Anda di halaman 1dari 57

METODE PELAKSANAAN

PEMBANGUNAN/REVITALISASI PASAR RAKYAT PEKAN KUALA


BANGKA

JUNE 19, 2019


CV. GOMBAK JAYA
BAB 1.
PEKERJAAN PERSIAPAN

1.1 PAPAN NAMA PROYEK

Dalam pembuatan papan nama harus menggunakan bahan yang telah


disetujui secara tertulis yang telah disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Pembuatan Papan Nama Proyek yang memuat keterangan tentang pekerjaan
ini sesuai dengan standar yang ditetapkan, dan melakukan pemasangan di
tempat yang strategis dan mudah terlihat oleh masyarakat umum.

1.2 PENGUKURAN DAN PEMASANGAN BOWPLANK

1) Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pengukuran tapak bangunan dan pemasangan


bowplank sebagai titik acuan.

2) Persiapan Pekerjaan

a) Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja,


schedule, perlatan, personil kerja dan gambar kerja yang akan
digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum
pekerjaan.
b) Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam
sebelum tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan

3) Uraian Pekerjaan

a) Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari kayu Borneo dengan


ukuran tebal 3 cm dan lebar 15 cm, lurus dan diserut rata pada sisi
sebelah atasnya.
b) Papan bangunan dipasang pada patok kayu 5/7 dengan jarak satu
sama lain adalah 1,50 m tertancap di tanah sehingga tidak dapat
digerak- gerakkan atau diubah.

METODE PELAKSANAAN 1
c) Papan bangunan dipasang sejarak 2,00 m dari as pondasi terluar
atau sesuai dengan keadaan setempat.
d) Tinggi sisi atas p a p a n bangunan harus sama dengan antara
satu dengan lainnya atau rata waterpass, kecuali dikehendaki lain
oleh Konsultan Pengawas.
e) Setelah selesai pemasangan papan bangunan,
Kontraktor/Pemborong harus melaporkan kepada Konsultan
Pengawas untuk mendapatkan persetujuan.
f) Kontraktor/Pemborong harus menjaga dan memelihara keutuhan
dan ketepatan letak papan bangunan ini sampai tidak diperlukan
lagi.

4) Tahap Pelaksanaan Pekerjaan

Tahap pelaksanaan pekerjaan (lihat Time Schedule dan Bar Chart)

5) Kebutuhan Bahan, Peralatan dan Tenaga

a) Bahan :
b) Peralatan :
- Alat Tukang
c) Tenaga :
- Pekerja Tak Terlatih
- Mandor

6) Analisa K3

a) Personil :
- Pelaksana
- Petugas K3K
- Tenaga Kerja
b) Aspek K3 Memasang Rambu Peringatan.
Rambu Peringatan : “HATI-HATI DAERAH WAJIB
MENGGUNAKAN APD”
c) Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD ) :
- Sarung Tangan
- Helm

METODE PELAKSANAAN 2
- Sepatu Safety

1.3 PEKERJAAN BONGKARAN

1) Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan bongkaran ini dimaksudkan untuk membongkar bangunan


ataupun struktur eksisting/lama yang tidak digunakan dalam proyek
ini.
Pekerjaan disesuaikan dengan Gambar Kerja, RKS dan Syarat-syarat
Teknis Lainnya.

2) Persiapan Pekerjaan

a) Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja,


schedule, perlatan, personil kerja dan gambar kerja yang akan
digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan
sebelum pekerjaan.
b) Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam
sebelum tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan

3) Uraian Pekerjaan

a) Sebelum melakukan pekerjaan pembongkaran harus dibuat


gambar request dan diserahkan kepada direksi untuk diketahui
dan disetujui.
b) Pembongkaran dilakukan dengan menggunakan tenaga manusia
dengan menggunakan alat bantu.
c) Dump Truck membuang material hasil galian keluar lokasi
pekerjaan

4) Tahap Pelaksanaan Pekerjaan

Tahap pelaksanaan pekerjaan (lihat Time Schedule dan Bar Chart)

5) Kebutuhan Bahan, Peralatan dan Tenaga

d) Bahan :
e) Peralatan :

METODE PELAKSANAAN 3
- Alat Tukang
f) Tenaga :
- Pekerja Tak Terlatih
- Mandor

6) Analisa K3

d) Personil :
- Pelaksana
- Petugas K3K
- Tenaga Kerja
e) Aspek K3 Memasang Rambu Peringatan.
Rambu Peringatan : “HATI-HATI DAERAH WAJIB
MENGGUNAKAN APD”
f) Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD ) :
- Sarung Tangan
- Helm
- Sepatu Safety

METODE PELAKSANAAN 4
BAB 2.
PEKERJAAN TANAH

2.1 PEKERJAAN GALIAN TANAH BIASA

1) Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi proses pembuatan pengukuran, pembuatan


patok, penggalian tanah dan perapihan hasil galian.
Pekerjaan disesuaikan dengan Gambar Kerja, RKS dan Syarat-syarat
Teknis Lainnya.

2) Persiapan Pekerjaan

a) Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja,


schedule, perlatan, personil kerja dan gambar kerja yang akan
digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan
sebelum pekerjaan.
b) Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam
sebelum tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan

3) Uraian Pekerjaan

a) Bowplank dipasang dengan menggunakan kayu kelas III yang


berguna penempatan benang sebagai titik acuan as bangunan.
b) Pekerjaan penggalian dilakukan dengan alat gali.
c) Type galian disesuaikan dengan kondisi tanah aktual. Untuk
kondisi tanah dimana koefisien runtuhan tanah kecil dapat
dilakukan sisi galian tegak, jika koefisien runtuhan tanah besar
maka sisi galian miring
d) Penggalian dilakukan 10-50 cm lebih besar dari besaran pondasi,
fungsinya sebagai ruang gerak untuk pekerjaan pemasangan
bekesting, type galian sesuaikan dengan kebutuhaan yang dalam
galiannya
e) Harus diatur metode pengalian, pembuangan dan penumpukan
tanah. Penumpukan tanah galian tidak boleh terkonsentrasi dekat
galian untuk mengurangi resiko runtuhan tanah masuk kembali

METODE PELAKSANAAN 5
ke dalam galian pondasi. Penempatan hasil galian ditempat +1m
dari bibir lubang pondasi agar tidak terjadi kelongsoran dinding
tanah.
f) Setelah pekerjaan galian dilakukan, hasil galian (dimensi P X L X
H) diperiksa dan dicek terhadap as bangunan bowplank.
g) Pekerjaan disesuaikan dengan Gambar Kerja, RKS dan Syarat-
syarat Teknis Lainnya.

4) Tahap Pelaksanaan Pekerjaan

Tahap pelaksanaan pekerjaan (lihat Time Schedule dan Bar Chart)

5) Kebutuhan Bahan, Peralatan dan Tenaga

a) Bahan :
b) Peralatan :
- Alat Tukang
- Meteran / Waterpass
c) Tenaga :
- Pekerja Tak Terlatih
- Mandor

6) Analisa K3

a) Personil :
- Pelaksana
- Petugas K3K
- Tenaga Kerja
b) Aspek K3 Memasang Rambu Peringatan :
Rambu Peringatan : “HATI-HATI DAERAH WAJIB
MENGGUNAKAN APD”
c) Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD ) :
- Sarung Tangan
- Helm
- Sepatu Safety

METODE PELAKSANAAN 6
2.2 PEKERJAAN URUGAN TANAH KEMBALI HASIL GALIAN

1) Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi proses pengurugan dengan tanah bekas hasil


galian. Pekerjaan ini dilakukan setelah pemasangan pondasi
terpasang pada bagian lubang yang telah digali. Penimbunan kembali
pada sisi galian yang masih renggang pada sisi samping pondasi.
Pekerjaan disesuaikan dengan Gambar Kerja, RKS dan Syarat-syarat
Teknis Lainnya.

2) Persiapan Pekerjaan

a) Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja,


schedule, perlatan, personil kerja dan gambar kerja yang akan
digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan
sebelum pekerjaan.
b) Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam
sebelum tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan

3) Uraian Pekerjaan

Beberapa hal yang harus dilakukan dalam pekerjaan urugan pasir


adalah :
a) Tanah urug bekas galian diratakan pada dasar galian dan disiram
air untuk mendapatkan kelembaban yang optimum untuk
pemadatan.
b) Padatkan tanah urug tersebut.
c) Jika diperlukan ulangi langkah satu dan dua sehingga padat.

4) Tahap Pelaksanaan Pekerjaan

Tahap pelaksanaan pekerjaan (lihat Time Schedule dan Bar Chart)

5) Kebutuhan Bahan, Peralatan dan Tenaga

a) Bahan :
- Tanah bekas galian pondasi
b) Peralatan :

METODE PELAKSANAAN 7
- Alat Tukang
- Kereta Sorong
c) Tenaga :
- Pekerja Tak Terlatih
- Mandor

6) Analisa K3

a) Personil
- Pelaksana
- Petugas K3K
- Tenaga Kerja
b) Aspek K3 Memasang Rambu Peringatan.
Rambu Peringatan : “HATI-HATI DAERAH WAJIB
MENGGUNAKAN APD”
c) Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD ) :
- Sarung Tangan
- Helm
- Sepatu Safety

2.3 PEKERJAAN TIMBUNAN TANAH URUG

Pekerjaan tanah timbun dikerjakan setelah pondasi menerus selesai


terpasang, pada bagian depan, belakang, samping kiri dan kanan bangunan
dengan ketinggian sesuai dengan elevasi pondasi yang terpasang.
Pekerjaan disesuaikan dengan Gambar Kerja, RKS dan Syarat-syarat Teknis
Lainnya

2.4 PEKERJAAN URUGAN PASIR

1) Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi proses pengurugan dengan bahan pasir.


Pekerjaan disesuaikan dengan Gambar Kerja, RKS dan Syarat-syarat
Teknis Lainnya.

