Pasal 1 Umum
Pasal 2 Pembersihan Lokasi Pekerjaan
Pasal 3 Pelindungan Instalasi Eksisting
Pasal 4 Pekerjaan Tanah
Pasal 5 Pekerjaan Pondasi dan Beton Strukur
Pasal 6 Pekerjaan Beton Non Strukur
Pasal 7 Pekerjaan Pasangan
Pasal 8 Pekerjaan Adukan dan Campuran
Pasal 9 Pekerjaan Plesteran
-1-
Pasal 10 Pekerjaan Pasangan Keramik
Pasal 11 Pekerjaan Kusen Pintu Jendela
Pasal 12 Pekerjaan Daun Pintu dan Jendela
Pasal 13 Pekerjaan Perlengkapan Pintu & jendela
Pasal 14 Pekerjaan Kaca
Pasal 15 Pekerjaan Saniter
Pasal 16 Pekerjaan Langit - langit
Pasal 17 Pekerjaan Pengecatan
Pasal 18 Pekerjaan Atap dan Penutup atap
Pasal 19 Pekerjaan Instalasi Listrik
Pasal 20 Pekerjaan Telefond
Pasal 21 Pekerjaan Fire Alarm
Pasal 22 Pekerjaan Spesifikasi Teknis Tata Suara
Pasal 23 Pekerjaan Spesifikasi Teknis Tata Udara Sistem VRV ( AC )
Pasal 24 Pekerjaan MATV System
Pasal 25 Pekerjaan CCTV System
Pasal 26 Pekerjaan Penangkal Petir
Pasal 27 Pekerjaan Plambing/sanitasi
Pasal 28 Pekerjaan Infrastruktur
Pasal 29 Pekerjaan Pembersihan,Pembongkaran dan pengamanan
Setelah Pembangunan
-2-
SYARAT-SYARAT UMUM PEKERJAAN
PERSIAPAN PELAKSANAAN
Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang tidak tercantum dalam Lingkup diatas sudah termasuk dalam
jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai gambar rencana kerja.gunan
Tata LaksanaBanan Asramangunan PercekatercantGambar Kerja.
1.2. PEKERJAAN PERSIAPAN
Meliputi : Pengukuran, Mobilisasi dan Demobilisasi peralatan/sarana
penunjang, bahan/material, pengadaan air dan listrik untuk bekerja dan
tenaga kerja.
Pasal 2
MEMULAI KERJA
Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah tanggal Penunjukan dan Perintah
Kerja Pelaksanaan Pekerjaan (SPK), Pihak Kontraktor harus sudah memulai
melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan.
-3-
Dan apabila setelah 1 (satu) minggu Kontraktor/Pemborong yang ditetapkan
belum melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan, maka akan
diberlakukan ketentuan yang telah dibuat oleh Panitia Lelang.
Pasal 3
MOBILISASI DAN DEMOBILISASI
3.3. Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang
tercantum dalam penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan,
tempat peralatan tersebut akan digunakan
D. Kegiatan Demobilisasi
Pembongkaran tempat kerja oleh Penyedia pada saat akhir kontrak,
termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari
tanah milik pemerintah dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi
kondisi seperti semula sebelum pekerjaan dimulai.
3.5. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari pemberitahuan memulai kerja,
Kontraktor/Pemborong harus menyerahkan program mobilisasi kepada
Konsultan Pengawas untuk disetujui.
Pasal 4
PAPAN NAMA KEGIATAN
-4-
Pasal 5
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN
5.4. Bila dikemudian hari menurut pendapat Pejabat Pembuat Komitmen dan
Konsultan Pengawas bahwa ‘Pelaksana’ dianggap kurang mampu atau
tidak cukup cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada
Kontraktor/Pemborong secara tertulis untuk mengganti ‘Pelaksana’.
Pasal 6
RENCANA KERJA
6.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu
dari Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 8 (delapan) hari
kalender setelah Surat Keputusan Penunjukan (SPK) diterima
Kontraktor/Pemborong. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas akan disahkan oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
-5-
Pasal 7
LOS PENGAWAS, LOS KERJA, GUDANG BAHAN,
DAN LAIN-LAIN
7.5. Kantor Kontraktor, gudang bahan, los-los kerja dan los lainnya yang dibuat
dan dibiayai oleh Kontraktor/Pemborong, setelah selesai pelaksanaan
pembangunan/pekerjaan tersebut, harus segera dibongkar/dibersihkan
oleh pihak Kontraktor.
Pasal 8
KESEJAHTERAAN DAN KESELAMATAN PEKERJA
-6-
8.3. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa
pemeliharaan, kontraktor bertanggung-jawab atas keselamatan dan
keamanan pekerjaan, bahan dan peralatan teknis serta konstruksi yang
diserahkan Pejabat Pembuat Komitmen, Apabila terjadi kerusakan-
kerusakan, maka kontraktor harus bertanggung jawab untuk
memperbaikinya.
8.6. Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan
Menteri Tenaga Kerja No. 30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men/1984 tanggal 27
Januari 1984 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun
1977 bagi Tenaga Kerja Borongan Harian Lepas pada Kontraktor Induk
maupun Sub Kontraktor yang melaksanakan Proyek-proyek Departemen
Pekerjaan Umum, pihak Kontraktor/Pemborong yang sedang
melaksanakan pembangunan/pekerjaan agar ikut serta dalam program
ASTEK dan memberitahukan secara tertulis kepada Pejabat Pembuat
Komitmen.
Pasal 9
TENAGA DAN SARANA KERJA
-7-
9.4. Penyediaan air dan daya listrik untuk bekerja.
9.4.2. Air harus bersih, bebas dari bau, bebas dari lumpur, minyak dan
bahan kimia lainnya yang merusak. Penyediaan air harus sesuai
dengan petunjuk dan persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi.
9.4.3. Kontraktor harus membuat bak penampung air untuk bekerja yang
senantiasa terisi penuh dengan kapasitas 3,5 M3.
9.4.4. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan.
Penggunaan Diesel untuk pembangkit tenaga listrik hanya
diperkenankan untuk penggunaan sementara atas petunjuk
pengawas.
Pasal 10
PERSYARATAN DAN STANDARISASI
-8-
1 (satu) kamera.
1 (satu) alat ukur schuifmat.
1 (satu) alat ukur panjang 50 m, 5 m.
1 (satu) mistar waterpass panjang 120 cm.
-9-
Pasal 11
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN
11.1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai
segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan
pembangunan/pekerjaan, baik teknis maupun Administrasi.
11.3. Pengawas Lapangan juga harus membuat Laporan mingguan dan Laporan
bulanan secara rutin.
Pasal 12
PENJELASAN RKS & GAMBAR
12.1. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana kerja dan Syarat-syarat (RKS),
maka yang mengikat/berlaku adalah RKS.
12.2. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignment, loksasi, seksi
(bagian) dan detail gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu
pelaksanaan kerja. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai
dengan maksud gambar dan spesifikasinya, dan tidak boleh mencari
keuntungan dari kesalahan atau kelalaian dalam gambar atau dari
ketidaksesuaian antara gambar dan spesifikasinya. Setiap deviasi dari
karakter yang tidak dijelaskan dalam gambar dan sepsifikasi atau gambar
kerja yang mungkin diperlukan oleh keadaan darurat konstruksi atau lain-
lainnya, akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara
tertulis.
12.4. Ukuran
12.4.1. Pada dasarnya semua ukuran utama yang tertera dalam Gambar
Kerja dan Gambar Pelengkap meliputi ukuran dari :
As - as
Luar - luar
Dalam - dalam
Luar - dalam
- 10 -
12.4.2. Ukuran-ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan
dalam mm (milimeter).
12.5.1. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam
satu disiplin kerja, maka gambar yang mempunyai skala yang
lebih besar yang mengikat/berlaku.
- 11 -
12.5.5. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh
Kontraktor untuk memperpanjang / meng-“klaim” biaya maupun
waktu pelaksanaan.
Kontraktor wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun yang
diminta oleh Konsultan Pengawas.
dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua
data yang diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan,
keterangan produk, cara pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan
khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang belum tercakup secara
lengkap di dalam Gambar Kerja/Dokumen Kontrak maupun di dalam
Buku ini.
- 12 -
12.8.1. Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan
dan pengurangan pekerjaan disesuaikan dengan Dokumen
Kontrak.
Pasal 13
TANGGUNG - JAWAB KONTRAKTOR
13.6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor dalam melaksanakan
pekerjaan menjadi tangung-jawab Kontraktor.
- 13 -
13.9. Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor harus segera mengangkut
bahan bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak
dipergunakan lagi keluar lokasi pekerjaan.
Segala pembiayaannya menjadi tanggungan Kontraktor.
Pasal 14
KETENTUAN & SYARAT BAHAN-BAHAN
14.1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-
syarat (RKS) ini maupun dalam berita Acara Penjelasan Pekerjaan,
bahan-bahan yang akan dipergunakan maupun syarat-syarat
pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam A.V.
dan Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI th. 1982),
Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud, serta
ketentuan-ketentuan dan syarat bahan-bahan lainnya yang berlaku di
Indonesia. Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam
menyelesaikan pekerjaan, seperti material, peralatan dan alat lainnya,
harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas terbaik untuk tujuan yang
dimaksudkan.
- 14 -
14.2.5. Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang
dipersyaratkan harus disertai test dari Laboratorium lokal/dalam
negeri baik kualitas, ketahanan serta kekuatannya dan harus
disetujui oleh Konsultan Pengawas secara tertulis dan diketahui
oleh Konsultan Perencana.
Apabila diperlukan biaya untuk test Laboratorium, maka biaya
tersebut harus ditanggung oleh Kontraktor tanpa dapat
mengajukan sebagai biaya tambah.
14.4. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan
diinformasikan kepada Kontraktor selama tidak lebih dari tujuh (7) hari
kalender setelah penyerahan contoh bahan tersebut.
- 15 -
Pasal 15
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN
15.5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium tersebut di atas tentang baik
atau tidaknya kualitas dari bahan-bahan tersebut. Pelaksana tidak
diperkenankan melanjutkan pekerjaan-pekerjaan yang menggunakan
bahan-bahan tersebut di atas.
Pasal 16
SUPPLIER & SUB KONTRAKTOR
16.1. Jika Kontraktor menunjuk supplier dan atau Kontraktor Bawahan (Sub-
Kontraktor) didalam hal pengadaan material dan pemasangannya, maka
Kontraktor ‘wajib’ memberitahukan terlebih dahulu kepada Konsultan
Pengawas dan Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
- 16 -
Pasal 17
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA
17.2. Segala obyek yang berada di muka tanah dan semua pohon, tonggak,
kayu busuk, tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan
rintangan-rintangan lainnya yang muncul, yang tidak diperuntukan
berada di sana, harus dibersihkan dan/atau dibongkar, dan di buang bila
perlu. Pada daerah galian, segala tunggul dan akar harus di buang dari
daerah sampai kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm di bawah elevasi
lubang galian sesuai Gambar Kerja.
Lubang-lubang akibat pembongkaran harus diurug dengan material yang
memadai dan dipadatkan sampai 90% dari kepadatan kering maksimum
sesuai AASHTO T 99.
Pasal 18
DRAINASE / SALURAN
- 17 -
18.3. Lokasi dan perlindungan utilitas.
Pasal 19
PENGUKURAN KONDISI TAPAK
DAN PENENTUAN PEIL
19.1.5. Personil dan peralatan survey harus meliputi dan tidak hanya
terbatas pada :
a. Personil :
1 orang surveyor ahli
1 orang pekerja surveyor
b. Peralatan Pengukuran (Survey) :
- 18 -
Wild ROS Theodolite (360 derajat);
Wild TO Theodolite (360 derajat);
Wild NAK levels;
Pita meteran baja dengan panjang 50 m;
Steel measuring rod (4 m);
Patok-patok survey, dan macam-macam alat yang diperlukan
dalam survey.
Semua peralatan pengukuran harus disediakan lengkap (bila
diminta) termasuk tripod, dll. Atas tanggungan biaya sendiri,
Kontraktor harus mengadakan survey dan pengukuran tambahan
yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan, seperti patok
kemiringan (slopes stakes), temporang grade stakes, dan lain-
lain.
Setiap tanda yang dibuat oleh Konsultan Pengawas ataupun oleh
Kontraktor harus dijaga baik-baik, bila terganggu atau rusak
harus segera diperbaiki oleh Kontraktor atas tanggungan biaya
sendiri. Setiap jenis pekerjaan, dari bagian apapun, tidak boleh
dikerjakan sebelum persiapannya (setting out) disetujui oleh
Pengawas.
19.1.6. Kontraktor harus mengajukan tiga salinan (copy) penampang
melintang (cross section) kepada Konsultan Pengawas yang
akan mengesahkan salah satu salinan atau merevisinya,
kemudian mengembalikan kepada Kontraktor.
Bila Konsultan Pengawas perlu mengadakan perubahan/revisi,
Kontraktor harus mengajukan lagi salinan cross section untuk
persetujuan di atas.
Cross section dari Kontraktor harus digambar di atas kertas
kalkir untuk memungkinkan reporduksi. bila cross section itu
akhirnya disetujui, maka kontraktor harus menyerahkan gambar
kalkir asli dan tiga lembar hasil reproduksinya kepada Pejabat
Pembuat Komitmen.
Pasal 20
PEMASANGAN PATOK UKUR
DAN PAPAN BANGUNAN (‘BOUWPLANK’)
- 19 -
perlu Konsultan Pengawas dapat merevisi garis-garis /
kemiringan dan meminta Kontraktor untuk membetulkan patok-
patok.
Kontraktor harus mengajukan pemberitahuan mengenai rencana
pematokan atau penentuan permukaan (level) dari bagian
pekerjaan tertentu, tidak kurang dari 48 (empat puluh delapan)
jam, agar susunan patok itu dapat diperiksa.
20.1.2. Patok ukur dibuat dari bahan beton bertulang secukupnya,
berpenampang 15x15 cm, tertancap kuat ke dalam tanah
sedalam 100 cm dengan bagian yang muncul di atas muka
tanah cukup untuk memberikan indikasi peil + 0.00 sesuai
Gambar Kerja, dan di atasnya ditambahkan pipa besi untuk
mencantumkan patokan ketinggian di atas peil + 0.00.
