
untuk perbaikan dan
perkuatan bangunan.
Untuk coating protektif,
dan pelapisan tipis.
Pompa beton Untuk mengangkut beton Tempat efesien, pipa Diperlukan aliran yang merata.
langsung dari sentral discharge dapat diperpanjang. Bersihkan pada akhir setiap
ke bekisting atau ke titik berikut. Pengiriman dalam operasi. Gerak vertikal, belokan
aliran yang menerus. dan sambungan fleksibel akan
Pompa yang bergerak mengurangi jarak pemompan

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 55 -
dapat menuang beton maksimum
vertikal maupun
horizontal.
Dropchute Untuk menuang beton dalam Mengarahkan beton Bukaan harus cukup besar.
bekisting vertical. Ada jenis turun ke dasar bekisting Penampang harus
utuh maupun lepasan. tanpa segregasi. memungkinkan penuangan
Menghindari percikan tanpa mengganggu tulangan.
(spillage) dari grout /
beton pada beton
dengan permukaan
khusus.
Tremie Untuk penuangan dibawah air Dapat dipakai untuk Ujung keluarnya beton
fondasi di dalam air (discharge) harus selalu
terbenam didalam beton. Ø 200
– 300 mm, kecuali tekanan
tersedia. Pompa beton dapat
dipakai. Perlu kadar semen
lebih dari 363-446 kg/m3 dan
slump lebih dari 150-230 mm,
karena perlu konsolidasi tanpa
vibrasi apapun.
Screw spreaders Untuk menyebar beton pada Discharge dari buket Umumnya dipakai sebagai
area datar pada pavement. atau truk dapat dengan bagian dari paving train. Harus
cepat disebarkan pada dipakai untuk penyebaran beton
area yang luas. segar sebelum divibrasi.

5.3. Penuangan (Placing) dan Pemadatan (compacting)


5.3.1 Penuangan (Placing)
5.3.1.1 Persiapan sebelum penuangan
Persiapan yang perlu dilakukan adalah
memadatkan, merapikan dan membasahi
tanah dasar (subgrade), mendirikan acuan,
memasang tulangan dan meterial-material
yang terbenam lainnya. Subgrade perlu
dibasahi, khususnya pada cuaca panas,
supaya tidak menyerap air dari beton. Bila
beton duduk diatas batu, semua meterial
lepas harus dibuang, potongan harus
hampir vertikal atau horizontal, tidak boleh
miring. Acuan diletakkan secara tepat,
kokoh, bersih, diikat (bracing) cukup, dan
dibuat dengan material yang akan
menghasilkan permukaan akhir yang
dikehendaki.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 56 -
Acuan dibuat sedemikian rupa sehingga
pembongkarannya mudah dan tidak
merusak beton. Pada acuan kayu, dihindari
paku yang terlalu besar atau terlalu
banyak. Acuan dilapisi release agent.
Untuk beton arsitektural memakai emulsi
stereat sehingga tidak membekas
(staining).

5.3.1.2 Tujuan penuangan


Beton dituangkan sedekat mungkin dengan
kedudukan akhirnya, dengan secepat dan
seefesien mungkin, sehingga pemisahan
dapat dihindari dan beton dapat dipadatkan
secara penuh.
Campuran dituangkan dalam lapisan-
lapisan yang seragam. Menuang tidak
dalam tumpukan yang besar atau miring
karena akan terjadi pemisahan. Pada
kolom dan struktur yang sama, tiap lapisan
tidak lebih tebal dari 45 cm. Jika lebih tebal
dari itu maka udara akan terjebak dan tidak
dapat keluar, biarpun memamakai
penggetar.
Tiap lapisan dipadatkan terlebih dahulu
sebelum dituangi lagi dengan lapisan baru,
dihindari terjadinya lapisan dingin (cold
joint).

5.3.1.3 Vertikal
Menjatuhkan campuran secara vertikal,
sedapat mungkin tidak di dorong secara
horizontal. Menyekop (shovelling) secara
umum tidak efektif dan kurang baik.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 57 -
Beton tidak boleh digerakkan secara
horizontal untuk jarak yang terlalu jauh.
Bila terlalu jauh, air kelebihan dan mortar
akan dipaksa di depan beton yang
bergerak. Hal ini menghasilkan beton yang
tidak seragam dan kualitas rendah bila
akhirnya faktor air-semen bertambah.

5.3.1.4 Corong (Dropchute)


Corong digunakan untuk menghindari
percikan spesi pada tulangan dan acuan.
Jika penuangan dapat diselesaikan
sebelum mortar mengering, corong
mungkin tidak diperlukan. Beton kadang
dituangkan melalui lubang-lubang, disebut
jendela, pada sisi dari acuan yang tinggi
dan sempit. Dapat juga dipakai collecting
hopper di luar bukaan supaya beton
mengalir lebih lancar melalui lubang dan
mengurangi kecendrungan pemisahan.

Bila beton dituangkan dalam acuan tinggi


dengan kecepatan relatif tinggi, mungkin
terjadi pendarahan pada permukaan.
Pendarahan dapat dikurangi dengan
penuangan yang lebih lambat dan
menggunakan campuran yang lebih kaku.

5.3.1.5 Bekerja pada dan dibawah tanah serta


di atas level tanah
Pekerjaan beton di bawah atau tepat pada
level tanah dengan beton dituangkan
dengan peralatan yang sesuai.
Penuangan untuk lantai dengan
kemiringan, penuangan beton beton

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 58 -
dimulai dari titik terndah agar pemadatan
dapat meningkat dengan pertambahan
beton yang baru.

5.3.1.6 Kolom
Dihindari jarak jatuh yang tinggi bilamana
cenderung mengalamai pemisahan.
Campuran beton dituangkan secepat
mungkin sesuai kapasitas peralatan.
Kecepatan menuang dan pemadatan harus
seimbang. Kelambatan atau penundaan
akan memunculkan variasi pada warna
permukaan.
Pada pengecoran kolom yang kecil, tiap
lapisan pengecoran dibatasi setinggi 30
cm, agar bisa dipadatkan dengan baik.
Lapisan pertama pada sambungan
pengecoran (construction joint) tidak lebih
dari 30 cm.

Yang harus dihindari :


a. Pemisahan/segregasi.
b. Kehilangan kelecakan (slump loss).
c. Kehilangan semen. Beton segar akan
menjadi kasar (harsh) dan tidak
lecak.

5.3.1.7 Dinding dan Balok


Pada dinding dan balok, takaran pertama
harus dituangkan dari ujung ketengah. Air
harus dicegah mengumpul di ujung-ujung
dan permukaan acuan. Untuk dinding yang
miring, air dapat mengumpul sepanjang
kemiringan permukaan atas, daerah yang
paling mudah terkena pengaruh cuaca.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 59 -
Namu bagian atas papan acuan dapat
dihilangkan pada awalnya dan beton
dituangkan langsung pada bagian ini.
Papan kemudian dapat dipasang kembali.

5.3.1.8 Plat lantai


Pada plat lantai, penuangan dimulai dari
satu ujung dan berjalan mundur. Beton
tidak boleh dituang dalam tumpukan-
tumpukan yang terpisah yang kemudian
diratakan. Beton juga tidak boleh dituang
dalam tumpukan besar lalu digeser
ketempatnya. Praktek demikian akan
mengakibatkan pemisahan karena pasta
senderung mengalir sebelum material
kasar.

5.3.2 Pemadatan (Compacting)


Setelah beton segar diaduk, diangkut dan
dituangkan, ia masih mengandung udara dalam
bentuk rongga udara. Pemadatan adalah untuk
mengeluarkan udara tersebut sebanyak mungkin.
Kalau dapat sampai kurang dari 1% (tidak termasuk
menggunakan air-entrainment). Jumlah udara yang
terjebak tergantung pada kelecakan beton segar.
Beton dengan slump rendah memerlukan usaha
pemadatan yang lebih baik daripada beton dengan
slump tinggi. Rongga udara tidak kita kehendaki
karena mengurangi kekuatan akhir beton. Untuk
setiap 1% udara, kekuatan akan menurun sebanyak
5 sampai 6%, sehingga beton dengan rongga udara
sebanayak 3% misalnya, kekuatannya melemah
sampai 15 – 20%. Selain itu rongga udara akan
menambah permeabilitas, sehingga akan
mengurangi ketahanan. Lebih tidak mampu

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 60 -
menghadapi cairan yang agak agresif maupun
pelapukan akibat cuaca (weathering). Selain itu
udara yang lembab akan mengakibatkan
berkaratnya tulangan. Kantong udara juga
mengurangi lekatan antara beton dengan tulangan.

Beton yang dipadatkan dengan baik akan padat,


kuat dan mempunyai ketahanan yang tinggi.
Sebaliknya, beton yang pemadatannya kurang baik
akan lemah, ketahanannya lemah, porous dan
bersarang tawon (honey comb); atau dengan kata
lain: tidak berguna.

Konsolidasi adalah proses pemadatan beton segar


untuk pengecoran didalam acuan dan sekitar
bagian yang tertanam dan tulangan, dan untuk
menghilangkan udara terjebak atau pori udara
insidentil dalam beton.

5.3.2.1 Cara Pemadatan


Batang rojokan harus cukup panjang untuk
mencapai dasar acuan, dan cukup tipis
untuk lewat antara tulangan dan acuan.

Sekop dapat memperbaiki tampilan


permukaan. Sekop berulang dimasukkan
dan ditarik dari samping acuan, untuk
mendorong agregat kasar besar minggir
dari acuan dan menolong buih udara yang
terjebak untuk bergerak ke atas
permukaan.

5.3.2.1.1 Vibrator
Bila beton digetarkan, gesekan
antara butir agregat kasar

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 61 -
dihilangkan sementara beton
menjadi seperti cair. Ia settle di
dalam acuan di bawah aktivitas
gravitasi dan buih udara besar
yang terjebak lebih mudah naik
kepermukaan. Ada dua macam
penggetar (vibrator), yaitu
internal dan external.

5.3.2.1.1.1 Vibrator dalam


Vibrator dalam
(internal vibrator,
jarum penggetar)
langsung masuk
kedalam campuran,
dapat dipindahkan
dengan mudah.
Jarum bergetar
dengan kecepatan
lebih dari 7000 rpm.
Jarum dihubungkan
ke motor penggerak
oleh selang yang
fleksibel. Digunakan
diameter terbesar
yang dimungkinkan
oleh acuan maupun
tulangan. Pengaruh
vibrator pada beton
adalah sejauh radius
aksi. Makin besar
diameter, makin
besar radius aksinya.
Vibrator dimasukkan
kedalam beton

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 62 -
secara vertikal
hingga sedikit
menyentuh lapisan
sebelumnya (yang
seharusnya masih
belum mengeras)
agar dihasilkan
sambungan yang
baik antar kedua
lapisan. Pada plat
yang tipis mungkin
harus dimiringkan
agar kepala
penggetar terbenam
seluruhnya. Segera
terlihat permukaan
campuran menurun
dengan cepat.
Penggetaran
dianggap cukup,
tanda-tandanya
adalah perubahan
tampak permukaan,
timbulnya lapisan
tipis pasta yang
mengkilat, atau
naiknya buih-buih
besar udara yang
terjebak ke
permukaan. Kadang-
kadang dilakukan
dengan
membedakan
suaranya, yaitu

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 63 -
selesai bila suaranya
mulai konstan.
Bila telah cukup
maka penggetar
ditarik secara
perlahan sampai
bekas lubangnya
menutup kembali.
Bila tidak menutup
penggetar
dimasukkan kembali
di titik di dekatnya.
Vibrator tidak dipakai
untuk mendorong
karena akan
menyebabkan
pemisahan, terutama
pada campuran yang
sangat basah.
Vibrator tidak sampai
mengenai tulangan,
karena akan
mengganggu lekatan
dari bagian yang
mulai set.

5.3.2.1.1.2 Vibrator luar


Vibrator luar (external
vibrator – diluar
campuran) ada
beberapa jenis,
antara lain form
vibrator, meja
penggetar, vibrator
permukaan seperti

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 64 -
vibrating screeds,
plate vibrator,
vibrator roller
screeds, atau
vibratory hands floats
atau trowels.
Form vibrator
diikatkan ke bagian
luar dari bekisting.
Sering dipakai untuk
dinding yang tipis
atau yang padat
tulangan, untuk
membantu internal
vibrator dan untuk
campuran kental
dimana internal
vibrator tidak dapat
digunakan.
Penggetaran lebih
lama dari internal,
yaitu 1-2 menit,
hanya dapat
memadatkan setebal
30 cm.
Meja penggetar
dilengkapi dengan
kendali sehingga
frekuensi dan
amplitudo dapat
disesuaikan dengan
elemen yang
digetarkan.
Vibrating screeds
adalah screed yang

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 65 -
dipasangi mesin
getar, digunakan
pada lantai sampai
tebal 150 mm, yang
tanpa tulangan atau
dengan tulangan
ringan.

5.4. Penyelesaian (Finishing)


5.4.1 Menyelesaikan lantai
Penyelesaian lantai dilaksanakan dengan berbagai
cara, tergantung tujuan dan penggunaannya. Untuk
lantai yang akan dipasang tile, cukup diratakan saja
(strike off atau screeding. Kegiatan penyelesaian
terkoordinasi baik dengan kegiatan sebelumnya
seperti pengadukan, pengangkutan dan penuangan.

5.4.2 Strike off atau Screeding


Strike off atau screeding adalah membuang beton
yang kelebihan untuk meratakan permukaan.
Memakai tepian sesuai permukan yang diharapkan,
dengan gerakan seperti menggergaji.

5.4.3 Bullfloating atau Darby


Bullfloating atau darby dilakukan untuk
mengeliminasi bagian yang masih tinggi atau
rendah, dan untuk membenamkan agregat-agregat
besar. Langsung dikerjakan setelah strike off, yaitu
sesudah beton mulai mengikat ( + 2 jam setelah
pengecoran). Bagian yang berlubang diisi memakai
cetok (float) dari kayu atau baja. Jangan sampai
ada pendarahan air pada saat ini. Oleh karena itu
sebaiknya beton berkelecakan rendah dengan
kadar air cukup dan agregat halus tergradasi
dengan baik.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 66 -
5.4.4 Edging dan Jointing
Beton dipisahkan dari bekisting sedalam 25 mm
dengan trowel runcing. Ini memadatkan beton di
bagian tepi dan pada siar pelaksanaan. Jointing
mengeliminasi retak acak yang tampak jelek.
Sambungan kontrol dibuat dengan pencelah manual
(hand groover), gergaji listrik atau dengan
memasukkan lapisan material plastik, kedalam
beton yang plastis.

5.4.5 Floating
Dengan float tangan dari kayu atau logam, atau
mesin dengan bilah-bilah. Tujuannya untuk
membenamkan agregat yang persis dibawah
permukaan, menyingkirkan cacat, humps (tonjolan
kecil) dan rongga-rongga kecil (voids), memadatkan
mortar pada permukaan sebagai persiapan operasi
finishing dan menjaga permukaan tetap terbuka
sehingga kelengasan yang berlebihan dapat keluar.

Float membaut teksture yang rata (tetapi tidak licin),


yang mempunyai ketahanan slip yang baik.

5.4.6 Trowelling
Merupakan float dengan tekanan, untuk
mendapatkan permukaan yang padat, rata dan
kedap air, terutama pada lantai yang tidak akan
diberi penutup lagi. Ini dilakukan setelah beton
mulai set dan cukup keras untuk menerima tekanan
alat sehingga air dan material halus tidak naik
kepermukaan.

5.4.7 Brooming

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 67 -
Permukaan yang tahan slip dibuat dengan
brooming, sebelum beton mengeras secara
menyeluruh, tetapi cukup keras untuk membuat
goresan. Dapat di lakukan dengan sapu kawat baja
atau fiber.

5.4.8 Pola dan Tekstur


Fariasi pola (pattern) dan tekstur dapat dibuat untuk
penyelesaian dekoratif. Pola dibuat dengan strip
pemisah, takik atau dengan men-stempel
permukaan beton sebelum mengeras. Tekstur
dibuat dengan teknik khusus memakai mortar dash-
bound coat atau rock salt.

5.4.9 Joint / Siar (Sambungan)


Ada 3 jenis sambungan di lantai dan dinding, yaitu :
a. Siar isolasi
Untuk pergerakan differensial
b. Siar kontrol/pergerakan
Untuk differensial gerak tegak lurus bidang
dan memaksa agar retak akibat susut
pengeringan terjadi pada tempat yang
ditentukan.
c. Siar pelaksanaan / sambungan konstruksi
Untuk interupsi pengecoran di mana beton
baru akan dituangkan dan diletakkan kepada
yang sudah mengeras.

Siar kontrol dibuat paling ekonomis dengan


menggergaji, yaitu membuat celah menerus pada
bagian atas plat beton dengan mesin. Dapat
dengan hand-groovers atau memasang strip dari
kayu/metal, atau material join siap pakai.
Diharapkan retak terjadi disini, supaya tidak

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 68 -
menodai tampak arsitektural. Dibuat begitu beton
mulai mengeras.
Sambungan konstruksi dibuat karena tidak mungkin
untuk mengecor beton secara terus menerus. Ada
keterbatasan dari acuan maupun dari kapasitas
pengecorannya sendiri. Ikatan sambungan harus
baik, untuk menghindarai pergerakan atau
kebocoran. Sambungan harus sekuat beton itu
sendiri. Permukaan harus bersih, dilakukan dengan
menyiram atau dengan membersihkannya dengan
sikat baja, dilakukan sekitar 2 jam setelah
meletakkan.

Pada sambungan untuk beton yang kedap air perlu


teliti lagi. Permukaan sambungan perlu dikasarkan
untuk menambah ikatan. Sering dipakai lapisan dari
bahan karet atau bitumen yang dinamakan
waterstop, yang dicorkan setengahnya pada akhir
suatu pengecoran dan setengahnya lagi pada
pengecoran beton tahap berikutnya.

Lokasi dan type dari consctruction joint/siar harus


sesuai dengan pada gambar rencana atau
sebagaimana ditentukan Pengawas. Penambahan
construction joint/siar yang dikehendaki kontraktor
demi pertimbangan pelaksanaan, dengan mendapat
persetujuan pengawas / direksi terlebih dahulu.
Penentuan letak joint/siar tadi dengan
memperhatikan pola gaya-gaya yang bekerja
ataupun untuk menghindari terjadinya retak.

Pengecoran beton dilakukan secara menerus tanpa


berhenti. Bila terjadi penghentian dalam pengecoran
pada suatu lokasi dimana pada pengecoran
nantinya, beton baru tidak akan dapat tercampur

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 69 -
dengan beton lama, maka batas tadi harus
diperlakukan seperti conctruction joints, dimana
permukaan consctruction joints harus dikasarkan,
dibersihkan dengan air hingga bersih.

5.5. Perawatan (Curing)


Jumlah air di dalam beton cair sebenarnya sudah lebih
dari cukup untuk menyelesaikan reaksi hidrasi. Namu
sebagian air hilang karena menguap sehingga hidrasi
selanjutnya terganggu.
Karena hidrasi relatif cepat pada hari-hari pertama,
perawatan paling penting adalah pada umur mudanya.
Kehilangan air yang cepat juga menyebabkan beton
menyusut, terjadi tegangan tarik pada beton yang sedang
mengering sehingga dapat menimbulkan retak.
Perawatan perlu untuk mengisi pori-pori kapiler dengan
air, karena hidrasi terjadi di dalamnya.

5.5.1 jenis metode perwatan


5.5.1.1 Cara terus memberi air
Dengan menggenangi, membuat empung,
menyemprot, memberi kabut air atau
penutup yang basah, cocok untuk lantai.
Penutup bisa memakai karung goni, jerami,
terpal yang basah. Untuk beton yang tegak
seperti kolom , biarkan dulu bekistingnya
tetap terpasang dan disiram.

5.5.1.2 Cara mencegah hilangnya air dari


permukaan
Dengan lapisan tipis, dari kertas tak
tembus air (misalnya kertas aspal) atau
plastik, atau membran kimia, tanpa
tambahan air. Merupakan perlindungan air
didalam tidak menguap ke luar. Harus

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 70 -
segera dipasang setelah beton cukup
keras. Bagian tepi harus saling menumpuk
beberapa sentimeter lalu ditutup rapat
dengan pasir, papan, cellotape, mastic
(resin) atau lem. Jenis ini juga melindungi
beton dari gangguan aktivitas konstruksi.
Bila memakai mesin untuk area yang luas,
dengan spray atau nozzle. Umumnya
cukup sekali semprot, 3,5 – 5 m2 per liter,
juga dipakai bila metode yang lain tidak
mungkin dilaksanakan.

5.5.1.3 Cara mempercepat dicapainya kekuatan


dengan memberi panas dan kelengasan
Dengan uap air, coil pemanas atau
bekisting yang dipanaskan secara elektris.
Bila temperatur dinaikkan maka hidrasi
akan berlangsung lebih cepat sehingga
didapat kekuatan awal yang tinggi. Panas
diberikan dengan uap air sehingga beton
tetap dalam keadaan jenuh air.
Tujuan pemakaian uap air adalah untuk
mendapatkan kekuatan awal yang tinggi
dan supaya dapat cepat membongkar
acuan.

5.5.2 Lama Perawatan


Lama perawatan tergantung dari jenis semen,
kekuatan, cuaca, rasio permukaan terekpose per
volume, dan kondisi terekpose.

6. Penulangan dan Acuan


6.1. Penulangan

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 71 -
Pekerjaan penulangan memegang peranan penting dari
aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi tulangan
yang penting dalam kekuatan struktur bangunan.
Besi beton dipasang sebagimana pada gambar rencana.
Besi beton yang digunakan dengan mutu sesuai syarat
syarat teknis. Tulangan yang terpasang sesuai ukuran,
bentuk, panjang, posisi dan banyaknya dan diperiksa
setelah kondisi terpasang.

6.1.1 Pembersihan
Sebelum besi dipasang, besi beton harus dalam
keadaan bersih, bebas dari karat, kotoran lemak
atau material lain yang seharusnya tidak melekat
pada besi beton tadi yang dapat mengurangi atau
menghilangkan lekatan antara beton dan besi
beton, dan kebersihan ini harus tetap dijaga sampai
proses pengecoran beton.

6.1.2 Pemotongan dan Pembengkokan


Pemotongan dan pembengkokan yang tepat sangat
penting. Untuk pemotongan yang ekonomis, perlu
dibuat Bending Schedules.
Besi beton harus dibentuk dengan teliti hingga
mencapai bentuk dan dimensi sesuai gambar
rencana atau Bending Schedules yang disiapkan
oleh kontraktor dan disetujui Pengawas. Semua
proses pembengkokan harus dilakukan dengan
cara lambat, tekanan yang konstan. Kesemua
ujung-ujung pembesian harus mempunyai kait
sebagaimana ditentukan pada spesifikasi teknis.
Pembengkokan dengan cara dipanasi jika
diperlukan hanya dapat dilakukan apabila telah
mendapat ijin dari Pengawas.

6.1.3 Pelurusan

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 72 -
Besi tulangan tidak boleh dibengkokan dengan cara
yang dapat menyebabkan kerusakan pada besi
beton. Besi tulangan dengan kondisi yang tidak
lurus atau dibengkok dengan tidak sesuai gambar
tidak dipergunakan lagi.

6.1.4 Pemasangan
Besi beton dipasang dengan teliti agar sesuai
dengan gambar rencana, dan harus diikat dengan
kuat dengan menggunakan kawat pengikat dan
didudukan pada support dari beton atau besi
ataupun dengan hanger agar posisinya tidak
berubah selama proses pemasangan dan
pengecoran. Pengikat dan tumpuan dari besi tadi
tidak boleh menyentuh bidang bekisting dalam hal
beton yang dicor adalah beton exposed. Bila besi
tulangan didudukkan pada blok beton kecil, blok tadi
harus dibuat dari beton yang mutunya lebih tinggi
dari beton rencana dan bentuknya harus menjamin
didapatnya permukaan beton yang baik.
Suatu ketika mungkin diperlukan merakit tulangan
dahulu diluar bekisting baru kemudian meletakkan
sesuai posisinya.

6.1.5 Selimut Beton


Besi beton dipasang dengan minimum selimut
beton (concrete cover) sebagaimana pada gambar
rencana atau sebagaimana ditentukan Pengawas.

6.1.6 Sambungan Lewatan (Splicing)


1). Sambungan lewatan dibuat sesuai gambar
rencana, atau minimal mengikuti ketentuan
dalam spesifikasi teknis.
2). Bilamana dirasa perlu untuk melakukan
sambungan lewatan pada posisi lain dari

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 73 -
posisi pada gambar rencana, posisi tersebut
harus ditentukan oleh Pengawas. Sambungan
ini tidak diperkenankan diletakkan pada lokasi
tegangan yang minimum, dan penyambungan
pada besi beton yang letaknya bersebelahan
agar dilaksanakan dengan bergeser posisinya
(staggered). Bilamana dikehendaki suatu
panjang yang tanpa sambungan, panjang dari
batang tadi harus dibuat sepanjang yang bisa
dilakukan dengan tetap memperhatikan
panjang sambungan lewatan sebagaimana
ditentukan dalam Spesifikasi Teknis terkecuali
ditentukan lain.

6.1.7 Penulangan jaring Kawat baja Las (Wiremesh)


Jaringan kawat baja las (wiremesh) adalah
penulangan dari baja yang berbentuk pracetak
untuk menggantikan tulangan beton biasa pada plat
beton. Jaringan terbuat dari kawat baja bulat rata
yang ditarik dan dilas bersama dengan mesin las
otomatis. Proses penarikan kawat tersebut
menghasilkan penampang yang sangat seragam
dengan diameter yang akurat.

6.2. Acuan
Acuan adalah suatu konstruksi pembantu yang bersifat
sementara yang merupakan cetakan/mal (beserta
pelengkapnya) pada bagian samping dan bawah dari
suatu konstruksi beton yang dikehendaki

Persyaratan Acuan :
 Kuat
 Kokoh / stabil
 Tidak bocor
 Mudah dibongkar

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 74 -
 Ekonomis
 Bersih

Acuan diperlukan untuk membuat beton dengan ukuran,


bentuk, letak yang tepat, serta dengan kualitas
permukaan yang dikehendaki.

Acuan perlu dikerjakan, dibuka, dibersihkan dan disimpan


dengan baik.

