A. SPESIFIKASI UMUM
1.1. UMUM
Untuk dapat memahami dengan sebaik-baiknya seluruh seluk bsluk pekerjaan ini, Kontraktor mempelajari
secara seksama seluruh gambar pelaksanaan beserta uraian pekerjaan dan persyaratan pelaksanaan seperti
yang akan diuraikan didalam Dokumen Kontrak. Bila terdapat ketidak jelasan dan/atau perbedaan dalam
gambar dan uraian ini, Kontraktor diwajibkan melaporkan hal tersebut kepada Perencana I Konsultan
Pengawas untuk mendapat penyelesaian.
1
1.2.3. Penyediaan Air dan Daya Listrik untuk kerjaAir untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan
membuat sumur pompa ditapak proyek atau air PAM. Air harus bersih bebas dari lumpur,minyak dan bahan
kimia lainnya dengan dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium.
a. Resevoir/bak air untuk kerja berukuran standard dan senantiasa terisi penuh.
b. Listrik untuk beke�a harus disediakan Kontraktor, penggunaan diesel untuk pembangunan proyek
sementara atas persetujuan Konsultan Pengawas.
........
2
2. Disamping itu juga harus menyediakan buku-buku laporan ( harian, mingguan, bulanan ), buku-buku
petunjuk alat-alat, rencana pekerjaan dan menempatkan tenaga-tenaga lapangan yang bertanggung
jawab penuh untuk memutuskan segala sesuatunya dilapangan dan bertindak atas nama Kontraktor.
3
5. Dokumen-dokumen ini harus dapat dilihat Konsultan Pengawas setiap saat sampai dengan serah terima
kesatu. Setelah serah terima kesatu, dokumen-dokumen tersebut akan didokumentasikan oleh
Kontraktor dan diserahkan kepada Kosultan Pengawas.
4
19. Gambar drawing ini harus memberikan semua data-data yang diperlukan termasuk keterangan produk
bahan, keterangan pemasangan, data-data tertulis, dan hal-hal lain yang diperlukan.
20. Kontraktor bertanggung jawab terhadap semua kesalahan-kesalahan detailing fabrikasi dan ketetapan
penyetelan I pemasangan semua bagian konstruksi baja.
21 . Semua baut, baik yang dipakai di workshop maupun dilapangan harus selalu diberikan oleh Kontraktor,
dilakukan atas biaya Kontraktor.
22. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan dilapangan pada waktu pemasangan yang diakibatkan
oleh kurang teliti atau ketelitian atau kelalaian Kontraktor, harus dilakukan atas biaya Kontraktor.
23. Keragu-raguan terhadap kebenaran dan kejelasan gambar dan spesifikasi harus ditanyakan kepada
Konsultan Pengawas.
1. Pekerjaan peralatan tanah, urugan dan pemadatan tanah urugan harus dikerjakan lebih dahulu sebelum
kontraktor memulai pekerjaan. Pekerjaan urugan dan pemadatan tersebut disesuaikan dengan kebutuhannya
sesuai dengan peil-peil dan ( level ), lokasi yang telah ditentukan didalam gambar, dan mendapat
persetujuan Konsultan Pengawas.
2. Pematokan :
a. Sebelum dilakukan cut & fill, terlebih dahulu kontraktor harus memasang patok-patok pengontrol
ketinggian, pada tempat-tempat sesuai dengan peil ketinggian rencana, yang dicantumkan dalam
peil rencana ( max 400 m2 minimal 1 patok ).
b. Patok-patok bisa dibuat dari bahan kayu yang ditanam hingga kokoh betul, sehingga tidak terganggu
waktu pelaksanaan pekerjaan.
c. Penempatan patok-patok harus menggunakan alat ukur sipat datar dan theodolit sesuai dengan
koordinat-koordinat titik yang telah ditentukan.
d. Kontraktor berkewajiban mengamankan patok-patok dari kemungkinan hilang/ berubah sehingga
apabila waktu pemeriksaan hasil akhir temyata terdapat kesalahan peil, kontraktor berkewajiban
untuk memperbaiki kembali atas biaya kontraktor sendiri.
e. Kontraktor berkewajiban mengganti patok-patok yang hilang untuk memudahkan pengecekan peil
dilapangan.
f. Lapisan tanah bagian atas yang mengandung humus pada daerah yang akan dibangun harus
dibuang/dikupas. Tebal lapisan yang akan dikupas sedalam 30cm dari permukaan tanah asli,
terma5ult pemOmoihHn �umbali �i�a-§i§a a�ilr tanam�n y�n�
aan ,��in99�1. Pengupasan
m��ih
dilakukan per blok, untuk memper-mudahkan pengecekan dilapangan supaya memperhatikan
patok-patok yang telah ada. Tidak diperbolehkan untuk melakukan pekerjaan berikutnya, diatas
seluruh atau sebagian daerah yang strippingnya dianggap belum selesai, setelah disetujui oleh
Konsultan Pengawas.
g. Daerah yang akan digali harus dibersihkan dari semua benda penghambat seperti sampah-sampah,
tonggak bekas-bekas lubang-lubang dan sumur, lumpur, pohon dan semak-semak. Bekas-bekas
lubang dan sumur, harus dikuras aimya dan diambil lumpur I tanahnya lembek, yang ada
didalamnya kemudian ditimbun dan dipadatkan. Pohon yang ada hanya boleh disingkirkan setelah
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas. Segala sisa dan kotoran yang disebabkan oleh
pekerjaan tersebut, harus disingkirkan dari daerah pembangunan oleh Kontraktor, sesuai dengan
petunjuk Konsultan Pengawas.
1.14. PEMADATAN
1. Untuk mencapai kepadatan yang optimal, bahan harus ditest di laboratorium, untuk mendapat nilai
standard proctor. Laboratorium yang memeriksa harus laboratorium resmi atau laboratorium yang
ditunjuk oleh Konsultan Pengawas. Dengan bahan yang sama tanah yang akan dipadatkan harus ditest
juga dilapangan dengan sistem "Field Density Test" dengan hasil kepadatannya sebagai berikut :
a.Untuk lapisan yang dalamnya sampai 30cm dari permukaan rencana kepadatannya 95% dari
standard proctor.
b. Untuk lapisan yang dalamnya lebih dari 30 cm dari permukaan rencana kepadatannya 90 % dari
standard proctor.
2. Hasil test dilapangan harus tertulis dan diketahui oleh Konsultan Pengawas. Semua hasil-hasil pekerjaan
diperiksa. kembali terhadap patok-patok referensi untuk mengetahui sampai dimana kedudukan
permukaan tanah tersebut. Bagian permukaan tanah yang telah dinyatakan padat, harus dipertahankan
dan dijaga jangan sampai rusak. akibat pengaruh luar. Pekerjaan pemadatan dianggap cukup, setelah
mendapat persetujuan Konsultan Pengawas.
6
ditetapkan oleh Konsultan Pengawas. Setelah pemadatan selesai, urugan tanah yang kelebihan
harus dipindahkan ketempat yang ditentukan oleh Konsultan Pengawas. Ketinggian ( Peil }
disesuaikan dengan gambar.
1.15. KEAMANAN.
1. Kontraktor harus bertanggung jawab penuh untuk menjamin keselamatan tenaga kerja yang
melaksanakan pekerjaan galian dan masyarakat umum.
2. Sebelum pekerjaan galian, maka dipertahankan sepenuhnya waktu lereng galian sementara yang
mantap yang mampu menunjang pekerjaan yang berdampingan. Skor dan turap pekerjaan yang
memadai harus dipasang agar tidak terjadi pergerakan yang dapat mengurangi lebar galian dari yang
dibutuhkan untuk konstruksi yang sebenamya, dan untuk melindungi jalan dan utilitas dari kerusakan
akibat pergerakan lateral atau penurunan tanah.
3. Alat-alat berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau maksud lain tidak diperkenankan berada
beroperasi lebih dekat dari 1.5 m dari tepi parit terbuka.
4. Semua galian terbuka yang lebih dalam dari 1 . 5 m harus dipasang bridake secukupnya untuk mencegah
para pekerja atau lainnya jatuh kedalamannya, dan setiap galian terbuka didaerah jalur kendaraan atau
bahu jalan harus ditambah dengan rambu drum yang dicat putih.
B. SPESIFIKASI TEKNIK
2. PEKERJAAN LANTAl KERJA BETON TUMBUK
2.1. Lingkup Pekerjaan
1 . Termasuk dalam pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kena, peralatan-peralatan kerja, bahan I
material serta alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, sehingga
diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan memuaskan.
2. Pekerjaan lantai kerja beton tumbuk ini dilaksanakan dibawah pondasi, dibawah lantai atau tempat -
tempat lain seperti dicantumkan dalam dokumen gambar, serta mengikuti petunjuk Konsultan
Pengawas.
3. PEKERJAAN SETON
Material : Semen, Pasir, Koral I Split, Air dan Sesi Seton.
3.1. Semen
1. �omon-oomon yimg diporgunJkJn Jd313h timin portlind typi 1 i@tilra dengan semen Padang.
dengan syarat - syarat :
a Peraturan Semen Portland Indonesia ( Nl.8-1972 ).
b Peraturan Beton Indonesia ( Nl.2-1971)
c Mempunyai sertifikat Uji ( test sertifikat )
d Mendapat persetujuan Perencanaan I Pengawas.
2. Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama ( tidak diperkenankan
menggunakan bermacam-macam jenis I merk semen untuk suatu konstruksi/struktur yang sama ),
dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam kantong - kantong semen yang masih disegel dan tidak
pecah.
3. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Harus diterima dalam sak ( kantong ) asli
dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat, dan harus disimpan digudang yang cukup ventilasinya
dan diletakkan tidak kena air, diletakkan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari
lantai. Sak-sak semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m atau
maximum 10 sak, setiap pengiriman baru harus ditandai dan dipisahkan dengan maksud agar
pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.
4. Untuk semen yang diragukan mutu dan kerusakan-kerusakan akibat salah penyimpanan dianggap rusak,
membantu, dapat ditolak penggunaanya tanpa melalui test lagi. Bahan yang telah ditolak harus
segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam
5. Pemakaian semen harus diatur sesuai dengan urutan kedatangannya sehingga tidak ada semen
yang terlalu lama penyimpanannya .
6. Umur semen yang digunakan tidak boleh dari 3 bulan.
7. Semen yang menggumpal tidak boleh digunakan
8. Kadar alkali maksimum 0,40 %.
8
3.2. Agregat ( Pasir dan Koral I Split ).
1. Semua pemakaian koral ( kerikil ), batu pecah ( agregat kasar ) dan pasir beton, harus memenuhi
syarat - syarat :
a. Peraturan umum pemeriksaan bahan bangunan ( Nl.3-1956 )
b. Peraturan beton Indonesia ( Nl.2-1971 )
c. Tidak mudah hancur ( tetap keras ), tidak porous
d. Bebas dari tanah I tanah liat ( tidak bercampur dengan tanah I tanah liat atau kotoran-kotoran
lainnya.
2. Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Rudelaff dengan
beban penguji 20 ton, agregat kasar harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5-19 mm lebih dari 24%
b. Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19-30 mm lebih dari 22% atau dengan mesin pengaus
Los Angelos dimana tidak terjadi kehilangan berat lebih dari 50%.
c. Koral ( kerikil ) dan batu pecah ( agregat kasar ) yang mempunyai ukuran lebih besar dari 25
mm, untuk penggunaannya harus dapat persetujuan Konsultan Pengawas.
d. Gradisi dari agregat-agregat tersebut secara keseluruhan harus dapat menghasilkan mutu
beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang baik dengan semen dan air, dalam
proporsi campuran yang akan dipakai.
e. Konsultan Pengawas dapat minta kepada Kontraktor untuk mengadakan test kwalitas dari
agregat-agregat tersebut dari tempat penimbunan yang ditunjuk oleh Konsultan Pengawas,
setiap saat dalam laboratorium yang diakui atas biaya Kontraktor.
f. Dalam hal adanya perubahan sumber dari mana agregat tersebut disuplay, maka Kontraktor
diwJjibKJn untuK mimt@ntahukan k@Pildil Konsultan Pengawas_
g. Agregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang keras permukaannya dan dicegah supaya
tidak pencampuran satu sama lain dan terkotori.
1. Besi ( Tulangan )
9
I. Steel wrapping fabric : sesuai dengan standard 854448
3. Persetujuan
4. Perlengkapan
a. Sediakan penjaga jarak dak dudukan untuk menahan tulangan agar tetap dalam posisinya.
b. Penjaga jarak selimut beton ( tahu beton ) dapat meggunakan salah satu tipe dibawah ini
kecuali ditentukan lain.
c. Beton : dibuat dengan agregat 10 mm, digunakan dalam pekeriaan ekspose.
d. Mortar : dibuat dari semen-pasir dengan perbandingan 1 : 2
5. Keahlian ( Umum )
Bagian lain : Bagian ini terkait dengan semua bagian lain yang berhubungan dengan konstruksi
beton cor ditempat.
a. Penyimpangan tulangan diletakkan dengan tidak menyentuh muka tanah dan harus dicegah
kontaminasi oleh material lain.
b. Kebersihan : pada waktu pengecoran beton, tulangan harus bersih dari kotoran dan bebas
bintik karat, serpihan besi lepas, karat lepas, minyak, kulit giling dan bahan - bahan lain yang
dapat menyebabkan pengaruh negatif pada tulangan, beton atau ikatan diantaranya.
c. Semua besi beton harus dipasang pada posisi yang dapat
d. Noda karat: mencegah kontak tulangan dari cuaca yang dapat menyebabkan noda karat pada
muka beton. Ekspose.
a. Secara umum, pemotongan dan pembengkokan tulangan sesuai dengan 8$4466, bar schedule
dan detail yang tersedia, kecuali diinstruksikan lain
b. Galvanise : tulangan yang pemotongan digalvanise sesuai dengan BS729 dilakukan setelah
pemotongan tetapi sebelum pembengkokan tulangan.
10
c. Pembengkokan tulangan tanpa cara pemanasan ( cold bending ) : membengkokkan tulangan
dengan mesin pembengkok yang disetujui konsultan pengawas.
d. Pembengkokan kembali tidak diperbolehkan tanpa persetujuan.
e. Penyesuaian : Sediakan fasilitas alat pembengkok manual di lapangan untuk melakukan
penyesuaian-penyesuaian ditempat.
f. Tulangan yang menunjukkan tanda-tanda retak tidak boleh digunakan.
g. Pembengkokan tulangan dengan cara pemanasan ( hot bending) tidak diijinkan.
h. Stek tulangan yang terpasang tidak boleh dibengkokkan tanpa pesetujuan Konsultan
Pengawas.
i. Pemasangan besi beton dilakukan sesuai dengan gambar--gambar atau mendapat persetujuan
dari Konsultan Pengawas. Untuk hal itu sebelumnya Kontraktor harus membuat gambar
pembengkokan baja tulangan ( bending schedule ), diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk
mendapat persetujuan.
7. Perbaikan
a. Panjang lewatan atau tumpangan sesuai dengan instruksi Konsultan Pengawas jika detail tidak
ada pada gambar.
b. Panjang lewatan tulangan sekunder adalah 30 kali diameter tulangan.
c. Jaga tulangan pada posisi dengan kawat beton, klip besi, diikat dengan teguh, tidak bergeser
atau las setempat jika diijinkan selama pengecoran. Bengkokkan kawat kearah belakang
menjauhi cetakan atau lantai keria.
d. Las titik pada tulangan tidak diijinkan tanpa persetujuan konsultan pengawas.
e. Las titik pada tulang galvanis tidak diijinkan.
f. Toleransi selimut beton max+ 5 mm, tetapi tidak boleh kurang.
g. Dudukan untuk tulangan atas pada pelat dipasang setiap jarak 1 m kecuali di detailkan lain.
h. Penjaga jarak tulangan pada tulangan dinding setiap 1 m kecuali didetailkan lain.
i. Penjaga jarak selimut beton harus disetujui tipe, ukuran dan posisinya.
j. Tulangan tidak boleh disisipkan kedalam beton yang sedang dituang.
k. Cetakan-cetakan dan garis cetakan tidak boleh rusak ketika pemasangan tulangan.
a. Las pada sambungan structural tidak diijinkan, kecuali dengan persetujuan khusus konsultan
pengawas.
b. Mechanical joint digunakan hanya pada posisi yang ditunjukkan dalam gambar, kecuali disetujui
lain.
c. Metode pemasangan mechanical joint sesuai dengan rekomendasi pabrikan.
d. Semua sambungan mechanical harus mampu menahan minimum 125 % dari kekuatan leleh
besi tulangan.
3.5. Admixture
Untuk memperbaiki mutu beton, sifat-sifat pengerjaan, waktu pengikatan dan pengerasan maupun untuk
maksud-maksud lain dapat dipakai bahan admixture. Jenis dan jumlah bahan admixture yang dipakai
harus disetujui terlebih dahulu oleh Konsultan Pengawas.
11
d. Kontraktor diharuskan membuat adukan percobaan ( trial mixes ) untuk mengontrol daya kerjanya
sehingga tidak ada kelebihan pada permukaan ataupun menyebabkan terjadinya pengendapan
(segregation ) dari agregat.
e. Cara-cara mempersiapkan benda uji, jumlah dan hasil-hasil percobaan pendahuluan harus sesuai
dengan persyaratan spesifikasi teknis ini. Bila hasil percobaan pendahuluan temyata memenuhi
persyaratan, maka rencana campuran dan metode kerja yang diajukan dapat disetujui untuk
digunakan pada pekerjaan-pekerjaan yang sesuai.
f. Jika dalam masa pelaksanaan pekerjaan beton temyata hasil pekerjaan tidak dapat mencapai persyaratan,
konsultan Pengawas berhak merubah perbandingan campuran beton tersebut. Kontraktor sudah harus
memperhitungkan segala biaya yang timbul sehubungan dengan percobaan pendahuluan tersebut
didalam harga satuan pekerjaan beton yang ditawarkannya.
g. Adukan beton yang dibuat setempat ( site mixing) dengan adukan beton harus memenuhi syarat-
syarat :
• Semen diukur menurut volume
• Agregat diukur menurut volume
• Pasir diukur menurut volume
• Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin ( bacth mixer).
• Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk.
• Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada dalam mesin
pengaduk.
• Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan lebih dahulu, sebelum
adukan beton yang baru dimulai.
• Campuran untuk Beton jenis : Rabat, Lantai Kerja, Pondasi Pasangan Batu Bata adalah : 1 PC :
3Ps : 5Kr ( C1 )
• Campuran untuk semua pekerjaan Beton bertulang, antara lain : Balok Sloof, Pondasi Stempat,
Kolom, Balok Struktu, dll. adalah : 1 PC : 2Ps : 3Kr ( C2 )
13
beton dengan konsisten cukup sehingga dapat diperoleh beton padat tanpa per1u mengetarkan
dalam waktu tidak terlalu lama sehingga tidak terjadi pemisahan bahan ( segregation ) beton.
b. Pelaksanaan pemadatan I penggetaran ini harus dilaksanakan oleh pekerja - pekerja yang telah
berpengalaman dan dilaksanakan sesuai dengan pengarahan dan petunjuk Konsultan
Pengawas. Pemadatan dilakukan dengan internal vibrator yang harus dapat memberikan 5000
getaran I menit bila dimasukkan kedalam adukan beton dengan slump 5 cm dan akan
memberikan daerah yang bergetar dalam radius tidak kurang dari 45 cm.
