Anda di halaman 1dari 39

SPES F'KASI UMUM DAN SPESIFIKASI TEKNIK

A. SPESIFIKASI UMUM
1.1. UMUM
Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk bsluk pekerjaan ini, Kontraktor mempelajari
secara seksama seluruh gambar pelaksanaan beserta uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan seperti
yang akan diuraikan didalam Dokumen Kontrak. Bila terdapat ketidak jelasan dan/atau perbedaan dalam
gambar dan uraian ini, Kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Perencana I Konsultan
Pengawas untuk mendapat penyelesaian.

1.2. PEKERJAAN PERSIAPAN


1.2.1. Pengukuran Tapak Kembali
a. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi pembangunan
dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak pohon- pohon,
letak batas-batas tanah dengan menggunakan alat optik dan sudah ditera kebenarannya oleh
lembaga yang berwenang.
b. Ketidak cocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenamya
harus segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk dimintakan keputusannya.
c. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat-alat waterpass/theodolit
type T2.
d. Kontraktor harus menyediakan theodolit type T2 I waterpass beserta petugasnya yang melayani
untuk kepentingan pemeriksaan Konsultan Pengawas.
e. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara azas segitiga phytagoras hanya
diperkenankan untuk b'agian-bagian kecil yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas.
f. lnstalasi-instalasi yang sudah ada dan masih berfungsi harus diberi tanda yang jelas dan
dilindungi dari kerusakan yang mungkin terjadi akibat pekerjaan proyek ini, dan untuk itu harus
dicantumkan dalam gambar pengukuran seperti disebutkan dalam pengukuran sesuai dengan
ayat diatas.
g. Kontraktor bertanggung jawab atas segala kerusakan akibat pekerjaan yang sudah dilaksanakan.
h. Gambar pengukuran tapak proyek harus mendapat persetujuan I pengesahan Konsultan
Pengawas, yang meliputi antara lain :
1. Sistem koordinat, sesuai ketentuan gambar.
2. Peil setiap titik simpul koordinat dan transis dengan interval 0.25 M ( tinggi ).
3. Rencana lokasi kantor Kontraktor, tempat simpan bahan terbuka, tempat simpan bahan
tertutup, los kerja, sumber air dan reservoir.

1.2.2. Kantor Kontraktor dan Los Kerja


a. Ukuran luas kantor Kontraktor dan los kerja serta tempat simpan bahan bakar, disesuaikan
dengan kebutuhan Kontraktor dengan tidak mengabaikan keamanan dan kebersihan dan bahaya
kebakaran, serta memperhatikan tempat yang tersedia sehingga tidak menggangu kelancaran
kerja dan arus lalu lintas.
b. Khusus untuk penyimpanan bahan-bahan seperti pasir, kerikil harus dibuatkan kotak simpan
dipagar dengan dinding papan, kerikil sehingga masing-masing bahan tidak tercampur dengan
lainnya.
c. Kontraktor tidak diperkenankan : Menyimpan alat-alat bangunan diluar pagar proyek, walaupun
untuk sementara serta Menyimpan bahan-bahan yang ditolak Konsultan Pengawas karena tidak
memenuhi syarat.
d. Alat-alat lain yang harus senantiasa tersedia diproyek untuk setiap saat dapat dipergunakan oleh
Konsultan Pengawas.

1
1.2.3. Penyediaan Air dan Daya Listrik untuk kerjaAir untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan
membuat sumur pompa ditapak proyek atau air PAM. Air harus bersih bebas dari lumpur,minyak dan bahan
kimia lainnya dengan dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium.
a. Resevoir/bak air untuk kerja berukuran standard dan senantiasa terisi penuh.
b. Listrik untuk beke�a harus disediakan Kontraktor, penggunaan diesel untuk pembangunan proyek
sementara atas persetujuan Konsultan Pengawas.

1.3. LINGKUP PEKERJAAN.


1.3.1. Pekerjaan ini meliputi :

a. Lingkup pekerjaan kontraktor melaksanakan seluruh pembangunan yang tercantum dalam


gambar.
b. Penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan. dan alat-alat kerja yang dibutuhkan dalam
melaksanakan pekerjaan ini serta mengamankan, mengawasi dan memelihara bahan-bahan, alat
kerja maupun hasil pekerjaan selama masa pelaksanaan berlangsung sehingga seluruh pekerjaan
dapat selesai dengan sempuma.
c. Pekerjaan pembersihan, penggalian, pengurungan dan pemadatan tanah daerah lokasi termasuk
pembuangan serta pembongkaran material yang tidak diperlukan beserta seluruh sarana dan cara
pelaksanaannya sesuai syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan pada gambar Perencanaan dan
spesifikasi teknis ini.
d. Didalam pelaksanaan penggalian pondasi kontraktor harus mengadakan proteksi longsoran tanah
pada galian lantai basement yang dekat dengan existing Sistem proteksi harus disetujui lebih
dahulu oleh Konsultan Pengawas.
e. Pada saat pelaksanaan galian tanah basement, Kontraktor harus tetap menjaga agar kondisi
galian dalam keadaan kering sehingga penunjukkan garis galian dapat dilaksanakan bebas dari air
tanah.
f. Kontraktor wajib melaksanakan pekerjaan - pekerjaan lain yang membutuhkan pekerjaan struktur
yang tergambar digambar arsitek & M/E
1.4. STANDARD- STANDARD I PERATURAN-PERATURAN YANG DIGUNAKAN DALAM PELAKSANAAN
Apabila tidak disebutkan secara khusus dalam spesifikasi teknis ini, maka seluruh syarat pelaksanaan
pekerjaan harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam standard-standard dibawah ini :

........

1. Persyaratan umum bahan bangunan Indonesia ( PUBI) tahun 1971


2. Manual pemeriksaan bahan jalan di Ditjen Bina Marga No. 01/MN/1976.
3. Peraturan Seton Bertulang Indonesia Nl-2 ( 1971 )
4. Peraturan Cement Fortland Indonesia Nl·OS
5. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia ( Nl-5 ) 1970
6. Peraturan Pembebanan Indonesia PPI ( 1983 )
7. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia ( PPBBI ).
8. Peraturan maupun standard lntemasional bagi jenis pekerjaan yang belum mempunyai standard
Indonesia ( AASHO, ASTM dan lain- lain ).
9. Peraturan Bata merah sebagai bahan bangunan Nl-1.
10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat Nomor : 28/PRT/M/2016 Tentang
Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum.
1 1 . Peraturan Daerah yang berlaku.
1.5. ALAT PERLENGKAPAN PEKERJAAN DAN TENAGA LAPANGAN
1. Kontraktor dan bagian-bagian lainnya yang mengerjakan pekerjaan didalam proyek ini, harus
menyediakan alat-alat dan pekerjaannya sesuai dengan bidangnya masing-masing,

2
2. Disamping itu juga harus menyediakan buku-buku laporan ( harian, mingguan, bulanan ), buku-buku
petunjuk alat-alat, rencana pekerjaan dan menempatkan tenaga-tenaga lapangan yang bertanggung
jawab penuh untuk memutuskan segala sesuatunya dilapangan dan bertindak atas nama Kontraktor.

1.6. PENYIMPANAN BARANG-BARANG DAN MATERIAL


1. Kontraktor diwajibkan untuk mendapatkan barang-barang dan matertal-matertal kebutuhan pelaksanaan
diluar ( ruang terbuka ) ataupun didalam gudang-gudang sesuai dengan sifat-sifat, barang-barang dan
material tersebut, dan atas persetujuan Konsultan Pengawas, sehingga akan menjamin : Keamanannya,
Terhindamya kerusakan-kerusakan material yang diakibatkan oleh cara penyimpanan yang salah.
2. Barang-barang dan material-material yang tidak akan digunakan untuk kebutuhan langsung pada
pekerjaan yang bersangkutan, tidak diperkenankan untuk disimpan didalam site.

1.7. PEMBERSIHAN LAPANGAN


1. Dalam batas daerah pekerjaan semua perintang yang ada harus disingkirkan dan dibersihkan untuk
memudahkan pekerjaan kecuali hal-hal yang dijelaskan dalam gambar agar dibiarkan untuk tetap ada,
dalam pertimbangan Konsultan Pengawas perlindungan harus diberikan kepada hal-hal tersebut.
2. Pelaksanaan pekerjaan pembongkaran tersebut haruslah sedemikian rupa, sehingga menjamin barang-
barang berharga yang berada dilapangan terhindar dari kerusakan.
3. Pembongkaran harus hati-hati untuk tidak menggangu setiap patok pengukur, pipa-pipa atau tanda-
tanda yang lain.
4. Menjaga kebersihan dari sampah-sampah, kotoran-kotoran bangunan ( puing-puing ). air yang meng
genang dan lain-lain, sehingga tidak menyumbat saluran air.

1.8. BARANG CONTOH ( SAMPLE )


1. Contoh-contoh material yang dikehendaki oleh pemberi tugas atau wakilnya harus segera disediakan
atas biaya Kontraktor dan contoh-contoh tersebut diambil dengan jalan atau cara sedemikian rupa,
sehingga dapat dianggap bahwa bahan atau pekerjaan tersebutlah yang akan dipakai dalam
pelaksanaan pekerjaan nanti. Contoh-contoh tersebut, jika telah disetujui, disimpan oleh pemberi tugas
atau wakilnya untuk dijadikan dasar penolakan apabila tidak sesuai dengan contoh, baik kualitas maupun
sifatnya.
2. Kontraktor diwajibkan menyerahkan barang-barang contoh ( sample ) dari material yang akan dipakai I
dipasang, untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas sebanyak 3 set yaitu untuk Pemberi
tugas, Konsultan Pengawas, dan Kontraktor.
3. Barang-barang contoh ( sample ) harus dilampiri dengan tanda bukti I sertifikat pengujian dan spesifikasi
teknis dari barang barang I material-material tersebut.
4. Untuk barang-barang dan material yang akan didatangkan ke site ( melalui pemesanan ), maka
Kontraktor diwajibkan menyerahkan : Brochure, katalogue, gambar kerja atau shop drawing, dan sample,
yang dianggap perlu oleh Konsultan Pengawas dan harus mendapatkan persetujuan Konsultan
Pengawas.

1.9. GAMBAR-GAMBAR DOKUMEN


1. Dalam hal terjadi perbedaan dan atau pertentangan dalam gambar-gambar yang ada dalam buku Uraian
Pekerjaan ini, maupun pekerjaan yang terjadi akibat keadaan dilokasi, Kontraktor wajib melaporkan hal
tersebut kepada Konsultan Pengawas secara tertulis untuk mendapat keputusan. Pelaksanaan dilokasi
dapat dilakukan setelah Konsultan Pengawas berunding terlebih dahulu dengan Perencana. Ketentuan
tersebut diatas tidak dapat dijadikan alasan oleh Kontraktor untuk memperpanjang waktu pelaksanaan.
2. Semua ukuran yang tertera dalam gambar adalah ukuran jadi, dalam keadaan selesai I terpasang.
3. Kontraktor tidak dibenarkan mengubah dan atau mengganti ukuran-ukuran yang tercantum didalam
pelaksanaan tanpa sepengetahuan Konsultan Pengawas. Bila hal tersebut terjadi, segala akibat yang
timbul I terjadi menjadi tanggung jawab Kontraktor baik dari segi biaya maupun waktu.
4. Kontraktor harus menyediakan dengan lengkap masing-masing dua salinan, segala gambar- gambar,
spesifikasi teknis, agenda, berita-berita perubahan dan gambar-gambar pelaksanaan yang telah
disetujui ditempat pekerjaan.

3
5. Dokumen-dokumen ini harus dapat dilihat Konsultan Pengawas setiap saat sampai dengan serah terima
kesatu. Setelah serah terima kesatu, dokumen-dokumen tersebut akan didokumentasikan oleh
Kontraktor dan diserahkan kepada Kosultan Pengawas.

1.10. GAMBAR - GAMBAR PELAKSANAAN


Gambar pelaksanaan adalah gambar lelang berikut perubahan-perubahannya yang tercantum dalam proses
pelelangan ( berita acara aanwijzing dan klarifikasi ).

1.11. GAMBAR·GAMBAR SHOP DRAWING DAN CONTOH-CONTOH


1. Gambar-gambar drawing adalah gambar-gambar kerja yang dibuat oleh Kontraktor untuk memperjelas
gambar pelaksanaan secara detail dengan maksud mempermudah pelaksanaan dilapangan.
2. Gambar-gambar shop-drawing diajukan oleh Kontraktor untuk persetujuan Konsultan Pengawas.
3. Gambar shop-drawing tidak mengakibatkan pekerjaan tambah atau pekerjaan kurang, kecuali ada
perubahan gambar dari dokumen kontrak.
4. Contoh-contoh adalah benda-benda yang diajukan Kontraktor untuk menunjukkan bahan yang akan
dipakai di proyek setelah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
5. Kontraktor akan memeriksa, menandatangani persetujuan dan menyerahkan dengan segera semua
gambar-gambar Shop drawing dan contoh-conto
6. h yang disyaratkan dalam dokumen Kontrak atau oleh Konsultan Pengawas.
7. Gambar-gambar shop drawing dan contoh-contoh harus diberi tanda-tanda sebagaimana ditentukan
Konsultan Pengawas. Kontraktor harus melampirkan keterangan tertulis mengenai setiap perbedaan dengan
Dokumen Kontrak jika ada hal-hal demikian.
8. Dengan menyetujui dan menyerahkan gambar-gambar shop drawing atau contoh-contoh dianggap Kontraktor
telah meneliti dan menyesuaikan setiap gambar atau contoh tersebut dengan Dokumen Kontrak.
9. Konsultan Pengawas akan memeriksa dan menolak atau menyetujui gambar-gambar shop drawing atau
contoh--contoh dalam waktu sesingkat-singkatnya sehingga tidak menggangu jalannya pekerjaan dengan
memepertimbangkan syarat-syarat teknis dan keindahan.
10. Kontraktor akan melakukan perbaikan-perbaikan yang diminta Konsultan Pengawas dan menyerahkan
kembali segala gambar-gambar shop drawing dan contoh-contoh sampai disetujui.
11. Persetujuan Konsultan Pengawas terhadap gambar-gambar shop drawing dan contoh- contoh, tidak
membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya atas perbedaan dengan Dokumen Kontrak, apabila
perbedaan tersebut tidak diberitahukan secara tertulis kepada Konsultan Pengawas.
12. Semua pekerjaan yang memer1ukan gambar-gambar shop drawing atau contoh--contoh yang harus
disetujui Konsultan Pengawas, tidak boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan tertulis dari Konsultan
Pengawas.
13. Gambar-gambar shop drawing atau contoh-contoh harus dikirimkan kontraktor kepada Konsultan
Pengawas dalam dua salinan, Konsultan Pengawas akam memeriksa dan mencantumkan tanda-tanda
"Telah Diperiksa Tanpa Perubahan" atau "Telah" Diperiksa Dengan Perubahan" atau "Ditolak ".
14. Satu salinan ditahan oleh Konsultan Pengawas untuk arsip, sedangkan yang kedua dikembalikan kepada
Kontraktor atau yani bersangkutan lainnya.
15. Gambar-gambar shop drawing harus digambar kembali oleh Kontraktor tidak diijinkan mengcopy dari
dokumen kontrak.
16. Sebutan Katalog atau barang cetakan, hanya boleh diserahkan apabila menurut Konsultan Pengawas
hal-hal yang sudah ditentukan dalam katalog atau barang cetakan tersebut sudah jelas dan tidak perlu
dirubah. Barang cetakan ini juga harus diserahkan dalam dua rangkap untuk masing-masing jenis dan
diper1ukan sama seperti butir diatas.
17. Biaya pembuatan dan pengiriman gambar-gambar shop drawing, contoh-contoh, katalog-katalog
kepada Konsultan Pengawas dan Perencana menjadi tanggungan Kontraktor.
18. Harus selalu dibuat gambar drawing dart semua komponen struktur berdasarkan design yang ada dan
harus dimintakan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

4
19. Gambar drawing ini harus memberikan semua data-data yang diperlukan termasuk keterangan produk
bahan, keterangan pemasangan, data-data tertulis, dan hal-hal lain yang diperlukan.
20. Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-kesalahan detailing fabrikasi dan ketetapan
penyetelan I pemasangan semua bagian konstruksi baja.
21 . Semua baut, baik yang dipakai di workshop maupun dilapangan harus selalu diberikan oleh Kontraktor,
dilakukan atas biaya Kontraktor.
22. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan dilapangan pada waktu pemasangan yang diakibatkan
oleh kurang teliti atau ketelitian atau kelalaian Kontraktor, harus dilakukan atas biaya Kontraktor.
23. Keragu-raguan terhadap kebenaran dan kejelasan gambar dan spesifikasi harus ditanyakan kepada
Konsultan Pengawas.

1.12. SETTING OUT


Cara pelaksanaan, volume, bentuk serta detail - detail ukuran lainnya seperti tertera dalam dokumen gambar,
spesifikasi teknis dan bill off quantity.Termasuk dalam pekerjaan ini adalah membuang tanah sisa, bekas
galian yang tidak terpakai keluar site atau ketempat lain yang ditunjukkan oleh Konsultan Pengawas.

1. Pekerjaan peralatan tanah, urugan dan pemadatan tanah urugan harus dikerjakan lebih dahulu sebelum
kontraktor memulai pekerjaan. Pekerjaan urugan dan pemadatan tersebut disesuaikan dengan kebutuhannya
sesuai dengan peil-peil dan ( level ), lokasi yang telah ditentukan didalam gambar, dan mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.
2. Pematokan :
a. Sebelum dilakukan cut & fill, terlebih dahulu kontraktor harus memasang patok-patok pengontrol
ketinggian, pada tempat-tempat sesuai dengan peil ketinggian rencana, yang dicantumkan dalam
peil rencana ( max 400 m2 minimal 1 patok ).
b. Patok-patok bisa dibuat dari bahan kayu yang ditanam hingga kokoh betul, sehingga tidak terganggu
waktu pelaksanaan pekerjaan.
c. Penempatan patok-patok harus menggunakan alat ukur sipat datar dan theodolit sesuai dengan
koordinat-koordinat titik yang telah ditentukan.
d. Kontraktor berkewajiban mengamankan patok-patok dari kemungkinan hilang/ berubah sehingga
apabila waktu pemeriksaan hasil akhir temyata terdapat kesalahan peil, kontraktor berkewajiban
untuk memperbaiki kembali atas biaya kontraktor sendiri.
e. Kontraktor berkewajiban mengganti patok-patok yang hilang untuk memudahkan pengecekan peil
dilapangan.
f. Lapisan tanah bagian atas yang mengandung humus pada daerah yang akan dibangun harus
dibuang/dikupas. Tebal lapisan yang akan dikupas sedalam 30cm dari permukaan tanah asli,
terma5ult pemOmoihHn �umbali �i�a-§i§a a�ilr tanam�n y�n�
aan ,��in99�1. Pengupasan
m��ih
dilakukan per blok, untuk memper-mudahkan pengecekan dilapangan supaya memperhatikan
patok-patok yang telah ada. Tidak diperbolehkan untuk melakukan pekerjaan berikutnya, diatas
seluruh atau sebagian daerah yang strippingnya dianggap belum selesai, setelah disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
g. Daerah yang akan digali harus dibersihkan dari semua benda penghambat seperti sampah-sampah,
tonggak bekas-bekas lubang-lubang dan sumur, lumpur, pohon dan semak-semak. Bekas-bekas
lubang dan sumur, harus dikuras aimya dan diambil lumpur I tanahnya lembek, yang ada
didalamnya kemudian ditimbun dan dipadatkan. Pohon yang ada hanya boleh disingkirkan setelah
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas. Segala sisa dan kotoran yang disebabkan oleh
pekerjaan tersebut, harus disingkirkan dari daerah pembangunan oleh Kontraktor, sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas.

