Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
DAFTAR ISI
1. Bagian – I PENDAHULUAN
1.1. Umum......................................................................................................... I-1
1.2. Lingkup Pekerjaan ...................................................................................... I-1
1.3. Kewajiban Dan Tanggung Jawab Kontraktor .............................................. I-2
1.4. Sub Pelaksana ........................................................................................... I-3
1.5. Syarat-syarat Pelaksanaan......................................................................... I-3
1.6. Program Kerja ............................................................................................ I-6
1.7. Organisasi Kerja ......................................................................................... I-6
1.8. Laporan dan Dokumentasi.......................................................................... I-7
1.9. Rapat-rapat ................................................................................................ I-7
1.10. Dokumentasi .............................................................................................. I-8
1.11. Tata Tertib Pelaksanaan ............................................................................ I-8
1.12. Tata Tertib Lapangan ................................................................................. I-9
1.13. Keamanan .................................................................................................. I-9
1.14. Garis Sempadan ........................................................................................ I-10
1.15. Peil dan Peil Induk (Peil Nol) ...................................................................... I-10
1.16. Papan Bangunan (Bowplank) ..................................................................... I-11
1.17. Pengukuran Sudut Siku .............................................................................. I-11
1.18. Bahan dan Material .................................................................................... I-11
1.19. Pembersihan ............................................................................................. I-12
1.20. Penyerahan Pekerjaan ............................................................................... I-12
i
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
ii
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
7. Bagian 7 - ELEKTRIKAL
7.1. Persyaratan Teknis Umum ......................................................................... VII-1
7.2. Lingkup Pekerjaan Listrik............................................................................ VII-2
7.3. Persyaratan Umum Bahan dan Peralatan .................................................. VII-3
7.4. Spesifikasi Teknis Bahan dan Peralatan..................................................... VII-4
7.5. Pemasangan Instalasi dan Peralatan ......................................................... VII-8
7.6. Pengujian Instalasi dan Peralatan .............................................................. VII-10
7.7. Penyerahan, Pemeliharaan dan Jaminan ................................................... VII-11
7.8. Pekerjaan Terminal dan Jalur Installasi Sistem Elektronika ........................ VII-12
iii
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
BAGIAN - I
PENDAHULUAN
1.1. UMUM
1.1.1. Uraian dan Syarat – syarat Teknis Pelaksanaan Pekerjaan, spesifikasi bahan
dan gambar-gambar lampirannya dimaksudkan untuk menghasilkan pekerjaan
yang lengkap, telah diperiksa / disetujui dan siap untuk dipakai. Pekerjaan ini
meliputi pengadaan bahan, tenaga, peralatan, perlengkapan pembantu dan
semua pekerjaan yang dibutuhkan untuk pengerjaan dan pemasangan secara
sempurna.
1.1.2. Setiap bahan, peralatan, dan perlengkapan yang tidak tampak pada gambar
rencana, tetapi dijelaskan pada spesifikasi atau sebaliknya, atau setiap
perlengkapan, bahan dan peralatan yang diperlukan di dalam melengkapi
penyelesaian pekerjaan ini sampai sempurna, meskipun tidak dijelaskan
didalam spesifikasi dan gambar rencana, harus disediakan dan dipasang oleh
Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor untuk kesempurnaan hasil pekerjaan.
1.1.3. Semua perlengkapan, peralatan atau bahan yang terpasang harus sesuai
dengan persyaratan yang ditentukan di dalam spesifikasi dan gambar-gambar
rencana, harus dalam keadaan baru, tidak cacat dan dari mutu terbaik, serta
harus menunjukkan merk/label dari pabrik yang memproduksinya.
1.1.4. Detail-detail kecil biasanya tidak digambarkan atau dispesifikasikan. Tetapi bila
sangat penting untuk melengkapi kesempurnaan pemasangan, harus
dilaksanakan sebagaimana umumnya dan harus sudah termasuk dalam
pekerjaan ini.
1.1.5. Bilamana terdapat perbedaan pernyataan didalam spesifikasi atau gambar
rencana maupun perubahan-perubahannya maka pernyataan yang ada pada
spesifikasi yang dipilih, kecuali Konsultan Pengawas/Direksi memutuskan lain,
sedangkan gambar-gambar dengan skala besar lebih mengikat dari pada
gambar-gambar dengan skala kecil. Untuk ini Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor
wajib menanyakannya terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas/Direksi
untuk mendapat kesepakatan.
1.1.6. Bilamana suatu pernyataan diulang kembali baik didalam spesifikasi atau
gambar rencana, hal ini adalah untuk menuntut perhatian yang lebih dan bukan
berarti bagian lain yang diulang akan dihapuskan.
1.2. LINGKUP PEKERJAAN
1.2.1. Lingkup Fisik
Lingkup perkerjaan secara fisik meliputi pembangunan Gedung IGD dan CSSD,
dan perluasan ruang Integrasi serta pembangunan pondasi untuk IPAL seperti
yang ditunjukan pada gambar dan diuraikan didalam RAB.
1.2.2. Lingkup Kegiatan
Pelaksana pekerjaan/Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan
kontrak, termasuk di dalamnya adalah penyediaan bahan dan contoh-
contohnya, perlengkapan-perlengkapan, penyediaan tenaga kerja, pengujian
dan pengetesan baik terhadap bahan maupun terhadap hasil pekerjaannya,
sehingga menghasilkan akhir pekerjaan yang sempurna.
1.2.3. Lingkup Keahlian
Pekerjaan meliputi keahlian bidang arsitektur, struktur dan MEP (mekanikal,
elektrikal dan Plumbing).
I-1
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
I-2
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
I-5
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
I-6
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
I-9
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
I-10
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
I-11
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
I-12
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
BAGIAN – 2
PEKERJAAN PERSIAPAN
2.3. TOILET
Selain toilet yang telah disediakan pada Direksikeet, Kontraktor harus
menyediakan toilet yang cukup memenuhi, baik dalam jumlah maupun syarat-
syarat kesehatan umum dan lingkungan untuk pekerja-pekerja kasar
2.4. GUDANG
a. Pembuatan gudang-gudang bahan harus sedemikian baiknya, sehingga
bahan-bahan yang disimpan dan akan digunakan tidak rusak karena
hujan, panas dan lain-lain.
b. Lantai gudang harus mempunyai ketinggian minimum 10 cm dari
permukaan tanah, serta dinding, atapnya tidak boleh bocor.
II-1
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
II-2
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
II-3
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
BAGIAN 3
PEKERJAAN STRUKTUR
III-2
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
III-3
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
III-4
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
III-7
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
III-8
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
S
( fc fcr )2
N 1
Jumlah Benda Uji (N)-buah Faktor Pengali – S
≤ 15 1.16
20 1.08
25 1.03
≥ 30 1.00
III-9
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
Target kuat tekan rata-rata –f’cr Pada saat percobaan awal untuk
mendapatkan mutu beton yang disyaratkan, maka kuat tekan rata-rata
harus ditentukan dengan cara di bawah ini. f’cr untuk perencanaan
proporsi campuran beton harus diambil darn nilai terbesar dari:
fcr = fc' + 1.64S kg/cm2.
fcr = fc' + 2.64 S - 40 kg/cm2.
Kuat tekan sesungguhnya Untuk keadaan sesungguhnya pada saat
pelaksanaan di lapangan, maka tingkat kekuatan suatu mutu beton
dikatakan tercapai dengan memuaskan jika kedua persyaratan berikut
dipenuhi:
o Nilai rata-rata dari semua pasangan hasil uji yang masing-masing
terdiri dari 4 hasil uji kuat tekan tidak kurang dari (f c' + 0.82 S)
o Tidak satupun dari hasil uji tekan (rata-rata dari 2 benda uji)
mempunyai nilai dibawah 0.85 fc'.
Pengujian Tidak Merusak (Non Destructive Tests)
Jika hasil evaluasi terhadap mutu beton yang disyaratkan ternyata tidak
dapat dipenuhi, maka jika diminta oleh Konsultan Pengawas/Direksi,
Kontraktor harus melaksanakan pengujian yang tidak merusak yang dapat
terdiri dari hammer test, cored drilled test, pengujian beban dan lain lain.
Semua biaya pengujian ini menjadi tanggung jawab Kontraktor. Lokasi
dan banyaknya pengujian akan ditentukan secara khusus dengan melihat
kasus per kasus.
g. Pengujian Besi Beton
1) Benda uji besi beton
Pada awal pelaksanaan, sebelum besi beton dipesan, Kontraktor wajib
mengambil benda uji besi beton masing-masing 2 buah dengan ukuran
panjang 100 cm sesuai dengan diameter dan kualitas yang akan
digunakan. Selanjutnya contoh besi beton harus diambil dengan
disaksikan oleh Konsultan Pengawas/Direksi dengan ketentuan
sebanyak 2 buah untuk setiap 20 ton untuk masing-masing diameter
besi beton.
Pemeriksaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat
bilamana dipandang perlu oleh Konsultan Pengawas/Direksi. Contoh
besi beton yang diambil untuk pengujian tanpa disaksikan Konsultan
Pengawas/Direksi tidak diperkenankan dan hasil test yang
bersangkutan dianggap tidak sah. Semua biaya percobaan tersebut
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.
2) Benda uji harus ditandai dengan suatu kode yang menunjukkan tanggal
pengiriman, lokasi terpasang, bagian struktur yang bersangkutan dan
lain-lain data yang perlu dicatat.
3) Jika akibat suatu alasan, seperti hasil uji yang kurang memuaskan, maka
Konsultan Pengawas/Direksi berhak untuk meminta pengambilan contoh
benda uji Iebih besar dari yang ditentukan di atas dengan beban biaya
ditanggung oleh Kontraktor, demikian juga sebaliknya, jumlah benda uji
mungkin dapat dikurangi, jika hasil kerja yang diperlihatkan sudah baik.
4) Jika hasil uji menunjukkan hasil yang memuaskan dengan tingkat
keseragaman yang baik, maka jumlah benda uji dapat dikurangi sesuai
dengan peraturan internasional yang berlaku seperti tercantum di dalam
spesifikasi ini.
III-10
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
III-11
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
III-13
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
tersebut sedalam 100 mm. Jika temperatur sudah stabil selama 1 menit, maka
temperatur tersebut harus dicatat dengan ketelitian 1 derajat C.
i. Perawatan Beton.
1) Tujuan perawatan. Perawatan beton bertujuan antara lain untuk menjaga
agar tidak terjadi kehilangan zat cair pada saat pengikatan awal terjadi,
dan mencegah penguapan air dari beton pada umur beton awal, dan juga
mencegah perbedaan temperatur dalam beton yang dapat menyebabkan
terjadinya keretakan dan penurunan kualitas beton. Perawatan beton harus
dilakukan begitu pekerjaan pemadatan beton selesai dilakukan. Untuk itu
harus dilakukan perawatan beton sedemikian sehingga tidak terjadi
penguapan yang cepat terutama pada permukaan beton yang baru
dipadatkan.
