(RKS)
A. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pada kegiatan ini adalah :
Nama Pekerjaan : Perencanaan Peningkatan Jaringan Irigasi Tahun 2020 Kec. Batu, Kota Batu
Lokasi : Kecamatan Batu, Kota Batu
Anggaran : 2019
B. Penjelasan Umum
1. Syarat-syarat Umum.
Tata laksana dalam penyelenggaraan Pembangunan didasarkan pada peraturan-peraturan
sebagai berikut :
1.1. Undang-undang Republik Indonesia nomor 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.
1.2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan
Gedung.
1.3. AV 1941.
1.4. Undang-undang nomor 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
1.5. Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
1.6. SKB Menaker dan Menteri PU nomor Kep.174/MEN/86 dan
104/KPTS/1986 tentang K3 ditempat kegiatan konstruksi.
2. Prinsip Utama.
2.1. Pada dasarnya semua pekerjaan baru dapat dilakukan setelah mendapat IZIN
TERTULIS dari Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen.
2.2. Pada dasarnya semua material baru dapat digunakan setelah mendapat IZIN
TERTULIS dari Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen.
2.3. Pada dasarnya semua pekerjaan harus dilaksanakan berdasarkan standar-standar
Nasional/Internasional yang relevan dengan pekerjaan tersebut. Persyaratan-
persyaratan dan lain-lain yang disebutkan dalam bagian-bagian dari RKS ini adalah
untuk Referensi minimum.
2.4. Pekerjaan/bagian pekerjaan hanya dapat dianggap selesai dan dapat diperhitungkan
dalam progress report jika telah mendapat persetujuan Direksi/Pejabat Pembuat
Komitmen.
2.5. Semua biaya testing seperti Loading Test/PDA test, Commissioning (untuk M/E),
Pressure Test (untuk Plumbing) dan Test Beban untuk Listrik merupakan
kewajiban dan beban Kontraktor dianggap telah diperhitungkan didalam penawaran
serta termasuk didalam lingkup pekerjaan.
2.6. Seluruh material ex pabrik/ex industri harus dilaksanakan/dipasang sesuai
petunjuk/manual pabrik/industri produsennya.
2.7. Penyebutan Merk/Dagang/Type Product yang ada di RKS dan RAB serta gambar
hanya dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang kwalitas material
yang diinginkan, dan harus dipersiapkan adanya material yang setara (equal) dan
atau yang sama.
2.8. Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen mempunyai HAK MUTLAK untuk Menerima
dan atau Menolak segala sesuatu menyangkut material, tata cara bekerja dan atau hasil
produk dari sebagian dan atau keseluruhan pekerjaan.
2.9. Kontraktor diharuskan menunjukkan contoh sample material/gambar material
sebelum mengadakan pembelian.
3. Syarat-syarat Khusus Yang Harus Dipenuhi Oleh Kontraktor.
Penggunaan standar yang tercantum dalam spesifikasi ini mencakup, tetapi tidak
terbatas pada standar yang dirumuskan oleh badan-badan dan organisasi yang tercantum
disini merupakan acuan yang harus ditaati/dipenuhi oleh Kontraktor.
3.1. Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung SNI 03-1726-
1989.
3.2. Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung SNI 03-1727-1989.
3.3. Pedoman Mendirikan Bangunan Gedung SNI 03-1728-1989.
3.4. Pedoman Perencanaan Bangunan Baja untuk Gedung SNI 03-1729-1989.
3.5. Pedoman Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding Bertulang
untuk Rumah dan Gedung SNI 03-1734-1989.
3.6. Tata Cara Perencanaan Bangunan dan Lingkungan untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung SNI 03-1735-1989.
3.7. Tata Cara Perencanaan Struktur Bangunan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada
Bangunan Rumah dan Gedung SNI 03-1736-1989.
3.8. Tata Cara Pelaksanaan Sistem Hidran untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran
pada Bangunan Rumah dan Gedung SNI 03-1745-1989.
3.9. Tata Cara Pelaksanaan Alat Bantu Evakuasi untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung SNI 03-1746-1989.
