Anda di halaman 1dari 116

OUT LINE

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN GEDUNG LABORATORIUM

RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

AERMADIDI

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

1
BAGIAN A

KETENTUAN UMUM
PELAKSANAAN PEKERJAAN

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

2
BAGIAN A
KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN PEKERJAAN
1.1. LINGKUP PEKERJAAN
Yang dimaksud dengan pekerjaan pada proyek ini adalah pekerjaan Pekerjaan Gedung
LABORATORIUM dengan lingkup pekerjaaan untuk masing masing lokasi disesuaikan
dengan item pekerjaaan yang tertuang didalam Bill Of Quantity dan gambar kerja.
Pekerjaan tersebut diatas harus selesai tepat waktu sesuai jadwal yang ditentukan, dengan
kualitas yang memenuhi ketentuan sebagaimana disyaratkan dalam Surat Perjanjian
Pemborongan dan pelaksanaannya harus dilaksanakan berdasarkan :
Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan / RKS dan Spesifikasi Teknis
Gambar-gambar perencanaan.
Berita acara penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) dan penjelasan tambahan lainnya.
Petunjuk Direksi/Pengawas / Pengawas.
Peraturan-peraturan umum lainnya yang berlaku.
Persyaratan dan Peraturan Umum
Semua pekerjaan dalam kontrak ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi
persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan Normalisasi Indonesia (NI), Standar
Industri Indonesia (SII), Peraturan Nasional maupun Peraturan Pemda setempat lainnya
yang berlaku atas jenis pekerjaan maupun bahan tersebut, peraturan tersebut antara lain :
1). Standar Industri Indonesia untuk bahan yang digunakan.
2). Peraturan Beton Bertulang Indonesia, NI-5 1971. 3). Peraturan Standar Beton, SKSNI-
T15-1991-03. 4). Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia, NI-5 1961.
5). Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung SNI 03 – 2847 – 2002. 6).
Tatacara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung SNI 03 – 1729 –2002. 7).
Peraturan Cement Portland Indonesia, NI-8.
8). Peraturan Plumbing Indonesia.
9). Peraturan Umum Instalasi Listrik Peraturan / Pedoman Perencanaan Penangkal Petir
SKBI-1.3.53.1987, UDC : 887.2.
10).Peraturan Pelaksanaan Bangunan Jalan Raya (No. 1)/ST/B.M/72.
11).Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia Tahun 1987.
12).Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung Tahun 1989.
13).Untuk bahan dan pekerjaan yang belum termasuk dalam standar tersebut diatas,
maupun standar lainnya, maka diberlakukan Standar Internasional atau persyaratan teknis
dari pabrik / produsen yang bersangkutan.
LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

3
14).Dan lain-lain yang secara nyata termasuk didalam Dokumen / Gambar, RKS,
Spesifikasi Teknis, Berita Acara Penjelasan Pekerjaan / Aanwijzing dan ketentuan-
ketentuan lainnya.
b. Untuk melaksanakan pekerjaan tersebut diatas, Pemborong harus menyediakan :
1). Tenaga-tenaga kerja, tenaga-tenaga ahli yang memadai baik kualitas maupun
kuantitasnya (jumlahnya) untuk semua jenis pekerjaan.
2). Alat-alat yang cukup untuk setiap jenis pekerjaannya.
3). Bahan-bahan yang memenuhi syarat dalam jumlah yang cukup dan didatangkan tepat
waktunya, sehingga tidak terjadi stagnasi yang mengakibatkan keterlambatan pada waktu
penyerahan pertama.
Merk Dagang
Merk-merk dagang untuk bahan-bahan tertentu yang disebutkan dalam Persyaratan Teknis
ini harus mengikuti, model, mutu, jenis dan sebagainya, dan persyaratan merk tersebut
mengikat.
Pemborong dapat mengusulkan merk dagang lain yang setaraf (sekualitas setelah mendapat
persetujuan dari Direksi/Pengawas pelaksana).
Dalam hal disebutkan 3 (tiga) merk dagang atau lebih untuk jenis bahan yang sama,
maka Pemborong diwajibkan untuk mengajukan salah satu dari padanya (bukan setara)
untuk diperiksa dan disetujui Direksi/Pengawas.
Syarat Pemeriksaan Bahan
Untuk pedoman pemeriksaan bahan-bahan bangunan digunakan Persyaratan Umum
Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI – 1982) – NI – 3.

Sebelum mendatangkan bahan-bahan bangunan ketempat pekerjaan, Pemborong


diwajibkan menyerahkan contoh-contoh terlebih dahulu kepada Direksi/Pengawas untuk
Direksi/Pengawas untuk diminta persetujuannya.
Adapun bahan-bahan yang akan digunakan harus sesuai dengan contoh-contoh yang telah
disetujui.
Apabila bahan yang didatangkan tidak sesuai dengan contoh yang telah disetujui,
maka Direksi/Pengawas berhak menolak / memerintahkan Pemborong untuk mengeluarkan
bahan-bahan tersebut dilapangan (tempat pekerjaan) selambatlambatnya 2 x 24 jam sejak
ditolaknya bahan-bahan tersebut.
Tidak diperkenankan menggunakan bahan-bahan yang telah ditolak oleh
Direksi/Pengawas, apabila ternyata Pemborong tetap menggunakan bahan-bahan tersebut
LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

4
diatas baik secara sengaja maupun tidak sengaja, maka Direksi/Pengawas berhak
membongkar pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut dengan biaya dibebankan
kepada Pemborong.
e. Untuk setiap perselisihan kualitas bahan bangunan yang digunakan antara
Direksi/Pengawas dengan Pemborong, Pemborong diwajibkan memeriksa kualitas-kualitas
bahan itu ke Lembaga Penelitian Bahan Bangunan di Manado dan sekitarnya, atau
ditempat lain yang disetujui Direksi/Pengawas Pelaksana, dengan biaya ditanggung oleh
Pemborong.
Dalam jangka waktu 2 x 24 jam sejak timbulnya perselisihan, sebelum diperoleh hasil
pemeriksaan tersebut, Pemborong tidak diperkenankan menggunakan bahan bangunan
tersebut didalam pekerjaannya.
2. SITUASI
Site (tempat pembangunan) akan diserahkan kepada Pemborong, sebagaimana
keadaannya. Untuk itu Pemborong harus meneliti kondisi serta sifat lingkup pekerjaan lain-
lain yang dapat memperngaruhi harga penawarannya.
2. Kelalaian atau kekurang telitian Pemborong dalam mengevaluasi keadaan lapangan
segala sesuatunya menjadi tanggungjawab Pemborong dan tidak dapat dijadikan alasan
untuk mengajukan tuntutan.
UKURAN / DIMENSI
Ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar adalah ukuran yang mengikat dan
mutlak harus ditepati.
Satuan ukuran yang dicantumkan dalam gambar dinyatakan dalam :
Milimeter (mm).
Centimeter (cm).
Meter (m)
Kecuali untuk hal khusus, satuan dinyatakan sesuai kebutuhan / ketentuan umum yang
berlaku.
Apabila terdapat perbedaan ukuran antara gambar dan detail dalam jenis yang
sama, maka yang menjadi pegangan adalah gambar yang berskala lebih besar (gambar
detail).
Bila ada perbedaan antara gambar struktur, gambar arsitektur dan gambar ME
atau ketidaksesuaian atau keraguan diantara gambar kerja yang tidak bisa diatasi menurut
point no. 3 diatas, Pemborong harus melaporkan secara tertulis kepada Pengawas untuk

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

5
diberi keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan/acuan di dalam pelaksanaan
pekerjaan.
Sinkronisasi antara gambar, spesifikasi dan BQ (Daftar Volume dan Biaya
Pekerjaan) diambil yang mempunyai bobot teknis yang paling tinggi dan tidak saling
menghilangkan, demikian pula gambar-gambar, antara gambar Arsitektur, Sipil dan
Mekanikal / Elektrikal adalah saling melengkapi dan tidak saling menghilangkan.

PASAL-PASAL KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN

Pasal 1 Pengukuran (Uitzetten) dan Pengambilan Peil


Pemberi Tugas menyediakan bagi pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor gambar-gambar yang
berukuran seksama dan informasi yang memungkinkan Pelaksana Pekerjaan.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperbaiki kesalahan
yang disebabkan oleh pelaksanaan pekerjaan yang tidak seksama, dan
seluruh biaya ditanggung oleh Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.
Pasal 2 Pemakaian Ukuran
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor tetap bertanggung jawab dan menepati semua ketentuan
dalam Dokumen Kontrak.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib memeriksa kebenaran ukuran -ukuran keseluruhan
maupun bagian-bagiannya dan segera memberitahukan k ep ad a Kon sul tan Peng awas
apabil a dit em uk an perbedaan.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor dalam memperbaiki kesalahan gambar dan pelaksanakan
setelah ada persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
Pengambilan ukuran-ukuran yang salah dalam pelaksanaan tetap menjadi tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor. Oleh karena itu, sebelumnya k epad any a diwajibk an
mengad akan p emer iksaan menyeluruh terhadap semua gambar-gambar dan kondisi di
lapangan.

Pasal 3 Pemeriksaan dan Pengetesan


1 . Adalah ketentuan dari kontrak ini bahwa Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor harus
melaksanakan seluruh pekerjaan sesuai dengan Dokumen Tender yang terdiri atas : RKS,
Gambar, Berita Acara Aanwijzing dan Bill of Quantity Serta Berita acara susulan lainnya
dalam kaitannya dengan tender dan Berita Acara Klarifikasi/Negosiasi (bila ada).

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

6
Semua material bangunan yang akan digunakan harus sesuai dengan ketentuan di
dalam Rencana Kerja dan Syarat -syarat Pelaksanaan (RKS). Untuk jenis material
bangunan tertentu harus disertai pengetesan, dan atau surat pernyataan
(sertifikat/klasifikasi) dari instansi yang ditunjuk oleh Konsultan Pengawas untuk
kebutuhan tersebut. Konsultan Pengawas berhak menginstruksikan kepada Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor untuk segera mengeluarkan material-material yang ternyata tidak
memenuhi Uraian dan Syarat-syarat Pelaksanaan (Kontrak-kontrak) keluar dari site, dalam
waktu 24 jam. Semua biaya yang diperlukan baik untuk field-test ataupun Lab-test menjadi
tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.
Pengawas berhak memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor setiap waktu. Kelalaian Konsultan Pengawas dalam pengawasan,
tidak berarti Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor bebas dari tanggung jawab.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggung jawab dan harus memperbaiki atau apabila
perlu, membongkar pekerjaan-pekerjaan yang telah dilaksanakan yang ternyata tidak sesuai
dengan ketentuan di dalam kontrak.
Biaya-biaya yang diperlukan untuk pengetesan bahan, pengeluaran bahan-bahan yang
tidak memenuhi syarat keluar lapangan dan perbaikan atau pembongkaran pekerjaan-
pekerjaan yang tidak memenuhi syarat menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/
Kontraktor.

Kebutuhan listrik, air, telepon dalam pelaksanaan pekerjaan menjadi tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.

Pasal 4 Penanggung Jawab Pelaksana


1. Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor harus menempatkan seorang penanggung jawab
pelaksanaan yaitu seorang site manager dengan latar belakang pendidikan sesuai dengan
ketentuan umum dan administrasi ; ahli dan berpengalaman dan harus selalu berada di
lapangan, yang bertindak sebagai wakil Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor di lapangan dan
mempunyai kemampuan untuk memberikan keputusan-keputusan teknis dengan tanggung
jawab penuh di lapangan untuk menerima semua instruksi dari Konsultan Pengawas.
Semua langkah dan tindakannya oleh Pengawas dianggap sebagai langkah dan tindakan
Pelaksanaan Pekerjaan/ Kontraktor.
2. Penanggung jawab harus selalu berada di tempat pekerjaan selama jam jam kerja dan saat
diperlukan dalam pelaksanaan.
LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

7
Petunjuk dan perintah Pengawas didalam pelaksanaan disampaikan langsung kepada
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diwajibkan setiap saat menjalankan disiplin dan tata
tertib yang ketat terhadap semua pekerja, pegawai, termasuk petugas yang mengurus
material. Siapapun diantara mereka yang tidak berwenang, melanggar peraturan umum,
mengganggu ataupun merusak ketertiban, berlaku tidak sopan dan melakukan perbuatan
yang merugikan pelaksanaan pembangunan, harus segera dikeluarkan dari tempat
pekerjaan atas perintah Konsultan Pengawas.
Pasal 5 Tanggung Jawab Atas Pekerjaan yang Cacat

1. Semua cacat-cacat akibat penyusutan atau kesalahan- kesalahan lain yang timbul
yang disebabkan oleh penggunaan bahan-bahan yang tidak sesuai dengan syarat-syarat
yang ditentukan didalam RKS, menjadi tanggung jawab penuh Pelaksanan Pekerjaan /
Kontraktor.
2. Pengawas juga berhak untuk setiap saat meminta kepada pelaksana Pekerjaan/Kontraktor
untuk mengadakan perbaikan perbaikan dengan biaya Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor
atas semua pekerjaan yang cacat yang timbul selama masa pemeliharaan tersebut.
Pasal 6 Wewenang Pemberi Tugas Untuk Memasuki Tempat Pekerjaan
Pemberi Tugas dan para wakilnya mempunyai wewenang untuk memasuki tempat
pekerjaan dan bengkel kerja atau tempat -tempat lainnya dimana Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor melaksanakan pekerjaan, dan bilamana pekerjaan harus dilaksanakan
di bengkel kerja atau tempat-tempat lain milik Sub-Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor, maka
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor sesuai ketentuan-ketentuan dalam Sub-Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor itu harus bisa mendapatkan jaminan agar Pemberi Tugas dan para
wakilnya ( Pengawas ) mempunyai wewenang untuk memasuki bengkel kerja dan tempat
lain milik Sub-Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor itu.

Pasal 7 Fasilitas Lapangan dan Perlengkapan Kerja/Fasilitas sementara


Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus menyediakan atas biaya sendiri, fasilitas-fasilitas
penunjang yang dibutuhkan di dalam pelaksanaan dan menyelesaikan pekerjaan, seperti :
Kantor Konsultan Pengawas (Direksi/Pengawas Keet).
Kantor Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor;
Kamar mandi dan WC untuk pekerja dan Direksi/Pengawas;

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

8
Musholla dan tempat wudhu;
Ruangan-ruangan lainnya seperti gudang material, tempat-tempat kerja, pos keamanan dan
lain-lain.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus menyediakan atas biayanya sendiri fasilitas-fasilitas
untuk melaksanakan pekerjaan, seperti :
a.Listrik
Listrik untuk bekerja harus disediakan kontraktor dan diperoleh dari sambungan sementara
PLN setempat selama masa pembangunan, dengan daya yang disesuaikan dengan
kebutuhan kontraktor. Penggunaan sementara atas persetujuan pengawas. Daya listrik juga
disediakan untuk supply kantor Direksi / Pengawas Lapangan. Segala biaya untuk
pemakaian daya listrik adalah beban kontraktor.
b. Air Bersih
Air untuk bekerja harus disediakan kontraktor dengan membuat sumur pompa di tapak
proyek atau disuplu dari luar. Air harus bersih, bebasdari debu, bebasdari lumpur, minyak
dan bahan kimia lainnya yang merusak

bebas dari lumpur, minyak dan bahanbahan kimia lainnya yang merusak
Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Pengawas. Segala biaya
untuk pemakaian air bersih adalah beban kontraktor.
c .Alat-alat Pemadam Kebakaran Ringan.
d .Alat-alat PPPK.
e . Alat-alat Komunikasi Proyek.
f . Helmet, safety shoes .

Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor wajib menyediakan seluruh peralatan/perlengkapan kerja


untuk pelaksanaan fisik dilapangan, seperti :
Peralatan/perlengkapan utama, yaitu : alat ukur yang lain (water pass, meteran dan
sebagainya).
Peralatan/perlengkapan penunjang yaitu : jala pengaman (safety screen), scaffolding serta
shaft pembuangan sampah dan sebagainya.

Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib merawat dan memelihara seluruh peralatan dengan


sebaik-baiknya agar dapat dipergunakan pada saat diperlukan.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

9
5. Konsultan Pengawas berhak memberikan instruksi kepada Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor untuk melengkapi /menambahkan jumlah peralatan bila dirasa
peralatan yang tersedia kurang memadai dalam usaha mencapai target prestasi

Apabila Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor tidak mengindahkan instruksi serupa, maka


Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor dapat dikenakan denda seperti yang disebutkan dalam
dokumen kontrak ini.

Pasal 8 Halaman Pekerjaan, Kebersihan dan Ketertiban


Pengaturan dan penggunaan halaman kerja ditentukan oleh Konsultan Pengawas, dalam
hal ini adalah Pengawas Lapangan. Konsultan Pengawas dapat memberikan usul-usulnya
dengan memberikan peta penetapan gudang-gudang, los kerja tempat penimbunan bahan-
bahan dan sebagainya sesuai dengan lokasi proyek yang tersedia, baik untuk keperluan
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor, Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor Spesialis dan para
SubPelaksana Pekerjaan/Konraktor.
Selama berlangsungnya pembangunan kebersihan halaman, kantor, gudang dan los
kerja bagian dalam bangunan yang dikerjakan harus tetap bersih dan tertib, bebas dari
bahan-bahan bekas, tumpukan tanah dan lain-lain. Kelalaian yang dapat diberhentikannya
seluruh pekerjaan oleh Konsultan Pengawas. Akibat dari hal ini seluruhnya menjadi
tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor dan sub -Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor dalam
menempatkan barang-barang dan material- material kebutuhan pelaksanaan baik di dalam
gudang-gudang ataupun di halaman terbuka, harus diatur sedemikian rupa sehingga:
Tidak mengganggu kelancaran dan keamanan umum;
Memudahkan jalannya pemeriksaan dan penelitian bahan-bahan oleh Konsultan Pengawas;
Menjaga kebersihan dari sampah-sampah, kotoran-kotoran bangunan (puing-puing), air
yang menggenang;
Tidak menyumbat saluran-saluran air;
Terjamin keamanannya.
Cara penempatan bahan dan peralatan harus disesuaikan dengan kondisi yang disyaratkan
oleh produsen, untuk menghindarkan kerusakan kerusakan yang diakibatkan oleh cara
penyimpanan yang salah.
Barang - barang dan material yang tidak akan digunakan untuk kebutuhan langsung pada
pekerjaan yang bersangkutan , tidak diperkenankan untuk disimpan di dalam site.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

10
Tidak diperkenankan :
a. Pekerja menginap di tempat pekerjaan kecuali dengan ijin Pemberi Tugas . Bila ijin khusus
tersebut diberikan, maka Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor tetap bertanggungjawab atas
kemungkinan kerugian-kerugian apapun yang disebabkan oleh buruh yang menginap
tersebut.
b. memasak ditempat kerja, kecuali atas ijin pemberi tugas/Pengawas
b. Memberikan ijin masuk kepada penjual-penjual makanan, buah-buahan, minuman, rokok
dan sebagainya.
Tanpa seijin keamanan proyek, kepada siapapun terkecuali petugas dari Konsultan
Pengawas, tidak dibenarkan untuk keluar masuk secara bebas ke lapangan.

(Catatan : semua tamu proyek yang mendapat ijin dicatat dalam buku tamu dan diberi
tanda pengenal yang di sediakan oleh Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor).

Melanggar peraturan lain mengenai penertiban yang akan dikeluarkan oleh Konsultan
Pengawas pada waktu pelaksanaan.
Pekerja-pekerja yang diwajibkan mamakai tanda pengenal. Tanda pengenal atas beban
Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor.
Peraturan lain mengenai penertiban akan dikeluarkan oleh Konsultan/Pengawas pada
waktu pelaksanan.

Pasal 9 Pengawasan
1. Pengawasan terhadap pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh Pengawas.
2. Konsultan Pengawas berhak pada setiap waktu yang dianggap perlu tanpa
memberitahukan sebelumnya, untuk mengadakan inspeksi/pemeriksaan kepada Pelaksana
Pekerjaan/ Kontraktor atau SubPelaksana Pekerjaan/ Kontraktor :
Terhadap jenis pekerjaan yang dipersiapkan di dalam atau diluar site;
Terhadap gudang penyimpanan barang -barang
Terhadap pengolahan material maupun sumber -sumbernya.

Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari pengawasan


Konsultan Pengawas, tetap menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor dan
bagian pekerjaan tersebut jika diperlukan harus segera dibuka sebagian atau seluruhnya
untuk kepentingan pemeriksaan.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

11
Jika diperlukan, pengawasan oleh Konsultan Pengawas dilaksanakan di luar jam-jam
kerja. Untuk itu segala biaya menjadi beban Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor. Permintaan
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor tersebut harus dengan tertulis dan disampaikan kepada
Konsultan Pengawas, minimal 6 (enam) jam sebelumnya.

Di tempat pekerjaan, Konsultan Pengawas menempatkan petugas-petugas bagian


pengawasan.

Apabila Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor akan bekerja lembur dimana item pekerjaan


tersebut diperlukan oleh Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor, maka Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor harus memberitahukan satu hari sebelumnya dan biaya tersebut
termasuk biaya lembur petugas-petugas pengawas yang besarnya sesuai dengan aturan gaji
mereka yang menjadi tugas Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.

Pasal 10 Keamanan, Keselamatan dan Kesejahteraan


Selama pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib mengadakan
semua yang diperlukan untuk menjamin keamanan, keselamatan dan kesejahteraan
manusia/barang di proyek.

Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib memenuhi segala peraturan tata tertib, ordonansi


pemerintah daerah ataupun pemerintah setempat.

3. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggung jawab atas biaya, kerugian ataupun


tuntutan ganti rugi (claim) yang diakibatkan oleh adanya peristiwa yang mengakibatkan
lukanya atau meninggalnya seseorang dalam melaksanakan pekerjaan, yang disebabkan
oleh kelalaian Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.
Guna keamanan dan keselamatan kerja di lapangan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor
wajib untuk mengadakan :
- Tabung pemadam kebakaran type ABC berat 2 kg. jumlahnya minimal 1 buah pada setiap
lantai bangunan dan 1 buah pada Direksi keet/ Pengawas.
- Perlengkapan K3 bagi seluruh pekerja proyek (Helm proyek, sepatu kerja, sabuk
keselamatan, jaring pengaman, dll).
- Penerapan K3 di proyek harus mutlak dilaksanakan oleh kontraktor, pelanggaran terhadap
ketentuan ini menjadi resiko kontraktor.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

12
Pasal 11 Ketentuan-ketentuan dari Pemberi Tugas

1 .Kelalaian-kelalaian yang dibuat oleh pelaksana /Kontraktor seperti:


Tanpa ada alasan ternyata meninggalkan pekerjaan sebelum pekerjaan seluruhnya selesai;
Apabila tidak mengindahkan semua instruksi yang diberikan oleh Konsultan Pengawas;

Apabila tidak dapat melanjutkan pekerjaan secara teratur dan baik;


Menyerahkan apa-apa yang menjadi tanggung jawabnya kepada orang lain tanpa
persetujuan tertulis.
Tidak menghadiri rapat-rapat teknis; maka Konsultan Pengawas dapat mengeluarkan
peringatan tertulis pertama kepadanya.
Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari sesudah menerima peringatan tertulis tersebut
masih belum ada tanda- tanda adanya perubahan yang berarti atau belum dilaksanakan
peringatan dimaksud, maka Konsultan Pengawas akan mengeluarkan peringatan tertulis
kedua.
Apabila dlam waktu 7 (Tujuh) hari setelah dikeluarkannya peringatan tertulis
kedua,masih belum ada peringatan yang berarti maka konsultan pengawas dapat
mengambil tindak an deng an idak mempertimbangkan alasan-alasan apapun yang terjadi
sebelumnya. Tindakan tersebut dapat berupa dialihkannya tugas termaksud kepada pihak
lain dengan biaya dibebankan kepada Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor.

3. Apabila ternyata Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor tersebut mengalami kebangkrutan


(bankrupt) atau telah terjadi pengambilan alihan oleh pihak lain atas perusahaannya
secara hukum atau tindakan-tindakan lain yang senada dengan tindakan tersebut diatas,
maka pekerjaan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor di bawah kontrak ini akan diadakan
tindakan lebih lanjut. Pekerjaan tersebut dapat dilanjutkan sesuai dengan kontrak
tersendiri, hanya apabila telah terdapat persetujuan antara Pemberi Tugas dengan
Pihak lain yang telah mengambil alih semua kegiatan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor
tersebut.

Apabila dengan tindakan seperti tercantum di atas, ternyata pekerjaan tidak dapat
berjalan dengan balk dan lancar, maka:
Pemberi Tugas akan menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan memberikan kepada
pihak lain,' dengan menggunakan semua peralatan yang telah berada di lapangan seperti
bangunan bangunan darurat, gudang, peralatan-peralatan kerja, barangbarang, material-

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

13
material, termasuk barang-barang yang telah dibeli (tetapi belum sampai di tempat) yang
akan digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan di lapangan.

Bila dipandang perlu oleh Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas maka dalam waktu 10
(sepuluh) hari sesudah dikenakannya suatu tindakan, Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus
tetap menyerahkan barang-barang dan material yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan di lapangan barang - barang dan material yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan di lapangan sesuai isi kontrak ini, melalui supplier atau Sub-
Pelaksana/Kontraktor yang menyerahkan barang-barang dan material sesuai dengan
kontrak, yang ternyata sebegitu jauh belum dibayar oleh Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor
yaitu dengan memotong bagian yang harus dibayarkan kepada Pelaksana
Pekerajaan/Kontraktor sesuai penilaian prestasi.
Apabila dianggap perlu oleh Pemberi Tugas maka semua milik Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor yang masih tinggal di lapangan seperti peralatan-peralatan kerja,
barang-barang material dan barang-barang yang disewanya, harus segera dikeluarkan
dari lapangan dan semua biaya untuk hal tersebut menjadi beban Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor. Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari ternyata hal tersebut diatas tidak
dilaksanakan, maka akan diselesaikan menurut kebijakan Pemberi Tugas, dengan tidak
bertanggung jawab atas kerusakan atau hilangnya barang-barang tersebut.
Ketentuan tersebut juga berlaku bagi Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor yang karena satu
dan lain hal ternyata dihentikan kontrak kerjanya oleh Pemberi Tugas.