20.1.3. Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktor minimal
2 (dua) buah, dan lokasi penanamannya sesuai petunjuk dan
persetujuan Konsultan Pengawas; sedemikian rupa sehingga
tidak mengganggu atau terganggu selama pelaksanaan
pembangunan berlangsung.
20.1.4. Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi
tanda yang jelas, dan dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan
pembangunan selesai dan ada instruksi dari Konsultan Pengawas
untuk dibongkar.
20.2.2. Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 yang jarak satu
sama lain adalah 1.50 m; tertancap di tanah sehingga tidak
dapat digerak-gerakkan atau diubah.
20.2.4. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan lainnya dan
atau rata waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan
Pengawas.
- 20 -
Pasal 21
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN
21.2.2. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutup atau menjadi tidak
terlihat sebelum mendapatkan persetujuan pengawas dan
Kontraktor harus memberikan kesempatan sepenuhnya kepada
pengawas ahli untuk memeriksa dan mengukur pekerjaan yang
akan ditutup dan tidak terlihat.
- 21 -
21.3.2. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada
suatu waktu menurut penilaian Konsultan Pengawas telah
terlambat, untuk menjamin penyelesaian pada waktu yang telah
ditentukan atau pada waktu yang diperpanjang maka pengawas
harus memberikan petunjuk secara tertulis langkah-langkah
yang perlu diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga
pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
21.5. Toleransi
Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam kontrak ini harus dikerjakan
sesuai dengan toleransi yang diberikan dalam Spesifikasi, dan toleransi
lainnya yang ditetapkan pada bagian lainnya.
- 22 -
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN
Pasal 1
UMUM
- 23 -
- Pekerjaan Penerangan dan Daya
- Pekerjaan Pengecatan
- 24 -
Pasal 2
PEMBERSIHAN LOKASI PEKERJAAN
2.1. Sebelum pekerjaan dimulai lokasi yang akan dilaksanakan harus terlebih
dahulu dibersihkan dari berbagai macam kotoran , sampah, puing - puing
dan segala sesuatu yang akan mengganggu pelaksanaan pekerjaan .
2.2. Barang yang tidak digunakan lagi harus dikeluarkan dari lokasi
Tapak/Site konstruksi dan dikumpulkan di tempat/lokasi tertentu yang
ditunjukkan Konsultan Pengawas/ Direksi.
Pasal 3
PERLINDUNGAN INSTALASI EXISTING
3.1. Pekerjaan ini adalah perlindungan untuk semua instalasi existing yang
berada di dalam Tapak/Site konstruksi dan dinyatakan oleh Konsultan
Perencana/Pengawas masih berfungsi dan akan digunakan lagi. Untuk
instalasi existing tersebut di atas, kontraktor harus menjaga dan
memeliharanya dari gangguan/cacat.
3.2. Apabila karena satu dan lain sebab sehingga jalur instalasi existing yang
masih berfungsi harus dipindah, maka Kontraktor harus melakukan
pekerjaan ini sesuai dengan petunjuk dari Konsultan Pengawas/Direksi.
Pasal 4
PEKERJAAN TANAH
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi penyediaan Tenaga, peralatan dan
alat bantu lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tanah
yang meliputi :
- Pekerjaan Galian Tanah Poer Plat, Cut and Fill Lokasi Bangunan
- Pekerjaan Urugan tanah kembali bekas galian Pondasi
- Pekerjaan urugan Pasir bawah lantai
- Pekerjaan urugan Pasir bawah Pondasi
- Pekerjaan urugan Pasir bawah Sloof
2 PERSIAPAN PELAKSANAAN
- 25 -
Barang yang tidak digunakan lagi harus dikeluarkan dari lokasi
Tapak/Site konstruksi dan dikumpulkan di tempat/lokasi tertentu
yang ditunjukkan Konsultan Pengawas/ Direksi.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
3.4. Tanah sisa dari Galian harus dibawa keluar lokasi pekerjaan dan
disimpan ditempat yang telah ditentukan oleh konsultan
pengawas.
3.5. Pada pekerjaan Galian Ukuran tinggi, panjang dan lebar galian
harus sesuai dengan gambar kerja, karena setiap Pekerjaan
galian akan berbeda - beda pada setiap Pekerjaan, Pekerjaan
galian tersebut antara lain :
- 26 -
3.7. Urugan pasir dibawah lantai dilaksanakan dengan tinggi
urugan 5 cm.dari permukaan tanah yang sudah dilaksanakan
urugan tanah untuk peninggian lantai.
Pasal 5
PEKERJAAN PONDASI BETON STRUKTUR
1. Lingkup Pekerjaan
Yang termasuk Lingkup pekerjaan ini meliputi :
Pekerjaan Pondasi sloof, Kolom, Balok, Plat Lantai, Tangga, Ring Balk
Konstruksi Baja dan pekerjaan beton lainnya seperti tercantum dalam
gambar kerja.
- 27 -
x. Plat Bordes t = 15 cm, mutu beton K - 300
y. Plat Canopy t = 8 cm. Mutu Beton K - 300
z. Plat lantai beton t = 12 cm, mutu beton K – 300 dengan wire Mesh
1.3 Tulangan
Mutu baja tulangan yang dipergunakan untuk seluruh struktur bangunan
ini adalah sebagai berikut :
1.6 Admixture
Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat
pengerasan beton. Bahan admixture yang dipakai adalah produk lokal
berkwalitas baik atau yang setaraf, dengan takaran 0,8% dari berat
semen.
Takaran yang lain dapat digunakan untuk mendapatkan kekuatan
maksimal dengan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
- 28 -
1) Semua semen harus Cement Portland yang disesuaikan
dengan persyaratan dalam Peraturan Portland Cement
Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 Type 1 atau standard Inggris
BS 12.
b. Pemeriksaan
Konsultan Pengawas dapat memeriksa semen yang disimpan dalam
gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan. Kontraktor harus
bersedia untuk memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Konsultan
Pengawas untuk pengambilan contoh-contoh tersebut. Semen yang
tidak dapat diterima sesuai pemeriksaan oleh Konsultan Pengawas,
harus tidak dipergunakan atau diafkir.
a. Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan beton ini adalah Pasir alam
yaitu pasir yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain yang
didapat dengan persetujuan konsultan Pengawas/Direksi teknis.
- 29 -
tertinggal disaringan
4 0 - 15
8 6 - 15
16 10 - 25
30 10 - 30
50 15 - 35
100 12 - 20
b. Gradasi
1) Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada
antara 5 mm, sampai 25 mm dan harus memenuhi syarat-
syarat berikut :
- 30 -
b. Besi tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-
serpih, karat, minyak, gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat
merusak atau mengurangi daya lekat antara besi tulangan dengan
beton.
- 31 -
e. Kekentalan (konsistensi) adukan beton untuk bagian-bagian
konstruksi beton, harus disesuaikan dengan jenis konstruksi yang
bersangkutan, cara pengangkutan adukan beton dan cara
pemadatannya. Kekentalan adukan beton antara lain ditentukan
oleh faktor air semen.
- 32 -
b. Jarak bersih terkecil antara batang yang paralel apabila tidak
ditentukan dalam gambar rencana, minimal harus 1,2 kali ukuran
terbesar dari agregat kasar dan harus memberikan kesempatan
masuknya alat penggetar beton.
a. Kolom = (1/10 x h) cm
b. Plat lantai Beton = (1/10 x t) cm
3.7 Mengaduk
Bahan-bahan untuk adukan beton site mix mutu beton K-175 harus
dicampur dan diaduk dalam mesin pengaduk beton yaitu ‘batch mixer’.
Konsultan Pengawas berwenang untuk menambah waktu pengadukan
jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan
hasil adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang
merata/seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke
adukan, kecuali bila diminta adanya perubahan dalam komposisi atau
konsisitensi. Air harus dituang lebih dahulu selama pekerjaan
penyempurnaan.
3.8 Suhu
Suhu beton sewaktu dituang tidak boleh dari 320 C dan tidak kurang dari
4,50 C.
Bila suhu dari beton yang dituang berada antara 27 0 C dan 320 C, beton
harus diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor.
- 33 -
Kontraktor terhadap keserasian bentuk maupun terhadap perlunya
perbaikan kerusakan-kerusakan, yang mungkin dapat timbul waktu
pemakaian.
Sewaktu-waktu Konsultan Pengawas dapat mengafkir sesuatu bagian
dari bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi apapun dan Kontraktor
harus dengan segera mengambil bentuk yang diafkir dan menggantinya
atas bebannya sendiri.
3.11 Pengecoran
- 34 -
pembuangan semua kotoran, pembuangan beton-beton yang
mengelupas atau rusak, atau bahan-bahan asing yang menutupinya.
Semua genangan air harus dibuang dari permukaan beton lama
tersebut sebelum beton baru dicor.
- 35 -
cetakan-cetakan samping lainnya, tujuh hari untuk dinding-dinding
pemikul dan saluran-saluran, 28 hari untuk balok-balok, plat lantai,
plat atap, tangga dan kolom.
- 36 -
b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang
terdiri dari sarang kerikil, kerusakan-kerusakan karena cetakan,
lobang-lobang karena keropos, tidak rata dan bengkak harus dibuang
dengan pemahatan atau dengan batu gerinda.
- 37 -
PONDASI TIAN PANCANG (PILE FOUNDATION)
Pondasi tiang pancang (pile foundation) adalah bagian dari struktur yang
digunakan untuk menerima dan mentransfer (menyalurkan) beban dari struktur
atas ke tanah penunjang yang terletak pada kedalaman tertentu. Tiang pancang
bentuknya panjang dan langsing yang menyalurkan beban ke tanah yang lebih
dalam. Bahan utama dari tiang adalah kayu, baja (steel), dan beton. Tiang
pancang yang terbuat dari bahan ini adalah dipukul, dibor atau di dongkrak ke
dalam tanah dan dihubungkan dengan pile cap (poer). Tergantung juga pada tipe
tanah, material dan karakteristik penyebaran beban tiang pancnag diklasifikasikan
berbeda-beda.
Pondasi tiang sudah digunakan sebagai penerima beban dan sistem transfer
beban bertahun-tahun. Pada awal peradaban, dari komunikasi, pertahanan, dan
hal-hal yang strategik dari desa dan kota yang terletak dekat sungai dan danau.
Oleh sebab itu perlu memperkuat tanah penunjang dengan beberapa tiang. Tiang
yang terbuat dari kayu (timber pile) dipasang dengan dipukul ke dalam tanah
dengan tanah atau lubang yang digali dan diisi dengan pasir dan batu.
Pada tahun 1740, Christoffoer Polhem menemukan peralatan pile driving yang
mana menyerupai mekanisme Pile driving saat ini. Tiang baja (steel pile) sudah
digunakan selama 1800 dan tiang beton (concrete pile) sejak 1900. Revolusi
industri membawa perubahan yang penting pada sistem pile driving melalui
penemuan mesin uap dan mesin diesel. Lebih lagi baru-baru ini, meningkatnya
permintaan akan rumah dan konstruksi memaksa para pengembang
memanfaatkan tanah-tanah yang mempunyai karakteristik yang kurang bagus.
Hal ini membuat pengembangan dan peningkatan sistem pile driving. Saat ini
banyak teknik-teknik instalansi tiang pancang bermunculan.
Seperti tipe pondasi yang lainnya, tujuan dari pondasi tiang adalah:
1. Untuk menyalurkan beban pondasi ke tanah keras
2. Untuk menahan beban vertikal, lateral, dan beban uplift.
Struktur yang menggunakan pondasi tiang pancang apabila tanah dasar tidak
mempunyai kapasitas daya pikul yang memadai. Kalau hasil pemeriksaan tanah
menunjukkan bahwa tanah dangkal tidak stabil dan kurang keras apabila
besarnya hasil estimasi penurunan tidak dapat diterima pondasi tiang pancang
dapat menjadi bahan pertimbangan. Lebih jauh lagi, estimasi biaya dapat menjadi
- 38 -
indicator bahwa pondasi tiang pancang biayanya lebih murah daripada jenis
pondasi yang lain dibandingkan dengan biaya perbaikan tanah.
Dalam kasus konstruksi berat, sepertinya bahwa kapasitas daya pikul dari
tanah dangkal tidak akan memuaskan, dan konstruksi seharusnya di bangun di
atas pondasi tiang. Tiang pancang juga digunakan untuk kondisi tanah yang
normal untuk menahan beban horizontal. Tiang pancang merupakan metode yang
tepat untuk pekerjaan diatas air, seperti jertty atau dermaga.
Penggunaan pondasi tiang pancang sebagai pondasi bangunan apabila tanah
yang berada dibawah dasar bangunan tidak mempunyai daya dukung (bearing
capacity) yang cukup untuk memikul berat bangunan beban yang bekerja
padanya (Sardjono HS, 1988). Atau apabila tanah yang mempunyai daya dukung
yang cukup untuk memikul berat bangunan dan seluruh beban yang bekerja
berada pada lapisan yang sangat dalam dari permukaan tanah kedalaman > 8 m
(Bowles, 1991). Fungsi dan kegunaan dari pondasi tiang pancang adalah untuk
memindahkan atau mentransfer beban-beban dari konstruksi di atasnya (super
struktur) ke lapisan tanah keras yang letaknya sangat dalam.
Dalam pelaksanaan pemancangan pada umumnya dipancangkan tegak lurus
dalam tanah, tetapi ada juga dipancangkan miring (battle pile) untuk dapat
menahan gaya-gaya horizontal yang bekerja. Hal seperti ini sering terjadi pada
dermaga dimana terdapat tekanan kesamping dari kapal dan perahu. Sudut
kemiringan yang dapat dicapai oleh tiang tergantung dari alat yang dipergunakan
serta disesuaikan pula dengan perencanaannya.
Pondasi tiang digolongkan berdasarkan kualitas bahan material dan cara
pelaksanaan. Menurut kualitas bahan material yang digunakan, tiang pancang
dibedakan menjadi empat yaitu tiang pancang kayu, tiang pancang beton, tiang
pancang baja, dan tiang pancang composite (kayu - beton dan baja - beton).
