PASAL 1.
1. Pengecoran sisi Lapangan.
2. Rehabilitasi Ruang Loker Pemain, Medical, dan Bens Pemain.
PASAL 2.
UKURAN – UKURAN POKOK
Ukuran – ukuran pokok dilihat dalam gambar kerja, sedangkan ukuran –
ukuran lainnya akan diuraikan pada pasal-pasal berikut dalam RKS ini.
Apabila ukuran-ukuran tersebut belum tercantum dalam gambar kerja, maka
ukuran tersebut dapat dimintakan persetujuan Konsultan Pengawas
dilapangan.
PASAL 3.
PEMERIKSAAN RKS DAN GAMBAR KERJA
3.1. Apabila terdapat perbedaan terhadap gambar dan RKS, maka RKS-lah
yang mengikat.
3.2. Apabila dalam gambar tercantum, tetapi dalam RKS tidak tercantum,
maka gambarlah yang mengikat.
3.3. Apabila terdapat perbedaan gambar rencana dan gambar detail, maka
gambar detail yang mengikat.
3.4. Apabila ukuran-ukuran belum tercantum pada gambar dan RKS ini
dan dapat menimbulkan keraguan, maka pemborong wajib dan harus
segera melapor ke Pengelola Teknis/Pengawas Lapangan, untuk
mendapatkan pemecahannya.
3.5. Dalam jangka 3 (tiga) hari setelah gunning , pemborong diharuskan
mempelajari seluruh dokumen perencanaan, apabila terdapat
kejanggalan atau masalah dalam gambar atau RKS, pemborong
diwajibkan konsultasi/lapor kepada Pengelola Proyek, hal mana bisa
dibicarakan penyelesaiannya dengan Konsultan Perencana.
PASAL 4.
PERATURAN TEKNIK YANG DIPERGUNAKAN
4.1. Pedoman pelaksanaan APBN / Keppres No. 16 tahun 1994.
4.2. Algemene Voorwaarden (AV) yang di sahkan dengan keputusan
Pemerintah Hindia Belanda tanggal 28 Mei 1941 dan Tambahan
Lembaran Negara no. 14571.
4.3. Peraturan Beton Indonesia (PBI) Tahun 1971.
1
CV. IDEAS 03 Engineering
Rehabilitasi Stadion Segiri Samarinda
PASAL 5.
JADWAL PELAKSANAAN
5.1. Sebelum memulai pekerjaan dilapangan, Kontraktor wajib membuat
rencana kerja pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa
Barchart dan curva ‘S’ untuk prestasi, bahan dan tenaga.
5.2. Rencana kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari konsultan pengawas dan disyahkan oleh Pemberi Tugas
paling lambat dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah Surat Keputusan
Penunjukkan (SPK) diterima Kontraktor.
5.3. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4
(empat) kepada Konsultan Pengawas. Satu salinan Rencana Kerja
harus ditempel pada dinding di bangsal Konsultan Pengawas
(dilapangan) yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan pekerjaan
(prestasi).
PASAL 6.
KUASA KONTRAKTOR DILAPANGAN
6.1. Dilapangan pekerjaan, Kontraktor wajib menunjuk seorang kuasa
Kontraktor atau bisa disebut Pelaksana Kepala yang cakap untuk
memimpin pelaksanaan dilapangan dan mendapat kuasa penuh dari
Kontraktor dengan pendidikan minimum Sarjana Muda Teknik Sipil,
pengalaman kerja minimum 3 (tiga) tahun, atau STM Bangunan
pengalaman praktek minimum 7 (tujuh) tahun dan harus dibantu oleh
sekurang-kurangnya 2 (dua) orang pelaksana yang berpendidikan
sekurang-kurangnya STM dan pengalaman minimum 3 tahun.
6.2. Dengan adanya pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas
tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewjibannya.
6.3. Kontraktor wajib memberikan secara tertulis kepada Team Pengelola
Teknis atau Konsultan Pengawas mengenai nama dan pengalaman
kerja tenaga pelaksana untuk mendapatkan persetujuannya.
6.4. Bila kemudian hari, menurut pendapat Team Pengelola Teknis dan
Pengawas ternyata tenaga yang ditunjuk dianggap tidak cakap, secara
tertulis pihak Pengelola Teknis maupun Pengawas berhak untuk
meminta pengganti atau meminta tenaga tambahan.
6.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya Surat
Pemberitahuan, kontraktor harus sudah menunjuk Pelaksana Kepala
2
CV. IDEAS 03 Engineering
Rehabilitasi Stadion Segiri Samarinda
PASAL 8.
