RENCANA KERJA
dan SYARAT-
SYARAT (RKS)
SYARAT-SYARAT TEKNIS
Keterangan :
Syarat-syarat teknis ini disusun berdasar jenis pekerjaan yang akan
dilaksanakan, dengan mempertimbangkan:
1. Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu, tidak menutup kemungkinan
digunakannya produksi dalam negeri;
2. Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional yang
terbaru;
3. Dipertimbangkan berdasar kriteria logis, realistik dan dapat dilaksanakan;
4. Telah disesuaikan terhadap Jadual waktu pelaksanaan sesuai dengan metoda
pelaksanaan;
5. Macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama minimal yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan;
6. Syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam pelaksanaan pekerjaan;
7. Syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk;
8. Kriteria kinerja produk (output performance) yang diinginkan;
STRUKTUR
1.1 Umum
Untuk dapat memahami dengan sebaik baiknya seluruh seluk beluk
pekerjaan ini, Kontraktor diwajibkan mempelajari secara seksama seluruh
gambar pelaksanaan beserta uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan
seperti yang akan diuraikan dalam buku ini.
Bila terdapat ketidakjelasan dan atau perbedaan dalam gambar dan uraian
ini. Kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada
perencana/Pengawas untuk mendapatkan penyelesaian.
1.8 Contoh-Contoh
Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh Pemberi Tugas atau Wakilnya
harus segera disediakan atas biaya kontraktor dan contoh-contoh tersebut
diambil dengan jalan atau cara sedemikian rupa sehinga dapat dianggap
bahwa bahan atau pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai dalam
pelaksanaan pekerjaan nanti.
Contoh-contoh tersebut jika telah disetujui, disimpan oleh pemberi tugas
atau wakilnya untuk dijadikan dasar penolakan bila ternyata bahan-bahan
atau cara pengerjaan yang dipakai tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas
maupun sifatnya.
1.9 Subtitusi
a. Produk yang disebutkan nama pabriknya:
Material Peralatan, perkakas, aksesoris yang disebutkan nama
pabriknya dalam RKS, Kontraktor harus melengkapi produk yang
disebutkan dalam Spesifikasi Teknis, atau dapat mengajukan produk
pengganti yang setara, disertai data data yang lengkap untuk
mendapatkan persetujuan Konsultan Perencana sebelum pemesananan.
b. Produk yang tidak disebutkan nama pabriknya:
Material Peralatan, perkakas, aksesoris yang tidak disebutkan nama
pabriknya dalam Spesifikasi Tekni, Kontraktor harus mengajukan secara
tertulis nama negara dari pabrik yang menghasilkannya. Katalog dan
selanjutnya menguraikan data yang menunjukkan secara benar bahwa
produk yang dipergunakan adalah sesuai dengan spesifikasi teknis dan
kondisi proyek untuk mendapatkan persetujuan.
1.15 Iklan
Kontraktor tidak diijinkan membuat iklan dalam bentuk apapun didalam
sempadan (batas) site atau ditanah yang berdekatan tanpa seijin dari pihak
Pemberi Tugas.
Yang dimaksud dengan pekerjaan pada proyek ini adalah Pembangunan Gedung.
Lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Struktur
3. Pekerjaan Arsitektur
4. Pekerjaan Lanscape
5. Pekerjaan Mekanikal Elektrikal Plumbing
Pekerjaan tersebut diatas harus selesai tepat waktu sesuai jadwal yang
ditentukan, dengan kualitas yang memenuhi ketentuan sebagaimana disyaratkan
dalam Surat Kontrak Perjanjian Pemborongan dan pelaksanaannya harus
dilaksanakan berdasarkan :
1. Rencana Kerja dan Syarat-syarat Pekerjaan / RKS dan Spesifikasi Teknis
2. Gambar-gambar perencanaan dan detail.
3. Berita acara penjelasan pekerjaan (Aanwijzing) dan penjelasan tambahan
lainnya.
4. Petunjuk Direksi
5. Peraturan-peraturan umum lainnya yang berlaku.
Kontraktor wajib memeriksa kembali dan mengadakan pengecekan/penelitian
keadaan lapangan maupun dokumen/arsip bangunan yang ada, sebelum
melakukan pekerjaan dan membuat shop drawing untuk pelaksanaannya.
3.1. Umum
Pasal ini menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan Kontraktor seperti
pengukuran, pembersihan lahan, dan pematokan lahan sesuai dengan
gambar dan RKS.
PASAL 5.
PEKERJAAN TANAH (GALIAN DAN URUGAN)
5.1. Umum
Pasal ini menguraikan semua Pekerjaan Penggalian dan Pengurugan tanah
kembali yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor, seperti Galian Tanah
Pondasi, dan Pekerjaan sejenisnya.
Semua Penggalian tanah dan Pengurugan Tanah kembali harus
dilaksanakan sesuai dengan Gambar dan RKS ini dan semua Petunjuk yang
disampaikan oleh Pengawas, selama berlangsungnya pekerjaan.
5.4. Pengurugan
5.5. Pemadatan
a. Hanya bahan-bahan yang telah disetujui yang dapat digunakan untuk
pengurugan dan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal
sebesar-besarnya 20 cm.
b. Setiap lapis harus ditimbris dan dipadatkan, dan sedapat-dapatnya
dilakukan dengan mesin giling (tumbuk) atau stamper dengan
menambahkan air dan disetujui Pengawas.
PASAL 6.
PEKERJAAN URUGAN PASIR
4.1 Umum
Pasal ini menguraikan semua pekerjaan urugan pasir yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor, seperti Pengurugan Pasir dibawah Pile Cap,
Pondasi batu bata dan lain-lain sebagainya, sebagaimana yang tertera
pada Gambar dan RKS.
Pengurugan Pasir harus dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang
tercantum di dalam PUBI 1979 (NII-3) ayat 12.1.
PASAL 7.
PEKERJAAN BETON KONSTRUKSI
7.3. Bahan-bahan
a. S e m e n
Semen yang digunakan adalah Semen Portland Tipe I dan merupakan hasil
produksi dalam negeri satu merk. Semen harus disimpan sedemikian rupa
hengga mencegah terjadinya kerusakan bahan atau pengotoran oleh
bahan lain. Penyimpanan semen harus dilakukan di dalam gudang
tertutup, sedemikian rupa sehingga semen terhindar dari basah atau
kemungkinan lembab, terjamin tidak tercampur dengan bahan lain.
b. Agregat Kasar
Agregat untuk beton harus memenuhi seluruh ketentuan berikut ini :
1. Agregat beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII
0052-80 tentang "Mutu dan Cara Uji Agregat Beton". Bila tidak
tercakup di dalam SII 0052-80, maka agregat tersebut harus
memenuhi ketentuan ASTM C23 "Specification for Concrete
Aggregates".
