A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Lokasi Pekerjaan
- Lokasi pekerjaan yang meliputi pekerjaan ...................., terletak di Kabupaten
Sragen dapat dilihat pada album gambar.
- Penyedia Jasa wajib memasang Papan Nama Proyek untuk informasi kepada
masyarakat
4. Gambar-gambar
4.1. Gambar-gambar Pekerjaan Tetap
(a) Gambar Kontrak / Gambar Lelang
Semua gambar-gambar yang diterima oleh Penyedia Jasa pada awal
pekerjaan adalah gambar kontrak dan gambar tersebut harus telah
ditandatangani oleh Pengguna Jasa.
5. Standar
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari
Standar Nasional Indonesia (SNI). Bila ada pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada
Standar Indonesia, maka dapat dipakai standar lain yang disetujui oleh Direksi
Lapngan dan sesuai dengan spesifikasi ini. Semua bahan dan mutu pekerjaan yang
sepenuhnya diperinci di sini atau tidak dicakup oleh Standar Nasional haruslah bahan
dan mutu pekerjaan kelas utama. Direksi Lapangan akan menetapkan apakah semua
atau sebagian bahan yang dipesan atau diantarkan untuk penggunaan dalam pekerjaan,
sesuai untuk pekerjaan tersebut dan keputusan Direksi Lapangan dalam hal ini pasti
dan menentukan.
(g) Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama masa laporan.
(h) Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan dibutuhkan
pembayaran yang diperlukan pada bulan berikutnya.
(i) Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul
atau berhubungan dengan pelaksanaan selama bulan laporan.
7.5. Spesifikasi, Brosur dan Data yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa supaya menyerahkan kepada Pengguna Jasa tiga set spesifikasi
yang lengkap, brosur dan data bahan dan perlengkapan untuk mendapat
persetujuan, dan harus disediakan sesuai dengan Kontrak dalam waktu 30 (tiga
puluh) hari dari sejak penerimaan Surat Perintah Kerja. Persetujuan dari
spesifikasi, brosur dan data bagaimanapun juga tidak meringankan Penyedia Jasa
dari tanggung jawabnya dalam hubungannya dengan Kontrak.
9. Pekerjaan Sementara
9.1. Umum
Penyedia Jasa akan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan, spesifikasi,
pelaksanaan dan berikut pemindahan semua pekerjaan sementara untuk
pelaksanaan pekerjaan sebaik-baiknya. Detail dari pekerjaan sementara dimana
Penyedia Jasa bermaksud untuk melaksanakan di lapangan, pertama-tama
diserahkan kepada Pengguna Jasa (PPK) untuk mendapatkan persetujuan sesuai
dengan prosedur dalam Spesifikasi Teknis. Apabila Penyedia Jasa bermaksud
mengajukan alternatif untuk pekerjaan sementara di luar daerah lapangan seperti
terlihat pada Gambar, semua biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan
termasuk pembebasan tanah, sewa tanah dan sebagainya, ditanggung oleh
Penyedia Jasa dan biayanya sudah termasuk pada uraian pekerjaan pada daftar
volume pekerjaan. Keterlambatan tidak akan meringankan Penyedia Jasa
terhadap tanggung jawab untuk memenuhi ketentuan dalam Kontrak. Dalam hal
tersebut tidak diberikan perpanjangan waktu bila terjadi keterlambatan.
12. Foto-foto
Penyedia Jasa harus menyerahkan foto untuk laporan progress pekerjaan pada lokasi
yang ditentukan oleh Direksi Lapangan.
Minimum tiga gambar harus diambil pada tiap lokasi yang memperlihatkan keadaan
sebelum mulai pekerjaan, keadaan dalam tahap konstruksi dan keadaan dalam
penyelesaian. Foto-foto pada tiap lokasi harus diambil dengan arah yang tertentu dan
tetap dalam ketiga-tiganya keadaan tersebut di atas dengan latar belakang yang mudah
dipakai sebagai tanda dari lokasi tersebut.
Ketiga gambar untuk tahapan itu harus diletakkan dalam album disertai dengan tanggal
pengambilan, foto negative yang bersangkutan harus diserahkan dalam album terpisah
yang mudah dihubungkan satu sama lain.
Enam set album-album harus diserahkan kepada Direksi Lapangan pada penyelesaian
pekerjaan.
