Anda di halaman 1dari 18

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN

RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL PERUMAHAN

BALAI PELAKSANA PENYEDIAAN PERUMAHAN JAWA III


SATKER PENYEDIAAN PERUMAHAN PROVINSI JAWA
TENGAH

LAPORAN BULAN KE-6


TENAGA FASILITATOR LAPANGAN
KABUPATEN SEMARANG

PROVINSI JAWA TENGAH TA. 2022


(Periode: 10 November 2022 – 09 Desember 2022)

[ SETYAWAN ADI NUGROHO ]

BANTUAN STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA TAHAP 15

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya,
sehingga laporan bulanan Tenaga Fasilitator Lapangan Kabupaten Semarang Bantuan
Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) T0 Tahap VII Tahun Anggaran 2022 dapat
terselesaikan.

Adapun tujuan dari penyusunan laporan bulanan ini adalah untuk memberikan
gambaran mengenai pelaksanaan kegiatan serta sebagai bentuk pertanggungjawaban
Tenaga Fasilitator Lapangan Kabupaten Semarang kepada pihak-pihak terkait dalam
pelaksanaan kegiatan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) T0 Tahap VII Tahun
Anggaran 2022.

Melalui penyusunan laporan bulanan ini kami sadar bahwa masih banyak ditemukan
kekurangan dan keterbatasan, baik dari segi kualitas maupun segi kuantitas atas progress
pelaksanaan kegiatan yang disajikan. Oleh karena itu kami memerlukan saran dan kritik
yang bersifat membangun dari segenap pihak untuk laporan selanjutnya yang lebihbaik.

Laporan kegiatan ini semoga dapat menjadi bahan evaluasi dan tolak ukur dalam
pelaksanaan kegiatan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) T0 Tahap VII Tahun
Anggaran 2022 dan menjadi bahan perbaikan untuk masa yang akan datang.

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………….…………………………………………………... 2
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………………………. 3
DAFTAR ISI………………………………………………….
………………………………………….……… 4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………..….. 5
1.2 Gambaran Umum BSPS………………………………………………..………… 5
1.2.1 Dasar Hukum……………………………………………………………….. 6
1.2.2 Gambaran Umum Wilayah Dampingan……………………………….... . 8
1.2.3 Tugas Tenaga Fasilitator dan Koordinator Kabupaten………………… 13

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN BULAN BERJALAN


A. Kegiatan …………………………………………………………………………………. 14
B. Permasalahan dan Penyelesaian……………………………………………………... 14
C. Realisasi Kegiatan sampai Bulan ke-3……………………………………………….. 14

BAB III RENCANA KEGIATAN BULAN DEPAN


Rencana Kegiatan………………………………………………………………………….. 15

BAB IV PENUTUP………………………………………………………………………………….. 15

LAMPIRAN
a. Laporan Kegiatan TFL (Format D-4)
b. Laporan Kegiatan Mingguan (Format D-5)
c. Laporan Permasalahan (Format D.6)
d. Progres Kegiatan Penyiapan Masyarakat (Format D-7)
e. Progres Penyaluran dan Pemanfaatan (Format D-8)
f. Dokumentasi & Berkas Penunjang

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang memiliki fungsi
strategis sebagai tempat tinggal yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan
harkat dan martabat penghuninya serta asset bagi pemiliknya. Undang-undang Nomor 1
Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman mengamanatkan bahwa negara
bertanggung jawab untuk melindungi segenap bangsa Indonesia melalui penyelenggaraan
perumahan dan kawasan permukiman agar masyarakat mampu bertempat tinggal serta
menghuni rumah yang layak dan terjangkau di dalam perumahan yang
sehat,aman,harmonis dan berkelanjutan di seluruh wilayah Indonesia.
Dalam pasal 54 ayat 2 dan ayat 3 disebutkan bahwa pemerintah dan/atau
pemerintah daerah wajib memberikan kemudahan pembangunan dan perolehan rumah
melalui program perencanaan pembangunan perumahan secara bertahap dan
berkelanjutan. Kemudahan dan/atau bantuan pembangunan dan perolehan rumah bagi
Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) salah satunya dapat berupa stimulan
rumahswadaya.
Adapun tugas yang dilaksanakan oleh Direktorat Rumah Swadaya dimaksud
adalah Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) guna peningkatan kualitas rumah
swadaya dan pembangunan baru rumah swadaya untuk mewujudkan rumah layak huni
yang didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai sehingga menjadi perumahan
yang sehat,aman, serasi dan teratur serta berkelanjutan.