2. Atas persetujuan Konsultan Pengawas, agregat yang tidak memenuhi
persyaratan butir a., dapat digunakan asal disertai bukti bahwa
berdasarkan pengujian khusus dan atau pemakaian nyata, agregat
tersebut dapat menghasilkan beton yang kekuatan, keawetan, dan
ketahanannya memenuhi syarat.
3. Di dalam segala hal, ukuran besar butir nominal maksimum agregat
kasar harus tidak melebihi syarat - syarat berikut :
seperlima jarak terkecil antara bidang samping dari cetakan beton.
sepertiga dari tebal pelat.
3/4 jarak bersih minimum antar batang tulangan, atau berkas
batang tulangan.
Penyimpangan dari batasan-batasan ini diijinkan jika menurut
penilaian Tenaga Ahli, kemudahan pekerjaan, dan metoda konsolidasi
beton adalah sedemikian hingga dijamin tidak akan terjadi sarang
kerikil atau rongga.
c. A i r
Air yang digunakan untuk campuran beton harus memenuhi ketentuan-
ketentuanberikut ini:
1. Jika mutunya meragukan harus dianalisis secara kimia dan dievaluasi
mutunya menurut tujuan pemakaiannya.
2. Harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung
lainnya, yang dapat dilihat secara visual.
3. Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gram/liter.
4. Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merusak
beton (asam-asam, zat organik, dan sebagainya) lebih dari 15
gram/liter. Kandungan clorida (Cl) tidak lebih dari 500 ppm dan
senyawa sulfat (sebagai SO3) tidak lebih dari 100 ppm.
d. Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi ketentuan- ketentuan
berikut ini.
1. Tidak boleh mengandung serpih-serpih, lipatan-lipatan, retak-retak,
gelombang-gelombang, cerna-cerna yang dalam, atau berlapis-lapis.
2. Hanya diperkenankan berkarat ringan pada permukaan saja .
3. Untuk tulangan utama (tarik/tekan lentur) harus digunakan baja
tulangan deform (BJTD 40), dengan jarak antara dua sirip melintang
tidak boleh lebih dari 70 % diameter nominalnya, dan tinggi siripnya
tidak boleh kurang dari 5 % diameter nominalnya.
4. Tulangan dengan Ø ..... <12 mm dipakai BJTP 24 (polos) fy240Mpa,
dan untuk tulangan dengan Ø > 12 mm memakai BJTD 40 (deform)
bentuk ulir fy390Mpa.
5. Kualitas dan diameter nominal dari baja tulangan yang digunakan
harus dibuktikan dengan sertifikat pengujian laboratorium, yang pada
prinsipnya menyatakan nilai kuat - leleh dan berat per meter panjang
dari baja tulangan dimaksud.
6. Diameter nominal baja tulangan (baik deform/BJTD) yang digunakan
harus ditentukan dari sertifikat pengujian tersebut dan harus diten-
tukan dari rumus :
d = 4.029 B , atau d=
12.47 G
dimana :
d = diameter nominal dalam mm,
B = berat baja tulangan (N/mm)
G = berat baja tulangan (kg/m)
7. Toleransi berat batang contoh yang diijinkan di dalam pasal ini sebagai
berikut :
DIAMETER TULANGAN TOLERANSI BERAT
BAJA TULANGAN YANG DI IJINKAN
< 10 mm ±7%
10 mm <<16 mm ±6%
16 mm << 28 mm ±5%
> 28 mm ±4%
b. Bahan-bahan / Produk
1. Tulangan
Tulangan yang digunakan berulir mutu BJTD-39, sesuai dengan SII
0136-84 dan tulangan polos mutu BJTP-24, sesuai dengan SII 0136-
84 seperti dinyatakan pada gambar-gambar struktur.Tulangan polos
dengan diameter lebih kecil 12 mm harus baja lunak dengan
tegangan leleh fy 240 Mpa.Tulangan ulir dengan diameter lebih
besar atau sama dengan 12 mm harus baja tegangan tarik tinggi,
batang berulir dengan tegangan leleh fy = 390 Mpa
2. Tulangan Anyaman (Wire mesh)
c. Jaminan Mutu
Bahan-bahan harus dari produk yang sama seperti yang telah disetujui
oleh Direksi Lapangan.Seritikat dari percobaan (percobaan giling atau
lainnya) harus diperlihatkan untuk semua tulangan yang dipakai:
Percobaan-percobaan ini harus memperlihatkan hasil-hasil dan semua
komposisi kimia dan sifat-sifat fisik.
7.6. Las
Bila diperlukan atau disetujui, pengelasan tulangan beton harus sesuai
dengan Reinforcement Steel Welding Code (AWS D 12.1). Pengelasan tidak
boleh dilakukan pada pembengkakan di suatu batang, pengelasan pada
7.13.A.Referensi-Referensi
Pekerjaan yang terdapat pada bab ini, kecuali ditentukan lain pada
gambar atau diperinci berikut, harus mengikuti peraturan-peraturan,
standard-standard atau spesifikasi terakhir sebagai berikut :
1. PBI-1971 NI-2 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971
2. SII Standard Industri Indonesia
3. ACI-301 Specification for Structural Concrete Build'
4. ACI-318 Building Code Requirement for Reinforced Concrete
5. ACI-347 Recommended Practice for Concrete Formwork
7.14. Pengangkutan dan Pencoran
a. Perletakan pengadukan dan pencoran harus diatur sedemikian rupa
hingga memudahkan dalam pelaksanaan pencoran .
b. Waktu antara pengadukan dan pencoran tidak boleh lebih dari 1 jam.
Pencoran harus dilakukan sedemikian rupa untuk menghindari
terjadinya pemisahan material dan perubahan letak tulangan.
c. Adukan tidak boleh dijatuhkan secara bebas dari ketinggian lebih dari
1,5 m, cara penuangan dengan alat-alat bantu seperti talang, pipa,
chute, dan sebagainya harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas
d. Pelaksana harus memberitahukan Konsultan Pengawas selambat-
lambatnya 2 hari sebelum pencoran beton dilaksanakan.
PASAL 8.
PEKERJAAN BETON PRAKTIS
8.3. Bahan-bahan
Bahan-bahan / material yang digunakan berupa agregat kasar, agregat
halus, PC, dan sebagainya sesuai dengan yang dipakai pada beton
konstruksi. Demikian juga mengenai cara penyimpanan.
