Anda di halaman 1dari 30

Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Kuranten – Stadion Majasari

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan Kabupaten Pandeglang yang pesat membawa pengaruh yang cukup besar
terhadap aktifitas kehidupan masyarakat. Aktivitas tersebut harus didukung dengan
prasarana dan sarana dalam kuantitas dan kualitas yang memadai, sehingga pergerakan
masyarakat dapat berjalan lancar. Infrastruktur pendukung yang sangat vital diantaranya
adalah jaringan jalan sebagai penghubung antar wilayah, antar pusat kegiatan sosial
ekonomi masyarakat, dan akses masuk ke permukiman. Meskipun demikian,
ketersediaan jaringan jalan Kabupaten Pandeglang pada saat ini masih jauh dari
mencukupi. Kondisi jalan yang adapun masih banyak yang memerlukan rehabilitasi
maupun peningkatan jalan dari segi kapasitas, kualitas, maupun kemampuan menahan
bebannya, agar dapat lebih melayani kebutuhan masyarakat.
Saluran Drainase merupakan sarana pendukung lainnya yang juga perlu mendapat
perhatian agar tidak timbul masalah genangan yang dapat menghambat kelancaran lalu
lintas, mengurangi kenyamanan, dan merusak struktur jalan. Dengan demikian,
Rehabilitasi/Peningkatan Jalan harus diikuti dengan pembangunan jaringan drainase
yang baik dan terencana.
Mengingat hal tersebut memberikan kontribusi terbesar yang menentukan keberhasilan
suatu pembangunan, diperlukan perencanaan teknis yang baik, akurat, dan matang
dengan memperhatikan perkembangan teknologi angkutan serta struktur
pengembangan wilayah tang berlaku agar kontribusi positif terhadap perkembangan
Kabupaten Pandeglang dan Rehabilitasi Jalan perekonomian masyarakat.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dari pekerjaan Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Kuranten - Stadion


Majasari adalah untuk memperoleh hasil pekerjaan konstruksi jalan yang sebaik-
baiknya sehingga dapat memenuhi harapan akan infrastruktur jalan dan drainase kota
yang berkualitas dan dapat menunjang aktifitas ekonomi dan sosial masyarakat.
Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk memberikan pengawasan teknis dalam
melaksanakan pembangunan fisik kegiatan Pembangunan Jalan dan Saluran Drainase,
Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Kuranten – Stadion Majasari

serta memberi bantuan teknis dan administrative pada panitia pengadaan barang / jasa
proses pengadaan sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

I.3 SASARAN

Sasaran dari pekerjaan ini adalah sebagai berikut :


a. Tersedianya jaringan jalan dengan kapasitas yang memadai yang dapat
menghubungkan pusat-pusat aktifitas sosial ekonomi masyarakat.
b. Meningkatnya kualitas jaringan jalan dan drainase.

1.4 NAMA DAN ORGANISASI


Pemegang mata anggaran kegiatan Pengawasan Teknis jalan ini adalah Pemerintah
Kabupaten Pandeglang, dalam hal ini Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Dan
Penataan Ruang Kabupaten Pandeglang berdasarkan Dokumen Pelaksanaan
Anggaran – Bantuan Keuangan Profinsi Banten Dinas Dinas Pekerjaan Umum Dan
Penataan Ruang Kabupaten Pandeglang T.A. 2019.

1.5 SUMBER PENDANAAN


Untuk Pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya yaitu :
Peningkatan jalan Kuranten – Stadon Majasari Rp. 948.478.420,-,- termasuk PPN
yang keseluruhan pelaksanaan kegiatannya dibiayai dari Bantuan Keuangan Provinsi
Banten (BANKEU) TA.2019 Pada Dinas Dinas Pekerjaan Umum Dan Penataan Ruang
Kabupaten Pandeglang tahun anggaran 2019.
Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Kuranten – Stadion Majasari

BAB II
RUANG LINGKUP PEKERJAAN

2.1 TAHAPAN RENCANA PEKERJAAN


2.1.1 PEKERJAAN PERSIAPAN PENGAWASAN
Yang termasuk ke dalam lingkup pekerjaan ini adalah :
A. Pengumpulan data sekunder
Data sekunder dalam hal ini adalah informasi seperti peta lokasi, pelaksana
pekerjaan dan informasi non teknis dari masyarakat dan pihak yang
berwenang.
B. Penyusunan rencana kerja
Rencana kerja disusun berdasarkan tahapan kegiatan yang tercantum dalam
tahapan rencana pekerjaan, sehingga seluruh lingkup pekerjaan dapat
diselesaikan dengan baik dalam jangka waktu yang ditetapkan termasuk
jadwal rencana kerja tenaga ahli.
C. Metodologi pelaksanaan
Metodologi kerja dibuat untuk mengatur semua pengawasan teknis agar
sesuai dengan koridor peraturan dan persyaratan yang berlaku di Indonesia,
adapun peraturan yang dipakai dalam perencanaan teknis ini adalah sebagai
berikut :
- Peraturan Beton bertulang Indonesia ( PBBI )
- SNI 03-1732-1989 tentang tatacara perencanaan tebal perkerasan lentur
jalan raya dengan analisa metode komponen
- SNI 03-1737-1991 tentang tata cara pelaksanaan lapis aspal beton
( LASTON ) untuk jalan raya
- SNI 03-2844-1992 tentang tata cara pelaksanaan survey kondisi jalan
beraspal
- SNI 02-2406-1991 tentang tata cara perencanaan umum drainase
perkotaan
Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Kuranten – Stadion Majasari

- Pd T-10-2005-B tentang penanganan tanah ekspansif untuk konstruksi


jalan
- RSNI T-13-2004 tentang pedoman perencanaan geometric jalan
perkotaan
- Pd T-022002-B tentang tata cara perencanaan geometric persimpangan
sebidang
- Pd T-15-2004-B tentang perencanaan separator jalan
- Pd T-17-2004-B tentang perencanaan median jalan

D. Penyiapan personil, bahan dan peralatan yang diperlukan


Untuk kegiatan Pengawasan Teknis ini, personil yang dibutuhkan adalah
sebagai berikut :
a. Ketua Tim ( Team Leader )
Ketua tim disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata Satu ( S1 ) jurusan
teknik Sipil lulusan perguruan tinggi negeri atau yang disamakan,
berpengalaman Memiliki SKA Minimal Tikat Muda Dengan Klarifikasi Ahli
Teknik Jalan sekurang-kurangnya 5 ( Lima ) tahun,.

b. Inspector/Pengawas Lapangan
Pengawasan Lapangan/Inspector bertugas mengawasi jalannya pelaksanaan
pekerjaan dilapangan dengan pengalaman di bidangnya sekurang-kurangnya
3 ( Tiga ) tahun

Peralatan yang digunakan dalam kegiatan ini, adalah sebagai berikut ;


- Roll meter
- Termometer Digital
- Global Positioning Sistem ( GPS )
- Komputer dengan spesikasi minimal Pentium 4 atau setara.
- Printer A3
- Printer A4
- Peralatan ATK dan sebagainya.
2.2 LOKASI PEKERJAAN
Lokasi pekerjaan yang mencakupi dalam kegiatan ini ada wilayah Kabupaten Pandeglang yaitu :
1. Ruas Jalan Kuranten – Stadion Majasari
Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Kuranten – Stadion Majasari

