Anda di halaman 1dari 76

SPESIFIKASI TEKNIK

SPESIFIKASI UMUM

Lokasi Pekerjaan

Lokasi pekerjaan paket ini dapat dilihat pada album gambar-gambar dan Data
Lelang.

Ruang Lingkup Kontrak

Lingkup pekerjaan konstruksi seperti tertuang dalam daftar kuantitas dan


harga.

Jalan Masuk Ke Daerah Kerja

Jalan masuk ke dan melalui daerah kerja ialah menggunakan jalan-jalan


setempat yang ada yang berhubungan dengan jalan raya yang berdekatan
dengan daerah proyek.
Penyedia Jasa hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan
hukum yang berhubungan penggunaan arah angkutan umum, dan
bertanggung jawab terhadap kerusakan akibat penggunaan jalan tersebut.
Penyedia Jasa harus memperbaiki atau memperlebar jalan yang ada,
memperbaiki dan memperkuat jembatan beton sehingga memenuhi kebutuhan
pengangkutannya, sejauh yang dibutuhkan untuk pekerjaannya.

Semua pekerjaan yang dimaksudkan Penyedia Jasa untuk dikerjakan dalam


hubungannya dengan jalan dan jembatan harus direncanakan sedemikian
rupa sehingga tidak mengganggu lalu lintas dan harus mendapat persetujuan
Direksi dan perlu pengaturan sebaik-baiknya dengan Pemerintah setempat
dan Swasta.

Penyedia Jasa dapat menggunakan tanah yang sudah dibebaskan oleh


pemberi tugas untuk keperluan jalan masuk ke daerah kerja, apabila Penyedia
Jasa membutuhkan tambahan jalan masuk demi kemajuan pekerjaan.

Dalam hal ini Penyedia Jasa diminta membuat permohonan tertulis kepada
Direksi jauh sebelumnya, sehingga tambahan pembebasan tanah dapat
dilakukan.

Pengguna Jasa tidak bertanggung jawab terhadap pemeliharaan jalan masuk


atau bangunan yang digunakan oleh Penyedia Jasa selama pelaksanaan
pekerjaan.

Apabila Penyedia Jasa membutuhkan jalan lain yang tidak ditentukan oleh
Direksi harus dikerjakan oleh Penyedia Jasa atas bebannya sendiri, dan harga
untuk semua pekerjaan tersebut sudah termasuk dalam harga kontrak.
Gambar-gambar yang Dimiliki Penyedia Jasa

Gambar-gambar pekerjaan tetap


(a) Umum

Semua gambar-gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa haruslah


gambar-gambar yang telah ditandatangani oleh Direksi, dan apabila ada
perubahan harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan
sebelum program pelaksanaan dimulai.

(b) Gambar-gambar Pelaksanaan

Penyedia Jasa harus menggunakan gambar-gambar kontrak sebagai


dasar untuk mempersiapkan gambar-gambar pelaksanaan. Gambar-
gambar itu dibuat lebih detail untuk pekerjaan tetap dan dimana mungkin
dapat memperlihatkan penampang melintang dan memanjang beton,
pengaturan batang pembesian termasuk rencana pembengkokan,
pemotongan dan daftar besi beton, tipe bahan yang digunakan, mutu,
tempat dan ukuran yang tepat.

(c) Gambar-gambar bengkel/gedung

Gambar-gambar bengkel atau gedung disiapkan oleh Penyedia Jasa untuk


keperluan penyimpanan peralatan dan bahan-bahan milik Kontraktor.

(d) Penyedia Jasa harus menyediakan 1 (satu) set gambar-gambar lengkap di


lapangan.

Apabila ada pekerjaan dilaksanakan sebelum ada persetujuan Direksi


adalah menjadi resiko Penyedia Jasa. Persetujuan Direksi terhadap
gambar-gambar tersebut tidak akan meringankan tanggung jawab
Penyedia Jasa atas kebenaran gambar-gambar tersebut.

Gambar-gambar pekerjaan sementara

(a) Umum
Semua gambar yang disiapkan oleh Penyedia Jasa harus terperinci, dan
diserahkan kepada Direksi sebelum tanggal program pelaksanaan atau
dalam waktu yang telah ditentukan dalam kontrak.
Gambar-gambar harus menunjukkan detail dari pekerjaan sementara
seperti cofferdam, tanggul sementara, pengalihan aliran dan sebagainya.
Gambar perencanaan yang diusulkan Penyedia Jasa yang dipakai dalam
pelaksanaan konstruksi juga harus diserahkan kepada Direksi sebanyak
3 (tiga) rangkap.

(b) Gambar-gambar untuk pekerjaan sementara yang ditinggalkan


Penyedia Jasa hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang
berkaitan dengan pekerjaan tetap, secara lebih mendetail dan diserahkan
kepada Direksi untuk mengubah dan mendapat persetujuan sebelum
tanggal dimulainya pelaksanaan.
Gambar-gambar yang sebenarnya terbangun/terpasang (asbuilt drawing)

Selama masa pelaksanaan, Penyedia Jasa harus memelihara satu set gambar
yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Pada gambar yang
memperlihatkan perubahan yang sudah dikerjakan sesuai dengan kontrak,
sejauh gambar tersebut sudah dilaksanakan dengan benar kemudian dicap
“Asbuilt Drawing”.
Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan dilapangan oleh
Direksi dan tiap hari oleh Pengawas Lapangan, dan apabila diketemukan hal-
hal yang tidak memuaskan dan tidak dilaksanakan, paling lambat harus
diperiksa kembali selama 6 (enam) hari kerja.

Standar

Semua bahan dan mutu untuk pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dari Standard Nasional Indonesia. Bila ada pasal-pasal pekerjaan
yang tidak ada pada SNI, maka disesuaikan dengan standard yang ada.

Semua bahan dan mutu pekerjaan yang tidak sepenuhnya diperinci disini atau
tidak dicakup oleh Standar Nasional haruslah bahan dan mutu pekerjaan yang
setara.

Direksi akan menetapkan apakah semua atau sebagian bahan yang dipesan
atau diantarkan untuk penggunaan dalam pekerjaan sesuai untuk pekerjaan
tersebut dan keputusan Direksi dalam hal ini pasti dan menentukan.

Program Pelaksanaan dan Laporan

Program pelaksanaan

Penyedia Jasa harus melaksanakan Program Pelaksanaan sesuai dengan


Syarat-syarat Kontrak dengan menggunakan CPM network. Program tersebut
harus dibuat dalam dua bentuk yaitu bar-chart dan daftar yang memperlihatkan
setiap kegiatan :
➢ Mulai tanggal paling awal
➢ Mulai tanggal paling akhir
➢ Waktu yang diperlukan
➢ Waktu float
➢ Sumber tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan
Aktivitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan
pekerjaan sementara dan tetap, kelonggaran waktu yang diperlukan untuk
persiapan dan persetujuan gambar-gambar, pengiriman peralatan dan bahan
ke lapangan dan juga kelonggaran dengan adanya hari libur umum maupun
keagamaan.

Laporan kemajuan pelaksanaan

Minggu pertama tiap bulan atau pada suatu waktu yang ditentukan Direksi,
Penyedia Jasa harus menyerahkan 5 (lima) salinan laporan Kemajuan Bulanan
dalam bentuk yang bisa diterima oleh Direksi, yang menggambarkan secara
detail kemajuan pekerjaan selama bulan yang terdahulu. Laporan sekurang-
kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
a. Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada
bulan laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan
berikutnya.
b. Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun
prosentase rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan
pekerjaan yang dicapai pada bulan laporan.
c. Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan
tanggal permulaan dan penyelesaian.
d. Daftar perlengkapan konstruksi, peralatan dan bahan dilapangan yang
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan
dipindahkan dari lapangan.
e. Jumlah volume pekerjaan yang merupakan bagian Pekerjaan tetap harus
diuraikan sebagai berikut :
– Jumlah volume untuk berbagai pekerjaan beton
– Jumlah volume dari berbagai pekerjaan galian dan timbunan
– Jumlah volume dari pekerjaan pasangan batu yang diselesaikan
– Jumlah banyaknya bangunan, dll

f. Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama masa


laporan.
g. Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan kebutuhan
pembayaran yang diperlukan pada bulan berikutnya.
h. Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul
atau berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan selama bulan laporan

Rencana kerja harian, mingguan dan bulanan

Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana Mingguan yang


sudah disetujui oleh Direksi setiap akhir Minggu dan untuk minggu-minggu
berikutnya.
Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana kerja harian
secara tertulis semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi setiap hari
maupun untuk hari-hari berikutnya.
Penyedia Jasa harus menyediakan Rencana Kerja Bulanan.

Rapat bersama untuk membicarakan kemajuan pekerjaan

Rapat tetap antara Direksi dan Penyedia Jasa diadakan sesuai dengan
kebutuhan pada waktu yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Maksud
dari pada rapat ini membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan,
pekerjaan yang diusulkan untuk minggu selanjutnya dan membahas
permasalahan yang timbul agar dapat segera diselesaikan.

Bahan dan Perlengkapan yang Harus Disediakan Oleh Penyedia Jasa

Umum

Penyedia Jasa harus menyediakan semua bahan dan perlengkapan yang


diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan kecuali yang tercantum dalam
kontrak, semua bahan dan perlengkapan yang merupakan bagian dari
pekerjaan harus baru dan sesuai dengan standar yang diberikan dalam
Spesifikasi atau standar dalam Spesifikasi Umum.
Bila Penyedia Jasa dalam mengusulkan penyediaan bahan dan perlengkapan
tidak sesuai dengan suatu standar seperti tersebut diatas, Penyedia Jasa harus
segera memberitahukan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan
tertulis dari Direksi.

Perlengkapan konstruksi

Penyedia Jasa harus segera menyediakan semua perlengkapan konstruksi


yang diperlukan dalam pelaksanaan dalam jumlah yang cukup. Apabila Direksi
memandang belum sesuai dengan Kontrak, maka Penyedia Jasa harus segera
memenuhi kekurangannya. Dalam penyediaan semua perlengkapan dan
peralatan harus lengkap dengan spare parts yang cukup dan memeliharanya
agar pekerjaan dapat dikerjakan dengan sempurna.

Bahan pengganti

Penyedia Jasa harus menandatangani bahan yang ditentukan, bila bahan


tersebut tidak tersedia di pasaran maka dapat digunakan bahan pengganti
dengan mendapat ijin tertulis dari Direksi. Harga satuan dalam volume
pekerjaan tidak akan disesuaikan dengan adanya pertambahan harga antara
bahan yang ditentukan dengan bahan pengganti.

Pemeriksaan bahan dan perlengkapan

Perlengkapan dan bahan yang disediakan oleh Penyedia Jasa akan dilakukan
pemeriksaan sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak pada salah satu atau
lebih tempat yang telah ditentukan Direksi.
a. Tempat produksi dan pembuatan
b. Tempat pengapalan
c. Lapangan

Penyedia Jasa supaya menyerahkan penjelasan yang menyangkut


perlengkapan dan bahan kepada Pemberi Tugas sesuai yang diminta untuk
tujuan pemeriksaan, tetapi bagaimanapun juga tidak meringankan Penyedia
Jasa dari tanggung jawabnya untuk menyediakan perlengkapan dari bahan
sesuai dengan Spesifikasi.

Spesifikasi, brosur dan data yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa supaya menyerahkan kepada Direksi tiga set spesifikasi yang
lengkap, brosur dan data bahan dan perlengkapan untuk mendapatkan
persetujuan, dan harus disediakan sesuai dengan Kontrak dalam waktu 30
(tiga puluh) hari dari sejak penerimaan Surat Perintah Kerja. Persetujuan dari
Spesifikasi, brosur dan data bangunannya juga tidak meringankan Penyedia
Jasa dari tanggung jawabnya dalam hubungannya dengan Kontrak.

Survey Pengukuran Pekerjaan

Bench Mark

Tanda dasar untuk Proyek merupakan Bench Mark yang terletak berdekatan
dengan Saluran Induk seperti terlihat pada Gambar. Ketinggian dari
Benchmark ini adalah didasarkan pada titik tetap utama.

Bench Mark yang lain dan titik referensi yang terlihat pada gambar yang
diberikan kepada Penyedia Jasa sebagai referensi. Sebelum menggunakan
suatu Bench Mark dan titik referensi kecuali Bench Mark dasar untuk setting
out pekerjaan, Penyedia Jasa perlu melakukan pengukuran pemeriksaan untuk
kepuasan ia sendiri atas ketelitiannya. Pemberi Tugas tidak akan bertanggung
jawab atas ketelitian Bench Mark yang lain begitu juga dengan titik
referensinya.

Penyedia Jasa perlu mendirikan Bench Mark tambahan sementara untuk


kemudahannya, tetapi setiap Bench Mark sementara yang didirikan merupakan
rencana dan tempatnya disetujui oleh Direksi dan akan merupakan ketelitian
yang berhubungan dengan Bench Mark yang didirikan oleh Direksi.

Permukaan tanah asli untuk tujuan pengukuran

Muka tanah yang terlihat pada gambar akan dianggap betul sesuai dengan
Kontrak. Apabila terjadi keraguan dari Penyedia Jasa kebenaran dari muka
tanah, sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum mulai kerja Penyedia
Jasa memberitahukan kepada Direksi secara tertulis untuk menyesuaikan dan
melaksanakan pengukuran kembali ketinggian muka tanah tersebut.

Dalam segala hal sebelum memulai melaksanakan pekerjaan tanah Penyedia


Jasa akan mengukur dan mengambil ketinggian terhadap daerah yang
diduduki pekerjaan, dengan menggunakan Bench Mark atau titik referensi yang
disetujui Direksi secara tertulis untuk menyesuaikan dan melaksanakan
pengukuran kembali ketinggian muka tanah tersebut.

Dalam segala hal sebelum memulai melaksanakan pekerjaan tanah Kontraktor


akan mengukur dan mengambil ketinggian terhadap daerah yang diduduki
pekerjaan, dengan menggunakan Bench Mark atau titik referensi yang disetujui
Direksi. Ketinggian muka tanah yang ditentukan perlu mendapat persetujuan
Direksi. Pengukuran volume yang dikerjakan dibuat berdasarkan ketinggian
yang disetujui.

Pekerjaan Survei Lapangan Untuk Peninjauan Kembali Desain

1) Uraian

Selama 30 hari pertama sejak periode mobilisasi. Penyedia Jasa harus


mengerahkan personil tekniknya untuk melakukan survei lapangan dan
membuat laporan tentang kondisi fisik dan struktur dari drainase selokan,
gorong-gorong, jembatan dan struktur lainnya, dan perlengkapan jalan
lainnya seperti rambu jalan, patok kilometer, pagar pengaman. Pekerjaan
survei lapangan ini harus dilaksanakan pada seluruh lokasi pekerjaan
dalam lingkup Kontrak.

2) Pekerjaan Persiapan dan Gambar

Penyedia Jasa harus mempelajari Gambar asli yang terdapat dalam


Dokumen Lelang Kontrak dan berkonsultasi dengan Direksi Pekerjaan
sebelum pekerjaan survei dimulai. Gambar ini harus diantisipasi terhadap
perubahan yang mungkin terjadi selama pelaksanaan. Penyedia Jasa
harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan maksud dari Gambar dan
Spesifikasi. Direksi Pekerjaan akan melakukan perbaikan dan interpretasi
untuk melengkapi Spesifikasi dan Gambar. Bilamana dimensi yang
diberikan dalam Gambar, pengukuran berdasarkan skala tidak boleh
digunakan kecuali bila disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Setiap
penyimpangan dari Gambar sehubungan dengan kondisi lapangan yang
tidak terantisipasi akan ditentukan dan diperintahkan secara tertulis oleh
Direksi Pekerjaan. Kontraktor dan Direksi Pekerjaan harus mencapai
kesepakatan terhadap ketepatan atas setiap perubahan yang diambil
terhadap Gambar dalam Kontrak ini.

3) Kegagalan Dalam Melaksanakan Pekerjaan Survei Lapangan

Penyelesaian pekerjaan survei lapangan yang tepat waktu, yang tercakup


dalam Pasal ini akan sangat menentukan bagi kewajiban Direksi Pekerjaan
dalam melaksanakan peninjauan kembali rancangan atau revisi desain dan
menyediakan gambar pelaksanaan bagi Kontraktor sebelum dimulainya
kegiatan pelaksanaan yang ditentukan. Oleh karena itu Direksi Pekerjaan
akan memantau kemajuan kegiatan survei lapangan oleh Penyedia Jasa
untuk menjamin bahwa pekerjaan ini akan selesai dalam batas waktu yang
ditentukan.

Jika menurut pendapat Direksi Pekerjaan, kemajuan kegiatan survei


lapangan oleh Penyedia Jasa tidak dapat memenuhi waktu yang telah
dijadwalkan atau bilamana Kontraktor tidak memulai pekerjaan tersebut,
atau tidak melaksanakan pekerjaan tersebut menurut standar yang diminta
Direksi Pekerjaan, maka Direksi Pekerjaan dapat memilih untuk
menyelesaikan survei lapangan itu dengan sumber dayanya sendiri atau
sumber daya lainnya sebagaimana dipandang perlu.

Pekerjaan Survei Pelaksanaan Rutin

Setelah Direksi Pekerjaan menyelesaikan peninjuan kembali rancangan (design


review) atau revisi desain dan menerbitkan gambar kerja, Penyedia Jasa harus
yakin bahwa juru ukur (surveyor) yang telah dilengkapi dengan semua gambar
yang berisi informasi yang paling mutakir tentang dimensi yang diperlukan dan
potongan melintang dan memanjang serta semua gambar potongan dan detail
lain. Semua pengukuran survei lapangan harus dicatat dalam buku catatan
standar untuk survei lapangan. Lembar halaman yang terlepas tak boleh
digunakan.

Bantuan pengukuran staf Direksi

Penyedia Jasa bekerja sama Direksi dalam pemeriksaan setting out dan dalam
melaksanakan pengukuran untuk mengetahui secara pasti kemajuan
pekerjaan yang diperlukan dalam proses pembayaran.
Dalam pemasangan patok yang cukup, tiang, pinggir yang lurus, penyangga,
cetakan profil dan lain-lain yang perlu untuk pemeriksaan setting out dan
pengukuran kemajuan pekerjaan harus sesuai dengan petunjuk Direksi.
Semua biaya untuk bahan dan buruh untuk maksud tersebut diatas merupakan
beban Kontraktor. Dan biaya tersebut sudah termasuk dalam harga satuan
didalam pekerjaan lain-lain pada daftar volume pekerjaan.

Dasar Pembayaran

1. Rekayasa Lapangan Rutin Selama Periode Pelaksanaan


Uraian dari Spesifikasi ini untuk penyediaan pekerja, bahan dan peralatan untuk
semua kegiatan Rekayasa Lapangan Rutin selama Periode Pelaksanaan harus
dipenuhi tanpa pembayaran tambahan dan semua biaya tersebut harus
dipandang telah termasuk dalam Harga Satuan yang telah dimasukkan dalam
berbagai Mata Pembayaran yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
Peralatan survei dan peralatan lain yang disediakan Kontraktor harus tetap
menjadi milik Kontraktor setelah Kontrak selesai.
2. Pekerjaan Survei Lapangan Untuk Peninjauan Kembali
Rancangan atau Revisi Desain

a) Kecuali untuk yang disebutkan di bawah ini, penyediaan semua pekerja,


bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan survei lapangan
dengan baik, untuk menyiapkan penampang memanjang dan gambar-
gambar lainnya sebagaimana diperlukan, dan untuk menyiapkan dan
menyediakan laporan survei lapangan menurut ketentuan yang disyaratkan
dalam Seksi dari Spesifikasi ini harus dipenuhi tanpa pembayaran tambahan
dan semua biaya tersebut harus dipandang telah termasuk dalam Harga
Satuan yang dimasukkan dalam berbagai Mata Pembayaran yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

b) Bilamana Direksi Pekerjaan melaksanakan pekerjaan survei lapangan


dengan menggunakan sumber dayanya sendiri atau pihak lain sehubungan
dengan kemajuan pelaksanaan pekerjaan Kontraktor yang tidak memenuhi
jadwal yang telah ditentukan, maka biaya aktual yang dikeluarkan Direksi
Pekerjaan dalam menyelesaikan pekerjaan ini harus sepenuhnya ditanggung
oleh Kontraktor.

Pekerjaan Sementara

Umum

Penyedia Jasa akan bertanggung jawab terhadap perencanaan, spesifikasi,


pelaksanaan dan berikut pemindahan semua pekerjaan sementara untuk
pelaksanaan pekerjaan sebaik-baiknya. Detail dari pekerjaan sementara
dimana Penyedia Jasa bermaksud untuk melaksanakan dilapangan, pertama-
tama diserahkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan sesuai dengan
prosedur dalam spesifikasi Umum. Apabila Penyedia Jasa bermaksud
mengajukan alternatif untuk pekerjaan sementara diluar daerah lapangan,
semua biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan sewa tanah dan
sebagainya, ditanggung oleh Penyedia Jasa dan biayanya sudah termasuk
pada uraian pekerjaan pada daftar volume pekerjaan. Keterlambatan tidak
akan meringankan Penyedia Jasa terhadap tanggung jawab untuk memenuhi
ketentuan dalam Kontrak.

Lapangan kerja

Penyedia Jasa sedapat mungkin melaksanakan pekerjaan sementara pada


lokasi pekerjaan atau seperti petunjuk Direksi. Penyedia Jasa hendaknya
membatasi kegiatan peralatan dan anak buahnya pada tanah yang sudah
dibebaskan termasuk arah jalan masuk yang disetujui Direksi sehingga
mengurangi kerusakan tanaman/pemilikan dan kerusakan tanah. Bekas yang
dilalui kendaraan supaya diperbaiki. Sebelum diterimanya pekerjaan oleh
pemberi tugas, tanah harus dikembalikan pada kondisi semula.

Penyedia Jasa bertanggung jawab langsung kepada pemberi tugas untuk


semua kerusakan, misalnya kerusakan tanaman atau tanah hasil galian baik
milik pemberi Tugas atau orang lain, Penyedia Jasa mengganti terhadap
semua kehilangan dan tuntutan karena kerusakan tersebut sesuai dengan
ketentuan dalam Kontrak.
Kantor Penyedia Jasa, Perkampungan, Gudang, Bengkel, Pemondokan
Buruh dsb.

Penyedia Jasa harus menyediakan, memelihara, mengerjakan dan


memindahkan bangunan sementara seperti kantor Penyedia Jasa,
Perkampungan stafnya, gudang, bengkel, pemondokan buruh, dan bangunan
sementara lainnya setelah selesai pekerjaan, supaya diserahkan kepada
pemberi tugas.

Penyedia Jasa supaya menyerahkan rancangan tempat kerja dan bangunan


sementara secara umum kepada Direksi untuk mendapat persetujuan pada
waktu yang ditetapkan. Pelaksanaan pekerjaan tidak boleh dimulai sebelum
mendapat persetujuan Direksi.

Perkampungan staf Penyedia Jasa dan pemondokan buruh harus dilengkapi


dengan semua pelayanan yang perlu seperti, saluran pembuang, penerangan
jalan, jalan gang, tempat parkir, pemagaran, kesehatan, ruang masak,
pencegahan kebakaran dan peralatan pencegahan api sesuai dengan batas
yang ditentukan dalam kontrak.
Penyedia Jasa supaya juga melengkapi keperluan air bersih dan penerangan
yang cukup untuk kantor Penyedia Jasa, perkampungan stafnya, pemondokan
buruh, bengkel, dan tempat lainnya di daerah kerja.

Perlengkapan kantor Direksi


Penyedia Jasa harus menyediakan sebuah bangunan dilengkapi toilet dan
kamar mandi.
Kantor Direksi tersebut harus dibangun dengan baik, tahan dan dilengkapi
dengan jendela untuk memberikan penerangan yang cukup untuk setiap
kantor. Semua biaya untuk keperluan tersebut ditanggung Kontraktor.
Kantor Direksi harus dilengkapi dengan barang-barang sebagai berikut :
(a) meja dan kursi
(b) almari/rak
(c) penerangan lampu secukupnya
(d) papan untuk menentukan gambar pelaksanaan
(e) toilet dan kamar mandi dilengkapi dengan wc dan bak mandi.

Pekerjaan pengeringan selama pelaksanaan

Pengelak air dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan seperti cofferdam,


saluran, drainase dan genangan atau bangunan sementara yang lain pada saat
pengelak air dilaksanakan, Penyedia Jasa harus memasang mengerjakan,
memelihara semua pipa dan peralatan lain yang diperlukan untuk pengelak air
dari bermacam-macam pekerjaan dan untuk pemeliharaan pondasi serta
bagian pekerjaan yang lain agar bebas dari air dan pekerjaan konstruksi sesuai
dengan syarat-syarat. Penyedia Jasa bertanggung jawab untuk memperbaiki
kerusakan akibat banjir atau kegagalan pengelak air atau pekerjaan pengaman
atas biaya Penyedia Jasa.

Setelah cofferdam, semua tanggul atau pembuangan air sementara sudah


berfungsi segera dibongkar, atau diratakan sehingga kelihatan baik dan tidak
menganggu kelancaran saluran dan bangunan yang berhubungan dengan
pengelak atau aliran parit alam.

Cara pengelak air yang dilakukan oleh Penyedia Jasa harus mendapat
persetujuan Direksi kecuali lebih jauh sebagaimana disetujui atau diijinkan oleh
Direksi untuk pekerjaan pengelak air Kontraktor tidak akan menganggu
jalannya air yang dibutuhkan untuk pengairan pada jaringan pengairan yang
ada.

Apabila pelaksanaan pekerjaan benda dibawah muka air tanah, air tersebut
supaya dipompa dahulu sebelum melakukan penggalian.

Pengelak air dilakukan sedemikian rupa, sehingga dapat dipelihara kestabilan


dari dasar dan sisi miring yang digali sehingga semua pelaksanaan Konstruksi
dikerjakan pada keadaan kering.

Pengalihan sementara dari saluran pengairan yang ada.

Penyedia Jasa tidak diperbolehkan mengganggu sistim pengairan yang ada


selama pelaksanaan pekerjaan Direksi akan meminta Penyedia Jasa untuk
mengerjakan pekerjaan pengalihan sementara pada saluran irigasi yang ada
sebelum melaksanakan pekerjaan saluran serta bangunan yang berhubungan
Kontraktor supaya menyerahkan pengalihan sementara untuk mendapatkan
persetujuan Direksi. Setelah rencana itu disetujui/dirubah atas petunjuk Direksi,
pelaksanaan pekerjaan pengalihan sementara harus sesuai dengan yang telah
disetujui.

Biaya untuk pembuatan rencana pengalihan saluran pengairan yang ada


supaya dicantumkan dalam, volume pekerjaan, sesuai dengan kemajuan
pekerjaan dan perintah Direksi.

