Anda di halaman 1dari 11

SYARAT-SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN

SPESIFIKASI UMUM

A
.

LINGKUP PEKERJAAN YANG DILAKSANAKAN


Pekerjaan yang dilaksanakan pada dasarnya adalah kegiatan Program
Peningkatan Sarana dan Prasarana Belajar Pendidikan di Provinsi Maluku Utara
Sumber
Dana
APBD
Tahun Anggaran 2016,
PEMBANGUNAN PAGAR
.. Kabupaten ..

B
.

Berupa :
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Tanah
Pekerjaan Pondasi
Pekerjaan Dinding Pagar
Pekerjaan Beton Bertulang
Pekerjaan Plesteran (Bata dan Beton)
Pekerjaan Gerbang Dan Pintu Pagar Besi
Pekerjaan Pengecatan
Pekerjaan Lain-lain/Finishing
PENEJELASAN UMUM
Syarat-syarat Umum yang mengikat adalah sebagai berikut :
B. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini, jika tidak ada ketentuan lain maka yang
1
berlaku dan mengikat adalah ketentuan di bawah ini :
SPESIFIKASI :
a.
AV.41 atau SU. 41 : Algamene voor doutvering bijaaneming
van
aphenbareken in Indonesia 28 Mei 1941
b.
SNI. 03-0349-1989 : Bata
c.
SNI. 03-1750-1990 : Agregat beton
d.
SNI. 03-1756-1990 : Pasir adukan untuk beton
e.
SNI 03-2461-1991 : Agregat ringan untuk beton struktur
f.
SNI. 03-2914-1992 : Beton bertulang kedap air
TATA CARA :
a.
SNI.03-3449-1994
dengan
b.
c.

d.
e.
f.
g.
B.
2

: Beton ringan, tata cara pembuatan campuran

agregat ringan.
SNI. 03-1728-1991 : Pedoman Mendirikan bangunan gedung.
SNI. 03-1734-1992 : Pedoman perencanaan beton bertulang dan
struktur
untuk bangunan gedung
SNI. 03-2404-1991 : Tata cara Pencegahan rayap pada rumah dan
gedung
SNI. 03-2408-1991 : Tata cara pengecatan besi/logam
SNI. 03-2834-1992 : Tata cara pembuatan rencana campuran beton
normal
SNI. 03-3976-1992 : Tata cara pengadukan dan pengecoran beton

Untuk bahan-bahan yang belum mempunyai peraturan seperti tersebut


diatas
maka
berlaku syarat-syarat dan spesifikasi dari pabrik yang
memproduksinya.

B.
3
C
.

Seluruh bahan-bahan yang dipergunakan harus produksi dalam negeri,


kecuali bahan-bahan tersebut tidak diproduksi di dalam negeri

PENJELASAN TEKNIS
1.