BAB III
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

3.1. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN


Rencana kerja pekerjaan Pengawasan Teknis Jalan ini disusun berdasarkan Ruang
lingkup pekerjaan yang telah disampaikan sebelumnya sesuai dengan jangka waktu
pelaksanaan adalah 120 ( Seartus Dua Puluh ) hari kalender.
Adapun secara lengkap rencana kerja tersebut adalah sebagai berikut:

No Bulan Ke
Kegiatan Keterangan
. I II III IV
1 2 3 4 5 6 7

1 Persiapan

Pemeriksaan dan
2 Pengumpulan
Data

3 Survey Awal

Pengawasan
4
Teknis

Pengawasan
5
Administrasi

6 Sistem Pelaporan
Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Kuranten – Stadion Majasari

BAB IV
METODOLOGI KERJA

U
4.1 Umum

ntuk dapat tercapainya hasil pengawasan pekerjaan yang maksimal

“Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Kuranten - Stadion

Majasari ”, Tahun Anggaran 2019, Tim Supervisi akan melaksanakan

sistem pengawasan dan pembagian kerja yang sistematis dan terencana. Dalam

hal ini pihak konsultan akan memberikan masukan tentang pendekatan untuk jenis

pekerjaan pengawasan teknik jalan dan jembatan secara rinci, sedangkan untuk

pemilihan personil yang berpengalaman dan pengelompokan personil dalam tim

merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan untuk mencapai sasaran di atas

Sasaran utama dari Pekerjaan ini adalah membantu Direksi / Kegiatan Fisik dalam
penyelesaian pekerjaannya yang dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum Dan

Penataan Ruang Kabupaten Pandeglang sebagai pengguna jasa Konsultan yang

akan dipekerjaan pada proyek Pengawasan Teknis Jalan di Kabupaten Pandeglang

agar dalam pelaksanaanya dapat memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam

spesifikasi/dokumen kontrak untuk pengawasan jalan.

Tugas dan tanggung jawab konsultan sepervisi harus memastikan volume

pekerjaan baik yang akan dikerjakan maupun memastikan volume yang sudah

dikerjakan untuk pelaksanaan pembayaran MC dengan berkoordinasi dengan

Satker fisik.
Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Kuranten – Stadion Majasari

Tugas dari Tim Supervisi

Tugas dan kewajiban Tim Supervisi akan mencakup, tapi tidak terbatas hal-hal

sebagai berikut

1. Membantu Kepala Kantor/Satker/ Pejabat Pembuat Komitmen/ Pengguna


Barang Jasa/ Pemimpin/ Pemimpin Bagian Proyek Fisik dalam melaksanakan
tugas dan kewajibannya dalam mengendalikan pelaksanaan pekerjaan agar
pekerjaan dapat dikerjakan sesuai dengan desain, persyaratan ketentuan-
ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Kontrak serta jadwal waktu yang
ditetapkan
2. Membantu Kepala Kantor/Satker/ Pejabat Pembuat Komitmen/ Pengguna
Barang Jasa/ Pemimpin/ Pemimpin Bagian Proyek Fisik dalam memahami dan
melaksanakan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Kontrak
terutama sehubungan dengan pemenuhan kewajiban dan tugas kontrak.
3. Menyiapkan Rekomendasi sehubungan dengan “Contract Change Order” dan
Addenda” sehingga perubahan – perubahan kontrak yang diperlukan dapat
dibuat secara optimum dengan mempertimbangkan aspek yang tersedia.
4. Membantu melaksanakan pengumpulan data lapangan yang diperlukan secara
terperinci untuk mendukung untuk meninjau design (Review Design),
menyusun perhitungan Desain, membuat gambar Desain dan menyiapkan
perintah-perintah kepada Kontraktor sehingga perubabahan-perubahan
Desain tersebut dapat dilaksanakan.
5. Melaksanakan pengecekan secara cermat semua pengukuran dan perhitungan
volume pekerjaan yang akan dipakai sebagai dasar pembayaran, sehingga
semua pengukuran pekerjaan perhitungan volume dan pembayaran
didasarkan kepada ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Kontrak.
6. Melaporkan monitoring dan pengecekan terus menerus sehubungan dengan
pelaksanaan pekerjaan termasuk keterlambatan pencapaian fisik, serta usaha-
usaha penanggulangan dan tindak turun tangan yang diperlukan dengan
terlebih dulu mengkonsultansikannya Kepala Kantor / Satker / Pejabat
Pembuat Komitmen / Pengguna Barang Jasa / Pemimpin Bagian Proyek.
Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Kuranten – Stadion Majasari

7. Melakukan monitoring dan pengecekan secara terus menerus sehubungan


dengan pengendalian mutu dan volume pekerjaan, serta menanda tangani ”
Monthly Certificate)” (MC) apabila mutu dan pelaksanaan pekerjaan telah
ditentukan. Konsultan akan memberitahukan secara tertulis kepada
Kontraktor atas adanya penyimpangan- pinyimpangan dari ketentuan dan
persyaratan baik mutu dan volume bahan dari pekerjaan dan copy surat-surat
pemberitahuan tersebut harus disampaikan kepada Kepala Kantor / Satker/
Pejabat Pembuat Komitmen/ Pengguna Barang Jasa/ Pemimpin/ Pemimpin
Bagian Proyek fisik dan diarsipkan secara baik.
8. Melakukan pengecekan dan persetujuan atas gambar-gambar terlaksana (As
built drawing) yang menggambarkan secara terperinci setiap bagian pekerjaan
yang telah dilaksanakan oleh Kontraktor serta membantu Kepala Kantor /
Satker/ Pejabat Pembuat Komitmen/ Pengguna Barang Jasa/ Pemimpin/
Pemimpin Bagian Proyek fisik menerukan gambar-gambar tersebut kepada
Direktorat Leger Jalan.
9. Membantu Kepala Kantor / Satker/ Pejabat Pembuat Komitmen/ Pengguna
Barang Jasa/ Pemimpin/ Pemimpin Bagian Proyek fisik menyusun laporan
bulanan tentang kegiatan-kegiatan pelaksanaan pekerjaan untuk dilaporkan
kepada Dinas Pekerjaan Umum.
10. Menyusun Laporan Triwulan (Quarterly Report) yang mencakup laporan
kemajuan pekerjaan dan laporan keuangan serta masalah-masalah yang
ditemui dilapangan.
11. Membantu Kepala Kantor / Satker/ Pejabat Pembuat Komitmen/ Pengguna
Barang Jasa/ Pemimpin/ Pemimpin Bagian Proyek fisik dalam pelaksanaan PHO
(Provicional Hand Over) dan FHO (Final Hand Over) terutama dalam menyusun
daftar kerusakan dan penyimpangan yang perlu diperbaiki.
12. Membantu dan bekerja sama dengan “ Staf Technical Assistance On
Implementation Quality Improvement” terutama dalam membantu
mendapatkan data lapangan yang lengkap serta membantu melaksanakan
test-test yang diperlukan.
Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Kuranten – Stadion Majasari

