Anda di halaman 1dari 77

BAB VI

SPESIFIKASI TEKNIS

A. U M U M

1. TENAGA KERJA 1.1. Tenaga kerja yang dilibatkan dalam pelaksanaan harus memakai tenaga
DAN yang sesuai dengan tingkat keahlian, pengalaman, serta tidak melanggar
PERALATAN ketentuan-ketentuan perburuhan yang berlaku di Indonesia.

1.2. Kontraktor harus menggunakan tenaga yang ahli dalam bidang pelaksanaan
(skilled Labour), baik tenaga pelaksana, mandor maupun tukang.

1.3. Semua tenaga kerja dipimpin oleh seorang Site Manager atau Pelaksana
sebagai wakil Kontraktor di lapangan.

1.4. Tenaga kerja pelaksana sub kontraktor harus dipilih yang sudah
berpengalaman dan mampu menangani pekerjaan yang disub-kontrakkan
dengan aman, kuat, rapi dan memenuhi persyaratan teknis.

1.5. Hubungan kontraktor dengan sub-kontraktor dalam menyangkut secara


keseluruhan pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab kontraktor.

1.6. Klasifikasi Site Manager adalah sebagai berikut :

- Sarjana Teknik Sipil/Arsitek dengan pengalaman


kerja pada bidang yang sesuai minimal 2 (dua) tahun.

- Sarjana Muda Teknik/Diploma III Sipil/Arsitek


dengan pengalaman kerja pada bidang yang sesuai minimal 3 (tiga)
tahun.

- SLA/STM. Bangunan dengan pengalaman kerja


pada bidang yang sesuai minimal 5 (lima) tahun.

2. PERALATAN 2.1. Alat-alat untuk melaksanakan pekerjaan harus disediakan oleh kontraktor
KERJA dalam keadaan baik dan siap pakai dalam jumlah cukup.

2.2. Guna kelancaran pekerjaan, alat-alat mekanis/mesin, harap disiapkan


tenaga operator yang mampu mengoperasikan dan memperbaiki bila
mengalami gangguan operasional.

3. PEMAKAIAN 3.1. Penggunaan merk dagang maupun jenis bahan diutamakan produksi Dalam
MERK DAGANG Negeri seperti diatur dalam Keppres No. 80 Tahun 2003.
DAN PERIJINAN
3.2. Apabila dalam RKS ini hanya disebutkan satu merk bahan, bukan berarti
hanya dapat dipakai merk tersebut, melainkan dapat dipakai merk lain
dengan standart mutu dan ciri-ciri fisik yang sama dan mendapat
persetujuan Direksi.
3.3.
Kontraktor dapat mengusulkan perubahan pemakaian merk dagang secara
tertulis apabila merk dagang tersebut tidak tersedia di pasaran, sepanjang
kontraktor dapat membuktikan kesetaraan kualitas dan ciri-ciri fisik yang
dituntut RKS, dan untuk mempergunakannya harus ada persetujuan tertulis
dari Konsultan Pengawas dan/atau Pengelola Kegiatan.

4. PROSEDUR 4.1. Secepatnya kontraktor melalui Site Manager/Pelaksana mengajukan contoh


PENGADAAN bahan yang akan didatangkan sesuai dengan spesifikasi dalam RKS ini, pada
BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009
BAHAN saat rapat lapangan pertama kali.
BANGUNAN
4.2. Contoh bahan yang telah disetujui harus dipasang di dalam Direksikeet
sebagai pedoman mutu bahan.

4.3. Apabila tanpa mengajukan contoh atau pengajuannya bersamaan dengan


datangnya bahan tersebut, maka Pengawas Lapangan/Direksi berhak
menolak dan memberi perintah untuk mengeluarkan bahan tersebut dari
lokasi pekerjaan.

5. PEMERIKSAAN 5.1. Secara umum Konsultan Pengawas/Direksi berhak memeriksa semua jenis
BAHAN bahan bangunan yang dipergunakan kontraktor dan menolaknya apabila
BANGUNAN nyata-nyata tidak memenuhi persyaratan untuk itu.

5.2. Bahan bangunan yang telah didatangkan oleh kontraktor di lapangan tetapi
oleh Konsultan Pengawas/Direksi ditolak untuk dipergunakan, harus segera
dikeluarkan dari lapangan selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam
terhitung sejak jam penolakan tersebut.

5.3. Apabila Konsultan Pengawas/Direksi merasa perlu memeriksakan bahan


bangunan yang diragukan spesifikasinya, maka Konsultan Pengawas berhak
mengirimkannya kepada Balai Penelitian Bahan-bahan Bangunan atau
Lembaga lain yang ditetapkan bersama Pengelola Kegiatan untuk diteliti.

Semua biaya untuk hal ini menjadi tanggungan Kontraktor, apapun hasil
dari penelitian tersebut.

Semua bahan bangunan yang digunakan selain harus memenuhi syarat-


syarat yang ditentukan dalam RKS. ini, juga harus memenuhi persyaratan
yang ditentukan dalam A.V. dan Peraturan Umum Bahan Bangunan (PUBB).

Konsultan Pengawas/Direksi berwenang meminta keterangan mengenai asal


5.4. bahan dan Kontraktor harus memberitahukannya.

6. MUTU BAHAN 6.1. Disarankan kepada Kontraktor sebelum melaksanakan pekerjaan secara
BANGUNAN massal dapat meminta persetujuan hasil pekerjaan kepada Pengawas
Lapangan/ Direksi.

6.2. Agar tidak terjadi bongkar/pasang pekerjaan, apabila terdapat gambar yang
tidak jelas, maka kontraktor diwajibkan menanyakan kepada Pengawas
Lapangan/Direksi untuk menyamakan persepsi, atau apabila perlu dapat
meminta Konsultan Perencana untuk mendapatkan jawaban yang pasti
tentang perencanaannya.

6.3. Bagian pekerjaan yang telah dimulai tetapi masih digunakan bahan-bahan
yang ditolak oleh Konsultan Pengawas/Direksi atau tanpa ijin, harus segera
dihentikan dan selanjutnya pekerjaan tersebut harus dibongkar.

B. PERATURAN TEKNIS

7. UMUM 7.1. a. Pedoman pelaksanaan yang diatur oleh Peraturan Pembangunan


yang sah dan berlaku di Indonesia sepanjang tidak ditetapkan lain
dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat yang harus ditaati selama
pelaksanaan, yaitu :

b. Keppres No. 80 tahun 2003.

c. Algemene Voorwarden (A.V) yang disahkan dengan Keputusan


Pemerintah Nomor 9 tanggal 28 Mei 1941 dan tambahan Lembaran
Negara No. 1457, apabila tidak ada ketentuan lain dalam RKS ini.

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


d. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (PUBB) 1983
N.I.3.

e. Peraturan Semen Portland Indonesia 1973 N.I.8.

f. Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Umum Dinas


Keselamatan Kerja No. 3 tahun 1958 dan Undang-Undang No. 1
tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

g. Keputusan Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI).

h. Peraturan-peraturan lain yang dikeluarkan oleh Pemerintah


Daerah Setempat yang berkaitan dengan permasalahan bangunan.

8. KHUSUS 8.1. Untuk melaksanakan pekerjaan seperti yang tersebut dalam Lingkup
Pekerjaan ini, maka berlaku dan mengikat :

a. SK. Penanggung Jawab Kegiatan tentang Penunjukan Kontraktor


(Gunning).

b. Surat Kesanggupan Kerja.

c. Surat Perintah Kerja.

d. Surat Penawaran beserta Lampiran-lampirannya.

e. Gambar Bestek.

f. RKS. beserta Lampiran-lampirannya.

g. Kontrak Pelaksanaan dan Addendumnya (bila ada).

h. Shop drawings yang diajukan oleh Kontraktor yang disetujui


Konsultan Pengawas dan/atau Pengelola Teknis Kegiatan untuk
dilaksanakan.

i. Time Schedule yang diajukan oleh Kontraktor yang disetujui oleh


Konsultan Pengawas dan Pengelola Kegiatan.

9. PENJELASAN 9.1. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dan gambar detail, maka
GAMBAR yang harus diikuti adalah gambar detail.

9.2. Bila terdapat skala gambar dan ukuran yang tertulis dalam gambar berbeda,
maka ukuran dalam gambar yang berlaku.

9.3. Bila rekanan meragukan tentang perbedaan antara gambar yang ada, baik
konstruksi maupun ukurannya, maka rekanan berkewajiban untuk
menanyakan kepada Konsultan Pengawas secara tertulis.

9.4. Dalam hal terjadi penyimpangan detail antara gambar bestek dan keadaan di
lapangan, kontraktor dapat mengajukan gambar kerja (shop drawings) yang
sesuai dengan kondisi di lapangan dan mempergunakannya dalam
pelaksanaan dengan persetujuan tertulis Konsultan Pengawas.

9.5. Di dalam semua hal, bila terjadi pengambilan ukuran yang salah adalah
sepenuhnya menjadi tanggung jawab kontraktor.

Apabila dalam gambar disebutkan lingkup pekerjaan atau ukuran, sedangkan


RKS tidak disebutkan, maka gambar yang harus dilaksanakan.

10. PENJELASAN 10.1. Pada RKS tentang Syarat-syarat Teknis, termuat lingkup pekerjaan,
RKS spesifikasi bahan yang digunakan dan Syarat-syarat Pelaksanaan.

10.2. Apabila dalam gambar tidak tercantum lingkup pekerjaan, ukuran dan

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


jumlah, sedangkan dalam RKS pada lingkup pekerjaan tercantum, maka
Kontraktor terikat untuk melaksanakannya.

C. LINGKUP PEKERJAAN

11. LINGKUP 11.1. Termasuk di dalam lingkup pekerjaan ini adalah pekerjaan-pekerjaan
PEKERJAAN persiapan guna pelaksanaan konstruksi gedung-gedung sehingga secara
keseluruhan lingkup pekerjaan konstruksi ini meliputi :

I. Pekerjaan Persiapan

II. Pekerjaan tanah

III. Pekerjaan pasangan

IV. Pekerjaan pintu dan jendela

V. Pekerjaan plafond

VI. Pekerjaan beton 1 : 2 : 3

VII. Pekerjaan lantai

VIII. Pekerjaan pengecatan

IX. Pekerjaan sanitair

X. Pekerjaan instalasi Listrik

XI. Pekerjaan Atap

XII. Pekerjaan lain-lain

I. PEKERJAAN I.1. Uitzet/Bouwplank


PERSIAPAN
a. Uitzet atau Pengukuran awal harus dilakukan guna menentukan titik-titik
kolom bangunan di lapangan, serta titik duga tinggi 0,00 m

b. Hasil pengukuran di lapangan harus dinyatakan dengan tanda-tanda


berupa patok- patok ukur di titik-titik kordinat yang dimaksud serta diberi
tanda duga tingginya (peil 0,00 m) dengan cat warna merah. Patok-

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


patok ukur harus terbuat dari kayu meranti/kruing berukuran penampang
5/7 cm, ditanam kokoh sedemikian sehingga tidak rusak/berubah tempat
oleh kerena benturan-benturan kecil akibat pelaksanaan pekerjaan
lainnya (pemasangan bouwplank). Bila patok-patok ini bergeser,
miring/tenggelam/tercabut, maka kontraktor pelaksana harus
menggantinya dengan melakukan pengukuran kembali sebagaimana
mestinya.

c. Pengukuran harus dilaksanakan oleh tenaga pengukur lapangan yang


terampil dengan menggunakan alat ukur Theodolite. Pengukuran ini
harus selalu disertai oleh direksi lapangan dan sebelum penanaman patok
ukur, titik-titik ukur yang ditetapkan sudah harus disetujui oleh direksi.

d. Pengukuran awal ini akan dituangkan dalam berita acara pengukuran


awal (Uitzet) yang ditandatangani semua pihak yang terlibat dalam
pelaksanaan konstruksi bangunan ini untuk dipakai sebagai pedoman
awal bagi pengukuran selanjutnya.

I.2. Pengukuran selanjutnya

a. Pengukuran selanjutnya dilaksanakan bertahap sesuai


dengan tahapan pekerjaan yang membutuhkannya yang antara lain
adalah :

- Untuk penetapan pemasangan Bouwplank

- Untuk penetapan titik-titik pondasi

- Untuk leveling lantai struktur, ring balok,


kedudukan kuda-kuda dan

- Untuk pengecekan kebenaran kedudukan elemen-


elemen konstruksi selama pekerjaannya.

b. Berdasarkan keperluan diatas maka kontraktor pelaksana


harus senantiasa menyediakan pesawat ukur theodolite ini di lapangan
selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi berlangsung.

c. Bila oleh karena sesuatu hal kontraktor pelaksana tidak


dapat menyediakannya di lapangan pekerjaan maka Direksi (Konsultan
Pengawas) berwenang mengadakannya dengan biaya sewa yang
ditanggung oleh kontraktor pelaksana. Hal ini sudah harus dianggap
sebagai faktor-faktor yang sudah diperhitungkan di dalam penawaran
pekerjaan ini.
I.3.

Pekerjaan Pemasangan Bouwplank (papan bangunan)

a. Bahan yang dipakai untuk pekerjaan ini adalah :

- Kayu meranti ukuran 5/7 dan 3/20

- Cat warna merah

b. Papan bangunan ukuran 3/20, diketam rata permukaan atasnya,


dipasang rata air setinggi duga.

c. Lantai ( 0,00) berjarak 2 m ke arah luar as kolom bangunan.

d. Tiang papan bangunan ukuran 5/7, dipasang kokoh pada jarak 2 m.

e. Semua titik as kolom pada papan bangunan harus diberi tanda


dengan cat dan paku.
I.4.

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


Kantor Kontraktor, Gudang dan Direksi Keet

a. Kontraktor harus membangun Kantor, Gudang dan Direksi Keet di site


seperti yang ditentukan guna pelaksanaan pekerjaan sesuai kontrak.

b. Kontraktor harus menjamin sedemikian rupa sehingga seluruh fasilitas


I.5. fasilitas/bahan yang diperlukan dapat terhindar dari kerusakan.

Pembersihan

Kontraktor wajib membersihkan lokasi proyek dari kotorankotoran yang


disebabkan oleh kegiatan pekerjaannya dan semua kotoran harus dibuang
keluar proyek oleh Kontraktor setiap hari.

I.6
Kelengkapan Pekerjaan

a. Air Kerja dan Listrik Kerja

- Yang dimaksudkan dengan air kerja adalah air


untuk pencampur/ dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Air
untuk adukan beton sebelumnya harus dimintakan persetujuan
Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi disertai hasil test
laboratorium.

- Kontraktor harus menyediakan instalasi listrik


kerja atas biaya Kontraktor sendiri.

b. Pagar Darurat

1. Kontraktor harus membuat pagar darurat yang sifatnya


melindungi dan menutupi lokasi yang akan dibangun.

2. Pagar harus cukup menjamin keamanan lokasi


tersebut, dengan kwalitas:

- Bahan dari seng BJLS 30 rangka kayu, dicat berwarna.

- Tinggi pagar + 2 m

- Ruang gerak selama pelaksanaan dalam lokasi berpagar harus


cukup leluasa untuk lancarnya pekerjaan.

c. Papan Pemberitahuan

Kontraktor atas biaya sendiri harus mendirikan sebuah Papan


Pemberitahuan disuatu tempat yang akan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi. Rencana dan gambar pada papan ini
harus sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh Direksi.

d. I k l a n

Kontraktor dilarang memberi ijin atau memberi kesempatan untuk


mengiklankan daerah pekerjaannya tanpa seijin dari Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi.

e. Obat P.P.P.K ( P3K)

Kontraktor wajib mempersiapkan segala obat obatan dan keperluan lain


yang berhubungan dengan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009
( P3K), Perlengkapan tersebut harus memenuhi ketentuan ketentuan
dan harus dipelihara terus sesuai dengan keinginan Konsultan Pengawas/
Manajemen Konstruksi. Dan harus selalu siap dipergunakan untuk setiap
saat.

f. Alat alat Kerja dan Alat alat Pembantu

Kontraktor harus menyediakan alat-alat kerja sendiri untuk


kesempurnaan pelaksanaan pekerjaan seperti: beton molen, vibrator,
pompa air dan alat-alat pembantu lainnya.

g. Ijin dan Garis Sempadan Bangunan

Kontraktor harus mempersiapkan segala ijin yang berkaitan dengan


pelaksanaan pekerjaan dan sebelum mulai kerja bersama-sama Dinas
Pekerjaan Umum menetapkan Garis Sempadan Bangunan.

h. Keamanan dan Tata Tertib Lapangan.

- Kontraktor diwajibkan mengadakan pengamanan


lokasi pekerjaan antara lain mengadakan penjagaan siang dan
malam, penerangan malam, menyediakan alat pemadam kebakaran
sesuai kententuan yang berlaku dan jaringjaring pengaman sesuai
kebutuhan pelaksanaan pekerjaan.

- Kontraktor agar menjaga tata tertib lapangan dan


hanya orang-orang yang berkepentingan dengan proyek saja yang
diperbolehkan masuk lokasi pekerjaan. Semua kejadian mengenai hal
diatas agar dilaporkan kepada Konsultan Pengawas/Manajemen
Kontruksi.

i. Pengangkutan Material

Pengangkutan material masuk maupun keluar area Pekerjaan di


usahakan tidak melalui jalan di dalam kampus. Kontraktor agar
mrngusahakan dan mempersiapkan segala ijin penggunaan jalan
lingkungan di luar kampus.

II. PEKERJAAN II.1. Pekerjaan Galian


TANAH
a) Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan galian harus memenuhi syarat-syarat seperti yang ditentukan


dalam gambar. Di lapangan harus menjaga supaya tanah di bawah/dasar
elevasi seperti pada gambar rencana atau ditentukan oleh
Direksi/Konsultan Pengawas tidak terganggu. Jika terganggu,
Kontraktor harus menggalinya dan rnengurugnya kembali lalu
dipadatkan seperti yang ditentukan o1eh Direksi/Konsultan Pengawas .

b) Syarat Syarat Pelaksanaan

- Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar


dan syarat--svarat yang ditentukan menurut gambar.

- Dasar dari semua. galian harus waterpass, bila pada galian


masih terdapat sisa-sisa akar pohon dan lain-lain sisa jasad atau
bagian-bagian yang gembur, maka ini harus digali keluar. Sedang
lubang-lubang tadi diisi kembali dengan pasir, disiram dan
dipadatkan, sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpass.

- Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian, baik


pada waktu penggalian maupun pada waktu mengerjakan pondasi

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


harus disediakan pompa air atau pompa lumpur yang jika diperlukan
dapat berjalan terus-menerus untuk menghindari terkumpulnya air.

- Kontraktor harus memperhatikan pengamanan terhadap


dinding penahan atau penunjang sementara atau lereng yang cukup.

- Kontraktor juga diwajibkan mengambil langkah-langkah


pengamanan terhadap bangunan lain yang berada dekat sekali
dengan lubang galian yaitu dengan memberikan penunjang
sementara pada bangunan tersebut Sehingga dapat dijamin bangunan
tersebut tidak akan mengalarni kerusakan.

- Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian,


setelah mencapai jumlah tertentu harus segera disingkirkan dari
halaman pekerjaan pada setiap saat yang dianggap perlu dan atas
petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.

- Bagian-bagian yang akan diurug kembali harus diurug


dengan tanah yang bersih, bebas dari segala kotoran dan memenuhi
syarat-syarat untuk tanah urug. Pelaksanaannya secara berlapis-lapis
dengan penimbrisan. Lubang-lubang galian yang terletak di dalam
garis bangunan harus diisi kembali dengan tanah urug yang
diratakan dan diairi serta dipadatkan sampai mencapai 95%
kepadatan kering maksimum yang dibuktikan dengan test
laboratorium

- Perlindungan terhadap benda-benda berharga, jika


diperintahkan untuk dipindahkan, seluruh barang-barang berharga
yang mungkin ditemui di lapangan, harus direparasikan/diganti oleh
Kontraktor atas tanggungannya sendiri.

- Bila suatu alat atau pelayanan dinas yang sedang


dikerjakan ditemui. di lapangan dan hal tersebut tidak tertera pada
gambar atau dengan cara lain yang dapat diketahui oleh Kontraktor
dan ternyata diperlukan perlindungan atau pemindahan, Kontraktor
harus bertanggung jawab untuk mengambil setiap langkah apapun
yang menjamin bahwa pekerjaan yang sedang berlangsung tersebut
tidak terganggu.

- Bila pekerjaan pelayanan umum terganggu sebagai akibat


pekerjaan Kontraktor, Kontraktor harus segera mengganti kerugian
yang terjadi yang dapat berupa perbaikan dari barang yang rusak
akibat dari pekerjaan Kontraktor.

II.2. Pekerjaan Urugan Dan Pemadatan

a) Lingkup Pekerjaan

- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga. kerja,


bahan-bahan peralatan dan alat-alat bantu yang dibutuhkan demi
terlaksananya. pekerjaan ini dengan baik.

- Seluruh sisa penggalian yang tak terpakai untuk


penimbunan dan penimbunan kembali, juga seluruh sisa-sisa
puing-puing sampah-sampah harus disingkirkan dari lapangan.
pekerjaan. Seluruh biaya untuk ini adalah tanggungjawab
Kontraktor.

b) Persyaratan Bahan

- Bila tidak dicantumkan dalam gambar detail, maka


minimum 10 cm padat (setelah disirami, diratakan dan dipadatkan)
dibagian atas dari urugan di bawah plat-plat beton bertulang, beton
rabat dan pondasi-pondasi dangkal harus terdiri dari urugan pasir
padat.

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


- Dibawah lapisan pasir tersebut urugan yang dipakai adalah
dari jenis tanah silty clay yang bersih tanpa potorigan -potongan
bahan-bahan yang bisa lapuk serta bahan batuan yang telah
dipecah-pecah tersebut tidak boleh lebih dari 15 cm

- Direksi/Konsultan Pengawas mengharuskan agar supaya


semua urugan bahan keras hanya terdiri dari mutu yang terbaik yang
dapat diperoleh.

c) Syarat-Syarat Pelaksanaan

- Semua bagian/daerah urugan dan timbunan harus dilapis


sedemikian, sehingga dicapai suatu lapisan setebal 15 cm dalam
keadaan padat, dimana setiap lapis harus dipadatkan sebelum lapisan
berikutnya.

- Daerah urugan atau daerah yang terganggu harus


dipindahkan dengan alat pemadat/compactor "vibrator type" yang
disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.

- Pemadatan dilakukan sampai mencapai hasil kepadatan


lapangan tidak kurang dari 95 % dari kepadatan maksimum hasil
laboratorium.

- Kepadatan maksimum terhadap kadar air optimum. dari


percobaan proctor. Kontraktor harus melaksanakan penelitian
kepadatan maksimum terhadap kadar air optimum minimal 1 kali
untuk setiap jenis tanah yang dijurnpai di lapanaan. Contoh tanah,
tersebut harus disimpan dalam tabung gelas plastik untuk bukti
pcnunjukan/referensi dan diberi label yang berisikan nomor contoh,
kepadatan kering maksimum dan kadar air optimumnya.

- Penelitian harus mengikuti prosedur yang urnum dipakai


yaitu ASTM D1557-70.

- Pengeringan/pengaliran air harus diperhatikan selama


pekerjaan supaya daerah yang dikerjakan terjamin pengaliran airnya.

- Apabila material urug mengandung batu-batu, tidak


dibenarkan batu-batu yang besar bersarang, menjadi satu, dan semua
pori-pori harus diisi dengan batu-batu kecil dan tanah yang
dipadatkan.

- Kelebihan material galian harus dibuang oleh Kontraktor


ke tempat buangan yang ditentukan oleh Direksi/Konsultan
Pengawas.

d) Pengujian Mutu Pekerjaan

- Direksi/Konsultan Pengawas harus diberitahu bila


penelitian di lapangan sudah dapat dilaksanakan untuk menentukan
kepadatan relatif yang sebenarnya di lapangan.