METODE PELAKSANAAN 8
2) Persiapan Pekerjaan

a) Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja,


schedule, perlatan, personil kerja dan gambar kerja yang akan
digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan
sebelum pekerjaan.
b) Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam
sebelum tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan

3) Uraian Pekerjaan

Beberapa hal yang harus dilakukan dalam pekerjaan urugan pasir


adalah :
a) Pasir urug diratakan pada dasar galian dan disiram air untuk
mendapatkan kelembaban yang optimum untuk pemadatan.
b) Padatkan pasir urug tersebut dengan memakai alat stamper.
c) Jika diperlukan ulangi langkah satu dan dua sehingga didapatkan
tebal pasir urug seperti yang direncanakan.

4) Tahap Pelaksanaan Pekerjaan

Tahap pelaksanaan pekerjaan (lihat Time Schedule dan Bar Chart)

5) Kebutuhan Bahan, Peralatan dan Tenaga

a) Bahan :
- Pasir
b) Peralatan :
- Alat Tukang
- Meteran / Waterpass
c) Tenaga :
- Pekerja Tak Terlatih
- Mandor

6) Analisa K3

a) Personil
- Pelaksana
- Petugas K3K

METODE PELAKSANAAN 9
- Tenaga Kerja
b) Aspek K3 Memasang Rambu Peringatan.
Rambu Peringatan : “HATI-HATI DAERAH WAJIB
MENGGUNAKAN APD”
c) Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD ) :
- Sarung Tangan
- Helm
- Sepatu Safety

METODE PELAKSANAAN 10
BAB 3.
PEKERJAAN PONDASI

3.1 PEKERJAAN PONDASI MENERUS DENGAN BATU PADAS CAMPURAN


1:4

1) Lingkup Pekerjaan

Pondasi adalah struktur pada bangunan yang terletak paling bawah


yang berfungsi untuk meneruskan beban dari struktur atas ke tanah.
Secara garis besar pondasi ada 2 jenis yaitu pondasi dangkal dan
pondasi dalam. Pondasi dangkal salah satunya jenisnya adalah
pondasi batu kali. Ada beberapa tahapan dalam pelaksanaan
pembuatan pondasi batu kali antara lain :
a) Pekerjaan persiapan
b) Pekerjaan galian
c) Pekerjaan urugan pasir
d) Pekerjaan pasangan pondasi

2) Persiapan Pekerjaan

Rencanakan urutan galian, urutan pemasangan pondasi batu kali,


tempat penimbunan tanah hasil galian sementara sebelum diangkut
keluar dari site, juga tempat penimbunan sementara batu-batu kali
tersebut sebelum dipasang.

3) Uraian Pekerjaan

Pekerjaan Pasangan Pondasi :


Pada pekerjaan pasangan pondasi ada 2 tahap yaitu pembuatan profil
dan pemasangan batu kali.
a) Pembuatan profil :
1) Pasang patok batu untuk memasang profil (2 patok untuk tiap
profil). Profil dipasang pada setiap ujung lajur pondasi.
2) Pasang bilah batu datar pada kedua patok,setinggi profil.
3) Pasang profil benar-benar tegak lurus dan bidang atas profil
datar. Usahakan titik tengah profil tepat pada tengah-tengah

METODE PELAKSANAAN 11
galian yang direncanakan dan bidang atas profil sesuai peil
pondasi.
4) Ikat profil tersebut pada bilah datar yang dipasang antara 2
patok dan juga dipaku agar lebih kuat.
5) Pasang patok sokong, miring pada tebing galian pondasi dan
ikatkan dengan profil, sehingga menjadi kuat dan kokoh.
6) Cek ketegakan / posisi profil dan ukuran-ukurannya, perbaiki
jika ada yang tidak tepat,demikian juga peilnya.

b) Pemasangan batu kali :


1) Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan
2) Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi 25
cm dari permukaan urugan pasir.
3) Siapkan adukan untuk melekatkan batu-batu tersebut.
4) Susun batu-batu diatas lapisan pasir urug tanpa adukan
(aanstamping) dengan tinggi 25cm dan isikan pasir dalam
celah-celah batu tersebut sehingga tak ada rongga antar batu
kemudian siramlah pasangan batu kosong tersebut dengan air.
5) Naikkan benang pada 25 cm berikutnya dan pasang batu kali
dengan adukan, sesuai ketinggian benang. Usahakan bidang
luar pasangan tersebut rata.

4) Tahap Pelaksanaan Pekerjaan

Tahap pelaksanaan pekerjaan (lihat Time Schedule dan Bar Chart)

5) Kebutuhan Bahan, Peralatan dan Tenaga

1) Bahan :
- Batu Kali
- Semen
- Pasir
- Air
2) Peralatan :
- Alat Tukang
- Molen (Concrete Mixer)

METODE PELAKSANAAN 12
- Kereta Sorong
- Meteran / Waterpass
3) Tenaga :
- Pekerja
- Tukang Batu
- Kepala Tukang
- Mandor

6) Analisa K3

1) Personil :
- Pelaksana
- Petugas K3K
- Tenaga Kerja
2) Aspek K3 Memasang Rambu Peringatan.
Rambu Peringatan : “HATI-HATI DAERAH WAJIB
MENGGUNAKAN APD”
3) Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD ) :
- Sarung Tangan
- Helm
- Sepatu Safety

METODE PELAKSANAAN 13
BAB 4.
PEKERJAAN BETON

4.1 PEMBUATAN BETON

1) Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan beton pada pekerjaan ini merupakan pekerjaan beton


bertulang K-100, K-175 dan K-225. Untuk mencapai mutu beton yang
optimal, maka perlu penyedian tenaga kerja yang terampil, alat bantu
yang memadai sesuai dengan fungsinya dan material/bahan
berdasarkan standart peraturan beton bertulang PB1 1971 dan
SK.SKNI.T-15.1991-03 juga Gambar Kerja, RKS dan Syarat-syarat
Teknis Lainnya.
Adapun material penyusun beton bertulang berupa :
a) Portland Cement
1) Portland Cement yang digunakan adalah jenis-jenis yang
memenuhi ketentuan-ketentuan dalam N1-1 atau menurut
standart Portland cemen yang digariskan olehAsosiasi Semen
Indonesia.
2) Semen yang digunakan harus berkualitas baik dan pada saat
digunakan harusdalam keadaan fresh (belum mulai mengeras)
3) Untuk menjaga mutu semen,cara penyimpanan harus
mengikuti syarat-syaratpenyimpangan bahan tersebut.
b) Air
1) Air yang digunakan harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.
2) Air tawar yang dipakai harus bersih, tidak mengandung
minyak, asam alkali bahan-bahan organis dan bahan-bahan
lain yang dapat menurunkan mutu beton.
c) Kerikil/Batu Pecah
1) Kerikil/batu pecah yang digunakan harus mempunyai gradasi
yang baik, tidak porous,memenuhi syarat kekerasannya dan
memenuhi syarat-syarat yang sesuai dengan PBI1971.
2) Kerikil tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%
ditentukan terhadap berat kering.Apabila kadar lumpur

METODE PELAKSANAAN 14
melampaui 1%, maka dilakukan pencucian batu pecah
sehinggamenurunkan kadar lumpur batu pecah tersebutd.
d) Tulangan Beton
1) Baja tulangan yang digunakan adalah baja yang kualitasnya
sesuai dengan ditentukan dalam PBI 71.
2) Besi beton harus bersih dari dari lapisan minyak lemak, karat
dan bebas dari cacat-cacat seperti serpih dan sebagainya, serta
berpenampang bulat.
3) Dimensi dan ukuran penempang bulat besi beton / baja
tulangan harus sesuaidengan petujuk gambar kerja (memenuhi
batas toleransi minimal) seperti yang disyaratkan dalam PBI 71.
4) Besi beton / baja tulangan yang tidak memenuhi syarat harus
segera dikeluarkandari lokasi pekerjaan dalam waktu 24 jam
setelah ada perintah tertulis dari Direksi.
5) Kawat pengikat harus terbuat daru baja lunak dengan diameter
minimal 1mm dan tidak bersepuh seng.
6) Besi beton yang dipakai bermutu U-24. (SI.1). ukuran-
ukurannya diameter besi beton yang terpasang harus sesuai
dengan gambar rencana, sedangkan perubahan diameter
tulangan harus dengan persetujuan Direksi/Pengawas.
Penggatian diameter tulangan tidak diperkenankan.
7) Besi beton bekas dan yang sudah berkarat tidak diperkenankan
dipakai dalam konstruksi. Besi beton harus bebas dari sisik,
karat dan lain-lain lapisan yang dapat mengurangi daya
lekatnya pada beton.
8) Ikatan besi beton harus rapih dan kuat, bahan untuk pengikat
adalah kawat beton dengan diameter minimum 1mm.
9) Untuk mendapatkan jaminan akan kualitas besi yang diminta,
maka disamping adanya sertifikat dari pabrik, juga diminta
harus ada sertifikat dari laboratorium.

e) Pasir
1) Pasir yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat PBI 1971.

METODE PELAKSANAAN 15
2) Pasir yang dipakai dapat berupa pasir alam, atau pasir buatan
yang dihasilkan olehalat-alat pemecah batu.
3) Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam danmempunyai
gradasi yang baik, tidak porous dan cukup syarat
kekerasannya.
4) Pasir tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% ditentukan
terhadap berat kering, dan bila kadar lumpur lebih dari
ketentuan yang telah ditetapkan, maka
untuk mengurangi kandungan lumpur dapat dilakukan pencuci
an material tersebut secara berkala.