1.2 Gambaran Umum BSPS


Penyelenggaraan BSPS dilaksanakan melalui kegiatan peningkatan kualitas rumah
swadaya dan pembangunan baru rumah swadaya serta insentif pembangunan baru rumah
swadaya dalam 1 (satu) hamparan berupa prasarana, sarana, dan utilitas umum.
BSPS pada prinsipnya berupayamendorong prakarsa dan upaya masyarakat agar
memiliki kemampuan dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi sendiri
pembangunan rumahnya secara swadaya.Hal ini diperuntukan bagi rumah tidak layak huni
menjadi rumah yang layak huni. BSPS diharapkan dapat menumbuhkembangkan inisiatif
keswadayaan penerima bantuan,keluarga,kerabat,dan/atau tetangga.Bentuk keswadayaan
masyarakat dapat berupa tambahan dana keluarga,tenaga kerja,maupun dukungan lainnya.
Faktor keberhasilan program BSPS yaitu timbulnya keswadayaan masyarakat
sebagai pelaku utama dalam seluruh tahapan mulai dari
perencanaan,pelaksanaan,pengawasandan pelaporan. Hal tersebut dapat terwujud dengan

4
adanya pendampingan terhadap penerima BSPS yang dilakukan oleh tenaga profesional
yang disebut fasilitator yang dalam hal ini yaitu Koordinator Kabupaten (Korkab), Asisten
Koordinator Kabupaten (AsKorkab), dan Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL). Fasilitator
sebagai ujung tombak pendampingan pada program BSPS diharapkan dapat memiliki
kapasitas dan kualitas yang handal baik dari sisi teknis maupun pemberdayaan agar dapat
menjalankan fungsinya sebagai pendamping, sumber ilmu dan motivator atau
penggerakmasyarakat.
1.2.1 Dasar Hukum
a. Undang – Undang Dasar (UUD) 1945, Pasal 28 H Amandemen UUD1945.
b. Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
c. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang PemerintahanDaerah;
d. PeraturanPemerintahRepublikIndonesiaNomor88Tahun2014tentangPembinaan
Penyelenggaraan Perumahan dan KawasanPermukiman;
e. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2016 tentang Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
f. Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme
Pelaksanaan Anggaran Belanja Bantuan Pemerintah pada Kementerian
Negara/Lembaga sebagaimana telah diubah dalam PMK Nomor173/PMK.05/2016;
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor
07/PRT/M/2018 tentang Bantuan Stimulan PerumahanSwadaya;

h. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor


1871/KPTS/M/2020, tentang Besaran Nilai dan Lokasi Bantuan Stimulan
Perumahan Swadaya Tahun Anggaran2021;
i. Keputusan Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Nomor23/KPTS/Dr/2021
Tentang Lokasi Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya untuk Desa/Kelurahan
Tahun Anggaran2021;
j. Surat Edaran Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Nomor 07/SE/Dr/2018
tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Bantuan Stimulan PerumahanSwadaya
k. Surat Penetapan Calon Penerima Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS)
Tahun 2021 Tahap VII,Nomor RU.1003.Dr/145.1 Tanggal 24 Februari 2021
l. Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Nomor 04/SE/M/2020
Tanggal 16 Juni 2020 tentang Penanganan Penyebaran COVID19 Di Lingkungan
Kementrian Pekerjaan Umum dan PerumahanRakyat
m. Surat Edaran Direktur Jendral Perumahan Nomor 03/SE/Dr/2020 tanggal 28 Juni
2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Konstruksi Pada Direktorat Teknis Di
Lingkungan Direktorat Jendral Perumahan Selama Masa PandemikCOVID19
5
n. Surat Direktur Rumah Swadaya Nomor Um.01.02 – Rw/244 tanggal 30 Juni 2020
tentang Arahan Pelaksanaan Kegiatan BSPS Tahun 2020 dalam rangka
Pencegahan Penyebaran COVID19.