- Jika kepadatan di lapangan kurang dari 95 % dari


kepadatan maksimum, maka Kontraktor harus memadatkan kembali
tanpa biaya tambahan sampai memenuhi syarat kepadatan yaitu tidak
kurang dari 95 % dari kepadatan maksimum di laboratorium

- Penelitian kepadatan di lapangan harus mengikuti


prosedur ASTM D 155670 atau prosedur lainnya yang disetujui oleh
Direksi/Konsultan Pengawas. Seluruh biaya untuk penelitian di
laboratorium menjadi beban Kontraktor.

- Penelitian kepadatan di lapangan tersebut dilaksanakan


setiap 500 m2 daerah yang dipadatkan atau ditentukan oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.

- Penentuan kepadatan di lapangan dapat dipergunakan

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


salah satu dari cara/prosedur di bawah ini "Density of soil in place
by sand-cone method" AASHTO.T. 191

- "Density of soil in place by driven cylinder method"


AASHTO.T.204

- "Density of soil in place the rubber balloon method"


AASHTO.T.205

- atau cara-cara lain yang harus mendapatkan persetujuan


terlebih dahulu dari Direksi/Konsultan Pengawas.

III. PEKERJAAN III.1. PEKERJAAN PONDASI BATU KALI


PASANGAN
Lingkup pekerjaan

Melaksanakan seluruh pekerjaan pemasangan pondasi batu kali. Pekerjaan


ini meliputi penyediaan bahan-bahan yang diperlukan, tenaga kerja yang
memadai dan alat-alat yang diperlukan guna memenuhi semua persyaratan
yang diminta.

1. Persyaratan Bahan

- Batu kali

Bahan batu kali harus sesuai dengan PUBI-NI-3 dan cara


pengerjaannya harus dilakukan menurut cara-cara yang sudah
dikenal.

- Pasir

Pasir yang dipakai adalah pasir pasang Jawa yang seperti disyaratkan
dalam pekerjaan beton.

- Semen PC

Semen yang dipakai adalah semen yang memenuhi persyaratan


dalam pekerjaan beton.

- Adukan

Adukan yang dipakai terdiri dari campuran 1 pc : 5 pasir

- Air

Air yang digunakan adalah air yang memenuhi persyaratan sebagai


air minum.

2. Syarat-Syarat Pelaksanaan

- Pekerjaan pemasangan batu kali dilaksanakan sesuai


dengan ukuran dan bentuk-bentuk yang ditunjukkan dalam gambar.

- Tiap-tiap batu harus dipasang penuh dengan adukan


sehingga semua hubungan batu melekat satu sama lain dengan
sempurna.

- Setiap batu harus dipasang di atas lapisan adukan dan


diketok ke tempatnya hingga tegak.

- Adukan harus mengisi penuh rongga-rongga antara batu


untuk mendapatkan massa yang berat dan integral.

- Pasangan aanstamping di bawah pondasi batu kali

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


disesuaikan dengan gambar detail pondasi.

III.2. PASANGAN BATU BATA

a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-


bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga diperoleh hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan


dinding bangunan dan seluruh detail yang
disebutkan/ditunjukkan dalam gambar dan sesuai petunjuk
Direksi Pengawas/MK.

b. Persyaratan Bahan

1. Batu bata yang dipasang


adalah dari mutu terbaik, produk lokal dan yang disetujui
Direksi Pengawas/MK. Syarat-syarat batu bata harus
memenuhi ketentuan-ketentuan dalam NI-10.

2. Batu bata/batu merah yang


digunakan ukuran 5x12x22 cm dengan mutu terbaik, siku
dan sama ukuran, sama warna serta disetujui Direksi
Pengawas/MK.

3. Bata merah Kualitas baik,


1 ukuran (satu blok/dapur) sudut siku dan tidak tumpul,
Warna : Merah tua dari bakaran kayu dalam pengiriman
ke lokasi yang pecah tidak lebih dari 10 %

4. Semen Portland yang


digunakan harus dari satu merk produk, mutu I dan
memenuhi syarat-syarat dalam NI-8.

5. Pasir aduk harus


memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2.

6. Air untuk adukan


pasangan, harus air yang bersih, tidak mengandung
lumpur/ minyak/asam basa serta memenuhi PUBI-1982
Pasal 9.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Bahan-bahan yang
digunakan sebelum dipasang, terlebih dahulu harus
diserahkan contoh-contohnya kepada Direksi
Pengawas/MK.

2. Seluruh
dinding dari pasangan batu bata/bata merah, dengan aduk
campuran 1pc : 5 pasir pasang, kecuali pasangan batu
bata semen trasram/rapat air.

3. Untuk dinding
semen trasram/rapat air dengan adukan campuran 1 PC : 3
pasir pasang, yakni pada dinding dari atas permukaan
sloof/balok/pondasi sampai minimum 20 cm diatas

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


permukaan lantai setempat, dan sampai setinggi minimal
200 cm untuk daerah shower dan minimal 180 cm untuk
daerah yang lain di atas permukaan lantai setempat dan
untuk sekeliling dinding ruang-ruang basah (pantry,
kamar mandi, WC) serta pasangan batu bata dibawah
permukaan tanah jika ada.

4. Sebelum
digunakan batu bata harus direndam air dalam bak atau
drum hingga jenuh.

5. Setelah bata
terpasang, naad/siar-siar harus dikerok sedalam 1 cm dan
dibersihkan dengan sapu lidi dan setelah kering
permukaan pasangan disiram air.

6. Dinding batu bata


yang akan diplester harus dibasahi dengan air terlebih
dahulu dan siar-siar dibersihkan.

7. Pemasangan
dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap
maksimum 24 lapis perharinya, serta diikuti dengan cor
kolom praktis. Bidang dinding batu bata tebal 1/2 batu
yang luasnya maksimal 9 m2 harus ditambahkan kolom
dan balok penguat praktis dengan kolom ukuran 13 x 13
cm, dari tulangan pokok 4 diameter minimal 10 mm,
beugel diameter 6 mm jarak 20 cm, jarak antara kolom
satu dengan yang lain dibuat maksimal 3 (tiga) meter.

8. Pelubangan akibat
pembuatan perancah pada pasangan bata merah sama
sekali tidak diperkenankan.

9. Bagian
pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton harus diberi penguat stek-stek besi beton
diameter 10 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu
ditanam dengan baik pada bagian pekerjaan beton dan
bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang-
kurangnya 30 cm, kecuali bila satu dan lain hal
ditentukan lain oleh Direksi Pengawas/MK.

10. Tidak
diperkenankan memasang bata merah yang patah lebih
dari dua atau lebih.

11. Pasangan dinding


batu bata tebal 1/2 batu harus menghasilkan dinding
finish setebal 15 cm setelah diplester (lengkap acian) pada
kedua belah sisinya. Pelaksanaan pasangan harus cermat,
rapi dan benar-benar tegak lurus terhadap lantai serta
merupakan bidang rata.

12. Pasangan batu


bata semen trasram bawah permukaan tanah/lantai harus
diberi pen dengan adukan 1 PC : 3 pasir.

13. Pasangan batu


bata dapat diterima/diserahkan apabila deviasi bidang
pada arah diagonal dinding seluas 9 m2 tidak lebih dari
0,5 cm (sebelum diaci/diplester). Adapun toleransi
terhadap as dinding yang diizinkan maksimal 1cm
(sebelum diaci/diplester).

14. Semua dinding


III.3. diatas balok dan sloof hingga 50 cm dari lantai dibuat dari

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


adukan 1pc:3ps demikian juga pada KM/WC, setinggi
1,75 cm diatas lantai. Untuk dinding lainnya dipergunakan
seperti yang disebut diatas.

15. Dinding harus


dipasang dengan perekat minimum 10 mm dan harus
lurus/rata. Untuk pemasangan dinding setiap hari tidak
boleh lebih tinggi dari 1,25 m

16. Perlindungan
untuk pemasangan dinding di udara terbuka pada waktu
hujan harus ditutup, sehingga tidak sampai kehujanan.

17. . Antara
sambungan dinding dengan kolom harus dipasang angker
pengikat, yang dipasang pada jarak 0,75 1,00 m

Plesteran Dinding

a. Lingkup Pekerjaan

1. Termasuk dalam pekerjaan ini adalah pengadaan tenaga


kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang
diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat
tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2. Lingkup pekerjaan ini meliputi seluruh plesteran dinding batu


bata bagian dalam dan bagian luar bangunan serta seluruh
detail yang ditunjukkan dalam gambar dan disetujui Direksi
Pengawas/MK.

b. Persyaratan Bahan

1. Semen Portland yang di gunakan harus dari satu produk,


mutu I dan yang disetujui MK serta memenuhi NI-8.

2. Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 dan PUBI 1982.

3. Air harus memenuhi NI-3 Pasal 10.-Campuran


(aggregate) untuk plester harus dipilih yang benar-benar
bersih dan bebas dari segala macam kotoran, harus bersih
dan melalui ayakan 1,6- 2,0 mm.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Seluruh plesteran dinding batu bata dengan aduk


campuran 1 PC : 5 pasir, kecuali pada dinding batu bata
trasram/rapat air.

2. Pada dinding batu bata trasram/rapat air di plester


dengan aduk campuran 1PC :3 PS (yang dilakukan pada
sekeliling dinding ruang pantry, kamar mandi, WC, R.
Wudhu dan bagian-bagian yang ditentukan/disyaratkan
dalam detail gambar).

3. Pasir pasang yang di gunakan harus di ayak terlebih


dahulu dengan mata ayakan seperti yang dipersyaratkan.

4. Material lain yang tidak terdapat dalam persyaratan di


atas tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian/penggantian
pekerjaan dalam bagian ini, harus bermutu baik dari
jenisnya dan di setujui Direksi Pengawas/MK.

5. Semen Portland yang di kirim ke proyek lapangan harus


dalam keadaan tertutup atau dalam kantong yang masih
disegel dan berlabel pabriknya, bertuliskan type dan
tingkatannya, dalam keadaan utuh dan tidak ada cacat.

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


6. Bahan harus disimpan di tempat yang kering, berventilasi
baik, terlindung, dan bersih.

Tempat penyimpanan bahan harus cukup menampung


kebutuhan bahan, dan dilindungi sesuai dengan jenisnya
seperti yang disyaratkan dari pabrik.

7. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan


kepada Direksi Pengawas/MK untuk mendapatkan
persetujuan, lengkap dengan ketentuan/ persyaratan dari
pabrik yang bersangkutan. Material yang tidak disetujui
harus diganti dengan material lain yang mutunya sesuai
dengan persyaratan tanpa biaya tambahan.

8. Sebelum memulai pekerjaan, Kontraktor diharuskan


memeriksa site/lapangan yang telah disiapkan apakah
sudah memenuhi persyaratan untuk dimulainya
pekerjaan.

9. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar,


spesifikasi dan lainnya, Kontraktor harus segera
melaporkan kepada Direksi Pengawas/MK. Kontraktor
tidak diperkenankan melakukan pekerjaan ditempat
tersebut sebelum kelainan/perbedaan diselesaikan.

10. Tebal plesteran 1,5 2 cm dengan hasil ketebalan dinding


finish 15 cm atau sesuai yang ditunjukkan dalam detail
gambar.

11. Ketebalan plesteran yang melebihi 2 cm harus diberi


kawat ayam untuk membantu dan memperkuat daya lekat
plesteran pada bagian yang diijinkan Direksi
Pengawas/MK.

12. Untuk setiap pertemuan permukaan dalam satu bidang


datar yang berbeda jenisnya, harus diberi/dibuat nat (tali
air) dengan ukuran lebar 7 mm dalamnya 5 mm, kecuali
bila ditentukan lain.

13. Plesteran halus (acian) digunakan campuran PC dan air


sampai mendapatkan campuran yang homogen, acian
dapat dikerjakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering
betul).

14. Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan


berlangsung wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan
membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat
kering dan melindungi dari terik panas matahari
langsung dengan bahan penutup yang bisa mencegah
penyerapan air secara cepat.

15. Kontraktor wajib memperbaiki/mengulang/mengganti bila


ada kerusakan yang terjadi selama masa pelaksanaan
(dan masa garansi), atas biaya Kontraktor selama
kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik/
Pemakai.

Plesteran yang digunakan :

- Untuk dinding yang tidak berhubungan dengan air,


plesteran yang digunakan menggunakan campuran 1 PC : 5 PS.

- Untuk dinding yang berhubungan dengan air/daerah-


daerah basah KM/WC setinggi 1.75 m dari lantai dengan campuran
1 PC : 3 PS.

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


- Untuk mengaduk campuran baik pasangan maupun
plesteran menggunakan mesin-mesin pengaduk (molen). Apabila
terpaksa mencampur dengan tangan (cangkul dan sekrop), maka
landasan tempat adukan harus kuat. Tidak dibenarkan memakai
adukan yang telah mengering.

- Untuk plesteran beton, sebelum plesteran dilakukan maka


terlebih dahulu dilukai dengan betel, dan kemudian dibersihkan dan
disaput dengan air semen.

- Pekerjaan plesteran baru dapat dilaksanakan setelah


pekerjaan instalasi air dan listrik terpasang.

- Seluruh permukaan tembok yang akan diplester harus


dibasahi atau disiram dengan air bersih dahulu sampai bersih.

- Dinding yang setelah diplester harus dibasahi sekurang-


kurangnya selama 7 hari, untuk mencegah pengeringan plesteran
sebelumnya.

- Semua pekerjaan plesteran, harus rata, halus, tegak lurus


dan siku, Pekerjaan plesteran yang sudah selesai harus terbebas dari
retak-retak/noda-noda dan cacat lainnya.

- Plesteran dinding dikerjakan dengan tebal minimum 1 cm


dan tidak lebih tebal dari 2 cm, selanjutnya untuk mendapatkan
permukaan yang halus, maka tembok harus diaci.

- Plesteran untuk dinding yang akan dicat tembok setelah


diaci dalam keadaan setengah kering digosok dengan kertas semen.

IV. PEKERJAAN IV.1 PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA


PINTU DAN
JENDELA 1. Lingkup Pekerjaan

- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,


bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya untuk
pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
baik dan sempurna.

- Pekerjaan pembuatan kosen Pintu dan Jendela alumunium


meliputi Seluruh detail yang dinyatakan/ditunjuk dalam gambar.

- Pekerjaan pembuatan daun pintu dan jendela alumunium


meliputi Seluruh detail yang dinyatakan/ditunjuk dalam gambar.

- Ukuran kosen pintu dan jendela alumunium sesuai detail


gambar.

- Ukuran kosen pintu dan jendela alumunium sesuai detail


gambar.

2. Persyaratan Bahan

a. Kusen Aluminium

- Produksi dari pabrik ex.YKK, atau yang setara.

- Mempunyai bidang halus, sejajar, tidak bergelombang-


gelombang.

- Ukuran kusen pintu dan jendela adalah alumunium 4 ( 10


cm ) atau atas petunjuk-petunjuk Konsultan Pengawas/Manajemen
Konstruksi.

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


- Ukuran daun pintu memakai alumunium 4 sedangkan
daun jendela memakai alumunium 3 atau atas petunjuk-petunjuk
Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi.

- Warna alumunium yang digunakan adalah warna putih


(Silver), baik pada kusen pintu jendela maupun pada daun pintu
jendela atau atas petunjuk-petunjuk Konsultan
Pengawas/Manajemen Konstruksi

- Pemasangan kusen alumunium pada lantai keramik,


dinding bata dan beton digunakan viser S7 tiap jarak 60 cm,
pemasangan pada bidang kayu sigunakan skrup panjang 6 cm tiap
jarak 60 cm.

- Rongga yang terjadi lebih besar dari 1.5 cm maka dinding


harus diratakan dan dibuat lurus terlebih dahulu dengan plesteran
dan acian dan dibenangi selebar kusen alumunium yang akan
dipasang

- Pemasangan sealent harus penuh, padat, rata, dan rajin


pada bidang yang di sealent

b. Daun Pintu Panil Kayu

- Mutu dan kualitas kayu adalah kayu lokal sesuai dengan


persyaratan bahan yang berlaku diindonesia

- Semua kayu yang dipakai harus tua, benar-benar kering


(oven), lurus, tanpa cacat dan retak

- Ukuran kayu adalah ukuran jadi seperti tertera pada


gambar kerja dengan toleransi 3mm

- Sebelum pelaksanaan semua pekerjaan kayu, material yang


digunakan harus sesuai contoh yang disetujui direksi pengawas
lapangan dari setiap jenis yang dipilih

- Kelembaban kayu:

a. Untuk ketebalan kayu < 3cm,


disyaratkan kelembaban kayu tidak lebih dari 19% terpasang

b. Umtuk ketebalan kayu > 7cm,


diijinkan kelembaban maksimum 18% terpasang

c. Untuk ketebalan kayu antara 3


cm sampai dengan 7 cm, kelembaban yang diijinkan
maksimum 12% pada saat terpasang.

- Semua pengikat berupa paku, skrup, baut, dynabolt, kawat


dan lainya harus bergalvanisir sesuai dengan persyaratan yang
berlaku diindonesia

- Pemborong wajib mengajikan contoh bahan/material untuk


mendapatkan persetujuan Direksi/Pengawas lapangan

c. pintu Besi

- Kusen besi dibuat dari bahan square tube (pipa kotak)


ukuren 60.60.3 atau 50.50.3. sesuai yang tertera didalam gambar
rencana , disambung dengan las listrik penuh dan dilengkapi angker
12 mm sebagai ikatan dengan dinding/kolom

- Daun pintu besi rangka square tube ukuran 40.40.3 dengan


bentuk dan ukuran sesuai gambar rencana, diberi penutup plat besi
tebal 2 mm dan pada bagian bawah diberi penutup kawat loket sesuai
gambar rencana. Semua sambungan memakai sambungan las listrik

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


- Pintu besi dilengkapi dengan engsel yang sesuai dan diberi
grendel serta gembok

- Semua permukaan kusen dan daun pintu besi harus dicat


meni besi dari jenis Zink chromate primer, selanjutnya difinish
dengan cat besi merk Emco atau sekualitas atas persetujuan Direksi

d. Daun Jendela Kaca Rangka Alumunium

1. Rangka pintu dan jendela :

Menggunakan profil alumunium ex. YKK atau setara dengan


finish natural anodized yang disetujui Direksi Pengawas/MK.

2. Bahan panel :

a. Untuk panil di gunakan bahan kaca dari produk dalam


negeri ex Asahi Mas atau setara, mutu AA, dan yang
memenuhi persyaratan dalam PUBI 82 pasal 63 & SII
0189-78.

b. Digunakan kaca berwarna atau clear (sesuai yang


dinyatakan gambar) tebal minimum 6 mm untuk bagian
dalam (interior) dan tebal 8 mm untuk bagian luar
(exterior) yang disetujui Direksi Pengawas/MK.

3. Accessories :

Segala peralatan pelengkap ( sekrup, angkur) harus


digalvanis, atau sesuai yang disyaratkan dari pabrik yang
bersangkutan.

d. Pekerjaan Pintu dan jendela kaca Frameless

a. Lingkup Pekerjaan

1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,


bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang
digunakan dalam pelaksanaan, hingga dapat dicapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2. Pekerjaan ini meliputi pekerjaan semua pintu kaca Frameless,


dan disebutkan/ditunjukkan pada gambar serta shop drawing
dari Kontraktor yang disetujui Direksi Pengawas/MK.

b. Persyaratan Bahan

Pintu kaca dan jendela kaca frameless menggunakan kaca


tempered tebal 12 mm warna bening ex Asahimas atau setara
dan disetujui Direksi Pengawas/MK

3. Syarat-Syarat Pelaksanaan

- Sebelum melaksanakan pekerjaan, kontraktor diwajibkan


untuk meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan
(ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola,
layout/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail
sesuai gambar.

- Bagian dinding/tembok yang akan dipasang kusen


alumunium harus rata, siku dan timbang (dikerjakan oleh alat
pengukur datar atau tegak) dan sudah difinishing oleh cat tembok.

- Pemotongan alumunium harus benar-benar membentuk


sudut 45 derajat, tidak diperkenankan miring-miring.

- Pemasangan daun pintu dan jendela alumunium pada


setiap sudut pertemuannya diberi penguat dari bahan kayu atau atas

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


petunjuk-petunjuk Konsultan Pengawas/Manajemen Konstruksi.

- Pertemuan antara dua sudut benarbenar pas/presisi, lalu


diikat dengan mata bor rivert.

- Kosen yang terpasang harus sesuai petunjuk gambar dan


diperhatikan ukuran, bentuk profil, type kosen dan arah pembukaan
pintu/jendela.

- Detail kosen dan sambungan dengan material lain harus


disesuaikan dengan type pintu/jendela yang akan terpasang.

- Pembuatan dan penyetelan/pemasangan kosen-kosen harus


lurus dan siku, sehingga mekanisme pembukaan pintu/jendela
bekerja dengan sempurna.

- Setelah terpasang perlu diberi pelindung terhadap benturan


dan pengotoran akibat pelaksanaan pekerjaan lain.

- Pertemuan dengan bidang dinding dan atau dinding kaca


harus rapi, rapat, tidak bercelah dan tegak lurus

- Sekeliling tepi kaca yang terlihat berbatasan dengan


dinding dan pertemuan antar kaca agar diberi sealant mutu baik
supaya kedap air dan suara.

IV.2 PEKERJAAN PENGGANTUNG/KUNCI

1. Lingkup Pekerjaan

- Dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja,


bahan-bahan, perlengkapan dan alat bantu lainnya yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang bermutu, baik dan sempurna.

- Meliputi pengadaan, pemasangan, pengaman dan


perawatan dari seluruh alat-alat yang dipasang pada daun pintu dan
pada daun jendela serta seluruh detail yang disebutkan/ditentukan
dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan

- Semua penggantung dan pengunci menggunakan produksi


dari pabrik ex. SES atau yang setara,

- Semua hardware dalam pekerjaan ini, dari produk yang


bermutu baik, seragam dalam pemilihan warnanya serta dari
bahan-bahan yang telah disetujui Direksi/Kosultan Pengawas.

- Mekanisme kerja dari sernua peralatan harus sesuai


dengan ketentuan gambar.

- Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda


pengenal, terbuat dari pelat aluminium yang tertera nomor
pengenalnya. Pelat ini dihubungkan dengan anak kunci dengan
cincin nikel. Untuk anak-anak kunci harus disediakan sebuah lemari
anak kunci dengan backed enamel finish dilengkapi kaitan-kaitan
untuk anak kunci lengkap dengan nomor-nomor pengenal. Lemari
ini harus. menggunakan engsel piano serta dilengkapi denah.

- Perlengkapan daun pintu

a. Engsel (butt hinges) dengan pemasangan 3


buah untuk pintu single dan 6 buah untuk pintu double. Pada
daun jendela minimum dipasang 2 buah setiap daunnya.

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


b. Assesories Handle

- Kunci tanam harus terpasang kuat pada rangka daun pintu.


Setelah kunci terpasang, noda-noda bekas cat atau bahan finish
lainnya yang menempel pada kunci harus dibersihkan dan
dihilangkan sama sekali.

3. Syarat-Syarat Pelaksanaan

- Semua peralatan yang akan digunakan dalam pekerjaan


ini, sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-contohnya
kepada Direksi/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan. Pengajuan/penyerahan harus disertai brosur/spesifikasi
dari pabrik yang bersangkutan .

- Apabila dianggap perlu, Direksi/Konsultan Pengawas


dapat diminta untuk mengadakan test-test laboratorium yang
dilakukan terhadap contoh-contoh bahan yang diajukan sebagai dasar
persetujuan. Seluruh biaya test laboratorium menjadi tanggungjawab
Kontraktor sepenuhnya.

- Engsel atas dipasang tidak lebih dari 28 cm (as) dari sisi


atas pintu ke bawah. Engsel bawah dipasang tidak lebih dari 32 cm
(as) dari permukaan lantal ke atas. Engsel tengah dipasang di
tengah-tengah antara dua engsel tersebut.

