Anda di halaman 1dari 14

2.1.

Pekerjaan Tanah dan Vegetasi


2.2.1. Lingkup Pekerjaan
1. Tenaga Kerja, Bahan dan Alat
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat- alat bantu yang
diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan baik dan
sesuai dengan spesifikasi ini.

2. Galian Tanah
Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk saluran-saluran drainase, pondasi, dan
struktur lainnya yang terletak di dalam atau di atas tanah, seperti tercantum di dalam
gambar rencana atau sesuai dengan kebutuhan Kontraktor agar pekerjaannya dapat
dilaksanakan dengan lancar, benar dan aman.

3. Urugan.
Pekerjaan ini meliputi urugan untuk sub base lapangan, leveling lanscape, dan urugan-
urugan pada pekerjaan drainase, seperti tercantum di dalam gambar rencana atau
sesuai dengan kebutuhan Kontraktor agar pekerjaannya dapat dilaksanakan dengan
lancar, benar dan aman.

4. Vegetasi
Pekerjaan ini meliputi penanaman rumput pada area lapangan, seperti tercantum di
dalam gambar rencana atau sesuai dengan kebutuhan Kontraktor agar pekerjaannya
dapat dilaksanakan dengan lancar, benar dan aman.

2.2.2. Pekerjaan Galian


1. Level Galian
Galian tanah harus dilaksanakan sesuai dengan level yang tercantum di dalam gambar
rencana. Kontraktor harus mengetahui dengan pasti hubungan antara level bangunan
terhadap level muka tanah asli dan jika hal tersebut belum jelas harus segera
didiskusikan hal ini dengan Konsultan Pengawas sebelum galian dilaksanakan. Kesalahan
yang dilakukan akibat hal ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.

2. Jaringan Utilitas
Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-lain,
maka Kontraktor harus secepatnya memberitahukan hal ini kepada Konsultan Pengawas
untuk mendapatkan penyelesaian. Kontraktor bertanggung jawab atas segala kerusakan
akibat kelalaiannya dalam mengamankan jaringan utilitas ini. Jaringan utilitas aktif
yang ditemukan di bawah tanah dan terletak di dalam lokasi pekerjaan harus
dipindahkan ke suatu tempat yang disetujui oleh Konsultan Pengawas atas tanggungan
Kontraktor.

3. Galian yang Tidak Sesuai


Jika galian dilakukan melebihi ke dalaman yang ditentukan, maka kontraktor harus
mengisi / mengurug kembali galian tersebut dengan bahan urugan yang memenuhi
syarat dan harus dipadatkan dengan cara yang memenuhi syarat, atau galian tersebut
dapat diisi dengan material lain seperti adukan beton.

4. Urugan Kembali
Pengurugan Kembali bekas galian harus dilakukan sesuai dengan yang diisyaratkan pada
bab mengenai urugan dan pemadatan. Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh
dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas.

5. Pemadatan Dasar Galian


Dasar galian harus rata /water pas dan bebas dari akar-akar tanaman atau bahan-bahan
organis lainnya. Selanjutnya dasar galian harus dipadatkan sesuai dengan persyaratan
yang berlaku.

6. Air Pada Galian


Kontraktor wajib mengantisipasi air yang terdapat pada dasar galian dan wajib
menyediakan pompa air atau pompa lumpur dengan kapasitas yang memadai untuk
menghindari genangan air dan lumpur pada dasar galian. Kontraktor harus
merencanakan secara benar, kemana air tanah harus dialirkan, sehingga tidak terjadi
genangan air / banjir pada lokasi disekitar proyek. Di dalam lokasi galian harus dibuat
drainase yang baik agar aliran air dapat dikendalikan selama pekerjaan berlangsung.