6
1.2.2 Gambaran Umum Wilayah Dampingan

1. Desa Jatirunggo

GEOGRAFI :
Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang secara
topografis Desa Jatirunggo termasuk dalam kategori daerah datar dengan
ketinggian + 700 meter dari permukaan laut (mdpl).
Adapun batas-batas wilayah Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus
Kabupaten Semarang, adalah sebagai berikut :
a. Sebelah utara : Desa Pringsari Kec. Pringapus
b. Sebelah timur : Desa Candirejo Kec. Pringapus
c. Sebelah selatan : Desa Kandangan Kec. Bawen
d. Sebelah barat : Kelurahan Pringapus Kec. Pringapus

2. Wilayah Geografis

Kabupaten : Semarang

Kecamatan : Pringapus

Desa : Jatirunggo

Luas Wilayah : 252.60 ha

Pemukiman : 54 ha

Perbukitan dan ladang : 62 ha

Sawah : 132 ha

Prasarana lain : 4,60 ha

7
Jumlah RW : 11 RW

Jumlah RT : 47 RT

Jumlah Dusun : 9 Dusun

2.1 Jumlah Penduduk


1 Jumlah Penduduk 8.742 Jiwa
2 Komposisi Penduduk :
Menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Satuan
- Laki-laki 4.397 Jiwa
- Perempuan 4.345 Jiwa
Menurut Usia
Anak-anak 2.078 Jiwa
Dewasa 6.215 Jiwa
Lansia p 449 Jiwa

3 Komposisi KK KK
a. Pra KS 796 KK
b. KS I 580 KK
c. KS II 564 KK
d. KS III 485 KK

Sumber : Sekretariat Desa Jatirunggo

1.2 Sosial Budaya


1. Komposisi Penduduk menurut Pendidikan
No Jenjang Pendidikan Jumlah (orang) Keterangan
1 Buta Huruf 214 orang
2 Tidak Tamat SD/ Belum Sekolah 2.151 orang
3 Belum Tamat SD 821 orang
4 Tamat SD 2.542 orang
5 Tamat SLTP Sederajat 1.953 orang
6 Tamat SLTA Sederajat 1.150 orang
8
7 Diploma 10 orang
8 Sarjana 115 orang
Sumber : Sekretariat Desa Jatirunggo

1.3 Komposisi penduduk menurut agama yang dianut


No Agama Jumlah (orang) Keterangan
1 Islam 8.647 orang
2 Kristen 20 orang
3 Katholik 75 orang
4 Hindu -
5 Budha -
6 Aliran Kepercayaan -
Sumber : Sekretariat Desa Jatirunggo

1.4 Perkumpulan / Jenis Kelompok Sosial


No Jenis Perkumpulan/Kel. Sosial Jumlah Keterangan
Kelompok/Anggota
1 Dasa Wisma 13
2 Karang Taruna Dusun 12
3 Karang Taruna Desa 1
4 Pengajian 36
5 Kesenian 7
6 Rukun Kematian 13
7 Arisan 47
8 PKK Desa 22
9 Remaja Masjid 12
10 KSM IDT -
11 KSM P2KP 1
12 KSM SPP 4
13 GAPOKTAN 1
14 P3A DHARMATIRTA 16
Sumber : Sekretariat Desa Jatirunggo

