Anda di halaman 1dari 37

SPESIFIKASI TEKNIS

A. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Lokasi Pekerjaan
- Lokasi pekerjaan yang meliputi pekerjaan ...................., terletak di Kabupaten
Sragen dapat dilihat pada album gambar.
- Penyedia Jasa wajib memasang Papan Nama Proyek untuk informasi kepada
masyarakat

2. Ruang Lingkup Kontrak


Pekerjaan konstruksi termasuk Pekerjaan Persiapan, Pekerjaan Tubuh Embung,
Pekerjaan Bangunan Pengambilan.

3. Jalan Masuk ke Daerah Kerja


Jalan masuk kendaraan melalui daerah kerja dapat menggunakan jalan-jalan setempat
yang berhubungan dengan Jalan Raya yang berdekatan dengan daerah proyek.
Penyedia Jasa hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan hukum yang
berhubungan dengan penggunaan arah angkutan umum dan bertanggung jawab
terhadap kerusakan akibat pembangunan jalan tersebut. Penyedia Jasa harus
memperbaiki dan memperlebar jalan yang ada, memperbaiki dan memperkuat
jembatan beton sehingga memenuhi kebutuhan pengangkutannya, sejauh yang
dibutuhkan untuk pekerjaannya. Semua pekerjaan yang dimaksudkan Penyedia Jasa
untuk dikerjakan dalam hubungannya dengan jalan dan jembatan harus direncanakan
sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lalu lintas dan harus mendapat
persetujuan Direksi dan perlu pengaturan sebaik-baiknya dengan Badan Pemerintah
setempat dan Badan Swasta. Penyedia Jasa dapat menggunakan tanah yang sudah
dibebaskan oleh Pengguna Jasa untuk keperluan jalan masuk ke daerah kerja, apabila
Penyedia Jasa membutuhkan tambahan jalan masuk demi kemajuan pekerjaan. Dalam
hal ini Penyedia Jasa diminta membuat permohonan tertulis kepada Direksi Lapangan
jauh sebelumnya, sehingga tambahan pembebasan tanah dapat dilakukan. Pengguna
Jasa tidak bertanggung jawab terhadap pemeliharaan jalan masuk atau bangunan yang
digunakan oleh Penyedia Jasa selama pelaksanaan pekerjaan. Apabila Penyedia Jasa
membutuhkan jalan lain yang tidak ditentukan oleh Direksi Lapangan, maka harus
dikerjakan oleh Penyedia Jasa atas bebannya sendiri, dan harga untuk semua pekerjaan
tersebut sudah termasuk dalam Harga Satuan Pekerjaan.

4. Gambar-gambar
4.1. Gambar-gambar Pekerjaan Tetap
(a) Gambar Kontrak / Gambar Lelang
Semua gambar-gambar yang diterima oleh Penyedia Jasa pada awal
pekerjaan adalah gambar kontrak dan gambar tersebut harus telah
ditandatangani oleh Pengguna Jasa.

(b) Gambar-gambar Pelaksanaan/Gambar Kerja (Construction Drawing)


Penyedia Jasa wajib menggunakan gambar-gambar kontrak sebagai dasar
untuk mempersiapkan gambar-gambar pelaksanaan. Gambar-gambar ini
dibuat lebih detail untuk pekerjaan tetap. Dan untuk pekerjaan khusus seperti
pekerjaan beton dapat memperlihatkan penampang melintang dan memanjang
beton. Pengaturan batang pembesian termasuk rencana pembengkokan,
pemotongan dan daftar besi beton. Tipe bahan yang digunakan, mutu, tempat
dan ukuran yang tepat. Gambar pelaksanaan ini harus dimintakan persetujuan
Pengguna Jasa sebelum dilaksanakan.

(c) Penyedia jasa harus menyediakan 1 (satu) set gambar-gambar lengkap di


lapangan. Pekerjaan yang dilaksanakan sebelum ada persetujuan Pengguna
Jasa adalah menjadi resiko Penyedia Jasa. Persetujuan Pengguna Jasa
terhadap gambargambar tersebut tidak akan meringankan tanggung jawab
Penyedia Jasa atas kebenaran gambar tersebut.
4.2. Gambar-gambar Pekerjaan Sementara
(a) Umum
Semua gambar untuk pekerjaan sementara yang disiapkan oleh Penyedia Jasa
harus terinci dan disetujui Pengguna Jasa sebelum tanggal program
pelaksanaan atau dalam waktu yang telah ditentukan dalam kontrak. Gambar-
gambar harus menunjukkan detail dari pekerjaan sementara seperti kisdam,
tanggul sementara, pengalihan aliran dan sebagainya. Gambar perencanaan
yang disusulkan Penyedia Jasa yang dipakai dalam pelaksanaan konstruksi
harus diserahkan kepada Pengguna Jasa sebanyak 3 (tiga) rangkap.
(b) Gambar-gambar untuk pekerjaan sementara yang ditinggalkan
Penyedia Jasa hendaknya mengusulkan pekerjaan sementara yang berkaitan
dengan pekerjaan tetap. Secara lebih mendetail dan diserahkan kepada
Pengguna Jasa untuk mendapat persetujuan, tujuh hari sebelum tanggal
dimulainya pelaksanaan.

4.3. Gambar-gambar yang sebenarnya terbangun/terpasang (as-built drawing)


Selama masa pelaksanaan Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyimpan satu
set gambar yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Pada
gambar yang memperlihatkan perubahan yang sudah dikerjakan sesuai dengan
kontrak, sejauh gambar tersebut sudah dilaksanakan dengan benar kemudian
dicap sudah dilaksanakan. Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa
tiap bulan di lapangan oleh Direksi Lapangan dan tiap hari oleh Direksi Teknis,
apabila ditemukan hal-hal yang tidak memuas-kan dan tidak dilaksanakan,
diperbaiki kembali selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja.
Setelah pelaksanaan pekerjaan selesai (penyerahan kedua), Penyedia Jasa harus
menyerahkan gambar pelaksanaan yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa dalam
3 set cetakan yang dijilid ukuran A3 berikut 2 set negatifnya ukuran A1.

5. Standar
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari
Standar Nasional Indonesia (SNI). Bila ada pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada
Standar Indonesia, maka dapat dipakai standar lain yang disetujui oleh Direksi
Lapngan dan sesuai dengan spesifikasi ini. Semua bahan dan mutu pekerjaan yang
sepenuhnya diperinci di sini atau tidak dicakup oleh Standar Nasional haruslah bahan
dan mutu pekerjaan kelas utama. Direksi Lapangan akan menetapkan apakah semua
atau sebagian bahan yang dipesan atau diantarkan untuk penggunaan dalam pekerjaan,
sesuai untuk pekerjaan tersebut dan keputusan Direksi Lapangan dalam hal ini pasti
dan menentukan.

6. Program Pelaksanaan dan Laporan


6.1. Program Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus melaksanakan program pelaksanaan sesuai dengan syarat-
syarat kontrak dengan menggunakan Critical Path Method (CPM) network.
Program tersebut harus dibuat dalam dua bentuk yaitu bar-chart dan daftar yang
memperlihatkan setiap kegiatan :
(a) Mulai tanggal paling awal
(b) Mulai tanggal paling akhir
(c) Waktu yang diperlukan
(d) Waktu float
(e) Sumber tenaga kerja, peralatan dan bahan yang diperlukan

Aktivitas yang terlihat pada program harus sudah termasuk pelaksanaan


sementara dan tetap kelonggaran waktu yang diperlukan untuk persiapan dan
persetujuan gambar-gambar pengiriman peralatan dan bahan ke lapangan dan
juga kelonggaran dengan adanya hari liburan umum atau keagamaan.
6.2. Laporan Kemajuan Pelaksanaan
Sebelum tanggal sepuluh setiap bulan atau pada suatu waktu yang ditentukan
Direksi Lapangan, Penyedia Jasa harus menyerahkan 5 (lima) salinan laporan
kemajuan bulanan dalam bentuk yang bisa diterima oleh Direksi Lapangan, yang
menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan selama bulan terdahulu.
Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
(a) Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada
bulan laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan
berikutnya.
(b) Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase
rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai pada
bulan laporan.
(c) Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan
tanggal permulaan dan penyeselaian.
(d) Daftar tenaga buruh setempat.
(e) Daftar perlengkapan konstruksi peralatan dan bahan di lapangan yang
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan
dipindahkan dari lapangan.
(f) Jumlah volume pekerjaan yang merupakan bagian pekerjaan tetap harus
diuraikan sebagai berikut :
1) Jumlah volume untuk berbagai pekerjaan beton.
2) Jumlah volume dari berbagai pekerjaan galian dan timbunan.
3) Jumlah volume dari bahan perkerasan jalan yang digunakan.
4) Jumlah volume dari pekerjaan pasangan batu yang diselesaikan.
5) Jumlah banyaknya bangunan dan lain-lain.

(g) Uraian pokok pekerjaan sementara yang dilaksanakan selama masa laporan.
(h) Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan dibutuhkan
pembayaran yang diperlukan pada bulan berikutnya.
(i) Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul
atau berhubungan dengan pelaksanaan selama bulan laporan.

6.3. Rencana Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan


Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana Kerja Mingguan
yang disetujui oleh Direksi Lapangan setiap akhir minggu dan untuk minggu-
minggu berikutnya. Rencana tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah,
pekerjaan konstruksi lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan,
pengadaan tanah, pengangkutan bahan dan peralatan serta lain-lain yang diminta
Direksi Lapangan. Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana
kerja harian secara tertulis untuk semua kemajuan yang sudah disetujui oleh
Direksi Lapangan setiap hari maupun untuk hari-hari berikutnya. Rencana kerja
harus mencakup pekerjaan tanah, pekerjaan beton dan kegiatan lain yang
berhubungan dengan pelaksanaan. Penyedia Jasa harus menyediakan Rencana
Kerja Bulanan dengan sistem bar-chart pada akhir bulan dan untuk bulan-bulan
berikutnya. Rencana Kerja ini harus memperlihatkan tenggang waktu dari mulai
sampai akhir kegiatan utama dengan volume pekerjaannya. Rencana kerja ini
harus diserahkan kepada Direksi Lapangan pada hari ketiga tiap bulan untuk
perbaikan dan perubahan.

6.4. Rapat bersama untuk membicarakan kemajuan pekerjaan antara Direksi


Lapangan dan Penyedia Jasa diadakan seminggu sekali pada tempat dan waktu
yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan. Maksud dari pada rapat ini
membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan, pekerjaan yang
diusulkan untuk seminggu selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul
agar dapat segera diselesaikan. Sedangkan rapat bulanan diadakan sebulan sekali
dipimpin oleh dihadiri oleh Penyedia Jasa dan Direksi Lapangan.
7. Bahan dan Perlengkapan yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa
7.1. Umum
Bila Penyedia Jasa dalam mengusulkan penyediaan bahan dan perlengkapan
tidak sesuai dengan standar, Penyedia Jasa harus segera memberitahukan kepada
Direksi Lapangan.

7.2. Perlengkapan Konstruksi


Penyedia Jasa harus segera menyediakan semua perlengkapan konstruksi yang
diperlukan dalam pelaksanaan dalam jumlah yang cukup. Apabila Direksi
Lapangan memandang belum sesuai dengan Kontrak, maka Penyedia Jasa harus
segera memenuhi kekurangannya dalam penyediaan semua perlengkapan dan
peralatan, lengkap dengan spare parts yang cukup dan memeliharanya agar
pekerjaan dapat dikerjakan dengan sempurna.

7.3. Bahan Pengganti


Penyedia Jasa harus mendatangkan bahan yang ditentukan, bila bahan tersebut
tidak tersedia di pasaran maka dapat digunakan bahan pengganti dengan
mendapat ijin tertulis dari Pengguna Jasa. Harga satuan dalam volume pekerjaan
tidak akan disesuaikan dengan adanya pertambahan harga antara bahan yang
ditentukan dengan bahan pengganti dan kualitas bahan pengganti sama dengan
bahan yang diganti.

7.4. Pemeriksaan Bahan dan Perlengkapan


Perlengkapan dan bahan yang disediakan oleh Penyedia Jasa akan dilakukan
pemeriksaan sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak pada salah satu atau lebih
tempat yang ditentukan Direksi Lapangan:
(a) Tempat produksi dan pembuatan
(b) Tempat pengapalan
(c) Lapangan

Penyedia Jasa supaya menyerahkan penjelasan yang menyangkut perlengkapan


dan bahan kepada Pengguna Jasa sesuai yang dimintanya untuk tujuan
pemeriksaan, tetapi bagaimanapun juga tidak meringankan Penyedia Jasa dari
tanggung jawabnya untuk menyediakan perlengkapan dan bahan sesuai dengan
spesifikasi.

7.5. Spesifikasi, Brosur dan Data yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa supaya menyerahkan kepada Pengguna Jasa tiga set spesifikasi
yang lengkap, brosur dan data bahan dan perlengkapan untuk mendapat
persetujuan, dan harus disediakan sesuai dengan Kontrak dalam waktu 30 (tiga
puluh) hari dari sejak penerimaan Surat Perintah Kerja. Persetujuan dari
spesifikasi, brosur dan data bagaimanapun juga tidak meringankan Penyedia Jasa
dari tanggung jawabnya dalam hubungannya dengan Kontrak.

8. Survey dan Pengukuran Pekerjaan


8.1. Bench Marks
Tanda dasar untuk Proyek merupakan Bench Mark yang terletak berdekatan
dengan Saluran Induk seperti terlihat pada Gambar. Ketinggian dari Bench Mark
ini adalah didasarkan pada titik tetap utama.
Bench Mark yang lain dan titik referensi yang terletak pada Gambar diberikan
kepada Penyedia Jasa sebagai referensi. Sebelum menggunakan suatu Bench
Mark dan titik referensi kecuali Bench Mark dasar untuk stacking out pekerjaan.
Penyedia Jasa harus melakukan pengukuran/pemeriksaan atas ketelitiannya.
Pengguna Jasa tidak akan bertanggung jawab atas ketelitian Bench Mark yang
lain begitu juga dengan titikreferensinya.
Penyedia Jasa perlu mendirikan Bench Mark tambahan sementara untuk
kemudahannya, tetapi setiap Bench Mark sementara yang didirikan, rencana dan
tempatnya harus disetujui oleh Direksi Lapangan dan akan merupakan ketelitian
yang berhubungan dengan Bench Mark yang didirikan oleh Direksi Lapangan
atau Pejabat lain yang ditunjuk oleh Pengguna Jasa.

8.2. Permukaan Tanah Asli untuk Tujuan Pengukuran


Muka tanah yang terlihat pada gambar dianggap betul sesuai dengan Kontrak.
Apabila terjadi keraguan dari Penyedia Jasa kebenaran dari muka tanah,
sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum mulai bekerja, Penyedia Jasa
memberitahukan kepada Direksi Lapangan secara tertulis untuk menyesuaikan
dan melaksanakan pengukuran kembali ketinggian muka tanah tersebut.
Dalam segala hal sebelum memulai melaksanakan pekerjaan tanah Penyedia Jasa
akan mengukur dan mengambil lokasi ketinggian lokasi pekerjaan, dengan
menggunakan Bench Mark atau tidak referensi yang disetujui Direksi Lapangan.
Pengukuran volume yang dikerjakan dibuat berdasarkan ketinggian yang
disetujui.

8.3. Peralatan untuk Pengukuran


Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara peralatan pengukuran untuk
dipakai sendiri dan Direksi Lapangan. Alat dan perlengkapan itu harus baik dan
layak dipakai dan sebelumnya harus di check oleh Direksi Lapangan dan harus
diganti jika hilang atau rusak. Semua alat-alat dan perlengkapan itu tetap menjadi
milik Penyedia Jasa.
Penjelasan secukupnya harus diserahkan bersama penawaran, untuk
memungkinkan Direksi Lapangan menilai mutu daripada alat-alat dan
perlengkapan yang akan disediakan Penyedia Jasa. Alat-alat dan perlengkapan itu
tidak boleh ditukar dalam waktu pelaksanaan kontrak, kecuali dengan ijin atau
perintah Direksi Lapangan.

9. Pekerjaan Sementara
9.1. Umum
Penyedia Jasa akan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan, spesifikasi,
pelaksanaan dan berikut pemindahan semua pekerjaan sementara untuk
pelaksanaan pekerjaan sebaik-baiknya. Detail dari pekerjaan sementara dimana
Penyedia Jasa bermaksud untuk melaksanakan di lapangan, pertama-tama
diserahkan kepada Pengguna Jasa (PPK) untuk mendapatkan persetujuan sesuai
dengan prosedur dalam Spesifikasi Teknis. Apabila Penyedia Jasa bermaksud
mengajukan alternatif untuk pekerjaan sementara di luar daerah lapangan seperti
terlihat pada Gambar, semua biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan
termasuk pembebasan tanah, sewa tanah dan sebagainya, ditanggung oleh
Penyedia Jasa dan biayanya sudah termasuk pada uraian pekerjaan pada daftar
volume pekerjaan. Keterlambatan tidak akan meringankan Penyedia Jasa
terhadap tanggung jawab untuk memenuhi ketentuan dalam Kontrak. Dalam hal
tersebut tidak diberikan perpanjangan waktu bila terjadi keterlambatan.