1.13. GALIAN DAN U RUGAN


1. Setelah pengupasan selesai dikerjakan, penggalian tanpa mempertimbangkan material yang ditemukan,
dengan batas perataan dari proyek tersebut, harus dilaksanakan sampai kejalur dan bidang yang ditunjukkan.
Material galian yang cocok harus diangkut dan ditempatkan didaerah urugan dalam batas pekeqaan.
Semua material yang tidak cocok, termasuk tanah yang terganggu oleh pekerjaan Kontraktor atau
melembek akibat keterbukaannya air, dan kelebihan material harus dipindahkan seperti yang
disyaratkan untuk tujuan konstruksi dan dibuang dilokasi yang ditunjuk pada gambar atau ceeren yang
disetujui sebagai tempat penyimpanan material.
5
2. Galian untuk struktur harus sesuai dengan elevasi dan dimensi yang ditunjukkan gambar kontrak.
Toleransi galian ± 30 mm dan perluas jarak yang cukup dari pondasi dangkal dan dalam sehingga orang
dapat menempatkan dan memindahkan bekisting beton, bracing , konstruksi lainnya, dan untuk pemeriksaan.
Galian yang dikerjakan sampai dibawah kedalaman yang ditunjukkan tanpa instruksi langsung, kecuali
dispesifikasikan lain, harus diurug kembali sampai elevasi yang benar dengan material yang cocok seperti
yang diminta. Seluruh pekerjaan tambahan ini dilakukan atas biaya Kontraktor.
3. Penggalian dan pengurugan harus dipertksa dan disetujui konsultan Pengawas. Pelaksanaan
pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis, yang tebalnya 20cm tanah buyar dan dipadatkan sampai
mencapai kepadatan maksimum, dan mencapai peil permukaan tanah yang direncanakan.
4. Bahan-bahan untuk urugan tersebut menggunakan material bekas galian atau dengan mendatangkan
dari lokasi lain, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Tanah harus dibersihkan dan tidak mengandung akar, kotoran dan bahan organis lainnya.
b. Terlebih dahulu diadakan test dan hasilnya harus tertulis serta diketahui oleh Pengawas.
c. Pasir, harus digunakan yang berbutir bersih, tajam dank keras, bebas dari lumpur, tanah
lempung dan sebagainya, serta konsiten terhadap Nl-3 ( PUBS tahun 1970 pasal 14 ayat 3.
d. Air siraman digunakan air tawar yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, alkali dan bahan-
bahan organik lainnya serta memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam Nl-3 pasal 10
5. Konsultan Pengawas berhak menolak material yang tidak memenuhi persyaratan. Pada lokasi yang
diurug harus diberi patok-patok, ketinggian sesuai dengan ketinggian rencana. Untuk daerah-daerah
dengan ketinggian tertentu, dibuat patok dengan wama tertentu pula. Pada daerah basah/ada genangan
air, Kontraktor harus membuat saluran-saluran sementara untuk mengering kan lokasi-lokasi tersebut,
misalnya dengan bantuan pompa air.
6. Lokasi yang akan di urug harus bebas dari lumpur dan kotoran sampah dan sebagainya. Jika tidak ada
persetujuan sebelumnya dari Konsultan Pengawas, Pemadatan tersebut tidak boleh dibasahi air Pemadatan
urugan dilakukan dengan memakai alat penggilas yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas.
Bahan galian dapat dipergunakan kembali untuk mengurug adalah tanah yang memenuhi syarat kelompok
klasifikasi tanah GW,GP,GM,SM,SW dan SP, menurut Unified Soil Classification System. Bila perlu
dapat dilakukan penyelidikan laboratorium mekanika tanah yang disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Segala biaya-biaya penyelidikan tanah tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.

1.14. PEMADATAN
1. Untuk mencapai kepadatan yang optimal, bahan harus ditest di laboratorium, untuk mendapat nilai
standard proctor. Laboratorium yang memeriksa harus laboratorium resmi atau laboratorium yang
ditunjuk oleh Konsultan Pengawas. Dengan bahan yang sama tanah yang akan dipadatkan harus ditest
juga dilapangan dengan sistem "Field Density Test" dengan hasil kepadatannya sebagai berikut :
a.Untuk lapisan yang dalamnya sampai 30cm dari permukaan rencana kepadatannya 95% dari
standard proctor.
b. Untuk lapisan yang dalamnya lebih dari 30 cm dari permukaan rencana kepadatannya 90 % dari
standard proctor.
2. Hasil test dilapangan harus tertulis dan diketahui oleh Konsultan Pengawas. Semua hasil-hasil pekerjaan
diperiksa. kembali terhadap patok-patok referensi untuk mengetahui sampai dimana kedudukan
permukaan tanah tersebut. Bagian permukaan tanah yang telah dinyatakan padat, harus dipertahankan
dan dijaga jangan sampai rusak. akibat pengaruh luar. Pekerjaan pemadatan dianggap cukup, setelah
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.

1.14.1. CARA PELAKSANAAN


1. Bahan urugan untuk pelaksanaan pengerasan harus disebar dalam lapisan-lapisan yang rata
dalam ketebalan yang tidak melebihi 200 mm pada kedalaman gembur. Gumpalan-gumpalan
tanah yang harus digemburkan dan bahan tersebut harus dicampur dengan cara menggaruh
atau cara sejenisnya sehingga diperoleh lapisan yang kepadatannya sama. Setiap lapisan harus
diarahkan pada kepadatan yang dibutuhkan dan diperiksa melalui pengujian lapangan yang
memadai, sebelum dimulai dengan lapisan berikutnya.
2. Bilamana bahan tersebut tidak mencapai kepadatan yang dikehendaki, lapisan tersebut harus
diulang kembali pekerjaannya atau diganti, dengan cara-cara pelaksanaan yang telah
ditentukan, guna mendapatkan kepadatan yang dibutuhkan. Jadwal pengujian akan ditentukan I

6
ditetapkan oleh Konsultan Pengawas. Setelah pemadatan selesai, urugan tanah yang kelebihan
harus dipindahkan ketempat yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Ketinggian ( Peil }
disesuaikan dengan gambar.

1.15. KEAMANAN.
1. Kontraktor harus bertanggung jawab penuh untuk menjamin keselamatan tenaga kerja yang
melaksanakan pekerjaan galian dan masyarakat umum.
2. Sebelum pekerjaan galian, maka dipertahankan sepenuhnya waktu lereng galian sementara yang
mantap yang mampu menunjang pekerjaan yang berdampingan. Skor dan turap pekerjaan yang
memadai harus dipasang agar tidak terjadi pergerakan yang dapat mengurangi lebar galian dari yang
dibutuhkan untuk konstruksi yang sebenamya, dan untuk melindungi jalan dan utilitas dari kerusakan
akibat pergerakan lateral atau penurunan tanah.
3. Alat-alat berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau maksud lain tidak diperkenankan berada
beroperasi lebih dekat dari 1.5 m dari tepi parit terbuka.
4. Semua galian terbuka yang lebih dalam dari 1 . 5 m harus dipasang bridake secukupnya untuk mencegah
para pekerja atau lainnya jatuh kedalamannya, dan setiap galian terbuka didaerah jalur kendaraan atau
bahu jalan harus ditambah dengan rambu drum yang dicat putih.

1.16. SARANA DARURAT


1. Semua galian harus dipelihara agar bebas longsor dan kontraktor harus menyediakan semua bahan-
bahan yang diperlukan peralatan dan tenaga kerja untuk pengeringan ( pemompaan ). penggalian
saluran air dan pembangunan saluran sementara. Pompa harus disiapkan pada tempat kerja setiap saat
untuk menjamin tidak ada gangguan dalam kontinuitas prosedur pengeringan.
2. Kontraktor harus menjaga agar muka air tanah tetap dibawah subgrade struktur sampai struktur cukup
tinggi untuk mencegah terjadinya banjir dalam galian.
3. Pengapungan harus dicegah dengan menjaga pelaksana system dewatering yang efektif dan terus
menerus. Semua kerusakan yang disebabkan kegagalan system ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4. Pembuangan air drainase harus dilakukan ditempat yang disetujui oleh Konsultan Pengawas. Kontraktor
harus mencegah agar aliran atau rembesan air tidak kembali kedaerah pekerjaan.
5. Pemindahan system dewatering harus dilakukan setelah system dewatering tidak lagi dibutuhkan.
1.11. aAN�UNAN UTILITA§
1. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memperoleh setiap informasi yang ada tentang keberadaan
bangunan utilitas dibawah tanah.
2. Kontraktor harus bertanggung jawab untuk memelihara dan melindungi setiap saluran pipa di bawah
tanah yang masih berfungsi, kabel, pipa penyalur atau struktur diatas tanah dan jalur-jalur pelayanan
atau struktur setiap kerusakan yang disebabkan oleh operasinya atas biaya sendiri.

B. SPESIFIKASI TEKNIK
2. PEKERJAAN LANTAl KERJA BETON TUMBUK
2.1. Lingkup Pekerjaan
1 . Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kena, peralatan-peralatan kerja, bahan I
material serta alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga
diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan memuaskan.
2. Pekerjaan lantai kerja beton tumbuk ini dilaksanakan dibawah pondasi, dibawah lantai atau tempat -
tempat lain seperti dicantumkan dalam dokumen gambar, serta mengikuti petunjuk Konsultan
Pengawas.

2.2. Persyaratan Bahan


1 . Semen portland ( P C } harus memenuhi Nl-8, 5110013-81 dan ASTMC 150-78A.
2. Pasir beton yang digunakan harus memenuhi PUBI 82 Pasal 11 dan Sil 0404-80.
3. Kerikil I Batu Split harus memenuhi PUBI 2 Pasal 12 dan Sil 0079-79/0087-75/0075-75.
7
4. Air yang digunakan harus memenuhi persyaratan dalam PUSI 82 Pasal 9, AFNOR P18-303 dan
NZS-3121 / 1974.
5. Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan persyaratan PSI 1971 ( Nl-2 ), PUSI 82 dan
Nl-8.
2.3. Syarat - syarat pelaksanaan
1. Bahan-bahan/material yang dipakai sebelum digunakan terlebih dahulu harus diserahkan contoh-
contohnya kepada Konsultan Pengawas untuk memperoleh persetujuan.
2. Material lain yang tidak ditentukan dalam persyaratan ini, tetapi dibutuhkan untuk penyelesaian/
penggantian dalam pekerjaan ini, harus baru, kualitas terbaik dari jenisnya dan mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas.
3. Pekerjaan lantai kerja dilaksanakan tidak langsung diatas tanah, maka sebelum pekerjaan lantai
kerja dilaksanakan, terlebih dahulu lapisan pasir urug dibawahnya sudah dikerjakan dengan
sempuma ( telah dipadatkan sesuai persyaratan ), rata permukaannya dan telah mempunyai daya
dukung maksimal.
4. Pekerjaan lantai kerja beton tumbuk merupakan campuran 1 PC : 3 Psr : 5 kerikil.
5. Tebal lapisan pasir minimal dibuat 5 cm atau sesuai dengan yang ditentukan dalam dokumen
gambar.
6. Tebal lapisan lantai kerja minimal dibuat 5 cm atau sesuai dengan yang ditentukan dalam dokumen
gambar.
7. Permukaan lantai kerja beton tumbuk dibuat rata/waterpass, kecuali pada lantai-lantai, ruangan-
ruangan yang disyaratkan dengan kemiringan tertentu supaya diperhatikan mengenai kemiringan
sesuai yang ditunjukkan dalam dokumen gambar dan mengikuti petunjuk Konsultan Pengawas.

3. PEKERJAAN SETON
Material : Semen, Pasir, Koral I Split, Air dan Sesi Seton.

3.1. Semen
1. �omon-oomon yimg diporgunJkJn Jd313h timin portlind typi 1 i@tilra dengan semen Padang.
dengan syarat - syarat :
a Peraturan Semen Portland Indonesia ( Nl.8-1972 ).
b Peraturan Beton Indonesia ( Nl.2-1971)
c Mempunyai sertifikat Uji ( test sertifikat )
d Mendapat persetujuan Perencanaan I Pengawas.

2. Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama ( tidak diperkenankan
menggunakan bermacam-macam jenis I merk semen untuk suatu konstruksi/struktur yang sama ),
dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam kantong - kantong semen yang masih disegel dan tidak
pecah.
3. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Harus diterima dalam sak ( kantong ) asli
dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat, dan harus disimpan digudang yang cukup ventilasinya
dan diletakkan tidak kena air, diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari
lantai. Sak-sak semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m atau
maximum 10 sak, setiap pengiriman baru harus ditandai dan dipisahkan dengan maksud agar
pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.
4. Untuk semen yang diragukan mutu dan kerusakan-kerusakan akibat salah penyimpanan dianggap rusak,
membantu, dapat ditolak penggunaanya tanpa melalui test lagi. Bahan yang telah ditolak harus
segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam
5. Pemakaian semen harus diatur sesuai dengan urutan kedatangannya sehingga tidak ada semen
yang terlalu lama penyimpanannya .
6. Umur semen yang digunakan tidak boleh dari 3 bulan.
7. Semen yang menggumpal tidak boleh digunakan
8. Kadar alkali maksimum 0,40 %.

8
3.2. Agregat ( Pasir dan Koral I Split ).
1. Semua pemakaian koral ( kerikil ), batu pecah ( agregat kasar ) dan pasir beton, harus memenuhi
syarat - syarat :
a. Peraturan umum pemeriksaan bahan bangunan ( Nl.3-1956 )
b. Peraturan beton Indonesia ( Nl.2-1971 )
c. Tidak mudah hancur ( tetap keras ), tidak porous
d. Bebas dari tanah I tanah liat ( tidak bercampur dengan tanah I tanah liat atau kotoran-kotoran
lainnya.
2. Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Rudelaff dengan
beban penguji 20 ton, agregat kasar harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5-19 mm lebih dari 24%
b. Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari 22% atau dengan mesin pengaus
Los Angelos dimana tidak terjadi kehilangan berat lebih dari 50%.
c. Koral ( kerikil ) dan batu pecah ( agregat kasar ) yang mempunyai ukuran lebih besar dari 25
mm, untuk penggunaannya harus dapat persetujuan Konsultan Pengawas.
d. Gradisi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat menghasilkan mutu
beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang baik dengan semen dan air, dalam
proporsi campuran yang akan dipakai.
e. Konsultan Pengawas dapat minta kepada Kontraktor untuk mengadakan test kwalitas dari
agregat-agregat tersebut dari tempat penimbunan yang ditunjuk oleh Konsultan Pengawas,
setiap saat dalam laboratorium yang diakui atas biaya Kontraktor.
f. Dalam hal adanya perubahan sumber dari mana agregat tersebut disuplay, maka Kontraktor
diwJjibKJn untuK mimt@ntahukan k@Pildil Konsultan Pengawas_
g. Agregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang keras permukaannya dan dicegah supaya
tidak pencampuran satu sama lain dan terkotori.

3.3. Air Kerja


1. Air yang akan dipergunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan dilapangan adalah air bersih, tidak
berwama, tidak mengandung bahan-bahan kimia ( asam alkali ) tidak mengandung organisme yang
dapat memberikan efek merusak beton, minyak atau lemak.
2. Memenuhi syarat-syarat peraturan beton Indonesia ( Nl.2-1971 ) dan diuji oleh laboratorium yang
diakui sah oleh yang berwajib dengan biaya tanggung oleh pihak Kontraktor.
3. Air yang mengandung garam ( air laut) tidak diperkenankan untuk dipakai.

3.4. Besi Beton


Besi tulangan adalah hot rolled steel bar, cold reduced steel wire atau steel fabric yang mempunyai
komposisi, manufaktur, sifat kimia dan fisik yang sesuai.

1. Besi ( Tulangan )

Semua besi beton yang digunakan harus memenuhi syarat - syarat :


a. Peraturan beton Indonesia ( Nl.2-1971)
b. Bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak- minyak, karat dan tidak cacat ( retak- retak,
mengelupas dan Iuka sebagainya ).
c. Dari jenis baja dengan mutu U24.
d. Bahan tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan - ketentuan PBI 1971.
e. Mempunyai penampang yang sama rata
f. Ukuran disesuaikan dengan gambar--gambar
g. Besi tulangan diberi label yang jelas sesuai dengan "bar schedule" dan acuan barmark.
h. Hot rolled mild steel bar: sesuai standard 854449 atau ASTM A615.
i. Hot rolled high yield steel deformed bar : sesuai dengan standard 854449.
j. Cold reduced steel wire : sesuai dengan standard 854482
k. Steel fabric : sesuai dengan standard BS443

9
I. Steel wrapping fabric : sesuai dengan standard 854448

2. Penyediaan dan Pengujian


a. Sumber besi tulangan yang akan dipakai harus mendapatkan persetujuan dari konsultan
pengawas setara dengan Krakatau steel.
b. Semua besi tulangan yang dikirim kelapangan berasal dari satu sumber.
c. Selain mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas atas sumber besi tulangan, juga
bertanggung jawab pada pemenuhan spesifikasinya.
d. Semua material yang tidak memenuhi syarat karena kwalitasnya tidak sesuai dengan spesifikasi (
RKS ) diatas, harus segera dikeluarkan dari lapangan setelah mendapat instruksi tertulis dari
Konsultan Pengawas, dalam waktu 2 x 24 jam.