3.10.Tata Cara Pencegahan Rayap pada Pembuatan Bangunan Rumah dan Gedung SNI
03-2404-1991.
3.11.Tata Cara Penanggulangan Rayap pada Bangunan Rumah dan Gedung
dengan Termitisida SNI 03-2405-1991.
3.12.Tata Cara Pengecatan Kayu untuk Rumah dan Gedung SNI 03-2407-1991
3.13.Tata Cara Pengecatan Logam SNI 03-2408-1991
3.14.Spesifikasi Bahan Bangunan SNI 03-0106-1987, SNI 03-0349- 1989, SNI 03-
2445-1991.
3.15.Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) tahun 1977 yang diterbitkan oleh
Yayasan Normalisasi Indonesia.
3.16.Peraturan Tentang Kayu SNI 03-2445-1991.
3.17.Penangkal Petir untuk Bangunan SNI 03-3990-1995.
3.18.SII (Standar Industri Indonesia).
3.19.AASHTO (American Association of State Highway and Transportation Officials).
3.20.ACI (American Concrete Institute).
3.21.AISC (American Institute of Steel Construction).
3.22.ANSI (American National Standar Institute).
3.23.ASTM (American Society for Testing and Materials).
3.24.AWS (American Welding Society Inc).
3.25.CRSI (Concrete Reinforcing Steel Institute).
3.26.National Electrical Code) & British Standards.
3.27.Peraturan PB. Perbakin
3.28.Regulation of International Shooting Sport Federation
3.29.Petunjuk-petunjuk dari Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen.
3.30.Buku Spesifikasi ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan merupakan
kesatuan yang saling melengkapi dengan gambar-gambar Rencana dan Bill of
Quantity serta Berita Acara Rapat. Jika terdapat kontradiksi dengan salah satu dari
dokumen tersebut maka Kontraktor wajib bertanya kepada Direksi/Pejabat Pembuat
Komitmen.
4. Syarat-syarat Khusus K3LL.
Kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya atas semua personil di job site karena itu
Kontraktor wajib memiliki Sistem K3LL yang memadai.
Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen berhak menetapkan sanksi administratif jika karena
kelalaian Kontraktor terjadi kecelakaan fatal.
5. Hak Cipta - Hak Kekayaan Intelektual - Pajak-pajak & Bea Masuk - Izin Kerja.
Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen menganggap bahwa pada dasarnya segala sesuatu yang
menyangkut Izin Kerja (termasuk untuk orang asing) - Hak Cipta - Hak Kekayaan
Intelektual - Pajak-pajak & Bea Masuk, menjadi tanggung jawab Main Contractor.
Dengan demikian, semua personil, peralatan, system serta kegiatan yang
berlangsung didalam pembangunan proyek ini merupakan kegiatan legal/sah sesuai
dengan peraturan dan perundang-undangan RI.
7. Organizing Structure.
DIREKSI/
PEJABAT
PEMBUAT
KOMITMEN
KONSULTAN KONSULTAN
PERENCANA PENGAWAS
KONTRAKTOR
UTAMA
KONSULTATIF
C. Syarat – syarat Pelaksanaan Pekerjaan
Pasal 1
Umum
1. Kontraktor harus menyediakan semua peralatan yang nyata- nyata diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan.
2. Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen berhak meminta Kontraktor mengadakan peralatan
pembantu pekerjaan yang dianggap perlu untuk menjamin kecepatan, mutu dan
ketepatan pekerjaan.
3. Semua biaya mobilisasi dan sewa pakai peralatan dianggap telah diperhitungkan
dalam penawaran Kontraktor.
4. Kontraktor wajib meneliti Situasi Tapak - Job Site dan hal lain yang dapat
mempengaruhi penawaran.
5. Untuk itu sebelum pelaksanaan pekerjaan, Kontraktor wajib melakukan survey
ulang guna memperoleh data yang akurat.
6. Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam SPESIFIKASI TEKNIS, Gambar Rencana, Berita Acara
Penjelasan, Berita Acara Rapat Lapangan, serta petunjuk Direksi/Pejabat Pembuat
Komitmen.