6.2.2 Perencanaan
Acuan harus mampu menahan tekanan atau berat
dari beton yang masih basah, beban pelaksanaan,
tanpa menimbulkan distorsi, kebocoran,
keruntuhan, atau bahaya pada pekerja. Acuan
direncanakan sedemikian rupa sehingga mudah
dilaksanakan dan dilepas. Pengaturannya harus
memungkinkan orang dan peralatan untuk bekerja
dengan leluasa dalam proses pengecoran,
pemadatan, penyelesaian dan perawatan, dengan
alat-alat yang dimiliki. Pada sambungan harus
diusahakan agar rapat dan tidak terjadi kebocoran.

6.2.3 Bahan
Bahan acuan dapat berupa Kayu, tripleks, plywood,
multipleks, plat baja.

6.2.4 Jenis Acuan


6.2.4.1 Pondasi
Diantara jenis pondasi adalah pondasi
Setempat dan menerus, di mana pondasi
ini langsung bersatu dengan sloop.
Pemasangan papan acuan hanya untuk
sisi tegaknya saja, sedangkan sisi

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 75 -
miringnya, bila tidak terlalu curam tidak
perlu dipasang.
Pemasangan cetakan dilakukan setelah
pekerjaan pemasangan tulangan selesai.

Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi.


Sedangkan bentuk pondasi pada pekerjaan ini adalah sesuai dengan gambar rencana/
gambar kerja
Gambar Ilustrasi :

6.2.4.1.1 Langkah Kerja


1. Mempelajari gambar kerja
dan menghitung kebutuhan
bahan.
2. Peralatan keamanan dan
keselamatan kerja dipilih
dan dipakai secara benar.
3. Peralatan kerja dipilih dan
dipakai secara benar dan
dicek kemampuannya
4. Membuat papan duga
untuk menentukan letak
pondasi, meliputi benang
as maupun benang batas
kiri – kanan.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 76 -
5. Disamping mengerjakan
papan duga, dalam waktu
bersamaan dapat pula
dilakukan pekerjaan
pabrikasi tulangan
6. Setelah ditentukan letak
pondasi / as pondasi,
dilakukan pekerjaan
merangkai tulangan di
tempatnya
7. Tancapkan tiang D
berpatokan pada benang,
dengan jarak antar tiang
arah panjang dengan
ukuran sesuai lebar
pondasi.
8. Membuat cetakan A dan B
dengan lebar dan panjang
sesuai gambar.
9. Memasang papan C pada
tiang D. Cek kedataran
dengan waterpass.
10. Membuat papan siku E,
dipakukan pada papan C
dan tiang D. antara kiri dan
kanan dilevelkan
ketinggiannya. Cek
ketegakkan siku dengan
waterpass.
11. Memasang papan B dan
dilevelkan ketinggiannya
antara yang kiri dan kanan
12. Memasang cetakan A pada
siku E dengan cara
dipakukan.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 77 -
6.2.4.2 Kolom
Cetakan kolom bisa terbuat dari papan
maupun multipleks. Untuk kolom
berpenampang luas, apabila acuannya
menggunakan papan maka perlu
menyambung papan cetakan tersebut
dengan beberapa klam perangkai. Yang
perlu diperhatikan adalah kerapatan dari
sambungan – sambungan yang dibuat,
sehingga air semen tidak keluar melalui
celah – celah sambungan.

Pemasangan cetakan kolom dilakukan


setelah tulangan kolom terpasang di
tempatnya dengan bantuan penjaga jarak
atau beton deking . Kemudian dilakukan
pengecekan ketegakan bekisting kolom
dengan menggunakan unting – unting atau
theodolit. Untuk menstabilkan kedudukan,
ketegakan kolom dan kelurusan terhadap
kolom yang lain, dipasang skor.

Klam perangkai dibuat dengan


memanfaatkan sisa / potongan kayu yang
tidak terpakai, asalkan panjangnya masih
cukup panjang selebar cetakan yang akan
disambung dan lebar klam perangkai 10
cm.

Jarak klam tergantung dari besar kecilnya


kolom yang dibuat, semakin besar kolom
yang dibuat, semakin rapat jaraknya,
begitu pula sebaliknya.
 Bagian lebar cetakan =

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 78 -
b + (2x½d)
 Bagian panjang cetakan=
l + (2x½d)
 b = lebar kolom
 l = panjang kolom
 d = tebal dinding cetakan

Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi.


Sedangkan Material /Bahan yang digunakan pada pekerjaan ini adalah sesuai dengan
spesifikasi teknis/ atau Analisa Harga Satuan Pekerjaan/ atau atas Perintah Direksi
Gambar Ilustrasi :

Penjepit Cetakan
Fungsi penjepit ini adalah untuk menahan
cetakan agar tidak pecah ketika beton
dicor. Penjepit ini dipasang sesuai dengan
jarak klam perangkai yang dibuat. Panjang
penjepit tergantung dari ukuran kolom yang
dibuat.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 79 -
Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi.
Sedangkan Material /Bahan yang digunakan pada pekerjaan ini adalah sesuai dengan
spesifikasi teknis/ atau Analisa Harga Satuan Pekerjaan/ atau atas Perintah Direksi
Gambar Ilustrasi :

Pada bagian bawah cetakan kolom


dibuatkan lubang untuk membersihkan
kotoran yang ada di dalam cetakan kolom,
dan ditutup saat akan dilakukan
pengecoran.

6.2.4.2.1 Langkah Kerja


1. Mempelajari gambar kerja
dan menghitung kebutuhan
bahan.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 80 -
2. Peralatan keamanan dan
keselamatan kerja dipilih
dan dipakai secara benar.
3. Peralatan kerja dipilih dan
dipakai secara benar dan
dicek kemampuannya
4. Cetakan kolom bisa terbuat
dari papan maupun
multipleks. Apabila cetakan
menggunakan papan,
maka rangkaikan papan-
papan menggunakan klam
perangkai sesuai dengan
ukuran yang tercantum di
gambar kerja
5. Buat papan duga, tentukan
letak as kolom
6. Pasang tulangan beserta
penjaga jarak (tebal selimut
beton) pada tempatnya
7. Letakkan cetakan pada
tempatnya
8. Dirikan tiang perancah
dengan jarak antara tiang
perancah adalah lebar
kolom ditambah 2 kali 35
cm
9. Rangkaikan tiang acuan
dengan gelagar. Jarak
gelagar sama dengan jarak
klam perangkai, tetapi
diukur dari as klam
perangkai
10. Tiang acuan harus tegak

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 81 -
11. Memasang penjepit untuk
bagian atas dan bawah
terlebih dahulu, bagian
tengah menyusul setelah
cetakan kolom benar –
benar telah tegak
12. Untuk menegakkan kolom
dipakai unting – unting
13. Kedudukan kolom harus
benar – benar tegak dan
siku / lurus terhadap
kedudukan kolom yang lain

Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi.


Sedangkan Peletakan kolom pada pekerjaan ini adalah sesuai dengan gambar rencana/
gambar kerja
Gambar Ilustrasi :

6.2.4.3 Balok
Balok adalah salah satu elemen konstruksi
bangunan yang digunakan untuk
meneruskan beban dari lantai atau dinding
ke kolom

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 82 -
Cetakan balok bisa terbuat dari papan
maupun multipleks. Apabila acuannya
menggunakan papan maka perlu
menyambung papan cetakan tersebut
dengan beberapa klam perangkai. Yang
perlu diperhatikan adalah kerapatan dari
sambungan – sambungan yang dibuat,
sehingga air semen tidak keluar melalui
celah – celah sambungan

Untuk mencegah bagian bawah bekisting


terbuka saat beton dicor, harus dibuatkan
klam penjepit, dapat berupa papan ataupun
balok kayu ukuran menyesuaikan syarat
teknis pada bestek atau menurut pendapat
Direksi/Pengawas

Sedangkan untuk balok yang tingginya


lebih dari 55 cm, pada cetakan samping
perlu ditahan untuk menahan lentur dan
dibuatkan skor

Acuan dapat menumpu pada satu tiang


ataupun dua tiang, sesuai keperluannya.
Apabila menggunakan satu tiang maka
peletakan tiang dipasang di tengah, dan
bila menggunakan dua tiang maka
peletakannya pada bagian tepi

Jarak antar tiang arah memanjang dibuat


sama dengan jarak klam perangkai,
sedang jarak antar tiang arah lebarnya
tergantung dari lebar balok

Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi.


Metode Pelaksanaan Pekerjaan Sedangkan Material /Bahan yang digunakan pada pekerjaan ini adalah sesuai dengan
spesifikasi teknis/ atau Analisa Harga Satuan Pekerjaan/ atau atas Perintah Direksi
Gambar Ilustrasi : - 83 -
Untuk perancah dari kayu untuk menyetel
ketinggian, di bagian bawah tiang perancah
diberi baji, sehingga akan memudahkan
menaik-turunkan ketinggian yang
ditentukan. Sedangkan bila perancah dari
baja untuk menyetel ketinggian sudah
terdapat ulir yang berfungsi untuk menaik -
turunkan ketinggian tiang perancah.
Dibawah tiang perancah dipakai papan
alas

6.2.4.3.1 Langkah Kerja


1. Mempelajari gambar kerja dan
menghitung kebutuhan bahan.
2. Peralatan keamanan dan
keselamatan kerja dipilih dan dipakai
secara benar.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 84 -
3. Peralatan kerja dipilih dan dipakai
secara benar dan dicek
kemampuannya
4. Cetakan balok bisa terbuat dari
papan maupun multipleks. Apabila
cetakan menggunakan papan, maka
rangkaikan papan-papan
menggunakan klam perangkai sesuai
dengan ukuran yang tercantum di
gambar kerja.
5. Dirikan tiang perancah dengan jarak
antara tiang perancah sama dengan
jarak klam perangkai
6. Tiang perancah dikakukan ke arah
panjangnya dengan skor
7. Menimbang dan memasang gelagar
8. Letakkan cetakan pada tempatnya di
atas gelagar
9. Pasang klam penjepit dan skor atas
10. Pasang tulangan beserta penjaga
jarak (tebal selimut beton) pada
tempatnya
11. Periksa kesikuan balok dan
sambungan antara balok dan kolom.

Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi.


Sedangkan Material /Bahan yang digunakan pada pekerjaan ini adalah sesuai dengan
spesifikasi teknis/ atau Analisa Harga Satuan Pekerjaan/ atau atas Perintah Direksi, dan
Peletakan balok adalah sesuai dengan gambar rencana/ gambar kerja
Gambar Ilustrasi :

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 85 -
6.2.4.4 Lantai
Untuk perancah dari kayu untuk menyetel
ketinggian, di bagian bawah tiang perancah
diberi baji, sehingga akan memudahkan
menaik-turunkan ketinggian yang
ditentukan. Sedangkan bila perancah dari
baja untuk menyetel ketinggian sudah
terdapat ulir yang berfungsi untuk menaik -
turunkan ketinggian tiang perancah.
Tiang perancah dipasang di atas landasan
papan . Tiang – tiang tersebut diperkuat
dengan skor, dan jika terlalu tinggi
dipasang papan pencegah tekuk.
Gelagar dipakukan pada tiang bagian atas
sesuai dengan ketinggian yang ditentukan
dengan bantuan benang. Untuk
menentukan ketinggian gelagar, dipasang
profil, atau menggunakan batas tepi
cetakan balok bagian dalam. Pemasangan
dimulai dari tepi ke bagian tengah.
Pada pembuatan acuan lantai, yang perlu
diperhatikan adalah ketinggian dari lantai,
di samping konstruksi cetakan yang harus
kuat, kokoh dan stabil karena cetakan

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 86 -
lantai merupakan cetakan yang luas dan
menahan beban yang berat.
Bahan yang digunakan multipleks karena
permukaannya yang luas dan rata.

Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi.


Sedangkan Material /Bahan yang digunakan adalah sesuai dengan spesifikasi teknis/
atau Analisa Harga Satuan Pekerjaan/ atau atas Perintah Direksi
Gambar Ilustrasi :

6.2.4.4.1 Langkah Kerja


1. Mempelajari gambar kerja
dan menghitung kebutuhan
bahan.
2. Peralatan keamanan dan
keselamatan kerja dipilih
dan dipakai secara benar.
3. Peralatan kerja dipilih dan
dipakai secara benar dan
dicek kemampuannya
4. Dirikan tiang perancah
yang akan digunakan untuk
menimbang gelagar

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 87 -
5. Menimbang gelagar
6. Dirikan tiang perancah
yang lain
7. Tiang perancah dikakukan
ke arah panjangnya
dengan skor
8. Memasang gelagar
9. Memasang cetakan lantai
di atas gelagar yang sudah
terpasang

6.2.4.5 Tangga
Jika letak tangga menumpu pada balok,
maka cetakan balok dibuatkan coakan.
Penulangan dipasang setelah cetakan
tangga dan klos untuk cetakan optrade
dipasang. Setelah penulangan selesai
kemudian dipasang cetakan optrade

6.2.4.5.1 Langkah Kerja


1. Mempelajari gambar kerja
dan menghitung kebutuhan
bahan.
2. Peralatan keamanan dan
keselamatan kerja dipilih
dan dipakai secara benar.
3. Peralatan kerja dipilih dan
dipakai secara benar dan
dicek kemampuannya
4. Mendirikan tiang perancah,
jangan lupa diskor.
Sebelum pemasangan
tiang dikerjakan harus
diukur dahulu tinggi tiang
yang dibutuhkan, dengan

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 88 -
cara menarik benang dari
lantai atas ke lantai bawah
sepanjang bentang tangga
yang telah direncanakan.
Kemudian letakan tiang-
tiang dengan diberi alas
dari papan pada tempat
yang telah diukur tetapi
ukurannya dikurangi
sedikit dengan maksud
agar lebih memudahkan
penimbangan Gelagar.
5. Menimbang dan
memasang gelagar.
Jika pemasangan tiang
telah selesai, lanjutkan
dengan penimbangan dan
pemasangan gelagar.
Penimbangan gelagar
untuk bordes tangga
hampir sama dengan
penimbangan gelagar
untuk cetakan lantai.
Penimbangan gelagar
untuk plat tangga hampir
sama dengan
penimbangan gelagar
untuk cetakan lantai, hanya
benang pedoman tidak
horizontal, tetapi sesuai
dengan kemiringan tangga.
6. Memasang lantai cetakan
sesuai dengan lebar
tangga rencana.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 89 -
7. Pemasangan dinding tride,
melukis optrade pada
cetakan samping dan
pemasangan papan
pencetak optrade.
Jika tepi lantai sudah
sesuai dengan lebar
tangga rencana, baru
dinding cetakan dipasang
pada tepi lantai cetakan,
berdiri vertikal lalu ditopang
bagian atasnya dengan
tiang sedangkan bagian
bawahnya ditahan oleh
papan penguat.
Setelah tulangan tangga
dipasang dan dirangkai,
selanjutnya dipasang
papan pencetak optrade.
Pemasangan papan
pencetak optrade harus
diperkuat oleh klos yang
dipakukan pada dinding
cetakan. Pada bagian
tengah papan ini diberi
paku dengan sebilah kayu
yang dipasang miring dari
atas ke bawah.

6.3. Penyangga
Acuan dapat runtuh akibat cara pemasangan penyangga
yang salah atau karena memakai penyangga yang tidak
memenuhi syarat. Selain berat sendiri dari beton yang
masih basah, perlu diperhitungkan juga beban

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 90 -
pelaksanaan. Adalah perlu memberikan ikatan lateral
(bracing) yang cukup untuk mencegah faktor tekuk.

Bahan penyangga dapat berupa kayu maupun baja.


Untuk kayu dapat berupa kayu bulat, kayu usuk/ balok
dari bermacam-macam jenis kayu. Penyangga dari baja
umumnya berbentuk standar dalam bentuk milik, ataupun
disewa. Kapasitas penyangga akan berkurang bila tidak
tegak atau bila bebannya tidak sentris. Selain itu pada
dasar penyangga diberi pijakan yang kokoh berupa papan
untuk berpijak.

6.4. Membongkar Bekisting


Secara umum baik untuk membiarkan bekisting tetap
ditempat selama mungkin, namun untuk finishing tertentu
(rub finish), bekisting harus cepat dibuka.

Pembongkaran bekisting dilakukan secara benar dan hati


– hati agar permukaan beton tidak rusak akibat pekerjaan
bongkaran dan bahan bekisting dapat digunakan lagi
untuk kegiatan lain.

Pembongkaran cetakan/ bekisting dilakukan sampai


beton cukup kuat menahan tegangan akibat berat sendiri
dan beban kerja atau setelah waktu minimal untuk
masing-masing jenis konstruksi sesuai spesifikasi teknis
dan dengan persetujuan pihak pengawas/ direksi.

Pembongkaran cetakan/ bekisting dilakukan setelah


waktu minimal yang dicantumkan dibawah ini :
Sloof minimal 7 hari.
Kolom dan balok (cetakan tepi) minimum 7 hari,
cetakan bawah balok minimum 21 hari.
Plat lantai minimum 21 hari.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 91 -
Namun bilamana akibat pembongkaran cetakan, pada
bagian konstruksi akan bekerja beban-beban yang lebih
tinggi dari pada beban rencana, maka cetakan tidak
dibongkar selama dalam keadaan tetap berlangsung

6.4.1 Menambal dan membersihkan


Setelah bekisting dibongkar, semua tonjolan (bila
ada) dibuang dengan ditatah, lubang-lubang seperti
bekas pengikat bila ada harus diisi keculai untuk
dekorasi. Bercak – bercak diangkat supaya warna
beton seragam (untuk beton terekpose).

Lubang-lubang kecil tetapi dalam, seperti lubang


baut dan tie rod (bila ada) diisi dry-pack mortar 1
semen :2,5 pasir halus (lolos ayakan no. 16) dan
sedikit air.

Bagian sarang tawon /honey comb (bila ada)


dibuang sampai ketemu beton yang baik. Tepi-tepi
dipotong lurus dan tegak lurus permukaan. Sebelum
menambal, beton harus dibasahi dahulu. Suatu
grout ( 1 semen, 1 pasir lolos ayakan no. 30 dan air)
dilaburkan dengan kuas. Lapisan baru harus segera
diberikan sebelum grout ini kering agar didapatkan
rekatan yang baik.

C. Checkpoint
Peralatan keamanan dan keselamatan kerja dipilih dan dipakai
secara benar.
Peralatan kerja dipilih dan dipakai secara benar dan dicek
kemampuannya.

Adukan beton dibuat didasarkan pada trial mix dan perencanaan


campuran (mix design) dan dengan cara – cara pengerjaan beton
sedemikian rupa sehingga menghasilkan beton yang sesuai dengan

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 92 -
tujuan penggunaan beton, kondisi exposure, ukuran, dan bentuk
section, sifat fisik beton (kekuatan) yang dibutuhkan.

1. Pekerjaan Pondasi ………………


Fase pembangunan pondasi dapat dimulai setelah
mendapatkan data kekuatan dukung tanah dan jenis kriteria
pondasi yang dibutuhkan. Fase ini selesai apabila pondasi telah
dibangun dengan kriteria kekuatan yang diperlukan bangunan
diatasnya sesuai syarat – syarat teknis dan gambar rencana/
gambar kerja.

Adapun data-data ketentuan Pondasi adalah sebagai berikut :


- Beton yang digunakan adalah Jenis Beton Ready-mix
- Mutu beton K400 (fc’30 Mpa)
- Baja Tulangan ulir, Ø > 10 mm BJTP40 (fy = 400 Mpa)
- Dimensi Pondasi : Sesuai gambar rencana/ gambar kerja

Metode konstruksi untuk pekerjaan pondasi yaitu:


1). Penggalian tanah pondasi
2). Pasir Urug
3). Lantai Kerja
4). Pekerjaan bekisting
5). Penulangan pondasi
6). Pengecoran
7). Penyelesain (finishing)
8). Perawatan (curing).
9). Membongkar Bekisting

1). Pekerjaan Galian Tanah Pondasi


Pelaksanaan pekerjaan galian sebagaimana diuraikan
pada metode kerja galian tanah

2). Pasir Urug


Pelaksanaan pekerjaan pasir urug sebagaimana
diuraikan pada metode kerja pasir urug

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 93 -
3). Pekerjaan Lantai Kerja
Pelaksanaan pekerjaan lantai kerja sebagaimana
diuraikan pada metode kerja lantai kerja

4). Pekerjaan Bekisting


Metode kerja bekisting pondasi adalah sebagaimana
yang telah diuraikan pada metode pekerjaan beton
sebelumnya.

5). Pekerjaan Penulangan


Metode kerja penulangan pondasi adalah sebagaimana
yang telah diuraikan pada metode pekerjaan beton
sebelumnya., dan :
a) Perakitan tulangan
Perakitan tulangan dilakukan di luar tempat
pengecoran di lokasi proyek agar setelah dirakit
dapat langsung dipasang dan proses pembuatan
pondasi dapat berjalan lebih cepat.
Cara perakitan tulangan :
 Mengukur panjang untuk masing-masing tipe
tulangan yang dapat diketahui dari ukuran
pondasi.
 Mendesign bentuk atau dimensi dari tulangan
dengan memperhitungkan bentuk-bentuk tipe
tulangan yang ada pada pondasi tersebut.
 Merakit satu per satu bentuk dari tipe tulangan
pondasi dengan bendrat (kawat ikat atau
kawat beton) agar kokoh dan tulangan tidak
terlepas.

b) Pemasangan Tulangan
Setelah merakit tulangan pondasi maka lakukan
pemasangan tulangan.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 94 -
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan
tulangan:
 Hasil rakitan tulangan dimasukan kedalam
bekisting dan diletakkan tegak lurus
permukaan lantai kerja dengan bantuan
waterpass.
 Rakitan tulangan ditempatkan tidak langsung
bersentuhan dengan lantai kerja, yaitu dengan
menggunakan penjaga jarak atau beton
deking agar ada jarak antara tulangan dan
permukaan lantai kerja untuk
melindungi/melapisi tulangan dengan beton
(selimut beton) dan tulangan tidak menjadi
karat.
 Setelah dipastikan rakitan tulangan benar-
benar stabil, maka dapat langsung melakukan
pengecoran.

6). Pekerjaan Pengecoran


Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah :
• Semen Portland.
• Agregat halus
• Agregat kasar
• Air.
• Additives (Jika diperkenankan dan disyaratkan
dalam syarat-syarat teknis dalam bestek. Jenis ,
merek serta pemakaiannya sesuai syarat-syarat
teknis dan dengan persetujuan direksi).

Tahap-tahap pekerjan pengecoran pondasi yaitu :


[UNTUK BETON SEGAR pengadukan DENGAN
MOLLEN/MIXER]
1. Penakaran (batching)
Ini adalah proses untuk mengukur proporsi dan
material beton sebelum dimuat kedalam pengaduk

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 95 -
(mixer). Besarnya proporsi masing-masing bahan
didapat dari perencanaan campuran (mix design).
Proses penakaran yang paling akurat adalah
dengan menimbangnya.

2. Pencampuran / pengadukan (mixing)


Sebelum pencampuran, bahan-bahan pembuat
beton ditimbang menggunakan peralatan
penimbang sesuai dengan mix design.

2.1 Urutan Pencampuran :


Karena didalam pengecoran ini diasumsikan
memakai mollen/mixer, maka pengadukan
bahan material dimasukan kedalam sebuah
tabung mollen/mixer dengan urutan
memasukkan sedikit air terlebih dahulu
selanjutnya Agregat kasar, kemudian semen,
lalu agregat halus, dan sisa air dimasukkan
setelah seluruh material masuk.

2.2 Waktu Pencampuran


Pencampuran dilakukan untuk mendapatkan
campuran yang seragam. Pengadukan
dikerjakan dengan memakai mesin pengaduk
dan lamanya pengadukan sesuai kapasitas
mesin pengaduk.

Untuk campuran dengan kelecakan rendah


memerlukan pengadukan lebih lama. Agregat
yang menyerap air juga memerlukan waktu
yang lebih lama untuk pori meyerap air.

Setelah selesai pengadukan, adukan beton


memperlihatkan susunan dan warna yang
merata dan pekerjaan ini diawasi oleh

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 96 -
seorang ahli, dilakukan pengambilan benda
uji dan test slump dari mesin pengaduk. Jika
tidak memenuhi syarat maka adukan beton
tidak digunakan, dan dilakukan pencampuran
ulang sehingga memenuhi syarat.

3. Pengangkutan (transporting)
Ada 3 macam gerakan dalam pengangkutan, yaitu
dari pengaduk sampai ke lokasi, dari lokasi ke
bagian yang di cor.
Dari mesin pengaduk sampai ke site, pemindahan
beton dari site ke bagian yang dicor dilakukan
dengan peralatan yang sesuai.

4. Penuangan (Placing) dan Pemadatan (compacting).


Beton dituangkan sedekat mungkin dengan
kedudukan rencana dengan secepat dan seefesien
mungkin, sehingga pemisahan dapat dihindari dan
beton dapat dipadatkan secara penuh.
Campuran dituangkan kedalam bekisting yang
sudah diletakkan tulangan dengan cara bertahap
sedikit demi sedikit dengan bantuan sendok
spesi/cetok agar semua material campuran dapat
masuk ketempat pengecoran dan tidak ada celah
yang kosong dan lebih padat. Beton dipadatkan
menggunakan vibrator.

Yang harus dihindari :


a. Pemisahan/segregasi.
b. Kehilangan kelecakan (slump loss).
c. Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi
kasar (harsh) dan tidak lecak.

[UNTUK BETON READY MIX]

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 97 -
1. Pemesanan
Diperlukan kerja sama yang baik dengan pemasok
beton jadi pada semua tahap, mulai dari
pemesanan sampai penuangan.
Syarat beton maupun jumlah kubikasi dari setiap
campuran diberitahukan kepada pemasok, dimana
perencanaan mix design dilakukan oleh pemasok,
atau dengan memberikan perbandingannya,
dengan disertai kelecakan yang disyaratkan. Juga
dapat dilakukan pemesanan khusus, misalnya
menggunakan agregat tertentu, atau semen
tertentu, atau menambahkan bahan kimia pembantu
tertentu.