6. Penyelesaian permukaan beton
a. Hasil dari pekerjaan beton harus rata, lurus tidak tampak bagian-bagian yang keropos,
melendut atau bagian-bagian yang membengkak pada permukaannya. Ujung-ujung atau
sudut-sudut harus berbentuk penuh dan tajam.
b. Segera setelah acuan dibongkar, semua bagian-bagian yang rapuh, kasar, lubang- lubang dan
bagian-bagian yang tidak memenuhi persyaratan harus diperbaiki dengan cara memahatnya
dan mengisinya kembali dengan adukan semen yang sesuai baik kekuatan maupun Wamanya
untuk kemudian diratakan (digrouting). Bila diper1ukan seluruh permukaan beton dihaluskan
dengan ampelas, carborundum atau gerinda. Perbaikan ini dilakukan setelah mendapat
persetujuan dari Konsultan Pengawas.
14
3.13. Cetakan Beton I Bekisting
1. Bahan
a. Bekisting beton biasa (ekspose)
b. Plywood tebal = antara 9 s/d 12 mm
c. Paku, angkur form ties dan sekrup-sekrup : ukuran sesuai dengan keperluan dan cukup kuat
dan untuk menahan bekisting agar tidak bergerak ketika dilakukan pengecoran.
2. Pelaksanaan
a. Pemasangan bekisting harus direncanakan, dilaksanakan dan diusahakan sedemikian rupa
agar pada waktu pengecoran dan pembongkaran tidak mengakibatkan cacat gelombang
maupun perubahan bentuk ukuran.
b. Tentukan jarak, level dan pusat ( lingkaran ) sebelum memulai pekerjaan pastikan ukuran-
ukuran ini sudah sesuai dengan gambar.
c. Pasang bekisting dengan tepat dan sudah diperkuat ( bracing ), sesuai dengan design dan
standard yang telah ditentukan : sehingga bisa dipastikan akan menghasilkan beton yang
sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan akan berbentuk, kelurusan dan dimensi.
d. Sambungan-sambungan antar papan bekisting harus lurus dan harus dibuat kedap air, untuk
mencegah kebocoran adukan atau kemungkinan deformasi bentuk beton. Hubungan-hubungan
ini harus diusahakan seminimal mungkin.
e. Bekisting untuk dinding pondasi dan sloof harus dipasang pada kedua sisinya.
f. Semua bekisting yang tidak mungkin dibongkar I lay in formwork menggunakan pasangan bata
untuk bekisting pondasi harus atas seijin Konsultan Pengawas.
g. Semua tanah yang mengotori bekisting pada sisi pengecoran harus dibuang.
h. Perkuatan-perkuatan pada bukaan-bukaan di bagian-bagian yang structural yang tidak diperlihatkan
pada gambar harus mendapat pemeriksaan dan persetujuan dari direksi.
i. Bekisting harus memenuhi toleransi deviasi maksimal berikut : Deviasi garis vertikal dan
horizontal :
• 6 mm, pada jarak 3000 mm
• 10 mm, pada jarak 6000 mm
• 20 mm, pada jarak 12000 mm, atau lebih
j. Deviasi pada pemotongan melintang dari dimensi kolom/balok, ketebalan plat 6 mm
k. Dimana permukaan yang akan dilapisi bahan dapat rusak akibat pemakaian bahan pelepas
acuan maka bahan pelepas acuan tidak boleh dipakai. Untuk itu, slsl dalam bekisting harus
dibasahi dengan air bersih. Dan permukaan ini harus dijaga selalu basah sebelum pengecoran
bgton.
I. Sisipan (Insert), rekatan (Embedded) dan buka (Opening).
m. Sediakan bukaan pada bekisting dimana diperlukan untuk pipa, conduits, slevees dan pekerjaan
lain yang akan merekat pada atau melalui I menembus beton.
n. Pasang langsung pada bekisting alat-alat atau pekerjaan lain yang akan dicor langsung pada
beton.
o. Koordinasi bagian dari pekerjaan lain yang terlibat ketika membentuk/menyediakan bukaan,
slots, recessed, sleeves, bolts angkur dan sisipan-sisipan lainnya. Jangan laksanakan
pekerjaan diatas jika tidak secara jelas I khusus ditunjukkan pada gambar yang berhubungan.
p. Pemasangan water stops harus kontinyu ( tidak terputus dan tidak mengubah letak besi beton ).
q. Sediakan bukaan sementara pada beton dimana diperlukan guna pembersihan dan inspeksi.
Tempat bukaan sementara ini harus dengan bahan yang memungkinkan merekat rapat, rata
dengan permukaan dalam bekisting, sehingga sambungannya tidak akan tampak pada permukaan
beton ekspose.
15
2. lnformasikan pada Konsultan Pengawas jika bekisting telah dilaksanakan, dan telah dibersihkan,
guna pelaksanaan pemeriksaan. Mintakan persetujuan Konsultan Pengawas terhadap bekisting
yang telah dilaksanakan sebelum dilaksanakan pengecoran beton.
3. Untuk permukaan beton ekspose pemakaian kayu lebih dari dua kali tidak diperkenankan
Penambahan pada bekisting, juga tidak diperkenankan kecuali pada bukaan-bukaan sementara
yang diperlukan ..
4. Bekisting yang akan dipakai ulang harus mendapatkan persetujuan sebelumnya dari Konsultan
Pengawas.
3. 15. Pembersihan.
1. Bersihkan bekisting selama pemasangan, buang semua benda-benda yang tidak perlu. Buang
bekas-bekas potongan, kupasan dan puing dari bagian bekisting. Siram dengan air, menggunakan
air bertekanan tinggi, guna membuang benda-benda asing yang masih tersisa pastikan bahwa air
dan puing-puing tersebut telah mengalir keluar melalui lubang pembersih yang disediakan.
2. Buka bekisting secara kontinyu dan sesuai dengan standard yang berlaku sehingga tidak terjadi
beban kejut ( shock load ) atau tidak seimbang beban yang terjadi pada struktur.
3. Pembukaan bekisting harus dilakukan dengan hati-hati, agar peralatan-peralatan yang dipakai
untuk membuka tidak merusak perrnukaan beton.
4. Untuk yang dipakai kembali, bekisting-bekisting yang telah dibuka harus disimpan dengan cara yang
memungkinkan perlindungan terhadap permukaan yang akan kontak dengan beton tidak mengalami
kerusakan.
5. Dimana diperlukan perkuatan-perkuatan pada komponen-komponen struktur yang telah dilaksana
kan guna memenuhi syarat pembebanan dan konstruksi sehingga pekerjaan-pekerjaan konstruksi
dilantai-lantai diatasnya bisa dilanjutkan.
3.17. Grouting
Untuk grouting disekitar angker dipakai Conbextra GP ex Fosroc, Masterflow 830 ex Degussa I MST
setebal minimal 2 cm. Untuk beton yang keropos "Honeycomb" pelaksanaan grout dengan injeksi pump.
1. Semen Portland/PC
Semen untuk pekerjaan batu bata dan plesteran sama dengan yang digunakan untuk pekerjaan
beton
2. Pasir
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras. Kadar lumpur yang terkandung
dalam pasir tidak boleh lebih dari 5%. Pasir harus memenuhi persyaratan PUBl-82 pasal 1 1 .
3. Air
Air yang digunakan untuk adukan dan plesteran sama dengan dipekerjaan beton.
4. Batu Bata (Batu Merah)
Batu bata harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, Bidang-bidang sisinya harus datar,
tidak menunjukkan retak-retak, pembakarannya harus merata dan matang. Batu bata tersebut
ukurannya harus sama per unit dan harus memenuhi persyaratan Nl-10 dan PUBl-82 Pasal 27.
5. Batu Kali
Batu Kali yang dipakai untuk pekerjaan pondasi menerus harus bersih dari Lumpur atau kotoran
lainnya.
4.2. Macam Pekerjaan.
Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam-macam perbandidingan campuran seperti
tersebut dibawah ini :
M1 : Perbandingan campuran 1 PC : 2Ps, untuk pelaksanaan pekeriaan :
Pasangan batu bata kedap air ( trasraam ), Pemasangan lantai I dinding Keramik, Plesteran kedap
air, pasangan Rollag dan pleseteran beton
M2 : Perbandingan campuran 1 PC : 4Ps, untuk pelaksanaan pekerjaan :
Pasangan batu bata yang terhindar dari air dan untuk Pasangan Batu Kali.
• Semua tembok kamar mandi, WC, urionir dan tempat cuci setinggi 1,5 m diatas lantai dipakai
adukan macam M1.
• Pasangan tembok setinggi 30 cm diatas lantai dengan adukan trasraam memakai adukan macam
M1 .
4.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Pasangan Batu Bata
Batu bata yang akan dipasang harus direndam dalam air hingga jenuh dan sebelum dipasang harus
bebas dari segala jenis kotoran. Cara pemasangannya harus lurus dan batu bata yang pecah tidak
boleh melebihi 10 %. Pemasangan dalam satu hari tidak boleh melebihi tinggi 1 m. Untuk
Pemasangan setengah batu yang luasnya melebihi 12 m2 Harus diberi kerangka penguat dari beton
bertulang Camp. 1 PC : 2Ps : 3Kr dengan pembesian 4 012 mm dan beugel 0 6 mm.