- Untuk pintu toilet, jarak tersebut diambil dari sisi atas dan
sisi bawah daun pintu 28 cm.

- Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik. Tanda


pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan pintunya.

- Semua kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada


rangka daun pintu, dipasang setinggi 90 cm dari lantai atau sesuai
gambar.

- Pemborong diwajibkan mengajukan dalam rangkap 3


gambar rencana tata letak dengan nomor unit masing-masing serta
dalam Key Control Schedule berdasarkan gambar denah arsitektur
per lantai yang telah ada.

- Di dalam schedule tersebut terlihat :

a. Nomor-nomor pintu yang harus diberi kunci

b. Tipe-tipe bahan atau kunci yang akan dipasang

c. Arah pembukaan kunci

IV.3. PEKERJAAN KACA

1. Lingkup Pekerjaan

- Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan


alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan, sehingga dapat
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna

- Pekerjaan kaca meliputi seluruh detail yang


disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar.

2. Persyaratan Bahan

- Kaca adalah benda yang terbuat dari glass yang pipih pada
umumnya mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus
cahaya, dapat diperoleh dari proses-proses tarik, gilas dan
pengambangan (Float glass).

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


- Toleransi lebar dan panjang.

Ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti


yang ditentukan oleh pabrik.

- Kesikuan :

Kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut


serta tepi potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maximum
yang diperkenankan adalah 1,5 mm per meter.

- Cacat-cacat :

a. Cacat-cacat lembaran bening


yang diperbolehkan harus sesuai ketentuan dari pabrik.

b. Kaca yang digunakan harus


bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu
pandangan.

c. Kaca harus bebas dari


keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian atau
seluruh tebal kaca).

d. Kaca harus bebas dari


gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar ke arah
luar/dalam).

e. Harus bebas dari benang


(string) dan gelombang (wave), benang adalah cacat garis
timbul yang tembus pandang, dan gelombang adalah
permukaan kaca yang berubah dan mengganggu pandangan.

f. Harus bebas dari


bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch).

g. Bebas lengkungan (lembaran


kaca yang bengkok).

h. Mutu kaca lembaran yang


digunakan mutu AA.

- Bahan kaca :

a. Bahan kaca dan cermin,


harus sesuai SH 0189/79 dan PBVI 1982.

b. Kaca jendela dipakai t = 5


mm dan warna sesuai dengan gambar dan persetujuan
direksi/pengawas.

c. Pintu kaca menggunakan


kaca tempered t = 12mm dan warna sesuai dengan gambar
dan persetujuan direksi/pengawas

d. Bahan untuk cermin


menggunakan Clear Float Glass, tebal 6 mm.

e. Disatu permukaannya
dilapisi Chemical Deposited Silver. Permukaan harus bebas
noda dan cacat, bebas sulfida maupun bercak-bercak lainnya.

- Semua bahan kaca dan cermin sebelum dan sesudah


terpasang harus mendapat persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.

- Sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak


akibat pemotongan, harus digurinda/dihaluskan, hingga membentuk
tembereng.

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


- Pada tiap pemasangan kaca harus selalu digunakan karet
kaca dan sealent yang rata , rapi dan rapat.

3. Syarat-Syarat Pelaksanaan

- Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk


gambar, uraian dan syarat-syarat pekerjaan dalam buku ini.

- Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian.

- Semua bahan yang telah terpasang harus disetujui oleh


Direksi/Konsultan Pengawas.

- Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari


kerusakan dan benturan, dan diberi tanda agar mudah diketahui.
Tanda-tanda tersebut tidak boleh menggunakan kapur, melainkan
harus dibuat dari potongan kertas yang direkatkan dengan
menggunakan lem aci.

- Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan


menggunakan alat-alat pemotong, kaca khusus.

- Pemotongan kaca harus disesuaikan ukuran rangka,


minimal 10 mm masuk ke dalam alur kaca pada kosen.

- Pembersih akhir dari kaca harus menggunakan kain katun


yang lunak dengan menggunakan cairan pembersih kaca.

- Hubungan kaca dengan kaca atau kaca dengan material


lain tanpa melalui kosen, harus diisi dengan lem silikon warna
transparant dan hitam ex General Electric. Cara pemasangan dan
persiapan-persiapan pemasangan harus mengikuti yang dikeluarkan
pabrik.

- Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata,
tidak diperkenankan retak dan pecah pada sealant/tepinya, bebas dari
segala noda dan bekas goresan.

Kaca yang terpasang sesuai dengan contoh yang telah diserahkan dan semua
yang terpasang harus disetujui Direksi/Konsultan Pengawas. Jenis cermin
sesuai dengan yang telah disebutkan dalarn syarat pemakaian bahan material
dalam uraian dan syarat pekerjaan tertulis ini.

V. PEKERJAAN V.1 Lingkup Pekerjaan


PLAFOND
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,
bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu yang diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan ini hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.

Pekerjaan plafond ini dilakukan termasuk rangka


Hollow dan list keliling/tepi, dilakukan meliputi seluruh plafond yang
disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar atau, sesuai petunjuk
Direksi/Konsultan Pengawas.
V.2

Persyaratan Bahan

1. Gypsum Board tebal 9 mm ex Jaya Board atau satara dan

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


disetujui Direksi Pengawas/MK.

2. Untuk daerah Toilet/Overstek (luar) digunakan: Gypsum Water


Resistant ex. Jaya Board atau setara dan disetujui Direksi
Pengawas/MK.

3. Untuk semua rangka plafond menggunakan hollow 40x40x0.4 mm


dan 20x40x0.4 sebagai pembagi.

4. Pola pemasangan : Sesuai dengan yang ditunjukkan dalam


gambar.

5. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan


persyaratan dalam PUBI 82 pasal 38, memenuhi SII.0404-81 dan
V.3 NI-5.

Persyaratan Pelaksanaan

- Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang, terlebih


dahulu harus diserahkan contoh-contohnya untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas.

- Material lain yang tidak tcrdapat pada daftar diatas, tetapi


diperlukan untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian
ini, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui
Direksi/Konsultan Pengawas.

- Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish).

- Pada pekerjaan plafond ini perlu diperhatikan adanya


pekerjaan lain yang dalam pelaksanaannya sangat erat hubungannva
dengan pekerjaan plafond. Sebelum pemasangan plafond, pekerjaan
lain yana terletak diatas plafond harus sudah terpasang dengan
sempurna.

- Pada pekerjaan langit-langit ini perlu diperhatikan adanya


pekerjaan lain yang dalam pelaksanaannya sangat erat hubungannya
dengan pekerjaan langit-langit ini.

- Sebelum dilaksanakan pemasangan langit-langit,


pekerjaan lain yang terletak diatas langit-langit harus sudah
terpasang dengan sempurna.

- Harus diperhatikan terhadap disiplin lain diantaranya


pekerjaan elektrikal dan perlengkapan instalasi yang diperlukan. Bila
pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas tidak tercantum gambar plafond,
harus diteliti terlebih dahulu pada gambar-gambar instalasi yang lain
(EL, PL dan lain-lain). Untuk detail pemasangan harus konsultasi
dengan Direksi/Konsultan Pengawas.

- Pola pemasangan plafond ethernit dan List profil gypsum


sesuai yang.ditunjukkan dalam gambar.

- Harus diperhatikan terhadap disiplin lain diantaranya


pekerjaan elektrikal dan perlengkapan instalasi yang diperlukan.Bila
pekerjaan-pekerjaan tersebut diatas tidak tercantum gambar rencana
langit-langit harus diteliti terlebih dahulu pada gambar-gambar
instalasi yang lain (Elektrikal, AC dan lain-lain). Untuk detail
pemasangan harus konsultasi dengan MK.

- Penggantung rangka utama harus dapat diatur


ketinggiannya, jarak penggantung maksimum 120 cm.

- Rangka pembagi berjarak maksimum 60 cm.

- Pemasangan gypsum pada rangka dengan galvanize "self

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


tapping screw" berjarak 30 cm.

- Pada sambungan gypsum digunakan semen pengisi sesuai


rekomendasi pabrik, yang sebelumnya ditutup dengan non fabric
material minimum lebar 5 cm.

- Pada bagian tepi langit-langit dipasang list bentuk profil


ukuran sesuai yang ditunjukkan dalam detail gambar, dari bahan
alumunium yang difinish sesuai yang disyaratkan.

- Bidang pemasangan plafond gypsum harus rata/waterpass,


tanpa naad. Hasil pemasangan harus betul-betul rapih.

- Pada bagian tepi plafond dipasang cornice bentuk profil


ukuran sesuai dengan yang ditunjukkan dalam detail gambar, dari
bahan gypsum yang difinish cat sesuai yang disyaratkan.

VI. PEKERJAAN VI.1 Lingkup Pekerjaan


BETON
1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan beton
bertulang, kolom, sloof, balok, dan pekerjaan-pekerjaan lain
sehubungan dengan persyaratan pekerjaan sesuai dengan gambar-
gambar.

2. Bagian ini mencakup segala sesuatu yang diperlukan untuk


pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan gambar dan spesifikasi.

3. Pekerjaan yang mencakup dalam bagian ini adalah

a. Bahan, upah dan peralatan untuk mengaduk, memasang


cetakan, pembesian, penyelesaian, pemeliharaan beton.

b. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua


pembesian, serta item-item pekerjaan yang tertanam dalam
beton.

c. Perencanaan, pelaksanaan dan pembongkaran


cetakan-cetakan beton.

d. Penyelesaian dan pemeliharaan beton.

e. Semua jenis pekerjaan yang menunjang pekerjaan beton


VI.2 termasuk pengangkutan, penyimpanan bahan-bahan.

Syarat-Syarat Umum dan Peraturan

1. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah-istilah


teknik serta syarat-syarat pelaksanaan beton secara umum menjadi
satu kesatuan dalam bagian dokumen ini.

2. Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi ini, maka semua


pekerjaan beton harus sesuai dengan standar dibawah ini.

1. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan-bahan Bangunan


(P.U.B.B./N.1.3 1970).

2. Peraturan. Cement Portland (N.I.8-1964)

3. Peraturan Beton Indonesia (N.I.2/P.B.1 1971) Peraturan


Muatan Indonesia (P.M.1-1970)

4. American Society for Testing and Materials (ASTM)


American Concrete Institute (A.C.I)

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


5. Tata Cara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung (SNI-0302847-1991).

3. Persyaratan-persyaratan dalam standar-standar tersebut


diatas adalah persyaratan minimum. Bilamana terjadi ketidak
sesuaian antara peraturan-peraturan tersebut diatas maka
peraturan-peraturan Indonesia yang menentukan.

4. Semua bahan yang digunakan dalam pekerjaan ini harus


mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas/Ahli
sebelum digunakan dalam proyek ini.

VI.3 Bahan

1. Pengujian bahan

1) Pengawas lapangan berhak memerintahkan diadakan pengujian


pada setiap bahan yang digunakan pada pelaksanaan konstruksi
beton untuk menentukan apakah bahan tersebut mempunyal mutu
sesuai dengan mutu yang telah ditetapkan.

2) Pengujian bahan dan pengujian beton harus dibuat sesuai dengan


tata cara-tata cara yang terdapat pada pasal 2.

3) Laporan Iengkap pengujian bahan dan pengujian beton harus


tersedia untuk pemeriksaan selama pekerjaan berlangsung dan pada
masa 2 tahun setelah selesainya pembangunan.

2. Semen

1) Semen harus memenuhi salah satu dan ketentuan berikut:

- SNI 15-2049-1994, Semen portland.

- Spesifikesi semen blended hidroIis (ASTM C 595 ) kecuali


tipe S dan SA yang tidak diperuntukkan sebagai unsur
pengikat utama struktur beton.

- Spesifikasi semen hidrolis ekspansif (ASTM C 845)

2) Semen yang digunakan pada pekerjaan konstruksi harus sesuai


dengan semen yang digunakan pada perancangan proporsi
campuran. Lihat 7.2.

3 Agregat

1. Agrregat untuk beton harus memenuhi salah satu dari


ketentuan berikut:

- Spesifikasi agregat untuk beton (ASTM C33)

- SNI 03-2461-1991, Spesifikasi agregat ringan untuk beton


struktur.

2. Ukuran maksimum nominal agregat kasar harus tidak


melebihi:

- 1/5 jarak terkecil antara sisi-sisi cetakan, ataupun

- 1/3 ketebalan pelat lantai,ataupun

- 3/4 jarak bersih minimum antara tulangan-tulangan atau


kawat-kawat, bundel tulangan, atau tendon-tendon prategang
atau selongsong-selongsong.

4. Air

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


1. yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dan
bahan-bahan merusak yang mengandung oil, asam, alkali, garam,
bahan organik, atau bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap
beton atau tulangan.

2. Air pencampur yang digunakan pada beton prategang atau pada


beton yang di dalamnya tertanam logam aluminium,term asuk air
bebas yang terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion
kiorida dalam jumlah yang membahayakan. Lihat 6.4(1).

3. Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton,
kecuali ketentuan berikut terpenuhi:

a. Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada


campuran beton yang menggunakan air dan sumber yang
sama.

b. hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji


mortar yang dibuat dan adukan dengan air yang tidak dapat
diminum harus mempunyai kekuatan sekurang-kurangnya
sama dengan 90% dari kekuatan benda uji yang dibuat dengan
air yang dapat diminum. Perbandingan uji kekuatan tersebut
harus dilakukan pada adukan serupa, terkecuali pada air
pencampur, yang dibuat dan diuji sesuai dengan Metode uji
kuat tekan untuk mortar semen hidrolis (menggunakan
spesimen kubus dengan ukuran sisi 50 mm) (ASTM C109)

5. Baja tulangan

1. Baja tulangan yang digunakan harus tulangani


ulir, kecuali baja poles diperkenankan untuk tulangan spiral atau
tendon. Tulangan yang terdiri dari profil baja struktural, pipa baja,
atau tabung baja dapat digunakan sesuai dengan persyaratan pada
tata cara ini.

2. Pengelasan baja tulangan harus memenuhi


Persyaratan pengelasan struktural baja tulangan ANSI/AWS Dl .4
dari American Welding Society. jnis dan lokasi sambungan las
tumpuk dan persyaratan pengelasan lainnya harus ditunjukkan
pada gambar rencana atau spesifikasi.

3. Baja tulangan ulir (BJTD)

a. Baja tulangan ulir harus memenuhi salah satu ketentuan


berikut:

- Spesifikasi untuk batang baja billet ulir dan polos


untuk penulangan beton (ASTM A 615M)

- Spesifikasi untuk batang baja axle ulir dan polos


untuk penulangan beton (ASTM A617M)

- Spesifikasi untuk baja ulir dan polos low-alloy untuk


penulangan beton (ASTM A 706M)

b. Baja tulangan ulir dengan spesifikasi kuat leleh fy melebihi


400 boleh digunakan, selama fy adalah nilai tegangan pada
regangan 0.35 %

c. Anyaman batang baja untuk penulangan beton harus


memenuhi Spesifikasi untuk anyaman batang baja ulir yang
difabrikasi untuk tulangan baton bertulang (ASTM A 184M)
baja tulangan yang digunakan dalam anyaman harus
memenuhi salah satu persyaratan-persyaratan yang terdapat
dalam 5.5(3.(1)

d. Kawat ulir untuk penulangan beton harus memenuhi


Spesifikasi untuk kawat baja ulir untuk tulangan beton
BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009
(ASTM A 496) kecuali bahwa kawat tidak boleh lebih kecil
dari ukuran D4 dan untuk kawat dengan spesifikasi kuat leleh
fy melebihi 400 MPa, maka fy harus diambil sama dengan
nilai tegangan pada regangan 0.35% bilamana kuat leleh yang
disyaratkan dalam perencanaan melampaui 400 MPa

e. Jaring kawat polos las untuk penulangan beton harus


memenuhi Spesifikasi untuk jaring kawat baja polos untuk
penulangan beton (ASTM A 185) kecuali bahwa untuk
tulangan dengan spesifikasi kuat leleh melebihi 400 MPa,
maka fy diambil sama dengan nilai tegangan pada regangan
0.35%. bilamana kuat leleh yang disyaratkan dalam
perencanaan melampaui 400 MPa. Jarak antara titik-titik
persilangan yang dilas tidak boleh lebih dan 300 mm pada
arah tegangan yang ditinjau, kecuali untuk jaring kawat yang
digunakan sebagai sengkang sesuai dengan 14.13(2)

f. Jaring kawat ulir las untuk penulangan beton harus


memenuhi Spesifikasi jaring kawat las ulir untuk penulangan
beton (ASTM A 497 M) kecuali bahwa untuk kawat dengan
spesifikasi kuat leleh fy melebihi 400 MPa, maka fy harus
diambil sama dengan nilai tegangan pada regangan 0.35%,
bilamana kuat leleh yang disyaratkan dalam perencanaan
melampaui 400 MPa. jarak antara titik-titik persilangan yang
dilas tidak boleh lebih dan 300 mm pada arah tegangan yang
ditinjau, kecuali untuk jaring kawat yang digunakan sebagai
sengkang sesuai dengan 14.13(2)

g. Baja tulangan yang digalvanis harus memenuhi


Spesifikasi baja tulangan berlapis seng (galvanis) untuk
penulangan beton (ASTM A 767M). Baja tulangan berlapis
epoksi harus memenuhi persyaratan Spasifikasi untuk
tulangan dengan pelapis epoksi (ASTM A775M) atau dengan
Spesifikasi untuk lapisan epoksi pada baja tulangan yang
diprefabrikasi (ASTM A 934M) Tulangan berlapis epoksi
atau galvanis harus memenuhi salah satu dari spesifikasi yang
terdapat pada 5.5(3(1)

h. Kawat dan jaring kawat las yang dilapisi epoksi harus


memenuhi Spesifikasi untuk kawat baja dan faring kawat las
berlapis epoksi untuk tulangan (ASTM A884M) Kawat yang
akan dilapisi epoksi harus memenuhi ketentuan 5.5(3(4)dan
jaring kawat las yang akan dilapisi epoksi harus memenuhi
ketentuan 5.5(3(5) atau 5.5(3(6)

4. Baja tulangan polos

a. Tulangan polos untuk tulangan spiral harus


memenuhi persyaratan pada 5.5(3(1a), 5.5(3(1b) atau
5.5(3(1c)

b. Kawat polos untuk tulangan spiral harus


memenuhi Spesifikasi untuk kawat tulangan polos untuk
penulangan beton ASTM A82), kecuali bahwa untuk kawat
dengan spesifikasi kuat leleh fy yang melebihi 400 MPa, maka
fy harus diambil sama dengan nilai tegangan pada regangan
0.35% bilamana kuat leleh yang disyaratkan dalam
perencanaan melampaui 400 MPa

5. Tendon prategang

a. Tendon untuk tulangan prategang harus


memenuhi salah satu dan spesifikasi berikut:

- Kawat yang memenuhi Spesifikasi


untuk baja stress-relieved tanpa lapisan untuk beton
prategang (ASTM A 421)

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


- Kawat dengan relaksasi rendah,yang
memenuhi Spesifikasi untuk kawat baja stress-
relieved tanpa lapisan untuk beton prategang
termasuk suplemen Kawat dengan relaksasi rendah
(ASTM A 421)

- Strand yang sesuai dengan Spesifikasi


untuk strand baja, tujuh kawat tanpa lapisan untuk
beton prategang (ASTM A 4l6M

- Tulangan yang sesuai Spesifikasi untuk


baja tulangan mutu tinggi tanpa lapisan untuk beton
prategang (ASTM A 722)

b. Kawat, strand, dan batang tulangan yang


tidak secara khusus tercakup dalam ASTM A 421, ASTM A
416 M, ASTM A 722, diperkenankan untuk digunakan bila
tulangan-tulangan tersebut memenuhi persyaratan minimum
dan spesifikasi tersebut di atas dan tidak mempunyai sifat
yang membuatnya kurang baik dibandingkan dengan sifat-
sifat seperti yang terdapat pada ASTM A 421, ASTM A 416,
ASTM A 722.

6. Baja profil, pipa, atau tabung baja

a) Baja profil yang digunakan dengan


tulangan beton pada komponen tekan komposit yang
memenuhi persyaratan (12.16(7) atau 12.16(8) harus
memenuhi salah satu dan spesifikasi berikut:

- Spesifikasi untuk baja karbon


struktural (ASTM A 36M)

- Spesifikasi untuk baja struktural


campuran rendah mutu tinggi (ASTM A 242M)

- Spesifikasi untuk baja struktural mutu


tinggi campuran columbium-vanadium(ASTM A
572M)

- Spesifikasi untuk baja struktural


campuran rendah mutu tinggi dengan kuat leleh
minimum 345 MPa pada ketebalan 100 mm (ASTM A
588M)

b) Pipa atau tabung baja untuk komponen


struktur komposit tekan yang terdiri dan inti beton
berselubung baja sesuai persyaratan 12.16(6) harus memenuhi
persyaratan berikut:

- Mutu B dari Specification for pipe,


steel, black and hot dipped, zinc-coated welded and
seamless (ASTM A 53)

- Specification for cold-formed welded


and seamless carbon steel structural tubing in rounds
and shapes (ASTM A 500)

- Specification for hot-formed welded and


seamless carbon steel structural tubing (ASTM A
501)

6. Bahan tambahan

a. Bahan tambahan yang digunakan pada


beton harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dan pengawas
lapangan.

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


b. Untuk keseluruhan pekerjaan, bahan
tambahan yang digunakan harus mampu secara konsisten
menghasilkan komposisi dan kinerja yang sama dengan yang
dihasilkan oleh produk yang digunakan dalam menentukan proporsi
campuran beton sesuai dengan 7.2.

c. Kalsium klorida atau bahan tambahan


yang mengandung klorida tidak boleh digunakan pada beton
prategang, pada beton dengan aluminium tertanam,atau pada beton
yang dicor dengan menggunakan bekisting baja galvanis. Lihat 6.3(2)
dan 6.4(1)

d. Bahan tambahan pembentuk gelembung


udara harus memenuhi SNI 03-2496-1991, Spesifikasi bahan
tambahan pembentuk gelembung untuk beton.

e. Bahan tambahan pengurang air,


penghambat reaksi hidrasi beton, pemercepat reaksi hidrasi beton,
gabungan pengurang air dan penghambat reaksi hidrasi beton dan
gabungan pengurang air dan pemercepat reaksi hidrasi beton harus
memenuhi Spesifikasi bahan tambahan kimiawi untuk beton (ASTM
C 494) atau Spesifikasi untuk bahan tambahan kimiawi untuk
menghasilkan beton dengan kelecakan yang tinggi (ASTM C 1017)

f. Abu terbang atau bahan pozzolan lainnya


yang digunakan sebagai bahan tambahan harus memenuhi Spesifikasi
untuk abu terbang dan pozzolan alami murni atau terkalsinasi untuk
digunakan sebagai bahan tambahan mineral pada beton semen
portland (ASTM C 618)

g. Kerak tungku pijar yang diperhalus yang


digunakan sebagai bahan tambahan harus memenuhi Spesifikasi
untuk kerak tungku pijar yang diperhalus untuk digunakan pada beton
dan mortat (ASTM C 989)

h. Bahan tambahan yang digunakan pada


beton yang mengandung semen ekpansif (ASTM C 845) harus cocok
dengan semen yang digunakan tersebut dan menghasilkan pengaruh
yang tidak merugikan.

i. Silica fume yang digunakan sebagai


bahan tambahan harus sesuai dengan Spesifikasi untuk silica fume
untuk digunakan pada beton dan mortar semen-hidrolis (ASTM C
VI.4 1240)

7. Penyimpanan bahan-bahan

a. Bahan semen dan agregat harus


disimpan sedemikian rupa untuk mencegah kerusakan,atau intrusi
bahan yang mengganggu.

b. Setiap bahan yang telah terganggu atau


terkontaminasi tidak boleh digunakan untuk pembuatan beton.