1.5 Sosial Ekonomi


9
No Mata Pencaharian Jumlah (orang) Keterangan
1 Belum bekerja 2.055 Orang

2 Pelajar 1.154 Orang

3 Petani sendiri 936 Orang

4 Buruh tani 24 Orang

5 Juru masak Orang

6 Pegawai Negeri Sipil 19 Orang

7 Konstruksi 2 Orang

8 Perdagangan 69 Orang

9 Pedagang keliling Orang

10 Pengusaha Kecil dan Menengah Orang

11 Seniman/Artis Orang

12 POLRI Orang

13 TNI 4 Orang

14 Pensiunan PNS/TNI/POLRI 15 Orang

15 Perangkat Desa 16 Orang

16 Mengurus Rumah tangga 181 Orang

17 Pembantu rumah tangga Orang

18 Tukang jahit Orang

19 Karyawan BUMN 3 Orang

20 Karyawan Swasta 3.299 Orang

21 Karyawan Honorer 6 Orang

22 Wiraswasta 269 Orang

23 Buruh Harian Lepas 684 Orang

24 Lainnya 269 Orang

Sumber : Sekretariat Desa Jatirunggo


1.6 Fasilitas Pelayanan
a. Prasarana Transportasi
No Jenis Ukuran Keterangan
1 Aspal 3 x 1.000 m Rusak

2 Rabat Beton 2,5 x 1.200 m Peningkatan

3 Makadam 2 x 500 m Rusak

4 Paving 2 x 850 m Peningkatan

5 Tanah 2,5 x 600 m Rusak

10
6 Cor Gang 2 x 750 m Peningkatan

b. Sarana Transportasi
No Jenis Jumlah Keterangan
1 Bus -
2 Truk 6
3 Jip/Sedan 8
4 Station / Colt 9
5 Angkutan -
6 Sepeda Motor 1.790
7 Gerobag Sampah 16
8 Dokar -
9 Kereta Dorong -
10 Becak -
11 Sepeda 205
Sumber : Sekretariat Desa Jatirunggo

1.7 Perekonomian
a. Prasarana Produksi Barang dan Jasa
No Jenis Jumlah (unit) Keterangan
1 Industri Besar -
2 Industri Kecil 7 Produksi Tempe,
Selepan padi
3 SPBU -
4 Industri Rumah Tangga 15 Anyaman bamboo,
makanan ringan,
keset, dll
5 Lain-lain -
Sumber : Sekretariat Desa Jatirunggo

b. Distribusi Barang dan Jasa


No Jenis Jumlah (unit) Keterangan
1 Pasar -
2 Toko 4
3 Warung / Kios 38
4 Gudang -
11
Sumber : Sekretariat Desa Jatirunggo
c. Prasarana Kesehatan
No Jenis Jumlah Keterangan
1 Rumah Sakit Umum -
2 Rumah Sakit Khusus -
3 Rumah Bersalin 2
4 PUSKESMAS -
5 PUSKESMAS Pembantu 1
6 PKD 1
7 Apotik -
8 Toko obat -
9 Praktek Dokter 1
10 Praktek Bidan 3
11 Pengobatan Alternatif 8

B. Kondisi Ekonomi Desa


1. Potensi Unggulan Desa
Dalam memacu perkembangan wilayah dengan berbekal potensi yang
ada di wilayah kabupaten, Pemerintah Kabupaten Semarang tetap berpegang
pada aspek integritas, sinergitas dan kontinuitas di dalam melaksanakan
pembangunan Desa. Oleh karena itu pembangunan Desa yang dilaksanakan
saat ini merupakan kelanjutan dari pembangunan yang telah dilaksanakan
pada tahun-tahun sebelumnya dengan upaya terus menggali,
mengembangkan dan melestarikan potensi unggulan Desa yang dimiliki.
Potensi unggulan yang dimiliki oleh Desa Jatirunggo Kecamatan
Pringapus Kabupaten Semarang terutama di bidang pertanian, peternakan
dan industri rumah tangga.
Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang
mempunyai potensi sumberdaya alam yang didukung kondisi lahan dan iklim
yang sesuai bagi pengembangan pertanian. Potensi-potensi yang ada tersebut
mendukung program-program yang dikembangkan disektor tanaman pangan,
perkebunan dan peternakan guna menciptakan terpenuhinya kebutuhan
pangan bagi masyarakat dan mendorong perekonomian Desa.