9.2. Lapangan Kerja


Lapangan kerja seperti terlihat pada gambar yang digunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan, dijamin oleh Pengguna Jasa dan bebas biaya pembebasan tanah.
Penyedia Jasa sedapat mungkin melaksanakan pekerjaan sementara pada lokasi
seperti pada gambar atau seperti petunjuk Direksi Lapangan. Penyedia Jasa
hendaknya membatasi kegiatan peralatan dan anak buahnya pada tanah yang
sudah dibebaskan, termasuk arah jalan masuk yang disetujui Direksi Lapangan,
sehingga mengurangi kerusakan supaya diperbaiki. Sebelum diterimanya
pekerjaan oleh Pengguna Jasa tanah harus dikembalikan ke keadaan semula.
Penyedia Jasa bertanggung jawab langsung kepada Pengguna Jasa untuk semua
kerusakan misalnya kerusakan tanaman atau tanah hasil galian baik milik
Pengguna Jasa atau orang lain. Penyedia Jasa mengganti kerugian terhadap
semua kehilangan dan tuntutan karena kerusakan tersebut sesuai dengan
ketentuan dalam Kontrak.
9.3. Kantor, Perumahan Staf, Gudang, Bengkel, Pemondokan Buruh dsb (addenda
tergantung kondisi dan keperluan proyek)
Penyedia Jasa harus menyediakan, memelihara dan memindahkan bangunan
sementara seperti kantor, perumahan staf, gudang, bengkel, pemondokan buruh
dan memindahkan bangunan sementara lainnya setelah selesai pekerjaan.
Penyedia Jasa harus menyediakan sebuah bangunan sekurang-kurangnya 45 m2
yang terdiri dari 3 ruang kira-kira 15 m2 dilengkapi dengan peralatan secukupnya
serta satu toilet dan kamar mandi luas 4 m2.
Kantor tersebut harus dibangun dengan baik, tahan air dan dilengkapi dengan
jendela untuk memberikan penerangan yang cukup untuk setiap ruang dan
dilindungi dengan terali besi dan kerai, diberi fasilitas air minum, alat
penerangan, pembuangan dan alat komunikasi. Semua biaya untuk keperluan
tersebut ditanggung Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa supaya menyerahkan rancangan tempat kerja dan bangunan
sementara secara umum kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan
persetujuan pada waktu yang ditetapkan. Pelaksanaan pekerjaan tidak boleh
dimulai sebelum mendapatkan persetujuan Direksi Lapangan.
Perumahan staf dan pemondokan buruh harus dilengkapi dengan semua
pelayanan yang perlu seperti pembuangan saluran air bersih, penerangan, jalan,
gang, tempat parkir,pemagaran, kesehatan, ruang masak, pencegahan kebakaran
dan peralatan pencegahan api sesuai dengan batas yang ditentukan dalam
Kontrak.

9.4. Pekerjaan Pengeringan selama Pelaksanaan


Gambar, metode pelaksanaan pekerjaan, pengeringan dibuat oleh Penyedia Jasa
dan dimintakan persetujuan Pengguna Jasa. Pengeringan air harus dilakukan
selama pelaksanaan pekerjaan saluran, drainase dan bangunan. Penyedia Jasa
harus memasang, memelihara semua pipa dan peralatan lain yang diperlukan
untuk pengeringan air agar lokasi pekerjaan bebas dari air sehingga pekerjaan
konstruksi dapat dilakukan sesuai dengan syarat-syarat. Penyedia Jasa
bertanggung jawab untuk memperbaiki kerusakan akibat banjir atau kegagalan
pengeringan air atau pekerjaan pengamanan.
Kisdam, semua tanggul atau pengeringan air sementara harus segera dibongkar
atau diratakan sehingga kelihatan baik dan tidak mengganggu kelancaran aliran
air setelah pekerjaan perbaikan bangunan dan saluran selesai.
Cara pengeringan air yang dilakukan oleh Penyedia Jasa harus mendapat
persetujuan Direksi Lapangan, dan tidak boleh mengganggu jalannya air yang
dibutuhkan untuk pengairan pada jaringan pengairan yang ada.
Apabila pelaksanaan pekerjaan berada di bawah muka air tanah, air tersebut
supayadipompa dahulu sebelum dilakukan penggalian.
Pengeringan air dilakukan sedemikian rupa, sehingga dapat dipelihara kestabilan
dari dasar dan sisi miring yang digali sehingga semua pelaksanaan konstruksi
dikerjakan pada keadaan kering.

9.5. Pengalihan Sementara dari Saluran Irigasi yang ada


Penyedia Jasa tidak diperbolehkan menganggu saluran irigasi yang ada selama
pelaksanaan pekerjaan. Bila pengalihan sementara dari saluran irigasi yang ada
merupakan satu-satunya penyelasaian masalah, maka Penyedia Jasa supaya
menyerahkan rencana pengalihan sementara untuk mendapatkan persetujuan
Pengguna Jasa. Setelah rencana itu disetujui oleh Pengguna Jasa, pelaksanaan
pekerjaan pengalihan sementara harus sesuai dengan rencana yang telah disetujui.
10. Keamanan dan Pemeriksaan Kesehatan
10.1. Umum
Semua keamanan dan pemeriksaan kesehatan yang perlu selama pelaksanaan
pekerjaan,antara lain pengaturan kesehatan, pembersihan lapangan, bahan
peledak dan bensin, pemagaran sementara, keamanan dan pencegahan kebakaran,
dibuat dan dipelihara oleh Penyedia Jasa atas biaya Penyedia Jasa. Harus
bertanggung jawab terhadap semua keamanan dan kesehatan. Tidak ada
pembayaran tambahan, dan dalam hal ini semua biaya sudah termasuk dalam
harga kontrak.

10.2. Sistem Pengawasan Keamanan


Penyedia Jasa supaya mengatur sistim pengawasan keamanan dan organisasinya
dan diserahkan untuk mendapatkan persetujuan kepada Pengguna Jasa. Sistim
pengawasan keamanan dengan kapasitas peralatan dan tenaga yang cukup untuk
menghindari kecelakaan dan kerusakan terhadap manusia dan barang milik yang
bersangkutan.
Sistim pengawasan keamanan harus dilaksanakan sesuai dengan program yang
disetujui dan berpegang pada hukum/peraturan yang berlaku di Indonesia.

10.3. Peraturan Kesehatan


Penyedia Jasa harus mengusahakan lapangan kerja dalam keadaan bersih dan
keadaan sehat serta memperlengkapi/memelihara kemudahan untuk penggunaan
tenaga yang dikerjakan pada suatu tempat yang telah disetujui oleh Direksi
Lapangan dan oleh Penguasa setempat.
Penyedia Jasa hendaknya juga membuat pengumuman dan mengambil langkah-
langkah pencegahan yang perlu untuk menjaga agar lapangan kerja tetap bersih.

10.4. Bahan Peledak dan Bensin


Penyedia Jasa hendaknya membuat peraturan untuk mengangkut dan
menyimpan/mengendalikan bahan peledak dan bensin seaman mungkin untuk
melindungi masyarakat sesuai dengan hukum dan peraturan keamanan yang
berlaku.Penyedia Jasa harus memiliki semua Surat Keterangan yang diperlukan
dan membayar semua biaya yang diperlukan untuk pemindahan bahan peledak
dan bahan bakar dari suatu tempat ke tempat lainnya dan menyimpan dengan
baik seperti semula.
Penyedia Jasa supaya menyediakan dan memasang sistim peringatan yang cukup
dan memberikan peringatan kepada masyarakat mengenai bahaya yang mungkin
timbul sehubungan dengan bahan peledak.
Penyedia Jasa harus yakin bila hendak mengeluarkan bahan peledak bahwa
daerah yang akan diledakkan benar-benar kosong dari semua penduduk, orang
jalan kaki dan lalu lintas kendaraan. Penyedia Jasa harus memasang papan nama
pada setiap jalan masuk ke daerah tersebut sehingga mencegah lalu lintas masuk
ke daerah tersebut dengan memberikan pengumuman bahwa daerah itu tidak
aman.Tempat gudang bahan peledak harus disetujui oleh Pengguna Jasa. Bensin
di atas tanah dan tanki gas minyak tidak diperbolehkan diletakkan pada batas
perkampungan atau lebih dekat dari pada 100 m ke bangunan yang ada di
lapangan.
Penyedia Jasa tidak diperbolehkan menggunakan bahan peledak tanpa
persetujuan Direksi Lapangan, Penyedia Jasa bertanggung jawab pada saat
pelaksanaan peledakan.

10.5. Pencegahan Kebakaran


Penyedia Jasa harus melakukan setiap pencegahan dan melindungi api yang
terjadi pada atau sekitar lapangan kerja dan harus menyediakan segala yang
diperlukan/ peralatan pencegahan kebakaran yang cukup, untuk siap digunakan
pada semua bangunan air dan bangunan gedung atau pekerjaan yang sedang
dalam pelaksanaan, termasuk perkampungan tempat tinggal, pemondokan buruh
dan bangunan gedung lainnya.
Penyedia Jasa akan memelihara peralatan dan perlengkapan pemadam kebakaran
yang dibutuhkan dalam keadaan baik sampai pekerjaan diterima oleh Pengguna
Jasa.
Penyedia Jasa harus berusaha keras untuk memadamkan kebakaran yang terjadi
di lapangan kerja.
Dalam hal ini Penyedia Jasa menyediakan perlengkapan yang mutlak diperlukan
dan tenaga buruh yang dikerjakan di lapangan, termasuk peralatan dan tenaga
Sub Kontrak.

11. Penyelidikan Tanah Tambahan


Penyedia Jasa atas perintah Pengguna Jasa akan melakukan penggalian dan atau
pengeboran yang berhubungan dengan penyelidikan tanah pada bangunan-bangunan
yang telah ada di lapangan atau di tempat-tempat lain.
Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan akan mencakup contoh tanah undisturb atau
disturb dari material pondasi untuk pemeriksaan (analisa), pengetesan langsung pada
pondasi dengan disaksikan oleh Direksi Lapangan dan menyerahkan contoh-contoh
(samples) untuk dilakukan pengetesan laboratorium.
Penyedia Jasa akan menyerahkan hasil dari penyelidikan tanah kepada Pengguna Jasa
dengan segera untuk mendapatkan persetujuan.

12. Foto-foto
Penyedia Jasa harus menyerahkan foto untuk laporan progress pekerjaan pada lokasi
yang ditentukan oleh Direksi Lapangan.

Minimum tiga gambar harus diambil pada tiap lokasi yang memperlihatkan keadaan
sebelum mulai pekerjaan, keadaan dalam tahap konstruksi dan keadaan dalam
penyelesaian. Foto-foto pada tiap lokasi harus diambil dengan arah yang tertentu dan
tetap dalam ketiga-tiganya keadaan tersebut di atas dengan latar belakang yang mudah
dipakai sebagai tanda dari lokasi tersebut.
Ketiga gambar untuk tahapan itu harus diletakkan dalam album disertai dengan tanggal
pengambilan, foto negative yang bersangkutan harus diserahkan dalam album terpisah
yang mudah dihubungkan satu sama lain.
Enam set album-album harus diserahkan kepada Direksi Lapangan pada penyelesaian
pekerjaan.

13. Mutual Check


13.1. Sistem Pekerjaan
Sistem Pelaksanaan Pekerjaan ini adalah kontrak harga satuan.

13.2. Pelaksanaan Mutual Check


(a) Pelaksanaan Mutual Check 0% diadakan berpedoman pada tender Drawing.
(b) Pelaksana untuk Pekerjaan Mutual Check adalah terdiri dari Penyedia Jasa
bersama-sama dengan tim mutual check yang dibentuk oleh PPK.
(c) Uraian Pekerjaan Mutual Check yang dilaksanakan Penyedia Jasa adalah
sebagai berikut :
1) Pengukuran kembali semua kegiatan-kegiatan pekerjaan dengan
mencocokkan kembali pada titik tetap dengan ketelitian 10 VL.mm.
2) Membuat gambar-gambar hasil pengukuran kembali (Uitzet) profil
memanjang dan melintang dengan mengikuti Standar Penggambaran
Tender Drawing.
3) Membuat gambar-gambar bangunan dengan mengikuti Standar
Penggambaran Tender Drawing (termasuk gambar detail).
4) Membuat perhitungan Hidrolis, apabila ada perubahan bentuk.
5) Membuat perhitungan Bill of Quantity (BOQ) dan RAB perubahan
tambahan/pengurangan.
(d) Semua produk-produk hasil mutual check/Uitzet (data pengukuran kembali,
gambargambar,Bill of Quantity, RAB tambahan biaya/pengurangan biaya)
disampaikan kepada Pimpro / Pimbagpro untuk selanjutnya diteliti/diperiksa
kebenarannya dan setelah mendapat persetujuan maka Penyedia Jasa dapat
melaksanakan pekerjaan tersebut.
(e) Dari hasil pengukuran mutual check/Uitzet akan didapat perbandingan
volume dengan Tender Drawing.
(f) Gambar-gambar hasil Pengukuran mutual check/Uitzet adalah sebagai dasar
untuk Pelaksanaan Konstruksi Lapangan.
(g) Semua gambar gambar hasil mutual chek diperbanyak 3 kali.

13.3. Mutual Check 100%


(a) Mutual Check II dilaksanakan oleh Tim Mutual Check 100% yang dibentuk
PPK untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan/gambar
terpasang (Asbuilt Drawing).
(b) Dari hasil Mutual Check II dengan gambar terpasang (Asbuilt Drawing)
sebagai dasar pembayaran volume pekerjaan yang telah selesai dikerjakan.
(c) Semua gambar-gambar terpasang ( Asbuilt Drawing ) dibuat rangkap 3 (tiga)

13.4. Jangka Waktu Pelaksanaan Mutual Check


(a) Jangka Waktu Pelaksanaan Mutual Check akan diatur/ditentukan PPK.
(b) Jika tidak ditentukan lain pengajuan biaya tambahan/pengurangan biaya,
paling lambat 1 bulan sebelum jangka waktu pelaksanaan berakhir sudah
harus disampaikan kepada PPK.
(c) Segala ketentuan-ketentuan yang belum diatur dalam Mutual Check ini akan
ditentukan kemudian oleh PPK.

13.5. Penilaian dan Pembayaran


Semua pengeluaran yang timbul untuk semua kebutuhan Mutual Check menjadi
tanggungjawab Penyedia Jasa.

B. PEKERJAAN TANAH
B.1. Pembersihan
14. Pembersihan
14.1. Semua daerah di sekitar jalur yang perlu dibersihkan seperti yang
ditentukan oleh Direksi Lapangan, harus dibersihkan dari segala pohon-
pohon, semak-semak sampah dan bahan lain yang mengganggu dan
bahan-bahan itu harus dibuang, kecuali bila ada ketentuan lain yang
disetujui oleh Direksi Lapangan. Umumnya hanya pohon-pohon yang
mengganggu bangunan yang dimaksudkan dalam spesifikasi ini yang
harus dibuang, dan ditumpuk di tempat-tempat yang ditunjuk oleh Direksi
Lapangan di sepanjang tepi jalan atau batas tanah. Pagar-pagar, dinding-
dinding, bangunan-bangunan reruntuhan dari tempat-tempat pekerjaan
harus dibuang menurut persetujuan Direksi Lapangan.
14.2. Penyedia Jasa harus membongkar akar-akar, kemudian mengisi lobang
dan dipadatkan dan memindahkan dari tempat semua bahan-bahan yang
timbul akibat pembersihan lapangan.
14.3. Penyedia Jasa diminta untuk memulai pembersihan jauh sebelum
pekerjaan pembangunan dimulai.
14.4. Pekerjaan dianggap disetujui sesudah semua bahan-bahan yang berguna
dan peralatandikumpulkan.
14.5. Semua kerusakan terhadap pekerjaan-pekerjaan dan milik umum atau
Perorangan yang diakibatkan pekerjaan pembersihan yang dilaksanakan
oleh Penyedia Jasa harus diperbaiki atau diganti biaya Penyedia Jasa.
14.6. Semua pengeluaran yang timbul akibat dari pekerjaan tersebut menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.
15. Stripping (Pengupasan)
Sebelum Penggalian dari borrow pits dimulai, terlebih dahulu membersihkan dan
mengupas seperlunya daerah untuk timbunan.
Begitu juga pada tanggul, sebelum penimbungan dimulai terlebih dahulu tanggul
dibersihkan dan dikupas setebal 0.15 atau pembuatan terasering dengan ukuran
0.50 m x 0.50 m.