2) Persiapan Pekerjaan

a) Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja,


schedule, peralatan, personil kerja dan gambar kerja yang akan
digunakan, untuk memperoleh persetujuan dari Konsultan sebelum
pekerjaan.
b) Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam
sebelum tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan

3) Uraian Pekerjaan

a) Pengecoran beton dapat dilakukan setelah cara pemasangan


pembesian dan pekerjaan begisting telah disetujui oleh Direksi
Pelaksanaan secara tertulis dantersedian cukup bahan, peralatan
serta tenaga kerja.
b) Pengecoran dilakuakan dengan manual menggunakan mixer dan
dibantu dengan peralatan yang mendukung.
c) Penuangan beton dengan campuran 1:2:3 ke sisi dalam begisting
harusmemperhatikan tinggi jatuh bebas beton sehingga beton
tidak segregasi. Bila tinggi jatuh melampaui tinggi jatuh beton
yang ditetapkan, maka dapat dilakukan dengan metode luncuran.
d) Pemadatan beton dilakukan dengan menggunakan concrete
vibrator, dengan penggetaran beton tidak mengenai begisting.

METODE PELAKSANAAN 16
e) Setelah beton mengeras, sesegera mungkin dilaksanakan
perawatan beton untuk menjaga beton tersebut tidak hidrasi,
sehingga mengakibatkan mutu beton dapat menurun.
f) Proses perawatan hanya dengan menjaga agar permukaan beton
tetap terjaga kelembabannya dengan menyiram air secara
continious pada permukaan beton.

4.2 PEMBESIAN

1) Pembesian Kolom
a) Pada penulangan kolom, ujung bawah dihubungkan dengan
pondasi sedangkan bagian atas dihubungkan dengan balok yang
menekan pelat lantai sehingga merupakan satu kesatuan
struktur portal yang kaku.
b) Penulangan kolom dilebihkan sampai sampai lantai atas untuk
menyambung tulangan kolom lantai berikutnya.
c) Besi kolom yang dipasang pertama kali berbentuk L dan
diikatkan pada tulangan bawah tulangan foot plate.
d) Pemasangan tulangan dimulai dengan memasang sebelah luar.
Setelah itu dilakukan pemasangan besi-besi yang lain dan
menyambungnya dengan tulangan yang sudah ada
2) Pembesian Balok
Pemasangan tulangan balok dan pelat lantai dilakukan secara
serentak setelah pemasangan bekisting balok dan pelat lantai.
Pemasangan tulangan balok dilakukan sebagai berikut :
a) Dipasang tulangan bawah diatas beton decking tebal 2,5 cm.
ujung tulangan bawah dimasukkan ke dalam tulangan kolom
sebagai penjangkaran sepanjang minimal 25D.
b) Apabila terdapat sambungan pada penulangan dilakukan
sambungan lewatan sekitar 40D. sambungan tulangan
dilakukan selang seling dan harus dihindarkan penempatan
sambungan ditempat-tempat dengan tegangan maksimum.

METODE PELAKSANAAN 17
c) Pemasangan tulangan sengkang yang diatur jaraknya dimana
jarak pada tumpuan lebih rapat dibandingkan jarak tengah
bentang. Sengkang diikat dengan kawat beton.
d) Tulangan atas dipasang dengan cara dimasukkan satu per satu
kedalam tulangan sengkang dibagian atas kemudian diikat
dengan kawat.
e) Ujung tulangan atas dimasukan kedalam tulangan kolom
sebagai panjang penjangkaran sepanjang 40D atau ¾ kali tinggi
manfaat balok jika balok berukuran besar.
f) Sebagai pengaku dipakai tulangan pinggang sesuai dengan
perencanaan
3) Pembesian Pelat lantai
Tahapan penulangan pelat lantai adalah sebagai berikut :
a) Dipasang tulangan bawah lapis 1 diatas beton decking dengan
ketebalan 2 cm. Tulangan ini dipasang melewati tulangan atas
balok.
b) Dipasang tulangan bawah lapis 2 diatas lapis 1 dengan arah
tegak lurus lapis 1 kemudian persilangan tulangan diikat dengan
kawat beton.
c) Untuk mendapatkan jarak tertentu antara tulangan atas dan
bawah dipasang tulangan kaki ayam yaitu potongan besi yang
dipotong sedemikian rupa sehingga dapat menjaga jarak antara
tulangan atas dengan tulangan bawah pelat.
d) Tulangan atas lapis 2 dipasang. Tulangan ini juga melewati dan
diletakkan dibagian atas tulangan atas balok. Tulangan atas
lapis 2 dipasang tegak lurus dengan tulangan atas lapis1.
e) Persilangan tulangan atas diikat dengan kawat beton.

4.3 PEMASANGAN BEKISTING

1) Sebelum penulangan beton dikerjakan harus terlebih dahulu dibuat


bekesting ataupun acuan yang kokoh dan rapat, sehingga air semen
tidak bocor.

METODE PELAKSANAAN 18
2) Bekesting harus dibuat sesuai dengan ukuran beton yang akan
dilaksanakan.
3) Bahan bekesting dapat dibuat dari kayu terenteng tebal 2 cm atau
multiplex.
4) Pembukaan bekesting ataupun acuan harus teratur dan beton sudah
berumur minimal 14 (empat belas) hari.

METODE PELAKSANAAN 19
BAB 5.
PEKERJAAN DINDING PASANGAN

5.1 PEMASANGAN DINDING BATA MERAH

- Batu bata yang dipergunakan dalam pekerjaan ini, biasanya batu


bata lokal yang memenuhi ketentuan.
- Batu bata harus sempurna pembuatan rusuk-rusuknya tajam serta
ukurannyasama besar.
- Sebelum batu bata dipasang harus direndam terlebih dahulu
sampai gelembung udara tidak terlihat lagi (jenuh).
- Batu bata yang dipasang harus utuh, kecuali untuk sambungan
atau penutup sudut.
- Pekerjaan meredam bata memang pada saat ini jarang dilakukan
dengan alasan kesulitan kerja, yang sering dilakukan hanya sekedar
menyiram batu-bata tersebut.
- Untuk semua dinding mulai dari permukaan sloof sampai setinggi
20 cm diatas permukaan lantai dalam ruangan digunakan adukan 1
pc : 2 pasir.
- Demikian juga untuk dinding yang selaluberhubungan dengan air
seperti kamar mandi & WC mulai permukaan sloof sampai
setinggi1,5 m diatas permukaan lantai digunakan adukan 1 pc : 2
pasir.
- Adukan untuk pasangan lain 1pc : 4 pasir.
- Pengukuran bangunan (uitzet) secara teliti dan sesuai gambar
setelah dinding dipasangharusdilaksanakan .
- Dalam satu hari pemasangan batu bata tidak boleh lebih tinggi dari
1 (satu)meter dan pengakhiran pemasangan pada satu hari harus
dibuat bertangga menurun dan tidak tegak bergigi untuk
menghindari retaknya dinding dikemudian hari, semua pemasangan
harus rata (horisontal) dan tiap-tiap kali diukur rata lantai dengan
menggunakan benang tidak boleh lebih dari 30 cm diatas pasangan
dibawahnya.

METODE PELAKSANAAN 20
- Pada semua pasangan ½ batu bata, satu sama lain harus dapat
mengikat dengan sempurna,tidak dibenarkan menggunakan batu
bata pecahan kecuali untuk las-lasan dibawah sudut/tepi.
- Pada pasangan bata satu batu dan pasangan yang lebih tebal harus
disusun sesuai dengan petunjuk atau peraturan yang seharusnya.
- Pada tiap pertemuan tegak lurus terdapat ikatan pemasangan yang
sempurna kecuali ditiap-tiap pertemuan dimana ada tiang-tiang
beton merupakan bingkai.
- Pemasangan dinding bata dilaksanakan bertahap setiap harinya,
diikuti dengan pengecorankolom praktis.
- Bidang dinding bata ½ batu yang luasnya lebih dari 10 m harus
ditambahkan kolom dan balok penguat (kolom praktis dengan
ukuran 13 x 13 cm dengan tulangan).
- Semua pasangan baru, harus dijaga jangan terkena sinar matahari
langsung, sehingga harus menyediakan karung-karung yang
digunakan untuk menutup pasangan serta keadaannya harus
basah, selain karung goni juga dapat digunakan karung bagir atau
lainnya untuk menutup pasangan tersebut.
- Bagian pasangan bata yang berhubungan dengan setiap bagian
pekerjaan beton (kolom,balok, listplank beton dan lain-lain) harus
diberi stek-stek besi beton diameter 8 mm, jarak 50cm, yang
terlebih dahulu ditanam dengan baik/dicor bersamaan pengecoran
beton dan bagian yang tertanam dalam pasangan bata sekurang-
kurangnya 20 cm kecuali ditentukan lain.

METODE PELAKSANAAN 21
BAB 6.
PEKERJAAN PLESTERAN

6.1 PEKERJAAN PLESTERAN

1) Pekerjaan plesteran dimulai dengan jalan membuat kepalaan


plesteran pada sisi vertikal.
2) Kepalaan dibuat dengan cara memasang paku pada sisi atas
dinding, memasang lot pada paku tersebut, kemudian memasang
paku di bawahnya dengan jarak 1 atau 2 m sesuai panjang
jidar/sipatan.
3) Lakukan pemlesteran pada vertikal, lebar 10 cm, ratakan dengan
jidar.
4) Kepalaan dibuat setiap jarak 1 m sepanjang dinding yang akan
diplester.
5) Diamkan kepalaan plesteran paling tidak 1 hari supaya kering.
6) Buatlah adukan plesteran dari campuran pasir, semen, dan air
dengan perbandingan sesuai spesifikasi bangunan yang ingin dibuat.
7) Jangan lupa perhatikan pula contoh adukan yang disarankan pada
kemasan sak semen.
8) Penggunaan komposisi bahan bangunan yang tepat akan
menghasilkan adukan plester yang memiliki kualitas tinggi.
9) Sebelum melakukan pekerjaan plesteran, pasangan bata merah
disiram atau dibasahi dengan air.
10) Air yang digunakan untuk membasahi dinding dan mencampur
adukan plesteran tidak boleh mengandung zat kimia seperti asam
dan garam.
11) Selanjutnya adukan plesteran dapat dikamprotkan secara merata.
12) Proses pengamprotan dari bawah ke atas di antara ke dua kepalaan
plesteran ,setelah itu ratakan dengan menggunakan kasut dan jidar
aluminium hingga rata dan halus.
13) Untuk jidar yang digunakan harus lebih panjang dari jarak kepalaan
plesteran, rata dan lurus.
14) Biarkan plesteran mengeras 3-4 hari.

