Anda di halaman 1dari 28

Rencana Kerja & Syarat-Syarat

Rencana Kerja & Syarat-Syarat


Rencana Kerja & Syarat-Syarat

1 A. SPESIFIKASI UMUM

Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dilaksanakan adalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN PAGAR
WISMA ATLET, Kota Jantho Aceh Besar.
Perincian bagian pekerjaan yang dilaksanakan didasarkan pada gambar rencana, BQ dan
RKS yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari rencana kerja dan syarat - syarat ini.
Bangunan yang direncanakan diantaranya :
a. Pekerjaan persiapan
b. Pekerjaan pagar section A
c. Pekerjaan Papan Nama
d. Pekerjaan Pintu Gerbang Hollow
e. Pekerjaan pagar section B
.
Peraturan Teknis Bangunan yang digunakan
Kecuali ditentukan lain dalam RKS ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan
tersebut dibawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya.
Keppres No. 80 tahun 2003 beserta lampiran-lampiran dan juknisnya.
Peraturan-peraturan umum mengenai pelaksanaan pembangunan di
Indonesia atau Algemene voor warden voor de uit voering bij aanneming van
openbare werken (AV) 1941.
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1991), SK SNI T-15.1919.03,
SNI- 2495-2002
Tata cara pengadukan dan pengecoran beton SNI 03-2495-2002
Peraturan Muatan Indonesia NI. 8 dan Indonesian Loading Code 1987
(SKBI-1.2.53.1987)
Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung
SNI 03-1726-2003
Ubin lantai Granit, mutu dan cara uji SNI 03-3976-1995
Peraturan Umum Keselamatan Kerja dari Departemen Tenaga Kerja
Peraturan Semen Potland Indonesia NI 8 tahun 1972
Perturan Bata Merah sebagai bahan bangunan NI 10
Tata cara Pengecatan Dinding Tembok dengan Cat Emulsi SNI 03-2408-2002.
Peraturan dan ketentuan yang dikeluarkan Pemerintah Daerah setempat
yang bersangkutan dengan permasalahan bangunan.

1
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

Apabila penjelasan dalam RKS tidak sempurna atau belum lengkap sebagaimana
ketentuan dan syarat dalam peraturan diatas, maka Kontraktor Wajib mengikuti ketentuan
peraturan-peraturan yang disebutkan diatas.

Pekerjaan Persiapan
Lingkup Pekerjaan
1. Pembersihan Lapangan
2. Pembuatan Gudang, Bangsal Kerja dan Direksi keet.
3. Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan
4. Pengadaan alat-alat kerja yang dibutuhkan
5. Pembuatan WC sementara dan fasilitas lainnya untuk kebutuhan para
pekerja.

Persyaratan bahan
3.2.1. Untuk Gudang dan Bangsal Kerja; digunakan Rangka Kayu, dinding
papan dan atap seng.
3.2.2. Untuk direksi Keet; digunakan bahan rangka kayu, dinding papan atau
triplex dicat, atap seng BJLS 0.20, lantai rabat beton.
3.2.3. Untuk penampungan air kerja disiapkan drum penampung, air harus
memenuhi kualitas yang ditentukan dalam PBI 1991.
3.2.4. Untuk alat-alat kerja berupa kotak adukan, kotak takaran, gerobak dorong
dan lain-lain digunakan bahan kayu setempat.

3.3. Pedoman Pelaksanaan


3.3.1. Pembersihan dan Pembongkaran bangunan
Meliputi pembersihan semua tanam tumbuh termasuk pembongkaran akar-
akar pohon yang terkena bangunan dan halaman dimana gedung akan
dibangunan, termasuk perataan tanah/pembuatan terasering jika
diperlukan. Hasil bongkaran tersebut diatas dibuang ke luar lokasi
pekerjaan.
3.3.2. Bangsal Kerja dan Direksi Keet
Untuk pembuatan gudang dan bangsal kerja dibuat bangunan sementara
yang dapat melindungi pekerja dari panas dan hujan. Bangunan ini harus
dibongkar setelah pekerjaan selesai dilaksanakan.

2
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

Untuk Direksi Keet, dibuat dengan konstruksi semi permanen dengan


ukuran luas =21 M2, dilengkapi mobiler sederhana, 2 meja tulis, beberapa
buah kursi duduk, dan 1 lembar triplek tempat menempel gambar.
3.3.3. Pengadaan air untuk pelaksanan pekerjaan
Pengadaan air untuk pelaksanaan pekerjaan diambil dari sumber air
terdekat, kemudian ditampung dalam drum-drum yang telah disediakan.
Kebutuhan air ini harus disediakan dalam jumlah yang cukup selama
pelaksanaan pekerjaan. Air harus memenuhi syarat yang tercantum dalam
PBI NI 2.

4. Pengawasan
4.1. Prosedur Pengawasan
Kontraktor dalam melaksanakan pekerjaan diawasi oleh konsultan pengawas.
4.2. Laporan Berkala
a. Untuk melaksanakan pekerjaan. Kontraktor wajib membuat laporan
harian yang menyebutkan pekerjaan yang dilaksanakan setiap hari, bahan-
bahan dan alat-alat yang didatangkan, besarnya prestasi pekerjaan yang telah
diselesaikan, jumlah pekerjaan, keadaan cuaca dan lain-lain.
b. Kontraktor wajib menyediakan buku harian di lapangan sesuai dengan
petunjuk konsultan pengawas.
c. Perintah dan penugasan dari konsultan pengawas ditulis di dalam buku
harian/surat dan dibubuhi tanda tangan dan nama jelas petugas konsultan
pengawas.