3. Persetujuan

Untuk persetujuan Pengawasan Pembangunan hal-hal berikut diserahkan segera setelah


penandatanganan kontrak :
a. Sertifikat asli, dan pemyataan komposisi kimia besi yang dari pabrik.
b. Hasil pengujian untuk tiap-tiap diameter besi yang diperoleh dari laboratorium pengujian local
yang independentsesuaidenganBS4449
c. Setelah sertifikat dan hasil pengujian tersebut didapat, diserahkan ke Konsultan Pengawas
segera sesudah penandatanganan kontrak.
d. Kontraktor bilamana diminta, harus mengadakan pengujian mutu besi beton yang akan dipakai,
sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari Konsultan Pengawas. Batang percobaan diambil dibawah
kesaksian Pengawas, jumlah test besi beton dengan interval setiap 1 truk = 1 buah benda uji
atau tiap 10 ton = 1 buah test besi. Percobaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat
bilamana dipandang perlu oleh Konsultan pengawas.
e. Semua biaya-biaya percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
f. Bangunan besi beton yang sudah jadi seperti steel wiremesh atau yang semacam itu, harus
mendapat persetujuan dari konsultan Pengawas I Perencana.

4. Perlengkapan

a. Sediakan penjaga jarak dak dudukan untuk menahan tulangan agar tetap dalam posisinya.
b. Penjaga jarak selimut beton ( tahu beton ) dapat meggunakan salah satu tipe dibawah ini
kecuali ditentukan lain.
c. Beton : dibuat dengan agregat 10 mm, digunakan dalam pekeriaan ekspose.
d. Mortar : dibuat dari semen-pasir dengan perbandingan 1 : 2

5. Keahlian ( Umum )

Bagian lain : Bagian ini terkait dengan semua bagian lain yang berhubungan dengan konstruksi
beton cor ditempat.
a. Penyimpangan tulangan diletakkan dengan tidak menyentuh muka tanah dan harus dicegah
kontaminasi oleh material lain.
b. Kebersihan : pada waktu pengecoran beton, tulangan harus bersih dari kotoran dan bebas
bintik karat, serpihan besi lepas, karat lepas, minyak, kulit giling dan bahan - bahan lain yang
dapat menyebabkan pengaruh negatif pada tulangan, beton atau ikatan diantaranya.
c. Semua besi beton harus dipasang pada posisi yang dapat
d. Noda karat: mencegah kontak tulangan dari cuaca yang dapat menyebabkan noda karat pada
muka beton. Ekspose.

6. Pemotongan dan Pembengkokan

a. Secara umum, pemotongan dan pembengkokan tulangan sesuai dengan 8$4466, bar schedule
dan detail yang tersedia, kecuali diinstruksikan lain
b. Galvanise : tulangan yang pemotongan digalvanise sesuai dengan BS729 dilakukan setelah
pemotongan tetapi sebelum pembengkokan tulangan.
10
c. Pembengkokan tulangan tanpa cara pemanasan ( cold bending ) : membengkokkan tulangan
dengan mesin pembengkok yang disetujui konsultan pengawas.
d. Pembengkokan kembali tidak diperbolehkan tanpa persetujuan.
e. Penyesuaian : Sediakan fasilitas alat pembengkok manual di lapangan untuk melakukan
penyesuaian-penyesuaian ditempat.
f. Tulangan yang menunjukkan tanda-tanda retak tidak boleh digunakan.
g. Pembengkokan tulangan dengan cara pemanasan ( hot bending) tidak diijinkan.
h. Stek tulangan yang terpasang tidak boleh dibengkokkan tanpa pesetujuan Konsultan
Pengawas.
i. Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar--gambar atau mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas. Untuk hal itu sebelumnya Kontraktor harus membuat gambar
pembengkokan baja tulangan ( bending schedule ), diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapat persetujuan.

7. Perbaikan

a. Panjang lewatan atau tumpangan sesuai dengan instruksi Konsultan Pengawas jika detail tidak
ada pada gambar.
b. Panjang lewatan tulangan sekunder adalah 30 kali diameter tulangan.
c. Jaga tulangan pada posisi dengan kawat beton, klip besi, diikat dengan teguh, tidak bergeser
atau las setempat jika diijinkan selama pengecoran. Bengkokkan kawat kearah belakang
menjauhi cetakan atau lantai keria.
d. Las titik pada tulangan tidak diijinkan tanpa persetujuan konsultan pengawas.
e. Las titik pada tulang galvanis tidak diijinkan.
f. Toleransi selimut beton max+ 5 mm, tetapi tidak boleh kurang.
g. Dudukan untuk tulangan atas pada pelat dipasang setiap jarak 1 m kecuali di detailkan lain.
h. Penjaga jarak tulangan pada tulangan dinding setiap 1 m kecuali didetailkan lain.
i. Penjaga jarak selimut beton harus disetujui tipe, ukuran dan posisinya.
j. Tulangan tidak boleh disisipkan kedalam beton yang sedang dituang.
k. Cetakan-cetakan dan garis cetakan tidak boleh rusak ketika pemasangan tulangan.

8. Pengelasan dan Sambungan Struktural

a. Las pada sambungan structural tidak diijinkan, kecuali dengan persetujuan khusus konsultan
pengawas.
b. Mechanical joint digunakan hanya pada posisi yang ditunjukkan dalam gambar, kecuali disetujui
lain.
c. Metode pemasangan mechanical joint sesuai dengan rekomendasi pabrikan.
d. Semua sambungan mechanical harus mampu menahan minimum 125 % dari kekuatan leleh
besi tulangan.

3.5. Admixture
Untuk memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan, waktu pengikatan dan pengerasan maupun untuk
maksud-maksud lain dapat dipakai bahan admixture. Jenis dan jumlah bahan admixture yang dipakai
harus disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas.

3.6. Mutu Seton


a. Adukan ( adonan) beton harus memenuhi syarat- syarat PBI 1971-NI beton dibuat dari campuran
semen, air dan agregat dengan suatu perbandingan tepat sehingga diperoleh suatu bahan yang
padat kokoh dan awet sehingga mencapai kekuatan tekan karakteristik yang diinginkan.
b. Semen yang harus dicampur untuk menghasilkan 1 m3 beton minimum seberat 320 Kg.
c. Kontraktor diharuskan mengajukan rencana perbandingan/campuran beton yang berisikan perbandingan
agregat kasar dan halus, berat semen dan nilai air semen sesuai syarat-syarat dalam spesifikasi
teksnis ini serta mengajukan cara-cara metode pelaksanaan pekerjaan beton dan harus menctapat
persetujuan Konsultan Pengawas.

11
d. Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan ( trial mixes ) untuk mengontrol daya kerjanya
sehingga tidak ada kelebihan pada permukaan ataupun menyebabkan terjadinya pengendapan
(segregation ) dari agregat.
e. Cara-cara mempersiapkan benda uji, jumlah dan hasil-hasil percobaan pendahuluan harus sesuai
dengan persyaratan spesifikasi teknis ini. Bila hasil percobaan pendahuluan temyata memenuhi
persyaratan, maka rencana campuran dan metode kerja yang diajukan dapat disetujui untuk
digunakan pada pekerjaan-pekerjaan yang sesuai.
f. Jika dalam masa pelaksanaan pekerjaan beton temyata hasil pekerjaan tidak dapat mencapai persyaratan,
konsultan Pengawas berhak merubah perbandingan campuran beton tersebut. Kontraktor sudah harus
memperhitungkan segala biaya yang timbul sehubungan dengan percobaan pendahuluan tersebut
didalam harga satuan pekerjaan beton yang ditawarkannya.
g. Adukan beton yang dibuat setempat ( site mixing) dengan adukan beton harus memenuhi syarat-
syarat :
• Semen diukur menurut volume
• Agregat diukur menurut volume
• Pasir diukur menurut volume
• Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin ( bacth mixer).
• Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk.
• Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada dalam mesin
pengaduk.
• Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan lebih dahulu, sebelum
adukan beton yang baru dimulai.
• Campuran untuk Beton jenis : Rabat, Lantai Kerja, Pondasi Pasangan Batu Bata adalah : 1 PC :
3Ps : 5Kr ( C1 )
• Campuran untuk semua pekerjaan Beton bertulang, antara lain : Balok Sloof, Pondasi Stempat,
Kolom, Balok Struktu, dll. adalah : 1 PC : 2Ps : 3Kr ( C2 )

3.7. Faktor air semen


1. Agar dihasilkan konstruksi beton yang sesuai dengan yang direncanakan, maka faktor air semen
ditentukan sebagai berikut :
2. Faktor air semen untuk, balok sloof, dan plat pondasi maksimum 0,55.
3. Faktor air semen untuk kolom, balok, pelat lantai tangga dinding, beton dan lisplank/ parapet
maksimum 0,60.
4. Faktor air semen untuk konstruksi pelat atap dan tempat-tempat basah lainnya maksimum 0,55.
5. Untuk lebih mempermudah dalam pengerjaan beton dan dapat dihasilkan suatu mutu sesuai dengan
yang direncanakan, maka untuk konstruksi beton dengan faktor air semen maksimum 0.55 harus
memakai plasticizer sebagai bahan additive. Pemakaian merk dari bahan additive tersebut harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

3.8. Test kubus beton ( Pengujian Mutu Beton)


1. Konsultan Pengawas berhak meminta setiap saat kepada Kontraktor untuk membuat kubus coba
dari adukan beton yang dibuat.
2. Selama pengecoran beton harus selalu dibuat benda-benda uji setiap 5M3 dengan minimum satu
benda uji setiap hari. Sesuai peraturan beton Indonesia ( Nl.2-1971 ) dan nomor urut yang menerus.
3. Cetakan kubus coba harus berbentuk bujur sangkar dalam segala arah, dan memenuhi syarat-
syarat dalam peraturan beton Indonesia ( Nl.2-1971 ).
4. Ukuran kubus coba atau benda uji adalah 15 x 15x 15 cm 3.Pengambilan adukan beton kubus coba
dan curingnya harus memenuhi syarat-syarat dalam peraturan beton Indonesia ( Nl.2-1971 ).
5. Kubus coba harus ditandai untuk identifikasi dengan suatu code yang dapat menunjukkan tanggal
pengecoran, pembuatan adukan structur yang bersangkutan dan lain-lain yang perlu dicatat.
6. Pada umumnya pengujian dilakukan sesuai dengan PBI 1971, bab 4, 7 termasuk juga pengujian usut
(slump) dan pengujian-pengujian tekanan. Jika beton tidak memenuhi syarat-syarat pengujian
slump, maka kelompok adukan yang tidak memenuhi syarat itu tidak boleh dipakai, dan Kontraktor
harus menyingkirkannya dari tempat pekerjaan. Jika pengujian tekanan gagal maka perbaikan harus
dilakukan dengan mengikuti prosedur- prosedur PBI, untuk perbaikan.
7. Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan kubus coba menjadi tanggung jawab Kontraktor.
12
8. Semua kubus coba jika perlu akan dicoba dalam laboratorium independent yang berwenang, dan
disetujui Konsultan Pengawas.
9. Laporan hasil percobaan harus diserahkan kepada Konsultan Pengawas segera sesudah selesai
percobaan, paling lambat 7 hari sesudah pengecoran, dengan mencamtumkan besamya kekuatan
karakteristik, deviasi standard, campuran adukan berat benda uji tersebut, dan data-deta lain yang
diperlukan.
10. Apabila dalam pelaksanaan nanti kepadatan bahwa mutu beton yang dibuat seperti yang ditunjukkan
oleh kubus cobanya gagal memenuhi spesifikasi syarat spesifikasi, maka Konsultan Pengawas
berhak meminta Kontraktor supaya mengadakan percobaan- percobaan non destructive. Percobaan-
percobaan ini harus memenuhi syarat-syarat dalam peraturan Seton Bertulang Indonesia ( Nl.2-
1971 ). Apabila gagal maka bagian pekerjaan tersebut harus dibongkar dan dibangun baru sesuai
dengan petunjuk Konsultan Pengawas. Semua biay�biaya untuk percobaan dan akibat-akibat
gagalnya pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor. Kontraktor juga diharuskan
mengadakan slump test menurut syarat-syarat dalam Peraturan Seton Bertulang Indonesia. (
Nl.1 - 1971 ).
11. Slump beton berkisar antara 10 +/ - 2 cm.
3.9. Pengecoran beton
1 . Kontraktor harus memberitahukan rencana pengecoran kepada Konsultan Pengawas selambat-
lambatnya 24 jam sebelum rencana pengecoran dilaksanakan dan mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas, pengecoran tidak boleh dimulai sebelum pekerjaan perancah, acuan dan pekerjaan
persiapan sebagaimana disebutkan dalam spesifikasi teknis ini telah sempuma dikerjakan dan disetujui
oleh Konsultan Pengawas.
2. Jika tidak ada persetujuan Konsultan Pengawas, maka Kontraktor dapat diperintahkan untuk membongkar
beton yang sudah dicor tanpa persetujuan atas biaya Kontraktor sendiri.
3. Persiapan pekerjaan pengecoran : Sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, maka semua peralatan,
material harus sudah siap dan berada ditempat dimana seharusnya dan alat - alat dalam keadaan
bersih serta siap untuk digunakan. Pennukaan acuan disebelah dalam harus bersih dari bahan-
bahan lepas, kotoran ataupun potongan kawat besi. Penempatan tulangan baja harus cukup diberi
beton decking sehingga pada waktu pengecoran dan pemadatan tidak akan menyebabkan tulangan
tulangan tersebut bergeser. Bidang- bidang beton lama yang akan berhubungan dengan beton yang
akan dicor atau tempat- tempat dimana diadakan "Contruction Joint" harus terlebih dahulu dikasarkan,
dibersihkan dari bahan lepas yang rapuh dan disiram dengan air hingga jenuh dan diberi "Bonding
Agent' berupa catbond atau bahan lain yang setara dan disetujui oleh Konsultan Pengawas.
4. Pelaksanaan pengecoran
a. Pengecoran harus dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah disetujui Konsultan
Pengawas. Rencana tersebut harus disiapkan untuk menyelesaikan suatu struktur secara
menyeluruh sesuai dengan gambar rencana.
b. Adukan beton harus secepatnya dibawah ketempat pengecoran dengan menggunakan cara
(metode) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak memungkinkan adanya pengendapan agregat
dan tercampumya kotoran - kotoran atau bahan lain dari luar.
c. Penggunaan alat mesin pengangkut haruslah mendapat persetujuan Konsultan Pengawas,
sebelum alat-alat tersebut didatangkan ketempat pekerjaan. Semua alat- alat pengangkutan
yang digunakan pada setiap waktu harus dibersihkan dari sis� sisa adukan yang mengeras
d. Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan adukan dengan
menjatuhkan dari suatu ketinggian, yang akan menyebabkan pemisahan agregat.
e. Pengecoran dilakukan secara terus menerus ( continue tanpa berhenti ). Adukan yang tidak dicor
( ditinggalkan dalam waktu lebih dari 1 5 menit setelah keluar dari mesin adukan beton, dan juga
adukan yang tumpah selama pengangkutan ), tidak diperkenankan untuk dipakai lagi.
f. Tempat dimana pengecoran akan dihentikan, harus mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
g. Penambahan campuran tambahan harus disetujui konsultan pengawas.
5. Pemadatan
a. Selama dan sesudah pengecoran, beton harus dipadatkan dengan alat pemadat ( Vibrator ).
Kontraktor harus menyediakan peralatan yang cukup untuk mengangkut dan menuangkan

13
beton dengan konsisten cukup sehingga dapat diperoleh beton padat tanpa per1u mengetarkan
dalam waktu tidak terlalu lama sehingga tidak terjadi pemisahan bahan ( segregation ) beton.
b. Pelaksanaan pemadatan I penggetaran ini harus dilaksanakan oleh pekerja - pekerja yang telah
berpengalaman dan dilaksanakan sesuai dengan pengarahan dan petunjuk Konsultan
Pengawas. Pemadatan dilakukan dengan internal vibrator yang harus dapat memberikan 5000
getaran I menit bila dimasukkan kedalam adukan beton dengan slump 5 cm dan akan
memberikan daerah yang bergetar dalam radius tidak kurang dari 45 cm.
6. Penyelesaian permukaan beton
a. Hasil dari pekerjaan beton harus rata, lurus tidak tampak bagian-bagian yang keropos,
melendut atau bagian-bagian yang membengkak pada permukaannya. Ujung-ujung atau
sudut-sudut harus berbentuk penuh dan tajam.
b. Segera setelah acuan dibongkar, semua bagian-bagian yang rapuh, kasar, lubang- lubang dan
bagian-bagian yang tidak memenuhi persyaratan harus diperbaiki dengan cara memahatnya
dan mengisinya kembali dengan adukan semen yang sesuai baik kekuatan maupun Wamanya
untuk kemudian diratakan (digrouting). Bila diper1ukan seluruh permukaan beton dihaluskan
dengan ampelas, carborundum atau gerinda. Perbaikan ini dilakukan setelah mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas.

3.10. Perawatan dan perlindungan beton


1. Adukan beton harus dilindungi dari panas berlebihan atau pengeringan yang terlalu dini akibat
penguapan air yang ber1ebihan.Untuk daerah yang berangin kencang, harus dibuat pelindung angin
sesuai dengan pengarah dan petunjuk Konsultan Pengawas.
2. Selama yang baru selesai harus dilindungi terhadap hujan, panas matahari serta kerusakan-
kerusakan lain yang disebabkan gaya--gaya sentuhan sampai beton mencapai kekerasan dan kekuatan
sebagaimana disyaratkan.
3. Permukaan beton harus dilindungi terus menerus setelah pengecoran dengan cara menutupnya
dengan karung-karung basah, pasir basah atau digenangi air.
4. Cara lain melindungi beton harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas dan sesuai dengan
PBI 1971.
5. Semua permukaan beton yang terbuka dijaga tetap basah selama 7 hari dengan menyemprotkan air
atau menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut.