Cara Pelaksanaan

1. Beton

- Beton harus dibuat dari campuran semen, agregat, dan air


dalam suatu perbandingan tepat sehingga didapat kekuatan tekan
karakteristik K-300, Tbk 300 kg/cm 2 untuk balok, kolom, pondasi
footplat .Untuk Plat dipergunakan beton dengan kekuatan tekan
karakteristik K-225. Water Cement Ratio maximum 0,52 dalam berat.

- Slump (kekentalan beton)

Kekentalan beton untuk jenis konstruksi berdasarkan pengujian

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


dencan ASTM C 143 adalah sebagai berikut:

Jenis Konstruksi Slump max (mm) Slump minimum (mm)

Kaki dan dinding pondasi 75


25

Pelat, balok dan dinding 100 25

Kolom 100 25

- Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekuensi


getaran tinggi, harga tersebut dapat dinaikkan sebesar 50 % tetapi
dalam hal apapun tidak boleh melebihi 150 mm.

- Percobaan pendahuluan

1. Untuk mendapatkan mutu beton seperti yang diminta,


Kontraktor harus mengadakan percobaan-percobaan di
laboratorium sebagai persiapan dari percobaan pendahuluan
sampai didapatkan suatu perbandingan perbandingan bermutu
untuk mutu beton yang akan dipakai.

2. Setiap ada perubahan-perubahan jenis bahan-bahan, harus


diadakan percobaan di laboratorium untuk mendapatkan mutu
beton yang diperlukan.

3. Benda uji yang dibuat dalam percobaan ini dan prosedur


percobaan harus sesuai dengan SNI

4. Sebelum hasil percobaan laboratorium dapat dtunjukkan


seperti mutu beton, kekentalan yang ditunjukkan dengan
slump test, pekerjaan beton tidak boleh dilaksanakan.

5. Hasil percobaan pendahuluan di lapangan harus sesuai dengan


hasil percobaan di laboratorium.

- Perlengkapan Mengaduk

Kontraktor harus menyediakan.peralatan dan perlengkapan yang


mempunyai ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi
jumlah dari masing-masing bahan pembentuk beton.

- Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara


pengerjaannya selalu harus mendapatkan persetujuan dari
Direksi/Konsultan Pengawas.

- Mengaduk

Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam


mesin pengaduk beton yaitu "Batch Mixer" atau "Portable Continous
Mixer" selama sedikitnya 1,5 menit sesudah semua bahan (kecuali
untuk air dalam jumlah yang penuh) ada dalam mixer. Mesin
pengaduk tidak boleh dibebani melebihi dari kapasitas yang telah
ditentukan. Tiap mesin pengaduk dilengkapi dengan alat mekanis
untuk mengatur waktu dan menghitung jumlah adukan.

Waktu pengadukan dapat ditambah bila mesin pengaduk berkapasitas


lebih besar dari 1,5 m3

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


Direksi/Konsultan Pengawas Pelaksana berwenang untuk menambah
waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan
gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan
dan warna yang merata/seragam.

Beton harus seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan


ke adukan.

Air harus dituang sebelum dan selama pekerjaan mencampur


(pengadukan).

Pengadukan yang berlebih-lebihan (lamanya) yang membutuhkan


penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang
dikehendaki, tidak diperkenankan.

- Pengangkutan Adukan

Pengangkutan adukan beton dengan truk pengaduk (truck mixer) dari


tempat pengadukan (batching plant) ke tempat pengecoran harus
diatur sedemikian, sehingga pekerjaan mengaduk dapat diawasi
dengan mudah dari stasiun operator .

Waktu pengangkutan harus diperhitungkan dengan cermat sehingga


waktu antara pengadukan dan pengecoran tidak lebih dari 1 jam dan
tidak terjadi perbedaan waktu pengikatan yang menyolok antara
beton yang sudah dicor dan yang akan dicor. Apabila waktu yang
dibutuhkan untuk pengangkutan melebihi waktu yang ditentukan,
maka harus dipakai bahan-bahan penghambat pengikatan (retarder)
dengan persetujuan Direksi/Konsultaii Pengawas.

2. Pengecoran

- Memberitahukan Direksi/Konsultan Pengawas


selambat-lambatnya 24 jam sebelum pengecoran beton dilaksanakan.
Persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas untuk mengecor beton
berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan cetakan dan pasangan besi
serta bukti bahwa Kontraktor dapat melaksanakan pengecoran tanpa
gangguan. Persetujuan tersebut diatas tidak mengurangi tanggung
jawab Kontraktor atas pelaksanaan pekerjaan beton secara
menyeluruh.

- Adukan beton tidak boleh dituang bila waktu sejak


dicampurnya air pada semen dan agregat telah melampaui 1 jam dan
waktu ini dapat berkurang lagi jika Direksi/Konsultan Pengawas
menganggap perlu berdasarkan kondisi tertentu.

- Beton harus dicor sedemikian rupa sehingga


menghindarkan terjadinya. pemisahan material (segregation) dan
perubahan letak tulangan.

Cara penuangan dengan alat-alat pembantu seperti talang, pipa,


chute dan sebagainya harus mendapat persetujuan Direksi/Konsultan
Pengawas.

- Alat-alat penuang seperti talang, pipa, chute dan


sebagainya harus selalu bersih dan bebas dari lapisan-lapisan beton
yang mengeras.

a. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari


ketinggian lebih dari 2 meter.

b. Selama dapat dilaksanakan sebaiknya digunakan pipa yang


terisi penuh adukan dengan penangkalnya terbenam dalam
adukan yang baru dituang.

- Penggetaran tidak boleh dilaksanakan pada beton yang


telah mengalami "initial set" atau yang telah mengeras dalam batas

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


dimana beton akan menjadi plastis karena getaran.

- Semua pengecoran bagian dasar konstruksi beton yang


menyentuh tanah harus diberi lantai dasar setebal 5 cm agar
menjamin duduknya tulangan dengan baik dan penyerapan air semen
oleh tanah.

- Bila pengecoran beton harus berhenti sementara, sedang


beton sudah menjadi keras tidak berubah bentuk, maka beton harus
dibersihkan dari lapisan air semen (laitance) dan partikel-partikel
yang terlepas sampai suatu kedalaman yang cukup sampai tercapai
beton yang padat. Segera setelah pemberhentian pengecoran ini
maka adukan yang lekat pada tulangan dan cetakan harus
dibersihkan.

3. Pemadatan Beton

- Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menyediakan


peralatan untuk mengangkut dan menuang beton dengan kekentalan
secukupnya agar didapat beton yang padat tanpa menggetarkan
secara berlebihan.

- Pelaksanaan penuangan dan penggetaran beton adalah


sangat penting. Beton digetarkan dengan vibrator secukupnya, dan
dijaga agar tidak berlebihan (overvibrate). Hasil beton yang
berongga-rongga dan terjadi pengantongan beton-beton tidak akan
diterima.

- Penggetaran tidak boleh dengan maksud mengalirkan


beton.

- Pada daerah pembesian yang penuh (padat) harus


digetarkan dengan penggetar berfrekuensi tinggi diameter 1 inch,
agar dijamin pengisian beton dan pemadatan yang baik.

- Penggetaran beton harus dilaksanakan oleh tenaga kerja


yang mengerti dan terlatih.

4. Cetakan beton

- Rencana (design) seluruh cetakan menjadi tanggung jawab


Kontraktor sepenuhnya.

- Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran batas-batas


bidang dari hasil beton yang diinginkan oleh perencana dalam
gambar-gambar.

- Cetakan harus sedemikian rupa menghasilkan muka beton


yang rata. Untuk itu dapat digunakan cetakan dari multiplek, plat
besi atau papan dengan permukaan yang halus dan rata.

- Sebelum beton dituang, konstruksi cetakan harus diteliti


untuk memastikan bahwa cetakan benar dalam letak, kokoh, rapat,
tidak terjadi penurunan dan pengembangan pada saat beton dituang
serta bersih dari segala benda yang tidak diinginkan dan
kotoran-kotoran. Permukaan cetakan harus diberi minyak yang biasa
diperdagangkan (form oil) untuk mencegah lekatnya beton pada
cetakan.

- Pelaksanaannya agar berhati-hati jangan terjadi kontak


dengan besi yang dapat mengurangi daya lekat besi dan beton.

- Permukaan cetakan harus dibasahi dengan rata agar tidak


terjadi penyerapan air beton yang baru dituang.

- Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


dari Direksi/Konsultan Pengawas atau jika umur beton telah
melampaui waktu sebagai berikut :

1. Bagian sisi balok 48 jam

2. Balok tanpa beban konstruksi 7 hari

3. Balok dengan beban konstruksi 21 hari

4. Pelat lantai/atap 21 hari

- Dengan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas cetakan


beton dapat dibongkar lebih awal asal benda uji yang kondisi
perawatannya sama dengan beton sebenarnya telah mencapai
kekuatan 75% dari kekuatan pada umur 28 hari.

- Segala ijin yang diberikan oleh Direksi/Konsultan


Pengawas sekali-kali tidak boleh menjadi bahan untuk
mengurangi/membebaskan tanggung jawab Kontraktor dari adanya
kerusakan-kerusakan yang timbul akibat pembongkaran cetakan
tersebut.

- Pembongkaran cetakan beton harus dilaksanakan dengan


hati-hati sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan cacat pada
permukaan beton, tetap dihasilkan sudut-sudut yang tajam dan tidak
pecah.

- Bekas cetakan beton untuk bagian-bagian konstruksi yang


terpendam dalam tanah harus dicabut dan dibersihkan sebelum
dilaksanakan pengurugan tanah kembali.

5. Construction Joints (sambungan beton)

- Rencana atau schedule pengecoran harus dipersiapkan


untuk penyelesaian satu struktur secara. menyeluruh. Dalam schedule
tersebut Direksi/Konsultan-Pengawas akan memberikan persetujuan
dimana letak Construction Joint tersebut.

- Dalarn keadaan mendesak, Direksi/Konsultan Pengawas


dapat merubah letak construction joints.

- Permukaan construction joints harus bersih dan dibuat


kasar dengan mengupas seluruh permukaan sampai didapat
permukaan beton yang padat dengan menyemprotkan air pada
permukaan beton, sesudah 2 jam tetapi kurang dari 4 jam sejak beton
dituang.

- Bila cara tersebut diatas tidak berhasil, maka dapat


digunakan cara lain yang disetujui Direksi/Konsultan Pengawas
seperti sandblast atau dipahat.

- Sebelum pengecoran dilanjutkan, permukaan beton harus


dibasahi dan diberi lapisan grout segera sebelum beton dituang.
Grout terdiri dari satu bagian semen dan dua bagian pasir.

- Construction joints harus diusahakan semaksimurn


mungkin berbentuk garis tegak atau horizontal.

- Bila construction joints tegak diperlukan, tulangan harus


menonjol sedemikian rupa sehingga didapatkan suatu struktur yang
monolit. Sedapat mungkin dihindarkan ada construction joints tegak,
kalaupun ada prosedurnya harus disetujui Direksi/Konsultan
Pengawas.

6. Tulangan Beton

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


- Tulangan harus bersih dari kotoran-kotoran, karat, minyak,
cat dan lain-lain segera sebelum disetujui untuk pengecoran beton.

- Pelaksanaan penyambungan, pemotongan, pembengkokan


dan pemasangan harus sesuai dengan persyaratan dalam SNI

No Tebal selimut
minimum (mm)

1 Beton yang dicor langsung diatas tanah dan 75


selalu berhubungan dengan tanah

2 Beton yang berhubungan dengan tanah dan


cuaca:

- Batang D-19 hingga D-56


50
- Batang D-16, jaring kawat
polos P16 atau kawat ulir dan yang lebih 40
kecil

3 Beton yang tidak langsung berhubungan


dengan cuaca atau beton tidak langsung
berhubungan dengan tanah

1. pelat, dinding, dinding berusuk:

- Batang D-44 dan D-56

- Batang D-36 dan yang lebih 40


kecil
20
2. balok kolom:

Tulangan utama, pengikat, sengkang,


lilitan spiral 40

3. komponen struktur cangkang, pelat lipat:

- Batang D-19 dan yang lebih


besar
20
- Batang D-16, jaring kawat
polos P-16 atau ulir D-16 dan yang 15
lebih kecil.
- Selimut beton harus mempunyai ketetapan sebagai
berikut :

7. Penyelesaian Beton

- Semua beton yang tampak dalam pandangan, pertemuan


dua bidang harus tajam dan halus bidang-bidangnya. Segera sesudah
cetakan dibuka dan beton masih relatif segar semua
penonjolan-penonjolan harus diisi dengan adukan 1 semen dan 1
pasir. Sebelum pelaksanaan pekerjaan tersebut diatas beton harus
dibasahi secara menyeluruh.

- Semua bagian-bagian atau permukaan yang kasar harus


digosok dengan batu carborundum dengan air dan ditinggalkan
dalam warna yang merata.

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


- Penggosokan hanya diperlukan pada permukaan yang
kasar akibat cetakan atau tetesan air semen.

- Permukaan lantai beton harus mempunyai bentuk finish


yang halus dan rata. Menaburkan semen kering pada permukaan
beton dengan maksud menyerap kelebihan air tidak dibenarkan.

- Kerataan pada permukaan lantai tidak boleh melampaui 1


cm dalam jarak 10m.

8. Benda-benda yang tertanam dalam beton

- Semua angkur, baut-baut, pipa-pipa dan sebagainya yang


diperlukan tertanam, dalam beton harus terikat dengan baik pada
cetakan sebelum beton di cor.

- Benda-benda tersebut diatas harus dalam keadaan bersih


dari karat dan kotoran-kotoran lain pada waktu beton dicor.

- Baut-baut angkur harus dipasang dalam posisi yang akurat


dan diikat pada tempatnya dengan menggunakan template.

9. Perawatan dan Perlindungan Beton

- Semua pekerjaan beton harus dirawat secara baik dengan


cara yang disetujui Direksi/Konsultan Pengawas.

- Segera sesudah beton di cor dan difinish, maka


permukaan-permukaan yang tidak tertutup oleh cetakan harus dijaga
terhadap kehilangan kelembabannya dengan menjaga agar tetap
basah secara terus menerus selama 7 hari.

- Permukaan-permukaan yang dibongkar cetakannya,


sedang masa perawatan beton belum dilampaui harus dirawat dan
dilindungi seperti permukaan-permukaan beton yang tidak tertutup
oleh cetakan.

- Cetakan beton yang tidak dilindungi terhadap penguapan


dan tidak dibongkar selama masa perawatan beton harus selalu
dibasahi dengan air untuk mengurangi retak dan terjadinya
celah-celah pada sambungan-sambungannya.

- Lantai beton dan permukaan beton lainnya yang tidak


disebut diatas harus dirawat dengan air atau ditutupi dengan
membran yang basah.

- Melapisi permukaan beton dengan bahan khusus perawat


beton (curing compound) hanya diperbolehkan pada bagian-bagian
beton yang tidak ditonjolkan secara estetika. Kecuali dapat
dibuktikan kepada Konsultan/Ahli bahwa bahan-bahan tersebut tidak
memberi pengaruh buruk pada permukaan beton.

10. Pengujian Beton

Secara umum semua pengujian beton harus sesuai dengan SNI, dengan
syarat-syarat minimum sebagai berikut : Tidak kurang dari satu pengujian
harus dibuat untuk setiap jenis pekerjaan beton yang dikerjakan dalam
satu hari dengan volume sampai sejumlah 5m 3.

Untuk satu pengujian dibutuhkan 4 buah benda uji silinder diameter 15


cm.

Satu benda uji akan diuji pada umur 28 hari.

Hasil test merupakan hasil rata-rata dari ketiga spesimen tersebut. Batas
kekuatan beton rata-rata harus sama atau lebih dari kekuatan
karakteristik 250 kg/cm 2 untuk beton K-225 (untuk test silinder fc' = 25

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


Mpa).

Bila diperlukan dapat ditambah dengan satu benda uji lagi yang ditinggal
dilapangan, dibiarkan mengalami proses perawatan yang sama dengan
keadaan sebenarnya.

11.Suhu

Suhu beton sewaktu di cor tidak boleh lebih dan 32 C. Bila suhu dari
beton yang ditaruh berada antara 27 C dan 32 C, beton harus diaduk
ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor. Bila beton di cor
pada waktu iklim sedemikian sehingga suhu beton melebihi 32 C,
Kontraktor harus mengambil langkah-langkah yang efektif, umpamanya
mendinginkan agregat, mengecor pada waktu malam.

VII PEKERJAAN VII.1 PASANGAN KERAMIK


LANTAI
1. Lingkup Pekerjaan

- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,


bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya, yang diperlukan
dalam melaksanakan pekerjaan ini, hingga tercapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.

- Pekerjaan lantai keramik ini dilakukan pada seluruh


finishing lantai yang disebutkan/ditunjukkan dalam detail gambar,
termasuk pola-polanya jika ada.

2. Persyaratan Bahan

- Bahan yang digunakan adalah jenis keramik buatan dalam


negeri yang bermutu baik ex. Roman atau setara.

- Warna akan ditentukan kemudian, untuk masing-masing


warna harus seragam, warna yang tidak seragam akan ditolak.

- Keramik yang dipakai adalah :

- Ukuran 20 x 20 cm

Ukuran ini digunakan pada lantai kamar mandi

- Ukuran 25 x 33 cm

Ukuran ini digunakan pada dinding kamar mandi

- Ukuran 40 x 40 cm cutting

Ukuran ini digunakan pada lantai bangunan

- Spesifikasi bahan :

- Toleransi Maximum ukuran rata-rata ubin dari ukuran

seharusnya

0,30 % sisi

- Toleransi Ketebalan maximum


: 4,00 % tebal

- Toleransi Kesikuan tiap sudut, ke luar/ke dalam sisi


: 0,40 % sisi

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


- Toleransi Kesikuan tiap sisi, ke luar/ke dalam
: 0,30 % sisi

- Kekuatan Lentur rata-rata


:
250 kg/cm2

- Kekerasan Glasur
: 5 skala Mohr

- Ketahanan terhadap Asam/Basa (5 %)


: Tidak berubah

- Bahan pengisi siar dari grout semen


berwarna/IBAGROUT/TILE GROUT. Pola pemasangan sesuai yang
ditunjukkan dalam detail.

- Bahan pengisian siar dari adukan spesi 1 PC : 3 pasir


ditambah perekat /IBAFIX.

- Pengendalian mutu dari seluruh pekerjaan ini harus


memenuhi peraturan ASTM, NI-19, PUBI 1982 pasal 31 dan SII-
0023-81

- Semen portland harus memenuhi NI-8, pasir harus


memenuhi PUBI 1982 pasal 11 dan air harus memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 9.

3. Syarat- Syarat Pelaksanaan

- Semen portland harus memenuhi NI-8, pasir harus


memenuhi PUBI 1982 pasal 11 dan air harus memenuhi syarat-syarat
yang ditcntukan dalam PUBI 1982 pasal 9.

- Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih


dahulu harus diserahkan contoh-contohnya (minimum 3 contoh
bahan dari 3 jenis produk yang berlainan) kepada Direksi/Konsultan
Pengawas.

- Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan


membuat shop drawing dari pola keramik yang disetujui
Direksi/Konsultan Pengawas.

- Pemasangan keramik dimulai dengan menempatkan


kepala pola keramik terlebih dahulu dan pemasangan dapat
dilaksanakan setelah ada persetujuan dari Direksl/Konsultan
Pengawas.

- Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak


retak, tidak cacat,dan tidak bernoda.

- Adukan pengikat dengan campuran 1 PC : 4 pasir (1:3


untuk daerah basah) dan ditambah bahan perekat seperti yang
disyaratkan.

- Bidang pemasangan harus merupakan bidang yang


benar-benar rata.

- Jarak antara unit-unit pemasangan keramik yang terpasang


(lebar siar-siar), harus sama lebar maksimum 3 mm dan kedalaman
maksimum 2 mm, atau sesuai detail gambar serta petunjuk
Direksi/Konsultan Pengawas, yang membentuk garis-garis sejajar
dan lurus yang sama lebar dan sama dalamnya, untuk siar-siar yang
berpotongan harus membentuk sudut siku dan saling berpotongan
tegak lurus sesamanya.

- Siar-siar diisi dengan bahan pengisi sesuai ketentuan

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


persyaratan, warna bahan pengisi sesuai dengan warna keramik yang
dipasang atau ditentukan Direksi/Kosultan Pengawas.

- Pemotongan unit-unit keramik harus menggunakan alat


pemotong keramik khusus sesuai persyaratan dari pabrik yang
bersangkutan.

- Sebelum keramik dipasang, terlebih dahulu unit-unit


keramik direndam dalam air sampai jenuh

- Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari


segala macam noda pada permukaan keramik, hingga betul-betul
bersih.

- Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada


permukaan pasangan dinding atau hal-hal lain seperti yang
ditunjukkan dalam gambar.

- Pinggulan pasangan keramik harus dilakukan dengan alat gurinda,


sehingga diperoleh hasil pengerjaan yang rapi, siku dan tepian yang
sempurna.

- Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh


pekerjaan lain selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan
cacat pada permukaannya.

- Pada area yang bergetar atau area yang luas perlu diberi
naad untuk pemuaian/penyusutan (Expansion Joint).

- Dianjurkan pada pemasangan mengambil keramik dari


dus-dus yang berbeda, dibuka lalu dibentangkan dan dicampur. Ini
penting, terutama untuk tipe-tipe keramik yang mempunyai tone
warna relatif kontras sehingga akan menghasilkan pembagian tone
yang rata.

- Apabila terjadi peledakan keramik tiba-tiba pada suatu saat


yang akhir ini sering terjadi dikarenakan tidak mengikuti aturan
pemasangan di atas yang timbul sesudah masa pemeliharaan akan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

VII.2 PEKERJAAN PELAPIS DINDING KERAMIK

1. Lingkup Pekerjaan

- Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,


bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya, yang diperlukan
dalam melaksanakan pekerjaan ini hingga tercapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.

- Pekerjaan dinding keramik ini dilakukan pada dinding


toilet (h=1,5 m) dan seluruh detail yang disebutkan/ditunjukkan
dalam gambar.

2. Persyaratan Bahan

- Dinding keramik yang dipakai adalah ex Roman atau


setara

- Keramik 25x33 cm untuk toilet/Km/ Wc.

- Untuk masing-masing warna harus seragam, warna yang


tidak seragam akan ditolak.

- Spesifikasi bahan:

- Toleransi Maximum ukuran rata-rata ubin dari ukuran

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


seharusnya :
0,30 % sisi

- Toleransi Ketebalan maximum


: 2,50 % tebal

- Toleransi Kesikuan tiap sudut, ke luar/ke dalam sisi


: 0,25 % sisi

- Toleransi Kesikuan tiap sisi, ke luar/ke dalam


: 0,20 % sisi

- Kekuatan Lentur rata-rata


:
200 kg/cm2

- Kekerasan Glasur
: 3 skala Mohr

- Ketahanan terhadap Asam/Basa (5 %) :Tidak berubah

- Bahan pengisian siar dari grout semen bcrwarna.

- Ukuran sesuai gambar detail mutu single firing/heavy duty


glassed.

- Pengendalian pekerjaan keramik ini harus sesuai dengan


peraturan-peraturan ASTM, PUBB 19970, NI-19, PUBI 1982 pasal
31 dan S11-0023-81.

- Semen portland harus memenuhi NI-8, pasir harus


memenuhi PUBI 1982 pasal 11 dan air harus memenuhi syarat-syarat
yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 9.

3. Syarat-Syarat Pelaksanaan

- Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan


membuat shop drawing yang disetujui oleh Direksi/Konsultan
Pengawas.

- Bahan-bahan yang dipergunakan sebelum dipasang


terlebih dahulu harus diserahkan contoh-contohnya (minimum 3
contoh bahan dan 3 jenis produk yang berlainan) kepada
Direksi/Konsultan Pengawas.

- Pemotongan keramik harus menggunakan alat potong


khusus, sesuai petunjuk pabrik.

- Sebelum keramik dipasang, keramik terlebih dahulu harus


direndam air sampai jenuh.

- Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak


retak, tidak cacat dan tidak bernoda.

- Pola keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan


semua peralatan yang akan terpasang di dinding Exhaust fan, panel,
stop kontak, lemari gantung dan lain-lain yang tertera dalam
garnbar.

- Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan gambar.

- Awal pemasangan keramik pada dinding dan kemana sisa


ukuran harus ditentukan harus dibicarakan terlebih dahulu dengan
Direksi/Konsultan sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


- Bidang dinding keramik harus benar-benar rata,
garis-garis siar harus benar-benar lurus. Siar arah horizontal pada
dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya harus merupakan
satu garis lurus.

- Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan


siar sebesar 4-5 mm. Setiap perpotongan siar harus membentuk dua
garis tegak lurus. Siar-siar keramik diisi dengan bahan pengisi siar
sehingga membentuk setengah lingkaran Bahan pengisi siar seperti
yang disebutkan dalam persyaratan bahan dan warnanya akan
ditentukan kemudian.

- Keramik yang terpasang harus dibersihkan dari segala


macam noda pada permukaan keramik hingga betul-betul bersih.
Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan
pasangan dinding atau hal-hal lain seperti yang ditunjukkan dalam
gambar.

- Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh


pekerjaan lain selama 3 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan
cacat pada permukaannya.

- Ruas-ruas sama dengan lantai keramik.

- Apabila terjadi peledakan keramik tiba-tiba pada suatu saat


yang akhir ini sering terjadi dikarenakan tidak mengikuti aturan
pemasangan di atas yang timbul sesudah masa pemeliharaan, akan
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


VIII PEKERJAAN VIII.1 PEKERJAAN CAT DINDING
PENGECATAN
- Yang termasuk pekerjaan cat dinding adalah pengecatan
seluruh plesteran bangunan atau bagian-bagian lain yang.ditentukan
dalam garnbar.

- Untuk dinding luar bangunan digunakan cat khusus luar,


jenis Acrylic Emultion Paint (Weather Shield), ex Dulux atau setara

- Untuk dinding dalam bangunan digunakan cat jenis Vinyl


Acrylic Emultion Paint ex Pentalite, Danapaint, Mowilex, atau setara

- Sebelum dinding plamur, plesteran sudah harus betul-betul


kering, tidak ada retak-retak, dan Kontraktor meminta persetujuan
kepada Direksi/Konsultan Pengawas.

- Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur plat


baja tipis dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai
membentuk bidang yang rata.

- Sebelum pengecatan siap dimulai, permukaan bidang


pengecatan harus rata, kering dan bersih dari segala kotoran, minyak
dan debu.

- Bidang pengecatan siap dicat setelah seluruh permukaan


telah diratakan/dihaluskan dengan amplas, dan tidak terdapat
cacat/perbaikan. Pekerjaan dilakukan jika telah disetujui oleh
Direksi/Konsultan Pengawas.

- Pengecatan disyaratkan menggunakan Roller. Untuk


permukaan dimana pemakaian roller tidak memungkinkan, dipakai
kuas yang baik/halus.

- Lapisan pengecatan dinding dalarn terdiri dari I (satu)


lapis alkali resistance sealer yang dilanjutkan dengan 3 lapis acrylic
emulsion dengan kekentalan cat sebagai berikut :

- Lapis I encer (tambahan 20%


air)

- Lapis II kental

- Lapis III encer

- Setiap kali lapisan cat dilaksanakan, harus dihindarkan


terjadinya sentuhan benda-benda dan pengaruh pekerjaan-pekerjaan
sekelilingnya selama 2 jam.

- Untuk warna dan jenis, Kontraktor diharuskan


menggunakan kaleng-kaleng, dengan nornor pencampuran (batch
number) yang sama.

- Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan


bidang yang utuh, rata, licin tidak ada bagian yang belang dan
bidang dinding dijaga terhadap pengotoran-pengotoran.

VIII.
2
PEKERJAAN CAT PLAFOND

- Cat yang digunakan jenis Emulsion Paint super white.

- Plamur yang digunakan adalah plamur dinding.

- Selanjutnya semua metode/prosedur sama dengan


pengecatan dinding dalam, kecuali tidak digunakannya lapis alkali
resistence sealer pada pengecatan langit-langit ini.

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


- Sambungan-sambungan eternit harus diberi epoxy resin
agar tidak terlihat sebagai retakan sesudah dicat.

VIII.
3 PEKERJAAN CAT BESI

- Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh


bagian-bagian besi pagar beserta pintunya, pintu-pintu besi
talang-talang, konstruksi baja dan pekerjaan besi lain ditentukan
dalam gambar.

- Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan dicat,


selesai diamplas halus dan bebas debu, oli dan lain-lain.

- Sebagai lapisan dasar anti karat/Zinckhromat setebal. 60


mikron dipakai sebagai cat dasar 1 kali. Sambungan las dan
ujung-ujung yang tajam diberi "touch up" dengan dua lapis meni
besi.

- Setelah kering sesudah 8 jam, dan diamplas kembali maka


disemprot 1 lapis. Setelah 16 jam mengering baru lapisan akhir type
Air Craft Grey disemprot 3 lapis.

- Pengecatan dilakukan dengan menggunakan semprot


dengan compressor 3 lapis.

- Setelah pengecatan selesai, bidang cat harus licin, utuh,


mengkilap, tidak ada gelembung-gelembung dan dijaga terhadap
pengotoran-pengotoran.

VIII.
4
PEKERJAAN MENIE KAYU

- Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh


permukaan kayu yang akan dicat,yakni Listplank Kayu.

- Semua kayu hanya boleh dimeni di tapak proyek dan


mendapat persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.

- Sebelum pekerjaan meni dilakukan, bidang kayu kasar


harus diamplas dengan amplas kasar dan dilanjutkan dengan amplas,
kayu halus, sampai permukaan bidang licin dan rata.

- Pekerjaan menie dilakukan dengan menggunakan kuas,


dilakukan 2 lapis, sedemikian rupa sehingga bidang kayu tertutup,
sempurna dengan lapisan meni.

IX PEKERJAAN IX.1. Penjelasan Umum


SANITAIR
Pemborong harus melaksanakan sernua pekerjaan yang tertera dalam
gambar-gambar yang berupa jaringan dalam dan luar bangunan, pengadaan/
pemasangan fixtures masing-masing sistem sebagaimana jenis pekerjaan
tersebut pada RKS ini, dan segala sesuatu yang diperlukan sehingga seluruh
sistem dapat berfungsi dengan sempurna.

Bila dalam uraian berikut tidak secara lengkap menguraikan


persyaratan-persyaratan atas pekerjaan-pekerjaan seperti tersebut pada
butir-butir berikut, maka persyaratan teknisnya dianggap telah diuraikan
pada pasal-pasal sebelumnya.

Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi pekerjaan Instalasi Sistem Plumbing,


dan Sanitary termasuk juga kegiatan pekerjaan lainnya yang terkait dengan

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


pekerjaan ini.

IX.2.
Persyaratan Teknis Umum

Yang dimaksud dengan pekerjaan Instalasi Sistem Plumbing adalah


pekerjaan instalasi air bersih, air bekas dan instalasi pernbuangan air
kotor/kotoran.

Kontraktor harus mempelajari dan memahami kondisi tempat yang ada,


agar dapat mengetahui hal-hal yang akan mengganggu/ mempengaruhi
pekerjaan lainnya, dan apabila timbul persoalan Pemborong wajib
mengajukan saran penyelesaian paling lambat 1 minggu sebelum bagian
pekerjaan ini seharusnya dilaksanakan.

Penawaran Peralatan/Material harus disertakan dengan Brosur


lengkap/Performance Curve dan pemilihan ditandai dengan jelas.

Sebelum pelaksanaan dilakukan, pelaksanaan wajib menunjukkan


gambar-gambar rencana (Shop Drawing) kepada Direksi/Konsultan
Pengawas.

Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan termasuk peralatan bantu,


Testing, Comisioning dan biaya pemeliharaan selama 1 (satu) tahun setelah
penyelesaian pekerjaan walaupun tidak digambarkan atau disebutkan dalam
spesifikasi ini harus disediakan oleh pelaksanan sehingga instalasi dapat
bekerja dengan baik dan dapat dipertanggung jawabkan.

IX.3. Rincian Lingkup Pekerjaan

Termasuk dalam lingkup pekerjaan ini adalah

a. Pekerjaan Air Bersih

Pengadaan dan pernasangan sistem pemipaan beserta


perlengkapan, pemipaan pada instalasi air bersih dan pemipaan
distribusi pada setiap titik pengeluaran,

Pernasangan pipa distribusi ke setiap peralatan sanitary seperti


halnya closet dan lain-lain.

b. Pembuangan Air Kotor, Bekas dan Vent

Pengadaan dan pernasangan sistem pemipaan beserta perlengkapan


yang diperlukan dalam sistem pembuangan air kotor & kotoran,

Pernasangan pemipaan pada peralatan sanitary seperti halnya


closet, floor drain dan sebagainya.

Pengujian/pengetasan terhadap kebocoran pipa-pipa dengan


tekanan hidrolik per bagian-bagian, dan selanjutnya pengujian
keseluruhan jaringan yang ada pada bangunan.

Pengujian (test run) sistem plumbing secara keseluruhan dan


mengurus izin-izin yang diperlukan dari Dinas-dinas yang terkait
(PDAM, Dinas Pekerjaan Umum dan lain-lain) setempat.

IX.4. Persyaratan Teknis Khusus

A. Pemipaan & fixture

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


Semua pekerjaan pemipaan harus dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan seperti dibawah ini :

Pipa-pipa air harus dipasang sedemikian rupa sehingga fidak ada


hawa busuk yang keluar dari pipa tersebut, tidak ada
rongga-rongga udara, letaknya lurus dan rata.

Pipa-pipa panjang tak bersambung harus dipakai pada kontruksi


saluran-saluran pipa (sesuai dengan panjang pipa normalisasi),
kocuali jika panjang yang dibutuhkan tidak membutuhkan seluruh
panjang.

Pipa-pipa harus dipasang sedemikian rupa hingga tidak banyak


dilakukan tekanan tekanan.

Diternpat-tempat dimana pipa menembus tembok beton ataupun


perkerasan jalan harus dilengkapi dengan pembungkus (Sleeve)
dari pipa besi yang mempunyai diameter lebih besar dari pipa yang
dibungkus/ dilindungi, khusus pernasangan pipa jaringan air bersih
pada dinding bangunan dipasang tersembunyi dibelakang dinding
tembok dan pada perkerasan jalan/ rabatan dipasang sedalam 60
cm dari muka jalan/tanah/rabatan,

Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan klemp dan dibuat dengan


jarak yang tidak lebih dari 2.5 m. Pipa yang tidak ditanam di dalam
tanah/tembok, lantai, dan tempat-tempat diatas plafond yaitu untuk
pipa mendatar dan pipa tegak harus menggunakan penggantung
(hanger) atau penyanggah (support) terbuat dari besi/baja kanal
serta Uklem yang sesuai dengan diameternya agar inklinasinya
tetap dan untuk mencegah timbulnya getaran.

Pemasangan Pipa Air Kotor menuju Septictank yang melewati


saluran keliling haris ditempatkan di bawah saluran, sehingga
Elevasi Septictank menyesuaikan dengan Posisi pipa Air Kotor.

Pengujian pekerjaan instalasi seperti diuraikan dalarn uraian berikut


harus dilaksanakan sebelum pekerjaan finishing dimulai.

Pengujian (Dalam hal ini pengujian berlaku untuk pemipaan air bersih
dan air kotor).

B. Penqujian jaringan air bersih :

Semua pipa-pipa serta saluran-saluran utama harus diuji hingga tekanan


hidroliknya 10 Kg/cm 2 atau dua kali tekanan biasa untuk pipa air bersih
tanpa mengalami kebocoran. Air harus dipaksa memasuki saluran -saluran
utama dengan pompa dan dibiarkan mengalir dengan tekanan yang
ditentukan selama 3 (tiga) jam tanpa mengalami perubahan tekanan. Pada
prinsipnya pengujian dilakukan bagian demi bagian dari panjang
maksimurn 100 m. Biaya pengetesan serta alat-alat yang diperlukan
adalah tanggung jawab Kontraktor.

C. Pengujian jaringan air kotor

Saluran jaringan air kotor dan air hujan (sistern sanitasi) harus diuji pada
waktu penyelesaian, dengan mengadakan pengujian yang disetujui oleh
Pengawas, dan Pemborong harus memberikan fasilitas-fasilitas yang
dipedukan untuk mengadakan pengujian-pengujian seperti itu.

Sistern jaringan air kotor harus dapat menahan air sebelum 1 jam dan
penurunan air selama waktu tersebut tidak turun lebih dari 10 cm atau
melakukan uji hydrostatic sebesar 2.5 Kg/cm2 untuk pipa cabang dan 4
Kg/cm2 untuk pipa induk.

Peralatan dan fasilitas untuk pengujian harus disediakan oleh pelaksana.

Pengujian harus disaksikan oleh Direksi/Konsultan Pengawas serta

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


Instansi yang berwenang.

Pengujian dilakukan dengan menjalankan seluruh sistern atau peralatan


yang dipakai dalarn sistem dimaksud.

Pemborong/ Kontraktor harus membuat Berita Acara pengujian.

D. Pipa tertanam/ di luar bangunan

Pipa yang dipasang dan ditanam di bawah/ di dalam harus mempunyai


kedalaman t 40 cm diukur dari pipa bagian atas sampai permukaan tanah
finish. Agar Fitting-fitting tidak bergerak jika beban tekanan diberikan,
maka pipa disekitar Fitting harus dipasang blok dari beton, khususnya
pada tempat-tempat belokan.

Pelaksana harus menanam pipa didalam tanah dan dililit dengan karung
goni atau dilapisi dengan tar untuk penahan korosi.

E. Penyambungan Pipa.

Pipa dengan diameter sampai 2 1/2 inchi (6,5 cm) dipakai sambungan
ulir (screw) ujung dalam pipa dan ulir tersebut harus di ream agar bram/
gram yang ada di pipa hilang.

Pipa dengan diameter 3" (180 mm) keatas harus menggunakan


sarnbungan flange dan diantara flange tersebut harus dipasang packing
pencegah kebocoran. Hal ini berlaku untuk pipa yang berada diatas tanah
(terlihat), pipa tertanam tidak diperlukan saluran ini.

Jenis Sambungan Pipa

a. Pipa baja.

Seluruh pengelasan harus dilaksanakan dengan tukang las yang benar-


benar ahli dan berpengalaman. Semua kerak-kerak kotoran sisa
pengelasan harus dibersihkan.

1. Las Karbid

Las karbid digunakan untuk pipa Iebih kecil dan diameter 32 mm.

2. Las Listrik

Untuk pengelasan selain disebut diatas, harus digunakan las listrik


sesuai dengan BS 2971. Sebelum digunakan elektrode las harus
disimpan pada suhu 38 C selama 24 jam. Setiap elektrode yang
akan digunakan harus mendapat persetujuan.

b. Pipa tegak. .

Semua belokan, sambungan pipa, harus type Capilary kecuali


ditentukan lain.

Sambungan solder harus menggunakan campuran perak dengan kadar


tidak kurang dari 15%.

c. Pipa stainless steel.

- Pengelasan harus dilakukan oleh tukang las yang


berpengalaman dalam las stainless steel. Semua sambungan las
harus Butt Welding dan harus dibersihkan secara kimia atau
disikat dan digosok las-lasan harus menerus

- Pengelasan menggunakan bahan yang berbeda


tidakdiperboehkan kecuali disetujui oleh arsitek. Persetujuan
tersebut tidak menjadi alasan untuk tidak diperbaiki.

d. Pipa plastik.

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


Seluruh pipa plastik harus dipasang benar-benar sesuai dengan
rekomendasi suppliernya dengan sambungan perekat (lem).

Kemiringan pipa saluran 2%

F. Kode-kode Pipa:

Seluruh bagian pipa galvanis baik terlihat atau tidak (dalarn ceilingshaft)
harus di-zinchromet dan difinish dengan cat, dan menggunakan warna
yang sesuai dengan patokan sebagai berikut:

Untuk jaringan air bersih dipakai warna biru muda

Untuk pipa talang yang tampak (ter-expose) digunakan warna cat yang
sama dengan warna tembok dimana pipa-pipa tersebut berada atau dicat
dengan warna sesuai dengan saran pemilik/pengawas.

G. Jenis dan Kualitas Bahan.

Pipa-pipa baja yang digalvanisir (G. 1. P)

Untuk pipa-pipa air bersih, digunakan pipa besi yang digalvanis.

Pipa-pipa dan fitting-fittingnya tersebut harus memenuhi persyaratan BS


1387 ; 1967 atau standard-standard Komisi Plumbing Indonesia dan
harus memakai sekrup-sekrup dan sambungan-sambungan standard pula,
disambungkan dengan semen timah merah (red-lead cement) memakai
pintalan benang atau pita khusus, memakai bengkokan siku-siku yang
sama atau sarnbungan T jika dikehendaki untuk menyelesaikan pekerjaan
dengan baik.

Pipa-pipa galvanis berkelas "MEDIUM", dengan merk yang mendapat


kualifikasi S11 seperti Talang Tirta Bakrie, Spindo, PPI, Radjin Tube
Maker, atau produk lain yang setara. Diameter pipa-pipa yang di sebut
dalam gambar-gambar adalah diameter diukur dari dalam.

H. Pipa -pipa PVC

Khusus untuk pipa air kotor dari washtafel, floor drain maupun bagian
lain seperti jaringan pembuangan air hujan dan pipa vent, digunakan pipa
PVC. Pipa tersebut harus PVC yang tidak berplastik.

Pipa untuk jaringan air kotort tinja dipakai kualitas AW sedangkan untuk
jaringan pembuangan air hujan dipakai kualitas D. Untuk bahan
sambungan seperti socket, elbow, tee dan lain-lain harus digunakan bahan
yang sama.

Pipa-pipa PVC tersebut hasil produksi ex.Wavin, Pralon, Rucika,


Maspion, atau merk lain yang setara atau sudah mendapat klasifikasi S11.
Fitting-fittingnya harus standard, dikeluarkan oleh pabrik yang disetujui
dan harus disambungkan dengan memakai lem/solvent cement khusus
atau cara lain sesuai instruksi pabrik. Untuk penyambungan pipa induk
juga bisa digunakan sistem pengelasan apabila diperlukan pada
kondisi-kondisi tertentu.

I. Valve- valve

Untuk instalasi air, berlaku ketentuan sebagai berikut:

Water valve dengan diameter sampai dengan 2" adalah jenis screw bronze
body. Water valve dengan diameter antara 2 ''-3''adalah jenis flange
bronze body. Water valve dengan diameter lebih besar dari -3' adalah jenis
flange steel body.Tekanan kerja dari valve-valve harus disesuaikan
dengan fungsinya, untuk pekerjaan air bersih sanitary digunakan tekanan
kerja 125 psi.

J. Pemasangan fixtures, fitting dan sebagainya.

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


Semua fixture harus dipasang dengan bak dan di dalamnya bebas dari
kotoran yang mengganggu aliran atau kebersihan air dan harus terpasang
kokoh di tempatnya.

K. Vent dan drain

Vent dan drain harus dipasang pada titik tertinggi dan terendah dan
ditempat yang dituniukan dalam gambar

Automatic air vent hanya dipasangn diruang mesin dan daerah service

L. Material

- Semua fixture yang digunakan adalah ex San Ei atau setara

- Semua fixture yang terpasang harus bermutu baik dan sesuai dengan
gambar atau persetujuan direksi/Pengawas

Table 3.1. Piping Material (1/4)

Service: Pertable water


ITEM NPS DESCRIPTION

Pipe -6 CS ASTM A 120 ERW SCH 40 GALV

RATIN END DESCRIPTION


G
Fitting -2
125 SCRD CI ASTM A126-A GALV, ANSI B16.4
2-1/2-6
BW CS ASTM A234-WPB SCH50 GALV,

ANSI B16.9

Flange 1-2 125 SCRD,FF CI ASTM A126-A GALV, ANSI B16.1

(See note 1) -2 150 SCRD,RF(FF) FS ASTM A105 GALV, ANSI B16.5

2-1/2-6 150 SO,RF(FF) FS ASTM A105 GALV, ANSI B16.5

Gate Valve 1-2 125 SCRD Bronzo ASTM B62 SB IS-RS,MSS SP-80

2-1/2-6 125 FLGD,FF CL ASTM A126-B 13 Cr. Trim BB

OS&Y, MSS SP-70

Globe Valve 1-2 125 SCRD Bronzo ASTM B62 SB IS-RS,MSS SP-80

2-1/2-6 125 FLGD,FF CL ASTM A126-B 13 Cr. Trim BB

OS&Y, MSS SP-70

Check 1-2 125 SCRD Bronzo ASTM B62 SC Swing, MSS SP-80
Valve
2-1/2-6 125 FLGD,FF CL ASTM A126-B 13 Cr. Trim BC

Swing, MSS SP-71

Gasket -6 Compressed Asbestos, flat ring

(see note 2) (Full face), 1.5 mm, ANSI B16.21

Bolt & Nut Bolt: CS ASTM A 07 Gr.B Hex ANSI B18.2.1

Nut : CS ASTM A 563 Gr.A, Heavy HEX

ANSI B18.2.2

Note 1. Steel flages shall be FF where bolted to cast iron flanges

Note 2. Full face gaskets shall be used for cast iron flanges

Table 3.1. Piping Material (2/4)

Service: Hot water, refrigerant

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


Table 3.1. Piping Material (3/4)

Service: Laboratory Gas


ITEM NPS DESCRIPTION

Pipe -1 Stainless steel ASTM A312 TP304L Weld SCH40

RATING END DESCRIPTION

Fiting -1 3.000 SW Furged alloy steel ASTM A182

F304L, ANSI B16.11

Flange -1 150 SO,RF Forged alloy steel ASTM A182

F304L, ANSI B16.5

Gate Valve -1 125 FLGD,RF Austentic steel ASTM a351 CF 8,

ASTM A182 F304L trim BB OS&Y,

ANSI B16.10

Globe valve -1 125 FLGD,RF Austentic steel ASTM a351 CF 8,

ASTM A182 F304L trim BB OS&Y,

ANSI B16.10

Check Valve - - - -

Gasket -1 - - Spiral wound gasketm, SUS 304

Bolt & Nut Bolt: Steel ASTM A 193 B7, ANSI B18.2.1

Nut : Steel ASTM A 194 2H, ANSI B18.2.2

Table 3.1. Piping Material (4/4)

Service: Drainage and Vent


ITEM NPS DESCRIPTION

Pipe 1-1/4-8 PVC ASTM D2665

RATING END DESCRIPTION

Fiting 1-1/4-8 Socket PVC ASTM D2665, ANSI D3311

Flange

Gate Valve

Globe valve

Check Valve

Gasket

Bolt & Nut

M. Penumpu Pipa

Bilamana penumpu tidak ditunjukan dalam gambar, maka pemborong


harus memasang sendiri penumpu pipa dan harus mengatur posisinja agar
seluruh pipa tertumpu dengan baik. Lendutan pipa hanya boleh maximum
0.3 mm per meter panjang pipa.

Jarak antara penumpu vertikal dan horizontal tidak boleh lebih dari:

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


Nom pipe STEEL PIPE COPPER PIPE

Diameter Vertical Horizontal Vertical Horizontal

15 mm 2.400 mm 1.800 mm 1.800 mm 1.200 mm

20 mm 3.000 mm 2.400 mm 1.800 mm 1.500 mm

25 mm 3.000 mm 2.400 mm 3.000 mm 1.500 mm

32 mm 3.000 mm 2.400 mm 3.000 mm 1.500 mm

40 mm 3.600 mm 3.000 mm 3.000 mm 1.500 mm

65 mm 4.500 mm 3.000 mm 3.600 mm 3.000 mm

80 mm 4.500 mm 4.000 mm 3.600 mm 3.000 mm

100 mm 4.500 mm 4.000 mm 3.600 mm 3.000 mm

150 mm 5.200 mm 5.200 mm - -

200 mm 5.800 mm 5.200 mm - -

250 mm - - - -

- Penumpu untuk pipa horizontal harus ex FLACO atau setara,


untuk pipa tegak harus menggunakan Musing Rings atau Sadle
Clip kecuali ditentukan lain

- Penggantung harus sesuai dengan BS 3974.