2) Lama perawatan. Pemukaan beton harus dirawat secara baik dan terus
menerus dengan membasahi permukaan beton tersebut dengan air bersih
selama minimal 7 hari segera setelah pengecoran selesai kecuali
ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas/Direksi. Untuk elemen vertikal
seperti kolom dan dinding beton, maka beton tersebut harus diselimuti
dengan karung yang dibasahi terus menerus.
3) Perlindungan beton tebal. Untuk pengecoran beton dengan ketebalan lebih
dari 600 mm, maka perlindungan (insulasi) permukaan beton dengan
material yang disetujui Konsultan Pengawas/Direksi, agar dapat
memantulkan radiasi akibat panas. Material tersebut harus dibuat kedap,
agar kelembaban permukaan beton dapat dipertahankan.
4) Acuan metal. Setiap acuan yang terbuat dari metal, beton ataupun material
lain yang sejenis, harus didinginkan dengan air sebelum pengecoran
dilakukan. Acuan tersebut harus dihindari dari terik matahari langsung,
karena sifatnya yang mudah menyerap dan mengantarkan panas.
Perlakuan yang kurang baik akan menyebabkan retak-retak yang parah
pada permukaan beton.
5) Curing compound. Cara lain yang banyak digunakan saat ini adalah
dengan menggunakan curing compound. Jenis dan tipe curing compound
yang akan digunakan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
Harus diperhatikan agar tidak terjadi penurunan 14emperature yang cepat
pada permukaan beton sehingga dapat menyebabkan keretakan pada
permukaan beton.
j. Cara untuk menghindari keretakan pada beton
1) Alat Monitoring. Untuk semua pekerjaan beton, Kontraktor harus
menyediakan peralatan yang dibutuhkan untuk mengukur dan memonitor
segala kejadian yang mungkin terjadi selama pekerjaan beton berlangsung
terutama untuk beton yang tebal. Kontraktor wajib menyediakan alat
pengukur temperatur yang akan diletakkan pada dasar beton, di dalam
beton dan di permukaan beton dengan jarak vertikal antara alat ditetapkan
maksinial 50 cm. Sedangkan jarak horisontal antara titik satu dengan
lainnya maksimal 20 meter. Lokasi alat pengukur tersebut harus disetujui
oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
2) Perbedaan temperatur. Umumnya permukaan beton tidak harus
didinginkan secara mendadak, yang terpenting adalah tidak terjadi
perbedaan temperatur yang besar (> 20°C) antara permukaan dan inti
beton. Dan beton harus dihindarkan dari sinar matahari langsung ataupun
tiupan angin.
III-14
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
III-16
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
III-17
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
III-19
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
III-20
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
III-21
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
III-23
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
III-24
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
III-25
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
subkontraktor saja.
3.3.4. Perhitungan volume (berat) Konstruksi Baja
Perhitungan volume (berat) dari Konstruksi Baja harus dihitung berdasarkan
volume (berat) netto sesuai gambar struktur.
Berat sisa atau "Waste" akibat pemotongan atau pembentukan element-
element konstruksi Baja tidak dimasukan dalam perhitungan volume, melainkan
(kalau ada) harus dimasukan dalam harga satuan.
3.3.5. Material Baja
a. Semua material untuk Konstruksi Baja harus menggunakan Baja yang baru
dan merupakan "Hot rolled structural steel" dan memenuhi mutu Baja ST 37
(PPBBI-83) atau ASTM A 36 atau SS 41 (JIS U 3101-1970) dengan
tegangan leleh fy minimum 240 MPa.
b. Kontraktor harus menyerahkan sertifikat test dari pabrik pembuat Baja
tersebut sebelum pengambilan contoh, guna dilakukan test atas biaya
Kontraktor.
Pada prinsipnya diambil 3 (tiga) buah contoh untuk masing -masing ukuran
profil guna diadakan test.
Pemesanan Baja hanya boleh dilakukan setelah mendapatkan bahwa hasil
Test memenuhi persyaratan dan mendapat persetujuan tertulis dari
Konsultan Pengawas/Direksi
Walaupun hasil test sudah memenuhi syarat, namun apabila Konsultan
Pengawas/Direksi mempunyai keraguan terhadap hasil test tersebut dan
atau keraguan terhadap mutu profil-profil yang dipakai di lapangan /
diworkshop, maka Konsultan Pengawas/Direksi mempunyai hak untuk
meminta diadakan test tambahan/ ulang dengan ketentuan jumlah test
maximum 3 (tiga) buah untuk masing -masing ukuran profil.
Biaya test tersebut tetap menjadi beban Kontraktor.
c. Semua material Baja harus baru, bebas/bersih dari karat, Iobang-lobang
dan kerusakan lainnya.
Semua material Baja tersebut juga harus lurus, tidak terpuntir; tidak ada
tekukan-tekukan, serta memenuhi syarat toleransi seperti pada butir 5
dibawah ini.
d. Semua material harus disimpan rapi dan diletak kan diatas papan atau
balok-balok kayu untuk menghindari kontak langsung dengan permukaan
tanah, sehingga tidak merusak material. Dalam penumpukan material harus
dijaga agar tidak rusak ataupun bengkok
e. Konsultan Pengawas/Direksi akan menolak material-material Baja yang
tidak memenuhi syarat-syarat tersebut diatas dan tidak diperkenankan
untuk difabrikasi.
f. Semua profil harus diukur ketebalannya dengan alat jangka sorong /
"sigmat" apakah sesuai dengan gambar struktur atau tidak. Konsultan
Pengawas/Direksi mempunyai wewenang penuh untuk menolak dan
memerintah Kontraktor untuk mengeluarkan profil yang tidak sesuai dengan
gambar struktur atas biaya Kontraktor.
3.3.6. Penggantian Profil/Penampang
a. Pada prinsipnya dalam tahap design, profil-profil/penampang yang
digunakan adalah profil-profil/penampang yang-ada dipasaran.
III-26
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
b. Apabila ternyata salah satu atau beberapa profil yang tergambar dalam
gambar struktur tidak ada dipasaran, maka Kontraktor dapat menggantikan
profil tersebut dengan profil lain dengan mengajukan secara tertulis kepada
Konsultan Pengawas/Direksi lengkap dengan perhitungan yang
menunjukkan bahwa profil pengganti tersebut sama atau lebih kuat dari
profil yang digantikan.
c. Selain segi kekuatan tersebut, maka harus diperhatikan juga masalah-
masalah apakah profil pengganti tersebut "mengganggu" design Ars, M/E
sehubungan dengan tinggi/lebar profil pengganti. Dengan adanya
perubahan profil, maka tidak aria perubahan dalam Biaya maupun Time
Schedule.
3.3.7. Toleransi
a. Pada prinsipnya toleransi material yang be!um di fabrikasi maupun yang
sudah di fabrikasi dan terpasang harus memenuhi AISC (American Institute
of Steel Construction) Bab "Standard Mill Practice" hal 1-121.
b. Kontraktor harus membaca persyaratan toleransi tersebut sebagai bagian
dari Spesifikasi Teknis Konstruksi Baja ini. Konsultan Pengawas/Direksi
dengan tegas akan menolak setiap profil-profil dan pekerjaan yang tidak
memenuhi persyaratan toleransi tersebut.
3.3.8. Testing Material
a. Konsultan Pengawas/Direksi harus memerintahkan Kontraktor untuk
menyediakan contoh material Baja dan Baut untuk diadakan testing material,
Instansi/tempat testing merial harus mendapat persetujuan tertulis daft
Konsultan Pengawas/Direksi. Segala biaya yang timbul guna keper!uan
testing material tarsebut menjadi tanggung jawab Kontraktor.
b. Apabila ternyata terdapat material yang tidak memenuhi persyaratan
seperti yang dikehendaki dalam tentang "Material Baja" diatas, maka
Konsultan Pengawas/Direksi berhak untuk menolak.
c. Biaya-biaya yang mungkin timbul akibat hal tersebut diatas menjadi
tanggung jawab Kontraktor
3.3.9. Perubahan Sistim Sambungan
a. Apabila Kontraktor berpendapat untuk lebih memudahkan pelaksanaan atau
erection atau alasan lainnya, maka Kontraktor dimungkinkan untuk
mengajukan usulan sistim sambungan lain yang tidak sama dengan Gambar
rencana.
b. Usulan sistim sambungan tersebut harus diajukan lengkap dengan gambar
dan perhitungan sistim sambungan pengganti untuk diperiksa dan disetujui
Konsultan Perencana Struktur (4 copy).
c. Tidak ada perubahan biaya apapun akibat perubahan sistim sambungan
yang diusulkan Kontraktor dan Kontraktor tetap mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Time Schedule semula.
3.3.10. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Gambar kerja (Shop Drawing).
1. Sebelum fabrikasi dimulai, Kontraktor hares mmbuat gambar-gambar
kerja yang diperlukan dan mengirim 4 (empat) copy gambar kerja untuk
diperiksa dan disetujui Konsultan Pengawas/Direksi.
Bilamana disetujui, 2 (dua) gambar akan dikembalikan kepada
Kontraktor untuk dapat dimulai pekerjaan fabrikasinya, Satu set gambar
III-27
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
III-28
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
1. Umum
Secara prinsip semua yang berhubungan dengan Pekerjaan pengelasan
antara lain cara pelaksanaan, teknik pengelasan, kualifikasi tukang
las/operator las/tack welder, inspection/testing, toleransi, perbaikan las
dan lain-lain harus memenuhi AWS D1.1.- 90 serta ketentuan-ketentuan
dibawah ini. Buku AWS D1.1-90 tersebut harus selalu ada baik di
Workshop Kontraktor maupun di lapangan.
2. Kawat Las
Kawat Las atau electrode yang digunakan adalah Kobesteel RB 26 atau
E70XX Low hydrogen electrode dengan minimum Yield Strength sebesar
4150 Kgr/cm2 sedangkan Tensile Strength minimum 4950 Kgr/cm2
Sebelum pemesanan kawat las, Kontraktor diharuskan untuk
memberikan contoh kawat las berikut brosur teknisnya untuk disetujui
secara tertulis oleh Konsultan Pengawas/Direksi.
Kawat las harus dikirim ke Workshop dalam bungkusan yang
tertutup/tersegel dengan baik.
Kawat las yang sudah dibuka dari bungkusnya harus dilindungi atau
disimpan sedemikian sehingga karakteristik atau sifatnya tidak berubah.
Setelah bungkus dibuka, kawat las tidak diperbolehkan dibiarkan diudara
terbuka melebihi max. 4 (empat) jam.
Kawat las yang dibiarkan di udara terbuka melebihi 4 (empat) jam tidak
boleh digunakan untuk pengelasan.
