Anda di halaman 1dari 33

PEMERINTAH KABUPATEN SORONG SELATAN

DINAS PEMUDA OLAH RAGA DAN PARIWISATA


Alamat : Kompleks Kantor Bupati Sesna - Teminabuan

RENCANA KERJA
DAN SYAAT – SYARAT
( RKS )

KEGIATAN :

PEMBANGUNAN BOAR WALK

LOKASI :

DISTRIK SAWIAT

TAHUN ANGGARAN
2019
DAFTAR ISI

SYARAT - SYARAT TEKNIS

BAB I SYARAT-SYARAT UMUM DAN TEKNIS Halaman

Pasal 1 : LINGKUP PEKERJAAN .................................................................. Bab I- 1


Pasal 2 : MEMULAI KERJA ........................................................................... Bab I- 1
Pasal 3 : MOBILISASI ................................................................................... . Bab I- 2
Pasal 4 : PAPAN NAMA PROYEK ............................................................... . Bab I- 2
Pasal 5 : KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN ..................................... Bab I- 2
Pasal 6 : RENCANA KERJA ......................................................................... . Bab I- 3
Pasal 7 : DIREKSI KEET, LOS KERJA DAN GUDANG BAHAN,
PAGAR PROYEK ............................................................................. Bab I- 3
Pasal 8 : KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA ............................ Bab I- 4
Pasal 9 : TENAGA DAN SARANA KERJA ................................................. . Bab I- 5
Pasal 10 : PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN. Bab I- 6
Pasal 11 : LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN ................ . Bab I- 7
Pasal 12 : PENJELASAN RKS DAN GAMBAR ............................................ . Bab I- 8
Pasal 13 : TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR / PEMBORONG ............ . Bab I-11
Pasal 14 : KETENTUAN DAN SYARAT BAHAN-BAHAN ......................... Bab I-12
Pasal 15 : PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN ............................................... . Bab I-14
Pasal 16 : SUPPLIER & SUB KONTRAKTOR .............................................. . Bab I-14
Pasal 17 : PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA ................................................. Bab I-15
Pasal 18: PENGUKURAN KONDISI TAPAK & PENENTUAN PEIL + 0.0... Bab I-18
Pasal 19 : PEMASANGAN PATOK UKUR DAN PAPAN BANGUNAN
( BOUWPLANK ) ............................................................................ . Bab I-20
Pasal 20 : PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN ......................................... . Bab I-21

BAB II SYARAT-SYARAT TEKNIS PEKERJAAN ARSITEKTUR


Pasal 1 : PEKERJAAN KAYA ......................................................................... Bab II- 23
Pasal 2 : PEKERJAAN PENGECATAN ......................................................... Bab II- 26
Pasal 3 : PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN DAN
PENGAMANAN SETELAH PEMBANGUNAN ...................................... Bab II-
28
BAB I
SYARAT - SYARAT UMUM DAN TEKNIS

Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh Kontraktor / Pemborong meliputi bagian-bagian


pekerjaan yang dinyatakan dalam Gambar Kerja serta Buku Rencana Kerja dan Syarat-
syarat Teknis ini.

1.1. PEKERJAAN DED (DESIGN ENGERERING EVELOPMEN)


Meliputi :
• Perencanaan pembangunan Board Walk.
• Perhitungan dan analisa struktrur bangunan Board Walk.

1.2. PEKERJAAN SITE DEVELOPMENT.


Termasuk dalam pekerjaan ini perataan / pembersihan dan melaksanakan pekerjaan site
development sesuai Gambar Kerja dan RKS.

1.3. PEKERJAAN PERSIAPAN.


Meliputi : mobilisasi peralatan, pengadaan sarana komunikasi, pengadaan air dan
listrik untuk bekerja dan pembongkaran bangunan existing.

1.4. PEKERJAAN SIPIL ARSITEKTUR

Sesuai dalam Gambar Kerja.

Pasal 2
MEMULAI KERJA

Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari setelah tanggal perintah kerja pelaksanaan


pekerjaan, pihak Kontraktor / Pemborong harus sudah memulai melaksanakan
pembangunan fisik secara nyata di lapangan.
Apabila setelah 14 (empat belas)
hari Kontraktor / Pemborong yang ditetapkan belum
melaksanakan pembangunan fisik secara nyata di lapangan, maka akan diberlakukan
ketentuan yang telah dibuat oleh Pemberi Kerja / Owner.

Pasal 3 :
MOBILISASI

Mobilisasi yang dimaksud adalah mencakup hal-hal sebagai berikut :

3.1. Transportasi peralatan konstruksi yang berdasarkan daftar alat-alat konstruksi yang
diajukan bersama penawaran, dari tempat pembongkarannya ke lokasi dimana alat itu akan
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan ini.

3.2. Pembuatan kantor Kontraktor / Pemborong, gudang dan lain-lain di lokasi proyek
untuk keperluan pekerjaan ini.

3.3. Dengan selalu disertai ijin Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong dapat
membuat berbagai perubahan, pengurangan dan atau penambahan terhadap alat-alat
konstruksi dan instalasinya.

3.4. Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sebelum kerja Kontraktor /


Pemborong harus menyerahkan program mobilisasi kepada Konsultan Pengawas
untuk disetujui.

Pasal 4
PAPAN NAMA PROYEK

Kontraktor / Pemborong harus memasang Papan Nama Proyek sesuai dengan ketentuan
yang berlaku atas biaya Kontraktor / Pemborong.

Pasal 5
KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN

5.1. Di lapangan pekerjaan, Kontraktor / Pemborong wajib menunjuk seorang Kuasa


Kontraktor atau biasa disebut ‘Site Manajer’ yang cakap dan ahli untuk memimpin
pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor /
Pemborong, berpendidikan minimal Sarjana Muda Teknik Sipil / Arsitektur atau sederajat
dengan pengalaman minimum 6 (enam) tahun.
5.2. Dengan adanya ‘Pelaksana’ tidak berarti bahwa Kontraktor / Pemborong lepas
tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.

5.3. Kontraktor / Pemborong wajib memberitahu secara tertulis kepada Pemimpin / Ketua
Proyek dan Konsultan Pengawas, nama dan jabatan ‘Pelaksana’ untuk mendapat
persetujuan.

5.4. Bila dikemudian hari menurut pendapat Pemimpin / Ketua Proyek dan Konsultan
Pengawas bahwa ‘Pelaksana’ dianggap kurang mampu atau tidak cukup cakap
memimpin pekerjaan, maka akan diberitahukan kepada Kontraktor / Pemborong secara
tertulis untuk mengganti ‘Pelaksana’.

5.5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor /
Pemborong harus sudah menunjuk ‘Pelaksana’ yang baru atau Kontraktor /
Pemborong sendiri (Penanggung Jawab / Direktur Perusahaan) yang akan memimpin
pelaksanaan pekerjaan.

Pasal 6
RENCANA KERJA

6.1 Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan di lapangan, Kontraktor / Pemborong wajib


membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dari bagian-bagian pekerjaan berupa bar chart dan S-
curve bahan dan tenaga.

6.2. Rencana Kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
Konsultan Pengawas, paling lambat dalam waktu 8 (delapan) hari kalender setelah Surat
Keputusan Penunjukan (SPK) diterima oleh Kontraktor / Pemborong.
Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas akan disahkan oleh
Pemberi Tugas / Pemimpin / Ketua Proyek.

6.3. Kontraktor / Pemborong wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 2 (dua)
kepada Konsultan Pengawas untuk diberikan kepada Pemilik Proyek dan Perencana.
1 (satu) salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding bangsal Kontraktor /
Pemborong di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan / prestasi kerja.

6.4. Kontraktor / Pemborong harus selalu dalam pelaksanaan penbangunan pekerjaan


sesuai dengan Rencana Kerja tersebut.

6.5. Konsultan Pengawas akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor / Pemborong


berdasarkan Rencana Kerja tersebut.

Pasal 7
DIREKSI KEET, BANGSAL KERJA

7.1. Direksi Keet ( Los Pengawas ).


Kontraktor / Pemborong harus menyediakan Direksi Keet (Los Pengawas) untuk
keperluan Pengawas Lapangan dan Personalia Proyek dengan bahan semi permanen
seluas 24 m2 ( Ruang Konsultan Pengawas dan Ruang Rapat ), lantai diplester,
dinding tripleks / papan / asbes, diperlengkapi dengan kursi, meja, serta alat-alat
kantor yang diperlukan. Dalam hal ini Kontraktor / Pemborong dapat memanfaatkan
sementara ruangan/lokasi pada area bangunan yang belum/tidak dibongkar yang akan
ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

7.2. Kantor Pemborong, Los Kerja Dan Gudang Bahan.


Kontraktor / Pemborong atas biaya sendiri berkewajiban membuat kantor Pemborong di
lapangan, los kerja untuk para pekerja dan gudang bahan yang dapat dikunci untuk
menyimpan barang-barang, yang mana tempatnya / lokasinya akan ditentukan oleh
Konsultan Pengawas / Personalia Proyek.

7.3. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menjaga keamanan dan kebersihan los


Pemborong, los Pengawas beserta inventarisnya.
7.4. Pagar Pengaman Proyek.
Untuk keamanan lapangan kerja, bila dianggap perlu Direksi / Pemilik dapat
memerintahkan kepada Kontraktor / Pemborong untuk memagari sekelilingnya
sehingga aman.
Biaya untuk keperluan ini akan dimasukan didalam penawaran Pemborong .
Pagar Proyek minimum 1,80 m dari permukaan tanah dengan bahan dari seng
gelombang BJLS 32 dicat, kolom setempat / tiang pagar dari kayu Dolken / kayu Borneo
ukuran 5/7, memenuhi persyaratan kekuatan dan atau sesuai dengan peraturan Pemerintah
Daerah setempat.

7.5. Kantor Pemborong, gudang bahan, los-los kerja dan los lainnya yang dibuat dan
dibiayai oleh Kontraktor / Pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan /
pekerjaan tersebut, harus segera dibongkar/dibersihkan oleh Kontraktor / Pemborong, dan
bahan-bahan bekasnya menjadi milik Kontraktor / Pemborong.

7.6. Direksi Keet dan Pagar pengaman proyek (butir 7.1. dan 7.4.) yang dibuat oleh
Kontraktor / Pemborong, setelah selesai pelaksanaan pembangunan / pekerjaan
tersebut akan ditentukan pemanfaatannya oleh Proyek, namun apabila dianggap perlu
Direksi dapat memerintahkan kepada Kontraktor / Pemborong untuk segera
membongkarnyadan membersihkannya, dan bahan-bahan bekasnya diserahkan
kepada Proyek.

Pasal 8
KEBERSIHAN DAN KESELAMATAN KERJA

8.1. Selama masa pekerjaan, Kontraktor / Pemborong harus senantiasa memelihara


kebersihan lokasi pekerjaan, setiap saat sampah-sampah pekerjaan selalu diangkut dan
dikumpulkan di suati tempat yang telah ditentukan.