Pengukuran Dan Pembayaran


Bangunan yang diuraikan dalam Seksi ini akan dibayar menurut pembayaran
Lump Sum dari Spesifikasi ini, dimana pembayaran harus dianggap
kompensasi penuh untuk pembuatan, penyediaan, pelayanan,
pemeliharaan, pembersihan dan pembongkaran semua bangunan tersebut
setelah Pekerjaan selesai.

Keamanan Dan Pemeriksaan Kesehatan

Umum
Semua keamanan dan pemeriksaan kesehatan yang perlu selama
pelaksanaan pekerjaan, antara lain pengaturan kesehatan, pembersihan
lapangan, bahan peledak dan bensin, pemagaran sementara, keamanan dan
pencegahan kebakaran, dibuat dan dipelihara oleh Kontraktor atas biaya
Penyedia Jasa. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab terhadap semua
keamanan dan pemeriksaan kesehatan, dan menyerahkan pengaturan dan
organisasi untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
Tidak ada pembayaran tambahan dan dalam hal ini semua biaya sudah
termasuk dalam harga kontrak.

Sistim pengawasan keamanan

Penyedia Jasa supaya mengatur sistim pengawasan keamanan dan


organisasinya dan diserahkan untuk mendapat persetujuan kepada Direksi.
Sistim Pengawasan Keamanan dengan kapasitas peralatan dan tenaga yang
cukup untuk menghindari kecelakaan dan kerusakan terhadap manusia dan
barang milik yang bersangkutan.
Sistim pengawasan keamanan harus dilaksanakan sesuai dengan program
yang disetujui dan berpegang pada hukum/peraturan yang berlaku di
Indonesia.
Peraturan kesehatan

Penyedia Jasa harus mengusahakan lapangan kerja dalam keadaan bersih


dan keadaan sehat serta memperlengkapi/memelihara kemudahan untuk
penggunaan tenaga yang dikerjakan pada suatu tempat yang telah disetujui
oleh Direksi dan penguasa setempat.
Penyedia Jasa hendaknya juga membuat pengumuman dan mengambil
langkah-langkah pencegahan yang perlu untuk menjaga agar lapangan tetap
bersih.

Bahan peledak dan bensin

Penyedia Jasa hendaknya membuat peraturan untuk menyangkut dan


menyimpan atau mengendalikan bahan peledak dan bensin seaman mungkin
untuk melindungi masyarakat sesuai dengan hukum dan dan peraturan
keamanan yang berlaku. Penyedia Jasa harus memiliki semua surat
keterangan yang diperlukan dan membayar semua biaya yang diperlukan
untuk pemindahan bahan peledak dan bahan bakar disuatu tempat ke tempat
lainnya, dan menyimpan dengan baik seperti semula.

Penyedia Jasa supaya menyediakan dan memasang sistim peringatan yang


cukup dan memberikan peringatan pada masyarakat mengenai bahaya yang
mungkin timbul sehubungan dengan bahan peledak.

Penyedia Jasa harus yakin bila hendak mengeluarkan bahan peledak bahwa
daerah yang akan diledakkan benar-benar kosong dari semua penduduk,
orang jalan kaki atau lalu lintas kendaraan. Penyedia Jasa harus memasang
papan nama pada setiap jalan masuk ke daerah tersebut hingga mencegah
lalu lintas masuk ke daerah tersebut dengan memberikan pengumuman bahwa
daerah itu sudah aman.

Tempat gudang bahan peledak harus disetujui oleh Direksi. Gasolin diatas
tanah dan tangki gas minyak tanah tidak diperbolehkan diletakkan pada batas
perkampungan atau lebih dekat dari pada 100m ke bangunan yang ada
dilapangan. Penyedia Jasa tidak diperbolehkan menggunakan bahan peledak
tanpa persetujuan tertulis dari Direksi, dan bertanggung jawab pada saat
pelaksanaan peledakan.

Pencegahan kebakaran

Penyedia Jasa harus melakukan setiap pencegahan dan melindungi api yang
terjadi pada atau sekitar lapangan kerja dan harus menyediakan segala yang
diperlukan/peralatan pencegahan kebakaran yang cukup, untuk siap
digunakan pada semua bangunan air dan bangunan gedung atau pekerjaan
yang sedang dalam pelaksanaan, termasuk perkampungan tempat tinggal,
pemondokan buruh dan bangunan gedung lainnya. Penyedia Jasa akan
memelihara peralatan dan perlengkapan pemadam kebakaran yang
dibutuhkan dalam keadaan baik sampai pekerjaan diterima oleh pemberi tugas.
Penyedia Jasa akan berusaha keras untuk memadamkan kebakaran yang
terjadi di lapangan kerja.
Dalam hal ini Kontraktor menyediakan perlengkapan yang mutlak diperlukan
dan tenaga buruh yang dikerjakan dilapangan.

Penyelidikan Tanah Tambahan


Penyedia Jasa atas perintah Direksi akan melakukan penggalian dan atau
pengeboran yang berhubungan dengan penyelidikan tanah pada bangunan-
bangunan yang telah ada di lapangan atau ditempat-tempat lain.
Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan akan mencakup contoh tanah “undisturb”
atau “disturb” dari material pondasi untuk pemeriksaan (analisa), pengetesan
langsung dalam pondasi dengan disaksikan oleh wakil Direksi dan
menyerahkan contoh-contoh (samples) kepada Direksi untuk dilakukan
pengetesan laboratorium.

Penyedia Jasa akan menyerahkan hasil dari penyelidikan tanah kepada Direksi
dengan segera untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
Pekerjaan penyelidikan tanah tambahan ini akan menjadi pekerjaan tambahan
dalam sebagian pekerjaan cadangan, pada syarat-syarat Kontrak. Semua
biaya untuk keperluan tersebut ditanggung oleh Penyedia Jasa.

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAAN TANAH

UMUM

Pembersihan Lapangan

Penyedia Jasa harus membersihkan lapangan kerja untuk saluran dan


bangunan yang ada dan semua tumbuhan dan bambu, termasuk pohon-pohon.
Penyedia Jasa harus membongkar akar-akar, mengisi lubang-lubangnya
dengan tanah dan dipadatkan kemudian membuang dari tempat pekerjaan
semua bahan-bahan hasil pembersihan lapangan.

Pekerjaan Tanah

Semua pekerjaan tanah dari beberapa bagian harus dilaksanakan menurut


ukuran dan ketinggian yang ditunjukan dalam gambar atau menurut ukuran dan
ketinggian lain, yang mungkin akan diperintahkan oleh Direksi. Ukuran yang
berdasarkan atau berhubungan dengan ketinggian tanah, atau jarak terusan
harus ditunjukan kepada Direksi lebih dahulu, sebelum memulai pekerjaan
tanah pada setiap tempat. Yang dimaksud dengan ketinggian tanah” dalam
spesifikasi adalah tinggi “permukaan tanah” sesudah pembersihan lapangan
dan sebelum pekerjaan tanah dimulai.

Luasnya Penggalian

Luasnya penggalian harus sekecil mungkin menurut petunjuk Direksi untuk


pekerjaan bangunan. Penggalian dimulai dari muka tanah dengan harus
mengambil lebar yang cukup sesuai gambar atau ditentukan lain oleh Direksi.
Perbaikan/pembangunan saluran terbuka dan saluran tertutup (pipa) harus
dibatasi panjangnya dan harus mendapat persetujuan Direksi terlebih dahulu
secara tertulis, kecuali persetujuan secara tertulis dari Direksi, pekerjaan pada
setiap panjang yang disetujui harus diselesaikan sampai memuaskan Direksi,
sebelum pekerjaan selanjutnya dimulai.

Galian Tanah,Pengukuran dan Pembayaran

Galian Tanah
1)Uraian
a) Pekerjaan ini harus mencakup penggalian, penanganan, pembuangan
atau penumpukan tanah atau batu atau bahan lain dari jalan atau
sekitarnya yang diperlukan untuk penyelesaian dari pekerjaan dalam
Kontrak ini.
b) Kecuali untuk keperluan pembayaran, ketentuan dari Seksi ini berlaku
untuk semua jenis galian yang dilakukan sehubungan dengan Kontrak,
dan pekerjaan galian dapat berupa :
i) Galian tanah
ii) Galian batu

c) Galian tanah harus mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasi


sebagai galian batu, galian struktur dan galian sumber bahan (borrow
excavation)

d) Galian Batu harus mencakup galian bongkahan batu dengan volume 1


meter kubik atau lebih dan seluruh batu atau bahan lainnya yang menurut
Direksi Pekerjaan adalah tidak praktis menggali tanpa penggunaan alat
bertekanan udara atau pemboran, dan peledakan. Galian ini tidak
termasuk galian yang menurut Direksi Pekerjaan dapat dibongkar dengan
penggaru (ripper) Excavator.

2)Toleransi Dimensi

a) Kelandaian akhir, garis dan formasi sesudah galian tidak boleh berbeda
lebih dari 2 cm dari yang ditentukan dalam Gambar atau yang
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan pada setiap titik.

b) Permukaan galian tanah maupun batu yang telah selesai dan terbuka
terhadap aliran air permukaan harus cukup rata dan harus memiliki cukup
kemiringan untuk menjamin pengaliran air yang bebas dari permukaan itu
tanpa terjadi genangan.

3)Pengajuan Kesiapan Kerja dan Pencatatan

a) Untuk setiap pekerjaan galian yang dibayar menurut Seksi ini, sebelum
memulai pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi
Pekerjaan, gambar detil penampang melintang yang menunjukkan elevasi
tanah asli sebelum operasi pembersihan dan pembongkaran, atau
penggalian dilaksanakan.

b) Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan gambar


detil seluruh struktur sementara yang diusulkan atau yang diperintahkan
untuk digunakan, seperti penyokong (shoring), pengaku (bracing),
cofferdam, dan dinding penahan rembesan (cutoff wall), dan gambar-
gambar tersebut harus memperoleh perse-tujuan dari Direksi Pekerjaan
sebelum melaksanakan pekerjaan galian yang akan dilindungi oleh
struktur sementara yang diusulkan.

c) Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan untuk setiap galian


untuk tanah dasar, formasi atau pondasi yang telah selesai dikerjakan, dan
bahan landasan atau bahan lainnya tidak boleh dihampar sebelum
kedalaman galian, sifat dan kekerasan bahan pondasi disetujui terlebih
dahulu oleh Direksi Pekerjaan.

d) Arsip tentang rencana peledakan dan semua bahan peledak yang


digunakan, yang menunjukkan lokasi serta jumlahnya, harus disimpan
oleh Kontraktor untuk diperiksa Direksi Pekerjaan.
e) Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu
catatan tertulis tentang lokasi, kondisi dan kuantitas perkerasan beraspal
yang akan dikupas atau digali. Pencatatan pengukuran harus dilakukan
setelah seluruh bahan perkerasan beraspal telah dikupas atau digali.

4) Pengamanan Pekerjaan Galian

a) Penyedia Jasa harus memikul semua tanggung jawab dalam menjamin


keselamatan pekerja, yang melaksanakan pekerjaan galian, penduduk
dan bangunan yang ada di sekitar lokasi galian.

b) Selama pelaksanaan pekerjaan galian, lereng sementara galian yang


stabil dan mampu menahan pekerjaan, struktur atau mesin di sekitarnya,
harus dipertahan-kan sepanjang waktu, penyokong (shoring) dan pengaku
(bracing) yang memadai harus dipasang bilamana permukaan lereng
galian mungkin tidak stabil. Bilamana diperlukan, Kontraktor harus
menyokong atau mendukung struktur di sekitarnya, yang jika tidak
dilaksanakan dapat menjadi tidak stabil atau rusak oleh pekerjaan galian
tersebut.

Untuk menjaga stabilitas lereng galian dan keamanan pekerja maka


galian tanah yang lebih dari 5 meter harus dibuat bertangga dengan
teras selebar 1 meter atau sebagaimana yang diperintahkan Direksi
Pekerjaan

c) Peralatan berat untuk pemindahan tanah, pemadatan atau keperluan


lainnya tidak diijinkan berada atau beroperasi lebih dekat 1,5 m dari tepi
galian parit untuk gorong-gorong pipa atau galian pondasi untuk struktur,
terkecuali bilamana pipa atau struktur lainnya yang telah terpasang dalam
galian dan galian tersebut telah ditimbun kembali dengan bahan yang
disetujui Direksi Pekerjaan dan telah dipadatkan.

d) Cofferdam, dinding penahan rembesan (cut off wall) atau cara lainnya
untuk mengalihkan air di daerah galian harus dirancang sebagaimana
mestinya dan cukup kuat untuk menjamin bahwa keruntuhan mendadak
yang dapat membanjiri tempat kerja dengan cepat, tidak akan terjadi.

e) Dalam setiap saat, bilamana pekerja atau orang lain berada dalam lokasi
galian, dimana kepala mereka, yang meskipun hanya kadang-kadang
saja, berada di bawah permukaan tanah, maka Penyedia Jasa harus
menempatkan seorang pengawas keamanan di lokasi kerja yang
tugasnya hanya memantau keamanan dan kemajuan. Sepanjang waktu
penggalian, peralatan galian cadangan (yang belum dipakai) serta
perlengkapan P3K harus tersedia pada tempat kerja galian.

f) Bahan peledak yang diperlukan untuk galian batu harus disimpan,


ditangani, dan digunakan dengan hati-hati dan di bawah pengendalian
yang extra ketat sesuai dengan Peraturan dan Perundang-undangan
yang berlaku. Kontraktor harus bertanggungjawab dalam mencegah
pengeluaran atau penggunaan yang tidak tepat atas setiap bahan
peledak dan harus menjamin bahwa penanganan peledakan hanya
dipercayakan kepada orang yang berpengalaman dan
bertanggungjawab.
g) Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang
(barikade) yang cukup untuk mencegah pekerja atau orang lain terjatuh ke
dalamnya, dan setiap galian terbuka pada lokasi jalur lalu lintas maupun
lokasi bahu jalan harus diberi rambu tambahan pada malam hari berupa
drum yang dicat putih (atau yang sejenis) beserta lampu merah atau
kuning guna menjamin keselamatan para pengguna jalan, sesuai dengan
yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.

5)Jadwal Kerja

a) Perluasan setiap galian terbuka pada setiap operasi harus dibatasi


sepadan dengan pemeliharaan permukaan galian agar tetap dalam
kondisi yang mulus, dengan mempertimbangkan akibat dari pengeringan,
perendaman akibat hujan dan gangguan dari operasi pekerjaan
berikutnya.

b) Galian saluran atau galian lainnya yang memotong jalan harus dilakukan
dengan pelaksanaan setengah badan jalan sehingga jalan tetap terbuka
untuk lalu lintas pada setiap saat.

c) Bilamana lalu lintas pada jalan terganggu karena peledakan atau operasi-
operasi pekerjaan lainnya, Kontraktor harus mendapatkan persetujuan
terlebih dahulu atas jadwal gangguan tersebut dari pihak yang berwenang
dan juga dari Direksi Pekerjaan.

d) Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan maka setiap galian


perkerasan beraspal harus ditutup kembali dengan campuran aspal
sehingga dapat dibuka untuk lalu lintas.

6)Kondisi Tempat Kerja

a) Seluruh galian harus dijaga agar bebas dari air dan Penyedia Jasa harus
menyediakan semua bahan, perlengkapan dan pekerja yang diperlukan
untuk pengeringan (pemompaan), pengalihan saluran air dan pembuatan
drainase sementara, dinding penahan rembesan (cut off wall) dan
cofferdam. Pompa siap pakai di lapangan harus senantiasa dipelihara
sepanjang waktu untuk menjamin bahwa tak akan terjadi gangguan dalam
pengeringan dengan pompa.

b) Bilamana Pekerjaan sedang dilaksanakan pada drainase lama atau


tempat lain dimana air atau tanah rembesan (seepage) mungkin sudah
tercemari, maka Penyedia Jasa harus senantiasa memelihara tempat
kerja dengan memasok air bersih yang akan digunakan oleh pekerja
sebagai air cuci, bersama-sama dengan sabun dan desinfektan yang
memadai.

7)Perbaikan Terhadap Pekerjaan Galian Yang Tidak Memenuhi Ketentuan

a) Pekerjaan galian yang tidak memenuhi toleransi yang diberikan dalam


Pasal di atas sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor dan harus
diperbaiki oleh Penyedia Jasa sebagai berikut :

i) Lokasi galian dengan garis dan ketinggian akhir yang melebihi garis
dan ketinggian yang ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana
yang diperintahkan Direksi Pekerjaan harus digali lebih lanjut sampai
memenuhi toleransi yang disyaratkan.
ii) Lokasi dengan penggalian yang melebihi garis dan ketinggian yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan, atau lokasi yang mengalami kerusakan atau
menjadi lembek, harus ditimbun kembali dengan bahan timbunan
pilihan atau lapis pondasi agregat sebagaimana yang diperintahkan
Direksi Pekerjaan.

iii) Lokasi galian perkerasan beraspal dengan dimensi dan kedalaman


yang melebihi yang telah ditetapkan oleh Direksi Pekerjaan, harus
diperbaiki dengan menggunakan bahan-bahan yang sesuai dengan
kondisi perkerasan lama sampai mencapai elevasi rancangan.

8)Penggunaan dan Pembuangan Bahan Galian

a) Semua bahan galian tanah dan galian batu yang dapat dipakai dalam
batas-batas dan lingkup proyek bilamana memungkinkan harus digunakan
secara efektif untuk formasi timbunan atau penimbunan kembali.

b) Bahan galian yang mengandung tanah yang sangat organik, tanah


gambut (peat), sejumlah besar akar atau bahan tetumbuhan lainnya dan
tanah kompresif yang menurut pendapat Direksi Pekerjaan akan
menyulitkan pemadatan bahan di atasnya atau yang mengakibatkan
setiap kegagalan atau penurunan (settlement) yang tidak dikehendaki,
harus diklasifikasikan sebagai bahan yang tidak memenuhi syarat untuk
digunakan sebagai timbunan dalam pekerjaan permanen.

c) Setiap bahan galian yang melebihi kebutuhan timbunan, atau tiap bahan
galian yang tidak disetujui oleh Direksi Pekerjaan untuk digunakan sebagai
bahan timbunan, harus dibuang dan diratakan oleh Penyedia Jasa di luar
Daerah irigasi seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan.

d) Penyedia Jasa harus bertanggungjawab terhadap seluruh pengaturan


dan biaya yang diperlukan untuk pembuangan bahan galian yang tidak
terpakai atau yang tidak memenuhi syarat untuk bahan timbunan,
termasuk pembuangan bahan galian yang diuraikan dalam Point b) dan c)
diatas, juga termasuk pengangkutan hasil galian ke tempat pembuangan
akhir sesuai peolehan ijin dari pemilik atau penyewa tanah dimana
pembuangan akhir tersebut akan dilakukan atau sesuai peintah Direksi.

9) Pengembalian Bentuk dan Pembuangan Pekerjaan Sementara

a) Kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan, semua struktur


sementara seperti cofferdam atau penyokong (shoring) dan pengaku
(bracing) harus dibongkar oleh Penyedia Jasa setelah struktur permanen
atau pekerjaan lainnya selesai. Pembongkaran harus dilakukan
sedemikian sehingga tidak mengganggu atau merusak struktur atau
formasi yang telah selesai.

b) Bahan bekas yang diperoleh dari pekerjaan sementara tetap menjadi milik
Penyedia Jasa atau bila memenuhi syarat dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan, dapat dipergunakan untuk pekerjaan permanen dan dibayar
menurut Mata Pembayaran yang relevan sesuai dengan yang terdapat
dalam Daftar Penawaran.

c) Setiap bahan galian yang sementara waktu diijinkan untuk ditempatkan


dalam saluran air harus dibuang seluruhnya setelah pekerjaan berakhir
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu saluran air.
d) Seluruh tempat bekas galian bahan atau sumber bahan yang digunakan
oleh Kontraktor harus ditinggalkan dalam suatu kondisi yang rata dan rapi
dengan tepi dan lereng yang stabil dan saluran drainase yang memadai.

Prosedure Penggalian
1)Prosedur Umum

a) Penggalian harus dilaksanakan menurut kelandaian, garis, dan elevasi


yang ditentukan dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan
dan harus mencakup pembuangan semua bahan dalam bentuk apapun
yang dijumpai, termasuk tanah, batu, batu bata, beton, pasangan batu dan
bahan perkerasan lama, yang tidak digunakan untuk pekerjaan permanen.

b) Pekerjaan galian harus dilaksanakan dengan gangguan yang seminimal


mungkin terhadap bahan di bawah dan di luar batas galian.

c) Bilamana bahan yang terekspos pada garis formasi atau tanah dasar atau
pondasi dalam keadaan lepas atau lunak atau kotor atau menurut
pendapat Direksi Pekerjaan tidak memenuhi syarat, maka bahan tersebut
harus seluruhnya dipadatkan atau dibuang dan diganti dengan timbunan
yang memenuhi syarat, sebagaimana yang diperintahkan Direksi
Pekerjaan.

d) Bilamana batu, lapisan keras atau bahan yang sukar dibongkar dijumpai
pada garis formasi untuk saluran yang diperkeras, pada tanah dasar
pada dasar galian pipa atau pondasi struktur, maka bahan tersebut
harus digali 15 cm lebih dalam sampai permukaan yang mantap dan
merata. Tonjolan-tonjolan batu yang runcing pada permukaan yang
terekspos tidak boleh tertinggal dan semua pecahan batu yang
diameternya lebih besar dari 15 cm harus dibuang. Profil galian yang
disyaratkan harus diperoleh dengan cara menimbun kembali dengan
bahan yang disetujui Direksi Pekerjaan dan dipadatkan.

e) Peledakan sebagai cara pembongkaran batu hanya boleh digunakan jika,


menurut pendapat Direksi Pekerjaan, tidak praktis menggunakan alat
bertekanan udara atau suatu penggaru (ripper) hidrolis berkuku tunggal.
Direksi Pekerjaan dapat melarang peledakan dan memerintahkan untuk
menggali batu dengan cara lain, jika, menurut pendapatnya, peledakan
tersebut berbahaya bagi manusia atau struktur di sekitarnya, atau
bilamana dirasa kurang cermat dalam pelaksanaan-nya.

f) Bilamana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, Penyedia Jasa harus


menyediakan anyaman pelindung ledakan (heavy mesh blasting) untuk
melindungi orang, bangunan dan pekerjaan selama penggalian. Jika
dipandang perlu, peledakan harus dibatasi waktunya seperti yang
diuraikan oleh Direksi Pekerjaan.

2) Galian untuk Struktur dan Pipa

a) Galian untuk pipa, gorong-gorong atau drainase beton dan galian untuk
pondasi bendung atau struktur lain, harus cukup ukurannya sehingga
memungkinkan pemasangan bahan dengan benar, pengawasan dan
pemadatan penimbunan kembali di bawah dan di sekeliling pekerjaan.

b) Cofferdam, penyokong (shoring) dan pengaku (bracing) atau tindakan lain


untuk mengeluarkan air harus dipasang untuk pembuatan dan
pemeriksaan kerangka acuan dan untuk memungkinkan pemompaan dari
luar acuan. Cofferdam atau penyokong atau pengaku yang tergeser atau
bergerak ke samping selama pekerjaan galian harus diperbaiki,
dikembalikan posisinya dan diperkuat untuk menjamin kebebasan ruang
gerak yang diperlukan selama pelaksanaan.

Cofferdam, penyokong dan pengaku (bracing) yang dibuat untuk


pondasi bendung atau struktur lainnya harus diletakkan sedemikian
hingga tidak menyebabkan terjadinya penggerusan dasar, tebing atau
bantaran sungai.

c) Galian sampai elevasi akhir pondasi untuk pondasi struktur tidak boleh
dilaksanakan sampai sesaat sebelum pondasi akan dicor.

4) Galian pada Sumber Bahan

a) Sumber bahan (borrow area), apakah di dalam Daerah irigasi atau di


tempat lain, harus digali sesuai dengan ketentuan dari Spesifikasi ini.

b) Persetujuan untuk membuka sumber galian baru atau mengoperasikan


sumber galian lama harus diperoleh secara tertulis dari Direksi
Pekerjaan sebelum setiap operasi penggalian dimulai.

Pengukuran dan Pembayaran

1) Galian Yang Tidak Diukur Untuk Pembayaran

Sebagian besar pekerjaan galian dalam Kontrak tidak akan diukur dan dibayar
menurut Seksi ini. Jenis galian yang secara spesifik tidak dimasukkan untuk
pengukuran dalam Seksi ini adalah :

a) Galian di luar garis yang ditunjukkan dalam profil dan penampang


melintang yang disetujui tidak akan dimasukkan dalam volume yang diukur
untuk pembayaran kecuali bilamana :
i) Galian yang diperlukan untuk membuang bahan yang lunak atau
tidak memenuhi syarat.
ii) Pekerjaan tambah sebagai akibat dari longsoran lereng atau struktur
sementara penahan tanah atau air (seperti penyokong, pengaku,
atau cofferdam) yang sebelumnya telah diterima oleh Direksi
Pekerjaan secara tertulis.

b) Pekerjaan galian yang dilaksanakan dalam pengembalian kondisi


(reinstatement) perkerasan lama tidak akan diukur untuk pembayaran,
kompensasi untuk pekerjaan ini telah dimasukkan dalam berbagai harga
satuan penawaran yang untuk masing-masing bahan yang digunakan
pada operasi pengembalian kondisi.

c) Pekerjaan galian yang dilaksanakan untuk memperoleh bahan konstruksi


dari sumber bahan (borrow pits) atau sumber lainnya di luar batas-batas
daerah kerja tidak boleh diukur untuk pembayaran, biaya pekerjaan ini
dipandang telah dimasukkan dalam harga satuan penawaran untuk timbunan
atau bahan perkerasan.

2) Pengukuran Galian Untuk Pembayaran

a) Pekerjaan galian di luar ketentuan seperti di atas harus diukur untuk


pembayaran sebagai volume di tempat dalam meter kubik bahan yang
dipindahkan. Dasar perhitungan ini haruslah gambar penampang
melintang profil tanah asli sebelum digali yang telah disetujui dan
gambar pekerjaan galian akhir dengan garis, kelandaian dan elevasi
yang disyaratkan atau diterima. Metode perhitungan haruslah metode
luas ujung rata-rata, menggunakan penampang melintang pekerjaan
dengan jarak tidak lebih dari 25 meter.

b) Pekerjaan galian yang dapat dimasukkan untuk pengukuran dan


pembayaran menurut uraian ini akan tetap dibayar sebagai galian hanya
bilamana bahan galian tersebut tidak digunakan dan dibayar dalam Seksi
lain dari Spesifikasi ini.

c) Bilamana bahan galian dinyatakan secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan


dapat digunakan sebagai bahan timbunan, namun tidak digunakan oleh
Penyedia Jasa sebagai bahan timbunan, maka volume bahan galian
yang tidak terpakai ini dan terjadi semata-mata hanya untuk
kenyamanan Penyedia Jasa dengan exploitasi sumber bahan (borrow
pits) maka tanah dari sumber bahan tidak akan dibayar.

d) Pekerjaan galian struktur yang diukur adalah volume dari prisma yang
dibatasi oleh bidang-bidang sebagai berikut :

▪ Bidang atas adalah bidang horisontal seluas bidang dasar pondasi


yang melalui titik terendah dari terain tanah asli. Di atas bidang
horisontal ini galian tanah diperhitungkan sebagai galian biasa atau
galian batu sesuai dengan sifatnya
▪ Bidang bawah adalah bidang dasar pondasi.
▪ Bidang tegak adalah bidang vertikal keliling pondasi.