Pasal 12 Kewajiban Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor

Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus menyelesaikan pekerjaan secara Iengkap


seluruhnya sesuai dengan ketentuan-ketentuan di dalam Dokumen Kontrak.
Selekas mungkin sejak dikeluarkannya Surat Perintah Kerja atau selambatnya 1(satu)
minggu sebelum berakhirnya masa berlakunya Jaminan Penawaran, Pelaksana Pekerjaan/
Kontraktor harus menyediakan Jaminan Pelaksanaan yang dikeluarkan oleh Bank atau
Badan Keuangan lain yang disetujui oleh Pemberi Tugas. Apabila jaminan Pelaksana
belum diserahkan kepada Pemberi Tugas didalam jangka waktu tersebut, maka berarti
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor mengundurkan diri dari Pelaksanaan Pekerjaan Kontrak
ini.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

14
3. Apabila terjadi didalam gambar –gambar kontrak terdapat perbedaan-perbedaan atau
penyimpangan-penyimpangan dengan apa yang t el ah t er cantum di dal am k ontr ak sehi
ngga akan menimbulkan kontrak keragu - raguan dalam pekrjaan, maka pelaksana
pekerjaan / Kontraktor harus segera memberitahukan hal ini kepada Konsultan Pengawas
untuk diadakan penyelesaian.
Apabila terdapat perbedaan-perbedaan antara gambar- gambar dengan ketentuan-
ketentuan di dalam uraian dan syarat-syarat pelaksanaan (RKS), maka ketentuan yang
dianggap paling lengkap oleh Konsultan Pengawas adalah yang mengikat.
Yang dimaksud dengan "gambar" adalah gambar pelaksanaan, gambar kerja, gambar-
gambar detail dan gambar- gambar lainnya yang dibuat sebelum pelaksanaan pekerjaan
berlangsung. Apabila terdapat perbedaan antara gambar-gambar tersebut, maka gambar
yang berskala besar yang lebih mengikat.
Apabila pada waktu pelaksanaan oleh Konsultan Pengawas diadakan perubahan-
perubahan dalam penggunaan bahan, ukuran -ukuran dan konstruksi, maka pada akhir
pekerjaan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diwajibkan menyerahkan 5 (lima) set gambar-
gambar perubahan yang dikerjakan di atas cetakan gambar asli dengan perubahan dikerj
akan dengan tinta warna.
7. Atas perintah Konsultan Paengawas, dan kepada PelaksanaPekerjaan/Kontraktor dapat
dimintakan gambar-gambar penjelasan dan rincian atas bagian pekerjaan khusus, yang
kesemuanya atas beban Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor. Gambar-gambar tersebut harus
telah disetujui Konsultan Pengawas untuk selanjutnya dianggap sebagai gambar pelengkap
dan menyerahkan 5 (lima) set cetakannya kepada Konsultan Pengawas
8. Biaya pembuatan semua keperluan gambar-gambar yang dibutuhkan selama masa kontrak,
baik gambar shop drawing dan atau gambar perubahan yang diperlukan dalam pelaksanaan
untuk kepentingan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor maupun gambar gambar yang
memerlukan persetujuan dari Konsultan Pengawas harus dibuat di atas kertas minimal
ukuran A3, biaya percetakan gambar-gambar tersebut menjadi tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor.
Selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setelah dikeluarkannya Surat Perintah Kerja (SPK),
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus telah dimulai dengan pekerjaan pembangunan fisik
dalam arti kata yang nyata. Untuk itu syaratsyarat yang diwajibkan agar dapat dimulainya
pekerjaan harus dipenuhi terlebih dahulu.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

15
Pada akhir pekerjaan pelaksanaan, Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor diwajibkan
menyerahkan 1 set dalam bentuk kalkir ukuran minimal A2 dan 5 (lima) set blue print
gambar-gambar instalasi terakhir sesuai dengan yang dilaksanakan (as built drawings)
yang telah disetujui Konsultan Pengawas dan Perencana, buku sistem beroperasi (Manual
operation book) untuk mesin-mesin dan peralatan-peralatan yang dipasang, disertai surat-
surat ijin dan keterangan resmi dari pihak yang berwajib yang diperolehnya mengenai
instalasi yang telah dipasangnya.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib mempelajari dan memahami semua undang-
undang, peratuaran - peraturan Pemerintah, persyaratan - persyaratan umum maupun
suplemennya, persyaratan standard International dan persyaratan yang dikeluarkan
produsen serta tidak menyimpang dari ketentuan di dalam dokumen pelelangan serta segala
petunjuk - petunjuk tertulis yang telah dikeluarkan.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diharuskan menyediakan sedikitnya 1 (satu) set
gambar-gambar pelaksanaan dan RKS di tempat pekerjaan dalam keadaan terpelihara yang
dapat dilihat setiap saat oleh Pemberi Tugas, Konsultan Pengawas ataupun petugas-petugas
lainnya.
Pelaksana pekerjaan berkewajiban untuk memberikan pelatihan/training sistem operasi
peralatan-peralatan, mesin-mesin yang dipasangnya. Biaya training/pelatihan berikut buku-
buku panduan adalah ditanggung oleh kontraktor.

Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor berhak meminta penjelasan kepada Konsultan


Pengawas, Konsultan Perencana atau pihak lain yang ditunjuk Pemberi Tugas bilamana
menurut pendapatnya ada bagian-bagian dari dokumen kontrak, gambar atau hal-hal
lainnya yang kurang jelas. Untuk itu syarat-syarat yang diwajibkan agar dapat dimulainya
pekerjaan, maka harus segera dimulai.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus menyediakan atas biayanya sendiri semua
perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan, pengalaman dan keahlian serta permodalan
dan kemampuan yang nyata untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai
dengan tugas yang diberikan oleh Pemberi Tugas.
Apabila telah tersedia di lapangan peralatan-peralatan milik Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor yang tidak dalam keadaan terpakai, Sub - Pelaksana Pekerjaan /
Kontraktor dapat menggunakan peralatan tersebut.
Disamping itu jugs harus menyerahkan :
Daftar/susunan staf Pelaksana yang ditempatkan di lapangan:
LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

16
Daftar peralatan-peralatan yang akan digunakan untuk pekerjaan pelaksanaan;
Rencana waktu penyelesaian pekerjaan (time schedule);
Dan lain-lain yang diperlukan.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus mematuhi segala peraturan dan ketentuan-
ketentuan hukum yang berlaku, serta instruksi -instruksi tertulis yang dikeluarkan oleh
Pemerintah/ Penguasa setempat sehubungan dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib mempelajari dan memeriksa pelaksanaan
pekerjaan-pekerjaan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor pihak lain yang ikut serta
mengerjakan proyek ini (dalam hal ini Sub-Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktornya), apabila
pekerjaan pihak lain dapat mempengaruhi kelancaran pekerjaannya. Bilamana terjadi
gangguan-gangguan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib memberikan saran-saran
perbaikan untuk segenap pihak. Apabila hal ini tidak dilakukan, Pelaksana Pekerjaan /
Kontraktor tetap bertanggung jawab atas semua kerugian-kerugian yang ditimbulkan.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib berkonsultasi dengan pihak lainnya agar supaya
sejauh mungkin dipergunakan peralatan yang seragam dan merk yang sama untuk
bangunan proyek ini agar memudahkan pemeliharaan.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib berkoordinasi dengan pihak lainnya dalam
kelancaran pelaksanaan pekerjaan proyek terutama berkoordinasi dengan pihak Sub-
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor langsung dari Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor.
Sub-Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan diselaraskan
dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor, yang telah disetujui
oleh Konsultan Pengawas dan Pemberi Tugas.
Dalam hal Sub - Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor tidak mengindahkan teguran tertulis dari
Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor dalam hal penyelarasan jadwal dengan pelaksana
pekerjaan sub Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor, dapat dikenakan sanksi, teguran dan denda.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus mematuhi semua peraturan dan ketentuan-
ketentuan yang berlaku serta instruksi-instruksi tertulis yang dikeluarkan oleh Pemerintah/
Penguasa setempat sehubungan dengan pekerjaan yang dilaksanakan.
Didalam melaksanakan pekerjaan ini, Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor harus:
Memperhatikan, melaksanakan dan mengikuti semua ketentuan sehubungan dengan
fungsinya sebagai koordinator pelaksanaan pekerjaan sepanjang ketentuan tersebut
berhubungan dengan pelaksanaan kontrak ini.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

17
Bekerja sama dan saling tidak mengganggu dengan pihak lainnya (Sub-Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor lainnya dan pihak-pihak lain yang disetujui oleh Pemberi Tugas un
tuk melaksanakan pekerjaan tertentu) didalam melaksanakan pekerjaan yang merupakan
bagian dari pembangunan proyek ini.
Menjamin pihak-pihak lainnya sebagaimana tersebut di atas dari semua kerugian
yang diderita oleh pihak lain tersebut didalam melaksanakan pekerjaan yang disebabkan
oleh kelalaian dan kesalahan Sub Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.
Kontraktor menjamin pada Pemberi Tugas dan Konsultan Konsultan Pengawas, bahwa
semua bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan adalah sama sekali baru, kecuali
ditentukan lain, serta Kontraktor menyetujui bahwa semua pekerjaan dilaksanakan dengan
baik, bebas dari cacat teknis dan estetis serta sesuai dengan Dokumen Kontrak.
Apabila diminta, Kontraktor sanggup memberikan bukti-bukti mengenai hal tersebut di
atas. Sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas, bahwa pekerjaan telah
diselesaikan dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor
sepenuhnya.

Apabila pada Spesifikasi Teknis ini disebutkan nama pabrik/merek dari satu jenis
bahan/komponen, maka Kontraktor menawarkan dan memasang sesuai dengan yang
ditentukan. Jadi tidak ada alasan bagi Kontraktor pada waktu pemasangan menyatakan
barang tersebut sudah tidak terdapat lagi di pasaran ataupun sukar didapat di pasaran.
Untuk barang-barang yang harus di import, segera setelah ditunjuk sebagai pemenang,
Kontraktor harus sesegera mungkin memesan pada agennya di Indonesia.
Apabila Kontraktor telah berusaha untuk memesan namun pada saaat pemesanan
bahan/merek tersebut tidak/sukar diperoleh, maka Perencana akan menentukan sendiri
alternative merek lain dengan spesifikasi minimum yang sama. Setelah 1 (satu) bulan
penunjukan pemenang, Kontraktor harus memberikan kepada Pemberi Tugas fotocopy dari
pemesanan material yang diimport pada agen ataupun importir lainnya, yang menyatakan
bahwa material-material tersebut telah dipesan (order import).
Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau wakilnya harus
segera disediakan atas biaya Kontraktor dan contoh-contoh tersebut diambil dengan jalan
atau cara sedemikian rupa, sehingga dapat dianggap bahwa bahan atau pekerjaan
tersebutlah yang akan dipakai dalam pelaksanaan nanti.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

18
Contoh-contoh tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh Pemberi Tugas atau wakilnya
untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan-bahan atau cara pengerjaan yang
dipakai tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun sifatnya.
Substitusi Produk yang disebutkan nama pabriknya :
Material, peralatan, perkakas, aksesories yang disebutkan nama pabriknya dalam RKS,
Kontraktor harus melengkapi produk yang disebutkan dalam Spesifikasi Teknis, atau dapat
mengajukan produk pengganti yang setara, disertai data-data yang lengkap untuk
mendapatkan persetujuan konsultan Perencana sebelum pemesanan.
Substitusi Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya :
Material, peralatan, perkakas, aksesories dan produk-produk yang tidak disebutkan nama
pabriknya di dalam Spesifikasi Teknis, Kontraktor harus mengajukan secara tertulis nama
Negara dari pabrik yang menghasilkannya, catalog dan selanjutnya menguraikan data yang
menunjukan secara benar bahwa produk-produk yang digunakan adalah sesuai dengan
Spesifikasi Teknis dan kondisi proyek untuk mendapatkan persetujuan dari
Pemilik/Perencana.
Seluruh peralatan, material yang digunakan dalam pekerjaan ini harus baru, dan
material harus tahan terhadap iklim tropik. Seluruh pekerjaan harus dilaksanakan dengan
cara yang benar dan setiap Pekerja harus mempunyai keterampilan yang memuaskan,
dimana latihan khusus bagi Pekerja sangat diperlukan dan Kontraktor harus melengkapi
Surat sertifikat yang sah untuk setiap personil ahli yang menyatakan bahwa personil
tersebut telah mengikuti latihan-latihan khusus ataupun mempunyai pengalaman-
pengalaman khusus dalam bidang keahlian masing-masing.
Apabila dalam Dokumen Perencanaan ini ada klausul -klausul yang disebutkan kembali
pada butir lain, maka ini bukan berarti menghilangkan butir tersebut tetapi dengan
pengertian lebih menegaskan masalahnya. Jika terjadi hal yang saling bertentangan antara
gambar atau terhadap Spesifikasi Teknis, maka diambil sebagai patokan adalah yang
mempunyai bobot biaya yang paling tinggi.
Pemilik proyek dibebaskan dari patent dan lain-lain untuk segala “claim” atau tuntutan
terhadap hak-hak khusus seperti patent dan lain-lain.
Perlindungan terhadap orang, harta benda dan pekerjaan
Perlindungan terhadap milik umum :
Kontraktor harus menjaga jalan umum, jalan kecil dan jalan bersih dari alat-alat mesin,
bahan-bahan bangunan dan sebagainya dan memelihara kelancaran lalu lintas, baik bagi
kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung.
LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

19
Orang-orang yang tidak berkepentingan :
Kontraktor harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat
pekerjaan dan dengan tegas memberikan perintah kepada ahli tekniknya yang bertugas dan
para penjaga.
Perlindungan terhadap bangunan yang ada :
Selama masa - masa pelaksanaan kontrak, Kontraktor bertanggungjawab penuh terhadap
kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalanjalan, saluran-saluran pembuangan dan
sebagainya di tempat pekerjaan, dan kerusakan-kerusakan sejenis yang disebabkan operasi-
operasi Kontraktor, dalam arti kata yang luas. Itu semua harus diperbaiki oleh Kontraktor
hingga dapat diterima Pemberi Tugas.
Penjagaan dan perlindungan pekerjaan :
Kontraktor bertanggungjawab atas penjagaan, penerangan dan perlindungan terhadap
pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan Kontrak, siang dan malam.

Pemberi tugas tidak bertanggungjawab terhadap Kontraktor dan Sub Kontraktor, atas
kehilangan dan kerusakan bahan-bahan bangunan atau peralatan atau pekerjaan yang
sedang dalam pelaksanaan.
Kesejahteraan, Keamanan, dan Pertolongan Pertama

Kontraktor harus mengadakan dan memelihara fasilitas kesejahteraan dan tindakan


pengamanan yang layak untuk memelihara para pekerja dan tamu yang datang ke
lokasi.
Fasilitas dan tindakan pengamanan ini disyaratkan harus memuaskan Pemberi Tugas dan
juga harus menurut (memenuhi) ketentuan Undang- Undang yang berlaku pada waktu itu.
Di lokasi pekerjaan, Kontraktor wajib mengadakan perlengkapan yang cukup untuk
pertolongan pertama, yang mudah dicapai. Sebagai tambahan hendaknya di setiap site
ditempatkan paling sedikit seorang petugas yang telah dilatih dalam soal-soal mengenai
pertolongan pertama.
Gangguan pada tetangga :
Segala pekerjaan yang menurut Pemberi Tugas mungkin akan menyebabkan adanya
gangguan pada penduduk yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan pada waktu-waktu
sebagaimana Pemberi Tugas akan menentukannya dan tidak akan ada tambahan pengganti
uang yang akan diberikan kepada Kontraktor sebagai tambahan, yang mungkin ia
keluarkan.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

20
Kontraktor harus melindungi pemilik (Owner) terhadap semua “claim” atau tuntutan,
biaya atau kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan dengan merek dagang atau
nama produksi, hak cipta pada semua material dan peralatan yang digunakan dalam proyek
ini.
Kontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun di dalam sepadan (batas)
site atau di tanah yang berdekatan tanpa seijin dari pihak Pemberi Tugas.
Peraturan Teknis pembangunan yang digunakan
Dalam melaksanakan pekerjaan, kecuali bila ditentukan lain dalam Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS) ini berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk
segala perubahan dan tambahannya :
- Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia atau Algemene
Voorwaarden voor de Uitvoering bij Aaneming van Openbare Werken (AV) 1941.

- Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik dari Dewan Teknik
Pembangunan Indonesia (DTPI).
- Standar Industri Indonesia untuk bahan yang digunakan.
- Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 (PBI-1971).
- Peraturan Standar Beton, SKSNI-T 15-1991-03.
- Peraturan Umum dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen Tenaga Kerja.
- Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979 dan PLN setempat.
- Peraturan Umum tentang Pelaksanaan Instalasi air Minum serta Instalasi Pembuangan dan
Perusahaan Air Minum.
- Peraturan Semen Portland Indonesia SNI-08
- Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung SNI 03 - 2847-2002.

- Tata cara Perencanaan Struktur Baja untuk bangunan Gedung SNI 03 - 1729-2002.

- Tata cara Perencanaan Struktur Tahan Gempa untuk Bangunan Gedung SNI 03-1726-2002.
- Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia tahun 1987.
- Peraturan Pembebanan Undonesia untuk Gedung tahun 1987.
- Peraturan/Pedoman Perencanaan Penangkal Petir SKBI -1.3.53.1987,UDC: 887.2.

- Peraturan Muatan Indonesia 1983.


- Untuk bahan dan pekerjaan yang belum termasuk dalam standar tersebut
LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

21
di atas, maupun standar lainnya, maka diberlakukan Standar Internasional atau persyaratan
teknis dari pabrik/produsen yang bersangkutan.
Dan lain-lain yang secara nyata termasuk di dalam Dokumen/Gambar, R K S , Spesifikasi
Teknis, Berita Acara Penjelasan Pekerjaan/Aanwijzing dan ketentuan-ketentuan lainnya.

Untuk melaksanakan pekerjaan dalam butir tersebut di atas, berlaku dan mengikat
pula:
Gambar Bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah disahkan oleh Pemberi
Tugas termasuk juga gambar-gambar detail yang diselesaikan oleh Kontraktor dan sudah
disahkan/disetujui Direksi/Pengawas.
Rencana kerja dan Syarat-syarat (RKS).
Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
Berita Acara Penunjukkan.
Surat Keputusan Pemimpin Proyek tentang Penunjukan Kontraktor. − Surat Perintah Kerja
(SPK).
Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui.
Kontrak/Surat Perjanjian Pemborong.

Pasal 13 Sub Pelaksana Pekerjaan/Sub Kontraktor

1. Penunjukan Sub-Pelaksana Pekerjaan/Sub-Kontraktor hanyalah dapat dilakukan dengan


sepengetahuan dan rekomendasi tertulis dari Konsultan Pengawas serta mendapat
persetujuan dari Pemberi Tugas.
2. Apabila hasil kerja Sub-Pelaksana Pekerjaan/Sub-Kontraktor tidak memenuhi persyaratan
dalam kontrak ini ataupun tidak memenuhi target prestasi yang harus dicapai pada suatu
tahap pekerjaan, maka Konsultan Pengawas berhak menginstruksikan kepada Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor untuk mengganti Sub-Pelaksana Pekerjaan/ Sub Kontraktor tersebut
dengan yang lain, dan yang disetujui Konsultan Pengawas dan Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor harus menjalankan instruksin tersebut.
3.
3. Pelaksana Pekerjaan / Kontraktor tidak di benarkan untuk meninggalkan
kewajibannya dengan cara menyerahkan kontrak ini sebagian atau seluruhnya kepada
pihak lain (Sub-Pelaksana Pekerjaan/SubKontraktor) tanpa seijin/persetujuan Pemberi
Tugas.
4 . Apabila tidak disebutkan didalam kontrak, maka pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor tidak dibenarkan untuk men-sub-kan sebagian pekerjaan yang
menjadi
LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

22
kewajibannya tanpa persetujuan Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
Dalam hal sudah mendapat persetujuan Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas, maka
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor Utama tetap bertanggung jawab penuh atas segala
kelalaian dan kesalahankesalahan yang dibuat oleh subnya, sehingga kelalaian atau
kesalahan tersebut merupakan kesalahan dari Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor itu
sendiri.

5 . Sub pelaksana Pekerjaan/Kontraktor hanyalah pihak - pihak yang m em pu n yai k o n t r


ak l an g sun g d eng an P el ak san a P ek er j aan / Kontraktor, yaitu dalam menyediakan
dan mengerjakan bagian bagian pekerjaan khusus sesuai dengan keahliannya.

6 . Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor Utama tetap bertanggung jawab sepenuhnya atas hasil


pekerjaan Sub-Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor.
Pasal 14 Koordinasi Pelaksanaan di Lapangan
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib dan bertanggung jawab untuk
mengkoordinasikan pelaksanaan seluruh pekerjaan yang tercakup didalam proyek ini,
termasuk didalamnya pelaksanaan pekerjaan para Sub Pelaksana
2. Pekerjaan/Kontraktor, dan Pelaksana P ek er j aan / Ko n t r ak t o r h ar u s m eng i k ut i d
an m en t aat i sem u a ketentuan sehubungan dengan fungsinya sebagai koordinator
sebagaimana tersebut diatas.
Tugas koordinasi tersebut meliputi :
MemberipetunjukdanpengarahankepadaparaSub-Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor mengenai saat di mulai dan diselesaikannya su at u b a g i an d an a t
au k e s el u r u h an p ek e r j a an d en g an berpedoman kepada Master Schedule dan
keadaan kondisi lapangan.
Mengatur dan memberi keleluasan kerja kepada para Sub - Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor dengan yang lainnya yang saling berkaitan agar seluruh pekerjaan
dapat dilaksanakan sebaikbaiknya.
Memberikan data tentang suatu bagian pekerjaan dimana SubPelaksana
Pekerjaan/Kontraktor akan melakukan kegiatan mengenai pengukuran, gambar detail dan
sebagainya, sehingga pelaksana pekerjaan/Kontraktor dapat mempersiapkan serta membuat
rencana kerja terperinci yang tepat.
Memberi keleluasaan kepada para Sub -Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor untuk
memakai fasilitas peralatan dan fasilitas umum lainnya yang dimiliki oleh Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor dengan ketentuan bahwa pada saat dibutuhkan fasilitas-fasilitas
tersebut dalam keadaan tidak terpakai oleh Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor.
LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

23
Mengadakan dan memimpin rapat persiapan dalam rangka koordinasi antar Sub
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor yang terlibat didalam proyek ini guna mencapai
kesepakatan dan konsensus dalam rencana kerja dan/atau dalam membahas suatu masal ah
y an g timbu l seb elum di ajuk an k e dal am Rap at Lapangan.

3. Sub Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggung jawab untuk m enggant i kerugian y ang


diderita oleh Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor dan/atau Sub Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor lainnya apabila pekerjaan Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor Utama
dan/atau Sub Pelaksana Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor lainnya tersebut mengalami
gangguan dan atau kerusakan yang disebabkan oleh kelalaian Sub Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor tersebut.

Pasal 15 lnstruksi Konsultan Pengawas


Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus mematuhi dan melaksanakan semua instruksi
tertulis yang dikeluarkan oleh Konsultan Pengawas. Apabila dalam waktu 2 (dua) hari
sesudah menerima instruksi tersebut ternyata masih belum ada realisasinya, maka
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor akan diberi peringatan tertulis kedua oleh Konsultan
Pengawas. Apabila dalam waktu 2 (dua) hari setelah peringatan tertulis kedua dikeluarkan
temyata masih belum ada realisasi dari instruksi tersebut maka Pelaksana Pekerjaan/
Kontraktor dapat dikenakan denda seperti yang disebutkan dalam dokumen kontrak.

Semua instruksi dari Konsultan Pengawas harus dikeluarkan secara tertulis (instruksi
tertulis). Suatu instruksi lisan bukan merupakan pekerjaan yang mutlak dan harus segera
dilaksanakan. Oleh karena itu apabila dalam waktu 1 (satu) hari tidak dikeluarkan
instruksi tertulis, hal tersebut tidak perlu ditanggapi oleh Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor. Tetapi sebaliknya Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor bertanggung
jawab penuh atas biayanya sendiri untuk segala pekerjaan yang telah dilaksanakannya
tanpa adanya instruksi tertulis dari Konsultan Pengawas.
Intsruksi tertulis dari Konsultan Pengawas tersebut dapat berupa :
- Teguran atas sesuatu cara pelaksanaan yang salah sehingga membahayakan bagi keteguhan
konstruksi, atau pekerjaan finishing yang kurang baik atau hal-hal lain yang menyimpang
dari persyaratan teknis dalam RKS dan gambar pelaksanaan.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

24
- Instruksi untuk menyingkirkan material/bahan yang tidak memenuhi syarat dan harus
diangkut keluar areal proyek;
- Instruksi untuk mengganti Pelaksana (foreman) dari kontraktor yang dianggap kurang
mampu (un-skilled);
- Instruksi untuk suatu pekerjaan perubahan (Pengurangan dan penambahan pekerjaan) yang
sudah waktunya dilaksanakan dengan segera;
- Instruksi untuk mengganti Sub-Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor yang dianggap kurang
mampu, baik dari segi mutu kerja maupun kecepatan kerja;
- Instruksi untuk mempercepat pelksanaan suatu pekerjaanberupa penambahan tenaga kerja;

- Instruksi-instruksi lainnya yang termasuk dalam lingkup tugas Pelaksana


Pekerjaan/Kontraktor.
Bilamana ada instruksi lain, Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor berhak untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut, atau mengadakan konfirmasi kepada Konsultan Pengawas. Tetapi
sebaliknya Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor b er t an g g u n g j a w ab p en u h a t as
s eg al a p ek e r j a an y an g t el ah dilaksanakan tanpa adanya instruksi tertulis dari
Konsultan Pengawas.

