1. Latar Belakang
Haji merupakan salah satu rukun islam yang dijalankan oleh umat muslim. Pihak
Arab Saudi sedang melakukan renovasi besar di seluruh fasilitas ibadah haji sehingga
dapat menampung jumlah jamaah haji yang datang lebih banyak lagi. Indonesia
merupakan salah satu negara terbesar dalam pengiriman jumlah jamaah haji dan 80% dari
jamaah merupakan jamaah pada usia lanjut. Oleh karena itu, pewadahan dalam
pembinaan dan pelatihan ibadah haji serta fasilitas di asrama haji harus memperhatikan
kebutuhan dan aksesibilitas yang mudah bagi jamaah usia lanjut.
Kajian diawali dengan tinjauan penyelenggaraan haji di Indonesia, tinjauan asrama
haji di Indonesia, serta studi banding beberapa asrama haji di Indonesia. Dilakukan juga
tinjuan mengenai kota Makassar dengan pengembangan asrama haji di kota tersebut
dengan pengumpulan info yang berkaitan dengan asrama haji di Makassar. Pendekatan
perancangan arsitektural dilakukan dengan konsep universal design. Tapak dipilih sesuai
tapak asrama haji yang telah ditetapkan. Sebagai kesimpulan, luaran program ruang yang
diperlukan, serta gambar-gambar 2 dimensi dan 3 dimensi sebagai ilustrasi design.
Menunaikan ibadah haji harus dilakukan oleh setiap muslin yang mampu
mengerjakannya minimal sekali seumur hidup. Seiring dengan meningkatnya kemampuan
ekonomi Indonesia, jumlah jamaah haji Indonesia dari waktu ke waktu mengalami
peningkatan dan bahkan belakangan ini jumlah pendaftarnya melampaui kuota yang
ditetapkan.
Menurut data PPIH (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji) tercatat sebanyak 34.056
jamaah pada tahun 2013 dan mengalami kenaikan jumlah jamaah sebesar 14% dari tahun
sebelumnya. Dan diantara jumlah jamaah haji Indonesia, sebanyak 80% merupakan
jamaah haji dengan usia lanjut (51 tahun keatas). Sebagai konsekuensi dari meningkatnya
jumlah jamaah diperlukan peningkatan pelayanan secara kualitas dan kuantitas seperti
transportasi, pemondokan dan catering. Disamping itu, mengingat jumlah jamaah haji
yang menjadi mayoritas adalah jamaah dengan usia lanjut, diperlukan pendekatan desain
dengan aksesibilitas mudah.
Asrama Haji merupakan unit pelayanan penyelenggaraan ibadah haji di lingkungan
Kementrian Agama yang berada di bawah dan bertangguang jawab kepada Direktur
Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh. Asrama Haji memiliki klasifikasi dengan skala
pelayanan yang berbeda :
Asrama Haji Embarkasi, menyelenggarakan pelayanan akomodasi, konsumsi, bea cukai,
imigrasi, karantina, city check in, dan layanan lain yang diperlukan dalam rangka
pemberangkatan dan pemulangan bagi jamaah haji.
Asrama Haji Transit, memiliki tugas menyelenggarakan pelayanan akomodasi,
konsumsi, dan layanan lain dalam eangka persiapan pemberangkatan dan pemulangan
jamaah haji.
Perencanaan Pembangunan Hotel Asrama Haji Embarkasi Makassar ini berawal dari
adanya evaluasi purna huni. Penataan ruang luar dan ruang dalam sangat penting bagi pribadi
seseorang, karena ruang merupakan suatu wadah yang dapat mempengaruhi psikologis
emosional maupun dimensional yang dapat dirasakan seseorang dengan persepsi (penglihatan,
penciuman, pendengaran, dan penafsiran) yang berbeda. Penataan ruang dalam asrama haji
Donohudan kurang mencerminkan nafas islami, kurang ruang komunal untuk bersosialisasi
dan sirkulasi yang sempit pada beberapa tempat.