Semua campuran adukan harus dicampur dengan mesin pengaduk (Molen), pengadukan dengan
tangan hanya boleh dilaksanakan atas persetujuan Direksi Lapangan. Tempat adukan tidak boleh
langsung diatas tanah, tetapi harus dipakai alas (kayu dan lain-lain).
Lobang tembok diatas kosen yang bentangnya lebih dari 1 m harus dipasang balok latei beton
bertulang dengan macam C2 (Seton 1 PC : 2Ps : 3Kr).
}. �lesteran dlndlng
Semua dinding yang diplester harus bersih dari kotoran dan disiram dengan air. Tebal plesteran
paling sedikit 1 cm dan paling tebal 1,5 cm. Penyelesaian plesteran menggunakan pasta semen
yang sejenis.
17
Selama proses pengeringan plesteran harus disiram dengan air agar tidak terjadi retak-retak rambut
akibat proses pengeringan yang terlalu cepat dan tidak merata.
Penyempumaan adukan hanya boleh menggunakan mesin pengaduk, dan campuran dengan
tangan hanya boleh dilaksanakan atas ijin Direksi Lapangan.
1. Keramik lantai dipasang diatas rabat beton I beton sered, camp. 1 Pc : 3Ps : 5Kr dengan ketebalan
5 cm.
2. Keramik dipasang dengan adukan 1 Pc : 2Ps, tebal adukan/mortar lebih kurang 4 cm.
3. Celah antara keramik lebamya tidak lebih dari 2 mm dan setelah pasangan telah cukup kering
disiram pasta semen putih (sesuai dengan wama ubin) kemudian dibersihkan.
4. keramik untuk lantai-lantai kamar mandi I WC dan lantai ruang laboratorium dipakai keramik dengan
permukaan kasar I anti slip.
5. Permukaan dinding keramik harus rata dan permukaan harus rapih dan bersih, keramik yang cacat
tidak boleh dipasang.
6. PEKERJAAN WATERPROOFING
18
1. Y a n g termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan dan peralatan temasuk
pengangkutan yang untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang dinyatakan dalam
gambar, syarat - syarat dan spesifikasi dari bahan yang dipakai.
2. Bagian yang di -waterproofing:
a. Talang beton, atap dak beton
b. Kamar mandi, water tank, ruang genset, utility dan daerah
6.2. Persyaratan Bahan
1. Sepesifikasi bahan yang digunakan
Kamar mandi, water tank, ruang genset, utuility Thoroseal Flex waterproofing coating atau setara.
dan daerah basah
2. Waterprofing Membran:
• Waterprofing membrane dari bahan modified bituminous compound dengan perkuatan serat
polyester (non woven fabric) di dalam lembaran membrane.
• Berbahan dasar Atactic polyprophylene (APP) dengan permukaan luar amorphous silica coated.
• Bahan waterprofing membrane tebal:3mm, wama: Hitam, panjang: 10mm/roll, lebar: 1m/roll
dengan unit berat: 4±3% kg /m2•
• Pemasangan dengan cara membakar (torching) pada permukaan yang telah dibersihkan dan
dikuas dengan bituminous primer.
3. Waterproofing Coating:
• Waterprofing coating adalah waterprofing berbahan dasar polymer cement yang terdiri dari 2
komponen.
• Waterprofing Coating terdiri atas komponen A (bahan acrylic polymer) dan komponen B (bahan
premixed powder), total kemasan 25 kg/set.
• Kandungan bahan terdiri dari resin sintetis, agregat terpilih, aditif dan semen.
• Untuk pemasangan waterproofing coating dilakukan dengan mencampurkan komponen A +
Komponen 8, tanpa tambahan bahan lain.
• Waterproofing Coating dipasang langsung pada permukaan beton dengan cara kuas/coating
sebanyak 2 kali coating dengan kebutuhan bahan 1kg untuk 1 kali kuas/coating.
• Untuk luasan 1 m2 areal pemasangan dibutuhkan 2 tahap pengkuasan (coating) dengan total
kebutuhan bahan sebanyak 2 kg.
19
• Bahan harus disimpan ditempat yang terlindung, tertutup, tidak lembab, kering dan bersih,
sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
• Tempat penyimpanan bahan harus cukup, bahan ditempatkan dan dilindungi sesuai jenisnya .
• Kontraktor bertanggung jawab atas kerusakan bahan - bahan yang disimpan, baik sebelum
atau pun selama pelaksanaan.
2. Syarat pelaksanaan:
• Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada wakil pemberi Tugas untuk
mendapat persetujuan lengkap dengan ketentuan persyaratan pabrik yang bersangkutan.
• Cara-cara pelaksanaan- pelaksanaan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan dari
pabrik yang bersangkutan dan atas petunjuk Konsultan perencana.
• Bilamana ditemukan perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi, dan lainnya,
harus segera melapor kepada pemberi tugas sebelum pekerjaan dimulai.
• Apabila dipertukan, kontraktor diwajibkan melakukan pengetesan setelah pekerjaan selesai
selama 3 (tiga) hari berturut-turut.
3. Cara pelaksanaan
• Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli yang berpengalaman (ahli dan pihak
pemberi garansi pemasangan) dan terlebih dahulu harus mengajukan metode pelaksanaan
sesuai dengan spesifikasi pabrik untuk mendapat persetujuan dari pemberi tugas.
• Lapisan waterproofing yang telah dipasang wajib diberi lapisan pelindung dengan tebal
minimum 3 cm disesuaikan dengan gambar pelaksanaan dimana lapisan tersebut dapat berupa
screed mortar maupun material finishing.
7. PEKERJAAN KAYU
7.1. Bahan
1. Kayu yang dipakai harus menggunakan kayu berkualitas baik, tua kering dan tidak bercacat pecah-
pecah serta tidak terdapat kayu yang masih muda.
2. Kelembaban kayu yang dipakai untuk pekerjaan kozen, pintu, rangka plafond dan lisplank harus
kurang dari 16 % dan untuk pekerjaan kayu kasar harus kurang dari 18 %.Kelembaban tersebut
ditentukan untuk kayu yang dikirim ketempat pekerjaan dan harus konstan sampai bangunan
selesai.
3. Selama pelaksanaan, mutu dan kekeringan kayu harus dijaga dengan penyimpanaannya ditempat
kering, terlindung dari hujan dan panas, terutama kayu kosen dan rangka pintu yang telah distel.
7.3. Syarat-Syarat
1. Semua pekerjaan kayu yang kelihatan dan sisi bawah rangka langit-langit harus diserut rata,
khususnya kayu untuk kosen, rangka pintu I jendela dan bidang-bidang kayu yang kelihatan diserut
dengan merata, licin dan diselesaikan dengan memuaskan.
20
2. Semua sambungan-sambungan kosen dan rangka harus dikerjakan dengan penuh keahlian, rapat
dan rapi.
3. Semua pekerjaan kayu yang akan dicat harus diketam rata dan licin serta tidak ada lobang dan mata
kayunya.
4. Khusus untuk pintu KM/WC sebelah dalam dilapisi dengan plat aluminium.
5. Kayu yang tidak sesuai dengan jenis yang tertera dalam gambar atau RAB harus dipulangkan dan
diganti dengan jenis kayu yang sesuai bestek. Semua biaya akibat kelalaian tersebut menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
8. PEKERJAAN LANGIT·LANGIT
8.1. B a h a n
1. Rangka plafond memakai kayu Sembarang Keras dengan ukuran 2" x 3" untuk rangka induk dan
ukuran 2" x 2" untuk pembagi.
2. Tripleks # 4 mm ukuran 1,20 x 2,40 m
3. Asbes 1,00 x 1,00 m.
4. Papan Gypsum 1,20 x 2,40 m.
9. PEKERJMN LISTPLANK
9.1. Bah an
Bahan yang dipakai dalam pekerjaan ini adalah kayu Sembarang Keras dengan ukuran 1" x 8" dan 1" x
12".
10.1. B a h a n
1. Kunci tanam yang digunakan pada pintu-pintu induk dan ruangan ialah kunci 2 slaag merk Union
atau setara dan mempunyai minimum 2 kunci.
2. Engsel untuk pintu digunakan engsel kupu-kupu sebanyak 3 pasang setiap pintu.
3. Engsel untuk jendela digunakan engsel kupu-kupu sebanyak 2 buah setiap jendela.
4. Semua kunci, engsel dan grendel harus dalam keadaan baik dan bebas karat (divernikel).
21
2. Pintu Buka Dua : Engsel kupu-kupu sebanyak 3 buah dan Kunci Tanam 1 se, Grendel tanam 2
buah ( atas dan bawah ).
3. Jendela : Engsel kupu-kupu sebanyak 2 buah, Grendel 1 buah dan Hak Angin 1 set untuk
penyanggah bukaan.
1. Semua pemasangan harus rapi, sehingga pintu-pintu dan jendela dapat ditutup dan dibuka mudah,
lancar dan ringan.