5. Dokumentasi
5.1. Kontraktor diwajibkan membuat foto-foto dokumentasi proyek meliputi :
a. Photo-photo kegiatan proyek, antara lain kegiatan dalam uitzet,
penempatan peralatan-peralatan lapangan (beton batcher) penempatan
material, pengerasan jalan dan lain-lain.
b. Photo-photo tanggapan pekerjaan yang penting antara lain pembersihan,
bekesting, pekerjaan beton sebelum dan sesudah pengecoran.
c. Photo-photo yang dianggap perlu untuk pengawas/Direksi.
5.2. Kondisi Proyek pada progress 0%, 25%, 50%, 75%, dan sampai
mencapai 100% (sesuai dengan tagihan progres) dan kondisi pada waktu selesai
dan setelah masa pemeliharaan.

3
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

6. Jaminan dan Keselamatan Kerja


6.1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat
pertolongan pertama pada kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap
digunakan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas
dan pekerja lapangan.
6.2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan
memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi semua petugas dan pekerja yang berada
di bawah kekuasaan kontraktor.
6.3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang
layak dan bersih bagi semua petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan di
dalam lapangan pekerjaan untuk para pekerja tidak diperkenankan kecuali untuk
penjaga keamanan.
6.4. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan para
pekerja wajib diberikan oleh kontraktor sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.

7. Mobilisasi
Pihak kontraktor harus menyediakan, menyerahkan dan mendapatkan surat persetujuan
dari pemilik perihal program mobilisasi dalam jangka waktu yang ditentukan.

Program mobilisasi yang berlaku seperti yang tercantum dalam daftar dan tambahan
informasi berikut ini harus dimasukkan pula :
 Lokasi dari Base Camp kontraktor dengan denah lokasi umum dan denah
terperinci yang memperlihatkan lokasi dari kantor kontraktor, bengkel, gudang dan
peralatan konstruksi utama bersama dengan kantor Direksi Teknik dan
Laboratorium.
 Rencana Pengiriman peralatan yang menunjukan lokasi saat ini dari seluruh
peralatan yang terdaftar dalam jadwal yang dimasukkan, bersama cara
pengangkutan yang diusulkan untuk dipakai dan jadwal sesamapinya ditempat
kerja.

4
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

5
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

3 B. SPESIFIKASI TEKNIS

8. Pengukuran
8.1. Situasi
Pekerjaan ini merupakan PERENCANAAN PEMBANGUNAN PAGAR
WISMA ATLET akan dilaksanakan Kota Jantho, Aceh Besar.

8.2. Lingkup Pekerjaan


a. Meliputi pekerjaan-pekerjaan, ahli, bahan, peralatan dan kegitan-kegiatan
yang diperlukan untuk menyelesaikan semua pekerjaan pengukuran sesuai
RKS dan gambar-gambar.
b. Pekerjaan pengukuran antara lain :
Penentuan lokasi bangunan, jalan/saluran, lanscaping, dan lain-
lain.
Penentuan Duga yaitu penentuan elevasi peil bangunan, jalan,
saluran, elevasinya dapat dilihat pada gambar bestek.

8.3. Syarat-syarat
a. Pengukuran harus dilakukan oleh tenaga yang betul ahli dalam
bidangnya dan berpengalaman.
b. Pemeriksaan : hasil pengukuran segera dilaporkan kepada.
Direksi/konsultan penagawas dan dimintakan persetujuan. Direksi/konsultan
pengawas juga akan menentukan patok utama sebagai dasar dari Pagar,
jalan dan bangunan-bangunan lainnya.
c. Pengukuran harus diketahui dan disetujui oleh instansi yang berwenang
dalam pengurusan IMB.

8.4. Bahan-bahan dan peralatan :


Theodolite, waterpass serta peralatan dan patok-patok yang kuat diperlukan untuk
pengukuran.

6
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

Semua peralatan ini harus dimiliki pemborong dan harus selalu ada apabila
sewaktu-waktu memerlukan pemeriksaan.

8.5. Tata Kerja :


Lokasi, ukuran dan duga bangunan pagar, jalan maupun bangunan-bangunan
lainnya ditentukan dalam gambar.
Jika terdapat keragu-raguan supaya menanyakan kepada Direksi/Pengawas.

9. Pekerjaan Tanah/Urugan

9.1. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan pada pekerjaan ini sudah harus
diperhitungkan jenis tanah yang dijumpai dilapangan seperti tanah pasir, gambut,
tanah keras (batuan), tanah liat dan lain sebagainya, yaitu:
9.1.1. Galian tanah untuk pekerjaan substruktur (pondasi, saluran
keliling bangunan).
9.1.2. Timbunan kembali galian tanah pondasi
9.1.3. Timbunan tanah dan pasir bawah lantai, pondasi dan saluran
termasuk pemadatannya.
9.1.4. Perataan tanah sekelilling pagar
9.1.5. Pekerjaan Cut & Fill (bila ada)
9.2. Persyaratan Bahan
Untuk timbunan bekas galian pondasi, digunakan tanah bekas galian pondasi.
Untuk timbunan bawah lantai digunakan tanah dan pasir pasang kualitas baik.
9.3. Pedoman Pelaksanaan
9.3.1. Galian pondasi baru boleh dilaksanakan setelah bouwplank
dengan penandaan sumbu ke sumbu selesai diperiksa dan disetujui
Direksi. Bentuk galian dilaksanakan sesuai dengan ukuran yang tertera
dalam gambar. Apabila ditempat galian ditemukan pipa-pipa pembuangan,
kabel listrik, telepon atau lainnya yang masih berfungsi, maka Kontraktor
secepatnya memberitahukan kepada Direksi atau kepada instansi yang
berwenang untuk mendapat petunjuk seperlunya. Kontraktor bertanggung
jawab sepenuhnya atas segala kerusakan yang diakibatkan pekerjaan
galian tersebut.
7