7. Struktur Pengaman Galian dan Pelindung Galian


Jika galian yang harus dibuat ternyata cukup dalam, maka kontraktor harus membuat
pengaman galian sedemikian rupa hingga tidak terjadi kelongsoran pada tepi galian.
Galian terbuka hanya diijinkan jika diperoleh kemiringan lebih besar 1:2 (Vertikal :
Horisontal). Sisi galian harus dilindungi dengan adukan beton terpasang, maka galian
tersebut harus dilindungi dengan material kedap air seperti lembaran terpal / kanvas
sehingga sisi galian tersebut selalu terlindung dari hujan maupun sinar matahari.

8. Perlindungan Benda Yang Dijumpai


Kontraktor harus melindungi atau menyelamatkan benda-benda yang dilindungi selama
pekerjaan galian terpasang. Kecuali disetujui untuk dipindahkan, benda-benda tersebut
harus tetap pada tempatnya dan kerusakan yang terjadi akibat kelalaian kontraktor
harus diperbaiki / diganti oleh kontraktor.

9. Urutan Galian Pada Level Berbeda


Jika ke dalaman galian berbeda satu dengan lainnya, maka galian harus dimulai dari
bagian yang lebih dalam dahulu dan seterusnya.

2.2.3. Pekerjaan Struktur Sub Base Lapangan


1. Urugan Pasir Pasang Saring

a. Lokasi pekerjaan

Pekerjaan urugan dilakukan pada permukaan lapangan sebagai media tanam


rumput dan leveling lapangan, sesuai gambar rencana.

b. Bahan Urugan

Bahan urugan merupakan campuran dari pasir pasang 75% + tanah urug 20% + pupuk
organik 5%. Pencampuran dilakukan merata menggunakan alat. Bahan ini harus
mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

c. Tebal Urugan

Jika tidak tercantum dalam gambar kerja, maka lapisan urugan yang ditetapkan
setebal 25 cm padat. Pemadatan harus dilaksanakan sehingga dapat menerima
beban yang bekerja. Pada lokasi urugan harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai
dengan ketinggian rencana. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu,
dibuat patok dengan warna tertentu pula.

d. Cara Pemadatan

Pemadatan dilakukan dengan disiram air dan selanjutnya dipadat dengan alat
pemadat yang disetujui konsultan Pengawas. Pemadatan dilakukan hingga
mencapai tidak kurang dari 98% dari kepadatan optimum Laboratorium. Kondisi
permeabilitas urugan tetap terjaga sesuai perencanaan, sehingga infiltrasi yang
terjadi tidak mempengaruhi stabilitas urugan.

e. Persetujuan

Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan, bilamana pekerjaan urugan tersebut


sudah mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

2. Lapisan Geotextile
a. Lokasi pekerjaan

Pekerjaan penghamparan geotextile dilakukan pada lapisan di bawah urugan pasir


seperti tersebut diatas sebagai media penyaring, sehingga air tetap terinfiltrasi
secara baik tanpa mempengaruhi stabilitas urugan diatasnya, sesuai gambar
rencana.

b. Bahan

Bahan geotextile setara Polyster Nonwoven Geotextile UNW-15. Geotextile ini


mempunyai spesifikasi sebagai berikut :

Bahan ini harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

c. Tebal Lapisan
Jika tidak tercantum dalam gambar kerja, maka lapisan geotextile yang ditetapkan
setebal 1 lapisan seluas area yang ditetapkan 116 x 81 m sehingga sistem drain
mampu bekerja pada seluruh area lapangan.

d. Cara Pemasangan

Lapisan geotextile dihampar secara teratur memanjang sesuai area lapangan pada
gambar kerja, dihindarkan dari kerusakan akibat benda-benda tajam pada
permukaan lapisan dibawahnya. Pemasangan harus kencang dengan overlap
sambungan 10 cm disediakan untuk tempat jahitan dan kait angkur pada tepinya
minimum 150 cm. Pemotongan dan penyambungan harus dengan sepengetahuan
Konsultan Pengawas dan Direksi dan didahului dengan usulan teknis dari
Kontraktor.