6.1.1. Sistem Kerja Konsultan


Konsultan akan melaksanakan tugas sebagai “Engineer Representative” dalam
membantu pihak Direksi, dan pada pelaksanaannya rangkaian kegiatan yang
perlu dilakukan adalah seperti yang akan diuraikan dibawah ini.
Kegiatan konsultan dalam rangka pengawasan teknik pekerjaan jalan ini dapat
dibagi ke dalam 3 (tiga) periode sebagai berikut :

 Periode Pra-Konstruksi / Mobilisasi Kontraktor


1. Rapat Pra-Konstruksi
2. Review Design

 Periode Konstruksi
1. Pengendalian Pelaksanaan Lapangan
2. Pengendalian Mutu
3. Memonitor Kemajuan Pekerjaan
4. Rapat Lapangan
5. Pengukuran Kuantitas dan Pembayaran
6. Perintah Perubahan (Change Orders)
7. Pemeriksaan Sertifikat Pembayaran Bulanan (Monthly Certificates)
8. Pengaturan Lalu-lintas
9. Pengelolaan Aspek Lingkungan
10. Penyusunan Laporan

 Periode Pasca Konstruksi


1. Menyusun Final Reports
2. Memeriksa As-built Drawings
3. Serah Terima Pekerjaan
4. Menyusun Program Pemeliharaan

6.1.2. Identifikasi Masalah

Selain pendekatan yang berdasarkan dari sistem kerja yang akan dilakukan Konsultan,
dalam bab ini Konsultan juga akan menguraikan mengenai pendekatan teoritis
sehubungan dengan pekerjaan ini. Seperti yang telah diketahui bersama bahwa anggaran
yang tersedia untuk pemeliharaan dan peningkatan jalan tidak mencukupi untuk semua
ruas jalan yang memerlukan penanganan. Prioritas penanganan adalah kata kunci dari
permasalahan tersebut. Berdasarkan apakah prioritasi tersebut, tentu yang utama adalah
Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Kuranten – Stadion Majasari

berdasar pada tingkat kerusakannya. Sehubungan dengan hal tersebut, Konsultan akan
menguraikan beberapa kasus kerusakan yang kerap terjadi di lapangan beserta
penyebabnya.
1. Kasus Kerusakan Perkerasan Beraspal
Beberapa kasus kerusakan perkerasan beraspal dapat dibagi anatara lain berupa : Kasus
Kerusakan Dini, Kasus Deformasi Plastis, Kasus Keterlambatan Pemeliharaan, Kasus
Pelepasan Butir, dan Kasus Tambalan.

ILUSTRASI TIPE KASUS KETERANGAN


Pada Gambar a ditunjukkan
deformasi (penurunan) dan
retak yang terjadi beberapa
saat (kurang dari satu
tahun) setelah perkerasan
dibuka untuk lalu-lintas.
Disamping itu pada gambar
terlihat pula penambalan
Kasus Kerusakan Dini
yang tidak memecahkan
(a) persoalan. Pada kasus ini,
penyebab terjadinya
kerusakan adalah mutu
bahan, terutama pada lapis
pondasi, yang tidak
memenuhi spesifikasi yang
ditetapkan.
ILUSTRASI TIPE KASUS KETERANGAN

Kasus Deformasi Plastis Gambar b dan c


menunjukkan deformasi
plastis pada lapis tambah
(overlay) yang terjadi pada
daerah tanjakan dan
perhentian. Penyebab
(b) utama terjadinya deformasi
plastis adalah komposisi
campuran yang tidak
proporsional (rongga terlalu
rendah). Pemasangan lapis
tambah yang langsung pada
lapis permukaan lama yang
(c) juga mengalami deformasi,
dipandang merupakan
penyebab lain terjadinya
deformasi. Pada Gambar 1c
Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Kuranten – Stadion Majasari

terlihat pula sistem drainase


yang tidak dapat
mengalirkan air secepatnya
dari permukaan perkerasan.

Kasus yang ditunjukkan


pada Gambar d merupakan
kerusakan yang
kemungkinan besar
diakibatkan oleh
terlambatnya pemeliharaan,
baik pemeliharaan pada
konstruksi perkerasannya
maupun pemeliharaan pada
sistem drainasenya. Kasus
(d)
kurangnya pemeliharaan
Kasus Keterlambatan sistem drainase sering
Pemeliharaan dijumpai di daerah
perkotaan, dimana lubang
pengaliran air di bawah
bahu (trotoar) biasanya
tersumbat sehingga aliran
air dari perkerasan ke
saluran samping tidak
lancar. Didisamping itu,
penyumbatan/pengendapan
pada saluran samping
merupakan kasus lain
terlambatnya pemeliharaan.

Kasus Pelepasan Butir Pada Gambar e terlihat lapis


permukaan yang kasar
sebagai akibat pelepasan
butir. Beberapa faktor yang
umumnya menjadi
penyebab terjadinya
pelepasan butir adalah
agregat yang kotor,
kepadatan yang rendah,
campuran yang
(e)
pemanasannya terlalu tinggi
atau terlalu lama (aspal
menjadi rapuh), atau
campuran yang
dihampar/dipadatkan pada
suhu rendah. Faktor lain
Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Kuranten – Stadion Majasari

yang menyebabkan
terjadinya pelepasan butir
adalah penuaan atau
pelapukan aspal (aging).

ILUSTRASI TIPE KASUS KETERANGAN

Gambar f menunjukkan
kasus penambalan yang
dilakukan ala kadarnya
sehingga bagian tambalan
mudah pecah dan bagian
perkerasan di sekitar
Kasus Tambalan tambalan cepat retak
kembali. Penggunaan bahan
(f) dan cara pelaksanaan yang
tidak mengikuti ketentuan
(NSPM) merupakan faktor
utama yang menyebabkan
tambalan kurang berfungsi.

2. Kerusakan Perkerasan Beton Semen


Kerusakan perkerasan beton semen dapat terjadi sebagai kerusakan struktural,
kerusakan pada sambungan atau kerusakan permukaan. Bentuk kerusakan perkerasan
beton semen dan perkiraan penyebabnya adalah sebagai berikut :
• Deformasi, termasuk kategori ini amblas, patahan (faulting), pemompaan (pumping),
rocking.

• Retak, termasuk kategori ini retak blok, retak sudut, retak diagonal, retak
memanjang, retak melintang.

• Kerusakan pengisi sambungan.

• Gompal.

• Penurunan bagian tepi perkerasan.

• Kerusakan tekstur permukaan, termasuk kategori ini adalah keausan akibat lepasnya
mortar dan agregat (scaling), kekesatan/keausan agregat.

• Lubang.

• Drainase permukaan perkerasan.

• Blow up.
Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Kuranten – Stadion Majasari

ILUSTRASI JENIS KERUSAKAN PENYEBAB

1. DEFORMASI

• Pemadatan atau lapis


pondasi bawah kurang
sempurna.
Amblas
• Daya dukung tanah dasar
(Depression)
rendah.
• Tanah dasar tidak
seragam.