2. Sebelum penyerahan pekerjaan semua kunci-kunci harus dalam kondisi baik dan sempuma.
11.2. Standar
Semua material dan mutu pelaksanaan pekerjaan (workmanship) harus mengikuti ketentuan-ketentuan
dalam peraturan ataupun standar yang bertaku di Indonesia, dalam hal ini mengikuti peraturan-peraturan
tersebut dibawah ini sesuai edisi yang terakhir :
• PPBBI Peraturan Perencanaan Baja Bangunan Indonesia
• PUBl-1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
• AISC Specification for Design, Fabrication and Erection of Structural Steel for Buildings
• AWS Structural Welding Code, dll
11.3. Pendetailan
a. Kontraktor harus menyerahkan secara lengkap detail working drawing dan shop drawing, serta time-
schedule dari semua pekerjaan konstruksi baja dan lainnya yang tercakup dalam kontrak ini.
b. Kontraktor harus menyerahkan sertifikat Pabrik dalam rangkap 3 (tiga) yang menjelaskan untuk
setiap tipe material mengenai hasil test kimiawi dan fisik yang ditentukan dalam spesifikasi produsen
yang tentunya harus memenuhi spesifikasi teknis ini.
c. Bila temyata ada hal-hal yang diragukan, maka Direksi/Konsultan Pengawas berhak untuk meminta
test-test tambahan. Dalam hal ini Kontraktor harus mengambil contoh benda uji dilapangan, dan
menyelenggarakan test pada laboratorium yang disetujui Pengawas. Segala biaya yang timbul
karena hal ini, sepenuhnya menjadi tanggungan pihak Kontraktor.
d. Semua shop drawing harus dengan jelas menunjukkan semua pekerjaan las yang dilakukan
dilapangan baik untuk Pabrikasi lapangan maupun untuk kepertuan erection.
11.4. Material
Material-material yang digunakan dalam pekerjaan ini, harus mengikuti ketentuan-ketentuan dibawah ini,
kecuali dinyatakan lain dalam gambar rencana :
Bahan zinc Alume yang mempunyai tensile Strength 550 Mpa,
a. Wall plate ( B x 75 )
b. Top Span ( H 70.060 m m )
c. Top Span ( RT-39.060 m m )
d. Ceilling Batten ( B x 7 0 )
e. Ceilling Batten (RT.39.060 mm )
f. Jack [ B x 75 ]
g. Jurai ( B x 7 5 )
h. Skrew
i. Dynabolt
22
11.5. Pabrikasi & Erection
1. U m u m
Kecuali dinyatakan lain, maka semua konstruksi baja harus dipabrikasi dan di erektion sesuai
ketentuan-ketentuan dalam A/SC Specifications for the Design, Fabrication, and Erection of
Structural Steel for Buildings
2. Persiapan
a. Semua bahan baja pada saat dipabrikasi harus diletakkan sedemikian rupa sehingga tidak
menyentuh tanah secara langsung.
b. Sebelum diberi tanda untuk proses pabrikasi, material yang mempunyai deformasi agar
dibetulkan terlebih dahulu dengan hati-hati agar tidak memperlemah material itu. Perbaikan ini
harus dilakukan dengan cara mekanis atau dipanaskan dengan tidak melebihi 6500 C.
c. Semua material baja harus bersih dari sisa-sisa proses produksi,benda-benda asing lainnya,
dan harus terjaga agar tetap bersih.
d. Marking dan Pemotongan-pemotongan
e. Marking (penandaan-penandaan) yang diperlukan baik untuk lubang bar, garis, tanda potong,
overlapping dll, harus dibuat dengan teliti pada bahan baja dengan menggunakan template dan
penggaris. Punching tidak diperkenankan pada bagian-bagian yang dibengkokkan, atau bagian
yang dapat rusak oleh suatu proses pabrikasi. Tiap bahan baja harus diberi tanda yang jelas
sesuai tanda yang ditentukan dalam shop drawing, dan harus jelas untuk keperluan erection.
f. Perapihan ujung-ujung profil harus dilakukan dengan gas cutter atau alat mekanis lain yang
dapat menghasilkan hasil yang setara.
g. Pemotongan
h. Pemotongan baja harus dilakukan dengan salah satu cara berikut, yaitu dengan sawing,
shearing, grinding, atau dengan alat automatic gas cutting
i. Deformasi-deformasi dan lain-lain hasil pemotongan yang kurang baik harus dikoreksi sehingga
halus dan baik.
3. Pembengkokkan
Pembengkokan dari material baja dapat dilakukan pada temperatur normal atau dengan dipanaskan
dengan tidak melebihi 6500 C.
4. Lubang-lubang Baut
a. Lubang baut harus dibor atau dipunch. Ketidakrapihan sekitar lubang harus segera dihaluskan.
b. Posisi lubang harus teliti dan harus tepat bertemu dengan lubang pasangannya pada batang
lain.
c. Toleransi dari lubang baut mengikuti standar AISC.
d. Diameter baut selain baut angkur, maximum adalah 1 ,6 mm lebih besar dari nominal diameter
baut.
e. Untuk baut angkur, lubang bautnya tidak boleh lebih dari 3,2 mm lebih besar dari nominal
diameter baut angkur untuk angkur dengan diameter 24 mm atau kurang, dan ketentuan itu
menjadi 5 mm bila nominal diameter baut angkumya lebih dari 24 mm.
1 . Semua plat, batang baja, siku, dan lain profil baja harus diratakan dan diluruskan dengan hati-hati
dengan tekanan (tidak dengan palu), sebelum dan sesudah dilakukan pemboran.
2. Tepi-tepi baik sisi panjang atau pemdek dari semua plat dan ujung-ujung profil baja harus dirapihkan
terlebih dahulu sebagaimana diatas, dan semua sisa-sisa pemboran harus dibersihkan sebelum
diakukan penyatuan dengan bagian-bagian lainnya.
23
11.7. Baut, Mur, dan Ring
1. Bilamana perlu ring baut dapat diberi bentuk khusus untuk mendapatkan hasil kepala baut dan
mumya mempunyai cengkraman yang memuaskan.
2. Bagian draad dari tiap baut paling sedikit harus menonjol dari tepi luar mur dengan minimal 3 mm,
dan maximal 13 mm pada saat setelah baut dikencangkan.
3. Dalam segala hal. tebal ring harus cukup untuk mencegah jangan sampai daerah baut yang
mempunyai draad berada pada daerah ketebalan profil yang dirangkainya.
4. Bila suatu profil yang tubular (tube) harus dibor untuk keperluan baut atau stud, maka harus dijaga
agar bagian dalam profil tidak menjadi lembab.
5. Dalam mengencangkan baut mutu tinggi tipe geser, harus digunakan alat yang mempunyai meter
pengukur tarsi, dan ketentuan pabrik baut tersebut harus diikuti.
1. Pelaksanaan erection harus dilakukan oleh crew yang khusus ahli untuk pekerjaan tersebut dan
dilengkapi dengan peralatan yang baik untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan waktu
yang cepat.
2. Dalam erection harus dilakukan langkah-langkah yang baik agar tidak terjadi tegangan-tegangan
yang berlebihan pada profil-profil baja.
3. Dalam pelaksanaan erection, bilamana perlu harus dilakukan pembautan, atau bilamana perlu
bracing atau kabel-kabel pengaku harus diadakan untuk menjamin keselamatan pekerja dan
konstruksi, maka keseluruhan hal tersebut harus menjadi tanggungan kontraktor.
4. Baut atau las permanen tidak boleh dipasang sebelum batang-batang yang diikatnya sudah benar
pada posisi seharusnya.
5. Ring baut harus terpasang dengan benar antara baut dan mur.
6. Keseluruhan material, pekerja, alat-alat, dan lain-lain kebutuhan erection harus disiapkan dan
diadakan dengan teliti.
7. Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kestabilan konstruksi pada setiap tahap erection.
8. Baja tidak diperkenankan dipasang atau diletakkan pada konstruksi beton pondasi atau lantai
bilamana kekuatan beton tersebut belum mencapai 50 % kekuatan designnya pada 28 hari.
9. Material yang didatangkan kelapangan harus diletakkan pada tempat yang telah ditentukan dan
disetujui dengan tidak lupa diberi label untuk memudahkan pelaksanaan dan pengawasan
10. Penyimpanan material baja dan lainnya harus terhindar dari kontak langsung dengan tanah dan
terhindar dari pengaruh cuaca yang tidak diinginkan.
1 1 . Perlindungan yang baik harus diberikan agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan baik pada
konstruksi ini sendiri maupun material pihak lain.
12. Dalam hal terjadi kerusakan, perbaikan atau penggantian yang dilakukan harus disetujui Pengawas
dan atas biaya Kontraktor.
13. Toleransi pelaksanaan harus mengikuti Standar yang ditentukan dalam Spesifikasi ini.
12.1. B a h a n
Zincalume baja lapis seng 43.5%, silikon 1.5%, aluminium 55% denganketebalan lapisan rata rata 150 I
gr/m2 - 200 gr/m2,calorbond clean ketebalan lapisan rata rata 30 micron, jenis Quality Rib.
24
13. PEKERJAAN KACA
13.1. B a h a n
1 . Kaea yang digunakan untuk pekerjaan ini terdiri dari kaca bening, rayben dan buram tebal : 5 mm.
2. Dempul yang digunakan untuk memasang kaca pada kosen, daun jendela dan pintu agar tidak
menimbulkan suara pada waktu menerima getaran harus harus dari kualitas baik, produksi dari
pabrik yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
3. Dempul untuk memasang kaea, pada waktu diterima dikaleng tidak boleh kering atau sudah
mengeras.
4. Bahan untuk membersihkan kaca harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
14. PENGECATAN
14.1. B a h a n
1. Pengertian cat disini meliputi emulsi, enamel, Vemis, sealer sement emulsion filter dan pelapis-
pelapis lain yang dipakai sebagai cat dasar, cat perantara dan cat akhir.
2. Cat pigmen harus dimasukkan dalam kaleng ; untuk cat tembok 15 kg, untuk cat kayu 10 kg, dan
untuk cat besi 12 kg dimana tertera nama perusahaan pembuat, petunjuk pemakaian, formula,
wama, nomor seri dan tanggal pembuatannya.