Kawat las yang berada di udara terbuka yang belum melampaui batasan
4 (empat) jam tersebut dapat dipanaskan kembali didalam "holding oven"
pada temperatur 120°C selama min. 4 (empat) jam sebelum dapat
digunakan kembali. Pemanasan kembali tersebut hanya diperbolehkan
dilakukan 1 (satu) kali saja.
Kawat las yang basah/terkena air sama sekali tidak boleh digunakan
walapun lewat pemanasan oven ulang.
Ukuran max diameter kawat las adalah sebagai berikut:
8 mm untuk semua pengelasan yang dilakukan pada posisi
horizontal kecuali untuk "root passes" (pengelasan pada root)
6 mm untuk pengelasan las sudut horisontal
6 mm untuk root passes las sudut yang dilakukan pada posisi
horizontal, groove yang dilakukan pada posisi horizontal dengan
backing plate dengan root opening 6 mm atau lebih.
4 mm untuk pengelasan vertical dan overhead.
3. Mesin Las
Mesin las yang digunakan harus masih berfungsi dengan baik antara lain
menghasilkan arus yang kontinyu dan stabil.
Tenaga listrik mesin las harus berasal dad Genset yang dilengkapi
dengan Panel Pembagi (Distribution Panel) dan Travo las sehingga
besarnya arus / ampere dapat dikontrol/diatur sesuai kebutuhan.
Besarnya KVA Genset disesuaikan dengan jumlah unit Travo las yang
hendak digunakan.
4. Kualifikasi Tukang Las
III-29
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
III-30
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
III-31
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
III-32
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
8. Pembuatan lubang baut harus memakai bor. Untuk konstruksi yang tipis
maksimum 10 mm, boleh memakai mesin punch. Membuat lubang baut
dengan api sama sekali tidak diperkenankan.
9. Lubang baut dibuat maksimum 2 mm lebih besar dari diameter baut.
10. Pemasangan dan pengencangan baut harus dikerjakan dengan kunci
momen torsi khusus yang sebe!umnya sudah dikalibrasi sebagai berikut:
TORSI
UKURAN BAUT Lbs.ft (kg.m)
1/2 “ (Ø 12) 90 12.454
5/8 “ (Ø 16) 180 24.908
3/4 “ (Ø 19) 320 44.287
7/8 “ (Ø 22) 470 65.038
1 “ (Ø 25) 710 98.249
1 1/8” (Ø 28) 960 132.844
1 1/4” (Ø 32) 1.350 186.872
1 1/2” (Ø 38) 2.580 357.018
III-33
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
Minyak Oli
Dan lain-lain kotoran yang akan mengganggu melekatnya cat pada
permukaan Baja.
Pembersihan harus dilakukan dengan menggunakan "Mechanical Wire
Brush" (sikat Baja yang digerakkan secara mekanis) dan tidak boleh
menggunakan sikat Baja manual, kecuali hanya untuk permukaan-
permukaan yang betul-betul tidak dapat dijangkau oleh "Mechanical Wire
Brush" tersebut.
Konsultan Pengawas/Direksi akan memerintahkan untuk mengupas dengan
cara mekanis/manual (bukan dengan api) lapisan cat yang sudah dikerjaken
pada konstruksi Baja yang tidak memenuhi persyaratan persiapan
pengecatan tersebut diatas, atas beban Kontraktor dan tanggung jawab
Kontraktor.
b. Pengecatan Primer/Dasar
Setelah diadakan persiapan pengecatan seperti tersebut diatas, maka
setelah difabriksi, elemen Konstruksi Baja dicat dasar I dilakukan sebagai
berikut ;
Type cat : Zinchromate
Merek : Dulux Quick Drying Universal Premier Green
No. A.540-49524 ex ICI Paint Indonesia atau setara.
Ketebalan : 35 micron
Cat Dasar I tersebut harus dilakukan di Workshop/ Pabrik, minimal 1 lapis
atau sampai memperoleh hasil pengecatan yang rata dan sama tebalnya.
Cat Dasar I dilakukan setelah erection dengan ketentuan sebagai berikut :
Type cat : Zincromate
Merek : Dulux Undercoat A 543-101 ex ICI Paint Indonesia atau
setara.
Ketebalan : 35 micron
Cat Dasar II baru boleh dilakukan setelah Cat Dasar I betul-betul kering dan
diamplas, minimal 1 lapis atau sampai memperoleh hasil pengecatan yang
rata sama tebalnya. Apabila Cat Dasar II dilakukan sebelum Cat mengering
dengan baik sehingga timbul benjolan-benjolan pada permukaan Cat, maka
Konsultan Pengawas/Direksi akan memerintahkan agar Car Dasar II
tersebut diamplas dan dilakukan lagi pengecatan Cat Dasar II atas beban
Kontraktor.
c. Cat Finish,
Cat Finish dilakukan 2 (dua) kali dengan ketentuan sebagai berikut :
Cat Finish I
Jenis cat :Marine Paint 084-2543
Produk :Danapaints atau setara.
Ketebalan :30 micron
Cat Finish II
III-35
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
III-36
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
III-37
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah
mah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
3) Reng
Profil yang digunakan untuk reng adalah profil top hat ( U terbalik).
TS. 35.045 (tinggi profil 35 mm dan ketebalan dasar baja 0,45 mm)
TS. 40.045 (tinggi profil 40 mm dan keteba
ketebalan
lan dasar baja 0,45 mm)
TS. 61.075 (tinggi profil 61 mm dan ketebalan dasar baja 0.75 mm)
4) Talang dalam
Talang yang dimaksud disini adalah talang jurai dalam dengan mutu
baja yang digunakan minimum setara G550 dengan pelapisan (coating)
AZ 100 atau lebih tinggi dan memiliki ketebalan dasar baja 0.35 -
0.45mm
0.45mm.
III-38
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
5) Strap Bracing
Strap bracing merupakan tali pengikat untuk menahan beban lateral /
tarik horizontal seperti beban angin atau gempa dan berfungsi
membuat struktur secara keseluruhan menjadi lebih kaku / rigid.
Material strap bracing yang digunakan G550 dengan pelapisan
(coating) minimum AZ100 dengan pilihan alternatif dimensi, yaitu: a)
Lebar 25mm tebal 1mm; atau b) Lebar 35mm tebal 0.75mm.
3.4.3. Persyaratan Desain
a. Design rangka atap harus didukung oleh analisis perhitungan yang akurat
serta memenuhi kaidah-kaidah teknik yang benar dalam perancangan
standard batas desain struktur baja cetak dingin (Limit State Cold Formed
Steel Structure Design).
b. Standard desain yang digunakan adalah dengan mengacu Australian Limit –
State code:
(AS/NZ 4600: 2005)
(AS/NZ 1170: 2002)
c. Perhitungan beban mengacu kepada peraturan lokal setempat di Indonesia,
yaitu:
PPPURG 1987 atau PPIUG 1983
SNI 1727 – 2013
d. Kontraktor wajib menyerahkan mill certificate (sertifikat pabrik) dari material
baja yang akan digunakan guna menjamin, material sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan.
e. Analisis dan desain struktur dilakukan dengan software khusus untuk cold
form design SUPRACAD® atau setara dan telah disertifikasi oleh HAKI
(Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia).
3.4.4. Pekerjaan pra konstruksi
a. Kontraktor harus mengajukan contoh material dan aplikator yang diajak
bekerjasama untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi.
b. Kontraktor mengajukan desain rangka baja ringan lengkap dengan rencana
pabrikasi dan laporan perhitungan konstruksinya untuk mendapat
persetujuan dari Konsultan Perencana.
c. Didalam dokumen desain harus tercantum tanggal penerbitan dan desain
dan tenaga ahli penanggungjawab desain tersebut.
d. Dalam desain rangka baja ringan sudah mempertimbangkan seluruh beban
yang dibutuhkan antara lain:
Beban atap dan beban orang yang bekerja diatasnya selama masa
konstruksi.
Beban peralatan yang mungkin diletakan diatas atap.
Beban kontruksi plafon.
Beban installasi dan peralatan yang digantung di plafon.
Beban orang jika memperbaiki dan memasang installasi didalam plafon.
3.4.5. Pabrikasi dan Pemasangan
III-39
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
a. Pabrikasi harus dilakukan oleh tenaga kerja yang telah dilatih yang
dibuktikan dengan sertifikat dari pabrik pembuatnya.
b. Sebaiknya pabrikasi dilakukan di workshop milik aplikator. Setelah elemen-
elemen rangka atap jadi kemudian dikirim ke lapangan untuk segera
dipasang.
c. Pengiriman ke lapangan harus sesuai urutan pemasangan.
d. Jika pabrikasi dilakukan dilapangan maka kontraktor harus menyediakan los
kerja dan tempat penyimpanan material yang terlindung dari hujan.
e. Pemotongan
1) Pekerjaan pemotongan material baja ringan harus menggunakan
peralatan yang sesuai, alat potong listrik dan gunting, dan telah
ditentukan oleh pabrik.
2) Alat potong harus dalam kondisi baik.
3) Pemotongan material harus mengikuti gambar kerja.
4) Bagian bekas irisan harus benar-benar datar, lurus dan bersih.
5) Untuk menghindari terjadinya korosi, bahan yang sudah dipotong dengan
gerinda dianjurkan dicat kembali. Penumpukan bahan harus pada yang
kering/ bebas genangan air. Kotoran dari bekas potongan dan
pengeboran harus dibersihkan setelah dirakit.
f. Penyambungan dan perakitan elemen
Alat penyambung antar elemen rangka atap yang digunakan untuk fabrikasi
dan instalasi adalah baut menakik sendiri (self drilling screw) dengan
spesifikasi sebagai berikut :
6) Kelas Ketahanan Korosi : Class 2, mengikuti standard AS 3566.1-2 :
2002
7) Ukuran baut untuk elemen struktur rangka atap adalah 12-14x20. dengan
Ketentuan sebagai berikut:
a) Diameter kepala (Diameter of head screw) : 12 mm
b) Jumlah ulir per inch (Threads per inch/TPI) : 14
c) Panjang (Length) : 20 mm
d) Bahan (Material) : AISI 1022 Heat treated carbon steel
e) Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 8.8 kN
f) Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 15.3 kN
g) Kuat torsi minimum (Torque, min) : 13.2 kNm
8) Ukuran baut untuk elemen struktur lainnya adalah 10-16x16, dengan
ketentuan sebagai berikut:
a) Diameter kepala (Diameter of head screw) : 10 mm
b) Jumlah ulir per inchi (Threads per inch/TPI): 16
c) Panjang (Length) : 16 mm
d) Bahan (Material) : AISI 1022 Heat treated carbon steel
e) Kuat geser rata-rata (Shear, Average) : 6.8 kN
f) Kuat tarik minimum (Tensile, min) : 11.9 kN
III-40
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
Dengan demikian terdapat rongga udara yang cukup diantara alumuium foil
dan penutup atap.
b. Sebelum pelaksanaan dimulai, Kontraktor diwajibkan membuat gambar-
gambar pelaksanaan (shop drawing) yang menunjukan lokasi, ukuran, cara
pemasangan, posisi sambungan, alat bantu/asesoris, dan keterangan yang
diperlukan.
c. Shop drawing juga memperlihatkan sambungan antara bahan yang satu
dengan yang lain, pengakhiran-pengakhiran dan lain-lain yang belum / tidak
tercakup dalam gambar kerja, namun memenuhi persyaratan pabrik.
d. Bahan insulasi ini disimpan dalam keadaan tetap kering, tidak boleh
berhubungan dengan tanah / lantai dan sebaiknya disimpan didalam gudang
beratap.
e. Pada waktu pelaksanaan harus selalu diperiksa dengan seksama, untuk
menghindarkan penggeseran pada pemasangan.
f. Hasil pemasangan bahan insulasi ini, harus sesuai dan mengikuti
persyaratan dari pabrik bahan yang digunakan, berikut seluruh
kelengkapannya serta petunjuk-petunjuk dari Konsultan Pengawas.