B.2. Pekerjaan Penggalian Tanah


16. Galian pada Pondasi Bangunan
16.1. Sebelum mengadakan kegiatan galian pondasi, Penyedia Jasa diwajibkan
memperhitungkan struktur tanah dan bangunan (bila ada) lokasi yang
akan digali. Metode galian penyedia jasa harus dipertimbangkan terhadap
struktur tanah sekitar lokasi dan alat gali yang digunakan. Dasar dan sisi
galian, dimana akan didirikan bangunan harus selesai dengan rapi
menurut duga/tingkat dan dimensi yang tertuang pada gambar bestek. Jika
waktu penggalian material yang digali melampaui garis dan tingkat yang
telah ditentukan, galian yang melampaui batas tadi harus ditimbuni lagi
seluruhnya dengan material yangterpilih kemudian ditumbuk atau digilas
lapis demi lapis yang tebalnya tidak lebih dari 15 cm dengan dan atas
biaya Penyedia Jasa.Jika tanah pondasi asli (natural foundation)
terganggu atau longgar karena pekerjaanpekerjaan penggalian Penyedia
Jasa, ia harus dipadatkan dengan menumbuknya atau menggilasnya atau
jika Direksi Lapangan menghendakinya ia harus dipindahkan atau diganti
dengan bahan yang terpilih yang seluruhnya harus dipadatkan.
16.2. Jika pada suatu tempat penggalian bangunan atau penggalian untuk
bangunan lainnya yang dikehendaki dipakai bahan yang tidak cocok,
untuk pondasi menurut ketentuan Direksi Lapangan, maka Direksi
Lapangan akan memerintahkan secara tertulis untuk memindahkan
barang-barang yang tidak cocok tersebut dan dipadatkan seluruhnya
dengan menumbuknya atau menggilasnya lapis demi lapis yang tebalnya
tidak boleh lebih dari 15 cm. Semua biaya yang diakibatkan adanya
perintah Direksi Lapangan tersebut menjadi beban dan tanggung jawab
Penyedia Jasa.
16.3. Penyedia Jasa harus menjaga agar galian bebas dari air selama masa
Pembangunan. Cara menjaga galian bebas dari air, pengeringan dan
pembuangan air harus dengan cara yang dapat disetujui oleh Direksi
Lapangan.
16.4. Penyedia Jasa harus menjamin adanya perlatan yang siap setiap waktu
dan cukup dilapangan setiap waktu guna menghindari terputusnya
kontinuitas pengeringan air.
16.5. Bila terjadi keruntuhan/kerusakan tanah dan bangunan disekitar lahan
galian akibat kecerobohan dan kekurang telitian metode pelaksanaan,
maka seluruh resiko menjadi tanggungan Penyedia Jasa.

17. Tanah-tanah Longsor (Slide Material)


Tanah-tanah yang tidak dapat bertahan pada lereng-lereng seperti ditunjukkan di
gambar atau yang ditentukan oleh Direksi Lapangan dan Material-material yang
mungkin longsor ke daerah galian di sepanjang garis galian, harus dipindahkan
oleh Penyedia Jasa menurut cara yang disetujui, dan lereng-lereng harus
diselesaikan kembali menurut garis dan tingkat yang ditetapkan oleh Direksi
Lapangan. Penyedia Jasa mungkin diminta pula untuk menggali daerah-daerah
yang mungkin akan longsor di luar batas-batas penggalian yang diperlukan untuk
mencegah kerusakanpada pekerjaan atas biaya Penyedia Jasa.

18. Bahan Hasil Galian


18.1. Diharapkan bahwa semua bahan-bahan dari galian yang dimaksud akan
cocok untuk dipakai dalam pembangunan-pembangunan yang
dikehendaki menurut spesifikasi ini.
Dimana dapat dikerjakan semua bahan-bahan harus diletakkan dari
penggalian ke tempat-tempat terakhir yang telah direncanakan kecuali
jika bahan tersebut menurut perintah Direksi Lapangan harus
ditempatkan di tempat penampungan sementara dan untuk kemudian
harus ditempatkan di tempat yang telah direncanakan. Sepanjang masih
dapat dikerjakan sebagaimana ditempatkan oleh Direksi Lapangan,
semua bahan-bahan yang telah direncakan untuk digunakan dalam
pemadatan harus diusahakan agar kadar air cukup dengan cara
menyiramnya atau cara-cara lain yang cocok sebelum dan selama
penggalian.
18.2. Seluruh bahan timbunan di sekitar bangunan-bangunan yang berada pada
lereng-lereng, dan garis-garis batas yang telah ditentukan pembayarannya
untuk bangunan, dan berada di bawah permukaan tanah asli dinyatakan
sebagai timbunan kembali yang dipadatkan (compacted back fill) dan
semua timbunan atau timbunan kembali di sekitar bangunan dan di atas
permukaan tanah asli harus dikerjakan sebagai membuat tanggul atau
tanggul yang dipadatkan, kecuali ada ketentuan yang lain pada syarat-
syarat khusus.
18.3. Dimana tanah yang baik dari penggalian yang ditentukan tidak
mencukupi untuk pembuatan tanggul, penimbunan kembali dan pekerjaan
tanah lainnya yang diperlukan seperti tertera di dalam gambar atau
petunjuk Direksi Lapangan, maka tambahan tanah yang baik dapat
diambil dari daerah pengambilan yang direncanakan seperti yang telah
disetujui oleh Direksi Lapangan.
18.4. Bahan hasil galian yang mengandung tonggak-tonggak, akar-akar dan
bahan-bahan lain yang mengganggu dan bahan galian yang tidak
diperlukan untuk penimbunan kembali, penanggulangan dan bangunan
lain yang diperlukan menurut spesifikasi ini harus ditempatkan di tempat
penimbunan (spoil bank) yang berbatasan dengan saluran irigasi dan
saluran-saluran drainage, jalan-jalan air, muara serta pembuangan yang
rembes yang terletak pada atau di luar jalan yang diperlukan untuk
ditimbuni, dan daerah-daerah pembuangan lainnya yang direncakan oleh
Direksi / Pengawas.
18.5. Tempat penimbunan (spoil bank) yang berbatasan dengan tanggul-tanggul
saluran harus bersambung kecuali untuk celah-celah (gaps) dengan
selang-selang yang pantas untuk drainage seperti yang ditunjukkan pada
gambar atau petunjuk Direksi Lapangan. Semua tempat penimbunan dan
daerah pembuangan harus diratakan dan dimiringkan untuk keperluan
pembuangan dan dirapikan menurut garis-garis teratur yang ditunjukkan
pada gambar-gambar atau menurut petunjuk-petunjuk dari Direksi
Lapangan.

19. Borrow Area (Daerah Asal Bahan)


19.1. Bila disebutkan atau diperintahkan oleh Direksi Lapangan, bahan
timbunan yang diperlukan untuk pekerjaan harus diambilkan dari borrow
area yang disetujui, setelah diuji untuk mengetahui kecocokan bahan (soil
properties).
19.2. Sebelum penggalian pada tanah tersebut, permukaannya harus dikupas
dari tanamantanaman termasuk akar-akarnya.
Apabila diperintahkan Direksi Lapangan permukaan tanah harus
dikupaskan sampai kedalaman 0.15 m, untuk sementara tanah kupasan
ditimbun dan ditempatkan di sekitar borrow area.
19.3. Setelah selesai penggalian, Penyedia Jasa harus meninggalkan daerah
tersebut dalam keadaan rapi sesuai petunjuk Direksi Lapangan, termasuk
semua pekerjaan tanah yang diperlukan untuk mencegah penggenangan
air di daerah tersebut. Apabila borrow area terletak pada sawah atau tanah
tegalan, tanah yang dipakai untuk timbunan tidak boleh melebih
kedalaman 0.5 m dan setelah semua penggalian selesai, daerah tersebut
bisa dipakai kembali untuk pertanian, termasuk hal-hal yang menyangkut
pengairan dan drainase dari daerah tersebut.
19.4. Batas borrow area minimum 20 m di luar batas pekerjaan tetap.1
19.5. Penyedia Jasa harus menggali, memuat, mengangkut, membuang,
membentuk dan memadatkan bahan-bahan timbunan tersebut sampai
dengan ukuran yang tercantum di dalam gambar.

20. Penggalian Saluran dan Pembuangannya


20.1. Penggalian saluran harus sesuai dengan Dimensi yang ada pada gambar.
20.2. Tanah galian dari saluran primer, sekunder, saluran pembuang dan
saluran jalan harus ditempatkan di sepanjang tanggul saluran atau jika
terdapat kelebihan galian, dan jika tidak disebutkan, harus diletakkan di
tanggul lain yang memerlukan tambahan timbunan.
20.3. Kelebihan galian yang tidak dibutuhkan untuk pekerjaan tanah, baik
setempat atau di tempat lain dimana volume galian dan timbunan tidak
seimbang di sepanjang saluran, harus diletakkan pada tempat tanggul
buangan terpisah, di luar pekerjaan tanah permanen. Tanggul buangan ini
harus dibentuk menurut ukuran yang ditunjuk dalam gambar atau menurut
Direksi Lapangan dan harus dibentuk sedemikian rupa sehingga rapi dan
stabil. Penyedia Jasa harus menyiapkan rencana pekerjaan tanah tersebut
bagi setiap bagian dari pekerjaan dengan detail lokasi dan program
penggalian dari saluran dan membuang tanahnya sebagai timbunan
tanggul.
20.4. Penyedia Jasa harus mengajukan usul rencana pelaksanaan pekerjaan
tanah tersebut ini selambat-lambat 7 (tujuh) hari sebelum tanggal yang
dimaksud sebagai pemberitahuan kepada Direksi Lapangan.
20.5. Untuk penggalian tanah lunak dapat digunakan alat-alat seperti hydraulic
excavator, bulldozers dengan dihubungkan alat pembelas, scrapers tanpa
dihubungkan dengan alat khusus.
20.6. Sedang untuk galian batu atau tanah keras dapat digunakan alat pembelas
khusus yang dihubungkan bulldozer D8 atau peralatan yang sebanding,
atau yang diperlukan sesuai dengan pelaksanaan.

21. Longsoran di Talud


Penyedia Jasa harus mencoba untuk menjaga dengan sangat hati-hati dan
mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan, untuk mencegah terjadinya
longsoran bahan di samping galian dan tanggul. Dalam hal terjadinya longsoran
Penyedia Jasa harus memperbaiki semua pekerjaan tanah dan kerusakan yang
bersangkutan dan melaksanakan perubahan yang diperlukan pada pekerjaan yang
dapat disetujui Direksi Lapangan.

22. Kelebihan Penggalian dan atau timbunan


Jika selokan atau saluran digali, tanggul atau berm dibentuk di luar ukuran yang
disebutkan, harus membangun kembali sesuai Spesifikasi, atau ditentukan lain
menurut petunjuk Direksi Lapangan.

23. Luasnya Penggalian


Luasnya penggalian tanah harus diusahakan sekecil mungkin sesuai gambar
bestek. Penggalian dimulai pada muka tanah dengan keharusan mengambil
kelebaran yang sesuai menurut petunjuk pada gambar atau sesuai yang ditentukan
oleh Direksi Lapangan dan harus turun ke bawah dan akhirnya baru menambah
luasnya.
Cara dan metode galian tidak boleh membahayakan bangunan/lahan pekerjaan.
Pembangunan saluran terbuka dan pipa selalu harus dibatasi pada panjang yang
telah mendapat persetujuan Direksi Lapangan lebih dahulu secara tertulis.
Pekerjaan pada setiap panjang yang sudah disetujui, diselesaikan sampai disetujui
Direksi Lapangan sebelum pekerjaan selanjutnya dimulai.
B.3. Pekerjaan Tanggul
24. Tanggul
24.1. Tanggul-tanggul untuk saluran primer, sekunder, saluran pembuang,
sungai bisa dibentukdengan galian tanah dari saluran dan saluran
pembuang bila tersedia dan memenuhisyarat teknis yang ditentukan. Bila
diperlukan tambahan tanah untuk timbunan maka tanah bahan timbunan
diperoleh dari borrow area sesuai dengan Pasal 2.06.
24.2. Tanggul untuk saluran di atas tanah asli harus dibuat rapat air, dan tidak
boleh ada tandatandarembesan sesudah diisi dengan debit maximum,
kepadatan tanggul adalah 90 % proctor laboratorium.
24.3. Tanggul tersebut di atas dan tanggul yang dipakai sebagai jalan inspeksi
atau jalan masuk harus dibentuk seperti yang telah diuraikan di atas atau
dibuat dengan cara lain yang disetujui Direksi Lapangan. Kepadatan
tanggul adalah 90 % proctor laboratorium
24.4. Bahan timbunan dihampar horizontal dan ketebalan merata secara
berlapis-lapis dan tiaplapis tidak boleh mempunyai ketebalan jadi lebih
dari 0.15 m kecuali ditentukan lain didalam spesifikasi teknik khusus.
24.5. Pemadatan harus dilaksanakan dengan mesin penggilas, mesin pemadat,
mesin penggetar atau cara lain yang disetujui sehingga hasil pemadatan
mencapai tidak kurang 90% dari pemadatan kering maximum yang
ditentukan oleh tes Standar Proctor Compaction yang harus dilaksanakan
atas permintaan Direksi Lapangan selama pelaksanan pekerjaan.
24.6. Timbunan di atas tanah asli di belakang bangunan-bangunan baru harus
dipadatkan seperti yang diuraikan di atas bagi tanggul-tanggul yang
dipakai untuk jalan inspeksi.
24.7. Penyedia Jasa harus merencanakan Operasi-operasi pembuatan
tanggulnya dengan mempertimbangkan mungkin perlunya penundaan
penimbunan, penyampuran dengan bahan-bahan kering atau prosedur-
prosedur lain atau kombinasi seperti yang diperlukan untuk
memungkinkan memenuhi pengarahan teknis yang ditentukan. Tata cara
tersebut harus mendapat persetujuan Direksi Lapangan.

25. Penyiapan Tanah


25.1. Tanah hasil penggalian saluran atau saluran pembuang dapat dipakai
sebagai bahan timbunan bila memenuhi syarat teknis yang ditentukan dan
harus bersih dari segala kotoran tumbuh-tumbuhan termasuk akar-akarnya
25.2. Sebelum mulai penghamparan lapisan timbunan maka permukaan tanah
yang akan ditimbun harus digaruk (stripping) sampai kedalaman yang
lebih besar dari retak-retak tanah yang ada dan paling tidak sampai
kedalaman 0.15 m dan kadar air dari tanah garukan harus selalu dijaga
baik dengan cara pengeringan alam atau pembasahan dengan alat
semprot.
25.3. Bila oleh karena sesuatu sebab pelaksanaan penempatan dan pemadatan
terhenti, permukaan dari timbunan harus digaruk kembali dan kadar
airnya diperiksa kembali sebelum pelaksanaan pemadatan dilanjutkan.

26. Tambahan untuk Penurunan Tanah


Penyedia Jasa memperhitungkan tambahan fungsi timbunan tanggul, pengisian
guna mengatasi pemadatan sendiri (consolidation) dan penurunan akibat
pemadatan tanah timbunan (settlemen) dari tanggul sedemikian rupa sehingga
lebar dan ukuran permukaan yang telah selesai pada akhir masa
pemeliharaan harus sesuai dengan tinggi, dan ukuran yang ditunjukkan dalam
gambar atau atas perintah Direksi Lapangan.

27. Percobaan Pendahuluan untuk Tanah Timbunan


27.1. Bahan-bahan yang diusulkan untuk timbunan harus diuji di laboratorium
pengujian yang telah disetujui Direksi Lapangan untuk menentukan
karakteristik dan sifat-sifat bahannya.
27.2. Penyedia Jasa harus melaksanakan percobaan pendahuluan (trial
embauhment) dengan terlebih dahulu ditentukan jenis dan type alat
pemadat yang dipakai dan telah disetujui oleh Direksi Lapangan. Seluruh
biaya untuk pengujian dan trial embauhment menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa.

28. Pemadatan pada Timbunan


28.1. Tanggul-tanggul dan timbunan-timbunan yang dipersyaratkan untuk
dipadatkan sesuai dengan gambar-gambar harus dilaksanakan lapis demi
lapis dan tebal lapisan jadi (setelah dipadatkan) setebal 15 cm. Operasi-
operasi Penyedia Jasa dalam penggalian material yang direncanakan
untuk digunakan pada tanggul-tanggul atau urugan-urugan yang
dipadatkan harus dikerjakan sedemikian rupa sehingga material tersebut
berada dalam keadaan memenuhi syarat teknis yang ditentukan waktu
ditempatkan. Bagian dari tanggul saluran yang pada gambar direncanakan
untuk dipadatkan harus dibangun dari material yang baik dan paling
cocok untuk memberikan kekedapan (impermeabilitas) dan stabilitas
waktu dipadatkan.
28.2. Sebelum dan selama operasi penempatan berjalan, material harus
mempunyai kelebihan optimum yang praktis yang diperlukan untuk
maksud-maksud pemadatan kadar air optimum ((O.M.C.) 2 s/d 4 % )
dan kelembaban tersebut harus merata pada setiap lapisan. Jika
kelembaban kurang dari ukuran optimum untuk pemadatan, pemadatan
tidak boleh dilanjutkan, kecuali ada persetujuan khusus dari
Pengawas/Direksi dan kelembaban ditambah dengan memerciki air dan
mengolahnya ditempat pemadatan. Jika kelembaban melebihi dari batas
maksimum yang diijinkan untuk pemadatan pekerjaan pemadatan tidak
boleh dilanjutkan.
28.3. Operasi-operasi penggalian dan penempatan harus dibuat sedemikian rupa
sehingga material yang dipadatkan akan cukup bercampur/berpadu
dengan baik untuk menjamin adanya tingkatan-tingkatan pemadatan yang
baik sehubungan dengan kepadatannya dan stabilitasnya.
28.4. Untuk bagian tanggul-tanggul yang berbatasan dengan bangunan,
termasuk pipa-pipa beton, dimana pemadatan tanggul-tanggul atau urugan
yang diperlukan tidak mungkin dilakukan dengan alat pemadat (roller
compaclor) untuk mendapatkan pemadatan yang cukup, maka tanggul
atau urugan harus dipadatkan dengan mesin penumbuk (hand stamper)
dengan mencapai kepadatan yang setingkat dengan tanggul atau urugan
yang dipadatkan didekatnya. Dalam tebal lapisan-lapisan pemadatan
tanah dan kelembaban bahan-bahan tersebut yang akan ditimbun harus
seperti Spesifikasi di atas dan pemeliharaan khusus harus dijalankan
untuk menjamin agar ada ikatan yang cukup dan tanggul-tanggul yang
akan dipadatkan didekatnya. Penyedia Jasa harus bertanggung jawab atas
kerusakan-kerusakan bangunan yang disebabkan operasi-operasi
pemadatan bahan tanggul atau urugan yang berdampingan dengan
bangunan-bangunan lain dan harus diperbaiki atas biaya Penyedia Jasa.
28.5. Pemadatan dengan tenaga manusia.
(a) Material yang akan dipadatkan harus dibuat dengan lapisan-lapisan
horizontal dengan tebal tidak lebih dari 15 cm dengan alat penumbuk
dengan tangan (hand stamper / tamping ramer) beratnya tidak kurang
dari 15 kg serta jarak jatuh bebas (graving fall) untuk melaksanakan
pekerjaan harus 30 cm. Material harus dipadatkan sampai kepadatan
yang diinginkan tercapai.
(a) Penggunaan tenaga wanita dan anak-anak di bawah umur 16 tahun
tidak diijinkan.
28.6. Material pada tanggul yang dipadatkan dan urugan kembali yang
dipadatkan, harus dipadatkan sampai pada kepadatan yang kering (dry
density) tidak kurang 90% dari dry density maksimum di laboratorium
menurut Standar Proctor Compaction Test.
Penyedia Jasa diwajibkan mengadakan test kepadatan dan diuji di
laboratorium untuk membuktikan bahwa pemadatan telah memenuhi
syarat. Bukti test ini harus ditanda tangani Direksi Lapangan. Test
kepadatan dilaksanakan pada volume timbunan 10 m3. Bila diperoleh
hasil test tidak sesuai atau nilai kepadatan lebih kecil daripada
persyaratan maka timbunan tersebut harus dibongkar dan diadakan ulang
sampai memenuhi syarat. Seluruh biaya untuk pelaksanaan test dan
pemadatan ulang menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa.