8.2. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan air minum yang bersih, sehat dan
cukup di tempat pekerjaan untuk para pekerja dan personil yang terlibat dalam
proyek.

8.3. Kontraktor / Pemborong berkewajiban menyediakan kotak PPPK di tempat pekerjaan.

8.4. Dari permulaan hingga penyelesaian pekerjaan dan selama masa pemeliharaan,
Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan dan keamanan pekerja,
bahan dan peralatan teknis serta konstruksi yang diserahkan Pemberi Tugas.
Dalam hal terjadinya kerusakan-kerusakan, maka Kontraktor / Pemborong harus
bertanggung jawab untuk memperbaikinya.

8.5. Apabila terjadi kecelakaan, Kontraktor / Pemborong selekas mungkin


memberitahukan kepada Konsultan Pengawas dan mengambil tindakan yang perlu
untuk keselamatan korban kecelakaan itu.

8.6. Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor / Pemborong wajib menyediakan


tabung alat pemadam kebakaran (Fire Extinguisher) lengkap dan siap pakai, dengan jumlah
sekurang-kurangnya 4 (empat) buah tabung. Masing-masing tabung berkapasitas 12 kg.

8.7. Sesuai dengan Surat Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Menteri
Tenaga Kerja Nomor 30/KPTS/1984 dan Kep-07/Men/1984 tanggal 27 Januari 1984
tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977 bagi Tenaga Kerja
Borongan Harian Lepas pada Kontraktor Induk maupun Sub Kontraktor yang
melaksanakan proyek-proyek Departemen Pekerjaan Umum, Pihak Kontraktor /
Pemborong yang sedang melaksanakan pembangunan / pekerjaan agar ikut serta
dalam program ASTEK dan memberitahukan secara tertulis kepada Pemimpin
Proyek.

Pasal 9
TENAGA DAN SARANA KERJA

Kontraktor / Pemborong harus menyediakan tenaga kerja yang ahli, bahan-bahan, peralatan
berikut alat bantu lainnya untuk melaksanakan bagian-bagian pekerjaan serta mengadakan
pengamanan, pengawasan dan pemeliharaan terhadap bahan-bahan, alat-alat kerja maupun
hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan selesai
dengan sempurna sampai dengan diserah-terimakannya pekerjaan tersebut kepada Pemberi
Tugas.
9.1. TENAGA KERJA / TENAGA AHLI
Tenaga Kerja dan Tenaga Ahli yang memadai dan berpengalaman dengan jenis dan
volume pekerjaan yang akan dilaksanakan.

9.2. PERALATAN BEKERJA


Menyediakan alat-alat bantu seperti mesin las, alat bor, alat-alat pengangkat dan
pengangkut serta peralatan-peralatan lain yang benar-benar diperlukan dalam pelaksanaan
pekerjaan ini.

9.3. BAHAN-BAHAN BANGUNAN


Menyediakan bahan-bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan serta tepat pada waktunya.

9.4. PENYEDIAAN AIR DAN LISTRIK UNTUK BEKERJA

9.4.1. Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor / Pemborong dengan
membuat sumur pompa sementara di lokasi proyek atau di-supply dari luar.

9.4.2. Air harus bersih, bebas dari : bau, lumpur, minyak dan bahan kimia lainnya yang
merusak. Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari Konsultan
Pengawas / Direksi.

9.4.3. Kontraktor / Pemborong harus membuat bak penampung air untuk bekerja yang
senantiasa terisi penuh dengan kapasitas minimum 3,5 m3.

9.4.4. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor / Pemborong dan diperoleh dari
sambungan sementara PLN setempat selama masa pembangunan. Penggunaan Genset
untuk pembangkit tenaga listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara apabila
sambungan sementara PLN tidak memungkinkan dan harus atas petunjuk Konsultan
Pengawas.

Pasal 10 :
PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN

10.1. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

Untuk menghindari klaim dari ‘User’ / Proyek dikemudian hari, maka Kontraktor /
Pemborong harus betul-betul memperhatikan pelaksanaan pekerjaan struktur
dengan memperhitungkan “ukuran jadi (finished)” sesuai persyaratan ukuran pada gambar
kerja dan penjelasan RKS.

Kontraktor / Pemborong wajib melaksanakan semua pekerjaan dengan mengikuti


petunjuk dan syarat pekerjaan, peraturan persyaratan pemakaian bahan bangunan yang
dipergunakan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat Teknis dan atau petunjuk
yang diberikan oleh Konsultan Pengawas.

Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan, pemborong harus menyediakan :

1. Penanggung jawab lapangan yang terampil dan ahli dibidangnya selama pelaksanaan
pekerjaan dan selama masa pemeliharaan guna memenuhi kewajiban menurut kontrak.
2. Buku komunikasi untuk kunjungan tamu-tamu yang ada hubungannya dengan proyek.

3. Buku Tamu untuk kunjungan tamu-tamu yang tidak ada hubungannya dengan proyek.

4. Mencatat semua petunjuk-petunjuk, keputusan-keputusan dan detail dari


pekerjaan.

5. Alat-alat yang senantiasa tersedia di proyek adalah :


• 1 (satu) kamera.
• 1 (satu) alat ukur optik ( theodolit & waterpass).
• 2 (dua) unit komputer dan 1 (satu) printer A3.
• 1 (satu) alat ukur panjang 5 m & 50 m.
• 1 (satu) mistar waterpass panjang 120 cm.

10.2. STANDAR YANG DIPERGUNAKAN.


Semua pekerjaan yang akan silaksanakan harus mengikuti Standar Normalisasi Indonesia,
Standar Industri Konstruksi, Peraturan Nasional lainnya yang ada hubungannya dengan
pekerjaan, antara lain :

- PUBI-1982 : Peraturan Bahan Bangunan di Indonesia.


- NI-3 PMI PUBB 1970 : Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia.
- NI-8 : Peraturan Semen Portland Indonesia.
- NI-10 : Bata Merah Sebagai Bahan Bangunan.
- PPI-1979 : Pedoman Plumbing Indonesia.
- PUIL-1977 : Peraturan Umum Instalasi Listrik.
- PPBI-1984 : Peraturan Perencanaan Bangunan Baja di Indonesia.
- SII : Standar Industri Indonesia.
- SKSNIT-15-1991-03(PBI-1991 ) : Peraturan Beton Bertulang Indonesia.
- AVWI : Peraturan Umum Instalasi Air.
Serta :

• Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung 1981.

• Peraturan Perburuhan di Indonesia dan Peraturan Tentang Keselamatan Tenaga


Kerja yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.

• Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/KPTS/1985 tentang


penanggulangan bahaya kebakaran.

Jika tidak terdapat di dalam Peraturan / Standar / Normalisasi tersebut di atas, maka
berlaku Peraturan / Standar / Normalisasi Internasional ataupun dari negara asal
produsen bahan / material / komponen yang bersangkutan.

Selain ketentuan-ketentuan yang tersebut, berlaku pula dalam ketentuan ini :

• Dokumen Lelang yang sudah disahkan oleh Pemberi Tugas (Gambar Kerja, RKS,
BQ, BA, Aanwijzing dan Surat Perjanjian / Kontrak ).

• Shop Drawing yang dibuat oleh Kontraktor / Pemborong dan sudah disetujui /
disahkan oleh Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas.
Pasal 11 :
LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN

11.1. Pelaksana lapangan setiap hari harus membuat Laporan Harian mengenai segala hal
yang berhubungan dengan pelaksanaan pembangunan / pekerjaan, baik bersifat teknis
maupun administratif.

11.2. Dalam pembuatan laporan tersebut, pihak Kontraktor / Pemborong harus


memberikan data-data yang diperlukan menurut data dan keadaan sebenarnya.

11.3. Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan secara rutin dibuat oleh Pengawas
Lapangan dari Konsultan Pengawas.

11.4. Laporan-laporan tersebut di atas setiap minggu dan bulannya, harus diserahkan
kepada Pemimpin Proyek untuk bahan monitoring.

Pasal 12 :
PENJELASAN RKS DAN GAMBAR

12.1. Bila gambar yang menyangkut spesifikasi teknis tidak sesuai dengan Rencana
Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat / berlaku adalah RKS.

12.2. Harus juga disadari bahwa revisi-revisi pada alignemen, lokasi seksi (bagian) dan
detail gambar mungkin akan dilakukan didalam waktu pelaksanaan kerja.
Kontraktor / Pemborong harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud
gambar dan spesifikasinya, dan tidak boleh mencari keuntungan dari kesalahan atau
kelalaian dalam gambar atau dari ketidak-sesuaian antara gambar dan spesifikasinya.
Setiap deviasi dari karakter yang tidak dijelaskan dalam gambar dan spesifikasi atau
gambar kerja yang mungkin diperlukan oleh keadaan darurat konstruksi atau lain-
lainnya, akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis.

12.3. Konsultan Pengawas akan memberikan instruksi berkenaan dengan penafsiran yang
semestinya untuk memenuhi ketentuan gambar dan spesifikasinya.Permukaan-
permukaan pekerjaan yang sudah selesai harus sesuai dengan garis, lapisan bagian
dan ukuran yang tercantum dalam gambar, kecuali bila ada ketentuan lain dari Konsultan
Pengawas.

12.4. UKURAN.

12.4.1. Pada dasarnya semua ukuran yang tertera dalam Gambar Kerja dan Gambar
Pelengkap meliputi :
• As - as
• Luar - luar
• Dalam - dalam
• Luar - dalam.

12.4.2. Ukuran - ukuran yang digunakan disini semuanya dinyatakan dalam Centi
meter ( cm ) untuk pekerjaan Arsitektur dan Sipil, dan ukuran Milimeter ( mm
) untuk pekerjaan Baja dan Mekanikal / Elektrikal.
12.4.3. Khusus ukuran-ukuran dalam Gambar Kerja Arsitektur, pada dasarnya adalah
ukuran jadi seperti dalam keadaan jadi / selesai ( “finished”).

12.4.4. Bila ada keraguan mengenai ukuran, Kontraktor / Pemborong wajib


melaporkan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas yang selanjutnya akan
memberikan keputusan ukuran mana yang akan dipakai dan dijadikan pegangan

12.4.5. Bila ukuran sudah tertera dalam gambar atau dapat dihitung, maka
pengukuran skala tidak boleh dipergunakan kecuali bila sudah disetujui oleh
Konsultan Pengawas.Setiap deviasi dari gambar karena kondisi lapangan yang tak terduga
akan ditentukan oleh Konsultan Pengawas dan disahkan secara tertulis. Kontraktor /
Pemborong tidak dibenarkan merubah atau mengganti ukuran- ukuran yang tercantum di
dalam Gambar Pelaksanaan tanpa sepengetahuan
Konsultan Pengawas / Direksi, dan segala akibat yang terjadi adalah
tanggung jawab Kontraktor / Pemborong baik dari segi biaya maupun waktu.