e. Persetujuan

Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan, bilamana pekerjaan pemasangan


geotextile tersebut sudah mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

3. Lapisan Batu Pecah 2/3 dan 5/7

a. Lokasi pekerjaan

Pekerjaan urugan lapisan batu pecah dihampar diatas tanah eksisting, dibawah
lapisan geotextile non woven diatas seluas area pada gambar kerja.

b. Bahan Urugan

Urugan merupakan campuran batu pecah dengan proporsi batu pecah 2/3 35% +
batu pecah 5/7 65%. Agregat yang digunakan adalah yang lolos ayakan 31.50 mm
dan tertahan ayakan 4.00 mm 90-98%. Dibersihkan dari kadar lumpur dicuci dengan
air. Material yang didatangkan harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas dan
disertai sertifikat uji laboratorium.

c. Tebal Lapisan

Jika tidak tercantum dalam gambar kerja, maka lapisan urugan batu pecah yang
ditetapkan setebal 10 cm pada tepi lapangan dan pada tengah lapangan 30 cm.
Diurug membentuk kemiringan 0.5% sehingga lapisan2 diatasnya menyesuaikan. Hal
ini direncanakan sebagai struktur bawah lapisan perkerasan lapangan, sehingga
pada permukaan lapangan juga membentuk kemiringan 0.5% sesuai gambar kerja.
Hal ini untuk memenuhi perencanaan aliran runoff air huajn pada permukaan
lapangan, sehingga sistem drainase padat berfungsi sebagaimana yang
direncanakan.

d. Cara Pengurugan

Urugan batu pecah dihampar pada area lapangan secara bertahap dan dikenakan
pemadatan setiap kelipatan 10 cm. Lokasi yang diurug sebelumnya telah
dibersihkan dari sampah organik dan non organik. Kemiringan permukaan dichek
dengan alat theodolite untuk memastikan beda tinggi elevasi urugannya. Pada
lokasi urugan harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan ketinggian
rencana. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu, dibuat patok dengan
warna tertentu pula. Alur pengurugan dan pemadatan mengetahui dan atas
persetujuan Konsultan Pengawas.

e. Persetujuan

Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan, bilamana pekerjaan pengurugan tersebut


sudah mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

2.2.4. Urugan Tanah Peninggian Elevasi


a. Lokasi pekerjaan

Pekerjaan urugan dilakukan pada permukaan area sekeliling lapangan yang lingkar
luar dibatasi dengan pagar keliling. Secara detailnya dapat dilihat pada gambar
rencana.

b. Bahan Urugan

Bahan urugan merupakan urugan tanah pilihan. Memiliki koefisien permeabilitas


dari 10-7 cm / detik. Mengandung minimal 20% partikel lanau dan lempung dan
bebas tanah organis, kotoran dan batuan berukuran lebih dari 50 mm dan
mengandung kurang dari 10% partikel gravel. Mempunyai Indeks Plastis (PI) lebih
dari 10%. Bahan yang mempunyai PI lebih dari 10% akan sulit dipadatkan. Gumpalan
gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus dalam kondisi lepas
agar mudah dipadatkan. Bahan ini harus mendapatkan persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas.
c. Tebal Urugan

Jika tidak tercantum dalam gambar kerja, maka lapisan urugan yang ditetapkan
setebal 15 cm padat. Pemadatan harus dilaksanakan sehingga dapat menerima
beban yang bekerja.

d. Cara Pemadatan

Pemadatan dilakukan dengan disiram air dan selanjutnya dipadatkan dengan alat
pemadat yang disetujui konsultan Pengawas. Lokasi yang akan diurug harus bebas
dari lumpur atau kotoran, sampah dan material sejenis. Pengurugan tidak dapat
dilakukan jika kotoran tersebut belum dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.
Pemadatan dilakukan hingga mencapai tidak kurang dari 98% dari kepadatan
optimum Laboratorium. Pada lokasi urugan harus diberi patok-patok, ketinggian
sesuai dengan ketinggian rencana. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian
tertentu, dibuat patok dengan warna tertentu pula. Kondisi permeabilitas urugan
tetap terjaga sesuai perencanaan, sehingga infiltrasi yang terjadi tidak
mempengaruhi stabilitas urugan. Air yang digunakan harus bersih dan tidak
mengandung minyak, asam alkali dan bahan organis lainnya, serta dapat diminum.
Sebelum digunakan air harus diperiksa dilaboratorium pemeriksaan bahan yang sah.
Jika hasil uji ternyata tidak memenuhi syarat, maka kontraktor wajib mencari air
kerja yang memenuhi syarat.