7
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

Apabila pada waktu penggalian ditemukan benda-benda purbakala, maka


kontraktor wajib melaporkannya kepada Pemerintah Daerah setempat.
Galian-galian untuk septictank, saluran air hujan, saluran air kotor dan air
bersih dilaksanakan dengan ukuran yang ditetapkan dalam gambar kerja
dan gambar detail.
Untuk kondisi tanah yang mudah longsor Kontraktor harus memasang
turap kayu pengaman yang cukup kuat. Turap didalam pagar harus
dibongkar setelah pondasi selesai.
9.3.2. Galian diluar bangunan pagar untuk mendapatkan tinggi lantai
pada papan nama yang disyaratkan dalam gambar. Penggalian tanah ini
dimaksudkan untuk mendapatkan kontur tanah yang disyarat dalam Site
Plan.
9.3.3. Bila ternyata penggalian melebihi kedalaman yang telah
ditentukan dalam gambar, maka Kontraktor harus mengisi kelebihan galian
tersebut dengan pasir urug.
9.3.4. Pengurugan bekas galian pondasi, galian saluran air hujan,
saluran air bersih dan saluran air kotor diurug lapis demi lapis dengan
ketebalan tiap lapis maksimum 15 cm. Tiap lapisan dipadatkan dengan
menumbuk lapisan tersebut, menggunakan alat tumbuk yang baik. Setelah
lapisan pertama padat kembali seperti diatas. Demikian seterusnya
dilakukan sampai semua lubang bekas galian pondasi tertutup kembali.
9.3.5. Pengurugan dengan tanah timbunan dibawah lantai dilakukan
lapis demi lapis hingga ketebalan 10 cm dibawah lantai, ditumbuk hingga
padat. Lapisan-lapisan urugan untuk ditumbuk ini dibuat maksimal 10 cm,
dan ditumbuk 5 kali tiap bidang tumbukan pada tiap-tiap lapis tersebut.
9.3.6. Dibawah lantai diurug dengan pasir pasangan dan dipadatkan.
Pengurugan dan pemadatan ini dilakukan dengan menyiram air hingga
jenuh, kemudian ditumbuk dengan alat yang sesuai untuk pemadatan.
Hasil akhir harus mendapat persetujuan Direksi atas kesempurnaan
pengurugan dan pemadatan.
9.3.7. Dibawah pondasi, dan dibawah air diurug dengan pasir pasangan
setebal 10 cm dan dipadatkan.

8
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

9.4. Penimbunan dan Penimbunan Kembali


Pekerjaan penimbunan dan penimbunan kembali terdiri dari pekerjaan penimbunan tanah
serta pemadatannya yang dilaksanakan di daerah-daerah atau bagian-bagian pekerjaan
sesuai ketentuan-ketentuan yang tercantum pada gambar pelaksanaan yang mencakup
kedudukan kemiringan bagian-bagian dan dimensi-dimensi. Penimbunan harus
dilaksanakan dalam bentuk lapisan-lapisan dengan ketebalan maksimum 20 cm, dan
didapatkan sesuai dengan instrukri Direksi. Bahan timbunan harus bebas dari kotoran-
kotoran, tumbuhan-tumbuhan, batu-batuan atau bahan lain yang dapat merusak
pekerjaan.

9.5. Pekerjaan Pondasi

9.6. Lingkup Pekerjaan


Meliputi pengerjaan seluruh bangunan, terdiri dari :
9.6.1. Pondasi Tapak
9.6.2. Pondasi pasangan batu kali/batu belah
9.7. Persyaratan Bahan
9.7.1. Untuk pondasi Tapak digunakan sruktur beton bertulang yang
berkualitas baik.
9.7.2. Pondasi batu belah dengan menggunakan spesi 1 PC : 5 Psr,
bagian bawah pondasi dibuat aanstamping dari batu belah kosong yang
dipasang berdiri rapat, setebal 20 cm dengan tidak terdapat batu-batu
bertumpuk.
9.8. Pedoman Pelaksanaan
9.8.1. Sebelum pondasi dipasang terlebih dahulu diadakan pengukuran-
pengukuran untuk as pondasi sesuai dengan gambar konstruksi dan
dimintakan persetujuan Direksi tentang kesempurnaan galian.
9.8.2. Dibawah dasar pondasi dilapisi dengan pasir pasang setebal 10
cm dan dipadatkan, sebagai lantai kerja. Diatas pasir dipasang
aanstamping, untuk pondasi plat tapak beton bertulang, cyclopen beton
dan pondasi batu kali/batu belah, terdiri dari batu kali dan pasir pasang
(pasangan batu kosong). Lapisan ini juga harus dipadatkan, dengan
menyiram air diatasnya, sehingga pasir akan mengisi rongga-rongga batu
kali tersebut. Tebal lapisan dibuat sesuai dengan gambar detail pondasi.
9

9
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

9.8.3. Untuk tanah yang berdaya dukung lebih kecil 0,5 kg/cm2, dibawah
pondasi dipasang cerucuk kayu gelam/kelukup yang ditumbuk hingga
mencapai kedalaman tanah keras.
9.8.4. Untuk pondasi dilaksanakan dengan ukuran sesuai gambar kerja
dan gambar detail. Campuran yang digunakan: Pondasi batu kali/belah
dipasang dengan perekat 1 Pc : 3 Ps. Pondasi batu bata dipasang
dengan perekat 1 Ps : 4 Ps dan pada bagian sisi diplester kasar/brappen
adukan 1 Pc : 3 Ps.

9.9. Pekerjaan Beton Bertulang

9.10. Lingkup Pekerjaan


Beton bertulang dengan perbandingan 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr harus dibuat untuk:
9.10.1. Pondasi Tapak
9.10.2. Sloof
9.10.3. Kolom-kolom induk
9.10.4. Kolom-kolom praktis
9.10.5. balok-balok
9.10.6. Landasan dan Tempat-tempat lain yang mempergunakan beton
bertulang sesuai dengan gambar rencana

9.11. Bahan
9.11.1. Semen
 Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI-8 tahun 1972 dan
memenuhi S-400 menurut Standart Cement Portlandia yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahun 1972).
 Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam
satu zak semen, tidak siperkenankan pemakaiannya sebagai bahan
campuran.
 Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari
tempat yang lembab agar semen tidak mengeras. Tempat
penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling
tinggi 2 cm. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari
semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan
10

10

10

10
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

menurut urutan pengiriman.