• Pemadatan lapis pondasi


bawah / tanah dasar
kurang sempurna.
• Slab melenting karena
Patahan pengaruh perubahan
(Faulting) temperatur.
• Perubahan volume tanah
dasar.
• Dowel kurang berfungsi.

• Pemadatan lapis pondasi


bawah/tanah dasar
kurang sempurna.
• Pemompaan.
• Tanah dasar lemah dan
kurang seragam.
Rocking

2. RETAK
• Ketebalan slab beton
kurang.
• Berkurangnya daya
Retak Blok dukung lapis
(Block Crack) pondasibawah/tanah
dasar.
• Penurunan tanah dasar.
Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Kuranten – Stadion Majasari

• Kembang susut slab


beton selama perawatan,
berhubungan dengan
panjang slab beton yang
Retak Diagonal berlebihan atau
(Diagonal Crack) pembuatan sambungan
susut yang terlambat.
• Ketebalan slab beton
kurang.
• Penurunan tanah dasar.

ILUSTRASI JENIS KERUSAKAN PENYEBAB

• Ketebalan slab beton


kurang.
Retak Sudut
• Berkurangnya daya
(Corner Crack)
dukung lapis pondasi
bawah / tanah dasar.

• Perbedaan penurunan.
• Ketebalan slab beton
kurang.
• Kembang susut
Retak Memanjang
berhubungan dengan lebar
(Longitudinal Crack) slab beton yang berlebihan.
• Sambungan memanjang
terlalu dangkal.
• Penurunan tanah dasar.

• Kembang susut slab


beton selama perawatan,
berhubungan dengan
panjang slab beton yang
berlebihan atau
Retak Melintang
pembuatan sambungan
(Transversal Crack)
susut yang terlambat.
• Ketebalan slab beton
kurang.
Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Kuranten – Stadion Majasari

• Kembang susut slab


beton selama perawatan,
berhubungan dengan
panjang slab beton yang
berlebihan atau
Retak Tidak Beraturan
pembuatan sambungan
(Irregular Crack)
susut yang terlambat.
• Ketebalan slab beton
kurang.
• Penurunan.

3. GOMPAL
• Infiltrasi material keras ke
dalam sambungan atau
retak.
• Ujung tepi sambungan
Gompal
lemah.
• Korosi tie bar atau dowel.
• Mutu agregat beton
kurang baik.
4. PENURUNAN BAGIAN TEPI PERKERASAN

Penurunan Bagian Tepi • Pelaksanaan kurang baik.


Perkerasan • Mutu material rendah.
• Drainase bahu kurang
berfungsi.

ILUSTRASI JENIS KERUSAKAN PENYEBAB

5. KERUSAKAN TEKSTUR PERMUKAAN

• Kualitas agregat rendah.


• Perawatan beton tidak
Scaling cukup.
• Penurunan mutu semen
pada lokasi tertentu.

6. LUBANG
Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Kuranten – Stadion Majasari

• Letak penulangan terlalu


dekat permukaan.

Lubang

7. BLOW UP

• Temperatur tinggi yang


mengakibatkan tekanan
Blow Up besar terhadap slab
beton.
• Penurunan tanah dasar

6.2. METODOLOGI

Dalam Kerangka Acuan dijelaskan bahwa secara umum tugas Konsultan dalam proyek ini
adalah Pengawasan Jalan dari program ini yang dibiayai dari sumber Dana Anggaran
Tahun 2019 .
Untuk itu maka Konsultan akan bekerjasama sepenuhnya dengan Kegiatan Pengawasan
Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur Kebinamargaan dalam melaksanakan
pengawasan teknik dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan kebijaksanaan dan
ketentuan-ketentuan yang telah ditentukan oleh Dinas Dinas Pekerjaan Umum Dan
Penataan Ruang Kabupaten Pandeglang , Kegiatan Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan
Kuranten - Stadion Majasari .
Bagian – bagian pekerjaan yang tercakup dalam pekerjaan ini meliputi :

a) Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan oleh Penyedia


Pekerjaan Konstruksi agar hasil pekerjaan sesuai dengan gambar rencana dan
spesifikasi pekerjaan yang ada.

b) Mengukur kuantitas pekerjaan pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan dan


melakukan pemeriksaan untuk pembayaran akhir pekerjaan.

c) Memeriksa dan menguji mutu bahan-bahan yang akan digunakan dan mutu hasil hasil
pekerjaan.

d) Menjamin bahwa konstruksi yang sudah selesai telah memenuhi syarat


Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Kuranten – Stadion Majasari

e) Memberikan saran-saran mengenai perubahan pekerjaan dan tuntutan (claims)

f) Memberikan rekomendasi atas pengoperasian dan pemeliharaan peralatan yang


digunakan

g) Peninjauan kembali desain, dan melaksanakan pemeriksaan gambar terlaksana

h) Melaksanakan pemeriksaan gambar terpasang/terbangun secara bertahap sesuai


progress mutual check dan MC yang dicapai samapai dengan 100%

i) Melaporkan secara berkala tentang kemajuan pekerjaan dan permasalahannya, mutu


pekerjaan serta status keuangan proyek, berikut kondisi lainnya yang dapat
diantisipasi

Pekerjaan pengawasan teknik ini secara umum terdiri dari periode mobilisasi kontraktor,
periode konstruksi dan periode pasca konstruksi dimana metodologi pelaksanaannya
adalah sebagai berikut.

6.2.1. Pengendalian Pelaksanaan Di Lapangan

Pengendalian pelaksanaan lapangan dimaksudkan agar pekerjaan dapat diselesaikan


sesuai dengan desain, persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam
Dokumen Kontrak serta jadwal waktu yang telah ditetapkan.
Semua kegiatan operasional Kontraktor harus bisa termonitor dan diawasi secara
continue. Metode pelaksanaan harus diperiksa agar sesuai dengan persyaratan spesifikasi,
bila tidak maka harus diarahkan agar disesuaikan kecuali ada keyakinan bahwa
metodenya tidak akan mengakibatkan kualitas yang jelek. Laporan harian inspector harus
dibuat untuk diserahkan kepada Pimpinan Proyek dengan menjelaskan perihal kegiatan
operasional, penanggulangan masalah, perbaikan-perbaikan, lokasi pekerjaan, buruh dan
peralatan di lapangan dan volume pekerjaan.
Dalam kaitan ini, Tim Pengawas berkewajiban untuk membuat seluruh prosedur
pekerjaan fisik mengikuti dan mempunyai catatan baik pada saat pengajuan pekerjaan
oleh Kontraktor (Request of Work), catatan-catatan hasil pengawasan baik secara visual di
lapangan maupun hasil test laboratorium, termasuk juga perhitungan kuantitas hasil
pekerjaan sebagai bahan pembayaran, dimana catatan-catatan ini harus disimpan dan
di arsipkan dengan tertib.

