Anda di halaman 1dari 11

Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS
BAB I.
SPESIFIKASI UMUM
1. LOKASI PEKERJAAN
2. LOKASI PEKERJAAN
1.1. Nama Kegiatan : Rehabilitasi/Pemeliharaan Jembatan
1.2. Nama Paket Pekerjaan : Rehabilitasi Talud Pengaman Badan Jalan
1.3. Tahun Anggaran : 2019

3. PEKERJAAN POKOK
 PEKERJAAN PERSIAPAN
 PEKERJAAN TANAH
 PEKERJAAN PASANGAN

4. RUANG LINGKUP KONTRAK


4.1 Pekerjaan Konstruksi termasuk seperti yang tertuang dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

5. JALAN MASUK KE DAERAH KERJA


5.1 Jalan masuk ke daerah kerja dapat menggunakan jalan-jalan setempat yang ada dan berhubungan dengan
jalan raya yang berdekatan dengan daerah proyek, Kontraktor hendaknya berpegang pada semua peraturan
dan ketentuan hukum yang berhubungan dengan penggunaan arah angkutan umum dan bertanggung jawab
terhadap kerusakan akibat pembangunan jalan tersebut Kontraktor harus memperbaiki atau memperlebar
jalan yang ada, memperbaiki dan memperkuat jembatan sehingga memenuhi kebutuhan pengangkutannya,
sejauh yang dibutuhkan untuk pekerjaanya. Semua pekerjaan yang dimaksudkan Kontraktor untuk dikerjakan
dalam hubungannya dengan jalan dan jembatan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu lalulintas dan harus mendapat persetujuan Direksi dan perlu pengaturan sebaik-baiknya
dengan Badan Pemerintah setempat dan Swasta.
5.2 Kontraktor dapat menggunakan tanah yang telah dibebaskan oleh yang memberi tugas, untuk keperluan
jalan masuk ke daerah kerja, apabila Kontraktor membutuhkan jalan masuk demi kelancaran pekerjaan.
Dalam hal ini Kontraktor diminta membuat permohonan tertulis kepada Direksi selambat-lambatnya 15 hari
setelah menerima SPK. Pemberi tugas tidak bertanggungjawab terhadap pemeliharaan jalan masuk atau
bangunan yang digunakan oleh kontraktor selama pelaksanaan pekerjaan. Apabila Kontraktor membutuhkan
jalan lain, yang tidak ditentukan oleh Direksi maka harus dikerjakan oleh Kontraktor atas bebannya sendiri,
dan harga untuk semua pekerjaan tersebut dalam harga satuan pekerjaan

6. GAMBAR-GAMBAR YANG DIMILIKI KONTRAKTOR


6.1 Umum.
Semua gambar yang disiapkan oleh Kontraktor haruslah gambar–gambar yang telah ditandatangani oleh
Direksi, dan apabila ada perubahan akan diserahkan oleh Direksi untuk mendapat persetujuan sebelum
pelaksanaan dimulai. Pekerjaan yang dilaksanakan sebelum ada persetujuan Direksi adalah menjadi resiko
kontraktor. Persetujuan Direksi terhadp gambar-gambar tersebut tidak akan meringankan tanggung jawab
Kontraktor atas kebenaran gambar-gambar tersebut.
6.2 Gambar-Gambar Pelaksanaan/Gambar Kerja.
Kontraktor harus menggunakan gambar-gambar kontrak sebagai dasar untuk mempersiapkan gambar-
gambar pelaksanaan. Gambar pelaksanaan itu dibuat lebih detail untuk melaksanakan pekerjaan. Untuk
pekerjaan khusus seperti pekerjaan beton harus memperlihatkan penampang melintang dan memanjang,
beton, pengaturan batang pembesihan termasuk rencana pembengkokan, pemotongan dan daftar besi
beton, tipe bahan yang digunakan, mutu, tempat dan ukuran yang tepat,
6.3 Gambar-Gambar Pekerjaan Sementara.
Semua gambar yang disiapkan oleh kontraktor harus terinci dan diserahkan kepada Direksi untuk mendapat
persetujuan sebelum pelaksanaan pekerjaan. Gambar –gambar harus menunjukan detail dari pekerjaan
sementara seperti Kisdam, Tanggul sementara, pengalihan aliran dan sebagainya. Gambar Perencanaan
yang diusulkan kontraktor yang dipakai dalam pelaksanaan konstruksi juga harus diserahkan kepada Direksi
sebanyak 3 ( tiga ) rangkap.

6.4 Gambar-Gambar yang sebenar-benarnya terbangun(Asbuildrawing)

1
Spesifikasi Teknis

Selama masa pelaksanaan, Kontraktor harus menyiapkan dan menyimpan satu set gambar yang
dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan. Pada gambar yang memperlihatkan perubahan yang
sudah dikerjakan sesuai dengan kontrak, sejauh gambar tersebut sudah dilaksanakan. Setelah pelaksanaan
pekerjaan selesai, kontraktor harus menyerahkan gambar As-builtdrawing dalam 3 (tiga ) set ukuran A3 dijilid.

7. STANDAR
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari Standar Nasionalisasi Indonesia
(SNI), bila asa pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada pada Standar Indonesia, maka dapat dipakai satandar lain
yang disetujui Direksi dan sesuai dengan spesifikasi ini. Direksi akan menetapkan apakah semua atau sebagian
bahan yang dipesan atau diantarkan untuk penggunaan dalam pekerjaan, sesuai untuk pekerjaan tersebut dan
keputusan Direksi dalam hal ni pasti dan menentukan.

8. PROGRAM PELAKSANAAN DAN LAPORAN


8.1 Rencana Kerja
Kontraktor harus menyerahkan 2 ( dua ) Rangkap Rencana Kerja mingguan setiap akhir minggu berikutnya
berencana dan rencana kerja bulanan untuk setiap akhir bulan berikunya yang disetujui oleh Direksi.
Rencana tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah, pekerjaan konstruksi lainnya yang sehubungan
dengan pelaksanaaan pekeraan yang disetujui oleh Direksi.
8.2 Program Pelaksanaan
Kontraktor harus melaksanakan program kerja dengan menggunakan barchart yang memperlihatkan
kegiatan sebagai berikut ;
Tanggal dimulainya pekeraan
Tanggal selesainya pekerjaan
Waktu yang diperlukan
Jumlah dn kualifikasi tenaga kerja, jumlah dan jenis peralatan.
8.3 Laporan Kemajuan Pekerjaan
Kontraktor harus membuat laporan kemajuan pekerjan mingguan dan bulanan yang disampaikan kepada
pengawas lapangan dan direksi sebanyak 3 ( tiga ) rangkap. Bentuk dan format ditentukan oleh direksi.
8.4 Rapat Evaluasi Kemajuan Pekerjaan
Rapat antar Direksi lapangan dan Kontraktor diadakan seminggu sekali pada tempat dan waktu yang telah
disetujui oleh direks. Maksud dari rapat ini membicarakan kemauan pekejaan yang telah, sedang dan akan
dilakukan, dan membahas permasalahan yang timbul agar dapat segera diselesaikan.