PENJAGAAN KEAMANAN LAPANGAN PEKERJAAN
PASAL 9.
JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA
9.1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-
syarat pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) yang selalu dalam
keadaan siap digunakan dilapangan, untuk mengatasi segala
kemungkinan musibah bagi semua petugas dan atau pekerja
dilapangan.
9.2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang cukup bersih dan
memenuhi persyaratan kesehatan bagi semua petugas dan pekerja
yang ada dibawah kekuasaan Kontraktor.
PASAL 10.
ALAT-ALAT PELAKSANAAN
3
CV. IDEAS 03 Engineering
Rehabilitasi Stadion Segiri Samarinda
Penentuan titik duga, letak bangunan, siku maupun datar dan tegak lurus
harus di tentukan dengan memakai alat ukur (waterpass intrument) atau
alat sejenisnya.
Semua alat-alat pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh kontraktor,
sebelum pekerjaan fisik dimulai dalam keadaan baik dan siap pakai, antara
lain :
Theodolith dan Waterpass (ijin Konsultan Pengawas, Jika Diperlukan)
Perlengkapan penerangan untuk kerja lembur.
Pompa air untuk system pengeringan, jika diperlukan.
Alat-alat perkayuan
Dan alat-alat lain yang diperlukan dalam pelaksanaan.
PASAL 11.
IZIN-IZIN
Semua pengurusan izin-izin dan apabila diperlukan untuk pekerjaan-
pekerjaan ini baik kepada perencana/konsultan, direksi maupun instansi lain
adalah menjadi tanggung jawab kontraktor kecuali dinyatakan lain secara
tertulis.
PASAL 12.
BAHAN-BAHAN DAN LOS BAHAN
12.1 Sebelum pembelian atas bahan-bahan, mesin-mesin dan segala
sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan dimulai, kontraktor
harus menyerahkan daftra bahan-bahan yang akan dipakai berikut
brosure-brosure dan spesifikasi teknisnya.
12.2 Semua bahan-bahan dan barang-barang yang didatangkan oleh
kontraktor hanya dapat dipergunakann setelah mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas.
12.3 Bahan-bahan/barang-barang yang menurut Konsultan Pengawas tidak
dapat dipakai atau tidak dapat digunakan atau tidak memenuhi syarat
harus segera dikeluarkan dari lokasi pekerjaan, selambat -lambatnya
2x24 jam, dengan biaya ditanggung oleh Kontraktor.
12.4 Jika Kontraktor melanjutkan pekerjaan dengan bahan-bahan yang
tidak sesuai dengan yang disyaratkan, maka Konsultan Pengawas
berhak memerintahkan pembongkaran pekerjaan yang dimaksud dan
diganti dengan bahan-bahan yang memenuhi syarat-syarat atas
tanggungan Kontraktor . Bila Konsultan Pengawas menolak bahan -
bahan yang didatangkan karena kualitasnya tidak memenuhi
persyaratan, maka Kontraktor berhak memeriksakan bahan -bahan
tersebut dan biaya pemeriksaan menjadi beban Kontraktor.
12.5 Untuk menyimpan bahan-bahan atau barang-barang Kontraktor harus
menyediakan los-los bahan yang memenuhi syarat teknis guna
melindungi dari hilang atau rusaknya barang-barang atau bahan-
bahan tersebut. Setelah pekerjaan selesai los-los bahan tersebut harus
4
CV. IDEAS 03 Engineering
Rehabilitasi Stadion Segiri Samarinda
PASAL 13.
JENIS DAN MUTU BAHAN
13.1 Jenis dan mutu bahan yang akan dilaksanakan harus di utamakan
bahan–bahan produksi dalam negeri sesuai dengan Surat Keputusan
Bersama Menteri Penertiban Aparatur Negara, Menteri Perdagangan
dan Menteri Perindustrian tanggal 23 Desember 198 0, atau dapat lain
sesuai dengan petunjuk Direksi atau konsultan perencanaan.
13.2 Bila bahan–bahan bangunan yang telah memenuhi spesifikasi teknik
terdapat beberapa jenis (merk) diharuskan memakai jenis dan mutu
bahan satu jenis saja.
13.3 Contoh–contoh yang di kehendaki oleh pemberi tugas harus di
sediakan tanpa ada keterlambatan atas biaya pemborong yang harus
disesuaikan dengan standar.