Tiang pancang umumnya digunakan:
- 39 -
3. Memampatkan endapan-endapan tak berkohesi yang bebas lepas melalui
kombinasi perpindahan isi tiang pancang dan getaran dorongan. Tiang
pancang ini dapat ditarik keluar kemudian.
4. Mengontrol lendutan/penurunan bila kaki-kaki yang tersebar atau telapak
berada pada tanah tepi atau didasari oleh sebuah lapisan yang
kemampatannya tinggi.
5. Membuat tanah dibawah pondasi mesin menjadi kaku untuk mengontrol
amplitudo getaran dan frekuensi alamiah dari sistem tersebut.
6. Sebagai faktor keamanan tambahan dibawah tumpuan jembatan dan atau
pir, khususnya jika erosi merupakan persoalan yang potensial.
7. Dalam konstruksi lepas pantai untuk meneruskan beban-beban diatas
permukaan air melalui air dan kedalam tanah yang mendasari air tersebut.
Hal seperti ini adalah mengenai tiang pancang yang ditanamkan sebagian
dan yang terpengaruh oleh baik beban vertikal (dan tekuk) maupun beban
lateral (Bowles, 1991).
Pondasi tiang pancang dibuat ditempat lain (pabrik, dilokasi) dan baru
dipancang sesuai dengan umur beton setelah 28 hari. Karena tegangan tarik
beton adalah kecil, sedangkan berat sendiri beton adalah besar, maka tiang
pancang beton ini haruslah diberi tulangan yang cukup kuat untuk menahan
momen lentur yang akan timbul pada waktu pengangkatan dan
pemancangan.
- 40 -
B. Alat Pancang Tiang
Dalam pemasangan tiang kedalam tanah, tiang dipancang dengan alat
pemukul yang dapat berupa pemukul (hammer) mesin uap, pemukul getar atau
pemukul yang hanya dijatuhkan. Skema dari berbagai macam alat pemukul
diperlihatkan dalam Gambar 2.4a sampai dengan 2.4d. Pada gambar terebut
diperlihatkan pula alat-alat perlengkapan pada kepala tiang dalam pemancangan.
Penutup (pile cap) biasanya diletakkan menutup kepala tiang yang kadang-
kadang dibentuk dalam geometri tertutup.
- 41 -
A. Pekerjaan Persiapan
1. Membubuhi tanda, tiap tiang pancang harus dibubuhi tanda serta tanggal saat
tiang tersebut dicor. Titik-titik angkat yang tercantum pada gambar harus
dibubuhi tanda dengan jelas pada tiang pancang. Untuk mempermudah perekaan,
maka tiang pancang diberi tanda setiap 1 meter.
b. Ujung bawah tiang didudukkan diatas kepala tiang yang pertama sedemikian
sehingga sisi-sisi pelat sambung kedua tiang telah berhimpit dan menempel
menjadi satu.
9. Pemotongan tiang pancang pada cut off level yang telah ditentukan.
- 42 -
B. Proses Pengangkatan
- 43 -
C. Proses Pemancangan
1. Alat pancang ditempatkan sedemikian rupa sehingga as hammer jatuh pada patok
titik pancang yang telah ditentukan.
2. Tiang diangkat pada titik angkat yang telah disediakan pada setiap lubang.
3. Tiang didirikan disamping driving lead dan kepala tiang dipasang pada helmet
yang telah dilapisi kayu sebagai pelindung dan pegangan kepala tiang.
4. Ujung bawah tiang didudukkan secara cermat diatas patok pancang yang telah
ditentukan.
D. Quality Control
- 44 -
Vertikalisasi tiang diperiksa secara periodik selama proses pemancangan
berlangsung. Penyimpangan arah vertikal dibatasi tidak lebih dari 1:75 dan
penyimpangan arah horizontal dibatasi tidak leboh dari 75 mm.
3. Penetrasi
Tiang sebelum dipancang harus diberi tanda pada setiap setengah meter di
sepanjang tiang untuk mendeteksi penetrasi per setengah meter. Dicatat jumlah
pukulan untuk penetrasi setiap setengah meter.
4. Final set
Pamancangan baru dapat dihentikan apabila telah dicapai final set sesuai
perhitungan.
2. Tiang gesek (friction pile) adalah tiang yang kapasitas dukungnya lebih ditentukan
oleh perlawanan gesek antara dinding tiang dan tanah disekitarnya (Gambar
- 45 -
2.9b). Tahanan gesek dan pengaruh konsolidasi lapisan tanah dibawahnya
diperhitungkan pada hitungan kapasitas tiang.
Pasal 6
PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL
1. LINGKUP PEKERJAAN
2. PERSYARATAN BAHAN
Besi Beton.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.3.1
Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.1.
Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.2.
Pasir yang dipakai harus pasir beton.
Koral Beton/Split.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.4
Air.
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
4 PERSYARATAN PELAKSANAAN
- 46 -
a. Campuran & Mutu Beton.
Cor Beton menggunakan campuran aduakn 1PC : 2PS : 3 KR , Mutu
beton yang disyaratkan dalam pekerjaan beton bertulang non struktural
ini adalah K-175.
b. Pembesian
Pembuatan tulangan-tulangan untuk batang lurus atau yang
dibengkokkan, sambungan, kait-kait, dan sengkang (ring);
persyaratannya harus sesuai dengan NI-2 (PBI-1971).
c. Pekerjaan Acuan/Bekisting
Acuan harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang
telah ditetapkan dalam Gambar Kerja.
Acuan harus rapat (tidak bocor), permukaannya licin, bebas dari kotoran
tahi gergaji, potongan kayu, tanah, lumpur, dan sebagainya.
d. Pengecoran Beton.
Sebelum pelaksanaan pengecoran, Kontraktor diwajibkan melaksanakan
pekerjaan persiapan dengan membersihkan dan menyiram cetakan-
cetakan sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian,
pemeriksaan penulangan dan penempatan penahan jarak.
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan
Direksi/Konsultan Pengawas.
h. Penulangan beton kolom dan balok praktis sesuai gambar kerja dan atau
seperti terurai dalam pekerjaan beton di bab lain dalam buku ini.
- 47 -
i. Pemasangan kolom praktis dan balok praktis/lintel seperti tercantum
dalam butir 6.3.1.5 dan 6.3.1.6. di atas, terlepas adalah pekerjaan
tersebut tergambar atau tidak dalam Gambar Kerja.
Pasal 7
PEKERJAAN PASANGAN, ADUKAN DAN CAMPURAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pasangan lantai dan dinding keramik
Pasangan Dinding bata 1/2 bata.
Pasangan bata pada kursi beton
Pasangan bata andesit.
Pekerjaan pasangan lainnya seperti tercantum dalam Gambar
Kerja.
1. PERSYARATAN BAHAN
a. Batu Bata.
Batu bata yang dipakai harus bebas dari cacat, retak, cat atau adukan,
mempunyai sudut siku dan ukuran yang seragam dan langsung
didatangkan dari pabrik atau penjual.
Sebelum pengadaan bahan ini, Kontraktor diwajibkan mengajukan
contoh disertai data teknis dari batu bata yang akan dipakai kepada
Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
b. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.1.
c. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.2.
d. Air.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.3.
2. PERSYARATAN PELAKSANAAN
a. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor harus memperhatikan
detail bentuk profil, sambungan dan hubungan dengan material lain
dan melaksanakannya sesuai dengan yang tercantum dalam Gambar
Kerja.
- 48 -
jenuh air . Pada saat diletakkan, tidak boleh ada genangan air di atas
permukaan batu bata tersebut.
c. Aduk Perekat/Spesi.
e. Semua pasangan bata yang tertanam dalam tanah harus dilapis aduk
kasar sampai setinggi permukaan tanah
- 49 -
1.2.1. Semen
Sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam Buku Rencana Kerja
dan Syarat-Syarat Teknis Struktur.
1.2.2. Pasir
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butir yang
tajam, keras, bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan-
bahan organis.
1.2.3. Air
Air yang dipakai harus bebas dari lumpur, minyak, asam, bahan organik,
basa, garam dan kotoran lainnya dalam jumlah yang dapat merusak.
Pasal 8
PEKERJAAN PLESTERAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Plesteran acian halus untuk dinding pasangan bata dan permukaan beton.
Plesteran kedap air.
Plesteran biasa.
Plesteran Beton
Plesteran kasar untuk dinding pasangan bata yang tertanam dalam tanah.
Pekerjaan plesteran lainnya seperti terurai dalam Gambar Kerja.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Semen.
Sesuai dengan Pasal butir 1.2.1.
2.2. Pasir.
- 50 -
Sesuai dengan Pasal butir 1.2.2.
2.3. Air
Sesuai dengan Pasal 1 butir 1.2.3.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
3.4. Pemeliharaan.
- 51 -
Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung
dengan wajar.
Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali
terlihat kering dan melindunginya dari terik panas matahari langsung
dengan bahan penutup yang dapat mencegah penguapan air secara cepat.
Pembasahan tersebut adalah selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian
selesai.
Kontraktor harus selalu menyiram dengan air sekurang-kurangnya 2 (dua)
kali sehari sampai jenuh.
Pasal 9
PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK DAN GRANIT
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan Keramik lantai dan Granit Tile, lantai dan dinding untuk kamar
mandi/toilet dan tempat lain yang ditunjukkan pada Gambar Kerja.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Semen.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.1.
2.2. Pasir.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.2.
2.3. Air.
Sesuai dengan Pasal 1 Butir 1.2.3.
- 52 -
2.6. Adukan Pengisi Siar
Aduk pengisi siar dan nat yaitu dengan menggunakan cairan Flexicoat,
sistem pelaksanaan pengisian nat dengan koas kecil.
2.7. Kontraktor harus mengajukan contoh bahan keramik sebanyak 3 (tiga)
set kepada Pejabat Pembuat Komitmen untuk mendapatkan persetujuan
(Tekstur dan warna), selanjutnya dipakai sebagai standard dalam
memeriksa/menerima bahan yang dikirim ke lapangan.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
3.1. Pada saat pemasangan keramik harus dalam keadaan baik, tidak retak,
cacat atau ternoda dan warna sesuai dengan yang disyaratkan.
3.2. Sebelum pemasangan keramik, harus dilakukan pengukuran dengan
waterpas (selang atau alat lain) agar permukaannya merata.
3.3. ukuran/dimensi dan keramik harus presisi agar dihasilkan pemasangan
yang rapi.
3.4. Seluruh pemasangan keramik tidak boleh terkena air, karena
menggunakan sistem Flexicoat.
3.5. Pemasangan keramik dengan menggunakan cairan Flexicoat, sebelum
keramik dipasang harus diamplas terlebih dahulu pada kedua permukaan
adukan keramik yang akan disatukan. Permukaan/bidang yang akan
direkatkan dengan Flexicoat harus bersih, bebas dari debu dan kotoran
yang mengganggu, selanjutnya kedua permukaan tersebut diolesi
dengan cairan Flexicoat dengan ketebalan masing-masing 1 - 2 mm dan
tunggu sekitar ± 10 menit, kemudian keramik direkatkan.
3.8. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, semua pipa sparing dan atau
jaringan pipa sudah harus terpasang pada tempatnya.
Kontraktor harus mempelajari gambar kerja dan berkoordinasi dengan
pekerjaan Plumbing dan Mekanikal di bawah pengarahan Konsultan
Pengawas/Direksi.
Pasal 10
PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA ALUMUNIUM
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Pekerjaan Rangka Kusen :
Kusen pintu, jendela dan bouvenlight
Pekerjaan lain yang tercantum dalam Gambar Kerja.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Ukuran kusen adalah ukuran jadi seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
- 53 -
Untuk bagian dalam, menggunakan kusen alumunium 4” sekualitas YKK
colur dan untuk bagian luar ( Curtain Wall ) menggunakan kusen
Alumunium Transom untuk horizontal , untuk arah vertical
menggunakan Mullion sekualitas Alexindo warna putih
2.3. Mutu dan kualitas bahan yang dipakai sesuai persyaratan seperti
diuraikan butir berikut ini. Semua bahan yang dipakai harus kuat, lurus,
tidak mudah bengkok , tanpa cacat Ukuran bahan adalah ukuran jadi
seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
3.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan untuk :
Mempelajari bentuk, pola penempatan, cara pemasangan dan detail
sesuai Gambar Kerja agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan
yang mengakibatkan pembongkaran.
Pelaksanaan sambungan seperti pemasangan klos, baut, plat
penggantung, angker, dynabolt, sekrup, paku & lem perekat harus rapi
dan sempurna serta tidak diperkenankan mengotori bidang-bidang
tampak.
Pasal 11
PEKERJAAN DAUN PINTU, DAUN JENDELA
dan BOVENLIGHT ALUMUNIUM.
- 54 -
1.2. Persyaratan Bahan
1.2.1. Daun Pintu, Daun Jendela & Bovenlicht Alumunium.
Bahan Rangka daun jendela dan
bovenlight : Alumunium Warna 4’’
Panel daun pintu : Multiplek 6 mm lapis Mega
Sungkai
Ukuran : sesuai Gambar Kerja
Persyaratan : lihat Bab Pekerjaan kusen alumunium
1.2.2. Kaca
Sesuai dengan persyaratan bahan kaca dalam bab Pekerjaan Kaca.
1.3.1. Tipe pintu, jendela, yang terpasang harus sesuai dengan Daftar Tipe
yang tertera dalam Gambar kerja dengan memperhatikan ukuran-ukuran,
material, detail, arah bukaan, dan lain-lain.
1.3.2. Semua daun pintu dan daun jendela, bovenlight dibuat baru baik rangka
maupun lapisan penutupnya .
1.4.3. Disyaratkan :
Dibuat alur air pada sisi sebelah luar kusen baik secara vertikal maupun
horisontal.
- 55 -
Pasal 12
PEKERJAAN PERLENGKAPAN PINTU & JENDELA
(ALAT PENGGANTUNG & PENGUNCI)
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi :
Pekerjaan pemasangan engsel pintu dengan engsel baru
Pekerjaan pemasangan kunci baru termasuk pintu KM/WC
Pekerjaan pemasangan selot baru untuk daun pintu dobel
Pekerjaan pemasangan hak angin dan engsel jendela baru
Pekerjaan perlengkapan pintu & jendela lainnya seperti tercantum dalam
gambar kerja.