12.5. PERBEDAAN GAMBAR.

12.5.1. Bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar yang lain dalam satu disiplin kerja,
maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang mengikat (berlaku).

12.5.2. Bila ada perbedaan antara gambar kerja Arsitektur dengan Sipil / Struktur, maka
Kontraktor / Pemborong wajib melaporkannya kepada Konsultan Pengawas
yang akan memutuskannya setelah berkonsultasi dengan Konsultan Perencana.

12.5.3. Mengingat setiap kesalahan maupun ketidak-telitian di dalam pelaksanaan satu


bagian pekerjaan akan selalu mempengaruhi bagian pekerjaan lainnya, maka didalam hal
terdapat ketidak-jelasan, kesimpang-siuran, perbedaan- perbedaan dan ataupun ketidak-
sesuaian dan keragu-raguan diantara setiap Gambar Kerja, Kontraktor / Pemborong
diwajibkan melaporkan kepada Konsultan Pengawas secara tertulis dan
selanjutnya diadakan pertemuan dengan Konsultan Pengawas / Direksi dan Konsultan
Perencana, untuk mendapat keputusan gambar mana yang akan dijadikan pegangan.

12.5.4. Ketentuan tersebut di atas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor /
Pemborong untuk memperpanjang / meng-“klaim” biaya maupun waktu pelaksanaan.

12.6. ISTILAH.

Istilah yang digunakan berdasarkan pada masing-masing disiplin adalah sebagai


berikut :

SD : Site Development, mencakup hal-hal yang berhubungan dengan dinding beton,


batu kali penahan tanah, pengerasan di luar bangunan, penanaman rumput, pohon peneduh,
perdu dan lain-lainnya.

SR : Struktur, mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perhitungan


konstruksi, bahan konstruksi utama dan spesifikasinya, dimensioning kolom, balok
dan tebal lantai.

AR : Arsitektur, mencakup hal-hal yang berhubungan dengan perencanaan dan


perancangan bangunan secara menyeluruh dari semua disiplin-disiplin kerja yang ada baik
teknis maupun estetika.
M : Mekanikal, yang ada hubungannya dengan sistim air bersih-air kotor-
drainase, sistim pemadam kebakaran, sistim instalasi diesel-generator set dan sistim
pengkondisian udara (AC).

EL : Elektrikal, yang ada hubungannya dengan sistim penyediaan daya listrik dan
penerangan.

12.7. SHOP DRAWING.

12.7.1. Shop drawing merupakan gambar detail pelaksanaan di lapangan yang harus
dibuat oleh Kontraktor / Pemborong berdasarkan gambar Dokumen Kontrak yang telah
disesuaikan dengan keadaan lapangan.

12.7.2. Kontraktor / Pemborong wajib membuat shop drawing untuk detail khusus yang
belum tercakup lengkap dalam Gambar Kerja / Dokumen Kontrak maupun yang diminta
oleh Konsultan Pengawas.

12.7.3. Dalam shop drawing ini harus jelas dicantumkan dan digambarkan semua data
yang diperlukan termasuk pengajuan contoh dari semua bahan,
keterangan produk, cara pemasangan dan atau spesifikasi/persyaratan
khusus sesuai dengan spesifikasi pabrik yang belum tercakup secara lengkap di
dalam Gambar Kerja / Dokumen Kontrak maupun di dalam Buku ini.

12.7.4. Kontraktor / Pemborong wajib mengajukan shop drawing tersebut kepada


Konsultan Pengawas untuk mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas /
Direksi.

12.7.5. Semua gambar yang dipersiapkan oleh Kontraktor / Pemborong dan


diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk diminta persetujuannya harus sesuain dengan
format standar dari proyek dan harus digambar pada kertas kalkir yang dapat direproduksi.

12.8.
PERUBAHAN, PENAMBAHAN, PENGURANGAN PEKERJAAN DAN
PEMBUATAN “AS BUILT DRAWING“.

12.8.1. Tata cara pelaksanaan dan penilaian perubahan, penambahan dan


pengurangan pekerjaan disesuaikan dengan Dokumen Kontrak.
12.8.2. Setelah pekerjaan selesai dan diserah-terimakan, Kontraktor / Pemborong
berkewajiban membuat gambar-gambar yang memuat seluruh perubahan, dan sesuai
dengan kenyataan yang telah dikerjakan / dibangun oleh Kontraktor / Pemborong ( As
Built Drawing ).

Biaya untuk penggambaran “As Built Drawing”, sepenuhnya menjadi tanggungan


Kontraktor / Pemborong.

Pasal 13 :
TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR / PEMBORONG

13.1. Kontraktor / Pemborong harus bertanggung-jawab penuh atas kualitas pekerjaan


sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam RKS dan Gambar Kerja.
13.2. Kehadiran Konsultan Pengawas selaku wakil Pemberi Tugas untuk melihat,
mengawasi, menegur atau memberi nasehat tidak mengurangi tanggung jawab penuh
tersebut di atas.

13.3. Kontraktor / Pemborong bertanggung-jawab atas kerusakan lingkungan yang timbul


akibat pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor / Pemborong berkewajiban memperbaiki
kerusakan tersebut dengan biaya Kontraktor / Pemborong sendiri.

13.4. Bilamana terjadi gangguan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan, maka
Kontraktor / Pemborong berkewajiban memberikan saran-saran perbaikan kepada
Pemberi Tugas melalui Konsultan Pengawas. Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor /
Pemborong bertanggung jawab atas segala kerusakan yang timbul.

13.5. Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas keselamatan tenaga kerja yang
dikerahkan dalam pelaksanaan pekerjaan.

13.6. Segala biaya yang timbul akibat kelalaian Kontraktor / Pemborong dalam
melaksanakan pekerjaan menjadi tanggung jawab Kontraktor / Pemborong.

13.7. Selama pembangunan belangsung, Kontraktor / Pemborong harus menjaga


keamanan bahan / material, barang milik proyek, milik Konsultan Pengawas dan milik
Pihak Ketiga yang ada di lapangan, maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap
serah terima.Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui, baik yang
telah dipasang maupun yang belum, adalah tanggung jawab Kontraktor / Pemborong dan
tidak akan diperhitungkan dalam biaya Pekerjaan Tambah.

13.8. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor / Pemborong bertanggung jawab atas


akibatnya, baik yang berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa.

13.9. Apabila pekerjaan telah selesai, Kontraktor / Pemborong harus segera mengangkut
bahan bongkaran dan sisa-sisa bahan bangunan yang sudah tidak dipergunakan lagi keluar
lokasi pekerjaan. Segala pembiayaannya menjadi tanggung jawab Kontraktor / Pemborong.

Pasal 14 :
KETENTUAN DAN SYARAT BAHAN - BAHAN

14.1. Sepanjang tidak ada ketetapan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini
maupun dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, bahan-bahan yang akan
dipergunakan maupun syarat-syarat pelaksanaan harus memenuhi syarat-syarat
yang tercantum dalam A.V. 1941 dan Persyaratan Umum Bahan Bangunan
Indonesia (PUBI Tahun 1982), Standar Industri Indonesia (SII) untuk bahan termaksud,
serta ketentuan-ketentuan dan syaratbahan-bahan lainnya yang berlaku di
Indonesia.Seluruh barang material yang dibutuhkan dalam menyelesaikan pekerjaan,
seperti material, peralatan dan alat lainnya, harus dalam kondisi baru dan dengan kualitas
terbaik untuk tujuan yang dimaksudkan.

14.2. MERK PEMBUATAN BAHAN / MATERIAL & KOMPONEN JADI.

14.2.1. Kecuali bila ditentukan lain dalam Dokumen Kontrak, semua merk
pembuatan atau merk dagang dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis ini
dimaksudkan sebagai dasar perbandingan kualitas / setara dan tidak diartikan sebagai
sesuatu yang mengikat. Setiap keterangan mengenai peralatan, material barang atau proses,
dalam bentuk nama dagang, buatan atau nomor katalog harus dianggap sebagai penentu
standar atau kualitas dan tidak boleh ditafsirkan sebagai upaya
membatasi persaingan, dan Kontraktor / Pemborong harus dengan sendirinya
menggunakan peralatan, material, barang atau proses, yang atas penilaian Konsultan
Pengawas dan Konsultan Perencana, sesuai dengan
keterangan itu. Seluruh material paten itu harus dipergunakan sesuai dengan instruksi
pabrik yang membuatnya.

14.2.2. Bahan / material dan komponen jadi yang dipasang / dipakai, harus sesuai dengan
yang tercantum dalam Gambar Kerja dan RKS, memenuhi standar spesifikasi bahan
tersebut, mengikuti peraturan persyaratan bahan bangunan yang berlaku.

14.2.3. Apabila dianggap perlu, Konsultan Pengawas berhak untuk menunjuk tenaga
ahli yang diajukan / ditunjuk oleh pabrik dan atau supplier yang bersangkutan tersebut
sebagai Pelaksana.Dalam hal ini, Kontraktor /
Pemborong tidak berhak mengajukan klaim sebagai pekerjaan tambah.

14.2.4. Disyaratkan dalam satu merk pembuatan atau merk dagang hanya diperkenankan
untuk setiap jenis bahan yang boleh dipakai dalam pekerjaan ini.

14.2.5. Penggunaan bahan produk lain yang setaraf dengan apa yang
dipersyaratkan harus disertai test dari Laboratorium lokal / dalam negeri baik kualitas,
ketahan serta kekuatannya dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas secara tertulis dan
diketahui oleh Konsultan Perencana.
Apabila diperlukan biaya untuk test laboratorium, maka biaya tersebut harus
ditanggung oleh Kontraktor / Pemborong tanpa dapat mengajukan sebagai biaya
pekerjaan tambah.

14.3. Kontraktor / Pemborong terlebih dahulu harus memberikan contoh-contoh semua


bahan-bahan yang diperlukan untuk bangunan tersebut kepada Konsultan Pengawas /
Direksi dan Konsultan Perencana untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis sebelum
semua bahan-bahan tersebut didatangkan / dipakai.Contoh bahan tersebut yang harus
diserahkan kepada Konsultan Pengawas / Direksi dan Konsultan Perencana adalah
sebanyak 4 (empat) buah dari satu bahan yang
ditentukan untuk menetapkan “standard of appearance” dan disimpan di ruang
Direksi. Paling lambat waktu penyerahan contoh bahan adalah 2 (dua) minggu
sebelum jadwal pelaksanaan.

14.4. Keputusan bahan, jenis, warna, tekstur dan produk yang dipilih, akan di-
informasikan kepada Kontraktor / Pemborong selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari
kalender setelah penyerahan contoh bahan tersebut.

14.5. PENYIMPANAN MATERIAL

Penyimpanan dan pemeliharaan bahan harus sesuai persyaratan pabrik yang bersangkutan
dan atau sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.

