1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya,
sehingga laporan bulanan Tenaga Fasilitator Lapangan Kabupaten Semarang Bantuan
Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) T0 Tahap VII Tahun Anggaran 2022 dapat
terselesaikan.
Adapun tujuan dari penyusunan laporan bulanan ini adalah untuk memberikan
gambaran mengenai pelaksanaan kegiatan serta sebagai bentuk pertanggungjawaban
Tenaga Fasilitator Lapangan Kabupaten Semarang kepada pihak-pihak terkait dalam
pelaksanaan kegiatan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) T0 Tahap VII Tahun
Anggaran 2022.
Melalui penyusunan laporan bulanan ini kami sadar bahwa masih banyak ditemukan
kekurangan dan keterbatasan, baik dari segi kualitas maupun segi kuantitas atas progress
pelaksanaan kegiatan yang disajikan. Oleh karena itu kami memerlukan saran dan kritik
yang bersifat membangun dari segenap pihak untuk laporan selanjutnya yang lebihbaik.
Laporan kegiatan ini semoga dapat menjadi bahan evaluasi dan tolak ukur dalam
pelaksanaan kegiatan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) T0 Tahap VII Tahun
Anggaran 2022 dan menjadi bahan perbaikan untuk masa yang akan datang.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………….…………………………………………………... 2
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………………………. 3
DAFTAR ISI………………………………………………….
………………………………………….……… 4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………..….. 5
1.2 Gambaran Umum BSPS………………………………………………..………… 5
1.2.1 Dasar Hukum……………………………………………………………….. 6
1.2.2 Gambaran Umum Wilayah Dampingan……………………………….... . 8
1.2.3 Tugas Tenaga Fasilitator dan Koordinator Kabupaten………………… 13
BAB IV PENUTUP………………………………………………………………………………….. 15
LAMPIRAN
a. Laporan Kegiatan TFL (Format D-4)
b. Laporan Kegiatan Mingguan (Format D-5)
c. Laporan Permasalahan (Format D.6)
d. Progres Kegiatan Penyiapan Masyarakat (Format D-7)
e. Progres Penyaluran dan Pemanfaatan (Format D-8)
f. Dokumentasi & Berkas Penunjang
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
adanya pendampingan terhadap penerima BSPS yang dilakukan oleh tenaga profesional
yang disebut fasilitator yang dalam hal ini yaitu Koordinator Kabupaten (Korkab), Asisten
Koordinator Kabupaten (AsKorkab), dan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL). Fasilitator
sebagai ujung tombak pendampingan pada program BSPS diharapkan dapat memiliki
kapasitas dan kualitas yang handal baik dari sisi teknis maupun pemberdayaan agar dapat
menjalankan fungsinya sebagai pendamping, sumber ilmu dan motivator atau
penggerakmasyarakat.
1.2.1 Dasar Hukum
a. Undang – Undang Dasar (UUD) 1945, Pasal 28 H Amandemen UUD1945.
b. Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
c. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang PemerintahanDaerah;
d. PeraturanPemerintahRepublikIndonesiaNomor88Tahun2014tentangPembinaan
Penyelenggaraan Perumahan dan KawasanPermukiman;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
f. Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme
Pelaksanaan Anggaran Belanja Bantuan Pemerintah pada Kementerian
Negara/Lembaga sebagaimana telah diubah dalam PMK Nomor173/PMK.05/2016;
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
07/PRT/M/2018 tentang Bantuan Stimulan PerumahanSwadaya;
6
1.2.2 Gambaran Umum Wilayah Dampingan
1. Desa Jatirunggo
GEOGRAFI :
Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang secara
topografis Desa Jatirunggo termasuk dalam kategori daerah datar dengan
ketinggian + 700 meter dari permukaan laut (mdpl).