3.11. Penolakan hasil pekerjaan.


Konsultan Pengawas berhak menolak dan memerintahkan pembongkaran hasil pekerjaan beton jika
pekerjaan beton tersebut menunjukkan hasil yang tidak memenuhi persyaratan teknis antara lain :
1. Porous, segregasi atau ber1ubang-lubang
2. Construction joints dibuat pada lokasi maupun cara-cara yang tidak sesuai dengan rencana.
3. Letak I posisi tulangan baja bergeser (tidak sesuai dengan rencana) selama dan setelah penecoran.
4. Penyimpangan-penyimpangan hasil pelaksanaan sudah diluar toleransi yang dapat diberikan sesuai
dengan spesifikasi teknis ini.
5. Permukaan finishing tidak dapat memenuhi persyaratan.
6. Hasil pemeriksaan mutu maupun tindakan menanggulangi tidak dapat memenuhi persyaratan pada
PBI 1971 ( Nl-2)

3.12. Material Beton Afkir


Dalam hal semua material untuk pekerjaan beton dan material-material untuk pekerjaan lainnya yang
tidak memenuhi persyaratan dalam spesifikasi ini dan tidak mendapat persetujuan Konsultan Pengawas,
maka kontraktor harus segera memindahkan material yang afkir tersebut ketempat-tempat diluar proyek.
Meminta Kontraktor supaya mengadakan percobaan-percobaan non destruktif atau kalau memungkin
kan mengadakan percobaan (Destruktin. Percobaan-percobaan ini harus memenuhi syarat-syarat
dalam peraturan beton bertulang Indonesia ( Nl.2-1971 ).
Apabila gagal, maka bagian tersebut harus dibongkar dan dibangun baru sesuai dengan petunjuk
Pengawas. Semua biaya-biaya untuk percobaan dan akibat-akibat gagalnya pekerjaan tersebut menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Kontraktor juga diharuskan mengadakan slump test menurut syarat-syarat
dalam Peraturan Beton Bertulang Indonesia( Nl.2-1971 ).

14
3.13. Cetakan Beton I Bekisting
1. Bahan
a. Bekisting beton biasa (ekspose)
b. Plywood tebal = antara 9 s/d 12 mm
c. Paku, angkur form ties dan sekrup-sekrup : ukuran sesuai dengan keperluan dan cukup kuat
dan untuk menahan bekisting agar tidak bergerak ketika dilakukan pengecoran.
2. Pelaksanaan
a. Pemasangan bekisting harus direncanakan, dilaksanakan dan diusahakan sedemikian rupa
agar pada waktu pengecoran dan pembongkaran tidak mengakibatkan cacat gelombang
maupun perubahan bentuk ukuran.
b. Tentukan jarak, level dan pusat ( lingkaran ) sebelum memulai pekerjaan pastikan ukuran-
ukuran ini sudah sesuai dengan gambar.
c. Pasang bekisting dengan tepat dan sudah diperkuat ( bracing ), sesuai dengan design dan
standard yang telah ditentukan : sehingga bisa dipastikan akan menghasilkan beton yang
sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan akan berbentuk, kelurusan dan dimensi.
d. Sambungan-sambungan antar papan bekisting harus lurus dan harus dibuat kedap air, untuk
mencegah kebocoran adukan atau kemungkinan deformasi bentuk beton. Hubungan-hubungan
ini harus diusahakan seminimal mungkin.
e. Bekisting untuk dinding pondasi dan sloof harus dipasang pada kedua sisinya.
f. Semua bekisting yang tidak mungkin dibongkar I lay in formwork menggunakan pasangan bata
untuk bekisting pondasi harus atas seijin Konsultan Pengawas.
g. Semua tanah yang mengotori bekisting pada sisi pengecoran harus dibuang.
h. Perkuatan-perkuatan pada bukaan-bukaan di bagian-bagian yang structural yang tidak diperlihatkan
pada gambar harus mendapat pemeriksaan dan persetujuan dari direksi.
i. Bekisting harus memenuhi toleransi deviasi maksimal berikut : Deviasi garis vertikal dan
horizontal :
• 6 mm, pada jarak 3000 mm
• 10 mm, pada jarak 6000 mm
• 20 mm, pada jarak 12000 mm, atau lebih
j. Deviasi pada pemotongan melintang dari dimensi kolom/balok, ketebalan plat 6 mm
k. Dimana permukaan yang akan dilapisi bahan dapat rusak akibat pemakaian bahan pelepas
acuan maka bahan pelepas acuan tidak boleh dipakai. Untuk itu, slsl dalam bekisting harus
dibasahi dengan air bersih. Dan permukaan ini harus dijaga selalu basah sebelum pengecoran
bgton.
I. Sisipan (Insert), rekatan (Embedded) dan buka (Opening).
m. Sediakan bukaan pada bekisting dimana diperlukan untuk pipa, conduits, slevees dan pekerjaan
lain yang akan merekat pada atau melalui I menembus beton.
n. Pasang langsung pada bekisting alat-alat atau pekerjaan lain yang akan dicor langsung pada
beton.
o. Koordinasi bagian dari pekerjaan lain yang terlibat ketika membentuk/menyediakan bukaan,
slots, recessed, sleeves, bolts angkur dan sisipan-sisipan lainnya. Jangan laksanakan
pekerjaan diatas jika tidak secara jelas I khusus ditunjukkan pada gambar yang berhubungan.
p. Pemasangan water stops harus kontinyu ( tidak terputus dan tidak mengubah letak besi beton ).
q. Sediakan bukaan sementara pada beton dimana diperlukan guna pembersihan dan inspeksi.
Tempat bukaan sementara ini harus dengan bahan yang memungkinkan merekat rapat, rata
dengan permukaan dalam bekisting, sehingga sambungannya tidak akan tampak pada permukaan
beton ekspose.

3.14. Kontrol Kualitas.


1. Periksa dan kontrol bekisting yang dilaksanakan telah sesuai dengan bentuk beton yang diinginkan,
dan perkuatan-perkuatannya guna memastikan bahwa pekerjaan telah sesuai dengan rancangan
bekisting, wedgeeties, dan bagian-bagian lainnya aman.

15
2. lnformasikan pada Konsultan Pengawas jika bekisting telah dilaksanakan, dan telah dibersihkan,
guna pelaksanaan pemeriksaan. Mintakan persetujuan Konsultan Pengawas terhadap bekisting
yang telah dilaksanakan sebelum dilaksanakan pengecoran beton.
3. Untuk permukaan beton ekspose pemakaian kayu lebih dari dua kali tidak diperkenankan
Penambahan pada bekisting, juga tidak diperkenankan kecuali pada bukaan-bukaan sementara
yang diperlukan ..
4. Bekisting yang akan dipakai ulang harus mendapatkan persetujuan sebelumnya dari Konsultan
Pengawas.

3. 15. Pembersihan.
1. Bersihkan bekisting selama pemasangan, buang semua benda-benda yang tidak perlu. Buang
bekas-bekas potongan, kupasan dan puing dari bagian bekisting. Siram dengan air, menggunakan
air bertekanan tinggi, guna membuang benda-benda asing yang masih tersisa pastikan bahwa air
dan puing-puing tersebut telah mengalir keluar melalui lubang pembersih yang disediakan.
2. Buka bekisting secara kontinyu dan sesuai dengan standard yang berlaku sehingga tidak terjadi
beban kejut ( shock load ) atau tidak seimbang beban yang terjadi pada struktur.
3. Pembukaan bekisting harus dilakukan dengan hati-hati, agar peralatan-peralatan yang dipakai
untuk membuka tidak merusak perrnukaan beton.
4. Untuk yang dipakai kembali, bekisting-bekisting yang telah dibuka harus disimpan dengan cara yang
memungkinkan perlindungan terhadap permukaan yang akan kontak dengan beton tidak mengalami
kerusakan.
5. Dimana diperlukan perkuatan-perkuatan pada komponen-komponen struktur yang telah dilaksana
kan guna memenuhi syarat pembebanan dan konstruksi sehingga pekerjaan-pekerjaan konstruksi
dilantai-lantai diatasnya bisa dilanjutkan.

3.16. Pembongkaran Cetakan Beton


1. Pembongkaran dilakukan sesuai dengan PBI 1971 ( Nl.2-1971 ), dimana bagian konstruksi yang
dibon9kar cetakannya harus dapat memikul berat sendiri dan beban-beban pelaksanaannya .
2. Cetakan beton baru dibongkar bila bagian tersebut untuk : Sisi balok I kolom setelah berumur 3 hari
dan Balok I pelat setelah berumur 3 minggu
3. Pekerjaan pembongkaran cetakan harus dilaporkan dan disetujui sebelumnya oleh Konsultan
Pengawas.
4. Apabila setelah cetakan dibongkar temyata terdapat bagian-bagian beton yang kropos atau cacat
lainnya, yang akan mempengaruhi kekuatan konstruksi tersebut, maka Kontraktor harus segera
memberitahukan kepada Konsultan Pengawas, untuk meminta persetujuan mengenai cara
pengisian atau menutupnya. Semua resiko yang terjadi akibat pekerjaan tersebut dan biaya - biaya
pengisian atau penutupan bagian tersebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
5. Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, Konsultan Pengawas mempunyai wewenang
untuk menolak konstruksi beton yang cacat seperti berikut :
a. Konstruksi beton sangat kropos
b. Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan bentuk yang direncanakan atau posisi - posisinya
tidak seperti yang ditunjuk oleh gambar.
c. Konstruksi beton yang berisikan kayu atau benda lainnya.
d. Bekisting-bekisting yang dipakai untuk mematangkan ( curing ) beton, tidak boleh dibongkar
sebelum dinyatakan matang oleh direksi.

3.17. Grouting
Untuk grouting disekitar angker dipakai Conbextra GP ex Fosroc, Masterflow 830 ex Degussa I MST
setebal minimal 2 cm. Untuk beton yang keropos "Honeycomb" pelaksanaan grout dengan injeksi pump.

3.18. Pemasangan Alat-Alat Didalam Beton


1. Kontraktor tidak dibenarkan untuk membobok, membuat lubang atau memotong konstruksi beton
yang sudah jadi tanpa sepengetahuan dan seijin Pengawas.
2. Pemasangan sparing untuk plat den dinding yang dilubangi sebeser diameter 10 Gm ateu 8 x 8 Gm
tidak perlu perkuatan, apabila lebih dari ukuran tersebut maka pelat dan dinding perlu dipasang
16
perkuatan, pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Kontraktor dan dikoordinasikan mendapatkan
persetujuan Konsultan Pengawas.

4. PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN


4.1. B a h a n

1. Semen Portland/PC
Semen untuk pekerjaan batu bata dan plesteran sama dengan yang digunakan untuk pekerjaan
beton
2. Pasir
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras. Kadar lumpur yang terkandung
dalam pasir tidak boleh lebih dari 5%. Pasir harus memenuhi persyaratan PUBl-82 pasal 1 1 .
3. Air
Air yang digunakan untuk adukan dan plesteran sama dengan dipekerjaan beton.
4. Batu Bata (Batu Merah)
Batu bata harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, Bidang-bidang sisinya harus datar,
tidak menunjukkan retak-retak, pembakarannya harus merata dan matang. Batu bata tersebut
ukurannya harus sama per unit dan harus memenuhi persyaratan Nl-10 dan PUBl-82 Pasal 27.
5. Batu Kali
Batu Kali yang dipakai untuk pekerjaan pondasi menerus harus bersih dari Lumpur atau kotoran
lainnya.
4.2. Macam Pekerjaan.
Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam-macam perbandidingan campuran seperti
tersebut dibawah ini :
M1 : Perbandingan campuran 1 PC : 2Ps, untuk pelaksanaan pekeriaan :
Pasangan batu bata kedap air ( trasraam ), Pemasangan lantai I dinding Keramik, Plesteran kedap
air, pasangan Rollag dan pleseteran beton
M2 : Perbandingan campuran 1 PC : 4Ps, untuk pelaksanaan pekerjaan :
Pasangan batu bata yang terhindar dari air dan untuk Pasangan Batu Kali.
• Semua tembok kamar mandi, WC, urionir dan tempat cuci setinggi 1,5 m diatas lantai dipakai
adukan macam M1.
• Pasangan tembok setinggi 30 cm diatas lantai dengan adukan trasraam memakai adukan macam
M1 .
4.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Pasangan Batu Bata
Batu bata yang akan dipasang harus direndam dalam air hingga jenuh dan sebelum dipasang harus
bebas dari segala jenis kotoran. Cara pemasangannya harus lurus dan batu bata yang pecah tidak
boleh melebihi 10 %. Pemasangan dalam satu hari tidak boleh melebihi tinggi 1 m. Untuk
Pemasangan setengah batu yang luasnya melebihi 12 m2 Harus diberi kerangka penguat dari beton
bertulang Camp. 1 PC : 2Ps : 3Kr dengan pembesian 4 012 mm dan beugel 0 6 mm.
Semua campuran adukan harus dicampur dengan mesin pengaduk (Molen), pengadukan dengan
tangan hanya boleh dilaksanakan atas persetujuan Direksi Lapangan. Tempat adukan tidak boleh
langsung diatas tanah, tetapi harus dipakai alas (kayu dan lain-lain).
Lobang tembok diatas kosen yang bentangnya lebih dari 1 m harus dipasang balok latei beton
bertulang dengan macam C2 (Seton 1 PC : 2Ps : 3Kr).
}. �lesteran dlndlng
Semua dinding yang diplester harus bersih dari kotoran dan disiram dengan air. Tebal plesteran
paling sedikit 1 cm dan paling tebal 1,5 cm. Penyelesaian plesteran menggunakan pasta semen
yang sejenis.

17
Selama proses pengeringan plesteran harus disiram dengan air agar tidak terjadi retak-retak rambut
akibat proses pengeringan yang terlalu cepat dan tidak merata.
Penyempumaan adukan hanya boleh menggunakan mesin pengaduk, dan campuran dengan
tangan hanya boleh dilaksanakan atas ijin Direksi Lapangan.

5. PEKERJAAN PASANGAN KERAMIK


5.1. B a h a n
1. Keramik Lantai
Harus mempunyai kualitas yang baik, dicetak dengan mesin dan produksi pabrik yang disetujui
Oireksi Lapangan. Keramik dibuat dari mutu standard yang baik, dalam hal ini standard yang dipilih
adalah standard Roman atau yang setara dan ukuran nominal : 40 x 40 cm dan 30 x 30 cm untuk
lantai ruangan; 20 x 20 cm untuk lantai KM /WC. Wama permukaan keramik akan ditentukan
kemudian.
2. Keramik Dinding
Keramik dinding yang dipakai Pada KM/WC dengan ukuran 20 x 25 cm dibuat dari mutu standard
yang baik. Wama permukaan keramik akan ditentukan kemudian. Sebagai acuan, keramik yang
diijinkan adalah keramik merk "Roman" walaupun bisa menggunakan merk yang lain dengan
ketentuan mempunyai kesetaraan dengan Roman atas persetujuan pihak Direksi.
Setiap pembelian atau pemesanan keramik, kontraktor diwajibkan memberikan sampel kepada
Direksi Lapangan untuk diberikan persetujuan pemakaian bahan secara tertulis.
Apabila persetujuan tertulis tidak ada, dan temyata mutu keramik yang dipakai tidak sesuai dengan yang
diinginkan, maka kontraktor diwajibkan untuk mengganti keramik tersebut dengan biaya sendiri.

5.2. Syarat-Syarat Pelaksanaan

1. Keramik lantai dipasang diatas rabat beton I beton sered, camp. 1 Pc : 3Ps : 5Kr dengan ketebalan
5 cm.
2. Keramik dipasang dengan adukan 1 Pc : 2Ps, tebal adukan/mortar lebih kurang 4 cm.
3. Celah antara keramik lebamya tidak lebih dari 2 mm dan setelah pasangan telah cukup kering
disiram pasta semen putih (sesuai dengan wama ubin) kemudian dibersihkan.
4. keramik untuk lantai-lantai kamar mandi I WC dan lantai ruang laboratorium dipakai keramik dengan
permukaan kasar I anti slip.
5. Permukaan dinding keramik harus rata dan permukaan harus rapih dan bersih, keramik yang cacat
tidak boleh dipasang.

5.3. Pemotongan Keramik.


Pada prinsipnya pemotongan keramik harus dihindarkan, bila terpaksa harus di potong, maka potongan
tersebut tidak boleh kurang Yi ukuran keramik tersebut. Pemotongan harus dilaksanakan dengan hati-
hati dan rapi. Setiap pemasangan ubin keramik pada ujung, harus diselesaikan dengan ubin utuh (bukan
potongan). Hal ini diutamakan untuk memperoleh tingkat kerapian yang maksimal disamping mutu yang
baik.

5.4. Pengawasan Mutu


Sebelum pekerjaan lantai dikerjakan, kontraktor harus mengadakan persiapan yang baik, terutama
pemadatan pasir urugan. Semua pekerjaan pipa dan saluran dibawah lantai harus ditempatkan sesuai
gambar dan sebelum pemasangan keramik dilaksanakan harus diadakan pemeriksaan dan telah
disetujui oleh Direksi lapangan. Pemasangan ubin keramik pada lantai kamar mandi, WC, toilet dan lain-
loin hnrug dintur kominnggn QOdomikiJn rup� cohinggJ �QtiJD gininQ:in :iir Didi lantai diDit dingin
segera mengalir ke lubang pembuangan (floor drain).

6. PEKERJAAN WATERPROOFING

6.1. Lingkup Pekerjaan

18
1. Y a n g termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan dan peralatan temasuk
pengangkutan yang untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam
gambar, syarat - syarat dan spesifikasi dari bahan yang dipakai.
2. Bagian yang di -waterproofing:
a. Talang beton, atap dak beton
b. Kamar mandi, water tank, ruang genset, utility dan daerah
6.2. Persyaratan Bahan
1. Sepesifikasi bahan yang digunakan

Lokasi yang di waterproofing Spesifikasi

Talang beton, atap dak beton Masterpren 2003 waterproofing membrene/


lembaran atau setara.

Kamar mandi, water tank, ruang genset, utuility Thoroseal Flex waterproofing coating atau setara.
dan daerah basah

Waterstop pada sambungan pengecoran pada Swellabe waterstop ukuran 5x20 mm


watertank

2. Waterprofing Membran:
• Waterprofing membrane dari bahan modified bituminous compound dengan perkuatan serat
polyester (non woven fabric) di dalam lembaran membrane.
• Berbahan dasar Atactic polyprophylene (APP) dengan permukaan luar amorphous silica coated.
• Bahan waterprofing membrane tebal:3mm, wama: Hitam, panjang: 10mm/roll, lebar: 1m/roll
dengan unit berat: 4±3% kg /m2•
• Pemasangan dengan cara membakar (torching) pada permukaan yang telah dibersihkan dan
dikuas dengan bituminous primer.

3. Waterproofing Coating:
• Waterprofing coating adalah waterprofing berbahan dasar polymer cement yang terdiri dari 2
komponen.
• Waterprofing Coating terdiri atas komponen A (bahan acrylic polymer) dan komponen B (bahan
premixed powder), total kemasan 25 kg/set.
• Kandungan bahan terdiri dari resin sintetis, agregat terpilih, aditif dan semen.
• Untuk pemasangan waterproofing coating dilakukan dengan mencampurkan komponen A +
Komponen 8, tanpa tambahan bahan lain.
• Waterproofing Coating dipasang langsung pada permukaan beton dengan cara kuas/coating
sebanyak 2 kali coating dengan kebutuhan bahan 1kg untuk 1 kali kuas/coating.
• Untuk luasan 1 m2 areal pemasangan dibutuhkan 2 tahap pengkuasan (coating) dengan total
kebutuhan bahan sebanyak 2 kg.