Ada 3 jenis pencampuran :


1. Transh-mixed concrete, dicampur
sepenuhnya dalam truk pengaduk.
2. Central-mixed concrete, dicampur
sepenuhnya dalam mixer tetap dan dikirim
dengan truk agitator.
3. Shrink-mixed, dicampur sebagian di dalam
mixer tetap dan disempurnakan di dalam truk
mixer. Kecepatan pengadukan umumnya
sekitar antara 2 sampai 6 rpm.

Truk mixer digunakan dengan 2 cara :


1. Sebagai agitator. Dalam perjalanan drum
mixer berputar secara perlahan dengan
kecepatan 1 atau 2 rpm. Ketika tiba
dilapangan kecepatan ditambah menjadi 10
atau 15 rpm selama sedikitnya 3 menit.
2. Sebagai truk mixer. Setelah air ditambahkan
dilapangan, harus diputar 100 kali. Secara
umum drum mixer perlu diputar sebanyak 10

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 98 -
sampai 15 putaran per menit dengan waktu 7
– 10 menit.
Truk mixer dapat menuang campuran
3
sebanyak 0,5m per menit, sehingga seluruh
mix diatas truk dapat dituangkan hanya dalam
waktu 10 menit. Diusahakan beton dapat
dituang selambat-lambatnya 30 menit setelah
tiba dilapangan.
Diusahakan agar truk sedekat mungkin
dengan tempat pengecoran.

2. Pengangkutan (transporting)
Sebelum adukan beton dipindahkan dari truk mixer
ke lokasi/site , dilakukan pengambilan benda uji dan
test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi
syarat maka adukan beton ditolak, dan dilakukan
pemesanan ulang sehingga memenuhi syarat.

Bila memenuhi syarat maka ada 3 macam gerakan


dalam pengangkutan, yaitu dari truk mixer ke
lokasi/site, dari lokasi ke bagian yang di cor.
Dari truk mixer ke site, pemindahan beton dari site
ke bagian yang dicor dilakukan dengan peralatan
yang sesuai.

3. Penuangan (Placing) dan Pemadatan (compacting).


Beton dituangkan sedekat mungkin dengan
kedudukan rencana dengan secepat dan seefesien
mungkin, sehingga pemisahan dapat dihindari dan
beton dapat dipadatkan secara penuh.
Campuran dituangkan kedalam bekisting yang
sudah diletakkan tulangan dengan cara bertahap
sedikit demi sedikit dengan bantuan sendok
spesi/cetok agar semua material campuran dapat
masuk ketempat pengecoran dan tidak ada celah

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 99 -
yang kosong dan lebih padat. Beton dipadatkan
menggunakan vibrator.

Yang harus dihindari :


a. Pemisahan/segregasi.
b. Kehilangan kelecakan (slump loss).
c. Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi
kasar (harsh) dan tidak lecak.

7). Penyelesain (finishing)


Permukaan pondasi cukup diratakan (strike off atau
screeding) sesuai kedataran / kemiringan sebagaimana
gambar rencana/ gambar kerja

8). Perawatan (curing).


Karena hidrasi relatif cepat pada hari-hari pertama,
perawatan paling penting adalah pada umur mudanya.

9). Membongkar Bekisting


Pembongkaran bekisting dilakukan secara benar dan hati –
hati agar permukaan beton tidak rusak akibat pekerjaan
bongkaran dan bahan bekisting dapat digunakan lagi untuk
kegiatan lain.

Pembongkaran cetakan/ bekisting dilakukan sampai beton


cukup kuat menahan tegangan akibat berat sendiri dan
beban kerja atau setelah waktu minimal untuk masing-
masing jenis konstruksi sesuai spesifikasi teknis dan
dengan persetujuan pihak pengawas/ direksi.

2. Sloof
Pekerjaan sloof dapat segera dilaksanakan setelah pekerjaan
pondasi dan pemasangan bata 1 bata pondasi menerus
selesai.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 100 -
Pekerjaan Sloof tidak bisa dipisahkan pengerjaannya dengan
kolom, karena saat pengecoran sloof dilakukan maka kerangka
besi kolom tiang harus sudah terpasang dan ter-cor bersamaan
dengan sloof.

Fase ini selesai apabila sloof yang dibangun mampu secara


teknis menopang beban yang dibutuhkan sesuai syarat – syarat
teknis dan gambar.

Sloof berfungsi mendistribusikan beban dari bangunan atas ke


pondasi, sehingga beban yang tersalurkan setiap titik di
pondasi tersebar merata. Selain itu sloof juga berfungsi sebagai
pengunci dinding dan kolom agar tidak roboh apabila terjadi
pergerakan tanah.

Adapun data-data ketentuan Sloof adalah sebagai berikut :


- Beton yang digunakan adalah Jenis Beton Ready-mix
- Mutu beton K400 (fc’30 Mpa)
- Baja Tulangan Pokok ulir, Ø > 10 mm BJTP40 (fy = 400
Mpa)
- Baja Tulangan Sengkang, Ø < 10 mm BJTP24 (fy = 240
Mpa)
- Dimensi Sloof : Sesuai gambar rencana/ gambar kerja

Metode konstruksi untuk pekerjaan sloof yaitu:


1). Penulangan Sloof
2). Bekisting Sloof
3). Pengecoran Sloof
4). Penyelesain (finishing)
5). Perawatan (curing).
6). Membongkar Bekisting

1). Penulangan Sloof

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 101 -
Tulangan balok sloof dipasangkan sejajar dengan arah
pasangan pondasi lajur dan sebelum pemasangan
terlebuh dahulu dilakukan pembersihan dari cley (tanah)
pada area tata letak sloof.

Pemasangan tulangan sloof berkaitan pada tulangan


kolom. Tulangan ditempatkan tidak langsung bersentuhan
dengan pondasi lajur, yaitu dengan menggunakan
penjaga jarak atau beton deking agar ada jarak antara
tulangan dan permukaan pondasi lajur untuk
melindungi/melapisi tulangan dengan beton (selimut
beton) dan tulangan tidak menjadi karat.

Pada saat proses pekerjaan pemasangan tulangan sloof


hal penting yang perlu diperhatikan adalah
penyambungan pada belokan atau pertemuan ujung
rangkaian satu dengan lainnya (detail sambungan).

Perakitan tulangan sloof harus sesuai dengan gambar


rencana / gambar kerja

Langkah pekerjaan penulangan adalah sebagai berikut :


1. Setelah pondasi lajur selesai dan kolom pada
pondasi tapak telah dicor, selanjutnya rakit tulangan
sloof diatas pondasi lajur.
2. Lakukan pemotongan dan pembengkokan tulangan
longitudinal/ memanjang, dan tulangan sengkang;
3. pekerjaan berlanjut pada perakitan tulangan sloof
berkaitan pada tulangan kolom;
4. rakit tulangan dengan cara tulangan longitudinal/
memanjang dipasang dengan cara dimasukkan satu
per satu kedalam tulangan sengkang sesuai
gambar rencana/gambar kerja, kemudian diikat
dengan bendrat (kawat ikat atau kawat beton);

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 102 -
5. periksa kesikuan sloof dan sambungan antara sloof
dan kolom.

2). Bekisting Sloof


Bekisting sloof dibuat sebagai acuan pembentukan
dimensi sloof yang diinginkan sesuai gambar. Bekisting
sloof ini menggunakan multiplek/papan dan balok kayu
dengan ketentuan sebegai berikut :
1. Setelah tulangan sloof selesai, pasang papan
bekisting untuk sloof.
2. Bekisting dibuat dan dipasang sesuai dengan
bentuk, ukuran dan posisi seperti yang disyaratkan
pada gambar.
3. Bekisting harus kuat untuk memikul tekanan atau
beban yang diakibatkan oleh beton basah, beban
pelaksanaan dan beban-beban lainnya.
4. Bekisting harus cukup kaku (stabil) artinya harus
dapat menghasilkan bentuk yang tetap untuk sloof
sesuai yang direncanakan.
5. Perencanaan bekisting didasarkan oleh kemudahan
pemasangan, kemudahan pembongkaran,
kecepatan pemasangan.
6. Sambungan bekisting harus baik sehingga tidak
rusak/bocor pada saat pelaksanaan pengecoran
dan juga tidak merusak beton.
7. Pemasangan bekisting harus benar-benar sesuai
dengan gambar rencana/ gambar kerja baik secara
vertikal maupun horizontal.
8. Untuk memperoleh permukaan yang halus, dan
bekisting mudah untuk dibuka, maka pada
permukaan bekisting diolesi dengan minyak
bekisting.

3). Pengecoran Sloof

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 103 -
Pelaksanaan pengecoran beton sloof dilakukan setelah
pekerjaan tulangan dan pemasangan bekisting selesai,
dimana pengecoran dimulai dari balok terujung.

Sebelum pelaksanaan pengecoran, dilakukan hal-hal


sebagai berikut :
1. Memeriksa jumlah, letak, jarak antara panjang
penyaluran, panjang penjangkaran, diameter
tulangan, beton decking, yang harus sesuai dengan
gambar rencana/gambar kerja. Diperiksa pula
posisi bekisting agar cukup kokoh menahan beban.
2. Membersihkan bekisting dan tulangan dari segala
jenis sampah dan kotoran dengan kompresor.
3. Lubang-lubang / pipa-pipa untuk instalasi dan lain-
lain harus terpasang dengan baik [berlaku hanya
bila pada gambar rencana/gambar kerja diperlukan
lubang-lubang / pipa-pipa untuk instalasi dan lain-
lain].

Setelah hal-hal tersebut diatas telah dilaksanakan maka


pengecoran dapat dilaksanakan.

Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah :


• Semen Portland.
• Agregat halus
• Agregat kasar
• Air.
• Additives (Jika diperkenankan dan disyaratkan
dalam syarat-syarat teknis dalam bestek. Jenis ,
merek serta pemakaiannya sesuai syarat-syarat
teknis dan dengan persetujuan direksi).

Tahap-tahap pekerjan pengecoran sloof yaitu :


[UNTUK BETON SEGAR pengadukan DENGAN
MOLLEN/MIXER]

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 104 -
1. Penakaran (batching)
Ini adalah proses untuk mengukur proporsi dan
material beton sebelum dimuat kedalam pengaduk
(mixer). Besarnya proporsi masing-masing bahan
didapat dari perencanaan campuran (mix design).
Proses penakaran yang paling akurat adalah
dengan menimbangnya.

2. Pencampuran / pengadukan (mixing)


Sebelum pencampuran, bahan-bahan pembuat
beton ditimbang menggunakan peralatan
penimbang sesuai dengan mix design.

2.1 Urutan Pencampuran :


Karena didalam pengecoran ini diasumsikan
memakai mollen/mixer, maka pengadukan
bahan material dimasukan kedalam sebuah
tabung mollen/mixer dengan urutan
memasukkan sedikit air terlebih dahulu
selanjutnya Agregat kasar, kemudian semen,
lalu agregat halus, dan sisa air dimasukkan
setelah seluruh material masuk.

2.2 Waktu Pencampuran


Pencampuran dilakukan untuk mendapatkan
campuran yang seragam. Pengadukan
dikerjakan dengan memakai mesin pengaduk
dan lamanya pengadukan sesuai kapasitas
mesin pengaduk.

Untuk campuran dengan kelecakan rendah


memerlukan pengadukan lebih lama. Agregat
yang menyerap air juga memerlukan waktu
yang lebih lama untuk pori meyerap air.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 105 -
Setelah selesai pengadukan, adukan beton
memperlihatkan susunan dan warna yang
merata dan pekerjaan ini diawasi oleh
seorang ahli, dilakukan pengambilan benda
uji dan test slump dari mesin pengaduk. Jika
tidak memenuhi syarat maka adukan beton
tidak digunakan, dan dilakukan pencampuran
ulang sehingga memenuhi syarat.

3. Pengangkutan (transporting)
Ada 3 macam gerakan dalam pengangkutan, yaitu
dari mesin pengaduk sampai ke lokasi/site, dari
lokasi ke bagian yang di cor.
Dari mesin pengaduk sampai ke site, pemindahan
beton dari site ke bagian yang dicor dilakukan
dengan peralatan yang sesuai.

4. Penuangan (Placing).
Beton dituangkan sedekat mungkin dengan
kedudukan rencana dengan secepat dan seefesien
mungkin, sehingga pemisahan dapat dihindari dan
beton dapat dipadatkan secara penuh.

Beton dituangkan kedalam bekisting yang sudah


diletakkan tulangan dalam lapisan-lapisan yang
seragam. Menuang tidak dalam tumpukan yang
besar atau miring karena akan terjadi pemisahan.

Tiap lapisan dipadatkan terlebih dahulu sebelum


dituangi lagi dengan lapisan baru, dihindari
terjadinya lapisan dingin (cold joint)..

Yang harus dihindari :


a. Pemisahan/segregasi.
b. Kehilangan kelecakan (slump loss).

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 106 -
c. Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi
kasar (harsh) dan tidak lecak.

5. Pemadatan (compacting)
Beton dipadatkan menggunakan vibrator. Vibrator
dimasukkan kedalam beton secara vertikal. Segera
terlihat permukaan campuran menurun dengan
cepat.
Penggetaran dianggap cukup, tanda-tandanya
adalah perubahan tampak permukaan, timbulnya
lapisan tipis pasta yang mengkilat, atau naiknya
buih-buih besar udara yang terjebak ke permukaan.
Kadang-kadang dilakukan dengan membedakan
suaranya, yaitu selesai bila suaranya mulai konstan.
Bila telah cukup maka penggetar ditarik secara
perlahan sampai bekas lubangnya menutup
kembali. Bila tidak menutup penggetar dimasukkan
kembali di titik di dekatnya. Vibrator tidak dipakai
untuk mendorong karena akan menyebabkan
pemisahan, terutama pada campuran yang sangat
basah. Vibrator tidak sampai mengenai tulangan,
karena akan mengganggu lekatan dari bagian yang
mulai set.

[UNTUK BETON READY MIX]


1. Pemesanan
Diperlukan kerja sama yang baik dengan pemasok
beton jadi pada semua tahap, mulai dari
pemesanan sampai penuangan.
Syarat beton maupun jumlah kubikasi dari setiap
campuran diberitahukan kepada pemasok, dimana
perencanaan mix design dilakukan oleh pemasok,
atau dengan memberikan perbandingannya,
dengan disertai kelecakan yang disyaratkan. Juga
dapat dilakukan pemesanan khusus, misalnya

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 107 -
menggunakan agregat tertentu, atau semen
tertentu, atau menambahkan bahan kimia pembantu
tertentu.

Ada 3 jenis pencampuran :


1. Transh-mixed concrete, dicampur
sepenuhnya dalam truk pengaduk.
2. Central-mixed concrete, dicampur
sepenuhnya dalam mixer tetap dan dikirim
dengan truk agitator.
3. Shrink-mixed, dicampur sebagian di dalam
mixer tetap dan disempurnakan di dalam truk
mixer. Kecepatan pengadukan umumnya
sekitar antara 2 sampai 6 rpm.

Truk mixer digunakan dengan 2 cara :


1. Sebagai agitator. Dalam perjalanan drum
mixer berputar secara perlahan dengan
kecepatan 1 atau 2 rpm. Ketika tiba
dilapangan kecepatan ditambah menjadi 10
atau 15 rpm selama sedikitnya 3 menit.
2. Sebagai truk mixer. Setelah air ditambahkan
dilapangan, harus diputar 100 kali. Secara
umum drum mixer perlu diputar sebanyak 10
sampai 15 putaran per menit dengan waktu 7
– 10 menit.
Truk mixer dapat menuang campuran
3
sebanyak 0,5m per menit, sehingga seluruh
mix diatas truk dapat dituangkan hanya dalam
waktu 10 menit. Diusahakan beton dapat
dituang selambat-lambatnya 30 menit setelah
tiba dilapangan.
Diusahakan agar truk sedekat mungkin
dengan tempat pengecoran.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 108 -
2. Pengangkutan (transporting)
Sebelum adukan beton dipindahkan dari truk mixer
ke lokasi/site , dilakukan pengambilan benda uji dan
test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi
syarat maka adukan beton ditolak, dan dilakukan
pemesanan ulang sehingga memenuhi syarat.

Bila memenuhi syarat maka ada 3 macam gerakan


dalam pengangkutan, yaitu dari truk mixer ke
lokasi/site, dari lokasi ke bagian yang di cor.
Dari truk mixer ke site, pemindahan beton dari site
ke bagian yang dicor dilakukan dengan peralatan
yang sesuai.

3. Penuangan (Placing).
Beton dituangkan sedekat mungkin dengan
kedudukan rencana dengan secepat dan seefesien
mungkin, sehingga pemisahan dapat dihindari dan
beton dapat dipadatkan secara penuh.

Beton dituangkan kedalam bekisting yang sudah


diletakkan tulangan dalam lapisan-lapisan yang
seragam. Menuang tidak dalam tumpukan yang
besar atau miring karena akan terjadi pemisahan.

Tiap lapisan dipadatkan terlebih dahulu sebelum


dituangi lagi dengan lapisan baru, dihindari
terjadinya lapisan dingin (cold joint)..

Yang harus dihindari :


a. Pemisahan/segregasi.
b. Kehilangan kelecakan (slump loss).
c. Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi
kasar (harsh) dan tidak lecak.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 109 -
4. Pemadatan (compacting)
Beton dipadatkan menggunakan vibrator. Vibrator
dimasukkan kedalam beton secara vertikal. Segera
terlihat permukaan campuran menurun dengan
cepat.
Penggetaran dianggap cukup, tanda-tandanya
adalah perubahan tampak permukaan, timbulnya
lapisan tipis pasta yang mengkilat, atau naiknya
buih-buih besar udara yang terjebak ke permukaan.
Kadang-kadang dilakukan dengan membedakan
suaranya, yaitu selesai bila suaranya mulai konstan.
Bila telah cukup maka penggetar ditarik secara
perlahan sampai bekas lubangnya menutup
kembali. Bila tidak menutup penggetar dimasukkan
kembali di titik di dekatnya. Vibrator tidak dipakai
untuk mendorong karena akan menyebabkan
pemisahan, terutama pada campuran yang sangat
basah. Vibrator tidak sampai mengenai tulangan,
karena akan mengganggu lekatan dari bagian yang
mulai set.

4). Penyelesain (finishing)


Penyelesain (finishing) sloof dilakukan untuk tujuan
menghasilkan permukaan beton sesuai rencana dengan
cara-cara tertentu sebagaimana metode penyelesain
(finishing) beton yang telah diuraikan pada metode
pekerjaan beton sebelumnya

5). Perawatan (curing).


Betapapun baik hasil pengecoran, beton yang tidak
dirawat sampai benar-benar setting akan menyebabkan
beton tersebut mengalami kerusakan, terutama kembang
susut akibat cuaca. Penguapan akibat terik matahari yang
terlampau cepat akan menyebabkan beton mengalami

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 110 -
retak-retak sehingga mengurangi kekuatan beton itu
sendiri.

Perawatan beton dilakukan dengan menyiram air ke


badan sloof, atau dengan membungkus sloof beton
dengan karung yang dibasahi dengan air dan atau
dengan plastik.

6). Membongkar Bekisting


Pembongkaran bekisting dilakukan secara benar dan hati –
hati agar permukaan beton tidak rusak akibat pekerjaan
bongkaran dan bahan bekisting dapat digunakan lagi untuk
kegiatan lain.

Pembongkaran cetakan/ bekisting dilakukan sampai beton


cukup kuat menahan tegangan akibat berat sendiri dan
beban kerja atau setelah waktu minimal untuk masing-
masing jenis konstruksi sesuai spesifikasi teknis dan
dengan persetujuan pihak pengawas/ direksi.

3. Kolom
Struktur kolom pada lantai dasar dapat segera dibangun
setelah pondasi mempunyai kekuatan yang cukup. Sedangkan
untuk struktur kolom pada lantai atas dapat segera dibangun
apabila balok dan plat lantai telah mempunyai kekuatan yang
cukup untuk menahan beban pelaksanaan.

Gambar Ilustrasi dibawah ini adalah untuk menggambarkan struktur kolom


pada lantai dasar. Sedangkan detail penulangan, dimensi, serta titik
peletakan kolom dan sloof adalah mengikuti gambar rencana/gambar kerja

Gambar Ilustrasi :

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 111 -
Gambar Ilustrasi dibawah ini adalah untuk menggambarkan struktur kolom
pada lantai atas. Sedangkan detail penulangan, dimensi serta titik peletakan
kolom dan balok adalah mengikuti gambar rencana/gambar kerja

Gambar Ilustrasi :

Fase ini selesai apabila hasil kolom yang dibangun mampu


secara teknis menopang beban yang dibutuhkan.

Pekerjaan struktur beton bertulang kolom dalam pelaksanaan


pekerjaannya memerlukan perhatian ekstra terutama agar
dihasilkan kolom struktur yang monolit, tegak lurus (kecuali
kolom yang memang didesain miring) dan tidak mengalami
puntir.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 112 -
Struktur kolom merupakan struktur penumpu berat bangunan
diatasnya.

Adapun data-data ketentuan Kolom adalah sebagai berikut :


- Beton yang digunakan adalah Jenis Beton Ready-mix
- Mutu beton K400 (fc’30 Mpa)
- Baja Tulangan Pokok ulir, Ø > 10 mm BJTP40 (fy = 400
Mpa)
- BajaTulangan Sengkang, Ø < 10 mm BJTP24 (fy = 240
Mpa)
- Dimensi Kolom : Sesuai gambar rencana/ gambar kerja

Metode konstruksi untuk pekerjaan kolom yaitu:


1). Penentuan As kolom
2). Penulangan Kolom
3). Bekisting Kolom
4). Pengecoran Kolom
5). Penyelesain (finishing)
6). Perawatan (curing).
7). Membongkar Bekisting

1). Penentuan As kolom


Titik-titik dari as kolom diperoleh dari hasil pengukuran
dan pematokan. Hal ini disesuaikan dengan gambar
rencana/gambar kerja.

Langkah penentuan as kolom sebagai berikut :


1). Penentuan as kolom dengan peralatan ukur dan
waterpass berdasarkan gambar rencana/ gambar
kerja dengan menggunakan acuan yang telah
ditentukan bersama dari titik BM (Bench Mark).
2). Buat as kolom dari garis pinjaman.
3). Pemasangan patok as bangunan/kolom (tanda
berupa garis dari sipatan).

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 113 -
2). Penulangan Kolom
Pemasangan tulangan kolom untuk di lantai dasar
menumpu pada sloof dan/atau masuk (menyatu) dengan
pembesian pondasi [disesuaikan dengan gambar
rencana/gambar kerja].

Dalam hal ini panjang besi/ penjangkaran yang masuk ke


dalam sloof dan/atau pondasi harus sesuai dengan syarat
teknis.

Pemotongan besi dibuat menerus dari lantai dasar


sampai dengan lantai dua atau tiga menyesuaikan
ketinggian lantai bangunan dan untuk mempermudah
pemasangan, sambungan tepat berada di atas plat
lantai.

Untuk pengangkutan/langsir maupun pemasangan besi


(erection) dibantu dengan Tower Crane dan atau Mobile
Crane sehingga mempercepat pekerjaan.

Yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa posisi


tulangan kolom yang dipasang tidak boleh mengalami
puntir. Untuk itu kendati tidak dicantumkan dalam syarat
teknis akan dipasang besi sepihak setiap jarak 40 - 60 cm
sepanjang kolom untuk mencegah terjadinya puntir
tulangan.

Selain itu yang harus benar-benar dicek dari pekerjaan


tulangan adalah jumlah tulangan, dimensi tulangan
longitudinal/memanjang maupun tulangan sengkang,
jarak antar tulangan memanjang, jarak sengkang, dan
detail sambungan. Kesemuanya harus sesuai dengan
syarat teknis yang telah ditetapkan.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 114 -
Yang tidak kalah penting adalah letak dan posisi besi
kolom terhadap as-as bangunan harus sesuai dengan
gambar rencana/ gambar kerja. Sebab adakalanya timbul
pergeseran posisi kolom bahkan sampai 10 cm dari as
dimaksud akibat dari kelalaian pengecekan posisi kolom
sehingga mempengaruhi sistem struktur secara
kesesluruhan. Kemudian sebelum ditutup dengan
bekisting, di tulangan besi kolom dipasang terlebih dahulu
beton decking (selimut beton) agar bekisting tidak
menempel pada tulangan yang dapat menyebabkan
keroposnya kolom.

Langkah pekerjaan penulangan kolom sebagai berikut :


1. Perakitan tulangan kolom harus sesuai dengan
gambar rencana/gambar kerja.
2. Lakukan pemotongan dan pembengkokan tulangan
longitudinal/ memanjang, dan tulangan sengkang.
3. Pekerjaan berlanjut pada perakitan tulangan.
4. Rakit tulangan dengan cara tulangan longitudinal/
memanjang dipasang dengan cara dimasukkan satu
per satu kedalam tulangan sengkang sesuai
gambar rencana/gambar kerja, kemudian diikat
dengan bendrat (kawat ikat atau kawat beton).
5. Setelah tulangan dirakit dan terpasang pada
posisinya dan cukup kaku, lalu dipasang beton
deking sesuai ketentuan. Beton deking ini berfungsi
sebagai selimut beton.

2). Bekisting Kolom


Metode bekisting kolom adalah sebagaimana yang telah
diuraikan pada metode pekerjaan beton sebelumnya,
dan:
Bekisting kolom dibuat sebagai acuan pembentukan
dimensi kolom yang diinginkan sesuai gambar. Bekisting
kolom ini menggunakan multiplek/papan.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 115 -
Berdasarkan fungsi pembentuk struktur, yang harus dicek
dalam pekerjaan bekisting adalah dimensi, verticality,
kekuatan sistem bekisting, dan kemudahan
pembongkaran bekisting. Sehingga:
1. Untuk memperoleh permukaan yang halus, dan
bekisting mudah untuk dibuka, maka pada
permukaan bekisting diolesi dengan minyak
bekisting.
2. Bentuk dan besaran dimensi bekisting kolom harus
sesuai dengan bentuk dan ukuran kolom rencana.
3. Pengecekan verticality atau tegak lurus kolom
diperlukan agar kolom nantinya benar-benar tegak
lurus dan tidak mengalami puntir. Pengecekan
verticality ini dilakukan pada saat pemasangan
bekisting kolom dan diulang kembali pada sesaat
setelah beton selesai dituang.
4. Sedangkan kekuatan sistem sendiri diperlukan agar
bekisting mampu menahan tekanan beton saat
pengecoran sehingga tidak terjadi bleeding bahkan
pecahnya bekisting. Setelah selesainya
pengecoran, bekisting harus tetap mampu menahan
beban sampai kolom mampu memikul beban
sendiri.

