Menunjuk Surat
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Pihak Proyek atas kepercayaan
yang telah diberikan kepada kami untuk melaksanakan pekerjaan ini.
Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang terlibat
dan
telah
memberikan
bantuan
kepada
kami
dalam
melaksanakan
pekerjaan ini.
Bambang S. Widodo
(DIREKTUR)
DAFTAR ISI
Hal
KATA PENGANTAR.................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................... ii
A. PERSYARATAN PERSYARATAN ADMINISTRASI...................1
BAB. I. UMUM.....................................................................................1
Pasal 1 : Pendahuluan....................................................................1
Pasal 2 : Peraturan Umum..............................................................1
Pasal 3 : Dokumen Pelelangan.......................................................2
Pasal 4 : Pemberian Penjelasan Pakerjaan (Aanwijzing).................3
Pasal 5 : Waktu Pelelangan Pekerjaan............................................3
Pasal 6 : Surat Penawaran Harga...................................................3
Pasal 7 : Tender Bond (Jaminan Penawaran)..................................6
Pasal 8 : Pelulusan Pekerjkan.........................................................6
BAB II. ADMINISTRASI PELAKSANAAN................................................8
Pasal 9 : Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan........................8
Pasal 10 : Jaminan Pelaksanaan (Perfomance Bond)......................8
Pasal 11 : Jadwal Waktu Pekerjaan.................................................8
Pasal 12 : Peraturan Pemerintah....................................................9
Pasal 13 : Pengawasan Lapangan (Pengawasan Pekerjaan)...........9
Pasal 14 : Kepala Pelaksana Pemborong......................................10
Pasal 15 : Laporan Pekerjaan.......................................................10
Pasal 16 : Keamanan di Tempat Pekerjaan...................................11
Pasal 17 : Keselamatan Pekerjaan Lapangan...............................12
Pasal 18 : Direksi Keet, Kantor Pelaksana dan Gudang................12
Pasal 19 : Bahan-bahan Bangunan dan Peralatan untuk
Pelaksanaan Pekerjaan.................................................................12
Pasal 20 : Pekerjaan Lebih atau Kurang.......................................13
Pasal 21 : Kerja Lembur................................................................14
Pasal 22 : Penyerahan Pekerjaan yang Selesai............................14
ii
iii
iv
A. PERSYARATAN PERSYARATAN
ADMINISTRASI
BAB. I. UMUM
Pasal 1 : Pendahuluan
1. Pemilik Bangunan
Pemilik Bangunan dalam hal ini adalah Direktorat Jenderal Perhubungan
Laut yang diwakili oleh Pemimpin Proyek Kabupaten Mamuju Provinsi
Sulawesi Barat.
2. Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan adalah Pulau Balabalakang, Kecamatan Balabalakang,
Kabupaten
Mamuju
Provinsi
Sulawesi
Barat.
Jenis
pekejaan
3. Sumber Dana
Pembiayaan untuk pelaksanaan pekerjaan ini adalah berasal dan
DIP ......tahun anggaran.......
4. Kontrak Pekerjaan
Kontrak pelaksanaan pekerjaan adalah berpedoman pada Kontrak No. :
............................
bestek,
penjelasan/keputusan
maka
-
yang
keputusan
dianggap
di
berlaku
dalam
adalah
penjelasan
bersama-sama
Direksi
akan
mengadakan
perhitungan
volume dari tiap jenis pekerjaan (Bill of Quantity), yang menjadi dasar
penawaran masing-masing Pemborong waktunya akan ditentukan pada
waktu Aanwijzing.
5. Penjelasan-penjelasan yang diberikan pada waktu Aanwijzing akan
dicatat dalam risalah Aanwijzing yang ditandatangani oleh Panitia dan 2
orang wakil-wakil dari peserta pelelangan, dan masing-masing peserta
lelang akan menerima 1 (satu) set tindasan/copynya.
Tanggal
Jam
Tempat
2. Di dalam surat penawaran tidak dibenarkan adanya penghapusanpenghapusan, coretan-coretan dan pembetulan-pembetulan.
3. Di dalam surat penawarannya, penawar harus menyatakan bahwa
penawar telah mempelajari, memahami dan menerima syarat-syarat
dalam dokumen pelelangan beserta lampiran-lampirannya.
4. Semua surat-surat, dokumen-dokumen, isian-isian dan lampiran-lampiran
yang dibuat penawar harus dibubuhi tanda tangan yang sah dari
penawar atau orang-orang yang diberi kuasa untuk itu dan diketik di atas
kertas kop perusahaan. Penawar bertanggung jawab atas sah tidaknya
tanda tangan tersebut.
5. Keterangan-keterangan
yang
disertakan
dalam amplop
penawaran
adalah :
1. Surat penawaran harga
2. Perincian rencana biaya :
Semua
harga
dijumlahkan,
termasuk
keuntungan
dan
atau
Direktorat
Jenderal
Perhubungan
Laut,
Kementerian
Perhubungan.
