Anda di halaman 1dari 12

KERANGKA ACUAN KERJA

PERENCANAAN PEMBANGUNAN WISMA A


ASRAMA HAJI EMBARKASI MAKASSAR

1. Latar Belakang
Haji merupakan salah satu rukun islam yang dijalankan oleh umat muslim. Pihak
Arab Saudi sedang melakukan renovasi besar di seluruh fasilitas ibadah haji sehingga
dapat menampung jumlah jamaah haji yang datang lebih banyak lagi. Indonesia
merupakan salah satu negara terbesar dalam pengiriman jumlah jamaah haji dan 80% dari
jamaah merupakan jamaah pada usia lanjut. Oleh karena itu, pewadahan dalam
pembinaan dan pelatihan ibadah haji serta fasilitas di asrama haji harus memperhatikan
kebutuhan dan aksesibilitas yang mudah bagi jamaah usia lanjut.
Kajian diawali dengan tinjauan penyelenggaraan haji di Indonesia, tinjauan asrama
haji di Indonesia, serta studi banding beberapa asrama haji di Indonesia. Dilakukan juga
tinjuan mengenai kota Makassar dengan pengembangan asrama haji di kota tersebut
dengan pengumpulan info yang berkaitan dengan asrama haji di Makassar. Pendekatan
perancangan arsitektural dilakukan dengan konsep universal design. Tapak dipilih sesuai
tapak asrama haji yang telah ditetapkan. Sebagai kesimpulan, luaran program ruang yang
diperlukan, serta gambar-gambar 2 dimensi dan 3 dimensi sebagai ilustrasi design.
Menunaikan ibadah haji harus dilakukan oleh setiap muslin yang mampu
mengerjakannya minimal sekali seumur hidup. Seiring dengan meningkatnya kemampuan
ekonomi Indonesia, jumlah jamaah haji Indonesia dari waktu ke waktu mengalami
peningkatan dan bahkan belakangan ini jumlah pendaftarnya melampaui kuota yang
ditetapkan.
Menurut data PPIH (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji) tercatat sebanyak 34.056
jamaah pada tahun 2013 dan mengalami kenaikan jumlah jamaah sebesar 14% dari tahun
sebelumnya. Dan diantara jumlah jamaah haji Indonesia, sebanyak 80% merupakan
jamaah haji dengan usia lanjut (51 tahun keatas). Sebagai konsekuensi dari meningkatnya
jumlah jamaah diperlukan peningkatan pelayanan secara kualitas dan kuantitas seperti
transportasi, pemondokan dan catering. Disamping itu, mengingat jumlah jamaah haji
yang menjadi mayoritas adalah jamaah dengan usia lanjut, diperlukan pendekatan desain
dengan aksesibilitas mudah.
Asrama Haji merupakan unit pelayanan penyelenggaraan ibadah haji di lingkungan
Kementrian Agama yang berada di bawah dan bertangguang jawab kepada Direktur
Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh. Asrama Haji memiliki klasifikasi dengan skala
pelayanan yang berbeda :
Asrama Haji Embarkasi, menyelenggarakan pelayanan akomodasi, konsumsi, bea cukai,
imigrasi, karantina, city check in, dan layanan lain yang diperlukan dalam rangka
pemberangkatan dan pemulangan bagi jamaah haji.
Asrama Haji Transit, memiliki tugas menyelenggarakan pelayanan akomodasi,
konsumsi, dan layanan lain dalam eangka persiapan pemberangkatan dan pemulangan
jamaah haji.