9.1. Umum
a. Seluruh pekerjaan bore piledengan perhitungan per meter panjang,
dimana setiap meter panjang adalah pekerjaan jadi (terpasang). Seluruh
pekerjaan pengeboran, pengecoran, transportasi, mobilisasi dan lain-
lain sudah termasuk didalamnya.
b. Pondasi bore pile bulat dengan ukuran diameter sesuai dengan gambar
rencana.
c. Kedalaman ujung bore pile harus sampai benar-benar mencapai tanah
keras kurang lebih – 22 m dari muka tanah asli (tidak mengikat
tergantung kedalaman tanah keras).
d. Penggalian pada titik bore pile sebelum pemancangan tidak
diperbolehkan, kecuali bila disetujui oleh Konsultan Pengawas.
9.2. PROSEDUR
Prosedur pelaksanaan pekerjaan pondasi bored pile secara singkat dapat
diuraikan sebagaiberikut:
1. Pekerjaan Persiapan :
* Persiapan lahan untuk merakit dan mendirikan mesin bor pada titik yang
akan di bor
* Pembuatan sumur air bila di dekat lokasi tersebut tidak terdapat air (untuk
pengeboran dengan sistem wash boring).
2. Pengeboran :
* Pengeboran dengan sistem dry drilling : tanah dibor dengan menggunakan
mata bor spiral dan diangkat setiap interval kedalaman 0,5 meter. Hal ini
dilakukan berulang-ulang sampai kedalaman yang ditentukan.
* Baja tulangan yang telah dimasukan dalam lubang bor ditahan dengan
potongan tulangan melintang lubang bor. Apabila kebutuhan baja tulangan
lebih dari 12 meter bisa dilakukan penyambungan dengan diikat kawat
beton dengan panjang overlap 30 - 40 D atau dengan cara las.
4. Pekerjaan Pengecoran :
Setelah pembersihan lubang bagian akhir selesai, head kombinasi dibuka
dan diganti corong cor yang disambung dengan pipa tremi.
- Pengecoran awal :
Pengecoran adalah bagian akhir dari pekerjaan bored pile dimana langkah
pengecoran awal adalah bagian terpenting dari pekerjaan ini.
Prosedur pengecoran yang biasa dilaksanakan pada pekerjaan bored pile
adalah sebagaiberikut:
a. Untuk memisahkan adukan beton dari lumpur bor pada pengecoran awal,
Untuk mengetahui daya dukung bored pile biasa dilaksanakan test beban
secara langsung (Loading Test) dengan beban minimal 2 kali beban rencana
atau test beban secara simulasi (Pile Driving Analysis) dilakukan untuk
mengetahui daya dukung sesungguhnya dari tiang yang di test.
1. LINGKUP PEKERJAAN
1. Pekerjaan meliputi pengadaan alat, bahan
dan tenaga kerja untuk keperluan pekerjaan ini.
2. Pekerjaan ini meliputi pemasangan pondasi
batu kali dengan bahan yang tersebut dalam persyaratan ini.
2. SYARAT-SYARAT BAHAN
1. Bahan berupa batu kali yang mempunyai
kualitas baik, tidak porus, dan tidak mudah pecah.
2. Bahan seperti semen, pasir dan air
sebagaimana yang disyaratkan pada pekerjaan beton.
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
1. Dasar galian harus bebas dari lumpur.
2. Apabila muka air tanah cukup tinggi,
sehingga dasar galian selalu terendam oleh air. Maka harus dibuat
dewatering dengan jalan membuat lubang pemompaan.
3. Ukuran pondasi batu kali harus sesuai dengan
gambar, baik itu ukuran lebar bagian dasar, tinggi pondasi yang
mana dari ukuran yang salah akan mempengaruhi kemampuan
daya dukung pondasi tersebut.
4. Pemasangan pondasi batu kali mengunakan
campuran 1 Pc : 5 Ps. Dalam pemasangannya antar batu kali tidak
boleh ada yang bersentuhan satu sama lain, sehingga ikatan antar
batu kali menjadi baik.
Pemasangan batu kali harus baik, lurus dan pada bagian luar
diusahakan menggunakan penampang yang baik hingga
menghasilkan tampak pondasi yang rapi.
11.3. Material
A. Umum
a. Semua material yang digunakan harus baru dengan kualitas terbaik
dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.Konsultan Pengawas berhak
untuk minta diadakan pengujian atas bahan-bahan tersebut dan
Pelaksana harus bertanggungjawab atas segala biaya yang
dikeluarkan untuk itu.
b. Baja struktur harus mempunyai mutu BJ 37.
c. Las yang digunakan adalah las listrik dengan mutu FE 360 atau E
6013 sesuai dengan JIS.
11.4. Fabrikasi
a. Fabrikasi harus dilaksanakan dalam bengkel/workshop, yang memenuhi
persyaratan terlindung dari pengaruh cuaca. Pelaksana harus membuat
workshop di lapangan dan disetujui oleh Konsultan Pengawas. Apabila
fabrikasi dilakukan di luar lokasi, pelaksana harus menanggung biaya
PASAL 11.
PEKERJAAN KEDAP AIR / WATERPROOFING
12.2. Bahan
1. Standar Mutu Bahan
Berdasarkan : ASTM 828, ASTME, TAPP 1803 DAN 407.
2. Untuk pelat atap dan daerah basah lainnya seperti toilet dan sebagainya
menggunakan Produk lembaran setara Awazseal, Sintaproof, Isobond, Bituthene
2000.
3. Jenis bahan membrane yang digunakan harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a. Tebal bahan minimum 1,50 mm, karakteristik fisik, kimiawi dan
kepadatan yang merata dan konstan.
b. Kedap air dan uap, termasuk bagian-bagian yang akan disusun
overlapping nanti.
c. Memiliki ketahanan yang baik terhadap gesekan dan tekanan.
d. Susunan polimer tidak berubah akibat perubahan cuaca.
4. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan tertutup
(belum dibuka) dan masih tersegel dan berlabel sesuai pabriknya.
5. Bahan harus disimpan di tempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab,
kering dan bersih.
6. Kontraktor bertanggungjawab atas kerusakan bahan-bahan yang
disimpannya baik sebelum atau selama pelaksanaan.
