Anda di halaman 1dari 31

TSP Balitsereal_Landscaping 2015

SPESIFIKASI TEKNIS
LANDSCAPING TSP


A. SPESIFIKASI UMUM

PASAL 1 - KETENTUAN UMUM
a. Jenis pekerjaan yang dilaksanakan seperti tercantum dalam Daftar Kuantitas, yaitu :
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Taman A
3. Pekerjaan Taman B
b. Segala perubahan hanya dianggap sah dan dibenarkan apabila mendapatkan persetujuan Direksi
Pekerjaan secara tertulis.
c. Segala perintah dan petunjuk dari Direksi Pekerjaan harus ditaati dan dilaksanakan dengan baik
demi sempurnanya pekerjaan.
d. Pada akhir pelaksanaan dan setelah berakhirnya masa pemeliharaan pekerjaan harus diserahkan
kepada Pemberi Tugas dalam keadaan baik dan memuaskan yang disertai Berita Acara
Penyerahan Pekerjaan.

PASAL 2 - URAIAN UMUM
a. Pemberian pekerjaan meliputi mendatangkan (levering), pengolahan semua bahan, pengerahan
tenaga kerja, mengadakan alat pembantu dan sebagainya yang pada umumnya langsung atau
tidak langsung termasuk didalam usaha menyelesaikan dengan baik dan menyerahkan pekerjaan
yang sempurna dan lengkap. Juga disini dimaksudkan pekerjaan atau bagian pekerjaan yang
walaupun tidak jelas disebutkan di dalam Spesifikasi Teknis ini dan gambar-gambar tetapi masih
berada di dalam lingkup pembangunan yang dalam hal ini dilaksanakan sesuai dengan petunjuk-
petunjuk Pemberi Tugas dan Direksi Pekerjaan.
b. Lapangan pekerjaan dalam keadaan pada waktu penawaran, termasuk segala sesuatu yang
berada disitu diserahkan tanggungjawabnya kepada Kontraktor.
c. Oleh Kontraktor pekerjaan haruslah diserahkan dengan sempurna dalam keadaan selesai
dimana termasuk pembersihan lapangan dan sebagainya.
d. Untuk keperluan persiapan dan perlengkapan guna pelaksanaan pekerjaan utama, Kontraktor
berkewajiban antara lain :
1. Membersihkan halaman kerja dari hal-hal yang dapat mengganggu jalannya pelaksanaan
pekerjaan utama.
2. Mengadakan sumber-sumber air untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan. Air kerja harus
memenuhi syarat-syarat yang diperlukan masing-masing pekerjaan yang bersangkutan.
3. Mengadakan penerangan listrik pada halaman kerja.
4. Mengadakan hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
5. Memperbaiki kembali pagar pengaman.
e. Pekerjaan harus dikerjakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS, gambar-gambar yang
ada maupun susulan yang terlampir dalam Berita Acara Penjelasan, perintah-perintah Pemberi
Tugas selama pekerjaan berlangsung dan petunjuk-petunjuk Direksi Pekerjaan Lapangan.

ST. 1
TSP Balitsereal_Landscaping 2015

PASAL 2 - S I T U A S I
Paket pekerjaan yang akan dilaksanakan terletak di Kompleks Balai Penelitian Tanaman Serealia,
Jalan Dr. Ratulangi No. 274 Maros, Sulawesi Selatan.

PASAL 3 - SETTING OUT DAN TITIK TETAP
a. Untuk menentukan posisi serta keinginan rencana di lapangan Kontraktor harus melakukan
pengukuran di lapangan seperti ditunjukkan dalam gambar.
b. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor dan Direksi Pekerjaan harus mengadakan pengukuran
ulang (MC.0) guna mendapatkan Titik Tetap di lapangan dan diadakan pengamatan ulang yang
dialkukan oleh Kontraktor dan Pengawas yang disahkan oleh Pemberi Tugas.
c. Dalam hal terdapatnya perbedaan antara rencana dalam gambar dengan hasil pengukuran, maka
Kontraktor harus melaporkan hal ini kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan keputusan
dan dinyatakan dalam Berita Acara. Keputusan akan didasarkan atas keamanan konstruksi serta
kelancaran kegiatan di luar dan di dalam lokasi pekerjaan.
d. Pemasangan Titik Tetap dilakukan dengan menggunakan patok beton, yang akan merupakan titik
utama dalam melaksanakan pekerjaan, atau metode lain menurut pertimbangan Direksi
Pekerjaan sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan.
e. Selama pekerjaan berlangsung, Penyedia Jasa pemborongan harus menjaga rusaknya/
berubahnya titik peil, dan Kontraktor harus mencek peil tetap terhadap titik lainnya.

PASAL 4 - PEKERJAAN PENGUKURAN
a. Lingkup Pekerjaan
~ Meliputi : pekerja-pekerja, ahli, bahan, peralatan dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan
untuk menyelesaikan semua pekerjaan pengukuran sesuai dengan RKS dan Gambar Kerja.
~ Pekerjaan pengukuran meliputi batas-batas penimbunan lokasi, penentuan lokasi bangunan,
jalan masuk, batas-batas pagar tembok keliling dan penentuan duga.
b. Persyaratan
~ Pengukuran harus dilakukan oleh tenaga yang betul-betul ahli dan berpengalaman.
~ Pemeriksaan hasil pengukuran harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas dan
dimintakan persetujuannya.
~ Konsultan Pengawas juga akan menentukan patokan utama sebagai dasar dari gedung, jalan
dan bangunan-bangunan lainnya.
c. Peralatan yang digunakan terdiri dari Theodolith, waterpass, meter roll dan patok-patok yang
kuat diperlukan dalam pengukuran. Semua peralatan ini harus dimiliki oleh Penyedia Jasa
Pemborongan dan harus selalu ada bila sewaktu-waktu memerlukan pemerikasaan.
d. Pelaksanaan
~ Lokasi, ukuran dan duga gedung, jalan, pagar, saluran maupun bangunan-bangunan lainnya
ditentukan dalam gambar. Jika terdapat keraguraguan harus ditanyakan kepada Konsultan
Pengawas.
~ Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya
harus dilaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk dimintakan keputusannya segera.

PASAL 3 - P E R A L A T A N
a. Kontraktor harus menyediakan sendiri semua peralatan kerja dalam jumlah yang cukup sesuai
dengan jenis dan volume pekerjaan.

ST. 2
TSP Balitsereal_Landscaping 2015

b. Di samping peralatan kerja utama, Kontraktor juga harus menyediakan peralatan kerja bantu
yang cocok dan lazim digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, serta jumlahnya cukup.

PASAL 4 - FOTO DOKUMENTASI
a. Kontraktor harus membuat foto-foto dokumentasi dalam tahapan pekerjaan sebagai berikut :
1. Sebelum pekerjaan dimulai ( 0% )
2. Pelaksanaan lapangan mencapai 50 %
3. Pekerjaan mencapai 100 %.
b. Tata cara pengambilan foto dokumentasi diambil dalam arah dan tempat yang sama setiap
tahapan sehingga dapat menggambarakan kemajuan secara kronologis dan jelas, khususnya yang
dianggap penting disusun dalam album dan diserahkan kepada Direksi Pekerjaan sebanyak 3
(tiga) rangkap beserta negatif filmnya dan selanjutnya menjadi dokumen proyek.

PASAL 5 - GAMBAR DAN KETENTUAN UKURAN
a. Kontraktor diwajibkan untuk memeriksa kecocokan ukuran dalam gambar rencana dengan
keadaan lapangan, maka Kontraktor harus segera memberitahukan kepada Direksi Pekerjaan.
Direksi Pekerjaan akan menetukan perubahan pada rencana pekerjaan yang tidak sesuai dengan
keadaan lapangan tersebut.
b. Gambar-gambar Rencana nantinya akan dilampirkan dalam Kontrak yang juga dipergunakan
sebagai gambar rencana untuk melaksanakan pekerjaan.
c. Ukuran-ukuran patok dapat dilihat pada gambar rencana, ukuran-ukuran yang tidak tercantum
dalam gambar atau kurang jelas dapat ditanyakan kepada Direksi Pekerjaan.
d. Gambar-gambar detail yang belum ada dan dianggap perlu oleh Direksi Teknik/Direksi Pekerjaan
harus dibuat oleh Kontraktor berupa Gambar Kerja (Shop Drawings) dan sebelum dilaksanakan
harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan, dan menjadi milik Pemberi Tugas.
e. Apabila selama pelaksanaan pekerjaan terdapat perubahan-perubahan, maka Kontraktor harus
menyerahkan gambar-gambar revisi yang telah disetujui Direksi Pekerjaan, dalam rangkap 3
(tiga) masing-masing :
1. 1 (satu) set untuk Kontraktor
2. 1 (satu) set untuk Direksi Pekerjaan.
3. 1 (satu) set untuk Pemberi Tugas.

PASAL 6 - KESEHATAN KERJA
Kontraktor diwajibkan memberi jaminan kesehatan dan keamanan serta keselamatan bagi para
pekerja, antara lain menyediakan kotak P3K lengkap dengan obat-obatan yang dibutuhkan sebagai
alat penolong jika terjadi kecelakaan di lokasi pekerjaan.

PASAL 7 - PROGRAM PELAKSANAAN
a. Kontraktor harus membuat Program Pelaksanaan dalam bentuk Bar-Chard, dan jika
dimungkinkan dalam bentuk Network Planning yang dapat memperlihatkan alur kerja untuk
setiap kegiatan hal-hal sebagai berikut :
1. Jenis kegiatan dan volume.
2. Waktu pelaksanaan.
3. Jumlah dan jenis tenaga kerja, perlatan dan material yang diperlukan.

ST. 3
TSP Balitsereal_Landscaping 2015

b. Aktivitas yang diperlihatkan pada Program harus sudah termasuk pelaksanaan pekerjaan
mobilisasi, persiapan, dan lain-lain, serta kelonggaran waktu dengan adanya libur umum.

PASAL 8 - LAPORAN HASIL PEKERJAAN
a. Untuk kepentingan pengendalian pekerjaan dan pengawasan pekerjaan di lapangan, Kontraktor
wajib membuat laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan.
b. Semua laporan pelaksanaan yang dibuat oleh Kontraktor, harus diperiksa dan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas, dibuat dalam 3 (tiga) rangkap untuk diserahkan kepada
Pemberi Tugas melalui Direksi Pekerjaan / Konsultan Pengawas.
c. Laporan harian, harus berisi : Kuantitas dan macam bahan yang ada di lapangan; penempatan
tenaga untuk setiap macam tugas;p jumlah, jenis dan kondisi peralatan; Kuantitas dan jenis
pekerjaan yang dilaksanakan; dan Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwea alam
lainnya yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan.
d. Laporan Mingguan, dibuat setiap minggu, yang terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi
hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal penting yang timbul atau
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan.
e. Laporan Bulanan dibuat setiap bulan yang terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi
hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam satu bulan.