B.4. Gebalan Rumput


29. Ketentuan
29.1. Tanggul harus ditutup dengan rumput seperti ditunjukkan dalam gambar
atau sesuai spesifikasi atau seperti disetujui oleh Direksi Lapangan.
29.2. Gebalan rumput dikerjakan dengan menyebar dan menanam dari tempat
penanaman dengan jarak 0.30 m untuk menjaga rumput tumbuh dengan
baik, lapisan bawah atau dasar yang akan ditanami harus diratakan, jika
perlu digempurkan dan dijaga tetap basah selama musim kering untuk
jangka waktu 3 bulan penanaman. Selama jangka waktu tersebut Penyedia
Jasa harus cepat mengganti tanaman yang mati.
Hanya permukaan yang ditutupi rumput dengan baik saja yang akan
disetujui untuk diterima oleh Direksi Lapangan / Panitia Penerima.
Daerah yang ditutupi rumput adalah permukaan-permukaan :
(a) Selebar 0.30 cm pada kedua tepi tanggul bagian atas.
(b) Lereng dalam dari saluran mulai tepi atas sampai 0.2 m di bawah
muka air rencana untuk saluran tanah dan sampai tepi atas pasangan
untuk saluran pasangan.
(c) Lereng luar saluran dari tepi atas sampai kaki tanggul.
(d) Lokasi tersebut diatas bisa variatif sesuai gambar atau petunjuk
Direksi.

30. Pegangan untuk Gebalan


Crucuk-crucuk bambu atau kayu harus dipakai untuk memasang gebalan rumput.
Ukuran dari crucuk-crucuk tadi paling tidak panjangnya 30 cm untuk yang dari
bambu atau kayu dengan diameter 2-3 cm.

B.5. Jalan Inspeksi


31. Umum
Jalan inspeksi harus tersedia pada tempat seperti terlihat pada gambar. Jalan
inspeksi ini biasanya ditempatkan di atas salah satu tanggul dari saluran tetapi
kadang-kadang pada jalur lama yang dekat dengan saluran.
Ada 3 macam konstruksi yang mungkin dipergunakan :
(a) Permukaan jalan dari tanah.
(b) Lapisan kerikil di atas dasar jalan makadam.
(c) Lapisan aspal penetrasi double di atas dasar / pondasi makadam.

32. Pekerjaan Tanah


Kalau jalan terletak pada salah satu tepi dari saluran, penyiapan pekerjaan tanah
sama untuk 2 tipe permukaan jalan seperti tersebut di atas.
Pekerjaan tanah harus dikerjakan sama dengan untuk pekerjaan saluran. Tubuh
jalan dibentuk dengan kemiringan 1 : 40 keluar saluran. Apabila konstruksi jalan
tidak dikerjakan sesudah pekerjaan tanah selesai, maka muka tanah harus
digaruk/tanah humus dibuang setebal 0.15 m dan dipadatkan kembali sebelum
konstruksi jalan dipasang.
33. Bahu Jalan
Bahu jalan dibentuk dari tanah timbunan yang dipadatkan, digebal rumput sesuai
dengan Pasal 2.16 sampai 2.17 dan diberi batu tepi selebar 0.25 m sedalam 0.30
m. Setiap jarak 10 m pada memanjang bahu jalan diberi drain. Ukuran dari drain
kerikil ini 0.20 m dalam dan 0.5 m lebar dan bahan yang dipakai harus memenuhi
persyaratan yang tertera pada Pasal 3.02 untuk bahan batuan dan dibungkus
dengan lapisan kerikil. Ketinggian bahu jalan sesudah digebal tidak boleh lebih
daripada ketinggian muka jalan.

34. Galian Badan Jalan


Konstruksi badan jalan dimulai setelah bahu jalan selesai. Selama persiapan
galian badan jalan dan konstruksi jalan, celah harus dibuat menuju bagian
terendah dari bahu jalan untuk drainase. Setelah pembentukan seperti di atas dan
yang dimaksud dalam Pasal 2.11 dari Spesifikasi ini, formasi harus digilas
dengan mesin gilas compactor roller berat minimum 8 ton sebanyak 6 kali atau
cara lain yang disetujui sampai permukaan galian halus dan rata, dan digilas lagi
paling tidak satu kali dengan mesin gilas.

35. Lapisan Kerja / Lapisan Pasir Urug


Lapisan kerja terdiri dari selapis pasir minimum 0.10 m tebal yang diratakan di
atas Badan Jalan dan dipadatkan.

36. Badan Jalan / Lapis Onderlag


Badan jalan terdiri dari lapisan onderlag yang dibentuk dari batuan atau batu
pecah dengan kerikil pada celah-celahnya dan digilas. Batu kali atau batu pecah
harus bergradasi baik keras, sesuai dengan Pasal 4.1. Batu di atas disusun di atas
pasir dan harus tegak dan harus dijaga supaya ketinggiannya sedemikian
sehingga didapatkan permukaan yang rata. Batu di atas digilas dengan mesin
gilas paling tidak 4 kali jalan yang beratnya tidak kurang dari 5.000 kg/m lebar
roda. Penggilasan dimulai dari tepi rendah ke atas dengan kelebihan lebar
(overlap) tidak kurang dari 30% dari lebar roda.

37. Kerikil Isian


Kerikil Isian harus terdiri dari batu pecah atau kerikil berukuran tidak kurang dari
5 mm bergradasi baik dan tidak mengandung bahan tanah lempung. Bahan ini
disebar lapis onderlag, disiram air dan digilas sampai padat, minimum 6 lintasan.
Bahan tambahan harus diberikan, diairi dan digilas sehingga tidak ada lobang-
lobang di permukaan lapisan onderlag.

38. Lapisan Atas dari Kerikil


Dimana dipakai lapisan atas kerikil, maka setelah pekerjaan lapis Onderlag
selesai, bahan tambahan kerikil setebal 5 cm dihampar di atas permukaan badan
jalan, diberi air dan digilas dengan mesin gilas yang mempunyai berat 5.000
kg/m lebar roda, paling tidak 6 kali lintasan.
38.1. Pemadatan
Pemadatan lapisan pasir uruga dan lapisan onderlag dengan menggunakan
wals/mesin gilas seberat 5.000 kg/m paling tidak 6 kali lintasan.
Pemadatan dianggap cukup sempurna setelah mendapat persetujuan dari
Direksi Lapangan.
38.2. Lapisan aus dengan pengaspalan penetrasi double
Persyaratan / spesifikasi teknis lapisan aus dengan pengaspalan penetrasi
double akan ditentukan pada spesifikasi khusus.

39. Drainase Jalan


Di sisi kiri dan kanan jalan harus dibuat selokan terutama pada bagian jalur yang
tanah dasarnya berada pada tanah asli atau tanah galian, untuk menampung air
dari permukaan dan juga berguna untuk menghindari air tanah masuk menembus
perkerasan jalan.
Kemiringan memanjang dasar selokan harus dibuat sedemikian rupa sehingga air
dalam selokan dapat mencapai sungai atau pembuang alam sedekat mungkin,
dengan memikirkan kemiringan maksimum agar tidak terjadi penggerusan pada
dasar dan tebingnya.
Kemiringan tebing-tebing selokan harus dibuat dengan gambar rencana. Pada
perpotongan jalan dengan atau alur pembuang alam dibuat bangunan gorong-
gorong atau konstruksi lainnya sesuai gambar.

C. BETON
C.1. Bahan
40. Semen
Semen yang dipakai dalam pekerjaan pada umumnya jenis semen Portland dari
perusahaan Dalam negeri dan memenuhi Standar Nasional Indonesia NI-B dan
Pasal 3.2. NI-2. Tipe semen yang lain dapat digunakan untuk keperluan khusus
jika diperintahkan oleh Pengguna Jasa. Penyedia Jasa harus menyediakan contoh
semen yang berada di gudang lapangan atau dari pabrik dan Direksi Lapangan
bisa memerintahkan untuk diadakan test / pengujian material, bila dari hasil test
ditemukan semen yang tidak memenuhi syarat maka ditolak dan penyedia jasa
harus memindahkan keluar daerah pekerjaan.

41. Bahan Batuan dan Pasir


Bahan batuan untuk beton dan adukan harus memenuhi pasal 3.3. dan 3.4.
Standar Nasional Indonesia NI-2 serta Pasal 11 dan 12 dari PUBI.
41.1. Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir.
Penambahan bahan lain seperti pasir dari batu pecah akan diijinkan,
apabila menurut Direksi Lapangan, pasir yang ada tidak memenuhi
gradasinya.
41.2. Semua pasir yang akan dipakai untuk beton dengan spesifikasi ini harus
pasir alam dengan mempunyai modulus kehalusan butir antara 2 sampai
3.
41.3. Pasir dan kerikil harus bersih dan bebas dari gumpalan tanah bebas tanah
kosong bahanbahan organik tanah dan lain-lain yang dapat merusak
beton.
41.4. Bahan batuan (kerikil) harus memenuhi persyaratan bergradasi dari
ukuran nominal yang dipersyaratkan kelas beton yang dikehendaki.
Apabila kelas dari beton menghendaki perlawanan abrasi yang baik, maka
bahan batuan harus diambil dari lokasi setempat yang menurut penilai
Direksi Lapangan adalah yang terbaik. Penyedia Jasa harus mengirim
contoh material apabila dibutuhkan oleh Direksi Lapangan.
Contoh dapat diambil atas perintah Direksi Lapangan.
- Penyedia Jasa harus membuat percobaan dari contoh material sesuai
dengan permintaan Direksi Lapangan secara rutin dan dengan
frekuensi yang disetujui Direksi Lapangan serta mengirimkan kepada
Direksi Lapangan setiap copy laporan test. Apabila tes abrasi
dibutuhkan oleh Direksi Lapangan, maka Penyedia Jasa harus
melakukan tes sesuai dengan persyaratan untuk membandingkan
dengan data-data hasil tes dari beberapa lokasi.

42. Air
Air yang dipakai untuk membuat, merawat beton dan adukan beton harus dari
sumber yang disetujui oleh Direksi Lapangan dan memenuhi Pasal 9 Standar
Nasional Indonesia PUBI. Serta pada waktu pemakaian, air harus terhindar dari
bahan bahan yang bisa mengotorkan air diantaranya :
42.1. Mempengaruhi waktu permulaan pengerasan dari semen yang melebihi
dari 30 menit, atau mengurangi kekuatan dari percobaan kubus lebih dari
20 persen, apabila dites sesuai Standar yang diminta oleh Direksi
Lapangan.
42.2. Mencegah tercapainya kekuatan kubus percobaan yang ditentukan dalam
28 hari untuk beton klas tertentu.
42.3. Menghasilkan perubahan warna atau kembang garam di atas permukaan
semen yang sedang mengeras.
42.4. Menunjukkan reaksi alkali pada bahan batuan. Air harus bebas dari
hidrokarbon dan larutan bubuk dari bahan organik. Larutan suspensi
bubuk dari bahan organik tidak boleh lebih dari 500 bagian untuk tiap juta
bagian suspensi dalam berat. Penyedia Jasa harus mengadakan percobaan
bagi air yang diusulkannya untuk dipakai dan harus menyerahkan catatan-
catatan mengenai percobaan tersebut pada Direksi Lapangan untuk
persetujuannya sebelum meletakkan pekerjan beton percobaan yang
teratur dari beton dan adukan dalam suatu pola dan frekuensi yang
disetujui oleh Pengawas dan harus memberi kepada Direksi Lapangan
salinan catatan dari hasil percobaan.

43. Zat Tambahan


Beton dan adukan harus dibuat dari semen, pasir, kerikil dan air sebagaimana
ditentukan. Tidak boleh ada campuran bahan-bahan lain dengan beton adukan
tanpa persetujuan Direksi Lapangan, Penyedia Jasa boleh memakai zat pelambat
untuk mempermudah persiapan pembuatan dan cara pemakaiannya harus
mendapat persetujuan Direksi Lapangan.

44. Tulangan
44.1. Tulangan baja untuk beton harus seperti ditunjukkan dalam gambar-
gambar dan memenuhi Pasal 3.7 Standar Nasional Indonesia NI-2.
44.2. Untuk tiap-tiap pengiriman baja lunak yang diserahkan ke tempat
pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyediakan apabila ada permintaan
Direksi Lapangan suatu hasil pemeriksaan dari laboratorim. Sesuai
dengan prosedur, hasil tersebut harus disetujui oleh Direksi Lapangan.
44.3. Untuk tiap-tiap kiriman tulangan anyaman baja yang dikirm ke tempat
pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Direksi Lapangan
satu kutipan sertifikat dari pabrik mengenai catatan-catatan pemeriksaan
dan pengujiannya yang berhubungan dengan pemuatan-pemuatan
darimana kiriman itu dibuat.
44.4. Penyedia Jasa harus menyediakan contoh tulangan dari gudang di
lapangan jika dibutuhkan oleh Direksi Lapangan. Tulangan pada waktu
pengecoran beton harus bersih dan bebas dari kerusakan, sisik gilingan
yang lepas dan karat lepas. Batang-batang baja yang telah menjadi
bengkok, tidak boleh diluruskan, atau dibengkokkan lagi untuk dipakai
dipekerjakan tanpa persetujuan Direksi Lapangan.