16.Surat ketetapan NPWP yang terbaru dan PKP (Pengusaha Kena Pajak),
copy yang dilegalisir atau ditunjukkan aslinya.
17.Foto
copy
akte
pendirian
perusahaan
beserta
perubahan-
perubahannya.
18.Surat pernyataan tidak pailit dan bukan Pegawai Negeri.
6. Surat penawaran harga harus dibuat dalam rangkap 5 (lima) dan
masing-masing set harus dijilid dengan balk dan kemudian bersamasama dimasukkan dalam amplop tertutup berwarna coklat yang dilak di
5 (lima) tempat.
Amplop harus bersih dan tulisan-tulisan kecuali kata-kata :
Kepada Yth.
Panitia Pelelangan
Proyek........................
di...............................
7. Surat Penawaran Harga kemudian dimasukkan kedalam kotak tertutup
dan disegel yang disediakan oleh Pantia pada:
Hari/tanggal
Jam
Tempat
8. Pada jam yang telah ditentukan semua sampul penawaran akan dibuka
dan selanjutnya dilakukan peneliitian terhadap isinya yang dituangkan
dalam Berita Acara yang ditandatangani oleh Panitia Pelelangan dan
paling sedikit 2 (dua) orang wakil dari peserta pelelangan yang hadir.
9. Surat-surat Penawaran tidak berlaku/tidak sah bila:
1. Tidak dimasukkan dalam sampul tertutup dan atau terdapat tandatanda identitas penawar pada sampul luar.
yang
kalah
setelah
pelulusan
pemenang,
jaminan
penawar
yang
menang
maka
jaminan
penawaran
akan
pemenang
pelelangan
akan
diberikan
secara
tertulis
Perjanjian
tersebut
akan
dibendel
bersama-sama
dengan
pelaksanaan
pekerjaan
ini
jangka
waktu
yang
diberikan
mana
pekerjaan
telah
diselesaikan
oleh
Pemborong
dengan
keperluan
pengawasan
maka
sebelum
pekerjaan
dimulai
terperinci dan jelas. Dapat dilakukan dengan cara Net Work Planning
atau Barchart.
4. Jangka waktu pemeiharaan ditetapkan selama .............( ........) hari
kalender,
terhitung
dari
penyerahan
pertama.
Pemborong
harus
Pemborong
dalam
jangka
waktu
yang
ditetapkan
belum
Tugas
menganggap
bahwa
Pemborong
telah
mengetahui
seluruhnya dan mengenal sepenuhnya tentang hukum dan Peraturanperaturan Pemerintah sehubungan dengan pelaksanaan dan Pemborong
harus bertanggung jawab untuk menjalankan semua kewajiban yang
ditentukan
dalam
peraturan
tersebut,
baik
Peraturan
Pemerintah
Pusat/Daerah.
Pasal
13
Pengawasan
Lapangan
(Pengawasan
Pekerjaan)
1. Semua
petunjuk-petunjuk,
perintah-perintah
dan
persetujuan-
keperluan
menyelenggarakan
pengawasan
di
peralatan/sarana
lapangan,
yang
Pemborong
dibutuhkan
wajib
untuk
Teknik
Sipil
dengan
pengalaman
kerja
sesuai
dengan
mengambil
keputusan-keputusan
yang
dianggap
perlu
di
lapangan.
perubahan
yang
mungkin
terjadi
harus
mendapat
10
kemajuan
pekerjaan
secara
terperci
dan
besarnya
sebesar
postcard
yang
menunjukkan
pekerjaan
beserta
melaksanakan
pekerjaan
dan
pengangkutan
bahan-bahan
11
setelah
pekerjaan
selesai.
Pemborong
diwajibkan
untuk
12
dipergunakan
dan
syarat
penggunaannya
harus
memenuhi
lancar,
baik
dan
sesuai
dengan
rencana
seperti
yang
berhak
memerintahkan
Pemborong
untuk
mengganti
dan
13
mengajukan
permintaan
secara
tertulis
tentang
apa
yang
dilemburkan, dan berapa tenaga kerja yang akan bekerja kepada Direksi
dan dijelaskan apa-apa sebabnya harus dilembur.
2. Bila dipandang perlu Pemborong harus dapat bekerja lebih dari satu shift
kerja untuk hal-hal yang khusus dan bilamana perlu Pemborong dapat
diperintah oleh Direksi bekerja lembur.
jika
sudah
ada
pemeriksaan
dan
persetujuan
dan
bagian-bagian
yang
rusak
atau
terganggu
waktu
pelaksanaan pekerjaan.
yang tercapai,
yang disyaratkan
oleh Pengawas/Direksi
14
Pembayaran Tahap I
Sebesar 25 % dari harga total borongan bila nilai pekerjaan tercapal
45 %
Pembayaran Tahap II
Sebesar 25 % dan harga total borongan bila nilai pekerjaan tercapai
75 %
Pembayanan Tahap IV
Sebesar 20 % dan harga total borongan bila nilai pekerjaan tercapai
100 % (finish) dilakukan penyerahan pertama pekerjaan.