B. PEKERJAAN TANAH
B.1. Pembersihan
14. Pembersihan
14.1. Semua daerah di sekitar jalur yang perlu dibersihkan seperti yang
ditentukan oleh Direksi Lapangan, harus dibersihkan dari segala pohon-
pohon, semak-semak sampah dan bahan lain yang mengganggu dan
bahan-bahan itu harus dibuang, kecuali bila ada ketentuan lain yang
disetujui oleh Direksi Lapangan. Umumnya hanya pohon-pohon yang
mengganggu bangunan yang dimaksudkan dalam spesifikasi ini yang
harus dibuang, dan ditumpuk di tempat-tempat yang ditunjuk oleh Direksi
Lapangan di sepanjang tepi jalan atau batas tanah. Pagar-pagar, dinding-
dinding, bangunan-bangunan reruntuhan dari tempat-tempat pekerjaan
harus dibuang menurut persetujuan Direksi Lapangan.
14.2. Penyedia Jasa harus membongkar akar-akar, kemudian mengisi lobang
dan dipadatkan dan memindahkan dari tempat semua bahan-bahan yang
timbul akibat pembersihan lapangan.
14.3. Penyedia Jasa diminta untuk memulai pembersihan jauh sebelum
pekerjaan pembangunan dimulai.
14.4. Pekerjaan dianggap disetujui sesudah semua bahan-bahan yang berguna
dan peralatandikumpulkan.
14.5. Semua kerusakan terhadap pekerjaan-pekerjaan dan milik umum atau
Perorangan yang diakibatkan pekerjaan pembersihan yang dilaksanakan
oleh Penyedia Jasa harus diperbaiki atau diganti biaya Penyedia Jasa.
14.6. Semua pengeluaran yang timbul akibat dari pekerjaan tersebut menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.
15. Stripping (Pengupasan)
Sebelum Penggalian dari borrow pits dimulai, terlebih dahulu membersihkan dan
mengupas seperlunya daerah untuk timbunan.
Begitu juga pada tanggul, sebelum penimbungan dimulai terlebih dahulu tanggul
dibersihkan dan dikupas setebal 0.15 atau pembuatan terasering dengan ukuran
0.50 m x 0.50 m.
C. BETON
C.1. Bahan
40. Semen
Semen yang dipakai dalam pekerjaan pada umumnya jenis semen Portland dari
perusahaan Dalam negeri dan memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-B dan
Pasal 3.2. NI-2. Tipe semen yang lain dapat digunakan untuk keperluan khusus
jika diperintahkan oleh Pengguna Jasa. Penyedia Jasa harus menyediakan contoh
semen yang berada di gudang lapangan atau dari pabrik dan Direksi Lapangan
bisa memerintahkan untuk diadakan test / pengujian material, bila dari hasil test
ditemukan semen yang tidak memenuhi syarat maka ditolak dan penyedia jasa
harus memindahkan keluar daerah pekerjaan.
42. Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan adukan beton harus dari
sumber yang disetujui oleh Direksi Lapangan dan memenuhi Pasal 9 Standar
Nasional Indonesia PUBI. Serta pada waktu pemakaian, air harus terhindar dari
bahan bahan yang bisa mengotorkan air diantaranya :
42.1. Mempengaruhi waktu permulaan pengerasan dari semen yang melebihi
dari 30 menit, atau mengurangi kekuatan dari percobaan kubus lebih dari
20 persen, apabila dites sesuai Standar yang diminta oleh Direksi
Lapangan.
42.2. Mencegah tercapainya kekuatan kubus percobaan yang ditentukan dalam
28 hari untuk beton klas tertentu.
42.3. Menghasilkan perubahan warna atau kembang garam di atas permukaan
semen yang sedang mengeras.
42.4. Menunjukkan reaksi alkali pada bahan batuan. Air harus bebas dari
hidrokarbon dan larutan bubuk dari bahan organik. Larutan suspensi
bubuk dari bahan organik tidak boleh lebih dari 500 bagian untuk tiap juta
bagian suspensi dalam berat. Penyedia Jasa harus mengadakan percobaan
bagi air yang diusulkannya untuk dipakai dan harus menyerahkan catatan-
catatan mengenai percobaan tersebut pada Direksi Lapangan untuk
persetujuannya sebelum meletakkan pekerjan beton percobaan yang
teratur dari beton dan adukan dalam suatu pola dan frekuensi yang
disetujui oleh Pengawas dan harus memberi kepada Direksi Lapangan
salinan catatan dari hasil percobaan.
44. Tulangan
44.1. Tulangan baja untuk beton harus seperti ditunjukkan dalam gambar-
gambar dan memenuhi Pasal 3.7 Standar Nasional Indonesia NI-2.