Perencanaan Pembangunan Hotel Asrama Haji Embarkasi Makassar ini berawal dari
adanya evaluasi purna huni. Penataan ruang luar dan ruang dalam sangat penting bagi pribadi
seseorang, karena ruang merupakan suatu wadah yang dapat mempengaruhi psikologis
emosional maupun dimensional yang dapat dirasakan seseorang dengan persepsi (penglihatan,
penciuman, pendengaran, dan penafsiran) yang berbeda. Penataan ruang dalam asrama haji
Donohudan kurang mencerminkan nafas islami, kurang ruang komunal untuk bersosialisasi
dan sirkulasi yang sempit pada beberapa tempat.
Tatanan ruang luar bangunan berfungsi untuk menampung berbagai macam kegiatan
calon jamaah haji yang nantinya akan menimbulkan interaksi sosial di luar bangunan. Pada
lahan Asrama Haji Embar Kasi Makassar yang sekarang terdapat adanya ruang mati (dead
space) karena pengolahan massa bangunan yang kurang terorganisir sehingga menimbulkan
ruang luar yang negatif.
Penataan ruang dalam suatu bangunan merupakan wujud kesinambungan antara fungsi
dan kegiatan dalam bangunan. Dalam satu ruangan dapat digunakan berbagai macam
kegiatan dalam waktu yang berbeda, untuk itu perlu adanya fleksibilitas ruang. Fungsi dan
kegiatan yang berkesinambungan dapat mempengaruhi psikologis penggunanya.
Menurut hadits mengenai penjabaran Dinul Islam yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhari dan Imam Muslim, beliau berkata: Pada suatu hari ketika kami duduk di dekat
Rasulullah SAW, tiba-tiba muncul seseorang seperti pria (malaikat jibril). Kemudian ia duduk
di hadapan Nabi dan berkata: ”Wahai Muhammad, terangkanlah kepadaku tentang Islam.”
Kemudian Rasulullah SAW menjawab: ”Islam yaitu hendaklah engkau bersaksi tiada
sesembahan yang haq disembah kecuali Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah
utusan Allah. Hendaklah engkau mendirikan sholat, membayar zakat, berpuasa pada bulan
Romadhon, dan mengerjakan haji ke rumah Allah jika engkau mampu mengerjakannya.”
Orang itu bertanya lagi: ”Lalu terangkanlah kepadaku tentang iman”. (Rasulullah)
menjawab: ”Hendaklah engkau beriman kepada Allah, beriman kepada para malaikat-Nya,
kitabkitab-Nya, para utusan-Nya, hari akhir, dan hendaklah engkau beriman kepada
taqdir yang baik dan yang buruk.” Lalu orang itu bertanya lagi: ”Lalu terangkanlah
kepadaku tentang ihsan.” (Beliau) menjawab: “Hendaklah engkau beribadah kepada Allah
seolah-olah engkau melihat- Nya. Namun jika engkau tidak dapat (beribadah seolah-olah)
melihat-Nya, sesungguhnya Ia melihat engkau.” (HR. Muslim)(3).
Dari hadits di atas dapat disimpulkan bahwa Dinul Islam mencakup tiga hal : Islam,
Iman, dan Ihsan. Islam merupakan inisial bagi seseorang, iman lebih mendalam dari islam
(beribadah dengan hati), dan ihsan merupakan penghayatan yang kuat akan hadirnya
Tuhan. Sehingga menjalankan ibadah haji merupakan suatu tahapan untuk mencapai
„IHSAN‟. Dalam merevitalisasi asrama haji Donohudan dengan pendekatan Dinul Islam,
penerapan pada desain dengan menggunakan 3 jenjang (dasar, menengah, dan akhir yang
merupakan jenjang vertikal menuju kesempurnaan terhadap Allah SWT) serta pembagian
bangunan dalam 3 zoning yang merupakan jenjang horizontal menuju kesempurnaan
terhadap kehidupan bersosial terhadap sesama manusia.

ISLAM IMAN IHSAN


Penjelasan(4) :
Islam : agama yang diajarkan Allah SWT, berserah diri kepada Allah SWT
Iman : keyakinan dan kepercayaan terhadap Allah
Ihsan : berbuat baik atau berakhlak mulia, puncak tertinggi keagamaan manusia.

2. Maksud dan Tujuan


Maksud dari Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Konsultan
Perencana yang memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi
dan diperhatikan serta diinterpretasikan ke dalam pelaksanaan tugas perencanaan.
Tujuannya diharapkan agar dalam penugasan nantinya diharapkan perencana dapat
melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang sesuai
dengan Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini.