9.11.2. Aggregat

a.Kualitas aggregat harus memenuhi syarat-syarat SNI 03-2495-


2002 atau P.B.I 1971. Aggregat kasar harus berupa koral atau batu
pecah yang mempunyai susunan gradasi yang baik, cukup syarat
kekerasannya dan padat (tidak porous). Kadar lumpur dari pasir
beton tidak boleh lebih dari 4% berat.
b.Dimensi maksimum dari aggregat kasar tidak lebih dari 31,5 mm
dan tidak lebih dari seper empat dimensi beton yang terkecil dari
bagian konstruksi yang bersangkutan.
c.Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan bebas
dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan sebagainya.

9.11.3. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam
alkali, garam, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton atau baja tulangan. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air
bersih yang diminum.

9.11.4. Besi Beton


Besi beton yang digunakan adalah besi (ø 12, ø 14 da ) dan behel
dengan ø 10, ø 8. Mutu baja yang digunakan adalah U-24 (tegangan leleh
karakteristik minimum 2400kg/cm2). Diameter besi yang digunakan harus
sesuai dengan gambar kerja dan mendapat persetujuan dari
Direksi/Pengawas. Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran,
lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya, jika besi tulangan yang
diorder tidak ada label spesifikasi dari pabrik maka harus dilakukan uji
tarik, biaya ditanggung kontraktor.

9.11.5. Toleransi besi


Diameter, ukursn sisi (jarak antara dua permukaan yang berlawanan),
Dibawah 10 mm variasi dalam berat yang diperuntukkan adalah +/- 7 %
dan toleransi diameter adalah +/- 0,4 mm.
11

11

11

11
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

Diameter, ukuran sisi (jarak antara dua permukaan yang berlawanan), 10


mm sampai dengan 16 mm (tapi tidak termasuk diameter 16) variasi
dalam berat yang diperuntukkan adalah +/- 5 % dan toleransi diameter
adalah +/- 0,4 mm.
Diameter, ukuran sisi (jarak antara dua permukaan yang berlawanan), 16
mm sampai dengan 28 mm (tapi tidak termasuk diameter 28) variasi
dalam berat yang diperuntukkan adalah +/- 4 % dan toleransi diameter
adalah +/- 0,4 mm.

Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak
boleh disimpan diudara terbuka dalam jangka waktu panjang.
Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan
batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai
gambar dan harus diminta persetujuan Direksi terlebih dahulu. Jika
Pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang
ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan
diameter yang terdekat dengan catatan:
Harus ada persetujuan Direksi.
Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang
dimaksud adalah jumlah luas). Biaya tambahan yang diakibatkan oleh
penukaran diameter besi menjadi tanggungjawab pemborong.

9.11.6. Cetakan dan Acuan


Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik
sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-
batas yang sesuai dengan yang ditujukkan oleh gambar rencana dan
uraian pekerjaan.
Pembuatan cetakan dan acuan harus memenuhi ketentuan-ketentuan
didalam pasal 5.1. SK SNI T-15.1991.03.

12

12

12

12
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

9.11.7. Mutu Beton


Mutu beton yang digunakan adalah K–175 untuk Kolom, Sloof, Balok
dan Ring Balk , dan jika dalam pengujian tidak mencapai mutu beton
yang seperti dimaksud maka harus diadakan mix design, biaya
ditanggung oleh kontraktor.

Pedoman Pelaksanaan
9.11.8. Kecuali ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan syarat-syarat
ini, maka sebagai pedoman tetap dipakai SK SNI T-15.1991.03.
9.11.9. Pemborong wajib melaporkan secara tertulis pada Direksi apabila
ada perbedaan yang didapat didalam gambar konstruksi dan gambar
arsitektur.
9.11.10. Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis
Direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan
berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat
yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki yang tidak
membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut pada
saat beton dicor.
Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat
penghentiannya harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan bagian
pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang mengeras
harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive yang
memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran kolom,
adukan tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi dari 1,5
m.
Selama pelaksanaan pengecoran beton harus diadakan/ dibuatkan uji
beton dengan pengujian slump test, minimum 7 cm, dan maksimum 12
cm. Cara pengujian adalah sebagai berikut : contoh beton diambil tepat
sebelum dituangkan kedalam cetakan beton (bekisting ). Cetakan Slump
dibasahkan dan ditempatkan diatas kayu yang rata atau plat beton.
Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan
tersebut diitusuk – tusuk 25 kali dengan besi berdiameter 16 mm panjang

13

13

13

13
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

30 cm dengan ujung yang bulat. Setelah diatasnya diratakan, segera


cetakan diangkat perlahan-lahan dan diukur penurunannya (nilai slump).
Harus menggunakan vibrator untuk pemadatan beton.
9.11.11. Bagian – bagian yang tertanam dalam beton
 Pasang angkur dan lain-lai yang akan menjadi satu dengan beton
bertulang dan dicor pada saat yang bersamaan.
 Diperhatikan juga tempat klos-klos untuk kosen atau instalasi.
9.11.12. Pekerjaan Coating
 Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi penyediaan bahan dan pemasangan penyekat air,
serta penyediaan tenaga dan peralatan yang berhubungan dengan
pekerjaan ini., sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar.
 Persyaratan
- NI – 3 1970
- BS 278 untuk elongation dan membrane strenght
- ASTME 154 untuk puncture resistence
- BS 3177 untuk water vapour permeability
9.11.13. Perawatan Beton
Beton yang sudah dicor harus dijaga agar tidak kehilangan kelebaban
untuk paling sedikit 14 (empat belas) hari. Untuk keperluan tersebut
ditetapkan cara sebagai berikut :
 Dipergunakan karung-karung goni yang senantiasa basah
sebagai penutup beton.
 Hasil pekerjaan beton yang tidak baik seperti sarang kerikil,
permukaan tidak mengikuti bentuk yang diinginkan, munculnya
pembesian pada permukaan beton, dan lain-lain yang tidak
memenuhi syarat, harus dibongkar kembali sebagian atau seluruhnya
menurut perintah Direksi. Untuk selanjutnya diganti atau diperbaiki
segera atas resiko pemborong.
9.11.14. Perbaikan Permukaan Beton
Pada saat pembongkaran bekesting/ mal yang perlu diperhatikan adalah :
 Penambahan pada daerah yang kurang sempurna, kropos