Pembayaran Tahap V
Sebesar 5 % dan harga total borongan bila telah dilaksanakan masa
pemeliharaan dan dilakukan penyerahan kedua pekerjaan.
*Catatan : uang muka 20 % dan cara pengembalian setiap termyn
dipotong 5 %
15
alam
atau
musibah-musibah
yang
teriadi
dalam
waktu
pelaksanaan seperti perang, sabotase, gempa bumi dan kejadian lainlain di luar kekuasaan Pemborong untuk mengatasinya, yang mana hal
ini akan mempengaruhi kelancaran pelaksanaan pekerjan termasuk
kebijaksanaan
Pemerintah
mempengaruhi kelancaran
di
dalam
bidang
pelaksanaan
perekonomian
pekerjaan
yang
dan merupakan
Pemborong
harus
melaporkan
kejadian
tersebut
kepada
dapat
mengajukan
permohonan
tertulis
kepada
ketiga
ataupun
Sub
Pemborong,
kecuali
sudah
mendapat
16
b) Membuat
laporan
periodik
mengenai
pelaksanaan
ketentuan
Pemborong
atau
rekanan
yang
bersangkutan
tidak
kontrak
akan
batal,
maka
Pemborong/rekanan
yang
Pasal 28 : Perselisihan
1. Perselisihan
antara
Direksi
dan
Pemborong
sedapat
mungkin
17
B. PERSYARATAN-PERSYARATAN
TEKNIS
+ 3.0 m LWS
Pembangunan Dermaga
(35,00 x 8,0) m2
Pembangunan Trestle
(60,00 x 6,0) m2
Poer beton dermaga ukuran 155 x 100 x 100 cm, 100 x 100 x 80 cm
18
Pasal
Patok-patok
Referensi,
Bowplank
dan
Pengukuran
1. Direksi akan menetapkan 2 (dua) Bench Mark sebagal referensi yang
ditetapkan di lapangan. Bila Bench Mark belum ada maka Pemborong
berkewajiban membuat Bench Mark sesuai dengan petunjuk Direksi.
2. Semua batas ketinggian (elevasi) dinyatakan dalam satuan metrik
terhadap Low Water Spring (LWS).
3. Sedangkan ukuran-ukurannya dinyatakan dalam satuan metrik, kecuali
bila dinyatakan lain.
4. Pemborong harus atau wajib membuat Bowplank dan memasang patokpatok pembantu, sebagai pedoman pelaksanaan
pekerjaan untuk
menjamin ketelitian bentuk, posisi, arah elevasi dan lain-lain, yang harus
dipelihara
keutuhan
letak
dan
ketinggiannya
selama
pekerjaan
berlangsung.
5. Sebelum pekerjaan dimulai patok-patok pembantu, Bouwplank harus
disetujui
Direksi.
Patok-patok
dan
referensi
lainnya
tidak
boleh
19
Keet
dan
lain-lain
Pemborong
harus
membersihkan
dan
membenahi lapangan.
2. Penerangan, Pagar dan Tanda-tanda Pengaman
Pemborong harus menyediakan penerangan di daerah kerja, membuat
pagar sementara di sekeliling lokasi kerja dan menyediakan tanda-tanda
pengaman yang perlu.
3. Bangunan Sementara
Untuk menjamin keamanan bahan dan perlengkapan lain yang dianggap
perlu
Pemborong
harus
menyediakan
gudang
penyimpanan
yang
tertutup kuat dan aman dan resiko hilang atau rusak. Dan Pemborong
juga diwajibkan menyediakan barak-barak untuk bekerja.
4. Kantor Direksi dan Pemborong
a. Pemborong harus menyediakan kantor Direksi di lapangan seluas 100
m2, yang letaknya dekat dengan kantor Pemborong, terdiri dari
ruangan-ruangan sebagai berikut:
Ruang Direksi
Ruang Teknisi
Ruang Istirahat
Ruang Rapat
Ruang Pemborong
: Secukupnya
: Secukupnya
20
Kotak P3K
: Secukupnya
Papan Tulis
: Satu buah
Almari Kayu
: Satu buah
: Satu Lokasi
Meja Gambar
: Satu unit
bertanggung
jawab
atas
perawatan
kantor
dan
Pasal 6 : Material
1. Material
produksi
yang
dalam
dipakai
negeri
dalam
yang
pekerjaan-pekerjaan
memenuhi
ini
persyaratan
diutamakan
teknis
yang
ditentukan.