III-43
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
III-44
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
e. Sambungan las harus digerinda hingga rata, didempul dan di cat kembali.
f. Sambungan rangka besi ke beton menggunakan angkur atau dyna bolt tidak
boleh terlihat dari sisi dalam bangunan.
g. Bagian pertemuan polycarbonate dengan rangka besi harus diberi bantalan
karet dan disealant untuk menghindari kebocoran dan mengantisipasi
ketidak rataan rangka besi.
diatas 5ºC.
b. Perlindungan
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk menghindari kerusakan pada
permukaan di sekitar area kerja karena pencampuran dan penanganan
material yang ditentukan. Kontraktor harus melindungi area sekitar dari
percikan material dengan menutupi dengan lembaran plastik atau terpal.
3.8.6. Pengerjaan
a. Persiapan
1) Sebelum pemasangan waterproofing semua pekerjaan pembobokan dan
pemasangan peralatan seperti floor drain, roof drain, dudukan AC,
dudukan pompa dan peralatan lain yang membutuhkan pondasi, harus
diselesaikan dan semua permukaan dibersihkan dari kotoran-kotoran
seperti gumpalan semen dan material yang mudah lepas.
2) Semua permukaan yang dikerjakan harus rata dan sedatar mungkin.
3) Permukaan harus terbuka dan bertekstur kasar seperti amplas.
4) Permukaan harus jenuh kering tanpa air yang menggenang pada saat
aplikasi.
5) Untuk menghentikan masuknya air sebelum aplikasi dibutuhkang unakan
mortar tahan air yang cepat kering dari pabrikan yang sama.
b. Pencampuran
1) Sebelum melakukan pencampuran kontraktor harus mempersiapkan
semua bahan dan peralatan dilokasi kerja.
2) Kontraktor dan Konsultan Pengawas/Direksi secara bersama-sama
melakukan pengecekan terhadap lokasi yang akan dikerja.
3) Pekerjaan pencampuran dan pengerjaan dapat dilakukan setelah
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi.
4) Lakukan pencampuran bahan sesuai petunjuk dari pabrik pembuatnya.
5) Gunakan peralatan sesuai petunjuk dari pabriknya.
c. Pengerjaan
1) Kontraktor dapat memilih metoda pengerjaan yang sesuai petunjuk dari
pabrik dengan memperhatikan kondisi area pengerjaan.
2) Metoda pengerjaan dapat menggunakan kuas, roskam atau semprot
yang masing-masing metoda mempunyai komposisi campuran yang
berbeda.
3) Pengerjaan dilakukan dalam beberapa lapisan sesuai metoda yang
dipakai dan sesuai petunjuk pabrik.
4) Pengerjaan waterproofing harus dilakukan mulai dari lantai hingga
dinding/tanggul/dudukan mesin hingga ketinggian 20cm yang dilakukan
langsung dalam sekali pengerjaan.
5) Kontraktor harus memperhatikan batas waktu pengerjaan sebelum
bahan mengeras.
6) Kontraktor harus memperhatikan waktu pengerjaan lapisan berikutnya.
7) Kontraktor harus merawat pekerjaan selama masa pengerasan (curing).
III-46
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
8) Area yang telah dikerjakan harus dilindungi dari sinar matahari langsung,
hujan, angin dan cuaca yang terlalu dingin.
d. Tidak diijinkan melakukan pekerjaan apapun diatas permukaan
waterproofing sebelum waterproofing mengering dengan sempurna.
e. Setelah pemasangan, waterproofing harus dites rendam selama 7 (tujuh)
hari (siang/malam)
f. Setelah tes rendam maka sudah dapat dilakukan pekerjaan lain yang
dibutuhkan diatas permukaan waterproofing.
g. Kontraktor harus memberikan jaminan (garansi) dan menunjukkan sertifikat
dari pabriknya/agen yang bersangkutan.
h. Selama garansi, akibat dari kebocoran waterproofing menjadi tanggung
jawab kontraktor.
III-47
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
III-48
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
BAGIAN – 4
PEKERJAAN ARSITEKTUR
IV-1
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
IV-3
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
h. Semua lobang-lobang yang terdapat pada dinding harus ditutup dengan baik
sebelum plesteran dipasang.
i. Bilamana di dalam pasangan ternyata terdapat batu bata yang cacat atau tidak
sempurna, maka ini harus diganti dengan yang baik atas biaya Kontraktor.
j. Semua kosen harus dipasang terlebih dahulu untuk dapat melanjutkan
pekerjaan pasangan, kecuali untuk kosen almunuim.
k. Semua kosen, pemasangannya harus diperkuat dengan anker besi berbentuk
L, yang ujungnya dilas ke dalam kosen, sedangkan ujung bengkoknya
ditanamkan ke dalam pasangan bata. Panjang anker terpasang tidak lebih dari
22,50 cm. Tiap-tiap anker dipasang dengan jarak 60 cm satu sama lainnya.
Kosen yang terpasang harus dilindungi dari kerusakan akibat pekerjaan lain,
misalnya dibungkus dengan plastik.
l. Semua rangka pintu/jendela harus dipasang kemudian setelah pasangan
lubang yang diperuntukkan untuk jendela/pintu tersebut selesai diplester.
Pasangan lubang yang memikul dinding bata diatasnya harus dilengkapi
dengan balok lantai yang dimensi dan penulangannya sesuai dengan beban
yang dipikul.
m. Dimana diperlukan pasangan pipa dan/atau alat-alat yang ditanam di dalam
dinding, maka harus dibuat pahatan secukupnya pada pasangan dinding
sebelum diplester. Pahatan atau bobokan tersebut setelah dipasangnya
pipa/alat-alat harus ditutup dengan adukan plesteran yang dilaksanakan
secara sempurna, yang dikerjakan bersama-sama dengan plesteran seluruh
dinding.
n. Sesudah semua pasangan bata selesai dikerjakan, barulah pekerjaan
plesteran dimulai (minimal pasangan batu bata telah mencapai umur 24 jam).
o. Untuk pengakhiran sudut plesteran / dinding, hendaknya dibuat dengan sudut
tumpul.
p. Setiap pertemuan dinding menggunakan kolom praktis, sekaligus sebagai
pengikat kosen.
q. Pertemuan dinding dan kolom beton struktur harus menggunakan angkur
minimal diameter 8 mm setiap jarak 90cm.
r. Untuk kusen almunuim dipasang setelah lubang jendela/pintu di plester finish
dan dicat.
lebih lembut, satu dan lain hal sesuai dengan NI – 3 pasal 14 dan telah
mendapat persetujuan dari Direksi Proyek.
c. Air untuk mengaduk kedua bahan tersebut diatas satu dan lain hal sesuai
dengan NI – 3 pasal 10.
4.3.3. Jenis Plesteran
Jenis – jenis plesteran yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Plesteran kedap air (1 PC : 2 Psr) digunakan untuk menutup dinding – dinding
kedap air.
b. Plesteran biasa (1 PC : 4 Psr), digunakan untuk menutup seluruh permukaan
dinding – dinding selain dinding kedap air.
c. Plesteran beton (1 PC : 3 Psr) digunakan untuk menutup/ membentuk fantasi
kolom.
d. Plesteran relief (1 PC : 2 Psr), digunakan untuk membuat relief sebagaimana
ditunjukan pada gambar.
4.3.4. Persiapan Dinding Yang Akan Diplester
a. Semua permukaan yang akan diplester harus disikat sampai bersih dan
disiram air sebelum bahan plester ditempelkan (permukaan dinding harus
basah pada waktu diplester).
b. Semua bidang plesteran harus dipelihara kelembabannya minimal selama
seminggu sejak penempelan plesterannya.
4.3.5. Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran
Antara lain harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Adukan Plesteran
Semua bahan plesteran harus diaduk dengan mesin atau dengan tangan
sesuai persyaratan Konsultan Pengawas/Direksi . Apabila dipandang perlu dan
sesuai dengan rencana, Kontraktor diperkenankan mempergunakan bahan-
bahan kimia sebagai campuran. Hanya semen yang baik boleh dipergunakan.
b. Pelaksanaan
Kontraktor harus membuat contoh-contoh bidang plesteran dari setiap macam
pekerjaan plesteran sesuai dengan yang diminta, sehingga jenis/macam
pekerjaan dapat diterima oleh Konsultan Pengawas/Direksi . Dan untuk
seterusnya semua pekerjaan plesteran harus sama dengan contoh yang
dibuat. Untuk dapat mencapai tebal plesteran yang rata, sebaiknya diadakan
pemeriksaan secara silang.
Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga yang ahli, dengan menggunakan
garisan panjang yang digerakkan secara vertikal dan horizontal (silang). Tebal
plesteran harus diukur betul-betul supaya mendapatkan ketebalan yang sama
pada kedua muka dinding dan hasil akhir dari dinding tembok setelah diplester
adalah 14 cm (setebal kozen).
Ketebalan plesteran hendaknya dicapai dalam 2 (dua) kali pekerjaan. Lapisan
pertama setebal = 10 mm merupakan lapisan dengan permukaan kasar (juga
diperiksa secara silang), sedangkan lapisan kedua ditempelkan untuk
mencapai bidang rata dengan pengerjaan yang lebih teliti. Setelah itu baru
dilakukan pekerjaan pengacian. Pengacian plesteran baru dapat dilaksanakan
setelah umur plesteran dinding mencapai umur minimal 24 jam atau atas seizin
Konsultan Pengawas/Direksi .
IV-5
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
Bidang beton yang akan diplester harus dikerik terlebih dahulu supaya
plesteran bisa lebih mengikat, sedangkan hasil akhirnya, bila dikehendaki
demikian, harus rata dengan bidang plesteran dinding tembok dengan tebal
plesteran minimum 10 mm.
c. Sudut – Sudut Plesteran
Semua sudut horizontal, luar maupun dalam serta garis tegaknya dalam
pekerjaan plesteran harus dilaksanakan secara sempurna, tegak dan siku.