Pasal 2
Ukuran-ukuran
1. Ukuran-ukuran dalam pekerjaan ini menggunakan sistem metrik (centimeter dan
meter). Peil + 0,00 Bangunan akan ditetapkan kemudian oleh Direksi/Pejabat
Pembuat Komitmen, dan Kontraktor Pelaksana fisik.
2. Dibawah pengamatan Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen, Kontraktor harus
membuat titik duga dari beton bertulang 10 x 10 x 200 cm. Titik duga tersebut
harus dijaga kedudukannya serta tidak terganggu selama pekerjaan berlangsung dan
tidak boleh dibongkar tanpa seizin dari Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen.
3. Kontraktor wajib menambahkan titik duga jika diperlukan oleh Direksi/Pejabat
Pembuat Komitmen. Selama pelaksanaan pekerjaan, surveyor/juru ukur Kontraktor
harus selalu stand by di Job Site lengkap dengan peralatannya. Semua pekerjaan yang
akan dimulai harus diukur bidik ulang sebelum diizinkan secara tertulis oleh
Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen untuk dilaksanakan.
4. Kontraktor harus bertanggung jawab penuh atas tepatnya pekerjaan menurut
ukuran-ukuran yang tercantum dalam gambar.
5. Kontraktor berkewajiban mencocokkan ukuran satu sama lain dan bila ada
perbedaan ukuran dalam gambar dan Spesifikasi segera dilaporkan kepada
Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen. Bilamana terdapat selisih satu perbedaan
ukuran maka petunjuk Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen yang dijadikan
pedoman.
6. Bilamana dalam pelaksanaan terdapat perubahan-perubahan akibat penyelesaian
dilapangan, maka hal ini dianggap telah diperhitungkan sebagai resiko Kontraktor.
Pasal 3
Papan Nama Proyek
1. Sebelum pekerjaan dimulai, Kontraktor lebih dulu membuat papan nama proyek.
2. Papan nama proyek dipasang sesuai dengan standard yang berlaku
berdasarkan petunjuk Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen dan menjadi biaya
Kontraktor.
3. Papan nama proyek dimaksud harus dipasang dilokasi proyek dan harus ditempat
yang dapat dilihat dengan bebas.
Pasal 4
Pekerjaan Persiapan
4.1. Sebelum Pekerjaan Dimulai.
4.1.1. Kontraktor harus melaksanakan pembersihan lapangan sebelum memulai
pekerjaan tanah (earth work) sehingga semua kotoran, puing-puing, sampah,
rumput, batang kayu dan lain-lain tidak ada lagi di job site. Dengan demikian
luas job site terlihat dengan jelas.
4.1.2. Kontraktor harus membuat Shop Drawing atas semua Rencana Pelaksanaan
Pekerjaan.Shop Drawing dibuat dalam format AUTOCAD.
4.2. Setelah Pekerjaan Selesai.
4.2.1. Setelah pekerjaan selesai dan sebelum diadakan penyerahan pekerjaan
kepada Pemilik, Kontraktor harus membersihkan seluruh site dari segala macam
kotoran, puing-puing dan semua peralatan yang digunakan selama masa
konstruksi. Kotoran-kotoran tersebut harus dikeluarkan dari job site atas biaya
Kontraktor.
4.2.2. Pekerjaan pembersihan merupakan bagian dari progress pekerjaan sehingga bila
hal ini belum diselesaikan secara tuntas maka pekerjaan tidak akan dianggap
selesai 100 %.
4.2.3. Kontraktor harus membuat As Built Drawing secara bertahap yang menunjukkan
realisasi pekerjaan yang sebenarnya. Pekerjaan hanya dianggap selesai 100%
setelah As Built Drawing ditanda tangani oleh Direksi/Pejabat Pembuat
Komitmen.
Pasal 8
PEKERJAAN PLESTERAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Pekerjaan plesteran dengan campuran sesuai gambar rencana atau yang ada dalam
Daftar Kuantitas. Pekerjaan Plesteran meliputi:
- Plesteran 1pc : 6ps, tebal 15mm.
- Benangan
- Acian
2. BAHAN-BAHAN
2.1. Semen Portland (PC)
Semen Portland harus mempergunakan semen Gresik atau merk lain yang sekualitas
dan yang digunakan harus satu jenis merk pabrik juga untuk pekerjaan beton bertulang.