2. Jika pemborong bahan lain yang akan digunakan selain yang disyaratkan,
maka mutunya minimal harus sama dengan yang disyaratkan dalam
Dokumen Tender, sebelum pemesanan bahan harus diberitahukan pada
Direksi yang meliputi jenis, kwalitas dan kwantitas bahan yang dipesan,
untuk mendapatkan persetujuan.
21
harus
menyediakan
di
lapangan
antara
lain
foto
copy
pekerjaan,
Pemborong
harus
berhati-hati
sedemikian
rupa
Pasal 9 : Cuaca
Pekerjaan harus diberhentikan apabila cuaca tidak mengijinkan yang
mengakibatkan penurunan mutu suatu pekerjaan.
pekerjaan
Pemborong
wajib
menyediakan
operator
dan
2 buah leveling rods, panjang 3 dan 5 m dibuat dan aluminium atau kayu
22
1 timbangan neraca
23
10
100
90-100
Saringan (mm)
2,5
1,2
0,6
80-100
50-90
25-65
0,3
0,15
10-35
2-10
2. Prosentase berat faksi butiran yang lebih halus dan 0,074 mm, kotoran
atau lumpur tidak boleh lebih dan 5 % terhadap berat keseluruhan,
kecuali ketentuan di atas, semua ketentuan mengenai agregat halus
beton (pasir) pada PBI 1991 harus dipenuhi.
3. Agregat kasar adalah batu pecah (split) dengan ukuran maximum 3 cm
yang mempunyai bidang pecah minimal 4 buah dan mempunyai bentuk
lebih kurang seperti kubus.
24
4. Batu pecah diperoleh dan batu yang keras sesuai dengan persyaratan
PBI, bersih serta bebas dari kotoran-kotoran yang dapat mempengaruhi
kekuatan dan mutu beton maupun baja.
Pembagian butir harus memenuhi ketentuan seperti Tabel Prosentase
Lewat Saringan di bawah ini.
Uk
%
30
25
20
100
90-100
5. Bilamana
Saringan (mm)
15
10
diperlukan Pemborong
30-70
2,5
0-10
0-5
Pasal 16 : Semen
1. Jenis semen yang dipakai untuk beton dan adukan dalam pekerjaan ini
adalah portland semen Type I yang memenuhi ketentuan dan syaratsyarat dalam SII 0013-82.
25
2. Semen yang didatangkan ke proyek harus dalam keadaan utuh dan baru,
kantong-kantong pembungkus harus utuh dan tidak ada sobekansobekan.
3. Penyimpanan semen harus dilakukan dalam gudang tertutup dan
terlindung dari pengaruh hujan dan lembab udara dan tanah semen
ditumpuk di dalamnya di atas lantai panggung kayu minimal 30 cm di
atas tanah. Tinggi penumpukan maksimunn adatah 5 kantong semen
yang kantongnya pecah tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan
keluar proyek.
4. Semen yang dipakai selalu diperiksa oleh Direksi sebelumnya. Semen
yang mulai mengeras harus segera dikeluarkan dan proyek. Urutan
pemakaian semen harus mengikuti urutan tibanya semen tersebut di
lapangan sehingga untuk itu Pemborong diharuskan menumpuk semen
berkelompok menurut urutan tiba di lapangan
5. Semen yang umurnya lebih dan tiga bulan sejak keluarnya dari pabrik
tidak diperkenankan dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan yang sifatnya
struktural.
6. Bilamana Direksi memandang perlu, Pemborong harus melakukan
pemeriksaan laboratorium untuk memeriksa dan melihat apakah mutu
semen memenuhi syarat, atas biaya Pemborong.
memenuhi
kebutuhan
air
kerja,
apabila
dipandang
perlu
26
Ukuran Minimum
Reaction Force
Energy
H400 L2400
240,00 cm
40,21 ton
Absorption
3,50 t.m
Type ukuran dan ketentan-ketentuan lainnya adalah sesuai dengan JIS K6301 atau SII 2281-1988 atau yang serta sebagai berikut :
PHYSICAL PROPERTIES
PHYSCICAL TEST
Before Aging :
PROPERTIES
Tensille Strength
Elongation
350 % min
Hardness
720 max
- Compression Set
After aging :
30 % max
Tensile Strength
Elongation
Hardness
value
-
3. Untuk angker baut harus digunakan angker baut dan bahan tahan karat
(stainless steel), yang ukurannya sesuai dengan gambar kerja atau
standar yang diharuskan oleh pabrik pembuat fender karet yang
bersangkutan.
4. Setiap pengadaan fender karet harus disertal sertifikat dari pabrik
pembuat.
27
Pasal 19 : Bekisting
1. Kayu yang dipakai untuk cetakan beton adalah kayu mutu klas II bila
menurut kebutuhan PPKI 1970 atau kayu lapis (plywood) ataupun kayu
lokal yang memenuhi persyaratan.
2. Ukuran tebal papan bekisting minimal 3 cm dan toleransi perbedaan
tebal minimal adalah 2 mm. Bila untuk papan bekisting dipakai
plywood tebal minimal 16 mm. Papan bekisting harus kering udara agar
tidak menyusut pada waktu dipakai.