6.3. Persyratan standar mutu bahan :


1. Standar dari bahan dan prosedur yang ditentukan oleh pabrik dan standar-standar lainnya seperti :
ASTM G53-77, UNI 8202. Kontraktor tidak dibenarkan merubah standar apapun tanpa izin Pemberi
Tugas.
2. Contoh bahan (Sample):
• Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur lengkap dan jamainan dari
pabrik.
• Bilamana diinginkan, kontraktor wajib mengadakan mock up sebelum pekerjaan dimulai.

3. Pengiriman dan penyimpanan bahan:


• Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan baik dan tidak bercacat,
beberapa bahan tertentu harus masih tersegel dan berlabel pabrik.

19
• Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab, kering dan bersih,
sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
• Tempat penyimpanan bahan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai jenisnya .
• Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan - bahan yang disimpan, baik sebelum
atau pun selama pelaksanaan.

6.4. Pelaksanaan pekerjaan:


1. Jaminan pemeliharaan dan Tenaga Ahli:
• Jaminan ketetapan pemakaian bahan (certify of conformity)
• Jaminan ketetapan aplikasi (Applicator's Workmanship Warranty)

2. Syarat pelaksanaan:
• Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada wakil pemberi Tugas untuk
mendapat persetujuan lengkap dengan ketentuan persyaratan pabrik yang bersangkutan.
• Cara-cara pelaksanaan- pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan dan atas petunjuk Konsultan perencana.
• Bilamana ditemukan perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi, dan lainnya,
harus segera melapor kepada pemberi tugas sebelum pekerjaan dimulai.
• Apabila dipertukan, kontraktor diwajibkan melakukan pengetesan setelah pekerjaan selesai
selama 3 (tiga) hari berturut-turut.

3. Cara pelaksanaan
• Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman (ahli dan pihak
pemberi garansi pemasangan) dan terlebih dahulu harus mengajukan metode pelaksanaan
sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk mendapat persetujuan dari pemberi tugas.
• Lapisan waterproofing yang telah dipasang wajib diberi lapisan pelindung dengan tebal
minimum 3 cm disesuaikan dengan gambar pelaksanaan dimana lapisan tersebut dapat berupa
screed mortar maupun material finishing.

7. PEKERJAAN KAYU

7.1. Bahan
1. Kayu yang dipakai harus menggunakan kayu berkualitas baik, tua kering dan tidak bercacat pecah-
pecah serta tidak terdapat kayu yang masih muda.
2. Kelembaban kayu yang dipakai untuk pekerjaan kozen, pintu, rangka plafond dan lisplank harus
kurang dari 16 % dan untuk pekerjaan kayu kasar harus kurang dari 18 %.Kelembaban tersebut
ditentukan untuk kayu yang dikirim ketempat pekerjaan dan harus konstan sampai bangunan
selesai.
3. Selama pelaksanaan, mutu dan kekeringan kayu harus dijaga dengan penyimpanaannya ditempat
kering, terlindung dari hujan dan panas, terutama kayu kosen dan rangka pintu yang telah distel.

7.2. Macam Pekerjaan


Jenis kayu yang digunakan pada macam-macam pekerjaan apabila tidak tertera pada gambar atau
Rencana Anggaran Biaya pekerjaan adalah sebagai berikut :
1 . Kayu Sembarang Keras dipakai pada pekerjaan kosen pintu I jendela .
2. Kayu Sembarang Kerasi dipakai pada pekerjaan pintu panel, jendela panel kaca, rangka plafon dan
lisplank.

7.3. Syarat-Syarat
1. Semua pekerjaan kayu yang kelihatan dan sisi bawah rangka langit-langit harus diserut rata,
khususnya kayu untuk kosen, rangka pintu I jendela dan bidang-bidang kayu yang kelihatan diserut
dengan merata, licin dan diselesaikan dengan memuaskan.

20
2. Semua sambungan-sambungan kosen dan rangka harus dikerjakan dengan penuh keahlian, rapat
dan rapi.
3. Semua pekerjaan kayu yang akan dicat harus diketam rata dan licin serta tidak ada lobang dan mata
kayunya.
4. Khusus untuk pintu KM/WC sebelah dalam dilapisi dengan plat aluminium.
5. Kayu yang tidak sesuai dengan jenis yang tertera dalam gambar atau RAB harus dipulangkan dan
diganti dengan jenis kayu yang sesuai bestek. Semua biaya akibat kelalaian tersebut menjadi
tanggung jawab Kontraktor.

8. PEKERJAAN LANGIT·LANGIT

8.1. B a h a n
1. Rangka plafond memakai kayu Sembarang Keras dengan ukuran 2" x 3" untuk rangka induk dan
ukuran 2" x 2" untuk pembagi.
2. Tripleks # 4 mm ukuran 1,20 x 2,40 m
3. Asbes 1,00 x 1,00 m.
4. Papan Gypsum 1,20 x 2,40 m.

8.2. Macam Pekerjaan


1. Bagian dalam gedung
2. Bagian luar gedung
3. Kamar mandi dan ruang lain yang ditentukan pada gambar rencana.

8.3. Syarat-Syarat Pelaksanaan


1. Semua sisi bawah rangka langit-langit harus diserut rata.
2. Gantungan rangka langit-langit dipasang untuk setiap luasan max. 4,00 m2
3. Semua sambungan lat kayu harus dikerjakan dengan rapat dan rapi.

9. PEKERJMN LISTPLANK

9.1. Bah an
Bahan yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah kayu Sembarang Keras dengan ukuran 1" x 8" dan 1" x
12".

9.2. Syarat-Syarat Pekerjaan


Setiap sambungan harus rata dan rapi. Semua sisi listplank harus diketam licin dan dan dicat dengan cat
kilat pad a sisi yang tertihat..

10. PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

10.1. B a h a n
1. Kunci tanam yang digunakan pada pintu-pintu induk dan ruangan ialah kunci 2 slaag merk Union
atau setara dan mempunyai minimum 2 kunci.
2. Engsel untuk pintu digunakan engsel kupu-kupu sebanyak 3 pasang setiap pintu.
3. Engsel untuk jendela digunakan engsel kupu-kupu sebanyak 2 buah setiap jendela.
4. Semua kunci, engsel dan grendel harus dalam keadaan baik dan bebas karat (divernikel).

10.2. Macam Pekerjaan


Pemakaian bahan penggantung dan kunci ini dapat dilihat pada macam pekerjaan sebagai berikut :
1. Pintu Buka Satu : Engsel kupu-kupu sebanyak 3 buah dan Kunci Tanam 1 set.

21
2. Pintu Buka Dua : Engsel kupu-kupu sebanyak 3 buah dan Kunci Tanam 1 se, Grendel tanam 2
buah ( atas dan bawah ).
3. Jendela : Engsel kupu-kupu sebanyak 2 buah, Grendel 1 buah dan Hak Angin 1 set untuk
penyanggah bukaan.

10.3. Syarat-sayarat Pekerjaan

1. Semua pemasangan harus rapi, sehingga pintu-pintu dan jendela dapat ditutup dan dibuka mudah,
lancar dan ringan.
2. Sebelum penyerahan pekerjaan semua kunci-kunci harus dalam kondisi baik dan sempuma.

11. RANGKA KUDA KUDA BAJA RINGAN

11.1. Lingkup Pekerjaan


Kontraktor harus menyediakan segala pekerja, material, peralatan, dan lain-lain alat atau bahan yang
sewaktu-waktu dipertukan untuk mengadakan, membuat, dan melakukan pemasangan (erection) dari
seluruh pekerjaan konstruksi baja sesuai gambar rencana dan hal-hal yang dijelaskan pada proses
tender. Perubahan ukuran/dimensi profil baja dari rencananya harus disetujui Perencana.

11.2. Standar
Semua material dan mutu pelaksanaan pekerjaan (workmanship) harus mengikuti ketentuan-ketentuan
dalam peraturan ataupun standar yang bertaku di Indonesia, dalam hal ini mengikuti peraturan-peraturan
tersebut dibawah ini sesuai edisi yang terakhir :
• PPBBI Peraturan Perencanaan Baja Bangunan Indonesia
• PUBl-1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
• AISC Specification for Design, Fabrication and Erection of Structural Steel for Buildings
• AWS Structural Welding Code, dll

11.3. Pendetailan

a. Kontraktor harus menyerahkan secara lengkap detail working drawing dan shop drawing, serta time-
schedule dari semua pekerjaan konstruksi baja dan lainnya yang tercakup dalam kontrak ini.
b. Kontraktor harus menyerahkan sertifikat Pabrik dalam rangkap 3 (tiga) yang menjelaskan untuk
setiap tipe material mengenai hasil test kimiawi dan fisik yang ditentukan dalam spesifikasi produsen
yang tentunya harus memenuhi spesifikasi teknis ini.
c. Bila temyata ada hal-hal yang diragukan, maka Direksi/Konsultan Pengawas berhak untuk meminta
test-test tambahan. Dalam hal ini Kontraktor harus mengambil contoh benda uji dilapangan, dan
menyelenggarakan test pada laboratorium yang disetujui Pengawas. Segala biaya yang timbul
karena hal ini, sepenuhnya menjadi tanggungan pihak Kontraktor.
d. Semua shop drawing harus dengan jelas menunjukkan semua pekerjaan las yang dilakukan
dilapangan baik untuk Pabrikasi lapangan maupun untuk kepertuan erection.

11.4. Material
Material-material yang digunakan dalam pekerjaan ini, harus mengikuti ketentuan-ketentuan dibawah ini,
kecuali dinyatakan lain dalam gambar rencana :
Bahan zinc Alume yang mempunyai tensile Strength 550 Mpa,
a. Wall plate ( B x 75 )
b. Top Span ( H 70.060 m m )
c. Top Span ( RT-39.060 m m )
d. Ceilling Batten ( B x 7 0 )
e. Ceilling Batten (RT.39.060 mm )
f. Jack [ B x 75 ]
g. Jurai ( B x 7 5 )
h. Skrew
i. Dynabolt

22
11.5. Pabrikasi & Erection

1. U m u m
Kecuali dinyatakan lain, maka semua konstruksi baja harus dipabrikasi dan di erektion sesuai
ketentuan-ketentuan dalam A/SC Specifications for the Design, Fabrication, and Erection of
Structural Steel for Buildings
2. Persiapan
a. Semua bahan baja pada saat dipabrikasi harus diletakkan sedemikian rupa sehingga tidak
menyentuh tanah secara langsung.
b. Sebelum diberi tanda untuk proses pabrikasi, material yang mempunyai deformasi agar
dibetulkan terlebih dahulu dengan hati-hati agar tidak memperlemah material itu. Perbaikan ini
harus dilakukan dengan cara mekanis atau dipanaskan dengan tidak melebihi 6500 C.
c. Semua material baja harus bersih dari sisa-sisa proses produksi,benda-benda asing lainnya,
dan harus terjaga agar tetap bersih.
d. Marking dan Pemotongan-pemotongan
e. Marking (penandaan-penandaan) yang diperlukan baik untuk lubang bar, garis, tanda potong,
overlapping dll, harus dibuat dengan teliti pada bahan baja dengan menggunakan template dan
penggaris. Punching tidak diperkenankan pada bagian-bagian yang dibengkokkan, atau bagian
yang dapat rusak oleh suatu proses pabrikasi. Tiap bahan baja harus diberi tanda yang jelas
sesuai tanda yang ditentukan dalam shop drawing, dan harus jelas untuk keperluan erection.
f. Perapihan ujung-ujung profil harus dilakukan dengan gas cutter atau alat mekanis lain yang
dapat menghasilkan hasil yang setara.
g. Pemotongan
h. Pemotongan baja harus dilakukan dengan salah satu cara berikut, yaitu dengan sawing,
shearing, grinding, atau dengan alat automatic gas cutting
i. Deformasi-deformasi dan lain-lain hasil pemotongan yang kurang baik harus dikoreksi sehingga
halus dan baik.

3. Pembengkokkan

Pembengkokan dari material baja dapat dilakukan pada temperatur normal atau dengan dipanaskan
dengan tidak melebihi 6500 C.

4. Lubang-lubang Baut

a. Lubang baut harus dibor atau dipunch. Ketidakrapihan sekitar lubang harus segera dihaluskan.
b. Posisi lubang harus teliti dan harus tepat bertemu dengan lubang pasangannya pada batang
lain.
c. Toleransi dari lubang baut mengikuti standar AISC.
d. Diameter baut selain baut angkur, maximum adalah 1 ,6 mm lebih besar dari nominal diameter
baut.
e. Untuk baut angkur, lubang bautnya tidak boleh lebih dari 3,2 mm lebih besar dari nominal
diameter baut angkur untuk angkur dengan diameter 24 mm atau kurang, dan ketentuan itu
menjadi 5 mm bila nominal diameter baut angkumya lebih dari 24 mm.

11.6. Pekerjaan dengan Mesin

1 . Semua plat, batang baja, siku, dan lain profil baja harus diratakan dan diluruskan dengan hati-hati
dengan tekanan (tidak dengan palu), sebelum dan sesudah dilakukan pemboran.
2. Tepi-tepi baik sisi panjang atau pemdek dari semua plat dan ujung-ujung profil baja harus dirapihkan
terlebih dahulu sebagaimana diatas, dan semua sisa-sisa pemboran harus dibersihkan sebelum
diakukan penyatuan dengan bagian-bagian lainnya.

23
11.7. Baut, Mur, dan Ring

1. Bilamana perlu ring baut dapat diberi bentuk khusus untuk mendapatkan hasil kepala baut dan
mumya mempunyai cengkraman yang memuaskan.
2. Bagian draad dari tiap baut paling sedikit harus menonjol dari tepi luar mur dengan minimal 3 mm,
dan maximal 13 mm pada saat setelah baut dikencangkan.
3. Dalam segala hal. tebal ring harus cukup untuk mencegah jangan sampai daerah baut yang
mempunyai draad berada pada daerah ketebalan profil yang dirangkainya.
4. Bila suatu profil yang tubular (tube) harus dibor untuk keperluan baut atau stud, maka harus dijaga
agar bagian dalam profil tidak menjadi lembab.
5. Dalam mengencangkan baut mutu tinggi tipe geser, harus digunakan alat yang mempunyai meter
pengukur tarsi, dan ketentuan pabrik baut tersebut harus diikuti.

11.8. Toleransi Dalam Pabrikasi


Semua toleransi dalam Pabrikasi tidak boleh mengikuti ketentuan-ketentuan dalam peraturan yang diikuti
dalam proyek ini.

11.9. Pemasangan (Erection)

1. Pelaksanaan erection harus dilakukan oleh crew yang khusus ahli untuk pekerjaan tersebut dan
dilengkapi dengan peralatan yang baik untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan waktu
yang cepat.
2. Dalam erection harus dilakukan langkah-langkah yang baik agar tidak terjadi tegangan-tegangan
yang berlebihan pada profil-profil baja.
3. Dalam pelaksanaan erection, bilamana perlu harus dilakukan pembautan, atau bilamana perlu
bracing atau kabel-kabel pengaku harus diadakan untuk menjamin keselamatan pekerja dan
konstruksi, maka keseluruhan hal tersebut harus menjadi tanggungan kontraktor.
4. Baut atau las permanen tidak boleh dipasang sebelum batang-batang yang diikatnya sudah benar
pada posisi seharusnya.
5. Ring baut harus terpasang dengan benar antara baut dan mur.
6. Keseluruhan material, pekerja, alat-alat, dan lain-lain kebutuhan erection harus disiapkan dan
diadakan dengan teliti.
7. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kestabilan konstruksi pada setiap tahap erection.
8. Baja tidak diperkenankan dipasang atau diletakkan pada konstruksi beton pondasi atau lantai
bilamana kekuatan beton tersebut belum mencapai 50 % kekuatan designnya pada 28 hari.
9. Material yang didatangkan kelapangan harus diletakkan pada tempat yang telah ditentukan dan
disetujui dengan tidak lupa diberi label untuk memudahkan pelaksanaan dan pengawasan
10. Penyimpanan material baja dan lainnya harus terhindar dari kontak langsung dengan tanah dan
terhindar dari pengaruh cuaca yang tidak diinginkan.
1 1 . Perlindungan yang baik harus diberikan agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan baik pada
konstruksi ini sendiri maupun material pihak lain.
12. Dalam hal terjadi kerusakan, perbaikan atau penggantian yang dilakukan harus disetujui Pengawas
dan atas biaya Kontraktor.
13. Toleransi pelaksanaan harus mengikuti Standar yang ditentukan dalam Spesifikasi ini.

12. PEKERJAAN ATAP

12.1. B a h a n
Zincalume baja lapis seng 43.5%, silikon 1.5%, aluminium 55% denganketebalan lapisan rata rata 150 I
gr/m2 - 200 gr/m2,calorbond clean ketebalan lapisan rata rata 30 micron, jenis Quality Rib.

12.2. Syarat-syarat Pekerjaan


1. Pada sambungan kearah samping ( side lapping) diperlukan 1-1.5 gelombang
2. Pada Sambungan kearah memanjang ( over Lapping ) minimal sambungan 20 cm

24
13. PEKERJAAN KACA
13.1. B a h a n

1 . Kaea yang digunakan untuk pekerjaan ini terdiri dari kaca bening, rayben dan buram tebal : 5 mm.
2. Dempul yang digunakan untuk memasang kaca pada kosen, daun jendela dan pintu agar tidak
menimbulkan suara pada waktu menerima getaran harus harus dari kualitas baik, produksi dari
pabrik yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
3. Dempul untuk memasang kaea, pada waktu diterima dikaleng tidak boleh kering atau sudah
mengeras.
4. Bahan untuk membersihkan kaca harus disetujui oleh Direksi Lapangan.

13.2. Macam Pekerjaan


Lingkup pekerjaan adalah pengadaan bahan, alat pemotong, pembersih, penggosok tepi dan tenaga
kerja untuk pemasangan kaca. Pemasangan kaea dipasang pada jendela bingkai kaca dan kaca mati
serta frame kaea.