- Untuk penumpu pipa plastic harus mengikuti rekomendasi


pabrik

N. Sleeve pipe.

- Bila pipa menembus dinding, lantai atau langit-langit pipa


harus dlindungi dengan material yang sama dengan pipa, Sleeve
harus satu tingkat lebih besar agar ada pergerakan bebas dari pipa

- Untuk pipa berisolasi maka sleeve hams cukup besar untuk pipa
dan isolasinya. Sleeves pipa melalui dinding atau lantai tahan api
harus ditambah dengan bahan yang sesuai dengan persyaratan
kebocoran.

- Sleeves ke atap harus dilengkapi dengan suatu pelindung yang


kedap air.

O. Reducer

Reducer harus type Concentric untuk pipa vertikal dan Excentric


untuk horizontal. Untuk reducer excentric maka harus dipasang datar di
atas bagi cairan dan datar dibawah bagi gas.

P. Peredam getar

Seluruh pompa dan peralatan bergetar dan berputar harus diisolasi


terhadap jaringan pipa dengan menggunakan sambungan flexible type
Sphehcat bellow lengkap dengan batang pengontrol gerak axial bila
diperlukan.

X. PEKERJAAN X.1. Material kabel feeder


INSTALASI

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


LISTRIK Kabel tanah TR berpelindung pita baja

1. type : NYY

standard : S11 0211-78 SPLN 43-2,1981

Konstruksi

Berinti kawat satu atau lebih, konduktor dari bahan tembaga solid atau
standard, bentuk bulat atau sektoral, insulasi PVC, selubung sebelah dalarn
dari PVC, dan lapisan terluar adalah PVC sheathed warna hitam.

Kabel harus buatan pabrik dalarm atau luar negeri yang bermutu baik.

2. type : NYM

standard : S11 0211-78 SPLN 43-1, 1981

Konstruksi

Berinti satu atau lebih, konduktor dad bahan tembaga solid atau
standard,

bentuk bulat atau sektoral, insulasi PVC, selubung sebelah dalam dari
PVC, dan lapisan terluar adalah PVC sheathed warna putih atau abu-
abu.

Pengujian tahanan isulasi

Pengujian setelah pemasangan kabel.

Setelah kabel ditanam/ditarik dan pernasangan sepatu kabel (connection


lugs), maka perlu dilakukan pengujian dielektrik.

Kabel harus buatan pabrik dalam atau luar negeri yang bermutu baik ex
Supreme atau yang setara.

Panel Switchgear Tegangan Rendah


X.2
a.Type

Metal enclosed, floor dan atau wall mounting, air insulating medium,
fixed type atau draw out, manually atau electrically operated, mechanically
atau dielectrically interlocked,

Panel dan komponen-komponennya harus dibuat dan difinish sesuai


kondisi tropis (panas dan lembab), untuk pasangan dalam (indoor use), IP
54

b.Standard

Panel switchgear harus dibuat sesuai dengan standard dalarn PUIL, IEC
atau standard-standard lainnya (NFC, VDE/DIN.NEM, BS, JIS) dan
lain-lain.

Produk panel yang dapat diterima adalah ex lokal buatan Pabrik (panel
maker)

c.Konstruksi

Panel switchgear TR akan dioperasikan pada tegangan 380/220 V, 3 phasa,


4 kawat, 50 Hz dan olidly grounded.

Switchgear harus dapat dioperasikan dengan aman oleh Petugas, misalnya

pekerjaan normal seperti pengoperasiannya sakelar-sakelar daya, pemutus


tangga, pernasangan kembali indikator-indikator gangguan, pengecekan
tegangan, dan sebagainya tanpa membuka pintu penutup panel.

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


Ruangan peralatan dilengkapi dengan pintu disebelah muka sedemikian
rupa sehingga hanya dapat dibuka untuk keperluan maintenace dan
pengecekan.

Pintu panel dilengkapi dengan engsel type terbenam, handel (cath) dan
kunci (lock). Kunci panel-panel listrik harus memakai kunci jenis master
key.

Finishing panel harus dilaksanakan sebagai berikut.

Semua bagian dari baja harus bersih dan standlasted setelah pengetesan,
kemudian secepatnya dilindungi terhadap karat dengan cara galvanisasi
atau chromium plating atau dengan zincchromatic primer.

Pengecatan finish dilakukan dengan dua lapis cat oven warna abu-abu atau
warna lain yang disetujui Pengawas.

Komponen-komponen panel.

Busbar

Main bus harus dipasang horizontal disebelah atas.

Main dan tiap busbar dari bahan tembaga dengan konduktifitas tinggi
(98% atau lebih besar), dan harus mempunyai kuat hantar arus kontinu
yang standard dan sesuai dengan yang dimaksud dalam gambar.

Busbar harus dicat sesuai dengan kode warna dalam PUIL sebagai berikut:

Phasa : merah, kuning dan hitarn

Netral : biru

Ground : hijau kuning

Busbar pentanahan terletak di sebelah bawah, di mana akan diadakan


penyambungan dengan penghantar pertanahan terhadap lemari panel,
rangka dan badan peralatan dari metal, konduit dan lain-lain.

d. Circuit Breaker (CB)

Untuk CB utama harus dari type Moulded Case (MCCB) adjusted, CB


harus dari type automatic trip dengan kombinasi thermal dan
instantaneous magnetic trip units.

Handle pengoperasian CB harus dapat secara jelas menunjukkan apakah


CB pada posisi ON, Off atau 'tripped".

CB harus mempunyai besaran-besaran ampere frame (AF) dan ampere


trip (AT) pada temperatur Wiling 40 derajat celcius, 600 V ratings dan
kemampuan pernutusan arus hubung singkat minimum pada 380 V (RMS
symetrical) sesuai seperti yang tercanturn dalarn gambar.

Main CB yang harus dilengkapi dengan pengamanan terhadap gangguan


ke tanah (ground fault protection).

Produk yang dapat diterima adalah ex Merin Gerin, AEG atau setara.

Pengamanan gangguan ke tanah harus terdiri dari ground sensor yang


merangkum ketiga penghantar phasa dan dihubungkan ke satu solid state
ground relay yang akan men-tripped CB.

e. Magnetic contactor

Magnetic contactor harus dapat bekerja tanpa getaran atau dengung.

Contactor harus type heavy-duty, kemampuan minimal making curret


sebesar 15% arus nominal, dan kemampuan electrical operation sebanyak

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


2.000.000 kali.

f. Relays

Thermal overload relay harus dipasang pada setiap phasa harus


dikompensasikan terhadap temperature Wiling dengan manual reset.

Time delay relay, untuk mengatur timing delay starter period, harus type
pneumatic atau motordriven, dengan time delay range dial adjustabel,
dan mempunyai ketelitian waktu paling kurang sebesar 155. Relay harus
bekerja bila rangkaian sekunder terhubung singkat oleh
elektroda-elektroda luar. Relay dimaksudkan untuk beroperasi dengan
eketroda-elektroda yang kontak dengan air dengan rating 10 ampere pada
300 VAC.

g. Selector Switch

Selector switches harus mempunyai rating 10 Amp. Pada 300 V, type


heavy duty dan kedap minyak.

h. Lampu indikator/Pilot Lamp.

Lampu indikator harus type full voltage, heavy duty dan kedap minyak,
ulir dan longlife.

i. Terminal Block

Terminal Block untuk kabel-kabel kontrol harus type moulded disediakan


sesuai kebutuhan dengan ditambah 20% terminal balats untuk cadangan.

j. Name Plate.

Name plate harus terbuat dari plastik gravir berlaminasi, putih bagian
dalam dan hitam pada bagian permukaan. Huruf-huruf harus huruf block
dengan ukuran minimum 4 mm.

k. Kabel kontrol.

Control circuit conductors harus jenis kabel fieksibel dengan penampang


konduktor tidak kurang dari 2,5 MM2, rating tegangan 600 V (NYAF).

Kabel kontrol harus buatan pabrik kabel dalam negeri ex Kabel Metal,
Kabelindo, Tranka atau Sucaco atau yang setara.

l. Pengawatan (internal wiring)

Pengawatan harus dilakukan di pabrik pembuat panel secara sistematis


dan rapi. Semua hubungan kawat harus dilakukan melalui
pengubung/terminal khusus.

Ujung kabel harus dilengkapi dengan sepatu kabel dan hubungan


keduanya diperkuat dengan cara dipress. Hubungan antara sepatu kabel
dan terminal harus dengan mur dan baut serta dilengkapi dengan ring
yang bergerigi tepinya untuk menghindari kemungkinan hubungan
menjadi longgar.

Interwiring harus kontinue dari terminal ke terminal tanpa sambungan,


dan setiap kabel kontrol harus diberikan label bernomor yang harus
dicantumkan pada gambar kerja (shop drawings).

Pemeriksaan dan Pengujian.

Pemeriksaan secara visual (appearance inspection) terhadap


kelangkapan peralatan apakah sudah sesuai dengan yang
dimaksud.

Pemeriksaan alat-alat interlock dan fungsi kedap handel-handel


Pemeriksaan kekuatan mekanis dari handel dan alat interlock

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


Pengujian tahanan insulasi

Pemeriksaan kontinuitas rangkaian Pengujian dengan tegangan.

Lampu penerangan dan kotak-kotak.

1) Konstruksi

1.a. Lampu dan Armaturnya.

Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti


yang dilukiskan dalam gambar-gambar elektrikal. Semua armatur
lampu yang terbuat dari metal harus mempunyai terminal pentanahan
(grounding).

Tabung flourescent 36 W atau larnpu TL merk lain yang setara,


dengan warna cahaya daylight. Ballast yang digunakan adalah single
lamp ballast (satu ballast untuk satu tabung lampu flourescent
dilengkapi dengan capasitor untuk perbaikan faktor daya) .

Lampu TL harus sudah lengkap dengan kap/reflector dibuat dari pelat


baja dengan bentuk seperti gambar rencana dengan type-type sebagai
berikut:

Untuk lampu yang terbenam memakai type RMO 300 2 x 36W


Gloss lengkap louvre M1 Untuk lampu yang menempel memakai
type RT/ TKO 2 x 36 W atau 1 x 36 W.

Lampu Downlight Indoor Lampu Downlight Recessed Mounted


(INDOOR), terdiri dari 3 jenis.

- Lampu Downlight type RD 175 R.PLC


dilengkapi dengan bola lampu PLC 26 watt/86

- Lampu baret adalah circular flourescent 32 watt,


dengan fitting type SCR new 40 ACR~

- Lampu Downlight Halogen dichroic 50w/12v.

Kotak Kontak Biasa (KKB)

Kotak kontak biasa yang dipakai adalah kotak kontak satu fase.
Semua kotak kontak harus memiliki terminal fase, netral dan
pentanahan. Kotak kontak harus dari satu type, untuk pemasangan
rata dinding, dengan rating 250 volts 10 Amp.

Sakelar Dinding.

Sakelar biasa harus satu type untuk pemasangan rata dinding, type
rocker, mempunyai rating 250 volts 10 Amp dari jenis single gang
atau double gangs atau multiple gangs (grid switches).

Kabel Instalasi.

Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak kotak


harus kabel inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih
(NYM).

Kabel harus mempunyai penampang minimum 2,5 mm2.

Ketentuan dalam PUIL sebagai bserikut:

Fase -1 : merah

Fase -2 : kuning

Fase -3 : hitam

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


Netral : biru

Tanah (ground) : hijau dan kuning.

2) Pemasangan

Sakelar dan "Receptacles" Dinding

Kecuali tercatat atau dipersyaratkan lain, tinggi pemasangan kotak


sakelar dinding, harus 150 cm; dan untuk kotak receptacles (stop
kontak) dinding, dipasang 30 cm dari lantai. Dimana ada lebih dari
lima sakelar dinding atau "receptacles" ditunjuk pada tempat yang
sama, maka dua deret kotak kotak tunggal, ganda atau "multigang"
sesuai dengan kebutuhan harus dipasang satu diatas yang lain, dan
titik tengah deretan-deretan tersebut harus berada 150 cm diatas
permukaan lantai.

Kotak kotak outlet dekat pintu atau jendela harus dipasang 20 cm


dari pinggir kusen pada sisi kunci seperti ditunjukkan dalam
gambar-gambar Arsitektur, kecuali ditunjukkan lain oleh Pengawas.

Pemasangan Lampu-lampu.

Pemeriksaan dan Pengujian

Pemeriksaan dan pengujian seluruh instalasi sistem penerangan dan


kotak kotak diselenggarakan setelah seluruh pekerjaan selesai.
Pemeriksaan dan pengujian tersebut terdiri dari :

Pemeriksaan secara visual (appearance inspection) terhadap


kelangkapan peralatan apakah sudah sesuai dengan yang
dimaksud.

Pemeriksaan fungsi kerja dan kekuatan mekanis dari


peralatan Pengujian sambungan-sambungan

Pengujian tahanan insulasi Pengujian dengan tegangan.

Pengujian pemberian tegangan.

Pengujian harus disaksikan oleh pengawas.

Pemborong harus membuat Berita Acara hasil pengujian, dan 1


copy diserahkan kepada pengawas. Seluruh pengujian
diselenggarakan oleh Pemborong, dan segala biaya untuk itu
ditanggung oleh pemborong.

Sambungan kabel harus dibuat baik-baik secara listrik dengan


menggunakan konus penyambungan (lasdop) plastik atau konektor lain
yang disetujui pengawas.

Sambungan kabel hanya boleh dilakukan dalam kotak penyambungan


(aunction box).

Di dalam pipa baja atau sambungan pipa tidak boleh ada sambungan
kabel. Kabel harus produksi pabrik terkenal ex Supreme, Kabelindo,
Kabel Metal, atau Tranka.

Lasdop harus ex Clipsal, 3 M atau T & B.

Semua instalasi kabel yang ada harus berada dalam pipa pelindung ex
Clipsal atau setara

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


X.3 LOW VOLTAGE ELECTRICAL INSTALLATION

1. Umum

Semua peralatan listrik yang akan digunakan dalam proyek ini harus
mempunyai kualitas yang terbaik sesuai dengan perencanaan, pembuatan
instalasi dan harus lengkap dengan perlengkapan lainnya agar dapat
beroprasi secara benar dan memuaskan, baik Pengaturan, Pemeliharaan
dan Aman dalam semua kondisi dari Pelayanan.

2. Catu Daya

Catu Daya tegangan Rendah 220, 50Hz, 3 Phasa 4 Urat Kabel Dari PLN

3. Pembumian

a. Semua peralatan tegangan rendah dan bagian metal yang dipasang


terbuka (exposed) harus di-bumikan secara efektif sesuai Pasal
Sistem Pembumian.

b. Semua fitting lampu dan stop kontak harus di-bumikan.

c. Semua saklar metal Clad harus di-bumikan.

4. Pengkabelan Armatur/Fitting Lampu

a. Pengkabelan dan penyambungan kesemua fitting lampu seperti


tertera dalam gambar perencana.

b. Saklar lampu seperti tertera dalam gambar dan/atau seperti


dispesifikasikan dalam Ligthing Fitting Installation Plan

c. Sirkit pengkabelan seperti ditunjukkan dalam gambar, setiap sirkit


harus diterminasi pada MCB Atau RCD pada panel distribusi.

5. Pengkabelan Stop Kontak

Pemasangan dan pengkabelan semua stop kontak seperti tertihat pada


gambar. Instalasi stop kontak tidak boleh lebih dari 6 buah dalam satu
sirkit dengan pengaman 10 Ampere.

6. Posisi stop Kontak

a. Posisi dari stop kontak yang tertera pada gambar adalah perkiraan
dan posisi tepatnya dapat bergeser sampai 300 mm, dan pergeseran
ini termasuk instalasi konduitnya tanpa penambahan biaya

b. Kontraktor wajib bertanggung jawab untuk pengecekan tata letak


lampu penerangan terhadap rencana structural dan pekerjaan lainnya
dalam menginstalasi konduit dan lampu penerangan, sehingga
perselisihan pemasangan titik lampu penerangan dengan pekerjaan
struktur dan lainnya dapat dihindari

c. Kontraktor wajib bertangung-jawab untuk mengukur ruangan dan


jarak pemasangan stop kontak secara akurat dan simetris dan harus
menjamin posisi dari stop kontak adalah yang terbaik sebelum mulai
ditarik instalasinya.

7. Pengecekan Sirkit Instalasi

a. Kontraktor harus menghitung dan mengecek kebutuhan akan beban


maksimum yang diperlukan dan dari data mengenai beban
tersambung yang diberikan. Kontraktor harus mengecek kemampuan
semua kabel, MCB, RCD, saklar dan lain-lain. Agar sesuai dengan
kapasitas nominalnya dan segera memberi tahu segera ke pengawas
jika terdapat ketidakcocokan. Tegangan Jatuh harus tidak melebihi
batas maksimum 5 prosen untuk beban terjauh dari Panel Distribusi.

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


b. Penampang kabel untuk instalasi penerangan dan stop kontak
minimum berukuran 2.5 mm 2 dan untuk pentahanan lampu dan stop
kontak minimum 2.5 mm2, dan ukuran kabel tembaga untuk kabel
kontrol. Meter pengukuran dan lampu-lampu indikator minimum
berukuran 1.5 mm2. Setiap sirkuit lampu harus dilengkapi dengan
kabel netral yang terpisah.

X.4 PANEL DISTRIBUSI LISTRIK

1. Lingkup Pekerjaan

Bagian ini merupakan spesifikasi umum untuk instalasi dari semua


pekerjaan yang berkaitan dengan box panel, panel distribusi, lightning
arrester, SAT, AVR, UPS dan lain-lain.

2. Keperluan Umum Panel Tegangan Rendah

a. Meskipun tidak disebutkan secara jelas yang menyinggung dalam


pekerjaan instalasi, Kontaktor harus bertanggung jawab dan
meyakinkan bahwa semua pekerjaan benar-benar sesuai dengan
peraturan PUIL-1987

b. Semua pekerjaan panel atau box panel akan disuplai oleh bagian lain
dan semua peralatan harus cocok untuk iklim tropis dengan
kelembaban 100% dan temperature sekeliling 40C

X.5 ELECTRICAL DISTRIBUTION INSTALLATION

1. Lingkup Pekerjaan

Bagian ini menerangkan keperluan, metoda, material, dan standard dari


pekerja yang berhubungan dengan sistem distribusi listrik yang dijelaskan
dibawah ini dan tertera pada gambar.

2. Umum

a. Semua pekerjaan harus sesuai dengan spesifikasi teknis dan


berprinsip yang terbaik dari pekerjaan engineering modern yang
akan dikerjakan oleh pekerja yang cukup dan berkemampuan tinggi

b. Semua peralatan listrik harus berkualitas yang tertinggi sesuai


dengan desain, pembuatan dan instalasi, dan harus dapat beroperasi
dengan baik dan benar, serta aman dalam semua kondisi pelayanan

c. Semua pekerjaan yang disebutkan dalam lingkup pekerjaan ini harus


sesuai dengan edisi ke 15 IEE Regulations, semua peraturan daerah
setempat yang berlaku.

3. Instalasi Kabel

a. Umum

- Spesifikasi ini menerangkan keperluan untuk supply instalasi,


test dan commisioning dari semua kabel yang dibutuhkan untuk
melengkapi sistem instalasi listrik

- Kabel-kabel penyokong utama yang termasuk dalam kontrak


seperti yang tercantum dalam gambar dan kontraktor harus
menyediakan semua yang dibutuhkan seperti konduit, perkakas
khusus dan sebagainya. Yang diperlukan untuk pemasangan,
terminal dan sambungan kabel-kabel sesuai dengan teknis

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


praktis yang benar

- Bila dipakai kabel-kabel berinti banyak, untuk memberi


petunjuk dalam penggunaanya pada proteksi dan kontrol, maka
masing-masing inti diberi nomor sebagai petunjuk dan
kontraktor akan menambahkan label petunjuk pada kabel. Label
petunjuk tersebut diberi nomor sesuai dengan wiring yang
dipersiapkan oleh eengineer. Semua kabel harus diberi
terminasi dengan klem konektor yang disetujui oleh pengawas.
Penyambungan dengan penjepit tidak diterima

- Semua kabel harus dari jenis penghantar tembaga (copper).


Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap bongkar muat
kabel dilapangan dan menjamin bahwa kabel yang disupply
betul-betul baru dengan gelondong penggulung baru yang dapat
mencegah kabel dari kerusakan mekanis dan pencurian atau
masih dalam kondisi pengepakan asli pabrik. Penggunaan kabel
diluar yang dipersyaratkan tersebut tidak akan diterima kecuali
disetujui oleh pemberi tugas/pengawas secara tertulis.

- Kontraktor harus menjamin semua kabel-kabel terpisah dari


pekerjaan pipa.

b. Kabel PVC/PVC

- Kabel-kabel tembaga PVC di-isolasi dengan PVC shealted


harus dari berinti tunggal atau berinti banyak dengan netral dan
mempunyai tegangan 600V/1000V sesuai BS 6364-1969.

- Inti-inti kabel tersebut dari penghantar tembaga yang tinggi


berdasarkan BS 6360-1969.

- Inti-inti kabel tersebut di-isoiasi PVC dan diberi tanda warna


dan harus dilapisi dengan PVC.

- Radius bending minimum tidak kurang dari 8 kali diameter


kabel luar.

- Bila dipasang horisontal kabel harus didukung dengan baik


menggunakan Kabel Tray dengan penggantung/penguat yang
mempunyai jarak tidak melebihi 2 m. Kabel-kabel dipasang
secara vertikal harus diperkuat dengan penjepit tray dengan
jarak tidak melebihi jarak 1 meter.

c. Kabel Fleksibel

Kabel fleksibel/senur harus tahan api dengan isolasi PVC dan


penghantar tembaga. Untuk tegangan 300V/500V, berdasarkan BS
6.500. Ukuran minimum kabel sebesar 1.5 mm2

4. System Conduit PVC High Impack

Kontraktor akan mensuplai dan memasang semua kabel-kabel tembaga


PVC dalam konduit. Kecuali jika tidak dispesifikasikan atau tercantum
pada gambar.

Sebelum instalasi dimulai, kontraktor harus menyiapkan gambar-gambar


dari konduit yang diusulkan yang menunjukkan jumlah, ukuran dan
rangkaian dari semua penghantar untuk diajukan terlebih dahulu kepada
engineer.

Persetujuan dari Pengawas tidak bisa membantu kontraktor atas


pertanggungjawaban dalam memperkirakan dan menghitung kelengkapan
instalasi dalam hal jumlah atau ukuran dari konduit.

- Semua konduit dan fitting yang digunakan dalam instalasi kecuali


konduit fieksibel, harus kuat, disekrup, digalvanis pada kedua
permukaan internal dan external sesuai dengan BS 4568 bagian 1

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


dan 2, kelas 4.

- Konduit fleksibel dan fitting harus memenuhi standard BS 731 bagian


1 dan sebagai tambahan harus dari metallic watertight, dilapisi PVC
dengan kawat tanah dalam konduit tersebut secara terpisah.

- Ukuran minimum dari konduit yang dipergunakan pada instalasi


berdiamater 20 mm.

- Konduit-konduit dibuat secara terpisah untuk rangkaian dengan


tegangan ekstra rendah.

- Sambungan konduit model T, belokan dan lengkungan dengan type


inspeksi atau non inspeksi tidak diijinkan.

- Sistem konduit harus disambung secara listrik dan mekanis dan


dikedap air setelah instalasi konduit tersebut diatur sedemikian rupa,
dimungkinkan untuk mempunyai pemutusan sendiri ke konduit
outlet dari peralatan. Sistem konduit tersebut sebelum digunakan
harus diberi tutup kayu.