45. Penyimpanan Bahan Bangunan


45.1. Semua semen harus dikirim ke tempat pekerjaan dalam karung kertas
yang ditandai, utuh dan ditutup sepatutnya atau bungkusan lainnya yang
disetujui. Semua semen harus disimpan dalam gudang tidak terpengaruh
oleh cuaca.
45.2. Lantai dari gudang harus dinaikkan di atas permukaann tanah untuk
mencegahpengisapan air. Penyimpanan di tempat terbuka dapat diizinkan
pada pekerjaan kecil dengan persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan,
dalam hal mana selalu harus ditempatkan di atas tempat yang dilindungi
dengan tutup yang tahan air. Masing-masing kiriman semen harus
disimpan terpisah sedemikian, sehingga ada jalan masuk dengan mudah
untuk pemeriksaan dan pengujian.
45.3. Setelah disetujui Direksi Lapangan penggunaan semen harus menurut
urutan pengiriman.
45.4. Tiap-tiap jenis bahan batuan pasir dan kerikil maupun batu merah, kapur
dan batu-batu harus disimpan dalam petak yang terpisah atau di halaman
yang tanahnya ditutup dengan lembaran logam atau tutup lainnya yang
keras dan bersih, yang harus bisa kering sendiri dan dilindungi dari
pencampuran dengan tanah atau benda-benda lainnya yang merusak.
45.5. Tulangan baja harus disimpan jauh dari tanah dan diganjal untuk
mencegah perubahan bentuknya.
C.2. Kelas dan Mutu
46. Kelas dan Mutu Beton
Kelas dan mutu dari bahan beton harus sesuai dengan Standar Beton Indonesia
NI-2-P.B.I 1971, menurut tabel di bawah ini :

Bk Bm Kategori Dari Pengawasan Terhadap


No Mutu KG/CM2 S = 46 Bangunan
KG/CM2 (Tujuan) Kwalitas Kekuatan
Agregat Tekanan
I BO - - Non Struktur Pemeriksaan Tidak ada
dengan Pengujian
mata
II B1 - - Struktur Pemeriksaan Tidak ada
dengan Pengujian
teliti
K.125 125 200 Struktur Pengujian Pengujian
mendetail akan
dengan analisa diadakan
ayakan
K.175 175 250 Struktur Pengujian Pengujian
mendetail akan
dengan analisa diadakan
ayakan
K.225 225 300 Struktur Pengujian Pengujian
mendetail akan
dengan analisa diadakan
ayakan
III >K.225 >225 >300 Struktur Pengujian Pengujian
mendetail akan
dengan analisa diadakan
ayakan

k = Kekuatan tekan beton karakteristik ialah kekuatan tekan, dimana dari


sejumlah besar hasil-hasil pemeriksaan benda uji, kemungkinan
adanya kekuatan tekan yang kurang dari itu terbatas sampai 5%
saja.
b = Kekuatan tekan beton yang didapat dari masing-masing benda uji
(kg/cm)
bm = Kekuatan tekan beton rata-rata (kg/cm2)

Menurut Rumus :
N b
bm 1 = ------
1 N

N = Jumlah seluruh nilai hasil pemeriksa atau jumlah seluruh benda uji
yang diperiksa yang harus diambil minimum 20 buah.
S = deviasi standar (kg/cm2)
( b bm )2
S = -----------------------
N-1
k = bm 1,64 s

jika tidak ditentukan lain, yang diartikan dengan kekuatan tekan beton senantiasa
ialah kekuatan tekan yang diperoleh dari pemeriksaan benda uji kubus yang
bersisi 15 (+0,06) cm pada umur 28 hari.
47. Komposisi / Campuran Beton
47.1. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir kerikil/batu pecah air
seperti yang ditentukan sebelumnya, semuanya dicampur dalam
perbandingan yang serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai pada
ketentuan yang baik/tepat.
47.2. Untuk beton mutu BO campuran yang biasa untuk pekerjaan non
strukturil dipakai perbandingan dari semen portland, terhadap pasir dan
agregat kasar tidak boleh kurang dari 1:3:5. Banyaknya semen untuk tiap
m3 sedikitnya harus 225 kg.
47.3. Untuk beton mutu B.1 dan K 125, campuran nominal dari semen portland,
pasir dan kerikil/batu pecahan harus digunakan dengan perbandingan
volume 1:2:3 atau 1 : 2 . Banyaknya semen untuk tiap m3 beton harus
tidak kurang dari 275 kg.
47.4. Untuk mutu K 175 dan mutu-mutu lainnya yang lebih tinggi harus dipakai
campuran yang direncanakan (designed mix). Campuran yang
direncanakan diketemukan dari percobaan-percobaann campuran untuk
memenuhi kekuatan karakteristik yang disyaratkan. Banyaknya semen
untuk tiap m3 beton paling tidak harus K 325 kg.
47.5. Tingkat agregat yang kasar untuk kelas II derajat K 125 dan untuk kelas
III derajat K 175 beton berada dalam batas yang ditentukan dalam NI-2-
1971 klausul 3.4. dan Penyedia Jasa harus memperoleh derajat yang patut
apabila diminta oleh Direksi Lapangan dengan mengkombinir ukuran
agregat yang profesional, agar supaya diperoleh derajat yang sepatutnya.
47.6. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton-beton yang dipakai
untuk berbagai pekerjaan (sesuai kelas mutu) harus dipakai dari waktu ke
waktu selama berjalannya pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap
agregat dan beton yang dihasilkan. Perbandingan campuran dan faktor air
semen yang tepat akan ditetapkan atas dasar beton yang dihasilkan, juga
mempunyai kepadatan yang tepat, kekedapan, awet dan kekuatan yang
dikehendaki dengan tidak memakai semen terlalu banyak.
Faktor air semen dari beton (tidak terhitung air yang dihisap oleh agregat)
tidak boleh melampaui 0.55 (dari beratnya) untuk kelas III dan jangan
melampaui 0.60 (dari beratnya) untuk kelas-kelas lainnya.
Pengujian dari beton akan dilakukan oleh Direksi Lapangan dan
perbandinganperbandingan campuran harus diubah jika perlu untuk
tujuan atau penghematan yang dikehendaki, kegairahan bekerja,
kepadatan, kekedapan, awet atau kekuatan dan Penyedia Jasa tidak berhak
atas penambahan kompensasi disebabkan perubahan yang demikian.

48. Perlengkapan Mengaduk


Penyedia Jasa harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai
ketelitian yang cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-
masing bahan pembentukan beton.
Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara pengerjaannya selalu harus
mendapatkan persetujuan Direksi Lapangan.

49. Mengaduk
49.1. Bahan-bahan pembentukan beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin
pengaduk beton yaitu Batch Mixer atau Portable Continous Mixer
selama sedikitnya 1 menit sesudah semua bahan (kecuali untuk air dalam
jumlah yang penuh) ada dalam mixer.Waktu pengadukan ditambah, bila
mesin pengaduk berkapasitas lebih besar dari 1.5 m3. Direksi Lapangan
berwenang untuk menambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan
dan cara pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan
susunan ketentuan dan warna yang merata/seragam. Beton harus seragam
dalam komposisi dari adukan ke adukan, kecuali bila dimintakan adanya
perubahan dalam komposisi.
Dalam pekerjaan mencampur adukan beton, air harus dituangkan lebih
dahulu. Pengadukan yang berlebih-lebihan (lamanya) yang membutuhkan
penambahan air untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki
tidak diperkenankan.
49.2. Penyampuran dengan pencampuran tangan diperkenankan apabila pada
lokasi-lokasi tertentu sebuah Portable Mixer tak mungkin dipergunakan
menurut pandangan Direksi Lapangan. Untuk mempermudah
pencampuran ini, Penyedia Jasa akan membuat beton masif dengan
ketebalan tidak kurang dari 5 cm, licin, rata dengan luas 2 cm2, dibatasi
dengan parapet setinggi 10 cm. Semua kondisi hand-mixing adalah sama
seperti 3.10.1.

50. Suhu
Suhu beton sewaktu dicor/dituang tidak boleh lebih dari 32 derajat celcius dan
tidak kurang dari 43 derajat celcius. Bila suhu dari beton yang ditaruh berada
antara 27 C dan 32 C, beton harus diaduk di tempat pekerjaan untuk kemudian
langsung dicor. Bila beton melebihi 32 C, sebagai yang ditetapkan oleh Direksi
Lapangan, Penyedia jasa harus mengambil langkah-langkah yang efektif,
umpamanya mendinginkan agregat, mencampur air dan mengecor pada waktu
malam hari bila perlu, mempertahankan suhu beton, untuk dicor pada suhu di
bawah 32 C.

51. Cetakan (Bekesting)


51.1. Cetakan haruslah dengan berbagai bentuk, bidang-bidang, batas-batas dan
ukuran dari beton yang diinginkan sebagaimana pada gambar-gambar
atau seperti ditetapkan Direksi Lapangan.
51.2. Cetakan untuk mencetak beton dan membuatnya menurut model yang
dikehendaki harus digunakan bila perlu. Cetakan dapat dibuat dari logam,
lembaran plywood, papan kayu yang dipress atau dari papan yang dipress
halus, dalam keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan
permukaan yang sempurna seperti terperinci di sini.
51.3. Permukaan yang rata dari beton adalah yang dikehendaki pada bagian
jalan air. Cetakan untuk permukaan yang demikian dapat dibuat dari kayu
ataupun dari logam dan harus di dalam segala hal benar-benar berbentuk
dan berukuran yang tetap pada tempat dan bentuknya selama pembebanan
dan berlangsungnya pekerjaan vibrasi pemadatan beton. Usaha yang
sesuai dan efektif harus dilaksanakan pada pembuatan cetakan untuk
menguatkan pinggiran batas dan ujung lainnya dalam arah yang tepat
untuk menghindari terbentuknya pelengkungan-pelengkungan, sisi
pinggiran tersebut atau kerusakankerusakan permukaan beton yang telah
diselesaikan.
51.4. Semua cetakan yang dibangun harus teguh, alat-alat dan usaha-usaha
yang sesuai dan cocok untuk membuka cetakan-cetakan tanpa merusak
permukaann dari beton yang telah selesai harus tersedia. Sebelum beton
dicor, semua material untuk mempermudah melepaskan cetakan harus
dipakai hanya setelah disetujui oleh Direksi Lapangan. Penggunaan
minyak cetakan harus berhati-hati agar tidak kontak dengan besi beton
yang mengakibatkan kurang daya lekat.
51.5. Semua cetakan harus betul-betul teliti dan aman pada kedudukannya
sehingga dicegah pengembangan atau lain gerakan selama penuangan
beton. Mereka dapat dicegah selama pengecoran beton pada pilar-pilar
beton (Concrete Piers), kaki-kaki logam (Metal Pedestral) atau dengan
cara-cara lain yang disetujui. Penyangga cetakan (Perancah) harus
bersandar pada fondasi yang baik sehingga tidak akan ada kemungkinan
penurunan cetakan selama pelaksanaan.
52. Pengecoran
52.1. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan
beton, pemasangan instalasi yang harus ditanam, penyekangan dan
pengikatan dan penyiapanpenyiapan permukaan yang berhubungan
dengan pengecoran yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan.
52.2. Segera sebelum pengecoran beton, semua permukaan cetakan pada
tempat pengecoran beton, lantai kerja harus bersih dari air yang
menggenang, reruntuhan atau bahan lepas.
Permukaan-permukaan dengan bahan-bahan yang menyerap dengan rata
hingga kelembaban (air) dari beton yang baru dicor tidak akan diserap.
52.3. Permukaan-permukaan beton yang lebih dahulu dicor pada mana beton
baru akan dicor, permukaan lama telah begitu mengeras sehingga beton
baru tidak akan berpadu dengan sempurna, ditentukan di sini sebagai
Construction Joints (hubungan konstruksi/ pelaksana). Permukaan
Construction Joints harus bersih dan lembab ketika ditutup dengan beton
baru atau adukan. Pembersihan harus berupa pembuangan semua kotoran,
beton-beton yang mengelupas atau rusak, bahan-bahan asing yang
menutupinya. Permukaan-permukaan Construction Joints harus
dibersihkan dengan cara-cara yang disetujui dan kemudian dicuci
seluruhnya dengan penyemprotan air dengan tekanan udara segera
sebelum pengecoran beton baru. Pembersihan dan pencucian harus
dilaksanakan pada kesempatan terakhir dari pengecoran beton. Semua
genangan-genangan air harus dibuang dari permukaan Construction Joints
sebelum beton baru dicor.
52.4. Semua Construction Joints atau expansion joints seperti ditunjukkan pada
gambar harus dibersihkan seluruhnya dari kelebihan-kelebihan beton atau
material dengan menggaruk atau cara lain yang disetujui Direksi
Lapangan.
52.5. Alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus sedemikian
sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang diinginkan dapat
dibawa ke tempat pekerjaan tanpa adanya pemisahan dan kehilangan
bahan yang menyebabkan perubahan nilai slump.
52.6. Beton dicor dilaksanakan pada waktu Direksi Lapangan serta Pelaksana
Penyedia Jasa yang setaraf ada di tempat kerja.
Setelah permukaan disiapkan baik-baik, permukaan-permukaan
Construction Joints dimana beton baru akan dicorkan harus dilapisi
dengan penutup yang terbuat dari adukan semen (air semen) atau ditutup
dengan lapisan spesi/mortel harus mempunyai perbandingan semen dan
pasir seperti campuran beton yang bersangkutan kecuali ditentukan lain,
demikian juga konsistensinya. Adukan harus dihamparkan merata dan
harus rata juga pada permukaan yang tidak beraturan. Beton harus segera
dicor saat adukan yang masih baru (fresh). Dalam pengecoran beton pada
Construction Joints yang telah dibentuk, penjagaan khusus harus
dijalankan untuk menjamin agar beton yang baru menjadi rapat betul
dengan permukaan joints (sambungan) dengan pembobokan memakai
alat-alat yang cocok.
52.7. Pencampuran/penumbukan kembali beton tidak diperkenankan. Beton
yang sudah mengeras dalam hal mana pengecoran yang tepat untuk
dituang/dicor harus diusahakan agar pengangkutannya ke tempat posisi
terakhir sependek mungkin. Sehingga pada waktu pengecoran tidak
mengakibatkan pemisahan antara kerikil dan spesinya.
52.8. Kecuali ada penyetopan/pemotongan oleh hubungan (joints), semua
penuangan beton harus selalu kira-kira berlapis-lapis horizontal dan
umumnya tebalnya tidak lebih dari 50 cm. Direksi / Pengawas
mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran
dengan tebal lapisan-lapisan 50 cm tidak dapat memenui spesifikasi-
spesifikasi ini.
Semua pertemuan/sambungan dan hubungan konstruksi dengan
permukaan beton, harusdibuat menerus dan rata atau tegak jika tidak
ditentukan di dalam kontrak, jumlah dan lokasi dari hubungan konstruksi
harus dimintakan persetujuan Direksi Lapangan.
52.9. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama
sedemikian sehingga spesi/mortel terpisah dari agregat kasar.
52.10. Ember-ember beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan tepat
pada slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran pada
mana mekanisme pembuangan harus dibuat dengan kapasitas sedikitnya
0,035 m3 sekali tuang. Ember beton harus mudah untuk
diangkat/diletakkan dengan alat-alat lainnya dimana diperlukan, terutama
bagi lokasi-lokasi yang terbatas.
52.11. Keadaan construction joints harus mendekati horizontal jika tidak ada
ketentuan lain dari yang ditunjukkan pada gambar atau diperintahkan oleh
Direksi / Pengawas.
52.12. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan tertentu,
sehingga ia bebas dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat
semua permukaan-permukaan dari cetakan dan material yang diletakkan.
Dalam pemadatan setiap lapisan dari beton, kepala, alat penggetar
(vibrator) harus mengenai bagian atas dari lapisan yang terletak di bawah.
Semua beton harus dipadatkan dengan alat penggetar type immersion
teroperasi dengan kecepatan paling sedikit 7000 putaran permenit.

53. Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan


53.1. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan cetakan harus dikerjakan
dengan hati-hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton.
Segera sesudah cetakan-cetakan dibuang, permukaan beton harus
diperiksa dengan hatihati. Permukaan-permukaan yang tidak beraturan
harus segera diperbaiki sampai disetujui Direksi Lapangan.
53.2. Umumnya diperlukan waktu minimum dua hari sebelum cetakan dibuka
untuk dindingdinding yang tidak bermuatan dan cetakan-cetakan samping
lainnya; tujuh hari untuk dinding-dinding pemikul dan saluran serta 14
hari untuk dek-dek jembatan.

54. Perawatan (Curing)


54.1. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan disini.
Direksi/Pengawas berhak menentukan cara perawatan bagaimana yang
harus digunakan pada bagian-bagian pekerjaan.
54.2. Beton harus tetap basah paling sedikit 14 hari terus menerus (segera
sesudah beton cukup keras untuk mencegah kerusakan) dengan cara
menutupnya dengan bahan yang dibasahi air atau dengan pipa-pipa
berlubang-lubang, penyiram mekanis atau cara-cara yang disetujui yang
akan menjaga agar permukaan selalu basah. Air yang digunakan dalam
perawatan (curing) harus memenuhi maksud-maksud spesifikasi-
spesifikasi air untuk campuran beton.

55. Perlindungan (Protection)


Penyedia Jasa harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan
sebelum penerimaan terakhir oleh Direksi Lapangan. Permukaan beton yang
terbuka kecuali permukaan-permukaan yang tertutup oleh white pigmentod
sealing compound, harus dilindungi terhadap sinar-sinar matahari yang langsung
paling sedikit 3 hari sesudah pengecoran. Perlindungan semacam itu harus dibuat
effective dan dapat dilaksanakan sesudah pengecoran beton tanpa cetakan atau
sesudah pembukaan cetakan-cetakan.
56. Penyelesaian-penyelesaian dan Penyempurnaan
56.1. Penyempurnaan-penyempurnaan beton harus dilaksanakan oleh tukang
yang ahli dan disaksikan oleh Direksi Lapangan. Permukaan-permukaan
beton akan diuji/dites oleh Direksi Lapangan dimana perlu untuk
menentukan apakah ketidak teraturan permukaan berada dalam batas-
batas yang ditentukan di sini. Ketidak teraturan digolongkan sebagai
sekonyong-konyong (abrupt) atau lambat laun (gradual). Offiset yang
disebabkan oleh pemindahan atau penempatan cetakan yang salah yang
membentuk garis-garis, yang disebabkan mata kayu lepas pada cetakan
atau kerusakan lain dari kayu, akan dianggap sebagai ketidak teraturan
yang sekonyong-konyong (abrupt) dan akan diuji dengan menggunakan
pengukuran langsung. Semua ketidak teraturan lainnya dapat dianggap
sebagai ketidak teraturan yang gradual dan akan diperiksa dengan
mempergunakan template, terdiri dari alat dengan pinggiran yang lurus
atau melengkung untuk permukaan yang melengkung. Panjang template
tersebut harus 1,5 m untuk pengujian permukaan hasil cetakan dan 3 m
untuk permukaan yang tidak pakai cetakan. Sebelum menerima
pekerjaannya, Penyedia Jasa harus membersihkan semua permukaan yang
terbuka dari kerak-kerak dan karat yang tidak nampak kecuali bila
ditentukan secara lain.

56.2. Permukaan dalam yang tidak bercetakan harus dibuat miring untuk
drainase seperti ditunjukkan pada gambar-gambar atau sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi Lapangan. Bila tidak ditentukan secara lain
tingkat-tingkat penyelesaian untuk permukaan yang tidak bercetakan
adalah sebagai berikut :
(a) Permukaan yang tidak bercetakan yang akan ditutup dengan urugan
(backfill) atau dengan beton harus diselesaikan dengan meratakannya
secara memuaskan dan penambalan untuk menghasilkan permukaan
yang sama.
(a) Penyelesaian dengan sendok baja yang keras (hard steel trowel) harus
dipakai terhadap permukaan yang tidak bercetakan yang terbuka atau
mudah terkena air yang mengalir, kecuali permukaan dek jembatan
yang akan menjadi jalan lalu lintas orang-orang berjalan kaki atau
kendaraan harus diselesaikan dengan memakai tangan atau
perlengkapan yang digerakkan dengan mesin. Peralatan dan troweling
harus dimulai segera sesudah permukaan yang diratakan telah cukup
keras menghasilkan permukaan yang bebas dari bekas-bekas plesteran
dan harus sama dalam susunannya. Ketidakrataan pada permukaan,
diukur menurut pasal 3.17.1 tidak diperkenankan lebih dari 6 mm
untuk ketidakrataan yang gradul dan bekas-bekas pahatan atau
ketidakrataan yang sekonyong-konyong.