9. BAHAN DAN PERLENGKAPAN YANG HARUS DISEDIAKAN OLEH KONTRAKTOR


9.1 Umum
Bila Kontraktor dalam mengusulkan penyediaan bahan dan perlengkapan tidak sesuai dengan standar,
kontraktor harus segera memberitahu kepada direksi untuk mendapat persetujuan tertulis dari direksi.
9.2 Perlengkapan Konstruksi
Bila Kontraktor dalam mengusulkan penyediaan bahan dan perlengkapan tidak sesuai dengan standar,
kontraktor harus segera memberitahu kepada direksi untuk mendapat persetujuan tertulis dari direksi.
9.3 Bahan Pengganti
Kontraktor harus mendatangkan bahan yang ditentukan, bila bahan tersebut tidak tersedia dipasaran maka
dapat digunakan bahan pengganti dengan mendapat ijin dari direksi. Harga satuan dalam volume pekerjaan
tidak akan disesuaikan dengan adanya pertambahan harga antara bahan yang ditentukan dengan bahan
pengganti.
9.4 Pemeriksaan Bahan dan Perlengkapan
Pemeriksaan sesuai dengan ketentuan dalam kontrak ditempatkan pembuatan atau dilapangan sesuai yang
disetujui Direksi. Kontraktor supaya menyerahkan penjelasan yang menyangkut perlengkapan dan bahan
kepada pemberi tugas sesuai yang dimintanya u tuk tujuan pemeriksaan, tetapi bagaimanapun juga tidak
meringankan kontraktor dari tanggungjawabnya untuk menyediakan perlengkapan dan bahan sesuai dengan
spesifikasi.

10. SURVEY DAN PENGUKURAN PEKERJAAN


10.1 Bens Mark
Untuk survei dan pengukuran pekerjaan dipakai Bens Mark atau titik tetap dan titik yang ditetapkan oleh
Direksi dan disetujui dalam peta dan data Bens Mark. Bens Mark yang lain dan titik referensi yang terlibat
dalam gambar diberikan kepada Kontraktor sebagai referensi.
Sebelum menggunakan Bens Mark dan titik referensi kecuali Bens Mark dasar untuk seting out pekerjaan,
Kontraktor harus melakukan pengukuran / pemeriksaan atas ketelitiannya.
Pemberi tugas tidak akan bertanggung jawab atas ketelitian Bens Mark yang lain, begitu juga dengan titik
referensinya.
Kontraktor perlu mendirikan Bens Mark sementara yang didirikan, rencana dan tempatnya harus disetujui
direksi.

2
Spesifikasi Teknis

10.2 Permukaan tanah asli untuk tujuan Pengukuran.


Muka tanah yang terlihat pada gambar akan dianggap betul sesuai dengan Kontrak. Apabila terjadi keraguan
pada Kontraktor kebenaran dari muka tanah, sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum mulai bekerja
Kontraktor memberitahukan kepada Direksi secara tertulis untuk menyelesaikan dan melaksanakan
pengukuran kembali ketinggian muka tanah tersebut biayanya dibebankan kepada Kontraktor. Dalam segala
hal sebelum dimulai melaksanakan pekerjaan tanah dengan menggunakan Bench Marks atau titik referensi
yang disetujui Direksi. Pengukuran Volume yang dikerjakan dibuat berdasarkan ketinggian yang disetujui.
10.3Kontraktor harus menyediakan dan memelihara peralatan pengukuran untuk dipakai sendiri dan Direksi.
Alat dan perlengkapan itu harus baik menurut Direksi dan harus diganti jika hilang atau rusak. Semua alat-
alat dan perlengkapan yang akan disediakan Kontraktor. Alat-alat dan perlengkapan itu tidak boleh ditukar
dalam waktu pelaksanaan Kkontrak, kecuali dengan ijin atau perintah Direrksi.