METODE PELAKSANAAN 22
15) Lakukan curing atau perawatan plesteran dengan cara dibasahi
minimal 1 kali per hari selama 3 hari.
16) Setelah plesteran kering/keras dan rata sesuai dengan yang
diinginkan kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan acian.

6.2 PEKERJAAN ACIAN

1) Persiapan
a) Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan acian.
b) Approval material yang akan digunakan.
c) Persiapan lahan kerja.
d) Persiapan material kerja
e) Persiapan alat bantu kerja, antara lain : raskam, benang, kertas
gosok, dll.
2) Pelaksanaan
a) Acian dapat dilaksanakan setelah permukaan plesteran sudah
kering (cukup umur).
b) Permukaan plesteran sebelum di aci telebih dahulu disiram air.
c) Basahi plesteran yang sudah kering menggunakan air sampai
benar-benar jenuh.
d) Maksud dari pembasahan ini adalah agar plesteran yang kering
tidak menyerap banyak air pada saat acian basah ditempel.
e) Apabila plesteran menyerap air yang berlebih maka acian menjadi
tidak menempel sempurna yang akan menyebabkan retak-retak.
f) Buat adukan menggunakan semen mortar dengan perbandingan
sesuai dengan merk semennya.
g) Tempelkan adukan basah ke dinding, kemudian ratakan dengan
jidar agar permukaan lebih rata.
h) Gosok dan ratakan sampai permukaan benar-benar rata.
i) Setelah kering bisa dicek dengan menggunakan jidar apakah
hasilnya sdah rata. Pengecekan bisa dilakukan menggunakan
sinar. Karena permukaan yang bergelombang akan kelihatan
apabila diberi cahaya

METODE PELAKSANAAN 23
METODE PELAKSANAAN 24
BAB 7.
PEKERJAAN PENUTUP LANTAI DAN PENUTUP DINDING

7.1 PEKERJAAN LANTAI KERAMIK

1) Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pemasangan keramik untuk lantai, tangga,


kamar mandi dan aksesorisnya.
Pekerjaan disesuaikan dengan Gambar Kerja, RKS dan Syarat-syarat
Teknis Lainnya.

2) Persiapan Pekerjaan

Alat dan bahan harus diperhatikan sebelum memulai pemasangan


keramik, baik untuk dinding maupun lantai.
Adapun alat yang dibutuhkan sebagai berikut :
a) Sendok semen, sering disebut cetok yang merupakan alat untuk
mengambil semen.
b) Benang marking, digunakan sebagai benang penuntun agar
letaknya tidak miring.
c) Waterpass, merupakan alat yang digunakan agar lantai tidak naik
turun.
d) Palu karet, merupakan palu dengan kepala yang terbuat dari
bahan karet dan berguna untuk memukul keramik pada saat
dipasang sehingga benar-benar menempel pada lantai kerja.
e) Meteran, berguna sebagai alat ukur panjang, lebar, dan tinggi.
f) Sarung tangan, berguna agar tangan tidak langsung menyentuh
semen.
g) Lap, berguna pada saat keramik telah dipasang untuk
membersihkan bila ada semen yang masih menempel.

Bahan yang dibutuhkan sebagai berikut:

METODE PELAKSANAAN 25
a) Pasir, merupakan bahan bangunan yang dipakai sebagai
penghubung antara dasar dan permukaan keramik yang sering
disebut agregat halus.
b) Keramik, merupakan bahan bangunan yang berfungsi sebagai
penutup lantai dan dinding.
c) Bon-bon keramik, dipakai sebagai pengisi keramik yang
berhubungan secara horizontal dan vertikal.
d) Bahan perekat, berupa semen yang digunakan untuk adukan
bersama pasir.
e) Bahan pengisi naat atau tile grout, merupakan bahan yang
digunakan untuk menutup lubang antar keramik yang baru
dipasang. Bahan ini dapat dibeli di toko bahan bangunan.

3) Uraian Pekerjaan

Pembuatan Lantai Kerja (Lantai Dasar)


Lantai sebuah bangunan umumnya dikerjakan pada terakhir kalau
seluruh bangunan sudah selesai. Mengapa demikian? Bila lantai sudah
dikerjakan terlebih dahulu maka kemungkinan lantai rusak karena
kejatuhan potongan-potongan bahan bangunan lainnya akan sangat
sulit dihindarkan, termasuk juga tetesan-tetesan cat. Namun, lantai
kerja perlu disediakan sebelum keramik dipasang. Syarat penting bagi
lantai kerja antara lain rata, cukup keras sehingga tidak mudah
amblas, dan kering. Lantai kerja atau lantai dasar berguna sebagai
perletakan sebelum keramik dipasang.
Lantai kerja dibuat setebal minimum 5 cm. Lantai kerja ini dibuat dari
adukan semen dan pasir dengan perbandingan bahan 1 sak semen : 4
sak pasir. Adukan ini diletakkan di atas lapisan pasir yang sudah
dipadatkan. Agar permukaan menjadi rata dan datar, biarkan lantai
kerja tersebut kering dan mengalami proses penguapan sempurna. Bila
perlu, biarkan lantai kerja yang sudah rata tersebut selama minimal 3
hari.

METODE PELAKSANAAN 26
4) Tahap Pelaksanaan Pekerjaan

Pada saat pemasangan keramik, perlu ketelitian. Pemasangan keramik


pada lantai dan dinding memiliki proses yang sama. Berikut diberikan
tahapan pemasangan keramik untuk lantai.
a) Permukaan lantai/dinding yang akan dipasang keramik juga harus
dalam keadaan bersih, cukup kering dan rata air.
b) Tentukan tulangan dengan mempertimbangkan tata letak ruangan
/ tangga / dinding yang ada. Pemasangan keramik lantai atau
dinding dimulai dari tulangan ini.
c) Siapkan bahan additive atau bahan yang bersifat sebagai perekat.
Bahan perekat dapat berupa adukan semen. Adukan semen untuk
pemasangan keramik harus penuh, baik permukaan dasar
maupun dibadan belakang keramik lantai atau dinding yang
terpasang. Perbandingan adukan dan ketebalan rata-rata yang
dianjurkan adalah: Untuk lantai, Semen : Pasir = 1:6, dengan
ketebalan rata-rata: 2-4 cm
d) Rendam keramik dalam air bersih agar kotoran yang melekat pada
keramik terlepas dan memperkuat atau menambah daya lekat
keramik.
e) Keramik dianginkan dengan cara diletakkan pada tempat
dudukan/tatakan keramik setelah proses perendaman selesai
f) Tentukan garis dasar pasangan serta peil dari lantai. Penentuan
peil ini untuk seluruh kesatuan peil didalam ruangan.
g) Pasang benang arah horizontal dan vertikal pada lantai sesuai
elevasi pada gambar kerja
h) Mulailah memasang keramik lantai ke arah vertikal dan horisontal
sesuai dengan benang yang sudah di seting terhadap ruangan,
seperti pada contoh dibawah ini.
i) Kemudian keramik tersebut dipasang di atas campuran yang
sudah diratakan .
j) Padatkan secara rata. Ketuk keramik yang baru
dipasang dan pastikan tidak ada yang kopong atau bagian dasar
berongga karena itu akan membuat keramik lepas di kemudian

METODE PELAKSANAAN 27
hari. Periksa ketinggiannya apakah sudah sama rata dengan
benang yang ditarik untuk menentukan ketinggian lantai.
k) Setelah keramik kepalaan selesai deikerjakan, anda bisa
memasang keramik pada seluruh bidang lantai ruangan.
l) Pasang keramik sebaiknya mulai dari tengah ruangan, misalnya
ruang keluarga yang selanjutnya diikuti ruang kamar sesuai arah
pemasangannya. Namun, sebenarnya dari mana saja pemasangan
keramik dapat dilakukan.
m) Cara pemasangan yang baik adalah keramik jangan dipasang
secara keseluruhan, tetapi cukup sebagian dulu. Tujuannya untuk
memberikan kesempatan agar lantai kerja menguap secara
sempurna. Bagian yang belum dipasang keramik dapat ditutup
keramik setelah 1 hari. Jarak antar keramik (naat) sebaiknya tidak
terlalu rapat, cukup 2-3 mm.
n) Setelah semua keramik terpasang, kini giliran pemberian naat.
Namun, perlu diperhatikan bahwa pemberian naat dilakukan
setelah 7 hari pemasangan lantai keramik. Tujuannya agar
keramik yang dipasang sudah tidak mengalami kembang susut.
Bahan untuk naat terbuat dari semen atau bahan lainnya yang
sudah tersedia di toko bahan bangunan yang umumnya senada
dengan warna ubin keramik. Nat diisi dengan campuran pengisi
nat (grout) semen atau bahan khusus yang ada dibanyak toko
bangunan. Lebar nat juga berbeda antara keramik lantai dan
keramik dinding, Keramik lantai, lebar nat = 4 s/d 5 mm.
o) Untuk pemasangan lantai keramik yang terlalu luas, sebaiknya
diberikan expansion joint berupa celah 4 - 6 mm pada setiap luas
bidang 16 m2. Nantinya celah tersebut diisi dengan bahan yang
elastik dengan tujuan agar bila terjadi keretakan keramik atau
terlepasnya keramik maka tidak akan merembet atau tidak semua
keramik ikut rusak.
p) Jangan diinjak-injak. Amankan areal keramik yang baru dipasang
dari lalu lalang orang selama 2–3 hari. Keramik akan ambles
karena adukan di bawahnya masih belum kuat untuk dibebani.

