3. Spesifikasi Dasar.
Kecuali ditentukan lain, seluruh bahan yang dipakai untuk pelaksanaan pekerjaan harus sesuai
dengan ketentuan dalam Spesifikasi Teknis Khusus dan harus mengutamakan penggunaan
bahan, peralatan dan jasa produksi dalam negeri sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam
spesifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) atau standar lainnya yang disetujui.
8. Pembayaran Kompensasi.
Semua pembayaran Kompensasi kepada Pihak Ketiga yang disebabkan oleh pelaksanaan
pekerjaan harus ditanggung oleh Penyedia Jasa dan harus sudah diselesaikan sebelum serah
terima pekerjaan.
3. Personil
Personil inti yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan adalah :
a. Site Manager
b. Construction Engineer
c. Quality Engineer
d. Ahli K3 Konstruksi
f. Pelaksana Lapangan
h. Mandor Pekerjaan Batu dan Beton
i. Mandor Pekerjaan Penulangan Beton
j. Mandor Pekerjaan Rangka Baja
4. Peralatan
3.1. Peralatan yang diperlukan untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan dan harus
disediakan Penyedia Jasa, adalah :
a. Drop Hammer + Tripod
b. Concrete Mixer;
c. Concrete Pump
d. Concrete Vibrator;
e. Pick Up;
f. Chain Hook.
g. Genset
3.2. Peralatan Pengukuran yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa dan siap dilapangan,
antara lain :
a. Waterpass;
b. Theodolite;
c. Rambu;
d. Statip;
e. Meteran panjang 50 m
3.3. Peralatan Dokumentasi yang harus disiapkan oleh Penyedia Jasa dan siap di lapangan
adalah Kamera Digital.
Foto-foto kegiatan lapangan diserahkan rangkap 3 (tiga) berupa album dan CD.
5. Transportasi
Alat Transportasi yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa dan siap di lapangan, antara lain
Kendaraan bermotor roda dua. Alat transportasi tersebut harus dalam keadaan baik (layak
pakai).
6. Lokasi Kerja
Apabila lokasi kerja di pinggir jalan raya, perhatikan keselamatan pengguna jalan dengan
memasang rambu-rambu peringatan.
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. T u j u a n.
1.1. Pengukuran Uitzet
Tujuan pengukuran uitzet adalah untuk memproyeksikan di lapangan, baik posisi maupun
elevasi titik-titik yang ada pada desain.
1.2. As Build Drawing (ABD)
Tujuan pengukuran As Buid Drawing (ABD) adalah untuk memperoleh data perhitungan
volume pekerjaan terpasang atau yang telah dilaksanakan di lapangan.
2. Peralatan.
Peralatan yang digunakan untuk pengukuran uitzet adalah 1 (satu) set Theodolit dengan
ketelitian menit (T0), 1 (satu) set Automatic Level (Water Pass), Rambu, Statip dan meteran
panjang 50 m dalam kondisi baik.
4. Penggambaran.
Semua hasil pengukuran situasi, memanjang dan buku ukur agar diasistensikan terlebih dahulu
kepada Direksi Teknis dan Pelaksana Teknis untuk kemudian digambar pada kertas ukuran A3.
Skala yang Digunakan : - Peta Situasi, skala 1 : 1.000.
Penampang memanjang, skala horizontal 1 : 1.000 dan vertikal 1 :
100.
Penampang melintang, skala horizontal dan vertikal 1 : 100.
Gambar situasi dan memanjang dibuat dalam rangkap 3 (tiga).
Dituangkan dalam CD sebanyak 3 (tiga) set.
C. PEKERJAAN GALIAN TANAH DAN URUGAN
C.1. PEKERJAAN TANAH
1. Pekerjaan Galian Tanah.
Galian adalah menggali tanah yang dilakukan baik secara mekanis maupun dengan tenaga
manusia dan mencakup penyediaan semua pekerjaan, peralatan, pembekalan dan
material. Dalam pekerjaan ini jenis galian tanah nya adalah galian tanah biasa :
a. Semua dimensi galian harus dikerjakan menurut syarat-syarat yang ditunjukkan pada
gambar atau ditentukan oleh Direksi Teknis.