Sudut luar hendaknya dibuat agak bulat (tumpul).
d. Perbaikan Bidang Plesteran
Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak (tidak rata) harus
diperbaiki semunya. Bagian-bagian yang akan diperbaiki hendaknya dibobok
secara teratur (dibuat bobokan yang berbentuk segi empat) dan plesteran baru
harus rata dengan sekitarnya.
4.3.6. Dinding Dan Kolom Yang Akan Ditutup Bahan Finishing
a. Sebelum pekerjaan finishing dinding dilakukan, pada bagian – bagian seperti
bagian dinding yang berhubungan langsung dengan lapisan tanah pada
bagian luar dan pada dinding – dinding di sekeliling kamar mandi/WC harus
diwaterproofing terlebih dahulu, dengan cara dan bahan yang sesuai dengan
rencana dan disetujui Konsultan Pengawas/Direksi .
b. Sebelum pekerjaan waterproofing dilakukan, Kontraktor harus menyerahkan
contoh – contoh bahan dan keterangan – keterangan teknis serta cara
pemasangan bahan tersebut untuk mendapat persetujuan dari Konsultan
Pengawas/Direksi.
IV-6
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
Mutu dan kualitas kayu yang dipakai harus sesuai dengan persyaratan
dalam NI – 5 (PKKI) dan peraturan serta persyaratan lain yang berlaku di
Indonesia.
Kayu yang digunakan :
- Kayu meranti (kls II)
- Kayu lapis multiplex 6 mm
Kayu yang dipakai harus cukup tua, lurus, kering dengan permukaan
rata, bebas dari cacat, mata kayu dan cacat lain yang dapat merusak
penampilan dari kayu itu sendiri.
Kelembaban kayu yang disyaratkan 8% - 12% berat.
Tebal daun pintu minimum 3,20 Cm.
b. Bahan Perekat
Untuk perekat digunakan lem kayu jenis epoxy 2 (dua) komponen yang
bermutu baik.
Semua permukaan kayu yang tampak harus diketam halus, lurus dan
siku.
c. Bahan Pelapis
Bahan pelapis pintu adalah HPL (High Pressure Laminate) tebal 1mm
warna solid green ex Taco atau yang setara.
4.4.4. Macam Pekerjaan
Konstruksi dan macam-macam pekerjaan lainnya menggunakan jenis-jenis
seperti dibawah ini :
i. Kayu Meranti (Klas II)
- Rangka daun pintu
ii. Kayu Lapis
- Kayu lapis playwood # 6 mm untuk pintu panel.
- Kayu lapis playwood # 12 mm untuk cetakan beton struktur
4.4.5. Pelaksanaan
a. Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk meneliti
gambar-gambar yang ada dengan kondisi di lapangan (ukuran dan lubang-
lubang), termasuk mempelajari bentuk, pola, penempatan, cara
pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.
b. Sebelum pemasangan, penimbunan bahan pintu di tempat pekerjaan harus
ditempatkan pada ruang/tempat dengan sirkulasi udara yang baik, tidak
terkena cuaca langsung dan terlindung dari kerusakan dan kelembaban.
c. Harus diperhatikan semua sambungan siku/sudut untuk rangka kayu dan
penguat lain yang diperlukan hingga terjamin kekuatannya dangan
memperhatikan/menjaga kerapihan terutama untuk bidang-bidang tampak
tidak boleh ada lubang-lubang atau cacat bekas penyetelan.
d. Semua kayu harus diserut halus, rata, lurus dan siku-siku satu sama lain
sisi-sisinya, dan di lapangan sudah dalam keadaan siap untuk
penyetelan/pemasangan.
IV-7
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
IV-8
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
IV-9
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
IV-10
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
IV-11
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
Pekerjaan dan bahan-bahan untuk hal ini terlebih dahulu harus mendapat
persetujuan Pemberi Tugas melalui Konsultan Pengawas/Direksi .
4.8.2. Lantai Ubin Keramik
a. Lingkup Pekerjaan
Meliputi penyedian bahan ubin keramik dan bahan perekat,
persiapan/pembersihan lantai yang akan dipasangi ubin keramik, pemasangan
pada lantai ruangan-ruangan satu dan lain hal sesuai dengan gambar rencana
dan daftar pemakaian bahan, dan membersihkan permukaan lantai yang
sudah selesai dikerjakan.
b. Bahan
- Keramik homogenuous ukuran 60x60 cm ex Roman atau setara.
- Keramik lantai bertekstur ukuran 60x60 cm ex Roman atau setara.
- Keramik lantai bertekstur ukuran 40x40 cm ex Roman atau setara.
- Untuk kamar mandi menggunakan Keramik dengan permukaan kasar
atau anti slip jenis Heavy duty.
- Kontraktor wajib mengajukan contoh-contoh terlebih dahulu kepada
Konsultan Pengawas/Direksi dan Arsitek untuk mendapat persetujuan.
Bahan-bahan yang akan dipasang harus sesuai dengan contoh-contoh
yang sudah disetujui dan di produksi oleh pabrik yang sama.
- Untuk pemasangan keramik lantai di daerah basah/kamar mandi, harus
dipasangkan terlebih dahulu bahan water proofing (dengan persyaratan
sesuai dengan persyaratan pekerjaan water proofing yang telah
ditentukan).
- Pemotongan keramik lantai harus menggunakan mesin potong keramik
elektric sesuai dengan syarat pabrik.
- Permukaan keramik lantai yang akan dipasang harus bebas dari cacat
dan noda.
c. Pemasangan
1) Seluruh ubin keramik yang akan dipasang, baik di daerah basah
maupun di daerah kering harus direndam sampai jenuh.
2) Pemasangan untuk daerah basah (toilet, pantry dan sebagainya).
3) Ubin keramik dan tegel ini akan dipasang pada daerah yang basah.
Karena itu lapisan lantai yang terjadi haruslah terdiri dari lapisan-lapisan
berikut :
Plat lantai beton kontruksi/rabat beton.
Plesteran untuk lapisan waterproofing.
Lapisan waterproofing membrane.
Lapisan pelindung waterproofing, sekaligus sebagai plesteran bagi
pemasangan lantai.
Keramik lantai.
4) Urutan Pemasangan.
Sebelum dipasang keramik , lantai harus rata, bersih dan mempunyai
kemiringan sesuai dengan yang dikehendaki di dalam gambar rencana.
IV-13
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
4.10.PEKERJAAN CAT
4.10.1. Bahan
Pengertian cat disini meliputi emulsi, enamel, teak oil, sealre semen-emulsion
filler dan pelapisan-palapisan lain yang dipakai sebagai cat dasar, cat perantara
dan cat akhir. Semua cat yang akan dipakai harus mendapat persetujuan
Konsultan Pengawas/Direksi . Untuk cat tembok, cat kayu minyak enamel
dipilih dari produksi yang baik, dimana tertera nama perusahaan pembuat,
petunjuk pemakaian, formula, warna, nomor seri dan tanggal pembuatannya.
Khusus untuk dinding luar (yang terkena air hujan langsung) dan bagian-bagian
lain yang sejenis menggunakan cat exterior weather shield, semutu Jotun atau
setara.
Untuk cat besi dan kayu harus memenuhi PUBI-1982 pasal 53 dan NI-4
(peraturan cat Indonesia) sedang cat tembok harus memenuhi PUBI-1982 pasal
54. Plamour dan dempul untuk pekerjaan cat tembok dan kayu digunakan merk
yang sama dengan cat dan harus memenuhi PUBI-1982 pasal 55 dan 57. Cat
meni digunakan sesuai dengan keluaran cat jadi. Cat meni besi dan kayu
harus memenuhi PUBI-1982 pasal 59. Bahan pengencer digunakan sesuai
rekomendasi dari pabrik pembuatnya.
Macam Pekerjaan
- Cat tembok; digunakan untuk mengecat dinding tembok dan beton serta
plafond asbes.
- Cat kilat besi (enamel); digunakan untuk pengecatan konstruksi besi.
- Cat kilat kayu; digunakan untuk pengecatan kayu kozen, jalusi, daun pintu,
jendela dan list profil.
- Cat epoxy; digunakan untuk pengecatan dinding dan plafon ruang gudang
steril di area CSSD.
4.10.2. Cara Mengerjakan
a. Cat Tembok (emulsi)
Bidang yang akan dicat sebelumnya harus dibersihkan dengan cara
menggosok memakai kain yang dibasahi air, setelah kering didempul
pada tempat yang berlubang sehingga permukaannya rata, kemudian
IV-16
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
digosok dengan kertas pasir hingga permukaan rata dan licin untuk
kemudian dicat paling sedikit dua kali dengan cat finishing untuk bagian
dalam (interior) dan tiga kali untuk bagian luar (exterior) sampai baik atau
dengan cara yang telah ditentukan oleh pabrik.
b. Cat Kilat Kayu/minyak (enamel)
Menggunakan cara seperti petunjuk dari pabriknya atau sebelum pekerjaan
pengecatan dimulai, kayu harus kering dan digosok dengan kertas ampelas
sampai halus dan didempul pada tempat yang berlubang selanjutnya
diplamour, sehingga permukaannya menjadi rata dan licin baru kemudian
dicat minimal dua kali dengan cat finishing untuk bagian ruangan dalam
(interior) dan tiga kali untuk bagian ruangan luar (exterior). Pengecatan
dilakukan di tempat yang bebas dari panas matahari langsung.
c. Cat Meni Besi (enamel)
Segera setelah pekerjaan baja dibersihkan sampai kulit giling dan
permukaan korosi terbuang dan terlihat warna metalik, pengecatan meni
dapat dimulai dengan ketebalan cat meni sampai lebih kurang 25 milimicron.
Setelah kering dicat dasar 1 kali. Semua besi/baja yang akan dicat, terlebih
dahulu dicat dengan meni besi kecuali rangka atap (gording), kuda – kuda,
ikatan angin dan treck-stang. Setiap pelapisan cat harus ditunggu sampai
kering kemudian dilapis dengan lapis berikut.
d. Cat Kilat Besi (enamel)
Setelah pekerjaan cat meni selesai dan kering baru boleh dicat besi, dan
terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran yang menempel. Pengecatan
minimal dua kali. Pengecatan yang dilakukan diluar (areal terbuka) ketika
keadaan mendung atau hujan tidak diperkenankan. Setiap pelapisan cat
harus ditunggu sampai kering kemudian dilapis dengan lapis berikut.
e. Cat epoxy
Cat epoxy yang dipakai ex Nippon Paint atau setara. Cat ini terdiri dari 2
komponen yaitu base dan hardener. Mempunyai kekerasan dan daya tahan
abrasi dan kimia yang tinggi. Cara penggunaan sesuai dengan petunjuk
pabrik.
Cat ini diaplikasikan untuk dinding dan plafon ruang steril pada area CSSD.