Adapun batas-batas wilayah Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus
Kabupaten Semarang, adalah sebagai berikut :
a. Sebelah utara : Desa Pringsari Kec. Pringapus
b. Sebelah timur : Desa Candirejo Kec. Pringapus
c. Sebelah selatan : Desa Kandangan Kec. Bawen
d. Sebelah barat : Kelurahan Pringapus Kec. Pringapus
2. Wilayah Geografis
Kabupaten : Semarang
Kecamatan : Pringapus
Desa : Jatirunggo
Pemukiman : 54 ha
Sawah : 132 ha
7
Jumlah RW : 11 RW
Jumlah RT : 47 RT
3 Komposisi KK KK
a. Pra KS 796 KK
b. KS I 580 KK
c. KS II 564 KK
d. KS III 485 KK
7 Konstruksi 2 Orang
8 Perdagangan 69 Orang
11 Seniman/Artis Orang
12 POLRI Orang
13 TNI 4 Orang
10
6 Cor Gang 2 x 750 m Peningkatan
b. Sarana Transportasi
No Jenis Jumlah Keterangan
1 Bus -
2 Truk 6
3 Jip/Sedan 8
4 Station / Colt 9
5 Angkutan -
6 Sepeda Motor 1.790
7 Gerobag Sampah 16
8 Dokar -
9 Kereta Dorong -
10 Becak -
11 Sepeda 205
Sumber : Sekretariat Desa Jatirunggo
1.7 Perekonomian
a. Prasarana Produksi Barang dan Jasa
No Jenis Jumlah (unit) Keterangan
1 Industri Besar -
2 Industri Kecil 7 Produksi Tempe,
Selepan padi
3 SPBU -
4 Industri Rumah Tangga 15 Anyaman bamboo,
makanan ringan,
keset, dll
5 Lain-lain -
Sumber : Sekretariat Desa Jatirunggo
12
C. Kondisi Pembangunan Kewilayahan
Secara kewilayahan, di Dusun-dusun Desa Jatirunggo Kecamatan
Pringapus Kabupaten Semarang memiliki kondisi, potensi dan permasalahan
yang berbeda-beda, dimana dipengaruhi oleh kondisi sumberdaya ekonomi yang
tidak sama. Sumberdaya ekonomi yang paling mendasar adalah kepemilikan dan
pengolahan asset produktif.
Kondisi Kemiskinan
Kondisi kemiskinan suatu Desa pada dasarnya dapat di kategori menjadi
dua kategori, pertama kemiskinan kronis (chronic poverty) yang terjadi terus
menerus atau disebut juga sebagai kemiskinan struktural - Fakir Miskin; dan
yang kedua kemiskinan sementara (transient poverty) yang ditandai dengan
menurunnya pendapatan dan kesejahteraan masyarakat secara sementara
sebagai akibat dari perubahan kondisi normal menjadi kondisi kritis, krisis
ekonomi, bencana alam dan bencana sosial, seperti korban konflik sosial, yang
jumlahnya relatif lebih besar dan berubah-ubah sesuai dengan kondisi
perekonomian masyarakat dan ekonomi global pada suatu Desa.
Untuk mengetahui kondisi kemiskinan di Desa Jatirunggo Kecamatan
Pringapus Kabupaten Semarang digunakan pendekatan pendataan, yaitu melalui
data Jumlah Rumah Tangga Miskin, dengan kriteria yang berbeda.
Jumlah Rumah Tangga Miskin
Dalam rangka penanggulangan kemiskinan Desa diperlukan data
kemiskinan secara jelas baik nama, alamat dan permasalahan yang dihadapi
oleh suatu kepala keluarga atau kepala rumah tangga. Berdasarkan hal
tersebut data kemiskinan diperoleh dengan menggunakan kriteria yang
berbasis pada besaran sumberi penghasilan/pendapatan minimal perbulan
kepala keluarga, sebagai berikut :
a. Indikator pokok/Primer : Katagori kemiskinan ditentukan berdasarkan
besaran pendapatan perbulan kepala keluarga dengan menanggung beban
keluarga 2 orang anak menyekolahkan sampai dengan 9 tahun pendidikan
dasar.
1) Katagori hampir Miskin, pendapatan kepala keluarga Rp. 2.500.000 –
Rp. 2.000.000,-
2) Katagori Miskin, pendapatan kepala keluarga Rp. 1.900.000 – Rp.