14.5.1. Penempatan bahan-bahan material diatur dengan pertimbangan yang


matang agar tidak mengganggu kelancaran pekerjaan serta sirkulasi / akses pekerja.Bahan
material disusun dengan metoda yang baik dengan cara FIFO (first in first out), sehingga
tidak ada bahan material yang tersimpan terlalu lama dalam gudang / stock material.
14.5.2. Material harus disimpan sedemikian rupa untuk menjaga kualitas dan kesesuaian
untuk pekerjaan. Material harus diletakkan di atas permukaan yang bersih, keras dan bila
diminta harus ditutupi. Material harus disimpan
sedemikian rupa agar memudahkan pemeriksaan. Benda-benda milik pribadi tidak
boleh dipergunakan untuk penyimpanan tanpa ijin tertulis dari pemiliknya.

14.5.3. Tempat penyimpanan barang harus dibersihkan (clearing) dan diratakan


(levelling) menurut petunjuk Konsultan Pengawas.

14.5.4. Bagian tengah tempat penyimpanan barang harus ditinggikan dan miring
kesamping sesuai dengan ketentuan, sehingga memberikan drainase / pemasukan dari
kandungan air / cairan yang berlebihan.Material harus disusun sedemikian rupa sehingga
tidak menyebabkan pemisahan bahan (segregation), agar timbunan tidak berbentuk
kerucut, dan menjaga gradasi serta mengatur kadar air. Penyimpanan agregat kasar harus
ditimbun dan diangkat / dibongkar lapis
demi lapis dengan tebal lapisan tidak lebih dari 1 (satu) meter. Tinggi tempat
penyimpanan tidak lebih dari 5 (lima) meter.

Pasal 15 :
PEMERIKSAAN BAHAN-BAHAN

15.1. Bahan-bahan yang didatangkan / dipakai harus sesuai dengan contoh-contoh yang
telah disetujui Konsultan Pengawas seperti yang diatur dalam Pasal 14 di atas.

15.2. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat-syarat atau kualitas jelek yang dinyatakan
afkir / ditolak oleh Konsultan Pengawas, harus segera dikeluarkan dari lokasi
bangunan / proyek selambat-lambatnya dalam tempo 3 x 24 jam dan tidak boleh
dipergunakan.

15.3 Apabila sesudah bahan-bahan tersebut dinyatakan ditolak oleh Konsultan Pengawas /
Konsultan Perencana dan ternyata masih dipergunakan oleh Pelaksana, maka Konsultan
Pengawas / Konsultan Perencana berhak memerintahkan pembongkaran
kembali kepada Kontraktor / Pemborong, yang mana segala kerugian yang
diakibatkan oleh pembongkaran tersebut menjadi tanggungan Kontraktor /
Pemborong sepenuhnya. Disamping itu pihak Kontraktor / Pemborong tetap
dikenakan denda sebesar 1 o/oo (satu per mil) dari harga borongan.

15.4. Jika terdapat perselisihan dalam pelaksanaan tentang pemeriksaan kualitas dari
bahan-bahan tersebut, maka Kontraktor / Pemborong harus menguji dan
memeriksakannya ke laboratorium Balai Penelitian Bahan pemerintah untuk diuji
dan hasil pengujian tersebut disampaikan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas / Direksi / Konsultan Perencana. Segala biaya pemeriksaan ditanggung oleh
Kontraktor / Pemborong.

15.5. Sebelum ada kepastian dari laboratorium di atas tentang baik atau tidaknya kualitas
dari bahan-bahan tersebut, Pelaksana tidak diperkenankan melanjutkan pekerjaan-
pekerjaan yang menggunakan bahan-bahan tersebut di atas.

15.6. Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor / Pemborong harus memberikan
penjelasan lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material dan tempat
pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Pasal 16 :
SUPPLIER DAN SUB KONTRAKTOR

16.1. Jika Kontraktor / Pemborong menunjuk Supplier dan atau Kontraktor bawahan
(Sub Kontraktor) didalam hal pengadaan material dan pemasangannya, maka Kontraktor/
Pemborong “wajib” memberi-tahukan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas /
Direksi untuk mendapatkan persetujuan.

16.2. Kontraktor /
Pemborong wajib mengadakan koordinasi pelaksanaan dengan Sub
Kontraktor dan Supplier bahan atas petunjuk Konsultan Pengawas.

16.3. Supplier wajib hadir mendampingi Konsultan Pengawas di lapangan untu


k pekerjaan khusus dimana pelaksanaan dan pemasangan bahan tersebut perlu persyaratan
khusus sesuai instruksi pabrik.

Pasal 17 :
PEMBERSIHAN TEMPAT KERJA

17.1. Pekerjaan ini mencakup pembersihan, pembongkaran, pembuangan lapisan tanah


permukaan, dan pembuangan serta pembersihan tumbuh-tumbuhan dan puing-puing
didalam daerah kerja, kecuali benda-benda yang telah ditentukan harus tetap di tempatnya
atau yang harus dipindahkan sesuai dengan ketentuan Pasal-pasal yang lain dari spesifikasi
ini. Pekerjaan ini mencakup pula perlindungan/penjagaan tumbuhan dan benda-benda
yang ditentukan harus tetap berada di tempatnya dari kerusakan atau cacat.

17.2. Konsultan Pengawas akan menetapkan batas-batas pekerjaan, dan menentukan


semua pohon, semak, tumbuhan dan benda-benda lain yang harus tetap berada di
tempatnya. Kontraktor / Pemborong harus menjaga semua jenis benda yang telah
ditentukan harus tetap di tempatnya.

17.3. Segala obyek yang ada di muka tanah dan semua pohon, tonggak, kayu lapuk,
tunggul, akar, serpihan, tumbuhan lainnya, sampah dan rintangan-rintangan lainnya yang
muncul, yang tidak diperuntukan berada disana; harus dibersihkan dan atau dibongkar
serta dibuang bila perlu.
Pada daerah galian, segala tunggul dan akar harus dibuang dari daerah galian
sampai kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm. di bawah elevasi lubang galian sesuai
Gambar Kerja. Lubang-lubang akibat pembongkaran harus di-urug dengan material yang
memadai dan dipadatkan sampai 90 % dari kepadatan kering maksimum
AASHTO T 99.

Pasal 18 :
PENGUKURAN KONDISI TAPAK & PENENTUAN PEIL + 0.00

18.1. PEKERJAAN PENGUKURAN KONDISI TAPAK.

18.1.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan melakukan


pengukuran kondisi “existing” tapak terhadap posisi rencana bangunan. Hasil pengukuran
harus diserahkan kepada Direksi / Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.
18.1.2. Ketidak-cocokan yang terjadi antara Gambar Kerja dan keadaan yang
sebenarnya di lapangan, harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas dan
Konsultan Perencana.

18.1.3. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudutnya dilakukan dengan alat-alat


waterpass & theodolit.

18.1.4. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga
phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian-bagian kecil yang telah disetujui oleh
Konsultan Pengawas dan Konsultan Perencana.

18.1.5. Sebagai keharusan dari Kontrak ini dan tanpa biaya tambahan, Kontraktor /
Pemborong harus menyediakan khusus untuk digunakan oleh Konsultan Pengawas segala
peralatan, instrumen, personil dan tenaga survey, dan lain- lain material yang
mungkin dibutuhkan dalam memeriksa pemasangan / pematokan (setting out) atau
untuk pekerjaan-pekerjaan lain yang terkait. Personil dan peralatan survey harus meliputi
dan tidak hanya terbatas pada :
a. Personil :
• 1 orang surveyor ahli
• 1 orang pekerja surveyor

b. Peralatan pengukuran (survey) :


• 1 Wild ROS Theodolite (360 derajat)
• 1 Wild T0 Theodolite (360 derajat)
• 1 Wild NAK levels
• 1 pita meteran baja dengan panjang 50 m
• 1 steel measuring rod (4 m)
• 5 target poles dengan tripod
• Patok-patok survey dan macam-macam alat yang diperlukan dalam survey.

Semua peralatan pengukuran harus disediakan lengkap termasuk tripod dan lain-lain.
Atas tanggungan biaya sendiri, Kontraktor / Pemborong harus mengadakan survey dan
pengukuran tambahan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor /
Pemborong harus bertanggung jawab atas ketepatan pengukuran dan survey yang
dikerjakan oleh karyawannya.
Setiap tanda yang dibuat oleh Konsultan Pengawas ataupun oleh Kontraktor
harus dijaga baik-baik. Bila terganggu atau rusak, harus segera diperbaiki oleh
Kontraktor atas tanggungan biaya sendiri.
Setiap jenis pekerjaan dari bagian apapun, tidak boleh dikerjakan sebelum
persiapannya (setting out) disetujui oleh Konsultan Pengawas.

18.1.6. Kontraktor / Pemborong harus mengajukan 3 (tiga) salinan / copy


penampang melintang (cross section) kepada Konsultan Pengawas yang akan
mengesahkan salah satu salinan atau merevisinya, kemudian mengembalikannya kepada
Kontraktor / Pemborong. Bila Konsultan Pengawas perlu mengadakan perubahan / revisi,
Kontraktor / Pemborong harus mengajukan lagi salinan cross section untuk persetujuan
tersebut di atas. Cross section dari Kontraktor / Pemborong harus digambar di atas kertas
kalkir agar memungkinkan direproduksi. Bila cross section ini akhirnya disetujui,
maka Kontraktor / Pemborong harus menyerahkan gambar kalkir asli dan 3 (tiga) lembar
hasil reproduksinya kepada Pemimpin Proyek. Gambar cross section harus memakai judul
dan ukuran sesuai dengan yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
18.2. PEKERJAAN PENENTUAN PEIL + 0,00

Pekerjaan penentuan peil + 0,00 (finishng Arsitektur) adalah permukaan lantai


finishing ruangan Lantai Satu seperti tertera dalam gambar kerja yaitu sama dengan elevasi
Lantai Dasar bangunan Board Walk yang akan dibangun.

Selanjutnya peil + 0,00 ini ditandai dengan patok ukur yang ditentukan di lapangan dan
disetujui oleh Konsultan Pengawas.

Pasal 19 :
PEMASANGAN PATOK UKUR DAN PAPAN BANGUNAN ( BOUWPLANK )

19.1. PATOK UKUR.

19.1.1. Kontraktor / Pemborong harus membuat patok-patok untuk membentuk garis-


garis sesuai dengan gambar, dan harus memperoleh persetujuan Konsultan Pengawas
sebelum memulai pekerjaan. Bila dianggap perlu, Konsultan Pengawas dapat merevisi
garis-garis / kemiringan dan meminta Kontraktor / Pemborong untuk membetulkan patok-
patok itu. Kontraktor / Pemborong harus mengajukan pemberitahuan mengenai
rencana pematokan atau penentuan permukaan (level) dari bagian pekerjaan
tertentu, tidak kurang dari 48 (empat puluh delapan) jam, agar susunan patok itu dapat
diperiksa. Kontraktor / Pemborong harus membuat pengukuran atas pekerjaan pematokan
dan Konsultan Pengawas akan memeriksa pengukuran itu.