b. Galian tidak boleh dimulai sebelum ada izin dari Direksi Teknis.
c. Galian harus mencakup pembuangan bahan galian ditanggul atau tempat
pembuangan bahan bekas pada tempat yang ditentukan oleh Direksi Teknis.
d. Selama pekerjaan berjalan, mungkin perlu atau diinginkan adanya perubahan oleh
Direksi Teknis mengenai lereng-lereng atau dimensi-dimensi penggalian sebagai
perbaikan atau perubahan sesuai dengan spesifikasi.
e. Galian untuk bangunan atau konstruksi lain yang diperlukan, dibuat menurut dimensi
dan elevasi rencana telah ditentukan.
f. Semua penggalian harus cukup memberikan ruang kerja sementara yang diperlukan
selama konstruksi.
g. Lereng, dasar saluran dan bangunan dirapikan sebaik mungkin, yang menurut
pendapat Direksi Teknis dapat dicapai dengan memakai peralatan yang telah disetujui
pemakaiannya oleh Direksi Teknis.
2. Pekerjaan Urugan.
2.1 Urugan tanah kembali
Urugan tanah kembali dilakukan pada lahan galian dimana pekerjaan dilaksanakan
setelah pekerjaan pondasi dan lain-lain selesai dilaksanakan.
2.2 Urugan pasir bawah poer
Pekerjaan Urugan Pasir, dipadatkan dengan hati-hati lapis demi lapis hingga mencapai
kepadatan yang diinginkan serta dilakukan dengan menyiram pasir dengan air dan
dipadatkan secara manual.
2.3 Urugan pasir bawah lantai
Pekerjaan Urugan Pasir bawah lantai, dipadatkan dengan hati-hati lapis demi lapis
hingga mencapai kepadatan yang diinginkan (disesuaikan dengan gambar kerja) serta
dilakukan dengan menyiram pasir dengan air dan dipadatkan secara manual.
C.2 PEKERJAAN KAYU
1. Lingkup Pekerjaan
Kayu diperlukan terutama untuk :
1.1. Penutup tonggak lembar (sheet pile) di bawah bangunan-bangunan sekunder.
1.2. Tonggak dan papan yang dibutuhkan untuk membentuk kembali lereng dan samping
saluran sekunder.
1.3. Untuk pekerjaan sementara, seperti percetakan, cofferdam, perancah dan lain-lain.
1.4. Untuk pekerjaan jembatan, turap kayu, bangunan rumah dan lain-lain.
2. Mutu Kayu
2.1. Kayu harus diadakan dari sumber yang disetujui oleh Direksi Teknis.
2.2. Kayu harus dari mutu yang baik dan dikeringkan dengan benar.
2.3. Tiang kayu dan semua kayu lainnya harus dari mutu kayu yang disyaratkan, kecuali jika
sebaliknya dinyatakan dalam gambar atau spesifikasi.
Tiang harus cukup lurus sehingga garis yang ditarik dari pusat uncak ke pusat dasar
seluruhnya berada dalam tiang itu.
Diameter tiang bulat yang dinyatakan pada gambar ialah diameter yang diukur pada
1,00 m’ dari puncak tiang.
3. Penyimpanan dan Penanganan
3.1. Semua kayu harus dapat diperiksa dilokasi, sepotong demi sepotong oleh Direksi
Teknis yang akan menolak kayu yang tidak sesuai dengan mutu spesifikasi. Semua
tenaga kerja dan alat untuk memeriksa kayu tersebut harus disediakan oleh Penyedia
Jasa atas biayanya sendiri.
3.2. Semua kayu harus digergaji menurut ukuran yang betul dengan kelebihan tinggi dan
bentuk yang tercantum pada gambar atau seperti dispesifikasikan.
3.3. Semua pekerjaan tukang kayu harus dibiarkan dengan permukaan bekas gergaji
kecuali dimana secara khusus diuraikan harus diketam (wrought). Semua ukuran yang
dicantumkan adalah ukuran selesai pembuatan.
3.4. Semua pekerjaan kayu yang selesai distel harus dilindungi, baik dalam perjalanan
maupun di lokasi.