2. PERSYARATAN BAHAN
Semua alat penggantung & pengunci (“hardware”) yang digunakan harus
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam buku spesifikasi ini.
Apabila terjadi perubahan atau penggantian, harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu secara tertulis dari Pejabat Pembuat
Komitmen.
a. Engsel.
1. Mekanisme : Ayun satu arah (“single swing”).
Spesifikasi : Tipe standard, memenuhi standard SII.
Pemakaian : Pintu tunggal dan pintu ganda
Ukuran : Standard produk
Jumlah : 2 (dua) set per daun pintu./ sesuai standard
fabrikasi
Produk : Ex Lokal mutu terbaik.
Warna : disesuaikan kusen dan pintu.
c. Pegangan (“Handle”).
1. Spesifikasi : Handle untuk membuka lidah penahan
(“Latch Bolt”) secara mekanis yg menyatu
dengan silinder kunci.
Pemakaian : Untuk semua pintu selain KM/WC.
Produk : lokal. mutu terbaik
Warna : Ditentukan kemudian.
- 56 -
dalam
Pemakaian : Pintu R. KM/WC.
Produk : lokal. mutu terbaik
Warna : Ditentukan kemudian.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan gambar dokumen kontrak yang telah disesuaikan dengan
keadaan di lapangan.
Engsel atas, dipasang + 28 cm (as) dari permukaan atas dan permukaan
bawah pintu pada pintu-pintu umum biasa.
Engsel pintu toilet/peturasan adalah + 32 cm (as) dari permukaan bawah
pintu.
Pasal 13
PEKERJAAN KACA
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan kaca daun jendela dan lubang cahaya (bovenlicht).
- 57 -
Pekerjaan kaca seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
2. PERSYARATAN BAHAN
Semua kaca yang dipakai dari standard produk dengan SII 0189/78. Produk
ASAHIMAS FLAT GLASS .
Semua kaca harus bebas dari noda dan cacat, bebas sulfida maupun
bercak-bercak lain. Semua bahan kaca yang dipakai harus mendapat
persetujuan tertulis dari Direksi/Konsultan Pengawas.
5 5 + 0,3
6 6 + 0,3
8 8 + 0,3
2.3. Kesikuan.
Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku
serta tepi potongan yang rata dan lurus.
- 58 -
Toleransi kesikuan maksimum yang diperkenankan adalah 1,5 mm per
meter.
2.4. Cacat-cacat.
Kaca lembaran yang dipakai harus bebas dari cacat dan noda apapun.
Lapisan perak (“Chemical Deposited Silver”) pada kaca cermin yang
dipakai harus terlihat merata. Apabila terjadi bercak-bercak hitam, maka
kaca cermin harus diganti atas biaya Kontraktor dan tidak dapat diajukan
sebagai biaya pekerjaan tambah.
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
Pasal 14
PEKERJAAN SANITER
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi pengadaan dan pemasangan :
Pekerjaan pasang kloset Duduk /jongkok sek. Toto
Pekerjaan Pemasangan Floor Drain stainless 3’’
Pemasangan gantungan handuk stainless
Pemasangan Tempat sabun keramik sek. toto
Pekerjaan Pemasangan Kran dinding ½ “ sek. San - Ei
2. PERSYARATAN BAHAN
Jenis, ukuran, warna sesuai petunjuk Gambar serta RKS ini dan yang
telah disetujui oleh Pejabat Pembuat Komitmen/Direksi
- 59 -
2.4. FLOOR DRAIN
Produk : lokal. mutu terbaik
Bahan : Stainless
Ukuran : 3”
2.5. KRAN
Produk : mutu terbaik Sek. San-ei
Ukuran :½“
Type : kran dinding
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
Sambungan pipa dengan “accessories” unit saniter pada umumnya
menggunakan sambungan ulir.
Penyambungan dengan ulir ini terlebih dahulu harus dilapisi dengan “Red
Lead Cement” dan memakai pintalan atau serat halus.Pada tempat-tempat
khusus digunakan sambungan “flanged”.
Pada penyambungan dengan “flanged” perlu dilengkapi dengan “ring type
gasket” untuk lebih menjamin kekuatan sambungan.
Pasal 15
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT/PLAFOND
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan langit-langit dengan bahan Gypsum tebal 9 mm , untuk
seluruh bangunan dan GRC untuk K. Mandi, bagian luar bangunan
atau sesuai Gambar Kerja.
Pemasangan lis profil Gypsum, diprofil pada bagian tepi plafond.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Gypsum lembar
Tebal : 9 mm
Ukuran Panel : 120 x 240 cm
Produk : lokal, mutu terbaik ( setara Elephant)
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.
3.1. Ketinggian kerangka langit-langit setelah terpasang dan disetel harus
sesuai dengan ketinggian langit-langit jadi seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja.
3.2. Bahan yang digunakan untuk rangka plafond adalah hollo 20.40 dan 40.40
untuk rangka induk . ukuran rangka plafond adalah 50 x 50 cm .
3.3. Pemasangan rangka plafond harus selalu melakukan koordinasi dengan tim
yang akan memasang titik lampu apabila pemasangan lampu yang
digunakan adalah type inbow
3.5. Setelah penutup plafond terpasang, pada bagian sambungan dan kepala
paku ditutup dengan kain kassa dan dirapihkan dengan menggunakan
calsibond hingga permukaanya menjadi rata.
3.6. Rangka plafond yang baru harus dalam kondisi baik dan memenuhi syarat
untuk dipergunakan
Pasal 16
PEKERJAAN PENGECATAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan pengecatan permukaan dinding pasangan batu bata, beton
yang ditampakkan, dan langit-langit dengan cat tembok.
Pengecatan kayu lisplank, list plafond
Pekerjaan pengecatan Plint dengan cat plincoat.
Pekerjaan Plitur panel daun pintu.
- 61 -
1.2. Pekerjaan Pengecatan Kayu.
Cat akhir (“finish”) untuk permukaan kayu yang ditampakkan, seperti :
lisplank atau tempat lainnya seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
Cat dasar/meni besi untuk pekerjaan pengecatan kayu seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.
2. PERSYARATAN BAHAN
2.1. Cat Dulux.
Bahan dari jenis acrylic emulsion kualitas utama, sek. Dulux/Premio
tahan terhadap udara dan garam, produk lokal. mutu terbaik .
2.3. Plamur.
Bahan dari kualitas utama, produk ex Lokal mutu terbaik.
2.5. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat
pada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2.
Pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna,
formula cat, jumlah lapisan, dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai
dengan lapisan akhir
3. PERSYARATAN PELAKSANAAN
3.1. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas
yang menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller maupun semprotan.
3.3. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun
atau membahayakan keselamatan manusia, maka Kontraktor harus
- 62 -
menyediakan peralatan pelindung misalnya : masker, sarung tangan dan
sebagainya yang harus dipakai waktu pelaksanaan pekerjaan.
3.4. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan roll cat.
c. Permukaan Interior.
Lapisan Pertama :
Cat jenis Acrylic Wall Filler.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kape.
Ketebalan lapisan adalah 25 - 150 micron atau daya sebar per liter
adalah 10 m2.
Tunggu selama minimum 12 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.
d. Permukaan Exterior.
Lapisan Pertama :
Cat jenis Acrylic Wall Filler.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kape.
- 63 -
Ketebalan lapisan adalah 25 - 150 micron atau daya sebar per liter
adalah 10 m2.
Tunggu selama minimum 12 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.
Pasal 17
PEKERJAAN ATAP DAN PENUTUP ATAP
I.KETENTUAN TEKNIS
A. Spesifikasi Teknis
Dalam pemasangan penutup atap, material yang digunakan sebagai
berikut :
1. Atap sekualitas IKO Marathon 20 Shingles Bitument eks Canada
warna dual brown under layer, dengan spesifikasi :
Panjang : 1000 mm
Lebar : 336 mm
Exposure : 143 mm
Headlap : 50 mm
Jumlah per bundle : 21 Pcs
Coverage per bundle : 3 m2
Berat : 11 kg/m2
Overlap : 193 mm
Ketahanan angin : Hingga 60 mph
Garansi produk : 20 tahun
Iron clad protection : 3 tahun
- 64 -
Granule Retention ASTM D4977 : PASS (Min. 86%)
Resistance rating ASTM E 108 : Class A Fire CAN/ULC S107
Tear Strength Fiberglass Asphalt Shingles : ASTM D3462
ASTM D3018
ASTM D3161 Class F
CSA A123.51
ASTM A123.52
2. Underlayer
Kebutuhan, jenis dan ketebalan underlayer ditentukan berdasarkan
sudut kemiringan struktur atap yang digunakan.
Semua proses pemasangannya harus sesuai dengan metode
pemasangan dan rekomendasi dari produsen.
Material Underlayer : sek. IKO Armourbase Pro Ex. Belgium
Underlayer Armourbase Pro Ex. Belgium adalah material
underlayer yang terbuat dari polyester dan dilapisi dengan
polypropylene film di kedua sisinya, sehingga memiliki sifat
watertight dan vapour resistant.
Underlayer sek. IKO Armourbase Pro Ex. Belgium ini memiliki
standar CE (Certificated Of Europe) dengan spesifikasi sebagai
berikut :
- Panjang : 30 cm
- Lebar : 1m
- Berat : 11,4 kg
- Tebal : 0,6 mm
- Tensile Length (EN 12311-1) : 300 N/50 mm
- Tensile Width (EN 12311-1) : 280 N/50 mm
- Elongation Length (EN 12311-1) : 40%
- Elongation Width (EN 12311-1) : 50%
- Heat Resistance Lower Surface : 150° C
(EN 1110)
- Cold Flex Lower Surface : -20° C
(EN 1109)
2. Pemasangan multypleks
- 65 -
Multypleks dipasang dari bawah ke atas, dipasang di atas reng dan
dikunci menggunkan screw. Jarak antar screw ± 25 cm, dalam 1
lembar multypleks menggunakan ± 25 pcs screw.
3. Pemasangan Flashing
Flashing dipasang pada bagian ujung bawah multypleks dan
dipasang keliling atau perimeter. Fungsinya untuk melindungi
multypleks dari air hujan. Pemasangan flashing dengan sistim
overlap ( 2 - 5 cm).
4. Pemasangan underlayer
Underlayer dipasang dari kiri ke kanan dimulai dari bagian bawah
dengan sistim overlap (minimal 10 cm).
6. Pemasangan Nok
Nok yang dipakai sama dengan jenis material genteng, hanya
dengan memotong bagian lidah. Satu lemar genteng sek. IKO
Pemasangan penutup atap dapat dibuat menjadi 3 buah nok,
pemasangan dengan cara dipaku.
- 66 -
1.2 TRUSS UNTUK MEMINIMALISIR BAHAYA GEMPA
Gerakan yang terjadi akibat Gempa lebih besar kearah Gerak Horizontal, hal ini
besar pengaruhnya terhadap kekuatan ikat struktur atap khususnya dan
bangunan umumnya.
Ada beberapa poin penting dalam struktur atap baja ringan yang perlu
diperhatikan agar dapat meminimalisir bahaya gempa disamping balok struktur
penopang atap kuda kuda baja ringan itu sendiri, yaitu :
1. Ikatan antara frame dan Web harus kuat maka dari itu untuk
konektor sambungan 1.2 Truss memakai sistem konektor baut
- 67 -
pengoptimalan kekuatan web secara simetris sebagai pengaku struktur
kuda kuda tersebut
- 69 -
3. BAUT + MUR SEBAGAI SAMBUNGAN
1.2 TRUSS menggunakan baut dengan diameter 12 mm. Dengan menggunakan
baut dan mur, maka sambungan tidak bisa lepas karena ikatan dari dua arah.
(1.2 TRUSS aman dalam ikatan sambungan)
Dibandingkan dengan sekrup yang digunakan pada sistem struktur (merk lain),
maka sekrup memiliki kekurangan sebagai berikut:
o hanya mengandalkan kekuatan jepit dari drat sekrup terakhir
o bila terjadi sobek pada lubang material, maka kekuatan sekrup untuk
mengikat sama sekali tidak ada (lepas)
o diameter sekrup lebih kecil dibandingkan baut. Sehingga kekuatan sekrup
akan lebih kecil juga.
- 70 -
Daftar nama dan fungsi Aksesoris 1.2 Truss
- 71 -
Pasal 18
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
UMUM
PERSYARATAN PELAKSANAAN
Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistim Elektrikal ini
pembuatnya.
j. Kontraktor
1). Hanya Kontraktor yang diundang yang berhak mengikuti
pelalangan ini.
2). Yang dimaksud dengan Kontraktor di dalam spesifikasi ini adalah
badan pelaksana yang telah terpilih dan memperoleh kontrak kerja
untuk penyediaan dan pemasangan instalasi Elektrikal ini sampai
selesai.
Kontraktor bertanggungjawab atas pelaksanaan instalasi Elektrikal
dalam proyek ini dan menempatkan paling tidak seorang tenaga
ahli yang setiap saat dapat berdiskusi dan dapat memutuskan
setiap persoalan teknis dan administrasi di lapangan.
3). Kontraktor harus bersedia mengikuti peraturan-peraturan di
lapangan yang di tentukan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi.
4). Kontraktor wajib mempelajari dan memahami semua undang-
undang, peraturan-peraturan, persyaratan umum, maupun
suplementernya, persyaratan standar internasional, persyaratan
pabrik pembuat unit-unit peralatan, buku-buku dokumen
pelelangan, bundel gambar-gambar serta segala petunjuk tertulis
yang telah dikeluarkan.
5). Kontraktor dapat meminta penjelasan kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi atau pihak lain yang ditunjuk, bilamana
menurut pendapatnya pada dokumen-dokumen pelelangan,
gambar-gambar atau lainnya terdapat hal-hal yang kurang jelas.
6). Kontraktor wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan-
pekerjaan pelaksanaan dari pihak-pihak Kontraktor lain yang ikut
mengerjakan proyek ini apabila pekerjaan pihak lain dapat
mempengaruhi kelancaran pekerjaannya.