13.4 Contoh–contoh tersebut disimpan sebagai dasar penolakan bila
ternyata bahan atau cara mengajukan yang dipakai tidak sesuai
dengan contoh baik kwalitas atau sifatnya.
PASAL 14.
PENYELESAIAN PEKERJAAN
14.1 Dalam melaksanakan pekerjaan tersebut diatas, berlaku dan mengikat
:
a. Gambar bestek yang dibuat Konsultan Perencana yang
sudahdisyahkan oleh pemberi tugas. Termasuk pula gambar-
gambar yang dibuat oleh kontraktor dan disyahkan/ disetujui oleh
Konsultan Perencana.
b. Dokumen Lelang
c. Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis
d. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
e. Dokumen Kontrak Pekerjaan Pemborongan.
f. Surat Perintah Kerja (SPK).
g. Surat Penawaran Beserta lampirannya.
h. Petunjuk-petunjuk Konsultan Pengawas sewaktu pekerjaan
dilaksanakan .
14.2 Dalam penyelesaian pelaksanaan pekerjaan, kecuali ditentukan lain
dalam RKS ini berlaku dan mengikat pula ketentuan-ketentuan
berikut ini termasuk semua perubahan dan tambahannya, yaitu :
a. A V tahun 1941.
b. Peraturan Pemda Setempat.
c. Standart Industri Indonesia (SII.) yang berlaku.
d. PUBI – 1983.
e. Peraturan Konstruksi Indonesia Untuk Gedung (PKKI – 1965)
f. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983.
PASAL 15.
5
CV. IDEAS 03 Engineering
Rehabilitasi Stadion Segiri Samarinda
15.1. Semen
Semua semen yang digunakan adalah semen Portland yang memenuhi
syarat-syarat :
a. Standard Industri Indonesia dalam SII-0013-81.
b. Tata cara Perhitungan Struktur Beton untuk Beton unruk
bangunana gedung 1991 (SK. SNI T-15-1991-03)
c. Tata cara Perancangan dan Pelaksanaan Konstruksi Beton 1989
(SK.BI-1.453.1989)
d. Pengaturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982.
e. Standard Umum bahan Bangunan di Indonesia.
f. Mempunyai Sertifikat Uji (test certificate).
g. Mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
Semua semen yang ada akan dipakai produksi harus dari satu merk
yang sama untuk satu konstruksi/struktur yang sama, dalam keadaan
baru dan asli, dikirim dalam kantung-kantung semen yang masih segel
dan tidak pecah. Semua semen disimpan didalam gudang yang tertutup
dan terlindungi dari kerusakan-kerusakan akibat salah penyimpan dan
cuaca. Semen curah harus disimpan didalam silo yang terbuat dari
baja atau beton dan harus terhindar dari kemungkinan tercampur
dengan bahan lain. Untuk semen yang tidak memenuhi persyaratan
tersebut diatas dapat ditolak penggunaannya. Bahan yang telah ditolak
harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 x
24 jam.
15.2. Agregat (aggregate)
Semua pemakaian split (batu pecah) dan pasir beton harus memenuhi
syarat-syarat:
a. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1989.
b. Specification for Concrete Agregate (ASTM 33)
c. Specification for Lightweight Aggregate for Structural Concrete
(ASTM 33)
d. Standard Industri Indonesia (SII) 0052-80.
e. Tidak mudah hancur (tetap keras), tidak porous.
f. Bebas dari tanah/tanah liat.
Split (batu pecah) yang mempunyai ukuran lebih besar dari 38 mm,
untuk penggunaanya mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
Gradasi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat
menghasilkan mutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya ke rja
yang baik dengan air dalam proporsi campuran yang dipakai.
Konsultan Pengawas dapat meminta kepada pelaksana
Pekerjaan/Kontraktor untuk mengadakan test kualitas dari agregat -
agregat tersebut dari tempat-tempat penimbunan yang ditunjuk
Konsultan Pengawas setiap saat dalam laboratorium yang diakui.
Semua pengetesan tersebut diatas menjadi tanggung jawab Pelaksana
Pekerjaan/ Kontraktor. Dalam hal darimana sumber agregat disuplai,
Pelaksana pekerjaan/ kontraktor wajib memberitahu kepada
Konsultan Menejemen Konstruksi.