PASAL 9 - PEKERJAAN PERSIAPAN
a. Pembersihan Lapangan
Mempersiapkan tempat kerja, penumpukan bahan-bahan, penempatan gudang dan Direksi Keet
dan lain-lain, Kontraktor juga harus terlebih dahulu membersihkan serta membenahi lapangan.
b. Pengamanan Daerah Kerja
~ Lingkup pekerjaan dalam pasal ini meliputi pembuatan pagar sementara, jalan sementara,
ruangan kantor Konsultan Pengawas, gudang, pengadaan listrik dan standby genset jika listrik
PLN mati dan air kerja serta papan proyek.
~ Pemagaran harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan Pemerintah Daerah setempat.
Penyedia Jasa Pemborongan diwajibkan untuk membuat pintu masuk sendiri dan membuka
sebagian pagar untuk jalan sementara. Pagar harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
~ Pada prinsipnya Penyedia Jasa Pemborongan harus menyediakan alat-alat kerja sendiri
seperti air, tenaga listrik, udara bertekanan (kompressor) dan lain-lain. Penyedia Jasa
Pemborongan tidak diperkenankan menggunakan alat-alat milik Pemberi Tugas, baik yang
ada di lapangan maupun diluar lapangan tanpa persetujuan Pemberi Tugas.
c. Gudang Kontraktor
~ Penyedia Jasa Pemborongan harus memperbaiki kembali gudang yang telah ada untuk
melindungi material-material dan peralatan-peralatan dari gangguan cuaca (air hujan),
menjamin terhadap pencurian.
~ Untuk memudahkan pemerikasaan oleh Konsultan Pengawas atas semua material/
peralatan, masuk dan keluarnya harus teratur dan rapih.
d. Fasilitas Penerangan
~ Penyedia Jasa Pemborongan harus menyediakan listrik kerja selama berlangsungya kegiatan
baik untuk kepentingan pelaksanaan pekerjaan, penerangan dalam bangunan sementara
(Gudang dan Direksi Keet) dan lain-lain yang diperlukan untuk menunjang lancarnya
pekerjaan, kerja malam dan lain-lain.

ST. 4
TSP Balitsereal_Landscaping 2015

~ Penyedia Jasa Pemborongan harus menyediakan standby genset sendiri, jika memakai
penerangan PLN, biayanya dibebankan kepada Penyedia Jasa Pemborongan selama
pekerjaan berlangsung.
e. Fasilitas Pengadaan Air Kerja
~ Penyedia Jasa Pemborongan harus menyediakan air kerja, air minum untuk para pekerja dan
air untuk KM/WC.
~ Air yang dimaksud adalah air bersih baik yang berasal dari PAM atau sumur/pompa, serta
pengadaan dan pemasangan pipa-pipa distribusi untuk supply air yang memenuhi syarat bagi
keperluan pelaksanaan pekerjaan.
~ Penyedia Jasa Pemborongan dapat menggunakan sumber yang ada dengan sistem sewa, dan
lain-lain.
f. Keamanan Pekerjaan dan Tanda Pengenal Pekerja
~ Penyedia Jasa Pemborongan harus menjamin keamanan pekerjaan baik untuk barang-barang
milik Penyedia Jasa Pemborongan maupun Konsultan Pengawas, menjaga keutuhan
bangunan-bangunan yang ada dari gangguan pekerjaan Kontraktor maupun kerusakan-
kerusakan akibat pelaksanaan pekerjaan.
~ Penyedia Jasa Pemborongan harus menetapkan petugas-petugas keamanan 24 jam penuh
setiap saat.
~ Untuk mengawasi dan menjaga ketertiban para pekerjanya, setiap pekerja harus
menggunakan tanda pengenal pada tempat atau bagian badan yang mudah terlihat oleh
petugas keamanan yang bertugas.
~ Tanda pengenal dapat berupa kartu pengenal ataupun pakaian seragam sesuai persetujuan
Konsultan Pengawas.
g. Pembersihan Lapangan
Mempersiapkan tempat kerja, penumpukan bahan-bahan, penempatan gudang dan Direksi Keet
dan lain-lain, Kontraktor juga harus terlebih dahulu membersihkan serta membenahi lapangan.
h. Untuk menjamin keamanan dan mutu bahan (termasuk peralatan dan lain-lain yang diperlukan),
Kontraktor diwajibkan menyediakan gudang penyimpanan yang tertutup kuat dan aman dari
resiko hilang/kerusakan serta barak kerja.

PASAL 10 - DAERAH KERJA DAN JALAN MASUK
a. Kontraktor akan diberikan daerah kerja untuk pelaksanaan pekerjaan ini. Daerah kerja harus
dibatasi dengan pagar sementara yaitu pagar seng gelombang ukuran minimal 6 kaki dengan
menggunakan rangka kayu.
b. Kontraktor harus membatasi operasinya di lapangan yang betul-betul diperlukan untuk pekerjaan
tersebut. Tata letak yang meliputi jalan masuk, lokasi penyimpanan bahan bangunan dan jalur
pengangkutan material dibuat oleh Kontraktor dengan persetujuan Direksi Pekerjaan.

PASAL 11 - M A T E R I A L
a. Bahan yang dipakai harus memenuhi persyaratan teknis yang ditentukan.
b. Jika Kontraktor mengajukan bahan lain yang digunakan, maka mutunya minimal harus sama
dengan yang disyaratkan dalam dokumen tender. Untuk pemesanan bahan itu, harus
diberitahukan terlebih dahulu pada Direksi Pekerjaan yang meliputi jenis, kuaslitas serta
kuantitas dari bahan yang dipesan untuk mendapat persetujuan.

ST. 5
TSP Balitsereal_Landscaping 2015

c. Semua bahan-bahan yang akan dipakai dalam pekerjaan ini harus memenuhi ketentuan-
ketentuan umum yang berlaku di Indonesia, mengenai bahan bangunan serta persyaratan
persyaratannya akan dicantumkan di dalam pasal-pasal berikut.
d. Bilamana akibat satu dan lain hal, bahan yang disyaratkan tidak dapat diperoleh. Kontraktor
boleh mengajukan usul perubahan pada Direksi Pekerjaan sepanjang mutunya paling tidak sama
dan apa yang disyaratkan.
e. Direksi Pekerjaan akan menilai dan memberi persetujuan secara tertulis sepanjang memenuhi
persyaratan teknis dan Kontraktor diwajibkan untuk sejauh mungkin mempergunakan bahan-
bahan produksi dalam negeri.

PASAL 13 - C U A C A
Pekerjaan harus dihentikan apabila cuaca tidak mengijinkan, yang dapat mengakibatkan penurunan
mutu pekerjaan.

PASAL 15 - PERALATAN SURVEI
Kontraktor harus menyediakan peralatan survey yang akan dipakai oleh Direksi Pekerjaan, dan alat-
alat tersebut harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Setelah pekerjaan selesai seluruh peralatan
tersebut akan dikembalikan kepada Kontraktor.




























ST. 6
TSP Balitsereal_Landscaping 2015

B. SPESIFIKASI KHUSUS

BAB - I. PEKERJAAN STRUKTUR


PASAL 1 - PEKERJAAN PENDAHULUAN
1.1. Pekerjaan Pembersihan Lokasi
1.1.1. Pekerjaan ini adalah membersihkan lokasi dari pepohonan yang tumbuh di lokasi
pekerjaan, semak-semak dan rumput. Pembersihan dilakukan sampai dengan bagian
akar pepohonan dan semak belukar.
1.1.2. Bagian pepohonan dan semak yang telah dipotong harus dikeluarkan dari lokasi
pembangunan, agar tidak mengganggu jalannya pekerjaan selanjutnya.
1.1.3. Pihak kontraktor harus berkonsultasi dengan Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas
untuk menentukan batas-batas pembersihan.
1.2. Pekerjaan Pengukuran
1.2.1. Sebelum pemasangan Bouwplank kontraktor harus yakin bahwa seluruh permukaan
tanah baik kenyataan maupun garis transisi sudah betul.
1.2.2. Pekerjaan pengukuran dan pemasangan bouwplank dilaksanakan setelah pekerjaan
perataan tanah dan pembersihan lokasi sudah dilakukan.
1.2.3. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang
sebenarnya, harus segera dilaporkan kepada Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas
untuk dimintakan keputusan. Segala pengukuran tapak menjadi tanggung jawab
kontraktor.

PASAL 2 - PEKERJAAN GALIAN DAN TIMBUNAN
2.1. Pekerjaan Galian Tanah
2.1.1. Semua galian harus dilaksanakan seperti yang dinyatakan dalam gambar kerja dan
syarat-syarat yang ditentukan menurut keperluan, seperti galian pondasi garis (batu
gunung/kali), pondasi trasraam dan lain-lain.
2.1.2. Dasar dari semua galian harus datar, bilamana pada dasar setiap galian masih terdapat
akar-akar pohon, sisa kotoran dari sampah pasar atau bagian-bagian yang gembur
maka ini harus digali keluar sedang kekosongan tanah tadi diisi kembali dengan pasir
urug yang disiram dan dipadatkan, sehingga mendapatkan kembali dasar yang datar.
2.1.3. Kedalaman semua galian harus mendapatkan pemeriksaan dan persetujuan dari
Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas. Kontraktor wajib melaporkan hasil pekerjaan
galian tanah yang selesai kepada Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas sebelum
dimulai pekerjaan selanjutnya. Penyimpangan dari ketentuan ini akan menjadi
tanggung jawab dan resiko kontraktor.
2.1.4. Terhadap kemungkinan berkumpulnya air dalam galian-galian pada waktu menggali
maka kontraktor harus menyediakan pompa air atau pompa lumpur untuk menyedot
dan membuang air yang tergenang didalam lubang galian.
2.1.5. Semua tanah yang berasal dari pekerjaan galian setelah mencapai jumlah tertentu
harus segera disingkirkan dari lokasi pekerjaan untuk memberikan ruang bagi
pekerjaan selanjutnya.
2.2. Pekerjaan Timbunan
2.2.1. Pekerjaan ini meliputi pengambilan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan
tanah yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.

ST. 7
TSP Balitsereal_Landscaping 2015

2.2.2. Segala perubahan dari spesifikasi ini harus dikonsultasikan secara tertulis kepada
Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas dan harus mendapatkan persetujuan untuk
memulai pekerjaan.
2.2.3. Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam pasal ini adalah timbunan bekas galian
pondasi dan timbunan tanah dan pasir untuk bawah lantai.
2.2.4. Sebelum pekerjaan timbunan dimulai harus dilakukan survey topografi. Level yang
disepakati harus dicatat dan ditandatangani oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan
Pengawas dan kontraktor.
2.2.5. Sebelum urugan dimulai, daerah yang diurug harus dibersihkan dari kotoran / bahan
organik misalnya sampah, sisa-sisa kayu humus dan lain-lain.
2.2.6. Ketebalan hamparan untuk setiap lapisan yang akan dipadatkan adalah 10 - 20 cm.
2.2.7. Timbunan sirtu dibawah lantai adalah 15 cm atau sesuai dengan gambar kerja.
2.2.8. Pengurugan dilakukan secara bertahap lapis demi lapis sampai mencapai peil yang
diinginkan.
2.2.9. Sirtu yang digunakan harus sesuai dengan Persyaratan Bahan dan disetujui oleh
Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas
2.2.10. Setelah pelaksanaan urugan selesai maka dilakukan pekerjaan pemadatan.
2.3. Pekerjaan Pemadatan
2.3.1. Segera setelah penempatan dan penghamparan timbunan maka setiap lapisan harus
dipadatkan secara menyeluruh dengan alat pemadat tangan mekanis (stamper) dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
2.3.2. Pemadatan harus merata pada area yang telah ditimbun.
2.3.3. Pemadatan sirtu bawah lantai harus dilakukan lapis demi lapis dan disiram dengan air
untuk menutup pori-pori sehingga pemadatan menjadi padat dan keras.
2.3.4. Pemadatan setiap lapis yang telah ditentukan harus mencapai kepadatan minimal 95 %
Modified Proctor maximum density pada kadar air minimum 2 %.
2.3.5. Pemadatan selesai dilakukan atau mencapai elevasi dan hasil yang baik jika Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas telah menyetujui.
2.4. Perlindungan timbunan yang sudah dipadatkan.
2.4.1. Kontraktor harus menjaga dan melindungi timbunan yang sudah dipadatkan dari segala
pengaruh yang dapat merusak mutu timbunan.
2.4.2. Jika terjadi penurunan/longsoran pada hasil pemadatan maka kontraktor wajib
memperbaiki dalam waktu 1 x 24 jam setelah ada instruksi dari Direksi Pekerjaan/
Konsultan Pengawas. Semua biaya perbaikan menjadi tanggungan kontraktor.
2.5. Kerusakan atau Cacat
Bila terjadi kerusakan/cacat pekerjaan, maka kontraktor diharuskan untuk memperbaiki
kembali dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Biaya untuk pekerjaan ini adalah tanggung
jawab kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.