PERKERJAAN PERSIAPAN
1.
set/pengukuran,
penyediaan
air kerja
serta
Pekerjaan
pengambilan
Persiapan
foto proyek.
meliputi
: Pembersihan lapangan, uitset/pengukuran, penyediaan air kerja serta pengambilan foto proyek.
2.
dalammenie.
tanah
dan
tidak
bisa
yang
baik
ukuran
2/18
cm,M
tinggi
titik
peil
lantai
0,00
piket
guna
penunjuk
As,
titikpada patok-patok yang kuat tertanam
dicat
Bouwplank
harus
dipasang
dalam tanah dan tidak
bias bergerak (berubah-ubah). Bouwplank
dibuat dari kayu setara meranti yang baik ukuran 2/18 cm, di sebelah
atas diserut halus dan rata. Titik Bouwplank menunjukkan tinggi titik
peil lantai 0,00 M diambil dari tanah yang tertinggi (sesuai gambar
rencana). Piket-piket guna penunjuk As, titik duga dan lainnya
menggunakan kayu meranti ukuran 5/7 cm dan dicat menie.
3.
Untuk
kepentingan
pelaksanaan
proyek,
pemborong
harus
memperhitungkan biaya-biaya yang antara lain :
Pembuatan Pondok kerja/Gudang, Direksi keet dan Papan nama
proyek
Biaya penyediaan air bersih untuk air kerja, air minum para
pekerja, air untuk KM/ WC selama berlangsungnya proyek.
Biaya Keamanan Proyek dan jaga malam.
Biaya P3K untuk pekerja selama dalam pelaksanaan.
Dan biaya lain-lain sesuai dengan ketentuan dan kebutuhan yang
diperlukan.
4.
Pemborong
harus
memperhitungkan
biaya
pembuatan
dokumentasi/foto proyek serta biaya pengirimannya ke kantor
pemberi pekerjaan serta pihak-pihak lain yang terkait dengan
pelaksanaan pekerjaan
5.
Yang dimaksud dengan perencanaan dokumentasi ialah :
Laporan-laporan perkembangan proyek, dibuat dalam rangkap 3
(tiga).
Foto-foto proyek, minimal satu persatuan kemajuan pekerjaan,
berwarna, minimal ukuran kartu pos dalam rangkap 2 (dua).
Surat-surat dan dokumen-dokumen lainnya
6.
Pemborong harus menyediakan biaya untuk keperluan foto copy
laporan-laporan selama proyek berlangsung.
7.
Dokumentasi foto-foto perkembangan proyek dapat dilaksanakan
oleh pengawas atas beban biaya pemborong.
8.
Pada saat dilakukan penyerahan I (pertama) pekerjaan, pemborong
diwajibkan menyerahkan 5 (lima) copy album yang berisi foto-foto
pelaksanaan proyek secara lengkap, yaitu pada saat dimulai
pekerjaan, sedang dalam pelaksanaan dan setelah selesai
pekerjaan dengan arah pandangan yang sama.
9.
Buku harian dipersiapkan oleh pemborong, setiap hari diisi dan
ditandatangani oleh pelaksana pemborong dan pengawas lapangan
serta pejabat lain yang berwenang.
10.
Dalam melaksanakan pekerjaan dilapangan, kontraktor diharuskan
menunjuk/ menempatkan seorang tenaga ahli/teknis (Site Engineer)
sebagai wakilnya di lapangan yang dapat menerima petunjuk-petunjuk
atau segala instruksi yang diberikan oleh Pengawas Lapangan.

2.

PEKERJAAN TANAH
1.
Galian Tanah

a. Galian tanah untuk pondasi, dan lain-lain harus dilaksanakan


sesuai dengan yang ditentukan dalam gambar. Dalamnya semua
galian harus mendapat persetujuan dari pengawas dan sesuai
dengan gambar rencana. Dasarnya galian harus bebas air dan
lumpur serta padat, sampai dapat diberi lapisan pasir urug dan
pasangan batu kosong serta beton cor.
b. Dalam keadaan tanah yang dapat longsor, kontraktor harus
memasang turap, yang telah diperhitungkan kekuatannya.
c. Pemborong akan melaporkan hasil pekerjaan galian tanah yang
selesai pada pengawas dan menurut pendapatnya sudah dapat
dimulai dengan pemasangan.
d. Semua pekerjaan galian yang dilaksanakan harus mendapat
persetujuan
dari
pengawas apangan sebelum pekerjaan
pemasangan dilaksanakan.

2.

3.

Urugan
a. Tanah bekas galian dapat dipergunakan apabila penilaian dari
pengawas layak dipergunakan kembali.
b. Urugan tersebut dikerjakan secara hati-hati dengan cara
dipadatkan memakai alat pemadatan.
c. Kelebihan tanah yang mungkin didapat dari galian, apabila tidak
diperlukan di dalam proyek harus secepatnya diangkut keluar dari
komplek pekerjaan
d. Pengurugan tanah dan pasir urug di bawah lantai dilakukan
lapis demi lapis dan disiram sambil ditumbuk hingga jenuh dan
padat sampai pada batas pemasangan lantai.
e. Tanah dan pasir urug yang dipergunakan harus bebas dari kotorankotoran dan
akar-akar kayu serta memenuhi spesifikasi yang
ditetapkan.

