PENDAHULUAN
Penyusunan pekerjaan Pendataan Rumah Tidak Laya Huni memerlukan kajian secara
komprehensif. Hal ini disadari konsultan karena kegiatan ini merupakan kegiatan yang
sifatnya multi aspek, karena mencakup aspek teknis, manajemen,
Kelembagaan,keuangan,sosial, ekonomi dan lingkungan.
Kegiatan pendataan ini adalah pekerjaan dimana konsultan dapat membuat data dan verifikasi
untuk usulan Bantuan Rumah Tidak Laya Huni tahun 2017 dan tahun tahun berikutnya.
Teknis/KeLayaan dinilai oleh konsultan yang memenuhi syarat untuk dibangun, kemudian
akan di kaji untuk direkomendasikan diajukan pembiayaannnya dengan program Bantuan
Rumah Tidak Laya huni ini. Untuk Mengkaji dilakukan beberapa langkah verifikasi dan uji materi
disemua aspek yang terkait antara lain:
Peraturan/Perundangan,
Teknis,
Kelembagaan,
Financial dan
Perencanaan.
Dari aspek inilah konsultan akan menyusun Data calon penerima Bantuan Rumah Tidak Laya
huni guna menetapkan skala prioritas di beberapa kecamatan di kabupaten Sonawe,mana
yang paling masuk kriteria.
Maksud :
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyediakan data calon penerima Bantuan Rumah Tidak
Laya Huni Tahun 2017 dan tahun selanjutnya, data terkait aspek pemberdayaan masyarakat
agar tepat sasaran, tepat penggunaan, tepat anggaran, dan tepat waktu.
Tujuan :
Sedangkan tujuannya adalah:
a. Tersedia data subjek dan objek Rumah Tidak Laya Huni samapai Tahun 2016 di kabupaten
Sonaweyang tepat sasaran.
b. Tersedia evaluasi kegiatan pendataan calon penerima Bantuan .
c. Tersedia data terkait aspek pemberdayaan.
Tujuan
Sedangkan tujuannya adalah:
1. Tersedia data calon penerima Bantuan Rumah Tidak laya Huni Tahun 2016 yang tepat sasaran.
2. Tersedia evaluasi kegiatan pendataan calon penerima Bantuan .
3. Tersedia data terkait aspek pemberdayaan
A. Indikator Keluaran
Output/keluaran dalam kegiatan ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu output yang berupa kualitatif
dan output secara kuantitatif.
Keluaran (Kualitatif)
Peran Konsultan Pendataan Bantuan Rumah Tidak Laya huni adalah membantu
Dirjen Perumahan Swadaya dan Satuan Kerja (SATKER) Pemberdayaan Perumahan Swadaya
dalam melaksanakan kegiatan Bantuan di tingkat pusat. Dan Membantu Dinas Pekerjaan
Umum di daerah Tingkat II Kab Sonawe, Tugas tersebut, meliputi:
1. Pendataan calon penerima dana Bantuan ;
2. Penyusunan database pendataan sesuai sistem di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.
Keluaran (Kuantitatif)
B. Keluaran
Laporan yang disampaikan berupa:
1. Laporan secara berkala yang memuat kemajuan pelaksanaan kegiatan pendataan
, permasalahan, dan tindak lanjut kegiatan.
2. Laporan pelaksanaan kegiatan Konsultan yang berisi gambaran pelaksanaan kegiatan
Pendataan , kendala, dan rekomendasi tindak lanjut permasalahan sesuai tahapan pelaporan,
meliputi: Laporan Pendahuluan, Laporan Antara dan Laporan Akhir.
Laporan Pendahuluan.
Laporan diserahkan setelah masa penugasan, dengan jumlah sebanyak 5 (lima) eksemplar.
Laporan Antara
Laporan diserahkan setelah 3 (tiga) minggu setelah masa penugasan, dengan jumlah sebanyak
5 (lima) eksemplar.
Laporan akhir
Laporan diserahkan setelah berakhir masa penugasan. Laporan ini merupakan progres
pelaksanaan dan indikasi keberhasilan dan kendala serta hambatan yang di temukan di
lapangan sebagai masukkan untuk
penyempurnaan konsep program berupa hard copy sebanyak 5 (lima) eksemplar dan
softcopy/keeping CD.