19.1.2. Patok ukur dibuat dari kayu secukupnya, berpenampang 5 x 7 cm. tertancap kuat ke
dalam tanah sedalam 100 cm. dengan bagian yang muncul diatas muka tanah cukup untuk
memberikan indikasi peil + 0,00 sesuai Gambar Kerja, dan diatasnya ditambahkan pipa
besi untuk mencantumkan patokan ketinggian diatas peil + 0,00.

19.1.3. Indikasi selanjutnya selain tersebut di atas agar dicantumkan pada patok ukur
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.

19.1.4. Pada dasarnya, patok ukur ini dibutuhkan sesuai patokan ketinggian atau peil
permukaan yang ada dantercantum dalam Gambar Kerja.

19.1.5. Jumlah patok ukur yang harus dibuat oleh Kontraktor minimal 2 (dua) buah,
dan lokasi penanamannya sesuai petunjuk dan persetujuan Konsultan
Pengawas sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu atau terganggu selama
pelaksanaan pembangunan berlangsung.

19.1.6. Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda yang
jelas, dan dijaga keutuhannya sampai pelaksanaan pembangunan selesai dan ada
instruksi dari Konsultan Pengawas untuk dibongkar.
19.2. PAPAN BANGUNAN (BOUWPLANK).

19.2.1. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu Borneo dengan ukuran tebal 3 cm.
dan lebar 15 cm., lurus dan diserut rata pada sisi sebelah atasnya.

19.2.2. Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 dengan jarak satu sama lain adalah
1,50 m. tertancap di tanah sehingga tidak dapat digerak-gerakkan atau diubah.
19.2.3. Papan bangunan dipasang sejarak 2,00 m. dari as pondasi terluar atau sesuai
dengan keadaan setempat.

19.2.4. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sama dengan antara satu dengan lainnya
atau rata waterpass, kecuali dikehendaki lain oleh Konsultan Pengawas.

19.2.5. Setelah selesai pemasangan papan bangunan, Kontraktor / Pemborong harus


melaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.

19.2.6. Kontraktor / Pemborong harus menjaga dan memelihara keutuhan dan ketepatan
letak papan bangunan ini sampai tidak diperlukan lagi.

Pasal 20 :
PEMERIKSAAN HASIL PEKERJAAN

20.1. IJIN MEMASUKI TEMPAT KERJA.

20.1.1. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan Kontraktor / Pemborong,
tetapi karena bahan / material ataupun komponen jadi maupun
mutu pekerjaannya sendiri ditolak oleh Konsultan Pengawas / Direksi, harus segera
dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya Kontraktor /
Pemborong dalam waktu yang ditetapkan oleh Konsultan Pengawas / Direksi.

20.2.2. Tidak ada pekerjaan yang boleh ditutupi atau menjadi tidak terlihat sebelum
mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas, dan Kontraktor / Pemborong harus
memberikan kesempatan sepenuhnya kepada Petugas / Ahli dari Konsultan Pengawas
untuk memeriksa dan mengukur pekerjaan yang akan ditutup dan tidak terlihat.

20.2.3. Kontraktor / Pemborong harus melaporkan kepada Konsultan Pengawas kapan


setiap pekerjaan sudah siap atau diperkirakan akan siap diperiksa dan
Konsultan Pengawas tidak boleh menunda waktu pemeriksaan, kecuali apabila
Konsultan Pengawas memberikan petunjuk tertulis kepada Kontraktor / Pemborong apa
yang harus dilakukan.

20.2.4. Bila permohonan pemeriksaan pekerjaan itu dalam waktu 2 x 24 jam


(dihitung dari waktu diterimanya Surat Permohonan Pemeriksaan, tidak terhitung hari libur
/ hari raya) tidak dipenuhi / ditanggapi oleh Konsultan Pengawas, maka Kontraktor /
Pemborong dapat meneruskan pekerjaannya
dan bagian yang seharusnya diperiksa dianggap telah disetujui oleh Konsultan
Pengawas / Direksi.

20.2.5. Bila Kontraktor / Pemborong melalaikan perintah, Konsultan Pengawas / Direksi


berhak menyuruh membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk
diperbaiki.

20.2.6. Biaya pembongkaran dan pemasangan / perbaikan kembali menjadi


tanggungan Kontraktor / Pemborong, tidak dapat di-klaim sebagai biaya pekerjaan
tambah maupun alasan untuk perpanjangan waktu pelaksanaan.

20.3. KEMAJUAN PEKERJAAN

20.3.1. Seluruh bahan, peralatan konstruksi dan tenaga kerja yang harus disediakan
oleh Kontraktor / Pemborong demikian pula metode / cara pelaksanaan pekerjaan
harus diselenggarakan sedemikian rupa, sehingga diterima oleh Konsultan Pengawas.

20.3.2. Apabila laju kemajuan pekerjaan atau bagian pekerjaan pada suatu waktu
menurut penilaian Konsultan Pengawas telah terlambat, untuk menjamin penyelesaian
pada waktu yang telah ditentukan atau pada waktu yang
diperpanjang, maka Konsultan Pengawas harus memberikan petunjuk secara tertulis
langkah-langkah yang perlu diambil guna melancarkan laju pekerjaan sehingga pekerjaan
dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.

20.4. PERINTAH UNTUK PELAKSANAAN.

Bila Kontraktor / Pemborong atau petugas lapangannya tidak berada di tempat kerja
dimana Konsultan Pengawas bermaksud untu memberikan petunjuk atau perintah,
maka petunjuk atau perintah itu harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh semua petugas
pelaksana atau petugas yang ditunjuk oleh Kontraktor / Pemborong untuk menangani
pekerjaan itu.

20.5. TOLERANSI.

Seluruh pekerjaan yang dilaksanakan dalam Kontrak ini harus dikerjakan sesuai dengan
toleransi yang diberikan dalam spesifikasi dan toleransi lainnya yang ditetapkan pada
bagian lainnya.
BAB II
Pasal 1 :

PEKERJAAN KAYU

1.1. LINGKUP PEKERJAAN.

1.1.1. Pekerjaan Tiang Pancang.


Pekerjaan kayu Tiang pancang seperti tercantum dalam Gambar Kerja.

1.1.2. Pekerjaan gelagar Induk .


Balok ukuran 5 X 10 ditunjukkan pada Gambar Kerja.

1.1.3. Pekerjaan gelagar lantai kayu kelas I.

1.1.4 Pekerjaan gelagar lantai

1.1.5. Pekerjaan Balok skor

1.1.6. Pekerjaan papan Lantai

1.1.7. Pekerjaan Railing kayu

1.1.8. Pekerjaan penutup gelagar

1.2. PERSYARATAN BAHAN.

1.2.1. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan seperti diuraikan pada
butir berikut ini.
Semua kayu yang dipakai harus tua, benar-benar kering, lurus. Tanpa cacat mata kayu,
putih kayu dan retak
Ukuran kayu adalah ukuran jadi seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
1.2.2. Pekerjaan gelagar lantai kayu kelas I.
Kayu Besi berkualitas.
Referensi bahan sesuai dengan SII No. 0458/81, mutu kelas A, 6.2.3.

a. Balok untuk Gelagar Lantai, kayu Besi Kelas I


Untuk ketebalan kayu 5X10 cm. disyaratkan kayu kelas I. (sesuai yang ditunjukkan pada
gambar kerja) Ex lokal terbaik
b. Papan untuk lantai., mutu kelas 1
Untuk ketebalan kayu 5X10 cm. disyaratkan kayu kelas I. (sesuai yang ditunjukkan pada
gambar kerja) Ex lokal terbaik

c. Balok skor, kayu Besi:


Kayu Besi kelas I.
Tebal : (sesuai yang ditunjukkan pada Gambar Kerja). Produk : Ex lokal mutu
terbaik.

d Papan Lantai, Kayu Besi Kelas I


Untuk Ketebalan kayu 3x30 (sesuai yang ditunjukkan pada Gambar Kerja).
Produk : Ex lokal mutu terbaik

e. . Railing kayu, Kayu Besi


• Untuk ketebalan kayu 5X10 cm. disyaratkan kayu kelas I. (sesuai yang ditunjukkan
pada gambar kerja) Ex lokal terbaik

f. Penutup gelagar, Kayu Besi kelas I


Untuk Ketebalan kayu 5x10 (sesuai yang ditunjukkan pada gambar kerja) Ex local terbaik

Kelembaban kayu atau kadar air kayu (moisture content) tersebut di atas diperiksa dengan
alat pemeriksa kelembaban kayu.

1.2.5. Pengawetan kayu.


Semua kayu (terkecuali kayu lembaran) yang dipergunakan harus sudah
melalui proses pengeringan (dry kiln) dan harus sudah diberi bahan anti rayap
sebelum pelaksanaan finishing.
Persyaratan pelaksanaan pekerjaan anti rayap sesuai dengan yang tercantum pada
pekerjaan perlindungan.
Penimbunan kayu di tempat pekerjaan sebelum pelaksanaan pekerjaan ini
harus diletakkan di satu tempat, di dalam ruangan yang kering dengan sirkulasi
udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan harus dilindungi dari kerusakan.
Timbunan kayu tersebut harus diberi alas sehingga tidak langsung terhampar di lantai.

1.2.6. Bahan dan alat bantu.


• Semua pengikat berupa paku, sekrup, baut, dynabolt, kawat dan lain-lain harus
digalvanisasi.

1.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

1.3.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan kayu ini, Kontraktor diwajibkan untuk :

• Mempelajari bentuk, pola penempatan, cara pemasangan dan detail sesuai


Gambar Kerja.
• Pengukuran keadaan lapangan untuk mendapatkan ketepatan pemasangan di lapangan.
• Khususnya untuk pekerjaan kayu halus, Kontraktor harus membuat shop drawing untuk
detail pemasangan dan sistim perkuatan.

Agar diusahakan pelaksanaan pemasangan instalasi sebelum pelaksanaan pekerjaan kayu


sehingga tidak terjadi pembongkaran.
Pelaksanaan sambungan seperti pemasangan klos, baut, plat penggantung, angker,
dynabolt, sekrup, paku dan lem perekat harus rapi sempurna serta tidak diperkenankan
mengotori bidang-bidang tampak.

Khusus untuk bahan sambungan / pengikat dari baja seperti angker, sengkang,
plat dan sebagainya sebelum terpasang harus sudah diberi lapisan anti karat yang
memenuhi persyaratan dalam Pasal Pengecatan di Buku ini.

Khusus pada permukaan bidang tampak / exposed, tidak diperkenankan


pemasangan paku tetapi harus disekrup atau cara lain yang disetujui Konsultan
Pengawas.

Bilamana pada sistim perkuatan yang tertera dalam gambar dianggap kurang kuat oleh
Kontraktor, maka menjadi kewajiban dan tanggungan Kontraktor untuk menambahkannya
setelah disetujui Konsultan Pengawas.
Dalam hal ini Kontraktor tidak dapat meng-klaim sebagai pekerjaan tambah.