3. Sasaran
Sasaran dari kegiatan Perencanaan Pembangunan Hotel Asrama Haji Embarkasi
Makassar ini adalah untuk membangun Wisma Jamaah Haji Embarkasi Makssar, sehingga
tercipta wisma dan ruang lainnya yang layak dan nyaman bagi para Jamaah Haji
Embarkasi Makassar.
4. Lokasi Kegiatan
Untuk lokasi Perencanaan Pembangunan Hotel Asrama Haji Embarkasi Makassar
berlokasi di Asrama Haji Sudiang Embarkasi Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.

5. Sumber Pendanaan
Kegiatan Perencanaan ini dibiayai melalui Dana APBN DIPA Tahun 2015 Kantor
Kementrian Agama Provinsi Sulawesi Selatan ± sebesar Rp.1.124.742.000,- (Satu Milyar
Seratus Dua Puluh Empat Juta Tujuh Ratus Empat Puluh Dua Ribu Rupiah).

6. Nama dan Organisasi Pejabat Pembuat Komitmen


Nama Kegiatan : Revitalisasi dan Pengembangan Asrama Haji Embarkasi
Makassar
Nama Pekerjaan : Perencanaan Pembangunan Wisma A Asrama Haji Embarkasi
Makassar
Satuan Kerja : Kantor Wilayah Kementrian Agama Prov. Sul-Sel
DATA PENUNJANG

