Anda di halaman 1dari 155

.

RENCANA KERJA
dan SYARAT-
SYARAT (RKS)

RENCANA KERJA dan SYARAT-SYARAT

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


.

SYARAT-SYARAT TEKNIS

Keterangan :
Syarat-syarat teknis ini disusun berdasar jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan, dengan mempertimbangkan:
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan
digunakannya produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional yang
terbaru;
3. Dipertimbangkan berdasar kriteria logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
4. Telah disesuaikan terhadap Jadual waktu pelaksanaan sesuai dengan metoda
pelaksanaan;
5. Macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan;
7. Syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;

RENCANA KERJA dan SYARAT – SYARAT (RKS)

STRUKTUR

PASAL 1. SYARAT-SYARAT UMUM

1.1 Umum
Untuk dapat memahami dengan sebaik baiknya seluruh seluk beluk
pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh
gambar pelaksanaan beserta uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan
seperti yang akan diuraikan dalam buku ini.
Bila terdapat ketidakjelasan dan atau perbedaan dalam gambar dan uraian
ini. Kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada
perencana/Pengawas untuk mendapatkan penyelesaian.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


1.2 Lingkup Pekerjaan
Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat alat kerja yang dibutuhkan
dalam melaksanakan pekerjaan ini serta mengamankan, mengawasi dan
memelihara bahan bahan, alat kerja maupun hasil pekerjaan selama masa
pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan dapat selesai dengan
sempurna.

1.3 Sarana Kerja


Kontraktor wajib memasukkan Jadwal Kerja yang disetujui oleh Pengawas
dalam waktu paling lambat 1 (satu) minggu setelah ditunjuk Sebagai
Pelaksana Pembangunan, pemborong harus membuat:
a. Jadwal Waktu (Time Schedule) pelaksanaan secara rinci yang
diagambarkan melalui Barchart dan Network Planning.
b. Jadwal pengadaan Tenaga Kerja.
c. Jadwal pengadaan bahan/material.
Kontraktor juga wajib memasukkan identifikasi dari tempat kerja, nama,
jabatan dan keahlian masing masing anggota pelaksana pekerjaan, serta
inventarisasi peralatan yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan ini.
Kontraktor wajib menyediakan tempat penyimpanan bahan/ material di
tapak yang aman dari segala kerusakan, kehilangan dan hal-hal yang dapat
mengganggu pekerjaan lain. Semua sarana yang digunakan harus benar
benar baik yang memenuhi persyaratan kerja, sehingga kelancaran dan
memudahkan kerja di tapak dapat tercapai.

1.4 Gambar-gambar Dokumen


a. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar-
gambar yang ada (Arsitektur, Struktur, Lanskap, Mekanikal/Elektrikal)
dalam Buku Uraian Pekerjaan ini, maupun perbedaan yang terjadi akibat
keadaan di tapak, kotraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada
Pengawas secara tertulis untuk mendapatkan keputusan pelaksanaan di
tapak setelah Pengawas berunding terlebih dahulu dengan perencana.
Ketentuan tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh kontraktor
untuk memperpanjang waktu pelaksanaan.
b. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi,
dalam keadaan selesai terpasang.
c. Mengingat masalah ukuran ini sangat penting, kontraktor diwajibkan
memperhatikan dan meneliti terlebih dahulu semua ukuran yang

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


tercantum seperti, peil-peil, ketinggian, lebar, ketebalan, luas
penampang, dan lain lain sebelum memulai pekerjaan. Bila ada
keraguan mengenai ukuran atau bila ada ukuran yang belum tercantum
dalam gabar kontraktor wajib melaporkan hal tersebut secara tertulis
kepada Pengawas memberikan keputusan ukuran mana yang akan
dipakai dan dijadikan pegangan setelah berunding dulu dengan
Perencana.
d. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah atau mengganti ukuran
ukuran yang tecantum didalam gambar pelaksanaan tanpa
sepengetahuan Pengawas. Bila Hal tersebut terjadi, segala akibat yang
akan menjadi tanggungjawab Kontraktor baik dari segi biaya maupun
waktu.
e. Kontraktor harus selalu menyediakan dengan lengkap masing
masing dua salinan, segala gambar-gambar spesifikasi teknis, addenda,
berita-berita perubahan dan gambar gambar pelaksanaan yang telah
disetujui di tempat pekerjaan. Dokumen-dokumen ini harus dapat dilihat
Pengawas dan Direksi disetiap saat sampai dengan serah terima kesatu,
dokumen-dokumen tersebut akan didokumentasikan oleh Pemberi
Tugas.

1.5 Gambar-gambar Pelaksanaan dan Contoh Contoh


a. Gambar-gambar pelakasanaan dan (shop drawing) adalah gambar
gambar, diagram, ilustrasi, jadwal, brosur atau data yang harus
disiapkan kontraktor atau Sub kontraktor, suplier atau produsen yang
menjelaskan bahan-bahan atau sebagian pekerjaan.
1. Shop drawing harus dibuat oleh kontraktor dan
pembuatannya harus sesuai gambar kerja serta disampaikan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.
2. Pekerjaan Pelaksanaan belum dapat dimulai sebelum
mendapat persetujuan Pengawas.
3. Persetujuan terhadap gambar pelaksanaan bukan berarti
menghilangkan tanggungjawab terhadap pelaksanaan pekerjaan
tersebut. Keterlambatan atas proses pembuatan Shop Drawing ini
tidak berarti Pemborong mendapat perpanjangan waktu.
4. Shop Drawing tersebut harus dibuat rangkap 5 (lima) berikut
aslinya/kalkirnya dan emua biaya menjadi tanggungjawab
pemborong.
b. Contoh-contoh adalah benda-benda yang disediakan kontraktor
untuk menunjukkan bahan, kelengkapan dan kualitas kerja. Ini akan

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


dipakai oleh Pengawas untuk menilai pekerjaan, setelah disetujui
terlebih dahulu oleh konsultan perencana.
c. Kontraktor akan memeriksa, menendatangani persetujuan dan
menyerahkan segera semua gambar-gambar pelaksanaan dan contoh
contoh yang disyaratkan dalam dokumen kontrak atau oleh Pengawas.
Gambar-gambar Pelaksanaan dan contoh-contoh harus diberi tanda-
tanda sebagaimana ditentukan Pengawas. Kontraktor harus
melampirkan keterangan tertulis mengenai setiap perbedaan dengan
Dokumen Kontrak jika ada hal-hal yang demikian.
d. Dengan menyetujui dan menyerahkan gambar-gambar pelaksanaan
atau contoh-contoh dianggap kontraktor telah meneliti dan
menyesuaikan setiap gambar atau contoh tersebut dengan dokumen
kontrak.
e. Pengawas dan Perencana akan memeriksa dan menolak atau
menyetujui gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh dalam
waktu sesingkat-singkatnya, sehingga tidak mengganggu jalannya
pekerjaan dengan mempertimbangkan syarat-syarat dalam Dokumen
kontrak dan syarat-syarat keindahan.
f. Kontraktor akan melakukan perbaikan-perbaikan yang diminta
Pengawas dan menyerahkan kembali segala gambar–gambar
pelaksanaan dan contoh contoh sampai disetujui.
g. Persetujuan Pengawas terhadap gambar-gambar pelaksanaan dan
contoh-contoh, tidak membebaskan kontraktor dari tanggungjawabnya
atas perbedaan dengan dokumen kontrak, apabila perbedaan tersebut
tidak diberitahukan secara tertulis kepada Pengawas.
h. Semua pekerjaan yang memerlukan gambar-gambar pelaksanaan
atau contoh-contoh yang harus disetujui Pengawas dan Perencana, tidak
boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan tertulis dari Pengawas dan
Perencana.
i. Gambar-gambar pelaksanaan atau contoh-contoh harus dikirim
kepada Pengawas dalam dua salinan, Pengawas akan memeriksa dan
mencantumkan tanda-tanda “Telah Diperiksa Tanpa Perubahan”
atau” Telah Diperiksa Dengan Perubahan” atau “Ditolak”. Satu
salinan ditahan oleh Pengawas untuk arsip sedangkan yang kedua
dikembalikan kepada kontraktor untuk dibagikan atau diperlihatkan
kepada Sub Kontraktor atau yang bersangkutan lainnya.
j. Sebutan katalog atau barang cetakkan, hanya boleh diserahkan
apabila menurut Pengawas hal-hal yang sudah ditentukan dalam
katalog atau barang cetakan tersebut sudah jelas dan tidak perlu

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


dirubah. Barang cetakan ini harus diserahkan dalam dua rangkap untuk
masing masing jenis dan diperlakukan sama seperti butir di atas.
k. Contoh-contoh yang disebutkan dalam spesifikasi teknis harus
dikirimkan kepada Pengawas dan Perencana.
l. Biaya pengiriman gambar-gambat pelaksanaan, contoh-contoh,
katalog-katalog kepada Pengawas dan Perencana menjadi tanggungan
kontraktor.
m. Gambar Sesuai Terlaksana (as-built-drawing) harus dibuat oleh
pemborong dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Gambar Sesuai Terlaksana dibuat dan diserahkan pada akhir
pekerjaan dan harus sesuai dengan hasil pekerjaan terpasang.
2. Gambar Sesuai Terlaksana harus disetujui oleh Pengawas, dan
diserahkan dalam rangkap 5(lima) berikut aslinya/kalkirnya dengan
biaya keseluruhan ditanggung Pemborong.

1.6 Jaminan Kualitas


Kontraktor menjamin pada Pemberi Tugas dan Pengawas, bahwa semua
bahan dan perlengkapan untuk pekerjaan ini adalah sama sekali baru,
kecuali ditentukan lain, serta Kontraktor menyetujui bahwa semua pekerjaan
dilaksanakan dengan baik, bebas dari cacat teknis dan estetis serta sesuai
dengan dokumen kontrak.
Apabila diminta, kontraktor sanggup memberikan bukti bukti mengenai hal
hal tersebut dalam butir ini.
Sebelum mendapat persetujuan dari Pengawas bahwa pekerjaan telah
diselesaikan dengan sempurna, semua pekerjaan tetap menjadi
tanggungjawab kontraktor sepenuhnya.

1.7 Nama Pabrik/ Merk yang ditentukan


Apabila pada Spesifikasi Teknis Ini disebutkan nama pabrik/Merk dari satu
jenis bahan/komponen, maka kontraktor menawarkan dan memasang sesuai
dengan yang ditentukan. Jadi tidak ada alasan bagi Kontraktor pada waktu
pemasangan menyatakan barang tersebut sudah tidak terdapat lagi
dipasaran ataupun sukar didapat dipasaran.
Apabila Kontraktor telah berusaha untuk memesan namun pada saat
pemesananan bahan/merk tersebut tidak/sukar diperoleh, maka Perencana
akan menentuan sendiri alternatif merek lain dengan spesifikasi minimum
yang sama. Setelah 1 (satu) bulan menunjukan pemenang, kontraktor harus
memberikan kepeda Pemberi Tugas fotocopy dari pemesanan material yang

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


di impor pada agen ataupun importir lainnya, yang menyatakan bahwa
material material tesebut telah dipesan (order import).

1.8 Contoh-Contoh
Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau Wakilnya
harus segera disediakan atas biaya kontraktor dan contoh-contoh tersebut
diambil dengan jalan atau cara sedemikian rupa sehinga dapat dianggap
bahwa bahan atau pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai dalam
pelaksanaan pekerjaan nanti.
Contoh-contoh tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh pemberi tugas
atau wakilnya untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan-bahan
atau cara pengerjaan yang dipakai tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas
maupun sifatnya.

1.9 Subtitusi
a. Produk yang disebutkan nama pabriknya:
Material Peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan nama
pabriknya dalam RKS, Kontraktor harus melengkapi produk yang
disebutkan dalam Spesifikasi Teknis, atau dapat mengajukan produk
pengganti yang setara, disertai data data yang lengkap untuk
mendapatkan persetujuan Konsultan Perencana sebelum pemesananan.
b. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya:
Material Peralatan, perkakas, aksesoris yang tidak disebutkan nama
pabriknya dalam Spesifikasi Tekni, Kontraktor harus mengajukan secara
tertulis nama negara dari pabrik yang menghasilkannya. Katalog dan
selanjutnya menguraikan data yang menunjukkan secara benar bahwa
produk yang dipergunakan adalah sesuai dengan spesifikasi teknis dan
kondisi proyek untuk mendapatkan persetujuan.

1.10 Material dan Tenaga Kerja


Seluruh peralatan, material yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus
baru, dan meterial harus tahan terhadap iklim tropik. Seluruh pekerjaan
harus dilaksanakan dengan cara yang benar dan setiap pekerjaaan harus
mempunyai ketrampilan yang memuaskan, dimana latihan khusus bagi
pekerja sangat diperluan dan kontraktor harus melaksanakannya.
Kontraktor harus melengkapi Surat Sertifikat yang sah untuk setiap personal
ahli yang menyatakan bahwa personal tersebut telah mengikuti latihan-
latihan khusus ataupun mempunyai pengalaman-pengalaman khusus dalam
bidang ahli masing-masing.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


1.11 Klausul disebutkan kembali
Apabila dalam dokumen tender ini ada klausul-klausul yang disebutkan
kembali pada butir lain, maka ini bukan berarti menghilangkan butir
tersebut tetapi dengan pengertian lebih menegaskan masalahnya.
Jika terjadi hal yang saling bertentangan antar gambar satu terhadap
spesifikasi teknis, maka diambil sebagai patokan adalah yang mempunyai
bobot teknis dan atau yang mempunyai bobot biaya yang paling tinggi.
Pemilik proyek dibebaskan dari patent dan lain lain untuk segala “ atau
tuntutan terhadap hak-hak khusus seperti patent dan lain lain.

1.12 Koordinasi Pekerjaan


Untuk kelancaran pekerjaan ini, harus disediakan koordinasi dari seluruh
bagian yang telibat didalam proyek ini.
Seluruh aktifitas yang menyangkut dalam proyek ini, harus diikoordinir lebih
dahulu agar gangguan dan konflik satu dengan lainnya dapat dihindarkan.
Melokalisasi/memerinci setiap pekerjaan sampai dengan detil untuk
menghindari ganguan konflik, serta harus mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.

1.13 Perlindungan terhadap orang, harta benda, dan Pekerjaan


a. Perlindungan terhadap milik umum:Kontraktor harus menjaga jalan
umum, jaln kecil dan jalan bersih dari alat-alat mesin, bahan-bahan
bangunan dan sebagainnya serta memelihara kelancaran lalu lintas,
baik bagi kendaraan maupun pejalan kaki selama kontrak berlangsung.
b. Orang-orang yng tidak berkepentingan.
Kontraktor harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan
memasuki tempat pekerjaan.
c. Perlidungan terhadap bangunan yang ada:
Selama masa-masa pelaksanaan kontrak, Kontraktor bertanggung
jawab penuh atas segala kerusakan bangunan yang ada, utilitas, jalan-
jalan, saluran-saluran pembuangan dan sebagainya di tempat
pekerjaan, dan kerusakan kerusakan sejenis yang disebabkan operasi
Kontraktor, dalam arti kata luas. Itu semua harus diperbaiki oleh
kontraktor hingga dapat diterima Pemberi Tugas.
d. Penjagaan dan perlindungan pekerjaan:
Kontraktor bertanggungjawab penuh atas penjagaan, penerangan dan
perlindungan terhadap pekerjaan yang dianggap penting selama
pelaksanaan Kontrak, siang dan malam. Pemeberi Tugas tidak

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


bertanggungjawab terhadap Kontraktor dan Sub kontraktor, atas
kehilangan atau kerusakan bahan-bahan bangunan dan peralatan atau
pekerjaan yang sedang dalam pelaksanaan.
e. Kesejahteraan, Keamanan, dan Pertolongan pertama.
Kontraktor harus mengadakan dan memelihara fasilitas kesejahteraan
dan tindakkan pengamanan yang layak untuk melindungi para pekerja
dan tamu yang datang kelokasi. Fasilitas dan tindakan pengamanan
seperti disyaratkan harus memuaskan Pemberi Tugas dan juga harus
menurut (memenuhi) ketentuan Undang-undang yang berlaku pad
waktu itu. Di lokasi pekerjaan Kontraktor wajib mengadakan
perlengkapan yang cukup untuk pertolongan pertama yang mudah
dicapai . Sebagai tambahan hendaknya di setiap site ditempatkan
paling sedikit seorang petugas yang telah dilatih dalam soal-soal
mengenai pertolongan pertama.
f. Gangguan pada tetangga:
Segala pekerjaan yang menurut Pemberi Tugas mungkin akan
menyebabkan adanya gangguan pada penduduk yang berdekatan,
hendaknya dilaksanakan pada waktu-waktu sebagaimana Pemberi
Tugas akan menentukannya dan tidak akan ada tambahan, yang
mungkin ia keluarkan.

1.14 Peraturan Hak Patent


Kontraktor harus melindungi pemilik (Owner) terhadap semua “Claim” atau
tuntutan, biaya atau kenaikan harga karena bencana, dalam hubungan
dengan merek dagang atau nama produksi, hak cipta pada semua material
dan peralatan yang dipergunakan dalam proyek.

1.15 Iklan
Kontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun didalam
sempadan (batas) site atau ditanah yang berdekatan tanpa seijin dari pihak
Pemberi Tugas.

1.16 Peraturan Teknis Yang digunakan


a. Dalam melaksanakan pekerjaan kecuali ditentukan lain dalam
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


ketentuan ketentuan di bawah ini termasuk segala perubahan dan
tambahannya:
1. Peraturan Umum tentang Pelaksanan Pembangunan di Indonesia
atau Algemene Voorwaarden voor de Uitvoering bij Aanneming van
Openbara Werken (AV) 1941.
2. Keputusan-keputusan dari Majelis Indonesia untuk Arbitrase Teknik
dari Dewan Teknik Pembangunan Indonesia. (DTPI)
3. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI-
03-2847-2002
4. Peraturan Umum dari Dinas Kesehatan Kerja Departemen Tenaga
Kerja.
5. Peraturan umum tentang Pelaksanaan Instalasi Listrik (PUIL) 1979
dan PLN setempat.
6. Peraturan Umum tentang pelaksanaan Instalasi Air Minum serta
Istalasi Pembuangan dan Perusahaan Air Minum.
7. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PPKI-NI-05-2002).
8. Peraturan Semen Portland Indonesia NI-08.
9. Peraturan Bata Merah Sebagai bahan bangunan.
10. Peraturan Muatan Indonesia.
11. Peraturan dan Ketentuan Lain yang dikeluarkan oleh
Jawatan/Instansi Pemerintah setempat yang bersangkutan dengan
masalah bangunan.
b. Untuk melaksanakan dalam butir tersebut di atas, berlaku dan
mengikat pula:
1. Gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang sudah
disyahkan oleh Pemberi Tugas termasuk juga Gambar-gambar detil
yang diselesaikan oleh Kontraktor dan sudah disyahkan atau disetujui
Direksi/Pengawas.
2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).
3. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
4. Berita Acara Penunjukkan
5. Surat Keputusan Pemimpin Proyek Tentang Penunjukkan Kontraktor.
6. Surat Perintah Kerja (SPK)
7. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.
8. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui.
9. Kontrak/Surat Perjanjian Pemborongan.

1.17 Photo Kegiatan

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


a. Photo kegiatan harus dibuat oleh pemborong sesuai arahan dari
Pengawas dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Tahap I pada saat pekerjaan 0%-25% (papan nama Kegiatan, Kondisi
LokasiPekerjaan,Persiapan Pondasi dan struktur)
2. Tahap II pada saat bobot pekerjaan 25% -50%
3. Tahap III pada saat bobot pekerjaan 50%-100% (.
b. Photo Kegiatan tersebut dibuat sebanyak 3 (tiga) set dilampirkan
bersama dengan laporan bulanan sesuai dengan pencapaian bobot
pekerjaan dan enagihan angsuran.
c. Photo setiap tahap ditempelkan pada album/map dengan
keterangan singkat dan penempatan dalam album harus disetujui
Pemberi Tugas serta Teknis penempelannya dalam album ditentukan
oleh Pengawas.
d. Untuk photo kondisi force majeure diambil sebanyak 3 (tiga) kali.

1.18 Penggunaan Persyaratan Teknis


Persyaratan Teknis ini disiapkan untuk menjadi Pedoman dalam Pelaksanaan
pekerjaan meliputi bangunan dan pekerjaan lainnya sebagai kesatuan yang
tidak terpisahkan, kecuali disebutkan lain. Maka setiap bab dalam
persyaratan ini, disesuaikan yang dinyatakan dalam gambar-gambar kerja.
Keterangan tambahan tertulis dan perintah dari Pengawas/Perencana
ataupun TBPK.

1.19 Penjelasan RKS dan Gambar


a. Penyedia Jasa Pemborongan wajib meneliti semua Gambar dan
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) termasuk tambahan dan
Perubahannya yan dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
(Aanvulling).
b. Bila gambar tidak sesuai dengan RKS maka yang mengikat dan
berlaku adalah RKS, bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang
lain, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar (lebih detil)
yang berlaku, begitu pula apabila dalam bestek (RKS) tidak dicantumkan
sedangkan dalam gambar ada, maka gambarlah yang mengikat.
c. Bila masih ada keraguan harus dikonsultasikan pada
Perencana/Pengawas, dan Pemborong harus mengikuti keputusannya.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


PASAL 2. LINGKUP PEKERJAAN

Yang dimaksud dengan pekerjaan pada proyek ini adalah Pembangunan Gedung.
Lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Struktur
3. Pekerjaan Arsitektur
4. Pekerjaan Lanscape
5. Pekerjaan Mekanikal Elektrikal Plumbing

Pekerjaan tersebut diatas harus selesai tepat waktu sesuai jadwal yang
ditentukan, dengan kualitas yang memenuhi ketentuan sebagaimana disyaratkan
dalam Surat Kontrak Perjanjian Pemborongan dan pelaksanaannya harus
dilaksanakan berdasarkan :
1. Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan / RKS dan Spesifikasi Teknis
2. Gambar-gambar perencanaan dan detail.
3. Berita acara penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) dan penjelasan tambahan
lainnya.
4. Petunjuk Direksi
5. Peraturan-peraturan umum lainnya yang berlaku.
Kontraktor wajib memeriksa kembali dan mengadakan pengecekan/penelitian
keadaan lapangan maupun dokumen/arsip bangunan yang ada, sebelum
melakukan pekerjaan dan membuat shop drawing untuk pelaksanaannya.

PASAL 3. PEKERJAAN PERSIAPAN

3.1. Umum
Pasal ini menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan Kontraktor seperti
pengukuran, pembersihan lahan, dan pematokan lahan sesuai dengan
gambar dan RKS.

3.2. Penggunaan / Pemanfaatan Lahan


Kontraktor wajib untuk berkonsultasi dengan Pengawas dalam merancang
penggunaan, pemanfaatan lahan bagi keperluan pelaksanaan dari
Pekerjaan. Dimana Pengawas dimintakan persetujuannya atau
gambar rencana dari tata letak Bangunan Sementara yang akan dibangun

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


berikut pembagian ruang, tampak dan potongan serta bahanbahan yang
akan dipakai.
Bangunan Sementara yang dimaksud adalah Direksi Keet, Los Kerja, tempat
penumpukan bahan dan sejenisnya.
Khusus untuk Direksi Keet penempatannya terpisah dari Bangunan lainnya
dan Kontraktor wajib menyediakan perlengkapan seperti : meja, kursi,
lemari penyimpanan arsip, rak contoh bahan, helm dan kelengkapan lain
yang diperlukan bagi pelaksanaan proyek.

3.3. Pembersihan Lahan


Pekerjaan ini meliputi penebangan pohon hingga bersih sampai ke akar-
akarnya, pekerjaan tanah / pengupasan tanah lapisan atas (tanah humus),
berikut penyediaan tenaga, bahan-bahan dan peralatan yang memadai
sehingga dapat dicapai hasil yang memuaskan.
Kontraktor harus membersihkan lapangan dari segala hal yang bisa
menggaggu pelaksanaan pekerjaan, serta mengadakan pengukuran untuk
membuat tanda tetap/patok permanen sebagai dasar ukuran ketinggian
lantai dan bagian-bagian yang lain.

3.4. Pembuatan Titik Acuan


Titik acuan merupakan patok tetap yang akan dijadikan sebagai acuan atau
referensi pada segala pengukuran ketinggian, pengecekan atau
pengontrolan. Titik ini harus kuat serta terlindung dari gangguan sampai
pekerjaan selesai dan terbuat dari tiang pipa diameter 1 ½” dengan dicor
beton atau pasangan batu kali.
Elevasi atau ketinggian dari titik acuan adalah + 0,00 sesuai dengan
Gambar rencana. Tulisan dari titik acuan harus menggunakan cat minyak.

3.5. Pengukuran Batas Pekerjaan


Untuk menentukan batasbatas pekerjaan, Kontraktor wajib melaksanakan
pekerjaan pengukuran ulang dan pengecekan kembali secara detail dan
teliti. Pelaksanaannya harus disaksikan oleh Pengawas dan atau dengan
instansi yang berwenang jika memang diperlukaan atau harus demikian.
Pelaksanaan pengukuran ini dimaksudkan untuk menentukan asas
bangunan dan kemudian ditandai dengan patokpatok yang tidak dapat
berubah oleh pengaruh pengaruh luar dan harus tetap dipelihara dan dijaga
dengan baik.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


Hasil pengukuran tersebut dituangkan dalam suatu catatan atau berita
acara yang ditandatangani oleh pihakpihak yang berkepentingan dalam
pelaksanaan proyek.

3.6. Direksi Keet


Pemborong wajib membuat Direksi Keet dengan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:
a. Luas lebih kurang 5 x 6 =30 m².
Rangka kayu, atap asbes gelombang, dinding triplek, pintu triplek, lantai
plesteran.
b. Peralatan-peralatan Keet :
1. Meja rapat 120 x 240 cm : 1 unit
2. Kursi rapat : 6 unit
3. Meja kursi ½ biro : 3 unit
4. Kursi kerja dapat berputar : 3 unit
5. White board 1 x 2 m lengkap : 1 unit
6. Rak contoh bahan : 1 unit
7. Helm proyek : 4 unit
8. Sepatu proyek : 4 unit
Bangunan Direksi Keet harus terpisah dari Keet yang lain.
Penempatannya di Site harus dibicarakan dengan Pemberi Tugas dan
Pengawas.

3.7. Gudang Bahan


Demikian pula dengan gudang bahan, besarnya tergantung kebutuhan
Pemborongan, dan pelaksanaannya harus memperhatikan keadaan lokasi
dan keserasian lingkungan yang ada. Gudang proyek merupakan kebutuhan
pelaksana.

3.8. Pemagaran Proyek


Kontraktor wajib membuat pagar keliling dari seng yang masih baru, dengan
kerangka kayu, dicat dengan warna yang ditentukan kemudian. Biaya
pembuatan pagar ini menjadi tanggungan Kontraktor.

PASAL 4. PENGUKURAN, PEMASANGAN BOUWPLANK


DAN PENENTUAN PEIL

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


1. Letak tugu patok dasar ditentukan oleh Konsultan Pengawas bersama
dengan Pelaksana dengan persetujuan Dinas Kesehatan Bengkalis.
2. Tugu patok dasar dibuat dari beton bertulang, berpenampang 20 x 20 cm2,
tertancap kuat ke dalam tanah sedalam 1 m dengan bagian yang muncul di
atas muka tanah secukupnya untuk memudahkan pengukuran selanjutnya,
tugu dibuat permanen, tidak bisa dirubah, diberi tanda yang jelas dan dijaga
keutuhannya sampai ada instruksi tertulis dari Konsultan Pengawas untuk
membongkarnya.
3. Papan untuk bouwplank adalah kayu meranti ukuran 2/20 diserut halus
bagian atas, dipasang 100 cm dari tepi bangunan.
4. Papan bouwplank dipasang pada patok yang kuat, tertancap di tanah
sehingga tidak bisa digerak-gerakkan atau dirubah.
5. Tinggi sisi atas papan patok ukur harus sama satu sama yang lain, kecuali
dikehendaki lain oleh Manajer Konstruksi
6. Setelah selesai pemasangan papan ukur, Pemborong harus melaporkan
kepada Konsultan Pengawas untuk dimintakan persetujuannya, serta harus
menjaga dan memelihara keutuhan serta ketetapan letak papan patok ukur
sampai tidak diperlukan lagi dan dibongkar atas persetujuan Konsultan
Pengawas .
7. Pemborong bertanggung jawab atas ketepatan serta kebenaran persiapan
bouwplank/setting out pekerjaan sesuai dengan referensi ketinggian dan
benchmarks yang diberikan Konsultan Pengawas secara tertulis, serta
bertanggung jawab atas level, posisi, dimensi serta kelurusan seluruh
bagian pekerjaan serta pengadaan peralatan, tenaga kerja yang perlu untuk
itu.
8. Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata ada kesalahan
dalam hal tersebut di atas, merupakan tanggung jawab Pemborong serta
wajib memperbaiki kesalahan tersebut dan akibat-akibatnya, kecuali bila
kesalahan tersebut disebabkan referensi tertulis dari Konsultan Pengawas .
9. Pengecekan setting-out atau lainnya oleh Manajer Konstruksi atau wakilnya
tidak menyebabkan tanggung jawab Pemborong menjadi berkurang.
Pemborong wajib melindungi semua bench-marks dll. hal yang perlu pada
setting out pekerjaan ini.
10. Sebelum memulai pekerjaan galian Pemborong harus memastikan peil-peil
dari halaman dengan baik, seteliti mungkin sesuai dengan titik-titik atau
garis-garis contour yang ditentukan di dalam gambar kerja (elevasi 0.00
bangunan adalah 800mm dari muka tanah asli diambil muka tanah yang
paling dominan atau 0.00 bangunan adalah 600mm diatas muka atas
perkerasan).

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


11. Bila ditemukan hal-hal yang menyangsikan dari peil-peil ini, maka
Pemborong harus memberikan laporan tertulis kepada Konsultan Pengawas

PASAL 5.
PEKERJAAN TANAH (GALIAN DAN URUGAN)

5.1. Umum
Pasal ini menguraikan semua Pekerjaan Penggalian dan Pengurugan tanah
kembali yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor, seperti Galian Tanah
Pondasi, dan Pekerjaan sejenisnya.
Semua Penggalian tanah dan Pengurugan Tanah kembali harus
dilaksanakan sesuai dengan Gambar dan RKS ini dan semua Petunjuk yang
disampaikan oleh Pengawas, selama berlangsungnya pekerjaan.

5.2. Pelaksanaan Penggalian


a. Segala pekerjaan galian dilaksanakan sesuai dengan panjang, dalam,
pemiringan dan lengkungan sesuai dengan kebutuhan konstruksinya
atau sebagaimana ditunjukkan dalam gambar.
b. Bilamana tanah yang digali ternyata baik untuk digunakan sebagai
lapisan permukaan atau pembatas maka tanah ini perlu diamankan
dahulu untuk penggunaan tersebut di atas.
c. Tanah/galian yang tidak berguna harus disingkirkan dan diangkut ke
luar dari halaman. Penyingkiran dan pengangkutan di atas merupakan
tanggung jawab Pemborong atau bilamana perlu memindahkan tanah-
tanah atau bahan yang tidak dipakai atau kelebihan-kelebihan tanah
yang digunakan untuk urugan atau sebagaimana yang diinstruksikan
oleh Pengawas

5.3. Persiapan untuk Urugan


a. Permukaan tanah yang sudah diambil lapisan atasnya, harus digilas
sehingga kepadatannya mencapai 90% dari kepadatan maksimum
sampai kedalaman 15cm.
b. Di atas permukaan tanah yang telah dipadatkan tersebut, baru dapat
dilakukan pengurugan tanah.

5.4. Pengurugan

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


a. Semua bahan-bahan yang akan digunakan untuk urugan atau urugan
kembali dengan sirtu harus dengan persetujuan Pengawas.
b. Pengurugan harus dilakukan sampai diperoleh peil-peil yang
dikehendaki, sebagaimana dibutuhkan konstruksi atau sesuai dengan
yang tertera dalam gambar kerja.

5.5. Pemadatan
a. Hanya bahan-bahan yang telah disetujui yang dapat digunakan untuk
pengurugan dan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal
sebesar-besarnya 20 cm.
b. Setiap lapis harus ditimbris dan dipadatkan, dan sedapat-dapatnya
dilakukan dengan mesin giling (tumbuk) atau stamper dengan
menambahkan air dan disetujui Pengawas.

5.6. Pemeriksaan Penggalian dan Pengurugan


a. Galian dan urugan harus terlebih dahulu diperiksa oleh Pengawas
sebelum memulai dengan tahap selanjutnya. Dalam hal pengurugan,
Pengawas akan segera menunjukkan bagian-bagian tanah mana yang
dipadatkan yang harus siap dilaksanakan pengujian pemadatannya.
b. Pengurugan bagi pondasi atau struktur lainnya yang tercakup atau
tersembunyi oleh tanah tidak boleh dilaksanakan sebelum diadakan
pemeriksaan oleh Pengawas.

PASAL 6.
PEKERJAAN URUGAN PASIR

4.1 Umum
Pasal ini menguraikan semua pekerjaan urugan pasir yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor, seperti Pengurugan Pasir dibawah Pile Cap,
Pondasi batu bata dan lain-lain sebagainya, sebagaimana yang tertera
pada Gambar dan RKS.
Pengurugan Pasir harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang
tercantum di dalam PUBI 1979 (NII-3) ayat 12.1.

4.2 Persyaratan Bahan

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


Pasir urug yang akan dipakai harus bersih dan cukup keras, sesuai dengan
persyaratan yang tercantum di dalam PUBI 1971 ayat 12.1. Pasir laut
dapat digunakan, asal dicuci secara memadai.

4.3 Pelaksanaan Pekerjaan


Sebelum pengurugan pasir dilaksanakan Kontraktor wajib untuk
memeriksa ketinggian dari tanah atau konstruksi dibawahnya untuk
meyakinkan bahwa ketinggian yang ada telah sesuai dengan gambar, dan
bahwa tanah dibawahnya telah dipadatkan sehingga didapat permukaan
yang rata dan padat. Hasil pemeriksaannya ini harus dilaporkan kepada
Pengawas, yang akan segera melakukan pemeriksaan. Berdasarkan hasil
pemeriksaan tersebut, Pengawas akan menolak atau memberikan
persetujuannya untuk pelaksanaan pekerjaan pengurugan pasir.
Pengurugan pasir harus dilaksanakan dengan cara menebarkan,
meratakan dan memadatkan secara mekanik sampai diperoleh ketebalan
dan ketinggian yang sesuai dengan Gambar.
Urugan pasir tidak boleh ditutup oleh Konstruksi atau Pekerjaan lain
sebelum disetujui oleh Pengawas.
Pengawas berhak untuk membongkar pekerjaan diatasnya, bilamana
urugan pasir tersebut belum disetujui olehnya.
Tebal dan peil urugan pasir harus sesuai dengan gambar, jika tidak
dinyatakan secara khusus dalam gambar, maka tebal urugan pasir = 10
cm.

PASAL 7.
PEKERJAAN BETON KONSTRUKSI

7.1. Ketentuan Umum


a. Persyaratan-persyaratan Konstruksi beton, istilah teknik dan atau
syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan beton secara umum menjadi satu
kesatuan dalam persyaratan teknis ini. Di dalam segala hal yang
menyangkut pekerjaan beton dan struktur beton harus sesuai dengan
standard-standard yang berlaku, yaitu:
1. Tata-cara perhitungan struktur beton untuk bangunan Gedung (SNI
03-6861-2002).
2. Peraturan Umum Beton Indonesia (PUBI, 1982),
3. Standard Industri Indonesia (SII),

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


4. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung, 1983.
5. Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Untuk Gedung (PPTGUG,
1983),
6. American Society of Testing Material (ASTM).
b. Pelaksana wajib melaksanakan pekerjaan ini dengan ketepatan dan
presisi tinggi, sebagaimana tercantum di dalam persyaratan teknis ini,
gambar-gambar rencana, dan atau instruksi-instruksi yang dikeluarkan
oleh Konsultan Pengawas.
c. Semua material yang digunakan di dalam pekerjaan ini harus
merupakan material yang kualitasnya teruji dan atau dapat dibuktikan
memenuhi ketentuan yang disyaratkan.
d. Kontraktor wajib melakukan pengujian beton yang akan digunakan di
dalam pekerjaan ini.
e. Seluruh material yang oleh Konsultan Pengawas dinyatakan tidak
memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari lokasi proyek dan
tidak diperkenankan menggunakan kembali.

7.2. Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan yang diatur di dalam persyaratan teknis ini meliputi
seluruh pekerjaan beton/struktur beton yang sesuai dengan gambar
rencana :
a. Pekerjaan beton/struktur beton yang sesuai dengan gambar rencana,
termasuk di dalamnya pengadaan bahan, upah, pengujian dan
peralatan-bantu yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.
b. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan
(reinforcement) dan bagian-bagian dari pekerjaan lain yang tertanam
di dalam beton.
c. Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan beton,
penyelesaian dan perawatan beton, dan semua jenis pekerjaan lain
yang menunjang pekerjaan beton.