44.2. Untuk tiap-tiap pengiriman baja lunak yang diserahkan ke tempat
pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyediakan apabila ada permintaan
Direksi Lapangan suatu hasil pemeriksaan dari laboratorim. Sesuai
dengan prosedur, hasil tersebut harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
44.3. Untuk tiap-tiap kiriman tulangan anyaman baja yang dikirm ke tempat
pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Lapangan
satu kutipan sertifikat dari pabrik mengenai catatan-catatan pemeriksaan
dan pengujiannya yang berhubungan dengan pemuatan-pemuatan
darimana kiriman itu dibuat.
44.4. Penyedia Jasa harus menyediakan contoh tulangan dari gudang di
lapangan jika dibutuhkan oleh Direksi Lapangan. Tulangan pada waktu
pengecoran beton harus bersih dan bebas dari kerusakan, sisik gilingan
yang lepas dan karat lepas. Batang-batang baja yang telah menjadi
bengkok, tidak boleh diluruskan, atau dibengkokkan lagi untuk dipakai
dipekerjakan tanpa persetujuan Direksi Lapangan.
Menurut Rumus :
N b
bm 1 = ------
1 N
N = Jumlah seluruh nilai hasil pemeriksa atau jumlah seluruh benda uji
yang diperiksa yang harus diambil minimum 20 buah.
S = deviasi standar (kg/cm2)
( b bm )2
S = -----------------------
N-1
k = bm 1,64 s
jika tidak ditentukan lain, yang diartikan dengan kekuatan tekan beton senantiasa
ialah kekuatan tekan yang diperoleh dari pemeriksaan benda uji kubus yang
bersisi 15 (+0,06) cm pada umur 28 hari.
47. Komposisi / Campuran Beton
47.1. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir kerikil/batu pecah air
seperti yang ditentukan sebelumnya, semuanya dicampur dalam
perbandingan yang serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai pada
ketentuan yang baik/tepat.
47.2. Untuk beton mutu BO campuran yang biasa untuk pekerjaan non
strukturil dipakai perbandingan dari semen portland, terhadap pasir dan
agregat kasar tidak boleh kurang dari 1:3:5. Banyaknya semen untuk tiap
m3 sedikitnya harus 225 kg.
47.3. Untuk beton mutu B.1 dan K 125, campuran nominal dari semen portland,
pasir dan kerikil/batu pecahan harus digunakan dengan perbandingan
volume 1:2:3 atau 1 : 2 . Banyaknya semen untuk tiap m3 beton harus
tidak kurang dari 275 kg.
47.4. Untuk mutu K 175 dan mutu-mutu lainnya yang lebih tinggi harus dipakai
campuran yang direncanakan (designed mix). Campuran yang
direncanakan diketemukan dari percobaan-percobaann campuran untuk
memenuhi kekuatan karakteristik yang disyaratkan. Banyaknya semen
untuk tiap m3 beton paling tidak harus K 325 kg.
47.5. Tingkat agregat yang kasar untuk kelas II derajat K 125 dan untuk kelas
III derajat K 175 beton berada dalam batas yang ditentukan dalam NI-2-
1971 klausul 3.4. dan Penyedia Jasa harus memperoleh derajat yang patut
apabila diminta oleh Direksi Lapangan dengan mengkombinir ukuran
agregat yang profesional, agar supaya diperoleh derajat yang sepatutnya.
47.6. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton-beton yang dipakai
untuk berbagai pekerjaan (sesuai kelas mutu) harus dipakai dari waktu ke
waktu selama berjalannya pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap
agregat dan beton yang dihasilkan. Perbandingan campuran dan faktor air
semen yang tepat akan ditetapkan atas dasar beton yang dihasilkan, juga
mempunyai kepadatan yang tepat, kekedapan, awet dan kekuatan yang
dikehendaki dengan tidak memakai semen terlalu banyak.
Faktor air semen dari beton (tidak terhitung air yang dihisap oleh agregat)
tidak boleh melampaui 0.55 (dari beratnya) untuk kelas III dan jangan
melampaui 0.60 (dari beratnya) untuk kelas-kelas lainnya.
Pengujian dari beton akan dilakukan oleh Direksi Lapangan dan
perbandinganperbandingan campuran harus diubah jika perlu untuk
tujuan atau penghematan yang dikehendaki, kegairahan bekerja,
kepadatan, kekedapan, awet atau kekuatan dan Penyedia Jasa tidak berhak
atas penambahan kompensasi disebabkan perubahan yang demikian.