Anti static
Anti slip
Anti chemical
Tahan gores.
d. Vinyl berbentuk lembaran dengan ukuran tebal 2mm, lebar 2mm, panjang
20m.
e. Pemotongan harus menggunakan alat khusus sesuai dengan
rekomendasi dari pabrik.
f. Pemasangan dengan cara di lem. Jenis lem sesuai rekomendasi dari
pabrik.
g. Penyambungan dengan system las (welding) dimana bahan penyambung
berbentuk rod dan dipanaskan dengan alat khusus hingga meleleh
disisipkan diantara 2 lembar vinyl. Cara penyambungan sesuai prosedur
yang ditetapkan oleh pabrik.
h. Welding rod berbahan dasar PVC, dia. 2,5-3mm, warna harus sama
dengan lembaran vinyl yang disambung.
i. Lantai tidak menggunakan Plint/Skirting terpisah tetapi adalah kelanjutan
vinyl dari lantai yang ditekuk naik kedinding setinggi 10 cm. Pada sudut
antara lantai dan dinding dipasang “Cover Former” dibelakang lembaran
vinyl agar sudut tersebut tidak siku patah tetapi membentuk lengkungan
(radius). Sementara pada sisi ujung atas vinyl yang naik kedinding, ditutup
dengan Capping Seal. Material dari Cove former dan Capping Seal juga
harus terbuat dari vinyl PVC atau karet.
j. Warna vinyl adalah biru muda. Kontraktor terlebih dahulu harus
mengajukan contoh bahan untuk persetujuan Konsultan Pengawas dan
atau pemilik pekerjaan.
k. Bahan disimpan ditempat yang terhindar dari genangan air, tidak lembab,
terhindar dari cuaca (panas matahari/air hujan) dan selalu bersih.
4.11.3. Pekerjaan persiapan
a. Kondisi lokasi pekerjaan sudah siap dimana sebelumnya tanah
dibawahnya sudah diurug sesuai level yang diinginkan, dan sudah
dipadatkan sesuai dengan persyaratan. Diatas tanah urug sudah diberi
lapisan pasir dan lantai kerja beton setebal 5cm dan sudah keras serta
sudah dapat dibebani. Lokasi pekerjaan sudah dibersihkan.
b. Pekerjaan persiapan meliputi pekerjaan screeding (perataan lantai),
pekerjaan leveling dan pekerjaan penghalusan.
c. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor harus minta persetujuan terlebih dahulu
kepada Konsultan Pengawas/Direksi sebelum memulai pekerjaan dan
setiap memulai tahapan pekerjaan berikutnya.
d. Screeding.
Sebelum pekerjaan screeding lokasi kerja harus diamankan dari lalu
lalang orang dan peralatan lainnya. Tujuan screeding adalah agar
permukaan menjadi datar, rata dan kedap air. Screeding dibuat dengan
komposisi adukan 1 semen : 3 pasir. Untuk lantai yang berhubungan
langsung dengan tanah dan kelembabannya tinggi screeding harus
menggunakan campuran yang kedap air atau di coating dengan
waterproofing. Jika dipandang perlu Konsultan Pengawas/Direksi dapat
IV-18
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
IV-19
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
e. Bidang permukaan lantai harus rata dan kuat, tidak terdapat retak-retak,
tidak ada lubang dan celah-celah, bebas debu, bebas lemak dan minyak.
f. Pemasangan vinyl dapat dilakukan jika proses pengerasan screeding dan
leveling sudah sempurna.
g. Pengerjaan pemasangan vinyl harus dilakukan oleh tukang yang terampil
yang telah dilatih secara khusus oleh pihak pabrik dan dibuktikan dengan
sertifikat dari pabrik/training center.
h. Pelaksana Pekerjaan/Kontraktor dapat memulai pekerjaan setelah
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi.
i. Pekerjaan lapisan vinyl harus rapi dan dilakukan sesuai dengan yang
dipersyaratkan dari pabrik yang bersangkutan sehingga diperoleh hasil
pekerjaan bermutu baik dan dapat tahan lama.
j. Vinyl harus dipasang dengan menggunakan bahan lem yang sesuai
dengan rekomendasi pabrik.
k. Setelah vinyl benar-benar bersih dari semua kotoran langkah terakhir
adalah pemolesan. Bahan poles sesuai dengan yang direkomendasikan
oleh Pabrik.
4.12. PEKERJAAN SANITAIR
4.11.5. Lingkup Pekerjaan
a. Pengadaan, pemasangan peralatan dan perlengkapan sanitair.
b. Menyediakan tenaga kerja yang terampil sehingga peralatan sanitair
terpasang dengan baik sesuai dengan gambar.
4.11.6. Bahan
a. Peralatan dan asesorisnya menggunakan bahan ex Toto atau setara
kecuali diterangkan berbeda didalam gambar.
b. Peralatan yang diadakan harus lengkap berikut keran-keran dan
asesorisnya dan bahan penggikat dan penggantungnya.
c. Kontraktor terlebih dahulu mengajukan shopdrawing, contoh barang dan
brosur untuk disetujui oleh Konseultan Pengawas/Direksi.
d. Tidak dibenarkan menukar asesoris peralatan sanitair yang berasal dari
merek yang berbeda.
4.11.7. Pelaksanaan
e. Sebelum dilakukan pemasangan peralatan sanitair, pekerjaan pipa-pipa
dan finishing pada lokasi pemasangan harus sudah selesai dan bersih.
f. Pipa-pipa harus dipasang sedemikian rupa sehingga tepat pada posisi
sanitair.
g. Kemiringan lantai harus baik sehingga tidak terjadi genangan.
h. Pemasangan sanitair harus menggunakan sekrup dan penggantung asli
dari produk sanitair.
i. Kran harus terpasang dengan baik dan tidak ada air yang menetes ketika
kran dalam keadaan mati.
j. Kran kontrol tekanan air untuk kloset maupun wastafel harus dipasang
sesuai dengan kelengpan masing-masing sanitair.
IV-20
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
BAGIAN – 5
PEKERJAAN MEKANIKAL/PLUMBING
5.1. UMUM
5.1.1. Persyaratan Pelaksanaan
a. Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai
dengan Undang-Undang dan peraturan-peraturan yan berlaku saat ini di
Indonesia serta tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari
Jawatan Keselamatan Kerja.
b. Semua syarat-syarat penerimaan bahan-bahan, peralatan, cara-cara
pemasangan, kualitas pekerjaan, dan lain-lain. Untuk sistim instalasi ini
harus sesuai dengan standard:
Peraturan Plumbing Indonesia tahun 1979
Pedoman Penanggulangan Bahaya Kebakaran 1980 Departemen P.U.
Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL)1978
Peraturan Daerah tentang Penanggulangan Bahaya Kebakaran
Peraturan Perburuhan Departemen Tenaga Kerja
c. Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistim ini selain dari pada
persyaratan-persyaratan tersebut di atas, juga tidak boleh menyimpang dari
persyaratan yang dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
5.1.2. Pelaksana
a. Kontraktor wajib mempelajari dan memahami semua undang-undang,
peraturan-peraturan, persyaratan umum maupun suplementernya,
persyaratan standart internasional, persyaratan pabrik pembuat unit-unit
peralatan plumbing, buku-buku dokumen pelelangan, bundel gambar-
gambar serta segala petunjuk tertulis yang telah dikeluarkan.
b. Kontraktor dapat meminta penjelasan kepada Konsultan Pengawas/Direksi,
bilamana menurut pendapatnya pada dokumen-dokumen pelelangan,
gambar-gambar atau hal-hal lainnya kurang jelas.
c. Kontraktor wajib mempelajari dan memeriksa juga pekerjaan pelaksanaan
lain yang dapat mempengaruhi kelancaran pekerjaannya. Bilamana sampai
terjadi gangguan, maka Kontraktor wajib mengerjakan saran-saran
perbaikan. Apabila hal ini tidak dilakukan, Kontraktor tetap bertanggung
jawab atas segala kerugian-kerugian yang ditimbulkannya.
5.1.3. Koordinasi dengan pihak lain.
a. Kontraktor wajib berkoordinasi dengan pihak-pihak lainnya demi kelancaran
pelaksanaan proyek ini.
b. Kontraktor wajib berkonsultasi dengan pihak-pihak lainnya agar supaya
sejauh mungkin dipergunakan peralatan-pperlatan yang seragam dan merk
yang sama untuk seluruh bangunan proyek ini agar mudah
pemeliharaannya.
c. Untuk semua peralatan dan mesin yang disediakan, atau diselesaikan oleh
pihak lain atau yang dibeli dari pihak lain yang termasuk dalam lingkup
instalasi sistim ini, Kontraktor bertangung jawab penuh atas segala peralatan
dan pekerjaan ini.
V-1
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
5.1.4. I j i n
a. Semua ijin-ijin dan persyaratan-persyaratan yang mungkin diperlukan untuk
melaksanakan instalasi ini harus dilakukan oleh Kontraktor.
b. Semua pemeriksaaan, pengujian dan lain-lain, beserta keterangan resminya
yang mungkin diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini haruslah dilakukan
oleh Kontraktor atau pihak lain yang ditunjuk oleh Konsultan
Pengawas/Direksi dimana semua biaya adalah beban Kontraktor.
c. Kontraktor harus bertanggung jawab atas penggunaan alat-alat yang
dipatenkan serta kemungkinan tuntutan ganti rugi dan biaya-biaya yang
diperlukan untuk ini. Untuk hal tersebut Kontraktor wajib menyerahkan Surat
Pernyataan mengenai hal tersebut diatas.
d. Kontraktor harus menyerahkan semua ijin atau surat keterangan resmi dari
pihak yang berwajib, yang diperolehnya mengenai instalasi proyek ini
kepada Direksi, Konsultan atau pihak yang ditunjuk untuk itu, sebelum
Penyerahan Kedua dilakukan.
V-4
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
V-5
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
V-7
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
V-8
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
V-10
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
BAGIAN – 6
PEKERJAAN GAS MEDIK
6.1. UMUM
6.1.1. Lingkup Pekerjaan
a. Pengadaan sistem supply gas medik oksigen dan vakum pada bangunan
IGD.
b. Pekerjaan meliputi pengadaan, pemasangan, penyetelan, finishing dan
pengetesan sistem gas medik oksigen dan vakum/suction, titik
pemakaian/outlet lengkap dengan peralatannya dan klem/dudukan dari
ruang gas sentral sampai titik pemakaian/outletnya.
c. Pengadaan panduan pengoperasian sistem gas medik berikut pelatihan bagi
operator/maintenance/perawat/staf Rumah Sakit yang ditunjuk oleh Pemberi
Tugas.
d. Walaupun dalam gambar atau spesifikasi tidak disebutkan secara terperinci
mengenai perubahannya, Kontraktor wajib menyediakan/memasang
peralatan – peralatan yang diperlukan agar instalasi tersebut dapat berfungsi
sebagaimana mestinya.
e. Dalam hal adanya spesifikasi yang tertera hanya disalah satu dokumen baik
gambar perencanaan ataupun spesifikasi ini maka Kontraktor harus tetap
melaksanakan persyaratan tersebut.
f. Apabila dalam spesifikasi ini ada klausul-klausul yang disebutkan kembali
pada item/ayat atau gambar lain, maka hal ini bukan berarti menghilangkan
klausul tersebut tetapi harus diartikan sebagai penegasan.