PASAL 3 - PEKERJAAN BETON
3.1. Lingkup pekerjaan
3.1.1. Pekerjaan beton bertulang dilaksanakan untuk pekerjaan patung jagung dimana
konstruksi yang digunakan adalah konstruksi membran dengan menggunakan tulangan
wiremesh yang dibentuk seperti yang diinginkan, dan lantai kolam dengan ketebalan
beton 10 cm, tidak bertulang.
3.1.2. Konstruksi patung jagung dan assesoriesnya berdiri di atas pondasi batu gunung
ditengah kolam. Untuk beton yang digunakan adalah beton kualitas K.200. Semua

ST. 8
TSP Balitsereal_Landscaping 2015

pekerjaan ini harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan/Konsultan


Pengawas sebelum dilanjutkan dengan pekerjaan struktur beton.
3.1.3. Pada saat pelaksanaan pengecoran, diatas pondasi diberi stek-stek (anker) sedalam 30
cm dari besi 12 mm dari permukaan pondasi dan 30 cm masuk ke tulangan wiremesh.
Stek (anker) ini masuk lewat lubang yang dibor pada dinding bekisting kolom. Stek
dipasang sebelum dilakukan pekerjaan pengecoran..
3.1.4.
Dimensi setiap struktur yang dilaksanakan harus sesuai dengan gambar kerja dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.

3.2. Persyaratan Material
3.2.1. Portland Cement (PC)
Semua PC yang digunakan harus bermerk standar produksi dalam negeri seperti Semen
Tonasa, Semen Bosowa, Semen Gresik dan lain-lain yang telah disetujui kualitasnya
oleh badan yang berwenang dan memenuhi persyaratan PC tipe 1 sesuai spesifikasi
yang termuat dalam SNI dan harus sesuai dengan kondisi dilapangan. Semua pekerjaan
harus menggunakan satu macam merk PC. PC harus disimpan dengan baik, dihindarkan
dari kelembaban sampai tiba saatnya untuk dipakai. PC yang telah mengeras dan
membatu tidak boleh digunakan. Semen disimpan didalam gudang dan dibuatkan
lantai dari bahan kayu (papan) setinggi minimal 20 cm diatas tanah dan diberi ventilasi.
Setiap pengiriman semen harus dipisah-pisahkan agar dapat dengan mudah
diidentifikasi,diperiksa, ditest dan dicatat tanggal pengeluarannya. Semen yang
disimpan dalam kantong Zak tidak boleh ditumpuk lebih tinggi dari 13 Zak.
3.2.2. Batu split/kerikil dan pasir beton
Material yang dipersyaratkan adalah batu kali pecah yang memenuhi syarat-syarat
teknis material khususnya untuk pekerjaan struktur dan harus sesuai dengan syarat-
syarat material untuk struktur utama bangunan Batu split dan pasir harus keras, tahan
lama dan bersih serta tidak mengandung bahan kimia, lumpur, garam-garaman dan
bahan-bahan organic lainnya yang bersifat merusak mutu beton. Pasir laut tidak boleh
digunakan. Kadar Lumpur yang diizinkan untuk split adalah 1 % (ditentukan terhadap
berat kering). Sedangkan kadar Lumpur yang diizinkan untuk pasir beton adalah 5 %
(ditentukan terhadap berat kering) dengan dilakukan pengetesan kadar Lumpur
dilapangan. Split dan pasir yang melebihi ambang batas kadar Lumpur yang dizinkan
maka harus dicuci terlebih dahulu. Split dan pasir harus memenuhi syarat-syarat yang
terdapat pada SNI 1734-1989, atau daftar berikut ini :

Split/kerikil Pasir
% lewat ayakan % lewat ayakan
Ayakan Ayakan
(berat kering) (berat kering)
30 mm 100 10 mm 100
25 mm 90 100 5 mm 90 100
15 mm 25 60 2,5 mm 80 100
5 mm 0 10 1,2 mm 50 90
2,5 mm 0 - 5 0,6 mm 25 60
0,3 mm 10 30
0,15 mm 2 - 10
3.2.3. Air.
Air yang digunakan untuk mencampur beton adalah air yang bersih, bebas dari bahan
organic, alkali, garam, asam dan dapat diminum. Air laut tidak boleh dipakai.

ST. 9
TSP Balitsereal_Landscaping 2015

3.2.4. Bahan pembantu (Admixture)


Atas pilihan kontraktor atau permintaan Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas
bahan pembantu boleh ditambahkan pada campuran beton untuk mengatur
pengerasan beton, efek penggunaan air atau penambahan mutu beton, biaya
penambahan bahan pembantu ditanggung oleh kontraktor. Bahan pembantu yang
digunakan harus berkualitas baik dan dapat diterima dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas dan penggunaannya sesuai petunjuk penggunaan dari
produk tersebut dan yang disyaratkan dalam BAHAN PEMBANTU sesuai dengan SNI
03-2495-1991. Jumlah penggunaan PC dalam adukan adalah tetap dan tidak
tergantung ada atau tidak adanya penggunaan bahan pembantu dan pencampurannya
harus sesuai dengan petunjuk dari pabrik.
3.2.5. Tulangan baja
Tulangan baja yang dipakai adalah produksi dalam negeri seperti Baja Krakatau
Steel, Barawaja dan lain-lain. Jenis tulangan yang dipakai yaitu tulangan wiremesh
dengan diameter besi di atas 6 mm dengan jarak 10 cm menggunakan besi polos.
Tulangan harus mempunyai diameter yang sesuai gambar rencana ( full), tidak
boleh kurang atau sengaja dikurangi dan bebas dari karat, minyak dan lainnya
yang dapat mengurangi daya lekat terhadap beton.
Mutu baja yang disyaratkan pada pekerjaan ini adalah U-24 (kekuatan tarik 2080
kg/cm2) dengan memperlihatkan sertifikasi dari pabrik. Kawat beton yang dipakai
dari kawat lunak dan tidak berkarat, pengikatan harus kuat sehingga tulangan
tidak bergeser.
Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas akan memeriksa semua jenis tulangan
yang akan dipakai dan apabila diameter tulangan tidak sesuai dengan gambar
rencana maka Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas akan segera
menginstruksikan kepada kontraktor secara tertulis agar tulangan yang tidak
sesuai dengan rencana gambar kerja agar segera disingkirkan dari lokasi proyek
dalam waktu 1 x 24 jam.
Semua pembengkokan, penyambungan dan panjang penyaluran harus sesuai
dengan SK SNI T-15-1992-03. Pembengkokan tulangan harus dalam keadaan
dingin tidak boleh dipanaskan. Semua pelaksanaan dan pemasangan diameter
tulangan harus sesuai dengan gambar kerja dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
3.2.6. Kualitas beton yang diinginkan adalah beton K.200
Dengan persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas kontraktor
dapat melaksanakan pekerjaan pengecoran beton dengan menggunakan system beton
siap pakai (ready mix concrete) yang terlebih dahulu memperlihatkan data spesifikasi
mutu beton yang dikehendaki kepada Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas
sebelum pengecoran dilaksanakan.

3.3. Syarat dan Pengecoran
Semua Persyaratan Bahan dan pelaksanaan harus memenuhi standard yang berlaku
diindonesia dan merupakan pemilihan bahan yang terbaik dengan pengawasan yang ketat dari
Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas. Pemilihan bahan dan pelaksanaan pekerjaan yang
sesuai dengan standard pelaksanaan akan mendapatkan hasil yang sempurna.
3.3.1. Rencana kerja, metode palaksanaan dan izin pengecoran
Kontraktor harus menyerahkan secara tertulis rencana kerja dan metode pelaksanaan
pengecoran struktur kepada Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan secara tertulis sebelum pekerjaan pengecoran dimulai.

ST. 10
TSP Balitsereal_Landscaping 2015

Sebelum dilaksanakan pekerjaan pengecoran, Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas


dan kontraktor melakukan pemeriksaan bersama terhadap jenis dan mutu bahan yang
akan dipakai, peralatan, tenaga kerja dan kesiapan tempat pengecoran dan apabila
telah memenuhi syarat maka izin pengecoran dapat dikeluarkan.
3.3.2. Trial Mix Design dan perbandingan adukan
a. Sebelum dilaksanakan pekerjaan pengecoran, kontraktor harus melaksanakan
rencana pengadukan beton/trial mix design untuk mendapatkan mutu beton yang
dikehendaki. Untuk itu kontraktor perlu melakukan pengujian material
dilaboratorium yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas
untuk semua material beton atas biaya dari kontraktor yang sudah dimasukan
dalam penawaran. Berdasarkan analisa dari hasil sampel tersebut maka
laboratorium akan merencanakan suatu campuran beton (mix design) dengan
slump yang telah disyaratkan. Sebagai control suatu campuran beton, data-data
yang harus tertulis dalam laporan mix design mencakup :
1. Tipe dan gradasi material agregat
2. Hasil pengujian material, air dan agregat berat jenis dan berat isi agregat
modulus halus butir pasir, kadar Lumpur, dan lain-lain)
2. Tipe dan merk PC
3. Tipe, merk dan komposisi bahan additives (apabila digunakan)
4. Komposisi takaran beton dan takaran dalam 1 m3.
5. Keterangan tentang beton (kemudahan pekerjaan, segregasi kohesi dan lain-
lain)
6. Hasil test silinder beton.
b. Faktor air semen dari beton (tidak terhitung air yang terhisap oleh agregat) tidak
boleh melampaui 0,50 (perbandingan berat).
c. Percobaan kekuatan beton dilapangan dalam N/mm2 (MPa) dibuat dengan
percobaan beton silinder (15 cm tinggi 30 cm) atas biaya kontraktor. Jumlah
silinder percobaan yang dibuat 20 buah dan harus sesuai dengan SNI 03-2834-
1992. Copy hasil test harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan/Konsultan
Pengawas.
d. Percobaan yang dilakukan dilapangan, pengambilan contoh campuran dan
pengujian harus mengundang dan disaksikan oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan
Pengawas. Suatu kali jika kekuatan beton umur 7 hari kekuatannya kurang dari
70% dari beton umur 28 hari, maka Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas
barhak untuk memerintahkan kontraktor untuk menambah PC kedalam campuran
beton. Dan apabila terdapat beton dengan umur 28 hari yang tidak mencapai
mutu beton yang dikehendaki maka pengecoran selanjutnya dihentikan sampai
persoalan tersebut dapat diselesaikan oleh kontraktor dan Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
e. Banyaknya air yang digunakan dalam adukan beton harus cukup. Waktu
pengadukan beton harus tetap dan normal sehingga menghasilkan beton yang
homogen tanpa adanya bahan-bahan yang terpisah satu dengan yang lainnya.
Jumlah air dapat diubah sesuai dengan keperluannya dengan melihat perubahan
keadaan cuaca atau kelembaban bahan adukan (agregat) untuk mempertahankan
hasil yang homogen, kekentalan dan kekuatan beton yang dikehendaki.
f. Pengujian kekentalan adukan beton (slump) dan pelaksanaannya sesuai dengan
SNI-3976-1995. Slump yang digunakan dalam pekerjaan struktur ini adalah 12 14
cm sesuai dengan yang ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
Untuk maksud dan alasan tertentu dengan persetujuan Direksi Pekerjaan/
Konsultan Pengawas dapat dipakai nilai slump yang menyimpang dari ketentuan
diatas asal dipenuhi hal-hal sebagai berikut :