7. Bahan yang digunakan adalah Produksi dalam negeri.
8. Pengujian
12.3. Gambar
a. Kontraktor wajib membuat shop drawing (gambar detail pelaksanaan)
berdasarkan gambar dokumen kontrak dan keadaan lapangan, untuk
memperjelas detai-detail khusus yang diperlukan pada saat
pelaksanaan di lapangan.
b. Shop drawing harus mencantumkan semua data termasuk tipe bahan
keterangan produk, cara pemasangan atau persyaratan khusus.
c. Shop drawing belum dapat dilaksanakan sebelum mendapatkan
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
12.4. Contoh
a. Kontrakrtor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, disertai brosur
lengkap dan jaminan keaslian material dari pabrik.
b. Contoh bahan harus diserahkan minimal sebanyak 2 (dua) buah yang
setara mutunya. Keputusan bahan jenis, warna, tekstur dan merk akan
diberitahukan oleh Konsultan Pengawas dalam jangka waktu tidak lebih
dari 7 (tujuh) hari kalender terhitung sejak penyerahan contoh-contoh
bahan tersebut.
c. Konsultan Pengawas mempunyai hak untuk meminta kontraktor
mengadakan mock-up guna memperjelas usulan material yang
diajukannya.
Semua pekerjaan yang tercantum dalam bab ini, kecuali tercantum dalam gambar
atau diperinci, harus memenuhi edisi terakhir dari peraturan, standard dan
spesifikasi berikut ini :
a. SNI 03-6861-2002 Tentang Beton Bertulang Indonesia
b. SNI-2847-2002 Tatacara Penghitungan Struktur Beton untuk
Bangunan Gedung
c. PUBI - 1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di
Indonesia
d. ACI - 304 AC1 304. IR-92, State-of-the Art Report on Preplaced
Aggregate
Conc. for Structural and Mass Concrete, Part 2
BAB I
PEKERJAAN TATA UDARA
1.2. SPLITWALLMOUNTED
1. Umum
Air Condition yang dimaksud adalah air condition yang mengharuskan
system pendingin yang kontinu dan terjamin sehingga memperoleh
temperatur, kelembaban, aliran udara dan kebersihan udara seperti
yang diinginkan.
2. Spesifikasi Teknis
a. Jenis Split Wallmounted dengan kapasitas pendingin 9800 BTU/h
sampai dengan 26.600 BTU/h
b. Setting suhu ruang yang diinginkan adalah 22 –23 °C, RH 55 %
dengan asumsi suhu udara luar 35 °C
c. Noise level maximum 45 dB
3. Jenis Freon
Jenis Freon yang digunakan adalah R 22 yang dilengkapi dengan
predisposision untuk freon R 407 C
4. Panel ( body ) Indoor Unit
a. Panel ( body ) indoor terbuat dari bahan galvanized steel
b. Indoor unit dilengkapi panel tersendiri
5. Kompressor dan Sirkuit pendingin
a. Jenis kompressor adalah Scroll hermetic Compressor, yang
dilengkapi dengan proteksi listrik terpadu . Kompressor terpasang
pada frame dilengkapi material anti vibrasi.
b. Sistem pendingin dilengkapi Thermostatic expantion valve, liquid
dan moiture indicator, filter dryer dan liquid receiver.
c. Sistem pendingin juga dilengkapi dengan sensor dan switch untuk
pengaman terhadap tekanan tinggi kompressor.
6. Evaporator
a. Koil pendingin terdiri dari tabung tembaga dan alumunium fin
b. Dilengkapi direct drive centrifugal fan
c. Dilengkapi filter udara yang dapat dibersihkan//dicuci
d. Dilengkapi receiver penampung air Kondensasi
e. Dilengkapi sensor suhu , kelembaban untuk udara Return
7. Outdoor unit
1.3. FAN
1. Lingkup pekerjaan
Seperti yang tercantum dalam gambar perencanaan kontraktor
melakukan pengadaan dan pemasangan peralatan ventilasi ( Fan )
lengkap alat bantu, serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap
dipergunakan.
2. Umum
Spesifikasi teknis adalah sebagai kebutuhan dasar yang harus diikuti,
sedang ketentuan spesifikasi terhadap type, kemampuan peralatan,
kelengkapan lain dapat dilihat pada lembar gambar rencana.
a. Fan yang akan dipasang harus sudah mendapatkan sertifikat,
sesuai standar yang berlaku dinegara dimana fan tersebut
diproduksi , yang mengacu pada AMCA standard 210 – 4 di
Amerika.
b. Sound power level mempunyai noise level yang rendah max 60 dB
3. Spesifikasi Teknis
a. Propeller fan
- Fan dari type propeller untuk dinding maupun ceilling, kecuali
bila dinyatakan ceilling fan dari type centrifugal seperti ditunjuk
dalam gambar
- Untuk fan dinding yang berhubungan dengan luar lengkap
dengan automatic shutter dari jenis allumunium.
- Untuk fan dinding dengan kapitas besar dan static pressure
tinggi fangka fan dari baja yang dicat anti karat dengan impeller
dari alumunium.
- Rangka untuk dudukan fan pada dinding bata dibuat bahan dari
kayu dengan baut yang tahan karat.
1. Pondasi
Semua pondasi beton yang diperlukan untuk outdoor unit, panel-
panel listrik termasuk dalam pekerjaan pemborong AC.
Pemborong AC harus menyediakan dan memasang (sesuai dengan
gambar rencana, atau gambar kerja yang disetujui) semua dudukan
(support) atau penggantung (hanger) untuk mesin-mesin, alat-alat,
pipa kabel dan duct yang diperlukan.
Semua penggantung harus dipasang pada balok atau pada rangka
baja dan harus berkonsultasi dengan Konsultan Pengawas dan
Pemborong Sipil.
Pemborong AC harus menjamin bahwa instalasi yang dipasangnya
tidak akan menyebabkan penerusan suara dan getaran (vibration &
noise transmission) ke dalam ruangan-ruangan yang dihuni.
2. Pengecatan
2. Umum
Pelaksanaan TAB (testing adjusting dan balancing) secara mendasar
maksimal harus mengikuti standard yang berlaku secara umum seperti
standard NEBB, ASHRAE dan SMACNA dengan menggunakan peralatan-
peralatan ukur yang memenuhi untuk pelaksanaan TAB tersebut.
3. Peralatan Ukur
Minimal peralatan ukur seperti di bawah ini harus dimiliki oleh
kontraktor yang bersangkutan antara lain :
a. Pengukuran laju udara
Anemometer dan sejenisnya.
Hood untuk mengukur udara di diffuser.
b. Pengukuran temperatur udara/air
Sling psychrometric.
Thermometer.
c. Pengukuran listrik
Voltmeter.
Ampermeter / Tang – Ampere.
4. Pelaksanaan TAB
Secara detil TAB harus dilaksanakan terhadap seluruh system dan
bagian-bagiannya, sehingga didapatkan besaran-besaran
pengukuran yang sesuai atau mendekati besaran yang ditentukan
dalam rencana.
b. Spesifikasi PV 5
Digunakan untuk instalasi air limbah dengan pengaliran
sistem grafitasi.