6.1.2. Pelaksana Pekerjaan
a. Pekerjaan installasi gas medik harus dilaksanakan oleh Sub Pelaksana
Spesialis yang telah berpengalaman mengerjakan pekerjaan dengan sejenis
dan dengan besaran yang sama atau lebih.
b. Kontraktor harus melampirkan bukti dan refrensi yang relevan untuk
menunjukan kualifikasi Sub Pelaksana Pekerjaan Gas Medik nya.
6.1.3. Pekerjaan Pemeliharaan
a. Pekerjaan pemeliharaan merupakan bagian dari pekerjaan ini, bersama-
sama dengan pekerjaan pengetesan.
b. Pekerjaan pemeliharaan berlangsung 3 (tiga) bulan dari saat berita acara
serah terima pekerjaan atau dari saat sistem gas medis dioperasikan
kembali setelah serah terima.
c. Pekerjaan pemeliharaan meliputi defect list, pemeliharaan mingguan,
pemeliharaan bulanan secara periodik sedemikian rupa sehingga dapat
menjamin beroperasinya sistem gas medis.
d. Pemberi Tugas dapat meminta dilakukannya pekerjaan perbaikan sistem
gas medis saat diperlukan, dan kontraktor harus melakukan perbaikan
walaupun perbaikan ini diluar waktu pemeliharaan periodik.
e. Penyediaan spare part selama masa pemeliharaan ini termasuk pekerjaan
dan tanggung jawab Kontraktor.
6.1.4. Garansi dan Jaminan Sparepart
VI-1
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
VI-3
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
tekanan relatif 1275 kPa (185 psig) maka Jenis K atau setara harus
digunakan untuk ukuran yang lebih besar dari DN 80 (NPS 3) (3 ⅛ inci
diameter luar).
f. Pipa gas medik yang memenuhi persyaratan yang berlaku harus
diidentifikasikan atau disertifikasi oleh pabrik pembuat dengan tanda “OXY”,
“MED”, “OXY/MED”, OXY/ARC” atau “ACR/MED” dengan warna biru (tipe L)
atau hijau (tipe K).
g. Pipa vakum harus dari jenis “hard-drawn seamless copper”, baik pipa gas
medik ASTM B 819/BSEN 13348 , pipa air (water cube) ASTM B 88 (tipe K,
L, M), atau pipa ACR ASTM B 280.
h. Katup, fiting, stasiun outlet, dan komponen pemipaan lainnya dalam sistem
gas medik harus telah dibersihkan untuk layanan oksigen oleh pabrik
pembuatnya ketentuan yang berlaku.
i. Katup, fiting, stasiun outlet dan komponen lainnya harus diangkut dalam
keadaan tersegel, diberi label, dan tetap tersegel hingga disiapkan untuk
pemasangan.
j. Kontraktor harus menyerahkan dokumen resmi yang menyatakan bahwa
semua bahan pipa yang dipasang memenuhi persyaratan.
6.2.3. Pengujian Pipa Tembaga
a. Pengujian ini dimaksud untuk mengetahui kadar Cu dalam pipa dan
kekuatan pipa gas medis serta menilai kelayakan pipa gas medis yang akan
dipasang.
b. Pengujian ini harus dilakukan laboratorium independen milik badan
Pemerintah atau Swasta yang telah mendapat ijin dari instansi yang
berwenang untuk melakukan pengetesan ini (misal : Balai Besar Penelitian
dan Pengembangan, Depnaker, PT Sucofindo, dan lain-lain).
c. Hasil pengujian ini berupa sertifikasi kelayakan pipa.
6.2.4. Syarat pemasangan
a. Belokan, pergeseran (offset) atau perubahan arah lainnya pada pemipaan
gas medik dan vakum harus dibuat dari fiting kapiler tembaga tempa dipatri,
atau fiting patri. Hanya untuk fiting vakum yang diijinkan menggunakan fiting
khusus.
b. Fiting dari paduan tembaga tuang tidak boleh dipergunakan.
c. Hubungan pencabangan pada sistem pemipaan boleh dilakukan dengan
menggunakan sambungan T (tee) yang dibuat secara mekanik, di bor, dan
ditempa (extruded) yang dibentuk sesuai dengan instruksi pabrik pembuat
peralatan, dan dipatri.
d. Pemasangan Valves, flens, yang ada pada instalasi gas medis dari ruang
gas sampai Ruang IGD termasuk dalam paket pekerjaan ini.
e. Ujung-ujung pipa senantiasa harus dalam keadaan tertutup dengan penutup
bawaan pabrik atau penutup lain sesuai rekomendasi pabrik.
f. Pipa harus dipotong dengan alat cutter khusus yang tidak menimbulkan
serbuk/gram. Pipa yang telah dipotong harus segera ditutup kedua
ujungnya.
g. Penyambungan harus dengan metoda dan peralatan yang sesuai dengan
rekomendasi pabrik.
VI-5
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
h. Installasi yang sudah terpasang harus diuji tekan bagian perbagian dengan
metoda yang sesuai dengan standar peraturan yang berlaku.
6.3. TITIK SUPPLY OKSIGEN, VACCUM/SUCTION
6.3.1. Lingkup pekerjaan
Meliputi pengadaan, pemasangan, pengetesan, penyempurnaan dan
acceptance test dan peralatan suplai :
a. Titik supplai oksigen
Titik supplai oksigen terdiri dari :
Katup Outlet oksigen dengan quick connection probe dilengkapi dengan
penutup debu dan cover plate dari stainless steel ditandai dengan tulisan
oksigen.
Flow meter dengan daerah operasi 0 - 15 LPM
Humidifier
Nasal Cannulas
Hose
b. Titik Suplai Vacuum/Suction
Titik Suplai Vacuum/Suction terdiri dari :
Katup outlet vacuum/suction dengan pasangan quick connection probe
dilengkapi dengan penutup debu dan cover plate dari stainless steel dan
ditandai dengan tulisan vacuum.
Pressure Regulator dan manometer dengan daerah operasi 0 - 760 mm
Hg.
Botol pengumpul dengan kapasitas + 0,5 gallon.
c. Zone/box valve
Zone/box valve harus dari jenis yang ditanam di dinding.
Mampu menerima tekanan kerja sampai 300 Psig.
Zone/box valve ditutup dengan pintu sliding dari plastik dan dilengkapi
dengan pengunci.
Katup dari jenis bola (ball valve) dengan bahan body dari bronze dan
seal dari Buana - N, ball dari kuningan dilapisi dengan chrome.
6.4. PERSYARATAN KONSTRUKSI
a. Material pipa, pabrikasi, inspeksi dan testing haruslah sesuai dengan
standard yang sesuai dari Pressure Piping for Industrial Equipment
berdasarkan standard JIS.
b. Pipa adalah pipa copper (tembaga) menurut stadard ASTM atau JIS yang
setara untuk gas medis.
c. Instal asi pipa harus memperhitungkan kemiringan untuk menjamin tidak
terjadi stagnasi air condensasi.
d. Jarak pengikat pipa paling jauh 2 (dua) meter.
e. Valve dan accessories pipa harus memiliki standard dan spesifikasi terbaik
sesuai tujuan spesifikasi ini.
f. Fitting
VI-6
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
VI-7
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
e. Paint Coating
1) Coating ini dilaksanakan untuk seluruh permukaan luar pipa, fitting, flens,
katup.
2) Pengecatan ini tidak boleh menyebabkan terganggunya fungsi dari
bagian-bagian tersebut.
3) Untuk daerah dimana terdapat proses kimia yang bersifat korosif maka
harus diberi cat yang tahan terhadap bahan KIMIA tersebut.
4) Warna coating ditentukan sesuai sesuai ketenutuan gas medis.
5) Pengecatan dilakukan minimum dua kali, primer dan top coating jenis dari
super struktur.
6) Katup dan peralatan sejenis harus disiapkan sedemikian sehingga dapat
menjamin berhasilnya pekerjaan pengecatan.
7) Sebelum pengecatan permukaan harus bebas dari karat, minyak, gamuk,
slag, kotoran dan lainnya yang dapat mengganggu hubungan rekat antara
bahan cat dengan bagian yang akan di cat.
8) Pengecetan harus dilakukan pada cuaca dan kondisi yang baik untuk
pengecatan. Pengecatan harus dilakukan apabila permukaan yang harus
dicat benar-benar kering.
9) Bagian-bagian yang terikut tidak boleh dicat kecuali atas permintaan
khusus seperti: nama plat atau tanda-tanda khusus peralatan, peralatan
yang sudah difinish khusus oleh pabrik dengan tujuan pelapisan dengan
warna maupun untuk proteksi.
6.6. PENGETESAN
a. Pengetesan (testing) yang dimaksud adalah pengetesan pipa distribusi gas
medis untuk mengetahui kekuatan fisik pipa dan kebocoran pipa.
b. Pengetesan ini menggunakan pneumatic test dengan tekanan test 10 atm
selama 24 jam.
c. Kontraktor wajib menyediakan peralatan testing dan mengajukan usulan
prosedur testing untuk mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas/
Direksi.
d. Setiap terjadi kebocoran atau kegagalan harus diperbaiki sesuai dengan
prosedur yang disetujui Konsultan Pengawas/Direksi.
e. Bagian pipa yang rusak atau gagal harus diganti dengan yang baru tanpa
tambahan biaya.
f. Perbaikan atau penambahan yang bersifat sementara tidak diperkenankan.
VI-8
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
BAGIAN – 7
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
VII-2
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
a. Melaksanakan :
1) Seluruh instalasi penerangan dan stop kontak dalam bangunan.
2) Seluruh instalasi penerangan, bad head dan lampu exit.
3) Seluruh instalasi daya peralatan.
4) Instalasi penangkal petir.
5) Instalasi pentanahan.
b. Menyediakan dan memasang semua feeder listrik :
1) Dari PUTR ke panel-panel sesuai yang tertuang dalam gambar.
2) Semua feeder lain yang tertuang pada gambar
3) Semua kabel-kabel kontrol untuk contactor.
c. Menyediakan dan memasang rak kabel dan hanger untuk feeder dan
instalasi.
d. Menyediakan dan memasang PUTM, PUTR dan panel-panel TR lainnya
sesuai yang tertuang dalam gambar.
e. Menyediakan dan memasang :
1) Semua armature lampu penerangan.
2) Armature lampu penerangan darurat.