Tatanan ruang luar bangunan berfungsi untuk menampung berbagai macam kegiatan
calon jamaah haji yang nantinya akan menimbulkan interaksi sosial di luar bangunan. Pada
lahan Asrama Haji Embar Kasi Makassar yang sekarang terdapat adanya ruang mati (dead
space) karena pengolahan massa bangunan yang kurang terorganisir sehingga menimbulkan
ruang luar yang negatif.
Penataan ruang dalam suatu bangunan merupakan wujud kesinambungan antara fungsi
dan kegiatan dalam bangunan. Dalam satu ruangan dapat digunakan berbagai macam
kegiatan dalam waktu yang berbeda, untuk itu perlu adanya fleksibilitas ruang. Fungsi dan
kegiatan yang berkesinambungan dapat mempengaruhi psikologis penggunanya.
Menurut hadits mengenai penjabaran Dinul Islam yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhari dan Imam Muslim, beliau berkata: Pada suatu hari ketika kami duduk di dekat
Rasulullah SAW, tiba-tiba muncul seseorang seperti pria (malaikat jibril). Kemudian ia duduk
di hadapan Nabi dan berkata: ”Wahai Muhammad, terangkanlah kepadaku tentang Islam.”
Kemudian Rasulullah SAW menjawab: ”Islam yaitu hendaklah engkau bersaksi tiada
sesembahan yang haq disembah kecuali Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah
utusan Allah. Hendaklah engkau mendirikan sholat, membayar zakat, berpuasa pada bulan
Romadhon, dan mengerjakan haji ke rumah Allah jika engkau mampu mengerjakannya.”
Orang itu bertanya lagi: ”Lalu terangkanlah kepadaku tentang iman”. (Rasulullah)
menjawab: ”Hendaklah engkau beriman kepada Allah, beriman kepada para malaikat-Nya,
kitabkitab-Nya, para utusan-Nya, hari akhir, dan hendaklah engkau beriman kepada
taqdir yang baik dan yang buruk.” Lalu orang itu bertanya lagi: ”Lalu terangkanlah
kepadaku tentang ihsan.” (Beliau) menjawab: “Hendaklah engkau beribadah kepada Allah
seolah-olah engkau melihat- Nya. Namun jika engkau tidak dapat (beribadah seolah-olah)
melihat-Nya, sesungguhnya Ia melihat engkau.” (HR. Muslim)(3).
Dari hadits di atas dapat disimpulkan bahwa Dinul Islam mencakup tiga hal : Islam,
Iman, dan Ihsan. Islam merupakan inisial bagi seseorang, iman lebih mendalam dari islam
(beribadah dengan hati), dan ihsan merupakan penghayatan yang kuat akan hadirnya
Tuhan. Sehingga menjalankan ibadah haji merupakan suatu tahapan untuk mencapai
„IHSAN‟. Dalam merevitalisasi asrama haji Donohudan dengan pendekatan Dinul Islam,
penerapan pada desain dengan menggunakan 3 jenjang (dasar, menengah, dan akhir yang
merupakan jenjang vertikal menuju kesempurnaan terhadap Allah SWT) serta pembagian
bangunan dalam 3 zoning yang merupakan jenjang horizontal menuju kesempurnaan
terhadap kehidupan bersosial terhadap sesama manusia.
3. Sasaran
Sasaran dari kegiatan Perencanaan Pembangunan Hotel Asrama Haji Embarkasi
Makassar ini adalah untuk membangun Wisma Jamaah Haji Embarkasi Makssar, sehingga
tercipta wisma dan ruang lainnya yang layak dan nyaman bagi para Jamaah Haji
Embarkasi Makassar.
4. Lokasi Kegiatan
Untuk lokasi Perencanaan Pembangunan Hotel Asrama Haji Embarkasi Makassar
berlokasi di Asrama Haji Sudiang Embarkasi Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.