e. Persetujuan

Uji kepadatan optimum harus mengikuti ketentuan ASTM. D-1557 atau AASHTO.
Hasil uji ini digunakan untuk menentukan cara pemadatan lapangan. Uji yang
dilakukan antara lain :

a. “Density of Soil inplace by Sand Cone method ASSHTO T.191”


b. “Density of Soil inplace by Driven Cylinder Method“ ASSTO T-.204.
c. “Density of Soil inplace by Rubber Ballon” ASSHTO T-205.
Semua bahan urugan yang tidak memadai harus dikeluarkan dari lokasi proyek dan
diganti dengan bahan yang memenuhi Syarat. Pekerjaan selanjutnya dapat
dikerjakan, bilamana pekerjaan urugan tersebut sudah mendapat persetujuan
tertulis dari Konsultan Pengawas.

2.2.5. Pasangan Rumput.


a. Lokasi pekerjaan

Pekerjaan penanaman rumput dilakukan pada permukaan area lapangan sesuai


pada gambar kerja.

b. Bahan

Rumput disediakan Kontraktor sesuai spesifikasi yang direncanakan. Rumput dalam


pekerjaan ini digunakan rumput bermuda (bermuda grass). Sebagai tanaman
penutup tanah rumput ini sangat mudah perawatannya, tumbuh merambat sangat
cocok untuk halaman luas karena minim biaya perawatan. Cocok dengan iklim
tropis, dengan akar serabut yang dalam memungkinkan rumput ini bertahan hidup
pada cuaca panas. Sebagai referensi rumput ini telah digunakan pada lapangan
Stadion Wilis Madiun, Stadion Gajayana Malang, Stadion Brawijaya Kediri, dan
stadion lainnya.

c. Cara Penanaman

1. Taburkan sprig atau stolon dilahan yang telah disediakan, atau kalau memakai
sod, kita susun seperti batu bata, tempat sambungan antar barisan sod tidak
bertemu dengan barisan bawah atau atasnya, supaya aliran air tidak
mempunyai aliran yang lurus kebawah, tetapi merata pada semua permukaan.
2. Taburkan selapis pasir diatas sprig, stolon atau sod tadi, satu tujuan ini adalah
supaya rumput tadi tidak langsung terkena cahaya matahari, dan
mempermudah perataan permukaan.
3. Benamkan benih dengan menggunakan roller kecil, akan membantu rumput
masuk sedikit kedalam tanah.
4. Siram air, karena benih yang ada mempunyai kandungan air yang sedikit. Siram
teratur dengan durasi 15 menit pada tiap segmen. Atau dalam perkiraan tanah
dibawah benih tersebut basah.
5. Pupuk, ingat benih tidak mempunyai cadangan makanan san belum mempunyai
akar untuk mencari makanan. Pupuk sedikit tetapi teratur dengan pupuk
organik. Siram kembali setelah dipupuk atau gunakan pupuk organik cair.
6. Potong rumput secara teratur. Biasanya dengan ketinggian 10 mm, ini karena
rumput akan semakin rapat tumbuhnya apabila dipotong secara teratur. Bila
pertumbuhan rumput sudah rapat ( 1-2 bulan) maka baru dipotong dengan
ketinggian yang diinginkan.
7. Pada masa perawatan ini bersihkan juga rumput-rumput liar yang tumbuh
(disiangi), tahapan ini delakukan secara teratur tiap bulannya untuk perawatan
selanjutnya.
d. Topdressing

Hal ini adalah menaburkan selapis pasir atau tanah atau campuran atau bahan-
bahan lain (contohnya zeolite atau bahan orgaik) ke atas permukaan rumput dan
akan dimasukkan ke dalam celah-celah rumput dengan rake, mat, atau siraman.