4. Pekerjaan Cerucuk
4.1. Lingkup Pekerjaan
Penyedia Jasa harus mengerjakan pemasangan cerucuk kayu bulat Ø 12-15cm dan 8-
10 cm, panjang 12m dan 4m pada sepanjang jalur rencana pondasi bangunan dengan
ketentuan disesuaikan dengan gambar rencana dan petunjuk Direksi Teknis.
4.2. Bahan
Cerucuk yang digunakan adalah cerucuk kayu bulat yang lurus, mempunyai Ø 12-15cm
dan 8-10 cm dan panjang 12 dan 4 m. Dengan bahan kayu yang berkualitas baik.
4.3. Pelaksanaan
a. Pelaksanaan pekerjaan pemasangan cerucuk harus dikerjakan sesuai dengan
ukuran yang tertera dalam gambar dan petunjuk Direksi Teknis. Bahan yang
digunakan harus mendapat persetujuan dari Direksi Teknis sebelum dipasang pada
tempatnya.
b. Pemasangan dilakukan dengan pemancangan sedalam 12m dan 4 m, sesuai
gambar. Seluruh permukaan tiang cerucuk dibuat datar/rata sesuai dengan elevasi
yang telah ditentukan.
c. Pelaksanaan pemancangan tiang cerucuk supaya dilaksanakan pada saat air kering,
sehingga akan memudahkan pelaksanaan maupun pemeriksaan hasil pekerjaan
terutama pada saat penentuan elevasi permukaan tiang cerucuk.
4.4. Perhitungan Volume
a. Perhitungan volume pekerjaan pemasangan cerucuk berdasarkan hasil prestasi
pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai dengan gambar atau yang telah diterima
oleh Direksi Teknis sesuai dengan ketentuan dalam kontrak.
b. Pekerjaan dilaksanakan dengan Kontrak Harga Satuan/ Unit Price, sehingga
pembayaran berdasarkan hasil volume pekerjaan yang terpasang di lapangan
dikalikan dengan harga satuan yang tercantum dalam kontrak.
c. Hasil pekerjaan akan diterima dan dibayar bila dibuktikan dengan hasil foto-foto
pelaksanaan pekerjaan, dengan pengambilan foto sesuai dengan tahapan yang
telah ditentukan.
D. PEKERJAAN PAPAN TURAP BETON
1. Persyaratan Umum
1.1 Kecuali ditentukan lain semua pekerjaan pada bab ini, seperti terlihat atau terperinci harus
sesuai dengan persyaratan dari seluruh bagian dari kontrak dokumen.
1.2 Pekerjaan ini meliputi setting out (penentuan titik posisi tiang di lapangan sesuai dengan
gambar rencana), mobilisasi dan demobilisasi alat, pengadaan dan pemancangan papan
turap beton termasuk percobaan beban pada tiang, penggalian setempat dan pemotongan
kepala tiang.
2. Lingkup pekerjaan yang termasuk :
Pekerjaan Papan turap beton beton ini harus terdiri dari hal-hal berikut :
2.1 Penyediaan Papan turap dari beton precast
Material yang digunakan adalah Pengadaan Papan Turap beton uk. 15x60 mutu beton K-
300, dengan panjang setiap batang 5 meter dengan kedalaman 2 m. Mutu besi tulangan
utama U 32 dan Mutu besi tulangan beugel U 24.
2.2 Pengadaan perlengkapan termasuk tenaga kerja
2.3 Pemancangan Papan Turap beton
2.4 Penyerahan semua data seperti ditentukan dalam spesifikasi dan seperti yang diminta oleh
Direksi Teknis.
2.5 Pemotongan kelebihan panjang dari Papan Turap beton.
3. Jaminan Mutu
3.1 Jaminan Pabrik.
Produksi harus secara teratur dan terus menerus serta pengiriman bahan-bahan harus dari
jenis yang sesuai seperti disyaratkan.
3.2 Jaminan Pekerja.
a. Pekerjaan pemancangan tiang ini harus dikerjakan oleh tenaga kerja dan pengawas
yang berpengalaman dalam pemancangan tiang dari jenis yang diusulkan, sedemikian
sehingga mampu untuk mencapai kapasitas tiang seperti yang diisyaratkan pada
berbagai macam kondisi tanah yang akan dijumpai.
b. Penyedia Jasa harus menyerahkan pernyataan tertulis kepada Direksi Teknis untuk
menunjukkan bahwa pekerja, yang akan terlibat dalam pekerjaan ini berpengalaman
untuk demikian.