5. Sumber Pendanaan
Kegiatan Perencanaan ini dibiayai melalui Dana APBN DIPA Tahun 2015 Kantor
Kementrian Agama Provinsi Sulawesi Selatan ± sebesar Rp.1.124.742.000,- (Satu Milyar
Seratus Dua Puluh Empat Juta Tujuh Ratus Empat Puluh Dua Ribu Rupiah).
7. Data Dasar
Peta Kota Makassar
Data Eksisting Lokasi Proyek (Kompleks Asrama Haji Embarkasi Makassar)
8. Standar Teknis
Bahan bangunan harus memenuhi SNI yang dipersyaratkan, diupayakan menggunakan
bahan setempat/produksi dalam negeri. Pemilihan material diupayakan awet, mudah
dalam pemeliharaan dan mencerminkan penggunaan teknologi baru. Struktur harus
memenuhi persyaratan (safety) dan kelayakan (service ability) serta SNI konstruksi
bangunan gedung.
Utilitas bangunan harus memenuhi SNI yang dipersyaratkan, pembuangan air kotor, air
hujan dan limbah harus terolah hingga aman sebelum disalurkan ke resapan dan saluran
umum kota, semaksimal mungkin lebih lama ditahan didalam tanah (resapan).
Instalasi listrik harus aman dan atas dasar hasil perhitungan yang sesuai dengan Peraturan
Umum Instalasi Listrik. Penyediaan tenaga listrik diupayakan menggunakan tenaga listrik
ramah lingkungan (solar cell and wind turbine) guna pengolahan energi mandiri.
Penghawaan dan pengkondisian udara diupayakan semaksimal mungkin penghawaan
alami dan harus menjamin sirkulasi udara segar didalam ruang dan bangunan.
Persyaratan sarana penyelamatan harus memenuhi standar SNI yang dipersyaratkan.
Dengan memperhatikan ktiteria-kriteria sebagai berikut :
1. Kriteria Umum
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan Perencana seperti yang dimaksud
pada KAK harus memperhatikan kriteria umum bangunan yang disesuaikan
berdasarkan fungsi dan kompleksitas bangunan, yaitu :
a. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas :
Menjamin bangunan gedung didirikan berdasarkan ketentuan tata ruang dan
tata bangunan yang ditetapkan di Kota Makassar
Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan.
b. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan
Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang didirikan berdasarkan
karakteristik lingkungan, ketentuan wujud bangunan dan budaya daerah
sehingga seimbang, serasi dan selaras dengan lingkungannya (fisik, sosial dan
budaya).
Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan
keseimbangan dan keserasian bangunan terhadap lingkungannya.
Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
c. Persyaratan Struktur Bangunan
Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung beban yang timbul
akibat perilaku alam dan manusia
Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau luka yang
disebabkan oleh kegagalan arsitektur bangunan,
Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda yang
disebabkan oleh perilaku struktur,
Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang disebabkan
oleh kegagalan struktur.
d. Persyaratan Sanitasi dalam Bangunan
Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung sesuai fungsinya.
Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan, dan memberikan kenyamanan
bagi penghuni bangunan dan lingkungan.
Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan sanitasi secara
baik.
e. Persyaratan Instalasi Pengolahan Air Limbah
Menjamin tersedianya sarana pengolahan air limbah agar tercipta lingkungan
yang bersih dari pencemaran akibat adanya hasil kegiatan yang menghasilkan
limbah B3 yang berbahaya bagi lingkungan khususnya manusia.
Menjamin upaya beroperasinya sarana pengolahan air limbah dengan baik
f. Persyaratan Ketahanan terhadap Kebakaran
Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dn dapat mendukung beban
yang timbul akibat perilaku alam dan manusia.
Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian rupa
sehingga mampu secara struktural stabil selama kebakaran, sehingga :
Cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman.
Pemadam kebakaran dapat dengan segera memasuki daerah/lokasi untuk
memadamkan api.
Dapat menghindari terjadinya kerusakan pada properti lainnya.
g. Persyaratan Instalasi Listrik, Penangkal Petir dan Komunikasi
Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup aman dalam menunjang
terselenggaranya
Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan penghuninya dari
bahaya akibat petir.
Menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan didalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
h. Persyaratan Ventilasi dan Pengkondisian udara
Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alam maupun
buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan gedung
sesuai dengan fungsinya.
Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata ruang udara
secara baik.
i. Persyaratan Pencahayaan
Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik alam
maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan
sesuai dengan fungsinya.
Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata ruang udara
secara baik.
j. Persyaratan Sarana Jalan Masuk dan Keluar
Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai akses yang layak,
aman dan nyaman kedalam bangunan dan fasilitas serta layanan didalamnya.
Menjamin terwujudnya upaya melindungi penghuni dari kesakitan atau luka
saat evakuasi pada saat keadaan darurat.
k. Persyaratan Kebisingan dan Getaran
Menjamin terwujudnya kehidupan yang nyaman dari gangguan suara dan
getaran yang tidak diinginkan.
Menjamin adanya kepastian bahwa setiap usaha atau kegiatan yang
menimbulkan dampak negatif suara dan getaran perlu melakukan upaya
pengendalian pencemaran dan atau mencegah perusakan lingkungan.
2. Kriteria Khusus
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus, spesifik
berkaitan dengan bangunan prasarana lingkungan yang akan direncanakan, baik dari
segi fungsi khusus bangunan tersebut dan segi teknis lainnya :
a. Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada disekitar, seperti
dalam rangka implementasi penataan bangunan dan lingkungan.
b. Solusi dan batasan-batasan kontesktual, seperti faktor sosial buadaya setempat,
geografi, klimatologi dan lain-lain.
Sebagai tambahan kriteria yang disebutkan diatas, terdapat beberapa prinsip
standar dan aturan yang harus diikuti :
Pedoman Cipta Karya – Buku Petunjuk yang memperlihatkan design system dan
program pelaksanaan sistem perencanaan penyusunan serta program
penganggaran dan penyelenggaraan bangunan gedung negara.
Persyaratan dan aturan yang dikeluarkan oleh PEMKOT.
PUIIP 1983, ASTM, JIS untuk sistem pencahayaan.
Peraturan dan Code of Safety dan Fire Regulation untuk bangunan pendidikan
FIDIC Condition of Contract for Works of Civil Engineering Construction.
NI-2(71) Indonesian Reinforced Conconstruction Material Regulation.
NI-8 Indonesian Portland Cement Regulation
NI-10 Brick as material, ceramic roof tiles Regulation.
NI-18 (83) Indonesian Regulation Load Estimation for Building.
Pedoman Plumbing Indonesia
Peraturan Umum Instalasi Listrik
Dan berbagai aturan lainnya.
9. Studi-studi Terdahulu
--- tidak ada ---
12. Keluaran
Keluaran yang dihasilkan berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini, adalah lebih
lanjut akan diatur dalam Surat Perjanjian, yang minimal meliputi :
a) Tahap Konsep Rencana Teknis
Konsep penyiapan rencana teknis termasuk konsep organisasi, jumlah dan
kualifikasi tim perencana, metode pelaksanaan dan tanggung jawab waktu
perencanaan.
b) Tahap Pra-Rencana Teknis
- Gambar pra rencana
- Perkiraan biaya
- Rencana kerja dan syarat-syarat
c) Tahap Pengembangan Rencana
Meliputi Gambar pengembangan rencana arsitektur, struktur dan utilitas.
d) Tahap Rencana Detail
Meliputi gambar rencana teknis bangunan lengkap, rencana kerja dan
syaratsyarat (RKS), bill of quantity (BQ), rencana anggaran biaya (RAB).
13. Peralatan, Material, Personil dan Fasilitas dari Pejabat Pembuat Komitmen
-----
17. Personil
Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah sebagai
berikut :
19. Laporan
Keluaran yang akan dihasilkan dari pekerjaan ini berupa Dokumen Kegatan,
Laporan Hasil Survey dan Laporan lainnya serta Gambar dengan ukuran kertas format A3,
Soft Copy (Compact Disk).
ttd
..........................................