14

14

14

14
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

dengan campuran adukan semen (cement mortar) setelah


pembukaan acuan, hanya boleh dilakukan setelah mendapat
persetujuan dan sepengetahuan Direksi/Pengawas.
 Jika ketidak sempurnaan itu tidak diperbaiki untuk menghasilkan
permukaan yang diharapkan dan diterima Direksi/pengawas, maka
harus dibongkar dan diganti dengan pembetonan kembali atas beban
biaya kontraktor.
 Ketidak sempurnaan yang dimaksud adalah susunan yang tidak
teratur . pecah/retak, ada gelombang udara, kropos,
berlubang,tonjolan, dan lainnya yang tidak sesuai dengan bentuk
yang diharapkan/diinginkan.
Hal- hal lain (“ Miscellaneous Items”)
 Isi lubang-lubang atau permukaan yang tertinggal dibeton bekas
jalan kerja sewaktu pembetonan. Jika dianggap perlu untuk dibuat
bantalan beton untuk pondasi alat – alat mekanik dan elektronik yang
ukuran, rencana, dan tempatnya berdasarkan gambar-gambar
rencana mekanikal dan elektrikal. Digunakan mutu beton seperti yang
ditentukan dan dengan penghalusan permukaannya.

10. Pekerjaan Quality Control Beton


Pengangkutan adukan beton dari tempat pengaduan ketempat pengecoran harus
dilakukan dengan cara yang disetujui oleh Direksi, yaitu:
 Tidak berakibat pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.

 Tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara beton yang
sudah dicor dan yang akan dicor, dan nilai slump untuk berbagai pekerjaan beton
harus memenuhi tabel 4.4.1SK SNI T-15.1991.03.
 Pengadukan pengecoran harus menggunakan Concrete Mixer.

 Kontraktor harus memberikan Jaminan atas kemampuannya membuat kualitas


beton dengan memperhatikan data-data pelaksanaan di lain tempat atau dengan
mengadakan trial-mixer dilaboratorium yang ditunjuk oleh Direksi/pengawas
lapangan.

 Kontraktor membuat laporan tertulis atas data-data kualitas yang dibuat dengan
15

15

15

15
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

disahkan oleh Direksi dan laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristik
Laporan tertulis tersebut.

 Penunjukan Laboratorium harus dapat persetujuan dari Direksi/Pengawas.

10.1. Pengujian Dengan Menggunakan “ Kubus “


Sebelum diadakan pekerjaan pengecoran untuk setiap bagian pekerjaan struktur
bangunan (Pondasi, Sloof, Kolom, dan Balok, pihak kontraktor harus membuat
percobaan test “kubus“ minimal 3 (tiga) sampel untuk masing-masing bagian
pekerjaan.
Pelaksanaan percobaan yang dimaksud adalah pengujian mutu beton dengan
kubus terbuat dari plat baja dengan ukuran 20 x 20 x 20 cm, jika dalam
pengetesan laboratorium mutu beton yang inginkan tidak tercapai maka harus
diadakan job mix design.

10.1.1. Pemeriksaan Mutu Beton


Mutu beton dan mutu pelaksanaan dianggap memenuhi syarat apabila
dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
 Tidak boleh lebih dari 1 nilai diantara 3 nilai hasil pemeriksaan
benda uji berturut-turut.
 Tidak boleh satu pun nilai rata-rata dari 3 hasil pemeriksaan
benda uji berturut-turut berkurang.
Setiap hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut seperti diatas, harus
dipakai sebagai dasar untuk mempertimbangkan apakah perlu diadakan
perubahan dalam campuran beton.

10.2. Pemeriksaan Benda Uji


Adukan beton untuk benda uji harus diambil langsung dari mesin pengaduk
dengan menggunakan ember atau alat lainnya yang tidak menyerap air.
10.2.1. Pada adukan beton yang encer, adukan beton diisikan kedalam
cetakan dalam 3 lapis yang kira-kira sama tebal, dimana masing-masing

16

16

16

16
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

lapis ditumbuk 10 kali dengan tongkat baja dengan diameter 26 mm, dan
ujung dibulatkan.
10.2.2. Selanjutnya adukan didalam cetakan harus dipadatkan dengan
cara yang sesungguhnya. Apabila dalam hal ini dipergunakan jarum-
jarum penggetar, maka jarum penggetar tersebut harus dimasukkan
sentris kedalam setiap kubus tanpa menyentuh dasarnya. Penggetaran
harus dilanjutkan sampai permukaan adukan beton nampak mengkilap
oleh air semen. Kemudian jarum penggetar ditarik dan diadukkan.
10.2.3. Kubus-kubus uji harus disimpan ditempat yang bebas dari getaran
dan ditutupi dengan karung basah selama 24 jam.
10.2.4. Sebelum kubus diuji diperiksa kekuatannya, ukurannya harus
ditentukan dengan ketelitian sampai mm. Apabila berat isi dari beton juga
harus ditentukan, maka berat beton harus ditentukan dengan ketelitian
sampai ratusan gram.
10.2.5. Sebagai beban hancur dari kubus berlaku beban tertinggi yang
ditunjukkan oleh pesawat penguji. Pesawat penguji tidak boleh
mempunyai ± 3 % pada setiap pembebanan diatas 10 % dari kapasitas
maksimum.