1.500.000,-
13
3) Katagori sangat Miskin , pendapatan kepala keluarga > Rp. 1.500.000
b. Indikator sekunder : indicator sekunder adalah indicator tambahan
tingkat kemiskinan , ditentukan berdasarkan kelayakan sarana prasarana
kepala keluraga yang dimiliki, meliputi sebagai berikut :
1) Kelayakan rumah hunian
2) Kelayakan luasan rumah hunia
3) Kelayakan kesehatan lingkungan (keberadaan kandang/buang air
besar/sanitasi dll)
4) Kelayakan sumber air minum dan penerangan rumah
KATEGORI
NO. DUSUN HAMPIR SANGAT ART
MISKIN JUMLAH
MISKIN MISKIN
1 Krajan 44 32 7 84
2 Seneng 25 20 2 47
3 Kebonagung 42 22 7 71
4 Legarang 35 20 6 61
5 Getas Kombang 95 125 25 245
6 Jatisari 65 45 11 121
7 Kunciputih 84 125 15 224
8 Kedunggondang 35 25 6 61
9 Jatikurung 74 47 8 129
JUMLAH 495 461 87 1.043
Sumber : Sekretariat Desa Jatirunggo
14
sosial yang harus dilakukan sesuai dengan fitrahnya. Pandangan yang dipahami adalah Fasilitator
bukan semata mata bekerja untuk BSPS saja namun juga ikut berkontribusi dalam proses
pembangunan dan berkontribusi dalam proses pemberdayaan sehingga diharapkan mempunyai
karakter kepedulian terhadap permasalahan masyarakat dan hidup menjadi lebih bermakna bagi
sesama. Untuk menjalankan tugasnya Fasilitator haruslah netral, adil, tidak berpihak kepada
kelompok tertentu. Untuk menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dan netralitas, etika – etika
di masyarakat yang harus dipegang teguh oleh Fasilitator.
Sebagai Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) adalah tenaga profesional pemberdayaan lokal
yang bertugas menjadi penggerak dan pendamping penerima bantuan dalam melaksanakan
kegiatan BSPS, sehingga dikatakan sebagai ujung tombak keberhasilan dalam pendampingan
masyarakat dan keberhasilan kegiatan BSPS. Pendampingan penerima BSPS oleh Tenaga
Fasilitator Lapangan dilakukan Pelaksanaan pembinaan berupa sosialisasi, bimbingan teknis,
supervisi, dan/atau pendampingan penerima BSPS.
Tugas dan Tanggungjawab TFL :
A. Melaksanakan sosialisasi yang berkelanjutan dan intensif untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat terhadap rumah layak huni dan pemahaman konsep BSPS;
B. Mendampingi/memfasilitasi kegiatan rembuk-rembuk di tingkat desa/kelurahan dan kelompok;
C. Memfasilitas ikegiatan verifikasi dan identifikasi calon penerimabantuan;
D. Mengidentifikasi dan menilai kualitas rumah calon penerima bantuan;
E. Mengidentifikasi kebutuhan perbaikan/pembangunan rumah calon penerima bantuan;
F. Memfasilitasi survey toko/penyedia bahan bangunan;
G. Memfasilitasi penyusunan rencana anggaran biaya;
H. Memfasilitasi penyusunan proposal;
I. Memfasilitasi penentuan toko/penyedia bahan bangunan;
J. Memfasilitasi pembukaan rekening penerima bantuan;
K. Memfasilitasi penerimaan bahan bangunan kepenerima bantuan;
L. Mendampingi dan mengawasi pembangunan fisik;
M. Memfasilitasi penyusunan laporan penggunaan dana;
N. Memfasilitasi dalam administrasi pemanfaatan bantuan;
O. Memberikan advise dan analisa terhadap pelaksanaan teknis pembangunan rumah;
P. Membangun kapasitas kelompok penerima bantuan;
Q. Memberikan laporan progress lapangan setiap minggu dan bulanan secara tepat waktu;
R. Menjamin data yang lengkap, valid, up to date, dan tepat waktu;
S. Menjamin semua kegiatan/tahapan dilakukan sesuai prosedur.
15
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN BULAN BERJALAN
3. LPD 2
4. Progress 100%
16
BAB III
RENCANA KEGIATAN BULAN DEPAN
BAB IV
PENUTUP
Perencanaan yang baik dan matang sangat diperlukan dalam kegiatan pemberdayaan
masyarakat khususnya program BSPS. Setelah rembug bersama antara TFL, warga, serta pemangku
Desa untuk perencanaan tahapan berikutnya adalah Monitoring pengiriman toko material serta
pelaksanaan pembangunan rehap rumah masing masing penerima bantuan. Dan Masyarakat bersana
TFL serta pemangku Desa harus saling berkoordinasi dalam melaksanakan dan pengawasan
pembangunan Rehap rumah penerima bantuan program BSPS 2022 agar program BSPS ini dapat
terlaksana dengan baik dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
17
LAMPIRAN
a. Laporan Kegiatan TFL (Format D-4)
b. Laporan Kegiatan Mingguan (Format D-5)
c. Laporan Permasalahan (Format D-6)
d. Progres Kegiatan Penyiapan Masyarakat (Format D-7)
e. Progres Penyaluran dan Pemanfaatan (Format D-8)
f. Dokumentasi & Berkas Penunjang
18