METODE PELAKSANAAN 28
q) Periksa kembali. Dalam sebuah areal pemasangan 3×3 m biasanya
terdapat 3–5 keramik yang kopong. Untuk itu segera bongkar dan
ulangi pemasangannya.
r) Bersihkan segera bekas adukan grout pengisi nat yang telah
diaplikasikan dan menempel di permukaan keramik. Kita bisa
menggunakan bahan pembersih dengan kadar asam tidak lebih
dari 5%. Setelah itu bersihkan dengan air bersih.

5) Kebutuhan Bahan, Peralatan dan Tenaga

a) Bahan :
- Keramik lantai, tangga dan Kamar Mandi (jenis, warna dan
tekstur disesuaiakan dengan RKS dan atas persetujuan
pemilik).
- Pasir pasang : jenis pasir pasang yang kasar, tajam, bersih
dan bebas dari tanah
- Semen : semen portland
- Semen warna : pewarna
- Air : air bersih bebas dari unsur minyak
b) Peralatan :
- Alat Tukang
- Concrete Mixer
- Alat Potong Keramik
- Meteran / Waterpass
c) Tenaga :
- Pekerja
- Tukang
- Kepala Tukang
- Mandor

6) Analisa K3

a) Personil :
- Pelaksana
- Petugas K3K

METODE PELAKSANAAN 29
- Tenaga Kerja
b) Aspek K3 Memasang Rambu Peringatan :
Rambu Peringatan : “HATI-HATI DAERAH WAJIB
MENGGUNAKAN APD”
c) Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD ) :
- Sarung Tangan
- Helm
- Sepatu Safety

7.2 PEKERJAAN DINDING KERAMIK

1) Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi pemasangan keramik untuk lantai, tangga,


kamar mandi dan aksesorisnya.
Pekerjaan disesuaikan dengan Gambar Kerja, RKS dan Syarat-syarat
Teknis Lainnya.

2) Persiapan Pekerjaan

a) Siapkan tenaga kerja, bahan dan peralatan yang cukup


b) Bahan-bahan ditempatkan dekat pekerjaan pemasangan
c) Siapkan / bersihkan lokasi pekerjaan
d) Pilih seluruh keramik yang akan dipasang , sehingga ukurannya
sama dan tidak ada yang cacat (harus baik)
e) Periksa dan siapkan saluran-saluran instalasi yang harus
tertanam dibelakang tegel keramik dengan benar
f) Ayaklah pasir yang akan dipakai untuk spesi
g) Siapkan lampu penerangan untuk kemudahan pemasangan.

3) Uraian Pekerjaan

a) Rendam keramik yang akan dipasang kurang lebih 15-30 menit


sebelum digunakan. Hal ini membuat bagian bawah keramik yang
masih berpori dapat menyerap air, sehingga sewaktu diberi adukan
semen bisa menempel atau menyatu. (Bila tidak diberi air maka air

METODE PELAKSANAAN 30
dalam adukan semen akan terserap oleh keramik. Dan adukan
semen akan menyusut sehingga menyisakan ruang kosong serta
membuat keramik tidak menempel dengan baik. Setelah sekian
waktu kemungkinan keramik bisa terlepas dari tempatnya.)
b) Tempelkan adukan semen dan pasir pada dinding yang akan
dipasang keramik. Lalu biarkan sebentar, supaya agak mengering.
Usahakan agar adukan semen dan pasirnya jangan terlalu encer
agar dapat menempel dengan baik pada dinding.
c) Ketika hendak diletakkan pada dinding, beri kembali sedikit air
pada bagian belakangnya.
d) Berikan adukan semen pada bagian belakang keramik. Ratakan
lapisan semen tersebut. Untuk bagian pinggir keramik jangan
diberi semen terlalu tebal, karena ketika keramik ditekan/dipukul
untuk meratakan permukaannya, lapisan semen yang di tengah
akan lari ke arah pinggir dan mengisi ruang kosong tersebut. (Bila
pada pinggiran keramik diberi terlalu banyak semen, nantinya
keramik akan sulit untuk ditekan/diratakan. Juga akan mengotori
permukaan keramik karena semen akan keluar/muncrat kemana-
mana dan pada akhirnya jadi pemborosan bahan.)
e) Letakkan keramik pada posisinya lalu tekan/pukul dengan palu
karet agar permukaannya sejajar dengan tali atau keramik
disebelahnya. Untuk keramik dinding, pemasangan dimulai dari
bagian paling atas ke bagian paling bawah. Untuk menahan agar
posisi keramik tidak melorot ke bawah, gunakan paku sebagai
pengganjal.
f) Setelah itu berikan spacer atau patokan besar nat keramik. Bisa
menggunakan berbagai macam benda yang kira-kira sesuai
tebalnya serta sama ukurannya satu dan lainnya.
g) Lalu tekan/pukul dengan palu karet sehingga keramik menjepit
spacer tersebut. Ini dimaksudkan agar besarnya nat keramik sama
semua (seragam).
h) Cek kembali apakah permukaannya sudah rata dengan bagian
atas, bawah atau sampingnya. Karena dalam proses produksinya,

METODE PELAKSANAAN 31
kemungkinan terdapat beberapa buah keramik yang kondisinya
melengkung, sehingga bagian pojok atas kiri atau kanan sudah rata
tetapi bagian bawah kiri atau kanannya bisa jadi menonjol keluar
atau malah masuk ke dalam.
i) Isi bagian samping dan bawah keramik agar tidak ada sisa ruang
kosong. Agar keramik tidak kosong bagian dalamnya, sehingga
kurang kuat bila mengahadapi tekanan nantinya. Siapa tahu di
bagian tersebut akan dipasang tempat handuk yang perlu di bor.
Bila bagian tersebut kosong maka keramik akan mudah pecah.
j) Jangan lupa dilap permukaan keramiknya. Pada waktu
pemasangan biasanya permukaan keramik akan terkena adukan
semen. Memang keramik memiliki lapisan glaze yang membuat
kotoran dan semen tidak mudah menempel, tetapi alangkah
baiknya jika keramik Anda yang baru ini dibersihkan supaya
terlihat bersih dan mengkilap.
k) Biarkan untuk beberapa waktu,agar adukan semen mengering dan
keramik diam pada tempatnya ketika paku tahanan dicabut. Bila
keramik bergeser kembali setelah dicabut paku penahannya,
rapikan kembali keramik pada posisi yang benar dan berikan
sedikit semen kering pada bagian bawah, atas atau sampingnya.
Hal ini untuk mempercepat adukan semen supaya mengering dan
mengeras.
l) Untuk pemasangan keramik berikutnya prosesnya mengulang
kembali dari atas. Namun sebelum meletakkan keramik, pastikan
bagian samping atau bawah keramik sebelumnya bersih dari
gumpalan atau sisa-sisa semen. Agar tidak ada yang mengganjal
diantara kedua keramik dan besarnya nat bisa disesuaikan atau
disamaratakan

4) Tahap Pelaksanaan Pekerjaan

Tahap pelaksanaan pekerjaan (lihat Time Schedule dan Bar Chart)

METODE PELAKSANAAN 32
5) Kebutuhan Bahan, Peralatan dan Tenaga

a) Bahan :
- Keramik dinding Kamar Mandi (jenis, warna dan tekstur
disesuaiakan dengan RKS dan atas persetujuan pemilik).
- Pasir pasang : jenis pasir pasang yang kasar, tajam, bersih
dan bebas dari tanah
- Semen : semen portland
- Semen warna : pewarna
- Air : air bersih bebas dari unsur minyak
b) Peralatan :
- Alat Tukang
- Concrete Mixer
- Alat Potong Keramik
- Meteran / Waterpass
c) Tenaga :
- Pekerja
- Tukang
- Kepala Tukang
- Mandor

6) Analisa K3

a) Personil :
- Pelaksana
- Petugas K3K
- Tenaga Kerja
b) Aspek K3 Memasang Rambu Peringatan.
Rambu Peringatan : “HATI-HATI DAERAH WAJIB
MENGGUNAKAN APD”
c) Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD ) :
• Sarung Tangan
• Helm
• Sepatu Safety

METODE PELAKSANAAN 33
7.3 PEKERJAAN DINDING BATU PARAS

1) Persiapan
a) Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasang
batu paras.
b) Approval material yang akan digunakan.
c) Persiapan lahan kerja.
d) Persiapan material kerja, antara lain : batu paras, semen PC, pasir
dan air.
e) Persiapan alat bantu kerja, antara lain : meteran, waterpass,
gerinda listrik, benang, selang air, dll.
2) Pekerjaan pengukuran
Lebih dahulu juru ukur/surveyor menentukan dan menandai
(marking) lokasi yang akan dipasang batu paras.
3) Pelaksanaan pekerjaan pasang batu andesit dan batu templek
a) Permukaan dinding dibersihakan dari kotoran/debu dan disiram
terlebih dahulu sebelum ditebar adukan pasangan batu paras.
b) Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan
permukaan dinding batu paras yang rata dan garis siar/nat yang
lurus.
c) Buat adukan untuk melekatkan batu paras.
d) Rendam batu paras terlebih dahulu dalam air.
e) Buat kepalaan pemasangan batu paras yang nantinya dijadikan
acuan untuk pemasangan berikutnya.
f) Kemudian lekatkan batu paras selanjutnya pada permukaan
dinding dengan acuan pasangan kepalaan batu andesit yang telah
dibuat.
g) Tekan dengan tangan atau pukul dengan palu karet agar
mendapatkan permukaan pasangan batu paras yang rata.
h) Batu paras dipasang pada dinding sampai dengan ketinggian yang
direncanakan,
i) Cek dengan waterpass untuk kerataan pemasangan batu paras.