No. Bahan Jenis Spesifikasi

1. Semen Type 1 / PBI 1971


2. Besi Tulangan Dia.≤ 14 Andalas PBI 1971
3. mm U 24 / Polos PBI 1971
4. Pasir Baik PBI 1971
5. Kerikil Baik PBI 1971
6. Batu Gunung Baik/Keras PBI 1971
Papan Kayu
Bekesting

10.2.6. Peralatan yang diperlukan :

17

17

17

17
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

a. Sendok Semen
b. Molen
c. Vibrator
d. Kunci dan Gunting besi
e. Kereta Sorong

10.3. Peraturan dan Syarat-syarat


10.3.1. Peraturan yang harus dipedomani adalah PBI 1971
10.3.2. Plat poer pondasi beton bertulang dibuat dengan mutu beton K-
175
10.3.3. Beton lantai kerja dibuat dengan perbandingan 1 PC : 3 PS : 5 KR
dengan ketebalan 10 cm
10.4. Tata cara pelaksanaan
10.4.1. Pembuatan besi plat poer dan persiapan lubang poer pondasi.
10.4.2. Persiapan lubang poer pondasi meliputi lapisan pasir alas poer
pondasi setebal 10 cm dan pengecoran lantai kerja setebal 10 cm.
10.4.3. Setelah selesai pembesian dan pembuatan mall/bekesting,
dilakulkan pengecoran Plat poer beton pondasi
10.4.4. Adukan campuran beton dibuat dengan menggunakan molen.

11. Pekerjaan Dinding


11.1. Lingkup Pekerjaan
11.1.1. Diding Bata
Pemasangan dinding bata merah setebal ½ bata dilakukan untuk seluruh
pembatas ruangan, bagian saluran keliling emperan bangunan dan
septicktank, seperti tertera dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar
detail.
Persyaratan ;
- PUBI – NI 1970 / peraturan Umum
- NI – 19 1973 / Peraturan Batu Merah Sebagai Bahan Bangunan
- NI – 10 1973 / Peraturan
- SII – 0021 1978 / Standar Industri Indonesia
11.2. Persyaratan Bahan

18

18

18

18
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

11.2.1. Bata
Mutu bata yang digunakan dari jeis klas I menurut NI 10 dengan bentuk
standart batu bata adalah prisma empat persegi panjang, bersudut siku-
siku dan tajam, permukaannya rata dan tidak menampakkan adanya
retak-retak yang merugikan. Bata merah dibuat dari tanah liat dengan
atau campuran bahan lainnya, yang dibakar pada suhu cukup tinggi
hingga tidak hancur bila direndam air.
11.2.2. Pasir
Harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras, butir-butir harus
bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca,
seperti terik matahari dan hujan. Kadar lumpur tidak boleh melebihi 5%
berat
11.2.3. Semen dan Air
Untuk persyartan kedua bahan tersebut, mengikuti persyaratan yang
telah digariskan pada pasal beton bertulang.
11.2.4. Batu Kali/ batu belah
Batu kali untuk pondasi harus bersih dari kotoran serta keras dan
memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.
11.2.5. Papan digunakan bahan kayu kelas II yang tidak cacat, dan untuk
triplek digunakan produksi dalam negeri.

11.3. Pedoman Pelaksanaan


11.3.1. Pekerjaan dinding mempunyai dua macam pasangan, yaitu:
 Pasangan kedap air (1 PC : 3 PS)
 Semua pasangan bata dimulai diatas sloof sampai setinggi
20 cm diatas lantai
 Pasangan dinding saluran keliling bangunan
 Pasangan dinding WC setinggi 1,50 cm diatas permukaan
lantai
 Pasangan dinding septicktank
 Pasangan adukan 1 PC : 3 KPR : 10 PSR berada diatas
pasangan kedap air tersebut.

19

19

19

19
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

11.3.2. Persyaratan Adukan


Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati, diaduk didalam bak kayu
yang memenuhi syarat. Mencampur semen dengan pasir harus dalam
keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat campuran yang
plastis. Adukan yang telah mengering akibat tidak habis digunakan
sebelumnya, tidak boleh dicampur lagi dengan adukan yang baru.

11.3.3. Pengukuran (Uit-zet)harus dilakukan oleh Kontraktor secara teliti


dan sesuai gambar, dengan syarat:
 Semua pasangan dinding harus rata (horizontal), dan pengukuran
harus dilakukan dengan benang.
 Pengukuran pasangan benang antara satu kali menaikkan
benang tidak boleh melebihi 30 cm, dari pasangn bata yang telah
selesai.

11.3.4. Lapisan bata yang satu dengan lapisan bata diatasnya harus
berbeda setengah panjang bata. Bata setengah tidak dibenarkan
digunakan ditengah pasangan bata, kecuali pasangan pada sudut.

11.3.5. Pengakhiran sambungan pada satu hari kerja harus dibuat


bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari retak
dikemudian hari. Pada tempat-tempat tertentu sesuai gambar diberi
kolom–kolom praktis yang ukurannya disesuaikan dengan tebal dinding.

11.3.6. Lubang untuk alat-alat listrik dan pipa yang ditaman didalam
dinding, harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan bata (sebelum
diplester). Pahatan tersebut setelah dipasang pipa/alat, harus ditutup
dengan adukan plesteran yang dilaksanakan secara sempurna,
dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh bidang tembok.
11.3.7. Dalam mendirikan dinding yang kena udara terbuka, selama
waktu hujan lebat harus diberi perhitungan dengan sesuatu penutup yang

20

20

20

20
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

sesuai (plastik). Dinding yang telah terpasang harus deiberi perawatan


dengan cara membasahi secara terus menerus paling sedikit 7 hari
setelah pemasangannya.