Tekanan standard 5 bar
Uraian Keterangan
Pipa Polyvinyl Cholide (PVC) class 5
bar
Elbow & Junction PVC injection moulded sanitary
fitting large radius, solvent
cement joint type.
Reducer PVC joint moulded sanitary fitting
concentric, solvent cement joint
type.
Solvent Cement Sesuai rekomendasi pabrik
pembuat.
c. Spesifikasi PV 8
Digunakan untuk instalasi air hujan.
Tekanan standard 8 bar
Uraian Keterangan
Pipa Polyvinyl Cholide (PVC) class 8
bar
Elbow & Junction PVC injection moulded sanitary
fitting large radius, atau factory
made fabricated fitting solvent
cement joint atau rubber ring
type.
Reducer Sesuai data, model concentric
Solvent Cement Sesuai rekomendasi pabrik
pembuat.
d. Spesifikasi B20
Penggunaan : Hydrant, Sprinkler.
Tekanan standard 10 bar.
Uraian Keterangan
Pipa Black steel pipe, sch 40, ASTM A 120
Dia 40 mm ke bawah screwed and
e. Valve Schedule
Isolating Regulating Check
Service Upto 2” and Upto 2” and Upto 2” and
1½“ above 1½“ above 1½“ above
Cold water Butter Butter Doubl
Ball globe swing
indoor fly fly e disc
Cold water Butter Butter Doubl
Ball globe swing
outdoor fly fly e disc
Hot water Butter Butter Doubl
Ball globe swing
indoor fly fly e disc
Hydrant & Butter Butter Doubl
Ball globe swing
Sprinkler fly fly e disc
Fuel oil Butter Butter Doubl
Ball globe swing
fly fly e disc
Swimming Butter Butter Doubl
Ball globe swing
pool fly fly e disc
Raw water Butter Butter Doubl
Ball globe swing
fly fly e disc
Waste
Butter Butter Doubl
water by Ball globe swing
fly fly e disc
pump
Drain Butter Doubl
Gate gate globe swing
fly e disc
2. Pompa Transfer
Peralatan kendali untuk laju aliran sampai dengan 500 liter/menit
boleh mempergunakan flow monitor control system/Water level
control.
g. Roof Drain
1. Roof drain yang dipergunakan di sini harus dibuat dari cast
iron dengan kostruksi.
2.4. PENGUJIAN
BAB III
PEMADAM KEBAKARAN
BAB IV
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
Secara garis besar lingkup pekerjaan listrik adalah seperti yang tertera
dalam spesifikasi ini, namun Kontraktor tetap diwajibkan untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan yang tertera di dalam gambar –
gambar perencanaan dan dokumen tambahan seperti yang tertera di dalam
berita acara Aanwijzing.
1. melaksanakan seluruh instalasi penerangan dan stop kontak dalam
bangunan.
2. menyediakan dan memasang semua toevoer ( kabel ) listrik,
- Dari SDP – 1 ke LP dan PAC
3. Memasang dan menyediakan grounding tiap lantai.
4. Menyediakan dan memasang Panel-panel :
- Panel LP, P AC
5. Seluruh instalasi pertanahan ( Panel Listrik, P Pompa).
6. Instalasi penangkal petir.
7. Semua feeder lain yang terdapat dalam gambar.
8. Menyediakan dan memasang rack kabel dan hanger untuk feeder dan
instalasi.
9. Menyediakan dan memasang :
Semua armature lampu penerangan dalam .
10. Mengurus penyambungan daya listrik ke PLN.
11. Membuat gambar kerja dan menyerahkan As Built drawing
12. Melakukan pengetesan dan training
13. Melaksanakan pemeliharaan dan jaminan Instalasi dari AKLI, Konsuil.
14. Memasang nama-nama panel dan hubungan circuit breaker berupa
tulisan yang jelas dari bahan yang tahan lama.
15. Pengurusan ijin Penangkal Petir ke Depnaker.
1. Kabel Listrik
a. Kabel Instalasi Penerangan dan Outlet.
- Kelas tegangan 1000 volt dan 600 / 1000 volt.
- Inti penghantar tembaga.
- Isolasi PVC, sheated dan lain-lain.
- Jumlah inti satu atau lebih.
- Jenis kabel : NYM dan lain-lain sesuai gambar rencana.
- Produksi dalam Negeri standard PLN/ LMK dan SII. Merek kabel :
Superme, kabel Metal, Kabelindo, Vocksell, Yunitomo, setara
b. Kabel Feeder
- Kelas kabel 1000 volt
- Inti penghantar tembaga.
- Isolasi PVC, Sheated.
- Jenis Kabel NYY dan NYFGBY.
c. Kabel Grounding
- Inti tembaga.
- Jenis kabel BC atau NYA.
2. Pipa dan Fitting
a. Seluruh pengkabelan untuk penerangan, stop kontak dan
exhausfan dilaksanakan dalam pipa dan fitting-fitting High Impact
3. Gali Urug
a. Kontraktor listrik harus menggali dengan
kedalaman dan besar yang sesuai dengan spesifikasi yang diminta.
b. Bilamana ada tabrakan dengan pipa,
saluran got atau lainnya, harus dibuat gambar detail dan cara
penyelesaian yang baik untuk semua pihak dengan mendapat
persetujuan dari Konsultan Perencana MK.
c. Kesalahan yang timbul karena kelalaian
kontraktor listrik menjadi tanggung jawabnya.
d. Setelah selesai pemasangan kabel, galian
harus diurug kembali demgam sirtu sampai padat.
e. Keterlambatan penggalian sehingga
merusak hasil pekerjaan pihak lain harus diperbaiki kembali oleh
kontraktor listrik dengan beban biaya tanggungan sendiri.
4. Pentanahan
Semua instalasi, peralatan dan panel – panel listrik harus diberi
pentanahan. System pentanahan baik peralatan electronic maupun panel
listrik dan sebagainya dijadikan satu selanjutnya dihubungkan dengan
grounding ( pentanahan ) pondasi bangunan.
1.1 UMUM
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang
dijelaskan baik dalam spesifikasi ataupun yang tertera dalam gambar
dimana bahan –bahan dan peralatan ayng digunakan sesuai dengan
ketentuan pada spesifikasi ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan yang dipasang dengan spesifiasi
bahan dan atau peralatan yang disyaratkan pada pasal ini,
merupakan kewajiban kontraktor untuk mengganti bahan atau
peralatan tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini
tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
Facsimile
a. Machine type : desk top type tranceiver
b. Document type : 2577 mm (B4 type) max
c. Speed : 8 – 10 dots.mm horizontal
3,85 – 5 lines/mm vertical
d. Modem Speed :9600/7200/4800/2400/1200 bps
5.4. PENGUJIAN
Instalasi ini harus mendapatkan sertifikat pengujian yang baik dari TELKOM
dan Pabrik pembuat.
