2. Galian Tanah
Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk saluran-saluran drainase, pondasi, dan
struktur lainnya yang terletak di dalam atau di atas tanah, seperti tercantum di dalam
gambar rencana atau sesuai dengan kebutuhan Kontraktor agar pekerjaannya dapat
dilaksanakan dengan lancar, benar dan aman.
3. Urugan.
Pekerjaan ini meliputi urugan untuk sub base lapangan, leveling lanscape, dan urugan-
urugan pada pekerjaan drainase, seperti tercantum di dalam gambar rencana atau
sesuai dengan kebutuhan Kontraktor agar pekerjaannya dapat dilaksanakan dengan
lancar, benar dan aman.
4. Vegetasi
Pekerjaan ini meliputi penanaman rumput pada area lapangan, seperti tercantum di
dalam gambar rencana atau sesuai dengan kebutuhan Kontraktor agar pekerjaannya
dapat dilaksanakan dengan lancar, benar dan aman.
2. Jaringan Utilitas
Apabila ternyata terdapat pipa-pipa pembuangan, kabel listrik, telepon dan lain-lain,
maka Kontraktor harus secepatnya memberitahukan hal ini kepada Konsultan Pengawas
untuk mendapatkan penyelesaian. Kontraktor bertanggung jawab atas segala kerusakan
akibat kelalaiannya dalam mengamankan jaringan utilitas ini. Jaringan utilitas aktif
yang ditemukan di bawah tanah dan terletak di dalam lokasi pekerjaan harus
dipindahkan ke suatu tempat yang disetujui oleh Konsultan Pengawas atas tanggungan
Kontraktor.
4. Urugan Kembali
Pengurugan Kembali bekas galian harus dilakukan sesuai dengan yang diisyaratkan pada
bab mengenai urugan dan pemadatan. Pekerjaan pengisian kembali ini hanya boleh
dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas.
a. Lokasi pekerjaan
b. Bahan Urugan
Bahan urugan merupakan campuran dari pasir pasang 75% + tanah urug 20% + pupuk
organik 5%. Pencampuran dilakukan merata menggunakan alat. Bahan ini harus
mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.
c. Tebal Urugan
Jika tidak tercantum dalam gambar kerja, maka lapisan urugan yang ditetapkan
setebal 25 cm padat. Pemadatan harus dilaksanakan sehingga dapat menerima
beban yang bekerja. Pada lokasi urugan harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai
dengan ketinggian rencana. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu,
dibuat patok dengan warna tertentu pula.
d. Cara Pemadatan
Pemadatan dilakukan dengan disiram air dan selanjutnya dipadat dengan alat
pemadat yang disetujui konsultan Pengawas. Pemadatan dilakukan hingga
mencapai tidak kurang dari 98% dari kepadatan optimum Laboratorium. Kondisi
permeabilitas urugan tetap terjaga sesuai perencanaan, sehingga infiltrasi yang
terjadi tidak mempengaruhi stabilitas urugan.
e. Persetujuan
2. Lapisan Geotextile
a. Lokasi pekerjaan
b. Bahan
c. Tebal Lapisan
Jika tidak tercantum dalam gambar kerja, maka lapisan geotextile yang ditetapkan
setebal 1 lapisan seluas area yang ditetapkan 116 x 81 m sehingga sistem drain
mampu bekerja pada seluruh area lapangan.
d. Cara Pemasangan
Lapisan geotextile dihampar secara teratur memanjang sesuai area lapangan pada
gambar kerja, dihindarkan dari kerusakan akibat benda-benda tajam pada
permukaan lapisan dibawahnya. Pemasangan harus kencang dengan overlap
sambungan 10 cm disediakan untuk tempat jahitan dan kait angkur pada tepinya
minimum 150 cm. Pemotongan dan penyambungan harus dengan sepengetahuan
Konsultan Pengawas dan Direksi dan didahului dengan usulan teknis dari
Kontraktor.
e. Persetujuan
a. Lokasi pekerjaan
Pekerjaan urugan lapisan batu pecah dihampar diatas tanah eksisting, dibawah
lapisan geotextile non woven diatas seluas area pada gambar kerja.
b. Bahan Urugan
Urugan merupakan campuran batu pecah dengan proporsi batu pecah 2/3 35% +
batu pecah 5/7 65%. Agregat yang digunakan adalah yang lolos ayakan 31.50 mm
dan tertahan ayakan 4.00 mm 90-98%. Dibersihkan dari kadar lumpur dicuci dengan
air. Material yang didatangkan harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas dan
disertai sertifikat uji laboratorium.
c. Tebal Lapisan
Jika tidak tercantum dalam gambar kerja, maka lapisan urugan batu pecah yang
ditetapkan setebal 10 cm pada tepi lapangan dan pada tengah lapangan 30 cm.