11. PEKERJAAN SEMENTARA


11.1 Umum
Kontraktor akan bertanggung jawab terhadap perencanaan, spesifikasi, pelaksanaan berikut pemindahan
semua pekerjaan sementara untuk pelaksanaan pekerjaan sebaik-baiknya. Detail dari pekerjaan sementara
dimana kontraktor bermaksud untuk melaksanakan dilapangan, pertama-tama diserahkan kepada Direksi
untuk mendapatkan persetujuan sesuai dengan prosedur data spesifikasi teknis.
Apabila Kontraktor bermaksud mengajukan alternatif untuk pekerjaan sementara diluar daerah lapangan
seperti terlihat pada gambar, semua biaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan termasuk pembebasan
tanah, sewa tanah, dan sebagainya, ditanggung oleh Kontraktor dan biayanya sudah termasuk pada uraian
pekerjaan pada daftar volume pekerjaan.
Keterlambatan tidak akan meringankan Kontraktor terhadap tanggung jawab untuk memenuhi dalam kontrak.
Dalam hal tersebut tidak diberikan perpanjangan waktu bila terjadi keterlambatan.
11.2Lapangan Kerja
Lapangan Kerja seperti terlihat pada gambar yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan, dijamin oleh
pemberi tugas dan bebas biaya pembebasan tanah. Kontraktor sedapat mungkin melaksanakan pekerjaan
sementara pada lokasi seperti pada gambar atau seperti petunjuk direksi.
Kontraktor hendaknya membatasi kegiatan peralatan dan pekerjaan pada tanah yang sudah dibebaskan,
termasuk arah jalan masuk yang disetujui Direksi sehingga mengurangi kerusakan tanaman / pemilikan dan
tanah. Kerusakan yang diakibatkan oleh kegiatan pelaksanaan harus diperbaiki sebelum diterima oleh
pemberi tugas. Kontraktor mengganti kerugian terhadap semua kehilangan dan tuntutn karena kerusakan
tersebut sesuai dengan ketentuan dalam kontrak.
11.3Perlengkapan Kantor Direksi
Kantor harus menyediakan dan memelihara kantor sementara dilapangan yang dilengkapi alat-alat untuk
Direksi beserta stafnya sesuai ditetapkan oleh Direksi sekurang-kurangnya 45 M² serta satu toilet dan kamar
mandi.
Kantor Direksi tersebut semua dibiayai Kontraktor. Kantor Direksi harus dilengkapi dengan barang-barang
sebagai berikut : meja, kursi, meja tamu, almari, lampu dan papan.
11.4Pekerjan Peringatan Selama Pelaksanaan.
Pengeringan air harus dilakukan selama pelaksanaan pekerjaan saluran, drainase dan bangunan. Kontraktor
harus memasang, memelihara semua pipa dan peralatan lain yang diperlukan untuk pengeringan air agar
lokasi pekerjaan bebas dari air sehingga pekerjaan konstruksi dapat dilakukan sesuai dengan syarat-syarat.
Kontraktor bertanggung jawab untuk memperbaiki kerusakan akibat kegagalan pengeringan air.
Kisdam, semua tanggul atau pengeringan air sementara harus segera dibongkar atau diratakan sehingga
kelihatan baik dan tidak mengganggu kelancaran aliran air setelah pekerjaan perbaikan bangunan dan
saluran selesai. Cara pengeringan air yang dilakukan oleh Kontraktor harus mendapat persetujuan Direksi,
dan tidak mengganggu jalannya air yang dibutuhkan untuk pengairan pada jaringan pengairan yang ada.
Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan pengeringan diperlukan pompa, kontraktor harus menyediakan.
11.5Pengalihan Sementara dari Saluran Pengairan yang ada.
Kontraktor tidak diperbolehkan mengganggu saluran irigasi yang ada selama pelaksanaan pekerjaan. Direksi
akan meminta Kontraktor untuk mengerjakan pekerjaan pengalihan sementara pada saluran irigasi yang ada
sebelum melaksanakan pekerjaan saluran serta bangunan yang berhubungan.
Kontraktor supaya menyerahkan rencana pengalihan sementara untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
Setelah rencana itu disetujui oleh direksi, pelaksanaan pekerjaan pengalihan sementara harus sesuai dengan
rencana yang telah disetujui.

12. KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA


12.1 Umum
Semua keamanan dan keselamatan kerja yang perlu selama pelaksanaan pekerjaan, antara lain pengaturan
kesehatan, Pembersihan lapangan, bahan peledak dan bensin, pemagaran sementara, keamanan dan
pencegahan kebakaran, dibuat dan dipelihara oleh kontraktor atas biaya Kontraktor.

3
Spesifikasi Teknis

Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap semua keamanan dan keselamatan kerja. Tidak ada
pembayaran tambahan, dan dalam hal ini semua biaya sudah termasuk kontrak.
12.2 Sistem Pengawasan Keamanan
Kontraktor supaya mengatur sistem pengawasan keamanan dan organisasinya dan diserahkan untuk
mendapatkan persetujuan kepada direksi. Sistem keamanan dengan kapasitas peralatan dan tenaga kerja
yang cukup untuk menghindari kecelakaan dan kerusakan terhadap manusia dan barang milik yang
bersangkutan. Sistem pengawasan keamanan harus dilaksanakan sesuai dengan program yang disetujui
dan berpegang pada hukum/peraturan yang berlaku di Indonesia.
12.3 Pengaturan kesehatan
Kontraktor harus mengusahakan lapangan kerja dalam keadaan sehat memperlengkapi/ memelihara
kemudahan untuk penggunaan tenaga yang dikerjakan pada suatu tempat yang telah disetujui oleh Direksi
dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang perlu untuk menjaga agar lapangan kerja tetap bersih.
12.4 Pencegahan Kebakaran
Kontraktor harus melakukan pencegahan terhadap kebakaran pada atau sekitar lapangan kerja dan harus
menyediakan peralatan secukupnya. Dalam pelaksanaan, Kontraktor harus memelihara peralatan dan
perlengkapan pemadam kebakaran tersebut dalam keadaan baik dan siap dipakai pada saat dibutuhkan.

13. DOKUMENTASI DAN FOTO


Kontraktor harus menyerahkan foto untuk laporan pekerjaan pada lokasi yang ditentukan oleh direksi. Minimum
tiga gambar harus diambil pada tiap lokasi yang memperlihatkan keadaan sebelum mulai pekerjaan, keadaan
dalam tiap konstruksi dan keadaan telah selesai. Foto-foto pada tiap lokasi harus diambil dengan arah yang
tertentu dan tetap dalam ketiga-tiganya keadaan tersebut diatas dengan latar belakang yang mudah dipakai
sebagai tanda dari lokasi tersebut.
Ketiga gambar untuk tahapan itu harus diletakkan dalam album disertai tanggal pengambilan, dan penjelasan
secukupnya, foto negatif, yang bersangkutan harus diserahkan dalam album terpisah yang mudah dihubungkan
satu sama lain. Empat set album-album harus diserahkan pada Direksi pada penyelesaian pekerjaan.