11.4. Pekerjaan Plesteran

11.5. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan plesteran dilakukan pada seluruh pasangan bata, beton bertulang,
saluran keliling bangunan dan septicktank.
Persyaratan :
- NI 2 – 1971
- NI 3 – 1970
- NI 8 – 1972
11.6. Persyaratan Bahan
Bahan pasir, semen dan air mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam
pasal beton bertulang.
11.7. Pedoman Pelaksanaan
11.7.1. Sebelum plesteran dilakukan, maka :
 Dinding dibersihkan dari semua kotoran
 Dinding dibasahi dengan air
 Semua siar permukaan dinding batu bata dikorek sedalam 0,5 cm
 Permukaan beton yang akan diplester dibuat kasar agar bahan
plesteran dapat merekat dengan baik.

11.7.2. Adukan plesteran pasangan bata kedap air dipakai campuran 1


PC : 2 PS, sedangkan plesteran bata lainnya dipergunakan campuran 1
PC:4 PSR.
11.7.3. Ketebalan plesteran pada semua bidang permukaan harus sama
tebalnya dan tidak diperbolehkan berkisar antara 1,00 cm sampai 1,50
cm. Untuk mencapai tebal plesteran yang rata sebaiknya diadakan
pemeriksaan secara silang dengan menggunakan mistar kayu panjang
21

21

21

21
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

yang digerakan secara horisontal dan vertikal.

11.7.4. Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak harus


diusahakan memperbaikinya secara keseluruhan. Bidang-bidang yang
harus diperbaiki hendaknya dibongkar secara teratur (dibuat bongkaran
berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.

11.7.5. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya selama


seminggu sejak permulaan plesteran.
11.7.6. Pekerjaan plesteran baru boleh dilaksanakan setelah pekerjaan
penutup atap selesai dipasang dan setelah pipa-pipa listrik selesai
dipasang.
11.8. Pekerjaan Lantai Granit
16.1 Lingkup Pekerjaan dan Spesifikasi

 Beton cor bawah lantai Granit/ dibuat dari campuran beton mutu K-
175 dengan ketebalan minimal 10 cm atau sesuai dengan Gambar Bestek.

 Beton cor bawah lantai dikerjakan pada posisi dimana dibawah lantai
tidak terdapat komponen plat beton.

 Hasil pekerjaan beton cor bawah lantai harus benar-benar elevasi dan hal
ini harus dibuktikan dengan pekjerjaan Waterpassing.

 Hasil pekerjaan pengecoran beton bawah lantai harus disetujui oleh


Konsultan Pengawas.

 Semua Granit lantai yang dipakai adalah dari Merk Roman, Royal,
Platinum atau merk lain yang setara dengannya dari segi harga dan kualitas.

 Kontraktor Pelaksana harus memperlihat contoh warna, corak, motif,


ukuran dan Brosur Granit untuk minimal dua merk yang berbeda kepada
Konsultan konsultan Pengawas untuk disetujui.

22

22

22

22
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

 Pasir yang dipakai untuk pasangan Granit adalah Pasir Pasang/Pasir


Halus.

 Pemasangan Granit harus sesuai dan mengikuti Gambar Pola Lantai


yang ada dalam Gambar Bestek.

 Granit lantai harus mempunyai tebal minimal 5 mm.

 Bentuk dan dimensi Granit lantai harus benar-benar siku serta


standar untuk semua ukuran yang sama.

 Potongan-potongan Granit yang terpasak dilakukan karena mengikuti


pola lantai harus sama dimensinya sepanjang bidang lantai yang memerlukan
potongan. Potongan-potongan tersebut harus sama dengan dimensi pada
gambar pola lantai.

 Celah-celah/Nat yang terbentuk antar Granit akibat pemasangan Granit


dan sebagai tempat isian perekat antar Granit dalam bidang tebalnya adalah
maksimal 3 mm

 Hasil pemasangan Granit lantai harus benar-benar rata, tidak


bergelombang, Dan tidak melengkung keatas.

 Elevasi lantai Granit hasil pemasangan harus diperiksa kedatarannya


dengan pekerjaan waterpassing

11.9. Pekerjaan Pemasangan Reuling Pagar Teralis

17.1 Lingkup Pekerjaan dan Spesifikasi


 Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah: Seluruh pekerjaaan Reuling
Pagar Teralis (motif sesuai gambar)

 Ukuran Reuling Pagar Teralis (Sesuai Gambar) yang digunakan harus


sesuai dengan gambar bestek yaitu Besi , material dengan bentuk kotak dan

23

23

23

23
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

gepeng Besi ini masuk kedalam kategori baja karbon rendah (low carbon
steel) yang mengandung 0,04 % – 0,10% C (Carbon)

 Pemasangan Steak Besi Ø 1,5” untuk penguat pagar dan batas


penyambung pagar Reuling Pagar Teralis (motif sesuai gambar).

 Pemasangan Reuling Pagar Teralis (gambar bestek).

 Besi Hollow yang digunakan berupa hollow 20x20 mm dan Hollow


40x40mm. Kemudian disetujui oleh Pengawas Lapangan dan sesuai dengan
petunjuk gambar rencana.

 Model dan ukuran pagar besi ataupun pintunya, harus disesuaikan


dengan gambar kerja.

 Logo instansi dan Huruf timbul dari bahan Acrilik, yang mana diameter
logo dan tinggi hurufnya harus disesuaikan dengan gambar kerja dan disetujui
oleh Pengawas Lapangan.

3.1.1 17.2 Pelaksanaan Pekerjaan


 Sebelum pemasangan Reuling Pagar Teralis (motif sesuai gambar)
terlebih dahulu diteliti kebenaran batas dan ukuran serta ketepatan peil yang
ditentukan.

 Pekerjaan Reuling Pagar Teralis (motif sesuai gambar) yang tidak lurus
water pass, siarnya tidak lurus, berombak, naik turun diperbaiki atas biaya
pemborong.