Diurug membentuk kemiringan 0.5% sehingga lapisan2 diatasnya menyesuaikan. Hal
ini direncanakan sebagai struktur bawah lapisan perkerasan lapangan, sehingga
pada permukaan lapangan juga membentuk kemiringan 0.5% sesuai gambar kerja.
Hal ini untuk memenuhi perencanaan aliran runoff air huajn pada permukaan
lapangan, sehingga sistem drainase padat berfungsi sebagaimana yang
direncanakan.
d. Cara Pengurugan
Urugan batu pecah dihampar pada area lapangan secara bertahap dan dikenakan
pemadatan setiap kelipatan 10 cm. Lokasi yang diurug sebelumnya telah
dibersihkan dari sampah organik dan non organik. Kemiringan permukaan dichek
dengan alat theodolite untuk memastikan beda tinggi elevasi urugannya. Pada
lokasi urugan harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan ketinggian
rencana. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian tertentu, dibuat patok dengan
warna tertentu pula. Alur pengurugan dan pemadatan mengetahui dan atas
persetujuan Konsultan Pengawas.
e. Persetujuan
Pekerjaan urugan dilakukan pada permukaan area sekeliling lapangan yang lingkar
luar dibatasi dengan pagar keliling. Secara detailnya dapat dilihat pada gambar
rencana.
b. Bahan Urugan
Jika tidak tercantum dalam gambar kerja, maka lapisan urugan yang ditetapkan
setebal 15 cm padat. Pemadatan harus dilaksanakan sehingga dapat menerima
beban yang bekerja.
d. Cara Pemadatan
Pemadatan dilakukan dengan disiram air dan selanjutnya dipadatkan dengan alat
pemadat yang disetujui konsultan Pengawas. Lokasi yang akan diurug harus bebas
dari lumpur atau kotoran, sampah dan material sejenis. Pengurugan tidak dapat
dilakukan jika kotoran tersebut belum dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.
Pemadatan dilakukan hingga mencapai tidak kurang dari 98% dari kepadatan
optimum Laboratorium. Pada lokasi urugan harus diberi patok-patok, ketinggian
sesuai dengan ketinggian rencana. Untuk daerah-daerah dengan ketinggian
tertentu, dibuat patok dengan warna tertentu pula. Kondisi permeabilitas urugan
tetap terjaga sesuai perencanaan, sehingga infiltrasi yang terjadi tidak
mempengaruhi stabilitas urugan. Air yang digunakan harus bersih dan tidak
mengandung minyak, asam alkali dan bahan organis lainnya, serta dapat diminum.
Sebelum digunakan air harus diperiksa dilaboratorium pemeriksaan bahan yang sah.
Jika hasil uji ternyata tidak memenuhi syarat, maka kontraktor wajib mencari air
kerja yang memenuhi syarat.
e. Persetujuan
Uji kepadatan optimum harus mengikuti ketentuan ASTM. D-1557 atau AASHTO.
Hasil uji ini digunakan untuk menentukan cara pemadatan lapangan. Uji yang
dilakukan antara lain :
b. Bahan
c. Cara Penanaman
1. Taburkan sprig atau stolon dilahan yang telah disediakan, atau kalau memakai
sod, kita susun seperti batu bata, tempat sambungan antar barisan sod tidak
bertemu dengan barisan bawah atau atasnya, supaya aliran air tidak
mempunyai aliran yang lurus kebawah, tetapi merata pada semua permukaan.
2. Taburkan selapis pasir diatas sprig, stolon atau sod tadi, satu tujuan ini adalah
supaya rumput tadi tidak langsung terkena cahaya matahari, dan
mempermudah perataan permukaan.
3. Benamkan benih dengan menggunakan roller kecil, akan membantu rumput
masuk sedikit kedalam tanah.
4. Siram air, karena benih yang ada mempunyai kandungan air yang sedikit. Siram
teratur dengan durasi 15 menit pada tiap segmen. Atau dalam perkiraan tanah
dibawah benih tersebut basah.
5. Pupuk, ingat benih tidak mempunyai cadangan makanan san belum mempunyai
akar untuk mencari makanan. Pupuk sedikit tetapi teratur dengan pupuk
organik. Siram kembali setelah dipupuk atau gunakan pupuk organik cair.
6. Potong rumput secara teratur. Biasanya dengan ketinggian 10 mm, ini karena
rumput akan semakin rapat tumbuhnya apabila dipotong secara teratur. Bila
pertumbuhan rumput sudah rapat ( 1-2 bulan) maka baru dipotong dengan
ketinggian yang diinginkan.