C. Evaluasi Pekerjaan
1. Prestasi Pekerjaan
Prestasi pekerjaan untuk pendataan untuk periode minggu pertama dalah penyiapan format
pendataan
2. Waktu Pelaksanaan
Waktu yang telah terpakai adalah 6 minggu atau 36 hari kerja dan 9 hari kerja untuk finishing
dan pelaporan hasil pendataan .
Dalam rangka mewujudkan pelaksanaan Bantuan Rumah Tidak Laya Huni MBR yang tepat
sasaran, tepat waktu, dan tepat penggunaan, diperlukan data yang akurat. Data calon penerima
Bantuan ini menurut amanat Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Nomor 39/PRT/M Tahun 2015, tentang Perubahan Permen no 6 tahun 2013 tentang Pedoman
Pelaksanaan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya dalam pasal 29, diperoleh pada tahun
sebelum dilaksanakan kegiatan . Oleh karena itu kegiatan pendataan calon penerima Bantuan
Kabupaten SonaweTahun 2017 dan tahun berikutnya dilakukan pada tahun 2016 ini.
Letak Kabupaten Sonawe secara geografis berada diantara 31400 41300 Lintang Utara dan
975200 984500 Bujur Timur dengan luas 6.272 KM, dan berada pada ketinggian 4105 M
di atas permukaan laut.
Batas-batas wilayah Kab Sonawe adalah :
Pusat Pemerintahan Kabupaten Sonaweberada di Kota xx, secara administrasi Kabupaten
Sonaweterdiri dari 23 Kecamatan dan 270 Desa/Kelurahan dengan jumlah penduduk 90.986
jiwa.
PETA ADMINISTRASI KABUPATEN SONAWE
Konsultan telah memahami keseluruhan tugas sesuai dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK)
beserta informasi tambahan yang disampaikan pada pekerjaan Pendataan Rumah Tidak Laya
Huni . Untuk mencapai tujuan tersebut, didalam dokumen ini, Konsultan menguraikan
beberapa aspek penting didalam pelaksanaan pekerjaan yang meliputi:
1.. Pendekatan Umum
2. 2. Strategi Teknis Pelaksanaan Pekerjaan,
3. 3. Rencana Kerja TIM
Dalam pekerjaan ini konsultan akan mengunakan beberapa pendekatan untuk dapat menjawab
tujuan dari pekerjaan Pendataan Rumah Tidak Laya Huni,
1. PENDEKATAN UMUM
Strategi pelaksanaan Pendataan Rumah Tidak Laya Huni dalam kegiatan ini akan digunakan
pendekatan deskriptif kuantitatif, yaitu dengan mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan
akurat terhadap keadaan yang ada berdasarkan data dan informasi yang didapatkan dari hasil
di lapangan maupun data sekunder yang ada. Dengan demikian kegiatan observasi ini bersifat
non eksperimental, karena data yang diteliti sudah ada, bukan sengaja ditimbulkan. Sedangkan
metode observasi ini akan lebih bersifat kuantitatif disamping juga kualitatif, karena data yang
diperoleh lebih banyak berupa angka, mulai dari pengumpulan data, kompilasi data, penafsiran
data tersebut, maupun menampilkan hasilnya. Selain itu juga akan digunakan tabel, grafik dan
diagram. Untuk observasi yang bersifat deskriptif kualitatif. Selanjutnya terhadap kerangka
pemikiran akan bersifat deduktif, karena variabel yang akan diteliti semua sudah didapatkan.
Penyusunan Proposal Konsultasi Pendataan Rumah Tidak Laya Huni Kab Sonawememerlukan
kajian secara komprehensif. Hal ini disadari konsultan karena kajian ini merupakan kajian yang
sifatnya multi aspek, karena mencakup aspek teknis, manajemen, Kelembagaan, keuangan,
sosial, ekonomi dan lingkungan
Ada beberapa pendekatan yang akan dilakukan konsultan berdasarkan pengalaman dalam
pekerjaan ini,sebelumnya dengan sedikit penyesuaian karena dalam kajian ini pendekatan
secara regional merupakan faktor yang penting sekali untuk dikaji secara mendalam, meliputi :
1. Wilayah Kegiatan.
Pekerjaan penyusunan data rumah tidak laya huni ini untuk pedoman di Kab Sonawe.
2. Pendekatan Prosedur
Deskripsi eksisting wilayah studi untuk di Kecamatan-kecamatan mencakup berbagai aspek
merupakan langkah awal guna mengkaji keadaan dan potensi serta permasalahan yang ada.