BAB VI
PEKERJAAN TATA SUARA
1.1 Umum
Kontraktor harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang
dijelaskan baik dalam spesifikasi ini atau tertera dalam gambar-
gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan sesuai
dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat
perbedaaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang dipasang
dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban kontraktor untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut
sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya
ketentuan tambahan biaya.
6.2.3 Konduit
Jenis konduit dalam gedung yang bisa dipakai adalah PVC konduit.
6.2.4 Peralatan Sentral
1. Unit sumber sinyal suara (program source) meliputi :
- Power Amplifier
- Sound Management
2. Loudspeaker yang diperlukan
a. Ceiling speaker
b. Horn Speaker
c. Wall Speaker
d. Column Speaker
3. Spesifikasi teknis peralatan utama :
a. Call Station Input Module
Input Impendasi : >5 k ohm pada frekwensi >
200 Hz
Impendasi Output : < 50 ohms pada 1 kHz
b. Music Input Module
L & R Impendasi Input : Asimetris, 47 k ohm
Tegangan Input : Minimal 2,5 mv. Nominal 2,75
mv
Respon Frekwensi : 50 – 15000 Hz
General Tone Control
Bass : 50 Hz pada +/- 10 dB
Treble : 10 kHz pada +/- 10 dB
c. Zone Relay Module
Tegangan/arus suplai : + 42 V (+/- 2 V) @ 78 mA max
+ 5 V (+/- 0,5 V)@ 9 mA max
Tegangan max yang diizinkan : 100 V AC
Arus max yang diizinkan : 45 A AC
d. Control Relay Module
Fault Relay No.1 : Make/break contacs (single
pole, double throw)
6.4. PENGUJIAN
Semua peralatan dalam Sistem Suara ini harus diuji oleh perusahaan
pemegang keagenan peralatan tersebut dimana perusahaan tersebut
harus memberikan surat jaminan atas bekerjanya system setelah
ternyata hasil pengujiannya adalah baik.
Pengukuran dilakukan dengan memakai Sound Level Meter.
BABVII
PEKERJAAN FIRE ALARM
1.1 Umum
Kontraktor harus melaksanakan seluruh lingkup pekerjaan yang
dijelaskan baik dalam spesifikasi ini atau pun yang tertera dalam
gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan peralatan yang digunakan
sesuai dengan ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat
perbedaan anatara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini,
merupakan kewajiban kontraktor untuk mengganti bahan atau
peralatan tersebut sehinggaa sesuai dengan ketentuan pada pasal ini
tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
Pelaksanaan instalasi fire alarm system dan pemilihan serta
penempatan jenis detector didasarkan pada :
a. SK Menteri PU. No. 2 tahun 1985 dan SKBI 3/4/53 tahun 1987.
b. Peraturan Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 3, 1075.
c. SK Depnaker No. 17 tahun 1980 dan No. Per-02/DP/1983.
d. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 2000.
e. Data teknis dari product di bidang peralatan fire alarm system
yang dibuat oleh pabrik-pabrik dari berbagai negara.
7.5. PENGUJIAN
Pengujian terhadap sistem kerja peralatan harus dilakukan oleh pihak agen
tunggal (authorized) penjualan peralatan tersebut dan pihak tersebut
harus menyiapkan sertifikat pemasangan yang baik dari instalasi yang
berwenang.
Pengujian terhadap tahanan isolasi kabel kontrol harus dilakuan sesuai
dengan PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik).
BAB VIII
PEKERJAAN CLOSED CIRCUIT TELEVISI (CCTV)
1. Umum
Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi dan atau
mendekati persyaratan teknis sebagai berikut :
1. CCTV System
CCTV System adalah sistem keamanan yang melakukan pengawasan
dan pemantauan suatu area melalui teknologi video yang dapat diamati
atau dianalis dari suatu ruang kontrol oleh tenaga keamanan selama 24
jam.
8.4. PENGUJIAN
Semua peralatan dalam sistem CCTV ini harus diuji oleh perusahaan
pemegang keagenan peralatan tersebut, dimana perusahaan tersebut harus
memberikan surat jaminan atas bekerjanya sistem tersebut setelah
ternyata hasil pengujiannya adalah baik.
Semua peralatan yang terpasang dalam sistem CCTV ini, baik peralatan
utama maupun accessoriesnya harus mendapatkan sertifikat keaslian dari
pemegang keagenan peralatan tersebut.
9.5. PENGUJIAN
- Semua Peralatan dalam sytem Penangkal Petir ini harus diuji oleh
Perusahaan pemegang keagenan peralatan dimana Perusahaan
tersebut harus memberikan surat jaminan atas bekerjanya system
BAB X
PEKERJAAN JARINGAN LOKAL AREA NETWORK (LAN)
10.1.1UMUM
Pemborong harus menawarkan seluruh pekerjaan yang dijelaskan
baik dalam spesifikasi ini maupun yang tertera dalam gambar,
dimana bahan bahan dan peralatan yang digunakan sesuai dengan
ketentuan pada spesifikasi.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan atau
peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang dpersyaratkan
pada pasal ini, merupakan kewajiban bagi pemborong untuk
mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa ada tambahan biaya.
10.1.2LINGKUP PEKERJAAN
Seperti yang tertera dalam gambar rencana Pemborong pekerjaan
System Jaringan Komputer ( LAN ) ini harus melakukan pengadaan
dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan baik dan siap
untuk dipergunakan
Garis besar lingkup pekerjaan Jaringan Komputer ( LAN ) yang
dimaksud adalah sebagai barikut :
1. Pengadaan dan pemasangan Rack dan Peripheral
2. Pengadaan dan pemasangan Switch HUB Central dan Cabang
3. Pengadaan dan pemasangan Outlet Komputer
4. Pengadaan dan pemasangan Modular Jack
5. Pengadaan dan pemasangan Trunking Cable
2. Instalasi
a. Melaksanakan instalasi pengkabelan
bangunan secara rapi dan sempurna serta menyediakan memasang
perlengkapan berupa :
Switch HUB Central
Switch HUB Cabang
Kabel Instalasi data UTP 4 peir cat 6E
Power Listrik
Grounding Peralatan
Patch Cable masing masing Komputer
b. Switch HUB terletak di ruang Server.
c. Seluruh pengkabelan terlindung dalam
High Impact PVC Conduit (kecuali jika didalam cable tray) di klem
dengan rapi pada jarak yang sesuai atau setiap 60 cm.
d. Untuk pasangan outbow (menempel
kolom) harus mempergunakan trunking kabel.
e. Semua kabel diluar jalur kabel tray, yang
tertanam/menembus dalam tembok harus dibuatkan sparing yang
terbuat dari pipa PVC. Belokan dari sparing kabel harus memenuhi
ketentuan yang berlaku.
f. Semua kabel yang melintasi tanah harus
dilindungi dari benturan mekanis, dengan memasang sparing dari
10.4. PENGUJIAN
c. Setiap kabel harus diuji dengan alat scanner khusus yang disyaratkan
untuk pengujian sistem LAN Catagorie 6 Enhance.