14. MUTUAL CHEEK


14.1 Pelaksanaan Mutual Cheek
Pelaksanaan Mutual Cheek dilaksanakan bersama-sama oleh pihak Direksi dan Kontraktor atas biaya
Kontraktor.
14.2 Mutual Cheek I
a) Mutual Cheek I diadakan dengan dasar gambar Kontrak
b) Uraian pekerjaan Mutual Cheek I
 Pengukuran kembali semua rencana-rencana kegiatan pekerjaan dengan mencocokkan kembali pada
titik tetap dengan meneliti 10 VL mm.
 Membuat gambar-gambar hasil pengukuran kembali (Uitsetten), Profil memanjang dan melintang
dengan mengikuti standart penggambaran yang berlaku.
 Membuat gambar-gambar bangunan dengan mengikuti standart penggambaran yang berlaku.
 Membuat perhitungan hidroulis, apabila ada perubahan bentuk.
 Membuat perhitungan Bill of Quantity (BOQ) dan RAB perubahan tambahan / pengurangan.
c) Semua produk-produk hasil Uitsetten (data pengukuran kembali, gambar-gambar, Bill of Quantity dan RAB
perubahan tambahan / pengurangan biaya ) disampaikan kepada Pimpro untuk selanjutnya diteliti /
diperiksa kebenarannya dan setelah mendapat persetujuan dari Direksi maka kontraktor dapat
melaksanakan pekerjaan tersebut.
d) Dari hasil pengukuran kembali (Uitset), akan didapat perbandingan volume dengan gambar kontrak.
e) Gambar-gambar hasil Uitset adalah sebagai dasar untuk pelaksanaan konstruksi lapangan.
f) Semua gambar hasil Mutual Cheek diperbanyak 4 kali.
14.3 Mutual Ceck II
a) Mutual Check II dilaksanakan untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya dilaksanakan/gambar
terpasang (Asbuilt Drawing).
b) Dari hasil Mutual Check II dengan gambar terpasang (Asbuilt Drawing) sebagai dasar pembayaran volume
pekerjaan yang telah selesai dikerjakan.
c) Semua gambar terpasang (Asbuilt Drawing) dibuat cetakan rangkap 3 dan 1 negatif.
14.4 Jangka Waktu Pelaksanaan
a) Jangka waktu pelaksanaan Mutual Check akan diatur/ditentukan Direksi.
b) Jika tidak ditentukan pengajuan lain pengajuan biaya tambahan/pengurangan biaya, paling lambat 1 bulan
sebelum jangka waktu pelaksanaan berakhir sudah harus diserahkan kepada Pimpro melalui Direksi.
c) Segala ketentuan-ketentuan yang belum diatur dalam Mutual check ini akan ditentukan kemudian oleh
Direksi.

4
Spesifikasi Teknis

BAB II
SPESIFIKASI KHUSUS
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
Yang dimaksud dengan pekerjaan persiapan ini adalah merupakan pekerjaan awal yang berfungsi untuk
mempersiapkan dan mempermudah pelaksanaan pekerjaan selanjutnya. Pekerjaan persiapan ini sangat
mempengaruhi terhadap rencana kerja yang dibuat oleh penyedia jasa.

1.1. Pekerjaan Pembuatan Papan Nama PekerjaaN


Papan nama dibuat dari kayu berukuran 0,80 m x 1,20 m dengan kayu berkualitas baik dicat. Papan nama
tersebut berisikan nama pekerjaan yang sedang dikerjakan, biaya, tahun anggaran dan nama perusahaan
penyedian jasa yang mengerjakan yang ditulis secara jelas.

1.2. Pengukuran Untuk MC


Penyedia Jasa diwajibkan melakukan pengukuran dilapangan sebelum mulai pelaksanaan pekerjaan, selama
pelaksanaan pekerjaan dan setelah pekerjaan selesai semua dilaksanakan atau akhir pekerjaan finishing.
Pedoman utama pelaksanaan pekerjaan pengukuran dilapangan, adalah patok beton yang merupakan titik tetap
utama (" Bench Mark ") yang akan ditentukan oleh Direksi Pekerjaan.
Penyedia Jasa diwajibkan memasang minimal tambahan 2 (dua) buah patok beton, yang akan dijadikan sebagai
titik bantu utama, diletakkan diujung awal dan ujung akhir dari lokasi rencana bangunan, dan tidak boleh terusik
atau rusak atau berubah posisinya secara langsung maupun tidak langsung selama pelaksanaan pekerjaan dan
untuk lahan pekerjaan yang cukup panjang perlu ditambah patok beton sebagai titik bantu utama dengan, jarak ±
500 m atau sesuai dengan petunjuk Direksi Pekerjaan.
Patok beton yang merupakan titik utama, harus mempunyai ukuran lebar (10 x 10) cm panjang 100 cm serta
harus tertanam sedalam ± 50 cm dengan posisi tegak dan cukup kokoh tidak rnudah berubah bentuk dan
posisinya.
Semua data gambar sketsa pengukuran dan perhitungan hasil pengukuran sebelum dimulainya pelaksanaan
pekerjaan, harus Disyahkan oleh Direksi Pekerjaan dan selanjutnya dipakai sebagai pedoman untuk
penggambaran rencana gambar pelaksanaan atau (" Construction Drawing ").
Selama masa pelaksanaan, semua data dan perhitungan hasil pengukuran harus Disyahkan oleh Direksi
Pekerjaan, dan dari waktu ke waktu selama masa pelaksanaan pekerjaan akan dipergunakan sebagai dasar
perhitungan prestasi hasil pelaksanaan pekerjaan.
Setelah semua pekerjaan selesai dilaksanakan, Penyedia Jasa diwajibkan melakukan pengukuran akhir dari
hasil pelaksanaan pekerjaan. Semua data dan perhitungan hasil pengukuran harus Disyahkan oleh Direksi
Pekerjaan dan dipergunakan sebagai dasar acuan guna mempersiapkan gambar purna bangun (As Built
Drawing).
Pada hal - hal khusus yang ada kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan, Direksi Pekerjaan sewaktu - waktu
berwenang dan berhak memberikan instruksi kepada Penyedia Jasa, dan Penyedia Jasa harus bersedia untuk
melaksanakan pengukuran tertentu yang sifatnya sebagai chek berkala atau stick proof, misalnya kedalaman
pondasi, batas pembebasan tanah dan lain sebagainya.
Pada saat penyerahan gambar purna bangun, Penyedia Jasa harus menyerahkan data dan perhitungan hasil
pengukuran yang sudah Disyahkan oleh Direksi Pekerjaan.
rja
2. PEKERJAAN TANAH
Yang dimaksud dengan pekerjaan tanah meliputi semua pekerjaan sebagai berikut:
1. Pengupasan dan pembersihan
2. Galian terbuka termasuk parit
3. Timbunan, pembuatan lantai kerja dan pekerjaan permukaan
4. Galian bahan-bahan yang berguna maupun yang dibuang
5. Pekerjaan galian dan timbunan, seperti yang diperintahkan oleh Direksi.
Rencana Kontraktor yang menerangkan mengenai pelaksanaan pekerjaan galian atau timbunan untuk setiap
macam kegiatan, misalnya pekerjaan pada Saluran Pengelak (Box culvert), Bendungan Utama, Bangunan
Pelimpah, Bangunan Pengambilan, Jalan Masuk dan Jalan Hantar, harus diserahkan pada Direksi 30 (tiga
puluh) hari kalender sebelum kegiatan di atas dilaksanakan.
Harga satuan untuk semua macam pekerjaan galian, timbunan, pembuatan lantai kerja dan pekerjaan
permulaan dicantumkan dalam Rencana Biaya Pekerjaan (BOQ).