7. Data Dasar
 Peta Kota Makassar
 Data Eksisting Lokasi Proyek (Kompleks Asrama Haji Embarkasi Makassar)

8. Standar Teknis
Bahan bangunan harus memenuhi SNI yang dipersyaratkan, diupayakan menggunakan
bahan setempat/produksi dalam negeri. Pemilihan material diupayakan awet, mudah
dalam pemeliharaan dan mencerminkan penggunaan teknologi baru. Struktur harus
memenuhi persyaratan (safety) dan kelayakan (service ability) serta SNI konstruksi
bangunan gedung.
Utilitas bangunan harus memenuhi SNI yang dipersyaratkan, pembuangan air kotor, air
hujan dan limbah harus terolah hingga aman sebelum disalurkan ke resapan dan saluran
umum kota, semaksimal mungkin lebih lama ditahan didalam tanah (resapan).
Instalasi listrik harus aman dan atas dasar hasil perhitungan yang sesuai dengan Peraturan
Umum Instalasi Listrik. Penyediaan tenaga listrik diupayakan menggunakan tenaga listrik
ramah lingkungan (solar cell and wind turbine) guna pengolahan energi mandiri.
Penghawaan dan pengkondisian udara diupayakan semaksimal mungkin penghawaan
alami dan harus menjamin sirkulasi udara segar didalam ruang dan bangunan.
Persyaratan sarana penyelamatan harus memenuhi standar SNI yang dipersyaratkan.
Dengan memperhatikan ktiteria-kriteria sebagai berikut :
1. Kriteria Umum
Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh Konsultan Perencana seperti yang dimaksud
pada KAK harus memperhatikan kriteria umum bangunan yang disesuaikan
berdasarkan fungsi dan kompleksitas bangunan, yaitu :
a. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas :
 Menjamin bangunan gedung didirikan berdasarkan ketentuan tata ruang dan
tata bangunan yang ditetapkan di Kota Makassar
 Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.
 Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan.
b. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan
 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang didirikan berdasarkan
karakteristik lingkungan, ketentuan wujud bangunan dan budaya daerah
sehingga seimbang, serasi dan selaras dengan lingkungannya (fisik, sosial dan
budaya).
 Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan
keseimbangan dan keserasian bangunan terhadap lingkungannya.
 Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
c. Persyaratan Struktur Bangunan
 Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung beban yang timbul
akibat perilaku alam dan manusia
 Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau luka yang
disebabkan oleh kegagalan arsitektur bangunan,
 Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda yang
disebabkan oleh perilaku struktur,
 Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang disebabkan
oleh kegagalan struktur.
d. Persyaratan Sanitasi dalam Bangunan
 Menjamin tersedianya sarana sanitasi yang memadai dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung sesuai fungsinya.
 Menjamin terwujudnya kebersihan, kesehatan, dan memberikan kenyamanan
bagi penghuni bangunan dan lingkungan.
 Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan sanitasi secara
baik.
e. Persyaratan Instalasi Pengolahan Air Limbah
 Menjamin tersedianya sarana pengolahan air limbah agar tercipta lingkungan
yang bersih dari pencemaran akibat adanya hasil kegiatan yang menghasilkan
limbah B3 yang berbahaya bagi lingkungan khususnya manusia.
 Menjamin upaya beroperasinya sarana pengolahan air limbah dengan baik
f. Persyaratan Ketahanan terhadap Kebakaran
 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dn dapat mendukung beban
yang timbul akibat perilaku alam dan manusia.
 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian rupa
sehingga mampu secara struktural stabil selama kebakaran, sehingga :
 Cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman.
 Pemadam kebakaran dapat dengan segera memasuki daerah/lokasi untuk
memadamkan api.
 Dapat menghindari terjadinya kerusakan pada properti lainnya.
g. Persyaratan Instalasi Listrik, Penangkal Petir dan Komunikasi
 Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup aman dalam menunjang
terselenggaranya
 Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan penghuninya dari
bahaya akibat petir.
 Menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai dalam menunjang
terselenggaranya kegiatan didalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.
h. Persyaratan Ventilasi dan Pengkondisian udara
 Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alam maupun
buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan gedung
sesuai dengan fungsinya.
 Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata ruang udara
secara baik.
i. Persyaratan Pencahayaan
 Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik alam
maupun buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan
sesuai dengan fungsinya.
 Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata ruang udara
secara baik.
j. Persyaratan Sarana Jalan Masuk dan Keluar
 Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai akses yang layak,
aman dan nyaman kedalam bangunan dan fasilitas serta layanan didalamnya.
 Menjamin terwujudnya upaya melindungi penghuni dari kesakitan atau luka
saat evakuasi pada saat keadaan darurat.
k. Persyaratan Kebisingan dan Getaran
 Menjamin terwujudnya kehidupan yang nyaman dari gangguan suara dan
getaran yang tidak diinginkan.
 Menjamin adanya kepastian bahwa setiap usaha atau kegiatan yang
menimbulkan dampak negatif suara dan getaran perlu melakukan upaya
pengendalian pencemaran dan atau mencegah perusakan lingkungan.
2. Kriteria Khusus
Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus, spesifik
berkaitan dengan bangunan prasarana lingkungan yang akan direncanakan, baik dari
segi fungsi khusus bangunan tersebut dan segi teknis lainnya :
a. Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada disekitar, seperti
dalam rangka implementasi penataan bangunan dan lingkungan.
b. Solusi dan batasan-batasan kontesktual, seperti faktor sosial buadaya setempat,
geografi, klimatologi dan lain-lain.
Sebagai tambahan kriteria yang disebutkan diatas, terdapat beberapa prinsip
standar dan aturan yang harus diikuti :
 Pedoman Cipta Karya – Buku Petunjuk yang memperlihatkan design system dan
program pelaksanaan sistem perencanaan penyusunan serta program
penganggaran dan penyelenggaraan bangunan gedung negara.
 Persyaratan dan aturan yang dikeluarkan oleh PEMKOT.
 PUIIP 1983, ASTM, JIS untuk sistem pencahayaan.
 Peraturan dan Code of Safety dan Fire Regulation untuk bangunan pendidikan
 FIDIC Condition of Contract for Works of Civil Engineering Construction.
 NI-2(71) Indonesian Reinforced Conconstruction Material Regulation.
 NI-8 Indonesian Portland Cement Regulation
 NI-10 Brick as material, ceramic roof tiles Regulation.
 NI-18 (83) Indonesian Regulation Load Estimation for Building.
 Pedoman Plumbing Indonesia
 Peraturan Umum Instalasi Listrik
 Dan berbagai aturan lainnya.