13.3. Syarat-syarat Pelaksanaan


1. Kaea harus dipotong menurut ukuran kosen dengan kelonggaran eukup, sehingga pada waktu kaca
berkembang tidak pecah.
2. Kaea dipasang dan dikukuhkan dengan memakai dempul kaca dan list kaca dipaku dengan paku
kuningan.
3. Kaea yang telah dipasang harus dapat tertanam rapi dan kokoh pada rangka terutama pada sudut-
sudutnya.
4. Kaea yang dipasang semua sudutnya harus ditumpulkan dan sisi tepinya digosok hingga tidak tajam.
Setelah dipasang, kaca harus dibersihkan dan yang sudutnya retak/pecah atau tergores harus
dig anti.

14. PENGECATAN
14.1. B a h a n
1. Pengertian cat disini meliputi emulsi, enamel, Vemis, sealer sement emulsion filter dan pelapis-
pelapis lain yang dipakai sebagai cat dasar, cat perantara dan cat akhir.
2. Cat pigmen harus dimasukkan dalam kaleng ; untuk cat tembok 15 kg, untuk cat kayu 10 kg, dan
untuk cat besi 12 kg dimana tertera nama perusahaan pembuat, petunjuk pemakaian, formula,
wama, nomor seri dan tanggal pembuatannya.
3. Semua cat yang akan dipakai harus mendapat persetujuan Direksi Lapangan. Untuk cat tembok, cat
kayu I besi dipilih dari produksi yang baik. Khusus untuk dinding luar (yang terkena air hujan
langsung) dan bagian-bagian lain yang sejenis menggunakan cat exterior weather shield, semutu
kansai atau setara. Untuk cat besi dan cat kayu harus memenuhi PUBl-1982 pasal 53 dan Nl-4
(Peraturan Cat Indonesia), sedang cat tembok harus memenuhi PUBI Psi 54.
4. Plamour dan dempul untuk peke�aan cat tembok dan cat kayu digunakan merk yang sama dengan
merk cat yang jadi dipilih. Plamour dan dempul harus memenuhi PUBl-1982 pasal 55 dan 57.
5. Cat meni digunakan sesuai dengan keluaran cat jadi dan sesuai dengan penggunaan cat.
6. Cat meni besi dan kayu harus memenuhi PUBl-1982 pasal 59.
7. Bahan pengeneer digunakan dari produksi pabrik yang sama dengan bahan yang diencerkan.
14.2. Macam Pekerjaan
1 . Cat tembok digunakan untuk mengecat dinding tembok, beton dan plafond.
2. Cat kilat digunakan untuk mengecat pintu besi dan jerejak, kosen, jalusi, pintu kayu, jendela,
listplank dan perkayuan yang kelihatan.
14.3. Syarat-syarat Pelaksanaan

25
1.Cat Tembok : Sebelum pengecatan dinding tembok, tembok harus dibersihkan dari debu kemudian
dicat dengan cat dasar Hi Sealer, setelah mengering (minimal 2 jam baru dapat dicat dengan
plamour tembok kemudian 1-2 jam dicat dengan cat akhir.
2. Cat Besi I Kayu : Sebelum pengecatan semua permukaan besi I kayu harus digosok dengan kertas
pasir agar semua karat dan kotoran ter1epas, kemudian dilap dengan kain kering dan selanjutnya
dicat dengan cat meni 1 (satu) kali. Pengecatan ulang baru dapat dilaksanakan setelah 16 jam
dengan cat kilat sebanyak 2 kali.
3. Pemeliharaan : Setelah pengecetan selesai semua bidang-bidang cat harus dipelihara oleh
kontraktor sehingga pada saat timbang terima keadaan bidang cat harus betul-betul bersih dan rapi
sampai memuaskan dan diterima oleh pihak Direksi. Bila ada kerusakan atau kotoran-kotoran pada
bidang pengecatan maka kontraktor harus bertanggung jawab dan membersihkan serta mengecat
kembali kerusakan atau kotoran tersebut hingga memuaskan pihak Direksi. Biaya yang timbul akibat
kerusakan tersebut adalah ditanggung oleh kontraktor.

15. PEKERJAAN INSTALASI PLUMBING

15.1. Lingkup Pekerjaan.

1. Pekerjaan tersebut dibawah ini meliputi menyediakan bahan-bahan dan tenaga kerja. Menyedia
kan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pemasangan dan testing instalasi pipa air
bersih, pipa air hujan dan pembuangan air kotor, sesuai dengan gambar-gambar dan uraian kerja
dan syarat.
2. Pekerjaan yang harus dilaksanakan meliputi instalasi pipa air bersih untuk distribusi di dalam
bangunan sampai ke alat penerimaan atau kran-kran, lengkap dengan sambungan-sambungan dan
perlengkapan yang diperlukan. lnstalasi pipa untuk untuk pembuangan air bekas, air kotor sampai ke
septictank dan bidang resapan lengkap dengan vent, sambungan-sambungan yang diperlukan. lnstalasi
pipa untuk pembuangn air hujan pipa PVC (Paralon) Kwalitet AW sesuai dengan gambar rencana,
lengkap dengan pipa pembuang ke bawah lantai dan dihubungkan sistem drainase di luar bangunan
atau bak kontrol terdekat sesuai dengan gambar. Semua septic tank dan ruang rembesan serta
perlengkapannya seperti yang diperlihatkan pada gambar rencana.
3. Kontraktor harus minta izin yang diperlukan untuk penyambungan air dan untuk menjalankan
instalasi yang diuraikan dalam uraian kerja dan syarat-syarat. Semua biaya untuk izin penyambungan
dan untuk kemungkinan adanya denda-denda menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4. Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksud untuk menunjukkan semua pipa-pipa, fittings, katup- katup
secara terperinci, semua bagian-bagian tersebut di atas walaupun tidak digambarkan dan disebut
secara spesifik harus disediakan dan dipasang oleh Kontraktor.
5. Kontraktor bertanggungjawab atas rusak atau hilangnya bahan atau peralatan untuk instalasi ini.
6. Pelaksanaan pemasangan harus direncanakan dengan baik, pembongkaran-pembongkaran
bagian bangunan hanya diperkenankan setelah Kontraktor menerima izin tertulis dari Direksi.
Kontraktor harus membuat gambar detail, agar diketahui dengan tepat misalnya letak dan ukuran
lubang-lubang pada dinding dan lantai yang diperlukan untuk menembus pipa. Kontraktor
bertanggungjawab atas ukuran-ukuran (dimensi) dan lokasi lubang-lubang tersebut dan apabila perlu
melakukan pembongkaran/penambahan tanpa penambahan biaya.
7. Dalam waktu 10 (sepuluh) hari kalender setelah penugasan pekenaan plumbing ini, Kontraktor
harus mengajukan daftar yang lengkap dari bahan-bahan dan peralatan yang akan dipa5ang
beserta brosur-brosur atau gambar kerja untuk mendapat persetujuan dari Direksi.

15.2. Bahan-bahan dan perlengkapan-perlengkapan.


1. Bahan-bahan dan perlengkapan-perlengkapan harus baru dan disetujui oleh Direksi.
2. Untuk distribusi pipa air bersih di atas atau di bawah tanah dipakai Pipa Besi GIP ukuran sesuai
dengan gambar.
3. Untuk pipa pembuang air kotor di bawah tanah dipakai Pipa PVC (Paralon) Kwalitet AW ukuran
sesuai gambar.
4. Untuk pembuangan pipa air hujan didalam bangunan harus dipakai pipa PVC kelas AW setara
Wavin atau Rucika, ukuran sesuai gambar rencana.
5. Talang-talang air hujan harus dilaksanakan seperti ditunjukkan pada gambar.

26
6. Untuk closed jongkok dan duduk Kontraktor harus menyediakan dan memasang yang setara
dengan KIA model Rapi dengan wama yang disetujui oleh Direksi.
7. Bak cuci piring 1 lobang stainless steel komplit standart yang dipasang pada dapur.

15.3. Konstruksi dan pengerjaan.


1. Setiap ujung awal pipa air kotor dipertemukan pipa-pipa air kotor dan pipa air kotor yang membe
lok, dipasang clean out, sesuai yang dinyatakan di dalam gambar rencana.
2. Pipa-pipa air kotor dan bersih harus mempunyai kemiringan 1 - 2 % ke arah aliran.
KETENTUAN TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN MEKANIKAL DAN ELEKTRIKAL

16. PEDOMAN PELAKSANAAN PEKERJAAN ELEKTRIKAL


1.Pada umumnya pelaksanaan harus sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam ketentuan Pelelangan
dan gambar rencana
2. Apabila terdapat perbedaan antara ketentuan dan gambar rencana, maka Peserta Pelelangan I Pemborong
wajib mempertanyakannya kepada Konsultan Perencana. Apabila hal ini tidak dilakukan, maka pada
dasamya ketentuan ini lebih mengikat kecuali ditentukan lain pada persyaratan Administrasi, Konsultan dan
atau Direksi Pengawas dan Wakil Pemberi Tugas.
3. Pada dasamya pelaksanaan pekerjaan harus tidak bertentangan dengan ketentuan yang tercantum dalam
peraturan-peraturan dibawah ini :
a. Peraturan Umum instalasi Listrik,
b. Peraturan Seton Bertulang Indonesia
c. Peraturan Umum Bahan Bangunan,
d. National Fire Protection Association,
e. Fire Office Committee,
f. Algemene Voorwarden Voor de Uitvoering bij Aaneeming van Opembare Worken,
g. Peraturan - peraturan dan persyaratan lainnya yang bertaku sah di Indonesia.
h. Ditjen Bina Lindung, DEPNAKER dan lain-lain Lembaga Pemerintah yang berwenang,
i. Petunjuk pemasangan dari pabrik pembuat bahan dan peralatan yang bersangkutan.

17.1. PERSIAPAN PELAKSANAAN


1. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini apabila tidak ditentukan lain pada Persyaratan
teknis. Administrasi maka ditentukan di dalam jangka waktu maksimum 10 hari setelah menerima
SPK. Pemborong dikoordinasi oleh Direksi Pengawas dan Wakil Pemberi Tugas harus menyampai
kan metode kerja dan peralatan yang digunakan. Metode kerja tersebut mencakup langkah-langkah
cara memasukkan peralatan ke ruang peralatan, dengan peralatan-peralatan yang sesuai sehingga
betul-betul dalam pelaksanaannya tidak mengalami hambatan dan kesulitan. Cara memasukkan
peralatan harus dilakukan dengan secara utuh, tidak boleh dipisah-pisah I bongkar sampai
peralatan tersebut terpasang di atas pondasi.
2. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pemborong dikoordinasikan oleh Direksi
Pengawas dan wakil Pemberi Tugas wajib membuat dan menyerahkan Gambar Rencana
Pelaksanaan atau gambar kerja ( Shop Drawing ) sesuai dengan keadaan lapangan, rencana
Arsitek, rencana Struktur, rencana Interior, rencana Pertamanan dan rencana pekerjaan yang
bersangkutan dan detailnya kepada Pemberi Tugas yang dalam hal ini di wakili oleh Direksi
Pengawas dan wakil Pemberi Tugas melalui Main Contractor sesuai ketentuan pada dokumen
administrasi, kecuali belum ditentukan maka di buat rangkap 3 ( tiga ) untuk disetujui. Yang
dimaksud gambar kerja adalah gambar yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan, lengkap dengan
dimensi peralatan, jarak peralatan satu dengan yang lainnya, jarak terhadap dinding, dimensi
accessories yang di pakai.
3. Direksi Pengawas dan Wakil pemberi Tugas berhak menolak gambar kerja yang tidak mengikuti
ketentuan - ketentuan tersebut di atas.
4. Apabila terjadi perubahan atau penyesuian lapangan maka Pemborong dikoordinasikan oleh Direksi
Pengawas dan Wakil Pemberi Tugas wajib membuat serta menyerahkan perbaikan Gambar
Rencana Pelaksanaan untuk setiap perubahan yang terjadi di lapangan, baik perubahan yang terjadi
karena keadaan lapangan maupun perubahan yang terjadi karena adanya perubahan rencana,
kepaela Direksi Pengawas Clan Wakil Pemberi Tugas melalui Main Contractor sesuai ketentuan pada

27
dokumen administrasi kecuali belum ditentukan maka di buat rangkap 3 ( tiga ) untuk mendapatkan
persetujuan.
5. Pemborong wajib mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan yang
akan di pasang. Apabila ada sesuaatu yang diragukan, pemborong harus segera menghubungi
Direksi Pengawas dan Wakil Pemberi Tugas. Pengambilan dan I atau pemilihan kapasitas peralatan
yang salah akan menjadi tanggung jawab Pemborong.
6. Pemborong berkewajiban untuk memasang alat-alat I perangkat I spare part penunjang lainnya
yang dianggap perlu agar peralatan dapat beroperasi dengan baik.
7. Pemborong dikoordinasikan oleh Direksi Pengawas dan Wakil Pemberi Tugas wajib bekerja sama
dengan semua pihak yang menjadi Pelaksana dalam pembangunan proyek ini, untuk menghindar
kan terjadinya hambatan di dalam pelaksanaan pekerjaan masing-masing pelaksana.
8. Pemborong wajib membuat dan menyerahkan Rencana Waktu Pelaksanaan Pekerjaan, rencana
Pengiriman Bahan dan Peralatan. Rencana Pemakaian Tenaga Kerja kepada Direksi Pengawas dan
Wakil Pemberi Tugas.
9. Pemborong wajib membuat gudang dan kantor sementara di lapangan untuk keperluan
penyimpanan semua peralatan secara baik. Lokasi untuk keperluan ini akan dikoordinir oleh Direksi
Pengawas dan Wakil Pemberi Tugas. Setelah selesainya waktu pelaksanaan, maka pemborong
wajib membongkamya kembali dan membersihkan lokasi tersebut.

17.2. K O O R D I N A S I
1. Pemborong dikoordinasikan oleh Direksi Pengawas dan Wakil Pemberi Tugas hendaknya bekerja
sama, dengan Sub kontraktor lnstalasi lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
2. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan instalasi yang
lain.
3. Apabila dalam pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibatnya
menjadi tanggung jawab Pemborong.

17.3. PELAKSANAAN PEMASANGAN


1. Apabila belum ditentukan pada persyaratan Administrasi maka pemborong wajib menempatkan
seorang Kepala Pelaksana yang akan selalu ada di lapangan selama jam kerja. Kepala Pelaksana
harus mampu menerima semua perintah yang akan diberikan oleh Direksi Pengawas dan Wakil
pemberi Tugas, mampu membahas suatu masalah teknis bersama Direksi Pengawas dan Wakil
Pemberi Tugas dan pelaksana pekerjaan lainnya serta mempunyai wewenang untuk mengambil
keputusan baik dalam hal teknis maupun dalam hal keuangan.
2. Kepala pelaksana juga wajib berada di lapangan sewaktu diperlukan oleh Direksi Pengawas dan
Wakil Pemberi Tugas. Konsultan Perencana maupun saat diperlukan oleh Pemberi Tugas.
3. Pemborong wajib melaksanakan seluruh pekerjaan tanpa menyerahkan sebagian atau seluruhnya
pekerjaan kepada pihak lain tanpa sepengetahuan Direksi Pengawas dan Wakil Pemberi Tugas.
4. Pemborong wajib memberitahukan dan meminta ijin pelaksanaan setiap pekerjaan yang akan
dilakukan terutama yang berhubungan dengan jenis pekerjaan lain, seperti pembobokan. pengelasan
ke konstruksi bangunan dan lain sebagainya. Pelaksana pekerjaan ini tetap menjadi tanggung
jawab pemborong termasuk perbaikan kembali dari bagian pekerjaan Pemborong akibat
dilaksanakannya pekerjaan ini.

17.4. JADWAL PELAKSANAAN


1. Pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan pada Persyaratan
Administrasi sudah harus diselesaikan secara keseluruhan dan telah diserah terimakan untuk
pertama kalinya sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
2. Apabila temyata Pemborong tidak dapat melaksanakan serah terima ini tepat pada waktunya, maka
kepada Pemborong akan dikenakan sanksi dan denda seperti yang diuraikan pada persyaratan
Administrasi.

17.5. PERSETUJUAN MATERIAL, PERALATAN DAN DOKUMEN YANG DISERAHKAN

28
1. Apabila belum ditentukan pada Persyaratan Administrasi maka pemborong wajib menga-jukan
penawaran untuk seluruh pekerjaan mempergunakan semua bahan dan peralatan yang sesuai
dengan ketentuan yang ada. Apabila terjadi perbedaan bahan dan peralatan pada penawaran
dengan ketentuan yang ada ,maka pada waktu pelaksanaan merupakan tanggung jawab
Pemborong sepenuhnya untuk mengadakan penyesuaian kembali kepada ketentuan yang ada,
tanpa adanya tuntutan tambahan biaya pelaksanaan.
2. Pemborong wajib membuat dan menyerahkan papan contoh bahan dan peralatan yang selain dapat
menunjukkan mutu bahan dan peralatan, juga sekaligus menunjukkan cara pemasangan di
lapangan kepada Direksi Pengawas dan Wakil Pemberi Tugas untuk mendapat persetujuan.
3. Pemborong wajib meminta persetujuan tertulis Direksi Pengawas dan Wakil Pemberi Tugas untuk
setiap jenis dan tipe bahan dan peralatan. Pengiriman dan pemakaian bahan dan peralatan yang
tidak pemah mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi Pengawas dan Wakil Pemberi Tugas
dapat ditolak dan diganti. Apabila hal ini terjadi maka semua biaya yang mungkin timbul akan
menjadi tanggung jawab Pemborong.
4. Semua bahan dan peralatan yang dikirim ke lapangan kerja dan akan dipergunakan untuk
pelaksanaan harus merupakan bahan dan peralatan yang baru dan belum pemah dipergunakan.
5. Pemborong wajib memberitahukan rencana pengiriman bahan dan peralatan, agar supaya dapat
dilakukan pemeriksaan oleh Direksi Pengawas dan Wakil Pemberi Tugas pada waktunya. Bahan
dan peralatan yang ditolak oleh Direksi Pengawas dan Wakil pemberi Tugas harus segera
dikeluarkan dari lokasi lapangan kerja dalam waktu tidak lebih dari 24 jam sejak pengiriman
dilakukan.
6. Apabila Pemborong mendapat kesulitan di dalam mendapatkan bahan dan peralatan yang sesuai
dengan ketentuan Surat Perjanjian Kerja, maka Pemborong wajib mengajukan permohonan
penggantian secara tertulis kepada Direksi Pengawas dan Wakil Pemberi Tugas, Konsultan Perencana
dan Pemberi Tugas dengan disertai semua data - data yang diperlukan. Apabila permohonan
tersebut ditolak maka segala resiko menjadi tanggung jawab Pemborong.
7. Pemborong wajib memberikan lam pi ran data teknis dari bahan dan peralatan yang diajukan didalam
penawaran secara terperinci. Tanpa adanya data tersebut maka Pemborong wajib memenuhi semua
permintaan dari Direksi Pengawas dan Wakil Pemberi Tugas, Konsultan Perencana dan Pemberi
Tugas selama permintaan tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan ini.