5
Spesifikasi Teknis

2.1. Galian Tanah Biasa Langsung Untuk Timbunan/Dibuang


Pekerjaan galian tanah biasa yang harus dilaksanakan menggunakan alat berat baik di saluran ataupun di
bantaran sungai berupa pendalaman, pelebaran dan pembentukan profil dari sungai yang ada. Pekerjaan galian
harus dilaksanakan oleh Kontraktor sesuai dengan batas-batas, permukaan dan dimensi sebagaimana
ditunjukkan dalam gambar atau atas petunjuk Direksi.
Jarak angkut untuk material hasil galian baik yang digunakan untuk timbunan atau yang harus dibuang, dengan
cara apapun, harus didefinisikan sebagai jarak antara pusat berat dari tempat galian dan pusat berat dari tempat
pembuangan atau tempat penimbunan melalui jalan kerja terdekat yang dapat dilalui dan disetujui sebelumnya
oleh Direksi.
Untuk jarak angkut yang melebihi dari yang disebutkan di atas, jika diperlukan, akan dihitung berdasarkan atas
analisa harga satuan dari Kontraktor yang digunakan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dengan menyesuaikan
jarak angkut yang diperlukan.
Pembayaran untuk galian tanah yang terdiri dari berbagai jenis material, dengan kedalaman diatas atau dibawah
air, harus dilakukan berdasarkan harga satuan per meter kubik yang dimaksud di dalam Daftar Kuantitas dan
Harga dan harus dianggap termasuk konpensasi untuk penyediaan seluruh tenaga kerja, material-material,
peralatan, alat bantu dan sebagainya, untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan teknik pelaksanaan
terbaik dan sepenuhnya sesuai semua persyaratan yang ditentukan dalam spesifikasi ini.

2.1.1. Pelaksanaan Pekerjaan


Lingkup pekerjaan galian tanah meliputi, pekerjaan galian pondasi bangunan, galian rencana konstruksi dan
galian sedimen yang berada dilokasi pekerjaan.
Apabila ada sebagian atau seluruh material tanah hasil galian akan dipergunakan sebagai bahan timbunan tanah
tanggul atau timbunan kembali dibelakang pondasi bangunan atau pondasi bangunan, maka material tanah yang
akan dipakai sebagai bahan timbunan tersebut harus dipisahkan dan bahan material galian tanah lainya yang
tidak terpakai, sebelum diangkut kelokasi penimbunan.
Jika bahan material tanah hasil galian tersebut atas pengarahan Direksi pekerjaan tidak akan dipergunakan,
maka bahan material tanah hasil galian harus diangkut dan dibuang ke lokasi pembuangan atau lokasi
penimbunan yang diperlukan.
Pada lokasi pembuangan bahan material tanah hasil galian yang dibuang, harus diratakan lapis demi lapis
secara rapi, tidak boleh ditimbun menjadi satu gundukan tanah, dan tidak boleh mengakibatkan dampak negatif
pada lingkungan disekitarnya. Apabila hasil galian berupa batu maka harus ditata dengan rapi dan sebisa
mungkin tidak mengganggu selama pelaksanaan pekerjaan.
Lokasi areal tempat penimbuangan bahan material tanah hasil galian, habis dipersiapkan dan menjadi beban
tanggung jawab Penyedia Jasa, dan untuk penentuan lokasinya harus mendapatkan persetujuan dari Direksi
pekerjaan.
Pelaksanaan pekerjaan galian tanah harus sesuai dan mengikuti garis batas galian yang tergambar dalam
gambar pelaksanaan pekerjaan yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa.
Apabila Penyedia Jasa melaksanakan pekerjaan galian tanah tidak mengikuti garis batas galian seperti yang
tertera dalam gambar pelaksanaan pekerjaan yang telah disetujui oleh Pengguna Jasa, maka Penyedia Jasa
harus bertanggungg jawab sepenuhnya terhadap kesalahan yang telah dilakukannya, dan kelebihan volume
galian tanah tersebut tidak dapat dibayar oleh Pengguna Jasa.

2.1.2. Pengangkutan Material Hasil Galian


Pengangkutan material-material hasil galian ke tempat timbunan tanggul, urugan kembali, “stock pile” atau
pembuangan kelebihan material ataupun material yang tidak memenuhi syarat harus dilaksanakan sesuai
dengan jadual pelaksanaan yang telah disetujui Direksi.
Kontraktor harus mengangkut material melalui rute yang terdekat antara tempat penggalian dan tempat
penimbunan atau tempat pembuangan material untuk membatasi seminimal mungkin gangguan terhadap
penduduk di sekitar lokasi kerja.

2.1.3. Pembuangan Bahan Hasil Galian


Bahan galian yang tidak memenuhi syarat atau kelebihan material hasil galian dibuang dilokasi kaki tanggul luar
kecuali ditentukan lain atas perintah dari Direksi. Kontraktor harus merapikan dan meratakan permukaan
timbunan tanah buangan yang tidak beraturan pada profil, pada ketinggian dan permukaan yang disetujui oleh
Direksi. Lokasi timbunan tanggul yang sudah jadi tidak boleh dipakai untuk penimbunan sementara hasil galian
kecuali disetujui Direksi secara tertulis. Kontraktor juga harus memelihara aliran air yang diakibatkan oleh
longsoran puncak-puncak timbunan / gundukan tanah.

6
Spesifikasi Teknis

2.1.4. Perhitungan dan Pembayaran


Volume pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan yang telah disetujui oleh Pengguna
Jasa, dan diperhitungkan dalam satuan (Unit) m3.
Harga satuan pekerjaan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi upah tenaga, bahan material
yang dipakai, peralatan yang dipergunakan, " Overhead " dan keuntungan Penyedia Jasa.