Langkah pekerjaan bekisting kolom sebagai berikut :


1. Pemasangan cetakan kolom dilakukan setelah
tulangan kolom terpasang di tempatnya dengan
bantuan penjaga jarak atau beton deking.
2. Pada bekisting kolom [berlaku hanya bila pada
gambar rencana/ gambar kerja diperlukan stek/
penjangkaran], pada sisi dimana nantinya pada
kolom akan menempel dinding bata / balok latei
dibuatkan lubang-lubang untuk pemasangan besi
stek/jangkar guna pengait dinding bata / balok latei
ketika dipasang.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 116 -
3. Bersihkan area kolom dan pasang bekisting sesuai
metode pekerjaan bekisting kolom yang telah
diuraikan pada metode pekerjaan beton
sebelumnya.

Gambar Ilustrasi

3). Pengecoran Kolom


Metode pengecoran kolom adalah sebagaimana yang
telah diuraikan pada metode pekerjaan beton
sebelumnya, dan:

Sebelum pengecoran kolom, maka bekisting kolom,


tulangan kolom dan beton decking, besi stek/jangkar
[[pada sisi dimana nantinya pada kolom akan menempel
dinding bata/ balok latei [berlaku hanya bila pada gambar
rencana/ gambar kerja diperlukan stek/ penjangkaran]]
sudah harus terpasang dan di cek.

Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah :


• Semen Portland.
• Agregat halus
• Agregat kasar
• Air.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 117 -
• Additives (Jika diperkenankan dan disyaratkan
dalam syarat-syarat teknis dalam bestek. Jenis ,
merek serta pemakaiannya sesuai syarat-syarat
teknis dan dengan persetujuan direksi).

Tahap-tahap pekerjan pengecoran kolom yaitu :


[UNTUK BETON SEGAR pengadukan DENGAN
MOLLEN/MIXER]
1. Penakaran (batching)
Ini adalah proses untuk mengukur proporsi dan
material beton sebelum dimuat kedalam pengaduk
(mixer). Besarnya proporsi masing-masing bahan
didapat dari perencanaan campuran (mix design).
Proses penakaran yang paling akurat adalah
dengan menimbangnya.

2. Pencampuran / pengadukan (mixing)


Sebelum pencampuran, bahan-bahan pembuat
beton ditimbang menggunakan peralatan
penimbang sesuai dengan mix design.

2.1 Urutan Pencampuran :


Karena didalam pengecoran ini diasumsikan
memakai mollen/mixer, maka pengadukan
bahan material dimasukan kedalam sebuah
tabung mollen/mixer dengan urutan
memasukkan sedikit air terlebih dahulu
selanjutnya Agregat kasar, kemudian semen,
lalu agregat halus, dan sisa air dimasukkan
setelah seluruh material masuk.

2.2 Waktu Pencampuran


Pencampuran dilakukan untuk mendapatkan
campuran yang seragam. Pengadukan
dikerjakan dengan memakai mesin pengaduk

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 118 -
dan lamanya pengadukan sesuai kapasitas
mesin pengaduk.

Untuk campuran dengan kelecakan rendah


memerlukan pengadukan lebih lama. Agregat
yang menyerap air juga memerlukan waktu
yang lebih lama untuk pori meyerap air.

Setelah selesai pengadukan, adukan beton


memperlihatkan susunan dan warna yang
merata dan pekerjaan ini diawasi oleh
seorang ahli, dilakukan pengambilan benda
uji dan test slump dari mesin pengaduk. Jika
tidak memenuhi syarat maka adukan beton
tidak digunakan, dan dilakukan pencampuran
ulang sehingga memenuhi syarat.

3. Pengangkutan (transporting)
Ada 3 macam gerakan dalam pengangkutan, yaitu
dari mesin pengaduk sampai ke lokasi/site, dari
lokasi ke bagian yang di cor.
Dari mesin pengaduk sampai ke site, pemindahan
beton dari site ke bagian yang dicor dilakukan
dengan peralatan yang sesuai.

4. Penuangan (Placing).
Beton dituangkan sedekat mungkin dengan
kedudukan rencana dengan secepat dan seefesien
mungkin, sehingga pemisahan dapat dihindari dan
beton dapat dipadatkan secara penuh.

Beton dituangkan kedalam bekisting yang sudah


diletakkan tulangan dalam lapisan-lapisan yang
seragam. Menuang tidak dalam tumpukan yang
besar atau miring karena akan terjadi pemisahan.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 119 -
Tiap lapisan tidak lebih tebal dari 45 cm. Jika lebih
tebal dari itu maka udara akan terjebak dan tidak
dapat keluar, biarpun memamakai penggetar.

Tiap lapisan dipadatkan terlebih dahulu sebelum


dituangi lagi dengan lapisan baru, dihindari
terjadinya lapisan dingin (cold joint)..

Pada pengecoran kolom yang kecil, tiap lapisan


pengecoran dibatasi setinggi 30 cm, agar bisa
dipadatkan dengan baik. Lapisan pertama pada
sambungan pengecoran (construction joint) tidak
lebih dari 30 cm.

Yang harus dihindari :


a. Pemisahan/segregasi.
b. Kehilangan kelecakan (slump loss).
c. Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi
kasar (harsh) dan tidak lecak.

5. Pemadatan (compacting)
Beton dipadatkan menggunakan vibrator. Vibrator
dimasukkan kedalam beton secara vertikal hingga
sedikit menyentuh lapisan sebelumnya (yang
seharusnya masih belum mengeras) agar dihasilkan
sambungan yang baik antar kedua lapisan. Segera
terlihat permukaan campuran menurun dengan
cepat.
Penggetaran dianggap cukup, tanda-tandanya
adalah perubahan tampak permukaan, timbulnya
lapisan tipis pasta yang mengkilat, atau naiknya
buih-buih besar udara yang terjebak ke permukaan.
Kadang-kadang dilakukan dengan membedakan
suaranya, yaitu selesai bila suaranya mulai konstan.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 120 -
Bila telah cukup maka penggetar ditarik secara
perlahan sampai bekas lubangnya menutup
kembali. Bila tidak menutup, penggetar dimasukkan
kembali di titik di dekatnya. Vibrator tidak dipakai
untuk mendorong karena akan menyebabkan
pemisahan, terutama pada campuran yang sangat
basah. Vibrator tidak sampai mengenai tulangan,
karena akan mengganggu lekatan dari bagian yang
mulai set.

[UNTUK BETON READY MIX]


1. Pemesanan
Diperlukan kerja sama yang baik dengan pemasok
beton jadi pada semua tahap, mulai dari
pemesanan sampai penuangan.
Syarat beton maupun jumlah kubikasi dari setiap
campuran diberitahukan kepada pemasok, dimana
perencanaan mix design dilakukan oleh pemasok,
atau dengan memberikan perbandingannya,
dengan disertai kelecakan yang disyaratkan. Juga
dapat dilakukan pemesanan khusus, misalnya
menggunakan agregat tertentu, atau semen
tertentu, atau menambahkan bahan kimia pembantu
tertentu.

Ada 3 jenis pencampuran :


1. Transh-mixed concrete, dicampur
sepenuhnya dalam truk pengaduk.
2. Central-mixed concrete, dicampur
sepenuhnya dalam mixer tetap dan dikirim
dengan truk agitator.
3. Shrink-mixed, dicampur sebagian di dalam
mixer tetap dan disempurnakan di dalam truk
mixer. Kecepatan pengadukan umumnya
sekitar antara 2 sampai 6 rpm.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 121 -
Truk mixer digunakan dengan 2 cara :
1. Sebagai agitator. Dalam perjalanan drum
mixer berputar secara perlahan dengan
kecepatan 1 atau 2 rpm. Ketika tiba
dilapangan kecepatan ditambah menjadi 10
atau 15 rpm selama sedikitnya 3 menit.
2. Sebagai truk mixer. Setelah air ditambahkan
dilapangan, harus diputar 100 kali. Secara
umum drum mixer perlu diputar sebanyak 10
sampai 15 putaran per menit dengan waktu 7
– 10 menit.
Truk mixer dapat menuang campuran
sebanyak 0,5m3 per menit, sehingga seluruh
mix diatas truk dapat dituangkan hanya dalam
waktu 10 menit. Diusahakan beton dapat
dituang selambat-lambatnya 30 menit setelah
tiba dilapangan.
Diusahakan agar truk sedekat mungkin
dengan tempat pengecoran.

2. Pengangkutan (transporting)
Sebelum adukan beton dipindahkan dari truk mixer
ke lokasi/site , dilakukan pengambilan benda uji dan
test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi
syarat maka adukan beton ditolak, dan dilakukan
pemesanan ulang sehingga memenuhi syarat.

Bila memenuhi syarat maka ada 3 macam gerakan


dalam pengangkutan, yaitu dari truk mixer ke
lokasi/site, dari lokasi ke bagian yang di cor.
Dari truk mixer ke site, pemindahan beton dari site
ke bagian yang dicor dilakukan dengan peralatan
yang sesuai.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 122 -
3. Penuangan (Placing).
Beton dituangkan sedekat mungkin dengan
kedudukan rencana, dengan secepat dan seefesien
mungkin, sehingga pemisahan dapat dihindari dan
beton dapat dipadatkan secara penuh.

Beton dituangkan kedalam bekisting yang sudah


diletakkan tulangan dalam lapisan-lapisan yang
seragam. Menuang tidak dalam tumpukan yang
besar atau miring karena akan terjadi pemisahan.
Tiap lapisan tidak lebih tebal dari 45 cm. Jika lebih
tebal dari itu maka udara akan terjebak dan tidak
dapat keluar, biarpun memamakai penggetar.

Tiap lapisan dipadatkan terlebih dahulu sebelum


dituangi lagi dengan lapisan baru, dihindari
terjadinya lapisan dingin (cold joint)..

Pada pengecoran kolom yang kecil, tiap lapisan


pengecoran dibatasi setinggi 30 cm, agar bisa
dipadatkan dengan baik. Lapisan pertama pada
sambungan pengecoran (construction joint) tidak
lebih dari 30 cm.

Yang harus dihindari :


a. Pemisahan/segregasi.
b. Kehilangan kelecakan (slump loss).
c. Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi
kasar (harsh) dan tidak lecak.

4. Pemadatan (compacting)
Beton dipadatkan menggunakan vibrator. Vibrator
dimasukkan kedalam beton secara vertikal hingga
sedikit menyentuh lapisan sebelumnya (yang
seharusnya masih belum mengeras) agar dihasilkan

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 123 -
sambungan yang baik antar kedua lapisan. Segera
terlihat permukaan campuran menurun dengan
cepat.
Penggetaran dianggap cukup, tanda-tandanya
adalah perubahan tampak permukaan, timbulnya
lapisan tipis pasta yang mengkilat, atau naiknya
buih-buih besar udara yang terjebak ke permukaan.
Kadang-kadang dilakukan dengan membedakan
suaranya, yaitu selesai bila suaranya mulai konstan.
Bila telah cukup maka penggetar ditarik secara
perlahan sampai bekas lubangnya menutup
kembali. Bila tidak menutup penggetar dimasukkan
kembali di titik di dekatnya. Vibrator tidak dipakai
untuk mendorong karena akan menyebabkan
pemisahan, terutama pada campuran yang sangat
basah. Vibrator tidak sampai mengenai tulangan,
karena akan mengganggu lekatan dari bagian yang
mulai set.

Metode pengecoran sangat mempengaruhi kualitas kolom


beton. Metode yang kurang tepat akan menyebabkan
kolom mengalami cacat seperti segresi/honeycomb,
keropos, puntir, bahkan tidak jarang mengalami
kegagalan sama sekali akibat pecahnya bekisting.

Berikut metode yang perlu diperhatikan agar didapatkan


kualitas beton seperti yang diharapkan:
1. beton yang digunakan dalam pengecoran sesuai
dengan mutu yang disyaratkan. Demikian pula
dengan tingkat kekentalan beton/slump harus
sesuai. Semakin rendah slump berarti beton akan
semakin kental. Pada kolom yang berdimensi kecil
dan atau mempunyai jumlah tulangan yang banyak
dan rapat hal ini akan menyulitkan. Jadi tingkat
slump harus benar-benar diperhatikan. Untuk

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 124 -
membantu agar beton dapat cepat masuk dan
memenuhi cetakan dengan baik digunakan vibrator
dan masih dibantu dengan mengetuk-ngetuk papan
cetakan dengan palu.

2. sebelum beton dituang, pada sambungan antara


beton lama dengan beton baru agar diberikat cairan
pengikat. tinggi jatuhnya material beton ke dalam
cetakan/bekisting tidak lebih dari satu meter. hal ini
untuk mencegah terjadinya segresi yang berakibat
pada terjadinya honeycomb dan bahkan keropos.

3. kolom senantiasa di cek agar dihasilkan kolom yang


benar-benar vertikal dan tidak mengalami puntir.
Untuk itu pengecekan verticality kolom tidak saja
dilakukan sebelum beton dituang namun harus
diulang sesaat setelah beton dituang.

4. Demikian pula untuk mencegah agar tulangan besi


tidak puntir akibat desakan beton, posisinya kembali
dicek. Bila pada saat pengecoran mengalami puntir
maka harus dikembalikan ke posisi semula dengan
memberikan bantalan dari beton tahu antara
tulangan dan bekisting

4). Penyelesain (finishing)


Penyelesain (finishing) kolom dilakukan untuk tujuan
menghasilkan permukaan beton sesuai rencana dengan
cara-cara tertentu sebagaimana metode penyelesain
(finishing) beton yang telah diuraikan pada metode
pekerjaan beton sebelumnya.

5). Perawatan (curing).


Betapapun baik hasil pengecoran, beton kolom yang tidak
dirawat sampai benar-benar setting akan menyebabkan

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 125 -
beton tersebut mengalami kerusakan, terutama kembang
susut akibat cuaca. Penguapan akibat terik matahari yang
terlampau cepat akan menyebabkan beton mengalami
retak-retak sehingga mengurangi kekuatan beton itu
sendiri.

Perawatan beton dilakukan dengan menyiram air ke


badan kolom, atau dengan membungkus kolom beton
dengan karung yang dibasahi dengan air dan atau
dengan plastik.

6). Membongkar Bekisting


Pembongkaran bekisting dilakukan secara benar dan hati
– hati agar permukaan beton tidak rusak akibat pekerjaan
bongkaran dan bahan bekisting dapat digunakan lagi
untuk kegiatan lain.

Pembongkaran cetakan/ bekisting dilakukan sampai


beton cukup kuat menahan tegangan akibat berat sendiri
dan beban kerja atau setelah waktu minimal untuk
masing-masing jenis konstruksi sesuai spesifikasi teknis
dan dengan persetujuan pihak pengawas/ direksi.

4. Balok dan Plat Lantai


Pekerjaan plat lantai merupakan pekerjaan beton bertulang
dengan bidang arah horizontal dengan beban yang bekerja
tegak lurus pada struktur tersebut. Plat lantai adalah lantai yang
tidak terletak di atas tanah langsung, merupakan lantai tingkat
pembatas antara tingkat yang satu dengan tingkat yang lain.

Pekerjaan balok merupakan pekerjaan beton bertulang yang


berfungsi untuk menahan tegangan tekan dan tegangan tarik
yang diakibatkan oleh beban lentur. Balok merupakan bagian
struktur bangunan yang kaku dan dirancang untuk

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 126 -
menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen
kolom penopang.

Plat lantai dapat segera dibangun setelah bangunan


mempunyai kolom/tiang penopang yang mempunyai kekuatan
kuat untuk menanggung lantai diatasnya. Penyebaran berat
lantai atas diperbaiki dengan distribusi struktur balok - balok
yang menopang lantai sebelum beban tersebut dialirkan ke
kolom penopang dan berakhir di pondasi bangunan.

Fase ini dapat dibangun setelah didapatkan kekuatan yang


cukup dari kolom penopang. Pekerjaan dilanjutkan dengan
pembuatan cetakan jalur balok - balok distribusi beban dan
cetakan plat lantai, penulangan, pengecoran, perawatan beton,
dan pembongkaran bekisting. Pekerjaan selesai apabila
didapat balok dan plat lantai bangunan yang solid dan kuat.

Data-data ketentuan Balok adalah sebagai berikut :


- Beton yang digunakan adalah Jenis Beton Ready-mix
- Mutu beton K400 (fc’30 Mpa)
- Baja Tulangan Pokok ulir, Ø > 10 mm BJTP40 (fy = 400
Mpa)
- Baja Tulangan Sengkang, Ø < 10 mm BJTP24 (fy = 240
Mpa)
- Dimensi Balok : Sesuai gambar rencana/ gambar kerja

Data-data ketentuan Plat Lantai adalah sebagai berikut:


- Beton yang digunakan adalah Jenis Beton Ready-mix
- Mutu beton K400 (fc’30 Mpa)
- Baja Tulangan Pokok ulir, Ø > 10 mm BJTP40 (fy = 400
Mpa)
- Baja Tulangan Penguatan, Ø < 10 mm BJTP24 (fy = 240
Mpa)
- Dimensi Plat Lantai : Sesuai gambar rencana/ gambar
kerja

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 127 -
Metode konstruksi untuk pekerjaan balok dan plat lantai yaitu:
1). Bekisting balok dan plat lantai
2). Penulangan balok dan plat lantai
3). Pengecoran balok dan plat lantai
4). Penyelesain (finishing)
5). Perawatan (curing).
6). Membongkar Bekisting

1). Bekisting balok dan plat lantai


Metode bekisting balok dan plat lantai adalah
sebagaimana yang telah diuraikan pada metode
pekerjaan beton sebelumnya, dan:
Sebelum pemasangan perancah dimulai pastikan dasar
tempat pijakan perancak kuat untuk menahan beben
beton, ini sangat penting untuk menghindari terjadinya
setel (penurunan) akibat pengecoran plat lantai
berlangsung.
Untuk perancah dari kayu untuk menyetel ketinggian, di
bagian bawah tiang perancah diberi baji, sehingga akan
memudahkan menaik-turunkan ketinggian yang
ditentukan. Sedangkan bila perancah dari baja untuk
menyetel ketinggian sudah terdapat ulir yang berfungsi
untuk menaik - turunkan ketinggian tiang perancah.
Dibawah tiang perancah dipakai papan alas.

Langkah dan hal yang perlu diperhatikan dalam


pembuatan bekisting balok dan plat lantai antara lain :
1. Menentukan elevasi lantai II kemudian lakukan
penandaan sebagai acuan dalam pembekistingan
plat lantai dan balok;
2. elevasi dasar atas bekisting plat lantai adalah =
(Elevasi LT II) – (tebal spesi + tile) – (tebal plat
beton);

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 128 -
3. elevasi dasar atas bekisting balok lantai adalah =
(elevasi dasar atas bekisting plat) - (tinggi balok) –
(tebal plat);
4. pasangkan perancah untuk balok terlebih dahulu
dengan jarak antara tiang perancah sama dengan
jarak klam perangkai;
5. tiang perancah dikakukan ke arah panjang balok
dengan skor;
6. menimbang dan memasang gelagar;
7. letakkan cetakan balok pada tempatnya di atas
gelagar;
8. pasang klam penjepit dan skor;
9. perlu diingat pada bekisting balok, jika letak tangga
menumpu pada balok, maka cetakan balok
dibuatkan coakan [berlaku hanya bila pada gambar
rencana/ gambar kerja letak tangga menumpu pada
balok].
10. lanjutkan dengan pembekistingan plat lantai dengan
cara mendirikan tiang perancah yang akan
digunakan untuk menimbang gelagar;
11. kemudian menimbang gelagar;
12. dirikan tiang perancah yang lain;
13. tiang perancah dikakukan ke arah panjangnya;
dengan skor;
14. memasang gelagar;
15. memasang cetakan lantai di atas gelagar yang
sudah terpasang;

2). Penulangan balok dan plat lantai


Metode penulangan balok dan plat lantai adalah
sebagaimana yang telah diuraikan pada metode
pekerjaan beton sebelumnya, dan:
Penulangan balok dilakukan sebelum pemasangan besi
plat lantai.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 129 -
Tulangan balok terdiri dari tulangan longitudinal/
memanjang yang dipasang searah sumbu batang, dan
tulangan geser (tulangan sengkang/begel) yang dipasang
untuk keperluan agar balok dapat menahan gaya geser.

Langkah dan hal yang perlu diperhatikan dalam


penulangan balok antara lain :
1. Lakukan pemotongan dan pembengkokan tulangan
longitudinal/ memanjang, dan tulangan sengkang;

Gambar Ilustrasi :

Pembengkokan besi tulangan longitudinal sisi


luar balok
Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi.
Sedangkan bentuk, dimensi, dan bengkokan besi longitudinal sisi
luar balok pada pekerjaan ini adalah Sesuia Gambar Rencana/
Gambar Kerja.

Gambar Ilustrasi :

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 130 -
Pembengkokan besi tulangan longitudinal sisi
dalam balok

Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi.


Sedangkan bentuk, dimensi, dan bengkokan besi longitudinal sisi
dalam balok pada pekerjaan ini adalah Sesuia Gambar Rencana/
Gambar Kerja.

Gambar Ilustrasi :

Sambungan

Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi.


Sedangkan type dan bentuk sambungan pada pekerjaan ini
adalah Sesuai Gambar Rencana/ Gambar Kerja.

Gambar Ilustrasi :

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 131 -
Pembengkokan besi sengkang/begel

Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi.


Sedangkan bentuk, dimensi, dan bengkokan besi sengkang/
begel pada pekerjaan ini adalah Sesuai Gambar Rencana/
Gambar Kerja.

Gambar Ilustrasi :

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 132 -
2. Pekerjaan berlanjut pada perakitan tulangan balok
lantai berkaitan pada tulangan kolom.
Rakit tulangan dengan cara tulangan longitudinal/
memanjang dipasang dengan cara dimasukkan satu

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 133 -
per satu kedalam tulangan sengkang sesuai
gambar rencana/gambar kerja, kemudian diikat
dengan bendrat (kawat ikat atau kawat beton);

Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi.

Sedangkan pada pekerjaan ini :


1. Dimensi masing-masing jenis balok : Sesuai Gambar Rencana/ Gambar Kerja;
2. Tebal selimut beton masing-masing
jenis balok : Sesuai Gambar Rencana/ Gambar Kerja;
2. Jumlah besi longitudinal
masing-masing jenis balok : Sesuai Gambar Rencana/ Gambar Kerja;
3. Jarak tulangan sengkang/begel
masing-masing jenis balok : Sesuai Gambar Rencana/ Gambar Kerja;

Gambar Ilustrasi :

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 134 -
3. masukkan tulangan balok beserta penjaga jarak
(tebal selimut beton) kedalam bekisting balok yang
sudah disiapkan;

4. periksa kesikuan balok dan sambungan antara


balok dan kolom.

Langkah dan hal yang perlu diperhatikan dalam


penulangan plat lantai antara lain :
1. Sesudah bekisting balok, bekisting plat lantai beton,
dan tulangan balok selesai dikerjakan, maka
dilakukan pemasangan tulangan plat lantai
dirangkai berkaitan pada penulangan balok dan
kolom yang sudah diselesaikan sebelumnya.
Pekerjaan pemasangan tulangan plat lantai beton
seperti gambar 1 [gambar Ilustrasi] dibawah ini.
Perhatikan tulisan AS pada gambar, itu menjadi
Acuan untuk pelaksanaan selanjutnya;

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 135 -
2. susun besi Hb (Horizontal bawah) sesuai dengan
gambar 2 [gambar Ilustrasi] dibawah ini. Posisi besi
diletakkan tepat diatas besi Vb (gambar 1)
(bersinggungan). Lalu ikat setiap pertemuan besi
tesebut dengan bendrat (kawat ikat atau kawat
beton). Perhatikan tulisan AS pada gambar, itu
menjadi Acuan untuk pelaksanaan selanjutnya;

3. susun besi Ha (Horizontal atas) sesuai dengan


gambar 3 [gambar Ilustrasi] dibawah ini. Posisi besi
diletakkan diatas besi Hb (gambar 2) [dengan jarak
ketinggian besi atas dari besi bawah sesuai spesifikasi
teknis/gambar], bergeser ½ dari jarak besi Hb.
Perhatikan tulisan AS pada gambar.
Pada garis kotak putus-putus (daerah asumsi
momen plat lantai dianggap NOL). Besi tersebut
ditekuk kebawah, karena didalam area garis kotak
putus-putus tersebut momen yang terjadi adalah
momen positif (gaya tarik terjadi pada bagian bawah
plat lantai beton). Lalu ikat setiap pertemuan besi

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 136 -
tesebut dengan bendrat (kawat ikat atau kawat
beton).

4. susun besi Va (Vertikal atas) sesuai dengan gambar


4 [gambar Ilustrasi] dibawah ini. Posisi besi
diletakkan diatas besi Vb (gambar 1) [dengan jarak
ketinggian besi atas dari besi bawah sesuai spesifikasi
teknis/gambar], bergeser ½ dari jarak besi Vb.
Perhatikan tulisan AS pada gambar.
Pada garis kotak putus-putus (daerah asumsi
momen plat lantai dianggap NOL). Besi tersebut
ditekuk kebawah, karena didalam area garis kotak
putus-putus tersebut momen yang terjadi adalah
momen positif (gaya tarik terjadi pada bagian bawah
plat lantai beton). Lalu ikat setiap pertemuan besi
tesebut dengan bendrat (kawat ikat atau kawat
beton).

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 137 -
5. tambahan besi tulangan ekstra untuk Momen (pada
bidang horizontal) seperti gambar 5 [gambar
Ilustrasi] dibawah ini agar kekuatan plat lantai pada
tumpuan balok menjadi lebih tinggi.
Perhatikan tulisan AS pada gambar, susun besi
bergeser 1/2 dari jarak besi Ha (gambar 3). Lalu ikat
setiap pertemuan besi tesebut dengan bendrat
(kawat ikat atau kawat beton).

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 138 -
6. tambahan besi tulangan ekstra untuk Momen (pada
bidang vertikal) seperti gambar 6 [gambar Ilustrasi]
dibawah ini agar kekuatan plat lantai pada tumpuan
balok menjadi lebih tinggi.
Perhatikan tulisan AS pada gambar, susun besi
bergeser 1/2 dari jarak besi Va (gambar 4). Lalu ikat
setiap pertemuan besi tesebut dengan bendrat
(kawat ikat atau kawat beton).