ST. 11
TSP Balitsereal_Landscaping 2015

1. Mutu beton yang disyaratkan terpenuhi


2. Tidak terjadi pemisahan dari adukan
3. Beton yang dapat dikerjakan dengan baik (workability)
3.3.3. Persyaratan bekisting
a. Bekisting atau perancah yang digunakan dari bahan kayu (balok, papan dan
tripleks) klas II yang berkualitas baik sesuai dengan syarat yang berlaku untuk
mendapatkan permukaan beton yang sempurna.
b. Pada bagian tertentu Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas akan
memerintahkan kontraktor untuk membuat shop drawing dari bekisting.
c. Semua bahan yang akan digunakan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
d. Toleransi yang diizinkan adalah 3 mm untuk garis dan permukaan. Bekisting
harus kuat dan kaku terhadap beban dan lendutan adukan beton yang masih
basah dan getaran terhadap beban konstruksi.
e. Bekisting harus kedap air, sehingga dijamin tidak akan timbul sirip atau adukan
keluar dari sambungan.
f. Stood harus digunakan dari kayu yang kuat, tidak melendut. Bambu tidak boleh
dipakai sebagai stood.
g. Pembongkaran bekisting dilakukan setelah beton telah mencapai kekuatan setara
dengan umur beton 28 hari dan harus dengan persetujuan tertulis dari Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas. Pembongkaran dilaksanakan dengan statis,
tanpa gonjangan atau kerusakan pada beton.
3.3.4. Pengecoran beton
a. Pengecoran harus dengan izin tertulis dan disaksikan oleh Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
b. Pengecoran tidak boleh dilaksanakan dalam keadaan cuaca buruk (hujan) dan
panas yang dapat menggagalkan pengecoran dan pengerasan yang baik seperti
yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
c. Adukan beton tidak boleh dijatuhkan melalui pembesian atau kedalam papan
bekisting yang tinggi/dalam yang dapat menyebabkan terlepasnya split dari
adukan beton. Beton juga tidak boleh dicor dalam bekisting yang dapat
mengakibatkan penimbunan adukan pada permukaan bekisting diatas beton yang
sudah dicor.
d. Pada setiap pertemuan dinding pasangan bata dengan kolom utama, balok dan
ringbalk harus diperkuat dengan anker 12 mm tiap jarak 100 cm yang terlebih
dahulu telah ditanam dengan baik pada bagian kolom. Bagian yang tertanam
dalam pasangan bata dan kolom utama sedalam minimal 30 cm kecuali
ditentukan lain.
3.3.5. Peralatan pengecoran
Pengadukan beton harus menggunakan mesin pengaduk (beton mollen) dan tidak
dianjurkan mengaduk dengan cara manual. Kontraktor juga dapat menggunakan beton
ready mix setelah mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi Pekerjaan/Konsultan
Pengawas. Semua data spesifikasi dan peralatan yang akan digunakan diserahkan
kepada Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas. Semua peralatan yang akan
digunakan harus dalam keadaan baik dan siap pakai.
3.3.6. Pemadatan dan penggetaran
a. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai mencapai kepadatan maksimum
sehingga bebas dari kantong/sarang kerikil dan menutup rapat pada semua
permukaan dari cetakan dan material yang melekat.

ST. 12
TSP Balitsereal_Landscaping 2015

b. Semua beton harus dipadatkan dengan vibrator dengan kecepatan minimum 7000
rpm yang bergetar pada bagian dalam (dari jenis alat tenggelam) dalam waktu
maksimal 10 detik setiap kali dibenamkan. Pada waktu yang sama dilakukan
pengetukan pada dinding bekisting sampai betul-betul mengisi pada lubang
bekisting yang masih ada sehingga menutupi seluruh permukaan bekisting.
3.3.7. Perlindungan dan perawatan beton.
Beton yang selesai dicetak harus dijaga dalam keadaan basah selama sekurang-
kurangnya 14 hari setelah dicor, yaitu dengan cara penyiraman dengan air yang bersih
(sesuai pasal 3 point 3.2.3), karung goni basah atau cara-cara lain yang ditentukan oleh
Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.

3.4. Kerusakan atau Cacat
Bila terjadi kerusakan/cacat pekerjaan, maka kontraktor diharuskan untuk memperbaiki
kembali dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Biaya untuk pekerjaan ini adalah tanggung
jawab kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.

BAB - II. PEKERJAAN ARSITEKTUR


PASAL 1 - PEKERJAAN ADUKAN DAN CAMPURAN

ST. 13
TSP Balitsereal_Landscaping 2015

1.1. Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
1. Pekerjaan pasangan pondasi menerus
2. Pekerjaan pasangan batu bata
3. Pekerjaan batu artifisial
4. Pekerjaan lain seperti tercantum dalam gambar kerja
1.2. Persyaratan Bahan
1.2.1. PC (Portland Cement)
Sesuai persyaratan dalam Bab II pasal 3 butir 3.2.1
1.2.2. Pasir pasangan
Pasir yang digunakan adalah jenis pasir pasang dengan butir-butiran yang tajam, keras,
bersih dari tanah dan lumpur dan tidak mengandung bahan-bahan organic. Pasir laut
tidak boleh dipakai.
1.2.3. Air
Sesuai persyaratan dalam Bab II pasal 3 butir 3.2.3
1.3. Persyaratan Pelaksanaan
1.3.1. Campuran dalam adukan.
Kontraktor wajib membuat wadah/box untuk tempat membuat campuran/spesi yang
terbuat dari papan dengan ukuran minimal 1,5 m x 2 m. Tidak diperkenankan
membuat adukan diatas tanah. Pembuatan campuran bisa juga dengan menggunakan
beton molen.
1.3.2. Jenis adukan
1. Adukan biasa adalah campuran 1 PC : 5 Psr
Adukan ini digunakan untuk pasangan pondasi menerus, pasangan bata dan
plesteran yang tidak kedap air seperti yang tercantum pada gambar kerja.
2. Adukan kedap air adalah campuran 1 PC : 2 Psr
Adukan ini digunakan untuk menutup semua bagian yang disyaratkan didalam
gambar kerja.
3. Jenis adukan
Semua jenis adukan diatas harus disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalam
keadaan masih segar dan belum mengering pada waktu pelaksanaan pemasangan.

PASAL 2 PEKERJAAN PASANGAN PONDASI MENERUS
2.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud adalah pasangan pondasi batu kali / batu gunung dan tidak boleh
menggunakan batu karang yang berongga.
2.2. Persyaratan Bahan
2.2.1. Batu kali / Batu Gunung
Batu kali/batu gunung yang dipakai adalah batu pecah ukuran 15 25 dari jenis yang
keras, bersudut runcing dan tidak porous.
2.2.2. PC (Portland Cement)
Sesuai persyaratan dalam Bab II pasal 3 butir 3.2.1
2.2.3. Pasir Pasangan
Sesuai persyaratan dalam Bab III pasal 1 butir 1.2.2
2.2.4. Air
Sesuai persyaratan dalam Bab II pasal 3 butir 3.2.3
2.3. Persyaratan Pelaksanaan

ST. 14
TSP Balitsereal_Landscaping 2015

2.3.1. Profil atau bentuk pondasi


Sebelum pelaksanaan pekerjaan pondasi menerus, harus dibuat profil/bentuk pondasi
menerus dari bamboo atau kayu pada setiap ujung yang bentuk dan ukurannya sesuai
dengan gambar kerja dan telah mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan/
Konsultan Pengawas.
2.3.2. Galian pondasi
Galian pondasi harus telah disetujui secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan
Pengawas. Kemudian dasar galian harus diurug dengan pasir urug setebal 10 cm,
disiram dengan air bersih sampai jenuh, diratakan dan dipadatkan sampai benar-benar
padat. Dan dilanjutkan dengan pekerjaan batu kosong.
2.3.3. Pasangan pondasi menerus
Pasangan pondasi menerus menggunakan adukan dengan campuran 1 PC : 4 Ps. Untuk
kepala pondasi digunakan adukan kedap air 1 PC : 2 Ps.
2.3.4. Adukan
Adukan harus membungkus batu kali/batu gunung sedemikian rupa sehingga tidak ada
bagian dari pondasi yang berongga atau tidak padat khususnya pada bagian tengah.
2.3.5. Jarak
Pada perletakan kolom praktis harus ditanamkan stek-stek tulangan kolom dengan
diameter dan jumlah besi yang sama dengan jumlah tulangan pada kolom praktis
tersebut. Stek-stek harus tertanam dengan baik dalam pondasi dengan jarak tanam
minimal 40-D atau sesuai dengan gambar kerja.
2.4. Kerusakan atau Cacat
Bila terjadi kerusakan/cacat pekerjaan, maka kontraktor diharuskan untuk memperbaiki
kembali dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Biaya untuk pekerjaan ini adalah tanggung
jawab kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.

PASAL 3 PEKERJAAN PASANGAN BATU BATA
3.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan pasangan dinding dengan bata batu dan 1 bata
(jika ditunjukkan dalam gambar).
3.2. Persyaratan Bahan
3.2.1. Batu bata
Batu bata yang dipakai adalah bata merah dari mutu yang terbaik, dengan pembakaran
yang sempurna dan merata. Batu bata sebaiknya diambil pada satu produsen saja untuk
mendapatkan kesamaan ukuran bata. Batu bata boleh digunakan setelah mendapatkan
persetujuan dari Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
3.2.2. PC (Portland Cement)
Sesuai persyaratan dalam Bab I pasal 3 butir 3.2.1
3.2.3. Pasir pasangan
Sesuai persyaratan dalam Bab II pasal 1 butir 1.2.2
3.2.4. Air
Sesuai persyaratan dalam Bab I pasal 3 butir 3.2.3
3.3. Persyaratan Pelaksanaan Pasangan Batu Bata
3.3.1. Detail bentuk profil
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, kontraktor harus memperhatikan detail bentuk profil,
sambungan dan hubungan dengan material lain dan melaksanakannya sesuai dengan
yang tercantum didalam gambar kerja.