3. Semua cat yang akan dipakai harus mendapat persetujuan Direksi Lapangan. Untuk cat tembok, cat
kayu I besi dipilih dari produksi yang baik. Khusus untuk dinding luar (yang terkena air hujan
langsung) dan bagian-bagian lain yang sejenis menggunakan cat exterior weather shield, semutu
kansai atau setara. Untuk cat besi dan cat kayu harus memenuhi PUBl-1982 pasal 53 dan Nl-4
(Peraturan Cat Indonesia), sedang cat tembok harus memenuhi PUBI Psi 54.
4. Plamour dan dempul untuk peke�aan cat tembok dan cat kayu digunakan merk yang sama dengan
merk cat yang jadi dipilih. Plamour dan dempul harus memenuhi PUBl-1982 pasal 55 dan 57.
5. Cat meni digunakan sesuai dengan keluaran cat jadi dan sesuai dengan penggunaan cat.
6. Cat meni besi dan kayu harus memenuhi PUBl-1982 pasal 59.
7. Bahan pengeneer digunakan dari produksi pabrik yang sama dengan bahan yang diencerkan.
14.2. Macam Pekerjaan
1 . Cat tembok digunakan untuk mengecat dinding tembok, beton dan plafond.
2. Cat kilat digunakan untuk mengecat pintu besi dan jerejak, kosen, jalusi, pintu kayu, jendela,
listplank dan perkayuan yang kelihatan.
14.3. Syarat-syarat Pelaksanaan
25
1.Cat Tembok : Sebelum pengecatan dinding tembok, tembok harus dibersihkan dari debu kemudian
dicat dengan cat dasar Hi Sealer, setelah mengering (minimal 2 jam baru dapat dicat dengan
plamour tembok kemudian 1-2 jam dicat dengan cat akhir.
2. Cat Besi I Kayu : Sebelum pengecatan semua permukaan besi I kayu harus digosok dengan kertas
pasir agar semua karat dan kotoran ter1epas, kemudian dilap dengan kain kering dan selanjutnya
dicat dengan cat meni 1 (satu) kali. Pengecatan ulang baru dapat dilaksanakan setelah 16 jam
dengan cat kilat sebanyak 2 kali.
3. Pemeliharaan : Setelah pengecetan selesai semua bidang-bidang cat harus dipelihara oleh
kontraktor sehingga pada saat timbang terima keadaan bidang cat harus betul-betul bersih dan rapi
sampai memuaskan dan diterima oleh pihak Direksi. Bila ada kerusakan atau kotoran-kotoran pada
bidang pengecatan maka kontraktor harus bertanggung jawab dan membersihkan serta mengecat
kembali kerusakan atau kotoran tersebut hingga memuaskan pihak Direksi. Biaya yang timbul akibat
kerusakan tersebut adalah ditanggung oleh kontraktor.
1. Pekerjaan tersebut dibawah ini meliputi menyediakan bahan-bahan dan tenaga kerja. Menyedia
kan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk melaksanakan pemasangan dan testing instalasi pipa air
bersih, pipa air hujan dan pembuangan air kotor, sesuai dengan gambar-gambar dan uraian kerja
dan syarat.
2. Pekerjaan yang harus dilaksanakan meliputi instalasi pipa air bersih untuk distribusi di dalam
bangunan sampai ke alat penerimaan atau kran-kran, lengkap dengan sambungan-sambungan dan
perlengkapan yang diperlukan. lnstalasi pipa untuk untuk pembuangan air bekas, air kotor sampai ke
septictank dan bidang resapan lengkap dengan vent, sambungan-sambungan yang diperlukan. lnstalasi
pipa untuk pembuangn air hujan pipa PVC (Paralon) Kwalitet AW sesuai dengan gambar rencana,
lengkap dengan pipa pembuang ke bawah lantai dan dihubungkan sistem drainase di luar bangunan
atau bak kontrol terdekat sesuai dengan gambar. Semua septic tank dan ruang rembesan serta
perlengkapannya seperti yang diperlihatkan pada gambar rencana.
3. Kontraktor harus minta izin yang diperlukan untuk penyambungan air dan untuk menjalankan
instalasi yang diuraikan dalam uraian kerja dan syarat-syarat. Semua biaya untuk izin penyambungan
dan untuk kemungkinan adanya denda-denda menjadi tanggung jawab Kontraktor.
4. Gambar-gambar perencanaan tidak dimaksud untuk menunjukkan semua pipa-pipa, fittings, katup- katup
secara terperinci, semua bagian-bagian tersebut di atas walaupun tidak digambarkan dan disebut
secara spesifik harus disediakan dan dipasang oleh Kontraktor.
5. Kontraktor bertanggungjawab atas rusak atau hilangnya bahan atau peralatan untuk instalasi ini.
6. Pelaksanaan pemasangan harus direncanakan dengan baik, pembongkaran-pembongkaran
bagian bangunan hanya diperkenankan setelah Kontraktor menerima izin tertulis dari Direksi.
Kontraktor harus membuat gambar detail, agar diketahui dengan tepat misalnya letak dan ukuran
lubang-lubang pada dinding dan lantai yang diperlukan untuk menembus pipa. Kontraktor
bertanggungjawab atas ukuran-ukuran (dimensi) dan lokasi lubang-lubang tersebut dan apabila perlu
melakukan pembongkaran/penambahan tanpa penambahan biaya.
7. Dalam waktu 10 (sepuluh) hari kalender setelah penugasan pekenaan plumbing ini, Kontraktor
harus mengajukan daftar yang lengkap dari bahan-bahan dan peralatan yang akan dipa5ang
beserta brosur-brosur atau gambar kerja untuk mendapat persetujuan dari Direksi.
26
6. Untuk closed jongkok dan duduk Kontraktor harus menyediakan dan memasang yang setara
dengan KIA model Rapi dengan wama yang disetujui oleh Direksi.
7. Bak cuci piring 1 lobang stainless steel komplit standart yang dipasang pada dapur.
27
dokumen administrasi kecuali belum ditentukan maka di buat rangkap 3 ( tiga ) untuk mendapatkan
persetujuan.
5. Pemborong wajib mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas peralatan yang
akan di pasang. Apabila ada sesuaatu yang diragukan, pemborong harus segera menghubungi
Direksi Pengawas dan Wakil Pemberi Tugas. Pengambilan dan I atau pemilihan kapasitas peralatan
yang salah akan menjadi tanggung jawab Pemborong.
6. Pemborong berkewajiban untuk memasang alat-alat I perangkat I spare part penunjang lainnya
yang dianggap perlu agar peralatan dapat beroperasi dengan baik.
7. Pemborong dikoordinasikan oleh Direksi Pengawas dan Wakil Pemberi Tugas wajib bekerja sama
dengan semua pihak yang menjadi Pelaksana dalam pembangunan proyek ini, untuk menghindar
kan terjadinya hambatan di dalam pelaksanaan pekerjaan masing-masing pelaksana.
8. Pemborong wajib membuat dan menyerahkan Rencana Waktu Pelaksanaan Pekerjaan, rencana
Pengiriman Bahan dan Peralatan. Rencana Pemakaian Tenaga Kerja kepada Direksi Pengawas dan
Wakil Pemberi Tugas.
9. Pemborong wajib membuat gudang dan kantor sementara di lapangan untuk keperluan
penyimpanan semua peralatan secara baik. Lokasi untuk keperluan ini akan dikoordinir oleh Direksi
Pengawas dan Wakil Pemberi Tugas. Setelah selesainya waktu pelaksanaan, maka pemborong
wajib membongkamya kembali dan membersihkan lokasi tersebut.
17.2. K O O R D I N A S I
1. Pemborong dikoordinasikan oleh Direksi Pengawas dan Wakil Pemberi Tugas hendaknya bekerja
sama, dengan Sub kontraktor lnstalasi lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
2. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi kemajuan instalasi yang
lain.
3. Apabila dalam pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua akibatnya
menjadi tanggung jawab Pemborong.
28
1. Apabila belum ditentukan pada Persyaratan Administrasi maka pemborong wajib menga-jukan
penawaran untuk seluruh pekerjaan mempergunakan semua bahan dan peralatan yang sesuai
dengan ketentuan yang ada. Apabila terjadi perbedaan bahan dan peralatan pada penawaran
dengan ketentuan yang ada ,maka pada waktu pelaksanaan merupakan tanggung jawab
Pemborong sepenuhnya untuk mengadakan penyesuaian kembali kepada ketentuan yang ada,
tanpa adanya tuntutan tambahan biaya pelaksanaan.
2. Pemborong wajib membuat dan menyerahkan papan contoh bahan dan peralatan yang selain dapat
menunjukkan mutu bahan dan peralatan, juga sekaligus menunjukkan cara pemasangan di
lapangan kepada Direksi Pengawas dan Wakil Pemberi Tugas untuk mendapat persetujuan.
3. Pemborong wajib meminta persetujuan tertulis Direksi Pengawas dan Wakil Pemberi Tugas untuk
setiap jenis dan tipe bahan dan peralatan. Pengiriman dan pemakaian bahan dan peralatan yang
tidak pemah mendapatkan persetujuan tertulis dari Direksi Pengawas dan Wakil Pemberi Tugas
dapat ditolak dan diganti. Apabila hal ini terjadi maka semua biaya yang mungkin timbul akan
menjadi tanggung jawab Pemborong.
4. Semua bahan dan peralatan yang dikirim ke lapangan kerja dan akan dipergunakan untuk
pelaksanaan harus merupakan bahan dan peralatan yang baru dan belum pemah dipergunakan.
5. Pemborong wajib memberitahukan rencana pengiriman bahan dan peralatan, agar supaya dapat
dilakukan pemeriksaan oleh Direksi Pengawas dan Wakil Pemberi Tugas pada waktunya. Bahan
dan peralatan yang ditolak oleh Direksi Pengawas dan Wakil pemberi Tugas harus segera
dikeluarkan dari lokasi lapangan kerja dalam waktu tidak lebih dari 24 jam sejak pengiriman
dilakukan.