7. rapikan susunan besi yang tidak lurus dan periksa


semua ikatan bendrat (kawat ikat atau kawat beton)
yang ada, apakah ada yang belum terikat, atau
sudah terikat namun kurang kuat.
Selanjutnya ganjal semua besi plat lantai bagian
bawah dengan beton decking (tebal selimut beton).

3). Pengecoran balok dan plat lantai


Metode pengecoran balok dan plat lantai adalah
sebagaimana yang telah diuraikan pada metode
pekerjaan beton sebelumnya, dan:

Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah :

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 139 -
• Semen Portland.
• Agregat halus
• Agregat kasar
• Air.
• Additives (Jika diperkenankan dan disyaratkan
dalam syarat-syarat teknis dalam bestek. Jenis ,
merek serta pemakaiannya sesuai syarat-syarat
teknis dan dengan persetujuan direksi).

Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu


dilakukan hal-hal berikut :
1. Pemeriksaan bekisting meliputi :
a). Ukuran bekisting (lebar dan tinggi).
b). Pemeriksaan elevasi dan kelurusan bekisting.
c). Pemeriksaan sambungan pada bekisting.
d). Lubang-lubang / pipa-pipa untuk instalasi dan
lain-lain harus terpasang dengan baik [berlaku
hanya bila pada gambar rencana/gambar
kerja diperlukan lubang-lubang / pipa-pipa
untuk instalasi dan lain-lain].

2. Pemeriksaan penulangan meliputi :


a). Pemeriksaan tulangan balok.
b). Pemeriksaan tulangan plat lantai.
c). Pemeriksaan overlapping, penjangkaran, dan
detail sambungan tulangan.
d). Pemeriksaan kekuatan bendrat.
e). Pemeriksaan decking (tebal selimut beton).
f). Pemeriksaan tulangan tangga yang dirangkai
dengan mengait pada tulangan balok lantai
[berlaku hanya bila pada gambar rencana/
gambar kerja letak tangga menumpu pada
balok].

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 140 -
g). Pemeriksaan besi-besi stek/penjangkaran
untuk kolom praktis [berlaku hanya bila pada
gambar rencana/ gambar kerja diperlukan
stek/ penjangkaran untuk kolom praktis].

Setelah semua pemeriksaan dilakukan dan hasilnya baik,


maka bekisting dibersihkan dengan air compressor.
Kemudian pelaksanaan pengecoran balok dan plat lantai
dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

[UNTUK BETON SEGAR pengadukan DENGAN


MOLLEN/MIXER]
1. Penakaran (batching)
Ini adalah proses untuk mengukur proporsi dan
material beton sebelum dimuat kedalam pengaduk
(mixer). Besarnya proporsi masing-masing bahan
didapat dari perencanaan campuran (mix design).
Proses penakaran yang paling akurat adalah
dengan menimbangnya.

2. Pencampuran / pengadukan (mixing)


Sebelum pencampuran, bahan-bahan pembuat
beton ditimbang menggunakan peralatan
penimbang sesuai dengan mix design.

2.1 Urutan Pencampuran :


Karena didalam pengecoran ini diasumsikan
memakai mollen/mixer, maka pengadukan
bahan material dimasukan kedalam sebuah
tabung mollen/mixer dengan urutan
memasukkan sedikit air terlebih dahulu
selanjutnya Agregat kasar, kemudian semen,
lalu agregat halus, dan sisa air dimasukkan
setelah seluruh material masuk.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 141 -
2.2 Waktu Pencampuran
Pencampuran dilakukan untuk mendapatkan
campuran yang seragam. Pengadukan
dikerjakan dengan memakai mesin pengaduk
dan lamanya pengadukan sesuai kapasitas
mesin pengaduk.

Untuk campuran dengan kelecakan rendah


memerlukan pengadukan lebih lama. Agregat
yang menyerap air juga memerlukan waktu
yang lebih lama untuk pori meyerap air.

Setelah selesai pengadukan, adukan beton


memperlihatkan susunan dan warna yang
merata dan pekerjaan ini diawasi oleh
seorang ahli, dilakukan pengambilan benda
uji dan test slump dari mesin pengaduk. Jika
tidak memenuhi syarat maka adukan beton
tidak digunakan, dan dilakukan pencampuran
ulang sehingga memenuhi syarat.

3. Pengangkutan (transporting)
Ada 3 macam gerakan dalam pengangkutan, yaitu
dari mesin pengaduk sampai ke lokasi/site, dari
lokasi ke bagian yang di cor.
Dari mesin pengaduk sampai ke site, pemindahan
beton dari site ke bagian yang dicor dilakukan
dengan peralatan yang sesuai.

4. Penuangan (Placing) dan Pemadatan (compacting).


1). Jika diperlukan, maka pengecoran hanya
boleh dihentikan pada jarak ¼ bentang dari
tumpuan atau sesuai syarat teknis [pada
momen yang dipikul balok dan plat lantai
adalah nol].

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 142 -
2). Beton dituangkan sedekat mungkin dengan
kedudukan rencana dengan secepat dan
seefesien mungkin, sehingga pemisahan
dapat dihindari dan beton dapat dipadatkan
secara penuh. Sebelumnya, sambungan
beton lama dengan beton baru diolesi Lem
Beton.
Pengecoran dimulai dari balok dan plat dan
dilanjut ke berikutnya. Beton dituangkan
kedalam bekisting yang sudah diletakkan
tulangan dalam lapisan-lapisan yang
seragam. Penuangan dilakukan selapis demi
selapis, dimana setiap lapisan dipadatkan
dengan concrete vibrator dengan maksud
agar terbentuk beton yang benar-benar padat.

3). Adukan diratakan dengan kayu perata sesuai


tinggi peil yang sudah ditentukan.

Yang harus dihindari :


a. Pemisahan/segregasi.
b. Kehilangan kelecakan (slump loss).
c. Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi
kasar (harsh) dan tidak lecak.

[UNTUK BETON READY MIX]


1. Pemesanan
Diperlukan kerja sama yang baik dengan pemasok
beton jadi pada semua tahap, mulai dari
pemesanan sampai penuangan.
Syarat beton maupun jumlah kubikasi dari setiap
campuran diberitahukan kepada pemasok, dimana
perencanaan mix design dilakukan oleh pemasok,
atau dengan memberikan perbandingannya,

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 143 -
dengan disertai kelecakan yang disyaratkan. Juga
dapat dilakukan pemesanan khusus, misalnya
menggunakan agregat tertentu, atau semen
tertentu, atau menambahkan bahan kimia pembantu
tertentu.

Ada 3 jenis pencampuran :


1. Transh-mixed concrete, dicampur
sepenuhnya dalam truk pengaduk.
2. Central-mixed concrete, dicampur
sepenuhnya dalam mixer tetap dan dikirim
dengan truk agitator.
3. Shrink-mixed, dicampur sebagian di dalam
mixer tetap dan disempurnakan di dalam truk
mixer. Kecepatan pengadukan umumnya
sekitar antara 2 sampai 6 rpm.

Truk mixer digunakan dengan 2 cara :


1. Sebagai agitator. Dalam perjalanan drum
mixer berputar secara perlahan dengan
kecepatan 1 atau 2 rpm. Ketika tiba
dilapangan kecepatan ditambah menjadi 10
atau 15 rpm selama sedikitnya 3 menit.
2. Sebagai truk mixer. Setelah air ditambahkan
dilapangan, harus diputar 100 kali. Secara
umum drum mixer perlu diputar sebanyak 10
sampai 15 putaran per menit dengan waktu 7
– 10 menit.
Truk mixer dapat menuang campuran
sebanyak 0,5m3 per menit, sehingga seluruh
mix diatas truk dapat dituangkan hanya dalam
waktu 10 menit. Diusahakan beton dapat
dituang selambat-lambatnya 30 menit setelah
tiba dilapangan.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 144 -
Diusahakan agar truk sedekat mungkin
dengan tempat pengecoran.

2. Pengangkutan (transporting)
Sebelum adukan beton dipindahkan dari truk mixer
ke dalam bucket pada concrete pump truck,
dilakukan pengambilan benda uji dan test slump
dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka
adukan beton ditolak, dan dilakukan pemesanan
ulang sehingga memenuhi syarat.

Bila memenuhi syarat maka ada 3 macam gerakan


dalam pengangkutan, yaitu dari truk mixer ke bucket
pada concrete pump truck, dari bucket pada
concrete pump truck disalurkan dengan pipa baja ke
bagian yang di cor.

3. Penuangan (Placing) dan Pemadatan (compacting).


1). Jika diperlukan, maka pengecoran hanya
boleh dihentikan pada jarak ¼ bentang dari
tumpuan atau sesuai syarat teknis [pada
momen yang dipikul balok dan plat lantai
adalah nol].

2). Beton disalurkan dengan pipa baja sedekat


mungkin dengan kedudukan rencana dengan
secepat dan seefesien mungkin, sehingga
pemisahan dapat dihindari dan beton dapat
dipadatkan secara penuh. Sebelumnya,
sambungan beton lama dengan beton baru
diolesi Lem Beton.
Pengecoran dimulai dari balok dan dilanjut ke
berikutnya. Beton dituangkan kedalam
bekisting yang sudah diletakkan tulangan
dalam lapisan-lapisan yang seragam.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 145 -
Penuangan dilakukan selapis demi selapis,
dimana setiap lapisan dipadatkan dengan
concrete vibrator dengan maksud agar
terbentuk beton yang benar-benar padat.

3). Adukan diratakan dengan kayu perata sesuai


tinggi peil yang sudah ditentukan.

Yang harus dihindari :


a. Pemisahan/segregasi.
b. Kehilangan kelecakan (slump loss).
c. Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi
kasar (harsh) dan tidak lecak.

4). Penyelesain (finishing)


Untuk lantai yang akan dipasang tile, cukup diratakan
saja (strike off atau screeding). Untuk permukaan yang
terekpose, penyelesain (finishing) dilakukan dengan
cara-cara tertentu sebagaimana metode penyelesain
(finishing) beton yang telah diuraikan pada metode
pekerjaan beton sebelumnya untuk tujuan menghasilkan
permukaan beton sesuai rencana. Kegiatan penyelesaian
terkoordinasi baik dengan kegiatan sebelumnya seperti
pengadukan, pengangkutan dan penuangan.

5). Perawatan (curing).


Betapapun baik hasil pengecoran, beton balok dan plat
lantai yang tidak dirawat sampai benar-benar setting akan
menyebabkan beton tersebut mengalami kerusakan,
terutama kembang susut akibat cuaca. Penguapan akibat
terik matahari yang terlampau cepat akan menyebabkan
beton mengalami retak-retak sehingga mengurangi
kekuatan beton itu sendiri.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 146 -
Metode perawatan (curing) adalah sebagaimana yang
telah diuraikan pada metode pekerjaan beton
sebelumnya.

6). Membongkar Bekisting


Pembongkaran bekisting dilakukan secara benar dan hati
– hati agar permukaan beton tidak rusak akibat pekerjaan
bongkaran dan bahan bekisting dapat digunakan lagi
untuk kegiatan lain.

Pembongkaran cetakan/ bekisting dilakukan sampai


beton cukup kuat menahan tegangan akibat berat sendiri
dan beban kerja atau setelah waktu minimal untuk
masing-masing jenis konstruksi sesuai spesifikasi teknis
dan dengan persetujuan pihak pengawas/ direksi.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 147 -
5. Tangga
Fase pengerjaan tangga beton dilaksanakan bersama
pekerjaan balok dan plat lantai.

Data-data ketentuan tangga adalah sebagai berikut :


1. Plat tangga/Ibu tangga/ badan tangga :
1). Material :
a). Beton : Jenis Beton Ready-mix Mutu beton
K400 (fc’30 Mpa)
b). Tulangan : Jenis Beton Ready-mix Mutu beton
K400 (fc’30 Mpa)
2). Dimensi : Sesuai gambar rencana/ gambar kerja

2. Bordes :
1). Material :
a). Beton : Jenis Beton Ready-mix Mutu beton
K400 (fc’30 Mpa)
b). Tulangan : Jenis Beton Ready-mix Mutu beton
K400 (fc’30 Mpa)
2). Dimensi : Sesuai gambar rencana/ gambar kerja

3. Anak tangga :
1). Material :
a). Beton : Jenis Beton Ready-mix Mutu beton
K400 (fc’30 Mpa)
b). Tulangan : Jenis Beton Ready-mix Mutu beton
K400 (fc’30 Mpa)
2). Dimensi : Sesuai gambar rencana/ gambar kerja

4. Railling :
1). Material : Besi Hollow
2). Dimensi : Sesuai gambar rencana/ gambar kerja

5. Baluster :

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 148 -
1). Material : Besi Hollow
2). Dimensi : Sesuai gambar rencana/ gambar kerja

Tangga adalah sebuah konstruksi untuk menghubungkan dua


tingkat vertical, bersusun berlenggek-lenggek yang memiliki
jarak satu sama lain.

Sturktur tangga tersusun atas beberapa bagian :


1. Plat tangga/ ibu tangga/ badan tangga
Merupakan bagian tangga yang berfungsi mengikat anak
tangga.

2. Bordes
Bordes biasa juga disebut Landing. Merupakan bagian
dari tangga sebagai tempat mengistirahatkan kaki
sejenak menuju tangga berikutnya. Bordes juga dapat
berfungsi sebagai pengubah arah tangga.

3. Anak tangga
Hal penting yang harus diperhatikan dalam pekerjaan
pembuatan anak tangga adalah :
1). Tinggi anak tangga (optrade)

2). lebar anak tangga (aantrade)

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 149 -
Metode konstruksi untuk pekerjaan tangga yaitu:
1). Pondasi tangga
2). Balok bordes
3). Pembekistingan badan tangga, bordes, tutup samping,
dan pencetak optrade
4). Penulangan tangga
5). Pemasangan bekisting Optrade tangga
6). Pengecoran
7). Penyelesain (finishing)
8). Perawatan (curing).
9). Membongkar Bekisting

1). Pondasi tangga


Pondasi tangga dibangun pada bagian tangga lantai
dasar yang berfungsi sebagai dasar tumpuan landasan
agar tangga tidak mengalami penurunan, pergeseran.

Langkah dan hal yang perlu diperhatikan antara lain :


1. Mempelajari gambar kerja dan menghitung
kebutuhan bahan;
2. Peralatan keamanan dan keselamatan kerja dipilih
dan dipakai secara benar;
3. Peralatan kerja dipilih dan dipakai secara benar dan
dicek kemampuannya;
4. Lakukan Pengukuran;
5. Lakukan penggalian tanah pondasi;
6. Urugan pasir;
7. Pasang lantai Kerja;
8. Pembuatan dan pemasangan bekisting;
9. Lakukan pemotongan dan pembengkokan tulangan
longitudinal/ memanjang, dan tulangan sengkang;
10. Rakit tulangan dengan cara tulangan longitudinal/
memanjang dipasang dengan cara dimasukkan satu

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 150 -
per satu kedalam tulangan sengkang sesuai
gambar rencana/gambar kerja, kemudian diikat
dengan bendrat (kawat ikat atau kawat beton)
11. Masukkan tulangan beserta penjaga jarak (tebal
selimut beton) kedalam bekisting yang sudah
disiapkan
12. Lakukan pengecoran bersamaan dengan
pengecoran tangga setelah tulangan tangga
terpasang dan papan pencetak optrade terpasang;
13. Perawatan (curing)

2). Balok bordes


Balok bordes dibangun pada titik sesuai gambar rencana/
gambar kerja yang berfungsi untuk menahan tegangan
tekan dan tegangan tarik yang diakibatkan oleh beban
lentur.

Langkah dan hal yang perlu diperhatikan antara lain :


1. Mempelajari gambar kerja dan menghitung
kebutuhan bahan
2. Peralatan keamanan dan keselamatan kerja dipilih
dan dipakai secara benar.
3. Peralatan kerja dipilih dan dipakai secara benar dan
dicek kemampuannya
4. Tentukan elevasi bekisting balok
5. Pasang cetakan balok/ bekisting
6. Lanjutkan dengan pembekistingan plat bordes,
badan tangga, dan tutup samping.
7. Setelah bekisting plat bordes, badan tangga, dan
tutup samping terpasang selanjutnya lakukan
pembesian balok bordes.
8. Lakukan pemotongan dan pembengkokan tulangan
longitudinal/ memanjang, dan tulangan sengkang

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 151 -
9. Rakit tulangan dengan cara tulangan longitudinal/
memanjang dipasang dengan cara dimasukkan satu
per satu kedalam tulangan sengkang sesuai
gambar rencana/gambar kerja, kemudian diikat
dengan bendrat (kawat ikat atau kawat beton);
10. Masukkan tulangan balok beserta penjaga jarak
(tebal selimut beton) kedalam bekisting balok yang
sudah disiapkan
11. Lakukan pengecoran bersamaan dengan
pengecoran tangga setelah tulangan tangga
terpasang dan papan pencetak optrade terpasang.
12. Perawatan (curing)

3). Pembekistingan badan tangga, plat bordes, tutup


samping, dan pencetak optrade

Langkah dan hal yang perlu diperhatikan antara lain :


1. Mempelajari gambar kerja dan menghitung
kebutuhan bahan.
2. Peralatan keamanan dan keselamatan kerja dipilih
dan dipakai secara benar.
3. Peralatan kerja dipilih dan dipakai secara benar dan
dicek kemampuannya
4. Mendirikan tiang perancah, jangan lupa diskor.
Sebelum pemasangan tiang dikerjakan harus diukur
dahulu tinggi tiang yang dibutuhkan, dengan cara
menarik benang dari lantai atas ke lantai bawah
sepanjang bentang tangga yang telah
direncanakan. Kemudian letakkan tiang-tiang
dengan diberi alas dari papan pada tempat yang
telah diukur tetapi ukurannya dikurangi sedikit
dengan maksud agar lebih memudahkan
penimbangan Gelagar.
5. Menimbang dan memasang gelagar.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 152 -
Jika pemasangan tiang telah selesai, lanjutkan
dengan penimbangan dan pemasangan gelagar.
Penimbangan gelagar untuk bordes tangga hampir
sama dengan penimbangan gelagar untuk cetakan
lantai.
Penimbangan gelagar untuk plat tangga hampir
sama dengan penimbangan gelagar untuk cetakan
lantai, hanya benang pedoman tidak horizontal,
tetapi sesuai dengan kemiringan tangga.
6. Memasang lantai cetakan sesuai dengan lebar
tangga rencana.
7. Pemasangan dinding tride, melukis optrade pada
cetakan samping.
Jika tepi lantai sudah sesuai dengan lebar tangga
rencana, baru dinding cetakan dipasang pada tepi
lantai cetakan, berdiri vertikal lalu ditopang bagian
atasnya dengan tiang sedangkan bagian bawahnya
ditahan oleh papan penguat. Dinding cetakan pada
bagian rencana anak tangga dibuat penggambaran
optrade.
Setelah tulangan tangga dipasang dan dirangkai,
selanjutnya dipasang papan pencetak optrade.
Pemasangan papan pencetak optrade harus
diperkuat oleh klos yang dipakukan pada dinding
cetakan. Pada bagian tengah papan ini diberi paku
dengan sebilah kayu yang dipasang miring dari atas
ke bawah.

4). Penulangan tangga


Langkah dan hal yang perlu diperhatikan dalam
penulangan tangga antara lain :
1. Setelah cetakan tangga, cetakan balok bordes,
tulangan balok bordes, dan klos untuk cetakan
optrade dipasang, selanjutnya rangkai tulangan
longitudinal/ memanjang [yang mengait pada

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 153 -
tulangan balok] untuk plat tangga dan plat bordes
dengan cara tulangan longitudinal/ memanjang
dimasukkan satu per satu kedalam tulangan
sengkang. Bagian bawah tulangan dipasang beton
decking (tebal selimut beton).

Khusus pada lantai dasar :


Setelah cetakan tangga, cetakan balok bordes,
cetakan pondasi tangga, tulangan balok bordes,
tulangan pondasi tangga dan klos untuk cetakan
optrade dipasang, selanjutnya rangkai tulangan
longitudinal/ memanjang [yang mengait pada
tulangan balok dan tulangan pondasi tangga ] untuk
plat tangga dan plat bordes dengan cara tulangan
longitudinal/ memanjang dimasukkan satu per satu
kedalam tulangan sengkang. Bagian bawah
tulangan dipasang beton decking (tebal selimut
beton).

Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi.


Sedangkan detail tulangan pada pekerjaan ini adalah
sebagaimana gambar rencana/ gambar kerja

Gambar Ilustrasi :

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 154 -
2. Pemasangan tulangan anak tangga.
Tulangan ini dihubungkan dengan tulangan badan
tangga/ plat tangga dengan cara diikat dengan
kawat bedrat, kemudian dipasang tulangan
perkuatan anak tangga. Beton decking (tebal
selimut beton) juga dipasang pada sisi bekisting.
Sebelum proses pemasangan, bekisting dipasang
pada sisi dinding tangga agar tidak terjadi
kesalahan dalam pemasangan tulangan.

Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi.


Sedangkan detail tulangan anak tangga pada pekerjaan ini adalah
sebagaimana gambar rencana/ gambar kerja

Gambar Ilustrasi :

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 155 -
5). Pemasangan bekisting Optrade
Setelah penulangan selesai kemudian dipasang cetakan/
bekisting optrade.

6). Pengecoran
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah :
• Semen Portland.
• Agregat halus
• Agregat kasar
• Air.
• Additives (Jika diperkenankan dan disyaratkan
dalam syarat-syarat teknis dalam bestek. Jenis ,
merek serta pemakaiannya sesuai syarat-syarat
teknis dan dengan persetujuan direksi).

Setelah seluruh penulangan selesai dan cetakan/


bekisting optrade dipasang, maka dilakukan pengecoran.

Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu


dilakukan pengecekan / pemeriksaan bekisting dan
tulangan.
Setelah semua pemeriksaan dilakukan dan hasilnya baik,
maka bekisting dibersihkan dengan air compressor.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 156 -
Kemudian pelaksanaan pengecoran dapat dilakukan
dengan tahapan sebagai berikut :

[UNTUK BETON SEGAR pengadukan DENGAN


MOLLEN/MIXER]
1. Penakaran (batching)
Ini adalah proses untuk mengukur proporsi dan
material beton sebelum dimuat kedalam pengaduk
(mixer). Besarnya proporsi masing-masing bahan
didapat dari perencanaan campuran (mix design).
Proses penakaran yang paling akurat adalah
dengan menimbangnya.

2. Pencampuran / pengadukan (mixing)


Sebelum pencampuran, bahan-bahan pembuat
beton ditimbang menggunakan peralatan
penimbang sesuai dengan mix design.

2.1 Urutan Pencampuran :


Karena didalam pengecoran ini diasumsikan
memakai mollen/mixer, maka pengadukan
bahan material dimasukan kedalam sebuah
tabung mollen/mixer dengan urutan
memasukkan sedikit air terlebih dahulu
selanjutnya Agregat kasar, kemudian semen,
lalu agregat halus, dan sisa air dimasukkan
setelah seluruh material masuk.

2.2 Waktu Pencampuran


Pencampuran dilakukan untuk mendapatkan
campuran yang seragam. Pengadukan
dikerjakan dengan memakai mesin pengaduk
dan lamanya pengadukan sesuai kapasitas
mesin pengaduk.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 157 -
Untuk campuran dengan kelecakan rendah
memerlukan pengadukan lebih lama. Agregat
yang menyerap air juga memerlukan waktu
yang lebih lama untuk pori meyerap air.

Setelah selesai pengadukan, adukan beton


memperlihatkan susunan dan warna yang
merata dan pekerjaan ini diawasi oleh
seorang ahli, dilakukan pengambilan benda
uji dan test slump dari mesin pengaduk. Jika
tidak memenuhi syarat maka adukan beton
tidak digunakan, dan dilakukan pencampuran
ulang sehingga memenuhi syarat.

3. Pengangkutan (transporting)
Ada 3 macam gerakan dalam pengangkutan, yaitu
dari mesin pengaduk sampai ke lokasi/site, dari
lokasi ke bagian yang di cor.
Dari mesin pengaduk sampai ke site, pemindahan
beton dari site ke bagian yang dicor dilakukan
dengan peralatan yang sesuai.

4. Penuangan (Placing) dan Pemadatan (compacting).


1). Beton dituangkan sedekat mungkin dengan
kedudukan rencana dengan secepat dan
seefesien mungkin, sehingga pemisahan
dapat dihindari dan beton dapat dipadatkan
secara penuh.
Pengecoran dimulai dari bagian bawah. Beton
dituangkan kedalam bekisting yang sudah
diletakkan tulangan dengan cara bertahap
sedikit demi sedikit dengan bantuan sendok
spesi/cetok agar semua material campuran
dapat masuk ketempat pengecoran dan tidak

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 158 -
ada celah yang kosong dan lebih padat. Beton
dipadatkan menggunakan vibrator.

2). Adukan diratakan dengan kayu perata sesuai


tinggi peil yang sudah ditentukan.

Yang harus dihindari :


a. Pemisahan/segregasi.
b. Kehilangan kelecakan (slump loss).
c. Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi
kasar (harsh) dan tidak lecak.

[UNTUK BETON READY MIX]


1. Pemesanan
Diperlukan kerja sama yang baik dengan pemasok
beton jadi pada semua tahap, mulai dari
pemesanan sampai penuangan.
Syarat beton maupun jumlah kubikasi dari setiap
campuran diberitahukan kepada pemasok, dimana
perencanaan mix design dilakukan oleh pemasok,
atau dengan memberikan perbandingannya,
dengan disertai kelecakan yang disyaratkan. Juga
dapat dilakukan pemesanan khusus, misalnya
menggunakan agregat tertentu, atau semen
tertentu, atau menambahkan bahan kimia pembantu
tertentu.

Ada 3 jenis pencampuran :


1. Transh-mixed concrete, dicampur
sepenuhnya dalam truk pengaduk.
2. Central-mixed concrete, dicampur
sepenuhnya dalam mixer tetap dan dikirim
dengan truk agitator.
3. Shrink-mixed, dicampur sebagian di dalam
mixer tetap dan disempurnakan di dalam truk

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 159 -
mixer. Kecepatan pengadukan umumnya
sekitar antara 2 sampai 6 rpm.