ST. 15
TSP Balitsereal_Landscaping 2015

a. Sebelum pemasangan
Sebelum pemasangan, batu bata harus direndam dalam air bersih dulu hingga jenuh.
Pada saat pemasangan tidak boleh ada genangan air diatas batu bata tersebut.
b. Adukan perekat/spesi
Adukan kedap air adalah campuran 1 PC : 2 Psr digunakan untuk semua pekerjaan
pasangan batu bata.
c. Ketebalan adukan/spesi
Pemasangan harus sedemikian rupa sehingga ketebalan adukan/spesi harus sama
setebal 1 cm. Semua pertemuan bata horizontal dan vertical harus terisi dengan baik
dan penuh.
d. Pemasangan dinding pasangan bata
Pemasangan dinding pasangan bata dilakukan bertahap, setiap tahap maksimum 24
lapis setiap harinya, diikuti dengan cor kolom dan balok praktis.
e. Pelaksanaan pemasangan batu bata
Pelaksanaan pemasangan batu bata harus rapi, sama tebal, lurus, tegak dan pola
ikatan harus terjaga baik diseluruh pekerjaan. Pertemuan sudut antara dua dinding
harus rapi dan siku seperti pada gambar kerja.
f. Pekerjaan pemasangan batu bata
Pekerjaan pemasangan batu bata harus benar-benar vertical dan horizontal.
Pengukuran dilakukan dengan tiang lot/unting-unting dan harus diukur tepat. Untuk
permukaan datar, batas toleransi pelengkungan atau pencembungan bidang tidak
boleh melebihi 3 mm untuk setiap jarak 200 cm bidang vertical dan horizontal. Jika
melebihi maka kontraktor harus segera membongkar/memperbaiki dan biaya untuk
pekerjaan ini ditanggung oleh kontraktor dan tidak dapat diclaim sebagai pekerjaan
tambah.
g. Siar-siar
Setelah bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok dengan kedalaman 1
cm dengan rapi dan dibersihkan dengan sapu lidi, kemudian disiram air dan siap
untuk menerima plesteran.
h. Plesteran
Sebelum diplester, permukaan pasangan bata harus dibahasi/disiram air bersih
terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok dan dibersihkan.
i. Lubang dinding pasangan bata
Pembuatan lubang pada dinding pasangan bata untuk perancah sama sekali tidak
diperkenankan/disetujui.
j. Bata yang patah
Tidak diperkenankan memasang bata merah yang patah dua melebihi dari 5 %. Bata
yang patah lebih dari 2 (dua) bagian tidak boleh dipakai.
k. Pemeliharaan
Selama pemasangan dinding bata belum difinish, kontraktor wajib untuk memelihara
dan menjaga atas kerusakan atau pengotoran oleh bahan lain. Apabila pada saat
difinish terdapat kerusakan, berlubang dan lain sebagainya, kontraktor harus
memperbaiki sampai dinyatakan dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan
Pengawas. Biaya ini ditanggung oleh kontraktor dan tidak dapat di klaim sebagai
pekerjaan tambah.
3.4. Kerusakan atau Cacat

ST. 16
TSP Balitsereal_Landscaping 2015

Bila terjadi kerusakan/cacat pekerjaan, maka kontraktor diharuskan untuk memperbaiki


kembali dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Biaya untuk pekerjaan ini adalah tanggung
jawab kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.


PASAL 4 PEKERJAAN BETON NON STRUKTURAL
4.1. Lingkup pekerjaan
4.1.1. Pekerjaan beton tumbuk K.125
Pekerjaan yang dimaksud adalah : alas lantai keramik dan jalan setapak.
4.2. Persyaratan Bahan
4.2.1. PC (Portland Cement)
Sesuai persyaratan dalam Bab II pasal 3 butir 3.2.1
4.2.2. Koral beton/spilt dan Pasir beton
Sesuai persyaratan dalam Bab II pasal 3 butir 3.2.2
4.2.3. Air
Sesuai persyaratan dalam Bab II pasal 3 butir 3.2.3
4.2.4. Acuan bekisting
Sesuai persyaratan dalam Bab II pasal 3 butir 3.3.3
4.3. Persyaratan Pelaksanaan
4.3.1. Beton bertulang
Mutu beton yang disyaratkan adalah K.125
4.3.2. Pekerjaan acuan/bekisting
Acuan/bekisting harus dipasang sesuai dengan bentuk dan ukuran-ukuran yang telah
ditetapkan dalam gambar kerja. Acuan harus dipasang sedemikian rupa dengan
perkuatan-perkuatan sehingga cukup kokoh dan dijamin tidak berubah bentuk dan
kedudukannya selama pengecoran berlangsung. Acuan harus rapat (tidak bocor),
permukaan licin, bebas dari kotoran hasil pemotongan kayu, tanah Lumpur dan
sebagainya.
4.3.3. Cara pengadukan
Pengadukan dilakukan dengan beton molen dan tidak diperkenankan memakai cara
manual. Takaran untuk campuran harus seizin dan disaksikan langsung oleh Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas. Beton harus dilindungi dari sinar matahari langsung
supaya tidak terjadi penguapan yang terlalu cepat yang dapat menyebabkan adukan
beton mengeras. Persiapan perlindungan atas kemungkinan datangnya hujan harus
diperhatikan.
4.3.4. Pengecoran beton
Sebelum pelaksanaan pengecoran kontraktor diwajibkan melaksanakan pekerjaan
persiapan dengan membersihkan dan menyiram acuan/cetakan dengan air bersih
sampai jenuh, pemeriksaan ukuran-ukuran dan ketinggian, pemeriksaan penulangan
dan penempatan beton deking. Pengecoran hanya dapat dilaksanakan setelah
mendapatkan persetujuan/izin dari Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
Pengecoran harus menggunakan alat penggetar beton untuk menjamin beton cukup
padat dan harus dihindarkan dari terjadinya cacat pada beton seperti keropos dan
sarang koral/split yang dapat memperlemah konstruksi. Apabila pengecoran beton
akan dihentikan dan diteruskan pada hari berikutnya maka tempat penghentian
tersebut harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas. Penyembungan
beton lama dengan beton baru harus memakai adukan perekat CALBOND. Permukaan
beton lama yang akan diteruskan pengecorannya harus dikasarkan, dilapis dengan

ST. 17
TSP Balitsereal_Landscaping 2015

adukan perekat CALBOND yang pembuatannya sesuai dengan persyaratan pabrik


pembuat dan selanjutnya langsung dilakukan pengecoran baru.
4.3.5. Pekerjaan pembongkaran acuan/bekisting
Pekerjaan pembongkaran acuan/bekisting hanya boleh dilakukan dengan izin tertulis
dari Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas. Setelah bekisting dibuka, tidak diizinkan
mengadakan perubahan apapun pada permukaan beton tanpa persetujuan Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
4.3.6. Pada setiap pertemuan dinding pasangan bata dengan kolom praktis harus diperkuat
dengan anker 10 mm tiap jarak 100 cm yang terlebih dahulu telah ditanam dengan
baik pada bagian kolom. Bagian yang tertanam dalam pasangan bata dan kolom praktis
minimal sedalam 30 cm kecuali ditentukan lain.
4.4. Pekerjaan Beton Tumbuk
Mutu beton tumbuk adalah K.125. Lapisan beton tumbuk harus padat, tidak berongga, tidak
retak dan rata permukaan. Tebal lapisan beton tumbuk untuk lantai kerja adalah 5-7 cm
sedangkan untuk tanjakan sesuai dengan gambar kerja.
4.5. Kerusakan atau Cacat
Bila terjadi kerusakan/cacat pekerjaan, maka kontraktor diharuskan untuk memperbaiki
kembali dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Biaya untuk pekerjaan ini adalah tanggung
jawab kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.


PASAL 5 PEKERJAAN PLESTERAN
5.1. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
1. Plesteran biasa dengan campuran 1 PC : 5 Psr
2. Plesteran kedap air dengan campuran 1 PC : 2 Psr
3. Acian halus untuk permukaan dinding pasangan bata dan permukaan beton

5.2. Persyaratan Bahan
5.2.1. PC (Portland Cement)
Sesuai persyaratan dalam Bab II pasal 3 butir 3.2.1
5.2.2. Pasir pasangan
Sesuai persyaratan dalam Bab III pasal 1 butir 1.2.2
5.2.3.
Air
Sesuai persyaratan dalam Bab II pasal 3 butir 3.2.3

5.3. Persyaratan Pelaksanaan
5.3.1. Campuran plesteran
Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan jika pekerjaan dinding pasangan bata atau
bidang beton telah disetujui secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan
Pengawas. Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan apabila pekerjaan pasangan bata
minimal berumur 2 hari. Tidak diperbolehkan melaksanakan pekerjaan plesteran pada
saat pekerjaan dinding pasangan bata baru saja selesai.
5.3.2. Jenis plesteran
5.3.2.1. Plesteran kedap air
Semua ketebalan plesteran kedap air adalah 1,5 cm. Campuran plesteran
adalah 1 PC : 2 Psr dipakai untuk menutup permukaan dinding pasangan
bata, yang meliputi :

ST. 18
TSP Balitsereal_Landscaping 2015

1. Untuk ruang display setinggi 20 cm dari permukaan sloef pada bagian


luar.
2. Untuk ruang pemotongan dan kandang ayam serta gudang setinggi 50
cm dari permukaan sloef pada bagian luar dan dalam pasangan dinding
bata.
3. Untuk kamar mandi dan wc setinggi 120 cm dari permukaan sloef.
Plesteran ini hanya untuk bagian luar pasangan dinding bata.
4. Lantai permukaan plat beton (tempat recervoir) dan sekeliling dinding
batas pada tepi plat beton. Pada plesteran ini dibuat kemiringan muka
lantai pada plat beton sebesar 2, dimana alur kemiringan menuju
kelubang pipa pembuangan. Kemiringan muka lantai ini untuk
mengalirkan air pembuangan dari recervoir dan air hujan kelubang pipa
pembuangan.
5.3.2.2. Plesteran biasa
Campuran plesteran adalah 1 PC : 5 Psr yang meliputi :
1. Untuk ruang pemotongan dipakai untuk menutup permukaan dinding
luar dan dalam pasangan bata setelah plesteran kedap air dengan
ketebalan plesteran 1,5 cm
2. Untuk semua permukaan kolom utama (4 sisi) dengan ketebalan
plesteran 1 cm
3. Untuk dinding pasangan bata meja display dengan ketebalan plesteran
1,5 cm.
5.3.2.3. Plesteran halus/acian
Acian adalah campuran PC dengan air yang dibuat sedemikian rupa sehingga
mendapatkan campuran yang homogen. Acian ini merupakan pekerjaan
penyelesaian akhir dari dinding pasangan. Acian ini dilaksanakan sesudah
pekerjaan plesteran berumur minimal 8 hari atau sudah kering benar.
5.3.3. Waktu pencampuran adukan plesteran
Sebelum pencampuran dimulai, semua bahan pasir harus diayak terlebih dahulu untuk
mendapatkan butiran pasir yang halus. Semua jenis plesteran tersebut diatas harus
disiapkan sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan segar dan belum mengering
pada waktu pelaksanaan pemasangan. Kontraktor harus mengusahakan agar tenggang
waktu antara waktu pencampuran adukan plesteran dengan pemasangan tidak
melebihi 30 menit, terutama untuk plesteran kedap air. Kontraktor harus menyediakan
pekerja/tukang yang ahli untuk pelaksanaan plesteran ini, khususnya untuk pekerjaan
acian. Semua permukaan hasil plesteran harus rata, tidak bergelombang, padat dan
tidak berlubang. Untuk permukaan dinding pasangan bata sebelum diplester harus
dibasahi dengan air bersih terlebih dahulu dan siar-siarnya dikerok sedalam 1 cm.
Sedangkan untuk permukaan beton yang akan diplester permukaannya harus
dibersihkan dari sisa-sisa bekisting kemudian dikasarkan (scratched). Semua lubang-
lubang bekas pengikat bekisting atau formtie harus ditutupi plesteran. Untuk
permukaan yang datar batas toleransi pelengkungan atau pencembungan bidang tidak
boleh melebihi 3 mm untuk setiap jarak 2 m. Pekerjaan plesteran dinding hanya
diperkenankan setelah selesai pemasangan instalasi listrik dan pipa plumbing untuk
seluruh bangunan.


5.3.4. Pemeliharaan
Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung dengan wajar.
Hal ini dilaksanakan dengan membasahi permukaan plesteran setiap kali terlihat kering

ST. 19
TSP Balitsereal_Landscaping 2015

dan melindunginya dari terik matahari langsung dengan bahan penutup yang dapat
mencegah penguapan air secara cepat. Pembasahan tersebut adalah selama 7 (tujuh)
hari setelah pekerjaan plesteran selesai. Kontraktor harus selalu menyiram dengan air
bersih sekurang-kurangnya 2 (dua) kali sehari sampai jenuh. Apabila hasil pekerjaan
tidak memenuhi semua yang disyaratkan oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas
maka kontraktor harus membongkar dan memperbaiki sampai disetujui oleh Direksi
Pekerjaan/Konsultan Pengawas. Biaya untuk perbaikan tersebut ditanggung oleh
kontraktor dan tidak dapat dijadikan sebagai pekerjaan tambahan.
5.4. Kerusakan atau Cacat
Bila terjadi kerusakan/cacat pekerjaan, maka kontraktor diharuskan untuk memperbaiki
kembali dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Biaya untuk pekerjaan ini adalah tanggung
jawab kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.