7.3. Bahan-bahan
a. S e m e n
Semen yang digunakan adalah Semen Portland Tipe I dan merupakan hasil
produksi dalam negeri satu merk. Semen harus disimpan sedemikian rupa
hengga mencegah terjadinya kerusakan bahan atau pengotoran oleh
bahan lain. Penyimpanan semen harus dilakukan di dalam gudang
tertutup, sedemikian rupa sehingga semen terhindar dari basah atau
kemungkinan lembab, terjamin tidak tercampur dengan bahan lain.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


Urutan penggunaan semen harus sesuai dengan urutan kedatangan
semen tersebut di lokasi pekerjan.

b. Agregat Kasar
Agregat untuk beton harus memenuhi seluruh ketentuan berikut ini :
1. Agregat beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII
0052-80 tentang "Mutu dan Cara Uji Agregat Beton". Bila tidak
tercakup di dalam SII 0052-80, maka agregat tersebut harus
memenuhi ketentuan ASTM C23 "Specification for Concrete
Aggregates".
2. Atas persetujuan Konsultan Pengawas, agregat yang tidak memenuhi
persyaratan butir a., dapat digunakan asal disertai bukti bahwa
berdasarkan pengujian khusus dan atau pemakaian nyata, agregat
tersebut dapat menghasilkan beton yang kekuatan, keawetan, dan
ketahanannya memenuhi syarat.
3. Di dalam segala hal, ukuran besar butir nominal maksimum agregat
kasar harus tidak melebihi syarat - syarat berikut :
seperlima jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan beton.
sepertiga dari tebal pelat.
3/4 jarak bersih minimum antar batang tulangan, atau berkas
batang tulangan.
Penyimpangan dari batasan-batasan ini diijinkan jika menurut
penilaian Tenaga Ahli, kemudahan pekerjaan, dan metoda konsolidasi
beton adalah sedemikian hingga dijamin tidak akan terjadi sarang
kerikil atau rongga.

c. A i r
Air yang digunakan untuk campuran beton harus memenuhi ketentuan-
ketentuanberikut ini:
1. Jika mutunya meragukan harus dianalisis secara kimia dan dievaluasi
mutunya menurut tujuan pemakaiannya.
2. Harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung
lainnya, yang dapat dilihat secara visual.
3. Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gram/liter.
4. Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merusak
beton (asam-asam, zat organik, dan sebagainya) lebih dari 15
gram/liter. Kandungan clorida (Cl) tidak lebih dari 500 ppm dan
senyawa sulfat (sebagai SO3) tidak lebih dari 100 ppm.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


5. Jika dibandingkan dengan kuat tekan adukan yang menggunakan air
suling, maka penurunan kekuatan adukan beton dengan air yang
digunakan tidak lebih dari 10 %.

d. Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi ketentuan- ketentuan
berikut ini.
1. Tidak boleh mengandung serpih-serpih, lipatan-lipatan, retak-retak,
gelombang-gelombang, cerna-cerna yang dalam, atau berlapis-lapis.
2. Hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan saja .
3. Untuk tulangan utama (tarik/tekan lentur) harus digunakan baja
tulangan deform (BJTD 40), dengan jarak antara dua sirip melintang
tidak boleh lebih dari 70 % diameter nominalnya, dan tinggi siripnya
tidak boleh kurang dari 5 % diameter nominalnya.
4. Tulangan dengan Ø ..... <12 mm dipakai BJTP 24 (polos) fy240Mpa,
dan untuk tulangan dengan Ø > 12 mm memakai BJTD 40 (deform)
bentuk ulir fy390Mpa.
5. Kualitas dan diameter nominal dari baja tulangan yang digunakan
harus dibuktikan dengan sertifikat pengujian laboratorium, yang pada
prinsipnya menyatakan nilai kuat - leleh dan berat per meter panjang
dari baja tulangan dimaksud.
6. Diameter nominal baja tulangan (baik deform/BJTD) yang digunakan
harus ditentukan dari sertifikat pengujian tersebut dan harus diten-
tukan dari rumus :

d = 4.029  B , atau d=
12.47 G

dimana :
d = diameter nominal dalam mm,
B = berat baja tulangan (N/mm)
G = berat baja tulangan (kg/m)

7. Toleransi berat batang contoh yang diijinkan di dalam pasal ini sebagai
berikut :
DIAMETER TULANGAN TOLERANSI BERAT
BAJA TULANGAN YANG DI IJINKAN
< 10 mm ±7%
10 mm <<16 mm ±6%
16 mm << 28 mm ±5%
> 28 mm ±4%

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


7.4. Pembesian
a. Percobaan dan Pemeriksaan (Test and Inspections)
1. Setiap pengiriman harus berasal dari pemilihan yang disetujui dan
haras disertai surat keterangan Percobaan dari pabrik.
2. Setiap jumlah pengiriman 20 ton baja-tulangam harus diadakan
pengujian periodik minimal 4 contoh yang terdiri dari 3 benda uji
untuk uji tarik, dan 1 benda uji untuk uji lengkung untuk setiap
diameter batang baja tulangan. Pengambilan contoh baja tulangan
akan ditentukan oleh Direksi Lapangan.
3. Semua pengujian tersehatan di atas meliputi uji tarik dan lengkung,
harus dilakukan di laboratorium lembaga Uji Konstruksi atau
laboratorium lainya direkomendasi oleh Direksi Lapangan dan
minimal sesuai dengan SII-0136-84 salah satu standard uji yang
dapat dipakai adalah ASTM A-615. Semua biaya pengetesan
tersebut ditanggung oleh Kontraktor.
4. Segala macam kotoran, karat, cat, minyak atau bahan-bahan lain
yang merugikan terhadap kekuatan rekatan harus dibersihkan.
5. Tulangan harus ditempatkan dan dipasang cermat dan tepat dan
diikat dengan kawat.dari baja. lunak.
6. Sambungan mekanis harus ditest. dengan percobaan tarik.
7. Sebelum pengecoran beton, lakukan pemeriksaan dan persetujuan
dari pembesian, termasuk jumlah, ukuran, jarak, selimut, lokasi dari
sambungan dan panjang penjangkaran dari penulangan baja oleh
Direksi Lapangan.
8. Sertifikat : Untuk mendapatkan jaminan atas kualitas atau mutu
baja tulangan, maka pada saat pemesanan baja tulangan
kontraktor harus menyerahkan sertifikat resmi dari Laboratorium.
Khusus ditujukan untuk keperluan proyek ini.

b. Bahan-bahan / Produk
1. Tulangan
Tulangan yang digunakan berulir mutu BJTD-39, sesuai dengan SII
0136-84 dan tulangan polos mutu BJTP-24, sesuai dengan SII 0136-
84 seperti dinyatakan pada gambar-gambar struktur.Tulangan polos
dengan diameter lebih kecil 12 mm harus baja lunak dengan
tegangan leleh fy 240 Mpa.Tulangan ulir dengan diameter lebih
besar atau sama dengan 12 mm harus baja tegangan tarik tinggi,
batang berulir dengan tegangan leleh fy = 390 Mpa
2. Tulangan Anyaman (Wire mesh)

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


Tulangan anyaman, mutu U-50, mengikuti SII 0784-83.
3. Penunjang/Dudukan Tulangan (Bar Support)
Dudukan tulangan haruslah tahu beton yang dilengkapi dengan
kawat pengikat yang ditanan atau batang kursi tinggi sendiri
(Individual High Chairs).
4. Bolstern, kursi spacers, dan perlengkapan-perlengkapan lain untuk
mengatur jarak.
1. Gunakan besi dudukan tulangan menurut rekomendasi CRSI,
kecuali diperlihatkan lain pada gambar
2. Jangan memakai kayu, bata atau bahan-bahan lain yang ridak
direkomendasi.
3. Untuk pelat di atas tanah, pakai penunjang dengan lapisan
pasir atau horizontal rumers dimana bahan dasar tidak akan
langsung menunjang batang kursi (chairs legs). Atau pakai
lantai kerja yang rata.
4. Untuk beton ekspose, dimana batang-batang penunjang
langsung berhubungan/mengenai cetakan, sediakan penunjang
dengan jenis hot-dip-galvanized atau penunjang yang dilindungi
plastik.

c. Jaminan Mutu
Bahan-bahan harus dari produk yang sama seperti yang telah disetujui
oleh Direksi Lapangan.Seritikat dari percobaan (percobaan giling atau
lainnya) harus diperlihatkan untuk semua tulangan yang dipakai:
Percobaan-percobaan ini harus memperlihatkan hasil-hasil dan semua
komposisi kimia dan sifat-sifat fisik.

d. Persiapan Pekerjaan/Peralatan Tulangan


1. Pembenglolaan dan pembentukan.
2. Pemasangan tulangan dan pembengkokan harus sedemikian rupa
sehingga posisi dari tulangan sesuai dengan rencana dan tidak
mengalami perubahan bentuk maupun tempat selama
pengecoran berlangsung.
3. Pembuatan dan pemasangan tulangan sesuai dengan peratuaran
yang disyaratkan. Toleransi pembuatan dan pemasangan tulangan
disesuaikan dengan persyaratan PBI 1971 atau A.C.I. 315.

e. Pengiriman, Penyimpanan dan Penanganannya

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


1. Pengiriman tulangan ke lapangan dalam kelompok ikatan ditandai
dengan etiket/label yang mencantumkan ukuran batang, panjang
dan tanda pengenal.
2. Pemindahan tulangan harus hati-hati untuk mengindari kerusakan.
Gudang di alas tanah harus kering, daerah yang bagus saluran-
salurannya, dan terlindung dari lumpur, kotoran, karat dsb.

7.5. Pelaksanaan Pemasangan Tulangan, Pembengkokan Dan


Pemotongan
Persiapan
a. Umum
Sesuai dengan yang tercantum pada gambar dan Kaordinasi dengan
bagian lain dan kelancaran pengadaan bahan serta tenaga perlu
diadakan untuk mengindari keterlambatan. Adakan/berikan tambahan
tulangan pada lubang-lubang (openings) / bukaan.
b. Pemasangan
Tulangan harus dipasang sedemikian rupa diikat dengan kawat baja,
hingga sebelum dan selama pengecoran tidak berubah tempatnya.
1. Tulangan pada dinding dan kolom-kolom beton harus dipasang pada
posisi yang benar dan untuk menjaga jarak bersih digunakan
spacers/penahan jarak.
2. Tulangan pada balok-balok footing dan pelat harus ditunjang untuk
memperoleh lokasi yang tepat selama pengecoran beton dengan
penjaga jarak, kursi penunjang dan penunjang lain yang diperlukan.
3. Tulangan-tulangan yang langsung di atas tanah dan di atas agregai
(seperti pasir, kerikil) dan pada lapisan kedap air harus
dipasang/ditunjang hanya dengan tahu beton yang mutunya paling
sedikit sama dengan beton yang akan dieor.
4. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap ketepatan tebal penutup
beton. Untuk itu tulangan harus dipasang dengan penahan jarak
yang terbuat dari beton dengan mutu paling sedikit sama dengan
mutu beton yang akan dicor, Penahan-penahan jarak dapat
berbentuk blok-blok persegi atau gelang-gelang yang harus
dipasang sebanyak minimum 4 buah setiap m^2 cetakan atau
lantai kerja. Penahan-penahan jarak ini harus tersebar merata.
5. Pada pelat-pelat dengan tulangan rangkap, tulangan atas harus
ditunjang pada tulangan bawah oleh batang-batang penunjang atau
ditunjang langsung pada cetakan bawah atau lantai kerja oleh blok-
blok beton yang tinggi. Perhatian khusus perlu dicurahkan terhadap

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


ketepatan letak dari tulangan-tulangan pelat yang dibengkok yang
harus melintasi tulangan balok yang berbatasan.
c. Toleransi pada Pemasangan Tulangan
1. Terhadap selimut beton (selimut beton) : ± 6 mm
2. Jarak terkecil pemisah antara batang : ± 6 mm
3. Toleransi pada pemasangan kolom sesuai SNI 2002

d. Pembengkokan Tulangan, Sesuai Dengan SNI 2002.


1. Batang tulangan tidak boleh dibengkok atau diluruskan dengan
cara-cara yang merusak tulangan itu.
2. Batang tulangan yang diprofilkan, setelah dibengkok dan diluruskan
kembali tidak boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm dari
bengkokan sebelumnya.
3. Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam beton tidak
boleh dibengkokkan atau diluruskan di lapangan, kecuali apabila
ditentukan di dalam gambar-gambar rencana atau disetujui oleh
perencana.
4. Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus dilakukan
dalam keadaan dingin, kecuali apabila petnanasan dilajutkan oleh
perencana.
5. Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari baja lunak
(polos atau diprofilkan) dapat dipanaskan sampai kelihatan merah
padam tetapi tidak boleh mencapai suhu lebih dari 850 oC.
6. Apabila batang tulangan dari baja lunak yang mengalami
pengerjaan dingin dalam pelaksanaan ternyata mengalami
0
pemanasan di atas 100 C yang bukan pada waktu las, maka dalam
perhitungan-perhitungan sebagai kekuatan baja hams diambil
kekuatan baja tersebut yang tidak mengalami pengerjaan dingin.
7. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh dipanaskan, kecuali
diijinkan oleh perencana.
8. Batang tulangan yang dibengkok dengan pemanasan tidak boleh
didinginkan dengan jalan disiram dengan air.
9. Menyepuh batang tulangan dengan seng tidak boleh dilakukan
dalam jarak 8 kali diameter (diameter pengenal) batang dari setiap
bagian dari bengkokan.

e. Toleransi pada Pemotongan dan Pembengkokan Tulangan.


1. Batang tulangan harus dipotong dan dibengkok sesuai dengan yang
ditunjukkan dalang gambar-gambar rencana dengan toleransi-

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


toleransi yang disyaratkan oleh perencana. Apabila tidak ditetapkan
oleh perencana, pada pemotongan dan pembengkokan tulangan
ditetapkan toleransi-toleransi seperii tercantum dalam ayat-ayat
berikut.
2. Terhadap panjang total batang lurus yang dipotong menurun
ukuran dan terhadap panjang total dan ukuran intern dari batang
yang dibengkok ditetapkan toleransi sebesar ± 25 mm, kecuali
mengenai yang ditetapkan dalam ayat (3) dan (4). Terhadap
panjang total batang yang diserahkan menurut sesuatu ukuran
ditetapkan toleransi sebesar + 50 mm dan - 25 mm.
3. Terhadap jarak turun total dari batang yang dibengkok ditetapkan
toleransi sebesar ± 6 mm untuk jarak 60 cm atau kurang dan
sebesar ±12 mm untuk jarak lebih dari 60 cm.
4. Terhadap ukuran luar dari sengkang, lilitan dan ikatan-ikatan
ditetapkan toleransi sebesar ± 6 mm.

f. Panjang Penjangkaran dan panjang penyaluran.


1. Baja tulangan mutu U-24 (BJTP-24)
Panjang penjangkaran = 30 diameter dengan kait
Panjang penyaluran = 30 diameter dengan kait
2. Baja tulangan mutu U-39 (BJTD-39)
Panjang penjangkaran = 40 diameter tanpa kait
Panjang penyaluran = 40 diameter tanpa kait
3. Penyambungan tidak boleh diadakan pada titik dimana terjadi
tegangan terbesar.
Sambungan untuk tulangan atas pada balok dan pelat beton harus
diadakan di tengah bentang, dan tulangan bawah pada tumpuan.
Sambungan harus ditunjang dimana memungkinkan.
4. Ketidak-lurusan rangkaian tulangan kolom tidak boleh melampaui
perbandingan 1 terhadap 10.
5. Standard Pembengkokan
Semua standar pembengkokan harus sesuai dengan SKSNI-91 (Tata
Cara Penghitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung),
kecuali ditentukan lain.

7.6. Las
Bila diperlukan atau disetujui, pengelasan tulangan beton harus sesuai
dengan Reinforcement Steel Welding Code (AWS D 12.1). Pengelasan tidak
boleh dilakukan pada pembengkakan di suatu batang, pengelasan pada

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


persilangan (las titik) harus diijinkan kecuali seperti di anjurkan atau
disahkan oleh Direksi Lapangan. ASTM specification harus dilengkapi
dengan keperluan jaminan kehandalan kemampuan las dengan cara ini.

7.7. Sambungan Mekanik


Bila jumlah luas tulangan kolom melampaui 3% dari luas penampang
kolom dengan menggunakan diameter 32 mm, sambungan mekanik untuk
tulangan (pada kolom) harus disediakan dan dipakai.

7.8. Beton dan Adukan Beton Struktur


a. Sebelum memulai pekerjaan beton struktur, Kontraktor harus
membuat trial mix design dengan tujuan untuk mendapatkan proporsi
campuran yang menghasilkan kuat tekan target beton seperti yang
disyaratkan.
b. Kuat tekan target beton yang disyaratkan di dalam pekerjaan ini (f’c)
tidak boleh kurang dari K-225. Kuat tekan ini harus dibuktikan dengan
sertifikat pengujian dari Laboratorium Bahan Bangunan yang telah
disetujui Konsultan Pengawas .
c. Beton harus dirancang proporsi campurannya agar menghasilkan kuat
tekan rata-rata (f'cr) minimal sebesar : f'cr = f'c + 1,64 Sr, dengan Sr
adalah standar deviasi rencana dari benda uji yang nilainya setara
dengan nilai standar deviasi statistik dikalikan dengan faktor berikut:
JUMLAH BENDA UJI FAKTOR PENGALI
< 15 dikonsultasikan dengan Konsultan
Pengawas
15 1.16
20 1.08
25 1.03
> 30 1
d. Benda uji yang dimaksud adalah silinder beton dengan diameter
150 mm dan tinggi 300 mm, yang untuk setiap 10 m3 produksi
adukan beton harus diwakili minimal dua buah benda uji. Tata cara
pembuatan benda uji tersebut harus mengikuti ketentuan yang
terdapat di dalam standar Metoda Pembuatan dan Perawatan Benda
Uji Beton di Laboratorium (SK SNI M-62-1990-03).
e. Jika hasil uji kuat tekan beton menunjukkan bahwa kuat tekan target
beton yang dihasilkan tidak memenuhi syarat, maka proporsi
campuran adukan beton tersebut tidak dapat digunakan, dan
Kontraktor (dengan persetujuan Konsultan Pengawas) harus membuat
proporsi campuran yang baru, sedemikian hingga kuat tekan target
beton yang disyaratkan dapat dicapai.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


f. Setiap ada perubahan jenis bahan yang digunakan, Pelaksana wajib
melakukan trial mix design dengan bahan-bahan tersebut, dan
melakukan pengujian laboratorium untuk memastikan bahwa kuat
tekan beton yang di hasilkan memenuhi kuat tekan yang disyaratkan.
g. Untuk kekentalan adukan, setiap 5 m3 adukan beton harus dibuat
pengujian slump, dengan ketentuan sebagai berikut:

Bagian Konstruksi Nilai Slump (mm)


a. Pelat Fondasi/Poer 50 - 125
b. Kolom Struktur 75 - 150

h. Apabila ada hal-hal yang belum tercakup di dalam persyaratan teknis


ini, Pelaksana harus mengacu pada seluruh ketentuan yang tercakup
di dalam Bab 5, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton
Normal (SK SNI T-15-1990-03).

7.9. Pengadukan dan Alat-aduk


a. Pelaksana wajib menyediakan peralatan dan perlengkapan yang
memiliki ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah
takaran masing-masing bahan beton. Seluruh peralatan, perlengkapan
dan tata cara pengadukan harus mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas
b. Pengaturan pengangkutan dan cara penakaran yang dilakukan, harus
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas Seluruh operasi harus
dikontrol/diawasi secara kontinyu oleh Konsultan Pengawas
c. Pengadukan harus dilakukan dengan mesin aduk beton (batch mixer
atau portable continous mixer). Sebelum digunakan, mesin aduk ini
harus benar-benar kosong, dan harus dicuci terlebih dahulu bila tidak
digunakan lebih dari 30 menit.
d. Selain ketentuan tersebut di dalam butir 5.c. di atas, maka
pengadukan beton di lapangan harus mengikuti ketentuan berikut ini :
 Harus dilakukan di dalam suatu mesin-aduk dari tipe yang telah
disetujui Konsultan Pengawas
 Mesin-aduk harus berputar pada suatu kecepatan yang
direkomendasikan oleh pabrik pembuat mesin-aduk tersebut.
 Pengadukan harus diteruskan sedikitnya 1,5 menit setelah semua
material dimasukkan ke dalam drum aduk, kecuali jika dapat
dibuktikan/ditunjukkan bahwa dengan waktu pengadukan yang
menyimpang dari ketentuan ini masih dapat dihasilkan beton yang
memenuhi syarat.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


7.10. Pengangkutan Adukan
a. Pengangkutan beton dari tempat pengadukan ke tempat penyimpanan
akhir (sebelum di tuang), harus sedemikian hingga tercegah terjadinya
pemisahan (segregasi) atau kehilangan material.
b. Alat angkut yang digunakan harus mampu menyediakan beton di
tempat penyimpanan akhir dengan lancar, tanpa mengakibatkan
pemisahan bahan yang telah dicampur dan tanpa hambatan yang
dapat mengakibatkan hilangnya plastisitas beton antara
pengangkutan yang berurutan .

7.11. Penempatan beton yang akan dituang


a. Beton yang akan dituang harus ditempatkan sedekat mungkin ke
cetakan akhir untuk mencegah terjadinya segregasi karena
penanganan kembali atau pengaliran adukan.
b. Pelaksanaan penuangan beton harus dilaksanakan dengan suatu
kecepatan penuangan sedemikian hingga beton selalu dalam keadaan
plastis dan dapat mengalir dengan mudah ke dalam rongga di antara
tulangan.
c. Beton yang telah mengeras sebagian dan/atau telah dikotori oleh
material asing, tidak boleh dituang ke dalam cetakan.
d. Beton setengah mengeras yang ditambah air atau beton yang diaduk
kembali setelah mengalami pengerasan tidak boleh dipergunakan
kembali.
e. Beton yang dituang harus dipadatkan dengan alat yang tepat secara
sempurna dan harus diusahakan secara maksimal agar dapat mengisi
sepenuhnya daerah sekitar tulangan dan barang yang tertanam dan
ke daerah pojok acuan.

7.12. Perawatan Beton


a. Jika digunakan dengan kekuatan awal yang tinggi, maka beton
tersebut harus dipertahankan di dalam kondisi lembab paling sedikit
72 jam, kecuali jika dilakukan perawatan yang dipercepat.
b. Jika tidak digunakan semen dengan kekuatan awal yang tinggi, maka
beton harus dipertahankan dalam kondisi lembab paling sedikit 168
jam setelah penuangan, kecuali jika dilakukan perawatan dipercepat.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


7.13. Cetakan Beton
Kecuali ditentukan lain pada gambar atau seperti terperinci disini, Cetakan
dan Perancah untuk pekerjaan beton harus memenuhi persyaratan dalam
SNI-2002, NI-2, ACI 347, ACI 301, ACI 318.
Kontraktor harus terlebih dahulu mengajukan perhitungan-perhitungan
serta gambar-gambar rancangan cetakan dan perancah untuk
mendapatkan persetujuan Direksi Lapangan sebelum pekerjaan tersebut
dilaksanakan. Dalam gambar-gambar tersebut harus secara jetas terlihat
konstruksi cetakan/acuan, sambungan-sambungan serta kedudukan serta
sistem rangkanya, pemindahan dari cetakan serta perlengkapan untuk
struktur yang aman.
a. Di dalam segala hal, cetakan beton (termasuk penyangganya) harus
direncanakan sedemikian rupa hingga dapat dibuktikan bahwa
penyangga dan cetakan tersebut mampu menerima gaya-gaya yang
diakibatkan oleh penuangan dan pemadatan adukan beton.
b. Cetakan harus sesuai dengan bentuk, ukuran dan batas-batas bidang
dari hasil beton yang direncanakan, serta tidak bocor dan harus cukup
kaku untuk mencegah terjadinya perpindahan tempat atau kelongso-
ran dari penyangga.
c. Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta tidak boleh ada
lekukan, lubang-lubang atau terjadi lendutan. Sambungan pada
cetakan diusahakan lurus dan rata dalam arah horisontal maupun
vertikal; terutama untuk permukaan beton yang tidak difinish
(expossed concrete).
d. Kecuali beton fondasi, cetakan dibuat dari multipleks dengan
ketebalan minimal 12 mm.
e. Kontraktor harus melakukan upaya-upaya sedemikian hingga
penyerapan air adukan oleh cetakan dapat dicegah.
f. Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian rupa agar
dapat memberikan penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya
"overstress" atau perpindahan tempat pada beberapa bagian
konstruksi yang dibebani. Struktur dari tiang penyangga harus cukup
kuat dan kaku untuk menunjang berat sendiri dan beban-beban yang
ada di atasnya selama pelaksanaan.
g. Sebelum penulangan, cetakan harus diteliti untuk memastikan
kebenaran letaknya, kekuatannya dan tidak akan terjadi penurunan
dan pengembangan pada saat beton dituang, permukaan cetakan
harus bersih terhadap segala kotoran, dan diberi form oil unuk
mencegah lekatnya beton pada cetakan. Untuk menghindari lekatnya

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


form oil pada bajatulangan, maka pemberian form oil pada cetakan
harus dilakukan sebelum tulangan terpasang.
h. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas, atau jika umur beton telah melampaui waktu
sebagai berikut :
· Bagian sisi balok 48 jam (setara dengan 35 % f’c)
· Balok tanpa beban konstruksi 7 hari (setara dengan 70 %
f’c)
· Balok dengan beban konstruksi 21 hari (setara dengan
95 % f’c)
· Pelat lantai/atap/tangga 21 hari (setara dengan 95 %
f’c)
i. Padabagian konstruksi yang terletak di dalam tanah, cetakan harus
dicabut sebelum pengurugan dilakukan.

7.13.A.Referensi-Referensi
Pekerjaan yang terdapat pada bab ini, kecuali ditentukan lain pada
gambar atau diperinci berikut, harus mengikuti peraturan-peraturan,
standard-standard atau spesifikasi terakhir sebagai berikut :
1. PBI-1971 NI-2 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971
2. SII Standard Industri Indonesia
3. ACI-301 Specification for Structural Concrete Build'
4. ACI-318 Building Code Requirement for Reinforced Concrete
5. ACI-347 Recommended Practice for Concrete Formwork
7.14. Pengangkutan dan Pencoran
a. Perletakan pengadukan dan pencoran harus diatur sedemikian rupa
hingga memudahkan dalam pelaksanaan pencoran .
b. Waktu antara pengadukan dan pencoran tidak boleh lebih dari 1 jam.
Pencoran harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindari
terjadinya pemisahan material dan perubahan letak tulangan.
c. Adukan tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari
1,5 m, cara penuangan dengan alat-alat bantu seperti talang, pipa,
chute, dan sebagainya harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas
d. Pelaksana harus memberitahukan Konsultan Pengawas selambat-
lambatnya 2 hari sebelum pencoran beton dilaksanakan.

7.15. Pemadatan Beton

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


a. Pemadatan beton harus dilakukan dengan penggetar
mekanis/mechanical vibrator dan tidak diperkenankan melakukan
penggetaran dengan maksud untuk mengalirkan beton.
b. Pemadatan ini harus dilakukan sedemikian rupa hingga beton yang
dihasilkan merupakan massa yang utuh, bebas dari lubang-lubang,
segregasi atau keropos .
c. Pada daerah penulangan yang rapat, penggetaran dilakukan dengan
alat penggetar yang mempunyai frekuensi tinggi untuk menjamin
pengisian beton dan pemadatan yang baik.
d. Alat penggetar tidak boleh disentuhkan pada tulangan terutama pada
tulangan yang telah masuk pada beton yang telah mulai mengeras.

7.16. Beton Ready Mixed


a. Bilamana beton yang digunakan adalah berupa beton ready mixed,
maka beton tersebut harus didapatkan dari sumber yang disetujui oleh
Direksi / Konsultan Manajemen Konstruksi, dengan takaran, adukan
serta cara pengiriman/pengangkutan yang memenuhi syarat-syarat
yang tercantum pada ASTM C94-78a.
b. Adukan beton harus dibuat sesuai dengan perbandingan campuran
yang telah diuji di Laboratorium serta secara konsisten harus dikontrol
bersama-sama oleh Direksi/Konsultan Manajemen Konstruksi dan
Supplier beton ready mixed. Kekuatan beton minimum yang dapat
diterima adalah berdasarkan hasil pengujian yang diadakan di
Laboratorium.
c. Syarat-syarat Beton Ready Mixed :
Temperatur beton ready mixed sebelum dicorkan tidak boleh lebih dari
30° C.
Penambahan additive dalam proses pembuatan beton ready mixed
harus sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat additive tersebut dan
dengan persetujuan dari Direksi/Konsultan Manajemen Konstruksi.
Bilamana diperlukan dua atau lebih jenis bahan additive, maka
pelaksanaannya harus dikerjakan secara terpisah. Dalam
pelaksanaannya harus sesuai dengan ACI 212.2R-71 dan ACI 212.1R-
63.
Setelah temperatur di dalam beton mencapai malsimum, maka
permukaan beton harus ditutupi dengan kanvas atau bahan penyekat
lainnya, untuk mempertahankan panas sedemikian rupa, sehingga

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


tidak timbul perbedaan panas yang mencolok antara bagian dalam
dan luar atau penurunan temperatur yang mendadak dibagian dalam
beton. Selanjutnya sesudah bahan penutup tersebut di atas dibuka,
permukaan beton tetap harus dilindungi terhadap pengertian yang
mendadak.

PASAL 8.
PEKERJAAN BETON PRAKTIS

8.1. Lingkup Pekerjaan


Bagian ini meliputi pengadaan bahan-bahan, peralatan, tenaga kerja dan
jasa-jasa lain sehubungan dengan pekerjaan kolom praktis, balok sloof
praktis, balok lintel, balok ring praktis dan bagian lain sesuai dengan
gambar-gambar dan persyaratan teknis ini.

8.2. Pengendalian Pekerjaan


Kecuali ditentukan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti
ketentuan-ketentuan seperti tertera dalam: ASTM C150, ASTM C 33, SII -
0051 - 74, SII - 0013 - 81, dan SII - 0136 - 84.

8.3. Bahan-bahan
Bahan-bahan / material yang digunakan berupa agregat kasar, agregat
halus, PC, dan sebagainya sesuai dengan yang dipakai pada beton
konstruksi. Demikian juga mengenai cara penyimpanan.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


PEKERJAAN PONDASI BORE PILE

9.1. Umum
a. Seluruh pekerjaan bore piledengan perhitungan per meter panjang,
dimana setiap meter panjang adalah pekerjaan jadi (terpasang). Seluruh
pekerjaan pengeboran, pengecoran, transportasi, mobilisasi dan lain-
lain sudah termasuk didalamnya.
b. Pondasi bore pile bulat dengan ukuran diameter sesuai dengan gambar
rencana.
c. Kedalaman ujung bore pile harus sampai benar-benar mencapai tanah
keras kurang lebih – 22 m dari muka tanah asli (tidak mengikat
tergantung kedalaman tanah keras).
d. Penggalian pada titik bore pile sebelum pemancangan tidak
diperbolehkan, kecuali bila disetujui oleh Konsultan Pengawas.

9.2. PROSEDUR
Prosedur pelaksanaan pekerjaan pondasi bored pile secara singkat dapat

diuraikan sebagaiberikut:

1. Pekerjaan Persiapan :
* Persiapan lahan untuk merakit dan mendirikan mesin bor pada titik yang
akan di bor

* Pembuatan sumur air bila di dekat lokasi tersebut tidak terdapat air (untuk
pengeboran dengan sistem wash boring).

* Pengadaan bak sirkulasi (untuk pengeboran dengan sistem wash boring).


* Pengadaan material
* Perakitan baja tulangan.

2. Pengeboran :
* Pengeboran dengan sistem dry drilling : tanah dibor dengan menggunakan
mata bor spiral dan diangkat setiap interval kedalaman 0,5 meter. Hal ini
dilakukan berulang-ulang sampai kedalaman yang ditentukan.

* Pengeboran dengan sistem wash boring : tanah dikikis dengan


menggunakan mata bor cross bit yang mempunyai kecepatan putar 375
rpm dan tekanan +/- 200 kg. Pengikisan tanah dibantu dengan tiupan air
lewat lubang stang bor yang dihasilkan pompa sentrifugal 3″. Hal ini
menyebabkan tanah yang terkikis terdorong keluar dari lubang bor.
Setelah mencapai kedalaman rencana, pengeboran dihentikan, sementara

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


mata bor dibiarkan berputar tetapi beban penekanan dihentikan dan air
sirkulasi tetap berlangsung terus sampai cutting atau serpihan tanah betul-
betul terangkat seluruhnya. Selama pembersihan ini berlangsung, baja
tulangan dan pipa tremi sudah disiapkan di dekat lubang bor.
Setelah cukup bersih, stang bor diangkat dari lubang bor. Dengan bersihnya
lubang bor diharapkan hasil pengecoran akan baik hasilnya.

3. Pemasangan kerangka Baja Tulangan dan Pipa Tremie.


* Kerangka baja tulangan yang telah dirakit diangkat dengan bantuan diesel
winch dalam posisi tegak lurus terhadap lubang bor dan diturunkan dengan
hati-hati agar tidak terjadi banyak singgungan dengan lubang bor.

* Baja tulangan yang telah dimasukan dalam lubang bor ditahan dengan
potongan tulangan melintang lubang bor. Apabila kebutuhan baja tulangan
lebih dari 12 meter bisa dilakukan penyambungan dengan diikat kawat
beton dengan panjang overlap 30 - 40 D atau dengan cara las.

* Setelah rangka baja tulangan terpasang, pipa tremi disambung dan


dimasukkan kedalam lubang dengan panjang sesuai kedalaman lubang bor.

* Apabila pada waktu pemasangan baja tulangan terjadi singgungan dan


terjadi keruntuhan di dalam lubang bor, maka diperlukan pembersihan ulang
dengan memasang head kombinasi diameter 6″ ke diameter 2″. Dengan
memompakan air kedalam stang bor dan pipa tremi, maka runtuhan-
runtuhan dan tanah yang menempel pada besi tulangan dapat dibersihkan
kembali.

* Pada saat pembersihan dilakukan, pengadukan beton bisa mulai


dilakukan.

4. Pekerjaan Pengecoran :
Setelah pembersihan lubang bagian akhir selesai, head kombinasi dibuka
dan diganti corong cor yang disambung dengan pipa tremi.

- Pengecoran awal :
Pengecoran adalah bagian akhir dari pekerjaan bored pile dimana langkah
pengecoran awal adalah bagian terpenting dari pekerjaan ini.
Prosedur pengecoran yang biasa dilaksanakan pada pekerjaan bored pile
adalah sebagaiberikut:

a. Untuk memisahkan adukan beton dari lumpur bor pada pengecoran awal,

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


digunakan kantong plastik yang telah diisi adukan beton dan diikat dengan
kawat beton yang digantung di bagian dalam lubang tremi.
b. Setelah tenaga cor siap, beton ditampung di dalam corong cor dan
ditahan oleh bola-bola beton pada kantong plastik. Setelah cukup penuh,
bola kantong plastik dilepas sehingga terdorong beton yang ada di dalam
lubang tremi. Selanjutnya penuangan beton dilakukan dengan cepat
sehingga cukup untuk mendorong air lumpur bor yang ada di dalam lubang
tremi. Slump adukan beton untuk bored pile tidak boleh terlalu rendah
(minimal 16 cm) sehingga mudah mengalir dan mendorong lumpur yang
ada di dalam lubang bor.
c. Pengecoran selanjutnya dilakukan secara kontinyu dan tidak terputus
lebih dari 10 menit. Dengan sistem tremi ini pengecoran dimulai dari dasar
lubang dengan mendorong air / lumpur dari bawah keluar lubang.
d. Setelah pipa tremi penuh dan ujung pipa tremie tertanam beton biasanya
beton tidak dapat mengalir karena ada tekanan dari bawah. Untuk
memperlancar adukan beton didalam pipa tremi, dilakukan hentakan
hentakan pada pipa tremi. Pipa tremi harus selalu terbenam dalam adukan
beton dan pengisian di dalam corong harus dijaga terus menerus agar
corong tidak kosong.
e. Pipa tremi dilepas setiap 2 meter dan dilakukan setelah pipa tremi naik ke
permukaan lubang lebih dari 2 meter.
f. Pengecoran dihentikan setelah adukan beton yang naik ke permukaan
telah bersih dari lumpur. Bila pengecoran dihentikan di bawah permukaan
tanah (karena perhitungan adanya galian tanah), maka tinggi pengecoran
minimal harus 0,5 meter di atas level rencana bagian atas bored pile
(sampai beton pada rencana bagian atas tidak tercampur Lumpur lagi).
g. Pembersihan dan pemasangan kembali.

Setelah pekerjaan pengecoran selesai, semua peralatan dibersihkan dari


sisa beton dan lumpur dan disiapkan kembali untuk dipakai pada titik bor
berikutnya.

9.3. Loading Test Dan Pile Driving Analysis(optional jika dipandang


perlu)

Untuk mengetahui daya dukung bored pile biasa dilaksanakan test beban
secara langsung (Loading Test) dengan beban minimal 2 kali beban rencana
atau test beban secara simulasi (Pile Driving Analysis) dilakukan untuk
mengetahui daya dukung sesungguhnya dari tiang yang di test.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


PASAL 9.
PEKERJAAN PONDASI BATU KALI

1. LINGKUP PEKERJAAN
1. Pekerjaan meliputi pengadaan alat, bahan
dan tenaga kerja untuk keperluan pekerjaan ini.
2. Pekerjaan ini meliputi pemasangan pondasi
batu kali dengan bahan yang tersebut dalam persyaratan ini.

2. SYARAT-SYARAT BAHAN
1. Bahan berupa batu kali yang mempunyai
kualitas baik, tidak porus, dan tidak mudah pecah.
2. Bahan seperti semen, pasir dan air
sebagaimana yang disyaratkan pada pekerjaan beton.

3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
1. Dasar galian harus bebas dari lumpur.
2. Apabila muka air tanah cukup tinggi,
sehingga dasar galian selalu terendam oleh air. Maka harus dibuat
dewatering dengan jalan membuat lubang pemompaan.
3. Ukuran pondasi batu kali harus sesuai dengan
gambar, baik itu ukuran lebar bagian dasar, tinggi pondasi yang
mana dari ukuran yang salah akan mempengaruhi kemampuan
daya dukung pondasi tersebut.
4. Pemasangan pondasi batu kali mengunakan
campuran 1 Pc : 5 Ps. Dalam pemasangannya antar batu kali tidak
boleh ada yang bersentuhan satu sama lain, sehingga ikatan antar
batu kali menjadi baik.
Pemasangan batu kali harus baik, lurus dan pada bagian luar
diusahakan menggunakan penampang yang baik hingga
menghasilkan tampak pondasi yang rapi.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


PASAL 10.
PEKERJAAN BAJA (STRUKTURAL)

11.1. Lingkup Pekerjaan


a. Bagian ini meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan dan
perlengkapan serta pemasangan dari semua pekerjaan bajauntuk
struktur, rangka atap rangka kolom ornament atau seperti yang terlihat
dalam gambar.
b. Pekerjaan ini mencakup segala sesuatu yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan konstruksi baja pada atap secara lengkap sesuai dengan
gambar dan persyaratan teknis ini.

11.2. Ketentuan Umum


Persyaratan-persyaratan konstruksi baja dan istilah teknik secara umum
menjadi satu kesatuan dalam bagian buku persyaratan teknis ini. Kecuali
ditentukan lain dalam buku persyaratan teknis maka semua pekerjaan baja
harus sesuai dengan standar berikut :
a. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) 1983
b. Peraturan Pembebanan untuk Gedung Indonesia (PPUG) 1983
c. Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBBI) NI - 3 1970
d. American Society for Testing Material (ASTM)
e. Steel Structural Painting Council (SSPC)
f. Standar Industri Indonesia (SII).
Pemborong harus melaksanakan pekerjaan ini dengan ketepatan dan
kesesuaian yang tinggi menurut persyaratan teknis ini, gambar rencana dan
instruksi-instruksi yang diperlukan oleh Konsultan Pengawas.

11.3. Material
A. Umum
a. Semua material yang digunakan harus baru dengan kualitas terbaik
dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.Konsultan Pengawas berhak
untuk minta diadakan pengujian atas bahan-bahan tersebut dan
Pelaksana harus bertanggungjawab atas segala biaya yang
dikeluarkan untuk itu.
b. Baja struktur harus mempunyai mutu BJ 37.
c. Las yang digunakan adalah las listrik dengan mutu FE 360 atau E
6013 sesuai dengan JIS.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


d. Semua baja yang digunakan harus sesuai bentuk, ukuran dan
ketebalannya serta bebas dari karat, cacat karena tumbukan, tekuk,
atau puntir, dengan berat sesuai rencana.
e. Semua material baja harus dari supplier yang dapat
dipertanggungjawabkan dengan disertai sertifikat dari pabrik. Jika
dianggap perlu, pelaksana harus menyerahkan hasil pengujian yang
dibutuhkan dan berhubungan dengan konstruksi baja ini disertai
faktur pengiriman.
f. Bahan untuk coating adalah cat, dengan warna ditentukan
kemudian.

B. Rangka Atap Kanopy


a. Rangka utama dengan baja Baja IWF 300X150X6,5X9 dan Baja IWF
150X75X5X7.
b. Untuk Spanner menggunakan dia. 16mm (ikatan angin) dengan turn
buckle dan Penggantung/Hanger menggunakan besi polos solid dia.
19mm
c. Perhitungan struktur dan surat garansi resmi untuk mendapatkan
persetujuan oleh Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan
pihak Pemberi Tugas.
d. Semua rangka yang ter ekspose dan berongga/bolong harus ditutup
dengan palt baja 3mm dan dilas dan difinish.
e. Baseplate dan tension plate dengan plat baja tebal 16mm, dengan
angkur baut diameter 16
f. Pada tumpuan utama menggunakan plat buhul pada dua sisi (kiri-
kanan) dengan tebal 8mm
g. Seluruh sambungan menggunakan las AWS dengan ketebalan
minimal 5mm (tidak boleh kurang).
h. Seluruh pekerjaan rangka atap terekspose ataupun tidak harus
difinish dengan cat dasar anti karat ex zinchromate.
i. Suplier harus melampirkan perhitungan struktur dan surat garansi
resmi untuk mendapatkan persetujuan oleh Konsultan Pengawas,
Konsultan Perencana dan pihak Pemberi Tugas.