Tujuan :

a. Meratakan permukaan tanah kembali setelah penggunaan.


b. Mengubah struktur tanah dengan penambahan pasir yang lebih mampu
mendrain air (daya resap tinggi).
c. Membantu penumbuhan akar sewaktu rumput baru berkembangbiak.
d. Membantu memelihara rumput sewaktu musim panas.
e. Menambah bahan-bahan yang mampu membantu menyimpan air dalam struktur
tanah, membantu memperbaiki aktivitas biologi yang berlaku dalam tanah,
membantu menambah kadar pertukaran katrion supaya nutrisi tersimpan lebih
lama.
Alternatif bahan-bahan yang digunakan dalam topdressing :
Pasir yang ideal digunakan untuk pekerjaan topdressing ini adalah pasir yang
mempunyai gradasi 0.15 – 0.75 mm (pasir pasang saring). Jangan gunakan gradasi
yang lebih halus karena akan masuk dalam partikel-partikel lapisan dibawahnya dan
mengurasi daya resap (infiltrasi) air hujan. Ketebalan diatur ± 3cm, karena lapisan
yang terlalu tebal dapat menutup rongga atau pori lapisan dibawahnya, sehingga
tidak menerima oksigen.

e. Pemupukan

Hingga kini, sebagian besar pakar setuju bahwa tumbuhan memerlukan 16 – 17


nutiri untuk tumbuh dengan baik. Tanah mempunyai kandungan berbeda dalam
menyuplai nutisi pada rumput. Oleh suatu sebab contohnya ph terlalu tinggi atau
rendah, sehingga rumput tidak bisa menyerap nutrisi tersebut. Untuk rumput yang
baru ditanam, sebaiknya digunakan pupuk dengan kandungan ‘P’ tinggi, yaitu
dengan pupuk mengandung mikro-nutrien Ferrum, jangan yang mengandung
nitogen berledih, karena akan mempercepat pertumbuhan daun, ini akan lebih
banyak pekerjaan memotong, dan menyebabkan sel-sel daun menjadi gemuk dan
lembut, memudahkan rumput terkena penyakit. Hati-hati, terlalu banyak Ferrum
bisa menyebabkan tanah mati unsur hara-nya. Gunakan pupuk bernitrogen
sebanyak 600 – 1000gr/ 100m2/ bulan.

f. Persetujuan

Perawatan pada masa tumbuh dan pemotongan berkisar 3 bulan termasuk dalam
anggaran biaya dan menjadi tanggungjawab dari kontraktor. Masa perawatan 3
bulan selanjutnya adalah tanggungjawab kontraktor sebelum over hand. Spesifikasi
dan contoh rumput yang didatangkan harus mengetahui, diperiksa dan memperoleh
persetujuan dari Konsultan Pengawas. Cara penanaman dan perawatan pada masa
pemeliharaan diperiksa secara berkala oleh Konsultan Pengawas.

2.2. Drainase Lapangan Bola


2.3.1. Drainase Bawah Permukaan
a. Tenaga Kerja, bahan, dan alat
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu
yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan baik
dan sesuai dengan spesifikasi.
b. Lokasi Pekerjaan
Drainase ini dibangun dibawah lapisan sub base lapangan, berfungsi sebagai
penampung debit resapan air hujan pada cathment area yang direncanakan.
Dipasang melintang lapangan dengan jarak antar saluran 10 m, dan berujung pada
bak kontrol saluran pembawa sekeliling lapangan.