3. Apabila kayu yang akan digunakan sesuai gambar, jenis dan ukurannya
tidak dapat diperoleh di pasaran, maka Pemborong boleh mengajukan
usul perubahan kepada Direksi dengan jenis dan ukuran kayu yang
berbeda namun mutunya minimal sama atau lebih tinggi dari yang
disyaratkan Direksi akan menilai dan memberikan persetujuan secara
tertulis.
4. Untuk konstruksi gelagar/rusuk-rusuk penguat dipakai kayu sejenis atau
kayu yang lebih baik dengan ukuran yang memadai sesuai perhitungan.
Bilamana akan dipergunakan dolken, diameter minimal harus 12 cm,
lurus, tidak banyak cacat dan diameter terkecil pada salah satu ujungnya
harus lebih besar dari 10 cm.
5. Setelah umur beton dilewati, maka harus dilakukan pembongkaran
cetakan beton (bekisting) serta memotong stek tulangan yang muncul
kepermukaan beton dan menutupnya dengan adukan beton.
28
perhitungan
harus
diajukan
ke
Direksi
untuk
disetujui.
29
rencana
kerja
untuk
baja
tulangan,
meliputi
rencana
pembengkokan
penyetelan/penempatan
tulangan
dan
tidak
harus
dilakukan
diperkenankan
sebelum
membengkokan
tulangan bila sudah ditempatkan kecuali apabila hal itu terpaksa dan
sudah mendapat persetujuan Direksi.
4. Tulangan harus ditempatkan dengan teliti pada posisi sesuai rencana dan
harus dijaga jarak antara tulangan dengan bekisting untuk mendapatkan
tebal selimut (beton deking) = 8 cm, untuk bagian beton yang langsung
berhubungan dengan air laut ataupun yang berhadapan dengan air/hawa
laut.
5. Sebelum melakukan pengecoran, semua tulangan harus terlebih dahulu
diperiksa untuk memastikan penelitian tempatnya, kebersihan dan untuk
mendapatkan perbaikan bilamana perlu. Tulangan yang berkarat harus
segera dibersihkan atau diganti bilamana dianggap Direksi akan
melemahkan konstruksi.
6. Pengecoran tidak diperkenankan apabila belum diperiksa dan disetujul
oleh Direksi.
7. Khusus untuk tebal selimut beton, dudukan harus cukup kuat dan
jaraknya sedemikian rupa sehingga tulangan tidak melengkung dan
beton penutup tidak kurang dari yang disyaratkan. Toleransi yang
diperkenankan untuk penyimpangan terhadap bidang horizontalnya
adalah 5 mm.
30
yang
sudah
ditentukan,
harus
dilakukan
dengan
Semen = s
Kerikil
=k
Pasir
=p
Air
=a
31
yang
cukup
untuk
melayani
volume
pekerjaan
yang
dengan
concrete
vibrator
dapat
dibantu
dengan
32
mendapatkan
persetujuan
dari
Direksi.
Penghentian
Direksi
(fc
35
Mpa)
maka
Pemborong
diwajibkan
untuk
33
polypropylene
murni
yang
dapat
mengontrol
retak
yang
: nol
Berat jenis
: 0,9
Panjang serat
: 19,0 mm
Titik leleh
: 160-170C
Titik bakar
: 570 C
: rendah
: tinggi
Kekuatan tarik
: 5600-7700 kg/cm2
Modulus yuongs
: 35.000 kg/cm2
hendak
memakai
baja
tulangan
lebih
tinggi
dari
yang
beton
yang
disyaratkan
untuk
pekerjaan
konstruksi
yang
34
Dalam pelaksanaan pekerjaan ini Pemborong harus mengikuti persyaratanpersyaratan sesuai pekerjaan beton bertulang dan ketentuan-ketentuan lain
dalam PBI 1991.
Kanstin beton dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran beton di
tempat, dengan ukuran 15 x 15 cm, yang selanjutnya difinishing dan dicat
dengan warna selang-seling kuning hitam (lihat gambar rencana).
kemudian
pembongkaran,
serta
pengangkutan
dan
tempat
35
harus
dibuat
kokoh
rapat
pada
sambungan-
pracetak
harus
dibersihkan
dengan
sikat
kawat
untuk
struktur
dermaga
atau
trestle
dan
tanggal
diminta
untuk
mengajukan
rencana
pengangkatan,
36
12.Unit-unit beton pracetak harus diangkat tepat pada rencana titik angka
yang telah disetujui oleh Direksi. Unit beton pracetak dapat diangkat dari
tempat pracetaknya untuk menyimpan kalau kekuatan rata-rata dan
paling sedikit 3 kubus yang dibuat dan bahan beton yang sama paling
sedikit 2,5 kali tegangan yang dihasikan pada saat diangkat.