11.4. Fabrikasi
a. Fabrikasi harus dilaksanakan dalam bengkel/workshop, yang memenuhi
persyaratan terlindung dari pengaruh cuaca. Pelaksana harus membuat
workshop di lapangan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. Apabila
fabrikasi dilakukan di luar lokasi, pelaksana harus menanggung biaya

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


yang dikeluarkan oleh Konsultan Pengawas untuk mengawasi
pelaksanaan pekerjaan tersebut.

b. Penyambungan dan Pemasangan.


a) Pengelasan.
 Pekerjaan pengelasan ini harus memenuhi syarat-syarat JIS
atau AISC.
 Pengelasan harus dilakukan oleh tenaga-tenaga ahli yang
berpengalaman dan dengan ketepatan yang tinggi. Kontraktor
wajib menyerahkan sertifikat keahlian dari masing-masing
tukang lasnya sesuai dengan peraturan.
 Pengelasan hanya boleh dilakukan pada tempat-tempat yang
dinyatkaan dalam gambar kerja dan RKS ini. Ukuran las yang
tercantum dalam gambar adalah ukuran-ukuran efektif.
 Batang-batang elektrode yang dipakai adalah jenis Mild sleel
Arca Welding Electrode dan harus memenuhi syarat JIS atau
AISC/AWS. Batang elektrode ini harus disimpan pada tempat
yang dapat menjamin sifat-sifat dari elektrode tersebut
selama dalam peyimpanan.
 Pengelasan harus menjamin pengaliran yang merata dari
cairan elektrode tersebut.
 Pekerjaan las sebanyak mungkin dilaksanakan di dalam
lapangan harus cukup baik dan sangat hati-hati, tidak boleh
dilakukan sewaktu dalam keadaan basah atau hujan.
 Pemberhentian las harus pada tempat-tempat yang
ditentukan dan harus dijamin bahwa profil-profil yang dilas
tidak akan berputar atau membengkak setelah sambungan
menjadi dingin.
 Setelah pengelasan selesai, maka sisa-sisa kerak las harus
dibersihkan dengan baik.
 Las-lasan yang menunjukkan cacat, harus dipotong dan dilas
kembali atas biaya kontraktor.
 Sebelum pekerjaan las dimulai, kontraktor wajib
menyerahkan prosedur kerja cara-cara pengelasan yang akan
dikerjakan, baik di bengkel maupun yang akan dikerjakan di
lapangan. Usulan ini harus diperiksa dan disetujui Konsultan
Pengawas sebelum pekerjaan pengelasan ini dapat dimulai.

b) Persiapan Pekerjaan Pengelasan.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


 Bidang permukaan yang akan dilas harus rata, bersih dan
bebas dari retakan atau cacat-cacat lainnya yang dapat
mengurangi mutu pengelasan. Juga permukaan tersebut
harus bebas dari kotoran, cat , aspal, minyak dan karat.
 Sebelum pekerjaan las dimulai, maka harus ada jaminan
bahwa bidang-bidang yang akan disambung las tidak boleh
bergerak sampai pekerjaan las selesai dilakukan.
 Bagian-bagian yang akan dilas sebaiknya dalam keadaan
datar dan bila ada yang harus di las tegak maka pengelasan
harus dimulai dari bawah kemudian ke arah atas.
 Bagian ujung dari suatu las tumpul harus mendapat jaminan
bahwa sambungan dilaksanakan dalam keadaan penuh. Untuk
itu sebaiknya dipakai batang-batang penyambungan pada
bagian ujung dari sambungan tersebut agar pengelasan dapat
dilaksanakan penuh.

c) Pemberian tanda, Pengangkutan dan Penyimpanan


 Setelah distel di bengkel konstruksi, maka setiap komponen
diberi nomor secara sistematis agar di lapangan nanti, bagian-
bagian tersebut dapat disambung kembali dengan mudah.
 Setiap komponen juga harus dihitung beratnya, agar dapat
diatur alat pengangkutannya seperti truk-truk dan trailer
sesuai dengan kapasitas yang diperlukan.
 Di lapangan, komponen baja harus diletakkan sedemikian
rupa agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan dan yang
dapat memperlemah konstruksi tersebut.

d) Pekerjaan Pemasangan Baja Struktur


 Sebelum erection dimulai, Pemborong harus memeriksa
kembali kedudukan angker-angker baja dan memberitahukan
kepada Konsultan Pengawas mengenai metode dan urutan
pelaksanaan/erection. Perhatian khusus harus dilakukan
dalam pemasangan angker-angker untuk kolom di mana
jarak/kedudukan angker harus tepat dan akurat untuk
mencegah ketidakcocokan dalam erection. Untuk itu harus
dijaga agar selama masa pencoran, angker tersebut tidak
bergeser, misalnya dengan mengelas pada tulangan kolom
beton.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


 Semua peralatan dan steiger yang diperlukan untuk
pemasangan konstruksi baja harus disediakan oleh kontraktor
dalam keadaan cukup baik di lapangan, walau secara khusus
tidak diperlihatkan dalam gambar-gambar atau persyaratan
teknis harus diadakan.
 Kontraktor bertanggungjawab atas keselamatan pekerjaan di
lapangan. Untuk ini Kontraktor harus menyediakan ikat
pinggang pengaman, helmet, sarung tangan, pemadam
kebakaran, dll.

11.5. Perubahan-perubahan dan Tambahan


a. Perubahan-perubahan dan bagian-bagian atau tambahan-tambahan
pada detail, atau keduanya beserta uraian yang menyebabkannya harus
diberikan beserta gambar kerja untuk disetujui.
b. Perubahan-perubahan yang disetujui, pengganti-pengganti dan
penambahan yang perlu untuk bagian-bagian dari pekerjaan harus
dikoordinasikan oleh Pemborong tanpa tambahan biaya.

11.6. Pengujian Mutu Pekerjaan


a. Pemasangan harus dengan toleransi yang diijinkan/tertera dalam
standar-standar yang telah disetujui.
b. Bila toleransi tersebut tidak tercantum dalam standar, maka toleransi
akan diberikan oleh Konsultan Pengawas
c.Pemasangan baja dengan toleransi yang tidak disetujui akan ditolak.
d. Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk memeriksa pekerjaan di
pabrik pada saat yang dikehendaki, dan tidak ada pekerjaan yang boleh
dikirim ke lapangan sebelum diperiksa dan disetujui Konsultan Pengawas
e. Setiap pekerjaan yang kurang baik atau tidak sesuai dngen gambar atau
spesifikasi akan ditolak dan apabila terjadi demikian, harus diperbaiki
dengan segera, dan biaya untuk hal ini menjadi beban Kontraktor.

11.7. Persyaratan Pengujian


a. Semua bahan yang dipergunakan dalam pekerjaan baja harus
dimungkinkan untuk diperiksa atau ditest baik workshop lapangan
maupun pada Lembaga/Instansi yang berwenang untuk menguji (DPMB,
LIPI, dsb.).

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


b. Untuk profil-profil yang tersusun dari pelat (built up) harus diadakan
pengujian non destructive testing. Apabila dalam pengujian non
destructive testing timbul keraguan mengenai mutu baja, mutu
pengelasan, maka Konsultan Pengawasberhak untuk meminta diadakan
pengujian destructive testing.
c. Semua biaya pengujian ini ditanggung oleh Kontraktor.

PASAL 11.
PEKERJAAN KEDAP AIR / WATERPROOFING

12.1. Lingkup Pekerjaan


Meliputi penyediaan bahan dan pemasangan waterproofing pada
permukaan plat beton atap dan talang, tempat daerah basah (toilet) dan
tanki penampungan air atau sesuai dengan gambar kerja.

12.2. Bahan
1. Standar Mutu Bahan
Berdasarkan : ASTM 828, ASTME, TAPP 1803 DAN 407.
2. Untuk pelat atap dan daerah basah lainnya seperti toilet dan sebagainya
menggunakan Produk lembaran setara Awazseal, Sintaproof, Isobond, Bituthene
2000.
3. Jenis bahan membrane yang digunakan harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a. Tebal bahan minimum 1,50 mm, karakteristik fisik, kimiawi dan
kepadatan yang merata dan konstan.
b. Kedap air dan uap, termasuk bagian-bagian yang akan disusun
overlapping nanti.
c. Memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan tekanan.
d. Susunan polimer tidak berubah akibat perubahan cuaca.
4. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan tertutup
(belum dibuka) dan masih tersegel dan berlabel sesuai pabriknya.
5. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab,
kering dan bersih.
6. Kontraktor bertanggungjawab atas kerusakan bahan-bahan yang
disimpannya baik sebelum atau selama pelaksanaan.
7. Bahan yang digunakan adalah Produksi dalam negeri.
8. Pengujian

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


a. Bila diperlukan Kontraktor wajib mengadakan test bahan sebelum
dipasang, pada laboratorium yang ditunjuk Konsultan Pengawas.
Dan sebelum dimulai pemasangannya Kontraktor harus
menunjukkan sertifikat keaslian barang dan supplier disertai data-
data teknis komposisi unsur material pembentuknya.
b. Sewaktu penyerahan hasil pekerjaan, kontraktor wajib memberikan
jaminan atas produk yang digunakan terhadap kemungkinan bocor,
pecah dan cacat lainnya, selama 10 (sepuluh) tahun termasuk
mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang terjadi.
Jaminan yang diminta adalah jaminan dari pihak pabrik untuk mutu
material, serta jaminan dari pihak pemasang (applicator) untuk
mutu pelaksanaan pemasangannya.
c. Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan/pengujian dengan
melakukan penyemprotan langsung dengan air serta
menggenanginya di atas permukaan yang diberi lapisan/additive
kedap air.

12.3. Gambar
a. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan gambar dokumen kontrak dan keadaan lapangan, untuk
memperjelas detai-detail khusus yang diperlukan pada saat
pelaksanaan di lapangan.
b. Shop drawing harus mencantumkan semua data termasuk tipe bahan
keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus.
c. Shop drawing belum dapat dilaksanakan sebelum mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Pengawas.

12.4. Contoh
a. Kontrakrtor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, disertai brosur
lengkap dan jaminan keaslian material dari pabrik.
b. Contoh bahan harus diserahkan minimal sebanyak 2 (dua) buah yang
setara mutunya. Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merk akan
diberitahukan oleh Konsultan Pengawas dalam jangka waktu tidak lebih
dari 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak penyerahan contoh-contoh
bahan tersebut.
c. Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk meminta kontraktor
mengadakan mock-up guna memperjelas usulan material yang
diajukannya.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


12.5. Pelaksanaan
a. Persiapan permukaan yang dilapis waterproofing lantai beton harus
bebas dari kotoran yang melekat seperti bitumen, oli, bercak-bercak
cat, lemak dan lain-lain,
b. Lapisan dasar primer untuk meratakan penmukaan lantai beton dan
membuat kemiringan dengan screeding beton campuran 1 : 2
ditambahkan 0,5 kg/m2 dengan semen slurry bonding agent lain yang
setara. Kemiringan screeding beton sekurang-kurangnya 2%,
selanjutnya Kontraktor melapor Konsultan Pengawas untuk mendapat
persetujuan.
c. Seluruh lapisan waterproofing, jika tidak ditentukan lain harus pula
menutupi kaki-kaki bidang-bidang tegak sampai ketinggian permukaan
air (minimal 30 cm). Pertemua.bidang horizontal dan vertikal harus
dipasang polyster mesh. Disekeliling pipa-pipa pembuang harus dibobok
untuk kemudian diisi dengan semen non shrink.
d. Aplikasi pemasangan oleh tenaga ahli dan persyaratan dari produsen :
Campuran waterproofing adalah semen slurry 3 kg/m2 dicampur
dengan bonding agent (additive) sehingga mencapai ketebalan
minimum 3 mm.
e. Waterproofing membrane dilaksanakan pada pekerjaan beton daerah
terbuka yang besinggungan dengan air seperti atap dak beton.
f. Pada pekerjaan beton yang bersinggungan dengan air dan digunakan
untuk lalu lintas manusia, water proofing yang digunakan harus
memiliki campuran butiran berbatu keras.
g. Untuk semua waterproofing yang terpasang harus diadakan uji coba
terhadap kebocoran selama 24 jam atau hingga dapat dipastikan tidak
terdapat bukti adanya kebocoran.
h. Pekerjaan waterproofing harus mendapat sertifikat pemeliharaan cuma-
cuma selama 2 (dua) tahun dari aplikator.
i. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang
berpengalaman dan sesuai dengan "metode pelaksanaan" berdasarkan
spesifikasi pabrik.
j. Khusus untuk bahan water proofing yang dipasang di tempat yang
berhubungan langsung dengan matahari tetapi tidak mempunyai lapis
pelindung terhadap ultra violet maka di atasnya harus diberi lapisan
pelindung sesuai gambar pelaksanaan, atau petunjuk Konsultan
Pengawas, dimana lapisan ini dapat berupa screed maupun material
finishing lainnya.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


Referensi dan Standar-Standar

Semua pekerjaan yang tercantum dalam bab ini, kecuali tercantum dalam gambar
atau diperinci, harus memenuhi edisi terakhir dari peraturan, standard dan
spesifikasi berikut ini :
a. SNI 03-6861-2002 Tentang Beton Bertulang Indonesia
b. SNI-2847-2002 Tatacara Penghitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung
c. PUBI - 1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di
Indonesia
d. ACI - 304 AC1 304. IR-92, State-of-the Art Report on Preplaced
Aggregate
Conc. for Structural and Mass Concrete, Part 2

ACI 304.2R-91, Placing Concrete by Pumping Methods, Part 2


e. ASTM - C94 Standard Specification for Ready-Mixed
Concrete
f. ASTM - C33 Standard Specification for Concrete
Aggregates
g. ACI - 318 Building Code Requirements for Reinforced
Concrete
h. ACI - 301 Specification for Structural Concrete of
Building
ACI - 212 ACI 212.IR-63, Admixture for Concrete, Part 1
i. ACI 212.2R-71, Guide for Use of Admixture in Concrete, Part 1
j. ASTM - C 143 Standard Test Method for Slump of Portland
Cement Concrete
k. ASTM - C231 Standard Test Method for Air Content of
Freshly
Mixed Concrete by the Pressure Method
l. ASTM - C171 Standard Specification for Sheet Materials for
Curing Concrete
m. ASTM - C 172 Standard Method of Sampling Freshly Mixed
Concrete
n. ASTM - C31 Standard Method of Making and Curing
Concrete
Test Specimens in the Field
o. ASTM - C42 Standard Method of Obtaining and
Testing Drilled

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


Cares and Sawed Beams of Concrete
p. ASTM - C309 Standard Specification for Liquid Membrane
Forming Compounds for Curing Concrete
q. ASTM - D1752 Standard Specification for Performed Spange
Rubberand Cork Expansion Joint Fillers for
Concrete Paving and Structural Construction
r. ASTM - D1751 Standard Specification for Performed
Expansion
Joint Fillers for Concrete Paving and Structural
Construction (Non-extruding and Resilient
Bituminous Types)
s. SII Standard Industri Indonesia
t. ACI - 315 Manual of Standard Practice for Reinforced
Concrete
u. ASTM - A185 Standard Specification for Welded Steel Wire
Fabric for Concrete Reinforcement.
v. ASTM - .A 165 Standard Specification for Deformed and Plain
Billet Steel Bars for Concrete Reinforcement,
Grade 40, deformed for reinforcing bars.
Grade 40, for stirrups and ties.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – STRUKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


.

RENCANA KERJA DAN SYARAT– SYARAT ( RKS )


PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL

BAB I
PEKERJAAN TATA UDARA

1.1. LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan instalasi ini meliputi seluruh pekerjaan pengadaan dan


pemasangan instalasi Tata Udara (Air Conditioning) secara lengkap
termasuk semua perlengkapan dan sarana penunjangnya, sehingga
diperoleh suatu instalasi yang lengkap dan baik serta diuji dengan
seksama dan siap dipergunakan.

Lingkup pekerjaan instalasi ini secara garis besarnya adalah sebagai


berikut:
Pengadaan dan pemasangan semua peralatan Air Conditioning seperti :
Split Wallmounted , Thermostat, Control dll.
Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi pipa refrigerant, pipa
dan Condensate.
Pengadaan dan pemasangan sumber daya listrik bagi instalasi ini
seperti kabel pada panel AC.
Melaksanakan pekerjaan Testing Adjusting dan Balancing ( TAB ) dari
semua instalasi yang terpasang, sehingga instalasi bekerja dengan
sempurna, sesuai dengan kriteria-kriteria design.
Pengadaan pemasangan semua pekerjaan sipil yang diperlukan untuk
instalasi ini seperti yang tercantum dan diuraikan dalam dokumen ini.
Mendidik petugas-petugas yang ditunjuk oleh pemilik mengenai cara-
cara menjalankan dan memelihara instalasi ini, sehingga petugas
tersebut betul-betul dapat menjalankan dan memelihara instalasi
dengan benar.
Menyerahkan gambar-gambar, buku petunjuk cara menjalankan dan
memelihara serta data teknis lengkap peralatan instalasi yang
terpasang.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa
pemeliharaan.
Memberikan garansi terhadap mesin/peralatan yang terpasang.
Melakukan pekerjaan atau ketentuan lain yang tercantum dalam
dokumen ini secara addendumnya.

1.2. SPLITWALLMOUNTED

1. Umum
Air Condition yang dimaksud adalah air condition yang mengharuskan
system pendingin yang kontinu dan terjamin sehingga memperoleh
temperatur, kelembaban, aliran udara dan kebersihan udara seperti
yang diinginkan.
2. Spesifikasi Teknis
a. Jenis Split Wallmounted dengan kapasitas pendingin 9800 BTU/h
sampai dengan 26.600 BTU/h
b. Setting suhu ruang yang diinginkan adalah 22 –23 °C, RH 55 %
dengan asumsi suhu udara luar 35 °C
c. Noise level maximum 45 dB
3. Jenis Freon
Jenis Freon yang digunakan adalah R 22 yang dilengkapi dengan
predisposision untuk freon R 407 C
4. Panel ( body ) Indoor Unit
a. Panel ( body ) indoor terbuat dari bahan galvanized steel
b. Indoor unit dilengkapi panel tersendiri
5. Kompressor dan Sirkuit pendingin
a. Jenis kompressor adalah Scroll hermetic Compressor, yang
dilengkapi dengan proteksi listrik terpadu . Kompressor terpasang
pada frame dilengkapi material anti vibrasi.
b. Sistem pendingin dilengkapi Thermostatic expantion valve, liquid
dan moiture indicator, filter dryer dan liquid receiver.
c. Sistem pendingin juga dilengkapi dengan sensor dan switch untuk
pengaman terhadap tekanan tinggi kompressor.
6. Evaporator
a. Koil pendingin terdiri dari tabung tembaga dan alumunium fin
b. Dilengkapi direct drive centrifugal fan
c. Dilengkapi filter udara yang dapat dibersihkan//dicuci
d. Dilengkapi receiver penampung air Kondensasi
e. Dilengkapi sensor suhu , kelembaban untuk udara Return
7. Outdoor unit

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


a. Kabinet terbuat dari bahan Alumunium, yang tahan terhadap cuaca
luar
b. Koil condensing terdiri dari tabung tembaga dan alumunium fin

1.3. FAN

1. Lingkup pekerjaan
Seperti yang tercantum dalam gambar perencanaan kontraktor
melakukan pengadaan dan pemasangan peralatan ventilasi ( Fan )
lengkap alat bantu, serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap
dipergunakan.
2. Umum
Spesifikasi teknis adalah sebagai kebutuhan dasar yang harus diikuti,
sedang ketentuan spesifikasi terhadap type, kemampuan peralatan,
kelengkapan lain dapat dilihat pada lembar gambar rencana.
a. Fan yang akan dipasang harus sudah mendapatkan sertifikat,
sesuai standar yang berlaku dinegara dimana fan tersebut
diproduksi , yang mengacu pada AMCA standard 210 – 4 di
Amerika.
b. Sound power level mempunyai noise level yang rendah max 60 dB
3. Spesifikasi Teknis
a. Propeller fan
- Fan dari type propeller untuk dinding maupun ceilling, kecuali
bila dinyatakan ceilling fan dari type centrifugal seperti ditunjuk
dalam gambar
- Untuk fan dinding yang berhubungan dengan luar lengkap
dengan automatic shutter dari jenis allumunium.
- Untuk fan dinding dengan kapitas besar dan static pressure
tinggi fangka fan dari baja yang dicat anti karat dengan impeller
dari alumunium.
- Rangka untuk dudukan fan pada dinding bata dibuat bahan dari
kayu dengan baut yang tahan karat.

1.4. PEKERJAAN PERPIPAAN

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


1. Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan pada butir ini adalah pengadaan dan pemasangan
instalasi pemipaan lengkap dengan fitting-fitting, alat-alat bantu,
dengan isolasi atau tanpa isolasi sesuai seperti yang ditunjukkan pada
gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.
2. Umum
Seperti apa yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur-jalur pipa
yang tercantum adalah gambar dasar yang menunjukkan route dan
ukuran pipa. Pemborong wajib menyesuaikan dengan keadaan
setempat (shop drawing) dan dengan jalur-jalur instalasi lainnya,
berikut detail atau potongan-potongan yang diperlukan dan mendapat
persetujuan dariConsultan pengawas sebelum dilaksanakan.
3. Konstruksi Pemipaan Refrigerant & Drain
a. Menyediakan dan memasang instalasi pemipaan untuk seluruh
system AC, (refrigerant dan/ kondesasi) termasuk fitting-fitting dan
alat-alat bantu).
b. Hendaknya semua pipa refrigerant harus dikerjakan secara hati-hati
dan sebaik mungkin, sebelum dipasang semua bagian harus sudah
bersih, kering dan bebas dari debu dan kotoran dan hendaknya
dipasang sependek mungkin.
c. Pipa tembaga dari jenis K yang dehydranted dan sealed. Diameter
pipa yang dipakai harus disesuaikan kembali dengan kapasitas
pendingin mesin dan panjang ekivalen pipa.
d. Perbedaan tinggi antara condensing dan evaporator dan panjang
pipa tidak melebihi yang ditentukan oleh pabrik pembuat.
e. Sambungan pipa memakai solder perak dengan meniupkan gas
mulia seperti nitrogen kering ke dalam pipa yang sedang
disambung untuk menghindarkan terbentuknya kerak oksida di
dalam pipa.
f. Solder lunak “tinlead 95-5” dapat dipergunakan kecuali pada pipa
discharge gas panas.
g. Pipa refrigerant harus disangga dan digantung dengan baik untuk
mencegah melentur dan meneruskan getaran mesin kepada
bangunan.
h. Suatu alat pengering refrigerant (filter drier) dengan kapasitas yang
cukup serta “sight glass moisture indicator” harus dipasang pada
bagian “liquid line” setiap pipa terpasang, sight glass harus
dilengkapi dengan tutup pelindung, filter drier harus menurut ARI
Standard 710, hendaknya jenis full low replaceable care.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


i. Strainer hendaknya dipasang dalam jaringan refrigerant sebelum
pemasukan tiap thermostatic expansion valve.
j. Pipa drain menggunakan Pipa PVC klas AW dengan diameter 20
mm.

1.5. PEKERJAAN LISTRIK UNTUK AC


1. Lingkup pekerjaan
Lingkup pekerjaan untuk elektrikal/kontrol ini adalah pengadaan dan
pemasangan seluruh instalasi listrik (termasuk motor listrik)
pengkabelan, panel-panel dan instrumentasi kontrol seperti yang
ditunjukkan pada gambar-gambar rencana/diagram yang melengkapi
dokumen ini.
2. Umum
Seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur-jalur kabel dan
perletakan panel seperti yang tercantum adalah gambar dasar yang
menunjukkan route, lokasi panel dan perletakan instrument kontrol.
Pemborong wajib menyesuaikan enagn keadaan setempat (shop
drawing) dan dengan jalur-jalur instalsi lainnya berikut detail-detail
yang diperlukan untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.
Pemborong wajib mengikuti peraturan-peraturan yang berlaku yang
dikeluarkan oleh :
Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Lembaga Masalah Ketenagaan (LMK).
Dinas Pemadam Kebakaran.
Lembaga Pengujian Bahan.
Dinas Keselamtan Kerja.
3. Spesifikasi teknis
a. Panel
Semua komponen-komponen yang dipergunakan untuk panel
tenaga dan panel-panel kontrol buatan MG, GE,ABB atau setara
yang disetujui Konsultan pengawas.
Panel-panel tenaga harus dibuat dari pelat besi setebal 2 mm,
dilengkapi dengan kunci, pengecatan dengan cat bakar dan
powder coating minimum 2 kali. Warna finishing ditentukan
kemudian.
b. Panel Pembagi
Panel pembagi harus dilengkapi dengan pilot lamp R-S-T, voltmeter
serta ampermeter dengan selector switch untuk 3 phase, plat nama
untuk peralatan.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


c. Wiring
Wiring untuk instalasi listrik dan control harus dipasang dalam
pipa conduit PVC ex : Ega, Clipsal, setara.
Wiring digram hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan
peralatan AC yang bersangkutan.
Kabel yang dipasang di dalam tanah, jenis NYFGBY harus
dipasang sekurang-kurangnya sedalam 75 cm dengan pasir
sebagai alas dan pelindung, kemudian dilindungi dengan batu
pelindung sebelum diurug kembali.
Ditiap tarikan kabel tidak boleh ada sambungan.
Menghubungkan kabel pada terminal harus menggunakan
“kabel schoen”. Pemasangan “kabel schoen” harus
menggunakan timah pateri lalu dipres hydraulis.
Ukuran-ukuran lebih kecil cukup dengan tang press tangan.
Setiap kabel yang menuju terminal peralatan harus dilindungi
memakai flexible conduit.
Kabel yang dipasang pada dinding luar harus memakai pipa
conduitPVC dan diklem rapike dinding memakai klem pipa.
Kabel-kabel yang digantung pada pelat beton harus memakai
klem penggantung dan wire rod yang diramset ke beton.
Kabel yang dapat digunakan adalah buatan Kabel metal atau
supreme, vocksell, yunitomo, eterna, setara.

1.6. PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. Pondasi
Semua pondasi beton yang diperlukan untuk outdoor unit, panel-
panel listrik termasuk dalam pekerjaan pemborong AC.
Pemborong AC harus menyediakan dan memasang (sesuai dengan
gambar rencana, atau gambar kerja yang disetujui) semua dudukan
(support) atau penggantung (hanger) untuk mesin-mesin, alat-alat,
pipa kabel dan duct yang diperlukan.
Semua penggantung harus dipasang pada balok atau pada rangka
baja dan harus berkonsultasi dengan Konsultan Pengawas dan
Pemborong Sipil.
Pemborong AC harus menjamin bahwa instalasi yang dipasangnya
tidak akan menyebabkan penerusan suara dan getaran (vibration &
noise transmission) ke dalam ruangan-ruangan yang dihuni.
2. Pengecatan

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


Untuk pengantungan/penyangga harus dicat meni dan setelah itu
dicat dengan cat alumunium.
Semua equipment, disebabkan gangguan cuaca atau gangguan
setempat atau karat yang merusak sebagian atau seluruh cat
aslinya, harus dicat lagi dengan warna yang sesuai secara
keseluruhan atau warna yang diminta Direksi.
Cat dasar, dan finishing dari merk ICI atau yang setaraf yang dapat
disetujui.

1.7. PENGUJIAN (TESTING, ADJUSTING DAN BALANCING)


1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini adalah pelaksanaan testing, adjusting dan
balancing untuk seluruh system tata udara dan ventilasi mekanis
sehingga didapatkan besaran-besaran pengukuran yang sesuai seperti
yang terlihat dalam gambar-gambar rencana sehingga system betul-
betul dapat berfungsi dengan baik dan sesuai dengan rencana.

2. Umum
Pelaksanaan TAB (testing adjusting dan balancing) secara mendasar
maksimal harus mengikuti standard yang berlaku secara umum seperti
standard NEBB, ASHRAE dan SMACNA dengan menggunakan peralatan-
peralatan ukur yang memenuhi untuk pelaksanaan TAB tersebut.
3. Peralatan Ukur
Minimal peralatan ukur seperti di bawah ini harus dimiliki oleh
kontraktor yang bersangkutan antara lain :
a. Pengukuran laju udara
Anemometer dan sejenisnya.
Hood untuk mengukur udara di diffuser.
b. Pengukuran temperatur udara/air
Sling psychrometric.
Thermometer.
c. Pengukuran listrik
Voltmeter.
Ampermeter / Tang – Ampere.
4. Pelaksanaan TAB
Secara detil TAB harus dilaksanakan terhadap seluruh system dan
bagian-bagiannya, sehingga didapatkan besaran-besaran
pengukuran yang sesuai atau mendekati besaran yang ditentukan
dalam rencana.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


Dalam pelaksanaan TAB, disamping pengukuran yang dilakukan
terhadap besaran-besaran yang ditentukan dalam design, juga
diwajibkan melaksanakan pengukuran terhadap besaran-besaran
yang tidak tercantum dalam gambar rencana, tapi besaran ini
sangat diperlukan dalam penentuan kondisi dan kemampuan
peralatan dan juga sebagai data-data yang diperlukan bagi pihak
maintenance dan operation.
Semua pelaksanaan TAB maupun pengukuran-pengukuran terhadap
besaran-besaran lainnya yang tidak tercantum dalam gambar
rencana harus dituangkan dalam satu laporan yang bentuknya
(formnya) sudah disetujui oleh pengawas.
Pelaksanaan TAB dilakukan oleh tenaga engineernyang betul-betul
sudah berpengalaman dalam pelaksanaan TAB ini.
Dalam pelaksanaan TAB, harus selalu didampingi oleh tenaga
pengawas, dimana hasil-hasil pengukuran dan pengamatan yang
dilakukan juga disaksikan oleh pengawas tersebut dan dalam
laporannya ikut menandatangani.
Sebelum melaksanakan TAB, Kontraktor harus membuat suatu
rencana kerja, mengenai prosedure pelaksanaan TAB untuk masing-
masing bagian pekerjaan, dan prosedure ini agar dibicarakan
dengan pihak Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuannya.

1.8. PRODUK, BAHAN DAN PERALATAN

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor


memungkinkan untuk mengajukan salah satu dari daftar bahan dan
peralatan sesuai daftar di bawah ini. Pemborong baru bisa mengganti
peralatan dari produk lain yang setaraf dengan produk-produk tersebut di
bawah ini dan harus ada persetujuan resmi tertulis dari Pemberi Tugas.
Adapun produk, bahan dan peralatan pada dasarnya harus sesuai dengan
daftar material.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


BAB II
PEKERJAAN SANITASI, DRAINASE DAN PERPIPAAN

2.1 PERATURAN UMUM

2.1.1.1 Peraturan dan Acuan


1. Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi
peraturan-peraturan sebagai berikut :
a. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No. Per. 05 Men/1982.
b. Keputusan Menteri P.U. No.02/KPTS/1985.
c. Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi
yang berwenang, seperti PLN, Dit.Jen.Bina Lindung dari Pusat
maupun Daerah.
d. Pedoman Plumbing Indonesia
2. Pekerjaan instalasi ini harus dilaksanakan oleh :
Perusahaan yang memiliki Surat Ijin Instalasi dari Instansi yang
berwenang dan telah biasa mengerjakannya.
3. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini
merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan sama
mengikatnya.
4. Gambar-gambar system ini menunjukkan secara umum tata letak
dari peralatan, sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan
memperhatikan kondisi dari bangunan yang ada dan
mempertimbangkan juga kemudahan service/maintenance jika
peralatan-peralatan sudah dioperasikan.
5. Gambar-gambar Arsitektur dan Struktur/Sipil harus dipakai referensi
untuk pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
6. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar
kerja dan detail kepada Konsultan Pengawas untuk dapat diperiksa
dan disetujui terlebih dahulu. Dengan mengajukan gambar-gambar
tersebut, Pemborong dianggap telah mempelajari situasi dari
instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini.
7. Kontraktor instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi
terpasang yang disertai dengan operating dan Maintenance
Instruction serta harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas
pada saat penyerahan pertama dalam rangkap 4 (empat) terdiri
dari 1 kalkir dan 3 (tiga) blue print, dijilid serta dilengkapi dengan
daftar isi dan data notasi.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


8. Kontraktor instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Pemborong
instalasi lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan
lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
9. Koordinasi antar disiplin pekerjaan selalu diperhatikan, agar
instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan instalasi yang lain.
10. Apabila pelaksanaan pemasangan ini menghalangi instalasi yang
an Pengawas lain, maka semua akibatnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
11. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pemborong
harus menyerahkan gambar kerja dan detail kepada Konsultan
Pengawas dalam rangkap 3 (tiga) untuk disetujui.
12. Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala
ukuran dan kapasitas peralatan yang akan dipasang. Apabila ada
sesuatu yang diragukan, Kontraktor harus segera menghubungi
Konsultan Pengawas. Pengambilan ukuran dan/atau pemilihan
kapasitas peralatan yang salah akan menjadi tanggung jawab
Pemborong.

2.2 LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan system plumbing meliputi :


1. Sistem Air Bersih
2. Sistem Air Kotor
3. Pengolahan Limbah

2.2.1 Sitem Air Bersih


Lingkup pekerjaan sistem air bersih meliputi :
a. Perpipaan
b. Reservoir /Tangki air bawah (ditunda/tidak dilaksanakan)
c. Roof Tank
d. Pompa Transfer (ditunda/tidak dilaksanakan)
e. Pompa Booster (ditunda/tidak dilaksanakan)
f. Pengkabelan
g. Panel listrik
h. Peralatan instrumen dan control
i. Penyambungan ke peralatan penunjang
j. Penyambungan ke peralatan pemakai

2.2.2 Sistem Air Limbah


Lingkup pekerjaan system air limbah meliputi :
a. Perpipaan
b. Penyambungan dengan peralatan plumbing

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


c. Bak sewage
d. Floor drain
e. Clean out
2.2.3 Sistem Pengolahan Limbah
Lingkup pekerjaan pengolahan air limbah adalah pengadaan dan
pemasangan tangki dan peralatan sebagai berikut :
a. Perpipaan
b. Tanki pengolahan limbah Bio Filter

2.3. SPESIFIKASI TEKNIS BAHAN DAN PERALATAN


2.3.1 Pipa dan Fitting
a. Spesifikasi dan gambar menunjukan diameter nominal dari pipa dan
letak serta dari masing-masing sistem pipa.
b. Seluruh pekerjaan terlihat pada gambar dan/atau spesifikasi
dipasang terintegrasi dengan kondisi bangunan dan menghindari
gangguan dengan bagian lainnya.
c. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindungi dari kotoran,
air karat sebelumnya dan sesudah pemasangan.
d. Khusus pipa dan perlengkapan dari plastik, selain disebut di atas
harus juga terlindungi dari cahaya matahari.
e. Semua barang yang digunakan harus jelas menunjukkan identitas
pabrik pembuat.
f. Spesifikasi bahan perpipaan adalah sebagai berikut :
Tek. Spesifikasi
Kode Tek. Standa Tek. Teknis
Sistem
Kerja Kerja r Uji Pipa Isolasi
Bahan
Air dingin dlm
CW 5 10 15 G 10 IA
gedung
Air dingin luar
CW 5 10 15 G 10 IA
gedung
Siram taman CW 5 10 15 G 10 IA
Air limbah saniter SW 1 Gr 5 2 PV IA
Udara tekan CA 8 15 20 G 20 IA
Hydrant FH 10 15 20 IA
Air hujan SD Gr 8 2 PV IA
Note : IA = tidak diisolasi
a. Spesifikasi G 10
Digunakan untuk instalasi air dingin di luar gedung, siram
taman dan instalasi dalam gedung dan udara tekan.
Tekanan standard 10 bar
Uraian Keterangan

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


Pipa PIPA PPR PN 10
Valve & Dia. 40 mm ke bawah bronze atau A-
Strainer metal body class 150 lb dengan
sambungan ulir BS 21/ANSI B 21.
Dai. 50 mm ke atas, cast iron body class
150 lb dengan sambungan flanges.

b. Spesifikasi PV 5
Digunakan untuk instalasi air limbah dengan pengaliran
sistem grafitasi.
Tekanan standard 5 bar
Uraian Keterangan
Pipa Polyvinyl Cholide (PVC) class 5
bar
Elbow & Junction PVC injection moulded sanitary
fitting large radius, solvent
cement joint type.
Reducer PVC joint moulded sanitary fitting
concentric, solvent cement joint
type.
Solvent Cement Sesuai rekomendasi pabrik
pembuat.

c. Spesifikasi PV 8
Digunakan untuk instalasi air hujan.
Tekanan standard 8 bar
Uraian Keterangan
Pipa Polyvinyl Cholide (PVC) class 8
bar
Elbow & Junction PVC injection moulded sanitary
fitting large radius, atau factory
made fabricated fitting solvent
cement joint atau rubber ring
type.
Reducer Sesuai data, model concentric
Solvent Cement Sesuai rekomendasi pabrik
pembuat.

d. Spesifikasi B20
Penggunaan : Hydrant, Sprinkler.
Tekanan standard 10 bar.
Uraian Keterangan
Pipa Black steel pipe, sch 40, ASTM A 120
Dia 40 mm ke bawah screwed and

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


Uraian Keterangan
Dia 50 mm ke atas plain end
Sambungan / fitting Dia 40 mm ke bawah malleable iron
ANSI B 16.3 class 300 lb, screwed
end.
Dia 50 mm ke atas, wrought steel
Butt weld fitting ANSI b 16.9 sch 40.
Flange Dia 40 mm ke bawah black malleable
cast iron RF class 300 lb, screwed
Dia 50 mm ke atas Forged steel RF
class 300 lb, welding joint.
Valve & Strainer Dia 40 mm ke bawah, malleable
castiron body class 300 lb, dengan
sambungan ulir, BS 21/ ANSI B 2.1.
Dia 50 mm ke atas, cast iron body
class 300 lb, dengan sambungan
flanges.

e. Valve Schedule
Isolating Regulating Check
Service Upto 2” and Upto 2” and Upto 2” and
1½“ above 1½“ above 1½“ above
Cold water Butter Butter Doubl
Ball globe swing
indoor fly fly e disc
Cold water Butter Butter Doubl
Ball globe swing
outdoor fly fly e disc
Hot water Butter Butter Doubl
Ball globe swing
indoor fly fly e disc
Hydrant & Butter Butter Doubl
Ball globe swing
Sprinkler fly fly e disc
Fuel oil Butter Butter Doubl
Ball globe swing
fly fly e disc
Swimming Butter Butter Doubl
Ball globe swing
pool fly fly e disc
Raw water Butter Butter Doubl
Ball globe swing
fly fly e disc
Waste
Butter Butter Doubl
water by Ball globe swing
fly fly e disc
pump
Drain Butter Doubl
Gate gate globe swing
fly e disc

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


2.3.2 Sistem Air Bersih

1. Tangki Air Bawah


Tangki air berfungsi untuk menyediakan air selama jangka waktu
pemakaian sebesar pmakaian rata-rata sehari.
Tangki air harus dibuat dengan konstruksi higienis sebagai berikut :
a. Membuat penyekat sehingga terjadi aliran air.
b. Menghilangkan sudut tajam.
c. Mencegah air tanah masuk ke dalam tangki.
d. Membuat permukaan dinding licin dan bersih.
e. Membuat manhole dengan konstruksi water tight.
Tangki air harus dibuat minimum menjadi dua bagian untuk
memungkinkan pengurasan dan perbaikan.
Untuk memperkecil volume air mati setebal 750 mm pipa isap
pompa, maka harus dibuat suction pit sedalam 750 mm untuk
setiap tangki air.
Tangki air dapat dibuat dari konstruksi beton, glass reinforced
I. Reservoir/Tangki air harus mempunyai perlengkapan sebagai
berikut :
1. Manhole
2. Tangga monyet
3. Pipa vent penghubung maupun vent ke udara luar.
4. Level indikator
5. Pipa peluap
6. Sleeve untuk masuk, pipa isap, pipa penguras dan kabel
7. Membuat penyekat sehingga terjadi aliran air
8. Membuat permukaan dinding licin dan bersih
9. Membuat penyekat sehingga terjadi aliran air
10. Membuat permukaan dinding licin dan bersih
Tangki air harus dibuat minimum menjadi dua bagian untuk
memungkinkan pengurasan dan perbaikan.
II. Roof Tank
Tangki air dapat dibuat dari konstruksi fiberglass
Untuk memperkecil volume air mati setebal 250 mm pada pipa
grafitasi air.
Tangki air harus mempunyai perlengkapan sebagai berikut :
1. Manhole
2. Pipa vent penghubung maupun vent ke udara luar.
3. Level indikator

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


4. Pipa peluap
5. Sleeve untuk masuk, pipa dischage, pipa penguras dan
kabel

2. Pompa Transfer
Peralatan kendali untuk laju aliran sampai dengan 500 liter/menit
boleh mempergunakan flow monitor control system/Water level
control.