Truk mixer digunakan dengan 2 cara :


1. Sebagai agitator. Dalam perjalanan drum
mixer berputar secara perlahan dengan
kecepatan 1 atau 2 rpm. Ketika tiba
dilapangan kecepatan ditambah menjadi 10
atau 15 rpm selama sedikitnya 3 menit.
2. Sebagai truk mixer. Setelah air ditambahkan
dilapangan, harus diputar 100 kali. Secara
umum drum mixer perlu diputar sebanyak 10
sampai 15 putaran per menit dengan waktu 7
– 10 menit.
Truk mixer dapat menuang campuran
3
sebanyak 0,5m per menit, sehingga seluruh
mix diatas truk dapat dituangkan hanya dalam
waktu 10 menit. Diusahakan beton dapat
dituang selambat-lambatnya 30 menit setelah
tiba dilapangan.
Diusahakan agar truk sedekat mungkin
dengan tempat pengecoran.

2. Pengangkutan (transporting)
Sebelum adukan beton dipindahkan dari truk mixer
ke lokasi/site , dilakukan pengambilan benda uji dan
test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi
syarat maka adukan beton ditolak, dan dilakukan
pemesanan ulang sehingga memenuhi syarat.

Bila memenuhi syarat maka ada 3 macam gerakan


dalam pengangkutan, yaitu dari truk mixer ke
lokasi/site, dari lokasi ke bagian yang di cor.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 160 -
Dari truk mixer ke site, pemindahan beton dari site
ke bagian yang dicor dilakukan dengan peralatan
yang sesuai.

3. Penuangan (Placing) dan Pemadatan (compacting).


1). Beton dituangkan sedekat mungkin dengan
kedudukan rencana dengan secepat dan
seefesien mungkin, sehingga pemisahan
dapat dihindari dan beton dapat dipadatkan
secara penuh.
Pengecoran dimulai dari bagian bawah. Beton
dituangkan kedalam bekisting yang sudah
diletakkan tulangan dengan cara bertahap
sedikit demi sedikit dengan bantuan sendok
spesi/cetok agar semua material campuran
dapat masuk ketempat pengecoran dan tidak
ada celah yang kosong dan lebih padat. Beton
dipadatkan menggunakan vibrator.

2). Adukan diratakan dengan kayu perata sesuai


tinggi peil yang sudah ditentukan.

Yang harus dihindari :


a. Pemisahan/segregasi.
b. Kehilangan kelecakan (slump loss).
c. Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi
kasar (harsh) dan tidak lecak.

7). Penyelesain (finishing)


Untuk tangga yang akan dipasang tile, cukup diratakan
saja (strike off atau screeding). Untuk permukaan yang
terekpose, penyelesain (finishing) dilakukan dengan
cara-cara tertentu sebagaimana metode penyelesain
(finishing) beton yang telah diuraikan pada metode
pekerjaan beton sebelumnya untuk tujuan menghasilkan

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 161 -
permukaan beton sesuai rencana. Kegiatan penyelesaian
terkoordinasi baik dengan kegiatan sebelumnya seperti
pengadukan, pengangkutan dan penuangan.

8). Perawatan (curing).


Betapapun baik hasil pengecoran, beton yang tidak
dirawat sampai benar-benar setting akan menyebabkan
beton tersebut mengalami kerusakan, terutama kembang
susut akibat cuaca. Penguapan akibat terik matahari yang
terlampau cepat akan menyebabkan beton mengalami
retak-retak sehingga mengurangi kekuatan beton itu
sendiri.

Metode perawatan (curing) adalah sebagaimana yang


telah diuraikan pada metode pekerjaan beton
sebelumnya.

9). Membongkar Bekisting


Pembongkaran bekisting dilakukan secara benar dan hati –
hati agar permukaan beton tidak rusak akibat pekerjaan
bongkaran dan bahan bekisting dapat digunakan lagi untuk
kegiatan lain.

Pembongkaran cetakan/ bekisting dilakukan sampai beton


cukup kuat menahan tegangan akibat berat sendiri dan
beban kerja atau setelah waktu minimal untuk masing-
masing jenis konstruksi sesuai spesifikasi teknis dan
dengan persetujuan pihak pengawas/ direksi.

6. Balok dan Plat Dag


Pekerjaan plat dag merupakan pekerjaan beton bertulang
dengan bidang arah horizontal dengan beban yang bekerja
tegak lurus pada struktur tersebut.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 162 -
Pekerjaan balok merupakan pekerjaan beton bertulang yang
berfungsi untuk menahan tegangan tekan dan tegangan tarik
yang diakibatkan oleh beban lentur. Balok merupakan bagian
struktur bangunan yang kaku dan dirancang untuk
menanggung dan mentransfer beban menuju elemen-elemen
kolom penopang.

Plat dag dapat segera dibangun setelah bangunan mempunyai


kolom/tiang penopang yang mempunyai kekuatan kuat untuk
menanggung plat dag diatasnya. Penyebaran berat plat dag
diperbaiki dengan distribusi struktur balok - balok yang
menopang plat dag, sebelum beban tersebut dialirkan ke kolom
penopang dan berakhir di pondasi bangunan.

Fase ini dapat dibangun setelah didapatkan kekuatan yang


cukup dari kolom penopang. Pekerjaan dilanjutkan dengan
pembuatan cetakan jalur balok - balok distribusi beban dan
cetakan plat dag, penulangan, pengecoran, perawatan beton,
dan pembongkaran bekisting. Pekerjaan selesai apabila
didapat balok dan plat dag bangunan yang solid dan kuat.

Data-data ketentuan balok adalah sebagai berikut :


- Beton yang digunakan adalah Jenis Beton Ready-mix
- Mutu beton K400 (fc’30 Mpa)
- Baja Tulangan Pokok ulir, Ø > 10 mm BJTP40 (fy = 400
Mpa)
- Baja Tulangan Sengkang, Ø < 10 mm BJTP24 (fy = 240
Mpa)
- Dimensi Balok : Sesuai gambar rencana/ gambar kerja

Data-data ketentuan plat dag adalah sebagai berikut:


- Beton yang digunakan adalah Jenis Beton Ready-mix
- Mutu beton K400 (fc’30 Mpa)
- Baja Tulangan Pokok ulir, Ø > 10 mm BJTP40 (fy = 400
Mpa)

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 163 -
- Baja Tulangan Penguatan, Ø < 10 mm BJTP24 (fy = 240
Mpa)
- Dimensi Plat Dag : Sesuai gambar rencana/ gambar kerja

Metode konstruksi untuk pekerjaan balok dan plat dag yaitu:


1). Bekisting balok dan plat dag
2). Penulangan balok dan plat dag
3). Pengecoran balok dan plat dag
4). Penyelesain (finishing)
5). Perawatan (curing).
6). Membongkar Bekisting

1). Bekisting balok dan plat dag


Metode bekisting balok dan plat dag adalah sebagaimana
yang telah diuraikan pada metode pekerjaan beton
sebelumnya, dan:
Sebelum pemasangan perancah dimulai pastikan dasar
tempat pijakan perancak kuat untuk menahan beben
beton, ini sangat penting untuk menghindari terjadinya
setel (penurunan) akibat pengecoran plat dag
berlangsung.
Untuk perancah dari kayu untuk menyetel ketinggian, di
bagian bawah tiang perancah diberi baji, sehingga akan
memudahkan menaik-turunkan ketinggian yang
ditentukan. Sedangkan bila perancah dari baja untuk
menyetel ketinggian sudah terdapat ulir yang berfungsi
untuk menaik - turunkan ketinggian tiang perancah.
Dibawah tiang perancah dipakai papan alas.

Langkah dan hal yang perlu diperhatikan dalam


pembuatan bekisting balok dan plat dag antara lain :
1. Menentukan elevasi plat dag kemudian lakukan
penandaan sebagai acuan dalam pembekistingan
plat dag dan balok;

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 164 -
2. Elevasi dasar atas bekisting balok adalah = (elevasi
dasar atas bekisting plat) - (tinggi balok) – (tebal
plat);
3. Pasangkan perancah untuk balok terlebih dahulu
dengan jarak antara tiang perancah sama dengan
jarak klam perangkai;
4. tiang perancah dikakukan ke arah panjang balok
dengan skor;
5. menimbang dan memasang gelagar;
6. letakkan cetakan balok pada tempatnya di atas
gelagar;
7. pasang klam penjepit dan skor;
8. perlu diingat pada bekisting balok, jika letak tangga
menumpu pada balok, maka cetakan balok
dibuatkan coakan [berlaku hanya bila pada gambar
rencana/ gambar kerja letak tangga menumpu pada
balok].
9. lanjutkan dengan pembekistingan plat dag dengan
cara mendirikan tiang perancah yang akan
digunakan untuk menimbang gelagar;
10. kemudian menimbang gelagar;
11. dirikan tiang perancah yang lain;
12. tiang perancah dikakukan ke arah panjangnya;
dengan skor;
13. memasang gelagar;
14. memasang cetakan plat di atas gelagar yang sudah
terpasang;

2). Penulangan balok dan plat dag


Penulangan balok dilakukan sebelum pemasangan besi
plat dag.
Tulangan balok terdiri dari tulangan longitudinal/
memanjang yang dipasang searah sumbu batang, dan
tulangan geser (tulangan sengkang/begel) yang dipasang
untuk keperluan agar balok dapat menahan gaya geser.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 165 -
Langkah dan hal yang perlu diperhatikan dalam
penulangan balok antara lain :
1. Lakukan pemotongan dan pembengkokan tulangan
longitudinal/ memanjang, dan tulangan sengkang;

Gambar Ilustrasi :

Pembengkokan besi tulangan longitudinal sisi


luar balok
Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi.
Sedangkan bentuk, dimensi, dan bengkokan besi longitudinal sisi
luar balok pada pekerjaan ini adalah Sesuia Gambar Rencana/
Gambar Kerja.

Gambar Ilustrasi :

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 166 -
Pembengkokan besi tulangan longitudinal sisi
dalam balok

Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi.


Sedangkan bentuk, dimensi, dan bengkokan besi longitudinal sisi
dalam balok pada pekerjaan ini adalah Sesuia Gambar Rencana/
Gambar Kerja.

Gambar Ilustrasi :

Sambungan

Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi.


Sedangkan type dan bentuk sambungan pada pekerjaan ini
adalah Sesuai Gambar Rencana/ Gambar Kerja.

Gambar Ilustrasi :

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 167 -
Pembengkokan besi sengkang/begel

Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi.


Sedangkan bentuk, dimensi, dan bengkokan besi sengkang/
begel pada pekerjaan ini adalah Sesuai Gambar Rencana/
Gambar Kerja.

Gambar Ilustrasi :

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 168 -
2. Pekerjaan berlanjut pada perakitan tulangan balok
berkaitan pada tulangan kolom.
Rakit tulangan dengan cara tulangan longitudinal/
memanjang dipasang dengan cara dimasukkan satu

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 169 -
per satu kedalam tulangan sengkang sesuai
gambar rencana/gambar kerja, kemudian diikat
dengan bendrat (kawat ikat atau kawat beton);

Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi.

Sedangkan pada pekerjaan ini :


1. Dimensi masing-masing jenis balok : Sesuai Gambar Rencana/ Gambar Kerja;
2. Tebal selimut beton masing-masing
jenis balok : Sesuai Gambar Rencana/ Gambar Kerja;
2. Jumlah besi longitudinal
masing-masing jenis balok : Sesuai Gambar Rencana/ Gambar Kerja;
3. Jarak tulangan sengkang/begel
masing-masing jenis balok : Sesuai Gambar Rencana/ Gambar Kerja;

Gambar Ilustrasi :

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 170 -
3. masukkan tulangan balok beserta penjaga jarak
(tebal selimut beton) kedalam bekisting balok yang
sudah disiapkan;

4. periksa kesikuan balok dan sambungan antara


balok dan kolom.

Langkah dan hal yang perlu diperhatikan dalam


penulangan plat dag antara lain :
1. Sesudah bekisting balok, bekisting plat dag beton,
dan tulangan balok selesai dikerjakan, maka
dilakukan pemasangan tulangan plat dag dirangkai
berkaitan pada penulangan balok yang sudah
diselesaikan sebelumnya.
Pekerjaan pemasangan tulangan plat dag beton
sebagaimana gambar rencana/gambar kerja;

2. setelah pemasangan, rapikan susunan besi yang


tidak lurus dan periksa semua ikatan bendrat (kawat
ikat atau kawat beton) yang ada, apakah ada yang
belum terikat, atau sudah terikat namun kurang
kuat.
Selanjutnya ganjal semua besi plat dag bagian
bawah dengan beton decking (tebal selimut beton).

3). Pengecoran balok dan plat dag


Metode pengecoran balok dan plat dag adalah
sebagaimana yang telah diuraikan pada metode
pekerjaan beton sebelumnya, dan:

Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah :


• Semen Portland.
• Agregat halus
• Agregat kasar

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 171 -
• Air.
• Additives (Jika diperkenankan dan disyaratkan
dalam syarat-syarat teknis dalam bestek. Jenis ,
merek serta pemakaiannya sesuai syarat-syarat
teknis dan dengan persetujuan direksi).

Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu


dilakukan hal-hal berikut :
1. Pemeriksaan bekisting meliputi :
a). Ukuran bekisting (lebar dan tinggi).
b). Pemeriksaan elevasi dan kelurusan bekisting.
c). Pemeriksaan sambungan pada bekisting.
d). Lubang-lubang / pipa-pipa untuk instalasi dan
lain-lain harus terpasang dengan baik [berlaku
hanya bila pada gambar rencana/gambar
kerja diperlukan lubang-lubang / pipa-pipa
untuk instalasi dan lain-lain].

2. Pemeriksaan penulangan meliputi :


a). Pemeriksaan tulangan balok.
b). Pemeriksaan tulangan plat dag.
c). Pemeriksaan overlapping, penjangkaran, dan
detail sambungan tulangan.
d). Pemeriksaan kekuatan bendrat.
e). Pemeriksaan decking (tebal selimut beton).
f). Pemeriksaan tulangan tangga yang dirangkai
dengan mengait pada tulangan balok [berlaku
hanya bila pada gambar rencana/ gambar
kerja letak tangga menumpu pada balok].

Setelah semua pemeriksaan dilakukan dan hasilnya baik,


maka bekisting dibersihkan dengan air compressor.
Kemudian pelaksanaan pengecoran balok dan plat dag
dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 172 -
[UNTUK BETON SEGAR pengadukan DENGAN
MOLLEN/MIXER]
1. Penakaran (batching)
Ini adalah proses untuk mengukur proporsi dan
material beton sebelum dimuat kedalam pengaduk
(mixer). Besarnya proporsi masing-masing bahan
didapat dari perencanaan campuran (mix design).
Proses penakaran yang paling akurat adalah
dengan menimbangnya.

2. Pencampuran / pengadukan (mixing)


Sebelum pencampuran, bahan-bahan pembuat
beton ditimbang menggunakan peralatan
penimbang sesuai dengan mix design.

2.1 Urutan Pencampuran :


Karena didalam pengecoran ini diasumsikan
memakai mollen/mixer, maka pengadukan
bahan material dimasukan kedalam sebuah
tabung mollen/mixer dengan urutan
memasukkan sedikit air terlebih dahulu
selanjutnya Agregat kasar, kemudian semen,
lalu agregat halus, dan sisa air dimasukkan
setelah seluruh material masuk.

2.2 Waktu Pencampuran


Pencampuran dilakukan untuk mendapatkan
campuran yang seragam. Pengadukan
dikerjakan dengan memakai mesin pengaduk
dan lamanya pengadukan sesuai kapasitas
mesin pengaduk.

Untuk campuran dengan kelecakan rendah


memerlukan pengadukan lebih lama. Agregat

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 173 -
yang menyerap air juga memerlukan waktu
yang lebih lama untuk pori meyerap air.

Setelah selesai pengadukan, adukan beton


memperlihatkan susunan dan warna yang
merata dan pekerjaan ini diawasi oleh
seorang ahli, dilakukan pengambilan benda
uji dan test slump dari mesin pengaduk. Jika
tidak memenuhi syarat maka adukan beton
tidak digunakan, dan dilakukan pencampuran
ulang sehingga memenuhi syarat.

3. Pengangkutan (transporting)
Ada 3 macam gerakan dalam pengangkutan, yaitu
dari mesin pengaduk sampai ke lokasi/site, dari
lokasi ke bagian yang di cor.
Dari mesin pengaduk sampai ke site, pemindahan
beton dari site ke bagian yang dicor dilakukan
dengan peralatan yang sesuai.

4. Penuangan (Placing) dan Pemadatan (compacting).


1). Jika diperlukan, maka pengecoran hanya
boleh dihentikan pada jarak ¼ bentang dari
tumpuan atau sesuai syarat teknis [pada
momen yang dipikul balok dan plat dag
adalah nol].

2). Beton dituangkan sedekat mungkin dengan


kedudukan rencana dengan secepat dan
seefesien mungkin, sehingga pemisahan
dapat dihindari dan beton dapat dipadatkan
secara penuh. Sebelumnya, sambungan
beton lama dengan beton baru diolesi Lem
Beton.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 174 -
Pengecoran dimulai dari balok dan plat dan
dilanjut ke berikutnya. Beton dituangkan
kedalam bekisting yang sudah diletakkan
tulangan dalam lapisan-lapisan yang
seragam. Penuangan dilakukan selapis demi
selapis, dimana setiap lapisan dipadatkan
dengan concrete vibrator dengan maksud
agar terbentuk beton yang benar-benar padat.

3). Adukan diratakan dengan kayu perata sesuai


tinggi peil yang sudah ditentukan.

Yang harus dihindari :


a. Pemisahan/segregasi.
b. Kehilangan kelecakan (slump loss).
c. Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi
kasar (harsh) dan tidak lecak.

[UNTUK BETON READY MIX]


1. Pemesanan
Diperlukan kerja sama yang baik dengan pemasok
beton jadi pada semua tahap, mulai dari
pemesanan sampai penuangan.
Syarat beton maupun jumlah kubikasi dari setiap
campuran diberitahukan kepada pemasok, dimana
perencanaan mix design dilakukan oleh pemasok,
atau dengan memberikan perbandingannya,
dengan disertai kelecakan yang disyaratkan. Juga
dapat dilakukan pemesanan khusus, misalnya
menggunakan agregat tertentu, atau semen
tertentu, atau menambahkan bahan kimia pembantu
tertentu.

Ada 3 jenis pencampuran :

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 175 -
1. Transh-mixed concrete, dicampur
sepenuhnya dalam truk pengaduk.
2. Central-mixed concrete, dicampur
sepenuhnya dalam mixer tetap dan dikirim
dengan truk agitator.
3. Shrink-mixed, dicampur sebagian di dalam
mixer tetap dan disempurnakan di dalam truk
mixer. Kecepatan pengadukan umumnya
sekitar antara 2 sampai 6 rpm.

Truk mixer digunakan dengan 2 cara :


1. Sebagai agitator. Dalam perjalanan drum
mixer berputar secara perlahan dengan
kecepatan 1 atau 2 rpm. Ketika tiba
dilapangan kecepatan ditambah menjadi 10
atau 15 rpm selama sedikitnya 3 menit.
2. Sebagai truk mixer. Setelah air ditambahkan
dilapangan, harus diputar 100 kali. Secara
umum drum mixer perlu diputar sebanyak 10
sampai 15 putaran per menit dengan waktu 7
– 10 menit.
Truk mixer dapat menuang campuran
3
sebanyak 0,5m per menit, sehingga seluruh
mix diatas truk dapat dituangkan hanya dalam
waktu 10 menit. Diusahakan beton dapat
dituang selambat-lambatnya 30 menit setelah
tiba dilapangan.
Diusahakan agar truk sedekat mungkin
dengan tempat pengecoran.

2. Pengangkutan (transporting)
Sebelum adukan beton dipindahkan dari truk mixer
ke dalam bucket pada concrete pump truck,
dilakukan pengambilan benda uji dan test slump
dari truk mixer. Jika tidak memenuhi syarat maka

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 176 -
adukan beton ditolak, dan dilakukan pemesanan
ulang sehingga memenuhi syarat.

Bila memenuhi syarat maka ada 3 macam gerakan


dalam pengangkutan, yaitu dari truk mixer ke
lokasi/site, dari lokasi ke bagian yang di cor.
Dari truk mixer ke site, pemindahan beton dari site
ke bagian yang dicor dilakukan dengan peralatan
yang sesuai.

3. Penuangan (Placing) dan Pemadatan (compacting).


1). Jika diperlukan, maka pengecoran hanya
boleh dihentikan pada jarak ¼ bentang dari
tumpuan atau sesuai syarat teknis [pada
momen yang dipikul balok dan plat dag
adalah nol].

2). Beton dituangkan sedekat mungkin dengan


kedudukan rencana dengan secepat dan
seefesien mungkin, sehingga pemisahan
dapat dihindari dan beton dapat dipadatkan
secara penuh. Sebelumnya, sambungan
beton lama dengan beton baru diolesi Lem
Beton.
Pengecoran dimulai dari balok dan dilanjut ke
berikutnya. Beton dituangkan kedalam
bekisting yang sudah diletakkan tulangan
dalam lapisan-lapisan yang seragam.
Penuangan dilakukan selapis demi selapis,
dimana setiap lapisan dipadatkan dengan
concrete vibrator dengan maksud agar
terbentuk beton yang benar-benar padat.

3). Adukan diratakan dengan kayu perata sesuai


tinggi peil yang sudah ditentukan.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 177 -
Yang harus dihindari :
a. Pemisahan/segregasi.
b. Kehilangan kelecakan (slump loss).
c. Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi
kasar (harsh) dan tidak lecak.

4). Penyelesain (finishing)


Penyelesain (finishing) dilakukan dengan cara-cara
tertentu sebagaimana metode penyelesain (finishing)
beton yang telah diuraikan pada metode pekerjaan beton
sebelumnya untuk tujuan menghasilkan permukaan beton
sesuai rencana. Kegiatan penyelesaian terkoordinasi baik
dengan kegiatan sebelumnya seperti pengadukan,
pengangkutan dan penuangan.

5). Perawatan (curing).


Betapapun baik hasil pengecoran, beton balok dan plat
dag yang tidak dirawat sampai benar-benar setting akan
menyebabkan beton tersebut mengalami kerusakan,
terutama kembang susut akibat cuaca. Penguapan akibat
terik matahari yang terlampau cepat akan menyebabkan
beton mengalami retak-retak sehingga mengurangi
kekuatan beton itu sendiri.

Metode perawatan (curing) adalah sebagaimana yang


telah diuraikan pada metode pekerjaan beton
sebelumnya.

6). Membongkar Bekisting


Pembongkaran bekisting dilakukan secara benar dan hati
– hati agar permukaan beton tidak rusak akibat pekerjaan
bongkaran dan bahan bekisting dapat digunakan lagi
untuk kegiatan lain.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 178 -
Pembongkaran cetakan/ bekisting dilakukan sampai
beton cukup kuat menahan tegangan akibat berat sendiri
dan beban kerja atau setelah waktu minimal untuk
masing-masing jenis konstruksi sesuai spesifikasi teknis
dan dengan persetujuan pihak pengawas/ direksi.

7. Talang Beton
Fungsi utama talang adalah sebagai tempat menampung air
dari atap untuk diteruskan ke tempat yang telah direncanakan.

Talang beton terdiri dari balok dan plat talang. Plat talang beton
merupakan struktur beton bertulang dengan bentuk dan
dimensi sesuai gambar rencana/ gambar kerja dengan beban
yang bekerja tegak lurus pada struktur tersebut. Sedangkan
balok merupakan beton bertulang yang berfungsi untuk

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 179 -
menahan tegangan tekan dan tegangan tarik yang diakibatkan
oleh beban lentur.

Data-data ketentuan balok adalah sebagai berikut :


- Beton yang digunakan adalah Jenis Beton Ready-mix
- Mutu beton K400 (fc’30 Mpa)
- Baja Tulangan Pokok ulir, Ø > 10 mm BJTP40 (fy = 400
Mpa)
- Baja Tulangan Sengkang, Ø < 10 mm BJTP24 (fy = 240
Mpa)
- Dimensi Balok : Sesuai gambar rencana/ gambar kerja

Data-data ketentuan plat adalah sebagai berikut:


- Beton yang digunakan adalah Jenis Beton Ready-mix
- Mutu beton K400 (fc’30 Mpa)
- Baja Tulangan Pokok ulir, Ø > 10 mm BJTP40 (fy = 400
Mpa)
- Baja Tulangan Penguatan, Ø < 10 mm BJTP24 (fy = 240
Mpa)
- Dimensi Plat Talang : Sesuai gambar rencana/ gambar
kerja

Metode konstruksi untuk pekerjaan balok dan plat talang yaitu:


1). Bekisting balok dan plat
2). Penulangan balok dan plat
3). Pengecoran balok dan plat
4). Penyelesain (finishing)
5). Perawatan (curing).
6). Membongkar Bekisting

1). Bekisting balok dan plat talang


Sebelum pemasangan perancah dimulai pastikan dasar
tempat pijakan perancak kuat untuk menahan beben
beton, ini sangat penting untuk menghindari terjadinya

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 180 -
setel (penurunan) akibat pengecoran plat talang
berlangsung.
Untuk perancah dari kayu untuk menyetel ketinggian, di
bagian bawah tiang perancah diberi baji, sehingga akan
memudahkan menaik-turunkan ketinggian yang
ditentukan. Sedangkan bila perancah dari baja untuk
menyetel ketinggian sudah terdapat ulir yang berfungsi
untuk menaik - turunkan ketinggian tiang perancah.
Dibawah tiang perancah dipakai papan alas.