Pasal 16 Bagan Kemajuan Pekerjaan dan Rencana Kerja


1 . 1(satu) min ggu setel ah diny atak an sebagai pemenang lelang, Pelaksana/Kontraktor harus
telah slap dengan bagan skema kemajuan pekerjaan
(progress schedule) sesuai dengan batas waktu maksimal yang telah ditetapkan dalam
master schedule yang dibuat oleh Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor Utama.
Progres schedule tersebut harus disesuaikan dengan bagan yang disusun dan dilengkapi
— Barchart (bagan secara konvensionil); — Network Planning;
— Volume masing-masing pekerjaan;
— Man days (tenaga harian) yang diperlukan;
— S-curve:
—Gambar mengenai nilai dan harga pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan skedul yang dibuat
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.

Dalam bagan kemajuan pekerjaan ini dicantumkan besarnya bobot (volume) masing-
masing pekerjaan dan waktu penyelesaian setiap item pekerjaan, sedangkan di dalam
rencana kerja dicantumkan secara terperinci program setiap tahapan tentang kapasitas
kerja, peralatan, tenaga kerja dan target per harinya.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

25
Dalam progress schedule, harus dibuat juga S-curve; gambaran mengenai nilai/bobot
pekerjaan-pekerjaan sesuai dengan skedul yang dibuat pelaksana pekerjaan/Kontraktor.

(S-curve tersebut ialah suatu diagram yang menggambarkan progress pekerajan terhadap
skala waktu mulai dari awal sampai dengan penyelesaian proyek yang dihitung
berdasarkan time schedule).
Pelaksana pekerjaan/kontraktor harus secara terpisah menyusun "Bagan Pengerahan
Tenaga" dan "Bagan Penyediaan Bahan" yang diperlukan.
Bagan-bagan tersebut harus diperlihatkan kepada Konsultan Konsultan Pengawas
untuk mendapatkan persetujuannya.
Kelalaian dalam memasukkan bagan -bagan yang dimaksud dapat m en y eb abk an d it
un d any a p erm ul aan p ek er j aan . Ak ib at d ari penundaan ini menjadi tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor seluruhnya.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan tersebut sesuai dengan
patokan waktu yang telah disetujui bersama
didalam menyusun bahan kemajuan pekerjaan. Demikian pula dengan pengerahan pekerja
harus sesuai dengan bahan yang ada.
Bagan Kemajuan Pekerjaan dan S-curve sebagaimana tersebut diatas yang merupakan
target pregtasi akan merupakan pedoman untuk mengadakan penilaian
progress kerja Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor atas target prestasi akan merupakan
pedoman untuk mengadakanpenilaian progress kerja pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor atas tahap m aupun keseluruhan pekerjaan mengalami keterlambatan,
atau tepat pada waktunya atau lebih cepat dari yang direncakanan dan
hash! dari penilaian progress kerja ini akan d i k a i t k a n dengan
pembayaran kepada Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor sebagaimana
dicantumkan pada syarat-syarat umum ini.
Jika diperlukan, maka Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor wajib membuat network
planning dari kegiatan pembangunan tersebut.

Pasal 17 Rapat Koordinasi dan Rapat Lapangan


Rapat Koordinasi
Rapat koordinasi diselenggarakan setidak-tidaknya 1 (satu) kali setiap bulan, dipimpin oleh
Pemberi Tugas dan atau Konsultan Pengawas.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus hadir dalam rapat koordinasi yang

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

26
Setidaknya diwakili oleh Manager Proyek, Site Engineer dan Tenaga spesialis pekerjaan
yang ada.
Dalam hal Manager Proyek berhalangan hadir maka diwajibkan untuk memperoleh ijin
dengan alasan yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan, serta menunjuk staf yang
diberi kuasa sepenuhnya untuk mengambil keputusan-keputusan.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diwajibkan menyelenggarakan rapat persiapan dalam
rangka rapat koordinasi dengan para Sub Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor yang ada.
Konsumsi rapat koordinasi tersebut disiapkan oleh Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.
Rapat Lapangan
Rapat lapangan diselenggarakan minimal 1 (satu) kali setiap minggu, dipimpin oleh
Pemberi Tugas dan atau Konsultan Pengawas.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus hadir dalam rapat koordinasi yang setidaknya
diwakili oleh Manager Proyek, Site Engineer dan Tenaga Spesialis pekerjaan yang ada.
Dalam hal Manager Proyek berhalangan hadir maka diwajibkan untuk memperoleh ijin
dengan alasan yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan, serta menunjuk staf yang
diberi kuasa sepenuhnya untuk mengambil keputusan-keputusan.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diwajibkan menyelenggarakan rapat persiapan dalam
rangka rapat koordinasi dengan para SubPelaksana Pekerjaan/ Kontraktor yang ada.

Konsumsi rapat lapangan tersebut disediakan oleh Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor

Pasal 18 Laporan - Laporan

Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diwajibkan membuat catatan-catatan berupa "Laporan


Harian" yang memberikan gambar dan catatan yang singkat dan jelas mengenai Tahap
berlangsungnya pekerjaan;
Pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan oleh Sub Kontraktor (jika diijinkan);
1. Catatan dan perintah Konsultan Pengawas yang disampaikan tertulis maupun lisan;
Hal ikhwal mengenai bahan-bahan (yang masuk, yang dipakai maupun yang ditolak);
Hal ikhwal mengenai keadaan pesanan barang-barang, baik di dalam maupun di luar negeri
(pembukaan L/C, pengapalan, datangnya barang di pelabuhan dan sebagainya);
Hal ikhwal mengenai pekerja dan sebagainya;
Keadaan cuaca dan sebagainya.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

27
2. Setiap Laporan harian pada tanggal yang sama harus diperiksa dan disetujui kebenarannya
oleh petugas-petugas konsultan pengawas.perselisihan mengenai ini mengekibatkan
dihentikan sementara untuk diadakan pemeriksaan.
Berdasarkan laporan harian tersebut, maka setiap minggu oleh Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor dibuat "Laporan Mingguan" yang disampaikan langsung kepada
Konsultan Pengawas.
Salah satu tembusan laporan mingguan harus selalu ditempat pekerjaan agar dapat
diteliti kembali oleh Konsultan Pengawas setiap saat.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor diwajibkan mem buat foto-foto dan video kegiatan
proyek dalam bagian atau tahapan yang penting sesuai petunjuk Konsultan Pengawas
sebagai dokumentasi proyek.
Untuk setiap progress pelaksanaan pekerjaan disyaratkan minimum sebanyak 36 eksemplar
foto berwarna yang dicetak dalam ukuran post card.
Video yang memuat seluruh proses pekerjaan di lapangan dan minimum 3 (tiga) buah.

Album foto berikut soft copy masing- masing diserahkan minimum sebanyak 3 (tiga) set
kepada Pemberi Tugas.
Semua biaya untuk pembuatan foto dan video tersebut menjadi tanggungjawab
Pelaksana/Kontraktor.
Berdasarkan laporan mingguan terakhir, Pelaksan a Pekerjaan/ Kontraktor membuat
"Laporan Bulanan" di dalam form yang ditentukan oleh Konsultan
Pengawas.

Pasal 19 Perubahan Rencana


Atas instruksi dan persetujuan Pemberi Tugas Konsultan Pengawas atau Konsultan
Perencana berhak mengadakan suatu perubahan atas rencana yang telah ada dengan
memberi instruksi tertulis kepada Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor untuk dilaksanakan.
Dalam hal ini Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus bertanggungjawab atas pekerjaan
yang tidak sesuai dengan instruksi tersebut.
Yang dimaksud dengan perubahan tersebut adalah perubahan dari desain kualitas
maupun kuantitas dari pekerjaan seperti yang tercantum dalam gambar-gambar kerja
(Kontrak), berupa modifikasi maupun altematif. Perubahan tersebut termasuk penambahan,
pembatalan dan atau penggantian dari suatu pekerjaan, peralatan atau standard material.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

28
Kuantitas nilai dari semua perubahan akan dihitung oleh Konsultan Pengawas
menurut
ketentuan yang berlaku di dalam kontrak ini dan apabila diperlukan Pelaksana

Pekerjaan/Kontraktor diberi kesempatan untuk mengikuti perhitungan yang dibuat.


Untuk perhitungan nilai dan perubahan, metode atau cara berikut ini harus dipakai :
Harga-harga yang tertera di dalam kontrak dipakai untuk menghitung nilai dari item
pekerjaan yang bersifat sama.
Untuk item pekerjaan yang sifatnya berbeda maka harga-harga yang tertera di dalam
Penawaran merupakan dasar perhitungan, sepanjang nilai yang didapat adalah wajar.
Pasal 20 Penyerahan Pekerjaan
Penyerahan pertama harus dilaksanakan selambat-lambatnya pada tanggal yang telah
ditetapkan dalam surat perjanjian pemborongan, sesuai dengan penjelasan tentang waktu
penyelesaian yang ditetapkan dalam aanwijzing.
Perpanjangan waktu penyerahan hanya dapat diterima jika alasanalasan tersebut sesuai
dengan alasan- alasan yang diperkenankan dan tertulis dalam RKS dan disetujui oleh
pemberi tugas.
Rencana dan tanggal penyerahan pertama harus diajukan kepada Konsultan/Pengawas,
selambat- Iamb atnya 1 (Satu) minggu sebelum tanggal yang dimaksud, Konsultan
Pengawas akan mengadakan pemeriksaan seksama atas hasil keseluruhan sesuai dengan
Dokumen Kontrak. Semua perubahan-perubahan yang terjadi dituangkan dalam
as built drawing/installed drawing, dimana gambar tersebut diserahkan kepada Pemberi
Tugas sebelum mengajukan termijn (Tagihan) prestasi pekerjaan 100%. Hasil pemeriksaan
ini akan disampaikan kepada Pelaksana pekerjaan / Kontraktor. Sebelum penyerahan
pertama, pemeriksaan dapat diadakan lebih dari satu kali.
diadakan lebih dari satu kali. Pada saat-saat pemeriksaan maupun penyerahan dibuat Berita
Acara.
Keadaan yang dapat digunakan sebagai alasan dalam mengajukan permohonan
perpanjangan waktu penyelesaian atau pengunduran waktu penyerahan adalah keadaan-
keadaan force majeure.
Keadaan Force Majeure yang dimaksud adalah :
banjir;
hujan terus menerus dari hari ke hari;
kebakaran;

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

29
demonstrasi dan pemogokan yang langsung berpengaruh terhadap jalannya pekerjaan;
dan keadaan lain menurut pertimbangan Konsultan Pengawas yang disetujui oleh
Pemberi Tugas.
As built drawing harus dibuat oleh Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor secara bertahap
sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan untuk kebutuhan pemeriksaan setiap saat. As
built Drawing harus dibuat dengan gambar (Autocad). Soft copy gambar As built Drawing
harus diserahkan kepada Pemberi Tugas dalam bentuk CD.

Dalam penyerahan pertama tersebut disertakan pula Surat Pernyataan, Sertifikat dan
Surat. Jaminan dari masing-masing pekerjaan yang telah dilaksanakan, sertifikat yang
dikeluarkan oleh instasi yang terkait, berwewenang, seperti Depnaker, produsen dan
applicator.

Pasal 21 Penyelesaian dan Masa Pemeliharaan


1. Setelah pekerjaan dianggap terlaksana 100%, maka pihak Konsultan Pengawas dan
Pelaksana Pekerjaan/ Kontraktor bersamasama menandatangani Berita Acara Penyerahan I.
Bertepatan dengan ini berlangsunglah penyerahan pekerjaan pertama.
2. Masa pemeliharaan adalah 180 (Seratus delapan puluh) hari kalender, terhitung sejak
tanggal dilakukannya penyerahan pertama pekerjaan dari Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor
kepada Pemberi Tugas.
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor bertanggungjawab untuk mengganti atau memperbaiki
cacat-cacat maupun kekurangan-kekurangan yang timbul dalam masa pemeliharaan yang
disebabkan oleh pemakaian bahan-bahan maupun kualitas pekerjaan yang tidak memenuhi
ketentuan-ketentuan di dalam kontrak.
Penggantian ataupun perbaikan harus dilaksanakan secepat mungkin setelah ditemukannya
cacat-cacat atau kekurangankekurangan tersebut. Apabila hal ini tidak segera dilakukan,
Pemberi Tugas/PENGAWAS berhak untuk menunjuk pihak lain untuk melaksanakan
perbaikan tersebut dan biaya untuk itu merupakan beban Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor.

Jika Pemberi Tugas menganggap perlu, boleh mengeluarkan instruksi agar Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor memperbaiki segala cacat, susut dan kesalahan lainnya yang timbul
dalam masa pemeliharaan, dan yang disebabkan oleh bahan-bahan dan caracara
pelaksanaan yang tidak sesuai dengan Kontrak.
Setelah semua instruksi perbaikan selesai dilaksanakan, maka dibuatkan Berita Acara.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

30
Setelah masa pemeliharaan dilampui dan sesudah semua perbaikan-perbaikan dilaksanakan
dengan baik, Konsultan Pengawas akan mengeluarkan rekomendasi mengenai selesainya
pekerjaan dan perbaikan yang berarti penyerahan kedua dari pihak Pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor kepada Pemilik Proyek.

Pasal 22 Pekerjaan Tambah Kurang


Pekerjaan tambah kurang sebagai akibat dari adanya perubahan rencana/desain dituangkan
dalam Berita Acara tersendiri dan baru bisa dibayarkan setelah pekerjaan selesai 100%
(penyerahan pertama peker jaan).
Apabila pekerjaan tambah kurang selesai sebelum penyerahan pertama pekerjaan, maka
dalam Berita Acara Pemeriksaan dan Penyerahan Pertama Pekerjaan tersebut sudah
termasuk Berita Acara Tambah Kurang.
Apabila pekerjaan tambah kurang selesai setelah penyerahan pertama pekerjaan, maka
pengajuan pekerjaan tambah kurang yang dituangkan dalam Berita Acara di lampiri
dengan Berita Acara Pemeriksaan dan Penyerahan Pertama Pekerjaan.

PEKERJAAN PEMBERSIHAN DAN PERAPIHAN

Pasal 1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan pembersihan meliputi pembersihan pekerjaan pengecatan, pemasangan
keramik, pemasangan kusen, pintu dan kaca, pekerjaan plafond termasuk plafond ekspose
dari kotoran kotoran maupun bekas bekas semen atau bercak bercak lainnya dari material
yang tidak semestinya ada.
Pekerjaan perapihan meliputi perapihan terhadap hasil hasil pekerjaan yang tidak
semestinya atau tidak memenuhi standart teknis seperti perapihan permukaan beton,
plesteran, plafond yang tidak rata, yang hasilnya bergelombang, dan pekerjaan perapihan
yang perapihannya tidak sesuai dengan standart teknis.

Pasal 2 Syarat Pelaksanaan


Semua pekerjaan yang berhubungan dengan pekerjaan arsitektur, struktur maupun
mekanikal elektrikal dalam pelaksanaannya harus benar benar bersih dan rapih.
Semua pekerjaan pembersihan dan perapihan tersebut harus mendapat persetujuan
dari konsultan pengawas bahwa pekerjaan tersebut telah bersih, rapih dan telah sesuai
dengan keinginan pihak owner maupun standart teknis.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

31
Pasal 3 Cara Pelaksanaan
Pada pekerjaan dinding, lantai maupun plafond, harus dibersihkan dari apapun yang
melekat/menempel pada item tersebut.
Pada pekerjaan perapihan dinding, lantai maupun plafond baik kolom maupun
balok harus benar benar rapih, lurus, rata dan vertikal.
Bagian bagian yang kotor di bersihkan dengan material bantu/alat bantu yang tidak
menimbulkan cacat/goresan pada permukaan pekerjaan yang dibersihkan/dilaksanakan.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

32
BAGIAN B

PEKERJAAN STRUKTUR

PEKERJAAN TANAH, URUGAN PASIR, PONDASI DAN STRUKTUR

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

33
BAB I
P E K E R J A A N T A N AH , P E K E R J A A N P E N G G A L I A N D A N P E N G U R U G A N

Pasal 1 Lingkup pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi Pekerjaan Penggalian dan Pengurugan/Penimbunan tanah dan
pasir (sesuai gambar ), seperti galian tanah, pondasi tapak beton, poer, tie beam/sloof serta
penggalian dan pengurugan/penimbunan lain untuk pekerjaan drainage dan Mekanikal /
Elektrikal.
Semua penggalian tanah dan pengurugan tanah kembali harus dilaksanakan sesuai
dengan Gambar dan semua petunjuk yang disampaikan oleh Konsultan Pengawas selama
berlangsungnya pekerjaan.
Menyediakan tenaga kerja , peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.

BAB II
PEKERJAAN URUGAN PASIR

Pasal 1 Lingkup pekerjaan


Pasal ini menguraikan semua pekerjaan urugan pasir yang harus dilaksanakan oleh
Kontraktor, seperti pengurugan pasir dibawah Pile Cap, Sloof, lantai, dibawah perkerasan-
perkerasan dan lain-lain sebagainya serta pekerjaan pemadatan urugan pasir tersebut,
sebagaimana yang tertera pada Gambar Perencanaan.
Pengurugan Pasir harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang tercantum di
dalam PUBI 1979 (NII-3) ayat 12.1.
Menyediakan tenaga kerja , peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan
pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.

Pasal 2 Persyaratan Bahan


Pasir urug yang akan dipakai harus bersih dan cukup keras, sesuai dengan persyaratan yang
tercantum di dalam PUBI 1971 ayat 12.1. Pasir laut dapat digunakan, asal dicuci secara
memadai.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

34
BAB III
PEKERJAAN LANTAI KERJA
Pasal 1 Umum
Pasal ini menguraikan semua pekerjaan lantai kerja, seperti dibawah pekerjaan pondasi,
sloof dan sejenisnya sebagaimana yang tercantum dalam gambar perencanaan.
Pasal 2 Persyaratan Bahan
Lantai kerja harus dibuat dari campuran semen, pasir, kerikil bila tidak disebutkan secara
khusus didalam gambar harus dibuat dengan perbandingan semen : pasir : kerikil = 1 : 3 : 5
atau kualitas setara B – 0.
Pasal 3 Syarat Pelaksanaan Pekerjaan
Sebelum lantai kerja dibuat lapisan tanah dibawahnya harus dipadatkan dan diratakan
dengan alat pemadat serta diurug lapisan pasir.
Lantai kerja, sebelum mendapat persetujuan dari Konsultan Manajemen Konstruksi/
Konsultan Pengawas tidak boleh ditutup oleh pekerjaan lainnya. Konsultan Manajemen
Konstruksi/Konsultan Pengawas berhak membongkar pekerjaan diatasnya bilamana lantai
kerjá tersebut belum disetujui olehnya.
Tebal dan peil lantai kerja harus sesuai dengan gambar, jika tidak dinyatakan secara
khusus dalam gambar, maka tebal lantai kerja minimal = 5 cm.

4.4. PENYERAHAN DOKUMEN


Secara umum hal - hal berikut ini diserahkan sesuai dengan persyaratan kontrak.
Laporan Pengujian Bahan Beton seperti yang diajukan untuk adukan beton ( design mix).
Laporan Design Mix Beton berisi daftar persyaratan dan hasil pengujian adukan.
Laporan Pengujian Beton, mencatat informasi yang perlu dan pengesahan sesuai
persyaratan proyek.
BETON DAN BAHAN YANG BERHUBUNGAN
Beton dan bahan yang berhubungan disyaratkan dalam pasal ini adalah :
a . M u tu b eto n . K-300
bk = 300 kg/cm2
b. MutuBetok K-250
bk = 250 kg/cm2
c.Mutu Beton K-200
bk = 200 kg/cm2
LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

35
b .Mutu besi
U- 24, 24kg/mm2 Untuk tulangan baja polos
- U – 40, 40kg/mm2 Untuk tulangan baja Ulir > D22
c .Semen
Semua semen yang digunakan adalah semen portland yang harus memenuhi syarat-syarat
berikut :
- SNI 15-2049-1994. Semen Portland
- Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2, 197 1)
- Spesifikasi semen blended hidrolis (ASTM C 595)
- Spesifikasi semen hidrolis ekspansif (ASTM C 845)
- Mempunyai sertifikat uji (test certificate)
- Mendapat persetujuan Konsultan Pengawas)
d .Agregat
Agregat untuk beton harus memenuhi salah satu persyaratan berikut :
Spesifikasi agregat untuk beton (ASTM C33)
SNI 03-2461-1991, Spesifikasi agregat ringan untuk betonstruktur.
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (NI-2, 1971) Ukuran maksimum agregat tidak lebih
besar dari:
1/5 jarak terkecil antara sisi-sisi cetakan
1/3 ketebalan pelat lantai
3/4 jarak bersih minimum antara tulangan-tulangan atau kawat-kawat.
Air
Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih, tidak berwarna dan tidak
mengandung bahan-bahan kimia, oli, asam, garam, organik atau bahan lain yang dapat
merusak beton atau tulangan.
Air yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton Indonesia (NI-2, 1971)
Air pencampur yang digunakan pada beton pratekan yang didalamnya tertanam logam
aluminium, termasuk air bebas yang terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung
ion khlorida lebih besar dari 0.06% terhadap berat semen.
Untuk beton lainnya max ion khlorida adalah 0.3%.
Bahan tambahan
Bahan tambahan yang digunakan pada beton harus mendapat persetujuan dari Konsultan
PENGAWAS.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

36
Bahan tambahan pembentuk gelembung udara harus memenuhi SNI 03-2496-1991,
Spesifikasi bahan tambahan pembentuk gelembung untuk beton.
Bahan tambahan pengurang air, penghambat reaksi hidrasi beton, pemercepat reaksi hidrasi
beton dan gabungan pengurang air dan pemercepat reaksi hidrasi beton harus memenuhi
“Spesifikasi bahan tambahan kimiawi untuk beton (ASTM C 494) atau “Spesifikasi untuk
bahan tambahan kimiawi untuk menghasilkan beton dengan kelecakan yang tinggi ”
(ASTM C 107)
Abu terbang atau bahan pozzolan lainnya yang digunakan sebagai bahan tambahan harus
memenuhi “Spesifikasi untuk abu terbang dan poozolan alami murni atau terkalsinasi
untuk digunakan sebagai bahan tambahan mineral pada beton semen portland
” (ASTM C 618)
CAMPURAN RENCANA (MIX DESIGN) BETON
Gunakan fasilitas pengujian independent untuk mempersiapkan dan melaporkan rencana
campuran dan metode pengecoran yang diusulkan. Fasilitas pengujian harus sama dengan
yang digunakan untuk pengujian pengendalian mutu di lapangan.
Campuran rencana dibuat untuk menghasilkan beton tiang kolom dengan kekuatan tekan
28 hari minimum sebesar ( K-300 ).

Perbandingan adukan baik berdasarkan percobaan pengadukan laboratorium maupun


metode pengalaman lapangan menggunakan bahan dan metode pengecoran tertentu, akan
diterapkan di proyek untuk setiap kelas beton yang disyaratkan.
Serahkan laporan tertulis kepada Konsultan Pengawas berisi adukan yang diusulkan untuk
beton, sedikitnya 15 hari sebelum mulai pekerjaan. Jangan memulai produksi beton sampai
rencana adukan direview dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Penyesuaian adukan beton boleh diajukan oleh kontraktor jika karakteristik bahan, keadaan
pekerjaan, cuaca, hasil test, dan keadaan lainnya memerlukannya, dilakukan tanpa
tambahan biaya terhadap Pemberi Tugas, dan dengan persetujuan Konsultan PENGAWAS.
Data pengujian laboratorium untuk rencana adukan revisi dan hasil kekuatan harus
diterima dan disetujui oleh Konsultan PENGAWAS sebelum digunakan dalam pekerjaan.
Dapat menggunakan admixture dengan banyaknya sesuai rekomendasi pabrik untuk
kondisi iklim yang sesuai pada saat dilakukan pengecoran. Sesuaikan banyaknya admixture
seperti disyaratkan untuk mempertahankan pengendalian mutu.
Perbandingan dan adukan rencana dibuat untuk menghasilkan slump beton pada saat
pengecoran sebesar 14 ± 2 cm, menggunakan plasticizer.
LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

37
4.8. PENGADUKAN BETON
Beton Readymix : Sesuai dengan persyaratan ASTM C 94, dan sebagaimana disyaratkan
berikut ini.
"Hilangkan kecenderungan untuk membiarkan tambahan air ke dalam pengaduk untuk
bahan yang tidak cukup slumpnya. Penambahan air ke alat pengaduk tidak diijinkan".
Selama cuaca panas, atau dalam keadaan yang menyebabkan beton cepat mencapai setting,
maka disyaratkan waktu pengecoran yang lebih singkat dari yang disyaratkan dalam
ASTM C 94.
Jika temperatur udara berada diantara 30°C dan 32°C, kurangi waktu pengadukan dan
pengangkutan dari 1 1/2 jam menjadi 75 menit, dan bila temperatur udara diatas 32°C,
kurangi waktu pengadukan dan pengangkutan menjadi 60 menit.

BAB IV
Pekerjaan Dinding Bata dan Dinding Partisi
Pasal 1 Umum
1. Pekerjaan Pasangan Batu Bata
a. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
Pekerjaan Dinding Bata ½ Batu.
Pekerjaan pasangan batu lainnya seperti tercantum dalam gambar kerja.
b. Persyaratan Bahan.
Batu Bata.
Batu bata yang dipakai adalah batu bata merah dari mutu yang terbaik, dengan pembakaran
sempurna dan merata.
Semen.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.1 bab ini
Pasir.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.2 bab ini.
Air.
Sesuai Pasal 1 butir 1.2.3 bab ini.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

38
BAB V
PEKERJAAN BETON
Pasal 1 Umum
Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah teknik dan syarat-syarat
pelaksanaan beton secara umum menjadi kesatuan dalam bagian buku persyaratan teknis
ini. Kecuali ditentukan lain dalam buku persyaratan teknis ini, maka semua pekerjaan
beton harus sesuai dengan standard di bawah ini :
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI 1971 NI-2).
Standart Beton Indonesia 1991.
Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung Tahun 1983.
American Society of Testing Materials (ASTM).
Standart Beton Prategang/Pracetak Indonesia (jika diperlukan).
Bilamana ada ketidaksesuaian antara peraturan-peraturan tersebut di atas

maka peraturan-peraturan Indonesia yang menentukan.


Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan ini dengan ketepatan dan kesesuaian yang
tinggi menurut persyaratan teknis ini, gambar rencana, dan instruksu-instruksi yang
dikeluarkan oleh Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas. Semua pekerjaan yang
tidak memenuhi persyaratan harus dibongkar dan diganti atas biaya Kontraktor sendiri.
Semua material harus dalam keadaan baru dengan kualitas yang terbaik sesuai
persyaratan dan disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas, dan Konsultan
Manajemen Konstruksi/Pengawas berhak untuk meminta diadakan pengujian bahan-bahan
tersebut dan Kontraktor bertanggung jawab atas segala biayanya. Semua material yang
tidak disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas dalam waktu 2 x 24 jam
harus dikeluarkan dari Proyek.

Pasal 2 Lingkup Pekerjaan


Meliputi segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan beton sesuai
dengan gambar rencana termasuk pengadaan bahan, upah, pengujian, dan peralatan
pembantu.
Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan dan bagian-bagian
dari pekerjaan lain yang tertanam dalam beton.
Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan beton, penyelesaian dan
pemeliharaan beton dan semua jenis pekerjaan yang menunjang pekerjaan beton.
LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

39
Pasal 3 Material
Semen
Semua semen yang digunakan adalah jenis Portland Cement sesuai dengan
persyaratan standar Indonesia NI-8/1964, SII 0013-81 atau ASTM C-150 dan produksi dari
satu merk.
Kontraktor harus mengirimkan surat pernyataan pabrik yang menyebutkan type,
kualitas dari semen yang digunakan dan “Manufacturer’s Test Certificate” yang
menyatakan memenuhi persyaratan tersebut diatas.
Kontraktor harus menempatkan semen tersebut dalam gudang yang baik untuk
mencegah terjadinya kerusakan. Semen yang menggumpal, sweeping, tercampur dengan
kotoran atau kena air/lembab tidak diijinkan untuk digunakan dan harus segera dikeluarkan
dari proyek.
Penggunaan semen harus sesuai dengan urutan pengirimannya.Agregat Kasar
Berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu dengan spesifikasi sesuai menurut
ASTM C-33 dan mempunyai ukuran terbesar 2,5 cm.
Agregat harus keras, tidak berpori, dan berbentuk kubus. Bila ada butir yang
pipih maka jumlahnya tidak melebihi 20% dari volume dan tidak boleh mengalami
pembubukan hingga melebihi 50% kehilangan berat menurut test mesin Los Angeles
Abration (LAA).
Bahan harus bersih dari zat-zat organik, zat-zat reaktif alkali atau substansi yang
merusak beton dan mempunyai gradasi sebagai berikut :

Saringan Ukuran % Lewat Saringan

1” 25,00 mm 100
3/4” 20,00 mm 90 – 100
3/8” 95,00 mm 20 – 55
No. 4 4,76 mm 0- 1

Agregat Halus
Dapat menggunakan pasir alam atau pasir yang dihasilkan dari pemecah batu dan
harus bersih dari bahan organik, lumpur, zat-zat alkali dan tidak mengandung lebih dari
50% substansi-substansi yang merusak beton.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

40
Pasir laut tidak diperkenankan untuk digunakan dan pasir harus terdiri dari
partikel-partikel yang tajam dan keras serta mempunyai gradasi seperti tabel berikut :

Saringan Ukuran % Lewat Saringan

3/8” 9,50 mm 100


No. 4 4,76 mm 90 – 100
No. 8 2,38 mm 80 – 100
No. 16 1,19 mm 50 – 85
No. 30 0,19 mm 25 – 65
No. 50 0,297 mm 10 – 30
No. 100 0,149 mm 5 - 10
No. 200 0,074 mm 0- 5

3.4. A i r
Air yang digunakan harus bersih dan jernih tidak mengandung minyak atau garam serta
zat-zat yang
dapat merusak beton atau baja tulangan.
3.5. Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi persyaratan PBI NI-2 1971,
dengan tegangan leleh karakteristik (σau) = 2400 kg/cm2 atau baja U24 dan

baja dengan tegangan leleh karakteristik (σau) = 3900 kg/cm 2 atau baja U39

Pemberi tugas atau Direksi/Konsultan Pengawas akan melakukan pengujian test tarik-putus
dan
“Bending” untuk setiap 10 ton baja tulangan, atas biaya Kontraktor.
Bahan Pencampur
Penggunaan bahan pencampur (Admixture) tidak diijinkan tanpa persetujuan tertulis dari
Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas dan Konsultan Perencana.
Apabila akan digunakan bahan pencampur, Kontraktor harus mengadakan percobaan-
percobaan perbandingan berat dan W/C ratio dari penambahan bahan pencampur
(Admixture) tersebut. Hasil “Crushing test” dari Laboratorium yang berwenang terhadap
kubuskubus beton yang berumur 7, 14, dan 21 hari harus dilaporkan kepada Konsultan
Manajemen Konstruksi/Pengawas untuk dimintakan persetujuannya.
Contoh yang harus disediakan

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

41
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Pemborong harus memberikan contoh material : koral,
split pasir, besi beton, PC untuk mendapatkan persetujuan Manajemen
Konstruksi/Konsultan Pengawas.
Contoh-contoh yang telah disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi/
Pengawas akan dipakai sebagai standart / pedoman untuk memeriksa / menerima material
yang dikirim oleh Pemborong ke lapangan.
Pemborong diwajibkan untuk membuat tempat penyimpanan contoh-contoh
yang telah disetujui Konsult an Manajemen Konstruksi/Pengawas.
Pasal 4 Mutu Beton
Mutu beton untuk konstruksi bangunan harus memenuhi persyaratan kekuatan tekan
karakteristik fc = 350 kg/cm2 untuk sloof dan pile cap, dan fc = 350 kg/cm2 untuk plat
lantai.
Slump ( Kekentalan Beton ) untuk jenis konstruksi berdasarkan pengujian dengan
standar ASTM C-143 adalah sebagai berikut :

Slump Slump
Jenis Konstruksi
maks. (mm) min. (mm)

Kaki Dan Dinding Pondasi 100 50


Pelat lantai 120 50
Pelat Di Atas Tanah 120 100

Bila tidak digunakan alat penggetar dengan frekuensi getaran tinggi, maka harga
tersebut di atas dapat dinaikkan sebesar 50% dengan catatan tidak melebihi 150 mm dan
harus di-back up dengan percobaan adukan beton (trial mix).

Pasal 5 Percobaan Pendahuluan ( Trial Mix )


Untuk mendapatkan mutu beton seperti yang diminta, Kontraktor harus mengadakan
percobaan-percobaan di Laboratorium yang “Independent” yang ditunjuk oleh Pemberi
Tugas, sebagai persiapan dari percobaan pendahuluan di lapangan sampai didapatkan suatu
perbandingan tertentu untuk mutu beton yang akan digunakan.
Setiap ada perubahan dari jenis bahan yang digunakan, Kontraktor harus mengadakan
percobaan di Laboratorium untuk mendapatkan mutu beton yang diperlukan.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

42
Benda uji yang dibuat dan prosedur dalam percobaan ini harus mengikuti ketentuan-
ketentuan dalam PBI NI-2 1971.
Bila hasil percobaan dilaboratorium dan slump test belum menunjukkan mutu yang
sesuai dengan permintaan, maka pekerjaan beton tidak boleh dilaksanakan.
Hasil percobaan pendahuluan di lapangan harus sesuai dengan hasil percobaan di
laboratorium.

Pasal 6 Pengadukan dan Peralatannya


Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai ketelitian
cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah takaran dari masing-masing bahan
pembentukan beton dengan persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas.
Pengaturan untuk pengangkutan, penimbangan dan pencampuran dari material-
material harus dengan persetujuan Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas dan
seluruh operasi harus dikontrol dan diawasi terus-menerus oleh seorang inspektor yang
berpengalaman dan bertanggung jawab.
Pengadukan harus dilakukan dengan mesin pengaduk beton (Batch Mixer atau
Portable Continous Mixer). Mesin pengaduk harus benar-benar kosong sebelum menerima
bahan-bahan dari adukan selanjutnya dan harus dicuci bila tidak digunakan lebih dari 30
menit.
Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk selama 1,5 menit sesudah
semua bahan ada dalam mixer. Waktu pengadukan harus ditambah, bila kapasitas mesin
lebih besar
dari 1,5 m3 dan Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas berwenang untuk
menambah waktu pengadukan jika ternyata pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal
untuk mendapatkan adukan dengan kekentalan dan warna yang merata/seragam. Beton
yang dihasilkan harus seragam dalam komposisi dan konsistensi dalam setiap adukan.
Mesin pengaduk tidak boleh dibebani melebihi kapasitas yang ditentukan. Air harus
dituang terlebih dahulu untuk selanjutnya ditambahkan selama pengadukan. Tidak
diperkenankan melakukan pengadukan yang berlebihan yang membutuhkan penambahan
air untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki.
Kontraktor diperbolehkan menempatkan satu “Mixing Plant” atau memperoleh beton
dari satu “Ready Mix Plant” asalkan dapat membuktikan bahwa mutu beton tersebut sesuai
dengan semua ketentuan dalam persyaratan ini. Kontraktor harus menyerahkan spesifikasi

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

43
beton ready mix yang akan digunakan sesuai dengan mutu beton yang diinginkan, sebelum
pekerjaan dimulai.

Pasal 12 Baja Tulangan


Semua baja tulangan yang dipakai harus bersih, dari segala macam kotoran, karat,
minyak, cat dan lain-lain yang akan merusak mutu beton.
Ukuran D > 13 mm menggunakan BJTD 40 atau U39 (Ulir)
Pelaksanaan penyambungan, pemotongan, pembengkokan dan pemasangan harus sesuai
dengan persyaratan dalam PBI NI-1971.
Selimut beton harus mempunyai ketetapan sebagai berikut :
Beton tanpa cetakan, berhubungan langsung dengan tanah 40 mm
Beton dengan cetakan berhubungan langsung dengan tanah 50 mm
Balok dan kolom tidak berhubungan langsung dengan tanah 40 mm

Pasal 13 Benda-benda yang tertanam dalam beton


Penempatan saluran/pemipaan, sleeve harus sedemikian rupa, sehingga tidak mengurangi
kekuatan struktur dengan memperhatikan PBI-1971, NI-2 pasal 5.7.
Tidak diperkenankan menanam saluran-saluran/pipa kebagian struktur beton bila
ditunjukkan pada gambar.
Apabila pemasangan terhalang oleh baja tulangan yang terpasang, maka Kontraktor harus
segera mengadakan konsultasi dengan Konsultan Manajemen Konstruksi/ Pengawas.
Baja tulangan tidak diperkenankan untuk digeser maupun dibengkokkan untuk
memudahkan pemasangan tanpa seijin Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas.

Pasal 14 Benda-benda yang ditanam dalam beton


Semua bagian atau peralatan yang ditanam dalam beton, seperti angkur, kait dan
pekerjaan lain yang berhubungan dengan pekerjaan beton, harus sudah terpasang sebelum
pengecoran beton dilakukan.

Bagian atau peralatan tersebut harus tertambat kuat pada posisinya agar tidak tergeser
pada saat pengecoran beton.
Kontraktor utama harus memberitahukan kepada pihak lain untuk melakukan
pekerjaan tersebut sebelum pengecoran dilakukan.
Rongga-rongga kosong atau bagian-bagian yang harus tetap kosong pada benda atau
peralatan yang akan ditanam dalam beton tidak diisi pada saat pengecoran, harus ditutup
LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

44
dengan bahan atau ukuran sesuai kebutuhan yang mudah dilepas setelah pelaksanaan
pengecoran.

Pasal 15 Cacat-cacat pekerjaan


Bila penyelesaian pekerjaan, bahan atau keahlian dalam setiap bagian pekerjaan
ternyata tidak memenuhi persyaratan sesuai dengan persyaratan teknis, maka bagian
tersebut harus digolongkan sebagai cacat pekerjaan.
Semua pekerjaan yang digolongkan demikian harus dibongkar dan diganti sesuai
dengan yang dikehendaki. Seluruh pembongkaran dan pemulihan pekerjaan yang
digolongkan cacat tersebut serta seluruh biaya yang timbul seluruhnya ditanggung oleh
Kontraktor.

Pasal 16 Pengujian beton


Secara umum pengujian beton harus mengikuti ketentuan dalam PBI NI-2 1971
dalam minimum memenuhi persyaratan seperti tersebut dalam ayat berikut.
Untuk setiap jenis beton harus dibuat suatu pengujian, yang dikerjakan dalam satu
hari dengan volume sampai dengan volume sampai dengan jumlah 5 m 3.
Untuk satu pengujian dibutuhkan 4 (empat) buah benda uji berbentuk kubus ukuran
15x15x15 cm atau silinder. Satu benda uji akan diuji pada umur 7 (tujuh) hari dan hasilnya
segera dilaporkan kepada Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas, sedang 3 (tiga)
benda uji lainnya akan diuji pada umur 28 hari. Hasil pengujian adalah hasil rata-rata dari
ketiga spesimen tersebut. Batas
kekuatan beton rata-rata harus sama atau lebih dari kekuatan karakteristik 300 kg/cm 2
untuk mutu beton K-300 (sloof dan pile cap,plat, kolom,balok), tidak boleh ada satu benda
uji yang hasil pengujian kurang dari kekuatan beton karakteristik tersebut.
Bila diperlukan dapat ditambah dengan satu benda uji lagi yang ditinggal dilapangan,
dibiarkan mengalami proses perawatan yang sama dengan keadaan sebenarnya.

Pasal 17 Suhu
Suhu beton pada waktu dicor tidak boleh melebihi 32° C. Bila suhu yang di taruh
berada diantara 27° dan 32° C.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

45
Bila pada saat pembuatan beton berada pada iklim yang dapat mengakibatkan suhu
beton melebihi 32° C, maka Kontraktor harus mengambil langkah-langkah yang efektif,
misalnya mendinginkan agregat atau melakukan pengecoran pada malam hari.

Pasal 18 Beton ready mixed


Bilamana beton yang digunakan adalah berupa beton ready mixed, maka beton
tersebut harus didapatkan dari sumber yang disetujui oleh Konsultan Manajemen
Konatruksi/Pengawas, dengan

takaran, adukan serta cara pengiriman/pengangkutan yang memenuhi syarat-syarat yang


tercantum pada ASTM C94-78a.
Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran yang telah diuji di
Laboratorium serta secara konsisten harus dikontrol bersamasama oleh Konsultan
Manajemen Konstruksi/Pengawas dan Supplier beton ready mixed. Kekuatan beton
minimum yang dapat diterima adalah berdasarkan hasil pengujian yang diadakan di
Laboratorium.
Syarat-syarat Beton Ready Mixed :
Temperatur beton ready mixed sebelum dicorkan tidak boleh lebih dari 30° C.
Penambahan additive dalam proses pembuatan beton ready mixed harus sesuai dengan
petunjuk pabrik pembuat additive tersebut dan dengan persetujuan dari Konsultan
Manajemen Konstruksi/Pengawas. Bilamana diperlukan dua atau lebih jenis bahan
additive, maka pelaksanaannya harus dikerjakan secara terpisah. Dalam pelaksanaannya
harus sesuai dengan ACI 212.2R-71 dan ACI 212.1R63.
Setelah temperatur di dalam beton mencapai malsimum, maka permukaan beton
harus ditutupi dengan kanvas atau bahan penyekat lainnya, untuk mempertahankan panas
sedemikian rupa, sehingga tidak timbul perbedaan panas yang mencolok antara bagian
dalam dan luar atau penurunan temperatur yang mendadak dibagian dalam beton.
Selanjutnya sesudah bahan penutup tersebut di atas dibuka, permukaan beton tetap harus
dilindungi terhadap pengertian yang mendadak.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

46
Pasal 19 Pemeliharaan beton ( curing beton )
Untuk mencegah pengeringan bidang bidang beton. Selama paling dua minggu beton
harus dibasahi terus menerus , antara lain dengan menutupinya dengan karung karung
basah
. Pada pelat pelat atap pembasahan terus menerus ini harus dilakukan dengan
merendamnya (menggenanginya) dengan air. Pada hari hari pertama sesudah selesai
pengecoran , proses pengerasan tidak boleh diganggu Sangat dilarang untuk
mempergunakan lantai yang belum cukup mengeras sebagai tempat penimbunan bahan-
bahan atau sebagai jalan untuk mengangkut bahanbahan yang berat.
Perawatan dengan uap bertekanan tinggi , uap bertekanan udara luar , pemanasan
atau proses-
proses lainuntuk mempersingkat waktu pengerasan dapat dipakai. Cara-cara ini harus
disetujui
terlebih dahulu oleh Pengawas Ahli.

BAB VI
PEKERJAAN BETON NON STRUKTUR
Pasal 1 Umum
Lingkup Pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat- alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil yang baik
dan
sempurna.
Pekerjaan ini meliputi beton kolom praktis, beton ring balok untuk bangunan
yang dimaksudkan termasuk pekerjaan besi beton dan pekerjaan bekisting Baja/Knock
Down , dan semua pekerjaan beton yang bukan struktur, sesuai yang ditunjukkan di dalam
gambar.
Standard
Peraturan-peraturan/standar setempat yang biasa dipakai.
Peraturan-peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971, NI - 2.
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961, NI- 5.
Peraturan Semen Portland Indonesia 1972, NI - 8.
LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

47
Peraturan Pembangunan Pemerintrtah Daerah Setempat.
Ketentuan-ketentuan Umum untuk pelaksanaan
Pemborong Pekerjaan Umum (AV) No. 9 tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan Lembaran
Negara No. 1457.
Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang diberikan
Perencana/PENGAWAS.
Standar Normalisasi Jerman ( DIN )
American Society for Testing and Material ( ASTM )
American Concrete Institute ( ACI ).

Pasal 2 Bahan dan Produksi 2.1. Persyaratan Bahan

a. Semen Portland
Yang digunakan harus dari mutu yang terbaik, terdiri dari satu jenis merk dan atas
persetujuan Perencana dan Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas dan harus
memenuhi NI-8. Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak dibenarkan untuk
digunakan. Penyimpanan Semen Portland harus diusahakan sedemikian rupa sehingga
bebas dari kelembaban, bebas dari air dengan lantai terangkat dari tanah dan ditumpuk
sesuai dengan syarat penumpukan semen.
b . Pasir Beton
Pasir harus terdiri dari butir-butir yang bersih dan bebas dari bahan-bahan organis, Lumpur
dan sebagainya dan harus memenuhi komposisi butir serta kekerasan yang dicantumkan
dalam PBI 1971.
c . Koral Beton/Split :
Digunakan koral yang bersih, bermutu baik tidak berpori serta mempunyai gradasi
kekerasan sesuai dengan syarat-syarat PBI 1971. Penyimpanan/Penimbunan pasir koral
beton harus dipisahkan satu dengan yang lain, hingga dapat dijamin kedua bahan tersebut
tidak tercampur untuk mendapatkan perbandingan adukan beton yang tepat.
d .Air
Air yang digunakan harus air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam,
alkali
dan bahanbahan organis/bahan lain yang dapat merusak beton dan harus memenuhi NI-3
pasal 10. Apabila dipandang perlu Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas dapat
meminta
LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

48
kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa di laboratorium pemeriksaan
bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
e . Besi Beton
Digunakan mutu U-24, besi harus bersih dari lapisan minyak/lemak dan bebas dari cacat
seperti serpih-serpih. Penampang besi bulat serta memenuhi persyaratan (PBI 1971). Bila
dipandang perlu Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa mutu besi beton ke laboratorium
pemeriksaan bahan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.
f . Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contohcontoh material,
misalnya : besi, koral, pasir PC untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Manajemen
Konstruksi/Pengawas.
g . Contoh-Contoh yang telah disetujui oleh Konsultan Manajemen Konstruksi/Pengawas,
akan dipakai sebagai standard/pedoman untuk memeriksa/menerima material yang dikirim
oleh Kontraktor ke site.
Syarat-syarat Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
Bahan harus didatangkan ketempat pekerjaan dalam keadaan utuh dan tidak bercacat.
Beberapa bahan tertentu harus masih di dalam kotak/kemasan aslinya yang masih tersegel
dan berlabel pabriknya.
Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung dan tertutup, kering, tidak lembab dan
bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan pabrik.
Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan
jenisnya.
Kontraktor bertanggung jawab terhadap kerusakan selama pengiriman dan
penyimpanan.Bila ada kerusakan, Kontraktor wajib mengganti atas beban Kontraktor.

BAB VII
PEKERJAAN LAIN-LAIN

Pasal 1 Pengujian bahan


Semua bahan yang akan dipakai harus diperiksa atau diteliti atau diuji dan disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
1.2. Apabila diperlukan, Konsultan PENGAWAS berhak membawa contoh bahan
yang
akab dipakai untuk diadakan pengujian di Laboratorium atas biaya Kontraktor.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

49
Konsultan PENGAWAS berhak menolak bahan yang akan dipakai apabila sekiranya
bahan tersebut tidak memenuhi persyaratan dan untuk itu bahan tersebut harus disingkirkan
dalam waktu 3 x 24 jam dari lokasi proyek.

Pasal 2 Shop drawing


Setiap pekerjaan atau bagian pekerjaan, terutama pekerjaan pembesian beton bertulang,
sebelum dilaksanakan Kontraktor diharuskan membuat gambar kerja atau Shop Drawing.
Shop Drawing harus dibuat rapi, jelas, terperinci dengan format yang baik dan tetap pada
kertas kalkir.
Shop Drawing diserahkan 2 (dua) minggu sebelum pelaksanaan pekerjaaan dimulai
kepada Konsultan MK/Konsultan Pengawas untuk dimintakan persetujuannya.
Sebelum Shop Drawing disetujui oleh Konsultan Pengawas atau Konsultan Perencana,
maka Kontraktor tidak diperkenankan untuk memulai pekerjaan.

Pasal 3 Kerja lembur


Jika karena suatu hal atau Kontraktor merasa perlu untuk mengejar keterlambatan yang
terjadi, maka Kontraktor dapat melaksanakan kerja lembur. Biaya kerja lembur Konsultan
Pengawas sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Sebelum melakukan kerja lembur, Kontraktor harus mengajukan rencana kerja lembur
pada PENGAWAS, dilengkapi dengan lampiran yang mencakup bagian-bagian yang akan
dilembur, jumlah jam kerja lembur serta jumlah tenaga kerja.
Apabila Kontraktor menghendaki kerja lembur, sedangkan Pemberi Tugas
beranggapan pekerjaan tersebut tidak perlu diawasi secara fisik oleh PENGAWAS, maka
Kontraktor wajib membuat laporan tertulis kepada Pemberi Tugas mengenai bagian-bagian
yang dikerjakan, serta bertanggung jawab sepenuhnya pada pekerjaan yang dimaksud.
Jika pekerjaan lembur dilakukan sampai malam hari, maka Kontraktor wajib
mengadakan sistim penerangan khusus yang memadai, agar supaya pekerja dapat bekerja
dengan baik.

Pasal 4 Tanggungjawab Kontraktor terhadap lingkungan sekitar proyek


Sebelum melaksanakan kegiatan pemncangan tiang pancang, Kontraktor dianjurkan
mendata terlebih dahulu kondisi bangunan dilingkungan sekitarnya.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

50
Dalam melaksanakan pemancangan tiang pancang Kontraktor harus melakukannya
secara berhati-hati agar tidak merusak bangunan, pagar atau bagian lainnya disekitar
proyek.

Segala kerusakan yang timbul akibat pekerjaan pemancangan serta claim lainnya dari
penduduk disekitar proyek menjadi resiko Kontraktor dan Kontraktor berkewajiban
menyelesaikannya secara tuntas.
Selama pelaksanaan Kontraktor berkewajiban menjaga kebersihan jalan, saluran
disekitar proyek dan untuk itu Kontraktor harus membuat tempat pencucian truk dilokasi
pekerjaan.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

51
BAGIAN C

PEKERJAAN ARSITEKTUR

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

52
BAB I
PEKERJAAN DINDING KERAMIK
Pasal 1 Umum
Meliputi pekerjaan penyediaan, pengiriman dan pemasangan semua bahan yang
dilaksanakan oleh Kontraktor sebagaimana dalam gambar atau yang dipersyaratkan dalam
dokumen kontrak.
Pekerjaan dinding keramik ini meliputi seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan
dalam gambar atau sesuai petunjuk Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas.

Pasal 2 Persyaratan bahan


2.1. Tile/Keramik
a. Jenis : Keramik Tile.
b. Ukuran : outline material ( material Schedule )
c. Ketebalan : Minimum 3 mm
d. Type dan warna : standard ditentukan kemudian.
Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM,
ISO 10545
– 2 sd 4, ISO 13006, Peraturan Keramik Indonesia (NI19), PVBB 1970 dan PVBI 1982.
Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan / Konsultan
Pengawas.
Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis operatif dari
pabrik sebagai informasi bagi Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas.
Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut, tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus kualitas terbaik dari jenisnya
dan harus disetujui Direksi Lapangan / Konsultan Pengawas.

Pasal 3 Bahan/Produk
3.1. Kamar Mandi

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

53
Kualitas I, ukuran keramik pada dinding 20 x 40 cm, tinggi 170 cm, Lantai kamar
mandi/wc seluruhnya berukuran : 20 x 20 cm. 2.1.
Meja Pantry :Kualitas I, ukuran dinding : 20 x 20 Cm tinggi 75 cm, meja :20x20 cm.