2.3.3 Sistem Air Limbah


a. Perpipaan
1. Perpipaan yang dimaksud adalah perpipaan air limbah saniter,
air limbah dapur dan air hujan.
2. Jenis pipa yang digunakan dapat dilihat dalam “spesifikasi
perpipaan”.
3. Perpipaan air hujan mulai dari atap atau canopy, sampai dengan
saluran kota.
4. Perpiaan air limbah saniter mulai dari alat saniter, antara lain
kloset, urinal, lavatory dan floor dain, sampai pipa utama air
kotor yang menuju ke tangki septiktank/Resapan bak
penampung
b. Bak Kontrol
1. Bak kontrol harus dipasang pada setiap perubahan arah
maupun setiap jarak maksimum 20 meter pada pipa air limbah
utama dalam tanah.
2. Bak kontrol harus dibuat dari konstruksi beton.
3. Dasar bak kontrol bagian dalam berukuran minimal 600 x 600
mm serta harus dibuat beralur sesuai dengan fungsi saluran
yaitu, lurus, cabang dan belokan.
c. Manhole
1. Manhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi
tuang serta dilapisi dengan cat bitumen.
2. Rangka dan tutup berbentuk perangkap, sehingga setelah
diisi gease akan terbentuk penahan bau.
3. Diameter lubang lewat orang sebesar minimum 600 mm,
sedangkan untuk orang lewat peralatan harus sesuai dengan
besar peralatan tersebut.
4. Finishing permukaan manhole harus disesuaikan
peruntukan lokasi.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


d. Tangki Pengolahan Limbah / STP
1. Tangki bio filter dengan kapasitas 4, 6m3.
2. Lantai tangki diberi lantai kerja atau pasir uruk
dg tebal 20 cm.
3. Dibagian atas dibuatkan lantai kerja dengan
pembesian.
4. Tangki harus dilengkapi dengan manhole dan
pipa vent.
5. Air limpahan yang sudah diolah melalui STP
agar disalurkan ke saluran kota.
e. Floor Drain
1. Floor drain yang digunakan di sini harus jenis Bucket
trap, water proved type, dengan 65 (2 1/2") mm water seal
2. Floor drain terdiri dari :
 Chromium plate bronze cover and ring/stenlist
 PVC neck
 Bitumen coated cast iron body screw outlet
connection and with flange for water proving
3. Floor drain harus mempunyai ukuran :
Outlet diameter Cover diameter
2” 4”
3” 6”
4” 8”

f. Floor Clean Out


1. Floor clean out yang digunakan di sini adalah
surface opening water prooved type.
2. Floor clean out terdiri dari :
 Chromium plate bronze cover and ring heave duty
/stenlist
 PVC neck
 Bitumen coated cast iron body screw outlet
connection and with flange for water proving.
3. Cover and ring harus dengan sambungan ulir
dilengkapi perapat karat sehingga mudah dibuka dan ditutup.

g. Roof Drain
1. Roof drain yang dipergunakan di sini harus dibuat dari cast
iron dengan kostruksi.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


2. Luas yang dilewati air dari tutup roof drain ialah sebesar 2
kali luas penampang pipa buangan.
3. Roof drain harus terdiri dari 3 bagian :
 Bitumen coated cast iron dengan water prooved
flange.
 Bitumen coated neck for adjustable fixing.
 Bitumen coated cover dome type.

2.4. PENGUJIAN

1. Sistem Air Bersih


a. Kalau tidak dinyatakan lain, semua
pemipaan harus diuji dengan tekanan air di bawah tekanan tidak
kurang dari tekanan kerja ditambah 50% atau 10 kg/cm 2 dan tidak
lebih tinggi dalam jangaka waktu 1 jam.
b. Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki
dan pekerjaan pemipaan harus diuji kembali.
c. Peralatan-peralatan yang rusak akibat
uji tekanan harus dilepas (diputus) dari hubungan-hubungannya
selama uji tekanan berlangsung.
2. Sistem Air Limbah
a. Pipa-pipa bertekanan harus diuji
dengan tekanan air sebesar tekanan kerja ditambah 50% atau 8
kg/cm2 selama 1 jam.
b. Pipa-pipa gravitasi harus diuji dengan
tekanan statis sebesar 3.0 meter di atas titik tertinggi selama 1 jam.

2.5. TESTING DAN COMMISIONING

1. Kontraktor instalasi harus melakukan semua testing dan


pengukuran yang dianggap perlu untuk mengetahui apakah keseluruhan
instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua
persyaratan yang diminta.
2. Semua bahan dan perlengkapannya yang diperlukan untuk
mengadakan testing tersebut merupakan tanggung jawab Kontraktor.

2.6. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN

1. Peralatan instalasi ini harus digaransi selama satu tahun terhitung


sejak saat penyerah pertama.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


2. Masa pemelihara untuk instalasi ini adalah selama enam bulan
terhitung sejak saat penyerahan pertama.
3. Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor diwajibkan mengatasi
segala kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
4. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah
selesai dilaksanakan masih merupakan tangging jawab Kontraktor
sepenuhnya.
5. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Kontraktor tidak
melaksanakan teguran dari Direksi atas perbaikan / peggantian /
penyetelan yang diperlukan, maka Direksi berhak menyerahkan
perbaikan / penggantian / penyetelan tersebut kepada pihak lain atas
biaya Kontraktor.
6. Selama masa pemeliharaan ini, Kontraktor harus melatih petugas-
petugas yang ditunjuk Owner sehinga dapat mengenali system instalasi
dan dapat melaksanakan pemeliharaannya.
7. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan
setelah ada bukti pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditanda
tangani bersama oleh Kontraktor, Konsultan Pengawas dan Pejabat
Pembuat Komitmen serta dilampiri Surat Ijin Pemakaian dari Jawatan
Keselamatan Kerja.
8. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat
dilaksanakan setelah :
a. Berita acara serah terima kedua yang
menyatakan bahwa instalasi ini dalam keadaan baik, ditanda tangani
bersama Pemborong, Konsultan Pengawas dan Pejabat Pembuat
Komitmen.
b. Kontraktor telah menyerahkan semua Surat
Ijin Pemakaian dari Instansi Pemerintah yang berwenang, misalnya
Instansi Keselamatan Kerja, PMK dan lain-lain, hingga instalasi yang
telah terpasang dapat dipakai tanpa menyalahi peraturan yang
berlaku
c. Semua gambar instalasi terpasang beserta
operting, instruction, technical dan maintenance manual rangkap 6
(enam) termasuk 1 (satu) set asli telah diserahkan kepada Konsultan
Pengawas.

2.7. PRODUK, BAHAN & PERALATAN

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor dimungkinkan


untuk mengajukan alternatif lain yang setara dengan yang dispesifikasikan

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


ke Perencana, Konsultan Pengawas, setelah itu Kontraktor baru bisa
mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari Direksi / Konsultan
Pengawas.
Adapun produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sesuai dengan
daftar material.

BAB III
PEMADAM KEBAKARAN

3.1. LINGKUP PEKERJAAN

Kontraktor harus menawarkan system pemadam kebakaran dengan Sistem


Hydrant dalam paket pekerjaan Mekanikal.
Pada garis besarnya, lingkup pekerjaan dari sub pekerjaan ini adalah
pengadaan, pemasangan dan pengetesan pemadam kebakaran untuk ruang
kantor pusat.

3.2. PERATURAN DAN PERSYARATAN PERALATAN


Desain, peralatan, instalasi dan pengujian harus memenuhi peraturan dan
persyaratan sebagai berikut :
1. National Fire Protection Association (NFPA)
2. Standard Industri Indonesia (SII) / Standard Nasional Indonesia
(SNI)
3. American Society for Testing and Materials (ASTM)
4. American National Standards Institute (ANSI)
5. British Standard (BS)
Secara umum instalasi harus memenuhi spesifikasi dan gambar
perancangan, seluruh NFPA standard dan rekomendasi Dinas Pemadam
Kebakaran di Indonesia. Seluruh peralatan penting harus mendapat
persetujuan Factory Manual atau BS.
Instalasi sistem supresi Kebakaran harus dilaksanakan oleh orang yang
berkompeten yang dilatih dan memperoleh otorisasi dari pihak pabrikan
untuk melaksanakan system Pemadam kebakaran dan integrasi system
deteksi.
Gambar shop drawing harus cukup rinci untuk menunjukan tipe, ukuran dan
pengaturan letak komponen material dan peralatan. Seluruh gambar harus

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


diajukan untuk diperiksa dan diperoleh persetujuan Konsultan Pengawas/MK
sebelum instalasi dilakukan pihak Kontraktor seta harus menyampaikan
brosur rinci dari operasi kerja, pengisian dan tata letak system. Pihak
kontraktor harus menggunakan peralatan pabrikan dengan memberikan 12
bulan masa garansi terhadap kesalahan discharge jika seluruh kondisi
peralatan telah memenuhi segala persyaratan.

3.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN


1. Kontraktor harus dapat meyakinkan Pemberi Tugas, bahwa pekerjaan
dilaksanakan oleh tenaga-tenaga yang berpengalaman dan mengikuti
standard yang telah ditentukan. Selama pekerjaan pemasang, kontraktor
harus menempatkan seorang ahli yang selalu mengawasi pelaksanaan.
2. Kontraktor harus mengganti kembali material-material yang
mengalami kerusakan pada saat dalam penyimpanan maupun
pemasangan sehingga secara fisik maupun teknis tetap terpenuhi.
3. Kontraktor harus membersihkan kembali sisa-sisa / bekas pekerjaan
yang berupa potongan-potongan kayu, kabel, metal, bekas bobokan baik
tembok / beton maupun dinding dan lantai.
4. Kontraktor harus mengadakan testing, start-up dan demonstrasi bila
diminta dan segala keperluan untuk itu menjadi tanggung jawab
kontraktor.
5. Sekurang-kurangnya 1(satu) bulan sebelum pekerjaan serah terima I,
Kontraktor wajib menyerahkan manual data operasi, keterangan spare
part, serta instruksi-instruksi yang dianggap perlu terhadap semua
peralatan yang dipasang.
6. Semua peralatan-peralatan harus grounding sesuai peraturan yang
ada dan terpisah dengan pentanahan instalasi listrik. Untuk itu
kontraktor harus membuat gambar kerja/shop drawing untuk disetujui
Konsultan Pengawas sebelum Pelaksaan pekerjaan dimulai.
7. Semua material yang dipasang harus sudah ada dalam keadaan
difinish dengan baik sesuai yang disyaratkan.Finishing setelah dipasang
disyaratkan mencakup segala perbaikan pada material maupun
pekerjaan sebagai akibat cacat saat pemasangan. Di dalamnya meliputi :
pengecatan kembali, pembersihan dan lain-lain.
8. Semua peralatan dari system yang dapat terlihat, seperti konduit
yang tidak ditanam, manual call, bell, signal/location lamp dan lain-lain
harus difinished dengan cat merah sesuai dengan peraturan yang
berlaku.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


3.4. PERSYARATAN TEKNIS SISTEM

3.4.1 Sistem Hydrant


3.4.1.1 Electromotor, Motor Controller dan Panel Fire Pump
1. Electromotor harus mempunyai konfigurasi Vertical hollow
shaft induction motor, motor dikontruksi agar bearing
dapat menahan beban total hydrolic dan beban static dari
putaran pompa dan top drive copling dan nut dapat diatur
agar menjaga terhadap putaran balik (pump back spin)
2. Motor harus TEFC Class F Insulation, 80°C temperature
rise, Star delta, Starting dan bertahan untuk kondisi tropis.
Motor dimension setara dengan NEMA Standard, dan
National Electric Standard.
3. Motor harus dapat menjalankan pompa pada semua Duty
Point sesuai dengan Impeller yang terpilih dengan tanpa
gangguan Over Load.
4. Motor Controller harus memenuhi standard NFPA-20
dengan panel yang terbuat kokoh, dry proof dan tahan
terhadap moisture serta diberi label Fire Pump Motor
Controller.
5. Pompa bekerja harus secara otomatis pada waktu pressure
drop tekanan dalam pipa riser Hydrant turun, bila fire hose
nozzle dibuka atau dari signal panel fire alarm tetapi untuk
mematikan pompa harus secara manual dan dilengkapi
switch untuk manual start untuk menjalankan pada waktu
pengetesan.
6. Panel Controller Fire Pump mempunyai automatic transfer
switch untuk 2 (dua) sumber daya yang berasal dari PLN
dan daya emergency genset.
Panel ini juga dilengkapi dengan fasilitas untuk
pengoperasian danmonitoring dari jauh (remote control),
baik oleh fire alarm maupun oleh building automation.
Panel Controller harus memenuhi standard NPFA-20, dan
panel harus terbuat kokoh, serta diberi label Fire Controller
panel. Merk yang ditawarkan harus sesuai dengan daftar
merk.
a. Fire Hydrant Boxes
1. Indoor hydrant box type B (class III MFPA) harus
terdiri dari peralatan sebagai berikut :

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


Bahan terbuat dari plat dengam ketebalan 1,2
mm, ukuran 750 mm L, 1250 mm T & 180 mm
D dicat duco warna merah dengan tulisan warna
putih HYDRANT pada tutup yang dapat dibuka
180º dan dilengkapi stopper.
Box harus dilengkapi :
Hose rack untuk slang 40 mm, chromium plated
bronze dengan jumlah sisir disesuaikan dengan
lebar box.
Hydrant valve, bronze 40 mm dan 65 mm
dengan tekanan kerja 10 Kg/cm2 termasuk
machino coupling.
Fire Hose dengan bahan cotton yam, polyester
fibre dan black Teflon polyethelene lined size 40
mm x 30 meter tekanan kerja 16 Kg/cm2
including machine coupling.
Hydrant nozzle variable spray type size 40 mm ,
terrbuat dari material tembaga ( untuk nozzle)
dan alumunium untuk head spray.
2. Outdoor hydrant box (class III NFPA) harus terdiri
dari peralatan sebagai berikut :
Bahan terbuat dari plat dengan ketebalan 1,2
mm, ukuran 660 mm L, 950 mm T & 200 mm D
dicat duco warna merah dengan tulisan warna
putih HIDRANT pada tutup yang dapat dibuka
180º dan dilengkapi stopper.
Fire hose dengan bahan cotton yam, polyster
fibre dan black Teflon polyethelente lined size
65 mm x 30 meter, tekanan kerja 16 Kg/cm2
termasuk machino coupling
Hydrant straight nozzle size 65 mm terbuat dari
material tembaga dan kepala kuningan
b. Pillar Hydrant
Pillar hydrant yang dipergunakan disini adalah jenis
short type two way dengan main valve dan bransh
valves ukuran 100 x 65 x 65 mm.bahan body cas iron,
branch valve lengkap dengan as dan coupling tersebut
dari bahan kuningan ( brass), tekanan Kerja 16 Kg
/Cm2 Jenis coupling harus disesuaikan dengan model
yang dipergunakan oleh Mobil Dinas kebakaran kota.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


c. Fire Brigade Connection / Siamese Conection
1. Fire brigade connection yang dipergunakan disini
adalah two way siamese connection untuk
pemasangan free standing dengan ukuran 100 x 65
x 65 mm, terbuat dari bahan kuningan dengan
tekanan kerja 16 Kg/cm2
2. Siamese connection dibuat dari brass lengkap
dengan built-in check valve dan outlet coupling
yang sesuai dengan standard yang dipergunakan
oleh Dinas Pemadam Kebakaran Kota setempat.
d. Pemadam Api Riangan ( PAR/FE )
1. Pemadam Api Ringan disediakan sebagai sarana
pemadam awal yang dapat dilakukan oleh setiap
penghuni yang ada didalam bangunan
2. Untuk daerah umum dalam bangunan disediakan 1
buah PAR jenis bubuk kering kapasitas minimal 4
Kg, dengan spesifikasi tabung terbuat dari bahan
mild steel, seamless dilengkapi dengan hose tipe
store pressure, bubuk kering merk pyrochem
/croda.
3. Untuk ruang Pompa disediakan 1 buah PAR jenis
CO2 kapasitas 23 Kg untuk stiap luas 100 m2 (tidak
dilaksanakan/ditunda)
4. Untuk ruang Genset disediakan 1 buah PAR jenis
CO2 kapasitas 23 Kg serta dilengkapi trolly.

3.5. PEMERIKSAAN, PENGUJIAN SISTEM DAN SERAH TERIMA

1. Instalasi yang telah lengkap harus diperiksa oleh orang yang


mempunyai orientasi dan termasuk pengujian operasional menyeluruh
dan pengujian discharge untuk seluruh komponen sesuai dengan
rekomendasi masing-masing pabrikan.
2. Semua pipa dan perlengkapannya sesudah dipasang harus diuji
dengan Hydraulik sebesar 1,5 x tekan kerja selama 3 x 24 jam. Selama
pengujian berlangsung tidak boleh terjadi perubahan / penurunan
tekanan.
3. Peralatan dan fasilitas untuk pengujian harus disediakan oleh
Kontraktor.
Pengetesan harus disaksikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan
Konsultan Pengawas.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


4. Pengetesan dilakukan dengan menjalankan seluruh system atau
peralatan yang dipakai dalam menghadapi bahaya kebakaran.
5. Seluruh instalasi mekanikal dan elektrikal harus diuji sesuai dengan
prosedur rekomendasi pabrikan untuk membuktikan bahwa system
terintegrasi.
6. Pengujian fungsional harus dilengkapi discharge, yang terdiri dari
deteksi, reales, alarm, peralatan yang berhubungan dengan system, unit
kontrol dan pipa fitting, penggantung dan tekanan.
7. Kontraktor harus mengeluarkan surat pernyataan bahwa mereka
memiliki fasilitas pengisian sendiri dan bukan dari merk lain.
8. Kontraktor harus memberikan training mengenai cara penggunaan
dan pemeliharaan system kepada pengguna.
9. Kontraktor harus memasang instalasi pompa untuk sarana
pengujiannya secara permanen.

3.6. JASA PEMELIHARAAN DAN JAMINAN


1. Semua pekerjaan instalasi maupun pengembangan peralatan harus
dijamin akan bekerja dengan sempurna. Semua pekerjaan yang
termasuk lingkup pekerjaan kontraktor harus diberi masa pemeliharaan
selama 6 bulan.
2. Dalam masa pemeliharaan tersebut terjadi kesalahan teknis yang
diakibatkan oleh tidak sempurnanya instalasi serta komponen, maka
kontraktor berkewajiban untuk memperbaiki kembali sampai dengan
berfungsi sempurna.
3. Kontraktor harus memberikan jaminan dan garansi terhadap instalasi
maupun peralatan yang dipasang minimal selama 6 bulan.

3.7. PRODUK BAHAN DAN PERALATAN


Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi sesuai tercantum di atas.
Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setara
dengan yang dispsesifikasikan ke Pemberi Tugas.

BAB IV
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

4.1. PERATURAN DAN PERSYARATAN

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


Uraian dan syarat-syarat ini menjelaskan tentang detail spesifikasi bahan
dan cara pemasangan Instalasi Listrik Tegangan Rendah, meliputi pekerjaan
secara lengkap dan sempurna mulai dari penyediaan bahan sampai di site,
upah pemasangan, penyimpanan, transportasi, pengujian, pemeliharaan dan
jaminan.
1. Dalam melaksanakan instalasi ini, kontraktor harus mengikuti semua
persyaratan yang ada seperti :
a. Peraturan Umum Instalasi Listrik 2000
b. VDE, ISO, LMK, dan lain-lain.
2. Kontraktor harus mengikuti dan terikat pada semua persyaratan yang
ada seperti :
a. Persyaratan Umum.
b. Spesifikasi Teknis.
c. Gambar Rencana.
d. Berita Acara Aanwijzing.
3. Sumber daya listrik bersumber dari Perusahaan Umum Listrik Negara.
4. Fasilitas instalasi listrik tersebut digunakan untuk :
a. Penerangan dalam bangunan.
b. Outlet listrik dan Outlet UPS, Outlet Tenaga.
c. Telepon, Fire Alarm, Sound System
d. CCTV dan LAN lokal Area Network
e. Air conditioning, Exhaust fan, dan ventilating.
f. Pompa transfer, Pompa Booster
g. Pemadam Kebakaran
h. Sewage Treatment Plant ( STP )
5. Persyaratan Kontraktor Listrik.
Harus dapat disetujui oleh Pemberi tugas/Konsultan Pengawas/MK yang
mempunyai SIKA-PLN diutamakan golongan D atau C yang masih
berlaku.
6. Semua instalasi penerangan dan stop kontak menggunakan system 3
core dimana core yang ketiga merupakan jaringan pertanahan disatukan
ke panel listrik. Sedangkan instalasi dari panel pembagi menggunakan 4
core kabel.
7. Semua panel listik harus diberi pertanahan dengan kawat BC atau core
ke 5 dari toevoer yang digunakan.
8. Semua pipa dari bahan metal yang terpasang dalam tanah harus diberi
pelindung anti karat.
9. Semua pipa instalasi di luar cor-coran pelat beton dan yang tidak
tertanam dalam tanah harus diberi marker dgn warna yang akan

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


ditentukan kemudian pada ujung – ujung pipa atau kabel dan pada pipa
atau kabel setiap jarak 10 meter.
10. Sistem tegangan 220 V / 380 V, 3 phase, 50 Hz, instalasi penerangan
dan stop kontak 220 V – 1 phase – 50 Hz.

4.2. LINGKUP PEKERJAAN LISTRIK

Secara garis besar lingkup pekerjaan listrik adalah seperti yang tertera
dalam spesifikasi ini, namun Kontraktor tetap diwajibkan untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang tertera di dalam gambar –
gambar perencanaan dan dokumen tambahan seperti yang tertera di dalam
berita acara Aanwijzing.
1. melaksanakan seluruh instalasi penerangan dan stop kontak dalam
bangunan.
2. menyediakan dan memasang semua toevoer ( kabel ) listrik,
- Dari SDP – 1 ke LP dan PAC
3. Memasang dan menyediakan grounding tiap lantai.
4. Menyediakan dan memasang Panel-panel :
- Panel LP, P AC
5. Seluruh instalasi pertanahan ( Panel Listrik, P Pompa).
6. Instalasi penangkal petir.
7. Semua feeder lain yang terdapat dalam gambar.
8. Menyediakan dan memasang rack kabel dan hanger untuk feeder dan
instalasi.
9. Menyediakan dan memasang :
Semua armature lampu penerangan dalam .
10. Mengurus penyambungan daya listrik ke PLN.
11. Membuat gambar kerja dan menyerahkan As Built drawing
12. Melakukan pengetesan dan training
13. Melaksanakan pemeliharaan dan jaminan Instalasi dari AKLI, Konsuil.
14. Memasang nama-nama panel dan hubungan circuit breaker berupa
tulisan yang jelas dari bahan yang tahan lama.
15. Pengurusan ijin Penangkal Petir ke Depnaker.

4.3. PERSYARATAN UMUM BAHAN DAN PERALATAN.

Syarat-syarat dasar / umum bahan dan peralatan adalah sebagai berikut :


1. Bahan atau peralatan dari kualifikasi atau type yang sama, diminta
merek atau pabrik yang sama.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


2. Dalam setiap hal, suatu bagian atau suku cadang dari peralatan yang
jumlahnya jelas ditentukan, maka jumlah tersebut harus tetap lengkap
setiap kali peralatan itu diperlukan, sehingga merupakan unit yang
lengkap. Apabila suatu bahan atau peralatan disebutkan pabrik
pembuatnya atau merek, hal ini dimaksud untuk mengikat mutu, type
perencanaan dan karakteristik.
3. Kapasitas yang tercantum dalam gambar atau spesifikiasi adalah
minimum.
4. Kontraktor boleh memilih kapasitas yang lebih besar dari yang diminta
dengan syarat :
- Mengajukan persetujuan kepada Pemberi Tugas.
- Tidak menyebabkan system menjadi lebih sulit.
- Tidak menyebabkan penambahan bahan.
- Tidak meminta penambahan ruang.
- Tidak menyebabkan adanya tambahan biaya.
- Tidak menurunkan kualitas pekerjaan.

4.4. SPESIFIKASI BAHAN DAN PERALATAN.

1. Kabel Listrik
a. Kabel Instalasi Penerangan dan Outlet.
- Kelas tegangan 1000 volt dan 600 / 1000 volt.
- Inti penghantar tembaga.
- Isolasi PVC, sheated dan lain-lain.
- Jumlah inti satu atau lebih.
- Jenis kabel : NYM dan lain-lain sesuai gambar rencana.
- Produksi dalam Negeri standard PLN/ LMK dan SII. Merek kabel :
Superme, kabel Metal, Kabelindo, Vocksell, Yunitomo, setara
b. Kabel Feeder
- Kelas kabel 1000 volt
- Inti penghantar tembaga.
- Isolasi PVC, Sheated.
- Jenis Kabel NYY dan NYFGBY.
c. Kabel Grounding
- Inti tembaga.
- Jenis kabel BC atau NYA.
2. Pipa dan Fitting
a. Seluruh pengkabelan untuk penerangan, stop kontak dan
exhausfan dilaksanakan dalam pipa dan fitting-fitting High Impact

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


Conduit PVC untuk dalam bangunan kecuali untuk feeder dalam
trench atau tertanam dalam tanah memakai pipa galvanis.
b. Sparing menggunakan pipa galvanis yang ukurannya 2 tingkat
di atas pipa instalasi.
c. Penyambungan dari jalur instalasi ke armature lampu
menggunakan pipa flexible jenis PVC.
d. Semua teknik pelaksanaan yaitu percabangan, pembelokan,
pengetapan, dan sebagainya harus menggunakan fitting-fitting yang
sesuai yaitu socket, elbouw, T-doos, croos-doos diberi warana untuk
memudahkan maintenance, terminal 3 M, isolasi ban, klem besi dan
lain-lain.
e. Semua pipa yang tidak dalam cor-coran atau tertanam dalam
tanah harus diberi marker dengan warna yang akan ditentukan
kemudian pada ujung-ujung pipa dan kabel setiap jarak 10 m.
f. Pemasangan Instalasi Listrik tidak dibenarkan bersamaan
dengan pemasangan sparing kabel.
3. Cable tray, rak kabel dan hanger.
a. cable tray / cable ladder
- Bahan penyangga terbuat dari perforated steel plate yang UCP.
- Bahan support dari besi siku yang dicat.
- Ukuran lebar disesuaikan dengan gambar.
- Ukuran besi siku harus dihitung beban dari kabel dan lenturan
besi.
- Gantungan memakai besi beton Ø 3/8”.
- Setiap jarak 40 cm diberi tulangan penguat sehingga berbentuk
cable ladder.
- Semua bahan besi harus dimeni dan dicat warna abu-abu.
b. Rak kawat dan hanger
 Pada shaft riser
- Terpasang rak kabel bentuk cable ladder.
- Bahan besi siku untuk angkur dan rangka
- Palang tangga dari besi siku.
- Klem besi plat dan mur baut.
- Semua bahan besi harus dimeni dan dicat warna abu-abu.
 Hanger
- Untuk instalasi satu atau dua jalur digunakan hanger dari bahan
besi plat yang diklem setiap jarak 100 cm. Gantungan ke plat
dengan ikatan ramset atau fischerplug.
- Mur baut dan besi plat.
- Semua bahan besi plat harus dimeni dan dicat warna abu-abu.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


4. Alat Bantu instalasi
a. Bak control dan tutupnya dari beton bertulang untuk
pertanahan.
b. Pasir urug, sirtu dan tanah urug.
c. Pondasi beton cor untuk tiang lampu halaman / taman.
5. Saklar dan stop kontak
a. Mekanisme saklar rocker dengan rating 10 A – 250 volt dengan
warna dasar putih, jenis pasangan recessmounted atau
surfacemounted. Dalam suplai sakelar harus lengkap dengan box
tempat dudukannya dari bahan metal.
b. Stop kontak standard dengan ratting 10 A – 250 volt. 2 kutub
ditambah 1 untuk pentanahan. Stop kontak tenaga dengan rating 16
A – 380 volt. 3 atau 4 kutub ditambah 1 untuk pentanahan. Dalam
suplai stop kontak harus lengkap dengan box tempat dudukannya
dari bahan metal jenis pasangan recessmounted atau
surfacemounted.
6. Armature Lampu
a. Balk lamp TL 1 x 36 W ( Ruang genset, Ruang Pompa )
 Bahan kotak lampu dari sheet steel tebal minimal 0.7 mm.
 Cat dasar anti karat, dengan finish cat bakar merk ICI.
 Ballast Philip 40 Watt, 220 V, 50 Hz dengan losses tidak
boleh lebih besar 6.5 Watt atau low-loss ballast.
 Fitting dan starter older Phillips.
 Capasitor Phillips factor kerja minimal 0.85.
 Tabung TL 36 Watt Phillips diameter 25 mm.
 Terminal Grounding pada badan.
 Baut expose dengan kepala khusus.
 Wirring dalam kotak jenis flexible 1 mm2.
 Tiap tube dengan trafo (ballast) dan capasitor sendiri-
sendiri.
b. RM 300 Gloss TL 1x18 W & TL 2x36 Watt /54 DVD (M4) Standar
class untuk R. kerja
 Bahan kotak dan komponen idem ( a ).
 Reflektor type M4.
c. Barret Lamp ( BSA 32 ) untuk Tangga, Toilet
 Kotak lampu terbuat dari Steel sheet 0.7 mm.
 Proses anti karat.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


 Pengecatan menggunakan system cat baker / powder
coating.
 Capasitor Philips, Fitting, Starter ballast.
 Sistem terminal blok.
 Cover acrylic putih susu.
 Tabung TL – E 32 Watt.
d. Down Light ( DRM ), PLC- 18 Watt ( Essenetial) untuk Lobby,
Metting,Corridor.
 Bahan kotak lampu aluminium, sedangkan reflector
menggunakan mirror reflector.
 Diameter 154 mm.
 Terminal Grounding pada badan.
 Baut expose dengan kepala khusus.
 Wiring dalam kotak jenis flexible 1 mm2.
7. Panel listrik
Untuk proyek ini, panel listrik harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a. Panel LVMDP
Berfungsi untuk menerima daya listrik dari KWH meter PLN dan
Generator set dengan system Interlock. Main Breaker dan Branch
Breaker menggunakan ACB dan MCCB dan sebagai pengaman sesuai
dengan gambar rencana.
b. Umum.
- Tegangan kerja : 220 volt / 380 volt – 1 phase – 50 Hz.
- Interupting capacity untuk main breaker 50 kA dan cabang-
cabangnya minimal 30 kA.
- Jenis panel indoor freestanding lengkap dengan pintu.
- Lalu lintas feeder :
* menggunakan kabel tanah tpye NYFGBY
* Dalam gedung menggunakan kabel NYY
- Setiap incoming yang bersumber dari PLN harus dilengkapi
dengan Arrester :
 Untuk panel utama ( LVMDP ) harus dilengkapi Arrester
100 KA.
 Untuk panel distribusi harus dilengkapi Arrester 15 KA,
- Gambar detail harus dibuat oleh Kontraktor dan disetujui oleh
MK sebelum pembuatan.
c. Pemutusan Daya

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


- Rated breaking capacity pada 220 volt / 380 volt – 1 fase / 3
fase – AC tidak kurang dari 50 kA.
- Release harus mengandung :
 Under Voltage relay disisi PLN.
 Thermal overload release.
 Magnetic short circuit release ( mempunyai setting range
).
d. Rumah panel dan Busbar.
- Ukuran rumah panel harus dapat mencakup semua peralatan
dengan penempatan yang cukup secara elektris dan fisik.
- Pemasangan semua komponen harus dapat dicapai dari bagian
depan dengan mudah.
- Rumah panel type Free Standing dari besi pelat dengan tebal
tidak kurang dari 2 mm, sedang type wall mounted tebal plat tidak
kurang dari 1.2 mm.
- Semua permukaan pelat baja sebelum dicat harus mendapat
pengolahan pembersihan sejenis “ Phospatizing treatment “ atau
sejenisnya. Bagian dalam dan luar harus mendapat paling sedikit
satu lapis cat penahan karat. Untuk lapisan akhir cat finish bagian
luar dasarnya abu-abu.
- Ruang pencapaian harus cukup untuk memudahkan kerja.
- Label-label terbuat dari bahan trafolite yang tersusun berlapis
putih hitam dan digrafir esuai kebutuhan dalam bahasa Indonesia.
- Bukaan ventilasi dari bagian sisi panel.
- Semua pengkabelan di dalam panel harus rapih terdiri atas
kabel-kabel berwarna, mudah diusut dan mudah dalam
pemeliharaan.
- Busbar dan teknik penyambungan harus menurut peraturan
PUIL. Bahan dari tembaga yang berdaya hantar tinggi, bentuk
peregi panjang dipasang pada pole-pole isolator dengan kekuatan
dan jarak sesuai ketentuan untuk menahan tekanan dan mekanis
pada level hubung singkat.
- Busbar dalam panel harus disusun sebaik-baiknya sampai
semua terminal kabel atau busbar lainnya tidak menyebabkan
lekukan yang tidak wajar. Busbar harus di cat secara standart untuk
membedakan fasa-fasanya.
- Batang penghubung antara busbar dengan breaker harus
mempunyai penampang yang cukup dengan rating arus tidak
kurang dari 125% dari rating Breaker.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


- Pada sambungan- sambungan busbar harus diberi bahan
pelindung ( Tinned ).
- Ujung kabel harus memakai sepatu kabel dari dan sarung kabel
berwarna bahan tembaga.
e. Instrument dan peralatan penunjuk lainnya.
1. Instrument dan peralatan penunjuk ( Ampere, Volt, Frekuensi,
Cos Ø, killo watt ) menggunakan type digital.
2. pilot lamp.
3. Kwh meter dauble tarif lengkap current transformer.
8. Material Pentanahan.
Semua sistem listrik menggunakan system pentanahan di dalam
bangunan menggunakan Cooper Bar dengan Penampang 40 x 5 mm
dibuat dipasang di ruang perangkat tiap lantai. Penyambungan antara
Copper Bar dengan kabel BC menggunakan sepatu kabel di mur baut dan
dilas, sedangkan penyambungna kabel BC dengan electrode pentanahan
menggunakan system cadwell, semua penyambungan kabel tray / ladder
dihubungkan dengan kabel BC 35 mm2 dan grounding cooper bar.
Penyambungan yang tidak disebutkan harus sesuai dengan peraturan
yang ditentukan dalam PUIL 2000.

4.5. PERSYARATAN PEMASANGAN


1. Persyaratan Instalasi dan Peralatan
a. Kontraktor harus meneliti semua dimensi-
dimensi secepatnya sesudah mendapat Surat Perintah Kerja ( SPK ).
Dan bisa mengajukan usul-usul kepada MK, apa yang perlu dirubah
atau diatur kembali agar semua instalasi dan peralatan dalam
system dapat ditempatkan dan bekerja sebaik- baiknya.
- Sebelum melakukan pemasangan bahan dan
peralatan lakukanlah pengukuran, meneliti peil – peil dalam
proyek menurut keadaan sebenarnya.
- Apabila ada perbedaan antara pengukuran di
lapangan, ajukan data-data kepada MK.
- Membuat photo dokumentasi pada prestasi
phisik 0%- 25% - 50% - 75% dan 100 %.
b. Kontraktor harus membuat gambar kerja
yang memuat gambar denah, potongan dan detail sesuai keadaan
sebenarnya di lapangan, dengan mendapat persetujuan dari MK.
c. Kontraktor harus berkonsultasi dengan
kontraktor lain, sehingga pemasangan instalasi dan peralatan dapat
dilakukan tanpa terjadi tabrakan.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


d. Semua bahan instalasi dan peralatan
sebelum dibeli, dipesan, masuk site atau dipasang harus mendapat
persetujuan dari MK.
2. Pemasangan Instalasi dan Peralatan.
a. Pada daerah langit-langit tanpa plafond
instalasi terpasang dalam cor-coran plat beton pelindung pipa
lengkap fitting-fittingnya.
b. Pada daerah langit-langit dengan plafond
instalasi terpasang sebagai berikut :
- Untuk 1 dan 2 jalur kabel saja, instalasi di
klem ke plat beton atau di klem ke hanger besi plat.
- Untuk jalur kabel lebih dari 2 instalasi harus
lewat kabel tray.
- Untuk persiapan kabel perangkap disiapkan
Cable Ladder.
c. Semua instalasi feeder dalam bangunan
tidak menggunakan pipa pelindung.
d. Di bawah plafond atau langit-langit
instalasi terpasang sebagai berikut:
- Untuk saklar dan stop kontak, instalasi
terpasang recessedmounted ke kolom atau tembok. Sakelar
terpasang 150 cm di atas lantai kecuali untuk peralatan tertentu.
- Untuk stop kontak 30 cm di atas lantai,
sedangkan stop kontak di partisi jauh dari tembok menggunakan
conduit.
e. dalam shaft riser instalasi feeder
terpasang dan diklem ke rak kabel shaft riser setiap jarak 150 cm.
f. Setiap sambunagn cable tray / cable
ladder dilengkapi kabel BCC diameter 35 mm.
g. Di halaman instalasi terpasang sebagai
berikut :
- Feeder dan instalasi lampu penerangan luar terpasang
minimal 60 cm di bawah permukaan tanah dengan memakai
pelindung pipa galvanis.
- Sedangkan untuk feeder yang melintas jalan terpasang
80 cm dibawah permukaan tanah dengan menggunakan
pelindung pipa galvanis.
h. Penyambungan dalam doos-doos
percabangan memakai pelindung terminal 3 M kemudian doos
tersebut ditutup.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


i. Akhir dari instalasi exhaust fan berupa
stop kontak 1 fasa atau 3 fasa.
j. Semua pipa instalasi di plafond , di langit-
langit dan di shaft harus diberi marker setiap jarak 10 m dengan
warna yang akan ditentukan kemudian.
k. Ramset atau fischerplug harus terpasang
ke plat beton dengan kokoh.
l. Pemasangan angkur harus dikerjakan
sebelum pengecoran dan diikat ke dalam besi beton. Dapat juga
dilakukan dengan tembakan ramset atau fischerplug.
m. Rack riser atau rak kabel atau cable tray
bersama penggantung dimur baut ke angkur.
n. Setiap belokan kabel terutama fedder
yang besar harus diperhatikan radiusnya, minimal R = 30 D dimana
D adalah diameter kabel.
o. Tidak diperkenankan melakukak
penyadapan atau penyambungan di tengah jalan kecuali pada
tempat penyambungan.
p. Terminal kabel harus selalu menggunakan
sepatu kabel.
q. Armature lampu
- Balk TL 1 x 36 watt terpasang rata dengan
penggantung 2 tempat pada plat lantai.
- Barret lamp, bracket lamp, terpasang surface mounted
ke plat beton atau plafond dengan di sekrup atau mur baut
pada 2 tempat.
- RM 300 TL 2x18 W & TL 2 x 36 W terpasang rata
dengan plafond dengan di setup atau dimur baut pada 2
tempat.
- Down light terpasang rata plafond dengan di sekrup
atau mur baut pada 2 tempat.
r. Panel Listrik
- Panel utama LVMDP, DP – 1, DP – 2, SP-1 s/d SP7, PP
Pompa terpasang freestanding
- Panel Penerangan, panel Air Condition, dan panel
peralatan terpasang wall mounted rata dengan dinding.

s. Instalasi Penangkal Petir

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


- Menyediakan dan memasang terminal penangkal petir
tipe non radioaktif lengkap dengan tiang tinggi 2 meter dan
klem.
- Penghantar NYA70 mm2 diklem setiap jarak 1.5 meter
langsung turun ke bak control penangkal petir ( pentanahan ).
- Pentanahan berupa pantekan batangan tembaga
masih minimal sedalam 6 m dan tahanan pembumian
mendekati nol Ω.
- Sambungan antara penghantar dan pentanahan
dilaksanakan dalam bak kontrol memakai terminal tembaga.
- Semua penyambungan harus secara metal ( dilas atau
di cor timah )
- Semua grounding penangkal petir dikoneksikan dengan
system grounding diluar bangunan.

3. Gali Urug
a. Kontraktor listrik harus menggali dengan
kedalaman dan besar yang sesuai dengan spesifikasi yang diminta.
b. Bilamana ada tabrakan dengan pipa,
saluran got atau lainnya, harus dibuat gambar detail dan cara
penyelesaian yang baik untuk semua pihak dengan mendapat
persetujuan dari Konsultan Perencana MK.
c. Kesalahan yang timbul karena kelalaian
kontraktor listrik menjadi tanggung jawabnya.
d. Setelah selesai pemasangan kabel, galian
harus diurug kembali demgam sirtu sampai padat.
e. Keterlambatan penggalian sehingga
merusak hasil pekerjaan pihak lain harus diperbaiki kembali oleh
kontraktor listrik dengan beban biaya tanggungan sendiri.

4. Pentanahan
Semua instalasi, peralatan dan panel – panel listrik harus diberi
pentanahan. System pentanahan baik peralatan electronic maupun panel
listrik dan sebagainya dijadikan satu selanjutnya dihubungkan dengan
grounding ( pentanahan ) pondasi bangunan.