Langkah dan hal yang perlu diperhatikan dalam


pembuatan bekisting/cetakan balok dan plat talang antara
lain :
1. Menentukan elevasi plat talang kemudian lakukan
penandaan sebagai acuan dalam pembekistingan
plat talang dan balok;
2. Pasangkan perancah untuk balok terlebih dahulu
dengan jarak antara tiang perancah sama dengan
jarak klam perangkai;
3. Tiang perancah dikakukan ke arah panjang balok
dengan skor;
4. Menimbang dan memasang gelagar;
5. Letakkan cetakan balok pada tempatnya di atas
gelagar;
6. Pasang klam penjepit dan skor;
7. Lanjutkan dengan pembekistingan plat talang
dengan cara mendirikan tiang perancah yang akan
digunakan untuk menimbang gelagar;
8. Kemudian menimbang gelagar;
9. Dirikan tiang perancah yang lain;
10. Tiang perancah dikakukan ke arah panjangnya;
dengan skor;
11. Memasang gelagar;
12. Memasang cetakan plat mendatar di atas gelagar
yang sudah terpasang;

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 181 -
13. Memasang cetakan plat tegak untuk tutupan talang
bagian luar dan diskor.
14. Setelah besi balok dan besi plat terpasang beserta
beton beton decking, maka pasang cetakan plat
vertikal untuk tutupan talang bagian dalam.

2). Penulangan balok dan plat talang


Penulangan balok dilakukan sebelum pemasangan besi
plat talang.
Tulangan balok terdiri dari tulangan longitudinal/
memanjang yang dipasang searah sumbu batang, dan
tulangan geser (tulangan sengkang/begel) yang dipasang
untuk keperluan agar balok dapat menahan gaya geser.

Langkah dan hal yang perlu diperhatikan dalam


penulangan balok antara lain :
1. Lakukan pemotongan dan pembengkokan tulangan
longitudinal/ memanjang, dan tulangan sengkang;

2. Pekerjaan berlanjut pada perakitan tulangan balok


berkaitan pada tulangan kolom.
Rakit tulangan dengan cara tulangan longitudinal/
memanjang dipasang dengan cara dimasukkan satu
per satu kedalam tulangan sengkang sesuai
gambar rencana/gambar kerja, kemudian diikat
dengan bendrat (kawat ikat atau kawat beton);

3. Masukkan tulangan balok beserta penjaga jarak


(tebal selimut beton) kedalam bekisting balok yang
sudah disiapkan;

Langkah dan hal yang perlu diperhatikan dalam


penulangan plat talang antara lain :
1. Sesudah cetakan balok, cetakan plat talang (kecuali
cetakan plat vertikal untuk tutupan talang bagian

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 182 -
dalam), dan tulangan balok selesai dikerjakan,
maka dilakukan pemasangan tulangan plat talang
dirangkai berkaitan pada penulangan balok.
Pekerjaan pemasangan tulangan plat talang
sebagaimana gambar rencana/gambar kerja;

2. setelah pemasangan, rapikan susunan besi yang


tidak lurus dan periksa semua ikatan bendrat (kawat
ikat atau kawat beton) yang ada, apakah ada yang
belum terikat, atau sudah terikat namun kurang
kuat.
Selanjutnya ganjal semua besi plat talang pada
bagian cetakan/bekisting dengan beton decking
(tebal selimut beton), dan pasang cetakan plat
vertikal untuk tutupan talang bagian dalam.

Gambar Ilustrasi dibawah ini adalah untuk menggambarkan


penulangan balok dan plat talang. Sedangkan detail penulangan,
dimensi balok dan plat talang adalah mengikuti gambar
rencana/gambar kerja

Gambar Ilustrasi :

3). Pengecoran balok dan plat talang

Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah :


• Semen Portland.
• Agregat halus
• Agregat kasar
• Air.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 183 -
• Additives (Jika diperkenankan dan disyaratkan
dalam syarat-syarat teknis dalam bestek. Jenis ,
merek serta pemakaiannya sesuai syarat-syarat
teknis dan dengan persetujuan direksi).

Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu


dilakukan hal-hal berikut :
1. Pemeriksaan bekisting meliputi :
a). Ukuran bekisting (lebar dan tinggi).
b). Pemeriksaan elevasi dan kelurusan bekisting.
c). Pemeriksaan sambungan pada bekisting.
d). Lubang-lubang / pipa-pipa untuk instalasi dan
lain-lain harus terpasang dengan baik [berlaku
hanya bila pada gambar rencana/gambar
kerja diperlukan lubang-lubang / pipa-pipa
untuk instalasi dan lain-lain].

2. Pemeriksaan penulangan meliputi :


a). Pemeriksaan tulangan balok.
b). Pemeriksaan tulangan plat.
c). Pemeriksaan overlapping, penjangkaran, dan
detail sambungan tulangan.
d). Pemeriksaan kekuatan bendrat.
e). Pemeriksaan decking (tebal selimut beton).

Setelah semua pemeriksaan dilakukan dan hasilnya baik,


maka bekisting dibersihkan dengan air compressor.
Kemudian pelaksanaan pengecoran balok dan plat talang
dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

[UNTUK BETON SEGAR pengadukan DENGAN


MOLLEN/MIXER]
1. Penakaran (batching)
Ini adalah proses untuk mengukur proporsi dan
material beton sebelum dimuat kedalam pengaduk

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 184 -
(mixer). Besarnya proporsi masing-masing bahan
didapat dari perencanaan campuran (mix design).
Proses penakaran yang paling akurat adalah
dengan menimbangnya.

2. Pencampuran / pengadukan (mixing)


Sebelum pencampuran, bahan-bahan pembuat
beton ditimbang menggunakan peralatan
penimbang sesuai dengan mix design.

2.1 Urutan Pencampuran :


Karena didalam pengecoran ini diasumsikan
memakai mollen/mixer, maka pengadukan
bahan material dimasukan kedalam sebuah
tabung mollen/mixer dengan urutan
memasukkan sedikit air terlebih dahulu
selanjutnya Agregat kasar, kemudian semen,
lalu agregat halus, dan sisa air dimasukkan
setelah seluruh material masuk.

2.2 Waktu Pencampuran


Pencampuran dilakukan untuk mendapatkan
campuran yang seragam. Pengadukan
dikerjakan dengan memakai mesin pengaduk
dan lamanya pengadukan sesuai kapasitas
mesin pengaduk.

Untuk campuran dengan kelecakan rendah


memerlukan pengadukan lebih lama. Agregat
yang menyerap air juga memerlukan waktu
yang lebih lama untuk pori meyerap air.

Setelah selesai pengadukan, adukan beton


memperlihatkan susunan dan warna yang
merata dan pekerjaan ini diawasi oleh

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 185 -
seorang ahli, dilakukan pengambilan benda
uji dan test slump dari mesin pengaduk. Jika
tidak memenuhi syarat maka adukan beton
tidak digunakan, dan dilakukan pencampuran
ulang sehingga memenuhi syarat.

3. Pengangkutan (transporting)
Ada 3 macam gerakan dalam pengangkutan, yaitu
dari mesin pengaduk sampai ke lokasi/site, dari
lokasi ke bagian yang di cor.
Dari mesin pengaduk sampai ke site, pemindahan
beton dari site ke bagian yang dicor dilakukan
dengan peralatan yang sesuai.

4. Penuangan (Placing) dan Pemadatan (compacting).


1). Beton dituangkan sedekat mungkin dengan
kedudukan rencana dengan secepat dan
seefesien mungkin, sehingga pemisahan
dapat dihindari dan beton dapat dipadatkan
secara penuh.
Pengecoran dimulai dari balok dilanjutkan ke
plat. Beton dituangkan kedalam bekisting
yang sudah diletakkan tulangan dalam
lapisan-lapisan yang seragam, dan
dipadatkan dengan concrete vibrator dengan
maksud agar terbentuk beton yang benar-
benar padat.

2). Adukan diratakan dengan alat bantu perata


sesuai tinggi peil yang sudah ditentukan.

Yang harus dihindari :


a. Pemisahan/segregasi.
b. Kehilangan kelecakan (slump loss).

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 186 -
c. Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi
kasar (harsh) dan tidak lecak.

[UNTUK BETON READY MIX]


1. Pemesanan
Diperlukan kerja sama yang baik dengan pemasok
beton jadi pada semua tahap, mulai dari
pemesanan sampai penuangan.
Syarat beton maupun jumlah kubikasi dari setiap
campuran diberitahukan kepada pemasok, dimana
perencanaan mix design dilakukan oleh pemasok,
atau dengan memberikan perbandingannya,
dengan disertai kelecakan yang disyaratkan. Juga
dapat dilakukan pemesanan khusus, misalnya
menggunakan agregat tertentu, atau semen
tertentu, atau menambahkan bahan kimia pembantu
tertentu.

Ada 3 jenis pencampuran :


1. Transh-mixed concrete, dicampur
sepenuhnya dalam truk pengaduk.
2. Central-mixed concrete, dicampur
sepenuhnya dalam mixer tetap dan dikirim
dengan truk agitator.
3. Shrink-mixed, dicampur sebagian di dalam
mixer tetap dan disempurnakan di dalam truk
mixer. Kecepatan pengadukan umumnya
sekitar antara 2 sampai 6 rpm.

Truk mixer digunakan dengan 2 cara :


1. Sebagai agitator. Dalam perjalanan drum
mixer berputar secara perlahan dengan
kecepatan 1 atau 2 rpm. Ketika tiba
dilapangan kecepatan ditambah menjadi 10
atau 15 rpm selama sedikitnya 3 menit.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 187 -
2. Sebagai truk mixer. Setelah air ditambahkan
dilapangan, harus diputar 100 kali. Secara
umum drum mixer perlu diputar sebanyak 10
sampai 15 putaran per menit dengan waktu 7
– 10 menit.
Truk mixer dapat menuang campuran
sebanyak 0,5m3 per menit, sehingga seluruh
mix diatas truk dapat dituangkan hanya dalam
waktu 10 menit. Diusahakan beton dapat
dituang selambat-lambatnya 30 menit setelah
tiba dilapangan.
Diusahakan agar truk sedekat mungkin
dengan tempat pengecoran.

2. Pengangkutan (transporting)
Sebelum adukan beton dipindahkan dari truk mixer
ke lokasi/site , dilakukan pengambilan benda uji dan
test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi
syarat maka adukan beton ditolak, dan dilakukan
pemesanan ulang sehingga memenuhi syarat.

Bila memenuhi syarat maka ada 3 macam gerakan


dalam pengangkutan, yaitu dari truk mixer ke
lokasi/site, dari lokasi ke bagian yang di cor.
Dari truk mixer ke site, pemindahan beton dari site
ke bagian yang dicor dilakukan dengan peralatan
yang sesuai.

3. Penuangan (Placing) dan Pemadatan (compacting).


1). Beton dituangkan sedekat mungkin dengan
kedudukan rencana dengan secepat dan
seefesien mungkin, sehingga pemisahan
dapat dihindari dan beton dapat dipadatkan
secara penuh.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 188 -
Pengecoran dimulai dari balok dilanjutkan ke
plat. Beton dituangkan kedalam bekisting
yang sudah diletakkan tulangan dalam
lapisan-lapisan yang seragam, dan
dipadatkan dengan concrete vibrator dengan
maksud agar terbentuk beton yang benar-
benar padat.

2). Adukan diratakan dengan alat bantu perata


sesuai tinggi peil yang sudah ditentukan.

Yang harus dihindari :


a. Pemisahan/segregasi.
b. Kehilangan kelecakan (slump loss).
c. Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi
kasar (harsh) dan tidak lecak.

4). Penyelesain (finishing)


Penyelesain (finishing) dilakukan dengan cara-cara
tertentu sebagaimana metode penyelesain (finishing)
beton yang telah diuraikan pada metode pekerjaan beton
sebelumnya untuk tujuan menghasilkan permukaan beton
sesuai rencana. Kegiatan penyelesaian terkoordinasi baik
dengan kegiatan sebelumnya seperti pengadukan,
pengangkutan dan penuangan.

5). Perawatan (curing).


Betapapun baik hasil pengecoran, beton balok dan plat
dag yang tidak dirawat sampai benar-benar setting akan
menyebabkan beton tersebut mengalami kerusakan,
terutama kembang susut akibat cuaca. Penguapan akibat
terik matahari yang terlampau cepat akan menyebabkan
beton mengalami retak-retak sehingga mengurangi
kekuatan beton itu sendiri.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 189 -
Metode perawatan (curing) adalah sebagaimana yang
telah diuraikan pada metode pekerjaan beton
sebelumnya.

6). Membongkar Bekisting


Pembongkaran bekisting dilakukan secara benar dan hati
– hati agar permukaan beton tidak rusak akibat pekerjaan
bongkaran dan bahan bekisting dapat digunakan lagi
untuk kegiatan lain.

Pembongkaran cetakan/ bekisting dilakukan sampai


beton cukup kuat menahan tegangan akibat berat sendiri
dan beban kerja atau setelah waktu minimal untuk
masing-masing jenis konstruksi sesuai spesifikasi teknis
dan dengan persetujuan pihak pengawas/ direksi.

8. Kolom Praktis
Data-data ketentuan kolom praktis adalah sebagai berikut :
- Beton yang digunakan adalah Jenis Beton Ready-mix
- Mutu beton K400 (fc’30 Mpa)
- Baja Tulangan Pokok ulir, Ø > 10 mm BJTP40 (fy = 400
Mpa)
- Baja Tulangan Sengkang, Ø < 10 mm BJTP24 (fy = 240
Mpa)
- Dimensi : Sesuai gambar rencana/ gambar kerja

Kolom praktis adalah kolom yang berfungsi membantu kolom


utama dan juga sebagai pengikat dinding agar dinding stabil.
Selain itu kolom praktis juga dapat dipasang pada pertemuan
pasangan bata, (sudut-sudut), openingan pintu dan jendela
serta untuk kebutuhan lain [disesuaikan dengan gambar
rencana / gambar kerja].

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 190 -
Cara pembuatan kolom praktis adalah dengan memasang
rangkaian tulangan secara vertical, memasang bekisting
dengan jarak tulangan terluar dengan bekisting (tebal selimut
beton) sesuai gambar rencana/gambar kerja, kemudian
memasukkan adukan beton secara bertahap, dan dipadatkan.

Perlu diperhatikan pada pekerjaan kolom praktis adalah


sambungan/hubungan kolom praktis dan pasangan dinding
bata. Sambungan/hubungan antara kolom praktis dan bata
harus menyatu dengan demikian baiknya. Sambungan atau
lekatan yang tidak baik dapat mengkibatkan terpisahnya dua
komponen bangunan yaitu dapat terpisahnya pasangan dinding
bata dengan kolom praktis. Lekatan yang jelek antara
keduanya akan nampak sekali dengan terjadinya pola retakan
yang cukup besar pada bagian tersebut dan bagian tersebut
dapat berpisah dan mengakibatkan robohnya dinding ketika
terjadi getaran atau gempa.

Persiapan
1). Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing.
2). Approval material yang akan digunakan.
3). Persiapan lahan kerja.
4). Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, agregat
halus, agregat kasar, kaso, multiplek/papan, besi beton,
kawat beton, paku, air, dll.
5). Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith,
waterpass, meteran, bor listrik, gunting besi, pembengkok
besi, gergaji, unting-unting, benang, selang air, dll.

Pengukuran
Surveyor melakukan pengukuran dan memberi tanda (marking)
untuk posisi titik perletakan kolom beton praktis.

Fabrikasi besi tulangan

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 191 -
1). Fabrikasi besi beton untuk tulangan dengan mutu, ukuran
dan panjang dibuat sesuai gambar rencana/gambar kerja.
Rakit tulangan dengan cara tulangan longitudinal/
memanjang dipasang dengan cara dimasukkan satu per
satu kedalam tulangan sengkang sesuai gambar
rencana/gambar kerja, kemudian diikat dengan bendrat
(kawat ikat atau kawat beton).
2). Besi beton yang telah di fabrikasi diberi tanda sesuai
dengan penempatannya, supaya tidak membingungkan
pada saat akan di pasang.
3). Posisi beton untuk tulangan pada kolom praktis yang
belum ada besi stek/penjangkaran existing, terlebih
dahulu dibuatkan besi stek dengan menggunakan alat
bantu bor listrik.

Pemasangan besi tulangan, bekisting dan pengecoran


1). Pasang rangkaian tulangan hasil fabrikasi secara vertical.
Setelah tulangan terpasang pada posisinya dan cukup
kaku, lalu dipasang beton deking (tebal selimut beton)
sesuai ketentuan.
2). Pasang bekisting.
3). Pengecoran dan pemadatan.

Perawatan (curing).
Perawatan beton dengan cara menyiram air.

Membongkar Bekisting
Pembongkaran bekisting dilakukan secara benar dan hati – hati
agar permukaan beton tidak rusak akibat pekerjaan bongkaran
dan bahan bekisting dapat digunakan lagi untuk kegiatan lain.

Pembongkaran cetakan/ bekisting dilakukan sampai beton


cukup kuat sesuai syarat teknis dan dengan persetujuan pihak
pengawas/ direksi.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 192 -
Dilihat dari timingnya, terdapat dua metode pengerjaan kolom
praktis yaitu :
1). Bertahap bersamaan pekerjaan dinding bata
2). Sebelum dinding bata dipasang
1. Pengerjaan kolom praktis bersamaan dengan
dinding bata.

Pengerjaan kolom praktis bersamaan dengan


dinding bata kami jelaskan dengan penggambaran
ilustrasi sebagai berikut :

Gambar Ilustrasi dibawah ini adalah untuk menggambarkan


pengerjaan kolom praktis bersamaan dengan dinding bata.
Sedangkan detail penulangan adalah mengikuti gambar
rencana/gambar kerja

Gambar Ilustrasi :

1). Pengerjaan bersamaan dinding bata pada


bagian setinggi antar 90cm–120cm
pasangan atau sesuai syarat teknis

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 193 -
pada gambar diatas, “tepi bata yang kasar
pada pertemuan dengan kolom” tepi bata
yang kasar merupakan hasil dari pemotongan
bata. Fungsi pada bagian yang kasar ini
diletakan pada bagian pertemuan kolom
karena tentu saja dengan permukaan yang
kasar akan dihasilkan lekatan yang lebih
bagus dibandingkan dengan permukaan yang
halus.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 194 -
2). Pengerjaan bersamaan dinding bata pada
bagian selanjutnya sampai dinding
terpasang penuh

Catatan :
1). Apabila pada gambar rencana/ gambar kerja,
tulangan kolom praktis berkaitan pada
tulangan balok latei, maka pekerjaan kolom
praktis tidak bisa dipisahkan pengerjaannya

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 195 -
dengan balok latei, karena saat pengecoran
kolom praktis dilakukan maka kerangka besi
balok latei harus sudah terpasang dan ter-cor
bersamaan dengan kolom praktis.

2). Apabila pada gambar rencana/ gambar kerja,


tulangan kolom praktis berkaitan pada
tulangan balok latei, maka periksa kesikuan
dan sambungan/ perkaitan antara kolom
praktis dan balok latei.

3). Apabila pada gambar rencana/ gambar kerja,


tulangan kolom praktis berkaitan pada
tulangan balok latei, maka pengecoran kolom
praktis dilakukan secara bertahap dan
bersamaan dengan pengecoran balok latei.

Gambar Ilustrasi :

2. Pengerjaan kolom praktis sebelum dinding bata


dipasang

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 196 -
Pengerjaan kolom praktis sebelum dinding bata
dipasang kami jelaskan dengan penggambaran
ilustrasi sebagai berikut :

Gambar Ilustrasi dibawah ini adalah untuk menggambarkan


pengerjaan kolom praktis sebelum dinding bata dipasang.
Sedangkan detail penulangan adalah mengikuti gambar
rencana/gambar kerja

Gambar Ilustrasi :

Catatan :
1). Apabila pada gambar rencana/ gambar kerja,
tulangan kolom praktis berkaitan pada
tulangan balok latei, maka pekerjaan kolom
praktis tidak bisa dipisahkan pengerjaannya
dengan balok latei, karena saat pengecoran
kolom praktis dilakukan maka kerangka besi

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 197 -
balok latei harus sudah terpasang dan ter-cor
bersamaan dengan kolom praktis.

2). Apabila pada gambar rencana/ gambar kerja,


tulangan kolom praktis berkaitan pada
tulangan balok latei, maka periksa kesikuan
dan sambungan/ perkaitan antara kolom
praktis dan balok latei.

3). Apabila pada gambar rencana/ gambar kerja,


tulangan kolom praktis berkaitan pada
tulangan balok latei, maka pengecoran kolom
praktis dilakukan secara bertahap dan
bersamaan dengan pengecoran balok latei.

Gambar Ilustrasi :

Pemilihan Metode Pengerjaan Kolom Praktis


Dari dua metode pengerjaan kolom praktis diatas, yang mana
poin 1 pengerjaan bersamaan dengan dinding bata, dan poin 2
pengerjaan kolom terlebih dahulu baru kemudian dinding bata.
Berdasarkan pengalaman kami dan beberapa literatur serta
referensi, pengerjaan kolom praktis dengan metode poin 2
sering menghasilkan sambungan yang kurang bagus
(setidaknya jika dibandingkan dengan metode poin 1),
disebabkan karena terdapat dua jenis material yang usianya

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 198 -
berbeda dimana usia kolom lebih lama dibandingkan dengan
usia dindingnya, walaupun secara kekuatan tidaklah ada
perbedaan yang signifikan, hal itu dibuktikan dengan
dibolehkanya metode keduanya.
Dengan melihat keunggulan metode pengerjaan kolom praktis
poin 1, maka pada pekerjaan ini kami memilih menggunakan
metode pengerjaan kolom praktis sebagaimana poin 1, kecuali
ditentukan lain oleh direksi.

9. Balok Latei / Lintel


Balok latei (dari bahasa Belanda) sama dengan lintel (bahasa
Inggris) berarti bagian bangunan yang berbentuk balok atau
portal. Latei berfungsi menahan beban, ornamen arsitektural
atau kombinasinya

Data-data ketentuan balok latei adalah sebagai berikut :


- Beton yang digunakan adalah Jenis Beton Ready-mix
- Mutu beton K400 (fc’30 Mpa)
- Baja Tulangan Pokok ulir, Ø > 10 mm BJTP40 (fy = 400
Mpa)
- Baja Tulangan Sengkang, Ø < 10 mm BJTP24 (fy = 240
Mpa)
- Dimensi : Sesuai gambar rencana/ gambar kerja

Cara pembuatan balok latei adalah dengan memasang


rangkaian tulangan secara horizontal, memasang bekisting
dengan jarak tulangan terluar dengan bekisting (tebal selimut
beton) sesuai gambar rencana/gambar kerja, kemudian
memasukkan adukan beton secara bertahap, dan dipadatkan.

Persiapan
1). Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing.
2). Approval material yang akan digunakan.
3). Persiapan lahan kerja.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 199 -
4). Persiapan material kerja, antara lain : semen PC, agregat
halus, agregat kasar, kaso, multiplek/papan, besi beton,
kawat beton, paku, air, dll.
5). Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith,
waterpass, meteran, bor listrik, gunting besi, pembengkok
besi, gergaji, unting-unting, benang, selang air, dll.

Pengukuran
Surveyor melakukan pengukuran dan memberi tanda (marking)
untuk posisi titik perletakan balok latei.

Pemasangan besi tulangan, bekisting dan pengecoran


1). Posisi beton untuk tulangan pada balok latei yang belum
ada besi stek/penjangkaran existing, terlebih dahulu
dibuatkan besi stek dengan menggunakan alat bantu bor
listrik.
2). Lakukan pemotongan dan pembengkokan tulangan
longitudinal/ memanjang, dan tulangan sengkang
3). Pekerjaan berlanjut pada perakitan tulangan
4). Rakit tulangan dengan cara tulangan longitudinal/
memanjang dipasang dengan cara dimasukkan satu per
satu kedalam tulangan sengkang sesuai gambar
rencana/gambar kerja kemudian diikat dengan bendrat
(kawat ikat atau kawat beton)
5). Penempatan tulangan menggunakan penjaga jarak atau
beton deking (tebal selimut beton) sesuai ketentuan.
Setelah pemasangan tulangan, pasang bekisting
6). Pemasangan bekisting dan diberi skor. Bekisting dibuat
dan dipasang sesuai dengan bentuk, ukuran dan posisi
seperti yang disyaratkan pada gambar rencana/gambar
kerja
7). Pengecoran dan pemadatan.

Catatan :

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 200 -
1). Apabila pada gambar rencana/ gambar kerja, tulangan
balok latei berkaitan pada tulangan kolom praktis, maka
pekerjaan balok latei tidak bisa dipisahkan pengerjaannya
dengan kolom praktis, karena saat pengecoran balok latei
dilakukan maka kerangka besi kolom praktis harus sudah
terpasang dan ter-cor bersamaan dengan balok latei.

2). Apabila pada gambar rencana/ gambar kerja, tulangan


balok latei berkaitan pada tulangan kolom praktis, maka
periksa kesikuan dan sambungan/ perkaitan antara balok
latei dan kolom praktis.

Gambar Ilustrasi :

Perawatan (curing).
Perawatan beton dengan cara menyiram air.

Membongkar Bekisting
Pembongkaran bekisting dilakukan secara benar dan hati – hati
agar permukaan beton tidak rusak akibat pekerjaan bongkaran
dan bahan bekisting dapat digunakan lagi untuk kegiatan lain.

Pembongkaran cetakan/ bekisting dilakukan sampai beton


cukup kuat sesuai syarat teknis dan dengan persetujuan pihak
pengawas/ direksi.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 201 -
10. Kanopi Beton
Pada dasarnya fungsi kanopi pada bangunan adalah untuk
melindungi dari teriknya matahari dan air hujan. Namun selain
itu, kanopi juga dapat mempercantik tampilan bangunan,
terutama dari sisi desain eksterior.

Kanopi beton terdiri dari balok dan plat kanopi. Plat kanopi
merupakan beton bertulang dengan bidang arah horizontal
dengan beban yang bekerja tegak lurus pada struktur tersebut.
Sedangkan balok merupakan beton bertulang yang berfungsi
untuk menahan tegangan tekan dan tegangan tarik yang
diakibatkan oleh beban lentur.