13.Unit beton pracetak harus dikumpulkan dan disusun dengan cara yang
telah disetujui Direksi. Pengumpulan beton harus diatur sehingga unitunitnya dapat digunakan menurut umur. Unit-unit beton pracetak harus
dilindungi dan sinar matahari langsung.
14.Beton deking yang dimaksud adalah untuk melindungi tulangan-tulangan
terhadap bahaya karat. Tebal selimut beton pracetak disyaratkan 5 cm,
kecuali bagian-bagian tertentu yang langsung terkena atau terpengaruh
air laut minimal 8 cm. Untuk menjamin hal ini perlu dibuat tahu-tahu
beton dengan ukuran 5 x 5 atau 8 x 8 cm dibuat di atas tanah yang rata,
didasari tripleks dan pada bagian atas tahu-tahu beton tersebut harus
terpasang pengikat dan kawat ikat/bindrad.
15.Sebelum pengecoran beton pracetak (precast) dilakukan, permukaan
pada baja agar diolesi form oil agar permukaannya sempurna dan mudah
mengangkatnya.
16.Unit-unit
beton
pracetak
baru
boleh
dipindahkan
dari
tempat
elemen-elemen
beton
pracetak
pada
tempat
yang
dapat
menyebabkan
retak-retak
rambut,
serta
agar
dapat
dalam
bekisting,
permukaan
beton
dan
tulangan
harus
dibersihkan dari kotoran yang dapat menurunkan mutu beton, celahcelah yang antara elamen-elemen beton pracetak dan lain-lain harus
37
38
melakukan
coating,
pemborong
wajib
menyerahkan
dan
jenis/material
yang
akan
dipakai
untuk
mendapat
39
5. Pemborong
wajib
menyediakan
peralatan
yang
diperlukan
untuk
menyerahkan
kepada
Direksi
untuk
mendapat
persetujuan
pelaksanaan
harus
pengelasan
melaksanakan
untuk
penyambungan
percobaan
pengelasan
pipa,
untuk
40
Pasal
33
Pemeriksaan
Hasil
Pengelasan
Pipa
di
Lapangan
1. Terhadap hasil pekerjaan las harus dilakukan pemeriksaan dan testing
untuk menjamin bahwa hasil pengelasan cukup memenuhi syarat yaitu
padat dan tidak porous serta ukurannya sesuai dengan gambar kerja.
Untuk itu pemborong harus menyediakan tenaga ahli, peralatan dan
bahan yang diperlukan untuk pekerjaan testing tersebut.
2. Hasil pengelasan harus ditest secara visual dengan menggunakan
metode liquid penetrant dan contrast sesuai dengan prosedur AWS.
3. Hasil pengelasan dilaporkan secara tertulis kepada Direksi dalam waktu
paling lama 24 jam untuk dievaluasi dan mendapat persetujuan.
4. Hasil
yang
tidak
memenuhi
persyaratan
yang
ditentukan
harus
tertentu
dicabut
atau
lain
sebagainya
sesuai
dengan
pemancangan
tiang-tiang
agar
direncanakan
sesuai
41
kerja
pemancangan
kepada
Direksi
untuk
dievaluasi
dan
diberi
untuk
memperoleh
informasi
pemancangan
tiang
yang
harus
memberitahu
Direksi
dengan
segera
apabila
Tinggi jatuh H
Wr
= 0,7 cm/pkln
= 0,9 cm/pkln
=2m
= 25 ton
42
12.Pada bagian tiang ditempatkan kertas grafik untuk menentukan pukulanpukulan terakhir, untuk mengetahui Final Set pada saat pemancangan.
13.Pemborong harus melakukan pencatatan pemancangan masing-masing
tiang, yang disampaikan kepada Direksi untuk dievaluasi.
Pencatatan meliputi :
1. Tanggal dan hari pemancangan
2. Nomor tiang
3. Panjang tiang
4. Ukuran penampang
5. Type hammer
6. Berat ram
7. Evaluasi dasar tanah pada titik pancang
8. Tiang masuk tanpa dipukul
9. Benaman per interval jumlah pukulan atau sebaliknya (jumlah
pukulan / 100 cm, 50 cm, 25 cm).
10.Total set / benaman
11.Rebound (cm)
12.Tinggi jatuh hammer (m)
13.Penyimpangan posisi/kemiringan dan rencana
14.Hal-hal khusus yang ditemui pada waktu pemancangan
15.Daya dukung tiang berdasarkan Hiley Formula.
Pasal
36
Panjang
Tiang
Pancang
Lihat
Gambar
Bersangkutan
1. Tiang pancang pada dasarnya harus dipancang sampai mencapai final
set sesuai dengan persyaratan daya dukung berdasarkan Dynamic
Formula dibandingkan dengan daya dukung yang diperoleh berdasarkan
data-data karakteristik tanah.