17.6. GAMBAR KERJA I SHOP DRAWING


Pemborong harus mengajukan gambar kerja berikut detail potongan yang diperlukan untuk diperiksa dan
disetujui. Dengan mengajukan gambar--gambar kerja ini berarti Pemborong sudah mempelajari dengan
seksama gambar--gambar Struktur, Arsitek maupun gambar-gambar instalasi lainnya serta sudah
menghasilkan kondisi yang sebenamya di proyek.

17.7. DAFTAR PERALATAN


Suatu daftar yang lengkap untuk peralatan dan bahan yang akan digunakan pada proyek ini harus
diserahkan oleh Pemborong untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pengawas dan Wakil Pemberi
Tugas dengan dilampiri brosur-brosur yang lengkap dengan data-data teknis performance dari
peralatan. Daftar peralatan dan bahan yang diajukan harus memenuhi spesifikasi

17.8. SELEKSI DATA


Untuk persetujuan bahan dan peralatan, Pemborong harus melengkapi dengan seleksi data sesuai
ketentuan pada dokumen administrasi kecuali belum ditentukan maka menyerahkan dalam rangkap 3 (
tiga ). Pemborong harus menunjukkan dalam brosur unit yang dipilih dengan memberikan tanda.
Data - data meliputi :

Manufacturer data :
.Berupa brosur-brosur, spesifikasi dan informasi yang tercetak jelas dan cukup detail sehubungan
dengan persyaratan I ketentuan spesifikasi.

Performance Data
Data-cata kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu table atau curva yang meliputi informasi yang
diperlukan dalam menseleksi peralatan-peralatan lain yang ada kaitannya dengan unit tersebut.

29
Quality Asurance
Suatu pembuktian dari Pabrik atau Suplier setempat terhadap kualitas produk. Yang menyatakan bahwa
produk ini sudah diproduksi beberapa tahun, telah terpasang di beberapa lokasi, dan telah beroperasi
dalam jangka waktu tertentu dengan baik.

17.9. PERALATAN DAN BAHAN


1. Untuk peralatan dan bahan sejenis yang fungsi penggunaannya sama, harus diproduksi oleh pabrik (
merk ) yang sama, sehingga memberikan kemungkinan dapat dipertukarkan.
2. Semua peralatan dan bahan yang diajukan dalam tender pada dasarnya harus sudah memenuhi
spesifikasi walaupun dalam pengajuan saat tender kemungkinan ada peralatan dan bahan belum
memenuhi spesifikasi, tetapi harus dipenuhi sesuai spesifikasi bila sudah ditunjuk sebagai
Pemborong.
3. Untuk peralatan dan bahan yang sudah memenuhi spesifikasi, karena sesuatu hal yang tidak bisa
dihindari terpaksa harus diganti, maka sebagai penggantinya harus dari jenis setaraf atau lebih baik,
maka biaya yang menyangkut pembuktian tersebut harus ditanggung oleh Pemborong.

17.10. PENAMBAHAN I PENGURANGAN I PERUBAHAN INSTALASI


1. Pelaksana instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan kondisi lapangan,
harus dikonsultasikan terlebih dahulu oleh Pemborong dengan Pihak Direksi Pengawas dan Wakil
Pemberi Tugas yang akan membicarakan dengan Konsultan Perencana.
2. Pemborong harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada kepada pihak Direksi
Pengawas dan Wakil Pemberi Tugas sesuai ketentuan pada dokumen administrasi kecuali belum
ditentukan maka dibuat rangkap 3 ( tiga ).
3. Perubahan material dan lain-lainnya, harus dapat instruksi dari Pemilik secara tertulis sebelum
dilaksanakan. Dan pekerjaan tambah I kurang I perubahan yang ada harus disetujui oleh Direksi
Pengawas dan Wakil Pemberi Tugas.

17.11. IJIN • IJIN


Pengurusan ijin-ijin ( ljin Mendirikan Bangunan (IMB), pajak-pajak yang berkenaan dalam hal pekeriaan
pemborongan atau dengan peratuaran yang berlaku, membayar retribusi bahan galian golongan C,
Asuransi Tenaga Kerja (Astek) dan lain sebagainya ) yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini
serta seluruh biaya yang diperf ukan menjadi tanggung jawab Pemborong.

17.12. AS BUILT DRAWING { GAMBAR INSTALASI TERPASANG)


Pemborong harus menyerahkan As Built Drawing sesuai ketentuan di atas ditentukan 1 (satu ) set
berupa gambar transparant dan 3 ( tiga ) set gambar cetak birunya, Copy gambar As Built Drawing dalam
CD-R, Dokumen foto-foto. Gambar as built drawing ini lengkap untuk seluruh instalasi terpasang pada
proyek ini, berikut gambar-gambar detail dan gambar potongan. As built ini harus menunjukkan lokasi
dan posisi yang tepat dari seluruh bagian-bagian instalasi referensi yang digunakan seperti kolom,
dinding dan lain-lain sebagainya. Sub Contractor M&E dikoordinasi oleh Main Contractor harus menunjukkan
pada satu set gambar cetak biru dari Gambar Kontrak terhadap deviasi-deviasi, pengembangan
dan revisi-revisi yang terjadi semasa pelaksanaan.

18. PERSYARATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN ELEKTRIKAL


18.1. Persyaratan Umum :
1. Persyaratan Umum disini lebih diutamakan kepada Teknis Pelaksanaan dan Uraian
2. Pekerjaan, diluar ketentuan ini dimasukkan ke dalam Persyaratan Administrasi.
3. Pemborong wajib mempelajari dan memahami semua peraturan-peraturan persyaratan umum,
standart-standart dan dokumen-dokumen pelelangan.
4. Persyaratan Umum Teknis Pelaksanaan, Uraian Pekerjaan, Persyaratan Administrasi, lnstruksi-
instruksi dan informasi Resmi kepada Galon Pemborong/Supplier, merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Dokumen Resmi Pelelangan dan Pelaksanaan.
5. Persyaratan Umum ini menjelaskan tentang Uraian dan Syarat-syarat Penyediaan can Pemasangan
semua peralatan, serta bekerjanya semua instalasi yang berfungsi secara baik dan dapat diterima
oleh Pemilik I Pembert Tugas.
30
18.2. Gambar-Gambar Perencanaan
1. Yang dimaksud dengan Gambar-gambar Perencanaan disini adalah Gambar-gambar didalam
scope I lingkup kerja Pekerjaan Elektrikal dari Proyek yang bersangkutan.
2. Adanya gambar-gambar dari disiplin lain, seperti gambar-gambar Arsitektur, Struktur, Landscape,
dan lain-lain yang sangat relevant dengan Pekerjaan Elektrikal diikutsertakan dalam Gambar
Perencanaan ini, yaitu untuk membantu Pemborong guna memperoleh gambaran yang lebih jelas
ketika membuat Penawaran, untuk Pengadaan material,untuk Pelaksanaan pekerjaan dan untuk
berkoordinasi dengan disiplin lain.
3. Apabila terdapat Gambar Perencanaan dan Gambar dari disiplin lain yang tidak disertakan didalam
Dokumen Pelelangan, tetapi masih ada relevansinya, maka menjadi kewajiban Pemborong untuk
mempelajari dan menyerahkan perihal tersebut pada saat Aanwijzing I Penjelasan Lelang.
4. Pemborong wajib memeriksa Gambar-gambar Perencanaan terhadap kemungkinan kesalahan,
ketidak-cocokan atau ketidak-sesuaian, baik dari segi besaran-besaran fisik, system, maupun
pemasangannya.
5. Apabila terdapat kesalahan I ketidak-cocokan harus diajukan secara tertulis pada saat aanwijzing,
bila tidak dilakukan, dianggap secara keseluruhan sudah diketahui oleh Pemborong.
6. Adanya koreksi atau penyesuaian-penyesuaian dikemudian hari oleh Direksi Pengawas
Perencana terhadap kesalahan I ketidak-cocokan tersebut, maka menjadi kewajiban Pemborong
untuk mengadakan dan melaksanakannya tanpa tambahan biaya.
7. Peralatan-peralatan tambahan yang diperlukan. walaupun tidak digambarkan atau disebutkan dalam
spesifikasi ini, harus disediakan oleh Pemborong,sehingga seluruh instalasi dapat bekerja dengan
baik dan dapat dipertanggung jawabkan.

18.2. Gambar Kerja, Gambar Akhir dan Gambar-Gambar Lainnya :

1. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Pemborong diwajibkan terlebih dahulu membuat Gambar-


gambar kerja/Shop Drawing dari bagian-bagian pekerjaan.terutama pekerjaan- pekerjaan yang
dianggap penting dan yang memerlukan perhatian-perhatian khusus.
2. "Shop Drawing" adalah merupakan gambaran yang lebih jelas, lebih teliti dan lebih detail dari setiap
pemasangan peralatan,serta spesifikasi yang lebih teliti dari setiap komponennya.
3. Gambar-gambar tersebut diatas harus dikoordinasikan dengan gambar atau dengan bidang
pekerjaan dari disiplin lain dan harus diketahui I disetujui oleh Direksi Pengawas/ Perencana.
4. Pemborong wajib membuat gambar akhir yang merupakan gambar sebenamya I As built drawing
dari bagian-bagian pekerjaan yang sudah selesai dikerjakan dan dibuat secara bertahap, sehingga
sebelum pekerjaan selesai seluruhnya, keseluruhan gambar-gambar tersebut sudah terbentuk.
Setelah disetujui pihak Direksi Pengawas, pemborong wajib menyerahkan kepada Direksi Pengawas I
MK sebanyak 5 ( lima ) set gambar-gambar tersebut.
5. Pemborong harus pula menyiapkan gambar-gambar lainnya,yaitu gambar-gambar yang diperlukan
untuk pemeriksaan dan pengesahan I kiering oleh pihak berwenang, seperti PLNB, AKLI, Dinas
Keselamatan Kerja dan lnstansi-instansi terkait lainnya.

18.3. Brosur I Katalog


1 . Pemborong wajib melampirkan brosur I katalog pada Surat Penawaran Lelang.
2. Disarankan melampirkan brosur I katalog aslinya
3. Brosur I katalog yang dilampirkan harus dicap Perusahaan Pemborong.
4. Dalam brosur I katalog tersebut harus di jelaskan type, rating dan spesifikasi lainnya dari material
yang ditawarkan.
5. Pada brosur I katalog, material yang ditawarkan harus diberi tanda dengan jelas.

18.4. Keseragaman Merek :


1. Penggunaaan material I komponen-komponen suatu peralatan harus seragam dan dari satu merek
yang sama dengan maksud memudahkan pemeliharaan.
2. Penggunaan material dengan beberapa merek hanyalah kalau memang secara pasti bahwa untuk
material - material dan accessoriesnya tidak saling memiliki.
3. Pencantuman suatu merk dalam spesifikasi ini lebih diarahkan untuk perhitungan perencanaan. baik
dari segi kualitas teknis maupun biaya.
31
19. PANEL-PANEL TEGANGAN RENDAH

19.1. Lingkup Kerja :


1. Meliputi pengadaan bahan, peralatan, pemasangan, terminasi/penyambungan, pengujian dan
perbaikan selama proses pekerjaan dan pada masa pemeliharaan .
2. Perizinan
3. Pengadaan teknisi dan tenaga ahli

19.2. Jenis Panel :


1 . Free-standing, metal enclosed/tertutup, yaitu untuk panel - panel utama.
2. Wall - mounting, metal enclosed, in/out door.

19.3. Karakteristik Panel :

1. Panel dibuat untuk beroperasi pada Tegangan Rendah 220/380 V 3-phase, 4 kawat,50 Hz dan
solidly-grounded.
2. Panel I switchgear harus dapat dioperasikan dengan aman dan mudah, antara lain keamanan dan
kemudahan untuk pengoperasian peralatan pemutus rangkaian I daya seperti MCB, ACB, MCCB,
Switch, kemudahan untuk penggantian peralatan dan indikator-indikator kemudahan dan aman
pada saat pemeriksaan I pengecekan tegangan, gangguan dan sebagainya.
3. Panel harus cukup kuat untuk dibebani oleh semua komponennya dan mempunyai ruang yang
cukup luas / leluasa guna memudahkan penggantian komponen I peralatan.
4. Panel harus dilengkapi pintu berengsel I hiqh-door, lengkap dengan handel dan kunci yang dapat
dibuka dengan master-key.
5. Untuk panel-panel utama I panel-panel besar, pintu panel harus dilengkapi interlock, yaitu pintu
panel hanya bisa dibuka jika pemutus- rangkaian I CB dalam keadaan off, Alat pengaman I
interlock harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kecelakaan akibat kesalahan
pengoperasian.
6. Semua induktor yang terdapat pada panel tidak boleh dipasang pada pintu panel, tetapi harus ada
bagian yang tidak bergerak dan terlihat dari luar I depan.
7. Panel terbuat dari pelat baja, untuk panel free-standing tebal pelat baja minimal 2.30 mm, diberi
penguat dengan rangka besi siku ukuran minimal L 30x30x3 dan alas I kakinya diperkuat dengan
rangka besi kanal yang berukuran minimal UNP-5. Sedangkan untuk wall-mounting panel
menggunakan pelat baja dengan tebal minimal 1.50 mm.
8. Mur/baut yang dipergunakan dalam panel harus dari jenis tahan karat.
9. Setelah pintu panel dibuka maka dibagian dalam I didepan komponen panel terdapat pintu
pelindung yang hanya dapat dibuka apabila mur/bautnya dilepas. Pintu bagian dalam ini terbuat
dari pelat baja dengan ketebalan sesuai dengan tebal pelat baja panelnya, bagian dalam dari pintu
ini dilapisi bahan isolasi seperti lapisan ebonit, vertinax dll. Dengan tebal minimal 1.50 mm.
10. Panel dicat dasar anti karat dengan "Zink chromate primer" atau dengan cara digalvanis I
chromium-plating dan finishing dilakukan dengan empat lapis cat-oven. Wama cat finishing akan
ditentukan oleh Direksi.
1 1. Setelah pengecatan selesai, maka setiap panel harus diberi nama dengan jelas. Dibagian dalam
pintu panel harus ada gambar "one-line diagram" komponen panel lengkap dengan besaran dan
fungsinya dan gambar tersebut harus dilaminating.

19.4. CABLE-LADDER I CABLE TRAY


1. Cable Ladder :

a. Cable-ladder I Cable Tray dipergunakan untuk dudukan kabel-kabel naik/turun, kabel-kabel


horizontal yang datang I keluar dari panel-panel utama, sub-sub panel ke panel-panel tenaga
dan panel-panel penerangan dan dari panel-panel tenaga dan atau panel-panel penerangan
ke titik-titik beban.
b. Cable-Ladder adalah adalah salah satu jenis dari cable-tray, terbuat dari struktur logam yang terdiri
dari 2 bilah side-rail ( longitudinal side ) dan dihubungkan oleh batang- batang yang
melintang ( rung/individual transverse members ).
32
c. Cable-ladder fittings merupakan bagian-bagian penghubung dengan atau antar cable ladder,
yaitu dengan maksud untuk perubahan ukuran lebar cable-ladder, atau untuk perubahan arah
cable-ladder.
d. Cable ladder fitting antara lain terdiri dari :
e. Horizontal elbow
f. Vertical elbow ( Inside or outside )
g. Horizontal cross
h. Reducer ( straight, right hand, left hand )

2. Connector
Alat penyambung antara cable ladder atau antara cable-ladder dengan fitting-fittingnya. Jenis alat
penyambung ini terdiri dari jenis - jenis :
• Rigid
• Expantion
• Adjustable

3. Accessories
Berupa material pendukung I tambahan, seperti cover, dropout, conduit adater, holddown device,
adjustable connector, devider dan lain- lain.

4. Support,
Yaitu peralatan untuk dudukan, penopang dan penggantung dari cable ladder Jenisnya terdiri d a r i:
• Cantilever bracket
• Trapeze
• Individual rod suspension

19.5. PEMIPAAN

1. Tujuan
a. Sebagai pipa-pipa sparing, yaitu pipa-pipa pelindung kabel yang menembus dinding- dinding,
pelat-pelat. kolom-kolom, balok-balok beton, dinding--dinding bata, fondasi-fondasi bangunan
dan lain - lain. Pipa sparing ini menggunakan pipa PVC high impact ukuran minimal%".
b. Sebagai pipa-pipa pelindung kabel, yaitu untuk pelindung kabel yang ditanam didalam tanah,
pelindung kabel yang melintasi I menyeberang jalan dan bangunan. Pipa-pipa ini menggunakan
jenis pipa-pipa PVC high impact dengan ukuran minimal 2"
c. Sebagai pipa-pipa pelindung kabel instalasi penerangan, mulai dari panel-panel penerangan
ke stop kontak, ke sakelar & ke armature-armature lampu dan lain-lain. Pipa-pipa yang
digunakan adalah dari jenis pipa PVC high dengan ukuran minimal %.
d. Sebagai pipa-pipa pelindung kabel seperti instalasi tenaga, mulai dari panel-panel tenaga
ketitik beban, seperti ke stopkontak tenaga, power-switch, motor-motor dan lain-lain, termasuk
sebagai pelindung kabel-kabel kontrol. Pipa-pipa yang digunakan adalah dari jenis pipa baja I
conduit-pipes dengan ukuran minimal % ".

2. Material dan Standard :


a. Pipa PVC ( Poly Vinly Chloride) yang digunakan adalah dari atas kelas AWNP (10 Kg/cm2)
dengan standard JIS K 6741
b. Pipa conduit yang dipergunakan adalah dari jenis "Threadss-conduit System" dengan standard
JIS C 8305, BS-31.

3. Fitting-fitting pipa :
a. Fitting-fitting pipa harus menggunakan fitting-fitting yang sesuai dengan jenis dan kelas pipa
yang digunakan, seperti untuk pipa PVC menggunakan fitting-fitting jenis socket, reducing
socket, long elbow goo, bend 450, tapered-flange, tee box, L-box, straight box/pull-box dan
lain-lain.

33
b. Demikian pula fitting-fitting pipa jenis conduit harus menggunakan fitting pipa yang khusus
untuk conduit seperti : connector, coupling, elbow, bushing, locknut, saddle-clamp, circular-
box, universal LT fitting, switch-box dll.