4.6. PENGUJIAN DAN TESTING

1. Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji, sehingga


diperoleh yang baik dan bekerja sempurna sesuai persyaratan PLN,

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


spesifikasi dan pabrik. Bila diperlukan, bahan – bahan instalasi dan
peralatan dapat diminta oleh MK untuk diuji ke Laboratorium atas
tanggungan biaya kontraktor.
2. Tahap – tahap pengujian adalah sebagai berikut :
a. Setiap bagian instalasi yang akan tertutup
harus diuji sebelum dan sesudah bagian tersebut tertutup sehingga
diperoleh hasil baik menurut PLN, spesifikasi dan pabrik.
b. Semua panel listrik sebelum dipasang dan
esudah dipasang harus diuji tegangan dan tahan isolasi dalam
kondisi baik. Juga harus diuji system kerjanya sesuai spesifikasi yang
disyaratkan.
c. Semua armature lampu harus diuji dalam
keadaan menyala sempurna.
d. Semua penyambungan harus diperiksa
tersambung dengan mantap dan tidak terjadi kesalahan sambung
atau polaritas.
e. Tahanan tanah harus diuji memenuhi
persyaratan yang dispesifikasikan.
f. Pengujian harus bersama Direksi dan
dibuat laporan tertulis.

4.7. PENYERAHAN, PEMELIHARAAN DAN JAMINAN

1. Penyerahan dilakukan dengan Berita Acara Proyek disertai lampiran-


lampiran sebagai berikut :
a. Menyerahkan gambar revisi instalasi listrik dan penangkal petir
sebanyak 4 set.
b. Penyerahan surat pernyataan jaminan instalasi listrik.
c. Menyerahkan Brossure, operation dan maintenance manual
dalam bahasa Indonesia.
d. Penyerahan surat jaminan / garansi yang ditujukan kepada
pemilik bangunan.
e. Menyerahkan hasil pengetesan.
2. Setelah menyerahkan tahap I, Kontraktor wajib melaksanakan masa
pemeliharaan secara Cuma-Cuma selama jangka waktu sesuai yang
ditentukan pada persyaratan umum, bahwa seluruh instalasi dan
peralatan tetap dalam keadaan baik dan bekerja sempurna. Kerusakan
karena kesalahan pemasangan atau peralatan harus diperbaiki dan bila
perlu diganti baru.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


3. Setelah menyelesaikan tahap I, Kontraktor wajib melakukan masa
jaminan selama 12 bulan atas semua peralatan yang dipasangnya tetap
bekerja sempurna.
4. Setelah menyerahkan tahap I, Kontraktor wajib melatih dan membantu
mengoperate instalasi yang terpasang, sehingga operator pemilik
bangunan mengetahui dan lancar dalam tugasnya. Lamanya petugas
kontraktor di proyek 30 hari kalender selama jam kerja.

4.8. PRODUK, BAHAN DAN PERALATAN

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor


dimungkinkan untuk mengajukan alternative lain yang setara dengan yang
dispesifikasikan ke Direksi / Perencana / MK. Kontraktor baru bisa
mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari Direksi / MK.
Adapun produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sesuai dengan
daftar material.
BAB V
PEKERJAAN INSTALASI TELEPON

5.1. LINGKUP PEKERJAAN

1.1 UMUM
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang
dijelaskan baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar
dimana bahan –bahan dan peralatan ayng digunakan sesuai dengan
ketentuan pada spesifikasi ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan yang dipasang dengan spesifiasi
bahan dan atau peralatan yang disyaratkan pada pasal ini,
merupakan kewajiban kontraktor untuk mengganti bahan atau
peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini
tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

1.2Lingkup pekerjaan Telepon


Sebagai tertera dalam gambar gambar rencana, kontraktor pekerjaan
instalasi telepon ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan
serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk
dipergunakan.Garis besar lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah
sebagai berikut :
a. Pengadaan dan pengujian Main Distribution Frame (MDF ) dan
Janction Box ( JB)

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


b. Pengadaan dan pemasangan, pengujian perkabelan mulai dari
MDF, JB samapi ke Outlet telepon
c. Melakukan testing, Commissioningdan training
d. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Central PABX telepon
e. Menyerahkan buku Intruction Manual ( Bahasa Indonesia )
f. Menyerahkan 4 ( empat ) set gambar kerja ( shop drawing )
instalasi telepon.

5.2. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN


Bahan dan peralatan yang akan dipasang harus memenuhi dan atau
mendekati persyaratan teknis sebagai berikut :
Pesawat telepon Standard
a. Incoming Call Loudness Control
b. Ringer Control ( high, low, off)
c. Mute button
d. Radial Button
e. Transfer Button

Pesawat telepon Central PABX


Secara garis besar Central PAB dilengkapi dengan komponen–
komponen sebagai berikut :
a. Full Digital
b. Rectifier, Therristor control dan Automatic flot Gharger 220/240 V,
50 HZ dengan voltage deviation 10 %
c. Battery/Accu Lead Acid maintenance free dengan kapasitas yang
dapat memback Up system minimal selama 30 menit.
d. Surger Arrester

Central telepon ini juga harus mempunyai fasilitas / features minimal


sebagai berikut :
a. Recorded Announcement
b. Intercom blocking
c. Do Not Disturb
d. Classes of Service
e. Speed Calling
f. Music on Hold
g. Multi Party Conference
h. Night Service

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


i. Automatic Call Back
j. Call Hold
k. Call Pick Up
l. Call Transfer
m. Billing System
n. Night Audit
o. Night Service
p. Kapasitas 64 ext, 8 PTT

Facsimile
a. Machine type : desk top type tranceiver
b. Document type : 2577 mm (B4 type) max
c. Speed : 8 – 10 dots.mm horizontal
3,85 – 5 lines/mm vertical
d. Modem Speed :9600/7200/4800/2400/1200 bps

5.3. PERSYARATAN TEKNIK PEMASANGAN


5.3.1 Kotak Hubung
a. Penyambungan kabel di dalam Kotak Hubung harus
mempergunakan LSA konektor.
b. Kabel yang masuk dan keluar ke / dari Kotak Hubung harus
memakai kabel Gland dan tanda, untuk mengidentifikasikan,
Rute kabel dengan memakai “Cable Marking”.
c. Semua Kotak Hubung harus ditanahkan.
d. Kotak Hubung diperkuat ke lantai bangunan dengan 4 buah
dynabolt ukuran 5/8” x 2” dan antara lain dengan Kotak Hubung
harus dipasang karet setebal 2 mm.
e. Kotak Hubung Bagi dipasang ke dinding dengan memakai
dynabolt ½“ x 2” sebanyak 4 buah pada ketinggian 150 cm.
5.3.2 Kabel
a. Semua kabel dipasangdalam konduit dan diklem ke struktur
bangunan dengan sadle klem.
b. Semua kabel harus mempunyai isolasi min. 20 Mohm. terhadap
gedung.
5.3.3 Trungking kabel dan tangga kabel
a. Trunking kabel dan tangga kabel harus dipasang horizontal dan
satu garis vertical.
b. Tangga kabel dipasang ke dipasang ke dinding shaft dengan
memakai 3 buah dynabolt berukuran ½” x 2” pada jarak 75 cm.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


c. Trunking kabel digantung di lantai dengan dynabolt berukuran
½” x 2”.
5.3.4 Terminal Pesawat Telepon (JBPT)
Terminal ini dipasang pada ketinggian 150 cm dari lantai dan harus
di grounded dengan tahanan maksimal 0,2 Ohm.
5.3.5 Konduit
Konduit harus diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem.
Jenis konduit yang bisa dipakai adalah PVC conduit dengan
diameter dalam minimal 1 ½ x diameter kabel.

5.4. PENGUJIAN
Instalasi ini harus mendapatkan sertifikat pengujian yang baik dari TELKOM
dan Pabrik pembuat.

5.5. PRODUK, BAHAN, DAN PERALATAN


Bahan dan peralatan harus memenuhi spsifikasi. Kontraktor dimungkinkan
untuk mengajukan alternatif lain yang setara dengan yang
dispesifikasikan. Adapun bahan dan peralatan yang digunakan pada
dasarnya ada di daftar material.

BAB VI
PEKERJAAN TATA SUARA

6.1. LINGKUP PEKERJAAN

1.1 Umum
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang
dijelaskan baik dalam spesifikasi ini atau tertera dalam gambar-
gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai
dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat
perbedaaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut
sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya
ketentuan tambahan biaya.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


1.2 Lingkup Pekerjaan Sistem Tata Suara
Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, Kontraktor pekerjaan
instalasi Sistem Suara ini harus melakukan pengadaan dan
pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk
dipergunakan.
Garis besar lingkup pekerjaan Instalasi Sistem Suara yang dimaksud
adalah sebagai berikut :
a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Peralatan Sentral
Sistem Tata Suara, meliputi unit sumber sinyal suara (program
source) dan penguat sinyal suara (audio amplifire).
b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian unit kontrol &
monitor serta Sitem Rak peraltan-peraltan Sentral Sistem Suara.
c. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Main Distribution
Frame (MDF) dan Juction Box (JB-TS).
d. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel
distribusi Sistem Suara antara peralatan sentral dan system rak
dengan kotak hubung Bagi di setiap lantai.
e. Pengadaan, pemasangan dan pengujian alat pengeras
suara (Loudspeaker) sesuai dengan gambar rencana.
f. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel
pemakaian anatara kotak hubung bagi dengan alat pengeras suara
disetiap lantai.
g. Memberi garansi selama 1 tahun tanpa tambahan biaya.
h. Melakukan testing, commissioning dan training.
i. Menyerahkan 4 (empat) set gambar kerja instalasi tata
suara.

6.2. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi persyaratan


teknis sebagai berikut :
6.2.1 Kotak Hubung Bagi
Kotak Hubung Bagi ini harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm
minimum dan seluruhnya harus dicat anti karat dengan zinchromat
sebelum dicat akhir dengan cat bakar Acrylic ICI warna kelabu.
Kotak Hubung bagi dan terminal penyambungan kabel. Kotak

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


Hubung Bagi ini harus dilengkapi dengan kabel gland sebanyak
jumlah kabel yang keluar/masuk.
6.2.2 Kabel
Kabel-kabel distribusi dari MDF ke Junction Box menggunakan kabel
jenis NYMHY Multi core dengan jumlah kawat sesuai gambar
rencana. Kabel penghububg ke masing-masing loudspeaker
menggunakan jenis NYMHY 2 x 1.5 mm . 2

6.2.3 Konduit
Jenis konduit dalam gedung yang bisa dipakai adalah PVC konduit.
6.2.4 Peralatan Sentral
1. Unit sumber sinyal suara (program source) meliputi :
- Power Amplifier
- Sound Management
2. Loudspeaker yang diperlukan
a. Ceiling speaker
b. Horn Speaker
c. Wall Speaker
d. Column Speaker
3. Spesifikasi teknis peralatan utama :
a. Call Station Input Module
Input Impendasi : >5 k ohm pada frekwensi >
200 Hz
Impendasi Output : < 50 ohms pada 1 kHz
b. Music Input Module
L & R Impendasi Input : Asimetris, 47 k ohm
Tegangan Input : Minimal 2,5 mv. Nominal 2,75
mv
Respon Frekwensi : 50 – 15000 Hz
General Tone Control
 Bass : 50 Hz pada +/- 10 dB
 Treble : 10 kHz pada +/- 10 dB
c. Zone Relay Module
Tegangan/arus suplai : + 42 V (+/- 2 V) @ 78 mA max
+ 5 V (+/- 0,5 V)@ 9 mA max
Tegangan max yang diizinkan : 100 V AC
Arus max yang diizinkan : 45 A AC
d. Control Relay Module
Fault Relay No.1 : Make/break contacs (single
pole, double throw)

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


ControlRelay : Relay 2-8 : make/break contacts
Relay 9-12: make contacts
e. Call Station
Input Mikrofon : - Level input nominal : 84
dB
SPL
- Level input maximal : 143 dB
SPL (1 Pa = 94 dB SPL)
Level output dengan 3 mv SPL
Dan 1 veff (0 dBV) +/- 3 dB : Vo = 0,1
S/N Ratio pd output nominal : > 62 dB
Release time : 200-300 mes cs
f. Control Input Module :Menerima signal tegangan 24 V
DC dari MCPFA
g. Line Output Module: Pencapur signal dari beberapa
input audio
h. Ceiling Speaker
Power handling capacity : 6 watt (di Tap pada 1,5
watt)
Input Impedance : 1 k ohm
SPL : 88 dB pada 1 kHz dengan input 1 watt
Frequency range : 70 – 20000 Hz
i. Horn Speaker
Power handling capacity : 10 watt
Input Impedance : 1 k ohm
SPL : 107 dB
j. Wall Speaker
Power handling capacity : 6 watt (di Tap pd 3 W)

Input Impedance : 1 k ohm


SPL : 90 dB
k. Column Speaker
Power Handling Capacity : 12 watt
Input Impedance : 1 k ohm
SPL : 98 dB
Frequency range : 125 – 15000 Hz
Type : Outdoor

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


6.3. PERSYARATAN TEKNIK PEMASANGAN
6.3.1 Rak peralatan system suara ini ditempatkan sesuai dengan fungsi
system dan digrounding dengan tahanan maximum 2 ohm.
6.3.2 Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel
gland dan memakai flexible conduit.
6.3.3 Kotak Hubung Bagi
6.3.4 Kotak Hubung ini diletakkan sesuai gambar rencana disetiap lantai
pada ketinggian 150 cm dari lantai. Pemasangan Kotak Hubung ini
memakai dynabolt ½” x 2” sebanyak 4 buah. Semua kabel yang
masuk/keluar Kotak Hubung ini harus melalui kabel gland serta
memakai flexible conduit.
6.3.5 Kabel dan Konduit
Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di trunking
kabel.
Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertical harus
dipasang pada tangga kabel.
Konduit harus di klem ke struktur bangunan dengan sadle klem.
6.3.6 Trunking kabel dan tangga kabel
Trunking kabel dan tangga kabel harus dipasang horizontal dan
satu garis vertical.
Tangga kabel dipasang ke dinding shaft dengan memakai 3 buah
dynabolt berukuran ½” x 2” pada jarak 75 cm.
Trunking kabel digantung di lantai bangunan dengan dynabolt
berukuran ½” x 2”.
6.3.7 Alat Pengeras Suara
Semua alat pengeras suara dipasang pada tempat-tempat yang
sesuai dengan gambar dimana koordinat yang tepat akan
ditentukan di lapangan.

6.4. PENGUJIAN

Semua peralatan dalam Sistem Suara ini harus diuji oleh perusahaan
pemegang keagenan peralatan tersebut dimana perusahaan tersebut
harus memberikan surat jaminan atas bekerjanya system setelah
ternyata hasil pengujiannya adalah baik.
Pengukuran dilakukan dengan memakai Sound Level Meter.

6.5. PRODUK, BAHAN DAN PERALATAN

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


Bahan dan peralatan harus mempunyai spesifikasi. Kontraktor
dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang
dispesifikasikan. Kontraktor baru bisa mengganti bila ada persetujuan
resmi dan tertulis dari Pemberi tugas.

BABVII
PEKERJAAN FIRE ALARM

7.1. LINGKUP PEKERJAAN

1.1 Umum
Kontraktor harus melaksanakan seluruh lingkup pekerjaan yang
dijelaskan baik dalam spesifikasi ini atau pun yang tertera dalam
gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan
sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat
perbedaan anatara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini,
merupakan kewajiban kontraktor untuk mengganti bahan atau
peralatan tersebut sehinggaa sesuai dengan ketentuan pada pasal ini
tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
Pelaksanaan instalasi fire alarm system dan pemilihan serta
penempatan jenis detector didasarkan pada :
a. SK Menteri PU. No. 2 tahun 1985 dan SKBI 3/4/53 tahun 1987.
b. Peraturan Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 3, 1075.
c. SK Depnaker No. 17 tahun 1980 dan No. Per-02/DP/1983.
d. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000.
e. Data teknis dari product di bidang peralatan fire alarm system
yang dibuat oleh pabrik-pabrik dari berbagai negara.

1.2 Lingkup Pekerjaan Fire Alarm


Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, Kontraktor pekerjaan
Instalasi Fire Alarm ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan
serta menyerhakan dalam keaadan baik dan siap untuk
dipergunakan.
Garis besar lingkup pekerjaan Instalasi Fire Alarm yang dimaksud
adalah sebagai berikut :
a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Panel Kontrol MCPFA.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian semua jenis Detector,
Manual Station, Bell dan Indicator Lamp.
c. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Juction Box disetiap
lantai.
d. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Kabel-kabel untuk
keperluan Monitor dan Kontrol.
e. Menyerahkan dokumen yang diperlukan dalam system fire alarm
antara lain :
 Sistem description dan prinsip operasi.
 Installation and Instructions.
 Connection diagram.
 Testing and commissioning instructions.
f. Pabrik harus mamberikan garansi baik hardware maupun
software selama 1 tahun minimum tanpa ada tambahan biaya.
g. Mengurus dan menyelesaikan perizinan Instalasi Fire Alarm dari
instansi yang berwenang.
h. Melakukan testing dan commissioning.
i. Melaksanakan training, dan menyerahkan buku technical
manual.
j. Menyerahkan 4 (empat) set gambar kerja (shop drawing)
instalasi fire alarm.

7.2. URAIAN SISTEM KERJA FIRE ALARM


Bilamana salah satu detector, manual push button bekerja, maka control
panel (MCPFA) akan menyala dan memberikan informasi dimana titik
peralatan menerima signal terjadi kebakaran. Selanjutnya buzzer akan
berbunyi sesuai dengan letak detector area dimana peralatan tersebut di
atas bekerja.
Indikator lamp akan tetap menyala/flashing sampai system riset di MCPFA
ditekan oleh operator atau scurity pertanda keadaan teratasi.
Apabila keadaan fire alarm tidak bisa teratasi maka kita dapat
mengaktifkan general alarm secara manual, dimana seluruh indicator lamp
akan menyala.

7.3. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN


Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi dan atau
mendekati persyaratan teknis sebgai berikut :
7.3.1 Detector
a. Analogue semi Adressable Smoke Detector :
 Twin LED indication lamp

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


 Remote LED terminal.
 Fire test facility.
 Level alarm & pre-alarm setting.
 Address setting : hand held progammer
 Operating voltage : 17 – 41 Vdc
 Current Compsution : 310 Ua
 Smoke density range : 0 - 4.5 % /m
 Fire test level :4,5 % /m
 Operating ambient temp. range : - 10º C -+ 50º C
 Colour : off white
b. Analogue semi Adressable Rate of Rise Heat Detector
 Twin LED indication lamp
 Remote LED terminal
 Fire test facility
 Level alarm & pre-alarm setting.
 Address setting : hand held progammer
 Operating voltage : 17 – 41 Vdc
 Current Compsution : 350 Ua
 Heat sensing : Thermistor
 Temperature measurement range : - 20º C -+ 88º C
 Colour : off white
c. Manual Station (Manual Push Button)
 Type : Break glass
 Operating Voltage : 17 – 31 Vdc
 Current Consumption : 230 uA (normal) 4,1 mA
(alarm).
 Operating TemperatureRange : -10 ºC-+50ºC
 Colour : Merah
d. LCD Enunciator
 Type : Back-lit LCD
 Sound : Synthetic sound, electronic sound and buzzer
 LED/switch untuk proses monitoring, action & maintenance
dan battery charger
e. Alarm Lamp/Indicator Lamp
 Type : Surface mounting
 Operating Voltage : 20-24 Vdc
 Current Consumption : 45 mA max
 Intensitas : 4,75 Candela. Sec

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


 Flash Rate : 45 ± 20% flasher/minutes
 Warna : Merah
7.3.2 Panel Kontrol/Master Control Fire alarm (MCFA)
- Main Control Panel Fire Alarm (Analogue Semi
Addressable System)
- Main Power : 220 VAC. 50/60 Hz
- Standby Power : 24 V DC Nickel Cadmium battery
- Allowable line resistance : 30 Ohm
- Display : Digital & Message display
- Operation Section : Menu, keypad, switches.
- Record : Built-in printer
- Nominal time delay: 50 second untuk smoke detector,
20 second heat detector
- Gas leakage time delay : 40 second
- Material : Steel plate 1.6 mm tick baking paint
7.3.3 Kotak Hubung Bagi (Juction Box)
Kotak hubung bagi harus type surface mounting dan dibuat dari
pelat besi setebal minimum 2 mm dan seluruhnya harus dicat anti
karat dengan zinchromat sebelum dicat akhir dengan cat bakar
acrylic warna abu-abu.
Kotak hubung harus dilengkapi kunci yang seragam untuk semua
kotak hubung bagi dan terminal pemyambungan kabel.
7.3.4 Kabel
Kabel yang dipakai harus jenis NYM multicore diameter 1,5 mm 2
untuk kabel power.
Kabel yang dipakai untuk instalasi masing-masing detector adalah
jenis NYA atau NYM dengan ukuran 2x1,5 mm 2 dipasang dalam pipa
konduit dengan sadle klem merk yang sama.
Kabel sinyal menggunakan twisted cable 18 AWG, 2 pair.
7.3.5 Konduit
Konduit yang dipakai adalah conduit PVC High Impact dengan
diameter dalam minimum 1,5 kali diameter kabel.

7.4. PERSYARATAN TEKNIK PEMASANGAN


7.4.1 Peralatan
Koordinat tempat setiap peralatan akan ditentukan kemudian.
Manual Push Button dan Indicator Lamp dipasang bersatu dengan
Hydrant box dan bilamana ada yang berada di luar Hydrant box
maka dipasang pada ketinggian 1,5 dari lantai.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


Alarm Bell dipasang ± 0,5 m dibawah plafond atau disesuaikan
dengan keadaan lapangan.
Peralatan sistem Fire Alarm ini harus ditanahkan (grounding)
dengan hambatan mendekati 0 Ohm.
Supply listrik untuk peralatan ini dimasukkan dalam kelompok
Emergency load dari genset.
7.4.2 Kabel dan Konduit
a. Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di kabel
tray dan instalasinya memakai pipa konduit.
b. Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui
kabel gland dan memakai flexible conduit. Isolasi antara urat-
urat kabel terhadap tanah minimum 20 M Ohm.

7.5. PENGUJIAN

Pengujian terhadap sistem kerja peralatan harus dilakukan oleh pihak agen
tunggal (authorized) penjualan peralatan tersebut dan pihak tersebut
harus menyiapkan sertifikat pemasangan yang baik dari instalasi yang
berwenang.
Pengujian terhadap tahanan isolasi kabel kontrol harus dilakuan sesuai
dengan PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik).

7.6. PRODUK, BAHAN DAN PERALATAN

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor


dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang
dispesifikasikan ke Konsultan Pengawas /MK. Kontraktor baru bisa
mengganti peralatan apabila mendapatkan persetujuan secara resmi dan
tertulis dari Pemberi Tugas.

BAB VIII
PEKERJAAN CLOSED CIRCUIT TELEVISI (CCTV)

8.1. LINGKUP PEKERJAAN

1. Umum

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang
dijelaskan baik dalam spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam
gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau
peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada
pasal ini, merupakan kewajiban pemborong untuk mengganti bahan
atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal
ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
2. Uraian Lingkup (Scope) Pekerjaan CCTV
Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, pemborong pekerjaan
Instalasi
CCTV ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta
menyerahkan dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.
Garis besar lingkup pekerjaan Instalasi CCTV yang dimaksud adalah
sebagai berikut
a. Pengadaan, pemasangan dan pengujian peralatan sistem CCTV.
b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel untuk instalasi
system.
c. Melakukan Testing, Commissioning & Training.
d. Pengadaan dan pemasangan kabinet rack dan meja control untuk
peletakan monitor CCTV dan peralatan lainnya setelah
dikoordinasikan dengan Interior.
e. Menyerahkan sertifikat peralatan yang terpasang (untuk menjaga
keaslian yang terpasang). Pengadaan, pemasangan & pengujian
interface modul dengan system yang lainnya.

8.2. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi dan atau
mendekati persyaratan teknis sebagai berikut :
1. CCTV System
CCTV System adalah sistem keamanan yang melakukan pengawasan
dan pemantauan suatu area melalui teknologi video yang dapat diamati
atau dianalis dari suatu ruang kontrol oleh tenaga keamanan selama 24
jam.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


Pada dasarnya CCTV System terdiri dari tiga perangkat utama, yang
pertama
perangkat kamera yang dalam beberapa situasi membutuhkan
perangkat
pendukung kamera untuk meletakkan, melindungi maupun
menggerakkan
kamera dan lensa-lensanya. Yang kedua perangkat monitor. Secara
sederhana, kamera dapat digambarkan sebagai perangkat input, dan
monitor
sebagai perangkat output. Kedua perangkat tersebut akan menjadi
sebuah system yang kompleks apabila terdapat lebih dari satu kamera
maupun monitor antara lain bagaimana menentukan kamera yang
gambarnya akan ditampilkan,
bagaimana mengatur tampilan gambar yang diinginkan dan bagaimana
perekamannya. Di sinilah peranan perangkat ketiga yaitu perangkat
controller
dan recorder.
2. Camera, Lensa dan Bracket
Camera, Lensa dan Bracket merupakan kesatuan peralatan yang
berfungsi untuk memantau/mengawasi keadaan suatu daerah/areal.
Kombinasi jenis kamera dan lensa yang digunakan sangat berpengaruh
pada kualitas gambar yang ditampilkan. Sedangkan posisi penempatan
perangkat tersebut akan sangat berpengaruh pada apa yang ingin
ditampilkan pada monitor dan tujuan dari perencanaan pengadaan
CCTV.
Kamera, Lensa dan Bracket secara sederhana dapat dibagi dalam dua
Kategori.
Kamera : fixed dan moving.
Lensa : fixed dan zoom.
Bracket : fixed dan moving (pan & tilt)
a. Fixed Dome Colour Camera
Fixed Dome Colour Camera adalah ¼ inch CCD DSP colour camera
yang
berbentuk dome. Fixed dome dilengkapi dengan lensa 3 mm dan 6
mm.
Dome Camera Pan/Tilt & Zoom Day/Night Outdoor Type
Dome Camera Pan/Tilt & Zoom Day/Night Outdoor Type adalah 1/6
inch ITCCD high resolution colour camera yang berbentuk dome,
mempunyai lensa zoom, high speed pan/tilt motor 360°/second
(Pan) 90°/second (Tilt), Automatic Focus dan Iris.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


b. Dome Housing
Dome Housing adalah rumah kamera setengah lingkaran yang
berfungsi melindungi kamera dari hal-hal yang dapat merusak
camera, baik disebabkan oleh hujan, panas, debu dan lain
sebagainya.
c. TV Monitor
TV Monitor adalah merupakan alat yang menerjemahkan isyarat
elektronik yang dikirim oleh camera menjadi gambar pada sebuah
layar televisi.
CCTV monitor yang digunakan berdiagonal 21”. Jenis monitor yang
digunakan adalah yang didisain khusus untuk system CCTV.
Dapat beroperasi 24 jam terus menerus dan mempunyai tingkat
radiasi yang rendah.
d. Video Controller and Recorder : Digital Recorder and Transmission
System.
Digital Recorder and Transmission adalah perangkat digital yang
merupakan pusat dari suatu sistem CCTV, baik dari ruang kontrol
maupun dari lokasi remote untuk melakukan hal-hal sebagai berikut
dalam waktu yang bersamaan :
a. Live viewing (full screen atau multiple images)
b. Recording
c. Playback
d. Searching
e. Back Up
f. Remote Access
Video controller juga dapat mengatur perekaman pada camera yang
harus real time dan pada camera yang mana yang tidak atau apabila
tidak ada pergerakan pada area tertentu maka camera itu tidak akan
direkam dan bisa diset sesuai kebutuhan. Video controller ini harus bisa
berkomunikasi dengan perangkat lain atau open protocol terhadap
system security yang lain seperti Fire Alarm, Access Control.
 Integration into bulding
 management system : via http- and optional OPC interfaces
 Site maps : Web browser
 Multitasking : pentaplex functionality
 Sharp, detailed picture

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


 Full Alarm Action
 Frame Freeze
 Remote Operation
 Log in Password connect to LAN
 Built in ethernet card
 Camera’s frame rate flexibility setting
 Built in motion detection
 Support camera with individual IP address
 Smart search with motion in definable image areas
e. Station Video Manager
Station Video Manager adalah peralatan CCTV system yang
digunakan untuk menghubungkan/menggabungkan lebih dari satu
video controller dan recorder sehingga antar satu video controller
dengan video controller lainnya saling berhubungan dan centralized
monitor.
f. Pan/Tilt Drive
Pan/Tilt adalah kedudukan kamera yang dapat bergerak ke
kanan/kiri (pan) dan ke atas bawah (tilt) secara manual maupun
otomatis.
Jenis pan/tilt build in di dalam dome camera. Untuk mengatur
gerakan Pan/Tilt secara manual digunakan perangkat kontrol
g. Digital Pan/Tilt Lens Controller
Digital keyboard berfungsi untuk mengoperasi / mengontrol digital
video controller recorder dan mengontrol fungsi camera, pan/tilt
motor, iris dan zoom lens, system programming.
h. Kabel
 Kabel yang dipakai untuk instalasi CCTV harus dari jenis coaxial
Cable RG - 6U untuk sinyal Video dan untuk kontrol Twisted
Shielded 16 AWG 2 Pair.
 Kabel yang dipakai dari video-controller ke station video
manager menggunakan UTP yang ada pada jaringan LAN (Local
Area Network)
i. Konduit
Jenis konduit yang bisa dipakai adalah PVC konduit high impact
dengan diameter dalam minimal 1,5 x diameter kabel.

8.3. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


1. Unit kamera ditempatkan sesuai fungsi dan kemudahan
maintenance (lihat gambar).
2. Penempatan Sentral Monitor supply harus ditempatkan di ruang
security yang dijaga 24 jam.
3. Camera ditempatkan sesuai gambar rencana.
4. Video controller ini ditempatkan di ruang panel pada rack 19”
sesuai gambar rencana.
Semua kabel yang masuk/keluar kotak panel rack 19” ini harus melalui
kabel gland serta memakai flexible conduit.
5. Kabel dan Conduit
- Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di trunking
kabel.
- Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertikal harus dipasang
pada tangga kabel.
Konduit harus diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem.
Semua kabel yang keluar masuk kabel tray harus menggunakan flexible
conduit.
6. Trunking Kabel dan Tangga Kabel
- Tangga kabel harus dipasang horizontal.
- Tangga kabel dipasang ke dinding shaft dengan memakai 3 buah
dinabolt berukuran 1/2" x 2" pada jarak 75 cm.
- Kabel tray digantung di lantai bangunan dengan dinabolt berukuran
1/2" x 2".

8.4. PENGUJIAN
Semua peralatan dalam sistem CCTV ini harus diuji oleh perusahaan
pemegang keagenan peralatan tersebut, dimana perusahaan tersebut harus
memberikan surat jaminan atas bekerjanya sistem tersebut setelah
ternyata hasil pengujiannya adalah baik.
Semua peralatan yang terpasang dalam sistem CCTV ini, baik peralatan
utama maupun accessoriesnya harus mendapatkan sertifikat keaslian dari
pemegang keagenan peralatan tersebut.

8.5. PRODUK, BAHAN DAN PERALATAN


Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Pemborong
dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang
dispesifikasikan. Pemborong baru bisa mengganti bila ada persetujuan
resmi dan tertulis dari Direksi/MK.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


BAB IX
PEKERJAAN PENANGKAL PETIR

9.1. LINGKUP PEKERJAAN


9.1.1 Umum
Kontraktor harus melaksanakan seluruh lingkup pekerjaan yang
dijelaskan baik dalam spesifikasi ini atau pun yang tertera dalam
gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai
dengan ketentuan pada spesifikasi. Bila ternyata terdapat
perbedaan anatara spesifikasi bahan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan, ini merupakan kewajiban
kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut
sehinggaa sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya
tambahan biaya.
Pelaksanaan instalasi System Penangkal Petir dan pemilihan serta
penempatan jenis Air Terminal/ Splitzet didasarkan pada :
a. SK Menteri PU. No. 2 tahun 1985 dan SKBI 3/4/53 tahun 1987.
b. Peraturan Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 3, 1075.
c. SK Depnaker No. 17 tahun 1980 dan No. Per-02/DP/1983.
d. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000.
e. Data teknis dari product di bidang peralatan System Penangkal
Petir yang dibuat oleh pabrik-pabrik dari berbagai negara.
9.1.2 Lingkup Pekerjaan Penangkal Petir
Sebagai yang tertera dalam gambar-gambar rencana, Kontraktor
pekerjaan Instalasi Penangkal Petir ini harus melakukan pengadaan
dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap
untuk dipergunakan.
Garis besar lingkup pekerjaan Instalasi Penangkal Petir yang
dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Penangkal Petir harus mampu melindungi seluruh bangunan
dari sambaran Petir
b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Grounding/
Pentanahan.
c. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Juction Box dan Event
Counter

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


d. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Kabel-kabel untuk
keperluan Monitor dan Kontrol.
e. Pabrik harus mamberikan garansi baik hardware maupun
software selama 1 tahun minimum tanpa ada tambahan biaya.
f. Mengurus dan menyelesaikan perizinan Instalasi Penangkal Petir
dari instansi yang berwenang.
g. Melakukan testing dan commissioning.
h. Melaksanakan training, dan menyerahkan buku technical
manual.
i. Menyerahkan 4 (empat) set gambar kerja (shop drawing).

9.2. URAIAN SISTEM KERJA PENANGKAL PETIR

Penangkal Petir ini menggunakan system EF Lightning Protection dimana


Penangkal Petir menghasilkan ion yang disebarkan keudara sekeliling
gedung, sehingga udara menjadi Netral dan sambaran petir bisa diperkecil.
Radius Proteksi System EF Lightning Protection ± 132 meter .
Interceptor Air Terminal / Kepala Penangkal Petir dihubungkan ke Junction
Box menuju Lightning Event Counter dengan menggunkan Kabel NYA
diameter 50 mm. Dari Junction Box diteruskan ke Bak Kontrol dihubungkan
ke tanah dengan menggunakan Copper Rod.
Bak Kontrol berfungsi untuk pengukuran tahanan pentanahan
Petir adalah suatu gejala listrik diAtmosfir yang timbul bila terjadi banyak
kondensasi dari uap air dan timbulnya arus udara yang naik dan sangat
kuat.
Instalasi Penangkal Petir ialah instalasi suatu System dengan komponen
dan peralatan secara keseluruhan berfungsi untuk menangkap Petir dan
menyalurkan ketanah dengan melalui kabel, sehingga seluruh bangunan
berserta isi terhindar dari sambaran Petir.

9.3. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN


Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi dan atau
mendekati persyaratan teknis sebagai berikut :
a. EF Lightning Protection mampu melindungi Gedung dengan radius
proteksi ± 132 m
b. Memiliki fungsi : menciptakan elektron bebas atau emisi lebih awal
mendahului obyek sekeliling yang dilindungi atau yang menjadi
sasaran sambaran.
c. Mampu mengantisipasi secara dini sambaran Petir dengan aktif

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


d. Mampu menerima arus sambaran Petir hingga 60 KA
e. Mampu menerima tegangan sambaran hingga 250 KV
f. Saat arus petir melalui kabel penyalur ke Arde tanpa menimbulkan efek
listrik terhadap obyek sekitar
g. Junction Box
Juntion Box harus type surface mounting dan dibuat dari pelat besi
setebal minimum 1.8 mm dan seluruhnya harus dicat anti karat
dengan zinchromat sebelum dicat akhir dengan cat bakar acrylic warna
abu-abu. harus dilengkapi kunci yang seragam untuk semua Juntion
Box dan terminal penyambungan kabel.
h. Kabel
Kabel yang dipakai jenis NYA single core dia 50 mm2
i. Conduit
Conduit yang dipakai adalah conduit PVC High Impact dengan diameter
dalam minimum 1,5 kali diameter kabel.

9.4. PERSYARATAN TEKNIK PEMASANGAN


9.4.1 Peralatan
1. Tinggi Kepala Penangkal Petir minimal 2.5 meter diatas gedung
2. Saluran turun yang menghubungkan penangkap dengan
Elektroda tanah, saluran turun ini harus dipasang sepanjang
bubungan dan pinggiran atap bangunan, disudut bangunan
saluran dipasang turun kebawah dan salura tersebut harus
melindungi bangunannya seperti sangkar.
3. Pentanahan berupa pantekan batangan tembaga minimal 6
meter dan tahanan pentanahan disyaratkan dalam pasal ini
mendekati 0 (nol).
4. Sambungan ukur dibuat dalam saluran turun dan dapat dilepas
untuk mengukur tahanan pentanahan Elektroda tanahnya.
5. Semua penyambungan harus secara metal dilas atau di cor
dengan timah
6. Semua Grounding Penangkal Petir dikoneksi dengan sistem
grounding diluar gedung.

9.5. PENGUJIAN
- Semua Peralatan dalam sytem Penangkal Petir ini harus diuji oleh
Perusahaan pemegang keagenan peralatan dimana Perusahaan
tersebut harus memberikan surat jaminan atas bekerjanya system

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


setelah dilakukan test pengujian yang dinyatakan berfungsi dengan
baik
- Menyiapkan sertifikat pemasangan dari Instansi yang berwenang .

9.6. PRODUK, BAHAN DAN PERALATAN


Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi. Kontraktor
dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang
dispesifikasikan ke Konsultan Pegawas /MK.
Adapun produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sesuai dengan
daftar material.

BAB X
PEKERJAAN JARINGAN LOKAL AREA NETWORK (LAN)

10.1. LINGKUP PEKERJAAN

10.1.1UMUM
Pemborong harus menawarkan seluruh pekerjaan yang dijelaskan
baik dalam spesifikasi ini maupun yang tertera dalam gambar,
dimana bahan bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan
ketentuan pada spesifikasi.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan atau
peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang dpersyaratkan
pada pasal ini, merupakan kewajiban bagi pemborong untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa ada tambahan biaya.

10.1.2LINGKUP PEKERJAAN
Seperti yang tertera dalam gambar rencana Pemborong pekerjaan
System Jaringan Komputer ( LAN ) ini harus melakukan pengadaan
dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap
untuk dipergunakan
Garis besar lingkup pekerjaan Jaringan Komputer ( LAN ) yang
dimaksud adalah sebagai barikut :
1. Pengadaan dan pemasangan Rack dan Peripheral
2. Pengadaan dan pemasangan Switch HUB Central dan Cabang
3. Pengadaan dan pemasangan Outlet Komputer
4. Pengadaan dan pemasangan Modular Jack
5. Pengadaan dan pemasangan Trunking Cable

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


6. Pengadaan dan pemasangan jaringan instalasi system LAN.
7. Penyambungan instalasi Switch HUB ( Central ) ke Switch HUB
Cabang tiap lantai dan ke Server serta ke outlet komputer.
8. Menyerahkan sertifikat peralatan yang terpasang ( untuk
menjaga keaslian peralatan yang terpasang dilapangan )
9. Malakukan labelling, testing, Commisionning dan Training.

10.2. KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN


Bahan dan peralatan yang akan dipasang harus memenuhi dan atau
sesuai persyaratan teknis. Untuk komponen-komponen dari material yang
mungkin sering diganti harus dipilih yang mudah didapat dipasaran.
Semua peralatan system ini disarankan produksi Eropa dan telah dikenal
mempunyai reputasi baik dalam system.
Syarat Teknis/Umum :
1.1.Semua bahan atau peralatan harus mempunyai kapasitas atau rating
yang cukup dan sesuai spesifikasi yang disyaratkan.
1.2.Bahan atau peralatan yang dari klasifikasi atau type yang sama
diminta merek atau dibuat oleh pabrik yang sama.
1.3.Perangkat harus dapat beroperasi dengan baik dalam ruang yang
tidak dilengkapi dengan Air Condition ( suhu 40 °C dengan Relative
Humidity ( RH 70 % )
1.4.Penambahan kapasitas dimasa datang sesuai dengan perencanaan
yang dapat dilakukan dengan mudah tanpa mengakibatkan gangguan
pada operasi sistem yang ada.
1.5.Hubungan antara modul – modul dan unit menggunakan sistem plug
in
1.6.Dalam keadaan normal sistem harus dapat bekerja dengan sumber
daya utama gedung baik Power dari PLN maupun Genset 220V – 50
HZ.
1.7.Setiap outlet diberi label dan dituangkan dalam As Built drawing yang
berguna untuk kemudahan dalam maintenance maupun mengatasi
trouble shoting.
1.8.Rack 19” 42 RU freestanding terdiri dari :
a. Roof Mounted fan Tray
b. Ventilated shelf
c. Telescopic sliding shelf
d. Vertical Power Distribution 12 holes
e. Patch panel 24 Port
f. Wiring instalasi

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


g. Automatic KVM swith kapasitas 4 Server.