6. Apabila Pemborong mendapat kesulitan di dalam mendapatkan bahan dan peralatan yang sesuai
dengan ketentuan Surat Perjanjian Kerja, maka Pemborong wajib mengajukan permohonan
penggantian secara tertulis kepada Direksi Pengawas dan Wakil Pemberi Tugas, Konsultan Perencana
dan Pemberi Tugas dengan disertai semua data - data yang diperlukan. Apabila permohonan
tersebut ditolak maka segala resiko menjadi tanggung jawab Pemborong.
7. Pemborong wajib memberikan lam pi ran data teknis dari bahan dan peralatan yang diajukan didalam
penawaran secara terperinci. Tanpa adanya data tersebut maka Pemborong wajib memenuhi semua
permintaan dari Direksi Pengawas dan Wakil Pemberi Tugas, Konsultan Perencana dan Pemberi
Tugas selama permintaan tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan ini.
Manufacturer data :
.Berupa brosur-brosur, spesifikasi dan informasi yang tercetak jelas dan cukup detail sehubungan
dengan persyaratan I ketentuan spesifikasi.
Performance Data
Data-cata kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu table atau curva yang meliputi informasi yang
diperlukan dalam menseleksi peralatan-peralatan lain yang ada kaitannya dengan unit tersebut.
29
Quality Asurance
Suatu pembuktian dari Pabrik atau Suplier setempat terhadap kualitas produk. Yang menyatakan bahwa
produk ini sudah diproduksi beberapa tahun, telah terpasang di beberapa lokasi, dan telah beroperasi
dalam jangka waktu tertentu dengan baik.
1. Panel dibuat untuk beroperasi pada Tegangan Rendah 220/380 V 3-phase, 4 kawat,50 Hz dan
solidly-grounded.
2. Panel I switchgear harus dapat dioperasikan dengan aman dan mudah, antara lain keamanan dan
kemudahan untuk pengoperasian peralatan pemutus rangkaian I daya seperti MCB, ACB, MCCB,
Switch, kemudahan untuk penggantian peralatan dan indikator-indikator kemudahan dan aman
pada saat pemeriksaan I pengecekan tegangan, gangguan dan sebagainya.
3. Panel harus cukup kuat untuk dibebani oleh semua komponennya dan mempunyai ruang yang
cukup luas / leluasa guna memudahkan penggantian komponen I peralatan.
4. Panel harus dilengkapi pintu berengsel I hiqh-door, lengkap dengan handel dan kunci yang dapat
dibuka dengan master-key.
5. Untuk panel-panel utama I panel-panel besar, pintu panel harus dilengkapi interlock, yaitu pintu
panel hanya bisa dibuka jika pemutus- rangkaian I CB dalam keadaan off, Alat pengaman I
interlock harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak terjadi kecelakaan akibat kesalahan
pengoperasian.
6. Semua induktor yang terdapat pada panel tidak boleh dipasang pada pintu panel, tetapi harus ada
bagian yang tidak bergerak dan terlihat dari luar I depan.
7. Panel terbuat dari pelat baja, untuk panel free-standing tebal pelat baja minimal 2.30 mm, diberi
penguat dengan rangka besi siku ukuran minimal L 30x30x3 dan alas I kakinya diperkuat dengan
rangka besi kanal yang berukuran minimal UNP-5. Sedangkan untuk wall-mounting panel
menggunakan pelat baja dengan tebal minimal 1.50 mm.
8. Mur/baut yang dipergunakan dalam panel harus dari jenis tahan karat.
9. Setelah pintu panel dibuka maka dibagian dalam I didepan komponen panel terdapat pintu
pelindung yang hanya dapat dibuka apabila mur/bautnya dilepas. Pintu bagian dalam ini terbuat
dari pelat baja dengan ketebalan sesuai dengan tebal pelat baja panelnya, bagian dalam dari pintu
ini dilapisi bahan isolasi seperti lapisan ebonit, vertinax dll. Dengan tebal minimal 1.50 mm.
10. Panel dicat dasar anti karat dengan "Zink chromate primer" atau dengan cara digalvanis I
chromium-plating dan finishing dilakukan dengan empat lapis cat-oven. Wama cat finishing akan
ditentukan oleh Direksi.
1 1. Setelah pengecatan selesai, maka setiap panel harus diberi nama dengan jelas. Dibagian dalam
pintu panel harus ada gambar "one-line diagram" komponen panel lengkap dengan besaran dan
fungsinya dan gambar tersebut harus dilaminating.
2. Connector
Alat penyambung antara cable ladder atau antara cable-ladder dengan fitting-fittingnya. Jenis alat
penyambung ini terdiri dari jenis - jenis :
• Rigid
• Expantion
• Adjustable
3. Accessories
Berupa material pendukung I tambahan, seperti cover, dropout, conduit adater, holddown device,
adjustable connector, devider dan lain- lain.
4. Support,
Yaitu peralatan untuk dudukan, penopang dan penggantung dari cable ladder Jenisnya terdiri d a r i:
• Cantilever bracket
• Trapeze
• Individual rod suspension
19.5. PEMIPAAN
1. Tujuan
a. Sebagai pipa-pipa sparing, yaitu pipa-pipa pelindung kabel yang menembus dinding- dinding,
pelat-pelat. kolom-kolom, balok-balok beton, dinding--dinding bata, fondasi-fondasi bangunan
dan lain - lain. Pipa sparing ini menggunakan pipa PVC high impact ukuran minimal%".
b. Sebagai pipa-pipa pelindung kabel, yaitu untuk pelindung kabel yang ditanam didalam tanah,
pelindung kabel yang melintasi I menyeberang jalan dan bangunan. Pipa-pipa ini menggunakan
jenis pipa-pipa PVC high impact dengan ukuran minimal 2"
c. Sebagai pipa-pipa pelindung kabel instalasi penerangan, mulai dari panel-panel penerangan
ke stop kontak, ke sakelar & ke armature-armature lampu dan lain-lain. Pipa-pipa yang
digunakan adalah dari jenis pipa PVC high dengan ukuran minimal %.
d. Sebagai pipa-pipa pelindung kabel seperti instalasi tenaga, mulai dari panel-panel tenaga
ketitik beban, seperti ke stopkontak tenaga, power-switch, motor-motor dan lain-lain, termasuk
sebagai pelindung kabel-kabel kontrol. Pipa-pipa yang digunakan adalah dari jenis pipa baja I
conduit-pipes dengan ukuran minimal % ".
3. Fitting-fitting pipa :
a. Fitting-fitting pipa harus menggunakan fitting-fitting yang sesuai dengan jenis dan kelas pipa
yang digunakan, seperti untuk pipa PVC menggunakan fitting-fitting jenis socket, reducing
socket, long elbow goo, bend 450, tapered-flange, tee box, L-box, straight box/pull-box dan
lain-lain.
33
b. Demikian pula fitting-fitting pipa jenis conduit harus menggunakan fitting pipa yang khusus
untuk conduit seperti : connector, coupling, elbow, bushing, locknut, saddle-clamp, circular-
box, universal LT fitting, switch-box dll.
2. Spesifikasi :
a. Down Light SLE-18W/PL - 13W
b. Material : Bahan aluminium plate 0.7mm, dia 150 mm, tinggi 185 mm, Finishing cat baker Cl I
stove enamelled
c. Komponen : Fitting lampu keramik E-27 I PL-fitting; Klem penjepit armature lampu lengkap
buat pengancing; Reflector atau baffle; Lampu Phillips jenis SLE-18 W-220 VACI PL- 13 W -
220 VAC
d. Pemasangan :
• Armature lampu ini dipasang dibagian bangunan seperti ditunjukkan dalam gambar
• Jenis lampu ini dipasang secara in bouw I flush mounting pada langit-langit I ceiling, yaitu
dengan cara membuat lubang pada langit-langit tersebut dengan diameter lubang sesuai
untuk armature lampunya.
34
• Apabila konstruksinya atau material atau material ceilingnya diperkirakan tidak cukup kuat
dipakai dudukan armature lampu, maka bagian ceiling harus diperkuat dengan plat aluminium
setebal 1.0 mm.
2. Standard :
• Pedoman Perencanaan Penagkal Petir 1987 dari DPU
• Peraturan Umum lnstalasi Penangkal Petir ( PUIPP ) untuk bangunan Indonesia 1983 dari
DPU
• Peraturan Umum lnstalasi Listrik ( PUil) 2000
• French National Standard NF C17-100 & 102 ( 1995)
• Standard-standard lain seperti VOE I DIN, JIS, IEC dan lain - lain
3. Gambar rencana, gambar kerja dan gambar sesuai pelaksanaan (As built drawing)
a. Gambar rencana meliputi tata letak I lay-out terminal udara, tarikan penghantar, lay-out
pentanahan lengkap instalasi dan ukuran-ukuran besarannya.
b. Pemborong sebelum memulai pelaksanaan, harus membuat gambar kerja yang disesuaikan
dengan gambar perencanaan dan kondisi dilapangan secara akurat dan detail
c. Setelah selesai pekerjaan, Pemborong harus membuat gambar sesuai pelaksanaan lengkap
dengan detail den ukurannya.