4. Peralatan Pemancangan
4.1 Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa harus mengajukan data lengkap dari peralatan
yang akan dipergunakan, jadwal pemancangan dan prosuder kerja, termasuk mesin
pancang dan peralatan yang akan dipergunakan di lapangan.
4.2 Cara pemancangan yang dipakai harus tidak menyebabkan kerusakan pada bentuknya.
Hammer (pemukul) harus dipilih yang sesuai untuk type papan turap beton dan sifat dari
kekuatan papan turap beton tersebut.
4.3 Kondisi lapangan harus diperiksa untuk menyakinkan apakah memungkinkan untuk
penempatan peralatan pemancangan, pelaksanaan pemancangan dan percobaan beban.
5. Bahan-Bahan Lain Yang Harus Disediakan Penggunaan bahan-bahan khusus :
Penyedia Jasa harus mendapatkan persetujuan tertulis dalam penggunaan bahan khusus seperti
bahan tambahan, perlengkapan las, pencegah karat dan semua bahan lain yang tidak
diisyaratkan disini. Percobaan-percobaan ataupun biaya tambahan lainnya sehubungan dengan
pemakaian dari bahan-bahan tersebut diatas adalah sepenuhnya tanggungjawab Penyedia Jasa.
6. Persyaratan Lapangan.
6.1 Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk memancang papan turap beton beton dengan
ukuran dan jumlah seperti diisyaratkan pada posisi seperti dinyatakan pada gambar denah
lokasi turap, seperti yang telah disetujui oleh Direksi Teknis.
6.2 Penyedia Jasa harus didukung oleh tim kerjanya yang dapat dipertanggung jawabkan yang
dilengkapi dengan peralatan yang posisi dan sedikitnya dua orang memeriksa kelurusan
dari setiap papan turap beton selama pemancangan.
6.3 Tiang harus dipancang sampai mencapai lapisan tanah sesuai dengan petunjuk Direksi
Teknis.
6.4 Urutan Pemancang tiang harus sesuai dengan petunjuk Direksi Teknis.
6.5 Tiang yang rusak atau ditolak, menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa dan harus
disingkirkan dari lokasi pekerjaan.
6.6 Dalam hal diperlukan penyambung (follower), maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa.
7. Perubahan dan Penambahan
Setiap perintah perubahan harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi Teknis.
8. Penyerahan
Paling lambat 2 (dua) minggu sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia Jasa harus menyerahkan
hal-hal berikut kepada Direksi Teknis.
8.1 Data Pabrik :
Data produk dari pabrik tentang tiang harus diserahkan oleh Penyedia Jasa untuk disetujui
oleh Direksi Teknis.
8.2 Sertification :
Semua tiang pondasi yang dikirim ke lokasi harus dilengkapi dengan sertifikat dari pabrik.
8.3 Gambar Kerja : Penyedia Jasa harus membuat dan menyerahkan gambar kerja, metoda
konstruksi, jadwal kerja dan daftar perlengkapan kepada Direksi Teknis untuk mendapat
persetujuan.
9. Kondisi Kerja :
9.1 Penyedia Jasa harus mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk mencegah
kerusakan dari papan turap beton pada waktu pengangkutan, penyimpanan dan
pemancangan.
9.2 Papan turap beton harus dirawat dan disimpan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi
tegangan-tegangan yang melebihi rencana.
9.3 Papan turap beton harus ditumpuk pada tumpukan yang sesuai sehingga tidak terjadi
kerusakan pada beton atau pengotoran dari permukaan. Tumpukan harus ditempatkan
pada posisi sesuai dengan petunjuk (gambar) atau telah disetujui oleh Direksi Teknis yang
ditunjuk atau dalam posisi dimana kemungkinan terjadi tekanan dan deformasi sekecil
mungkin.
9.4 Pemberian tanda pada papan turap beton dicantumkan dengan cat pada tiap interval/jarak
0.5 m. Panjang keseluruhan tiang harus dicantumkan dengan cat atau bahan lain yang
disetujui Direksi Teknis. Penunjuk panjang harus diberikan interval setiap 1.0 m.