 Reuling Pagar Teralis (motif sesuai gambar) yang akan dipasang harus
dipersiapkan terlebih dahulu dengan teliti, ketinggian peil harus benar-benar
waterpass sesuai ukuran dalam gambar bestek.

 Pemasangan pintu Reuling Pagar Teralis (motif sesuai gambar) sesuai


gambar dan menggunakan engsel pagar yang telah di las pabrikan.

24

24

24

24
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

 Teknis pemasangan pagar dan pintunya harus mengikuti petunjuk dari


Pengawas Lapangan atau dari standar distributornya.

 Pemasangan harus dikerjakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman


dibidangnya dan mampu membaca gambar kerja.

11.10. Pekerjaan Pengecatan

11.11. Lingkup Pekerjaan


11.11.1. Cat tembok untuk dinding yang diplester, bidang-bidang
beton.

11.12. Bahan-bahan yang digunakan harus berkualitas baik, seperti :


11.12.1. Cat tembok sekualitas Kuda Terbang, Polymix, Vinilex,
Platon, ICI.
11.12.2. Plamur dinding sekualitas Kuda Terbang, Polymix, Vinilex,
Platon, ICI.

11.13. Pedoman Pelaksanaan


11.13.1. Pengecatan dinding harus dilakukan menurut proses
sebagai berikut :
 Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus,
setelah itu dilap dengan kain basah hingga bersih.
 Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata.
Setelah betul-betul kering digosok dengan amplas halus dan dilap
dengan kain kering yang bersih.
 Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 2
(dua) kali.
 Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama
dan tidak terdapat belang-belang atau noda-noda mengelupas.

11.13.2. Warna yang digunakan apabila tidak ditentukan lain oleh


Pemberi Tugas maka digunakan warna sebagai berikut :

25

25

25

25
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

 Dinding dalam/luar digunakan warna Primrose 302 dari daftar


warna cat superpolimyx.

11.13.3. Pelaksanaan Pekerjaan Cat harus sesuai dengan


persyaratan yang tercantum dalam PBI 1961.

11.13.4. Pengetesan tebal pengecatan, kekeringan dsinding,


kebersihan dengan alat test yang digunakan untuk pengecatan harus
dipenuhi kontraktor atas permintaan Direksi/pengawas dan seluruh biaya
pengetesan tersebut menjadi tanggungjawab Kontraktor.
11.13.5. Pekerjaan Lain-lain

11.14. Lingkup pekerjaannya adalah Pekerjaan Administrasi/dokumentasi, Biaya


Keamanan/jaga malam, obat-obatan/P3K. Penjelasan masing-masing lingkup
pekerjaan ini telah dijabarkan pada masing-masing pasal diatas, kecuali pekerjaan
administrasi proyek berupa :
(i) Laporan berkala mengenai pekerjaan secara keseluruhan dan segala
sesuatunya yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut dalam kontrak.
(ii) Catatan yang jelas mengenai kemajuan pekerjaan yang telah
dilaksanakan dan jika diminta oleh DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK untuk
keperluan pemeriksaan sewaktu-waktu dapat diserahkan.

(iii) Dokumen Foto :


KONTRAKTOR diwajibkan membuat dokumen foto-foto, sebelum pekerjaan
dimulai sampai pada pekerjaan selesai 100 % dan tiap tahap permintaan
angsuran disertai keterangan lokasi, arah pengambilan dan tahap
pelaskanaan pembangunan serta disusun secara rapih dan diketahui oleh
DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK dan Pengelola Teknis.
Syarat-syarat foto dokumentasi :
a) Tiap Unit Pagar diambil dari empat arah,
b) Gambar menyeluruh pandangan dari empat arah,
c) Sudut pengambilan gambar dari tiap tahap harus tetap pada sudut
pengambilan tersebut pada butir (a).

26

26

26

26
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

Gambar dimasukkan dalam album diserahkan kepada PEMILIK melalui


DIREKSI PEKERJAAN rangkap 5 (lima).
Biaya dokumen merupakan tanggung jawab Kontraktor, Foto-foto tersebut
harus dibuat dan menjadi lampiran setiap permohonan angsuran
pembayaran.
Segala laporan atau catatan tersebut dalam Ayat (i) dan (ii) Pasal ini, dibuat
dalam bentuk buku harian rangkap 5 (lima) diisi pada formulir yang telah
disetujui oleh DIREKSI PEKERJAAN/PEMILIK dan harus selalu berada di
tempat pekerjaan.

11.15. KONTRAKTOR harus menyerahkan pada PEMILIK as built drawing.


As built drawing adalah gambar-gambar yang sesuai dengan pelaksanaan di
lapangan yang harus diselesaikan 4 minggu setelah serah terima pekerjaan untuk
pertama kali, dalam bentuk lembar A3.

11.15.1. Pembayaran pekerjaan lain-lain ini didasarkan pada unit


taksiran penawaran Kontraktor. Harga taksiran ini sudah mencakup
semua kebutuhan kontraktor sehingga bagian pekerjaan ini berjalan
dengan baik dan sempurna.
11.15.2. Apabila ada pekerjaan yang tidak tersebutkan dalam
uraian ini, yang ternyata pekerjaan tersebut harus ada agar mendapatkan
hasil akhir yang sempurna, maka pekerjaan tersebut harus dilaksanakan
oleh Kontraktor atas perintah tertulis Pemimpin Bagian Proyek.
11.15.3. Rencana kerja dan syarat-syarat ini menjadi pedoman dan
harus ditaati oleh Kontraktor dan Pemimpin Bagian Proyek dalam
melaksanakan pekerjaan ini.

Diajukan:
Konsultan Pengawas
CV. CREATIVE DESIGN

27

27

27

27
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat
Rencana Kerja & Syarat-Syarat

BURIKA VICKY, ST
Direktur

28

28

28

28

Anda mungkin juga menyukai