12
C. Kondisi Pembangunan Kewilayahan
Secara kewilayahan, di Dusun-dusun Desa Jatirunggo Kecamatan
Pringapus Kabupaten Semarang memiliki kondisi, potensi dan permasalahan
yang berbeda-beda, dimana dipengaruhi oleh kondisi sumberdaya ekonomi yang
tidak sama. Sumberdaya ekonomi yang paling mendasar adalah kepemilikan dan
pengolahan asset produktif.
 Kondisi Kemiskinan
Kondisi kemiskinan suatu Desa pada dasarnya dapat di kategori menjadi
dua kategori, pertama kemiskinan kronis (chronic poverty) yang terjadi terus
menerus atau disebut juga sebagai kemiskinan struktural - Fakir Miskin; dan
yang kedua kemiskinan sementara (transient poverty) yang ditandai dengan
menurunnya pendapatan dan kesejahteraan masyarakat secara sementara
sebagai akibat dari perubahan kondisi normal menjadi kondisi kritis, krisis
ekonomi, bencana alam dan bencana sosial, seperti korban konflik sosial, yang
jumlahnya relatif lebih besar dan berubah-ubah sesuai dengan kondisi
perekonomian masyarakat dan ekonomi global pada suatu Desa.
Untuk mengetahui kondisi kemiskinan di Desa Jatirunggo Kecamatan
Pringapus Kabupaten Semarang digunakan pendekatan pendataan, yaitu melalui
data Jumlah Rumah Tangga Miskin, dengan kriteria yang berbeda.
 Jumlah Rumah Tangga Miskin
Dalam rangka penanggulangan kemiskinan Desa diperlukan data
kemiskinan secara jelas baik nama, alamat dan permasalahan yang dihadapi
oleh suatu kepala keluarga atau kepala rumah tangga. Berdasarkan hal
tersebut data kemiskinan diperoleh dengan menggunakan kriteria yang
berbasis pada besaran sumberi penghasilan/pendapatan minimal perbulan
kepala keluarga, sebagai berikut :
a. Indikator pokok/Primer : Katagori kemiskinan ditentukan berdasarkan
besaran pendapatan perbulan kepala keluarga dengan menanggung beban
keluarga 2 orang anak menyekolahkan sampai dengan 9 tahun pendidikan
dasar.
1) Katagori hampir Miskin, pendapatan kepala keluarga Rp. 2.500.000 –
Rp. 2.000.000,-
2) Katagori Miskin, pendapatan kepala keluarga Rp. 1.900.000 – Rp.
1.500.000,-

13
3) Katagori sangat Miskin , pendapatan kepala keluarga > Rp. 1.500.000
b. Indikator sekunder : indicator sekunder adalah indicator tambahan
tingkat kemiskinan , ditentukan berdasarkan kelayakan sarana prasarana
kepala keluraga yang dimiliki, meliputi sebagai berikut :
1) Kelayakan rumah hunian
2) Kelayakan luasan rumah hunia
3) Kelayakan kesehatan lingkungan (keberadaan kandang/buang air
besar/sanitasi dll)
4) Kelayakan sumber air minum dan penerangan rumah

Dari keempat belas kriteria tersebut, kondisi jumlah keluarga miskin


Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang tahun 2021
berdasarkan hasil Pendataan Survey Kampung Sendiri dapat dilihat
sebagaimana berikut ini :

KATEGORI
NO. DUSUN HAMPIR SANGAT ART
MISKIN JUMLAH
MISKIN MISKIN
1 Krajan 44 32 7 84
2 Seneng 25 20 2 47
3 Kebonagung 42 22 7 71
4 Legarang 35 20 6 61
5 Getas Kombang 95 125 25 245
6 Jatisari 65 45 11 121
7 Kunciputih 84 125 15 224
8 Kedunggondang 35 25 6 61
9 Jatikurung 74 47 8 129
JUMLAH 495 461 87 1.043
Sumber : Sekretariat Desa Jatirunggo

1.2.3 Tugas Tenaga Fasilitator


Fasilitator di masyarakat mempunyai tanggung jawab untuk memfasilitasi proses
pemberdayaan di masyarakat. Sebagai pendamping masyarakat, Fasilitator bukan semata- mata
karena pekerjaan akan tetapi sebagai manusia seutuhnya berkewajiban terhadap tanggung jawab