10. Pelaksanaan
10.1 Persiapan
a. Seminggu sebelum dimulainya pekerjaan Penyedia Jasa harus mengajukan usulan
mengenai urutan rencana pemancangan yang harus diatur sedemikian rupa sehingga
tidak akan saling mengganggu.
b. Metoda pemancangan, perlengkapan, jadwal dan tahapan/urutan harus mendapat
persetujuan dari Direksi Teknis. Persetujuan demikian tidak membebaskan Penyedia
Jasa dari tanggung jawabnya untuk pemancangan tiang yang lancar dan bermutu
tinggi. Semua kerusakan, keterlambatan dan tambahan biaya yang disebabkan karena
pemilihan metode harus ditanggung oleh Penyedia Jasa.
c. Direksi Teknis yang ditunjuk dapat meminta perubahan urutan pemancangan dari
waktu ke waktu apabila dianggap perlu. Untuk perubahan demikian tidak ada biaya
tambah.
d. Pemancangan papan turap beton harus dilakukan dalam suatu operasi yang menerus
dan tidak terganggu.
e. Penyedia Jasa harus memancang tiap papan turap beton tepat pada titik yang telah
ditentukan pada dokumen pelaksanaan. Setiap titik tiang harus mendapat persetujuan
dari Direksi Teknis yang ditunjuk sebelum mulai pemancangan. Papan turap beton
ditempatkan pada posisi yang tepat sesuai dengan urutan kerja yang telah
direncanakan.
f. Penyedia Jasa harus berusaha agar semua perlengkapan siap pakai untuk menjamin
pemancangan tiang tepat pada lokasinya selama pemancangan.
g. Penyedia Jasa harus mencegah pergeseran/pergerakkan dari tiang yang sudah
terpancang, selama tiang-tiang selanjutnya dipancang ataupun karena fasilitas-
fasilitas lainnya.
h. Penyedia Jasa tidak diijinkan mendongkrak, atau mencoba untuk memindahkan atau
membentuk tiang-tiang yang terpancang diluar posisi sebenarnya, baik pada waktu
maupun setelah pemancangan.
10.2 Pemancang Papan Turap Beton
a. Alat pukul (Hammer) dan penghentian pemancang tiang.
Untuk memancang Papan Turap Beton harus dipakai suatu alat pukul dari jenis
diesel (diesel hammer type). Dalam pemilihan “driving diesel hammer” haruslah
dari berat yang memadai agar tidak merusak Papan Turap Beton.
“Hammer” harus mempunyai persyaratan minimum : berat ram 1.500 kg. Atau
disesuaikan dengan kemampuan papan turap beton.
Papan Turap Beton harus dipancang sampai mencapai kedalaman yang
ditunjukkan didalam gambar struktur atau dengan final set yang disetujui Direksi
Teknis.
Papan Turap Beton harus dipancang secara akurat, pada lokasi yang tepat pada
garis yang benar baik secara lateral maupun longitudinal seperti ditunjukkan
dengan gambar.
Papan Turap Beton harus diarahkan selama pemancangan dan bila perlu harus
dibantu/diganjal untuk dapat menjaga posisi yang benar. Apabila ada tiang yang
berubah bentuk atau bengkok, maka tidak boleh dipaksa untuk meluruskannya
kembali kecuali dengan persetujuan tertulis dari Direksi Teknis.
b. Pemeriksaan naiknya kembali suatu tiang akibat pemancangan tiang didekatnya
(heave check).
Lakukan suatu “heave check” pada pemancangan kelompok tiang yang pertama dan
pada kelompok yang dipilih seperti ditunjukkan pada gambar.
Periksa “heave” dengan mengukur panjang dan dengan mencatat elevasi pada
masing-masing tiang segera setelah selesai pemancangan
Periksa ulang elevasi-elevasi dan panjang setelah semua tiang pada suatu
kelompok selesai dipancang.
c. Penilaian dari kapasitas daya dukung.
Tiang-tiang harus harus dipasang sampai mencapai “final set” yang diijinkan oleh
Direksi Teknis. Pengukuran langsung dari set dan rebound harus memberikan
kapasitas Papan Turap Beton yang ekivalen dengan beban kerja yang disyaratkan.
d. Posisi-posisi Papan Turap Beton.