6.2.2. Pengendalian Mutu

Untuk menjamin terpenuhinya persyaratan kualitas hasil pekerjaan maka diperlukan


adanya pengendalian mutu/kualitas terhadap semua material/bahan yang dipergunakan,
maupun proses pelaksanaan pekerjaan itu sendiri sebagaimana ditentukan dalam
Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Kuranten – Stadion Majasari

kontrak. Test pemadatan, analisa gradasi, stabilitas dan desain campuran, serta semua
test yang diperlukan harus dimonitor setiap hari atau secara periodik untuk menjamin
tercapainya standar kualitas yang ditentukan dalam dokumen kontrak.
Untuk hal-hal tertentu mungkin diperlukan test material khusus. Dalam hal ini hendaknya
Kontraktor menjadwalkan penyelenggaraan test di laboratorium tertentu yang ada
disekitar lokasi proyek. Teknisi Laboratorium dibawah arahan Quality Engineer akan
memonitor pekerjaan-pekerjaan laboratorium termasuk test-test lainnya yang dilakukan
di lapangan.

6.2.3. Monitoring Kemajuan Pekerjaan

Konsultan akan mengevaluasi rencana kerja (Schedule) Kontraktor untuk disesuaikan


terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti waktu yang tersedia, kondisi
cuaca, ketersediaan peralatan, tenaga kerja dan material.
Melakukan monitoring dan pengecekan perlu dilakukan secara terus menerus
sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan termasuk keterlambatan pencapaian target
fisik, serta usaha-usaha penanggulangan dan tindakan yang diperlukan dengan terlebih
dahulu berkonsultasi dengan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kegiatan Pengawasan
Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur Kebinamargaan.
Pada umumnya monitoring dilakukan berpedoman kepada Kurva – S yang dibuat untuk
mengetahui posisi kemajuan/progres pekerjaan dibandingkan dengan target rencana
yang telah disepakati sebagai tolok ukur “ behind or ahead schedule”.
Dalam hal ini Konsultan akan mengusulkan diterapkannya penjadwalan menggunakan
metoda “Network Diagram” dimana metoda ini dinilai mempunyai kelebihan dibanding
menggunakan metoda “Bar Chart / Gantt Chart” konvensional.
Network Planning adalah merupakan sistem informasi untuk penyelenggara proyek, tetapi
tidak semua informasi dapat dimasukan atau diperoleh dari Network Planning. Informasi
yang ada kaitannya dengan network planning adalah hanya menyangkut aktivitas-aktivitas
atau peristiwa (event) yang ada di dalam network diagram saja. Dengan demikian dapat
diambil kesimpulan bahwa yang dihasilkan oleh network planning adalah informasi
aktivitas atau peristiwa yang ada di dalam network diagram saja. Informasi yang ada di
dalam network diagram pada umumnya adalah jadual pelaksanaan setiap aktivitas yang
harus dilaksanakan untuk menyelesaikan suatu proyek dan sumber daya yang digunakan
untuk menyelesaikan aktivitas-aktivitas tersebut.
Dengan demikian Network Planning dapat didefinisikan sebagai berikut :
Network Planning adalah suatu model yang dipakai dalam penyelenggaraan proyek yang
berisi rangkaian aktivitas yang diurut sesuai dengan yang diperlukan untuk menyelesaikan
proyek sehingga model tersebut dapat merepresentasikan proses pelaksanaan proyek itu
sendiri.
Prasyarat pembuatan network planning yang harus dipenuhi agar network planning
tersebut dapat memberikan manfaat pada penyelenggara proyek antara lain :
• Model harus lengkap : aktivitas dan sumber daya yang dimasukan ke dalam
network planning harus benar-benar aktivitas dan sumber daya yang
diperlukan untuk menyelesaikan proyek, sedangkan aktivitas dan sumber
daya yang tidak perlu, tidak boleh dimasukan ke dalam network planning.
Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Kuranten – Stadion Majasari

Dengan demikian, network planning yang dihasilkan benar-benar


mencerminkan proses pelaksanaan proyek.

• Model harus cocok dengan proyeknya, model network planning untuk proyek
pembangunan jembatan berbeda dengan network planning pembangunan
jalan atau proyek penelitian dan pengembangan.

• Asumsi yang dipakai dapat dipertanggungjawabkan : Network planning


sebagai metoda perencanaan mau tidak mau harus menggunakan asumsi.
Asumsi tersebut bisa didapat dari pengalaman, analogi dengan proyek
sebelumnya, expert judgement dan lain lain.

• Sikap pelaksana : sikap penyelenggara proyek sangat memegang peranan


dalam memanfaatkan network planning karena sebagus dan selangkap
apapun network planning yang dihasilkan tetapi bila penyelenggara proyek
tidak mendukung terhadap keberhasilan proyek, maka network planning
tersebut tidak akan ada manfaatnya.

Tahap-tahap aplikasi network planning pada suatu perencanaan proyek dapat dibagi ke
dalam beberapa tahap, yaitu :
• Pendefinisian aktivitas (activity definition) yaitu mengidentifikasi aktivitas-
aktivitas yang harus dilakukan dalam rangka penyelesaian proyek.

• Urutan aktivitas (activity sequencing) yaitu mengidentifikasi dan


mendokumentasikan ketergantungan satu aktivitas dengan aktivitas lainnya
sehingga menghasilkan jaringan kerja atau network diagram..

• Estimasi waktu (activity duration estimation) dan sumberdaya yang


diperlukan untuk menyelesaikan suatu aktivitas.

• Pembuatan jadual (schedule development) dengan cara menganalisa network


diagram sehingga menghasilkan jadual proyek.

• Pengendalian jadual proyek (schedule control) supaya jadual proyek yang


dijadikan acuan kerja tidak menyimpang.

Walaupun tahapan tersebut di atas didefinisikan secara terpisah tetapi pada aplikasinya,
tahapan-tahapan tersebut dapat dilakukan secara bersamaan , overlap dan berinteraksi
satu sama lainnya. Perlu diingat di sini bahwa pentahapan tersebut tidak selalu harus ada
Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Kuranten – Stadion Majasari

pada waktu pembuatan jadual proyek. Di dalam proyek kecil, pentahapan tersebut bisa
digabung menjadi satu, tetapi untuk proyek besar, pentahapan tersebut perlu dilakukan
mengingat kompleksitas dari proyek yang harus disederhanakan dan di sistimatikkan.
Secara garis besarnya proses penjadualan yang berbasis analisa jaringan kerja dapat
digambarkan seperti bagan alir berikut ini.

KERANGKA MANAJEMEN WAKTU

PROJECT TIME MANAGEMENT

Activity Definition Activity Sequencing Activity Duration Estimating Schedule Development Schedule Control

Inputs : Inputs : Inputs : Inputs : Inputs :