PEKERJAAN PONDASI
1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan pokok dan
perekatnya, menyiapkan tempat yang akan dipasang pondasi, satu dan
lain hal sesuai dengan gambar denah serta potongan.
2. Jenis pondasi yang dipergunakan adalah pondasi batu gunung/batu
kali campuran adukan semen pasir yaitu 1 Pc : 4Ps.
3. Bahan yang harus disediakan antara lain :
a. Batu gunung/ batu kali, ukuran rata-rata sama antara diameter 20 25 cm, satu dan lain hal sesuai dengan peraturan yang berlaku.
b. Semen yang dapat digunakan dalam pekerjaan ini harus
memenuhi persyaratan yang ditentukan. Satu dan lain hal sama
dengan yang diisyaratkan untuk pekerjaan konstruksi beton.
yangc. memenuhi
diisyaratkan
Pasir dan
untukkerikil yang digunakan dalam pekerjaan ini jenis pasir/
kerikil yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Satu dan
lain hal sama dengan yang diisyaratkan untuk pekerjaan
konstruksi beton.
yangd. memenuhi
diisyaratkan
Air untuk
untukmengaduk semen pasir tersebut di atas harus bersih,
satu dan lain hal sesuai dengan air yang dipergunakan untuk
konstruksi beton.

4. Tempat yang akan dipasang harus dipersiapkan dengan teliti (ketebalan,


kedalaman, lebar serta panjang dan bentuknya), bersih dari segala
macam kotoran (bekas tumbuh-tumbuhan dan akar akar kayu), lumpur
dan
sebagainya.
Sebelum
memulai
pemasangan
seyogianya
kontraktor memberitahukan dulu kepada pengawas akan niatnya
Pelaksanaan pasangan pondasi ini seperti lazimnya :
a. Kontraktor harus terlebih dahulu melakukan pengukuran (uit-set)
secara teliti (seperti sudah dijelaskan di atas) dan sesuai petunjuk
gambar.
b. Bahan-bahan yang digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran
yang dapat mengurangi kekuatan konstruksi. Adukan yang tidak
habis tidak dibenarkan untuk dipakai keesokan harinya.
c. Segala sesuatu dalam pelaksanaan pekerjaan ini agar diikuti gambar
rencana.
4.

PEKERJAAN BETON BERTULANG


Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan, tempat
dimana akan dilaksanakan pekerjaan pengecoran dan lain-lain dalam arti
yang seluas-luasnya, Jenis pekerjaan beton bertulang yang dilaksanakan
antara lain untuk sloof, tiang, balok, pondasi tapak dan lain-lain sesuai
gambar rencana.
1. Bahan-bahan :
a. A i r
Air
harus
bersih
dan
bebas
dari
segala
macam
campuran/larutan
minyak, asam, basa, garam dan bahan-bahan
organik.
Boleh dipergunakan air sumur/artesis asal ada certificate
laboratorium yang membuktikan bahwa air tersebut bermutu baik
dan memenuhi syarat.
Semua biaya untuk mendapatkan air bersih dan biaya pemeriksaan
di laboratorium adalah menjadi tanggungan kontraktor.
b. Semen
Sedapat mungkin harus dipergunakan semen dengan satu merk
dan harus disetujui dahulu oleh pengawas.
Semen dalam kantong-kantong yang rusak jahitannya dan
koyak/robek, tidak diperkenankan dipergunakan.
Semen yang sebagian sudah membatu dalam kantong sama
sekali tidak diperkenankan untuk dipergunakan.
Selanjutnya standard semen yang dapat dipergunakan adalah
Portland Semen Type-1 atau yang setara.
c. Besi Beton dan Kawat Pengikat
Besi beton yang dipergunakan adalah mutu fy 320 MPa (ulir)
apabila penggunaannya sudah 12 mm dan mutu fy 24 MPa
(polos) apabila dari 12 mm.
Besi beton yang dipergunakan tidak boleh mempunyai cacat
seperti serpih, retak, gelembung, lipatan atau bagian-bagian
yang tidak sempurna, kalau dibengkokkan tidak mudah retak
atau patah.
Besi beton yang tidak memenuhi syarat-syarat tersebut harus
segera disingkirkan dan dikeluarkan dari tempat pekerjaan
dalam waktu 24 jam setelah ada perintah dari pengawas.

Kawat pengikat harus berkualitas besi lunak dengan tebal 1 mm


Besi beton yang dipergunakan
adalah yang berbentuk
penampang bulat dan berupa batang polos dan ulir (sesuai
peraturan yang berlaku).
Besi beton harus bersih dari kotoran, lemak dan karat yang lepas.
Apabila dianggap perlu, pengawas dapat meminta kepada
kontraktor
supaya
besi
beton diperiksa kekuatannya di
laboratorium yang ditentukan kemudian.