PASAL 1
PERSIAPAN TEKNIS PELAKSANAAN
11. Peraturan Perburuhan di Indonesia (tentang pengarahan tenaga kerja) antara lain tentang
larangan mengerjakan anak-anak di bawah umur.
12. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga kerja dan Menteri Pekerjaan umum Nomor KEP.
174/MEN/86, Tanggal 4 Maret 1986. 004/KPTS/1986 tentang : Keselamatan dan kesehatan
kerja pada tempat kegiatan konstruksi.
1.9 Laporan
a. Kontraktor diharuskan membuat bahan laporan berkala kemajuan pekerjaan untuk setiap
satu minggu kegiatan dengan mengisi formulir evaluasi kemajuan pekerjaan sesuai petunjuk
Direksi. Ringkasan laporan tersebut harus mencantumkan keadaan cuaca, jumlah
pengerahan tenaga kerja, tenaga pengawas dan pelaksana, alat-alat yang dipergunakan,
jumlah pengiriman bahan-bahan bangunan ke lokasi pekerjaan, kemajuan fisik dari
pekerjaan yang telah selesai, masalah-masalah yang timbul di lapangan serta pemecahannya,
dan rencana kerja minggu berikutnya.
b. Laporan kemajuan pekerjaan harus diserahkan oleh Kontraktor pada setiap akhir pekan
untuk dievaluasi.
c. Laporan lain seperti Laporan Harian dan lain-lain sesuai dengan uraian dalam syarat-syarat
umum kontrak.
2.6 Mobilisasi
a. Kegiatan mobilisasi
Kegiatan mobilisasi meliputi hal sebagai berikut:
1. Pembelian atau sewa atas tanah guna keperluan pangkalan Kontraktor dan kegiatan-
kegiatan pelaksanaan. Mobilisasi dan pemasangan peralatan yang didasarkan atas
peralatan yang diserahkan dalam penawaran dari suatu lokasi tertentu atau dari
pelabuhan bongkar di Indonesia ke tempat yang digunakan sesuai ketentuan Kontrak.
2. Pembangunan dan pemeliharaan pangkalan, termasuk kantor-kantor, tempat tinggal,
bengkel-bengkel, gudang-gudang dan sebagainya. Bangunan ini akan tetap menjadi
milik Kontraktor setelah pekerjaan pembangunan proyek slesai.
3. Pengadaan dan pemeliharaan peralatan lapangan seperti tercantum spesifikasi ini.
Peralatan ini akan tetap menjadi milik Kontraktor setelah pekerjaan pembangunan
proyek selesai. Pekerjaan harus termasuk pula pekerjaan demobilisasi dari daerah kerja
yang dilaksanakan oleh pihak Kontraktor pada akhir kontrak, termasuk membongkar
kembali seluruh instalasi-instalasi, peralatan dari tanah milik Pemerintah, dan pihak
Kontraktor diharuskan untuk melaksanakan pekerjaan perbaikan dan penyempurnaan
pada daerah kerja, sehingga kondisinya sama dengan keadaan sebelum pekerjaan
dimulai.
b. Waktu Mobilisasi
Mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan di atas harus diselesaikan dalam jangka waktu
pekerjaan. Dalam hal dimana pihak Kontraktor tidak menyelesaikan mobilisasi sesuai
dengan batas waktu yang ditentukan atau kalau menurut pendapat Direksi, ternyata
pelaksanaan mobilisasi tidak lancar sesuai program mobilisasi yang telah disepakati
bersama, maka dalam hal ini Direksi Teknik berhak untuk menempuh kebijaksanaan yaitu
mengeluarkan berita acara pembayaran pendahuluan, dengan nilai pembayaran untuk
mobilisasi diambil setinggi-tingginya 70% dari ketentuan di atas.
Sisanya akan ditahan dan berita acara pembayarannya baru dikeluarkan setelah Pihak
Kontraktor berhasil menyelesaikan sisa bagian pekerjaan mobilisasi dalam jangka waktu
Masa Pelaksanaan.
PASAL 3
PEKERJAAN TANAH
3.1 Umum
Yang dimaksud dengan pekerjaan tanah adalah semua pekerjaan persiapan lapangan, galian
semua jenis material apapun yang ditemui, penanganan, penghamparan dan pemadatan material
timbunan yang diperlukan, pembuangan semua material sisa galian, pengeringan (bila
diperlukan), perlindungan terhadap daerah di sekitarnya, urugan kembali, pengupasan muka
tanah, timbunan tanah pada alur dan elevasi sesuai yang ditunjukkan pada gambar.
Khusus pekerjaan tanah di lokasi harus menggunakan alat berat atau secara mekanis. Kebutuhan
b. Timbunan / Urugan
Timbunan tidak boleh diletakkan hingga galian yang telah dilakukan dan pekerjaan pondasi
yang telah diselesaikan diperiksa dan disetujui oleh Direksi. Penimbunan diletakkan
mendatar lapis demi lapis yang dipadatkan dengan menggunakan peralatan tetapi dengan
ketebalan lepas maksimum 40 cm. Pemadatan timbunan dengan tenaga manusia dan juga
dengan tenaga mesin harus dengan ketebalan lepas maksimum 40 cm.
Distribusi bahan di seluruh bagian lapisan harus seragam dan penimbunan harus bebas dari
tonjolan, cekungan, dan alur-alur atau lapisan material yang berbeda susunan atau gradasi
dengan material di sekitarnya.
Bila permukaan lapisan menjadi terlalu keras atau halus, untuk pemadatan dengan lapisan
berikutnya, perlu dilakukan torehan sejajar sumbu penimbunan hingga kedalaman tidak
kurang dari 75 mm sebelum dilapisi dengan lapisan selanjutnya.