Posisi Papan Turap Beton dan ketidak lurusan harus didata oleh Penyedia Jasa dan
diserahkan kepada pengawas yang ditunjuk pada waktu berlangsungnya pekerjaan
dan persetujuan akhir diberikan oleh Direksi Teknis dalam waktu tiga hari sesudah
Papan Turap Beton yang terakhir selesai dipancang. Sampai persetujuan tersebut
diberikan, tak ada perlengkapan yang boleh dipindahkan kecuali atas resiko Penyedia
Jasa sendiri.
e. Papan Turap Beton yang rusak atau salah tempat
Apabila suatu tiang rusak pada waktu pemancangan, percobaan atau oleh sebab lain
atau salah letak atau gagal pada waktu percobaan beban, Penyedia Jasa diisyaratkan
untuk mengadakan penambahan Papan Turap Beton pada posisi yang ditentukan oleh
Direksi Teknis sedemikian sehingga akhirnya dihasilkan daya dukung yang sama.
h. Kepala Papan Turap Beton.
Setelah pemancangan selesai dilaksanakan Penyedia Jasa wajib untuk memotong
kelebihan panjang papan turap beton sedemikian rupa sehingga panjang stek
tulangan setelah pemotongan kepala Papan Turap Beton minimum 40 diameter
tulangan papan turap beton terbesar, sebagai pengikat ke-pur (pile cap). Setelah
pemancangan selesai, Penyedia Jasa harus segera melanjutkan dengan
memeriksa level dan mencatat posisi Papan Turap Beton secara detail dan akurat
serta membandingkan dengan posisi yang dicantumkan pada gambar denah
tiang. Penyedia Jasa harus menyediakan pengawas dilapangan untuk pekerjaan
tersebut.
Stek tulangan Papan Turap Beton setelah pemotongan kepala (panjang minimum
40 diameter) harus dalam keadaan bersih, lurus dan baik.
Kepala Papan Turap Beton setelah dipotong harus dibersihkan dengan sikat
kawat
Batas pemotongan kepala tiang harus dapat sesuai dengan petunjuk/gambar.
i. Sambungan Papan Turap Beton dan pengelasan :
Penyedia Jasa atau Pabrik pembuat tiang harus menyerahkan sistim sambungan
Papan Turap Beton untuk disetujui Direksi Teknis sebelum pemasangan di
lapangan.
Detail dari sambungan harus terdiri dari :
- Sistim sambungan yang aka dipakai
- Detail pengelasan dan mutu dari bahan pengelasan
- Prosedur pengelasan
- Kualifikasi/kecakapan tukang las
F. PEKERJAAN BETON
1. Persyaratan Umum
1.1 Semua pekerjaan beton harus memenuhi Peraturan Beton Indonesia, kecuali telah
ditetapkan pada bagian lain.
1.2 Beton harus terbuat dari semen, agregat, dan air. Bahan tambahan lain yang akan
dipergunakan harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknis.
2. Lingkup pekerjaan
Semua konstruksi beton yang dikehendaki untuk digunakan bagi semua bangunan yang akan
dikerjakan harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk beton SN-2. Bahan–
bahan (ingredients) harus dalam proporsi yang menghasilkan beton kental yang mudah
dikerjakan yang dapat dikonsolidasikan sepenuhnya. Air dan semen harus dikontrol untuk
memenuhi persyaratan-persyaratan.
3. Bahan Untuk Beton.
3.1 Portland Cement (PC)
Portland Cemen (PC) yang digunakan dalam pekerjaan beton kualitasnya memenuhi syarat
standard Indonesia NI-8-1972 atau standard lainnya atas persetujuan ahli. Penyedia Jasa
harus memberi tahukan kepada Direksi Teknis, kapan dan dimana semen itu dihasilkan,
dan Direksi Teknis senantiasa berhak memeriksa bahan tersebut. Penyedia Jasa harus
bersedia untuk memberi bantuan kepada Direksi Teknis dalam proses pemeriksaan ini.
Semen harus disimpan dalam ruangan yang bebas dari gangguan cuaca/hujan dengan
menyusun setinggi 30 cm diatas tanah dengan maksimum tumpukan atau susunan 13 zak.