2. Mutu Beton yang dikehendaki :


a. Mutu beton yang dikehendaki seluruhnya harus bermutu K-225.
b. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan cara membuat contohcontoh campuran beton sesuai dengan Peraturan Beton Bertulang
Indonesia yang berlaku
c. Segala biaya untuk percobaan tersebut ditanggung sendiri oleh
kontraktor.
3. Pekerjaan Kayu Acuan (Bekisting) :
a. Kayu acuan/ bekisting harus kayu yang bermutu baik sehingga
dapat dipasang setepat- tepatnya, sesuai dengan sifat pekerjaannya
dan tidak boleh kelihatan bergetar atau melentur selama
melaksanakan pekerjaan serta mudah dibongkar tanpa merusak
konstruksi
b. Kayu yang dipasang harus terdiri dari kayu yang bermutu baik
sehingga dapat memberi jaminan kekuatan dan kekakuannya.
4. Pekerjaan Besi Beton :
a. Pelaksana harus membuat buigstaat tulangan baja untuk setiap
pekerjaan beton dan harus sesuai dengan gambar rencananya
b. Tulangan besi dipasang sedemikian rupa sehingga tidak mudah
bergeser ketika dicor.
c. Tulangan harus betul-betul bebas dari acuan/bekisting dengan
memberi lapisan potongan- potongan beton Pc : 2 Ps ukuran 2 x 2
cm yang ditempatkan di antara acuan dengan besi tulangan.
5. Susunan Adukan Beton :
a. Susunan adukan beton yang dikehendaki/dilaksanakan seluruhnya
campuran semen, pasir dan kerikil dan air secukupnya mutu K-225.
b. Banyak air yang dipergunakan untuk setiap susunan campuran
beton
tersebut
harus disesuaikan
dengan
kebutuhan yang
ditetapkan sehingga didapatkan konstruksi beton yang cocok dengan
fungsinya.
c. Kekentalan adukan beton dapat diperiksa dengan pengujian slump.
d. Jika dianggap perlu pengawas bisa meminta kepada kontraktor untuk
membuat mix design silinder atau kubus untuk suatu pekerjaan beton
bertulang yang dilaksanakan.
e. Dalam pembuatan campuran beton tidak diizinkan memakai aditive
yang bersifat accelerates (misal : rapidard), hanya pengecoran
balok-balok
dan
kolom
pemakaian
accelerator diperbolehkan
maximum 1 % dari jumlah semen yang digunakan.
6. Pekerjaan Pengecoran dan Pembongkaran Acuan :
a. Sebelum adukan beton dicor ke dalam acuan, acuan harus dibersihkan
dari kotoran-kotoran seperti serbuk gergaji, tanah dan lain-lain serta

dibasahi secukupnya.
b. Sebelum
dilakukan
pengecoran
lanjutan,
pada
penghentian/penundaan-penundaan pengecoran, maka di atas
permukaan yang akan dilakukan pengecoran tersebut harus diberi
plastik atau bulding paper untuk mencegah pengaliran air.
c. Baik di dalam beton maupun pada acuan harus dihindari
terjadinya kantong-kantong gelembung, adukan beton setelah
dituang dalam acuan harus digetarkan dengan alat penggetar
sehingga beton tidak keropos. Dalam pemakaian alat-alat penggetar
haruslah alat alat penggetar yang mempunyai posisi vertikal.
7. Lain-lain :
a. Ukuran-ukuran penampang seluruh beton bertulang
ukuran bersih dan tidak dibenarkan menguranginya.
b. Beton selama seminggu sesudah dituang harus
dibasahi setiap pagi dan sore secara teratur.
5