2.2. Pasir Pasang
Pasir harus mempunyai gradasi tidak seragam, berujung runcing, bersih dari lumpur dan
kotoran lainnya.
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
3.1. Plesteran
a) Untuk plesteran beton, sebelum pekerjaan plesteran dilaksanakan maka pernukaan
beton yang akan diplester harus dibuat kasar terlebih dahulu (dilukai) dengan betel
dan kemudian dibersihkan dan disaput dengan air semen.
b) Pekerjaan plesteran baru dapat dilaksanakan setelah pekerjaan instalasi air / listrik
sudah terpasang.
c) Seluruh pemukaan dinding tembok yang akan diplester harus dibasahi /disiram
dengan air bersih terlebih dahulu sampai rata. Serta dinding yang telah diplester
harus selalu dibasahi sekurang-kurangnya dalam 7 (tujuh) hari. Hal ini dilaksanakan
untuk mencegah pengeringan plesteran sebelum waktunya.
d) Semua pekerjaan plesteran, baik plesteran beton maupun plesteran dinding tembok
harus rata, harus merupakan satu bidang tegak lurus dan siku, pekerjaan plesteran
yang telah selesai harus bebas dari retak-retak / noda-noda dan cacat lainnya.
e) Plesteran dinding dikerjakan dengan tebal minimal 1 cm, dan tidak lebih tebal 2 cm,
selanjutnya untuk mendapatkan permukaan yang halus, maka harus diaci.
f) Pekerjaan plesteran harus dikoordinasikan dengan pekerjaan pemasangan instalasi
listrik, instalasi air maupun instalasi lain yang terletak dibawah plesteran.
g) Plesteran untuk dinding yang akan dicat tembok, penyelesaian akhir sesudah diaci,
dan dalam keadaan setengah kering digosok dengan kertas semen.
Pasal 9
PEKERJAAN BETON
1. LINGKUP PEKERJAAN
a) Beton Struktural dan Nonstruktural dengan mutu sesuai dengan gambar rencana dan
atau yang ada dalam Daftar kuantitas.
b) Pekerjaan Pembesian
c) Pekerjaan Bekisting
2. BAHAN-BAHAN
2.1. Umum
Bahan-bahan campuran beton berupa PC, agregat halus / kasar, kontraktor harus
mengajukan lebih dulu contoh-contoh yang memenuhi syarat-syarat dari berbagai
sumber (tempat pengambilan).
1) Semen
a) Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen Portland tipe I,
II, III, IV, dan V yang memenuhi SNI 15-2049-2004 tentang Semen Portland.
b) Semen tipe IA (Semen Portland tipe I dengan air-entraining agent ), IIA (Semen
Portland tipe II dengan air-entraining agent), IIIA (Semen Porgtland tipe III
dengan air-entraining agent), PPC (Portland Pozzolan Cement), dan PCC
(Portland Composite Cement) dapat digunakan apabila diizinkan oleh Direksi
Pekerjaaan. Apabila hal tersebut diizinkan, maka Penyedia Jasa harus
mengajukan kembali rancangan campuran beton sesuai dengan merek semen
yang digunakan.
c) Di dalam satu proyek hanya dapat digunakan satu merek semen, kecuali jika
diizinkan oleh Direksi Pekerjaan. Apabila hal tersebut diizinkan, maka Penyedia
Jasa harus mengajukan kembali rancangan campuran beton sesuai dengan merek
semen yang digunakan.
2) A i r
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus
bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa,
gula atau organik. Air harus diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan
dalam SNI 03-6817-2002 tentang Metode pengujian mutu air untuk digunakan
dalam beton. Apabila timbul keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan karena
sesuatu sebab pengujian air seperti di atas tidak dapat dilakukan, maka harus
diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar semen dan pasir standar dengan
memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air murni hasil sulingan. Air yang
diusulkan dapat digunakan apabila kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur
7 (tujuh) hari dan 28 (dua puluh delapan) hari mempunyai kuat tekan minimum 90%
dari kuat tekan mortar dengan air suling untuk periode umur yang sama. Air yang
diketahui dapat diminum dapat digunakan.