PASAL 6 PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK
6.1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud hanya meliputi pasangan keramik jalan setapak dan jalan
penghubung Gedung Sekretariat dan Gedung Auditorium.
6.2. Persyaratan Bahan
10.1.1. PC (Portland Cement)
Sesuai persyaratan dalam Bab II pasal 3 butir 3.2.1
10.1.2. Pasir pasangan
Sesuai persyaratan dalam Bab III pasal 1 butir 1.2.2
10.1.3. Air
Sesuai persyaratan dalam Bab II pasal 3 butir 3.2.3
10.1.4. Bahan keramik (Ceramic Tile)
Jenis : Keramik
Permukaan : bercorak/warna agak gelap/kasar, motif kulit jeruk
Ketebalan : 6 mm
Warna/corak : Akan ditentukan kemudian
Ukuran : 30 x 30 cm
Kualitas : Kelas 1
Produk : Setara merk ASIA TILE
6.3. Persyaratan Pelaksanaan pekerjaan
10.1.5. Contoh bahan
Kontraktor harus mengajukan contoh bahan keramik yang akan dipakai sebanyak 3
(tiga) set kepada Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan (tekstur dan warna) yang akan dipakai sebagai standard dalam pengiriman
bahan kelapangan.
10.1.6. Keramik
Keramik yang akan dipasang, ukuran diagonalnya harus benar-benar sama, masing-
masing tepinya benar-benar siku dan tidak cacat.
10.1.7. Pemasangan
Pada saat pemasangan keramik harus dalam keadaan baik, tidak retak (pecah), tidak
bernoda dan warna sesuai dengan yang disyaratkan.
10.1.8. Perendaman
Sebelum keramik dipasang, maka harus direndam kedalam air bersih hingga jenuh dan
kemudian ditiriskan berbaris sampai kering.

ST. 20
TSP Balitsereal_Landscaping 2015

10.1.9. Pola pemasangan


Pola pemasangan harus mempunyai kemiringan muka lantai sebagai berikut :
1. Untuk kemiringan muka lantai KM/WC adalah 2, dimana alur kemiringan menuju
ke saluran dan floor drain. Bagian tinggi muka lantai berada di tepi ruangan dekat
pintu sedangkan bagian rendah berada di tepi ruangan dekat saluran atau floor
drain. Kemiringan muka lantai ini dibuat untuk mengantisipasi agar air tumpahan
dan pembersihan lantai tidak tergenang dan akan mengalir dengan sendirinya ke
saluran.
2. Untuk kemiringan muka lantai teras dan balkon adalah 2, dimana alur kemiringan
menuju ke luar teras/balkon. Bagian tinggi muka lantai berada di tepi dinding
sedangkan bagian rendah berada di tepi teras/balkon. Kemiringan muka lantai ini
dibuat untuk mengantisipasi agar air hujan yang masuk ke teras/balkon tidak
tergenang dan akan mengalir dengan sendirinya ke luar bangunan.
10.1.10. Pemotongan ubin keramik
Bila diperlukan pemotongan ubin keramik, maka harus terlebih dahulu dipergunakan
alat pemotong khusus sesuai dengan petunjuk pabrik.
10.1.11. Ketebalan finish
Pemasangan ubin keramik harus benar-benar rata, tidak bergelombang, nat/siar terisi
penuh/rata, kemiringan muka lantai dan harus sesuai dengan gambar kerja. Ubin
keramik yang sudah dipasang harus segera dibersihkan dari bercak noda adukan
perekat dan adukan nat/siar dengan lap/kain yang dibasahi dengan air bersih dan
dilindungi dari kemungkinan cacat akibat pekerjaan lainnya.
10.1.12. Setelah pemasangan
Selama 3 x 24 jam setelah pemasangan, ubin keramik harus dihindarkan dari
injakan/pemberian beban.
10.1.13. Kerusakan atau Cacat
Bila terjadi kerusakan/cacat pekerjaan, maka kontraktor diharuskan untuk
memperbaiki kembali dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Biaya untuk
pekerjaan ini adalah tanggung jawab kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai
pekerjaan tambah
10.1.14. Jaringan pipa
Sebelum pelaksanaan pekerjaan pemasangan ubin keramik, semua jaringan pipa dalam
bangunan sudah harus terpasang pada tempatnya. Kontraktor harus mempelajari
gambar kerja dan koordinasi dengan pekerjaan plumbing dan mekanikal dibawah
pengarahan Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
6.4. Kerusakan atau Cacat
Bila terjadi kerusakan/cacat pekerjaan, maka kontraktor diharuskan untuk memperbaiki
kembali dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Biaya untuk pekerjaan ini adalah tanggung
jawab kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.







PASAL 7 PEKERJAAN TAMAN (PENGADAAN, PENANAMAN, PEMUPUKAN DAN PEMELIHARAAN)
a. Pekerjaan ini adalah mendatangkan jenis tanaman yang diminta dalam dokumen kontrak.
b. Tanaman harus dalam keadaan segar dan tidak layu.

ST. 21
TSP Balitsereal_Landscaping 2015

c. Apabila tanaman yang didatangkan tidak langsung ditanam, maka tanaman tersebut harus
disimpan dan diletakkan pada tempat yang sejuk dan harus dijaga kesegarannya.
d. Untuk tanaman palem raja, cemara Norflok dan cemara papua, tinggi tanaman antara 1 1,5
meter, untuk tanaman lain seperti agave, mawar, perdu dan asoka, tinggi yang diinginkan minimal
30 cm.
e. Semua tanaman tersebut ditanam pada tempat yang ditunjukkan dalam gambar, sedangan untuk
rumput ditanam pada semua permukaan tanah yang dikerja, kecuali disebutkan lain dalam
dokumen kontrak.
f. Sebelum tanaman tersebut ditanam, lubang galian harus dibiarkan minimal 1 (satu) hari disirami
air dan diberi pupuk.
g. Setelah masa penanaman selesai, kontraktor harus menjaga dan memelihara tanaman selama
minimal 1 (satu) bulan. Tanaman harus disiram pada waktu siang dan sore hari. Jika ada tanaman
liar yang tumbuh, harus dibuang.


PASAL 12 PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP DAN PENUTUP ATAP
12.1. Umum
Konstruksi kuda-kuda menggunakan sistem struktur atap dari baja ringan, mulai dari kuda-
kuda sampai pada reng atap. Semua bahan baja ringan harus berlisensi BLUESCOPE LYSAGHT.
Pekerjaan ini meliputi pekerjaan meliputi pengadaan semua bahan, peralatan dan tenaga
kerja, pemasangan, pengujian dan perbaikan selama masa pemeliharaan
12.2. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini meliputi pengiriman material ke site dan ereksi termasuk penggunaan penopang
sementara dan seluruh pemasangan baja ringan seperti tercantum dalam gambar kerja
meliputi :
1. Pekerjaan rangka atap (roof truss)
2. Pekerjaan reng (batten)
3. Pekerjaan jurai dalam (valley gutter)
12.3. Persyaratan Bahan
a. Kuda-kuda baja ringan, dengan spesifikasi :
Material dasar : Produksi setara TASO TRUSS (Australian Standard)
Jenis Material : Zinc Aluminium Coated G.550
Kekuatan tarik : 5500 kg/cm2
Material pelapis : Zincalume dengan komposisi bahan ; zinc 43,5%, almunium 55%
dan silicon 1,5%
Ketebalan pelapis : AZ 100 = 100 gram/m2
Sudut kemiringan kuda-kuda = 10 - 15
Tinggi kuda-kuda = sesuai gambar
Profil truss (kuda-kuda) minimal :
Tinggi = 76 mm
Lebar atas = 36 mm
Lebar bawah = 36 mm
Tebal = 0,75 mm
Screw WTEKS 10-16x16 HWF

Profil batten (reng) minimal :
Tinggi = 37 mm
Lebar atas = 31 mm

ST. 22
TSP Balitsereal_Landscaping 2015

Tebal = 0,55 mm
Dynabolt
Catatan : Apabila dalam pengerjaan kuda-kuda dengan produksi/merk dan spesifikasi
diatas kontraktor mengalami kesulitan dalam mencari dan menemukan produk seperti
yang diinginkan oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas, maka kontraktor dapat
mengajukan produksi/merk lainnya dengan spesifikasi seperti yang tercantum diatas dan
mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
b. Properti mekanis baja (Steel Mechanical Properties)
Baja Mutu Tinggi G550
Tegangan Leleh Minimum (Minimum Yield Strength) : 550 MPa
Modulus Elastisitas : 2,1 x 105 Mpa
Modulus Geser : 8 x 104 Mpa
c. Lapisan pelindung terhadap korosi (Protective Coating)
Lapisan pelindung seng dan aluminium (Zincalume/AZ) dengan komposisi :
55 % Aluminium (Al)
43,5 % Seng (Zinc)
1,5 % Silicon (Si)
d. Penutup atap baja ringan dengan spesifikasi :
Penutup atap baja ringan yang disyaratkan adalah jenis atap genteng metal setara surya
roof.
e. Persyaratan lainnya
Catatan : Apabila dalam pengerjaan konstruksi atap dengan produksi/merk dan spesifikasi
diatas kontraktor mengalami kesulitan dalam mencari dan menemukan produk seperti
yang diinginkan oleh Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas, maka kontraktor dapat
mengajukan produksi/merk lainnya dengan spesifikasi yang sama seperti yang tercantum
diatas dan mendapatkan persetujuan dari Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas.
12.4. Persyaratan Design
a. Design rangka atap harus didukung oleh analisis perhitungan yang akurat serta memenuhi
kaidah-kaidah teknik yang benar dalam perancangan standar batas desain struktur baja
cetak dingin (Limit State Cold Formed Steel Structure Design)
b. Kontraktor wajib menyerahkan mill certificate (sertifikat pabrik) dari material baja yang
akan digunakan.
12.5. Persyaratan Pra-Konstruksi
a. Kontraktor wajib meneliti kebenarn dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-
ukuran yang tercantum dalam gambar kerja. Pada prinsipnya ukuran pada gambar kerja
adalah ukuran jadi/finish.
b. Setiap bagian yang tidak memenuhi persyaratan yang tertulis disini yang diakibatkan oleh
kurang teliti dan kelalaian Kontraktor akan ditolak dan harus diganti kewajiban yang sama,
juga berlaku untuk ketidakcocokan kesalahan maupun kekurangan lain akibat Kontraktor
tidak teliti dan cermat dalam koordinasi dengan gambar pelengkap dari Arsitek, Struktur,
Mekanikal dan Elektrikal. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambah dalam hal ini harus
dikerjakan atas biaya Kontraktor tidak dapat diklaim sebagai biaya tambahan.
c. Perubahan bahan/detail karena alasan tertentu harus diajukan ke Konsultan Pengawas
dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis. Semua
perubahan yang disetujui dapat dilaksanakan tanpa adanya biaya tambahan yang
mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan pekerjaan kurang
akan diperhitungkan sebagai Pekerjaan Tambah Kurang.
d. Sebaiknya sebanyak mungkin bahan untuk konstruksi baja ringan difabrikasi di workshop,
baik workshop permanen maupun workshop sementara. Kontaktor bertanggung jawab

ST. 23
TSP Balitsereal_Landscaping 2015

atas semua kesalahan detail, fabrikasi dan ketetapan pemasangan semua komponen
struktur konstruksi baja ringan.
12.6. Persyaratan Konstruksi
a. Sambungan
Alat penyambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi dan instalasi
adalah baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan spesifikasi sebagai berikut :
- Kelas Ketahanan Korosi Minimum (Minimum Corrotion Rating) : Class 2
- Ukuran baut untuk elemen struktur atap adalah 12-14x20 dengan ketentuan sebagai
berikut :
1. Diameter kepala : 12 mm
2. Jumlah ulir per inchi (Treads per inchi/TPI) : 14
3. Panjang : 20 mm
4. Material : AISI 1022 Heat treated carbon steel
5. Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 8.8 kN
6. Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 15.3 kN
7. Kuat torsi minimum (Torque, min) : 13.2 kNm
a. Ukuran baut untuk elemen struktur lainnya adalah 10-16x16 dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Diameter kepala : 10 mm
b. Jumlah ulir per inchi (Treads per inchi/TPI) : 16
c. Panjang : 16 mm
d. Material : AISI 1022 Heat treated
carbon steel
e. Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 6.8 kN
f. Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 11.9 kN
g. Kuat torsi minimum (Torque, min) : 8.4 kNm
b. Pemasangan baut harus sesuai dengan detail sambungan pada gambar kerja.
c. Pemasangan baut harus menggunakan alat bor listrik 560 watt dengan kemampuan
putaran alat minimal 2000 rpm.
12.7. Pemotongan Material
e. Pekerjaan pemotongan material baja riingan harus menggunakann peralatan yang sesuai,
alat potong listrik dan gunting, dan telah ditentukan di pabrik.
f. Alat potong harus dalam kondisi baik.
g. Pemotongan material harus mengikuti gambar kerja.
h. Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih.