Pengukuran volume tidak diperhitungkan di luar bidang-bidang yang


diuraikan di atas atau sebagai pengembangan tanah selama
pemancangan, tambahan galian karena kelongsoran, bergeser, runtuh
atau karena sebab-sebab lain.

e) Pengangkutan hasil galian ke lokasi pembuangan akhir atau lokasi


timbunan yang menggunakan dumptruck dibayar dengan volume jarak
maksimal 1 km. Apabila dibuang melebihi 1km, dibayar maksimal 1 km.
Jika buangan di bawah 1 km, dibayar sesuai jarak buangan.

3) Dasar Pembayaran

Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut
satuan pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas
dan Harga untuk masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah
ini, dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh
untuk seluruh pekerjaan termasuk cofferdam, penyokong, pengaku dan
pekerjaan yang berkaitan, dan biaya yang diper-lukan dalam melaksanakan
pekerjaan galian sebagaimana diuraikan dalam Seksi ini.
Bilamana cofferdam, penyokong, pengaku dan pekerjaan yang berkaitan,
termasuk dalam Mata Pembayaran yang terdapat dalam Daftar Kuantitas dan
Harga, maka pekerjaan ini akan dibayar menurut Harga Penawaran dalam
lump sum sesuai dengan ketentuan berikut ini; pekerjaan ini mencakup
penyediaan, pembuatan, pemeliharaan dan pembuangan setiap dan semua
cofferdam, penyokong, pengaku, sumuran, penurapan, pengendali air (water
control), dan operasi-operasi lainnya yang diperlukan untuk diterimanya
penyelesaian galian yang termasuk dalam pekerjaan dari Pasal ini sampai
suatu kedalaman yang ditentukan.

Timbunan Tanah Pengukuran dan Pembayaran

Timbunan Tanah

1) Uraian

a) Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan


pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui untuk pembuatan
timbunan, untuk penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk
timbunan umum yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan
sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang melintang yang
disyaratkan atau disetujui.

b) Timbunan yang dicakup oleh ketentuan dalam Seksi ini harus dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu timbunan biasa, timbunan pilihan dan timbunan
pilihan di atas tanah rawa.

Timbunan pilihan akan digunakan sebagai lapis penopang (capping


layer) untuk meningkatkan daya dukung tanah dasar, juga digunakan di
daerah saluran air dan lokasi serupa dimana bahan yang plastis sulit
dipadatkan dengan baik. Timbunan pilihan dapat juga digunakan untuk
stabilisasi lereng atau pekerjaan pelebaran timbunan jika diperlukan
lereng yang lebih curam karena keterbatasan ruangan, dan untuk
pekerjaan timbunan lainnya dimana kekuatan timbunan adalah faktor
yang kritis.
Timbunan pilihan di atas tanah rawa akan digunakan untuk melintasi
daerah yang rendah dan selalu tergenang oleh air, yang menurut
pendapat Direksi Pekerjaan tidak dapat dialirkan atau dikeringkan
dengan cara yang diatur dalam Spesifikasi ini.
c) Pekerjaan yang tidak termasuk bahan timbunan yaitu bahan yang
dipasang sebagai landasan untuk pipa atau saluran beton, maupun bahan
drainase porous yang dipakai untuk drainase bawah permukaan atau
untuk mencegah hanyutnya partikel halus tanah akibat proses
penyaringan.

2) Toleransi Dimensi

a) Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi
atau lebih rendah 2 cm dari yang ditentukan atau disetujui.
b) Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekspos harus cukup rata dan
harus memiliki kelandaian yang cukup untuk menjamin aliran air
permukaan yang bebas.
c) Permukaan akhir lereng timbunan tidak boleh bervariasi lebih dari 10 cm
dari garis profil yang ditentukan.

d) Timbunan tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan tebal padat lebih
dari 20 cm atau dalam lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm.

3) Standar Rujukan
Standar Nasional Indonesia (SNI) :
SNI 03-3422-1994 : Metode Pengujian Analisis Ukuran Butir Tanah
(AASHTO T 88 - Dengan Alat Hidrometer.
90)
SNI 03-1967-1990 : Metode Pengujian Batas Cair dengan Alat
(AASHTO T 89 - Casagrande.
90)
SNI 03-1966-1989 : Metode Pengujian Batas Plastis.
(AASHTO T 90 -
87)
SNI 03-1742-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Ringan Untuk
(AASHTO T 99 - Tanah.
90)
SNI 03-1743-1989 : Metode Pengujian Kepadatan Berat Untuk
(AASHTO T180 - Tanah.
90)
SNI 03-2828-1992 : Metode Pengujian Kepadatan Lapangan Dengan
(AASHTO T191- Alat Konus Pasir.
86)
SNI 03-1744-1989 : Metode Pengujian CBR Laboratorium.
(AASHTO T193 -
81)

AASHTO :
AASHTO T145 - 73 : Classification of Soils and Soil Aggregate
Mixtures for Highway Construction Purpose
AASHTO T258 - 78 : Determining Expansive Soils and Remedial
Actions
4) Pengajuan Kesiapan Kerja

a) Untuk setiap timbunan yang akan dibayar menurut ketentuan Seksi dari
Spesifikasi ini,
b) harus menyerahkan pengajuan kesiapan di bawah ini kepada Direksi
Pekerjaan sebelum setiap persetujuan untuk memulai pekerjaan disetujui
oleh Direksi Pekerjaan :

i) Gambar detil penampang melintang yang menunjukkan bagian yang


telah dipersiapkan untuk penimbunan;

ii) Hasil pengujian kepadatan yang membuktikan bahwa pemadatan


pada item tersebut yang telah disiapkan untuk timbunan yang akan
dihampar cukup memadai, bilamana diperlukan.

c) Penyedia Jasa harus menyerahkan hal-hal berikut ini kepada Direksi


Pekerjaan paling lambat 14 hari sebelum tanggal yang diusulkan untuk
penggunaan pertama kalinya sebagai bahan timbunan :

i) Dua contoh masing-masing untuk setiap jenis bahan, satu contoh


harus disimpan oleh Direksi Pekerjaan untuk rujukan selama Periode
Kontrak;
ii) Pernyataan tentang asal dan komposisi setiap bahan yang diusulkan
untuk bahan timbunan, bersama-sama dengan hasil pengujian
laboratorium yang menunjukkan bahwa sifat-sifat bahan tersebut
memenuhi ketentuan yang disyaratkan.

5) Jadwal Kerja

Untuk mencegah gangguan terhadap pelaksanaan abutment dan tembok


sayap penahan , Penyedia Jasa harus menunda sebagian pekerjaan
timbunan pada lokasi-lokasi yang ditentukan oleh Direksi Pekerjaan,
sampai waktu yang cukup untuk mendahulukan pelaksanaan abutment dan
tembok sayap.

6) Kondisi Tempat Kerja

a) Penyedia Jasa harus menjamin bahwa pekerjaan harus dijaga tetap kering
segera sebelum dan selama pekerjaan penimbunan dan pemadatan,
Bilamana memungkinkan, air yang berasal dari tempat kerja harus
dibuang ke dalam sistim drainase permanen. Cara menjebak lanau yang
memadai harus disediakan pada sistem pembuangan sementara ke
dalam sistim drainase permanen.

b) Penyedia Jasa harus selalu menyediakan pasokan air yang cukup untuk
pengen-dalian kadar air timbunan selama operasi penimbunan dan
pemadatan.

7) Perbaikan Terhadap Timbunan Yang Tidak Memenuhi Ketentuan atau Tidak


Stabil

a) Timbunan akhir yang tidak memenuhi penampang melintang yang


disyaratkan atau disetujui atau toleransi yang disyaratkan harus diperbaiki
dengan menggemburkan permukaannya dan membuang atau menambah
bahan sebagaimana yang diperlukan dan dilanjutkan dengan
pembentukan kembali dan pemadatan kembali.

b) Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan, dalam hal batas-batas


kadar airnya yang disyaratkan atau seperti yang diperintahkan Direksi
Pekerjaan, harus diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut, dilanjutkan
dengan penyemprotan air secukupnya dan dicampur seluruhnya dengan
menggunakan "motor grader" atau peralatan lain yang disetujui.

c) Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan, seperti dinyatakan dalam


batas-batas kadar air yang disyaratkan atau seperti yang diperintahkan
Direksi Pekerjaan, harus diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut
dengan penggunaan motor grader atau alat lainnya secara berulang-ulang
dengan selang waktu istirahat selama penanganan, dalam cuaca cerah.
Alternatif lain, bilamana pengeringan yang memadai tidak dapat dicapai
dengan menggaru dan membiarkan bahan gembur tersebut, Direksi
Pekerjaan dapat memerintahkan agar bahan tersebut dikeluarkan dari
pekerjaan dan diganti dengan bahan kering yang lebih cocok.

d) Timbunan yang telah dipadatkan dan memenuhi ketentuan yang


disyaratkan dalam Spesifikasi ini, menjadi jenuh akibat hujan atau banjir
atau karena hal lain, biasanya tidak memerlukan pekerjaan perbaikan
asalkan sifat-sifat bahan masih memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi ini.
e) Perbaikan timbunan yang tidak memenuhi kepadatan atau ketentuan sifat-
sifat bahan dari Spesifikasi ini haruslah seperti yang diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan dan dapat meliputi pemadatan tambahan,
penggemburan yang diikuti dengan penyesuaian kadar air dan pemadatan
kembali, atau pembuangan dan penggantian bahan.
f) Pengujian kepadatan hasil timbunan menggunakan 2 metode yang
disesuaikan dengan bahan timbunan, yaitu pengujian menggunakan
sandcone dan pengujian menggunakan water replacement.

8) Pengembalian Bentuk Pekerjaan Setelah Pengujian

Semua lubang pada pekerjaan akhir yang timbul akibat pengujian kepadatan
atau lainnya harus secepatnya ditutup kembali oleh Penyedia Jasa dan
dipadatkan sampai mencapai kepadatan dan toleransi permukaan yang
disyaratkan oleh Spesifikasi ini.

Bahan Timbunan

1) Timbunan Biasa

a) Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus terdiri dari


bahan galian tanah atau bahan galian batu yang disetujui oleh Direksi
Pekerjaan sebagai bahan yang memenuhi syarat untuk digunakan dalam
pekerjaan permanen.
b) Bahan yang dipilih sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas
tinggi, yang diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut AASHTO M145 atau
sebagai CH menurut "Unified atau Casagrande Soil Classification
System". Bila penggunaan tanah yang berplastisitas tinggi tidak dapat
dihindarkan, bahan tersebut harus digunakan hanya pada bagian dasar
dari timbunan atau pada penimbunan kembali yang tidak memerlukan
daya dukung atau kekuatan geser yang tinggi. Sebagai tambahan,
timbunan untuk lapisan ini bila diuji dengan SNI 03-1744-1989, harus
memiliki CBR tidak kurang dari 6 % setelah perendaman 4 hari bila
dipadatkan 100 % kepadatan kering maksimum (MDD) seperti yang
ditentukan oleh SNI 03-1742-1989.
c) Tanah sangat expansive yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1,25, atau
derajat pengembangan yang diklasifikasikan oleh AASHTO T258 sebagai
"very high" atau "extra high", tidak boleh digunakan sebagai bahan
timbunan. Nilai aktif adalah perbandingan antara Indeks Plastisitas / PI -
(SNI 03-1966-1989) dan persentase kadar lempung (SNI 03-3422-1994).

2) Timbunan Pilihan

a) Timbunan hanya boleh diklasifikasikan sebagai "Timbunan Pilihan" bila


digunakan pada lokasi atau untuk maksud dimana timbunan pilihan telah
ditentukan atau disetujui secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan. Seluruh
timbunan lain yang digunakan harus dipandang sebagai timbunan biasa .
b) Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari
bahan tanah atau batu yang memenuhi semua ketentuan di atas untuk
timbunan biasa dan sebagai tambahan harus memiliki sifat-sifat tertentu
yang tergantung dari maksud penggunaannya, seperti diperintahkan atau
disetujui oleh Direksi Pekerjaan. Dalam segala hal, seluruh timbunan
pilihan harus, bila diuji sesuai dengan SNI 03-1744-1989, memiliki CBR
paling sedikit 10.% setelah 4 hari perendaman bila dipadatkan sampai
100.% kepadatan kering maksimum sesuai dengan SNI 03-1742-1989.

c) Bahan timbunan pilihan yang akan digunakan bilamana pemadatan dalam


keadaan jenuh atau banjir yang tidak dapat dihindari, haruslah pasir atau
kerikil atau bahan berbutir bersih lainnya dengan Indeks Plastisitas
maksimum 6 %.

d) Bahan timbunan pilihan yang digunakan pada lereng atau pekerjaan


stabilisasi timbunan atau pada situasi lainnya yang memerlukan kuat
geser yang cukup, bilamana dilaksanakan dengan pemadatan kering
normal, maka timbunan pilihan dapat berupa timbunan batu atau kerikil
lempungan bergradasi baik atau lempung pasiran atau lempung
berplastisitas rendah. Jenis bahan yang dipilih, dan disetujui oleh Direksi
Pekerjaan akan tergantung pada kecuraman dari lereng yang akan
dibangun atau ditimbun, atau pada tekanan yang akan dipikul.

Pengukuran dan pembayaran

1) Pengukuran Timbunan

a) Timbunan harus diukur sebagai jumlah kubik meter bahan terpadatkan


yang diperlukan, diselesaikan di tempat dan diterima. Volume yang diukur
harus berdasarkan gambar penampang melintang profil tanah asli yang
disetujui atau profil galian sebelum setiap timbunan ditempatkan dan
gambar dengan garis, kelandaian dan elevasi pekerjaan timbunan akhir
yang disyaratkan dan diterima. Metode perhitungan volume bahan
haruslah metode luas bidang ujung, dengan menggunakan penampang
melintang pekerjaan yang berselang jarak tidak lebih dari 25 m.

b) Timbunan yang ditempatkan di luar garis dan penampang melintang yang


disetujui, termasuk setiap timbunan tambahan yang diperlukan sebagai
akibat penggalian bertangga pada atau penguncian ke dalam lereng lama,
atau sebagai akibat dari penurunan pondasi, tidak akan dimasukkan ke
dalam volume yang diukur untuk pembayaran. kecuali bila :
i) Timbunan yang diperlukan untuk mengganti bahan tidak memenuhi
ketentuan atau bahan yang lunak. atau untuk mengganti batu atau
bahan keras lainnya.
ii) Timbunan tambahan yang diperlukan untuk memperbaiki pekerjaan
yang tidak stabil atau gagal bilamana Penyedia Jasa tidak dianggap
bertanggung-jawab.

c) Timbunan yang dihampar untuk mengganti tanah yang dibuang oleh


Penyedia Jasa untuk dapat memasang pipa, drainase beton, gorong-
gorong, drainase bawah tanah atau struktur, tidak akan diukur untuk
pembayaran dalam Seksi ini, dan biaya untuk pekerjaan ini dipandang
telah termasuk dalam harga satuan penawaran untuk bahan yang
bersangkutan, sebagaimana disyaratkan menurut Seksi lain dari
Spesifikasi ini. Akan tetapi, timbunan tambahan yang diperlukan untuk
mengisi bagian belakang struktur penahan akan diukur dan dibayar
menurut Seksi ini.

d) Timbunan yang digunakan dimana saja di luar batas Kontrak pekerjaan,


atau untuk mengubur bahan sisa atau yang tidak terpakai, atau untuk
menutup sumber bahan, tidak boleh dimasukkan dalam pengukuran
timbunan.

2) Dasar Pembayaran

Kuantitas timbunan yang diukur seperti diuraikan di atas, dalam jarak angkut
berapapun yang diperlukan, harus dibayar untuk per satuan pengukuran dari
masing-masing harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga
untuk Mata Pembayaran terdaftar di bawah, dimana harga tersebut harus
sudah merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan,
penghamparan, pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian bahan,
seluruh biaya lain yang perlu atau biasa untuk penyelesaian yang
sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan dalam Seksi ini.

Borrow Area

Dimana disebutkan atau diperintahkan oleh Direksi, bahan timbunan yang


diperlukan untuk pekerjaan harus diambilkan dari Borrow Area yang disetujui
setelah diuji untuk mengetahui kecocokan bahan.

Sebelum penggalian pada tanah tersebut, permukaannya harus dikupas dari


tanaman-tanaman termasuk akar-akarnya. Apabila diperintahkan Direksi,
tanah harus dikupas sampai kedalaman 0,25 m untuk sementara ditimbun dan
ditempatkan disekitarnya.
Setelah selesai penggalian Penyedia Jasa harus meninggalkan daerah kerja
dalam keadaan rapi sampai memuaskan Direksi termasuk semua pekerjaan
tanah yang diperlukan untuk mencegah penggenangan air di daerah tersebut.

Penyedia Jasa harus menggali, memuat, mengangkut, membuang,


membentuk dan memadatkan bahan-bahan timbunan tersebut seperti yang
diharuskan pada pasal-pasal ditas sesuai dengan ukuran yang tercantum
dalam gambar.

Percobaan Pendahuluan Untuk Bahan Timbunan

Bila diperintahkan oleh Direksi, bahan-bahan yang diusulkan sebagai bahan


timbunan harus diuji ditempat menurut ketentuan guna mendapatkan
karakteristik dan sifat-sifatnya.

Penggalian Tanah Jelek

Jika sesuatu bahan yang jelek terdapat ditempat pondasi, Penyedia Jasa harus
memindahkan dan membuangnya ketempat yang disetujui oleh Direksi. Jika
tidak ada ketentuan atau perintah lain dari Direksi, Penyedia Jasa harus
mengisi lubang dalam pondasi tersebut dengan pasangan batu untuk
bangunan, dengan bahan timbunan tanggul untuk tanggul dan dengan bahan
berbutir yang dibenarkan untuk jalan, saluran, pipa, pasangan tegak dan lapis
lindung tebing.

Jika Penyedia Jasa menjumpai sesuatu bahan yang menurut pendapatnya


mungkin tidak baik, dia harus segera memberitahukan secara tertulis kepada
Direksi, yang akan memberi petunjuk kepada Penyedia Jasa apakah bahan
tersebut akan ditentukan sebagai bahan jelek atau baik. Biaya yang
berhubungan dengan bahan yang jelek itu harus dipikul oleh Penyedia Jasa.
Jika menurut pendapat Direksi ketidak baikan itu disebabkan oleh kegagalan
Penyedia Jasa untuk memenuhi spesifikasi, termasuk menjaga agar galian
bebas dari air. Persetujuan Direksi untuk hal-hal diatas tidak dapat dipakai
untuk menghilangkan tanggung jawab Penyedia Jasa apabila terdapat
kegagalan didalam melaksanakan bangunan pada tanah jelek.
Penyiapan Tanah

Sebelum mengerjakan timbunan, permukaan dari tanah yang akan ditimbun


harus disiapkan. Permukaan tanah tersebut di atas harus dibersihkan dari
segala tumbuh-tumbuhan termasuk akar-akarnya.

Sebelum mulai menimbun, permukaan tanahnya harus digeruk sampai


kedalaman yang lebih besar dari retak-retak tanah yang ada dan paling tidak
sampai kedalaman 0,15m, dan kadar air dari tanah yang digeruk harus dijaga
baik secara pengeringan alami atau pembasahan dengan alat semprot.

Kalau pelaksanaan pemadatan terhenti, permukaan dari timbunan harus


digaruk kembali dan kadar airnya diperiksa terlebih dahulu sebelum pekerjaan
timbunan atau pemadatan dilanjutkan.

Sebelum pekerjaan penimbunan dilakukan, semua lubang-lubang dan bekas-


bekas yang terjadi pada permukaan tanah, harus diratakan termasuk
pematang sawah sesuai persetujuan direksi.

Tambahan untuk Penurunan Tanah pada Tanggul

Penyedia Jasa harus memperhitungkan tambahan pengisian untuk pemadatan


sendiri, dan penurunan dari tanggul, baik disebutkan atau tidak, maka tinggi,
lebar dan ukuran permukaan yang telah selesai, pada akhir masa
pemeliharaan harus sesuai dengan tinggi, dan ukuran yang ditunjukkan dalam
gambar-gambar.

TRASHRACK
Untuk pekerjaan trashrack pada bendung, bahan yang digunakan dapat
berupa pipa galvanis yang diisi beton atau baja profil I dengan penguatan Baja
Profil UMP/Canal. Penyambungan atau penguatan antara pipa galvanis atau
baja profil I dengan baja profil UMP/canal harus menggunakan sambungan
las.

SALURAN

Semua pasal yang termasuk di dalam pekerjaan tanah secara umum berlaku
untuk bagian saluran-saluran kecuali apabila kedua pasal bertentangan, maka
bagian dari pasal di bawah ini yang berlaku.

Penggalian dan Pembuangan

Tanah galian dari saluran-saluran pengairan atau pembuangan harus dibuang


di luar tanggul atau disuatu tempat yang ditentukan oleh Direksi.
Tanah dari galian tersebut dapat digunakan kalau menurut pertimbangan
Direksi dapat dipertanggung jawabkan secara teknis. Penyedia Jasa harus
menyiapkan rencana pelaksanaan pekerjaan tanah untuk setiap bagian dari
pekerjaan pada suatu saat, dengan detail lokasi dan program penggalian dari
saluran dan membuang tanahnya sebagai timbunan. Penyedia Jasa harus
mengajukan usul karena pelaksanaan pekerjaan selambat-lambatnya 14
hari sebelum tanggal yang dimaksudkannya untuk dimulai pekerjaan tanah
dari tiap-tiap bagian pekerjaan, sebagai pemberitahuan kepada Direksi.
Rencana itu harus berisi keterangan- keterangan tentang penilaian penyedia
jasa terhadap tanah kelebihan yang harus ditempatkan ditanggul
pembuangan terpisah.
Tanggul
Tanggul untuk saluran pembawa, saluran pembuang, jalan dan lain-lainnya,
apabila tidak dinyatakan lain harus dibentuk dari tanah hasil galian dari saluran
pembawa atau saluran pembuang itu, bila memungkinkan.

Bila bahan untuk tanggul itu tidak memungkinkan atau kurang bila diambil dari
hasil galian saluran pembawa atau pembuang, maka kekurangan bahan diatas
harus diambil dari tanah pinjaman seperti yang diisyaratkan.

Tanggul untuk saluran dengan ketinggian melebihi muka tanah asli dibuat rapat
air, dan tidak boleh ada tanda-tanda rembesan sesudah diisi dengan debit
maksimum dalam waktu panjang.

Tanggul yang dipakai sebagai jalan inspeksi atau jalan masuk harus dibentuk
seperti yang diuraikan berikut atau dibuat dengan cara lain yang disetujui
Direksi. Bahan timbunan dihampar horisontal dengan ketebalan merata tidak
lebih dari 0,30m.

Pemadatan harus dilaksanakan dengan mesin penggilas, mesin pemadat,


mesin penggetar atau cara lain yang disetujui sehingga hasil pemadatan
mencapai tidak kurang 70% dari pemadatan kering. Pengujian kepadatan akan
sering dilakukan oleh Direksi terhadap timbunan yang kedap air.
Timbunan diatas tanah asli di belakang (backfilling) bangunan baru, terkecuali
yang telah disebutkan dalam pasal terdahulu harus dipadatkan seperti yang
diuraikan diatas untuk tanggul-tanggul yang dipakai untuk jalan inspeksi.
Apabila tidak ditentukan lain dalam gambar atau atas perintah Direksi maka
semua tanggul harus mempunyai kemiringan sesuai gambar disain. Tanggul
yang merupakan jalan inspeksi atau jalan masuk harus dibuat dengan arah dan
kemiringan sedemikian rupa sehingga dapat dilalui dengan aman dan mudah
oleh kendaraan ringan dan harus tetap dipelihara sampai akhir masa
pemeliharaan.

Ketelitian dalam Pekerjaan Tanah

Ketelitian mengenai tinggi dan ukuran dapat diijinkan sebagai diterangkan di


bawah ini, apabila luas rata penampang basah saluran untuk panjang 500 m,
yang diperintahkan oleh Direksi.

Dasar saluran : + 0,05m atau – 0.10m tegak


Level puncak timbunan : + 0,10m tegak
Dasar kemiringan timbunan : + 0,05m mendatar
Puncak kemiringan timbunan : + 0,10m mendatar

Garis sumbu dari saluran, tanggul dan jalan harus diletakkan dengan teliti dan
tidak boleh dipengaruhi oleh toleransi tersebut diatas. Semua permukaan
harus diselesaikan dengan rapi dan halus.

Peralihan

Pada setiap, perubahan tampang lintang, peralihan harus dibuat pada dasar
dan talud saluran dibuat sedemikian rupa sehingga perubahan pada arah tegak
atau mendatar tidak lebih dari 1:10.
Celah-celah Pada Tanggul

Dimana perlu pada tempat bangunan atau pada tempat yang diperintahkan,
penyedia jasa harus meninggalkan atau membuat celah-celah pada tanggul,
kemudian membangun kembali seperti semula setelah selesai bangunan
tersebut.

Longsoran di Talud

Penyeia Jasa harus mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan untuk


mencegah terjadinya longsoran dari talud galian dan tanggul. Dalam hal
terjadinya longsoran, Penyedia Jasa harus memperbaiki semua pekerjaan dan
kerusakan yang bersangkutan dan melaksanakan setiap perubahan yang
diperlukan sampai memuaskan Direksi.

Kelebihan Penggalian dan Tanah-tanah Longsoran

Jika saluran digali atau tanggul dibuat tidak sesuai dari yang disebutkan,
Penyedia Jasa harus membangunnya kembali seperti ditentukan menurut
petunjuk Direksi.

BANGUNAN

Pekerjaan Pengeringan

Penyedia jasa harus mengatasi permasalahan sumber2 air yang ada di lokasi
pekerjaan dengan melakukan pengeringan. Pengeringan dapat dilakukan
dengan membuat pengelak, sumuran dan menggunakan pompa air serta
dengan cara yang dapat disetujui oleh direksi.
Penyedia Jasa harus menjamin setiap waktu adanya peralatan yang baik dan
cukup dilapangan guna menghindari terputusnya pekerjaan pengeringan.