10.3. PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN

1. Jaringan kabel data/ Lokal Area Network ( LAN )


Sistem Jaringan kabel data / Lokal Area Network harus memenuhi
creteria sebagai berikut :
a. Memperhitungkan jarak antara pusat data dengan titik outlet
terjauh, yang terhubung ke Server.
b. Menentukan sistem LAN terbuka sehingga berbagai aplikasi dapat
dijalankan dengan baik tanpa hambatan.
c. Tidak dibenarkan adanya sambungan kabel pada Instalasi data
d. Media yang dipilih sesuai dengan kecepatan aplikasi yang dijalankan,
dalam hal ini kecepatan ditetapkan 100 Mbps, dengan menggunakan
kabel UTP Cat 6 Enhance.

2. Instalasi
a. Melaksanakan instalasi pengkabelan
bangunan secara rapi dan sempurna serta menyediakan memasang
perlengkapan berupa :
Switch HUB Central
Switch HUB Cabang
Kabel Instalasi data UTP 4 peir cat 6E
Power Listrik
Grounding Peralatan
Patch Cable masing masing Komputer
b. Switch HUB terletak di ruang Server.
c. Seluruh pengkabelan terlindung dalam
High Impact PVC Conduit (kecuali jika didalam cable tray) di klem
dengan rapi pada jarak yang sesuai atau setiap 60 cm.
d. Untuk pasangan outbow (menempel
kolom) harus mempergunakan trunking kabel.
e. Semua kabel diluar jalur kabel tray, yang
tertanam/menembus dalam tembok harus dibuatkan sparing yang
terbuat dari pipa PVC. Belokan dari sparing kabel harus memenuhi
ketentuan yang berlaku.
f. Semua kabel yang melintasi tanah harus
dilindungi dari benturan mekanis, dengan memasang sparing dari

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


pipa GIP diameter minimal 2,5 kali, dengan kedalaman minimal 70
cm atau disesuaikan dengan kondisi lapangan.

g. Sparing pipa GIP dalam tanah diberi


pelindung bata merah dan urugan pasir, hal yang sama juga
berlaku untuk got kabel di mana keliling diurug dengan pasir, lebar
galian kabel disesuaikan dengan keperluan.

10.4. PENGUJIAN

a. Pengujian terhadap sistem kerja peralatan harus dilakukan oleh pihak


agen tunggal penjualan peralatan dan pihak tersebut harus
memberikan surat jaminan atas bekerjanya sistem setelah hasil test
dinyatakan berfungsi dengan baik dan benar.

b. Peralatan yang terpasang dalam System Jaringan Komputer, baik


peralatan utama maupun accessories harus mendapatkan sertifikasi
keaslian dari pemegang keagenan.

c. Setiap kabel harus diuji dengan alat scanner khusus yang disyaratkan
untuk pengujian sistem LAN Catagorie 6 Enhance.

10.5. PRODUK BAHAN DAN PERALATAN

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi sesuai yang tercantum


dalam spesifikasi diatas, Kontraktor dimungkinkan untuk mengajukan
alteratif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasi, bila ada persetujuan
resmi dan tertulis dari Konsultan Pengawas/MK dan Pemberi tugas.
Adapun produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sesuai dengan
daftar material.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – M/E

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


.

RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT ( RKS )


PEKERJAAN ARSITEKTUR

PASAL 1
PERSIAPAN TEKNIS PELAKSANAAN

1.1 Data Proyek.


Nama Pekerjaan : Pembangunan Gedung BTKP (Semper)
Pemilik Proyek : Balai Teknologi Keselamatan Pelayaran

Standar/Peraturan Teknis yang berlaku


Untuk pelaksanaan pekerjaan, berlaku Peraturan Teknis yang dikeluarkan oleh Pemerintah atau
Lembaga-lembaga lain yang diakui Pemerintah. Peraturan Teknis tersebut antara lain:
1. Standar Industri Indonesia (SII)

2. Standar Normalisasi Indonesia (SNI)

3. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia Tahun 1982

4. Peraturan Bangunan Nasional

5. Peraturan Beton Indonesia (PBI) Tahun 1971

6. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) Tahun 1961

7. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) Tahun 1977

8. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1987

9. Peraturan Plumbing Indonesia Tahun 1979

10. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung Tahun 1983

11. Peraturan Perburuhan di Indonesia (tentang pengarahan tenaga kerja) antara lain tentang
larangan mengerjakan anak-anak di bawah umur.

12. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga kerja dan Menteri Pekerjaan umum Nomor KEP.
174/MEN/86, Tanggal 4 Maret 1986. 004/KPTS/1986 tentang : Keselamatan dan kesehatan
kerja pada tempat kegiatan konstruksi.

13. Peraturan-peraturan Pemerintah Daerah setempat mengenai bangunan-bangunan.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


1.2 Rencana Kerja
Dalam waktu selambat-lambatnya 3 hari dari saat penunjukan pemenang, Kontraktor harus
mengajukan sebuah rencana kerja atau action plan tertulis lengkap dengan gambar-gambar
pendukung metode kerja, sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan seperti yang disebutkan
dalam dokumen tender, menjelaskan secara terperinci urusan pekerjaan dan cara melaksanakan
pekerjaan tersebut termasuk hal-hal khusus bila diperlukan, persiapan-persiapannya, peralatan,
pekerjaan sementara yang ada sejauh mana hal tersebut mencakup lingkup dari pekerjaannya dan
harus mendapatkan persetujuan dari Direksi, pengawas dan pihak-pihak atau instansi yang
terkait dengan kelangsungan proyek tersebut di atas.

1.3 Tempat Kerja


Bilamana diperlukan tempat kerja, dan tempat kerja tersebut di luar daerah pengawasan proyek,
dimana harus membayar sewa/dikeluarkan biaya ganti rugi, maka Kontraktor harus
menyelesaikannya tanpa membebani Direksi dengan pembiayaan tambahan.

1.4 Tanggung Jawab Kontraktor


Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib memeriksa kekuatan konstruksi yang akan
dilaksanakan dan harus mengkonsultasikan dengan Konsultan Perencana dan
Konsultan Pengawas. Segala sesuatu kerusakan yang timbul akibat kelalaian Kontraktor tidak
melaksanakan pemeriksaan kekuatan Konstruksi menjadi tanggung jawab Kontraktor. Pada
keadaan apapun, dimana pekerjaan-pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas tidak berarti membebaskan Kontraktor atas tanggung jawab pada
pekerjaannya sesuai dengan isi kontrak.

1.5 Tenaga Kerja


Tenaga-tenaga kerja yang digunakan hendaknya dari tenaga-tenaga yang ahli/terlatih dan
berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan
ketentuan / petunjuk Konsultan Pengawas.
Untuk itu, bukti-bukti yang menyangkut keahliannya harus diserahkan kepada Konsultan
Pengawas guna pemeriksaan dan persetujuannya.

1.6 Satuan Ukuran


Semua satuan ukuran yang disebutkan dalam spesifikasi ini serta yang digunakan di dalam
pekerjaan adalah standar meter dan kilogram. Bila disebut satu ton, yang dimaksud adalah satu
ton yang bernilai 1000 kilogram.

1.7 Perintah Untuk Pelaksanaan


Bila Kontraktor tidak berada di tempat pekerjaan dimana Direksi bermaksud untuk memberikan
petunjuk-petunjuk, maka petunjuk-petunjuk itu harus diturut dan dilaksanakan oleh Pelaksana
atau orang-orang yang ditunjuk untuk itu oleh Kontraktor .

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


Orang-orang atau pelaksana tersebut harus mengerti bahasa yang dipakai oleh Direksi, atau
Kontraktor akan menyediakan penterjemah khusus untuk keperluan tersebut.

1.8 Pekerjaan dan Bahan-bahan yang Termasuk di dalam Harga Satuan


Pekerjaan dan bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan macam-macamnya seperti yang
disebutkan pada artikel-artikel dalam spesifikasi ini, gambar rencana, petunjuk tambahan
ataupun petunjuk-petunjuk Direksi di lapangan harus tercakup dalam pembiayaan untuk tenaga
kerja, harga bahan, organisasi kerja, biaya tak terduga, keuntungan, biaya-biaya penggantian
sewa/pemakaian tanah pada pihak ketiga, atau kerusakan atas milik seseorang, kerja-kerja lain
yang disebut dalam spesifikasi ini untuk kesempurnaan hasil kerja di mana tidak ada mata
pembiayaan khusus pengaliran air darurat selama pelaksanaan kerja, pembongkaran, peralatan,
bahan peledak serta alat-alatnya, penempatan bahan-bahan sesuai dengan petunjuk
perlindungan, perkuatan, pengaturan as saluran dan tenaga ahli untuk keperluan ini, perumahan
dan pembiayaan lain yang biasanya diperlukan guna menyelesaikan pekerjaan sebaik-baiknya.

1.9 Laporan
a. Kontraktor diharuskan membuat bahan laporan berkala kemajuan pekerjaan untuk setiap
satu minggu kegiatan dengan mengisi formulir evaluasi kemajuan pekerjaan sesuai petunjuk
Direksi. Ringkasan laporan tersebut harus mencantumkan keadaan cuaca, jumlah
pengerahan tenaga kerja, tenaga pengawas dan pelaksana, alat-alat yang dipergunakan,
jumlah pengiriman bahan-bahan bangunan ke lokasi pekerjaan, kemajuan fisik dari
pekerjaan yang telah selesai, masalah-masalah yang timbul di lapangan serta pemecahannya,
dan rencana kerja minggu berikutnya.
b. Laporan kemajuan pekerjaan harus diserahkan oleh Kontraktor pada setiap akhir pekan
untuk dievaluasi.
c. Laporan lain seperti Laporan Harian dan lain-lain sesuai dengan uraian dalam syarat-syarat
umum kontrak.

1.10 Gambar-gambar dan Ukuran


a. Gambar-gambar yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah:
1. Gambar yang termasuk dalam Dokumen Tender
2. Gambar perubahan yang disetujui Direksi
3. Gambar lain yang disediakan dan disetujui Direksi
b. Kalkir asli dari gambar-gambar proyek disimpan oleh Direksi. Kontraktor diberi 2 (dua) set
cetak biru dari semua gambar-gambar tanpa pungutan biaya. Permintaan Kontraktor akan
tambahan cetak biru dari gambar-gambar tersebut akan dikenakan biaya.
c. Kontraktor diharuskan menyimpan satu set cetak biru di kantor lapangan untuk
dipergunakan setiap saat apabila diperlukan.
d. Gambar-gambar pelaksanaan (shop drawing) dan detailnya harus mendapat persetujuan
Direksi sebelum dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


e. Pada penyerahan terakhir pekerjaan yakni sesudah selesainya masa pemeliharaan harus
disertai Gambar hasil pelaksanaan (as built drawing).
f. Semua ukuran dinyatakan dalam sistem metrik.
g. Kalau terdapat perbedaan dengan spesifikasi maka yang benar dan berlaku adalah yang
ditetapkan oleh Direksi.

1.11 Wilayah Kerja


a. Secara umum Kontraktor dilarang menimbun atau menempatkan bahan-bahan bangunan di
tepi jalan umum karena jalan umum tidak termasuk wilayah kerja Kontraktor kecuali ada
pertimbangan khusus dan persetujuan dari Direksi.
b. Apabila tidak terdapat tempat kosong yang sesuai untuk menimbun atau menyimpan bahan-
bahan bangunan di sekitar lokasi proyek, maka bahan bangunan harus didatangkan dari
gudang Kontraktor atau Leveransir setiap hari dengan jumlah yang cukup untuk pekerjaan
satu hari.
c. Di dalam pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus berkoordinasi dengan Instansi yang
terkait sehubungan dengan jaringan utilitas yang ada.

1.12 Bahan-bahan dan Mutu Pekerjaan


a. Semua bahan yang dipergunakan untuk melaksanakan setiap jenis pekerjaan harus terdiri
dari kualitas tinggi sesuai dengan yang tercantum dalam syarat-syarat kualitas bahan
masing-masing bagian pekerjaan. Hasil pekerjaan dan mutu termasuk bahan-bahan yang
terpakai harus diterima dan disetujui Direksi.
b. Semua bahan yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
peraturan standar yang berlaku di Indonesia. Standar peraturan yang berlaku adalah edisi
yang terakhir. Untuk bahan-bahan yang mutunya belum diatur dalam peraturan standar
maupun ketentuan dalam spesifikasi teknis, harus mendapat persetujuan dari Direksi
sebelum dipergunakan.
c. Untuk bahan-bahan yang mutunya masih berdasarkan standar Internasional, apabila
diperlukan, Direksi dapat meminta Kontraktor untuk menunjukkan sertifikat tes dari agen,
distributor yang menjual atau pabrik yang memproduksi bahan yang bersangkutan.
d. Apabila diperlukan, Direksi dapat meminta copy atau tembusan dari perintah pembelian
(faktur) yang dipesan Kontraktor kepada leveransir atau distributor untuk pembelian bahan-
bahan yang akan dipakai.
e. Sebelum bahan-bahan yang dipesan dikirim ke lokasi proyek, Kontraktor harus
menunjukkan contoh dari bahan bersangkutan kepada Direksi untuk diperiksa dan diteliti
mengenai jenis, mutu, berat, kekuatan dan sifat-sifat penting lainnya dari bahan tersebut.
f. Apabila bahan-bahan yang dikirim ke lokasi proyek ternyata tidak sesuai dengan contoh yang
ditunjukkan, baik dalam hal mutu, jenis, berat maupun kekuatannya, maka Direksi
berwenang untuk menolak bahan tersebut dan mengharuskan Kontraktor untuk
menyingkirkannya dan diganti dengan bahan-bahan yang sesuai dengan contoh yang telah

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


diperiksa terdahulu.
g. Semua bahan yang disimpan di lokasi proyek harus diletakkan dan dilindungi sedemikian
rupa sehingga tidak akan terjadi kontaminasi atau mengalami proses lainnya yang dapat
mengakibatkan rusaknya atau menurunnya mutu bahan-bahan tersebut.
h. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, Kontraktor dilarang menyimpan bahan-bahan
berbahaya seperti minyak, cairan lainnya yang mudah terbakar, gas dan bahan kimia
sedemikian rupa sehingga keselamatan orang dan keamanan lingkungan sekitarnya dapat
dijamin.
i. Penggunaan bahan-bahan dalam pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti pedoman atau
petunjuk dari pabrik yang memproduksinya. Kelalaian dalam hal ini merupakan tanggung
jawab Kontraktor .
j. Direksi berhak menunjuk seorang ahli dalam memeriksa mutu bahan-bahan yang diajukan
oleh Kontraktor, baik di lokasi proyek maupun di gudang leveransir atau di lokasi pabrik atau
produsen. Dalam melaksanakan tugasnya ahli tersebut mempunyai wewenang untuk
mewakili Direksi dalam menguji dan menilai bahan-bahan yang diajukan Kontraktor.

1.13 Penyediaan Bahan Bangunan


a. Kontraktor Pelaksana harus menyediakan bahan bangunan yang memenuhi persyaratan
mutu dan jumlah / volumenya sesuai dengan tahap – tahap konstruksi sesuai dengan jadwal
Pelaksanaan.
b. Persyaratan bahan bangunan antara lain sebagai berikut :
Semen
1. Semua semen harus cement portland yang disesuaikan dengan persyaratan dalam
peraturan Portland cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-150 type 1 atau standard
Inggris (British Standard).
2. Kontraktor harus bersedia untuk memberi bantuan yang dibutuhkan oleh Direksi
Proyek untuk pengambilan contoh-contoh tersebut.
3. Semen yang tidak dapat diterima sesuai pemeriksaan oleh Direksi Proyek tidak boleh
dipergunakan atau diafkir. Jika semen yang dinyatakan tidak memuaskan tersebut telah
dipergunakan untuk beton, maka beton demikian dapat diperintahkan oleh Direksi
Proyek untuk dibongkar dan diganti dengan memakai semen yang telah disetujui atas
beban kontraktor.
4. Kontraktor harus menyediakan semua semen-semen dan beton yang dibutuhkan untuk
pemeriksaan atas biaya kontraktor.
c. Tempat Penyimpanan
1. Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk semen dan
setiap saat harus dilindungi dengan cermat terhadap kelembaban udara. Tempat
penyimpanan juga harus sedemikian rupa agar mudah waktu pengambilan
2. Gudang penyimpanan harus berlantai kuat dengan jarak minimal 30 cm dari lantai,
harus cukup besar untuk memuat semen dalam jumlah besar sehingga kelambatan atau

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


kemancetan pekerjaan akibat persediaan semen dapat dicegah, harus mudah untuk
mengambil contoh, menghitung zak dan memindahkannya.
3. Semen dalam zak tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 2 meter.
4. Untuk mencegah semen dalam zak disimpan terlalu lama sesudah penerimaan,
hendaknya mempergunakan semen menurut urutan tanggal penerimaan.
5. Kontraktor harus menyediakan penjaga untuk mengawasi gudang semen dan
mengadakan pencatatan dari penerimaan dan pemakaian semen seluruhnya.
6. Tembusan dari setiap catatan yang menyangkut tentang semen harus disediakan untuk
Direksi Proyek bila dikehendaki.
d. Pasir dan Kerikil
1. Segala cara yang dilaksanakan untuk pembongkaran, pemuatan, pengerjaan dan
penimbunan pasir dan kerikil harus mendapat persetujuan Direksi Proyek.
2. Kontraktor harus membersihkan bahkan memperbaiki saluran buangan disemua
tempat penimbunan dan harus mengatur semua pekerjaan pemisahan dan
pencampuran antara pasir dan kerikil akan dapat dihindari dan bahan yang ditimbun
tidak tercampur tanah atau bahan lain pada waktu ada banjir atau air rembesan.
3. Kontraktor diminta untuk menanggung sendiri segala biaya untuk pengolahan kembali
pasir dan kerikil yang kotor karena timbunan yang tidak sempurna dan lalai dalam
menjaga kebersihannya.
4. Pasir dan kerikil tidak boleh dipindah-pindah dari timbunan, kecuali bila diperlukan
untuk meratakan pengiriman bahan berikutnya.
e. Agregat Halus (pasir)
1. Jenis pasir yang dipakai untuk pekerjaan bangunan ini adalah pasir alam yaitu pasir
yang dihasilkan dari sungai atau pasir alam lain.
2. Pasir harus berbutir tajam, keras, bersih dan bebas dari gumpalan-gumpalan kecil dan
lunak dari tanah liat, mika dan hal-hal yang merugikan dan merusak, jumlah
prosentasenya dari segala macam subtansi yang merugikan beratnya tidak boleh dari 5%
berat pasir.
3. Ukuran pasir harus sesuai dengan standart Indonesia untuk beton dengan ketentuan :
sisa diatas ayakan 4 mm minimal harus 2% berat; sisa diatas ayakan 2 mm minimal 10%
berat ; sisa diatas ayakan 0,25mm harus berkisar antara 80% - 90% berat.
4. Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai persetujuan
dasar (pokok) untuk semua bahan diambil dari sumber tersebut. Kontraktor harus
bertanggung jawab atas kualitas tiap jenis dari semua bahan yang dipakai.
5. Kontraktor harus menyerahkan pada Direksi Proyek sebagai contoh seberat 15 kg dari
pasir alam yang diusulkan untuk dipakai, sedikitnya 14 hari sebelum diperlukan.
6. Timbunan pasir alam harus dibersihkan dari semua tumbuh-tumbuhan dan dari bahan-
bahan lain yang tidak dikehendaki, segala macam tanah pasir dan kerikil yang tidak
dapat dipakai, harus disingkirkan. Timbunan harus diatur dan dilaksanakan sedemikian
rupa sehingga tidak merugikan kegunaan dari timbunan.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


f. Agregat Kasar (kerikil)
1. Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui, dapat berupa kerikil
sebagai hasil disintegrasi alami dari batu-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh
dari pemecahan batu.
2. Kebersihan dan mutu
3. Agregat kasar harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus, mudah pecah, tipis
atau yang panjang-panjang, bersih dari alkali, bahan-bahan organis atau dari subtansi
yang merusak dalam jumlah yang merugikan. Besarnya prosentase dari semua subtansi
yang merusak tidak boleh 3% dalam beratnya. Agregat kasar harus berbentuk baik,
keras, padat, kekal dan tidak berpori-pori. Apabila kadar lumpur melampaui 1% maka
agregat kasar harus dicuci.
4. Gradasi
Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada antara 5 mm sampai
25 mm dan harus memenuhi syarat-syarat berikut :
 sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 6% berat
 sisa di atas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90% dan 98%berat.
 sekisih antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan, adalah
maksimum 60% dan minimum 10% berat.
 harus menyesuaikan dengan semua ketentuan – ketentuan yang terdapat didalam
PB 1989.
Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh Direksi Proyek
ternyata tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka kontraktor harus menyaring
kembali bahannya atas bebannya sendiri untuk menghasilkan agregat yang dapat
disetujui Direksi Proyek.
g. Air
Air yang dipakai untuk semua pekerjaan beton, spesi/mortar dan spesi injeksi harus bebas
dari lumpur, minyak, asam, bahan organik basah, garam dan kotoran-kotoran lainnya dalam
jumlah yang dapat merusak. dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
Air tersebut harus diuji di laboratorium pengujian yang ditetapkan oleh Direksi Proyek untuk
menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan – ketentuan.
h. Baja Tulangan
1. Semua baja tulangan beton harus baru, mutu dan ukuran sesuai dengan standart
Indonesia untuk beton SII No. 0136-84, atau ASTM Design naadion A-15 dan harus
disetujui Direksi Proyek.
2. Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpih-serpih, karat, minyak,
gemuk dan zat kimia lainnya yang dapat merusak atau mengurangi daya rekat antara
baja tulangan dengan beton.
3. Untuk pembuatan tulangan batang-batang yang lurus atau yang dibengkokkan,
sambungan kait-kait dan pembuatan sengkang disesuaikan dengan persyaratan yang
tercantum dalam PBI-1989, kecuali ada ketentuan lain dari perencana.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


4. Direksi Proyek berhak memerintahkan untuk diadakan pengujian terhadap jenis baja
tulangan yang akan digunakan, dan harus dilaksanakan pada lembaga pemeriksaan
bahan yang disetujui oleh Direksi Proyek. Semua biaya pengujian tersebut sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

1.14 Pelaksanaan Pekerjaan Dalam Keadaan Kering


a. Apabila pada keadaan tertentu Direksi memandang perlu untuk melaksanakan pekerjaan
pada kondisi tanah yang kering, maka Kontraktor diharuskan membuat bangunan atau
tanggul sementara dan menyediakan pompa air berkapasitas cukup beserta alat Bantu dan
pelengkapnya untuk menjamin agar dasar galian, dasar pondasi dan permukaan tanah
lainnya tetap kering selama pekerjaan berlangsung. Semua sarana untuk mengeringkan
dasar galian, dasar pondasi dan bidang permukaan lainnya adalah beban Kontraktor.
b. Kondisi muka air tanah yang tinggi dan jenis tanah yang kurang kedap air dapat
menyebabkan derasnya rembesan air tanah ke dalam galian. Dalam hal ini pelaksanaan
pekerjaan menuntut kemajuan pekerjaan yang cepat dan Direksi dapat menginstruksikan
untuk menambah pompa-pompa agar dasar galian tetap dalam keadaan kering.
c. Kelalaian Kontraktor dalam menyediakan pompa dan bangunan sementara lainnya yang
dapat mengakibatkan rusaknya konstruksi yang telah dibuat adalah tanggung jawab
Kontraktor sepenuhnya. Dalam hal ini semua biaya perbaikan ditanggung Kontraktor.
d. Air hujan yang mengalir ke dalam galian yang mengakibatkan kerusakan pondasi yang masih
dalam pelaksanaan termasuk resiko Kontraktor.
e. Hujan lebat yang mengakibatkan genangan pada galian tidak dianggap Force Majeure, dan
perbaikan atas kerusakan yang terjadi adalah beban Kontraktor.
f. Direksi dapat menginstruksikan Kontraktor untuk membuat saluran atau sudetan sementara
untuk mengalirkan air hujan agar pekerjaan dapat tetap dilaksanakan dalam keadaan kering.
Apabila pekerjaan telahg dianggap selesai, maka Kontraktor harus menimbun kembali
saluran dan sudetan sementara seperti keadaan semula.
g. Untuk pembuatan pasangan talud (plengsengan) pada saluran-saluran yang sudah ada,
Kontraktor diharuskan membuat tanggul (kisdam) sepanjang talud dengan ukuran dan
Kontraktor yang disetujui oleh Direksi. Tanggul/kisdam harus dibuat cukup kuat, tidak
mudah rusak akibat kikisan air. Sebelum pelaksanaan pembuatan tanggul dimulai,
Kontraktor harus mengajukan gambar detail talud beserta spesifikasi bahan yang akan
digunakan untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
h. Persetujuan Direksi seperti tersebut pada butir (gambar) tidak mengurangi tanggung jawab
Kontraktor, jika sewaktu-waktu talud mengalami kerusakan. Perbaikan talud serta akibat
lainnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
i. Perlu koordinasi antar Kontraktor dalam pelaksanaan pekerjaan guna mengendalikan aliran
air di saluran.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


PASAL 2
PEKERJAAN PERSIAPAN LAPANGAN

2.1 Pembersihan Lapangan


Sebelum pekerjaan mulai dilaksanakan, daerah kerja harus dibersihkan dari pepohonan, semak
belukar, sisa-sisa bangunan, sampah, akar-akar pohon, dan semua material tersebut harus
dibuang dari areal lokasi pekerjaan sesuai dengan petunjuk Direksi pekerjaan.
Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai semua, lokasi areal pekerjaan juga harus dibersihkan dari
sisa-sisa semua material yang tidak terpakai, serta areal diratakan dan dirapikan kembali.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Kontraktor.

2.2 Jaringan Titik Tetap


a. Jaringan patok titik tetap diambil berdasarkan referensi titik tetap terdekat (patok beton)
yang dipasang oleh BPN atau sesuai dengan persetujuan direksi.
b. Semua elevasi yang ditunjukkan dan tercantum dalam gambar adalah elevasi yang dikaitkan
dengan ketinggian patok titik tetap seperti yang dijelaskan pada butir di atas.
c. Patok titik tetap yang dipergunakan sebagai referensi dalam proyek ini tercantum dalam
gambar-gambar rencana atau akan ditunjukkan oleh Direksi di lapangan.

2.3 Pengukuran Kembali


a. Apabila ada perubahan akan ditentukan/disesuaikan dengan kondisi lapangan setempat
bersama Direksi.
b. Alat-alat ukur yang dipergunakan harus dalam keadaan berfungsi baik dan sebelum
pekerjaan dimulai semua alat ukur yang akan dipakai harus mendapat persetujuan Direksi,
baik dari jenisnya maupun kondisinya.
c. Cara pengukuran ketetapan hasil pengukuran, toleransi salah tutup, dan pembuatan serta
pemasangan patok Bantu akan ditentukan oleh Direksi.
d. Apabila timbul keragu-raguan dari pihak Kontraktor dalam menginterpretasikan angka-
angka elevasi dalam gambar, maka hal ini harus dilaporkan kepada Direksi untuk
dimintakan penjelasannya.
e. Apabila terdapat perbedaan antara elevasi yang tercantum dalam gambar dengan hasil
pengukuran ulang, maka Direksi akan memutuskan hal itu.
f. Apabila terdapat kesalahan dalam pengukuran kembali, maka pengukuran ulang menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
g. Hasil pengukuran kembali harus sudah diserahkan disetujui oleh Direksi selambat-
lambatnya 10 hari setelah tanggal SPK.

2.4 Pekerjaan Pengukuran dan Survey Lapangan


a. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor harus menggerakkan personil tekniknya untuk

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


melakukan survey dan membuat laporan mengenai kondisi fisik lapangan khususnya lokasi
rencana konstruksi apakah terdapat ketidaksesuaian. Kontraktor bersama-sama dengan
Direksi harus secara bersama-sama mengambil peil permukaan dan sounding areal kerja dan
menyetujui semua kekhususan terhadap mana semua pekerjaan didasarkan.
b. Kontraktor harus menyediakan dan merawat stasion survey yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan dan harus membongkarnya setelah pekerjaan selesai.
c. Kontraktor harus memberitahu Direksi sekurang-kurangnya 24 jam dimuka, bila akan
mengadakan levelling pada semua bagian daripada pekerjaan.
d. Kontraktor harus menyediakan atas biaya Kontraktor, semua bantuan yang diperlukan
Direksi dalam pengadaan pengecekan levelling tersebut.
e. Pekerjaan dapat dihentikan beberapa saat oleh Direksi bila dipandang perlu untuk
mengadakan penelitian kelurusan maupun level dari bagian-bagian pekerjaan.
f. Kontraktor harus membuat peil/titik-titik tanda (bench mark) permanen di tiap-tiap bagian
pekerjaan dan peil ukuran ini harus diberi pelindung dan dirawat selama berlangsungnya
pekerjaan agar tidak berubah.
g. Kontraktor harus menyediakan alat-alat ukur selama pekerjaan berlangsung berikut ahli
ukur yang berpengalaman sehingga apabila dianggap perlu setiap saat siap mengadakan
pengukuran ulang.
h. Pengukuran titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat optik dan sudah
ditera kebenarannya/dikalibrasi.
i. Hasil pengukuran lengkap mengenai peil elevasi, sudut, koordinat, serta letak patok-patok
harus dibuat gambarnya dan dilaporkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
Kebenaran dari hasil laporan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
j. Jika menurut pendapat Direksi kemajuan Kontraktor tidak memuaskan untuk
menyelesaikan pekerjaan survey ini tepat pada waktunya atau dalam hal Kontraktor tidak
memulai pekerjaan atau melakukan pekerjaan tidak dengan standar yang ditentukan. Direksi
dapat menunjuk stafnya sendiri atau pihak lain untuk mengerjakan survey lapangan dan
membebankan seluruh biayanya kepada Kontraktor.

2.5 Pematokan dan Bouwplank


a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai, Kontraktor harus melaksanakan pematokan dan
pemasangan bouwplank sesuai petunjuk Direksi.
b. Papan dasar pelaksanaan dipasang pada patok kayu semutu meranti merah ukuran 5/7
atau kayu dolken diameter 8 – 10 cm, yang tertancap dalam tanah sehingga tidak bias
bergerak atau diubah-ubah, berjarak maksimum 1,5 meter satu sama lain.
c. Papan dasar pelaksanaan / bouwplank dibuat dari kayu meranti dengan ukuran tebal 3
cm, lebar 20 cm, lurus dan diserut rata pada sebelah sisi atas. Pemasangan harus kuat
dan menggunakan sipat datar ( waterpass ).
d. Bouwplank harus dibuat tegak lurus sumbu saluran dan harus dibuat selebar pondasi
saluran.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


e. Bouwplank bangunan harus dibuat sejajar dengan dinding tepi bangunan sejarak 100 cm
diluar galian pondasi.
f. Patok dan bouwplank harus dibuat kokoh, tidak mudah rusak dan tidak bergerak serta harus
dijaga agar tidak rusak/hilang selama pelaksanaan pekerjaan.
g. Elevasi yang tercantum dalam bouwplank dan patok akan menjadi dasar pelaksanaan
pekerjaan baik dalam penentuan lebar saluran, tinggi saluran maupun tebal
pasangan/konstruksi lainnya.

2.6 Mobilisasi
a. Kegiatan mobilisasi
Kegiatan mobilisasi meliputi hal sebagai berikut:
1. Pembelian atau sewa atas tanah guna keperluan pangkalan Kontraktor dan kegiatan-
kegiatan pelaksanaan. Mobilisasi dan pemasangan peralatan yang didasarkan atas
peralatan yang diserahkan dalam penawaran dari suatu lokasi tertentu atau dari
pelabuhan bongkar di Indonesia ke tempat yang digunakan sesuai ketentuan Kontrak.
2. Pembangunan dan pemeliharaan pangkalan, termasuk kantor-kantor, tempat tinggal,
bengkel-bengkel, gudang-gudang dan sebagainya. Bangunan ini akan tetap menjadi
milik Kontraktor setelah pekerjaan pembangunan proyek slesai.
3. Pengadaan dan pemeliharaan peralatan lapangan seperti tercantum spesifikasi ini.
Peralatan ini akan tetap menjadi milik Kontraktor setelah pekerjaan pembangunan
proyek selesai. Pekerjaan harus termasuk pula pekerjaan demobilisasi dari daerah kerja
yang dilaksanakan oleh pihak Kontraktor pada akhir kontrak, termasuk membongkar
kembali seluruh instalasi-instalasi, peralatan dari tanah milik Pemerintah, dan pihak
Kontraktor diharuskan untuk melaksanakan pekerjaan perbaikan dan penyempurnaan
pada daerah kerja, sehingga kondisinya sama dengan keadaan sebelum pekerjaan
dimulai.
b. Waktu Mobilisasi
Mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan di atas harus diselesaikan dalam jangka waktu
pekerjaan. Dalam hal dimana pihak Kontraktor tidak menyelesaikan mobilisasi sesuai
dengan batas waktu yang ditentukan atau kalau menurut pendapat Direksi, ternyata
pelaksanaan mobilisasi tidak lancar sesuai program mobilisasi yang telah disepakati
bersama, maka dalam hal ini Direksi Teknik berhak untuk menempuh kebijaksanaan yaitu
mengeluarkan berita acara pembayaran pendahuluan, dengan nilai pembayaran untuk
mobilisasi diambil setinggi-tingginya 70% dari ketentuan di atas.
Sisanya akan ditahan dan berita acara pembayarannya baru dikeluarkan setelah Pihak
Kontraktor berhasil menyelesaikan sisa bagian pekerjaan mobilisasi dalam jangka waktu
Masa Pelaksanaan.

2.7 Kantor Lapangan / Ruangan Direksi


a. Kontraktor harus menyediakan kantor lapangan untuk dipergunakan oleh Direksi selama

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


pelaksanaan pekerjaan, transportasi, alat komunikasi serta gudang untuk menyimpan bahan
dan peralatannya.
b. Lokasi untuk membangun gudang dan kantor lapangan akan ditentukan oleh Direksi.
c. Ukuran dan bentuk gudang, kantor lapangan beserta perlengkapannya akan ditentukan oleh
Direksi pada rapat penjelasan. Atas petunjuk yang diberikan, Kontraktor harus menyiapkan
gambar rencana dari gudang dan kantor lapangan tersebut.
d. Syarat-syarat minimum yang harus dipenuhi untuk pembuatan gudang dan kantor lapangan
adalah penyediaan sarana sanitasi air bersih, sambungan listrik, alat pemadam api dan kota
pertolongan pertama.
e. Pemeliharaan, kebersihan dan keamanan gudang dan kantor lapangan merupakan tanggung
jawab Kontraktor.
f. Tempat kosong untuk parkir kendaraan proyek harus disediakan di sekitar kantor lapangan.
g. Pada saat pelaksanaan pekerjaan dinyatakan selesai, gudang dan kantor lapangan harus
dibongkar oleh Kontraktor atas biaya sendiri dan semua peralatan dan perlengkapan tetap
menjadi milik Kontraktor.
h. Penyediaan dan pengerjaan hal-hal yang tersebut pada artikel ini tidak akan mendapat
pembiayaan tersendiri tetapi kesemuanya harus sudah termasuk dalam pembiayaan menurut
Kontrak pada mata pembiayaan sewa Direksi keet.
i. Bangunan untuk kantor Direksi yang diuraikan dalam pasal di atas akan dibayar secara harga
unit price untuk sewa direksi keet, dimana harus dianggap bahwa pembayaran dilaksanakan
secara penuh baik untuk pekerjaan pembangunan, pengadaan, pelayanan, pembersihan
maupun pekerjaan pembongkaran bangunan setelah selesai penanganan pekerjaan.
j. Kontraktor harus menyediakan sendiri sumber air tawar yang bersih dan tidak mengandung
minyak, garam, alkali dan bahan-bahan organis atau bahan lain yang dapat merusak
pelaksanaan pekerjaan.
k. Kontraktor harus menyediakan generator sebagai daya listrik secukupnya, guna kebutuhan
penerangan proyek dan keperluan pelaksanaan pekerjaan.
l. Kontraktor bertanggung jawab atas semua biaya pengadaan fasilitas tersebut pada butir a
dan b.
m. Kontraktor harus membuat bangunan Direksi keet serta gudang bahan yang luas dan
bentuknya akan ditentukan kemudian.
n. Bangunan tersebut harus dapat dijamin agar di dalamnya bebas dari air hujan dan sinar
matahari, termasuk dapat melindungi material yang tersimpan.
o. Kontraktor wajib membuat urinoir dan WC termasuk instalasi, untuk keperluan pekerja
selama pekerjaan berlangsung, Kontraktor harus membuat septictank berikut resapannya
untuk membuang air kotor dari urinoir dan WC. Lokasinya akan ditentukan kemudian oleh
Direksi, langsung di lapangan.
p. Kontraktor harus mengisi perabotan maupun perlengkapan lain di ruang Direksi keet atas
usulan Kontraktor dan persetujuan Direksi.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


2.8 Gambar-gambar yang harus Dipersiapkan oleh Kontraktor
a. Umum
Pelaksanaan pengukuran awal oleh Kontraktor yang dilaksanakan sejak diterimanya Surat
Perintah Mulai Kerja dari Pemilik Pekerjaan, dimaksud untuk mendapatkan gambaran
kondisi lapangan sesungguhnya dibandingkan dengan gambar yang diterima oleh Kontraktor
dan Pemilik Pekerjaan.
Data dan hasil pengukuran awal oleh Kontraktor yang telah disyahkan dan disetujui oleh
Direksi pekerjaan tersebut, akan menjadi acuan dan dasar pembuatan gambar-gambar
selama waktu pelaksanaan sampai selesai pekerjaan.
Gambar-gambar hasil pengukuran awal tersebut di atas, akan merupakan dasar pokok
kesepakatan bersama antara Kontraktor dan Pemilik Pekerjaan untuk menghitung volume
dari masing-masing jenis pekerjaan yang harus dan telah dilaksanakan oleh Kontraktor,
serta yang harus dibayar oleh Pemilik Pekerjaan.
Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor, harus bisa memberikan secara jelas hal-
hal yang berkaitan dengan rencana pelaksanaan pekerjaan yang meliputi antara lain:
 Bentuk tiap jenis bangunan yang akan dikerjakan
 Elevasi muka tanah asli dan masing-masing bangunan
 Dimensi bangunan pelengkap
 Jenis serta komposisi material yang dipergunakan
 Rencana garis galian pondasi
 Hal-hal lain sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan
Adapun gambar-gambar yang harus dipersiapkan oleh Kontraktor meliputi antara lain:
 Construction Drawing atau Working Drawing
 Shop Drawing
 As Built Drawing
Semua gambar tersebut di atas, baru bisa dipakai sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan
dan acuan dasar perhitungan volume pekerjaan sesungguhnya, apabila sudah mendapat
persetujuan dan disyahkan oleh Pemilik Pekerjaan.
b. Construction Drawing atau Working Drawing
Construction Drawing atau Working Drawing adalah gambar rencana bangunan yang telah
disesuaikan dengan kondisi lapangan sesungguhnya dan telah disetujui dan disyahkan oleh
Pemilik Pekerjaan.
Semua dimensi bangunan, jenis serta komposisi jenis material dan rencana elevasi posisi dan
kedudukan dari masing-masing jenis bangunan yang tergambar pada Construction Drwaing
atau Working Drawing harus mengacu dan didasarkan pada Design Drawing yang
diberikan oleh Pemilik Pekerjaan.
Apabila karena kondisi dan situasi lapangan yang sesungguhnya, sehingga mengakibatkan
perlu adanya penyesuaian dimensi, elevasi posisi dan kedudukan bangunan, maka
Kontraktor harus konsultasi dan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Pemilik
Proyek. Atas dasar persetujuan Pemilik Pekerjaan, jika ada penyesuaian dimensi, elevasi