Pada muka puncak semua timbunan tanah harus diberi kemiringan tidak kurang dari 2%
untuk mendapatkan drainase yang efektif, walau tidak diperlihatkan/ditunjukkan dalam
gambar. Permukaan dari timbunan tanah harus dengan kemiringan 2% hingga dapat
berfungsi sebagai drainase.
c. Pemadatan
Pelaksanaan semua penimbunan tidak kurang 90% dari maksimum dry density. Semua
timbunan harus dilembabkan sebesar 2% dari angka optimum dan kemudian dipadatkan.
3.8 Pengurugan Kembali Pada Bangunan-bangunan dan Pada Pekerjaan Pasangan Batu
Apabila tidak disebutkan pada gambar atau tidak disyaratkan khusus, semua urugan pada jarak 2
m dari tembok, atau gorong-gorong harus terdiri dari bahan kerikil yang halus bebas dari Lumpur.
Bahan-bahan ini juga yang berada di tempat lainnya, bila tidak praktis dipadatkan dengan roller,
harus dilakukan dengan penyiraman air untuk kemudian dipadatkan lapis demi lapis tidak boleh
dari 200 mm tebal, berat dari alat pemadatan tidak boleh kurang dari 20 kg dan tidak boleh lebih
dari 150 gr/cm2 luas permukaan alat pemadat.
Material untuk pengurugan dibawah dalam keadaan mempunyai kelembaban 2% dari kondisi
optimum. Menggenangi dengan air atau menggunakan pancaran air tidak boleh dilakukan kecuali
bila telah disetujui Direksi. Pemadatan urugan tidak boleh kurang dari 90% maksimum dry
density.
Pengisian timbunan yang berdekatan dengan bangunan-bangunan diletakkan dengan cara
sedemikian rupa sehingga dapat mencegah kerusakan terhadap bangunan. Pertambahan
ketinggian timbunan harus seragam pada semua sisi bangunan.
PASAL 4
PEKERJAAN PASANGAN DINDING BATA DAN AAC BLOCK
Apabila bata yang didatangkan tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada, maka pihak
pemborong wajib mengluarkan material tersebut dari site minimal 1 x 24 jam
2.AAC Block dengan ukuran nominal 60 cm x 20 cm x 7,5 cm, bersudut runcing dan rata, tanpa
cacat atau mengandung kotoran.
AAC Block yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
o Kualitas baik.
o Sisi dengan permukaan rata, tegak lurus, runcing.
o Keras dan tidak mudah patah.
o Harus satu ukuran dan satu kualitas (kalau ada perbedaan tidak boleh lebih besar dari 3
mm)
b. Pelaksanaan
1. Dinding harus dipasang (uitzet) dan didirikan menurut masing-masing ukuran
ketebalan dan ketinggian yang disyaratkan seperti yang ditunjukkan pada gambar, dan
pemborong harus memasang piket (uitzet), lubang-lubang dan sebagainya dengan alat
uitzet yang disetujui.
2. Blok- blok atau bata dipasang dengan adukan pengikat sambungan 10 mm didasari
dengan baik dan sambungan-sambungan yang terus lurus dan rata sehingga tidak
terjadi lubang-lubang pada pasangan yang dapat mempengaruhi kekuatan dinding.
Pencampuran spesi harus menggunakan beton molen.
3. Sebelum digunakan batu bata harus direndam air hingga jenuh.
4. Dalam pemasangan tembok tidak boleh meneruskan di suatu bagian lebih dari satu
meter tingginya, serta diikuti dengan cor kolom praktis. Bidang dinding batu bata tebal
1/2 batu untuk bata yang luasnya maksimal 9 m2 harus ditambahkan kolom praktis
12/15 dan balok praktis 15/15 untuk bata dan kolom praktis 10/15 dan balok praktis
10/15 untuk AAC Block dengan tulangan 4 0 10, begel 0 6 - 20. Adapun syarat-syarat
bahan dan pelaksanaannya seperti pada pasal beton.
5. Setelah terpasang, naat / siar-siar harus dikeruk sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan
sapu lidi dan setelah kering permukaan pasangan disiram air.
6. Pelubangan akibat pemasangan perancah pada pasangan bata sama sekali tidak
diperkenankan.
7. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah lebih dari dua secara
berurutan.
8. Sambungan antara pasangan dinding dengan kolom yang telah di-cor sebelumnya harus
menggunakan key system ukuran reng 2/3. ( tidak dengan anchorage system)
c. Tahap perawatan
1. Dalam mendirikan dinding yang kena udara luar, harus diberi perlindungan dengan
penutup bagian atas tembok bila sewaktu-waktu turun hujan.
2. Dinding tembok yang dipasang dalam cuaca yang panas harus dibasahi terus menerus
selama paling sedikit 7 hari setelah didirikan.
PASAL 7
PEKERJAAN SUB LANTAI ( Lantai dasar)
PASAL 8
PEKERJAAN WATERPROOFING
PASAL 9
PEKERJAAN FINISHING DINDING KERAMIK
PASAL 10
PEKERJAAN LANTAI KERAMIK
PASAL 11
PEKERJAAN KUSEN ALUMINIUM
d. Cylinder
Sesuai dengan sistem penguncian yang dipilih yaitu dengan sistem anak kunci dari 2 arah
atau sistem pemutar tombol disatu sisi bahan adalah sintered steel dari produk SES atau
setara.
e. Handle dan Backplate
Bahan dasar dari alumunium yang dilapisi bahan synthetic warna ditentukan kemudian.
Pemilihan type handle disesuaikan dengan mekanisme pembukaan.
f. Untuk semua daun pintu utama, kecuali pintu gudang, WC dan Shap di pasang Duon Cleaser.
PASAL 12
PEKERJAAN DAUN PINTU DOUBLE MULTIPLEK 6 MM FINISH DUCO
RANGKA ALUMUNIUM
PASAL 13
PEKERJAAN DAUN JENDELA RANGKA ALUMINIUM
PASAL 14
PEKERJAAN PLAFON GYPSUM BOARD
PASAL 15
PEKERJAAN CAT DINDING DAN LANGIT-LANGIT
PASAL 16
b. Semua peralatan harus memenuhi ukuran standart, mudah ditemukan di pasaran, kecuali
bila ditentukan kemudian.
c. Semua peralatan dipastikan dalam keadaan lengkap sesuai segala perlengkapannya dan
sesuai dengan yang telah disediakan dari pabriknya.
d. Sebelum pelaksanaan, Kontraktor harus mengajukan contoh-contoh untuk diajukan
kepada Konsultan Perencana.
PASAL 12
PEKERJAAN RAILING STAINLESS STEEL