9. Studi-studi Terdahulu
--- tidak ada ---

10. Referensi Hukum


1) Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tanggal 6 Agustus 2010 beserta
perubahannya tentang Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah
2) Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 332/KPTS/M/2002
tanggal 21 Agustus 2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung
Negara
RUANG LINGKUP

11. Lingkup Kegiatan


1) Lingkup Kegiatan adalah Perencanaan Pembangunan Wisma A Asrama Haji Embarkasi
Makassar
2) Lingkup Pekerjaan yaitu :
a) Melakukan survey tophografi dan penyelidikan tanah minimal 4 titik sondir.
b) Perencanaan hotel yang meliputi pekerjaan struktur, arsitektur, elektrikal,
mekanikal dan interior.
c) Persiapan Perencanaan berupa pengumpulan data dan informasi lapangan,
membuat interpretasi secara garis besar terhadap KAK ;
d) Penyusunan Pra Rencana meliputi konsep ruang/pra rencana bangunan ;
e) Pengembangan Rencana yang memuat rencana arsitektur, struktur, utilitas dan
f) biaya ;
g) Penyusunan Rencana Anggaran Biaya ;
h) Penyusunan Rencana Pelaksanaan ;
i) Penyusunan Rencana Detail (Gambar Kerja, RKS dan BQ) ;
j) Membantu dalam penyusunan Dokumen Lelang ;
k) Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan konstruksi
l) fisik, bila ada perubahan ;
3) Tanggung Jawab Perencana
a) Bertanggung jawab secara professional atas jasa perencanaan yang telah
dilaksanakan;
b) Hasil karya yang dihasilkan harus telah mengakomodasi batasan yang telah
diberikan oleh pengguna jasa, termasuk melalui KAK ini;
c) Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan,
standard dan pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku.

12. Keluaran
Keluaran yang dihasilkan berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini, adalah lebih
lanjut akan diatur dalam Surat Perjanjian, yang minimal meliputi :
a) Tahap Konsep Rencana Teknis
Konsep penyiapan rencana teknis termasuk konsep organisasi, jumlah dan
kualifikasi tim perencana, metode pelaksanaan dan tanggung jawab waktu
perencanaan.
b) Tahap Pra-Rencana Teknis
- Gambar pra rencana
- Perkiraan biaya
- Rencana kerja dan syarat-syarat
c) Tahap Pengembangan Rencana
Meliputi Gambar pengembangan rencana arsitektur, struktur dan utilitas.
d) Tahap Rencana Detail
Meliputi gambar rencana teknis bangunan lengkap, rencana kerja dan
syaratsyarat (RKS), bill of quantity (BQ), rencana anggaran biaya (RAB).

13. Peralatan, Material, Personil dan Fasilitas dari Pejabat Pembuat Komitmen
-----

14. Peralatan dan Material dari Penyedia Jasa Konsultansi


Semua fasilitas penunjang yang dibutuhkan oleh konsultan perencana seperti alat
kantor, alat ukur, computer dan lain-lain yang merupakan kelengkapan standar yang
harus dimiliki oleh penyedia jasa, dan jika pada masa pelaksanaan pekerjaan bias
diusulkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).
15. Lingkup Kewenangan Penyedia Jasa
Lingkup kegiatan yang harus dilaksanakan oleh konsultan perencana adalah
berpedoman pada ketentuan yang berlaku. Perencanaan ini dilakukan pada pemukiman
dimana daerah tersebut merupakan prioritas penanganan.
Pada penugasannya, konsultan perencana mempunyai ruang lingkup sebagai berikut
:
a. Identifikasi, inventarisasi kondisi sekolah
b. Mengevaluasi kondisi sistem infrastruktur yang ada dan yang akan dibangun.
c. Mengkaji ketepatan pendekatan, metode dan teknologi dalam membangun
infrastruktur pekerjaan sesuai kebutuhan dan kondisi wilayah agar terhindar dari
“pembangunan infrastruktur yang tidak dapat dimanfaatkan”.
d. Menyusun detail perencanaan teknis kegiatan Perencanaan Pembangunan Hotel
Asrama Haji Embarkasi Makassar.
e. Menyusun rencana anggaran biaya kegiatan Perencanaan Pembangunan Hotel Asrama
Haji Embarkasi Makassar.