57. Perbaikan Permukaan Beton


57.1. Bila sesudah pembukaan cetakan ada beton yang tidak menurut gambar
atau ternyata ada permukaan yang rusak atau keluar dari garis sesuai
dengan spesifikasi ini, harus dibuang dan diganti oleh Penyedia Jasa atas
bebannya sendiri kecuali bila Direksi Lapangan memberikan izinnya
untuk menambal tempat yang rusak, dalam hal mana penambalan harus
dikerjakan seperti yang telah tercantum dalam pasal-pasal berikut.
57.2. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan ialah yang
terdiri dari sarang kerikil, kerusakan karena cetakan, lubang-lubang
karena keropos, lubang-lubang baut, ketidak rataan oleh pengaruh
sambungan-sambungan cetakan dan bergeraknya cetakan. Ketidak rataan
dan bengkok harus dibuang dengan pemahat atau dengan alat lain dan
seterusnya digosok dengan batu gurinda. Semua lubang harus terus
menerus dibasahi selama 24 jam sebelum di cor , dan seterusnya
disempurnakan.
57.3. Jika menurut pendapat Direksi Lapangan hal-hal yang tidak sempurna
pada bagian bangunan-bangunan yang akan terlihat sedemikian, sehingga
dengan penambahan saja tidak akan menghasilkan sebuah dinding yang
tidak memuaskan kelihatannya, Penyedia Jasa diwajibkan untuk menutupi
saluran dinding (dengan spesi plester) demikian juga dinding yang
berbatasan (yang bersambungan), sesuai dengan instruksi dari Direksi
Lapangan.
57.4. Cacat lubang-lubang baut angker dan tempat cukilan dari sarang kerikil
yang akan diperbaiki, harus diisi dengan spesi/mortel tambalan yang
kering yang disusun dari satu bagian semen portland dengan dua bagian
pasir beton bersama dengan bahan pengisi yang susut, yang disetujui oleh
Direksi Lapangan, dalam jumlah yang diperinci oleh pabrik dan dengan
air yang cukup sehingga sesudah bahan-bahan spesi dicampur akan
melekat satu sama lain dan apabila diremas-remas menjadi bola dan
ditekan dengan tangan tidak akan mengeluarkan air. Spesi penambal
harus dikerjakan dengan lapisanlapisan yang tipis dan selalu dipadatkan
dengan alat yang cocok. Ketelitian diharapkan pada pengisian baut-baut
angker dan lubang-lubang pipa hingga seluruhnya dapat diisi penuh
dengan spesi yang padat.

58. Pengujian Beton


58.1. Penyedia Jasa harus melakukan tes beton sesuai prosedure yang
disyaratkan oleh Direksi Lapangan.
58.2. Bila pengecoran beton untuk bangunan permanen, Penyedia Jasa harus
melaksanakan Slump Test pada waktu mulai menuangkan beton. Slump
Test harus dilaksanakan sesuai dengan prosedure standar. Kecuali
diperintahkan lain, slump harus lebih dari 50 mm dan tidak boleh lebih
dari 100 mm.
58.3. Percobaan beton, dari bahan batu yang diatur pada pasal 3.02 dan
kandungan air harus dilakukan sesuai prosedure standar dan pada
persetujuan Direksi Lapangan. Khususnya kubus beton yang dibentuk
dalam cetakan tidak kurang dari 150 mm kubus. Paling sedikit 6 kubus
dibuat dari masing-masing pengecoran untuk diuji, 3 kubus diuji sesudah
7 hari dan 3 kubus sesudah 21 hari.
58.4. Penyedia Jasa harus membuat catatan-catatan untuk tiap pengujian, yang
memberikan keterangan secukupnya. Penyedia Jasa harus membuat
catatan dalam bentuk yang disetujui oleh Direksi Lapangan dalam
rangkap tiga, dan menyerahkan kepada Direksi Lapangan tidak lebih dari
3 hari sesudah tiap percobaan selesai dilaksanakan.

59. Mengawasi dan Mencampur Bahan


59.1. Penyedia Jasa harus membuat secara akurat perbandingan dari beton
berdasar ukuran volume.
59.2. Air harus ditambah pada bahan batuan, pasir dan semen di dalam mesin
pengaduk mekanis, banyaknya harus menurut jumlah paling kecil yang
diperlukan untuk memperoleh pemadatan penuh. Alat pengukur air harus
dapat menunjukkan secara akurat volume yang diminta dan harus
didesign sedemikian rupa sehingga supply air akan secara otomatis
berhenti kalau jumlah air yang dikehendaki sudah disalurkan ke dalam
alat pencampur beton. Dan kemudian bahan-bahan beton harus benar-
benar tercampur.
59.3. Beton pencampur hanya boleh digunakan dengan mendapat persetujuan
Direksi Lapangan lebih dahulu. Apabila pencampuran beton kelas Direksi
Lapangan diijinkan dilakukan dengan tangan, maka semen, bahan batuan
dan pasir harus dicampur di atas lantai kayu yang rapat.
59.4. Bahan-bahan harus dibalikkan paling sedikit dua kali dalam keadaan yang
kering, dan paling sedikit tiga kali sesudah air telah dicampurkan, sampai
campuran beton mencapai warna dan kekentalan yang sama. Penyedia
Jasa harus merencanakan tempat dari alat pencampur dan tempat bahan-
bahan untuk memberi ruang kerja yang cukup. Rencana ini harus
diserahkan untuk mendapat persetujuan Direksi Lapangan, sebelum alat
pencampur dan bahan-bahan diletakkan.

60. Mengangkat, Menempatkan dan Memadatkan Beton


60.1. Beton harus dibawa sedemikian rupa sehingga sampai di tempat
penuangan, ia masih masih mempunyai mutu yang ditentukan dan
kekentalan yang dibenarkan, tak ada terjadi penambahan atau
pengurangan apapun sejak ia meninggalkan tempat adukan.
60.2. Penyedia Jasa harus mendapat persetujuan Direksi Lapangan atas
pengaturan yang diusulkannya, sebelum pekerjaan pembetonan dimulai.
60.3. Beton tidak diijinkan untuk dijatuhkan atau digelincirkan secara tak
terkendalikan dari ketinggian lebih dari 1,5 m tanpa harus diaduk lagi.
Pengecoran harus dilaksanakan terus menerus sampai ke tempat
sambungan cor yang disediakan sebelum permulaan pembetonan.
60.4. Penyedia Jasa harus memperhatikan pemadatan dari beton sebagai
pekerjaan yang besar yang penting dengan tujuan untuk menghasilkan
beton rapat air dengan kepadatan terbesar. Pemadatan harus dibantu
dengan mengakibatkan bergeraknya tulangan dan acuan. Jumlah dan jenis
alat getar yang tersedia untuk dipakai pada setiap masa pembetonan,
harus dengan persetujuan Direksi Lapangan.

61. Sambungan Mencor Beton


61.1. Penjelasan dan kedudukan dari tempat sambungan-sambungan cor harus
diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan persetujuan
pekerjaan berlangsung.
61.2. Tempat sambungan harus ditempatkan sedemikian rupa, sehingga
pengaruh dari penyusutan dan suhu sangat dapat diperkecil. Dimana
pekerjaan beton memanjang atau meluas dan jika menurut pendapat
Direksi Lapangan mungkin dilaksanakan, maka Penyedia Jasa harus
mengatur rencana pelaksanaan sedemikian rupa, sehingga beton sudah
mempunyai umur 4 minggu sebelum beton baru diletakkan terhadapnya.
61.3. Sambungan cor harus rapat air, dan harus dibentuk dalam garis-garis lurus
dengan acuran yang kaku tegak lurus pada garis tegangan pokok dan
sejauh mungkin dapat dilaksanakan pada tempat gaya lintang yang
terkecil. Itu harus disetujui oleh Direksi Lapangan. Sebelum beton yang
baru dicor disamping beton sudah mengeras, beton yang lama harus
dibersihkan dari batuan-batuan di atas seluruh penampangnya dan
meninggalkan permukaan kasar tak teratur serta bebas dari buih semen.
61.4. Ukuran vertikal dari beton yang dituangkan pada saat hari Pelaksanaan
harus tidak lebih dari 1,5 m dan ukuran mendatang harus tidak lebih dari
7 m tanpa mendapat persetujuan lebih dahulu dari Direksi Lapangan.

D. PASANGAN BATU
D.1. Bahan-bahan
62. Batu Gunung
Batu yang dipakai pada pekerjaan yang ditunjukkan dalam gambar-gambar
seperti pasangan batu kali atau batu gunung haruslah batu yang bersih dan keras,
tahan lama dan homogen menurut persetujuan Direksi Lapangan dan bersih dari
campuran besi, noda-noda, lubang pasir, cacat atau ketidak sempurnaan lainnya.
Batu tersebut harus diambil dari sumber yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
63. Bata
63.1. Semua bata harus baru dan bermutu paling baik. Bata-bata itu harus keras,
utuh dan dibakar dengan baik, sama ukurannya, kuat, lurus dan tajam
sudut-sudutnya atau yang ditentukan oleh Direksi Lapangan.
63.2. Contoh dari bata harus diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk
mendapat persetujuan. Tiap-tiap kiriman yang diantar ke tempat kerja,
harus sama mutunya dengan contoh yang sudah disetujui oleh Direksi
Lapangan. Bata-bata yang diantar ke tempat kerja harus dibongkar dari
kendaraan dengan tangan dan dijaga supaya bata-bata tidak menjadi
patah.

64. Adukan (Campuran)


64.1. Adukan untuk pasangan batu kali terdiri dari PC dan pasir dengan
perbandingan 1:4 seperti disebutkan dalam Spesifikasi atau gambar untuk
masing-masing pekerjaan.
64.2. Jika tidak ditentukan lain, adukan yang dipakai untuk pasir bata menurut
perbandingan isi harus terdiri semen PC : pasir 1:4 untuk pekerjaan biasa,
dan semen PC : pasir 1:3 untuk pasangan kedap air atau lainnya yang
diperintahkan oleh Direksi Lapangan.
64.3. Pasir harus sama dengan yang disyaratkan untuk pekerjaan beton pada
Pasal 3.2. Pasir haruslah mempunyai gradasi yang baik dan kekasaran
yang memungkinkan untuk menghasilkan adukan yang baik.
64.4. Semen merah haruslah memenuhi persyaratan dari standar Indonesia NI-
20. Ini semua harus langsung dipasang dengan baik untuk persetujuan
Direksi Lapangan.
64.5. Air yang dipakai untuk membuat adukan haruslah memenuhi Pasal 3.3.
Hanya air yang baik yang dapat dipakai untuk menghasilkan seperti apa
yang ditentukan.
64.6. Cara dan alat yang dipakai untuk mencampur haruslah sedemikian rupa
sehingga jumlah dari setiap bahan adukan bisa ditentukan secara tepat dan
disetujui oleh Direksi Lapangan.
64.7. Adukan harus dicampur sebanyak yang diperlukan untuk dipakai dan
adukan tidak dipakai selama 30 menit harus dibuang. Pemakaian kembali
dari adukan tidak diperkenankan.

65. Kerikil Landasan (Gravel Backing)


Kerikil landasan harus terdiri dari kerikil sungai yang bersih, keras dan tahan
lama atau pecahan batu dengan gradasi baik, dari 50 mm sampai 100 mm,
kesemuanya menurut persetujuan Direksi Lapangan.

66. Saringan Kerikil


66.1. Saringan kerikil dengan pembagian butir tertentu harus terdiri dari bahan
yang mengandung silikat, bersih keras dan tahan lama serta bebas dari
lapisan yang melekat, seperti tanah liat. Bahan tersebut tidak boleh
mengandung besi belerang, batu bara, mika, batu lempung atau bahan-
bahan lainnya yang berpori atau rapuh.
66.2. Kerikil harus terdiri dari butiran bulat dan harus mempunyai pembagian
butir sedemikian sehingga memenuhi syarat-syarat seperti di bawah ini :
(a) 50% berukuran antara 5 sampai 8 kali dari bahan yang ia lindungi.
(b) Keragamannya harus dengan bahan yang ia lindungi. Keseragaman
ialah perbandingan antara yang berukuran 60% dengan yang
berukuran 10% (ukuranX persen dari suatu bahan seperti ditentukan
dalam pasal ini adalah ukuran lubang ayakan yang dapat meloloskan
X % dari contoh bahanyang diayak).
Penyedia Jasa harus mengadakan pengujian terhadap butir jika Direksi
Lapangan membutuhkannya, untuk meyakinkan syarat-syarat Spesifikasi
tetap diikuti.
67. Saringan Pasir
Pasir untuk saringan pada umumnya harus sesuai dengan ketentuan Standar
Nasional Indonesia untuk bahan batuan halus, tetapi harus merupakan pasir kasar
dan mudah dilalui air menurut persetujuan Direksi Lapangan.

68. Penyimpanan Bahan-bahan


Semen dan pasir untuk adukan harus disimpan seperti yang disyaratkan pada
Pasal 3.8. Kapur dan semen merah harus disimpan di dalam kotak, di atas beton
atau lembaran logam atau lantai kayu untuk mencegah tergenang dari air, dan
juga harus dilindungi dengan atap atau penutup yang tahan air lainnya.

69. Penyelesaian Sambungan


Kecuali jika ditentukan lain, sambungan yang kelihatan harus disiar rata dan
halus dengan adukan semen PC : Pasir 1:3, pada waktu pekerjaan sedang
berlangsung, dengan menjaga supaya dijamin adanya keseragaman warna.
Selanjutnya sambungan yang tidak kelihatan harus diisi rata dengan adukan.

D.2. Pasangan Batu Gunung


70. Ukuran Batu
70.1. Pasangan batu harus dari batu yang dipecahkan dengan palu besar yang
berukuran sembarangan, sehingga kalau dipasang bisa saling menutup.
70.2. Setiap batu harus berukuran antara 10 cm dan 20 cm atau dengan
berat 6 kg dan 15 kg, akan tetapi batu yang lebih kecil dapat dipakai atas
persetujuan Direksi / Pengawas, ukuran maksimum harus memperhatikan
tebal dinding, harus pula memperhatikan batasan seperti tercantum di
atas.

71. Alas dan Sambungan


71.1. Tiap batu untuk pasangan harus seluruhnya dibasahi lebih dahulu sebelum
dipakai dan harus diletakkan dengan alasnya tegak lurus kepada arah
tegangan pokok. Setiap batu harus diberi alas adukan, semua sambungan
diisi padat dengan adukan pada waktu pekerjaan berlangsung. Tebal
adukan tidak lebih dari 50 mm lebarnya, serta tidak boleh ada batu yang
berimpit satu sama lain.
71.2. Pasak tidak boleh disisipkan sesudah semua batu baru selesai dipasang.

72. Pasangan Batu pada Permukaan


72.1. Pasangan batu pada permukaan yang kelihatan harus menyatukan batu
belah yang dipasang dengan paling sedikit satu batu pengikat untuk tiap-
tiap meter persegi. Pekerjaan ini harus naik secara bersama-sama dengan
pasangan bagian dalam agar supaya batu pengikat dapat dipasang dengan
sebaik-baiknya.
72.2. Batu-batu harus dipilih dan diletakkan dengan hati-hati sehingga tebalnya
adukan tidak kurang dari pada rata-rata 20 mm. Semua pekerjaan batu
pada permukaan yang kelihatan harus disiar.

73. Pipa Peresapan


Tembok-tembok penahan, pasangan miring dan tembok-tembok kepala harus
dilengkapi dengan suling-suling. Suling-suling apabila saluran terletak dalam
galian (untuk saluran dalam timbunan suling suling tak perlu dipasang). Suling
- suling harus dibuat dari pipa PVC dengan diameter 50 mm dan paling tidak satu
buah untuk setiap 2 m2 permukaan.
Setiap ujung pemasukan dari suling-suling harus dilengkapi dengan saringan.
Saringan ini bisa terbuat dari kerikil dan pasir serta pada bagian terluar ditutup
dengan ijuk sesuai gambar.
74. Sambungan Gerak Sederhana
Apabila diperintahkan atau tertera dalam gambar sambungan gerak sederhana
harus dibuat/dipasang pada bagian pasangan batu yang tidak direncanakan untuk
tahan air. Umumnya sambungan gerak sederhana dibutuhkan bilamana terdapat
suatu penyambungan dengan bangunan lama yang akan mempunyai tingkat
penurunan (settlement) yang berbeda.
Sambungan gerak sederhana harus dibentuk dengan memasang susunan batu
yang terdiri dari batu bergradasi sebagai filter di belakang pasangan batu pada
bagian sambungan, setinggi sambungan tadi.
Filter ini harus terdiri dari batu dan kerikil terpilih, dan baik untuk menahan
hilangnya/ hanyutnya bahan filter dan harus di bagian luas diberi lapisan penutup
ijuk setebal 30 mm atau geotextil membrane yang diijinkan.