Aspek yang dikaji mencakup: aspek fisik, aspek sosio-ekonomi dan aspek kependudukan.
3. Pendekatan Lingkungan
4. Pendekatan Kelembagaan
Penyusunan rencana kegiatan dengan koordnasi ke stake holder dan instansi pelaku Bantuan
Rumah tidak Laya Huni . Semua produk hukum baik nasional maupun peraturan daerah perlu
dikaji kaitannya dengan kewenangan . Disamping produk hukum yang ditetapkan oleh
Pemerintah pusat /Pemerintah Daerah, perlu dikaji norma-norma atau hukum adat yang ada.
Oleh karena terkait dengan adat istiadat atau hukum adat maka aspek sosial budaya dan aspek
sosial ekonomi merupakan substansi dari pendekatan ini.
1. TAHAP PERSIAPAN
Agar Pekerjaan Pendataan Rumah tidak laya huni memperoleh hasil yang maksimal, diperlukan
suatu strategi pelaksanaan yang tepat, dan terpadu dari beberapa aspek yang berkaitan dengan
berbagai masalah serta tingkat kepentingannya. Tahap ini membutuhkan waktu selama lebih
kurang 1 (satu ) minggu untuk melakukan persiapan ini yang meliputi :
2. PELAKSANAAN KEGIATAN
Hasil dari pengumpulan data primer dan sekunder dan kajian secara umum terhadap data yang
diperoleh, tim konsultan akan melakukan pengelompokan data untuk setiap lokasi. Data ini
akan menjadi dasar untuk menyusun data Rumah tidak laya huni di kabupaten Sonawe.
RTLH yang memerlukan bantuan PK untuk melakukan perbaikan ringan, sedang ataupun berat;
Pemilik rumah adalah MBR yang diperkirakan memiliki penghasilan dibawah upah minimum
provinsi. Untuk Wilayah Opum , dapat digunakan patokan penghasilan kurang dari Rp.
2.300.000 (Dua Juta Tiga Ratus Ribu rupiah) per bulan; dan
Apabila pemilik rumah adalah orang-tua jompo atau janda yang tidak memiliki penghasilan
tetap, serta tidak memiliki keluarga (khususnya anak) yang mampu secara ekonomi, hendaknya
mendapat prioritas untuk dijadikan Calon Penerima Bantuan.
Diprioritaskan MBR yang telah memiliki rencana untuk meningkatkan kualitas rumah.
Sedangkan untuk Desa Desa yang akan diambil KTP dan Kartu Keluarga nya saja pihak pendata
cukup memberika pedoman kriteria rumah tidak laya huni kepada Kepala Desa atau Aparat
desa dan selanjutnya memberikan waktu selama seminggu .Dan setelah seminggu maka data
itu akan diambil untuk di entry mejadi rekapitulasi hasil pendataan.
o KTP atas nama Kepala Keluarga MBR. Apabila KTP itu sudah kedaluwarsa, maka Sub Tim
Pendataan membuat print-out Surat Keterangan Domisili;
o Kartu Keluarga (KK) untuk membuktikan bahwa MBR itu sudah berkeluarga;
o Pengambilan Photo perspektif nol persen
e. Entry Data
Khusus satu Desa terpilihatau Desa Prioritas yang data nya diambil langsung oleh petugas
kelapangan maka Entry data dan rumah warga dilakukan segera setelah wawancara. Dengan
demikian, apabila pengumpulan data dan wawancara dilaksanakan pada siang hari, maka Sub
Tim Pendataan segera melakukan entry data pada malam hari. Sebagaimana telah dijelaskan
sebelumnya, dokumen warga yang perlu di print-out terdiri dari:
1. Rekapitulasi Data Per desa.
2. Rekapitulasi Data Per Kecamatan
3. Buku BNBA
f. Untuk Desa Desa yang hanya diambil data KTP dan Kartu keluarga nya saja, maka entry data
akan dilakukan setelah Desa tersebut mengumpulkan data datanya dari kepala dusun atau
kepling . Petugas menjemput data tersebut ke Desa Desa dengan sebelumnya telah koordinasi
terlebih dahulu sebelum menjemput data.
Koordinasi sangat penting dilakukan ,karena tanpa koordinasi di khawatirkan ketika
menjemput data ,data tersebut belum terkumpul di Desa.
HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN
Hasil Pendataan
Setelah beberapa minggu melakukan kegiatan pendataan .akhirnya konsultan dapat
mengeluarkan hasil pendataan . Adapun hasil pendataan akan dikelompokann terlebih dahulu
dari skala kecil mulai tingkat Desa / Kelurahan selanjutnya Tingkat Kecamatan dan Akhinya
sampai tingkat Kabupaten.
Untuk Memudahkan analisis hasil pendataan ini ,konsultan juga akan menjelaskan dalam
bentuk grafik prosentase keadaan Rumah tidak laya huni mulai tingkat Kecamatan dan Tingkat
Kabupaten Berikut hasil pendataan Rumah Tidak Laya Huni di Kabupaten SonaweTahun 2016.
PENUTUP
.Kesimpulan
1. Kegiatan Pendataan Rumah Tidak Laya huni adalah program pemerintah yang secara substansi
untuk mendata masyarakat miskin yang mempunyai keterbatasan daya beli sehingga perlu
mendapat dukungan Pemerintah untuk memperoleh rumah yang layak huni dengan standar
memiliki kecukupan luas, kualitas dan kesehatan yang farus dipenuhi suatu banguan rumah.
2. Pendataan Rumah Tidak Laya Huni untuk melanjutkan proses penyelenggaraan Program
Bantuan RTLH yang tahun sebelumnya yang sudah berjalan.
3. Dalam alokasi Pendataan menurut Kabupaten/Kota disebutkan desa yang dijadikan target
pendataan calon penerima Bantuan Tahun 2017 dan tahun berikutnya . Untuk mendapatkan
hasil pendataan yang optimal, Tim pendataan melakukan beberapa langkah pendataan desa
desa yaitu menggunaan metodologi pendaataan. Dengan menyusun database pendataan ini
merupakan instrumen yang dioperasikan oleh Tim pendataan, baik surveyor ataupun Data Base
Adm . Database ini membuat data MBR yang dikumpulkan melalui wawancara dengan
Kuessioner PK sehingga dokumen setiap MBR memiliki keseragaman. Dengan demikian Aplikasi
pendataan yang dihimpun oleh Tim pendataan Kab/Kota memuat seluruh data dan informasi
tentang kondisi MBR di daerah itu.
Saran
1. Untuk mewujudkan pelaksanaan program Pendataan ini, disarankan adanya pembagian peran
yang harus disepakati antar pelaku, baik yang langsung tergabung dalam organisasi proyek
maupun pihak-pihak yang terlibat, seperti pemerintah daerah dan pemerintah pusat , para
pemeduli, kelompok-kelompok masyarakat, dan lain-lain, dari tingkat pusat sampai dengan
tingkat komunitas.
2. Sososialisasi dan Publikasi pelaksanaan Pendataan disarankan perlu dilakukan, Karena itu
sosialisasi menyeluruh yang mengikuti daur kegiatan sejak tahap persiapan, pelaksanaan,
penyiapan terminasi dan bahkan setelah proyek Pendataan berakhir. Sosialisasi dan Publikasi
harus dilakukan secara terpadu, mencakup kegiatan periklanan yang dilakukan secara terpusat,
dan kehumasan yang dilakukan dengan dekonsentrasi (pembagian kerja) ke daerah.
3. Program Pendataan ini memerlukan komitmen, dukungan dan jalinan kerjasama yang harmonis
antar pemangku kepentingan (stakeholders), terutama Dinas Pekerjaan Umum serta
masyarakat di daerah/desa yang menjadi sasaran langsung Pendataan .
Demikian Laporan Akhir kegiatan Pendataan Rumah Tidak Laya Huni di Kabupaten
Sonawe Provinsi Opum ini disusun untuk memenuhi persyaratan monitoring dan
evaluasi pekerjaan sesuai rencana kerja yang akan dilakukan. Lokasi Pendataan di
Kabupaten Sonawe Tahun Anggaran 2016..
Kami menyadari bahwa apa yang telah kami lakukan masih jauh dari
kesempurnaan, untuk I tu kami tetap membuka diri bagi masukan, usul saran dari berbagai
pihak demi penyempurnaan dan dari kegiatan ini.
atas bantuan bapak/Ibu/Sdr/i kami haturkan terima kasih
KONSULTAN PENDATAAN
CV GIGI 6
MARGITO
TIM LEADER