2.2 Pekerjaan Timbunan Tanah Dipadatkan.


Pekerjaan dalam klausul ini haruslah meliputi pekerjaan melengkapi sarana-sarana dan pemilihan bahan /
material yang diperlukan penggonggokan (stockpiling) dan pencampuran (bila perlu), transportasi, menuangkan,
menebarkan, pembasahan atau pengeringan, memadatkan, pembentukan dan mengerjakan pekerjaan-
pekerjaan kecil lainnya demi untuk memenuhi garis-garis dan angka / keterangan seperti yang terlihat dalam
gambar konstruksi atau sesuai dengan apa yang ditentukan oleh Direksi pekerjaan.

2.2.1 Pelaksanaan Pekerjaan


 Pekerjaan timbunan tidak boleh dilaksanakan, bila menurut pendapat Direksi pekerjaan bahwa hasil pekerjaan
timbunan yang memenuhi persyaratan tidak akan tercapai sehubungan dengan keadaan hujan lebat atau
keadaan lain yang tidak layak.
 Pekerjaan timbunan haruslah dilaksanakan mendatar / horisontal dan dipadatkan per layer (lapis), meliputi
seluruh lebar bidang timbun, dengan ketebalan tiap layer (lapisan) yang seragam tidak lebih dari 30 cm
ketebalan setelah proses pemadatan. Pekerjaan menyiapkan lapisan timbun haruslah dilakukan sedemikian
rupa hingga bila dipadatkan dapat tercampur baik, dapat diperoleh tingkat padat kering praktis lebih tinggi dan
tingkat kedap air (impermeability) serta stabiiitas tanah timbunan padat terbaik. Bila ada permukaan suatu
lapisan tanah timbunan atau bidang kontak samping yang terlalu kering atau halus untuk dapat menyatu
secara baik dengan lapisan tanah. timbunan selanjutnya, maka permukaan lapisan tanah tersebut harus
dibasahi dan dikasarkan dengan cara yang disetujui sebelum meletakkan lapisan timbunan berikutnya, untuk
memperoleh sambungan yang dapat diterima.
 Tingkat basah tanah timbunan (kadar lengas) haruslah dikendalikan dengan cara menjemur ataupun
membasahi dengan alat semprot.
 Bahan timbunan yang derajat kebasehannya melebihi derajat ketasanan yang dipersyaratkan, tidak boleh
dimasukkan / diletakkan di daerah timbunan tanpa persetujuan Direksi Pekerjaan sampai bahan tersebut
cukup kering dilokasi onggokan (stockpile).
 Pembasahan yang dapat dilakukan sesuai dengan yang diterapkan Direksi Pekerjaan haruslah dilakukan
ditempat onggokan bahan timbunan (site of stockpiles) namun apabila diperlukan pembasahan tambahan
secara semprotan dapat dilakukan pada waktu proses pemadatan. Bila tingkat kebasahan berada diluar
ketentuan, maka operasi pekerjaan timbunan harus tidak boleh dilakukan sampai bahan timbunan - timbunan
harus tidak boleh dilakukan sampai bahan timbunan dibasahi atau dibiarkan kering sehingga memenuhi
derajat kebasahan yang ditentukan, kecuali bila ada persetujuan dari Direksi Pekerjaan.
Masing - masing lapisan tanah timbunan haruslah dipadatkan secara seragam dengan menggunakan type
penggilas (Rollers) dan atau stamping roller untuk lokasi - lokasi yang sempit yang telah disetujui. Penggilasan /
pemadatan harus dilakukan secara arah memanjang sepaniang daerah timbunan dan secara umum mulai dari
tepi luar kemudian bergerak melebar ke arah tengah sedemikian hingga setiap bagian tanah timbunan
memperoleh perlakuan pemadatan yang sama.

2.2.2 Perhitungan dan Pembayaran


Volume pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan bangunan yang telah disetujui oleh
Pengguna Jasa, dan diperhitungkan dalam satuan (unit) m 3. Harga satuan pekerjaan yang ditawarkan oleh
Penyedia Jasa sudah harus meliputi upah tenaga, bahan material yang dipakai, peralatan yang dipergunakan,
"Overhead" dan keuntungan Penyedia jasa.

7
Spesifikasi Teknis

3. PEKERJAAN PASANGAN
Termasuk dalam lingkup pekerjaan batu antara lain :
 Pemasangan batu dengan mortar jenis PC-PP, Mortar tipe N.
 Siaran dengan Mortar jenis PC-PP tipe M.
 Plesteran tebal 1 cm, dengan mortar jenis PC – PP tipe M.

3.1 Bahan Material.


3.1.1 Bahan Material Batu.
Material batu harus berupa batu pecah, berdiameter rata – rata 15 - 25 cm, keras, kuat, tahan terhadap
perubahan cuaca dan bahan kimia. Batu kapur dan batu cadas tidak boleh dipergunakan.
Permukaan tahan batuan harus bersih, tidak mengandung bahan organik, tidak terbungkus tanah atau lumpur
atau lumut.
Apabila satuan volume material bahan batu mengandung lumpur, maka material batu harus di cuci terlebih
dahulu sampai kandungan lumpur yang ada pada satuan volume bahan material batu tersebut bersih dan dapat
diterima oleh Direksi Pekerjaan.
Material batu harus mempunyai minimum 2 (dua) bidang sisi yang permukaannya kasar, agar ada ikatan bidang
geser yang kuat antara satu batu dengan yang lain jika tidak mempergunakan ikatan spesi, atau untuk bidang
kontak ikatan spesi yang kuat antara satu batu dengan yang lainnya jika pasangan batu memakai ikatan spesi
dan bisa saling mengunci.
Bahan material batu pecah yang mempunyai diameter < 10 cm, hanya boleh dipergunakan sebagai batuan
pengisi atau batuan pengunci di sela – sela bahan material batuan utama / pokok.
Bila terdapat batu utuh, bulat atau blondos, maka material batu harus dibelah dahulu sehingga minimum
mempunyai 2 (dua) bidang sisi yang kasar untuk ikatan antara bahan material batu spesinya.

3.1.2Bahan Material Pasir atau Agregat Halus.