METODE PELAKSANAAN 34
j) Setelah pemasangan batu paras selesai, biarkan beberapa saat
untuk mengeluarkan udara yang ada dalam adukan pasangan
batu paras.
k) Setelah itu baru dilanjutkan dengan pekerjaan perapihan/finish
garis siar/nat.
l) Pekerjaan terakhir adalah pembersihan permukaan pasangan batu
paras dari sisa adukan semen.
m) Setelah pemasangan, sikat permukaan batu alam dan keringkan.
n) Lalu lapisi dengan cairan coating. Apabila sering terkena air
permukaan batu akan anti jamur dan lumut serta mengkilat
sampai setengah tahun. Jika selalu kering tentunya akan tahan
lebih lama lagi.

7.4 PEKERJAAN PEMASANGAN PAVING BLOCK

1) Taburkan pasir (pasir Extra beton) pada lapisan perataan dan lapis
sampai ketebalan 60mm - 70 mm, jaga agar kandungan
kelembaban tetap konstan dan kepadatan longgar dankonstan
sampai pavers beton dipasang dan dipadatkan.
2) Berikan treatment pada laveling base dengan sterilizer tanah untuk
menghambatpertumbuhan rumput-rumput.
3) Pasang pavers beton dengan lebar sambungan minimum 1 mm
dan maksimum 4 mm,hati-hati jangan mengganggu leveling base.
4) Jika pavers mempunyai spacer bars, tempatkanpavers dengan
tangan yang kencang terhadap spacers bars.
5) Gunakan tali untuk menjagagaris yang lurus. Pilih unit dari 4 atau
lebih cubes untuk mencampur variasi warna dantexture.
6) Isi gap antar unit yang melebihi 4 mm dengan potongan yang
dipotong agar serasidari unit pavers yang untuh.
7) Sebarkan pasir secepatnya setelah menggetarkan pavers ke lapisan
perataan.
8) Sapu dangetarkan pasir sampai sambungan-sambungan betul-
betul terisi penuh, kemudiansingkirkan pasir yang lebih.

METODE PELAKSANAAN 35
9) Tempatkan unit pavers secara hati-hati dengan tangan pada jalan
yang lurus untukmenjaga ketepatan dan keseragaman permukaan
atas dengan akurat.
10) Lindungi unit paversyang baru dipasang dengan plywood sebagai
tempat berdiri para pekerja.
11) Majukan panelpelindung seiring kemajuan pekerjaan tatapi
tetapi lindungi daerah tersebut sesuai denganperpindahan
selanjutnya bahan-bahan dan peralatan untuk menghindari
cekukan ataumengganggu keserasian unit pavers.
12) Jika diperlukan tambahan ketinggian pada paving dansebelum
pekerjaan mengisi sambungan, gilas dengan gilasan mesin setelah
terdapat panasyang cukup dipermukaan dari udara panas
beberapa hari.
13) Periksa dan jaga ketepatan garissesering mungkin.
14) Joint Treatment : tempatkan unit pavers dengan penyambungan
dengan tangan secarakencang isi dengan campuran kering dari 1
bagian semen porland dan 3 bagian pasirdengan cara menyapu
campuran tersebut diatas permukaan paving sampai sambungan-
sambungan yang sama agar tidak kelihatan tanda -tanda
penggantian.
15) Singkirkan dan ganti unit pavers yang longgar, retak, patah,
bernoda atau kerusakan lainatau unit tidak serasi dengan unit
sebelah seperti yang dikehendaki.
16) Sediakan unit-unit baru untuk mencocokan unit yang
bersebelahan dan pasang dengan cara yang samaseperti unit
semula, dengan melakukan pengisian sambungan yang sama agar
tidakkelihatan tanda-tanda penggaantian.
17) Sediakan perlindungan akhir dan jagalah keadaan tersebut dengan
suatu cara yangdisetujui oleh installer yang menjamin pekerjaan
unit pavers tidak rusak atau menjadi jelekpada saat Serah Terima
Pekerjaan

METODE PELAKSANAAN 36
BAB 8.
PEKERJAAN PLAFOND

8.1 PEKERJAAN PEMASANGAN PLAFOND GIPSUM

1) Persiapan
a) Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan
plafond gypsum dan GRC.
b) Approval material yang akan digunakan.
c) Persiapan lahan kerja.
d) Persiapan material kerja, antara lain : gypsum board GRC board,
list gypsum, hollow 2/4 & 4/4, sekrup gypsum, textile tape,
compound, air, dll.
e) Persiapan alat bantu kerja, antara lain : theodolith, waterpass,
meteran, schafolding, gerinda, gergaji besi, bor screw driver, kape,
ampelas, cutter, selang dan air.
2) Pengukuran
a) Level/peil plafond diukur dahulu dengan menggunakan theodolith
dan dibantu menggunakan selang air.
b) Untuk mempermudah pemasangan, titik tetap pengukuran
dipindahkan ke dinding atau kolom dengan ketinggian 1 m dari
lantai.
3) Pasang rangka hollow
a) Setelah posisi peil plafond didapatkan, pekerjaan awal adalah
pemasangan rangka hollow pada bagian tepi untuk memperoleh
titik tetap plofond.
b) Dilanjutkan pemasangan rangka hollow pembagi yang digantung
ke plat beton dengan menggunakan paku beton/penggantung.
c) Perkuatan antara rangka hollow dengan menggunakan sekrup
gypsum.
d) Penempatan jarak rangka hollow maksimum berjarak 60 cm.
e) Setalah semua rangka hollow terpasang, lakukan perataan
(leveling) dengan menggunakan tarikan benang, setelah itu
penggantung bisa dimatikan.

METODE PELAKSANAAN 37
4) Pemasangan plafond gypsum dan GRC
a) Setelah rangka hollow terpasang dengan benar, rata dan kuat serta
instalasi ME sudah terpasang semua, maka lembaran gypsum dan
GRC dapat mulai dipasang.
b) Untuk gypsum dan GRC, pertemuan diatur secara menyilang.
c) Setelah rangka hollow terpasang dengan benar, rata dan kuat serta
instalasi ME sudah terpasang semua, maka lembaran gypsum dan
GRC dapat mulai dipasang.
d) Untuk gypsum dan GRC, pertemuan diatur secara menyilang.
e) Sebelum pemasangan sekrup pastikan bor sekrup disesuaikan
benar, sehingga kepala sekrup hanya masuk sedikit kedalam
permukaan lembaran gypsum dan GRC.
f) Tekan ujung sekrup perlahan ke dalam permukaan lembaran
gypsum dan GRC sebelum menjalankan mesin bor untuk
memasukkan sekrup.
g) Sekrup berfungsi sebagai titik perkuatan dipasang pada jarak
maksimal 30 cm.
h) Setelah lembaran gypsum dan GRC terpasang semua, cek leveling
permukaan plafond.
5) Finishing plafond gypsum dan GRC
a) Untuk gypsum dan GRC, sambungan antara pertemuan diberi
textile tape dan di compound kemudian digosok dengan ampelas
untuk mendapatkan permukaan yang rata/flat.
b) Tutup semua kepala sekrup dengan compound lalu gosok dengan
ampelas halus.
c) Setelah plafond selesai terpasang, dilanjutkan dengan pemasangan
list plafond gypsum.
d) Untuk List plafond gypsum dipasang pada pertemuan antara
dinding dan plafond dengan perkuatan menggunakan compound
jenis casting + lem.

METODE PELAKSANAAN 38
8.2 PEKERJAAN PEMASANGAN LIST PROFIL

1) Ukur panjang area yang ingin dipasang list. Pastikan ukurannya


tepat karena jika meleset beberapa centimeter aja bisa berpengaruh
pada saat pemasangan list yang lain (terutama bagian sambungan
pojok).
2) Setelah itu, potong list yang akan dipasang sesuai dengan ukuran
tadi dengan menggunakan cutter atau gergaji besi.
3) Selanjutnya buatlah “perekat” dari compound untuk menempelkan
list pada dinding yang akan dipasang.
4) Sediakan air, bubuk compound, wadah, dan kape. Bubuk
compound diletakkan di suatu wadah (biasanya potongan papan
gypsum atau potongan tripleks).
5) Dikarenakan compound setelah terkena air cepat mengeras (kurang
lebih 10 menit), maka saat pencampuran usahakan agar air yang
dicampur sedikit demi sedikit sambil diaduk pelan-pelan.
6) “Perekat” yang sudah jadi selanjutnya dioleskan ke list yang telah
dipotong tadi.
7) Oleskan “perekat” tersebut secara merata agar semua bagian list
dapat menempel pada dinding dan plafond secara merata.
8) Kemudian tempelkan list yang sudah diolesi “perekat” tersebut ke
dinding dan plafond yang akan dipasang.
9) Ratakan list tersebut sesuai dengan ukuran tadi (usahakan diberi
tanda tempat yang akan ditempel list).
10) Setelah list tertempel pada dinding dan plafond, selanjutnya
rapikan bagian atas dan bawah list dengan kape karena biasanya
pada saat penempelan, ada bekas “perekat” yang keluar.
11) Perapihan dapat dilakukan dengan amplas atau kape (alat untuk
membersihkan sisa – sisa kerak perekat yang menempel pada list
plafond.)
12) Apabila Pada sambungan list ingin terlihat rapi, usahakan agar
tidak sampai keliatan.

METODE PELAKSANAAN 39
13) Caranya dengan menambah “perekat” atau membuat motif, seolah-
olah list tersebut terlihat menyambung.