16. Jangka Waktu Penyelesaian Kegiatan


Jangka waktu pelaksanaan perencanaan ini adalah 2,5 (dua koma lima) bulan atau
75 (Tujuh Puluh Lima) hari kalender

17. Personil
Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah sebagai
berikut :

NO POSISI KUALIFIKASI JUMLAH (OB)


A
TENAGA AHLI
1
Ahli Arsitektur (Team Leader) Ahli Madya Arsitektur 1 (Satu)
2
Ahli Sipil Struktur Ahli Muda Struktur 3 (Tiga)
3
Ahli Arsitektur Ahli Muda Arsitektur 3 (Tiga)
4
Ahli Geodesi Ahli Muda Geodesi 2 (Dua)
5
Ahli Geologi Ahli Muda Geologi 2 (Dua)
6
Ahli Lingkungan Ahli Muda Teknik Lingkungan 1 (Satu)
7
Ahli Cost Estimator Ahli Teknik Sipil/Arsitektur 2 (Dua)
8
Ahli Mekanikal Ahli Muda Sistem Plambing 2 (Dua)
9
Ahli Elektrikal Ahli Muda Tenaga Listrik 2 (Dua)
B
TENAGA PENDUKUNG
1
Surveyor Tenaga Pendukung 5 (Lima)
2
Cad Operator (drafter) Tenaga Pendukung 3 (Tiga)
3
Juru Ukur Kuantitas Bangunan Tenaga Pendukung 5 (Lima)
4
Administrasi Tenaga Pendukung 3 (Tiga)
Dengan kualifikasi sebagai berikut :
1) Team Leader
Team Leader akan bertanggung jawab atas koordinasi lapangan. Team Leader minimal
seorang Sarjana Teknik Strata Satu (S.1), Jurusan Teknik Arsitektur lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta, memiliki Sertifikat Keahlian minimal Ahli
Madya, serta berpengalaman dibidangnya sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun. Jumlah
Tenaga 1 (satu) Orang.
2) Ahli Sipil Struktur
Ahli Sipil Struktur minimal seorang Sarjana Teknik Strata Satu (S.1), Jurusan Teknik Sipil
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta, memiliki Sertifikat Keahlian
minimal Ahli Muda, serta berpengalaman dibidangnya sekurang-kurangnya 3 (tiga)
tahun. Jumlah Tenaga 3 (Tiga) Orang.
3) Ahli Arsitektur
Ahli Arsitektur minimal seorang Sarjana Teknik Strata Satu (S.1), Jurusan Teknik Arsitektur
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta, memiliki Sertifikat Keahlian
minimal Ahli Muda, serta berpengalaman dibidangnya sekurang-kurangnya 3 (tiga)
tahun. Jumlah Tenaga 3 (Tiga) Orang.
4) Ahli Geodesi
Ahli Geodesi minimal seorang Sarjana Teknik Strata Satu (S.1), Jurusan Teknik Geodesi
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta, serta berpengalaman
dibidangnya sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun. Jumlah Tenaga 2 (Dua) Orang.
5) Ahli Geologi
Ahli Geologi minimal seorang Sarjana Teknik Strata Satu (S.1), Jurusan Teknik Geologi
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta, memiliki Sertifikat Keahlian
minimal Ahli Muda, serta berpengalaman dibidangnya sekurang-kurangnya 3 (tiga)
tahun. Jumlah Tenaga 2 (Dua) Orang.
6) Ahli Lingkungan
Ahli Lingkungan minimal seorang Sarjana Teknik Strata Satu (S.1), Jurusan Teknik
Arsitektur/Lingkungan lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta, memiliki
Sertifikat Keahlian minimal Ahli Muda, serta berpengalaman dibidangnya
sekurangkurangnya 3 (tiga) tahun. Jumlah Tenaga 1 (Satu) Orang.
7) Ahli Cost Estimator
Cost Estimator Engineer minimal seorang Sarjana Teknik Strata Satu (S.1), Jurusan Teknik
Sipil/Arsitektur lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta, memiliki
Sertifikat Keahlian minimal Ahli Muda , serta berpengalaman dibidangnya
sekurangkurangnya 3 (tiga) tahun. Jumlah tenaga 2 (Dua) orang
8) Ahli Mekanikal
Ahli Mekanikal minimal seorang Sarjana Teknik Strata Satu (S.1), Jurusan Teknik Mesin
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta, memiliki Sertifikat Keahlian
minimal Ahli Muda, serta berpengalaman dibidangnya sekurangkurangnya 3 (tiga) tahun.
Jumlah tenaga 2 (Dua) orang.
9) Ahli Elektrikal
Ahli Elektrikal minimal seorang Sarjana Teknik Strata Satu (S.1), Jurusan Teknik Elektro
lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta, memiliki Sertifikat Keahlian
minimal Ahli Muda, serta berpengalaman dibidangnya sekurang-kurangnya 3 (tiga)
tahun. Jumlah tenaga 2 (Dua) orang.
Tenaga pendukung yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini terdiri dari :
1) Surveyor
Surveyor minimal seorang Sarjana Muda (D3 atau D4), lulusan universitas /perguruan
tinggi negeri atau swasta, serta berpengalaman dibidangnya sekurang-kurangnya 2 (dua)
tahun. Jumlah tenaga 5 (lima) orang.
2) Cad Operator (Draffter)
Cad Operator (Draffter) minimal seorang Sarjana Muda (D3 atau D4), lulusan universitas
/ perguruan tinggi negeri atau swasta, serta berpengalaman dibidangnya sekurang-
kurangnya 2 (dua) tahun. Jumlah tenaga 3 (tiga) orang
3) Juru Ukur Kuantitas Bangunan
Juru Ukur Kuantitas Bangunan minimal seorang Sarjana Muda (D3 atau D4), lulusan
universitas / perguruan tinggi negeri atau swasta, serta berpengalaman dibidangnya
sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun. Jumlah tenaga 5 (lima) orang
4) Administrasi
Administrasi minimal seorang SMK, lulusan SMK negeri atau swasta, serta berpengalaman
dibidangnya sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun. Jumlah tenaga 3 (tiga) orang.