Bahan material pasir yang dipakai,adalah pasir pasang atau pasir beton (untuk campuran beton) yang memenuhi
Standart Nasional Indonesia NI-2 serta dari PUBI.
Pasir harus diambil dari sungai atau tambang pasir. Penambahan bahan lain seperti pasir dari batu pecah akan
diijinkan, apabila diijinkan Direksi, Semua pasir yang akan dipakai dengan spesifikasi ini harus pasir alam
dengan mempunyai modulus kehalusan butir antara 2 sampai 3, pasir tidak boleh mengandung bahan kimia
atau organik, harus keras, tahan terhadap perubahan cuaca dan kandungan lumpur dalam satuan volume bahan
material harus < 3 %.
Apabila kandungan lumpur atau bahan lainnya dalam satuan volume bahan material > 3 %, maka satuan volume
bahan material pasir harus dicuci teriebih dahulu sampai kandungan lumpur yang ada didalam satuan volume
bahan menjadi < 3 %
Bahan material pasir yang akan dipakai sebagai campuran spesi, pada saat akan dipakai harus pada kondisi
SSD atau "Siturated Surface Dry", guna mendapatkan campuran spesi yang baik.

3.1.3Bahan Material Cement


Bahan material cement yang dipakai harus semen Portland dari perusahaan yang disetujui Direksi dan secara
umum memenuhi Standart Nasional Indonesia NI-B dan NI-2 Tipe semen yang lain dapat digunakan untuk
keperluan khusus jika diperintahkan oleh direksi.
Penyedia Jasa harus menyediakan contoh semen yang berada digudang lapangan atau dari pabrik yang dapat
diusulkan Direksi untuk dites. Semen lain yang menurut pendapat Direksi.
Bahan material cement yang penyimpanannya telah berumur lebih dari 3 bulan tidak boleh pakai.
Bahan material cement yang telah mengeras karena pengaruh cuaca, air atau bahan - bahan organik lainnya
juga tidak boleh pakai.
Apabila Penyedia Jasa akan menyimpan stock bahan material cement di gudang lapangan Tempat penyimpanan
harus kering atau terbebas dari pengaruh air, alas tempat penyimpanan minimum 30 cm diatas permukaan tanah
guna menghindari kelembaban udara dan tinggi tumpukan cement dalam tempat penyimpanan maksimum 3.0
meter.
Urutan penggunaan bahan material cement yang tersimpan di gudang lapangan, harus sesuai dengan urutan
awal penyimpanan.

3.1.4Bahan Material Air


Bahan material air yang dipergunakan sebagai bahan pencampur, spesi, harus air yang bersih, dari sumber yang
disetujui oleh Direksi dan memenuhi Standar Nasional Indonesia PUBI serta pada waktu pemakaian , air harus
terhindar dari bahan-bahan yang bisa mengotori air, tidak mengandung lumpur, minyak, bahan organik ataupun
bahan kimia.

8
Spesifikasi Teknis

3.2 Pasangan Batu dengan Mortar Jenis PC-PP, Mortar tipe M (untuk mutu PP tertentu setara dengan campuran 1
PC : 4 PP).

3.2.1. Pelaksanaan Pekerjaan.


Pekerjaan Pasangan Batu Kali menggunakan mortar jenis PC - PP tipe N, yaitu mortar yang
mempunyai kekualan 5,2 MPa atau setara dengan campuran 1 PC : 4 Pasir Pasang, yang diaduk
secara rata dengan air. Agar adukan spesi bisa homogen, penyedia jasa diwajibkan memakai mixer.
Waktu pengadukan campuran semen, pasir dan air dengan memakai molen tidak boleh lebih dari 10 menit,
untuk menghindari terjadinya ikatan awal antara semen dan Pasir didalam mixer.
Tebal lapisan spesi pada permukaan batuan maksimum 1,5 cm agar bisa terjadi ikatan yang kuat antara satu
batuan dengan lainnya dan tidak boleh ada batu yang terhimpit satu sama lain.
Pasak tidak boleh disisipkan sesudah semua batu selesai dipasang.
Untuk bangunan dengan pasangan batu yang tingginya lebih dari 1 meter, seperti dinding penahan tanah,
pelindung tebing dan lain sebagainya, tinggi pengerjaan pasangan baru tidak boleh lebih dari 1 meter.
Penghentian pelaksanaan pekerjaan pasangan, tidak boleh di buat rata, melainkan harus dibuat sistem
bertangga agar sambungan pasangan lama dengan pasangan berikut diatasnya bisa terjadi satu ikatan yang
kuat.
Sebelum meletakkan pasangan baru diatas pasangan lama, permukaan pasangan lama harus dibersihkan
terlebih dahulu dari segala kotoran dan setelah permukaan pasangan lama disiram dengan air cement sebagai
bahan pengikat.
Bidang permukaan pasangan batu yang nampak dari luar, permukaan pasangan batu harus dibuat rata dalam
satu bidang.

3.2 Perhitungan dan Pembayaran.


Volume pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan bangunan jadi yang telah disetujui oleh
Pengguna Jasa, dan diperhitungkan dalam satuan (unit) m3.
Harga satuan pekerjaan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi upah tenaga, bahan material
yang dipakai, peralatan yang dipergunakan, biaya test laboratorium termasuk pembuatan laporan, " Overhead "
dan keuntungan Penyedia Jasa pada analisa harga satuan pekerjaan.

3.3 Plesteran tebal 1 cm, dengan mortar jenis PC – PP tipe M (Untuk mutu PP tertentu setara dengan campuran 1
PC : 2 PP)

3.3.1. Pelaksanaan Pekerjaan.


Pekerjaan Plesteran menggunakan mortar jenis PC – PP Tipe M yaitu mortar yang mempunyai
kekualan 17,2 MPa atau setara dengan campuran 1 PC : 2 Pasir Pasang, yang diaduk secara rata
dengan air. Agar adukan spesi bisa homogen, penyedia jasa diwajibkan memakai mixer.
Permukaan bangunan yang akan diplester seperti pasangan batu, pasangan batu bata pasangan beton dan lain
– lain harus dibersihkan dari segala kotoran dan dibuat agak kasar agar ada ikatan yang kuat antara permukaan
bangunan dengan spesi plesteran.
Permukaan plesteran harus dibuat rata bidang, dan permukaannya dilapisi dengan adukan cement dan air agar
bisa halus sempurna.
Untuk menghindari retak - retak rambut pada permukaan plesteran yang sudah jadi harus dibasahi dengan air
selama minimum 7 (tujuh) hari berturut - turut.

3.3.2Perhitungan dan Pembayaran.


Volume pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan bangunan jadi yang telah disetujui oleh
Pengguna Jasa, dan diperhitunakan dalam satuan (unit) m2.
Harga satuan pekerjaan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi tenaga, bahan material yang
dipakai, peralatan yang dipergunakan, " Overhead " dan keuntungan Penyedia Jasa pada analisa harga satuan
pekerjaan.