75. Contoh Pekerjaan


Pada permulaan pekerjaan pasangan batu, Penyedia Jasa harus membuat contoh
tembok (pasangan batu) sehingga mutu dan wujudnya disetujui oleh Direksi
Lapangan. Semua pekerjaan berikutnya harus sederajat dengan atau lebih baik
dari contoh yang disetujui.

76. Perlindungan Perawatan


Dalam membangun pekerjaan batu dalam cuaca yang tidak menguntungkan dan
dalam melindungi dan merawat pekerjaan yang telah selesai. Penyedia Jasa harus
memenuhi persyaratanpersyaratan yang sama seperti yang ditentukan untuk
beton. Pekerjaan pasangan jangan dilaksanakan pada hujan deras atau hujan yang
cukup lama sehingga mengakibatkan adukan larut. Adukan yang dipasang akan
larut karena hujan harus dibuang dan diganti sebelum pekerjaan pasangan
selanjutnya diteruskan. Pekerja tidak dibolehkan berdiri di atas pasangan batu
atau pasangan batu kosong yang belum mantap.

77. Urugan Kembali dan Urugan di Belakang Pasangan Batu


Sebelum mengurug kembali pada bagian muka pasangan yang tidak kelihatan,
pasangan batunya harus dilapisi kasar dengan adukan, semen : pasir 1:4 setebal
20 mm. Urugan tidak boleh dilakukan sebelum mendapat persetujuan dari
Direksi Lapangan dan bahan urugan harus pasir yang kasar dan mudah dilalui air.

D. 3. Plesteran
78. Pekerjaan Plesteran
Bila diperintahkan, dinding dan lantai baik lama maupun baru terbuat dari
pasangan bata/ batu kali diplester dengan adukan PC : pasir 1:3. Campuran untuk
pekerjaan plesteran harus memenuhi persyaratan untuk bahan dan campuran pada
Pasal 4.03. Pekerjaan plesteran dikerjakan 1 lapis sampai jumlah ketebalan 1 cm
dan dihaluskan dengan air semen. Apabila tidak diperintahkan lain, pasangan
harus diplester pada bagian atas dari dinding, bagian tepi pasangan pada
sorongan/pipa saluran, dan selebar 0.10 m di bawah tepi atas dinding dan
pasangan sorongan/pipa saluran.

79. Pekerjaan Siaran


Sebelum pekerjaan siaran dimulai, semua bidang sambungann diantara batu
muka harus dikorek sebelum ditutup dengan adukan. Permukaan harus
dibersihkan dengan memakai kawat dibasahi. Adukan untuk siaran harus
campuran 1 PC : 2 pasir (1:2) kecuali ditentukan lain.
Pekerjaan Siaran dapat dibagi atas :
a. Siaran Tenggelam (masuk ke dalam 0,5 cm - 1 cm)
D. 4. Pekerjaan Perlindungan
80. Penyiapan Permukaan Tanah untuk Lantai Kerja
Penyedia Jasa harus menyiapkan permukaan galian tanah untuk pondasi dengan
lapisan lantai kerja menurut ukuran yang ditentukan. Kemudian penyaringan
kerikil seperti ditentukan, ditekankan ditempatkan di atas permukaan tanah
tersebut, dengan ketebalan yang sesuai dengan gambar untuk membuat
permukaan yang rata dan sejajar dengan permukaan yang direncanakan untuk
lantai kerja.

81. Lantai Kerja Blok Beton


Dimana ditunjukkan dalam gambar-gambar, Penyedia Jasa harus menyediakan
dan meletakkan lantai kerja blok beton di atas muka tanah galian untuk pondasi
yang disiapkan sesuai ukuran yang ditentukan. Blok beton harus disiapkan
sampai ukuran yang disetujui Direksi Lapangan. Blok beton harus dilengkapi
dengan pengait dengan persetujuan Direksi Lapangan. Blok-blok harus
diletakkan dan dialasi dengan seksama untuk membuat permukaan yang benar-
benar rata, dengan sambungan terbuka sejajar lebar 1 cm antara tiap-tiap blok.
Semua itu harus dari beton klas K 125.

82. Lantai Kerja Batu Kosong


Dimana ditunjukkan gambar-gambar, Penyedia Jasa harus menyediakan dan
meletakkan lantai kerja batu kosong, terdiri dari batu pecah kasar sedemikian
sehingga semuanya cocok satu sama lain. Tiap batu mempunyai panjang dan
lebar yang tidak kurang dari 20 cm dan tebal yang tidak kurang dari yang tertera
dalam gambar. Batu harus diberi landasan pasir dan diletakkan pada dasar
alamiah sedemikian, sehingga permukaan yang telah selesai merupakan bidang
yang benar-benar rata.

83. Lantai Kerja Pasangan Batu


Dimana ditunjukkan pada gambar-gambar, Penyedia Jasa harus menyediakan dan
meletakkan lantai kerja pasangan batu yang telah ditetapkan.

84. Drain dari Batu


Dimana ditunjukkan dalam gambar-gambar, Penyedia Jasa harus membuat drain
dari batu yang dibungkus dengan ijuk menurut ukuran yang ditentukan. Drain
harus terdiri dari parit-parit yang digali dan diisi kembali dengan batu belah yang
dibungkus dengan ijuk. Batu belah harus terdiri dari batu yang akan tertinggal di
atas ayakan 40 mm.

85. Bronjong dan Matras


Dimana ditunjukkan dalam gambar-gambar, Penyedia Jasa harus membuat
bronjong kawat dan menempatkannya dalam keadaan seperti diuraikan di bawah
ini, termasuk penyiapan permukaan tanahnya.
Batu-batu untuk bronjong harus seperti yang ditentukan dalam Pasal 1.01 dengan
ukuran tidak kurang dari 15 cm dan tidak lebih dari 25 cm. Batu yang dipakai
dipilih berbentuk bulat.
Bronjong kotak dan bersusun harus mempunyai batas pemisah bagian dalam
dengan bahan kawat dan bentuk anyaman yang sama. Batas pemisah ditempatkan
sedemikian membentuk matras berukuran 2 m x 0.60 m. Hubungan antara
bronjong atau matras harus terikat erat dengan kawat pada ujung-ujungnya
sehingga menjadi satu kesatuan. Bronjong untuk penahan tanah harus
ditempatkan bagian yang bersinggungan dengan tanah diberi lapisan filter kerikil,
geotextile atau lapisan ijuk. Pengerjaan bronjong harus sesuai dengan Standar
Nasional Indonesia PBUI-1982.
Apabila bronjong ditempatkan pada lapisan saringan maka harus dikerjakan
dengan hati-hati untuk mencegah kerusakan kawatnya. Bronjong harus diikat
kawat dengan erat-erat pada bronjong berdampingan sepanjang tepinya.
Ukuran dari bronjong seperti ditunjukkan di dalam gambar atau diperintahkan
oleh Direksi Lapangan, dengan anyaman bentuk segi enam beraturan yang jarak
sisi-sisinya 13-15 cm, serta sisi anyaman yang dililit harus terdiri dari tiga lilita.
Kecuali ditentukan lain oleh Direksi Lapangan, maka ukuran kawat yang
digunakan adalah berdiameter 4 mm.

86. Batu Kosong (Rip-Rap)


Batu untuk rip-rap harus keras, padat dan tahan lama dengan berat jenis tidak
kurang dari 2,4. Tiap-tiap batu harus mempunyai ukuran bentuk kira-kira sama
dengan ukuran 20-30 cm untuk slope protection dan minimal 40 cm untuk
penahan gerusan pada bendung dan pekerjaan sungai lainnya. Pekerjaan
lindungan dengan rip-rap termasuk pula penyediaan lapisan filter kerikil pasir
seperti ditunjukkan dalam gambar.

87. Pekerjaan Plesteran


Apabila di permukaan dinding dan lantai dari pasangan batu kali yang ada
maupun yang baru harus diplester dengan adukan 1 Pc : 3 Psr. Adukan untuk
pekerjaan plesteran harus memenuhi persyaratan untuk bahan dan campuran.
Pekerjaan plesteran dikerjakan secara 2 lapis sampai ketebalan 2 cm. Apabila
tidak diperintahkan lain, pasangan harus diplester pada bagian atas dari dinding,
ujung-ujung saluran pasangan, dan untuk 0.10 m di bawah tepi atas dinding atau
sesuai dengan yang tertera pada gambar. Tempat kedudukan pintu Romijn,
temboknya harus diplester licin penuh dari bagian atas lengkung depan sampai
hilir pada looplank (Jembatan Pelayanan). Pertemuan pasngan (plesteran sudut)
selebar 8-10 cm untuk bangunan kecil dan 15 cm untuk bangunan yang besar,
sedang pada samping kusen pintu-pintu sorong, diplester tegak selebar 20 cm.
Plesteran juga dilakukan pada alur skot balk.
Sebelum pekerjaan plesteran dilakukan maka bidang dasar harus dibuat kasar dan
bersih. Pekerjaan plesteran harus rata, lurus, rapi dan halus. Setelah pekerjaan
plesteran cukup kering, kemudian harus dipelihara dengan siraman air secara
rutin.

D.5. Lining
88. Lining Pasangan Batu
Pekerjaan lining pada saluran harus dikerjakan sesuai dengan penjelasan pada
gambar.

89. Lining Beton Pra Cetak


Bahan dan pengerjaan pelat beton para cetak harus memenuhi ketentuan Pasal
3.01. sampai pasal 3.11. dari spesifikasi. Beton yang dipakai untuk pembuatan
pelat harus beton K 175 denan ukuran kerikil maksimum 2 cm. Ukuran pelat,
panjang saluran yang akan dipasang lining serta batas-batas dan ketinggiannya
harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan gambar atau menurut petunjuk
Direksi Lapangan.

90. Pencetakan Pelat


Pencetakan pelat beton pra cetak harus dikerjakan di tempat yang sudah dipilih
dengan persetujuan Direksi Lapangan sebelumnya. Pelat harus dicetak di atas
dasaran yang dipersiapan khusus untuk itu, harus diperhatikan pencegahan
terjadinya perubahan bentuk dari cetakan selama dan sesudah pengecoran.
Disarankan agar lantas dasar benar-benar harus rata dan keras. Bila pelat dicetak
di atas tanah asli, permukaannya harus dilapisi dengan plywood atau dengan
bahan lain untuk mendapatkan dasar yang rata dan keras. Tempat pencetakan
harus ditutup dengan atap sementara, hingga pelat yang baru dicetak terlindung
dari sinar matahari dan hujan. Perlindungan terhadap matahari dan hujan tidak
boleh di bawah pohon-pohon yang rindang.
Cetakan untuk membuat pelat beton dapat berupa unit tunggal atau ganda dapat
dibuat dari kayu, pelat besi atau bahan lainnya yang sesuai, dengan syarat cukup
kuat, rapat air dan tahan terhadap bekerjanya beton.
Bila dipakai cetakan kayu maka disarankan untuk melapisi bagian dalam dengan
pelat seng atau bahan lainnya. Cetakan harus dibuat demikian hingga dapat
dibuka dengan mudah tanpa merusak sisi-sisinya dan sudut-sudut pelat.
Membuka cetakan harus dikerjakan tanpa memukul, waktu membuka harus
mendapat persetujuan Direksi Lapangan, meskipun hal ini tidak akan
membebaskan Penyedia Jasa dari kewajibannya untuk membuat pelat beton yang
mutu dan bentuknya memenuhi standar.
Untuk tiap-tiap pencetakan pelat harus ada jumlah cetakan yang cukup. Sesaat
sebelum pengecoran dimulai bagian dalam dari cetakan disapu/disemir dengan
minyak cetak yang disetujui Direksi Lapangan. Pemakaian minyak disel, mineral
atau minyak mesin tidak diperkenankan.
Bila cetakan sudah dibuka, maka sisi dalam terutama sudut-sudutnya harus
dibersihkan kemudian diminyaki lagi untuk pencetakan berikutnya. Beton harus
dicor dalam lapis-lapis dan dipadatkan dengan sebaik-baiknya, harus dijaga agar
beton dapat memenuhi ruang cetak seluruhnya. Permukaan atasnya kemudian
digosok sampai halus.
Pelat kemudian ditaruh dalam suasana lembab dan dingin dengan ditutup goni
basah atau lainnya sampai menjadi cukup keras guna tindakan selanjutnya.
Pelat kemudian disimpan di tepat yang teduh dan dirawat lebih lanjut untuk
paling sedikit tujuh hari.
Penyedia Jasa harus menjaga jangan sampai pelat-pelat itu terkena tanah atau
menjadi kotor atau pecah. Tumpukan tidak boleh lebih dari sepuluh pelat agar
yang bagian bawah tidak rusak.
Setelah selesainya perawatan, maka pelat diangkut ke lokasi pemasangan. Waktu
memuat dan membongkar pelat tidak boleh dilemparkan tetapi harus dilakukan
hati-hati. Pelat ditimbun di atas tumpukan pelat lama atau memakai ganjal kayu
agar tidak kotor sebelum dipasang.

91. Pemasangan Pelat


Lapisan dasar harus dipadatkan, diratakan, dibersihkan dan dibasahi sebelum
pelat-pelat ditempatkan dalam posisi masing-masing. Bila permukaan dasarnya
terlalu dalam maka harus diurug lebih dahulu dengan bahan yang sesuai dan
dipadatkan kembali sampai mendapat persetujuan Direksi Lapangan.
Di tempat tertentu seperti tertera pada gambar, diperlukan lapisan pasir. Ini harus
dikerjakan dengan dipadatkan sesuai dengan gambar atau petunjuk Direksi
Lapangan.
Bila ternyata diperlukan urugan pada dasar agar pelat dapat dipasang sesuai
dengan batas-batas dan ketinggian yang ditetapkan, maka harus diurug dengan
bahan yang disetujui dan dipadatkan dengan alat yang sepadan sambil dibasahi
sampai disetujui Direksi Lapangan.
Pelat harus dipasang demikian hingga bagian atas dan bawah menjadi simetris.
Sambungan harus selebar 2 cm dan harus disiar dengan hati-hati dengan spesi 1
Pc : 2 Psr cara merata. Tebal siar sama dengan tebal pelat.
Sebelum disiar sambungan harus dibersihkan secara menyeluruh, dicuci dan
disikat dengan sikat baja. Permukaan yang sudah selesai harus dirawat selama
paling sedikit tujuh hari dengan cara yang disetujui Direksi Lapangan.

E. PENGECATAN
E. 1. Pengecatan
92. Bahan-bahan
Roda gigi kuningan, bidang-bidang baja yang dikerjakan halus dan bidang-
bidang baja yang setelah pemasangan di lokasi akan bersentuhan secara putar
atau geser, dan juga tali-tali kawat tidak akan dicat.
Setelah pembersihan selesai, maka bidang-bidang demikian harus dilapisi dengan
lembaran plastik untuk menjaga terhadap kerusakan kecil dan korosi selama
pengangkutan dan penyimpanan di lokasi. Selimut plastik ini dilepas sebelum
peralatan itu dipasang.
Jika tidak ditentukan lain bahan cat harus memenuhi Standar Nasional Indonesia
PUBI-1982. Semua bahan harus diperoleh dari pabrik yang disetujui oleh Direksi
Lapangan dan contoh dari tiap-tiap cat dan bahan campuran yang diusulkan
untuk dipakai, harus diserahkan kepada Direksi Lapangan untuk mendapatkan
persetujuan. Bahan yang harus dikirim ke tempat pekerjaan dalam kaleng atau
drum dengan segel yang masih utuh. Cat yang telah kaduluwarsa seperti yang
dituliskan pada kaleng tidak boleh dipakai, bahan cat seperti itu harus segera
dikeluarkan dari tempat pekerjaan. Cat harus seluruhnya diaduk dibawah
pengawasan seorang mandor yang berwenang dengan cara yang dibenarkan oleh
Direksi Lapangan dan tidak boleh diberikan kepada tukang cat sebelum cat dan
bidang yang akan dicat selesai dipersiapkan betul-betul.
Seluruh pekerjaan harus diselesaikan dalam warna dan corak seperti
diperintahkan oleh Direksi Lapangan dan jika diperlukan, Penyedia Jasa harus
membuat Variasi warna dari tiap-tiap lapisan cat.