1. WBS 1. Activity List 1. Activity List 1. Project network diagram 1. Project schedule
2. Scope Statement 2. Product Description 2. Constraints 2. Activity duration estimates 2. Performance reports
3. Historical statement 3. Mandatory Dependencies 3. Assumptions 3. Resource requirements 3. Change request
4. Constraints 4. Discretionary Dependencies 4. Resource requirement 4. Resource pool description 4. Schedule management plan
5. Assumotion 5. External Dependencies 5. Resource capabilities 5. Calendars Tools and Techniques :
6. Expert judgement 6. Milestones 6. Historical information 6. Constraints 1. Schedule change control system
Tools and Techniques : Tools and Techniques : 7. Idnetified risk 7. Assumptions 2. Performance measurement
1. Decomposition 1. Precedence Diagram Method Tools and Techniques : 8. Leads and lags 3. Additional planning
2. Templates 2. Arrow Diagram Method 1. Expert judgement 9. Risk management plan 4. Project management software
Outputs : 3. Conditional Diagram Method 2. Analogous estimating 10. Activity attributs 5. Variance analysis
1. Activity List 4. Network Templates 3. Quantitatively based durations Tools and Techniques : Outputs :
2. Supporting detail Outputs : 4. Reserve time (contingency) 1. Mathematical analysis 1. Schedule updates
3. WBS Updates 1. Project Network Diagram Outputs : 2. Duration compression 2. Corrective actions
2. Activity List Updates 1. Activity duration estimates 4. Resource leveling heuristics 3. Lessons learned
2. Basis of esdtimates 5. Project management software
3. Activity list updates 6. Coding structure
Outputs :
1. Project schedule
2. Supporting detail
3. Schedule management plan
4. Resource requierement updates

6.2.4. Program-Program Pengendalian

Peranan Konsultan Supervisi Konstruksi sebagai koordinator pelaksana pekerjaan, tidak


hanya mengurus masalah teknis semata melainkan juga permasalahan non-teknis seperti
mobilisasi tenaga, peralatan, material dan lain-lain. Dalam hal mobilisasi di atas
(khususnya material dan peralatan) pelaksana pekerjaan dihadapkan pada permasalahan
waktu dan tempat.
1. Program Pengendalian Biaya (B)
Dengan sistem Kontraktor Utama maka harga konstruksi bersifat lump sump, tidak terikat
pada Daftar Volume (Bill of Quantity – BOQ) melainkan ‘yang tertera/tercantum’ di dalam
Dokumen Perencanaan (Gambar dan Spesifikasi). Adanya selisih antara jumlah volume
dan kedua dokumen di atas menjadi tanggung jawab internal pelaksana pekerjaan untuk
mengendalikan biaya tambahan yang ditimbulkannya.
Kemungkinan perubahan harga konstruksi yang menjadi beban Pemberi Tugas terjadi
karena beberapa faktor antara lain :
1. Eskalasi harga beberapa butir pekerjaan tertentu seperti pekerjaan beton yang
dikaitkan dengan fluktuasi harga besi dan semen.
Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Kuranten – Stadion Majasari

2. Pekerjaan tertentu yang volumenya dinyatakan sebagai (profesional) oleh


pertimbangan khusus. Misal pekerjaan pondasi yang sangat tergantung kondisi
tanah, sebenarnya bukan berdasarkan hasil tes random semata

3. Peningkatan biaya Overhead Pelaksana Pekerjaan (di dalam Bill dari Bill of Quantity)
untuk menutupi perpanjangan waktu pelaksanaan yang disebabkan pekerjaan
tambah kurang

4. Beberapa faktor lain yang tentunya terdapat dalam dokumen kontrak / rencana kerja
dan syarat-syarat (RKS) seperti masalah ‘force major’ yang tak terduga / darurat.

Pengendalian tambahan biaya oleh faktor pada butir 1) (eskalasi harga) biasanya cukup
mengacu pada aturan pemerintah yang dikeluarkan oleh Menteri Keuangan tentang
eskalasi harga bagi proyek-proyek pemerintah.
Pengendalian tambahan biaya oleh faktor yang dilakukan melalui proses ‘negosiasi’
antara Pemberi Tugas dan Pelaksana Pekerjaan yang bersangkutan dengan mengacu
Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) dalam dokumen kontrak.
2. Program Pengendalian Mutu (M)
Program jaminan dan tindakan pengendalian kualitas meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Pengendalian Dokumen yang berhubungan dengan :

a) Pendistribusian dokumen dengan cepat dan tepat kepada pihak yang


berkepentingan termasuk pengendalian mengenai berbagai macam dokumen
baik asli maupun revisinya sehingga penggunaan dokumen yang salah dapat
dicegah
b) Pengidentifikasian seluruh status dokumen termasuk status revisi, distribusi dan
kondisi dokumen yang salah
c) Penyimpanan (filling system) seluruh dokumen pengendalian kualitas seperti
dokumen perencanaan, testing, manufacturing instalasi, konstruksi, prosedur,
manual, gambar dan dokumen petunjuk jaminan kualitas.
2. Pengendalian Perencanaan Proses pengendalian perencanaan berupa :

a) Evaluasi, analisis, rekomendasi, instruksi dan pengarahan yang menjamin bahwa


seluruh aktivitas pembangunan terencana dengan baik dan sistematis
b) Penjabaran yang tepat dari persyaratan-persyaratan, standard codes dan
sebagainya di dalam gambar, spesifikasi teknis, prosedur dan manual
c) Persyaratan dan jaminan bahwa seluruh proses perubahan perencanaan
mengikuti seluruh tahapan prosedur review dan persyaratan lain yang sama
seperti proses perencanaan awalnya
d) Sistem dan pengendalian bahwa hanya dokumen yang absah (valid) yang
digunakan.
Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Kuranten – Stadion Majasari

3. Pengendalian Pengadaan Bahan dan Peralatan

Proses pengendalian bahan dan peralatan terutama ditinjau dari segi waktu
pengadaan dan pemasangan terhadap seluruh jadwal pelaksanaan.

4. Permasalahan Pengendalian Kualitas

a) Gambar-Gambar, spesifikasi teknis dan persyaratan perencanaan yang berlaku


b) Peraturan standard dan ‘codes’ yang berlaku sesuai program jaminan kualitas
QA Program yang harus dipenuhi oleh pemasok
c) Data / catatan QA yang perlu dibuat dan dikendalikan oleh pemasok
d) Persyaratan khusus, persyaratan test dan inspeksi termasuk kriteria penerimaan
barang sesuai spesifikasi teknis
e) Persyaratan identifikasi barang dan peralatan
f) Persyaratan pengangkut, pengemasan dan pengiriman barang.

5. Pengendalian Pengujian dan Pengawasan (Inspeksi)

a) Program dan prosedur test dan inspeksi tersedia dan disusun dengan baik
b) Adanya personil untuk tugas tersebut yang berkualitas dan berpengalaman
cukup
c) Identifikasi dari seluruh aktivitas dan karakteristik yang akan diinspeksi
d) Penyusunan standar penerimaan dan kriteria penolakan sesuai spesifikasi teknis
e) Uraian rinci mengenai metode inspeksi atau test yang harus dilaksanakan
f) Persyaratan kondisi peralatan ukur dan persyaratan lingkungan yang khusus
(kalibrasi alat, macam-macam kondisi, kondisi temperatur / tekanan udara dan
sebagainya)
g) Pelaksanaan tindak lanjut atas keputusan mengenai modifikasi, perbaikan dan
penggantian item barang / komponen sesuai hasil inspeksi dan pengujian.
Dengan selesainya proses pelelangan lengkap dengan penunjukan kontraktor utama,
maka secara kontraktual standar mutu dimaksud dalam dokumen perencenaan (Gambar
dan Spesifikasi) menjadi ‘valid’ terhadap batas waktu dan harga konstruksi yang
ditawarkan kontraktor utama. Dengan demikian program pengendalian mutu
dimaksudkan untuk mengamankan dokumen perencanaan dalam penerapannya di
lapangan. Namun tidak dapat dihindari dengan sistem kontrak pemborongan yang lump
sump dimana unsur spekulasi antara mutu dan harga cukup besar menempatkan program
pengendalian mutu kembali seperti kondisi semula yang perlu didekati secara
komprehensif dengan mempertimbangkan faktor waktu dan biaya. Dari sini terlihat
benturan kepentingan antara Konsultan Supervisi Konstruksi, Kontraktor dan sub-subnya.
Misal suatu hasil pengecoran beton yang terbukti keropos (hony comb) tidak selalu harus
langsung dibongkar dan dibangun kembali melainkan dicoba alternatif lain yang tidak
meminta tambahan waktu misalnya dengan injeksi (grouting) bahan plasticizer tetapi
hasilnya harus diuji kembali.
Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Kuranten – Stadion Majasari