9
Spesifikasi Teknis

3.4 Siaran dengan Mortar jenis PC - PP tipe M (untuk mutu PP tertentu setara dengan campuran 1
PC : 2 PP).

3.4.1. Pelaksanaan Pekerjaan.


Pekerjaan siaran menggunakan Mortar jenis PC-PP Tipe M yaitu mortar yang mempunyai
kekualan 17,2 MPa atau setara dengan campuran 1 PC : 2 Pasir Pasang, yang diaduk secara rata
dengan air. Agar adukan spesi bisa homogen, penyedia jasa diwajibkan memakai mixer.
Siaran pada celah - celah pasangan batu, harus betul - betul padat, cekung kedalam, halus permukaannya dan
untuk menghindari retak-retak rambut, pada permukaannya harus dibasahi air selama 7 (tujuh) hari berturut -
turut.

3.4.2 Perhitungan dan Pembayaran.


Volume pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan bangunan jadi yang telah disetujui oleh
Pengguna Jasa, dan diperhitungkan dalam satuan (unit) m2.
Harga satuan pekerjaan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi upah tenaga, bahan material
yang pakai, peralatan yang dipergunakan, " Overhead " dan keuntungan Penyedia Jasa pada analisa harga
satuan pekerjaan.

3.5 Pembuatan Kisdam Pasir Dibungkus Karung Plastik


Penyedia Jasa diwajibkan mengajukan metode sehubungan dengan pekerjaan kisdam pasir untuk mendapatkan
persetujuan Direksi.
Penyedia Jasa harus melakukan pengeringan selama pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan air,
termasuk memelihara semua peralatan, pengeringan agar lokasi pekerjaan bebas dari pengaruh air.
Setelah pekerjaan coffering selesai dan tidak digunakan lagi, maka pekerjaan tersebut dibongkar/dipindahkan
termasuk semua material harus diratakan sehingga tidak mengganggu aliran sungai.

3.6 Pengeringan/Pemompaan Air


Pada bagian - bagian tertentu dari jenis pekerjaan yang dilaksanakan, areal pekerjaan kadang - kadang tidak
bisa bebas sama sekali dari adanya air.
Pada keadaan ini, Penyedia Jasa diwajibkan mengeringkan atau membebaskan areal pekerjaan yang akan
dipakai sebagai kedudukan Konstruksi dari genangan air atau pengaruh air, karena bisa menyebabkan turunnya
kwalitas pekerjaan akibat pengaruh air tersebut.
Sebelum membuat suatu konstruksi penahan rembesan (kist dam) Penyedia Jasa diwajibkan membuat gambar
rencana terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan Direksi Pekerjaan. Setelah pekerjaan konstruksi utama
selesai dikerjakan, Penyedia Jasa harus membongkar dan membersihkan material kistdam sehingga tidak
mengganggu aliran sungai.
Pada prinsipnya, selama masa pelaksanaan pekerjaan, semua lokasi yang akan dipakai sebagai kedudukan
bangunan harus dijaga agar tetap kering, bebas dari genangan ataupun rembesan air.

Pekerjaan pengeringan yang dimaksud disini adalah, termasuk sistem drainase lingkungan pekerjaan, sehingga
tidak menimbulkan akibat sampingan negatif terutama pada masyarakat dan lingkungan setempat.
Perhitungan volume dan pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan pengeringan tersebut diatas, diperhitungkan
dalam satuan buah.

3.7 Pemasangan PVC Dr ain Hole Ø 2” (1 bh)


Penyedia Jasa diwajibkan mengajukan metode sehubungan dengan pekerjaan pemasangan PVC Drain Hole
untuk mendapatkan persetujuan Direksi.
Penyedia Jasa harus melakukan pemasangan selama pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan PVC
Drain Hole, termasuk memelihara semua peralatan, pemasangan agar lokasi pekerjaan bebas dari pengaruh
pekerjaan PVC Drain Hole.
Setelah pekerjaan coffering selesai dan tidak digunakan lagi, maka pekerjaan tersebut dibongkar/dipindahkan
termasuk semua material harus diratakan sehingga tidak mengganggu aliran sungai.

Perhitungan dan Pembayaran.


Volume pekerjaan dihitung sesuai dan berdasarkan gambar pelaksanaan bangunan jadi yang telah disetujui oleh
Pengguna Jasa, dan diperhitungkan dalam satuan (meter) m.
Harga satuan pekerjaan yang ditawarkan oleh Penyedia Jasa sudah harus meliputi upah tenaga, bahan material
yang pakai, peralatan yang dipergunakan, " Overhead " dan keuntungan Penyedia Jasa pada analisa harga
satuan pekerjaan.

10
Spesifikasi Teknis

BAB III

PENUTUP
 Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dengan gambar detail maka yang dipakai adalah gambar
detail.
 RKS dan Gambar saling melengkapi, apabila gambar disebut lengkap sedangkan RKS tidak lengkap
maka pada Gambar yang diikuti begitu pula sebaliknya.
 Kontraktor wajib meneliti terlebih dahulu gambar dan RKS sebelum melaksanakan pekerjaan,bila ditemui
hal –hal yang meragukan harus melaporkan kepada Direksi untuk mendapakan persetujuan terlebih
dahulu.
 Yang dimaksud dengan Gambar dan RKS diatas adalah gambar dan RKS setelah adanya perubahan di
dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) atau Gambar yang disetujui setelah rekayasa
lapangan ( MC).
 Hal – hal lain yang tidak tercantum dalam peraturan ini akan ditentukan lebih lanjut oleh Pengguna
Anggaran, bilamana perlu diadakan penyempurnaan / addendum dalam RKS ini.
 Apabila dalam Rencana Kerja dan Syarat – Syarat (RKS) ini untuk uraian bahan – bahan , pekerjaan
yang tidak disebut diselenggarakan oleh kontraktor maka harus dianggap seperti disebutkan.
 Bagian – bagian yang secara nyata termasuk di dalam pekerjaan ini tetapi tidak disebutkan baik dalam
RKS maupun gambar, maka tetap harus dilaksanakan oleh kontraktor.

Blitar,...................2019
Dibuat Oleh :
KONSULTAN PERENCANA
CV. MAHAKARYA UTAMA

Ir, WAHYUDI
Direktur

11

Anda mungkin juga menyukai