METODE PELAKSANAAN 40
BAB 9.
PEKERJAAN RANGKA ATAP. PENUTUP ATAP DAN TALANG JURAI

1) Pekerjaan ini meliputi pekerjaan kuda-kuda, gording, atap penutup


dan seluruh detail yang disebutkan/ditunjuk dalam gambar rencana
untuk mendapatkan hasil yang baik sesuai dengan petunjuk
Direksi/Pengawas.
2) Dalam proyek ini memakai rangka atap yang terdiri dari baja profil
yang dikerjakan setelah pekerjaan balok dan kolom-kolom profil
selesai dikerjakan.
3) Rangka atap dipasang sedemikian rupa sehingga
kokoh dan rapi, agar atap penutupnya dapat dipasang dengan baik da
nsempurna,
4) dimensi rangka baja dan penempatannya disesuaikan dengan
spesifikasi teknis dan gambar rencana.
5) Atap penutup terdiri dari atap genteng metal zincalume tebal 0,28mm
dan setelah itu dipasang juga nok atas genteng dengan bahan yang
sama dengan atap penutup,
6) kemudian talang jurai dari genteng metal juga dipasang, ukuran
dimensi disesuaikan dengan spesifikasi teknis dan gambar rencana

METODE PELAKSANAAN 41
BAB 10.
PEKERJAAN KAYU

10.1 PEKERJAAN KUSEN KAYU, JENDELA KAYU DAN PANEL PINTU

1) Kayu-kayu yang digunakan kayu yang sesuai dengan spesifikasi


yang telah ditetapkan, utuh,tanpa cacat atau cela seperti mata
kayu, lubang-lubang dan sebagainya.
2) Sebelum pemasangan, kayu-kayu harus sudah melalui proses
pengawetan dan telah diberibahan anti rayap.
3) Semua lubang-lubang/cacat di tempat bekas paku, baut dan
permukaan sambungan-sambungan dll harus ditutp dengan
dempul/sealer hingga rapi kembali.
4) Dalam pemasangan kusen yang perlu diperhatikan, kusen harus
lot/lurus terhadap dinding,sambungan kusen harus tepat, halus
dan rata.
5) Pada kusen kayu kami beri penguat berupa besiatau paku yang
ditanam pada kolom praktis agar nantinya dinding sekitar pinggir
kusen tidakretak/pecah.
6) Pemasangan accessories seperti kunci, engsel, hak angin dan
grendel untuk pintu dan jendelaakan kami pasang dengan rapid
dan kuat agar accessories pintu dapat bekerja dengan baik.
7) Urutan Pemasangan kusen kayu:
a) Beri tanda di mana kusen akan di pasang
b) Gunakan alat waterpass tangan, kusen diposisikan berdiri tegak
dan ditahan agar tidak bergerak dan tetap tegak.
c) Pasang paku pada kedua ujung papan untuk menahan kusen
agar tetap berdiri tegak.
d) Periksa dan pastikan dimana engsel berada di sebelah kanan
atau kiri, kemudian kaitkan paku di ujung papan dan tepi kusen
bagian atas.
e) Pasang bata dan kawat pengikat ( angkur ) yang dipasang pada
setiap 4 atau lima lapis batu.

METODE PELAKSANAAN 42
f) Celah antara kusen dan bata diisi dengan adukan semen,
sehingga dengan demikian kusen akan menjadi massif, kuat
dan kokoh

10.2 PEKERJAAN KUSEN ALUMINIUM

1) Persiapan
a) Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pintu,
kusen dan jendela aluminium.
b) Approval material yang akan digunakan.
c) Persiapan lahan kerja.
d) Persiapan material kerja, antara lain : alumunium kusen,
alumunium frame, hardware, sekrup, fisher, engsel, sealant, baut
dynabolt, dll.
e) Persiapan alat bantu kerja, antara lain : cutting well/gerinda,
bor, gergaji, waterpass, meteran, unting-unting, reevet, gun
sealant, selang air, cutter, dll.
2) Pengukuran
a) Lakukan pengecekan dan pengukuran dilapangan untuk opening
yang akan dipasang kusen aluminium apakah sudah sesuai
dengan gambar kerja atau belum.
b) Fabrikasi kusen alumunium
c) Kusen dan frame alumunium difabrikasi di lokasi proyek untuk
memudahkan apabila ada perbaikan.
d) Alumunium dipotong dan di sambung/dirangkai menggunakan
sekrup galvanis.
e) Alumunium yang sudah di fabrikasi di proteksi dengan
menggunakan protection tape (blue sheet) dan diberi tanda untuk
memudahkan waktu pemasangan.
3) Pemasangan kusen alumunium dan frame
a) Kusen alumunium yang telah difabrikasi dipasang setelah kondisi
lapangan siap yaitu pekerjaan plesteran dan acian sudah selesai.
Sistem pemasangan dengan di screw fisher menggunakan fisher
S8.

METODE PELAKSANAAN 43
b) Sebelum kusen dimatikan ke dinding, harus dicek dahulu elevasi
dan kesikuan kusen alumunium dengan alat bantu
waterpass/unting-unting. Apabila tidak lurus maka diganjal
dengan bahan dari hardboard, sehingga lebih kuat dan tahan
lama.
c) Untuk mencegah kebocoran maka hubungan antara alumunium
dengan dinding di isi silicone sealant.
d) Setelah kusen aluminium terpasang, dilanjutkan dengan
pemasangan frame untuk pintu/jendela, kaca dan hardwere.
Frame pintu/jendela dipasang pada kusen dengan menggunakan
penggantung engsel yang disekrup ke kusen.
e) Pemasangan hardware dikerjakan setelah kondisi lapangan benar-
benar aman dan tidak ada lagi pekerjaan yang dapat merusak
kusen dan alumunium dan daunnya.
4) Proteksi
Proteksi plastik (blue sheet) pada bagian kusen alumunium dapat
dilepas, apabila lokasi pekerjaan sudah benar-benar bersih dari
kotoran dan tidak ada lagi pekerjaan yang dapat merusak aluminium
tersebut.

METODE PELAKSANAAN 44
BAB 11.
PEKERJAAN LISTRIK

1) Lingkup Pekerjaan listrik ini meliputi penyediaan seluruh material,


perlengkapan/peralatan dan melaksanakan seluruh pekerjaan system
listrik sehingga dapat beroperasi secara sempurna.
2) Seluruh pekerjaan instalasi listrik yang akan dilaksanakan harus
dikerjakan oleh instalatur yangsudah berpengalaman serta terdaftar
sebagai instalatur resmi PLN dengan memegang SPT danSurat Izin
Kerja- SIKA C yang masih berlaku.
3) Seluruh Pekerjaan listrik harus dikerjakan sesuaiperaturan pekerjaan
listrik yang berlaku di Indonesia terutama SPLN dan PUIL.
4) Lingkup Pekerjaan listrik meliputi pengadaan dan pemasangan semua
komponen listriktermasuk lampu, saklar, stop kontak, instalasi
pengkabelan lengkap conduit, panel listrik danpengetesannya.
5) Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang
dijelaskan sebagai berikut :
a) Kontraktor Pelaksana harus memasang lampu jenis merk Philips
atau setara.
b) Tipe armatureaotbow lengkap dengan aksesorisnya, serta lampu
lainnya seperti yang ditujukkan dalamgambar.
c) Semua stop kontak, saklar dari kualitas terbaik atau dari
sekualitas merk MK atau.
d) Isolasi untuk sambungan kabel digunakan pipa isolasi sekualias 3
M, legrand atau yangsekualitas.
e) Pipa kabel (conduit) dari jenis high-impact dari merk EGA, clipsall
atau yang sekualitas.
f) Sambungan (copling), T-Dos harus dengan merk yang sama
dengan jenis konduitnya.
g) Seluruh material yang dipergunakan harus baru dan dipasang
dengan cara penempatan yangbenar atau dari material bangunan
lama yang masih layak/baik dapat dipasang denganpersetujuan
pihak Direksi/Pengawas.

METODE PELAKSANAAN 45
h) Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan contoh dari seluruh
material Pekerjaan listrik untukmendapatkan persetujuan dari
Direksi sebelum dipasang.
i) Seluruh biaya ditanggung atas biayaKontraktor pelaksana.
Material yang harus diajukan contohnya antara lain :Kabel, Stop
kontak, Saklar, Lampu (setiap jenisnya), Konduit, Ballast, dll
j) Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang
dijelaskan sebagai berikut :
1) Pipa kabel (konduit) dari jenis high-impact dari merk EGA,
clipsall atau sekualitas.Sambungan (copling), T-Dos harus
dengan merk yang sama dengan jeniskonduitnya.
2) Seluruh material yang dipergunakan harus baru dan dipasang
dengan carapenempatan yang benar atau dari material
bangunan lama yang masih layak/baikdapat dipasang dengan
persetujuan pihak Direksi/pengawas.
3) Kontraktor Pelaksana harus menyerahkan contoh dari seluruh
material Pekerjaanlistrik untuk mendapatkan persetujuan dari
Direksi sebelum dipasang.
4) Seluruh biaya ditanggung atas biaya kontraktor pelaksana.
Material yang harus diajukan contohnya antara lain : Pipa,
Konduit, Ballast, dll

METODE PELAKSANAAN 46
BAB 12.
PEKERJAAN PENGECATAN

1) Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan pengecatan meliputi, pembersihan permukaan yang akan


dicat, mendempul permukaan berpori, meratakan permukaan yang
akan dicat, pengecatan dan perapihan hasil pekerjaan.
Pengecatan tembok baru dan plafon menggunakan cat air, sedang
permukaan kayu dan besi menggunakan cat minyak.
Pekerjaan disesuaikan dengan Gambar Kerja, RKS dan Syarat-syarat
Teknis Lainnya.

2) Persiapan Pekerjaan

a) Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja,


schedule, peralatan, personil kerja pekerjaan dimulai.
b) Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam
sebelum tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan
c) Menyediakan tangga pijakan untuk pengecatan
d) Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu
peringatan

3) Uraian Pekerjaan

a) Sebelum melakukan pekerjaan pengecatan permukaan bidang


harus rata dan dibersihkan terlebih dahulu.
b) Permukaan dinding dihaluskan dahulu dengan menggunakan
amplas kasar.
c) Untuk menutupi permukaan yang berpori dilakukan pekerjaan
plamir.
d) Permukaan dihaluskan dengan menggunakan amplas halus.
e) Melakukan pengecatan dengan cat dasar.
f) Pengecatan dengan cat pelapis (Emulis) 2 kali lapisan.