19.5. KABEL TEGANGAN RENDAH

1. Jenls dan penggunaan Kabel TR :


a. Jenis NYM
b. Kabel NYM yang digunakan minimal brinti 3 ( 3-cores ), yaitu untuk saluran phasa, netral dan
pentahanan I grounding. Untuk itu inti kabel diwakili oleh wama- warna sebagai berikut :
• Phasa : Black
• Netral : Light-blue
• Grounding : Green I yellow
c. Kabel NYM digunakan untuk system instalasi penerangan didalam bangunan kantor, yaitu
untuk pengkabelan lampu - lampu penerangan, lampu darurat, stop kontak, sakelar dan lain -
lain. Dengan ukuran kabel minimal 3 x 2.5 qmm.
d. Kabel NYY yang digunakan minimal berinti 3 ( 3-cores ) untuk instalasi 1-phasa, sedangkan
untuk instalasi 3-phasa menggunakan kabel berinti 4 atau 5. Inti-inti kabel yang dibedakan
dengan warna seperti :
• Phasa : Red, black & yellow
• Netral : Light-blue
• Grounding : Green I yellow

2. Kabel-NYY digunakan untuk instalasi :


a. Penerangan
b. Stopkontak I Sakelar
c. Penerangan / lampu-lampu luar, jalan, taman
d. Kabel feeder ke/dari panel - panel
e. Ke titik - titik beban didalam pabrik, seperti motor-motor dan lain-lain
f. Ukuran kabel minimal 3 x 2.5 qmm

19.6. ARMATURE LAMPU I LIGHTING FIXTURES

1. Jenls-jenis armature lampu yang digunakan :


• Balk TL x 40 W
• Down Light SLE-18 W I PL-13 W
• Fitting Plafond SLE-18 W I PL-13 W
• Outdoor Lighting
• Emergency Lighting

2. Spesifikasi :
a. Down Light SLE-18W/PL - 13W
b. Material : Bahan aluminium plate 0.7mm, dia 150 mm, tinggi 185 mm, Finishing cat baker Cl I
stove enamelled
c. Komponen : Fitting lampu keramik E-27 I PL-fitting; Klem penjepit armature lampu lengkap
buat pengancing; Reflector atau baffle; Lampu Phillips jenis SLE-18 W-220 VACI PL- 13 W -
220 VAC
d. Pemasangan :
• Armature lampu ini dipasang dibagian bangunan seperti ditunjukkan dalam gambar
• Jenis lampu ini dipasang secara in bouw I flush mounting pada langit-langit I ceiling, yaitu
dengan cara membuat lubang pada langit-langit tersebut dengan diameter lubang sesuai
untuk armature lampunya.

34
• Apabila konstruksinya atau material atau material ceilingnya diperkirakan tidak cukup kuat
dipakai dudukan armature lampu, maka bagian ceiling harus diperkuat dengan plat aluminium
setebal 1.0 mm.

19.7. SAKELAR DAN STOP KONTAK

1. Jenis Sakelar dan stop kontak yang digunakan :


a. Sakelar untuk bangunan mempunyai rating maksimum 10 A,250 VAC. Dipasang tertanam I in
bouw atau dipermukaan I op-bouw.
b. Stop kontak yang dipakai untuk bangunan mempunyai 3 ( tiga ) buah terminasi I pin, yaitu
untuk phasa, netral dan pentahanan.
c. Mempunyai rating maksimum 10 A, 250 VAC dipasang secara tertanam in-bouw
atau permukaan I op-bouw.
d. Dudukan sakelar dan stop kontak ( in-bouw doos ) terbuat dari bahan logam ( meter flush-box )
dan ditanahkan.
e. Ketinggian pemasangan :
• Sakelar dipasang setinggi 150 cm diatas floor level
• Stop kontak untuk keper1uan umum dipasang 30 cm diatas floor-level
• Stop kontak untuk keper1uan exhaust-fan, air conditioner dipasang 50 cm dibawah ceiling I
langit - langit.

2. Merek yang disarankan :


Sakelar dan stop kontak untuk keper1uan bangunan yang dimaksud adalah : Merk MK, Legrand,
Berker, National, Vimar, Merten, Clipsal, Broco atau yang setara.

19.8. PENANGKAL PETIR


1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan sistem penangkal petir merupakan pengadaan, pemasangan dan pengujian seluruh
peralatan sehingga dapat berfungsi untuk melindungi bangunan dan seluruh isinya dari kerusakan
akibat sambaran petir. Pekerjaan-pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan :
• Terminal udara termasuk batang peninggi I resir.
• Kawat penghantar ( down conductor)
• Electroda dan terminal pentanahan
• lnterkoneksi antar elektroda pentanahan
• Bak-bak kontrol
• Test-pain box I kotak uji
• Alat penunjang lainnya agar seluruh sistem bekerja dengan baik
• Pengujian.

2. Standard :
• Pedoman Perencanaan Penagkal Petir 1987 dari DPU
• Peraturan Umum lnstalasi Penangkal Petir ( PUIPP ) untuk bangunan Indonesia 1983 dari
DPU
• Peraturan Umum lnstalasi Listrik ( PUil) 2000
• French National Standard NF C17-100 & 102 ( 1995)
• Standard-standard lain seperti VOE I DIN, JIS, IEC dan lain - lain

3. Gambar rencana, gambar kerja dan gambar sesuai pelaksanaan (As built drawing)
a. Gambar rencana meliputi tata letak I lay-out terminal udara, tarikan penghantar, lay-out
pentanahan lengkap instalasi dan ukuran-ukuran besarannya.
b. Pemborong sebelum memulai pelaksanaan, harus membuat gambar kerja yang disesuaikan
dengan gambar perencanaan dan kondisi dilapangan secara akurat dan detail
c. Setelah selesai pekerjaan, Pemborong harus membuat gambar sesuai pelaksanaan lengkap
dengan detail den ukurannya.

35
4. Spesifikasi dan material :
a. Air Terminal
• Jenis, streamer Emission Air Terminal (Ionization)
• Standard protection ( Level Ill )
• Protection Radius 43 meter

b. Batang peninggi I riser


• Konstruksi lihat gambar E-Xl/03
• Bahan dari pipa galvanis medium class
• Pipa dilengkapi schoor
• Pipa dibagian bawah diberi flens

c. Kawat Penghantar
• High voltage shielded cable 250 kV, 2 x 35 mm2
• Dan Bare Copper Conductor Semi Harcl ( BCC-1/2H ) sesuai dengan Sii. 1136-
84/SPLN.41-4 : 1981 I BC 70 mm2 untuk antar bak kontrol

d. Klem BC
• Ukuran ( mm ) : 150 (H) x 16 ( W )
• Bahan : plat strip 3 x 16 mm
• Dicat anti karat

e. Test-point box :
• Ukuran box ( m m ) 300 ( H ) x 150 ( W ) x 100 ( D )
• Bahan box dari pelat besi 2 mm
• Box dicat anti karat
• lsi box : LV Insulator 40 x 30 mm dan rel tembaga 5 x 50 mm

f. Elektroda pentanahan :
• Ukuran dia. 1 " panjang 12.00 meter
• Bahan pipa galvanis medium class
• lsi pipa kawat tembaga ( BC ) 70 qmm
• Bak control
• Ukuran 30 x 30 x 30 cm, tebal pelat 10 cm, tebal tutup 7.50 cm
• Bahan pasangan beton bertulang K 125

5. Pemasangan :
a. Air terminal dipasang pada batang peninggi I riser duduk diatas flens pada pondasinya diatas
plat dark lantai tertinggi.
b. Sebelum air-terminal dipasang kedalam pipa batang peninggi dimasukkan high voltage
shielded cable, melalui lubang dibawah pipa.
c. Setelah air terminal dan riser terpasang, dilaksanakan penarikan kawat penghantamya (down
conductor ), turun ke dinding sampai test-point box dan dari test-point box ditarik sampai
terminal pentanahan.
d. Agar tarikan kawat penghantar ini lurus dan kokoh, maka kabel tersebut diberi klem-klem pada
dinding bangunan.
e. Tarikan kabel penghantar dari test-point box sampai terminal pentanahan dilindungi dengan
pipa PVC dia. 2" ( A W ). Pipa pelindung kabel tersebut diklem pada dinding bangunan.
f. Pada saat yang bersamaan dilaksanakan pengeboran-pengeboran kedalam tanah untuk
penempatan elektroda-elektroda pentanahan . Lu bang bor bercliameter 1" dengan kedalaman
12 meter.
g. Apabila elektroda pentanahan selesai dipasang pada setiap lubang pengeboran, maka
pekerjaan selanjutnya adalah melaksanakan penarikan kawat-kawat penghantar dari test-
point box ke terminal-teminal pentanahan( TP ) dan dari TP ke masing-masing elektroda
pentanahan.
h. Sistem lnterkoneksi antar elektroda pentanahan adalah untuk memperoleh tananan
pentanahan yang cukup rendah ( max 2 ohm ) disamping untuk mengatasi bahaya te�adinya
36
kejutan arus listrik pada selangkangan manusia atau hewan yang melalui kawasan tersebut,
setelah adanya sambaran petir.
i. lnterkoneksi ini adalah dengan cara dihubungkannya setiap elektroda pentahanan dengan
kawat penghantar I BC 70 qmm, dimana kawat penghantar tersebut ditanam langsung
kedalam tanah sedalam 70 cm dibawah permukaan tanah atau 100 cm bila penghantar
tersebut melintas I menyebrangi jalan.
J. Penyambungan antara kawat penghantar, seperti kawat penghantar dan air terminal I nser
dengan down conductor atau penyambungan antar kawat penghantar sendiri dan lain-lain.
Harus menggunakan parallel groove I clauw-clamp 2 x 70 qmm.
k. Pada setiap lokasi elektroda pentanahan harus dibuat bak-bak control bertulang.Ukuran dan
detail bak-kontrol dapat dilihat didalam gambar.

19.9. PENTANAHAN
1. Lingkup Kerja :
a. Seluruh bagian logam dari peralatan listrik yang tidak aktif ( non current carrying ) harus
ditanahkan, seperti : panel-panel listrik, transformer, stop-kontak, armature lampu, tiang
lampu, mesin I peralatan yang menggunakan tenaga listrik dan lain-lain.
b. Seluruh struktur logam dari konstruksi baja seperti kolom, balok, rangka atap dan lain - lain,
harus ditanahkan.

2. Jaringan Pentanahan :
a. Jaringan pentanahan terdiri dari jaringan utama cabang dan jaringan beban.
b. Jaringan utama adalah jaringan pentanahan yang langsung dihubungkan ke elektroda-
elektroda pentanahan, termasuk jaringan interkoneksi antar elektroda-elektroda pentanahan
c. Jaringan cabang merupakan jaringan penghubung antara jaringan utama dengan jaringan
beban.
d. Jaringan beban adalah konduktor--konduktor pentanahan yang langsung kontak dengan
bagian-bagian logam "non current carrying" dari suatu peralatan I equipment listrik.

19.10. PEKERJAAN METAL (LOGAM NON STRUKTUR)


Yang termasuk dalam pekerjaan metal / logam non struktur adalah : Pekerjaan Stainless Steel, Jerjak
Pintu/Jendela dan Pipa pagar depan

1. Pekerjaan Baja
a. Lingkup Pekerjaan
1. Meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan perlengkapan -perlengkapan untuk
pelaksanaan dan pengecatan pekerjaan baja, termasuk pemasangan alat-alat dan
benda-benda yang terlekat.
2. Pekerjaan baja dilaksanakan untuk : Railing tangga service dan lainnya sesuai gambar
Perencanaan.

b. Pengendalian Pekerjaan
1. Semua pekerjaan yang disebut diatas harus dilaksanakan menurut ketentuan-ketentuan I
spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan dan persyaratan- persyaratan BS 729/1971.
2. Persyaratan Bahan
3. Baja yang digunakan untuk pekerjaan baja harus berkwalitas baik, tidak ada karatnya,
bagian-bagian dan lembaran-lembarannya tidak bengkok atau cacat.
4. Profil baja yang tepat, bentuk, tebal, ukuran berat dan detail-detail konstruksi yang
ditunjukkan pada gambar harus disediakan.

c. Baut & Mur


1. Bahan harus memenuhi ketentuan-ketentuan BS 916, BS 1494 dan S 4190
2. Baut & mur yang digunakan harus sesuai dengan dimensi ukuran sesuai dengan gambar
perencanaan.

37
d. Cat besi/baja digunakan bahan cat anti karat (Zingromate) atau yang setara.

2. Persyaratan Pelaksanaan
a. Semua pekerja yang diterima untuk melakukan pekerjaan baja harus ahli dan tukang
berpengalaman dan mengerti benar pekerjaannya.
b. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan baja, Kontraktor harus meneliti dan mengukur ulang
dimensi ukuran-ukuran maupun peil di lapangan dengan menggunakan alat ukur.
c. Kontraktor harus membawa contoh bahan yang akan digunakan kepada Konsultan Pengawas
untuk mendapatkan persetujuannya sebelum pekerjaan dimulai.
d. Pekerjaan Penyambungan dan Pemasangan Baja
e. Pengelasan :
• Pekerjaan las sebanyak mungkin dilaksanakan didalam bengkel, bila terpaksa dilaksanakan
di lapangan harus cukup baik dan sangat hati-hati, tidak boleh dilakukan sewaktu dalam
keadaan basah atau hujan.
• Bahan yang dipakai mengelas harus bebas dari kerak dan cacat lain yang mengurangi
kekuatan sambungan.
• Permukaan besi yang akan dilas harus halus, rata, sama dan kelihatan teratur.
• Dalam setiap posisi dimana 2 bagian dari satu benda saling berdekatan, harus dibuat suatu
las perapat atau pengedap guna mencegah masuknya lengas, terlepas apakah itu diberikan
detailnya atau tidak.
• Las-lasan yang menunjukkan cacat, harus dipotong dan dilas kembali atas biaya Kon-
traktor.

3. Penyelesaian Pekerjaan Baja


a. Sebelum mengecat, baja yang dimaksud harus disikat dengan sikat kawat baja untuk menghi-
langkan segala kulit oksid besi dari pabriknya dan tanda-tanda pengaratan sampai permukaan
memperoleh wama metalik yang teratur.
b. Minyak, gemuk dan debu halus dipermukaan harus segera dihilangkan semua.
c. Segera setelah dibersihkan seperti disebut diatas, maka baja harus dicat 2 (dua) lapis dengan
oksid merah
d. Bilamana cat rusak pada waktu diangkat atau ditumpuk, maka harus segera diperbaiki tanpa
menunggu-nunggu.
e. Baja yang tertanam didalam beton tidak periu dicat.
f. Pengecatan finishing akan ditentukan kemudian. Pelaksanaannya agar mengikuti ketentuan
pada Pasal pekerjaan Cat besi I baja.
g. Khusus untuk tangki dilakukan pengecatan lapisan anti karat yang dijelaskan pada pasal
pekerjaan cat epoxy.

20. KELENGKAPAN PADA PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR

20.1. Lingkup Kerja :

a. Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan instalasi Air Bersih dan Air Kotor.
b. lnstalasi Air Bersih terdiri dari pemasangan pipa-pipa jaringan air bersih yang kebutuhannya
untuk persediaan air bersih pada Kamar Mandi, Dapur dan Bak-Bak air yang ditentukan dalam
gambar.
c. lnstalasi Air Bersih seluruhnya mempergunakan pipa PVC high impact dengan ukuran terdiri
dari pipa PVC ber diameter : %" - %" - 1 ".
d. lnstalasi Air Kotor terdiri dari pemasangan pipa-pipa jaringan air kotorh yang penggunaannya
untuk pipa pembuangan air kotor, air limpahan maupun air hujan.
e. lnstalasi Air Kotor seluruhnya mempergunakan pipa PVC high impact dengan ukuran terdiri dari
pipa PVC ber diameter: 2" - 2%" -3" -4".

20.2. Jenis Kebutuhan Sanitasi :


Peralatan Sanitasi yang ada terdiri dari :
38
a. Kloset Duduk Keramik type : Standar
b. Kloset Jongkok Keramik type : Standar
c. Wahtafel Keramik type : Standard
d. Floor Drain
e. Kran Air
f. Stop Kran

21. PEMBERSIHANAKHIR
Setelah selesai pelaksanaan pekerjaan, pihak kontraktor harus membersihkan lokasi pekerjaan dari sisa-
sisa material dan meratakan atau mengeluarkan dari lokasi pekerjaan tanah sisa dari pekerjaan galian.

22. FOTO - FOTO DOKUMENTASI PROYEK


23.1. Kontraktor diwajibkan membuat foto - foto dokumentasi proyek meliputi :
a. Foto-foto kegiatan proyek, antara lain kegiatan dalam uitzet, penempatan peralatan- peralatan
lapangan, penempatan material, pengerasan jalan dan lain- lain.
b. Dan lain-lain kegiatan yang dianggap perfu yaitu oleh Konsultan Pengawas.
c. Kondisi proyek pada program pekerjaan mencapai prosentase untuk 20% atau ditentukan
Konsultan Pengawas dan kondisi pada waktu selesainya pada masa pemeliharaan.
d. Photo-photo progress pekerjaan untuk laporan bulanan dan termin pembayaran.
• Foto-foto dicetak dalam ukuran postcard (dicetak berwama masing-masing 3 excemplar, 1
excemplar untuk pemberi tugas dan 2 excemplar untuk Konsultan Pengawas, klise
diserahkan kepada pemberi tugas

23. PENUTUP
a. Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memer1ukan Penyelesaian lapangan akan dibicarakan
dan diatur oleh Direksi Lapangan dan Kontraktor, bila diperlukan akan dibicarakan bersama
konsultan perencana.
b. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini dan penjelasan temyata diperlukan, akan
dicantumkan dalam Serita Acara Penjelasan Pekerjaan.
c. Semua item pekerjaan harus diselesaikan secara baik dan disesuaikan dengan Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS). Pekerjaan yang tidak rapi, harus diperbaiki sampai diperoleh hasil yang
memenuhi syarat (maksimal).
d. Segala jenis pekerjaan yang belum tercantum secara jelas dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS), pelaksanaannya harus mendapat persetujuan/petunjuk dari Direksi Lapangan.
e. Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat
maka halaman pekerjaan harus dibersihkan dari sisa-sisa bahan dan diratakan sebaik mungkin.
f. Kontraktor diwajibkan melunasi "ASTEK" sesuai peraturan yang berlaku

Tarutung, 2018

DIPERBUAT OLEH:
PEJABAT PEMB:A�EN (PPK)

TOHO�ST
NIP. 19760309 200212 1 004

39

Anda mungkin juga menyukai