6
CV. IDEAS 03 Engineering
Rehabilitasi Stadion Segiri Samarinda
15.4. Pasir
Pasir yang digunakan harus pasir dengan kualitas baik dan merupakan
pasir dengan agregat yang memenuhi standar butiran padat sesuai
dengan peraturan dimana butiran – butiran asir harus tajam dan tidak
dapat dihancurkan dengan jari dan berukuran mulai ayakan berlubang 5
mm persegi dan tertinggal diatas ayakan berlubang 0,007 mm persegi.
Sedangkan kadar lumpur yang terkandung tidak lebih dari 15 % sehingga
pasir untuk betonan harus memenuhi syarat – syarat yang ditentukan
dalam PBI 1971.
15.5. Kerikil
Kerikil adalah butiran ayakan yang dapat melalui ayakan berlubang 76
mm persegi dan tertinggal diatas ayakan berlubang 5 mm. Sedangkan
untuk batu pecah adalah butiran mineral atau hasil buatan atau pecahan
batu alam yang dapat melalui ayakan berlubang persegi 76 mm dan
tertinggal pada ayakan berlubang 5 mm sehingga kerikil harus keras,
bersih dan memnuhi syarat – syarat yang ditentukan dalam PBI 1971.
15.7. Kayu
Kayu harus memenuhi syarat – syarat yang ditentukan dalam PPKI 1961
NI. 5 ( Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia ). Pada umumnya kayu harus
bersifat baik dan sehat, dengan ketentuan segala kekurangan uang
berhubungan dengan pemakiannya tidak akan merusak atau mengurangi
7
CV. IDEAS 03 Engineering
Rehabilitasi Stadion Segiri Samarinda
PASAL 16
PEKERJAAN PENDAHULUAN
16.1. PEMBERSIHAN LOKASI KEGIATAN
Lokasi Kegiatan terlebih dahulu harus dibersihkan dari mater ial
bongkaran bangunan existing.
Sebelum pekerjaan lain dimulai, lokasi proyek harus selalu dijaga tetap
bersih dari awal kegiatan, waktu pelaksanaan pekerjaan sampai masa
pemeliharaan.
16.2. PEMBONGKARAN
Sebelum memulai pekerjaan pihak pelaksana (kontraktor) melakukan
pembongkaran pada bangunan existing seperti rangka atap, penutup atap
existing, dan Lantai.
Dalam melakukan pembongkaran kontraktor harus melakukannya dengan
hati – hati agar tidak merusak existing lainnya, lokasi proyek harus selalu
dijaga tetap bersih.
PASAL 18
PEKERJAAN BETON
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1 Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk
melaksanakan pekerjaan ini dengan baik dan sempurna.
1.2 Pekerjaan ini meliputi pekerjaan:
- Konstruksi beton K-250 untuk Cor jalan lingkungan.
2. PERSYARATAN BAHAN
A. PERATURAN STANDARDS
Semua ketentuan baik mengenai material maupun metode pemasangan
dan juga pelaksanaan pekerjaan beton harus mengikuti semua ketentuan dalam
SK-SNI T-15-1991-03, terkecuali bila dinyatakan atau diinstruksikan lain oleh
Konsultan Pengawas. Bila terdapat hal-hal yang tidak tercakup dalam Peraturan
9
CV. IDEAS 03 Engineering
Rehabilitasi Stadion Segiri Samarinda
B. SEMEN
1. Kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas, semen yang digunakan
adalah semen Type I sesuai ASTM C 150, dan segala sesuatunya harus
mengikuti ketentuan SK-SNI T-15-1991-03. Semen yang digunakan harus
merupakan produk dari satu pabrik yang telah mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas terlebih dahulu.
2. Konsultan Pengawas berhak untuk memeriksa semen yang disimpan dalam
gudang pada setiap waktu sebelum dipergunakan dan dapat menyatakan
untuk menerima atau tidak semen-semen tersebut.
3. Kontraktor harus menyediakan tempat/gudang penyimpanan semen pada
tempat-tempat yang baik sehingga semen-semen tersebut senantiasa
terlindung dari kelembaban atau keadaan cuaca lain yang merusak,
terutama sekali lantai tempat penyimpanan tadi harus kuat dan berjarak
minimal 30 cm dari permukaan tanah.
4. Semen dalam kantung-kantung semen tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari
dua meter. Tiap-tiap penerimaan semen harus disimpan sedemikian
rupa sehingga dapat dibedakan dengan penerimaan-penerimaan
sebelumnya. Pengeluaran semen harus diatur secara kronologis sesuai
dengan penerimaan. Kantung-kantung semen yang kosong harus segera
dikeluarkan dari lapangan.