Bilamana sampai terjadi gangguan, maka Kontraktor wajib
mengerjakan saran-saran perbaikan untuk segenap pihak.
- 73 -
Apabila hal ini dilakukan, kontraktor tetap bertanggung jawab atas
segala kerugian-kerugian yang ditimbulkan.
l. Pengawasan Instalasi
1). Shop Drawing.
Sebelum nelaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus rnembuat
gambar kerja / shop drawing. Gambar kerja tersebut haruslah
gambar yang telah dikoordinasikan dengan semua disiplin
pekerjaan pada proyek ini dan disesuaikan dengan koordinasi
lapangan yang ada. Pekerjaan baru dapat dimulai bila gambar
- 74 -
kerja telah di.periksa dan disetujui oleh Konsultan Manajernen
Konstruksi.
5). Untuk setiap tahap pekerjaan sistem Elektrikal yang telah selesai
dikerjakan, Kontraktor harus mendapatkan pernyataan tertulis dari
pihak Konsultan Manajemen Konstruksi atau pihak yang ditunjuk
yang menerangkan bahwa setiap pekerjaan sistem Elektrikal telah
selesai dikerjakan sesuai dengan persyaratan yang ada.
Tahap-tahap pekerjaan sistem ini ditentukan kemudian,
berdasarkan pada jadwal perincian waktu yang diserahkan oleh
kontraktor.
- 75 -
8). Untuk pekerjaan di luar jam I:erja, biaya yang dikeluarkan
Konsultan Manajemen Konstruksi untuk pengarahan dan
pengawasannya ditanggung oleh Kontraktor.
m. Pembersihan Lapangan
1). Setiap hari setelah selesai bekerja, Kontraktor harus membersihkan
lapangan yang digunakan.
Kontraktor hendaknya menghubungi pihak-pihak lain untuk
koordinasi pembersihan lapangan tersebut.
- 76 -
1). Kontraktor harus bertanggung jawab atas seluruh peralatan yang
rusak selama masa garansi, termasuk penyediaan suku cadang.
2). Kontraktor wajib mengganti biaya sendiri setiap kelompok barang-
barang atau sistim yang tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi,
akibat kesalahan pabrik atau pengerjaan yang salah selama jangka
waktu 180 (seratus delapan puluh) hari setelah proyek ini diserah
terimakah untuk pertama kalinya.
3). Kontraktor wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap hari kerja
untuk mengoperasikan / merawat peralatan Elektrikal dan
mendatangkan 1 (satu) orang supervisor sekali seminggu untuk
memeriksa atau melakukan penyetelan peralatan selama masa
pemeliharaan.
p. Izin.
1). Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin
diperlukan untuk melaksanakan Instalasi ini harus dilakukan oleh
Kontraktor atas tanggungan dan biaya Kontraktor.
q. Kolerasi Pekerjaan
1). Pekerjaan galian dan penimbunan tanah untuk keperluan instalasi
Elektrikal, dilaksanakan oleh Kontraktor. Kontraktor harus sudah
memperhitungkan pengangkutan tanah bekas galian / pembersihan.
- 77 -
2). Semua pekerjaan pembuatan lubang-lubang dan penutupan kembali
pada dinding, lantai, langit-langit untuk jalannya pipa dan kabel, di
laksanakan oleh Kontraktor berikut perapihan / finishing-nya
kembali.
5). Semua fasilitas yang di perlukan pada saat proyek berjalan, yaitu
air, listrik, saniter darurat harus di sediakan oleh Kontraktor, dengan
terlebih dahulu membuat gambar untuk mendapatkan persetujuan
Konsultan Manajemen Konstruksi.
6). Untuk pipa yang menembus dinding, lantai, langit-langit dan lain-
lain, harus di beri lapisan isolasi peredam getaran dan pipa selubung
(sleeve) untuk memudahkan perbaikan dan pemeliharaan dari segi
teknis.
Untuk itu Kontraktor di haruskan menyerahkan gambar kerja
Konsultan Manajemen Konstruksi untuk di minta persetujuannya.
Segala akibat pekerjaan tersebut harus sudah di perhitungkan dalam
penawaran oleh Kontraktor.
r. Bahan
1). Kontraktor harus menyerahkan pada waktu tender, brosur teknis asli
peralatan utama Elektrikal juga brosur asli, kabel, pipa konduit,
detektor, sensor dan lainnya beserta data-data teknis dan mengisi
daftar skedul dari peralatan tersebut. Pada bosur-brosur peralatan /
bahan yang ditawarkan harus diberi tanda dengan warna yang jelas.
- 78 -
2). Apabila ada tanda-tanda serta bahan yang diajukan menyimpang
dari yang disebutkan di dalam gambar-gambar dan spesifikasirlya,
maka nilai evaluasi penawaran Kontraktor tersebut akan dikurangi
dan Kontraktor tetap harus mengantinya sesuai dengan gambar dan
spesifikasinya.
4). Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam
keadaan baik, tidak bercacat, sesuai dengan spesifikasi dan gambar.
Kontraktor harus menjaga kebersihan serta melindungi semua
bahan-bahan yang digunakan dalam instalasi ini sebelum dipasang.
LINGKUP PEKERJAAN
- 79 -
- Instalasi data (LAN computer)
- Instalasi CCTV
- Instalasi MATV
b. Penyetelan seluruh sistim agar lengkap dan dapat bekerja dengan baik
sesuai dengan persyaratan dokumen pelelangan dan gambar-gambar
yang ada.
d. Segala sesuatu mengenai lingkup pekerjaan ini yang masih kurang jelas,
kontraktor dapat menanyakan lebih lanjut kepada Konsultan Manajemen
Konstruksi, Konsultan atau pihak lain yang ditunjuk untuk ini.
Daya dari gardu PLN tersebut disalurkan sampai dengan panel ukur (kwh
meter). Selanjutnya didistribusikan ke panel-panel utama (LVMDP), sub-
distribusi dan panel daya / penerangan gedung secara radial.
Sistim distribusi tegangan rendah yang digunakan adalah distribusi tiga fase
- empat kawat 220/380 V mengikuti sistim PP (Pentanahan Pengaman).
- 80 -
LINGKUP PEKERJAAN
- 81 -
Jenis Genset
- Pengadaan dan pemasangan seluruh Mesin Genset menggunakan
Produk merk : JOHN DEERE, PERKINS, CUMMINS open type 250 KVA
salah satu contoh produk seperti di bawah ini.
- 82 -
h. Pekerjaan di dalam Gedung
- Pengadaan dan pemasangan serta penyetelan panel-panel daya /
penerangan termasuk di dalam pekerjaan ini adalah penarikan kebel /
konduktor pentanahan netral / badan panel.
- Pengadaan dan pemasangan kebel-kabel jenis NYY, untuk penghubung
antar panel daya / penerangan dan kabel-kabel daya menuju
peralatan (mesin AC, pompa-pompa dll).
- Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan dan stop
kontak. Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan dan pemasangan
armatur penerangan, balk penerangan normal maupun darurat.
- Pengadaan dan pemasangan instalasi cable tray Iengkap dengan
material bantu yang dibutuhkan
- Pengadaan dan pemasangan instalasi underfloor duct lengkap dengan
material bantu yang dibutuhkan.
GAMBAR-GAMBAR
KETENTUAN-KETENTUAN INSTALASI
saklar, kontak-kontak tarik (pull box), cabinet / penel daya, kebel, alai-alai
a. Kotak-kotak(doos) Outlet.
1). Jenis
- 83 -
Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PULL, AVE
atau standar lain. Kotak-kotak ini bisa berbentuk single / multi gang
box empat persegi atau segi delapan.
Ceiling box dan kotak-kotak lainnya yang tertutup rapi harus dipasang
dengan balk dan benar.
2). Ukuran
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk kondulit hanya di
tempat yang diperlukan.
Setiap kotak harus cukup besar unutk menampung jumlah dan
ukuran condulit, sesuai dengan persyarata, tetapi kurang dad ukuran
yang ditunjuk atau dipersyaratkan.
- 84 -
pemasangan harus disesuaikan dengan peraturan PUIL dan diberi
saluran pentanahan.
5). Untuk stop kontak PLN dan UPS warna dibedakan, dimana stop
kontak PLN warna biasa dan stop kontak UPS warna orange.
c. Kabel-Kabel
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi
peralatan.
Ukuran kabel daya / instalasi terkecil yang diizinkan adalah 2,5 mm2
kecuali untuk pemakaian kontrol pada sistem remote control yang
kurang dari 30 meter panjangnya bisa menggunakan kabel dengan
ukuran 1,5
mm2.
Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus jenis NYFGbY dan kabel
instalasi di dalam bangunan dari jenis NYY, NYM dan NYMHY (untuk
kebel kontrol).
Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada didalam
konduit atau dipasang di atas cable tray / cable rack dan diklem /
diikat dengan pengikat kabel (cable tie) sesuai dengan kebutuhannya.
- 86 -
5). Kabel Kontrol
Di tempat-tempat yang ditunjuk pada garnbar atau disyaratkan, kabel
kontrol motor, starter dan peralatan-peralatan lain harus terbuat dari
tembaga jenis standed annealed copper yang fleksibel.
Isolasi harus dari PVC, tanah lembab dan ozon dengan rating
teganyan sampai 600 V.
- 87 -
Peralatan penunjang tersebut hares sudah dipernitungkan
pada biaya pemasangan kabel tersebut.
Setiap pipa konduit berisi hanya satu jalur kabel menuju motor
dengan faktor pengisian 40 %. Dari pipa konduit yang
dipasang horizontal menuju motor, kabel ditarik ke terminal
motor flexible metal konduit yang juga tahan karat.
- Pemasangan di Permukaan
Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang
didalam dinding harus diletakkan didalam konduit PVC hign impact
heavy gauge dengan ukuran minimum 3/a". Penarikan kabel
menuju titik saklar atau stop kontak harus dilakukan setelah pipa
selesai ditanam.
- 88 -
9). Pendukung Kabel
Setiap kotak tarik (pull box) termusuk kotak-kotak yang ada diatas
daya dan panel daya motor, harus diberi cukup banyak klem dan
peralatan pendukung Iain-lainnya .
Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang
memungkinkan pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang
membentang tanpa pendukung.
10). Konduit Tertanam
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam / tersembunyi
harus juga dipasang secara tertanam dan penutupnya rata terhadap
dinding atau langit-langit.
2). Kunci
Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci "flat lock" jenis kunci
untuk setiap kabinet hares dari tipe "common key", sehingga kunci
untuk setiap kabinetnya adalah sama. Pada masing-masing kabinet
harus disediakan dua anak kunci.
4). Label
- 89 -
Semua kabinet panel daya, panel kontrol, switch, fuse unit, isolator
switch group, pemutus daya (CB) dan peralatan-peralatan lainnya
harus diberi label sesuai dengan fungsinya untuk
mengindahkan/mengidentifikasikan penggunaan alat tersebut.
Label ini terbuat dari bahan logam anti karat dengan huruf-huruf
hitam.
1). Ukuran
Semua Race Way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk bisa
melayani dengan baik jumlah dan jenis kabel sesuai dengan VDE,
PULL dan lain-lain.
ø minimum konduit adalah 3/4" menurut ukuran pasaran dengan
faktor pengisian kabel maksimurn 40 %.
2). Bahan
Konduit PVC untuk instalasi daya dan penerangan harus dari bahan
PVC high impact heavy gauge yang memenuhi standar BS4607 dan
BS6099. Konduit metal untuk instalasi daya pompa yang digunakan
harus dan jenis heavy gauge galvanized walded steel yang memenuhi
persyaratan BS 4568 : part I & II class 4.
3). Pamasangan
- Race Way yang ditanam di Dinding.
Penanaman konduit di dalam dinding yang sudah jadi dilakukan
dengan jalan membobok beton dengan pahat. Kedalaman dan
lebar pembobokan harus dilakukan secukupnya, sesuai dengan
ukuran dan jumlah konduit yang akan dipasang. Kontraktor
diwajibkan untuk mengembalikan kondisi dinding dengan kondisi
semula.
- 90 -
Ujunq-ujung pipa pada peralatan dipasang dengan sekrup dengan
kuat. Sernua ujunq pipa yang bebas harus ditutup / dilengkapi
dengan plat kuningan yang sesuai.
- Cable Trench.
Kedalaman parit kabel (cable tranch) untuk penanaman di bawah
tanah mionimal 80 cm dari permukaan. Bila bersilangan dengan
saluran lain, misalnya saluran air, cable trench dapat dan harus
ditanam setelah pengerasan tanah.
- 91 -
Suatu bungkus (shealth) yang tahan cairan dari polivinyl chlorida
(PVC) harus menonjol pada inti baja yang flexibel.
Sambungan konduktor yang dapat digunakan untuk meneruskan
pentanahan (earth continuity) harus pula dimiliki oleh race way /
konduit ini.
- Pentanahan
Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih besar
dari tegangan ekstra rendah (50 VAC) harus ditanahkan secara
efektif)
f. Cable Tray
1). Bahan
Cable tray yang digunakan harus dari jenis berlubang (perforated)
dari bahan besi lunak dengan sisi-sisi di tekuk ke dalam dengan
ketebalan pelat tidak kurang dari 2,0 mm. Keseluruhan permukaan
cable tray harus digalvanisir.
- 92 -
Cable tray setara Tri Abadi.
2). Panel-panel
Panel harus seperti ditunjukkan di dalam gambar rencana, kocuali
ditentukan lain.
Seluruh asembly termasuk housing, bus-bar, alat-alat pelindung harus
direncanakan, dibuat, dicoba dan bila perlu diperbaiki sesuai dengan
persyaratan minimum dengan penyesuaian dan / atau penambahan
seperti disyaratkan di bawah ini :
- Umum
Setiap panel daya utama harus dari jenis inbouw, dead-front,
terbuat dari plat baja (metal cled).
- 93 -
mengalirkan arus pada nilai-nilai yang dipersyaratkan dalarn
standar VDE/IEC untuk peralatan yang tertutup. Penutup panel
bagian belakang yang bisa dilepas harus mempunyai konstruksi
sekrup (screwed on / bolted on) Material-material yang
bertegangan harus dicegah dengan sempurna terhadap
kemungkinan terkena percikan air. Tebal pilar baja yang
digunakan minimum 2 mm.