Data-data ketentuan balok adalah sebagai berikut :


- Beton yang digunakan adalah Jenis Beton Ready-mix
- Mutu beton K400 (fc’30 Mpa)
- Baja Tulangan Pokok ulir, Ø > 10 mm BJTP40 (fy = 400
Mpa)
- Baja Tulangan Sengkang, Ø < 10 mm BJTP24 (fy = 240
Mpa)
- Dimensi Balok : Sesuai gambar rencana/ gambar kerja

Data-data ketentuan plat adalah sebagai berikut:


- Beton yang digunakan adalah Jenis Beton Ready-mix
- Mutu beton K400 (fc’30 Mpa)
- Baja Tulangan Pokok ulir, Ø > 10 mm BJTP40 (fy = 400
Mpa)
- Baja Tulangan Penguatan, Ø < 10 mm BJTP24 (fy = 240
Mpa)
- Dimensi Plat Kanopi : Sesuai gambar rencana/ gambar
kerja

Metode konstruksi untuk pekerjaan balok dan plat kanopi yaitu:


1). Bekisting balok dan plat kanopi

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 202 -
2). Penulangan balok dan plat kanopi
3). Pengecoran balok dan plat kanopi
4). Penyelesain (finishing)
5). Perawatan (curing).
6). Membongkar Bekisting

1). Bekisting balok dan plat kanopi


Sebelum pemasangan perancah dimulai pastikan dasar
tempat pijakan perancak kuat untuk menahan beben
beton, ini sangat penting untuk menghindari terjadinya
setel (penurunan) akibat pengecoran plat kanopi
berlangsung.
Untuk perancah dari kayu untuk menyetel ketinggian, di
bagian bawah tiang perancah diberi baji, sehingga akan
memudahkan menaik-turunkan ketinggian yang
ditentukan. Sedangkan bila perancah dari baja untuk
menyetel ketinggian sudah terdapat ulir yang berfungsi
untuk menaik - turunkan ketinggian tiang perancah.
Dibawah tiang perancah dipakai papan alas.

Langkah dan hal yang perlu diperhatikan dalam


pembuatan bekisting balok dan plat kanopi antara lain :
1. Menentukan elevasi plat kanopi kemudian lakukan
penandaan sebagai acuan dalam pembekistingan
plat kanopi dan balok;
2. Elevasi dasar atas bekisting balok adalah = (elevasi
dasar atas bekisting plat) - (tinggi balok) – (tebal
plat);
3. Pasangkan bekisting balok terlebih dahulu;
Perlu diingat, posisi beton untuk tulangan pada
balok yang belum ada besi stek/penjangkaran
existing, terlebih dahulu dibuatkan besi stek dengan
menggunakan alat bantu bor listrik

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 203 -
4. Lanjutkan dengan pembekistingan plat kanopi
dengan cara mendirikan tiang perancah yang akan
digunakan untuk menimbang gelagar;
5. Kemudian menimbang gelagar;
6. Dirikan tiang perancah yang lain;
7. Tiang perancah dikakukan ke arah panjangnya;
dengan skor;
8. Memasang gelagar;
9. Memasang cetakan plat di atas gelagar yang sudah
terpasang;

2). Penulangan balok dan plat kanopi


Penulangan balok dilakukan sebelum pemasangan besi
plat kanopi.
Tulangan balok terdiri dari tulangan longitudinal/
memanjang yang dipasang searah sumbu batang, dan
tulangan geser (tulangan sengkang/begel) yang dipasang
untuk keperluan agar balok dapat menahan gaya geser.

Langkah dan hal yang perlu diperhatikan dalam


penulangan balok antara lain :
1. Lakukan pemotongan dan pembengkokan tulangan
longitudinal/ memanjang, dan tulangan sengkang;

2. Pekerjaan berlanjut pada perakitan tulangan balok.


Rakit tulangan dengan cara tulangan longitudinal/
memanjang dipasang dengan cara dimasukkan satu
per satu kedalam tulangan sengkang sesuai
gambar rencana/gambar kerja, kemudian diikat
dengan bendrat (kawat ikat atau kawat beton);

3. Masukkan tulangan balok beserta penjaga jarak


(tebal selimut beton) kedalam bekisting balok yang
sudah disiapkan;

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 204 -
Langkah dan hal yang perlu diperhatikan dalam
penulangan plat kanopi antara lain :
1. Sesudah bekisting balok, bekisting plat kanopi, dan
tulangan balok selesai dikerjakan, maka dilakukan
pemasangan tulangan plat kanopi dirangkai
berkaitan pada penulangan balok.
Pekerjaan pemasangan tulangan plat kanopi
sebagaimana gambar rencana/gambar kerja;

2. setelah pemasangan, rapikan susunan besi yang


tidak lurus dan periksa semua ikatan bendrat (kawat
ikat atau kawat beton) yang ada, apakah ada yang
belum terikat, atau sudah terikat namun kurang
kuat.
Selanjutnya ganjal semua besi plat kanopi bagian
bawah dengan beton decking (tebal selimut beton).

Gambar Ilustrasi dibawah ini adalah untuk menggambarkan


penulangan balok dan plat kanopi. Sedangkan detail penulangan,
dimensi balok dan plat kanopi adalah mengikuti gambar rencana/
gambar kerja

Gambar Ilustrasi :

3). Pengecoran balok dan plat Kanopi

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 205 -
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah :
• Semen Portland.
• Agregat halus
• Agregat kasar
• Air.
• Additives (Jika diperkenankan dan disyaratkan
dalam syarat-syarat teknis dalam bestek. Jenis ,
merek serta pemakaiannya sesuai syarat-syarat
teknis dan dengan persetujuan direksi).

Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu


dilakukan hal-hal berikut :
1. Pemeriksaan bekisting meliputi :
a). Ukuran bekisting (lebar dan tinggi).
b). Pemeriksaan elevasi dan kelurusan bekisting.
c). Pemeriksaan sambungan pada bekisting.

2. Pemeriksaan penulangan meliputi :


a). Pemeriksaan tulangan balok.
b). Pemeriksaan tulangan plat.
c). Pemeriksaan overlapping, penjangkaran, dan
detail sambungan tulangan.
d). Pemeriksaan kekuatan bendrat.
e). Pemeriksaan decking (tebal selimut beton).

Setelah semua pemeriksaan dilakukan dan hasilnya baik,


maka bekisting dibersihkan dengan air compressor.
Kemudian pelaksanaan pengecoran balok dan plat kanopi
dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

[UNTUK BETON SEGAR pengadukan DENGAN


MOLLEN/MIXER]
1. Penakaran (batching)

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 206 -
Ini adalah proses untuk mengukur proporsi dan
material beton sebelum dimuat kedalam pengaduk
(mixer). Besarnya proporsi masing-masing bahan
didapat dari perencanaan campuran (mix design).
Proses penakaran yang paling akurat adalah
dengan menimbangnya.

2. Pencampuran / pengadukan (mixing)


Sebelum pencampuran, bahan-bahan pembuat
beton ditimbang menggunakan peralatan
penimbang sesuai dengan mix design.

2.1 Urutan Pencampuran :


Karena didalam pengecoran ini diasumsikan
memakai mollen/mixer, maka pengadukan
bahan material dimasukan kedalam sebuah
tabung mollen/mixer dengan urutan
memasukkan sedikit air terlebih dahulu
selanjutnya Agregat kasar, kemudian semen,
lalu agregat halus, dan sisa air dimasukkan
setelah seluruh material masuk.

2.2 Waktu Pencampuran


Pencampuran dilakukan untuk mendapatkan
campuran yang seragam. Pengadukan
dikerjakan dengan memakai mesin pengaduk
dan lamanya pengadukan sesuai kapasitas
mesin pengaduk.

Untuk campuran dengan kelecakan rendah


memerlukan pengadukan lebih lama. Agregat
yang menyerap air juga memerlukan waktu
yang lebih lama untuk pori meyerap air.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 207 -
Setelah selesai pengadukan, adukan beton
memperlihatkan susunan dan warna yang
merata dan pekerjaan ini diawasi oleh
seorang ahli, dilakukan pengambilan benda
uji dan test slump dari mesin pengaduk. Jika
tidak memenuhi syarat maka adukan beton
tidak digunakan, dan dilakukan pencampuran
ulang sehingga memenuhi syarat.

3. Pengangkutan (transporting)
Ada 3 macam gerakan dalam pengangkutan, yaitu
dari mesin pengaduk sampai ke lokasi/site, dari
lokasi ke bagian yang di cor.
Dari mesin pengaduk sampai ke site, pemindahan
beton dari site ke bagian yang dicor dilakukan
dengan peralatan yang sesuai.

4. Penuangan (Placing) dan Pemadatan (compacting).


1). Beton dituangkan sedekat mungkin dengan
kedudukan rencana dengan secepat dan
seefesien mungkin, sehingga pemisahan
dapat dihindari dan beton dapat dipadatkan
secara penuh.
Pengecoran dimulai dari balok dilanjutkan ke
plat. Beton dituangkan kedalam bekisting
yang sudah diletakkan tulangan dalam
lapisan-lapisan yang seragam, dan
dipadatkan dengan concrete vibrator dengan
maksud agar terbentuk beton yang benar-
benar padat.

2). Adukan diratakan dengan kayu perata sesuai


tinggi peil yang sudah ditentukan.

Yang harus dihindari :

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 208 -
a. Pemisahan/segregasi.
b. Kehilangan kelecakan (slump loss).
c. Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi
kasar (harsh) dan tidak lecak.

[UNTUK BETON READY MIX]


1. Pemesanan
Diperlukan kerja sama yang baik dengan pemasok
beton jadi pada semua tahap, mulai dari
pemesanan sampai penuangan.
Syarat beton maupun jumlah kubikasi dari setiap
campuran diberitahukan kepada pemasok, dimana
perencanaan mix design dilakukan oleh pemasok,
atau dengan memberikan perbandingannya,
dengan disertai kelecakan yang disyaratkan. Juga
dapat dilakukan pemesanan khusus, misalnya
menggunakan agregat tertentu, atau semen
tertentu, atau menambahkan bahan kimia pembantu
tertentu.

Ada 3 jenis pencampuran :


1. Transh-mixed concrete, dicampur
sepenuhnya dalam truk pengaduk.
2. Central-mixed concrete, dicampur
sepenuhnya dalam mixer tetap dan dikirim
dengan truk agitator.
3. Shrink-mixed, dicampur sebagian di dalam
mixer tetap dan disempurnakan di dalam truk
mixer. Kecepatan pengadukan umumnya
sekitar antara 2 sampai 6 rpm.

Truk mixer digunakan dengan 2 cara :


1. Sebagai agitator. Dalam perjalanan drum
mixer berputar secara perlahan dengan
kecepatan 1 atau 2 rpm. Ketika tiba

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 209 -
dilapangan kecepatan ditambah menjadi 10
atau 15 rpm selama sedikitnya 3 menit.
2. Sebagai truk mixer. Setelah air ditambahkan
dilapangan, harus diputar 100 kali. Secara
umum drum mixer perlu diputar sebanyak 10
sampai 15 putaran per menit dengan waktu 7
– 10 menit.
Truk mixer dapat menuang campuran
3
sebanyak 0,5m per menit, sehingga seluruh
mix diatas truk dapat dituangkan hanya dalam
waktu 10 menit. Diusahakan beton dapat
dituang selambat-lambatnya 30 menit setelah
tiba dilapangan.
Diusahakan agar truk sedekat mungkin
dengan tempat pengecoran.

2. Pengangkutan (transporting)
Sebelum adukan beton dipindahkan dari truk mixer
ke lokasi/site , dilakukan pengambilan benda uji dan
test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi
syarat maka adukan beton ditolak, dan dilakukan
pemesanan ulang sehingga memenuhi syarat.

Bila memenuhi syarat maka ada 3 macam gerakan


dalam pengangkutan, yaitu dari truk mixer ke
lokasi/site, dari lokasi ke bagian yang di cor.
Dari truk mixer ke site, pemindahan beton dari site
ke bagian yang dicor dilakukan dengan peralatan
yang sesuai.

3. Penuangan (Placing) dan Pemadatan (compacting).


1). Beton dituangkan sedekat mungkin dengan
kedudukan rencana dengan secepat dan
seefesien mungkin, sehingga pemisahan

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 210 -
dapat dihindari dan beton dapat dipadatkan
secara penuh.
Pengecoran dimulai dari balok dilanjutkan ke
plat. Beton dituangkan kedalam bekisting
yang sudah diletakkan tulangan dalam
lapisan-lapisan yang seragam, dan
dipadatkan dengan concrete vibrator dengan
maksud agar terbentuk beton yang benar-
benar padat.

2). Adukan diratakan dengan kayu perata sesuai


tinggi peil yang sudah ditentukan.

Yang harus dihindari :


a. Pemisahan/segregasi.
b. Kehilangan kelecakan (slump loss).
c. Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi
kasar (harsh) dan tidak lecak.

4). Penyelesain (finishing)


Penyelesain (finishing) dilakukan dengan cara-cara
tertentu sebagaimana metode penyelesain (finishing)
beton yang telah diuraikan pada metode pekerjaan beton
sebelumnya untuk tujuan menghasilkan permukaan beton
sesuai rencana. Kegiatan penyelesaian terkoordinasi baik
dengan kegiatan sebelumnya seperti pengadukan,
pengangkutan dan penuangan.

5). Perawatan (curing).


Betapapun baik hasil pengecoran, beton balok dan plat
yang tidak dirawat sampai benar-benar setting akan
menyebabkan beton tersebut mengalami kerusakan,
terutama kembang susut akibat cuaca. Penguapan akibat
terik matahari yang terlampau cepat akan menyebabkan

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 211 -
beton mengalami retak-retak sehingga mengurangi
kekuatan beton itu sendiri.

Metode perawatan (curing) adalah sebagaimana yang


telah diuraikan pada metode pekerjaan beton
sebelumnya.

6). Membongkar Bekisting


Pembongkaran bekisting dilakukan secara benar dan hati
– hati agar permukaan beton tidak rusak akibat pekerjaan
bongkaran dan bahan bekisting dapat digunakan lagi
untuk kegiatan lain.

Pembongkaran cetakan/ bekisting dilakukan sampai


beton cukup kuat menahan tegangan akibat berat sendiri
dan beban kerja atau setelah waktu minimal untuk
masing-masing jenis konstruksi sesuai spesifikasi teknis
dan dengan persetujuan pihak pengawas/ direksi.

11. Ring Balok


Ring balok merupakan balok beton bertulang yang berada di
atas dinding. Ring balok berfungsi mengikat ujung atas kolom,
mengikat dinding serta meneruskan beban bangunan dari atap

Data-data ketentuan balok adalah sebagai berikut :


- Beton yang digunakan adalah Jenis Beton Ready-mix
- Mutu beton K400 (fc’30 Mpa)
- Baja Tulangan Pokok ulir, Ø > 10 mm BJTP40 (fy = 400
Mpa)
- Baja Tulangan Sengkang, Ø < 10 mm BJTP24 (fy = 240
Mpa)
- Dimensi Balok : Sesuai gambar rencana/ gambar kerja

Metode konstruksi untuk pekerjaan ring balok yaitu:


1). Bekisting balok

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 212 -
2). Penulangan balok
3). Pengecoran balok
4). Penyelesain (finishing)
5). Perawatan (curing).
6). Membongkar Bekisting

1). Bekisting balok


Langkah dan hal yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan bekisting balok antara lain :
1. Menentukan elevasi, kemudian lakukan penandaan
sebagai acuan dalam pembekistingan balok;
2. Pasangkan cetakan balok pada tempatnya di atas
gelagar dan diskor;

2). Penulangan balok


Tulangan balok terdiri dari tulangan longitudinal/
memanjang yang dipasang searah sumbu batang, dan
tulangan geser (tulangan sengkang/begel) yang dipasang
untuk keperluan agar balok dapat menahan gaya geser.

Langkah dan hal yang perlu diperhatikan dalam


penulangan balok antara lain :
1. Lakukan pemotongan dan pembengkokan tulangan
longitudinal/ memanjang, dan tulangan sengkang;

Gambar Ilustrasi :

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 213 -
Pembengkokan besi tulangan longitudinal sisi
luar balok
Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi.
Sedangkan bentuk, dimensi, dan bengkokan besi longitudinal sisi
luar balok pada pekerjaan ini adalah Sesuia Gambar Rencana/
Gambar Kerja.

Gambar Ilustrasi :

Pembengkokan besi tulangan longitudinal sisi


dalam balok

Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi.


Sedangkan bentuk, dimensi, dan bengkokan besi longitudinal sisi
dalam balok pada pekerjaan ini adalah Sesuia Gambar Rencana/
Gambar Kerja.
Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Gambar Ilustrasi :
- 214 -
Sambungan

Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi.


Sedangkan type dan bentuk sambungan pada pekerjaan ini
adalah Sesuai Gambar Rencana/ Gambar Kerja.

Gambar Ilustrasi :

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 215 -
Pembengkokan besi sengkang/begel

Gambar dibawah adalah Gambar Ilustrasi.


Sedangkan bentuk, dimensi, dan bengkokan besi sengkang/
begel pada pekerjaan ini adalah Sesuai Gambar Rencana/
Gambar Kerja.

Gambar Ilustrasi :

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 216 -
2. Pekerjaan berlanjut pada perakitan tulangan balok
berkaitan pada tulangan kolom.
Rakit tulangan dengan cara tulangan longitudinal/
memanjang dipasang dengan cara dimasukkan satu
per satu kedalam tulangan sengkang sesuai
gambar rencana/gambar kerja, kemudian diikat
dengan bendrat (kawat ikat atau kawat beton);

3. masukkan tulangan balok beserta penjaga jarak


(tebal selimut beton) kedalam bekisting balok yang
sudah disiapkan;

4. periksa kesikuan balok dan sambungan antara


balok dan kolom.

3). Pengecoran balok

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 217 -
Bahan-bahan pokok dalam pembuatan beton adalah :
• Semen Portland.
• Agregat halus
• Agregat kasar
• Air.
• Additives (Jika diperkenankan dan disyaratkan
dalam syarat-syarat teknis dalam bestek. Jenis ,
merek serta pemakaiannya sesuai syarat-syarat
teknis dan dengan persetujuan direksi).

Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu


dilakukan hal-hal berikut :
1. Pemeriksaan bekisting meliputi :
a). Ukuran bekisting (lebar dan tinggi).
b). Pemeriksaan elevasi dan kelurusan bekisting.
c). Pemeriksaan sambungan pada bekisting.

2. Pemeriksaan penulangan meliputi :


a). Pemeriksaan tulangan.
b). Pemeriksaan overlapping, penjangkaran, dan
detail sambungan tulangan.
c). Pemeriksaan kekuatan bendrat.
d). Pemeriksaan decking (tebal selimut beton).

Setelah semua pemeriksaan dilakukan dan hasilnya baik,


maka bekisting dibersihkan dengan air compressor.
Kemudian pelaksanaan pengecoran balok dapat
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :

[UNTUK BETON SEGAR pengadukan DENGAN


MOLLEN/MIXER]
1. Penakaran (batching)
Ini adalah proses untuk mengukur proporsi dan
material beton sebelum dimuat kedalam pengaduk
(mixer). Besarnya proporsi masing-masing bahan

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 218 -
didapat dari perencanaan campuran (mix design).
Proses penakaran yang paling akurat adalah
dengan menimbangnya.

2. Pencampuran / pengadukan (mixing)


Sebelum pencampuran, bahan-bahan pembuat
beton ditimbang menggunakan peralatan
penimbang sesuai dengan mix design.

2.1 Urutan Pencampuran :


Karena didalam pengecoran ini diasumsikan
memakai mollen/mixer, maka pengadukan
bahan material dimasukan kedalam sebuah
tabung mollen/mixer dengan urutan
memasukkan sedikit air terlebih dahulu
selanjutnya Agregat kasar, kemudian semen,
lalu agregat halus, dan sisa air dimasukkan
setelah seluruh material masuk.

2.2 Waktu Pencampuran


Pencampuran dilakukan untuk mendapatkan
campuran yang seragam. Pengadukan
dikerjakan dengan memakai mesin pengaduk
dan lamanya pengadukan sesuai kapasitas
mesin pengaduk.

Untuk campuran dengan kelecakan rendah


memerlukan pengadukan lebih lama. Agregat
yang menyerap air juga memerlukan waktu
yang lebih lama untuk pori meyerap air.

Setelah selesai pengadukan, adukan beton


memperlihatkan susunan dan warna yang
merata dan pekerjaan ini diawasi oleh
seorang ahli, dilakukan pengambilan benda

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 219 -
uji dan test slump dari mesin pengaduk. Jika
tidak memenuhi syarat maka adukan beton
tidak digunakan, dan dilakukan pencampuran
ulang sehingga memenuhi syarat.

3. Pengangkutan (transporting)
Ada 3 macam gerakan dalam pengangkutan, yaitu
dari mesin pengaduk sampai ke lokasi/site, dari
lokasi ke bagian yang di cor.
Dari mesin pengaduk sampai ke site, pemindahan
beton dari site ke bagian yang dicor dilakukan
dengan peralatan yang sesuai.

4. Penuangan (Placing) dan Pemadatan (compacting).


1). Beton dituangkan sedekat mungkin dengan
kedudukan rencana dengan secepat dan
seefesien mungkin, sehingga pemisahan
dapat dihindari dan beton dapat dipadatkan
secara penuh. Sebelumnya, sambungan
beton lama dengan beton baru diolesi Lem
Beton.
Beton dituangkan kedalam bekisting yang
sudah diletakkan tulangan dalam lapisan-
lapisan yang seragam. Penuangan dilakukan
selapis demi selapis, dimana setiap lapisan
dipadatkan dengan concrete vibrator dengan
maksud agar terbentuk beton yang benar-
benar padat.

2). Adukan diratakan dengan alat bantu perata


sesuai tinggi peil yang sudah ditentukan.

Yang harus dihindari :


a. Pemisahan/segregasi.
b. Kehilangan kelecakan (slump loss).

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 220 -
c. Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi
kasar (harsh) dan tidak lecak.

[UNTUK BETON READY MIX]


1. Pemesanan
Diperlukan kerja sama yang baik dengan pemasok
beton jadi pada semua tahap, mulai dari
pemesanan sampai penuangan.
Syarat beton maupun jumlah kubikasi dari setiap
campuran diberitahukan kepada pemasok, dimana
perencanaan mix design dilakukan oleh pemasok,
atau dengan memberikan perbandingannya,
dengan disertai kelecakan yang disyaratkan. Juga
dapat dilakukan pemesanan khusus, misalnya
menggunakan agregat tertentu, atau semen
tertentu, atau menambahkan bahan kimia pembantu
tertentu.

Ada 3 jenis pencampuran :


1. Transh-mixed concrete, dicampur
sepenuhnya dalam truk pengaduk.
2. Central-mixed concrete, dicampur
sepenuhnya dalam mixer tetap dan dikirim
dengan truk agitator.
3. Shrink-mixed, dicampur sebagian di dalam
mixer tetap dan disempurnakan di dalam truk
mixer. Kecepatan pengadukan umumnya
sekitar antara 2 sampai 6 rpm.

Truk mixer digunakan dengan 2 cara :


1. Sebagai agitator. Dalam perjalanan drum
mixer berputar secara perlahan dengan
kecepatan 1 atau 2 rpm. Ketika tiba
dilapangan kecepatan ditambah menjadi 10
atau 15 rpm selama sedikitnya 3 menit.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 221 -
2. Sebagai truk mixer. Setelah air ditambahkan
dilapangan, harus diputar 100 kali. Secara
umum drum mixer perlu diputar sebanyak 10
sampai 15 putaran per menit dengan waktu 7
– 10 menit.
Truk mixer dapat menuang campuran
sebanyak 0,5m3 per menit, sehingga seluruh
mix diatas truk dapat dituangkan hanya dalam
waktu 10 menit. Diusahakan beton dapat
dituang selambat-lambatnya 30 menit setelah
tiba dilapangan.
Diusahakan agar truk sedekat mungkin
dengan tempat pengecoran.

2. Pengangkutan (transporting)
Sebelum adukan beton dipindahkan dari truk mixer
ke lokasi/site , dilakukan pengambilan benda uji dan
test slump dari truk mixer. Jika tidak memenuhi
syarat maka adukan beton ditolak, dan dilakukan
pemesanan ulang sehingga memenuhi syarat.

Bila memenuhi syarat maka ada 3 macam gerakan


dalam pengangkutan, yaitu dari truk mixer ke
lokasi/site, dari lokasi ke bagian yang di cor.
Dari truk mixer ke site, pemindahan beton dari site
ke bagian yang dicor dilakukan dengan peralatan
yang sesuai.

3. Penuangan (Placing) dan Pemadatan (compacting).


1). Beton dituangkan sedekat mungkin dengan
kedudukan rencana dengan secepat dan
seefesien mungkin, sehingga pemisahan
dapat dihindari dan beton dapat dipadatkan
secara penuh.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 222 -
Beton dituangkan kedalam bekisting yang
sudah diletakkan tulangan dalam lapisan-
lapisan yang seragam, dan dipadatkan
dengan concrete vibrator dengan maksud
agar terbentuk beton yang benar-benar padat.

2). Adukan diratakan dengan alat bantu perata


sesuai tinggi peil yang sudah ditentukan.

Yang harus dihindari :


a. Pemisahan/segregasi.
b. Kehilangan kelecakan (slump loss).
c. Kehilangan semen. Beton segar akan menjadi
kasar (harsh) dan tidak lecak.

4). Penyelesain (finishing)


Penyelesain (finishing) dilakukan dengan cara-cara
tertentu sebagaimana metode penyelesain (finishing)
beton yang telah diuraikan pada metode pekerjaan beton
sebelumnya untuk tujuan menghasilkan permukaan beton
sesuai rencana. Kegiatan penyelesaian terkoordinasi baik
dengan kegiatan sebelumnya seperti pengadukan,
pengangkutan dan penuangan.

5). Perawatan (curing).


Betapapun baik hasil pengecoran, beton yang tidak
dirawat sampai benar-benar setting akan menyebabkan
beton tersebut mengalami kerusakan, terutama kembang
susut akibat cuaca. Penguapan akibat terik matahari yang
terlampau cepat akan menyebabkan beton mengalami
retak-retak sehingga mengurangi kekuatan beton itu
sendiri.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 223 -
Metode perawatan (curing) adalah sebagaimana yang
telah diuraikan pada metode pekerjaan beton
sebelumnya.

6). Membongkar Bekisting


Pembongkaran bekisting dilakukan secara benar dan hati
– hati agar permukaan beton tidak rusak akibat pekerjaan
bongkaran dan bahan bekisting dapat digunakan lagi
untuk kegiatan lain.

Pembongkaran cetakan/ bekisting dilakukan sampai


beton cukup kuat menahan tegangan akibat berat sendiri
dan beban kerja atau setelah waktu minimal untuk
masing-masing jenis konstruksi sesuai spesifikasi teknis
dan dengan persetujuan pihak pengawas/ direksi.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan

- 224 -

Anda mungkin juga menyukai