5. Kontraktor harus mengambil pengelola gudang yang cakap, yang mengawasi
gudang-gudang semen dan mengadakan catatan-catatan yang cocok dari
penerimaan dan pemakaian semen seluruhnya. Tindasan dari catatan-
catatan harus disediakan untuk Konsultan Pengawas bila dikehendaki,
yaitu jumlah semen yang digunakan selama hari itu ditiap bagian kerja.
3. Apabila diadakan perbandingan test beton antara beton yang diaduk dengan
aquadest dibandingkan dengan beton yang diaduk menggunakan air dari
suatu sumber, dan hasilnya menunjukkan indikasi ketidakpastian dalam
mutu beton walaupun telah digunakan semen yang sama telah disetujui;
maka air dari sumber tadi tidak dapat dipakai bila hasil perbandingan test
tadi menunjukkan harga-harga yang berbeda lebih kecil dari 10 persen. Test
tadi dapat dibandingkan dari mutu kekuatan, dan juga dari waktu
pengerasannya. Dalam keadaan ditolak ini, Pemborong diwajibkan
mencari sumber lain yang lebih baik dan dapat diterima dan disetujui
Konsultan Pengawas.
PASAL 19
PEKERJAAN PASANGAN
19.1. U M U M
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan -bahan, peralatan
dan alat-alat bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini
untuk mendapatkan hasil yang baik.
b. Pekerjaan pasangan batu bata ini meliputi seluruh detail yang disebutkan
/ ditunjukkan dalam gambar seperti dinding bangunan, parit dan lain -lain.
2. Standard.
Batu bata harus memenuhi NI-10
Semen Portland harus memenuhi NI-8.
Pasir harus memenuhi NI-3 Pasal 14 ayat 2.
Air harus memenuhi PVBI-1982 Pasal 9.
B. BAHAN/PRODUK
Batu bata marah yang digunakan batu bata merah ex. lokal dengan
kualitas terbaik yang disetujui Perencana, siku dan sama ukuranya
C. PELAKSANAAN
1. Pasangan batu bata/batu merah, dengan menggunakan aduk campuran 1
PC :2 pasir pasang.
2. Pasangan batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air terlebih
dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.
3. Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari
5 %. Bata yang patah lebih dari 2 tidak boleh digunakan.
4. Pasangan batu bata untuk dinding 1/2 batu harus menghasilkan dinding
finish setebal 15. Pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar -
benar tegak lurus.
20.PEKERJAAN LANTAI
A. U M U M
1. Lingkup Pekerjaan
a. Plesteran kasar untuk dasar pasangan Lantai keramik di dinding dan
lantai.
b. Pasangan Lantai keramik untuk dinding dengan campuran mortar additive,
semen dan pasir sebagai perekat.
11
CV. IDEAS 03 Engineering
Rehabilitasi Stadion Segiri Samarinda
c. Pasangan Lantai keramik untuk lantai dengan campuran semen dan pasir,
pada area-area sesuai dengan yang ditunjukkan pada gambar.
d. Campuran latex + semen + bahan pewarna untuk joint filler.
e. Pasangan Lantai keramik Roman untuk Lantai, Teras, Plint layang dan lain
- lain.
2. Standard
a. PUBI : Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia - 1982 (NI-3).
b. ANSI : American National Standard Institute.
c. TCA : Tile Council of America, USA (1) TCA 137.1 - Recommended
Standard Spesification for Ceramic Tile.
3. Persetujuan
a. Contoh bahan
Guna persetujuan Direksi/Perencana, Kontraktor harus menyerahkan
contoh-contoh semua bahan yang akan dipakai; keramik, bahan-bahan
additive untuk adukan, dan bahan untuk tile grouts.
b. Mock-up/contoh pemasangan
Sebelum mulai pemasangan, kontraktor harus membuat contoh
pemasangan yang memperli-hatkan dengan jelas pola pemasangan, warna
dan groutingnya. Mock-up yang telah disetujui akan dijadikan standard
minimal untuk pemasangan keramik.
c. Brosur
Untuk keperluan Direksi/Perencana, Kontraktor harus menyediakan
brosur bahan guna pemilihan jenis bahan yang akan dipakai.
4. Kondisi lingkungan
Suhu dan ventilasi ruang dimana keramik akan dipasang harus dijaga agar
sesuai dengan rekomendasi pabrik, sehingga tidak mempengaruhi rekatan
keramik.