7. Pada masa perawatan ini bersihkan juga rumput-rumput liar yang tumbuh
(disiangi), tahapan ini delakukan secara teratur tiap bulannya untuk perawatan
selanjutnya.
d. Topdressing
Hal ini adalah menaburkan selapis pasir atau tanah atau campuran atau bahan-
bahan lain (contohnya zeolite atau bahan orgaik) ke atas permukaan rumput dan
akan dimasukkan ke dalam celah-celah rumput dengan rake, mat, atau siraman.
Tujuan :
e. Pemupukan
f. Persetujuan
Perawatan pada masa tumbuh dan pemotongan berkisar 3 bulan termasuk dalam
anggaran biaya dan menjadi tanggungjawab dari kontraktor. Masa perawatan 3
bulan selanjutnya adalah tanggungjawab kontraktor sebelum over hand. Spesifikasi
dan contoh rumput yang didatangkan harus mengetahui, diperiksa dan memperoleh
persetujuan dari Konsultan Pengawas. Cara penanaman dan perawatan pada masa
pemeliharaan diperiksa secara berkala oleh Konsultan Pengawas.
d. Persetujuan
Semua bahan yang tidak sesuai spesifikasi yang diijinkan tidak diperbolehkan
digunakan atau terpasang pada pekerjaan saluran. Pelaksanaan mulai uitset sampai
dengan finishing saluran, tiap tahapannya disetujui secara tertulis oleh Konsultan
Pengawas.
b. Lokasi Pekerjaan
Drainase ini dibangun sekeliling lapangan. Berjarak 3 m dari garis tepi lapangan.
Berfungsi sebagai penampung debit limpasan air hujan pada permukaan lapangan
dan debit air yang tertampung dan dialirkan drainase bawah lapangan. Untuk
selanjutnya disalurkan ke saluran pembuang. Tiap 10 m, dipasang bak kontrol untuk
memudahkan pengecekan dan pembersihan endapan.
Tutup Saluran
Tutup saluran direncanakan dari beton bertulang, dimensi dan penampang
disesuaikan gambar kerja. Beton yang digunakan memenuhi kuat tekan 225 Mpa
( K-225 ). Fabrikasi cetakan dibuat menggunakan kayu meranti 5/7 dan papan
meranti 2/20. Diameter besi beton sesuai gambar kerja. Tata cara pengecoran
disesuaikan dengan item yang sama selanjutnya pada pekerjaan beton.
Bak Kontrol
Dibuat dari pasangan bata, seukuran sesuai gambar kerja, ditempatkan interval
10 m sepanjang saluran. Berfungsi sebagai penampung endapan dari saluran
drainase bawah permukaan dan saluran drainase keliling lapangan. Kedalaman
dasar bak kontrol adalah -10 cm dari elevasi dasar saluran yang terhubung.
d. Persetujuan
Semua bahan yang tidak sesuai spesifikasi yang diijinkan tidak diperbolehkan
digunakan atau terpasang pada pekerjaan saluran. Pelaksanaan mulai uitset sampai
dengan finishing saluran, tiap tahapannya disetujui secara tertulis oleh Konsultan
Pengawas.
b. Lokasi Pekerjaan
Drainase ini dibangun antara akhir saluran pembawa sampai luar stadion. Untuk
lebih detailnya dapat dilihat pada lay out rencana drainase pada gambar kerja.
Tutup Saluran
Tutup saluran direncanakan dari beton bertulang, dimensi dan penampang
disesuaikan gambar kerja. Beton yang digunakan memenuhi kuat tekan 225 Mpa
( K-225 ). Fabrikasi cetakan dibuat menggunakan kayu meranti 5/7 dan papan
meranti 2/20. Diameter besi beton sesuai gambar kerja. Tata cara pengecoran
disesuaikan dengan item yang sama selanjutnya pada pekerjaan beton.
Bak Kontrol
Dibuat dari pasangan bata, seukuran sesuai gambar kerja, ditempatkan interval
10 m sepanjang saluran. Berfungsi sebagai penampung endapan dari saluran
drainase bawah permukaan dan saluran drainase keliling lapangan. Kedalaman
dasar bak kontrol adalah -10 cm dari elevasi dasar saluran yang terhubung.
d. Persetujuan
Semua bahan yang tidak sesuai spesifikasi yang diijinkan tidak diperbolehkan
digunakan atau terpasang pada pekerjaan saluran. Pelaksanaan mulai uitset sampai
dengan finishing saluran, tiap tahapannya disetujui secara tertulis oleh Konsultan
Pengawas.