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


posisi dan kedudukan bangunan, maka kondisi terakhir rancang bangun yang telah
disepakati bersama, disetujui dan disyahkan Pemilik Pekerjaan adalah yang mengikat pada
kondisi awal pelaksanaan pekerjaan, dan merupakan dasar serta acuan utama bagi
Kontraktor pada pelaksanaan pekerjaan.
“Construction Drawing” atau “Working Drawing” yang dipersiapkan oleh Kontraktor
tersebut, harus bisa memberikan satu gambaran rancang bangun yang akan dilaksanakan
pada kondisi nyata lapangan, sehingga perlu dan harus dicantumkan antara lain:
 Garis elevasi muka tanah asli hasil pengukuran awal
 Dimensi rencana bangunan
 Elevasi posisi dan kedudukan bangunan
Jenis dan komposisi material yang akan dipakai dan lain-lain.
“Construction Drawing” atau “Working Drawing” yang disyahkan oleh Pemilik Pekerjaan,
dipakai sebagai dasar dan acuan perhitungan volume awal saat akan dimulainya pelaksanaan
pekerjaan atau “Mutual Check” pada kondisi pelaksanaan 0%.
Kontraktor wajib membuat copy “Construction Drawing” atau “Working Drawing”
sebanyak minimal 5 (lima) copy dengan distribusi dua copy untuk Direksi pekerjaan dan
pengawas, satu copy untuk arsip Kontraktor dan satu copy serta gambar lainnya harus
diserahkan kepada Pemilik Pekerjaan.
Pembuatan Working Drawing dan Perhitungan Mutual Check harus sudah selesai dan
disetujui oleh Direksi dan Pemilik selambat-lambatnya 2 minggu setelah tanggal SPK.
Selama waktu pelaksanaan pekerjaan dari waktu ke waktu, dimungkinkan adanya
penyesuaian pelaksanaan karena kondisi lapangan “Engineering Adjustment”, atau
perubahan desain “Revised Design”, semuanya bisa mengakibatkan perubahan volume
pelaksanaan pekerjaan menjadi bertambah atau kurang.
Untuk kondisi “Engineering Adjustment”, tidak diperlukan adanya gambar baru yang
disyahkan oleh Pemilik Pekerjaan, namun Kontraktor wajib memberikan laporan tertulis
serta sketsa penyesuaian guna mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan dan
tembusan kepada Pemilik Pekerjaan. Sedang pada kondisi perubahan desain “Revised
Design”, Pemilik Pekerjaan secara resmi akan memberikan gambar perubahan desain yang
telah disyahkan oleh Pemilik Pekerjaan kepada Kontraktor secara administratif dalam
bentuk “Variation Order”.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan “Construction Drawing” atau
“Working Drawing” termasuk penggandaannya sebanyak 5 (lima) copy, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab dan beban Kontraktor.
c. Shop Drawing
Apabila pada konstruksi bangunan yang akan dikerjakan, ada unit bangunan yang harus
dikerjakan pembuatannya di luar areal proyek, dan karena sifat kekhususannya harus dan
terpaksa dikerjakan oleh Sub-Kontraktor, maka sebelumnya Sub-Kontraktor yang
bersangkutan diharuskan membuat dan menyerahkan gambar rencana bentuk unit
bangunan tersebut, lengkap dengan perhitungan konstruksinya.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


“Shop Drawing” yang disiapkan oleh Sub-Kontraktor tersebut, harus diserahkan kepada
Pemilik Pekerjaan, diperiksa, dikoreksi apabila perlu, dan untuk selanjutnya disyahkan oleh
Pemilik Proyek.
Gambar unit bangunan atau “Shop Drawing” tersebut harus secara lengkap memuat:
 Bentuk unit bangunan serta dimensinya
 Material yang akan dipakai serta spesifikasinya
 List komponen unit bangunan yang memuat:
a. panjang, lebar, tebal komponen unit bangunan
b. berat per satuan komponen unit bangunan dan lain-lain
c. jumlah komponen unit bangunan dan lain-lain
Gambar dan list pekerjaan pembuatan dan pemasangan tulangan konstruksi termasuk dalam
kategori “Shop Drawing”. Kontraktor wajib membuat copy “Shop Drawing” sebanyak
minimum 5 (lima) copy, dengan distribusi dua copy untuk Direksi Pekerjaan dan pengawas,
satu copy dipasang di barak kerja, satu copy untuk arsip Kontraktor dan satu copy serta
gambar aslinya harus diserahkan kepada Pemilik Pekerjaan.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan “Shop Drawing” termasuk
penggandaannya sebanyak 5 (lima) copy, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Kontraktor.
d. As Built Drawing
Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan sesuai gambar pelaksanaan, berikut pekerjaan
tambah atau kurang berdasarkan “Variasi Order” yang diberikan oleh Pemilik Pekerjaan,
dan Kontraktor telah melakukan pengukuran ulang akhir pekerjaan, maka Kontraktor
diwajibkan membuat gambar purna bangun atau “As Built Drawing”.
Gambar purna bangun atau “As Built Drawing” tersebut, harus lengkap berisi antara lain:
 Garis elevasi muka tanah yang sekarang ada
 Dimensi dan masing-masing bangunan yang telah dikerjakan
 Elevasi posisi dan kedudukan masing-masing bangunan yang telah dikerjakan
 Jenis material dan komposisi yang telah dipergunakan
Gambar purna bangun yang telah selesai tersebut harus diserahkan Kontraktor kepada
Direksi pekerjaan untuk diperiksa dan disetujui, selanjutnya diserahkan kepada Pemilik
Pekerjaan guna mendapatkan pengesahan dari Pemilik Pekerjaan.
Perhitungan volume akhir dari pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh Kontraktor atau yang
“mutual check” volume pekerjaan 100%, semua mengacu dan didasarkan pada gambar purna
bangun yang telah disyahkan oleh Pemilik Pekerjaan, dan merupakan volume akhir yang
akan dibayar oleh Pemilik Pekerjaan kepada Kontraktor.
Kontraktor wajib membuat copy “As Build Drawing” sebanyak 5 (lima) copy, dengan
distribusi dua copy untuk Direksi pekerjaan dan pengawas, 3 (tiga) copy serta gambar aslinya
untuk diserahkan kepada pemilik pekerjaan, termasuk data dan perhitungan hasil
pengukuran akhir sebagai pendukungnya.
Semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pembuatan “As Build Drawing” termasuk

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


penggandaannya sebanyak 5 (lima) copy, sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban
Kontraktor, serta sudah harus diperhitungkan termasuk “Overhead” pada analisa harga
satuan pekerjaan. As Build Drawing harus sudah diserahkan dan disetujui oleh Direksi
selambat-lambatnya bersamaan dengan STT-I.
e. Administrasi Proyek
Kontraktor wajib menyediakan dan membuat kelengkapan administrasi lapangan berupa
buku tamu, buku laporan bahan, material, alat dan pekerja, catatan harian cuaca dan lain-
lain yang diperlukan untuk kelengkapan administrasi. Kontraktor wajib membuat harian,
laporan mingguan dan laporan bulanan lengkap dengan data penunjangnya dan foto
dokumentasi sebagaimana tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Proyek.
Sebelum memulai aktifitas Kontraktor diwajibkan untuk membuat jadwal atau schedule,
rencana kerja, metode kerja, kebutuhan material, kebutuhan sumberdaya dan peralatan dan
harus mendapat persetujuan dari pengawas dan Direksi.

2.9 Foto Dokumentasi


Sejak awal akan mulai melaksanakan pekerjaan, selama masa pelaksanaan pekerjaan dan pada
akibat pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan membuat dokumentasi kegiatan
pelaksanaan pekerjaan yang diwujudkan dalam bentuk photo dokumentasi. Photo dokumentasi
kegiatan pelaksanaan pekerjaan tersebut, harus bisa memberikan gambaran secara lengkap dan
menyeluruh mengenai kegiatan pelaksanaan pekerjaan sejak dari awal sampai akhir pelaksanaan
pekerjaan, sehingga secara kronologi bisa merupakan satu gambaran tujuan yang akan dicapai
oleh kegiatan tersebut.
Photo dokumentasi dilaksanakan pengambilannya dari tiga titik tetap yang berbeda atau sesuai
dengan pengarahan Direksi pekerjaan, dan sudah harus bisa memberikan gambaran secara garis
besar kegiatan pelaksanaan seluruh pekerjaan.
Photo dokumentasi tersebut, pelaksanaan pengambilannya dilakukan pada kondisi tahap kegiatan
pelaksanaan pekerjaan:
 saat awal sebelum mulai kegiatan pelaksanaan pekerjaan 0%
 saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 25%
 saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 50%
 saat kegiatan pelaksanaan pekerjaan mencapai prestasi 75%
 saat selesai pelaksanaan pekerjaan atau prestasi 100%
Photo dokumentasi tersebut, selanjutnya harus dicetak ukuran kartu pos, masing-masing rangkap
5 (lima), dengan distribusi 1 (satu) copy dipasang di barak kerja dan 4 (empat) copy lainnya ditata
rapi pada album photo dan diserahkan kepada Pemilik Pekerjaan. Pada saat pengambilan photo
dokumentasi akhir pelaksanaan pekerjaan, di samping cetakan ukuran kartu pos sebanyak 4
(empat) copy, Kontraktor juga diwajibkan menyerahkan tambahan 3 (tiga) copy ukuran 11 R,
diberi bingkai, sedangkan pengambilan photo dokumentasinya dari 1 (satu) titik lain yang berbeda
lokasi, dan akan ditentukan oleh Direksi pekerjaan.
Di samping photo dokumentasi utama tersebut, atas permintaan Direksi pekerjaan Kontraktor

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


bisa melaksanakan pengambilan photo dokumentasi kegiatan pelaksanaan pekerjaan lainnya yang
dianggap berguna dan cukup mempunyai nilai penting untuk didokumentasikan. Pada saat
penyerahan photo dokumentasi, Kontraktor juga harus menyerahkan negatif film, ditata menurut
urutan photo dokumentasi yang diserahkan.
Semua biaya yang timbul akibat pembuatan photo dokumentasi tersebut sepenuhnya menjadi
beban dan tanggung jawab Kontraktor.

2.10 Pengeringan atau “Coffering dan Dewatering”


Pada bagian-bagian tertentu dari jenis pekerjaan yang dilaksanakan, areal pekerjaan kadang-
kadang suatu saat tidak bisa bebas sama sekali dari adanya air. Pada keadaan ini, Kontraktor
diwajibkan mengeringkan atau membebaskan areal pekerjaan yang akan dipakai sebagai
kedudukan Konstruksi dari genangan air atau pengaruh air, karena bisa menyebabkan turunnya
kualitas pekerjaan akibat pengaruh air tersebut. Pada prinsipnya, selama masa pelaksanaan
pekerjaan, semua lokasi yang akan dipakai sebagai kedudukan bangunan harus dijaga agar tetap
kering, bebas dari genanan ataupun rembesan air.
Pekerjaan pengeringan yang dimaksud di sini adalah, termasuk sistem drainase lingkungan
pekerjaan, sehingga tidak menimbulkan dampak yang negatif terutama pada masyarakat dan
lingkungan setempat.
Untuk pekerjaan-pekerjaan menurut sifatnya dipandang oleh Pemilik Pekerjaan tidak diperlukan
adanya sistem pengeringan khusus maka semua biaya yang timbul akibat pekerjaan pengeringan
ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab dan beban Kontraktor.
Pada jenis pekerjaan yang dipandang oleh Pemilik Pekerjaan memerlukan adanya konstruksi
pengeringan sifatnya khusus dan memerlukan penanganan tersendiri, maka perhitungan volume
dan pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan pengeringan tersebut di atas, diperhitungkan
dalam satuan (unit) m, sedangkan harga satuan pekerjaan yang ditawarkan, sudah harus meliputi
upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang dipergunakan, “Overhead” dan
keuntungan Kontraktor.

PASAL 3
PEKERJAAN TANAH

3.1 Umum
Yang dimaksud dengan pekerjaan tanah adalah semua pekerjaan persiapan lapangan, galian
semua jenis material apapun yang ditemui, penanganan, penghamparan dan pemadatan material
timbunan yang diperlukan, pembuangan semua material sisa galian, pengeringan (bila
diperlukan), perlindungan terhadap daerah di sekitarnya, urugan kembali, pengupasan muka
tanah, timbunan tanah pada alur dan elevasi sesuai yang ditunjukkan pada gambar.
Khusus pekerjaan tanah di lokasi harus menggunakan alat berat atau secara mekanis. Kebutuhan

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


alat berat untuk penggalian dan pengangkutannya serta kombinasi dari kedua alat dan metode
kerjanya harus dihitung berdasarkan jadwal atau waktu yang dibutuhkan untuk penggalian dan
harus disetujui oleh Direksi. Bila terjadi kesalahan hitung atau metode kerja sehingga
mengakibatkan waktu penyelesaian proyek menjadi mundur atau terjadi penambahan biaya,
maka segala akibat tersebut di atas harus ditanggung sepenuhnya oleh Kontraktor.
Seluruh area yang termasuk dalam batas pekerjaan tanah akan dikerjakan dalam jalur, tingkatan
dan elevasi, kemiringan, potongan melintang yang sesuai dalam gambar dengan tambahan yang
diijinkan untuk ketebalan plesteran dan pasangan batu dimana perlu kemiringan dan bentuk
saluran drainase sedemikian rupa sehingga mempunyai penampilan seragam yang rapi pada
penyelesaiannya dan harus disetujui oleh Direksi. Material galian untuk memenuhi kebutuhan
bahan tambahan disimpan untuk penggunaan berikutnya atau ditempatkan sebagai bahan
timbunan segera setelah penggaliannya dengan persetujuan Direksi.
Bila tidak langsung digunakan penyimpanan bahan galian yang akan digunakan tidak
diperbolehkan diletakkan di jalan. Batu besar yang tidak diperkenankan untuk material timbunan
dapat disimpan/dicadangkan bagi keperluan pasang batu, sesuai dengan spesifikasi. Penggunaan
semua material galian untuk keperluan tertentu ditentukan oleh Direksi. Kontraktor tidak
diperkenankan menghamburkan atau dengan kata lain membuang material galian yang berguna.
Semua galian akan dilaksanakan dengan batasan dan sesuai kebutuhan yang diperlihatkan pada
pasal-pasal dari spesifikasi ini berkenaan dengan masalah pengendalian air. Tidak diperbolehkan
menebang pohon tanpa ijin dari Direksi dan instansi yang terkait.
Pekerjaan urugan dan galian harus benar-benar rata menurut gambar-gambar potongan
memanjang dan potongan melintang dengan permukaan dan kemiringan yang rapi dan benar-
benar rata dan teratur. Apabila tidak disebutkan lain, semua rumput tanaman dan semua bahan-
bahan yang merusak harus dibuang sebelum bahan urugan diletakkan pada tempatnya. Semua
bahan-bahan yang lemah atau mudah rusak harus diganti dengan bahan-bahan yang baik seperti
syarat yang ditetapkan oleh Direksi.
Bahan galian yang didapatkan dari tempat galian tidak mencukupi bagi keperluan penimbunan
maka dapat diperoleh tambahan galian dari daerah bahan galian lain yang telah disetujui Direksi.
Lokasi bahan galian yang telah digali harus diperbaiki sedemikian rupa untuk menghilangkan
kemiringan tanah yang tajam dan tidak stabil atau hal lain yang kurang baik dan berbahaya. Luas
dan kedalaman galian masih dalam batas area yang telah disetujui Direksi. Kontraktor
bertanggung jawab terhadap pengaturan dan pembayaran semua bahan galian termasuk bahan
lempung dan bahan yang dipilih sesuai persetujuan Direksi.

3.2 Penyelidikan Lapangan


Data penyelidikan tanah yang relevan (jika ada), pada Direksi dapat digunakan sebagai
panduan/patokan bagi kondisi permukaan dan di bawah permukaan tanah dalam proyek ini. Data
pengeboran dan informasi yang berkaitan (jika tersedia) memberi gambaran kondisi di bawah
permukaan tanah hanya pada lokasi dan waktu tertentu.
Kondisi tanah pada lokasi lainnya mungkin berbeda dengan kondisi pada lokasi pengeboran. Juga

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


waktu berpengaruh terhadap perubahan lapisan bawah tanah atau muka air pada lokasi
pengeboran. Direksi tidak menjamin pernyataan, pikiran, atau kesimpulan yang termaksud dalam
laporan penyelidikan tanah yang tersedia. Kontraktor harus memperbaiki semua tanggung jawab
bagi pengurangan dan kesimpulan yang dibuat olehnya yang menyangkut kondisi material/bahan
yang akan digali, kesulitan yang dihadapi, pengeringan, menjaga galian yang diperlukan dan
pekerjaan akibat kondisi lapisan di bawah tanah di lokasi pekerjaan, Direksi tidak akan
bertanggung jawab atas kehilangan/kerugian yang diderita Kontraktor sebagai akibat perbedaan-
perbedaan kondisi yang digambarkan oleh kesimpulan Kontraktor tersebut, contoh-contoh,
percobaan atau laporan-laporan dan kondisi nyata yang ditemui selama pelaksanaan pekerjaan.

3.3 Ijin Kerja


Sebelum pekerjaan yang diperlukan untuk semua pekerjaan galian yang akan dilaksanakan harus
mendapat ijin kerja dari Direksi maupun instansi terkait.

3.4 Penurapan dan Perlindungan


Galian yang terlampau curam dan diperkirakan tidak stabil sehingga membahayakan para pekerja
atau untuk menghindari kerusakan pekerjaan dari longsoran tanah, perlu dilakukan penurapan.
Bila diperlukan, lebar galian dapat diperbesar untuk memberi tempat bagi pelaksanaan
penurapan, perlindungan dan peralatannya. Kontraktor harus melengkapi, meletakkan dan
memindahkan kembali peralatan penurapan, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi.
Kontraktor harus melengkapi gambar yang memperlihatkan detail dari penurapan yang diusulkan
akan digunakan bersama dengan semua perhitungan dilakukan oleh tenaga ahli yang mampu
sebelum pekerjaan penggalian dimulai. Gambar yang telah disetujui dan perusahannya yang
menurut pendapat Direksi dianggap perlu demi keamanan personil dan atau pekerjaan akan
dikembalikan pada Kontraktor untuk dilaksanakan. Pekerjaan penggalian tidak boleh dimulai
tanpa seijin Direksi. Ijin yang diberikan tidak berarti membebaskan Kontraktor dari kewajiban
dan tanggung jawab sesuai kontrak.

3.5 Pengendalian Air


Kontraktor harus menyediakan, memasang dan mengoperasikan semua peralatan yang
diperlukan untuk menjaga galian bebas dari air/genangan selama pelaksanaan konstruksi dan
harus membuang air hingga tidak menimbulkan kerusakan terhadap benda-benda di sekitarnya,
atau menyebabkan gangguan atau mengancam umum. “Interceptor Drain” perlu untuk menjaga
air permukaan jangan sampai masuk ke lubang galian konstruksi. Untuk penggalian di bawah air,
kontraktor harus mengusahakan melaksanakan pengeringan di sekitar lokasi galian dengan
metoda yang harus diusulkan oleh Kontraktor dan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi.
Tanggul akan sangat baik digunakan mencegah kerusakan akibat erosi selama pelaksanaan
pekerjaan konstruksi. Kerusakan yang ditimbulkan diperbaiki atas biaya kontraktor.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


3.6 Pekerjaan Galian
a. Uraian
1. Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, pembuangan tanah atau material lain bila ada
dari tempat kerja atau sekitarnya yang perlu untuk penyelesaian yang memuaskan dari
pekerjaan dalam kontrak ini.
2. Pekerjaan ini umumnya diperlukan untuk pembuatan pondasi, pembuangan material
yang tidak terpakai atau humus, dan untuk pembentukan secara umum dari tempat kerja
sesuai dengan spesifikasi ini dan yang memenuhi garis, ketinggian penampang yang
ditunjukkan dalam gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi.
b. Toleransi Dimensi
1. Kelandaian akhir, arah dan formasi sesudah galian tidak boleh bervariasi dari yang
ditentukan lebih dari 2 cm dari tiap titik.
2. Permukaan galian yang telah selesai yang terbuka terhadap aliran air permukaan harus
cukup rata dan harus memiliki cukup kemiringan untuk menjamin drainase yang bebas
dari permukaan ini tanpa terjadi genangan.
c. Perbaikan dari Pekerjaan Galian yang tidak Memuaskan
Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan, harus diperbaiki oleh
Kontraktor sebagai berikut:
1. Material yang berlebihan harus dibuang dengan menggali lebih lanjut
2. Daerah dimana digali lebih atau daerah retak atau lepas, harus diurug kembali dengan
timbunan pilihan atau lapis pondasi agregat seperti yang diperintahkan oleh Direksi.
d. Pelaporan dan Pencatatan
1. Untuk setiap pekerjaan galian, kontraktor harus menyerahkan kepada direksi, sebelum
memulai pekerjaan, gambar perincian potongan melintang atau memanjang yang
menunjukkan kondisi awal daripada tanah sebelum operasi pembabatan dan
penggarukan dilakukan.
2. Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi gambar perincian dari seluruh struktur
sementara yang diusulkannya atau yang diperintahkan untuk digunakan seperti skor,
turap, cofferdam, dan tembok penahan dan harus memperoleh persetujuan direksi
sebelum melaksanakan pekerjaan galian yang dimaksudkan untuk dilindungi oleh
struktur yang diusulkan tersebut.
3. Setelah masing-masing galian untuk tanah dasar, formasi atau pondasi selesai, kontraktor
harus memberitahu direksi. Bahan landasan atau material lain tidak boleh dipasang
sebelum kedalaman galian disetujui oleh direksi.
e. Prosedur Penggalian
Penggalian harus dilaksanakan hingga garis ketinggian dan elevasi yang ditentukan dalam
gambar atau ditunjukkan oleh Direksi dan harus mencakup pembuangan seluruh material
dalam bentuk apapun yang dijumpai termasuk tanah, padas, batu bata, batu, beton dan lain-
lain.
Pekerjaan galian harus dilakukan dengan seminimal mungkin gangguan terhadap material di

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


bawah dan di luar batas galian.
f. Kondisi Tempat Kerja
Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan kontraktor harus menyediakan seluruh
material yang diperlukan, perlengkapan dan buruh untuk pengeringan, penggalian saluran air
dan pembangunan saluran sementara, tembok ujung dan cofferdam. Pompa agar siap di
tempat kerja setiap saat untuk menjamin tak ada gangguan dalam prosedur pengeringan
dengan pompa.
g. Jaminan Keselamatan Pekerjaan Galian
1. Kontraktor harus memikul seluruh tanggung jawab untuk menjamin keselamatan pekerja
yang melaksanakan pekerjaan galian.
2. Selama masa pekerjaangalian, kontraktor harus menjaga setiap saat suatu lereng yang
stabil yang mampu menahan pekerjaan sekitarnya. Bila diperlukan, kontraktor harus
menahan atau menyangga struktur di sekitarnya yang jika tidak dilakukan dapat menjadi
tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian itu.
3. Pada setiap saat dimana kedalaman galian melebihi ketinggian di atas kepala, kontraktor
harus menempatkan pengawas keamanan pada tempat kerja yang tugasnya hanya
memonitor kemajuan dan keamanan. Pada setiap saat peralatan galian cadangan serta
perlengkapan P3K harus tersedia di tempat kerja galian.
4. Seluruh tepi galian terbuka harus diberi penghalang yang cukup untuk mencegah pekerja
atau orang lain terjatuh ke dalamnya dan setiap galian terbuka pada badan jalan atau
bahu harus ditambah dengan bamboo pada malam hari dengan drum dicat putih atau
lampu kuning sesuai dengan ketentuan direksi.
h. Penggunaan dan Pembuangan Material Galian
Seluruh material yang dapat dipakai yang digali dalam batas-batas dan cakupan proyek
dimana memungkinkan harus digunakan secara efektif untuk formasi timbunan atau urugan
kembali maupun lime treatment.
Material galian yang mengandung tanah organis tinggi, sejumlah besar akar atau benda
tetumbuhan yang lain dan tanah yang komprensif yang menurut Direksi akan menyulitkan
pemadatan dari material atau yang mengakibatkan kerusakan atau penurunan yang tidak
dikehendaki, harus diklasifikasikan tidak memenuhi untuk digunakan sebagai timbunan
dalam pekerjaan permanen.
Setiap material galian yang berlebih untuk kebutuhan timbunan, atau setiap material yang
tidak disetujui oleh direksi teknik sebagai bahan timbunan harus dibuang dan diratakan
dalam lapis yang tipis oleh Kontraktor di luar tempat kerja sesuai petunjuk direksi. Kontraktor
harus bertanggung jawab untuk seluruh pengaturan dan biaya untuk pembuangan material
yang berlebih atau tidak memenuhi syarat, termasuk pengangkutan dan perolehan ijin dari
pemilik tanah di mana pembuangan dilakukan.
i. Pembuangan Material Pekerjaan Sementara dan Perapihan Tempat Bekas Galian
1. Terkecuali diperintahkan oleh Direksi, seluruh struktur sementara seperti cofferdam atau
skor dan turap harus dibongkar oleh Kontraktor setelah selesai pekerjaan struktur

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


permanen atau pekerjaan lain untuk mana galian telah dilakukan. Pembongkaran harus
dilakukan sedemikian sehingga tidak mengganggu atau merusak struktur atau formasi
yang telah selesai.
2. Material galian yang sementara waktu diijinkan untuk ditempatkan dalam saluran air
harus dibuang seluruhnya setelah pekerjaan selesai sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu saluran air.
3. Seluruh tempat bekas galian bahan atau sumber bahan yang digunakan oleh Kontraktor
harus ditinggalkan dalam keadaan rapih dengan tepi dan lereng yang stabil.

3.7 Urugan dan Timbunan Tanah


a. Umum
Semua pengurugan dan timbunan tanah, harus dilakukan di tempat kering yang disetujui
direksi.
Penggunaan peralatan bagi pelaksanaan penimbunan dan pengurugan kembali sehingga
dapat memperoleh hasil pemadatan sesuai dengan spesifikasi, jenis dan kapasitas sesuai
dengan yang diminta dan telah disetujui Direksi.
Melindungi semua daerah kerja dari kerusakan yang diakibatkan oleh air atau dengan cara
lain membuat sistem drainase yang baik untuk menjaga jangan sampai air berada di atas
tanah urugan dan daerah pengurugan. Alat berat tidak boleh beroperasi dalam jarak 1 m dari
bangunan dan “vibrating rollers” dalam jarak 1,5 m dari bangunan.

b. Timbunan / Urugan
Timbunan tidak boleh diletakkan hingga galian yang telah dilakukan dan pekerjaan pondasi
yang telah diselesaikan diperiksa dan disetujui oleh Direksi. Penimbunan diletakkan
mendatar lapis demi lapis yang dipadatkan dengan menggunakan peralatan tetapi dengan
ketebalan lepas maksimum 40 cm. Pemadatan timbunan dengan tenaga manusia dan juga
dengan tenaga mesin harus dengan ketebalan lepas maksimum 40 cm.
Distribusi bahan di seluruh bagian lapisan harus seragam dan penimbunan harus bebas dari
tonjolan, cekungan, dan alur-alur atau lapisan material yang berbeda susunan atau gradasi
dengan material di sekitarnya.
Bila permukaan lapisan menjadi terlalu keras atau halus, untuk pemadatan dengan lapisan
berikutnya, perlu dilakukan torehan sejajar sumbu penimbunan hingga kedalaman tidak
kurang dari 75 mm sebelum dilapisi dengan lapisan selanjutnya.
Pada muka puncak semua timbunan tanah harus diberi kemiringan tidak kurang dari 2%
untuk mendapatkan drainase yang efektif, walau tidak diperlihatkan/ditunjukkan dalam
gambar. Permukaan dari timbunan tanah harus dengan kemiringan 2% hingga dapat
berfungsi sebagai drainase.
c. Pemadatan
Pelaksanaan semua penimbunan tidak kurang 90% dari maksimum dry density. Semua
timbunan harus dilembabkan sebesar 2% dari angka optimum dan kemudian dipadatkan.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


Distribusi kelembaban yang seragam dapat diperoleh dengan metode yang telah disetujui
Direksi bagi pemadatan lapisan. Bila lapisan teratas (dari lapisan sebelumnya) dan timbunan
yang dipadatkan atau tanah pondasi menjadi kering atau basah untuk memperoleh ikatan
yang baik perlu dilakukan penorehan dan pelembaban dengan menggunakan pancaran air
untuk memperoleh kadar air yang baik bagi peletakan lapisan salanjutnya.
d. Prosedur Pengujian Pemadatan
Metode percobaan untuk timbunan tanah yang akan dipadatkan harus mempunyai kepadatan
kering lebih besar atau sama dengan persentase yang ditentukan oelh ASTM D1557. Metode C.
Metode ini akan digunakan pada urugan yang dipadatkan, urugan dengan timbunan tanah
dan untuk mengatur pemadatan relative (Relative Compaction) pada kadar air yang optimum
dari tanah urugan yang dipadatkan, urugan dengan timbunan tanah dan tanah dasar.
Alternatif lain percobaan 11 dari BS. 1377 dapat digunakan sebagai pengganti ASTM 1557.
Selama pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor di bawah pengawasan Direksi, akan melaksanakan
beberapa percobaan sesuai yang diperlukan untuk meneliti material, untuk menentukan
karakteristik pemadatan, menentukan kadar air dan menentukan kerapatan urugan di
tempat. Test ini dilakukan kontraktor dan akan digunakan untuk menguji urugan sesuai
kebutuhan spesifikasi.
Pengujian dilakukan oleh kontraktor atau laboratorium penyelidikan yang diusulkan
kontraktor dan telah disetujui kapan, dimana, sesuai yang diperintahkan Direksi. Biaya semua
percobaan pemadatan dan percobaan lainnya yang disebutkan di atas ditanggung Kontraktor.
Kontraktor harus mengatur waktu untuk pelaksanaan percobaan setelah memperoleh ijin, dan
harus melakukan penggalian dan pengurugan sesuai yang diperlukan bagi pengambilan
contoh dan pengujian.

3.8 Pengurugan Kembali Pada Bangunan-bangunan dan Pada Pekerjaan Pasangan Batu
Apabila tidak disebutkan pada gambar atau tidak disyaratkan khusus, semua urugan pada jarak 2
m dari tembok, atau gorong-gorong harus terdiri dari bahan kerikil yang halus bebas dari Lumpur.
Bahan-bahan ini juga yang berada di tempat lainnya, bila tidak praktis dipadatkan dengan roller,
harus dilakukan dengan penyiraman air untuk kemudian dipadatkan lapis demi lapis tidak boleh
dari 200 mm tebal, berat dari alat pemadatan tidak boleh kurang dari 20 kg dan tidak boleh lebih
dari 150 gr/cm2 luas permukaan alat pemadat.
Material untuk pengurugan dibawah dalam keadaan mempunyai kelembaban 2% dari kondisi
optimum. Menggenangi dengan air atau menggunakan pancaran air tidak boleh dilakukan kecuali
bila telah disetujui Direksi. Pemadatan urugan tidak boleh kurang dari 90% maksimum dry
density.
Pengisian timbunan yang berdekatan dengan bangunan-bangunan diletakkan dengan cara
sedemikian rupa sehingga dapat mencegah kerusakan terhadap bangunan. Pertambahan
ketinggian timbunan harus seragam pada semua sisi bangunan.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


3.9 Kelebihan Galian dan Pembuangan Sisa Galian
Semua bahan hasil dari galian yang berlebihan yang dianggap perlu oleh Direksi harus
dipindahkan/dibuang dari lokasi pekerjaan dan biaya untuk itu ditanggung oleh Kontraktor.
Kontraktor harus menyediakan lokasi buangan akhir untuk sisa tanah hasil galian yang tidak
terpakai, di luar lokasi pekerjaan atau sesuai petunjuk Direksi.

PASAL 4
PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA DAN AAC BLOCK

4.1 Ruang Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi pekerjaan dinding bangunan dan seluruh detail yang
disebutkan dalam gambar dan sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

4.2 Persyaratan Bahan


1.Bata harus bata biasa dari tanah liat, dengan ukuran nominal 6 cm x 11 cm x 24 cm yang dibakar
dengan baik, bersudut runcing dan rata, tanpa cacat atau mengandung kotoran.
Meskipun ukuran bata yang biasa diperoleh di suatu daerah mungkin berbeda dengan ukuran
tersebut di atas harus diusahakan supaya tidak terlalu menyimpang dari ukuran-ukuran tersebut.
Bata yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
- Kualitas baik.
- Pembakaran matang / dibakar dengan kayu.
- Warna merata ( merah merata ).
- Sisi dengan permukaan rata, tegak lurus, runcing.
- Keras dan tidak mudah patah.
- Harus satu ukuran dan satu kualitas (kalau ada perbedaan tidak boleh lebih besar dari 3
mm)
- Penyerahan di tempat pekerjaan hanya diijinkan maksimum 5% yang patah.

Apabila bata yang didatangkan tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada, maka pihak
pemborong wajib mengluarkan material tersebut dari site minimal 1 x 24 jam

2.AAC Block dengan ukuran nominal 60 cm x 20 cm x 7,5 cm, bersudut runcing dan rata, tanpa
cacat atau mengandung kotoran.
AAC Block yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
o Kualitas baik.
o Sisi dengan permukaan rata, tegak lurus, runcing.
o Keras dan tidak mudah patah.
o Harus satu ukuran dan satu kualitas (kalau ada perbedaan tidak boleh lebih besar dari 3
mm)

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


o Penyerahan di tempat pekerjaan hanya diijinkan maksimum 5% yang patah.
Apabila AAC Block yang didatangkan tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada,
maka pihak pemborong wajib mengluarkan material tersebut dari site minimal 1 x 24 jam.
4.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Adukan
Semua dinding mulai dari ujung atas balok pondasi beton sampai 20 cm di atas lantai dasar
yang sudah jadi harus dibuat dari adukan trasram 1 Pc : 2 Ps. Untuk dinding toilet memakai
adukan trasram 1 Pc : 2 Ps sampai ketinggian 180 cm dari lantai. Untuk dinding-dinding lain
dipakai adukan jenis 1Pc : 5 Ps.

b. Pelaksanaan
1. Dinding harus dipasang (uitzet) dan didirikan menurut masing-masing ukuran
ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti yang ditunjukkan pada gambar, dan
pemborong harus memasang piket (uitzet), lubang-lubang dan sebagainya dengan alat
uitzet yang disetujui.
2. Blok- blok atau bata dipasang dengan adukan pengikat sambungan 10 mm didasari
dengan baik dan sambungan-sambungan yang terus lurus dan rata sehingga tidak
terjadi lubang-lubang pada pasangan yang dapat mempengaruhi kekuatan dinding.
Pencampuran spesi harus menggunakan beton molen.
3. Sebelum digunakan batu bata harus direndam air hingga jenuh.
4. Dalam pemasangan tembok tidak boleh meneruskan di suatu bagian lebih dari satu
meter tingginya, serta diikuti dengan cor kolom praktis. Bidang dinding batu bata tebal
1/2 batu untuk bata yang luasnya maksimal 9 m2 harus ditambahkan kolom praktis
12/15 dan balok praktis 15/15 untuk bata dan kolom praktis 10/15 dan balok praktis
10/15 untuk AAC Block dengan tulangan 4 0 10, begel 0 6 - 20. Adapun syarat-syarat
bahan dan pelaksanaannya seperti pada pasal beton.
5. Setelah terpasang, naat / siar-siar harus dikeruk sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan
sapu lidi dan setelah kering permukaan pasangan disiram air.
6. Pelubangan akibat pemasangan perancah pada pasangan bata sama sekali tidak
diperkenankan.
7. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah lebih dari dua secara
berurutan.
8. Sambungan antara pasangan dinding dengan kolom yang telah di-cor sebelumnya harus
menggunakan key system ukuran reng 2/3. ( tidak dengan anchorage system)
c. Tahap perawatan
1. Dalam mendirikan dinding yang kena udara luar, harus diberi perlindungan dengan
penutup bagian atas tembok bila sewaktu-waktu turun hujan.
2. Dinding tembok yang dipasang dalam cuaca yang panas harus dibasahi terus menerus
selama paling sedikit 7 hari setelah didirikan.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


PASAL 5
PEKERJAAN PLESTERAN

5.1 Lingkup Pekerjaan


Lingkup pekerjaan meliputi plesteran pada semua dinding batu bata bagian luar maupun
bagian dalam bangunanan serta seluruh detail yang ditunjukkan dalam gambar termasuk
plesteran beton.

5.2 Persyaratan Bahan


Bahan plesteran berupa portland cement, pasir dan air yang sesuai dengan Pasal Pekerjaan
Beton.

5.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan


1. Semua pasangan yang dilaksanakan dengan adukan 1 pc : 2 Ps harus diplester dengan
plesteran 1 Pc : 2 Ps. Semua pasangan yang dilaksanakan dengan adukan 1 pc : 5 Ps harus
diplester dengan plesteran 1 pc : 5 Ps. Semua plesteran pada beton harus menggunakan 1
pc : 3 Ps.
2. Pasir pasang harus diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan seperti yang diisyaratkan.
3. Pasangan dinding dan ACC Block yang akan diplester harus bersih dari kotoran dan harus
dibasahi dahulu agar air semen dalam adukan spesi tidak terserap oleh pasangan yang
mengakibatkan plesteran tersebut tidak dapat melekat dengan baik.
4. Tebal plesteran 1.5 cm dengan hasil ketebalan dinding 15 cm atau sesuai yang ditunjukkan
dalam detail gambar. Ketebalan plesteran yang melebihi 2 cm harus diberi kawat ayam untuk
membantu dan memperkuat daya lekat plesteran.
Untuk ACC Block tebal plesteran 1 cm.
5. Pertemuan plesteran yang bertemu dengan jenis pekerjaan lain ( kosen dan lain sebagainya),
dibuat naat (tali air) dengan lebar minimal 7 mm dalam 5 mm, kecuali ditentukan lain.
6. Plesteran halus (acian) digunakan campuran air dengan semen sampai mendapat campuran
yang homogen. Acian dilaksanakan sesudah plesteran berumur 8 hari (kering betul).
7. Kelembaban plesteran harus tetap dijaga sehingga pengeringan berlangsung wajar tidak
terlalu tiba-tiba, dengan jalan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering
dan melindungi dari terik matahari secara langsung dengan bahan penutup yang bisa
mencegah penyerapan air secara cepat.
8. Khusus untuk permukaan beton yang akan diplester :
 Seluruh bagian permukaan beton yang akan diplester harus dibuat kasar.
 Permukaan beton yang akan diplester harus bebas dari kotoran, minyak, besi, kawat
bendrat, dll.
 Plesteran beton menggunakan adukan kedap air 1 Pc : 3 Ps.
 Pasir pasang harus diayak terlebih dahulu dengan mata ayakan yang diisyaratkan.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


PASAL 6
PEKERJAAN RABAT BETON

6.1 Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik.
2. Pekerjaan rabat beton serta detail yang disebutkan dalam gambar.

6.2 Persyaratan Bahan


Bahan-bahan yang disyaratkan disini seperti semen, pasir, kerikil dan air yang merupakan bahan
dasar pembuatan rabat seperti yang disyaratkan pada pekerjaan beton.

6.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan


1. Bahan-bahan yang akan dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
2. Pekerjaan rabat beton dilakukan langsung diatas tanah, maka sebelum pasangan
dilaksanakan terlebih dahulu lapisan dibawahnya harus sudah dikerjakan dengan sempurna
(telah dipadatkan sesuai persyaratan), rata permukaannya dan mempunyai daya dukung
yang maksimal.
3. Pekerjaan rabat beton ini terdiri dari campuran 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr.
4. Tebal lapisan rabat beton ini dibuat sesuai yang disebutkan dalam gambar.
5. Permukaan rabat ini dibuat rata / waterpass, kecuali pada rabat beeton keliling bangunan
dibuat dengan kemiringan tertentu sesuai yang ditunjukakan pada gambar.