c. Bahan dan Pelaksanaan


Deskripsi drainase ini adalah galian tanah seukuran pada gambar kerja, yang diisi
pasangan pipa ø 6” berlubang sesuai gambar, yang disisi atasnya diselimuti ijuk
hitam setebal 10 cm yang berfungsi sebagai penyaring agar agregat yang terlarut
dalam air tidak masuk dalam pipa dan menyumbatnya. Sekeliling pipa diisi dengan
batu pecah 2/3 sebagai jalur pengumpul debit air resapan pada cathment area
yang masuk sistem. Tata cara pelaksanaan galian, bahan batu pecah yang
digunakan, harus memenuhi persyaratan seperti yang disyaratkan pada pekerjaan
sebelumnya. Pipa yang digunakan setara Pipa Wavin AW dengan ketebalan yang
diijinkan ( ± 6 mm ). Dilobangi ø 1 cm dengan jarak 10 cm zigzag, untuk detailnya
dapat dilihat pada gambar kerja. Kemiringan drainase ini 0,25% diambil dari garis
tengah memanjang lapangan, miring kearah 2 sisi lapangan. Pada lokasi
pembangunan drainase harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan
ketinggian rencana. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu, dibuat patok
dengan warna tertentu pula. Beda elevasi drainase harus dicek dengan alat
mengetahui dan disetujui Konsultan Pengawas.

d. Persetujuan
Semua bahan yang tidak sesuai spesifikasi yang diijinkan tidak diperbolehkan
digunakan atau terpasang pada pekerjaan saluran. Pelaksanaan mulai uitset sampai
dengan finishing saluran, tiap tahapannya disetujui secara tertulis oleh Konsultan
Pengawas.

2.3.2. Saluran Pembawa Keliling Stadion


a. Tenaga Kerja, bahan, dan alat
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu
yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan baik
dan sesuai dengan spesifikasi.

b. Lokasi Pekerjaan
Drainase ini dibangun sekeliling lapangan. Berjarak 3 m dari garis tepi lapangan.
Berfungsi sebagai penampung debit limpasan air hujan pada permukaan lapangan
dan debit air yang tertampung dan dialirkan drainase bawah lapangan. Untuk
selanjutnya disalurkan ke saluran pembuang. Tiap 10 m, dipasang bak kontrol untuk
memudahkan pengecekan dan pembersihan endapan.

c. Bahan dan Pelaksanaan


 Galian dan urugan.
Tanah digali sesuai gambar kerja, perbedaan elevasi dasar saluran
mempengaruhi kedalaman galian. Hal ini harus di cek secara seksama karena
berhubungan dengan kelancaran aliran. Urugan pasir dengan spesifikasi butir-
butir yang bersih, tajam dan keras, bebas dari lumpur, tanah lempung dan
organis dihampar melapisi dasar saluran setebal 10 cm padat. Spesifikasi air
yang digunakan, tata cara galian dan pemadatan urugan, persyaratannya
disesuaikan dengan pekerjaan sejenis sebelumnya.

 Saluran Pasangan Batu Bata 1 Bata.


Dibuat dari pasangan 1 bata dengan campuran 1PC : 4PS, dimensi penampang
saluran detailnya disesuaikan pada gambar kerja. Kemiringan dasar saluran
direncanakan 0.25%, dicek dengan tata cara sesuai persyaratan-persyaratan
pengecekan elevasi sebelumnya. Pada interval 5 m, dipasang penguat cincin
pasangan ½ bata. Pada sisi dalam saluran diplester setebal 1 cm dengan
campuran 1PC : 3PS. Bahan-bahan pasangan, antara lain batu bata, pasir
pasang, semen, air, disesuaikan dengan persyaratan bahan yang berlaku.

 Tutup Saluran
Tutup saluran direncanakan dari beton bertulang, dimensi dan penampang
disesuaikan gambar kerja. Beton yang digunakan memenuhi kuat tekan 225 Mpa
( K-225 ). Fabrikasi cetakan dibuat menggunakan kayu meranti 5/7 dan papan
meranti 2/20. Diameter besi beton sesuai gambar kerja. Tata cara pengecoran
disesuaikan dengan item yang sama selanjutnya pada pekerjaan beton.