Setelah lebih dari 90 hari sejak tanggal pengiriman ke lapangan semen harus dibuang
/tidak boleh digunakan.
3.2 A g r e g a t
a. Agregat halus (pasir) .
Agregat halus adalah pasir alam yaitu pasir yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa
yang didapat dari sungai atau sumber alam lainnya yang dapat disetujui oleh Direksi
Teknis. Penyedia Jasa memberitahukan secara tertulis kepada Direksi Teknis mengenai
sumber alam/quarry, guna mendapatkan persetujuan Direksi Teknis. Penyedia Jasa
harus menyerahkan kepada Direksi Teknis contoh pasir yang akan digunakan. Pasir
yang digunakan harus bersih, bebas lumpur, karang serta bahan organik dan bahan -
bahan lain yang dapat merusak mutu beton. Pasir tidak boleh mengandung segala
jenis substansi tersebut lebih dari 5%
Pasir laut tidak boleh digunakan untuk beton
Memenuhi SNIS 1798-1979-F
Semua pasir yang dipakai untuk campuran beton adalah pasir yang berkualitas baik
dan disetujui oleh Direksi Teknis
b. Agregat kasar (batu pecah).
Agregat harus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus dan tidak mudah pecah.
Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butiran antara 10-30 mm, atau
sesuai dengan petunjuk Direksi Teknis. Batu yang digunakan adalah batu pecah yang
berasal dari gunung batu atau dari batu besar yang bermutu kwarsa dan keras.
c. A i r.
Air yang digunakan untuk campuran beton harus bebas dari lumpur, minyak, asam,
bahan organik, garam dan kotoran lain dalam jumlah yang dapat merusak. Bila
diperlukan oleh Direksi Teknis, Penyedia Jasa harus menunjukkan sumber air yang
digunakan serta disetujui oleh Direksi Teknis.
d. Bahan Pembantu ( Additif )
Untuk memperbaiki mutu beton, sifat pengerjaan, waktu pengikatan, dan
mempercepat pengerasan, dapat dipakai bahan pembantu yang jenis dan jumlah
bahan pembantu yang dipakai harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Teknis.
Manfaat dari bahan pembantu dapat dibuktikan dengan hasil percobaan dan selama
bahan pembantu ini dipergunakan harus diawasi dengan cermat terhadap
pemakaiannya.
e. Besi
Semua besi untuk penulangan beton, adalah baja tulangan yang mempunyai mutu dan
ukuran disesuaikan dengan gambar rencana.
Besi baja tulangan yang digunakan harus dari baja mutu U-24 menurut persyaratan
PBI 1971 atau Japanese Standart Class SR-24 ataupun British Standart, NI 785-1938
Ukuran besi beton sesuai dengan gambar rencana kerja. Besi beton yang digunakan
harus bebas dari kotoran, karat, minyak, cat, serpihan, kulit giling serta bahan lain
yang dapat mengurangi daya lekat terhadap beton Kawat pengikat beton harus
terbuat dari baja lunak dengan diameter minimum 1 mm yang telah dipijarkan
terlebih dahulu, dan tidak bersepuh seng, tidak kaku maupun getas Penyimpanan besi
beton dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan diudara terbuka untuk
jangka waktu yang lama
4. Kelas dan Mutu Beton.
Kelas dan mutu dari beton harus sesuai dengan Standard Nasional Indonesia (SNI - 2) menurut
tabel di bawah ini :
G. PEKERJAAN DINDING
1. Lingkup Pekerjaan
Ini meliputi pengadaan dan pemasangan lantai seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
2. Pengendalian Pekerjaan
Seluruh Pekerjaan disesuaikan menurut standar Suplayer pengadaan.
3. Bahan-bahan
a. Keramik dinding ukuran 8 x 20
b. Keramik lantai 40 x 40 cm
c. Bahan perekat
Untuk bahan perekat keramik yang akan dipergunakan untuk pemasangan pada lantai adalah
Portland Cement, biasa disaring / ayak dengan ayakan halus dan disetujui Tim Direksi Teknis.