PASAL 7
PEKERJAAN SUB LANTAI ( Lantai dasar)

7.1 Lingkup Pekerjaan


1. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik.
2. Pekerjaan sub lantai ini berupa pekerjaan beton K175 dan tulangan besi diameter 10 jarak
15cm dua arah

7.2 Persyaratan Bahan


Bahan-bahan yang disyaratkan disini seperti semen, pasir, kerikil dan air yang merupakan bahan

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


dasar pembuatan rabat seperti yang disyaratkan pada pekerjaan beton umumnya
Besi tulangan U – 24 d- 10 mm jarak 15 cm dua arah

7.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan


1. Bahan-bahan yang akan dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus diserahkan
contoh-contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
2. Pekerjaan beton sub lantai dasar tebal 10cm dilakukan diatas urugan pasir tebal 10 cm dan
rabat beton 7cm. Maka sebelum pasangan dilaksanakan terlebih dahulu lapisan dibawahnya
harus sudah dikerjakan dengan sempurna (telah dipadatkan sesuai persyaratan pemadatan ),
rata permukaannya dan mempunyai daya dukung yang maksimal.
3. Tebal lapisan beton ini dibuat minimal 10 cm atau sesuai yang disebutkan dalam gambar.
4. Permukaan rabat ini dibuat rata / waterpass, kecuali pada rabat beton dibuat dengan
kemiringan tertentu sesuai yang ditunjukakan pada gambar.

PASAL 8
PEKERJAAN WATERPROOFING

8.1 Lingkup Pekerjaan


Yang termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan
alat-alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar. Kesemuanya itu harus memenuhi
uraian syarat di bawah ini serta memenuhi spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan. Bagian-
bagian yang di waterproofing adalah :
i. Plat Atap (Rencana Lantai Empat)
ii. Toilet dan teras
iii. Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.

8.2 Persyaratan Bahan


a. Persyaratan Standar Mutu Bahan
Standar dari bahan dan prosedur yang ditentukan oleh pabrik dan standar-standar lainnya
seperti : NI 3, ASTM 828, ASTME, TAPP I 803 dan 407.
Kontraktor tidak dibenarkan merubah standar dengan cara apapun tanpa ijin dari Direksi
Pengawas.
b. Bahan
Untuk lapisan kedap air digunakan bahan waterproofing : Sika, Fosroc, MET, atau yang
setara yang memenuhi persyaratan sebagai berikut :
i. Waterproofing berupa coating
ii. Kedap air dan uap

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


iii. Memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan tekanan
iv. Perilaku material pada 1000 C harus tetap stabil
v. Susunan polimer tidak berubah akibat perubahan cuaca
vi. Untuk toilet digunakan produk waterproofing liquid atau setara
c. Pengujian
i. Bila diperlukan wajib mengadakan test bahan tersebut pada laboratorium yang
ditunjuk Direksi Pengawas, baik mengenai komposisi, konsentrasi dan hasil yang
ditimbulkannya. Untuk ini Kontraktor / Supplier harus menunjukkan surat
rekomendasi hasil pengetesan dari Lembaga resmi yang ditunjuk tersebut sebelum
memulai pekerjaan.
ii. Pada waktu penyerahan, Kontraktor harus memberikan jaminan atas produk yang
digunakan terhadap kemungkinan bocor, pecah dan cacat lainnya, selama 10
(sepuluh) tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang
terjadi. Jaminan yang diminta adalah jaminan dari pihak pabrik untuk material serta
jaminan dari pihak pemasang (applicator) untuk mutu pemasangan.
iii. Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan-percobaan dengan cara memberi air di
atas permukaan yang diberi lapisan kedap air dan pelaksanaan pekerjaan dapat
dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi Pengawas.
d. Pengiriman dan Penyimpanan Bahan
i. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan baik dan tidak
bercacat. Beberapa bahan tertentu harus masih tersegel dan berlabel pabriknya.
ii. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab, kering dan
bersih sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
iii. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai dengan
jenisnya.
Kontraktor bertanggungjawab atas kerusakan bahan-bahan yang disimpan, baik
sebelum atau selama pelaksanaan, kalau terdapat kerusakan yang bukan karena
tindakan Pemilik.

f. Gambar Detail Pelaksanaan


i. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan) berdasarkan
pada gambar Dokumen Kontrak dan telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.
ii. Kontraktor wajib membuat shopdrawing untuk detail-detail khusus yang belum
tercakup lengkap dalam gambar kerja / dokumen kontrak.
iii. Dalam shop drawing harus jelas dicantumkan semua data yang diperlukan termasuk
keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus yang belum tercakup
secara lengkap di dalam gambar kerja / dokumen kontrak sesuai dengan spesifikasi
pabrik.
iv. Shop drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Direksi Pengawas.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


g. Contoh
i. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap dan
jaminan dari pabrik kecuali bahan yang disediakan oleh proyek.
ii. Contoh bahan yang digunakan harus diserahkan kepada Direksi Pengawas
sebanyak minimal 2 (dua) produk yang setara dari berbagai merk pembuatan atau
kecuali ditentukan lain oleh Direksi Pengawas.
iii. Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merk yang memenuhi spesifikasi
akan diambil oleh Konsultan Pengawas dan akan diinformasikan kepada Kontraktor
selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kelender setelah pernyerahan contoh-contoh
bahan tersebut.
iv. Bilamana diinginkan, Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum pekerjaan
dimulai.
h. Cara Pelaksanaan
i. Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman (ahli dari
pihak pemberi garansi pemasangan) dan terlebih dahulu harus mengajukan “metode
pelaksanaan” sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi Pengawas.
ii. Khusus untuk bahan waterproofing yang dipasang di tempat yang berhubungan
langsung dengan matahari tetapi tidak mempunyai lapis pelindung terhadap ultra
violet atau apabila disyaratkan dalam gambar pelaksanaan atau spesifikasi arsitektur,
maka di bagian atas dari lembar waterproofing ini harus diberi lapisan pelindung
sesuai gambar pelaksanaan, dimana lapisan ini dapat berupa screed maupun material
pelindung.
i. Pengujian Mutu Pekerjaan
i. Kontraktor diwajibkan untuk melakukan percobaan-percobaan / pengetesan terhadap
hasil pekerjaan atas biaya sendiri, seperti dengan cara memberi siraman di atas
permukaan yang telah diberi lapisan kedap air.
ii. Pekerjaan percobaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi
Pengawas.
iii. Pada waktu penyerahan, maka Kontraktor harus memberikan jaminan atas semua
pekerjaan perlindungan terhadap kemungkinan kebocoran, pecah dan cacat lainnya,
akibat kegagalan dari bahan maupun hasil pekerjaan yang berlaku, selama 10
(sepuluh) tahun termasuk mengganti dan memperbaiki segala jenis kerusakan yang
terjadi.

j. Syarat Pengamanan Pekerjaan


i. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan yang telah
dilakukan terhadap kemungkinan pergeseran, lecet permukaan atau kerusakan
lainnya.
ii. Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan Pemilik atau pemakai

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


pada waktu pekerjaan ini dilakukan / dilaksanakan maka Kontraktor harus
memperbaiki / mengganti sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi Pengawas.
Biaya yang timbul untuk pekerjaan perbaikan ini adalah tanggungjawab Kontraktor.

8.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan


a. Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada Direksi Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan, lengkap dengan ketentuan / persyaratan pabrik yang
bersangkutan. Material yang tidak disetujui harus diganti biaya tambahan.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran / penggantian, maka bahan-bahan pengganti harus
yang disetujui Direksi Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan oleh Kontraktor.
c. Sebelum pekerjaan ini, dimulai permukaan bagian yang akan diberi lapisan ini harus
dibersihkan sampai keadaan yang dapat disetujui oleh Direksi Pengawas, dengan cara-cara
yang telah disetujui oleh Direksi Pengawas. Peil dan ukuran harus sesuai gambar.
d. Cara-cara pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan dan atas petunjuk Direksi Pengawas.
e. Bila ada perbedaan dalam hal apapun antar gambar, spesifikasi dan lainnya, Kontraktor harus
segera melaporkan kepada Direksi Pengawas sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor tidak
dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat dalam hal ada kelainan / perbedaan di tempat
itu, sebelum kelainan tersebut diselesaikan.

PASAL 9
PEKERJAAN FINISHING DINDING KERAMIK

9.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan dinding Keramik ini meliputi seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam
gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

9.2 Persyaratan Bahan


a. Jenis : Keramik
b. Finishing Permukaan : Glazed
c. Produksi : ex Indogress, Nero, Venus atau setara
d. Ketebalan : minimum 10 mm
e. Warna : ditentukan kemudian
f. Bahan pengisi siar : ex AM 50, sewarna
g. Bahan perekat : Spesi 1 pc : 2 ps
h. Ukuran : 60 x 60 cm atau 30 x 60 cm, glazed standard untuk toilet
i. Plin / base : 10 x 60 cm, dengan motif beda warna type glazed

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


j. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan-peraturan ASTM,
Peraturan Keramik Indonesia (NI – 19) dan dari distributor AM harus memberikan supervisi
dan garansi pemasangan selama 5 tahun.
k. Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
l. Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis – operatif dari
pabrik sebagai informasi bagi Konsultan Pengawas.
m. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas, tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian /
penggantian pekerjaan dalam bagian ini, haruslah baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan
harus disetujui Konsultan Pengawas.

9.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan


a. Pada permukaan dinding beton / bata merah yang ada, Keramik dapat langsung diletakkan,
dengan menggunakan perekat spesi, sehingga mendapatkan ketebalan dinding seperti
tertera pada gambar.
b. Siar-siar Keramik diisi dengan AM atau yang setara, yang warnanya akan ditentukan
kemudian.
c. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu diserahkan contoh-
contohnya (minimum 3 contoh bahan dari 3 jenis produk yang berlainan) kepada Konsultan
Pengawas dan Perencana untuk memperoleh persetujuan.
d. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing dari pola
pemasangan bahan yang disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Perencana.
e. Pemotongan Keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk itu, sesuai petunjuk
pabrik.
f. Pemasangan harus dilakukan oleh seorang ahli yang berpengalaman dalam pemasangan
Keramik.
g. Bidang dinding Keramik harus benar-benar rata dan garis-garis siar-siar harus benar-benar
lurus.
h. Awal pemasangan Keramik pada dinding dan kemana sisa ukuran harus diadakan, harus
digambarkan dengan jelas pada shop drawing dan terlebih dahulu harus memperoleh
persetujuan Konsultan Pengawas sebelum pekerjaan pemasangan dimulai.
i. Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala macam noda-noda yang
melekat.
j. Sebelum Keramik dipasang, Keramik terlebih dahulu harus direndam air sampai jenuh.
k. Diperhatikan adanya pola tali air yang dijumpai pada permukaan pasangan atau hal-hal lain
seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
l. Rencanakan pemasangan Keramik dengan memperhatikan :
i. Buat pusat garis vertikal pada setiap permukaan Keramik yang berimbang rata
ii. Buat posisi dari nad pergerakan
iii. AkUntuk menghindari / mengurangi pemotongan

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


iv. Untuk memastikan penampilan pemasangan Keramik yang berimbang ketika
dipasang dan terpasang sebesar mungkin.
v. Untuk memperoleh garis sambungan horisontal yang sesungguhnya
m. Grouting
i. Keramik diberi grout ketika Keramik sudah terpasang dengan tepat tetapi sebelum
kotoran / pencemaran masuk ke dalam nad.
ii. Lembabkan nad dan beri grout dengan perbandiingan semen : pasir halus = 1 : 1.
Kerjakan grout dengan baik ke dalam nad sampai sama tinggi / rata.
iii. Bersihkan grout yang berlebih dan buat bentuk nad sesuai dengan yang diinginkan
iv. Ketika grout sudah mengeras, basahi Keramik dengan air dan akhirnya poles dengan
kain.
n. Nad Pergerakan
i. Buat nad pergerakan selebar 6,6 mm
ii. Jika tidak ada penjelasan lain, dibuat nad sebagai berikut :
iii. Pada nad pergerakan yang ada
iv. Pada Keramik yang berbatasan dengan material lain
v. Pada Keramik yang dipasang menerus melalui latar belakang yang berbeda
vi. Pada area pemasangan Keramik yang besar :
 pada seluruh sudut vertikal intern
 pada center 3.0 m sampai 4.5 m

PASAL 10
PEKERJAAN LANTAI KERAMIK

10.1 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan Lantai Keramik ini meliputi seluruh detail yang disebutkan / ditunjukkan dalam
gambar atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

10.2 Persyaratan Bahan


a. Jenis bahan Keramik yang bermutu baik produk ex Indogres, Nero, Venus, atau dari produk
lain yang setara kualitas dengan type yang disetujui, akan ditentukan kemudian.
b. Tebal minimum 7 mm, warna akan ditentukan kemudian, sedangkan ukurannya 60 x 60 cm
atau sesuai yangditunjukkan dalam detail gambar.
c. Mozaik Tile dari bahan Keramik , motif sesuai gambar.
d. Semen Portland harus memenuhi NI – 8, pasir dan air harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam PUBB 1970 (NI - 3) dan PBI 1971 (NI – 2) dan ASTM.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


10.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.
Material lain yang tidak terdapat pada persyaratan di atas tetapi dibutuhkan untuk
penyelesaian / penggantian pekerjaan ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan
sesuai persyaratan serta harus disetujui Konsultan Pengawas.
b. Pemasangan lantai Keramik dilakukan setelah pekerjaan dasar lantai selesai dengan baik
dan sempurna serta disetujui oleh Konsultan Pengawas.
c. Rencanakan Pemasangan lantai dengan memperhatikan :
- Tetapkan data level lantai yang tepat
- Control level finishing lantai dari beberapa spot
- Tetapkan posisi nat pergerakan.
- Memastikan unit Keramik yang terpotong menyajikan penampilan yang seimbang
ketika terpasang sebesar mungkin.
d. Membasahi permukaan lantai dasar sampai tidak menuntut adanya penyerapan air lagi.
e. Keramik yang dipasang harus dalam keadaan baik, tidak retak, tidak cacat dan tidak bernoda
serta mempunyai warna yang seragam.
f. Meletakan ukuran pemasangan sesuai pola pada gambar dengan cara mengambil garis-
garis yang menyeluruh. Meletakan ukuran ini harus mendapatkan persetujuan dari Direksi /
Pengawas sebelum mulai pemasangan.
g. Keramik dipasang pada adukan perekat dengan campuran 1Pc : 4 Ps. Adapun syarat-syarat
semen, pasir , dan air harus memenuhi ketentuan pada pekerjaan beton.
h. Tebal adukan perekat rata-rata 2 cm dan tidak kurang dari 1 cm. Adukan perekat harus
merata seluruh permukaan Keramik. Hal ini untuk menghindari adanya udara yang
terperangkap didalam spesi.
i. Sambungan-sambungan antar Keramik / naat harus lurus dan mempunyai lebar tidak
kurang dari 3 mm.
j. Sambungan / naat diisi adukan AM 50 dengan warna yang sesuai dengan warna Keramik
yang dipasang, dimasukkan ke dalam naat tersebut begitu rupa hingga seluruh naat terisi
penuh dengan baik.
k. Pemotongan unit-unit granito harus menggunakan alat pemotong khusus.
l. Keramik yang terpasang harus bersih dari segala macam noda yang menyebabkan
kerusakan pada permukaaan Keramik.
m. Keramik yang terpasang harus dihindarkan dari pengaruh pekerjaan lain selama
minimal 2 x 24 jam dan dilindungi dari kemungkinan cacat dari permukaan.
n. Nat pergerakan dibuat pada bagian pinggir lantai yang berbatasan dengan kolom atau
pada jarak 4 – 5 m maximum jarak dua arah.
o. Bagian Mozaik / ornamen dari bahan Keramik dilaksanakan sesuai gambar rencana,
pelaksanaan harus sudah mendapat persetujuan Perencana.
p. Warna dan type mozaik harus atas persetujuan perencana. Dalam hal untuk

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


mendapatkan bentuk mozaik pemotongan Keramik harus lurus ,rapi dan memiliki sudut
lancip, tidak boleh ada potongan yang retak, kasar dan bengkok.

PASAL 11
PEKERJAAN KUSEN ALUMINIUM

11.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi seluruh kosen pintu, kosen jendela, kosen bovenlight seperti yang
dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar serta shop drawing dari Kontraktor.

11.2. Persyaratan Bahan


a. Bahan
Bahan kosen menggunakan aluminium framing system, dan berasal dari produk Ex
INDAL/Alexindo/setara atau produk lain yang setara dan memenuhi Aluminium Extrusi
sesuai SII Extrusi 0695 - 82, 0649 – 82 atau produk lain yang setara.
b. Bentuk Profil
Bentuk profil sesuai dengan shop drawing yang disetujui Konsultan Pengawas dan
Perencana
c. Warna Profil
Untuk Exterior : Anodized 10 – 15 micron, sedangkan warna ditentukan
brown
Untuk Interior : Anodized 15 micron, warna ditentukan brown
Lebar Profil : sesuai gambar
d. Nilai Deformasi : diijinkan maksimal 2 mm
e. Bahan yang diproses pabrik harus diseleksi terlebih dahulu dengan seksama sesuai bentuk
toleransi, ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan, pewarnaan yang disyaratkan
Konsultan Pengawas.
f. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat-syarat dari pekerjaan
aluminium serta memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.
g. Konstruksi kosen aluminium yang dikerjakan seperti yang ditunjukkan dalam detail gambar
termasuk bentuk dan ukurannya.
h. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk
toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan penawaran yang dipersyaratkan.
i. Untuk keseragaman warna disyaratkan, sebelum proses fabrikasi warna profil-profil harus
diseleksi secermat mungkin.
j. Kemudian pada waktu fabrikasi unit-unit, jendela, pintu partisi dan lain-lain, profil harus
diseleksi lagi warnanya sehingga dalam tiap unit didapatkan warna yang sama.
k. Pekerjaan mesin potong, mesin punch, drill sedemikian sehingga diperoleh hasil yang telah

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


dirangkai untuk jendela bukaan dinding dan pintu mempunyai toleransi ukuran sebagai
berikut :
1. Untuk Tinggi dan Lebar
Ukuran bila p < 2000 mm : 1. 5 mm
Ukuran (p) 2000 < p < 3500 : 2.0 mm
Ukuran ( p ) > 3500 : 2.5 mm
2. Untuk Diagonal
Ukuran p > 2000 : 3.0 mm
l. Accsesories .
Sekrup dari stainless steel galvanized kepala tertanam, weather strip dari vinyl,
pengikat alat penggantung yang dihubungkan dengan aluminium harus ditutup
sealent. Sealent yang dipakai adalah ex Dow Corning type 795 setara.
Angkur-angkur untuk rangka / kosen aluminium terbuat dari steel pelat tebal 2 – 3 mm,
dengan lapisan zink tidak kurang 13 mikron sehingga dapat bergeser.
Bahan Finishing
Treatment untuk permukaan kosen jendela dan pintu yang bersentuhan dengan bahan
alkalin seperti beton, adukan atau plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan finish dari
lacquer yang jernih.

11.3. Persyaratan Pelaksanaan


a. Sebelum memulai pelaksanaan kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan
kondisi di lapangan ( ukuran dan peil lubang ).
b. Pekerjaan ini meliputi perhitungan pengadaan pemasangan pada bagian – bagian yang
menggunakan konstruksi alumunium sebagai rangka.
c. Kontraktor aluminium bertanggung jawab penuh atas terselenggaranya pekerjaan –
pekerjaan tersebut diatas dengan baik dan apapun yang akan terjadi dikemudian hari pada
bagian – bagian tersebut seperti :
√ Terjadinya lendutan pada aluminium yang menyebabkan kaca pecah.
√ Terjadinya kebocoran–kebocoran akibat kelalaian dalam pekerjaan.
√ Kerusakan–kerusakan lain yang disebabkan kesalahan sistem konstruksi yang dipakai
sehingga menyebabkan kerugian dari pihak pemilik.
d. Pekerjaan ini harus ditangani oleh tenaga – tenaga yang ahli dalam bidang tersebut diatas.
e. Sebelum memulai pelaksanaan, kontraktor diwajibkan meneliti gambar kerja dan kondisi
lapangan. Tipe pintu yang terpasang harus sesuai dengan daftar tipe yang tertera dalam
gambar kerja dengan memperhatikan ukuran – ukuran, bentuk profil material, detail, arah
bukaan, perlengkapan pintu dll.
f. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing dan membuat
contoh jadi detail hubungan bagian tertentu untuk disetujui Direksi proyek dan Konsultan
perencana. Didalam shop drawing harus jelas tercantum semua informasi yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


g. Semua rangka kusen untuk pintu dikerjakan secara pabrikasi dengan teliti sesuai dengan
ukuran dan kondisi lapangan agar hasilnya dapat dipertangung jawabkan. Bahan yang akan
diproses pabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk, toleransi ukuran,
ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang disyaratkan. Untuk keseragaman
warna disyaratkan sebelum proses pabrikasi, warna profil harus diseleksi secermat mungkin.

11.4. Konstruksi Kusen


a. Defleksi maksimum 2 mm atai 1/1500 bentang antara 2 tumpuan
b. Pemotongan alumunium hendaknya dikerjakan pada tempat-tempat yang aman/terlindung
dari benda–benda yang dapat menyebabkan kerusakan pada permukaan yang tampak
selama pabrikasi maupun pemasangan.
c. Kusen harus dilindungi, terutama dari retak, bercak noda atau goresan pada permukaan
yang tampak selama pabrikasi maupun pemasangan.
d. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup anti karat/stainless stell
sehingga tiap sambungan harus kedap air.
e. Untuk pemegang kusen dan perlengkapan lain dari kusen alumunium yang akan kontak
dengan permukaan metal (besi tembaga dan lain–lain) maka permukaan metal yang
bersangkutan harus diberi lapisan chromiun untuk menghindari kontak korosi.
f. Toleransi pemasangan kusen alumunium dengan dinding adalah 5-10 mm kemudian celah
yang terjadi diisi dengan beton ringan/ grout. Agar kedap air dan kedap suara sekeliling tepi
kusen diberi sealant. Kusen yang bersentuhan dengan bahan alkaline seperti beton adukan
atau plesteran diberi lapisan anti corrosive treatment dengan Insulating Varnish seperti
Asphaltic Varnish.
g. Setelah pemasangan kusen alumunium pintu sekeliling kusen yang berhubungan langsung
dengan permukaan dinding perlu diberi lapisan Vinyl tape untuk mencegah korosi selama
masa pembangunan.
h. Kusen alumunium harus terpasang dengan kuat setiap hubungan bersudut 90 derajat semua
sistem dan mekanisme yang disyaratkan dalam gambar kerja harus berfungsi dengan
sempurna, kontraktor harus membongkar dan memperbaiki dan biaya yang timbul adalah
tanggung jawab kontraktor.

11.5. Perlengkapan Pintu


a. Semua hardware yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam buku
spesifikasi ini. Bila terjadi perubahan atau penggantian akibat dari pemilihan merk,
kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada Direksi Proyek / Konsultan untuk
mendapatkan persetujuan.
b. Engsel Digunakan dari jenis engsel kupu – kupu bahan dari stainless stell yang disetujui
Direksi Proyek / Konsultan Perencana.
c. Lockcase.
√ Latchbolt dan deadbolt dari bahan dasar stainless stell

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


√ Lacth bolt dapat dioperasikan dari dua arah dengan anak kunci atau handle dead bolt
hanya dapat dioperasikan dengan anak kunci.
√ Khusus untuk pintu KM/WC dead bolt dapat ditarik dengan menggunakan knop
pemutar.
√ Produk – produk SES atau yang setara kualitas yang disetujui Perencana / Konsultan
Pengawas.

d. Cylinder
Sesuai dengan sistem penguncian yang dipilih yaitu dengan sistem anak kunci dari 2 arah
atau sistem pemutar tombol disatu sisi bahan adalah sintered steel dari produk SES atau
setara.
e. Handle dan Backplate
Bahan dasar dari alumunium yang dilapisi bahan synthetic warna ditentukan kemudian.
Pemilihan type handle disesuaikan dengan mekanisme pembukaan.
f. Untuk semua daun pintu utama, kecuali pintu gudang, WC dan Shap di pasang Duon Cleaser.

11.6. Perlengkapan Jendela


a. Semua hardware yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam buku
spesifikasi ini. Bila terjadi perubahan atau penggantian akibat dari pemilihan merk,
kontraktor wajib melaporkan hal tersebut kepada Direksi Proyek / Konsultan untuk
mendapatkan persetujuan.
b. Engsel Digunakan dari jenis engsel casement bahan dari galvanis yang disetujui Konsultan.
c. Grendel menggunakan rambuncis type pegas.

PASAL 12
PEKERJAAN DAUN PINTU DOUBLE MULTIPLEK 6 MM FINISH DUCO
RANGKA ALUMUNIUM

12.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaaan pembuatan daun pintu rangka aluminium double multiplek 6 mm finish duco
dipasang pada seluruh detail, seperti yang dinyatakan / ditunjukkan dalam gambar.

12.2. Persyaratan Bahan


a. Bahan rangka Slimar Aluminium.
b. Bahan Rangka ukuran 4/6,5 + 4/11 cm atau sesuai ditunjukkan dalam gambar.
c. Mutu dan kualitas Aluminium dipakai menggunakan Aluminium Training System.
d. Aluminium yang dipakai menggunakan produk YKK atau yang setara.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


e. Bahan Multiplex produk dalam negeri tebal 6 mm, memenuhi persyaratan PUBI 82
pasal 38 dan SII 0404 – 81.
f. Finishing daun pintu dengan cat duco ex. Dulux super gloss.

12.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan


a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar
yang ada dan kondisi di lapangan ( ukuran dan lubang-lubang ) , termasuk mempelajari
bentuk, pola, lay out, penempatan, cara pemasangan, dll.
b. Kesalahan pelaksanaan akibat ketidak telitian kontraktor menjadi tangggung jawab
sepenuhnya oleh kontraktor dan tidak ada pekerjaan tambah kurang.
c. Semua frame rangka harus lurus, rata, dan siku di semua sisinya.
d. Penempelan multiplek pada rangka alumunium digunakan media Hollow 2/2.
e. Pemasangan daun pintu harus rata, tidak gelombang, tidak melintir dan semua
peralatan dapat berfungsi dengan baik.
f. Engsel pintu dipasang sebanyak 3 buah dengan posisi lebih kurang 28 cm dari
ambang atas dan bawah bidang dan pada bagian tengah.

PASAL 13
PEKERJAAN DAUN JENDELA RANGKA ALUMINIUM

13.1. Lingkup Pekerjaan


a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
lainnya untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang baik dan
sempurna.
b. Pekerjaan pembuatan daun pintu kaca dipasang pada seluruh detail sesuai yang dinyatakan /
ditunjukkan dalam gambar.

13.2. Persyaratan Bahan


a. Bahan rangka Slimar Aluminium.
b. Bahan rangka ukuran 3/4 cm atau sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
c. Mutu dan kualitas Aluminium dipakai menggunakan Aluminium Training System.
d. Setiap sambungan rangka daun pintu dan penempelan/pelekatan lembaran panil kaca dan
rangka, harus ditutup dengan Sealent dengan contoh yang diajukan kontraktor.

13.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan


a. Sebelum pelaksanaan, Kontraktor wajib menyerahkan contoh-contoh bahan/ material yang
digunakan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuannya.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


b. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar
yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-lubang), termasuk mempelajari
bentuk, pola, lay-out/penempatan, cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai
gambar.
c. Sebelum pelaksanaan dimulai, penimbunan bahan-bahan pintu di tempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak terkena cuaca
langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
d. Harus diperhatikan semua sambungan siku untuk rangka Aluminium dan penguat lain, agar
tetap terjamin kekuatannya dengan memperhatikan / menjaga kerapihan, tidak boleh ada
lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
e. Daun pintu setelah dipasang tidak melintir dan semua peralatan dapat berfungsi dengan baik
dan sempurna.

PASAL 14
PEKERJAAN PLAFON GYPSUM BOARD

14.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan ini meliputi pemasangan plafond pada daerah umum, area kerja dan lain-lain,
termasuk pemasangan profil list plafond dan seluruh detail yang disebutkan/ ditunjukkan
dalam gambar-gambar atau sesuai dengan petunjuk direksi proyek.

14.2. Syarat – Syarat Bahan


Bahan Rangka : metal furring channel ex BORAL, atau setara dengan tebal plat sesuai
standard dari pabrik yang bersangkutan.
a. Penutup plafon : Gypsum board bermutu baik ex Jayaboard atau setara lainnya ,
memiliki ketebalan 9 mm dan yang telah disetujui dalam arti ketebalan, mutu, jenis
dan produk dari bahan tersebut.
b. Jenis yang dipakai : type moisture resistant.
c. Bahan finishing penutup plafon :
- Finishing penutup plafon digunakan cat emulsion dari bahan dasar cat bermutu baik
produk yang telah disetujui Konsultan Perencana .
- Sebelum pengecatan semua sambungan / pertemuan harus rata dan halus (
ditreatment ).
- Warna dan corak akan ditentukan kemudian.

14.3. Syarat – Syarat Pelaksanaan


a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti gambar-gambar
yang ada dan kondisi di lapangan ( ukuran dan lubang-lubang ) , termasuk mempelajari

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


bentuk, pola, lay out, penempatan, cara pemasangan, dll.
b. Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing sesuai ukuran / bentuk / cara
pemasangan, seperti yang telah ditentukan.
c. Sebelum melakukan pemesanan, terlebih dahulu Kontraktor mengajukan contoh
material kepada Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.
d. Rangka plafon terbuat dari profil logam galvanized dengan bentuk, ukuran dan pola
pemasangan sesuai dengan gambar dan memenuhi persyaratan yang ditentukan pabrik.
e. Batang-batang profil untuk rangka plafon yang dipasang adalah main runner, conector,
wirw clip, spline, parimetr trim, dll yang telah diseleksi dengan baik, lurus tidak cacat
dan telah disetujui Konsultan Perencana dan Direksi.
f. Seluruh rangka plafon digantung pada plat beton atau rangka atap, dengan
menggunakan penggantung dari logam galvanized suspension yang dapat diatur
ketinggiannnya dan dibuat sedemikian rupa sehingga seluruh rangka dapat melekat
dengan baik dan kuat pada plat beton dan tidak bergeser/ berubah.
g. Setelah rangka plafon terpasang , seluruh permukaan harus rata, waterpass, tidak
gelombang, batang rangka saling tegak lurus.
h. Penutup plafon dari bahan gypsum board tebal 9 mm dengan ukuran sesuai gambar,
tidak cacat, retak, gopal dan dipastikan kedatangan dalam kondisi terbungkus rapi.
i. Sambungan gypsum board harus tertutup rapat ditutup dengan plastboard baru
kemudian ditutup dengan plamuur / epoxy.
j. Pada pelaksanaan pemasangan plafon harus diperhatikan koordinasi dengan pekerjaan
lainnya seperti Lampu penerangan , fire alarm, sound system, yang mempengaruhi
terhadap pola grid plafon.
k. Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahli khusus yang sudah berpengalaman
di bidangnya dan di bawah supervise dari pabrik pembuatnya.

14.4. Persyaratan Pelaksanaan


1. Permukaan bidang yang akan dicat harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat-cacat seperti
retak-retak, lubang dan pecah-pecah.
2. Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-kotoran lain yang
dapat merusak atau mengurangi mutu pengecatan
3. Bidang pengecatan dilapisi dengan cat dasar kemudian diplamur dan digosok sampai
permukaannya menjadi halus dan rata.
4. Pengecatan selanjutnya dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas.
5. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan lebel pabrik pembuatnya.
6. Contoh bahan yang disetujui, dipakai sebagai dasar untuk pemeriksaan / penerimaan bahan
yang dikirim oleh kontraktor ketempat pekerjaan.
7. Percobaan-percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh kontraktor untuk mendapat
persetujuan dari konsultan pengawas sebelum pekerjaan dimulai dengan ketentuan-

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


ketentuan yang disyaratkan oleh pabrik pembuatnya.
8. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola textur merata, tidak terdapat noda-noda pada
permukaan pengecatan. Harus dihindari terjadinya kerusakan akibat pekerjaan lain.
9. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam mengerajakan dan
perawatan / keberhasilan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan.
10. Bila terjadi ketidaksempurnaan dalam pengerjaan, kontraktor memperbaiki tanpa adanya
biaya tambahan.
11. Kontraktor harus nmenggunakan tenaga-tenaga yang terampil / berpengalaman dalam
pelaksanaan pekerjaan tersebut, sehingga cat yang dihasilkan tercpai mutu yang sempurna.

PASAL 15
PEKERJAAN CAT DINDING DAN LANGIT-LANGIT

15.1 Lingkup Pekerjaan


1. Termasuk dalam pekerjaan ini meliputi pengadaan bahan, penyediaan tenaga kerja, peralatan
dan alat-alat bantu lainnya yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga dapat
tercapainya hasil pekerjaan yang bermutu baik.
2. Pengecatan dinding dilakukan pada bagian luar dalam dalam serta seluruh detail yang
disebutkan / ditunjukan dalam gambar.

15.2 Syarat-Syarat Bahan


1. Semua bahan yang digunakan adalah cat Produk Mowilex/ICI/Nippon Paint atau yang
setara.
2. Bagian dinding luar yang berhubungan dengan lingkungan luar menggunakan cat khusus
exterior.
3. Bagian dinding dalam menggunakan cat interior.
4. Pengendalian seluruh pekerjaan ini, harus memenuhi ketentuan-ketentuan dari pabrik yang
bersangkutan.
5. Warna cat yang digunakan akan ditentukan kemudian.

15.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan


1. Plesteran harus betul-betul kering bila akan dilakukan pekerjaan pengecatan.
2. Permukaan bidang yang akan dicat harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat-cacat seperti
retak-retak, lubang dan pecah-pech.
3. Bidang pengecatan harus bebas dari debu, lemak, minyak dan kotoran-kotoran lain yang
dapat merusak atau mengurangi mutu pengecatan
4. Seluruh bidang pengecatan diplamur dahulu sebelum dilapis dengan cat dasar, bahan
plamur dari produk yang sama dengan cat yang digunakan.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


5. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas serta
pekerjaan instalasi yang tertanam didalam dinding sudah selesai dengan sempurna.
6. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan lebel pabrik pembuatnya.
7. Contoh bahan yang telah disetujui, dipakai sebagai standar untuk pemeriksaan / penerimaan
bahan yang dikirim oleh kontraktor ketempat pekerjaan.
8. Percobaan-percobaan bahan dan warna harus dilakukan oleh kontraktor untuk mendapat
persetujuan dari konsultan pengawas sebelum pekerjaan dimulai dengan ketentuan-
ketentuan yang disyaratkan oleh pabrik pembuatnya.
9. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola textur merata, tidak terdapat noda-noda pada
permukaan pengecatan. Harus dihindari terjadinya kerusakan akibat pekerjaan lain.
10. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam mengerjakan dan perawatan
/ keberhasilan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan.
11. Bila terjadi ketidaksempurnaan dalam pengerjaan, kontraktor memperbaiki tanpa adanya
biaya tambahan.
12. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga yang terampil / berpengalaman dalam
pelaksanaan pekerjaan tersebut, sehingga cat yang dihasilkan tercapai mutu yang sempurna.

PASAL 16

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


PEKERJAAN PERLENGKAPAN SANITAIR

21.1 Lingkup Pekerjaan


Termasuk dalam pekerjaan peralatan dan perlengkapan sanitair ini adalah penyediaan
tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan termasuk alat bantunya.

21.2 Persyaratan Bahan


a. Perlengkapan sanitair yang digunakan adalah produk TOTO/Amstad/San-Ei atau setara,
antara lain
1. Klosed duduk komplit TOTO atau setara
2. Wastafel TOTO atau setara
3. Tempat tissue EX. LOKAL
4. Tempat sabun tanam Ex. TRISENSA atau setara
5. Floor drain SAN-EI atau setara
6. Kran air bersih SAN-EI/WASSER

b. Semua peralatan harus memenuhi ukuran standart, mudah ditemukan di pasaran, kecuali
bila ditentukan kemudian.
c. Semua peralatan dipastikan dalam keadaan lengkap sesuai segala perlengkapannya dan
sesuai dengan yang telah disediakan dari pabriknya.
d. Sebelum pelaksanaan, Kontraktor harus mengajukan contoh-contoh untuk diajukan
kepada Konsultan Perencana.

21.3 Persyaratan Pelaksanaan


a. Semua peralatan yang akan dipergunakan dalam pekerjaan ini harus di tunjukkan contoh
- contohnya beserta ketentuan-ketentuan pabrik kepada Konsultan Perencana untuk
mendapatkan persetujuan. Bahan yang tidak disetujui harus diganti tanpa tambahan biaya.
b. Jika dipandang perlu diadakan penukaran / penggantian bahan pengganti yang harus
disetujui Konsultan Pengawas berdasarkan contoh yang diajukan Kontraktor.
c. Persetujuan harus disertai brosure/ spesifikasi dari pabrik pembuatnya.
d. Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti dan mempelajari gambar-gambar
yang ada dan kondisi di lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara
pemasangan, detail – detail sesuai Gambar Kerja atau petunjuk Direksi Proyek.
e. Mengadakan pengukuran keadaan lapangan untuk mendapatkan ketepatan pemasangan di
lapangan.
f. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor, harus membuat Shop Drawing yang
menggambarkan detail pemasangan dan sistem perkuatan yang sesuai dengan Gambar Kerja
dan Kondisi Lapangan. Shop Drawing tersebut harus diajukan kepada Direksi Proyek /
Konsultan untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


g. Bila ada kelainan dalam hal apapun antara gambar dengan gambar, gambar dengan
spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera melaporkannya kepada Konsultan
Pengawas.
h. Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada kelainan /
perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut diselesaikan.
i. Selama pelaksanaan harus selalu diadakan pengujian / pemeriksaan untuk kesempurnaan
hasil pekerjaan.
j. Kontraktor wajib memperbaiki / mengulangi / mengganti bila ada kerusakan yang terjadi
selama masa pelaksanaan dan masa garansi, atas biaya Kontraktor, selama kerusakan bukan
disebabkan oleh tindakan Pemilik / Pemakai / Pemberi Tugas.

PASAL 12
PEKERJAAN RAILING STAINLESS STEEL

22.1 Lingkup Pekerjaan


Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja , bahan-bahan, dan alat
angkut yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini sesuai gambar-gambar dan
uraian syarat-syarat ini di lokasi yang ditentukan atau sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

22.2 Persyaratan Bahan


a. Railling : dari bahan pipa stainless steel diameter 2 ½ “ dan 1 ½” atau sesuai
gambar. Produk yang digunakan adalah Miyabi/ ex Japan , tebal 2 mm,
type mirror finish, AISI 304.
b. Bahan yang dipakai, sebelum dipasang harus diserahkan dahulu contoh-contohnya untuk
mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
c. Kontraktor harus menyerahkan 2 (dua) copy ketentuan dan persyaratan teknis – operatif
sebagai informasi bagi Konsultan Pengawas.
d. Material lain yang tidak terdapat pada daftar di atas tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian /
penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan harus
disetujui Konsultan Pengawas.
e. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus disesuaikan dengan peraturan-peraturan yang
diperlukan di atas
f. Seluruh peraturan-peraturan yang diperlukan supaya disediakan Kontraktor di site.

22.3 Syarat-Syarat Pelaksanaan


a. Handrail dan tiang-tiangnya dari pipa stainless steel ø 2.5 dan ø 1.5 dan rosette atau sesuai

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)


dengan gambar
b. Bila dianggap perlu, Kontraktor wajib mengadakan test terhadap bahan-bahan tersebut pada
Laboratorium yang ditunjuk Konsultan Pengawas, baik mengenai komposisi, konsentrasi dan
aspek-aspek lain yang ditimbulkannya.
Untuk ini Kontraktor / Supplier harus menunjukkan syarat rekomendasi, dari Lembaga resmi
yang ditunjuk tersebut.
c. Semua bahan untuk pekerjaan ini harus ditinjau dan diuji, baik pada pembuatan, pengerjaan
maupun pelaksanaan di lapangan oleh Konsultan Pengawas atas tanggungan Kontraktor
tanpa biaya tambahan.
d. Bila Konsultan Pengawas memandang pengujian dengan penyinaran gelombang tinggi, maka
segala biaya dan fasilitas yang dibutuhkan untuk Lukas demi terlaksananya pekerjaan
tersebut, adalah menjadi tanggungjawab Kontraktor.

R K S (Rencana Kerja dan Syarat-syarat) – ARSITEKTUR

PEMBANGUNAN GEDUNG KHUSUS LABORATORIUM (LOKASI SEMPER) (LELANG TIDAK MENGIKAT)

Anda mungkin juga menyukai