merupakan
senantiasa

5.
5.5.
PEKERJAAN
DINDING
PEKERJAAN
DINDING

PEKERJAAN DINDING
1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan untuk pekerjaan
pasangan dinding bata, penyiapan tempat yang akan didirikan
dinding
dan
melaksanakan
pekerjaan
pasangan
bata untuk
pembuatan dinding atau lainnya, satu dan lain hal sesuai dengan
yang tertera dalam gambar denah dan potongan. Kontraktor wajib
meneliti/melengkapi sendiri lingkup pekerjaan ini.
2. Bahan-bahan yang harus disediakan antara lain :
a. Batu Bata
Harus matang pembakarannya. Bila direndam dalam air akan
tetap utuh, tidak pecah atau hancur. Ukuran bata dapat
disesuaikan dengan ketentuan tebal dinding yang disyaratkan
dalam gambar. Karena itu Kontraktor wajib memberikan contoh
kepada Pengawas sebelumnya, untuk diperiksa kualitasnya. Apabila
bahan-bahan yang datang oleh Pengawas dianggap tidak memenuhi
syarat, maka Pengawas berhak menolak bahan-bahan tersebut dan
Kontraktor wajib mengangkutnya keluar kompleks pekerjaan.
b. Semen
Sama dengan Semen yang digunakan
untuk konstruksi
beton.
Semen yang datang dilokas pekerjaan
dan
menunggu
pemakaiannya, harus disimpan di dalam gudang yang lantainya
kering dan 30 cm lebih tinggi dari permukaan tanah di
sekitarnya. Bilamana pada setiap pembukaan kantong, ternyata
semennya
sudah
membatu,
maka
semen
tersebut
harus
disingkirkan
keluar
kompleks
pekerjaan
dan
tidak
boleh
dipergunakan.
Supplier/pedagang yang mengirim semen ke
pekerjaan, hendaknya dapat menunjukkan sertifikat dari pabriknya.
c. Pasir Pasang
Sama dengan pasir yang digunakan untuk konstruksi beton. Pasir
yang dimaksud harus bersih, pasir asli dan bebas dari segala
macam kotoran dan bahan-bahan kimia. Bilamana pasir yang
dipakai tidak memenuhi syarat-syarat tersebut di atas, Pengawas
dapat memerintahkan untuk mencuci pasirnya, melihat hasilnya,
sampai didapat persetujuan pemakaian.

3. Macam pasangan batu bata terdiri dari :


a. Pasangan Bata 1 Pc : 4 Ps
Untuk dinding pasangan bata dengan perbandingan 1 semen : 4 pasir
(1 Pc : 4 Ps), dan lain lain, satu dan lain hal sesuai gambar denah dan
potongan.
4. Adukan untuk Dinding Bata
a. Adukan pasangan harus dibuat secara hati-hati diaduk dalam bak
kayu yang besarnya memenuhi syarat. Mencampur semen dan pasir
harus dalam keadaan kering yang kemudian diberi air sampai didapat
campuran yang plastis. Adukan yang sudah mengeras/kering tidak
dicampur dengan adukan yang baru.
b. Tempat-tempat yang harus dibuat lubang harus dipersiapkan dulu
dengan menyumbat memakai batang pisang untuk diameter besar
atau bambu untuk diameter lebih kecil.
5. Pelaksanaan Membuat Dinding Bata :
a. Kontraktor akan mengerjakan pengukuran (uit-set) secara teliti dan
sesuai dengan gambar, sebelah mana dinding-dindingnya dipasang.
Dalam satu hari pasangan batu bata tidak boleh lebih tinggi dari satu
meter dan pengakhiran pasangan pada satu hari itu harus dibuat
bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk menghindari
retaknya dinding di kemudian hari. Semua pasangan harus rata
(horizontal) dan tiap-tiap kali diukur rata dengan lantai dengan
menggunakan benang, pemasangan benang tidak boleh lebih dari
30 cm di atas pasangan di bawahnya. Pada semua pasangan
bata setengah batu satu sama lain harus terdapat pengikatan
yang sempurna, tidak dibenarkan menggunakan/memakai batu
bata pecahan separo panjang, kecuali sesuai peraturannya (di
sudut), lapisan yang satu dengan lapisan yang di atasnya harus
berbeda setengah panjang bata. Pada pasangan satu batu dan
pasangan lebih tebal harus disusun sesuai dengan petunjuk/ peraturan
yang berlaku.
b. Sebelum dimulai pemasangan, batu batanya harus direndam lebih
dahulu dalam air selama setengah jam dan permukaan yang akan
dipasang harus juga basah. Tebalnya siar batu bata tidak boleh kurang
dari 1 cm (10 mm) dan siarnya harus benar-benar padat adukannya.
c. Semua pasangan bata, harus dijaga jangan terkena sinar matahari
langsung dan kontraktor berkewajiban menyediakan karung-karung
basah yang digunakan untuk menutup pasanga tersebut.
d. Sebagai persiapan untuk plesteran, maka siarnya harus dikorek
sedalam 0,5 cm sehingga adukan plesteran yang dipasang akan
cukup mengikat.
e. Bilamana di dalam pasangan ternyata terdapat batu bata yang
cacat atau tidak sempurna, maka ini harus diganti dengan yang baik
atas biaya kontraktor.