BAGIAN C 2
PEKERJAAN LANTAI

BAB I
PEKERJAAN LANTAI GRANIT

Pa sal 1 U m um
1.1. Lingkup Pekerjaan :
Plesteran kasar untuk dasar pasangan granit lantai.
Pasangan granit untuk lantai pada area-area, sesuaikan dengan yang ditunjukkan
pada gambar.
Tile Grout untuk pengisi nut nut granit / joint filler.
Pasangan ubin keramik untuk tangga.
.2. Pekerjaan yang berhubungan :
Pekerjaan Pasang Panel
Pekerjaan screed lantai.
Pekerjaan Waterproofing ( pada area basah ).
1.3. Standard
PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia – 1982 (NI-3)
ANSI : American National Standard Institute
ISO: 13006
TCA : Tile Council of America, USA
(1) TCA 137.1 – Recommended Standard Spesifikation for Ceramic Tile

.4. Persetujuan
Contoh bahan
Guna persetujuan Direksi/Perencana, Kontraktor harus menyerahkan contoh-contoh semua
bahan yang akan dipakai; keramik, bahan-bahan additive untuk adukan, dan bahan untuk
tile grouts.
Mock-up/contoh pemasangan
LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

54
Sebelum mulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh pemasangan yang
memperlihatkan dengan jelas pola pemasangan, warna dan groutingnya.
Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan standard minimal untuk pemasangan keramik.
Brosur
Untuk keperluan Direksi/Perencana, Kontraktor harus menyediakan brosur bahan guna
pemilihan jenis bahan yang akan dipakai.
1.5. Kondisi Lingkungan
Suhu dan ventilasi ruang dimana keramik akan dipasang harus dijaga agar sesuai dengan
rekomendasi pabrik sehingga tidak mempengaruhi rekatan keramik.

Pasal 2 Bahan/Pr oduk


2.1 koridor
Homogeneus Tile ukuran : 60 x 60 cm, dipasang vertikal dan horisontal sesuai gambar
2.2 Dalam ruangan
Homogeneus Tile ukuran : 60 x 60 cm, dipasang vertikal dan horisontal sesuai gambar
2.3 Tangga
Homogeneus Tile ukuran : 40 x 40 cm, dipasang vertikal dan horisontal sesuai gambar
dan
di pasang plint pada ujung tangga
2.4 Kamar mandi
Homogeneus Tile, ukuran : 30 x 30 cm, untuk lantai toilet
Tile Adhesive berbahan dasar semen, filler, aditif dan pasir silica yang dikemas
kualitas baik sebagai pelekat keramik pada lantai atau menggunakan adukan 1 pc : 4 ps.
Tile grout sebagai pengisi celah-celah / nat antar keramik, memakai merk
berkualitas baik. Warna disesuaikan dengan warna keramik.

BAGIAN C 3
PEKERJAAN PLAFOND

BAB I
P E K E R J A A N P L A F O N D Gypsum 4 mm
Pa sal 1 U m um
1.1. Lingkup Pekerjaan

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

55
Meliputi penyediaan bahan langit-langit calcium silicate board dan konstruksi
penggantungnya, penyiapan tempat serta pemasangan pada tempat-tempat yang tercantum
pada gambar untuk itu.

Pekerjaan yang berhubungan : -


Pekerjaan Pengecatan
Pekerjaan Logam non Struktur
Pekerjaan Mekanikal
P ekerj aan E lektr ik al
Standard
ANSI : A 42.4 - Interior Lathing and Furring
Persetujuan
Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus memberikan contoh jenis langit-langit
yang dipakai, lengkap dengan brosur dan syarat pelaksanaan dari pabrik.
Kontraktor harus menyediakan shop drawing yang memperlihatkan dengan jelas hubungan
langit-langit satu dengan lainnya tanpa naad dan hubungannya dengan lampu, AC dan lain-
lain.

Pasal 2 Ba ha n/Pr oduk

2 . 1 . Gypsum tebal 9 mm, ukuran dan type sesuai gambar. Kemampuannya tahan api, kedap suara dan bebas
asbestor. Rangka water resistant. Rangka plapond dari metal furring sistem, rangka utama berbentuk U
uk. 28mm x 22 m, rangka p e m b a gi b e r b e n t u k C u k u r a n 3 5 m m x 1 6 m m , tebal bahan seluruhnya =
0.45 cm. Penggantung / adjuster dari kawat diameter 5 mm dipasang setiap jarak 120 cm.

2.2 . List plafond : Gypsum, ukuran 3 x 3 cm.

BAGIAN C4
PEKERJAAN KUSEN, PINTU & JENDELA
BAB I

PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA ALUMINIUM


Pasal 1 Umum
Lingkup Pekerjaan
LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

56
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan Sempurna.
Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu, kusen jendela, kusen bovenlicht seperti yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing dari Kontraktor.
Pekerjaan yang berhubungan
Pekerjaan Sealant
Pekerjaan Pintu dan Jendela Rangka Aluminium.
Pekerjaan Kaca dan Cermin.
Design Criteria
Seluruh pintu dan jendela harus mampu menahan beban angin (tarik maupun tekan) : 120
Kg/M2.
Standard
ASTM :
C 509 - Cellular Elastomeric Preformed Gasked and Selain Material.
C 2000 - Clasification System for Rubber Products in Automatic Applications.
C 2287 - Nonrigid Viny Chloride Polymer and Copolymer Molding and Extinasion
Compounds.
Persetujuan-persetujuan 1.5.1. Shop drawing :
a. Harus memperlihatkan dengan jelas dimensi, sistim konstruksi, hubungan-hubungan antar
komponen, cara pengangkuran dan lokasinya, penempatan hardware, dan detail-detail
pemasangan.
b . Harus memperlihakan kesesuaiannya dengan gambar rencana dan spesifikasi.
Shop drawing harus dikoordinasikan dengan "Ironmongery" guna ketepatan perkuatan-
perkuatan yang diperlukan serta lokasi dari hardware tersebut.
Shop drawing harus memperlihatkan juga detail-detail pemasangan kaca, gasket, serta
sealant.
Contoh bahan :
Kontraktor harus menyerahkan 3 set contoh semua bahan yang memperlihatkan tekstur,
finishing dan warna. Sampul profil-profil extruded panjangnya minimum 300 mm. Untuk
aluminium sheet, ukuran 300 x 300 mm2, ketebalan sesuai dengan yang akan dipakai.
Semua sampul harus diberi tanda yang memperlihatkan ketebalan, jenis alloy, warna dan
pekerjaan dimana bahan tersebut akan dipakai.
.6. Pengadaan dan Penyimpanan Material.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

57
Bahan harus didatangkan ke lapangan dalam keadaan kemasan pabrik, lengkap dengan
instruksi-instruksi pemasangan.
Kaca harus disimpan dan diamankan dari karat, guratan, goresan dan kemungkinan pecah.
Pasal 2 Bahan/Produk
2.1. Kusen Aluminium yang digunakan :
— Bahan : Aluminium framing system sesuai standard mutu SNI
dengan bahan baku aluminium menggunakan Alloy 6063 dengan
T5.
ukuran 1,5 x 4 inchi, tebal 1,15 – 1,2 mm.
: Sesuai shop drawing yang disetujui Perencana/Konsultan
— Bentuk profil Pengawas.
— Warna Profil : Natural (contoh warna diajukan Kontraktor).
: Pemakaian lebar bahan sesuai yang ditunjukkan dalam
— Lebar Profil gambar.
— Pewarnaan : Standart.
— Warna : Hitam/coklat standart
— Nilai Deformasi : Diij inkan maksimal 2 mm.
Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syaratsyarat dari
pekerjaan aluminium serta memenuhi ketentuan - ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
Konstruksi kusen aluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam detail
gambar termasuk bentuk dan ukurannya.
Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan
bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang
dipersyaratkan.
Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-profil
harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit, jendela, pintu
partisi dan lain- lain, profil harus diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit
didapatkan warna yang sama. Pekerjaan memotong, punch dan drill, dengan mesin harus
sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil yang telah dirangkai untuk jendela, dinding dan
pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai berikut :
- Untuk tinggi dan lebar 1 mm. - Untuk diagonal 2 mm.
Accesssories
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl, pengikat
alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup caulking dan sealant.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

58
angkur-angkur untuk rangka/kusen aluminium terbuat dari steel plate tebal 2-3 mm, dengan
lapisan zink tidak kurang dari (13) mikron sehingga dapat bergeser.
2.7. Bahan finishing

Treatment untuk permukaan kusen jendela dan pintu yang bersentuhan dengan bahan
alkaline seperti beton aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari
laquer yang jemih atau anti corrosive treatment dengan insulating varnish seperti asphaltic
varnish atau bahan insulation lainnya.

BAB II
PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG&PENGUNCI

Pa sal 1 U m um
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan -bahan, perlengkapan daun
pintu/daun jendela dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan hingga
tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

Pemasangan alat penggantung dan pengunci dilakukan meliputi seluruh pemasangan pada
daun pintu kayu, daun pintu aluminium dan daun jendela aluminium seperti yang
ditunjukkan/ disyaratkan dalam detail gambar.

Pekerjaan yang berhubungan


Pekerjaan Pintu dan Jendela Rangka Aluminium
Pekerjaan Pintu Kayu
Persyaratan Bahan

Semua 'hardware' yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum
dalam buku Spesifikasi Teknis. Bila terjadi perubahan atau penggantian 'hardware' akibat
dan pemilihan merek, Kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada
Perencana/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pengenal dari pelat aluminium
berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini dihubungkan dengan cincin
nikel kesetiap anak kunci.
Pasal 2 Bahan/Produk

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

59
Pekerjaan Kunci dan Pegangan Pintu.
Semua pintu menggunakan peralatan kunci kualitas baik, bahan stainless steel /
bebas dan anti karat.
Untuk pintu-pintu aluminium (unit hunian) dan pintu-pintu besi pada ruang panel yang
dipakai adalah kunci "mortise lock set" berbahan stainless steel atau logam anti karat.
Semua kunci-kunci tanam terpasang dengan kuat pada rangka daun pintu. Dipasang
setinggi 90 cm dari lantai atau sesuai petunjuk Konsultan PENGAWAS.
Pekerjaan Engsel.
Untuk pintu-pintu aluminium pada umumnya menggunakan engsel pintu kualitas
baik, dipasang sekurang-kurangnya 2 buah untuk setiap daun dengan menggunakan sekrup
kembang dengan warna yang sama dengan warna engsel. Jumlah engsel yang dipasang
harus diperhitungkan menurut beban berat daun pintu.
Untuk pintu-pintu aluminium serta pintu panel menggunakan engsel lantai (floor
hinge) double action, kualitas baik dipasang dengan baik pada lantai sehingga terjamin
kekuatan dan kerapihannya, dipasang sesuai dengan gambar untuk itu.
Untuk j endela digunakan engsel kualitas baik.
Untuk pintu-pintu aluminium menggunakan engsel kualitas baik disertai pada posisi single
action.
Untuk pintu-pintu besi dipakai engsel kupu dibuat khusus untuk keperluan
masing-
masing pintu.

BAGIAN C 5
PEKERJAAN PENGECATAN

BAB I
PEKERJAAN PENGECATAN
Pasal 1 Um um
Lingkup Pekerjaan
Persiapan permukaan yang akan diberi cat.
Pengecatan permukaan dengan bahan-bahan yang telah ditentukan. Cat emulsi, cat
Weather shield dan cat menie.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

60
Pengecatan semua permukaan dan area yang ada pada gambar dan yang disebutkan secara
khusus, dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk Perencana.
Pekerjaan yang berhubungan :
Pekerjaan Langit-langit Calsium Silicate atau Gypsum board
Pekerjaan kayu
Pekerjaan pintu besi
Cat dinding.
Standard
PUBI : 54, 1982
PUBI : 58, 1982
- NI :4
ASTM : D – 361
BS No. 3900, 1970
AS K – 41

Persetujuan
Standard Pengerjaan (Mock-up)
Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu bidang
untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-bidang tersebut akan dijadikan
contoh pilihan warna, texture, material dan cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan
dipakai sebagai mock-up ini akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.
c. Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Direksi
Lapangan dan Perencana, bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standar minimal
keseluruhan pekerjaan pengecatan.
Contoh dan Bahan untuk Perawatan
Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis pada bidang¬-bidang
transparan ukuran 30 x 30 cm2. Dan pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan
dengan jelas warna, formula cat, jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari
cat dasar s/d lapisan akhir).
d. Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Direksi Lapangan dan
Perencana. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh Perencana dan
Direksi Lapangan, barulah Kontraktor melanjutkan dengan pembuatan mock-up seperti
tersebut diatas.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

61
Pemborong harus menyerahkan kepada Direksi Lapangan untuk kemudian akan diteruskan
kepada pemberi tugas minimal 5 galon tiap warna dan jenis cat yang dipakai. Kaleng-
kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas indentitas cat yang
ada didalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan untuk perawatan, oleh pemberi
tugas.

Pasal 2 Bahan/Produk

Dinding dalam.
Untuk dinding-dinding dalam bangunan digunakan cat jenis Emulsi
Acrylic kualitas I, tidak mengandung bahan-bahan tambahan yang membahayakan
lingkungan dan kesehatan penghuni, dengan lapisan dasar Alkali Resistance Sealer warna
ditentukan Perencana.
Plamur yang digunakan adalah plamur tembok dan plamer wall Putty kualitas I.
Dinding Luar.
Untuk dinding luar bangunan digunakan Cat berbahan dasar acrylic kualitas
Weathershield. Dengan lapisan dasar cat primer berbahan dasar alkali resistant sealer.
Konstraktor harus memberikan Garansi Bahan dan pelaksanaan selama 5 tahun.
Cat luar bangunan tidak boleh di plamur, bila permukaan tidak rata/ bergelombang harus
diratakan dengan bahan / semen khusus ( sejenis Seam Coat )

Pekerjaan Alluminium Compossit Panel (ACP)


1. Lingkup Pekerjaan.
Pekerjaan yang ACP (Alluminium Compossit Panel) meliputi :
12.1.1. Pekerjaan rangka ACP menggunakan besi Holow 7,5 x 7,5 Tebal 4,5 mm
12.1.2. Pekerjaan panel ACP jarak 120 x 60 cm
12.1.3. Pekerjaan Finishing Nat ACP
2. Persyaratan Bahan.
Jenis, ukuran, warna sesuai dengan petunjuk gambar serta Spesifikasi Teknis ini dan telah
disetujui oleh Pemberi Tugas. Segala contoh yang telah disetujui oleh Pemberi Tugas harus
diserahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas. Semua bahan yang terpasang sesuai

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

62
dengan contoh yang telah disetujui. Pemasangan semua unit ACP harus lengkap dengan
sistem pabrikasi.

BAGIAN C6
PEKERJAAN SANITAIR & TOILET

BAB I
PEKERJAAN SANITAIR
Pa sal 1 U m um
Lingkup Pekerj aan
Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-
bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pekerjaan ini hingga
tercapai hasil pekerjaan yang bermutu dan sempurna dalam pemakaiannya/ operasinya.
Pekerjaan pemasangan kloset, kitchen sink, kran air, pengering lantai(floor drain), serta
septictank.
Pekerj aan yang berhubungan :
Pekerjaan Waterproofing
Pekerjaan Plumbing
Persetujuan
Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada
Perencana/Konsultan Pengawas beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk mendapatkan
persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa biaya tambahan.

Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, pengganti harus disetujui


Perencana/Konsultan Pengawas berdasarkan contoh yang dilakukan Kontraktor.

Pasal 2 Ba ha n/Pr oduk

Untuk kloset jongkok memakai bahan porselen, warna putih, biru muda, kuning muda
(disesuaikan dengan persetujuan owner), kualitas baik.
Untuk kloset duduk memakai bahan porselen warna putih, merk dengan kualitas baik.
Kitchen Zinc dari bahan stainless steel tipe single bowl merk local kualitas baik.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

63
Floor drain bahan steel yang dilapisi verchroom ex. Local kualitas baik. 2.5. Kran air bahan
stainless steel ex. Local kualitas baik.

BAGIAN C 7
PEKERJAAN ACCESSORIES

BAB I
PEKERJAAN RAILING
Pa sal 1 U m um
Pekerjaan railing tangga menggunakan pipa black steel di finish dengan cat jeni salkyd
enamel dan sesuai dengan petunjuk dalam gambar rencana.
Pekerjaan railing area jemuran menggunakan besi hollow dengan finishing cat jenis
alkyd enamel dan sesuai dengan petunjuk dalam gambar rencana.
Lingkup pekerjaan termasuk pengadaan black steel dan hollow dan juga
mempersiapkan lokasi/tempat dudukannya.

Pasal 2 Ketentuan

Tenaga ahli
Pelaksanaan harus dikerjakan oleh tenaga ahli dan berpengalaman dalam bidangnya.
Peralatan
Untuk melaksanakan pekerjaan diperlukan peralatan yang memadai seperti alat potong
besi, alat las listrik/las diesel dan lain sebagainya.
Sebelum pengadaan bahan secara menyeluruh, Kontraktor diminta mengajukan contoh
bahan dan catalog serta persyaratan teknis lainnya.
Pasal 3 Material
Ukuran pipa hitam yang dipakai sesuai dengan gambar perencanaan yang diberikan.
Panjang dan bentuknya serta penggunaannya sesuai gambar rencana.
Cat yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah cat Synthetic khusus untuk besi,
sedangkan warna ditentukan kemudian.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

64
B A G I A N C8
PEKERJAAN LAIN-LAIN

BABI
PEKERJAAN SILICONE SEALANT
Pasal 1 Umum
Lingkup Pekerjaan
Meliputi : Pengadaan bahan, tenaga kerja, peralatan dan lain sebagainya, untuk pekerjaan
silicone sealant secara lengkap, terpasang sempurna sesuai RKS.
Pekerjaan-pekerjaan yang harus diselesaikan dengan silicone sealant antara lain:
Setiap hubungan antara kaca dengan rangka aluminium.
Setiap hubungan antara rangka aluminium dengan dinding beton.
Setiap hubungan antara kaca dengan kaca.
Pekerjaan yang berhubungan :
Pekerjaan Kusen Aluminium
Pekerjaan Kaca dan Cermin

Pasal 2 Persyaratan Bahan


Silicone sealant yang digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : a.
Pengeringan netral
b. Modulus elastisitas tinggi : 100 % (gerakan)
c. Kering sentuh : 15 menit
d. Waktu pengerjaan : Kurang dari 10 menit
e. Menyatu sepenuhnya : 24 jam
f. Warna : Ditentukan Kemudian
Tidak terpengaruh terhadap :
— Sinar Matahari
— Hujan
— Ozon
— Perubahan temperature yang tinggi (62 oC s/d 205 oC)
h. Fire rating : Tidak kurang dari 2 jam
i. Daya kedap suara : 30 db
(khusus untuk perlakuan terhadap aluminium yang menggunakan finishing Flourocarbon,
sealant harus dipilih dari silicone rubber yang compatible terhadap fluorocarbon)
2.2. Bahan Pelindung
LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

65
Aluminium harus dilindungi dengan Blue Protection Masking Tape sekualitas GINZA.
Filler menggunakan Polyurethane Backer Rod dengan sel terbuka yang direkomendasi
dari Dow Corning.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

66
BAGIAN D
PEKERJAAN MEKANIKAL DAN
P L U MB I N G

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

67
BAGIAN D 1
PEKERJAAN MEKANIKAL
BAB I
PEKERJAAN MEKANIKAL
Pasal 1 U m um
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Mekanikal yang dimaksudkan di sini adalah pengadaaan dan
pemasangan Unit Mekanikal beserta peralatan dan alat-alat bantu pendukung instalasi.
Spesifikasi detail pekerjaan instalasi diatas dijelaskan dalam bab tersendiri
mengenai pekerjaan yang bersangkutan.
Pekerjaan yang Berhubungan
Di dalam melaksanakan Pekerjaan Mekanikal, Pemborong harus juga
memperhatikan pekerjaan detail Instalasi Peralatan Utama dan pekerjaan detail Instalasi
Peralatan Pendukungnya.
S e l a i n i t u P em b o r o n g p ek er j a an m ek an i k a l j u g a h ar u s
memperhatikan pekerjaan lain yang terkait dalam Pekerjaan Mekanikal, yaitu :
— Pek erj aan Elekt rikal
— Pekerjaan Structure
— Pekerjaan Arsitektur dan Interior
— Pekerjaan Sipil dan Luar bangunan
Koordinasi di lapangan menyangkut pekerjaan mekanikal dan pekerjaan lainnya
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini supaya didapatkan hasil yang optimal.
Standarisasi
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan mekanikal mengacu pada standar- standar dan
peraturan-peraturan yang telah berlaku, meliputi. :
— SNI : Standar Nasional Indonesia
— PPI : Pedoman Plumbing Indonesia
— ASTM : American Society for Testing and Materials
— ANSI : American National Standart Institute
— PDI : Plumbing and Drainage Institute
— JIS : Japanese Industrial Standart
— ASHRAE : American Society of Heating, Refrigerating and Air-
Conditioned Engineer
—SMACNA : Sheet Metal and Air Conditioning Contractors National
LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

68
Association
— PUIL : Pedoman Umum Instalasi Listrik
— Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran Dinas Pekerjaan Umum.
— Peraturan Daerah setempat
— Peraturan Perburuhan Departemen Tenaga Kerj a

Pasal 2 Persyaratan Teknis


PersyaratanTeknis
Pelaksana/Pemborong pekerjaan mekanikal adalah kontraktor atau pelaksana yang
memiliki Surat Ijin Pemborong Pembangunan (SIPP) dan telah terpilih serta memperoleh
kontrak kerja untuk penyediaan dan pemasangan sistem instalasi ini sampai selesai.

Pelaksana/Pemborong pekerjaan mekanikal harus mempunyai pengalaman


pekerjaan yang sama dengan bidang pekerjaan instalasi sistem mekanikal dalam pekerjaan
ini.

Untuk Pekerjaan Plumbing dan Pemadam Kebakaran disyaratkan


Pelaksana/Pemborong harus memiliki Surat Ijin Pemborong Pembangunan dari Perusahaan
Air Minum (SIPP PAM ).
Persyaratan Material
Selain persyaratan teknis tersebut di atas, Pelaksana/Pemborong pekerjaan
mekanikal harus didukung dengan peralatan dan material yang memadai untuk
melaksanakan pekerjaan. Daftar Material dan Peralatan dilampirkan untuk referensi
pendukung kesiapan dan kemampuan Pelaksana/Pemborong dalam melaksanakan
pekerjaan.
Material yang terpasang harus menyesuaikan spesifikasi yang disyaratkan secar a
khusus pada bab -bab pekerjaan yang bersangkutan dan Daftar Merk Material (Outline
Specification) yang dilampirkan dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini.
Semua peralatan dan material yang terpasang dalam pekerjaan mekanikal harus
dalam kondisi baru (brand new) dari pabrikan dan atau agent yang ditunjuk dari pabrik
produk yang bersangkutan. Pelaksana/Pemborong harus juga bertanggung jawab atas
keutuhan peralatan dan material bantu tersebut , sehingga apabila terjadi kerusakan dan

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

69
cacat material saat pengadaan maupun pemasangan Pelaksana/Pemborong harus mengganti
dengan yang baru.

Persyaratan Pelaksanaan
. Pelaksanaan pekerjaan mekanikal di lapangan didasarkan pengajuan pelaksanaan
pekerjaan yang telah disetujui oleh Pengawas.
. Rencana Kerja pekerjaan mekanikal harus di buat Pelaksana/ Pemborong
menyesuaikan Jadwal Pelaksanaan Utama yang telah disepakati bersama dengan Pengawas
dan Pimpinan proyek dan atau pihak-pihak yang diberikan wewenang untuk persetujuan
tersebut.
. Sebelum melaksanakan pekerjaan mekanikal, Pelaksana/ Pemborong harus
melaksanakan proses pengajuan material, gambar kerja, prosedur kerja, dan ijin
pelaksanaan kepada Pengawas untuk dimintakan persetujuan.
d. Pelaksanaan pengadaan dan pemasangan peralatan harus direncanakan dengan baik dan
benar, menyesuaikan spesifikasi teknis perencanaan, gambar rencana, dan kondisi di
lapangan. Segala sesuatu pekerjaan pengadaan dan pemasangan ini harus sepengetahuan
dan persetujuan Pengawas .
e. Pelaksana/Pemborong mengajukan spesifikasi Peralatan Utama, Peralatan Pendukung dan
Material lainnya yang bersangkutan dengan pekerjaaan mekanikal kepada Pengawas atau
Managemen Kontruksi untuk dimintakan persetujuan. Pengajuan ini harus disertakan Data
Teknis (Technical Data), Spesifikasi Material (Material Specfication), Brosur (Brochure),
dan apabila perlu disertakan
Contoh Material (Mock -up) sebagai dasar teknis Pengawas untuk memberikan
persetujuan.