49. Mengaduk
49.1. Bahan-bahan pembentukan beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton yaitu Batch Mixer atau Portable Continous Mixer
selama sedikitnya 1 menit sesudah semua bahan (kecuali untuk air dalam
jumlah yang penuh) ada dalam mixer.Waktu pengadukan ditambah, bila
mesin pengaduk berkapasitas lebih besar dari 1.5 m3. Direksi Lapangan
berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan
dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan
susunan ketentuan dan warna yang merata/seragam. Beton harus seragam
dalam komposisi dari adukan ke adukan, kecuali bila dimintakan adanya
perubahan dalam komposisi.
Dalam pekerjaan mencampur adukan beton, air harus dituangkan lebih
dahulu. Pengadukan yang berlebih-lebihan (lamanya) yang membutuhkan
penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki
tidak diperkenankan.
49.2. Penyampuran dengan pencampuran tangan diperkenankan apabila pada
lokasi-lokasi tertentu sebuah Portable Mixer tak mungkin dipergunakan
menurut pandangan Direksi Lapangan. Untuk mempermudah
pencampuran ini, Penyedia Jasa akan membuat beton masif dengan
ketebalan tidak kurang dari 5 cm, licin, rata dengan luas 2 cm2, dibatasi
dengan parapet setinggi 10 cm. Semua kondisi hand-mixing adalah sama
seperti 3.10.1.
50. Suhu
Suhu beton sewaktu dicor/dituang tidak boleh lebih dari 32 derajat celcius dan
tidak kurang dari 43 derajat celcius. Bila suhu dari beton yang ditaruh berada
antara 27 C dan 32 C, beton harus diaduk di tempat pekerjaan untuk kemudian
langsung dicor. Bila beton melebihi 32 C, sebagai yang ditetapkan oleh Direksi
Lapangan, Penyedia jasa harus mengambil langkah-langkah yang efektif,
umpamanya mendinginkan agregat, mencampur air dan mengecor pada waktu
malam hari bila perlu, mempertahankan suhu beton, untuk dicor pada suhu di
bawah 32 C.
56.2. Permukaan dalam yang tidak bercetakan harus dibuat miring untuk
drainase seperti ditunjukkan pada gambar-gambar atau sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Lapangan. Bila tidak ditentukan secara lain
tingkat-tingkat penyelesaian untuk permukaan yang tidak bercetakan
adalah sebagai berikut :
(a) Permukaan yang tidak bercetakan yang akan ditutup dengan urugan
(backfill) atau dengan beton harus diselesaikan dengan meratakannya
secara memuaskan dan penambalan untuk menghasilkan permukaan
yang sama.
(a) Penyelesaian dengan sendok baja yang keras (hard steel trowel) harus
dipakai terhadap permukaan yang tidak bercetakan yang terbuka atau
mudah terkena air yang mengalir, kecuali permukaan dek jembatan
yang akan menjadi jalan lalu lintas orang-orang berjalan kaki atau
kendaraan harus diselesaikan dengan memakai tangan atau
perlengkapan yang digerakkan dengan mesin. Peralatan dan troweling
harus dimulai segera sesudah permukaan yang diratakan telah cukup
keras menghasilkan permukaan yang bebas dari bekas-bekas plesteran
dan harus sama dalam susunannya. Ketidakrataan pada permukaan,
diukur menurut pasal 3.17.1 tidak diperkenankan lebih dari 6 mm
untuk ketidakrataan yang gradul dan bekas-bekas pahatan atau
ketidakrataan yang sekonyong-konyong.
D. PASANGAN BATU
D.1. Bahan-bahan
62. Batu Gunung
Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar
seperti pasangan batu kali atau batu gunung haruslah batu yang bersih dan keras,
tahan lama dan homogen menurut persetujuan Direksi Lapangan dan bersih dari
campuran besi, noda-noda, lubang pasir, cacat atau ketidak sempurnaan lainnya.
Batu tersebut harus diambil dari sumber yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
63. Bata
63.1. Semua bata harus baru dan bermutu paling baik. Bata-bata itu harus keras,
utuh dan dibakar dengan baik, sama ukurannya, kuat, lurus dan tajam
sudut-sudutnya atau yang ditentukan oleh Direksi Lapangan.
63.2. Contoh dari bata harus diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk
mendapat persetujuan. Tiap-tiap kiriman yang diantar ke tempat kerja,
harus sama mutunya dengan contoh yang sudah disetujui oleh Direksi
Lapangan. Bata-bata yang diantar ke tempat kerja harus dibongkar dari
kendaraan dengan tangan dan dijaga supaya bata-bata tidak menjadi
patah.