Semua pekerjaan pengecatan harus rapi, rata dan halus.

Sebelum pemasangan untuk semua logam yang melekat pada kayu, semua
logam tersebut harus sudah diberi lapisan perlindungan atau lapisan cat seperti yang
disyaratkan.

1.3.2. Pelaksanaan Pekerjaan Kayu Kasar.


Semua konstruksi yang tidak ditampakkan (“unexposed”) harus dilapis
dengan menie kayu. Pekerjaan ini dilaksanakan setelah penyerutan dan sebelum
dipasang.

1.3.3. Pelaksanaan Pekerjaan Kayu Halus.


Semua pekerjaan kayu halus khususnya permukaan kayu yang akan
diperlihatkan (exposed) dan permukaan kayu yang akan dilapis / ditempel dengan bahan
/ material finishing harus diserut halus dan rata.

Proses pengerjaan semua kayu untuk pekerjaan kayu halus harus menggunakan
mesin tanpa kecuali dan tidak diperkenankan mengerjakan di tempat pemasangan,
persyaratan ini mencakup pula untuk penyerutan.

Setelah penyerutan mesin, baru kemudian diperkenankan dengan penyerutan tangan.

Sambungan-sambungan harus dikerjakan dengan ketelitian yang tepat dan rapi


terutama untuk bagian yang diperlihatkan (exposed). Sambungan Plint kayu pada sudut
harus berupa sambungan adu manis dan siku. Sambungan antara papan ke arah memanjang
harus berupa sambungan ekor burung.

1.3.4. Perlindungan terhadap pekerjaan kayu yang telah selesai.


Semua kayu yang telah terpasang harus dilindungi dari segala kerusakan baik berupa
benturan, pecah, retak, noda dan cacat-cacat lain. Apabila hal tersebut di atas ditemui,
maka Kontraktor harus membongkar dan mengganti tanpa
mengurangi mutu. Biaya untuk pekerjaan ini adalah tanggung jawab Kontraktor,
tidak dapat di-klaim sebagai pekerjaan tambah.

1.3.5. Pekerjaan penyelesaian (“finishing”) kayu.


Pekerjaan “finishing” kayu lihat Pasal Pekerjaan Pengecatan dalam Buku ini.
Pasal 2 :
PEKERJAAN PENGECATAN

2.1. LINGKUP PEKERJAAN.

Pekerjaan yang dimaksud meliputi ;


• Pekerjaan pengecatan Railing ,
• Pekerjaan pengecatan Penutup Gelagar seperti tercantum dalam Gambar Kerja.
• Termasuk pengecatan dasar (plamuur, menie dan lain-lain).

2.1.1. Pekerjaan Pengecatan Railing yang tampak (exposed) seperti tercantum dalam
Gambar Kerja.

2.1.2. Pekerjaan Pengecatan Penutup Gelagar


Semua pekerjaan Gelagar yang terpasang seperti tercantum dalam Gambar
Kerja dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Semua bagian / permukaan yang tampak (exposed) dicat sampai dengan cat finish.

b. Semua bagian / permukaan yang tidak ditampakkan (un-exposed) dicat hanya sampai
dengan cat dasar.

2.2. PERSYARATAN BAHAN.

2.2.1. Cat Kayu.


Bahan dari jenis synthetic enamel super gloss kualitas utama, tipe interior
& exterior gloss paint. Produk , SEIV atau setara.

2.2.4. Lapisan Primer.


Bahan dari kualitas utama, produk SUNLEX, ICI Atau setara.

2.2.2. Kontraktor wajib membuktikan keaslian cat dari produk tersebut di atas
mengenai kemurnian cat yang akan dipergunakan.

Pembuktian berupa :
• Segel kaleng
• Test BD
• Test laboratorium
• Hasil akhir pengecatan

Biaya untuk pembuktian ini dibebankan kepada Kontraktor.


Hasil tes kemurnian ini harus mendapat rekomendasi tertulis dari produsen
dan diserahkan ke Konsultan Pengawas untuk persetujuan pelaksanaan.

2.2.6. Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat pada
bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm.

Pada bidang-bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat,
jumlah lapisan dan jenis lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan akhir).

2.2.7. Semua bidang contoh tersebut harus disampaikan kepada Konsultan


Pengawas. Jika contoh-contoh tersebut telah disetujui secara tertulis oleh
Perencana dan Konsultan Pengawas, barulah Kontraktor melanjutkan dengan
pembuatan “mock-up”.

2.2.8. Kontraktor harus menyerahkan kepada Konsultan Pengawas, untuk


kemudian akan diteruskan ke Pemberi Tugas, minimal 5 galon tiap warna dan jenis cat
yang dipakai.

Kaleng-kaleng cat tersebut harus tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas identitas
cat yang ada di dalamnya.

Cat ini akan dipakai sebagai cadangan oleh Pemberi Tugas untuk perawatan.

2.3. PERSYARATAN PELAKSANAAN.

2.3.1. Lakukan dengan cara terbaik yang umum dilakukan kecuali apabila dispesifikasikan
lain.
Tebal minimum dari tiap lapisan jadi (finish) minimum sama dengan syarat yang
dispesifikasikan pabrik.

Pengecatan harus rata, tidak bertumpuk, tidak bercucuran atau ada bekas yang
menunjukkan tanda-tanda sapuan, roller maupun semprotan.
2.3.2. Apabila dari cat yang dipakai ada yang mengandung bahan dasar beracun atau
membahayakan kesehatan manusia, maka Kontraktor harus
menyediakan peralatan pelindung, misalnya : masker, sarung tangan dan sebagainya
yang harus dipakai pada waktu pelaksanaan pekerjaan.

2.3.3. Tidak diperkenankan melaksanakan pekerjaan ini dalam keadaan cuaca yang
lembab atau hujan atau dalam keadaan angin berdebu bertiup. Terutama untuk pelaksanaan
di dalam ruangan bagi cat dengan bahan dasar
beracun atau membahayakan manusia, maka ruangan tersebut harus mempunyai
ventilasi yang cukup atau pergantian udara berlangsung lancar.

Di dalam keadaan tertentu misalnya untuk ruangan tertutup, Kontraktor harus


memakai kipas angin ( fan ) untuk memperlancar pergantian / aliran udara.

2.3.4. Peralatan seperti kuas, roller, sikat kawat, kape, pompa udara tekan (vacuum
cleaner), semprotan dan sebagainya harus tersedia dari kualitas / mutu terbaik dan
jumlahnya cukup untuk pekerjaan ini.

2.3.5. Khusus untuk semua cat dasar harus disapukan dengan kuas.
Penyemprotan hanya boleh dilakukan bila disetujui Konsultan Pengawas.

2.3.6. Pemakaian ampelas, pencucian dengan air maupun pembersihan dengan kain
kering terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas,
terkecuali disyaratkan lain dalam spesifikasi ini.

2.3.7. Pelaksanaan pekerjaan ini khususnya pengecatan cat dasar untuk komponen bahan
/ material logam, harus dilakukan sebelum komponen tersebut terpasang.

2.3.8. Standar Pengerjaan (“Mock-Up”).


Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan pada satu bidang
untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan.
Bidang-bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, tekstur, material dan
cara pengerjaan.
Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai “mock-up” ini akan ditentukan oleh Konsultan
Pengawas.
Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan
Perencana, maka bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standar minimal keseluruhan
pekerjaan pengecatan.

2.3.9. Hasil pekerjaan yang tidak disetujui Konsultan Pengawas harus diulang dan
diganti. Kontraktor harus melakukan pengecatan kembali bila ada cat dasar atau cat finish
yang kurang menutupi atau lepas sebagaimana ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas.
Biaya untuk hal ini ditanggung Kontraktor, dan tidak dapat di-klaim sebagai
pekerjaan tambah.

2.3.10. Pelaksanaan pekerjaan harus dilaksanakan oleh aplikator yang


direkomendasikan oleh pihak pabrik untuk mendapatkan garansi bahan dan pekerjaan dari
pabrik.

2.3.11. Pekerjaan Pengecatan Permukaan Dinding Pasangan Bata dan Beton a. Sebelum
Pelaksanaan.
Seluruh permukaan harus dibersihkan dari debu, minyak, lemak, kotoran atau noda lain,
bekas-bekas cat yang terkelupas bagi permukaan yang pernah dicat dan dalam kondisi
kering.

b. Pelaksanaan Pekerjaan dengan Roller


Pemakaian kuas hanya untuk permukaan dimana tidak mungkin menggunakan roller.

c. Permukaan Interior.

f Lapisan Pertama :
• Cat dasar jenis Alkali .
• Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
• Ketebalan lapisan 25–40 micron atau daya sebar per liter 13–15 m2.
• Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.
• Warna bening ( transparan ).

f Lapisan Kedua dan Ketiga :


• Cat jenis Interior Setara Dulux.
• Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
• Ketebalan lapisan 25-40 micron atau daya sebar per liter 11-17 m2
per lapis.
• Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam.
• Warna ditentukan kemudian.

d. Permukaan Exterior.

f Lapisan Pertama :
• Cat dasar jenis Alkali .
• Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
• Ketebalan lapisan 25–40 micron atau daya sebar per liter 13–15 m2.
• Tunggu selama minimum 24 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.
• Warna bening ( transparan ).
f Lapisan Kedua dan Ketiga :
• Cat jenis Exterior .
• Pelaksanaan pekerjaan dengan roller.
• Ketebalan lapisan 25-40 micron atau daya sebar per liter 11-17 m2
per lapis.
• Tenggang waktu antara pelapisan minimum 12 jam.
• Warna ditentukan kemudian.

2.3.12. Pekerjaan Pengecatan Logam Yang Ditampakkan. a. Persiapan Sebelum


Pengecatan.
Bersihkan permukaan dari kulit giling (kerak / millscale), karat, minyak, lemak dan
kotoran lain secara teliti, seksama dan menyeluruh sehingga permukaan yang dimaksud
menampilkan tampak logam yang halus dan mengkilap.
Pekerjaan ini dilaksanakan dengan sikat kawat mekanik (Mechanical Wire Brush).
Akhirnya permukaan dibersihkan dengan vacuum cleaner atau sikat yang bersih.

Sebelum dilakukan pengecatan, semua permukaan logam harus mendapat


“solvent treatment” untuk menghilangkan lemak dan kotoran.

b. Pelaksanaan pengecatan.

f Lapisan Pertama :
Pekerjaan cat primer / dasar dilaksanakan sebelum komponen bahan
/ material logam terpasang. Cat primer SEIV.
Tunggu selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan pelapisan
berikutnya.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas.

f Lapisan Kedua :
Cat dasar jenis Undercoat.
Tunggu selama minimum 6 jam sebelum pelaksanaan pelapisan berikutnya.
Pelaksanaan pekerjaan dengan kuas.

f Lapisan Ketiga dan Keempat : Cat akhir (“finish”) , SEIV.