Telah lazim dimaklumi bahwa kualitas mutu pekerjaan di lapangan tidak tergantung
kemampuan teknis kontraktor semata melainkan juga pada kondisi perencanaan misalnya
suatu detail perencanaan yang rumit yang berada di luar standard kemampuan teknis
kontraktor. Hal serupa terjadi pada pemilihan bahan lokal sebagai satu-satunya pilihan
yang biasanya tidak memuaskan. Perubahan perencanaan juga merupakan faktor lain
yang mempengaruhi mutu pekerjaan di lapangan karena mengakibatkan pekerjaan
bongkar pasang selain juga menurunnya mental para pekerja untuk menghasilkan
sesuatu yang baik. Idealnya program pengendalian mutu direncanakan secara terpadu,
mulai saat perencanaan, pelelangan, pelaksanaan bahkan sampai masa perawatan, suatu
sistem yang lebih dikenal sebagai Quality Assurance memberi kesempatan adanya umpan
balik (feed back) bagi penyempurnaan proses sebelumnya.
3. Program Pengendalian Waktu (W)
Berdasarkan waktu yang ditentukan Pemberi Tugas untuk pelaksanaan pekerjaan maka
dibuatkan ‘Master Construction Schedule’ mencakup keseluruhan pekerjaan yang
ditawarkan dalam satu paket Kontraktor Utama. Master Construction Schedule dibuat
dalam bentuk ‘barchart’ kecuali untuk kepentingan praktis seperti pembuatan jadwal
penempatan personil dan lain-lain. Konsultan sengaja tidak membuat CPM (Capital Path
Method) selain tidak disyaratkan juga terlalu riskan bila hal ini tidak match dengan jadwal
kontraktor karena bagaimanapun baiknya sebuah Network Planning harus diuji oleh
kontraktor sebagai pelaku konstruksi yang dominan. Berdasarkan ‘Master Construction
Schedule’ yang dapat berupa jadwal rinci setiap
1) Bangunan atau fasilitas fisik,
2) Disiplin / paket pekerjaan,
3) Kegiatan tertentu (misal proses pelelangan)
Untuk keperluan monitoring dan pengendalian proyek secara total dapat pula diuraikan
lebih lanjut dalam bentuk,
1) Daftar aktivitas kritis,
2) Jadwal aktivitas per periode tertentu (bulanan, mingguan dan sebagainya).
Konsultan menggunakan Microsoft Project dan hardware yang diperlukan untuk
pengendalian waktu. Dalam hal terjadi perubahan baik perlambatan atau percepatan,
dilakukan beberapa penyesuaian (updating) dari program-program antara lain
penyesuaian jalur kritis dengan jalur lainnya yang tidak kritis sehingga record keseluruhan
akhir waktu aktivitas tetap sama seperti rencana semula. Secara ringkas tindakan yang
diambil bila terjadi kelambatan penyelesaian suatu pekerjaan adalah,
1) Meneliti sebab kelambatan,
2) Meningkatkan tenaga kerja (baik keahlian maupun jam kerjanya),
3) Proses kebutuhan harus dipercepat,
4) Merevisi jadwal pelaksanaan,
5) Mempertimbangkan/mencoba usulan yang lebih baik yang disepakati bersama.
Pembahasan bersama dengan penyelenggara proyek dilakukan melalui Rapat Lapangan
maupun Rapat Kordinasi.
Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Kuranten – Stadion Majasari

6.2.5. Rapat Lapangan dan Rapat Koordinasi

Rapat Lapangan adalah membahas mengenai persoalan-persoalan yang timbul


sehubungan dengan pekerjaan misalnya seperti jadwal testing, inspeksi/survey lapangan
dan lain sebagainya. Demikian pula apabila timbul masalah dengan hasil test yang tidak
memenuhi syarat, maka perlu didiskusikan tentang bagaimana mengatasinya atau
perbaikan apa yang perlu dilakukan.
Selama jangka waktu pelaksanaan pekerjaan secara berkala seminggu sekali diadakan
Rapat Lapangan kecuali ditentukan lain. Rapat Lapangan dihadiri oleh :
a) Pemberi Tugas,
b) Konsultan Supervisi,
c) Konsultan Menejemen Konstruksi,
d) Pelaksana Pekerjaan,
e) Pihak Lain yang ada sangkut pautnya dengan pelaksanaan pekerjaan.
Keputusan dalam rapat lapangan dituangkan/dicatat dalam berita acara/risalah rapat
lapangan yang disusun oleh Konsultan Menejemen Konstruksi. Keputusan ini sifatnya
mengikat dan dalam waktu 2 (dua) hari setelah rapat lapangan dimaksud harus sudah
disampaikan kepada semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan yaitu,
a) Pemberi Tugas,
b) Konsultan Perencana,
c) Pelaksana Pekerjaan,
d) Pihak Lain yang ada sangkut pautnya dengan pelaksanaan pekerjaan.
Dalam rapat lapangan berikutnya selalu dipantau sampai sejauh mana keputusan tersebut
di atas telah dilaksanakan. Biaya rapat sepenuhnya ditanggung oleh pelaksana.
Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Kuranten – Stadion Majasari

Rapat Koordinasi adalah untuk membahas masalah yang timbul berkaitan dengan
rencana kerja dalam pelaksanaan, sasaran proyek dan program kerja. Ditinjau dari obyek
permasalahan, rapat koordinasi dapat dibedakan menjadi 2 (dua) jenis rapat yaitu :
a) Rapat Menejemen
b) Rapat Teknis.
Setiap rapat koordinasi Konsultan Menejemen Konstruksi membuat risalah rapat sebagai
pegangan kerja bagi semua pihak yang terlibat. Yang ikut dalam rapat koordinasi adalah :
a) Pemberi Tugas.
b) Konsultan Pengawas.

c) Pelaksana (Kontraktor).
d) Supplier/pihak terkait yang dapat memberikan penyelesaian yang dibutuhkan.