- Pull Box
Bila ditunjuk dalam gambar atau bila diperlukan oleh kondisi
pemasangan, harus dipasang sebuah pull box pada ketinggian
yang cukup dari jenis konstruksi yang sama dengan switch board
pada bagian atas dari switch board.
Bagian sisi atas dan camping clan pull box harus dari bagian-
bagian yang bisa dibuka lepas. Dasar dari pull box harus terdiri
atas papan asbestos atau bahan tanah api yang sempurna. Kabel
manuju individual breaker harus tegak lurus melalui lubang-
Iubang yang terpisah-pisah pada dasar pull box ini.
- Konstruksi
Panel-panel harus seperti yang disyaratkan di sini dan seperti di
tunjuk dalam gambar untuk melaksanakan fungsi yang diperlukan.
Lokasi yang tepat dan jenis pertengkapan yang diperlihatkan
boleh berbeda menurut keperluan penyesuaian material pabrik,
sejauh bahwa fungsi dan operasi yang dimaksud dapat dicapai.
- 94 -
Hubungan-hubungan harus dibaut, dilas atau diklem serta diatur
untuk menjamin daerah kontrak yang baik.
- Ventilasi
Lubang-lubang ventilasi harus dibuat secara rapi dengan punch
machine. Untuk menjaga benda-henda asing rnasuk melalui
lubang tersebut. Pada bagian dalam harus diberi lapisan yang juga
dilubangi (di-punch).
- Papan Nama
Setiap pemutus daya (circuit breaker) harus dilengkapi dengan
papan nama yang dipasang pada pintu panel dekat dengan
pemutus daya dan dapat dilihat dengan mudah. Cara-cara
pemberian nama harus menunjukkan dengan jelas rangkaian dari
pemutus daya atau alat-alat yang tersambung padanya.
Keterangan mengenai hal ini harus diajukan dalam gambar kerja.
Mimic diagram berwarna biru harus dipasang pada pintu, lengkap
dengan komponen-komponen dan tanda-tanda untuk komponen
tersebut.
Bus-Bar harus terbuat dari bahan tembaga jenis "hard drawn high
conductivity" yang memenuhi standar B.S. 1433, dilapisi perak
pada bagian luarnya secara menyeluruh dengan ukuran sesuai
dengan kemampuan 150 % dari arus beban terpasang. Ukuran
Bus-Bar harus disesualkan dengan peraturan PUIL 2000. Sernua
Bus-Bar harus dipegang dengan kokoh oleh bahan isolator yang
terbuat dari bahan yang tidak menyerap air (non-hygroscopic)
misalnya perselain atau moulded isulator, sedemikian rupa
sehingga mampu menahan gaya mekanis yang terjadi akibat
hubung singkat. Rel daya dicat dengan warna yang sesuai dengan
penandaan fasa menurut PUIL 2000.
- 95 -
Setiap panel harus mempunyai bus-bar netral dengan kapasitas
penuh (full netral) yang diisolir terhadap pentanahan dan sebuah
bus pentanahan yang telanjang, diklem dengan kuat pada
kerangka dan dilengkapi dengan klem untuk pengaman dari
peralatan yang perlu ditanahkan. Dalam hal ini, konfigurasi bus-
bar adalah 3 fasa - 4 kawat - 5 bus.
- Alat-alat Ukur
Setiap panel harus dilenqkapi dengan alat-alat ukur dan trafo ukur
seperti yang ditunjukkan di dalam gambar rencana.
Bila digunakan amper meter selector switch (saklar pinch), pada
saat pemindahan pengukuran arus, saklar untuk ampere meter
harus dalam keadaan terhubung singkat.
Meter-meter harus dari type besi putar (moving iron) khusus
untuk dipasang secara tegak lurus di pintu panel. Kelas alat ukur
yang paling tinggi 1,5 dengan penunjukan melingkar (minimum
90°), skala linier, dipasang secara flush dalam kotak tahan
getaran, dengan ukuran 96 mm x 96 mm.
Posisi dari saklar putar untuk volt meter dan amperemeter harus
ditandai dengan jelas.
Amperemeter (A-m)
Semua amperemeter harus mempunyai kemampuan beban
lebih sebesar 120 % dari batas atas penunjukkannya selama 2
jam dan dilengkapi dengan penunjuk berwarna merah (index
pointer) untuk menandai besarnya arus beban-penuh. Ampere
meter harus dipasangkan untuk beban motor sebesar 5,5 kW
atau lebih pada salah satu fasenya.
Amperemeter harus mampu menahan pergerakan yang timbull
akibat arus start motor dan mempunyai skala overload yang
rapat (compressed) untuk keperluan pembacaan arus start
tersebut.
- 96 -
Pada amperemeter harus terdapat mekanisme pengatur
penunjukan nol (zero adjusment) berupa sekrup pemutar
dibagian depan.
Voltmeter (V-m)
Voltmeter harus mempunyai ketepatan kelas 1,5 dan
mempunyai skala penunjukan yang lebar. Voltmeter dipasang
di sisi daya masuk melalui sikring pengaman jenis HRC dengan
arus nominal 3 A.
Pada voltmeter harus terdapat mekanisme pengatur
penunjukkan nol (zero adjustment) berupa sekrup pemutar di
bagian depan.
Trafo Arus
Trafo arus harus dari tipe kering untuk pemakaian di dalam
ruangan (indoor type), jenis jendela dengan perbandingan
kumparan yang sesuai dengan standar-standar VDE untuk
keperluan pengukuran. Pemasangan harus dilakukan secara
kuat agar mampu menahan gaya-gaya mekanis yang timbul
pada waktu terjadinya hubungan singkat 3 fasa simetris.
Trafo arus untuk amperemeter juga boleh digunakan
bersamaan dengan kWh meter dengan syarat tidak
menguranqi ketelitiannya.
Bila ternyata ketelitian terganggu, harus digunakan trafo arus
khusus (terpisah).
Kabel-kabel Kontrol
Kabel kontrol (control wiring) dari panel-panel harus sudah
dipasang di pabrik / bengkel secara lengkap dan dibundel serta
dilindungi terhadap kerusakan mekanis.
Merk Pabrik
Semua peralatan pengamanan harus diusahakan buatan satu
pabrik. Peralatan-peralatan sejenis harus dapat saling
dipindahkan atau dipertukarkan tempatnya pada rangka panel.
- 97 -
Untuk pemutus daya cabang dengan arus lebih kecil dari
800 A digunakan jenis rumah tuangan (moulded case
circuit breaker - MCCB) yang memenuhi standar B.S. 4752
Part 1 1977 atau IEC 157.1 dan sesuai untuk temperatur
operasi 400C (fully tripicalized) dan mampu beroperasi
untuk tegangan 660 VAC dengan rating 1.000 VAC.
- 98 -
MCB harus dapat dioperasikan secara "reverse feed", baik
pada posisi horizontal maupun vertikal tanpa mengurangi
performance.
Arus nominal dari draw out MCCB dan MCB harus sesuai
dengan gambar, dengan kapasitas pemutusan (breaking
capacity) disesuaikan dengan letak pemutus daya tersebut.
h. Peralatan Penerangan
1). Umum
Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-lampu, accessories,
peralatan serta alat-alat lain yang diperlukan untuk operasi yang
lengkap dan sempurna dari semua peralatan penerangan. Fixture
harus seperti yang disyaratkan dan ditunjuk pada gambar-gambar.
- 99 -
3). Jenis armature
- Lampu-lampu Flourescent (TL)
Lampu (bulb) harus dengan warna standar white deluxe.
Untuk twin lamp atau double TL harus dirangkai secara lead-lag
untuk meniadakan efek stroboskopis. Semua fixture harus
dilengkapi dengan kapasitor untuk perbaikan faktor kerja sehingga
mencapai minimum 0,96. Balast harus dari tipe low losses.
Perlengkapan lain seperti starter, ballast, pemegang lampu harus
memenuhi standar PLN / SII / LMK.
- Lampu Baret
Lampu baret yang digunakan harus berbentuk persegi, terbuat
dari kaca susu dengan lampu pijar (incandescent) atau lampu TL
circle 20 W sesuai dengan kebutuhan.
- Lampu Taman
Bentuk lampu taman sesuai dengan gambar rencana Iengkap
dengan tiang diperlukan. Di bagian bawah tiang dipasang box
berisi fuse 4 A dan terminal penyambung kabel.
Jenis kabel di dalam pipa menuju lampu taman adalah NYfgbY
4x2,5 mm2 dan 3 x 2,5 mm2 dengan salah satu inti kabel
dipasang ke badan metal lampu untuk pentanahan.
- Lampu Darurat
Untuk armatur darurat digunakan emergency kit dengan kapasitas
penyalaan batere minimum 2 jam. Jenis batere yang digunakan
harus NiCd, yang diletakkan di dalarn armatur bersama dengan
emergency kit board.
- 100 -
Untuk jenis armatur dengan lampu TL ganda emergency kit hanya
diberikan untuk 1 buah lampu saja.
Mode operasi lampu darurat adalah maintained.
Tegangan kerja armatur adalah 220 V, 50 Hz.
- Pemasangan
Semua armatur penerangan dan perlengkapannya harus dipasang
oleh tukang yang berpengalaman dan ahli, dengan cara-cara yang
disetujui Konsultan Manajemen Konstruksi.
Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-
bahan yang perlu agar di peroleh hasil pemasangan yang baik.
Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa,
sehingga betul-betul lurus.
Armature yang dipasang merata terhadap permukaan (surface
mounted) tidak boleh mempunyai sela-sela di antara bagian-
bagian fixture dan permukaan-perrnukaan di sebelahnya. Setiap
badan (rumah) lampu harud ditanahkan (grounded). Pada waktu
diselesaikannya pemasangan armature penerangan, peralatan
tersebut harus slap untuk bekerja dengan balk dan berada dalarn
kondisi sempurna serta bebas dari semua cacat / kekurangan.
Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan
perlengkapannya harus menyala secara lengkap.semua komponen
lampu menggunakan merk philips.
- 101 -
Hasil-hasil pengujian harus sesuai dengan syarat-syarat teknis yang telah
diuraikan di atas atau standar-standar yang berlaku dan dicatat serta
dibuatkan berita acara pengujiannya.
Pasal 20
PEKERJAAN TELEPON
1. UMUM
2. LINGKUP PEKERJAAN
e. Standar/Rujukan
-Standar PT Telkom.
-Standar Industri Indonesia (SII)/Standar Nasional Indonesia (SNI).
-Verband Deutscher Electrotechniker (VDE).
-Spesifikasi Teknis :
02315 - Galian, Urukan Kembali dan Pemadatan.
- 102 -
09900 - Pengecatan.
16400 - Distribusi Tegangan Rendah.
3. PRINSIP PERENCANAAN
Pada gambar rencana dapat dilihat titik outlet saluran extension. Status
mode yang diinginkan akanditentukan kemudian.
Setiap titik outlet di dalam gambar rencana tersebut merupakan titik outlet
lengkap dengan had set (pesawat telepon).
- 103 -
Gambar Detail Pelaksanaan harus diserahkan sebelum pengadaan bahan
sehingga diperoleh cukup waktu untuk memeriksa dan tidak ada
tambahan waktu bagi Kontraktor bila mengabaikan hal ini.
Gambar Detail Pelaksanaan harus lengkap dan berisi detail-detail yang
diperlukan.
b. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan Gambar Kerja
yang lain atau antara Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis, Kontraktor
harus menyampaikannya kepada Pengawas Lapangan untuk dicarikan
jalan ke luarnya.
a. Semua bahan dan peralatan yang didatangkan harus dalam keadaan baik,
baru, bebas dari segala cacat, dan dilengkapi dengan label, data teknis
dan data lain yang diperlukan.
4.4. Ketidaksesuaian.
- 104 -
5. BAHAN-BAHAN.
a. Umum.
Semua bahan yang didatangkan dan akan dipasang harus baru, bebas dari
segala cacat/kerusakan, kualitas terbaik dari produk yang dikenal dan sesuai
untuk daerah tropis.
3). Soket Outlet telepon harus dari panasonic, Clipsal atau setara.
4). Kabel yang keluar dari kotak telepon sampai ke pesawat harus dari
jenis kabel berisolasi PVC dengan pita pelindung statis, seperti tipe R-
V (Pe) V, yang memenuhi ketentuan SII.0710-83/SNI.04-2077-1990,
produksi Kabelmetal, Supreme, atau yang setara, dengan ukuran kabel
sesuai ketentuan Gambar Kerja.
5). Rangka distribusi utama (MDF) dengan tipe dan dimensi sesuai
petunjuk dalam Gambar Kerja, merupakan produksi lokal.
2). Soket Outlet untuk data/komputer harus dari tipe sesuai petunjuk
Gambar Kerja, dari produk MK, Clipsal atau yang setara.
3). HUB mempunyai kapasitas 8 port, 16 port dan 24 port sesuai yang
ditentukan dalam Gambar Kerja dari produk AMP atau yang setara.
4). Pipa konduit untuk kabel telepon harus sesuai ketentuan Spesifikasi
Teknis. Diameter pipa konduit harus sesuai dengan ketentuan dalam
Gambar Kerja atau disesuaikan dengan jumlah kabel yang akan
ditempatkan di dalamnya.
5). Alat penyambung kabel dan aksesori harus dari 3M atau yang setara.
- 105 -
6. PELAKSANAAN PEKERJAAN.
6.1. Umum.
6.2. Pemasangan.
a. Kabel tanah harus ditanam pada kedalaman minimal 80cm dan diberi
penutup lapisan pasir halus (bebas batuan) tebal minimal 10cm, dan di
atasnya ditutup dengan batu bata.
- 106 -
dengan tipe dan ukuran yang sesuai dengan jenis kabel yang akan
disambung.
f. Setiap jalur kabel harus diberi tanda kabel yang jelas, sedang untuk setiap
sambungan harus diberi tanda khusus.
b. Konduit kabel telepon harus diberi cat dalam warna sesuai Skema Warna
yang akan diberikan kemudian.
Bahan cat dan cara pengerjaannya harus sesuai ketentuan Spesifikasi
Teknis.