35
4. Spesifikasi dan material :
a. Air Terminal
• Jenis, streamer Emission Air Terminal (Ionization)
• Standard protection ( Level Ill )
• Protection Radius 43 meter
c. Kawat Penghantar
• High voltage shielded cable 250 kV, 2 x 35 mm2
• Dan Bare Copper Conductor Semi Harcl ( BCC-1/2H ) sesuai dengan Sii. 1136-
84/SPLN.41-4 : 1981 I BC 70 mm2 untuk antar bak kontrol
d. Klem BC
• Ukuran ( mm ) : 150 (H) x 16 ( W )
• Bahan : plat strip 3 x 16 mm
• Dicat anti karat
e. Test-point box :
• Ukuran box ( m m ) 300 ( H ) x 150 ( W ) x 100 ( D )
• Bahan box dari pelat besi 2 mm
• Box dicat anti karat
• lsi box : LV Insulator 40 x 30 mm dan rel tembaga 5 x 50 mm
f. Elektroda pentanahan :
• Ukuran dia. 1 " panjang 12.00 meter
• Bahan pipa galvanis medium class
• lsi pipa kawat tembaga ( BC ) 70 qmm
• Bak control
• Ukuran 30 x 30 x 30 cm, tebal pelat 10 cm, tebal tutup 7.50 cm
• Bahan pasangan beton bertulang K 125
5. Pemasangan :
a. Air terminal dipasang pada batang peninggi I riser duduk diatas flens pada pondasinya diatas
plat dark lantai tertinggi.
b. Sebelum air-terminal dipasang kedalam pipa batang peninggi dimasukkan high voltage
shielded cable, melalui lubang dibawah pipa.
c. Setelah air terminal dan riser terpasang, dilaksanakan penarikan kawat penghantamya (down
conductor ), turun ke dinding sampai test-point box dan dari test-point box ditarik sampai
terminal pentanahan.
d. Agar tarikan kawat penghantar ini lurus dan kokoh, maka kabel tersebut diberi klem-klem pada
dinding bangunan.
e. Tarikan kabel penghantar dari test-point box sampai terminal pentanahan dilindungi dengan
pipa PVC dia. 2" ( A W ). Pipa pelindung kabel tersebut diklem pada dinding bangunan.
f. Pada saat yang bersamaan dilaksanakan pengeboran-pengeboran kedalam tanah untuk
penempatan elektroda-elektroda pentanahan . Lu bang bor bercliameter 1" dengan kedalaman
12 meter.
g. Apabila elektroda pentanahan selesai dipasang pada setiap lubang pengeboran, maka
pekerjaan selanjutnya adalah melaksanakan penarikan kawat-kawat penghantar dari test-
point box ke terminal-teminal pentanahan( TP ) dan dari TP ke masing-masing elektroda
pentanahan.
h. Sistem lnterkoneksi antar elektroda pentanahan adalah untuk memperoleh tananan
pentanahan yang cukup rendah ( max 2 ohm ) disamping untuk mengatasi bahaya te�adinya
36
kejutan arus listrik pada selangkangan manusia atau hewan yang melalui kawasan tersebut,
setelah adanya sambaran petir.
i. lnterkoneksi ini adalah dengan cara dihubungkannya setiap elektroda pentahanan dengan
kawat penghantar I BC 70 qmm, dimana kawat penghantar tersebut ditanam langsung
kedalam tanah sedalam 70 cm dibawah permukaan tanah atau 100 cm bila penghantar
tersebut melintas I menyebrangi jalan.
J. Penyambungan antara kawat penghantar, seperti kawat penghantar dan air terminal I nser
dengan down conductor atau penyambungan antar kawat penghantar sendiri dan lain-lain.
Harus menggunakan parallel groove I clauw-clamp 2 x 70 qmm.
k. Pada setiap lokasi elektroda pentanahan harus dibuat bak-bak control bertulang.Ukuran dan
detail bak-kontrol dapat dilihat didalam gambar.
19.9. PENTANAHAN
1. Lingkup Kerja :
a. Seluruh bagian logam dari peralatan listrik yang tidak aktif ( non current carrying ) harus
ditanahkan, seperti : panel-panel listrik, transformer, stop-kontak, armature lampu, tiang
lampu, mesin I peralatan yang menggunakan tenaga listrik dan lain-lain.
b. Seluruh struktur logam dari konstruksi baja seperti kolom, balok, rangka atap dan lain - lain,
harus ditanahkan.
2. Jaringan Pentanahan :
a. Jaringan pentanahan terdiri dari jaringan utama cabang dan jaringan beban.
b. Jaringan utama adalah jaringan pentanahan yang langsung dihubungkan ke elektroda-
elektroda pentanahan, termasuk jaringan interkoneksi antar elektroda-elektroda pentanahan
c. Jaringan cabang merupakan jaringan penghubung antara jaringan utama dengan jaringan
beban.
d. Jaringan beban adalah konduktor--konduktor pentanahan yang langsung kontak dengan
bagian-bagian logam "non current carrying" dari suatu peralatan I equipment listrik.
1. Pekerjaan Baja
a. Lingkup Pekerjaan
1. Meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan dan perlengkapan -perlengkapan untuk
pelaksanaan dan pengecatan pekerjaan baja, termasuk pemasangan alat-alat dan
benda-benda yang terlekat.
2. Pekerjaan baja dilaksanakan untuk : Railing tangga service dan lainnya sesuai gambar
Perencanaan.
b. Pengendalian Pekerjaan
1. Semua pekerjaan yang disebut diatas harus dilaksanakan menurut ketentuan-ketentuan I
spesifikasi dari pabrik yang bersangkutan dan persyaratan- persyaratan BS 729/1971.
2. Persyaratan Bahan
3. Baja yang digunakan untuk pekerjaan baja harus berkwalitas baik, tidak ada karatnya,
bagian-bagian dan lembaran-lembarannya tidak bengkok atau cacat.
4. Profil baja yang tepat, bentuk, tebal, ukuran berat dan detail-detail konstruksi yang
ditunjukkan pada gambar harus disediakan.
37
d. Cat besi/baja digunakan bahan cat anti karat (Zingromate) atau yang setara.
2. Persyaratan Pelaksanaan
a. Semua pekerja yang diterima untuk melakukan pekerjaan baja harus ahli dan tukang
berpengalaman dan mengerti benar pekerjaannya.
b. Sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan baja, Kontraktor harus meneliti dan mengukur ulang
dimensi ukuran-ukuran maupun peil di lapangan dengan menggunakan alat ukur.
c. Kontraktor harus membawa contoh bahan yang akan digunakan kepada Konsultan Pengawas
untuk mendapatkan persetujuannya sebelum pekerjaan dimulai.
d. Pekerjaan Penyambungan dan Pemasangan Baja
e. Pengelasan :
• Pekerjaan las sebanyak mungkin dilaksanakan didalam bengkel, bila terpaksa dilaksanakan
di lapangan harus cukup baik dan sangat hati-hati, tidak boleh dilakukan sewaktu dalam
keadaan basah atau hujan.
• Bahan yang dipakai mengelas harus bebas dari kerak dan cacat lain yang mengurangi
kekuatan sambungan.
• Permukaan besi yang akan dilas harus halus, rata, sama dan kelihatan teratur.
• Dalam setiap posisi dimana 2 bagian dari satu benda saling berdekatan, harus dibuat suatu
las perapat atau pengedap guna mencegah masuknya lengas, terlepas apakah itu diberikan
detailnya atau tidak.
• Las-lasan yang menunjukkan cacat, harus dipotong dan dilas kembali atas biaya Kon-
traktor.
20. KELENGKAPAN PADA PEKERJAAN INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR
a. Pekerjaan ini terdiri dari pekerjaan instalasi Air Bersih dan Air Kotor.
b. lnstalasi Air Bersih terdiri dari pemasangan pipa-pipa jaringan air bersih yang kebutuhannya
untuk persediaan air bersih pada Kamar Mandi, Dapur dan Bak-Bak air yang ditentukan dalam
gambar.
c. lnstalasi Air Bersih seluruhnya mempergunakan pipa PVC high impact dengan ukuran terdiri
dari pipa PVC ber diameter : %" - %" - 1 ".
d. lnstalasi Air Kotor terdiri dari pemasangan pipa-pipa jaringan air kotorh yang penggunaannya
untuk pipa pembuangan air kotor, air limpahan maupun air hujan.
e. lnstalasi Air Kotor seluruhnya mempergunakan pipa PVC high impact dengan ukuran terdiri dari
pipa PVC ber diameter: 2" - 2%" -3" -4".
21. PEMBERSIHANAKHIR
Setelah selesai pelaksanaan pekerjaan, pihak kontraktor harus membersihkan lokasi pekerjaan dari sisa-
sisa material dan meratakan atau mengeluarkan dari lokasi pekerjaan tanah sisa dari pekerjaan galian.
23. PENUTUP
a. Hal-hal yang timbul pada pelaksanaan yang memer1ukan Penyelesaian lapangan akan dibicarakan
dan diatur oleh Direksi Lapangan dan Kontraktor, bila diperlukan akan dibicarakan bersama
konsultan perencana.
b. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini dan penjelasan temyata diperlukan, akan
dicantumkan dalam Serita Acara Penjelasan Pekerjaan.
c. Semua item pekerjaan harus diselesaikan secara baik dan disesuaikan dengan Rencana Kerja dan
Syarat-syarat (RKS). Pekerjaan yang tidak rapi, harus diperbaiki sampai diperoleh hasil yang
memenuhi syarat (maksimal).
d. Segala jenis pekerjaan yang belum tercantum secara jelas dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS), pelaksanaannya harus mendapat persetujuan/petunjuk dari Direksi Lapangan.
e. Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat
maka halaman pekerjaan harus dibersihkan dari sisa-sisa bahan dan diratakan sebaik mungkin.
f. Kontraktor diwajibkan melunasi "ASTEK" sesuai peraturan yang berlaku
Tarutung, 2018
DIPERBUAT OLEH:
PEJABAT PEMB:A�EN (PPK)
TOHO�ST
NIP. 19760309 200212 1 004
39