18. Jadwal Tahapan Pelaksanaan Kegiatan


Pekerjaan ini dilaksanakan selama 75 (Tujuh Puluh Lima) hari kalender sejak
penandatanganan kontrak, dengan tahapan sebagai berikut :
MINGGU KE-
NO AGENDA PENYUSUNAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A PRA PERENCANAAN
1 Survey Lokasi
2 Pembuatan Gambar Rencana
3 Pembuatan RAB
B PERENCANAAN
1 Finalisasi Gambar
2 Finalisasi RAB
3 Pebuatan RKS
C PENGGANDAAN LAPORAN
1 Penggandaan Dok. Pengesahan
2 Penggandaan Dokumen Lelang
D FINAL PERENCANAAN
1 Pengesahan Dokumen Pengesahan dan
Dokumen Lelang
LAPORAN

19. Laporan
Keluaran yang akan dihasilkan dari pekerjaan ini berupa Dokumen Kegatan,
Laporan Hasil Survey dan Laporan lainnya serta Gambar dengan ukuran kertas format A3,
Soft Copy (Compact Disk).

Laporan ini meliputi :


 Gambar Kerja
 Dok. Rencana Anggaran Biaya (RAB)
 Dok. Spesifikasi Teknis Sondir
 Dok. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS)
 Dok. Bill of Quantity (BOQ)
 Dokumen Perencanaan Struktur
 Laporan Mekanikal
 Laporan Elektrikal ; dan
 Soft Copy (Compact Disk)
HAL-HAL LAIN

20. Produksi Dalam Negeri


Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di dalam
wilayah Negara Republik Indonesia kecuali ditetapkan lain dalam angka 4 KAK dengan
pertimbangan keterbatasan kompetensi dalam negeri

21. Persyaratan Kerjasama


Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk pelaksanaan
kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut harus dipatuhi

22. Alih Pengetahuan


Jika diperlukan, Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk menyelenggarakan
pertemuan dan pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil
proyek/satuan kerja Pejabat Pembuat Komitmen.
Makassar, Januari 2015
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
(PPK)

ttd

..........................................

Anda mungkin juga menyukai