Gambar Kerja (Shop Drawing) diajukan oleh Pelaksana/Pemborong kepada Pengawas


atau Managemen Kontruksi untuk dimintakan persetujuan. Gambar Kerja berfungsi
sebagai pedoman gambar pelaksanaan dibuat berdasarkan Gambar Rencana, Spesifikasi
Material yang telah disetujui , dan kondisi di lapangan. Untuk itu Pelaksana/Pemborong
harus mengadakan survey di lapangan untuk menentukan perletakan/posisi material dengan
baik. Jumlah lembar Gambar kerja yang diajukan menyesuaikan prosedur dan peraturan
yang berlaku di pekerjaan/proyek ini.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

70
Tahap pelaksanaan pekerjaan mekanikal dari persiapan, pemasangan, test dan
commisioning dilakukan sesuai prosedur pelaksanaan. Sedangkan ketentuan pelaksanaan
detail pekerjaan diisyaratkan dalam bab-bab yang bersangkutan.
Pelaksanan pekerjaan menyesuaikan gambar yang telah disetujui P en g awas at a u M
an ag em en Ko n t r u k si . Ap ab i l a t er jad i permasalahan Gambar Kerja dan kondisi
di lapangan, Pelaksana/ Kontraktor memberitahukan dan berkonsultasi dengan Pengawas
atau M a n a g e m e n K o n t r u k s i u n t u k d i d a p a t k a n p e m e c a h a n
permasalahan. Dokumen pemecahan permasalahan di lapangan ini bisa dituangkan dalam
Berita Acara dan atau dokumen lainnya yang ditandatangani Pelaksana/Kontraktor dan
pihak Pengawas.
Dalam melaksanakan pekerjaan Pelaksana/Pemborong harus memperhatikan dan
melaksanakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Prosedur ini harus dilaksanakan di
lapangan bagi semua yang terlibat di area pekerjaan/proyek. Fasilitas Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) disediakan Pelaksana/Pemborong untuk mendukung pelaksanaan
pekerjaan dengan baik tanpa terjadi kecelakaan kerja.
Kebersihan dan Keamanan di lokasi pekerjaan harus diperhatikan dan menjadi tanggung
jawab Pelaksana/Pemborong. Hal ini untuk menjaga kenyamanan dalam bekerja dan
kualitas pekerjaan itu sendiri.
Pelaksana/Pemborong juga harus membuat merekam dalam bentuk tertulis atau foto
selama pelaksana dan penyesuaian-penyesuaian dilapangan. Catatan-catatan tersebut
dituangkan dalam gambar dengan lengkap sebagai Gambar Terpasang (As Built Drawing),
kemudian diajukan kepada Pengawas dan Mangemen Kontruksi untuk dimintakan
persetujuan. Jumlah lembar Gambar kerja yang diajukan menyesuaikan prosedur dan
peraturan yang berlaku di pekerjaan/proyek ini.
Dokumen pendukung untuk Peralatan Utama dan Material terpasang meliputi : Manual
Operation, Spare Part Cataloge, dan dokumen lainnya yang disertakan dengan material
yang bersangkutan, akan diserahkan kemudian setelah selesai pekerjaan . Selain itu
Pelaksana/Pemborong juga harus membuat Petunjuk Operasional dan Perawatan dalam
Bahasa Indonesia untuk Peralatan Utama ataupun Sistem yang terpasang sebagai pedoman
pemilik/pengguna melakukan operasi dan perawatan.

Pasal 3 Jaminan dan Garansi


Jaminan Pekerjaan
LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

71
Jaminan Pekerjaan juga berlaku untuk Material yang terpasang dalam pekerjaan.
Jaminan tertuang dalam Sertifikat Material yang dibuat oleh Pabrikan atau badan yang
ditunjuk.
Pelaksana/ Pemborong harus menjamin keseluruhan pekerjaan mekanikal yang
telah dilaksanakan di lapangan. Jaminan ini tertuang dalam Berita Acara Jaminan
Pekerjaan yang disetujui oleh Pengawas atau Managemen Kontruksi.
Pelaksana/Pemborong juga harus melaksa nakan pekerjaan maintenance setelah
serah terima pekerjaan selama minimal 6 bulan atau selama kurun waktu yang telah
disepakati bersama berdasarkan peraturan pekerjaan proyek.
Hasil pekerjaan dan hasil test dan atau commisioning dipakai Pelaksana/ Kontraktor
sebagai Jaminan atas pekerjaan.
Garansi dan Spare Part
Penyedia Peralatan Utama, dan Material pendukung berkewajiban menyerahkan
memberikan Garansi Material selama 1 (satu) tahun kepada Pelaksana/Pemborong.
Selanjutnya Garansi tersebut diserahkan kepada pimpinan pekerjaan/proyek atau pihak
yang ditunjuk sebagai kelengkapan dokumen serah terima pekerjaan.
Untuk beberapa Peralatan Utama, Penyedia barang harus melengkapi Suku Cadang
atau Spare Part untuk servis selama 1 (tahun) perawatan. Suku Cadang yang dimaksud
merupakan material suku cadang untuk peralatan yang bersangkutan sesuai ketentuan
pabrikan.

Pelaksana harus menyerahkan Surat Jaminan "After Sales Service" dari agen
tunggal atau dari distributor yang berdomisili di Indonesia yang ditunjuk oleh pabrik.
Serah Terima Pekerjaan
Serah Terima Pekerjaan Mekanikal merupakan bagian dari Serah Terima Pekerjaan
secara keseluruhan di pekerjaan/proyek ini. Prosedur Serah Terima Pekerjaan harus
memenuhi peraturan yang berlaku di pekerjaan/proyek ini.
Pelaksana/Pemborong harus membuat Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Mekanikal
dengan persetujuan Pengawas Mekanikal atau Managemen Kontruksi.

PEKERJAAN PLUMBING
BAB I
PEKERJAAN PLUMBING
LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

72
Pasal 1 Umum
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Plumbing yang dimaksud disini adalah pengadaaan dan pemasangan
Instalasi Plumbing beserta peralatan dan alat-alat bantu pendukung instalasi plumbing.
Pekerjaan plumbing untuk proyek ini meliputi pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut
:
— Pekerjaan Instalasi pipa
— Pekerjaan Instalasi accesorises pipa
— Pekerjaan pendukung instalasi pipa
— Pekerjaan Pengecatan
Pekerjaan yang Berhubungan
Pekerjaan Plumbing merupakan pekerjaan umum dalam pekerjaan mekanikal.
Untuk itu spesifikasi pekerjaan ini berlaku juga untuk spesifikasi pekerjaan instalasi
mekanikal lainnya.
Instalasi-instalasi pekerjaan mekanikal yang didalamnya terdapat pekerjaan
plumbing untuk proyek ini adalah sebagai berikut :
—Instalasi Sistem Air Bersih
—Instalasi Sistem Air Bekas, Air Kotor, dan Air Hujan
Dalam melaksanakan pekerjaan plumbing, Pelaksana/Pemborong tetap
memperhatikan pekerjaaan lain diluar pekerjaaan mekanikal. Untuk itu
Pelaksana/Pemborong juga harus memperhatikan pekerjaan yaitu :
—Pekerjaan Elektrikal
—Pekerjaan Structure
—Pekerjaan Arsitek dan Interior
—Pekerjaan Sipil dan Landscape
Standardisasi
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan plumbing mengacu pada standart-standart dan
peraturan-peraturan yang telah berlaku, meliputi. :
— SNI : Standart Nasional Indonesia

— SNI 03 - 6481 - 2000, Sistem plumbing - 2000.


— SNI 07-0242.1-2000, Spesifikasi Pipa Baja dilas dan tanpa sambungan dengan lapis hitam
dan Galvanis pan as.
— SNI 19-6782-2002, Tata Cara Pemasangan Besi Daktil dan Perlengkapannya.
LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

73
— SNI 03-7065-2005, Tata Cara Perencanaan Sistem Plumbing.

— PPI :Pedoman Plumbing Indonesia


— PDI :Plumbing and Drainage Institute
American Society for Testing and
— ASTM :Materials
American Society of Mechanical
— ASME :Engineers
— JIS :Japanese Industrial Standart
—DIN :Deutsches Institut fur Norm ung

— Peraturan PAM daerah setempat


—Peraturan Daerah setempat.

Pasal 2 Persyaratan Teknis


Persyaratan Teknis Sistem
Sistem Plumbing merupakan sistem perpipaan, tubing dan plumbing fixtures.
Sistem ini banyak dijumpai dalam instalasi mekanikal gedung seperti halnya dalam
instalasi air bersih dan air buangan/limbah gedung.
Namun dalam spesifikasi pekerjaan plumbing disini mensyaratkan spesifikasi
pekerjaan perpipaan, peralatan terpasang dalam pipa (valves, strainer, dsb) dan pendukung
instalasi pipa. Untuk pekerjaan fixtures yang berkaitan dengan peralatan faucets, shower,
floor drain, dan peralatan semacam lainnya disyaratkan dalam pekerjaan arsitek.
Jika ada termasuk dalam pekerjaan di proyek ini, mengenai pekerjaan peralatan
yang berhubungan dengan fixtures seperti halnya heater, tanki air, dan sebagainya, akan
disyaratkan secara khusus dalam bab tersendiri.
Persyaratan Material
. Material Pipa :
— Pipa Instalasi Air Bersih.
Galvanized Steel Pipe, Medium Class, 10 kg/cm2. Standard : SNI 0039-87/BS, 1387-67
Poly propylene pipe, PN.10 Class, 10 kg/cm2. Standard : SNI
— Pipa Instalasi Pipa Air Bekas, Air Kotor dan Air Hujan
Poly Vinyl Carbonat (PVC) Pipe, AW Class, 10 kg/cm2. Standard : SNI 06-0084-2002
— Pipa Ventilasi Udara.- Air Bekas & Air Kotor
Poly Vinyl Carbonat (PVC) Pipe, D Class, 5 kg/cm2. Standard : SNI 06-0084-2002

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

74
. Material Fittings :
— Fitting Pipa Instalasi Air Bersih.
Untuk ukuran Ø 15 mm s/d 5 0m m : T h r e
ad connection, Melleable
Cast Iron, 16 kg/cm2. Standard : SNI, ANSI.
Untuk ukuran Ø 65 mm s/d 300 mm : Flange connection, Steel Butt-Weld,
16 kg/cm2. Standard : SNI, ANSI.
— Fitting Instalasi Pipa Air Bekas , Air Kotor dan Air Hujan.
Un t u k u k u r an Ø 1 5 m m s/ d 5 0 m m : I n j ect i o n Moulding
connection,
AW Class. 10 kg/cm2, Standard : SNI 06-01351989.
Untuk ukuran Ø 65 mm s/d 300 mm : Slip -on Ring Connection , AW Class ,
10 kg/cm2, Standard : SNI 06-0135- 1989.
— Fitting Instalasi Pipa Ventilasi udara - Air bekas & Air Kotor Poly Vinyl Carbonat (PVC)
Pipe, AW Class, 5 kg/cm2. Standard : SNI 06-0135-1989
Material Valves dan peralatan di jalur pipa air bersih.
— Gate Valves, Globe Valve, Check Valve dan Y- Strainer.
U n t u k u k u r a n Ø 1 5 m m s / d 5 0 m m : T h r e a d connection, Bronze, 10
kg/cm2. Standard : JIS 10 K.

U n t u k u k u r a n Ø 6 5 m m s / d 3 0 0 m m : F l a n g e connection, Melleable Cast Iron,


10 kg/cm2. Standard : JIS 10 K.
— Floating Valve
Untuk ukuran Ø 15 mm s/d 50 mm : BSPT Thread, Brass or Bronze, Working
Pressure, min : 4 kg/cm2. Standard : JIS 10 K
Untuk ukuran Ø 65 mm s/d 300 mm : Flange connection, Brass or Bronze, 10
kg/cm2. Standard : JIS 10 K
— Foot Valve ( with Strainer )
Untuk ukuran Ø 15 mm s/d 50 mm Thread Connection,
Bronze, Working Pressure, 10 kg/cm2. Standard : PN 10
Untuk ukuran Ø 65 mm s/d 300 mm : Flange connection, Cast Iron or
Galvanized Steel 10 kg/cm2. Standard : PN 10
— Flow Meter
Thread or Flange Connection, Magnetic Drive, Working Pressure : 10 kg/cm2
— Flexible Joint
LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

75
Thread or Flange Connection , Double Sphered, Rubber, Working Pressure : 10 kg/cm2
— Pressure Gauge & Compound Gauge
Casing Chrome Plated St., Size : 100 mm, Ranges : 0 -10 kg/cm2.
Hanger & Support
— Hangers Rod, U-Bolt diameter :
Ukuran diameter steel rod dan ulir menyesuaikan diameter pipa yang akan di pasang
dengan mengacu sebagai berikut :

Diameter Rod
Ukuran Pipa
& Ulir

Dia. < 2 1 /2" 6 mm/M 6

Ø 3" s/d 4" 8 mm/M 8

Dia4> Ø 5" 12 mm/M 12

— Hangers :
Steel rod or Steel Band, Adjustable thread or turnbuckle, Swivel Ring or Steel
Band or Split Ring.
Untuk pipa berisolasi memakai rubber lining
— Supports:
Steel rod or Steel Band, Adjustable, U-bolt or flat strip steel with thread.
Untuk pipa berisolasi memakai rubber lining.
UNP and or L profile Steel.
— Clamps :
Steel rod or Steel Strip Band, Adjustable, U-bolt or steel bend with thread.
Untuk pipa berisolasi memakai rubber lining.
UNP and or L profile Steel.
Kawat Las/Veld Electrode
— Kawat Las untuk Mild Steel
High titania type covered electrode, Standard : AWS A5.1 E6013 — Kawat Las untuk
High tensile steel
High titania type covered a low hydrogen electrode, Standard : AWS A5.1 E7016.
LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

76
Paint/ Cat — Cat Dasar
Oil paint type, Minyak Resin/Lena, Standard : SNI 06-0087-1987 — Cat Jadi Oil paint
type, Minyak Resin/Lena, Standard : SNI 06-0087-1987 2.3.

Persyaratan Pelaksanaan.
a. Pelaksana/Pemborong pekerjaan instalasi plumbing harus memenuhi persyaratan yang
telah diisyaratkan dalam persyaratan pelaksanaan mekanikal dan sudah berpengalaman
dalam pekerjaan instalasi plumbing. Selain itu Pelaksana/Pemborong harus melaksanakan
prosedure pelaksanaan sebagaimana Rencana Kerja, Pengajuan Material, Gambar Kerja,
Prosedure Kerja, dan Ijin- ijin pelakasanaan, As-built drawing dan K3 dalam persyaratan
pelaksanaan pekerjaan mekanikal.
b. Pemasangan pipa dalam gedung.
Pemasangan Pipa pada ruang terbuka disini yang dimaksudkan adalah pemasangan pipa di
atas plafon, dalam ruang pompa, ground tank, dan beberapa tempat dalam bangunan yang
pada akhirnya nanti tidak tertutup dengan kontruksi lainnya. Beberapa ketentuan
pemasangan pipa tersebut adalah sebagai berikut :
— Pipa baja dan pipa PVC di pasang dalam ruang terbuka terdiri dari pipa tegak/vertikal yang
biasanya terpasang dalam shaft atau dalam dinding dan pipa mendatar/horisontal yang
sebagian besar terpasang di atas plafon atau di bawah lantai dan dalam tanah.
— Pipa baja mendatar dan pipa tegak digantung, ditumpu, dan diclamp dengan penggantung
dan penumpu yang dapat diatur (Adjustable) dengan jarak sesuai ketentuan sebagai
berikut:
Jarak Hanger /
Ukuran Pipa
Support

Dia. < 1" 1m

Ø 1" s/d 1 1/2" 2m

Ø 2" s/d 3" 3m

Ø 4" s/d 6" 4m

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

77
— Untuk pipa PVC mendatar dan pipa tegak digantung, ditumpu, dan diclamp dengan
penggantung dan penumpu yang dapat diatur (Adjustable) dengan jarak sesuai ketentuan
sebagai berikut:
Jarak Hanger /
Ukuran Pipa
Support

Dia. 5 1" 0,7 m

Ø 1" s/d 1 1m

Ø 2" 1,2m

Ø 2 1/2" s/d 5" 1,5 m

— Pipa tegak dan mendatar di dalam tembok yang menuju fixture unit harus ditanam didalam
tembok/lantai. Pelaksana harus membuat alur - alur lubang yang diperlukan pada tembok
sesuai dengan kebutuhan pipa.
— Untuk pipa yang menembus tembok, lantai , atap, atau kontruksi bangunan, maka perlu di
pasang sleves mempunyai ukuran yang cukup dengan ketebalan minimum 0,2 cm dan
memberikan kelonggaran kira-kira 1 cm pada masing-masing sisi di luar pipa ataupun
isolasinya. Sleeves untuk dinding dibuat dari pipa baja bangunan yang mempunyai lapisan
kedap air (Water Proofing). Sleeves tersebut harus khusus untuk penggunaan tersebut.
Flens dari Sleeves tersebut harus menjadi satu atau diberi klem (Clamp) yang akan
mengikat "Flashing Sleeves". Rongga antara pipa dan sleeves harus dibuat kedap air
dengan mengisinya dengan gasket atau material lain yang kedap air.

— Untuk pipa terpasang pada line yang sama, atau pipa bersebelahan dan pipa yang dekat
dinding atau kontruksi mati, maka j arak pipa ke pipa dan pipa ke dinding harus memenuhi
jarak tertentu. Jarak tersebut untuk menghindari tumpang tindih pipa, mudahkan
operasional dan pemeliharaan.
— Semua pipa dari besi/baja yang dilapis harus dicat dasar/primer dan dicat finish dengan
warna jenis instalasi pipa.
— Pipa datar untuk instalasi air bekas, air kotor , vent dan air dipasang dengan kemiringan
minimal 2% untuk pipa sampai dengan diameter 3" dan minimal 1% untuk pipa 4" atau
ditentukan lain dalam gambar.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

78
— Sambungan pipa cabang pvc untu instalasi air bekas, air kotor dan air hujan menggunakan
jenis Y (Tee-Y) , dan menggunakan jenis long sweep elbow belokan.
Pemasangan Pipa dalam tanah.
Pelaksanaan pemasangan pipa dalam tanah harus memperhatikan ketentuan sebagai
berikut :
— Pipa yang dipasang dan ditanam di bawah/di dalam tanah harus mempunyai kedalaman
minimal 60 cm diukur dari pipa bagian atas sampai permukaan tanah. Dasar lubang galian
harus cukup stabil dan rata sehingga seluruh panjang pipa terletak/tertumpu dengan baik.
Apabila dijumpai perletakan pipa melintasi jalan kendaraan karena dalamnya galian tidak
memenuhi syarat (60 cm), maka pipa pada bagian pengurugan teratas harus pelindung
berupa pipa besi dengan diameter diatas pipa terpasang atau dengan plat beton bertulang
setebal 10 cm yang dipasang sedemikian rupa sehingga plat beton tidak bertumpu pada
pipa.
— Semua pipa dari besi/baja yang ditanam dalam tanah harus terisolasi rapi dengan karung
goni dan dilapisi aspalt untuk mencegah/menhambat korosi dari luar.
— Semua pipa yang akan ditutup/ditimbun dengan tanah, telah dilakukan test tekan dan
desinfeksi terhadap pipa yang bersangkutan.
— Untuk menjaga kestabilan posisi pipa, pada setiap belokan dan dekat fitting dipasang thrust
block.
— Penimbunan tanah dilakukan terlebih dahulu dengan pasir setebal 15 cm kemudian tanah
asli atau urugan. Tanah timbunan selanjutnya dipadatkan disesuaikan dengan kekerasan
tanah asli.
Test dan Commisioning.
Yang dimaksudkan dengan Test dan Commisioning disini adalah pengujian dan treatment
terhadap instalasi pipa yang akan dipasang maupun yang sudah dipasang. Pengujian pipa
dilaksnakan secara partial (bagian-per bagian) dan atau secara menyeluruh. Beberapa
ketentuan pengujian pipa tersebut adalah sebagai berikut :

— Pipa Air Bersih.


Setel ah semu a pi pa t erp asang dan perl engk ap ann ya terpasang harus dilakukan
pengujian dengan tekanan hidrolik sebesar 10-12 kg/cm selama 8 jam terus menerus tanpa
terjadi penurunan tekanan.
— Pipa Fire Fighting

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

79
Setel ah semua pipa terpasang dan perlengkapannya terpasang harus dilakukan pengujian
dengan tekanan hidrolik sebesar 20 kg/cm selama 4 jam terus menerus tanpa terjadi
penurunan tekanan
— Pipa Air Bekas, Air Kotor, Air Hujan, dan Ventilasi Udara
Untuk pipa air bekas, air kotor, air hujan, dan ventilasi udara dilakukan test genang dengan
menyumbat semua ujung pipa dan menyediakan lubang yang tertinggi untuk pengisian air.
Sistem tersebut harus menahan air yang diisikan minimum selama 2 jam tanpa terjadi
penurunan air.
— Desinfeksi.
Pelaksana harus melaksanakan disinfeksi dan pembilasan terhadap seluruh
instalasi pipa air bersih. Disinfeksi dilakukan dengan cara.
Diisi larutan chlorine yang mengandung 50 ppm, dan dibiarkan selama 24 jam sebelum
dibilas dan digunakan atau dipakai kembali.
Diisi larutan chlorine yang mengandung 200 ppm, dan dibiarkan selama 1 jam sebelum
dibilas dan digunakan kembali.
Setelah 24 jam seluruh pipa tersebut harus dibilas dengan air bersih sehingga chlorine
tidak lebih dari 0,2 ppm.

Pasal 3 Jaminan dan Garansi


Jaminan Pekerjaan.
Jaminan Pekerjaan berlaku untuk Material yang terpasang dalam pekerjaan. Pipa,
Valves, dan material yang termasuk dalam pekerjaan plumbing harus berasal oleh Pabrik
material tersebut atau agen resmi yang dtunjuk oleh pabrik tersebut. Pabrik dan atau agen
resmi tersebut harus berdomisili di Indonesia.
Pelaksana/Pemborong juga harus melaksanakan pekerjaan maintenance terhadap
pekerjaan plumbing setelah serah terima pekerjaan selama minimal 6 bulan atau selama
kurun waktu yang telah disepakati bersama berdasarkan peraturan pekerjaan proyek.
Garansi dan Spare Part.
Selain itu suku cadang atau Spare Part untuk servis selama 1 (tahun) perawatan
harus diserahkan sebagai pendukung kelengkapan serah terima pekerjaan.
Pelaksana/Pemborong harus menyerahkan Surat Jaminan "After Sales Service" dari
agen tunggal atau dari distributor yang berdomisili di Indonesia yang ditunjuk oleh pabrik.
Serah Terima Pekerjaan.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

80
Pekerjaaan plumbing merupakan bagian pekerjaan instalasi mekanikal. Untuk itu Serah
Terima Pekerjaan berdasarkan instalasi yang bersangkutan secara menyeluruh.
Prosedur Serah Terima Pekerjaan Mekanikal harus menyesuaikan dengan peraturan
yang berlaku di pekerjaan/proyek ini.

BAB II
PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH

Pasal 1 Umum
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Instalasi Air Bersih yang dimaksudkan disini adalah pengadaaan dan
pemasangan peralatan alat bersih dan alat-alat bantu pendukung instalasi, dari sumber air,
penampung air, dan distribusi air sampai pengguna air bersih.
Pekerjaan Instalasi Air Bersih dalam proyek ini meliputi pekerjaan-pekerjaan sebagai
berikut :
— Pekerjaan Instalasi Sumur
— Pekerjaan Instalasi Pompa
— Pekerjaan Instalasi Tanki Air Bersih
— Pekerjaan Instalasi PDAM
— Pekerjaan Plumbing
Pekerjaan yang Berhubungan
a. Spesifikasi pekerjaan instalasi air bersih sebagian sudah disyaratkan dalam perk
erjaan
plumbing . Dalambab ini Iebih banyak mengisyaratkan spesifikasi pekerjaan
sistem dalam instalasi air bersih.
Dalam melaksanakan pekerjaan instalasi air bersih, Pelaksana/Pemborong tetap
memperhatikan pekerjaaan lain diluar pekerjaaan mekanikal. Untuk itu Pelaksana/
Pemborong juga harus memperhatikan pekerjaan yaitu :
— Pekerjaan Elektrikal .
— Pekerjaan Structure .
— Pekerjaan Arsitek dan Interior.
— Pekerjaan Sipil dan Landscape.
Standardisasi

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

81
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan instalasi air bersih mengacu pada standar-standar
dan peraturan-peraturan yang telah berlaku, meliputi. :
— SNI : Standart Nasional Indonesia
— PPI : Pedoman Plumbing Indonesia
— PDI : Plumbing and Drainage Institute
—Peraturan PAM daerah setempat
— Peraturan Daerah setempat

Pasal 2 Persyaratan Teknis


Persyaratan Teknis Sistem
Sistem Instalasi Air Bersih merupakan sistem penyediaan air bersih, penampung
air bersih, distribusi air bersih dan plumbing fixtures.
Air bersih berasal dari air PDAM dan atau sumur dangkal dan atau sumur dalam.
Air yang berasal dari PDAM akan masuk langsung ke dalam Ground Tank. Untuk air dari
sumur dangkal atau sumur dalam, air bersih ditransfer untuk ditampung ke Ground Tank
dengan menggunakan pompa jet pump atau memakai pompa deep well.
Sebelum masuk Ground Tank Air sumur melewati Sand Filter dan Carbon Filter untuk
pengolahan air sumur menjadi air bersih.
Selanjutnya air bersih dari Ground Tank di transfer ke Tower Tank dengan menggunakan
Lifting Pump.
Dari Tower Tank air selanjutnya didistribusikan secara gravitasi melalui pipa tegak dalam
shaft dan datar ke plumbing fixture di Toilet dan Pantry unit hunian.
Persyaratan Material
Material Instalasi Plumbing.
Test dan Commisioning Instalasi air bersih merupakan test dan commissioning suatu sitem.
Pekerjaan ini berfungsi sebagai running test suatu rangkaian system. Pelaksanaan test bias
dibagi beberapa bagian menurut fungsi system.
Pasal 3 Jaminan dan Garansi
3.1. Jaminan Pekerjaan
a. Jaminan pekerjaan merupakan jaminan pekerjaan system instalasi, system air
bersih, dan sitem air kotor sehingga jaminan pekerjaan merupakan jaminan
keandalan operational system dan material peralatan yang dipakai.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

82
b. Pelaksana/pemborong juga harus mlaksanakan pekerjaan maintenance terhadap
pekerjaan system plumbing Setelah serah terima pekrjaan selama minimal 6 bulan
atau selama kurun waktu yang telah disepakati bersama berdasarkan peraturan
pekerjaan proyek
3.2 Garansi dan Sparepart
a. Garansi Instalasi Air berlaku terhadap unit-unit terpasang dalam instalasi system ini
dengan masa garansi selama 1 tahun setelah serah terima unit
b. Garansi sparepart unit terpasang dalam instalasi air bersih mengacu pada ketentuan
garansi sparepart yang terkait
3.3 Serah Terima Pekerjaan
a. Pekerjaan air bersih dinyatakan selesai jika pelaksana/pemborong telah
melaksanakan pemasangan instalasi dan telah beroperasi dengan baik sesuai
perencanaan awal
b. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Instalasi Air Bersih harus mendapat
persetujuan konsultan pengawas atau Manajemen Konstruksi

BAB III
PEKERJAAN INSTALASI AIR LIMBAH GEDUNG

Pasal 1 Um um
Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan Instalasi Air Limbah Gedung yang dimaksudkan disini adalah
pengadaaan dan pemasangan peralatan untuk instalasi air bekas, instalasi air kotor dan air
hujan.
Pekerjaan Instalasi Air Limbah Gedung dalam proyek ini meliputi pekerjaan-
pekerjaan sebagai berikut :
— Pekerjaan Instalasi Plumbing
— Pekerjaan Instalasi Unit Pengolah Limbah
Pekerjaan yang berkaitan dengan Air Limbah yang tercampur larutan disyaratkan
dalam pekerjaan neutralizing Plant.
Pekerjaan yang Berhubungan

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

83
Spesifikasi pekerjaan instalasi air limbah gedung sebagian besar sudah
disyaratkan dalam perkerjaan plumbing. Dalam bab ini lebih banyak mengisyaratkan
spesifikasi pekerjaan sistem dalam instalasi air limbah gedung.
Dalam melaksanakan pekerjaan instalasi air limbah gedung,
Pelaksana/Pemborong tetap memperhatikan pekerjaaan lain diluar pekerjaan mekanikal.
Untuk itu Pelaksana/Pemborong juga harus memperhatikan pekerjaan yaitu :
— Pekerjaan Elektrikal
— Pekerjaan Structure
— Pekerjaan Arsitek dan Interior
— Pekerjaan Sipil dan Landscape
Standardisasi
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan air limbah gedung mengacu pada standar-standar
dan peraturan-peraturan yang telah berlaku, meliputi. :
— SNI : Standart Nasional Indonesia.
— PPI : Pedoman Plumbing Indonesia.
— PDI : Plumbing and Drainage Institute.
— Keputusan Mentri Lingkungan Hidup.
— Peraturan PAM daerah setempat.
— Peraturan Daerah setempat.