14
sosial yang harus dilakukan sesuai dengan fitrahnya. Pandangan yang dipahami adalah Fasilitator
bukan semata mata bekerja untuk BSPS saja namun juga ikut berkontribusi dalam proses
pembangunan dan berkontribusi dalam proses pemberdayaan sehingga diharapkan mempunyai
karakter kepedulian terhadap permasalahan masyarakat dan hidup menjadi lebih bermakna bagi
sesama. Untuk menjalankan tugasnya Fasilitator haruslah netral, adil, tidak berpihak kepada
kelompok tertentu. Untuk menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dan netralitas, etika – etika
di masyarakat yang harus dipegang teguh oleh Fasilitator.
Sebagai Tenaga Fasilitator Lapangan (TFL) adalah tenaga profesional pemberdayaan lokal
yang bertugas menjadi penggerak dan pendamping penerima bantuan dalam melaksanakan
kegiatan BSPS, sehingga dikatakan sebagai ujung tombak keberhasilan dalam pendampingan
masyarakat dan keberhasilan kegiatan BSPS. Pendampingan penerima BSPS oleh Tenaga
Fasilitator Lapangan dilakukan Pelaksanaan pembinaan berupa sosialisasi, bimbingan teknis,
supervisi, dan/atau pendampingan penerima BSPS.
Tugas dan Tanggungjawab TFL :
A. Melaksanakan sosialisasi yang berkelanjutan dan intensif untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat terhadap rumah layak huni dan pemahaman konsep BSPS;
B. Mendampingi/memfasilitasi kegiatan rembuk-rembuk di tingkat desa/kelurahan dan kelompok;
C. Memfasilitas ikegiatan verifikasi dan identifikasi calon penerimabantuan;
D. Mengidentifikasi dan menilai kualitas rumah calon penerima bantuan;
E. Mengidentifikasi kebutuhan perbaikan/pembangunan rumah calon penerima bantuan;
F. Memfasilitasi survey toko/penyedia bahan bangunan;
G. Memfasilitasi penyusunan rencana anggaran biaya;
H. Memfasilitasi penyusunan proposal;
I. Memfasilitasi penentuan toko/penyedia bahan bangunan;
J. Memfasilitasi pembukaan rekening penerima bantuan;
K. Memfasilitasi penerimaan bahan bangunan kepenerima bantuan;
L. Mendampingi dan mengawasi pembangunan fisik;
M. Memfasilitasi penyusunan laporan penggunaan dana;
N. Memfasilitasi dalam administrasi pemanfaatan bantuan;
O. Memberikan advise dan analisa terhadap pelaksanaan teknis pembangunan rumah;
P. Membangun kapasitas kelompok penerima bantuan;
Q. Memberikan laporan progress lapangan setiap minggu dan bulanan secara tepat waktu;
R. Menjamin data yang lengkap, valid, up to date, dan tepat waktu;
S. Menjamin semua kegiatan/tahapan dilakukan sesuai prosedur.

15
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN BULAN BERJALAN

A. KEGIATAN TFL DILAPANGAN


Kegiatan TFL terlampir dalam Lampiran 1 ( Laporan Kegiatan Mingguan )

B. PERMASALAHAN DAN PENYELESAIAN


Laporan permasalahan dan penyelesaian yang dialami Tenaga Fasilitator Lapangan selama
mendampingi penerima BSPS terlampir di Lampiran 2 ( Laporan Permasalahan)

C. REALISASI KEGIATAN SAMPAI DENGAN BULAN KE – 5


Pelaksanaan Program BSPS yang sudah terlaksana sampai dengan bulan ke-5 adalah:
1. Over booking 2

2. Upah tukang tahap 2

3. LPD 2

4. Progress 100%

16
BAB III
RENCANA KEGIATAN BULAN DEPAN

BAB IV
PENUTUP

Perencanaan yang baik dan matang sangat diperlukan dalam kegiatan pemberdayaan
masyarakat khususnya program BSPS. Setelah rembug bersama antara TFL, warga, serta pemangku
Desa untuk perencanaan tahapan berikutnya adalah Monitoring pengiriman toko material serta
pelaksanaan pembangunan rehap rumah masing masing penerima bantuan. Dan Masyarakat bersana
TFL serta pemangku Desa harus saling berkoordinasi dalam melaksanakan dan pengawasan
pembangunan Rehap rumah penerima bantuan program BSPS 2022 agar program BSPS ini dapat
terlaksana dengan baik dan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

17
LAMPIRAN
a. Laporan Kegiatan TFL (Format D-4)
b. Laporan Kegiatan Mingguan (Format D-5)
c. Laporan Permasalahan (Format D-6)
d. Progres Kegiatan Penyiapan Masyarakat (Format D-7)
e. Progres Penyaluran dan Pemanfaatan (Format D-8)
f. Dokumentasi & Berkas Penunjang

18

Anda mungkin juga menyukai