METODE PELAKSANAAN 47
4) Tahap Pelaksanaan Pekerjaan

Tahap pelaksanaan pekerjaan (lihat Time Schedule dan Bar Chart)

Mulai

AlatPersiapan
Alat

endempul Permukaan Yang Tidak Rata

Outlet)Menghaluskan Permukaan

Pengecatan dengan Cat Dasar

Pengecatan 2 Lapis Emulsi

Selesai

5) Kebutuhan Bahan, Peralatan dan Tenaga

a) Bahan :
- Dempul Plamir
- Cat Emulsi : Sesuai degan Spesifkasi (Uk Variasi)
- Air : air bersih bebas dari unsur minyak
b) Peralatan :
- Alat Tukang
- Kuas
- Kertas Pasir
- Skrap/Kape
c) Tenaga :
- Pekerja
- Tukang Cat
- Mandor

METODE PELAKSANAAN 48
6) Analisa K3

a) Personil :
- Pelaksana
- Petugas K3L
- Tenaga Kerja
b) Aspek K3 Memasang Rambu Peringatan :
Rambu Peringatan : “HATI-HATI DAERAH WAJIB
MENGGUNAKAN APD”
c) Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD ) :
- Sarung Tangan
- Helm
- Sepatu Safety

METODE PELAKSANAAN 49
BAB 13.
PEKERJAAN SANITASI

13.1 PEMASANGAN CLOSET DUDUK DAN JONGKOK

1) Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan pasangan sanitair ini meliputi, pengadaan barang untuk


sanitair, pengukuran, pemasangan dan perapihan. Yang perlu
diperhatikan ketika pekerjaan sanitair dilakukan adalah separingan
dan gambar pola keramik dan derajat kemiringan aliran air buangan.
Pekerjaan disesuaikan dengan Gambar Kerja, RKS dan Syarat-syarat
Teknis Lainnya.

2) Persiapan Pekerjaan

s) Mengirim program kerja (workplan) termasuk metoda kerja,


schedule, peralatan, personil kerja pekerjaan dimulai.
t) Memberitahu Konsultan secara tertulis paling sedikit 24 jam
sebelum tanggal dilakukannya pelaksanaan pekerjaan.
u) Menyediakan alat-alat keselamatan K3 dan rambu-rambu
peringatan.

3) Uraian Pekerjaan

a) Pekerjaan sanitari closet, wastafel, urinoir dan disesuaikan dengan


separingan dan gambar pola keramik.
b) Sebelum dilakukan pemasangan dilakukan pengukuran terlebih
dahulu (marking area) titik penempatan dan elevasi alat sanitair
tersebut.
c) Berikan tanda titik penempatan posisi sanitair.
d) Pemasangan pipa saluran inlet dan outlet.
e) Pastikan posisi inlet untuk connect ke alat sanitair sudah
terpasang sesuai dengan gambar kerja.
f) Pasang alat sanitair sesuai dengan titik yangtelah ditentukan.
g) Proteksi alat sanitair yang sudah terpasang, setelah itu lakukan
testing fungsi.

METODE PELAKSANAAN 50
4) Tahap Pelaksanaan Pekerjaan

Tahap pelaksanaan pekerjaan (lihat Time Schedule dan Bar Chart)

Mulai

Persiapan

PengukuranM

Pemasangan Pipa Aliran (Inlet dan

Pemasangan Perangkat Sanitair

Pengujian

Selesai

5) Kebutuhan Bahan, Peralatan dan Tenaga

a) Bahan :
- Kloset, floor drain : Sesuai degan Spesifkasi (Uk Variasi)
- Pasir pasang : jenis pasir pasang yang kasar, tajam,
bersih dan bebas dari tanah
- Semen : semen portland
- Air : air bersih bebas dari unsur minyak
b) Peralatan :
- Alat Tukang
- Meteran / Waterpass
c) Tenaga :
- Pekerja
- Tukang
- Kepala Tukang
- Mandor

METODE PELAKSANAAN 51
6) Analisa K3

a) Personil :
- Pelaksana
- Petugas K3L
- Tenaga Kerja
b) Aspek K3 Memasang Rambu Peringatan :
Rambu Peringatan : “HATI-HATI DAERAH WAJIB
MENGGUNAKAN APD”
c) Menggunakan Alat Pelindungan diri ( APD ) :
- Sarung Tangan
- Helm
- Sepatu Safety

13.2 PEMASANGAN BAK KONTROL

1) Bahan-bahan yang diperlukan :


a) Bata merah / Batako
b) Besi
c) Semen
d) Pasir
e) Air
2) Cara pengerjaannya :
a) Tentukan titik mana yang akan dibuatkan bak kontrol
b) Besi berfungsi sebagai tiang pondasi pada bak kontrol agar lebih
kuat dan tahan lama, setalah pondasi besi sudah terpasang lanjut
ke pemasangan
c) Bisa Pakai Bata Merah / Batako untuk menjadi dinding pada bak
kontrol, panjang, lebar, & tinggi sesuai dengan saluran yang akan
terhubung ke bak kontrol. tetapi posisi bak kontrol harus lebih
besar dari saluran air.
d) Setelah dinding terpasang maka lakukan lah perapihan pada
dinding bak kontrol agar terlihat lebih rapi dan buat tutup bak
kontrol nya juga jika suatu saat bermasalah pada saluran
air sangat lah mudah untuk mengeceknya

METODE PELAKSANAAN 52
13.3 PEMASANGAN PIPA INSTALASI AIR BERSIH DAN AIR KOTOR

1) Pemasangan pipa dilaksanakan setelah pasangan bata dan sebelum


pekerjaan plesteran dan acian, fungsi untuk menghindari bobokan
yang menyebabkan keretakan dinding. (Untuk instalasi dalam
bangunan).
2) Untuk pemasangan di luar bangunan seperti pipa saluran air hujan
dikerjakan setelah pekerjaan plesteran diselesaikan.
3) Pipa yang melewati plat dak atau balokatau kolom beton harus
dipasang sparing atau pemipaan terlebih dahulu sebelum
dilaksanakan pengecoran.
4) Pipa yang posisi/letaknya sudah betul segera ditutup dengan
plug/dop yang tidak mudah lepas (menghindari kotoran/adukan
masuk sehingga terjadi penyumbatan).
5) Hindari belokan pipa/ knik pipa dengan pembakaran.
6) Posisi pipa pada kamar mandi harus disesuaikan dengan saniter.
7) Rencana instalasi air bersih diletakkan pada perempatan nat
keramik / as keramik, simetris dengan luas keramik.

13.4 PEKERJAAN SEPTIC TANK

a) Pembuatan Septic Tank

- Septic dibuat dari beton bertulang menurut gambar-gambar


untuk itu, beton yang harus dipakai adalah beton kedap air (1
pc : 1,5 ps : 2,5 kr) sesuai dengan spesifikasi untuk itu.
- Bagian atas dari septic tank diberi penutup dari beton
bertulang menurut PBI 71, diperhitungkan beban atasnya 300
kg/m2. Diberi tempat untuk pemeriksaan yang ditutup
dengan beton plat yang diberi pengangkat, dan diberi pipa
hawa dari pipa besi diameter 2”.

METODE PELAKSANAAN 53
- Bentuk, ukuran septic tank dan kedalamannya dibuat sesuai
dengan gambar untuk itu dan menurut instruksi dari Pemilik
pekejaan.
- Setelah septic tank jadi, dipasang pipa limpahan tidak berlubang
sepanjang 2 m kemudian disambung dengan pipa rembesan dari
pipa tanah liat bakar sepanjang minimum 4 m dan bagian bawah
dari pipa rembesan diberi lapisan ijuk, pasir, batu kali belah/ batu
karang, satu sama lainnya sesuai gambar untuk itu.

METODE PELAKSANAAN 54
BAB 14.
PEKERJAAN LAIN LAIN

14.1 PEKERJAAN HALAMAN

 Pekerjaan Gapura
 Pekerjaan Duiker
 Pekerjaan Rabat Beton

- Batu bata yang dipergunakan dalam pekerjaan ini, biasanya batu


bata lokal yang memenuhi ketentuan.
- Batu bata harus sempurna pembuatan rusuk-rusuknya tajam serta
ukurannyasama besar.
- Sebelum batu bata dipasang harus direndam terlebih dahulu
sampai gelembung udara tidak terlihat lagi (jenuh).
- Batu bata yang dipasang harus utuh, kecuali untuk sambungan
atau penutup sudut.
- Pekerjaan meredam bata memang pada saat ini jarang dilakukan
dengan alasan kesulitan kerja, yang sering dilakukan hanya sekedar
menyiram batu-bata tersebut.
- Adukan untuk pasangan lain 1pc : 4 pasir.
- Pengcoran Plat Dek dengan Beton K-225
- Pekerjaan Relief

METODE PELAKSANAAN 55
BAB 15.
PENUTUP

Semua rincian pekerjaan diatas juga mewakili untuk setiap item pekerjaan
yang tersebut di kontrak. Demikianlah Metode Pelaksanaan ini kami buat
untuk memenuhi persyaratan Usulan Teknis penawaran yang kami ajukan.
Meskipun dalam Metode Pelaksanaan ini tidak diuraikan secara rinci setiap
item pekerjaan yang akan dilaksanakan, namun kami akan bertanggung
jawab sepenuhnya untuk melaksanakan semua pekerjaan yang kami tawar,
sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam bestek, gambar, dan Berita Acara
Penjelasan Pekerjaan.

Medan, 19 Juni 2019


Dibuat Oleh :
CV. GOMBAK JAYA

DWI APRI SYAHPUTRA


Direktur

METODE PELAKSANAAN 56

Anda mungkin juga menyukai