Pelaksanaan dengan kuas
Tenggang waktu antara pelapisan minimum 16 jam. Warna ditentukan kemudian.

2.3.13. Pekerjaan Pengecatan Logam Yang Tidak Ditampakkan.


Semua pengecatan permukaan logam yang tidak ditampakkan hanya cat
dasar SEIV 1 (satu) lapis.
Pelaksanaan dengan kuas.

Pasal 3 :
PEKERJAAN PEMBERSIHAN, PEMBONGKARAN DAN
PENGAMANAN SETELAH PEMBANGUNAN

Pembersihan tapak konstruksi dan pada semua pekerjaan yang termasuk dalam lingkup
pekerjaan seperti tercantum di Gambar Kerja dan terurai dalam Buku ini dari semua barang
atau bahan bangunan lainnya yang dinyatakan tidak digunakan lagi setelah pekerjaan yang
menjadi tanggung jawab Kontraktor bersangkutan selesai.

Semua bekas bongkaran bangunan existing dan sebagainya harus dikeluarkan dari tapak
konstruksi.

Selama pembangunan berlangsung, Kontraktor harus menjaga keamanan bahan / material,


barang maupun bangunan yang dilaksanakannya sampai tahap Serah Terima Kedua.

3.1. Kontraktor.

3.2. Hanya Kontraktor yang diundang yang berhak mengikuti pelelangan ini.

3.2.1 Yang dimaksud dengan Kontraktor di dalam spesifikasi ini adalah Badan
Pelaksana yang telah terpilih dan memperoleh Kontrak Kerja untuk
penyediaan dan pemasangan instalasi Mekanikal / Elektrikal ini sampai selesai.

3.2.2. Kontraktor harus memiliki tenaga ahli yang mempunyai PAS / SIKA PLN kelas C
untuk pekerjaan instalasi listrik, PAS PAM kelas III (C) untuk
pekerjaan plumbing dan pemadam kebakaran (pemipaan) sebagai penanggung jawab di
bidangnya masing-masing.
Kontraktor bertanggung jawab atas pelaksanaan instalasi Mekanikal / Elektrikal
dalam proyek ini dan menempatkan paling tidak seorang tenaga
ahli yang setiap saat dapat berdiskusi dan dapat memutuskan setiap persoalan teknis
dan administrasi di lapangan.

3.2.3. Kontraktor harus bersedia mengikuti peraturan-peraturan di lapangan yang


ditentukan oleh Konsultan Pengawas.

3.2.4. Kontraktor wajib mempelajari dan memahami semua undang-undang,


peraturan-peraturan, persyaratan umum, maupun suplementer-nya, persyaratan standar
internasional, persyaratan pabrik pembuat unit-unit peralatan, buku-
buku dokumen pelelangan, bundel gambar-gambar serta segala petunjuk tertulis yang
telah dikeluarkan.

3.2.5. Kontraktor dapat meminta penjelasan kepada Konsultan Pengawas atau pihak
lain yang ditunjuk, bilamana menurut pendapatnya terdapat hal-hal yang kurang jelas
pada dokumen-dokumen pelelangan, gambar-gambar atau lainnya.

3.2.6. Kontraktor wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan-pekerjaan pelaksanaan


dari pihak-pihak Kontraktor lain yang ikut mengerjakan proyek ini
apabila pekerjaan pihak lain dapat mempengaruhi kelancaran pekerjaannya.
Bilamana sampai terjadi gangguan, maka Kontraktor wajib mengerjakan saran-saran
perbaikan untuk segenap pihak.
Apabila hal ini dilakukan, Kontraktor tetap bertanggung jawab atas segala kerugian-
kerugian yang ditimbulkan.

3.3. Koordinasi dengan Pihak Lain.

3.3.1 Untuk kelancaran pekerjaan, Kontraktor harus mengadakan koordinasi / penyesuaian


pelaksanaan pekerjaannya dengan seluruh disiplin pekerjaan lainnya atas petunjuk ahli,
sebelum memulai mengerjakan pada waktu pelaksanaan.
Gangguan dan konflik di antara Kontraktor harus dihindari.
Keterlambatan pekerjaan akibat tidak adanya koordinasi menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
3.3.2. Kontraktor wajib bekerja sama dengan pihak-pihak lainnya demi kelancaran
pelaksanaan proyek ini, terutama koordinasi dengan pihak Kontraktor Sipil maupun
Arsitektur.

3.3.3. Kontraktor wajib berkonsultasi dengan pihak-pihak lainnya, agar sejauh /


sedapat mungkin digunakan peralatan-peralatan yang seragam dan merk yang sama
untuk seluruh proyek ini agar mudah memeliharanya.

3.3..4. Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan, atau diselesaikan oleh pihak
lain atau yang dibeli dari pihak lain yang termasuk dalam lingkup
instalasi sistim ini, Kontraktor bertanggung jawab penuh atas segala peralatan dan
pekerjaan ini.

3.3.5. Kontraktor harus mengijinkan, mengawasi dan memberikan petunjuk


kepada Kontraktor lainnya untuk melakukan penyambungan kabel-kabel,
pemasangan sensor-sensor, perletakan peralatan / instalasi, pembuatan sparing dan
lain-lain pada dan untuk peralatan Mekanikal / Elektrikal agar sistim Mekanikal /
Elektrikal keseluruhan dapat berjalan dengan sempurna.
Dalam hal ini Kontraktor masih tetap bertanggung jawab penuh atas peralatan-
peralatan tersebut.

3.3.6. Penolakan Pekerjaan Sistim Mekanikal / Elektrikal.


Apabila sistim pekerjaan ini tidak lengkap atau ada bagian yang cacat, gagal
atau tidak memenuhi persyaratan dalam spesifikasi dan gambar, ternyata
Kontraktor gagal untuk melaksanakan perbaikan ini dalam waktu yang cukup
menurut Konsultan Pengawas serta pihak yang berwenang, maka keseluruhan atau
sebagian dari sistim ini sebagaimana kenyataannya, dapat ditolak dan diganti.
Dalam hal ini Pemilik dapat menunjuk pihak ketiga untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut di atas dengan baik atas biaya dan tanggung jawab Kontraktor.

3.4. Pengawasan Instalasi.

3.4.1. Shop drawing.


Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus membuat gambar kerja
/ shop drawing rangkap 4 (empat). Gambar kerja tersebut haruslah gambar yang telah
dikoordinasikan dengan semua disiplin pekerjaan pada proyek ini dan disesuaikan dengan
koordinasi lapangan yang ada.
Pekerjaan baru dapat dimulai bila gambar kerja telah diperiksa dan disetujui
oleh Konsultan Pengawas.

3.4.2. Kontraktor harus memberikan contoh semua bahan yang akan digunakannya kepada
Konsultan Pengawas atau pihak yang ditunjuk untuk dimintakan persetujuannya secara
tertulis untuk dapat dipasang.
Seluruh contoh harus sudah diserahkan dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sesudah
Kontraktor memperoleh SPK.

3.4.3. Kontraktor harus membuat jadwal / skedul waktu pelaksanaan, skedul tenaga
kerja, skedul pengadaan peralatan dan network planning yang terinci
untuk setiap pekerjaannya dan diserahkan kepada Konsultan Pengawas atau pihak lain
yang ditunjuk untuk mendapatkan persetujuannya.
Skedul dan network planning harus diserahkan dalam waktu 15 (lima belas)
hari kalender sesudah menerima SPK.

3.4.4. Kontraktor harus mengadakan :


a. Laporan kegiatan pekerjaan harian.
b. Laporan prestasi pekerjaan dan pengadaan material mingguan.
c. Laporan prestasi pekerjaan bulanan beserta foto-foto dokumentasi.

16.4.5. Untuk setiap tahap pekerjaan sistim Mekanikal dan Elektrikal yang telah selesai
dikerjakan, Kontraktor harus mendapatkan pernyataan tertulis dari
pihak Konsultan Pengawas atau pihak yang ditunjuk yang menerangkan
bahwa setiap pekerjaan sistim Mekanikal dan Elektrikal telah selesai dikerjakan
sesuai dengan persyaratan yang ada.

Tahap-tahap pekerjaan sistim ini ditentukan kemudian, berdasarkan pada jadwal


perincian waktu yang diserahkan oleh Kontraktor.

3.4.6. Di dalam setiap pelaksanaan pengujian dan trial-run pekerjaan sistim


Mekanikal dan Elektrikal ini harus dihadiri pihak Konsultan Pengawas,
Konsultan Perencana, ahli atau pihak-pihak lain yang ditunjuk. Untuk ini
harus dibuatkan berita acaranya bersama pemegang merk peralatan yang diuji dan
dari Kontraktor yang bersangkutan.
Peralatan untuk pengujian harus berkualitas baik dan sudah tertera.
Semua biaya pada waktu pengetesan sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

3.4.7. Kontraktor wajib melaporkan kepada Konsultan Pengawas atau ahli yang
ditugaskan apabila sekiranya terjadi kesulitan atau gangguan-gangguan yang mungkin
terjadi pada saat melaksanakan pekerjaan.

16.4.8. Untuk pekerjaan di luar jam kerja, biaya yang dikeluarkan oleh Konsultan
Pengawas untuk pengarahan dan pengawasannya ditanggung oleh Kontraktor.

3.5. Pembersihan Lapangan.

3.5.1. Setiap hari setelah selesai bekerja, Kontraktor harus membersihkan lapangan yang
digunakan.
Kontraktor hendaknya menghubungi pihak-pihak lain untuk koordinasi pembersihan
lapangan tersebut.

3.5.2. Setelah Kontraktor selesai, Kontraktor harus memindahkan semua sisa bahan
pekerjaan dan peralatannya, kecuali yang masih diperlukan selama masa pemeliharaan.

3.5.3. Kontraktor harus melindungi daerah kerja di dalam gedung / bangunan dengan
Portable Fire Extinguisher Class A/B/C (15 lbs) atau jenis lain untuk setiap luasan sesuai
dengan peraturan yang berlaku atas biaya Kontraktor.
3.6. Petunjuk Operasi, Pemeliharaan dan Pendidikan.

3.6.1. Pada saat penyerahan untuk pertama kali, Kontraktor harus menyerahkan :
a. Gambar-gambar jadi (as built drawing) dalam bentuk gambar cetak sebanyak 3
(tiga) set dan dalam bentuk kalkir Sevia sebanyak 1 (satu) set.
b. Katalog spare-parts.
c. Buku petunjuk operasi dalam bahasa Indonesia.
d. Buku petunjuk perawatan atas peralatan yang terpasang dalam kontrak ini, juga dalam
bahasa Indonesia.

Data-data tersebut haruslah diserahkan kepada Pemilik sebanyak 3 (tiga) set


dan kepada Konsultan Pengawas 2 (dua) set. Bila gambar dan data-data tersebut
belum lengkap diserahkan, maka pekerjaan Kontraktor belum diprestasikan 100%.