PASAL 14 PEKERJAAN SANITAIR
14.1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
1. Pemasangan Closet Duduk
2. Pemasangan Stop Kran
3. Pemasangan Kran Air
4. Pemasangan Floor Drain
14.2. Persyaratan Bahan
1. Closet Duduk yang dipakai adalah produk/merk American Standar atau yang setara, tidak
rusak, lecet dan mempunyai tektur warna terang.
2. Untuk kran air dan shower terbuat dari bahan stainless steel yang bermutu tinggi
produksi/merk Onda atau yang setara, kualitas nomor satu, tidak mudah rusak, berkarat

ST. 24
TSP Balitsereal_Landscaping 2015

dan pada kepala pemutarnya dipilih yang bermodel pipih bukan yang bulat. Semua kran
air dipakai yang berdiameter 3/4. Untuk kran air leher panjang dipakai dengan bahan dan
merk yang sama seperti diatas dan pada leher kran dapat bergerak secara statis.
3. Untuk floor drain menggunakan merek Toto atau yang setaraf, dari bahan stainless steel
diameter 3.
4. Semua bahan-bahan pipa yang akan dipakai harus dalam keadaan baik, tidak bocor,
pecah, original dan berkualitas tinggi.
14.3. Persyaratan Pelaksanaan pekerjaan
1. Contoh bahan
Kontraktor harus mengajukan contoh bahan yang akan dipakai, baik dalam bentuk barang
ataupun brosur/manual user dari pabrik kepada Direksi Pekerjaan untuk mendapatkan
persetujuan yang akan dipakai sebagai standard dalam pengerjaan.
2. Sebelum memulai pekerjaan
Kontraktor harus mempelajari terlebih dahulu rencana gambar instalasi jaringan pipa dan
berkoordinasi dengan Direksi Pekerjaan.
3. Pekerjaan galian tanah
Galian tanah dibuat sesuai dengan gambar bestek dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Setelah pekerjaan galian selesai maka diurug dengan timbunan pasir setebal 3 cm.
4. Pemasangan kran air
Kran air untuk kamar mandi dipasang setinggi 15 cm dari muka bak air fibreglass.
Sedangkan untuk kran air tempat pemotongan dan penyemprotan dipasang setinggi 80
cm dari muka lantai.
5. Pengujian/pengetesan aliran jaringan pipa
Setelah semua pipa dipasang pada tempat/titik yang sudah ditentukan maka dilakukan tes
pengaliran khususnya untuk pipa pembuangan air kotor. Apabila dalam pengetesan ini air
tidak mengalir maka kontraktor harus memperbaiki kembali pemasangan jaringan pipa
atas biaya kontraktor.
6. Pemasangan closet duduk
Closet duduk dipasang secara horizontal dengan ketinggian seperti pada gambar kerja.
Pemasangan harus cermat dan rapi.

PASAL 14 - PEKERJAAN PENGECATAN
14.1. Lingkup pekerjaan
Pekerjaan yang dimaksud meliputi :
1. Pekerjaan pengecatan permukaan seluruh dinding dalam dan luar.
2. Pekerjaan pengecatan kayu (kusen, daun pintu dan daun/bingkai jendela).
3. Pengecatan besi pagar kandang dan rangka atap besi.
14.2. Persyaratan Bahan
1. Cat tembok, yang digunakan jenis : Vinilex (Nippon Paint), Mowilex atau Jotun.
2. Cat besi/logam dan kayu :
Bahan cat dari jenis syntetic enamel super gloss kualitas utama. Jenis dan warna akan
ditentukan kemudian
3. Cat politur memakai melamik bahan dari produk IMPRA, ULTRA atau yang setara. Jenis
dan warna akan ditentukan kemudian
4. Plamur, bahan dan kualitas utama produk ex local mutu terbaik
5. Cat dasar setara Aries
6. Keaslian cat

ST. 25
TSP Balitsereal_Landscaping 2015

Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat yang akan dipakai untuk mengetahui
kemurnian cat. Pembuktian dapat dilakukan dengan melihat segel kaleng cat yang masih
utuh atau tidak rusak dan hasil akhir pengecatan.
14.3. Persyaratan Pelaksanaan pekerjaan
a. Contoh bahan
Kontraktor harus mengajukan contoh bahan yang akan dipakai, baik dalam bentuk barang
ataupun brosur/manual user dari pabrik kepada Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas
untuk mendapatkan persetujuan yang akan dipakai sebagai standard dalam pengerjaan.
b. Sebelum memulai pekerjaan
Kontraktor harus mempelajari terlebih dahulu rencana gambar pengecatan dan
berkoordinasi dengan Direksi Pekerjaan/Konsultan Pengawas. Semua bidang yang akan
dicat harus segera dibersihkan.
c. Tebal cat
Tebal minimum dari tiap lapisan jadi (finish) minimum sama dengan syarat yang
dispesifikasikan dari pabrik. Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran,
atau ada bekas yang menunjukan sapuan kuas.
d. Peralatan pelindung
Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan beracun atau yang
membahayakan keselamatan manusia maka kontraktor harus menyediakan peralatan
pelindung seperti masker, sarung tangan dan sebagainya yang akan dipakai pada waktu
pelaksanaan pengecatan.
e. Keadaan cara pengecatan
Tidak diperkenankan melakukan pengecatan pada waktu hujan dan angin yang berdebu
bertiup kencang.
f. Peralatan
Peralatan seperti kuas, sikat kawat dan roller harus tersedia dari mutu yang baik dan
jumlahnya cukup.
g. Cat dasar
Untuk semua cat dasar harus menggunakan kuas.
h. Untuk pengecatan besi dilakukan sesudah pekerjaan besi dilakukan. Seluruh permukaan
besi harus dibersihkan sebelum di cat.
i. Semua pekerjaan kayu yang kena/berhubungan dengan plesteran harus di cat meni terlebih
dahulu dan diberi dempul kayu hingga rata dan kemudian diamplas.
14.4. Kerusakan atau Cacat
Bila terjadi kerusakan/cacat pekerjaan, maka kontraktor diharuskan untuk memperbaiki
kembali dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan. Biaya untuk pekerjaan ini adalah tanggung
jawab kontraktor dan tidak dapat diklaim sebagai pekerjaan tambah.

PASAL 15 PEKERJAAN INSTALASI PEMIPAAN


A. Lingkup Pekerjaan
1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian secara sempurna sistim penyediaan air untuk
kolam taman.
2. Pemasangan dan pengujian pipa-pipa ke setiap titik penyaluran.
3. Pengadaan mesin pompa, pipa, arah penyaluran air, penyambungan listrik untuk pompa.
4. Memperbaiki semua kerusakan, semua galian yang diakibatkan baik oleh bobokan-bobokan,
galian galian maupun oleh kecerobohan para pekerja

ST. 26
TSP Balitsereal_Landscaping 2015

5. Pengujian terhadap kebocoran dan tekanan dari sistem plumbing air secara keseluruhan dan
mengadakan pengamatan sampai sistem berjalan baik, sesuai yang dikehendaki, yaitu suatu
sistem instalasi yang sempurna dan terpadu.
6. Pengadaan, pemasangan, pengujian mutu air dan ijin-ijin dari instalasi terkait.
7. Desinfeksi
B. Pengadaan dan pemasangan Kran-kran
Pengadaan dan pemasangan kran kran air intuk kamar mandi, laboratorium, pantry dan ruang air
bersih serta pemasangan kran kran untuk closed, wastafel, urinoir, shower dan lain lain
C. Pengadaan Testing dan Commisioning
Semua sistem pekerjaan yang terpasang, mengadakan izin izin yang diperlukan dari instansi
instansi yang ada hubungannya untuk mendapat surat keterangan untuk IPB, dan mendidik
operator yang akan menangani peralatan ini sehingga memahami dan menguasai peralatan ini.

PASAL 16 - PENJELASAN PERSYARATAN TEKNIS PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING
A. Peraturan-peraturan / Persyaratan
1. Tata cara pelaksanaan dan petunjuk-petunjuk lain yang berhubungan dengan peraturan-
peraturan pembangunan yang berlaku di Indonesia. Selama pelaksanaan, kontrak harus betul
betul ditaati.
2. Persyaratan umum pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan persyaratan dalam pasal
pekerjaan plumbing dimuka
3. Konsultan dianggap telah cukup mengerti dan mengetahui akan isi dan dimaksud dari
peraturan-peraturan dan syarat-syarat tersebut diatas
B. Untuk Pekerjaan Plumbing Air Bersih
1. Pipa plumbing air bersih ini harus menggunakan pipa PVC AW dengan diameter (pipa
supply dan distribusi)
2. Digunakan pipa setaraf Pabrik Pipa Indonesia, PT. Bakrie
3. Fitting harus dari material dan standar yang sama dengan yang di atas
4. Gantungan-gnatungan, klem-klem dan lain-lain, harus dibuat dari bahan yang sama yaitu
Flamco galvanized system yang sudah dipabrikasi dan tidak boleh menggunakan gantungan
buatan sendiri
5. Valves untuk instalasi air bersih harus dipakai mutu yang terbaik setaraf merk : CRANE;
NIBCO; HITACHI; PATI; NBC; YOSHITAKE, TECNO, KEY STONE, KITAZAWA
6. Kran kran/fixture harus dipakai yang terbaik, lihat KRS arsitektur
7. Bak kontrol untuk valve dibuat dari pasangan bata dengan adukan kuat dan tutup beton,
lihat RKS struktur
8. Pengadaan dan pelapisan tahan karat dan goni untuk pipa yang ditanam di dalam tanah.
C. Untuk Pekerjaan Pipa Pembuangan/Penguras
1. Semua pipa air kotor dan ven baik pipa utama maupun pipa cabang terbuat dari bahan PVC
dengan tekanan kerja 10 kg/cm2 standar JIS K 6741 setara produksi Wavin dan Rucika, dan
pipa untuk ven dari bahan Pvc dengan tekanan kerja 8 kg / cm2 standar produksi wavin dan
rucika.
2. Ukuran pipa yang digunakan adalah diameter 2.
3. Fitting-fitting untuk pemipaan ini juga terbuat dari bahan dan merk yang sama (Ex. Jepang
untuk fitting PVC)
4. Floor drain dan clean out dari bahan stainless steel.
5. Penggantung-penggantung, klem-klem dan lain lain, dari flamco galvanized system
D. Sistem Pemipaan
1. Sistem penyambungan pipa