 Bak Kontrol
Dibuat dari pasangan bata, seukuran sesuai gambar kerja, ditempatkan interval
10 m sepanjang saluran. Berfungsi sebagai penampung endapan dari saluran
drainase bawah permukaan dan saluran drainase keliling lapangan. Kedalaman
dasar bak kontrol adalah -10 cm dari elevasi dasar saluran yang terhubung.

d. Persetujuan
Semua bahan yang tidak sesuai spesifikasi yang diijinkan tidak diperbolehkan
digunakan atau terpasang pada pekerjaan saluran. Pelaksanaan mulai uitset sampai
dengan finishing saluran, tiap tahapannya disetujui secara tertulis oleh Konsultan
Pengawas.

2.3.3. Saluran Pembuang


a. Tenaga Kerja, bahan, dan alat
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan alat-alat bantu
yang diperlukan untuk melaksanakan dan mengamankan pekerjaan ini dengan baik
dan sesuai dengan spesifikasi.

b. Lokasi Pekerjaan
Drainase ini dibangun antara akhir saluran pembawa sampai luar stadion. Untuk
lebih detailnya dapat dilihat pada lay out rencana drainase pada gambar kerja.

c. Bahan dan Pelaksanaan


 Galian dan urugan.
Tanah digali sesuai gambar kerja, perbedaan elevasi dasar saluran
mempengaruhi kedalaman galian. Hal ini harus di cek secara seksama karena
berhubungan dengan kelancaran aliran. Urugan pasir dengan spesifikasi butir-
butir yang bersih, tajam dan keras, bebas dari lumpur, tanah lempung dan
organis dihampar melapisi dasar saluran setebal 10 cm padat. Spesifikasi air
yang digunakan, tata cara galian dan pemadatan urugan, persyaratannya
disesuaikan dengan pekerjaan sejenis sebelumnya.

 Saluran Pasangan Batu Kali dan Buis Beton U.


Dibuat dari pasangan batu kali dengan campuran 1PC : 4PS, dimensi penampang
saluran detailnya disesuaikan pada gambar kerja. Kemiringan dasar saluran
direncanakan 0.25%, dicek dengan tata cara sesuai persyaratan-persyaratan
pengecekan elevasi sebelumnya. Pada sisi dalam saluran diplester setebal 1 cm
dengan campuran 1PC : 3PS. Dasar saluran menggunakan buis beton U d. 60
cm. Bahan-bahan pasangan, antara lain batu bata, pasir pasang, semen, air,
disesuaikan dengan persyaratan bahan yang berlaku.

 Tutup Saluran
Tutup saluran direncanakan dari beton bertulang, dimensi dan penampang
disesuaikan gambar kerja. Beton yang digunakan memenuhi kuat tekan 225 Mpa
( K-225 ). Fabrikasi cetakan dibuat menggunakan kayu meranti 5/7 dan papan
meranti 2/20. Diameter besi beton sesuai gambar kerja. Tata cara pengecoran
disesuaikan dengan item yang sama selanjutnya pada pekerjaan beton.

 Bak Kontrol
Dibuat dari pasangan bata, seukuran sesuai gambar kerja, ditempatkan interval
10 m sepanjang saluran. Berfungsi sebagai penampung endapan dari saluran
drainase bawah permukaan dan saluran drainase keliling lapangan. Kedalaman
dasar bak kontrol adalah -10 cm dari elevasi dasar saluran yang terhubung.

d. Persetujuan
Semua bahan yang tidak sesuai spesifikasi yang diijinkan tidak diperbolehkan
digunakan atau terpasang pada pekerjaan saluran. Pelaksanaan mulai uitset sampai
dengan finishing saluran, tiap tahapannya disetujui secara tertulis oleh Konsultan
Pengawas.

Anda mungkin juga menyukai