Penggalian dan Pembuangan

Tanah galian dari bangunan pengairan atau pembuangan harus dibuang di luar
tanggul atau disuatu tempat yang ditentukan oleh Direksi.
Tanah dari galian tersebut dapat digunakan kalau menurut pertimbangan
Direksi dapat dipertanggung jawabkan secara teknis. Penyedia Jasa harus
menyiapkan rencana pelaksanaan pekerjaan tanah untuk setiap bagian dari
pekerjaan pada suatu saat, dengan detail lokasi dan program penggalian dari
bangunan dan membuang tanahnya sebagai timbunan.
Penyedia Jasa harus mengajukan usul karena pelaksanaan pekerjaan
selambat-lambatnya 14 hari sebelum tanggal yang dimaksudkannya untuk
dimulai pekerjaan tanah dari tiap-tiap bagian pekerjaan, sebagai
pemberitahuan kepada Direksi. Rencana itu harus berisi keterangan-
keterangan tentang penilaian penyedia jasa terhadap tanah kelebihan yang
harus ditempatkan ditanggul pembuangan terpisah.
BETON

UMUM
1) Uraian

a) Pekerjaan yang disyaratkan dalam Seksi ini harus mencakup pelaksanaan


seluruh struktur beton, termasuk tulangan, struktur pracetak dan komposit,
sesuai dengan Spesifikasi dan sesuai dengan elevasi, kelandaian dan
dimensi yang ditunjukkan dalam Gambar, dan sebagaimana yang
diperlukan oleh Direksi Pekerjaan.

b) Pekerjaan ini harus meliputi pula penyiapan tempat kerja untuk


pengecoran beton, pekerjaan lantai kerja, pemompaan atau tindakan lain
untuk mempertahankan agar lokasi pekerjaan beton tetap kering.

c) Mutu beton yang akan digunakan pada masing-masing bagian dari


pekerjaan dalam Kontrak haruslah seperti yang ditunjukkan dalam
Gambar kerja dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.

d) Syarat dari SNI diterapkan sepenuhnya pada semua pekerjaan beton yang
dilaksanakan dalam Kontrak ini, kecuali bila terdapat pertentangan dengan
ketentuan dalam Spesifikasi ini, dalam hal ini ketentuan dalam Spesifikasi
ini yang harus dipakai.

2) Penerbitan Detail Pelaksanaan

Detail pelaksanaan untuk pekerjaan beton yang tidak disertakan dalam


Dokumen Kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkan oleh Direksi
Pekerjaan setelah peninjauan rancangan awal telah selesai dilaksanakan
serta sesuai dengan Spesifikasi ini.

3) Jaminan Mutu

Mutu bahan yang dipasok dari campuran yang dihasilkan dan cara kerja
serta hasil akhir harus dipantau dan dikendalikan sesuai yang disyaratkan
dalam spesifikasi ini.

4) Standar Rujukan

Standar Industri Indonesia (SII) :

SII-13-1977 : Semen Portland.


(AASHTO M85 -
75)

Standar Nasional Indonesia (SNI) :

SK SNI M-02- : Metode Pengujian Jumlah bahan Dalam Agregat


1994-03 Yang Lolos Saringan No.200 (0,075 mm).
(AASHTO T11 -
90)
SNI 03-2816-1992 : Metode Pengujian Kotoran Organik Dalam Pasir
(AASHTO T21 - untuk Campuran Mortar dan Beton.
87)
SNI 03-1974-1990 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton.
(AASHTO T22 -
90)
Pd M-16-1996-03 : Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji
(AASHTO T23 - Beton di Lapangan.
90)

SNI 03-1968-1990 : Metode Pengujian tentang Analisis Saringan


(AASHTO T27 - Agregat Halus dan Kasar.
88)
SNI 03-2417-1991 : Metode Pengujian Keausan Agregat dengan
(AASHTO T96 - Mesin Los Angeles.
87)
SNI 03-3407-1994 : Metode Pengujian Sifat Kekekalan Bentuk
(AASHTO T104 - Agregat Terhadap Larutan Natrium Sulfat dan
86) Magnesium Sulfat.
SK SNI M-01- : Metode Pengujian Gumpalan Lempung dan
1994-03 Butir-butir Mudah Pecah Dalam Agregat.
(AASHTO T112 -
87)
SNI 03-2493-1991 : Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji
(AASHTO T126 - Beton di Laboratorium.
90)
SNI 03-2458-1991 : Metode Pengambilan Contoh Untuk Campuran
(AASHTO T141 - Beton Segar.
84)

AASHTO :

AASHTO T26 - 79 : Quality of Water to be used in Concrete.

5) Pengajuan Kesiapan Kerja

a) Penyedia Jasa harus mengirimkan contoh dari seluruh bahan yang


hendak digunakan dengan data pengujian yang memenuhi seluruh sifat
bahan yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini.

b) Penyedia Jasa harus mengirimkan rancangan campuran untuk masing-


masing mutu beton yang diusulkan untuk digunakan 30 hari sebelum
pekerjaan pengecoran beton dimulai.

c) Penyedia Jasa harus segera menyerahkan secara tertulis hasil dari


seluruh pengujian pengendalian mutu yang disyaratkan sehingga data
tersebut tersedia.

d) Pengujian kuat tekan beton yang harus dilaksanakan minimum meliputi


peng-ujian kuat tekan beton yang berumur 7 hari, 14 hari, dan 28 hari
setelah tanggal pencampuran.
e) Penyedia Jasa harus mengirim Gambar detil untuk seluruh perancah
dan pembesian yang akan digunakan, dan harus memperoleh
persetujuan dari Direksi Pekerjaan sebelum setiap pekerjaan perancah
dan pembesian dimulai.

f) Penyedia Jasa harus memberitahu Direksi Pekerjaan secara tertulis


paling sedikit 24 jam sebelum tanggal rencana mulai melakukan
pencampuran atau pengecoran setiap jenis beton, seperti yang
disyaratkan dalam spesifikasi ini.

6) Penyimpanan dan Perlindungan Bahan

Untuk penyimpanan semen, Penyedia Jasa harus menyediakan tempat yang


tahan cuaca dan mempunyai lantai kayu yang lebih tinggi dari tanah di
sekitarnya dan ditutup dengan lembar polyethylene (plastik). Sepanjang
waktu, tumpukan kantung semen harus ditutup dengan lembar plastik.

7) Kondisi Tempat Kerja

Penyedia Jasa harus menjaga temperatur semua bahan, terutama agregat


kasar, dengan temperatur pada tingkat yang serendah mungkin. Kontraktor
tidak boleh melakukan pengecoran tanpa persetujuan direksi pekerjaan

8) Perbaikan Atas Pekerjaan Beton Yang Tidak Memenuhi Ketentuan

a) Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi kriteria toleransi


yang disyaratkan dalam Pasal sebelumnya atau yang tidak memiliki
permukaan akhir yang memenuhi ketentuan, atau yang tidak
memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan harus mengikuti
petunjuk yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
b) Bilamana terjadi perbedaan pendapat dalam mutu pekerjaan beton
atau adanya keraguan dari data pengujian yang ada, Direksi Pekerjaan
dapat meminta Penyedia Jasa melakukan pengujian tambahan yang
diperlukan untuk menjamin bahwa mutu pekerjaan yang telah
dilaksanakan dapat dinilai dengan adil. Biaya pengujian tambahan
tersebut haruslah menjadi tanggung jawab Kontraktor.

BAHAN

1) Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton haruslah jenis semen
Portland. Terkecuali diperkenankan oleh Direksi Pekerjaan, bahan
tambahan (aditif) yang dapat menghasilkan gelembung udara dalam
campuran tidak boleh digunakan.

2) Air
Air yang digunakan dalam campuran, dalam perawatan, atau pemakaian
lainnya harus bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti
minyak, garam, asam, basa, gula atau organik. Air yang diketahui dapat
diminum dapat digunakan tanpa pengujian. Bilamana timbul keragu-
raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas
tidak dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian
kuat tekan mortar semen + pasir dengan memakai air yang diusulkan
dan dengan memakai air suling atau minum.
3) Ketentuan Gradasi Agregat

a) Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang


diberikan dalam Tabel 3.2.1 tetapi bahan yang tidak memenuhi
ketentuan gradasi tersebut tidak perlu ditolak bila Penyedia Jasa
dapat menunjukkan dengan pengujian bahwa beton yang
dihasilkan memenuhi sifat-sifat campuran yang yang disyaratkan.

Tabel 3.2.1 Ketentuan Gradasi Agregat


Ukuran Ayakan Persen Berat Yang Lolos Untuk Agregat
ASTM (mm) Halus Kasar
2” 50,8 - 100 - - -
1 1/2” 38,1 - 95 -100 100 - -
1” 25,4 - - 95 – 100 -
100
3/4” 19 - 35 - 70 - 90 - 100 100
1/2” 12,7 - - 25 – 60 - 90 - 100
3/8” 9,5 100 10 - 30 - 20 - 55 40 - 70
No.4 4,75 95 - 100 0–5 0 -10 0 - 10 0 - 15
No.8 2,36 - - 0-5 0-5 0-5
No.16 1,18 45 - 80 - - - -
No.50 0,300 10 - 30 - - - -
No.10 0,150 2 - 10 - - - -
0

b) Agregat kasar harus dipilih sedemikian sehingga ukuran partikel


terbesar dapat masuk diantara baja tulangan atau antara baja
tulangan dengan acuan, atau celah-celah lainnya di mana beton
harus dicor.

4) Sifat-sifat Agregat

a) Agregat untuk pekerjaan beton harus terdiri dari partikel yang


bersih, keras, kuat yang diperoleh dengan pemecahan batu (rock)
atau berangkal (boulder), atau dari pengayakan dan pencucian (jika
perlu) dari kerikil dan pasir sungai.

b) Agregat harus bebas dari bahan organik seperti yang ditunjukkan


oleh pengujian SNI 03-2816-1992 dan harus memenuhi sifat-sifat
lainnya yang diberikan dalam Tabel 3.2.2 bila contoh-contoh
diambil dan diuji sesuai dengan prosedur SNI (AASHTO) yang
berhubungan.
Tabel 3.2.2 Sifat-sifat Agregat
Batas Maksimum
Sifat-sifat Metode Pengujian yang diijinkan untuk
Agregat
Halus Kasar
Keausan Agregat dengan SNI 03-2417-1991 - 40 %
Mesin Los Angeles pada 500
putaran
Kekekalan Bentuk Batu SNI 03-3407-1994 10 % 12 %
terhadap Larutan Natrium
Sulfat atau Magne-sium Sulfat
setelah 5 siklus
Gumpalan Lempung dan SK SNI M-01-1994-03 0,5 % 0,25 %
Partikel yang Mudah Pecah
Bahan yang Lolos Ayakan SK SNI M-02-1994-03 3% 1%
No.200
5) Batu Untuk Beton Siklop

Batu untuk beton siklop harus terdiri dari batu yang disetujui mutunya,
keras dan awet serta bebas dari retak dan rongga serta tidak rusak oleh
pengaruh cuaca. Batu harus bersudut runcing, bebas dari kotoran, minyak
dan bahan-bahan lain yang mempengaruhi ikatannya dengan beton.

PENCAMPURAN DAN PENAKARAN

1) Rancangan Campuran
Proporsi bahan dan berat penakaran harus ditentukan dengan
menggunakan metode yang disyaratkan dalam SNI dan sesuai dengan
batas-batas yang diberikan dalam spesifikasi ini.

2) Campuran Percobaan
Penyedia Jasa harus menentukan proporsi campuran serta bahan yang
diusulkan dengan membuat dan menguji campuran percobaan, dengan
disaksikan oleh Direksi Pekerjaan, yang menggunakan jenis instalasi dan
peralatan yang sama seperti yang akan digunakan untuk pekerjaan.

Campuran percobaan tersebut dapat diterima asalkan memenuhi


ketentuan sifat-sifat campuran yang disyaratkan dalam tabel 3.3.1 di
bawah.

Tabel 3.3.1 Batasan Proporsi Takaran Campuran


Mutu Ukuran Rasio Air / Semen Kadar Semen Min.
Beton Agregat Maks. (kg/m3 dari
Maks.(mm) (terhadap berat) campuran)
37 0,45 315
K350 25 0,45 335
19 0,45 365
37 0,45 300
K300 25 0,45 320
19 0,45 350
37 0,50 290
K250 25 0,50 310
19 0,50 340
K175 - 0,57 354
K125 - 0,60 250
3) Ketentuan Sifat-sifat Campuran

a) Seluruh beton yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi


kuat tekan dan "slump" yang dibutuhkan seperti yang disyaratkan
dalam Tabel 3.3.2 atau yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan, bila
pengambilan contoh, perawatan dan pengujian sesuai dengan SNI
03-1974-1990 (AASHTO T22), Pd M-16-1996-03 (AASHTO T23),
SNI 03-2493-1991 (AASHTO T126), SNI 03-2458-1991 (AASHTO
T141).

Tabel 3.3.2 Ketentuan Sifat Campuran


Kuat Tekan Karakteritik Min. “SLUMP” (mm)
(kg/cm2)
Mutu Benda Uji Kubus Benda Uji Digetarkan Tidak
Beton 15 x 15 x 15 cm3 Silinder Digetarkan
15cm x 30 cm
7 hari 28 hari 7 hari 28 hari
K600 390 600 325 500 20 - 50 -
K500 325 500 260 400 20 - 50 -
K400 285 400 240 330 20 - 50 -
K350 250 350 210 290 20 - 50 50 - 100
K300 215 300 180 250 20 - 50 50 - 100
K250 180 250 150 210 20 - 50 50 - 100
K225 150 225 125 190 20 - 50 50 - 100
K175 115 175 95 145 30 - 60 50 - 100
K125 80 125 70 105 20 - 50 50 - 100

b) Beton yang tidak memenuhi ketentuan "slump" umumnya tidak


boleh digunakan pada pekerjaan, terkecuali bila Direksi Pekerjaan
dalam beberapa hal menyetujui penggunaannya dalam kuantitas
kecil untuk bagian tertentu dengan pembebanan ringan. Kelecakan
(workability) dan tekstur campuran harus sedemikian rupa
sehingga beton dapat dicor pada pekerjaan tanpa membentuk
rongga atau celah atau gelembung udara atau gelembung air, dan
sedemikian rupa sehingga pada saat pembongkaran acuan
diperoleh permukaan yang rata, halus dan padat.

c) Bilamana pengujian beton berumur 7 hari menghasilkan kuat beton


di bawah kekuatan yang disyaratkan dalam Tabel 3.3.1, maka
Penyedia Jasa tidak diperkenankan mengecor beton lebih lanjut
sampai penyebab dari hasil yang rendah tersebut dapat diketahui
dengan pasti dan sampai telah diambil tindakan-tindakan yang
menjamin bahwa produksi beton memenuhi ketentuan yang
disyaratkan dalam Spesifikasi. Kuat tekan beton berumur 28 hari
yang tidak memenuhi ketentuan yang disyaratkan tidak dapat
diterima dan harus diperbaiki sebagaimana mestinya.

d) Perbaikan atas pekerjaan beton yang tidak memenuhi ketentuan


dapat mencakup pembongkaran dan penggantian beton.
Perbaikan harus disetujui oleh direksi pekerjaan.
4) Penyesuaian Campuran

a) Penyesuaian Sifat Kelecakan (Workability)

Bilamana sulit memperoleh sifat kelecakan beton dengan proporsi


yang semula dirancang oleh Direksi Pekerjaan, maka Penyedia
Jasa akan melakukan perubahan pada berat agregat sebagaimana
diperlukan, asalkan dalam hal apapun kadar semen yang semula
dirancang tidak berubah, juga rasio air/semen yang telah ditentukan
berdasarkan pengujian kuat tekan yang menghasilkan kuat tekan
yang memenuhi.
Pengadukan kembali beton yang telah dicampur dengan cara
menambah air atau oleh cara lain tidak akan diperkenankan.

b) Penyesuaian Kekuatan
Bilamana beton tidak mencapai kekuatan yang disyaratkan atau
disetujui, maka harus dilakukan job mix formula (JMF) sesuai
dengan hasil dari pengujian (Laboratorium) sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

c) Penyesuaian Untuk Bahan-bahan Baru

Perubahan sumber bahan atau karakteristik bahan tidak boleh


dilakukan tanpa pemberitahuan tertulis kepada Direksi Pekerjaan
dan bahan baru tidak boleh digunakan sampai Direksi Pekerjaan
menerima bahan tersebut secara tertulis dan menetapkan proporsi
baru berdasarkan atas hasil pengujian campuran percobaan baru
yang dilakukan oleh Kontraktor.

5) Penakaran Agregat

a) Seluruh komponen beton harus ditakar menurut beratnya. Bila


digunakan semen kemasan dalam zak, kuantitas penakaran harus
sedemikian sehingga kuantitas semen yang digunakan adalah
setara dengan satu satuan atau kebulatan dari jumlah zak semen.
Agregat harus diukur beratnya secara terpisah. Ukuran setiap
penakaran tidak boleh melebihi kapasitas alat pencampur.

b) Sebelum penakaran, agregat harus dibasahi sampai jenuh dan


dipertahankan dalam kondisi lembab, pada kadar yang mendekati
keadaan jenuh-kering permukaan, dengan menyemprot tumpukan
agregat dengan air secara berkala.

6) Pencampuran
a) Beton harus dicampur dalam mesin yang dijalankan secara
mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui sehingga dapat
menjamin distribusi yang merata dari seluruh bahan.

b) Pencampuran harus dilengkapi dengan tangki air yang memadai


dan alat ukur yang akurat untuk mengukur dan mengendalikan
jumlah air yang digunakan dalam setiap penakaran.
PELAKSANAAN PENGECORAN

1) Penyiapan Tempat Kerja

a) Penyedia Jasa harus menggali atau menimbun kembali pondasi


atau formasi untuk pekerjaan beton sesuai dengan garis yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan dan harus membersihkan dan menggaruk
tempat di sekeliling pekerjaan beton yang cukup luas sehingga
dapat menjamin dicapainya seluruh sudut pekerjaan. Jalan kerja
yang stabil juga harus disediakan jika diperlukan untuk menjamin
bahwa seluruh sudut pekerjaan dapat diperiksa dengan mudah dan
aman.

b) Seluruh telapak pondasi, pondasi dan galian untuk pekerjaan beton


harus dijaga agar senatiasa kering dan beton tidak boleh dicor di
atas tanah yang berlumpur atau bersampah atau di dalam air.

c) Sebelum pengecoran beton dimulai, seluruh acuan, tulangan dan


benda lain yang harus dimasukkan ke dalam beton (seperti pipa
atau selongsong) harus sudah dipasang dan diikat kuat sehingga
tidak bergeser pada saat pengecoran.

d) Direksi Pekerjaan akan memeriksa seluruh galian yang disiapkan


untuk pondasi sebelum menyetujui pemasangan acuan atau baja
tulangan atau pengecoran.

e) Bilamana dijumpai kondisi tanah dasar pondasi yang tidak


memenuhi ketentuan, Kontraktor dapat diperintahkan untuk
mengubah dimensi atau ke dalaman dari pondasi dan/atau
menggali dan mengganti bahan di tempat yang lunak, memadatkan
tanah pondasi atau melakukan tindakan stabilisasi lainnya sebagai-
mana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.

2) Acuan

a) Acuan dari tanah, bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan, harus


dibentuk dari galian, dan sisi-sisi samping serta dasarnya harus
dipangkas sesuai dimensi yang diperlukan. Seluruh kotoran tanah
yang lepas harus dibuang sebelum pengecoran beton.

b) Acuan yang dibuat dapat dari kayu atau baja dengan sambungan
dari adukan yang kedap dan kaku untuk mempertahankan posisi
yang diperlukan selama pengecoran, pemadatan dan perawatan.

c) Kayu yang tidak diserut permukaannya dapat digunakan untuk


permukaan akhir struktur yang tidak terekspos, tetapi kayu yang
diserut dengan tebal yang merata harus digunakan untuk
permukaan beton yang terekspos.

d) Acuan harus dibuat sedemikian sehingga dapat dibongkar tanpa


merusak beton.
3) Bekisting (Cetakan)

a) Cetakan dan Perancah yang diperlukan harus mempunyai


kekuatan yang cukup dan kaku untuk menahan beton dan untuk
melawan tekanan yang muncul dari pengecoran dan getaran tanpa
penurunan dari permukaan yang diperlukan.

b) Permukaan semua bekisting (cetakan) yang berhubungan


langsung dengan beton harus bersih, kaku dan cukup rapat untuk
mencegah kebocoran adukan beton.

c) Bahan yang digunakan untuk cetakan apakah baja atau kayu harus
mendapatkan persetujuan dari direksi pekerjaan. Kayu harus keras
dan lurus, bebas dari cacat, busuk, lubang – lubang, permukaan
rata, lebar dan ketebalan seragam.

4) Perancah

Suatu alat baik dari besi atau kayu yang berfungsi memberi dukungan
pelaksanaan pengecoran beton, setelah pekerjaan bekisting (cetakan)
dapat diselesaikan. Karena posisi/letak pekerjaan dan pengecoran
beton, agak sulit dilaksanakan, maka diperlukan perancah untuk
pelaksanaan pekerjaan pengecoran beton tersebut. Konstruksi
perancah dibutuhkan kuat serta kokoh, guna menyangga bekisting

5) Pengecoran

a) Penyedia Jasa harus memberitahukan Direksi Pekerjaan secara


tertulis paling sedikit 24 jam sebelum memulai pengecoran beton,
atau meneruskan pengecoran beton bilamana pengecoran beton
telah ditunda lebih dari 24 jam. Pemberitahuan harus meliputi
lokasi, kondisi pekerjaan.
Direksi Pekerjaan akan memberi tanda terima atas pemberitahuan
tersebut dan akan memeriksa acuan, dan tulangan dan dapat
mengeluarkan persetujuan tertulis maupun tidak untuk memulai
pelaksanaan pekerjaan seperti yang direncanakan.

b) Tidak ada campuran beton yang boleh digunakan bilamana beton


tidak dicor sampai posisi akhir dalam cetakan dalam waktu yang
telah ditentukan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan berdasarkan pengamatan karakteristik waktu
pengerasan (setting time) semen yang digunakan,kecuali diberikan
bahan tambah (aditif) untuk memperlambat proses pengerasan
(retarder) yang disetujui oleh Direksi.

c) Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan


sambungan konstruksi (construction joint) yang telah disetujui
sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai.

d) Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi


partikel kasar dan halus dari campuran. Beton harus dicor dalam
cetakan sedekat mungkin dengan yang dapat dicapai pada posisi
akhir beton untuk mencegah pengaliran yang tidak boleh
melampaui satu meter dari tempat awal pengecoran.
e) Bilamana beton dicor ke dalam acuan struktur yang memiliki bentuk
yang rumit dan penulangan yang rapat, maka beton harus dicor
dalam lapisan-lapisan horisontal dengan tebal sesuai dengan
persetujuan direksi pekerjaan.

f) Beton tidak boleh jatuh bebas ke dalam cetakan dengan ketinggian


lebih dari 150 cm. Beton tidak boleh dicor langsung dalam air.
Bilamana beton dicor di dalam air dan pemompaan tidak dapat
dilakukan dalam waktu 48 jam setelah pengecoran, maka beton
harus dicor dengan metode Tremi atau metode drop-bottom-
bucket, dimana bentuk dan jenis yang khusus digunakan untuk
tujuan ini harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan.
Tremi harus kedap air dan mempunyai ukuran yang cukup
sehingga memungkinkan pengaliran beton. Tremi harus selalu
diisi penuh selama pengecoran. Bilamana aliran beton terhambat
maka Tremi harus ditarik sedikit dan diisi penuh terlebih dahulu
sebelum pengecoran dilanjutkan.
Baik Tremi atau Drop Bottom Buckret harus mengalirkan
campuran beton di bawah permukaan beton yang telah dicor
sebelumnya

g) Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa


hingga campuran beton yang telah dicor masih plastis sehingga
dapat menyatu dengan campuran beton yang baru.

h) Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton


yang akan dicor, harus terlebih dahulu dikasarkan, dibersihkan dari
bahan-bahan yang lepas dan rapuh dan telah disiram dengan air
hingga jenuh. Sesaat sebelum pengecoran beton baru ini, bidang-
bidang kontak beton lama harus disapu dengan adukan semen
dengan campuran yang sesuai dengan betonnya

i) Air tidak boleh dialirkan di atas atau dinaikkan ke permukaan


pekerjaan beton dalam waktu 24 jam setelah pengecoran.

6) Sambungan Konstruksi (Construction Joint)

a) Jadwal pengecoran beton yang berkaitan harus disiapkan untuk


setiap jenis struktur yang diusulkan dan Direksi Pekerjaan harus
menyetujui lokasi sambungan konstruksi pada jadwal tersebut.
Sambungan konstruksi harus diletakkan seperti yang ditunjukkan
pada Gambar. Sambungan konstruksi tidak boleh ditempatkan
pada pertemuan elemen-elemen struktur terkecuali disyaratkan
demikian.

b) Sambungan konstruksi pada tembok sayap harus dihindari. Semua


sambungan konstruksi harus tegak lurus terhadap sumbu
memanjang dan pada umumnya harus diletakkan pada titik dengan
gaya geser minimum.

c) Bilamana sambungan vertikal diperlukan, baja tulangan harus


menerus melewati sambungan sedemikian rupa sehingga
membuat struktur tetap monolit.
d) Lidah alur harus disediakan pada sambungan konstruksi dengan ke
dalaman paling sedikit 4 cm untuk dinding, pelat dan antara telapak
pondasi dan dinding.

e) Penyedia Jasa harus menyediakan pekerja dan bahan tambahan


sebagaimana yang diperlukan untuk membuat sambungan
konstruksi tambahan bilamana pekerjaan terpaksa mendadak
harus dihentikan akibat hujan atau terhentinya pemasokan beton
atau penghentian pekerjaan oleh Direksi Pekerjaan.

f) Atas persetujuan Direksi Pekerjaan, bahan tambah (aditif) dapat


digunakan untuk pelekatan pada sambungan konstruksi, cara
pengerjaannya harus sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya.