Pasal 2 Jaminan dan Garansi 3.1. Jaminan Pekerjaan


Jaminan Pekerjaan merupakan jaminan pekerjaan instalasi sistem air bekas, air kotor,
dan air hujan. Sehingga jaminan pekerjaan merupakan jaminan keandalan operational
sistem plumbing dan material peralatan yang dipakai dalam sistem secara keseluruhan.
Pelaksana/Pemborong juga harus melaksanakan pekerjaan maintenance terhadap
pekerjaan instalasi sistem air bekas, air kotor, dan air hujan, setelah serah terima pekerjaan
selama minimal 6 bulan atau selama kurun waktu yang telah disepakati bersama
berdasarkan peraturan
pekerjaan proyek.
Garansi dan Spare Part
Garansi instalasi air berlaku terhadap unit-unit terpasang dalam instalasi sistem ini
dengan masa garansi selama 1 tahun setelah serah terima unit.
Garansi Spare Part unit terpasang dalam instalasi air Limbah gedung mengacu
pada ketentuan garansi spare part yang terkait.
LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

84
Serah Terima Pekerjaan
. Pekerjaaan instalasi sistem air bekas, air kotor, dan air hujan, dinyatakan selesai
jika Pelaksana/Pemborong telah melaksanakan pemasangan instalasi, test dan telah
beroperasi dengan baik sesuai perencanaan awal.
. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan instalasi sistem air bekas, air kotor, dan air
hujan, harus mendapat persetujuan Pengawas atau Managemen Kontruksi.

BAB IV
PEKERJAAN TANKI AIR BERSIH

Pa al 1 Um um
1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Tanki Air Bersih yang dimaksudkan disini adalah pengadaaan dan pemasangan
Tanki yang dipakai untuk penampungan air bersih yaitu Tanki bawah (Ground Tank) dan
Tanki Atas (Tower Tank) beserta peralatan dan alat-alat bantu pendukung instalasi.

b. Pekerjaan Tanki Air Bersih yang dimaksudkan disini hanya berlaku pada tanki fiber. Sedang
spesifikasi detail pekerjaan instalasi tanki beton (concrete) dijelaskan dalam bab pekerjaan
structure.
1.2. Pekerjaan yang Berhubungan
a. Didalam melaksanakan Pekerjaan Inst alasi Tanki Air Bersih, Pengawas/Pemborong harus juga
memperhatikan pekerjaan mekanikal yang berhunbungan dengan instalasi plumbing dan
sistem air bersih.
b. Selain itu Pengawas/Pemborong juga harus memperhatikan pekerjaan lain yang terkait diluar
Pekerjaan Mekanikal, yaitu :
— Pekerjaan Elektrikal.
— Pekerjaan Structure.
— Pekerjaan Arsitek dan Interior.
— Pekerjaan Sipil dan Landscape.
Standardisasi
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan tanki air bersih mengacu pada standart-standart
dan peraturan-peraturan yang telah berlaku, meliputi. :
—SNI : Standart Nasional Indonesia

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

85
—Petunjuk pemasangan unit dari pabrikan.

Pasal 2 Jaminan dan Garansi

3.1. Jaminan Pekerjaan


Jaminan Pekerjaan berlaku untuk Material yang terpasang dalam pekerjaan. Material
harus berasal oleh Pabrik untuk merek material atau agen resmi yang dtunjuk oleh pabrik
tersebut. Pabrik dan atau agen resmi tersebut harus berdomisili di Indonesia.
Pelaksana/Pemborong harus menjamin keseluruhan pekerjaan instalasi tanki mekanik
beserta peralatan pendukungnya. Jaminan ini tertuang dalam Berita Acara Jaminan
Pekerjaan yang disetujui oleh Pengawas atau Managemen Kontruksi.
Pelaksana/Pemborong juga harus melaksanakan pekerjaan maintenance terhadap
peralatan utama dan peralatan pembantu sistem instalasi tanki setelah serah terima
pekerjaan selama minimal 6 bulan atau selama kurun waktu yang telah disepakati bersama
berdasarkan peraturan pekerjaan proyek:
Garansi dan Spare Part
Pelaksana/Pemborong harus menyerahkan Garansi Tanki Air Bersih dan peralatan
bantu selama 1 tahun yang diberikan oleh penyedia/supplier material pendukung lainnya
kelengkapan dokumen serah terima pekerjaan.
Pelaksana harus menyerahkan Surat Jaminan "After Sales Service" dari agen
tunggal atau
dari distributor yang berdomisili di Indonesia yang ditunjuk oleh pabrik.
3.3. Serah Terima Pekerjaan
Serah Terima Pekerjaan instalasi Tanki Air Bersih merupakan bagian dari Serah
Terima Pekerjaan Mekanikal secara keseluruhan di pekerjaan/proyek ini. Prosedur Serah
Terima
Pekerjaan M e k a n i k a l h a r u s m en y e su a i k a n d e n g a n p e r a t u r an yang b
erlak
u di pekerjaan/proyek ini.
Pelaksana/Pemborong harus membuat Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Tanki Air
Bersih dengan persetujuan Pengawas Mekanikal atau Managemen Kontruksi.

PEKERJAAN POMPA AIR BERSIH

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

86
Pasal 1 Um um
1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan Pompa Air yang dimaksudkan disini adalah pengadaaan dan pemasangan
pompa beserta peralatan pendukungnya yang dipakai untuk transfer dan atau distribusi air
bersih dan atau air bekas.
b. Lingkup Pekerjaan Pompa Air terdiri dari Pekerjaan Pompa Air Bersih dan Pekerjaan
Air Limbah yang mengacu pada perancangan sebagaimana diterangkan dalam gambar
rencana. Pekerjaan Pompa Air Bersih itu meliputi pekerjaaan Deep Well Pump, Lifting
Pump, dan Pompa Kuras.
Pekerjaan yang Berhubungan
Didalam melaksanakan Pekerjaan Pompa Air, Pengawas/Pemborong harus juga
memperhatikan pekerjaan mekanikal yang berhubungan dengan instalasi plumbing,
instalasi air bersih dan instalasi air limbah.
Selain itu Pengawas/Pemborong juga harus memperhatikan pekerjaan lain yang
terkait diluar Pekerjaan Mekanikal, yaitu :
— Pekerjaan Elektrikal.
— Pek erj aan Structur e .
— Pekerjaan Arsitek dan Interior.
— Pekerjaan Sipil dan Landscape.
Standardisasi
Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan tanki air bersih mengacu pada standart-standart
dan peraturan-peraturan yang telah berlaku, meliputi. :
— SN I : Standart Nasional Indonesia.
— Petunjuk pemasangan unit dari pabrikan.

Pasal 3 Jaminan dan Garansi 3.1. Jaminan Pekerjaan


Jaminan Pekerjaan berlaku untuk Material yang terpasang dalam pekerjaan. Material
harus berasal oleh Pabrik untuk merek material atau agen resmi yang dtunjuk oleh pabrik
tersebut. Pabrik dan atau agen resmi tersebut harus berdomisili di Indonesia.
Pelaksana/Pemborong harus menjamin keseluruhan pekerjaan instalasi pompa beserta
peralatan pendukungnya. Jaminan ini tertuang dalam Berita Acara Jaminan Pekerjaan yang
disetujui oleh Pengawas atau Managemen Kontruksi.
LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

87
Pelaksana/Pemborong juga harus melak sanakan pekerjaan maintenance terhadap
peralatan utama dan peralatan pembantu sistem instalasi ventilasi setelah serah terima
pekerjaan selama minimal 6 bulan atau selama kurun waktu yang telah disepakati bersama
berdasarkan
peraturan pekerjaan proyek.
Garansi dan Spare Part
Pelaksana/Pemborong harus menyerahkan Garansi Pompa dan peralatan bantu
selama 1 tahun yang diberikan oleh penyedia/supplier material pendukung Iainnya
kelengkapan dokumen serah terima pekerjaan.
Pelaksana harus menyerahkan Surat Jaminan "After Sales Service" dari agen
tunggal atau dari distributor yang berdomisili di Indonesia yang ditunjuk oleh pabrik.
Serah Terima Pekerjaan
Serah Terima Pekerjaan instalasi Pompa Air merupakan bagian dari Serah Terima
Pekerjaan Mekanikal secara keseluruhan di pekerjaan/proyek ini. Prosedur Serah Terima
Pekerjaan Mekanikal haru s meny esu aikan dengan per atur an yang berlaku di
pekerjaan/proyek ini.
Pelaksana/Pemborong harus membuat Berita Acara Serah Terima Pekerjaan
Tanki Air Bersih dengan persetujuan Pengawas Mekanikal atau Managemen Kontruksi.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

88
BAGIAN E
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

89
BAB I
PEKERJAAN SISTEMCATU DAYA DAN DISTRIBUSI LIS
TRIK

Pasal 1 Umum
Pekerjaan sistem catu daya dan distribusi listrik meliputi pengadaan semua bahan,
peralatan dan tenaga kerja, pemasangan instalasi, pengujian perbaikan selama masa
pemeliharaan dan pelatihan bagi calon operator. Sehingga seluruh sistem catu daya dan
distribusi listrik dapat beroperasi dengan baik dan benar.

Pasal 2 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan sistem catu daya dan distribusi listrik :
Penyambungan daya listrik tegangan rendah 3 fasa, 4 kawat, 220/380 V ke jaringan
PLN setempat.
Pengadaan, pemasangan dan penyambungan panel utama tegangan rendah (PUTR),
panel kapasitor, panel-panel sub-distribusi (PSD), panel-panel penerangan/daya dan panel-
panel tegangan rendah lainnya sesuai dengan gambar perancangan.
Pengadaan, pemasangan dan penyambungan kabel daya tegangan rendah 0,6/1 kV
lengkap dengan cable fitting dan paralatan bantu lainnya (sesuai gambar perancangan):
Dari PUTR menuju P.KWH, Unit Hunian, menggunakan kabel tegangan rendah
jenis NYY, NYM dengan ukuran sesuai gambar perancangan.
Dari PUTR menuju ke panel-panel pompa, hydrant dan panel-panel daya lainnya,
menggunakan kabel tegangan rendah jenis NYY, FRC.
Dari P.KWH menuju ke panel unit hunian dan panel -panel lainnya,
menggunakan kabel tegangan rendah jenis NYY dan NYM.
2.4.Pengadaan, pemasangan dan penyambungan sistem pembumian lengkap dengan kotak
kontrol, elektroda pembumian dan peralatan bantu lainnya.
Pengadaan, pemasangan pekerjaan lainnya yang menunjang sistem ini agar dapat
beroperasi dengan baik (seperti pekerjaan bak kontrol, peralatan bantu rak kabel dan
peralatan bantu lainnya).

Pasal 3 Koordinasi
Adalah bukan tujuan spesifikasi teknik ini atau gambar -gambar perancangan untuk
menggambarkan secara detail tentang semua masalah dari peralatan-peralatan dan
sambungan-sambungannya. Kontraktor harus melengkapi dan memasang seluruh
peralatan-peralatan bantu yang dibutuhkan.
LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

90
Gambar-gambar perancangan hanya menunjukkan secara umum tentang posisi dari
peralatan-peralatan, pengkabelannya dan lain-lain. Kontraktor harus mengadakan
perubahan - perubahan yang diperlukan yang disesuaikan dengan keadaan bangunan
sebenarnya,
tanpa tambahan biaya.
Setiap pekerjaan yang disebut pada spesifikasi teknik tapi tidak ditunjukkan pada
gambar perancangan atau sebaliknya, harus dilengkapi dan dipasang.

Pasal 4 Standar Dan Peraturan


Sebagai dasar perancangan digunakan standar dan peraturan yang berlaku :
a.Pertimbangan-pertimbangan Pra Rancangan Teknik Elektrikal.
b.Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000), SNI 04-0225- 2000.
c .Standar Industri Indonesia (SII) .
d.Standar PLN dalam wilayah daerah setempat.
e .Standar negara lain yang berlaku di Indonesia seperti : IEC VDE, DIN, NEMA, JIS,
NFPA, dan lain-lain.
f . Peraturan - Peraturan lain yang terkait .

Pasal 5 Pekerjaan Terkait


Referensi bagi pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan pekerjaan ini adalah :
Diesel engine generator set
Panel utama tegangan rendah (PUTR)
Pembumian
Kabel tegangan rendah
Penerangan dan kotak-kontak
Daftar merk/produk material.

Pasal 6 Gambar Kerja Dan Petunjuk Instalasi


Kontraktor harus mengirimkan, sebelum instalasi di pasang hal -hal sebagai berikut :
Gambar kerja (shop drawing) yang menunjukkan secara detail tentang pemasangan
(instalasi) peralatan-peralatan serta hubunganhubungannya dengan pekerjaan lain.
Gam b ar - g am b ar k er j a y an g m en u n j u k k an p o si si - p o si si elevasi, pengkabelan serta
detail-detail pemasangan peralatan pada posisinya atau pada ruangannya.
Prosedur pemasangan yang disarankan oleh pabrik pembuat peralatan.
d. Brosur-brosur katalog yang lengkap tentang ukuran -ukuran p e r a l a t a n , c a r a - c a r a
p e m a s a n g a n d a n p e r s y a r a t a n n y a , serta diagram pengkabelannya dari
peralatan-peralatan utamanya.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

91
Kontraktor juga diharuskan membuat gambar kerja pada bagian bagian tertentu yang
dianggap perlu dan ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas/MK.

Pasal 7 Gambar Instalasi Terpasang dan Petunjuk Operasi


Kontraktor diharuskan membuat dan menyerahkan gambar - gambar instalasi terpasang
(as built drawing) yang telah disetujui Konsultan Pengawas/MK, kepada Pemberi tugas
sebanyak 3 set yang terdiri dari 1 set transparan dan 2 set cetak biru. Bila pekerjaan telah
selesai dan paling lambat 30 hari kalender setelah serah terima pertama.
Kontraktor juga harus menyerahkan 3 set buku yang berisi petunjuk operasi dan
perawatan dari seluruh instalasi, dan peralatan kepada Pemilik paling lambat 30 hari
kalender setelah serah terima pertama.
Kontraktor bertanggung jawab untuk mendidik operator yang ditunjuk Pemilik, sampai
yang bersangkutan terbukti sanggup menjalankan/ mengoperasikan seluruh sistem dengan
baik.

Pasal 8 Masa Pemeliharaan dan Garansi


Setelah serah terima kedua Kontraktor/Supplier harus memberikan garansi terhadap
peralatan-peralatan yang dipasang serta mengadakan pemeliharaan/ service selama masa
yang ditentukan yaitu
Garansi selama 1 tahun
Pemeliharaan selama 6 bulan
Selama masa pemeliharaan Kontraktor diwajibkan
a.Menyelesaikan dan memperbaiki kekurangan-kekurangan pekerjaan
Memelihara dan merawat peralatan yang dipasang secara berkala sesuai dengan
persyaratan pabrik.
Melatih operator yang ditugaskan oleh Pemilik, sehingga petugas tersebut mahir dalam
menjalankan dan merawat peralatan-peralatan yang dipasang.

Pasal 9 Pendidikan dan Pelatihan


Kepada tiga orang yang ditunjuk oleh Pemberi Tugas tentang operasi dan
perawatan lengkap dengan 3 copy operating/maintenance dan repair manual, segala
sesuatunya atas biaya Kontraktor.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

92
Pasal 10 Persyaratan Bahan/Material

10.1. Umum
Semua material yang dipasok dan dipasang oleh Kontraktor harus baru dan material
tersebut harus cocok untuk dipasang di daerah beriklim tropis. Material-material harus dari
produk dengan kualitas baik dan produksi terbaru. Untuk material-material, maka
Kontrktor harus menjamin bahwa barang tersebut adalah baik dan baru dengan jalan
menunjukkan surat order pengiriman dari dealer/agen/pabrik.
10.2. Daftar Material
Untuk semua material yang ditawarkan, maka Kontraktor wajib mengisi daftar
material yang menyebutkan : merk, tipe, kelas lengkap dengan brosur/katalog yang
dilampirkan pada waktu tender. Table daftar material ini diutamakan untuk komponen-
komponen berupa barang-barang produksi.
10.3 Penyebutan Merk/Produk
Apabila pada spesifikasi teknik ini pada gambar disebutkan beberapa merk tertentu
atau kelas mutu (quality performance) dari material atau komponen tertentu terutama untuk
material-material listrik utama , maka kontraktor wajib melakukan didalam taraf
penawarannya material yang dalam taraf mutu/pabrik yang disebutkan itu. Apabila nanti
selama proyek berjalan, terjadi bahwa material yang disebutkan pada tabel material tidak
dapat diadakan oleh Kontraktor, y an g d i ak i b a t k an o l eh s e su at u al a s an y an g k
u a t d an d ap at diterima oleh Konsultan Pengawas/MK, Konsultan Perancang dan
Pemilik, maka dapat dipikirkan penggantian merk/tipe dengan suatu sanksi tertentu kepada
Kontraktor.

BAB II
PEKERJAAN PANEL TEGANGAN RENDAH

Pasal 1 Lingkup pekerjaan


Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pernasangan, penyambungan, pengujian dan
perbaikan selama masa pemeliharaan, semua ijin-ijin yang terkait dengan pekerjaan
kelistrikan, tenaga teknisi dan tenaga ahli.
Dalam lingkup ini termasuk seluruh pekerjaan yang tertera di dalam gambar dan spesifikasi
teknis ini maupun tambahan-tambahan lainnya.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

93
Pasal 2 Type dan Macam
Panel-panel daya dan penerangan lengkap dengan semua komponen yang harus ada
seperti yang ditunjukkan dalam gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi pada
tegangan 220/380 V, 3 fasa, 4 kawat, 50 Hz dan Solidly grounded dan harus dibuat
mengikuti standar PUIL, IEC, VDE/DIN, BS, NEC dan peraturan lain yang terkait.
Panel-panel yang disebut dibawah ini adalah tipe tertutup (metal enclosed),
column/wall mounting atau free standing untuk pasangan dalam (indoor use) lengkap
dengan semua komponen-komponen yang ada :
PUTR
PSD/P-KWH
P-Unit
P-Pompa
Panel-panel lainnya yang tidak tertulis di dalam spesifikasi teknis ini, tetapi tercantum
dalam gambar perancangan sebagai panel yang masuk dalam lingkup pekerjaan.
Pasal 3 Karakteristik
tegangan kerja : 400 V
tegangan uji : 3.000 V
tegangan uji impulse : 20.000 V
f r eku en si : 50 Hz

Pasal 4 Persyaratan-Persyaratan Kerja Starter Motor Y - D


Kerja starter motor Y-D adaiah Automatic starter motor Y-D dan harus dapat dihidupkan
secara manual atau remote.

Masing-masing starter motor Y-D terdiri dari :


3 buah kontaktor daya
1 buah thermal overload relay
1 buah tim er motor

1 buah tombol start stop


1 buah saklar pilih 3 posisi (local, stop, remote)
3 bh lampu indi cator
0Merah : fault
0Hijau : stop
0Orange : start

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

94
Khusus untuk peralatan digunakan solid state dan inverter untuk peralatan-peralatan
yang memerlukan pengaturan variable speed atau pun pengaturan starting.

BAB III
PEKERJAAN KABEL DAYA TEGANGAN RENDAH

Pasal 1 Lingkup pekerjaan


Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, penyambungan, pengujian dan
perbaikan selama masa pemeliharaan, semua ijin-ijin yang
terkait dengan pekerjaan kelistrikan, tenaga teknisi dan tenaga ahli.
Dalam lingkup ini termasuk seluruh pekerjaan yang tertera di dalam gambar dan spesifikasi
teknis ini maupun tambahan-tambahan lainnya.

Pasal 2 Tipe dan Macam


Kabel daya tegangan rendah yang dipakai adalah bermacam-macam ukuran dan tipe yang
sesuai dengan gambar perancangan (NYA, NYM, NYY, NYFGbY, 0,6/1 kV) kabel daya
tegangan rendah ini harus sesuai dengan standar SII atau SPLN.

Pasal 4 Pengujian
a. Pengujian Pabrik
P engu ji an Ind iv idu al
Pengujian ini dilakukan pada setiap potong kabel dan terdiri dari Pengujian sebagai berikut
:
pengujian ukuran tahanan hantaran
pengujian dielektrik
pengukuran loss factor
Pengujian Khusus
Pengujian ini dilakukan terhadap sample dari kabel yang akan dipakai. Pengujian tersebut
terdiri dari test sebagai berikut :
pengujian tegangan impuls
pengujian mekanikal
pengukuran loss factor pada bermacam-macam suhu
pengujian dielektrik
pengujian perambatan (creep test) b. Pengujian Lapangan
Pengujian setelah penanaman kabel. Setelah kabel ditanam, penyambunganpenyambungan
dan pemasangan kotak akhir, maka dilakukan pengujian dielektrik/insulation test.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

95
Marking kabel untuk pemasangan kabel di dalam tanah harus jelas dan tidak dapat dihapus.

BAB IV
PEKERJAAN SISTEM PENERANGAN

Pasal 1 Umum
Pekerjaan sistem penerangan meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan tenaga kerja,
pemasangan instalasi, pengujian, perbaikan selama masa pemeliharaan dan pelatihan bagi
calon operator. Sehingga seluruh sistem penerangan dapat beroperasi dengan baik dan
benar.

Pasal 2 Lingkup Pekerjaan


Pengadaan, pemasangan, penyambungan dan pengujian sistem penerangan sesuai dengan
gambar perancangan
Lampu dan Armatur
Lampu dan armaturnya harus sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti yang tertera pada
gambar-gambar perancangan.
Semua armatur lampu harus mempunyai terminal pembumian (grounding).
Semua lampu fluorescent dan lampu gas discharge lainnya harus dikompensasi dengan
"power factor correction capasitor" yang cukup kuat terhadap kenaikan suhu dan beban
mekanis dari louver.
Reflector terutama untuk ruangan kantor harus memakai bahan tertentu, sehingga

diperoleh derajat pemantulan yang sangat tinggi.


Kotak tempat ballast, kapasitor, dudukan starter dan terminal block harus cukup
besar dan dibuat sedemikian rupa sehingga panas yang ditimbulkan tidak mengganggu
kelangsungan kerja dan umur teknis komponen lampu itu sendiri.
Ventilasi di dalam kotak harus dibuat dengan sempurna. Kabel-kabel dalam kotak
harus diberikan saluran atau klem-klemn tersendiri, sehingga tidak menempel pada ballast
atau kapasitor.
Kotak terbuat dari pelat baja tebal minimum 0,7 mm, diproses anti korosi proses
"posphating", dicat dasar tahan karat, kemudian di finish dengan cat akhir dengan powder
coating warna putih.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

96
Kotak terbuat dari glass - fibre reinforced polyster dengan brass insert harus tahan
terhadap bahan kimia, maupun gas kimia serta cover dari clear polycarbonate harus tahan
terhadap bahan kimia, maupun gas kimia.
Pelat sisi dari armatur lampu tipe surface mounted harus mempunyai ketebalan
minimum 0,7 mm.
Kabel lnstalasi
Pada umumnya kabel instalasi penerangan dan instalasi kotak kontak harus kabel
inti tembaga dengan insulasi PVC, satu inti atau lebih (NYA, NYM, NYY).
Kabel harus mempunyai penampang minimal dari 2,5 mm2 kode warna insulasi
kabel harus mengikuti ketentuan PUIL 2000 sebagai berikut
fasa R : merah fasa S : kuning fasa T : hitam netral : biru
pembumian : hijau/kuning
Pipa Instalasi Pelindung Kabel
Pipa instalasi pelindung kabel feeder yang dipakai adalah konduit uPVC high impact.
Pipa, elbow, socket, kotak sambung, clamp dan accessories lainnya harus sesuai yang satu
dengan
lainnya, yaitu tidak kurang dari diameter 19 - 25 mm.
Pipa flexible harus dipasang untuk melindungi kabel antara kotak sambung (T-Junction
box) dan armatur lampu.
Sedangkan pipa untuk instalasi penerangan dan kotak kontak dengan pipa konduit
uPVC, high impact conduit-heavy gauge, sekurangkurangnya diameter 19 - 25 mm.
Rak Kabel
Rak kabel yang dipakai untuk distribusi kabel listrik digunakan jenis cable tray yang
terbuat dari plat mild steel dengan ketebalan sekurang-kurangnya 2,0 mm, dan difinish hot
dip galvanis dilapisi oleh zinchromate harus tahan terhadap bahan kimia dan gas kimia.
Demikian pula untuk rak kabel yang berfungsi sebagai jalur kabel NYM untuk penerangan
dan kotak kontak, yang terbuat dari sheet steel dengan ketebalan sekurang-kurangnya 2,0
mm dengan difinish hot dip galvanized.