3) Armature lampu penerangan bed head.
f. Membantu Owner dan menyiapkan dokumen teknis dan administrasi dalam
pengurusan permintaan daya listrik dan proses penyambungan daya listrik
dengan pihak PLN sehingga dapat digunakan oleh pemilik bangunan.
g. Membuat gambar kerja dan menyerahkan gambar revisi.
h. Melakukan pengetesan.
i. Menyerahkan surat pernyataan jaminan instalasi listrik.
j. Melaksanakan pemeliharaan dan jaminan.
k. Memasang nama-nama panel dan hubungan circuit breaker berupa tulisan
yang jelas dari bahan yang tahan lama.
l. Pondasi / dudukan dan bracket panel.
m. Melaksanakan pemeliharaan selama 12 bulan dan memberikan jaminan
peralatan selama 1 (satu) tahun sejak seluruh sistem yang terpasang di
dalam bangunan berfungsi dengan baik.
7.3. Persyaratan Umum Bahan dan Peralatan
a. Syarat-syarat Dasar
1) Semua bahan atau peralatan harus baru dalam arti bukan barang bekas
atau hasil perbaikan.
2) Material atau peralatan harus mempunyai kapasitas atau rating yang
cukup.
3) Harus sesuai dengan spesifikasi / persyaratan.
4) Kapasitas yang tercantum dalam gambar atau spesifikasi adalah minimum.
Kontraktor boleh memilih kapasitas yang lebih besar dari yang diminta
dengan syarat:
VII-3
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
ii. Bahan kotak lampu dari sheet steel tebal 0.7 mm setelah finishing.
iii. Reflektor miror / M5.
iv. Cat dasar anti karat, dengan finish cat baker warna broken white.
v. Fitting dan starting holder Philips type H04.
vi. Tabung T8, LED 20 watt & 10 watt, warna 84.
vii. Terminal grounding pada kotak lampu.
viii. Baut expose dengan kepala khusus.
ix. Wiring dalam kotak jenis flexible 1 mm2
6) Lampu hidden lamp 1x20 Watt
i. Dipasang pada celah plafon.
ii. Lampu LED 20 Watt tipe tabung
iii. Asesoris: Fitting.
Semua jenis bentuk lampu yang terdapat dalam gambar harus terlebih
dahulu mendapat persetujuan dari pihak Pemberi Tugas dan Direksi
sebelum pengadaan dan pemasangan. Proses pembuatan rumah lampu
(armature) adalah sebelum rumah lampu di cat harus dibersihkan dahulu
dengan proses greasing baru diberi anti karat dengan sistem pre-treatment
phospating minimal menggunakan zinchromate.
g. Panel Listrik
Terdiri atas :
1) Panel Pembagi
i. Persyaratan Umum
Type breaker baik main dan branch breaker sesuai gambar rencana
terdiri atas ACB dan MCCB.
ii. Persyaratan Pembuatan
Badan panel dari sheet steel dengan ketebalan minimal 2 mm
dan 1.6 mm.
Persyaratan anti karat dan pengecatan luar 2 kali seperti panel
utama.
Type panel indoor untuk yang terletak dalam ruang dan type
panel outdoor untuk yang di luar ruang.
Jenis panel free standing dan surface mounted dengan pintu
berkunci.
Pentanahan harus mempunyai bar bagi fasilitas pentanahan
peralatan.
Busbar dari bahan tembaga dengan kapasitas tidak boleh kurang
dari kabel feeder yang masuk, boleh telanjang asal dipasang
secara kuat dan aman.
Jarak-jarak bar antara yang aktif dan antara aktif dan tidak aktif
sesuai PUIL.
2) Material Pentanahan
VII-7
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
VII-8
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
12) Setiap belokan kabel terutama feeder yang besar harus diperhatikan
radiusnya, minimal R = 20 D, dimana D adalah diameter kabel.
13) Tidak diperkenankan melakukan penyadapan atau penyambungan
ditengah jalan kecuali pada tempat penyambungan.
14) Terminal kabel harus selalu mengunakan sepatu kabel yang disesuaikan
dengan jenis kabelnya.
15) Armature Lampu
i. Lampu TKO terpasang surface mounted ke plat beton atau plafond
dengan sekrup atau muur baut pada 2 tempat.
ii. Lampu TKI dan TKI ML terpasang rata plafond dengan memakai
penggantung sendiri langsung ke plat beton atau rangka atap.
iii. Lampu tangga kebakaran dengan battery nicad terpasang surface
mounted ke plat beton pada 2 tempat.
iv. Lampu exit dengan battery nicad disekrup beton atau dinding /
tembok.
v. Lampu obstruction terpasang dengan di draad ke tiangnya dimana
tiangnya diklem ke dinding di dua tempat.
vi. Lampu down light di sekrup ke plafon.
16) Panel Listrik
i. Panel utama terpasang free standing lengkap dengan rangka
penyangga.
ii. Panel pembagi pompa air terpasang free standing dilantai ruang
pompa.
iii. Panel pembagi lantai terpasang free standing atau surface mounted
ke dinding ruang panel.
iv. Panel-panel lain terpasang wall mounted atau surface mounted ke
kolom atau dinding.
b. Pentanahan
Semua instalasi, peralatan dan panel-panel listrik harus diberi pentanahan
sebagai berikut :
1) Pentanahan Sistem
Yang dimaksud dengan pentanahan sistem adalah pentanahan kawat
netral (Mp). Yang harus ditanahkan adalah listrik netral.
Grounding electroda berupa pentanahan buatan dari pantekan batangan
tembaga masip 1", sehingga diperoleh tahanan tanah lebih kecil dari 2
ohm atau kedalaman pantekan minimal 12 m.
2) Pentanahan badan peralatan dilakukan sebagai berikut :
i. Untuk pentanahan sistem dimana penampang kawat fasanya lebih
besar atau sama dengan 10 mm2 dilakukan pentanahan ke kawat
netral (Mp). Kawat penghubung antara badan dengan tanah (Mp)
diberi kode SL. Sistem pentanahan ini mempunyai sifat Mp = SL.
Busbar dalam panel hanya 4 buah.
VII-9
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
ii. Untuk sistem dimana penampang kawat fasa lebih kecil dari 10 mm2
dianut pentanahan kekawat pengaman SL. Pada panel ini keluar 2
kawat pentanahan yaitu Mp dan SL. Jumlah busbar 5 buah atau
berarti sistem 3 fasa punya kawat 5 inti.
iii. Perlu disediakan sambungan pembumian yang terpisah dan
terisolasi dari setiap pembumian kabinet/lemari peralatan ke sistem
pembumian. Jangan mengikat kabel pembumian peralatan bersama-
sama.
c. Instalasi Penutup Shaft & Opening (Fire Stops Installation)
1) Umum
Semua shaft dan opening untuk saluran vertikal seperti Elektrikal,
Elektronik, Plumbing, VAC dan instalasi lainnya dimana bila terjadi
kebakaran shaft dan opening tersebut secara potensial bisa
menyalurkan asap dan api dari lantai yang terbakar harus dipasang fire
stop material sesuai peraturan pemerintah dan NFPA.
2) Material Yang dipakai
Material yang dapat dipakai harus dapat menahan kebakaran api
minimum untuk 120 menit. Material tersebut harus mempunyai
spesifikasi sebagai berikut :
- Composition : water base themoplastic resin with various flame
retardant chemicals and in combustible fibres,
fillers and pigments.
- Colour : off white
- Viscosity : 25000 cP
- Density : 1.40 g/cm3
- pH Valve : 8.8
- Solids (105 C) : 64%
- Odocer : wet : negligible
dry : odourless
- Toxicity : non toxic
- Flas point : none
- Surface finish : slightly rough due to fibre content
- Aging : more than 10 years performance
- Others material : 2 high density minimal wool panels of 50 mm
thick and supported by steel bracket.
7.6. Pengujian Instalasi dan Peralatan
a. Semua pelaksanaan instalasi dan peralatan harus diuji, sehingga diperoleh
yang baik dan bekerja sempurna sesuai persyaratan PLN, spesifikasi dan
persyaratan dari pabrik pembuat material. Bila diperlukan, bahan-bahan
instalasi dan peralatan dapat diminta oleh Pemberi Tugas untuk diuji ke
laboratorium, biaya ditanggung oleh Kontraktor.
b. Tahap-tahap Pengujian
VII-10
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
1) Semua pelaksanaan instalasi yang akan tertutup harus diuji sebelum dan
sesudah bagian tersebut tertutup sehingga diperoleh baik menurut PLN,
spesifikasi dan pabrik.
2) Setiap satu lantai yang telah terpasang instalasinya harus dilakukan
pengujian untuk panel, lampu, kabel dan tahanan isolasi.
3) Semua panel listrik sebelum dipasang dan sesudah dipasang harus diuji
tegangan dan tahanan isolasi dalam kondisi baik. Juga harus diuji sistem
kerjanya sesuai spesifikasi yang diisyaratkan.
4) Semua armature lampu harus diuji dalam keadaan menyala sempurna.
5) Semua penyambungan harus diperiksa tersambung dengan benar dan
tidak terjadi kesalahan sambung atau polaritas.
6) Tahanan tanah harus diuji memenuhi persyaratan yang dispesifikasikan
(maximum 2 ohm).
7.7. Penyerahan, Pemeliharaan dan Jaminan
a. Penyerahan dilakukan dengan berita acara proyek disertai lampiran-
lampiran sebagai berikut :
1) Menyerahkan gambar as-built instalasi listrik dan penangkal petir
sebanyak 3 set.
2) Penyerahan surat pernyataan jaminan instalasi listrik.
3) Menyerahkan brosur, operation dan maintenance manual dalam Bahasa
Indonesia.
4) Menyerahkan surat jaminan / garansi yang ditujukan kepada Pemberi
Tugas.
5) Menyerahkan hasil pengetesan.
b. Setelah penyerahan tahap Pertama, Kontraktor wajib melaksanakan masa
pemeliharaan secara cuma-cuma selama jangka waktu sesuai yang
ditentukan pada persyaratan umum, bahwa seluruh instalasi dan peralatan
tetap dalam keadaan baik dan bekerja sempurna. Kerusakan karena
kesalahan pemasangan atau peralatan harus diperbaiki dan bila perlu
diganti baru. Setelah penyerahan tahap pertama, Kontraktor wajib
melakukan pemeliharaan selama 6 bulan dan masa jaminan selama 12
bulan atas semua peralatan yang dipasangnya tetap bekerja sempurna.
c. Setelah penyerahan tahap Pertama, Kontraktor wajib melatih dan membantu
mengoperasikan instalasi yang terpasang, sehingga teknisi/staf Pemberi
Tugas mengetahui dan lancar dalam tugasnya. Lamanya petugas Kontraktor
di proyek 30 hari kalender selama jam kerja.
VII-11
Spesifikasi Teknis
Perencanaan Pengembangan dan Renovasi Rumah Sakit Gigi & Mulut Pendidikan USU tahap 1
Pemasangan jalur installasi yang dimaksud diatas sejalan dengan pemasangan sistem
elektrikal yang lain.
VII-13