7) Konsolidasi

a) Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam


atau dari luar yang telah disetujui. Bilamana diperlukan, dan
bilamana disetujui oleh Direksi Pekerjaan, penggetaran harus
disertai penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk
menjamin pemadatan yang tepat dan memadai.

b) Harus dilakukan tindakan hati-hati pada waktu pemadatan untuk


menentukan bahwa semua sudut dan di antara dan sekitar besi
tulangan benar-benar diisi tanpa pemindahan kerangka
penulangan, dan setiap rongga udara dan gelembung udara terisi.

c) Penggetar harus dibatasi waktu penggunaannya, sehingga


menghasilkan pemadatan yang diperlukan tanpa menyebabkan
terjadinya segregasi pada agregat.

d) Setiap alat penggetar mekanis dari dalam harus dimasukkan ke


dalam beton basah secara vertikal sedemikian hingga dapat
melakukan penetrasi sampai ke dasar beton yang baru dicor, dan
menghasilkan kepadatan pada seluruh kedalaman pada bagian
tersebut. Alat penggetar kemudian harus ditarik pelan-pelan dan
dimasukkan kembali pada posisi lain. Alat penggetar tidak boleh
digunakan untuk memindah campuran beton ke lokasi lain, serta
tidak boleh menyentuh tulangan beton.

e) Jumlah minimum alat penggetar mekanis dari dalam diberikan


dalam Tabel 3.3.3.

Tabel 3.3.3 Jumlah Minimum Alat Penggetar Mekanis dari Dalam

Kecepatan Pengecoran Beton (m3 / jam)


jumlah Alat
4 2
8 3
12 4
16 5
20 6
PENGERJAAN AKHIR

1) Pembongkaran Acuan

a) Acuan tidak boleh dibongkar dari bidang vertikal, dinding, kolom


yang tipis dan struktur yang sejenis sebelum 30 jam setelah
pengecoran beton. Cetakan yang ditopang oleh perancah di bawah
pelat, balok, gelegar, atau struktur busur, tidak boleh dibongkar
hingga pengujian menunjukkan bahwa paling sedikit 85 % dari
kekuatan rancangan beton telah dicapai.

b) Untuk memungkinkan pengerjaan akhir, acuan yang digunakan


untuk pekerjaan ornamen, sandaran (railing), dinding pemisah
(parapet), dan permukaan vertikal yang terekspos harus dibongkar
dalam waktu paling sedikit 9 jam dan tergantung pada keadaan
cuaca.

1) Pembongkaran Bekisting dan Perancah

a) Bekisting dan Perancah tidak boleh dibongkar sampai beton


mengeras dan cukup kuat untuk menahan beratnya sendiri dengan
aman dan beban rencana yang bisa terjadi diatasnya.

b) Bekisting dan Perancah dibongkar hanya dengan persetujuan


direksi.

2) Permukaan (Pengerjaan Akhir Biasa)

a) Terkecuali diperintahkan lain, permukaan beton harus dikerjakan


segera setelah pembongkaran acuan. Seluruh perangkat kawat
atau logam yang telah digunakan untuk memegang cetakan, dan
cetakan yang melewati badan beton, harus dibuang atau dipotong
kembal. Tonjolan mortar dan ketidakrataan lainnya yang
disebabkan oleh sambungan cetakan harus dibersihkan.

b) Direksi Pekerjaan harus memeriksa permukaan beton segera


setelah pembongkaran acuan dan dapat memerintahkan
penambalan atas kerusakan minor yang tidak akan mempengaruhi
struktur atau fungsi lain dari pekerjaan beton. Penambalan harus
meliputi pengisian lubang-lubang kecil dan lekukan dengan adukan
semen.

c) Bilamana Direksi Pekerjaan menyetujui pengisian lubang besar


akibat keropos, pekerjaan harus dipahat sampai ke bagian yang
utuh (sound), membentuk permukaan yang tegak lurus terhadap
permukaan beton. Lubang harus dibasahi dengan air dan adukan
semen acian (semen dan air, tanpa pasir) harus dioleskanpada
permukaan lubang. Lubang harus selanjutnya diisi dan ditumbuk
dengan adukan yang kental yang terdiri dari satu bagian semen dan
dua bagian pasir.

3) Permukaan (Pekerjaan Akhir Khusus)

Permukaan yang terekspos harus diselesaikan dengan pekerjaan akhir


berikut ini, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan :
a) Bagian atas pelat, permukaan horisontal lainnya sebagaimana
yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, harus digaru untuk
memberikan bentuk serta ketinggian yang diperlukan segera
setelah pengecoran beton dan harus diselesaikan secara manual
sampai halus dan rata dengan menggerakkan perata kayu secara
memanjang dan melintang, atau oleh cara lain yang cocok,
sebelum beton mulai mengeras.

b) Perataan permukaan horisontal tidak boleh menjadi licin, harus


sedikit kasar tetapi merata dengan penyapuan, atau cara lain
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan, sebelum
beton mulai mengeras.

c) Permukaan bukan horisontal yang nampak, yang telah ditambal


atau yang masih belum rata harus digosok agar permukaan agak
kasar (medium), dengan menempatkan sedikit adukan semen pada
permukaannya. Adukan harus terdiri dari semen dan pasir halus
yang dicampur sesuai dengan proporsi yang digunakan untuk
pengerjaan akhir beton. Penggosokan harus dilaksanakan sampai
seluruh tanda bekas acuan, ketidakrataan, tonjolan hilang, dan
seluruh rongga terisi, serta diperoleh permukaan yang rata.

4) Perawatan Dengan Pembasahan

a) Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari


pengeringan dini, temperatur yang terlalu panas, dan gangguan
mekanis. Beton harus dijaga agar kehilangan kadar air yang terjadi
seminimal mungkin dan diperoleh temperatur yang relatif tetap
dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin hidrasi yang
sebagaimana mestinya pada semen dan pengerasan beton.

b) Beton harus dirawat, sesegera mungkin setelah beton mulai


mengeras, dengan menyelimutinya dengan bahan yang dapat
menyerap air. Lembaran bahan penyerap air ini yang harus dibuat
jenuh. Semua bahan perawat atau lembaran bahan penyerap air
harus dibebani atau diikat ke bawah untuk mencegah permukaan
yang terekspos dari aliran udara.

c) Beton yang dibuat dengan semen yang mempunyai sifat kekuatan


awal yang tinggi atau beton yang dibuat dengan semen biasa yang
ditambah bahan tambah (aditif), harus dibasahi sampai
kekuatannya mencapai kekuatan rancangan beton berumur 28
hari.

PENGENDALIAN MUTU DI LAPANGAN

1) Pengujian Untuk Kelecakan (Workability)

Satu pengujian "slump", atau lebih sebagaimana yang diperintahkan oleh


Direksi Pekerjaan, harus dilaksanakan pada setiap takaran beton yang
dihasilkan, dan pengujian harus dianggap belum dikerjakan terkecuali
disaksikan oleh Direksi Pekerjaan atau wakilnya.

2) Pengujian Kuat Tekan


a) Penyedia Jasa harus melaksanakan tidak kurang dari satu
pengujian kuat tekan untuk setiap 60 meter kubik beton yang dicor
dan dalam segala hal tidak kurang dari satu pengujian untuk setiap
mutu beton dan untuk setiap jenis komponen struktur yang dicor
terpisah pada tiap hari pengecoran. Setiap pengujian harus
minimum harus mencakup tiga benda uji, yang pertama harus diuji
pembebanan kuat tekan sesudah 7 hari, yang kedua sesudah 14
hari dan yang ketiga sesudah 28 hari.

b) Bilamana kuantitas total suatu mutu beton dalam Kontrak melebihi


40 meter kubik dan frekuensi pengujian yang ditetapkan pada butir
(a) di atas hanya menyediakan kurang dari lima pengujian untuk
suatu mutu beton tertentu, maka pengujian harus dilaksanakan
dengan mengambil contoh paling sedikit lima buah dari takaran
yang dipilih secara acak (random).

PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


1) Cara Pengukuran
a) Beton akan diukur dengan jumlah meter kubik pekerjaan beton
yang digunakan dan diterima sesuai dengan dimensi yang
ditunjukkan pada Gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi
Pekerjaan. Tidak ada pengurangan yang akan dilakukan untuk
volume yang ditempati oleh pipa dengan garis tengah kurang dari
20 cm atau oleh benda lainnya yang tertanam seperti "water stop",
baja tulangan, selongsong pipa (conduit) atau lubang sulingan
(weephole).
b) Tidak ada pengukuran tambahan atau yang lainnya yang akan
dilakukan untuk penyelesaian akhir permukaan, penyediaan pipa
sulingan, pekerjaan pelengkap lainnya untuk penyelesaian
pekerjaan beton, dan biaya dari pekerjaan tersebut telah dianggap
termasuk dalam harga penawaran untuk Pekerjaan Beton.
c) Tidak ada pengukuran dan pembayaran tambahan yang akan
dilakukan untuk pelat (plate) beton pracetak untuk acuan yang
terletak di bawah lantai (slab) beton Pekerjaan semacam ini
dianggap telah termasuk di dalam harga penawaran untuk beton
sebagai acuan.
d) Kuantitas bahan untuk landasan, bahan drainase porous, baja
tulangan dan mata pembayaran lainnya yang berhubungan dengan
struktur yang telah selesai dan diterima akan diukur untuk
dibayarkan seperti disyaratkan dalam pada Seksi lain dalam
Spesifikasi ini.
e) Beton yang telah dicor dan diterima harus diukur dan dibayar
sebagai beton struktur atau beton tidak bertulang. Bilamana beton
dengan mutu (kekuatan) yang lebih tinggi diperkenankan untuk
digunakan di lokasi untuk mutu (kekuatan) beton yang lebih rendah,
maka volumenya harus diukur sebagai beton dengan mutu
(kekuatan) yang lebih rendah.

2) Pengukuran Untuk Pekerjaan Beton Yang Diperbaiki


a) Bilamana pekerjaan telah diperbaiki, kuantitas yang akan diukur
untuk pembayaran haruslah sejumlah yang harus dibayar bila
mana pekerjaan semula telah memenuhi ketentuan.
b) Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap
peningkatan kadar semen atau setiap bahan tambah (aditif), juga
tidak untuk tiap pengujian atau pekerjaan tambahan atau bahan
pelengkap lainnya yang diperlukan untuk mencapai mutu yang
disyaratkan untuk pekerjaan beton.

3) Dasar Pembayaran
a) Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan
sebagaimana yang disyaratkan di atas, akan dibayar pada Harga
Kontrak untuk Mata Pembayaran dan menggunakan satuan
pengukuran yang ditunjukkan di bawah dan dalam Daftar Kuantitas.

b) Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh


untuk seluruh penyediaan dan pemasangan seluruh bahan yang
tidak dibayar dalam Mata Pembayaran lain, termasuk "water stop",
lubang sulingan, acuan, perancah untuk pencampuran,
pengecoran, pekerjaan akhir dan perawatan beton, dan untuk
semua biaya lainnya yang perlu dan lazim untuk penyelesaian
pekerjaan yang sebagaimana mestinya.

BETON PRACETAK

A. Referensi SNI
Dokumen referensi di bawah ini harus digunakan dan tidak dapat ditinggalkan untuk
melaksanakan pedoman ini.
➢ SNI 1969, Cara uji berat jenis penyerapan air agregat kasar
➢ SNI 1970, Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus
➢ SNI 1972, Cara uji slump beton
➢ SNI 1974, Cara uji kuat tekan beton dengan benda uji silinder yang dicetak
➢ SNI 2417, Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles
➢ SNI 4431, Cara uji kuat lentur beton normal dengan dua titik pembebanan
➢ SNI 03-2495, Spesifikasi bahan tambahan untuk beton
➢ SNI 03-2834, Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal
➢ SNI 03-4433, SPesifikasi beton siap pakai
➢ SNI 03-4804, Metode pengujian berat isi dan rongga udara dalam agregat
➢ SNI 03-4810, Metode Pembuatan dan perawatan benda uji beton di lapangan
➢ SNI 4817, Spesifikasi lembaran bahan penutup untuk perawatan beton
➢ SNI 03-6812, Spesifikasi anyaman kawat baja polos yang dilas untuk
tulangan beton
➢ SNI 03-6817, Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton
➢ SNI 03-6818, Spesifikasi bahan kering bersifat semen, cepat mengeras,
dalam kemasan untuk perbaikan beton
➢ SNI 03-6820, Spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan adukan dan plesteran
dengan bahan dasar semen

B. Persyaratan Panel Beton Pracetak


B.1. Tanah Dasar
Timbunan untuk tanah dasar harus rata sesuai persyaratan yang ditentukan.

B.2. Panel Beton Pracetak


Persyaratan panel beton pracetak adalah sebagai berikut :
a. Panel – panel beton pracetak yang dibuat di pabrik dan memerlukan
pengangkutan jarak jauh, mutu minimum yang dianjurkan adalah beton K-
300;
b. Panel-panel beton pracetak yang dibuat langsung di lokasi pekerjaan, mutu
minimum yang dianjurkan adalah beton K-225;
c. Penentuan tipe dan dimensi beton dengan mempertimbangkan metode
pelaksanaan pekerjaan, misal jenis dan bentuk saluran, kondisi tanah dan
pengeringan;
d. Campuran beton normal mengacu pada SNI;
e. Panel beton pracetak perlu diberi identitas untuk mempermudah
penempatan panel, sesuai dengan posisinya;
f. Bila panel ditempatkan pada daerah tikungan, dimensi/bentuk panel perlu
disesuaikan dengan geometri yang ada dan diperinci dalam gambar.

B.3. Bahan Panel Beton Pracetak


B.3.1. Bahan Beton
Campuran beton disesuaikan dengan SNI 03-2834 tentang tata cara
pembuatan rencana campuran beton

B.3.2. Bahan Tambah Campuran (Admixtures) Untuk Beton


a. Hanya digunakan untuk tujuan kemudahan pengerjaan, pengikatan
beton pracetak lebih cepat atau lebih lambat;
b. Penggunaan bahan tambah harus didasarkan pada hasil uji dalam
masa 24 jam pertama setelah pengecoran beton pracetak. Hal ini
dikarenakan bahan tambah tertentu dapat memperlambat setting
dan perkembangan kekuatan campuran beton pracetak.
c. Bahan tambah yang mengandung kalsium klorida tidak boleh
digunakan.

B.3.3. Baja Tulangan


a. Baja tulangan harus bebas dari kotoran, minyak, lemak, bahan –
bahan organic lainnya, karat, kerak, atau gabungannya yang
mempengaruhi ukuran serta sifat fisik harus dibersihkan sesuai
yang disyaratkan SNI 03-6812 tentang spesifikasi anyaman kawat
baja polos yang dilas untuk tulangan beton.
b. Batang pengikat (tie bar) mempunyai persyaratan :
1) Harus terbuat dari batang baja polos/ulir dengan diameter
minimum sesuai dengan SNI 03-6812 tentang Spesifikasi
anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan beton;
2) Tie bar harus dilapisi bahan perekat beton sesuai dengan
ketentuan;
3) Batang pengikat dipasok dalam bentuk ikatan dengan Panjang
tertentu sesuai dengan persyaratan yang ditentukan, dalam
kondisi baik dan bebas dari bahan pengotor, missal : karat,
kotoran, bahan lain yang lepas, minyak, gemuk, cat, lumpur,
atau bahan – bahan lainnya yang tidak dikehendaki;

B.3.4. Bahan Untuk Perawatan Beton Pracetak


Bahan yang berbentuk lembaran untuk menutup permukaan panel
beton pracetak sesuai dengan SNI 4817.

B.3.5. Bahan Untuk Penutup Sambungan


Bahan penutup sambungan (joint sealant) harus dapat dituangkan
dalam keadaan panas, dapat menutup seluruh celah dan kedap air.
Tata cara pemrosesan dan pelaksanaan harus sesuai dengan yang
dianjurkan oleh pabrik;

C. Persyaratan Peralatan
A.1. Umum
Peralatan pencampuran harus direncanakan, dipasang, dioperasikan, dan
sesuai dengan kapasitasnya agar dapat menghasilkan campuran adukan
beton yang homogen, dengan kekentalan yang diperlukan untuk pengecoran
dan pemadatan. Apabila instalasi pencampur (batching plan) digunakan, harus
dilengkapi dengan alat pengukur berat, tepat sesuai dengan rancangan
pencampuran.
A.2. Cetakan Panel Beton Pracetak
Cetakan untuk mencetak panel beton pracetak harus kaku dan terbuat dari
besi dengan tebal (minimum 5 mm) agar tidak terjadi deformasi serta
mempunyai tinggi sesuai dengan tebal panel yang direncanakan. Dinding
cetakan harus dilengkapi dengan penyangga besi yang dilaskan pada dinding
luar cetakan. Tepi cetakan bagian atas harus rata dan memudahkan untuk
meratakan permukaan panel. Bentuk lidah – alur, penirusan, dan bentuk
lainnya harus disesuaikan dengan cetakannya.

A.3. Pencampur di Lapangan untuk Membuat Panel Beton Pracetak


C.3.1. Pencampuran dengan Batching plan
Alat pencampur di lapangan yang digunakan untuk membuat panel
beton pracetak, harus menggunakan unit penakaran (batching plant)
yang terdiri atas bak – bak atau ruangan-ruangan terpisah untuk setiap
fraksi agregat dan semen curah. Alat ini harus dilengkapi dengan bak
penimbang (weighting hoppers), timbangan, dan pengontrol takaran
(batching controls).
Timbangan harus cukup mampu untuk menimbang bahan satu adukan
dengan sekali menimbang. Alat tersebut harus dapat menimbang
semua bahan secara teliti. Ketelitian timbangan harus diperiksa
sebelum digunakan dan secara berkala dikalibrasi.

A.4. Kapasitas Alat Pencampur


Kapasitas alat pencampur harus sesuai dengan kapasitas alat pengecoran
beton pracetak agar tidak terjadi keterlambatan pengecoran melebihi 30 menit.

A.5. Alat Pengangkat Panel Beton Pracetak


Kapasitas alat pengangkat panel beton pracetak harus sesuai dan lebih besar
sekitar 1,5 kali beban panel yang akan diangkat. Pengangkatan panel
dilengkapi dengan pin yang sesuai yang dapat dikaitkan atau dihubungkan
dengan kait pengangkat yang telah disiapkan pada panel dalam lubang yang
tersedia.

A.6. Pengangkutan Adukan Beton Untuk Pembuatan Panel Pracetak


Pengangkutan adukan beton ke lokasi pengecoran dapat menggunakan truk
mixers (pengaduk putar), sesuai dengan pertimbangan ekonomis dan jumlah
adukan beton yang diangkut. Pengangkutan harus dapat menjaga campuran
beton tetap kohesif, tidak segragasi, dan tidak menyebabkan perubahan
konsistensi beton.
Apabila digunakan truk mixers, rentang waktu pengangkutan dapat diizinkan
hingga 60 menit untuk adukan beton normal. Akan tetapi pengangkutan harus
lebih pendek lagi untuk adukan beton yang mengeras lebih cepat.

A.7. Alat Pemadat


C.7.1. Pemadat Adukan Beton
Adukan beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis. Ada dua
pilihan, yaitu :
1) Vibrator yang dioperasikan dengan tangan (Hand-operated
vibrators atau dikenal dengan nama avibrator spud) adalah batang
Panjang yang bergetar dan dioperasikan oleh kompresor udara atau
motor listrik dengan daya kecil sekitar (1,5 – 3,0) kW, dan dengan
kekuatan sekitar (2-4) tenaga kuda.
2) Penempa bergetar (secreed vibration), adalah peralatan seperti
rangka batang yang bergetar yang akan menggetarkan beton segar
yang sudah dituangkan dan ditempatkan. Getaran biasanya
dioperasikan dengan tenaga mekanis atau kompresor udara.
A.8. Alat Pengukur Kerataan
Alat Pengukur kerataan permukaan panel pada saat pembuatan panel beton
pracetak dapat menggunakan benang atau kawat (string) yang direntangkan.
Kerataan (levelling) permukaan panel harus dihaluskan dan dikontrol dengan
mistar perata (straightedge) yang berukuran Panjang yang sesuai untuk
mengetahui bagian agregat yang menonjol.

A.9. Alat Perawatan Panel Beton Pracetak


Perawatan panel beton pracetak dapat dilakukan dengan pembasahan
menggunakan geotextile, karung goni, atau lainnya yang dapat dibasahi
dengan air, sesuai SNI 4817 tentang spesifikasi lembaran bahan penutup
untuk perawatan beton.
Untuk mempercepat produksi panel beton pracetak di pabrik, alat steam
curing, termasuk blower dan thermometer, merupakan peralatan utama yang
harus disiapkan. Peralatan termasuk bahan pelindung permukaan panel
beton pracetak yang kedap air, serta penyangga agar bahan pelindung
permukaan panel beton pracetak tidak bersentuhan langsung dengan
permukaan panel beton pracetak.

A.10. Alat Pembongkar Cetakan


Peralatan untuk membongkar cetakan adalah yang tidak merusak permukaan
panel beton pracetak.

A.11. Alat Penandaan


Peralatan untuk menandai identitas setiap panel dapat menggunakan cat
berwarna mencolok yang kuat, dengan kuas, atau bila menggunakan cat
semprot dapat menggunakan cetakan huruf atau angka yang cukup besar.
Penandaan dapat pula dibuat menggunakan batang besi diameter 8 mm,
dengan cara menuliskan identitas yang diperlukan yang ditulis dengan rapid
an jelas, pada saat beton dalam kondisi plastis dan belum mengeras.

A.12. Pengangkut Panel Beton Pracetak


Alat angkut panel beton pracetak dapat menggunakan truk berukuran
Panjang sesuai dengan dimensi panel. Panel beton pracetak yang diambil
dari tumpukan, dapat dipindahkan dengan bantuan alat pengangkat manual
atau mekanis.

A.13. Penyimpanan Panel Beton Pracetak


Balok kayu yang kuat dan lurus dengan Panjang minimal sama dengan lebar
panel, untuk dua tumpuan pada penyimpanan panel beton pracetak di
Gudang atau di lapangan.

A.14. Peralatan – peralatan lain


Peralatan – peralatan lain yang termasuk dalam daftar berikut ini harus
disediakan dalam jumlah yang cukup seperti :
- Gergaji beton;
- Bor beton diameter 12,5 mm;
- Gerinda untuk meratakan perbedaan tinggi tepi panel beton pada
sambungan;
- Tangki air;
- Alat perata dengan tangan;
- Penghalus permukaan dari kayu;
- Burlap atau geotextile;
- Hammer drill;
- Peralatan manual lainnya.
D. Pertemuan Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan
a. Seluruh unsur terkait yang akan terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan beton
pracetak harus hadir, pada waktu dan lokasi yang disepakati Bersama, untuk
membahas metode pelaksanaan pekerjaan;
b. Seluruh peserta dan unsur terkait dalam pertemuan harus menandatangani
daftar hadir yang telah disediakan;

E. Perancangan dan Persyaratan Campuran Beton


a. Rancangan Campuran
Persyaratan rancangan campuran beton dan persyaratan jumlah semen
harus sesuai dengan SNI 2834.

b. Persyaratan Sifat Campuran


Beton pracetak harus mempunyai suatu kuat lentur dan kuat tekan
karakteristik minimum sesuai dengan SNI 1972 tentang Cara uji slump beton,
SNI 1974 tentang cara uji kuat tekan beton dengan benda uji silinder yang
dicetak dan SNI 4431 tentang cara uji kuat lentur.

c. Campuran Percobaan (Trial Mix)


Sebelum melakukan pengecoran, harus dibuat campuran percobaan (trial
mix) sesuai dengan rancangan campuran yang dihasilkan oleh laboratorium.
Apabila hasil kuat tekan beton pracetak pada umur 7 hari menghasilkan kuat
tekan lbih kecil dari 85 % terhadap nilai kuat tekan yang disyaratkan, maka
harus dilakukan penyesuaian campuran dan dicari penyebab ketidaksesuaian
tersebut yang dipersyaratkan.

F. Cetakan Untuk Beton Pracetak


a. Cetakan dapat dibuat dari pelat baja dan rangka baja yang dilas atau papan dan
ranga kayu yang diperkuat dan terbuat dari bahan non absorbent serta harus
cukup kedap untuk mencegah kebocoran mortar. Untuk pekerjaan berskala
besar (volume beton lebih dari 1000 m3). Harus digunakan cetakan dari pelat
baja tebal minimum 5mm.
b. Cetakan harus dibuat rata, datar dan halus.
c. Dinding cetakan harus memiliki flange braces yang cukup untuk menjaga
kestabilan.
d. Batang flens (flange braces) harus dilebihkan keluar dari dasar tidak kurang dari
2/3 tinggi cetakan. Bagian dasar cetakan harus melekat pada dasar atau fondasi
dengan cara dipasak pada setiap jarak (1-2) m, untuk mencegah kemungkinan
bagian dasar bergerak dari tempatnya.
e. Bagian atas cetakan harus lurus dan rata. Acuan ini harus dilengkapi dengan
pengunci di ujung – ujung bagian yang bersambungan.
f. Bagian ujung cetakan harus terkunci sehingga kaku, untuk mencegah agar
cetakan tidak terpisah ketika beton segar ditempatkan.
g. Beton dicorkan dalam cetakan yang kaku dan mampu menjaga toleransi dimensi
yang ditentukan sesuai dengan gambar.
h. Cetakan untuk beton pracetak harus kuat terhadap pendistribusian beton segar
ke seluruh cetakan sehingga tulangan, ruji, angkur dan panel tidak bergeser atau
lepas.
i. Semua cetakan yang rusak, yang menyebabkan penyimpangan atau kerusakan
pada beton pracetak akibat pemindahan cetakan atau hal lainnya harus
diperbaiki atau diganti sebelum digunakan kembali.
j. Cetakan harus dikontrol setiap saat akibat pembongkaran cetakan selama
mengeluarkan panel beton pracetak dari cetakan.

G. Pelaksanaan Produksi Panel Pracetak


a. Toleransi Dimensi Panel Pracetak
Pelaksanaan produksi panel pracetak harus sesuai dengan dimensi dan detail
sesuai dengan dimensi serta mengikuti persyaratan dalam Tabel 1.