3.6.2. Kontraktor harus memberikan pendidikan teori dan praktek mengenai operasi
dan perawatannya kepada petugas-petugas teknik yang ditunjuk oleh
Konsultan Pengawas secara cuma-cuma sampai cakap menjalankan tugasnya,
minimal 3 (tiga) orang selama 3 (tiga) bulan sesudah penyerahan pertama proyek
dilakukan.
Kontraktor harus mengajukan rencana sistim pendidikan ini terlebih dahulu kepada
Konsultan Pengawas.
Pendidikan ini dan segala biaya pelaksanaannya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

3.6.3. Kontraktor harus pula memberikan 2 (dua) set ringkasan petunjuk operasi dan
perawatan yang harus dibuat dalam bahasa Indonesia kepada Konsultan Pengawas dan
sebuah lagi hendaknya dipasang dalam suatu kaca berbingkai dan ditempatkan pada
dinding dalam ruang mesin utama lain yang ditunjuk Konsultan Pengawas.

3.7. Service dan Garansi.

Keseluruhan instalasi Mekanikal dan Elektrikal harus memiliki garansi 1 (satu)


tahun sesudah tanggal saat sistem diterima oleh Konsultan Pengawas secara baik
(setelah masa pemeliharaan).

3.7.1. Kontraktor harus bertanggung jawab atas seluruh peralatan yang rusak selama
masa garansi, termasuk penyediaan suku cadang.

3.7.2. Kontraktor wajib mengganti biaya sendiri setiap kelompok barang-barang


atau sistim yang tidak sesuai dengan persyaratan spesifikasi, akibat
kesalahan pabrik atau pengerjaan yang salah selama jangka waktu 180 (seratus
delapan puluh) hari kalender setelah proyek ini diserah-terimakan untuk pertama kalinya.

3.7.3. Kontraktor wajib menempatkan 2 (dua) orang pada setiap hari kerja untuk
mengoperasikan / merawat peralatan Mekanikal dan Elektrikal serta mendatangkan
seorang supervisor sekali seminggu untuk memeriksa atau melakukan penyetelan peralatan
selama masa pemeliharaan.
3.7.4. Kontraktor harus memberikan service cuma-cuma untuk seluruh sistim Mekanikal /
Elektrikal selama 180 (seratus delapan puluh) hari kalender setelah proyek ini diserah-
terimakan pertama kali dan garansi 1 (satu) tahun kalender setelah serah terima kedua.

3.8. Izin.

3.8.1. Semua izin-izin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin diperlukan untuk


melaksanakan instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor atas tanggungan dan biaya
Kontraktor.

3.8.2. Semua pemeriksaan, pengujian dan lain-lain, beserta keterangan resminya yang
mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini haruslah dilakukan oleh Kontraktor
atau pihak lain yang ditunjuk oleh Direksi / Konsultan Pengawas dengan semua biaya atas
beban Kontraktor.

3.8.3. Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang di- paten-
kan serta kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang diperlukan untuk ini.
Untuk hal ini Kontraktor wajib menyerahkan Surat Pernyataan mengenai hal tersebut di
atas.

3.8.4. Kontraktor harus menyerahkan semua izin atau keterangan resmi yang
diperolehnya mengenai instalasi proyek kepada Konsultan Pengawas atau pihak yang
ditunjuk, sebelum penyerahan kedua dilakukan.

3.8.5. Kontraktor harus memperoleh izin terlebih dahulu dari Konsultan Pengawas setiap
akan memulai suatu tahapan pekerjaan, demikian pula bila akan melaksanakan pekerjaan
diluar jam kerja (kerja lembur).

3.8.6. Kontraktor harus mendapatkan izin-izin yang berhubungan dengan pajak,


pemerintahan setempat, badan yang berwenang terhadap instalasi yang dikerjakan.

Dalam hal ini, biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan permintaan izin
tersebut harus dibayar oleh Kontraktor, termasuk biaya memperbanyak gambar yang
diperlukan untuk pengurusan IMB.

3.9. Korelasi Pekerjaan.

3.9.1. Pekerjaan galian dan penimbunan tanah untuk keperluan instalasi Mekanikal
/ Elektrikal, dilaksanakan oleh Kontraktor. Kontraktor harus sudah memperhitungkan
pengangkutan tanah bekas galian / pembersihan.

3.9.2. Semua pekerjaan pembuatan lubang-lubang dan penutupan kembali pada


dinding, lantai, langit-langit untuk jalannya pipa dan kabel, dilaksanakan oleh
Kontraktor berikut perapihan / finishing-nya kembali.

3.9.3. Kontraktor harus menyediakan dan menyambung kabel-kabel listrik dari peralatan-
peralatan ke panel yang disediakan oleh Kontraktor Listrik sesuai dengan gambar dokumen
tender.

Untuk itu Kontraktor wajib memeriksa terlebih dahulu panel tersebut,


apakah sudah sesuai dengan peralatan yang akan disambungkan. Segala akibat yang
timbul akibat penyambungan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.

3.9.4. Semua pekerjaan pembuatan pondasi untuk mesin dilakukan oleh


Kontraktor. Kontraktor harus memberikan data-data, ukuran-ukuran, gambar-gambar
dan peralatan yang diperlukan kepada Konsultan Pengawas untuk mendapatkan
persetujuan.

3.9.5. Semua fasilitas yang diperlukan pada saat proyek berjalan yaitu air, listrik, saniter
darurat harus disediakan oleh Kontraktor, dengan terlebih dahulu membuat gambar
untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.

3.9.6. Untuk pipa yang menembus dinding, lantai, langit-langit dan lain-lain, harus diberi
lapisan isolasi peredam getaran dan pipa selubung (sleeve) untuk memudahkan perbaikan
dan pemeliharaan dari segi teknis.
Untuk itu Kontraktor diharuskan menyerahkan gambar kerja kepada Konsultan
Pengawas untuk diminta persetujuannya. Segala akibat pekerjaan tersebut harus sudah
diperhitungkan dalam penawaran oleh Kontraktor.

3.9.7. Akibat pekerjaan tersebut di atas (pembobokan, pembongkaran dsb.) harus ditutup
kembali seperti semula dan dirapikan / di-finish yang rapi sehingga tidak terlihat lagi
bekas-bekas pembobokan.

3.9.8. Selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sesudah ditunjuk, Kontraktor harus menyerahkan


gambar / data teknis listrik sesuai dengan keperluan peralatan yang akan dipasang, agar
peralatan tersebut dapat beroperasi dengan baik berikut pengamanannya.
Jika hal ini tidak dilaksanakan, segala akibatnya menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

3.10. Sub Kontraktor.

3.10.1. Apabila diperlukan tenaga-tenaga ahli khusus karena tenaga-tenaga


pelaksana yang ada tidak mampu melaksanakan pemasangan, penyetelan, pengujian
dan lain-lain, Kontraktor dapat menyerahkan sebagian instalasinya kepada Sub
Kontraktor lain setelah mendapatkan persetujuan secara tertulis dari Konsultan
Pengawas.

3.10.2. Sub Kontraktor harus memenuhi syarat seperti tercantum dalam Pasal 2 butir
16.10.3. pada Bab ini.

3.10.3. Kontraktor masih harus bertanggung jawab sepenuhnya atas segala lingkup
pekerjaannya, baik yang dilaksanakan sendiri maupun terhadap pekerjaan yang
diserahkan kepada Sub Kontraktor (di-sub-kontrakkan).

3.11. Site Manager.

3.11.1. Seluruh pekerjaan yang dicakup dalam instalasi ini harus diawasi oleh
seorang yang cukup berpengalaman dan diberi wewenang oleh Penanda- tangan kontrak,
untuk mengambil keputusan di lapangan.

Ia bertanggung jawab sepenuhnya atas segala pekerjaan instalasi pada


proyek ini dan selalu berada di lapangan (on site). Bila ia akan meninggalkan
site harus ada orang lain yang secara tertulis diberikan wewenang untuk mewakilinya.

3.11.2. Nama, perincian pengalaman kerja Site Manager harus disertakan oleh
Kontraktor pada saat penawaran dilakukan.

3.11.3. Bilamana menurut pendapat pihak Konsultan Pengawas, Konsultan


Perencana atau pihak yang berwenang, Site Manager yang ditunjuk kurang cakap
menjalankan tugasnya, Kontraktor harus menggantinya dengan orang lain.

3.11.4. Selama Site Manager belum ditunjuk, penanda-tangan kontrak yang harus
bertindak sebagai Site Manager.
3.12. Bahan.

3.12.1. Kontraktor harus menyerahkan pada waktu tender, brosur teknis asli
peralatan utama Mekanikal / Elektrikal, juga brosur asli pipa, kabel, pipa konduit, katup-
katup, detektor, sensor dan lainnya beserta data-data teknis
dan mengisi daftar skedul dari peralatan tersebut. Pada brosur-brosur peralatan /
bahan yang ditawarkan harus diberi tanda dengan warna yang jelas.

3.12.2. Apabila ada tanda-tanda serta bahan yang diajukan menyimpang dari yang
disebutkan didalam gambar dan spesifikasinya, maka nilai evaluasi
penawaran Kontraktor tersebut akan dikurangi dan Kontraktor tetap harus menggantinya
sesuai dengan gambar dan spesifikasinya.

3.12.3. Semua pelaksanaan instalasi yang berbeda dengan spesifikasi dan gambar, tanpa
persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang harus diperbaiki dan
dirubah sesuai dengan spesifikasi dan gambar yang telah disepakati bersama,
atas tanggungan biaya Kontraktor.

3.12.4. Semua bahan yang digunakan dalam instalasi ini harus baru, dalam keadaan baik,
tidak bercacat, sesuai dengan spesifikasi dan gambar. Kontraktor harus menjaga
kebersihan serta melindungi semua bahan-bahan yang digunakan dalam instalasi ini
sebelum dipasang.

3.12.5. Bilamana ternyata dipakai / digunakan bahan / peralatan sama, bekas


dipergunakan bercacat atau rusak, Kontraktor harus menggantinya dengan bahan-
bahan atau peralatan yang baru dan tetap sesuai dengan spesifikasi dan gambar, atas biaya
tanggungan Kontraktor.

16.12.6. Tidak diperkenankan mendatangkan bahan / peralatan masuk ke site


sebelum contoh atau brosur disetujui oleh Konsultan Pengawas. Semua bahan yang
telah masuk di site dan menyimpang dari ketentuan dalam
spesifikasi, contoh ataupun brosur yang telah disetujui, maka bahan / peralatan
tersebut harus dikeluarkan dari site dalam waktu 3 x 24 jam sejak diketahuinya
penyimpangan itu oleh Konsultan Pengawas.
Bila hal ini belum dilakukan maka bahan tersebut segera akan dimusnahkan.

Anda mungkin juga menyukai