Pasal 21
PEKERJAAN FIRE ALARM
UMUM
- 107 -
PRINSIP PERENCANAAN
Jenis fire alarm yang digunakan adalah presignal system yang hanya akan
mengaktifkan alarm pada zone yang mendeteksi adanya kebakaran.
Sistem pengkabelan unit-unit deteksi mengikuti kelas A-4 kawat (dengan
kawat balik dari detektor zona terakhir menuju zona module) untuk
memungkinkan pengalirannya arus rupervisi pengkabelan.
LINGKUP PEKERJAAN
d. Pengkabelan sistem fire alarm dari FACP sampai unit deteksi / detector
KOMPONEN - KOMPONEN
Ketiga jenis ini mempunyai berbagai tipe yang dirancang sesuai dengan
keperluan. Dipilih detector yang sesuai dengan masing-masing ruangan
tersebut yaitu untuk bagian perkantoran & ruang-ruang kecil digunakan heat
- 108 -
detector dan untuk ruangan besar dengan kemungkinan pengumpulan asap
digunakan detector yang lehih peka, yaitu smoke detector.
c. Smoke Detector.
- Detector ini harus dapat bekerja dengan adanya asap ataupun
dideteksi.
- Operating voltage : 16 - 32 VDC
- Stand-by current : 100 uA max.
- Alarm current : 47 mA max.
- Operating temperature : 0 - 28 oC
- Relative humidity : 20%-85%
- Sensitivity : 0,55 - 1,17 %/feet
- Kecepatan kerja detektor : 3 detik
- Kecepatan asap yang dapat di deteksi : max 300 feet
dilengkapi dengan kaca penutup (break glass), sistem kerja pull down
e. Alarm Bell.
Alarm bell harus tipe vibrating, seluruh bell harus bekerja pada 24 VDC
jarak 10 ft.
f. Alarm Horn.
Alarm horn harus cocok untuk pemakaian di dalam gedung maupun di
luar gedung. Semua alarm horn bekerja pada 24 VDC polarized dengan
dengan mudah dan jelas melalui jendela kaca pada pintu panel.
Lampu merah (lampu merah) clan lampu kuning pada FACP akan
menyala, menunjukkan zone yang terjadi alarm. Dengan demikian
daerah / ruangan yang dalam keadaan bahaya akan segera diketahui.
- 111 -
Bila terjadi gangguan pada sistem (pada detector circuit atau panel
kontrol), maka :
- Lampu kuning yang terdapat pada FACP harus menyala dengan
diiringi suara buzzer yang bisa didengar jelas.
- Lampu kuning yang terdapat pada zone module dari zone yang
terganggu harus menyala.
TEKNIS PELAKSANAAN
TRAINING
KETENTUAN LAIN
- 112 -
a. Connection diagram.
b. Skedul yang menunjukkan lokasi dan fungsi dari setiap peralatan.
c. Data - data spesifikasi.
d. Konflgurasi FACP.
Seluruh komponen sistem fire alarm harus diusahakan sedapat mungkin dari
satu merk untuk menjamin service setelah sistem terpasang.
- Komponen utama fire alarm ex GENT, Simplex.
- Kabel instalasi ex Kabel SUPREME ,Metal, Kabelindo
Cable conduit ex EGA, Clipsal
Pasal 22
SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN TATA SUARA
UMUM
LINGKUP PEKERJAAN
PRINSIP PERENCANAAN
Sistim tata suara ini berfungsi sebagai back-ground music dan emergency
paging.
Sinyal suara dari sumber suara (tape deck/ AM-FM tuner/ allert signal
module) diterima oleh mixer preamplifier dan disalurkan ke power amplifier
untuk diperkuat. Dari power amplifer sinyal suara diteruskan ke seluruh
- 113 -
ceiling speaker. Untuk keperluan paging disediakan sebuah microphone
yang juga dihubungkan dengan mixer-preamplifier, digunakan untuk
melakukan panggilah / pemberitahuan (all call) walaupun attenuator dalam
keadaan off.
SYARAT-SYARAT TEKNIS
Peralatan-peralatan sistem tata suara harus baru, tidak cacat, belum pernah
dipakai, telah diuji, dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan
Manajemen Konstruksi. Peralatan tata-suara ini harus dapat menerima
supply tegangan 220 volt ± 10% pada 50 Hz.
Gambar Detail Pelaksanaan.
b. Bila ada perbedaan antara Gambar Kerja yang satu dengan Gambar Kerja
yang lain atau antara Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis,
Kontraktor harus menyam-paikannya kepada Pengawas Lapangan untuk
dicarikan jalan ke luarnya.
a. Semua bahan dan peralatan yang didatangkan harus dalam keadaan baik,
baru, bebas dari segala cacat, dan dilengkapi dengan label, data teknis
dan data lain yang diperlukan.
- 114 -
tempat yang aman dan terlindung dari kerusakan.
Ketidaksesuaian.
BAHAN-BAHAN.
a. Umum.
1). Semua perangkat sistem tata suara harus dalam keadaan baru,
dilengkapi sertifikat lulus uji pabrik dan petunjuk pemasangan serta
penggunaan dari pabrik pembuatnya.
2). Semua perangkat sistem tata suara harus dilengkapi dengan data-
data berikut :
Merek dan nama pabrik,
Tipe,
Tegangan kerja dan frekwensi,
Konsumsi daya,
Impedansi,
Tanggapan frekwensi,
Dimensi,
Dan data lainnya yang diperlukan.
2). Ceiling speaker harus memiliki kapasitas 3 Watt , merek Philips, TOA.
5). Power Amplifier harus dari merek Philips, TOA, dengan kapasitas
sesuai ketentuan Gambar Kerja.
- 115 -
8). Radio AM/FM harus dari merek Philips, TOA.
PELAKSANAAN PEKERJAAN.
Umum.
Pemasangan.
a. Semua perangkat utama yang yang saling berhubungan satu sama lain
harus ditempatkan pada ruang khusus seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja.
b. Pengeras suara langit-langit, corong pengeras harus dipasang menyebar
pada seluruh bangunan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Pengkabelan.
Kabel harus dipasang dalam konduit atau rak kabel sesuai ketentuan dalam
Spesifi-kasi Teknis.
Pengkabelan untuk mikrofon, pembumian, pengeras suara dan kabel daya
harus dipi-sahkan satu sama lain dengan isolasi dan pelindung metal.
Pelindung harus diterminasi hanya pada salah satu ujungnya.
Pembumian.
- 116 -
pengujian dan uji penampilan.
Uji Penerimaan.
Pasal 23
PEKERJAAN TATA UDARA VRV
TEKNIS DAN JENIS AC
UMUM
LINGKUP PEKERJAAN
- 117 -
f. Melaksanakan pemeliharaan sistem sekurang-kurangnya selama 2 bulan
termasuk penyediaan suku cadangnya.
SYARAT-SYARAT TEKNIS
Peralatan-peralatan sistem tata suara harus baru, tidak cacat, belum pernah
dipakai, telah diuji, dan telah mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas Lapangan. Peralatan tata-udara ini harus dapat menerima supply
tegangan 220 volt ± 10% pada 50 Hz.
Peralatan Utama AC
A.1 Lantai 1 zoning 1.1
1 IU.A1.05 s/d IU.A1.08
- Type : Wall Mounted
- Kapasitas : 12000 Btu/h
Lengkap bracket, freon, remote control, accessories,
& Pipa Drain
Pipa Refrigerant lengkap dengan isolasi, separation tube,
support, dll
3 IU.A1.20
- Type : Wall Mounted
- Kapasitas : 18000 Btu/h
Lengkap bracket, freon, remote control, accessories,
& Pipa Drain
Pipa Refrigerant lengkap dengan isolasi, separation tube,
support, dll
2 IU.B2.06
- Type : Wall Mounted
- Kapasitas : 9000 Btu/h
Lengkap bracket, freon, remote control, accessories,
& Pipa Drain
Pipa Refrigerant lengkap dengan isolasi, separation tube,
support, dll
3 IU.B2.07
- Type : Ceiling Cassete
- Kapasitas : 27000 Btu/h
Lengkap bracket, freon, remote control, accessories,
& Pipa Drain
Pipa Refrigerant lengkap dengan isolasi, separation tube,
support, dll
A.5 Lantai 1
OU-1.1
Outdoor Unit Lengkap dengan baseplate, accessories dll
- Kapasitas : 342000 Btu/h
OU-1.2
Outdoor Unit Lengkap dengan baseplate, accessories dll
- Kapasitas : 278000 Btu/h
- 121 -
OU-2.1
Outdoor Unit Lengkap dengan baseplate, accessories dll
- Kapasitas : 376000 Btu/h
OU-2.2
Outdoor Unit Lengkap dengan baseplate, accessories dll
- Kapasitas : 322000 Btu/h
B.1 Lantai 1
1 EF 01 s/d EF.06
- Type : Exhaust Fan Ceiling Mounted
- Kapasitas : 100 CFM
- Static Pressure : 0,45 in wg
- Power : 0,1KW / 220 V / 1 PH / 50 Hz
Lengkap bracket / hanger & accessories
B.3 Lantai 2
PELAKSANAAN PEKERJAAN.
Umum.
Pemasangan.
c. Semua perangkat utama yang yang saling berhubungan satu sama lain
harus ditempatkan pada ruang khusus seperti ditunjukkan dalam Gambar
Kerja.
d. Pengeras suara langit-langit, corong pengeras harus dipasang menyebar
pada seluruh bangunan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Pengkabelan.
Kabel harus dipasang dalam konduit atau rak kabel sesuai ketentuan dalam
Spesifi-kasi Teknis.
- 123 -
Pengkabelan untuk mikrofon, pembumian, pengeras suara dan kabel daya
harus dipi-sahkan satu sama lain dengan isolasi dan pelindung metal.
Pelindung harus diterminasi hanya pada salah satu ujungnya.
Pembumian.
Uji Penerimaan.
- 124 -
Pasal 24
PEKERJAAN MATV SYSTEM
LINGKUP PEKERJAAN.
Yang tercakup dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan,
dan pengujian pengoperasian semua sistem televisi seperti ditunjukkan dalam
Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
STANDAR/RUJUKAN.
PROSEDUR UMUM.
- 125 -
Pengiriman dan Penyimpanan.
a. Semua bahan dan peralatan yang didatangkan harus dalam keadaan baik,
baru, bebas dari segala cacat, dan dilengkapi dengan label, data teknis
dan data lain yang diperlukan.
b. Semua bahan dan peralatan harus disimpan dalam kemasannya pada
tempat yang aman dan terlindung dari kerusakan.
Ketidaksesuaian.
BAHAN-BAHAN.
Umum.
Kabel harus dari koaksial 7c tipe RG-11, buatan Hansen atau yang setara
yang disetujui
Soket MATV.
Semua soket MATV harus sesuai untuk kabel koaksial tipe 75ohm dan
dilengkapi dengan tutup muka yang dapat dilepas.
Tutup muka soket dalam warna putih, harus dari Panasonic ,Clipsal.
Konduit.
Konduit untuk kabel-kabel yang menuju stop kontak, saklar, titik lampu dan
peralatan harus terbuat dari pipa baja lapis seng yang memenuhi standar
- 126 -
seperti Ega, Clipsal atau yang setara, sesuai ketentuan dalam Spesifikasi
Teknis dengan diameter sesuai petunjuk Gambar Kerja.
PELAKSANAAN PEKERJAAN.
Umum.
Pemasangan.
Pasal 25
PEKERJAAN CCTV SYSTEM
PEKERJAAN SECURITY
Umum
Syarat-syarat umum instalasi Security sistem dan CCTV ini berisi perincian
yang memperjelas/menambahkan hal-hal yang tercantum dalam Buku
syarat-syarat Administratip. Dalam hal ini Buku Syarat-syarat Administratip
saling melengkapi dengan syarat-syarat umum Security dan CCTV ini.
Lingkup Pekerjaan
PEKERJAAN CCTV
Umum
- 127 -
CCTV yang digunakan disini merupakan CCTV dengan sistem IP dan
terecam dalam Digital Recorder yang mempunyai kelengkapan operasi
antara lain :
- Peralatan utama switching dan controllin menggunakan digital
technology dengan programmable control dan matrix switching.
- Alat perekam menggunakan digital video recording system, yang
tersimmpan dalam PC dengan hardisk kap.2 tera bite .
Peralatan CCTV
a. Multiplexer
Alat ini digunakan sebagai switcher yang menghubungkan kamera ke
monitor namun sebelumnya melalui multiport controler sehinga
pengamat dapat memilih hasil pengamatan pada lokasi kamera ke layar
monitor.
- Tegangan operasi : 12 VAC
- Power : 3W
- Connector : Input : 9 pin connector untuk data/power
Output : 16 (enam belas), 6 contact
removable screw terminal block untuk code
output.
Maximum transmisi berjarak 1,5 km
menggunakan 18 AWG shielded twisted pair
produk Belden atau setara.
b. Multiport Controller
Alat ini digunakan sebagai pengatur ouput channel yang akan
ditampilkan pada layar monitor yang diterima dari kamera.
- Output channel : 16 channel
- Tegangan : 108 ~ 253 VAC, 50 HZ
- Power : 30 W / 0,5 A
- Synchronization : Color 625 line, 50 HZ, PAL
- Digital memori : 720 H x 576 V
- AGC : Automatic or Manually Adjust untuk setiap video input
- Video input level : 0,5 Vp-p ke 2,0 Vp-p
- Mode operasi : Simultaneous record, play back dan multi screen
viewing
- Control dan indicator : Front panel
- 128 -
c. Kamera
Kamera merupakan alat pengamat dari sistem CCTV yang dilengkapi
dengan lensa. Melalui kamera, gambar dari lokasi yang diamati dapat
dilihat melalui layar monitor.