2. Apabla final set telah dicapai sebelum panjang tiang/kedalaman rencana,
maka bagian tiang berlebih (di atas cut off level) harus dipotong,
pemotongan kelebihan tiang ini harus mendapat persetujuan Direksi.
3. Apabila seluruh panjang tiang rencana telah terpancang, tetapi final set
belum terpengaruh, maka tiang pancang tersebut harus disambung.
Penyambungan
kekurangan
panjang
tiang
ini
harus
mendapat
persetujuan Direksi.
43
4. Harga tiang pancang yang panjangnya tidak sesuai dengan gambar akan
diperhitungkan dengan harga satuan panjang seperti pada penawaran.
harus
melakukan
tindakan-tindakan
untuk
mencegah
44
Panjang (minimum)
240,00 cm
Maximum Reaction
40,21 ton
Energy absorption
letak
bangunan
dalam
gambar
diukur
dibawah
45
3. Tinggi Peil
a. Ukuran tinggi dinyatakan dalam gambar ialah tinggi terhadap
permukaan jalan halaman setelah diurug dan akan dinyatakan
kemudian dengan tanda tetap pada halaman.
b. Tanda tetap ini dibuat oleh Pemborong atas petunjuk dari Direksi dan
harus memelihara tanda tetap ini selama pekerjaan hingga selesai.
4. Bekisting
Untuk seluruh pekerjaan Bekisting secara rinci dapat dilihat pada bagian
Bab III pasal 26.
5. Beton Bertulang
a. Ukuran-ukuran penampang beton berikut penulangan dijelaskan
dalam gambar detail.
b. Sebagai beton bertulang dengan perbandingan 1 Pc: 2 Ps : 3 krl
dibuat untuk kolom-kolom, sloof, ring balk (praktis), lantai dan
pondasi telapak.
c. Seluruh pekerjaan beton bertulang ini didasarkan dengan syaratsyarat seperti terdapat dalam PBI tahun 1991.
d. Pemborong tidak diperkenankan mengecor beton, sebelum bekisting
diperiksa. Pemasangan besi beton diperiksa dan disetujui oleh
Direksi. Direksi akan melaksanakan pemeriksaan pekerjaan beton,
sehingga pekerjaan akan tidak terganggu kemajuannya.
e. Semua pekerjaan beton yang kelihatan setelah dibuka bekistingnya,
tanpa pembetulan lagi harus rata dan tidak bercacat.
f.
tidak
diperkenankan
diperiksa,
mengecor
pemasangan
besi
beton
beton
sebelum
diperiksa
dan
46
i.
j.
47
baik,
pasangan
harus
rapih
dan
bidang
bawahnya
48
49
tetap
bertanggung
jawab
sepenuhnya
untuk
a) Penyimpanan
hasil
pabrikasi
dengan
meletakkan
baja
baja
yang
akan
digunakan
Pemborong
atas
biaya
Pemborong.
2) Las-lasan
a) Pemeriksanaan Pengawas dan atau Direksi atas pengelasan
lebih banyak bersipat visual akan tetapi Pemborong harus
sudah menyiapkan pengetesan radiologi oleh pihak ketiga atas
biaya Pemborong sehingga didapat hasil yang jelas.
b) Bilamana Pengawas dan atau Direksi menyatakan harus
mengadakan pengetesan tambahan karena pemeriksaan visual
memperlihatkan
keragu-raguan,
maka
Pemborong
harus
50
Penawaran
Pemborong
pengetesan
tegangan
juga
pada
harus
sudah
batang-batang,
termasuk
mur
biaya
dan
baut
yang
tidak
tegangan tinggi.
4) Perlindungan dan Pengecatan
Permukaan
yang
bersifat
mengarat
(cohesive)
ASTM
3) Material
Mur, baut dan angkur yang dipakai untuk pekerjaan baja adalah
sesuai dengan standar ASTM-A.325.
Pemborong harus menggunakan paling sedikit satu cincin pada
setiap mur. Pemborong harus menggunakan cincin baja keras
untuk baut-baut ini harus digunakan kunci dengan pengukur
kekuatan baut.
15.Pekerjaan Sanitasi/Plumbing
a. Jaringan Air Bersih dan Air Kotor
1) Umum
Instalasi air bersih dan air kotor proyek pembangunan Fasilitas
Pelabuhan Laut ini meliputi pekerjaan-pekerjaan antara lain:
51
untuk
dipergunakan
dengan
kualitas
bahan
dan
plumbing
untuk
proyek
pengembangan
fasilitas
dan
paket-paket
pelelangan
bangunan.