5. Kontaktor

a. Kontaktor harus dapat dikontrol secara electro magnetik, double air


break, 4 kutub, 3 kutub, 2 kutub atau 1 kutub sesuai dengan
keperluan. Kontaktor harus sesuai dan telah teruji oleh standart B5-
424: Bagian 1

b. Kalau tidak dispesifikasikan lain, maka, kontaktor harus dari


golongan AC-1 untuk penggunaan umum dan AC-3 untuk
rangkaian-rangkaian motor.

c. Rating tegangan operasional harus 380 + 6% Volt, 3 phasa, 50 hz,


atau 220 + 6% volt, 1 phasa, 50 Hz. Rating daya dan kuantitas dari
kontaktor harus ditunjukan dalam gambar.

d. Kontak Bantu dan kotak utama dan kontaktor harus dapat bekerja
secara terus menerus dengan tugas intermiten. Kontak utama dari
kontaktor harus terbuat dari perak atau permukaanya dari perak.

e. Harus disediakan cadangan 2 buah kontak NO. dan NC sebagai


tambahan dari jumlah kontak yang digunakan.

X.6 FINAL SUB CIRCUIT WIRING

1. Lingkup Pekerjaan

Bagian ini mengemukakan persyaratan, standarisasi, kelengkapan kerja


dan pekerjaan tambah yang berkaitan dengan pengadaan (supply),
pemasangan (installation) dari peralatan elektrikal, dudukan lampu
penerangan, kabel saklar dan lain-lain.

2. Sistem Pengawatan

a. Sistem pengawatan atau pengkabelan dalam pipa/konduit umumnya


digunakan kecuali pada area pelayanan, di dalam ceiling (langit-
langit) sesuai pada gambar rencana di mana penggunaan pipa tidak
tertanam

b. Spesifikasi dari pemasangan pipa adalah sama dengan yang telah


ditetapkan atau disebutkan pada ketentuan dari spesifikasi ini.

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


3. Fitting Lampu Penerangan

a. Umum

- Semua dudukan lampu harus buatan pabrik yang mempunyai


reputasi baik/bonafide dan telah ditunjang oleh merk dagang.

- Dudukan lampu harus ditunjukkan dalam daftar dudukan lampu

- Alternative lain dari dudukan lampu dapat diusulkan dengan


mempertimbangkan unjuk kerja dan kualitas yang sama atau
lebih dari spesifikasi yang ada dan dapat diterima oleh
pengawas dan harus mengikuti peraturan yang ada.

- Lampu-lampu harus mempunyai konstruksi yang baik dan


harus sesuai dengan standar BS 4533 dan harus dipilih sesuai
dengan kondisi dimana dia harus dioprasikan pada tegangan
220V, 1 phase, 50 hertz

b. Dudukan lampu TL

- Semua dudukan lampu TL harus dipasang lengkap dengan


tabung lampu dan accessoriesnya sehingga dapat dioperasikan
pada tegangan 220 Volt, 1 phase, 50 hz. Rumah lampu harus
buatan pabrik dengan plat dari baja kualitas yang terbaik.
Control gear dan accessories harus lengkap terdapat di dalam
rumah lampu. Semua rumah lampu harus terlindung secara
aman untuk mencegah dari karat dan korosi

- Semua ballast harus terbuat dari type pendinginan alamiah


dengan isian Polyester dengan kelas isolasi A sesuai dengan BS
2818:1981.

4. Kelengkapan Listrik/Asesori listrik

a. Umum

asesori listrik umumnya berwarna putih, memenuhi standart BS yang


relevan.

b. Stop Kontak

Stop Kontak merk Clipsal, National atau setara dan untuk Stop
kontak type 3p merk Legrand, MG atau setara, seperti terlihat pada
gambar. Semua stop kontak harus memenuhi standart BS 1363 dan
546.

c. Sambungan Kabel

Sambungan kabel harus tipe flush mounted dengan blok terminal


yang cocok untuk fixing pada box standard BS 4662. Kabel yang
dilapisi dan diisolasi PVC dengan penghantar proteksi rangkaian
harus digunakan dari unit ke peralatanya

d. Saklar Penerangan

Saklar penerangan menggunakan rating 10 A, sesuai BS 3676

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


X.7 SISTEM PENTANAHAN

1. Pemasangan Pentanahan.

a. Semua bagian metal dan instalasi listrik, tapi tidak termasuk bagian-
bagian conductive harus secara langsung ditanahkan sesuai dengan
edisi terakhir dari IEE dan standart praktis CP 1013.

b. Suatu tembaga masive terminal pentanahan utama harus disediakan


pada posisi dekat dengan panel hubung utama sebagai tempat
penyambungan dari konduktor-konduktor pelindung rangkaian
terminal pentanahan utama akan disambungkan ketanah melalui
suatu terminal pentanahan, harus dihubungkan ke penghantar
pentanahan dengan suatu elektroda pentanahan atau kelompok
elektroda.

c. Elektroda pentahanan terbuat dari batang-batang mild steel inner


core dengan bounded hard drawn copper sleeve dari jenis yang telah
disetujui. Diameter luar dari batang tersebut tidak boleh kurang dari
12.7 mm dengan ketebalan copper sleeve tidak kurang dari 2 mm.
Panjang minimum 2.4 m. Penambahan panjang bilamana diperlukan
masing-masing 1.2 m, dihubungkan bersama dengan coupling.

e. Elektroda-elektroda tersebut harus dimasukan dalam tanah dengan


suatu earth pit hanya perkakas yang disetujui seperti electrical
hammer atau pneumatic hammer, yang dipakai untuk instalasi.

f. Dalam hal tahanan pentahanan yang dicapai dengan bonerod


tersebut tidak sesuai dengan yang dibutuhkan, akan dipasang
penambahan panjang atau penambahan rod. Rod tambahan harus
dimasukkan ke tanah diluar daerah resistensi rod yang lain.
Pemisahan dengan jarak 3,5 m; diperlukan semua rod yang dipasang
harus dihubungkan dengan 25x3 mm tinned conner tapes dengn
isolasi PVC dalam ducting PVC dan ditanam dipermukaan tanah
dengan kedalaman minimum 600 mm. Tape tembaga penghubung
tidak boleh mempunyai sambungan antara rod yang satu dengan
yang lain

g. Penghantar-penghantar pentanahan menggunakan copper 25 x 3 mm

h. Penghantar pentanahan tersebut dihubungkan ke elektroda


pentahanan dengan menggunakan klem-klem penghubung copper
yang telah disetujui.

i. Tahanan pentahanan harus kurang dari 5 Ohm untuk sistem


elektrikal.

2. Ekipotensial Bonding

a. Penghantar ekipotensial bonding utama harus dari tembaga

b. Penghantar ekipotensial bonding utama harus dihubungkan ke


terminal pentanahan utama dan instalasi termasuk pipa air dan pipa
gas serta bagian metal dari sambungan harus sedekat mungkin
dengan titik masuk non-elektrical service ke tempat yang seharusnya
ditentukan sruktur bangunan yang dapat melakukan potensial.

c. Penghantar ekipotensial bonding utama harus dihubungkan dengan


bagian-bagian konduktip dan non electrical services dengan klem
sambung tembaga yang disetujui untuk digunakan. Semua
permukaan kontak harus bersih dan bebas dari material-material cat,
minyak, gemuk (grease) sebelum konektor dipasang.

d. Penampang konduktor ekipotensial bonding utama harus sama

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


dengan setengah penampang konduktor pentanahannya atau
minimum 16 mm

3. Penghantar Rangkaian Proteksi

a. Penghantar rangkaian proteksi boleh dilaksanakan dengan


penghantar kabel yang terpisah, bagian metal atau baja dari kabel,
bagian dari kabel yang sama seperti live conductor, trunking atau
ducting atau bagian metal yang termasuk dari sistem pengawatan,
konduit fleksibel, konduit PVC, bagian metal alat yang terbuka tidak
boleh dari penghantar rangkaian proteksi.

b. Untuk setiap socket outlet, akan diberikan hubungan ke terminal


pentanahan.

c. Untuk setiap konduit fleksibel, konduit PVC, secara terpisah


penghantar rangkaian proteksi akan diberikan di dalam konduit
tersebut untuk mendapatkan kontinuitas pentanahan dari instalasi
antara kedua sisi konduit tersebut.

d. Untuk sistem pengawatan menggunakan isolasi PVC kabel-kabel


berlapiskan PVC, penghantar proteksi rangkaian dari satiap ring
sirkuit juga dihubungkan kepada terminal tanah pada kedua sisinya.

e. Peralatan dibuat suatu accessible position untuk disconnecting suatu


penghantar proteksi dan terminal pentanahan utama atau elektroda
pentahanan tersebut untuk memungkinkan adanya pengukuran dan
pengentasan dari tahanan pentahanan. Tidak ada peralatan switching
yang dimasukkan dalam penghantar proteksi.

f. Semua kabel yang dipakai sebagai perghantar proteksi termasuk


penghantar pentanahan, dan rangkaian penghantar proteksi
diidentifikasi dengan combinasi warna hijau dan kuning

g. Penghantar telanjang yang dipakai sebagai pelindung harus dapat


dibedakan dengan tape atau disc atau dicat dengan kombinasi warna
yang sama

4. Rating Penghantar Pentahanan dan Batang Tembaga

Sistem pentahanan harus ditanahkan dengan penghantar yang mampu


menempung arus hubung singkat maksimum

5. Pentanahan Untuk Peralatan-Peralatan lain.

a. Instrumen Pentanahan

Instrumen pentanahan didalam bangunan memerlukan. Sistem


grounding yang terpisah yang dipasang atas persetujuan pengawas

b. Sistem Pentanahan Generator

Titik netral dari generator dan casingnya ditanahkan secara langsung


menggunakan tembaga telanjang (Bare Copper) seperti ditunjukkan
pada gambar

X.8 SISTEM PENANGKAL PETIR

1. Umum

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


Sistem penangkal petir ini harus dipasang secara umum sesuai dan
mengikuti pedoman perencanaan Penangkal Petir, Departemen Pekerjaan
Umum dan British Standard Code of CP326.

2. Lingkup pekerjaan

Bagian ini meliputi penyediaan, pemasangan, pengujian dan perbaikan


selama masa pemeliharaan dari sistem penangkal petir yang lengkap sesuai
spesifikasi ini serta pengurusan izin dari badan yang berwenang (Jawatan
Keselamatan Kerja/Departemen Tenaga Kerja).

3. Batang Penerima

a. Batang penerima yang terpasang pada atap bangunan atau atap


rangka baja harus mempunyai penunjang yang kokoh dengan
ketahanan kecepatan angin 120 km/jam. Penunjang dengan kawat
(guy ropes) atau sejenis tidak diperkenankan

b. Batang penerima harus terbuat dari batang tembaga dengan sudut


proteksi yang cukup untuk melindungi bangunan atau menara
antenna. Tata letak dari terminasi seperti tergambar pada gambar
Perencana. Kontraktor harus verifikasi di lapangan untuk lokasi yang
terbaik penginstalan penangkal petir yang melindungi bangunan dan
atau menara antena.

4. Kawat PenghantarTegak

a. Kontraktor harus mensuplai dan memasang kawat penghantar tegak


termasuk klem seperti tertera dalam gambar. Kawat penghantar tegak
terbuat dari BC (bare copper) dan harus diklem pada setiap 1.2
meter dan dibumikan melalui test link.

b. Kawat BC harus terpasang maximum 600 mm dari kabel lainya dan


harus dilindungi dengan Pipa uPVC sesuai dengan Garnbar.

5. Pengetesan Jaringan

a. Kontraktor harus mensuplai dan memasang test link peghantar


tegak. Test link terbuat dari bahan phosphor bronze dan dipasang
pada ketinggian yang mudah dicapai untuk pelaksanaan pengujian.

b. Test link harus terlindung dari interperensi yang tidak


diperkenankan, dan harus type yang disetujui dan tidak merupakan
resistansi listrik dari pada sistem

6. Sambungan dan Ikatan (Bonding)

Sambungan dan ikatan tidak diperkenankan kecuali di peralatan test link,


ikatan ke kolom WF struktur dan terminasi di batang penerima

7. Terminasi Pembumian

a. Setiap konduktor penyalur Tegak Harus Disambung Keterminal


Jaringan Pembumian.

b. Tahanan pembumian tidak boleh lebih dari 2 ohm, dan secara


keseluruhan sistem penangkal petir tidak dipergunakan melebihi
tahanan pembumian lebih dari 2 ohm sebelum setiap ikatan ke metal
dan struktur baja.

c. Sistem pentanahan harus sesuai dengan yang tertera dalam gambar.

8. Pengujian

a. Semua pengujian sistem penangkal petir harus sesuai dengan


prosedur British Standard Code Of Practice CP 362: 1013

b. Semua hasil test pengujian harus dihadiri dan disetujui oleh

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


pengawas

9. Galian

Galian untuk saluran penghantar kesambungan pembumian harus


mempunyai kedalaman 1 meter. galian harus di timbun kembali dan
dipadatkan, tanah bekas galian sampai ke level permukaan tanah semula.

X.9 TATA UDARA DAN VENTILASI

1. Lingkup Pekerjaan

Spesifikasi ini merupakan persyaratan pelaksanaan pekerjaan mekanikal


dalam hal ini pekerjaan tata udara dan ventilasi.

2. Peraturan Standart

Persyaratan dari peraturan dan standard berikut ini harus diikuti kecuali
disebutkan lain pada gambar atau spesifikasi.

- NPFA (National Fire Protection Association).

- ASTM (American Society for Testng and Material) B88

- ASHRAE

3. Referensi

Sebagai referensi harus di-ikuti isue terakhir dari

No gambar:

BRA.03.401 .79.001 BRA.03.401 .79.003

BRA.03.401 .79.002 BRA.03.401 .79.004

4. Koordinasi

Kontraktor harus bertanggung jawab secara detail untuk bidang pekerjaan


ini, yaitu dalam hal:

- koordinasi dengan pihak pelaksana dan bidang lain, dan koordinasi


tentang penempatan peralatan di ceiling, termasuk diskusi dengan
seluruh bagian yang terkait.

- Penempatan seluruh pekerjaan termasuk dalam kontrak sebagaimana


ditunjukkan dalam gambar dengan ruang yang cukup untuk operasi
dan maintenance.

Koordinasi gambar kerja harus dilakukan dengan divisi lain melalui


koordinator-koordinatornya.

5. Material

Umum

Material dimaksud adalah setiap bahan atau bahan jadi yang digunakan
pada pekerjaan ini

Material harus termasuk semua peralatan dan komponen-komponen, yang


merupakan bagian dari contract yang harus diserahkan pada pemberi Tugas.

Seluruh material harus:

- Baru dan diproduksi dengan teknologi mutahir dan sesuai dengan

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


tujuan perencanaan dan cocok untuk ditempatkan pada tempat yang
sesuai dengan gambar dan dengan ruang perawatan yang cukup

- Cocok dengan seluruh material lainnya yang dipakai dalam pekerjaan


ini

- Sesuai dengan performance yang dipersyaratkan.

- Sesuai dengan kontrak dokumen ditunjang dengan fasilitas pelayanan


yang memadai dan spare part yang tersedia dipasaran lokal

- Sesuai untuk beroperasi pada kondisi listrik setempat.

6. Gambar Kerja

- Pemborong harus menyiapkan gambar kerja untuk pelaksanaan


pekerjaan sesuai dengan informasi yang diberikan.

- Ukuran gambar A1 atau A2 (kecuali brosur) dan harus dicantumkan


nama proyek, setiap gambar yang tidak sesuai akan ditolak.

- Dalam 3 minggu setelah penunjukan pemborong harus mengirimkan


usulan jadwal pengiriman gambar kerja

- Semua gambar kerja harus dikirim dalam 12 minggu setelah


penunjukan dan paling lambat 6 minggu sebelum pelaksanaan
pekerjaan, dan harus menunjukan konstruksi detail dengan ukuran
yang teliti untuk peralatan standard dan suatu produk, brosur-brosur
yang lengkap dapat diterima

- Gambar-gambar akan diperiksa dan satu copy akan dikembalikan pada


pemborong dalam 4 minggu setelah gambar diterima.

- Bila diminta oleh pemeriksa, pemborong harus memperbaiki dan


mengirim ulang perbaikan tersebut. Bila disetujui pemborong harus
menyediakan 3 copy gambar dengan stempel approved untuk
pemeriksa dan pemberi tugas.

7. Testing and Commissioning

1. Umum

- Testing dan Commisioning harus dilaksanakan sebelum serah terima


pertama untuk meyakinkan bahwa seluruh pekerjaan telah selesai
sesuai dengan persyaratan-persyaratan yang diminta.

- Seluruh pekerjaan harus di-uji dengan disaksikan oleh pengawas,


dimana 2 hari sebelum pengujian undangan harus telah dikirimkan.
Pengujian juga harus dihadiri oleh pemborong dan sub-pemborong
pelaksanaanya.

- Peralatan test harus disediakan kontraktor berikut tenaga ahlinya. Bila


terjadi kegagalan dalam pengujian pemborong harus memperbaiki
sebelum serah terima.

- Hasil pengetesan harus dicatat dan ditandatangani dan diberi tanggal


untuk diperiksa sebelum serah terima pertama. Kinerja dari sistem
yang diuji harus sesuai dengan peraturan standard dan referensi yang
dipakai.

- Persyaratan-persyaratan yang diminta. Pengawas berhak menerima atau


menolak hasil uji coba tersebut sesuai persyaratan yang diminta.

2. Panduan Pengujian dan Commissioning

Pemborong harus menyiapkan dan mengirim panduan 3 bulan sebelum


pelaksanaan pengujian yang berisi:

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


a. Prosedur pengujian dan commissonng untuk setiap peralatan.

b. Daftar peralatan dan sistem yang harus diuji.

c. Form pengujian untuk setiap peralatan.

d. Program pengujian secara harian.

e. Ruang yang digunakan untuk pengujian.

3. Petunjuk Umum

Sebelum pengujian dilaksanakan harus dipasikan bahwa:

a. Instalasi benar-benar mengkuti gambar dan spesifikasi.

b. Setiap peralatan bekerja dengan baik, setiap control otomatis yang


dapat mengganggu jalannya pengetesan dilepas.

c. Semua peralatan ukur sudah dikalibrasi.

d. Tenaga ahli dari pemborong, memang benar-benar ahli di


bidangnya

e. Buku petunjuk pengetesan dan operasi telah tersedia.

f. Setiap peralatan eletronik yang mungkin rusak akibat pengetesan


harus di-isolasi.

4. Test kebakaran ducting

Bagian-bagian duct yang harus ditest sebagai berikut:

a. Ducting dengan tekanan kerja 500 pa atau lebih.

b. Bagian duct yang ditest terhadap kebocoran harus ditambal cerobong


utama harus dilengkapi dengan sambungan flange, bukaan kecil
dibagian ujung harus ditambal

c. Harus tersedia waktu yang cukup untuk menambal.

d. Sambungan harus diperiksa dengan teliti.

e. Tekanan test harus sama dengan tekanan operasi.

f. Pengetesan dilakukan selama 15 menit dan fasilitas tidak terjadi


kebocoran

g. Turunkan tahanan sampai 0 dengan mematikan kipas, dan segera


ulangi prosedur pengetesan sampai yakin tidak terjadi kebocoran
tambahan.

h. Criteria perencanaan sebagai berikut:

Q<0.0083 x Pt 0.65 (Lihat ASHRAE Fundamental)

Q = Laju kebocooran, I/s per m2 permukaan duct

Pt= Test pressure.

8. Gambar Instalasi Terpasang

1. Pembuatan gambar dan pencetakan dan gambar instalasi terpasang


menjadi tanggapan kontraktor.

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


2. Gambar harus dibuat pada kertas transparan kwalitas terbaik dengan
ukuran yang sama untuk setiap gambar.

3. Satu set dari gambar kontrak dan gambar kerja dijadikan acuan dalam
penyiapan gambar instalasi terpasang.

4. Sebelum dibuat berita acara serah terima pekerjaan pemborong harus


mengirim 2 copy dari gambar instalasi terpasang.

5. Gambar awal dari instalasi terpasang harus disiapkan oleh pemborong


dan 2 copy dikirim ke pengawas untuk diperiksa, dan satu copy
dikembalikan dengan komentar.

6. Pemborong harus memperbaiki gambar tersebut, dan setelah disetujui


dibuat 1 set copy ukuran A3 dilampirkan. Dilampirkan buku
petunjuk operasi dan pemeliharaan, 1 copy dalam kertas transparent
dimasukkan dalam Cylopak dan diberi nama.

9. Pekerjaan Ducting

1. Duct

1. Duct harus dibuat sesuai dengan persyaratan SMACNA untuk


tekanan rendah kecuali dinyatakan lain disini.

2. Duct terbuat dari galvanized steel sheet ASTMA 525 kecuali


ditentukan harus stainless steel atau Iainnva. Ketebalan duct
mengikuti table 5.1

Table 5.1. Duct Thickness

Ukuran sisi terbesar Ketebalan Bahan(mm)


(mm)

Up to 450 0.5

750 0.6

1.500 0.8

2.200 1.0

Over 2.200 1.2

Transverse joint harus di-seal (tambal) dengan bahan yang kedap


kecuali yang menggunakan sambungan flanges dan gasket.

Semua sambungan memanjang juga harus dilapis

3. Exhaust duct dari dapur, lab dan lemari asam harus terbuat dari
stainless steel ASTM 167 type 304 dengan ketebalan sesuai table 5.1

4. Perubahan Ukuran duct harus menggunakan sambungan missing


dengan sudut tidak lebih dari 20 untuk aliran divergen dan 30 untuk
aliran convergen

5. Duct dengan isolasi dalam, ukuranya harus diperbesar agar ukuran


dalamnya tetap.

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


Table 5.4. duct hanging and supporting

Dutch size of Hanging system Supporting system

Lomger side Angle (mm) Rod Max Angle (mm) Max


(mm) (mm) spacing spacing
(mm) (mm)

Up to 450 25 x 25 x 3 9 3000 25 x 25 x 3 3600

750 25 x 25 x 3 9 3000 25 x 25 x 3 3600

1.500 30 x 30 x 3 9 3000 30 x 30 x 3 3600

2.200 40 x 40 x 3 9 3000 40 x 40 x 3 3600

Over 2.200 40 x 40 x 5 9 3000 40 x 40 x 5 3600

6. Duct harus digantung sesuai dengan tabel 5.4. Baut angkur harus
tahan beban 400 kg minimum

7. Duct tegak harus support dengan besi siku dengan jarak sesuai table
5.4

2. Lubang Pemeriksa

1. Harus disediakan didekat damper kebakaran.

2. Lubang pemeriksa untuk Luk duct berisolasi harus juga di-isolasi.

3. Ukuran paling sedikit 300mmx300mm

3. Lubang Pemeriksa

1. Lubang Pengetasan harus disediakan setelah peralatan.

2. Lubang tersebut maximum berjarak 250 mm.

3. Lubang pengetasan berdiameter 14 mm, dilengkapi dengan tutup

4. Volume Damper

1. Volume damper harus dipasang sesuai dengan yang ditunjukan dalam


gambar

2. Volume damper dengan tinggi sampai 300 mm, menggunakan blade


tunggal, diatas 300 atas 300 mm menggunakan blade ganda.

3. Volume damper harus buatan pabrik disuplai dengan handle kunci

4. Duct stainless steel harus mempunyai volume damper stainless steel

5. Fire Damper

1. Fire damper harus dibuat sesuai standard SMACNA

2. Harus tahan kebakaran 1,5 jam

3. Pemasangan harus sesuai dengan standard SMACNA dan petunjuk


pabrik

6. Difusser Udara, Register Grille

1. Harus cocok untuk pemasangan langit-langit, dinding atau duct


sesuai dengan gambar.