93. Pelaksanaan Pengecatan Pekerjaan Baja


Kecuali ditentukan lain permukaan baja yang akan dicat harus dibersihkan
dengan sikat kawat.
93.1. Sebelum pemasangan di pabrik, semua permukaan dari pekerjaan baja
yang akan selalu bersentuhan atau tidak kelihatan setelah pemasangan di
pabrik harus dibersihkan dan dicat dengan satu lapis cat dasar kecuali
permukaan yang akan dilas.
93.2. Sebelum pengiriman dari pabrik, permukaan harus dibersihkan dan
dikerjakan atau dicat sebagai berikut :
(a) Yang dikerjakan dengan mesin, satu lapisan cat campuran timah putih
dan lilin atau dengan vernis tahan karat atau plastik yang disetujui.
(b) Yang bersentuhan dengan pekerjaan baja lainnya ketika pemasangan
dilapangan, dua lapis cat dasar, kecuali ditentukan lain.
(c) Yang akan bersentuhan dengan beton,aspal, termakadam atau bitumen
penahan air, tidak perlu pengerjaan apa-apa atau pengecatan.
(d) Yang akan bersentuhan dengan pekerjaan bata, satu lapis cat dasar.
(e) Semua permukaan lainnya jika tidak ditentukan lain, satu lapisan cat
dasar sesudah diadakan pemeriksaan di pabrik oleh Direksi
Lapangan.
93.3. Sebelum pemasangan di lapangan, permukaan yang diterangkan dalam B
(b) di atas, harus dibersihkan dan dilapisi dengan satu lapis cat dasar,
sebelum dilaksanakan penyambungannya.
93.4. Sesudah pemasangan di lapangan, permukaan harus dibersihkan sampai
mendapat persetujuan Direksi Lapangan dan kemudian dikerjakan sebagai
berikut :
(a) Bila untuk bagian-bagian mekanik; dibersihkan dengan larutan dan
kemudian dibersihkan dan digosok mengkilap.
(b) Bila kontak dengan beton; dibersihkan dengan dikerok dan disikat
dengan sikat baja, sesaat sebelum diselubungi beton.
(c) Bila kontak dengan aspal; termakadam atau pengendap air dari
bitumen; dibersihkan dan dilapisi dengan bitumen panas.
(d) Bila kontak dengan batu bata; pasangan batu atau bila tertutup oleh
beton setebal kurang dari 4 cm; dicat satu kali dengan cat bitumen.
(e) Bila kontak dengan kayu; dibersihkan dan dicat dengan 2 lapis cat
dasar dan 2 lapis campuran bitumen; lapisan terakhir harus dicatkan
sebelum kayu dipasang.
(f) Bagi permukaan-permukaan tersebut dalam B (e) di atas yang
sebelumnya sudah diberi cat dan menjadi rusak karena pasangan,
maka harus diperbaiki dengan cara membersihkan bagian-bagian
yang rusak sampai disetujui Direksi Lapangan, bila perlu sampai
mencapai logamnya. Kemudian tepi dari cat yang masih utuh
digosok dengan amplas dan dicat dengan cat dasar satu kali. Tiap
lapis penambal harus melampui cat yang semula dan tidak rusak
selebar minimum 5 cm.
Kecuali ditentukan lainnya, maka semua permukaan yang sudah
diberi cat dasar, akan dilapisi cat dasar lagi dan kemudian dengan 2
lapis cat penutup.

94. Pengecatan Daun Pintu/Schot balk


Kecuali disyaratkan lain, maka pekerjaan baja kontruksi dan alat-alat pengatur air
dan lain sebagainya harus disiapkan dan diberi cat dasar menurut ketentuan
dengan tata cara sebagai berikut :
94.1. Terbuka terhadap pengaruh iklim terlindung atau tidak :
(a) Dibersihkan dengan sikat kawat baja kecuali ditentukan lain oleh
Direksi / Pengawas.
(b) Dua lapis cat dasar timah meni.
(c) Dua lapis cat oksida besi atau dua cat aluminium.
94.2. Terbuka terhadap pengembunan berat atau bila terbenam dalam air,
termasuk semua pintu :
(a) Dibersihkan dengan sikat kawat baja.
(b Dicat dasar dua lapis.
(c) Dua lapis bitumen kental atau dua lapis cat karet, berchlor atau dua
lapis cat oksida terbatu bara.
Pintu geser tegak, katup-katup dan lain-lain alat yang dibuat dari besi
tuang harus dilapisi dengan dua lapis cat bitumen atau yang sepertinya,
bagaimana ditunjukkan oleh Direksi Lapangan.

E. 2. Pemeriksaan dan Perakitan


95. Pemeriksaan Bahan & Mutu
Direksi Lapangan atau pejabat yang bertugas mengadakan pemeriksaan terhadap
bahan-bahan, mutu pekerjaan pabrik, percobaan perakitan di pabrik, harus
dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan, semua biaya pemeriksaan menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa.
Pemeriksaan itu meliputi :
1. Pemeriksaan baja atau bahan lain yang dipakai untuk memastikan bahwa
bahan di atas sesuai dengan standar. Laporan percobaan kimia dan fisika yang
dilakukan pemeriksaan terhadap bahan yang dipakai harus ditunjukkan
pemeriksaan.
2. Memeriksa ukuran.
3. Memeriksa pekerjaan las dan mengujinya bila diperlukan.
4. Memeriksa pembersihan dan pengecatan dari pekerjaan baja.
5. Percobaan perakitan dan mengujian hasilnya.
6. Memeriksa cara pengepakan untuk pengiriman.

96. Pengerjaan di Lapangan


Penyedia Jasa harus melakukan pekerjaan baja selengkapnya dan menyediakan
perancah sementara serta persiapan yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan. Sebelum pelaksanaan dimulai di lapangan Penyedia Jasa harus
menyampaikan kepada Direksi Lapangan untuk mendapat persetujuan, cara yang
diusulkan untuk pelaksanaan pekerjaan baja serta melaksanakan pengaturan dan
pencegahan terhadap kecelakaan seperti yang ditunjukkan oleh Direksi
Lapangan.

97. Permukaan yang Bersentuhan


Kecuali ditentukan lain, jika logam dipasang permanen pada permukaan logam
lain permukaan logam yang bersentuhan harus dicat dengan dua lapis cat
bitumen, segera sebelum pemasangan. Aluminium tidak boleh di pasang pada
beton basah atau pasangan batu, atau dipasang tetap pada beton yang masih
mudah. Bila perlu untuk menghubungkan aluminium dengan baja atau besi
tulang, kedua permukaan harus dipisahkan dengan bahan pemisah yang disetujui
tebalnya tidak kurang dari 1,5 mm. Bila aluminium batang atau bangunan baja
dipasang dalam pasangan batu, bata atau beton, permukaan yang bersentuhan
harus dicat lebih dahulu dan bahan sambungan harus diberi seng.
98. Pemasangan Bagian-bagian
Untuk pemasangan bagian-bagian pekerjaan baja yang tercantum dalam
pekerjaan beton atau pasangan batu yang permanen, maka bagian-bagian di atas
angkur, plat perletakan dan lain-lain harus lebih dahulu dari pada bagian lain.

99. Perencanaan, Perhitungan dan Gambar


Gambar dan Spesifikasi menunjukkan macam logam yang dibutuhkan dan
ukuran-ukuran pokoknya. Sub Penyedia Jasa harus merencanakan semua
bangunan dan pintu-pintu dilengkapi dengan penjelasan perhitungan dan gambar-
gambar dari pabrik dan diserahkan kepada Direksi Lapangan sebelum dibuat oleh
pabrik. Tiga rangkap dari setiap gambar harus dibuat, dan setiap perubahan
dilakukan oleh Direksi Lapangan harus dibuat gambarnya tanpa pembayaran
ekstra. Pabrik dilarang melakukan pembuatan sebelum menerima persetujuan
Direksi Lapangan secara tertulis dengan telah memberi tanda persetujuan pada
setiap set dari tiga gambar (satu untuk Direksi Lapangan, satu untuk Penyedia
Jasa dan satu untuk Sub Penyedia Jasa. Sub Penyedia Jasa juga harus
menyediakan gambar kerja yang menunjukkan usulan dan metode
pelaksanaan/pemasangan peralatan tersebut yang akan digunakan dan gambar
tersebut harus mendapat persetujuan seperti gambar-gambar yang akan
dikerjakan pabrik di atas, sebelum Penyedia Jasa memulai pelaksanaannya pada
bangunan yang bersangkutan. Apabila ukuran tebal dari bagian-bagian pintu
tercantum di dalam gambar bestek, ukuran tebal di atas dianggap sebagai ukuran
minimum yang diperkenankan. Pintu-pintu besi terlebih dahulu harus diperiksa
oleh Direksi Lapangan ke pabrik, sebelum dikirim ke lapangan.

100. Pipa Besi Galvanisir untuk Sandaran


Pipa besi lunak galvanisir harus memenuhi pasal 98 Standar Nasional Indonesia
PUBI. Sambungan ulir harus sesuai dengan persetujuan mengenai sambungan.
Sambungan ulir harus dari besi tuang digalvanisir dengan beaded pattern
thread. Setelah penyambungan dan pemasangan dari sandaran lengkap, dan
bangunan yang bersangkutan telah selesai, besi sandaran tersebut harus
dibersihkan dari sisa-sisa beton dan dicat.

F. SPESIFIKASI KHUSUS
101. Sambungan dengan Pasangan Batu yang ada (lama)
Sebelum pasangan batu baru dilaksanakan, maka permukaan pasangan batu lama harus
dibuat kasar terlebih dahulu, dibersihkan dari noda, kotoran dan debu, disikat dan
disiram (dibasahi) dengan air sampai jenuh. Pasangan batu baru dilaksanakan, apabila
pasangan batu lama sudah bersih dari noda, kotoran, debu, berbentuk kasar dan cukup
basah.

102. Siaran dan Plesteran pada Pasangan Batu yang ada (lama)
102.1. Pekerjaan siaran pada pasangan batu lama dilaksanakan setelah pasangan batu
lama bersih dari debu, lumpur dan kotoran lainnya; dan sesudah itu cukup
disiram (dibasahi) dengan air bersih.
102.2. Siaran lama harus dibongkar (dibetel) sampai batas spesi pasangan batu lama,
kemudian pekerjaan siar dilaksanakan.
102.3. Plesteran yang baru setebal 1 cm dilaksanakan setelah permukaan pasangan
batu lama bersih dari noda, kotoran dan permukaan cukup kasar (dibetel),
kemudian dibasahi dengan air bersih.

103. Pengecatan kembali Pintu-pintu Air yang ada (lama)


103.1. Pintu air yang lama harus dibersihkan dari noda, kotoran, debu, lumpur dan
pelumas serta kotoran lainnya.
103.2. Seluruh bidang permukaan pengecatan harus diamplas dan bersih dari cat yang
lama serta bebas dari noda-noda lainnya.
103.3. Apabila bidang permukaan yang ada, dicat ulanng, masih terhalang dengan
noda-noda seperti oli, karet, maka hal ini harus disikat terlebih dahulu dengan
minyak pelarut khusus.
103.4. Pengecatan dilakukan dua kali.

104. Pengecatan kembali pada Pekerjaan Kayu yang menggunakan Cat Minyak
104.1. Daun pintu, kosen-kosen dan sebagainya haruslah dibersihkan dari noda-noda,
debudebu, lumpur dan kotoran lainnya.
104.2. Seluruh bidang, permukaan cat harus diamplas dan cukup kering.
104.3. Pengecatan dilakukan dua kali.

105. Pengecatan kembali Dinding/Tembok Lama


105.1. Tembok (dinding) lama harus dibersihkan dari debu, kotoran dan lumpur.
105.2. Plesteran tembok lama yang pecah, berlubang, retak, harus ditempel/diplester,
terlebih dahulu. Plesteran ulang dilaksanakan setelah permukaan lama cukup
bersih, kasar dan telah dibasahi dengan air bersih.
105.3. Pengecatan dilakukan dua kali, sesuai dengan petunjuk Direksi.

106. Pembongkaran Dan Pemasangan Kembali Pintu Pintu Air.


106.1. Pembongkaran pintu lama yang kelak akan dipasang kembali, harus
dilaksanakan secara hati-hati dengan membetel pasangan batu (dinding) lama.
106.2. Pembongkaran, pengangkutan, penyimpanan dan pemasangan kembali harus
dilaksanakan secara hati-hati, tidak menimbulkan kerusakan, perubahan
bentuk/ukuran dari pintu yang dibongkar tersebut.
106.3. Kerusakan yang timbul akibat pekerjaan ini adalah menjadi tanggung jawab
Penyedia Jasa yang bersangkutan.

107. Pekerjaan Bangunan / Sarana dan Prasarana


107.1. Pekerjaan Bouwplank.
(a) Patok Bouwplank harus ditanam ke dalam tanah sampai kuat, sehingga
tidak mudah dicabut/tercabut dan menggunakan kayu ukuran 5/7 cm.
(b) Jarak patok dari sisi galian pondasi minimal 1,00 m dan jarak patokan satu
dengan patokan lainnya maksimal 2,00 m.
(c) Papan bouwplank menggunakan kayu kelas II (dua) ukuran 2/20 cm dan
bidang sebelah atas harus diserut/diketam sampai rata.
(d) Penentuan tinggi papan bouwplank disesuaikan dengan peil rencana, dan
harus disetujui oleh Direksi / Pengawas.
(e) Pemasangan bouwplank harus saling siku (90%). Untuk mendapatkan garis
horizontal bouwplank yang maksimal, dapat menggunakan selang air atau
pesawat ukur seperti waterpass dan theodolith.

107.2. Pekerjaan Tanah


(a) Tanah untuk lokasi bangunan harus diratakan lebih dahulu, dan
dibersihkan dari akar-akar pepohonan sampai yang sekecil-kecilnya harus
digali: kemudian dibuang disingkirkan dari daerah dimana bangunan
tersebut akan dibangun.
(b) Galian tanah untuk pondasi harus cukup lebarnya, sehingga tidak
menyusahkan posisi bekerja bagi para pekerja dalam pekerjaan
pemasangan pondasi.
(c) Urugan kembali lubang pondasi dapat diambilkan dari tanah galian yang
sudah dibersihkan dari kotoran dan akar-akar, urugan ini dilaksanakan
berlapis-lapis setebal 20 cm dan disiram air serta dipadatkan.
(d) Tanah sisanya dapat digunakan untuk meratakan halaman atau diangkut
keluar bila ternyata tanah tersebut kelebihan.
(e) Tanah untuk urugan tidakm boleh diambil dari halaman pembangunan,
kecuali seijin Direksi / Pengawas.
(f) Kedalaman galian pondasi harus mencapai tanah keras dan sebelumnya
pondasi di pasang harus mendapat persetujuan dari Direksi Lapangan.
(g) Tanah bekas galian yang mengandung sampah humus tidak dibenarkan
untuk pekerjaan urugan.
107.3. Pekerjaan Pasangan
(a) Pondasi dibuat dari pasangan batu kali/belah atau batu gunung dengan
perekat campuran 1 Pc : 3 Psr.
(b) Dinding dibuat dari pasangan batu bata kualitas I dengan perekat 1 Pc : 3
Psr sebelum dipasang, batu bata direndam air lebih dahulu sampai jenuh.
(c) Sebelum pondasi batu kali/gunung dipasang, dasar lubang pondasi harus
dilapisi dengan pasir urug dan selanjutnya batu kosong, (sesuai gambar
kerja), lalu dipadatkan.
(d) Sebelum lubang pondasi diurug, pasangan pondasi harus
diplester/diberangkal terlebih dahulu dengan perekat campuran yang sama.
(e) Pasangan batu bata dari atas slof sampai diatas permukaan lantai setinggi
20 cm harus memakai perekat campuran 1Pc : 2 Psr (tras raam) dan untuk
dinding tembok kamar mandi /CW setinggi 1,50 m dari permukaan lantai.
(f) Pasangan batu bata maksimal setinggi 1,00 m dan diakhiri dengan
pasangan bergigi.
(g) Pasangan batu bata di atas kosen pintu jendela yang lebarnya lebih dari
1,00 m, pemasangan dengan cara batu bata berdiri/rollag dengan perekat
camp. 1 Pc :3 Psr.

107.4. Pekerjaan Plesteran


(a) Pasir pasangan yang akan dipakai untuk plesteran harus disaring dengan
kawat ayakan yang berlubang 4 mm.
(b) Untuk pondasi yang lebih tinggi dari permukaan tanah harus diplester
dengan campuran trasraam dan dilicinkan dengan air semen.
(c) Plesteran dengan campuran (1Pc : 2 Psr), selain digunakan butir di atas
juga digunakan pada :
- Pasangan batu yang menggunakan campuran trasraam.
- Semua sudut tembok.
- Sponing-sponing tembok (keliling kosen).
(d) Plesteran dengan campuran 1Pc : 4Psr digunakan pada pasangan batu bata
yang menggunakan perekat yang sama. Tebal plesteran rata-rata 1,5 m.
(e) Sebelum memulai plesteran, pasangan dinding tembok harus disiram
dengan air lebih dahulu sampai basah betul (jenuh).
(f) Plesteran harus rata dan tegak lurus (tidak bergelombang).
(g) Setelah plesteran cukup kering, harus diaci dengan campuran Pc.

108. Lapis penetrasi tebal tebal 5 cm


1. Lapis penetrasi dikerjakan setelah lapis onderlag betul betul rapat dan rata.
2. Setelah dikocor dengan lapis prime coat, lapis penetrasi kita mulai dengan menebar
batu ukuran 3/5 dikunei 2/3 sehingga permukaan betul betul rapat dan rata
kemudian digiling dengan wales 6 kali lintasan, selanjutnya dikocor aspal + 2,5
kg/m dan ditebar batu pecah 0,5 dengan merata dan digilas 4 6 kali lintasan.

109. Pengadaan dan Pemasangan pintu


1. Penyedia jasa sebelum memasang pintu terlebih dahulu koordinasi dengan direksi
pekerjaan dengan berpedoman gambar (CD).
2. Ukuran pintu lebar (b), tinggi (h), ketebalan plat pintu serta ukuran besi
siku harus sesuai dengan gambar (CD) atau sesuai dengan ketentuan.
3. Apabila pintu yang didatangkan ukuran tidak sesuai dengan gambar direksi
pekerjaan bisa menolak dan penyedia jasa wajib mengganti dengan pintu air
yang baru sesuai dengan gambar.
4. Pada guade frame diberi angkur besi 10 mm dengan jarak 75 cm.
5. Tinggi dari deksert ke puncak guade frame + 80 cm.
6. Pengecoran penjepit pintu dibelakang guade frame harus betul betul teliti dan
menyatu atau mengikat dengan dinding pasangan batu kali.

Anda mungkin juga menyukai