3) Baja Tulangan
a) Baja tulangan harus baja polos atau berulir dengan mutu yang sesuai dengan
Gambar dan memenuhi Tabel berikut ini :
Tabel Tegangan Leleh Karakteristik Baja Tulangan
Tegangan Leleh Karakteristik atau
Mutu Sebutan Tegangan Karakteristik yang memberikan
regangan tetap 0,2 (kg/cm2)
U24 Baja Lunak 2.400
U32 Baja Sedang 3.200
U39 Baja Keras 3.900
U48 Baja Keras 4.800
b) Bila anyaman baja tulangan diperlukan, seperti untuk tulangan pelat, anyaman
tulangan yang di las yang memenuhi SNI 03-6812-2002 dapat digunakan.
Pasal 10
PEKERJAAN PONDASI DAN PLENGSENGAN
1. LINGKUP PEKERJAAN
1.1. Pekerjaan Pasangan Pondasi Batu Kali
1. Pasang aanstamping dibawah pondasi batu kali sebagai landasan pondasi, sesuai
dengan gambar rencana pondasi.
2. Pasang pondasi dan umpak batu kali sesuai dengan campuran perekat yang ada
dalam gambar rencana pondasi dan daftar kuantitas pekerjaan.
2. BAHAN-BAHAN
2.1. Batu kali / gunung.
1. Batu kali atau batu gunung bulat dengan ukuran 5/20, utuh , tidak porous.
2. Apabila merupakan batu yang dipecah harus bersudut runcing dan tajam.
2.2. Semen Portland (PC)
Semen Portland harus mempergunakan semen Gresik atau merk lain yang sekualitas
dan yang digunakan harus satu jenis merk pabrik juga untuk pekerjaan beton
bertulang.
2.3. Pasir Pasang
Pasir harus mempunyai gradasi tidak seragam, berujung runcing, bersih dari lumpur
dan kotoran lainnya.
3. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN
3.1. Pasangan pondasi batu kali.
a. Setelah pasir urugan diatas tanah galian mencapai kepadatan yang disyaratkan, dan
tebalnya telah diukur sesuai dengan rencana, maka dapat dipasang aanstamping.
b. Pasangan aanstamping harus saling mengisi antara batu kali, sehingga merupakan
landasan pondasi yang utuh dan padat.
c. Kemudian rongga-rongga antara batu pada aanstamping diisi pasir urug dan diberi
air hingga padat.
d. Pondasi batu kali dipasang diatas aanstamping dengan bentuk dan ukuran sesuai
gambar.
e. Sebelum dipasang batu untuk pondasi harus dibasahi dengan air secukupnya
sehingga dapat melekat dengan sempurna.
f. Untuk patokan bentuk pasangan batu pondasi harus dipasang profil-profil dari
bambu atau kayu pada setiap 3 meter pada pemasangan memanjang lebih besar dari
8 meter, sehingga tarikan benang untuk patokan memanjang tidak melendut yang
berakibat pasang tidak rata.
g. Pasangan pondasi yang tampak diluar tanah, permukaan pondasi harus diberapen.
Pasal 11
PENUTUP
Apabila baik dalam gambar maupun dalam RKS belum tersebutkan suatu detail
komponen bangunan, tetapi dari segi fungsi maupun konstruksi hal itu harus ada, maka menjadi
kewajiban Kontraktor untuk menyelenggarakannya.
Untuk hal tersebut diatas tidak diterima permohonan untuk menambah harga borongan.
dengan demikian harus dianggap bahwa penawaran adalah untuk melaksanakan suatu pekerjaan
yang secara teknis maupun fungsinya dapat dipertanggung jawabkan.
Hal hal lain yang belum tercantum dalam peraturan dan syarat syarat ini, akan diatur
kemudian secara musyawarah berdasarkan dan peraturan perauran lain yang lazim dipergunakan
dalam suatu pekerjaan Pemborongan bangunan sepanjang tidak bertentangan dengan Rencana
Kerja dan Syarat syarat ini.