ST. 27
TSP Balitsereal_Landscaping 2015

~ Sambungan pipa air bersih dengan sambungan ulir/screwed untuk pipa diameter 3/4
ke bawah dan untuk diameter 3/4 ke atas dipakai sambungan flaged dengan bahan
yang sesuai jenis bahan pipa.
~ Untuk katup/valve yang mempunyai 2 ke bawah menggunakan katup penutup dari
Bronz dengan seri 125, dengan system penyabungan pakai ulir/screwed.
~ Selanjutnya untuk katup 2 ke atas, dipakai katup penutup yang bahannya dari besi
tuang (cast iron) dengan seri 125 dengan sistem sambungan menggunkan flanged
junction
~ Untuk katup 3/4 ke bawah dipakai katup type bola (globe valve). Untuk katup yang
lebih besar dari dipakai katup pintu (gate valve). Untuk sambungan sambungan
pipa, socked Bonch bend, Tee dan lain-lain pada jaringan air limbah dan ven, dipakai
bahan yang sepabrik dengan pipa atau yang disetujui secara tertulis oleh pemberi tugas
& Konsultan Pengawas
2. Pemasangan penyambungan pipa
Pipa air bersih
~ Untuk penyambungan /socket harus yang sesuai standar
~ Sambungan pipa dipakai sambungan pipa ulir/screwed, penyambungannya dengan ulir
harus terlebih dahulu dilapisi dengan Red Lead cement atau memakai pintalan atau pita
khusus. Kedalaman ulir pada pipa 5 ulir masuk dengan diputar tangan. Pada
pemasangan katup / valve kurang dari 3 harus memudahkan untuk penggantian dan
pemasangan kembali dengan mempergunakan fitting pembantu sepertiwater mur,
double nipple dan lain sebagainya. Untuk sambungan pipa yang lebih dari 3
digunakan sambungan flanged, dalam penyambungan harus dilengkapi Ring Type
Gasket/Ring dari karet dan gasket untuk lebih menjamin kekuatan sambungan tersebut.
~ Untuk fitting-fitting sambungan harus dari jenis standar yang dikeluarkan oleh pabrik dan
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
3. Pemasangan fixtures, fitting dan sebagainya
~ Semua fixture harus dipasang dengan baik dan di dalamnya bebas dari kotoran yang akan
mengganggu aliran atau kebersihan air dan harus terpasang dengan kokoh (rigih)
ditempatnya dengan tumpuan yang mantap
~ Semua fixture, fitting, pipa-pipa air pemasangannya harus rapi, kuat dalam
kedudukannya dan tidak mengganggu pada waktu pemasangan dinding porselent dan
sebagainya.
~ Kontraktor bertanggung jawab untuk melengkapi komponen tersebut di dalam
kelengkapan jaringan instalasi di atas
~ Untuk pipa yang tekanan airnya tinggi/pipa induk, dipasang blok blok dari beton dengan
campuran yang kuat dan dipasang setiap ada sambungan pipa, tee, elbow, valve, dan
sebagainya
~ Pada setiap penyambungan pipa pipa ke fixture ataupun equipment atau valve harus
digunakan perlengkapan-perlengkapan fitting-fitting khusus kecuali apabila fixture atau
equipment tersebut telah dilengkapi dari pabrik
~ Pada setiap pipa penyatu yang disambungkan pada tiap-tiap fixture atau equipment
harus dipasang valve sesuai dengan gambar-gambar.
4. Penggantungan/Penumpu Pipa/Klem-klem
~ Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan penggantung atau angker yang
kokoh (rigih), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran
~ Penggantung/penunpu/klem-klem harus dengan bahan yang sama yaitu flamco
galvanized system, yang difabrikasikan ( bukan buatan sendiri).

ST. 28
TSP Balitsereal_Landscaping 2015

~ Pipa horizontal harus digantung dengan oenggantung yang dapat diatur dan harus
memungkinkan adanya expansi teknis dari pipa dan mengurai trasmisi vibrasi sampai
batas minimal. Jarak maximun penggantung untuk pipa adalah :
Bahan Diameter jarak tumpukan
(m)

pipa baja < 20 1
25 40 2
50 80 3
150 4
~ Panggantung atau pemumpu pipa harus disekrup/terikat pada konstruksi bangunan
dengan insert/angker yang dipasang pada waktu pengecoran beton atau ramset dan
fisher. Semua alat-alat penggantung harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga tidak
merusak pipa-pipa dan tidak merusak/menyebabkan turunnya pipa yang terpasang.
~ Pipa pipa vertikal harus ditumpu dengan klem dan baut dengan jarak tidak lebih dari 3
m.
5. Valve-valve
~ Penempatan dari valves, floor ddrain, clean out dan equipment serta peralatan lain harus
sedemikian rupa sehingga terlindung, udah dicapai dan tidak mengganggu.
~ Semua valve-valve adalah setaraf merk, crane, hitachi, pati, NBc, yoshitake, kitazawa,
keystone, tekno, nibco yang disetujui dan bilamana mungkin seluruh valve yang
terpasang adalah dari satu pabrik.
~ Water valve sampai dengan 2 adalah jenis screwed bronze body, type gate valve,
non rising steam
~ Water valve 2 ke atas adalah type butterfly valve body cas iron, end connection :
Lug type, steam : 316 stainless steel, seat : buns N or EPDM, actuator dan water valve >
4 gear operation.
~ Check valve sampai dengan 2 adalah jenis screwed bronze body
~ Check valve 2 - 3 adalah jenis flanged steel body
~ Check valve 3 ke atas adalah jenis flanged steel body
6. Pipa tegak dalam tembok dan luar tembok
~ Pipa tegak yang menuju ke fixture dan pipa vent harus dimasukkan dalam tembok/lantai,
kontraktor harus membuat alur-laur atau lubang yang diperlukan pada tembok sesuai
dengan kebutuhan pipa.
~ Setelah pipa dipasang dan diklem harus ditutup kembali sehingga pipa tidak kelihatan
dari luar. Cara-cara penutupan kembali harus seperti semula dengan finish yang rapi
sehingga tidak terlihak bekas-bekas dari pembobokan.
7. Pemasangan pipa-pipa harus dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut :
~ Pemsangan pipa-pipa harus dilaksanakan sebelum salut dinding/plesteran dilaksanakan.
~ Pembobokan plesteran/salut dinding yang sudah terpasang harus dihindarkan.
~ Pemasangan sparing untuk pipa yang mungkin akan menembusa struktur banguna harus
dilaksanakan bersama-sama pada waktu pelaksanaan struktur yang bersangkutan
~ Persilangan antara air bersih dan air limbah harus dihindarkan.
8. Perlindungan/ proteksi waktu pelaksanaan
~ Semua pipa yang terbuka karena belum tersambung dengan equipment atau fixture
harus ditutup denga cat/dop atau plug, sehingga tidak memungkinkan masuknya kotoran
atau lainnya yang tidak diinginkan

ST. 29
TSP Balitsereal_Landscaping 2015

~ Sebelum pemasangan dan penyambungan, semua pipa-pipa valve, trap dan fitting harus
diperiksa dan dibersihkan dari segala kotoran yang akan menyumbat.
~ Equipment dan fixture harus dilindungi dari gangguan pekerjaan dan kerusakan
kerusakan.
9. Pipa mendatar
~ Pipa dipasang dengan penggantung flamco galvanized system sesuai dengan diameter,
pipa kemiringan menuju kearah pembuangan adalah 1,0%
~ Jarak penggantung pipa seperti tercantum di atas dan tidak dibolehkan menggunakan
kawat, rantai, perforated strip dan lain lain. Pada setiap jarak maksimun 24 m atau untuk
setiap deletasi dipassng flexible pipe/joint.
10. Pembersihan
~ Semua bagian logamyang tidak terlindung dinding harus bebas dari lemak dan kotoran-
kotoran lainnya.
~ Untuk bagian yang dilapisi chromium untuk nikel harus digosok bersih atau mengkilap,
setelah pemasangan instalasi selesai seuruhnya
~ Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas bagian bangunan atau finish arsitektur atau
timbulnya kerusakan-kerusakan lainnya, yang semua atas kelalaian kontraktor karena
tidak membersihkan sistem pemipaan dengan baik, maka semua perbaikannya
merupakan tanggungan kontraktor
~ Penggunaan/penumpu pipa dan peralatan-peralatan logam lainnya yang akan tertutup
oleh tembok atau bagian lainnya, misalnya pipa di dalam galian tanah, pipa menembus
tembok dan sebagainyaharus dilapisi denga cat manie atau cat penahan karat.
~ Kontraktor harus melakukan pembilasan dengan desinfeksidari seluruh instalasi air
bersih sebelum diserahkan kepada pemilik.
~ Desinfeksi dilakukan dengan memasukkan larutan chlorine ke pipa, sehingga residual
chorine (sisa chlor) diujung pipa adalah 5 ppm selama 2 jam berturut-turut.
11. Pengujian
~ Setelah semua pipa dan perlengkapannya terpasang harus diuji dengan tekanan
hydrostatik selama 24 jam terus-menerus tanpa terjadi penurunan tekanan.
~ Peralatan pengujian ini harus disediakan oleh kontraktor.
~ Pengujian harus dilakukan dengan disaksikan oleh Konsultan Pengawas atau pihak-pihak
lain yang dianggapperlu/dikuasakan untuk itu, dan selanjutnya dibuat berita acaranya
~ Testing pemipaan harus dilaksanakan sebelum pipa tertutup dengan tanah (untuk pipa
diluar gedung) atau tertutup dengan plesteren/dinding dan sebelum langit-langit di
daerah yang bersangkutan terpasang dan sebelum fixture terpasang
~ Untuk sistem air kotor, air kotoran, vent dan air hujan harus diuji terhadap kebocoran
sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas
~ Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian kontraktor harus memperbaiki bagian-bagian
yang rusak dan kekurangan-kekurangan yang ada kemudian melakukan pengujian
kembali sampai berhasil dengan baik.



ST. 30
TSP Balitsereal_Landscaping 2015

BAB V. PERSYARATAN LAIN DAN PERUBAHAN


Pasal - 1. PERSYARATAN-PERSYARATAN LAIN
1.1. Pelaksana diwajibkan membuat gambar-gambar revisi, bila diperlukan, dan gambar-gambar
detail dari pekerjaan yang akan dilaksanakan. Gambar-gambar tersebut diajukan kepada Direksi
untuk disetujui. Gambar revisi atau gambar-gambar detail harus dibuat dalam rangkap dua dan
diserahkan kepada Direksi. Pomborong wajib membuat gambar pelaksanaan (as built drawing)
yang harus diserahkan pemborong kepada Direksi pada waktu penyerahan pekerjaan pertama.

1.2. Pemborong dan direksi tidak terlepas dari tanggung jawab terhadap hal-hal yang tidak
diinginkan pada pekerjaan yang dilaksanakan atau yang diawasi akibat pelaksanaan dan
gambar/design yang salah.

Pasal - 2. PERUBAHAN-PERUBAHAN
1.1. Semua ketentuan-ketentuan dalam Spesifikasi ini dan gambar-gambar kerja dapat dirubah,
dihilangkan sesuai kebutuhan dimana perlu, akan tetapi semua hal tersebut harus dilakukan
pada waktu pemberian penjelasan dari pekerjaan ini (Aanwjizing) dan dituangkan dalam Berita
Acara.

1.2. Perubahan-perubahan pada waktu pelaksanaan apabila menurut Direksi diperlukan akan
diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

ST. 31

Anda mungkin juga menyukai