6.2.6. Administrasi

Seperti halnya pekerjaan pengawasan, pekerjaan administrasi harus diselenggarakan


dengan tertib, karena prosedur administrasi ini sangat penting artinya didalam
mendapatkan catatan-catatan secara tertulis mengenai pekerjaan yang sedang
dilaksanakan. Dalam kaitan ini, Team Supervisi berkewajiban untuk membuat seluruh
prosedur pekerjaan fisik mengikuti dan mempunyai catatan-catatan baik pada saat
pengajuan pekerjaan oleh Kontraktor (Request of Work), catatan-catatan hasil
pengawasan baik secara visual di lapangan maupun hasil test laboratorium, termasuk juga
perhitungan quantitas hasil pekerjaan sebagai bahan pembayaran, dimana catatan-
catatan ini harus disimpan dan di-file-kan dengan tertib. Surat-menyurat dengan
Kontraktor ataupun dengan Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten
Pandeglang baik yang menyangkut administrasi biasa maupun administrasi teknis akan
diselenggarakan dengan baik dan tertib sesuai dengan ketentuan didalam dokumen
kontrak.
1. Perintah Perubahan (Change Orders)
Menyiapkan rekomendasi sehubungan dengan adanya perubahan desain sampai dengan
penerbitan Addenda akibat dari perubahan tersebut.
Pembuatan Contract Change Order (Perintah Perubahan Kontrak) akan disiapkan dan
dibuat sesuai dengan persyaratan dalam spesifikasi yang dilengkapi dengan alasan-alasan
dan argumentasi dilakukan perubahan, perhitungan-perhitungan, sket/gambar-gambar,
dan usulan mengenai perpanjangan waktu (apabila diperlukan) yang berkaitan dengan
perubahan tersebut. Seluruh dokumen kontrak, gambar-gambar hasil survai, gambar
disain/redisain serta gambar-gambar kerja dan gambar terlaksana, catatan-catatan hasil
pekerjaan pengawasan, test laboratorium, akan disimpan secara rapi di kantor Team
Supervisi dan dapat dilihat/diperlukan setiap saat. Setiap klaim yang diajukan oleh
Kontraktor, seperti permintaan perpanjangan waktu pelaksanaan, permintaan
pembayaran atas hasil pekerjaan akan selalu dipelajari dan dicek terhadap hasil
monitoring pekerjaan, serta didiskusikan terlebih dahulu sebelum diambil keputusan.
Saran-saran teknis, rekomendasi, serta alternatif-alternatif terhadap pemecahan setiap
Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Kuranten – Stadion Majasari

masalah yang timbul, akan selalu diberikan oleh team Supervisi kepada Dinas Bina Marga
dan Sumber Daya Air Kabupaten Pandeglang baik secara lisan maupun tertulis.
2. Sertifikat Pembayaran Bulanan (Monthly Certificates)
Pemeriksaan dilakukan terhadap setiap tagihan pembayaran oleh Kontraktor melalui
sertifikat pembayaran bulanan (Monthly Certificates) kemudian menanda-tanganinya.
Pengajuan Pembayaran Bulanan (Monthly Certificate) oleh Kontraktor akan dicocokkan
dan dipelajari dengan melihat catatan-catatan harian Inspector lapangan dan hasil
pengukuran dan perhitungan bersama (joint measurement).

6.2.7. Pengukuran Kuantitas Dan Pembayaran

Pengukuran kuantitas dilakukan sesuai spesifikasi terhadap setiap pekerjaan yang telah
selesai dikerjakan dengan telah memenuhi standar kualitas yang ditentukan untuk
diberikan pembayaran.
Kontraktor harus menyiapkan tambahan informasi yang diperlukan antara lain titik-titik
referensi untuk membantu “staking out” berupa bench mark dan sebagainya. Penentuan
titik-titik tersebut akan diawasi dan dicek dengan teliti.
Dalam hal pembayaran yang diberikan secara berangsur, maka survey terhadap pekerjaan
yang telah diselesaikan akan dilakukan oleh Kontraktor dibawah pengawasan tim
supervisi.

6.2.8. Pengelolaan Aspek Lingkungan

Dalam Peraturan Menteri PU No. 69/PRT/1995 tentang Pedoman Teknis AMDAL,


diperlukan pertimbangan lingkungan dalam setiap tahap siklus proyek.
Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Kuranten – Stadion Majasari

BAGAN ALIR
PENGAJUAN PEMBAYARAN OLEH KONTRAKTOR
Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Kuranten – Stadion Majasari

Kegiatan ini akan meliputi penjabaran Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
kedalam pelaksanaan pekerjaan dan secara terus menerus dilakukan monitoring dan
evaluasi pengaruh pelaksanaan konstruksi terhadap kondisi lingkungan didalam lokasi
dan sekitar proyek.

6.2.9. Penyerahan Pekerjaan Konstruksi ( Provisional Hand Over )

Pada akhir dari pekerjaan konstruksi, maka kontraktor akan mengajukan permintaan PHO
(Provisional Hand Over) kepada Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Bidang Bina Marga
Kabupaten Pandeglang . Keterlibatan Field Team dalam hal ini adalah membantu
memberikan penjelasan-penjelasan teknis mengenai pekerjaan, saran-saran teknis,
informasi mengenai test laboratorium, kuantitas pekerjaan, gambar-gambar disain/revisi
disain, dll. Disamping itu, Field Team juga akan membuat usulan pekerjaan-pekerjaan yang
perlu diperbaiki oleh Kontraktor dalam bentuk daftar kerusakan yang masih menjadi
tanggung jawab Kontraktor selama periode pemeliharaan atau biasa disebut "Defect and
Defeciancies" dan penyerahan berkas - berkas teknis dan administrasi kepada Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Bidang Bina Marga Kabupaten Pandeglang .

6.2.10. Penyusunan Program Pemeliharaan

Program pemeliharaan perlu disusun untuk dijadikan pedoman bagi Pemberi Tugas dalam
melakukan pemeliharaan fisik agar proyek ini dapat dimanfaatkan sesuai umur
rencananya. Konsultan akan menyusun program pemeliharaan ini dengan dilengkapi data
teknis yang diperlukan termasuk hal-hal yang perlu dilakukan Kontraktor selama masa
pemeliharaan (warranty period).
Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Kuranten – Stadion Majasari

KEGIATAN KONSULTAN DALAM KEGIATAN


PENGAWASAN TEKNIS PENINGKATAN JALAN
BANJAR KADUKACANG

PERIODE PRA-KONSTRUKSI /
MOBILISASI KONTRAKTOR
1. Rapat Pra-Konstruksi
2. Review Design

PERIODE KONSTRUKSI
1. Pengendalian Pelaksanaan Lapangan
2. Pengendalian Mutu
3. Memonitor Kemajuan Pekerjaan
4. Rapat Lapangan
5. Pengukuran Kuantitas dan
Pembayaran
6. Perintah Perubahan
(Change Orders)
7. Pemeriksaan Sertifikat Pembayaran
Bulanan
(Monthly Certificates)
8. Pengaturan Lalu-lintas
9. Pengelolaan Aspek Lingkungan
10. Penyusunan Laporan

PERIODE PASCA KONSTRUKSI


1. Menyusun Final Reports
2. Memeriksa As-built Drawings
3. Serah Terima Pekerjaan
4. Menyusun Program Pemeliharaan
Pengawasan Teknis Peningkatan Jalan Kuranten – Stadion Majasari

BAGAN ALIR KENDALI MUTU


PEKERJAAN BASE / SUB BASE

Anda mungkin juga menyukai