Pasal 3 Pengujian
Pengujian dilakukan dengan disaksikan oleh Konsultan Pengawas/MK dan disahkan oleh
lembaga yang berwenang meliputi :
Pengujian tahanan isolasi
Pengujian kekuatan tegangan impuls
Pengujian kenaikan suhu
LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

97
Pengujian kontinyuitas.

BABV
PEKERJAAN KOTAK KONTAK DAN SAKLAR

Pasal 1 Umum
Pekerjaan sistem kotak kontak dan saklar meliputi pengadaan semua bahan,
peralatan dan tenaga kerja, pemasangan instalasi, pengujian perbaikan selama masa
pemeliharaan dan pelatihan bagi calon operator. Sehingga seluruh sistem kotak kontak
dapat beroperasi dengan baik dan benar.

Pasal 3 Pengujian
Pengujian dilakukan dengan disaksikan oleh Konsultan Pengawas/MK dan disahkan oleh
lembaga yang berwenang meliputi :
Pengujian tahanan isolasi
Pengujian kekuatan tegangan impuls
Pengujian kenaikan suhu
Pengujian kontinyuitas.

BAB VI
PEKERJAAN PENANGKAL PETIR

Pasal 1 Umum
Pekerjaan sistem proteksi petir meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan
tenaga kerja, pemasangan instalasi, pengujian perbaikan selama masa pemeliharaan dan
pelatihan bagi calon operator. Sehingga seluruh sistem proteksi petir dapat beroperasi
dengan baik dan benar.

Pasal 2 Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi penyediaan, pengujian dan perbaikan selama masa
pemeliharaan dari sistem proteksi petir yang lengkap sesuai dengan spesifikasi teknik ini,
serta pengurusan ijin dari badan yang berwenang (Departemen Tenaga Kerja).

Pasal 3 Referensi
Pekerjaan harus dilakukan mengikuti standar dan peraturan yang berlaku dari
Jawatan Keselamatan Kerja atau standar/peraturan yang dikeluarkan dari pabrik.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

98
Pasal 4 Material
Material yang digunakan dalam sistem proteksi petir harus dalam keadaan baik dan
sesuai dengan yang dimaksudkan serta disetujui oleh Konsultan Pengawas/MK.
Daftar material, katalog dan shop drawing harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas/MK sebelum dilakukan pemasangan. Material atau alat-alat yang tidak sesuai
dengan spesifikasi teknik ini akan ditolak. Sistem proteksi petir yang dipakai adalah Sistem
non radio aktif atau elektrostatik atau EF sistem dengan radius 80 m.
Komponen - komponen yang dipakai adalah sebagai berikut : a. Terminasi Udara :
Terminal udara khusus untuk sistem proteksi petir eksternal atau EF sistem radius 80
meter, yang dimaksudkan untuk menetralisir awan bermuatan disekitar bangunan gedung
dan menangkap sambaran petir bila terjadi petir.
Penghantar / konduktor penyalur :
Terdiri dari dua macam, yaitu penghantar horizontal yang menghubungkan secara listrik
antara terminal udara dan penghantar / konduktor penyalur vertikal (down conductor) yang
menghubungkan secara listrik antara terminal udara dan elektroda pembumian.
Proteksi petir ini harus menjamin dapat mentransfer dengan aman energi kilat dari
"terminal udara" ke bumi. Untuk sistem tersebut digunakan jenis kabel yang sesuai dengan
rekomendasi dari pabrik pembuat terminal udara.
Sistem Pembumian
Terminal pembumian, terletak di dalam bak kontrol yang dilengkapi dengan elektroda
pembumian, bak kontrol diperlukan untuk pengujian tahanan pembumian secara berkala

Elektroda Pembumian :
Elektroda pembumian, terbuat dari Copper Rod pejal dengan diameter tidak kurang
dari 20 mm dan panjang sekurang – kurangnya 6.000 mm dan harus dimasukan ke dalam
tanah secara vertikal dan harus diperoleh tahanan pembumian setinggi – tingginya 5 Ohm.

Pasal 6 Pengujian
Untuk mengetahui baik atau tidaknya sistem proteksi petir yang dipasang, maka harus
diadakan pengujian terhadap instalasi sistem maupun pembumiannya. Pengujian yang
harus dilakukan :
Pengujian tahanan pembumian.
Ukuran tahanan dari pembumian dengan menggunakan metoda standar.
Pengujian kontinyuitas.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

99
Pasal 7 Contoh
Kontraktor harus menyerahkan contoh dari bahan-bahan yang akan digunakan/dipasang,
yaitu paling tidak penghantar dan elektroda pembumian yang diminta dalam persyaratan.
Semua biaya berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian contoh-contoh bahan ini
adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Pasal 8 Pemeriksaan
Sistem proteksi petir akan diperiksa oleh Konsultan Pengawas/MK untuk memastikan
dipenuhinya spesifikasi teknis ini. Semua bagian dari instalasi ini harus diperiksa oleh
Konsultan Pengawas/MK terlebih dahulu sebelum ditutup atau tersembunyi. Setiap bagian
yang tidak sesuai dengan syarat - syarat spesifikasi teknis dan gambar-gambar harus seaera
diganti, tanpa biaya tambahan pada Pemilik Proyek.

Pasal 9 Surat ljin


a. Kontraktor harus mempunyai SPJT — Surat Penanggung Jawab Teknik golongan C
yang dikeluarkan oleh Assosiasi Kontraktor AKLI (Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia).
Kontraktor harus sudah berpengalaman di dalam pemasangan proteksi petir ini,
dibuktikan dengan memberikan daftar proyek-proyek yang sudah pernah dikerjakan

Pasal 10 Daftar Bahan/Material


Untuk semua bahan/material yang ditawarkan, maka Kontraktor wajib mengisi
daftar bahan/material yang menyebutkan merk, tipe, kelas lengkap dengan brosur/katalog
yang dilampirkan pada waktu tender.
Tabel daftar bahan/material ini diutamakan untuk komponen-komponen yang berupa
barang-barang produksi.
Apabila pada spesifikasi teknis ini atau pada gambar disebutkan beberapa merk tertentu
atau kelas mutu (quality performance) dari bahan / material atau komponen tertentu
terutama untuk bahan-bahan/material-material listrik utama, maka Kontraktor wajib
melakukan didalam penawarannya material yang dalam taraf mutu/pabrik yang disebutkan
itu.
Apabila nanti selama proyek berjalan terjadi, bahwa material yang disebutkan pada tabel
material tidak dapat diadakan oleh Kontraktor, yang diakibatkan oleh sesuatu alasan yang
kuat dan dapat diterima Pemilik, Konsultan Pengawas/MK dan Konsultan Perancang, maka
dapat dipertimbangkan penggantian merk/tipe dengan suatu sangksi tertentu kepada
Kontraktor.
LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

100
BAB VII
PEKERJAAN SISTEM PEMBUMIAN

Pasal 1 Bangunan Gedung


Seluruh bagian-bagian besi dalam bangunan harus dibumikan (grounded) secara baik,
dengan cars menghubungkannya kepada bare copper conductor pembumian yang telah
tersedia, yaitu semua frame konstruksi bangunan baja dan peralatan logam lainnya.
Hubungan antara bagian yang tetap dan yang bergerak (pintu-pintu) dilakukan dengan pita
tembaga fleksibel (braided copper wire), yang harus dilindungi dari gangguan mekanis.
Semua sambungan-sambungan pada sistem pembumian harus dilakukan dengan baut dari
campuran tembaga. Elektroda pembumian terbuat dari batang tembaga diameter 5/8" dan
harus ditanam sekurang-kurangnya sedalam 6 m, sehingga dapat diperoleh tahanan
pembumian setinggi-tingginya 2 Ohm.

Pasal 2 Peralatan Logam Lainnya


Sistem pembumian peralatan-peralatan dari bahan logam (panel-panel, housing peralatan,
rak kabel, pintu-pintu besi, tangki-tangki logam dan lain-lain) harus dihubungkan pada
elektroda pembumian baik secara terpadu atau secara terpisah (individual).
Elektroda pembumian terbuat dari batang tembaga diameter 5/8" dan harus ditanam
sekurang-kurangnya sedalam 6 m, sehingga dapat diperoleh tahanan pembumian setinggi-
tingginya 2 Ohm. Untuk peralatan-peralatan yang terletak di lantai atas, dapat dibuat
hubungan pembumian terpadu, yaitu dengan mengikuti standar-standar yang berlaku dalam
PUIL 2000.
Ketentuan-ketentuan yang harus diikut antara lain sebagai berikut :

Penampang Konduktor daya Penampang Konduktor


pembumian (mm2)
yang
<= 10 6 mm2

16 mm2 10 mm2

35 mm2 16 mm2

70 mm2 50 mm2
LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

101
120 mm2
70 mm2

95 m
> = 150 mm2

MASA PEMELIHARAAN DAN JAMINAN

Masa pemeliharaan untuk seluruh Alat Set yang di supply dan dipasang adalah
selama 6 (Enam) bulan, terhitung sejak penyerahan pekerjaan untuk yang pertama kalinya.
Dalam masa pemeliharaan ini segala kerusakan peralatan yang mungkin timbul menjadi
tanggung jawab penuh dari Pemborong yang bersangkutan.

Jaminan (garansi) untuk seluruh Instalasi Generating Set yang dipasang adalah selama 12
(dua belas) bulan, terhitung sejak penyerahan pekerjaan untuk yang kedua kalinya. Selama
masa jaminan, segala kerusakan peralatan mungkin timbul, Pemborong wajib memperbaiki
dan suku cadang yang diperlukan akan dibayar oleh Pemberi Tugas.

LAIN-LAIN
Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan, walaupun tidak digambarkan atau
disebutkan dalam Spesifikasi ini, harus dilengkapi oleh Pemborong, sehingga instalasi
dapat bekerja dengan baik dan v dapat dipertanggung jawabkan tanpa tambahan biaya.
Pemborong harus meminta ijin-ijin yang mugkin diperlukan untuk pemasangan Diesel
Generating Set dengan biaya dari Pemborong.
Equipment yang disupply harus dilengkapi Factory test report.

Untuk Keaslian equipment, harus dilengkapi sertificate of origin for engine and alternator
from same country.

PENGUJIAN/TESTING

Ketentuan Umum

Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji sehingga mencapai hasil baik dan
bekerja sempurna sesuai persyaratan LMK, PLN dan pabrik. Bilamana diperlukan bahan-
bahan instalasi atau peralatan dapat diminta oleh Direksi untuk diuji ke Laboratorium atas
tanggungan biaya Pemborong.

Tahap Pengujian

Pengujian Instalasi Kabel Feeder.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

102
Semua kabel Feeder harus harus ditest isolasinya sehingga memenuhi persyaratan LMK
dan PLN.

Tahanan tanah harus diuji sehingga memenuhi persyaratan PLN atau lebih kecil 0,5
Ohm.

Dan pengujian lainnya yang disyaratkan oleh PLN.

Semua pengujian harus disaksikan oleh Direksi dengan dibuat laporan tertulis.

Testing dari pada Sistim Instalasi Listrik


Pada waktu instalasi telah selesai, sistim listrik yang dipasang harus ditest dan
mendapat pengesahan dari PLN (sampai dengan goodkeur oleh PLN).
Instalasi listrik penerangan maupun tenaga siap terpasang.

Siapkan alat-alat ukur, merger 0,6/l KV.

Pengukuran Untuk Instalasi Penerangan.

1. Hubungan ke armature diputuskan dengan mematikan


saklar yang berhubungan ke lampu-lampu maupun ke alat.
M.C.B ( Mini Circuit Breaker ) di panel dalam posisi off.
Pengukuran dilakukan setiap group maupun phase serta arde.
Untuk pengukuran instalasi penerangan tahanan kawat (sesuai PUIL 1987, pasal 251).
Setiap menunjukan hasil pengukuran tahanan kawat dibuatkan daftar.
Diwaktu pengukuran dilaksanakan, sumber daya dari PLN maupun genset tidak boleh
dimasukkan.
E PengetesanTerhadap Armature/Lampu Penerangan.
Jangka waktu pengetesan 7 x 24 jam.
Lampu dinyalakan secara terus-menerus.
Pengujian dapat dilakukan secara random dan secara keseluruhan.
Pengukuran Untuk Instalasi Tenaga.
Hubungan ke equipment (alat) diputuskan dengan mematikan switch untuk alat itu.
Kontaktor maupun MCB untuk alat itu dalam posisi off.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

103
Pengukuran dilakukan setiap phase, serta arde.
Untuk pengukuran instalasi tenaga, tahanan kawat (sesuai PUIL 1987 pasal 251).
Setiap penunjukan hasil pengukuran tahanan kawat dibuatkan daftar.
Diwaktu pengukuran dilaksanakan, sumber daya dari PLN maupun genset tidak boleh
dimasukan.

Pengukuran Arde Induk.


Pemantekan pipa arde selesai dikerjakan serta kabel arde sudah ditanam.
Setiap alat ukur khusus untuk mengukur tahanan kawat dari arde.
Hasil pengukuran dari pada tahanan kawat dari pada arde harus (sesuai PUIL 2000 pasal
330 B.L).

Dibuatkan daftar pengukuran.

BAB IX

INSTALASI TATA UDARA (AC)

UNIT AIR CONDITIONING, SPLIT AIR COOLED

Skope

Uraian Kerja

Spesifikasi ini menjelaskan mengenai unit air conditioning split air cooled. Tugas
kontraktor adalah melakukan suplai, pemasangan, pengetesan, pemeliharaan selama masa
garansi unit-unit AC tersebut, sesuai dengan uraian dalam spesifikasi ini.

Hubungan dengan Spesifikasi lainnya

Spesifikasi instalasi ducting


Spesifikasi pemipaan
Spesifikasi isolasi
Spesifikasi peredam getaran.

Sistim yang dikehendaki

Air Cooled Split berupa tipe ceiling cassette dan wall mounted

Temperatur dalam Ruang

Ruang Kerja
TR
M = 24OC ± 2OC
LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

104
RH = 50% - 60%

Komponen utama setiap Unit AC harus terdiri paling tidak :

Outdoor Unit :
Compressor
Air Cooled Condenser
Condenser fans
Fan Motor
Auxiliary Component

Indoor Unit :
Cooling Coil
Cooling Coil Fan
Auxiliary Component
Air Filter

Kompressor

Kompressor yang dipakai reciprocating compressor jenis hermetic atau semi hermetic atau
jenis scroll compressor, dan harus terpasang pada frame
dengan memakai spring vibration isolator. Unit las an or harus dilengkapi dengan :
Thermal & current sensitive overload divice untuk proteksi las an or.
Valve pada bagian discharged dan suction.

Condenser
Air cooled condenser dari pipa copper dengan fin dari aluminium. Condensing unit cabinet
harus tahan cuaca luar terbuat dari BJLS dan dicat dengan baked enamel, dengan warna
ditentukan kemudian.

Condenser Fan
Condenser fan harus dari jenis propeller dan harus balans baik statis maupun dinamis serta
harus dikopel secara langsung dengan motor listrik. Condenser fan harus diproteksi dengan
wire guard (standard pabrik).

Condenser Fan Motor


Fan motor condenser harus :
Totally enclosed air cooled
Weather proof
- Bearing pada motor listrik dilengkapi dengan sistim pelumasan secara permanent.

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

105
Cooling Coil

Cooling coil terpasang pada indoor unit adalah jenis direct expansion (DX) terbuat
dari pipa copper dengan memakai fin dari aluminium. Expansion valve terpasang pada
cooling coil distributor dan expansion valve sensor bulb harus terikat pada suction line
untuk refrigerant control.
Fan coil unit juga dilengkapi dengan sight glass, solenoid valve, filter dryer dan oil trap.
Drain Pan

Drain pan terpasang pada indoor unit untuk condensate drain. Drain pan harus
diisolasi pada bagian bawahnya untuk mencegah kondensasi. Material drain pan harus
terbuat dari material anti karat. Setiap unit in-door harus dilengkapi drain pump.

Cooling Coil Fan

Fan yang dipakai harus dari jenis centrifugal type dengan double inlet serta sudah
berbentuk forward curved blade dari aluminium. Roda fan harus balans baik statis maupun
dinamis.

Rumah fan harus terbuat dari galvanized steel. Fan harus bisa mengatasi air filter, cooling
coil, damper pada kapasitas aliran udara yang dikehendaki.

Cooling Coil Fan Motor :

Fan motor harus mempunyai sistim pelumasan secara permanen pada


bearingbearingnya. Motor untuk fan harus dilengkapi dengan adjustable pulley. Motor
listrik harus built in pabrik terpasang di dalam indoor unit.

Sistim Kontrol dan Proteksi :

Sistim las an harus built in pabrik dan dirangkai, ditest di pabrik pembuat.
Sistim las an untuk AC unit terdiri dari dan tidak terbatas pada :
Compressor motor overload protection
High-low pressure cut outs

Fan motor relay

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

106
Starting & running capacitors

Time delay relay untuk mencegah las an or terhadap stering start/stop

Control Circuit fuse dan terminal block.

Sistim las an dilengkapi dengan.


Thermostat yang dilengkapi dengan on/off switch, pilot lamp (s), cooling coil fan speed
controller.

Sistim start/stop untuk AC unit memungkinkan untuk dilakukan remote on/off


dan signal of operating/foult.

Setiap unit AC yang disuplai dari pabrik telah diisi dengan Refrigerant (Refrigerant R-
22).

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

107
DAFTAR MATERIAL

Material-material atau komponen-komponen sistem yang termasuk di dalam Material List


di bawah ini merupakan satu kesatuan dari keseluruhan persyaratan teknis dan Pemborong
atau Peserta Lelang di dalam penawarannya atau dalam pelaksanaannya tidak
diperbolehkan untuk mengganti merk/produk diluar yang tertera di dalam Material List
dengan alasan apapun.

NO. MATERIAL /PERALATAN MERK/PRODUK NEGARA ASAL

LANTAI
1 GRANIT 60 x 60 Polish/Unpolish Homogeneus Tile -
2 LANTAI TOILET 60/60 Unpolish Homogeneus Tile -
3 DINDING TOILET 60/60 Polish Homogeneus Tile -

-
TOILET

1 KLOSET DUDUK Keramik Biasa


2 Kloset Jongkok TOTO
2 WASTAFEL TOTO

3 ASESORIS
4 URINOIR TOTO
Partisi & Plafond

Dinding Partisi Kalsiboard

Jaya Boards
Knaf
SISTEM PLUMBING
1. POMPA AIR BERSIH - Grundfoss - Denmark

- Wilo - Jerman

- Regent - Australia

- Terall - Jepang

- Grundfoss - Denmark

- ITT-Lowara - Italy
LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

108
- Terall - Jepang

3. POMPA JET PUMP - Grundfoss - Denmark

- Sanyo - Jepang

- Terall - Jepang

4. STP MINI -PT.Bestindo - Indonesia

- Fransa Ritirta - Indonesia

- Indonesia
- PT.Bioseptic

- Biotech
- Indonesia
- ATP-TORO - Italy
- Fusiotherm
- German
- Wavin Tigris
- Indonesia
- Green

5. PEMIPAAN

1. Pemipaan Air Bersih

Bahan : Poly Propeline Random

NO. PERALATAN MERK/PRODUK NEGARA ASAL

2. Pemipaan Air Kotor, bekas &


- Wavin - Indonesia
hujan

PVC, klas 10 kg/cm2 - Rucika - Indonesia

- Pralon - Indonesia

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

109
6. VALVE-VALVE

a. Gate Valve, Check Valve - Kitz - Jepang

& Strainer - Honeywell - USA

- Toyo - Jepang

b. Presure Reducing Valve - Watt - USA

- KKK - Jepang

- Singer - Canada

- Cla Val - USA

c. Floating Valve - Yuta - Jepang

- Nakajima - Jepang

- Honeywell - USA

d. Foot Valve - Watt - USA

- Yoshitake - Jepang

7. FLEXIBLE CONNECTION - Proco - Jepang

- Tozen - Jepang

- Socla - Jepang

8. PRESSURE GAUGE - Nagano - Jepang

- Sika - Jepang

3. PEMIPAAN & ISOLASI PIPA

a. Pemipaan

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

110
Bahan : Galvanized Steel Pipe - Bakri - Indonesia

- PPI - Indonesia

- Krakatau Steel - Indonesia

b. Pemipaan Refrigerant - Crane - Australia

Bahan : Copper Tube, klas K - Kembla - Australia

- Elgin

c. Pemipaan Drain - Rucika - Indonesia

Bahan : PVC, klas AW (10 - Wavin - Indonesia


kg/cm2)

- Pralon - Indonesia

d. Isolasi Pipa - Armaflex - Malaysia

Bahan : elastomeric rubber - Aeroflex - Thailand

Close cell - Thermaflex - Thailand

- Insuflex - Malaysia

Vibration Mounting - Proco - Jepang


e.

- Tozen - Jepang

- VSC - Amerika

f. Pressure Gauge - Saginomiya - Jepang

- Nagano - Jepang

g. Thermometer - Sika - Australia

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

111
- Hunter - Amerika

DUCTING & ACCESSORIES


h.

a.
Ducting - Lockform - Indonesia

Bahan : Galvanized sheet - PPI - Indonesia

- Fumira - Indonesia

b. Isolasi Ducting - APIC - Indonesia

Bahan : Fibre glass, long fiber - Parawool - Indonesia

- AB wool - Indonesia

c. Alluminium Foil - Thermofoil - Australia

: double side, fire


Tipe retardant - Harvifoil - New Zealand

- Insfoil - Lokal

- AB foil - Malaysia

d. Alluminium Tape - Instape - Amerika

- Idenden - Inggris

- AB Tape - China

e. Flexible Round Duct - DEC - Netherland

Tipe : fabricated insulation - Bradford - Australia

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

112
NO. PERALATAN MERK/PRODUK NEGARA ASAL

V. SISTEM LISTRIK &


PENANGKAL PETIR

1. PANEL TEGANGAN RENDAH

Panel-panel : PHBUTR, SDP, PP &


LP

- Komponen utama - ABB - Italia

ACB, MCCB,MCB, OV,UV, RP, - Siemens - Jerman


RCR

- Hager - Perancis

- Merlin Gerin - Perancis

- Aksesoris Pendukung - ABB - Swedia

Indicator, Push Button, etc - Omron - USA

- Siemens - Jerman

- Telemeqanicue - Perancis

- Heles - Jerman

- Socomec - Perancis

- Pembuat Panel (Panel maker) - Panapanel - Indonesia

Form 2A standard - Panelindo MAS - Indonesia

- Simetri - Indonesia

- Himalaya - Indonesia

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

113
- Cejete Industira - Indonesia
- Schneider - Indonesia

Indonesia

- Uni Makmur - Indonesia

NO. PERALATAN MERK/PRODUK NEGARA ASAL

4. KAPASITOR BANK

- Komponen - CLMD - Thailand

- Siemens - German

- Nokian - Finlandia

- Lifasa - Spanyol

Pembuat Panel (Panel Maker) - Panapanel - Indonesia

- Panelindo MAS - Indonesia

- Simetri - Indonesia

- Himalaya - Indonesia

- Cejete Industira - Indonesia

- Schneider - Indonesia
Indonesia

- Uni Makmur - Indonesia

5. KABEL FIRE RESISTANT - Fuji - Jepang

- Sumitomo - Jepang
LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

114
- Pirelli - Italia

- Wilson - Singapore

6. KABEL TRAY DAN LADDER - Trias - Indonesia

- Three Star - Indonesia

- Interack - Indonesia

- Tri Abadi - Indonesia

NO. PERALATAN MERK/PRODUK NEGARA ASAL

7. KABEL KONDUIT, JOINT, T- - Ega - UK


DUSH,

Inbouwdoos - Clipsal - Australia

- Double-H - USA

8. SAKELAR DAN STOP KONTAK - Legrand - Perancis


DINDING

Tipe : Cosmo Mega, Mozaic, 9088 - Clipsal - Australia

- Hager - Perancis

- MK - UK

- Berker - German

9. GENERAL & OFFICE LIGHTING

a. Komponen Lampu

- TL, LED, SPot, DL,HALOGEN - Philips - Indonesia

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

115
- Osram - Indonesia

- GE - Indonesia

- Ballast Elektro Magnetic - Philips - Netherland/china

- Osram - Jerman/China

- GE - USA/China

- Helvar - UK

KETENTUAN TAMBAHAN

1. Selain Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, semua ketentuan Administrasi, Pemeriksaan
Bahan dan Mutu Pelaksanaan serta Ketentuan Lain dari pemeriksaan yang menyangkut
pelaksanaan pekerjaan ini, termasuk pula sebagai syarat-syarat yang harus dipenuhi dan
ditaati.
2. Semua bahan yang akan digunakan harus melalui persetujuan Direksi dengan terlebih
dahulu menunjukkan contohnya atau menggunakan Surat Keterangan Persetujuan terutama
bahan-bahan Produksi Industri yang mempunyai banyak jenis Merk.
3. Semua akibat yang timbul dari pelaksanaan yang keliru, menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

Manado, Maret 2019

PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

Dr. ALAIN F. BEYAH


NIP. 19820129 2009031 001

LABORATORIUM RSUD MARIA WALANDA MARAMIS

116

Anda mungkin juga menyukai