Pemeriksaan Panel Toleransi


Deviasi akhir Panjang (parallel ke long axis dari panel) ± 1,0 mm
Deviasi akhir lebar (normal ke long axis dari panel) ± 1,0 mm
Tebal nominal ± 1,0 mm
Diagonal (perbedaan ukuran dari sudut ke sudut di atas ± 1,0 mm
permukaan panel)
Toleransi dimensi sambungan lidah – alur (keyway) ± 0,5 mm

Tabel 1 – Toleransi Dimensi Panel Beton Pracetak


Pelaksanaan juga harus memenuhi persiapan termasuk persetujuan
kekuatan beton pracetak dan prosedurnya.

b. Titik Angkat (Lifting Point)


Pada setiap panel harus disediakan minimal 2 titik angkat dan
ditempatkan sesuai detail gambar rencana.

c. Pengecoran Beton Pracetak


i. Persiapan sebelum pengecoran
Pengawasan dan pengendalian pengecoran beton pracetak
harus disiapkan dalam waktu sekurang-kurangnya 24 jam
sebelum memulai suatu pengecoran.

ii. Penakaran dan pencampuran beton


Penakaran dan pencampuran beton harus dilaksanakan sesuai
SNI 2834 tentang tata cara pembuatan rencana campuran
beton normal. Apabila digunakan beton siap campur (ready-
mixed concrete), campuran beton harus sesuai dengan
persyaratan dalam SNI 4433 tentang Spesifikasi beton siap
pakai. Pencampuran bahan beton dan bahan tambah harus
dilakukan sebagai berikut :
1. Beton harus dicampur di bawah penerangan yang
memadai, baik penerangan alamiah maupun buatan;
2. Bahan tambah yang berupa cairan harus dicampur ke dalam
air sebelum dituangkan ke dalam mesin pengaduk. Seluruh
air campuran harus sudah dimasukkan ke dalam pengaduk
sebelum seperempat masa pengadukan selesai;
3. Mengencerkan kembali beton dengan menambah air atau
dengan cara lain tidak diperkenankan. Bila beton dikirim
dalam truk pencampur atau truk pengaduk dengan
perbandingan air-semen lebih rendah daripada
perbandingan air-semen rencana, penambahan air
dimungkinkan untuk mencapai slump rencana, dengan
catatan bahwa perbandingan air – semen rencana tidak
boleh dilampaui dan operasi pencampuran dilakukan tidak
lebih dari 45 menit sejak dimulainya pencampuran agregat
dan semen.

iii. Penempatan beton dalam cetakan


1. Beton harus ditempatkan ke dalam cetakan di bawah
penerangan yang memadai, baik penerangan alamiah
maupun buatan;
2. Beton harus dicorkan sekaligus dan disebarkan sehingga
seluruh cetakan terisi merata.
iv. Pemampatan dan pemadatan beton
1. Vibrator tidak boleh digunakan untuk memindahkan beton
ke dalam cetakan;
2. Sebuah alat pemadatan yg bergetar harus digunakan untuk
memberikan kerataan yang tepat di permukaan panel;
3. Untuk mengisi bidang yang rendah, tambahan mortar beton
setinggi minimal 25 mm harus disediakan di atas
permukaannya sehingga setelah screed vibrator
melintasinya akan membentuk permukaan yang merata;
4. Perataan permukaan harus dilakukan sebelum lelehan air
mengumpul di permukaan panel. Semua tepi panel harus
dihaluskan untuk mencegah terkelupas selama
pemasangan panel;
5. Pemadatan dan penyelesaian beton pracetak harus
memperhatikan kerataan permukaan, kerataan tepi dan
tebal bagian tengah.

d. Pekerjaan Penyelesaian Akhir


i. Sebelum dilakukan pekerjaan penyelesaian akhir, pada waktu
beton dalam cetakan masih plastis, harus dilakukan pemeriksaan
terhadap kerataan tepi, kerataan dan tebal bagian tengah.
Apabila kerataan tidak memenuhi persyaratan maka harus
segera diperbaiki;
ii. Semua permukaan beton harus bebas dari penyimpangan dan
warnanya seragam
iii. Permukaan bawah, samping, dan atas harus halus;
iv. Produsen panel pracetak harus membuat dua contoh tekstur
yang identic (minimal ukuran 0,6 m x 0,6 m) akan disimpan untuk
jaminan mutu seluruh proses produksi.

e. Perawatan
Perawatan permukaan beton mulai dilakukan segera setelah perapihan
selesai.
i. Kondisi dan perawatan selama pengecoran
Panel – panel beton pracetak harus dilindungi dari sinar
matahari langsung, kondisi angin yang dapat mengeringkan
panel selama perawatan, baik di dalam ruangan atau di
bawah atap;

ii. Perawatan dengan penutup


Bahan penutup dapat terbuat dari plastic, karung goni basah,
atau geotekstil.
1. Penutupan dengan lembaran plastic, harus tertambat
kokoh terhadap tiupan angin di permukaan serta
mempunyai sambungan tumpang tindih sekurang-
kurangnya 300 mm dan dipasang hingga kadar air di
bawahnya tidak menguap ke luar;
2. Karung goni atau geotekstil yang digunakan sebagai
penutup harus lembap;
3. Perawatan harus dimulai segera setelah beton cukup
mengeras untuk mencegah kerusakan permukaan oleh
bahan penutup yang lembab;
4. Bahan penutup harus terjaga tetap dalam keadaan
lembab paling tidak sampai 70% kekuatan beton yang
disyaratkan tercapai.

H. Penanganan, Pengangkutan dan Penyimpanan


Penanganan (penandaan, pembongkaran cetakan, pengangkatan panel dan
perbaikan). Pelaksanaan penanganan meliputi penandaan panel beton
pracetak, pembongkaran cetakan (form removal), pengangkatan panel dan
perbaikan.

a. Penandaan
Setiap panel beton pracetak harus diberi tanda di sisi panel dengan
label yang jelas menunjukkan :
i. Nomor identitas pekerjaan
ii. Tanggal cetak
iii. Tanda nomor unit secara berurutan seperti yang ditunjukkan pada
gambar pelaksanaan
iv. Semua tanda – tanda lain yang diperlukan dengan
memperhatikan posisi panel yang akan dipasang di lapangan.

b. Pembongkaran Cetakan (Formwork Removal)


Untuk beton pracetak menggunakan cetakan permanen, cetakan tidak
boleh dibongkar dan diangkat sampai beton yang baru dicor telah
mengeras dan sesudah dilakukan pemindahan, cetakan tersebut
harus dibongkar secara hati-hati untuk menghindari kerusakan pada
beton.

c. Pengangkatan Panel
Panel diangkat dari cetakannya menggunakan kait yang ada pada alat
pengangkat (mekanik ataupun manual) melalui titik angkat yang
tersedia.

d. Perbaikan
H.4.1. Cacat Permukaan
Perbaikan kerusakan panel selama produksi dan mobilisasi
harus ditangani kasus per kasus. Kerusakan dalam batas yang
dapat diterima harus diperbaiki. Kerusakan yang berulang-
ulang pada panel akan menyebabkan penghentian operasi
produksi sampai penyebab kerusakan dapat diperbaiki. Lubang
pada permukaan dengan diameter lebih dari 15 mm dan
kedalaman yang lebih dari 6 mm, panel dianggap cacat.

H.4.2. Cacat Ringan (Minor


Defect)
a. Rongga berbentuk sarang tawon (honey combing) dengan
Panjang kurang dari 300 mm dan lebar kurang dari 75 mm,
pecah tepi (spalls) kurang dari 300 mm dan luas kurang dari
75 mm2;
b. Rongga di permukaan memiliki dimensi tidak lebih besar
dari 300 mm dan kedalaman kurang dari 6 mm diukur
sepanjang garis lurus dan tidak mengkspos baja tulangan;
c. Cacat minor harus diperbaiki dengan melepas semua bahan
yang tidak kokoh dari daerah yang rusak dan menambal
dengan bahan yang baik;
d. Perbaikan harus selesai dipulihkan sebelum panel
dipasang;
e. Setiap tambahan parsial yang dalam, yang dilakukan pada
panel yang cacat harus tahan terhadap pukulan palu berat.
pukulan harus menghasilkan suatu cincin yang tajam yang
mengindikasikan bahwa ikatan pada perbaikan adalah
sudah tepat.

H.4.3. Cacat Berat (Mayor Defect)


a. Rongga berbentuk sarang tawon yang lebih Panjang dari
300 mm atau lebar lebih dari 75 mm;
b. Spalls yang mengkspos baja tulangan; Panjang spalls lebih
besar dari 300 mm atau lebar lebih besar dari 75 mm;
c. Rongga di permukaan dengan dimensi lebih besar dari 300
mm atau lebih dalam dari 6mm, diukur sepanjang garis
lurus;
d. Retak y ang meluas ke tepi panel dengan lebar retak lebih
besar dari 1 mm; dan total cacat ringan lebih dari 5 % dari
luas permukaan unit;
e. Setiap saat harus dievaluasi semua cacat dan menentukan
kategori cacat seperti disebutkan diatas berlaku.

Bila cacat pada panel beton pracetak memenuhi salah satu


kriteria di atas, maka panel beton pracetak tidak dapat diterima
sehingga harus dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.

e. Pengangkutan
Setelah pemindahan dan sebelum panel beton pracetak dikirim ke
lokasi pekerjaan, produsen panel beton pracetak harus memeriksa
bentuk, volume dan mutu beton pracetak sesuai dengan spesifikasi
dan gambar yang disyaratkan.

f. Penyimpanan Panel Beton Pracetak


i. Penyimpanan panel beton pracetak harus bebas dari kontak
langsung dengan permukaan tanah, dietempatkan pada
penyangga kayu dengan ukuran yang seragam yaitu balok kayu
ukuran penampang minimum 7cm x 5cm yang kuat dan lurus
dengan Panjang sesuai dengan lebar panel, di atas dasar yang
stabil sehingga tidak turun baik musim hujan maupun kemarau
akibat beban dari unit – unit tersebut.
ii. Bilamana unit – unit tersebut disusun dalam lapisan – lapisan,
maka jumlah panel tidak boleh melebihi dari 5 unit panel dalam
satu tumpukan, disusun masing – masing dengan penyangga
balok kayu yang dipasang diantara tiap lapisan. Penyangga
untuk setiap lapisan harus dipasang pada titik tertentu (lifting
point) sesuai dengan perencanaan untuk menghindari patah.
Setiap penyangga harus diltekkan tepat di bawah kait
pengangkat panel yang ada dan di atas dasar permukaan yang
rata dan stabil.
iii. Cara penyimpanan harus memperhatikan pula nomor – nomor
panel yang telah disusun dan posisi panel – panel yang akan
dipasang secara berurutan untuk mempermudah operasi
perakitan di lapangan.
iv. Penyimpanan panel – panel sementara di lapangan harus
memperhatikan ruang bebas untuk manuver lengan crane
dalam radius yang cukup untuk memindahkan panel dari atas
truk ke tempat penyimpanan dan sebaliknya. Penghalang
seperti cabang pohon, bangunan utilitas seperti kabel listrik dan
kabel telepon yang merentang di atas lokasi pekerjaan harus
diamankan.
v. Transportasi panel ke lapangan untuk pemasangan harus
memakai metode FIFO (first in first out). Panel yang diproduksi
terdahulu harus diangkut ke lapangan lebih dahulu. Masa
tenggang waktu antara FIFO adalah paling tidak dua minggu.

I. Percobaan Penempatan Panel di Lapangan (Placement Field Trias)


a. Selambat – lambatnya 7 hari sebelum pelaksanaan percobaan lapangan,
harus dilakukan rencana percobaan;
b. Panel harus dicoba sepanjang 10 meter atau minimum 6 panel pada
suatu seksi percobaan di luar lokasi pekerjaan, termasuk peralatan yang
akan digunakan selama perakitan panel – panel;
c. Semua masalah atas pemasangan panel yang disebabkan oleh
ketidaksempurnaan perakitan panel harus diperbaiki sebelum
melanjutkan produksi panel beton pracetak. Produks panel dapat dimulai
kembali setelah demonstrasi perakitan panel diulangi dengan hasil yang
baik;

J. Pelaksanan Pemasangan Panel beton Pracetak


a. Persiapan Pelaksanaan
i. Selambat – lambatnya 14 hari sebelum pelaksanaan
pemasangan panel beton pracetak, harus dilakukan
pemasangan lantai kerja;
ii. Satu hari sebelum memulai pekerjaan semua peralatan yang
diperlukan harus sudah siap di lapangan dan dapat dioperasikan
dengan baik.

b. Penempatan Panel
J.3.1. Persiapan Penempatan Panel
a. Penempatan panel pracetak di atas lantai kerja harus
diturunkan secara perlahan diatur sehingga tidak terjadi
kontak antara permukaan bidang panel untuk menghindari
rusaknya tepi panel beton;

J.3.2. Penempatan Panel


a. Penempatan panel – panel harus sejalan dengan arah
longitudinal dan mengacu pada centerline panel.
Centerline setiap panel harus ditandai di tepi atas
permukaan. Tepi – tepi panel tidak digunakan untuk
menyelaraskan panel pada saat perakitan.
b. Centerline panel harus disesuaikan dengan garis pada
permukaan tanah dasar yang diatur oleh teknisi surveyor
sebelum pemasangan panel.
c. Truk pengangkut panel diposisikan di depan alat
pengangkat. Panel diangkat kemudian dipindahkan ke
lokasi panel di atas lantai kerja yang sudah disiapkan.
d. Jalan kerja yang sudah disiapkan harus kuat menahan
beban alat pengangkat.
e. Bila panel mempunyai lidah atau alur yang harus
dipasangkan sebagai sambungan melintang, permukaan
bidang yang mempunyai lidah dan alur harus diberi bahan
pengisi.

c. Sambungan (Joint)
J.4.1. Sambungan Memanjang (Longitudinal Joints)
a. Untuk panel yang dipasang secara memanjang,
sambungan memanjang di tengah (longitudinal centre
joint) harus berupa lidah alur (shear key) dan
ujungnyaberhubungan dengan sambungan melintang
(transverse joint), atau dengan tie bars, atau kombinasi
keduanya.
b. Pada panel yang dipasang secara melintang, sambungan
memanjang hanya terdapat pada sambungan antara
panel – panel dan caping beton yang dicor di tempat.
Sambungan ini dapat diisi dengan bahan penutup
(sealant).
TULANGAN BAJA WIREMESH
Refrensi
1. Peraturan Menteri PUPR Nomor 28/PRT/M/2016, tentang Pedoman Analisa
Harga Satuan Perkerjaan Bidang Pekerjaan Umum;
2. SNI-07-0667-1995, tentang Jaringan Kawat Baja Las (JKBL) untuk Tulangan
Beton.

Baja Wiremesh
Penyedian Jasa harus memahami kebutuhan baja tulangan Wiremesh yang
digunakan pada pekerjaan beton. Baja tulangan Wiremesh harus sesuai dengan
standard yang disyaratkan SNI

Pembengkokan
Penyedian Jasa harus memahami semua penjelasan yang tertuang dalam gambar
dan spesifikasi kebutuhan akan tulangan baja wiremesh yang tepat untuk dipakai
dalam pekerjaan dan mendapatkan arahan dari direksi pekerjaan.
Tulangan baja wiremesh harus dipotong dari lembaran yang lurus yang bebas dari
belitan. Alat pembengkokan tulangan baja wiremesh harus dapat membentuk
ukuran yang direncanakan. Ukuran pembengkokan harus sesuai dengan standard
nasional Indonesia (SNI). Bentuk-bentuk tulangan baja wiremesh harus dipotong
sesuai dengan arahan direksi.

Pemasangan
Penyedia jasa harus menempatkan dan memasang tulangan baja wiremesh
dengan tepat pada tempat yang ditentukan sesuai dengan gambar perencanaan.
Lembaran baja wiremesh yang akan disambung harus sesuai dengan overlep
minimal 150 mm. Sebelum dilakukan pekerjaan pengecoran harus disesuikan
dengan gambar dan mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan.

Cara Pengukuran dan pembayaran


Baja tulangan wiremesh akan diukur dan dibayarkan dalam jumlah kilogram,
setelah diperiksa dan diterima oleh direksi pekerjaan.
Sambungan ini dapat diisi dengan bahan penutup (sealant)
TULANGAN BAJA

Daftar Bengkokan
Penyedia Jasa harus memahami semua penjelasan yang diberikan dalam gambar
dan spesifikasi, kebutuhan akan tulangan baja yang tepat untuk dipakai dalam
pekerjaan. Daftar bongkaran yang mungkin diberikan oleh Direksi kepada
penyedia jasa harus diperiksa dan diteliti.
Tulangan baja harus dipotong dari batang yang lurus, yang bebas dari belitan dan
bengkokan dalam keadaan dingin dengan garis tengah 20mm atau lebih. Besi
dibengkokan dengan mesin pembengkokan yang direncanakan untuk itu dan
disetujui oleh Direksi. Ukuran pembengkokan harus sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia SNI, kecuali jika ditentukan lain, atau perintah oleh Direksi.
Bentuk-bentuk tulangan baja harus dipotong sesuai dengan gambar, tidak boleh
menyambung tulangan tanpa persetujuan Direksi.

Pemasangan
Penyedia Jasa harus menempatkan dan memasang tulang baja dengan tepat
pada tempat kedudukan yang ditunjukan dalam gambar dan harus ada jaminan
bahwa tulangan itu akan tetap pada kedudukan itu pada waktu pengecoran beton.
pengelasan tempel harus dapat persetujuan Direksi terlebih dahulu untuk
menyambung tulangan-tulangan yang saling menyilang dengan sudut tegak lurus,
tetapi cara pengelasan lain tidak akan dibolehkan.
Penggunaan ganjal, alat perenggang dan kawat harus mendapat persetujuan dari
Direksi. Perenggang dari beton harus dibuat dari beton dengan mutu yang sama
seperti mutu beton yang akan dicor. Perenggang tulangan dari besi beton dan
kawat harus sepadan dengan bahan tulangannya.
Batang utama dari tulangan anyaman yang berdampingan harus disambung
dengan overlap 300mm dan batang melintang dengan overlap 150mm. Penyedia
Jasa tidak boleh mengecor beton menutup tulangan, sebelum Direksi memeriksa
dan menyetujuinya.

Selimut Beton
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, tulangan baja harus dipasang sedemikian
rupa, sehingga terdapat selimut/penutup minimum sampai permukaan
penyelesaian beton dengan toleransi sebagai berikut:

Kelas Jenis Pekerjaan Selimut


Beton Minimum
(mm)
K 300 Beton prestress Tiang beton bertulang 25
Bagian-bagian Pracetak
K 300 Bidang yang terkena gesekan/atau pada air 50
laut
K 225 Pekerjaan-pekerjaan umumnya 40
K 225 Pelat Beton Pracetak Pipa Beton 25
K 175 Beton bertulang umumnya 40
PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1) Cara Pengukuran

a) Baja tulangan akan diukur dalam jumlah kilogram terpasang dan


diterima oleh Direksi Pekerjaan. Jumlah kilogram yang dipasang
harus dihitung dari panjang aktual yang dipasang, atau luas
anyaman baja yang dihampar, dan satuan berat dalam kilogram per
meter panjang untuk batang atau kilogram per meter persegi luas
anyaman. Satuan berat yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan akan
didasarkan atas berat nominal yang disediakan oleh pabrik baja,
atau bila Direksi Pekerjaan memerintahkan, atas dasar pengujian
penimbangan yang dilakukan Penyedia Jasa pada contoh yang
dipilih oleh Direksi Pekerjaan.

b) Penjepit, pengikat, pemisah atau bahan lain yang digunakan untuk


penempatan atau pengikatan baja tulangan pada tempatnya tidak
akan dimasukkan dalam berat untuk pembayaran.

c) Penulangan yang digunakan untuk gorong-gorong beton bertulang


atau struktur lain di mana pembayaran terpisah untuk struktur yang
lengkap telah disediakan dalam Seksi lain dari Spesifikasi ini, tidak
boleh diukur untuk pembayaran menurut Seksi ini.

2) Dasar Pembayaran
Jumlah baja tulangan yang diterima, yang ditentukan seperti yang
diuraikan di atas, harus dibayar pada Harga Penawaran Kontrak untuk
Mata Pembayaran yang ditunjukkan di bawah ini, dan terdaftar dalam
Daftar Kuantitas, dimana pembayaran tersebut merupakan kompensasi
penuh untuk pemasokan, pembuatan dan pemasangan bahan, termasuk
semua pekerja, peralatan, perkakas, pengujian dan pekerjaan pelengkap
lain untuk menghasilkan pekerjaan yang memenuhi ketentuan.

SAMBUNGAN GERAK

Penahan Air (Water Stops)


Penyedia Jasa harus menyediakan dan memasang penahan air pada semua
tempat sambungan gerak pada bagian yang memerlukan atau tercantum di
dalam gambar. Sambungan tersebut harus kedap air.

Apabila tidak diminta lain, penahan air (Water stops) dibuat dari karet seperti
tercantum dalam gambar dan dijelaskan dalam gambar. Penahanan air diatas
harus didapatkan dari pabrik yang disetujui Direksi dan harus disimpan dan
dipasang sesuai petunjuk dari pabrik. Penahan air diatas harus dicetak sampai
kepanjangan yang memungkinkan dan lengkap dengan bagian yang
membentuk sudut dan persilangan, dan harus dibuat untuk keperluan
bangunan-bangunan di bawah air secara menerus atau seperti yang tercantum
di dalam gambar usulan dari penyedia jasa. Untuk menyambung penahan air
di lapangan harus disetujui Direksi lebih dahulu dan semua sambungan harus
rapat.
Ukuran minimum dan bentuk dari penahan air harus seperti daftar tersebut di
bawah ini :
Bahan Lebar Tebal Diameter Diameter Diameter
Lingkaran lingkaran Lubang
(mm) (mm) (mm) Ujung Tengah Tengah
(mm) (mm) (mm)
Karet 225 9,5 25 38 19
150 9,5 19 - -

Pada bagian ujung karet penahan air harus mempunyai potongan lingkaran.
Karet penahan air harus selalu dijaga pada kedudukan seperti tercantum pada
gambar dan harus dilindungi dari kerusakan akibat kena panas selama
pemasangannya. Papan acuan pada kedua ujungnya harus dibentuk
sedemikian rupa hingga menggambarkan potongan dari penahan airnya. Pada
pengecoran betonnya harus dirapatkan dengan hati-hati dan seksama
sehingga tidak ada lobang-lobang yang terjadi.

Penyedia Jasa harus menyediakan hasil pengujian dari pabrik untuk setiap
penahan air yang dikirimkan ke lapangan dan apabila diminta oleh Direksi
harus mengadakan percobaan uji terhadap penahan air tersebut untuk
mendapatkan keyakinan akan mutu barang tersebut.

Karet Penahan Air

Karet untuk penahan air harus memenuhi persyaratan-persyaratan di bawah


ini bila bahannya dicoba menurut percobaan yang dinyatakan pada BS 903.

Kuat tarik minimum : 2 kg/mm2


Pertambahan panjang sebelum putus minimum : 500%
Kekerasan : 60-65
Kepadatan max methode deflection secara tetap : 20% dari refleksi asli
Penyerapan air max setelah 2 hari pada 20C : 5%
Sesudah percepatan pemuaian (selama 48 jam pada
70C dalam zat asam dalam tekanan 0,20 kg/mm2)
Kuat tarik minimum : 80% dari nilai asli
Pertambahan panjang sebelum putus : 80% dari nilai asli

Pengisi Sambungan
Pengisi sambungan harus didapatkan dari pabrik yang disetujui oleh Direksi
dan harus disimpan dan dipasang menurut instruksi dari pabrik. Bahan pengisi
sambungan dan ketebalan yang ditunjukkan dalam gambar dan dijelaskan di
dalam daftar banyaknya harus dipotong menurut bentuk dan dipasang untuk
mengisi seluruh ruang antara muka beton, kecuali yang terisi dengan penahan
air dan penutup sambungan. Lembaran-lembaran pengisi sambungan
dipasang rapat sehingga sambungan menutupi pada sisi-sisinya untuk
mencegah keluarnya semen. Penyedia Jasa harus menyediakan sertifikat uji
dari pabrik untuk setiap jenis penahan karet yang dikirimkan ke lapangan
pekerjaan dan macam pengujian itu harus dikerjakan sesuai dengan metode
pengujian standar.

Batang Dowel (Dowel Bar)


Bila batang dowel menembus sambungan harus dibungkus, bungkus-bungkus
harus dibuat lebih dahulu dari bahan yang memenuhi untuk pengisi-pengisi
sambungan atau bahan lain yang disetujui oleh Direksi.
Penutup Sambungan

Penyedia Jasa harus membuat air pada sambungan gerak dan sambungan
kontraksi pada permukaan dari pekerjaan betonnya kecuali bagian bawah dari
pekerjaan beton yang ada penyanggahnya. Alur tersebut harus dibuat lurus
dan berukuran sesuai yang ditunjukkan oleh gambar-gambar. Pemborong
harus menyiapkan permukaan dari alur dan menyiapkan bahan penutup
sambungan kemudian mengisi alur tersebut dengan bahan diatas. Penutup
sambungan harus dari bahan semacam bitumen seperti dijelaskan didalam
daftar banyaknya, kecuali ditentukan lain. Bahan-bahan diatas harus
didapatkan dari pabrik yang telah disetujui oleh Direksi dan digunakan sesuai
petunjuk dari pabrik. Pemasangan penutup sambungan tidak boleh dimulai
sebelum mendapat persetujuan dari Direksi.

Penyedia Jasa harus menyediakan sertifikat uji dari setiap bahan-bahan


dimaksud yang dikirim ke lapangan pekerjaan dan bila diminta oleh Direksi
harus menguji bahan-bahan diatas sesuai dengan prosedur pengujian bahan
tersebut.

Bahan bitumen untuk penutup sambungan horisontal harus “ Expendite


Planstic” atau bahan sejenis yang disetujui dan bahan bitumen untuk penutup
sambungan yang miring dan tegak lurus harus “Expendite Plastic joint” atau
bahan sejenis yang disetujui.

3. PASANGAN BATU

BAHAN-BAHAN

Batu

Dipakai pada pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar seperti


pasangan batu atau lapisan lindung batu, haruslah batu yang bersih dan keras,
tahan lama, bersih dari campuran besi, pasir dan mendapat persetujuan
Direksi. Batu tersebut harus diambil dari sumber yang disetujui Direksi.

Adukan
Jika tidak ditentukan lain, adukan untuk pekerjaan pasangan harus dibuat dari
semen portland dan pasir dengan perbandingan isi 1:3 atau seperti ditentukan
dalam gambar untuk tiap jenis pekerjaan.
Jika tidak ditentukan lain adukan dipakai untuk pekerjaan pasangan dibuat
perbandingan 1 PC : 3 Ps (selanjutnya dipakai singkatan PC untuk semen
portland, Ps untuk pasir, Kr untuk kerikil dalam perbandingan suatu adukan).
Pasir harus sama dengan yang diisyaratkan untuk pekerjaan beton, pasir
haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kasaran yang memungkinkan untuk
menghasilkan adukan yang baik. Semen haruslah Portland Cement. Air yang
dipakai untuk membuat adukan haruslah memenuhi bersih dan tidak
mengandung bahan organic liang yang akan mempengaruhi kualitas beton atau
mortar. Dari spesifikasi ini, air harus diberikan dalam jumlah cukup/sesuai untuk
menghasilkan adukan yang baik.
Cara alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikian rupa sehingga
jumlah dari setiap bahan adukan bisa dikontrol dan ditentukan secara tepat
sesuai persetujuan Direksi.
Bila pengadukan dilakukan dengan tangan, bahan adukan harus dicampur
didalam semacam kotak diaduk. Adukan harus dicampur sampai merata
sebanyak yang diperlukan untuk dipakai. Kotak untuk mengaduk harus
dibersihkan setiap akhir hari dari kerja.