B. BAHAN/PRODUK
a. Merk Keramik “ Roman “ glasur single firing atau setara
b. Ukuran 40 x 40 cm untuk Kolom teras depan
c. Ukuran 20 x 20cm untuk lantai dalam bangunan untuk lantai Toilet.
d. Mortar Additive/Admixture : Laticrete 3701, produk Laticrete
International, USA.
e. Pewarna tile grout : Laticrete Grout Admix, Sanded and Unsanded grout,
Classic & Designer, sesuai dengan kebutuhan pemasangan.
f. Mortar/Adukan :
Semen; dipakai semen portland.
Pasir; harus bersih, besar butiran sama, bebas dari lumpur, garam dan
bahan-bahan organik lainnya.Besar butiran/grain; 100 % bisa melalui
ayakan 2,5 mm dan max. 10 % melalui ayakan 0,6 mm.
Mortar Additive/Admixtures.
Dipakai Emulsion type Rubber Latex Based. Bahan campur yang dipakai
harus sesuai dengan type Lantai, metoda pemasangan, type adukan
dasar, dan harus mendapat persetujuan Direksi/Perencana.
C. PEMASANGAN
Pemasangan Lantai Keramik Lantai
a. Tile dipasang pada permukaan yang telah di screed.
12
CV. IDEAS 03 Engineering
Rehabilitasi Stadion Segiri Samarinda
PASAL 21
PEKERJAAN KAYU & PLAFOND
21.1. Lingkup Pekerjaan
Menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainnya
untuk melaksanakan pekerjaan seperti dinyatakan dalam gambar, dengan hasil
yang baik dan rapi.
Pekerjaan ini meliputi antara lain :
Pekerjaan plafond Plywood
Lingkup Pekerjaan meliputi :
1. Penyedian bahan – bahan untuk penutup plafond.
Bahan dan Peralatan :
1. Sebagai penutup plafond dalam digunakan Plywood
2. Untuk pemakaian dan pemasangan bahan agar disusaikan kondisi/
ukuran bahan setelah ada persetujuan dari direksi/ pengawas.
3. Pemasangan penutup plafond harus dikerjakan dengan baik, rapi,
permukaan water pass dan tidak boleh ada bagian– bagian yang
melengkung.
Pasal 22
PEKERJAAN PENGECATAN
23.1. Lingkup Pekerjaan
a. Persiapan permukaan yang akan diberi cat harus dikikis / dikerok
sampai bersih lalu diplamir atau didempul kembali sampai rata dan
diamplas sampai licin.
b. Pengecetan permukaan dengan bahan – bahan tembok yang akan
ditentukan ialah “ Catilac atau setara
c. untuk fhinishing kayu dan besi menggunakan cat kilap EMCO atau setara
d. untuk fhinishing Pintu panil menggunakan “Mowilex” atau setara
e. Pengecetan semua permukaan dan area yang ada pada gambar dan yang
disebutkan secara khusus, dengan warna dan bahan yang ses uai dengan
petunjuk perencana / direksi Pengawas.
23.4. Persetujuan
a. Standart Pengerjaan ( Mock-up)
Sebelum pengecetan dimulai, pemborong harus melakukan pengecetan
pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan, bidang
– bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, texture, mater ial
dan cara pengerjaan, bidang – bidang yang akan dipakai sebagai mock-up
ini akan ditentukan oleh direksi lapangan.
Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh direksi lapangan
dan perencana, bidang – bidang ini akan dipakai sebagai standard
minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.
Pasal 24
PENUTUP
1. Apabila dalam bestek ( syarat – syarat pekerjaan ) ini untuk uraian dan
bahan – bahan serta pekerjaan yang tidak disebut dalam perkataan atau
kalimat “ diselenggarakan oleh pemborong maka hal ini harus dianggap.
2. Guna mendapatkan hasil pekerjaan yang baik bila ada bagian – bagian
yang nyata termasuk dalam pekerjaan ini tapi tidak dimasukan kata demi
kata dalam bestek ini maka harus dilaksanakan oleh pemborong dan
diterima sebagai hal yang disebutkan.
3. Hal – hal lain yang belum tercantum dalam peraturan dan syarat – syarat
ini akan diatur kemudian secara musyawarah berdasarkan peraturan –
peraturan lain yang lazim diperguankan dalam suatu pekerjaan
pemborongan bangunan kerja dan syarat – syarat ini.
Penanggung Jawab
CV. IDEAS 03 ENGINEERING
14
CV. IDEAS 03 Engineering
Rehabilitasi Stadion Segiri Samarinda
TRI PRIYONO, ST
Direktur
15
CV. IDEAS 03 Engineering