Kemudian
52
dengan
listrik
harus
mengikuti
Peraturan
Umum
Industri
Indonesia
(SII)
atau
yang
sudah
kerusakan,
serta
masalah-masalah
yang
timbul
umum,
persyaratan
termasuk
bagian
yang
instruksi
tak
teknis,
kepada
terpisahkan
peralatan
peserta
dan
isian
dan
lelang,
uraian
53
Pengawas
dan
atau
Direksi
untuk
memperoleh
persetujuannya.
d) Pemborong pekerjaan harus membuat gambar-gambar revisi
(as built drawing) dan operating dan maintenance instruction/
manual (dokumentasi) dalam rangkap 8 untuk diserahkan
kepada pihak Pengawas dan atau Direksi.
e) Pemborong wajib memeriksa design/gambar rencana yang ada
terhadap kemungkinan ketidakcocokan dari segi besar-besaran
listrik, fisik cara-cara pemasangan dan lain-lain. Hal-hal di atas
harus diajukan dalam bentuk tertulis atau gambar pada waktu
rapat penjelasan aanwijzing.
f) Pemborong harus mempersiapkan gambar-gambar instalasi
yang diperlukan untuk diperiksa dan disyahkan (KHR) oleh
yang berwenang (PLN).
54
waktu
mengajukan
penawaran,
Pemborong
harus
jenis
bahan,
maka
Pemborong
wajib
menawarkan
dan
lain
dengan
spesifikasi
teknis
minimal
sama
dengan
Cublicle/hausing/panel
tegangan
rendah
Fabrikasi/Assembling
Kabel
tegangan
rendah
setara
dengan
Etema
Kabelindo,
Accessories
lampu
(fitting-ballast-capasitor
dll)
vosion,
atau
setaraf
55
Koordinasi
Pelaksanaan
Pemborong
listrik
harus
bekerja
sama
dengan
pelaksanaan
pekerjaan
di
lapangan,
dan
seluruh
pemilik
Pengawas/Perencana
selalu
bebas
terhadap
hal
harus
menempatkan
seseorang
penanggung
jawab
Pengurusan Ijin
Pengurusan-pengurusan
ijin
yang
diperlukan
dalam
rangka
56
pekerjaan
yang
menyimpang
dan
gambar-gambar
merubah
menyerahkan
gambar
gambar
rencana
tersebut.
perubahan
yang
Pemborong
dimaksud
harus
kepada
masa
pemeliharaan
tersebut
Pemborong
pekerjaan
masa
ini
pemeliharaan
masih
tersebut
Pemborong
harus menyediakan
pekerjaan
tenaga-tenaga yang
ini
tidak
perbaikan/penggantian/
pemeliharaan
maka
melaksanakan
kekurangan
Direksi
teguran-teguran
selama
berhak
atas
masa-masa
menyerahkan
57
masa
pemeliharaan
pekerjaan,
Pemborong
harus
sistem
instalasi
dan
dapat
menjalankan
serta
melaksanakan pemeliharaannya.
m. Brosur
Untuk semua material yang digunakan maka Pemborong harus
melampirkan brosur/katalog pada waktu mengajukan penawaran dan
hal ini adalah mengikat.
Dalam brosur/katalog harus dijelaskan type dan ranting dan material
komponen yang digunakan.
n. Peninjuan ke Tapak
Sebelum meniajukan penawaran Pemborong harus ataupun dianggap
sudah meninjau ke tapak sehingga sudah harus mengetahui semua
keadaan di lapangan.
o. Klausul yang Disebut Kembali
Apabila ada hal-hal yang disebutkan kembali pada bagian/bab
gambar
yang
lain,
maka
ini
menghilangkan
satu
terhadap
harus
yang
diartikan
lain
tetapi
bukan
untuk
malah
untuk
menegaskan masalahnya.
Kalau terjadi hal yang saling bertentangan antar gambar atau
terhadap spesifikasi teknis maka yang diambil patokan adalah yang
mempunyai bobot teknis.
p. Konflik Pelaksanaan
Apabila terdapat konflik pelaksanaan instalasi listrik ataupun dengan
macam instalasi lain yang tidak digambarkan pada gambar lelang
dan baru muncul pada waktu pelaksanaan sesuai petunjuk yang
disarankan oleh Pengawas dan atau Direksi.
Untuk hal inilah maka sebelum penjelasan lelang semua gambar,
spesifikasi teknis dengan segala kaitan serta konsekwensinya untuk
seluruh pekerjaan listrik harus dipelajari lebih teliti.
58
pelaksanaan
(as
built
drawing)
yang
harus
diserahkan
ijin-ijin
yang
diperlukan
dalam
rangka
pelaksanaan
pagar
sementara
pada
batas
lahan
yang
59
Pasal 41 : Perubahan-Perubahan
1. Semua ketentuan-ketentuan dalam RKS ini dan gambar-gambar kerja
dapat dirubah dan ditambah, sesuai kebutuhan dimana perlu, akan
tetapi semua hal tersebut harus dilakukan pada waktu pemberian
penjelasan dan pekerjaan ini (aanwizjing) dan dituangkan dalam Berita
Acara.
2. Perubahan-perubahan pada waktu pelaksanaan apabila menurut Direksi
diperlukan akan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
60