Penyimpanan Bahan-bahan

Semen untuk adukan harus disimpan seperti yang disyaratkan dan juga harus
dilindungi dengan atap atau penutup lain yang tahan air.

PASANGAN BATU

Umum
1) Uraian

a) Pekerjaan ini harus mencakup pembuatan struktur yang ditunjukkan


dalam Gambar atau seperti yang diperintahkan Direksi Pekerjaan, yang
dibuat dari Pasangan Batu. Pekerjaan harus meliputi pemasokan
semua bahan, galian, penyiapan pondasi dan seluruh pekerjaan yang
diperlukan untuk menyelesaikan struktur sesuai dengan Spesifikasi ini
dan memenuhi garis, ketinggian, potongan dan dimensi seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar atau sebagaimana yang diperintahkan
secara tertulis oleh Direksi Pekerjaan.

b) Umumnya, pasangan batu harus digunakan hanya untuk struktur


seperti dinding penahan, gorong-gorong pelat, dan tembok kepala
gorong-gorong besar dari pasangan batu yang digunakan untuk
menahan beban luar yang cukup besar. Bilamana fungsi utama suatu
pekerjaan sebagai penahan gerusan, bukan sebagai penahan beban,
seperti lapisan selokan, lubang penangkap, lantai gorong-gorong
(spillway apron) atau pekerjaan pelindung lainnya pada lereng atau di
sekitar ujung gorong-gorong, maka kelas pekerjaan di bawah Pasangan
Batu (Stone Masonty) dapat digunakan seperti Pasangan Batu dengan
Mortar (Mortared Stonework) atau pasangan batu kosong yang diisi
(grouted rip rap)

2) Penerbitan Detil Pelaksanaan

Detil pelaksanaan untuk pasangan batu yang tidak disertakan dalam


Dokumen Kontrak pada saat pelelangan akan diterbitkankan oleh Direksi
Pekerjaan setelah peninjauan kembali rancangan awal atau revisi desain
telah selesai dikerjakan sesuai dengan Spesifikasi ini.

Bahan

1) Batu

a) Batu yang digunakan hurus bersih, keras, tahan lama, bersih dari
campuran besi dan pasir.

b) Batu harus rata, lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan
saling mengunci bila dipasang bersama-sama.

c) Batu yang digunakan harus mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan,


batu harus memiliki ketebalan yang tidak kurang dari 20 cm, lebar tidak
kurang dari satu setengah kali tebalnya dan panjang yang tidak kurang
dari satu setengah kali lebarnya atau dipakai ukuran batu yang mudah
diangkat oleh pekerja dalam melakukan pekerjaan pasangan batu.

2) Pasir

Kualitas pasir yang dipakai untuk pasangan batu harus sama dengan yang
disyaratkan. Pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekerasan
yang memungkinkan untuk menghasilkan mortar yang baik.

3) Semen

Semen yang dipakai dalam pekerjaan ini harus semen Porltland Cemet dari
perusahaan yang disetujui Direksi dan secara umum memenuhi Standar
Nasional Indonesia (SNI) atau standar lain yang diakui oleh Pemerintah
Indonesia. Tipe semen yang lain dapat digunakan untuk keperluan khusus
jika diperintahkan oleh Direksi.

4) Air

Air yang dipakai harus dari sumber yang disetujui oleh Direksi. Pada waktu
pemakaian, air harus terhindar dari bahan-bahan yang bisa mengotori air
dalam jumlah berapa saja yang dapat :

a. Menghasilkan perubahan warna atau pemekaran permukaan mortar yang


sedang mengeras.
b. Menunjukkan reaksi agregat alkali.

5) Drainase Porous

Bahan untuk membentuk landasan, lubang sulingan atau kantung


penyaring untuk pekerjaan pasangan batu harus memenuhi kebutuhan dari
Spesifikasi ini.

Pelaksanaan Pasangan Batu (mulai dari sini pembahasan selanjutnya)

1) Persiapan Pondasi

a) Pondasi untuk struktur pasangan batu harus disiapkan sesuai dengan


gambar dari spesifikasi ini

b) Terkecuali disyaratkan lain atau ditunjukkan pada Gambar, dasar


pondasi untuk struktur dinding penahan harus tegak lurus, atau
bertangga yang juga tegak lurus terhadap muka dari dinding. Untuk
struktur lain, dasar pondasi harus mendatar atau bertangga yang juga
horisontal.

c) Lapis landasan yang rembes air (permeable) dan kantung penyaring


harus disediakan bilaman disyaratkan

d) Bilamana ditunjukkan dalam Gambar, atau yang diminta lain oleh


Direksi Pekerjaan, suatu pondasi beton mungkin diperlukan.

2) Pemasangan Batu
a) Landasan dari adukan baru paling sedikit 3 cm tebalnya harus
dipasang pada pondasi yang disiapkan sesaat sebelum
penempatan masing-masing batu pada lapisan pertama. Batu
besar pilihan harus digunakan untuk lapis dasar dan pada sudut-
sudut. Perhatian harus diberikan untuk menghindarkan
pengelompokkan batu yang berukuran sama.

b) Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan


muka yang tampak harus dipasang sejajar dengan muka dinding
dari batu yang terpasang.

c) Batu harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau


memindahkan batu yang telah terpasang. Peralatan yang cocok
harus disediakan untuk mema-sang batu yang lebih besar dari
ukuran yang dapat ditangani oleh dua orang. Menggelindingkan
atau menggulingkan batu pada pekejaan yang baru dipasang tidak
diperkenankan.

3) Penempatan Adukan

a) Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi


sampai merata dan dalam waktu yang cukup sehingga untuk
memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh. Landasan
yang akan menerima setiap batu juga harus dibasahi dan
selanjutnya landasan dari adukan harus disebar pada sisi batu yang
bersebelahan dengan batu yang akan dipasang.

b) Tebal dari landasan adukan harus pada rentang antara 2 cm


sampai 5 cm dan merupakan kebutuhan minimum untuk menjamin
bahwa seluruh rongga antara batu yang dipasang terisi penuh.

c) Banyaknya adukan untuk landasan yang ditempatkan pada suatu


waktu haruslah dibatasi sehingga batu hanya dipasang pada
adukan baru yang belum mengeras. Bilamana batu menjadi
longgar atau lepas setelah adukan mencapai pengerasan awal,
maka batu tersebut harus dibongkar, dan adukannya dibersihkan
dan batu tersebut dipasang lagi dengan adukan yang baru.

4) Ketentuan Lubang Sulingan dan Delatasi

a) Dinding dari pasangan batu harus dilengkapi dengan lubang


sulingan. Kecuali ditunjukkan lain pada Gambar atau diperintahkan
oleh Direksi Pekerjaan, lubang sulingan harus ditempatkan dengan
jarak antara tidak lebih dari 2 m dari sumbu satu ke sumbu lainnya
dan berdiameter 50 mm.

b) Timbunan di belakang delatasi haruslah dari bahan Drainase


Porous berbutir kasar dengan gradasi menerus yang dipilih
sedemikian hingga tanah yang ditahan tidak dapat hanyut jika
melewatinya, juga bahan Drainase Porous tidak hanyut melewati
sambungan.

5) Pekerjaan Akhir Pasangan Batu


a) Sambungan antar batu pada permukaan harus dikerjakan hampir
rata dengan permukaan pekerjaan, tetapi tidak sampai menutup
batu, sebagaimana pekerjaan dilaksanakan.

b) Terkecuali disyaratkan lain, permukaan horisontal dari seluruh


pasangan batu harus dikerjakan dengan tambahan adukan tahan
cuaca setebal 2 cm, dan dikerjakan sampai permukaan tersebut
rata, mempunyai lereng melintang yang dapat menjamin pengaliran
air hujan, dan sudut yang dibulatkan. Lapisan tahan cuaca tersebut
harus dimasukkan ke dalam dimensi struktur yang disyaratkan.

c) Segera setelah batu ditempatkan, dan sewaktu adukan masih baru,


seluruh permukaan batu harus dibersihkan dari bekas adukan.

d) Permukaan yang telah selesai harus dirawat seperti yang


disyaratkan untuk Pekerjaan Beton dalam Pasal 3 dari Spesifikasi
ini.

e) Bilamana pekerjaan pasangan batu yang dihasilkan cukup kuat,


dan dalam waktu yang tidak lebih dini dari 14 hari setelah pekerjaan
pasangan selesai dikerjakan, penimbunan kembali harus
dilaksanakan seperti disyaratkan, atau seperti diperintahkan oleh
Direksi Pekerjaan, sesuai dengan ketentuan yang berkaitan
dengan Pasal Timbunan.

Pengukuran Dan Pembayaran

1) Pengukuran untuk Pembayaran

a) Pasangan batu harus diukur untuk pembayaran dalam meter kubik


sebagai volume pekerjaan yang diselesaikan dan diterima, dihitung
sebagai volume teoritis yang ditentukan oleh garis dan penampang
yang disyaratkan dan disetujui.

b) Setiap bahan yang dipasang sampai melebihi volume teoritis yang


disetujui harus tidak diukur atau dibayar.

c) Landasan rembes air (permeable bedding), penimbunan kembali


Tidak ada pengukuran atau pembayaran terpisah yang harus
dilakukan untuk penyediaan atau pemasangan lubang sulingan atau
pipa, juga tidak untuk acuan lainnya atau untuk galian dan
penimbunan kembali yang diperlukan.

2) Dasar Pembayaran

Kuantitas, ditentukan sebagaimana diuraikan di atas, harus dibayar dengan


Harga Kontrak per satuan dari pengukuran untuk Mata Pembayaran yang
terdaftar di bawah dan ditunjukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga,
dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi
penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, untuk pembuatan
lubang sulingan dan sambungan konstruksi, untuk pemompaan air dan untuk
semua pekerjaan lainnya atau biaya lain yang diperlukan atau lazim untuk
penyelesaian yang sebagaimana mestinya dari pekerjaan yang diuraikan
dalam Pasal ini.
PEKERJAAN PERLINDUNGAN

Penyiapan Permukaan Tanah untuk Lantai Kerja

Penyedia Jasa harus menyiapkan permukaan galian tanah untuk pondasi


dengan lapisan lantai kerja menurut ukuran yang ditentukan. Kemudahan
penyaringan kerikil seperti ditentukan, ditekankan ditempatkan diatas
permukaan tanah tersebut, dengan ketebalan sesuai dengan gambar untuk
membuat permukaan yang rata dan sejajar dengan permukaan yang
direncanakan untuk lantai kerja.

Lantai Kerja Blok Beton

Dimana ditunjukkan dalam gambar-gambar, Pemborong harus menyediakan


dan meratakan lantai kerja blok beton diatas muka tanah galian untuk pondasi
yang disiapkan sesuai ukuran yang ditentukan. Blok beton harus disiapkan
sampai ukuran yang disetujui oleh Direksi. Blok beton harus dilengkapi dengan
pengait dengan persetujuan Direksi.

Blok-blok harus diletakkan dan dialasi dengan seksama untuk membuat


permukaan yang benar-benar rata dengan sambungan terbuka sejajar lebar
1 cm antara tiap-tiap blok. Semua itu harus dibuat dari beton K 125.

Lantai Kerja Batu Kosong

Dimana ditunjukkan dalam gambar-gambar, Penyedia Jasa harus


menyediakan dan meletakkan lantai kerja batu kosong, terdiri dari batu pecah
kasar sedemikian sehingga semuanya cocok satu sama lain. Tiap batu
mempunyai panjang dan lebar yang tidak kurang dari 20cm dan tebal yang
tidak kurang dari yang tertera dalam gambar. Batu harus diberi landasan pasir
dan diletakkan pada dasar alamiah sedemikian, sehingga permukaan yang
telah selesai merupakan bidang yang benar-benar rata.

Lantai Kerja Pasangan Batu

Dimana ditunjukkan pada gambar-gambar, Penyedia Jasa harus menyediakan


dan meletakkan lantai kerja pasangan batu diatas dasar yang telah ditetapkan.
Batu-batu harus seperti yang ditentukan untuk lantai kerja batu kosong, tetapi
semuanya harus didasari dan disambung dengan adukan semen dan pasir
seperti yang disyaratkan, sambungan dan pasangan batu muka.

Drain Dari Batu


Dimana ditunjukkan dalam gambar-gambar, pemborong harus membuat drain
dari batu yang dibungkus dengan ijuk menurut ukuran yang ditentukan. Drain
harus terdiri dari parit-parit yang digali dan diisi kembali dengan batu belah dan
dibungkus dengan ijuk. Batu belah harus terdiri dari batu yang akan tertinggal
diatas ayakan 40 mm.

Bronjong dan Matras

Dimana ditunjukkan dalam gambar-gambar, pemborong harus membuat


bronjong kawat dan menempatkannya dalam keadaan seperti diuraikan
dibawah ini, termasuk penyiapan permukaan tanahnya, seperti ditentukan
dalam spesifikasi ini.
Batu-batu untuk bronjong harus sesuai dengan ukuran tidak kurang dari 15 cm
dan tidak lebih dari 30 cm. Batu yang dipakai dipilih berbentuk bulat/lonjong,
Bronjong kotak dan bersusun harus mempunyai batas pemisah bagian dalam
dengan bahan kawat dan bentuk anyaman sama. Batas pemisah ditempatkan
sedemikian dan dilapisi dengan matras/geotekstile. Hubungan antara
bronjong dengan matras/geotekstile harus terikat erat dengan kawat pada
ujung-ujungnya sehingga menjadi satu kesatuan. Bronjong untuk penahan
tanah harus ditempatkan di bagian yang bersinggungan dengan tanah dan
diberi lapisan filter kerikil geotekstil atau lapisan ijuk.

Apabila bronjong ditempatkan pada saringan maka harus dikerjakan dengan


hati-hati untuk mencegah kerusakan kawatnya. Bronjong harus diikat dengan
erat-erat pada bronjong yang berdampingan sepanjang tepinya.

CERUCUK
Cerucuk berfungsi sebagai angkur pada bronjong dan dasar sungai. Bahan
yang digunakan berupa Pipa Galvanis, Kayu Dolken, atau Bambu. Jarak antar
cerucuk disesuaikan dengan perhitungan desain.

Batu Kosong (Rip-Rap)

Batu untuk rip-rap harus keras, padat dan tahan lama dengan berat jenis tidak
kurang dari 2,4. tiap-tiap batu harus mempunyai ukuran bentuk kira-kira sama
dengan ukuran 20-30cm. Untuk sloope protection minimal 40cm. Untuk
penahanan gerusan pada bendung dan pengerjaan sungai lainnya. Pekerjaan
lindungan dengan rip-rap termasuk pula penyediaan lapisan filter kerikil pasir
seperti ditunjukkan dalam gambar.

Pekerjaan Plesteran

Apabila dipermukaan dinding dan lantai dari pasangan batu kali yang ada
maupun yang baru harus diplester dengan adukan 1 PC : 3 Ps. Adukan untuk
pekerjaan plesteran harus memenuhi persyaratan, untuk bahan dan campuran.
Pekerjaan plesteran dikerjakan secara dua lapis sampai ketebalan 2 cm.
Apabila tidak diperintahkan lain pasangan harus diplester pada bagian atas dari
dinding, ujung-ujung saluran pasangan, dan untuk 10 cm di bawah tepi atas
dinding atau sesuai dengan yang tertera dalam gambar.

Tempat kedudukan pintu , temboknya harus diplester licin penuh dari batas
lengkung depan sampai hilir pada jembatan pelayanan (looplank).
Pertemuan pasangan (plesteran sudut) selebar 8-10 cm untuk bangunan kecil
dan 15 cm untuk bangunan besar sedang pada samping kusen pintu-pintu
sorong, diplester tegak selebar 20 cm plesteran juga dilakukan pada alur skot
balok. Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan maka bidang dasar harus dibuat
kasar dan bersih. Pekerjaan plesteran harus rata, lurus, rapi dan halus. Setelah
pekerjaan plesteran cukup kering kemudian harus dipelihara dengan siraman
air secara rutin.

LINING

Lining Pasangan Batu


Pekerjaan lining pada saluran harus dikerjakan sesuai dengan penjelasan pada
gambar. Bahan yang dipakai dan mutu pekerjaannya harus memenuhi syarat
dalam spesifikasi ini.

Pencetakan Plat
Pencetakan plat beton pra cetak harus dikerjakan ditempat yang sudah dipilih
dengan persetujuan Direksi sebelumnya.
Plat harus dicetak diatas dasaran yang dipersiapkan khusus untuk itu, harus
diperhatikan pencegahan terjadinya perubahan bentuk dari cetakan selama
dan sesudah pengecoran. Disarankan agar lantai dasar benar-benar rata dan
keras.
Bila plat dicetak diatas tanah asli permukannya harus dilapisi dengan plywood
atau dengan bahan lain untuk mendapatkan dasar yang rata dan air semen
yang tidak meresap ke dalam tanah.
Tempat percetakan harus ditutup dengan atap sementara, hingga plat yang
baru dicetak terlindung dari sinar matahari dan hujan. Perlindungan dari
matahari dan hujan tidak boleh di bawah pohon-pohon yang rindang.
Cetakan untuk membuat plat beton dapat berupa unit tunggal atau ganda dan
dapat dibuat dari kayu, plat besi atau bahan lainnya yang sesuai, dengan syarat
cukup kuat, rapat air dan tahan terhadap pengerjaan beton. Bila dipakai
cetakan kayu maka disarankan untuk melapisi bagian dalam dengan plat seng
atau bahan lainnya. Cetakan harus dibuat sedemikian rupa hingga dapat
dibuka dengan mudah tanpa merusak sisi-sisinya dan sudut-sudut plat.
Membuka cetakan dikerjakan tanpa memukul waktu membuka harus dengan
persetujuan Direksi, meskipun ini tidak akan membebaskan pemborong dari
kewajibannya untuk membuat plat beton yang mutu dan bentuknya memenuhi
standar.
Untuk tiap-tiap pencetakan plat harus ada jumlah cetakan yang cukup. Sesaat
sebelum pengecoran dimulai bagian dalam dari cetakan harus disapu/disemir
dengan minyak cetak yang disetujui Direksi. Pemakaian minyak diesel mineral
atau minyak mesin tidak diperkenankan.

Bila cetakan sudah dibuka, maka sisi dalam terutama sudut-sudutnya harus
dibersihkan kemudian diminyaki lagi untuk percetakan berikutnya.
Beton harus dicor dalam lapis-lapis dan dipadatkan sebaik-baiknya, harus
dijaga agar beton dapat memenuhi ruang cetak seluruhnya. Permukaan
atasnya kemudian digosok sampai halus.

Plat kemudian ditaruh dalam suasana lembab dan dingin dengan ditutup goni
basah atau lainnya sampai cukup keras guna tindakan selanjutnya.
Plat kemudian disimpan di tempat yang teduh dan dirawat lebih lanjut untuk
paling sedikit 7 hari. Pemborong harus menjaga jangan sampai plat-plat itu
terkena oleh tanah atau menjadi kotor atau pecah.

Tumpukan tidak boleh lebih dari sepuluh plat agar yang bagian bawah tidak
rusak. Setelah selesai perawatan, maka plat diangkut ke lokasi pemasangan.
Waktu memuat dan membongkar plat tidak boleh dilemparkan tetapi harus
dilakukan dengan hati-hati. Plat ditimbun di atas tumpukan plat lama atau
memakai ganjal kayu agar tidak kotor sebelum dipasang.

Pemasangan Plat
Lapisan dasar harus dipadatkan, diratakan, dibersihkan dan dibasahi sebelum
plat-plat ditempatkan dalam posisi masing-masing bila permukaan dasarnya
terlalu dalam maka harus diurug terlebih dahulu dengan bahan yang sesuai
dan dipadatkan kembali sampai mendapat persetujuan Direksi.

Ditempat tertentu seperti tertera dalam gambar diperlukan lapisan lapis, ini
harus dikerjakan dengan dipadatkan sesuai dengan gambar atau petunjuk
Direksi.

Bila ternyata diperlukan urugan pada dasar agar plat dapat dipasang sesuai
dengan batas-batas dan ketinggian yang ditetapkan, maka harus diurug
dengan bahan yang disetujui dan dipadatkan dengan alat yang sepadan sambil
dibasahi sampai disetujui Direksi.
Plat harus dipasang demikian hingga batas atas dan bawah menjadi simetris
sambungan harus selebar 2cm dan harus disiar dengan hati-hati dengan spesi
1 PC : 2 Ps secara rata. Tebal siar sama dengan plat.

Sebelum disiar sambungan harus dibersihkan secara menyeluruh, dicuci dan


disikat dengan sikat baja. Permukaan yang sudah selesai harus dirawat selama
paling sedikit 7 hari dengan cara yang disetujui Direksi. Sesuai dengan
ketentuan dalam pasal D.3.4 maka bila diperlukan plat juga harus dipasang
pipa-pipa peresapan.

PEKERJAAN LOGAM DAN KAYU

BAHAN-BAHAN DAN MUTU PEKERJAAN

Spesifikasi Standar

Kecuali ditentukan lain semua bahan dan mutu pekerjaan harus memenuhi
standar Nasional Indonesia yang berlaku. Spesifikasi standar yang sama
sebagai pengganti dapat ditambahkan sesuai dikehendaki oleh Direksi.
Semua bahan yang belum termasuk dalam Spesifikasi di atas haruslah macam
bahan kelas satu. Bila pemborong mengajukan bahan yang berbeda dengan
standar di atas, ia harus menyertakan penjelasan dari standarnya di dalam
penawarannya.

Pengadaan Pintu Air


Dimensi dari pintu air yang diperlukan ditunjukkan pada gambar. Pintu air
direncanakan, diproduksi dan dilaksanakan pemasangannya hanya boleh
suatu pabrik yang sudah disetujui dan namanya tercantum dalam daftar
prakualifikasi pemborong DPU untuk pembuatan pintu-pintu. Pembuatan dan
pengadaan pintu harus dilaksanakan atas dasar sub kontrak oleh pemborong
utama, yang harus bertanggung jawab atas pemesanan dan administrasinya.
Pemborong harus memberikan salinan dari semua surat-menyurat yang
menyangkut sub kontrak tersebut kepada Direksi.

Pengadaan Pekerjaan Logam dan Kayu oleh Sub-Penyedia Jasa.

Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi daftar semua pekerjaan


logam dan kayu yang diusulkan untuk di sub-Kontrakkan. Sebelum melakukan
pesanan harus didapatkan persetujuan tertulis lebih dahulu perihal sub-
Kontraktor yang akan ditugaskan. Pemborong harus bertanggung jawab dalam
pemesanan pekerjaan logam dan kayu kepada sub-Penyedia Jasa dan semua
administrasinya. Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi tembusan
semua surat-menyuratnya.
TABEL 5. JENIS DAN UKURAN PINTU
Jenis Pintu Digunakan Tipe Ulir Tipe Batasan Standart Dimensi
Roda Lebar Tinggi Pintu Tinggi
Gigi Pintu (5 (f mm) Rangka (Lf
mm) mm)
Sorong 1A Saluran,rangka pendek Tunggal A 400-600 Maks 800 Maks 2000
Sorong 2A Saluran, rangka pendek Tunggal A 600-800 Maks 1000 Maks 3000
Sorong 3A Saluran, rangka pendek Tunggal B 800-1000 Maks 1500 Maks 3400
Sorong 4A Saluran, rangka pendek Tunggal C 1000-1200 Maks 2000 Maks 4300
Sorong 5A Saluran, rangka pendek Ganda B+D 1200-1500 750-900 Maks 2620
Sorong 6A Saluran, rangka pendek Ganda (B/C)+D 1600-2000 950-1300 Maks 3020
Sorong 7A Saluran, rangka pendek Ganda C+D 2100-2500 1350-1700 Maks 3820

Sorong 1B Gorong2, rangka pendek Tunggal A 400-600 400-600 Maks 3500


Sorong 2B Gorong2, rangka pendek Tunggal B 600-800 600-800 Maks 3700
Sorong 3B Gorong2, rangka pendek Tunggal B 800-1000 800-1000 Maks 3800
Sorong 4B Gorong2, rangka pendek Tunggal C 1000-1200 1000-1200 Maks 4000

Sorong 2C Saluran/dinding, penahan Tunggal B 400-600 Maks 1000 Maks 3500


rangka panjang
Sorong 3C Saluran/dinding, penahan Tunggal B 600-800 Maks 1200 Maks 5700
rangka panjang
Sorong 4C Saluran/dinding, penahan Tunggal C 800-1000 Maks 1500 Maks 6000
rangka panjang

Romijin I Saluran, Qmaks 160 lt/dt Tunggal A 500 Bervariasi Bervariasi


Romijin II Saluran, Qmaks 160 lt/dt Tunggal A 500 Bervariasi Bervariasi
Romijin III Saluran, Qmaks 160 lt/dt Tunggal A 750 Bervariasi Bervariasi
Romijin IV Saluran, Qmaks 160 lt/dt Tunggal A 1000 Bervariasi Bervariasi
Romijin V Saluran, Qmaks 160 lt/dt Ganda A 1250 Bervariasi Bervariasi
RomijinVI Saluran, Qmaks 160 lt/dt Ganda B+D 1500 Bervariasi Bervariasi

Crump-de G.1 Saluran Tunggal A 500 Bervariasi Bervariasi


Crump-de G.1 Saluran Tunggal A 750 Bervariasi Bervariasi
Crump-de G.1 Saluran Tunggal C 1000 Bervariasi Bervariasi
Crump-de G.1 Saluran Ganda B+D 1250 Bervariasi Bervariasi
Crump-de G.1 Saluran Ganda B+D 1500 Bervariasi Bervariasi

Rencana, Perhitungan dan Gambar

Gambar-gambar dan spesifikasi menunjukkan macam logam yang dibutuhkan


dan ukuran-ukuran pokoknya. Sub-Penyedia Jasa harus merencanakan
semua bangunan-bangunan dan pintu-pintu dan dilengkapi dengan
penjelasan-penjelasan perhitungan dan gambar-gambar dari pabrik dan
diserahkan kepada Direksi dari semua peralatan yang akan didatangkan
sebelum pabrik melaksanakannya.
Gambar rangkap tiga harus dibuat, dan setiap perubahan yang dilakukan oleh
Direksi harus dibuat tanpa pembayaran ekstra.