4. Contoh-contoh
Sebelum dilakukan pemasangan, Penyedia Jasa harus memberikan contoh data teknis bahan-
bahan yang akan dipakai untuk disetujui oleh Tim Direksi Teknis.
5. Penyimpanan
Ketika tiba di site, bahan keramik tile harus dalam keadaan dalam pak tertutup dan bersegel,
dan disimpan di ruang yang kering dan tertutup.
6. Pemasangan
Sebelum lapisan keramik dipasang, permukaan lantai beton harus diberi plester yang rata dan
padat. Untuk lantai beton, tiap 12 m2 lantai harus dibuat expansion joint yang gambar kerjanya
diajukan kepada pengawas untuk persetujuan sebelum pelaksanaan. Pemasangan keramik
harus rata dan toleransi nat 1,5-2 mm arah horizontal maupun vertikal tapi tidak kumulatif.
Pengisi celah antara ubin digunakan acian portland cement putih dengan diberi warna sesuai
ubin yang dipasang yang dicampur dengan pasta khusus pengisi nat/celah untuk keramik dan
atas persetujuan Tim Direksi Teknis.
Pemotongan keramik harus menggunakan alat khusus potong keramik. Apabila terdapat fixture
saniter pada bidang tile tersebut, maka pemotongan harus rapih dan diselesaikan/ditrim
dengan rapih. Pemasangan harus dilakukan oleh tukang yang ahli untuk pekerjaan ini.
Tim Direksi Teknis berhak menolak tukang yang dianggap tidak mampu/ahli untuk pekerjaan
dimaksud dan Penyedia Jasa harus segera mengganti dengan tukang yang sesuai dan ahli serta
disetujui oleh Tim Direksi Teknis.
Keramik yang sudah terpasang (dilantai) tidak boleh dibebani/diinjak sebelum berumur 7 hari.
Keramik harus dilindungi dengan plastik selama periode konstruksi.
7. Kebersihan Kerja
Segera sesudah pemasangan pekerjaan lantai, semua area harus dibersihkan dari semen tersisa
atau material lain yang mengotori dengan menggunakan alat dan bahan khusus untuk
pekerjaan ini.
K. PEKERJAAN ATAP
1. Rangka Atap Baja
Rangka atap baja ringan yang digunakan pada pelaksanaan pekerjaan ini terbuat dari Rangka
Baja sesuai petunjuk Tim Direksi Teknis.
2. Pelaksanaan
Sebelum pelaksanaan dimulai Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar kerja dan hasil
perhitungan shoftware structure untuk rangka atap, serta menyerahkan contoh produk rangka
atap beserta data teknis bahan yang akan digunakan untuk mendapat persetujuan dari Ahli.
Pemasangan jarak kuda-kuda harus sesuai dengan hasil perhitungan struktur yang telah
dihitung oleh suplier dan telah disetujui oleh Tim Direksi Teknis.
Pada saat pemasangan rangka harus diperhitungkan besaran sudut atap sesuai dengan gambar
perancangan. Rangka merupakan konstruksi utama, sebelum dipasang harus diperiksa dan
diteliti sebaik-baiknya. Penguat-penguat tertentu dapat ditambahkan untuk lebih memperkuat
konstruksi rangka, dan harus disetujui terlebih dahulu oleh Tim Direksi Teknis.
Bila rangka atap yang terpasang kemudian dibongkar karena adanya ketidak sesuaian dari hasil
gambar kerja yang telah diajukan, maka akan dibongkar dan semua biaya ditanggung oleh
Penyedia Jasa.
3. Jamlnan
Setelah pelaksanaan rangka atap baja selesai, maka diwajibkan kepada Penyedia Jasa untuk
menyerahkan sertifikat garansi pemasangan dan jaminan produk resmi selama max. 10 tahun.
2. Pelaksanaan
Sebelum pelaksanaan dimulai, Penyedia Jasa terlebih dahulu mengecek jarak antara reng ke
reng sebelum Atap terpasang. Agar menghindari adanya ketidak sesuaian antara dimensi lebar
bahan atap dengan jarang antar reng. Pemberian pengikat pada atap Spandek harus benar-
benar rapat dan tidak boleh adanya rongga pada tiap sambungan atap tersebut. Pemberian mur
Dltetapkan Oleh
PPK Ketatalaksanaan