PEKERJAAN PELESTERAN DINDING BATA DAN BETON


1. Lingkup pekerjaan ini adalah meliputi penyediaan bahan plesteran,
penyiapan dinding tempat yang akan diplester, serta pelaksanaan
pekerjaan pemelesteran itu sendiri pada dinding-dinding yang akan

diselesaikan dengan cat, satu dan lain hal sesuai dengan yang tertera
dalam gambar denah dan notasi penyelesaian dinding.
2. Bahan yang harus disediakan antara lain :
a. Semen yang dapat dipergunakan dalam pekerjaan ini harus
memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Merk/hasil produksi
pabrik dari semen untuk pekerjaan ini ditentukan Portland Semen
Type-1 atau setara.
b. Pasir yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus halus dengan
warna asli dan mendapat persetujuan dari Pengawas.
c. Air untuk mengaduk kedua bahan tersebut di atas harus bebas dari
segala macam zat yang dapat mengurangi kekuatan konstruksi.
3. Persiapan dinding yang akan diplester
a. Semua siar permukaan dinding batu bata hendaknya dikerok
sedalam 0,5cm sebelum diplester.
b. Permukaan dinding beton yang akan diplester harus diketrik
(dibuat kasar) agar bahan plesternya dapat merekat.
c. Semua permukaan yang akan diplester harus bersih dan disiram
air sebelum bahan plesternya ditempelkan (permukaan dindingnya
harus basah pada waktu diplester). Semua bidang plesteran
harus
dipelihara
kelembabannya
selama
seminggu
sejak
penempelan plesterannya.
d. Pelaksanaan pekerjaan antara lain harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
Sudut-sudut plesteran
Semua sudut horizontal, luar maupun dalam serta garis tegaknya
dalam pekerjaan plesteran harus dilaksanakan secara sempurna,
tegak dan siku. Sudut luar hendaknya dibuat agak bulat.
Perbaikan bidang plesteran.
Bilamana terdapat bidang plesteran yang bergelombang harus
diusahakan memperbaikinya secara sempurna. Bagian-bagian
yang harus diperbaiki hendaknya dibobok secara teratur
(dibuat bobokan yang berbentuk segi empat) dan plesteran
baru harus rata dengan sekitarnya.
Adukan plesteran
- Semua bahan plesteran harus diaduk di dalam bak kayu
dengan tangan. Kontraktor akan mendapatkan kesempatan
untuk penggunaan bahan kimia tambahan yang diperlukan asal
tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan.
- Plesteran biasa dilaksanakan dengan adukan bahan semen,
pasir perbandingan 1 Pc : 4 Ps.
- Adukan kedap air (1 semen : 2 pasir)
Plesteran yang dimaksud ialah terdiri dari semen satu bagian
volume dan pasir dua bagian volume. Pelaksanaannya dikerjakan
sama seperti plesteran biasa.
Untuk
dapat
mencapai
tebal
yang
rata dari suatu
plesteran,
sebaiknya
diadakan pemeriksaan secara silang.
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh yang mengerjakannya
sendiri dengan menggunakan garis benang panjang yang
digerakkan secara vertikal (silang). Tebal
plesteran
yang
dibutuhkan sesuai petunjuk gambar rencana atau peraturan
yang berlaku.
Seluruh plesteran untuk pekerjaan Relief diaduk dengan campuran

1 Pc : 2 Ps, bentuk motif, ukuran dan tempat yang akan


dilaksanakan pekerjaan Relief diikuti gambar rencana.
7

PEKERJAAN GERBANG DAN PINTU PAGAR BESI


1. Lingkup pekerjaan ini meliputi penyediaan bahan, pembuatan dan
pemasangan serta finishing.
Adapun type serta penempatan-penempatannya satu dan lain hal
sesuai dengan yang tertera dalam gambar denah serta rencana
penempatannya.
2. Pekerjaan Gerbang Pagar Meliputi :
a.
Tiang beton dan dinding pagar atas dan bawah di RELIEF.
b.
Tiang beton dibuat topi dan di RELIEF.
c.
Untuk dudukan papan nama sekolah dibuat menggunakan plat beton
dengan ketebalan sesuai gambar.
d.
Pembuatan huruf nama sekolah menggunakan bahan stenlis steal
dengan ketinggian huruf serta model huruf di tentukan oleh direksi
pengawas atau konsultan supervisi, sedangkan untuk logo bahan
yang digunakan adalah akrilik katingan stiker.