Pabrik dilarang memulai pelaksanaan pembuatan sebelum menerima


persetujuan Direksi secara tertulis dengan telah memberi tanda pada setiap set
gambar (satu untuk Direksi, satu untuk Pemborong, dan satu untuk Sub-
Penyedia Jasa). Sub-Penyedia Jasa juga harus menyediakan gambar kerja
yang menunjukkan usulan dari metode yang akan digunakan dan gambar-
gambar harus mendapat persetujuan seperti gambar-gambar yang akan
dikerjakan pabrik di atas, sebelum pemborong memulai pelaksanaan
pekerjaannya pada bangunan-bangunan yang bersangkutan. Apabila ukuran
dan ketebalan dari bagian-bagian pintu tercantum di dalam gambar bestek,
ukuran dan ketebalan di atas dianggap sebagai ukuran dan ketebalan
minimum yang diperkenankan.
PEMERIKSAAN DAN PERAKITAN

Pemeriksaan Di Pabrik

Direksi atau pejabat yang diberi tugas harus mengadakan pemeriksaan


terhadap bahan-bahan mutu pekerjaan, pabrik dan percobaan perakitan di
pabrik.
Pemeriksaan ini meliputi :

a) Pemeriksaan baja atau bahan-bahan lain yang dipakai untuk memastikan


bahwa bahan-bahan di atas sesuai dengan standar. Laporan percobaan
kimia dan fisika dari bahan-bahan yang dipakai harus ditunjukkan.
b) Memeriksa ukuran-ukuran.
c) Memeriksa pekerjaan las dan mengujinya bila diperlukan.
d) Memeriksa pembersihan dan pengecatan pekerjaan baja.
e) Percobaan perakitan dan menguji hasilnya.
f) Memeriksa cara pengepakan untuk pengiriman.

Pembangunan Di Pabrik
Jika dibutuhkan Direksi, pekerjaan baja harus dipasang untuk sementara di
tempat pembuatannya untuk diperiksa oleh Direksi dan jika dianggap perlu diuji
sebelum dikirim.

Pembangunan Di Tempat Pekerjaan

Penyedia Jasa harus memasang pekerjaan baja selengkapnya dan harus


menyediakan dan membangun panggung sementara dan persiapan yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan. Sebelum satupun pembangunan
dimulai di lapangan, pemborong harus menyampaikan kepada Direksi untuk
mendapat persetujuan tuang, kedua permukaan harus dipisahkan dengan
bahan pemisah yang disetujui, tebalnya tidak kurang dari 1,5m. Dimana batang-
batang bangunan dari aluminium dipasang dalam pasangan batu, bata atau
beton, permukaan-permukaan yang bersentuhan harus dicat lebih dahulu dengan
dua lapis cat bitumen. Dimana ermukaan aluminium bersentuhan, bahan
sambungan harus diberi seng berchrom.

Pengamanan Dalam Perjalanan

Penyedia Jasa harus mengamankan semua peralatan di dalam pengangkutan,


pembongkaran, pemasangan, penyimpanan diruang termuka dan perjalanan ke
lapangan pekerjaan.

Pemasangan Bagian-bagian

Untuk pemasangan bagian-bagian yang masuk dalam pekerjaan beton atau


pasangan batu yang permanen, maka bagian-bagian di atas seperti angkur,
plat perletakan dan lain-lain harus dikirim lebih dahulu dari pada bagian lain.

Pengujian Setelah Di Pasang Di Lokasi

Setelah selesai dipasang di lokasi, harus diadakan uji coba terhadap semua
perlengkapan, sampai mendapat persetujuan Direksi. Setiap pintu pengatur air
harus digerakkan secara penuh untuk keperluan pengoperasian dengan
menggunakan semua peralatan yang disediakan dan dengan persyaratan-
persyaratan yang sudah ditetapkan kecuali Direksi menentukan lain.
Penyerahan

Setelah uji coba selesai dengan baik maka untuk selama periode tertentu yang
akan disetujui bersama oleh Direksi dan Penyedia Jasa, dengan perkiraan satu
minggu, pelaksana diminta tinggal guna mengawasi pengoperasian pertama
dari bangunannya, dan untuk memberi petunjuk dan bimbingan kepada staf
pemilik pekerjaan dalam cara yang benar guna pengoperasian dan
pemeliharaan dari bangunan tersebut.

LAMPIRAN SPESIFIKASI

Standar Nasional Indonesia

Standar Nasional Indonesia barikut ini disediakan bersama dengan Standar-


standar lainnya yang sesuai untuk memenuhi pasal A.1.3.
Semua perubahan pada tiap standar atau lainnya harus dimasukkan dalam
daftar lampiran ini apabila perubahan tersebut berlaku 30 hari sebelum hari
pertama penyerahan/ pemasukan penawaran.

Standar Nasional Indonesia Judul


NI-2 Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971
( Indonesian Standard for Reinforced Concrete)
NI-3 Peraturan Umum untuk bahan Bangunan di Indonesia
NI-5 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia
( Indonesian Standard for Timber Construction)
NI-7 Peraturan Kapur Indonesia
( Indonesian Standard for Lime)
NI-8 Peraturan Portland Semen Indonesia
(Indonesian Standard for Portland Cement)

NI-10 Peraturan Batu Merah Indonesia


( Indonesian Standard for Bricks)
NI-13 Peraturan Batu Belah Indonesia
(Indonesian Standard for construction Stone)
NI-20 Peraturan Tras dan Semen Merah Indonesia
( Indonesian Standard for Brickdust Cement)
1055 (Indonesian Standard for Steel for Buildings and Bridges)
PUBI-1982 Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia
(Indonesian Standard for Building Materials)
SNI 1999 SNI 03-0090-1999-Bronjong Kawat

British Standard and Codes of Practice

Berikut ini adalah daftar dari B.S dan Standar C.P yang akan disediakan
bersama-sama dengan Standar lain yang disetujui atau memenuhi pasal A.1.3.
Juga perubahan-perubahannya akan disertakan sesuai dengan Buku Tahunan
dari British Standard tahun 1986.

British Standard Title


4 Part 1a: Specification for hot rolled sections
Part 2 : Hpot rolled hollow sections
12 Specification for ordinary and rapid hardening Portland
cement
21 Pipe threads for tubes and fittings where pressure
Tight joints are made on the threads
143 Malleable cast iron and castcopper alloy screwed
Pipe fittings for steam, air, water, gas and oil
144 Coal tar creosote for the preservation of timber
153 Steel girder bridges
242,243
259,632 Linseed oil
244 and
290 Turpentine for paints
245 Specification for mineral solvents
(White spirit and related hydrocarbon solvents)
For paints and other purposes
275 Dimensions or rivets (1/2 to 1 ¾ in Diameter)
302 Wire ropes for cranes, excavators and general engineering
purposes
443 Specification for testing Zinc coating on steel wire
And for quality requirements
639 Covered electrodes for the manual metal are welding
Of carbon manganese steels
709 Methods of testing fusion welded joints abd weld metal in
steel
812 Methods of sampling and testing mineral aggregates, sand
and filters
822 Aggregates from natural sources for concrete (including
granolotic)
890 Building limes
903 Method of testing vulcanized rubber
913 Wood preservation by means of pressure creasoting
1052 Specification for mild steel wire for general engineering
purposes
1201 Aggregates from natural sources for concrete (including
granolithic)
1377 Methods of test for soil for civil engineering purposes
1387 Steel tubes and tubular suitable for screwing to BS 21 pipe
threads
1400 Copper alloy ingots and copper alloy castings
1452 Specifications for Grey iron castings
1521 Waterproof building papers
1722 Specification for fences
1775 Steels tubes for mechanical structural and general
engineering purposes
1881 Methods of testing concrete
2035 Cast iron flanged pipes and flanged fitting 2451 Chilled
iron,
shot and greet
2499 Hot applied joints sealant for concrete pavements
2521 Lead based priming for wood work
2523 Lead based priming based
2524 Red oxide linseed oil priming paint
2525-2527 Undercoating and fhnising paints for protective purposes
2874 Copper and copper alloys, Roads and sections
3100 Specification for steel casting for general engineering
purposes
3148 Methods of test for water for making concrete
3416 Black Bitumen coating solutions for cpld application
3692 ISO metric precision hexagon bolts, screws and nuts
4164 Specification for coal-tar-based hot applied coating
Materials for protecting iron and steel including
Suitable primers where required
4190 ISO metric black hexagon bolts, screw and nuts
4232 Surface finish of blast cleaned stall for painting
4360 Specification for weldable structural steels
4395 High strength friction grip bolts and associated nuts
And washer for structural engineering
4446 Presentation of confrence proceedings
4449 Specification for hot rolled steel bars
For the reinforcement of concrete
4466 Bending dimensions for reinforcement
4483 Steel fabric for that reinforcement of concrete
4550 Methods of testing cement
4604 The use of high strength friction grip bolts
In structural steel work, metric series
4622 Grey iron pipes and fittings
4772 Specification for ductile iron pipes and fitting
5135 Metal are welding of carbon and carbon manganese steel
5328 Methods of specifying concrete, including ready mixed
concrete
5400 Rubber Bridge Bearing
5911 Precast concrete pipes and fitting for drainage and
sewerage
CP 114 Structural use for Reinforce concrete in buildings

Standar dari Direktorat Jenderal Pengairan

➢ Spesifikasi dan gambar standar pintu pengatur Air dari Direktorat Jenderal
Pengairan PU 1988
➢ Standar Desain Irigasi, Criteria desain Vol KP-01 s/d KP 07, Desember
1986
➢ Standar Desain Irigasi, Album Gambar BI-01 dan BI-02, Desember 1986

SPESIFIKASI KHUSUS ( Dipakai untuk Pembangunan Rumah Jaga Bendung)

Pekerjaan Bangunan/Sarana Fasilitas O & P

Pekerjaan Bouwplank

(a) Patok bouwplank harus ditanam ke dalam tanah sampai kuat, sehingga
tidak mudah dicabut/tercabut dan menggunakan kayu ukuran 5/7cm.
(a) Jarak patok dari sisi galian pondasi minimal 1.00m dan jarak patok satu
dengan patok lainnya maksimal 2,00m.
(b) Papan bouwplank menggunakan kayu kelas II (dua) ukuran 2/20cm dan
bidang sebelah atas harus diserut/diketam sampai rata.
(c) Penemuan tinggi bouwplank disesuaikan dengan peil rencana, dan
harus disetujui oleh Direksi.
(d) Pemasangan bouwplank harus siku-siku (900).
Untuk mendapatkan keretakan (garis horisontal) bouwplank yang
maksimal, dapat menggunakan selang air atau pesawat ukur seperti
waterpass dan theodolith.

Pekerjaan Tanah

(a) Tanah untuk lokasi bangunan harus diratakan lebih dahulu, dan
dibersihkan dari akar-akar pepohonan sampai yang sekecil-kecilnya
harus digali; kemudian dibuang/disingkirkan dari daerah di mana
bangunan tersebut akan dibangun.
(b) Galian tanah untuk pondasi harus cukup lebarnya, sehingga tidak
menyusahkan posisi bekerja bagi para pekerja dalam pekerjaan
pemasangan pondasi.
(c) Urugan kembali lobang pondasi dapat diambilkan dari tanah galian yang
sudah dibersihkan dari kotoran dan akar-akar, urugan ini dilaksanakan
berlapis-lapis setebal 20cm dan disiram air serta dipadatkan.
(d) Tanah sisanya dapat digunakan untuk meratakan halaman atau
diangkut keluar bila ternyata tanah tersebut kelebihan.
(e) Tanah untuk urugan tidak boleh diambil dari halaman pembangunan,
kecuali seizin Direksi.
(f) Kedalaman galian pondasi harus mencapai tanah keras dan sebelum
pondasi dipasang harus mendapat persetujuan dari Direksi.
(g) Tanah keras galian yang mengandung sampah humus tidak dibenarkan
untuk pekerjaan urugan.

Pekerjaan Pasangan

(a) Pondasi dibuat dari pasangan batu kali/belah atau batu gunung dengan
perekat campuran 1 PC : 3 Ps.
(b) Dinding dibuat dari pasangan batu bata kualitas 1 dengan perekat 1 PC
: 4 Ps sebelum dipasang, batu bata direndam air lebih dahulu sampai
jenuh.
(c) Sebelum pondasi batu kali/gunung dipasang, dasar lubang pondasi
harus dilapisi dengan pasir urug dan selanjutnya batu kosong, (sesuai
gambar kerja), lalu dipadatkan.
(d) Sebelum lubang pondasi diurug, pasangan pondasi harus
diplester/diberangkal terlebih dahulu dengan perekat campuran yang
sama.
(e) Pasangan batu bata dari atas slof sampai di atas permukaan lantai
setinggi 20cm harus memakai perekat campuran 1 PC : 2 Ps (tras raam)
dan untuk dinding tembok kamar mandi/WC setinggi 1,5m dari
permukaan lantai.
(f) Pasangan batu bata maksimal setinggi 1,00m dan diakhiri dengan
pasangan bergigi.
(g) Pasangan batu bata diatas kosen pintu jendela yang lebarnya lebih dari
1,00m pemasangan dengan cara batu bata berdiri/rollaag dengan
perekat campuran 1 PC : 3 Ps.

Pekerjaan Plesteran

(a) Pasir pasangan yang akan dipakai untuk plesteran harus disaring
dengan kawat ayakan yang berlobang 4mm.
(b) Untuk pondasi yang lebih tinggi dari permukaan tanah harus diplester
dengan campuran tras raam dan dilicinkan dengan air semen.
(c) Plesteran dengan campuran (1 PC : 2 Ps), selain digunakan butir di atas
juga digunakan pada :
- Pasangan batu yang menggunakan campuran tras raam.
- Semua sudut tembok.
- Sponing-sponing tembok (keliling kozen).
(d) Plesteran dengan campuran 1 PC : 4 Ps digunakan pada pasangan batu
bata yang menggunakanperekat yang sama. Tebal plesteran rata-rata
1,5cm.
(e) Sebelum memulai plesteran, pasangan dinding tembok harus disiram
dengan air lebih dahulu sampai basah betul (jenuh).
(f) Plesteran harus rata dan dengan tegak lurus (tidak bergelombang).
(g) Setelah plesteran cukup kering, lalu diaci dengan campuran PC.

Pekerjaan Lantai/Ubin

(a) Semua lantai/ubin dipasang dengan perekat campuran 1 PC : 4 Ps


kecuali ubin kamar mandi dan teras menggunakan campuran 1 PC : 2
Ps.
(b) Ketebalan rata-rata campuran untuk pasangan lantai ubin 3cm, di atas
lapisan pasir urug yang telah dipadatkan.
(c) Khusus untuk bangunan balai ulu-ulu, pasangan lantai menggunakan
batu bata dengan plesteran bagian atas dan bawah menggunakan
perekat campuran 1 PC : 2 Ps (tras raam).
(d) Tegel yang akan digunakan harus berkualitas baik dan diharuskan bagi
pelaksana untuk memperlihatkan contoh untuk mendapatkan
persetujuan Direksi.

Pekerjaan Kayu

1. Kosen

(a) Semua kosen pintu/jendela menggunakan kayu kelas 1 yang cukup


kering, berkualitet baik yang tidak pecah-pecah dan tidak berlubang-
lubang akibat dimakan organisme atau rayap.
(b) Ukuran kosen/pintu jendela disesuaikan dengan ukuran gambar kerja.
(c) Kosen-kosen dapat dibenarkan dibuat di luar tempat pekerjaan, asalkan
pengecatan dasarnya dilakukan pada tempat dimana kosen tersebut
akan dipasang (sebelum diberi cat dasar harus mendapat persetujuan
Direksi)
(d) Sebelum dipasang/disetel, kosen-kosen harus dilengkapi dengan
angker dengan ketentuan untuk kosen pintu 6 (enam) buah kiri kanan.
(e) Besi angker ukuran diameter 12mm panjang 30cm dibengkok ujung 7cm
dan masuk ke dalam kosen minimal 4cm.
(f) Ujung sebelah bawah kosen pintu dipasang angker (duk) diameter
12mm panjang 15cm. Semua kosen harus dikerjakan dengan rapi.
(g) Listplank menggunakan kayu kelas 1 (satu) ukuran 2/25cm. Penutup
listplank ukuran 2/12cm dan dilapisi dengan seng plat BJLS 0,35mm dan
dicat sesuai dengan warna listplank. Kayu/papan selain digunakan pada
listplank juga digunakan pada penutup samping bangunan parkir motor
dan bagian samping bangunan balai ulu-ulu.

2. Kuda-kuda Gording

(a) Untuk kuda-kuda, gording menggunakan kayu kelas II (dua) Borneo,


Samarinda. Ukuran kayu untuk kuda-kuda 8 x 12cm, gording 5 x 10cm
atau sesuai dengan gambar kerja.
(b) Pekerjaan kuda-kuda harus dikerjakan dengan rapi terutama
sambungan kayu harus rapat dan setiap sambungan kayu sebelum
disetel harus diberi cat dasar lebih dahulu sebanyak dua kali.
(c) Kuda-kuda setelah terpasang, diperkuat dengan besi plat beugel dan
baut-baut sesuai gambar kerja.
(d) Untuk kuda-kuda merangkap penyangga tiang pada bangunan parkir
motor menggunakan kayu, dimana ukurannya sesuai gambar kerja.

3. Rangka Plafond/Eternit
(a) Menggunakan kayu kelas II (dua) Borneo, Samarinda, klasifikasi yang
berkualitas baik.
(b) Bidang sebelah bawah rangka plafond sebelum dipasang harus
diserut/diketam sampai rata dan diberi cat dasar sedang sisi lainnya
diresidu.
(c) Pemasangan rangka plafond harus menggunakan klos ukuran 5 x 5cm
dan balok utama digantung dengan balok ukuran 4 x 6cm.
(d) Eternit menggunakan kualitas yang baik dalam hal ini pelaksana
memperlihatkan contoh pada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
(e) Setelah eternit selesai dipasang harus diberi lidt dari kayu kelas II (dua)
ukuran 1 x 3cm pada pasangan ditengah, sedangkan list yang
berhubungan dengan dinding tembok ukuran 1 x 4cm dan dicat dengan
cat kayu.
(f) Penggantung langit-langit ukuran balok induk 5 x 10 dan balok pembantu
ukuran 5 x 7cm, ditengah-tengah dipasang regel 3 x 5cm dengan jarak
minimal 0,5m atau sesuai dengan gambar kerja dan petunjuk Direksi.

4. Daun Pintu/Jendela

(a) Rangka daun pintu menggunakan kayu kelas I (satu) dengan kualitas
baik, cukup kering.
(b) Kayu yang cacat tidak dibenarkan untuk dipakai.
(c) Ukuran-ukuran sebagai berikut :
➢ Ukuran bingkai : lebar 10cm dan tebal 3,5cm dan khusus untuk
bingkai pintu sebelah bawah, lebar 20cm.
➢ Tebal papan panel 1,2cm.
➢ Tebal papan jalusi 18mm.
(d) Untuk pintu selain pintu KM/WC, menggunakan teakwood luar
dalam/sebelah menyebelah dengan bingkai kayu.
(e) Jendela yang memakai nako harus dilengkapi dengan terali besi dan
sebelum dipasang harus diperlihatkan dahulu pada Direksi untuk
mendapatkan persetujuan .
(f) Tebal kaca nako adalah 5mm (kaca bening). Semua kaca menggunakan
kaca tebal 5mm.

Pekerjaan Atap

(a) Semua bangunan rumah tinggal dan bangunan balai ulu-ulu bangunan
parkir motor menggunakan atap seng BWG 32 (seng bergelombang).
(b) Pemasangan atap seng harus rapi, dan sebelum dipasang satu
permukaan dicat dengan cat dasar besi dua kali jalan.
(c) Untuk karpus/bubungan atap dan jurai menggunakan seng plat BWG
25/BJLS 0,35mm.
(d) Untuk rumah tinggal penjaga pintu air yang diganti atapnya
menggunakan seng BWG 32, demikian pula seng yang bocor pada
bangunan-bangunan lainnya diganti seperti seng di atas.

Pekerjaan Talang

(a) Bangunan yang akan dipasang talang diharuskan menggunakan talang


dengan bahan seng plat BJLS 0,35mm.
(b) Ukuran talang sesuai dengan gambar detail.
(c) Pipa talang tegak (sesuai gambar) menggunakan pipa “PVC 3”.
(d) Bangunan yang menggunakan talang adalah bangunan-bangunan yang
direhab seluruh talangnya (daerah oversteak yang rusak) dan tambahan
gudang bangunan kantor, atau sesuai petunjuk Direksi.
(e) Talang yang dipakai adalah talang dalam, dimana pada bagian
bawahnya dialas dengan papan kelas II (dua) samarinda 2/20cm sesuai
dengan gambar kerja.
(f) Selain yang tersebut pada butir d dan e, tidak menggunakan talang, atau
sesuai petunjuk Direksi.

Pekerjaan Cat

(a) Semua kayu kuda-kuda, gording dan rangka plafon harus di awetkan
dengan terkayu/residu minimal 2x atau sampai rata.
(b) Semua kayu yang kelihatan, termasuk papan jalusi bidang sebelah atas
yang akan dicat, harus dicat dasar. Setelah cat dasar didempul,
kemudian diamplas sampai sisa cat dasar dan dempul terpisah,
kemudian diplamur lalu dicat dasar, sudah dicat dasar diamplas sampai
rata, kemudian dicat warna 3x jalan. Warna kemudian ditentukan oleh
Direksi.
(c) Pengecatan pertama kali harus tipis/agak encer, kemudian kental pada
pengecatan kedua maupun terakhir.
(d) Bahan besi yang akan dicat harus dicat dasar terlebih dahulu dengan
meni besi minimal 2x, diamplas secukupnya kemudian dicat 3x.
(e) Semua dinding tembok baik luar maupun dalam ruangan harus dicat
dengan cat tembok, demikian pula plafond.
(f) Kualitas atau warna cat yang digunakan sebelumnya harus diperlihatkan
kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
(g) Pekerjaan pengecatan harus dilaksanakan dengan rapi dan rata.
(h) List plafond dicat dengan cat kayu warna putih.
(i) Semua sambungan kayu sebelum dipasang harus dicat dasar terlebih
dahulu.

Alat Gantung dan Kunci-kunci

(a) Semua daun pintu dan jendela harus dipasang dengan engsel kupu-
kupu merek ARCH kuningan. Untuk daun pintu dipasang sebanyak tiga
buah dan daun jendela dipasang dua buah.
(b) Kunci-kunci yang digunakan ialah merek UNION tipe A mengunci 2x
putar.
(c) Sebelum dipasang harus diperlihatkan pada Direksi untuk mendapatkan
persetujuan.
(d) Alat-alat gantung harus dikerjakan dengan rapi.

Pekerjaan Beton Bertulang

(a) Beton bertulang digunakan untuk sloof, kolom, ring balk, list plank/talang
bangunan-bangunan, sun screen bangunan balai penyuluhan ulu-ulu,
meja dapur menggunakan campuran 1 PC : 2 Ps : 3 Kr.
(b) Ukuran beton bertulang sesuai, dengan gambar kerja ialah : sloof 15 x
20cm, ring balk 15 x 20cm, kolom 15 x 15cm, 20 x 25cm, dan sun screen
10 x 55cm (disesuaikan dengan gambar).
(c) Ukuran besi yang digunakan adalah :
➢ Besi untuk beugel (pembagi) = diameter 6mm
➢ Besi untuk tulang pokok = diameter 12mm
➢ Untuk konstruksi lainnya disesuaikan dengan gambar.
(d) Pelaksanaan beton bertulang harus sesuai dengan peraturan beton
bertulang (PBI-1971).
(e) Untuk campuran beton pengikat angker kosen dan dook adalah 1 PC :
2 Ps : 3 Kr.
(f) Beton kolom dipasang pada setiap sudut tembok dan pada bidang
tembok maksimal 10m2, sedangkan untuk beton ring balk dipasang pada
akhir pasangan tembok/dinding tembok sebelah atas dengan
menggunakan campuran 1 Pc : 2 Ps : 3 Kr. Sedangkan untuk beton sloof
dipasang di atas semua pasangan pondasi.

Pekerjaan Listrik
1. Prosedur Pelaksanaan
(a) Pemborong wajib membuat gambar rencana instalasi listrik sesuai
dengan persyaratan PLN.
(b) Pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan gambar spesifikasi teknis
yang telah disetujui oleh Direksi.
(c) Teknis pelaksanaan harus sesuai dengan persyaratan PLN setempat.
(d) Pekerjaan instalasi listrik dinyatakan baik, setelah disetujui oleh Direksi.
2. Syarat-syarat Material
(a) Semua peralatan listrik yang akan digunakan harus dalam keadaan
baru.
(b) Bila ternyata instalatur memasang material bekas maka pemborong
harus membongkar dan menggantikannya dengan yang baru.

3. Jenis Material
(a) Pemasangan instalasi pada tembok/beton harus ditanam dengan pipa
plastik dengan ukuran 5/6.
(b) Penggunaan kabel dengan memakai NJA 2,5mm dan setiap
peyambungannya dalam dos harus memakai isolasi lasdop.
(c) Penggunaan kabel dari plafond ke fifting (gantungan) harus memakai
kabel snor yang baru.
(d) Sakelar-sakelar seri, tunggal dan stop kontak
(e) Armatur-armatur yang dipakai voltasenya disesuaikan dengan aliran
yang ada.
(f) Di setiap rumah diharuskan memakai dua sekering.

Sanitasi

(a) Semua rumah tinggal penjaga pintu, kloset yang dipakai adalah kloset
jongkok dan kamar mandi yang dipasang adalah bak yang sudah jadi
(Cetakan beton yang ada dipasaran), apabila tidak ada menggunakan
pasangan batu bata campuran tras raam diplester licin dan terakhir
dilicin dengan semen warna.
(b) Pipa pembuangan kotoran dari kloset menggunakan pipa PVC dengan
diameter 10cm dengan ketebalan 5mm.
(c) Pada setiap rumah harus dibuat Septic Tank yang ukurannya sesuai
dengan gambar kerja, juga dibuat peresapannya.
(d) Disamping hal tersebut, juga dibuat sumur dengan pasangan batu
merah kualitas baik (pasangan setengah batu)
(e) Perekat pasangan batu merah ialah campuran trasraam (1:2).
(f) Sekitar sumur (sesuai dengan gambar) harus dipasang lantai floor
dengan campuran 1 PC : 2 Ps, dan bidang bagian dalam dari sumur
harus dilicin dengan air semen.
(g) Ketentuan kedalaman sumur adalah : air yang tetap dalam musim
kemarau setinggi 1,00m dari dasar sumur.
(h) Di bawah teritisan rumah tinggal dan balai ulu-ulu dibuat got (galian
tanah) dan disalurkan ke tempat yang lebih rendah di daerah sekitarnya.

QUALITY ASSURANCE KONTRAK

Pelaksanaan pekerjaan harus merujuk pada standar keteknikan sesuai


Kepmen Pekerjaan Umum No. 04/KPTS/M/2009 tentang Sistem Manajemen
Mutu.

Anda mungkin juga menyukai