D. 3. Plesteran
78. Pekerjaan Plesteran
Bila diperintahkan, dinding dan lantai baik lama maupun baru terbuat dari
pasangan bata/ batu kali diplester dengan adukan PC : pasir 1:3. Campuran untuk
pekerjaan plesteran harus memenuhi persyaratan untuk bahan dan campuran pada
Pasal 4.03. Pekerjaan plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 1 cm
dan dihaluskan dengan air semen. Apabila tidak diperintahkan lain, pasangan
harus diplester pada bagian atas dari dinding, bagian tepi pasangan pada
sorongan/pipa saluran, dan selebar 0.10 m di bawah tepi atas dinding dan
pasangan sorongan/pipa saluran.
D.5. Lining
88. Lining Pasangan Batu
Pekerjaan lining pada saluran harus dikerjakan sesuai dengan penjelasan pada
gambar.
E. PENGECATAN
E. 1. Pengecatan
92. Bahan-bahan
Roda gigi kuningan, bidang-bidang baja yang dikerjakan halus dan bidang-
bidang baja yang setelah pemasangan di lokasi akan bersentuhan secara putar
atau geser, dan juga tali-tali kawat tidak akan dicat.
Setelah pembersihan selesai, maka bidang-bidang demikian harus dilapisi dengan
lembaran plastik untuk menjaga terhadap kerusakan kecil dan korosi selama
pengangkutan dan penyimpanan di lokasi. Selimut plastik ini dilepas sebelum
peralatan itu dipasang.
Jika tidak ditentukan lain bahan cat harus memenuhi Standar Nasional Indonesia
PUBI-1982. Semua bahan harus diperoleh dari pabrik yang disetujui oleh Direksi
Lapangan dan contoh dari tiap-tiap cat dan bahan campuran yang diusulkan
untuk dipakai, harus diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan
persetujuan. Bahan yang harus dikirim ke tempat pekerjaan dalam kaleng atau
drum dengan segel yang masih utuh. Cat yang telah kaduluwarsa seperti yang
dituliskan pada kaleng tidak boleh dipakai, bahan cat seperti itu harus segera
dikeluarkan dari tempat pekerjaan. Cat harus seluruhnya diaduk dibawah
pengawasan seorang mandor yang berwenang dengan cara yang dibenarkan oleh
Direksi Lapangan dan tidak boleh diberikan kepada tukang cat sebelum cat dan
bidang yang akan dicat selesai dipersiapkan betul-betul.
Seluruh pekerjaan harus diselesaikan dalam warna dan corak seperti
diperintahkan oleh Direksi Lapangan dan jika diperlukan, Penyedia Jasa harus
membuat Variasi warna dari tiap-tiap lapisan cat.
F. SPESIFIKASI KHUSUS
101. Sambungan dengan Pasangan Batu yang ada (lama)
Sebelum pasangan batu baru dilaksanakan, maka permukaan pasangan batu lama harus
dibuat kasar terlebih dahulu, dibersihkan dari noda, kotoran dan debu, disikat dan
disiram (dibasahi) dengan air sampai jenuh. Pasangan batu baru dilaksanakan, apabila
pasangan batu lama sudah bersih dari noda, kotoran, debu, berbentuk kasar dan cukup
basah.
102. Siaran dan Plesteran pada Pasangan Batu yang ada (lama)
102.1. Pekerjaan siaran pada pasangan batu lama dilaksanakan setelah pasangan batu
lama bersih dari debu, lumpur dan kotoran lainnya; dan sesudah itu cukup
disiram (dibasahi) dengan air bersih.
102.2. Siaran lama harus dibongkar (dibetel) sampai batas spesi pasangan batu lama,
kemudian pekerjaan siar dilaksanakan.
102.3. Plesteran yang baru setebal 1 cm dilaksanakan setelah permukaan pasangan
batu lama bersih dari noda, kotoran dan permukaan cukup kasar (dibetel),
kemudian dibasahi dengan air bersih.
104. Pengecatan kembali pada Pekerjaan Kayu yang menggunakan Cat Minyak
104.1. Daun pintu, kosen-kosen dan sebagainya haruslah dibersihkan dari noda-noda,
debudebu, lumpur dan kotoran lainnya.
104.2. Seluruh bidang, permukaan cat harus diamplas dan cukup kering.
104.3. Pengecatan dilakukan dua kali.