Adapun spesifikasi kamera adalah :
- Imager : interline transfer CCD, 1/3 inch image format
- Horizontal resolution : 460 TVL
- Sensitivity (3200 K) :
Scene illumination 1,5 lux usable picture dan 4,5 lux untuk Full
Video
Imager illumination 0,2 lux usable picture dan 0,6 lux untuk Full
Video
- Operating temperature : - 20 0C ~ 50 0C
- Signal to Noise : 50 db minimum
- Electronic shutter : Automatic 1/60 ~ 1/100.000 detik
- Synchronisasi : line lock atau crystal lock
- Phase adjust range : 300 0C
- Untuk balance : automatic sensing (2500 k to 8000 k)
- Video output :
composite video 1.0 Vp-p, 25 ohm
Y level : 1.0 Vp-p
C level : 1.3 Vp-p
Impedance : 25 ohm
e. Monitor
Monitor merupakan alat yang mentranlasi isyarat elektronik yang
dikirim oleh kamera menjadi gambar pada layar monitor.
- 129 -
- Audio output : loop through line level, IW speaker
- Horisontal resolution : 700 TVL
- Linierity : 7% horisontal dan 7% vertikal
- Y signal : 0,7 Vp-p
- C signal : 0,3 Vp-p
f. Lensa
1) Auto Iris Lens untuk Fixed Camera
- Image format : 1/3 inch
- Focal length : 4 mm
- Iris range : F 1.2 - 200
- Min object distance : 0,3 m
- Lens mount : CS mount
- Angle of view (1/3”) : 64 0 x 49 0
- Iris control : DC
- Focus control : manual
2) 200 M Lens
- Image format : 1/3 inch
- Zoom : 10 X
- Focal length : 6 - 60 mm
- Iris range : F 1.4 - 360
- Lens mount : CS
- Temperature range : - 10 0 C ~ 15 0 C
- Video signal : 4 pin DC control
- Operating voltage : 8 - 12 V
- Operating current : 70 m A max
- Sensitivity : 0,5 - 1 Vp-p
- Zoom karakteristik : motor drive, speed 3-4 detik, 12 VDC, 70
mA
- Focus karakteristik : motor drive, speed 3-4 detik, 12 VDC, 70
VAC
- Angle of view ½ inch camera :
horisontal 43,6 0 - 4,6 0
vertikal 33,8 0 - 3,5 0
g. Personal Komputer
Personal komputer merupakan bagian yang terintegrasi dengan digital
video recorder terdiri dari Central Prossesor Unit yang mempunyai
spesifikasi sebagai berikut :
- Processor pentium IV 850 MHZ
- RAM : 128 MB RAM
- FDD : 3,5”
- HDD : 40 GB
- CD Writer 48 x 16 x 48 IDE Internal.
- Produk : COMPAQ, IBM.
- 130 -
- 16 channel control & ethernet
- 320 GB HDD
- Fully compatible dengan standard 10/100 Base T network
- Kemampuan rekam per detik dan image quality dapat dipilih untuk
setiap kamera tersambung dan mampu membuat prioritas pada
area yang mempunyai resiko tinggi.
i. Outdoor Housing
Housing ini digunakan untuk melindungi kamera dari perubahan cuaca
luar yang bisa berpengaruh terhadap unjuk kerja kamera.
Jalur kabel masuk : three liquid tight rear fittings, dua digunakan untuk
kabel dengan dia. 4,3 mm - 11,9 mm dan satu untuk kabel dengan
diameter 4,6 mm - 7,9 mm.
Two bottom feed throught liquid tight fittings yang dapat digunakan
untuk kabel dia. 4,6 mm - 7,9 mm
j. Keyboard/Touch Tracker
Keyboard/touch tracker atau merupakan interface antara operator
dengan kamera dalam pengaturan PAN / TILT / 200 M / Fokus serta
IRIS.
Dari keyboard/touch tracker ini operator dapat mengontrol dan
mengendalikan sampai dengan 16 kamera.
Keyboard /touch tracker ini dilengkapi dengan suatu
display yang dapat menunjukan dan menyeleksi kamera
yang akan diaktifkan ZOOM / Fokus serta IRIS.
Pasal 26
PEKERJAAN PENANGKAL PETIR
UMUM
LINGKUP PEKERJAAN
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan,
material, peralatan dan perlengkapan sistem penangkal petir sesuai dengan
peraturan / standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat
umum untuk menunjang beberapa sistem / peralatan, walaupun tidak
tercantum pada Syarat-syarat Teknis Khusus atau gambar dokumen.
Air Terminal.
a. Air terminal harus dari jenis non-radioactive, self powered dan tidak
mempunyai bagian-bagian yang bergerak.
b. Air terminal harus dari jenis yang mempunyai respons dinamis
terhadap terjadinya down leader dari petir dengan membangkitkan
elektron-elektron bebas dan menyebabkan foto ionisasi antara bagian
yang ditanahkan dan bagian yang terisolasi.
c. Radius perlindungan paling tidak 120 m. dalam bentuk collectime
volume. Arus petir minimum yang bisa mengaktifkan air terminal
adalah 1.500 A pada impuls 8/20 us dan harus mampu menyalurkan
seluruh level arus petir yang mungkin terjadi.
d. Air terminal harus tidak menimbulkan gangguan gelombang dalam
frekuensi radio (high frequency RFI), kecuali pada saat terjadinya
sambaran batik (main return strike).
e. Bentuk air terminal harus sedemikian rupa, sehingga mampu
mengurangi kemungkinan terjadinya pelepasan ion korona pada ujung
runcingnya saat terjadi kondisi statis dari guruh.
f. Air terminal harus tidak mengalami korosi pada atmosfir normal.
- 132 -
Seluruh keseluruhan air terminal harus terisolasi dari bangunan yang
dilindunginya pada seluruh kondisi operasi.
Down Conductor.
frekuensi tinggi dari suatu sambaran petir. Di samping itu, harus dapat
Elektroda Pentanahan.
Konstruksi elektroda pentanahan hat-us sesuai dengan gambar rencana.
Besarnya tahapan pentanahan harus tidak lebih dari 2 (dalam hal ini bila
kilat dan arus Iebih besar dari 1.500 A. Alat ini harus mempunyai power
sendiri (self powered) dan dapat menghitung sambaran kilat sampai 9999 kali.
Teknis Pelaksanaan
PASAL 27
PEKERJAAN PLAMBING/SANITASI
1.0. UMUM
- 134 -
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan,
material, peralatan dan perlengkapan sistem plambing / sanitasi sesuai
dengan peraturan / standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada
syarat-syarat umum untuk menunjang bekerjanya sistem / peralatan,
walaupun tidak tercantum pada Syarat-syarat Teknis Khusus atau gambar
dokumen.
Perincian umum pekerjaan instalasi plambing dan sanitasi ini adalah
sebagai berikut :
3.1. Pengecatan.
- 135 -
lapisan cat dasar (prime coating), cat harus sesuai dengan
persyaratan pengecetan yang sesuai dengan bahan masing-
masing.
3.2.3. Semua alat ukur yang dipasang harus dalam batas ukur yang
baik dan ketelitian tinggi serta simetris.
4.1. Pipa
Pipa dengan dia 1" s/d 3", baik pipa utama maupun pipa cabang,
termasuk yang menuju fixtures menggunakan pipa PVC AW sek
WAVIN.
4.2. Fitting.
- 136 -
Fitting-fitting harus terbuat dari material yang sama dengan bahan
pipa.
4.3. Valves.
Valve pada fixture dari brass metal atau bahan yang tidak berkarat,
khusus dibuat untuk fixture tersebut, harus mengkilat tanpa cacat.
Semua valve dari merek ONDA atau yang setara. Setiap penawaran
harus dilengkapi dengan brosur / katalog dari pabrik pembuat.
Kelas valve yang digunakan adalah pn 150 (150 psi).
4.5.1.Pipa Tegak
Pipa tegak yang menuju fixture harus ditanam di dalam
tembok / lantai. Kontraktor harus membuat alur-alur dan
lubang-lubang yang diperlukan pada tembok sesuai pada
kebutuhan pipa. Setelah pipa dipasang, diklem dan diuji
harus ditutup kembali sehingga tidak keliharan dari luar.
Cara penutupan kembali harus seperti semula dan finish yang
rapi sehingga tidak terlihat bekas-bekas dari bobokan.
4.5.2.Pipa Mendatar.
Untuk pipa yang berada di atas atap dan di bawah lantai,
pipa harus dipasang dengan penyangga (support) atau
penggantung (hangger). Jarak antara pipa dengan dinding
penggantungan bisa disesuaikan dengan keadaan lapangan.
4.5.3.Penyambung Pipa.
a. Sambungan Ulir.
Penyambung an ulir antara pipa derigan fitting dilakukan
untuk pipa dengan diameter sampai 40 mm (11/2").
Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sedemikian rupa,
sehingga fitting dapat masuk pada pipa dengan diputar
tangan sebanyak 3 uiir. Semua sambungan ulir harus
nenggunakan perapatan henep dan zinkwite dengan
campuran minyak.
Semua pemotongan pipa menggunakan pipe cutter
dengan pisau roda. Tiap ujung pipa bagian dalam harus
dibersihkan dari bekas pemotongan dengan reamer.
Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat
sambungan.
b. Sambungan Lem.
- 137 -
Penyambungan antara pipa dengan fitting PVC
menggunakan lem yang sesuai dengan jenis pipa dan
menurut rekomendasi pabrik.
Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, dan hal ini
dapat dilakukan dengan alat press khusus.
Pemotongan pipa harus tegak lurus terhadap pipa.
c. Sambungan Las.
Sambungan las hanya diijinkan untuk pipa selain pipa air
minum. Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan
fitting las, dengan kawat las / elektrode yang sesuai.
Tukang las harus mempunyai sertifikat dan hanya boleh
bekerja sesudah mendapatkan ijin tertulis dari Konsultan
Manajemen Konstruksi.
d. Sleeves.
Sleeves untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik
setiap kali pipa tersebut menembus beton.
Sleeves harus mempunyai ukuran yang cukup untuk
memberikan ruang longgar di luar pipa maupun isolasi.
Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang atau
baja.
Untuk yang diinginkan kedap air harus di lengkapi dengan
sayap / flens / water stop.
Untuk pipa-pipa harus menembus kontruksi bangunan
yang mempunyai lapisan kedap air (water proofing) harus
dari jenis flushing sleeves. Rongga antara pipa dan sleeve
harus dibuat kedap air dengan rubber seal atau caulk.
- 138 -
a. Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang,
harus diuji dengan tekanan hidrolis Kg/Cm2 selama 24
jam tanpa teijadi perubahan / penurunan tekanan.
b. Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh kontraktor.
c. Pengujian harus disaksikan oleh Konsultan Manajemen
Konstruksi ( Pengawas ) atau yang kuasakan untuk itu.
d. Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian Kontraktor
harus memperbaiki bagian-bagian yang rusak dan
melakukan pengujian kembali sampai berhasil dengan
baik.
e. Dalam, hal ini semua biaya ditanggung oleh Kontraktor,
termasuk biaya pemakaian air dan listrik.
4.5.7.Pekerjaan Lain-Lain
5.1. Material
5.1.3. Accessories.
a. Fitting dari pipa PCV harus dari hahan yang sarna (PVC)
yang dibuat dengan cara injection moulding.
b. Floor drain dan clean out dari bahan stainless-steel.
c. Saringan air hujan / roof drain terbuat dari besi tulang
atau fiber class.
- 139 -
d. yang mempunyai benfuk badan cembung yang berflungsi
sebagai sediment bowl.
a. Pipa Mendatar.
Pipa dipasang dengan kemiringan (slope) 1-2 %.
Perletakan pipa harus diusahakan berada pada tempat
yang tersembunyi baik di dinding / tembok maupun pada
ruang yang berada di bawah lantai.
Setiap pencabangan atau penyambungan yang merubah
arah harus menggunakan fitting dengan sudut 45°
(misalnya Y branch dan sebagainya) jenis long radius.
c. Penanaman Pipa.
Dasar dari lubang parit harus diratakan dan dipadatkan.
Pada tiap-tiap sambungan pipa harus dibuat galian yang
dalamnya 50 mm. Untuk mendapatkan sambungan pipa
pada bagian yang membelok ke atas (vertikal) harus
diberi landasan dari beton. Caranya seperti pada gambar
perencanaan.
Dalamnya perletakan pipa disesuaikan dengan
memiringan 1-2% dari titik mula di dalam gedung sampai
ke saluran drainage.
- 140 -
dilindungi pelat beton bertulang dengan tebal 10 cm, pelat
beton tersebut tidak tertumpu pada pipa.
5.2.3.Penyambungan Pipa
Floor drain dan clean out harus dipasang sesuai dengan gambar
perencanaan. Penyambungan dengan pipa harus dilakukan secara
ulir (screw) dan membentuk sudut 450 dengan pipa utamanya.
5.4. Pengujian
- 141 -
5.4.7. Peralatan toilet dapat dipasang setelah hasil pengujian
dinyatakan balk oleh Konsultan Manajemen Konstruksi (
Pengawas )
- 142 -
6.2. Motor untuk pompa air bersih.
Pasal 28
PEKERJAAN INFRASTRUKTUR
4. LINGKUP PEKERJAAN
4.1. Pekerjaan Infrastruktur ini meliputi :
Pekerjaan Sarana Prasana Jalan Lingkungan ( jalan beton )
Pekerjaan Pemagaran Area Gedung
Pekerjaan Keermur
Pekerjaan lain yang tercantum dalam Gambar Kerja.
5. PERSYARATAN BAHAN
5.1. Ukuran Bahan dan alat yang akan di gunakan adalah ukuran jadi seperti
tercantum dalam Gambar Kerja.
5.2. Mutu dan kualitas bahan yang dipakai sesuai persyaratan seperti
diuraikan butir berikut ini.Semua bahan yang dipakai harus kuat, lurus,
- 143 -
tidak mudah bengkok , tanpa cacat Ukuran bahan adalah ukuran jadi
seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
6. PERSYARATAN PELAKSANAAN
6.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan untuk :
Mempelajari bentuk, pola penempatan, cara pemasangan dan detail
sesuai Gambar Kerja agar tidak terjadi kesalahan dalam pelaksanaan
yang mengakibatkan pembongkaran.
Pelaksanaan sambungan seperti pemasangan pagar besi dan pagar
dinding tembok biasa,harus rapi dan sempurna serta tidak diperkenankan
mengotori bidang-bidang tampak.
Pasal 29
PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN
DAN PENGAMANAN SETELAH PEMBANGUNAN
- 144 -
- 145 -