8.

PEKERJAN PENGECETAN
1. Pekerjaan pengecatan meliputi : penyediaan bahan cat, mempersiapkan
bidang/tempat yang akan dicat, melaksanakan pekerjaan pengecatan
pada bidang-bidang yang harus dicat sesuai dengan yang tertera di
gambar denah dan daftar bahan penyelesaian (finishing schedule).
2. Bahan
Semua bahan cat yang dipergunakan antara lain :
a.
Cat tembok merk Super Vinilex / setara
b.
Cat minyak
c.
Plamur tembok
Semua bahan cat yang diserahkan di lapangan pekerjaan harus di
dalam kaleng yang tertutup rapat dan mempunyai etiket yang
jelas. Semua bahan cat harus dipergunakan sesuai dengan
petunjuk pabrik, tidak dicampur dan/atau ditambah bahan lain,
kecuali
terdapat
peraturan khusus
dari
pabriknya.
Harus
dibedakan pula antara cat eksterior dan cat interior. Pemakaian
cat
dasar,
plamur
sampai
pada
cat
penutupnya
harus
disesuaikan dengan petunjuk dari pabriknya, sehingga hasilnya
memuaskan. Kontraktor harus mengajukan dulu contoh-contoh cat
yang akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan pengawas.
Warna cat yang dipakai harus mengikuti petunjuk/daftar warna
yang diberikan oleh Pengawas Lapangan.
a.
Hanya pada bidang-bidang yang selesai boleh dilaksanakan
pengecatannya, dan bila mana ada
penyimpangan
maka
pengawas berhak untuk memerintahkan pengecatan ulang
atas biaya kontraktor.
b.
Bersihkan semua bidang yang akan dicat dengan bahan yang
menghilangkan minyak, gemuk atau lapisan organik lainnya
dengan cara diamplas. Pekerjaan pengecatan baru dapat
dimulai, bilamana semua bidang sudah benar-benar bersih
dan
kering
sehingga memenuhi persyaratan yang telah
ditentukan. Semua lubang, retak dan kerusakan lain pada bidang
yang akan dicat, harus diperbaiki terlebih dahulu (diratakan

dengan plamur)
Untuk
bidang
luar
tidak
boleh
menggunakan
plamur,
dindingnya sendiri sudah harus rata benar dan halus
d.
Setiap lapisan cat harus dilaksanakan dengan baik dan rata
(digunakan roll). Penyelesaiannya harus rata dan tidak boleh
kelihatan goresan kuas. Jangka waktu antara pelaksanaan lapis
pertama dan lapis selanjutnya harus cukup lama dan sesuai
dengan persyaratan yang telah ditentukan.
3. Perbaikan-perbaikan
:
Tiap-tiap retak yang terdapat dibidang cat harus diperbaiki dengan
mempergunakan
plamur, diamplas halus dan kemudian dicat lagi
sampai rata dan baik.
c.

-PEKERJAAN
LAIN-LAIN/FINISHING
LAIN/FINISHING
G

PEKERJAAN LAIN-LAIN ATAU FINISING


1. Guna mendapat hasil pekerjaan yang baik, untuk kesempurnaan
pekerjaan ini, ternyata tidak disebutkan dalam uraian ini maka bagian
pekerjaan tersebut harus dilaksanakan oleh kontraktor yang
bersangkutan.
2. Apabila ternyata tidak terdapat kesesuaian antara gambar dan Bestek,
maka diambil pada gambar detail dan apabila pada gambar detail
kurang jelas maka yang berlaku adalah yang tercantum dalam bestek
ini terkecuali Pengawas memberi keputusan lain.
3. Sebelum pekerjaan
ini diserah terimakan,
kontraktor diharuskan
membersihkan sisa-sisa bahan bangunan, kotoran-kotoran yang ada di
lokasi dan harus segera dibawa keluar, sehingga pada saat Serah Terima
dilaksanakan bangunan dalam keadaan bersih dan rapi.
4. Demikianlah penjelasan Rencana Kerja dan Syarat-Syarat ini dibuat,
untuk dapat dipedomani dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut di atas.

Anda mungkin juga menyukai