2. Diffuser langit-langit harus dilengkapi dengan volume control

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


3. Register harus dilengkapi dengan reflector Vertical dan horizontal
dan dilengkapi dengan fire damper.

4. Harus dilapisi dengan lapisan enamel dengan warna yang ditentukan


kemudian

7. Flexible Connection

1. Harus dipasang pada sambungan duct dengan fan, paket unit dan
peralatan lain yang bergetar.

2. Harus terbuat dari 2 lapis fibre glass cloth yang dilapisi Neoprone
yang cukup kuat.

3. Lebar dari sambungan flexible harus memberi jarak 150 mm dengan


peralatan yang disambung

10. Insulasi

1. Umum

Ducting tata udara harus diisolasi sesuai persyaratan di sini kecuali :

- Ducting udara luar

- Exhaust duct

- Duct dan plenum yang mempunyai lapisan Akuistik

2. Material

1. Material untuk isolasi harus fibreglass gulungan atau board yang


mempunyai lapisan aluminium foil yang diperkuat dengan anyaman
benang/kawat

2. Fiberglass harus mempunyai Density dan Konduktivitas sesuai di bawah


ini pada suhu 23.9 C(75F)

Material Density Thermal conductivity

kg/m3 Kcal/m.h.C

Glass fiber blanket 24 0.038

Glass fiber board 32 0.032

Penggunaan dan ketebalanya sesuaidengan table 4- 1

Table 4.1. Duct Instalation Material

Location Supply Air duct Exhaust air duct

Concelated Blanket, 50 mm Blanket, 25 mm

Exposed,indoor Board, 50 mm Board, 25 mm

outdoor Board, 50 mm Board, 25 mm

3. Pemasangan

1. Isolasi harus dilakatkan dengan pin penjepit paling sedikit 1 untuk


daerah a.a9 m2 (0.3mx0.3m)

2. Seluruh sambungan dari isolasi harus di seal (tambal) dengan pita


perekat terbuat dari aluminium foil.

3. Lapisan akustik harus papan fibre glass tebal 50 mm dipasang


dengan cara yang sama dan ditutup dengan gass cloth
dipermukaannya untuk mencegah serat-serat kaca masuk ke dalam
BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009
aliran udara.

11. Peralatan Tata Udara

1. Umum

1. Peralatan harus dibuat sesuai dengan standard pabrik kecuali ada


persyaratan lain disini.

2. Peralatan harus dapat beroperasi pada kondisi sekeliling dangan


kapasitas sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.

3. Motor harus TEFC kecuali ditentukan lain disini.

4. Star motor harus dengan voltase penuh kecuali motor yang telah
menjadi paket dengan mesin tata udaranya.

5. Peralatan harus diberi cat pabrik

6. Name plate harus terpasang ditiap peralatan dalam bahasa inggris

2. Ventilator Dinding

1. Ventilator harus type propeller

2. Motor harus tahan terhadap percikan air keculai ditentukan lain pada
gambar

3. Self closing super dan rain hoods harus dipasang sesuai dengan
gambar

3. Split Unit

1. Unit harus berpendingin udara.

2. Unit dari type dinding, ducting atau cassette sesuai dengan gambar

3. Compressor harus hermatic jenis torak atau rotari atau scroll

4. Kecepatan kipas diatur 3 macam

5. Harus dilengkapi dengan thermostat, pengatur suhu dan vent type


remote

6. Pemasangan harus lengkap dengan pipa refrigerant dan pipa drain

XI PEKERJAAN XI.1. Lingkup Pekerjaan


ATAP
1. Meliputi pengadaan tenaga kerja, peralatan bahan, penyetelan dan
pemasangan usuk dan reng kayu pada bangunan atap limasan dan
bagian-bagian lain sesuai gambar termasuk pekerjaan kuda-kuda sampai
pada pekerjaan gording

2. Membuat gambar-gambar shop-drawing (serta perhitungan-perhitungan


apabila diminta) yang disesuaikan dengan gambar rencana dan
spesifikasi teknis

XI.2 Pengendalian Pekerjaan

SII 0293 80

SII 0302 80

JIS G 3301 Galvanized Steel Sheet untuk Atap Pelat Baja.

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


XI.3 Bahan-bahan

1) Konstruksi Rangka Atap

- Konstruksi Rangka Atap menggunakan Pipa Medium

- Kontraktor bertanggung jawab terhadap kekuatan


Struktur Rangka Atap.

- Kontraktor diwajibkan memberikan garansi terhadap


Konstruksi Atap yang telah terpasang.

2) Lisplank

Bahan listplank dari Alucopan ex Aluclad atau setara

XI.4 3. PEKERJAAN PANEL ALUMUNIUM COMPOSITE

a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,


dan peralatan yang dipergunakan untuk melaksanaan pekerjaan
pemasangan panel aluminium composite pada luar bangunan
atau seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana, sehingga
dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

2. Meliputi seluruh pekerjaan panel aluminium, sesuai yang


ditunjukan dalam gambar.

b. Persyaratan Bahan

1. Contoh-contoh barang atau bahan harus ditunjukan kepada


Konsultan Perencana dan Direksi Pengawas/MK untuk
disetujui sebelum mulai pelaksanaan.

2. Bahan dan barang harus tersedia di lapangan/site sesuai


dengan jadwal pelaksanaan, semua barang dan bahan harus
disimpan ditempat yang kering memakai alas dan dijauhkan
dari tempat-tempat yang lembab dan air hujan.

3. Semua barang pekerjaan yang telah selesai dan diperiksa tapi


belum diserahkan harus dijaga, dipelihara keutuhannya oleh
pelaksana. Apabila terjadi kerusakan barang akibat pelaksana,
maka kerusakan tersebut harus diperbaiki tanpa menjadi
beban tambahan kepada pemilik.

c. Material

1. Aluminium Sandwich Cladding panel Non Combustible


mineral, diantara 2 lapis aluminium alloy, dengan spesifikasi
sebagai berikut :

- Ketebalan panel : 4 mm

- Berat : 4,7 kg/m 2

- Tensile strength : 4700 psi

- STC : 27 (ASTM E 90)

2. Bahan composite harus tahan terhadap api/tidak mudah


terbakar.

3. Bahan composite harus dalam keadaan rata, warna akan


ditentukan kemudian.

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


4. Bahan yang digunakan dari produksi Alcopanel atau yang
setara dan disetujui Direksi Pengawas/MK.

5. Contoh-contoh :

Kontraktor diharuskan menyerahkan contoh-contoh bahan


kepada direksi lapangan untuk mendapatkan persetujuan
Pemberi Tugas.

d. Pelaksanaan

1. Pemasangan dilakukan oleh tenaga ahli yang khusus dalam


pekerjaan ini dengan menunjukkan surat keterangan referensi
pekerjaan-pekerjaan yang pernah dikerjakan kepada Direksi
Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.

2. Aluminium composite yang digunakan untuk seluruh proyek


harus dari satu macam produk saja.

3. Pelaksanaan pemasangan harus lengkap dengan peralatan


bantu untuk mempermudah serta mempercepat pamasangan
dengan hasil pemasangan yang akurat, teliti dan tepat pada
posisinya.

4. Rangka-rangka pemegang harus dipersiapkan dengan teliti,


tegak lurus dan tepat pada posisinya.

5. Metode pemasangan antara lain :

- Dijepit diantara bagian-bagian sungkup puncak ganda

- Panel-panel baki menggantung pada pin-pin dan dipasang


dengan sekrup

- Dinding pelapis yang dijadikan satu unit, sistim ikatan


pinggir.

6. Frekuensi pembersihan dan perwatan serta pemilihan bahan


pembersih yang cocok sangat bergantuing pada lokasi gedung
dan kondisi permukaan. Pembersihan dapat dilaksanakan
dengan air dan spons atau sikat lembut. Apabila pengotoran
lebih berat bisa ditambahkan deterjen netral.

7. Setelah pemasangan, dilakukan penutupan celah-celah antara


panel dengan bahan caulking dan sealant hingga rapat dan
tidak bocor sesuai dengan uraian Bab caulking dan sealant
dalam persyaratan ini.

8. Penyimpanan :

Pada palet atau laci ketinggian 2 meter untuk penumpukan


hendaknya tidak dilampaui dan selalu dijaga dalam kondisi
kering.

9. Kontraktor harus melindungi pekerjaan yang telah selesai dari


hal-hal yang dapat menimbulkan kerusakan. Bila hal ini
terjadi, kontraktor harus memperbaiki tanpa biaya tambahan.

10. Hasil pemasangan pekerjaan Aluminium Panel Composite


harus merupakan hasil pekerjaan yang rapih dan tidak
bergelombang.

11. Kontraktor harus dapat menyertakan jaminan mutu selama 10


tahun terhadap sinar matahari dari pabrik pembuatannya
berupa sertifikat jaminan.

3) Lembaran Baja Gelombang Galvanis :

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


- Produk : bluscope, Klip-Lok Hi-Ten produksi BHP,
FUMIRA atau setara

- Ukuran tinggi gelombang, jarak gelombang, tebal dan


panjang disesuaikan dengan gambar pelaksanaan dan atas
petunjuk Direksi Lapangan.

- Finish dan warna : Colorbond sesuai standar pabrik,


warna ditentukan oleh Perencana dengan persetujuan Pemberi
Tugas.

- Lembaran baja gelombang yang dimaksud,


menggunakan pengikat pelat kait (tidak boleh dilubangi untuk
baut), sesuai standar prosedur.

4) Perlengkapan :

Perlengkapan roof connector, flashing, metal sealant dan lain-lain


disesuaikan dengan kebutuhan, sesuai gambar pelaksanaan standar
pabrik dan atas petunjuk Direksi Lapangan.
XI.5
Penyimpanan

a. Letakkan lembaran-lembaran baja gelombang di atas dasar yang


datar sekitar bangunan, tempat tumpukan harus jauh dari lintas
kendaraan-kendaraan proyek yang mungkin akan mengganggu.

b. Tempat penyimpanan harus berupa lantai yang terangkat yang


terdiri dari jajaran/susunan balok dan papan dengan kemiringan
sedemikian rupa sehingga bebas dari genangan air.
XI.6
Garansi

a. Kontraktor harus memberikan jaminan tertulis yang menyatakan


bahwa kualitas bahan dan cara pemasangan adalah yang terbaik
sehingga tak akan mengalami kebocoran/kerusakan.

b. Jaminan tertulis yang diberikan harus berlaku selama 10 tahun


setelah penyerahan pekerjaan pertama, dan apabila dalam masa
tersebut ternyata pekerjaan mengalami kerusakan/kebocoran, maka
Kontraktor harus memperbaiki/mengganti bahan pada bagian yang
rusak tersebut, dan biaya perbaikan/penggantian pekerjaan ini
sepenuhnya menjadi tanggung-jawab Kontraktor.

Pelaksanaan

a. Semua lubang-lubang untuk pemasangan sekrup atau pengikat


lainnya harus dibor tangan atau bor mesin agar tidak
mengakibatkan rusaknya lembaran-lembaran baja gelombang.

b. Perhatikan untuk jarak tumpangan akhir dan sudut kemiringan


atap.

XII PEKERJAAN Penjelasan Umum


LAIN-LAIN
Pemborong harus melaksanakan semua pekerjaan yang tertera dalam
gambar-gambar yang berupa jaringan dalam dan luar bangunan, pengadaan/
pemasangan fixtures masing-masing sistem sebagaimana jenis pekerjaan
tersebut pada RKS ini, dan segala sesuatu yang diperlukan sehingga seluruh
sistem dapat berfungsi dengan sempurna.

Bila dalam uraian berikut tidak secara lengkap menguraikan


persyaratan-persyaratan atas pekerjaan-pekerjaan seperti tersebut pada
butir-butir berikut, maka persyaratan teknisnya dianggap dianggap telah
diuraikan pada pasal-pasal sebelumnya.

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


Pelaksanaan pekerjaan ini meliputi pekerjaan Water Proofing ex SIKA atau
setara, Pasang Hand Railling, Pasang Pintu Besi, Pasang Pagar Besi, Pasang
Grill.
XII.1 Pekerjaan Water Proofing

1. Lingkup Pekerjaan

Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-


bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya
yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang
dinyatakan dalam gambar, memenuhi uraian syarat dibawah ini serta
memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan. Bagian yang di
waterproofing adalah sesuai dengan gambar kerja.

2. Persyaratan Bahan

2.1. Persyaratan Standar Mutu Bahan Standar dari bahan dan


prosedur yang ditentukan oleh pabrik dan standar-standar
lainnya seperti : NI.3 ASTM 828, ASTME, TAPP I 803
dan 407, kontraktor tidak dibenarkan merubah standar
dengan cara apapun tanpa ijin dari Direksi dan Konsultan
Pengawas.

2.2. Bahan

Jenis bahan yang digunakan sesuai dengan lokasi,


ditentukan sebagai berikut:

Jenis waterproofing sistim membrane tebal 4 mm setara


dengan produk Asphaltoplast Betek atau bahan yang
lain dengan persetujuan dahulu dari Konsultan Perencana
dan Direksi .

3. Syarat-Syarat Pelaksanaan

3.1. Pelaksanaan Umum

3.1.1. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan


kapada Direksi dan Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan, lengkap dengan
ketentuan/persyaratan pabrik yang bersangkutan. Material
yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.

3.1.2. Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian


maka bahan-bahan pengganti harus yang disetujui
Direksi/Konsultan Pengawas berdasarkan contoh yang
diajukan oleh Kontraktor.

3.1.3. Sebelum pekerjaan ini dimulai permukaan bagian yang


akan diberi lapisan ini harus dibersihkan sampai keadaan
yang dapat disetujui oleh Direksi dan Konsultan Pengawas.
Peil dan ukuran harus sesuai gambar.

3.1.4. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti


petunjuk dan ketentuan dari pabrik yang bersangkutan dan
atas petunjuk Direksi dan Konsultan Pengawas.

3.1.5. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar,


spesifikasi dan lainnya, kontraktor harus segera
melaporkan kepada Direksi dan Konsultan Pengawas
sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor tidak dibenarkan
memulai pekerjaan disuatu tempat dalam hal ada
kelainan/perbedaan ditempat itu, sebelum kelainan tersebut
diselesaikan.

4. Cara-cara Pelaksanaan

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang
berpengalaman (ahli dari pihak pemberi garansi pemasangan) dan
terlebih dulu harus mengajukan "metode pelaksanaan" sesuai
dengan spesifikasi pabrik untuk mendapat persetujuan dari Direksi
dan Konsultan Pengawas.

Waterproofing dilaksanakan untuk daerah basah/lantai kamar


mandi dan pelapis beton yang ditunjukan pada gambar.

5. Pengujian mutu pekerjaan

5.1. Kontraktor diwajibkan untuk melakukan percobaan-


percobaan/pengetesan terhadap ahli pekerjaan atas biaya
sendiri, seperti dengan cara memberi siraman di atas
permukaan yang telah diberi lapisan kedap air.

5.2. Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh


tindakan Pemilik atau pemakai pada waktu pekerjaan ini
dilakukan/dilaksanakan maka kontraktor harus
memperbaiki/mengganti sampai dinyatakan dapat
diterima oleh Direksi dan Konsultan Pengawas.

Pada waktu penyerahan, maka kontraktor harus


memberikan jaminan atas semua pekerjaan
perlindungan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan
cacat lainnya, akibat kegagalan dari bahan maupun hasil
pekerjaan yang berlaku, selama 10 (sepuluh) tahun
termasuk mengganti dan memperbaiki semua jenis
kerusakan yang terjadi.

6. Syarat Pengaman Pekerjaan

6.1. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap


pemasangan yang telah dilakukan, terhadap
kemungkinan penggeseran, lecet permukaan atau
kerusakan lainnya.

6.2. Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh


tindakan Pemilik atau pemakai pada waktu pekerjaan ini
dilakukan/dilaksanakan maka kontraktor harus
memperbaiki/ mengganti sampai dinyatakan dapat
diterima oleh Direksi dan Konsultan Pengawas.

Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan ini adalah


tanggung jawab kontraktor

XII.2
Pekerjaan Railing Besi.

a. Lingkup Pekerjaan

1. Pekerjan ini meliputi menyediakan tenaga kerja, bahan-


bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang
diperlukan dalam pelaksanaan, hingga dapat tercapainya
hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

2. Meliputi pekerjaan railing pada tangga entrance, tangga


utama dan tangga service/pegawai sesuai seluruh detail
yang ditunjukkan/disebutkan dalam gambar.

b. Persyaratan Bahan

1. Railing Besi :

- Dari bahan besi mutu terbaik produksi dalam negeri


atau yang setara dan yang disetujui Direksi Pengawas.

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


- Bentuk/ukuran sesuai yang ditunjukkan dalam detail
gambar. Bahan besi harus memenuhi persyaratan
yang ditentukan dalam PUBI 1982 pasal 112 dan ASTM
D-B. 42-75.

- Finishing dari seluruh permukaan railing besi adalah


cat duco.

c. Syarat-syarat Pelaksanaan

1. Seluruh pekerjaan di bengkel harus merupakan pekerjaan yang


berkualitaas tinggi, seluruh pekerjaan harus
dilakukan dengan ketepatan sedemikian rupa sehingga semua
komponen dapat dipasang dengan tepat dilapangan.

2. Pengelasan konstruksi harus dilakukan sesuai gambar


konstruksi dan harus mengikuti prosedur/persyaratan-
persyaratan dalam AWS dan AISC Spesification.

3. Hasil pengecatan dan warna yang dihasilkan, harus baik,


merata dan tidak terjadi cacat/noda akibat pemasangan. Bila
terjadi kerusakan, perbaikan segera dilakukan tanpa tambahan
biaya.

XII.3 Pekerjaan Sistem Fire Alarm

1. Lingkup Pekerjaan

1. Pengadaan dan pemasangan Master Control, Fire Detector,


Manual Call, Alarm Bell, Signal/Location Lamp, Sirene beserta
instalasi wiringnya.

2. Pengadaan dan pemasangan TB (Terminal Box) sesuai gambar


rencana.

3. Pengadaan dan pemasangan unit-unit fire fighting (fire


extinguisher).

4. Mengadakan trial run dan pengujian untuk seluruh instalasi


maupun demonstrasi dari unit-unit fighting yang dipergunakan.

5. Board yang menunjukan adanya peralatan-peralatan manual


push button fire fighting unit, menunjukan tempat/arah pintu
bahaya/tangga bahaya (fire escape).

6. Pembuatan lemari-lemari/panel-panel untuk fire extinguisher


dan alarm call dan button pada tempat-tempat yang ditentukan.

2. Master Control Fire Alarm Panel, Auxiliary Monitor Panel

2.1 Master Control Fire Alarm (MCFA) Panel Type konvensional harus
mempunyai kapasitas 10 zones. Harus mempunyai perlengkapan-
perlengkapan standar seperti :

a. Indicator/signal zones sesuai dengan jumlah zones

b. Buzzer/horn

c. Fire Brigade telephone line

d. Fire Fighting (fire pump) line

e. Monitor line

2.2 Pada indicator/signal zones, harus ditunjuk juga lokasi daripada


tiap zones, untuk mempermudah identifikasinya.

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


3. Power Suplay

Tegangan yang boleh dipergunakan adalah tegangan DC, tidak


lebih dari 100 V tegangan ini diperoleh dari rectifier. Dalam
keadaan emergency atau suplai daya PLN terputus, maka
dipergunakan supply dari battery yang dapat melayani sistem ini
selama 12 (dua belas) jam. Battery harus battery Nickel Cadmium
(NiCad). Besar kapasitas battery dan rectifier system harus sesuai
dengan performance dan kebutuhan instalasi fire alarm secara
keseluruhan.

4. Fire Alarm Detector

1. Fixed temperature detector mempunyai daerah cakup


maksimum :

f. 40 m dengan maksimum temperatur 65C

g. 30 m dengan maksimum temperature 75C

2. Kombinasi rate of rise dan fixed temperature detector


mempunyai daerah cakup 40 m dengan temperatur maksimum
65C sedangkan untuk daerah cakup 30 m temperatur
maksimum 75C

5. Smoke Detector

Smoke Detector adalah detektor yang berkerjanya berdasarkan batas


konsistensi asap tertentu, detektor asap dapat berupa.

- Detektor asap optik (Photo Electric Smoke Detector) : yang


berkerja dengan prinsip berkurangnya cahaya oleh asap oleh
kosentrasi tertentu.

- Detektor asap Ionisasi (Ionization Smoke Detector) : yang


berkerja dengan prinsip berkurangnya arus ionisasi oleh asap
pada kosentrasi tertentu.

6. Alarm Bell
Supply tidak lebih dari 100 V.DC, type indoor. Bell yang dipasang
di dalam bangunan mempunyai frekwensi yang cukup, sehingga
dapat mengatasi noise level dengan tingkat sedang. Pemasangan
alarm bell disesuaikan keadaan penempatan alarm bell itu sendiri
yang telah mendapat persetujuan MK.

7. Manual Call Box


Indoor type, dipasang mounted pada dinding atau pada pintu.
Supplai tidak lebih dari 100 Volt DC.

8. Sirine (Horn Alarm)


Dipasang outdoor, di daerah terbuka, parkir atau tempat lainnya,
lengkap dengan tiang. Mempunyai frekwensi yang cukup sehingga
dapat terdengar dengan jelas di dalam bangunan atau tempat lainnya.

9. Location Lamp
Material :

Globe : Resin, inside of globe : frost finish

Frame : Synthetic Resin

Power Supply : 24 V.AC atau DC atau 100 V.AC

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


Pemasangan : Surface Mounted

10. Portable Fire Fighting Extinguisher Unit


Portable fire fighting extinguisher unit adalah dari type dry
chemical, multi purpose untuk type class fire rating A, B, C dan E.

1. Serbuk kimia yang dipergunakan harus dari jenis non toxic


(tidak beracun)

2. Dilengkapi dengan hosing

3. Unit-unit fire extinguisher yang dipergunakan adalah :

a. Fire Extinguisher

Bahan : Multipurpose dry chemical

Kapasitas : 3 kg

Daya semprot : 6m

Jenis : Fixed type, digantung pada dinding atau diletakkan


fire fighting unit yang telah disediakan.

2
b. CO

Bahan : CO2

Kapasitas : 3 kg

Daya semprot : 6m

Jenis : Fixed type, digantung pada dinding.

c. Mobile fire extinguisher

Bahan : CO2

Kapasitas : 23 kg

Jenis : Mobile

11. BAHAN/MATERIAL
No
Material Merk
.

1. Master Control Fire Equipment Nohmi, Esser

Auxiliary Master Control

2. Fire Alarm, Fire Detector, Manual Call Box Nohmi, Esser

3. Conduit EGA

4. Junction Box, Terminal Box dll. Eks. Lokal Standard Pabrik

5. Fire Extinghuiser, Multi Purpose Dry Yamato, Kide, Chubb


Chemical, CO2

6. Kabel Distribusi, Instalasi dan Kontrol Supreme, Jembo, Sinar

12. PENUTUP Semua ukuran didalam gambar adalah ukuran jadi (finish).

Apabila dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ( RKS ) ini uraian bahan
bahan dan pekerjaan tidak disebut perkataan dan kalimat diselenggarakan

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009


oleh pemborong maka hal itu dianggap seperti disebutkan.

Guna mendapat hasil pekerjaan yang baik, maka bagian-bagian yang nyata
termasuk dalam pekerjaan ini, tetapi tidak dimasukkan/disebutkan kata demi
kata dalam RKS ini, haruslah diselenggarakan oleh pemborong dan diterima
sebagai hal yang disebutkan.

Hal- hal yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih
lanjut oleh pihak Direksi/Pemimpin bagian kegiatan , bilamana perlu
diadakan perbaikan dalam RKS ini

Malang, April 2009

PANITIA PENGADAAN BARANG DAN JASA


POLITEKNIK NEGERI MALANG

TAHUN 2008

Ketua,

M. FAJAR SUBKHAN, ST

NIP. 132 206 530

BAB VI RKS POLITEKNIK NEGERI MALANG 2009

Anda mungkin juga menyukai